ِأَمِنْ تَذَكُّـرِ جِيرَانٍ بِذِى سَـلَم ۞ مَزَجْتَ دَمْعاً جَرَى مِن مُقلَةٍ بِدَم
Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam, Kau campurkan air mata yang mengalir dari bola mata dengan darah?
ِأَمْ هبَّتِ الرَيحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَاظِمَةٍ ۞ وَأَوْمَضَ البَرْقُ فيِ الظَّلْمَاءِ مِنْ إِضَم
Ataukah karena angin berhembus dari arah Kadzhimah? Dan kilat berkilau di kegelapanIdham ?
ِفَمَا لِعَيْنَيْكَ إنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَا ۞ وَمَا لِقَلْبِكَ إنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِم
Lalu mengapa kedua matamu bila kau mengatakan tinggalkan (tangisan) maka ia tetap basah? Dan mengapa hatimu bila kau mengatakan sadarlah maka ia tetap gelisah?
أَيَحْسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الحُبَّ مُنْكَتِـمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمُضْطَرِم
Apakah orang yang rindu itu menyangka bahwa rindu itu tersimpat di antara (air mata) yang mengalir dan (hati) yang menyala.
لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعاً عَلَى طَلَلٍ ۞ وَلَا أَرِقْتَ لِذِكْرِ البَانِ وَالعَلَـمِ
Jika bukan karena cinta takkan kau tangisi reruntuhan rumah. Dan takkan pula kau bergadang karena mengingat pohon Ban dan gunung.
فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُباً بَعْدَ مَا شَهِدَتْ ۞ بِهِ عَلَيْكَ عُدُولُ الدَّمْعِ وَالسَّقَمِ
Gimana kau inkari cinta, setelah adilnya air mata dan derita itu bersaksi atas kamu.
وَأَثْبَتَ الوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَضَنَى ۞ مِثْلَ البَهَارِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالعَنَم
Kesedihan menimbulkan dua garis tangis dan sakit. bagaikan mawar kuning di kedua pipimu dan pohon anam (yang bertangkai merah).
نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرَّقَنِي ۞ وَالحُبُّ يَعْتَرِضُ اللَّذَّاتِ بِالأَلَمِ
Memang! bayangan orang yang aku cinta datang di waktu malam, lalu membangunkan aku. Cinta menghalangi kenikmatan dengan rasa sakit.
يَا لَائِمِي فِي الهَوَى العُذْرِيِّ مَعْذِرَةً ۞ مِنَّي إِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَمْ تَلُمِ
Wahai pencaciku karena cinta mati! aku memohon maaf kepadamu. seandainya kau adil, kau takkan mencelaku.
عَدَتْكَ حَالِي لَا سِرِّي بِمُسْتَتِر ۞ عَنِ الوُشَاةِ وَلَا دَائِي بِمُنْحَسِم
semoga keadaanku menjalar kepadamu. rahasiaku tidak tertutupi bagi para pengadu domba. dan penyakitku belum sembuh.
مَحَضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَسْتُ أَسْمَعُهُ ۞ إنَّ المُحِبَّ عَنِ العُذَّالِ فِي صَمَمِ
Begitu tulus nasihatmu, tetapi aku tak mendengarnya. sesunggunya pecinta itu tuli dari para pencaci.
إن!ِى اتَّهَمْتُ نَصِيحَ الشَّيْبِ فِي عَذِلِي ۞ وَالشَّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحٍ عَنِ التُّهَمِ
Aku menuduh uban yang menasehati itu mencercaku, dan uban dalam menesahiti itu paling jauh dari tuduhan.
فَإنَّ أَمَّارَتِي بِالسُّوءِ مَا اتَّعَظَت ۞ مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشَّيْبِ وَالهَرَم
karena sesunggunya nafsu yang memerintahkan ku kejelekan itu tak tersadarkan. Sebab bodohnya tentang peringatan uban dan kerentaan.
وَلَا أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ الجَمِيلِ قِرَى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأسِي غَيْرَ مُحْتَشَم
dia tidak mempersiapkan amal baik untuk menjamu tamu yang bersemayam di kepalaku tanpa rasa malu.
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّي مَا أُوَقِّرُهُ ۞ كَتَمْتُ سِراًّ بَدَا لِي مِنْهُ بِالكَتَمِ
Jika aku tahu bahwa aku tak menghormati uban maka aku sembunyikan (uban yang seperti) rahasia yang nampak dengan semir.
مَنْ لِي بِرِّدِّ جِمَاحٍ مِنْ غَوَايَتِهَا ۞ كُمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الخَيْلِ بِاللُّجُمِ
Siapakah yang dapat mengembalikan nafsu dari kesesatanya? Sebagaimana kuda liar dikendalikan dengan tali kekang.
فَلَا تَرُمْ بِالمَعَاصِي كَسْرَ شَهْوَتِهَا ۞ إنَّ الطَّعَامَ يُقَوِّي شَهْوَةَ النَّهِمِ
Maka jangan mencari pecahnya keinginan nafsu dengan maksiat. Sebab makanan itu memperkuat keinginan orang rakus.
وَالنَّفْسُ كَالطِّفْلِ إنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى ۞ حُبِّ الرَّضَاعِ وَإنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan maka ia besar tetap suka menyusu. dan jika engkau pisah dia, maka ia akan terpisah.
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِر أَنْ تُوَلِّيَهُ ۞ إنَّ الهَوَى مَا تَوَلَّى يُصْمِ أَوْ يَصِمِ
Maka jauhkan hawa nafsu. Jangan memberi kekuasaan dia. senungguhnya hawa selagi berkuasa itu akan membunuh atau mencela.
وَرَاعِهَا وَهْيَ فِي الأعْمَالِ سَائِمَةٌ ۞ وَإنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ المَرْعَى فَلَا تَسِمِ
Dan perhatikan nafsu ketika ia lagi digembalakan di amal, dan jika ia menikmati tempat gembalaan, maka jangang kau gembalakan.
كَمْ حَسَّنَتْ لَذَّةً لِلْمَرْءِ قَاتِلَةً ۞ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنَّ السُّمَّ فِى الدَّسَم
Banyak ia baguskan kelezatan bagi seseorang untuk membunuhnya. Tanpa ia sadar sesunggunya racun berada di makanan.
وَاخْشَ الدَّسَائِسَ مِنْ جُوعٍ وَمِنْ شِبَعٍ ۞ فَرُبَّ مَخْمَصَةٍ شَرٌّ مِنَ التُّخَمِ
Takutlah penyusup yang lapar dan kenyang. Terkadang kelaparan lebih berbahaya dari pada kekenyangan.
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ عَيْنٍ قَدِ امْتَلَأَتْ ۞ مِنَ المَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ
Deraikanlah airmata, dari mata yang penuh dosa, dan tetapilah penyesalan yang menjaga.
وَخَالِفِ النَّفْسَ وَالشَّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا ۞ وَإنْ هُمَا مَحَّضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ
Lawanlah nafsu dan setan, dan durhakai keduanya, dan keduanya memurnikan nasehat kepadamu maka mencurigai lah.
وَلَا تُطِع مِنْهُمَا خَصْماً وَلَا حَكَماً ۞ فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الخَصْمِ وَالحَكَم
Janganlah engkau taat kepada nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim Sebab engkau sudah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya seorang musuh maupun seorang hakim.
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ مِنْ قَولٍ بِلَا عَمَلٍ ۞ لَقَدْ نَسَبتُ بِهِ نَسْلاً لِذِي عُقُمِ
Kumohon pengampunan kepada Allah, atas ucapan yang tanpa pengamalan. dengan itu, sungguh benar-benar aku nisbatkan anak bagi orang mandul.
أَمَرْتُكَ الخَيْرَ لَكِن مَا ائْتَمَرْتُ بِهِ ۞ وَمَا اسْتَقَمْتُ فَمَا قَولِى لَكَ اسْتَقِمِ
Aku memerintahkanmu kebaikan, namun aku tidak mengerjakannya dan tidak istiqomah. Maka tiada guna ucapanku kepadamu “itiqomah lah”.
وَلَا تَزَوَّدْتُ قَبْلَ المَوْتِ نَافِلَةً ۞ وَلَمْ أُصَلِّ سِوَى فَرْضٍ وَلَمْ أَصُمِ
Dan aku tidak menambah kesunahan sebelum kematian . Dan aku tidak shalat dan puasa kecuali yang wajib .
ظَلَمْتُ سُنَّةَ مَنْ أَحْيَا الظَّلَامَ إِلَى ۞ أَنِ اشْتَكَتْ قَدَمَاهُ الضُّرَّ مِنْ وَرَم
Kutinggalkan sunna nabi yang menghidupkan kegelapan hingga kedua telapak kakiya mengadu kesakitan karena bengkak.
وَشَدَّ مِنْ سَغَبٍ أَحْشَاءَهُ وَطَوَى ۞ تَحْتَ الحِجَارَةِ كَشْحاً مُتْرَفَ الأَدَم
Dan mengencangkan pinggangya karena lapar, dan mengikatkan batu pada perut yang halus kulitnya.
وَرَاوَدَتْهٌ الجِبَالُ الشُّمُّ مِنْ ذَهَـبٍ ۞ عَنْ نَفْسِهِ فَأَرَاهَا أَيَّمَا شَمَمِ
Gunung-gunung yang tinggi dari emas merayunya, Namun beliau tolak, dengan penuh rasa bangga.
وَأَكَّدَتْ زُهْدَهُ فِيهَا ضَرُورَتُهُ ۞ إنَّ الضَرَورَةَ لَا تَعْدُو عَلَى العِصَمِ
Kebutuhan mendesaknya itu menguatkan zuhudnnya terhadap gunung-gunung, sesungguhnya kebutuhan mendesak itu tidak mengalahkan penjagaan Allah.
وَكَيْفَ تَدْعُو إلَى الدُّنْيَا ضَرُورَةُ مَنْ ۞ لَوْلَاهُ لَمْ تُخْرَجِ الدُّنْيَا مِنَ العَدَمِ
Bagaimana kebetuhan mendesaknya seseorang itu mengajak kepada dunia, andai tanpa dia dunia tidak dikeluarkan dari ketiada’an.
مُحَمَّدٌ سَيِّدُ الكَوْنَيْنِ وَالثَّقَلَيْنِ ۞ وَالفَرِيقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ عَجَمِ
Muhammad adalah pemimpin dua alam, dua makhluk dan dua bangsa yaitu arab ajam.
نَبِيُّنَا الآمِرُ النَاهِي فَلَا أَحَدٌ ۞ أَبَرَّ فِي قَوْلٍ لَا مِنْهُ وَلَا نَعَم
Nabi kita itu penganjur dan pencegah, Tak seorangpun lebih baik daripada beliau dalam ucapan ‘jangan’ dan ‘iya’.
هُوَ الحَبِيبُ الَّذِي تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الأَهْوَالِ مُقْتَحِمِ
Beliau adalah kekasih yang diharapkan syafa’atnya dari setiap perkara yang menakutkan yang datang mencekam.
دَعَا إَلَى اللَّهِ فَالمُسْتَمْسِكُونَ بِهِ ۞ مُسْتَمْسِكُونَ بِحَبْلٍ غَيْرِ مُنْفَصِمِ
Beliau mengajak kepada Allah. Maka siapapun yang berpegang teguh padanya, berarti ia berpegang pada tali yang takkan pernah putus.
فَاقَ النَّبِيِّينَ فِي خَلْقٍ وَفِي خُلُقٍ ۞ وَلَمْ يُدَانُوهُ فِي عِلْمٍ وَلَا كَرَم
Beliau melampaui para nabi-nabi dalam raga dan jiwanya. Dan para nabi-nabi itu takkan menyamainya dalam keilmuan dan kemuliaan.
وَكُلُّهُم مِنْ رَسُولِ اللَّهِ مُلْتَمِسٌ ۞ غَرْفاً مِنَ البَحْرِ أَوْ رَشْفاً مِنَ الدِّيَمِ
Semuanya mengambil dari Rasulullah, seciduk lautan maupun setetes hujan.
وَوَاقِفُونَ لَدَيْهِ عِنْدَ حَدِّهِمِ ۞ مِنْ نٌقْطَةِ العِلْمِ أَوْ مِنْ شَكْلَةِ الحِكَمِ
Mereka yang berdiri di sisi Rasululllah itu pada batas mereka, dari titik ilmu atau dari baris hikmah.
فَهُوَ الَّذِي تَمَّ مَعْنَاهُ وَصُورَتُهُ ۞ ثُمَّ اصْطَفَاهُ حَبِيباً بَارِئُ النَّسَمِ
Dialah seorang yang sempurna batinya dan lahirnya, Kemudian pencipta manusia memilinya sebagai kekasih.
مُنَزَّهٌ عَنْ شَرِيكٍ فِي مَحَاسِنِهِ ۞ فَجَوْهَرُ الحُسْنِ فِيهِ غَيْرُ مُنْقَسِمِ
Dijauhkan dari persamaan dalam segala kebaikanya. Inti kebaikan pada dirinya itu tak terbagi
دَعْ مَا ادَّعَتْهُ النَّصَارَى فِي نَبِيِّهِمِ ۞ وَاحْكُمِ بِمَا شِئْتَ مَدْحاً فِيهِ وَاحْتَكِمِ
Tinggalkanlah tuduhan kaum nasrani tentang nabi-nabi mereka, dan hukumi pujian kepada nabi dengan yang kau mau dan ambillah hukumu.
وَانْسُبْ إِلَى ذَاتِهِ مَا شِئْتَ مِنْ شَرَفٍ ۞ وَانْسُبْ إلَى قَدْرِهِ مَا شِئْتَ مِنْ عِظَمِ
Nisbahkan semua kemuliaan pada dzat nabi sekehendakmu, Dan nisbahkan semua keagungan pada derajat nabi sekehendakmu.
فَإنَّ فَضْلَ رَسُولِ اللَّهِ لَيْسَ لَهُ ۞ حَدٌّ فَيُعْرِبُ عَنْهُ نَاطِقٌ بِفَمِ
Karena sesungguhnya keutamaan Rasulullah itu tiada batasnya, Sehingga orang yang mengucapkan dengan bibir itu mudah mengurai nabi.
لَوْ نَاسَبَتْ قَدْرَهُ آيَاتُهُ عِظَماً ۞ أَحْيَا اسْمُهُ حِينَ يُدْعَى دَارِسَ الرِّمَمِ
Andaisaja mukjizat Rasulullah dalam keagungan itu sama dengan derajatnya, Maka namanya ketika dipanggil dapat menghidupkan tulang yang hancur.
لَمْ يَمْتَحِنَّا بِمَا تَعْيَا العُقُولُ بِهِ ۞ حِرْصاً عَلَينَا فَلَم نرْتَبْ وَلَم نَهِمِ
Rasulullah tidak menguji kita dengan apa yang akal tidak menjangkau, karena gemar pada kita, hingga kita tidak ragu dan tidak bingung.
أَعْيَا الوَرَى فَهْمُ مَعْنَاهُ فَلَيْسَ يُرَى ۞ فِي القُرْبِ وَالبُعْدِ فِيهِ غَيْرُ مُنْفَحِمِ
Memahami hakikat Rasulullah itu melemahkan makhluk, maka tak terlihat dari dekat atau jauh kecuali orang yang tak mampu.
كَالشَّمْسِ تَظْهَرُ لِلْعَيْنَيِنِ مِنْ بُعُدٍ ۞ صَغِيرَةً وَتُكِلُّ الطَّرْفَ مِنْ أَمَمِ
Bagaikan matahari yang tampak kecil bagi kedua mata dari jarak jauh, dan melemahkan mata dari depan.
وَكَيْفَ يُدْرِكُ فِي الدُّنْيَا حَقِيقَتَهُ ۞ قَوْمٌ نِيَامٌ تَسَلَّوا عَنْهُ بِالحُلُمِ
Bagaimana mengetahui hakikat Rasulullah di dunia orang-orang yang tidur, yang mereka rela melihatnya dalam mimpi.
فَمَبْلَغُ العِلْمِ فِيهِ أَنَّهُ بَشَرٌ ۞ وَأَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللَّهِ كُلِّهِمِ
Puncak pengetahuan tentang Rasulullah , bahwa sesungguhanya beliau adalah manusia, dan sesungguhnya beliau sebaik-baik semua makhluk Allah.
وَكُلُّ آيٍ أَتَى الرُّسْلُ الكِرَامُ بِهَا ۞ فَإنَّمَا اتَّصَلَتْ مِن نُورِهِ بِهِم
Semua mukjizat yang dibawa para rasul yang mulia, Tidak lain semua itu terhubung dengan cahaya Rasulullah.
فَإنَّهُ شَمْسُ فَضْلٍ هُمْ كَوَاكِبُهَا ۞ يُظْهِرْنَ أَنْوَارَهَا لِلنَّاسِ فِي الظُّلُمِ
Karena sesungguhnya Rasulullah bagaikan mentari keutamaan, para nabi bagaikan bintang-bintangnya yang menampakkan cahaya surya kepada manusia dalam kegelapan.
أَكْرِم بِخَلْقِ نَبِيّ زَانَهُ خُلُقٌ ۞ بِالحُسْنِ مُشْتَمِلٍ بِالبِشْرِ مُتَّسِمِ
Alangkah mulianya diri seorang nabi, yang dihiasi budi pekerti, yang mengandung kebagusan, yang bersifat ceria.
كَالزَّهْرِ فِي تَرَفٍ وَالبَدْرِ فِي شَرَفٍ ۞ وَالبَحْرِ فِي كَرَمٍ وَالدَّهْرِ فِي هِمَمِ
Laksana bunga dalam kehalusan, purnama dalam kemuliaan, samudera dalam kedermawaan, dan masa dalam cita-cita.
كَأَنَّهُ وَهُوَ فَرْدٌ مِنْ جَلَالَتِهِ ۞ فِي عَسْكَرٍ حِينَ تَلْقَاهُ وَفِي حَشَمِ
Saat kau berjumpa denganya dan dia sendiri, karena keagunganya seakan-akan ia berada bala tentara atau di para pembantu-pembantunya.
كَأَنَّمَا اللُّؤْلُؤُ المَكْنُونُ فِى صَدَفٍ ۞ مِنْ مَعْدِنَي مَنْطِقٍ مِنْهُ وَمُبْتَسِمِ
Seakan-akan mutiara yang tersimpan dalam kerang itu dari kedua tambang ucapan dan senyumnya.
لَا طِيبَ يَعْدِلُ تُرْباً ضَمَّ أَعْظُمَهُ ۞ طُوبَى لِمُنْتَشِقٍ مِنْهُ وَمُلَتَثِمِ
Minyak wangit itu membandingi tanah yang mengumpulkan keagunganya, Betapa bahagia orang yang mencium dan mengecupnya.
أَبَانَ مَوْلِدُهُ عَنْ طِيبِ عُنْصُرِهِ ۞ يَا طِيبَ مًبْتَدَإٍ مِنْهُ وَمُخْتَتَمِ
Kelahiranya menampakkan keharuman nasabnya, Alangkah harum permulaan dan penghabisannya
يَوْمٌ تَفَرَّسَ فِيهِ الفُرْسُ أَنَّهُمُ ۞ قَدْ أَنْذِرُوا بِحُلُولِ البُؤْسِ وَالنِقَمِ
Yaitu hari yang orang persia meramal bahwa mereka diperingatkan akan datangnya bencana dan siksa
وَبَاتَ إيوَانُ كِسْرَى وَهُوَ مْنْصَدِعٌ ۞ كَشَمْلِ أَصْحَابِ كِسْرَى غَيْرَ مُلْتَئِمِ
Saat malam istana Kisra terbelah, sebagaimana kumpulan sahabat Kisra tidak menyatu
وَالنَّارُ خَامِدَةُ الأَنْفَاسِ مِنْ أَسَفٍ ۞ عَلَيهِ وَالنَّهْرُ سَاهِي العَيْنِ مِنْ سَدَمِ
Api itu padam nafasnya karena duka, dan sungai itu lupa sumbernya karena sedih
وَسَاءَ سَاوَةَ أَنْ غَاضَتْ بُحَيْرَتُهَا ۞ وَرُدَّ وَارِدُهَا بِالغَيْظِ حِينَ ظَمِي
Kekeringan danau Saawah itu meresahkan penduduknya, dan pengambil air kembali dengan kemarahan ketika dahaga.
كَأَنَّ بِالنَّارِ مَا بِالمَاءِ مِنْ بَلَلٍ ۞ حُزْناً وَبِالمَاءِ مَا بِالنَّارِ مِنْ ضَرَمِ
Karena duka, seakan akan di dalam api terdapat basah yang di dalam air, dan di dalam air terdapat nyala yang di dalam api.
وَالجِنُّ تَهْتِفُ وَالأَنْوَارُ سَاطِعَةٌ ۞ وَالحَقُّ يَظْهَرُ مِنْ مَعْنىُ وَمِنْ كَلِم
Jin menjerit, cahaya bersinar, kebenaran tampak dari makna dan dari kata
عَمُوا وَصَمُّوا فَإعْلَانُ البَشَائِرِ لَمْ ۞ تُسْمَعْ وَبَارِقَةُ الإنْذَارِ لَمْ تُشَمِ
Mereka buta dan tuli. Kabar gembira tidak terdengar, dan kilatan peringatan tidak mereka tercium.
مِنْ بَعْدِ مَا أَخْبَرَ الأقْوَامَ كَاهِنُهُمْ ۞ بِأَنَّ دِينَهُمُ المُعْوَجَّ لَمْ يَقُمِ
Setelah pendeta mereka memberi kabar mererka, bahwa agama mereka yang melenceng itu tak akan tegak.
وَبَعْدَ مَا عَايَنُوا فِي الأُفْقِ مِنْ شُهُبٍ ۞ مُنْقَضَّةٍ وَفْقَ مَا فِي الأرْضِ مِنْ صَنَمِ
Dan setelah mereka menyaksikan obor berjatuhan di langit, bersamaan berhala-berhala di bumi.
حَتَّى غَدَا عَنْ طَرِيقِ الوَحْيِ مُنْهَزِمٌ ۞ مِنَ الشَّيَاطِينِ يَقْفُو إثْرَ مُنْهَزِم
Hingga setan berlari meningglkan jalan wahyu, mengikuti setan lain.
كَأنَّهُمْ هَرَباً أَبْطَالُ أَبْرَهَةٍ ۞ أَوْ عَسْكَرٌ بِالحَصَى مِنْ رَاحَتَيْهِ رُمِى
Mereka berlarian laksana tentara Abrahah, Atau pasukan yang dihujani kerikil dari kedua tangan rosul.
نَبْذاً بِهِ بَعْدَ تَسْبِيحٍ بِبَطْنِهِمَا ۞ نَبْذَ المُسَبِّحِ مِنْ أحْشَاءِ مُلْتَقِمِ
Dengan lemparan kerikil setelah bertasbih dalam kedua telapak nabi, seperti terlemparnya (nabi yunus) yang bertasbih dari perut (ikan) yang melahap.
جَاءَتْ لِدَعْوَتِهِ الأَشْجَارُ سَاجِدَةً ۞ تَمْشِى إِلَيْهِ عَلَى سَاقٍ بِلَا قَدَمِ
Pepohonan datang memenuhi panggilannya dengan sikap tunduk, Berjalan kepadanya dengan batang tanpa telapak
كأنَّمَا سَطَرَتْ سَطْراً لِمَا كَتَبَتْ ۞ فُرُوعُهَا مِنْ بَدِيعِ الخَطِّ فِي اللَّقَمِ
Seakan-akan pepohonan itu menulis tulisan yang di tulis ranting-rantingnya dengan tulisan yang indah di tengah jalan
مِثْلُ الغَمَامَةِ أنَّى سَارَ سَائِرَةُ ۞ تَقِيهِ حَرَّ وَطِيسٍ لِلْهَجِيرِ حَمِي
Sebagaimana awan ke mana saja Nabi pergi ia pergi, melindungi Nabi dari panas matahari di siang hari
أَقْسَمْتُ بِالقَمَرِ المُنْشَقِّ إنَّ لَهُ ۞ مِنْ قَلْبِهِ نِسْبَةً مَبْرُورَةَ القَسَمِ
Aku bersumpah demi rembulan yang pecah, sesungguhnya ia memiliki hubungan dengan hati nabi, dengan sumpah yang bagus.
وَمَا حَوَى الغَارُ مِنْ خَيْرٍ وَمِنْ كَرَمٍ ۞ وَكُلُّ طَرْفٍ مِنَ الكُفَّارِ عَنْهُ عَمِي
Dan kebagusan dan kemuliaan yang dikandung gua. dan semua mata orang-orang kafir itu buta terhadap nabi.
فَالصِّدْقُ فِي الغَارِ وَالصِّدِّيقُ لَمْ يَرِمَا ۞ وَهُمْ يَقُوْلُونَ مَا بِالغَارِ مِنْ أَرِمِ
Kejujuran dan orang yang sangat jujur itu selalu berada dalam gua, dan mereka berkata tak seorang pun di dalam gua ini
ظَنُّوا الحَمَامَ وَظَنُّوا العَنْكَبُوتَ عَلَى ۞ خَيْرِ البَرِيَّةِ لَمْ تَنْسِجْ وَلَمْ تَحُمِ
Mereka menyangka merpati dan laba-laba itu tidak menenun dan berputar atas sebaik baik makhluk.
وِقَايَةُ اللَّهِ أَغْنَتْ عَنْ مُضَاعَفَةٍ ۞ مِنَ الدُّرُوعِ وَعَنْ عَالٍ مِنَ الأُطُمِ
Perlindungan Allah itu tidak butuh penggandaan baju-baju besi dan ketinggian benteng-benteng.
مَا سَامَنِى الدَّهْرُ ضَيْماً وَاسْتَجَرْتُ بِهِ ۞ إِلَّا وَنِلْتُ جِوَاراً مِنْهُ لَمْ يُضَمِ
Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi, kecuali kudapat kedekatanya yang tidak diremahkan.
وَلَا الْتَمَسْتُ غِنَى الدَّارَيْنِ مِنْ يَدِهِ ۞ إِلَّا اسْتَلَمْتُ النَّدَى مِنْ خَيْرِ مُسْتَلِمِ
Aku tidak akan meminta kekayaan dunia dan akhirat dari tangan beliau kecuali aku menerima dari sebaik-baik orang yang memberi.
لَا تُنْكِرِ الوَحْيَ مِنْ رُؤْيَاهُ إِنَّ لَهُ ۞ قَلْباً إذَا نَامَتِ العَيْنَانِ لَمْ يَنَمِ
Jangan kau ingkari wahyu dari mimpinya, Karena sesungguhnya ia punya hati yang ketika kedua matanya tidur, hati tidak tidur.
وَذَاكَ حِينَ بُلُوغٍ مِنْ نُبُوَّتِهِ ۞ فَلَيْسَ يُنْكَرُ فِيهِ حَالُ مُحْتَلِمِ
Demikian itu tatkala sampai pada kenabiaanya, maka keadaan orang yang mimpi tidak boleh diingkari pada nabi.
تَبَارَكَ اللَّهُ مَا وَحْيٌ بِمُكْتَسَبٍ ۞ وَلَا نَبِيٌّ عَلَى غَيْبٍ بِمُتَّهَم
Maha suci Allah, wahyu tidak dapat dicari, dan tak seorang nabi dicurigai dalam berita ghaib.
كَمْ أَبْرَأَتْ وَصِباً بِاللَّمْسِ رَاحَتُهُ ۞ وَأَطْلَقَتْ أَرِباً مِنْ رِبْقَةِ اللَّمَمِ
Berapa banyak telapak tangannya menyembuhkan orang sakit dengan sentuhan. Dan melepaskan orang yang butuh dari sakit gila yang kambuh
وَأَحْيَتِ السَّنَةَ الشَّهْبَاءَ دَعْوَتُهُ ۞ حَتَّى حَكَتْ غُرَّةً فِي الأَعْصُرِ الدُّهُمِ
Dan doa beliau dapat menghidupkan tahun kering, Hingga bagai putih dalam masa yang hitam.
بِعَارِضٍ جَادَ أَوْ خِلْتَ البِطَاحَ بِهَا ۞ سَيْبٌ مِنَ اليَمِّ أَوْ سَيْلٌ مِنَ العَرِمِ
Dengan awan yang dermawan, hingga kau duga lembah itu aliran dari samudera atau banjir dari arim.
دَعْنِي وَوَصْفِيَ آيَاتٍ لَهُ ظَهَرَتْ ۞ ظُهُورَ نَارِ القِرَى لَيْلاً عَلَى عَلَم
Biarkan aku mengurai mukjizat yang tampak pada nabi, bagai tampaknya api jamuan malam hari di atas gunung yang tinggi
فَالدُّرُّ يَزْداَدُ حُسْناً وَهُوَ مُنْتَظِمٌ ۞ وَلَيْسَ يَنْقُصُ قَدْراً غَيْرَ مُنْتَظِمِ
Mutiara bertambah indah bila tersusun, dan tak berkurang nilainya yang tak tersusun
فَمَا تَطَاوَلَ آمَالُ المَدِيحِ إلَى ۞ مَا فِيهِ مِنْ كَرَمِ الأخْلَاقِ وَالشِّيم
Maka harapan para penyanjung Rasul tak kan menjangkau terhadap akhlak mulia dan kepribadian yang ada pada diri beliau.
آيَاتُ حَقٍّ مِنَ الرَّحْمَنِ مُحْدَثَةٌ ۞ قَدِيمَةٌ صِفَةُ المَوْصُوفِ بِالقِدَم
Tanda-tanda kebenaran dari Sang Maha Pengasih, Baru (turunnya), dahulu (maknanya) dan merupakan sifatnya Dzat yang disifati dengan dahulu.
لَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَهْيَ تُخْبِرُنَا ۞ عَنِ المَعَادِ وَعَنْ عَادٍ وَعَنْ إِرَم
Tak bersamaan dengan zaman, Dan ia memberi kabar pada kita tentang tempat kembali, kaum`Ãd dan kota Iram.
دَامَتْ لَدَيْنَا فَفَاقَتْ كُلَّ مُعْجِزَةٍ ۞ مِنَ النَّبِيِّينَ إذْ جَاءَتْ وَلَمْ تَدُمِ
Kekal di sisi kita, mak mengungguli setiap mukjizat dari para nabi, karena mukjizat mereka datang dan tidak abadi.
مُحَكَّمَاتٌ فَمَا تُبْقِينَ مِنْ شُبَهٍ ۞ لِذِى شِقَاقٍ وَمَا تَبْغِينَ مِنْ حَكَمِ
Kokoh, maka tidak meniggalkan keserupaan bagi yang punya perselisihan dan tak mencari hakim.
مَا حُورِبَتْ قَطُّ إلَّا عَادَ مِنْ حَرَبٍ ۞ أَعْدَى الأعَادِي إلَيْهَا مُلْقِيَ السَّلَمِ
Tidak ditentang kecuali musuh yang sangat memusuhi itu kembali dari perang dalam keadaan menyerah.
رَدَّتْ بَلَاغَتُهَا دَعْوَى مُعَارِضِهَا ۞ رَدَّ الغَيُورِ يَدَ الجَانِي عَنِ الحُرَمِ
Sastranya menolak dakwaan penentangnya, sebagaimana penolakan pencemburu terhadap tangan pendosa dari kemuliaan.
لَهَا مَعَانٍ كَمَوْجِ البَحْرِ فِي مَدَدٍ ۞ وَفَوْقَ جَوْهَرِهِ فِي الحُسْنِ وَالقِيَمِ
Ia memiliki makna-makna bagai ombak samudera dalam memberi, dan si atas mutiara samudera dalam keindahan dan nilainya.
فَمَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى عَجَائِبُهَا ۞ وَلَا تُسَامُ عَلَى الإكْثَارِ بِالسَّأمِ
Maka keajaibanya tak terhitung dan tak terhingga. dan disifati dengan membosankan karena memperbanyak.
قَرَّتْ بِهَا عَيْنُ قَارِيهَا فَقُلْتُ لَهُ ۞ لَقَدْ ظَفِرْتَ بِحَبْلِ اللَّهِ فَاعْتَصِمِ
Sejuklah mata pembacanya, lalu aku katakan padanya: sungguh telah kau beroleh tali Allah maka pegangilah.
إِنْ تَتْلُهَا خِيفَةً مِنْ حَرِّ نَارِ لَظَى ۞ أَطْفَأتَ حَرَّ لَظَى مِنْ وِرْدِهَا الشَّبِمِ
Jika kau membacanaya karena takut panasnya api ladhza, maka telah kau padamkan panasnya ladhza karena airnya yang dingin.
كَأَنَّهَا الحَوْضُ تَبْيَضُّ الوُجُوهُ بِهِ ۞ مِنَ العُصَاةِ وَقَدْ جَاؤُوهُ كَالحُمَمِ
Ia laksana telaga yang wajah-wajah para pendosa dapat putih karenanya, yang merek datang bagaikan arang
وَكَالصِّرَاطِ وَكَالمِيزَانِ مَعْدِلَةً ۞ فَالْقِسْطُ مِنْ غَيْرِهَا فِي النَّاسِ لَمْ يَقُمِ
Lurusnya laksana jalan dan timbangan, Keadilan dari selainya di manusia itu tidak tegak.
لَا تَعْجَبَنْ لِحَسُودٍ رَاحَ يُنْكِرُهَا ۞ تَجَاهُلاً وَهْوَ عَيْنُ الحَاذِقِ الفَهِمِ
Jangan heran pada pendengki yang berusaha mengingkarinya karena pura pura bodoh, padahal ia sejatinya cerdas yang faham,
قَدْ تُنْكِرُ العَيْنُ ضَوْءَ الشَّمْسِ مِنَ رَمَدٍ ۞ وَيُنْكِرُ الفَمُ طَعْمَ المَاءِ مِنْ سَقَمِ
Terkadang mata mengingkari sinar matahari karena sakit mata, dan tekadang mulut mengingkari rasa air karena sakit.
يَا خَيْرَ مَنْ يَمَّمَ العَافُونَ سَاحَتَهُ ۞ سَعْياً وَفَوْقَ مُتُونِ الأَيْنُقِ الرُّسُمِ
Wahai sebaik-baiknya manusia yang para pencari kebaikan menuju halaman rumahnya dengan berjalan kaki dan di atas punggung unta yang cepat berlari
وَمَنْ هُوَ الآيَةُ الكُبْرَى لِمُعْتَبِرٍ ۞ وَمَنْ هُوَ النِّعْمَةُ العُظْمَى لِمُغْتَنِمِ
Dan duhai seorang yang ia adalah pertanda besar bagi pemikir, Dan duhai seorang, yang ia adalah nikmat agung bagi orang yang beruntung
سَرَيْتَ مِنْ حَرَمٍ لَيْلاً إلَى حَرَمٍ ۞ كَمَا سَرَى البَدْرُ فِي دَاجٍ مِنَ الظُّلَمِ
Dikala malam engkau berjalan dari Haram ke haram yang lain, Bagai purnama yang berjalan dalam kegelapan malam.
وَبِتَّ تَرْقَى إلَى أَنْ نِلْتَ مَنْزِلَةً ۞ مِنْ قَابِ قَوْسَيْنِ لَمْ تُدْرَكْ وَلَمْ تُرَمِ
Dan di waktu malam engkau naik hingga engkau peroleh kedudukan sedekat dua busur panah, yang belum pernah dicapai dan di asa.
وَقَدَّمَتْكَ جَمِيعُ الأنْبِيَاءُ بِهَا ۞ وَالرُّسْل تَقْدِيمَ مَخْدُومٍ عَلَى خَدَمِ
Dan seluruh nabi dan utusan mengedepankan engkau, Laksana pelayan kepada sang majikan.
وَأَنْتَ تَخْتَرِقُ السَّبْعَ الطِّبَاقَ بِهِمْ ۞ فِي مَوْكِبٍ كُنْتَ فِيهِ صَاحِبَ العَلَمِ
Dan engkau tembus tujuh lapisan melewati mereka dalam penampilan, Dimana engkaulah pemegang bendera
حَتَّى إذَا لَمْ تَدَعْ شَأواً لِمُسْتَبِقٍ ۞ مِنَ الدُّنُوِّ وَلَا مُرْقَى لِمُسْتَنِمِ
Hingga tak satu puncak kau sisai bagi orang yang ingin mendahului Dan tidak pula menemukan tangga bagi pencari derajat tinggi
خَفَضْتَ كُلَ مَقَامٍ بِالإضَافَةِ إذْ ۞ نُودِيتَ بِالرَّفْعِ مِثْلَ المُفْرَدِ العَلَمِ
Dibandingkan dengan derajatmu, derajat siapapun menjadi rendah semua Karena dengan khusus dipanggil namamu bak mufrad `alam dalam kekhususannya
كَيْمَا تَفُوزَ بِوَصْلٍ أَيِّ مُسْتَتِرٍ ۞ عَنِ العُيُونِ وَسِرٍّ أَيِّ مُكْتَتَمِ
Agar kau peroleh hubungan sempurna tertutup dari pandangan mata Dan rahasia nan tiada terbuka tersimpan dari makhluk tercipta
فَحُزْتَ كُلَّ فَخَارٍ غَيْرَ مُشْتَرَكٍ ۞ وَجُزْتَ كُلَّ مَقَامٍ غَيْرَ مُزْدَحَمِ
Kau kumpulkan semua kebanggaan keutamaan nan tak terbagi Kau lewati setiap derajat ketinggian hanya seorang diri
وَجَلَّ مِقْدَارُ مَا وُلِّيْتَ مِنْ رُتَبٍ ۞ وَعَزَّ إدْرَاكُ مَا أُولِيتَ مِنْ نِعَمِ
Sungguh agung nilainya derajat yang kau dapati Sungguh jarang lagi langka dapatkan nikmat yang telah diberi
بُشْرَى لَنَا مِعْشَرَ الإسْلَامِ إنَّ لَنَا ۞ مِنَ العِنَايَةِ رُكْناً غَيْرَ مُنْهَدِمِ
Kabar gembira wahai golongan umat islam Karena kita punya tiang kokoh yang takkan roboh (Islam) atas pertolongan Allah SWT
لَمَّا دَعَا اللَّهُ دَاعِينَا لِطَاعَتِهِ ۞ بِأَكْرَمِ الرُّسْلِ كُنَّا أَكْرَمَ الأمَمِ
Tatkala Allah panggil nabi pengajak kita karena ketaatannya kepada Allah Swt Dengan panggilan rasul termulia, maka jadilah kita umat yang paling mulia
رَاعَتْ قُلُوبَ العِدَا أَنْبَاءُ بِعْثَتِهِ ۞ كَنَبْأَةٍ أَجْفَلَتْ غُفْلاً مِنَ الغَنَمِ
Berita kenabian jadikan hati musuh gentar ketakutan Bak lolongan harimau takutkan kambing nan lupa
مَا زَالَ يَلْقَاهُمُ فِي كُلِّ مُعْتَرَكٍ ۞ حَتَّى حَكَوْا بِالقَنَا لَحْماً عَلَى وَضَمِ
Nabi tiada henti musuh dilawan dalam setiap medan pertempuran Hingga daging mereka bertumpukan laksana daging di tempat pemotongan
وَدُّوا الفِرَارَ فَكَادُوا يَغْبِطُونَ بِهِ ۞ أَشْلَاءَ شَالَتْ مَعَ العِقْبَانِ وَالرَّخَمِ
Mereka (para musuh-musud Islam) ingin lari hampir saja mereka berharap agar anggota badan mereka terbang bersama burung besar dan rajawali
تُمْضِي اللَّيَالِي وَلَا يَدْرُونَ عِدَّتَهَا ۞ مَا لَمْ تَكُنْ مِنْ لَيَالِي الأَشْهُرِ الحُرُمِ
Siang malam berlalu tanpa mereka ketahui hitungannya Selagi siang malam itu tidak berada dalam bulan-bulan nan mulia
كَأنَّمَا الدِّينُ ضَيْفٌ حَلَّ سَاحَتَهُمْ ۞ بِكُلِّ قَرْمٍ إِلَى لَحْمِ العِدَا قَرِمِ
Islam datang bagai tamu undangan, singgah di halaman sahabat nabi Bersama orang-orang jantan yang sangat ingin membunuh musuh islami
يَجُرُّ بَحْرَ خَمِيسٍ فَوْقَ سَابِحَةٍ ۞ يَرْمِى بِمَوجٍ مِنَ الأبْطَالِ مُلْتَطِمِ
Ia membawa lautan pasukan di atas kuda yang berenang jaya Membawa para pemberani lagi jantan bagai debur ombak samudera
مِنْ كُلِّ مُنْتَدِبٍ لِلَّهِ مُحْتَسِبٍ ۞ يَسْطُو بِمُسْتَأْصِلٍ لِلْكُفْرِ مُصْطَلِمِ
Setiap orang yang penuhi panggilan Allah dan mengharap pahala di sisi Allah SWT Menyerang akar kekufuran dengan pedang yang memusnahkan para musuh Islam
حَتَّى غَدَتْ مِلَّةُ الإسْلَامِ وَهِيَ بِهِمْ ۞ مِنْ بَعْدِ غُرْبَتِهَا مَوْصُولَةَ الرَّحِمِ
Berkat kegigihan para ksatria hingga jadilah Islam agama Setelah terasing jauh dari pemeluknya terjalin erat hubungan keluarga
مَكْفُولَةً أَبَداً مِنْهُم بِخَيْرِ أَبٍ ۞ وَخَيْرِ بَعْلٍ فَلَمْ تَيْتَمْ وَلَمْ تَئِمِ
Islam terjamin selamanya dari mereka dengan sebaik-baik ayah Dan sebaik-baik suami tercinta mereka takkan jadi yatim dan janda
هُمُ الجِبَالُ فَسَلْ عَنْهُم مُصَادِمَهُم ۞ مَاذَا رَأَى مِنْهُمُ فِي كُلِّ مُصْطَدِمِ
Mereka ksatria bak gunung nan kokoh kuat, maka tanyakan lawan tentang hebatnya gempuran Apa yang mereka lihat dalam setiap medan peperangan?
وَسَلْ حُنَيْناً وَسَلْ بَدْراً وَسَلْ أُحُداً ۞ فُصُولُ حَتْفٍ لَهُم أَدْهَى مِنَ الوَخَمِ
Dan tanyakanlah kepada mereka tentang perang Hunain, Badar dan Uhud? Semua itu adalah tempat malapetaka yang terasa lebih ganas dari penyakit menular
المُصْدِرِي البِيضُ حُمْراً بَعْدَ مَا وَرَدَتْ ۞ مِنَ العِدَا كُلَّ مُسْوَدٍّ مِنَ الِّلَمَمِ
Pedang mereka nan putih berkilauan kembali menjadi merah padam Setelah banyak memenggal leher lawan hitam sehitam rambut nan kelam
والكَاتِبِينَ بِسُمْرِ الخَطِّ مَا تَرَكَتْ ۞ أَقْلَامُهُم حَرْفَ جِسْمٍ غَيْرَ مُنْعَجِمِ
Dengan kayu khat sebagai tombak senjata, mereka tusukkan pada para musuh Tombak pena takkan tinggalkan sisa daging terkoyak dari tubuh
شَاكِي السِّلَاحِ لَهُم سِيمَا تُمَيِّزُهُم ۞ وَالوَرْدُ يَمْتَازُ بِالسِّيمَا عَنِ السَّلَمِ
Para tentara nan tajam senjatanya miliki tanda pembeda Bak mawar nan mempesona dengan pohon salam ada tanda pembeda
تُهْدِى إلَيْكَ رِيَاحُ النَّصْرِ نَشْرَهُم ۞ فَتَحْسَبُ الزُّهْرَ فِي الأكْمَامِ كُلَّ كَمِ
Angin kemenangan kirimkan padamu semerbak keharuman tentara Hingga bunga di kelopak tersangka olehmu tentara nan gagah perkasa
كَأنَّهُم فِي ظُهُورِ الخَيْلِ نَبْتُ رُباً ۞ مِنْ شِدَّةِ الحَزْمِ لَا مِنْ شِدَّةِ الحُزُم
Seakan-akan mereka dipunggung kuda laksana pepohonan di bukit tinggi Karena kuatnya kemantapan belaka bukan karena kuatnya tali
طَارَتْ قُلُوبُ العِدَا مِنْ بَأسِهِمْ فَرَقاً ۞ فَمَا تُفَرِّقُ بَيْنَ الْبَهْمِ والْبُهَمِ
Hati para musuh goncang duka karena takut serangan dahsyat para ksatria Maka tak dapat bedakan antara kumpulan anak domba dan sekelompok pemberani perkasa
وَمَنْ تَكُنْ بِرَسُولِ اللَّهِ نُصْرَتُهُ ۞ إنْ تَلْقَهُ الأُسْدُ فِى آجَامِهَا تَجِمِ
Barangsiapa meraih kemenangan sebab rasulullah bila singa di rimba menjumpainya, maka ia akan diam tunduk padanya
وَلَنْ تَرَى مِنْ وَلِيٍ غَيْرَ مُنْتَصِرٍ ۞ بِهِ وَلَا مِنْ عَدُوٍّ غَيْرَ مُنْفَصِمِ
Tak kau lihat kekasih beriman kecuali beroleh kemenangan Dan tak kau lihat musuh nabi utusan kecuali mendapat kekalahan
أَحَلَّ أُمَّتَهُ فِي حِرْزِ مِلَّتِهِ ۞ كَاللَّيْثِ حَلَّ مَعَ الأشْبَالِ فِي أَجَمِ
Nabi tempatkan umatnya dalam benteng agamanya Bagai singa tempatkan anak-anaknya dalam hutan belantara
كَمْ جَدَلَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ مِنْ جَدَلٍ ۞ فِيهِ وَكَمْ خَصَمَ البُرْهَانُ مِنْ خَصَمِ
Seringkali kitab suci al-Qur’an jatuhkan musuh dalam perdebatan Dan telah banyak dalil-dalil pasti kalahkan musuh-musuh sejati
خَدَمْتُهُ بِمَدِيحٍ أَسْتَقِيلُ بِهِ ۞ ذُنُوبَ عُمْرٍ مَضَى فِي الشِّعْرِ وَالخِدَمِ
Aku abdikan diriku pada sang nabi dengan pujian dengan mengharap ampunan dosa-dosa umur yang telah lewat dalam bersyair dan pelayanan terhadap raja
إِذْ قَلَّدَانِيَ مَا تُخْشَى عَوَاقِبُهُ ۞ كَأنَّنِي بِهِمَا هَدْيٌ مِنَ النَّعَمِ
Keduanya mengalungi diriku sesuatu yang akibatnya menakutkan dengan dua perkara itu, seakan-akan diriku hewan sembelihan berupa unta
أَطَعْتُ غَيَّ الصِّبَا فِي الحَالَتَينِ وَمَا ۞ حَصَلْتُ إلَّا عَلَى الآثَامِ وَالنَّدَمِ
Kuturuti bujuk rayu masa muda dalam bersyair dan berkhidmah Tak ada yang kudapatkan kecuali dosa dan penyesalan
فَيَا خَسَارَةَ نَفْسٍ فِي تِجَارَتِهَا ۞ لَمْ تَشْتَرِ الدِّينَ بِالدُّنْيَا وَلَمْ تَسُمِ
Alangkah ruginya jiwaku yang dalam perdagangannya tidak pernah membeli agama dengan dunia pun tak pernah menawarnya
وَمَنْ يَبِعْ آجِلاً مِنْهُ بِعَاجِلِهِ ۞ يَبِنْ لَهُ الْغَبْنُ فِي بَيْعٍ وَفِي سَلَمِ
Barangsiapa menjual akhirat dengan dunia Maka nyata baginya kerugian dalam jual beli dan akad salam
إنْ آتِ ذَنْباً فَمَا عَهْدِي بِمُنْتَقِضٍ ۞ مِنَ النَّبِيِّ وَلَا حَبْلِي بِمُنْصَرِمِ
Jika dosa kulakukan janjiku pada nabi tidaklah terputuskan Dan juga tali hubungan takkan terputuskan
فَإنَّ لِي ذِمَّةً مِنْهُ بِتَسْمِيَتِي ۞ مُحَمَّداً وَهْوَ أَوْفَى الخَلْقِ بِالذِّمَمِ
Sesungguhnya aku punya jaminan yakni namaku ‘muhammad’ Dan beliau adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dalam hal janji
إِنْ لَمْ يَكُنْ فِي مَعَادِي آخِذاً بِيَدِى ۞ فَضْلاً وَإلَّا فَقُل يَا زَلَّةَ القَدَمِ
Jika di akhirat nabi tak ulurkan tangan menolongku sebagai anugerah, maka sampaikanlah kata “wahai orang yang tergelincir kakinya”
حَاشَاهُ أَنْ يُحْرِمَ الرَاجِي مَكَارِمَهُ ۞ أَوْ يَرْجِعَ الجَارُ مِنْهُ غَيْرَ مُحْتَرَمِ
Terlalu jauh (tidak mungkin) apabila nabi menolak tuk memberi syafa’atnya kepada para pengharap syafaat Pun tidak mungkin pula seorang tetangga Rasul kan kembali tanpa mendapatkan penghormatan darinya
وَمُنْذُ أَلْزَمْتُ أَفْكَارِي مَدَائِحَهُ ۞ وَجَدْتُهُ لِخَلَاصِي خَيْرَ مُلْتَزِمِ
Sejak kucurahkan segala pikiran untuk memberikan aneka pujian Maka untuk keselamatanku, nabi kudapatkan sebaik baik pemberi jaminan
وَلَنْ يَفُوتَ الغِنَى مِنْهُ يَداً تَرِبَتْ ۞ إنَّ الحَيَا يُنْبِتُ الأزْهَارَ فِي الأَكَمِ
Pemberian nabi takkan luputkan setiap tangan yang membutuhkan Susungguhnya hujan akan menghidupi bunga-bunga di bukit tinggi
وَلَمْ أُرِدْ زَهْرَةَ الدُّنْيَا الَّتِي اقْتَطفَتْ ۞ يَدَا زُهَيرٍ بِمَا أَثْنَى عَلَى هَرِمِ
Aku tidaklah mengharapkan dunia yang penuh kenikmatan Seperti yang zuhair petik dengan tangannya atas raja haram yang ia puja
يَا أَكْرَمَ الخَلْقِ مَا لِي مَنْ أَلُوذُ بِهِ ۞ سِوَاكَ عِنْدَ حُلُولِ الحَادِثِ العَمِمِ
Wahai makhluk paling mulia, tiada orang tempat perlindungan hamba selain engkau baginda kala huru-hara kiamat melanda semua manusia
وَلَنْ يَضِيقَ رَسُولَ اللهِ جَاهُكَ بِي ۞ إذَا الكَرِيمُ تَحَلَّى بِاسْمِ مُنْتَقِمِ
Wahai Rasululloh, keagunganmu tiada sempit karena diriku Tatkala Dzat yang Maha Mulia bersifat dengan nama Dzat Penyiksa (melaksanakan siksaan-Nya)
فَإنَّ مِنْ جُودِكَ الدُّنْيَا وَضَرَّتَهَا ۞ وَمِنْ عُلُومِكَ عِلْمَ اللَّوْحِ وَالقَلَمِ
Di antara kemurahanmu adalah dunia dan akhirat Dan di antara ilmumu adalah ilmu lauh mahfudh dan qalam
يَا نَفْسُ لَا تَقْنَطِي مِنْ زَلَّةٍ عَظُمَتْ ۞ إنَّ الكَبَائِرَ فِي الغُفْرَانِ كَاللَّمَمِ
Wahai jiwaku! Janganlah putus asa karena dosa besar yang telah dilakukan Sesungguhnya dosa-dosa besar dalam luasnya ampunan Allah adalah kecil
لَعَلَّ رَحْمَةَ رَبِّي حِينَ يَقْسِمُهَا ۞ تَأْتِي عَلَى حَسَبِ العِصْيَانِ فِي القِسَمِ
Semoga rahmat Tuhanku, ketika dibagi-bagikan pada hambanya sesuai dengan kadar kedurhakaannya
يَارَبِّ وَاجْعَلْ رَجَائِي غَيْرَ مُنْعَكِسٍ ۞ لَدَيْكَ وَاجْعَلْ حِسَابِي غَيْرَ مُنْخَرِمِ
Ya allah jadikanlah harapanku tak berbeda dengan apa yang ada disisi-mu Dan jadikanlah keyakinanku tiada putus-putus kepada-Mu
وَالطُفْ بِعَبْدِكَ فِي الدَّارَينِ إنَّ لَهُ ۞ صَبْراً مَتَى تَدْعُهُ الأهْوَالُ يَنْهَزِمِ
Ya Allah, kasihanilah hamba-mu ini di dunia maupun akhirat nanti Sesungguhnya ia punya kesabaran yang sangat lemah. Kapan saja bencana menimpanya, ia pasti lari tak tahan
وَائْذَنْ لِسُحْبِ صَلَاةٍ مِنْكَ دَائِمَةٍ ۞ عَلَى النَّبِيِّ بِمُنْهَلٍّ وَمُنْسَجِمِ
Ya Allah, semoga Engkau curahkan awan shalawat-mu abadi tak terbatas Kepada junjungan nabi Agung Muhammad Saw, layaknya hujan mengalir deras
مَا رَنَّحَتْ عَذَبَاتِ البَانِ رِيحُ صَبَا ۞ وَأَطْرَبَ العِيسَ حَادِي العِيسِ بِالنَّغَمِ
Selagi angin timur masih menggerakkan dahan-dahan pohon Ban Dan selagi pengembala unta, senangkan unta dengan merdu suara
ثُمَّ الرِّضَا عَنْ أَبِي بَكْرٍ وَعَنْ عُمَرٍ ۞ وَعَنْ عَلِيٍّ وَعَنْ عُثْمَانَ ذِي الكَرَمِ
Kemudian ridho-Mu semoga tercurahkan kepada para sahabat rasulmu; Abu Bakar ra, Umar ra, Ali ra, dan Utsman ra.
وَالآلِ وَالصَّحْبِ ثمَّ التَّابعينَ فَهُم ۞ أَهْلُ التُّقَى وَالنَّقَا وَالحِلْمِ وَالكَرَمِ
Begitu pula keluarga, para sahabat-sahabat Rasul yang lain, para tabi’in. Mereka adalah orang yang ahli takwa, bersih, belas kasihan dan mulia
يَا رَبِّ بِالمِصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا ۞ وَاغْفِر لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الكَرَمِ
Wahai Tuhanku! Melalui perantara kekasihmu (Muhammad saw) sampaikanlah kami pada tujuan kami. Dan ampunilah dosa-dosa kami yang lalu, wahai Sang Maha Pemurah.
وَاغْفِر إلَهِي لِكُلِّ المُسْلِمِينَ بِمَا ۞ يَتْلُوهُ فِي المَسْجِدِ الأقْصَى وَفِي الحَرَمِ
Ampunilah segenap kaum muslimin ya Tuhanku atas dosa-dosa mereka sebab apa yang mereka baca di masjid al-Aqsha dan di masjid al Haram
بِجَاهِ مَنْ بَيْتُهُ فِي طَيْبَةٍ حَرَم ۞ وَإِسْمُهُ قَسَمٌ مِنْ أَعْظَمِ القَسَمِ
melalui keagungan seorang nabi yang rumahnya di tanah haram. Dan namanya menjadi sumpah paling agung
وَهَذِهِ بُردَةُ المُخْتَارِ قَدْ خُتِمَتْ ۞ وَالحَمْدُ لِلَّهِ فِي بَدْءٍ وَفِي خَتَمِ
Inilah sair-sair burdah yang telah sampai pada penghabisan Segala puji bagi Allah SWT, dari permulaan sampai penghabisan
أَبْيَاتُهَا قَدْ أَتَتْ سِتِّينَ مَعْ مِاَئةٍ ۞ فرِّجْ بِهَا كَرْبَنَا يَا وَاسِعَ الكَرَمِ
Bait- bait Qashidah Burdah ini sebanyak seratus enam puluh bait Berkat burdah ini lapangkanlah segala duka cita kami, wahai Dzat yang Maha Luas kemurahan-Nya.