Ini adalah syarah Al-Imam Al’allaamah Alhabib ‘Ali bin Hasan bin Abdullah bin Husein bin Umar Al-attas Asy-syaafi’i Alhadhrami yang lahir dan wafat di Masyad – Bahrain Tahun 1172 H – (1795 M) pemilik anugerah yang membahagiakan, kesimpulan yang menguntungkan dan pemerhati : Asma ‘Allah yang paling agung dan Ikhtisar tenjang sejarah Penghulu Manusia dan dewan sya’ir yang bernama “
Ia telah menulisnya dengan penanya yang amat tajam mengenai ” RAATIB AL-IMAM AL-AARIF BILLAH ” Asysyaikh Pemilik Ketauladanan Umar bin Abdurrahman bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman Asseggaf Baa’Alawi Alhadhrami (semoga Allah membahagiakan kita dengan beliau) yang bernama :
yang disarankan untuk dibaca setelah shalat Isya setiap malam dan pada malam Ramadhan sebelum ‘Isya dan setiap pagi dan sore bagi yang sangat berkeinginan untuk memperoleh kebajikan. Raatib ini, seperti yang termaktub dalam syarah, terdiri dari 17 (tujuh belas) dzikir yaitu :
- ( Yang pertama): ,
(Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk). (3 X)
- (Yang kedua):
(Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempuma (Alqur’an) dari kejahatan seluruh makhlukNya ). (3x)
- (Yang ketiga)
(Dengan menyebut Nama Allah, yang dengan namaNya tidak akan bermmadharrat sesuatu baik yang ada dibumi maupun dilangit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ). ( 3x)
- (Yang keempat) :
( Dengan menyebut Nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan, Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung ). (10x )
- (Yang kelima) :
(Dengan menvebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha : Penyayang ). (3x)
- (Yang keenam):
(Dengan menyebut Nama Allah, kami berlindung kepada Allah dengan menyebut Nama Allah, kami bertawakkal kepada Allah).( 3x)
- (Yang ketujuh) :
(Dengan menyebut Nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barang siapa beriman kepada Allah, tidak ada rasa takut padanya ). (3x)
- (Yang kedelapan):
(Maha Suci Allah, Maha Mulia Allah, Maha Suci Allah, Maha Agung Allah ). (3x)
- (Yang kesembilan) :
( Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ). (3x)
- (Yang kesepuluh) :
(Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Allah Maha Besar ). (41x )
- (Yang kesebelas) :
( Wahai Allah Yang Maha Penyayang kepada Mahkluknya, Wahai Allah Yang Maha Mengetahui tentang MahklukNya, Wahai Allah yang Maha mengawasi MahlukNya sayangilah kami wahai Dzat yang Maha Penyayang, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Mengawasi ). (3x) .
- (Yang kedua belas):
(Ya Allah Yang Maha Belas kasihNya tiada terhenti, kasihanilah kami dalam segala hal yang telah Engkau tentukan, Sesungguhnya Engkau yang sangat ramah yang tak pernah henti. Oleh karena itu, kasihanilah kami dan segenap kaum muslimin ). (3x)
- (Yang ketiga belas) :
(Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah ). (100 x atau 70x atau 40x dan setelah cukup jumlahnya engkau mengucapkan :
( Muhammad itu adalah Utusan Allah S.W.T . (1x)
- (Yang keempat belas) :
(Cukuplah Allah bagi kami sebaik-baik pelindung). (7x)
- (Yang kelima belas) :
(Ya Allah, anugerahilah rahmat kepada Muhammad. Ya Allah, anugerahilah rahmat dan kesejahteraan kepadanya). (11x)
16: (Yang keenam belas) :
(Aku mohon ampun kepada-Allah )(1x) . , kemudian mengucapkan :
(kami semuanya bertaubat kepada Allah ). (1x)
- (Yang ketujuh belas) :
(Ya Allah , dengan rahmatMu kami mohon dianugerahi husnul khatimnah ). (3x).
Telah diterangkan oleh Al’allaamah Asy-syaikh Ali bin Abdillah Baaros dengan keterangan yang bersifat shufii meliputi kesimpulan atas dasar hagigat dan kchalusan yang tidak akan diketahui kecuali oleh orang yagn memiliki perasaan rohani yang halus. kemudian diterangkan oleh Al-Imam penerjemah dengan suatu keterangan yang panjang lebar dan menghimpun apa-apa yang tercecer dan menghimpun segala faedah yang didalamnya terdapat ayat-ayat suci Alquran, hadits-hadits nabi SAW, ucapan-ucapan sahabat r.a., ucapan-ucapan para ulama dan para imam salaf yang sangat dibutuhkan oleh para penuntut ilmu syari’at dan hagigat. Kitab tersebut tolah diberi nama “ALQIRTHAAS” yang ditetapkan sebagai tempat pembahasaan apa-apa yang telah diucapkan oleh pemberi syarah yang pertama dengan lengkap. Kemudian dilanjutkan dengan syarah yang layak yang dinamai “perluasan tashawwuf” dan ”syari’ah”.
Semoga Allah, menganugerahi pahala / ganjaran yang layak atas ilmu dan ahlinya.
Aku hanya menulis 2(dua) juz saja :
Yang pertama : dengan judul
yang meliputi syarah Raatib tersebut dari awal hingga dzikir yang ke7 (ketujuh)
Yang kedua : dengan judul
yang meliputi syarah Raatib tersebut dari dzikir yang ke – 8 ( delapan ) hingga yang terakhir, dan telah di nomeri oleh tulisan Assayyid Salim bin Muhammad bin Abdullah bin Muhsin bin Salim bin Abibakar bin Husen bin Abibakar bin Salirn bin Umar Al-attas.
Kitab I (pertama) telah selesai pada malam Sabtu, hari terakhir “ bulan ramadhan th. 1359 H dan Kitab II (kedua) telah selesai pada permulaan Dzulqo’idah Th. 1359 H di Jawa Timur.
Di dalam naskah tersebut terdapat kesalahan-kesalahan yang telah kami koreksi sesuai kemampuan kami dan kami tambahkan terjemahan untuk pembahasan. Kami mohon kehadirat Allah Ta’ala kiranya menganugerahi ganjaran bagi shahibur-raatib dan syarihnya dan diberikan pula kepada yang memperhatikan ilmu dan amal dengan keduanya dan pula bagi orang-orang yang berusaha menyebar luaskannya kepada seluruh manusia.
Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah sebaik-baik tempat kita memohon dan Semurah-murah yang Maha Pemurah.
Telah berkata hamba yang hina lagi fagir kepada Allah, Ali bin Hasan bin Abdullah bin Husen Ibnu Umar Al’attas :
(Aku berlindung kepada Tuhan (Yang menguasai manusia), Raja manusia, Tuhan manusia dari kejahatan keragu-raguan yang mundur maju, yang membisikkan keburukan dihati manusia , yang terdiri dari bangsa jin dan manusia ).
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang menjauhkan kami dari anganangan kosong dan dari keterkaitan-Nya dengan panca indera, dan terbebas dari gambaran rupa dan perkiraan, dan Maha Mulia dari ruang lingkup arah angin yang enam.
Kami memuji dan bersyukur kepadaNya atas kurniaNya yang Agung dan kami menyampaikan shalawat dan salaam kepada RasulNya Muhammad, keluarganya dan sahabat-saliabatnya yang disucikan dari kotoran dan najis , dengan shalawat dan salaam yang kekal selamanya sebanyak apnapa yang melemahkan orang-orang yang hidup mewah dan angkuh.
Selanjutnya inilah “pertengahan kedua” dari kitab kami yang bernama ” ALOIRTHAAS ”, dimana kami menjelaskan faedah-faedah yang besar, dzikir-dzikir yang Agung, raatib – rantib yang tidak membutuhkan bantuan balatentara dan penjaga, manfaat Asmaa’ulhusnaa yang memiliki kedudukan yang tertinggi, yang dengannya klta akan memperoleh apa-apa yang diinginkan yang dapat menghilangkan rasa lelah dan rasa takut.
Diterangkan bahwa dari (keutamaan-keutamaan raatib) Sayyidina wa Maulaanaa Alwaalid Umar bin Abdurrahman ibn Agil attas adalah bertujuan dari itu semua, Insya Allah : “pendekatan diri kepada pintu Yang Maha Pemberi, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Baik lagi Maha Penyayang, Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyabar ” yaitu dengan pengabdian kami kepada Imam yang sempuma lagi agung ini. walaupun kami ini bukan ahlinya.
Maka dengan berbaik sangka kepada Yang Maha Tinggi, kiranya Dia tidak mengecewakan orang yang meminta-minta kemuliaan sesuai Sabda Rasul yang terpuji dalam hadistnya yang masyhur : (Sesungguhnya orang itu akan dihimpun bersama orang yang ia cintai) dan Sabdanya pula :
(Barang siapa yang mencintai suatu kaum dan dekat dengan mereka, akan dihimpun di hari-kiamat bersama mereka). dan sabdanya s.a.w :
(Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah ).
(Al-Imam Hujjatul-Islam Alghozali telah berkata : “Barang siapa yang tidak dapat menjadi seorang wali dari wali-wali Allah, maka hendaklah ia mencintai wali-wali Allah dan mengimani (keberadaan) mereka, semoga ia nanti akan dihimpun bersama orang yang ia cintai). karena itu, kami bertawassul kepada Tuhan kami dengan kemuliaan dan kedudukan mereka, semoga kami diberi rasa cinta kepada mereka, dapat menempuh jalan mereka dan semoga Allah memuliakan kami dengan kemuliaan mereka serta dijadikan-nya kami dari golongan mereka. – Kami mohon kehadhirat Allah Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang, kiranya dapat menerima usaha kami ini agar bermanfaat dan dijudikannya sebagai simpanan kami, sesungguhnya Dia Maha Kuasa ntas segala sesuatu.
Ketahuilah semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk meraih ridhaNya, bahwa ” RAATIB YANG AGUNG INI ” yaitu Raatib Sayyidina Umar Al’attas, mengandung rahasia dan nur, manfaat yang besar, faedah yang banyak, yang tidak dapat dihitung – hitung serta tidak dapat diperkirakan.
Raatib ini merupakan anugerah Allah yang Maha Pemurah kepada hamba-hambaNya melalui Al-Imam yang Agung ini seorang Outhub yang telah meraih kepemimpinan yang terkemuka dimasa lalu, Dan kami tidak mengenal sesuatu yang dinisbatkan kepada Sayyidina Umar r.a. selain raatib ini atau sesuatu seperti wirid, natsar, nadzam, risalah atau karangan.
‘ Adapaun Raatib ini telah dinisbatkan kepada dianya sehingga bemama ” RAATIB AL-ATTAS”
(1 )Assayyid Al-Imam Isaa bin Muhammad Alhabsyi telah mendapat keterangan dari Sayyidina Umar tersebut (semoga Allah memben manfa’ut dengan raatib ini), seraya beliau berkata : ” Telah datang scrombongan jama’ah kepada sayyidina Umar dengan keluhan bahwa mereka sedang mengalami kekenngan dan kesempitan hidup “lalu beliau memerintahkan mereka membaca Raatib tersebut. Kemudian, setelah mereka membaca raatib yang terkenal itu, maka diangkatlah olch Allah kesulitan morcka. Semua itu, karena keberkahan Raatib tsb”.
(2)Assayyid Isa bin Muhammad Alhabsyi telah berkata bahwasanya: ” Seseorang yang dapat dipercaya telah memberitahukan kepadaku dari Syaikh Ali bin. Abdullah Baaroos murid Sayyidina Umar bahwa ia telah melihat dalam suatu kitab : ” Barang siapa yang membiasakan membaca ” Raatib AP’attas ” ia diharapkan akan mendapat ampunan Allah atas dosa-dosanya ”.
(3 ) – Suatu jama’ah yang dapat dipercaya telah menceritakan dari Sayyid Alwi bin Alwi bin Abdullah Ibnu Musawa Baa ‘Alawi bahwasanya ia pada akhir-akhir umurnya telah berkunjung ke kota Tarim. Hal itu terjadi pada masa Sayyid Abdullah bin Alwi Alhaddad masih hidup. Ketika itu Sayyid Alwi telah mendapat penyakit yang hampirhampir saja merenggut nyawanya. Maka berkatalah Alhabib Abdullah Alhaddad : ” Ya Sayyid Alwi, sesungguhnya ajal anda telah tiba, tidak mustahil lagi ”. Lalu iapun berkata : “Ya Sayyid Abdullah , berdoalah kepada Allah agar ” Almaut ” itu ditangguhkan dahulu kedatangannya hingga aku dapat kembali kenegeriku ” Amdun ” dan dapat berjumpa dengan keluargaku dan anak-anakku. ”
Lalu berkatalah Alhabib Abdullah kepadanya :” Berulang-ulanglah membaca ucapan Sayyidina Umar dalam ratibnya : hingga engkau tiba dinegerimu ! lalu Sayyid Alwi pun mengulang-ulangi bacaan itu hingga ia sembuh. Kemudian berangkatlah ia dari Tarim menuju negerinya ” Amdun ” dengan terus menerus mengulang ulang dzikir itu dalam perjalannya, hingga ia tiba di negerinya. Sejak tiba, iapun masih sempat hidup dan tinggal disana 2(dua) bulan, kemudian wafatlah ia. ( Semoga Allah merahmatinya ) Amiin.
(4)Dari Syaikh Ali bin Abdillah Baaroos, bahwa Raatib ini, jika dibaca disuatu kampung, maka ia akan memberi keamanan bagi penduduknya dari segala bahaya. Dan bahwasanya Raatib itu seimbang dengan penjagaan 70 pasukan berkuda yang tidak disangsikan lagi keampuhannya.
(5 ) Mereka berkata bahwa Sayyidina Umar Icbih senang membaca secara rahasia (perlahan) dan enggan mengeraskan suaranya. hal Itu karena manfa’at yang diperoleh dari Allah adalah dalam sikap kehalusannya. Dan juga yang bersifat rahasia (perlahan) itu lebih dekat kepada sifat-ikhlas sesuai yang difirmankan Allah Ta’ala :
(Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai). (OS. Al-a’raaf : 204 )
Dan firmanNya pula :
( Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai ). (OS. Lukman : 19).
Yang terbaik dalam membaca raatib ini, jika mereka berjama’ah atau perorangan , dengan suara pertengahan antara keras dan perlahan. Yang penting adalah dapat didengar oleh orang lain, sesuai firman Allah Ta’ala:
(dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu, dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah diantara kedua itu) . (OS. Al-isra : 110) (Adapun keberkahan-keberkahan Raatib Al-Attas ini masih banyak dan. tidak dapat disalin seluruhnya ).
Ketahuilah bahwa Syaikh yang Agung Ali bin Abdillah Baaroos, semoga Allah memberi manfaat kepada kita dengan rahasianya dan memberkahj kita dengan keta’atanya, telah menetapkan syarah Raatib ini dengan suatu syarah (penjelasan) yang bermutu, yang sangat sesuai dengan artinya terdiri dari (kenyataan), (kehalusan), (kelembutan) dan tharigah – jalan menuju Ilahi Rabbii, tetapi tidak terperinci baik mengenai ayat-ayatnya, hadist-hadistnya maupun ucapan-ucapan para salaf yang saleh kecuali secara singkat saja. Bahkan syarahnya itu adalah bersumber dari ilham diuraikan dengan kata-kata yang layak, yang tentu saja tidak dapat dimengerti kecuali oleh ahlinya.
Yang sejenis dengan itu, adalah perkataan Syaikh dalam pembukaan Syarahnya pada : ” Aku menunggu apa yang hinggap dihati dari limpahan kasih sayang , lulu aku mengambilnya tanpa taglid ”. ( Hendaklah engkau memahami ucapan tanpa taglid itu ).
Sekarang akan kami kemukakan perkataannya secara lengkap tanpa sedikitpun meninggalkan hukum-hukumnya dengan tujuan agar syarah ini Insya Allah sempurna, lengkap dan mengenai sasaran yang dimaksud untuk kita semua tanpa ada yang tercecer. Semoga Allah yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi, memberi kemudahan dan taufik kepada manusia untuk mengamalkan kebajikan guna memperoleh keberuntungan yang sempurna.
( PERMOHONAN PERLINDUNGAN, DZIKIR-DZIKIR, DO’ADO’A DAN KETERANGAN MENGENAI KEUTAMAANNYA, KEAGUNGANNYA, PENYEBARAN SIFATNYA DAN KETERANGAN MENGENAI MASALAH MASALAHNYA ).
Kami kemukakan kepada.anda Mukaddimah yang terdiri dari 5 (lima) fasal yaitu :
– Fasal Pertama: mengenai anjuran berdzikir kepada Allah dan penyebaran keutamaannya.
– Fasal Kedua : Mengenai manfaat do’a dan kaitannya dengan jalanjalannya.
-: Fasal ketiga : Mengenai manfaat wirid dan anjuran membiasakan nya,
– Fasal keempat: didalaninya ada 7 ( tujuh ) faidah dari adab berdzikir dan masalah-masalahnya.
– Fasal Kelima : Kami menerangkan di dalamnya ada beborapu manfant” Al-Asmaa ” yang menghasilkan ko agungan nur, anugerah yang besar dan kemurahan rahasia bagi yang mengucapkannya.
Kemudian setelah itu, kami mulai dengan maksud Alkitab, dengan menjelaskan fardhu-fardhunya dan sunnah-sunnahnya yang mendatangkan hadiah-hadiah dan anugerah-anugerah yang menyenangkan kedua mata Orang yang membacanya, mendengarnya dan yang monukilnya.
Adapun ayat – ayat yang berhubungan dengan itu adalah sebagai berikut :
(Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah diwaktu pagi dan petang). (OS. Al-ahzaab : 41-42)
(karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu) (O.S Albagarah : 152)
( Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram). (OS. Arra’d : 28)
(Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai). ( OS. Ala’raaf : 205 )
( Barang siapa yang berpaling dari mengingatKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghidupkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta). (OS. Thaha : 124) dan masih banyak lagi ayat-ayat mengenai dzikir yang tidak mungkin kita dapat menghitungnya, bahkan Alqur’an semuanya dan hadist-hadist seluruhnya menarik kita untuk berdzikir kepada Allah SWT baik secara lisan atau dengan kesungguhan secara amaliah mapun secara agidah, maka fahamilah baik-baik firman Allah Ta’ala :
Maka berhati-hatilah dan jangan sekali-kali mengurangi dzikir atau berpaling dari padanya.
Adapun hadist-hadist dari Almukhtar adalah sebagai berikut : Yelah bersabda Rasulullah SAW. sesuai yang diriwayatkan oleh Imam Malik r.a :
(Orang yang berdzikir kepada Allah ditengah-tengah orang-orang yang lalai, seperti pejuang dibelakang orang-orang yang melarikan diri (dari musuh), dan orang yang berdzikir kepada Allah ditengah-tengah orangorang yang lalai, seperti cabang yang hijau berada pada pohon yang kering, dan “dalam suatu riwayat ” seperti pohon yang hijau ditengah-tengah pohon yang kering. Dan orang yang berdzikir kepada Allah ditengah. tengah orang yang lalai, seperti lampu beradu di dalam suatu rumah yang gelap. Dan orang yang berdzikir kepada Allah ditengah-tengah orang. orang yang lalai, akan diperlihatkan oleh Allah tempatnya di syorga sedang ia masih hidup. Dan orang yang berdzikir kepada Allah ditengah. tengah orang-orang yang lalai, akan diampuni dosanya sebanyak jumlah orang yang faseh dan ‘ajami. ,
(Dalam hadist Oudsi Allah Ta’ala berfirman :” Orang-orang yang selalu berdzikir kepada-Ku, mereka adalah teman dudukKu, dan orangorang yang selalu bersyukur kepada-Ku, mereka adalah orang-orang yang Ku beri tambahan, dan orang-orang yang selalu ta’at kepadaKu, mereka adalah orang-orang yang -Kuberi kemuliaan, dan orang-orang yang selalu bermaksiat kepada-Ku, Aku tidak memberi rasa putus asa kepada mereka, dan jika mereka bertaubat, maka Aku adalah kekasih mereka, Aku mencintai orang-orang yang bertaubat, dan jika mereka belum bertaubat, muka Aku adalah Thabib mereka, Aku uji mereka dengan bermacammucam musibah untuk mensucikan mereka dari aib (kotoran dosa)
Telah bersabda SAW :”‘ Allah Ta’ala berfirman ” : Aku bersama hambuKu selama ia berdzikir (ingat) kepada – Ku dan bergerak-gerak kedua bibirnya ).
(Dari Mu’adz bin Jabal bahwa Rasulullah S.A.W telah memegang tangannya dan bersabda :” Hai Mu’adz, demi Allah sesungguhnya aku menyayangimu karena Allah, lalu beliau bersabda : ” Aku berwasiat kepadamu hai Mu’adz, janganlah sekali-kali engkau tinggalkan scusat setiap shalat untuk mengucapkan :
(Ya Allah, tolonglah agar aku (selalu) mengingat-Mu, mensyukuri-Mu dan memperbaiki ibadahku kepad-Mu ).
( Telah bersabda SAW : ” Barang siapa yang ta’at kepada Allah, berarti ia telah mengingat Allah walaupun kurang shalatnya, puasanya dan bacaan Our’annya. Dan barang siapa yang berma’siat kepada Allah, berarti ia telah melupakan Allah walaupun banyak shalatnya, banyak puasanya dan banyak bacaan Our’annya ).
( Dari Anas dan lainnya : ” Telah bersabda Rasulullah S.A.W. :” Barang siapa yang shalat fajar ( subuh ) berjama’ah, kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah hingga terbit matahari kemudian melakukan sholat 2 (dua) raka’at (dhuha), maka baginya pahala seperti pahala ibadah hajji dan umroh yang sempurna, sempurna, sempurna ). (telah berkata Atturmudzi : Hadist Hasan )
(Dan telah berkata Alghazali r.a meriwayatkan bahwa setiap orang akan keluar dari dunia dalam keadaan haus kecuali orang yang (selalu) berdzikir kepada Allah).
( Dari Mu’adz bin jabal r.a bahwasanya : ” Penghuni syorga itu tidak merasa lebih menyesal dari pada terlewatinya saat tanpa dzikir kepada Allah Ta’ala ).
(ADAPUN KEUTAMAAN MAJLIS DZIKIR ADALAH SBB: )
(Telah bersabda SAW : ” Tidak ada suatu kaum (jama’ah) yang berkumpul disuatu majlis sambil berdzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan dikelilingi oleh para malaikat, akan diliputi dengan rahmat, dan mereka akan disebut-sebut Allah pada ( para Malaikat ) yang ada disisiNya).
(Dan telah bersabda pula : ” Tidak ada suatu kaum (jama’ah) yang berkumpul sambil berdzikir kepada Allah ta’ala, yang mana dengan dzikir itu, mereka hanya memohon ridha-Nya, maka akan ada penyeru dari langit :” Bangkitiah kamu sekalian dalam keadaan terampuni dosa-dosamu, dan kesalahan -kesalahanmu telah diganti dengan kebajikan).
( Telah berkata Al-Imam Muhammad Albaagir ibnul-Imam Ali Zainal-Abidin r.a bahwa api petir akan mengenai orang mu’min dan orang kafir, kecuali orang yang sedang berdzikir kepada Allah ‘ Azza wa Jalla. Tidak ada sesuatu yang paling dicintai Allah (melebihi) dari yang diminta oleh hambaNya, dan tidak ada yang dapat menolak ghada kecuali do’a). :
(Dari Abi Hurairah r.a bahwasanya ia telah memasuki suatu pasar, dan berkatalah ia (kepada orang-orang yang ada di pasar itu). : ” Kenapakah aku melihat kalian berada disini, sedang warisan Rasulullah SAW. (sedang) dibagi-bagikan di masjid. Lalu mereka pun pergilah ke masjid dengan meninggalkan kesibukan di pasar, tetapi mereka tidak melihat adanya warisan yang dibagikan. Mereka berkata : ” Ya Abu Hurairah, kami tidak menjumpai warisan sedikitpun”. Abu Hurairah, berkata : apa yang kalian lihat (disana)?.”Mereka berkata : Kami melihat ada suatu kelompok orang yang sedang berdzikir kepada Allah, dan ada pula kelompok lain yang sedang membaca Alqur’an. Abu Hurairah berkata : ” Itulah warisan Rasulullah SAW ”.
Dan didalam hadist lain yang dikeluarkan oleh Imam Abu Dawud r.a bahwa Rasulullah s.a.w telah bersabda kepada Umar :
( Maukah kamu, aku beritahukan tentang sebaik-baik harta simpanan yosoorang ? (ialah) seorang isteri yang salehah, jika ia (suami) melihatnya, ln menyenangkan hatinya, dan jika memerintahnya, ia akan menta’atinya, dun Jika tiduk ada di rumah ia akan memelihara kehormatannya).
(Dari Anas r.a ia telah berkata : ” Telah bersabda Rasulullah SAW :” Bagiku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah Ta’ala sejak shalat subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi (afdhal) dari membebaskan 4 (empat) orang (hamba) dari keturunan Ismulil. Dan bagiku duduk bersarna suatu kaum yang berdzikir kepada Allah Ta’ala sejak shalat ‘ Ashar hingga terbenam matahari, lebih aku senangi (afdhal) dari membebaskan 4 (emapt) orang (hamba). (Dikel. Oleh Abu Dawud )
(DZIKIR DALAM HATI DAN DZIKIR DENGAN LISAN)
Kemudian, Alqoodhii ‘Iyaadh telah berkata : ” Dzikir kepada Allah itu ada 2 (dua) macam yaitu dzikir dalam hati dan dzikir dengan lisan. Dan dzikir dalam hati itu ada 2 (dua) macam pula : salah satunya adalah bentuk dzikir yang paling tinggi dan agung yaitu : memikirkan (merenungi) ke-Agungan Allah Ta’ala, kebesaran-Nya, kerajaanNya, tanda-tanda kekuasaan-Nya, langit-langit-Nya dan bumi-bumiNya.
Hal tersebut diatas, tclah dikuatkan dengan hadist :
(sebaik-baik dzikir adalah yang bersifat tersembunyi). Yang ke 2(Jun) adalah berdzikir kepada Allah SWT. didalam hati mengenai perintah-perintahNya dan larangan-laranganNya. karena itu, hendaklah menta’ati apa-apa yang diperintah dan menjauhi apa-apa yang dilarang. Adapun dzikir dengan lisan adalah dzikir yang paling lemah, namun tetap mempunyai keutamaan yang agung seperti yang telah diterangkan oluh beberapa hadist. Kemudian Alyoodhii berkata , ” Pada dzikir ibnu Jarir Althobari dan lainnya, terdapat perbedaan dzikir para salaf mengenai Uzikir didalam hati dan dzikir dengan lisan, mana yang lebih utama (afdhal)
Selanjutnya Algodhii berkata : ” Adapun perbedaan itu menurutku adalah bahwasanya dzikir didalam hati hanya berbentuk tasbih, tahlil dan sebagainya.
“Mas hal tersebut, perkataan mereka telah menunjukkan adanya perbedaan mengenai dzikir yang tersembunyi. ( ) seperti yang telah diterangkan terdahulu. Hal tersebut (dzikir dalam hati) tidak bisa dibandingkan dengan dzikir dengan lisan maka bagaimana bisa menjadi lebih afdhal ?
Sesungguhnya, perbedaan antara dzikir didalam hati dengan tasbih dan sebagainya, dengan yang dimaksud dengan dzikir lisan itu, adalah harus dengan kehadiran hati (khusyu?) .
Dan jika hati lalai, maka tidak ada artinya dzikir dengan lisan itu. Dan ada orang yang berhujjah bahwa lebih banyak mengatakan orang yang berdzikir didalam hati itu lebih utama (afdhal), karena amalnya yang secara tersembunyi itu lebih utama, dan adapula yang berhujjah bahwa dzikir dengan lisan itu lebih utama karena amalnya lebih banyak mempergunakan lisan. Dan itu akan mendatangkan tambahan pahala.
Kemudian Algoodhii berkata pula : ” Mereka berbeda pendapat pula, apukah Malaikat akan mencatat dzikir didalam hati ?. Ada yang mengatakan dzikir tersebut akan tetap dicatatnya dan bagi mereka ada tanda-tanda yang mereka sendiri mengetahuinya.
Dan adapula yang mengatakan bahwa dzikir dalam hati itu tidak dicatatnya, karena tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah Ta’ala. kemudian telah berkata Syaikhuna Annawawi : ” Yang benar adalah mereka para malaikat itu mencatatnya dan bahwasanya dzikir dengan lisan dengan kehadiran hati itu lebih utama dari hati itu sendiri ”. Wallahu a’alm.
Dan telah berkata Al-Imam Abulgaasim Abdul Karim bin Hawaazin Algusyairi didalam risalahnya yang terrkenal : ” Ketahuilah bahwa dzikir adalah tiang sandaran yang kuat dijalan kebenaran Maha Suci Allah, bahkan ia merupakan tempat berpegang didalam Tharigah ini, dan tidak ada sescorung yang dapat sampai kepada Allah, kecuali dengan menekuni dzikir.
Ia berkata: ” Dzikir itu ada 2 (dua) macam yaitu dzikir dengan lisan dan dzikir dalam hati. Maka dzikir dengan lisan akan menyampaikan seseorang hamba kepada penekunan dzikir dalam hati. Maka jika seorang hamba berdzikir dengan lisan dan hatinya, maka itulah yang sempurna sifat dan hal-ihwal suluknya ( perjalanan menuju Allah SWT).
Kemudian ia meriwayatkan dari syaikhnya Abi Ali bahwasanya ia mengatakan :” Dzikir itu wilayahnya telah tersebar luas, maka siapa yang telah diberi taufik untuk berdzikir , berarti ia telah di beri petunjuk. Dan barang siapa yang telah dihilangkan keinginannya untuk berdzikir, berarti ia telah di kucilkan”.
Sebagian mereka ada yang berkata : ” jika Allah akan mengangkat seseorang hamba menjadi waliNya, akan dibukakan pintu dzikir kepadanya, dan jika ia telah merasakan kelezatan (keni’matan) dzikir, maka akan dibukakan baginya pintu kedekatan kepada Allah, kemudian “. .. diangkatnya kemajlis kesenangan dengan Allah kemudian ia akan didudukannya diatas kursi tauhid kemudian akan diangkat dari padanya tabir, lalu ia akan dimasukkannya keruang kedekatan dan terkuaklah bagi nya keBesaran dan ke Agungan Allah SWT. Dan jika matanya tertumbuk pada kebesaran dan keagungan, ia akan keluar dari rasa dan unsur-unsur pribadinya (sebagai insan), maka ketika itu ia akan memperoleh tingkatan | ilmu tentang Allah SWT, lalu ia tidak belajar lagi kepada makhluk, tetapi di didik oleh Allah SWT. yaitu dengan diangkatnya tabir dari hatinya hingga ia akan mendengar apa-apa yang belum pernah didengar dan pula akan memahami apa-apa yang belum pernah difahami
( Dari Abi Musa r.a bahwasanya Nabi s.a.w telah bersabda : ” Perumpamaan rumah dimana diadakan dzikir kepada Allah dan rumah yang sepi dari dzikir, bagaikan (orang) yang hidup dan yang mati ”. (Dikeluarkan oleh Syaikhan )
(DZIKIR ITU TIDAK DITENTUKAN WAKTUNYA DAN TIDAK TERIKAT DENGAN KEADAAN ).
Telah berkata Al-ustadz Abul-Qosim didalam risalahnya : ” Dari keistimewaan dzikir itu, adalah tidak ditentukan waktunya, bahkan setiap waktu seorang hamba diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah, apakah itu dzikir wajib atau dzikir sunnah.
(Yaitu ) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdir atau duduk atau dalam keadaan berbaring ). (OS. Ali Imran : 191)
(Telah berkata Al-Iman Ibnu Furk (semoga dirahmati Allah) arti : LL Yaitu menempatkan dzikir sesuai kedudukannya, dan arti :
Yaitu pengakuan atas dzikir itu (tidak dianggap sia-sia). Algusyairi telah berkata : ” Dari keistimewaan dzikir itu adalah diberikannya pahala bagi orang yang berdzikir ”.
Firman Allah Ta’ala :
(Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu). (OS. Albagarah : 152)
Menurut hadits, bahwa Jibril a.s telah berkata kepada Rasulullah SAW. : ” Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman :
(Aku telah berikan kepada ummatmu (hai Muhammad) apa-apa yang tidak Ku-berikan kepada Ummat lainnya). Beliau bersabda :” Apa itu ya Jibril
Jibril a.s berkata : Firman Allah Ta’ala : .
( Ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu).
( MEMBACA ALOUR’AN ADALAH DZIKIR YANG PALING UTAMA )
Al-Imam Annawawi telah berkata : ” Ketahuilah bahwa ” Madzhab Almukhtar” yang diyakini oleh para Ulama membaca Alqur’an itu, lebih utama dari tasbih, tahlil dan dzikir lainnya. Ia berkata : ” Telah nampak jelas dalil-dalilnya didalam ” Attibyaan” yang berbunyi : ” Ketahuilah – bahwa pembacaan Alqur’an adalah dzikir yang paling utama dan aku merasa yakin seyakin yakinnya atas hal tersebut. Karena itu, seyogianya setiap orang membiasakan membaca Alqur’an, dan janganlah ada waktu yang kosong baik siang maupun malam tanpa diisi dengan pembacaan Alqura’an. Dan hendaklah pembacaan Alqur’an itu dimulai dengan suratsurat yang pendek. la tolah berkata : ” Kami tclah meriwayatkan dalam kitab Ibnussunny dari Anas bahwasanya Rasulullah s.a.w telah bersabda :
(Barang siapa yang membaca schari semalam 50 ayat , ia ditetapkan tidak termasuk orang -orang yang lalai ).
(Dari Ibnu Mas’ud r.a ia telah berkata : ” Akutelah mendengar Rasulullah SAW. bersabda : ” Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alqur’an) akan diberi satu kebajikan, dan kebajikan itu dilipat gandakan 10x. Aku tidak mengatakan itu satu huruf, tetapi aku berkata : ( ) itu satu huruf, ( )satu huruf dan ( ) itu satu huruf.
(Al Imam Ali r.a telah bersabda : ” Barang siapa yang membaca Alqur’an dalam keadaan berdiri diwaktu shalat maka dari setiap huruf in mendapat 100 kebajikan, dan barang siapa yang membacanya dalam keadaan duduk diwaktu shalat ,maka dari setiap huruf ia mendapat 50 kebajikan, dan barang siapa yang membaca nya diluar shalat dalam keadaan berwudhu, maka dari setiap huruf ia mendapat 25 kebajikan, dan barang siapa yang membacanya tanpa berwudhu, maka dari setiap huruf ia mendapat 10 kebajikan).
( Telah bersabda SAW. :” Orang-orang yang menekuni Alqur’an, mereka adalah keluarga ( orang-orang yang dicintai) Allah dan yang diistimewakannya ).
( Telah bersabda SAW : ” Barang siapa yang menempatkan Alqur’an dihadapanya (dijadikan pimpinanya ), maka ia akan menuntunya ke syorga. Dan barang siapa yang menempatkan Alqur’an dibelakang punggungnya (tidak dihiraukannya), maka ia akan menyertainya ke neraka.) ( Alhadist )
(Dan telah bersabda SAW.: ” Siapa yang mendengarkan satu ayat dari Kitab Allah ( Alqur’an) ia akan diberi kebajikan yang berlipat ganda. . Dan siapa yang membacanya, ia akan diberi nur (cahaya) pada hari kiamat).
(Dan telah bersabda pula SAW : ” Seutama-utama ibadah ummatku adalah membaca Alqur’an ).
( RAATIB INI MELIPUTI SEMUA BENTUK DZIKIR )
(Jika anda berkata ) : ” Pastikan bagiku semua bentuk dzikir yang mendatangkan keutamaan-keutamaan ini dan keistimewaan manfaat yang agung baik dimasa sekarang maupun dimasa mendatang. (Aku berkata) :”Ketahuilah bahwa seluruh dzikir telah tercakup dan terliputi dalam ”RAATIB YANG AGUNG KEBERKAHANNYA” yaitu RAATIB SAYYIDINA UMAR , penyelamat dari segala musibah dan bencana. Sesungguhnya ia tidak melewati / meninggalkan salah satu dari dzikir-dzikir itu, bahkan semuanya telah dimasukkan dalam raatib itu sebagaimana yang sama-sama sudah kita ketahui.
( Maka jika anda berkata ) :” Mengapakah sayyidina Umar memilih jumlah pembacaan Raatib ini tiga kali, tiga kali ?”
(SEBAB DIJADIKANNYA JUMLAH BACAAN RAATIB” TIGA KALI”)
(Aku berkata ): ” Sesuai yang diterangkan dalam hadist shahih dnri Ibnu Mas’ud r.a. ia telah berkata :
(Adalah Rasulullah s.a.w (sangat) menyenangi dalam berdo’a 3x dan beristighfar 3x ). (Dikeluarkan oleh Abu Dawud )
(Dari Hudzaifah r.a bahwasanya Rasulullah S.A.W. ketika akan tidur, beliau meletakkan tangan kanannya dibawah pipinya kemudian beliau mengucapkan :
(Ya Allah, lindungilah aku dari siksaMu, pada hari Engkau bangkitkan hamba-hambaMu” (do:a) itu diucapkannya 3x (HR. Abu Dawud ).
( Dari Abdullah bin Umar r.a. ia telah berkata : ” Adalah Rasulullah SAW Jika telah berada diatas punggung untanya, ketika keluar untuk suaty perjalanan, beliau bertakbir 3x kemudian mengucapkan :
(Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami). (OS. Azzukhruf : 13-14) (Karena itu, fahamilah rahasia kelipatan 3x pada sebagian besar jumlah bacaan raatib ini ). (Maka jika anda berkata): ” Apakah jumlah bacaan semua dzikir yang diterangkan tersebut didalam Raatib ini berasal dari rasulullah S.A.W. ataukah atas usaha Sayyidina Umar ?. (Aku berkata) :” Bahkan seluruhnya adalah sesuai dengan yang diterangkan oleh hadisthadist yang shahih dan yang dapat dipercaya, sebagaimana yang diketahui oleh para ahli hadist, dan seperti yang akan anda ketahui kebenaran hal (ersebut dalam judul-judulnya didalam syarah ini, secara terbuka Insya Allah Ta’ala .
( Dan juga bahwasanya Sayyidina Umar tersebut adalah salah seorang yang diajak berbicara oleh datuknya Rasulullah SAW, secara lisan dalam keadaan sadar (bukan mimpi), bahkan ia tidak melakukan sesuatu atau meninggalkannya kecuali atas perintah beliau, karena ia dalam kedudukannya sebagai pewaris dan wakil dari datuknya. Kami telah kemukakan pada awal kitab perihal ” Fasal hikayat ” yang telah kami riwayatkan tentang sayyidina Umar bahwasanya sesual yang dikatakan oleh Asy-syaikh Abul’ Abbas Almursy seperti yang dihikayatkan oleh Asysyaikh Ibnu ‘ Athaa’ tentang dia : Bahwasanya ia telah berkata : ” Jika Rasulullah SAW. terhalang dari pandanganku walaupun hanya sekejap mata, aku tidak menganggap diriku dari kaum muslimin lagi. Bahkan ditambahkannya oleh sayyidina Umar A| Attas dengan katanya : bagaimana beliau dapat terhalang dari pandangan kami, sedang beliau adalah merupakan kenyataan bagi wujud kami”. (karena segala sesuatu yang ada dialam ini, diciptakan Allah Ta’ala dari nur beliau SAW). Insya Allah akan diterangkan lebih lanjut mengenai dzikir.
(KEUTAMAAN SHALAWAT ATAS NABI MUHAMMAD S.A.W)
dan sebagai akhir syarah dari Syaikh Abdul Walab bin Alumad Asysya’roni . Pengarang
beliau menerangkan bahwa antara wali dan orang yang menerima (ilmu) langsung dari Rasulullah SAW. dalam keadaan sadar( terbangun), mendengar suaranya secara lisan dari kuburnya dengan jawabannya, terdapat 247.999 magoom (tingkatan). Kemudian beliau berkata : ” Barang siapa yang mengaku telah mencapai tingkatan ini, ia boleh berbicara berhadapan dengan kami mengenai tingkatan-tingkatan ini, dan jika ia tidak mengetahuinya. mak kami anggap dia berdusta.
Asysya’ roni juga telah menukil dari Asysyaikh Ahmad Azzawawi buhwasanya ia telah berkata : ” Tharigah kami adalah memperbanyak shalawat atas nabi SAW hingga beliau berkenan duduk-duduk bersama kumi dalam keadaan sadar (terbangun) dan kami bersahabat engan beliau seperti beliau bersahabat dengan para sahabat r.a hingga kami dapat menanyakan beliau tentang urusan Agama kami dan hadist. hadist yang dianggap lemah oleh para penghafal hadits dikalangan kami.
Kamipun selalu mengamalkan sabda beliau SAW. dalam hadist hadist itu. Dan jika ada yang kami belum terima, kamipun tidak akan mengurangi shalawat kami atas beliau SAW.
Asysya’roni juga telah berkata : ” Bahwa Asysyaikh Abu Abbas Almursi Itu biasa melakukan shalat yang lima waktu dibelakang Rasulullah SAW, Demikian juga ia telah berkata bahwa adiknya yang bernama : Afdhaluddin (rahimahullah) berkata : ” Sesungguhnya ia mendengar kekhususan Sayyidi Umar bin Abdurrahman Al’ Attas ( semoga kita mendapat manfaat dari padanya) telah berkata : ” Tidaklah layak bagi scorang wali dari ummat Muhammad, kecuali dia telah dapat berkumpul dengan Rasulullah SAW. dan Alkhaidir dan Ilyas a.s Orang-orang yang dapat dipercaya telah membenarkan itu seinua, dan tidak mengingkari adanya kemungkinan para wali itu terhalang pandangan mereka dari berkomunikasi dengan Rasulullah s.a.w
Malik bin Diinar telah berkata : ” Barang siapa tidak menemani
‘ duduk Rasulullah SAW, Abubakar dan Umar, maka telah sia-sialah ,uzlahnya. Ada orang yang berkata kepadanya : ” Bagaimana hal itu bisa terjadi ?”, Ja berkata : ”” Hendaklah ia mempelajari Alqur’an dengan tadabbur ( dengan pemahaman artinya). ia memperhatikan perbuatan Rasulullah SAW, para sahabatnya dan ucapa-ucapan mereka. Barang siapa yang melakukan itu semua, berarti ia telah bercakap-cakap dengan Allah Ta’ala dan RasulNya SAW, juga telah bercakap-cakap dengan para sahabatnya.
Karena itu, fahamilah dan biasakanlah bercakap-cakap dengan Allah dan RasulNya, pasti cngkau akan beruntung.
( FAEDAH YANG LAIN )
Asysyaikh Dawud Asy-syadzili telah berkata didalam kitabnya yang menerangkan perihal ” “ yang disusun oleh Asy-syaikh Abilhasan Asy-syadzili (semoga dengan keduanya Allah memberi manfaat kepada kita) : ” Ketahuilah bahwa Allah SWT. telah memaksa seluruh makhluk untuk berbuat taat kepadaNya dan mencegah mereka agar tidak bermaksiat kepadaNya. Allah Ta’ala telah berirman :
( Hai orang-orang yang bcriman, bertagwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya tagwa ). (OS. Ali-Imran : 102) Telah diterangkan didalam tafsir, hendaklah Dia (Allah) dita’ati dan tidak didurhakai, hendaklah Dia diingat dan tidak dilupakan, hendaklah Dia disyukuri dan tidak dikufuri sesuai firman Allah Ta’ala :
( Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapan (dimukanya) begitu juga) kejahatan yang telah dikerjakannya, ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh). (OS. Ali Imran : 30)
dan firmanNya pula :
(Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat-maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan ( pahala ) nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan). (OS. Al-Anbiya : 47)
Kemudian ia berkata bahwa dalam firman-firman tersebut diatas, menunjukkan adanya dalil yang paling kuat bahwa Allah SWT. telah memaksa kita untuk keluar dari setiap dosa yang dilarangNya, dan agar melakukan perbuatan:taat yang diperintahkanNya, sedang Alkitab ( Alqur’an ) dan.hadist adalah penuh dengan itu semua.
( PENUTUP )
Kami akhiri fusal ini yang mengisyaratkan kepada setetes air dari lautan koutamaan yang masyhur serta banyak manfaatnya, serta didalamnya terdapat beberapa keuntungan. Al-Imam Alghozali telah berkata didalam kitabnya ” Ketahuilah bahwasanya telah terkuak bagi orang yang memiliki ” pandangan hati ” bahwa dzikir itu adalah amal yang paling utama. Tetapi dzikir itu sendiri mempunyai 3 (tiga) lapisan kulit sesuai dengan keadaan orang yang berdzikir dan keikhlasan matinya serta kebersihan hatinya atau sebaliknya.
Adapun bentuk dzikir itu sendiri adalah satu, namun yang menjadi perbedaan antara yang satu dengan yang lain adalah hal ihwal orang yang berdzikir yaitu sebagian dari mereka lebih dekat kepada isinya ( yany disebut LJ ).
Mereka mendapatkan isinya dibawah kulit-kulit itu, dan bahwasanya mereka mengutamakan kulit, karena kulit itu sendiri merupakan tharigah Galan) untuk mendapatkan isi atau yang disebut ( )itu. Maka kulit yang paling atas (yang pertama) adalah dzikir dengan lisan saja
Yang kedua : adalah dzikir didalam hati ( ). Jika sekiranya hati itu sendiri membutuhkan pengawasan ( ) hingga hati itu bisa hadir karena dzikir itu. Dan jika dzikir itu ditinggalkannya seperti kebiasaannya, maka hati itu akan melayang kelembah-lembah fikiran yang semrawut.
Yang ketiga : adalah dzikir didalam hati yang memungkinkar dapat menguasai hati itu sendiri sehingga tidak memerlukan lagi adanya pemaksaaan pengawasan dari hal-hal yang dapat memalingkan dzikir kepada lainnya, seperti yang diperlukan pada yang kedua, kepada suatu pemaksaan agar dzikir itu tetap mantap. .
Yang keempat : adalah kebersihan yaitu kemantapan terhadap Dzat yang diingat ( ) didalam hati, lalu dzikir itu akan berkuasa atas hati itu sendiri dan menghilanglah dzikir itu dengan sendirinya, yang ada hanyalah Dzat yang diingat saja yaitu Allah SWT.
Itulah yang disebut kebersihan hati yang dituju ( ) yaitu pada saat dalam keadaan hati tidak berpaling dari dzikir itu sendiri tetapi secara keseluruhan tenggelam didalam dzikir pada Dzat yang diingat
( Telah berkata Abdullah bin Almubaarok : ” Barang siapa yang menyudahi siang harinya dengan dzikir kepada Allah, maka sepertinya in berdzikir sepanjang hari kepadaNya “).
(FAIDAH)
Sebagian Ulama telah berkata : ” Ketahuilah bahwa para Ulama berbeda pendapat tentang manusia yaitu ketika ia masuk serombongan orangorang yang berdzikir baik laki-laki maupun perempuan sesuai yang diisyaratkan oleh firman Allah SWT :
(Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebutkan (nama) Allah ) (OS. Al-Ahzaab : 35) Kemudian ia berkata : ” Telah berkata Alwaahidi Alwaluudi, telah berkata Ibnul” Abbas : ” Yang dimaksud adalah mereka yang berdzikir kepada Allah Ta’ala setelah shalat baik diwaktu pagi maupun diwaktu petang, ketika berbaring dan bangun tidur, ketika pergi (keluar rumah) dan pulang, selalu mengingat Allah. Telah berkata Mujahid:
( Tidak ada diantara mereka kecuali berdzikir kepada Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring ).
Telah berkata” Athaa’ : ” Siapa yang melakukan shalat yang 5 waktu sesuai ketentuannya, berarti dia termasuk dalam golongan mereka ( yang selalu ingat kepada Allah ), kemudian ia berkata : ” Dan inilah yang dinukil oleh Alwaahidi dan telah diterangkan dalam hadist Abi Sa’id Alkhudri, ia telah berkata : ” Telah bersabda Rasulullah s.a.w. : ” Jika seorang suami membangunkan isterinya dan melakukan shalat, atau ia melakukan shalat dua rakaat bersama, mereka dicatat dalam golongan orang-orang yang banyak mengingat Allah
(FAIDAH YANG LAIN)
Kami kemukakan hadist yang dinukilnya dari para Ulama Besar bahwa sesungguhnya hadist itu adalah agung lagi mulia dan sudah selayaknya setiap muslim menghafalnya karena kemanfaaatannya yang bersifat umum, dan dibutuhkan oleh seluruh makhluk.
Dan Maknanya dzikir itu adalah suatu keselamatan dari para musuh. Ia telah berkata bahwa Hadist itu adalah Shahih dan dirawikan oleh Alhafizh Abu Musa Almadiini didalam ” Kitab Attarghiib ” mengenai perangai-perangai yang menyelamatkan dan ” Attarhiib ” dari perangaiperangai yang rendah. ‘
Telah ditentukannya kitab itu semuanya atas dasar hal tersebut ( Attarghiib da Attarhiib ) dan dijadikannya sebagai syarah hal tersebut. Ia telah berkata : ” Hadist ini adalah hasan shahih sekali yang dirawikan dari Sa’id Almusayyib dan Umar bin Dzair dan Ali bin Zaid bin Jud’aan dan Hilal bin Jabalah, dan itu adalah hadist Sa’id Almusaayib dari Abdurrahman bin Samuroh bin Jundub, ia telah berkata :”
( Telah datang Rasulullah SAW. kepada kami, sedang kami ketika itu berada di Shuffah-Madinah, kemudian beliau berdiri dihadapan kami dan bersabda : ” Aku terheran-heran tadi malam aku melihat ( dalam mimpi ) seorang laki-laki dari umatku yang didatangi oleh Malaikatul -maut unutk mencabut ruhnya, lalu datang lah baktinya terhadap ibunya, maka ditolaknya malaikatul-maut itu, Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang telah diperlihatkan kepadanya siksa kubur, maka datanglah kepadanya wudhunya lalu diselamatkannya dari siksa itu.
Aku melihat seorang laki-laki dari ummatku, telah merasa ketakutan darj Malaikat penyiksa, maka datanglah kepadanya shalatnya laly diselamatkannya dari tangan mereka.
Aku melihat seorang laki-laki dari ummatku dalam keadaan kehausan, koliap ia mendekat ketelagaku, ia diusir dan dilarang (minum), maka datanglah kepadanya puasa Ramadhan lalu ia diberinya minum hingga hilang rasa hausnya.
Aku melihat seorang laki-laki dari ummatku, dan aku melihat pula para Nabi yang sedang berkelompok-kelompok, setiap ia mendekat dari kelompok itu, ia diusir, maka datanglah kepadanya mandi junubnya lalu in dituntunnya dan didudukannya disampingku.
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang berada dalam kegelapan baik dari muka, samping kanan, samping kiri maupun dari atas, in dalam kebingungan, maka datanglah kepadanya hajji dan umrahnya, batu ja dikeluarkan (dari kegelapan itu) dan dimasukkannya kedalam nur/cahaya.
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang mengajak bicara kepada kaum mu’minin tetapi mereka tidak menjawabnya, maka datanglah kepadanya silaturrahimnya sambil berucap : ” Hai kaum muslimin, (ketahuilah) orang ini banyak bersilaturrahim”. Lalu ia diajak berbicara dan saling bersalamanlah mereka .
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku dalam keadaan ketakutan dari malaikat Zabaniah maka datanglah kepadanya amar ma’ruf nahi mungkarnya, lalu diselamatkannya dan dimasukkan ke (kalangan) Malaikat Rahmat.
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang sedang berjongkok diatas kedua lututnya sedang antara dia dan Allah SWT, terdapat tabir, maka datanglah kepadanya kebaikan akhlaknya lalu ia dituntunnya (oleh akhlaknya itu) dan dihadapkan kepada Allah ‘ Azza wa Jalla. Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang catatan” amalnya telah menghilang dari arah kiri, maka datanglah kepadanya rasa takutnya dari Allah Azza wa Jalla, maka diambilnya catatan amainya lalu diletakkan disebelah kanannya.
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang ringan timbangan (amalnya), maka datanglah kepadanya kesabaran atas kematian anak-anaknya ketika kecil, lalu menjadi beratlah timbangan (amalnya).
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku sedang berdiri ditepi neraka jahannam, maka datang lah kepadanya harapan kepada Allah lalu ja diselamatkannya dan berlalulah (keadaan) itu.
Dan Aku melihat seorang laki-laki dari ummatku telah terjatuh kedalam api neraka, maka datanglah kepadanya air matanya ketika menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla, lalu diselamatkannya dari hal tersebut.
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang gemetar seperti gemetarnya pelepah kurma yang tertiup oleh angin keras sekali, maka datanglah kepadanya baik sangkanya kepada Allah Ta’ala, lalu tenanglah gemetarnya itu. 0
Dan aku melihat seorang laki-laki dari ummatku yang merangkak diatas titian (shiroot) terkadang ia merangkak dan dan terkadang pula bergantungan (pada titian itu), maka datanglah kepadanya shalawatnya kepadaku, lalu (oleh shalawat itu) ia didirikan diatas kakinya dan diselamatkannya.
Dan Aku melihat seorang laki-laki dari umatku telah sampai dihadapan pintu-pintu syorga, namun pintu-pintu itu tertutup maka datanglah kepadanya syahadatnya ” Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah ” lalu terbukalah pintu-pintu syorga dan dimasukkanlah ia kesyorga).
Firman Allah Ta’ala :
( dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya ) (OS. Annisaa : 32 )
(Dan apabila hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka.beriman kepadaku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran ). (OS. Al bagarah : 186 ).
Telah berkata Al Imam Albaqawai :
(Pengabulan dari Allah adalah berarti suatu pemberian, sedang dari pihak hamba adalah berarti keta’atan ) dan ada yang berkata :
(Hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu, artinya hendaklah mereka memohon kepadaKu agar dikabulkan, hakekatnya adalah, hendaklah mereka menta’ati Ku) Kemudian ia berkata : ” (Jika ada orang yang berkata ) : dalam bentuk Gemu: (Aku penuhi do’a orang-orang yang rnemohon ), terkadang telah dimohon sebnnyak-banyakaya tetapi tidak dikabuikan (Maka kami berkata ):”
Telah beda pendapat mengenai ma’nanya dan ada yang berkata bahwa arti do’a disini adalah ketaatan dan arti pengabulan adalah pahala. Dan ada pula yang berkata : ” arti ayat-ayat itu adalah bersifat khusus, walaupun lafazhnya bersifat umum. Tagdirnya ( Hakikatnya) :
(Aku mengabulkan do’a orang yang memohon jika Aku kehendaki ) Didalam hadist : (Sabda Rasulullah SAW) :
(Allah mengabulkan do’a sescorang diantara kamu sekalian, selagi tidak berdo’a untuk suatu perbuatan dosa atau memutuskan tali silaturrahim atau karena minta segera dikabulkan (terburu-buru). Mereka berkata : ” Apakah yang dimaksud minta segera dikabulkan ya Rasulullah ?. Beliau bersabda :
” Ya Tuhanku, aku telah berdo’a kepadaMu, Ya Tuhanku, aku telah berdo’a kepadMu, Ya Tuhanku, aku telah berdo’a kepadaMu, tetapi aku tidak mendapatkanMu mengabulkan do’a ku, kemudian ketika itu ia menyesal, maka ditinggalkanya do’anya, dan katanya itu adalah secara umum.
Firman Allah Ta’ala :
( Dan Tuhanmu berfirman : ” Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu, Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina ). (OS. Almu’min : 69)
(Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepadaNya) (OS. Almu’min : 14)
( Orang-orang yang mesceka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mercka siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya dan takut akan AzabNya : sesungguhnya azab Yuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti ). (OS. Al Israa : 57)
( Maka diantara manusia ada yang berdo’a :” Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia ” , dan tiadalah baginya kebahagiaan (yang menyenagkan) di akhirat. Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a :” Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan ,dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya ) (OS. Al Bagarah : 200-202). .
Imam Ali r.a telah bersabda :
(ke baikan didunia adalah isteri yang shalihah ) dan
(kebaikan di akhirat adalah syorga ).
Sabda Rosulullah :
(Dunia seluruhnya adalah merupakan harta benda dan sebaik-baik hartu bendanya adalah seorang isteri yang shalihah ) Telah tetap bahwasanya s.a.w. senantiasa memperbanyak dari ucapan :
(Ya Tuhan kami, berilah karni kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka ): (OS. Albagarah: 201 )
Firman Allah Ta’ala :
( Katakanlah kepada orang-orang musyrik ) : ” Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu ). (OS. Alfurgan : 77)
(Atau Siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan ). (OS. Annamlu : 62)
(DO’A PARA NABI, PARA MALAIKAT DAN KAUM MU’MININ DIDALAM ALOUR’AN )
- DO’A NABI ADAM A.S DAN SITI HAWA :
(Keduanya berkata : ” Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk Orang-orang yang merugi ). (OS. Al-a’raaf : 23)
- DO’A NABI NUH AS.
(Dan ingatlah kisah Nuh, sebelum itu ketika ia berdo’a dan Kami memperkenankan do’anya, lalu kami.sclamatkan dia beserta peng -Ikutnya.dari bencana yang besar. Dan kami telah menolong dari kaum yang mendustakan ayat-ayat kami).(OS. Al Ambiya:76-77)
( Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada diatas bahtera itu, maka ucapkanlah : ” Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zhalim ”. Dan berdo’alah : ” Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat ) ( OS. Almu’minun : 28-29 )
- DO’A NABI IBRAHIM AS
(Ibrahim berdo’a) : ” Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh keni’matan). (OS. Asysyu’aran : 83-45)
(Ya Tuhanku, jadikanlali aku dan anak cucuku orang-orang yany tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’a aku.Ya Tuhan kami,beri ampunlah aku dan kedua ibu-bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat) (OS. Ibrahim : 40-41)
- DO’A NABI YUSUF AS.
(Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi, (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku didunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh). (OS. Yusuf : 101)
- DO’A NABI AYYUB AS.
(ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya : “(ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkaulah adalah Tuhan Yang Maha Penyay ang diantara semy, penyayang ” Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan yang ada padanya.) (OS. Al-Anbiyaa’ : 83-84)
- DO’A NABI DAWUD AS.
( Tatkala mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, merekapun (Thalut dan tentaranya ) berdo’a : ” Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami dan tolong lah kami terhadap orang-orang kafir) (OS. Albagarah : 250)
- DO’A NABI SULAEMAN AS.
la berkata : Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang.tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi).(OS. Shaad : 35)
- DO’A NABI ISA AS.
(Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunya) akan menajdikan hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, beri rezkilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezki yang utama).(OS. Almaa’idah : 114)
- DO’A NABI MUSA AS.
(Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaik an yang Engkau turunkan kepadaku). (OS.Algashas :24 )
(Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan lidahku supaya mereka mengerti perkataanku ). (OS. Thaha : 25-28)
- DO’A NABI YUNUS AS.
(Dan (ingatlah kisah) Dzun Nuun (Yunus) ketika ia pergi dalam ke adaan marah, lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : ” Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim. Maka Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkan dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamat kan orang-orang yang beriman).(OS. AL-Anbiyaa : 87-84)
- DO’A NABI ZAKARIYYA AS.
(Dan (ingatlah kisah) Zakariyya, tatkala ia menyeru Tuhannya : ” Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik). (OS. Al-Anbiya : 89)
- DO’A NABI MUHAMMAD S.A.W.
(Dan katakanlah :” Ya Tuhanku, masukanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong). (OS. Al-isra : 80)
- DO’A PARA TABI’IIN
(Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdo’a :” Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami ter hadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang). ( OS. Alhasyr :10)
- DO’A PARA MALAIKAT AS.
(Malaikat-Malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada disekilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman ke padaNya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ” Ya Tuhan kami, rahmat dan Ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah morcka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala.
Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syorga ”Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh diantara bapa-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dan pelihara mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang-besar). (OS. Al-mu’min : 7-9)
(DO’A YANG BERSUMBER DARI HADITS) .
- Didalam Al-Ihya’ Nabi S.A.W. telah bersabda : .
(Mohonlah kepada Allah derajat yang tinggi, maka sesungguhnya Dzat yang engkau mohon itu adalah Maha Pemurah).
- Dan sabdanya pula :
( Jika engkau memohon kepada Allah Ta’ala, hendaklah engkau memperbesar keinginanmu, dan mohoniah syorga Firdaus yang tertinggi . Sesungguhnya bagi Allah tidak nda sesuatu yang besar).
- Didalam Al-Ihya’ juga disebutkan adanya 2(dua) orang laki-laki yang sama-sama tekun beribadah. Beliau (Nabi s.a.w.) bersabda :” Ketika mereka telah memasuki syorga, yang seorang telah diangkat ke derajat yang lebih tinggi dari sahabatnya itu, (kemudian sahabatnya) berkata:”
(Wahai Tuhanku, tidaklah sahabatku ini lebih banyak ibadahnya dari padaku, tetapi Engkau telah angkat dia lebih tinggi dari padaku dikalangan ” illiyyiin”. Lalu Allah Ta’ala berfirman: ” sesungguhnya la telah meminta kepada-Ku (ketika berada) di dunia derajat yang (Ingggi, sedang engkau meminta keselamatan dari api neraka, maka Aku telah memberikan kepada masing-masing sesuai permintaannya”.
- Didalam masnad Al-Imam Ahmad ia berkata :
( Telah datang Malaikat Jibril a.s kepada Nabi S.A.W. lalu berkata : ” Do’a semacam apakah yang paling utama ?”. Beliau bersabda :”
Hendaklah anda memohon ampunan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat ”. Kemudian keesokan harinya iapun datang pula dan bertanya kepada beliau, maka dijawabnya seperti itu pula. Kemudian dia mendatanginya lagi untuk yang ketiga kalinya dan bertanya seperti pertanyaannya yang pertama. Kemudian beliau ber sabda :”Sesungguh nya jika anda telah diberi keduanya di dunia dan akhirat maka anda telah beruntung ”). Telah bersabda Rasulullah s.a.w. : ‘
(Tidak ada sesuatu yang lebih mulia disisi Allah dari pada do’a)
(Sesungguhnya seorang hamba tidak akan luput dari do’anya itu saluh “satu dari yang tiga : Ada kalanya merupakan suatu dosa yang di ampuninya, ada kalanya suatu kebajikan yang disegerakannya dan ada kalanya suatu kebajikan yang disimpan baginya. (ditunda pengabulannya dan akan diberikan di akhirat)
(Tidak ada yang dapat menolak gadha (ketentuan Allah) kecuali do’a dan tidak ada yang dapat memperpanjang umur kecuali kebaktian ( keta’atan kepada Allah)).
(Dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata :” Telah bersabda Rasulullah S.A.W. :” Saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhan nya adalah ketika ia dalam kcadaan bersujud, karena itu perbanyaklah berdo’a ( saat itu ).
(Ada 3 (tiga) do’a yang di-ijabah / dikabulkan tidak diragukan lagi (yaitu) : Do’a orang yang teraniaya, do’a orang yang dalam per jalanan, dan do’a seorang bapak terhadap anaknya,
(Berdo’alah kamu sekalian kepada Allaah Ta’ala dengan penuh keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah Ta’ala ““ tidak akan mengabulkan do’a dari hati yang:lalai, main-main dan dalam keadaan lupa)
(SYARAT-SYARAT BAGI ORANG YANG BERDO’A)
Mereka berkata : Syarat-syarat bagi orang yang berdo’a adalah : Tidak memohon dilambatkan pengabulannya, tidak ragu-ragu didalam berdo’a. Hal itu dikarenakan, telah diterangkan didalam sebahagiaan hadits bahwa Allah SWT telah mengingatkan seorang hamba, kemudian Allah berfirman kepadanya : ” Tidakkah Aku telah perintahkan engkau untuk mengangkat segala kebutuhan kepadaKu! Ia (hamba itu) berkata : ” Betul ya Tuhanku, aku telah mengangkat (kedua tanganku) kepada Engkau”. Allah Ta’ala berfirman : ………. ” Tidaklah engkau meminta sesuatu kecuali Aku telah mengabulkannya, tetapi ada yang Aku penuhi di dunia, dan ada yang belum Aku penuh didunia lalu Aku menyimpannya untukmu di akhirat Karena itu ambillah sekarung (ketika sudah berada diakhirat). Makan berkatalah hamba itu : “Oh aku kira hajatku tidak dipenuhi di dunia “ (Alangkah baiknya. sekiranya semua hajatku dipenuhi di akhirat saja). .
(ADAB BERDO’A DAN WAKTU-WAKTU YANG DIIJABAH/DIKABULKAN)
( Dari Kitab – Bahril Anwaar, oleh Al ‘ Umari ) Adapun Adab berdo’a adalah : Suci bathin dan zhahir, suci pakaian dan kehormatan (kemaluan), mengosongkan perut dan berwangiwangian, mendahulukan amal saleh dan sedekah. Dan jika engkau berkata : (Akupun berkata) : “Selayaknya do’a itu, dilakukan sesudah shalat fardhu, karena waktu shalat adalah seutama-utama waktu (yaitu) sosuai riwayat yang diriwayatkan dalam Kitab Turmudzi dan dinukil oleh Muhyiddin Annawawi dari Abi Umamah Albaahili r.a. ia telah berkata :
Ada yang bertanya kepada Rasu lah SAW.” Do’a yang manakah yang paling didengar (Allah) ? “. Beliau bersabda Ditengah malam terakhir dan sesudah shalat fardhu” (Telah berkata Termudzi : ” Hadist Hasan”) |mKita kembali kepada ucapan Al’ Umari, ia berkata : ” Dan bendaklah ia (yang berdo’a itu)-menghadap Kiblat, menuadukkan kepala mengarah kebumi dengan semangat tawajjub (menghadap) dengan khusyuk dan merendahkan hati dengan keyakinan akan memperolea ijabah ( terkabuikan ), dan tidaklah mengatakan : ” Ya Allah, perbuat lah begini bagiku jika Engkan kehendaki ” karena tidak ada yang dapat memaksa Allah. Dan bendaklah do’a itu dilakukan dengan keinginan yang kuat, dengaa merasakan adanya wibawa Allah SWT, dengan kehalusan hati dan rasa takut yang melambangkan adanya harapan pada Allah dan rasa takut kepadaNya yaitu sesuai firmanNya: (OS. Al-Anbiya’ : 90).
Dan janganlah berdo’a itu untuk memperoleh hal-hal yang mustahil dan tidak syah menurut syara”. Dan pula Irendaklah do’a itu dilakukan disaat ”IJABAH”, ditempat-tempat yang diberkati Allah seperti : di Masjid, diwaktu sahur, ketika turun hujan lebat, malam jum’at dan siangnya Sebelum magbrib pada hari itu (Jum’at), sore hari Kamis, saat berlangsungnya shalat Jum’at (antara 2 khutbah) dan sebelum diucapkan “Amiin” oleh setiap orang yang melakukan shalat, pada hari “Arafnt, seusai bersuci dari hadats besar dan kecil, sesudah bertaubat, pada bulan Ramadhan, sedang berkeca muknya perang, sedang jumat untuk shalat, dalam sujud, sesudah khatam Our’an khususnya bagi sipembaca itu sendiri, ketika minum air zam-zam, di Multazam, di Magam Ibrahim a.s., di Hijir Ismail, disisi kubur para Nabi dan para Wali, khususnya di Kubur Rasulullah s.a.w. dll.
Firman Allah Ta’ala :
(Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yany — berbuat baik). (OS. Al – A’raaf : 59)
(Sesungguhnya jika mereka ketika mereka menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang). (OS. Annisaa : 64)
(Dia (Al’ Umari) telah berkata didalam “Kitab Zalhrit -Akmam”‘ Dzikrullah (dzikir kepada Allah)itu terletak pada 7(tujuh) ke faatan, dan pada tujuh ketaatan itu terdapat 7(tujuh) kemuliaan yaitu :
- Pada saat sujud terdapat kedekatan kepada Allah sesuni firman Nya : ” dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Allah). (OS.Al-alaq : 19)
- Pada saat berpuasa terdapat kemudahan sesuai firmanNya : Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (OS.Al-baqarah : 185)
- Pada saat mengeluarkan zakat terdapat keberuntungan sesuai firmanNya : ” Sesungguhnya beruntunglah orang yang mem bersihkan diri (dengan beriman). (OS. Al-a’la : 14)
- Dan didalam Ibadah Hajji terdapat keamanan (perlindungan) . dari api neraka, sesuai firmanNya : ” barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia”.(OS. Ali – Imran : 97)
- Dan pada Jihad terdapat syorga, sesuai firmanNya : “Sesungguh nya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syorga untuk mereka ”. (OS. Attaubah : 111)
- Pada shadagah terdapat pelipat gandaan pahala sesuai firman Nya :”Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,pinjam an yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah) maka Allah akan melipat-gandakan pembayaran kepadanya”. (OS. Albagarah : 245)
7). Dan didalam do’a terdapat ijabah/pengabulan, sesuai firmanNya : ‘Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (OS.Almu’min : 60) Dan sabda Rasulullah s.a.w.:”
(Apabila seorang Imam mengucapkan (Walaadh-dhoolliin) maka ucapkanlah (Aamiin), pasti Allah akan mencintai kamu sekalian). (HR. Imam Muslim)
Dan dalam riwayat Imam Muslim (yang lain) : ” Jika salah seorang dari kamu mengucapkan :(Aamiin), maka berkatalah para Malaikat di langit : (Aamiin), lalu berberbarenganlah yang satu dengan yang lain (hingga) seseorang dari kamu akan diampuni dosanya yang lalu.
Penyusun Kitab ini telah berkata : ” Ketahuilah bahwasanya dianjurkan kepada orang yang berdo’a itu agar dapat dikabulkan dengan segera, yaitu dengan cara bertawassul kepada Allah SWT. dengan DzatNya dan sifat-sifatNya seperti rahmahNya, anugerahNya, kebesaranNya, kasih sayangNya, belas kasihNya, dan kemurahanNya.
Dan bertawassul juga dengan para NabiNya khususnya dengan Nabi Muhammad s.a.w.. keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para Wali Allah.
Dan yang paling penting agar do’a scscorang itu dapat segera dikabulkan, yaitu dengan tawassul kepada Allah dengan ama salehnya, sesuai hadits yang diriwayatkan tentang orang-orang yang terjebak musibah di dalam Guwa. Al-Imam Annawawi dalam syarahnya tentang hadits Shahih Muslim telah berkata:” bahwa sahabat-sahabar kami yaitu ulama Figh Syafi’i telah berdulil dengan hadits ini yaitu “hadits penghuni guwa”.
Karena itu, disarankan kepada seseorang yang mendapat kesulitan, . agar berdo’a dengan bertawassul dengan amal salehnya, umpamanya : ketika berdo’a mohon turun hujan.
Rasulullah SAW. telah menyinggung kisah penghuni Guwa yaitu ketika sebuah batu karang besar-telah terjatuh dan menutupi pintu Guwa, dengan cara-berdo’a dengan mengemukakan pujian kepada Allah dan menyebut-nyebut keutamaan amal mereka, hingga terbebaslah mereka dari malapetaka itu.
A, Adapun ayat-ayat yang berhubungan dengan itu adalah : Firman Allah Ta’ala : ‘
(Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu (Alqur’an). Tidak ada (seseorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimatNya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari padaNya.Dan bersabarlah kamu bersama sama dengan orang-orang yanp menyeru Tuhannya dipagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling.dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang batinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas). (OS. Alkahfi : 27-28)
(Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur). (OS. Alfurqaan:62) Ulama berkata bahwa ma’na : adalah berlawanan yang satu dengan yang lain, yaitu agar dengan demikian dapat diperbaiki pada hal-hal yang telah berlalu bila ada kekurangan disalah satunya (siang atau malamnya).Karena itu, rasa Syukur dalan bentuk dzikir adalah merupakan suatu penghargaan terhadap waktu dimana seseorang dapat melakukan bennacam-macam aktifitas dalan ketaatan dan kebajikan-kebajikan lainnya.
- Adapun hadits-hadits yang berhubungan dengan itu adalah : Sabda Rasulullah s.a.w. :
(Hamba Allah yang paling dicintai oleh Allah, adalah mereka yang memperhatikan (pergantian waktu) matahari, bulan dan bulan sabit untuk “mengingat Allah”
(Dan dari Mu’adz Aljuhni r.a. ia telah berkata :”Telah bersabda Rasulullah SAW:” Barang siapa yang duduk di Mushollanya setelah kembali dari shalat shubuh, kemudian melakukan shalat sunnah dhuha 2(dua) raka’at, lalu ia tidak mengucapkan kecuali yang baik-baik saja,maka Allah ampuni kesalahan-kesalahannya walaupun lebih banyak dari buih di lautan).(Dikeluarkan oleh Abu Dawud Al-Imam Alghazali r-a. didalam Kitab Tarbiatu! Auraad filauqast” telah berkata :” Ammaa ba’du, ketahuilah bahwa manusia di alam ini, merupakan manusia yang sedang dalam perjalanan rumah mereka yang pertama adalah ayunan, rumah terakhir adalah liang lahad, tanah air mereka adalah syorga atau neraka Adapun umur mereka suatu marhalah atau jarak sedang setiap tahunnya adalah suatu marhalah sejauh – 45 km setiap bulannya, adalah suatu farsakh – 8 km, setiap harinya adalah suatu mil & 11/2 km, setiap nafasnya adalah satu langkahnya, ketaatannya adalah hartanya, waktuwaktunya adalah modal perniagaannya, syahwat-syahwatnya adalah perampok-perampoknya, keuntungannya adalah keberuntungan dapat berjumpa dengan Allah Ta’ala di syorga Daarus-salaam dan kerugiannya adalah jauh dari Allah Ta’ala di lapisan api neraka jahim. Karena itu, seorang yang bijaksana tidak menghilangkan nafasnya tanpa ketaatan kepada Allah Ta’ala.
(WIRID KETETAPANNYA. DAN KEUTAMAANNYA):
Telah berkata Asysyaikh Al’ Umari didalam kitabnya ” BAHRUL ANWAR ” bahwa Alwirdu adalah adanya suatu kedatangan kejernihankejernihan hati dari Dzat yang Maha Dekat lagi Maha Menyaksikan. Adapun sebab-sebab yang dapat menyampaikan kepadaNya adalah wirid-wirid yang membersihkan kotoran-kotoran hati, kotoran-kotoran syahwat dan keraguan-raguan didalam dada. Firman Allah Ta’ala :
(Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram) (OS. Arra’d :28) Dan dalam hadits disebutkan :
(Jika kamu sekalian berlalu pada taman-taman syorga. maka hendaklah kalian bersenang-senang. (Para sahabat) bertanya, Ya Rasulullah, apakah taman-taman syorga itu?”. Beliau bersabda : Majlis-majlis dzikir”.) Maka dzikir itu merupakan penyebab untuk memperoleh kejernihan hati..
Kemudian Al’ Umari telah menerangkan secara panjang lebar dalam ucapannya (semoga Allah memberi manfaat kepada kita sekalian) : adalah telah diingatkan dan diperintahkan oleh beliau kepada kita sekalian untuk melaksanakan wirid yang bersumber dari para ahli wirid. Hal itu dikarenakan keagungan kedudukannya dalam agama.
Dan bahwasanya memelihara dzikir itu, termasuk dari sebaikbaik perangai orang-orang yang arif, orang-orang yang-memberi “ petunjuk,. orang-orang yang. benar lagi membenarkan. . Dan. ketahuilah, bahwa-dzikir itu adalah penyebab tercapainya kebersihan hati,.bahkan agama.itu sendiri merupakan dari rangkaian wirid-wirid:
Firman Allah Ta’ala :
(Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung). (OS. Ali-Imran : 200) Kelihatan ada sebuah tasbih melilit ditangan Aljunaid (rahimahullah), lalu ada seorang bertanya kepadanya : ” Dengan kemulian yang anda telah raih, masih jugakah anda memegang tasbih di tangan anda ? ”. Aljunaid menjawab : ” Ya benar, karena tasbih itulah penyebab kesampaianku kepada sesuatu yang telah kucapai, maka janganlah kita meninggalkannya untuk selama-lamanya.”
Setiap hari ia masuk ke tokonya. kemudian ia menurunkan kain gordennya, lalu shalat sebanyak 400 (empat ratus) raka:at, lalu ia pulang kerumahnya. Dia berkata : ” Pelibaralah waktu seng gangmu, karena waktu itu akan menghilang dan tak akan kembali, kemudian penyesalanpun akan terjadi setelah kesempatan itu tiada lagi. Kemudian teruskan wirid-wiridmu karena kalian akan memperoleh manfaatnya nanti di Negeri Abadi (Akhirat). Dan janganlah kamu sekali-kali disibukkan olch urusan duniawi hingga lalai kepada Allah Ta’ala, karena kesibukan dunia yang sedikit akan melalaikan dari urusan akhirat yang banyak. Dan in berkata pula : ” Tidaklah sescorang akan mencapai derajat yang tinggi, selagi ia tidak mengokohkan dasar-dasar yang kuat antara dia dengan Allah :
(amalan fardhu yang wajib ), komudian :
(wirid-wirid yang teratur ) sebagai kendaraan dan kemauan yang keras. Barang siapa yang mengokohkannya, Allah akan memberinya anugerah sesudah itu. Dan ia ( Aljunaid ) telah termimpikan oleh seseorang sesudah wafatnya, lalu orang itu bertanya kepadanya :” Apa yany telah diper lakukan Allah kepadamu wahai Aljunaid ? ”. Ia berkata : ” Ibarat-ibarat telah tiada, isyarat-isyarat telah musnah, gambaran-gambaran telah berganti, ilmu-ilmu telah hilang dan tidak ada yang bermanfaat bagiku kecuali beberapa raka’at yang aku lakukan diwaktu sahur. Telah berkata Aljunaid r.a : ” Ibadah bagi orang-orang arif lebih indah dari mahkota diatas kepala para raja ”.
(PERBEDAAN ANTARA ALWIRDU DAN ALWAARIDU,
Ibnu ‘Athaa’illah dalam ucapannya yang lalu telah menambahkan bahwa Alwirdhu (wirid) adalah ibarat suatu ibadah yang dilakukan seseorang baik zhahir maupun bathin, sedangkan Alwaarid adalah sesuatu, yang datang kepada bathin seorang hamba yang terdiri dari perasaan yang amat halus, nur/cahaya, rahasia dan penguakan (keterbukaan) tabir-tabir, hingga hatinya merasa lapang serta ber bahagia lalu berkilauanlah dengan nur dan rahasia.
Maka Alwirdu, adalah merupakan amalan seorang hamba dalan memonuhi huk Allah Ta’ala yang berbentuk perlakuan dan ibadah, sedang Alwaaridu adalah hak Allah Ta’ala untuk menganugerahkan kepada seorang hamba yaitu suatu karunia dan ke muliaan.
Maka Alwirdu lebih. layak dipelihara dari 2(dua) sisi yaitu : Yang pertama adalah khusus di dunia, dan ia akan terputus dengan terputusnya seorang hamba dari dunia (meninggal dunia). Karena itu scorang hamba hendaklah memperbanyak wirid selama masih ada kesempatan, karena kesempatan yang hilang tidak akan kembali. Yang Kedua : Alwirdu (wirid) adalah hak kewajibanmu terhadap Allah dan Alwaarid adalah bagianmu (Way dari Allah. Adapun pelaksana an terhadap hak-hakNya lebih utama dan lebih layak bagimu dari menuntut bagianmu.
Kemudian Asy-syaikh Al’ Umari berkata : ” Dan hendaknya seorang murid menyibukkan diri dengan bacaan Alfatihah terlebih dahulu seusai shalat yang lima waktu, dan sisa waktu siangnya beristighfaar 1000 (seribu) X, kemudian se sudah itu setiap hari nya 100 (seratus) X hingga hilanglah kekerasan hatinya.
Diriwayatkan dari Alghazali r.a. bahwa bacaan Alfatihah
( ) setiap hari seusai shalat 100 X yaitu :
21 X sesudah shalat Subuh, 22 X sesudah Shalat Dzuhur , 23 X sesudah shalat Ashar, 24 x sesudah shalat Maghrib, dan 10x sesudah shalat Isya, maka jumlah seluruhnya 100 X (seratus kali). Kemudian dilanjutkan dengan dzikir.
(PENYEMPURNAAN DARI PENUTUPAN INI) Aku berkata : ” Selayaknya engkau menjadikan surat-surat Alqur’un yang agung itu sebagai wirid.
- Surat Alkahfi engkau membacanya pada malam Jum’at dan siangnya. Menurut hadits SAW. bahwa surat itu menjadi penghalang antara orang yang membacanya dengan api neraka dan ia disebut juga pembatas/dinding. Telah diterangkan juga bahwa :
(Barang siapa yang membaca Surat Alkahfi pada Hari Jum’at akan bersinar baginya nur (cahaya) antara dua Jum’at). (HR. Alhakim ) Dan dalam hadits shahih beliau bersabda pula :
(Barang siapa yang mambaca Surat Alkahfi pada malam Jum’at akan bersinar baginya nur (cahaya) antara dia (diamana dia berada, dan (hingga ke) Ka’bah). (HR. Addarami dlm masnadnya)
- Surat Yaasiin engkau membacanya setiap usai shalas fardhu. Telah diterangkan didalam hadits-hadits shahih bahwa :
(Barang siapa yang mambaca Surat Yaasiin, ia bagaikan orang yang telah membaca Alqur’an sepuluh kali). Karena itu, siapa yang membacanya sesudah fardhu, maka seperti orang yang membaca Alqur’an setiap hari 50 X (lima puluh)kali maka hendaklah engkau memahami nya.
- “Surat Alwaaqiah hendaklah engkau membacanya setiap malam karena telah diterangkan didalam hadits bahwa Usman Bin Affan telah berkata kepada Abdullah bin Mas’ud ketika mengunjungi nya dalam keadaan sakit : ” Apakah yang anda rasakan ?”. berkata : “Dosa-dosaku”. Usman berkata pula :” Apakah yang anda ingin kan (sesuai seleramu) ? Ia berkata : “Aku inginkan rahmat Allah”. Usman berkata pula : ” Tidakkah aku panggilkan thabib untuk mengobatimu ?. Ia berkata : “Thabib telah menjadikan aku sakit”, Usman berkata pula :”Tidakkah anda ingin aku mem berimu hadiah ?”. Ia berkata : ” Aku tidak membutuhkannya” .Usman berkata pula : “Mungkin juga untuk putri-putrimu?”.la berkata :” Apakah anda takut kefakiran menimpa putri-putriku? sesungguhnya aku telah memerintahkan mereka membaca “Surat Alwagi ‘ah”. Setiap malam, karena sesungguhnya aku telah mendengar dari Rasulullah SAW telah bersabda :
(barang siapa yang membaca Surat Alwagi’ ah setiap malam ia tidak akan mendapatkan kefakiran selama-lamanya).
- Dan selayaknya juga bacaan-bacaan berikut ini dijadikan wirid bagimu setiap selesai shalat yaitu :
-Suratul-Fatihah
-Ayatul-Kursi
– Syahidalloohu lengkapnya adalah sebagai berikut ,
(Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak di sembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang-berhak disembah) melainkan: Dia yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana). (OS. Ali. Imran 1 18) Oulillaahumma – lengkapnya adalah seabagai berikut :
(Katakanlah : ” Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau . cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki Engkau mulia kan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.
Ditangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang ‘mati,dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang engkau kehendaki tanpa hisab (batas) (OS. Ali ‘Imran : 26-27)
Maka yang diriwayatkan oleh Ali’Imam Albaghawi dalam tafsirnya dengan sanadnya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a, sudahlah cukup. ia telah berkata : ” Telah bersabda Rasulullah .
(Sesungguhnya ” Suratul-Fatibah” dan ”Ayatul-Kursi dan 2(dua) A . ” ayat dari ” Surat Ali’Imran” yaitu : (sampai firmanNya )
(sampai firman Nya) bergantungan dan tidak ada penghalang antara ayat-ayat tersebut dengan Allah. Ayat-ayat itu berkata : ” Ya Tuhanku, Engkau turunkan kami ke bumi-Mu dan kepada orang-orang yang berma’siat kepadMu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : ” Aku bersumpah, tiada seorang pun dari hamba-hambaKu yang membacamu seusai setiap shalat, kecuali Aku jadikan syorga sebagai tempat tinggalnya sesuai amalnya dan pasti akan Ku-tempatkan dia diharibaanKu dan Aku akan memandangnya dengan mataKu yang terpelihara setiap hari 70X, dan pasti akan Kupenuhi hajatnya (kebutuh annya) setiap hari 70 hajat (kebutuhan) yang paling rendah adalah maghfirah Ku (ampunan Ku). (Alhadits – Algudsi ). Dan hendaklah engkau jadikan wiridmu yang tetap pula bacaan ” RATIB yang masyhur dengan keberkahan dan nurnya ya’ni : RATIB SAYYIDINA UMAR’ setiap malam ba’da Isya’ yang ter akhir. Kami telah mengalami melaksanakannya yaitu ketika Sayyidina Alhusain bin ‘Umar masih hidup dan melakukannya sebagai kebiasaan dari Ayahnya Alhabib “Umar sebagai Shahibur-Raatib yang telah me merintahkan untuk melakukannya. Adapun ” Syarah ” mengenai Raatib tersebut diatas, akan diterang . kan kemudian yaitu setelah sempurna dasar-dasar mukadimahnya. Adapun wirid-wirid lainnya amatlah banyak dan jika engkau ingin mengamalkannya sesudah Shalat ‘Ashar bacalah :
dan sesudah shalat Shubuh, mambaca Raatib :
yaitu : membaca sebagai berikut:
(Dengan menyebut Nama Allah dan segala puji bagi Allah) 4X.
Surat-surat penyelamat :
Alkaafiruun, Idza Jaa’a, Tabbat, Al’ Ikhlas dan Almy awwadzatain (Oul a’uudzu birobbil-falag dan Oul a’uud, birobbinnaas) sekali-sekali, Kemudian mambaca : ,
dan seterusnya. .
(Faidah) : Penyusun Kitab ini telah berkata : ” Marilah kita sudahi fasal yang faidahnya amat agung ini dengan wirid yang tinggi nilainya yaitu wiridku yang paling sempurna dan hasil ijtihadku yang paling penting yang karenanya aku telah mencapai tujuanku yang paling maksimal yang mana wirid tersebut aku hadiahkan untuk orang-orang kesayanganku yang terdiri dari saudara-saudaraku dam anak-anakku. Dan dengan wirid itu, aku akan menangkis musuh-musuhku dan orang-orang yang dengki kepadaku. Kiranya penting bagiku untuk menyebutkan didalam jilid yang kedua dari kitabku ini, 2(dua) kali Yang pertama didalam fasal ini.
Yang kedua di akhir faidah — Karena itu, demi kepentingan ketentuan dan penambahan keterangan bahwasanya wirid itu amat agung manfaatnya, banyak keutamaan dan kekhususannya. Dan pula wirid itu adalah wiridnya orang-orang yang tekun beribadah lagi zuhud.
Mereka telah memeliharanya secara tertib dan dilakukannya setiap hari sesudah Shalat Shubuh dan setiap malam sesudah Shalat Maghrib. Barang siapa yang secara teratur mengamalkannya, sesudah Shalat maghrib, akan dihindarkan Ailah dari hal-hal yang menyusah kan hatinya.
Maka alangkah agungnya manfaat ini, dan alangkah mulianya orang-orang Saleh yang telah mendapat karunia, telah menekuninya. Kemudian merekapun mengetahui kebaikan, keberkahan dan keber untungan yang terdapat didalamnya.
Mereka telah mencoba untuk mendapatkan kemudahan rezeki, menghilangkan rasa duka, menundukkan makhluk, memelihara diri dari tipu daya musuh, dari sihir, jin dan syetan, dan memelihara diri dari penyakit hati, memelihara keluarga, harta, juga untuk melapang kan dada serta kebaikan nama/sebutan dll. yang tidak terhitung banyaknya baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Semua itu adalah atas rahmat Allah Ta’ala. Insya Allah.
Dan inilah “DZIKIR YANG SEPULUH” yang sempurna lagi memancarkan nur cahaya yaitu :
- Yang Pertama : hendaklah engkau mengucapkan :
(Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang) – 100 X
- Yang Kedua:
(Segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara Alam semesta) – 100x
- Yang Ketiga :
(Ya Allah, berilah rahmat dan kesejahteraan kepada Penghulu kami Muhammad dan kepada keluarga Muhammad). 100 x
4, Yang Keempat :
(Tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan Muhammag – adalah utusan Allah). – 100 X
- . Yang Kelima :
(Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ). 100 X
- Yung Keenam :
(Aku mohon ampunan Allah Yang Maha Agung dan aku mohon taubat dari padaNya). 100 X
- Yang Ketujuh :
(Ya Allah, aku mohon kepad-Mu kiranya aku dianugerahi kemampuan untuk melakukan segala kebajikan, meningalkan segala kemungkaran, mencintai orang-orang miskin dan kiranya Engkau mengampuniku dan merahmatiku). 100 X
- Yang Kedelapan :
(Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa) – sampai akhir (100X)
- Yang Kesembilan :
(Cukuplah Allah bagi kami sebaik-baik Pelindung). 100 X
- Yang Kesepuluh :
(Ya Allah, berilah rahmat dan kesejahteraan kepada Penghulu kami Muhammad Nabi yang Ummi dan kepada keluarganya). (3x) .
FAEDAH YANG PERTAMA (YANG BERKAITAN DENGAN JUMLAH YANG DITENTUKAN DAN PENAMBAHANNYA).
Asysyaikh Albakri telah menukil dari Abil-Fadhl Azzain Al’Iraaqi telah berkata : ” telah terdapat ikhtilaf pada hadits-haditsmengenai tasbih dan dzikir ba’dash-shalat. Dalam suatu hadits, tasbih itu agar dibaca dengan jumlah tiga puluh tiga (33), dan didalam hadits lainnya, dua puluh lima (25x) dan didalam lainya pula sebelas (11x)
Dalam hadits mengenai tahmid 15873 tersebut jumlah 33x 34x, 25 x, 11x, 10x, dan 100x. Al-Imam Annawawi telah berkata dalam syarah Shahih Muslim dalam Bab ” Keutamaan tasbih dan Tahlil day Do’a” mengenai Sabda s.a.w. :
Barang siapa yang mengucapkan setiap hari :
100 x,.maka tidak-ada seorangpun yang dapat berbuat kebajikan lebih dari itu, kecuali. seorang yang beramal lebih banyak dari itu). Dalam hal tersebut diatas, telah menunjukkan adanya dalil bahwa jika ia berkata : Tnhlil ini lebih banyak dari 100 x, maka pahalanya akan jauh lebih banyak (dari itu. Didalam hadits disebutkan 100x, tetapi pahalanya lebih dari itu. Kemudian Al-Imam Annawawi telah berkata :” Sabdanya SAW. mengenai (dan akan dihapus dari padanya 100 keburukan). dan mengenai hadits tasbih : (akan dihapus kesalahn-kesalahannya walaupun (banyaknya) seperti busa dilautan), zhahirnya bahwa tasbih itu lebih utama, dan Nabi SAW. telah bersabda dalam hadits tahlil : (dan tidak ada seorangpun yang dapat berbuat kebajikan lebih baik dari yang ia lakukan).
Dan telah diterangkan dalam hadits yang lain bahwa seutama-utaima dzikir adalah tahlil :
(Seutama-utama yang aku ucapkan dan para nabi sebelumku adalah :
(Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah Yang Maha Esa. tidak ada sekutu bagiNya), dan ada yang berkata bahwa kalimat itu disebut juga :
Telah diterangkan bahwa ”Attasbihh” adalah ”Attanziih” yaitu kesucian Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagiNya seperti memiliki sekutu , anak, istri dan secara mutlak adalah segala sesuatu yang bersifat kekurangan.
(FAIDAH YANG KE-DUA MENGENAI DZIKIR DALAM HATI DAN DENGAN LISAN).
(Al-Imam Annawawi telah berkata didalam Kitab Al-adzkaar: Dzik ir itu dapat dilakukan dengan hati dan lisan dan yang paling utama adalah dengan kedua-duanya. Malah jika ada ketidak mampuan dengan salah satunya, maka dengan hati lebih baik. Dan jika seseorang menekuni dzikir yang bersumber dari hadits pagi dan sore, dan ketika ada gejolak pada dirinya, maka akan berangsur-angsur menjadi teratur memasuki jalan Orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala.
(FAIDAH YANG KE TIGA MENGENAI DZIKIR DAN SHADAQAH DARI ORANG KAYA DAN ORANG FAKIR).
Sesungguhnya dzikir itu lebih utama dari do’a sesuai yang disahkan oleh Ibnu Hajar, yang merujuk kepada Hadits Oudsi sebagai berikut :
(Barang siapa yang disibukkan dengan dzikir kepadaKu dari pada permintaannya kepadaKu, Aku akan berikan kepadanya sesuatu yang lebih utama dari apa yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta). – Adapun dalil yang menunjukkan atas keutamaan Shadagah orang kaya dari tilawatil-gur’an dan dzikir dari orang lain adalah hadits Shahih dari Abdullah bin Mas’ud, ia telah berkata :
(Aku berkata : ” Ya Rasulullah, amal apakah yang paling utama?”, Beliau bersabda : ” Shadakah, karena ia merupakan dinding dari api neraka”. Aku berkata(lagi):”Sesudah shadagah (apa lagi)?”
Beliau bersabda : ” Tidak ada sesuatu yang lebih utama ssesudah shadagah, karena shadagah itu akan menyelamatkan dari 1000 bencana dihari kiamat”, Ia berkata : ” Aku berkata :”(bagaimanakah dengan) pembacaan Alqur’an yang mulia?”. Beliau bersabda : ” Satu biji kurma dan satu suap roti yang disedekahkan seorang mu’min akan lebih baik baginya dari pembacaan Alqur’an yang Agung 1000x (seribu kali).
Dari Ali bin Abi Thalib ra. ia telah berkata :” Aku telah bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang (pahala) membaca Alqur’an yang mulia?” Beliau bersabda : “” Hendaklah engkau bersedekah karena ia adalah nur didalam hati”. Ia (Ali) berkata : ” Aku berkata : ” Bagaimana dengan tasbih?”. Beliau bersabda : ” Hendaklah engkau bersedekah, karena in (sedekah itu) adalah maskawinnya para bidadari”. Ia (Ali) berkata : ” Aku berkata : ” Bagaimana dengan bangun malam” Beliau bersabda :” Tidak bisa diukur dengan bangun malam, tetapi sedekah lebih utama dari bangun malam 1000 derajat).
(Didalam sebagian akhbar diterangkan bahwa kekasih Yang Maha Pengasih Iagi Maha Penyayang, Nabi Allah Ibrahim ketika membangun ”Albait yang Mulia”(Ka’bah) setelah selesai dari pembangunannya, beliau melakukan shalat disetiap sudutnya 1000(seribu) raka’at. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya : “Hai Ibrahim, alangkah baiknya apa yang engkau lakukan ini, tetapi satu suap yang engkau infakkan kedalan perut orang yang lapar lebih baik dari ini semua”. Setelah itu, bersungguh-sungguhlah. Ibrahim Alkhalil dalam hal memberj makan(kepada fakir miskin). Lalu dibangunlah sebuah rumah yang diber nama ” ” atau ” rumah untuk para tamu, dan untuk biaya pembangunannya beliau berhutang dan meminjam, yaitu (yang sekarang berada) di Baitul-Magdis dan cukup ramai (dikunjungi orang) hingga sekarang).
(FAIDAH KE-EMPAT MENGENAI TINGKATAN DZIKIR DAN BAGIAN-BAGIANNYA)
Sebngian orang-orang arif telah berkata : ‘ Ketahuilah bahwa tingkatan dzikir itu ada 4 (empat) :
- Yang Pertama: Dzikir lisanyaitu:
- Yang Kedua : Dzikir hati yang disebut :
Adapun dzikir lisan adalah kunci dzikir hati, dan dzikir hati itu sendiri adalah : sedangkan dzikir lisan bersama dziki’ hati hendaknya dalam keadaan sikap tenang tanpa bergerak
- Yang Ketiga : ” Dzikir ruh dan kuncinya adalah dzikir lisan dan dzikir hati bersama-sama. Dan ma’na dzikir ruh, adalah hendaklah setiap tempat tumbuhnya rambut mengucapkan : Dan dari dzikir ini (ya’ni dzikir ruh) orang yang berdzikir itu akan men dengar dzikir segala sesuatu yang diciptakan Allah.
- Yang Keempat : ” Dzikir Sirr (dzikir yang tersembunyi dan rahasia) Adapun kuncinya adalah dzikir lisan, dzikir hati dan dzikir ruh ber sama-sama. Dan dzikir sirr (tersembunyi) itu adalah: karena yang disebutnya hanyalah : ucapan yaitu kembali kepada lafzhuljalaalah dan itulah dzikir yang sulit. Akhirnya orang yang ber dzikir itu akan tenggelam seperti tenggelamnya bintang, bulan dan matahari, sehingga ia akan disangka telah hilang akal atau « » seolah-olah ruhnya telah lenyap dan inilah tingkatan yang terakhir. Dan itulah tingkatan dzikir sesuai ucapan mereka.:.” Seolah-olah telah lenyap dalam Dzat yang didzikiri (disebut-sebut) yaitu Allah dan tujuan yang tertinggi dikalangan ahli Tauhid dan para ‘arifiin. Walaupun demikian, tidaklah boleh seseorang meninggalkan dzikir lisan selama-lamanya, karena itu merupakan anugerah kebenaran yang tidak ada ujung nya.
(FAIDAH YANG KE LIMA MENGENAI PERHITUNGAN DZIKIR DENGAN JARI DAN TASBIH)
Telah dapat dipastikan bahwa Nabi SAW. telah melilitkan tasbih ditangan kanannya.(Diriwayatkan oleh ash-haabus-sunan yang tiga dan Ibnu hibbaan dalam shahihnya). Telah diriwayatkan oleh Albaihagie dengan sanad dhaif :” Hitunglah dengan jari-jarimu, karena jari-jari itu akan diminta pertanggung jawaban dan akan berbicara (dihari-kiamat).Telah berkata Ibnu hajar : “Dan ini meliputi jari-jari tangan kanan dan kiri”.
Dari Abi Hurairah r.a. bahwasanya ia mempunyai benang yang dibuat padanya 1000 buhul (ikatan), dan tidaklah ia tidur kecuali setelah bertasbih dengan menghitung buhul-buhul itu. Dan dalam suaty riwayat, ia telah bertasbih dengan menghitung biji kurma. Dan dalam riwayat yang lain,banyak dari para sahabat dan sebagian ibu-ibu kaum mu’minin bertasbih dengan biji kurma dan kerikil bahkan Nabi
Muhammad SAW. telah melihat mereka sedang bertasbih dengan kerikil dan beliaupun mengakuinya atas hal itu. Adapun bertasbih dengan jari-jari adalah lebih utama dari mem pergunakan tasbih yaitu jika merasa aman dari kesalahan, dan jika tidak, maka dengan tasbih adalah lebih utama.
(FAIDAH YANG KE ENAM MENGENAI DZIKIR DENGAN LISAN DAN HATI BAGI ORANG YANG BERHADATS, BERJUNUB DAN SEBAGAINYA).
Al-Imam Annawawie telah berkata didalam Kitab ” AL-ADZAKAAR?: Ketahuilah bahwa bacaan dan takbir yang bersifat khofiy (tersembunyi-tidak terdengar) dil dan dzikir yang telah ditentukan oleh syara’ didalam shalat adalah wajib atau termasuk yang dianjurkan dan barang siapa yang tidak biasa dengan cara itu, hendaklah diucapkannya hingga terdengar oleh dirinya yaitu jika pondengarannya dalam keadaan baik dan tidak terganggu, dan jika In tidak dapat mendengarnya maka tidaklah sah bacaan dzikirnya.
Dan ia berkata pula bahwa secara ijma’para Ulama telah memperbolehkan dzikir dalam hati dan lisan bagi orang-orang yang sedang dalam keadaan hadats, junub, haidh dan nifas. Begitu pula dalam bertasbih, tahlil, tahmid, takbir, bershalawat kepada Rasulullah s.a.w., berdo’a dan lain-lainnya, tetapi membaca Alqur’an adalah haram, bagi orang yang sedang junub, haidh, dan nifas baik bacaan Our’an itu sedikit atau banyak.
Dan diperbolehkan bagi mereka untuk menghayati Alqur’an didalam hati tanpa diucapkan, dan begitu pula memandang Mushhaf dan mengalir kannya kedalam hati (boleh). Sahabat-sahabat kami telah berkata : ”Diperbolehkan bagi orang yang berjunub dan haidh. dalam suatu mushibah untuk mengucapkan : dan ketika mengendarai kendaraan : dan ketika berdo’a mengucap kan : jika yang dituju dari semua itu bukanlah membaca Alqur’an.
Al-Imam Annawawie telah berkata pula : ” Barang siapa yang tidak menjumpai air, hendaklah ia bertayamum. Sebagaimana telah diperboleh kan bertayamum, maka diperbolehkan pula menyentuh Alqur’an , baik tayammumnya itu untuk shalat atau lainnya.
Ia berkata :” Adapun orang yang tidak mendapatkan air atau debu hendak lah ia shalat?” menurut keadaannya” (tanpa wudhu dan tanpa tayammum), namun tidak boleh menyentuh Alqur’an, karena dia dalam keadaan ber hadats. Shalat yang dilakukannya tersebut adalah dalam keadaan darurat.
Selanjutnya ia berkata : ” Hendaklah orang berdzikir itu menghadap Kiblat, merendahkan diri, khusyu dan merendahkan hati kepada Tuhannya, penuh ketenangan dan penghormatan sambil menundukkan pandangan matanya, dan hendaklah dzikir itu dilakukan ditempat yang bersih. Dan hendaklah pula ia tidak berdzikir dalam keadaan sedang duduk di W.C. karena hukumnya makruh begitu pula sedang berjimak, sedang berkhutbah, sedang shalat, dan sedang mengantuk, namun tidak makruh jika dzikir itu dilakukan dijalan.
(FAIDAH YANG KE TUJUH, MENGENAI ANJURAN EMANFAATKAN KITAB AL-ADZKAAR YANG DISUSUN OLEH AL-IMAM ANNAWAWI).
Ketahuilah wahai saudara, yang menjadi penasihat bagi dirinya, yan menuju ridha Tuhannya, bahwasanya selayaknya engkau memiliki ”Kitap … Dzikir” yang terkenal dengan nama karangan” Al-Iman nnawawi. hendaklah engkau selalu menela’ahnya setelah engkay mendapatkan kepastian petunjuk bacaannya dari seorang Syaikh yang menjelaskan kepadamu ma’na-ma’nanya dan dasar-dasarnya, lagi pula menjelaskan rahasia-rahasianya yang tersembunyi seperti mas’alah : adah, pengetahuan, masalah-masalah yang halus lagi menjelaskan yang benar dil,
Telah berkata Assayyid Abdullah bin Alwi Alhaddad didalam Ketahuilah, bahwasanya telah diterangkan oleh Rasulullah s.a.w. bahwa diantara dzikir-dzikir dan do’ a-do’a itu ada yang secara mutlak terikat dengan waktu-waktu yang silih berganti dan hal ihwal yang terlah berlalu dan yang banyak terjadi dimana-mana. Dzikirdzikir itu telah disusunnya oleh Rasulullah SAW. dan telah dianjurkan kepada mereka untuk pengamalannya agar dapat menjadi sebab yang menyampaikan mereka untuk dapat memperoleh kebajikan dan keselamatan dari kejahatan dan bahaya yang terjadi atas kehendak Allah pada waktuwaktu dan keadaan itu.Barang siapa yang memeliharanya, ia akan selamat dan beruntung dan barang siapa yang melalaikannya, maka janganlah menyalahkan siapapun kecuali dirinya dan sesungguhnya Tuhanmu tidaklah menzhalimi hambaNya. Karena itu, perhatikanlah wahai orang yung dirahmuati Allah atas hal yang agung ini dan penghargaan yang mendalam terhadap kitab ini dari para Saadah yang berkedudukan sebagai Qutub dan para shalihin, maka peganglah dan amalkanlah !
Aku mengutipnya dari Kitab ” BAHRIL-ANWAAR’?” yang disusun oleh Assayyid Muhammad Al Umari dan lainnya. Adapun al-aayaat adalah sebagai berikut : (Allah mempunyai asma’ul-husnaa (Nama-nama yang Agung sesuai sifat-sifat Allah) maka berdo’a lah kepadaNya dengan menyebut asma’ulhusna). (OS. Al-a’raaf.: 18)
(Serulah Allah atau serulah Arrahman dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa’ul-husnaa (Nama-nama yang terbaik). (OS. Al-Isra : 110)
(Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengumiakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dia-lah Allah yang menciptakan, yang Mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang Mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbilah kepada-Nya apa yang dilangit dan di bumi dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)
Adapun Al-Hadits adalah sebagai berikut
(Talah diriwayatkan dalam hadts Shahih dari “Aisyah r.a. ia telah berkata “Aku telah berkata : “Ya Rasulallah ajari Asma’ Allah yang jika dia dimohon dengan Asma’ itu akan memenuhi” Beliau bersabda: “Bangunlah dan berwudhulah dan masuklah ke masjid dan solatlah 2(dua) rokaat, kemudian berdo’alah agar aku dapat mendengarnya” lalu aku kerjakan (kata Aisyah) dan diapun mengucapkan:
Yang artinya: “YA Allah, sesungguhnya aku mohon kehadiratMu dengan semua Asma’Mu yang terbaik, yang aku ketahui dan aku belum ketahui, dan aku mohon kehadiratMu dengan Asma’Mu yang paling agung, Yang Paling Agung, Yang paling Besar, yang paling besar yang jika seseorang berdoa kepadamu dengan Asma’ itu Engkau memenuhinya dan yang memohon kepadaMu dengan asma’ itu engkau memberinya.”
Maka bersabdalah SAW : “ Engkau Benar, engkau benar-benar
(telah bersabda SAW :”Barangsiapa yang telah bertumpuk rasa sedihnya, hendalah ia mengucapkan :
Yang artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku adalah hambahMu, anak hambahMu dan anak hambah (perempuan)Mu, beradah dalam genggamanMu, ubun-ubun ku berada di tanganMu, telah berlalu(berada) dalam HukumMu, telah berlaku adil ketentuanMu padaku, aku mohon kehadiratMu dengan semua asma’ yang Engkau berikan pada DzatMu atau engkau turunkan didalam kitabMu (AlQur’an) atau Engkau ajarkan dari seorang makhlukMu, atau Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib disisiMu Jadikanlah Alqur’an sebagai cahaya mataku dan taman hatiku dan penghilang kesedihanku dan pelipur kecemasan dan kekalutan ku.
Maka tidaklah seorang mengucapkannya, kecuali akan dihilangkan Allah rasa dukanya dan akan digantinya dengan rasa gembira-ria.
(KHASIAT BEBERAPA ASMA’ ALLAH AL HUSNAH)
Inilah tahap permulaan dari maksud kami mengenai fasal dzikir kami yaitu manfaat beberapa asmaul husnah sebagai hadia untuk saudara-saudara kami, putra-putri kami dau saudara-saudara kami.
Telah berkata Asysyaikh Al Umari pada permulaan kitabnya . BAHRUL-ANWAAR. “Mengenai manfaat asmaa’ul-husnaa” yaitu .
- Ism yang perta?ia adalah : (Dzat yang melakukan) Barang siapa yang membacanya sebanyak 181X setiap hari akar terhindar dari bisikan hati yang tercela, dan jika secara terus menerus dibacanya setiap hari tanpa dihitung jumlahnya, maka akan lebih Cepat menghilangkan bisik-bisikan tersebut.
- Ism yang kedua adalah : (Dzat yang menciptakan) Barang siapa yang biasa membacanya, ia akan dapat berbicara dengan ilmu yang tidak difahami kecuali oleh orang yang men jalanj tharikatnya, dan dijadikan salah satu amalannya,khususnya bagi orang yang ingin mendapatkan ilmu hikmah.
- Ism yang ketiga adalah: (Dzat yang memulai).Barang Siapa yang biasa mendzikirkannya, ia akan dapat menyusun ilmu . “yang mulia dan dapat berbicara dengan ilmu.hikmah dan bersya’ir,
- Ism yang keempat adalah : (Dzat yang mematikan). Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, kemudian ia menyebut nama orang yang ingin dibinasakannya, (karena kejahatannya),maka Orang itu akan dibinasakan oleh Allah SWT.
- Ism yang kelima adalah : (Dzat tempat kita memohon). Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, ia tidak akan merasa lapar sama sekali selama ia tidak ingat kepad yang lain-Nya.
6+7 Ism yang keenam dan ketujuh (Dzat yang MahaMendengar lagi Maha Melihat). Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, maka akan mempercepat terkabul do’anya.
- Ism yang kedelapan adalah : (Dzat yang menyediakan makanan dan minuman). Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, maka ia akan dianugerahi Allah beraneka macam hikmah dari sumber yang amat banyak,dan ism itu telah ditambahkan pada do’a yang amat baik sebagai berikut
(Ya Allah Dzat yang memberi makantrezki), lindungilah kami den gan kelembutan nur-Mu dan tetapkanlah kami sebagai orang-orang yang memperoleh keajaiban-keajaiban rahasia-Mu). . .
- Ism yang kesembilan adalah : (Dzat yang meliputi) Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, ia akan diliputi oloh suatu hal keadaan tertentu, maka ia akan melihat dengan mata hati nya apa-apa yanp uda dihati orang lain. Dan tersebut termasuk dari yaitu ism yang dapat meny ingkap suatu rahasia) yang tidak dapat dipikulnya kecuali oleh orang-orang tertentu yang memiliki keistimewaan, karena ism itu akan memancar kan suatu nur yang berkilauan bagi mereka hingga dengan nur itu, mereka dapat melihat seluruh rahasia dan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT.
- Ism yang ke sepuluh adalah : (Dzat Yang menciptakan) yaitu suatu ism yang hampir tidak diketahuinya kecuali oleh bebcrapa orang saja, dan itu termasuk yang tunggal, yang tidak memiliki saudara maupun saingan, dan itu termasuk ism yang dengan ism itu telah diciptakan tiang arwah. Maka jika seseorang saalik (orang yang berjalan menuju Allah) membiasakan mendzikirkannya, akan tergelarlah rahasianya dialam ini, dan akan tampak padanya bukti-bukti kecintaan Allah, akan terkabullah do’a-do’anya dan terlaksanalah segala urusannya di dunia ini.
- Ism yang kesebelas adalah : (Dzat Yang Maha Agung).
Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, akan ringan baginya segala musibah, akan tenang ruhnya, akan kuat jasadnya dan akan dianugerahi Allah rezki yang penuh berkah.
- yang ke dua belas : (Dzat Yang memiliki kebesaran) Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, ia akan ditakuti oleh orang yang memandangnya dan ja akan memiliki kisaran pada arwah yang layak baginya, dan ism itu termasuk dari ism yang indah.
- yang ke tiga belas adalah : (Dzat Yang Maha Mengetahui) Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, ia akan dapat berbicara dengan ilmu yang belum pernah diketahuinya,dan akan tampaklah ilmu bikmah pada lidahnya.
- Ism yang ke empat belas adalah: (Dzat Yang Maha Bijaksana) Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, ia akan berkuasa dialam arwah. Telah berkata Asysyaikh yang mulia Muhammad Al’Umari:
(Sesudah mendatangkan asma’-asma’ ini (maka) yang terbaik adalah ism yang membubung lagi tumbuh tinggi, dan dari sini terbukalah bagiku asma’ itu secara keseluruhan).
- Ism yang ke lima belas adalah : (Dzat Yang Menciptakan) Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, ia akan selalu dapat menciptakan ilmu-ilmu ketuhanan, dan Alllah akan memancarkan ilmu-ilmu melalui lisannya
- Ism yang ke enam belas adalah : (Dzat yang memiliki nur) suatu-ism yang sempurna dan barang siapa yang biasa mendzikir kannya, Allah akan penuhi hatinya dengan nur dan bersinarlah batinnya lalu akan diperlihatkan kepadanya makhluk-Nya.
- Ism yang ke tujuh belas adalah : (Dzat yang amat nyata) Barang siapa yang biasa mendzikirkannya, akan tampaklah bayinya para makhluk dan tidak tersembunyi sedikitpun.
- Ism yang ke delapan belas adalah: (Dzat yang Maha Ghaib) Barang siapa yang terus-menerus mendzikirkannya, maka ia akan bersahabat dengan alam sekitarnya, dan namanya akan selalu di sebut-sebut, maka tidaklah ia datang kesuatu tempat kecuali akan gemparlah penduduknya dan mereka akan tunduk patuh kepudanya.
- Ism yang ke sembilan belas : (Dzat Yang Maha Pemurah). Barang siapa yang mendzikirkannya, akan diberi rezki oleh Allah tanpa susah payah.
- Ism yang kedua puluh adalah : (Dzat yang memiliki kekayaan). Barang siapa yang ingin mendapatkan harta dunin dengan mudah, hendaklah ia berpuasa 3 hari berturut-turut dan terus menerus mendzikirkan ism tersebut, maka akan datanglah apa-apa yang dibutuhkan tanpa diminta. Dan barang siapa yang menulis ism itu 7x (tujuh kali)dalam 7 helai kertas selama 7 bulan dengan niat sesuai keinginannya (dengan dzikir itu) dalam ke-adaan suci, maka akan dimudah kan Allah segala sesuatu baginya. Dan barang siapa yang makan makanan yang halal selama 7 minggu dan tidur dalam keadaan suci (berwudhu) menghadap Kiblat dengan mengucapkan ia akan dapat melihat keajaiban rohani.
- Ism yang ke dua puluh satu adalah : (Dzat Yang Maha Pemberi). Barang siapa yang terus menerus mendzikirkannya, ia akan termasuk ahli suluk dan ia akan dapat melihat bagaimana rezki dibagi-bagikan kepada para makhluk, dan tidaklah ia meminta sesuatu dari seseorang kecuali akan diberinya.
(Telah berkata Umarah bin Yazid, salah seorang perawi hadits yang mendzikirkan “Asma2” tersebut, : “Aku telah mencari dan bertanya kepada ahli ilmu tentang Asma’ itu, tetapi aku tidak menjumpai seseorangpun yang memberi tahu kepadaku tentang “caranya” ,hingga akhirnya aku menjumpai seseorang yang bersemangat tinggi mencari ilmu, dan dia adalah dari keluarga Rasulullah SAW. Dia adalah seorang ‘alim, ‘aabid(ahli ibadah), wara” dan do’anya senan tiasa diijabah. lalu aku bertanya kepadanya tentang Asma’ ini. Dia telah berkata kepadaku setelah berusaha menghindar:”Kalau tidak karena kepercayaanku kepadamu, dan pengetahuanku tentang keinginanmu yang keras terhadap ilmu, aku tidak akan memberitahukan kepadamu. Janganlah engkau ajarkan kepada seseorang kecuali orang yang benar-benar engkau percayaikarena dalam Asma’ itu, terdapat (ism yang paling Agung) dan jika engkau ingin berdo’a dengan asma’ itu, maka hendaklah engkau berpuasa pada Hari Kamis, dan berdo’alah dengan asma’ itu pada malam Jum’at tepat waktu sahur, maka demi Allah yang tidak ada Tuhan yang patut pl embah kecuali Dia, tidaklah seorang mu’min yang berdo’a dengan Aroma? itu, kecuali akan diijabah(dikabulkan) oleh Allah Ta’ala, hingga ndaikata ia meminta kepada Allah agar dapat ber jalan diatas permukaan air atau diatas angin, niscaya akan dikabulkan.
(ASMAA ‘UL-HUSNA DIDALAM ALOUR’AN)
Umarah bin Yazid telah berkata : ” Aku berkata kepadanya : “Jelaskan kepada ku tentang Asma’ ini, semoga Allah merahmatimu”. Dia berkata »Asma’ul-husnaa itu ada didalam Alkitab (Alqur’an) antara lain : 5 asma didalam Surat Alfatihah yaitu :
23 asma didalam Surat Albagarah yaitu :
4 asma didalam Surat Ali Imran yaitu :
6 asma didalam Surat Annisaa yaitu :
5 asma didalam Surat Al-An’am yaitu :
2 asma didalam Surat Al-a’raaf yaitu :
2 asma didalam Surat Al-unfaal yaitu :
7 nsma didalam Surat Huud yaitu :
2 asma didalam Surat Arra’du yaitu :
1 ism didalam Surat Ibrahim yaitu :
1 ism didalam Surat Alhijr yaitu :
2 asma didalam Surat Maryam yaitu : |
1 lsm didalam Surat Alhajj yaitu :
1 ism didalam Surat Almu’ minun yaitu :
3 asma didalam Surat Annur yaitu :
1 ism didalam Surat Alfurqan yaitu :
1 ism didalam Surat Assaba’ yaitu :
4 asma didalam Surat Almu’min yaitu :
3 asma didalam Surat Adzdzariyat yaitu : . – . ..
1 ism didalam Surat Aththuur yaitu :
2 asma didalam Surat Algomar yaitu :
3 asma didalam Surat Arrahinan yaitu :
4 asma didalam Surat Alhadid yaitu :
11 asma didalam Surat Alhasyr yaitu :
2 asma didalam Surat Alburuuj yaitu :
Umarah telah berkata :” Aku telah berdo’a dengan Asma’ulhusnaa bukan sekali saja, hingg aku mengetahuinya dekat sekali diijabah, dan Asma’ulhusnaa itu telah ditulisnya oleh seluruh jama’ah dan moreka memberitahukan kepadaku bahwa do’a itu cepat sekali dikabulkan Algadhi Majduddiin Asysyiraazi menerangkan menurut haditsnya.
(Demi Allah yang tiada Tuhan yang patut disembah selain Dia, aku telah berdo’a dengan asma’ul-husnaa berkali-kali, ketika aku berada dalan urusan penting yang aku takut akan terjadi suatu bencana padak, Kemudian Allah YAng Maha Memiliki keberkahan menyelamatkan aku, dari padanya. Dan Allah-lah yang Maha Mengetahui
Inilah permulaan syarah(keterangan) Raatib yang terikat kuat dan mutiar, yang tersusun rapih dan sumber air tawar yang senantiasa mengalir. kamj mulai dengan mengemukakan Khutbah (arahan) Syarah Asysyaikh Aj: bin Abdillah Baaroos, kemudian kami iringi dengan suatu fasal yang merupakan dasar dari Raatib dimaksud yaitu yang dinukil dari naskah yang dapat dipercaya lagi terpelihara yang bersumber dari mulut-mulu para sesepuh yang mulia dan ada keterkaitannya satu sama yang lain, Mereka telah mendapatkannya dengan cara mempelajarinya dari yang empunyai hak. Yang paling mulia diantara mereka adalah Maulana Alwalid Alhusain ibn Sayyidina Umar.
Alhamdulillah, kami telah mendengar dari padanya beberapa waktu yang lalu, dan dialah Syaikh kami yang dari padanya kami telah mengambil pelajaran itu, dan setelah kami bertawakkal kepada Allah dan RasulNya, kamipun bersandar pula kepadanya.
Secara keseluruhan, kami mohon dianugerahi keberkahan didalam pengamalan Raatib yang Agung ini, dan kami mohon kemurahan Allah SWT. Yang Maha Pemurah lagi Maha Baik kiranya kami dijadikan sebagai pencintanya yang dapat mengikuti jejak perjalanannya.
Telah berkata Asysyaikh Ali didalam syarahnya :
Wa ba’du. aku telah beristikharah kepada Allah Ta’ala dan berlindung kepadaNya dengan segala kefaqiran dan keterpaksaanku, dan sesungguhnya aku telah mendapatkan isyarat secara ghaib dengan kalimat-kalimat yang dapat mengingatkan orang-orang yang lalai dan menyampaikan kepada suatu tujuan yang meliputi sejumlah Raatib yang telah disusun oleh seorang Jutub pada zaman itu dan sumber ilmu yaitu Sayyidi ‘Umar bin Abdurrahman bin Abdullah ibn Asysyaikh Abdurrahman Assegaf Baa’alawi (semoga Allah memberi manfaat dengan mereka kepada kami).Kami telah menyusun Raatib itu dalam bentuk yang tolah dijalankan oleh mereka, kemudian beberapa orang saudara telah meminta dengan sangat kepada kami, yang tentu saja kami tidak dapat menolak bahkan tentu menyetujuinya.
Adapun namanya adalah : “DZIKIR YANG DIBACA SEBELUM RAATIB DAN SESUDAHNYA”
Sebelum membaca Raatib ini , aku telah memilih suatu tambahan yaitu firman Allah Ta’ala :
(Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain dia yang mengetahui yang ghaib yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang, Dia-lah Allah yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia., Raja, Yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Maham Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan,Dia-lah Allah yang menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik Bertasbih kepadaNya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
Kemudian mengucapkan Dzikir yang pertama:
(Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk). (3x)
Dzikir yang kedua:
(Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurnah (Al Qur’an)dari kejahatan seluruh makhlukNya) (3x)
Dzikir yang ketiga :
(Dengan menyebut Nama Allah, Yang dengan Nama-Nya tidak akan bermudharrat sesuatu baik yang ada dibumi maupun dilangit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) (3x)
Dzikir yang keempat :
(Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah, Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung) (10x)
Dzikir yang kelima :
(Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang) (3x)
Dzikir yang ke enam :
(Dengan menyebut Nama Allah, kami berlindung Kepada Allah dengan menyebut nama Allah, kami bertawakkal kepada Allah) (3x)
Dzikir yang ke tujuh :
(Dengan menyebut nama Allah, kami beriman kepada Allah dan barangsiapa yang beriman kepada Allah tidak mempunyai rasa takut) (3x)
Dzikir yang ke delapan :
(maha Suci Allah, Maha Mulia Allah, Maha Suci Allah, Maha Agung Tah). (3x)
Dzikir yang ke-sembilan :
(Maha Suci Allah dan segala puji bagiNya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung). 3x)
Dzikir yang ke-sepuluh :
(Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan Allah Maha Besar)
Dzikir yang ke-sebelas :
(Wahai Allah Yang Maha Penyayang kepada makhluk-Nya, Wahai Allah Yang Maha Mengetahui tentang makhluk-Nya, Wahai Allah Yang Maha Mengawasi makhluk-Nya, sayangilah kami wahai Dzat yang Maha Penyayang, Yang Maha Mengetahui dan Yang Maha Mengawasi) (3x)
Dzikir yang ke-dua belas :
(Ya Allah, yang belas kasihNya tiada terhenti, kasihanilah kami dalam segala hal yang telah Engkau tentukan. Sesungguhnya Engkau Yang sangat ramah yang tak pernah henti. Oleh karena itu, kasihanilah kami dan segenap kaum muslimin). (3x)
Dzikir yang ketiga belas :
(Tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah). (100x) ata (70x) atau (40x), dan setelah cukup jumlahnya, engkau mengucapkan :
(Muhammad itu adalah Utusan Allah s.a.w) (1x) Dzikir yang keempat belas :
(Cukuplah Allah bagi kami sebaik-baik Pelindung). (7x) Dzikir yang ke lima belas :
(Ya Allah, anugerahkanlah rahmat kepada Muhammad, Ya Allah anugerahilah rahmat dan kesejahteraan kepadanya). (1x) Dzikir yang ke enam belas :
(Aku mohon ampun kepada Allah). (11x), kemudian mengucapkan :
(Aku bertaubat kepadaNya). (1x) Dzikir yang ketujuh belas :
(Ya Allah, dengan rahmatMu, kami mohon dianugerahi husnul-khotimah) (3x). selesai.
Kemudian ia berkata :”Sesudah itu, tambahan untuk diratibkannya yaitu firman Allah SWT :
(Mereka berdo’a): Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulap tempat kembali. Allah tidak membebani seseorang melainkan Sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakanny, (Mereka berdo’a) : “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jik, kami lupa atau kami tersalah. ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebanka, kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepad, orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkay Pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami, ampunilah kami, rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami,. maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir) (OS.Albagarah : 285-286 Dan aKu telah terangkan sebagian mengenai hal itu dengan ucapanku Seyogianya orang yang akan memulai membaca Raatib ini agar membaca 3 ayat terakhir dari Surat Alhsyr, dan akan diperjelaskan dengan hadits yang masyhur tentang keutamaannya, dan ayat tersebut beradi dalam kandungan Raatib itu”, dan tidak ada yang dapat memberi tahu seperti Dzat Yang Maha Mengetahui (Alkhabiir).
Kemudian ia berkata :”Setelah selesai membaca Raatib, diteruskan dengan membaca : sampai akhir dari Surat Albagarah kemudian, akupun memanggil beberapa jama’ah yang terdiri dari orang-orang ahlil-inshaaf (orang-orang yang sadar akan kengungan Raatib ini) yang memiliki kelebihan, maka merekapun telah memenuhi panggilanku/ajakanku dan mengamalkannya. Semoga mereka memperoleh ganjaran yang tak terhingga disisiNya.
(DZIKIR TAUHID )
“Sebaiknya sesudah pembacaan Raatib itu, diadakan Dzikir Tauhid”. Dzikir tersebut, telah diamalkan oleh Sayyidina Umar pada Juz Pertama dari Kitab ini yaitu hendaklah seseorang mengucapkan : ,
– (Tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, Muhammad Utusan Allah). (3x).
Kemudian mengucapkan :
-. (Tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah). (5x).
Kemudian mengucapkan :
– (Allah – Allah) (25). Sebaiknya Tidak dikurangi, akan tetapi jika dikurangi atau ditambah, tidak mengapa.
Kemudian menguzapkan :
(Tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, Muhhammad Utusan Allah ) (3x).
Kemudian mengucapkan :
(Hanya Allah, Dia). (5x) Jumlah tersebut adalah atas dasar ikhtiar dan tidak merupakan suatu keharusan. Jika ditambahnya, maka akan bertambah pula pahalanya, dan jika dikurangi maka akan berkurang pula pahalanya.
arang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan, seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasannya Pula (OS. Az-zalzalah : 7-8)
(WAKTU MEMBACA RAATIB)
Adapun waktu membaca Raatib ini adalah sesuai yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu maupun orang-orang terkemudian, adalap sesudah Shalat Isya. Demikianlah yang diberitahukan oleh Syaikh kamiAwalid Alhusein bin Umar (semoga dengan beliau Allah member manfaat kepada kami) yang ketika itu membawakannya sesudah Isa, bersama beberapa orang sahabatnya.
Adapaun dibulan Ramadhan, adalah sebelum shalat yaitu aga, tidak adanya waktu yang terluang. (Aku berkata) :”Yang terbaik bagiorang yang memiliki semangat tinggi untuk memperoleh kebajikan, sebaiknya menibaca Raatib ini diwaktu pagi dan petang, karena dzikir-dzikir yang bersumber dari As-sunnah sebenarnya untuk pagi dan petang yaitu sesuai penelitian kami dari buku hadits yang akan diterangkan judul-judulnya berikut ini Insya Allah.
(PEMBACAAN FATIHAH SESUDAH PEMBACAAN RAATIB)
Setelah sempurna pembacaan Raatib, lalu bacalah :
(Fatihah) ditujukan kepada ruh Sayyidinal Fagih Almugaddam Muhammad bin Ali Baa’lwi, datuk datuknya, keturunannya dan seluruh Saadah keluarga Baa’Alwi dimana saja mereka berada, dan seluruh Wali Allah dari bumi sebelah Timur hingga ke Barat, semoga Allah mengangkat derajat mereka serta bermanfaat bagi kami keberkahan mereka dan melindungi kami dengan perlindungan mereka di dunia dan akhirat, .
(Fatihah yang kedua ) ditujukan kepada Sayyidina Abdurrahman bin Agil dan Sayyidina Shabibur-raatib Umar ibni Abdirrahman dan Sayyidinaa . Agil bin Abdurrahman dan Sholeh ibn Abdurrahman dan Husein bin Umar dan datuk-datuk mereka dan ahli Sayyidina Umar serta orang-orang yang berlindung dengan beliau dan keturunannya diseluruh belahan bumi, semoga Allah mengampuni mereka, meramati mereka, meninggikan derajat mereka dan memberikan kepada kami rahasia mereka didunia dan akhirat…..
(Fatihah yang ketiga) : Semoga Allah: memperbaiki urusan kaum muslimin, menurunkan hujan kepada mereka dan melebatkannya, memurahkan harga barang mereka, menyembuhkan orang-orang yang sedang sakit dari mereka, memperbaiki hakim-hakim mereka dan para penguasa mereka, memadamkan api fitnah baik yang tampak maupun tersembunyi, memperbaiki segala urusan serta menyudahi (hayat kami) dengan kebajikan dalam kebaikan dan ‘afiah, dan semoga Allah menjadikan kami dan anda sekalian termasuk orang-orang yang diterima (amalnya) dan memberi taufik kepada kami dan anda sekalian kepada hal-hal yang diridhoi baik berupa ucapan maupun amal dan semoga memelihara kami dan anda sekalian dari kesalahn dan kealpaan.
(Alfatihah yang keempat) : Jika Raatib itu dibaca disuatu tempat atau disuatu masjid atau didalam sebuah rumah, maka Fatihah itu dibacn untuk orang-orang yang mendirikan tempat-tempat itu, untuk orangorang yang bersedekah untuk bangunan itu, untuk orang-orang yany shalat didalamnya untuk orang-orang yang mengusahakan kebajikan, semoga Allah ter’ma (amal mereka) dan dijadikan sebagai amal yang ikhlas karena Allah Yang Maha Pemurah, yang mendekatkan ke syorga yang penuh nikmat atau (Fatihah itu) untuk yang empunya tempat semoga Allah menolongnya, menerima (amal)nya, memudahkan segala urusannya, memperbaiki keadaannya, mengampuni kedua orang tuanya dan memberinya apa-apa yang diinginkannya didunia dan akhirat. Ia boleh menambah atau mengurangi sesuai dengan keadaan dalam urutan alfatihah itu sesukahatinya namun agar diperingan. Kemudian sesudah itu berdo’a bersama, dan jika telah selesai, hendaklah mereka bersalaman satu dengan yang lain sambil membaca Shalawat kepada Nabi SAW
Dari sini Sayyidina Umar AP attas memulai dengan isti’aadzah (memohon perlindungan) yanp didahulukan. Karena itu beliau berucap :
(Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Mah, Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk) (3x)
Telah berkata Asysyaikh Ali bin Abdillah Baaros dalam Syarahny, :”Beliau telah mensifati Allah dengan kedua ism tersebut Yaitu . (Allah Yang Maha mendengar lagi Mar, Mengetahul). Kedua sifat itu meliputi “Alam ghaib dan alam kenyataan” karena : (ism Dzat Yang Maha, Mengetahui) memperjelas “ism yang paling agung” di alam ghaib , Kemudian ia berkata bahwa : (alam ghaib itu) ada 5 (lima) yaitu ghaib dialam Malaikat) (rak (ghaib di alam kekuasaan Allah). (ghaib dialam langit) (ghasb dialam Arasy). (ghaib tentang kejadian hari kiamat) dan meliputi segala keghaiban, dan tampaklah .(Yang Maha Mendengar) berada diatas semua rupa dan ma’na dan apa-apa yang dilaputi oleh itu atas hal-hal yang tampak jelas dan bersifat hissy dan ma’aaw “Semua asmaNya mengenai sifat-sifat Allah akan terungkap dengan bukti bukti ciptaanNya secara menyeluruh”,
Beliau berkata :”Adapun syetan adalah makhluk yang cerdik meng onai urusan-urusan yang halus danu yang kasar. Dia jauh dari rahmat Allah, din selatu menimbulkan fitnah dan bencana,dan adalah yang terusir dari sisiNya, dia berada dalam posisi terhina dan terkutuk dan kita mohon dijauhkan dari kejahatan-kejahatannya, dari tipu dayanya. bujuk rayunya dan pancingan-pancingannya lewat hati.
(PEMBAHASAN MENGENAI PERMOHONAN PERLINDUNGAN DARI SYETAN YANG TERKUTUK SESUAI PETUNJUK ALOUR’AN)
Adapun Al Aayaat sesuai firman Allah Yang Maha Mulia :
(Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). (OS. Al-a’raaf:200) .
(Apabila kamu membaca Alqur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal ke pada Tuhannya). (OS.An-nahl : 98-99)
(Dan katakanlah : Ya Tuhan, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan, bisikan syetan dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku dari kedatangan mereka kepadaku). (OS. Almu’minun : 97-98),
(Dan apabila kamu membaca Alqur’an niscaya kami adakan antara kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat Suaty dinding yang tertutup) (OS. Al-lIsra : 45) Telah berkata sebahagian Ulama bahwa firman Allah Ta’ala .
Sampai firmanNya 1) 40 dan firmanNya Ta’ala “
(Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:” Cukuplah Allah bagiku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakkal, dan Dia Tuhan yang memiliki Arasy yang Agung). (OS.A ttaubat:129)
Kedua ayat ini adalah untuk mengusir bangsa jin dan syetan yang terkutuk, serta untuk membuat mereka takut.
Jika engkau menulis (ayat tersebut) untuk orang yang sedang ketakutan dari khayalan-khayalan yang merusak jiwa, maka khayalankhayalan itu akan lenyap dengan sendirinya atas pertolongan Allah SWT.
(YANG BERSUMBER DARI HADITS)
(Adapun Al-ahaadits sesuai sabda Nabi s.a.w adalah :
(Dari Ibnu Abbas r.a ia telah berkata:” Tclah bersabda Rasulullah SAW. ” Syetan itusenantiasa hinggap dihati anak Adam, bila(anak Adam itu)ingat kepada Allah, syetan itu mundur, dan jika ia lali, iapun membisikkan halhal yang buruk). (Dikeluarkan oleh : Albukhari)
(Dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata :”Telah bersabda Rasulullah SAW. ””Bila shalat telah diseru (dikumandangkan dengan adzan) maka larilah syetan dengan kentutnya (yang keras) sehingga ia tidak dapat mendengar adzaan, dan bila igomat telah dilakukan, maka datanglah ia lalu membisikkan antara orang itu dengan hatinya. Ia (syetan itu) berkata:”Ingat itu, ingat ini, sedang sebelumnya ia tidak mengingatkannya, sehingga Orang itu tidak mengetahui lagi sudah berapa raka’at ia shalat”.
(Telah meriwayatkan Al-Imam Ahmad dan Thabrani dengan sanag Yangkuat bahwasanya Nabi SAW. telah bersabda :”Syetan adalah serigala, bagi manusia, seperti halnya serigala bagi kambing, ia akan menerkan (kambing)yang terpencil. Karena itu janganlah kamu sekalian bercerai-berai dan hendaklah kamu berjamaah di masjid.”dalam riwayat lain”: Syetan itu akan datang pada sescorang dari kamu sekalian dalam segala urusanny, sehingga ketika ia sedang makan, karena itu jika sesuap makanan ada yang jatuh, maka bersihkanlah kotorannya lalu makanlah ia, dan tidaklah ia meninggalkannya untuk syetan)
(Telah berkata Al-Imam Annawawi dari ibnis-sunny dan lainnya dari para “Ulama dngan sanad mereka dari Ma’gal ibni Yasaar r.a. dari Nabi s.a.w. yang bersabda:”Barang siapa yang mengucapkann diwaktu pagi 3x
(Aku berlindung kepada Alah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk) dan mengucapkan 3(tiga) ayat dari Surat Alhasyr, maka Allah akan mewakilkan kepadanya 70.000 malaikat yang akan memohonkan rahmat baginya hingga sore hari, dan jika ia matrpada hari itu, maka ia akan mati sebagai syahid. Dan Barang siapa yang mengucapkannya diwaktu sore, maka iapun akan mendapatkan kedudukan seperti itu pula).
(RAHASIA MENGENAI JUMLAH DAN BACAAN AKHIR SURAT ALHASYR SEBELUM MEMBACA RATIB).
Asysyaikh Ali bin Abdillah Baroos berkata :’ Untuk ungkapan yang masyhur ini, yang terdiri dari beberapa keutamaan-keutamaan dan contohcontoh yang diambil dari sumber yang dapat dipercaya yaitu Al-hadits, maka Sayyidina Umar telah memilih jumlah ucapan Raatib ini tiga kali, tiga kali karena berasal dari datuknya s.a.w seperti yang pernah aku kemukakan sebagai”peringatan”(tidak dilupakan) atas hal tersebut. Dan pula sebagai arahan untuk akhir Fasal:
(Keutamaandzikir), maka akan datang penjelasannya dan karenanya juga aku tambahkan ayat-ayat terakhir Surat Alhasyr pada permulaan Raatib yang hendaknya dibaca sebelum Raatib dimulai yaitu FirmanNya Ta’ala :
Karena itu hendaklah engkau membiasakan mambaca ayat-ayat tersehy, sebelum “Raatib” dimulai sesuai hadits Rasulullah s.a.w.:
(Barang siapa yang membaca akhir ”Alhasyr”dosanya akan diampuni Allah baik yang terdahulu maupun yang terkemudian)
(Al-Imam Annawawi telah berkata:”Telah diriwayatkandidalam Kitab Ibnus-sunny dari Anas r.a bahwasanyaNabi s.a.w telah berwasiat kepada seorang laki-laki,:”Jika ia akan tidur, hendaklah membaca surat Alhasyr”. Beliau bersabda:”Jika engkau mati(malam itu), engkau akan mati syahid atau beliau bersabda:”Termasuk ahli Syorga”.
Dan beliau s.a.w telah ditanya tentang:
(Asma Allah yang paling Agung), maka beliau bersabda kepada yang bertanya:”Hendaklah engkau membaca akhir surat Alhsyr”. beliau mengucapkan berkali-kali. (HR. Atstsa’labi, yang telah dikutipnya oleh Alhabsyi didalam Kitab Albarokah).
Maka hendaklah engkau faham! hal itu baik-baik maka engkau akan menjadi mulia dan beruntung:
(KEMBALI KEPADA UCAPAN / ISTI’ADZAH)
Didalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Sulaiman bin Ash-shard r.a.In telah berkata:”Pernah aku duduk bersama Nabi s.a.w.dan ditempat itu ada 2(dua) orang laki-laki yang sedang bermarah-marahan, salah seorany darimereka telah meerah wajahnya dan gemertak rahangnya, maka bersabda Rasulullah s.aw.:
(Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat yang jika di ucapkan nya,(oleh orang yang sedang marah itu) pasti akan lenyap apa yang terjadi pada dirinya (yaitu) jika ia mengucapkan: .
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk) akan lenyap apa yang terjadi pada dirinya. Mereka berkata kepada orang itu:”Sesungguhnya Nabi s.a.w. bersabda :”Berlindunglah kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Lalu ia berkata:” Apakah aku mempunyai penyakit gila ?”).
(Didalam Shahih Bukhari rahimahulloohu Ta’ala, telah bersabda SAW menuturkan tentang Tuhannya (yang berfirman):” Selama hambak, mendekat kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku akan mencintainya, dan jika Aku mencintainya, maka Aku akan menjadipandangannya yang dengannya ia memandang-Aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memukul – Aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan dan jika ia memohon perlindungan-Ku pasti Aky melindunginya dan jika ia memohon pertolonganKu, pasti Aku menolongnya)
(Dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan diakhir shalat witirnya : (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari murka-Mu, dan berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu da berlindung kepadaMu dari(murka) Engkau, aku tidak dapat menghitung pujian atas DzatMu sebagaimana Engkau pujikan atas Dzat-Mu) (Dikeluarkan oleh Ash-habussunsr)
(Telah bersabda SAW.:”Jika seseorang diantara kamu sekalian marah, kemudian ia mengucapkan : (Aku berlindung kepada Allah) maka akan tenanglah marahnya).
(TIPU DAYA SYETAN PADA MANUSIA)
(Dari Jabir r.a. ia telah berkata :”Telah bersabda Rasulullah SAW. “”Sesungguhnya wanita itu, (bila) menghadap seperti rupa syetan dan (bila) membelakangi seperti rupa syetan (menggoda), maka jika seseorangdari kalian tertarik pada sesuatu dari wanita itu, hendaklahsegeramendatangi isterinya, karena hal yang demikian itu akan mengusir gejolak yang ada pada dirinya). (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Turmudzi) Abullaits Assamargandi telah berkata:”Pada zaman dahulu ada seorang laki-laki telah berkata kepada Iblis:”Aku ingin menjadi seperti engkau”. Iblis berkata:”Tinggalkan shalat dan janganlah bersumpah dengan sebenarnya”. Disini menunjukkan bahwa makhluk yang dikutuk Allah itu(blis), telah mengisyaratkan kepada orang itu, agar dia memiliki 2(dua) perangai, yang dengan kedua perangai itu ia telah diusir dan dikutuk yaitu:
(Yang pertama): Tidak mau sujud kepada Adam a.s.
(Yang kedua) : Ia pertama kali bersumpah dengan Nama Allah secarn dusta, karena keinginannya menjurumuskan Adam a.s dan Hawa
Ia telah menunjukkan pohon khuldi dengan suatu tipu daya dengan mengatakan bahwa ia (termasuk yang memberi nasehat) dengan tujuan agar keduanya mempercayainya, karena mereka mengira banwa tidak ada seorangpun yang bersumpah dengan Nama Allah itu berdusta
(Dari Abi Sa’id r.a. ia telah berkata :” Telah bersabda Rasululla, SAW.:”Jika salah seorang dari kamu sekalian menguap, hendaklah i, menutup mulutnya dengan telapak tangannya, karena sesungguhnya syeta akan masuk (jika tidak ditutup). (HR. Imam Muslim)
(Dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata:””Pernah Rasulullah s.a.w. mengucapkan (do’a) :
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari rasa lapar, karena ja adalah seburuk-buruk teman diwaktu tidur, dan aku berlindung kepadaMu dari sifat-sifat khianat karena ia adalah seburuk-buruk teman dekat). (HR.Abu Dawud dng sanad shahih)
(Dari Al-Imam Al-Auza’ii bahwasanya ia telah berkata: Telah menjelmamu dihadapanku suatu bayangan yang membuat aku takut dari padanya, Inlu aku mengucapkan:
(Aku berlindung kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Maka berkatalah ia (bayangan itu):” Sesungguhnya engkau telah berlindung kepada Yang maha Agung”. lalu lenyaplah ia dari padaku),
(Imam Muslim telah meriwayatkan dalam Shahihnya:”Barang siapa yang berlindung kepada Allah dari (kejahatan)syetan dalam sehari 10x, (Membaca ta’awwudz), maka Allah akan mewakilkan seorang Malaikat kepadanya untuk mengusir syetan-syetan itu).
(Dari Abi Dzarrin r.a. ia telah berkata:”Telah bersabda Rasulullal SAW.:”Apakah engkau telah berlindung kepada Allah dari syetan(banysu) jin dan syetan(bangsa) manusia?”. Aku berkata:”Ya Rasulullah, apakah manusia itu mempunyai(banyak) syetan?” Beliau bersabda:”Ya, benar,(bahkan) mereka lebih jahat dari syetan-syetan(bangsa jin”.
(Malik bin Diinaar telah berkata:” Sesungguhnya setan-setan(bangsa)manusia lebih jahat bagiku dari syetan-syetan(bangsa)jin. Jika aku berlindung kepada Allah, pergilah syetan(bangsa)jin meninggalkanku, sedang syetan(bangsa)manusia mendatangiku dan menarikku kepada(perbuatan)maksiat).
(Telah bersabda s.a.w.:”Jika salah seorang dari kamu sekalian melihat mimpi yang disenanginya, maka itu adalah dari Allah, janganlah dibicarakannya kecuali kepada orang yang ia cintai. Dan jika ia melihat mimpi yang ia tidak senangi, maka mimpi itu dari syetan, hendaklah iaberlindung kepada Allah dari kejahatannya dan tidak diberitahukan kepada seseorangpun karena mimpi itu tidak berbahaya baginya). (HIR. Albukhari) , Sebagian Ulama telah berkata bahwa lafazh:
(memohon perlindungan kepada Allah) yaitu hendaklah seseorang mengucapkan:
(Aku berlindung kepada Allah, Tuhan yang menguasai Musa, Isa, Ibrahim yang menepati janji dan Muhammad SAW. yang terpilih dari kejahatan yang aku lihat dalam mimpiku, kiranya tidak berbahaya bagiku dalam urusan agamaku, duniaku dan akhiratku. Maha mulia perlindungan Allah, Maha besar pujian atas Allah dan Maha Suci asma Allah)
(Demikianlah disebutkan didalam : (Faidah): Ada baiknya kita menjelaskandisini suatu do’a yang mana do’a tersebut betul-betul : (terbukti kebenarannya) yaitu siapa yang mengucapkannya ketika akan tidur, maka ia akan melihat mimpi benar dan bermanfaat. Inilah yang telah dikutip oleh Al-Imam Annawawi didalam ”Al-adzkaar” dari St. Aisyah r.a. bahwasanya bila beliau akan tidur mengucapkan :
(Ya Allah, aku mohon kehadirat-Mu kiranya diperlihatkan kepadaku mimpi yang baik tidak buruk, mimpi yang benar tidak dusta, mimpi.yang bermanfaat lagi tidak bermadharrat). dan mereka tahu bahwa jika St. Aisyah r.a. telah mengucapkan do’a itu, beliau tidak berbicara lagi sepatah katapun hingga Subuh atau hingga bangun malam.
Karena itu, biasakanlah do’a ini sewaktu akan tidur, karena ia merupakan pengalaman yang mengagumkan sebagai anugerah dari Dzatyang maha Dekat lagi Maha Mengabulkan do’a.
(Didalam Albaghawi dengan sanadnya, bahwasanya nabi SAW. telah bersabda: ”Didalam berwudhu itu ada syetannya yang bernama”Alwalhaan”, maka berhati-hatilah mengenai air (Wudhu) itu Dan berkenaan dengan arr, Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Sesungguhnya Iblis itu menempatkan kerajaannya diatas air. Kemudian ia mengirimkan balatentaranya(untuk menggoda manusia) dan yang paling rendah kedudukannya diantara mercka, adalah yang besar godaan nya(fitnahnya) Salah seorang dari mereka berkata:” Aku telah melakukan perbuatan beginj dan begitu”.Iblis berkata:”Engkau tidak berbuat apa-apa”. Kemudian seorang dari mereka datang pula dan berkata:” Aku tidak meninggalkan orang itu kecuali setelah aku ceraikan dengan isterinya”. Beliau (Nabi SAW) bersabda:” Kemudian Iblispun mendekatkan sipelapor seraya berkata: “Engkau adalah yang terbaik”.
(MOHON PERLINDUNGAN) SYAIKH MUHAMMAD BIN WASI)
Inilah isti’aadzah Asysyaikh Alkabir(Guru Besar) Muhammad bin Waasi yang dikutip oleh Hujjatul-Islam didalam Kitab Syarah dari Al-Ihyaa. Aku ingin mengutipnya apa-apa yang betul-betul tidak disukai oleh Iblis. Menurut kebiasaan Muhammad bin Waasi’ mengucapkan isti’aadzah itu setiap hari sesudah shalat Subuh. Pada Suatu hari, ketika ia akan menuju ke Masjid, telah dihalangi oleh Iblis Seraya berkata kepadanya:”Ya Muhammad bin Waasi, apakah engkau mengenalku?”Ila berkata:” Dan siapakah engkau?”. Ia (Iblis) berkata :” Aku ndnlah (makhluk) yang terkutuk”.Ia berkata pula:”Dan apakah yang engkau inginkan?”. la (Iblis) berkata:” Agar engkau tidak mengajarkan pada seseorangpun isti’aadzah ini” dan akupun tidak akan menghalanghalangimu selamanya.” Muhamad bin Waasi” berkata:”Tidak demi Allah, aku tidak akan melarang seseorang yang menginginkan (isti’aadzah itu, dan perbuatlah sekehendakmu) INILAH ISTI’AADZAH ITU:
(Ya Allah. sesungguhnya Engkau telah kuasakan kepada kami scorang musuh yang dapat melihat aib-aib kami dan dapat melihat aurat kami, dia dan kelompoknya dapat melihat kami dari tempat yang kami sendiri tidak dapat melihat mereka. Ya Allah. berilah ia rasa putus asa dari kami, sebagaimana Engkau putus asakan dia dari rahmat Mu, dan putus-asakan dia dani kami sebagaimana Engkau putus-asakan dia dari (memperoleh) ma’afMu, dan jauhkanlah (jarak) antara dia dengan syorga-Mu Sesunguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu)
(FASAL MENGENAI MA’NA UCAPANNYA)
(Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk). Ketahuilah bahwa ma’na : (aku berlindung) sama dengan arti : Dan Albukhari didalam shahihnya telah berkata : (dan arti al-isti’aadzah (mohon perlindungan) adalah berpegang teguh kopada Allah). Firman Allah ta’ala : (Apabila kamu membaca Alqur’an, hendaklah kamu meminta perling ungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk) (OS. Annahl : 98) Seperti Firman-Nya : (Apabila kamu hendak mengerjakan shalat) — (OS.Almaa’idah :6) dan : , (dan baa’ didalam ucapannya : (dengan Allah) adalah untuk memohon pertolongan seperti kalimat : (aku menulis dengan pena). dan dikatakan juga : (untuk melekatkan) yakni dengan Allah yang dengan DzatNya telah tercipta alam semesta ini, dan dengan Dzat-Nya telah terwujud alam semesta ini.
(Jika sescorang yang bermula mengucapkan : maka artinya : “Aku memulai dengan menyebut asma Allah yaitu suatu pengetahuan (entang Dzat Allah yang wajib ada-Nya yang memiliki kelayakan atas kepemilikkan segala sifat yang terpuji).
(Ya Allah. sesungguhnya Engkau telah kuasakan kepada kami seorang musuh yang dapat melihat aib-aib kami dan dapat melihat aurat kami, dia dan kelompoknya dapat melihat kami dani tempat yang kami sendiri tidak dapat melihat mereka. Ya Allah. berilah ia rasa putus asa dari kami, sebagaimana Engkau putus asakan dia dari rahmat Mu, dan putus-asakan dia dari kami sebagaimana Engkau putus-asakan dia dari (memperoleh) ma’afMu, dan jauhkanlah (jarak) antara dia dengan syorga-Mu Sesunguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu)
(FASAL MENGENAI MA’NA UCAPANNYA
(Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk). Ketahuilah bahwa ma’na : (aku berlindung) dengan arti : dan Albukhari seimbang dengan sepertiga Alqur’an. Mengenai surat tersebut. beliau, bersabda pula:”Sesungguhnya Allah SWT telah membagi Alqur’an dalam 3 (tiga) bagian, maka dijadikannya : satu bagian dari Alqur’an.
Annawawi telah berkata:” Telah berkata Algodhi Iyadh, telah berkata Almnadzin : Maknanya bahwa isi Alqur’an itu terbagi atas tiga bagian : Yaitu (1) yang pertama mengenai kisah-kisah. (2) yang kedua mengenaj hukum dan (3) yang ketiga mengenai sifat-sifat Allah Ta’ala dan secara khusus mengenai sifat-sifat sepertiga dan satu bagian dari tiga bagian.
Didalam Muslim, telah bersabda SAW. Kepada Ubay bin Ka’bin :”Menurutmu, ayat apakah dari Kitab Allah yang paling Agung?”
Dia berkata : (Ayatul-Kursi).
Telah berkata Annawawi dalam syarah Shahih Muslim:”Telah berkata para ulama :”Ayatul-Kursi telah unggul, karena ia merupakan ayat yang paling agung, dan terhimpun didalamnya asma dan sifat sifat ke-Tuhanan, ke-Esaan, kehidupan, ilmu, kerajaan,kekuasaan dan kehendak. Ia berkata bahwa yang ketujuh ini adalah asal-usul asmaa dan sifat-sifat-Nya.
(KEKHUSUSAN ISM KEBESARAN ALLAH SWT)
(Telah berkata Sayyidi Umar juga:”disebutkan bahwa ism ini yaitu . ismul-jalalah (Nama keagungan)” adalah nama yang paling banyak pahalanya, dan paling banyak wibawanya. Adapun secara khusus memakai ism ini dan menurut syara tidak diberikan kepadaselain-Nya. Dan tentu saja baik lidah maupun akal tidak akan menamai sesuatu dengan nama itu. Dan Maha Suci Allah, terdapat pada ism ini beberapa sifat yaitu -Maha Kuasaan) untuk mengadakan sesuatu, dan itu tidak akan terjadi kecuali atas kehendak-Nya. Dan bahwasanya Dia yang Maha Menundukkanapaapa yang tidak dapat ditundukkan, dan Dia Yang Maha Menang terhadap apa-apa yang tidak dapat dikalahkan, dan bahwasanya tidak sah adanya pemaksaan kecuali yang datang dari padaNya, dan tidak dibenarkan beribadah kecuali kepadaNya dan tidaklah terangkat suatu hasrat kecuali kepadaNya dan tidaklah ada rasa kewibawaan kecuali dari padaNya, yang bermula adalah dari Dia, dan yang penghabisan adalah kepadaNya, dan bahwasanya Dia tidak menunggu sesuatu yang tertahan dan pemberian kecuali semuanya adalah dari padaNya).
Kemudian Sayyidi Al’ Umari berkata:”Seyogianya seorang fagir mengambil kesempatan suatu hari atau sesaat untuk mewiridkan” (ism ke-agungan Allah) menurut cara yang sudah dikeny dikalangan orang-orang arif ( ) yaitu disuatu tempat yang tidak dapat dilihat oleh makhluk dan bertawajjuh dengan hatinya kepada Allah SWT. dengan menempatkan dirinya benar-benar orang yang sedang susah lagi prihatin(fagir). Dan hendaklah ia melihat bahwa munaajaat (berbisik dalam do’a) dan pengabdian kepada Allah tidak akan berhasil kecuali: dengan rasa adanya pengawasan dari Dzat yang hag yaitu Allah terhadap dirinya. Kalau tidak karena kurnia Allah SWT. kepadanya niscaya ia tidak akan bernda pada keadaan seperti sekarang ini. Firman Allah ta’ala : (dan. bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyen Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaa-Nya) (OS. Alkahfi : 28) Kemudian iapun akan memperoleh apa-apa yang diinginkan seketika itu juga. Sesungguhnya orang yang mengetuk pintu untuk masuk itu, akan diseru:”Hai engkau, jika engkau memalingkan dirimu dari Tuhanmu maka kemanakah cngkau akan pergi?Dan jika engkau tidak meminta kepada-Nya, maka siapakah yang engkau harapkan?. Apakah engkau mengetahui adanya seseorang yang membuatmu tidak memerlukan pintuNya? atau adanya orang yang dapat melindungimu selain Dzat-Nya?. Segala sesuatu dekat kepada kekuasaanNya dan menjadi saksi akan kelanggenganNya, tanda-tanda kesendirianNya dalam penciptaan-Nya telah tampak dan bukti-bukti kekurangan yang selain-Nya telah bersuara, muka tidaklah layak engkau berada didalam kehinaan kecuali memohon komuliaan dari Dzat Yang Maha Mulia.
(MA’NA DUA KATA ASSAMI’IL – ‘ALIIM) Adapun firman-Nya ma’nanya (Maha mendengar segala ucapan), (Maha Mengetahui segals hal-ihwal), maka keduanya adalah asma’yang apung, yang mulia, telah meliputi apa-apa yang tak mungkin pemisahannya secara ijmaal(globai). Dan keduanya telah banyak dibawakan untuk menghindarkan diri dari segala hal yang mengganggu, memohon kekuatan, memohon pemeliharaan dan memohon penjagaan. Hal tersebut dapat difahami melalui pemahaman arti ayat-ayat dan hadits-hadits Nabi s.a.w. – Allah SWT. telah berfirman sebagai mengingatkan akan adanya jaminan-Nya mengenai rezki seluruh makhluk baik yang ada dibumi maupun dilangit.
(Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (OS.AP’ankabut : 60)
(Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). (OS.Albagarah : 137)
(Berkatalah Muhammad (kepada mereka):”Tuhanku mengetahui semu perkataan dilangit dan dibumi dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). (OS.Al anbiyaa’ : 4)
(FAIDAH) :
Asma Allah Ta’ala” khasiatnya adalah dikabulkannya do’a Barang siapa yang membacanya pada hari Kamis 500x sesudah dhuha maka do’anya diijabah (dikabulkan).
Didalam Syarah oleh Asy-syaikh Zarug dan lainnya bahwa ism-Nya – khasiatnya adalah untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Barang siapa yang biasa membawakannya, ia akan memperoleh ma’rifah atas hak Allah sesuai keadaan yang layak bagi-Nya. Didalam kitab oleh Syaikh Abil-Khair Asy-syarji (rahimahullah) ia telah berkata :” Diriwayatkan dari Allaits bin Sa’ad bahwasanya ia telah berkata :”Aku telah melihat ”Uqbah bin Nafi” dalam keadaan buta kemudian aku melihatnya dapat melihat(kembali). Kemudian aku bertanya: ”Dengan apa Allah mengembalikan penglihatanmu kepadamu?. Ia berkata kepadaku: Aku telah diberikan disaat aku tidur, ada yang berkata kepadaku:”Ucapkanlah
(Wahai Dzat Yang Maha Dekat, Wahai Dzat Yang Maha Mengabul kan, Wahai Dzat Yang Maha Mendengar do’a, Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih bagi yang dikehendaki, kembalikan penglihatabnku kepadaku). Kemudian akupun mengucapkan do’a itu, lalu Allah-pun mengembalika penglihatanku .
(PENGUSIRAN IBLIS DAN KEDENG KIANNYA)
Adapun firman-Nya : (dari syetan yang terkutuk) | adalah Iblis, ia termasuk bangsa jin sesuai firman Allah Ta’ala :
(Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:” Sujudlah kamu kepada Adam ” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya). (OS. Alkahfi:50)
Adapun jin adalah makhluk Allah yang diciptakan dari api yang sangat panas, sesuai firman Allah SWT.:
(dan Dia menciptakan jin dari nyala api) (OS. Arrahman:15)
Adapun Iblis, sebelumnya dengan Bahasa Suryani bernama ”Azazil dan dengan Bahasa Arab bernama Alharits, dan setelah ia melanggar perintah Allah maka nama dan rupanya telah berubah, lalu bernama Iblis, karena ia telah putus asa dari rahmat Allah yang dalam Bahasa Arab: artinya : Adapun syetan itu terdiri dari bangsa jin dan manusia yang durhaka. Nama syetan itu sendiri diambil dari kata asal yang artinya : sumur yang dasarnya sangat jauh, lalu dinamai syaiton karena ketenggelamannya didalam kejahatan dan jauhnya dari kebaikan.
(Al-lmam Annawawi telah berkata:”Syetan adalah semua jin yang durhaka, dan nun-nya adalah asli. Ada yang berkata bahwa nun-nya itu adalah merupakan”kelebihan”, maka yang pertama diambil dari kata : artinya : menjauh, dan yang kedua diambil dari kata :
artinya terbakar dan binasa.
Adapun: artinya yang dirajam/dilempar dengan bintang yung menyala, sesuai firman-Nya:
(dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syetan). (OS.Almulku : 5)
Para Ulama telah berkata bahwa Iblis yang terkutuk itu “asalnya (dari makhluk yang kafir) yang sudah semestinya mendapat kesengsaraan lalu berputus asa dari rahmat Allah.Dan pada permulaannya, para ulama telah bebeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa iblis itu termasuk dari keluarga malaikat, dan ketika terjadi peperangan diantara para jin, saat itu iblis masih kecil, ia telah beribadah kepada Allah SWT. dengan sesungguh hati (tekun dan rajin), lalu ia meningkat bersama para malaikat, bahkan melebihi mereka, karena ia sangat taat dengan adab yang sempurna kepada Tuhan. Kemudian Allah SWT menguasakan dia atas alam ini hingga ia merasa bangga diri atas anugerah Allah tersebut. Lalu ia diuji oleh Allah SWT yaitu dengan kehadiran Adam a.s.
Allah SWT telah memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud kepada Adam a.s. tetapi ia sendiri membangkang dan enggan bersujud kepadanya. Karena sikapnya itu, iapun diusir dan diajuhkan dari khadirat Allah SWT, lalu ia merasa putus asa dari memperoleh rahmat dan keridhaan-Nya.
Ketika Allah SWT. memerintahkan para Malaikat agar bersujud kepada Adam a.s. sebagai tanda penghormatan dan kepatuhan kepada perintah-Nya, maka merekapun serentak mentaatiNya, lalu sujudlah mereka semuanya kecuali Iblis. karena kesombongannya, ia enggan mematuhi perintah Tuhannya dan termasuklah ia dari orang-orang yang kafir. Firman Allah SWT :
(Aku lebih baik dari padanya, Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah). (OS. Al-a’raaf : 15)
Dialah makhluk pertama yang tidak mematuhi perintah Allah SWT. karena rasa kesombongannya. Ia telah berdalil kepada Allah SWT. dengan suatu argumentasi yang buruk lagi rusak, dan inilah suatu permulaan kejahatan, perlawanan, kekufuran, keraguan, perpecahan dan kemunafikan. Semoga Allah SWT. menganugerahi kita kesehatan yang sempurna. Adapun yang menyebabkan Iblis itu memperoleh siksaan, pengucilan, pengusiran dan kutukan adalah karena ucapannya:” Aku lebih mulia dari padanya(Adam), karena Engkau ya Allah telzh menciptkan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah, dan api adalah lebih baik dari tanah.
(Telah berkata Ibnu’ Abbaas r.a.:”Yang pertama mengkias (mempersamakan)sesuatu adalah Iblis tetapi ia telah salah. Maka barang siapa yang mengkias urusan agama dengan pendapatnya sendiri maka ia dihubungkan dengan iblis. Telah berkata Ibnu Sairin :”Tidaklah matahari itu disembah kecuali karena dikias”.
(KEUTAMAAN TANAH ATAS API)
Muhammad bin Jarir telah berkata:”Makhluk yang jahat itu(iblis) telah mengira bahwa api lebih baik dari tanah, sedangkan ia sendiri tidak mengetahui keutaman tanah. Allah SWT. telah menganugerahkan keutamaan pada tanah atas api.
Telah berkata para ahli hikmah:”Tanah memiliki keutamaan atas api dari berbagai aspek antara lain: permata tanah baik mutunya, berwibawa tabah, sabar dan tanah itu pulalah yang telah mendo’akan Adam setelah memperoleh kebahagiaan lalu memperoleh taubat, kerendahan hati (tawadhu) dan kerendahan diri yang mewariskan kepadanya petunjuk dan keterpilihan.
Adapun pada permata api adanya kekeringan dan membubung tinggi, dan api itu pulalah yang mendo’akan Iblis setelah memperoleh kesengsaraan, lalu memperoleh sifat kesombongan dan pembangkangan yang mewariskan kepadanya kutukan dan kesengsaraan.
Tanah adalah penyebab terkumpulnya segala sesuatu, sedang api adalah penyebab tercerai berainya segala sesuatu, dan tanah juga penyebab adanya kehidupan, karena itu pepohonan dan tanaman dapat hidup dan tumbuh, sedangkan api adalah penyebab kebinasaan dan karenanya pula telah menimbulkan perbuatan dosa besar yang karenaya ia diusir, dibenci dan dicabut pengabdiannya lalu disingkirkandari sisi hadirat Allah SWT.,maka turunlah ia kebumi menempati lautan dan membuat semacam tempat tidur dan kursi memperagakan dirinya bagai Dzat Yang Maha Benar, Yang Maha Agung, lalu ia naik kebeberapa lapis langit dan alam malaikat utnuk memata-matai dan mencari tahu rahasia.
Dan setelah ia dikeluarkan Allah SWT. dari suatu peribadahan yang khusus, ia meminta dari Dzat Yang Maha Benar agar ia ditangguhkan untuk dapat hidup lama di dunia yang fana ini.,sesuai firman-Nya:
(Berkata Iblis:”Ya Tuhanku, (kalau begitu), maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman:”(kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan (OS.Alhijr : 36-38) kemudian permintaannya-pun dikabulkan oleh Allah SWT, Yang Maha Pemurah, umurnya ditangguhkan hingga hari kebangkitan manusia (hari kiamat), dan ia dijadikan sebagai pemimpin dari kejahatan. Kemudian karena kesalahannya yaitu telah memperdaya Adam dan Hawwa, akhirnya atas kehendak Allah SWT, mereka semua dikeluarkan dari syorga dan diturunkan ke bumi, sesuai firman Allah Ta’ala : .
(Turunlah kamu ! sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan). (Albagarah : 36)
(PERMUSUHAN SYAITAN KEPADA MANUSIA)
Allah SWT. telah memberitahukan kepada kita perihal permusuhan syetan kepada kita. Karena itu, hendaklah kita menjadikannya sebagai musuh. Firman Allah Ta’ala:
(Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah i, musuh(mu)). (OS. Faathir : 6)
(Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari syorga) (OS. Al-araaf : 27)
(Patutkah kamu mengambil dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain dari padaKu, sedang mereka adalah musuhmu? .Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zhalim) (OS. Alkahfi : 50)
(Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syetan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharrat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal). (OS. Almujaadalah : 10)
Iblis yang terkutuk itu telah bersumpah kepada dirinya bahwa ia akan memusuhi semua anak cucu Adam a.s sesuai firman Allah SWT didalam Surat Al-a’raaf ayat 16-17 sebagai berikut :
(Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka, dari belakang, dari kanan, dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapatkan kebanyakan mereka bersyukur (ta’at). (OS. A-A’raaf : 16-17)
Semoga Allah SWT. dengan kekuasaan-Nya yang menundukkan, melindungi dan memelihara kita, denga rahasia asma’Nya zhabir dan bathin. Amiin.
(Telah diriwayatkan dalam suatu hadits dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata :”Telah bersabda rasulullah SAW.:”Jika seorang anak Adam membaca” 3 Am.Ji (tanda perintah sujud didalam Alqur’an) maka sujudlah ia,lalu menyingkirlah syetan sambil menangis ia berkata:”Oh celakalah aku, ia (anak Adarn) diperintah sujud rnaka ia sujud, maka baginya syurga sedang aku diperintah sujud lalu aku mendurhakaiNya maka bagiku api neraka).
(MEMELIHARA DIRI DARI SYAITAN DENGAN MEMBACA ALOUR’AN)
Telah berkata Asy-syaikh Abdulwahhab Asy-sya’ronii didalam “Kitab ”Kami secara umum telah memegang janji dari Rasulullah SAW. bahwa kami akan memlihara diri dari syetan setiap kami akan tidur yaitu tidur dengan wudhu baik zhahir maupun bathin dan dengan dzikir yang bersumber baik dari Alqur’an maupun assunnah maka barang siapa yang tidur dengan hadats dan tanpa membaca dzikir, maka ia tidak akan terbebas dari syaitan dan akan.dibisikinya untuk banyak tidur dan akan diperlihatkan kepadanya mimpi-mimpi yang buruk dan hina agar dia menjadi sedih hingga ia terbangun. Karena itu tidurlah atas dasar kesucian (berwudhu dulu) agar tidak diganggu/dipermainkan oleh syetan.Kemudian ia (Asy-syaikh Abdul-Wahhaab) berkata:” Aku mendengar kekhususan Sayyidi Ali, ia berkata :” Sesungguhnya orang yang merasa takut-takut didalam tidurnya, adalah orang yang lalai dari dzikir kepada Allah SWT. ketika ia masih terbangun dan iapun merasa takut dari makhluk. Adapun orang yang banyak berdzikir kepada Allah, akan merasa senang dengan segala sesuatu, dan iapun akan disenangi oleh segala sesuatu baik itu berupa makhluk yang dapat bercakap(manusia)maupun yang tidak dapat bercakap. Karena itu, lakukanlah hai saudaraku, sesuai kemurnian hatimu agar engkau tidak merasa takut kepada seseorangpun kecualai kepada Allah SWT. Kalau tidak, maka engkau akan selalu diliputi rasa takut dari bangsa jin, manusia dll. dan sedikitpun engkau tidak merasa senangkepada mereka.
Kemudian dia berkata:”Dirumahku ada seorang wanita dari bangsa jin, dan setiap ia mendekatiku, terbangunlah bulukuduku, lalu aku pun bordzikir kepada Allah, maka seketika itu juga, ia menjauh dariku. Komduian ia keluar dari rumahku dan berdiri dijalanku yang menuju ke masjid ditempat yang gelap, lalu akupun merasa takut lagi dari padanya, namun aku tetap melewatinya sambil mengucapkan : ……….. “Asalamu’alaikum” dan sedikitpun hatiku tidak merasa gemetar, sedang menurut kebiasaan, manusia akan merasa gemetar jika berjumpa dengan jin.
Ia berkata pula:”Pernah sekelompok bangsa jin tinggal di rumahku ketika musim peceklik, lalu aku siapkan makanan untuk mereka sambil berkata:”Makanlah roti ini dan makanan lainnya, tetapi janganlah kalian menggangu saudar-saudaraku kaum muslimin!”. Kemudian, akupun mendengar mereka menjawab : (kami men dengar dan kami.patuhi perintahmu). .
Setelah banyak kejadian yang terjadi dengan mereka (bangsa jin) Asysya’roni berkata:”Banyak kejadian yang terjadi padaku dengan bangsn jin dan sesungguhnya yang aku sebutkan disini, tidak lain agar engkau mengetahui bahwa orang yang membaca wirid yang bersumberbaik itu dari Alqur’an maupun Assunnah(Alhadits) sebagai amalan diwaktu pagi dan petang, akan mencegah gangguan jin dan manusia. Jika sekiranya aku tidak mengamalkan wirid-wirid itu, pasti aku akan merasa takut dari bangsa Jin. Karena itu, amalkanlah pembacaan wirid itu, semoga Allah SWT. melindungimu.
(BERBAHAYA BERKAWAN DENGAN BANGSA JIN)
Ia (Asysya’ronii) berkata didalam Kitab: ,jika ada orang yang bertanya,:” Apakah berkawan dengan bangsa jin itu tercela atau terpuji?”. Maka jawabnya adalah :”Tercela dan tidak terpuji”. Ia berkata:” Barang siapa diantara para Ulama ahli keruhanian merasa berkesan berkawan dengan bangsa jin, maka ia adalah orang yang jahil. karena kebanyakan dari bangsa jin selalu ingin tahu rahasia orang lain seperti pula manusia-manusia yang fasik (durhaka).
Adapun orang yang bijaksana adalah orang yang melarikan diri dari bangsa jin seperti melarikan diri dari orang-orang yang fasik, dan aku tidak melihat adanya seseorang yang berkawan dengan mereka mendapat kebajikan. Hal itu disebabkan karena kejadian mereka berasal dari api dan api itu banyak bergerak. Barang siapa yang banyak bergerak, maka ia akan lebih cepat keinginan tahuannya Jadi , maka jin lebih cepat dari api dalam membuat fitnah kepada orang-orang yang berkawan dengan mereka, karena mereka telah berkumpul dengan manusia-manusia yang fasik yang ingin tahu aurat manusia. Dan hal itu, tidak terjadi pada orangorang yang berakal.
Ia (Asysya’roni) berkata:”Telah berkata Asysyaikh Muhyiddilin Ibn’Aroby pada Bab ke 51 dari Kitab: “Tidak-nda seorang manusiapun yang berkawan dengan bangsa jin mendapatkan Suatu ilmu satu kalimatpun tentang Allah dari mereka. karena Merek, secara alami merupakan makhluk yang paling bodoh tentang Allah dar, sifat-sifatNya. Ia (Asysyaikh Muhyiddiin) berkata :” Barangkali kawa, duduk mereka(dari bangsa manusia)akan berkhayal tentang apa-apa yang diberitahukandi alam semesta ini dan apa-apa yang terjadi di alam dar dari alam ini. Semua kejadian ini terjadi semata-mata karena kemurahar Allah SWT. Dan tidak mungkin mereka (bangsa jin) dapat memberi tahy sesuatu kepada manusia-teman duduknya tentang rahasia tanaman, batu. batuan, ism-ism Gimat) dan huruf-huruf. dan mereka sama sekali tidak mendapatkan apa-apa kecuali ilmu yang diperolehnya itu adalah yang dicela syara”.
(TEMPAT-TEMPAT MASUKNYA SYETAN KEDALAM HATI)
Telah berkata Hujjatul-Islam didalam Al-Ihyaa’ tentang penjelasan .mengenai “Tempat-tempat -masuknya. syetan kedalam hati”:”Ketahuilah bahwa hati itu diumpamakan benteng sedangkan syetan sebagai musuh yang akan memasuki benteng itu, ingin memilikinya dan menguasainya.
Dan tidaklah seorang mampu mengamankan benteng itu dari serangan musuh, kecuali dengan cara menjaga pintu-pintunya dengan ketat, dan tidaklah seseorang dapat menjaga pintu-pintunya, kecuali setelah ia mengetahui letak pintu-pintu itu.
Menjaga hati dari kerusakan yang ditimbulkan oleh syetan adalah wajib hukumnya, bahkan termasuk fardhu ain bagi tiap-tiap hamba Allah yang mukallaf. Diantara pintu-pintu masuknya syetan yang besar adalah : sifat dengki dan tamak.
Dan dengan kedua sifat itu, maka dikutuklah Iblis, dan jadilah ia syetan ang terkutuk. Kemudian (amarah dan nafsu syahwat)
Amarah adalah mendidihnya akal. dan jika sescorang sedang marah. maka ia akan dipermainkan oleh syetan seperti seorang anak kecil mempermainkan bola. Kemudian (Cinta memperindah diri dengan pakaian, alat rumah tangga dan rumah).Jika syetan melihat pada . seseorang sifat (memperindah), maka ia akan berkembangbiak pada orang itu, sehingga orang tersebut akan lupa diri, lupa kepada Allah SWT. dan akhirnya menjadi lalai kepadaNya. Kemudian : (rasa kenyang dan gemar makan). Walaupun makanan itu halal dan bersih, tetapi rasa kenyang itu akan menguatkan nafsu syahwat, dan itu merupakan senjatanya syetan yang akan membuat orang tersebut menjadi pemalas, gemar tidur, menuruti hawa nafsunya dan berat beribadah. Kemudian : (Sifat tergesa-gesa dan tidak adanya ketetapan hati dalam suatu urusan). Telah bersabda Rasulullah SAW : (Tergesa-gesa itu datangnya dari syetan, sedang ketenangan datangnya dari Arrahman – Tuhan yang Maha Pengasih). Kemudian : (dirham dan dinar uang di Negara Arab) dan segala macam harta benda, seperti emas, perak, binatang ternak, rumah, tanah dll. Maka semua yang melebihi keperluan makan, merupakan tempat menetapnya syetan dan akan menyeret seseorang kedalam masalali lain, sehingga terjerumuslah ia kelembah neraka hawiyah yang sangat dalam.
Kemudian : (sifat kikir dan takut jatuh miskin) Sifat itulah yang mencegah seseorang untuk berinfaq dan bersedakah, penyebab yang membawa orang tsb. untuk menimbun barang, harta benda, uang dan lain-lain yang akhirnya ia terkena ancaman Allah dengan siksa yang amat pedih sesuai yang tercantum didalam Alqur’an Kemudian :
(Kefanatikan terhadap madzhab, hawa nafsu,kedengkian terhadap musuh. Menyebut-nyebut kekurangan mereka, memandang mereka dengan pandangan yang penuh penghinaan dan perendahan derajat. hal itu adalah yang mencelakakan. orang-orang fasik dan orang-orang ahli ibadah semuanya.
Karena itu, Sayyiduna Abubakar Siddig r.a. menyumbat mulutnya dengan kerikil agar mencegahnya dari ucapan-ucapan yang tidak penting baginya.
Kemudian : (berburuk sangka terhadap kaum muslimin). Allah Ta’ala berfirman :
(Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sosunguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa).(OS.Alhujuraat : 12) Barang siapa yang menuduh orang lain dengan suatu kejahatan hanya karena prasangka semata-mata, maka ia akan diutus oleh syetan sebagai Orang yang memperpanjang lidahnya dengan (gunjingan), lalu celakalah dia karena akan mengurangi hak-hak orang itu, atau enggan menghormatinya dan memandangnya dengan pandangan penghinaan kemudian ia akan melihat dirinya lebih baik dari orang itu.
Karena itu, hendaklah seseorang memelihara diri dari prasangka buruk dan tuduhan-tuduhan. Sesungguhnya orang yang jahat itu akan mengira bahwa orang lainpun jahat pula seperti dia. Kemudian ia (Hujjatul-Islam) berkata:” Apakah yang dapat mencegah syetan itu?” Apakah cukup dengan dzikir kepada Allah dan ucapan seseorang: (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah SWT. saja?”. Ketahuilah ! bahwa usaha pengobatan/pencegahan mengenai hal tsb. adalah menutup pintu-pintu masuknya syetan dengan mensucikan hati dari sifat-sifat tercela. Dan itu memerlukan waktu yang panjang untuk menyebutkannya. Tetapi jika engkau telah mencabut dasar-dasar sifatsifat tercela dari hatimu, maka syetan tidak akan dapat menetap lagi, Ia hanya lalu lalang saja dan yang dapat mencegah syetan berlalu lalang itu adalah dzikir kepada Allah Ta’ala. , Dan hakekat dzikir itu tidak dapat menetap pada hati, kecuali setelah hati itu dimakmurkan dengan tagwa dan disucikannya dari suifat-sifat tercela. Kalau tidak, maka dzikir itu akan merupakan hanya sebagai ucapan-ucapan hati yang tak membekas, tidak berkuasa atas hati dan tidak dapat menolak kekuasaan syctan pada dirinya. Karena itu, Allah SWT berfirman :
(Sesungguhnya orang-orang yang bertagwa bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah). (OS. Al a’raaf : 201)
(Didalam “Al-hyaa”Jabir bin Abdullah r.a. telah berkata:” Kami mendengar bahwa Adam a.s. ketika diturunkan ke bumi, telah berkata:”Ya Tuhanku, hambaMu (Iblis) yang Engkau telah buat permusuhan antara aku dengan dia, jika Engkau tidak menolongku, maka aku tidak akan kuat(menghadapinya). Allah berfirman kepada Adam:”Tidaklah lahir seorang anakmu, kecuali Aku wakilkan kepadanya seorang Malaikat.Adam a.s. berkata lagi):”Ya Tuhanku, tanbahkan bagiku (lagi). Allan berfinman :” Aku memberi balasan untuk satu kesalahan satu dosa, dan untuk satu kebajikan sepuluh kali hingga(jumlah) yang Ku-ingini”. Adam a.s. berkata(lagi):”Ya Tuhanku, tambahkan bagiku (lagi)”. Allah SWT berfirman:”Pintu taubat senantiasaterbuka selama ruh masih berada dalam jasad”.
(Iblis telah berkata :”Ya Tuhanku, hambaMu ini (Adam a.s.) yang telah Engkau muliakan atasku, jika Engkau tidak menolongku, aku tidak kunt(menghadapinya)”. Allah Ta’ala berfirman :” Tidaklah lahir dari padanya seorang anak, kecuali akan lahir pula dari padamu seorang anak”. iblis berkata:”Ya Tuhanku, tambahkan lagi(bagiku)”. Allah Ta’ala berfirman “Engkau masuki mereka (melalui) tempat mengalirnya darah dan dijadikanlah dada mereka sebagai rumahmu”. Iblis berkata :”Ya Tuhanku, tambahkan bagiku(lagi)”. Allah Ta’ala berfirman:” Kerahkan terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan bersarikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka”. (OS. Al-Israa : 64)
Didalam syarah ”Alhikamn” karangan ibnu Ubbaad, in telah berkata “Telah berkata Sayyidi Asysyaikh Abu Abdullah Alquraisyi r.a. Orang-orang telah mengeluh karena adanya seorang shalih yang telah beramal dengan amal-amal kebajikan, tetapi ia tidak mempunyai kemanisan didalam hatinya:” Kemudian ia pun telah berkata kepada orang shalih itu Karena didalam dirimu ada anak perempuan Iblis yaitu dunia, dan hendaklah seorang bapak menjenguk anaknya dirumahnya yaitu hatimu tetapi tidaklah dirisaukan karena akan menimbulkan kerusakan.
(HAKIKAT TAQWA )
(Aku berkata):”Dan ketahuilah bahwa hakikat tagwa itu adalah beriman kepada Allah Ta’ala,. Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya. UtusanutusanNya, hari akhir dan takdir yang baik dan yang buruk semuanya adalah dari Allah. Dan hendaklah engkau bersaksi bahwa tidak ads Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, melaksanakan ibadah hajji ke BaitullahGika mampu) dan menasehati kaum muslimin. Jangalah engkau menaruh dengki kepada salah seorang dari mereka atas ni’mat yang dianugerahkan Allah kepadanya, baik itu ni ‘mat agama, maupun ni’ mat duniawi. Dan tidaklah ia terhitung sebagai mu’ min hingga ia mencintai bagi saudaranya apa-apa yang ia cintai bagi dirinya. Dan salah satu dari keindahan Islam, hendaknya seseorang meninggalkan apa-apa yang tidak penting bagi dirinya.
(Janganlah engkau menjadi pencaci maki atau pendengki dan jangan pula menjadi penipu atau pengkhianat).Dan janganlah engkau mengambil sesuatu dari hak milik mereka, tidak melakukan keburukan kepada salah seorang dari lingkungan kaum muslimin, tidaklah mengucapkan kata. kata yang tidak disukainya, tidak berpransangka buruk kepada salah seorng kaum mu’minin, dan tidaklah mencampuiri apa-apa yang tidak penting bagimu dan tidak pula kikir dengan apa-apa yang engkau sendiri tidak memerlukannya. Dan jika engkau sudah sedemikian rupa dan telah mengucapkan : maka akan larilah syetan dari padamu. Semoga Allah memberi taufik serta pertolonganNya atas hakikat kebenaran dan petunjuk kepada jalan yang lurus, dan persahabatan dengan orang-orang yang paling berbahagia, sesungguhnya Allah Maha Pelindung dan Maha Kuasa atas itu semua,
Ketika Sayyiduna Umar (semoga Allah memberi manfat kepada kita) memohon perlindungan Allah SWT. dari syaitan yang merupakan salah satu musuh bagi manusia dengan kesaksian Almalikid-dayyaan dalam firmanNya :
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu)). (OS. Faathir : 6) Secara khusus beliau beristi’aadzah (memohon perlindungan dari padanya), kemudian secara umum beliau beristi’aadzah dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan seluruh makhlukNya, maka Allah SWT. sebagai tempat berlindung dan dimohon perlindunganNya dan Dia (Allah) adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong, lalu mengucaplah beliau :
(Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna (Alqur’an) dari kejahatan seluruh makhluk-Nya). 3x
(ARTI KALIMAT-KALIMAT ALLAH YANG SEMPURNA ) Kami tambahkan dari sumber yang kami kutip dari Allah dan RasulNya SAW. Firman Allah Ta’ala :
(Katakanlah “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahkan sebanyak itu (pula)). (OS. Alkahfi : 109) Dan firmanNya pula :
(Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul-rasul itu. : (OS. Al an’aam : 34)
(Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata:” Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah-akan menampakkan ketidak benarannya”. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah mengkokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orangorang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya) (OS. Yunus : 81-82)
(Hai ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah). (OS. Ali – Imran : 64)
(Sesungguhnya Almasih putra Maryam itu adalah Utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampiakan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya) — (OS. Annissa’ : 171) (tiupan dari Allah, karena tiupan itu berasal dari perintah Allah)
(Telah sempurnalah kalumat tuhanmu (Alqur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya) (OS. Al an’aam : 115)
Telah berkata Al-Imam Annawawi dalam syarah Shahih Muslim :” Adapun sabda s.a.w.:
(Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna), ma’nanya : Yang sempurna itu, tidak dimasuki oleh kekurangan dan cacat”. Ada yang mengatakan juga :” Yang berguna dan memberi syafaat (menolong). Ada pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan disini adalah : Alqur’an, Telah berkata sebahagian Ulama bahwa adalah sebagai berikut :
(Kalimat yang bermanfaat, yang sempurna, yang menyembuhkan, dan yang cukup pada setiap yang dimohonkan perlindungan dari padanya).
Telah berkata ahli tafsir bahwa : adalah Kitab-kitab atau shuhuf (lembaran suci) yang diturunkan pada Nabi Idris dan Nabinabi lainnya. Adapun kitab yang empat yaitu : Taurat, Injil, Zabur dan Alqur’an dan kalimat-kalimatnya, yang semuanya difirmankan Allah kepada para Nabi-Nya, Malaikat-malaikatNya dan selain mereka dan semua yang disebut didalam ”Lauh Mahfuzh”dan lainnya.
(PEMBAHASAN MENGENAI RUH)
Telah meriwayatkan Syaikhan dan Atturmudzi dari ibnu Mas’ud ra. ia telah berkata :”Rasulullah SAW. telah berlalu melewati beberapa orang Yahudi. Sebahagian mereka telah berkata:” Tanyakan kepadanya tentang ruh, dan sebahagian pula telah berkata:”Janganlah kalian menanya kepadanya, agar dia tidak mendengarkan kepadamu apa-apa yang kamu tidak sukai”. Mereka berkata:?Wahai Abal-Qosim (Gelar Nabi SAW)berbicaralah kepada kami tentang ruh!. Kemudian beliau berdiri sejenak sambil memandang. Maka akupun tahu bahwa beliau sedang memperoleh wahyu. Lalu beliau bersabda :
(Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. katakanlah :” Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit) (OS. Al-Isra’ : 85) Dalam riwayat Turmudzi dari Ibnu ‘Abbaas r.a., mereka berkata:” Kami telah diberi ilmu yang banyak dan kami telah diberi Taurat, dan barang siapa yang diberi Taurat berarti telah diberi ilmu yang banyak, maka tarunlah:”
(Katakanlah:”Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat Tuhanku).
(Dari Ali dan ibnu Abbaas r.a. bahwa Ruuh adalah seorang Malaikat yang momiliki 70.000 wajah, setiap wajah memiliki 70.000 lidah, setiap lidah memiliki 70.000 bahasa, dengan bahasa-bahasa itu semua, dia (Malaikat itu) bertasbih kepada Allah. Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi menciptakan dari setiap tasbih itu seorang Malaikat yang terbang bersama-sama Malaikat (lainnya) hingga hari kiamat).
(Dari Alhasan bahwa Arruuh itu adalah Alqur’an dan disaksikan oleh firman-Nya Ta’ala :”
(Dan demikian Kami wahyukan kepadamu wahyu (Alqur’an) dengan perintah kami). (OS: Asysyuura : 52)
adalah dari wahyu-Nya dan dari sebagian Jama’ah ahli tafsir : (bahwa ruh adalah yang dengannya dapat hidup semua makhluk yang hidup). ,
(Dari Ali bin Isa:”ruh itu adalah suatu jism yang halus bagaikan udara yang terdapat pada setiap bagian makhluk yang hidup: Ia berkata:”Maka semua makhluk yang hidup ada badan dan ada ruh”).
Imam Annawawi didalam kitabnya”Almajmu”telah berkata:”Para sahabat kami berkata:”Ruh itu adalah berjenis laki-laki dan perempuan, lagi merupakan jism yang halus ”.Telah berkata Asysyaikh Jalaluddin Assayuthi:”Ruh adalah ilmu Allah yang kita sendiri tidak mengetahuinya, karena itu kita membatasi diri dari ””menguraikannya”. sesuai firman Allah Ta’ala :
(Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. katakanlah :”Roh itu termasuk urusan Tuhanku). (OS. Al-isra : 85)
(BAB KETIGA : MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG AOAL, RUH DAN JIWA)
Ketahuilah ! semoga Allah memberi petunjuk kepadamu, bahwa akal, ruh dan jiwa itu termasuk dari kehalusan ruhaniah yang disusun oleh Allah SWT. pada manusia yang telah diaturnya dengan kekuasaanNya sekehendakNya dan dengan kekuatanNya, Maha Suci Allah SWT…………..
(Adapun akal), ia adalah nur mulia yang lebih halus dari ruh sedangkan jiwa adalah tempat jadinya Oleh dan berasal darinya, akal yang sempurna yang dahulu diciptakan Allah dari Nur DzatNy, yang paling mulia. Sebagaimana kami telah kemukakan pada ”BAB PERTAMA” sebelum ini, dan sumber pekerjaannya serta ruhaniahnya adalah dari ruh kejadian yang telah kami sebutkan bahwasanya ia merupakan asal dari segala arwah dan ia merupakan pula : /sumber wahyu yang diperintah. Dari situlah adanya sumber ilmu, kekuasaan dan iradat Ilahi, dan dari situ pula yang datang kepada Nabi SAW. sebagai ilham yang dibicarakannya lalu menjadi wahyu bagi beliau dan ilham bagi orang lain. Firman Allah Ta’ala : .
(Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Alqur’an) dengan perintah Kami). (OS. Asy-syura : 52)
Karena itu, kita melaksanakan As-sunnah sesuai Alkitab, karena ia merupakan wahyu yang disyari’atkan sesuai firmanNya :
(dan tidaklah yang diucapkannya itu(Alqur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan(kepadanya)).
Maka akal adalah nur yang bersifat ilham dan nur nurani yang dapat mengembangkan ilmu ma’rifah, kemampuan atas kehendak Ilahi yang bersumber dari “Ruhul Amri” yang datangnya dari Allah kemudian diletakkan pada ruh kehidupan yang dijadikannya tenang oleh Allah didalam hati yaitu ruh kehidupan pada badan. ‘”
(Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ja mendapat cahaya dari Tuhannya(sama dengan orang: orang yang membatu hatinya) (OS. Azzumar : 22)
(telah bersabda nabi SAW. :”Jika nur (petunjuk) itu masuk kedalam hati, hati itu akan merasa senang dan lapang).
Maka nur akal yang diilhamkan kepada manusia dengan ilmu kemampuan dan kehendak, itu adalah nur Allah yang diletakkannya pada hati seorang mu’min.
Kemudian diingatkan dengan firman-Nya:
(Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah) yaitu dihati orang mu’min yakni N. Muhammad S.A.W. –
(adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus) , ”
yakni dadanya (yang didalamnya ada pelita besar) ya’ni nur akal itu, (Pelita itu didalam kaca) ya’ni kaca hatinya (dan) kaca itu seakan-akan bintang(yang bercahaya)seperti mutiara) ya’ni diumpamakan hati dengan bintang mutiara yang ketika bersinar dengan nur akal, ilmu dan ma’rifah, maka dengan tampaklah dan mensifati sesuai firmanNya: –
(yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat(nya), ya’ni pohon ilmu dan ma’rifah yang ditanamkan oleh Allah Ta’ala dihati seorang hamba yang Mu’min yang didalamnya terdapat “hikmah Allah” dan hukumNya yang dengan hukum itu ta(hamba) memutuskan perkara dengan adil dan tidak condong kekanan atau kekiri, ketimur atau kebarat
(Yang minyaknya saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api) adalah yang dimaksud dengannya” nur ilmudan ma’rifah” yang dikembangkan oleh nur akal dari “Ruhul-Amri” dari Allah’azza wa Jalla. Adapun bahan itu seperti minyak yang dengannya bersinarlah lampu itu untuk menyinarkan nur cahayanya, maka nur itu bersatu dengan nur seperti itu pula, sesuai firman-Nya:
(Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu). (OS. Azzumar : 35) Inilah sifat akal dan nurnya yang indah mengalir dengan hikmah Allah yang tinggi, dan dalam hal ini terdapat dalil bahwa ketika akal diciptakan Allah, kemudian Allah berfirman kepadanya:”Menghadaplah!” maka japun menghadaplah, dan “Membelakanglah” maka iapun membelakanglah. Lalu Allah berfirman:” Demi kemuliaan dan kebesaranKu, aku tidak menyusunmu kecuali pada seorang yang paling Aku cintai yaitu Muhammad s.a.w. karena itu menghadapnya. Karena dia minta pertolongan akan ilmu dan ma’rifah dari Allah Azza wa Jalla, dan membelakangnya, karena meminta pertolongan kepada makhluk sesuai yang dititipkan Allah kepadanya. :
Kemudian Asy-syaikh Muhammad telah berkata:” Adapun jiwa adalah ruh yang halus, yang amat panas. Karena ia telah diciptakan Allah dari bagian atas dan yang pertama muncul dari akal yang sempurna seperti yang telah kami kemukakan, kemudian ia ditenangkan didalam otak yang merupakan bagian badan yang paling dingin dan paling subur yaitu agar perangainya berlaku sedang-sedang saja.
Ia berkata :” Otak atau , didalam kepala adalah bagaikan rumahnya panca indera yang dijadikan Allah s.w.t. sebagai sumber perasaan dan gerakan jiwa dan sumber dari kehendak Allah kepada manusia dan sumber rohani jiwa dari tempat turunnya ruhul gudus (ruh suci) yang zhahir dan merupakan wahyu Allah yang bathin.
Dari padanyalah, seperti yang telah turun kepada Nabi s.a.w. sebagai wahyu (turunnya Alqur’anul-Kariim kedalam hati beliau)sebelum beliau sendiri mendengar dari Jibril a.s Firman Allah Ta’ala :
(dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan) (OS. Asy-syu’araa : 193-194)
(Katakanlah : Ruhul-Oudus (Jibril) menurunkan Alqur’an itu dari Tuhanmu dengan benar, dan menjadi petunjuk serta khabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri(kepada Allah). (OS. Annahl :102)
Karena itu, sewaktu-waktu Nabi s.a.w. berbicara perihal : Alqur’an sebelum beliau mendengarnya dari Jibril a.s. Kemudian dilarangnya oleh Allah s.w.t. dari hal itu (membicarakan Alqur’an sebelum beliau mendengarnya) dan beliau dengar dihatinya yang dalam, dari wahyu Ruh-Alqudus, hingga mendengarnya terlebih dahulu dengan pendengaran yang zhahir atas hatinya dari Jibril a.s. yaitu agar beliau mantap terhadap apa-apa yang disampaikan Jibril a.s.. Maka dengan demikian beliau akan merasa pasti untuk disampaikannya wahyu kerasulan itu, dan juga merupakan bukti nyata terhadap apa-apa yang di wahyu kan kepada beliau S.A.W. Firman Allah Ta’ala :
(dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Alqur’an sebelum disempumakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah : “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan). (OS.Thaahaa:114)
Kemudian Asysyaikh Muhammad berkata:”Dasar perbuatan jiwa adalah bahwasanya Allah SWT. telah menjadikannya sebagai ruh perantara antara ruh(yang sebenarnya) dengan jasad. Maka tepinya yang bawah berhubungan dengan otak jasad yang merupakan permulaan indera, dan tepinya yang atas berhubungan dengan ruh. Karena itu jiwa akan menjadi tenang pada beberapa keadaan karena hubungannya dengan jasad yang tenang -ketika tidak bergerak. Dan terkadang bergerak yaitu ketika akan kehendak karena hubungannya dengan ruh kehidupan yang pertama. Mengingat peliknya masalah ruh ini, maka sebaiknya kita membatasi diri dengan firman Allah SWT.:
(Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:”Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit). (OS. Al-Israa : 85)
(PEMBICARAAN MENGENAI MU’AWWADZATAIN DAN TA’AWWUDZ)
(Telah diriwayatkan dari s.a.w. bahwa : siapa yang membaca mu’awwadzatain (Oul-a’uudzu birabbil falag dan Oul-a’uudzu birabbinnaasi) dan Suuratulikhlas (Oul-huwallahu ahad) 3x diwaktu pagi dan 3x diwaktu sore, maka surat-surat itu cukup (melindungi) baginya dari segala sesuatu).
(Dalam shahih Bukhari dan Muslim juga disebutkan dari Aisyah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. apabila akan tidur setiap malam, merapatkan kedua telapak tangannya, kemudian ditiupkan kepadanya lalu membaca :QUL-HUWALLAHU AHAD, dan QUL-A’UUDZU BIRABBIL FALAQ dan QUL-A’UUDZU BIRABBINNAAS, lalu dihapuskan kedua telapak tangannya itu keseluruh badannya, dimulai dari kepalanya, wajahnya dan bagian muka badanya. Itu dilakukannya beberapa kali).
(Al-Imam Annawawi tclah berkata dalam kitabnya “Al-Adzkaar” telah meriwayatkan Muslim dan Muwaththo” Maalik dan kitab Atturmudzi dan lainnya, dari: Khaulah binti Hakiim r.a. ia telah berkata:”Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. telah bersabda:”Barang siapa yang singgah disuatu rumah, kemudian mengucapkan : (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna (Alqur’an) dari kejahatan seluruh makhluk-Nya), maka tidak ada sesuatu yangberbahaya baginya hingga ia meninggalkan rumah itu).
(Dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Atturmudzi, dan berkata : Hasan dan Annasa’i dan Alhakim, sedang lafazhnya ucapan Atturmudzi, telah bersabda s.a.w.:”Apabila ada salah seorang dari kamu sekalian merasa ketakutan dalam tidurnya hendaklah ia mengucapkan :
(Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna(Alqur’an)dari murka-Nya, dari siksa-Nya, dari kejahatan hambahamba-Nya dan dari bisikan-bisikan syetan(juga) dari kehadiran mereka padaku). Al-Imam Annawawi juga telah berkata :”Telah diriwayatkan didalam Kitab Ibnus-sunny dari Muhammad bin Yahya bin Hibbaan bahwasanya Kholid Alwalid r.a. tetah mendapatkan kesulitan tidur. maka melaporlah ia kepada Nabi s.a.w. lalu diperintahkannya untuk ”berta’awwudz” pada saat tidurnya(dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, dari kejahatan hamba-hambaNya dan dari bisikan-bisikan syetan dan dari kehadiran mereka pada dirinya). Sabda Nabi s.a.w. :
(Peliharalah dirimu dari api neraka (dengan bersedekah walaupun dengan sebiji kurma, dan jika kamu tidak menjumpai(kurma), maka dengan katakata yang baik). Didalam hadits ini, ada isyarat bahwa sedekah itu, adalah sebaik-baik sebab untuk memperoleh keselamatan. Dan barang siapa yang tidak menjumpai apa-apa untuk disedekahkan, maka sedekahnya adalah dzikir yang telah ditunjuk oleh firman Allah Ta’ala :
(Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik) (OS.Fathir : 10) A0… dan telah diriwayatkan didalam tafsir bahwa ucapan: dan lainnya adalah termasuk dzikir. Dan sebetulnya, sedekah dari seorang kaya lebih utama dari zikirnya, karena kikirnya terhadap harta. Dan dzikir dari seorang fakir, lebih utama dari sedekahnya, jika ia tidak memiliki harta untuk disedekahkan. Telah bersabda s.a.w.: .
(Sebaik-baik jihad adalah kalimat (ucapan) yang hak dimuka seorang penguasa yang zhalim). Telah bersabda s.a.w.:
(Barang siapa yang berperang dengan tujuan untuk menjadikan” Kalimat Allah yang tertinggi”. maka berarti ia telah berperang dijalan Allah (fii sabiilillah).
(Dalam tafsir Albaghawi dengan sanadnya kepada Ja’far Ash-shadig dari ayahnya Muhammad Albagir r.a., ia telah berkata :” Kami telah masuk kepada Jabir bin Abdullah, lalu aku berkata:”Beritahukanlah kepadaku tentang ibadah hajji Rasulullah s.a.w.! Kemudian ia memaparkan kisah “hajji wada” (hajji perpisahan) hingga menyebutkan khutbah hari Arafah. la telah berkata :”Telah bersabda Rasul Allah S.A.W. :”Hendaklah kamu sekalian bertakwa kepada Allah dalam hal memelihara isteri-isterimu, karena kamu telah mengambil mereka dengan amanat Allah, dan kamu telah menghalalkan “kehormatan mereka” dengan kalimat Allah, dan hendaklah kamu melarang mereka melakukan memasukkan seseorang yang tidak kamu sukai kekamarmu. Dan jika mereka melakukannya juga, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan.
Dan Kamu mempunyai kewajiban atas sandang pangan mereka dengan (pemberian) yang baik. Aku telah tinggalkan bagimu sesuatu yang jika kamu sekalian berpegang teguh kepadanya, tidak akan tersesat selamanya yaitu Kitabullah (Al-gur’an). Dan kamu bertanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan?.
Mereka berkata:”Kami bersaksi, bahwa engkau telah menyampaikan, telah melaksanakan dan telah menasehati”. Kemudian beliau bersabda dengan telunjuknya diangkat kearah langit (kemudian) mengarahkannya kepada orang-orang itu:”Ya Allah, saksikanlah ! Ya Allah, saksikaniah ! Ya Allah, saksikanlah ! 3x (tiga kali).
PENUTUP
MENGENAI PERINTAH-PERINTAH YANG TELAH DILAKSANAKAN DENGAN SEMPURNA OLEH NABI IBRAHIM ALAIHIS-SALAAAM)
Firman Allah Ta’ala :
(Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya).(OS. Albagarah : 124). Telah berkata para ulama (perintah dan larangan itu) ada 10 (sepuluh) perangai yaitu : (1). membelah sisiran rambut. (2) memotong kumis. (3) memotong kuku. (4) bersiwak. (S) berkumur. (6) membersihkan lubang hidung. (7). berkhitan. (8). beristinja (cebok) sesudah buang air kecil maupun besar. (9). mencukur rambut kemaluan, dan (10). mencukur rambut ketiak.
Didalam pendidikan nama-nama dan bahasa-bahasa, oleh Alimam Annawawi dari Alhasan Albashri, “ia menerangkan bahwa:
(Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimut (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya).(OS. Albagarah : 124)
Dia (Ibrahim) telah diujinya dengan bintang-bintang, maka ia dijumpainya sabar. Kemudian diujinya dengan bulan, maka ia dijumpainya sabar Kemudian diujinya dengan api, maka dijumpainya ia sabar. Kemudian diujinya dengan penyembelihan putranya (Ismail), maka dijumpainya ia sabar. Dia telah berkata:” Telah diriwayatkan didalam” Al-muwaththo” Al-imam Maalik dari Sa’id Ibnul-Musayyab, ia telah berkata : “Nabi Ibrahim a.s. adalah orang pertama yang menjamu tamu, orang pertama yang dikhitan, orang pertama yang memotong kumisnya, orang yang pertama yang melihat tanda-tanda ketuaan (rambut putih), lalu beliau berkata:”Ya Tuhanku, apakah ini ?”. Allah berfirman : (nur dan kewibawaan). Kemudian beliau berkata (tambahkanlah kepada ku nur dan kewibawaan).
Dalam Kabil Akhbaar dan lain-lainnya diterangkan bahwa sebab wafatnya Nabi Ibrahim a.s. adalah sebagai berikut:”Beliau telah didatangi oleh seorang Malaikat dalam rupa seorang tua lalu iapun diterimanya sebagai tamu. Kemudian iapun makanlah bersama Nabi Ibrahim a.s. tetapi makanan itu telah meleleh dari mulut tamu itu, dan mengalirlah ilarnya membasahi jenggot dan dadanya. Maka berkatalan Ibrahim a.s.:” Wahai hamba Allah, apa ini?”. Ia menjawab :” Aku telah mencapai kotuaan seperti sahabatnya itu (Ibrahim a.s.) Beliau berkata:” Berapakah umurmu sekarang ?”. Ia berkata : 200 tahun, dan Ibrahimpun ketika itu telah berusia 200 tahun. Maka akhirnya, beliaupun tak senang lagi untuk hidup lebih lama, agar tidak mengalami seperti yang dialami oleh sahabatnya itu (yaitu malaikat yang menjelma berupa orang tua tadi), kemudian beliaupun wafat tanpa sakit.
(MENGENAI KALIMAT YANG DITERIMA ADAM A.S. DARI TUHANNYA, LALU IA DIAMPUNI)
Firman Allah Ta’ala :
(Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allais menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang). (OS. Albagarah : 37)
Kemudian Allahpun memaafkannya dan menerima taubatnya. Lalu Allai mewahyukan kepada Adam a.s. tatacara memperbaiki kehidupan dunia dan akhiratnya. Mereka telah berselisih faham tentang “kalimat yany diterima Adam”. Ada yang mengatakan bahwa sebab taubatnya Adani adalah : ketika ia telah diciptakan Allah, ia memandang kearah Arasy maka dilihatnya, pada tiang-tiang Arasy dan tepinya, ada tulisan kemudian, ketika ia tergelincir | berbuat kesalahan dan kemudian diturunkan ke burni, ia berdo’a kepada Tuhannya dengan ucapan :
(Ya Allah, sesungguhnya hamba bertawassul kepadaMu dengan Muhamammad s.a.w. kiranya engkau berkenan mengampuni kesalahan hamba), maka Allah pun telah menerima do’anya, mengampuninya dan meridhainya. Allah s.w.t. berfirman kepadanya :” Dengan apa engkau mengenal Muhammad s.a.w ?. Adam a.s berkata :” Ya Tuhanku, hamba melihat namanya berdampingan dengan namaMu, maka hamba mengetahui bahwa beliau adalah makhlukMu yang paling utama, dan paling mulia disisiMu. Karena Itu kehadiratMu hamba bertawassul (berdo’a dengan menyebut nama s.a.w).
Asy-syarji telah mengutip dari beberapa karangan Al-imam Albunni bahwa (kalimat yang sempurna) itu ada 10 ism yaitu :
Artinya : Yang Maha Meliput, Yang Maha Mengetahui, Yang Memelihara, Yang Maha Menyaksikan, Yang Maha Mencukupi, Yang Melakukan, Yang Maha Menciptakan, Yang Merencanakan, Yang Menciptakan, Yang Memberi rupa. dan situlah dzikir yang paling agung.
Dan selama seseorang mendzikirkannya, maka ia akan dimudahkan Allah untuk memperoleh scyala keinginannya dengan segera. Dia berkata :” Didalamnya ada asma Allah yang agung ‘ yang jika seseorang berdo’a dengan asma itu, akan dikabulkan, dan jika ia meminta akan diberi. Dan untuk ahli kasyaf (orang yang dapat melihat hal-hal yang ghaib) dcngan asma asma itu, ada harapan akan memperoleh rahasianya. Dan barang siapa yang mendzikirnya ditengan malam, maka ia akan melihat kcajaiban-kcajaiban. Dan didalam asma itu ada pula khasiat untuk pemeliharaan jiwa dan jasad dari segala sesuatu yang menyakitkan juga untuk menundukkan musuh. Jika seseorang selalu mendzikirkannya ia akan melihat rahasia-rahasia alam atas, lagi pula alam akan tunduk kepadanya.
Ada pula yang mengatakan bahwa yang di terima Adam dari Tuhannya adalah firmanNya :
(Keduanya berkata:”Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi). (OS. Alw’raaf : 23)
Adapula yang mengatakan bahwa itu adalah 3 (tiga) perkara yaitu : rasa malu, tangis dan do’a .
Adapula yang mengatakan bahwa itu adalah manasik hajji yaitu bahwasanya ketika Adam a.s. turun di Sarandiib — sebuah gunung ditanah India bagian Utara mengarah ke Barat, datanglah kepadanya malaikat Jibril a.s dan memerintahkannya melaksanakan ibadah hajji. Maka berangkatlah bersama-sama hingga tiba di Muzdalifah dan bertemulah dengan Ibu Hawwa, dan ketika itu mereka saling berkenalan. Karena itu tempat dimana mereka berkenalan itu dianamai Arofah. Kemudian mereka mengadakan wukuf disana hingga tenggelam matahari pada tanggal 9 (dzulhijjah). Kemudian mereka berangkat ke Muzdalifah dan mengadakan mabiit(bermalam) disana, lalu berangkat ke Mina dan melontar jumrah kemudian bercukur (tahallul). Mereka mengadakan nafar awwal dan kemudian berangkat menuju Baitullah yang mulia dan tawaflah sebanyak 7x (tujuh kali).
(Nabi s.a.w. telah bersabda :”Setelah Allah SWT. menurunkan Adama, dibumi, maka bergegaslah Adama.s. menuju ke Ka’bah, maka i, melakukan shalat dua raka’at. Lalu Allah s.w.t. meng-ilhamkan, kepadanya do’a ini:
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui rahasiaku dan zhahiriahku maka terimalah permohonan maafku, dan Engkau mengetahui kebutuhanku, maka penuhilah permohonanku, dan Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, maka ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau).
(Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kehadiratMu iman yang selalu melekat dihatiku, dan keyakinan yang benar, hingga aku mengetahui bahwa sesuatu musibah itu tidak akan menimpaku kecuali yang sudah Engkau tentukan kepadaku. Karena itu, buatlah aku ridha atas apa-apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku).
Kemudian Allah, mewahyukan kepadanya :” Wahai Adam, Aku telah terima taubatmu dan Aku telah ampuni dosamu. Dan tidak ada seseorang yang berdo’a dengan do’a ini, kecuali Aku ampuni dosanya, Ku cukupkan urusannya yang paling penting dan Aku enyahkan syetan dari padanya. Dan Aku akan berikan harta perniagaan kepadanya melebihi setiap saudagar dan Aku akan limpahkan kepadanyaharta dengan berlimpah ruah walaupun ia sendiri tidak menginginkannya).
( SYARAT-SYARAT TAUBAT ) Syarat-syarat taubat adalah :
- (yang pertama): melepaskan diri dari ma’siat.
2.(yang kedua) : berniat didalam hati untuk tidak kembali kepada ma’siat
3.(yang ketiga) : menyesali perbuatan yang telah/pernah dilakukan.
4.(yang keempat) : mencegah dirinya dari perbuatan zhalim kepada orang yang telah menzhaliminya.
Taubat adalah merupakan kewajiban bagi setiap muslim sesuai firman Allah Ta’ala :
(Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung). (OS. An-nuur : 31)
(dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim). (OS. Alhujurat : 11)
Dan selanjutnya akan diterangkan syarat-syarat taubat, adab-adabnya, fardhu-fardhunya, keutamaanya dan keutamaan orang yang bertaubat secara singkat pada judul syarah ini yaitu pada ucapannya : (aku bertaubat kepada Allah), Dan ma’na adalah diterimanya dengan baik dan diamalkan ketika sudah diketahuinya.
Didalam Kitab Kanzul ‘uluum yang disusun Oleh Ibnu Taurat Al-andalusi dari Ahnaf bin Oais bahwasanya ia telah berkata :”
Manusia telah mengeluarkan kata hikmah sebanyak 4000 kalimat. kemudia dikeluarkan lagi hingga tinggal 400 kalimat, kemudian dikeluarkan lagi hingga tinggal 40 kalimat, kemudian dikeluarkan lagi dari padanya hingg, tinggal 4 kalimat yaitu :
- janganlah engkau membebani perutmu melebihi dari kemampuanny,
- janganlah engkau sekali-kali mempercayai wanita.
- janganlah engkau tertipu oleh harta walaupun banyak.
- cukupkan dirimu dengan harta sesuai dengan hajatmu.
Setelah Sayyiduna Umar menyempumakan permohonan perlindungan secara khusus dan umum, beliau memulai dengan dzikir yang beraneka ragam manfaatnya yaitu dzikir yang menolak segala yang bermadharrat dengan ucapannya :
(Dengan menyebut Nama Allah yang dengan Nama-Nya tidak bermadharrat sesuatu baik yang ada dibumi maupun dilangit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). 3x
Telah berkata Syaikh Ali : yaitu yang meliputi seluruh martabat asma” dan lambang keagungan Allah. Begitu juga ( ) adalah dari suatu dampak kerusakan yang terjadi pada zhahir jasmani. Adapun adalah dari dampak yang timbul dari langit dan bintang-bintang ”nahsiyyah –
Maka dengan kemampuan orang yang berdzikir dengan ism yang agung ini maka dzikir itu menjadi dinding bagi orang yang perdzikir dari dampak-dampak tersebut diatas, dan juga dzikir itu merupakan perlindungan bagi hakikat ruhani dari gangguan syetan yang akan membawanya kepada pembangkangan dan kepada urusan-urusan yang terselubung. Itulah yang membebaskan seseorang yang beristi’adzah dari gangguan syetan dalam urusan-urusan yang bermadharrat dan nafsu syahwat yang mencelakakan. adalah yang memelihara seluruh alam termasuk alam malaikat. juga Yang memelihara yang psmeliharaanNya meliputi perasaan ruhani dll. Dzikir tersebut diucapkannya 3x(tiga kali). Itu adalah ucapan yang sangat mengagumkan seperti yang engkau lihat adanya pancaran nur dan keberkahan bagi orang yang memiliki baik sangka (hunuzh-zhan) kepada para wali Allah.
Firman Allah Ta’ala :
(Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai). (OS. Al-a”’raaf : 205) ‘
(Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat Tuhannya, lalu dia sembahyang). (OS. Al-a’laa : 14-15)
(“ PEMBICARAAN MENGENAI ASMA’ ALLAH YANG PALING AGUNG ”)
Dzikir yang diwiridkan disini oleh Sayyiduna Umar adalah asma” Allah yang paling Agung atau yang disebut : seperti yang diucapkan oleh Sayyidi Abul-hasan Asy-syadzilli didalam hizibnya yang bernama ” Annuur ” :
(Ya Allah, sesungguhnya hamba mohon kehadiratMu . dengan “asma yang paling agung” yang dengan asma” itu tidak akan bermadharrat sesuatu baik (yang ada)di bumi maupun (yang ada) dilangit. Dan dia adalah Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Maka yang dimaksud dengan asma” yang paling agung atau adalah Allah SWT. Didalam judul yang lain dari ” ” dia berkata :
(Maha Agung Tuhanku dari pengadaan oleh sesuatu atau binasa oleh sesuatu. Sesungguhnya Dia tidak akan bermadharrat sesuatu dengan asma’Nya baik (yang ada) dibumi maupun (yang ada) dilangit. Dan Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Kini hendaklah engkau memahami betul apa yang dimaksud ”Al-ismul – a’Zhom” atau asma yang paling Agung.
(Dan sebutan AS JI atau Yang paling Agung, sesungguhnya Dia adalah Allah, dan Yang Maha Hidup lagi Kekal Abadi, dan Yang tidak sda Tuhan yang patut disembah selain Allah, dan Ya Allah. Yang Maha Pengasih, Yang Maha Ilidup lagi Kekal Abadi, Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, Tuhan Yang Maha Esa tidak ada tuhan yang patut disembah selain Engkau).
(KETERANGAN MENGENAI KEUTAMAAN DZIKIR)
Sekarang, marilah kami sebutkan sebahagian hadits yang menerangkan tentang kemanfaatan dzikir. Rasulullah s.a.w. bersabda :
(Hamba mana saja yang mengucapkan dipagi setiap hari, dan sore setiap malam) :
(Dengan menyebut asma’ Allah yang dengan asma’Nya tidak bermadharrat Sesuatu baik (yang ada) dibumi maupun (yang ada) di langit. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) 3x, maka tidak akan bermadharrat sesuatu kepadanya).
(HR. Atturmudzi, Abu Dawud dan Usman bin Affaan r.a.) didalam suatu riwayat dari Abu Dawud :” (ia tidak akan mendapat musibah secara mendadak). –
(Telah berkata seorang Ulama Besar ahli ilmu Dr. Ibrahim bin Abdurrahman bin ‘Auf bin Ali Al azrag dalam kitabnya “Tashiilul-Manaafi”, kami telah menemukan pada sebahagian kitab kedokteran, dari Anas ia telah berkata :”Seorang Arab Pegunungan (A’raabii) telahdatang kepada Rasulullah s.a.v. sambil berkata :”Ya Rasulullah, sesungguhnya aku orang yang sedang menderita sakit (yaitu) makanan dan minuman tidak dapat masuk secara lurus kedalam perut besarku. Karena itu, do’a akanlah agar Allah menyembuhkanku”. Maka bersabdalah Rasulullah s.a.w. : ”Ucapkanlah :”
(Dengan menyebut asma’ Allah yang dengan asma” Nya tidak bermadharrat sesuatu baik (yang ada) dibumi maupun (yang ada) di langit, wahai Dzat yang Maha Hidup lagi Maha Kekal Abadi), maka tidak akan berbahays pagimu sesuatu penyakit walaupun penyakit itu berat).
(Disebutkan oleh Asy-syaikh Abdurrahman bin Muhammad. bin Ali Alhanafi dalam syarahnya pada “Allam’atul-buuniyyah” mengenai pembicaraan tentang asma” Allah Ta’ala ” bahwa seorang jariyah (budak perempuan) milik Abu Dardaa telah memberinya makan racun sebanyak 40 x, namun racun itu tidak berbahaya baginya, karena ia selalu mengucapkan : :
setiap akan makan. Ibnu Zhofar telah menyebutkan didalam Kitabnya ” ” seperti yang dikutip oleh Addamiri didalam Kitabnya ” la telah berkata :” Sesungguhnya ia (Jariyah Abu Dardaa) telah berkata kepada Abu Dardaa:”Dari bangsa apakah engkau ?”. Dia berkata : “Aku adalah manusia seperti engkau juga”. Ia berkata pula :” Bagaimana engkau sebagai manusia, sedang aku telah memberimu makan racun sebanyak 40x dan tidak membahayakanmu ?”.Abu Dardaa’ berkata :” Apakah engkau tidak mengetahui bahwa orang yang berdzikir (mengingat) Allah itu tidak berbahaya sesuatu baginya ?” dan sesungguhnya aku telah mengingat Allah dengan asma Nya yang paling agung (al-a zhom), Jariyah itu bertanya :”Apakah itu ?” Abu Dardaa’ menjawab : kemudian Abu Dardaa bertanya pula:” Apakah yang menyebabkan engkau melakukan itu kepadaku (meracuniku) ?. Jariyah itu berkata :” Karena rasa benciku kepadamu”. Abu Dardaa pun berkata :”Sekarang, aku merdekakan engkau karena Allah, dan tidak mengapa engkau telah melakukan itu kepadaku”.
( FAEDAH ) Kepada orang yang sedang sakit kepala, dapatlah dilakukan penyembuhan dengan ”Alismul a’zhom”, dengan cara, hendaklah kita meletakkan telapak tangan kita kepada kepala sipenderita sambil mengucapkan :
(Dengan menyebut asma Allah, sebaik-baik asma . dengan menyebut Allah Tuhan yang menguasai bumi dan langit yang memberikan keberkahan dan kesembuhan. Dengan menyebut asma’ Allah yang ditanganNya ada kesembuhan. Dengan menyebut asma’ Allah yang dengan asma Nya tidak bermadharrat racun atau penyakit. Dengan menyebut asma’ Allah yang dengan asma’ Nya tidak bermadharrat (berbahaya) sesuatu baik (yang ada) dibumi maupun (yang ada) dilangit. Dan dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha mongetahui). diulang-ulang sampai 3x atau 7x, maka rasa sakit kepalanya akan sembuh atas izin Allah SWT. (Dasi Kitab Alfawaid Oleh Asy-syaikh Abil Kair Asy-syarji Alhanafii)
(FAIDAH ) Addamiri telah meriwayatkan didalam kitab ” ” dari Imam Alhafizh Fakhruddin Utsman bin Muhammad bin Utsman Annawawi yang singgah di “Mekkah Almusyarrafah” bahwasanya ia telah berkatu “Ketika aku sedang membaca Ilmu Faraidh di Mekkah pada Syaikl Tagiuddin bin Aljauzaani dan ketika kami sedang duduk-duduk tiba tiba ada seekor kalajengking berjalan, maka diambilnya oleh Asysyaikh dengan tangannya dan dibalik-balikannya, lalu akupun meletakkan kitabku dari tanganku”. Dia berkata :”Bacalah” Akupun berkata :” Aku ingin memperlajari terlebih dahulu rahasia ini”. Ia berkata :”Rahasia itu ada padamu”. Aku berkata : Apa itu ?”. Ia berkata :”Nabi s.a.w telah menetap kan bahwasanya siapa yang mengucapkan diwaktu pagi dan sore : , .
(Dengan menyebut nama Allah yang dengan namaNya tidak bermadharat sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) tidak akan berbahaya sesuatu kepadanya, sedang aku telah mengucapkan tadi pagi”.
Kemudian Sayyiduna Umar r.a mewiridkan dzikir yang meliputi pengertian ”Meng-Esakan Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” Wirid itu merupakan penawar bagi setiap orang yang sakit, dan merupakan pula pusaka kekayaan yang memperkaya orang yang fagir yaitu :
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung). 10x
Asysyaikh Ali telah berkata :” itu adalah termasuk dzikir yang paling tinggi (nilainya) yang diulang-ulangnya oleh orang yang berdzikir sebanyak 1x.Dan itu adalah karena ketinggian martabatnya disebab kan.telah men bawakan (ism yang paling agung) sebagai pelambang rahmat yang meliputi segala sesuatu dan rahmat -rahmat yang tersimpan yang kepadanya akan berakhir perputaran kedua alam inir (diakhirat) dan inilah yang disebut atau rahmat yang wajib bagi Allah yang diberikannya kepada hamba-hambaNya yang Inu’min nanti. dan itu merupakan anugerah yang meliputi segala sesuatu. Dan.dampak dari rahmat ini terdapat dalam daya dan upaya, ucapan dan kekuatan bagi seluruh kekuatan yang ada.
(Dan jika diucapkan ” Bismillah”, adalah merupakan pemeliharaan alam samawi (langit) dari roh-roh yang tercipta dari api, dari pencurian pendengaran. Karena itu, jika diucapkan kemudian berpapasan dengan jin dan syetan-syetan, maka mereka akan meleleh seperti melelehnya timah dari api, kemudian akan terbakar dan mati. Dan tasmiah (basmalah) ini dibaca 10x adalah karena ketinggian martabatnya. Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan dzikir tersebut, adalah firman Allah Ta’ala :
(Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala Kamu memasuki kebunmu “MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH” (Sesungguhnya atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). (OS. Alkahfi : 39)
(Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat Kokoh). (OS. Adz-dzaariyaat : 56-58)
(Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa). | (OS. Alhajj : 40) Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan dzikir tersebut adalalah:
(Telah bersabda s.a.w yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. : ” …” Perbanyaklah oleh kamu sekalian ucapan ( ) “karena ia adalah salah satu pusaka (harta simpanan) dari pusaka pusaka syorga). Makhul telah berkata:”Siapa yang mengucapkannya, kemudian ditambah dengan : (tidak ada tempat menyelamatkan diri dari (murka) Allah kecuali (berlindung) kepadaNya” maka Allah akan membebaskannya dari 70 pintu bahaya, yang paling rendah adalah kefakiran. (Dikeluarkan oleh Turmudzi) Didalam Kitab” ” berkata :”AI ‘agiili telah mengeluarkan dari Ali bin Abi Thalib r.a ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW.:
(Wahai bapak dari Al-Hasan, maukah engkau aku ajari beberapa kalimat yang engkau ucapkan diwaktu pagi dan diwaktu sore(yaitu) ucapkanlah :
karena dzikir itu merupakan penawar dari 99 penyakit, yang paling sederhana adalah rasa duka /sedih).
(Dan mengenai dzikir ini ia(Asy-syaikh Ali) berkata: Ibnu Wahbin telah mengeluarkan didalam jami’nya, dari Abi Hurauirah r.a. dari Rasulullah SAW beliau telah bersabda :” Sesungguhnya Allah telah berfirman :”” Wahai anak Adam, ada 3(tiga) perkara : satu untukKu, satu untukmu, dan satu antara Aku dan kamu. Adapun, yang satu untuk Ku adalah hendaknya engkau menyembahKu dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, Dan yang antara Aku dan engkau, adalah jika engkau meminta kepadaKu, pasti Aku memberimu. Dan yang satu untukmu, adalah agar engkau memperbanyak simpanan disisiKu untuk akhiratmu yaitu ucapan
(Mengenai dzikir ini Albazzaar telah mengeluarkan didalam masnadnya dari Abi Dzarr r.a ia telah berkata:”Telah berwasint kepadaku sahabatdekatku s.a.w.(yaitu) : Agar aku menyambung tali silaturraluni dengan karabatku walaupun mereka berpaling dari padaku,agar aku mengatakan yang benar walaupun pahit, agar didalam menjalankan hak Allah, aku tidak takut kepada cacian seseorang, agar aku melihat kepada orang yang ada dibawahku (dalam urusan dunia) dan tidak melihat kepada orang yang ada diatasku, agar aku mendekati orang-orang miskin, dan agar aku memperbanyak ucapan :”
(Telah bersabda s.a.w.:”Barang siapa yang mengucapkan dalam sehari 10x (sepuluh kali) :
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung), ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti ia baru dilahirkan dari perut ibunya, dan akan dilindungi oleh Allah dari 70 (tujuh puluh) pintu musibah dunia seperti : penyakit gila, lepra, belang, darah tinggi, dan mati sebelah badan. Dan dzikir itu lebih agung disisi Allah dari 70 (tujuh puluh) ibadah hajji dan umrah yang makbul sesudah hajji wajib, dan Allah akan mewakilkan 70.000 (tujuh puluh ribu) malaikat yang akan memohonkan ampun baginya hingga malam hari. Dan dzikir itu pula merupakan jampi dari 99 (sembilan puluh sembilan) penyakit. (diriwayatkan dalam Arba’lin).
(Dalam suatu hadits yang dikeluarkan Aljundi mengenai “Keutamaan Mekkah” yang dikutipnya oleh Alfaakihi didalam “Syarah Albidayah” (disebutkan) “ketika Nabi Ibrahim a.s melaksanakan ibadah hajji, setelah membina Ka’bah, beliau dijumpai oleh para malaikat ketika sedang thawaa?”. Mereka memberi salam kepadanya. Lalu Nabi Ibrahim-a.s. bertanya kepada mereka:”Apa yang kalian ucapkan ketika sedang melakukan thawaaf ?”. Mereka (para malaikat) berkata:”Kami mengucapkan sebelum bapakmu Adam a.s. :
(Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah, dan Allah Maha besar) maka kami pun telah memberitahukan hal itu kepadanya (Adam a.s.). Maka beliau (Adam a.s.) berkata : “Tambahkan olehmu pada kalimat itu : S4 Y! BI JPN, (dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah ) . dan Nabi Ibrahim a.s berkata pula :”Tambahkan olehmu pada kalimat itu :
(Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung). Maka para malaikatpun mengucapkan kalimat itu dengan sempurna (Didalam Kitab Alfawaa’id yang disusun oleh Asysyarji (disebutkan)”Barang siapa yang membaca antara shalat sunnah (gobiiyyah subuh) dan shalat fardhu(subuh) :
Surat Alfiilu ( ) sebanyak 41 x yang diteruskan dengan dzikir berikut ini, sebanyak itu pula :
(Allah Yang Maha Kuasa, Dzat Yang memegang kekuasaan, Yang Maha Menundukkan setiap orang yang sombong lagi selalu menentang, Dzat Yang Membela yang hak dimana saja, bagiNya segala daya dan kekuatan, tiadalah siksaan bagi mereka, melainkan satu teriakan suara saja, maka tiba-tiba mereka mati semuanya). Barang siapa yang melakukan itu ia akan melihat pada musuhnya sesuatu yang akan menggembirakan dis (karena musuhnya akan binasa). Hendaklah engkau bertagwa kepada Allah, dan janganlah mengajarkannya kecuali kepada orang yang mustahig (layak) saja).
(Didalam Kitab tersebut (yaitu Alfawaid), dari sebahagian Ulama, bahwasanya ia (Asy-syaikh Ali) telah berkata:”Barang siapa yang telah selesai shalat shubuh, kemudian sesudahnya (sebelum berbicara) ia mengucapkan :
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Wahai Dzat Yang Maha Hidup, Yang Maha Kekal, Yang berdiri sendiri, Yang Maha Tunggal, Yang Maha Ganjil, Yang Maha Esa, Dzat tempat kami meminta) 100x kemudian ia sujud dan memohon hajatnya kepada Allah, maka akan terpenuhi atas izin Allah). (Benar telah dicoba).
(Telah diriwayatkan dari s.a.w. bahwasanya beliau bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan setiap hari 100 x
(Tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung), ia tidak akan mendapatkan kepapaan selamanya). (Diriwayatkan oleh Attagiy bin Fahd didalam kitabnya :
yang dikutip oleh Alfakihi didalam syarah Albidaayah).
(Addailami telah meriwayatkan seperti yang tertera pada” Aljaami” ja tolah berkata:”Telah bersabda a.s.: “Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung berfirman :” Katakanlah (ya Muhammad) kepada ummatmu agar mereka mengucapkan : diwaktu pagi, 10x diwaktu sore dan 10x ketika akan tidur, Aku akan tolak dari mereka: diwaktu tidur dari musibah dunia, diwaktu sore dari tipu daya syetan dan diwaktu pagi dari murkaKu”)
relah bersabda s.a.w:”Ada 4 (empat )perkara termasuk harta pusaka sorgah (yaitu)-merahasiakan sedekah, menyembunyikan musibah(yang menimpa kita), silaturahmi dan ucapan ?
(Telah bersabda s.a.w :”Maukah kamu sekalian aku beritahukan tafsir tidak ada daya dari menghindari ma’siat kepada Allah kecuali dengan pemeliharaan Allah, dan tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kepada Allah kecuali dengan pertolongan Allah”. Demikianlah Jibril a.s memberitahukan kepadaku wahai anak seorang ibu dari seorang hamba). (HR. Ibnu Najjaar dari Ibnu Mas’uud r.a.)
(Dari Abi Umamah r.a. ia telah berkata:”Rasulullah s.a.w. telah berdo’a dengan do’a yang cukup banyak yang kami tidak hafal sesuatu dari padanya, Kami berkata :”Ya Rasulullah, engkau telal: berdo’a dengan do’a yang Cukup bunyak)yang kami tidak hafal sesuatu dari padanya.”.
Kemudian beliau bersabda:” Maukah kamu sekalian aku tunjukkan Suatu do’a yang mencakup itu semua?” (yaitu) engkau mengucapkan”.
(Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kehadirat-Mu semua kebaikan yang juga dimohonkan oleh Nabi-Mu Muhammad SAW. dan aku mohon perlindungan-Mu dari kejahatan yang juga dimohonkan oleh NabiMu Muhammad SAW. Engkaulah tempat aku mohon pertolongan dan Engkau pula yang mengabulkannya, dan tidak ada daya upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
(MENGERASKAN SUARA DALAM BERDZIKIR SERTA MERENDAHKANNYA).
Syekh Ali berkata:” Para ulama telah berselisih pendapat tentang ” mengeraskan suara dan merendahkannya dalam berdzikir”, manakah yang lebih utama?. maka lebih banyak suara yang condong kepada dzikir secara tersembunyi ( ), dan aku telah mendengar hadits-hadits yang lalu mengenai masalah ini seperti yang diucapkannya pula oleh Annawawi dalam “tafsirnya” yang mengisyaratkan kepada keutamaan dzikir dengan suara tersembunyi/rendah. firman Allah Ta’ala :
(Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas). (OS. Al a’raaf : 55)
(Dan sebutlah nama) Tuhanmu dalam hati dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai). (OS. Al-a’raaf : 205)
Sesuai sabda s.a.w bahwa dzikir secara tersembunyi lebih utama dari dzikir yang dapat didengar oleh ” (malaikat pencatat amal) dengan 70x lipat. Ketika itu telah dibenarkan ada yang mengatakan kepada Ibnu Mas’yud r.a. bahwasanya : “Sesungguhnya ada sekelompok manusia telah berkumpul dimasjid membaca tahlil dan shalawat atas Nabi s.a.w. dengan suara tinggi. Maka berangkatlah Ibnu Mas’uud r.a kepada mereka seraya berkata :”Kami tidak menjumpai cara seperti ini dimasa Nabi s.a.w. dan aku tidak melihat kalian, melainkan sebagai orang-orang yang mengadaada. Dan seketika itu, merekapun diusirnya dari masjid.
Adapula kelompok lain yang suaranya lebih banyak mengenai dzikir dengan suara keras. Dalil-dalil mereka lebih jelas karena dzikir dengan suara keras adalah merupakan dasar dari”syi’ar Islam” dan “penyinaran nur Agama”, antara lain: Suara adzan untuk setiap shalat fardhu, takbiratulihraam yang merupakan kunci shalat, takbir-takbir pada hal-hal yang disunnahkan, pelaksanaan manasik hajji, dengan suara talbiah dan takbirtakbir yang gemuruh yang bersaut-sautan.
Begitu pula ketika membaca Alqur’an, maka yang utama adalah dengan suara keras ( ).dan suara didalam melaksanakan shalat Sesungguhnya telah disyari’atkan (suara keras) yaitu ketika makhluk dalam keadaan tenang dikegelapan malam yaitu pada saat melaksanakan shalat maghrib, shubuh dan ucapan “aamiin” oleh Imam dan ma?’mum (setelah selesai membaca Alfaatihah). Firman Allah Ta’ala : :
(Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang). (OS. Al ahzaab : 41-42)
(Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni’ mat)Ku). (OS. Albagarah : 152) Tanda syukur adalah memperjelas sesuatu dan tanda kufur adalah menyembunyikannya. Dan itulah yang dimaksud dengan ”Zikrulloh” dengan mengeraskan suaranya dan menyebar luaskannya. Dalam suatu hadits Oudsi disebutkan :
(Jika hamba-Ku ingat kepadaKu didalam tempat ramai, maka Akupun ingat kepadanya ditempat ramai lebih baik dari padanya). Dan didalam hadits disebutkan :
(Tidak ada suatu pujian seseorang yang lebih dicintai oleh Allah, kecuali pujian yang diucapkan dengan suara jelas). Seorang penyair berkata :
(Dengan suara keras aku telah memujinya tanpa tergagap-gayap barany siapa yang memuji kekasih(nya) tentu tidak tergagap-gayap).
(KELANJUTAN MA’NA : )
Mari kita kembali menyempurnakan apa-apa yang telah berlalu. Kami telah menyebutkan didalam keterangan sebagai berikut : Sabda s.a.w. :
adalah salah satu dari harta pusaka syorga. Telah berkata Aanawawi :” Para Ulama menerangkan, karona kalimat itu merupakan kalimat p-enyerahan diri kepada Allah Ta’ala, pengakuan rasa tunduk kepadaNya dan menyadari bahwa tidak ada Dzat Pencipta selain Dia(Allah). Sedang seorang hamba tidak memiliki sedikitpun daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah.
Dan ma’na (harta simpanan/pusaka) disini, adalah pahala/ganjaran yang disimpan/ditabung di syorga yaitu pahala yang amat sangat berharga seperti halnya dengan harta simpananmu yang berharga.
Kemudian ia berkata:”Ahli bahasa berkata” adalah suatu gerakan (upaya) sedangkan ” adalah tidak adanya gerakan dan tidak adanya kemampuan kecuali atas kehendak Allah.
Ada yang mengatakan : ma’na (tidak ada kemampuan) menolak kejahatan. Dan ( tidak ada kekuatan”) untuk memperoleli kebajikan kecuali atas pertolongan Allah. Ada yang mengatakan :
(Tidak ada kemampuan menghindari ma’siat kepada Allah kecuali atas pcmeliharaan-Nya, dan tidak ada kekuatan untuk mentaati Allah kecuali atas pertolongan-Nya).
(KEUTAMAAN )
(Dari Anas bin Maalik r.a. dari Nabi SAW. bahwasanya beliau telah bersabda:” Sesungguhnya Alkidhir dan NAbi Ilyas a.s selalu bertemu setiap tahun di “Almausin” dan (kemudian) berpisah atas kalimat-kalimat ini :
(Dengan menyebut nama Allah, semua (terjadi) atas kehendak Allah, tidak ada yang (dapat) mendatangkan kebaikan selain Allah. Semua | (terjadi) atas kehendak Allah, tidak ada yang (dapat)menghindarkan dari kejahatan selain Allah. Semua (terjadi) atas kehendak Allah, ni’mat apapun yang ada padamu adalah dari Allah. Semua terjadi atas kehendak Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)
Barang siapa yang mengucapkan kalimatkalimat itu 3x diwaktu pagi dan 3x diwaktu sore, akan dilindungi Allah dari kebakaran, kebanjiran, kecurian, dari (kezaliman) penguasa, godaan syetan, pagutan ular dan sengatan kalajengking)
Adapun Habib bin Salamah sangat nmenyukai mengucapkan : apabila berjumpa dengan musuh).
(Dari sebahagian putri nabi s.a.w bahwasanya s.a.w telah mengajarkan kepadanya dengan sabdanya:”Ucapkanlah diwaktu pagi:”
(Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah. Apa yang dikehendaki Allah (pasti) terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki Allah(pasti) tidak terjadi. Aku mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan bahwasanya Ilmu Allah meliputi segala sesuatu) akan dilindungi Allah hingga petang, dan barang siapa yang mengucapkan diwaktu petang akan dilindungi Allah hingga pagi).
(PENUTUP YANG TERAKHIR) Pada penutup ini terdapat faidah-faidah yang berkaitan dengan keutamaan di alasi dan lain-lainnya dari dzikir ini. (FAEDAH PERTAMA) Telah berkata Asy-syaikh Abul – Abbaas :
- Jika engkau menginginkan sesuatu dari urusan dunia dan akhirat, maka dzikirkanlah asma ini :
(Wahai Dzat Yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat).
- Albunny juga berkata : “Jika hatimu diliputi dengan guncanganguncangan jiwa dan khayalan-khayalan dari syetan, maka ucapkanlah:
(Wahai Zat Yang Maha Kuat) berulang-ulang”.
- Jika nafsu makan bertambah kuat, maka dzikirkanlah seusai wudhu (Wahai Dzat Yang Maha Kuat).
- la berkata :” Aku berjumpa dengan Almushtofa s.a.w lalu aku bertanya kepada beliau tentang (asma’ Allah untuk me nyendiri). Beliau bersabda :” Asma itu ada 7 (tujuh) yaitu :
(Ya Allah, Yang Maha Hidup, Yang Maha Kekal, Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan, Yang akhir dari segala akhir, Yang me miliki cahaya dari segala cahaya, Yang memiliki roh dari segala arwah). , Syaikh Abul-Abbaas berkata” Aku melihat pada beberapa kitab tentang Meutamaan dzikir” yang dapat menolong mempermudah pekerjaan yang sulit, dan menghindarkan segala musibah yaitu mengulang-ulang asma’ yang empat ini. Karena asma-asma itu mempunyai dampak yang mengagumkan dalam hal memudahkan segala yang sulit, yaitu ongkau mengucapkan :
(Wahai Dzat Yang Maha Kuat, Yang Maha Berdiri sendiri, Yang Maha Kuasa, YAng Memegang Kekuasaan). menurutku sebaiknya dibaca 7x atau 70x atau 700x Adapun ism-Nya Ta’ala (Yang Maha Tinggi), maka barang siapa yang membiasakan membacanya, jika ia seorang fakir akan dibukakan baginya pintu kekayaan oleh Allah dan jika ia seorang musafir, akan dapat kembali ke negerinya.
(FAIDAH YANG KEDUA)
Mengenai ism Allah Ta’ala (Yang Maha Agung), maka telah berkata sebahagian ulama mengenai keterangan “Barang siapa yang membiasakan membacanya, ia akan mendapat kehormatan dan kemuliaan diantara sesama manusia. Telah berkata Sayyidi Asy-syaikh Ahmad Zuruuq :” Khasiat ism (Yang Maha Agung) adalah untuk menghilangkan rasa sakit. Jika ism tersebut dituliskan untuk orang yang sedang menderita demam sebanyak 3x, maka ia akan sembuh (Insya Allah).
(FAIDAH YANG KETIGA)
Sebahagian ulama sebagai penasehat, telah menulis surat kepada sebahagian sahabat-sahabat karibnya, mengatakan:” Aku bekali engkau dengan ” ” yaitu hendaklah engkau berdizkir sesuai shalat shubuh dalam keadaan berwudhu sebanyak 70x selama 3 hari berturut-turut — Sebagai berikut:
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Wahai Dzat Yang Hidup, Yang Maha Kekal, Yang Oadiim, Yang Abadi, Tempat kami memohon, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Ganjil). Selanjutnya ia berkata:” Janganlah engkau hai saudaraku gunakan dzikir ini untuk mencelakakan orang lain.
(FAIDAH YANG KE-EMPAT)
Ini adalah merupakan ao’a agung Al-Imam Asy-syazili yang disebutkannya oleh Ibnu Athaa’ didalam kitab” Ia berkata :” Dari do’a Asy-syaikh Abil-Hasan r.a adalah :
(Ya Allah, anugerahilah aku dari perbendaharaan “ sesungguhnya ia adalah perbendaharaan dari perbendaharaanperbendaharaan syorga. Dan pukullah aku dengan ( )suatu pukulan yang akan menghapuskan kekuatan nafsu dari hatiku, dan perkayalah aku dengan itu rizki yang memalingkan aku ‘dari pandangan makhluk, dan keluarkanlah aku dengan itudari hinanya kefakiran, dari pertimbangan, ikhtiar, kelalaian, syahwat kebuasaan jiwa, pemaksaan dan keterpaksaan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Dan diantara yang terbaik mengenai pengamalan dzikir ini adalah seperti yang diriwayatkan bahwa ”Khalifah Almanshur Al Abbaas telah mengutus seseorang kepada Al-Imam Ja’far Ashshaadig untuk memanggilnya. Ketika utusan itu telah tiba, Al-Imam Ja’far merasa takut dari Almanshur, lalu berucap : dan pergilah ia memenuhi panggilannya di istana. Ketika ia telah masuk, Almanshur berkata kepadanya :” Ya Aba Abdillah, sesungguhnya sifulan telah memberitahukan kepadaku perihal engkau telah mencela kekuasaanku, dan menginginkan terjadinya malapetaka kepadaku. Karena itu, Allah akan membinasakanku jika aku tidak membunuhmu”. Maka berkatalah Imam Ja’far :”Ya Amirul mu’minin, sesungguhnya Nabi Sulaiman s.s telah dikumiai lalu ia bersyukur, Nabi Ayyub a.s. telah diberi cobaan, lalu ia bersabar, dan Nabi Yusuf a.s. telah dizhalimi, lalu ia mengampuni. Dan aku mohon kepada anda agar menghadirkan orang yang telah menyampaikan khabar bohong kepada anda tentang aku”. Kemudian Almanshurpun menghadirkan orang yang telah melakukan perbuatan itu. Almanshur bertanya kepadanya:” Apakah benar apa yang cngkau katakan tentang Ja’far ini ?”. Ia berkata :” Ya benar”, Ja’far memintanya agar ia bersedia bersumpah atas ucapan itu, dan iapun bersumpah pula. .
Kemudian Imam Ja’far berkata :” Ya Amirul-mu’minin, ia telah bersumpah seperti yang aku minta, tetapi ia telah menyembunyikan kebenarannya. Maka Almanshurpun berkata :” Sumpahlah dia sesuai yang engkau inginkan !”. Maka berkatalah Imam Ja’far kepada orang itu ”Katakanlah :
(Aku terbebas dari daya dan kekuatan Allah, dan aku berlindung kepada daya dan kekuatan diriku, bahwa Ja’far (benar) telah berbuat begini dan begitu) maka orang itupun enggan -bersumpah seperti itu. Lalu Almanshur meomandanginya dengan pandangan yang menunjukkan bahwa ia tidak percaya kepada orang itu. Akhirnya dengan sangat terpaksa ia bersumpah juga dengan cara yang diminta oleh Ja’far.
Maka tidak lama setelah itu, ketika ia mcnapakkan telapak kakinya dibumi, lalu iapun mati ditempat itu. Dan keluarlah Imam Ja’far dari hadapan Almanshur dengan penuh kehormatan dan kemuliaan.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 3x Asy-syaikh Ali telah berkata:” Kemudian dia (Sayyiduna Umar) telah mombawakan “”ism” yang meliputi segala keunggulan dari ism-ism. Dan ism itu merupakan pelambang rahmat yang bersifat khusus dan umum dari lainnya. Ism itu pula mengandung sifat-sifat keagungan yang menunjuk kepada liputan rahmat terdahulu yang meliputi seluruh alam wujud, yang nampak dari padanya ujud setiap yang maujud yang zhahirnys dari seluruh alam rahmat dari Arasy bagi seluruh alam (alam semesta).
Diulang-ulang dzikir itu 3x, karena didalamnya ada pelambany akikat secara dzati, washfi dan fi”li (secara dzat, sifat dan perbuatan). Dan tidaklah akan zhahir di alam ini kecuali dari kedalaman rahmat yang meliputi seluruh dan tidak nampak dampaknya pada alam wujud kecuali dari dampak ism-ism ini dengan ruang lingkupnya.
Engkau telah mengetahui liputan rahmat asmaini adalah merupakan dasar bagi semua wujud dialam kenyataan yang nampak dan alam yang tidak nampak.Maka merupakan rahmat Allah yang meliputi seluruh makhluk yang ada. Dan dengan Basmalah tersebut, mereka yang ada pada beberapa lapisan bumi dan lapisan langit berkasih sayang dengan suatu rahmat pendahuluan yang turun pada manusia dengan kebahagiaan dan karunia. firman Allah Ta’ala :
(Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya.) (OS. Faathir : 2)
(FASAL PERTAMA-MENYEBUTKAN SESUATU MENGENAI KEUTAMAAN BASMALAH) .
Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan itu, adalah firman Allah dalam pembukaan Alqur’an yang penuh hikmat (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha PenyayangKemudian diulang-ulanginya ”basmalah” tersebut pada setiap awal surat. Itulah yang benar pada setiap surat, kecuali pada surat “Attaubah” (tidak ada basmalah), karena telah terjadi perbuatan buruk dari orang-orang munafik.
Kemudian, ia berkata tentang pujian atas “Basmalah” melalui lisan yang mengucapkannya (Ratu Balgis) : .
( Sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” . (OS. Annaml : 29-30)
Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan “Basmalah” adalah sabda s.aw. : (Kuncinya Alqur’an adalah : ”tasmiyah/basmalah”) Telah diriwayatkan, bahwa yang pertama digoreskan oleh algalam . di Lauh Mahfuzh adalah : Dan itulah yang pertama turun pada Adam a.s. yang merupakan kearnanan bagi penghuni beberapa lapis langit dan penghuni bumi. Dan basmalah juga merupakan setempel Allah bagi hamba-hamba-Nya yang meng-Esakan-Nya dan ia juga merupakan ” ”bagi hamba-hambanya yang ber tagwa.
Sabda Rasulullah s.a.w. :
(Setiap urusan yang baik yang tidak diawali dengan maka ia terputus dari rahmat Allah SWT. Dan dalam riwayat lain cacat (kurang keberkahannya)).
Sabda s.a.w. :
(Barang siapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari Zabaniah (malaikat penyiksa) yang berjumlah 19 orang itu, maka hendaklah membaca karena basmalah itu terdiri dari 19 huruf, maka dengan setiap huruf, Allah akan menyelamatkannya dari setiap malaikat itu)) Telah diriwayatkan, dengan sanadnya dari Abi Musa Al asy’ari, ia telah berkata : Telah bersabda rasulullah s.aw : ”
(Maukah engkau, aku beritahukan kepadamu, suatu ayat yang belum pernah turun kepada seseorang sesudah Sulaiman selain aku?”. Aku berkata :” Ya ”. Beliau bersabda :” Dengan apakah engkau memulai Alqur’an jika telah dimulai shalat ?”, Aku berkata :” (dengan)
“Beliau bersabda :” Ya, itu, itu, ”. Telah diterangkan pula, bahwa Allah SWT telah menurunkan 100 kitab dan 4 kitab kepada 7 orang Nabi yaitu : Nabi Syits a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Dawud a.s., Nabi Isa a.s. dan Nabi Muhammad s.a.w. Selanjutnya diterangkan bahwa Allah S.w.t. telah mencantumkan isi kitab-kitab itu pada 4 kitab saja yaitu : Alqur’an, Taurat, Injil dan Zabuur. Dan telah mencantumkan isi-isi kitab yang 4 itu, pada Alqur’an dan mencantumkan isi Alqur’an pada Surat Alfatihah, dan mencantumkan isi dari Surat Alfatihah, pada : dan mencantumnkan isi ”basmalah” pada huruf. Ada yang mengatakan bahwa yang ada pada huruf 5 ialah – pada titik nya
(Ibnu Abbas ra, telah berkata : Dasar kitab-kitab (suci) itu adalah Alqur’an, dan dasar Alqur’an adalah Alfatihah, dan dasar Alfatihah adalah Maka jika engkau jatuh sakit, dan jika engkau menderita dengan sesuatu, hendaklah engkau (berpegang) dengan dasar itu, engkau akan sembuh ntas izin Allah SWT).
(Kemudian ia berkata:”dalam suatu hadits (disebutkan): Barang siapa yang menulis dan tidak merusak (tulisan)nya, Allah akan menetapkan baginya 1.000.000 (sejuta) kebajikan dan menghapus dari padanya 1.000.000 (sejuta) keburukan dan barang siapa yang menulis dan dibaguskannya karena pengagungkan Allah Ta’ala, ia diampuni dosanya).
(Telah diriwayatkan bahwa Isa a.s telah melintas disuatu kubur dan ia melihat para malaikat sedang menyiksa penghuni kubur itu. Ketika ia kembali dari keperluannya, dilihatnya para malaikat itu.membawa beberapa nampan dari nur. Maka iapun terkagum-kagum dari keadaan itu. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepadanya, bahwa penghuni kubur itu dahulu adalah orang yang durhaka, dan telah meninggalkan seorang anak lakilaki. Anak itu telah diserahkan oleh ibunya kesuatu madrasah rendah dan diajari oleh gurunya 🙁 ) maka Aku pun malu menyiksanya, karena anaknya menyebut-nyebut nama-Ku
DARI KEUTAMAAN BISMILLAH
Dihikayatkan bahwa sebahagian orang-orang terdahulu telah berwasiat kepada anaknya seraya berkata :” Jika aku meninggal dunia dan telah dimandikan, maka tulislah pada keningku dan dadaku
Setelah ayahnya meninggal dunia, anaknya berkata:” Aku telah melaksanakan wasiat ayahku, kemudian aku melihatnya dalam mimpi. Aku bertanya kepadanya tentang keadaannya”. Almarhum ayahnya menjawab: “Ketika aku telah diletakkan dikuburku, tiba-tiba datanglah para malaikat penyiksa kepadaku, dan ketika mereka melihat tulisan — pada kening dan dadaku, mereka berkata kepadaku :”Engkau telah aman dari siksaan”.
(Alqaadhii Majduddiin Asy-syirazii telah meriwayatkan dengan sanadnya yang bersambung dan berurutan dari Anas bin Maalik r.a dari Ali bin Abi – Thalib k.w. dari Nabi SAW dari Jibril a.s. dari Mikail a.s. dari Israfil a.s. la telah berkata:” Allah Ta’ala telah berfirman :”Ya Israfil, demi kemuliaan dan keagunganKu dan kemurahanKu, barang siapa yang membaca bersambung dengan Fatihatul-Kitab (surat Alfatihah) satu kali (saja), maka bersaksilah bahwa Aku telah mengampuninya, Aku telah menghapuskan kesalahan kesalahannya, Aku tidak membakar lidahnya dengan api, dan Aku melindunginya dari siksa kubur, dari siksa api neraka dari siksa hari-kiamat dan dari kedahsyatan sar dihari-kiamat).
Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman:” Demi kemuliaan dan keagunganu, hamba laki-laki atau perempuan mana saja dari ummat Muhammad AW. yang membaca : satu kali (saja), akan dicatat baginya didalam daftar/catatanNya pahala 700 tahun).
DARI HADITSUL – ISRA “WALMI’RAAJ
Dalam suatu hadits (yang cukup panjang) dari Rasulullah s.a.w. bahwasanya beliau telah bersabda (yang artinya):”Pada suatu malam, aku telah menjalani Isra” dan Mi’raaj kelangit. Lalu diperlihatkan kepadaku semua syorga, dan didalamnya aku melihat ada 4(empat) sungai terdiri dari sungai dari air tawar, sungai dari susu, sungai dari arak (yang tidak memabukkan) dan sungai dari madu, sesuai firman Allah SWT. didalam Kitab Suci-Nya: .
(didalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring) (OS. Muhammad : 15)
Aku berkata kepada Jibril a.s.:” Dari manakah sungai-sungai ini dan kemanakah mengalirnya?”. Jibril a.s menjawab:”Sungai-sungai ini mengalir ke Telaga Alkautsar, sedang asalnya’ dari mana akupun tidak mengetahuinya.”Berdo’alah kepada Allah agar memberi tahu dan memperlihatkan kepada Tuan. Maka beliau s.a.w. berdo’a kepada Tuhannya, Kemudian, datanglah seorang malaikat seraya memberi salam kepada Nabi s.a.w. lalu berkata :”Pejamkan mata Tuan!”Kemudian akupun memejamkan mataku. lalu membuka kembali. Tiba-tiba aku melihat diriky berada dibawah sebatang pohon dan aku melihat sebuah Qubbah dari mutiara berwarna putih, mempunyai pintu dari zamrud berwarna hijau dengan gembok dari emas berwarna merah.
Kalau andaikata para jin dan manusia dimuka bumi ini ditempatkan diatas Oubbah itu, niscaya mereka bagaikan burung-burung diatas gunung. Kemudian aku melihat sungai-sungai yang empat ini mengalir dibawah Oubbah. Dan ketika aku akan kembali, berkatalah Malaikat itu kepadaku:”Kenapakah Tuan tidak memasuki Oubbah itu?” Aku berkata:” Bagaimanakah aku bisa masuk sedang pada pintunya ada gembok, dan bagaimanakah(caranya)aku membuka?”.Malaikat itu berkata:” Ditangan Tuanlah kuncinya”. Aku berkata:”Mana kuncinya?” Dia berkata :” Kuncinya adalah .Dan ketika aku mendekati gembok itu, akupun mengucapkan — — maka terbuka lah gembok itu. Kemudian aku memasuki gubbah, dan aku melihat sungaisungai ini mengalir dari 4 (empat) tiang Oubbah.
Ketika aku akan keluar, malaikat itupun berkata:” Sudahkah engkau melihat hai Muhammad?”. Aku berkata:”ya, aku sudah melihat” Dia berkata pula:”Cobalah lihat sekali lagi!”.Maka ketika aku melihat. aku menjumpai tulisan — pada ke empat tiang Oubbah itu.
Aku melihat sungai dari air keluar darinya — dan sungai dari susu, keluar darinya dan sungai dari arak, keluar dari nya dan sungai dari madu, keluar dari nya Kemudian akupun mengetahui bahwa asal sungai yang empat ini dari atau . Allah berfirman (dalam hadits Oudsi):”Ya Muhammad yang mengingat Aku dengan ke empat asma ini dari ummatmu dengan hati yang bersih, Aku akan beri minum dari kc empat sungai ini”.
(Didalam sebahagian hadits (disebutkan) bahwa nanti pada hari-klamat, amal-amal ummat ini akan ditimbang. Maka satu raka’at dari shalat mereka (ummat Nabi Muhammad SAW) ketika ditimbang sebanding dengan 1000 raka’at dari shalatnya Bani Israil. Mereka (Bani Israil) berkata :” Ya Tuhan kami, kenapakah satu raka’at dari Ummat Muhammad di timbang sebanding dengan 1000 raka’at dari kami?”. Allah berfirman : “Karena didalam shalat mereka terdapat .
ism Dzat yang mengampuni dosa, ism Dzat yang menerima segala kebajikan, ism Dzat yang menghapuskan segala kesalahan, ism, Dzat yang mengangkat segala derajat, ism Dzat yang mengetahui segala yang tersembunyi, ism Dzat yang dengan ism itu terasa sejuknya berkhalwat, ism Dzat yang dengan ism itu disirnakan segala cobaan, ism Dzat yang dengan ism itu shalat menjadi sah).
(Didalam suatu hadits (disebutkan) :”Tidak ditolak suatu do’a yang diawali dengan: — dan bahwasanya ada suatu kaum dari ummatku(nanti) pada hari-kiamat yang termasuk orangorang yang mengucapkan — maka menjadi beratlah kebajikan mereka dalam timbangan. Maka ummat-ummat lainpun berkata : “Alangkah beratnya timbangan-timbangan ummat Muhammad s.a.w.!. Kemudian berkatalah para Nabi dan para malaikat:”Karena ucapan dan perbuatan mereka dimulai dengan 3 (tiga) asma” dari asma’asma’ yang agung, yang jika sekiranya asma’-asma” itu diletakkan disalah satu daun timbangan, sedang kesalahan-kesalahan seluruh makhluk di daun timbangan yang lain, maka akan lebih berat kebajikan-kebajikan mereka karena keberkah FASAL KE-DUA MENGENAI KEUTAMAAN BASMALAH DITAMBAH DENGAN BEBERAPA FAIDAH)
Firman Allah Ta’ala :
Teman (Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besur) (OS. Alwagi’ah : 96) Mereka mengatakan :”Ma’nanya, ucapkanlah – — dan untuk penjelasan keutamaan ini, kami mengadakan “fasal ini”, karena merupakan dasar dari segala dasar. Telah mengatakan sebahagian ulama yang baik hati:”Ketahuilah bahwa – (adalah nama Allah yang paling Agung yang jika kita memohon dengan ism itu akan diberi dan jika kita berdo’a dengan ism itu akan dikabulkan. Karena didalamnya terdapat rahasia-rahasia kebermulaan dan kesudahan, dan idalamnya juga terdapat kebajikan dan ketinggian nilai Tauhid, karena “adalah merupakan jaminan kesaksian Allah, dan para dan orang yang berilmu adalah jaminan Maka awal (“ seperti keadaan. akhirnya, zhahirnya seperti bathinnya. Dan dengannya, Allah SWT. Menciptakan alam semesta dan menzhahirkan rahasia makhluk yang diciptakan-Nya. Barang siapa yang banyak berdzikir dengan ” dianugerahi wibawa dialam semesta, alam atas (langit dan alam bawah (bumi), dan barang siapa yang mengajarkan apa-apa yang terdapat didalamnya atau menuliskannya pada sesuatu, maka tidak akan terbakar Oleh api, karena didalamnya terdapat rahasia (nama Allah yang paling Agung).
Dikalangan Bani Israil disebutkan, bahwa ketika Nabi Isa a.s. beranjak menjadi besar, ibunya menyerahkannya kepada seorang mu’allim (guru) ketika beliau masih kecil. Maka berkatalah almu’allim kepadanya :”Ucapkanlah : bertanya kepada almu ‘allim:”Apa itu Almu’allim berkata:” Aku tidak tahu ”. Maka berkatalah Nabi Isa a.s. :
Artinya:
adalah – keindahan Allah
adalah – esa cahaya-Nya
adalah — kemuliaan-Nya
adalah – Tuhan Yang Maha Esa
adalah — Maha Pengasih di dunia dan akhirat
adalah – Maha Penyayang di akhirat
(FAIDAH YANG PERTAMA) Telah berkata Abdullah bin Umar ibnu-Khaththaab r.a.:”Barang siapa yang ingin terpenuhi hajatnya, maka hendaklah berpuasa pada hari Rabu, kamis, Jum’at. Pada Hari Jum’at ia bersuci dan berangkat untuk melaksanakan shalat Jum’at, kemudian ia bersedekah sedikit atau banyak. Jika telah selesai melaksanakanshalat Jum’at, hendaklah ia berdo’a ebagai berikut:
Allah sesungguhnya aku mohon kehadirat-Mu dengan nama-Mu yang tidak ada Tuhan yang patut disembah Selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Kekal, Yang tidak ngantuk dan tidak ula tidur, Yang Ke-Agungan-Nya meliputi langit dan bumi, | dan aku mohon kehadirat-Mu dengan — yang tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia, Yang semua wajah tunduk kepada-Nya, Yang semua hamba merendahkan diri kepada-Nya, Yang semua suara khusyu” berbisik kepada-Nya, Yang semua hati merasa takut kepada-Nya, Yang semua air mata bertetesan karena-Nya, kiranya Engkau ya Tuhanku, berkenan melimpahkan rahmat kepada junjungan kami Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, kiranya Engkau Yerkenan memberikan hajatku kepadaku yaitu……………..
Adapun r.a. telah berpesan dengan katanya: “Janganlah kamu sekalian mengajarkan do’a ini kepada orang-orang yang rendah (akhlaknya) khawatir, kalau-kalau mereka akan saling berdo’a untuk mencelakakan yang lain).
FAIDAH YANG KEDUA
Sebahagian mereka mengatakan:”Siapa yang berdo’a dengan doa’ berikut ini, 118x akan dipenuhi hajatnya yaitu:
(Ya Allah dengan keutamaan dengan kebenaran — dengan kewibawaan — dan dengan derajat — angkatlah kedudukanku, mudahkanlah urusanku, dan lapangkanlah dadaku wahai Dzat yang :
(Allah tiada Tuhan yang patut disembah selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Kekal. Dengan ism kewibawaan dan kekuasaan, dengan ism kekuasaan dan keagungan, jadikanlah aku termasuk dari hamba-hamba-Mu yang bertakwa dan ahli taat yang merendahkan diri, dan jadikanlah aku termasuk dari mereka, wahai Tuhan pemelihara alam semesta).
FAIDAH YANG KETIGA Sebahagian Ulama Besar telah berkata: dan ini telah terbukti kemanfaatanya dan keberkahannya bagi orang yang merasa takut dari penguasa yang zhalim atau dari orang jahat yang selalu menguntitnya, atau diliputi rasa takut, atau tersesat jalan, hendaklah ia membaca :”Surat Yasin, kemudian mengucapkan :
(Dengan menyebut nama Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Kekal, Dengan menyebut nama Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia yang memiliki ke-Agungan dan Kemuliaan, Dengan menyebut nama Allah yang dengan nama-Nya tidak bermadharrat sesuatu baik(yang ada) dibumi maupun (yang ada) dilangit, dan Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) dan membaca :
(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Pelindung, maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan si fulan anak dari si fulan, (atau) tunjukkanlah aku ketempat …….). Berdo’alah ia terus menerus, maka hajatnyapun akan terpenuhi, Insya Allah).
FAIDAH KE-EMPAT
Ism-Nya Ta’ala :”Siapa yang meratibkannya sesudah shalat Subuh 100x, akan terkuaklah baginya bermacam-macam rahasia dan cahaya. Telah berkata Asy-syaikh Zuruug:
Ism-Nya Ta’ala ,khasiat nya menambah keyakinan dan kemudahan dalam mencapai maksud tujuan yang terpuji yang menyangkut segala urusan, sifat dan perbuatannya. Mereka mengatakan:”Siapa yang membiasakan membacanya setiap hari 1000x dengan shiighat (bentuk ucapan): akan dianugerahi kesempurnaan keyakinan.
Ism-Nya Ta’ala :”Siapa yang membacanya setiap hari 100x ia akan memperoleh rahmat yang besar dari Allah Ta’ala. Telah berkata Sayyidi Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Isa
Albarnasi, kemudian Alfaasi yang terkenal dengan nama : Zuruug : adalah menghilangkan apa-apa yang tidak disukai oleh orang yang mendzikirkannya. Dia berkata:”Siapa yang mendzikirkannya 100x setiap selesai shalat berjamaah atau menyendiri maka akan hilanglah sifat lalai dan lupa dari hatinya atas izin Allah.
Ism-Nya Ta’ala :”Siapa yang membacanya setiap hari 100x maka ja akan menjadi mulia disisi Allah, dipercaya sesama manusia dan mulia pula. Telah berkata Asysyaikh Zuruug” nya adalah akan memiliki hati yang penuh kasih sayang sesama makhluk, dan siapa yang mendzikirkannya setiap hari 100x, ia akan memiliki sifat tersebut diatas.
(PENUTUP)
Mengenai penyebutan beberapa hadits yang artinya kasih sayang dan menghubungkan tali persaudaraan dan seluk luknya. Kami cantumkan disini karena ingin memperoleh keberkahan
(HADITIS-HADITS ARRAHMAH DAN SILATURRAHMI DAN DAMPAKNYA)
“Abi Usaid Maalik bin Rabi’ah Assaa’idi ra ia telah berkata:”Ketika – “ sedang duduk-duduk bersama Rasulullah SAW. tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Salamah, seraya berkata :”Ya Rasulullah,apakah asih ada sesuatu yang dapat aku baktikan kepada kedua orang tuaku telah mereka wafat?”. Beliau bersabda:” Ya(ada)yaitu : mendo’akan mereka, memohon ampun untuk mereka, melaksnakan wasiat mereka mereka tiada, silaturahmi kepada orang-orang yang dekat dengan mereka dan memuliakan sahabat mereka). (UR. Abu Dawud yang dikutip oleh Imam Muhyiddin Annawawi)
(Didalam Shahih. Bukhari dan Muslim, dari Aibi Oottaadah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. telah dilewati oleh orang-orang yang membawa jenazah. Lalu beliau bersabda:”Dia beristirahat dan beristirahat dari padanya”. Mereka berkata:”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan beristirahat dari padanya?”. Maka bersabdalah Rasulullah SAW:” Seseorang hamba yang beriman beristirahat dari penderitaan dunia dan keletihannya menuju rahmat Allah, sedang hamba yang jahat, akan beristirahat (terbebas) dari kejahatannya negeri, para hamba Allah, pepohonan dan para makhluk).
(Telah bersabda s.a.w.:Usahakanlah keperluan-keperluanmu dari orangorang. yang berhati rahim dari kalangan umatku, kamu akan mendapat rizki dan beruntung. Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:” Rahmat-Ku berada pada orang-orang yang berhati rahim dari hamba-hamba-Ku”. Dan janganlah kamu sekalian berusaha(mencari) keperluan-keperluanmu pada orang-orang yang berhati keras,kamu tidak akan mendapat rizki dan tidak beruntung. Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman :”Sesungguhnya murka-Ku terletak pada mereka”
(Telah bersabda S.A.W.:Sesungguhnya Allah telah menciptakan.pada hari menciptakan langit dan bumi 100(scratus) rahmat. Setiap rahmat berlapis-lapis antara langit dan bumi, dan dari rahmat-rahmat itu.satu diantaranya diturunkan kebumi. Dengan rahmat itu, seorang ibu mengasihi anaknya, begitu pula binatang buas, burung satu sama lainnya saling menyayangi. Dan rahmat yang 99 itu diakhirkan. Maka jika harikiamat tiba, akan disempurnakannya dengan rahmat ini) (HR. Salman dan Abu Dawud r.a)
(Telah bersabda S.A.W.:”Sesungguhnya ketika Allah menciptakan makhluk dengan tangan-Nya( dengan kekuasaan-Nya), telah menetapkan rahmat atas Dzat-Nya:”Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayang-Ku mengalahkan murka-Ku).
(Dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata:” Rasulullah SAW telah mencium (cucunya) Alhasan bin Ali r.a pada saat Al aqra’bin Haabis berada disisinya. maka berkatalah Al agra :”Sesungguhnya aku mempunyai 10 orang anak laki-laki, yang belum pernah aku mencium seorangpun dari mereka. Kemudian Rasulullah SAW, memandangnya seraya bersabda: “Barang siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayang”.
(Telah bersabda SAW.:” Keberkahan itu ada pada orang-orang tua kami, barang siapa yang tidak menyayangi anak-anak dan menghormati orangorang tua, maka ia bukan dari golongan kami) .
(Telah bersabda S.A.W. :”Hai manusia, sebar luaskan salaam, berilah makanan, hubungkan tali silaturahmi, shalatlah dimalam harui pada waktu manusia sedang tidur (maka) kamu sekalian akan masuk syorga dengan selamat).
(Telah bersabda S.A.W.:”Orang-orang yang penyayang akan disayang oleh yang Maha Penyayang SWT. Sayangilah makhluk yang ada dibumi, i kamu sekalian akan disayang oleh yang ada di langit).
MASUK SYORGA KARENA RAHMAT ALLAH
(Telah bersabda S.A.W.:”tidak ada seorangpun dari kamu sekalian yang masuk syorga karena amalnya. Ada yang berkata:”Dan tidak juga Engkau ya Rasulullah?. Beliau bersabda:”Tidak juga aku, kecuali karena liputan tahmat-Nya kepadaku, dan sesungguhnya ada 70.000 orang dari ummatku yang masuk syorga tanpa hisab”.Ukasyah bin Muhsin Al’asadi berkata:”Ya Rasulullah do’akanlah kepada Allah agar aku termasuk mereka”. Lalu berdirilah orang yang lain sambil berkata:”Dan aku ya Rasulullah, dp’akanlah agar aku termasuk dari mereka!”. Beliau bersabda:” Engkau telah didahului oleh ‘Ukasyah”.
Didalam Kitab” karangan Hujjatul-Islam Ighozaali r.a. telah berkata:”Telah berkata sebahagian orang-orang dahulu : “Tidak ada seorang hamba yang bermaksiat kepada Allah, kecuali tempat (dari bagian bumi) dimana ia bermaksiat kepada Allah itu, mohon izin kepada Allah untuk melenyapkan orang itu, begitu pula atap/langit mohon izin untuk menimpanya. Lalu Allah berfirman kepada bumi dan langit: Tahanlah diri kalian, karena kalian tidak menciptakan orang itu, dan andaikata kalian menciptakannya, tentu akan mengasihaninya, siapa tahu pada suatu hari ia akan bertaubat kepada-Ku lalu Aku mengampuninya, dan mungkin ia akan menggantiamalnya yang buruk dengan amal saleh dan Aku akan menggantinya dengan kebajikan. Itulah ma’na firman Allah SWT:
(Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak seseorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah). (OS. Fathir : 41) )
SILATURRAHMI MEMANJANGKAN UMUR ( MEMUTUSKAN SILATURRAHMI MEMPERPENDEK UMUR)
(Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’am dari ayahnya, ia berkata:Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:” Tidak masuk syorga orang yang memutuskan silaturrahim).Pada sebahagian aatsaar (ucapan para sahabat) disebutkan bahwa terkadang seseorang laki-laki yang umurnya masih tersisa 30 th kemudian ia memutuskan silaturrahim, maka dikembalikan menjadi 3(tiga) hari saja. Dan terkadang seorang laki-laki yang umurnys tersisa 3(tiga) hari, kemudain menyambung silaturrahim, maka diperpanjang (umurnya) menjadi 30 (tiga puluh) tahun).
(PENGERTIAN ORANG MASUK SYORGA KARENA AMALNYA).
Al-Imam Annawawi telah berkata mengenai hadits-hadits yang menjadi dalil bagi ahlil-hag bahwasanya seseorang itu tidak layak memperoleh pahala dan syorga dengan keta’atannya. .
Adapun firman Allah Ta’ala :
(masuklah kamu kedalam syorga itu disebabkan apa yang kamu telah kerjakan). (OS. Annahl :32) –
(Dan itulah syorga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan). (OS. Az zukhruf : 72) dan lain-lain ayat menunjukkan bahwa dengan amal, seseorang dapat masuk syorga. Maka hadits-hadits ini tidak boleh dibantah,bahkan ma’na ayat-ayat tersebut adalah bahwa masuk syorga itu karena amal.
Kemudian taufik dan bidayah untuk melakukan amal itu dengan ikhlas dan diterimanya amal itu sendiri semata-mata karena rahmat Allah SWT. Para Ulama telah berkata :”Murka Allah Ta’ala dan Ridha-Nya kembali kepada ma’na kehendak 85 2y, , dan kehendakNya memberi pahala bagi orang yang tha’at disebut” Ridha dan rahmat”, dan kehendak-Nya memberi siksaan bagi orang yang berma’siat disebut “murka” Has . Adapun kehendak-Nya Ta’ala adalah sifat gadim yang menghendaki seluruh kehendak.Mereka berkata :’Dan yang dimaksud dengan mendahului dan melebihi ( ) disini, adalah karena “banyaknya rahmat”seperti yang dikatakan : (Si Fulan telah berlebihan dalam hal kemurahan bati dan keberanian artinya : karena banyaknya (kemurahan dan keberaniannya).
Telah berkata Sayyiduna Umar r.a.
(Dengan menyebut nama Allah. kami berlindung kepada Allah, dengan menyebut nama Allah kami bertawakkal kepada Allah). 3x Telah berkata Asy-syaikh Ali Baaroos :”Ucapannya adalah suatu yang meliputi semua pelambang ke-Tuhanan : (kami telah berlindung kepada Allah) dengan (benteng itu) karena: ism ini adalah (benteng Allah) sesuai hadits yang meriwayatkan firman Allah :
(Laa Ilaaha Illalloh adalah benteng-Ku, dan siapa yang memasuki benteng-Ku ia akan aman dari siksa-Ku). Siapa yang berlindung didalam benteng itu, ia akan aman dari hal-hal yang ditakuti dan akan selamat dari yang mengancamnya.
Dia (Syaikh Ali) berkata:” Mengenai ucapannya: (Dengan menyebut.nama Allah, kami telah bertawakkal) dengan segenap jiwa raga kami kepada Allah, karena Dia-lah yang memberi kami :
(sandaran) kepada-Nya yaitu merupakan tingkatan mu’amalah yang tertinggi, yang tidak dapat diperkirakan oleh manusia.
Ketahuilah, bahwa dzikir ini telah dibawakan Sayyid Asy-syaikh Umar untuk perlindungan diri dari segala musibah dunia dan akhirat, unsur-unsur Syaithan dan hawa nafsu. Dan benteng manalagi yang lebih kokoh dari 2 — (nama Allah) ia merupakan benteng yang agung, yang tinggi nilainya dan tebal tirainya. Ahli kasyaf telah mencobanya ketika mereka mendapat cobaan, mereka berlindung dalam benteng.ini hingga mereka tidak dapat ditembus oleh musuh.
Sayyidunal-Quthbi Abubakar Al’adani (rahimahullah) berkata dalam akhir gashidahnya, dimana ia bertawassul kepada Tuhannya :
(Kami akhiri (qashidah ini) dengan perlindungan agung, dengan kekuatan Allah, tak seorangpun mampu melakukan sesuatu kepada kami. Pengawasan Allah senantiasa mengawasi kami, dan penutup Arasy terurai menutupi kami).
(MEMBACA TASMIAH/BASMALAH PADA SEMBELIHAN)
Kemudian ketahuilah pula, bahwa dzikir ini juga yang dimaksudkan engan firman Allah Ta’ala :
(Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya). Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut namaAllah ketika-menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah kefasikan). (OS. Al-an’aam : 118 & 121) Maka tasmiah atau basmalah itu dapat ditambah dengan sesuai yang sempurnanya, atau dihilangkan sekedar perpefidekan. Al-Imam Annawawi dalam Syarah Muslim berkata:”Dalam suatu Kitab ahli bahasa Arab jika ada yang mengatakan: “Dengan ism yang bersifat menentukan ditulisnya dengan dan mungkin saja dihilangkannya seperti jika diucapkan :” Dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW. telah – bersabda :
(Barang siapa yang menyembelih kurbannya sebelum shalat, hendaklah ia menyembelih dengan nama Allah).
Dalam riwayat lain, (hendaklah ia menyembelih atas nama Allah Ta’ala). Dia berkata:”Telah berkata Algaadhii ‘Iyaadh : “Meliputi 4 (empat) tujuan :
- Hendaklah ma’nanya menjadi (hendaklah ia menyembeli karena Allah.)
- Ma’nanya : ” (hendaklah ia menyembelih atas ketentuan Allah).
- Menyembelih dengan nama Allah, sebagai pembuktian keislaman, dan berlawanan dengan yang menyembelih bukan untuk Allah, tetapi ‘ membayarkan kewajiban untuk syetan.
- Mengambil keberkahan dengan nama Allah dan keberkahan dengan sebutan-Nya.
(Didalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW. telah bersabda :” Jika engkau perintahkan anjingmu yang terlatih (untuk berburu) dan engkau menyebut”nama Allah”, maka makanlah(hasil buruannya). Aku berkata:”” Walaupun binatang buruan itu telah dibunuhnya selagi tidak disertai oleh anjing lain, yang belum disebutkan”nama Allah”, Dan didalam riwayat lain “Sesungguhnya engkau telah menyebut nama Allah atas anjingmu dan belum menyebut nama Allah pada yang lain)Al-Imam Annawawi telah berkata:”bahwasanya didalam hadits, diperintah membaca”basmalah” ketika melepas anjing untuk berburu”. – Didalam Shahih Muslim juga disebutkan bahwa s.a.w. telah bersabda:
(Jika engkau melepas panahmu, maka sebutlah nama Allah Ta’ala, dan lika panah itu menghilang pada suatu hari dan tidak engkau jumpai buruanmu, kecuali ada binatang buruan yang ada bekas panahmu, maka Wakanlah jika engkau menghendaki)
(Al-Imam Annawawi juga berkata :”Ini adalah dalil bagi yang mengucapkan”basmalah”, jika panahnya melukai buruannya tetapi ia menghilang, kemudian ia jumpai telah menjadi bangkai, dan terdapat luka bekas panahnya, maka hukumnya halal dimakan. Ia berkata :”yaitu salah satu ketetapan Imam Asy-syafi’i dan Imam Maalik mengenai “anjing buruan dan panah”.
Dan yang ke-dua : hukumnya haram, dan itulah yang lebih sah pada sebahagian besar sahabat kami.
Dan yang ke-tiga : hukumnya haram dengan anjing, dan tidak haram dengan panah. Ia berkata:”Yang pertama lebih kuat’dan lebih dekat kepada hadits-hadits yang shahih.
Para ulama telah berbeda pendapat tentang ”sembelihan orang muslim jika tidak menyebut ”basmalah” sesuai firman Allah Ta’ala:
(Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya) (OS. Al-an’aam : 121) Karena itu, kaum muslimin telah mengharamkannya, baik meninggalkan bacaan “basmalah” dengan sengaja atau terlupa, yaitu atas dasar ucapan Ibnu Sairin dan Asysyi’bi..
Komudian mereka mencari pemecahan masalahnya yaitu yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang ucapan Imam Maalik, Imam Syafi’i: dan Imam Ahmad tentang ma’na atas dasar ucapan Al-Imam Asysyafi’i dan orang-orang yang menyepakati ya’ni :”Janganlah kalian memakan dari padanya selagi keadaannya”fusug”/(diluar ketentuan agama Islam). Jelasnya, boleh dimakan jika tidak fisgun dan fasig itu telah diterangkan oleh Allah Ta’ala dengan firman-Nya:
(atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah)
(OS. A-an’aam : 145) ma’nanya:” Janganlah kamu sekalian memakan dari padanya jika yang disebut itu, selain nama Allah”. Yang dapat difahami adalah:”Makanlah dari padanya, jika tidak disebutkan selain nama Allah Ta’ala.
Abu Hanifah, Imam Maalik, Ats-tsauri dan sebahagian besar para ulama mengatakan:”Jika basmalah itu ditinggalkan karcna lupa, maka sembelihan dan hasil buruan itu halal, dan jika ditinggalkannya karena sengaja, maka tidak halal (haram). Ia berkata:”Menurut madzhab sahabntsahabat kami, makruh ditinggalkannya, dan ada yang mengatakan Tidak makruh” bahkanberlawanan dengan yang pertama.. Dan yang betul adalah makruh. Dan orang yang telah mewajibkannya telat: berhujjat dengan firman Allah Ta’ala :
(Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan) (OS. Al an’aam : 121) .
(Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yany dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,kecuali yang sempat kamu menyembelihnya). (OS. Al-maaidah : 3) maka dalam ayat tersebut. khususnya bagian terakhir menunjukkan diperbolehkannya penyembelihan tanpa persyaratan ”basmalah” atau mewajibkannya.
Kemudian Asy-syaikh Annawawi berkata:”Sesungguhnya penyembelihan itu, harus dengan ”basmalah”. Itu terdapat pada bahasa yang sulit, sesuai firman-Nya:
(Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Alkitab itu halal bagimu) (OS. Al-maaidah:5) fedangkan ahlil-kitab tidak membaca”Basmalah”.
( BERULANG-ULANGNYA NAMA KEAGUNGAN ALLAH DALAM RATIB )
Telah berulang-ulang sebutan nama Allah dalam Ratib ini 6x(enam kali) berturut-turut. Maka yang pertama ada didalam dzikir yang ke-3, Yang ke-dua ada didalam dzikir yang ke-4, Yang ke-tiga ada didalam dzikir yang ke-5 meliputi “basmalah”. .
Yang ke-empat dan ke-lima ada didalam dzikir yang ke-6 yaitu yang sedang diterangkan sekarang ini.
Dan dzikir yang ke-7 akan datang penjelasannya Insya Allah. Dan pembicaraan kita sekarang, mengenai”asma? untuk permohonan perlindungan” dari bahaya dunia dan akhirat. Dan keutamaan “basmalah beserta manfaatnya” secara singkat, baik yang bersumber dari ayat-ayat Alqur’?an maupun hadits-hadits Rasulullah SAW.
Firman Allah Ta’ala :
(Dan-berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah). (OS. Ali Imran : 103)
(Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu Dan jika kamu tidak kerjakan(apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia). (OS. Al-maaidah : 67)
(Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (apama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar). (OS. Annisaa : 146) .
(Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara kamu dalam peperangan) (OS. A-Anbiyaa’ : 80)
Adapun wirid-wirid, hizib-hizib dan isti’aadzaat, adalah pakaian dan pelindung kami yang bersifat menyeluruh yang membentengi kami dan mencegah dari segala bencana.
(Adapun hadits-hadits didalam Shahih Muslim (disebutkan) sabdanya s.a.w. :”Sesungguhnya Allah Ta’ala ridha untukmu 3(tiga) perkara dan tidak menyukai bagimu 3(tiga) perkara.
Adapun yang diridhai adalah:
- hendaklah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu.
- hendaklah kamu sekalian berpegang teguh dengan tali (agama) Allah.
- Janganlah kamu sekalian bercerai berai.
Dan yang tidak disukai adalah :
- Perkataan yang tidak ada sumber kebenarannya, seperti : katanya katanya……
- banyak bertanya (tentang hal-hal yang tidak perlu).
- membuang-buang harta (pada hal-hal yang tidak berguna).
Telah berkata Al-Imam Annawawi dalam syarah Shahih Muslim, para ulama berkata :
(Ridha, murka dan tidak senang adalah dari Allah Ta’ala), maksudnya adalah : perintah-Nya dan larangan-Nya, atau pahala-Nya dan siksaanNya, atau kehendak-Nya memberi pahala pada sebahagian hamba atau siksaan pada sebahagian dari mererka. . Al-Imam Annawawi berkata :” Adapun yang dimaksud dengan : adalah berpegang teguh dengan janji-Nya yaitu mematuhi Kitab-Nya yang mulia serta hukum-hukumnya, dan berakhlak dengan akhlaknya (akhlak Alqur’an).
”Telah diriwayatkan bahwa Alma”mun ketika kembali dari Marwa dalamperjalannya menuju Irag ia melewati Nisaabuur, sedang orang yang berada-paling depan-adalah Ali Arridhaa bin Musa Alkaazhim. Maka menghadaplah kepadanya 2(dua) orang yaitu Imam Alhaafizh Abu Zar’ah Arraazi dan Muhammad bin Aslam Ath-thuusi dengan beberapa orang tua,.seraya berkata:”Demi kedekatanmu dengan Rasulullah SAW. kami mohon -anda berbicara kepada kami dengan suatu pembicaraan yang: bermanfaat bagi kami”. Lalu Ali Arridha pun berkata :”Telah berbicara kepadaku ayahanda Musa Alkazhim dari ayahnya Ja’far Ash-shaadig dari ayahnya Zainal Abidin dari Ali bin Alhusein dari ayahnya Alhusain bin Ali dari ayahnya Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah s.a.w dari Jibril Alamiin dari Allah Ta’ala firman-Nya :
adalah benteng-Ku, barang siapa yang mengucapkannya (berarti) ia telah memasuki benteng-Ku, dan barang siapa yang memasuki benteng-Ku, ia aman (selamat) dari siksaKu).
Didalam Kitab telah berkata Alhaafizh Jamaluddin Azzarandi didalam Kitab ” dari Abillaits Abdussalam bin Shahih Alharwi, ia telah berkata: “Ketika itu aku bersama-sama Ali Arridhaa ketika memasuki Niisaabuur, kemudian kisah berlanjut kepada yang berhubungan dengan Ali bin Abi Thalib k.w. bahwasanya ia telah berkata:”Aku telah mendengar Rasulullah S.A.W bersabda :
(Iman adalah mengenal Allah dengan hati, meng-ikrarkan (membenarkan) dengan lisan dan mengamalkan rukua-rukun (agama)-Nya).
(TAUHID YANG BERMANFAAT DISISI ALLAH)
Bukanlah Tauhid yang bermanfaat disisi Allah itu yang sekedar merupakan pengakuan bahwa tidak ada Pencipta selain Dia, dan tidak ada Tuhan selain Dia saja. Karena banyak pula kaum musyrikin yang mengucapkan seperti itu dan tidak berguna ucapan itu dan tidak pula melakukan ibadah secara lahiriah saja, karena orang-orang munafik yang tempatnya dilapisan terbawah dari api nerakapun demikian pula.
Adapun Tauhid yang bermanfaat disisi-Nya Ta’ala, adalah yang tercakup dalam ma’na (Tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah) yang terdiri dari kecintaan kepada Allah, tunduk kepada Allah, merendahkan diri kepada Allah, merasa fakir kepada Allah, berpegang teguh kepada ajaran Allah, merasa prihatin dibawah kekuasaan keagungan Allah, melakukan ketaatan dengan ikhlas karena Allah, berserah diri kepada ketentuan Allah, dan bersemangat melakukan segala ketaatan karena Allah Yang Maha Tinggi dalam gerakan dan ketenangan, menolak dan memberi karena Allah, cinta dan benci karena Allah.
Dan marah karena murka-Nya Allah kepada orang yang dimurkai Allah dalam pengertian :
(Dengan menyebut nama Allah, kami berlindung kepada Allah. Dengan menyebut nama Allah, kami bertawakkal kepada Allah. Dengan menyebut. nama Allah, kami beriman kepada Allah, dan barang siapa yang beriman kepada Allah, ia tidak mempunyai rasa takut). Firman Allah Ta’ala:
(Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah.dan bertakwa kepada-nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat komenangan). : (OS. Annur : 52)
(Barang siapa yang berpegang teguh kepada(agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus). (OS. Ali Imran : 101)
(Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangkasangkanya.. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan(keperluan)nya). (OS. At-thalaaq : 2-3)
telah bersabda s.a.w.:
(Barang siapa yang membaca Alqur’an, maka ia telah berlindung kepada Allah dalam suatu perlindungan yang tidak dapat ditembus oleh seseorang).
Sebahagian mereka berkata :”Aku telah melihat ustadzku berada diatas gubbah merah, dihiasi dengan hiasan hijau, kemudian aku mengucapkan salaam kepadanya seraya berkata :” Dimanakah anda ya ustadz ?”. Ia menjawab :” Aku berada di Oubbah”Alfaatihah” dan padaku perbiasan”Surat Alwaagi’ah” dan sorban”Surat Al-Ikhlas”. Telah bersabda s.a.w.:
(Barang siapa yang membaca Alqur’an sedang ia mengira bahwa Allah tidak akan mengampuninya, (maka) ia bagaikan orang yang memperolok olok Alqur’an). Dan beliau bersabda :”Lindungilah hartamu dengan zakat, dan obatilah orang-orang sakitmu dengan sedekah”). ‘
(Telah bersabda s.a.w.:”Puasa itu adalah pelindung dan benteng yang kokoh dari (siksa) api neraka).
(Diriwayatkan (bahwa) :Kebenaran itu adalah pemeliharaan ucapan, Sedekah adalah pemeliharaan harta, ikhlas adalah pemcliharaan amal, kejujuran adalah pemeliharaan rahasia, dan musyawarah adlah pemeliharaan pendapat)
(Dari Abi ‘Umarah Albarraa’bin ‘aazib r.a. ia telah berkata:” Telah bersabda Rasulullah SAW,”Hai Fulan, jika engkau telah bersiap untuk tidur, (maka) ucapkanlah:
(Ya Allah, aku pasrahkan diriku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku perlindungkan diriku kepada-Mu, karena rasa cinta dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat menyelamatkan diri dari-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman dengan kitab (suci) yang Engkau telah turunkan, dan aku beriman dengan Nabi-Mu yang telah Engkau utus), maka sesungguhnya jika engkau meninggal dunia pada malam harimu, engkau akan meninggalkan dunia dalam keadaan fitrah(suci), dan jika engkau (masih hidup hingga) sampai pagi, maka engkau telah memperoleh kebajikan). (Muttafaq’alaih)
(Telah diriwayatkan kepada kami didalam Kitab Ibnus-sunny dari Anas ra. ia telah berkata:”Telah bersabda Rasulullah s.a.w.:”Penutup antara mata para jin dan aurat manusia adalah jika seorang laki-laki muslim akan melepaskan pakaiannya, hendaklah ia mengucapkan :
(dengan menyebut nama Allah yang tiada Tuhan yang patut disembah selain Dia)
(Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah.Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan atau disesatkan, dari kesalahan atau disalahkan, dari kezaliman atau dizalimi, dari ketidak kenalan atau tidak dikenali) (Berkata Annawawi : Hadits Hasan).
(Dari Anas ra ia telah berkata:”Telah bersabda Rasulullah SAW.:”Barang siapa yang kejuar dari rumahnya, mengucapkan :
(dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah dan tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah), maka akan dikatakan kepadanya :”Engkau telah diberi petunjuk dan dijaga, (maka) menjauhlah syetan dari padanya). . (HR. Turmudzi)
(Didalam Shahih Muslim (rahimahullah) dari Utsman bin Abil’Ash r.a. bahwasanya ia telah mengeluh kepada Rasulullah SAW. dari rasa sakit yang ia derita dijasadnya, sejak ia masuk Islam. Maka bersabdalah Rasulullah SAW. kepadanya:”Letakkan tanganmu pada bagian yang terasa sakit sambil mengucapkan:
(Dengan menyebut nama Allah 3x. Aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari rasa sakit yang aku derita dan aku khawatirkan 7x). Ia berkata:” Kemudian aku melakukannya berulangulang, maka Allah telah melenyapkan apa yang aku derita dan aku pun telah memrintahkan kekeluargaku agar selalu melakukan cara seperti itu). (Dikeluarkan oleh Muslim, Maalik, Abu Dawud dan Atturmudzi).
(Dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi s.a.w. beliau telah bersabda:” Apakah yang mencegah seseorang dari kamu sekalian, apabila ia mendapat kesulitan dari urusan kehidupannya untuk mengucapkan, jika keluar dari rumahnya:
(Dengan menyebut nama Allah, aku mohon (pemeliharaan) atas diriku, atas hartaku, dan atas agamaku. Ya Allah, anugerahilah aku rasa ridha atas gadha-Mu, dan berkahilah aku atas ketentuan-Mu pada diriku, sehingga aku tidak menginginkan penyegeraan apa-apa yang Engkau tunda, dan tidak menginginkan ditundanya apa-apa yang Engkau segerakan). (HR. Ibnus-Sumni)
(FAIDAH)
Disebutkan didalam Kitab” “dari Rasulullah S.A.W. beliau telah bersabda:”Barang siapa yang ada padanya S(lima) perkara, ia akan masuk syorga tanpa hisab ::
(1) Siapa yang perlindungannya adalah: (tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah)
(2) Siapa yang jika memulai pekerjaannya, ia mengucapkan : (Dengan menyebut rama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
(3) Siapa yang jika melakukan perbuatan dosa, ia mengucapkan: (aku mohon ampun kepada Allah).
(4) Siapa yang jika mendapat musibah, ia mengucapkan: (Kami ini adalah milik Allah, dan kepada-Nya kami akan kembali).
(5) Siapa yang jika menghadapi sesuatu yang tidak diinginkan, in mengucapkan : (Tidak ada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
(Dari Abi Sa’iid Alkhudri r.a. bahwasanya Jibril telah mendatangi Nabi SAW. sambil berkata:”Ya Muhammad, apakah ada yang engkau derita?”Beliau bersabda:”ya”. (Jibril a.s) mengucapkan :
(Dengan menyebut nama Allah, aku menjampimu dari segala sesuatu yang mengganggumu dan dari kejahatan setiap jiwa dan dari mata yang penuh kedengkian(semoga) Allah menyembuhkanmu, dengan menyebut nama Allah aku menjampimu). (HR. Turmudzi – Hadits Shahih).
(Didalam kitab” ” Abu Na’iim telah mengeluarkan didalam ” ” dengan sanadnya dari Adh-dhahhaak dari ibnu Abbaas, ia telah berkata :”Barang siapa yang mengucapkan “Bismillah”, berarti ia telah mengingat Allah. Barang siapa yang mengucapkan”Alhamdulillah”, berarti ia telah bersyukur kepada Allah. Barang siapa yang mengucapkan “Allahu Akbar”, berarti ia telah mengagungkan Allah. Barang siapa yang mengucapkan ”Laa ilaaha illa Allah”, berarti ia telah meng-Esakan Allah. Barang siapa yang mengucapkan:”Laa haula walaa guwwata illaa billaah”, berarti ia telah berserah diri dan menyerahkan diri kepada Allah, dan dengan ucapan itu, ia telah memiliki harta simpanan di syorga).
(Telah bersabda s.a.w.:”Jika sekiranya ada seseorang dari kamu sekalian yang mendatangi (mencampuri) isterinya dengan mengucapkan:
(Dengan menyebut nama Allah, jauhkanlah kami dari syetan dan jauhkanlah syetan dari kurnia (anak) yang Engkau kurniakan pada kami) maka jika dari hubungan itu ditentukan (dikurniai) anak, maka syetan tidak akan bermadharrat baginya selamanya).
Sayyidi Alyaafi’ didalam kitabnya telah menghikayatkan tentang keutamaan dzikir, ia telah berkata :”Telah berkata sescorany dari sebahagian Ulama:”Pernah aku jatuh sakit keras, yang aku sendiri merasa berputus asa mengenai diriku, dan orang-orang yang melihatkupun merasa berputus asa pula. Ketika aku berada pada puncaknya tibatiba aku melihat dalam mimpiku pada malam Jum’at, seolah-olah ada seorang laki-laki yang masuk keruanganku lalu duduk disisik kepalaku, disusul oleh serombongan makhluk yang jumlahnya banyak sekali. Mereka berupa burung-burung, dan ketika duduk, mereka berubah rupa menjadi manusia. Ketika mereka memasuki ruanganku, mataku senantiasa terarah kearah pintu.
Dan ketika mereka telah masuk semuanya, tiba-tiba orang laki-laki yang tadi duduk disisi kepalaku, mengangkat kepalanya sambil berkata:”Tujuanku memasuki negeri ini, adalah untuk mengunjungi : 3(tiga) orang saja. Salah satunya ”Ini” sambil memberi isyarat dengan tangannya kepadaku. dan yang lainnya adalah Shalih Alkhalkhanii, yang sebelumnya aku sendiri tidak mengenalnya, dan yang seorang lagi seorang wanita yang tidak disebut namaya.
Kemudian ia meletakkan tangannya dilambungku sambil mengucapkan : .
(Dengan menyebut nama Allah, cukuplah Allah bagiku(sebagai pelindungku) aku bertawakkal kepada Allah, aku berpegang teguh dengan (agama) Allah, aku pasrahkan urusanku kepada Allah, (sesuai) apaapayang dikehendaki Allah, tidak ada kekuatan kecuali atas pertolongan Allah). Kemudian ia berkata kepadaku:”Perbanyaklah bacaan kalimat itu, karena didalamnya terdapat “penyembuhan” dari segala penyakit, kelapangan dari segala kesempitan(kesedihanjrasa duka, pertolongan atas setiap musuh. Adapun yang pertama kali mengucapkan kalimat ini, adalah “Malaikat Pembawa ‘Arasy” a.s. ketika diperintah oleh Allah untuk mengangkatnya. Dan mereka akan terus mengucapkannya hingga hari – kiamat.
Maka berkatalah orang yang ada disebelah kanannya atau pada sebelah kirinya :
(Ya Rasulullah, maka (bagaimana) jika diucapkan ketika menghadapi musuh?. Beliau bersabda:”Bagus, bagus, (itu merupakan) penaklukan, kemenangan dan khabar gembira).
Maka aku kira orang itu adalah Abubakar Shiiddig, lalu aku berkata:”Ya Rasulullah, ini Ash-shiddig ?”. Beliau bersabda : “Bukan,ini pamanku Hamzah”, kemudian beliau menunjuk kepada orang yang ada disebelah kirinya sambil bersabda:”Mereka adalah para syuhada”, kemudian beliau menunjuk kepada orang-orang yang ada dibelakangnya “sambil bersabda :”Mereka para shalihin”. Kemudian beliau keluar, maka bangkitlah aku, sedang penyakitku telah hilang lenyap. Alhamdu lillaah.
(FASAL, MENGENAI TAWAKKAL DAN ORANG-ORANG YANG BERTAWAKKAL DAN ARTI TAWAKKAL)
Ketahuilah bahwa Tawakkal adalah merupakan keimanan secara menyeluruh, yang didalamnya terdiri dari dasar dan cabang-cabangnya. Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan itu adalah sbb : (Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati). (OS. Alfurqaan : 58) , (dan bertawakkallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung) (OS. Annisaa’ 81)
(Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya AHah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya). (OS. Ali-Imran : 159)
(Katakanlah :”Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dia-lah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal. (OS. Attaubat : 51) Telah berkata Abu Tsaur :” Aku telah mendengar Asysyafi’i (rahimahullah) berkata :” Allah telah mensucikan nabi-Nya dan meninggikan derajatnya. Maka Allah SWT. berfirman :
(Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (kekal) Yang tidak ati).Dalam hal bertawakkal, manusia itu bermacam-macam : ada yang bertawakkal kepada dirinya, kepada hartanya, kepada kedudukannya, kepada kekuasaannya, kepada industrinya, kepada pertaniannya, dan ada yang bertawakkal kepada sesama manusia. Maka setiap orang yang bertawakkal kepada makhluk hidup, past ia akan mati. Allah SWT telah tncnsucikan nabi-Nya dari hal tersebut, dan ia(nabi) diperintahkan untuk scnantiasa bertawakkal kepada Dzat Yang Hidup (Kekal) dan yang tidak mati.
Adapun hadits-hadits yang waarid dengan riwayatyang shahih mengenai keutamaan ”Tawakkal” yang merupakan pakaian (perangai) para saadah, antara lain seperti yang disabdakan oleh Rasulullah S.A.W. berikut ini : .
(Dari umatku yang masuk syorga tanpa hisab ada 70.000 orang. Ada yang berkata :”Ya Rasulullah, siapakah mereka ?”. Beliau bersabda :”Mereka udalah orang-orang yang tidak melakukan pengobatan dengan kayyi, tidak menjampi-jampi, tidak meramal dan mereka bertawakkal kepada Tuhan mereka ”. Maka bangkitlah ‘Ukasyah bin Muhsin sambil berkata :”Ya Rasulullah, berdo’a lah kepada Allah agar aku dimasukkan dari golongan mereka”. Beliau bersabda:” Engkau termasuk dari mereka”. Kemudian bangkit pula seorang laki-laki lain sambil berkata:”Ya Rasulullah, berdo’alah kepada Allah agar aku dimasukkan dari golongan mereka”. Maka beliaupun bersabda:”Engkau telah didahului oleh ‘Ukasyah”. (HR. Al-Imam Albukhari).
Dia berkata didalam shahihnya dari Arrabi’ bin Khaitsam : (Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya). (OS. Aththalag : 3). ya’ni tempat keluarnya dari segala kesempitan diantara sesama manusia. Dan telah diriwayatkan pula bahwasanya beliau s.a.w. telah bersabda :
Dari ummat ini (ummat Islam) yang masuk syorga tanpa hisab ada 70.000 crang, dan didalam riwayat lain, masing-masing dari mereka membawa pula (masuk syorga tanpa hisab) 70.000 orang.
Telah bersabda s.a.w. :
(Jika.sekiranya kamu sekalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenarbenarnya, niscaya Allah akan memberi rizki kepadamu seperti memberi rizki kepada burung-burung. (mereka) terbang (berangkat) dipagi hari lam keadaan lapar, dan kembali disore hari dalam keadaan kenyang).
(Barang siapa yang memutuskan diri untuk menyerahkan urusannya kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya dari segala kesulitan, dan akan diberinya rizki tanpa disangka-sangka. Dan barang siapa yang memutuskan diri untuk mengejar dunia, maka Allah akan memberi jalan kepadanya).
(Al-Imam Albahgawi telah berkata mengenai firman Allah Ta’ala :
(dan bertawakal kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal kepadaNya).Tawakkal itu, adalah.engkau tidak mendurhakai Allah didalam mencari.rizkimu. Dan adapula yang mengatakan :”Yaitu engkau tidak mencari penolong bagimu selain Allah, tidak mencari rizkimu dari perbendaharaan selain perbendaharaan Allah, dan tidak mencari saksi bagi amalmu selain Allah). ”
(Telah berkata Hamdun Alqash-shaar :”Tawakkal itu adalah berlindung kepada Allah Ta’ala. Dan ada yang mengatakan kepada Haatim Al-asham :”Dari mana engkau makan ?”. Ia menjawab :”Allah memiliki perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengerti ”.
(FAIDAH) :
(Ibnu Abbas r.a. telah memberi fatwa tentang suatu wasiat bagi orangorang yang bertawakkal kepada Allah yaitu agar kembali kepada orangorang yang bercocok tanam, mereka mencangkul, lalu menaruh bibit pada tanah (yang dicangkul), maka (berarti) mereka sudah termasuk orangorang yang bertawakkal, dan dengan ini sebahagian ahli figh telah .memberinya fatwanya).
(Telah berkata Sayyiduna Umar ibnul-Khaththab r.a. :”Janganlah ada seseorang dari kamu sekalian yang duduk di Masjid serta meninggalkan mencari rizki sambil berkata:”Ya Allah, berilah aku rizki” karena hal itu bertentangan dengan Assunnah. Dan kamu sekalian telah mengetahui, bahwa langit itu tidak menurunkan hujan emas maupun perak). ” Telah berkata Al-Imam Annawawi :” Para ulama telah berselisih pendapat tentang ma’ana sabda Nabi s.a.w. :
Maka berkatalah Al-Imam Abu Abdullah Almaaziri : “Sebahagian manusia telah menghujjah hadits ini yang menyatakan bahwa berobat itu makruh. la telah berkata:”Sebahagian besar ulama berpendapat yang berlawanan dengan pendapat diatas, karena banyak pula hadits-hadits yang menyebutkan tentang kegunaan bebrapa obat-obatan dan makanan seperti jintan hitam, jadam dan lain-lain, dan bahwasanya s.a.w. sendiripun berobat pula. Banyak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a. tentang seringnya s.a.w. berobat, dan seperti yang sudah kita ketahui, bahwa untuk penyembuhan penyakit juga mempergunakan jampi-jampi
Didalam suatu hadits yang berhubungan dengan itu, adalah bahwa sebahagian sahabat juga telah memperoleh imbalan atas penjampaian-jampaian mereka: Dan jika hal ini telah diyakini kebenarannya, maka berdasarkan suatu hadits yang menyatakan bahwa ada suatu kaum yang meyakini bahwa obat-obatan itu sangat bermanfaat. Jadi tidak hanyabersandar saja kepada Allah, tetapi harus berikhtiar melalui penjampaian dan pengobatan dan barulah bertawakkal kepada Allah SWT.
Kemudian, mulailah Sayyiduna Umar menjelaskan dzikir yang hakiki, yang membuat manusia menjadi manusia yang sebenarnya, dan layak memakai pakaian ilmu dan mencicipi minuman keyakinan, yaitu dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang menunjukkan atas kebenaran iman, yang dengan itu, maka telah diutamakan semulia-mulia manusia atas ‘ semulia-mulia malaikat dan bangsa jin. Beliau (Sayyiduna Umar r.a.) mengucapkan :
Dengan menyebut nama Allah, kami beriman kepada Allah, dan siapa yang beriman kepada Allah, maka ia tidak punya rasa takut. (3x) Telah berkata Asy-syaikh Ali : “Ucapan Bismillah (dengan menyebut nama Allah) secara menyeluruh telah berlindung dan bergantung dengan bebarapa martabat iman yang hakiki, berdzikir dan memasrahkan diri secara hakiki pula kepada-Nya. Karena itu semua adalah merupakan rahmat yang tinggi dan pelambang ruhani.
Maka tibalah saatnya sekarang kami akan memulai menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan iman dan memperjelas kebenarannya, pembagiannya, hukum-hukumnya dan rukun-rukuanya sesuai aps yang diterangkan didalam Alqur’an dan hadits-hadits yang shahih dari penghulu kita Nabi Muhammad s.a.w. dan ucapan-ucapan para salaf yang terkemuka, sesuai kemampuan kami.
Adapaun ayat-ayat yang berkaitan dengan hal tersebut diatas adalah sebagai berikut :
(Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata :”Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (dari padanya) melainkan orang-orang yang berakal). (OS. Ali Imran : 7) .
((Yaitu) orang-orang yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka”). (OS. Ali Imran : 16)
(dan jika beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar). (OS. Ali Imran : 179)
(Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ?”. (OS. Fushshilat : 33)
(Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran torhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (yaitu) orangorang yang beriman dan mereka selalu bertakwa). (OS. Yunus : 62-63) Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan hal tsb. diatas adalah sebagai berikut :
(Dari Abdullah bin Umar r.a. ia telah berkata : “Aku telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda :” Islam itu dibina atas 5(lima) perkara yaitu : Menyaksikan tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melaksanakan ibadah hajji ke Baitullah (jika mampu) dan berpuasa pada bulan Ramadhan). .
Didalam Kitab” ” yang dikarang oleh Almuhib Ath-thobari disebutkan dari IbnuUmar dan lainnya bahwa “Ketika AmirulMu’minin Utsman bin ‘Affaan dibai’at menjadi Khalifah beliau mengenakan sebuah cincin yang berukiran kata-kata : ” .
(Aku telah beriman dengan ikhlas). Dan ada yang mengatakan :
(Aku telah beriman kepada Dzat Yang men ciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya). Dan ada pula yang mengatakan :
(Engkau hendaklah bersabar atau akan menyesal).
Dari Wahbi bin Alward, ia telah berkata : “Ada seorang laki-laki telah keluar dari rumahnya ketika malam telah larut, menuju Jabana. Ia berkata :”Aku mendengar suara gemuruh lagi keras, dan aku lihat ada seorang laki-laki yang membawakan sebuah tempat tidur dan diletakkannya begitu saja. Kemudian datanglah seorang laki-laki seraya duduk diatas temapt tidur itu, sedang disekelilingnya telah berkumpul bala tentaranya (Kemudian iapun berkata kepada mereka : Siapakah diantara kalian yang dapat menghadapkan ‘Urwah Azzubair kepadaku ?”. Atas pertanyaan itu, tidak seorang pun ada.yang menjawab. Maka pertanyaan itu diulanginya lagi hingga 3x.
Kemudian berkatalah salah seorang dari bala tentara itu :” Aku wahai Tuanku”. Kemudian ia berkata :”Kalau begitu, berangkatlah engkau sekarang menuju Almadinah”. Maka berangkatlah utusan itu menuju Almadinah, namun tidak lama kemudian, iapun telah kembali lagi dalam keadaan tergopoh-gopoh sambil berkata :”Kami tidak sanggup menghadap ‘Urwah”. Kemudian iapun berkata :”Celakalah engkau, kenapakah hal itu bisa terjadi?”. Maka ia berkata :” Aku mendapatkannya mengucapkan beberapa kalimat jika tiba waktu pagi dan sore. Karenanya, tidak ada seorangpun yang dapat langsung menghadapnya. :
Orang itu berkata :”Ketika waktu pagi telah tiba, akupun keluar hingga sampailah aku ke Madinah, lalu aku menghadap :Urwah. Eh ternyata dia adalah seorang tua yang besar, lalu aku beritahukan kepadanya tentang apa yang aku lihat dan aku dengar, sambil bertanya :” Apakah yang diucapkan, bila telah tiba waktu pagi dan sore ?”, Maka iapun berkata “Aku mengucapkan :
(Aku beriman kepada Allah Yang Maha Agung dan aku ingkar dengan Jibti dan Thaaghuut (setan dan sesembahan selain Allah) dan aku telah berpegang teguh dengan buhul tali yang kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). (3x)
Dari Abi Umar Sulaiman bin Abdullah r.a. ia telah berkata : ”Aku berkata : “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, yang aku tidak akan tanyakan kepada selain baginda ”. Beliau bersabda: “Katakanlah : “Aku telah beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah . Imam Muslim) Dan didalam riwayat Turmudzi :” Kemudian aku berkata :”Ya Rasulullah, apakah yang paling baginda takutkan atas diriku ? Maka beliaupun mengucapkan dengan lidahnya sendiri, kemudian bersabda : ” ini ”).
(Telah berkata Al-Imam Annawawi :”Telah berkata para ulama :”Hadits ini termasuk dari kumpulan hadits-hadits s.a.w. dan hadits ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala :
(Sesungguhnya orang-orang yang menyatakan Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap Istigamah (teguh pendirian dalam Tauhid dan tetap beramal saleh), maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada(pula) berduka cita). (OS. Al ahqaaf : 13)
( PENJELASAN MENGENAI HAKIKAT IMAN)
Marilah kita mulai sekarang menjelaskan hakikat ma’na iman, kemudian akan diterangkan beberapa faidah yang baik, lalu akan dijolaskan tentang keutamaan iman.
Masalah tersebut, kami bagi dalam 3(tiga) fasal yaitu :
- Fasal Pertama : Penjelasan mengenai hakikat iman dan tanda-tanda ahlinya.
- Fasal Kedua : Penjelasan mengenai faidah yang menunjukkan tempat tumbuhnya iman dan asal-usulnya.
- Fasal ketiga : Penjelasan agung mengenai kehormatan kaum mu’minin iman dan keutamaannya yang banyak.
(FASAL PERTAMA) (PENJELASAN MENGENAI HAKIKAT IMAN DAN TANDATANDA AHLINYA).
AKHLAK MEREKA, UCAPAN-UCAPAN MEREKA, PERBUATAN-PERBUATAN MEREKA DAN APA-APA YANG SELAYAKNYA BAGI MEREKA.
Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan itu adalah firman Allah Ta’ala sebagai berikut :
(Sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan diantara sesamamu, dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman). – (OS. Al anfaal : 1)
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarbenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (ni’mat) yang mulia). (OS. Al-anfaal : 2-4)
(Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran padahal sesungguhnya sebahagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya). (OS. Al-anfaal : 5)
mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu). ‘”(OS. Al-anfaal : 6)
Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan itu adalah :
(Pernah s.a.w. bersabda :”Tidaklah beriman seorang hamba hingga ia mengimani takdir yang baik dan yang buruk (dari Allah) dan hingga ia mengetahui bahwa musibah yang menimpanya tidak menyalahi, dan yang menyalahi, maka tidak akan menimpanya”. (HR. Jabir dan dikeluarkan oleh Turmudizi)
(Telah bersabda s.a.w. kepada Mu’adz bin Jabal r.a. ketika beliau masuk kepadanya, yang ketika itu ia sedang menangis:”Bagaimanakah keadaanmu pagi ini hai Mu’adz ?”, ia berkata :”Pagi ini, aku dalam keadaan beriman kepada Allah”, Maka s.a.w, pun bersabda :” Sesungguhnya setiap ucapan itu ada bukti kebenarannya, dan setiap hak ada hakikatnya, maka apakah bukti kebenaran yang engkau ucapkan itu?”, Kemudian ia berkata :”Ya Rasulullah, tidak ada suatu pagipun yang aku lewati, kecuali aku mengira, bahwa aku tidak akan sampai ke sore hari, Dan tidak ada suatu sorepun, yang aku lewati, kecuali aku mengira bahwa aku tidak akan sampai kepagi hari, Dan tidak aku melangkah, kecuali aku mengira tidak dapat mengikutinya dengan langkah lain. Dan aku seolah-olah melihat setiap ummat berlutut. Tiap-tiap ummat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya, termasuk para nabi dan para berhalanya yang pernah disembah selain Allah, dan seolah-olah aku melihat siksaan penghuni neraka dan pahala penghuni syorga. Nabi s.a.w. bersabda :”Engkau telah memahami, maka tetaplah (dalam keadaan seperti itu).
Dari ‘Ubadah bin Ash-shaamit r.a. bahwasanya ia telah berkata kepada putranya ketika menjelang wafatnya:” Wahai anakku, sesungguhnya engkau tidak dapat merasakan hakikat iman, hingga engkau mengetahui bahwa musibah yang menimpamu itu tidak menyalahi (takdir),dan apnapa yang tidak ditakdirkan, tidak akan menimpamu. Sesungguhnya, aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda :
(Yang pertama diciptakan Allah adalah algalam (pena), maka Allah berfirman kepadanya:”Tulislah !”. Ia (algalam) berkata:” Ya Tuhanku, apa yang (harus) ku tulis ?”. Allah berfirman:” Tulislah takdir-takdir (ketentuan-ketentuan) segala sesuatu hingga hari kiamat”. Wahai anakku:”” Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda :
Barang siapa yang mati bukan atas (faham ini), maka dia bukan dari golonganku). (Di keluarkan oleh Abu Dawud )
(Dari Abi Musa Al asy’ari bahwasanya Nabi Allah s.a.w. bersabda : perumpamaan seorang mu’min yang membaca Alqur’an seperti buah Jeruk, rasanya cnak dan baunya enak (harum), dan perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca Alqur’an seperti buah kurma rasanya munis dan tidak ada baunya, dan perumpamaan orang yang durhaka yang membuca Alqur’an, seperti buah limau, baunya harum dan tidak ada rasanya, dan perumpamaan orang durhaka yang tidak mambaca Alqur’an seperti buah pare, rasanya pahit dan tidak ada baunya). (Hadits Shahih dikeluarkan oleh Albukhari dan Outaibah dari Abi ‘Awanah).
(Dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata :”Telah bersabda Rasulullah SAW:Orang Muslim adalah orang yang dapat menyelamatkan orangorang Islam dari (kejahatan) lidah dan tangannya. Dan orang mu’min adalah orang yang dapat mengamankan manusia atas darah dan harta mereka). (Dikeluarkan oleh Turmudzi dan Annasaai).
(pada suatu hari Rasulullah s.a.wv. telah bersabda kepada sekelompok gahabat-sahabatnya:” Bagaimanakah keadaan kamu sekalian ?”. Mereka berkata ”Kami (kaum yang) beriman”.Beliau bersabda :” Apakah tandajanda keimananmu ?”. Maka mereka pun berkata :”Kami bersabar menghadapi musibah, kami bersyukur atas kebahagiaan, dan kami ridha sas terjadinya gadha (takdir). Maka beliaupun bersabda :”Kamu sekalian (benar-benar) orang-orang yang beriman demi Tuhan pemilik Ka’bah).
Telah berkata Alhasan Albasri (rahimahullah) :”Sesungguhnys engkau tidak memperoleh hakikat iman, kecuali jika engkau tidak menghina manusia atas suatu aib, yang mana aib itu sendiri ada padadirimu, hingga engkau dapat memperbaiki aibmu, kemudian engkau baru dapat memperbaiki aibnya.Jika engkau telah melakukan hal itu, maka sebelum engkau memperbaiki, suatu aib, maka engkaupun akan menjumpai lagi aib yang lain pada dirimu yang belum diperbaiki. Dan jika engkau telah lakukan itu, maka secara khusus engkau hanya mengurusi dirimu saja. Sebaik-baik hamba yang dicintai Allah, adalah yang seperti itu yaitu memperbaiki aib diri sendiri, kemudian baru memperbaiki orang lain.
Dari Maalik bahwasanya ia mendengar bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :”Beristigamahlah (teguh pendirian) dan engkau tidak dapat menghitung (kebajikan-kebajikan itu), dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amalmu, adalah shalat, dan tidak ada seorangpun yang (selalu) memelihara wudhu melainkan diaseorang mu’min (yang hakiki)).
(Dari Ali bin abi Thalib r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. telah bersabda kepadanya:” Ya Ali (3x) janganlah engkau tunda : Shalat apabila telah tiba waktunya, jenazah apabila sudah dipersiapkan, dan anak perempuan apabila engkau telah mendapatkan calon suaminya yang seimbang). (Dikeluarkan oleh Turmudzi) :
(MENGENAI KEUTAMAAN ALI DAN AHLI-BAIT DAN KECINTAAN KEPADA MEREKA )
Diantara tanda-tanda yang menunjukkan atas kebenaran iman adalah kecintaan kepada Al-Imam Ali bin Abi Thalib dan seluruh kerabat Nabi Muhammad S.A.W. termasuk keturunan dan keluarganya r.a. sesuai yang telah disahkan oleh beliau r.a. dengan katanya :
(Demi Dzat yang membelah biji dan menciptakan makhluk yang bernyawa sesungguhnya telah berjanji Rasulullah SAW. bahwasanya tidak ada seseorang yang mencintaiku kecuali ia seorang mu’min, dan tidak ada seseorang yang membenciku, kecuali ia seorang munafik).
(Dikeluarkan oleh Muslim dan Abu Haatim) Didalam Kitab Arriyaadh, dari Muhammad bin Al-hanafiyyah bahwasanya ia telah berkata:”Tidaklah tertinggal dihati seorang mu’min, kecuali rasa persaudaraan (cinta) kepada Ali dan ahli baitnya. Kemudain ia membaca Firman-Nya Ta’ala :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang “ (OS. Maryam : 96). (Dikeluarkan oleh Alhafizh Assalafii).
(Didalam Kitab ”Arriyaadh” dari Albarraa”, ia telah berkata :”Telah bersabda Rasulullah s.a.w.:”kedudukan Ali dari padaku, bagaikan kedudukan kepalaku dari jasadku”).
(Didalam Kitab “Arriyaadh” disebutkan dari Abdullah ia telah berkata:”Ketika aku berada disisi Rasulullah s.a.w dan seluruh kaum Muhajirin dan kaum Anshar, yang terhimpun didalam ”Sariyyah” tiba. liba datanglah Ali berjalan kaki dalam keadaan marah. Maka bersabdalah s.n.w. “Siapa yang membuat ia marah (berarti) ia telah membuat aku marah”.Maka setelah ia (Ali) duduk, bersabdalah Rasulullah s.a.w.:”Bagaimanakah keadaanmu hai Ali ?”. Ia berkata:” Anak-anak paman baginda telah menggangguku”. Lalu bersabdalah s.a.w.: “Hai Ali apakah engkau tidak ridha bahwa sesungguhnya engkau akan bersamaku di syorga, Alhasan dan Alhusain dan keturunan kita berada dibelakang punggung kita, dan isteri-isteri kita serta golongan kita berada dikanan kiri kita ?”. (Dikeluarkan oleh Ahmad didalam Manaagib). .
(Didalam Kitab ”Arriyaadh” disebutkan, dari Abdullah bin Alhaarits ia telah berkata:” Aku berkata kepada Ali:”Beritahukan kepadaku tentang kedudukanmu yang paling utama dari Rasulullah s.a.w. !”. Maka ia berkata :”Ya, ketika aku sedang tidur disisinya, dan beliau ketika itu sedang shajat.Maka setelah beliau selesai dari shalatnya, beliau bersabda :”Ya Ali, tidaklah aku memohon kebajikan kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, kecuali aku juga memohon untukmu seperti itu, dan tidaklah aku memohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu keburukan, kecuali akupun memohon perlindungan untukmu seperti itu”. (Dikeluarkan oleh Almuhamili)
( CABANG IMAN DAN PERANGAI ORANG MU’MIN )
Wahai saudaraku, ketahuilah dan fahamilah, perluaslah keislaman dan keimananmu dengan ayat-ayat dan hadits-hadits ini. Jika engkau telah berakhlak dengan sesuatu dari ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut, maka bagianmu dari keimanan telah engkau peroleh dengan baik, dan jika tidak, jnaka hendaklah engkau bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya, dengan selalu memohon pertolongan Allah SWT.
Secara umum, hendaklah engkau menasehati kaum mu’minin, tidak menyimpan rasa dengki kepada salah seorang dari mereka, atas: ni’mat yang telah diberikan Allah kepadanya.Jika engkau tidak mencintai untuk saudaramu sebagaimana mencintai untuk dirimu, maka telah sirralah imanmu, sedangkan engkau tidak dapat memberi atau menolak, tidak bermadharat atau bermanfa’at, tidak dapat mendatangkan (kebajikan) atau menolak (kejahatan), namun semata-mata engkau hanya mengejar pahala saja dan menyelamatkan diri dari siksa. Engkau hanya menyenangkan dirimu, memuliakannya dengan niat dan keinginan atas kebaikan kaum mu’minin secara umum seperti yang telah diterangkan :”Niat seorang mu’min lebih baik dari amalnya, dan niat seorang munafik lebih buruk dari amalnya”.
Jika engkau tidak dapat berbuat baik kepada mereka, maka berusahalah untuk tidak berbuat jahat kepada mereka dengan cara menahan tangan dan lidahmu dari terjebak pada lingkaran urusan kehormatan dan harta mereka. Telah diterangkan bahwa hak-hak seorang mu’min terhadap mu’min lainnya ada 3 (tiga) perkara :
- Agar memujinya dan tidak menghinanya.
- Agar menggembirakannya dan tidak menyusahkan hatinya.
3, . Jika engkau tidak dapat menolongnya, maka jangan mengganggunya.
Ada yang mengatakan :” Barang siapa yang dapat memelihara manusia dari kejahatannya, maka berarti ia telah dapat melaksanakan hak-haknya “bagai mu’min. Ketahuilah, fahamilah, dan beramallah, pasti engkau akan beruntung dan jauhkanlah dirimu dari sekedar mengucapkan :
sedang engkau sendiri lalai dari pembuktian hal tersebut didalam hatimu. Sesungguhnya, engkau sendiri telah mengetahui hal itu sedikit saja manfaatnya. Telah diterangkan didalam nash Alqur’an dan alhadits tentang celaan kepada orang-orang munafik dan orang-orang a’raab (arab pegunungan) dan yang semisal dengan itu dari kaum muslimin. Mereka merasa puas hanya dengan kulitnya tanpa isinya sesuai firman Allah Ta’ala:
(Diantara-manusia ada yang mengatakan :”Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta) (OS. Albagarah : 8 – 10)
(Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka,” Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman). : (OS. Al-maaidah : 41)
telah berkata para Ulama :” Sebagaimana telah diketahui sebaiknya kaum muslimin membersihkan diri dari hal-hal tersebut. Maka nasihati dirimu sebelum tiba ajalmu !.
(Dan telah bersabda s.a.w. : Hendaklah engkau memiliki perangai perangai iman yaitu : memerangi musuh-musuh Allah dengan pedang, berpuasa pada hari-hari musim panas, bersabar ketika mendapat musibah, meninggalkan orang yang berbuat riya’ sedang engkau meyakininya, menyegerakan shalat dihari mendung,memperbaiki wudhu dihari-hari musim dingin, dan meninggalkan minuman khamar (arak/miras).
(Dan telah bersabda s.a.w. : Tidaklah sempurna iman seseorang dari kamu sekalian, hingga dapat menjadikan hawa nafsunya patuh kepada apa-apa yang aku bawa dan tidak menyimpang dari padanya).(HR. Thabrani).AlImam Almugaddisi telah berkata :”Itu mudah saja, barang siapa yang memperoleh iman kepada Allah dan hari akhirat secara benar, maka ia akan merasakan manisnya iman dan cahayapun akan masuk kedalam hati, lalu ia akan mengenal Tuhannya dan mencintai-Nya. Dan barang siapa yang mencintai sesuatu, maka hawa nafsunya akan tunduk kepadanya dan akan berpaling dari lainnya. Dan cintamu kepada sesuatu akan membuatmu menjadi buta tuli (Telah bersabda s.a.w. :”Demi diriku yang ada didalam genggamanNya kamu sekalian tidak dapat masuk syorga hingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada sesuatu yang jika kalian melakukannya, akan saling mencintai ? sebar luaskanlah salaam sesama kamu sekalian).
Maknanya, adalah sebagaimana yang diucapkan oleh Al-Imam Annawawi bahwa telah diriwayatkan dalam Shahih Albukhari, ia telah herkata: ” Telah berkata Umar r.a. : ” Barang siapa yang menghimpun pada dirinya 3(tiga) perkara, berarti ia telah-menghimpun iman (1): Keinsyafan dari dirimu. (2) berusaha menyebarluaskan salam (3). -memberikan sedekah’/infaq kepada orang yang berada dalam kelaparan.
( Telah bersabda s.a.w. kepada Mu’adz bin Jabal r.a. : Hai Mu’adz, sesungguhnya seorangmu’ min itu dihadapan kebenaran bagaikan seorang tawanan, ia mengetahui bahwa atas dirinya ada Pengawas yang mengawasi pendengarannya, penglihatannya, lidahnya, dan tangannya, kakinya, perutnya. kemaluannnya hingga lirikan matanya dan pecahan-pecahan tanah bekas jari-jari kakinya, semua amalnya dan semua pekerjaannya. Alqur’an penunjuk (jalannya), rasa rindu (kepada Allah) sebngai kendaraannya, rasa takut (kepada Allah) sebagai lambangnya, dan kejujuran sebagai menterinya. Hai Mu’adz, sesungguhnya orang mu’min itu telah dibelenggu oleh Alqur’an dari kebanyakan hawa nafsunya dan syahwatnya, dan telah menghalanginya dari kebinasaan, atas izin Allah Ta’ala).
(Dari Sahil bin Sa’ad r.a. ia telah berkata :” Jibril telah datang kepada nabi s.a.w. seraya berkata :”Hai Muhammad, hiduplah sesukamu, maka sesungguh nya engkau akan mati, dan beramallah (berbuatlah) sesukamu, maka sesungguhnya engkau akan dibalas atas amalmu, dan cintailah apa-apa yang engkau suka, maka sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mu’min itu adalah bangun malam, dan kemuliaannya adalah merasa kaya dari manusia). (HR. Thabrani)
(SIFAT-SIFAT ORANG MU’MIN YANG BENAR )
Yahya bin Mu’adz r.a. telah menghimpun sifat-sifat orang mu’min sebagai berikut :” Hendaklah ia banyak malu (dari perbuatan yang negatif), tidak suka mengganggu (siapa saja), banyak berbuat kebajikan, sedikit sekali berbuat kerusakan , jujur perkataannya, sedikit pembicaraannya, banyak amalnya, sedikit kesalahannya, sedikit keinginan tahu urusan Orang lain, banyak amal baktinya kepada karib kerabat, banyak bersitaturrahim, banyak sabar, banyak bersyukur, banyak ridha kepada Allah ketika rizki sedang menyempit, menyayangi saudara-saudaranya, mulia diri, penyayang, tidak suka mengutuk, tidak suka mencaci, tidak suka menghina, tidak suka mengadu-ngadu, tidak suka berghibah (menggunjingkan orang lain), tidak suka tergesa-gesa dalam urusannya, tidak suka hasud, tidak suka dengki, tidak suka menyombongkan diri, tidak mencintai dunia (secara berlebihan), tidak memiliki panjang anganangan, tidak suka banyak tidur, tidak suka berbuat riya”, tidak berlaku munafik (lain dimulut lain dihati), tidak bersifat kikir. Hendaknya wajahnya selalu cerah dan lidahnya ramah, tidak murung. .
Dia mencintai sesuatu karena Allah, membenci sesuatu karena Allah, ridha atas sesuatu karena Allah, maka ia akan bertambah takwanya dan keras kemauannya didalam ibadah kepada Allah, dan akan baik akibatnya.
Teman duduknya adalah dzikirnya, kekasitinya adalah Tuhannya, dan kegiatannya adalah urusan akhiratnya. Dan ia (Mu’adz) telah menyebutkan kurang lebih 330 sifat, diantaranya adalah yang telah disebutkan diatas tadi.
( SIFAT NIFAQ DAN DAMPAKNYA DIDALAM HATI )
Haatim Al’asham telah berkata :”Orang mu’min itu selalu sibuk dengan : berfikir dan mempelajari ilmu, dan orang munafik sibuk dengan kekikiran dan angan-angan (kosong).orang mu’min berputus asa (dari keinginan memiliki yang ada ditangan orang lain) kecuali dari Allah, dan orang munafik takut dari setiap orang kecuali dari Allah. Orang mu’min mengorbankan hartanya dan bukan agamanya, dan orang munafik mengorbankan agamanya dan bukan hartanya.
Orang mu’min berbuat kebajikan dan menangis, dan orang munafik berbuat kesalahan (maksiat) dan tertawa. Orang mu’min mencintai kesendirian (aikhalwah), dan orang munafik mencintai hura-hura dan bercampur baur dengan manusia. Orang mu’min menanam dan takut rusak, dan orang munafik memotong dan mengharapkan panen.
Orang mu’min memerintahkan dan mencegah siasat lalu akan menjadikan mashlahat, dan orang munafik memerintah dan mencegah kepemimpinan lalu menjadi rusak.
(Telah berkata Sayyiduna Ali k.w.: ” Iman itu tampak didalam hati berupa titik putih, maka setiap iman itu bertambah, bertambah pula warna putih itu, dan jika iman itu telah sempurna, maka secara keseluruhan hati itu menjadi putih. Dan sesungguhnya nifag (sifat munafik) itu didalam hati tampak sebagai titik hitam, maka setiap nifag itu bertambah, bertambah pula warna hitam itu, dan jika nifag itu telah sempurna, maka secara keseluruhan hati itu menjadi hitam).
(Dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata :”Telah bersabda Rasul Allah SAW. :”Jika seorang laki-laki berzina, (maka) akan keluarlah iman dari padanya, diatas kepalanya ada semacam naungan. Maka jika ia mengangkat ya’ni bertaubat, maka iman itu akan kembali kepadanya). (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Atturmudzi).
(Telah bersabda ‘alaihish shalaatu wassalaam : “Barang siapa yang ridha Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai nabinya, ja wajib masuk syorga). (HR. Abu Sa’id).
(Telah bersabda ‘alaihish shalaatu wassalaam :” Siapa yang mengucapkan diwaktu pagi dan diwaktu sore 3x (tiga kali) :
maka Allah berhak meridhainya).
(PENUTUP )
Sayyiduna Abdullah bin Alwi Alhaddaad didalam Kitabnya : ”Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, bahwa orang yang ridha kepada Allah sebagai Tuhan, maka seharusnya ia merasa ridha atas peraturan-NYA dan menerima atas sepahit apapun qadha-Nya, dan atas rizki yang diberikan kepadanya. Karena itu,hendaklah ia selalu mentaati-Nya, memelihara fardhu-fardhu-Nya, menjauihi larangan-larangan-Nya, selalu bersabar atas cobaan-cobaan-Nya,selalu bersyukur atas ni’ mat-ni’matNya, selalu menginginkan perjumpaan dengan DzatNya, selalu ridha dengan-Nya sebagai Pelindung, penguasa dan Pemelihara. Ikhlas beribadah kepada-Nya, bersandar kepada-Nya baik dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan, tidak merasa cemas didalam menghadapi segala urusan penting lagi genting, kecuali bersandar kepadaNya dan tidak memohon sesuatu kecuali kepada-Nya.Barang siapa yang ridha dengan Islam sebagai agamanya, maka akan besariah kehormatan dan syi’arnya. Dan selama ia bersungguh-sungguh dalam memperkuat serta menambah pengetahuan keislamannya, garis keteguhan pendiriannya dalam menuntut ilmu, maka ia akan merasa gembira dan lapang dadanya. Dia juga akan merasa takut kehilangan keislamannya, karena itu membenci orang-orang yang mengingkarinya dan nemusuhinya.
Dan barang siapa yang ridha Muhammad s.a.w. sebagai nabinya, maks pendaklah ia meneladaninya, mengikuti petunjuknya, berpegang teguh jengan syari’atnya, mengagungkan haknya, memperbanyak shalawal kepadanya, mencintai ahli-bait dan sahabatnya dan saling sayang menyayangi sesama ummatnya.
(Dan telah bersabda s.a.w. : “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan amalmu, tetapi Dia melihat pada hati dan niatmu”).
(Dan telah bersabda s.a.w.: “Jika cahaya iman telah masuk kedalam hati, maka hati itu akan terasa gembira dan lapang. Ada yang berkata:”Apakah hal itu ada tandanya?”Beliay bersabda : Ya (yaitu) menjauhkan diri dari urusan duniawi, dan kembali ke (urusan-urusan tkhirat, dan bersiap-siap menghadapi maut sebelum tiba saatnya). Dengan ladits ini, maka jelaslah bagimu apa-apa yang sebelum dan sesudahnya, ‘ bahwasanya tanda kekuatan iman adalah kesederhanaan hidup didunia, ” YANG AMAT PENTING ”
Telah berkata Asy-syaikh Muhammad bin Ibad didalam “penjelasan hikmah”: Dari keagungan ni’mat Allah SWT kepada seorang hamba adalah mewujudkan iman dan kecintaan melakukan keta’atan didalam hatinya, dan begitu pula rasa benci kepada kekufuran dan perbuatan maksiat, Maka itu semua, termasuk ni’mat yang agung, yang tidak ditemukan oleh seorang hamba kecuali atas kurnia Allah SWT.
Kalau tidak karena kedua ni’mat tersebut, sudah pasti ia akan berada dalam kegelapan dan kesesatan, dan akan tenggelam dalam lautan kejahilan. Allah SWT telah mengingatkan atas ni’mat tersebut didalam Kitab-Nya yang mulia dengan firman-Nya :
(tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan ni’mat dari Allah). (OS. Alhujuraat:7-8)
(dan menyempurnakan untukmu ni’mat-Nya. lahir dan bathin) (OS. Lugman : 20) Secara zhahir, ni’ mat itu telah tampak dampaknya pada dirimu, dan secara batin dengan kurnia-kumia-Nya dan kelebihan anugerahNya pada dirimu secara berkesinambungan.
(OODAR / TAKDIR ADALAH RAHASIA ALLAH DI BUMI )
Seorang laki-laki telah bertanya kepada Imam Ali bin Abi Thalib r.a. :”Ya Amirul-mu’minin beritahukanlah kepadaku tentang godar ?”Beliau
“(ia adalah jalan yang gelap yang kita tidak lalui). Ia mengulangi lagi pertanyaan itu. Beliau berkata : (Ia adalah laut yang dalam, jangan engkau menyelami). lapun mengulangi lagi pertanyaan itu. Beliaupun berkata:
(Itu adalah rahasia Allah dibumi, tersembunyi darimu, janganlah kita membahasnya).
Al-Imam Annawawi dalam “Syarah Shahih Muslim” telah berkata:”Ahli Sunnah Waljama’ah telah sepakat menetapkan bahwa godar atau takdir adalah seluruh peristiwa yang terjadi adalah atas ketentuan Allah, yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan bermadharaat.
Firman Allah Ta’ala :
(Dia tidak ditanya apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanya). (OS. Al-anbiyaa : 23)
Semua itu adalah milik Allah Ta’ala, Dia dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya, dan tak seorangpun yang dapat mencegah Allah Maha Raja atas kerajaan-Nya. Imam Abul-Muzhaffar Assam’aani telah berkata
:”Sebagai jalan untuk mengetahui bab ini (Algodar/takdir) adalah harus berdasarkan Alkitab (Alqur’an) dan Assunnah, dan bukan sekedar dari kias buah fikirannya yang tidak masuk akal. Maka barang siapa yang berpaling dari nash, ia akan tersesat dan kebingungan sendiri, sedang jiwanya tidak mendapat kesembuhan dan tidak mendapat ketenangan didalam hati. Karena Qodar/takdir adalah salah satu dari rahasia Allah tertutup tirai-tirai khusus yang menutupi akal para makhluk dan pengetahuan mereka, Karena itu kita berhenti pada batas ini dan tidak melampauinya
Sayyiduna Al-Umari telah berkata :” Cabang iman itu ada 3(tiga) macam :
(1). Ilmul-Yaqiin adalah : hasil dari penglihatan dengan dalil (bukti) ilmu secara pasti.
(2). Ainul-Yaqiin adalah hasil dari penyaksian secara nyata.
(3). Haqqul-Yaqiin yaitu apa yang terjadi secara nyata dan mendadak. Maka yang pertama, seperti orang mengetahui bahwa dilaut itu ada air. Yang kedua dan ketiga seperti orang. yang terjun kedalam air untuk mandi dan minum dari padanya.
Maka Ilmu-Yaqiin dapat diusahakan, sedang Ainul-Yaqiin seperti itu juga, dan-Haqqul-Yaqiin kekal, dan ialah yang berhak menetap didalam hati dan sesudah itu tidak akan menghilang. Dengan dalil lain, maka tidaklah semua ilmul-yagiin berhak menetap, dan kalau demikian, maka dimanakah letak keyakinan para nabi a.s. dari keyakinan beberapa orang manusia.
Al-Umari telah berkata :”Iman itu berupa lintasan-lintasan hati ketika ketidak hadiran dari alhadrah” dan yaqiin adalah tetap selama hadir. Maka siapa yang benar ilmunya, benar agidahnya, benar imannya.Dansiapa yang benar imannya, benar ma’rifatnya.Dan siapa yang benar ma’rifatnya, benar tauhidnya dan siapa yang benar tauhidnya didunia, benar pertemuannya dengan Allah di akhirat.Maka Al-Iman adalah dasar dari Al-yagiin (keyakinan), dan ilmul-yagiin, ainul-yagiin dan haggul-yagiin adalah cabang-cabangnya dan sebahagian melebihi sebahagian yang lain.
Telah diterangkan didalam hadits, bahwa :”Iman itu adalah keyakinan secara keseluruhan”.
Telah dihikayatkan dari Asy-syaikh Ma’ruf Alkurkhi bahwasanya ia telah berkata kepada Haatim Al’asham :”Bekalku ada 4 (empat) macan:
(1) Aku melihat dunia dan akhirat sebayai kerajaan Allah.
(2). Aku melihat semuanya hamba Allah dan kekasih-kekasihNya.
(3). Aku melihat rezki dan sebab-sebabnya adalah ditangan Allah.
(4). Aku melihat gadha (ketentuan) Allah terlaksana pada makhlukNya diseluruh bumi Allah.
Semoga Allah memberi manfa’at kepada kita semua. Ammiiin. Telah berkata Sayyiduna Al-Umrari :” Ketahuilah bahwa siksa kabur betul adanya, terjadi atas ruh dan jasad sedang mengimaninya adalah wajib sebagaimana yang diterangkan didalam Alkitab dan Assunnah. Juga kita wajib mengimani adanya syorga dan ncraka dalam ilmu Allah. Adapun ketentuan tempatnya, belum ada nash yang secara terus terang menerangkan dimana, hingga kita tidak dapat menentukannya. Dan kebanyakan berpendapat bahwa syorga itu berada diatas lapisan langit yang ketujuh dibawah Arasy, sesuai firman-Nya :
((yaitu) di Sidratil Muntaha. Didekatnya ada syorga tempat tiggal). (OS. Annajm : 14-15) dan sabdanya s.a.w.:
(langit-langit syorga adalah Arasy Yang Maha Pengasih, adapun api neraka (semoga) Allah melindungi kita dari padanya, berada dibawah lapisan bumi yang ketujuh).
Dan telah diterangkan pula bahwa air asin (air laut) adalah dari tingkatan jahanam. Selesailah uraian Al-Umari. Asy-sya’roni telah mengutip didalam Kitabnya” qari Muhyiddiin bin ‘Arobi didalam Kitabnya 4 dari Muhyiddiin bin ‘Arobi bahwasanya ia telah berkata :”Ahlul Kasyaf (orang yang dapat melihat dengan indera ke-enam) melihat laut yang asin (airnya) sekarang, menyalanyala apinya. Dia berkata :”Karena sebab inilah, Ibnu Umar dan lainnya tidak suka berwudhu dengan air laut walaupun menurut hukum diperbolehkan”. Sebahagian dari mereka mengatakan bahwa tayamum lebih disuka: dari berwudhu dengan air laut.
Ia mengutip firman Allah Ta’ala :
(Dan apabila lautan dipanaskan). (OS. Attakwir : 6) ya’ni kembali menjadi api yang bernyala-nyala.
(PEMBICARAAN MENGENAI HADITS ALLAH MENCIPTAKAN ADAM ATAS RUPANYA)
Al-Imani-Annawawi dalam syarah Shahih Muslim” Nabi SAW. bersabda :
(Jika seseorang dari kamu sekalian memerangi saudaranya, hendaklah ia menghindari wajah, karena sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam atas rupd-Nya).
Adapun sabda s.a.w.:
(Maka sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam atas rupa-Nya) maka, itu termasuk dari hadits-hadits mengenai sifat.
Imam Nawawi telah berkata:”Telah berlalu didalm Kitab A-imaan penjelasan hukumnya secara jelas dan mudah, dan dari para Ulama ada yang menahan diri dari penafsirannya. Ia berkata :”Kami berimanbahwasanya itu adalah benar” dan zhahirnya bukanlah yang dimaksud. Ia mempunyai ma’na yang layak bagi Allah Ta’ala, dan ini merupakan madzhab sebahagian besar ulama salaf, dan itu adalah yang paling hati-hati dan bersih. Dan kedua adalah untuk mensucikan Allah Ta’ala : (bahwasanya Dia Dzat yang tidak ada sesuatu yang menyerupaiNya). Kemudian Almaaziri berkata :”Hadits ini (Allah memiliki rupa tidak seperti rupa, dan ini yang diucapkannya zhahirnya rusak, karena rupa Itu memerlukan susunan dan setiap susynan adalah bersifat bahru (makhtuk) dan Dia Allah Ta’ala bukanlah bahru (makhluk) dan bukanlah tersusun dan bukan pula yang diberi rupa). Kemudian ia telah berkata yaitu Almaziri :”Dan inilah ucapan mengenai ”mereka berkata :” Allah Maha Pencipta SWT. itu sesuatu tetapi tidak seperti sesuatu, berjisim tetapi tidak seperti jisim, dan bedanya adalah secara lafzhiyyah sesuatu yang tidak memerlukan kejadian. Adapun jisim dan rupa memerlukan penciptaan dan penyusunan. Dan itu adalah dalill suatu kejadian makhluk. ‘
CATATAN :
Untuk menghindarkan kesalah fahaman mengenai rupa Adam a.s. sebaiknya kita merujuk kepada firman Allah Ta’ala :
(Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu Itu dan hanya kepada-Nya lah kembali (mu)). (OS. Attaqhaabun : 3)
Disini jelas bahwa rupa yang diberikan Allah kepada Adam a.s. dan anak cucunya itu, adalah bukan rupa Allah itu sendiri, tetapi rupa yang dimiliki Allah SWT. yaitu sama halnya dengan kandungan firman-Nya : .
(Allah (pemberi) cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan Cahaya Allah seperti sebuah lubang yang tak tembus dst). (OS. Azzumar : 35)
Disini juga jelas bahwa Allah itu Pemberi cahaya dan bukan Allah itu sendiri cahaya, karena cahaya adalah makhluk yang diciptakan Allah dan Allah adalah Khalik, sedang Khalik tidak menyerupai makhluk sesuai firman-Nya :
(Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat). (OS. Asy syuura : 11)
(PEMBICARAAN MENGENAI : MELIHAT ALLAH TA’ALA)
Telah berkata Al-Imam Annawawi didalam syarah Shahih Muslim mengenai sabdanya s.a.w. :
(Kamu sekalian mengetahui bahwasanya tidak seorangpun dari kamu sekalian yang dapat melihat Tuhannya, hingga ia mati).
Almaaziri berkata :”Didalam hadits ini ada peringatan ( )tentang tetapnya melihat Allah di akhirat, dan itu adalah menurut madzhab ahlil-haggi. Secara ma’nawi, walaupun melihat Allah itu mustahil, seperti yang diakui oleh kaum Mu’tazilah, tetapi tidak terikat dengan kematian. Kemudian Annawawi telah berkata : “Dan hadits-hadits yang memberi peringatan seperti ini, telah banyak diterangkan didalam Kitab Al-iman yang sebuhayian dengan ayat-ayat Alqur’an. Dan pemecahan maslahnya telah diterangkan dengan jelas. Kemudian Annawawi berkata : “Telah berkata Algoodhii :”Menurut madzhab ahlil-haggi bahwasanya (melihatAllah didunia tidak mustahil bahkan mungkin (saja). Kemudian mereka berbeda pendapat tentang kejadiannya. Adapun orang yang berpegang teguh dengan hadits ini, telah mencegahnya dengan merujuk kepada firman Allah Ta’ala :
l(Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dia-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui). (OS. Al-an’aam : 103) kepada orang yang berpendapat dapat melihat-Nya di dunia.
Dia berkata :” Demikian pula, mereka berbeda pendapat tentang Nabi s.a.w. telah melihat Tuhannya dimalam Israa”.
Pada kalangan orang-orang salaf yang terdiri dari para sahabat dan tabi’iin yang kemudian diiringi oleh para imam, ahli figih ahli hadits dan para peneliti, terdapat juga perbedaan pendapat yang cukup terkenal.
Kemudian ia berkata :” Kebanyakan orang menahan diri dari pendapat dapat melihat-Nya di dunia, karena dasar dari anak Adam adalah lemah untuk memikul resikonya, seperti tidak dapat dipikulnya oleh Musa a.s.di dunia (yaitu ketika memohon dapat melihat-Nya).
Untuk meyakinkan bahwasanya Rasulullah s.a.w. telah melihat Tuhannya pada malam peristiwa Isra’ wal mi’raaj dengan mata kepalanya sendiri, maka hal itu tidak mustahil dalam kedudukannya sebagai pemilik dari warisan ahlil yagiin yang diperkuat dengan :
(Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira didalam kehidupan didunia). (OS. Yunus : 62-64) dan firman-Nya :
(dan(dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimatkalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar). (0S. Yunus : 64) dan firman-Nya :
(Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (syorga) dan tambahannya). (OS. Yunus : 26)
Telah diterangkan’didalam tafsir bahwa yang dimaksud (tambahan) adalah melihat wajah Allah Yang Maha Mulia, walaupun melihat Allah di dunia ini mustahil sesuai yang disabdakan oleh Nabi Isa a.s. :
(Wahai para hawariyyin, laparkanlah perut kamu sekalian, semoga hati | kamu dapat melihat Tuhanmu), dan sesuai pula dengan yang tertera dalam hadits-hadits Oudsi, bahwa Allah SWT berfirman :
(Wahai hamba-Ku, kosongkanlah perutmu niscaya engkau akan melihatKu lepaaskanlah dirimu dari urusan duniawi-mu niscaya engkau akan sampai kepada-Ku).
(IMAN ITU BERTAMBAH DAN BERKURANG )
Ketahuilah bahwa iman adalah membenarkan dan meyakini. Telah berkata Umair bin Habib :” Sesungguhnya iman itu mempunyai tambahan dan kekurangan. Ada yang berkata :”Maka apakah tambahannya ?”. Ja berkata :”Jika kita berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya, maka itulah tambahan nya. Dan jika kita melupakan-Nya dan melalikan-Nya maka itulah kekurangan-Nya.
(Umar bin Abdul Aziz telah menulis kepada Addi bin Addi :”Sesungguhnya pada iman itu terdapat urusan-urusan fardhu, syari’at, hukum dan sunnah. Barang siapa yang menyempumakannya, maka ia telah menyempurnakan iman dan barang siapa yang belum menyempurnakannya (berarti) ia belum menyempumakan iman).
Sungguhnya mengherankan, jika ada orang yang berlainan pendapat bahwa orang yang melanggar itu akan mengalami perubahan keimanan “bertambah atau berkurang”, sedang hal itu sudah cukup jelas dan kekuatan iman dapat diumpamakan seperti kekuatan sescorang dimasa mudanya dalam keadaan sehatnya, kuatnya dan kepemudaannya. Dan perumpamaan lemahnya iman seperti lemahnya seseorang dalam keadaan sakitnya, lemahnya dan masa tuanya atau iman itu diumpamakan seperti :
(Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus diatas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya). (OS. Alfathu:29) dan lawanya adalah kebalikannya, yaitu maka orang yang berakal tidak mengingkari adanya tambahan dan kekurangan iman itu. Atau dapat pula perubahan iman itu dimisalkan seperti perubahan bulan ( ), dari bulan sabit hingga bulan purnama yang terkenal dengan yaitu malam ke 13, 14 dan ke 15 dan selanjutnya fahamilah sendiri. : Telah berkata Abu Ishaq Al-Asfaroonii :”Ahlul-hag telah sepakat bahwa semua yang diucapkan didalam Tauhid mengenai DUA KALIMAT: Yang pertama ” Bahwa semua yang tergambar didalam khayalan dan pemahaman, maka Allah tidaklah demikian. Yang kedua ” Meyakini bahwa DzatNya tidaklah menyerupai sesuatu dan terbebas dari sifat-sifat kekurangan. Hal itu telah diperkuat dengan firman-Nya :” (dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia). ‘ (OS. Al-Ikhlas:4)
(FASAL KETIGA MENGENAI KEUTAMAAN IMAN DAN KAUM MU’MININ DAN KEAGUNGAN KEHORMATAN MEREKA DAN KETERANGAN YANG BERSUMBER DARI AYAT, HADITS DAN UCAPAN-UCAPAN PARA SAHABAT ).
Adapun ayat-ayat, adalah :
(Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan didunia dan diakhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa-apa yang Dia kehendaki). (OS. Ibrahim : 27 )
Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari-kiamat). (OS. Ibrahim : 41 ) dan telah berfirman melalui lisan Nabi-Nya Nuh a.s. :
– (Ya Tuhanku, Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk kerumahku dengan beriman dan semua orang-orang yang beriman laki-laki-dan perempuan). (OS. Nuh :28)
(Orang-orang yang beriman dan tidak campur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk). (OS. Alan’aam : 82 )
(Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar) (OS. Lugman : 13 )
(Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan membawa khabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi Cahaya yang menerangi. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu’min bahwa sesungguhnya bagi mereka kurnia yang besar dari Allah). | ( OS. Al-Ahzaab : 45-47) .
(Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)). – (OS. Albagarah:257)
(Dan katakanlah :”Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan) ( OS. Attaubah : 105) Adapun hadits-hadits, adalah sebagai berikut :
(Telah bersabda Rasulullah SAW. : Amal yang paling utama adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada yang bertanya :” Kemudian apa ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda :”Berperang di jalan Allah”. Ada yang bertanya :” Kemudian apa (lagi) ?”. Beliau bersabda : Hajji yang mabrur ”). (Dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim).
(Ubadah bin Shaamit telah meriwayatkan dari Nabi SAW. bahwasanya beliau telah bersabda : Seutama-utama iman seseorang adalah hendaknya ja mengetahui bahwa Allah (selalu) bersamanya dimanapun ia berada).
(Al-Imam Albughawi telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Umar, ia telah berkata :”Telah bersabda SAW :”Sesungguhnya Allah akan menolak bala” (bencana) dengan seorang muslim yang saleh dari 100 keluarga tetangganya). Kemudian Ibnu Umar membaca :
(Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia, dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semestaalam). (OS. Albagarah : 251)
(Dari .Abi Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda “Tidak ada seorang Mu’min kecuali akulah orang yang terutama baginya didunia dan akhirat”. Jika kalian menghendaki bacalah :
“Nabi itu(hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mu’min dari diri mereka: sendiri”. (OS. Al-ahzaab : 6) Maka ziru’min yang mana saja yang meninggalkan harta, hendaklah diwariskannya kepada keluarganya dan jika meninggalkan hutang atau keluarga, hendaklah ia datang kepadaku, dan akulah sebagai penguasanya). (Dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim)
(Telah bersabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan dunia(harta) kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai, dan tidak memberikan keimanan kecuali kepada orang yang dicintai).
(Dari Anas r.a. ia telah berkata:”Telah bersabda Rasulullah SAW. :”Tidak ada seorang mu’ min kecuali ia memliki 2(dua) pintu, satu pintu dari padanya akan naik amalnya, dan satu pintu dari padanya akan turun rizkinya. Dan jika ia mati, keduanya menangisinya. Maka itulah firman-Nya
(Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka) (OS. Addukhan : 29) .. (Dikeluarkan oleh Atturmudzii)
(Turmudzi telah meriwayatkan dari Buraidah r.a. bahwasanya SAW. telah bersabda :”Penghuni syorga itu terdiri dari 120 golongan, 80) golongan dari ummat ini (Islam) dan 40 golongan dari seluruh ummat).
(Barang siapa yang berkehendak dapat berjumpadengan Allah, maka Allah-pun berkehendak pula menjumpainya, dan barang siapa yang tidak suka berjumpa dengan Allah, maka Allah-pun tidak suka menjumpainya. Maka Aisyah r.a. telah berkata :” Sesungguhnya kami tidak suka akan kematian”. Beliau SAW. bersabda :”Tidaklah demikian, tetapi seorang mu’min itu, jika telah didatangi oleh kematian, ia akan digembirakan dengan keridhaan Allah dan kemurahan-Nya, sehingga tidak ada yang lebih ia cintai dari pada yang ada dihadapannya, maka inginlah ia berjumpa dengan Allah dan Allahpun mengingini perjumpaannya. Dan sesungguhnya orang kafir apabila sudah didatangi oleh kematian, ja akan digembirakan dengan azab Allah dan siksaan-Nya, maka tidak ada sesuatu yang lebih ia benci dari pada yang ada dihadapannya, maka ia tidak menyukai dapat berjumpa dengan Allah, dan Allah-pun tidak suka menjumpainya). (Dikeluarkan oleh “Alkhamsah” mereka adalah : Albukbari, Muslim, Maalik, Turmudzi dan Annasa’ii ).
(Dari Abi Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW tclah bersabda ””Tidak dibenarkan seorang mu’ min meninggalkan (mendiamkan) seorang mukmin melebihi dari 3(tiga)”malam”, maka apabila telah berlalu 3(tiga)”” malam”, maka hendaklah ia mendatanginya dan memberi salam kepadanya, dan apabila salamnya itu dibalas, maka keduanya telah bersyarikat didalam pahala, dan apabila salamnya itu tidak dibalas, maka ja telah menanggung dosanya dan terbebasiah orang yang memberi salam itu dari (dosa) karena meninggalkannya). ( HR. Abu Dawud dengan isnad Hasan).
(Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda :”Jauhilah oleh kamu sekalian berperasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan, serta janganlah kamu sekalian merabaraba dan mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kamu sekalian saling berdebat, saling hasud menghasud, saling benci membenci dan saling belakang membelakangi, tetapi jadilah kamu sekalian hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana diperintahkan kepadamu. Orang Islam yang satu adalah saudara orang Islam yang lain, ia tidak boleh menganiaya, menghina dan mengejeknya). (HR, Muslim )
( FASAL TENTANG ORANG-ORANG FAKIR ) . ,
(Telah bersabda s.a.w. : “Allah Yang Maha Suci berfirman pada hari kiamat :”Manakah orang-orang pilihan-Ku diantara para makhluk-ku Para Malaikat berkata :”Siapakah mereka itu ?”. Allah berfirman :” mereka adalah kaum muslimin yang fakir, yang merasa puas dengan pemberianKu dan ridha dengan ketentuan-Ku, masukkanlah mereka kedalam syorga. (Disana) mereka makan dan minum sementara manusia (lainnya) sedang dalam hisab, dalam keadaan bimbang). demikianlah yang disebutkan didalam Al-Ihyaa.
(Telah bersabda s.a.w.:’Barang siapa yang baik shalatnya, banyak keluarganya, sedikit hartanya dan tidak mempergunjingkan kaum muslimin ja akan bersamaku di syorga seperti ini (beliau menunjukkan dengan kedua telunjuknya).
(Telah bersabda s.a.w.:””Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman Barang siapa yang memusuhi wali-Ku (kekasih-Ku), maka Aku izinkan untuk diperangi. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan suatu ama! yang aku wajibkan kepadanya, dan selama.hamba-Ku mendekat kepad-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Maka jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya dia mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dengannya dia melihat, Aku menjadi tangannya yang dengannya dia memukul, dan Aku menjadi kakinya, yang dengannya dia berjalan. Jika dia memohon kepada-Ku pasti Aku akan memberinya dan jika dia berlindung kepadaKu pasti Aku melindunginya. Dan tidaklah Aku raguragu dalam hal sesuatu yang Aku sendiri sebagai Pelakunya dari keraguanraguan-Ku dalam hal mencabut nyawa hamba-Ku yang mu’min sedang ia sendiri tidak suka kematian, dan Aku-pun tidak ingin menyusahkannya) (HR. Abu Hurairah r.a. dan dikeluarkan oleh Albukhari dalam shahihnya).
(Seorang hamba dihadapkan pada Allah di hari-kiamat, kemudian Allah meminta uzur kepadanya, seperti minta uzurnya seseorang kepada orang lain didunia dengan firman-Nya :” Demi kemuliaan-Ku dan keagunganKu Aku tidak sekali-kali mengesampingkan dunia dari padamu karena keteledoranmu kepada-Ku, tetapi Aku telah menyiapkan untukmu kemuliaan dan keutamaan. Keluarlah wahai hamba-Ku kedalam shafshaf ini (dengan firmanNya:”Siapa orang yang memberimu makan karena Aku atau siapa orang yang memberimu pakaian karena Aku, yang dengan amalnya. itu ia mengharapkan ridha-Ku, ambillah dia untukmu, sedang ketika itu manusia telah digenangi dengan keringat. Maka iapun menerobos shaf-shaf itu dan ia melihat orang yang berbuat (kebaikan) itu, lalu diambilnya orang itu, dan dimasukkannya ke syorga).
(Telah bersabda s.a.w :”Sesunguhnya imbalan pertama yang diberikan kepada seorang mu’min sesudah wafatnya adalah diampuninya orangorang yang menghantarkan jenazahnya). : . (HR. Abdu Hamid dan Albazzaar dari Ibni Abbas r.a.)
( BAHAYANYA BERGUNJING DAN KETERCELAANYA )
(Telah bersabda s.a.w.: Riba itu mempunyai 70 pintu, dan yang paling sederhana adalah seperti seseorang yang menikahi ibunya. Dan riba yang paling besar adalah (bila) seseorang membeberkan kehormatan (keburukansaudaranya yang muslim). Ea (HR. Abu Syaikh dari Abi Hurairah ra.) Menurut riwayat, yang telah diriwayatkan tentang Nabi Musa Alkalim, bahwa Allah Yang Maha Agung telah mewahyukan kepadanya:”:”Barang siapa yang mati dalam keadaan bertaubat dari :bergunjing” maka-din adalah yang terakhir masuk syorga. Dan barang siapa yang mati dalam keadaan bersiteguh melakukan “bergunjing” maka dia adalah orang yang pertama masuk neraka. Maka berhati-hatilah !
Beberapa hadits telah meriwayatkan perihal “kehormatan kaum muslimin, khususnya mengenai para dhu’afa dan orang-orang miskin”, seperti yang telah diriwayatkan oleh Albukhari dari Mush’ab bin Sa’ad bin. Abi Waqqaash, ia telah berkata bahwa dia melihat Sa’ad memiliki keutamaan dari lainnya, maka bersabda Nabi SAW. :
(Ketahuilah, bahwa kalian memperoleh pertolongan dan rezki, karena orang-orang dhu’afa yang ada diantara kamu sekalian).
(Telah bersabda s.a.w.: “Hai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah, maka demi Allah, tidak ada seseorang mu’min yang menzalimi mu’min yang lainnya, kecuali Allah akan membalas dendam kepadanya di harikiamat). (HR. Abdu bin Hamid dari Abi Sa’id Alkhudri).
(Dari Abi Sa’id Alkhudri r.a. dari Rasulullah s.a.w. beliau telah bersabda : “Tidak akan kenyang (puas) seorang muslim dari kebajikan yang didengarnya hingga dia mencapai di penghujungnya syorga).
(Dari Abi Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. telah bersabda : “Apabila akhir zaman akan tiba hampir-hampir mimpi orang mu’ min itu tidak berdusta, dan mimpi orang mu’min itu sebahagian dari 46 bahagian kenabian”. (Dikeluarkan oleh perawi yang lima, dan sebahagian mereka menambahkan : “Dan apa-apa yang termasuk dari kenabian itu (tentu) tidak berdusta ”).
! (Telah bersabda alaihish-shalatu wassalaam :”Berbahagialah orang yang sempat berjumpa denganku dan beriman kepadaku, dan berbahagialah orang yang tidak sempat berjuimpa denganku dan beriman kepadaku). (HR. Abu Hurairah r.a.) didalam riwayat lain, ditambahkan :”mereka berkata :” Apakah Thuubs itu ?” beliau bersabda:”Thuuba adalah sebatang pohon di syorga (yang panjangnya), seperjalanan 100 tahun. Pakaian penghuni syorga keluar dari kelopak-kelopak bunganya).
(BESAR DOSANYA MEMBUNUH ORANG MU’MIN )
(Telah bersabda s.a.w. :”Membunuh seorang mu’min lebih besar di sisi Allah dari lenyapnya Dunia). (HR. Dhiyaa dari Yaziid)
(Dari Ummi Dardaa’ r.a. ia telah berkata :”Aku telah mendengar Abu Dardaa :” Aku telah mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda :”Semua dosa semoga diampuni Allah, kecuali (dosa) orang yang mati dalam keadaan musyrik atau mu’min yang telah membunuh seorang mu’min dengan sengaja). (Dikeluarkan oleh Abu Dawud ).
(Telah bersabda Alaihis-salaam :”Hilangnya dunia lebih mudah bagi Allah dari pembunuhan seorang mu’min tanpa hak). Hadits tersebut diperkuat dengan firman Allah SWT :
(Dan barang siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka-balasannya ialah jahanam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya). ( OS. Annisaa : 93) Mengenai masalah tersebut diatas, para ulama mempunyai beda pendapat yang dinyatakan oleh Al-Imam Annawawi didalam “Syarah Muslim”, dan aku telah menukilnya pada awal kitabku ini perihal terjemahan Sayyidina Alfagih-Almugaddam yaitu rangkuman kalimat yang penuh berkah sebagai berikut:”bahwa membunuh seorang mu’min dengan sengaja termasuk dosa besar dan perbuatan itu . tidaklah seperti menyekutukan Allah yang sama sekali tidak akan mendapat ampunan bagi pelakunya sesuai firman Allah Ta’ala :
(Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya). (OS. Annisaa : 48)
pan aku telah mengutip (masalah) ini) dan aku akan terangkan dalam kitab ini sesampainya kita pada Dzikir: yaitu: mengenai “Ketentuan Taubat”, perihal hadits tentang seorang lakifaki yang telah membunuh 99 orang, kemudian ia bertanya kepada seorang Rahib :”” Apakah ia akan mendapatkan taubat (ampunan)?. tetapi rahib itu menolaknya artinya ia tidak akan diampuni. Lalu rahib yang kurang bijaksana itu, dibunuhnya pula hingga gcnap menjadi 100 orang.
Kemudian ia bertanya kepada orang alim lainnya, Jalu diberinya fatwn bahwa ia akan mendapat taubat (scsuai hadits itu). Disini jelaslah apa yang ditetapkan oleh Al-Imam Annawawi bahwa :”Seseorang yang telah membunuh seorang mu’min, jika ia tidak bertaubat maka sankasinya adalah neraka jahannam”. .
(HAK-HAK ORANG MUSLIM ATAS ORANG MUSLIM )
(FAIDAH ):
Addamiri telah berkata didalam Kitab” dan telah pula diriwayatkan oleh Al-Ashbahanii didalam Kitab ” pada bab “MEMENUHI KEBUTUHAN KAUM MUSLIMIN” dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwasanya ia telah berkata :”telah bersabda s.a.w.:
(Seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim mempunyai 30 hak yang tidak dapat dielakkan kecuali dengan memenuhinya atau meminta maaf dari padanya(yaitu) : hendaklah memaafkan kesalahannya, prihatin atas kesusahannya, menutupi aibnya, menerima permohonan uzurnya, menolak mempergunjingkannya, selalu menasihatinya, memelihara persahabatannya, memelihara kehormatannya, mengunjungi sakitnya, menyaksikan jenazahnya, memenuhi undangannya, menerima hadiahnya, membalas kunjungannya, mensyukuri atas ni’ mat-ni’mat yang diberikan kepadanya, membelanya dengan baik, memenuhi hajatnya, menerima permohonan pertolongannya, tidak mengecewakan maksudnya, membalas do’a atas bangkisnya, memberi petunjuk atas kesesatannya, membalas salamnya, bermanis-manis berbicarakepadanya, berbuat baik atas kebaikan-kebaikannya, membenarkan atas sumpah-sumpahnya, dan menolongnya dalam keadaan ia berlaku zalim yaitu mencegahnya dari kezalimannya, dan menolongnya dalam keadaan dizalimi yaitu menolongnya atas pengambilan haknya serta melindunginya, dan tidaklah memusuhinya tidak menyerahkannya (kepada musuh), tidak menghinanya, dan hendaklah ja menginginkan kebaikan untuknya, sebagaimana ia menginginkan kebaikan untuk dirinya.
Kemudian Ali bin Abi Thalib berkata :”Aku telah mendengar Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya seseorang diantara kamu yang meninggalkan sesuatu dari hak-hak saudaranya, maka hak itu akan dituntutnya dihari kiamat. Kemudian Ali bin Abi Thalib r:a. berkata : “Sesungguhnya seseorang diantara kamu yang meninggalkan do’a balasan atas bangkis saudaranya, ia akan dituntut di hari kiamat hingga diselelsaikannya”.Kemudian Addamiri berkata :”Ini (hak-hak tersebut diatas) adalah yang telah dihitung dan dikumpulkan sehingga jum lahnya melebihi 40 (empat puluh) perangai. (selesai).
(Telah bersabda s.a.w. “Orang mu’min itu mempunyai 4 (empat) musuh (yaitu) : Seorang mu’min yang dengki kepadanya, seorang munafik yang membencinya, syaitan yang menyesatkannya dan seorang kafir yang memeranginya). (HR. Addailami dalam Musnad Alfirdaus)
(Dari Shormah r.a.. ia telah berkata :”Telah bersabda Rasulullah SAW, :”Barang siapa yang membahayakan orang mu’min, Allah akan membahayakannya(karena perbuatannya itu), dan barang siapa yang menyusahkan orang mu’min, Allah Ta’ala akan menyusahkannya (karena “perbuatannya itu). ( Dikeluarkan oleh Atturmudzi )
(Telah bersabda s.a.w. : “Seorang mu’min tidak akan terhindar hingga hari-kiamat, dari memiliki seorang tetangga yang menggangunya). . ( HR. Abu Sa’id )
(Telah bersabda s.a.w. :’Bumi ini tidak pernah kosong dari 30 (tiga puluh) orang seperti Nabi Ibrahim Khalilir-rahmaan. Dengan mereka kalian diselamatkan, dengan mereka, kalian diberi rizki dan dengan mereka diturunkan hujan kepada kamu sekalian). (HR.Ibnu-Hibbaan)
(Telah bersabda s.a.w. :”Seandainya penghuni langit dan bumi bersekutu dalam (penumpahan) darah seorang mu’min, pasti mereka akan dibenamkan oleh Allah Ta’ala kedalam api neraka). (HR. Abu Sai’id Alkhudri daa Abu Hurairah r.a.).
(Telah diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. bahwasanya ia berkata :”Orang mu min itu lebih mulia pada pandangan Allah dari para Malaikat yang disisi-Nya).
(Telah bersabda s.a.w. :”Barang siapa yang menakut-nakuti scorang mu’min, maka sudah pasti ia tidak diberi rasa aman oleh Allah dan apaapa yang menakutinya dihari kiamat). (IR. Ibnu Umar r.a.)
(Telah bersabda s.a.w. :”Tidak ada seorang mayit yang dishalatkan oleh jama’ah kaum muslimin yang mencapai 100 orang, semuanya memohonkan syafa’at untuknya, kecuali ia akan diberi syafa’at. Dan tidak ada seorang muslim yang meninggal dunia, kemudian dishalatkan oleh empat puluh orang laki-laki yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali mereka akan diberi syafa’at untuknya. (untuk mayit itu). Dan didalam hadits lain, disebutkan : tiga shaf (HR. Ashhaabus-sunan) Al-Imam Abul-Hasan Asy-syadzali Ali bin Abdillah telah berkata : tentang yang dikutipnya dari Asy-syaikh Al-Imam Al-jalil Syarafuddin Asy-syadzali (semoga dengan keduanya Allah memberi manfaat kepada kita) didalam kitabnya : kalau seandainya diperlihat kan nur orang mu’min yang durhaka, maka nur itu akan menutupi ruang antara langit dan bumi. Maka bagaimanakah dengan nur orang mu’min yang ta’at, dengan nur seorang hamba yang shalih, dengan nur seorang mati syahid, dengan nur orang benar, dengan nur seorang guthub (imam para wali), dengan nur Nabi Muhammad s.a.w. dan dengan nur para rasul a.s.
(Dalam suatu hadits dari Ibnu Abbas r.a. :” Rasulullah S.A.W. telah memandang ka’bah sambil bersabda :” Selamat bagimu wahai rumah Allah, alangkah agungnya engkau dan alangkah agung kemuliaanmu. Demi-Allah, sesungguhnya seorang mu’ min lebih agung kemuliaannya disisi Allah dari padamu. Sesungguhnya Allah telah mengharamkan darimu satu perkara saja, sedang dari orang mu’min tiga perkara : darahnya, hartanya dan berburuk sangka kepadanya).
(Telah bersabda s.a.w. :”Tidak ada seorang mu min yang memasukkan yasa gembira kepada seorang mu’min, kecuali dari rasa gembiranya itu, Allah ciptakan seorang malaikat yang beribadah kepada Allah Ta ala sedang pahalanya diberikan kepadanya. Dan jika ia telah meninggal dunia “gan sudah berada diliang lahatnya, ia datang kepadanya sambi! berkata:” Tahukah engkau siapa aku ? orang mu’min itu berkata :” Tidak”. Maka ia berkata :”Aku adalah rasa gembira yang engkau masukkan kedalam hati si Fulan pada waktu itu, dan sekarang aku akan menghibur kesunyianmu, dan memperkuat hujjahmu dan memantapkanmu dengan ucapan yang mantap, dan aku akan memperlihatkan kepadamu pemandangan hari kiamat dan aku akan memberi pertolongan kepadamu dari dosamu dan akan memperlihatkan kepadamu rumahmu di syorga).
( Telah bersabda s.a.w. “Siapa yang berbuat baik kepada seorang mu’min, maka (berarti) ia telah berbuat baik kepadaku, dan siapa yang telah berbuat baik kepadaku, maka Allah Ta’ala akan berbuat baik kepadanya.” Dan dalam suatu riwayat :”Seutama-utama wasilah (yang mendekatkan) kepada Allah Ta’ala, adalah perbuatan baik seseorang kepada seorang muslim). (Dikeluarkan oleh Ibnu Bisyar Attaimi)
(Telah berkata Asy-syaikh Ma’ruf Alkurkhi : “Barang siapa yang mengucapkan setiap hari sepuluh kali (10x) :
(Ya Allah, perbaikilah keadaan ummat Sayyidina Muhammad, Ya Allah angkatlah kesusahan dari ummat Sayidina Muhammad, Ya Allah rahmatilah ummat Sayyidina Muhammad), ia akan dicatat (termasuk) dari para abdal (pangkat dari kewalian).
(PENUTUP – )
Didalam Kitab : disebutkan bahwa tidak ada kemuliaan yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya didunia dan akhirat seperti “Iman kepadaNya, dan ma’rifah dengan kc Tuhanan Nya, karena semua kebajikan dunia dan akhirat sesungguhnya merupakan salah satu cabang dari Iman kepada Allah mengenai hal ihwal, kedudukan, yang datang dari Allah, dan kehendak-kehendak-Nya. Dan semua nur, ilmu, keterbukaan, sesuatu yang.tembus ke alam ghaib, pendengaran percakapan, mengalimya karaamah (kemuliaan) dan apa-apa yang terdapat didalam syorga yang terdiri dari bidadari, gedung-gedung, sungai-sungai, buah-buahan atau sebagai penghuninya yang ridha atas kumia dari Allah, dan ridha dari Allah dan dapat berjumpa dengan Allah. Maka semua itu adalah merupakan natiijah (buah) dari iman serta keberadaan dampak-dampaknya dan pancaran cahayanya. Telah berkata Asy-syaikh Abul-Hasan :” Sesungguhnya ada dua kemuliaan yang menyatu, kemuliaan iman dengan bertambahnya keyakinan dan penyaksian kenyataan. Dan kemuliaan amal dengan menauladani dan mengikuti (yang sudah ditentukan), serta menjauhi halhal yang menyalahi dan penipuan. Dan barang siapa yang menutupi keduanya dan mencan jalan kepada lainnya, maka dia adalah hamba yany pendusta, bersalah dalam benlmu dan beramal.
Alhamdul lillah, dengan rahmat Allah dan ‘inayah-Nya, telah selesailah penterjemahan secara singkat “Kitab Al Qirthas” 1 (jilid satu), dan Insya Allah akan dilanjutkan dengan jilid II. Mohon do’anya.
Ketika Syayiduna Umar menyempurnakan uraian mengenai hakikat iman yang maknanya amat tinggi dalam hal-hal yang dituntut oleh seorang mu’min, lalu beliau Memahasucikan Tuhannya (Allah) yang tidak ada tandingan bagi-Nya atau menyerupai-Nya atau menyamai-Nya. Kemudian beliau mengucapkan :
MAHA SUCI ALLAH MAHA MULIA ALLAH
MAHA SUCI ALLAH MAHA AGUNG ALLAH. (3X)
Asya-Syaikh Ali berkata : “Makna Subhanallah adalah Dia Yang Maha Suci lagi Maha Mulia terlindung dengan tirai kemuliaan yang tidak daput ditembus oleh.adanya penyerupaan atau penyamaan atau diliputi oleh anganangan (lamunan) yang kosong, atau adanya pemaksaan khayalan-khayalan dari orang yang suka mengkhayal atau adanya penggambaran oleh orangorang yang suka menggambarkan, atau Dia tidaklah dapat diliputi dengan hasil goresan-goresan pena, atau dicapai dengan akal.
Maha Agung Allah yang berada di belakang hijab dengan ke-Agungan yang diliputi dengan keindahan.Dia memiliki keagungan dan kemuliaan. Maha Agunglah Allah dari penyerupaan dan khayalan-khayalan.
Maha Mulia Allah dari apa-apa yang mereka ucapkan atau dari gambaran-gambaran yang mereka gambarkan atau pemisalan-pemisalan yang mereka misalkan. :
Firman Allah Ta’ala :
Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ‘ (QS. An Nahi : 74).
dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi. (QS. An Nahl : 60). Kami mulai menerangkan huruf-huruf sederhana yang menjelaskan (Tasbih dan Kesucian). Adapun keterangan mengenai keutamaannya, akan kami terangkan setelah kita sampai pada dzikir yang ke-9 yaitu :
Insya Allah Ta’ala.Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan hal tersebut diatas adalah firman Allah Ta’ala:
(Tentang sesuatupun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku, KepadaNya-lah aku bertawakkal dan kepadaNya-lah aku kembali. Dia pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikanNya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat). (QS. Asy Syura:10-11).
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu. Dan Dia-lah Yang maha Halus lagi Maha Mengetahui.(QS. Al An’amm:103).
Senantiasa bertasbihlah kepada Allah apa-apa yang ada dilangit dan yany dibumi, Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Jumu’ah:1) .
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi. (QS. Al-A’l :1l).
Pada hal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul dan bagi orangorang yang mu’min. (QS. Al Munafigun : 8)
Maha Agung Tuhanmu Yang mempunyai kebesaran dan kurnia. (QS. Ar Rahman : 78). Adapun hadits-hadits adalah sebagai berikut : Dari Abi Musa r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasul Allah SAW. :
“Tak seorangpun akan dapat lebih sabar atas gangguan yang didengar,, telinganya, dari (kesabaran) Allah Yang Mulia lagi Maha Agung Sesungguhnya Dia telah dipersekutukan dengan sesuatu dan dianggapNya memiliki putra, sedang Alllah Ta’ala (tetap) memberi kesejahteran, dan rizki kepada mereka”. (Dikeluarkan oleh : Bukhari Muslim).
Dari Abi Musa ra. ia telah berkata: “Rasulullah SAW. telah berdiri dihadapan kami (menyampaikan) lima kalimat dengan sabdanya : “Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak tidur dan tidak layak bagi-Nya tidur. Dia merendahkan timbangan amal dan mengangkat kepada-Nya amal dimalam hari sebelum amal disiang hari, sebelum amal dimalam hari. TiraiNya adalah nur yang kalau disikangkap-Nya, maka sinar wajah-Nya akan membakar, dan pandangan makhluk tidak akan sampai kepadaNya. (Dikeluarkan oleh muslim ).
Penjelasan :
Adalah nur wajah Allah – yakni jika dari nur yang selama ini terhalang dari pandangan hamba, tersingkap dan mengenai sesuatu, sudah pasti sesuatu Itu akan hancur lebur, seperti pingsannya Nabi Musa a.s.. yang ketika itu ingin melihat-Nya, dan hancurlah Gunung itu ketika nur Allah Ta’ala menampakkan diri bagi Musa a.s.
Sebahagian ahli hikmah berkata . “Siapa yang berpegang teguh dengan akalnya. ia akan tergelincir dan siapa yang merasa kaya dengan hartanya, maka hartanya akan berkurang, dan siapa yang mencari kemuliaan dengan makhluk, ia akan menjadi hina.
Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Sesungguhnya dzikir-dzikir yang kamu sekalian ucapkan dari : Ke – agungan Allah, Tasbih-Nya, Tahlil-Nya dan “Tahmid-Nya (maka) dzikir-dzikir itu (serantiasa) berkasih-sayang diseputar ‘ Arasy. Dzikir-dzikir itu mempunyai suara gemuruh bagaikan suara lebah, menyebutnyebut nama orang-orang yang mendzikirkannya. Apakah tidak -ingin seseorang diantara kalian namanya disebut-sebut disisi Allah sebagai orang yang mendzikirkanNya?”.
Dari Ibnu Abbas r.a. bawasanya seorang laki-laki telah berkata : “Hai Rasulullah, adakah do’a yang tidak ditolak? Beliau bersabda : “ya, ada”, yaitu hendaklah engkau mengucapkan:
Ya Allah , aku mohon kehadirat-Mu dengan menyebut asma’-Mu Yang Maha Tinggi, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Agung, Yang Maha Pemurah.
Didalam kitab Ibnus Sunny dari Ibnu Umar r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW.: “Jika engkau merasa takut dari seorang sulthan (penguasa) atau lainnya, ucapkanlah :
Tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Engkau. Maha perkasalah perlindungan-Mu dan Maha Agunglah pujian atas Dzat-Mu. Ketahuilah bahwa orang yang berdzikir dengan ucapannya yang berarti (Maha perkasa Allah lagi Maha Agung Allah) hendaklah menghadirkan didalam hatinya sesuatu dari tanda-tanda kekuasaan Allah, yang menunjukkan atas ke-agungan makhluk-makhluk-Nya seperti yang tercantum didalam firmanNya :
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langu dan seperti itu pula bumi”. (QS. Ath Thalaag : 12 ) dan firman-Nya: “.
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam: Kami tanggalkan siang dari malam itu. maka dengan serta meria mereka berada didalam kegelapan”. (QS. Yaasiin : 37). dan sebagainya.
. Kemudian ia serentak mengucapkan ( ) (Maha Agung Allah).
Algusyairi telah menceritakan pada “Bab Karamah para Wali Allah” yang bersumber dari Alunad bin ‘Athaa’, bahwasanya ia telah berkata kepadaku : “Seekor unta telah berbicara kepadaku, ditengah perjalananku menuju Mekkah”. Hal itu telah terjadi, karena aku melihat beberapa unta memikul beban-beban yang berat di punggungnya, sedang unta-unta itu telah memanjangkan lehernya dimalam hari, lalu aku berucap :
(Maha Suci Allah, siapakah yang sudi membawakan beban itu). Lalu unta itu berpaling kepadaku, sambil. berkata : (Ucapkanlah : “Maha Agung Allah), dan aku mengucapkan : (Maha Agung Allah).
FASAL MENGENAI TAFSIR “ATTASBIH”
Sekarang kami sampaikan : (uraian ma’na kalimat “tasbih”), kemudian : (arti sifat perkasa) ,kemudian Seperti yang dimaksud dalam fasal tersebut. , ( )menurut para ulama, bahwa kata ( ) adalah , ( ) – nama yang berarti ( ) yang bertanda “ bacaan nashab atau fathah ( … ) dan ditambahkan kepada suatu namia yang zhahir, seperti kata dan ditambahkan . pula kepada kata: “ (yang tidak nampak/berdhamir) seperti firmanNya Ta’ ala : ( ) artinya (mereka orang-orang kafir berkata : “Allah mempunyai anak, Maha Suci Allah”) (QS. Al Baqarah : 116 )
Yang dimaksud dengan mudhmar disini adalah yang bersaty dengan kata : , hingga menjadi : Seperti disebutkan . didalam hadits : (Maha Suci Engkau ya Tuhanku) dan didalam sya’ir terkadang apa yang dinamakan (penambahan itu) terputus dengan seperti yang diucapkan oleh seorang penya’ir : artinya : (Maha Suci Dia (Allah), kemudian Maha Suci, kami berlindung kepada-Nya). Dari Al Imam Ali bin Abi Thalib r.a. : bahwasanya beliau telah ditanya tentang ( ), lalu beliau berkata : “Ia adalah kalimat yang diridhai Allah untuk Dzat-Nya”. Beliau ditanya sekali lagi tentang ( ) lalu beliau berkata : “Mengagungkan kebesaran Allah”. . Dari Ibnu Abbas r.a. ia telah ditanya tentang arti ( ) , lalu ia menjawab : “Ke-Maha Sucian Allah). Kemudian, datanglah seorang laki-laki kepadanya seraya ia berkata : ( ), kami mengetahui bahwasanya “tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan kami mengetahui bahwa : “segala ni’mat adalah karunia dari pada Allah” dan Dia-lah yang terpuji atas ni’mat-ni’mat-Nya dan ( ), kami mengetahui bahwa : “tidak ada sesuatu yang lebih besar dari pada-Nya”, lalu apakah arti ( )? Dia (Ibnu Abbas ra) berkata : “Itu adalah kalimat yang diridhai Allah bagi diri-Nya dan para Malaikat telah diperintahkan untuk bertasbih (dengan menyebut kalimat itu) dan orang-orang yang baik (saleh) mengetuk pintu rahmat-Nya denyan kalimat itu pula.
Dalam suatu hadits, dari Ibrahim bin Yazid Attaimi dari Nabi SAW.. beliau bersabda :
( ) adalah mensucikan-Nya, memelihara Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Besar dari segala sesuatu yang buruk.
Dari hal-hal yang mengagumkan, yang mewariskan kepada seorany yang bijaksana (berakal) agar di dalam menekuni tasbiih itu, hendaklah memikirkan perihal kejadian dirinya itulah agaknya yang paling tepat.
Telah berkata orang-orang yang memiliki pandangan hati yang tajam: “Allah telah menciptakan pada diri manusia semacam rahasia alam wujud, seperti yang lazim disebut “alam kecil”. Selain manusia yang memiliki perangai (sifat) dengan keindahan rupa dan kesempurnaan anggota tubuh, secara zhahir dan maknawi, maka mahluk lainnya tidak memiliki itu semua artinya tidak sesempurna dan seindah yang dianugerahkan Allah kepada manusia.
Allah telah menghiasi manusia dengan anggota zhahir dan bathin, Allah telah pula memberinya rasa panas, dingin, kering, dan segar. Itulah rahmat Allah kepada manusia.
Firman Allah Ta’ala : dan (juga) pada dirimu sendiri, Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS. Adz Dzariyat:21).
Al-lmam Albaghawi telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Allah Ta’ala telah berfirman : “Anak Adam telah mendustai-Ku, padahal ia tidak mempunyai alasan apa-apa, dan ia telah menghina-Ku padahal ia tidak memiliki alasan apa-apa, dan ta telah menghina-Ku padahal ia tidak memiliki alasan apa-apa. Adapun pendustaannya kepada-Ku (adalah) ia beranggapan bahwa Aku tidak kuasa mengembalikan kejadiannya seperi semula, dan penghinaannya kepada-Ku (adalah) ucapannya bahwa : Aku mempunyai putra. Maha Suci Aku dari kepemilikan istri atau putra.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. ja telah berkata : “Aku berkata : “Wahai Nabi Allah. dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?”. Beliau bersabda : “Engkau mengangkat sekutu bagi Allah, padahal Dia (Allah) yang telah menciptakan engkau.” Aku berkata lagi : “Kemudian dosa apa lagi?”. Beliau bersabda : “Engkau membunuh anak laki-lakimu, karena takut ia makan bersamamu”. Aku berkata (lagi) : “Kemudian dosa apa lagi?”, Beliau bersabda : “Engkau menzinahi isteri tetanggamu”.
“DARI SEBAGIAN SYARAH AS. A’ ALLAH AL HUSNA”
Telah berkata Asy Syaikh Aljalal Attibrizi : Asma’-Nya ( ): artinya Dia-lah Dzat yang memberi kemuliaan. “Barang siapa yang membacanya 140x pada malam Senin dan malam Jum’at setelah shalat Maghrib dan Isya”, ia akan diberi kewibawaan ditengah-tengah para mahluk dan tidak memuliki rasa takut sedikitpun kecuali kepada Allah SWT. Asma’-Nya ( ): artinya Dia-lah Dzat yang merendahkan. “ Barang siapa yang merasa takut dari orang yang zalim atau dengki, hendaklah in membacanya 75x lalu sesudah itu, ia sujud sambil menyebutkan musuhnya atau orang yang zalim kepadanya dengan ucapan : “Ya Tuhanku, amankanlah aku dari (kejahatan) si fulan)”, maka ia akan dilindungi Allah dari kejahatan orang tersebut.
Asy-Syarji telah menukil di dalam “Kitabnya Alfawaid” dari Al-‘Alim yang terkenal Waliyullah yang besar Ahmad bin Musa bin “Ajiil (semoga Allah memberi manfaat kepada kita dengan keduanya), bahwasanya ia telah berkata : “Hendaklah do’a berikut ini diucapkan dimuka orang yang ditakuti, orang yang zalim dan binatang yang buas, maka semuanya itu tidak akan berbahaya . (yaitu) :
Aku menjadi perkasa dengan pertolongan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung, dan aku bertawakkal kepada Dzat Yang Hidup, Yang tidak mengalami kematian.
Binasalah orang-orang itu, dan butalah mata mereka, dan aku bertawakka kepada Dzat Yang Maha Esa lagi Maha Menundukkan) kemudian. ditiupkar 3x tiupan, maka orang itu (musuh) tidak akan bicara apa-apa kecuali yang disukainya (saja).
Asma’-Nya ( ) : artinya : Dia Dzat Yang Maha Mulia Khasiatnya adalah untuk memperoleh kekayaan dan kemuliaan, “Barang siapa yang mendzikirkannya selama 40 hari, setiap harinya dibaca 41x, maka ia akan dijadikan orang kaya dan mulia oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasa butuh kepada salah seorang mahluk-Nya.
Dan sebaiknya asma’ tersebut dibaca sesudah shalat Shubuh.
Asma’-Nya ( ): artinya : Dia Dzat Yang Maha Besar.
Khasiatnya adalah akan disegerakan terkabulnya do’a orang yang berdo’a kepada-Nya. Hendaklah dizikirkan dengan do’a terutama asma Nya
artinya (Yang Maha Cepat) dan asma’ Nya artinya (Allah yang memiliki ke-agungan dan kemuralian).
Telah berkata beberapa ulama : “Dengan keberkahan asma’ ini, AlJah akan memberikan ke-agungan, kewibawaan dan kemuliaan kepada para Nabi dan para Wali-Nya. Dan barang siapa yang mengharapkan terkabulnya sesuatu urusan, hendaklah membacanya sebanyak 700x, maka sesungguhnya Allah SWT. akan memberikan apa saja yang dia minta.
Telah diriwayatkan bahwa Asma’ Yang Agung :
yang jumlahnya 1100 ini, dimasukkan kepadanya (huruf penyeru) yaitu maka yang diseru menjadi sehingga ber-ubah menjadi : maka jumlahnya berkurang menjadi 1095 saja. Telah diterangkan di dalam hadits “Tekuni (do’a Yaa Dzal jalaali walIkraam) ini, hendaklah diperbanyak dengan kesungguhan).
Karena itu dia disebut sebagai : ( ) (Asma’ Allah Yang Paling Agung).
Kemudian Sayyidina Umar, setelah melalui beberapa rintangan dan kesulitan, ,. “, – akhirnya beliau beranjak kepada dzikir berikutnya yaitu“ . yang layak bagi keagungan Allah SWT.. Tasbih itu merupakan “Shalatnya para malaikat dan tasbihnya para mahluk”. Dan “dengan tasbih itu”, mereka dianugerahi rezki, sepanjang masa dengan segala tingkatannya, yaitu :
“MAHA SUCI ALLAH DAN SEGALA PUJI BAGINYA.: MAHA SUCI ALLAH YANG MAHA AGUNG”. (3x)
Telah berkata Asy-Syaikh Ali (semoga dengan ilmunya Allah memberi manfaat kepada kita semua) : “Demikianlah kesucian asma” Nya itu dalam 3 (tiga) peringkat, baik mengenai dzat, sifat maupun fi’il (perbuatan) dengan kesucian sifat yang merupakan pelambang sesuatu baik mengenai sebutan atau identitas-Nya yaitu dengan identitas ke-Agungan.
Disebutkan bahwa dzikir itu sebagai “Shalatnya” para hewan, tumbuhtumbuhan dan benda-benda beku. Dan dengan dzikir inilah para makhluk, dianugerahi rezki oleh Allah Ta’ala.
Barang siapa yang mendzikirkannya 3x sesudah shubuh, dan 3x sesudah maghrib, ia tidak akan menjumpai sesuatu yang tidak diingininya pada jasadnya.
Dan barang siapa yang membawakannya 100x sesudah shubuh, maka dzikir itu akan mendatangkan keberkahan pada rezkinya. Dzikir ini, adalah seutama-utama dzikir untuk pendekatan diri kehadirat Allah SWT.
Sekarang akan kukemukakan beberapa ayat Al Our’an dan Al Hadits yang menunjukkan atas kebenaran dan ke-Agungan dzikir ini (Attasbiih).
Adapun ayat-ayat adalah : Firman Allah Ta’ala :
dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya dimalam hari dan selesai shalat. (QS. Qoaf : 39-40).
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat dimalam hari dan diwaktu terbenam bintang-hintang (diwaktu fajar)”. (QS. Ath-Thurr : 48-49)
“Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka”. (QS. Al-Israa’ : 44)
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih kepada Allah, niscaya ia akan tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit”. (QS. Ash-Shaaffaat : 143-144).
“Berkatalah orang yang paling baik fikirannya diantara mercka : “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepadaTuhanmu)?. Mereka mengucapkan : “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. (QS. Al Oalam : 28-29).
Sesungguhnya (yang disebut ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar. (QS. Al Waagi’ah : 95-96).
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu diantara orang-orang yang bersujud (shalat)”. (QS. Al Hasyr : 98)
Adh-dhahak berkata : makna ucapan : l Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya Jabir bin Nafir telah meriwayatkan, ia telah berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW. :
Tidaklah diwahyukan kepadaku untuk mengumpulkan harta dan menjadi salah seorang saudagar, tetapi diwahyukan kepadaku : Sagar engkau bertasbih dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu diantara orang-orang yang bersujud (shalat) dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (almaut).
Allah Ta’ala telah berfirman:
Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang dilangit dan dibumi. Dan malaika, malaikat yang disisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. Al Anbiyaa : 19-20) Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan itu (tasbih) adalah sebagai berikut :
Telah berkata Abu Hurairah r.a. : “Telah bersabda Rasul Allah SAW. : “Dua kalimat yang ringan di lidah, berat dalam timbangan dan dicintai oleh Arrahmaan (Allah Yang Maha Pengasih) adalah : (HR.AI Bukhari)
FAIDAH
Diriwayatkan bahwa siapa yang melakukan shalat 2 (dua) raka’at yang pada tiap-tiap raka’at membaca : Al Fatihah, Ayat-Kursi (3x), Oul yaa ayyuhal kaafiruun dan Oulu huwallaahu ahad (11x), dan setelah shalat mengucapkan :
Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung. aku mohon ampunan Allah. (100x) maka Allah akan melunasi hutang-hutangnya. dan meluaskan rezkinya (Telah diuji kemujarabannya). ,
Abu Dzaar telah berkata : “Aku telah berkata kepada Rasulullah SAW. : “Perbuatan apakah yang paling dicintai Allah?. Beliau bersabda : (yaitu) apa yang telah dipilihkan oleh Allah untuk para Malaikat-Nya
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “Apabila Allah SWT. telah mengembalikan jiwa seorang hamba diwaktu malam (dibangunkan dari tidurnya), yang kemudian ia bertasbih kepada-Nya, memohon ampunan-Nya dan berdo’a kepada-Nya, niscaya akan dikabulkan do’anya.
Telah diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki telah mendatangi Rasulullah SAW. seraya berkata : “Dunia telah berpaling dari padaku dan persediaan (harta) yang ada di tanganku telah berkurang (tinggal sedikit)”. Maka bersabdalah SAW. : “Dimanakah keberadaanmu dari shalatnya para malaikat dan tashihnya para mahluk yang dengan itu, mereka dikurniai rezki?”, la berkata : “Apakah itu ya Rasulullah?” Beliau bersabda : “Ucapkanlah 100x :
diantara terbitnya fajar hingga engkau melaksanakan shalat Shubuh, maka (harta) dunia akan datang kepadamu dengan patuh dan sukarela. Dan dari tiap-tiap kalimat itu, Allah akan ciptakan seorang malaikat yang akan bertasbih terus-menerus hingga hari kiamat,sedang pahalanya diberikan kepada engkau. (HR. Al Bukhari dalam shahihnya)
Telah bersabda SAW. “Barang siapa yang mengucapkan : (SUBIANALLAAHI WA BIHAMDIHI) 100x dalam sehari, maka akan dihapus kesalahan-kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan.
Telah berkata Jabirr.a : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Barang siapa yang mengucapkan ( ditanamkan untuknya sebatang pohon kurma di syorga
Telah berkata Asy-Syaikh Abdul-Wahhaab Asy-Sya’raanii : Pada suatu malam, Allah telah membukakan tabir bagiku, kemudian aku mendengar (suara) tasbih seluruh mahluk (yang terdiri) dari para binatang dan bendabenda beku bagaikan petir yang sangat keras. Peristiwa iru terjadi (antara) sesudah shalat Maghrib hingga Isya’, dan hampir saja menghilangkan akalku. Lalu aku mohon kepada Allah Ta’ala agar menghilangkan pendengaran itu. Allah telah memberikan ilmu-Nya kepadaku dan mengabulkan do’aku.
Di dalam hadits Ath-Thabrani disebutkan bahwa qubaishah bir Almakhaarig telah datang kepada Rasulullah SAW. seraya berkata : “Ajari aku beberapa kalimat dengan kalimat itu Allah akan memberi manfaa kepadaku. Usiaku telah tua, dan aku telah merasa lemah hingga tidak dapat lagi mengamalkan apa-apa yang pernah kuamaikan”. Maka bersabdalah SAW. : “Adapun untuk urusan duniamu, adalah : Jika engkau telah selesai shalat pagi (subuh) ucapkanlah
Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya, dan tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, maka jika engkau mengucapkan kalimat itu, engkau akan dilindungi Allah dari : rasa sedih penyakit lepra, penyakit biasa, belang dan lumpuh sebelah. Adapun untuk urusan akhiratmu, maka ucapkanlah :
“Ya Allah, berilah aku petunjuk dari sisi-Mu. limpahkanlah karunia-Mu kepadaku, luaskanlak rahmat-Mu kepadaku, dan turunkanlah keberkahanMu kepadaku). Kemudian SAW. bersabda : “Apabila seorang hamba dajany pada hari kiamat dengan membawa pahala dzikir itu, maka akan terbukhlah 4 pintu syorga, ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki”,
Telah berkata ‘Athaa’ bin Khalid (rahimahullah) : “Barang siapa yang diwaktu pagi atau sore mengucapkan : (3x) ia tidak akan menjumpai sesuatu yang tidak disenangi baik pada dirinya, keluarganya maupun hartanya hinggc sore atau pagi.
Jabir bin Abdillah r.a. telah meriwayatkan dari Rasul Allah Say bahwasanya beliau telah bersabda : “Allah telah berfirman kepadaku . “Hai Muhammad, ada lima perkara yang akan memberatkan timbangan, ummatmu pada hari kiamat: salah satunya : “Kesaksian (syahadatain) tiadp Tuhan yang patut disembah selain Allah, dan Muhammad adalah hamba. Nya dan utusan-Nya”.Kedua : “Mendirikan shalat yang lima waktu”. Ketiga : “Ucapan : Ke-empat “Ucapan Ke-lima : “Al-Istighfar (mohon ampunan Allah). Ya Muhammad, sesungguhnya Aku jadikan setiap huruf dari huruf-huruf (dzikir) itu, lebih berat dari Gunung Uhud pada timbangan amal umatmu).
Al Imam Hujjatul Islam telah menyebutkan pada bahagiaan akhir dari Kitab “DZIKRUL MAUT WA MAA BA’DAHU” (mengingat kematian peristiwa sesudahnya) bahwasanya : telah diperlihatkan kepadanya Al Imam Awas bin Malik (di dalam tidur), kemudian ia bertanya kepadanya : “Apakah yang telah diperlakukan Allah kepadanya?”. Ia menjawab : “Allah SWT. telah mengampuniku dengan kalimat yang diucapkannya oleh Usman bin “Affan r.a. yaitu ketika beliau melihat jenazah seseorang
“Maha Suci Allah yang hidup dan tidak mengalani kematian), dan akupun ketika itu telah mengucapkannya”
Di dalam Kitab “ALHAQAA’IQT” ia (Hujjatul Islam) telah berkata : “AIImam Almaaliki di dalam Kitab “RIYAADHUN NUFUS”” telah mengeluarkan (hadist) dari Anas bin Maalik dari Rasulullah SAW. yang benar dan dibenarkan bahwasanya beliau telah bersabda : “Barang siapa yang mengucapkan ( ) di dalam keramaian manusia dengan tidak bermaksud ingin dipuji (riya’), maka Allah akan ciptakan dari dzikir (tasbih) itu, seorang malaikat yang akan (terus-menerus) bertasbih dan bertahlil kepada-Nya hingga hari kiamat, sedang pahala (ucapan-ucapannya itu) diberikan kepada orang itu”.
Telah bersabda SAW. : “Barang siapa mengucapkan (tasbih) : . Allah akan menetapkan baginya 124.000 kebajikan”.
Dari Abi Hurairah r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. “Barang siapa yang duduk di suatu majlis di mana banyak percakapan, percakapan yang tak berguna, kemudian sebelum bangun dari majlis itu dia mengucapkan :
“Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Engkau. Aku mohon umpunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu), maka ia akan diampuni atas apa yang terjadi di majlis itu”. (HR. Turmudzi) Ath Thabrani dan Al Kharaithy telah meriwayatkan : “Barang siapa yang mengucapkan di waktu pagi mengucapkan di waktu pagi ( ) 1000x, berarti ia telah membeli (menebus) dirinya dari Allah dan kelak di akhir umurnya akan terbebas dari api neraka.
FAIDAH
Diantara yang dapat menghilangkan keragu-raguan (waswas) adalah memperbanyak ucapan :
“Maha Suci Allah, Dzat yang memiliki (merajai), Yang Maha Pencipta. Jika Dia menghendaki, niscaya melenyapkan kamu sekalian, dan (kemudian) mendatangkan mahluk yang baru dan hal itu bagi Allah amatlah mudah. “
Dari Al Maalik Al ‘Asy’ari r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Kebersihan itu sebahagian dari iman, alhamdu (pujian) itu memenuhi timbangan amal, Subhaanallah dan Allahu Akbar memenuhi ruang antara langit dan bumi, Shalat itu cahaya, Sedekah itu adalah bukti, Ash Shabru (kesabaran) itu adalah cahaya, Al Gur’an itu adalah bukti yang akan membelamu atau akan mencelakakanmu. Semua manusia dalam keadaan berjalan, ada yang menjual dirinya lalu membinasakannya, dan ada pula yang membeli dirinya lalu membebaskannya (dari api neraka)”. (Hadist ini dikeluarkan oleh : Imam Muslim, Turmudzi dan An Nasaa’i).
TASBIH – TASBIH YANG KHUSUS
Tasbih ini bersifat khusus dan telah diriwayatkan oleh para ulama. Al Imam Ali bin Thalib r.a. telah meriwayatkan bahwa :
(Adalah Rasulullah SAW. sangat menyukai surat ini (yaitu) dan yang pcrtama mengucapkan :
adalah Malaikat Mikail.
Telah bersabda SAM. : “Hai Jibril, maukah engkau memberitahukan kepadaku tentang pahala bagi orang yang mengucapkannya, baik di dalam shalat maupun di luar shalat ?”. Jibril a.s.. berkata : “Hai Muhammad, tidak ada seorang mu ‘min yang mengucapkannya di dalam sujudnya, kecuali akan diberikan pahala dalam timbangan amalnya (miizaanihi) lebih berat dari ‘Arasy dan Kursi dan dari gunung-gunung di dunia”, yang kemudian Allah berfirman : “Benar hamba-Ku, Aku-lah Yang Maha Tinggi dari segala sesuatu, dan tiada sesuatupun diatas-Ku. Hai para MalaikatKu, bersaksilah bahwa Aku telah mengampuninya, dan Aku (akan) memasukkannya ke syorga-Ku”. ‘
Dan apabila.ia telah meninggal dunia, akan diziarahi oleh Malaikat Mikail a.s.. setiap hari. Dan apabila telah tiba hari kiamat, ia akan dibawanya di atas sayapnya, lalu dihadapkan dihadapan Allah “Azza Wa Jalla sambil berkata : “Yu Tuhanku, aku mohon diberi ijin untuk memberi syafa’at kepadanya”. Lalu Allah SWT. berfirman : “Aku telah izinkan engkau memberi syafa ‘at kepadanya, bawa pergilah dia ke syorga”. (Demikianlah yang disebutkan oleh Al Imam Ats Tsa’labi di dalam tafsir “Suratul A’laa).
FAIDAH AGUNG MENGENAI KEUTAMAAN “ATTASBIH”
Mengenai BAB ini sebetulnya telah dijelaskan didalam kutipan “Shahih Al Bukhari” yang lalu, namun karena lafaz hadistnya berbeda, dan ada tambahan, maka tidak ada salahnya kalau aku sajikan lagi sebagai berikut
(Pemilik Kitab “Alhaqaaiiq Alwaadhihaat” telah mengutip ia telah berkata : “Addaar-Quthni telah mengetengahkan dari Ibnu Umar, ia telah berkata : Ketika itu aku sedang berada bersama Rasulullah SAW. tiba-tiba datanglah seorang lelaki seraya berkata : “Hai Rasulullah, sesungguhnya dunia ini telah berpaling dari padaku dan telah menghilang”. Lalu bersabdalah Rasulullah SAW. : “Lalu dimanakah keberadanmu dari shalatnya para malaikat dan tasbihnya para mahluk?”, ucapkanlah ketika terbit fajar 100x maka, (harta benda) dunia akan datang kepadamu secara suka rela”, Maka pergilah laki-laki itu selama 3 hari. Kemudian ia kembali lagi kepada Rasulullah SAW. sambil berkata : “Dunia telah mendatangiku dan aku tidak mengetahui, dimana. aku harus menyimpan harta itu”.
(Mengenai tasbih itu pula) dari Ibnu Mas’ud, ia telah berkata: “Aku telah menyaksikan Nabi SAW. didatangi oleh seorang laki-laki yang menyebutkan telah menipisnya pangan ditangannya. Lalu ia diperintahkan untuk mengucapkan “tasbih ini”, Dan telah bersabda SAW. : “bahwa Jibril a.s.. telah datang padaku sambil berkata : “Hai Muhammad maukah engkau aku ajari “beberapa kalimat” yang aku sengaja menyembunyikannya khusus untukmu, tanpa (diberikan) kepada para Nabi a.s..”. Kemudian Jibril a.s.. memerintahkan kepadaku (untuk mengamalkan) tasbih ini, sesudah terbit Jajar hingga (melakukan) shalat Shubuh”.
Didalam Kitab “Alhagaaig Alwaadhihaat”, Alhasan bin Muhammad bin Ash Shabah Azza’faraani telah mengetengahkan dari Sufyaan bin Umar, dan dari “Ubaid bin Umar, ia telah berkata: “Bertasbih dengan memuji “9 lah, didalam satu lembaran (shahifah) yakni lembaran (catatan amal) seorang mu’min, akan lebih baik baginya dari gunung-gunung yangada di bumi mengandung emas. Telah bersabda SAW. : “Makanan orang-orang mu’min di zaman dajjal, ialah makanannya para malaikat yaitu : “Attasbih wattagdiis” (Mernaha Sucikan Allah SWT.). Maka siapa yang saat itu ucapannya “Attasbiih” Allah akan menghilangkan rasa laparnya”.
Kemudian Sayyidina Umar meningkat kepada “Sumber yang abadi lagi shaleh”, yang mengandung nilai-nilai yang agung lagi jelas (nyata), lalu beliau mengucapkan :
“MAHA SUCI ALLAH DAN SEGALA PUJI BAGI ALLAH DAN TIADA TUHAN YANG PATUT DISEMBAH SELAIN ALLAH DAN ALLAH MAHA BESAR” (4x)
Telah berkata Asy Syaikh Ali dengan mengisyaratkan kepada “Kesucian” atas dasar ayat-ayat yang nyata yang berhubungan dengan ketuhanan (uluhiyyah) secara umum dan sifat-sifat terpuji yang meliputi seluruh aspek fi’li.
adalah ( ) yang menyelamatkan orang yang mengucapkannya dari kerusakan dan menghapuskannya dari kegelapan dosa berbagai angan-angan yang berdampak negatif.
Dan adalah sifat-Nya yang paling sempurna lagi Agung dari keinginan orang yang ingin melihat Zhahir-Nya atau mengetahui sifatsifat-Nya seperti perbuatan-Nya atau tempat keberadaan-Nya atau mataNya atau firman-Nya. :
Asy Syaikh Ali mengemukakan 4 (empat) hal agar dapat difahami
yaitu : “ (kesucian dengan kesempurnaannya) “ . (Martabat-martabat, sifat-sifat, perbuatan-perbuatan dan sifat-sifat (keterangan-keterangan). Dari perangai yang empat ini adalah merupakan dasar dari penciptaan (penyusunan) makhluk, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
Maha Suci Allah dari penyerupaan-Nya, baik mengenai Dzat-Nya, fi’il-Nya maupun sifat-Nya. Dan inilah yang disebut (amal-amalan yang kekal lagi saleh), yang menjanjikan bagi orang Yang menzikirkannya dengan imbalan pahala yang sempurna, dan akan Menolak sepala macam musibah dan akan mendatangkan kebahagiaan.
AMAL-AMALAN YANG KEKAL LAGI SALEH DAN KEUTAMAANNYA.
Dengan memohon pertolongan kepada Dzat yang memiliki (yang merajai), Yang Maha Pemberi, kami mulai menghimpun keutamaan kalimat-kalimat ini serta menyebutkan kebenarannya dari sumber ayat-ayat Al Our’an dan Hadist-hadist Nabi-Nya SAW. sebagai berikut : Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan dzikir ini, adalah firman Allah Ta’ala:
Tetapi amal-amalan yang kekal lagi saleh lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al Kahfi: 46). maka, perhatikanlah pujian yang indah ini yang datangnya dari Dzat Yang Maha Pelindung lagi Hag. Dan itu merupakan pujian yang seimbang, memberi kesembuhan dan kecukupan. Alangkah sempurnanya dan alangkah lengkapnya bagi orang-orang yang benar-benar mau memperhatikannya,
dan amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanye disisi Tuhanmu serta lebih baik sesudahnya. (QS. Maryam:76) Dan firman-Nya pula :
“KepadaNya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”, (QS. Faathir : 10).
Dan firman-nya pula:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat” (QS. Ibrahum : 24-25). Dan firman-Nya pula :
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya. Dan bertasbih kepadaNya diwaktu pagi dan petang”. (QS. Al Fath : 8-9). Dan ayat-ayat yang memuji kalimat ini, banyak antara lain firman Allah Ta’ala :
Dan katakanlah : “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan Nya, dan Dia bukan hina yang memerlukan penolong dan agunglah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya”. (QS. Al Israa’ : 111)
Adapun hadist-hadist yang berhubungan dengan dzikir tersebut diatas adalah Sebagai berikut :
Ibnti-Abi Aufaa r.a telah meriwayatkan, ia telah berkata : “Seorang laki-laki telah datang (kepada Rasulullah SAW.) seraya berkata : “Hai Rasulullah, aku tidak dapat mengambil (mendapatkan) sesuatu dari Al Qur’an, maka ajarilah aku pa-apa yang memberikan pahala bagiku”. Beliau bersabda : “Ucapkanlah :
la berkata : “Ya Rasulullah, ini adalah untuk Allah dan apakah yang untukku?” Beliau bersabda : Ucapkanlah …. “Ya Allah, rahmatilah aku, sehatkanlah aku, beri petunjuklah aku, dan anugerahkanlah rezki padaku”. Demikianlah ia mengucapkan do’a itu dengan kedua tangannya yang ditengadahkannya. Maka bersabdalah SAW, : “Adapun ini, berarti ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebajikan”.
(Hadits ini dikelua.kan oleh Abu Dawud sesuai lafazh aslinya, dan oleh An Nasa’i hingga ucapannya :
Telah meriwayatkan, Al Imam Abu Ishak Ats Tsa’labi di dalam tafsirnya dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. mengenai firman Allah Ta’ala :
(“Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.”) Beliau bersabda : “Itu adalah ucapan seseorang :
“Jika seorang hamba mengucapkan itu, maka ia akan dibawa malaikat naik ke langit, lalu dengan kalimat itu, malaikat memberi hormat kepada Dzat Yang Maha Pengasih (Arrahmaan) “Azza wa Jalla. Dan jika orang yang mengucapkan kalimat itu tidak mempunyai amal saleh maka tidak diterimanya”.
Dari Abi Sa ‘id Al-Khudri ra. bahwasanya Rasulullah SAK. telah bersabg, ‘ “Perbanyaklah oleh kamu sekalian (Albaagiyaatush Shaalihaat)!” Lalu ada yang bertanya : “Apa itu ya Rasulullah?” Beliau bersabda . “Dialah yang menyelamatkan”. Ada yang bertanya (pula) :“ Apa itu ya Rasulullah ?” Beliau bersabda : “Takbir, tasbih, alhamdu dan Laa haula walaa Quwwata illaa billaahil-‘aliyyil “adziim”, Maksudnya tak lain, adalah ucapan :
Dari Anas bin Malik r.a. ia telah berkata : “Telah datang Abu Oubaishah bin Dzuaib kepada Nabi SAW. seraya berkata : “Sesungguhnya aku dahulu adalah seorang yang banyak mengamalkan : “puasa, shalat, hajji, dan “umrah, maka ajarilah aku ‘umalan yang dapat mengejar kedua kebaikan di dunia dan akhirat”. Beliau bersabda : “Aku ajari engkau sepuluh perkara, 5 untuk urusan akhiratmu dan lima untuk urusan duniamu”,
Adapun yang untuk urusan akhiratmu adalah :
dan yang untuk urusan dunia-mu adalah (do’a) :
“Ya Allah, berilah kami petunjuk dari sisi-Mu, limpahkan kepada kami kurnia-Mu, sebarkanlah kepada kami rahmat-Mu, turunkanlah kepada kaini keberkahan-Mu dan liputilah kami dengan pakaian ma’af-Mu dan kesejahteran-Mu di dunia dan akhirat, wahai Dzat Yang Maha Pengasil: lagi Maha Penyayang, maka sesungguhnya Allah akan melindungimu (dengan do’a itu) dari penyakit gila, lepra, belang dan bermacam-mayam musibah”.
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia telah berkata : “Aku ielah berbicara kepadamu sekalian tentang suatu hadist, yang telah aku beritahukan kepadamu tentang kebenarannya yang bersumber dari Kitab Suci Allah “Azza Wa Jalla : “Sesungguhnya, jika seorang hmaba mengucapkan :
Maha Suci Allah Ta’ala, ucapan itu ditangkapnya oleh seorang malaikat dan dihimpitnya dibawah sayapnya lalu dibawa naik. Tidaklah malaikat Itu melalui sekelompok para malaikat, kecuali mereka memohonkan ampun Allah untuk hamba yang mengucapkannya tadi, hingga malaikat pembawa ucapan Itu (tasbih, tahmid, tahlil dan takbir) memberi hormat kepada Dzat Arrahmaan Yang Maha Suci. Kemudian Abdullah membaca :
(HR. Al Baihaqi)
An Nasaa’i telah meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. bahwasanya SAW. telah bersabda : “Ambillah perlindungan kalian”. Kami berkata : “ Ya Rasulullah, apakah dari musuh yang sudah ada dihadapan kami?”. Beliau bersabda : “Perlindungan dari api neraka (yaitu) ucapan :
ucapan itu akan datang di hari kiamat sebagai perisai, pembela dan penyelamat”. (ucapan-ucapan itu adalah yang disebut) (amalan-amalan yang kekal lagi saleh).
Telah bersabda SAW. : “Pada malam aku menjalani Isra”. Nabi Ibrahim a.s. telah menjumpaiku dan berkata : “Beritahukan ummatmu, bahwa syorga itu tanahnya baik, airnya tawar dan tanahnya subur, tanamannya adalah :
“BACAAN NABI ADAM A.S. KETIKA THAWAF”
Didalam Kitab “Alhaqaaiqul-Waadhihaat”‘, Abul-Walid Al-Azragi telah mengetengahkan mengenai “Akhbar-Makkah” dari Ibnu “Abbas r.a. ia tela berkata : “Nabi Adam a.s. ketika melaksanakan ibadah hajji, ia thawadf mengelilingi “Albait” sebanyak 7x putaran. Kemudian beliau ditemui oleh para malaikat ketika sedang thawaf”.
Mereka berkata : “Ya Adam, mabrur hajjimu, sesungguhnya kami para malaikat telah melaksanakan “hajji” sebelummu di rumah (ka ‘bah) ini, 2000 tahun”. Nabi Adani a.s. berkata : “Apakah yang kalian ucapkan ketika tawaaf? Mereka (para malaikat) berkata :Ketika itu, kami mengucapkan:
Kemudian Nabi Adam a.s. berkata : “Tambahkan pada ucapan Itu:
Kemudian setelah Nabi Ibrahim a.s. membangun Ka’bah, iapun melaksanakan “ibadah hajji” pula. Maka para malaikatpun menemui beliau ketika sedang thawaf lalu mengucapkan salam. Nabi Ibrahim a.s. bertanya kepada mereka : “Apa yang kalian ucapkan ketika sedang thawaf?”. Mereka berkata : “Kami mengucapkan sebelum bapakmu Adam a.s. :
dan kamipun telah memberitahukan kepada Adam a.s. tentang hal itu”, lalu Adam a.s.
berkata : “Tambahkanlah padanya
Kemudian Nabi Ibrahim a.s. berkata : “Tambahkanlah padanya ” Ia berkata : “Maka para malaikatpun melaksanakannya dengan sempurna (yaitu) :
Telah bersabda SAW. : “Apakah tidak ada diantara kalian yang dapat, mengamalkan sesuatu seperti Gunung Uhud””. Mereka berkata : “To Rasulullah, siapakah yang dapat melakukan seperti itu?”. Beliau bersaba, : “Masing-masing dari kamu sekalian dapat melakukannya”. Mereka berkata : “Ya Rasulullah. apakah itu?”. Beliau bersabda . ‘ ” lebih besar dari Uhud, dan lebih besar . dari Uhud, dan ” ” lebih besar dari Uhud” dan “lebih besar dari uhud).” Sebahagiaan orang-orang salaf, manakala mereka mendengar ada seseorang yang meminta-minta berkata : yang artinya : (Siapakah seseorang yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah). (QS. Al Bagarah : 245). ia berkata | inilah pinjaman yang baik.
Ketahuilah, bahwa orang yang berkata seperti itu dari kalangan orang-orang salaf, karena semata-mata karena mereka adalah orang-orang fakir yang dalam keadaan uzur, seperti yang disinggung oleh firman Allah Ta’ala :
“dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nufkahkan apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya” (QS. At Taubat : 91).
Adapun orang-orang salaf yang saleh yang senantiasa memelihara pemberian kepada orang yang meminta-minta, mereka selalu berlaku ramah tamah, walaupun mereka tidak mempunyai sedikitpun apa yang harus diberikan. Semua itu adalah guna menghindari ancaman Allah melalui firmanya
“Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenangwenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah kamu menghardiknya” (QS. Adh dhuhaa : 9-10)
dan sabda Rasulullah SAW. : “Jika saja apa yang diutarakan oleh orang yang meminta-minta itu benar, maka tidak beruntung orang yang menolaknya), sehingga sebahagian dari mereka, jika ada seorang meminta-minta datang kepadanya, sedang ia sendiri tidak mempunyai sesuatu untuk diberikan kepadanya, ia akan keluar menemuinya dengan membawa sebuah jarum dengan benangnya sambil berkata kepadanya : “Apakah bajumu ada yang robek?, biarlah aku menjahitkannya.” Semua itu dilakukan, karena rasa takutnya (apabila permintaannya ditolak)”.
Dan sebahagian mereka lagi tidak mau meminta-minta kepada manusia, walaupun keadaannya betul-betul terpaksa. Ada yang bertanya kepada orang tersebut,: “Kenapa anda tidak melakukannya?” Ia menjawab : “Aku takut kalau-kalau mereka menolakku, yang mengakibatkan mereka tidak beruntung.” –
Di dalam Kituh “Alhagaa ‘ig Alwaadhihaat”‘ Telah diketengahkan Oleh Atturmudzi dari Abdillah bin Umar dari Rasul Allah SAW. bahwasanya beliau telah bersabda : “Barang siapa yang bertasbih kepada Allah 100x g, waktu pagi, dan 100x di waktu petang, ia seperti telah melaksanakan “ibadah hajji” 100x. Dan barang siapa yang bertahmid kepada Allah 100x diwaktu pagi dan100x diwaktu petang, ia seperti telah menyerbu dengan 100 ekor kuda “fi sabilillah” atau belu bersabda (seperti) berghozwah (berperang bersama beliau) 100x. Dan barang siapa yang “bertahlil kepada Allah” 100x diwaktu pagi dan 100x diwaktu petang, ia seperti telah membebaskan 100 orang budak dari keturunan Ismail. Dan barang siapa yang “bertakbir kepada Allah” 100x diwaktu pagi dan 100x diwaktu petang, maka belum ada scorangpun yang berbuat kebajikan lebih dari padanya pada han itu, kecuali orang yanp mengucapkan superti yang diucapkan atau lebih dari itu”.
Keterangan :
Bertasbih kepada Allah” – mengucapkan
Bertahmid kepada Allah – mengucapkan
Bertahlil kepada Allah – mengucapkan
Beriakbir kepada Allah – mengucapkan
Dari Abi Hurairah ra. dari Rasulullah SAW. bahwasanya beliau telah bersabda : “Subhuanalloh” adalah setengah tisi) timbangan, “Alhamdu lillaah”‘ adalah sepenuh timbangan, “Allahu Akbar” adalah sepenuh langit dan bumi, dan “Laa ilaaha illallooh”, tidak ada dinding atau tirai yang menghalangi hingga ia melejit langsung kepada Tuhannya”
“TAFSIR TENTANG KUNCI-KUNCI PERBENDAHARAAN LANGIT DAN BUMI”
Dia (Asy Syaikh Ali) telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Ustman bin ‘Affan r.a. bahwasanya ia telah bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang tafsir ayat ini ( ). Kemudian beliau bersabda :
Ya Ustman, belum ada seorangpun yang bertanya kepadaku sebelummy Tafsirnya adalah :
“Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah, Allah Maha Besar, dan Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya, dan aku mohon ampunan Allah dan tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah, Yang awwal dan Yang akhir. Yang Zhahir dan Yang Baathin, Segala kebajikan ada di tangan-Nya. Dia Yang Menghidupkan dan Dia Yang Mematikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Barang siapa yang mengucapkannya diwaktu pagi dan petang 10x, Allah akan memberinya 6 (enam) perkara : Adapun (yang pertama) : Ia akan dilindungi dari Iblis dan balatentaranya, (Kedua) : Ia akan dihadiri oleh 12.000 malaikat. (Ketiga) : Ja akan diberi pahala sebanyak satu ginthaar (limbangan berat). (Keempat) : Ia akan diangkat derajatnya. (Kelima) : Ia akan dinikahkan oleh Allah dengan bidadari. (Keenam) : Ia akan memperoleh pahala seperti orang yang membaca Al Our ‘an, Attaurat, Injiil, dan Zabuur, dan pula ia akan memperoleh pahala seperti orang yang melaksanakan ibadah hajji dan umrah yang diterima hajji dan umrahnya. Dan jika ia meninggal dunia pada malam harinya, ia akan meninggal sebagai orang yang mati syahid.
TASBIHNYA ABIL MU’TAMAR DAN FADHILAHNYA
Ini adalah tasbih “Abil Mu’tamir” yang nama aslinya adalah “Sulaiman Attaimi”. Telah diriwayatkan mengenai keutamaannya, adalah bahwasanya Yunus bin Ubaid melihat seorang laki-laki telah mati terbunuh sebagai syahid di negeri Roma. Lalu ia berkata : “Alangkah mulianya amal yang aku lihat itu”, Ia berkata : “Aku melihat Tasbih Abil Mu’tamir disisi Allah adalah sebanding dengan amal itu. Telah berkata Almu’tamir bin Sulaiman : “Aku telah melihat AbdulMalik bin Jabir dalam mimpi (setelah wafatnya), lalu aku bertanya kepadanya : “Apa yangengkau lakukan?”. Ia berkata : “Aku baik-baik saja”. Aku berkata : “Aku mohon kiranya anda dapat memberikan kepadaku sesuatu yang akan menghapuskan kesalahan-kesalahanku”. Ia berkata : “Pelajarilah tasbih Abil Mu ‘tamir, karena tasbih itu sangat mengagumkan. Dan inilah tasbih itu :
“Arti Tasbiih Abil ‘Mutamir”
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah. tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah sebanyak yang Dia ciptakan dan sebanyak apa-apa yang Dia sebagai Penciptanya, seberat yang Dia ciptakan dan seberat apa-apa yang Dia sebagai Penciptanya, sepenuh yang Dia ciptakan dan sepenuh apa-apa yang Dia sebagai Penciptanya, sepenuh beberapa lapis langit dan bumiNya dan yang sebanding dengan iru, sebanyak ciptaan-Nya. sebanyak ridhaNya, seberat ‘Arasy-Nya, sepenuh rahmat-Nya, dan sebanyak tinta untuk menulis kalimat-kalima-Nya (ilmu-ilmu-Nya) sebanyak ridha-Nya, sehingga Allah meridhai, dan apabila Dia meridhai, dan sebanyak yang dizikarkannya oleh mahluk-Nya, pada masa-masa yang telah lalu, dan sebanyak yang mereka zikirkan pada setiap tahun, pada seiap bulan, pada setiap Jum’at, pada suatu hari, pada suatu malam, pada suatu saat, pada serap nafas, dari abad ke abad, abad (umur) dunia dan abad (umur) akhirat dan lebih banyak dari itu, tidak terputus pada awalnya dan tidak hilang pada akhirnya”,
FAIDAH “SHALAT HAJAT”
Asy Syaikh Abul Khair Alyamaani Asy Syarji telah mengutip dari Muhanmmnad bin Darsituwiyyah, ia telah berkata : “Aku telah melihat pada Kitab Al Imam Asy Syafi’i (rahimahullah) yang ditulisnya sendiri tentang “Shalat Hajat” untuk 1000 (seribu) hajat atau keperluan, yang diajarkan oleh Nabi Alkhidhr kepada sebahagian hamba-hamba Allah yaitu melakukan shalat 2 (dua) raka’at sebagai berikut : – pada raka’at pertama : Membaca Alfatihah dan Surat Alkafirun 10x . pada raka’at kedua : Membaca Alfatihah dan Suratul Ikhlas 11 x
Kemudian sesudah salam, ia sujud kembali sambil membaca Shalawat Atas Nabi SAW. 10 x dan mengucapkan : 10x
lalu mengucapkan : 10 x
kemudian ia meminta hajatnya kepada Allah. Insya Allah akan terkabul.
Telah berkata Syaikh Abul Oosim Alhaakim : “Aku telah mengutus seorang utusan kepada sebagian orang-orang ahli ‘ibadah (‘ubbaad) untuk mengajarkan kepadaku “shalat ini” (shalat hajat), kemudian ia mengajarkannya kepadaku. Dan aku telah memohon hikmah kepada Allah Ta’ala, lalu aku diberinya dan telah dipenuhi-Nya 1000 (seribu) hajatku.
Alhakim berkata : “Barang siapa yang melaksanakan shalat hayat, hendaklah ia mandi pada malam Jum’at dan memakai pakaian yang bersih, dan shalatlah diwaktu sahur, dengan niat mohon dipenuhi hajatnya. Insya Allah terkabul.
DO’A SESUDAH SHALAT TASBIH
Do’a ini diucapkan pada akhir shalat tasbih setelah sempurna tasyahhud dan sebelum salam, yaitu :
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kehadiratMu taufiknya orang-orang yang memperoleh hidayat, dan amalnya orang-orang yang memperoleh keyakinan, dan kesadarannya orang-orang yang bertaubat, dan kemauan kerasnya orang-orang yang sabar. dan kesungguhannya orang-orang yang merasa takut (kehadirat-Mu), dan tuntutannya orang-orang yang berkeinginan keras, dan ibadahnya orang-orang yang wara’ dan ilmu pengetahuannya orang-orang yang ‘alim hingga aku merasa takut kehadirat-Mu”. :
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kehadirat-Mu rasa takut yang ukan mencegahku dari perhuatan maksiat kepada-Mu, hingga aku dapat berbuat taat kepada-Mu dengan amal yang layak memperoleh ridha-Mu, hingga aku mendapat petunjuk untuk bertaubat karena rasa takut kepadaMu, dan hingga aku dengan ikhlas dapat memberi nasihat kepada manusia ke jalan–Mu, karena rasa cinta kepada-Mu dan berserah diri kepada-Mu dalam segala urusan dengan berbaik sangka kepada-Mu. Maha Suci Engkau wahai Pencipta nur cahaya”.
WIRID BACAAN YANG SEPULUH YANG DIBACAAN SERBAH 7X (TUJUH KALI) DAN KEUTAMAANNYA
Pada wirid ini terdapat hadiah agung dan indah yang aku ingin sampaikan kepada anda yaitu apa yang disebut yang berjumlah sepuluh, yang masing-masing dibaca 7 x untuk memperoleh amalan yang kekal lagi saleh), karena banyak keutamaannya baik untuk masa kini maupun untuk masa nanti. Wirid tersebut merupakan hadiah dari Nabi Alkhaidhir a.s. kepada Ibrahim Attaimi (rahimahullah) yang dianjurkan untuk dibaca setiap pagi dan petang. Wirid itu telah mencakup kesempumaan pahala karena bersumber dari do’a-do’a yang ma’tsurah (dari Nabi SAW.) sebagaimana yang diisyaratkan oleh Hujjatul Islam di dalam “Kitab Al-Ihyaa”. Kami sampaikan dahulu kepada anda, yang kemudian kami akan susulkan “hikayat” yang menunjukkan atas keagungan dan keutamaannya. Insya Allah yaitu : hendaklah anda membacanya sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam.
- (Pertama) membaca “Suratul Fatihah” 7 x
- (Kedua) membaca “Suratul Falag” 7 x
- (Ketiga) membaca “Suratun Naas” 7 x —
- (Keempat) membaca “Surat Al Ikhlas”
- (Kelima) membaca “Surat Al Kaafiruun” 7 x
- (Keenam) membaca “Ayatul Kursi” 7 x
- (Ketujuh) membaca 7 x
- (Kedelapan) membaca do’a untuk dirimu dan kedua orang tuamu 7 x
- (Kesembilan) membaca do’a mohon ampunan bagi kaum mu’minin dan mu’minat 7 x
(Ya Allah, ampunilah (dosa) kaum mu’minin dan mu’minat baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat).
- (Ke-sepuluh) membaca do’a sebagai berikut : 7 x
“Ya Allah, lakukanlah apa yang menjadi hak-Mu (pancaran maghfirah dan rahmat) terhadap kami dan kaum beriman, cepat atau lambat, mengenai soal agama, baik di dunia maupun di akhirat kelak: dan janganlah Engkau lakukan terhadap diri kami sesuatu yang bukan menjadi hak kami. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Maha Pemurah lagi Maha Mulia”.
HIKAYAT MENGENAI AL MUSABBI’AAT
Adapun hikayat yang mendatangkan pahalanya, adalah : “Telah berkata hujjatul-Islam Alghozali : “Kurzi bin Wabirah termasuk salah seorang abdaal (pangkat kewalian) telah meriwayatkan : “Telah datang kepadaku salah seorang saudaraku dari Negeri Syam , ia telah memberi hadiah kepadaku sambil berkata : “Hai Kurzi, terimalah hadiahku ini, karena i merupakan sebaik-baik hadiah!”. Aku berkata : “Hai saudaraku, siapakah yang memberi hadiah ini kepadamu ?”. Ia berkata : “Yang memberikannyu kepadaku adalah Ibrahim Attaimi”. Aku berkata : “Apakah engkau tidak bertanya kepada Ibrahim siapakah yang memberinya hadiah ini ?”. Ia berkata : “Ya, aku telah menanyakan kepadanya”. Ibrahim berkata : “Ketika itu, aku sedang duduk-duduk di halaman Ka’bah sambil bertahlil, bertasbih (lan bertahmid, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki kepadaku, kemudian ia memberi salam dan duduklah disebelah kananku, sedang aku ketika itu belum pernah melihat dizamanku seseorang yang wajahnya lebih indah (ganteng) dari padanya dan pakaiannya lebih indah dari pakaiannya, dan kulitnya lebih putih dari padanya, dan baunya lebih harum dari padanya.
Kemudian akupun bertanya kepadanya : “Wahai hamba Allah, siapakah anda dan dari mana anda datang ?”. Ia berkata : “Aku adalah Alkhaidir”. Lalu aku berkata : “Ada urusan apa ?”. Maka iapun berkata : “Aku mendatangimu demi kesejahteraanmu, karena cintaku kepadamu karena Allah. Aku mempunyai hadiah yang ingin aku hadiahkan kepadamu”. Aku berkata : “Apakah hadiah itu ?”. Ia berkata : “Hendaklah engkau membaca “Almusabbi’aar” (yang tersebut di atas)
Aku berkata : “Aku ingin anda memberitahukan kepadaku, siapakah yang memberimu hadiah ini?”. Lalu ia berkata : “Orang yang memberikannya kepadaku adalah Muhammad SAW.”. Aku berkata : “Kalau begitu. beritahukanlah kepadaku tentang pahalanya!”. Ia berkata : “Jika engkau berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW., maka tanyalah beliau tentang pahalanya!”., maka sesungguhnya beliau akan memberitahukan kepadamu tentang hal itu”.
Kemudian Ibrahim Attaimi menyebutkan bahwa pada suatu malam, ta melihat dalam tidurnya seolah-olah para malaikat telah mendatanginya dan membawanya hingga dimasukkannya ke syorga. Di sana ia melihat segala isinya yang serba indah dan agung yang belum pernah dilihatnya. Ia berkata : “Maka akupun bertanya kepada para malaikat untuk apakah ini semua?” Mereka menjawab : “Untuk orang yang beramal seperti amalanmu’. Dan ta (Ibrahim Attaimi) menyebutkan bahwasanya ia telah memakan buah syorga yang diberi minum dari minumannya. Ia berkata : “Maka datanglah Nabi SAW.. kepadaku dengan 70 (tujuh puluh ) orang Nabi dan 70 (tujuh puluh) shaf (barisan) yang terdiri dari para malaikat. Setiap shaf, seperti antara Timur dan Barat, lalu beliau memberi salam kepadaku dan memegang tanganku. Kemudian aku berkata : “Ya Rasulullah, sesungguhnya Alkhaidir telah memberitahukan kepadaku, bahwa ia telah mendengar hadits ini dari Tuan”. Beliau bersabda : “Benar ucapan Alkhaidir itu dan apa-apa yang diceritakannya adalah benar, dan dia adalah orang ‘alim di muka bumi ini, dan dia adalah pemimpin abdaal (pangkat kewalian) dan dia termasuk salah seorang tentara Allah di bumi”. Lalu akupun berkata : “Ya Rasulullah, apakah orang yang mengamalkan (mengucapkan) “Almusabbi’aar” dan belum dapat melihat seperti apa yang kulihat dalam tidurku, akan diberikan kepadanya sesuatu seperti yang diberikan kepadaku?”.
Beliau bersabda : “Demi dzat yang mengutusku dengan hak sebagai Nabi, sesungguhnya Dia akan memberikan kepada orang yang mengamalkannya, walaupun ia belum pernah melihat dalam mimpi itu, dan belum melihat syorga.
Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa-dosa besarnya yang pernah diperbuatnya, dan Allah akan mengangkat kemurkaan dan kebencian-Nya dari orang itu. Dan pula Allah akan memerintahkan malaikat pencatat dosa untuk tidak mencatat keburukan-keburukannya selama satu tahun. Demi Dzat yang mengutusku dengan hak sebagai Nabi, tidak ada orang yang mengamalkan amalan ini, kecuali orang yang telah diciptakannya sebagai orang yang berbahagia (penghuni syorga), dan tidak ada orang yang meninggalkannya kecuali orang yang diciptakannya sebagai orang yang sengsara”.
MENGULANGI PEMBICARAAN MENGENAI:
Al Imam Hujatul Islam Alghazali telah mengutip di dalam Kitab ‘”Madhul Fgaraa’i Wazzuhdi” ia telah berkata : “Zaid bin Aslam telah meriwayatkan dari Anas bin Malik ia telah berkata : “Kaum fakir telah mengutus seorang utusan kepada Rasulullah SAW. seraya berkata : “Sesungguhnya aku adalah seorang utusan dari kaum fakir kepada Tuan”. Beliau bersabda : ” Selamat atas kedatanganmu dan selamat atas orang-orang yang mengutusmu”, engkau telah datang dari suatu kaum yang aku cintai”.
Utusan itu berkata : “Mereka orang-orang fakir berkata : Ya Rasulullah, sesungguhnya orang-orang kaya telah melakukan kebajikan, mereka melakukan ibadah hajji, sedang kami tidak dapat melakukannya, dan apabila mereka sakit, mereka berobat secara kelebihan harta simpanan mereka, Lalu bersabdalah Nabi SAW. : Sampaikan dari padaku kepada kaum fakir, bahwa bagi yang penuh kesadaran dan sabar diantara kamu sekalian akan diberikan 3 (tiga) perkara yang tidak diberikan kepada orang-orang kaya.
Adapun salah satunya adalah bahwa di syorga terdapat beberap: kamar yang dapat dipandang oleh penghuni syorga. seperti penghuni bum memandang bintang-bintang di langit. Tidak ada yang dapat memasuki kamar. kamar itu kecuali Nabi yang fakir, atau syahid yang fakir, atau orang mu’mi yang fakir,
Yang kedua : Orang-orang fakir akan memasuki syorga sebelum orang. orang kaya setengah hari sebelumnya yaitu 5.00 (lima ratus) tahun.
Yang ketiga : Apabila seorang fakir mengucapkan :
“dan orang kaya mengucapkan seperti itu ditambah dengan infag 10.000 (sepuluh ribu) dirham, maka pahala orang fakir iru, tidak terkejar oleh orang kaya itu. Demikian pula seluruh kebajikan lainnya”.
FASAL MENGENAI TINGKATKAN MACAM-MACAM DZIKIR DIBAWAH : “AL BAAQIYAATUSH SHAALIHAAT”
Kemudian utusan.itu kembali kepada kaumnya dengan menyampaikan berita gembira dari Rasulullah SAW. Lalu merekapun berkata : “Kami ridha… kami ridha…
Ketahuilah bahwa “Albaagiyaatusb shaalihaat” telah menghimpun 4 (empat) macam dzikir yaitu : Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir”. Hal tersebut telah diisyaratkan oleh satu ayat saja dari Al gur’an yaitu :
Dan katakanlah : “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaanNya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya”. (QS. Al Israa’ : 111) Karena itu, fahamilah artinya, agar engkau mengetahui bahwa “Alhamdu” di dalam ayat tersebut benar-benar jelas. Dan firmanNya merupakan isyarat kepada “Attasbih” (kesucian Allah), dan firmanNya :
merupakan isyarat kepada “tahlii” (keEsaan Allah). Adapun “Attakbir” sudah cukup jelas (ke-Agungan Allah).
KEUTAMAN PUJI dan SYUKUR.
Adapun ayat-ayat yang berhubungan dengan judul di atas adalah sebagai berikut : Firman Allah Ta’ala :
“Segala puji bagi Allah, Tuhan pemelihara alam semesia”. (QS. Al Fatihah : 2)
“Segala puji bagi Allah yang menurunkan kepada hamba-Nya Alkitab (Al Our’an)”. (QS. Al Kahfi : 1).
“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang dilangit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat”. (@S. Saba: 1).
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi”. (QS. Fathir – 1).
Maka ucapkanlah : “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan, kami dari orang-orang yang zalim”. (QS. Al Muminun : 28).
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nim ay kepadamu”. (QS. Ibrahim : 7).
Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. (QS. Saba’: 13).
Mengapa Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur. (QS. An Nisa: 147).
Adapun hadits-hadits yang berhubungan dengan itu adalah sebagai berikut :
Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. bahwasanya beliau telah bersabda : “Semua urusan yang baik yang tidak dimulai dengan “Alhamdulillah” (Segala puji bagi Allah). maka urusn kurang keberkahannya”.
Didalam suatu riwayat : “Semua percakapan yang tidak dimulai dengan “Alhamdu lillah”, maka percakapan itu cacat. ,
Sebelumnya, ia telah meriwayatkan (bahwa) : “Semua urusan yang baik, ang tidak diawali dengan “Bismillahir Rahmanir Rahim”, maka urusan y itu kurang keberkahannya.
Di dalam Kitab Turmudzi yang dinukilnya oleh Annawawi dari Abi Musa Al Asy’ari r.a. bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda – “Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah berfirman kepada para malaikat-Nya : “Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?”. Mereka menjawab : “Ya”. Maka Allah ‘Azza WaJalla berfirman pula : “Kalian telah menyabut nyawa buah hati hamba-Ku?”. Mereka menjawab : “Ya”. Lalu Allah berfirman : “Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?”, Mereka menjawab : “(Hamba-Mu) telah memujiMu dengan ucapan ” Alhamdulillah” dan semuanya telah dikembalikan kepadaMu dengan ucapan Innaa lillahi wa innaa ilaihi roji’uun”. Kemudian Allah Ta’ala berfirman : “bangunlah untuk hambaKu itu sebuah gedung di Syorga diberi nama : “BAITUL HAMDI”, Telah berkata Annawawi dan Turmudzi : Hadits Hasan
Di dalam Kitab Al Adzkaar disebutkan dari Abi Nashr Attammaar dari Muhammad bin Anndhar, ia telah berkata : “telah bersabda Adam a.s. : “Ya Allah, Ya Tuhanku Engkau telah persibuk aku dengan usaha tanganku, maka ajarilah aku sesuatu yang di dalamnya tercakup “kumpulan puji dan tasbih”, Lalu Allah mewahyukan kepadanya : “Hai Adam, jika diwaktu pagi engkau mengucapkan 3x, dan jika diwaktu petang engkau mengucapkan 3x :
maka Sudah mencakup segala puji dan tasbih.
Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang mengucapkan diwaktu pagi :
“Ya Allah, sesungguhnya aku berada diwaktu pagi ini memperoleh karuniaMu dalam keadaan ni’mat, ‘afiat dan perlindungan, maka sempurnakanlah ni’mat-Mu, “afiatMu dan perlindunganMu kepadaku di dunia dan akhirat) 3x diwaktu pagi dan 3x diwaktu sore, maka sudah menjadi hak Allah untuk menyempurnakan ni’matNya kepadanya”. (HR. Ibnus Sunny).
Telah bersabda SAW. : “Apabila seorang hamba mengucapkan “Alhamdulillah” maka kalimat itu akan memenuhi antara langit dan bumi, dan jika ia mengucapkan “Alhamdulillah yang kedua”, maka ia akan memenuhi antara langit yang ketujuh dan bumi, dan jika ia mengucapkan “Alhamdulillah yang ketiga”, maka Allah Ta’ala berfirman : “Mintalah, pasti Ku-kabulkan”‘
Telah berkata Rifa’ah Nazruqi : “Pada suatu hari kami shalat dibelakang Rasulullah SAW. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’ beliay mengucapkan : ” ” (Allah mendengarkan kepada orang yang memuji-Nya), maka orang yang berada di belakang belia, mengucapkan : , , Ya Allah, Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, suatu pujian yang banyak lagi baik, yang penuh berkah). Maka ketika Rasulullah SAW. telah selesai shalat, beliau bersabda : “Aku telah melihat sekitar 30 (tiga puluh) malaikar herebutan siapa diantara mereka yang mencatat terlebih dahulu.
FAIDAH:
Al-Imam Abul-‘Abbas telah berkata : “Seandainya syetan mengetahui ada Jalan yang dapat menyampaikan kepada Allah Ta’ala lebih baik dari syuku niscaya ia (syetan) akan berhenti di situ. Apakah engkau tidak mengetahui bagaimana dia mengatakan : (kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereko. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (OS Al A’raaf : 17), dan dia (syetan) tidak mengatakan : kebanyakan mereka bersabar atau kebanyakan mereka merasa ketakutan atau kebanyaka mereka menaruh harapan”.
PENUTUP SYUKUR, ARTINYA DAN APA-APA YANG BERHUBUNGAN DENGAN SYUKUR
Allah Ta’ala telah berfirman melalui lisan Nabi-Nya Sulaiman a.s. ketika melihat Singgasana Ratu Balgis telah berada dihadapannya, dan melihat pula kurnia Allah yang berupa kerajaan agung disamping kenabian dan ilmu hikmahnya :
“Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni’mat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha mulia”. (O.S. An Namlu : 40).
Para ulama telah berkata : “Tidak diragukan lagi bahwa beraneka ni’mat yang-dikurniakan kepada seorang hamba, dapat membuatnya menjadi hamba yang bersyukur. Hal itu dapat terjadi, jika hamba itu menyadari betulbetul ni’mat-ni’mat itu semata-mata kurnia Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Agung yang diberikan kepadanya.
Karena itu, kemudian ia melakukan kewajibannya kepada Allah dengan sebaik-baiknya. Maka syukur kepada Allah itu dampaknya akan kembali kepada dirinya yaitu sesuai dengan maksud firman-Nya :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu”. (QS. Ibrahim : 7). atau mungkin juga ni’mat itu sebagai penyebab kekufuran seorang hamba karena kejahilannya kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dan ketidak tahuannya bahwa ni’mat-ni’mat itu berasal dari padaNya, dan dikurniakan untuk dirinya.
Kemudian ia tidak melakukan kewajibannya terhadap Allah SWT.
yang telah menganugerahkan ni’mat-ni’mat itu. Kekufuran hamba itu, Pada hakekatnya tidak bermadharrat bagi Allah SWT. karena Allah itu Maha Kaya dari alam semesta, seperti yang difirmankan Allah di dalam Al Ouran, Dan janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa syukur itu hanyalah berupa ucapan ( ) tanpa adanya pelaksanaan hak-hak terhadap Dzat yang memberi ni’mat-ni’mat itu sendiri Demikian pula, bukanlah Islam hanya berupa ucapa – ” ( ) tanpa pelaksanaan hak-haknya. Dernikian pula istighfar, – hanya berupa ucapan ( , ) sedang engkau tetap melakuka perbuatan dosa. Aliah SWT. berfirman : ,
“Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”. (QS. Ash Shaf : 3).
“dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum dikerjakan “ (QS. Ali Imran : 188).
Adapun Basyar Alhaafii (rahimahullah) telah berkata : “Siapa yang bersyukur dengan lidahnya tanpa seluruh anggautanya, maka telah berkuranglah syukurnya”. Ada yang bertanya : “Apa itu syukur anggauta?”. ia berkata : “Syukur kedua mata adalah digunakan untuk melihat yang baik dan disebarkannya sedang yang buruk ditutupinya”. Ada yang bertanya : “Apa itu syukur kedua telinga?”. Ia berkata : “Apabila ia mendenga’ kebajikan dihafalnya, dan jika mendengar keburukan dilupakannya”. Ap’ itu syukur kedua tangan?” Ya berkata : “Agar tidak mengambil dan tidal memberi kecuali kepada yang berhak”. Ada yang bertanya : “Apa itu syuku’ perut?” Ta berkata : “Agar ia dipenuhi dengan ilmu dan hikmah”. Ada yang bertanya : “Apa itu syukur farji (kemaluan) ?”, Ia berkata : “Agar tidak dipergunakan kecuali pada yang diperbolehkan menurut agama saja “
Barang siapa yang berbuat menurut apa yang telah kami sampaikan maka ia termasuk orang-orang yang bersyukur.
MAKNA PUJI SYUKUR DAN PUJIAN
Ketahuilah, semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk senantiasa bersyukur dan berdzikir kepada-Nya, bahwa ucapan ( ), adalah pujian atas Dzat Yang Maha Terpuji dengan sifat-sifat-Nya yang terpuji secara mutlak. Dan syukur, adalah pujian atas ni’mat-ni’mat-Nya secara khusus yang diliputi dengan pujian itu semua. Pujian ( ), adalah bertalian dengan permohonan, dan Syukur ( )bertalian dengan pengingkaran /kufur. Kedua-duanya saling berkaitan. karena itu SAW. telah bersabda :
“Seorang hamba tidak bersyukur kepada Allah, selama ia tidak memujiNya”. Ibnu ‘Abbas r.a. telah menafsirkan firman Allah Ta’ala”.
“Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam” dengan : ( ) “Syukur itu bagi Allah Ta’ala”.
Nabi Musa a.s. bersabda : “Ya Allah, ya Tuhanku, bagaimanakah (caranya) Adam a.s. bersyukur kepada-Mu atas ni’mat-ni’mat yang Engkau anugerahkan kepadanya ?”, Allah berfirman : “Dia (Adam) telah mengetahui bahwa itu semua adalah dari-Ku, dan itulah sebagai landg syukurnya”. “Inilah yang disebut “syukur hati”.
Nabi Dawud a.s. telah bersabda : “Maha Suci Allah yang telah menjadikan pengakuan seorang hamba atas kelemahan dari mensyukuriNya sebagai “syukur”, sebagaimana menjadi pengakuannya atas kelemahan dari ma’rifahNya sebagai “ma’rifah”. Telah bersabda SAW. : “Seorang hamba tidak bersyukur kepada Allah, – selagi Ia tidak memujinya”. “Dan inilah syukur lisan”.
Telah bersabda SAW. ketika ada orang yang mengatakan kepada beliau : “Allah telah mengampuni dosa baginda baik yang terdahulu maupun yang ferkemudian, mengapakah baginda menyusahkan diri dengan (banyak beribadah?” Beliau bersabda : “Apakah aku tidak ingin menjadi seorarf hamba yang pandai bersyukur?” “Inilah yang disebut “Syukur Rukun”.
Dari Usamah bin Zaid r.a. telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. adalah mereka yang pal. “Manusia yang paling bersyukur kepada Allah,-a h ing bersyukur sesama manusia ” Dan syukur anggota badan, adala mengamalkan amal yang saleh. .
Firman Allah Ta’ala :
Bekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah) (QS. Saba : 13).
Telah diriwayatkan tentang Rasulullah SAW. bahwasanya beliau telah bangun malam melakukan shalat qiyaamullail sehingga bengkak kedua kaki beliau. Lalu ada yang bertanya : ” Ya rasulullah, apakah Tuan melakukan ini, sedang Allah telah mengampuni dosa baginda baik yang telah berlalu maupun yang terkemudian?”, Beliau bersabda : “Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang paling bersyukur?”
Al Baihagi telah meriwayatkan didalam “Asyy sy’b” dari Shada Dawud a.s. memasuki mihrabnya, tiba-tiba ia melihat ulat kecil. Kemudian iapun berfikir tentang kejadian makhluk kecil ini, sambil bergumam : “Apa gunanya Allah menciptakan makhluk ini?”. maka dengan kekuasaan Allah Ta’ala ulat kecil itu dapat bercakap : “Hai Nabi Dawud, apakah engkau membanggakan dirimu, sedang aku sekedar apa yang dianugerahkan Allah kepadaku, aku senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah Ta’ala dan aku lebih bersyukur kepada-Nya dari pada engkau atas apa yang diberikan kepadamu, ia berkata :
“Dan tak sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya”. (O.S. Al Israa’ : 44).
Al-Imam Baghawi telah berkata : “Ada orang yang menerangkan : . Syukur adalah ketaatan kepada Allah dengan seluruh anggauta jasadnya, baik secara rahasia maupun secara terang-terangan”.
Alhasan telah berkata: “Syukur atas suatu ni’mat, adalah menyebutnyebutnya, sesuai firman Allah Ta’ala: .
artinya : (Dan terhadap ni’mat “Tuhanmu maka Tendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. (O.S Adh-Dhuha : 11).
Kemudian Sayyidina Umar membawakan do’a yang diulang-ulang dengan menyebut Asma Allah ” ” yang menghimpun rahasia “yangbermakna” “atau Yang Maha Mulia, yang merupakan pemberi “keamanan” dari setiap yang ditakuti. Beliau mengucapkan :
“Wahai dzat yang Maha Belas Kasih pada makhluknya, wahai dzat yang Maha Mengetahui makhluknya, wahai dzat yang Maha Memperhatikan makhluknya, kasihanilah kami wahai dzat yang Maha Belas Kasih, yang Maha Mengetahui, yang Maha Memperhatikan”. (Asy-Syaikh Ali telah berkata : “Adapun kata-kata , dinasabkan (difathahkan) karonu in menyerupai
Adapun ism-Nya (. ) adalah memiliki arti ” pelindung yang amat kokoh dan perbendaharaan terhadap alam wujud dan menolak segala kesulitan dan bencana.” Karena itu mereka menganjurkan agar kita membiasakan membaca dzikir tersebut yaitu guna menolak beraneka bahaya dan keluar dari segala kesulitan. Berkaitan dengan dzikir itu, disebutkan bahwa :
“Sesungguhnya Allah memiliki pada setiap nafas yang diarahkan kepada alam wujud ini 999 pandangan yang mengandung kasih sayang yang tersembunyi. Kalau sekiranya tidak ada itu, niscaya akan musnahlah alam wujud ini, karena keagungan kekuasaan penampakan Dzat yang hakiki. Dan Jika seandainya tidak ada kasih sayang Yang Maha Belas Kasih kepada hamba-Nya yang dikehendaki, niscaya tidak ada seorangpun dari makhluk. -Nya yang mendapat petunjuk kepada-Nya”. Seseorang berucap dalam munajatnya :
“Wahai Tuhanku, Engkau telah mengasih sayangi para wali-Mu (kekasihkekasih-My) hingga mereka mengenal-Mu dan seandainya Engkau mengasih sayangi musuh-musuh-Mu, niscaya mereka tidak akan mengingkari-Mu.
Dengan demikian ism itu telah memberi petunjuk kepada orang yang berdzikir atau orang yang berdo’a dengan ism itu, menuju jalan kesuksesan dan keberuntungan. memperoleh pemeliharaan Allah dari musibah yang menyakitkan, memperoleh kasih sayang-Nya serta memperoleh jalan untuk mencapai apa yang disebut yaitu dapat melihat dengan indera keenam apa-apa yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dengan hakikat makna ruhani yang di dalamnya ada semacam “berkasih-kasihan yang tersembunyi” yang kemudian turunlah apa yang disebut :
“penampakan diri, sifat-sifat, ism-ism (sebutan-sebutan) perbuatanperbuatan dari langit kedekatan secara ilmu ma’rifah”.
“Allah yang telah menyeru hamba-Nya dengan ilmu dan perngawusan-Nya, yaitu mu khusus yang campak bekas sifat-sifat-Nya pada segala sesuatu yang menampakkan nur Dzat-Nya”. Dalam pelaksanaannya, tampaklah bagi kita kehalusan ciptaan-Nya yang mengagunikan. Perhatikanlah semua ciptaan Allah Ta’ala dengan segala keindahannya yang amat sangat mengagumkan.
Sekarang marilah kita menyebutkan ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah SAW. dan ucapan-ucapan para ulama mengenai keutamaan dan ” ” .-. ma’na asma’ Allah ” ” Yang Mala Pernberi sebagai berikut : Firman Allah Ta’ala:
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. sedang Dia dapat melihat segala penglihatan”. (QS. Al An’am : 103).
“apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menurunkan air dari langit. lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Hajju : 63).
(Lugman berkata) : “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (Sesuatu Perbuatan) sebesar biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkan ( membalasnya ). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” OS. Luqman :
“Allah Maha Lembut terhadap hamba-Nya, Dia memberi rezki kepada siap, yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS. Asy Syuro : 19).
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan) dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. A Mulku : 14).
Dalam suatu hadits dari Nabi SAW. bahwasanya beliau telah bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala pada setiap lirikan memiliki 90.000 pandangan (rahmah) atas makhluk-Nya”.
Telah bersabaau SAW.: “Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba hamba-Nya dari seorang ibu yang baik hati kepada anaknya yang sedang menyusu”,
URAIAN TENTAN ARTI KASIH DAN DZAT YANG MAHA BELAS KASIH
Telah berkata Asy-Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Alghazali Atlh-Thuusi didalam Kitabnya “Adz-Dzakhiirah” : “Jika seorang insan memperhatikan keberadaannya setelah tiada, yaitu pada masa yang tidak pemah disebut-sebut, kemudian Allah Ta’ala menciptakannya dari air hina (air mani), kemudian diberinya pendengaran, penglihatan, dan rupa yang indah, maka ia akan mengetahui dari itu semua “adanya Dzat Pencipta” Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Adapun hakikat ruhnya dapat menguraikan kata hati itu “suci” tidak dapat dimasuki angan-angan atau khayalan-khayalan. Seungguhnya ruh itu, tidak dapat dijeniskan sebagai sesuatu dan tidak dapat digolongkan sebagai apapun juga walau dengan ilmu kimia sekalipun. –
Kemudian, jika insan itu memperhatikan persendian anggota tubuhnya, ja akan mengetahui betapa sempurnanya kekuasaan Sang Pencipta Yang Maha Agung.
Adapun hikmah yang mengagumkan dalam kemanfaatan anggautaanggauta tersebut, merupakan saksi atas kesempunaan ciptaan-Nya. Dan jika pula ia memperhatikan apa-apa yang dibutuhkannya dan semua hajatnya, maka itu adalah dari sifat-sifat makhluk yang amat lemah. Karena itu, barang siapa mengenal dirinya (dalam kelemahannya), maka ia akan mengenal Tuhannya (dengan segala rahmat dan kekuasaan-Nya).
Kalau begitu, mengenali diri anak Adam, adalah merupakan kunci untuk memperoleh ma’rifah Allah Ta’ala.
Telah berkata Asy Syaikh Abul-Khair Al Aqtha : “Janganlah kalian meminta kepada Allah agar dijadikan sabar (atas suatu cobaan), tetapi mohonlah kepada-Nya agar kalian dibelas kasihani. Karena menanggung pahitnya sabar itu, amatlah berat bagi orang-orang seperti kita ini”.
Sesungguhnya Nabi Zakariyya a.s. ketika gergaji (orang-orang kafir) telah mulai menggores kepalanya, beliaupun mengerang karena kesakitan. Lalu Allah mewahyukan kepadanya : “Demi kemuliaan dan keagungan Ku, jika keluar erangan yang kedua kalinya, pasti Aku akan hapus namamu dari daftar kenabian”.
Dan bahwasanya Asy-Syaikh Ibrahim Al-Matbuli adalah orang yang tekun beribadah, yang tidak jemu-jemunya baik siang maupun malam, dan dia adalah penderita penyakit kencing batu dan sulit buang air kecil. Dan untuk keperluannya. ia menggali lubang seperti seckor sapi, lalu ia berucap : “Ya Tuhanku, aku tidak mohon kehadirat-Mu perubahan keadaanku yang Engkau telah takdirkan bagiku, namun aku mohon kiranya Engkau berbelas kasihan kepadaku (atas penyakitku ini)”.
Di dalam Kitab “Zahrul-Akmaam”, disebutkan bahwa Allah SWT. telah mewahyukan kepada sebahagian para nabi-Nya : “Dapatkanlah oleh
kalian apa yang disebut ( ) dan ( sesungguhnya Aku menyukai itu. (Sebahagian nabi a.s.) itu berkata: “Wahai Tuhanku, apa itu yang disebut ( ) ? dan apa pula ( )Allah berfirman:
adalah, jika seekor lalat atau lainnya hinggap padamu, maka ketahuilah bahwasanya Aku-lah yang menghinggapkannya padamu, maka mintalah kepada-Ku agar Aku mengangkatnya dari padamu. Adapun: ( ), adalah jika hatimu didatangi oleh ucapan (kata-kata) yang menggelisahkan, maka ketahuilah bahwasanya Aku-lah yang mendatangkannya, maka mintalah kepadaKu agar Aku mengangkatnya dari padamu. “
Adapun makna asma’-Nya )” adalah Dia Dzat yang menyegerakan terangkatnya rasa duka ketika datangnya musibah, dan datangnya ni’mat tanpa dikejar-kejar. Demikianlah yang diterangkan oleh Alqasyaani di dalam Kitab
Ia berkata pula tentang asma Allah Ta’ala : adalah nama dari sifat-sifat perbuatan dan sifat-Nya ( ) adalah ibarat mengalirnya rahmat dengan beraneka ragam pertolongan dan ni’mat dari Allah tanpa terputus. Sebagai yang terakhir makna ( ), adalah hak tercapainya oleh pandangan mata, Maha Suci dari keterikatan dengan tempat, arah atau negeri Maha Tinggi Allah dari. batas, maka akalpun tak akan mengetahui-Nya dengan pemahaman atau pemikiran bagaimanapun. Keberadaan Dzat-Nya lebih dekat dari segala sesuatu, dan lebih zahir dari sifat-sifat-Nya. Walaupun demikian, tidak akan dapat dicapai oleh pandangan mata sedang Allah dapat melihat mata, dan Dia adalah Dzat Yang maha halus lagi Maha Memperhatikan.
Untuk kehalusan ke-agungan-Nya dan ketertutupan ilmu-Nya yang dalam, dan ketersembunyian-Nya karena terhalang dari pandangan mata dengan tirai ke-agunganNya, dan dari akal dengan tirai kebesaran-Nya, dan dari hati dengan tirai nur keindahan-Nya.
Karena tajam serta terang benderang nur keindahan-Nya, maka DzatNya tak akan tercapai oleh pandangan mata, maka ghaiblah Dia (tak tampak dengan mata zahir).
Telah berkata Asy Syaikh Ahmad bin Umar Al Anshari seperti yang dikutip oleh muridnya Ibnu ‘Athaaillah di dalam “Latthoiful-Minan” : “Sesungguhnya Allah memiliki Malaikat, yang jika malaikat itu menempatkan kakinya di bumi, ia tidak akan dapat menempatkan kakinya yang kedua. Kemudian ia berkata : “Seseorang bertanya : “Jika seorang malaikat memenuhi alam seluruhnya, maka dimanakah malaikat yang akan memenuhi sepertiga alam ini, dan malaikat yang memenuhi dua pertiganya? Kemudian Radhiallahu berkata sebagai jawaban atas itu semua : “Makhluk halus itu tidak berdesak-desakan, seperti sebuah lampu jika engkau masukkan ke dalam rumah, maka cahayanya akan memenuhi ruangan rumah itu. Dan andaikata sesudah itu, engkaupun memasukkan lagi lampu yang lain, maka cahayanya akan cukup memenuhi ruangan rumah itu. Al Imam Al Baghawi telah mengutip di dalam tafsirnya yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a. mengenai firmannya :
la berkata : artinya : “(Yang Maha Belas Kasih) kepada para wali-NYA dan ” ” artinya : “(Yang Maha Memperhatikan mereka) ada yang mengatakan bahwa ” adalah yang menyampaikan sesuatu dengan lemah lemhut dan kehati-hatian. Dan ada pula yang mengatakan bahwa ” ” adalah yang membuat para hamba Allah melupakan dosa-dosa mereka, agar mereka tidak merasa malu. Ia berkata : “Adapun ” Ha Jai “adalah kelembutan pandangan Allah pada segala sesuatu.
KISSAH YANG MENGANDUNG HIKMAH (NABI ‘UZAIR DAN MALAIKAT A.S,)
Di dalam kitab “ZAHRUL-AKMAM” yang bersumber dari Wahb bin Manbah disebutkan bahwa Nabi Allah ‘Uzair a.s. ketika. dalam keadaan kebingungan, memikirkan perihal takdir yang merupakan: rahasia bagi dirinya atas kehalusan Dzat Yang Maha-Esa lagi Maha Menundukkan, dan ketentuan’ Nya yang berlaku bagi orang-orang yang baik yang berada di tengah-tengah orang-orang jahat. Kemudian beliaupun ingin mengetahui’rahasia itu semua. KemudianAllah SWT. mengutus scorang malaikat kepadanya. Malaikat itu mernberi salam kepadanya seraya berkata : “Hai “Uzair. keadaan dunia telah membuatmu sedih, apakah engkau ingin tahu rahasia ketentuan (takdir) Allah Ta’ala?” “Uzair menjawab : “Ya betul. “Malaikat itu berkata pula : “”Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla, telah mengutusku untuk menanyaimu, yang harus cngkau menjawabnya dan aku akan mengatakan kepadamu yang harus engkau dengarkan baik-baik. “Hai Uzair, aku ingin engkau memberi gambaran kepadaku “tentang pusat matahari” atau menimbangkan untukku “timbangan nur” atau menimbangkan bagiku seberat apapun “dari angin” itu, atau mengembalikan hari kemarin yang telah berlalu”. ‘Uzair berkata : “Siapakah yang dapat berbuat ini?” Malaikat menjawab: “Barang siapa yang menanyakan suatu ilmu, yang ilmunya sendiri tidak sampai kepada yang ditanyakannya, dan pandangannnya tidak mencukupinya maka hai ‘Uzair, jika engkau tidak mampu mengenai ini, lalu bagaimanakah kiranya jika aku menanyakan kepadamu : “Berapa banyakkah sumber mata air di bawah permukaan bumi?” dan seberat apakah yang ad, di dalamnya? dan berapa banyak tetesan air dilautan? dan berapa banyak tetesan air yang diturunkan Allah Ta’ala dari langit? dan berapa banyak para arwah dari orang-orang yang sudah meninggal dunia? dan berapa banyak lubang-lubang kubur? dan berapa banyak pintu-pintu syorga? dan seberapa dalamnya lautan? dan manakah jalan menuju ke syorga?”
Uzair berkata : “Aku tidak mengetahuinya”. Malaikat berkata : “Jika engkau tidak mengetahuinya, sedang engkau sendiri dapat melihat dengan matamu, dan mengetahuinya dengan akalmu, maka bagaimanakah engkau ingin mengetahui ilmu Allah yang menyatu dengan Dzat-Nya dan dighaibkannya yang ditutupi dari makhlukNya dan dipilihnya hanya untuk Dzat-Nya saja?”
Kemudian malaikat itu berkata pula : “Hai Uzair tanyakanlah kepada bumi, kenapakah pepohonannya memanjang dan daun-daunnya menghijau dan buah-buahunnya keluar pada suatu waktu?” dan jika saatnya telah tiba, semuanya akan menghilang. Bukankah air terus-menerus mengalir di bawahnya dan udara berhembus diatasnya””. Hai Uzair tanyakanlah pada lautan, kenapakah gelombangnya membubung tinggi, dan jika telah tiba saatnya ia akan kembali surut dan tunduk atas kekuasaan-Nya?”. Tahukah engkau jika bumi dan lautan mengadu kepadamu?
Bumi berkata : “Aku telah sempit dengan gunung-gunungku. pepohonanku dan apa-apa yang ada dari ciptaan Tuhanku, sedang aku ingin melebar dilautanku dan meluaskah aku””.
Lautan berkata : “Aku telah menjadi sempit dengan gelombang: pelombangku, airku, ikan-ikanku dan hewan melataku, sedang aku ingin melebar di bumi kemudian meluaskah aku? Apakah yang akan engkau putuskan antara keduanya?”, Nabi Uzair a.s. menjawab : “Aku akan katakan kepada keduanya : “Kalian berdua masing-masing mempunyai hujjah (bukti) yang tidak berguna. Sesungguhnya kalian berdua masing-masing mempunya! batas yang akan dicapainya dan waktu yang akan dilampauinya”.
Kemudian malaikat itu berkata : “Ya, apa yang engkau sebutkan pada pihak lain, maka tentukanlah pula untuk dirimu, karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah menentukan ajal bagi penghuni dunia, yang akan sampai kepada mereka dengan batas waktu yang telah ditentukan”.
HIKMAH DAN NASIHAT
Di dalam jilid ke-II dari “Kitab ( ), karangan AsySyaikh Almunawi, ia telah berkata : “Asy-Syaikh Abul-‘Abbas ibnil ‘Iraam di dalam siyahatnya (safarnya) tetah berjumpa dengan sebagian abdaal (wah Allah) sedang berjalan di atas lautan, lalu ia menyebutkan tentang kerusakan akhlak manusia, baik itu para raja maupun rakyat, maka marahlah abdaal (wali Allah) itu seraya berkata : “Dan kenapakah engkau dan hamba-hamba Allah tidak masuk di tengah-tengah para pembesar dan hamba-hambanya?” Sesungguhnya rahmat dan ampunan itu untuk mereka. Apakah engkau inginkan ketuhanan itu terlantar ketentuannya?” Hendaklah engkau pusatkan perhatian dan kegiatanmu semata-mata untuk Allah!”
Seorang ‘Araabi (orang Arab pegunungan) berkata “Aku telah masuk kepada Syaikh kami yakni Abul “Abbas dalam keadaan seperti ini sejak permulaanku dan aku sangat prihatin ketika melihat manusia melanggar kebenaran”..Kemudian ia (Abul-Abbas) berkata : (hendaklah engkau memelihara hubunganmu dengan Allah). Kemudian akupun keluar dari padanya dan aku datangi Syaikh kami Ibnu ‘Imraan, lalu ia berkata kepadaku : (hendaklah engkau memelihara dirimu)! Lalu aku berkata : “Hai Tuanku, aku merasa bimbang antara anda berdua, karena Abul-Abbas mengatakan : ” “ sedang anda mengatakan ” Kemudian ia Syaikh Ibnul-‘Imran menangis seraya berkata : “Petunjuk Abul Abbas yang diberikan kepadamu, itulah yang benar (haq) dan itulah sebagai rujukan, sedang kami sendiri masing-masing dalam keadaannya, semoga Allah menyusulkan aku kepada kedudukannya. kemudian aku kembali kepada Abul Abbas dan aku beritahukan ucapannya itu.
Abul Abbas berkata : “Ia telah berbuat baik dalam ucapannya, dia telah memberi petunjuk kejalan Allah dan aku telah memberi petunjuk kepada Allah, karena itu amalkanlah apa yang kukatakan dan yang ia katakan kepadamu, maka akan terkumpul kebajikan pada keduanya.
Semua orang yang didalam perjalanan hidup tidak bersahabat dengan kebenaran maka ia tidak akan mendapatkan jalan menuju Keselamatan dirinya.
MENGULANGI MAKNA ALLUTHFU
Secara menyeluruh ulama “Ushuuluddiin” mengatakan bahwa (Sifat kehalusan adalah rahmat dan kasih sayang) Pada pendahuluan Kitab” di dalam AL-IHYAA’ disebutkan : “Telah berkata Yahya bin Mu’adz : “Ampunan Allah melebihi semua dosa, maka bagaimanakah keridhaan-Nya?”, Keridhaan-Nya melebihi angan-angan maka bagaimanakah kecintaan-Nya?. Kecintaan-Nya mengagumkan
akal, maka bagaimanakah kasih-Nya ( ). Di dalam beberapa kitab disebutkan :
“Aku sebagai pencinta mempunyai hak untukmu, maka atas hak-Ku hendaklah engkau mencintai-Ku'”.
Didalam kitab ” “Juga disebutkan bahwa Allah Ta’atu telah mewahyukan kepada Nabi Dawud a.s. (dengan firman-Nya) : “Kalau sekiranya orang-orang yang berpaling dari pada-Ku itu mengetahui betapa penantianKu kepada mereka, kasih sayangKu kepada mereka, dan kerinduanKu agar mereka meninggalkan maksiat, niscaya mereka akan mati karena kerinduan mereka kepada-Ku, dan akan terputus pertalian (keluarga) mereka, karena kecintaan mereka kepada-Ku. Hai Dawud, ini hasrat-Ku terhadap orang-orang yang berpaling dari pada-Ku, maka bagaimanakah terhadap orang-orang yang datang menghadap-Ku? –
Hai Dawud, Aku sangat membutuhkan seorang-hamba manakala ia merasa tidak membutuhkan Aku, dan aku sangat mengasihi hamba-Ku manakala ia berpaling dari pada-Ku, dan hamba-Ku yang paling mulia disisiKu manakala ia kembali kepada-Ku).
Telah diriwayatkan dari Qasamah bin Zuhair r.a. bahwasanya ia telah berkata : “Aku mendengar bahwa Nabi Ibrahim a.s. telah berkata didalam hatinya bahwa beliau adalah makhluk yang paling penyayang”. Ia (Zuhair) berkata : “Maka Nabi Ibrahim a.s. diangkatlah oleh Allah SWT. hingga dapat melihat penghuni bumi dan apa-apa yang diperbuat oleh mereka. :
Beliau (Ibahim a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, binasakanlah mereka!” Kemudian Allah Ta’ala berfirman : “
Aku lebih sayang kepada hamba-hambaKu dari padamu hai Ibrahim, turunlah engkau ke bumi, semoga mereka bertaubat dan kembali (ke jalan yang benar).
Karena itu, telah dihikayatkan dari Syaikh Abil Hasan ra. ia telah berkata : , ‘Pada suatu malam aku telah membaca : hingga firman-Nya : ” ” dan waswas (bisikan syetan yang jahat) itu memasuki antara dirimu dan hatimu, ia membuat engkau lupa kepada kehalusan-Nya (kasih-Nya) yang baik, dan mengingatkanmu akan perlakuan. Nya yang buruk. Ia akan mengurangi kebajikan amalmu dan memperbanyak amalmu yang buruk, (yaitu) dengan tujuan menyimpangkanmu dari berbaik sangka kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya menjadi berburuk sangka kepada Allah dan Rasul-Nya.
KEUTAMAAN DZIKIR INI
“NABI ALKHAIDZIR A.S.”
Diantara buku yang menunjukkan atas keagungan dan keutamaan do’a: yang telah dipilih oleh Sayyiduna Umar di dalam Ratib ini, adalah seperti yang dihikayatkan oleh Al-Imam Alyaafi’ di dalam kitabnya sbb:
Salah seorang hamba Allah berkata “Aku telah ditimpa kesulitan dan rasa takut yang amat sangat, lalu aku keluar dari rumah dengan fikiran yang kosong. Kemudian aku menyusuri jalan menuju Mekkah tanpa perbekalan dan kendaraan. Ketika itu, aku telah berjalan selama 3 (tiga) hari, dan pada hari yang ke-empat, aku merasakan dahaga yang amat sangat dan panas terik yung menyengat.
Akupun merasa khawatir atas diriku dari kematian, dan aku tidak menjumpai sebatang pohonpun untuk berteduh di daratan itu, hingga akhirnya akupun menyerahkan urusanku kepada Allah SWT. saja. Kemudian aku duduk menghadap Kiblat hinga akhirnya aku tertidur.
Dalam tidurku itu, aku melihat ada seorang laki-laki yang mengulurkan tangannya kepadaku seraya berkata : “Berikan tanganmu kepadaku!”. Lalu akupun menjulurkan tanganku kepadanya dan iapun menyalamiku.
Ia berkata : “Apakah engkau ini manusia, memberi salam dan melakukan shalat menghadap Baitullah Alharam? dan menziarahi kubur NabiNya SAW.?” Aku berkata kepadanya : “Siapakah tuan ini, semoga Allah merahmati tuan?”, “Aku adalah Alkhaidzir” jawabnya. Lalu aku berkata kepadanya : “Do’akan dengan kebajikan untukku”.
Kemudian di berkata : “Ucapkanlah |
“Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih pada mahluk-Nya, Wahai Dzat Yang
Maha Mengetahui keadaan mahluk-Nya, Wahai Dzat Yang Maha Memperhatikan makklukNya, kasihanilah aku wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Memperhatikan”. 3x -.
Lalu akupun mengucapkan do’a tersebut di atas. Kemudian ia berkata kepadaku : “Ini hadiah yang didalamnya terdapat kekayaan yang abadi. Apabila engkau mendapat kesulitan, atau suatu musibah. maka ucapkanlah do’a itu”. Lalu iapun lenyap dari padaku.
Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggil : “Ya Syaikh!” Kemudian aku terbangun dari tidurku, ternyata ada seorang laki-laki menunggang unta seraya berkata : “Hai Syaikh, apakah engkau melihat pemudaku yang sifatnya begini …….. begini ……..?”. Aku berkata kepadanya : “Tidak, aku tidak melihat seorangpun”. Ia berkata : “Seorang pemuda dari keluarga kami telah pergi sejak 7 (tujuh) hari yang lalu, la memberitahukan kepada kami bahwa ia akan menunaikan Ibadah hajjl”.
la berkata : “Engkau akan menuju kemana?” Aku berkata : “Sekehendak Allah”. Kemudian ia menderumkan untanya, lalu ia turun dan mengambil kantung perbekalan dan menghidangkan kepadaku 2 (dua) potong roti yang diolesi tepung putih dan halwa dan air minum, sambil berkata : “Minumlah!” lalu aku minum dan makan sepotong roti yang rasanya sudah cukup lezat untukku. Kemudian ia berkata kepadaku : “Naiklah!” dan iapun naik pula di mukaku… lalu kami berjalan selama 2 (dua) malam dan 1 (satu) hari hingga kami dapat mengejar suatu kafilah. maka bertanyalah ia kepada rombongan itu apakah ada seorang pemuda di dalamnya? ternyata pemuda yany dicarinya itu ada. Kemudian ia pergi meninggalkan aku, dan tidak lama kcmudian iapun kembali layi kepadaku bersama pemuda itu.
Dia berkata : “Hai anakku, Allah telah memudahkan pertemuan kita karena orang ini”. Kemudian akupun mengucapkan “selamat berpisah” kepnda keduanya, dan akupun pulang. Tak lama kemudian, ada seorang yang tmenyusulku dengan memberikan sebuah bingkisan, ia mencium tanganku, lalu pergi meninggalkan aku.
Setelah aku lihat, ternyata didalamnya ada uang sebanyak 5 (lima) dinar (uang cmas). Akhirnya uang tersebut aku manfaatkan untuk biaya perjalanan ke Mckkah dan sisanya aku manfaatkan untuk biaya sehari-hari – selama di sana. Aku telah melaksanakan ibadah Hajji tahun itu dan berziarah ke makam Rasulullah SAW. kemudian aku kembali ke Alkhalil.
Setiap aku mendapat kesulitan atau musibah, aku selalu mendzikirkan kalimat yang diajarkan oleh Alkhaidzir a.s. itu kepadaku, dan akupun mengakui keutamaannya, dan akupun tidak lupa bersyukur kepada Allah Ta’ala atas ni’mat-Nya yong agung ini.
FAIDAH PERTAMA
Ism-Nya ( ) “Dzat Yang Maha Mengetahui”. Telah berkata Asy-Syaikli-Attabrizi : “Setiap orang yang banyak membacanya, akan diberi ma’firah oleh Allah SWT.
Ism-Nya ( ) “Dzat Yang maha Memperhatikan”. Siapa yang membacanya dengan khusyu’, ia akan memperoleh kedudukan terhormat dimata manusia. Dan barang siapa yang merasa dirinya gelisah, hendaklah ia banyak membacanya baik siang maupun malam, maka ia akan dapat menguasai dirinya.
Telah berkata Asy Syaikh Zuruug : Ism-Nya ” “khasiatnya, akan memperoleh khabar mengenai segala sesuatu. Maka barang siapa yang mendzikirkannya.selama 7 hari, secara ruhani akan datanglah khabar yang diinginkannya. Dan barang siapa ada orang yang mengganggunya, hendaklah ia banyak mendzikirkannya, maka akan baiklah keadaannya.
Telah berkata Al-Umari :
“Kehalusan kasih dari Allah, adalah taufik dan perlindungan. Dan taufik adalah diciptakannya kemampuan untuk ketaatan seorang hamba”.
Ism-Nya ( ) “Dzat yang Maha Belas Kasih”. adalah Yang Maha Belas Kasih kepada hamba-hamba-Nya. Di dalam hadits disebutkan (yang artinya) : “Tidaklah seorang hamba memperoleh taufik kecuali orang yang diberi taufik oleh Allah”.
Di dalam Kitab “Al-‘Uhuud”, karangan Asya’rani ia berkata :
Sebahagian orang-orang khowas berkata : “Apabila kamu sekalian berdo’a kepada Allah untuk saudara-saudaranu pada zaman ini, maka berdo’alah “Allah Yang Maha belas Kasih, Yang maha Penolong, Yang Maha Penyayang dan Yang Maha Pengasih” dan sebagainya. Dan setiap orang yang meminta do’a kepadamu di zaman ini untuk suatu hajat, maka katakanlah kepadanya : “Menghadaplah dengan hatimu kepada Sayyidul-Mursaliin (Nabi Muhammad SAW.”, karena semua pintu para wali sudah hampir tertutup, kecuali yang masih terbuka hingga hari kiamat adalah pintu Penghulu Para Rasul SAW. hendaklah engkau ketahui itu!”.
Sebagian Assaadah telah berkata : “Aku felah mendapatkar. tulisan orang-orang yang berkedudukan tinggi (ulama besar) :
“Wahai Dzat Yang Belas Kasih-Nya tersembunyi, selamatkan aku dari apaapa yang aku takuti. Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih. dengan kehalusan kasih-Mu yang tersembunyi, sampaikanlah aku kepada yang kukejar”. — Barang siapa yang mengucapkannya 1000x, akan terpenuhi hajatnya.
FAIDAH KEDUA
Telah-berkata Asy-Syarji di dalam kitabnya “ALFAWAID” : “Aku telah mendengar dari sebahagian orang-orang saleh berdo’a dengan do’a ini: ‘
“Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih. Wahai Dzat Yang Maha Mengetahui, Wahai Dzat Yang Maha Memperhatikan, aku mohon kasih sayang-Mu pada takdir yang berlaku kepadaku”.
Do’a tersebut telah diucapkannya berulang-ulang, dan akupun telah berdo’a dengan do’a itu, dan ternyata telah memberi dampak yang baik – Alhamdulillah.
la (Asy-Syarji) berkata : “Aku mendapatkan do’a ini dengan tulisan tungan sebahagian ulama, dan banyak sekali manfaatnya yaitu :
“Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih diatas semua yang pengasih, kasihanilah aku di dalam semua urusanku, seperti yang Engkau kehendaki, dan ridhailah aku diduniaku dan diakhiratku”.
DOA MASYHUR
Di dalam Kitab “ALFAWAID” juga ia (Asy-Syarjii) telah berkata : “Dan ini do’a lain, yang terkenal dan mempunyai syarah yang panjang yaitu :
“Yu Allah, sebagaimana dalam ke-agungan-Mu telah mengasihi diatas para pengasih, dan Engkau telah melampaui diatas para pembesar, dan Engkau telah mengetahui apa yang ada di bawah bumi-Mu seperti Engkau telah mengetahui pula apa-apa yang ada di atas ‘Arsy-Mu, dan adapun keraguraguan hati, bagi-Mu bagaikan kenyataan, dan kenyataan ucapan bagaikan rahasia dalam ilmu-Mu. Segala sesuatu telah patuh kepada ke-agunganMu, dan orang-orang yang berkuasa telah tunduk kepada kekuasan-Mi, maka segala urusan dunia dan akhirat berada di genggaman-Mu”.
Karena itu, jadikanlah semua kesusahan hatiku baik diwaktu pagi maupun diwaktu sore, menjadi kegembiraan dan jalan keluar.
“Ya Allah, sesungguhnya ma’af-Mu atas dosa-dosaku, ampunan-Mu atas kesalahanku, dan penutupan-Mu atas segala perbuatan burukku, telah memberanikan aku untuk memohon kehadirat-Mu apa-apa yang sebetulnya tidak layak bagiku, karena kekuranganku. Aku mohon kehadirat-Mu rasa aman dan kasih sayang, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang senantiasa berlaku baik terhadap diriku, sedang aku senantiasa berbuat buruk terhadap diriku, dan itulah yang ada antara aku dan hadirat-Mu.
Engkau telah menyayangiku dengan segala ni’mat, dan aku telah membuat-Mu murka karena maksiat-maksiatku, tetapi keyakinanku atas kasih sayang-Mu membuatku memberanikan diri menghadap-Mu, maka terimalah hamba dengan karunia dan kebaikan-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha penyayang.
FAIDAH KETIGA
Asy-Syarji juga telah berkata didalam “Fawaidnya” : “Dua bait di bawah ini adalah milik Abil-Fadhil-Bakri ia telah berkata : “Aku telah jatuh dalam suatu musibah yang besar, dimana orang-orang yang berpengaruh tidak mampu untuk menolaknya. Karena itu, lalu aku membuat dua bait ini dan aku gantungkan mengarah ke Kiblat, hingga akhirnya Allah telah mengangkat mmusibah. itu dari padaku”. Dua bait tersebut adalah sebagai berikut :
“Ya Allah Ya Tuhanku, selama belas kasih-Mu meliputiku, maka telah berubahlah keadaanku, seperti yang Engkau ketahui. Maka angkatlah dengan kemurahanMu apa yang menimpaku maka siapakah selain DzatMu yang merahmati hamba-Nya”.
Diriwayatkan dari Syaikh “Izzuddiin bin Jama’ah bahwa ia telah menderita penyakit mati sebelah badan/struk. Ia berkata : “Aku telah mengulang-ulang bait itu siang dan malam, lalu alhamdulillah akupua telah disembuhkan dari penyakit itu.
Setelah Sayyidina Umar memberikan kepuasan dengan do’a: yang menyejukkan, beliau juga mempersingkat apa-apa yang dicita-citakan, lalu ‘ beliau membawa para murid kepada penghujung keinginan dan bertawassul dengan seutama-utama tawassul yaitu : asma’ Allah ( )’Azza Wa Jalla :
WAHAI DZAT YANG BELAS KASIHNYA TIADA TERBATAS, KASIHANILAH KAMI DALAM SEGALA HAL YANG TELAH ENGKAU TENTUKAN, SESUNGGUHNYA ENGKAU YANG SANGAT RAMAH YANG TAK PERNAH HENTI. OLEH KARENA ITU, KASIHANILAH KAMI DAN SEGENAP KAUM MUSLIMIN. 3x
Telah berkata Syaikh Ali: dinasabkan karena masuknya yaitu( ) artinya: “Belas kasih-Mu berkesinambungan dengan pemeliharaan-Mu terhadap clam wujud, demikianlah sejak zaman azali hingga wujud (berada) dan abadi, tiada hilang dari sifat-Mu”.
“Kasihanilah kami dan kaum muslimin dalam segala gerak-gerik kami, ketenangan kami, dalam kedatangan kami dan kepergian kami. Kasihanilah kami dalam segala urusan kami baik yang kecil maupun yang besar, dalam segala tingkatan, pada setiap detik, setiap waktu, setiap malam, setiap siang, sepanjang tahun dan zaman”. Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih didalam keagungan-Mu, Yang Maha Agung didalam kasih sayang-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Memperhatikan urusan yang kecil dan perbuatan-perbuatan yang tersembunyi. Kami telah kemukakan ayat-ayat Kitabullah Al Ouranul-Kariim, mengenai ism-Nya ( ) dan telah pula dikemukakan syarah dan makna dzikir itu dan beberapa faidah bagi orang yang mendzikirkannya.
Telah berkata Asy-Syaikh Albunni didalam Kitab “Syamsul – Ma’arif”. : “Ismullah ( ) mempunyai 4 khasiat yaitu : Ujituk mendatangkan rezki, untuk mengungkap ilmu, untuk membungkam mulut musuh, dan untuk mengangkat kesusahan.
- Adapun untuk mendatangkan rezki, adalah hendaknya ism yang mulia ” “ itu, dibaca sebanyak 129x, kemudian membaca ayat :
“Allah Maha Lembut terhadap hamba-hambaNya”. (QS. Asy Syuro : 19).
- Adapun untuk pengungkapan ilmu, adalah hendaknya ism tersebut didzikirkan dengan jumlah yang sama, kemudian membaca ayat : –
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu – lahirkan dan rahasiakan) dan Dia Maha halus lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Mulku : 14).
- Adapun untuk membungkam mulut musuh, adalah hendaknya ism tersebut di dzikirkan dengan jumlah yang sama, kemudian membaca ayat :
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan mata itu, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al An’am :103).
- Adapun untuk mengangkat kesusahan, adalah hendaknya ism tersebut dibaca dengan jumlah yang sama, lalu membaca ayat :
“Sesungguhnya Tuhanku, Maha Lembut terhadap apa-apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Yusuf : 100).
FAIDAH: .
“Dari syarah Zuruuq disebutkan ismullah ( ) mengangkat amal para murid, dan siapa yang berada didalam perjalanan atau kesulitan atau mencita-citakan sesuatu tetapi sulit untuk dicapai, hendaklah ra membaca ism. tersebut sesudah sunnah wudhu sebanyak 100x maka Allah akan memenuhi keinginannya.
Dan barang siapa yang membacanya 129x atau 133x, Allah akan meluaskan kesempitannya dan dia akan dikasihi dalam urusannya. Attabrizzi didalam syarah “ASMA “UL-HUSNA” telah berkata : “Ismullah ( —x lah ) tclah diriwayatkan bahwasanya orang yang mengucapkannya dalam keadaan berwudhu ( ) 1000x akan terpenuhi hajatnya.
KISAH YANG MENGAGUMKAN MUHAMMAD BIN HUMAIR DAN EEKOR ULAR
Keutamaan dzikir ini, melepaskan orang dari kesulitan karena berbuat kebaikan kepada yang bukan tempatnya. Al Imam Abu Na’iim telah menceritakan di dalam kitabnya “HILYATUL – AULIYAA’ ” bahwa seorang laki-laki yang dikenal dengan nama Ibnu Humair, adalah seorang yang wara’ ia berpuasa disiang hari dan shalat malam di malam hari. Ia telah mendapat cobaan karena berburu. Pada suatu hari, ia telah keluar rumah untuk berburu, tiba-tibs muncullah dihadapannya seekor ular seraya berkata : “Hai Muhammad bis Humair, lindungilah aku semoga Allah Ta’ala melindungimu”. Ia berkata kepada ular itu : “Dari siapakah engkau minta dilindungi?”. Ular itu berkata : “Dari seorang musuh yang menzalimiku”. Ia berkata pula : “Manakah musulhmu itu?” Ular itu berkata lagi :Ya ada dihelakangku”. la berkata pula : “Dari ummat siapakah engkau?”. Ular itu berkata : “Aku dari ummat Nabi Muhammad SAW”.
Ia (Muhammad bin Hurmair) berkata : “Kemudian aku membuka shalku sambil berkata : “Masuklah kedalamnya!” Ular itu berkata : “jika aku masuk ke shalmu. pasti musuhku akan melihatku”. Lalu aku berkata kepadanya : “Jadi apakah yang harus kulakukan kepadamu?””. Ular itu berkata.: Yika engkau hai Muhantnad bin humair ingin berbuat ma ‘ruf (kebaikan), maka bukalah muluimu agar aku merayap kedalamnya”. Ia berkata : “Aku takut engkau akan membunuhku”. Ular itu berkata : “Tidak. demi Allah aku tidak akan membunuhmu. Allah sebagai saksinya”. la berkata : “Kemudian aku membuka mulutku, dan iapun telah merayap ke dalamnya, lalu aku pergi”.
Tak lama kemudian, aku telah dihadang oleh seorang yang membawa pedang seraya berkata : “Hai Muhammad!”. Aku bertanya kepadanya : “Mau apa engkau?”. Ya berkata : “Apakah engkau menjumpai .musuhku?”. Aku berkata : “Siapakah musuhmu itu?”. Ya berkata : “fa adalah-seekor’ular”. -Aku bertanya kepadanya: “Ya Allah “tidak” dan akupun beristighfar kepada Tuhanku 100x karena ucapanku “tidak” itu, sedang aku mengetahui ia berada di perutku. Kemudian akupun beranjak sedikit, dan ular itu telah mengeluarkan kepalanya dari mulutku sambil berkata: “Tolong lihat, apakah musuhku telah pergi!”
Kemudian, akupun melihat kekanan dan kekiri ternyata.tak ada seorangpun. Aku berkata kepada ular itu : “Aku tidak melihat seseorangpun. dan jika engkau ingin keluar. maka keluarlah sekarang!”.
Ular itu berkata : “Hai Muhammad. sekarang engkau boleh pilih untuk dirimu satu diantara dua ‘: aku akan merobek-robek jantungmu atau aku melubangi jantungmu. lalu aku akan biarkan engkau tanpa. nyawa”. Aku berkata : “Maha Suci Allah. manakah janji yang engkau telah ucapkan kepadaku dan sumpah yang engkau sampaikan kepadaku. alangkah cepatnya. engkau melupakan itu semua”. |
Ular itu berkata : “Hai Muhammad. kenapakah engkau telah melupakan permusuhan yang ada diantaraku dan bapakmu Adam a.s. sehingga ia telah dikeluarkan dari syorga?”. Atas dasar apa engkau berbuat ma ‘ruf (kebaikan) kepada yang hukan ahlinya?”. Aku berkata kepadanya :
“Pasti engkau akan membunuhku”. Ia (ular) berkata : “Ya. pasii aku akan membunuhmu”. Aku berkata kepadanya : “Tundalah keputusanmu, hingga ‘ aku pergi ke kaki gunung itu dan mempersiapkan diri untuk kematianku di (empat itu”. Ular itu berkata : “Apa urusanmu dan mau apa engkau?”. Kemudian akupun pergi ke gunung dengan rasa putus asa dari kchidupan ini. Lalu aku memandang ke langit sambil mengucapkan : »
Artinya : “Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih, Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih, kasihanilah aku dengan sifat kasih sayang-Mu yang tersembunyi. Wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih, kasihanilah aku dengan kekuasaan yang dengan itu Engkau telah bersemayam di atas ‘Arasy yang tidak diketahui ‘Arasyi itu dimana, dan dibagian mana Engkau menetap. Wahai Dzat Yang Maha Penyabar, Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Tinggi. Yang Maha Agung, Yaa Allah lindungilah aku dari ular ini”. Kemudian akupun berjalan, tiba-tiba seorang yang berwajah tampan, harum baunya, bersih pakaiannya telah menyongsongku serta mengucapkan . “ salam: salam sejahtera atasmu”. Akupun membalas salamnya ( ) “dan salam sejahtera atasmu pula”. Kemudian ia berkata kepadaku : “Kenapakah aku melihat wajahmu dalam keadaan pucat?” Aku berkata kepadanya : “Karena musuhku telah menzalimiku”. la berkata pula : “Mana musuhmu itu?” Aku berkata : “Ja berada di dalam perutku”. Ia berkata pula : “Bukalah mulutmu!”. Lalu akupun membuka mulutku, dan ia telah menaruh dimulutku selembar daun scperi daun zaitun hijau, kemudian dia berkata kepadaku : “Kunyahlah daun “itu dan telanlah!”.
Akupun mengunyahnya dan menelannya, dan tidak lama kemudian perutku terasa sakit dan berputar-putarlah ular itu di dalam perutku, lalu aku keluarkan dari liang duburku sepotong demi sepotong. hingga apa yang aku derita itu benar-benar telah hilang dan lenyap.
Kemudian aku merangkul laki-laki seraya berkata : “Wahai saudaraku. stapakah gerangan engkau ini?” yang dengan engkau Allah telah memberi anugerah kepadaku”” Orang laki-laki itu tertawa dan berbalik bertanya : “Apakah engkau tidak mengenaliku?”. Aku berkata : “Ya Allah, sama sekali aku tidak mengenal Tuan”. la berkata : “Wahai Muhammad bin Humar. ketika terjadi kejadian antara engkau dan ular itu. kemudian engkau berdo’u dan dengan do’a itu. maka gemparlah para malaikat yang uda di ketujuh lapis langit seraya mengadu kepada Allah Ta’ala “Demi kemuhaan dan keagungan-Ku. Aku melihat dengan mata-Ku apa yang diperbuat oleh ular uu kepada hambaKu”. lalu aku (kata orang yang berwajah tampan itu! diperintahkan pergi ke syorga untuk mengambil daun yang hijau itu duri pohon Thuubaa ( sb / dan memberikannya kepadamu. Aku bernama :
“Alma ma’ruf” tempat unggalku adalah di langu ke-empat. Kemudian ia berkata : “Hai Muhammad bin Humair. hendaklah engkau berbuat ma’ruf (kebaikan), karena perbuatan itu akan melindungi dari kejadian-kejadian yang buruk . (selesai)
KISAH LAIN YANG JARANG TERJADI
Al Imam Alyaafi’ didalam Kitabnya “RAUDHUR-RAYYAAHIIN” telah menceritakan bahwa seorang raja telah marah-matah kepada seorang fakir. Kemudian si fakir itu dikurung dalam suatu bangunan yang pintunya telah ditutup rapat-rapat sehingga tidak memungkinkan ia bisa meloloskan diri. Dia (si fakir itu) juga tidak diberi makan dan minum. Setelah 3 (tiga) hari ternyata orang fakir itu telah berada di luar bangunan itu dalam keadaan sehat wal’afiat dan segar bugar.
Kemudian sang raja itu, telah diberitahu tentang kejadian tersebut, lalu bangkit dengan kemurkaannya seraya berkata : “Hudapkan orang itu dihadapanku!”. Sang Raja berkata kepada si fakir : “Demi Dzat yang menyelamatkan engkau dari cobaan ini dan mengangkat kesusahanmu, dan menolongmu dari kesulitan ini, katakan kepadaku : Apakah yang menyebabkan engkau dapat selamat?””. Orang fakir itu berkata : “Aku telah berdo’a dengan beberapa do’a”. Raja itu berkata : “Apa do’anya?” Ia berkata : “Aku telah mengucapkan :
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kehadirat-Mu Wahai Dzat Yung Muha Belas Kasih. Wahai dzat yang kasih sayang-Nya dan karunia. Nya meliputi penghuni langit dan bumi, aku mohon kiranya Engkau berkenan mengasihiku dalam kerahasiaan…….kerahasiaan kasih sayangMu yang tersembunyi yang dengannya Engkau mengasihi seseorang dari hamba-hamba-Mu (kemudian) ia diselamatkan. Maka sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman itu hag (benar) : “Allah Maha Belas Kasih kepada hamba-hambaNya”
Almunawi telah mengutip dari Kitab dari Syaikh Abil Ilasan Asy-Syadzili bahwasanya ia telah berkata : “Aku telah bertemu Alkhaidir, lalu Alkhaidir berkata : “Hai Abal-Hasan, Allah telah menyertakan kasih-Nya yang indah, dan dia akan menjadi sahabatmu di dalam magam dan perjalanan. Maka alangkah banyak keuntungannya yang bermanfaat. Semoga manfaatnya senantiasa mengalir kepada kita. Amiin.
Kemudian Sayyiduna Umar telah membawakan “kalimat ikhlas” yang akan membawa keselamatan dari segala kesulitan dan akan menyelamatkan pembacanya pada hari pembalasan. Beliau mengucapkan :
“TIADA TUHAN YANG PATUT DISEMBAH SELAIN ALLAH (100x) dan tepat pada hitungan yang ke 100 (ditambah) : “MUHAMMAD ITU RASUL-ALLAH” (1x).
Telah berkata Asy Syaikh All : Dzikir itu merupakan pintu masuk ke hadiratAllah SWT. dan dengan dzikir itu pula akan terpelihara darah dan harta benda, kecuali sesuai dengan haknya. Dan hak dari dzikir ini, adalah melakukan semua amal yang diperintah oleh Allah dan meninggalkan semua amal yang dilarang oleh Allah dan meninggalkan semua-amal-yang dilarang-Nya seperti berzina, mencuri, menuduh, minum arak, meninggalkan shalat, mengingkari perintah Allah dan menghalalkan apaapa yang diharamkan.
Adapun keutamaannya, adalah seperti yang diterangkan didalam Alqur’an, sesuai firman-Nya :
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah”. (QS. Muhammad : 19).
“(Laa ilaaha illalloh), adalah benteng-Ku dan barang siapa yang masuk kedalam benteng-Ku, ia akan aman dari siksa-Ku”, (Hadits Qudsi).
Setiap amal itu ada ketentuan pahalanya, kecuali kalimat ini. Kalay scandainya langit dan bumi di letakkan didalam daun timbangan dan kalimat ini di dalam daun timbangan yang lain, maka kalimat ini akan lebih berat dari langit dan bumi.
Telah bersabda Rasulullah SAW.: , —
“Talkinkan pada orang-orang yang akan mati dari keluargamu, kalimat ( ), karena ia akan menghancurkan semua dosa. Ada yang berkata: ” Ya Rasulullah, ini pada orang-orang yang akan mati, bugaimanakah dengan orang-orang yang masih hidup?”. Maka bersabdalah Rasulullah SAW. : “Dia (kalimat itu) akan lebih menghancurkan …… lebih menghancurkan…..(segala dosa)”.
Dari Ibnu-‘Abbas r.a..dari Nabi SAW: beliau telah bersabda : “Allah membuka pintu-pintu syorga. dan ada-yang berseru dari bawah ‘Arasy : “Wahai syorga dan segala kenikmatan yang ada padamu, diperuntukkan untuk siapa?”. Syorga dan segala isinya berseru : “Kami adalah untuk ” ahli ( ), tidak ada yang memasuki kami kecuali ahli ( ). kami diharamkan bagi orang yang belum mengucapkan ( ) dan tidak beriman dengan ( ).Kerika itu neraka dan segala hentuk siksaan yang ada didalamnya berkata :”Tidak ada orang yang memasukiky, kecuali orang yang kufur dengan ( ) dan aku tidak menuntut kecuali orang yang mendustakan ( ) dan diharamkan bagiku orang yang mengucapkan ( ). dan aku tidak marah kecuali kepada orang yang mengingkari ( ). dan aku tidak dipenuhi kecuali . dengan orang-orang yang mengingkari ( ). maka tidaklah datang ampunan dan rahmat Allah, kecuali berkata :”Kami untuk ahli ( ) dan sebagai penolong bagi ahli ( ) dan kami memenuhi orang yang mengucapkan ( ) dan memberi rikmat kepada orang yang mengucapkan ( ) Allah Yang Maha Suci berfirman : “Aku perbolehkan syorga dihuni oleh orang yang mengucapkan ( ) dan Aku haramkan api neraka bagi orang yang mengucapkan ( ) dan Aku mengampuni dosa orang y ang mengucapkan ( ), dan Aku tidak menutup ampunan-Ku dan syorga-Ku dari orang yang mengucapkan ( ). dan Aku tidak menciptakan syorga, kecuali untuk ahli ( ) dan janganlah kamu sekalian bercampur dengan ahli ( ) kecuali dengan tata cara ( ) yang sesuai dengan Telah bersabda SAW. : “Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mercka mengucapkan ( ) dan apabila mereka telah mengucapkannya, maka mereka dilindungi baik darahnya maupun hartanya, kecuali yang sesuai dengan haknya, sedang perhitungan mereka ada disisi Allah”. Shahibur Ratib telah menetapkan jumlah bacaan 100x agar berguna dalam : meng-Esakan dengan seluruh asma’-Nya yang bagus ( ) yang berjumlah 99 yang disempurnakan dengan ( ).
Karena itu di alam raya ini, tidak nampak suatu atsar baik rasa atau ma’nawi kecuali dari sumber asma’ ini. Karena itu siapa yang menghafalnya akan masuk syorga.
Ia berkata : “Sayyiduna Umar menyudahi dzikir itu dengan :
yaitu agar apa yang ditetapkan oleh Rasulullah menjadi mantap dan apa yang disyariat oleh Allah akan menjadi tetap, seperti pula yang telah ditetapkan bagi seluruh para rasul.
Hendaklah orang berdzikir, ketika mengisyaratkan dengan ketetapan sesudah nafi, menoleh ke arah-kiri ( ) dan jika ia mengucapkan sesudah kalimat itsbaat ( ), hendaklah menggelengkan wajahnya ke arah kanan.
Dari keutamaan-keutamaan kalimat ini, adalah mengangkat orang yang mendzikirkannya ketingkat kedekatan kepada Allah SWT. Dan kalimat itu melindungi orang yang mendzikirkannya dari jalan kekufuran, bid’ah, dan ma’siat, dan diantaranya pula kalimat itu akan memelihara orang yung menzikirkannya secara zhahir dari jalan-jalan keburukan scpecrti yang telul) diriwayatkan dari sebahagian saadah kita ahlil-bait, telah melenyapkan .kesukaan memakan barang yang haram dan syubhat seperti api melenyapkan karat dari besi.
PERTAMA – MENYEBUTKAN BEBERAPA HURUF YANG SEDERHANA MENGENAI KEUTAMAAN “LAA ILAAHA ILLALLOH” DAN KETERANGAN ARTINYA
Ketahuilah, semoga Allah memberi petunjuk bahwa kalimat ini ( ) adalah “kalimat tauhid” yang merupakan dasar agama dan bibitnya, yang menumbuhkan cabang-cabang pohonnya, mematangkan buah-buahannya dan gemerlap tanda-tanda kebahagiannya, dan berkilauan cahaya wajahnya. Atas dasar itulah terbangun Al Islam yang selanjutnya – diturunkan ketentuan-ketentuan mengenai shalat, hajji. puasa dan seluruh ketentuan ibadah termasuk yang bersifat nawafil (sunnah) secara sempurna. Ketahuilah bahwa Sayyiduna Umar r.a. telah menetapkan didalam Raatibnya ini dzikir “Laa ilaaha illaloh” 100x, dikarenakan keagungan kegunaannya .dan berlimpah ruah kelebihan keberkahannya. Maka perhatikan keagungannya, semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yangsaleh. Amiin. . Adapun penjelasan mengenai keutamaan kalimat ini yang bersumber dari Kitab-Nya yang mulia adalah firman-Nya :
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada TUHAN ( Yang berhak disembah) melainkan Dia”. (QS. Ali Imron :18).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalamalmu” (OS Al Ahzab : 70-71).
Telah diterangkan didalam tafsir bahwa kalimat itu adalah berada dalam kandungan ( ) dan itu : disebut pula ( —ali Ai ) dalam firman-Nya :
“Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik”,
“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang hag) melainkan Allah”. (QS. Muhammad : 19).
“Janganlah kamu sembah disamping (menyembah) Allah Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiapfiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penerituan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. (QS. Al Gasas : 88).
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka “Laa ilaaha illallah” (tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri”. (QS. Ash Shaffat : 35).
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu. melainkan Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Tuhan yang haq melainkan Aku. maka sembahlah oleh kamu sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya’ : 25).
Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan itu antara lain :
Telah bersabda Rasulullah SAW. : “islam dibangun atas 5 (tiang) yaitu : Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang hag) selain Allah dan bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Mendirikan shalat, Mengeluarkan zakat, Berpuasa di bulan Ramadhan. dan melaksanakan haiji ke Baitullah bagi orang yang mampu di jalannya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Al Baihaqie telah meriwayatkan dengan isnad yang ada didalam Shahih Muslim mengenai hadits pertanyaan mengenai Iman, Islam dan Ihsaan. Islam adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patu disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melaksanakan ibadah hajji, melaksanakan umrah, mandi junub, menyempurnakan wudhu, dan berpuasa di bulan Ramadhan. Ini adalah lafazh yang diriwayatkan oleh Addaruguthni dengan huruf-hurufnya, lalu ia berkata ini isnad Shahih dan tetap.
Syaikhul Islam Zakariyya Al Anshari telah berkata : “Mengikrarkan dua kalimat syahadat itu mengandung Al ma’rifah”.
Telah bersabda SAW. : “Laa ilaaha illallah” akan senantiasa menolak musibah dari orang-orang yang mengucapkannya, selama mereka tidak mengutamakan kehidupan dunia atas kehidupan akhirat dan tidak membicarakannya dan tidak melanggar larangan-larangan Allah Ta’ala”.
Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang meninggal dunia dengan kesaksian : “Tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah”, da akan masuk syorga. Telah berkata Abu Dzarr : “Kemudian aku berkata : “Walaupun ia berzina dan mencuri ?”, Beliau bersabda : ” Walaupun ia telah berzina dan mencuri – menurut Abu Dzarr ia terpaksa menanya” (Al Hadits).
Telah bersabda SAW. : “Ada 3 (tiga) kehormatan yang jika seseorang memeliharanya, (maka) Allah akan memelihara agama dan dunianya, dan siapa yang tidak memelihara ketiga kehormatan itu (maka) Allah tidak akan memelihara agamanya ataupun akhiratnya (yaitu) : kehormatan Islam, kehormatanku dan kehormatan keluargaku. (Diketengahkan oleh At Thabrani)
Dari Ibnu Umar bin Al ‘Ash r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Sesungguhnya Allah telah memilih seorang laki-laki dari ummatku diatas seluruh makhluk, lalu digelar baginya 99 lembaranlembaran (catatan amal), setiap lembaran dari padanya, sejauh mata memandang, maka Allah bertanya : “Apakah kamu memungkiri sesuatu dari ini? Apakah malaikat pencatat amal menzalimi dalam kitab catatan amal ini ?. Maka ia menjawab : “Tidak, ya Tuhanku”, Allah bertanya lagi : “Apakah engkau mempunyai kebajikan ?”. Ya menjawab :”Tidak ya Tuhanku”. Lalu Allah SWT. berfirman : “Ya, engkau mempunyai kebajikan disisi Kami, sesungguhnya engkau tidak dizalimi”. Lalu dikeluarkanlah selembar kartu dimana tertulis :
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya). lalu Allah berfirman lagi : “Datanglah (saksikan) timbanganmu !!” Ia bertanya : “Ya Tuhanku, apakah (artinya) kartu dan lembaran-lembaran ini?” maka menjadi lebih beratlah kartu itu (dibanding dengan lembaranlembaran yang 99 itu), dan sesuatu tidak akan menjadi berat jika dengan ismullah Ta’ala”. (Dikeluarkan oleh Turmudzi).
Mengenai dzikir itu, dari kitab Abdul Ghafur dari Abil Fadhlil Jauhari ia telah berkata : “Apabila penghuni syorga, mereka mendengar pepohonannya, sungai-sungainya dan semua yang ada didalamnya mengucapkan : “LAAILAAHA ILALLOH”, kemudian satu sama lain berkata : “Kalimat itu banyak dilalaikan ketika (masih) hidun di dunia).
Dari Ali bin Abi Thalib r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Tidaklah beriman seorang hamba hingga ia beriman dengan 4 (empat) perkara : “Menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan (yang patu disembah) selain Allah, dan sesungguhnya aku (Muhammad), sebagai ulusan Allah, Dia (Allah) telah mengutusku dengan haq Beriman dengan hari kebangkitan sesudah mati. Beriman dengan takdir”.
Imam Muslim dan lainnya telah meriwayatkan dari Umar Ibnul-Khaththab r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Tiada seorangpun dari kamu sekalian yang berwudhu dengan sempurna”, kemudian mengucapkan :
“Kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu syorga yang 8 (delapan), ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki”.
Telah bersabda SAW. :.“Tidak ada rasa kengerian didalam kubur bagi ahli “Jaa ilaaha illallah” dan begitu pula pada hari-kiamat, dan sepertinya aku melihat ahli “Laa ilaaha illallah” mengipas-ngipaskan debu dari kepala mereka ketika kebangkitan seraya mereka berkata :
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (QS. Fathir : 34).
Telah bersabda SAW. : “Kamu sekalian pasti akan masuk syorga kecuali orang yang tidak mau dan melarikan diri dari Allah seperti larinya scekor unta dari pemiliknya. Lalu ada yang bertanya : “Ya Rasulullah, siapakah orang yang tidak mau dan melarikan diri dari Allah iru:”, Beliau bersabda 1″ (yaitu) orang yang tidak mau mengucapkan “Laa ilaaha illallah”, maka perbanyaklah oleh kalian ucapan “Laa ilaaha ilallah” sebelum kamu terhalang dari padanya. Sesungguhnya dia merupakan “kalimat tauhid, kalimat ikhlas, kalimat tagwa, kalimat thayyibah (baik) seruan kepada kebenaran, tali buhul yang kokoh, dan dia adalah harga sebuah syorga”.
Beliau SAW. bersabda : “Telah berfirman Allah Ta’ala :
“Jidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) lalu ada yang bertanya “Apakah ihsaan itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda : “Ihsan (kebaikan) di dunia adalah “Laa ilaaha illallah”, dan Ihsan (kebaikan) di akhirat udalah syorga”.
Albarraa’ bin Aazib telah meriwayatkan dari SAW. beliau bersabda : “Siapa yang mengucapkan :
“Tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, Yang Maha Esa, tidak uda sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala puji dan Diu Maha Kuasa atas segala sesuatu) 10x, ia akan memperoleh pahala sebanding dengan membebaskan seorang hamba atau jiwa dari keturunan Ismail, dan siapa yang mengucapkannya 100x. ia ukan memperoleh pahala sebanding dengan membebaskan 10 orang hamba”. (HR. Bukhari dan Muslim )
Telah berkata Umar Ibnul-Khaththab r.a. : “Siapa yang mengucapkan (kalimat tersebut diatas). disalah satu pasar akan ditetapkan baginya 1.000.000 kebajikan dan dihapus daripadanya 1.000.000 keburukan . dan akan dibangun baginya satu istana di syorga. (kecuali dalam riwayat Umar bin Syu’aib dan dalam riwayat Umar bin Alkhaththab ada tambahan ( )
“Dan Dia Dzat Yang Maha Hidup. tidak akan mati. ditanganNya-lah segala kebajikan” dan tidaklah terdapat pada riwayat Albarraa’. Semua itu terdapat didalam Shahih.
Didalam Kitab “At Turmudzi” dari Umarah bin Syuaib, ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : ” Siapa yang mengucapkan : 10x setelah maghrib, Allah akan mengirimkan kepadanya para malaikar penjaga yang akan menjaganya dari syetan hingga subuh, dan Allah akan mencatat baginya 10 kebajikan yang mewajibkan (masuk syorga) dan menghapuskan dari padanya 10 keburukan yang mencelakakan (masuk neraka) dan baginya pula pahala sebanding dengan membebaskan 10 orang muminat. Dikutip oleh Al-Imam Annawawi dari riwayat An Nasa’i didalam Kitabnya. (
Didalam “Kitab Alhaqaaiq” ia berkata : “Ibnu Habib didaigam “Kitab Dzikir”nya berkata : “Siapa yang mengucapkan :
maka kalimat itu akan mengoyak setiap atap rumah hingga kelangit yang ketujuh, dan tidaklah koyakan itu menutup kembali sebelum Allah memandang kepada siapa yang mengucapkan kalimat itu dari penduduk bumi. Adalah hak Allah untuk tidak menyiksa siapa saja yang dipandangnya.
Muhammad bin Yahya Al ‘Adani telah mengeluarkan didalam masnadnya kepada Rasulullah SAW. bahwasanya beliau telah bersabda : “Barang siapa diwaktu pag’ mengucapkan :
“Tiada Tuhan (Yang patut disembah) selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, Maha Esa, tempat kita bergantung, tidak beristeri dan tidak berputra), maka keadaannya seperti orang yang telah membaca Alqur’an 12x dicatatkan Allah baginya 40 kebajikan”.
telah diterangkan Juga (dari SAW.) : “Barang siapa yang mengucapkan Setiap hari»
“Ya Alah, sesungguhnya dipagi hari ini aku mempersaksikan kepada-Mu.mempersaksikan kepada para pembawa Arasy-Mu, Malaikat-malaikat-Mu dan seluruh makhluk-Mu, bahwa Engkau adalah Allah, yang tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Engkau (sendiri) Yang Maha Esa, tiada sekutu hagi-Mu dan bahwa Muhammad adalah hamba-Mu dan rasul-Mu. Satu kali tebakan dibebaskan 1/4 nya dari api neraka dan jika ia mengucapkan dua kali. ia akan dibebaskan 1/2 nya dari api neraka, dan jika ia mengucapkan tiga kali, ia akan dibebaskan 3/4 nya dari api neraka, dan jika ia mengucapkan empat kali, maka ia akan dibebaskan dari api neraka”.
Sebahagian ulama berkata :” . mungkin hikmah yang ada dalam hal tersebut adalah finman Allah Ta’ala :
“Isterinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya 4x atas nama Allah, sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta” (QS. Annur : 8).
Menyingat bahwa 4x sumpah telah menghindarkan dari siksa beserta yang ke-5, begitu pula 4x sumpah karena Allah dengan tauhid dan iman wajib menghindarkan dari siksa akhirat yaitu api neraka dan demikian pula adanya 4 saksi dalam soal zina mewajibkan siksaan dengan cambuk, maka demikianlah selayaknya dari kebalikan itu, adanya 4 sumpah karena Allah Ta’ala dengan tauhid mewajibkan pembebasan dari api neraka.
Hal tersebut diatas telah diperkuat dengan riwayat bahwa Allah Ta’ala, ketika mengutus para malaikat untuk membinasakan kaum Nabi Luth a.s.
Allah telah berfirman kepada para malaikat : “Janganlah kalian membinasakan mereka, hingga Luth a.s. bersaksi atas mereka dengan 4 (empat) kesaksian”.
Maka datanglah para malaikat kepada Nabi Luth disiang hari, dan ketika itu Luth sedang berada ditempat dimana ia bekerja. Kemudian para malaikat menemuinya dengan mengutarakan maksud tujuan dari kunjungan itu. Kemudian mereka berjalan bersama-sama, dan setelah itu Nabi Luth a.s. berkata : “Apa yang kalian ketahui tentang keadaan penduduk negeri ini?”. Mereka berkata : ” Kiranya ada apa dengan mereka?” Ia (Nabi Luth a.s.) berkata : “Aku bersumpah demi Allah, bahwa amal penduduk negeri ini adalah yang paling jahat dimuka bumi”, Sumpah itu diucapkannya hingga berulang-ulang hingga 4 (empat) kali, lalu mereka masuk kerumah Nabi Luth a.s.
Telah diriwayatkan bahwa Nabi Luth a.s. ketika itu sedang membawa kayu bakar yang diikuti oleh para malaikat hingga masuk kerumahnya. Ketika mereka berada diperjalanan, mereka melewati suatu kelompok dari kaumnya. Mereka saling mengisyaratkan dengan mata mereka sebagai ejekan kepada Luth Nabi Luth a.s. berkata : “Sesungguhnya kaumku adalah sejahat-jahat makhluk Allah”.
Kemudian Nabi Luth a.s. melewati pula kelompok lain, dan mereka pun berbuat seperti yang diperbuat oleh kaumnya yang pertama. Maka setiap Nabi Luth a.s. mengucapkan kata-kata ini, berkata Jibril a.s. kepada para malaikat : “Bersaksilah, hingga aku nanti akan mendatangi kaumnya”.
Asy Syairazi, Al Khathib, Arraafi’i dan Ibnu Najjaar telah mengeluarkan hadits : “Siapa yang mengucapkan setiap hari 100x
“Tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, Maha Raja Yang Haq lagi Nyata), maka ia akan memperoleh perlindungan dari kefakiran, rasa senang dari kesunyian kubur, memperoleh kekayaan dan dengan kalimat itu, ia akan mengetuk pintu syorga'”.
Salah seorang pemberi syarah telah berkata : “Para ulama telah berkata : “Sesungguhnya, jika seorang hamba dengan niat yang benar lagi ikhlas, mengucapkan :
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Raja Yang Hag lagi Nyata”, maka sujudlah 70.000 (tujuh puluh ribu) malaikat. Maka Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Besar berfirman : “Demi kebesaran-Ku, sesungguhnya aku telah mengampuni semua dosa orang yang mengucapkan kalimat ini, baik yang terdahulu maupun yang terkemudian. “Dan Jika dia meminta sesuatu kepada-Ku baik urusan dunia maupun akhirat, niscaya Aku memberikannya”.
Dari Sa’id bin Abi Waggaash r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda SAW. : “Orang muslim mana saja yang didalam sakitnya mengucapkan :
Tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim) 40x, kemudian ia mati didalam sakitnya itu, ia akan diberi pahala orang yang mati-syahid, dan jika ia sembuh, maka sembuhlah ia, dan dia telah diampuni dosa-dosanya. (H.R. Al Hakim).
Didalam “Kitab Al Hagaaig”, ia telah berkata : “Ibnu Abi Syaibah didalam kitab karangannya, telah mengeluarkan dari Ibnu ‘Abbas ra. mengenai . firman-Nya Ta’ala : ( ) (maka ia telah ditelan oleh ikan besar) ia berkata : ““ Setelah ia ditelan, ia dibawa hingga ditempatkannya di lapisan bumi yang ke-7, lalu terdengar oleh nabi Yunus a.s. “bumi itu bertasbih”. Maka iapun tersentak dan bertasbih pula dengan ucapannya :
Ia berkata : “Kemudian ia Yunus) dikeluarkan hingga terlempar ke permukaan bumi tanpa rambut dan tanpa kuku, layaknya seperti seorang yang baru dilahirkan.
Kemudian Allah menumbuhkan sebatang pohon yang menaunginya. dan iapun makan makanan dari serangga bumi. Ketika ia sedang tidur dibawahnya, berjatuhanlah daun-daunnya yang kering mengenainya. Lalu mengadulah ia kepada Tuhannya. Allah berfirman kepadanya : “Hai Yunus engkau merasa sedih atas sebatang pohon. tetapi tidak sedih atas kurang lebih 100.000 orang yang disiksa.
Telah bersabda SAM. : “Sesungguhnya sedekah yang bersifat rahasia akan memadamkan murka Allah, dan silaturahmi akan memanjangkan umur, dan amal-amal yang ma’ruf (baik) akan melindungi dari tempat-tempal keburukan dan bahwasanya ucapan “Laa ilaaha illallah” akan menolak 99 pintu musibah. yang paling sederhana adalah rasa duka cita”: (HR. Ibnu Asyakir dari Ibnu Abbaas r.a).
Telah bersabda SAW. : “Aku telah memasuki syorga dan aku melihat 3 (tiga) baris tulisan dari emas : ” baris yang pertama . baris yang kedua : “Apa yang kami telah kemukakan dari amal kami, kami jumpai, dan apa-apa yang kami telah makan, kami ‘telah beruntung,: dan apa-apa yang kami tinggalkan, kami telah merugi. baris yang ketiga : “Umat yang berdosa dan Tuhan Yang Maha Pengampun (HR. Imam Ar Rafi’i dan Tbnun Najjar dari Anas).
Telah bersabda SAW. : “Lambang Kaum mu’minin pada hari kebangkitan dari kubur mereka adalah :
“Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah, dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman-bertawakkal”. (HR. Ibny Fardawiyyah dari “Aisyah r.a.).
Ibnu Abi Syaibah telah mengeluarkan dari hadits Abi Hurairah r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasul Allah SAW. kepada pamannya (Abu Thalib): Ucapkanlah : ( ) aku akan menjadi saksi bagimu dihadapan Allah pada hari kiamat”. Maka berkatalah pamannya :… “Aku khawatir kalau-kalau Ouraisy akan menyalahkanku karena engkau”. Kemudian Allah Ta’ala menurunkan :
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, terapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. QS. Al Qasas : 56).
SIFAT RASU ULLAH SAW. DIDALAM TAURAT.
Al-Imam Al Baghawi telah meriwayatkan dengan sanadnya dari ‘Atha bin Yasar ia telah berkata : “Aku telah berjumpa dengan Abdullah bin Umar Ibnul-‘Ash, kemudian aku berkata : “Beritahukan kepadaku tentang sifatsifat Rasulullah SAW. didalam Kitab Taurat”. Dia berkata : “Sungguh agung, demi Allah, sesungguhnya beliau telah disifati didalam Taurat dengan sebagian sifat-sifat beliau yang terdapat didalam Alqur’an : (Wahai Nabi. sesungguhnya, Kami telah mengutus engkau sebagai saksi pemberi khabar gembira dan pemberi peringatan, pembebas bagi orang-orang mu’min, perbendaharaan bagi orang-orang mu’min. Engkau adalah hamba-Ku sekaligus utusan-Ku. Aku beri nama engkau “almutawakkil” (orang yang berrawakkal) yaitu orang yang tidak keras hati, tidak suka marah, tidak suka bersuara keras di pasar-pasar, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan memaafkan dan berlapang dada, dan aku tidak akan mencabut nyawanya sehingga agama yang bengkok diluruskan dengan kalimat ( ). membuka mata yang buta, telinga Yang tuli, dan hati yang tertutup. ,
Telah diriwayatkan dari Isa putra Maryam a.s. ia berkata : “Ya Allah, ya Tuhanku beritahukan kepadaku tentang ummat yang diralunati ini yaitu umat Muhammad SAW.” . Maka Allah berfirman : “Diantara mereka ada ulama-ulama yang dermawan, bertagwa dan ahli hikmah, mereka seperti para nabi, mereka ridha atas pemberian-Ku yang sedikit dan Aku-pun ridha utas amal mercka yang sedikit lagi mudah. Aku akan masukkan mereka ke syorga dengan (kalimat) . Hai Isa, mereka kebanyakan menjadi ahli syorga, karena lidah mereka tidak merasa hina dengan ucapan “ “ ( ) Sementara kaum yang lain merasa hina, begitu pula leher (wajah) mereka tidak merasa hina untuk sujud, sementara kaum yang lain merasa hina.
Telah bersabda SAW. . “Barang siapa yang mengucapkan 11x
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Maha Esa. tempat kita bermohon. tidak beranak dan tidak diberanakan dan tidak ada seorangpun yang menyamai-Nya. Allah akan mencatat baginya 2.000.000 kebajikan”.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. ia telah berkata : “Barang siapa yang terbungun dimalam hari lalu mengucapkan :
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau sesungguhnya aku (ini! termasuk orang-orang yang berbuat zalim. ia akan terlepas dari dosa-dosanya seperi terlepasnya seekor kambing dari kulitnya”.
DO’A YANG DIAJARKAN JIBRIL KEPADA NABI MUHAMMAD SAW. UNTUK : ORANG SEDANG SAKIT
Dari Anas bin Malik ra. ia telah berkata : “Malaikat Jibril a.s. telah mengajarkan kepada Rasulullah SAW. do’a ini, dan kemudian Nabi SAW. mengajarkannya kepada Abu Hurairah ra. yang ketika itu sedang sakit. Beliau bersabda : “Apabila engkau menderita sakit ucapkanlah : “
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia yang menghidupkan, Dia yang mematikan dan Dia Yang Maha Hidup “ada mati, Maha Suci Tuhan pemelihara para hamba dan Tuhan pemelihara negeri. Dan segala puji bagi Allah suatu pujian yang amat banyak, yang baik. yang diberkahi atas segala hal keadaan dan Allah Maha Besar, sebesarbesar-Nya, Keagungan Allah Yang Muha Mulia lagi Maha Agung, Kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya dan ke-agungan-Nya berada disetiap tempat. Ya Allah. jika Engkau telah tetapkan kematian atas diriku, maka ampunilah dosa-dosaku dan tempatkanlah aku di syorga ‘Adn’. fe
KHUTBAH RASULULLAH SAW. DI AKHIR BULAN SYA’BAAN
Artinya : “Al Imam Al Baghawi telah meriwayatkan dengan sanadnya kepada Salman, ia telah berkata : “Rasulullah telah berkhutbah dihadapan kami pada hari teraklur dari bulan Sya’ban dengan sabdanya : “Wali manusia telah menaungi kalian suatu bulan yang agung lagi penuh keberkahan. Pada bulan itu terdapat suatu malam yang nilainya lebih utama dari 1000 bulan, yaitu bulan yang dijadikan puasanya menjadi wajib dan shalat malamnya menjadi sunnah. Barang siapa yang mendekatkan diri dengan amalan sunnah. maka ia seperti melakukan amalan wajib diluar Ramadhan. Bulan itu merupakan bulan kesabaran, dan kesabaran itu imbalannya adalah syorga, dan ia adalah bulan tolong-menolong dimana sescorang akan ditambah rezkinya.” :
Barang siapa yang memberi buka puasa kepada orang yang sedang berpuasa. ia akan memperoleh ampunan dari dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari api neraka, dan ia akan memperoleh pahala sepert pahala orang itu tak kurang sedikitpun.
Mereka berkata : “Ya Rasulullah, tidak semua kami ini mempunyai makanan untuk diberikan kepada orang yang sedang berpuasa”. Beliau bersabda : “Allah akan memberikan pahala ani, kepada orang yang memberi buka puasa kepada orang yang sedang berpuasa Walaupun setetes susu atau sebuah kurma atau seteguk air, barangsiapa yang mengenyangkan orang yang sedang puasa. Ia akan diberi minum oleh Allah dan telagaku dengan amanah yang tidak-akan merasa haus selama-lamanya hingga ia masuk syorga, Bulan itu. awalnya rahmat. pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.
Maka perbanyaklah didalam bulan itu 4 perangai 2 (dua) perangai adalah yang akan membuat Tuhanmu riadha kepadamu Dan 2 (dua) perangai adalah yang sangat kamu butuhkan. Adapun 2 (dua) perangai yang membuat Tuhanmu ridha kepadamu adalah . “Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan memohon ampunan kepuda-Nya”. Adapun 2 (dua) perangai yang sangut dibutuhkan, adalah kamu mohon syurga kepada Allah dan memohon perlindungan-Nya dari siksa api neraka. Aku berkata : “Itu terangkum didalam do’a :
seperti itulah yang biasa diucapkan menurut kebiasaan
Ahli Ilmu berkata :
terdiri dari 24 huruf, dan jumlah jam dalam sehari semalam 24 jam pula, “scolah-olah dikatakan: “Setiap dosa yang aku lakukan, baik kecil, besar, tersembunyi, terang-terangan, karena tersalah, disengaja ucapan maupun perbuatan pada jam-jam tersebut akan diampuni dengan huruf-huruf ini.
Adapun kalimat ( )adalah terdiri dari 12 huruf yang mengisyaratkan adanya 12 kewajiban : 6 (enam) yang zhahir dan 6 (enam) yang tersembunyi .
Ndapun yang zhahir adalah : Bersuci, shalat, zakat. puasa, hajji dan jihad. Adapun yang tersembunyi adalah : Tawakal, penyerahan diri, ridha, scderhana (zuhud), sabar dan taubat.
SEEKOR KIJANG BETINA BERSYAHADAT.
Al Inam Ath Thabrani telah meriwayatkan dari Ummi Salmah r.a. ia telah berkata : “Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di padang pasir, tiba-tiba tcrdengar ada suara yang memanggil beliau : “Ya Rasulullah”. Beliau menoleh kekanan dan kekiri, ternyata tak ada seorangpun yang dapat dilihatnya. Kemudian beliau menoleh lagi, ternyata ada seekor kijang betina ( ) yang terikat.
Kijang itu berkata : “Mendekatlah kemari wahai Rasulullah”, lalu beliaupun mendekat kepadanya, seraya bersabda : “Apa keperluanmu?”. Ia (kijang itu) berkata : “Aku mempunyai 2 (dua) ekor anak digunung itu, lepaskanlah aku untuk menyusui, dan aku akan kembali lagi kepada baginda.
Rasulullah SAW. bersabda : “Apakah engkau sungguh-sungguh akan melakukan itu?”, Ia berkata : “Allah akan menyiksaku dengan siksaan yang pedih, jika. seandainya aku tidak melakukan itu”. Kemudian beliaupun melepaskannya. Ia pun pergi menemui kedua anaknya dan menyusui mereka lalu kembali lagi kepada Rasulullah SAW.
Kemudian beliau mengikatnya lagi dan terbangunlah si empunya kijany itu yaitu seorang A’rabii (Arab pegunungan), seraya berkata : “Apakah paduka ada hajat kepadaku ya Rasulullah?”. Beliau bersabda :“ Ya benar”, bebaskan kijang betina itu”. Kemudian Al-A’rabi itu membebaskannya …… kijang itupun lari sambil mengucapkan :
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwasanya engkau adalah utusan Allah. Telah diriwayatkan didalam atsar bahwa jika seorang hamba telah mengucapkan ( )» maka sesungguhnya ia telah diberi pahala sebanyak jumlah orang-orang kafir laki-laki dan perempuan di permukaan bumi.
DO’A AL-IMAM ALI R.A. DI KUBURAN
Dari Al Ushbu bin Nbaatah, ia telah berkata : “Ketika aku bersama Ali r.a. di kuburan, dia mengucapkan :
Salam sejahtera atas ahli “Laa ilaaha illallah”, dari ahli “Laa ilaaha illallah “, wahai ahli “Laa ilaaha illallah”, bagaimanakah kalian mendapatkan ucapan “Laa ilaaha illallah”. Ya Allah dengan hak “Laa ilaaha illallah” ampunilah orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dan himpunlah kami (di Mahsyar) dalam rombongan orang-orang yang mengucapkan “Laa ilaaha illallah”.
Telah berkata Al Imani Ali r.a. : “Aku telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda :
“Barang siapa yang mengucapkan do’a itu ketika melewati kuburan, makg ia akan diampuni Allah dari dosa-dosanya 50 tuhun yang lalu (juga) bagi kedua orang tuanya, bagi karib kerabatnya, bagi tetangganya. dan bagi seluruh kaum muslimin secara umum”.
KETERANGAN MENGENAI TALKIN MAYIT DI KUBURNYA
Telah bersabda Rasulullah SAW. “Apabila ada sescorang dari kamu sekalian meninggal dunia, dan telah dirimbuni tanah, hendaklah ada seseorang dari kamu sekalian berdiri di bagian kepala dari kuburnya, kemudian mengucapkan : “Hai Fulan bin Fulanah nama ibunya), maka sesungguhnya si mayit itu mendengar tetapi tidak menjawab. Kemudian agar dikatakan lagi :”Hai Fulan bin Fulanah”, maka sesungguhnya ia berkata : “.. Allah telah memberi petunjuk kepada kira, semoga Allah merahmatimu'”,tetapi kalian tidak dapat mendengarnya. Kemudian agar dikatakan kepada si mayyit : “Ingatlah ketika engkau keluar dari.Dunia yaitu :
Kesaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Dan engkau telah ridha “Allah sebagai – Tuhanmu, Muhammud sebagai nabimu, dan Al Our’an sebagai imanumu.
Maka mundurlah malaikat Mungkar dan Nakir itu, lalu masing-masing berkata : ” Kita pergi sampai batas ini (saja), karena hujjahnya telah membimbingnya dan Allah ‘Azza wa Jalla sebayai saksi atas hujjahnya kepada kedua Malaikat itu. Seseorang bertanya : “Ya Rasulullah, bagaimanakah seandainya nama ibunya tidak dikenal?” Beliau bersabda : Dinisbahkan kepada Hawwa Diriwayatkan oleh Said bin Abdullah Al Azdi dari Abi Umamah Al Bahili, , yang telah dinukil oleh Al Ghazali didalam Kitab
PERTANYAAN DALAM KUBUR DAN SIKSAANNYA
Telah bersabda SAM. : “Apabila seorang hamba meninggal dunia dan telah dikuburkan, datanglah kepadanya 2 (dua) orang malaikat yang hitam dan kebiru-biruan, salah seorang dari mereka bernama : Mungkar dan yang Jain bernama : Nakir. Keduanya bertanya kepadanya : “Apakah yang engkau ketahui tentang Muhammad SAW.”. Jika ia seorang mu’min, ia akan menjawab : “Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Kedua malaikat itu berkata : “Sesungguhnya kami mengetahui bahwa engkau akan mengatakan demikian adanya”.
Kemudian, kuburnya akan diluaskan seluas 70×70 hasta, dan terang benderanglah kubur itu. Malaikat herkata kepadanya : “Tidurlah!”. Hamba Allah yang mu’min itu berkata : “Izinkanlah aku kembali kekeluargaku untuk memberi tahu mereka!”. Lalu malaikat berkata lagi : “Tidurlah!”, maka tidurlah ia dengan nyenyak seperri seorang mempelai baru, dan tidak akan dibangunkan kecuali oleh orang yang paling ia cintai dari keluarganya, hingga ia dibangkitkan Allah dari tempat tidurnya.
Dan apabila ia seorang hamba yang munafik, (ketika ia ditanya) akan berkata : “Aku cidak tahu, aku mendengar orang-orang mengucapkan sesuatu, maka akupun mengucapkan seperti itu pula”.
Malaikat itu berkata: “Sesungguhnya kami mengetahui bahwa engkau akan mengatakan demikian adanya” – Kemudian diperintahkan kepada bumi : “Himpitlah dia … hingga patah tulang-tulang rusuknya, dan dia akan terus-menerus disiksa hingga dibangkitkan Allah dari tempat tidurnya itu.
Abullaits Assamarkandi telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Ubaid bin Umair Allaitsi bahwasanya ia telah berkata : “Kami mendengar bahwa Allah Ta’ala telah menghadiahkan kepada Nabi Musa bin Imran 5 (lima) do’a yang dibawa Malaikat Jibril a.s. pada hari ke-10 dari bulan Dzulhijjah yaitu :
Yang pertama :
“Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi. Nya, Dia pemilik kerajaan, bagi-Nya segala puji. Dia Dzat Yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Yang Maha Hidup tiada mati, ditangan-Nya ada segala kebajikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Yang kedua :
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya. Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, Yang Satu, tempat kita memohon, Yang tidak mengangkat seorang istri maupun putra”
Yang ketiga
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya. Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa. Yang tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada yang menyamai-Nya’.
Yang keempat
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya, Dia pemilik kerajaan, bagi-Nya segala puji, Dia Dzat Yang menghidupkan dan Yang mematikan, Dia Dzat Yang Maha Hidup, tiada mati. Ditangan-Nya ada segala kebajikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Yang kelima
“Cukuplah Allah sebaik-baik pelindung bagiku, Allah mendengar orang yang berdo’a kepada-Nya, dan dibelakang Allah tidak ada batas”.
Disebutkan bahwa kalimat-kalimat ini diturunkan didalam Kitab Injil, karena kaum Alhawariyyiin telah bertanya kepada Nabi Isa a.s. putra Maryam tentang keutamaan do’a-do’a ini. Kemudian beliau menerangkan kepada mereka : “Barang siapa yang membaca do’a-da’a ini pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah. akan diberikan pahala yang tidak dapat diterangkan (keagungannya)”.
ASMA’ ALLAH YANG PALING AGUNG
Ibnu Abid-dunia telah meriwayatkan dari Syarih Al ‘Abid ia telah berkata : “Aku telah melihat didalam tidurku ada seseorang yang berkata kepadaku “Datanglah kepada sifulan. aku telah perintahkan dia mengajarimu “Asma Allah Yang paling Agung”. Dan ketika aku telah terbangun dipagi hari, datanglah seorang laki-laki kepadaku seraya berkata : “Sesungguhnya aku, telah melihat dalam tidurku tadi malam, seorang yang berkata kepadaku : “Datanglah kepada Syarih, lalu ia mengajarkannya : ” yaitu semua yang ada di Al Our’an
Telah berkata Abu Hasyim yang merawikan dari Syarih Al-Aabid : “Ia menjumpai kalimat itu padu 33 tempat di dalam Al Gur’an”.
Yunus bin Abdil A’laa: disebutkan bahwasanya ia telah terkena sesuatu penyakit, lalu ia melihat di dalam tidurnya ada seseorang yang berkata kepadanya : “Asma’ Allah Yang Maha Besar adalah ” ” Lalu ia mengucapkannya dan kemudian menghapus wajahnya. maka keesokan harinya ia telah sembuh.
Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang mengucapkan menjadi penebus ” dalam sehari. maka ucapan itu akan menj dari setiap dosa yang ia perbuat pada hari itu.
Dari Ka’bil Akhbar : “Allah telah mewahyukan kepada Nabi Musa a.s. didalam Taurat : “Kalau tidak karena ada orang yang mengucapkan ” “niscaya Aku kuasakan.Jahannam (untuk membakar) . penduduk dunia”. “ Dari sebahagian sahabat ada yang berkata: “Barang siapa yang mengucapkan ” ” dengan ikhlas dari hatinya, “dan memperbanyaknya dengan penuh keagungan, ia akan diberi ampunan atas 4000 dosa. Ada yang bertanya : jika dia tidak mempunyai dosa sebanyak itu?” Ia menjawab : “Ia akan diberi ampunan atas dosunya, dosa kedua orang tuanya dan dosa tetangga-tetangganya” (Diketengahkan oleh Asy Syaikh Muhammad Assanusi).
Telah berkata Al Fagih Ahmad bin Ali Assardawi : “Telah berbicara kepadaku Al Fagih Assayyid Muhammad bin Ahmad An Najitih dari Al Fagih Al-Imam Assayyid Muhammad bin Yusuf Adh-Dhajaa’ii dengan sanadnya yang diangkat kepada Nabi SAW. beliau telah bersabda : “Barang siapa yang mengucapkan dibelakang jenazah :
“Tiada Tuhan (yang hak) selain Allah yang Maha Pemaaf sesudah kekuasaan-Nya, Tiada Tuhan (yang hag) selain Allah Yang Maha Kekal, sesudah lenyap para mahluk-Nya. Tiada Tuhan (yang hak) selain Allah. segala sesuatu akan binasa kecuali Allah, bagi-Nya segala ketentuan dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan).maka Allah akan mengampuni si mayit, orang yang mengucapkannya, orang-orang yang mengantarkan jenazahnya, kampung dari mana ia keluar dan kuburan dimana si mayyit dikuburkan didalamnya”.
Didalam Kitab Dzikrul-maut disebutkan dari Al Kattaanii bahwasanya ia telah berkata : “Aku telah melihat Al Junaid didalam tidurku, lalu akupun bertanya : “Apakah yang diperlakukan Allah terhadapmu?” menjawab : “Isyarat-isyarat telah menyimpang, ibarat-ibarat telah hilang, dan aku tidak memperoleh sesuatu kecuali dari 2 (dua) raka’at yang aku lakukan dimalam hari waktu sahur”.
Zubaidah-salah seorang hamba Allah yang shalihah telah termimpikan oleh seseorang, lalu ditanyakan kepadanya: “Apakah yang diperlakukan Allah terhadapmu?” Ia (Zubaidah) berkata : “Allah telah mengampuniku dengan 4 (empat) kalimat yaitu : ,
“Tiada Tuhan (yang hak) selain Allah. dengannya aku menghabiskan umurku. Tiada Tuhan (yang hak) selain Allah, dengannya aku memasuki kuburku. Tiada Tuhan (yang hak) selain Allah, dengannya aku menyendiri di dalam kuburku. Tiada Tuhan (yang hak) selain Allah. dengannya aku akan menjumpai Tuhanku”.
TAHLIL YANG MEMILIKI BEBERAPA KEUTAMAAN
Telah berkata Abu Thalib Al Makky : “Telah diriwayatkan kepada kami dari Ali bin Abi Thalib ra. dari Nabi SAW. bahwa Allah ‘Azza Wa Jalla mengagungkan Dzat-Nya setiap hari dengan firman-Nya
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, Tuhan pemelihara alam semesta”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Hidup lagi Kekal terus menerus mengurus mahluk-Nya”
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah. tiada Tuhan (yang hak) selain Aku yang bermula menciptakan segala mahluk, dan kepada-Ku akan kembali”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang | “memiliki (merajai) hari pembalasan”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah. tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku. Yang menciptakan kebajikan dan keburukan”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku. Yang menciptakan syorga dan api neraka”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (ang hak) selain Aku Yang Esa, Tempat hamba meminta, Yang tidak mengangkat isteri maupun putra”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, Yang Maha Tunggal lagi Maha Ganjil”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, Yang Menguasai (merajai) lagi Maha Suci”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang. hak) selain Aku, ‘ Yang memegang keselamatan, Yang mengamankan dan: Yang memelihara”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Gagah Perkasa, Yang Maha Pengampun dan Maha Agung”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Esa lagi Maha menciptakan bentuk dan rupa”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang “Maha Besar lagi Maha Tinggi”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, Yang memegang kekuasaan lagi Yang Maha memaksa”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Bijaksana lagi Maha Pemurah”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku yang memiliki pujian dan ke-Agungan”.
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, Yang mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi”.
22” “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang berada diatas makhluk dan tabiat”,
- “Sesungguhnya Aku-lah Allah, fiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Memaksa lagi Maha Agung”.
24, “Sesungguhnya Aku-lah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemberi rezki”.
Barang siapa yang berdo’a dengan asma’ ini hendaklah mengucapkan “Sesungguhnya Engkalah Allah, tiad Tuhan (yang hak) selain Engkau, yang begini dan yang begitu”.
Barangsiapa yang berdo’a dengan asma’ ini akan dicatat termasuk orang-orang yang syahid yang. merendahkan diri yang berdampingan dengan Nabi Muhammd Nabi Ibrahim Nabi Musa Nabi Isa dan Nabi Nabi yang lain SAW. di negeri kebesaran Syorsa di , beri ibadah penghuni langit dan bumi.
FASAL KE-II : BEBERAPA FAIDAH KALIMAT IKHLAS
FAIDAH PERTAMA
Para ulama berkata : Kedua syahadat adalah : dan itu merupakan Rukun pertama, dari rukun Islam. Rukun kedua : shalat. Rukun ketiga : shaum Rukun keempar : zakat dan rukun kelima adalah : hajji. ,
Mereka berkata : “Sebagai pernyataan ke-islaman dan keimanan adalah mengucapkan : “Syahadatain” atau kedua kesaksian dan pembenaran didalam hati. Maka pengucapannya didahulukan dan pembenarannya kemudian (diakhirkan), maka itu tidaklah cukup. Diwajibkan atas setiap orang untuk mengucapkannya seumur hidup sekali saja yaitu 2 (dua) kalimat syahadat. dengan meniatkan di dalam hatinya : akan melaksanakan perintah Allah yang fardhu (wajib) dan mengucapkan dengan lisannya bahwa tidak ada Dzat yang disembah dengan hag selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Dan hendaklah pula meyakini di dalam hatinya bahwa Nabi Muhammad SAW. dan seluruh para Nabi dan Rasul itu terbebas dari sifat dusta (Alkadzibu), penipu (Alghisysyu) dan khianat.
DO’A MENGHADAPI COBAAN
Ibnu Abbas r.a. telah meriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim bahwasanya Rasulullah SAW. ketika mendapatkan kesulitan, beliau mengucapkan :
“Tiada Tuhan (yang hak) selain Allah Yang Maha Agung, lagi Maha Penyabar. Tlada Tuhan (yang hak) selain Allah yang menguasai beberapa lapis langit dan bumi, yang memiliki ‘Arasy yang mulia”.
Dan didalam suatu riwayat Muslim, bahwasanya apabila Nabi SAW. mendapatkan urusan yang sulit, beliau mengucapkan pada awal malam (maghrib) atau awal siang (subuh) :
maka ia akan mendapat perlindungan dari pagutan ular, sengatan kalajengking dan pencuri.
FAIDAH KE DUA
Telah diriwayatkan didalam hadist shahih dari Ibnu Umar r.a. ia telah berkata: — “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Malaikat Jibril a.s. telah mengajarkan satu obat yang dapat menyembuhkan seseorang dari semua penyakit”. Dan beliau telah bersabda : “naskahnya (resepnya) dari “Allauhul-mahfuzh” yaitu : “Mengambil air hujan yang belum mengalir diatas atap rumah. (ditempatkan) di dalam suatu bejana yang bersih, lalu dibacakan pada air itu :
1) – Surat Alfatihah (70x)
2) – Ayatul Kursi (70x)
3) – Suratul-Ikhlas (70x)
4) – Surat Al Falag (70x)
5) – Surat An-Naas (70x)
6)
Kemudian berpuasa selama 7 (tujuh) hari, dan setiap hari berbuka dengan air itu. (Dikeluarkan oleh : Roziin)
KEUTAMAAN AYATUL KURSI
Disini kami akan menerangkan beberapa keutamaan Ayatul Kursi, karena Ayatul Kursi itu meliputi tauhid dan makna sifat-sifat yang tinggi. Sebahagian ulama berkata : “Sesungguhnya Ayatul Kursi itu, sebanding (pahalanya) dengan sepertiga Al Our’an, yaitu terdiri dari 50 kata, dan tiap-tiap kata mengandung 50 keberkahan. Ayatul Kursi diturunkan di malam hari.
Dari Muhammad bin Alhanafiyyah : “Ketika Ayatul Kursi diturunkan, serta merta semua patung-patung yang ada di dunia bertumbangan pada wajahnya, dan berjatuhlah mahkota-mahkota dari kepala mereka, dan syetan-syetan pun berlarian sambil saling pukul memukul sesama mereka”. (Alhadist). :
Telah diriwayatkan dari Abi Abdillah Al Hakim At Turmudzi dari Nauf’ AI Bukali bahwasanya ia telah berkata : “Ayatul Kursi disebut di dalam Taurat “ (Kekuasaan Allah) dan orang-orang yang membacanya disebut-sebut dikerajaan langit sebagai orang yang mulia. Dan menurul kebiasaan Abdurrahman bin ‘Auf, jika ia masuk ke dalam rumahnya, la membaca Ayatul Kursi pada ke-empat sudut rumahnya”.
Dari Anas yang diangkat kepada Nabi SAW. beliau telah bersabda : “Allah SWT. telah mewahyukan kepada Nabi Musa a.s. : “Siapa yang membiasakan membaca Ayatul Kursi, selepas setiap shalat, Aku akan berikan kepadanya hati orang-orang yang pandai bersyukur, pahala para nabi, dan amal para shiddigiin (orang yang benar-benar keimanannya), dan Aku gelar disebelah kanan-Ku rahmat baginya, dan tidak ada yang menghalangi untuk Ak, masukkan ia ke syorga hingga ia didatangi oleh Malaikat Maut”.
Musa a.s. berkata : “Wahai Tuhanku, siapa yang mendengar ini, apakah tidak ingin membiasakannya”. Allah berfirman : “Sesungguhnya aku tidak memberikan itu semua kepada hamba-hamba-Ku kecuali ia seorang nabi atau shiddig atau seorang laki-laki yang aku cintai, atau seorang laki-laki yang Aku kehendaki ia terbunuh di jalanku (mati syahid)”.
Dari Ubayyi bin Ka’bin ja telah berkata : “Allah Ta’ala berfirman : “Hai Musa, siapa yang membaca Ayatul Kursi selepas selesai shalat, Aku akan berikan kepadanya pahala para nabi a.s..”. Abdullah berkata : “Maknanya menurut kami, adalah dia akan diberi pahala amal para nabi. Adapun pahala kenabian, tidak akan diberikan kepada seseorang, kecuali khusus untuk para nabi”. :
DO’A YANG PENUH KEBERKAHAN
Do’a ini adalah do’a yang penuh keberkahan dan agung, hal itu telah terbuku kcampuhannya, sctelah diadakan uji coba oleh para ulama.
Sebahagian ulama telah menetapkan sebagai berikut : “Barang siapa yung biasa membacanya setiap usai shalat fardhu, ia akan dilindungi Allah dari bencana dunia dan akhirat. Do’a tersebut adalah :
Aku persiapkan untuk setiap bencana yang aku jumpai di dunia dan akhirat ucapan 🙁 ) untuk rasa duka dan kesedihan ucapan : ( ) untuk setiap keni’matan ucapan : ( ) untuk setiap kebahagiaan dan cobaan ucapan : ( ) untuk setiap kekaguman ucapan : ( ) : untuk setiap perbuatan dosa, ucapan ( ) untuk setiap kesulitan/kesempitan, ucapan : ( ) untuk setiap musibah, ucapan 🙁 untuk setiap gadha dan takdir. ucapan : ( ) untuk setiap kera’atan dan kemaksiatan ucapan :
FASAL KE-III
MENGENAI MAKNA “LAAILAAHA ILLALLOH”
Ibbnu Abbas r.a. telah berkata makna : adalah tiada yang memberi manfaat atau mudharrat, tiada yang memberi kemuliaan atau kehincan, tiada yang memberi rizki atau mencegahnya selain Allah. Sebahagiaan ulama telah berkata di dalam tafsirnya : “Tiada, Dzai yang berhak disembah selain Allah”. Fakhruddin Ar Razii telah berkata : ” Ucapan Laa ilaaha illallah dari seorang hamba adalah merupakan isyarat atas ma’rifah, tauhid dengan lisan, pujian dan kebenaran kepada “‘Al Malikul Majiid (Maharaja yang Maha Agung). « Dan apabila seorang hamba mengucapkan : ( ) maka maknanya :
“Tiada Tuhan (yang patut disembah), yang memiliki segala kurnia segala nikmat, kekuasaan, kekekalan, keagungan, nur cahaya, kemuliaan, pujian. kemurkaan, keridhaan, hanyalah Allah. Dia adalah Dzat pemelihara alam semesta, Pencipta makhluk yang terdahulu dan yang terkemudian dan yang menentukan agama (yang sah dan benar) pada hari pembalasan”,
As Sanusi telah berkata : “Makna adalah-tidak adanya . kebutuhan kepada Tuhan selain Allah, dan segala sesuatu selain Dia membutuhkan Allah. Makna ” Laa ilaaha illalloh” adalah segala sesuatu tidak membutuhkan selain kepada Dia, dan segala sesuatu selain dia membutuhkan-Nya. Sebahagiaan ulama telah berkata : “Makna
“Tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, tiada Dzat pencipta makhluk, dan tiada Penguasa atas suatu urusan selain Allah”.
Ini diambil dari firman-Nya : ”
“Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah”, (QS. Al A’raaf : 54).
dan dari firman-Nya :
“Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain dari pada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciprakan apapun. hahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemadharratan duri dirinya dan tidak pula untuk mengambil sesuatu kemanfaatan dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan”. (QS. Al Furgaan : 3).
SEORANG A’RABII MASUK ISLAM KESAKSIAN SEKOR BIAWAK ATAS KERASULAN MUHAMMAD SAW.
Ad Darqutni, Al Baihaqi Syaiknya Al Hakim, dan Syaikhnya Ibnu Addy, telah meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. seperti yang tertera pada kitab “Hayyatul Hayyawan”, karangan Ad Damniri diceritakan bahwa ketika nabi Muhammad SAW. berada ditengah-tengah kerumunan para sahabatnya, tibatiba datanglah seorang A’raaaby (Orang Arab pegunungan) dari Bani Sulaiman menghadap beliau. A’raabiy itu telah berburu seekor biawak (kecil) yang disimpannya diujung tangan bajunya. Ia membawanya menuju rombongannya dan melihat ada satu jama’ah, seraya ia bertanya : “Jama’ah siapakah itu ?” Mereka menjawab : “Mereka adalah Jama’ah orang yang mengaku dirinya sebagai nabi ……..”
“Ia mendatangi Nabi seraya berkata : “Hui Muhammad, tidak ada sugitu Ocehan dusta dari kaum wanita yang melebihi ocehanmu, dan seandainya aku tidak takut dijuluki Bangsa Arab sebagai orang yang tergesa-gesa, niscaya aku telah membunuhmu, hingga dengan pembunuhan itu, aku akan dapat menggembirakan manusia seluruhnya.
Kemudian Umar r.a. berkata : “Ya Rasulullah, biarkanlah aku membunuh orang itu!” Rasulullah SAW. bersabda : “Tidak, tidakkah engkau mengetahui bahwa orang yang penyabar itu, hampir-hampir menjadi seorang nabi?” Kemudian A’raabit itu berkata : “Demi Latta dan ‘Uzzaa, aku tidak akan beriman kepadamu, sebelum biawak itu beriman kepadamu”. Lalu iapun mengeluarkan biawak itu dar ujung tangan bajunya dan diletakkan dihadapan Rasulullah SAW. sambil berkata : Jika biawak itu beriman kepadamu, maka ukupun akan beriman pula kepadamu”. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda:
Wahai Biawak (lalu diajaknya berbicara dengan Bahasa yang dapat difahami oleh seluruh kaum yang berkerumun ” Aku penuhi panggilan paduka dengan rasa bahagia wahai utusan Tuhan seru sekalian alam ” kata Biawak
Lalu SAW. bersabda pula : “Siapakah yang engkau sembah?” Ia (biawak itu) menjawab : “Aku menyembah Dzat yang “Arasy-Nya ada dilangit, kekuasaan-Nya ada dibumi, jalan-Nya dilautan, rahmat-Nya ada di syorga dar azah-Nya ada di neraka”.
Rasulullah SAW. bertanya pula : “Dan siapakah aku hai biawak?” Ya berkuta : “Paduka adalah Rasul Allah, Pemelihara alam semesta dan penutup para nabi. Telah beruntung orang yang membenarkan paduka dan merugilah orang yang mendustakan paduka”. Kemudian A’rabii itu berkata:
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang hak) selain Allah, dan bahwa engkau adalah utusan Allah yang hak. Demi Allah, aku telah datang kepadamu, dan tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang aku benci melebihi benciku kepadamu. Dan demi Allah, sekarang ini, aku lebih mencintaimu dari diriku dan anakku. Telah beriman kepadamu : rambutku, kulitku, batinku dan zhahirku, rahasiaku dan alamiahku (kenyataanku)”
Lalu bersabdalah Rasulullah SAW. : “Segala puji bagi Allah yang telah memberimu petunjuk kepada agama ini, agama yang tertinggi dan tidak ada agama yang lebih tinggi dari itu. Allah tidak akan menerima agama itu kecuali dengan shalat, dan shalat tidak akan diterima kecuali dengan (bacaan) Al Our’an”.
Ia (A’rabii) berkata : “(Kalau begitu) ajarilah aku”, kemudian Rasulullah SAW. mengajarinya “Surat Alfatihah” dan “Surat Al-Ikhlas”. Kemudian dia berkata : “Aku tidak pernah mendengar (kalimat) yang sedikit atau lebih singkat lebih baik dari ini”. Kemudian SAW. bersabda : “ni firman Allah, Tuhan pemelihara alam semesta dan itu bukanlah sya’ir Jika engkau membaca “Qul huwallaahu ahad” maka engkau seperti membaca sepertiga Alqur ‘an, dan jika engkau membacanya dua kali, maka Engkau seperti membaca dua pertiga Alqur’an, dan jika engkau membacanya tiga kali, maka engkau seperti membaca Alqur ‘an seluruhnya.
Kemudian berkatalah Al-A’raabii : “Sesungguhnya Tuhan kita menerima (amal) yang sedikit dan memberi (pahala) yang banyak”.
Setelah Sayyiduna Umar menyempurnakan “Attahli!”, kemudian beliau membawakan kalimat yang pertama diucapkan oleh Bapak kita Ibrahim Al Khalil, yang kemudian diucapkannya kembali oleh Nabi kita Muhammad SAW. pada peristiwa perang Uhud yaitu ketika mengalirnya darah para sahabat dan para musuh dimedan jihad fi sabilillah yang merupakan sebaikbaik jihad dan jalan menuju ridha Allah SWT. yaitu :
CUKUPLAH ALLAH. SEBAIK-BAIK PENOLONG DAN PELINDUNG BAGI KAMI. (7x) .
Telah berkata Asy-Syaikh Ali : “Yang pertama mengucapkan dzikir itu adalah Sayyiduna Ibrahim a.s.. ketika beliau dilempar ke api Namrud, yang kemudian api itu menjadi dingin dan menyelamatkan beliau. Kemudian kalimat itu diucapkan kembali oleh Junjungan kita Muhammad SAW. dan sahabat-sahabatnya yang ketika itu ada seseorang yang berkata kepada mereka :
“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”. (QS. Ali-Imran : 137).
yaitu setelah mereka memperoleh kemenangan di Uhud lalu situasi berbalik dan Ouraisy mulai menyerang balik kaum muslimin dari balik gunung dubawah pimpinan Khalid ibnul-Waliid yang ketika itu masih kafir. Kemudian mereka (Nabi SAW. dan para sahabat) mengucapkan :
“Cukuplah Alluh menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-bay Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia (yang besar, dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti, keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar” (QS. Ali-lmran : 174)
Ia berkata : “Demikian pula orang yang mendzikirkannya akan memperoleh kenikmatan dari Allah berupa kemuliaan didalam agamanya dunianya dan akhiratnya, dan akan melindunginya dari hal-hal yang tidak diinginkannya termasuk kesulitan, cobaan dan musibah”.
Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan dzikir tersebut adalah firman Al. lah Ta’ala :
“Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesunguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikchendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu“ (QS. At-Thalag : 3).
“Maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadanya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang Agung”. (QS. At Taubah : 129).
“Jikalau mereka sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul Nyu kepada mereka dan berkata : “Cukuplah Allah bagi kami” (QS. At Taubah : 59)
“Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu. maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmuj. Dia-lah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu min”. (QS. Al Anfaal : 62).
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan nisalah-risalah Allah. mereka takut kepada-Nya dan mereka nada merasa taku kepada (seorang) pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan” (QS. Al-Ahzaab : 39: .
“Hai Nabi. cukuplah Allah menjadi Pelindung) bagimu dan orang-orang mu ‘min yang mengikutimu”. (QS. Al-Anfaal : 64).
Adapun hadist-hadist yang berkaitan dengan dzikir tersebut diatas adalah
KELETIHAN JIBRIL A.S.
“Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau telah bersabda kepada Malaikat Jibril a.s. : “Hai Jibril. engkau yang terkenal memiliki kekuatan, pernahkah engkau merasakan letih?” Jibril a.s. menjawab : “Oh ya, aku pernah merasakan keletihan 3 (uga) kali yaitu :
Pertama : “Ketika Nabi Ibrahim a.s. dilempar ke unggun api. Allah telah mewahyukan kepadaku agar aku mengejarnya. dan ketika itu aku sedang berada di bawah “Arasy. Allah berfirman : Demi keperkasaan dan ke Agungan-Ku, jika ia telah mendahului terlempar ke dalam api, niscaya Aku akan hapuskan namamu dari daftar para malaikat. Lalu akupun segera turun mengejarnya dan mendapatkannya antara api dan Udara Dengan rasa letih aku berkata kepadanya: “Hai Ibrahim, apakah engkau memerlukan aku?” Beliau berkata : “Kalau kepadamu aku tidak perlu”.
Ke dua: “Ketika Nabi Ibrahim a.s. diperintahkan untuk menyembeli, putranya (Ismail), Allah telah mewahyukan kepadaku, agar mengejarnya. Allah berfirman: “Demi keperkasaan dan Agungan-Ku, seandainya pisau Ibrahim telah mendahuliim, telah mencapai kerongkongan Ismail, niscaya Aku akan hapu namamu dari daftar para malaikat. Maka segeralah akupu turun, dan aku rubah pisau itu dengan tebusan putranya yait, seekor kibasy (domba).
Ketiga : “Ketika Nabi Yusuf a.s. dilemparkan kesebuah sumur tua Allah telah mewahyukan kepadaku agar aku mengejarnya (angan sampai terjatuh ke dalam sumur) Allah berfirman , “Demi keperkasaan dan ke Agungan-Ku, seandainya ia telah mendahului sampai ke dasar sumur, niscaya Aku akan hapuskar namamu dari daftar para malaikat”. iyiaka aku segera turun dan terkejarlah ja di udara, dan kuangkat batu besar yang ada didasar sumur itu untuk menahan Nabi Yusuf agar tidak jatuh kedasarnya. Akhirnya aku turunkan dia dengan selamat dan akupun merasa letih sekali. Sumur itu adalah sarang ular yang kecil-kecil maupun yang besar.
Ketika ular-ular itu merasakan tindihan batu itu, masing-masing berkata kepada temannya: “Hati-hati janganlah ada yang bergerak, karena ada Nabi yang mulia telah turun disekitar kita”. Maka tidaklah ada seekor ularpun yang keluar dari sarangnya, kecuali seekor ular jantan yang besar telah keluar dengan maksud akan memagut Nabi Yusuf a.s.
Seketika itu, menjeritlah ular-ular itu yang menyebabkan mereka menjadi tuli hingga hari kiamat.
Dari Hasan Al Bashri bahwasanya ia telah berkata : “Ada jama’ah yang dapat dicontoh dalam kegiatan keagamaan mereka, yaitu membiasakan membaca pada setiap akhir shalat mereka :
Mereka mengatakan, dengan bacaan itu, mereka mendapat pemeliharaan dan rezki. Aku kira karena membaca firman-Nya: “kepada-Nya aku bertawakkal”.
Telah diterangkan pula :
(Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah. niscaya Allah akan mencukupi (keperluan) nya).
Nabi Ibrahim a.s. dilempar kedalam api oleh Raja Namrud : Telah diriwayatkan bahwa Raja Namrud dan kaumnya ketika akan melemparkan Al Khalil a.s. kedalam api, mereka telah mendatanginya dan mengangkatnya keatas puncak bangunan dalam keadaan terikat pada Almanjanig (alat semacam ketapel besar untuk melemparkan tombak). Lalu menjeritlah langit dan bumi serta seluruh penghuninya yang terdiri dari para malaikat dan lain-lain, kecuali bangsa manusia dan jin dengan suatu jeritan: “Ya Tuhan kami, Ibrahim Khalil-Mu dilemparkan kedalam api, dan tidak akan ada seorangpun yang menyembah Engkau selain dia. Karena itu zinkanlah kami menolongnya”.
Kemudian Allah “Azza wa Jalla berfirman : “Sesungguhnya dia adalah khalil-Ku (kekasih-Ku) dan Aku tidak mempunyai khalil selain dia. Aku adalah Tuhannya, dan tidak mempunyai Tuhan selain Aku. Jika dia meminta pertolongan kepada kalian, atau memanggil kalian, maka berilah ia petolongan. Aku telah mengizinkannya untuk itu dan jika dia tidak meminta selain kepada-Ku, maka Aku mengetahuinya, maka biarkan dia dengan Aku dan Aku yang akan mengurusnya.
Ketika kaum Narnrud akan melemparkannya ke dalam api, penjaga air mendatanginya sambil berkata: “Jika engkau ya Ibrahim menghendakinya, pastilah kupadamkan api itu”. Penjaga anginpun mendatanginya pula sambil berkata: “Jika engkau menghendakinya Ibrahim, pastilah telah kuterbangkan api itu ke udara”. Maka berkatalah Nabi Ibrahim a.s.: “Aku tidak memerlukun itu semua dari kalian. Cukuplah Allah bagiku sebaik-baik Penolong dan sebaik-baik Pelindung.
Telah diriwayatkan dari Ubay bin Ka’bin bahwa Nabi Ibrahim a.s.. ketika telah diikat dan dilemparkan kedalam api, beliau mengucapkan :
Tiada Tuhan (yang hak) selain Engkau. Maha Suci Engkau wahai Tuhan Pemelihara alam semesta. bagi-Mu segala puji, dan bagi-Mu Kerajaan tiada sekutu bagi-Mu . Kemudian Nabi Ibrahim. a.s. dilemparkan dengan manjanig kedalam ap, maka disambutlah beliau oleh Malaikat Jibril a.s. seraya berkata : “Hai, Ibrahim, apakah engkau berhajat kepadaku?”. Ibrahim a.s. berkata : “Jika kepadamu, maka aku tidak punya hajat”. Maka berkatalah Jibril as. “Mintalah kepada Tuhanmu’!”. Lalu Ibrahim berkata : , Cukuplah Allah sebaik-baik penolorg atas permohonanku. Dia Maha Mengetahui keadaanku.
Dari Abid Dardaa’ ra. dari Nabi SAW. bahwasanya beliau telah bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan setiap hari 7x
Jika mereka berpaling (dari keimanan). maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang Agung ‘ Allah akan membebaskannya dari rasa duka di akhirat dan dunianya, baik diyakininya atau tidak.
Telah bersabda SAW.: “Hasbialloohu wa ni’mal wakil” adalah merupakan keamanan bagi orang yany merusa ketakutan). (HR. Syaddand bin Aus)
Telah bersabda SAW. : “Apabila kamu sekalian memperoleh suatu urusan yang berat (besar), maka ucapkanlah :
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. (QS. Ali-Imran : 173)
Ibnu Abid-dunia telah meriwayatkan didalam “Kitah Alfaraju”, menurut cara yang ditempuh oleh Al-Khalil bin Murrah dari Fagiyyah warga Al-Lirdun, telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah SAW. apabila mendapatkan rasa duka atau kesusahan, beliau mengucapkan :
Cukuplah Allah Tuhanku dari para hamba, Cukuplah bagiku Yang Maha Pencipta dari para mahluk. Cukuplah bagiku Yang Maha Pemberi rezki. dari para mahluk yang diberi rezki. Cukuplah bagiku Dzat yang melindungiku. Cukuplah bagiku Allah yang tiada Tuhan (yang patut —disembah) selain Dia. Kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia-lah Dzat yang —memiliki Arasy Yang Agung.
Abu Dawud telah meriwayatkan didalam “Assunan” dari ‘Auf bin Malik r.a. bahwasanya Nabi SAW. telah memutuskan perkara antara 2 (dua) orang laki-laki. Setelah mereka pergi, salah seorang diantara Mereka ‘ . maka bersabdalah mengucapkan :
“Sesungguhnya Allah tidak mencela kelemahan seseorang, tetapi hendaklah engkau bekerja secara perlahan-lahan tctapi pasti, dan jika engkau medapatkan kesulitan didalam suatu urusan, ucapkanlah: Cukuplah Allah bagiku sebaik-baik Penolong dan Pelindung. Al-Imam Annawawi telah berkata :
Al-Kaysu adalah kelembutan ma ‘nanya hendaklah engkau bekerja dengan lembut (hati-hati) agar engkau mampu bekerja secara terus-menerus.
pari Abi Dzaar ra. ia telah berkata bahwasanya Rasul Allah SAW. pernah membaca ayat ini :
“Siapa yang bertakwa kepada Allah. niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangkasangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah. niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya)”. (QS. Ath Thalag: 2-3).
Kemudian beliau bersabda : “Hai Aba Dzarr, seandainya seluruh manusia memanfaatkan ayat ini, niscaya akan mencukupi mereka). (Telah dikutip oleh penulis Kitab Alfaraju setelah ia memperoleh cobaan. Demikian yang diutarakan oleh Asy-syarji didalam “Fawaidnya”).
KAIDAH:
Mengenai kasih sayang, firman-Nya Ta’ala :
Khasiat ayat ini adalah untuk menumbuhkan rasa kasih sayang pada orang-orang yang berpaling dari orang-orang yang diremehkan. Dan berguna juga untuk menghindarkan diri dari tipu muslihat orang-orang yang jahat. “Barang siapa yang membacanya pada pertengahan malam Jum’at 30 x dan masing-masing diakhiri dengan ucapan :
Ya Allah, ya Tuhanku, Engkau penolongku atas si filan bin Fulanah, atau si fulanah binti fulan. lembutkanlah hatinya dengan kasih sayang, dan tundukkanlah dia dihadapanku), niscaya Allah akan melemburkan hatinya dengan kasih sayang dan dirundukkannya dihadapanmu. (Boleh dicoba!!!)
Telah berkata Al Jaisyi didalam Kitab Al Barakah, setelah memperoleh hadits : tersebut, “Pertama hendaklah engkau membiasakan membacanya, Ya berkata : “Telah berkata Ibnush Shaif Alyamani : “Mendaklah Seseorang menyandarkan seperempat ibadahnya dengan bacaan Alqur an dengan firman-Nya :
la berkata : “Karena ibadah selain yang dua ini. disyaratkan adanya kehadiran hati dan keyakinan yang benar. Dan menurut keterangan. bahwa pembacaan Al Our an adalah merupakan pendekatan yang agung kepada Allah. baik difahami maupun tidak. Adapun orang yang mengucapkan Menurut keterangan, Allah SWT. akan mencukupi segala “ keperluannya yang penting, baik dimintanya secara benar atau dusta (tidak sungguh-sungguh).
KISAH NABI YUSUF DA. RAJA MESIR .
Al Baghawi telah meriwayatkan didalam tafsirnya bahwa setelah Nabi Yusuf a.s. keluar dari penjara, datanglah seorang pesuruh Raja kepadanya, dan meminta agar Nabi Yusuf menghadap Raja. Sebelum meninggalkan penjara, ia berdiri lama dimuka pintu, sambil berdo’a untuk keluarganya dengan ucapan :
“Ya Allah, lembutkanlah hati orang-orang yang baik kepada mereka (keluarganya). dan tidak disebar-luaskan kabar berita mengenai mereka, karena merekapun adalah manusia yang paling tahu tentang keadaan mereka sendiri disetiap pelosok negeri”.
Ketika Nabi Yusuf a.s. keluar dari penjara, dia menulis pada pintu penjara : “INI KUBURAN ORANG-ORANG YANG MASIH HIDUP, RUMAH YANG PENUH KESEDIHAN BAGI PARA SAHABAT, DAN RUMAH YANG PENUH KEKEJAMAN DARI PARA MUSUH””.
Kemudian dia mandi, membersihkan diri dari kotoran yang melekat karena lamanya didalam penjara, dan mengganti pakaian yang bersih lalu menghadap Raja.
Wahab berkata : “Ketika Nabi Yuasuf a.s. berdiri di muka pintu istana Raja, dia berdo’a sebagai berikut :
“Cukuplah bagiku Tuhanku dari duniaku. Cukuplah bagiku Tuhankar dari makhluk-Nya. Maha perkasa perlindungan-Nya Maha Agung puji diatas Dzat-Nya dan riada Tuhan (yang patut disembah) selain Dia”. Kemudian, Nabi Yusuf a.s. masuk dalam istana untuk menghadap Raja sambil mengucapkan :
“Ya Allah. sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan-Mu dari kebaikan raja, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan dari kejahatan orang-orang yang ada disekelilingnya”.
Adapun ucapan para ulama salaf, adalah seperti yang diriwayatkan dari Ma’ruf Alkurkhi r.a. bahwasanya ia telah berkata kepada Muhammad bin Hisaan: “Maukah engkau. aku ajari 10 kalimat: 5 (lima) kalimat untuk urusan duniamu, dan 5 (lima) kalimat untuk urusan akhiratmu?””. Siapa yang berdo’a dengan kalimat-kalimat itu, ia akan memperoleh rahmat Allah terlimpah kepadanya. Muhammad bin Hisaan berkata : “Aku telah berkata kepada Ma’ruf Alkurkhi r.a.: “Tuliskanlah untukku!”. Ia berkata: “Tidak, tetapi akan aku membacanya berulang-ulang untukmu, seperti yang diulangulanginya untuk Abubakar bin Kharrus (semoga Allah merahmatinya) sebagai berikut :
“Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Agung sebagai penolong ata agamaku, Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Penyabar sebagai penolong aras urusan duniaku. Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Pemurah sebagai penolong atas kepenringanku. Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Kuat sebagai penolong atas orang yang berbuat jahat kepadaku. Cukuplah bagiku Alah Yang Muha Kerus sebagai penolong aras orang yang akan herbuat keburukan kepadaku. Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Penyayang sebagai penolong kenka aku menghadapi kematian. Cukuplah hagiku Allah Yang Maha Penyayang sebagai penolong ketika aku menghadapi masalah di dalam kubur, Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Pemurah sebagai penolong ketika aku menghadapi hisaab. Cukuplah hagiku Allah Yang Maha Belas Kasih sehagai penolong ketika aku menghadapi timbangan amal. Cukuplah bagiku Allah Yang Maha Kuasa sehagai penolong kerika aku menyeberangi shiraat. Cukuplah bagiku Allah Yang tiada Tuhan (yang hak) selain Dia, kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Pemilik “Arasy yang Agung”. Penulis berkata: “Ketahuilah bahwa ucapan ( ) adalah .
“aku ridho atas ketentuan dan takdir-Nya, aku serahkan urusanku kepadaNya dan aku perlindungkan diriku kepada-Nya”.
Allah Yang Maha Pemurah telah berfirman di dalam kitab-Nya yang Agung:
Jika mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka dan berkata: ( ). seperti yang telah: diriwayatkan tentang N. Ibrahim a.s. ketika telah diriwayatkan tentang N. fbrahim a.s. ketika telah diikat pada Al Manjanig, beliau mengucapkan : ‘
(Cukuplah bagiku Allah sebagai penolong). Ucapan i termasuk do’a-do’a yang agung, dan dengannya beliau telah diuji ketika Jibril a.s. mengejarnya seraya berkata : “Apakah engkau berhajat kepadaku hai Ibrahim?”. Beliau bersabda : “Jika kepada engkau, mmaka aku tidak berhajat'”.
Itu adalah kesetiaan Nabi Ibrahim a.s. atas ucapannya : ( ) Karena itu Allah telah memberitahukan tentang Nabi Ibrahim a.s. dengan firman-Nya : (dan lembaran-lembaran Ibrahim a.s. yang menyempurmakan janjinya) (QS. An Najmu : 37)
yaitu sehubungan , dengan ucapannya : Menurut riwayat Allah SWT. telah mewahyukan kepada Nabi Dawud a.s. sebagai berikut : .
“Tiada seorang hamba yang berlindung kepada-Ku tanpa meminta pertolongan kepada makhluk-Ku, kemudian seandainya penghuni langit dan bumi memperdayainya, maka Aku akan memberinya jalan keluar”.
Sebahagian mereka berkata : “Apabila engkau ridha akan Allah Sebagai pelindungmu, maka engkau akan memperoleh jalan kepada setiap kebajikan”.
Telah berkata Sayyiduna Abdullah bin Alwi Al Haddad :
.
Dia telah berkata : “Cukuplah bagiku Allah Pemilik ‘Arasy yang mengetahui yang tersembunyi dan yang nyata. Karena itu berserah dirilah kepada. Nya (maka) engkau akan selamat”.
“Janganlah engkau mencari-cari alasan, karena engkau akan menyesali Dan ridhalah kepada gadha yang pahit sekalipun, niscaya engkau akan selamat dari bencana”. Telah berkata Al Imam Ja’far Ash Shadig : “Aku terheran-heran kepada orang yang telah diuji dengan 4 (empat) perkara tetapi lupa kepada 4 (empat) hal :
- Orang yang diuji degan penyakit, ia lupa cara menyembuhkannya yaitu dengan ucapan :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang”. (QS. Al Anbiyaa’ : 83).
“Maka Kami-pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami melenyapkan penyakit yang ada padanya”. (QS. Al Anbiyaa’ : 83).
- Aku heran kepada orang yang merasa ketakutan dari sesuatu, ia lupa cara menghilangkannya dengan ucapan :
“Cukuplah bagiku Allah sebaik-baik penolong dan pelindung”.
Allah Ta’ala berfirman :
“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang dasar) dari Allah, mereka mengikuti keridhaan Allah”. (QS. Ali Innran : 174).
- Aku heran kepada orang yang memperoleh makar (tipu daya), ia lupa cara menghindarinya dengan ucapan : .
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS. Al Mu’minun : 44). Allah SWT. berfirman :
“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka”. (@S. Al Mu’minun : 45).
- Aku heran kepada orang yang memperoleh nikmat dari Allah dan takut akan hilang (nikmat itu) bagaimana cara memeliharanya yaitu dengan ucapan :
“Sungguh atas kehendak Allah semua itu terwujud tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah”. (QS. Al Kahfi : 39).
Allah Ta’ala berfirman :
“Dan kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu “Massyaa Allah, laa guwwata illa billaah”. Sesungguhnya atas kehendak Allah. semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali atas pertolongan Allah”. (QS. Al Kahfi : 39).
Demikian sunnatullah Ta’ala bagi orang yang meyakini adanya perlindungan Allah, dan tidaklah ia berserah diri dalam segala urusannya kecuali kepada Allah SWT.
Pada sebagian kitab disebutkan pula : “Aku terheran-heran kepada orang yang memperoleh kesempitan dan rasa duka cita, bagaimana ia menghilangkannya dengan mengucapkan :
“Bahwa tidak,ada Tuhan (yang berhak disembahy selain Engkau. Maha, Suci Engkau. Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim” (QS. Al Anbiya’ : 87).
“Muka Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan, Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman” (QS. Al Anbiyaa’ : 88).
Didalam hadits Oudsi, dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. beliau telah bersabda :
Tidaklah ada orang yang berbicara didalam buaian kecuali 3 (tiga) orang saja yaitu : Isa putra Maryam, sahabat Jariij dan bayi yang sedang disusui ibunya. Ia telah melintasi seorang jariyah yang sedang dipukuli beramai-ramai dengan teriakan : “Dia berzina dia mencuri” sedang si Jariyuh it terus-menerus mengucapkan : (Cukuplah bagiku Allah, Dia adala sehuik-baik Penolong).
Kemudian ibu dari si bayi berdo’a : “Ya Allah.janganlah Engkau jadikan bayiku ini seperti dia”. Laju bayi itu berhenti menyusu dan memandang wajah ibunya sambil berdo’a : “Ya Allah, jadikanlah aku seperti dia (jariyah). (Al Hadits)
WIRID DZIKIR YANG SEPULUH
FAIDAH BESAR
Wirid dzikir yang 10 (sepuluh) ini, telah ditekuni oleh para hamba Allah yang zuhud. Dan konon wirid tersebut termasuk di dalam kategori kegiatan para abdaal (para wali). Barang siapa yang membiasakan membacanya setiap hari selepas shalat subuh, dan maghrib, ia akan dibebaskan Allah dari kedukaan, baik saat mengucapkannya itu benar-benar diyakini (dengan sungguh-sungguh) atau tidak.
Alangkah besar manfaatnya. Hal itu telah dicoba oleh orang-orang saleh, dan ternyata mereka telah memperoleh keberkahan, keberuntungan, kemudahan rezki,.pembebasan dari rasa duka, pemeliharaan diri dari tipu daya manusia, dari sihir, dari jin, dari syetan, pemeliharaan diri dari musibah pada jiwa, keluarga, harta, juga untuk kelapangan dada, keharuman naina, memperoleh nur didalam kubur dll. yang tidak terhingga didalam kehidupan dunia dan akhirat.
DZIKIR YANG SEPULUH ITU ADALAH :
- “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang………………..(100 x)
- “Segala puji bagi Allah, Tuhan Pemelihara alam semesta”……………….(100x)
- “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan atas Nat, Muhammad SAW. dan keluarganya……….. (100x)
- “Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Muhammad itu utusan Allah”. …………….. (100x)
- “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung”……………… (100 x)
- “Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan aku mohon taubat kepada-Nya”. ……..(100 x)
- “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kehadirat-Mu kiranya aku dapat berbuat kebajikan, meninggalkan keburukan dan mencintai orang. orang miskin dan mohon pula kiranya aku diampuni dan dirahmati”…………(100 x)
- “Katakanlah Dia adalah Allah Yamg Maha Esa (hingga akhir surat)”…………….. (100x)
- “Cukuplah Allah bagi kami sebaik-baik Penolong dan sebaik-baik Pelindung”………
…. (100 x)
- “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan atas junjungan kami Muhammad. Nabi yang ummi dan atas keluarga Muhammad”………… (3x)
(PENJELASAN BAHWA IMAN, ITU BERTAMBAH DAN BERKURANG)
Telah berkata Al Imam Al Baidhawi tentang firman Allah Ta’ala pada ayat yang lalu ( ) yang jelas mereka (para sahabat) tidak mengindahkan peringatan orang-orang kafir dan tidak merasa lemah bahkan dengan ayat tersebut keyakinan kaum muslimin kepada Allah tetap mantap, dan bertambah pula keimanan mereka. Karena itu mereka telah menzhahirkan semangat keberanian Islam dengan penuh keikhlasan.
Itu adalah bukti nyata, bahwa iman dapat bertambah dan berkurang. Hal itu telah diperkuat dengan ucapan Ibnu Umar r.a. :
“kami berkata : “Ya Rasulullah, apakah iman itu bertambah dan berkurang?. Beliau bersabda : “Ya, bertambah hingga orang-orang yang bersangkutan masuk syorga, dan berkurang hingga yang bersangkutan masuk neraka ‘. Firman Allah Ta’ala :
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka diantara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata : “Siapakah diantara kamu yang bertambah imannya dengan (turunya) Surat ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka Surat itu menambah imannya. sedang mereka Merasa gembira, Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada peryaki maha dengan surat itu bertambah kekafiran mereka. disamping kehufirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafiry”. (OS At Taubat: 124-125).
Telah diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwasanya ia telah berkata (“Sesungguhnya dzikir itu. akan menumbuhkan iman di dalam hati, seperti air akan menumbuhkan sayur mayur”.
Di: dalam AL Bukhari tentang Kirabul aman adalah ucapan. perbuatan, bertambah dan berkurang, ata adalah bersifat fardhu. syari’ah, hukum, sunnah dan cinta karena Allah dan marah karena AHah termasuk dari keimanan.
Ibnu Majah telah meriwayatkan dari suatu hadits tentang iman : “Keyakinan didalam hau. mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan semua rukun”.
Telah bersubda SAW. : “Siapa yang melakukan perbuatan dosa, akan berbekas didalam hatinya suatu bintik hitam, dan apabila ia bertaubat. maka akan licinlah hatinya. Dan jika ia tidak bertaubat, maka bertambah pula bintikbintik itu hingga menghitamlah hatinya. Itulah kotoran seperti yang difirmankan Allah Ta’ala : ..
“Sekali-kali tidak demikian sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka” (QS. Al Muthaffifiin : 14)
Di dalam suatu hadits diterangkan bahwa :
Sesungguhnya iman itu akan tampak bagaikan sesuatu yang mengkilap putih di dalam hati, kemudian akan bertambah sehingga hati itu akan menjadi putih semua. Dan sesungguhnya sifat nifaq itu, akan tampak bagaikan suatu bintik hitam, kemudian akan bertambah sehingga bintik itu menjadi hitam semua”.
Para ularna berkata: “Iman itu bertambah dengan cara membiasakan diri melakukan amal shaleh dengan ikhlas. Adapun sifat nifag (kita berlindung kepada Allah) akan bertambah karena melakukan maksiat atau perbuatan buruk seperti meningggalkan yang wajib dan melanggar apaapa yang dilarang oleh Allah SWT.
Al Imam An Nawawi telah mengutip dari Shahih Al Bukhari, sabda Rasulullah SAW. : “Siapa yang menghantarkan jenazah dengan iman dan kesadaran dan ia tetap bersamanya hingga menshalatkannya hingga selesai menguburkannya, ia akan diberi pahala sebanyak 2 (dua) giraath, tlaptiap giraath sama besarnya dengan Gunung Uhud. Dan siapa yang menshalatkannya, kemudian ia pulang sebelum menguburkan jenazah itu, maka ia hanya memperoleh pahala satu giraath.
Setelah Sayyiduna Umar selesai dari dzikir-dzikir yang penting, lalu beliau membawakan dzikir yang dengan dzikir itu, akan dicapai segala keinginan dan cita-cita dan diampuni segala dosa yaitu shalawat dan salam atas Nabi yang terpilih SAW. Beliau mengucapkan :
YA A,LAH LIMPAHKANLAH RAHMAT ATAS MUHAMMAD A ALLAH LIMPAHKANLAH RAHMAT DAN KESELAMATAN KEPADANYA. (11x)
Asy Syaikh Ali berkata : “Shalat atas nabi SAW? adalah termasuk seutama-utama pendekatan diri dan setinggi-tinggi maqam (derajat)”.
Shalat dari Allah Ta’ala adalah rahmat yang disertai penghormatan dan kesejahteraan. Dan keutamaan ini, dan keutamaan-keutamaan lainnya, yang agung yang diberikan oleh Allah kepada seseorang yang bershalawat atas Nabi SAW. dengan niat yang tulus ikhlas karena cintanya kepada SAW dengan permohonan kepada Allah kiranya berkenan mengagungkan beliau, merahmatinya, memuliakannya, dan mengangkat magannya sesuai nash dari para imam ahli ilmu seperti Al Imam Asy Sya’rani.
la (Asy Syaikh Ali) berkata : “Aku mendengar dari Syeikh kami Sayyidina Umar bahwasanya beliau berkata : “Tidak mengapa jika ia membaca shalawat sendirian, ditambah dengan ( ), dan jika berjamaah, maka sifat shalawat adalah seperti apa adanya yang tertera di sini. Syaikh Ali berkata : “Apabila seseorang akan membaca Raatib ini, dalam keadaan sendirian hendaklah ditambahkan ( ) yaitu :
Kemudian ia berkata : “Adapun shalawat itu ditentukannya berjumlah 11x, yuitu agar tampak adanya “rahasia keganjilan” dan secara umum sebagai pelambang “ke-esaan”. Kami mulai dengan menyebutkan “Keutamaan shalawat atas Nabi SAW. dan faedah-faedahnya yang agung sesuai yang telah dijelaskan baik oleh ayat-ayat Suci Al Our’an maupun hadits-hadits yang shahih.
FASAL PERTAMA MENERANGKAN SERBA. SEDIKIT MENGENAI KEUTAMAAN DAN KEKHUSUAN SAW,
Ketahuilah bahwa orang yang tampil menerangkan keutamaan-keutamaannya, bertujuan menyebarluaskan perangainya adalah bagaikan orang yang tampil menyelami lautan yang bergelombang, atau menghitung-hitung jumlah pasir yang bertumpuk, atau seperti orang yang datang ingin memelihara itu semua di dalam pemeliharaannya. Maka tidaklah !ayak baginya kecuali mengambil sesuai kemampuannya dan tidaklah meninggalkan yang sedikit, karena khawatir tidak memperoleh yang banyak.
Ini adalah untuk orang yang menyempatkan diri untuk menulis (mengarang) dengan segala usaha dan kemampuannya. Tetapi semua usaha yang serba terbatas itu, tetap terpuji dan diberi ganjaran dengan memperoleh derajat atas amalnya . .
“Dan jika aku manyanjung Muhammad dengan gasidahku, maka qasidahku justru terpuji karena Muhammad”. Adapun ayat-ayat Al Our’an yang berkaitan dengan itu adalah firman Allah Ta’ala :
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir. tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya, tanda-tanda mereka tampak pada muka merek, duri bekas sujud” (QS. Al Fath : 29).
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Our ‘an) menurut kemauan hawg nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS. An Najm : 3-4).
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah”. (QS. Al Hasyr : 7).
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud”. (QS. Asy Syu’raa’ : 218-219).
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata”. (QS. Al Fath : 1). .
“Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah”. (QS. An Nisa : 80).
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu?”. (QS. Al Insyirah : 1-2).
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi)”. (QS. Al Ahzaab : 45-46).
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min”. (QS. At Taubat : 128)
Adapun hadits-hadits Rasulullah SAW. yang berkaitan dengan itu adalah sebagai berikut :
Telah bersabda SAW. : “Aku adalah pemimpin anak Adam, dan aku tidaklah membanggakan diri. Adam dan lain-lainnya akan berada di bawah panji-panjiku pada hari kiamat. Aku orang yang pertama memberi syafaat dan diberi syafaat. Aku orang pertama yang terbelah bayinya bumi dan aku adalah pemilik “kedudukan yang terpuji” ( ) dan telaga (Kautsar) yang dikerumuni. Aku adalah pemilik alwasiilah yaitu sesuatu derajat di Syorga yang tidak diberikan kecuali untuk seseorang, dan kuharapkan scseorang itu adalah aku.
Aku akan memasuki syorga sebelum para Nabi, dan ununatku akan memasuki syorga sebelum umat-umat yang lain. Ummatku baik yang terdahulu maupun yang terakhir kebanyakan menjadi penghuni syorga. Seseorang dari ummatku akan masuk syorga dengan syafa’atnya seperti Rabi’ah dan Mudhar. Aku akan terus menerus memberi syafa’at hingga api neraka berkata : “Hai Muhammad. tidakkah engkau tinggalkan bagian patokan dari ummatmu 2.
Umatku, amal mercka paling sedikit, umur mercka paling pendek, terapi pahala amal mercka paling banyak. Ini adalah karunia Allah yang dikaruniakan kepadaku dam ummatku”. (Hadis Masyhur).
Nabi Muhammad SAW. adalah seorang makhluk Allah SWT. paling utama dari semuanya, karena beliau adalah ralumat basi seluruh alam. Ibu Abbus ra. telah berkata : “Telah bersabda SAW. : “Para nabi iru memiliki animal yang (perbuat dari cmnas. scdang mereka duduk-duduk di atasnya, kecuali aninaloarhka aka tidak mendudukinya. aku biarkan begitu Naa.
Aku tetap berdiri tegak di hadapan Tuhanku, karena aku takut akan segera dimasukkan ke syorga, sedang umatku akan tertinggal dibelakangku. Aku berkata : “Yu Allah yer Dulhankau, unimatku oo… oummatku LL… Kemudian Allah Yans: Maha Mula lagi Maha Agung berfinman : “Apa yang engkase ingin Ku lakukan?“ Nku berkata: “Ja Allah. ya Tuhanku, segeralah hisab atas mercka”.
Maka akupun terus mencrus memberi syata’at sehingga orang-orang yang sebenarnya telah dikirimkan ke neraka, dikembalikan lagi kepada beliau. hingga Malaikat Maalik penjaga neraka berkata: “Hai Muhammad, engkau tidak sisakan untuk api neraka dan untuk murka Tuhanmu”.
Telah bersabda SAW. : “Sesungguhnya aku memberi syafa’at pada hari kiamat kepada yang berada dimuka bumi lebih banyak dari jumlah batubatuan dan tanah kering”.
Telah bersabda Rasululah SAW. : “Hari itu aku memakai perhiasan dari syorga, kemudian aku berdiri di sebelah kanan ‘Arasy’ tidak ada seorangpun dari para makhluk yang menempati pangkat itu selain aku”.
Telah berkata Ibnu Abbas r.a. : “Beberapa orang sahabat Rasulullah SAW. duduk duduk menunggu beliau. Kemudian beliaupun keluar, dan mendekat kepada mereka. Tiba-tiba terdengar oleh beliau bahwa mereka sedang mengadakan mudzakarah. Sebagian dari mereka ada yang berkata : “Sungguh mengagumkan, Allah SWT. telah mengangkat dari makhluk-Nya seorang khalil (sahabat dekat) diangkat-Nya Ibrahim a.s. sebagai Khalil. Yang lain berkata : “Sungguh lebih mengagumkan lagi, mengenai pembicaraan Musa yang diajak bicara oleh Allah SWT. dengan pembicaraan yang sempurna”. Yang lainnya berkata pula : “Maka Isa adalah keterapan Allah yang diberi ruh atas izin-Nya”. Dan yang lain berkata pula : “Adam adalah pilihan Allah SWT”. Kemudian Rasulullah SAW. mendatangi mereka seraya bersabda : “
“Aku telah mendengar pembicaraan kalian dan kekaguman kalian Sesungguhnya Ibrahim adalah Khalilullah dan demikianlah dia. Dan Sesungguhnya Musa adalah Najiullah (orang yang diselamatkan Allah, dan demikianlah dia. Dan sesungguhnya Isa Ruuhullah wa kalimatuh, (yang diberi ruh oleh Allah dan ketetapan-Nya) dan demikianlah dia. Dan sesungguhnya Adam adalah syafiyullah (pilihan Allah) dan demikian, dia”
Ketahuilah aku adalah habbibullah (kekasih Allah) aku tidak membanggakan diri, dan aku’ adalah liwaaa ‘ulhamdi (panji-panji kemuliaan) pada hari kiamat. aku tidak membanggakan diri. Dan aku adalah yang pertama memberi syafa’at dan yang pertama diberi syafa’at pada hari kiamat, aku ridak membanggakan diri. Dan aku adalah yang menggerakkan bell pintu syorga.. lalu Allah membukakannya untukku dan masuklah aku ke dalamnya bersama orang-orang fakir dari kaum mu’minin, aku tidak membanggakan diri.
Aku adalah orang yang paling mulia dikalangan orang-orang yang terdahulu (awwalin) dan terkemudian (akhirin) aku tidak membanggakan diri”.
( ) Dari Abi Hurairah ra. ia telah berkata : “Ada orang yang bertanya : “Hai Rasulullah, sejak kapankah Tuan diangkat sebagai Nabi?”. Beliau SAW.
bersabda : “Ketika Adam (masih dalam proses kejadiannya) antara ruh dan jasad”, (Dikeluarkan oleh At Turmudzi shahih).
Sebagian ulama berkata : “Akal itu hakikatnya satu, tetapi mempunyai 2 (dua) sisi: satu sisi dalam bentuk kejadiannya yaitu akal yang menyatu antara orang mu’min dan orang kafir dan dinamai ( ) atau akal kehidupan. Yang kedua : dalam bentuk akhlak yaitu akal yang khas bagi orang mu’min dan dinamai ( )atau akal yang didasari hidayah petunjuk. Kemudian jika akal itu dikaruniai pemahaman, maka la akan menjadi lebih bijaksana, jika ia dikaruniai ilmu, maka ia akan menjadi lebih bijaksana, jika ia dikaruniai hikmat, maka ia akan menjadi lebih bijaksana lagi, dan jika ia dikaruniai ma ‘rifah, maka ia akan menjadi lebih bijaksana lagi, dan jika terkuak baginya hagigah. maka ia akan menjadi lebih bijaksana lagi, dan jika ia dikarunai kesempurnaan tauhid, maka ta akan menjadi lebih bijaksana lagi, dan jika ia dikaruniai kewalian, maka ja akan menjadi lebih bijaksana lagi, dan jika ia dikaruniai pangkat sufii, maka ia akan menjadi lebih bijaksana lagi, dan jika ia dijadikan seorang Nabi, maka ia akan menjadi lebih bijaksana lagi.
Dan Nabi Muhammad SAW. adalah yang paling bijaksana dari semuanya. Di dalam “Kitab Al “Awarif” sebagian ulama telah menerangkan yang bersumber dari Ibnu Manhab bahwasanya ia telah berkata : “Telah diterangkan didalam 70 kitab, bahwa semua akal yang diberikan kepada manusia, dari sejak adanya dunia hingga hancurnya dunia, jika disejajarkan dengan akal Rasulullah SAW. bagaikan sebutir pasir berada di tengah-tengah seluruh pasir yang ada di dunia.
Para ulama berkata : “Rasulullah SAW. telah diutus kepada seluruh bangsa manusia dan bangsa jin. dan tidak ada Nabi lagi sesudah beliau hingga hari kiamat, dan para ulama dari ummatnya SAW. adalah setingkat dengan para Nabi dari Bani Israil dan Allah SWT. telah menolong Nabi SAW. dengan mukjizat-mukjizat yang nyata.
Dari Anas r.a. bahwasanya ia telah berkata : “Rasulullah SAW. telah terkantuk sesaat, kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum'”. Para sahabat bertanya : “Kenapakah baginda tertawa ?”. Beliau bersabda : “Satu ayat telah turun tadi kepadaku, lalu beliau membacakan: hingga selesai. Kemudian beliau bersabda : “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” Mereka berkata : “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Al Kautsar itu adalah sebuah sungai yang telah dijanjikan Allah SWT. untukku di syorga. Ia mengandung kebaikan yang amat banyak suatu telaga yang akan didatangi oleh ummatku pada hari kiamat, bejananya sebanyak bilangan bintang-bintang di langit”.
Telah berkata Anas r.a. : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Ketika aku berjalan-jalan di syorga, tiba-tiba aku telah berada pada sebuah sungai. Kedua tepiny’a berraburkan mutiara yang berlubang”. Aku berkata : “Hai Jibril. apa ini? “. Jibril a.s. berkata : “Inilah AL KAUTSAR” yang diberikan Allah kepada Tuan”. (Al Hadits).
Dari Jabir r.a. ia telah berkata : “Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Api neraka itu. tidak akan menyentuh seorang muslim yang pernah melihatku dan melihat orang yang pernah melihatku “. (Dikeluarkan oleh At Turmudzi)
Dari “Aisyah r.a. ia telah berkata : “Adalah Nabi SAW. telah bersabda dan sabdanya itu shahih: “ Seorang Nabi tidak akan dicabut nyawanya hingga ia melihat tempatnya di syorga. kemudian ia hidup atau memilih”. Setelah (wahyu itu), beliaupun pingsan sedang kepalanya berada di pangkuanku, lalu beliau sadar dan menatapkan pandangannya pada atap rumah. Kemudian beliau berdo’a 🙁 ) “Ya Allah, pertemukan aku dengan “Ar Rafiq Al “Alaa” (sahabat yang tertinggi)”. Aku berkata : “Kalau begitu, beliau tidak memilih kami, dan aku tahu bahwa, hadits yang dibicarakannya kepada kami itu shahih, dan itulah kalimat terakhir . yang beliau ucapkan ” .
(Dikeluarkan oleh tiga perawi hadits dan Turmudzi). (Keterangan: “ adalah para Nabi yang menempati tempat yang tertinggi).
MU’JIZAT NABI MUHAM AD SAW.
Adapun mukjizat-mukjizat Nabi SAW. yang tidak dapat dibantah lagi adalah: “Kebenarannya atas semua yang dibawanya: terbelahnya bulan menjadi dua bagian: batu memberi salam kepada beliau: dan pohon berjalan menuju beliau”.
Shahibul Burdah berkata :
“Pohon-pohon telah datang memenuhi panggilannya dalam keadaan bersujud —pohon-pohon itu berjalan dengan –batangnya tanpa kaki. Diantara mukjizatnya juga.
- Seorang bayi dapat berbicara kepada beliau, seekor biawak bersaksi atas kerasulannya. Merintihnya sebatang pohon hingga terdengar oleh orang-orang yang di masjid. Pemberian sebatang tongkat kepada sebahagian sahabat beliau, lalu menjadi pedang. Hausnya balatentara Islam lalu beliau benamkan tangannya di dalam air yang sedikit, maka keluarlah air dari celah-celah jari jemarinya lalu merekapun mimum semuanya hingga puas. Konon jumlah mereka ada 1500 orang.
b Salah seorang sahabat beliau menghidangkan makanan kepada beliau — dalam sebuah nampan, lalu beliau memanggil orang-orang (pasukan islam) itu untuk makan bersama-sama hingga mereka semuanya merasa kenyang. Kemudian merekapun pulang dan konon jumlah mereka ada 1500 orang atau lebih.
Pemberitahuan tentang hal-hal yang ghaib yang telah terjadi di masa Jalu dan di masa yang akan datang, dan terjadilah apa-apa yang beliau beritakan itu tanpa kurang atau lebih.
Akhlaknya yang agung. Sebahagian ulama berkata : “Barang siapa yany memperhatikan akhlaknya, kemuliaannya, keindahannya dan keluhurannya, ia akan mengetahui dan mengakui bahwa itu semua adalah “Mukjizat dari Allah SWT.” yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia biasa. Karena itu semua, adalah kekhususan yang diberi Allah kepada beliau dan tidak diberikan kepada manusia sebelumnya.
AKHLAK NABI SAW SEBAGAI MU’JIZAT
Telah bersabda Nabi SAW, : “Sesungguhnya aku telah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Sebahagiaan ulama telah berkata : “Ketahuilah bahwa orang-orang yang cerdik pandai, meriwayatkan keindahan akhlak Nahi SAW. yang agung adulah merupakan mu’jizat beliau Nabi SAW. yang paling hesar dan tidak diragukan lagi”.
Telah bersabda Nabi SAW. : “Sesungguhnya Tuhanku telah menawarkan, kepadaku untuk menjadikan padang pasir Mekkah emas”. Aku berkata . “Tidak. ya Tuhanku, biarlah aku lapar sehari dan kenyang sehari. Adapun pada hari aku merasa lapar, maka aku akan berdo’a dan merendahkar, diri kehadirat-Mu, dar adapun pada hari aku kenyang. aku akan mensyukuri dan memuji-Mu“.
Masruuq telah meriwayatkan dari “Aisyah r.a., ia telah berkata : “Aku berkata : “Ya Rasulullah, ridakkah Tuan memohon makanan kepada Allah agar memberi makan kepada Tuan ?“. Ia (“Aisyah) berkata : “Aku telah menangis ketika melihat baginda dalam keadaan lapar”. Beliau bersabda ” Hai ‘Aisyah, demi Dzar yang diriku berada di dalam genggaman-Nya. Jika saja aku mau memohon kepadu Tuhanku Azza Wa Jalla agar menciptakan untukku gunung-gunung yang ada di dunia menjadi emas. pasti akan diciptakan-Nya sesuai kehendakku dari bagian bumi ini. Tetapi aku memilih rasa lapar di dunia dari rasa kenyangnya dan kemiskinan di dunia dari kekayaannya dan kesedihannya dari kegembiraannya.
“Hai “Aisyah, sesungguhnya dunia ini, tidak layak bagi Muhammad Jan keluarga Muhammad. Hai, “Aisyah, : Sesungguhnya Allah, tidak ridha bagiku, kecuali apa yang telah ditaklifkan (diwajibkan) kepadaku, seperti apa-apa yang ditaklifkan kepada mereka.” Beliau bersabda : “Maka bersabarlah (ya “Aisyah) seperti sabarnya para Ulul ‘Azmi dari para rasul (para rasul yang paling banyak penderitaannya. Demi Allah aku tidak akan perpaling dari ketaatan kepada-Nya, demi Allah aku akan bersabar dengan segala daya upaya, dan tidak ada kekuatan kecuali atas pertolongan Allah fa’ala.
SIFAT-SIFAT NABI SAW, BAIK FISIK MAUPUN AKHLAK NYA
Para ulama berkata : “ Selama mereka memperhatikan suatu tulisan mengenai sifat-sifat Nabi SAW. secara fisik di suatu rumah, niscaya rumah itu akan diselamatkan Allah dari pencurian, kebakaran dan kebanjiran. Dan selama tulisan berada pada seseorang, maka ia akan diselamatkan dari kezaliman penguasa, tipu daya syetan dan rumahnya akan diliputi suasana kegembiraaan”.
Adapun sifat-sifatnya Nabi SAW. secara fisik adalah : beliau
“putih bagaikan bulan”
“matanya amat hitam dan delik” (lebar)
“bulu matanya panjang
“wajahnya bersinar lerang ,
“hidungnya mancung dan indah.”
“wajahnya bulat, dagunya mamanjang, dahinya luas dan rambur Jenggotnya tebal”
” perut dan dadanya sama (rata) kedua bahunya besar. tulang-tulangnya kekar, kedua tangan bagian atas kekar. dan lengan bagian bawahpun kekar pula”.
“kedua telapak tangan dan kedua telapak kakinya luas”
“jari-jarinya panjang”
“apabila Nabi SAW. tidak memakai gamis tampak badannya secara jelas bersinar”.
“garis-garis rambut perutnya halus”
“beliau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, namun jika ada orang yang tinggi berjalan bersamanya, maka Nabi SAW. tetap lebih tinggi dari padanya”
“rambutnya bagaikan selalu tersisir” – .
“rambutnya tidak lurus dan tidak keriting sekali, dan apabia beliau prsenyum yang hampir-hampir tertawa, maka bagaikan sinar kilat yang memancar, dan jika beliau Nabi SAW. berbicara maka tampak bagaikan air keluar dari celah-celah gigi-giginya”
“Lehernya bagaikan kendi yang terbuat dari perak, jika dipandang dari jauh beliau tampak terindah dari semua manusia, dan jika dipandang dari dekat. beliau tampak paling manis dan paling ganteng dari mercki. Matahari seolah-olah berada diwajahnya. berkilauan wajahnya seperti bulan purnama. Siapa yang memandangnya sebelum bergaul dengan beliau, ia akan merasa segan dan jika sudah bergaul dengan beliau, ia akan jatuh cinta kepada beliau”.
Mengenai akhlaknya Nabi SAW. yang mulia, kami akan uraikan secaru singkat, karena tak seorangpun yang dapat menghitung pasir atau menimba atr lautan. Firman Allah Ta’ala kepada nabi-Nya yang mulia :
‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS. Al GlQalam : 4).
Firman Allah Ta’ala :
Katakanlah : “Ia mempecayai semua yang baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah. mempercayai orang-orang mu’min dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman diantara kamu”. (QS. At Taubat : 61).
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembu, terhadap mereka”. (QS. Ali Imran : 159).
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’rup serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. (Al A’raaf : 199).
Telah bersabda Rasulullah SAW.: “Ketika turun ayat ini :
aku bertanya kepada Jibril a.s. tentang artinya. Kemudian Jibril a.s. berkata: “Sesungguhnya Allah Ta ‘ala memerintahkan kepadamu agar menyambung (hubungan) kepada orang yang memutuskanmu, memberi kepada orang yang tidak mau memberimu, memberi maaf kepada orang yang menzalimimu, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu”.
Inilah akhlak para Nabi a.s. dan siapa yang meneladani mereka, maka ia termasuk dari pada wali. Dan ketika Nabi SAW. berada di perang Uhud mendapat cidera rahangnya retak dan darahnya mengalir dari wajahnya yang mulia, seorang berkata kepada beliau: “Tidakkah paduka berdo’a untuk membinasakan mereka (kafir Ouraisy)?”. Beliau berdiri seraya berdoa:
” (Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak tahu). Dan ada pula yang berkata kepada beliau : “Tidakkah paduka berdoa untuk membinasakan kaum yang acap kali mengganggu paduka?”. Beliau bersabda :
“ Aku tidak diutus untuk menjadi pelaknat, tetapi aku diutus sebagai pembawa rahmat”.
Telah bersabda Nabi SAW.: “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat tempat duduknya dari aku pada hari kiamat, adalah orang yang paling baik akhlaknya diantara kamu .
Dan akhlak yang baik itu, akan meleburkan kesalahan, seperti matahari meleburkan salju yang beku. Adapun akhlak yang baik itu menurut para ulama adalah : “Tidak suka mengganggu. cerah wajah (ramah), dermawan, peduli kepada orang lain. sabar. pemaaf. selalu berbuat baik, rendah hari, pengasih, penyayang, mulia diri. malu berbuat yang dilarang agama: hati-hati, memberi nasihat, memelihara rasa persaudaraan, ringan tangan untuk menolong sesama manusia terutama kaum muslimin, dan lain-lain sebagainya dari akhlak Rasulullah SAW.” “
AKHLAK RASULULLAH SAW.
Rasulullah SAW. adalah seorang inanusia yang paling sabar, paling pemurah, dan paling pemalu. Beliau lebih pemalu dari seorang gadis pingitan. Beliau orang yang paling lapang dada, paling benar ucapannya, paling lemah lembut tutur katanya, selalu periang. akhlaknya mulia lagi peramah, tidak kasar, tidak kejam hati, tidak suka berkata keras di muka orang, tidak berbicara . kotor, tidak suka mencaci dan tidak pula suka memuji-muji.
Beliau memenuhi panggilan orang yang memanggilnya (mengundangnya) dan suka menerima hadiah walaupun berupa makanan sederhana, beliau memakannya dan memberi imbalan kepada orang yang memberinya.
Beliau marah karena Allah dan bukan karena pribadinya, suka bergurau dengan para sahabatnya, dan bergaul dengan mereka, menyayangi anak-anak kecil mereka, anak-anak kecil itu dipangkunya dan digurauinya.
Beliau memenuhi panggilan seorang hamba laki-laki. hamba perempuan dan orang miskin. Beliau mengunjungi orang yang sedang saki, walaupun jauh tempatnya, beliau berjalan kaki walaupun sedang sakit mata Beliau menanyai orang-orang sekitarnya tentang keadaan mereka, dan beliau Juga memberi kesempatan kepada orang-orang untuk duduk-duduk bersama beliau untuk menatap wajah beliau, beliau juga manganggap teman duduknya sama, tidak ada yang lebih mulia dari yang lain (artinya sama derajatnya) Barang siapa yang ada hajat kepada beliau. disuruhnya bersabar hingga or. ang-orang lain pulang terlebih dahulu. Dan masih banyak lagi, akhlak Rasulullah SAW. yang tentu tidak dapat dituliskan semuanya disini.
Maksud kami di dalam fasal ini tiada lain, adalah mencari keberkahan dari uraian yang serba sedikit dari keutamaan-keutamaan shalawat atas Nabi SAW yang beliau itu sebagai pemberi kabar gembira, pemberi peringatan, pemberi semangat dan mengingatkan untuk memperoleh kebajikan yang amat banyak (dari shalawat itu) dan pahalanya yang besar sesuai yang dijelaskan oleh Al Our’an yang penuh hikmat dan hadits-hadits. Adapun ayat-ayat itu adalah :
Firman Allah Ta’ala :
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawar untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman. bershalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Al Ahzaab : 56).
“Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya menguatkan fagama)-Nya membesarkan-Nya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” (O.S. Al Fath : 9).
Alangkah indahnya suatu amal yang dimulai oleh Dzat Allah SWT. diikuti oleh para Malaikat-Nya yang bertasbih atas kesucian-Nya dan dianjurkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Dan mereka diberi imbalan dengan shalat-Nya (rahmat-Nya) dan mereka diberi pula kemuliaanNya yang agung.
Shalat atas Nabi hukumnya wajib, mesti dan tidaklah sah shalat tanpa membaca shalawat atas beliau. Allah SWT. telah mensejajarkan asma’-Nya dengan nama beliau, dan tidaklah disebut asma’ Allah Ta’ala, kecuali disebut pula Nabi-Nya. Itulah yang dimaksud dengan firman-Nya :
” Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. (9.S. Al Insyirah : 4).
Allah telah mewajibkan kepada kita untuk bershalawat kepada nabi-Nya, setiap namanya disebut. Dan meninggalkan shalawat atas beliau berarti kerugian (kesia-siaan).
Asy Syaugie telah menukil di dalam Kitab Fawaidnya dari Al Qoodhi Majduddin Asy Syiraazii di dalam Kitab “Ash shalaat wal busyraa” : menyebutkan ada seorang laki-laki yang mengadu kepada sebagian ulama tentang “kesulitan tidur”. Ulama itu berkata kepadanya : “Jika engkau akan tidur bacalah firman Allah Ta’ala :
Adapun hadits yang bersumber dari orang-orang shaleh, telah disebutkan oleh Al Imam Ats Tsa’labi di dalam Tafsirnya bahwa mereka berkata :
“Ya Rasulullah apakah Tuan mengetahui firman Allah Azza Wa Jalla :
Nabi SAM bersabda : “ni termasuk ilmu yang terpelihara. Seandainya kalian tidak bertanya kepadaku, niscaya aku tidak akan memberitahukannya kepadamu. Sesungguhnya Allah telah mewakilkan kepadaku 2 (dua) malaikat, maka tidaklah namaku disebut pada seorang hamba muslim, kemudian dia bershalawat kepadaku, kecuali kedua Malaikat itu berkata : ( ) (Allah telah mengampunimu). Lalu Allah Ta’ala dan para malaikat-Nya menjawab kedua malaikat itu. Aamiiin”. Dan tidaklah namaku disebut pada seorang hamba Muslim, kemudian ia tidak bershalawat kepadaku, kecuali kedua Malaikat itu berkata (Allah tidak mengampunimu). Lalu Allah Ta’ala dan para malaikat-Nya menjawab kedua malaikat itu : Aamiiin”.
dari “Aisyah r.a. bahwasanya Nabi SAW. telah bersabda : “Allah tidak menerima shalat, kecuali dengan wudhu dan (mengucapkan) shalawat kepadaku”. (HR. Al Baihaqi dan telah dinukilnya oleh Abu Ishak Asy syairazil di dalam “Al Muhazzab”).
Kemudian beliau bersabda : “Yang paling utama shalawat itu adalah yang diucapkan :
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan atas Ibrahim dar keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung”.
Al Imam Asy Syafi’i (rahimahullah) telah berkata : “Wahai keluarga Rasulullah, kecintaan kepadamu adalah wajib atas ketetapan Allah di dalam Al Our ‘an yang telah diturunkannya”. “Cukup agunglah derajatmu, sesungguhnya orang yang melakukan shalat tanpa bershalawat kepadamu, tidaklah sah shalatnya”.
As Sayyid As Samhudi telah menukil dari : di dalam kitabnya “Al Fajrul Munir” dari Syaikh Shalih Musa yang sedang sakit mata, ia memberitahukan bahwa suatu kali ia telah naik kapal laut yang air (lautnya) asin. Ia berkata : “Ketika itu angin kencang telah meniup dengan dahsyatnya. Katakanlah : “ Siapakah yang dapat selamat dari bahaya karam ??? Hingga hiruk pikuklah para penumpang karena takut tenggelam Ia berkata : “Kemudian aku tertidur, dan aku melihat dalam tidurku bertemu dengan Rasulullah SAW. Beliau bersabda : “Perintahkan kepada para penumpang kapal agar mengucapkan shalawat 1000 x yaitu :
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, suatu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala bencana dan bahaya, rahmat yang dapat memenuhi segala hajat kami, suatu rahmat yang dapat mensucikan diri kami dari segala kesalahan, suatu rahmat yang dapat mengangkat diri kami di sisi-Mu pada derajat yang tertinggi, suatu rahmat yang akan menyampaikan maksud tujuan kami yang terjauh dari segala kebajikan baik selagi kami hidup maupun sesudah kami mati”. Lalu akupun terbangun, dan telah kuberitahukan kepada para penumpang kapal tentang ru ‘yaa (mimpi yang benar) itu. Kemudian kamipun bershalawat dengan bentuk shalawat yang diajarkan dalam ru’ya tersebut, hingga akhirnya kamupun telah diselamatkan oleh Aliah SWT dari malapetaka yang mengancam itu. Alhamdulillah.
Dari Aus bin Aus r.a. ja telah berkata : “Telah bersabda Rasululah SAW: “Hari-harimu yang paling mulia, adalah hari Jum ‘at (karena) pada hari itu, telah diciptakan Adam a.s.. pada hari itu beliau diwafatkan, pada hari itu terjadinya peniupan sangkakala dan pada hari itu terjadi hari kiamat, Karena itu, perbanyaklah pada hari itu bershalawat kepadaku, karena shalawatmu itu, dilaporkan kepadaku”. Mereka bertanya : “Bagaimanakah: shalawat kami itu dilaporkan kepada Tuan, padahal Tuan telah menjadi tulang belulang?”.Beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta ‘ala, mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi ( Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan An Nasa’i).
Di dalam suatu riwayat disebutkan : “Siapa yang bershalawat kepadaku 1x (maka) Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat kepadanya 70x. Dan siapa dari umatku yang bershalawat kepadaku 1x, (maka) Allah akan hapuskan kesalahan-kesalahannya walaupun sebanyak jumlah pasir. Dar, siapa yang mendapatkan urusan yang sulit, hendaklah ia banyak-banyak bershalawat kepadaku. Dan siapa yang bershalawat kepadaku didalam sehar, 100 x, (maka) Allah akan penuhi 100 macam hajatnya, 30 untuk urusan dunianya dan 70 untuk urusan akhiratnya. Dan tidaklah do’a seseorang akan dapat naik kehadirat Allah tanpa bershalawat (dahulu) kepadaku”
Telah bersabda “Alaihish shalaatu wassalaam: “Barang siapa yang ketika mendengar adzaan dan igamat mengucapkan :
“Ya Allah, pemilik do’a yang sempurna ini, dan shalat yang berdiri, berilah rahmat atas Muhammad hamba-Mu dan Rasul-Mu, anugerahilah wasilah dan fadhilah dan syafa’ah pada hari kiamat, maka orang itu akan memperoleh syafa’atku”.
Telah bersabda SAW. : “Barang-siapa yang bershalawat kepadaku didalam suatu kitab, maka para malaikat akan selalu memohonkan ampunan Allah untuknya, selama namaku masih berada didalam kitab itu”.
Telah bersabda a.s. : “Tiada seorangpun yang memberi salam kepadaku, kecuali Allah akan mengembalikan ruhku hingga aku membalas salamnya “. Ada Seseorang yang bertanya : “Ya Rasulullah, bagaimanakah caranya kami bershalawat kepada Tuan?” Beliau bersabda:” Ucapkanlah!
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Muhammad, keluarganya isteriisterinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberi rahmat atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim, dan limpahkan keberkahan atas Muhammad, keluarganya, isteri-isterinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberi keberkahan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung”.
Sayyidatuna “Aisyah r.a. telah meriwayatkan bahwa ketika beliau menjahit, sesuatu diwaktu sahur, tiba-tiba jarumnya terjatuh, sedang lampu ketika itu padam. Lalu masukkalah Rasulullah SAW. menemuinya. Maka bersinarlah rumah itu dengan nur cahaya Nabi SAW. hingga diketemukan kembali jarum itu. Sdi. “Aisyah berkata : “Ya Rasulullah, alangkah bercahayanya wajah baginda ini”. Beliau Nabi SAW. bersabda : “Celakalah orang yang tidak melihatku pada hari kiamat”. Sdi. “Aisyah bertanya (lagi) : “Dan siapakah orang yang tidak dapat melihat buginda ya Rasulullah?” Beliau bersabda : “(Orang yang tidak dapat melihatku udalah) orang yang kikir”. Sdi. “Aisyah bertanya (lagi) itu?” Beliau hersabda : “Dia adalah orang yang enggan bershalawar kepadaku. .rnakala namaku disebut”.
Didalam hadits marfu ‘, Imam Thabrani meriwayatkan, bahwa SAW. telab bersabda : “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali. Allah ukan bershalawar kepadanya sepuluh kali, dan siapa yang bershalawat kepadaku 10x Allah akan bershalawat kepadanya 100x, dan. siapa yang bershalawat kepadaku 100x, maka akan ditulis diantara kedua matanya “kebebasan dari sifat nifag” “kebebasan dari api neraka” dan akan ditempatkan oleh Allah pada hari kiamat bersama-sama para syuhada.
Telah bersabda Rasulullsh SAW. : “Barang siapa yang bershalawal kepadaku pada hari Jum’at 1000x, (maka) dia tidak akan mati sebelum melihat tempatnya di syorga.
Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang mengucapkan :
(Semoga Allah menganugerahkan jazaa’ (imbalan/balasan) atas nama kami kepada Muhammad dan beliau odalah orang yang berhak atas itu) akan melelahkan 70 malaikat untuk menulis pahalanya selama 1000 pagi)
KARENA SHALAWAT ATAS NABI SAW SEEKOR UNTA BERSAKSI ATAS KEDUSTAAN SEORAN PEMUDA PENJAGA KEAMANAN
Di dalam “Kitab Hayatul Haayawaan” yang ditulis oleh Addamiri yang dinukil dari Kitab “Adda’awaat” yang ditulis oleh Ath Thabrani yang bersumber dari Zaid bin Tsabit r.a. telah berkata : “Kami telah berperang bersama Rasulullah SAW. dan ketika kami tiba di persimpangan jalan Madinah, kami melihat seorang A’rabii (orang Arab pegunungan) sedang menuntun seekor unta hingga ia berhenti di hadapan Rasulullah SAW. dan ketika itu, kami berada di sekelilingnya.
Araabii itu mengucapkan salam :
Salam sejahtera bagimu wahai Nabi warahmatullahi wabarakatuh), lalu Rasulullah SAW. pun membalasnya. Beliau bersabda : “Bagaimanakah keadaanmu pagi ini?”.
Ketika itu, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang nampaknya seperti penjaga keamanan seraya berkata : “Hai Rasulullah, A’rabi ini telah mencuri untaku ini”. Tiba-tiba unta ini melenguh (bersuara) sesaat, yang mana lenguhan itu didengarkannya baik-baik oleh Rasulullah SAW. Dan setelah unta itu diam, Nabi SAW. mendatangi orang itu seraya bersabda kepadanya : “Berpalinglah engkau dari pada A’rabii itu, karena unta itu telah bersaksi bahwa engkau adalah pendusta”.
Kemudian (penjaga keamanan itu) kembali. Lalu Nabi SAW. mendatangi A’rabii seraya bersabda : “Apa yang engkau ucapkan ketika engkau mendatangiku?”. Ia berkata : Demi bapak dan ibuku aku telah mengucapkan : “ ,
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Muhammad sehingga tidak ada rahmat yang tersisa, Ya Allah, limpahkanlah keberkahan atas Muhammad sehingga tidak ada keberkahan yang tersisa. Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan atas Muhammad sehingga tidak ada kesejahteraan yang tersisa. Ya Allah, rahmatilah Muhammad sehingga tidak ada rahmat yang tersisa”.
Maka bersabdalah SAW. : “Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci telah menjelaskan kepadaku, dan unta itu, telah bercakap dengan permohonan uzurnya (maafnya) dan para malaikat telah menutup atap langit. Dan didalam riwayat Tabrani dari Nafi’ dari Ibni “Amir bahwa Nabi SAW. telah bersabda kepada A’rabii itu: “Hai engkau, apa yang engkau katakan tadi?”. Lalu iapun memberitahukan kepada beliau mengenai apa-apa saja yang ia ucapkan. Maka bersabdalah Nabi SAW. : “Karena itu, aku telah menyaksikan para malaikat menerobos jalan-jalan kota Madimah hingga hampir-hampir menutupi antara aku dan engkau”.
Kemudian beliau bersabda pula: “Ergkau akan mendatangi Ash Shiraat (titian), sedang wajahmu lebih terang dari bulan pada malam purnama”.
KEUTAMAAN SHOLAWAT PADA SUATU MAJLIS
Diriwayatkan dari sebagian sahabat r.a. bahwasanya beliau telah bersabda : “Tidak ada suatu majlis dimana dibacakan “shalawat atas Nabi SAW.” kecuali akan semerbak bau harum hingga naik mencapai langit, jalu berkatalah Malaikat: “/ni keharuman majlis yang dibacakan shalawat atas Nabi SAW.” Al Imam Hujjatul Islam (Al Ghazali) telah menyebutkan didalam KITAB AL IHYAA” dari Abdul Wahid bin Zaid bahwa ia telah berkata: “Aku telah mengadakan perjalanan (safar) untuk melaksanakan ibadah haji. ditemani oleh seorang sahabat. Orang tersebut, selalu bershalawat kepada Nabi SAW. baik ketika ia duduk, berdiri, tiduran dan didalam segala perak geriknya senantiasa saja bershalawat. Atas ketekunannya bershalawat itu mendorong aku untuk bertanya kepadanya.
Dia berkata: “Aku akan menerangkan kepadamu tentang ketekunanku bershalawat ini”. Kisah ini berawal dari kepergianku untuk melaksanakan ibadah yang pertama bersama ayahku, dan ketika sani telah selesai melaksanakan ibadah haji, kamipun pulang.
Didalam satu rumah akupun tertidur. Ketika aku tidur, Tiba-tiba ada orany datang kepadaku sambil berkata: “Bangunlah! Allah telah mematikan ayahmu dan menghitamkan wajahnya”. Ia berkata: “Maka bangunlah aku dalam keadaan terkejut, lalu aku singkap kain yang menutupi wajah ayahku. Dan ternyata, benar-benar ia telah menjadi mayyit dengan wajah yang menghitam. Aku benar-benar sedih sekali melihat kejadian itu. Ketika aku kesedihan yang mendalam, tiba-tiba terasa kedua mataku mengantuk dan tertidurlah aku. Didalam tidurku aku melihat ada 4 (empat) orang hitam diatas kepala bapakku. Mereka memegang beberapa potong besi, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang tampan dengan memakai baju hijau. Orang yang tampan itu berkata kepada ke-4 orang hitam itu: “”Menjauhlah kalian! lalu di usapnya wajah ayahku dengan tangannya dan “datanglah ia kepadaku. “Bangunlah! Allah telah memutihkan wajah bapakmu”, katanya . Aku berkata kepadanya: “Demi bapak dan ibuku. siapakah gerangan Tuan ini?” Ia berkata: “Aku Muhammad”. Ia berkata: “Lalu akupun bangkit dan aku singkap kain menutupi wajah ayahku, ternyata dia. wajahnya benar-benar telah memutih kembali. Setelah kejadian itu, aku tidak pernah meninggalkan shalawat atas Rasulullah SAW.”.
Dari Abdullah bin Umar Al’ash r.a. bahwasanya ia telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “Jika kamu sekalian mendengar mu’adzin, maka ucapkanlah seperti yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku, sesungguhnya siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan memberi rahmat kepadanya 10x . Kemudian mintalah wasilah untukku, karena ia (wasilah itu) merupakan suatu pangkat di syorga yang tidak diberikan kecuali kepada salah seorang hamba Allah, dan aku harapkan, akulah hamba Allah itu.
Barang siapa yang memohon wasilah kepada Allah untukku, maka ia akan memperoleh syafa’atku”.
RASULULLAH SAW. MENCIUMA AS’AD BIN ABI ATHRAF
Ibnu As’ad Bin Abi Mathraf adalah salah seorang ahlil-khair yang saleh. Ia telah berkata: “Aku telah menetapkan pada diriku untuk bershalawat setiap malam sebelum tidur dengan jumlah tertentu, yang terkadang juga pada beberapa malam aku sempurnakan jumlah itu hingga aku tertidur”.
Aku menempati satu kamar, dan tiba-tiba terlihat Rasulullah SAW. masuk ke ruanganku melalui pintu kamar itu, maka gemerlapanlah ruangan itu dengan nur cahaya. Kemudian beliau bangkit dan mencium pipiku, karena banyaknya shalatku kepada beliau SAW.
Lalu akupun segera bangun, dan aku bangunkan pula isteriku yang ada disampingku, tiba-tiba rumahku itu semerbak bau harum misik Rasulullah SAW.. Harum musik itu melekat dipipiku selama 8 (delapan) hari kareng ciuman Rasulullah SAW. dan isteriku pun mendapatkan bau harum itu dipipiky setiap hari. Oh alangkah beruntungriya aku – Alharndulillah.
Dari Anas r.a: ia telah berkata: “Telah bersabda Rasulullah SAW.:. “Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa kemudian yang seorang menyalami sahabatnya sambil bershalawat kepada Nabi SAW., maka tidaklah mereka berpisah kecuali telah diampuni dosa mereka baik yang terdahulu maupun yang terkemudian”.
Dari Ali ra. ia telah berkata: “Telah bersabda Rasulullah SAW.: “Barang siapa yang melaksanakan hajji wajib, dan sesudahnya ia berperang didalam Suatu ghazwah (perang yang dihadiri Rasulullah SAW). ditetapkan baginya pahala 400 ibadah hajji.” Beliau SAW. bersabda : “maka patahlah han kaum yang tidak dapat melakukan jihad atau ibadah haiji. Kemudian Al, lah “Azza wa jalla mewahyukan kepada beliau : “Tak seorangpun yang bershalawat kepadamu. kecuali telah Ku-tetapkan shalawat itu dengan imbalan pahala 400 ghazwah, dan tiap-tiap ghozwah dengan imbalan pahala 400 ibadah hajji”.
FAIDAH SHALAT DAN SALAM ATAS NABI SHALALLAHU ALAIHI WA SALAM
Yang terpenting dari: “Shalat Allah, para malaikat-Nya dan para RasulNya atas orang yang bershalawat dan bersalaam atas Rasulullah SAW. antara lain : “
- “Orang ituakan dihapus kesalahan-kesalahannya, disucikan amalnya dan diangkat derajatnya.
- Orang itu akan diampuni dosa-dosanya dan akan dimohonkan ampun oleh shalawatnya itu sendiri.
- Orang itu akan memperoleh pahala sebesar Gunung Uhud dan amalnya akan ditimbang dengan timbangan yang adil.
- Oang itu akan dicukupkan keperluannya di dunia dan di akhirat.
- Orang itu akan memperoleh keselamatan dari beraneka bencana, kesaksian Rasululiah SAW. kepadanya dengan shalawat itu di hari kiarnat dan kepastian ia memperoleh syafa’atnya SAW.
- Orang itu akan memperoleh ridha Allah dan rahmat-Nya, memperoleh keselamatan dari murka-Nya dan akan bernaung di bawah ‘Arasy-Nya.
- Orang itu, timbangan kebajikannya akan lebih berat di akhirat, akan mendatangi telaga (haudh) dan mendapat keselamatan dari rasa haus.
- Orang itu akan dibebaskan dari api neraka, akan menyebrangi titian (ashshiraath) secepat kilat, dan akan dapat melihat tempatnya di syorga sebelum ia mati.
- Orang itu akan memperoleh isteri (bidadari) yang banyak di syorga dan memperoleh kedudukan yang mulia.
- Orang itu akan memperoleh pahala melebihi dari mengikuti 20 ghozwah (perang sabilillah bersama Rasulullah SAW.)
- Orang itu akan memperoleh pensucian dan akan berkembang hartanya karena keberkahan shalawat. ‘
- Orang itu akan memperoleh identitas sebagai ahli sunnah wal jama’ah (karena shalawatnya).
- Para malaikat akan bershalawat (memohon rahmat) bagi orang yang senantiasa bershalawat kepada Rasulullah SAW.
- Orang itu, dengan setiap shalawatnya akan dikabulkan 100 hajatnya bahkan lebih dari itu.
- Shalawat itu merupakan ibadah dan amal yang paling dicintai Allah dari orang itu.
- Perhiasan suatu majlis dan akan dijauhkan sescorang dari kemiskinan dan kesempitan hidup.
- Orang itu akan memperoleh kebajikan.
- Orang itu, akan menjadi orang yang paling utama di sisi Nabi SAW. pada hari kiamat.
- Orang itu, akan rmemperoleh pahala bagi dirinya dan anak cucunya.
- Shalawat itu merupakan pendekatan diri kepada Allah dan rasulNya.
- Shalawat itu merupakan cahaya bagi orang yang bershalawat baik ketika berada dikuburnya, mahsyarnya maupun ketika menyeberangi ashshiraat (titian).
- Orang itu akan memperoleh pertolongan Allah atas musuhnya dan akan disucikan hatinya dari sifat nifak dan kotoran-kotorannya.
- Orang itu, akan memperoleh.kecintaan kaum mukminin
- Orang itu akan bertemu dengan Rasulullah SAW. di dalam tidurnya, dan jika memperbanyak shalawatnya maka ia akan dapat melihat beliau dalam keadaan terjaga.
- Orang itu, akan berkurang dipergunjingkan dan itu adalah termasuk amal yang paling berkah dan paling utama di dunia dan akhirat. Dan lain-lain dari yang tersebut diatas. –
FASA KE-3 MENGENAI MAKNA SHALAT DAN SALAM ATAS RASULULLAH SAW.
Sebagian ulama telah berkata: “Shalat menurut asal bahasa adalah do’a, sesuai firman Allah ( ) (shalatlah atas mereka), artinya”Do’akanlah mereka!”, dan menurut istilah shalat dari Allah adalah rahmat yang diiringi dengan penghormatan. Adapun shalat dari malaikat artinya istighfaar atau permohonan ampunan. Dan shalat dari manusia artinya do’a dengan kerendahan hati. Dan shalat dari burung-burung dan udara adalah tasbih.
Sebagian Ulama berkata: “Shalat atas Nabi SAW. adalah keberkahan dan rahmat”. Alhaluni berkata: “Adapun shalat dengan lisan adalah penghormatan. Ada yang berkata : “Shalat yang ditentukan, adalah shalat yang mengandung pembungkukan punggung (rukuk), karena membungkuknya si kecil terhadap yang besar ketika berjumpa adalah menurut adat sebagai penghormatan”.
Secara umum, apa yang terdapat didalam shalat yang terdiri dari: “berdiri, duduk, dan lain-lain merupakan penghormatan bagi yang dimohon dengan semangat dan harapan atas tercapainya karunia Allah Ta’ala dan kasih sayang-Nya”.
Ada lagi yang mengatakan: “Shalat karena Allah, adalah dzikir untuk mengagungkan Dzat yang dituju, sebagai pengakuan atas keagungan kedudukan dan ketinggian pangkat yang hanya layak bagi Allah Ta’ala semata”.
Adapun jika kita mengucapkan : maka yang dimaksud adalah: “Ya Allah. agungkanlah Muhammad di dunia dengan mengangkat sebutannya, menzhahirkan dakwahnya dan mengekalkan syari’atnya. Sedang di akhirat dengan syafa’at kepada ummatnya, diperbanyak pahalanya, diistimewakan keutamaannya di kalangan awwaliin dan akhiriin dengan magaam (kedudukan) yang terpuji dan didahulukan atas hamba-hamba-Nya yang didekatkan lagi dipersaksikan atau yang disebut ( ).
Walaupun kepangkatan ini sudah merupakan kewajiban Allah untuk memberikannya kepada Nabi SAW., maka segala sesuatunya mempunyai tingkatan dan pangkat yang terkadang jika seseorang dari ummatnya pershalawat kepada Nabi SAW. dan do’a tersebut diterima, maka akan dapat menambah tingkatan dan pangkat beliaw Nabi SAW.
Lalu yang dimaksud dengan shalawat.itu adalah menunaikan haknya dan mendekatkan diri kepada Allah (dengan banyak bershalawat kepadanya). Itu adalah seperti ucapan kita : ( )dan itu merupakan shalat kita kepadanya, bahwasanya kita tidak memiliki hubungan yang dapat mengagungkan urusannya dan ‘mengangkat pangkatnya, dan itu semata-rnata berada di tangan Allah Ta’ala.
Maka tepatlah, bahwa shalawat kita kepada beliau adalah merupakan do’a untuk beliau SAW. Al Wahidi telah berkata didalam tafsirnya: MAUSUM BILWAJIZ”, yaitu . atau ampunan memperoleh rahmat dan petunjuk ke syorga, pahala, hag, dan kebenaran. Dan maknanya, agar shalat kepada Rasulullah SAW. itu seperti yang diucapkan beliau SAW. : “Shalat dari Allah kepadanya”.
Didalam sisi ini, bahwa harapan-harapannya kepada Allah merupakan permohonan. Tidakkah anda mengetahui bahwa orang yang dikatakan kepadanya : ” ” (semoga Allah mengampuni dan Merahmatimu) menggantikan ucapan (Ya Allah, ampunilah dia dan rahmatilah dia).
Syariih Ratib berkata : “karena itu, ketika Allah mensifati “LAILATUL OODRI” yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan, Allah berfirman : , yaitu ia tidak lain dari keamanan/kesejahteraan dan kebajikan yang tidak ditentukan oleh Allah ta’ala hingga terbit fajar”.
ARTI AR RAHMAH
Adapun rahmah adalah mencakup 2 (dua) arti, yaitu ( ) (menjauhkan alasan), dan yang lain ( ) (memberi pahala atas suatu amal). Kalimat ini berada di luar shalat. Tidaklah engkau mengerti bahwa Allah “Azza wa Jalla telah berfirman :
“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka”. (QS. Al Bagarah: 157).
Dan dipisahkan antara kedua yaitu shalawat dan rahmah.
Telah berkata Al Baihaqi (yaitu) apa yang diberitahukan kepada kami oleh Abul ‘Aliyah Al Haafizh : “Telah berbicara kepada kami Ali bin “Isa Al Khairi, telah berbicara kepada kami Musaddad bin Yuthn, telah berbicara kepada kami Utsman ibn Abi Syaibah, telah berbicara kepada kami Jarir dari Manshur dari Mujaahid dari Sa’ad bin Al Masayyib dari Umar telah berkata: “Pemisahan itu adalah sebaik-baik keadilan dan sebaik-baik kelebihan tambahan”.
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa m usibah, mereka mengucapkan “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-Bagarah: 156-157) kedua keadilan itu adalah shalat dan rahmat dan ditambah sedikit adalah ” ” atau hidayat.
ARTI AL BARAKAH
Adapun “Al Barakah” atau keberkahan adalah pemberlakuan Allah atas takdir-Nya. Dan bagi kita adalah permohonan keberkahan seperti yang kita ucapkan : “Ya Allah, anugerahilah keberkahan alas Muhammad”. Sedang asal kata “AI Barakah” senantiasa diambil dari “unta itu mendekam”.
Jika kita mengucapkan maknanya: “Ya Allah, tetapkanlah sebutan Muhammad dan dakwahnya, perbanyaklah para pengikutnya dan golongannya dan keharuman umatnya dengan keberuntungan dan kebahagiaan, kiranya mereka diberi syafa’at serta dimasukkan ke syorga-Mu dan ditempatkan di negeri penuh keridhaanMu”, Maka menyatulah makna permohonan keberkahan bagi Nabi SAW. yang bersifat abadi dan tambahan kebahagiaan.
Syaarih kitab ini berkata: “Adapun shalat Allah kepada Nabi-Nya dan kepada orang-orang” yang bershalawat kepadanya berarti “Penambahan bermacam-macam kemuliaan dan kehalusan ni’mat”. Adapun shalat kita dan shalatnya para malaikat kepada beliau adalah permohonan dengan kerendahan hati agar beliau dianugerahi kemuliaankemuliaan itu dengan penuh keinginan memperoleh kelebihannya. ,
Tidak seperti ucapan seseorang: ( (Semoga Allah mengampuni dan merahmatinya). Karena hal itu khusus meminta rahmat, ampunan dan ditutupi. Adapun ucapan: ( )
(Semoga Allah meridhainya), adalah khusus bagi orang-orang yany mempunyai dosa-dosa besar, sedang meminta rahmat dan ampunan adalah antuk umum.
Adapun do’a dan shalat dari ummatnya ada 3 perkara: Salah satunya, doa itu mengandung dampak untuk memperoleh karunia-Nya, nikmat dan yahmat-Nya terutama pada jama’ah yang jumlahnya banyak, seperti ketika memohon turunnya hujan atau diangkatnya suatu musibah dan lain-lain. Semangat itu akan berbekas dalam hubungan antara ruhani manusia dan ruhaniat alam atas, dengan adanya kesesuaian dzat. Karena arwah ini sejenis dengan berlian, dan yang memutuskan kesejenisannya adalah pengotoran dengan kotoran-kotoran nafsu syahwat. Karena itu, kata-kata hati yang suci akan lebih cepat darmpaknya, dan didalam bertadharru’ (memohon dengan khusyu’ dan kerendahan hati) akan lebih berhasil, karena tadharru’ itu akan membakar kotoran-kotoran syahwat dari hati dalarn suatu kcadaan yang akan melemahkannya dan mematahkan dari kegelapannya.
Karena itu, sedikit saja dari orang banyak yang meleset, dan mereka tu tidak sunyi dari hati yang suci, kemudian kesucian itu akan bertambah dengan ta’awun (bertolong-tolongan didalam kebajikan) dan akan tampak pula dampaknya. Syaarih Ratib ini berkata pula: “Hujjatul-Islam telah memperkuat pembicaraan ini, yaitu tentang kekuatan ta’tsir (dampak) doa bersama jama’ah kaum muslimin, seperti yang telah diriwayatkan didalam hadits shahih dari Sayyidil Anaam SAW. tentang penghuni Guwa/Gowa. Secara singkat telah dikisahkan bahwa sebuah batu besar telah terjatuh dan menutupi pintu Gowa yang menyebabkan penghuni-penghuninya tidak dapat keluar.
Maka masing-masing penghuni Gowa itu berdo’a, sehingga terlihat batu besar itu sedikit demi sedikit mulai bergerak.
Yang pertama berdo’a : “Ia bergembira, karena melihat ada tanda-tanda do’anya diterima”.
Yang kedua berdo’a : “Ia bergembira, karena ia melihat lebih dekat untuk bisa keluar”.
Yang ketiga berdo’a : “Ia bergembira, karena ia melihat batu besar itu telah bergerak dan bergeser hingga mereka dapat keluar semua”.
INILAH KISAH 3(TIGA) PENGHUNI GOWA
Lafazh hadits ini terdapat pada Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abi Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khattab r.a., ia telah berkata: “Aku mendengar Rasul Allah SAW. bersabda : “Ada 3 (tiga) orang pemuda sebelum kamu telah keluar dari rumah untuk suatu urusan, hingga mereka terasa ingin tidur lalu berlindunglah didalam suatu Gowa. Tiba-tiba ada sebuah batu besar bergulir dari gunung hingga menutupi pintu Gowa itu.
Mereka berkata: “Sesungguhnya kalian tidak akan selamat, kecuali jika kalian berdo’a kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan amal-amalmy yang saleh”.
Salah seorang dari mereka berdoa: “Ya Allah, aku mempunyai 2 (dua) orang tua yang sudah tua renta, sedang aku belum memberi minuman sore baik kepada keluargaku maupun kepada yang mencari nafkah. Pada suatu hari, aku telah pergi jauh dari mereka untuk menebang pohon, aku belum memberi minuman kepada mereka, hingga mereka tertidur. Kemudian aku nemeras susu untuk minum sore mereka, namun aku jumpai mereka dalam keadaan tertidur nyenyak dan akupun tentu tidak ingin memberi minum sebelum mereka terbangun, baik kepada keluarga maupun orang yang mencari nafkah . Kemudian aku pun tetap berdiri menunggu mereka terbangun sedang kelas tetap berada ditanganku hingga fajar menyingsing, sedang anak-anak kecil merengek-rengek dikakiku karena rasa iri ingin mendapatkan susu itu.
Kemudian kedua orang tuaku terbangun, dan meminum minuman sore mereka, “Ya Allah, jika apa yang aku lakukan itu Engkau nilai sebagai amalku untuk meraih ridha-Mu, maka longgarkanlah tempat dimana kami berada dari himpitan batu ini”. Maka bergeraktah batu itu, namun mereka belum dapat keluar. ,
Yang lain berdo’a pula: “Ya Allah, aku mempunyai hubungan asmara dengan putri pamanku yang sangat aku cintai”. Dan didalam suatu riwayat lain (dikatakan): “Sesungguhnya aku sangat mencintainya melebihi cinta pria lainnya kepada kekasihnya. Aku menginginkan dirinya, tetapi ia menghindari dariku hingga aku merasa sedih sekali untuk beberapa lama. Suatu ketika, ia telah mendatangiku, lalu aku memberinya uang sebanyak 120 (seratus dua puluh) dinar (uang mas), dengan maksud agar dia menyerahkan dirinya kepadaku. Ketika itu ia membiarkan saja, hingga aku telah mendapat peluang untuk berbuat (fahisyah) kepadanya. Didalam riwayat lain (disebutkan) ketika aku sudah duduk diantara kedua kakinya, ia berkata: “Takutlah kepada Allah! Janganlah engkau mensegerakan (memakai) cincin kecuali sesuai haknya!. (Janganlah kau mencampuriku sebelum kita sah menjadi suanu isteri)”, lalu aku berpaling dari padanya, sedang dia adalah wanita yang paling aku cintai. “Ya Allah, jika apa yang aku lakukan itu, Engkau nilai sebagai amalku untuk meraih ridha-Mu, maka longgarkanlah tempat dimana kami berada dari himpitan batu ini”. Maka bergeraklah batu itu sedikit, namun mereka belum juga dapat keluar.
Yang ketiga berdoa pula: “Ya Allah, sesungguhnya aku telay mempekerjakan beberapa orang karyawan, dan aku telah membayar upah mereka semua, kecuali seorang saja. Ia meninggalkan upah yang kuberikar kepadanya, dan pergilah ia entah kemana. Kemudian aku kembangkan upahnya itu hingga menjadi banyaklah hartanya. Setelah berselang beberapa tahun, ja pun mendatangiku seraya berkata: “Ya Abdullah, bayarlah upahku sekarang kepadaku!”.
Aku berkata: “Semua yang engkau lihat ini adalah upahmu yang terdiri dari : unta, sapi, kambing, dan budak”. Ia berkata: “Ya Abdullah, janganlah engkau menghinaku!”. Aku berkata: “Aku tidak menghinamu”.
Kemudian ia pun mengambil itu semua dan tidak ada sesuatupun yang ditinggalkannya. “Ya Allah, jika apa yang aku lakukan itu Engkau nilai sebagai amalku untuk meraih ridha-Mu, maka longgarkanlah tempat kami berada dari himpitan batu ini”. Maka bergulirlah batu besar itu dari pintu gowa dan keluarlah mereka semua.” Alhamdulillah.
Ketika Sayyiduna Umar sudah mendekati kesempurnaan Ratibnya yang Agung. beliau membawakan dzikir yang dapat menghapuskan dosa besar. yang dapat memadamkan murka Dzat Yang Maha Memaksa dan memadamkan jilatan api dari orang yang mengucapkannya. Dapat menurunkan hujan dan dapat mendatangkan kurnia seperti yang tersebut didalam Surat Nuh a.s.. terdiri dari anak-anak, harta, syorga, dan sungai, yaitu: Al-Isrighfaar. Beliau mengucapkan:
AKU MOHON AMPUN KEPADA ALLAH 11x. Kemudian engkau mengucakan AKU BERTAUBAT KEPADA Allah 1x
Asy-Syaikh Ali berkata : “Makna Astaghfirullah (aku memohon ampunan Allah). syaratnya adalah harus adanya rasa penyesalan dan kemauan keras untuk tidak kembali kepada pelanggaran larangan, dan selalu mentaati perintah-perintah Allah. Dan manakala seseorang terjerumus lagi kepada perbuatan dosa, maka hendaklah ia mengulang kembali istighfaar it, ditengah malam dan sepanjang hari. Dan dengan demikian, dengan pertolongan Allah Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi, dia akan dapar mengalahkan musuh yang angkuh itu (syetan yang terkutuk)”.
Dalam suatu hadits Oudsi, Rasulullah SAW. bersabda : “Apabila seorang hamba mengucapkan: “Astaghfirullah” (aku memohon ampunan Allah, Allah berfirman : “Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan dia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang mengampuni segala dosa dan Dia menghapuskan dosa itu. Aku telah mengampuni (dosa) hamba-Ku, selama ia memohon ampunan-Ku, Aku mengampuni (dosa) hamba-Ku seperti apa adanya”. Didalam Hadits Oudsi yang lain, Allah Ta’ala berfirman :
“Wahai anak Adam, jika sekiranya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan-kesalahan (dosa) sepenuh isi bumi, sedang engkau tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu, kemudian engkau memohon ampunan-Ku, niscaya Aku mengampuni dan Aku tidak perduli”.
FASAL PERTAMA : MENGENAI KEUTAMAAN “ISTIGHFAR”
Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan “istighfaar” adalah: firman Allah Ta’ala :
“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisaa’: 64).
“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya. kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisaa’ : 110). –
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat” (QS. An Nashr : 3).
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri. mereka ingat akan Allah. lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah ? Dan mereka tidak meneruskan perbuoter keiinya itu, sedang mereka mengetahui” (QS. Ali imran : 135) ,
“Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”. (QS. Al Anfaal : 33).
“Maka bersabarlah kamu. karena sesungguhnya janji Allah itu benar. dan memohonlah ampun untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi”. (QS. Al Mu’mm : 55).
“Allah Ta’ala telah berfirman, menceritakan Nabi-Nya Adam : (Keduanya berkata : “Ya Tuhan kami. kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami. niscaya pastilah kami termasuk orang-orang merugi”. (QS. Al Anfaal : 23).
Allah Ta’ala telah berfirman melalui Nabi-Nya Nuh : Maka aku katakan kepada mereka : “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun”. (QS. Nuh : 10).
Allah Ta’ala telah berfirman melalui lisan Nabi-Nya Huud : Dan (dia berkata) “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada -Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu”. (QS. Huud : 52).
Allah Ta’ala telah berfirman melalui lisan Nabi Shalih : -, Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya)”. (QS. Huud : 61).
Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan “istighfaar” adalah sebagai berikut :
Telah bersabda Rasul-Nya yang terpilih : “Barang siapa yang banyak beristighfaar, Allah akan berikan kepadanya kegembiraan dari setiap kesedihan, jalan keluar dari setiap kesempitan dan diberi rezki dari (sumber) yang tidak diduga-duga”. (HR. Imam Ahmad dan lainnya).
Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang ingin catatan amalnya menggembirakan (hatinya). hendaklah ia memperbanyak istighfaar.” (HR. Al Baihaqie).
Telah bersabda “Alaihish Shalaatu Wassalaam : “Wahai manusia, beristighfaarlah kalian kepada Allah dan bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya aku beristighfaar dan bertobat kepada-Nya dalam sehari itau setiap hari 100x dan lebih banyak dari 100x”. (HR. Ahmad, Ath Thabrani, dan lainnya).
Telah berkata Al Imam Al Baihagie bahwa istighfaar di kalangan para Nabi sesudah kenabian berada pada salah satu sisi dari yang tiga yaitu :
- Karena dosa yang telah dilakukannya sebelum diangkat sebagai nabi, atau :
- Karena dosa-dosa umatnya dan kerabatnya, atau :
- Karena perbuatan yang bersifat mubah yang kemudian di haramkan oleh Syara’, sedang ia telah terlanjur memperbuatnya (yaitu sebelum diharamkan), kemudian dia beristighfaar karena lupa semata. Walaupun hal itu telah dinilai sebagai suatu kebajikan diluar para nabi, seperti yang pernah di katakan ,
Artinya : “Kebajikan-kebajikan orang-orang yang tha’at sama dengankeburukan-keburukan orang-orang yang didekatkan (kedudukan) kepada Allah” (Saya)
Berkaitan dengan ini, adalah seperti ucapan Nabi Ibrahim a.s. : (Sarah adalah adikku) dan (sesungguhnya aku sedang sakit), hingga hal tersebut dianggap sebagai kebohongan dan beliau telah mohon uzur (tidak menyanggupi) untuk memberi syafa’at umum, dan hanya orang-orang kafir tetap menghuijah agama Allah.
Al Baghawi telah berkata: “Istighfaar maknanya adalah mendengarkan dan menta’ati hukum syara'”
Al Qomah bin Al Aswad telah berkata: “Telah berkata Abdullah bin Mas’ud r.a. Didalam kitab Alllah ‘Azza wa Jalla ada 2 (dua) ayat yang apabila dibaca oleh seorang hamba yang telah melakukan dosa, niscaya ia akan diampuni dosanya, yaitu :
Telah bersabda SAN. : “Hai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfaar. Sesungguhnya aku melihat kebanyakan penghuni neraka adalah dari kalian (kaum wanita). Jazilah salah seorang dari mereka bertanya: “Karena apakah Ya Rasulullah, kebanyakan dari kami menjadi penghuni neraka?”, Beliau bersabda : “Karena kalian sering mengutuk dan mengingkari kebaikan. Aku tidak melihat orang-orang yang diberi pikiran kebanyakan kurang akal dan agamanya dari kalian”. Ta berkata : “Hai Rasulullah, apakah arti kurang akal dan agama?” Beliau bersabda : “Adapun kurang akal. karena kesaksian 2 (dua) orang wanita sebanding dengan kesaksian seorang laki-laki dan inilah yang disebut kurang akal. Dan wanita melewari beberapa malam tanpa shalat dan ia berbuka di bulan Ramadhan (tidak puasa) dan inilah yang disebut kurang agama”. (HR. Imam Muslim di dalam Shahihnya)
Telah bersabda a.s : “Siapa yang hendak tidur, mengucapkan
“Aku mohon ampunan Allah Yang Maha Agung, yang liada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Kekal terus menerus mengurus makhlukNya, dan aku bertobat kepadaNya 3x, maka Allah akan ampuni dosa-dosanya walaupun seperti buih di lautan atau sebanyak pasir yang bertumpuk atau sebanyak daun-daun pepohonan atau sebanyax hari-hari dunia”.
Abu Dawud dan Al Haakim telah meriwayatkan dan berkata : isnadnya shahih dari Utsman r.a. telah berkata : “Apabila Rasulullah SAW. telah selesai dari penguburan seorang mayyit, beliau berdiri (di tepi kubur) seraya bersabda :”Mohonlah ampunan untuk saudaramu, dan mohonlah baginya ketetapan, karena sesungguhnya ia sekarang ditanya (oleh Mungkar dan Nakir)”.
Adapun Rasulullah SAW. didalam istighfaarnya, beliau mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, keberlebihan dalam urusanku dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahui dari padaku.
Ya Allah, ampunilah kesungguhanku, keteledoranku, kesalahanku, dan kesengajaanku yang semuanya ada padaku.
Ya Allah, ampunilah aku atas apa-apa yang telah ku lakukan terdahulu dan terkemudian, yang kurahasiakan dan yang kulakukan secara berlebihan dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahui dari padaku. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Didalam beberapa tafsir diterangkan bahwa Rasulullah SAW. telah mendatangi sahabat-sahabatnya dari arah pintu Bani Syaibah, yang dilihatnya ketika itu mereka sedang tertawa ria. Beliau bersabda: “Apakah kamu tertawatawa? Jika kamu mengetahui apa-apa yang aku tahu, niscaya kamu akan sedikit tertawa dan akan banyak menangis. Kemudian beliau berlalu dan tidak lama kembali lagi kepada mereka dengan tersenyum sambil bersabda: “Jibril a.s. telah turun kepadaku dengan membawa firman-Nya:
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hijr : 49).
Telah bersabda a.s.: “Tidak ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang beristighfaar kepada Allah dalam sehari 70x, kecuali akan diampuni Allah baginya 700 dosa. Dan sungguh telah merugi seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang telah melakukan dalam cehari lebih dari 709 dosa”. ‘,
Dari Abid Dardaa’ r.a., ia telah berkata: “Aku’telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, (maka) Allah akan (mudahkan) ia memperoleh jalan ke syorga. Dan sesungguhnya paru malaikat merendahkan sayap-sayapnya karena ridha atas orang yang menuntut ilmu. Dan sesungguhnya orang ‘alim itu, akan dimohonkan ampunan baginya oleh para makhluk yang ada di langit, yang ada di bumi, dan (hingga) ikan-ikan yang ada didalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah bagaikan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Dan sesungguhnya para Ulama itu adalah pewaris nabi, mereka tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, berarti telah memperoleh bagian yang banyak”.
Khalid bin Ma’dan (rahimahullah) telah berkata : “Allah Ta’ala telah berfirman : “Para hamba yang paling Aku cintai adalah mereka yang saling sayang menyayangi karena cinta kepada-Ku, dan mereka yang hatinya terikat dengan masjid dan beristighfaar diwaktu sahur. Karena mereka itulah maka setiap kali Aku akan menurunkan hukuman kepada penduduk bumi, Aku ingat mereka, lalu Aku biarkan mereka dan Aku urungkan hukuman itu).
Oattaadah telah berkata : “Al Our’an memberi petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat untukmu. Adapun penyakitmu adalah dosadosamu dan obat.untukmu adalah Al Istighfaar kepada Allah”.
Ali bin Abi Thalib telah berkata : “Sungguh mengherankan, jika ada orang yang binasa, padahal ia memiliki jalan keselamatan. Ada yang bertanya, Apakah itu? Ia (Ali) berkata : “AI Istighfaar”‘.
Sufyaan bin ‘Ayilnah (rahimahullah) berkata : “Aku mempunyai seorang saudara laki-laki yang telah meninggal dunia, lalu aku memimpikannya. Dalam mimpi itu aku bertanya kepadanya : “Apakah yang diperlakukan Allah kepadamu?”. Dia menjawab : “Allah telah mengampuniku atas dosa-dosaku karena istighfaar atas dosa-dosa itu, sedangkan dosa yang belum aku istighfaar dari padanya, belum diampuni”.
felah bersabda SAW. : “Hidupku adalah baik untukmu, dan matiku pun paik (pula) untukmu. Adapun hidupku, karena aku gariskan sunnah. sunnahku untukmu dan aku gariskan ketentuan-ketentuan syari’at untukmu. ““
Adapun matiku, maka sesungguhnya amal-amalmu dilaporkan kepadaku, jika aku melihat amalmu baik, maka aku memuji Allah Ta’ala. pan jika amalmu buruk, (maka) aku beristighfaar (memohonkan ampun) kepada Allah untukmu.” (Dari Al Ihayaa).
Telah bersabda SAW.: “Kaffarah (penghapusan dosa) bagi orang yang engkau pergunjingkan adalah memohonkan ampun kepada Allah untuknya”. (HR. Ibnu Abid Dunia).
Pengarang Kitab “Unsul Mungathiin” menceritakan dari Al ‘Utha, jatelah berkata : “Ketika aku sedang berada di sisi makam Nabi SAW. tibatiba terlihat olehku ada seorang A’raabii telah datang menunggang untanya. Kemudian ia turun dari atas unta itu dan mendatangi makam Nabi SAW. seraya mengucapkan : .
Salam sejahtera atasmu wahai manusia pilihan Allah. Engkaulah Rasul yang diturunkan Allah kepadamu.
“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerimg taubat lagi Penyayang”. (QS. An Nisaa’ : 64). dan inilah aku telah datang kepadamu, memohon ampun atas dosaku, maka berilah syafa’at untukku kepada Tuhanku!. Al ‘Utbaa berkata : “Kemudian akupun tertidur, dan aku melihat Rasulullah SAW. bersabda : “Kejarlah A’rabii itu, dan beritahukan bahwa Allah SWr telah mengampuninya”.
Dari Ali Ar Ridhaa bin Musa Al Kazhim r.a. bahwasanya SAW. telah bersabda : “Barang siapa yang berpuasa sehari di bulan Sya’ban kareng menuntut pahala dari Allah, ia akan masuk syorga. Dan barang siapa yang beristighfaar dalam sehari 70x, ia akan dihimpun pada hari kiamat didalam rombongan Nabi SAW. dan ia akan memperoleh kemuliaan dari Allah. Dan barang siapa yang bersedekah di bulan Sya’ban walaupun dengan sebiji kurma, Allah akan haramkan jasadnya dari api neraka.”
Telah disebutkan oleh Ibnush Shabbaa’ didalam Kitabnya “ALFUSHUUL” dan diketengahkan dari Muhammad Al Jawab bin Ali Ar NOS bahwasannya ia telah berkata: “Ada 3 (tiga) perangai yang menyampaikan seorang hamba kepada ridhaa Allah Ta’ala, yaitu:
- Banyak beristighfaar.
- Bersikap lemah lembut (ramah).
- Banyak bersedekah.
Dan barang siapa yang memiliki 3 (tiga) perangai berikut ini tidak akan menyesal, yaitu :
- Meninggalkan ketergesa-gesaan.
- Tidak meninggalkan musyawarah.
- Bertawakkal kepada Allah ketika akan melaksanakan sesuatu pekerjaan.
FASAL KEDUA: MENGENAI SEBAGAIN FAIDAH AGUNG YANG MEMILIKI MANFAAT YANG BESAR
AZIMAH, SEBAIK-BAIK ‘AZIMAH, KEUNTUNGAN, SEBAIK-BAIK KEUNTUNGAN ADALAH ISTIGHFAAR YANG TERKENAL DENGAN SEGALA KEBAJIKAN DAN KESENANGAN HATI.
FAIDAH YANG PERTAMA : “Penghulu Istighfaar”, adalah sesuai yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari r.a. didalam Shahihnya dengan sanadnya kepada Syaddaad bin Aus ya. iatelah berkata : “Telah bersabda SAW., Sayyidul Istighfaar adalah engkau . mengucapkan :
Artinya : “Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan, dan akulah hamba-Mu. Dan aku pun dalam ketentuan serta janji-Mu semampuku. Aku berlindung dari segala kejahatan yang telah aku lakukan, aku mengakui ni’mat-Mu yang-Engkau limpahkan kepadaku, dan aku pun mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab fidak ada yang dapat memberi ampunan kecuali hanya Engkau sendiri. Barang siapa yang mengucapkannya di siang hari dengan penuh keyakinan, kemudian ia mati pada hari itu, sebelum tiba waktu sore, maka dia termasuk ahli syorga. Dan barang siapa yang mengucapkannya diwaktu malam, dengan penuh keyakinan, kemudian dia mati sebelum tiba waktu pagi, ia termasuk ahli syorga”.
FAIDAH KE-DUA : ISTIGHFAR AL KHAIDZIR
Istighfaar Nabi Al Khaidzir adalah seperti yang dikutip oleh Hujjatul Islam Al Ghazalii didalam “KITAB AL IHYAA”, ia telah berkata : “Seandainya engkau mempunyai dosa sebanyak tetesan-tetesan embun dan sebanyak buih dilautan, pasti akan terhapus (diampuni) jika saja engkau berdoa dengan do’a ini :
Artinya :”Ya Allah, sesungguhnya aku mohon ampunan-Mu dari setiap dosa yang pernah aku bertaubat dari padanyu kemudian aku ulangi kembali. Dan aku mohon ampunan-Mu dari setiap apa-apa yang pernah aku berjanji kepada-Mu dari tubuk hatiku, kemudian aku belum menepatinya. Dan aku mohon ampunan-Mu dari setiap amal yang aku tujukan untuk Dzat-Mu Yang Maha Mulia, kemudian aku campuri dengan selain Dzat-Mu. Dan aku mohon ampunan-Mu dari setiap yang Engkau anugerahkan kepadaku, kemudian aku pergunakan untuk bermaksiat kepada-Mu dan aku mohon “mpunan-Mu wahai Dzat Yang Maha Mengetahui yang Ghaib dan Yang Nyata, dari setiap dosa yang telah kuperbuat disiang hari bolong dan dikegelapan malam, baik ditempat yang ramai maupun di temput yang sunyi, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan wahai Allah Dzat Yang Maha Penyabar”
(Telah berkata Al Ghazali r.a.: “Ada yang mengatakan bahwa istighfaar ini adalah istighfaar Al Khaidzir a.s.”).
FAIDAH KETIGA: ISTIGHFAR NABI ADAM AS.
Istighfaar bapak kita Adam a.s. atas Nabi kita SAW. adalah seperti yang dikutip oleh Al Imam Abu Thalib Al Makki, ia berkata : “Telah diriwayatkan kepada kami dari Hisyaam bin “Urwah dari bapaknya, dari datuknya dari Aisyah r.a. beliau telah berkata : “Ketika Allah ‘Azza wa Jalla akan memberi taubat kepada Adam a.s., beliau (Adam a.s. ) melakukan tawaf 7x mengelilingi Al Bait (Ka’bah) yang ketika itu belum berbentuk bangunan namun merupakan “sebuah tanah tinggi merah”, lalu beliau melakukan shalat 2 (dua) raka’at, kemudian mengucapkan :
Artinya : “Ya Allah, Engkau mengetahui rahasiaku dan kenyataanku, maka terimalah permohonan maafku. Dan Engkau mengetahui hajat keperluanku, maka berilah akan permohonanku. Dan Engkau mengetahui apa-apa yang ada pada diriku, maka ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kehadirat-Mu. keimanan yang senantiasa melekat dihatiku, dan keyakinan yang benar hingga aku mengetahui bahwa suatu musibah itu tidak akan menimpuku kecuali yang telah Engkau tentukan atas diriku. Dan aku mohon pula rasa ridha (pada diriku) atas apa-apa yang telah Engkau bagikan (anugerahkan) untukku wahai Dzat Yang Besar lagi Maha Pemurah”. Kemudian Allah mewahyukan kepada Adam a.s. : “Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosamu, dan tidak ada seseorang dari keturunanmu yang berdo’a kepada-Ku seperti yang telah engkau berdoa kepada-Ku, kecuali Aku akan angkat kesedihan hatinya dan Aku angkat kemiskinan dari padanya dan jadilah ia seorang tajir (saudagar) yang tidak ada bandingannya dari saudagar manapun juga dan akan datang kepadanya harta dunia yang berlimpah ruah meskipun ia sendiri tidak menghendakinya”.
FAIDAH KE- EMPAT : ISTIGHFAAR UMAR R.A.
Disebutkan bahwa Sayyidina Umar Ibnul Khattab r.a. disaat beristisgaa (shalat mohon turun hujan), beliau beristighfaar sesuai yang diriwayatkan Dari Asy Syibi bahwa Umar Ibnul Khattab r.a. telah keluar (rumah) untuk Incmohon turun hujan bersama-sama orang banyak. Mereka (jamaah) berkata kepadanya : “Kami tidak melihat anda memohon hujan”, Maka berkatalah Sayyidina Umar r.a. : “Aku telah meminta hujan dengan bintang-bintang di langit yang menyebabkan turunnya hujan, kemudian beliau membaca :
Maka aku katakan kepada mereka : “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”, (QS. Nuh : 10-12)
Didalam “KITAB ARRIYAADH” disebutkan dari Khawat bin Jubair ia telah berkata : “Manusia telah tertimpa musim panas yang amat sangat dimasa Umar. Lalu mereka diperintahkan untuk keluar rumah, guna memohon hujan”.
Umar shalat bersama-sama mereka 2 (dua) raka’at, tak sengaja ia keliru menghamparkan sorbannya yang sebelah kanan ada dikiri dan sebelah kiri ada dikanan, kemudian ia menengadahkan kedua tangannya sambil
“Ya Allah, sesungguhnya kami mohon ampunan-Mu dan pembebasan-Mu dari dosa-dosa kami, (maka tak lama) mereka dianugerahi hujan). Dan ketika mereka dalam keadaan demikian, datanglah orang-orang Arab dari pegunungan mendatangi Umar. Mereka berkata: “Ya Amirul Muminin, ketika kami berada di perkampungan kami pada hari anu jam sekian…… tiba iba awan hitam menaungi kami, lalu kami mendengar ada suara: “Telah darang kepadamu seorang penyelamat (Abu Hafash), Telah datang kepadamu seorang penyelamat (Abu Hafash)……….”.
FAIDAH KELIMA :
Telah diriwayatkan oleh Arrabii’ bin Shabiih bahwa seorang laki-laki mendatangi Al Hasan, mengadukan tentang adanya kegersangan yang sialaminya. Maka berkatalah Al Hasan : ( ) (Mohonlah ampun kepada Allah). Lalu ia (A’rrabi’) berkata pula : “Yang lain telah datang pula mengadukan perihal kekeringan kebun-kebunnya, dan Al Hasan berkata pula : ( ) ” (Mohonlah ampun kepada Allah!)”, Ia (A’rrabii’) berkata : “Orang-orang telah datang mengadukan kepadamu tentang berbagai hal dan meminta kepadamu bermacam-macam hajat, lalu kepada mereka semua engkau perintahkan agar beristighfaar”.
Al Hasan berkata : “Aku tidak mengatakan hal tersebut dari pribadiku, tetapi aku telah mengambil I’tibaar (pelajaran) dari firman Allah Ta’ala, mengenai hikayat Nabi-Nya Nuh a.s. yang telah mengatakan kepada kaumnya:
Maka aku katakan kepada mereka : “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh : 10-12).
(Telah disebutkannya oleh Al Imam Tsa’labi) (rahimahullah).
Telah berkata Asy Syarji didalam “Kitab Alfawaaid”: “Aku telah mendapatkan tulisan sebahagian Ulama bahwa : “Barang siapa yang mengucapkan setiap hari 25x :
“Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Dia Yang Maha Hidup lagi Kekal terus menerus mengurus makhluk-Nya, yang tiada mati selamanya dan aku bertaubat kepada-Nya. Ia tidak akan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan selamanya, baik pada dirinya, hartanya, maupun anaknya”. (Mujarrab).
Didalam “Kitab Alfawaid” itu juga diriwayatkan bahwa sebahagian Orang-orang saleh telah jatuh sakit keras, lalu terkuaklah baginya “hal-hal yang ghaib”. Dilihatnya malaikat almaut dalam keadaannya ia berkata kepada orang saleh itu : “Apakah aku tulis agar engkau memperoleh kebebasan dari api neraka?”. Orang yang sedang sakit itu berkata : “Ya”. Maka dituliskan untuknya pada selembar daun, dan dijumpainya ada tulisan: hingga memenuhi daun itu luar/dalam. Ia (Malaikatul-Maut) berkata kepadanya : “Inilah pembebasan dari api neraka”.
Lalu orang yang menderita sakit itu sadar dan sembuhlah ia dari penyakitnya, hingga dapat menikmati kehidupan ini untuk beberapa lama, sedang tulisan itu senantiasa disimpannya baik-baik.
Didalam “Kitab Al Fawaid” Al-Iman Al Bunni telah berkata : Didalam tafsir “Mafaatihul Ghaib” tentang istighfaar: “Ketahuilah bahwa setiap magaam itu, mempunyai karaamah dan barakah sendiri yang khusus, seperti melakukan istighfaar untuk memperoleh kemudahan rezki bagi orang yang sedang kesempitan dengan cara: berwudlu, kemudian melakukan shalat 2 (dua) raka’ar. Pada raka’at I (pertama): membaca Ummul-Our’an atau Al Fatihah, dan membaca firman-Nya Ta’ala :
Pada raka’at ke II (kedua) : membaca Ummul Our’an atau Al Fatihah dan membaca firman-Nya Ta’ala : Sesudah melakukan shalat, berdzikir dengan ucapan : dan hendaknya dzikir itu ditekuninya secara terus menerus tanpa henti hingga tercapai keleluasan rezki. Mungkin keleluasan rezki itu datangnya terlambat atau mungkin juga cepat. Mungkin juga seorang hamba terhambat memperoleh kemudahan rezki. karena masih adanya dosa pada dirinya sedang itu sebagai penghapus dosa-dosanya itu.
Atas hal itulah, Nabi Nuh a.s. telah mengisyaratkan dengan firman Allah Ta’ala :
Maka aku katakan kepada mereka : “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun”. (QS. Nuh : 10). Beliau (Nabi Nuh a.s.) telah memerintahkan kaumnya untuk mendzikirkan “istighfaar” yang dengan dzikir itu secara khusus Allah akan membukakan pintu kurnia-Nya. dan secara umum akan menampakkan keberkahan dzikir itu didalam memperoleh keleluasan rezki.
FAIDAH KE ENAM:
Al Imam Al Yaafi’ telah meriwayatkan, bahwasanya : Telah diriwayatkan dari Asy Syaikh Al Waliy Abi Abdillah Al Ourasyi bahwa Syaikhnya (gurunya) yang bernama Aba Abdullah Al Maalgi telah: mengajarkan do’a kepadanya. Kemudian setelah itu ia boleh membelanjakan hartanya sesuai keperluannya, maka atas kurnia Allah, ia akan memperoleh gantinya.
Al Yaafi’ berkata : “Barang siapa yang melazimkan kalimat-kalimat ini selepas shalat fardlu, maka Allah akan menjadikannya orang kaya dan memberinya rezki dari sumber-sumber yang tidak diduga-duga”, dan seandainya ia mempunyai hutang sebesar Gunung Uhudpun, maka Allah akan menolong pelunasannya.
Telah berkata Al Ooodhi Muhammad bin Said bin Kabni : “Telah memberitahukan kepadaku seorang yang dapat dipercaya bahwa Asy Syaikh Badruddin bin Aqil telah berkata : Aku telah berdo’a dengan do’a ini untuk memperoleh ilmu, sedang sahabatku Nashiruddin bin Muslim berdo’a untuk memperoleh harta, kemudian Allah telah memberiku rezki ilmu yang banyak, dan kepadanya Allah memberi rezki harta yang banyak pula, dan inilah do’anya :
Artinya : “Aku mohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan (yang patut disembah) selain Dia Yang Maha Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, Pencipta beberapa lapis langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya, dari semua dosaku dan kezalimanku, dan apa-apd yang telah kuperbuat atas diriku dan aku bertobat kepada-Nya”.
“Ya Allah, wahai Dzat Yang Maha Esa, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Kaya, Yang Mengadakan, Yang melapangkan rezki, Yang Maha pemurah, Yang Maha Pemberi, Yang memiliki kekayaan Yang Maha Kaya, yang memberi rezki, Yang Maha Hidup, Yang Kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, Yang menciptakan beberapa lapis langit dan bumi, Yang Maha Besar lagi Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pemberi, berilah aku suatu pemberian dari hadirat-Mu (Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu) (QS. Al Anfal : 10). “Sesungguhnya Kami memberikan Kepadamu kemenangan yang nyata”. (Al-Fath : 1), “(yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya)”. (QS. Ash Shaf : 13).
Wahai Dzat Yang Maha Kaya, Yang memberi kekayaan, Yang Maha Terpuji, Yang Maha Mulia, Yang memulai (penciptaan segala makhluk), Yang mengembalikan kepada asalnya, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Mengasihani, Yang memiliki ‘Arasy Yang Mulia.
Wahai Dzat yang memperbuat apa-apa yang Engkau kehendaki, cukupkanlah aku dengan (rezki-Mu) yang halal dari yang haram, dengan karunia-Mu dari selain Dzat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
FAIDAH KE-TUJUH :
Dikutip dari syarah dan selayaknya anda ingat disisi ism Allah Ta’ala ( ). : Keberkahan ism ini adalah : “Allah akan menerima orang-orang yang tha’at dan akan mengampuni orang-orang yang bersalah. Dan barang siapa yang sakit atau sedih, atau berduka cita, atau mendapat kesusahan, kemudian ism Itu ditulisnya pada selembar kertas 3x, maka apa-apa yang dideritanya akan hilang dan sembuh. Dan barang siapa yarig membacanya terus menerus dihati, Maka Allah akan sucikan hatinya”.
Telah berkata Asy Syaikh Zuruug . adalah kelapangan hati, kesehatan badan dan lain-lainnya. Barang siapa yang menulisnya untuk orang yang sesak nafas atau lelah badannya, atau berat badan yang berlebihan (oyer weight), lalu dimasukkan ke dalam air dan dirninum airnya, maka atas izin Allah ia akan sembuh. Dan jika kertas bertuliskan ism itu diusapkan pada mata orang yang lemah penglihatannya, maka ia akan mendapat keberkahan dari ism itu (Insya Allah akan pulih penglihatannya).
Dan ism Telah berkata Asy Syaikh Zuruug: “Khasiat ism-Nya ( ) adalah akan diperoleh ampunan dari Allah. Barang siapa yang menzikirkannya selepas shalat Jum’at 100x, maka akan tampaklah tanda-tanda peroleh ampunan. Yang lainnya mengatakan : “Siapa yang mengucapkan seusai shalat Jum’at: Wahai Dzat Yang Maha Pengampun ampunilah aku atas dosa-dosaku — 100x maka Allah akan mengampuninya dari setiap dosanya.
Dan ism Telah berkata sebahagian Ulama : “Barang siapa yang membacanya sesudah shalat dhuha 360x, maka Allah akan menerima taubatnya. Dan barang siapa yang membacanya (ditujukan kepada orang zalim) 10x, ia akan selamat dari kozalimannya.
FAIDAH KE-PELAPAN
Telah berkata Al Jaisyi didalam “Kitab Al Barakah” yang ditulisnya sendiri : “Telah bersabda SAW. : “Jika seandainya seseorang beristighfaar dengan istighfaar ini dari dosa-dosanya yang sepenuh isi langit yang tujuh dan sepenuh isi bumi yang tujuh, sebanyak gunung-gunung dan bukit-bukit, sejumlah bilangan tetesan air hujan, sebanyak daun-daun pepohonan, sebanyak air dilautan, dan sebanyak pasir, maka Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya dan kemudian dosa-dosa itu akan diganti dengan kebajikan-kebajikan. Dan orang yang membacanya tidak akan jatuh miskin selamanya”,
“INILAH ISTIGHEAR.ITU”
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon ampunan kepada-Mu dari dosa yang pernah aku perbuat dari padanya, kemudian aku mengulanginya kembali. Dan aku mohon ampun kepada-Mu dari dosa yang pernah diriku berjanji kepada-Mu (untuk tidak mengulanginya) kemudian aku melanggarnya. Dan aku mohon ampun kepada-Mu dari dosa amal yang sebetulnya kutujukan untuk meraih ridha-Mu, kemudian aku campuri dengan yang tidak diridhai. Dan aku mohon ampun kepada-Mu atas ni’mat yang Engkau karuniakan kepadaku, kemudian aku gunakan untuk bermaksiat kepada-Mu. Dan aku mohon ampun kepada-Mu ya Allah yang tiada Tuhan selain Engkau Yang Maha Hidup lagi kekal terus menerus mengurus makhluk-Nya, Yang Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang dari setiap dosa yang pernah aku perbuat. dari setiap perbuatan maksiat yang pernah aku lakukan dan dari setiap dosa yang aku kerjakan yang telah diliputi oleh Imu pengetahuan-Mu”‘. |
FASAL KE-EMPAT: MENGENAI MAKNA AL-ISTIGHFAR
Para Ulama berkata : “Lafazh istighfaar adalah dapat diganti dengan ucapan ( ). Mereka berkata bahwa makna Al Istighfaar adalah permohonan ampunan dari Allah Ta’ala. Telah diterangkan sebelumnya dari Fudhail bin ‘Iyadh bahwa apabila seorang hamba mengucapkan ( ) tafsirannya adalah “hapuskan”, Ini terambil dari kata artinya atau penutup. Maka arti ( ) adalah : ditutup dan dihapuskannya dosa. Begitu juga dengan kata ( ) maknanya dihapuskannya semua dosa. Dia berkata : “Maghfirah atau ampunan itu, tidaklah dapat diraih kecuali karena kurnia Allah Ta’ala semata. Para Ulama berbeda pendapat, apakah ( ) lebih utama dari Dan yang betuladalah”( ) “( )” lebih utama, karena ia mempunyai beberapa tingkatan, antara lain pengampunan atas bermacam-macam maksiat dan pengampunan atas kelalaian dari mengingat Allah ( ) dan ini khusus bagi orang-orang ‘arif. Dan intinya adalah pengampunan atas dosa yang terdahulu dan yang terkemudian, dan itu tidak terjadi pada diri seseorang di dunia ini, kecuali pada diri Nabi kita Muhammad SAW. Karena itu beliau menjadi pemilik kedudukan yang terpuji dan syafa yang agung). Kepada beliaulah ditujukan hadits syafa’at yaitu :
“Pergilah kamu sekalian kepada Muhammad SAW. ia seorang hamba yang jelah diampuni dosanya yang terdahulu dan yang terkemudian”. Ketika Allah Ta’ala telah memberikan ampunan yang sempurna kepadanya, yang meliputi di dunia, maka hilanglah rasa kesedihan karena malu dan berdirilah dalam kedudukannya sebagai pemilik kebenaran dengan penuh keceriaan dan sanjungan, maka bersabdalah beliau :
” (Aku untuk ummatku…..aku untuk ummatku. …), sedang seluruh para Nabi SAW. secara mutlak tidak mengisyaratkan memperoleh ampunan di dunia, dan mereka hanya dijanjikan memperolehnya diakhirat saja. Karena itulah isyarat do’a Nabi Ibrahim a.s. :
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu-bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari-kiamat)”. (QS. Ibrahim : 41).
“Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS. Asy Sy’araa’ : 82).
(PENUTUP )
Dalam membenarkan makna At Taubah, syarat-syaratnya, fardhu-fardhunya, kesempurnaannya dan apa-apa yang dapat membantu untuk memperolehnya, Seperti yang kami janjikan pada permulaan Kitab ini, sesuai ucapan Sayyiduna Umar ra. Setelah sempurna istighfaar 11x, diteruskan dengan ucapan dengan dasar keterangan Al Taubat dan Alhadits. Adapun ayat-ayat yang berhubungan dengan “At Taubah” adalah firman Allah Ta’ala .
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubar yang semurni-murninya”. (QS. At Tahrim : 8).
“Dan barang siapa yang tidak bertaubat. maka mereka itulah orang-arang yang zalim”. (QS. Al Hujuraat :11).
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah. hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS. An Nuur : 31). .
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. Al Bagarah : 222).
Adapun hadits-hadits yang berhubungan dengan taubat antara lain, . seperti yang diriwayatkan oleh Abu Said r.a. bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda :
Dahulu kala ada seorang yang telah membunuh 99 orang lalu ia bertanya tentang orang yang paling ahli ibadah. Ia diberi petunjuk kepada seorang Rahib. Maka datanglah ia kepadanya seraya berkata : “bahwa ia lelah membunuh 99 orang, apakah ia masih bisa bertobat? Rahib itu berkata Tidak”, Lalu iapun membunuhnya pula hinggu genap 100 orang.
Kemudian ia (si pembunuh) bertanya tentang seseorang yang paling Alim, Lalu ia diberi petunjuk kepada seorang ‘alim, dan datanglah dia kepadanya seraya berkata bahwe ia telah membunuh 100 orang, apakah masih ada harapan memperoleh taubat? Ia (orang alim itu) berkata: “Ya dan siapakah yang menghalangi antara engkau dan taubat itu? Pergilah (sekarang) engkau ke negeri anu…. disana engkau akan menjumpai orang-orang yang menyembah Allah. Beribadahlah bersama mereka, dan janganlah engkau kembali ke negerimu, karena negeri itu negeri yang buruk.
Lalu pergilah ia menuju negeri yang ditunjukkan oleh orang ‘alim itu. Dan ketika ia telah tiba dipertengahan perjalanan, tiba-tiba datanglah malaikatul-maut mencabut ruhnya. Maka berselisihlah antara Malaikar Rahmah dan Malaikat ‘Azab mengenai nasib si pembunuh ini. Maka berkatalah Malaikat Rahmah: “Sesungguhnya ia telah datang sebagai or. ang yang bertaubat dengan sepenuh hatinya menghadap Allah Ta’ala” Dan berkatalah Malaikat Azab : “Sesungguhnya ia belum melakukan sesuatu amal kebajikanpun”.
Kemudian datanglah malaikat yang lain dalam rupa manusia, dan ia dijadikan sebagai penengah mengenai nasib orang yang telah menjadi mayyit itu. Kemudian ia berkata: “Ukurlah jarak antara negeri asalnya dengan negeri yang dituju, mana yang lebih dekat dari keberadaannya sekarang, maka itulah bagiannya. Lalu mereka pun mengadakan pengukuran dan didapatinya bahwa negeri tujuan lebih dekat kepadanya satu hasta, maka diambillah ia oleh Malaikat Rahmah”. (Dikeluarkan oleh Syaikhan).
Didalam riwayat lain ditambahkan : “Maka ketika tiba di suatu jalan, maupun menjemputnya maka mengarahlah dengan dadanya ke arah negeri yang shalihah (baik), lalu ia dijadikan termasuk ahli negeri itu”
Telah bersabda SAW.: “Seandainya kamu sekalian telah melakukan kesalahan sehingga mencapai awan dilangit, kemudian kamu bertaubat, pasti Allah akan memberi taubat kepadamu”.
Diriwayatkan dari Al Hasan bahwa ia telah berkata : “Ketika Allah SWT. telah memberi taubat kepada Nabi Adam a.s., para malaikat pun memberikan ucapan selamat kepadanya, lalu turunlah Jibril a.s. dan para Malaikat a.s. itu seraya berkata: “Hai Adam, berbahagialah engkau atas pemberian taubat dari Allah SWT. kepadamu”. Maka berkatalah Adam : “Hai Jibril, sekiranya sesudah pemberian taubat ini masih ada permohonan maka dimanakah kedudukanku?”. Kemudian Allah SWT. mewahyukan kepadanya (dengan firman-Nya) : “Hai Adam, engkau telah mewariskan kepada keturunanmu rasa lelah dan capai, sedang Aku mewariskan untuk mereka “taubat”, maka siapa saja dari mereka yang berdo’a kepada-Ku, Aku kan penuhi seperti engkau ketika memenuhi panggilan-Ku, dan siapa yang memohon ampunan, Aku-pun tidak kikir atas ampunan itu, karena Aku adalal! Maha Dekat lagi Maha Mengabulkan segala do’a. Hai Adam, Aku akan menghimpun orang-orang yang bertaubat dari kubur mereka dalam keadaan gembira ria, tertawa ria, karena do’a mereka telah Ku-kabulkan”.
SYARAT-SYARAT TAUBAT FARDHU-FARDHUNYA KESEMPURNANNYA DAN AP.-APA YANG DAPAT MENOLONG UNTUK MEMPEROLEH TAUBAT ITU
para Ulama yang arif berkata : “Syarat sahnya taubat itu ada 3 (tiga) perkara, yaitu :
- Adanya penyesalan atas perbuatan yang lalu.
- Melepaskan diri secara serentak dari keadaannya.
- Berniat tidak akan mengulangi kembali perbuatan itu.
Ada yang mengatakan bahwa sahnya taubat itu ada 4 (empat) termasuk (yang ke4 itu) ialah mengetahui ilmu tentang madharratnya dosa itu sendiri. Adapun yang fardhu (wajib)nya ada 4 (empat) perkara, yaitu :
- Mencegah diri dari kezaliman.
- Menjauhi hal-hal yang diharamkan.
- Melakukan yang baik.
- Berniat melaksanakan maksud tujuan dengan kuat.
Adapun kesempurnaannya ada 6 (enam) perkara, yaitu :
- Membuktikan ketagwaannya dengan sifat wara’
- Membuktikan istigamah dengan kejujuran
- Memperbaiki akhlak didalam pergaulan sesama makhluk disertai dengan sifat toleransi.
- Bersungguh-sungguh didalam amal.
- Memalingkan diri dari segala keburukan, kedurhakaan dan kemalasan.
- Meninggalkan semua sesembahan secara menyeluruh kecuali hanya kepada Allah SWT.
Adapun yang dapat membantu untuk memperoleh taubat yang sebenarnya ada 3 (tiga) perkara, yaitu :
- Meninggalkan keingin-tahuan dari segala sesuatu.
- Merasakan senantiasa berada didalam pengawasan Allah SWT.
- Meninggalkan segala sesuatu yang bersifat haram dan syubhat
Ada yang berkata: “Siapa yang telah memakan makanan yang halal, berarti ta telah mentaati Allah baik ia kehendaki atau tidak.
Dan siapa yang telah memakan makanan yang haram, berarti ia telah mendurhakai Allah, baik ia kehendaki atau tidak”. Adapun manusia itu menurut kebiasaannya mengikuti agama (kebiasaan) sahabatnya. Karena itu makanlah sesuka hatimu, bekerjalah sesuka hatimu, dan bersahabatlah dengan orang yang engkau senangi, maka engkau akan mengikuti agamanya (kebiasaannya). Orang mu’min itu jinak, dan dapat dijinakkan karena itu pandai-pandailah dan berhati-hatilah !.
Dan diantara yang dapat membantu seseorang untuk memperoleh taubat adalah (Dzikir kepada Allah dan bershalawat kepada Rasulullah SAW.) Dan jalan yang paling dekat jaraknya bagi orang-orang yang terputus dari Allah adalah “istighfaar” dan bershalawat kepada Rasulullah SAW. Dan jika dirinya telah terbiasa dengan istighfaar dan shalawat, maka ia akan berpindah kepada ucapan ( ), dan jika dirinya telah terbiasa pula dengan ucapan itu, ia akan berpindah pula kepada ucapan :
Dan jika dirinya telah terbiasa dengan ucapan itu, maka ia akan pindah kepada dzikir : ( ), yaitu :
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah. Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung”.
Karena dzikir tersebut diatas adalah sebagai pensuci hati, dan pada dzikir itu pula terdapat tahapan awal dari : “Keterbukaan hati dan kesempurnaannya” yang akan tampak tanda-tanda keberuntungannya pada waktu yang tidak lama. Dari Abi Musa Al ‘Asy ‘ari r.a. ia telah berkata :
Telah bersabda SAW. :
“Tangan Allah senantiasa terbuka bagi orang yang berbuat salah dimalam hari untuk bertaubat disiang hari dan bagi orang yang berbuat salah disiang hari untuk bertaubat di malam hari, hingga matahari terbit dari Barat”.
“Takaran, Iman seseorang tidak bermanfaat lagi, manakala telah keluar yang 3 (tiga) ini : (1) Dajjal, (2) Binatang (keluar dari dalam bumi), dan (3) Matahari terbit dari sebelah Barat. |
Sayyidina Umar telah menjadikan dzikir ini sebagai “penutup ratib”, dan didalamnya terdapat isyarat yang halus akan harapan untuk Memperoleh (Akhir hayat yang baik). Beliau mengucapkan :
YA ALLAH KAMI MOHON RAHMATMUKIRANYA KAMI MEMPEROLEH KHUSNUL KHATIMAH (AKHIR HAYAT YANG BAIK) 3X
Asy Syalkh Ali berkata : Sayyidina Umar telah mengulang-ulang ucapan itu, karena perhatiannya yang amat sangat terhadap masalah itu. Hal itu disebabkan karena kecukupan amal dan kesempurnaan keadaan seorang hamba adalah pada saat tibanya ajal, yaitu ketika ia menjalani proses kematian, sedang pada saat itu ia dalam penyaksian yang hak (kenyataan) dan tak tampak keburukan-keburukan, ini tentu bagi hamba Allah yang shaleh.
Sebagian ahli Kasyaf menyebutkan bahwa Iblis menampakkan diri kepadanya dalam rupa manusia yang ia kenali, dalam keadaan badannya kurus, warnanya kuning, matanya menangis dan punggungnya bungkuk.
Ahli Kasyaf itu berkata kepada Iblis : “Wahai Iblis, apakah yang membuatmu menangis?” Iblis berkata : “Karena orang yang berangkat menunaikan hajji bukan untuk tijarah (berniaga), andaikata ia pergi untuk berniaga niscaya aku senang”.
Ahli Kasyaf itu berkata pula : “Dan apakah yang membuat badanmu kurus?” Ia (Iblis) berkata : “Ringkikan kuda yang berperang di jalan Allah, dan seandainya ringkikan kuda itu berada di jalanku, tentu aku senang”.
Ahli Kasyaf itu berkata pula : “Dan apakah yang merubah warna kulitmu? ” Dia (Iblis) berkata : “Bertolong-tolongan para jamaah atas perbuatan kebaikan, dan seandainya mereka bertolong-tolongan atas kemaksiatan, tentu aku akan lebih senang”.
Ahli Kasyaf itu berkata pula : “Dan apakah yang membual punggung mu bungkuk?”. Dia (Iblis) itu berkata : “Jalah ucapan seorang hamba : “Ya Allah, aku mohon kehadirat-Mu…husnul khatimah”.
Aku (iblis) berkata : “Celakalah kami, karena hamba itu seorang yang cerdas (tidak membanggakan diri dengan amalnya) akhirnya ia memperoleh husnul-khatimah (akhir hayat yang baik)”.
Dampak yang disebutkan oleh orang ‘arif ahli Kasyaf tersebut memperkuat dan menganjurkan agar kita banyak memohon “khusnulkhotimah”. Semoga Allah mengakhiri hayat kita, orang-orang tua kita, dan orang-orang yang kita kasihi dengan kebajikan. Amiin.
Marilah kita sekarang mulai mempelajari penjelasan tentang makna “Husnul khatimah”, dasarnya, hakikatnya, dan tanda-tandanya sesuai syari’ah,
Ketahuilah bahwa husnul-khatimah adalah : “husnul saabigah”, artinya “kebaikan yang telah ditentukan dari sejak masa lalu (sebelum lahir ke dunia). Maka barang siapa yang diciptakan oleh Allah sebagai ” ” (orang yang berbahagia), maka ia akan mati sebagai ” ” (orang yang berbahagia) pula, dan barang siapa yang diciptakan Allah sebagai ” ” (orang yang celaka), maka ia akan mati sebagai ” ” (orang yang celaka) pula.
Ini termasuk ilmu yang pasti dan tidak diragukan lagi kebenarannya karena berkesinambungannya dalil-dalil Al Gur’an dan As Sunnah dan dalil ‘aqli.
Adapun ayat-ayat Al Our’an yang berhubungan dengan “Husnul Khatimah”‘ adalah firman Allah Ta’ala :
“Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka”. (QS. Al Anbiya’ : 101).
“Barang siapa yang Allah kehendaki, akan memberikan kepadanya petunjuk niscaya Dlia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam”. (QS. Al An’aam : 125).
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. (Al Insaan : 2-3).
“Dan kalau kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada tiaptiap jiwa petunjuk (bagi)nya”. (QS. As Sajadah : 13).
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”. (QS. Yunus : 99).
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang Kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al Oashash : 56).
“Dan dikala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya, maka diantara mereka ada yang celaka dan ada yang bahagia”. (QS. Huud : 105):
Kemudian Syaikh Ali berkata : “Pada permulannya mereka telah memperoleh pertolongan Allah, maka wajiblah mereka memperoleh kemuliaan pada kesudahannya”.
Al Waasithi telah berkata : “Beberapa bagian telah diuraikan dan beberapa sifat telah diteliti bagaimana caranya memperoleh husnul khatimah, yaitu dengan gerakan-gerakan atau dengan segala usaha”.
Telah berkata Abdullah Al Ourassyi : “Siapa yang tidak mempunyai ketentuan masa lalu (ketika di alam rahim) sebagai penolong, maka: tidak seorang pun yang dapat memberi manfaat kepadanya. Dan orang-orang yang ahli-ilmu mengetahui bahwa yang memberi atsar itu adalah Allah Ta’ala dan sebab-sebabnya pun demikian pula. Karena itu Nabi Allah Ya’kub as. telah berkata kepada anak-anaknya :
“Namun demikian, aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah”. (QS. Yusuf : 67).
Itu sebagai isyarat atau pertanda bahwa kehati-hatian tidak dapat menolak takdir. : Telah berkata Muharnmad bin Ka’ab : “Orang yang pada permulaannya (ketika di alam rahim) diciptakan Allah sebagai seorang yang sengsara ( ), iaakan menjadi orang yang sengsara pula, walaupun ia telah beramal dengan amal orang-orang yang berbahagia (ahli syorga) seperti halnya iblis yang sebelum dikutuk terkenal dengan nama ‘Azazil dan telah beribadah selama 100 tahun, karena keangkuhannya dan tidak tunduk kepada perintah Allah untuk sujud kepada Adam a.s. maka akhirnya ia kafir dan menjadilah ia makhluk yang celaka (ahli neraka). Dan orang yang pada awalnya, telah diciptakan Allah sebagai orang yang berbahagia ( ). maka ia pun akan menjadi orang yang berbahagia pula (ahli syorga) walaupun ia telah beramal dengan amal orang-orang yang celaka ( ) seperti tukang-tukang sihir Fir’aun ( ). Semula mereka beramal dengan amal orang-orang yang celaka, kemudian mereka menjadi orang-orang yang berbahagia (setelah beriman kepada Allah melalui Nabi Musa a.s.) hal itu adalah atas kehendak Allah dizaman azali yang telah berlaku baik mengenai hidayat maupun kesesatan.
Firman Allah Ta’ala : .
“Suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya”. (@S.. Al Maaidah : 54).
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Az Zukhruf : 32).
Maka perhatikanlah wahai hamba yang dirahmati Allah ketentuan kebajikan dimasa lalu (azali) yang dianugerahkan Allah kepada anda, seperti yang terdapat pada ayat, juga hidayat-Nya dan ridha-Nya bagi orang yang dikehendaki-Nya.
firman Allah Ta’ala :
l”Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Pia kehendaki) dan disisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)”, (QS. Arra’d : 39).
Ketahuilah bahwa ayat-Nya menjadi hujjah (bukti) bahwa apa yang disebut atau akhir hayat yang baik itu, yang ditetapkan dimasa ( ) sudah cukup jelas karena yang dimaksud dihapus dan ditetapkan adalah bermacam-macam perkara, kecuali kebahagiaan (di syorga) dan kesengsaraan (di neraka), seperti yang diriwayatkan dari Sa’id bin Jubair bahwasanya ia telah berkata :
“Allah mengahapus dosa-dosa para hamba atas kehendak-Nya kemudian mengampuninya, dan menetapkan (dosa-dosa itu) atas kehendak-Nya dan tidak mengampuninya”. ‘Ikrimah telah berkata :
“Allah menghapuskan atas kehendak-Nya dengan taubat dan menetapkan kebajikan-kebajikan sebagai pengganti dosa-dosa itu”. Al Baghawie menyebutkan bahwa ketika Umar r.a. sedang tawaf mengelilingi “Al Bait”, beliau menangis sambil mengucapkan :
Artinya : “Ya Allah seandainya Engkau catat namaku di dalam golongan orang-orang yang berbahagia ( ) maka tetapkanlah aku didalamnya, dan seandainya Engkau catat namaku didalam golongan orang-orang yang celaka ( ) maka hapuskanlah namaku, dan tetapkanlah aku di dalam golongan orang-orang yang berbahagia yang memperoleh ampunan. Sesungguhnya Engkau menghapus apa-apa yang Engkau kehendaki dan menetapkan (apa-apa yang Engkau kehendaki dan disisi-Mu ada Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh).
Ada yang menerangkan, sesungguhnya makna ayat ini adalah bahwa M Hafazhah (malaikat pencatat amal) mencatat seluruh amal anak cucu Adam termasuk ucapan-ucapan mereka, lalu Allah menghapus dari daftar Al Hafazhah amal-amal yang tidak berpahala dan tidak pula berdosa seperti kata-kata : “Aku masuk, aku keluar d.I.I sebagainya.
Al Kalbi berkata : “Semua ucapan itu dicatatnya sehingga apabila tiba hari Kamis, semua amal yang tidak berpahala dan berdosa itu ditinggalkannya (tidak dilaporkannya).
“Athiyyah telah berkata yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas : “Seorang laki-laki yang taat kepada Allah kemudian kembali melakukan perbuatan : maksiat kepada Allah, kemudian meninggal dunia di dalam kesesatan, maka dihapuskan kebajikan-kebajikannya. Adapun seorang laki-laki yang taat kepada Allah maka dialah yang ditetapkan sebagai orang yang berbahagia (Ahlil Jannah).
“Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah”. (QS. Yunus : 64).
“Tidak ada yang merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya”. (QS. Al-An’aam : 115).
Adapun hadist-hadist yang berkaitan dengan “Khusnul Khatimah” adalah sebagai berikut :
“Telah diriwayatkan dari Sayyidatuna “Aisyah r.a. ia telah berkata : “Nabi SAW. telah mendapatkan jenazah anak kecil dari anak-anak kaum Anshaar. maka berkatalah Sayyidatuna ‘Aisyah r.a. : “Berbahagialah seekor burung dari burung-burung syorga” Lalu bersabdalah Rasulullah SAW. kepadanya : “Tidakkah engkau tahu bahwa Allah SWT. telah menciptakan syorga dan menciptakan penghuni-penghuninya yang ketika itu mereka masih berada di tulang sulbi bapak-bapak mereka. Dan Allah telah menciptakan neraka dan menciptakan penghuni-penghuninya yang ketika itu masih berada di tulang sulbi bapak-bapak mereka”. (Dikeluarkan oleh Imam Muslim).
Telah bersabda SAW. : “Allah telah menentukan takdir makhluk-Nya, sebelum menciptakan langit dan bumi 50.000 (lima puluh ribu) tahun, dan adalah ‘Arasy-Nya di atas air”.
Telah bersabda a.s. : “Sesungguhnya hati anak Adam itu berada diantara 2 (dua) jari dari jari-jari Ar Rahman (Allah Yang Maha Pengasih) bagaikan satu hati, Dia merubah-rubahnya sekehendak-Nya, kemudian beliau berdo’a: “Ya Allah, yang merubah-rubah hati, rubahlah hati kami atas ketaatan kehadirat-Mu”.
Dari Abi Abdirrahman bin Mas’ud r.a. telah berkata : “Telah bersabda Rasullulah dan dialah yang selalu benar dan yang dibenarkan : “Sesungguhnya tiap orang diantaramu dikumpulkan pembentukannya (kejadiannya)di dalam rahim ibunya dalam 40 hari berupa nuthfah (air yang kental). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari) kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging, selama itu juga, kemudian diutuslah kepadanya Malaikat, maka ia meniupkan roh padanyd Jon diperintahkan (ditetapkan) dengan 4 perkara : 1. Ditentukan rezkinya, ). Ajalnya (umurnya). 3. Amalnya (pekerjaannya). 4. Ja celaka (sengsara) atau bahagia.
Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seorang diantara kamu ada yang mengerjakan pekerjaan ahli syorga sehingga tidak ada antara dia dan syorga itu kecuali sehasta saja, maka mendahuluilah atasnya ketentuan (takdir) Tuhan, lalu ia mengerjakan pekerjaan ahli neraka, maka iapun masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantara kamu mengerjakan pekerjaan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka kecuali sehasta saja, maka ia didahului ketentuan Allah atasnya, lalu ia mengerjakan pekerjaan ahli syorga, maka masuklah ja kedalam syarga. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dalam sebahagian riwayat Al Bukhari, SAW, telah bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba melakukan pekerjaan ahli neraka, padahal ia dari ahli syorga, dan ia melakukan pekerjaan ahli syorga padahal ia dari ahli neraka, daa sesungguhnya amal itu tergantung pada penutupannya”.
Dari Sahl Bin Hanif r.a. dari Rasullah SAW. Beliau telah bersabda : “Barang Siapa yang memohon kepada Allah (peringkat mati sebagai syahid) dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengabulkannya walaupun ia mali diatas kasurnya”.
Telah bersabda SAW. didalam hadits yang lain : “Ketahuilah, sesungguhnya unak Adam it telah diciptakan Allah dalam beraneka tingkatan: diantara mereka ada yang dilahirkan sebagai mukmin, hidup sebagai mu’min dan mati sebagai mu’min. Dan diantara mereka ada yang dilahirkan sebagai orang kafir, hidup sebagai kafir dan mati sebagai mu’min”. (HR. Abu Sa’id Al Khudri r.a.).
Telah bersabda SAW. : “Allah telah menciptakan Adam lalu ditepuk bahu kanannya, maka Allah mengeluarkan keturunan yang putih bersih, mereka bagaikan susu. Kemudian ditepuknya pula bahunya yang kiri, maka Allah mengeluarkan keturunan yang hitam bagaikan arang, kemudian Allah berfirman : “Mereka (yang putih) di syorga dan Aku tidak perduli, dan mereka (yang hitam) di neraka dan Aku tidak perduli”. (HR. Ibnu ‘Asakir dari Abi Darda’).
“inilah ketentuan yang mendahului yang memberi khabar gembira dengan “Khusnul khatimah” yang menyusul (diakhir hayat) atau sebaliknya yaitu yang terjadi sesudahnya, maka “kita ini adalah milik Allah dan kepadanya akan kembali” dan sesungguhnya kita akan kembali kepada Allah dan cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik pemberi pertolongan dan sebaik pemberi perlindungan” dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi Lagi Maha Agung”.
telah bersabda SAW. : “Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, ia (akan) dipeliharanya”. Ada yang bertanya : “Bagaimanakah (caranya) ia dipelihara ? Beliau bersabda : “(orang itu) akan diberi taufik untuk melakukan amal salih sebelum datangnya kematian, temudian (barulah) dicabut ruhnya”.
Dan Ibnu ‘Abbas r.a. ia telah berkata : “Kerika itu aku berada didekat Nabi SAW. Lalu beliau berpaling kepadaku seraya berkata : “Wahai nak. peliharalah (hubunganmu dengan) Allah. niscaya engkau akan mendapatkan-Nya (berada) di hadapanmu. Atau beliau bersabda : dimukamu.” Kenallah (ingatlah kepada Allah disaat engkau dalam kebahagiaan (niscaya) Dia akan mengenalimu di saat engkau dalam kesusahan. Jika engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah kepada Allah. (Ketetapan) Al Oalam telah berlaku seperti apa adanya. Seandainya seluruh makhluk berusaha memberi manfaat kepadamu aras apa-apa yang belum ditentukan Allah, bagimu, niscaya mereka tak akan mampu. Dan Seandainya mereka berusaha mencelakakanmu atas apa-apa yang belum ditentukan Allah bagimu, niscaya merekapun tak akan mampu melakukannya”.
Jika dapat beramallah dengan penuh kesabaran dan keyakinan, maka lakukanlah! dan seandainya tak dapat, maka bersabarlah! Karena didalam sabar itu, terdapat banyak kebajikan. Dan ketahuilah, bahwa pertolongan Allah terletak pada kesabaran, kelapangan hati akan datang setelah hilangnya cobaan, dan kemudahan akan datang setelah lenyapnya kesulitan”.
KEMATIAN ITU SUDAH DI TENTUKAN TEMPATNYA
Konon pada suatu han ketika Nabi Sulaiman duduk-duduk bersama para sahabatnya, tiba-tiba datanglah Malaikat maut (Izrail a.s) dan duduk bersama mereka. Malaikat maut itu memandang kepada salah seorang sahabat Nabi Sulaiman bin Dawud a.s dengan pandangan yang tajam sekali hingga menimbulkan rasa takut pada orang yang dipandang itu, hingga akhirnya ia keluar dari majlis itu. Kemudian sahabat (teman duduk)nya itu bertanya : “Wahai Nabi Allah, siapakah laki-laki itu?” Nabi Sulaiman menjawab : “Dia adalah Malaikatul maut.”
la berkata pula : “Wahai Nab: Allah, aku melihatnya tadi memandangku lama sekali, hingga menimbulkan rasa takutku, kalau-kalau ia akan mencabut nyawaku, maka tolong selamatkan aku dari padanya ! “. Nabi Sulaiman berkata : “Bagaimanakah caranya aku menyelamatkanmu? “Ia berkata : “Engkau perintahkan angin untuk membawaku ke negeri India, semoga Malaikatul maut itu akan tersesal dan tidak menjumpaiku.”
Maka Nabi Sulaiman pun segera memenintahkan angin untuk membawa sahabatnya itu ketempat yang paling jauh dari Negeri India itu. Dan tepat pada saat keberangkatan sahabatnya itu, Malaikat mautpun berangkat pula ke India dan dicabutlah rohnya disana, kemudian ia kembali ke Nabi Sulaiman a.s.
Nabi Sulaiman berkata kepadanya : ” Kenapakah engkau memandang sahabatku itu lama sekali?” Ia (Malaikat maut) menjawab : “Aku di perintah untuk mencabut rohnya di negeri India, sedang negeri itu jauh sekali, dan akhirnya akupun dipertemukan pula disana, karena ia telah dibawa angin kesana, dan itulah tempat yang ditentukan Allah Ta’ala, dan aku telah mencabut nyawanya disana.
Diriwayatkan bahwa sebahagian orang ‘arif berkata : “Tidaklah tangisanku dan kesedihanku atas dosa-dosaku dan nafsu syahwatku karena akhlak dan sifatku yang memang tidak layak bagiku kecuali itu yang ada padaku”. Sesungguhnya manusia selama masih hidup, walaupun ia seorang kafir, tetap diharapkan menjadi seorang muslim. Dan jika ia seorang muslim, dikhawatirkan kalau-kalau 1a menjadi kafir, karena dunia ini bukanlah negeri ketenangan bagi makhluk selagi ia belum diberi khabar gembira menjadi salah seorang wali dari wali-wali Allah, seperti yang ditunjukkan dengan firman-Nya :
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah iru, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orangorang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat.
Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah”. (QS. Yunus : 62-64).
Telah diterangkan dari Anas r.a. ia telah berkata : “Adalah Rasulullah SAW. Apabila telah selesai shalat, beliau berdo’a : “Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada saat akhirnya, dan sebaik-baik amalku pada penutupannya. Dan jadikanlah sebaik-baik hariku adalah pada hari aku berjumpa dengan hadirat-Mu”:.
Telah berkata Wahbi bin Manbah : ” Ketika Nabi Musa a.s membaca alwah, ia mendapatkan keutamaan-keutamaan Ummat Nabi Muhammad SAW. )
Maka berkatalah ia (Musa a.s.) : “Ya Tuhanku, ummat siapakah yang dirahmati ini, yang aku dapati di dalam alwaah?”. Allak berfirman : ” Mereka adalah ummat Muhammad , mereka ridha akan kurnia-Ku yang sedikit yang aku berikan kepada mereka, dan aku ridha atas amal mereka yang sedikit. Aku masukkan salah seorang dari mereka ke syorga dengan “Syahadah Laa Ilaaha Illailah”. Ia (Musa a.s.) berkata : “Yg Tuhanku, aku dapatkan di dalam alwaah suatu ummut yang dihimpun di hari kiamat dengan rupa seperti bulan purnama, jadikanlah mereka dari ummatku!”. Allah berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad aku himpun mereka pada hari kiamat dengan wajah-wajah yang cemerlang
( ). la (Musa a.s.) berkata : ” Ya Tuhanku. aku dapari di dalam alwaah suatu ummat yang Engkau matikan mereka di atas punggung mereka, sedang pedang-pedung mereka dan kepala kuil ada di atas bahu mereka memohon izin untuk berjihad disetiap daerah memerangi dajjaal, jadikanlah mereka dari ummatku”. Allah berfirman : “Mereka adalah umat Muhammad”. Ia (Musa a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, aku dapati didalam alwaah suatu ummat ya ng melakukan shalat dalam sehari 5x (lima kali). dalam 5 (lima) waktu, (lalu) dibukakan bagi mereka pintupintu langit dan diturunkan kepada mereka rahmat, jadikanlah mereka dari ummatku!”.
Allah berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad “, Ya (Musa a.s.) berkata : “Yu Tuhanku. aku dapati didalam alwaah, suatu ummat yang Engkau jadikan bumi bagi mereka sebagai masjid (tempat sujud) yang suci, dan Engkau telah halalkan bagi mereka harta yang ditinggalkan musuh, ( ). Jadikanlah mereka dari ummatku!”. Allah berfirman : “Merexa adalah ummat Muhammad. Ia (Musa a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, aku dapati di dalam alwaah suatu ummat yangberpuasa untukMu dibulan Ramadhan, yang Engkau ampuni dosa-dosa mereka yang terdahulu, jadikanlah mereka dari ummatku!”. Allah berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad” . Ia (Musa a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, aku dapati di dalam alwaah, suatu ummat yang melaksankan ibadah hajji untukMu di “AI Bait” guna memenuhi suatu hajat, mereka menangis dengan suara keras dan gemuruh dengan talbiah kepada-Mu jadikanlah mereka dari ummatku!”. Allah.berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad, “. la (Musa a.s.) berkata : ” Apakah yang Engkau berikan kepada mereka Ya Rabbi?” Allah berfirman : “Aku berikan kepada mereka ampunan , syafa’at bagi orang-orang sesudah mereka”. Ia (Musa) berkata : “Ya Tuhanku, aku dapati didalam alwaah, suatu ummat yang memohon ampunan dari dosa, salah scorang dari mereka menyuap sesuatu kedalam mulutnya, dan makanan itu tidaklah menetap di dalam perutnya hingga ia diampuni karena (makanannya) diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah, jadikanlah mereka dari ummatku’!”. Allah berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad”. Ia (Musa a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, aku dapati didalam alwaah, suatu ummat yang injil-injil (Al Qur’an) mereka berada didalam dada, dan mereka membacanya. jadikanlah mereka dari ummatku!”. Allah berfirman : “Mereka adalah dari ummat Muhammad !” Ia (Musa a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, aku dapati didalam alwaah, sualu ummat yang apabila salah seorang dari mereka akan berbuat kebajikan dan belum dikerjakannya, akan dicatat baginya satu kebajikan dan jika dikerjakannya, akan dicatat baginya 10 kebajikan hingga 700x lipat. Jadikanlah mereka dari ummatku!”. Allah berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad”.
Ia (Musa a.s.) berkata :”Ya Tuhanku, aku dapati didalam alwaah suatu ummat, yang apabila akan berbuat keburukan dan belum dikerjakannya, tidak dicatar, dan jika dikerjakannya, akan dicatat baginya satu keburukan suja, jadikanlah mereka dari ummatku!”. Allah berfirman : “Mereka adalah unmal Muhammad”. Ya (Musa a.s.) berkata : “Ya Allah aku dapati didalam suatu alwaah suatu ummat, mereka adalah sebaik-baik manusia yang mengajak ke Jalan kebaikan dan mencegah dari kamunkaran, jadikanlah mereka ummatku!”, Allah berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad” Ia (Musa a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, aku dapati di dalam alwaah suatu ummat, yang dihimpun dihari kiamat dalam 3 (tiga) golongan, satu golongan masuk syorga tanpa bisab, satu golongan akan dihisab dengan cara sederhana (dimudahkan) dan satu golongan yang di bersihkan dosanya, kemudian mereka masuk syorga jadikanlah mereka dari ummaiku!”, Allah berfirman : “Mereka adalah ummat Muhammad”.
la (Musa a.s.) berkata : “Ya Tuhanku, Engkau telah hamparkan kebajikan ini untuk Ahmad (Muhammad) dan ummatnya,. maka jadikanlah aku fermasuk ummatnya'”‘. Allah berfirman kepada Musa :
“Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (dimasamuJuntuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku. sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (QS. Al A’raaf : 144).
FASAL MENYEBUTKAN PERIHAL HUSNUL – KHATIMAH DAN TANDA-TANDA SU ‘UL – KHOTIMAH
Adapun ayat-ayat yang berkaitan dengan “husnul-khatimah” adalah firman Allah Ta’ala :
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh. baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesunguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya Kami akan berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa-apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An Nahl : 97).
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan yang membatu hatinya)?. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membantu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Az Zumar : 22).
Sesungguhinya orang-orang yang mengatakan : “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syorga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kami Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat: didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) didalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”. (QS. Fush Shilat : 30-32).
“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syorga yang penuh keni’matan. Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka”. (QS. Al Infithaar : 13-14).
Adapun hadits-hadits yang berkaitan dengan “husnul khatimah” adalah sebagai berikut :
“Telah bersabda SAW. : “Orang mu’min yang berbahagia adalah orang yang panjang umurnya didalam taat kepada Allah, dan orang yang celaka adalah orang yang panjang umurnya didalam ma’siat kepada Allah”.
“Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang ingin melihat kedudukannya disisi Allah, hendaklah dia melihat kedudukan ‘Azza wa Jalla dihatinya. Dan sesungguhnya Allah yang Maha Suci menempatkan seorang hamba disisi-Nya sesuai dengan penempatan hamba itu sendiri akan Dzat-Nya dihatinya”.
“Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang merindukan syorga, ia akan bersegera melakukan kebajikan-kebajikan, siapa yang takut dari api neraka, ia akan meninggalkan nafsu syahwat, siapa yang berjaga-jaga menantikan almaut, ia akan meninggalkan segala kelezatan, siapa yang hidup zuhud (berpaling dari urusan duniawi), ia akan merasa ringan menghadapi segala musibah”.
“Dari Umarah bin Ruubiyah r.a. ia telah berkata : “Telah. bersabda Rasulullah SAW. : “Seseorang tidak akan masuk api neraka, selama ia Senantiasa melakukan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam yakni shalat fajar (subuh) dan ‘Ashar”. (Dikeluarkan oleh Muslim, Abu Dawud dan An Nasa’i).,
“Telah bersabda SAW. : “Barang siapa yang mencintaiku hendaklah ia melaksanakan sunnahku dan beliau bersabda : “Hendaklah kalian melaksanakan sunnah khalifah-khalifah Rasyidin yang lurus sesudahku, dan gigitlah kuat-kuat (sunnah itu) dengan gigi grahammu'”.
“Rasulullah SAW. telah berwasiat secara khusus kepada ‘Aisyah r.a. seraya bersabda : “Jika engkau ingin menyusulku, janganlah engkau berkawan dengan orang-orang kaya dan janganlah engkau melepas bajumu hingga engkau menambalnya sendiri”.
“Dalam suatu hadits pula disebutkan dari Umar r.a. la telah berkata : “Telah bersabda SAW. : “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu, ada manusia-manusia yang mereka itu bukan para nabi dan bukan pula para syuhada. Mereka disenangi oleh para nabi dan para syuhada dihari kiamat karena kedudukan mereka (yang tinggi) di sisi Allah”.
Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah, sudikah baginda memberitahukan kepada kami, siapakah mereka itu?” Beliau menjawab : “Mereka adalah suatu kaum yang saling sayang menyayangi karena Allah, sedang mereka sendiri tidak ada hubungan keluarga atau harta yang dibagi-bagikan antara mereka. Demi Allah sesungguhnya wajah mereka bersinar dengan nur. Mereka tidak merasa takut, ketika manusia ketakutan dan tidak merasa sedih ketika manusia dalam kesedihan. Kemudian beliau membaca ayat ini : “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran serhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Yunus : 62).
“Telah berkata Salman Al Faarisi : “Aku telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda : “Perhatikanlah seorang mayyit ketika saat kematiannya pada tiga perkara : Apabila keningnya berbintik-bintik (berkeringat), kedua matanya meneteskan air mata dan keluar air dari kedua lubang hidungnya, maka itu tanda rahmat Allah telah turun kepadanya (husnul-khatimah). Dan apabila ia mengerang seperti orang mengigau, dan memerah warnanya dan menghitam kedua sudut mulutnya, niaka itu tanda Azab lah telah turun kepadanya (suu’ul-kharimah)
Al Al Umari telah berkata : “Dan diantara tanda-tanda “husnul khatimah” dengan kebajikan, adalah seseorang akan dianugerahi taufik melakukan amal-amal saleh, seperti yang diterangkan didalam hadits yang mulia :
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, Allah akan mengutus malaikat kepadanya sebelum kematiannya satu tahun, (malaikat itu) akan meluruskannya, memberinya taufik hingga ia menemui ajalnya pada waktunya yang terbaik, dan berkatalah orang-orang : “Si fulan telah meninggal dunia pada waktunya yang terbaik”. Maka apabila ketika ia sedang dalam proses kematian, ia melihat segala keni’matan yang sudah disiapkan Allah untuknya, hingga ia melepaskan diri dari keinginan duniawi dan tetap ingin keluar (dari padanya), maka disanalah ia ingin berjumpa dengan Allah dan Allah-pun ingin berjumpa dengan dia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada seorang hamba (kita berlindung pada Allah dari padanya), Allah akan menugaskan syetan kepadanya sebelum kematiannya satu tahun, ia (syetan itu) akan menyesatkannya dan menjerumuskannya hingga ia menjumpai ajalnya dalam seburuk-buruk waktunya”.
Beliau (Al Umari) telah berkata pula : “Dan diantara tanda-tanda “suu’ulkhatimah” (akhir hayat yang buruk), kita berlindung kepada Allah, yaitu ada 4 (empat) perkara :
(1.) Meremehkan shalat.
(2) Minum arak.
(3.) Durhaka kepada orang tua.
(4.) Mengganggu kaum muslimin.
MENERANGKAN SEDIKIT PERIHAL YANG MEWARISKAN HUSNUL – KHOTIMAH
Ketahuilah, semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dengan memperoleh ridha-Nya, dan memberi taufik kepada kita untuk senantiasa ta’at kepadaNya. : “Bahwa hal-hal! yang menyebabkan seseorang berada dalam keadaan yang sebaik-baiknya, hendaklah senantiasa ta’at, baik dalam ucapan, perbuatan maupun ‘agidah.
Mengenai ucapan, hendaklah kita dapat mengkongkritkan : 2 (dua) kalimah syahadat dengan banyak dzikir, serta menghidupkannya didalam jiwa kita, seperti yang telah diuraikan beberapa waktu yang lalu dalam ucapan:
Adapun mengenai perbuatan adalah seperti : “Shalat, zakat, puasa, hajji, dll. termasuk didalamnya : amalan yang wajib dan sunnah, juga berakhlak dengan akhlak yang terpuji dan melepaskan diri dari akhlak yang tercela, sesuai yang ditulis oleh Hujjatul Islam Al Ghazali didalam “AI Ihyaa” yang terdiri dari : Ibadah, adat kebiasaan, hal-hal yang mencelakakan dan menyelamatkan.
Adapun mengenai i’tiqaadaat, adalah sesuai yang terangkum dalam ‘agidah ahlis-sunnah waljama’ah yang jika diterangkan disini, maka akan menjadi panjang lebar uraiannya. Apabila seorang mu’min yang telah memperoleh taufik untuk melakukan amal-amal yang tersebut diatas, sesuai kemampuannya dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah dari hal-hal yang haram, syubhat, makruh, dan lain-lain dari yang dicela oleh syara’, terutama mendirikan shalat yang lima waktu dengan syarat-syaratnya dan tata tertibnya, maka kita harapkan baginya “keindahan yang paling tinggi”,
yaitu: ” atau akhir hayat yang baik, sebagai kurnia, kemurahan dan rahmat dari Allah SWT.
Disebutkan didalam suatu hadits :
“Seseorang akan mati sesuai amalnya ketika ia hidup, dan akan dibangkitkan sesuai keadaan diakhir hayatnya (husnul-khatimah atau suu’ul-khatimah”.
KEUTAMAAN MEMBIASAKAN WIRID DAN DZIKIR
Diantara yang menyebabkan “husnul-khatimah” adalah membiasakan wirid dan dzikir pada setiap saat seseorang melakukan suatu pekerjaan, dari sejak ia bangup tidur hingga tidur kembali.
Para ulama telah berkata: “Disunnahkan tidur itu diatas lambung yang kanan, dalam keadaan menghadap kiblat seperti orang yang meninggal dunia ketika diletakkan diliang lahad. Karena hakekatnya tidur itu semacam kematian, maka seyogianya orang yang berakal, meneliti keadaan hatinya ketika iu tidur. Maka jika ia melihat kebaikan pada hatinya, hendaklah ia bersyukurlah kepada Allah, atau ia bertaubat dan mohon ampunan (maghfirah), agar ia tidak memperoleh ” ” (akhir hayat yang buruk). Semoga Allah melindungi kita dari suu’ul-khatimah”. Menurut kebiasaan, orang itu akan mati sesuai amalnya ketika ia masili hidup, dan akan dibangkitan sesuai keadaannya ketika ia menjalani kematian. Mereka (para ulama) berkata: “Janganlah engkau tidur kecuali dalam keadaan suci (berwudhu), suci zhahir dan batin. Adapun suci zhahir, adalah dengan wudhu”.
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW. disebutkan:
“Barang siapa yang tidur dalam keadaan suci (berwudhu) berdzikir kepada – Allah, ia dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga bangun (dari tidurnya”. Adapun suci bathin, adalah yang utama mengawasi batin yaitu hendaklah engkau tidur dalam keadaan bertaubat dari segala dosa, suci hati dari sifat dengki kepada seseorang dari kaum muslimin, Dan inilah ibadah yang paling besar dan kesucian yang paling penting.
“Dalam suatu hadits, Abdillah bin Umar ra. menyebutkan keuka Nabi SAW, ‘: bersabda kepadanya : “Telah tampak dari lembah ini seorang laki-laki yang dinilai paling ta’at beribadah dimuka bumi ini”. Atau seperti yang dikatakannya : “Maka Abdullah-pun senantiasa mengikuti laki-laki itu dirumahnya karena ingin melihat apa yang diperbuatnya.Lalu dilihatnya (ternyata) ia bukan pendiri shalat malam atau banyak berpuasa. Maka” ditanyakannya kepadanya, dan kemudian ia memberitahukan sabda SAW” fentang dirinya. Dia berkata kepada Abdullah : “Dia (laki-laki) itu bukan apa-apa kecuali seperti yang engkau lihat, selain aku bermalam tanpa mengandung dihatiku rasa dengki kepada seseorang dari kaum muslimin” Maka Abdullah pun mengakuinya bahwa dia adalah seorang diantara penghuni bumi yang dinilai paling ta’at beribadah. Dan hadits ini “masyhur”, ma’nanya : “Siapa yang mati dan dihatinya terdapat sifat dengki kepada seorang dari kaum muslimin, ia tidak akan mencium bau syorga”.
KEUTAMAAN PENDEK ANGAN – ANGAN
Diantara yang mewariskan “husnul-khotimah” adalah “pendek anganangan”, karena ia akan membawa kepada perbaikan amal. Sebahagian orang salaf berkata : “Siapa yang panjang anganungannya, maka akan buruk amalnya”.
Telah bersabda Rasulullah SAW. :
artinya: “Kematian itu lebih dekat, ghaib yang menunggu”. Dan sabdanya pula :
“Pertama yang selamat dari ummat ini (ummat Islam) dengan sifat zuhud dan yagiin. dan akhir ummat ini akan binasa dengan sifat rakus dan panjang angan-angan ” Telah bersabda SAW. :
“Yang paling aku khawatirkan atas diri kalian adalah mengikuti bawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu itu, akan menghalangi dari kebenaran, sedang panjang angan-angan itu akan melupakan akhirat (hingga) ia tidak beramal untuknya, dan siapa tidak beramal untuknya, ia akun mendatangi akhirat dalam keadaan bangkrut dari amal-amal yang saleh yang karenanya, ia tidak akan memperoleh keselamatan dan keberuntungan di akhirat”. Didalam suatu hadits disebutkan pula :
“Anggaplah dirimu di dunia ini bagaikan seorang asing atau orang yang sedang berlalu (lewat)”. Ketika Nabi SAW. ditanya : “Siapakah orang-orang yang cerdas itu?” Beliau SAW. menjawab :
“Mereka adalah yang paling banyak mengingat maut dan paling baik persiapannya (untuk menghadapi maut), mereka adalah orang-orang yang cerdik, telah berlalu (dengan memperoleh kemuliaan dunia dan kenikmatan akhirat”.
Karena itu, tidaklah seseorang tidur, kecuali ia telah mempersiapkan wasiatnya, karena khawatir dari datangnya almaut secara mendadak. Dan kematian yang mendadak itu, hakikatnya adalah rahmat bagi orang mu’min yang sudah menyiapkan diri untuk menyongsongnya, sedang bagi orang yang durhaka, kematian yang mendadak itu merupakan bencana untuk menghadap Allah karena ia telah melupakan-Nya.
Hendaklah ia bersungguh-sungguh agar yang mengalir dilidahnya dan hatinya adalah.” ” (mengingat Allah). Dan ketika terbangun dari tidur, hendaklah ia berdzikir kepada Allah. Itulah tanda kebahagiaan, dengan memperoleh “husnul-khatimah” dan “syahadah” ketika menjalani kematian.
Insya Allah Ta’ala. Amiin.
BEBERAPA PERKARA YANC EWARISKAN “HUSNUL – KHOTIMAH”
Wahai saudaraku, hendaklah anda melakukan 4 perkara : yang akan membuahkan husnul-khotimah dan ketetapan iman ketika menjalani kematian yaitu :
(1) Bersyukur atas nikmat Islam.
(2) Takut akan hilangnya Islam.
(3) Meninggalkan perbuatan-perbuatan zalim kepada orang-orang Islam.
(4) Meninggalkan perbuatan durhaka kepada orang tua.
Dan diantara yang mewariskan “husnul-khotimah” dan kematian didalam Islam adalah bersegera menulis wasiat bagi orang yang memiliki harta.
DO’A-DO’A YANG PENUH BERKAH Diantara do’a-do’a yang penuh berkah, manakala ditekuni akan mewariskan “husnul-khotimah” pada masa yang telah mendahului dan pada masa akhir hayat. Do’a itu juga biasa diamalkan pada malam nishfu sya’ban , dimans pada malam itu segala urusan-urusan yang penuh hikmat antara lain ketentuan Allah mengenai ajal, rizki dll. dicatat sebagaimana yang telah dibenarkan oleh hadits Rasulullah SAW.
Do’a ini telah dikutip oleh Asy Syaikh Abul Khair Asy Syarji, in telah berkata : “Do’a itu ditulis oleh Alfagih Al ‘Alim Shalih Abi Bakar bin Ahmad Da’siin (rahimahullah) Ta’ala ia berkata : “Aku imla’kan (diktekan) do’a itu kepada Sdr. Al Fagih Al ‘”Alaamah Abdullah bin As’ad Al Yaaf” diperjalanan ke Madinah Rasul SAW. tahun 733 : “Inilah do’a itu”
Artinya : “Ya Allah Yang Maha Besar Lagi Maha Pemurah, Yang memiliki kekayaan dan keni’matan, tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Engkau, empat orang-orang yang berlindungan dan Pelindung bagi orang-orang Yang memohon perlindungan dan tempat keamanan bagi orang-orang yang merasa takut”
Ya Allah, andaikan Engkau tetapkan aku didalam Ummil Kiab (Lahul -Mahfuzh) sebagian orang yang celaka, atau terlarang, atau sempit rizkinya, maka hapuskanlah dari Ummil Kitab kecelakaanku, keterlaranganku, dan kesempuan rizkiku. Dan tetapkanlah aku disisi-Mu sebagai orang yang berbahagia, dianugerahi rizki, memperoleh taufik untuk segala kebajikan. Maka sesunggulnya, Engkau telah berfirman didalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus : “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menctapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapar Ummul-Kitah” OS. Ar Ra’du : 39).
Hendaklah diketahui oleh orang yang sangat berkeinginan untuk memperoleh kebahagiaan ketika menjalani kematian yaitu : 2 (dua) kalimah syahadat, sewantiasa melaksanakan perintah-perintah yang fardhu, seperti shalat yang lima waktu, shaum, zakat dan hajji.
Adapun dzikrullah, juga termasuk salah satu kewajiban yang amat penting yang seharusnya dilaksanakan setiap saat sesuai keadaan.
Sedang dzikir yang diucapkan ketika akan tidur (sebelum merebahkan diri) adalah : senyebut nama-Mu Ya Allah, aku hidup dan aku mati”.
“Maha Suci Allah” 33x :
“Segala Puji Bagi Allah” 33x:
“Allah Maha Besar” 33x :
dan pada bilangan yang ke 100 disempurnakan dengan ucapan :
“Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, Dia Pemilik kerajaan dan bagi-Nya segala puji, Dia yang menghidupkan dan Dia yang mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Kemudian membaca :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami, telah mencukupi dan melindungi kami, maka berapa banyak orang yang tidak mempunyai pemberi kecukupan dan pemberi perlindungan”. Kemudian membaca :
(Qul huwallahu ahad, Alfalaq dan Qul a’uudzu birabbinas). Lalu ditiupkan kepada kedua telapak tangan dan diusapkan pada seluruh bagian tubuhnya dari kepala hingga ujung kakinya 3x. kemudian merebahkan dirinya seraya mengucapkan:
“Dengan menyebut asma-Mu, wahai Tuhanku, aku letakkan lambungku, dan dengan asma’-Mu pula aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan diriku, maka ampunilah diriku dan jika Engkau melepas diriku, maka peliharalah diriku, dengan apa yang telah Engkau pelihara hamba-hambaMu yang saleh”. (HR. Al-Jama’ah).
Hendaklah posisi tidumu miring ke kanan dengan telapak tangan berada dibawah pipimu yang kanan pula, sambil mengucapkan do’a :
“Ya Allah, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku serahkan diriku kepadaMu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku pasrahkan segala urusanku kepada-Mu dan aku perlindungkan punggungku kepada-Mu, karena mengharapkan (ridha) dan takut (dari murka) kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat keselamatan dari-Mu kecuali (berlindung) kepada-Mu. Aku telah beriman dengan kitab-Mu (Al Our’an) yang Engkau turunkan dan aku beriman pula dengan Nabi-Mu (Muhammad SAW) yang Engkau utus”.
Selanjutnya mengucapkan istighfar 3x
“Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan Kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi Kekal terus menerus mengurus makhlukNya, dan aku bertobat kepada-Nya”.
Dan apabila terbangun ditengah malam, hendaklah mengucapkan :
“Maka ia akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih dilautan”.
Dari Abdullah bin Umar ra. ia telah berkata kepada Abdullah bin Muthi’ bahwasanya tidak ada seorang hamba muslim yang mengucapkan ketika terbangun dari tidurnya :
“Maha Suci Allah Yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”, kecuali ta akan ditalginkan (dibimbing) ketika kebangkitannya, dan tiada seorang yang ditalginkan (dibimbing) ketika kebangkitannya (dari kuburnya) kecuali ia akan selamat dari bencana hari kumat. Dan apabila ra bangun (dari tidurnya), maka yang pertama menjalar dilidahnya dan hatinya adalah dzikir kepada Allah SWT. Ia seketika itu pula mengucapkan :
Yang artinya : “Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, Dia yang memiliki kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha suci Allah, dan segala Puji bagi Allah, dan tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, dan tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Maha Suci Engkau Ya Allah, Ya Tuhan kami dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon ampun kepada-Mu atas dosaku dan aku mohon rahmat-Mu. Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku, dan janganlah Engkau sesatkan hatiku, setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku, dan anugerahilah dari sisi-Mu rahmat, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami, setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah kami akan kembali. Kami telah berada di waktu pagi, dan kerajaan adalah milik Allah, dan segala puji bagi Allah, keAgungan, Kekuasaan, Kemuliaan, dan Kekuasaan milik Allah Tuhan Pemelihara alam semesta”.
Kami berada diwaktu pagi atas fitrah Islam, dan kalimat ikhlas, sebagai pemeluk agama Nabi kami Muhammad SAW. dan pengikut millah bapak kami Ibrahim sebagai muslim dan bukanlah dia termasuk orang-orang yany musyrik. Kami ridha Allah sebagai Tuhan kanu, Islam sebagai agama kamu dan Muhammad SAM. sebagai Nabi kami dan Rasul Allah untuk kanu. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan, dan kami telah patuh mengikuti Rasul (Muhammad SAW), karena itu masukkan kami kedalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang ke-esaan Allah).
Kemudian ia membaca :
KEUTAMAAN MENCINTAI PARA NABI PARA WALI DAN PARA SHALIHIIN
Diantara yang mewariskan “husnul-khotimah” termasuk ketentuan yang baik yang diridhai Allah, baik dimasa lalu maupun dimasa datang, adalah husnudzdzan (berbaik sangka), agidah (keyakinan) yang benar, kecintaan yang ikhlas lahir batin dihati dan diluar kepada para nabi, para utusan Allah, sahabatsahabat mereka, dan para wali Allah yang didekatkan kepada-Nya. Begitu pula kepada orang-orang mu’min yang saleh, para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan secara umum kepada seluruh kaum muslimin / muslimat. “Barang siapa yang mencintai suatu kaum, maka akan dihimpun | bersama mereka (dihari kiamat), walaupun tidak beramal dengan amalamal mereka”. (Hadits dalam Shahih Bukhari).
“Telah berkata seseorang kepada Abi Yazid : “Tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang dapat mendekatkan aku kepada Allah”. Dia (Abu Yazid) berkata: “Cintailah wali-wali Allah, agar mereka mencintaimu. Maka sesungguhnya Allah akan melihat kedalam hati mereka. semoga Allah melihat namamu dihati wali-Nya (yang karenanya) Allah akan mengampunimu”.
Sebahagian mereka berkata : “Berbaik sangka kepada orang-orang saleh akan mewariskan “husnul-khotimah”. Maka berhati-hatilah wahai saudaraku dari berprasangka kepada kekasih-kekasih Allah, maka jika engkau berperasangka (buruk) kepada mereka, engkau akan jatuh dalami pandangan Allah dan layak memperoleh murka-Nya. Karena Dia telah berfirman : “Siapa yang memusuhi wali-Ku, Aku izinkan ia diperangi”.
Karena itu, hendaklah engkau mencintai para wali Allah dan mencari sebab-sebabnya dan itulah yang dituntut. Dan aku memperingatkan agar tidak melalaikannya, karena ta adalah suatu keberuntungan bagi orang yang diber! saufig oleh Allah Ta’ala. Allah Yang Maha Pemurah berfirman : “Mereka itu akan bersama-sama orang-orang yang dianugerahi ni’mal oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para Shiddigiih, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An Nisaa’ : 69).
Adapun kecintaan kepada mereka adalah pembenaran atas ketinggian magaam (derajat) mereka, mendekati mereka, berkhidmat kepada mereka, menyayangi mereka dengan sempurna dan berkorban dengan jiwa.dan harta demi meraih ridha mereka, pada saat diperlukan karena Allah Ta’ala. :
PENUTUP
Sebagai penutup kami ingin menerangkan tentang sifat-sifat “almaut” dan “alam barzakh” yang terdiri dari beraneka macam perubahan dan keadaan, dengan tujuan agar engkau mengetahui bahwa apa yang engkau miliki dan amal yang engkau telah lakukan, akan menjadi beban dan tanggung jawabmu sepenuhnya.
Sesungguhnya engkau akan mati, seperti kematian yang telah dialami Oleh kedua orang tuamu, orang tua dari orang tuamu, karib kerabatmu dan lain-lainnya, seperti yang engkau ketahui cara yang mereka lalui.
Kami sebutkan mas’alah itu secara singkat, agar menjadi kajian dan Pelajaran bagi orang-orang yang berfikir. Dan untuk memperoleh penjelasan yang terperinci tentang maut, silahkan engkau baca Kitab Al Ihyaa’ mengenai ( ) yang ditulis oleh Al Imam Al Ghazali, dan kitab : ( dll ) yang ditulis oleh beliau juga. Karena keduanya merupakan “tulisan” yang terbaik mengenai hal tersebut.
Asy Syarji telah berkata : “Ada 2 (dua) orang ulama yang sedang menela’ah “Kitab Al Ihyaa’, tiba-tiba salah seorang dari mereka meninggal dunia. Kemudian termimpikan oleh sahabatnya itu dan bertanyalah kepadanya: “Beritahukan kepadaku tentang kematian”!. Ta berkata : “Wahai saudaraku, apa yang disebutkan oleh Al Ghazali di dalam Al Ihyaa’ itu benar, tidak menyalahi sedikitpun.
Kemudian buku ini akan kami sudahi dengan “Hadits Syafa’ah Al Masyhur”, yang kami butuhkan untuk menerangkan tentang keadaan “Padang Mahsyaar” dan terjadinya “Hari Kiamat” dan itulah sebagai penutup Kitab ini. Semuanya kami serahkan kepada Allah, dan kepada-Nya kami bertawakkal.
Adapun sifat-sifat Almaut dan ‘Alam barzakh, seperti yang diriwayatkan oleh hadits Nabi SAW. adalah sebayai berikut :
“S FAT-SIFAT ALMAUT DAN ALAM BARZAKH”
Dalam suatu hadits yang panjang Rasulullah SAW. bersabda : (yang artinya): “Apabila anak Adam telah cukup rezki dan umurnya, dan telah tiba ajalnya, (maka) akan datanglah kepadanya 4 (empat) orang malaikat yang akan mencabut nyawanya dari muka dan kedua kakinya. Karena dahsyatnya penderitaan itu. ia mengira langit telah runtuh menimpa bumi, sedang dia ada di tengah-tengahnya. Seolah-olah pula diperutnya ada kayu (cabang pohon yang berduri) yang ditariknya dengan kuat oleh orang yang kuat pula, hingga terputus-putus isi perutnya. Seketika itu berkeringatlah keningnya, menguning rupanya, mengembung dadanya dan terangkat tulang rusuknya”.
Semua itu, karena kedahsyatan penderitaan yang dirasakannya. Kemudian matilah badannya, anggota demi anggota…. dan terus maut itu merayap ke setiap anggota, dan terjadilah apa yang disebut “sakaraat demi sakaraat” (pencabutan ruh), hingga seketika ruhnya mencapai kerongkongan, maka terputuslah ia dari pandangan dunia dan penghuninya, dan terlihatlah dihadapannya alam akhirat dan bencana-bencananya. Kemudian tertutuplah paginya pintu taubat, dan terhamparlah dihadapannya bermacam-macam ujian! mengenai agamanya.
Kemudian datanglah Iblis beserta bala tentaranya yang terkutuk dalan! pentuk rupa orang-orang yang pemah ia kenali dari sahabat-sahabatnya yany telah dipanggil Allah diwaktu-waktu yang lalu. Mereka berkata kepadanya: “Hai fulan, matilah sebagai pemeluk agama Yahudi atau Nasrani, karena itulah agama yang diterima oleh Allah”.
Ketika itu, Allah akan menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya dun menetapkan iman orang yang dikehendaki-Nya. Maka jika imannya kunt, dan keta’atannya dapat mengalahkan iblis, maka datanglah malaikat rahmah lalu mengusir syetan-syetan itu dari padanya. Dan jika imannya lemah, keta’atannya tidak ada, dan banyak ma’siatnya, maka ia akan dikatakan oleh Iblis dan bala tentaranya, yang kemudian ia pun disesatkannya dari agama Allah, dan matilah ia sebagai orang kafir, yang sudah selayaknyu akan tinggal di api neraka selama-lamanya kecuali orang yang dirahmati Allah SWT. Mereka berkata : “Kebanyakan orang yang tersesat dari agama Allah, adalah orang-orang yang meninggalkan shalat, peminum khamar, tukang peras (meminta uang dengan paksa), pembunuh, pezina dengan istri letangga, terus menerus berma’siat tanpa taubat. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua.
Apabila Malaikat maut telah mencabut ruh, maka jika ia ruh yang seorang yang berbahagia, lalu diserahkannya kepada malaikat pembantupembantunya yang serba tampan rupanya sedang ruh itu sendiri berbau harum karena keharuman amal-amalnya yang saleh. Kemudian ruh itu dibawanya naik ke langit yang ke-7 lebih cepat dari kilat. Setiap melewati penghuni langit, mereka menyambutnya dengan ucapan : “Selamat datang, siapakah yang anda bawa? Alangkah bahagianya hamba itu lalu merekapun memujinya alas amal-amalnya yang turut serta naik dari shalatnya, sedekahnya, puasanya ilawahnya, dll. hingga malaikat pembantu itu tiba dihadapan Allah Ta’ala. Kemudian ruh hamba itu ditegur Tuhannya atas kesalahan-kesalahan yang tidak diketahui kecuali oleh Allah SWT. hingga hamba itu mengira bahwa akan binasa, lalu ia dirahmati oleh Tuhannya dengan firman-Nya : “Wahai hamba-Ku, janganlah engkau takut, aku tutupi (kesalahan mu) di dunia dengan kesabaran-Ku, maka Aku ampam engkau dengan keniueihan-Ku”. Kemudian Allah memerintahkan (malaikat pembantu itu untuk mengembalikannya (yaitu ruh) pada jasa Inya.
Dan jika ia ruh seorang hamba yang celaka, maka ruh itu diserahkan oleh malaikat maut kepada Malaikat Zabaniah, yang wajah-wajahnya serba buruk, kejam dan sadis. Lalu ruh itu dibawa naik, sedang baunya amat busuk karena kebusukan amal-arnalnya yang buruk.
Setiap Zabaniah itu mengetuk pintu langit dunia, maka penjaganya berkata : “Tidak ada ucapan selamat dan tidak ada kemudahan bagi si fulan. Kami telah mengutuknya ketika ia berjalan di muka bumi, maka hagaimanakah kami akan membuka pintu langit untuknya”? Dan orang yang menghilangkan shalat akan ditolak oleh shalatnya sambil berkata : “Allah ukan melenyapkanmu, sebagaimana engkau telah menghilangkan aku dan scandainya engkau memeliharaku, niscaya Allah akan memeliharamu. Adapun orang yang memutuskan tali silaturrahim, maka tali silaturrahimnya ukun menolaknya sambil berkata :”Allah memutuskanmu, sebagaimana engkau telah memutuskan aku. Dan seandainya engkau menghubungkan aku, niscaya Allah akan menghubungkanmu”.
Dan demikianlah setiap perangai buruk yang meliputinya, kemudian ia mati tanpa taubat dari perangai buruk itu, dikhawatirkan akan menutupi dirinya dari rahmat Allah.
Dan jika malaikat Zabaniah itu, mendengar apa-apa yang dikatakan kepada ruh hamba itu, serentak saja melepaskannya dari tangan mereka sambil dikutuki, maka meluncurlah ruh itu dani langit hingga kembali ke jasadnya yang jahat itu. Jika saja nyawa (ruh) itu kembali ke jasadnya dan mayyit itu telah dikafani, maka ruhnya melekat pada dadanya sambil menjerit dengan jeritan yang amat keras yang didengar oleh segala sesuatu kecuali bangsa jin dan manusia saja yang tidak mendengarnya.
Dan jika ia ruh yang berbahagia, maka ia berkata : “Percepatlah bawa aku ke syorga dan keridhaan Allah, alangkah bahagianya, seandainya kaumku mengetahui bahwa Tuhanku telah mengampuniku dan memuliakan aku”. Dan jika ia ruh yang celaka, maka ia berkata : “Perlahan-lahanlah! Akan dibawa kesiksaan macam apakah aku ?”. Ketika telah selesui penguburannya, maka menjepitlah kuburnya dengan jepitan yang amat keras hingga hancurlah tulang belulangnya.
“Telah bersabda Nabi SAM. : “Sesungguhnya sehap kubur itu mempunyat yekanan, dan seandainya seseorang dapat selamat dari padanya. maka akan selamat Sa’ad bin Mu’adz yang karena kematiannya. telah berguncang ‘Arasy Dzat Yang Maha Pengasih”. (Ar Rahman).
Kemudian, masuklah ke kuburnya Munkar dan Nakir dua malaikat yang rupanya serba hitam kebiru-biruan, suara mereka bagaikan petir, kedua mata mereka bagaikan kilat yang menyambar. Masing-masing dari mereka membawa palu besi, yang jika palu itu dipukulkan kepada scbuah gunung. niscaya gunung itu akan hancur.
Keduanya akan bertanya kepada si mayyit : “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?”. Maka barang siapa yang ditetapkan imannya. jaakan menjawab : “A/lah adalah Tuhanku. Islam agamaku, dan Muhammad adalah Nabiku”.
Kemudian yang seorang berkata kepada lainnya : “Ia (hamba itu) benar dalam ucapannya. dan dia telah terhindar dari siksaan kita”. Lalu Allah Ta’ala luaskan kuburnya, tanahnya dijadikan air dan bergerak hingga menjadi luas. Kemudian dibukakan untuknya pintu ke syorga hingga dia dapat melihat rumahnya (di syorga itu) dengan mencium bau harum semerbak (dari syorga itu). Lalu menjelmalah amal salehnya dalam rupa yang seindahindahnya. Amal salehnya itu akan selamanya menyertainya, berbincangbincang dengannya dan menghiburnya hingga hari kiamat. Maka seketika itu pula kuburnya menjelma menjadi salah satu taman dari taman-taman syorga.
Adapun orang yang celaka, manakala Munkar dan Nakir bertanya kepadanya, tentang Tuhannya, agamanya dan nabinya, maka akan hilanglah akalnya, karena sangat takut dan berkatalah ia : “Aku tidak tahu”, Jika ia menyembah Syetan, maka akan dikatakan kepadanya : “Tuhannya, syetan”, lalu dipukullah ia dengan pukulan yang menyebabkan menyalanya api dikuburnya hingga hari kiamat. Lalu dibukakan untuknya pintu ke neraka lahannam. Melalui pintu itu, ia melihat tempatnya di neraka Jahannam. Tidak lama kemudian, datanglah amal keburukannya datam rupa yang seburuk-buruknya.
Adapun amal orang yang Zalim, akan menjelma dalam bentuk seekor ular besar yang akan terus-menerus menggiyitnya hingga hari kiamat. Adapun amal orang yang pekerjaannya mengadu domba, akan menjelma dalam bentuk scekor kalajengking besar yang akan terus menerus menyengatnya hingga hari kiamat. Adapun amal orang yang tukang mempergunjingkan orang lzin, ukan menjelma dalam bentuk seekor anjing gila yang terus menerus melukainya hingga hari kiamat. Dan lain-lain dari amal yang buruk itu, akan menjelma sebagai makhluk yang buruk pula, sesuai amalnya. Sedang orang yang bunuh diri, maka pisaunya akan’senantiasa melekat ditangannya. Dan dengan pisau itu, ia akan terus menerus membunuh dirinya sedang kuburnya menjadi salah satu lubang dari lubang-lubang api neraka dan di hari kiamat nanti akan merupakan tempat siksaan yang amat pedih.
Telah bersabda Rasulullah SAW. : “Kubur adalah rumah pertama dari rumah-rumah akhirat. Maka jika penghuninya selamat dari (siksa) nya, maka apa-apa yang akan terjadi sesudahnya akan lebih mudah, dan jika ia tidak selamat dari (siksa)nya. maka apa-apa yang akan terjadi sesudahnya akan lebih dahsyat daripadanya”)
Sesungguhnya seorang mayyit, apabila telah diletakkan dikuburnya, akan datanglah amal-amal salehnya. Jika siksa datang dari arah kepalanya, maka akan ditolak oleh bacaan OGur’annya. Dan jika datang dari arah kedua kakinya, maka ia akan ditolak oleh shalatnya. Dan jika datang dari arah kedua tangannya, maka akan ditolak oleh sedekahnya. Maka semua ibadahnya itu, akan menolak siksa-siksa itu, seperti seseorang menolak sesuatu dari saudara-saudaranya.
Makau berkatalah Malaikat ‘azab kepadanya : “Sungguh sebaik-baik pembela, adalah amal kebajikan yang engkau telah persiapkan untuk menghadapi hari ini, dan seandainya engkau tidak mempunyai persiapan kebajikan, niscaya engkau akan memperoleh ‘azab”.
HADITS MENGENAI SYAFA’AH Adapun hadits mengenai syafa’ah ini, adalah suatu magoom yang terpuji bagi Nabi kita Muhammad SAW. yang disyaratkan oleh firman-Nya Ta’ala:
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (QS. Al Israa’ : 79).
Yaitu seperti yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah ra. ia telah berkata : “Suatu ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW. dalam satu undangan, tiba-tiba dihadapkan kepada beliau lengan (daging) yang membuat beliau tertarik, lalu digigitnya satu gigitan, kemudian beliau bersabda :
Artinya : “Aku adalah pemimpin anak cucu Adam di hari kiamat Tahukah kalian mengenai apa ?. Allah akan menghimpun orang-orang yang dahulu dan yang akhir di suatu lapangan (padang mahsyar). Mereka dapat dilihat Oleh Dzat Yang Maha Melihat dan didengar oleh Dzat Yang Maha Memanggil. Sedang matahari ketika itu amar dekat diatas kepala mereka, Manusia ketika itu telah mencapai titik puncak dari kesedihan dan kepayahan, yang tidak dapat ditahan lagi”.
Sebahagian orang-orang berkata : “Tidakkah kalian mengetahui penderitaan kalian?. Tidakkah kalian mengetahui siapa yang dapat memohon syafa’at kepada Tuhan kalian untuk kamu?”. Sebahagian orang-orang itu berkata satu sama lain : “Adam”, Lalu merekapun mendatangi Adam dan berkata : “Wahai Nabi Adam. engkau adalah bapak manusia yang diciptakan Allah dengan kekusaan-Nya dan ditiupkan pada dirimu dari ruh-Nya , dan Dia (Allah) telah memerintahkan para malaikat bersujud kepadamu, lalu merekapun sujudiah dan engkau telah ditempatkan disyorga-Nya. Kami mohon perkenanmu memohonkan syafa’at Tuhanmu untuk kami. Tidakkah engkau mengetahui berapa penderitaan kami (sekarang)”. Nabi Adam bersabda : “Sesungguhnya Tuhanku, hari ini amat murka, dengan kemurkaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi sesudahnya. Aku telah dilarang mendekati pohon (khuldi), namun aku melanggarnya. “nafsii-nafsii” (diriku-diriku : aku tidak dapat menolong orang lain). Pergilah kalian kepada yang lain, pergilah kepada Nuh !”.
Maka pergilah mereka kepada Nabi Nuh a.s dan berkata : “Wahai Nabi Nuh, engkau adalah utusan Allah yang pertama di utus ke penduduk bumi, engkau telah dinamai oleh Allah sebagai hamba yang pandai bersyukur ( ) tidakkah engkau mengetahui betapa penderitaan kami”. Kemudian merekapun memohon syafa’at dari padanya agar disegerakan proses penentuan hukum mereka. Beliau bersabda : “Sesungguhnya Tuhanku, hari ini amat murka, dengan kemurkaan yang belum pernah terjadi sebelumnya maupun sesudahnya. Dan sesungguhnya aku punya kasus da’wah yang aku lakukan kepada kaumku, “Nafsii…nafsii…” pergilah kalian kepada yang lain!. Aku telah melakukan da’wah yang karena da’wah itu, aku telah menenggelamkan penduduk bumi. Sesungguhnya aku malu kepada Allah, untuk memohon syafa’at dalam keadaanku seperti ini, tetapi pergilah kalian kepada Ibrahim Khalilurrahmaan, dialah yang menamaimu muslimin dari sejak dahulu, semoga dia dapat memberi syafa’at (pertolongan) kepada kalian”.
Kemudian mereka bermusyawarah diantara sesama mereka selama 1000 tahun. Lalu merekapun mendatangi Nabi Ibrahim a.s. dan berkata :
“Wahai Nabi Ibrahim, wahai bapak dari kaum muslimin, yang telah diangkat oleh Allah sebagai khalit (sahabat dekat maksudnya : kekasih Allah), sudilah kiranya memohonkan syafu’at kepada Tuhanmu untuk kami agar dipercepat penentuan hukum atas kami diantara sesama makhluk!”. Beliau bersabda kepada mereka : “Sesungguhnya Tuhanku amat murka hari ini. dengan kemurkaan yang belum pernah terjadi baik sebelumnya maupun sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berdusta didalam Islam : 3 (tiga) kedustaan yang dengan kedustaan itu, aku telah berdebat tentang agama Allah Ta’ala. Aku malu kepada Allah untuk memohon syafa’at dalam keadaanku seperti ini, tetapi pergilah kalian kepada Musa a.s. Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengangkatnya sebagai “orang yang diajak bicara ( )dan diangkatnya sebagai “orang yang diselamatkan ( )”samoga dia dapat memberi syafa’at kepada kalian”. –
Kemudian mereka bermusyawarah diantara sesama mereka selama 1000 tahun, sedang keadaan makin memuncak kesusahannya dan padang Mahsyar makin penuh sesak dengan manusia. Kemudian merekapun mendatangi Nabi Musa a.s. seraya berkata : “Wahai Musa bin ‘Imran, engkau adalah orang yang telah dijadikan Allah sebagai “kaliim”‘ (orang yang diajak bicara) dan didekatkan sebagai “najiyyullah”‘ (orang yang diselamatkan Allah) dan telah diturunkan kitab Taurat kepadamu, karena itu, tolonglah mohonkan syafa’at kepada Tuhanmu untuk kami, dalam penentuan hukum. Sungguh telah lama kami berdiri dalam keadaan sangat berdesak-desakan dan telah gen!etar kaki kami sedang orang-orang kafir maupun muslim sudah merasa lelah sekali karena lamanya berdiri”. Lalu Nabi Musa-pun berkata kepada mereka : “Sesungguhnya aku telah memohon kepada Allah Ta’ala agar Allah menghukum Fir’aun dan kaumnya dengan mendatangkan musim kemarau yang panjang, dan mereka dijadikannya sebagai contoh bagi orang-orang yang datang kemudian, maka aku merasa malu dari Allah Ta’ala untuk memohon syafa’at daripada-Nya dalam keadaanku seperti ini, karena sebab-sebab yang terjadi dalam do’a antara aku dengan Allah yang zahirnya ada pengajuan bencana, tetapi Allah adalah pemilik rahmat yang Maha Luas dan Tuhan Yang Maha Pengampun. Pergilah kalian kepada ‘Isa ‘Alaihis-salaam, karena dia adalah seorang Rasul yang paling benar keyakinannya dan paling banyak ma’rifahnya kepada Allah Ta’ala, dan paling zuhud dan paling fasih hikmahnya, semoga dia dapa member syuf at untuk kahan”.
Kemudian mereka bermusyawarali diantara sesama mereka seiama 1000 tahun, sedang keadaan ketika itu semakin memuncak dan tempat berdiripun semakin sempu. Lalu merekapun mendatangi Nabi ‘Isa a.s seraya berkata : engkau udalah “ruhullah” (yang diberi ruh oleh Allah) dun yang dicptakan atas kerentuan-Nya dan engkaulah yang diberi nama oleh Allah sebaga (“Wajilhan fiddunyaa wal-aakhiral “) (orang yang terkemuka di dunia dan akhirat -Ali ‘imran : 45), mohonkan syafaat kepada Tuhan untuk kami dalam pencutuan hukum.
Nabi Isa a.s. berkata kepada mereka : “Sesungguhnya kaumnku telah menjadikan aku dan ihuku dua orang Tuhan selain Allah. (Al Maaidah : 110), bagaimanakah aku dapat memohonkan syafa’at kepada Dzat yang telah dipersekutukan dan dijuluki memiliki anak, dan dijuluki sebagai bapakku, tetapi bagaimanakah pendaparmu, jika seseorang dari kalian memiliki kantong di dalamnya ada uang dan cincin. apakah bisa mendapaikan apa yang di dalam kantong itu selungga mendapatkan cincin itu?” Mereka berkata : “Ya”. Beliau bersabda : “Pergilah kalian kepada Sayyidil-Mursaliin (penghulu para rasul) dan penutup para nabi. saudaraku yang berbangsa Arab. karena sesungguhnya dia telah mengakhirkan do’anya sebagai “permohonan syafaat” untuk umatnya. Dia adalah yang banyak diganggu oleh kaumnya. sehingga mereka melukai dahinya, dan mematahkan giginya, dan mereka telah berlebihan mengganggunya. namun dia adalah orang yang paling indah kemegahannya, paling banyak kemuliaannya, dan dia bersabda seperti sahdanya “Ash-Shiddiq (Nabi Yusu)) kepada saudara-saudaranya” :”Tidak ada celaan kepadamu hari ini, Allah mengampuni kesalahanmu dan Dia adalah Yang Maha Penyayang”. Dan selanjutnya beliau (Nabi Isa a.s.) terus menyebut keutamaan-keutamaan Nabi Muhammad SAW. yang tidak terjangkau oleh telinga mereka, sehingga mereka ingin segera berangkat menuju beliau hingga sampailah mereka ke mimbarnya SAW. seraya mereka berkata : ” Tuan adalah kekasih Allah perantara yang paling masyhur, mohonkan syafa’at kepada Allah untuk kami. Kami telah pergi kepada bapak kami Adam a.s. kemudian mengalihkan kami kepada Nuh a.s. dan kamipun telah pergi meninggalkan Nuh a.s. kemudian mengalihkan kami kepada Ibrahim a.s. dan kam telah pergi kepada Ibrahim a.s.. kemudian mengalihkan kami kepada Musa a.s. dan kamipun pergi kepada Musa a.s., kemudian mengalihkan kami kepada Isa a.s. dan kamipun pergi kepada Isa a.s. kemudian beliau mengalihkan kami untuk mendatangi Tuan. Maka sesudah ini tidak ada lagi yang dituju, dan tidak ada tempat melarikan diri”. Maka bersabdalah SAW. ‘ “
aku adalah untuk membela umatku. lungga Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai”.
Kemudian SAW. pergi menuju haribaan Yany Maha Agung memohon izin dan diizinkan baginya, lalu diangkatlah tirai (hyaab) dan masuklah beliau ke ‘Arasy dan bersungkur sujud kepada-Nya dalam waktu yang cukup lama sesuai kehendak Allah Ta’ala. Di dalam sujud itu, beliau memuji Allah Ta’ala dengan puji-pujian yang tidak pernah dipujikan oleh seseorangpun.
Telah berkata sebahagian orang-orang ‘anf : “Sesungguhnya pujipujian itu adalah yang dipujikan Allah atas Dzat-Nya pada hari selesainya penciptaan makhluk-Nya, maka bergetariah ‘Arasy sebagai pengagungan atas Dzat-Nya”.
Dan di dalam suatu riwayat : “Manusia-manusia itu datang kepada beliau sambil berkata : “Wahai Muhammad. engkau adalah Rasulullah dan penutup para nabi, dan telah diampuni Allah baik dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang kemudian. mohonkanlah syafa’at kepada Tuhanmu untuk kami, tidakkah Tuan mengetahui keadaan kami ini ?”. Maka akupun pergi hingga sampai di bawah ‘Arasy, maka akupun bersungkur sujud kepada Tuharku”. Kemudian, dengan puji-pujian-Nya Allah membukakan untukku yang belum pernah membukakannya untuk seseorang. Kemudian dikatakan kepadaku : “Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah niscaya kuberi, mintalah syafa’at niscaya kuberi syafa’at”. Maka akupun mengangkat kepalaku sambil berkata : “Ummatku wahai Tuhanku, ummatku wahai Tuhanku!”. Allah berfirman kepadanya : “Hai Muhammad, masukkanlah ummatmu yang tidak dihisab (lagi) dari pintu pertama dari pintu-pintu syorga, karena pintu-pintu lain adalah untuk orang-orang yang bercampur baur”.
Kemudian SAW. bersabda : “Demi yang diriku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya jarak antara dua daun pintu syorga seperti antara Mekkah dengan Hijir atau seperti antara Mekkah dengan Bashra”.
Dan di dalam riwayat Bukhari : “Maka beliau mengeluarkan mereka dari neraka dan dimasukkan ke syorga, sehingga tidak ada yang tinggal di neraka kecuali yang dipenjara oleh Al Our’an yakni orang-orang yang kekal di dalam neraka, kemudian beliau membaca ayat ini :
“Mudah-Mudahan Allah mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”.
Dan di dalam riwayat Bukhari juga dengan sanadnya kepada Anas bin Malik, menyebutkan hadits syaf’ah, maknanya : “Beliau bersabda : “Maka akupun mohon izin kepada Tuhanku, lalu akupun diizinkan, dan diilhamkan kepadaku segala bentuk pujian yang dengan pujian itu aku memuji-Nya, yang sekarang belum ada padaku untuk memuji dengan puji-pujian itu, dan bersungkurlah aku bersujud kepada-Nya”. Maka Allah berfirman kepadanya : “Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya di dengar, mintalah niscaya diberi, dan mintalah syafa’at niscaya engkau diberi syafa’at!”. Maka aku berkata : ” Ya Tuhanku, ummatku ! ” Maka Allah berfirman kepadanya : “Pergilah, dan keluarkan dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman seberat biji gandum!”, lalu akupun melakukannya, kemudian kembali dan memuji-Nya dengan puyji-pujian itu, kemudian bersungkurlah aku sujud kepada-Nya. Kemudian beliaupun
‘ menyebutkan seperti tersebut di atas. Maka Allah berfirman kepadanya : “Pergilah, dan keluarkan dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman seberat atom atau seberat biji sawi, lalu akupun melakukannya, kernudian aku kembali dan memuji-Nya dengan puji-pujian itu, kemudian bersungkurlah aku sujud kepada-Nya. Kemudian beliaupun menyebutkan seperti tersebut di atas. Maka Allah berfirman kepadanya : “Perg’lah, dan keluarkan dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman lebih ringan dari seberat biji sawi”, Kemudian akupun melakukannya kemudian aku kembali untuk yang ke-4 kalinya, lalu aku memuji-Nya dengan puji-pujian itu, kemudian uku bersungkur sujud kepada-Nya”. Allah berfirman kepadanya : “Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah Aku dengar, mintalah Aku heri, mintalah syafa’at niscaya Aku beri syafa’at!”.
Maka akupun berkata : “Ya Tuhanku, izinkanlah hamba mengeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan : ” Allah berfirman : “Demi ke Muliaan-Ku dan ke Besaran-Ku, dan ke AgunganKu dan ke Muliaan-Ku, Aku pasti akan keluarkan dari neraka yang mengucapkan :
Hadits yang agung ini telah berakhir yang meliputi penghormatan yang tertinggi, dan kemuliaan yang maksimal atas nabi kita yang khusus dengan akhlak yang agung lagi indah, dan pangkat yang permanen. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada beliau, keluarganya, sahabatsahabatnya dan umatnya, semulia-mulia rahmat dan salaam.
SYAFA’AT-SYAFA’AT SAW
Telah berkata Asy Sya’ranii di dalam kitab “Alyawaaglit” mengenai pembahasan “Asy’-syafaah”: “Telah berkata Aljalal As Sayuuthii dan lainnya, | bahwa SAW. di hari kiamat mempunyai 8 (delapan) syafa’at :
(1) Syafa’at untuk mensegerakan “hisaab” dan pengistirahatan dari lamanya berdin di mahsyar. Syafa’at ini khusus bagi Nabi Muhammad SAW…
(2) Syafa’at untuk memasukkan ummat ke syorga tanpa hisaab dan telah berkata Al-Imam Nawawi bahwa syafa’at ini dikhususkan bagi Nabi Muhammad SAW.
(3) Syafa’at bagi orang-orang dari ummat Nabi Muhammad SAW. yang layak masuk neraka untuk tidak memasukinya.
(4) Syafa’at bagi orang-orang yang telah memasuki neraka dari ahli tauhid (orang-orang beriman) untuk keluar dari neraka, dan kemudian mereka bergabung dengan para nabi, malaikat dan orang-orang yang beriman.
(5) Syafa’at bagi orang-orang penguni syorga untuk memperoleh peningkatan tempat di syorga.
(6) Syafa’at bagi ummat Nabi Muhammad SAW. untuk mendapatkan keringanan siksa api neraka dari orang-orang yang semestinya kekal di neraka. Dan syafa’at ini khusus bagi Nabi Muhammad SAW.
(7) Syafa’at bagi orang-orang kafir untuk memperoleh keringanan siksa pada waktu-waktu tertentu. Disebutkan dalam “Shahihain” mengenai hak Abu Thalib dan Abu Lahab diberikan pada setiap hari Senin karena kegembiraannya dengan kelahiran Nabi SAW.
(8) Syafa’at bagi anak-anak orang musyrik untuk tidak disiksa.
PENUTUP KATA DARI PEMBERI SYARAH
Alhamdulilah, telah selesailah penterjemahan Kitab Yang Agung ini ! Dengan memanjatkan puja dan puji kepada Allah, Yang Maha Pemberi taubat Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi kurnia telah rampunglah kitab ini
Kami mohon limpahan kumia-Nya, anugrah-Nya dan kemurahan-Nya, kiranya kami dianugerahi pahala yang banyak juga untuk orang-orang tua kami, anak-anak kami, keturunan kami, para penolong kami, para sahabat kami dan orang-orang yang berhubungan dengan kami dalam kebajikan untuk Allah.
Semoga Allah memberi taufik kepada kami, kiranya tulisan kami ini mengenai sasaran kebenaran dan dijadikannya sebagai bukti keikhlasan kami di dalam menuntut ridha-Nya dan kargna tagwa dan ikhlas. Semoga tulisan ini akan menyelamatkan dari siksa yang pedih dengan kemuliaan Sayyidinaa Muhammad SAW. yang telah mencapai kedekatan, lebih dekat dari dua ujung busur panah, yang pula dimuliakan dengan penerimaan dan percakapan, yang lebih dimuliakan dari seluruh para kekasih-kekasih terdahulu, atas semua para nabi yang dekat, atas keluarganya yang baik-baik, sahabat-sahabatnya yang cerdik pandai dan para pengikutnya dengan segala kebajikan hingga hari pembalasan.
Saya harapkan kepada para ulama dan orang-orang ‘arif kiranya berkenan memperbaiki manakala menjumpai kekurangan atau kesalahan. Atas itu semua ja akan sangat terpuji dan akan disebut-sebut dengan imbalan pahala.
Semoga ta berkenan mendo’akan saya dengan kebajikan walaupun tidak setahu saya, karena do’anya akan terkabul.
Sesungguhnya Allah menerima do’a seorang mu’min untuk saudaranya yang secara khusus berada di kejauhan.
Alhamdulillah, dengan rahmat dan ‘inayah Allah SWT. telah selesailah penterjemahan Kitab “Algirthaas” jilid ke-2 secara singkat.