Seorang anak perempuan sudah seharusnya memiliki akhlak yang baik dimulai dari masa kecilnya agar ia dapat hidup sebagai orang yang dicintai di masa remajanya, yaitu: diridhai Tuhannya, dicintai keluarganya, dan dicintai seluruh umat manusia sehingga ia dapat memperoleh ketenangan di dalam kehidupannya.


Seorang perempuan juga harus menjauhi segala akhlak yang tidak baik, agar ia tidak menjadi perempuan yang dibenci oleh Tuhannya, tidak dicintai keluarganya dan tidak dicintai oleh seluruh umat manusia sehingga ia sengsara di dalam kehidupannya.

Perempuan yang beradab adalah perempuan yang mampu menyayangi kedua orang tuanya, guru-gurunya, seluruh ikhwannya, seluruh akhwatnya, dan juga menyayangi setiap orang yang lebih tua darinya. Perempuan yang beradab adalah perempuan yang juga mampu menyayangi seluruh ikhwan dan akhwat juniornya serta menyayangi setiap orang yang lebih muda darinya.

Perempuan yang beradab adalah perempuan yang jujur di setiap perkataannya, selalu tawadhu (merendahkan diri) dihadapan orang lain, tidak membangga-banggakan diri, sabar terhadap segala penderitaan, tidak suka dengan sifat pemarah dan mengeluh, tidak memutus tali persaudaraan dengan saudara-saudara perempuan yang lain, tidak saling mendebat atau bermusuhan dengan mereka, malu untuk melakukan perbuatan keji walaupun ia dalam keadaan sendirian karena ia hanya takut kepada Tuhannya, selalu mendengarkan nasihat-nasihat kedua orang tuanya dan seluruh guru-gurunya, selalu bertata karma di setiap keadaan: ketika makan, berjalan, berbicara atau ketika tidur.

Perempuan yang lancing adalah perempuan yang tidak memiliki tata krama dengan kedua orang tuanya, guru-gurunya, dan tidak menyayangi seseorang yang lebih tua darinya, tidak menyayangi seseorang yang lebih muda darinya, berbohong ketika berbicara, meninggikan suaranya ketika tertawa, suka mencaci maki, berbicara kotor, suka berdebat atau bertengkar, ingkar janji, mencemooh orang lain, bangga dengan diri sendiri, menghasud sesame perempuan, suka memfitnah, tidak malu untuk melakukan perbuatan keji, dan tidak mau mendengarkan nasihat.

Fathimah adalah anak perempuan kecil, akan tetapi ia memiliki adab atau sopan-santun. Karena hal inilah ia dicintai ayah dan ibunya. Fathimah juga anak yang cerdas: suka bertanya tentang sesuatu yang tidak diketahui olehnya.

Pada suatu hari, Fathimah bertamasya dengan ibunya di kebun. Kemudian ia melihat pohon bunga mawar yang sangat indah akan tetapi pohon bunga mawar tersebut bengkok. Fathimahpun berkata: Betapa indahnya pohon ini! Akan tetapi, mengapa ia bengkok wahai ibuku? Sang ibupun menjawab: hal tersebut karena seorang petani tidak memperhatikan ketegakannya sejak masih kecil, sehingga jadilah pohon bunga mawae tersebut bengkok. Kemudian fathimah berkata: alngkah baiknya jika kita menegakkannya sekarang, akan tetapi sang ibu justru tersenyum seraya berkata kepadanya: hal tersebut tidak berpengaruh wahai anakku, karena pohon bunga mawar tersebut sudah besar dan batangnya pun sudah keras.

Begitu juga dengan seorang anak perempuan yang tidak memiliki adab sejak masa kecilnya, maka tidak mungkin untuk beradab di masa remajanya.

Wahai engkau perempuan yang mulia: dulu engkau belum ada di dunia ini, kemudian Tuhanmu menciptakanmu dan mempercantik wujudmu dengan memberikanmu dua pasang mata yang engkau gunakan untuk melihat segala sesuatu, memberikanmu dua pasang telinga yang engkau gunakan untuk mendengarkan berbagai suara, memberikanmu lisan yang engkau gunakan untuk berbicara, memberikanmu dua pasang tangan yang engkau gunakan di setiap kesibukanmu, memberikan dua pasang kaki yang engkau gunakan untuk berjalan mencari sesuatu yang bermanfaat untukmu dan sekaligus engkau gunakan untuk berjalan menjauhi segala sesuatu yang membahayakanmu.

Allah ta’ala berfirman: (Dialah Allah yang telah mengeluarkan kalian dari dalam rahim ibu-ibu kalian, kalian tidak tahu segala sesuatu, dan Allah menjadikan untuk kalian pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur)

Kemudian Tuhanmu tidak menciptakanmu seperti hewan yang tidak berakal, akan tetapi justru Tuhanmulah yang memberikanmu akal yang digunakan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang bagus dan jelek, dan Dialah Tuhanmu yang telah menyelipkan belas kasih dan sayang di dalam hati ayah dan ibumu, sehingga mereka berdua mendidikmu dengan pendidikan yang baik. Dialah Tuhan yang telah memberikanmu segala nikmat seperti: nikmat sehat dan afiyat, nikmat makan dan minum, serta nikmat tidur dan istirahat.

Engkau telah mengetahui bagaimana Allah telah menganugerahkanmu dengan nikmat-nikmatnya yang besar, maka dari itu engkau wajib mensyukuri nikmat-nikmat tersebut, yaitu dengan menyembah dan mengagungkanNya, memenuhi segala sesuatu yang telah diperintahkan kepadamu, meninggalkan segala sesuatu yang telah dilarangkan kepadamu, mencintaiNya lebih besar dibandingkan kecintaanmu kepada ayah dan ibumu, dan mencintaiNya lebih besar dibandingkan kecintaanmu kepada dirimu sendiri, meminta segala sesuatu yang baik kepadaNya, berdoa selalu agar diberikan petunjuk ke jalan kebaikan dan keselamatan, serta berdoa agar menjadikanmu bagian dari perempuan-perempuan yang baik, berbahagia di dunia dan di akhirat.

Jika engkau bersyukur kepada Tuhanmu, memenuhi segala perintahnya, maka Allah SWT akan mencintaimu dan menjadikan seluruh umat manusia mencintaimu, menjagamu dari segala bala dan penderitaan, serta memberikanmu segala sesuatu yang engkau inginkan dan menambahkan kenikmatan-kenikmatanNya kepadamu, sebagaimana yang telah Allah firmankan di dalam Al –Qur’an:

(jika kalian bersyukur, maka aku akan menambahkan nikmat-nikmatku kepada kalian)

Engkau juga harus mencintai para malaikat, rasul dan nabiNya serta mencintai hamba-hambaNya yang shalih, karena Allah SWT mencintai mereka.

 

Khadijah adalah anak perempuan yang shalihah: ayahnya, ibunya, dan seluruh guru-gurunya mencintainya, seluruh sahabatnyapun mencintainya, dan tidak luput setiap perempuan berharap akan memiliki anak perempuan seperti Khadijah. Salah satu dari kebiasaannya ketika ia hendak tidur adalah: menyebut nama Tuhannya, bersyukur kepadaNya agar ia dijaga sepanjang harinya dari segala bala dan penderitaan dengan berkata: Dengan menyebut namaMu Tuhan, aku hidup dan aku mati. Ketika Khadijah terbangun dari tidurnya, ia juga menyebut nama Tuhannya, bersyukur atas segala kenikmatan tidur yang mengistirahatkannya dari segala keletihannya, serta mengembalikan kepadanya rasa semangat seraya berkata: Segala puji bagi Allah, dzat yang telah menghidupkan kita setelah mewafatkan kita, dan kepadaNya lah kita dibangkitkan.

Jika Khadijah hendak makan, ia berdoa terlebih dahulu: Dengan menyebut nama Allah dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dan ketika selesai makan, ia bersyukur kepada Allah atas nikmat makan, karena ia tahu bahwa Allah lah yang telah menjadikan untuknya makanan yang ia makan dengan berkata: segala puji bagi Allah dzat yang telah memberiku makanan ini dan memberikan rizqi tanpa adanya daya dan upaya dariku.

Khadijah juga tidak melalaikan untuk melakukan sholat 5 waktu secara berjama’ah di setiap waktu-waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, membaca al-Qur’an. Ia juga takut untuk melakukan perbuatan jelek, baik ketika ia sedang sendirian ataupun di depan orang-orang karena ia tahu bahwa Allah akan selalu melihatna di setiap tempat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Allah ridha dengan Khadijah dan Allah akan memasukkannya ke dalam surge karena Khadijah merupakan perempuan yang shalihah.

Ketahuilah wahai anak perempuan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mengagungkan Tuhanmu, Allah SWT, maka diwajibkan juga kepadamu untuk mengagungkan nabi Muhammad SAW dan keluarganya, mengisi hatimu dengan kecintaan kepadanya, sehingga kecintaanmu kepadanya jauh lebih besar dibandingkan dengan kecintaanmu kepada kedua orang tuamu dan dirimu sendiri. Hal demikian karena nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan agama Islam kepada kita dan karena beliaulah kita mengetahui Tuhan kita, membedakan kita antara halal dan haram. Disebutkan dalam hadits: “tidaklah salah satu diantara kalian beriman sehingga aku jauh lebih dicintai dibandingkan dengan anaknya, kedua orang tuanya, dan orang-orang seluruhnya”.

Sesungguhnya tanda-tanda kecintaanmu kepada Tuhanmu adalah: engkau mencintai nabimu dan mengikutinya seperti halnya firman Allah ta’ala: (katakanlah jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, maka Allah akan mencintai kalian). Perbaikilah dirimu dengan segala nasihatnya, semua nasihatnya sangat berharga. Setiap orang yang mengikuti nasihatnya akan ditunjukkan ke jalan kebaikan dan dijauhkan dari kejahatan, serta dapat menghantarkan kepada kebahagiaan. Teladanilah akhlak nabi, karena semua akhlaknya sangat baik bahkan Allah ta’ala telah memuji nabi Muhammad dengan firmanNya: (Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur). Bahkan disebutkan dalam hadits: “Tuhanku telah mendidikku, maka ia telah memperbaiki pendidikanku”.

Nabi Muhammad SAW adalah insan yang paling baik akhlaknya. Beliau sangat rendah hati dan qana’ah dengan apa yang dimilikinya, tidak pernah meminta sesuatu kepada orang lain, tidak pernah iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain, beliau bersabda: “Qana’ah adalah harta benda yang tidak akan pernah lenyap dan peti harta yang tidak akan pernah habis”. Dan disebutkan dalam hadits yang lain: “jangan pernah meminta-minta sesuatu kepada orang lain”.

Nabi Muhammad SAW juga insan yang sangat murah hati, beliau tidak pernah marah, tidak pernah mencaci seseorang. Beliau bersabda: “sifat pemarah dapat merusak tatanan keimanan, seperti halnya cuka dapat merusak madu”. Beliau juga penyabar atas segala musibah dan penderitaan, memaafkan setiap orang yang menyakitinya, bahkan sampai mendoakan orang tersebut. Beliau bersabda: “Sifat pemaaf akan menambah kemuliaan seorang hamba, saling memaafkanlah kalian semua, maka Allah SWT akan memuliakan kalian”. Beliau juga sangat rendah hati (tawadhu) dengan anak kecil dan orang tua, ketika seseorang memanggilnya, beliau langsung menjawab: “Labbaika (Aku datang memenuhi panggilanmu)”. Dan disebutkan di dalam hadits: “Sifat tawadhu akan menambah kehormatan seorang hamba, saling tawadhu lah kalian, maka Allah SWT akan menyayangi kalian”.

Nabi Muhammad adalah insan yang jujur dan dapat dipercaya, beliau sangat melarang perilaku pembohongan, penghianatan, dan melanggar janji. Beliau bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada 3, yaitu: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji, ia melanggar, dan jika dipercayai, ia menghianati”. Nabi Muhammad adalah sosok yang besar rasa belas kasih dan sayang: beliau tidak pernah menyakiti manusia ataupun hewan, menyayangi para fakir dan miskin, bersedekah banyak kepada mereka, selalu memenuhi panggilan mereka, suka makan bersama mereka, selalu menjenguk sebagian dari mereka yang sedang sakit, tidak pernah menolak seseorang yang meminta sesuatu kepadanya, dan jika beliau tidak mempunyai sesuatu, beliau akan berjanji untuk memberikannya di waktu yang lain, beliau bersabda: “Orang-orang yang menyayangi, maka akan di sayang Ar Rahman (Allah SWT)”.

Nabi Muhammad sangat menyayangi seorang pelayan, tidak pernah membentaknya, bahkan memerintahkan kita untuk memaafkan pelayan jika melakukan kesalahan, beliau juga memerintahkan kita untuk menyayangi anak kecil, bahkan ketika beliau sedang menunaikan shalat dan kemudian mendengar suara tangisan seorang bayi, maka beliau langsung mempercepat shalatnya. Diceritakan pada suatu hari, Sayyidina Hasan RA – ketika masih kecil – mendatangi Nabi Muhammad SAW dan beliau dalam keadaan sedang menunaikan shalat. Kemudian, Sayyidina Hasan menaiki punggung Nabi Muhammad SAW padahal beliau dalam keadaan sedang sujud. Karena hal demikian, beliau memanjangkan sujudnya sebagai bentuk belas kasihan kepada Hasan RA sampai ia turun dari punggung beliau. Dalam hadits disebutkan: “Bukanlah bagian dari kami, seseorang yang tidak menyayangi anak-anak kecil diantara kita, dan tidak menghormati orang tua diantara kita”.

Nabi Muhammad SAW juga selalu memperbaiki interaksi dengan para sahabatnya: selalu tersenyum di hadapan mereka dan selalu menjadi penengah diantara mereka, selalu memulai uluk salam dan berjabat tangan, lebih mengutamakan mereka di atas dirinya sendiri, sehingga mereka lebih mencintainya dibandingkan dengan kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Nabi Muhammad SAW juga merupakan pribadi yang sangat menghormati tetangga, selalu memerintahkan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Beliau bersabda kepada salah satu sahabatnya: “Jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikanlah kepada tetanggamu”. Beliau juga suka menjamu seorang tamu, beliau bersabda: “Siapa orangnya yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka muliakanlah seorang tamu”. Beliau juga memperbaikai hubunganya kepada seluruh keluarganya. Beliau bersabda: “Siapa orangnya yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim”.

Nabi Muhammad SAW pernah meengenang janji persahabatan di masa lalu setelah wafatnya Sayyidah Khadijah RA: jika beliau menyembelih seekor domba, maka beliau akan membagikan dagingnya kepada para kerabat Khadijah. Disebutkan dalam hadits: “menepati janji merupakan bagian dari iman”. Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang suka mengatur segala aktifitasnya kemudian menuntaskannya, beliau bersabda: “sesungguhnya Allah telah menuliskan kebaikan atas segala sesuatu”. Beliau juga merupakan sosok yang suka dengan kebersihan dalam beberapa hal, seperti: makanannya, pakaiannya, dan tempat tinggalnya. Beliau juga memerintahkan untuk selalu bebersih sebagaimana yang disabdakan dalam hadits: “kebersihan merupakan bagian dari iman”.

Apabila nabi Muhammad SAW sedang berjalan kaki, beliau tidak pernah menoleh ke kanan dan ke kiri, apabila makan tidak sampai kenyang. Beliau bersabda: sesungguhnya orang yang paling banyak kenyangnya di dunia, mereka adalah orang yang paling lama merasa kelaparan di hari kiamat”. Jika nabi sedang berbicara, maka beliau hanya berbicara sesuai kebutuhan. Disebutkan di dalam hadits: “siapa yang mau berdiam, ia akan selamat”. Nabi Muhammad SAW juga merupakan sosok yang selalu menjaga waktu-waktunya, kemudian menggunakan seluruh waktunya untuk taat kepada Tuhannya. Beliau bersabda: “renungilah 5 perkara sebelum 5 perkara: “hidupmu sebelum matimu”, kesehatanmu sebelum penyakitmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, kekayaanmu sebelum kefakiranmu”.

Seorang anak perempuan harus memperhatikan tata krama di dalam rumahnya: menhormati kedua orang tuanya, menghormati saudara laki-laki dan saudara perempuannya serta menghormati setiap orang yang ada di dalam rumah, tidak melakukan perbuatan yang memicu kemarahan salah satu diantara mereka, tidak melawan saudara perempuannya yang lebih tua, tidak berkelahi dengan saudara perempuannya yang lebih muda, tidak mengambil boneka permainan miliknya tanpa izin, serta tidaj menyakiti pelayannya.

Seorang anak perempuan juga harus bermain sesuai aturan: tidak berteriak-teriak atau bergerak dengan gerakan yang tidak sesuai dengannya, terlebih jika salah satu orang yang ada di rumah sedang tertidur ataupun sakit. Seorang anak perempuan juga tidak bermain dengan sesuatu yang membahayakan, seperti: debu, api, dan kotoran. Apabila ia memiliki boneka, kemudian saudara perempuannya yang kecil meminta boneka tersebut, ia segera memberikan boneka tersebut kepadanya dengan senang hati dan tidak melarangnya agar tidak menyebabkan tangisan yang membuat ibunya marah.

Seorang anak perempuan juga harus memperhatikan kebersihan dan ketertiban rumahnya, yaitu dengan mentapu kamar rumah, tidak meludah dan membuang riak diatasnya, tidak mengotori pintu-pintu dan tembok-tembok, selalu menjaga perlengkapan rumah dengan tidak memecahkan wadah-wadah, kaca-kaca jendela dan pintu, selalu merapikan tempat tidurnya, membersihkan ranjangnya terkhusus jika ia ingin tidur atau bangun dari tidurnya.

Seorang anak perempuan juga harus memperhatikan segala pepohonan yang ada di rumahnya: menyiraminya pada waktunya, tidak mengubah sesuatu dari pohon tersebut serta bersikap lemah lembut terhadap segala jenis hewan yang ada di pohon, yaitu dengan tidak lupa memberinya makan dan minum, berhati-hati untuk tidak menyiksa dan menyakitinya. Disebutkan dalam hadits: “seorang perempuan masuk neraka karena kucing, karena sebab seekor kucing”.

Aisyah di dalam rumah merupakan contoh dalam tata krama dan ketertiban: Aisyah mandi setiap pagi dan sore secara mandiri tanpa perintah dari seorangpun, ia juga tidak berlama-lama di dalam kolam karena ia tahu bahwa berlama-lama di dalam kolam sangat bertentangan dengan adab atau tata krama serta dapat membahayakan kesehatan. Ia juga sangat memperhatikan kebersihan pakaian-pakaian dan kitab-kitabnya dan meletakkannya secara teratur di tempat khusus, ia juga tidak membuang riak pada bajunya atau bahkan ditembok, melainkan ia membuangnya di sapu tangan. Aisyah juga sangat memperhatikan untuk menyisir rambutnya, akan tetapi ia juga tidak lama-lama berdiri di hadapan kaca.

Aisyah selalu beranjak tidur lebih awal dan bangun dari tidur di pagi hari, kemudian ia mandi dengan menggunakan sabun, berwudhu  dan menunaikan shalat subuh berjama’ah dengan keluarganya, kemudian bersalaman denga kedua orang tuanya, saudara lakai-laki dan perempuanya, kemudian mengulas materi pelajarannya. Setelah itu, Aisyah beranjak sarapan dan bersiap untuk berangkat ke sekolahnya.

Salah satu dari tata karamanya yang lain adalah Aisyah selalu berjabat tangan dengan keluarganya setiap sore dan tidak memasuki kamar salah satu keluarganya tanpa izin, ia tidak suka duduk dan bersenda gurau dengan para pelayannya dan ia juga tidak suka untuk bercerita tantang apa yang terjadi di dalam rumahnya kepada orang lain, ia tidak pernah meninggalkan shalat atau mengakhirkan waktu shalat dan selalu mendengarkan segala nasihat-nasihat ayah dan ibunya.

Oleh karena hal itu, Aisyah mendapatkan keridhaan kedua orang tua dan seluruh keluarganya dan Aisyah hidup bersama mereka dengan bahagia dan gembira.

Zainab adalah anak perempuan yang cerdas. Sejak masa kecilnya, Zainab selalu menyukai pekerjaan dan membeci kemalasan, selalu membantu ibunya di setiap kesibukan rumah. Apabila ibunya memasak makanan atau membuat roti atau mencuci pakaian atau sibuk dengan jahitan, Zainab selalu mendekatinya dan memperhatikannya agar dapat mengikutinya atau mencontohnya dan apabila sang ibu memerintahkan untuk suatu urusan, Zainab selalu memenuhi panggilan ibunya dengan sesegera mungkin, bahkan terkadang ibunya memerintahkan Zainab untuk membeli kebutuhan-kebutuhan rumah dan menasihatinya untuk bersilaturahim ke rumah tetangga dan karib-kerabantnya. Zainab tidak pernah menolak perintah ibunya, sehingga ia memperoleh ridha dari ibunya.

Seperti inilah Zianab tidak membutuhkan waktu yang lama untuk ia menjadi perempuan yang pandai dalam segala aktifitas-aktifitas rumah, iapun mengambil alih kedudukan ibunya, sedang ibunya beristirahat dari segala kesibukan, maka jadilah engkau seperti anak perempuan yang sangat membanggakan ini.

Ketahuilah wahai pemudi bahwa: ibumu sudah banyak merasa lelah dalam mendidikmu dari masa kecilmu hingga pada saat engkau beranjak dewasa. Dalam kelelahannya tersebut, ibumu selalu sabar terhadapmu dan sangat bahagia dengamu, ibumu tidak pernah mencintai seseorang melebihi kecintaannya kepadamu, ibumu juga berharap engkau akan menjadi perempuan yang paling baik. Ia telah mengandungmu di dalam perutnya selama 9 bulan, kemudian menyusuimu, memperhatikan kebersihan badan dan pakaianmu, selalu mempersiapkan tempat tidurmu yang bersih agar engkau dapat tertidur dengan lelap, kemudian ia mengajarkanmu untuk berjalan dan berbicara. Betapa besar kebahagiaan sang ibu ketika engkau mulai dapat berjalan dan berbicara.

Ibumu selalu memperhatikanmu setiap waktu: setiap pagi ibu selalu membangunkanmu dari tidurmu, kemudian membersihkan badanmu, wajahmu, dan kedua matamu, kemudia memakaikan pakaian bersih kepadamu, menyisir rambutmu, kemudian mempersiapkan sarapan pagi untumu. Dan pada waktu duhur: ibu selalu mempersiapkan makan siangmu. Pada waktu malam hari: ibu juga menyediakan makan malammu, bahkan ibumu selalu menjagamu dari segala sesuatu yang akan menyakitimu baik ketika engkau berjalan, duduk, bermain, ataupun tertidur lelap.

Ibumu adalah sosok yang akan selalu bahagia jika engkau bahagia dan kesehatanmu sangat baik, dan ia adalah sosok yang akan merasa sedih jika engkau sedih atau kesehatanmu berubah, kemudia ibu berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu dari segala penyakitmu, ibu selalu mengerjakan sesuatu yang dapat mendatangkan kesehatanmu dan kesedihannya tidak akan hilang kecuali ketika engkau telah sembuh total.

Ada seorang perempuan miskin datang kepada sayyidah Aisyah RA: Ia membawa kedua putrinya, kemudian ia selalu memberikan makan kepada kedua putrinya sebanyak 3 kali, perempuan miskin itupun memberikan masing-masing putrinya satu buah kurma dan ia sendiri mengangkat satu buah kurma kedepan mulutnya untuk ia makan. Kemudian kedua putrinya meminta kurma darinya, sehingga ia harus membelah kurma yang ingin ia makan untuk kedua putrinya. Sayyidah Aisyah pun terbuat bahagia akan hal tersebut, kemudian Aisyah menyampaikan kepada Nabi SAW dengan ceritanya. Nabipun bersabda: sesungguhnya Allah telah memberikannya surga karena kasih sayangnya kepada kedua putrinya.

Na’imah merupakan perempuan yang taat kepada ibunya. Oleh karena itu, ibunya sangat mencintainya. Pada suatu hari, Na’imah jatuh sakit. Maka tampaklah raut wajah kesedihan sang ibu hingga air matapun menetes dikedua pipinya. Sang ibu tidak dapat tertidur dan tidak makan kecuali hanya sedikit. Kemudian sang ibu selalu berdoa kepada Allah agar memberikan kesembuhan kepada putri yang sangat dicintainya sampai Na’imah kembali sehat. Sang ibupun merasa sangat bahagia dan kecintaannya kepada Na’imah pun semakin bertambah.

Shofiyah berkata kepada kedua saudara perempuannya: hari ini kita akan bermain dengan lebih tenang dan damai dibanding dengan hari biasanya karena ibu kita sedang sakit. Merekapun pergi ke halaman rumah: mereka bermain di sana tanpa meninggikan suara mereka. Dan ketika ayah mereka datang dari sebuah toko, ia melihat mereka dengan kondisi seperti ini: sang ayahpun merasa lebih bahagia karena mereka.

Adapun saudara mereka – Saniyyah – pergi ke apotik untuk membeli botol obat. Kemudia ia membawanya kepada ibunya seraya berkata: Silahkan wahai ibuku, minumlah obat ini agar rasa sakitmu cepat hilang. Sang ibupun duduk di atas kasurnya seraya berkata: sesungguhnya muamalah kalian yang baik dan penuh dengan kecintaan dan kejujuran kepada ibu kalian merupakan salah satu obat paling baik bagiku. Oleh karena itu – insya Allah – saya (ibu) akan sehat dalam waktu dekat.

Ketahuilah wahai anak perempuan: bahwa ayahmu sama halnya juga seperti ibumu, ia keluar dari rumah setiap waktu dengan penuh kesabaran merasa lelah, panas, dan dingin. Untuk apakah semua itu? Tidak lain hanya untuk mencari nafkah untuk diberikan kepadamu, ibumu, saudara-saudara laki-lakimu, dan saudara-saudara perempuanmu. Kemudian sang ayah telah membelikanmu sebuah pakaian dan makanan serta segala sesuatu yang engkau butuhkan. Apabila engkau meminta sesuatu yang yang memiliki manfaat untuk dirimu, maka ia tidak pernah melarangmu, bahkan ia rela memberikan apa yang engkau inginkan dan iapun merasa bahagia.

Ayahmu berharap agar engkau hidup selamat dari segala marah bahaya dan penyakit. Oleh karena itu, ia selalu melarangmu terhadap sesuatu yang dapat membahayakanmu dan menyuruhmu untuk menjaga kesehatanmu agar engkau tidak jatuh sakit. Apabila engkau jatuh sakit, maka iapun merasa sedih kepadamu bahkan sampai memanggilkan dokter untukmu dan ia membelikanmu obat-obatan dan ia tidak peduli dengan kerugian demi kesehatanmu yang sangat mahal.

Ayahmu selalu memikirkan setiap waktu terhadap pendidikanmu. Oleh karena itu, ia memasukkanmu ke sekolah dan membelikanmu beberapa buku serta peralatan belajar agar engkau belajar dan akhlakmu terdidik serta agar di masa yang akan datang, engkau dapat menjadi perempuan yang sempurna dalam akhlak dan tata kramanya, bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi kaumnya.

Dulu ada seorang ayah yang memiliki seorang anak perempuan yang sangat ia cintai karena sang anak selalu melaksanakan segala nasihat-nasihatnya. Pada suatu hari, sang anak perempuan menyelisihi nasihat sayahnya. Sang anak suka mencampur-campur ketika makan, bahkan ia makan dengan tanpa aturan. Kemudian sang ayah memperingatkannya tentang hal tersebut. Akan tetapi sang anak justru tidak mendengarkan perkataan sang ayah hingga tibalah ia ditimpa sakit pinggang. Sang ayahpun akhirnya memanggilkan seorang dokter untuknya. Setelah dokter selesai memeriksa sakit yang diderita sang anak, sang dokter menuliskan nama-nama obat. Akhirnya ayahnya pun membelikan obat tersebut di sebuah apotik dengan harga yang sangat mahal. Bahkan sang ayah juga menyerahkan upah yang mahal untuk sang dokter. Akan tetapi, ang ayah tidak peduli dengan hal tersebut karena ia sangat berharap sang anak dapat sembuh dengan cepat.

Ketika sang anak melihat kasih sayang ayahnya, kedua bola matanya mengalirkan air matanya karena bahagia dan hatinya penuh dengan kegembiraan. Setelah beberapa hari kemudian, sang anak telah sembuh dari sakitnya kemudian berjanji kepada ayahnya untuk selalu melaksanakan nasihat-nasihatnya dan tidak lagi menyelesihi segala perintah-perintahnya sehingga sang anak merasa sehat dan hidup dalam ketentraman.

Jika engkau mengetahui kesusahan kedua orang tuamu dalam mendidikmu dan mengetahui betapa besarnya kecintaan mereka kepadamu, maka dengan apa engkau akan berbalas budi kepada mereka?. Tentu, engkau tidak akan sanggup untuk membalas budi kepada mereka kecuali engkau harus melakukan beberapa tata krama berikut:

Selalu melaksanakan perintah mereka berdua dengan penuh kecintaan dan penghormatan dan selalu melakukan segala sesuatu yang membuat mereka berdua merasa ridho: dengan cara engkau berbuat baik kepada mereka berdua. Allah SWT berfirman: (berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu), selalu tersenyum di hadapan mereka berdua, bersalaman kepada mereka berdua setiap pagi dan sore, mendoakan umur panjang untuk mereka berdua dalam keadaan sehat dan afiyah, menjaga buku-bukumu dan baju-bajumu, menjaga segala peralatanmu, menata semuanya ditempatnya dengan baik, berusaha untuk mengulas pelajaranmu, melakukan segala sesuatu yang dapat membuat mereka berdua senang di dalam rumah maupun di luar rumah .

Menghindari segala sesuatu yang dapat menyakiti mereka berdua: janganlah mengeraskan suaramu di atas suara mereka berdua, akan tetapi berbicaralah kepada mereka dengan ucapan yang lembut. Allah SWT berfirman: (janganlah engkau berkata “ah” kepada mereka dan janganlah engkau menggertak mereka berdua, malainkan katakanlah kepada mereka dengan perkataan yang mulia). Dan janganlah engkau merengek kepada mereka dalam meminta sesuatu apalagi ketika di depan seorang tamu, jika mereka berudua melarangmu untuk meminta sesuatu dan marah kepadamu: janganlah marah (mengambek), janganlah memandang mereka berdua dengan pandangan tajam atau dengan wajah muram, jangan meggerutu kepada mereka berdua, melainkan diamlah dan terimalah segala nasihat-nasihatnya dengan penuh kebahagia dan kegembiraan. Hindari juga untuk berbohong dan mencaci maki kepada mereka berdua. Disebutkan dalam sebuah hadits: “Salah satu diantara dosa besar adalah cacian seorang anak kepada kedua orang tuanya”.

Ada seorang laki-laki datang kepada nabi SAW dan bertanya: wahai Rasulullah: siapakah orang yang berhak untuk aku muliakan? Nabi menjawab: ibumu. Ia bertanya lagi: kemudian siapa? Nabi menjawab: ibumu, lantas bertanya lagi: kemudian siapa? Nabi menjawab: ibumu. Lantas bertanya kembali: kemudian siapa? Nabi menjawab: ayahmu. Seorang anak perempuan yang selalu memperlakukan kedua orang tuanya dengan perlakuan yang baik akan mendapat ridha Allah dan ridha kedua orang tuanya. Disebutkan dalam hadits: “surge berada di telapak kaki ibu”.

Bersikaplah sopan kepada saudara-saudara perempuan dan laki-lakimu karena mereka adalah orang yang paling dekat denganmu setelah kedua orang tuamu. Kedua orang tuamu sangat senang kepadamu apabila engkau bersikap sopan kepada saudara-saudarmu. Hormatilah saudara laki-lakimu dan saudara perempuanmu yang besar, iktutilah nasihat-nasihat mereka berdua, lakukanlah apabila mereka berdua memerintahkan sesuatu dan janganlah bersikap keras kepala kepada mereka berdua, sayangilah saudara laki-lakimu dan saudara perempuanmu yang masih kecil, berhati-hatilah untuk tidak menyakiti mereka dengan pukulan atau caci maki, memutus tali persaudaran, mengubah atau meminjam mainan-mainan mereka tanpa izin. Nabi Muhammad SAW bersabda: “bukanlah merupakan dari golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil diantara kita dan tidak mengetahui hak anak dewasa”. Dan Nabi bersabda: “tidaklah diperbolehkan kepada seorang muslim untuk mengasingkan saudaranya diatas 3 hari. Barang siapa yang mengasingkan lebih dari 3 hari kemudian meninggal, maka ia akan masuk neraka”.

Bersikaplah toleran kepada saudara laki-laki dan perempuanmu. Janganlah engkau berselisih denga saudara laki-lakimu atau saudara perempuanmu ketika akan memasuki kamar mandi atau pada permainan, atau ketika duduk di atas kursi, dan lain sebagainya. Jadilah engkau perempuan yang sabar, suka memberi maaf, tidak cepat marah, apabila sudara laki-laki dan perempuanmu berbuat jahat kepadamu, maka janganlah engkau membalas berbuat jahat kepada mereka, melainkan bersikaplah toleran kepada mereka.

Janglah engkau terlalu banyak bercanda dengan saudara laki-laki dan perempuanmu karena bercanda yang berlebihan dapat menyebabkan dendam dan pertengkaran. Apabila engkau melihat saudara laki-laki dan perempuanmu melakukan pebuatan yang tidak sesuai untuk mereka, maka nasihatilah mereka dengan penuh kelembutan dan janganlah engkau memberatkan mereka.

Tidaklah dapat dipungkiri bahwa kedua orang tuamu sangat senang denganmu. Jika engkau mengikuti tata krama ini. Oleh karena itu, hiduplah dengan saudara laki-laki dan perempuanmu dengan penuh ketentraman dan kebahagiaan.

Ruqayyah dan Maryam merupakan dua perempuan yang saling bersaudara: mereka saling mencintai antar sesama dan saling menemani. Mereka berdua berangkat ke sekolah bersama-sama dan pulang dari sekolah juga bersama-sama, saling membantu dalam mengulas kitab-kitab, menghafal pelajaran baik di rumah maupun di sekolah. Dan di waktu luang mereka berdua bermain dan bercanda bersama-sama.

Pada sautu hari, ruqayyah membeli buah apel dari beberapa macam buah. Kemudian ia bertanya kepada ibunya seraya berkata: wahai ibu, kabarkan kepadaku dimana saudaraku, Maryam? Karena aku ingin membagi apel ini antara aku dan dia. Sang ibupun merasa sangat bahagia dan mengakabrkan kepada Ruqayyah bahwa Maryam berada di kebun.

Ruqayyahpun langsung cepat-cepat bergegas menuju ke kebun dan ternyata saudaranya sedang mengumpulkan bunga. Maryam ingin membuat sebuah buket lembar dari bunga-bunga tersebut. Lantas, Ruqayyah memberikannya buah apel sehingga iapun tersenyum dan merasa bahagia. Maryam berterima kasih kepada Ruqayyah atas kebaikan dan kelembutanya. Karena hal inilah, Maryam memberikan sebuah buket karangan bunga kepada Ruqayyah seraya berkata: dan inilah hadiahku untukmu wahai saudaraku yang mulia. Maryampun merasa senang atas hal tersebut dan Ruqayyahpun berkata: terima kasih banyak wahai saudaraku.

Seperti itulah kedua saudara perempuan ini hidup dalam ketentraman dan kebahagiaan.

Anak perempuan yang berakal akan mencintai dan menghormati seluruh kerabat-kerabatnya seperti kakek dan neneknya, seluruh paman dan bibinya dari pihak ayah serta seluruh anak-anaknya, seluruh paman dan bibinya dari pihak ibu serta seluruh anak-anaknya sebagai bentuk melaksanakan firman Allah SWT: (Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua dan karib-kerabat). Mereka juga mencintainya dan kedua orang tuanya. Perempuan yang berakal juga akan bertata krama sebagaimana berikut:

Berinteraksi kepada orang yang lebih tua sepertihalnya ia berinteraksi dengan kedua orang tuanya, saudara-suadara perempuannya yang lebih dewasa dan juga berinteraksi kepada orang yang lebih muda sepertihalnya ia berinteraksi dengan saudara-saudara perempuannya yang lebih muda, bertatap muka kepada mereka dengan tatapn yang baik apabila ia setuju dengan mereka, berbicara kepada mereka dengan perkataan yang indah, melaksanakan segala peritahnya jika mereka memerintahkan sebuah perintah, membantu ketika mereka membutuhkan sesuatu, bertanya tentang mereka jika engkau tidak melihat mereka, janganlah engkau bertengkar dengan mereka atau menyela mereka atau bermuka masam di hadapan mereka, kunjungilah mereka dari waktu ke waktu terutama ketika hari raya atau beberapa kesempatan seperti ketika salah satu diantara mereka tertimpa sakit atau melahirkan atau hendak bepergian atau ketika kembali dari bepergian, maka berbahagialah engkau karena melihat mereka bahagia dan bersedih karena mereka sedih, berhati-hati dari niatan berakhlak jelek kepada mereka karena hal tersebut dapat menyebabkan Allah SWT marah, dan juga dapat membuat kedua orang tua atau karib kerabat dekatnya menjadi marah.

Anak perempuan yang berbuat baik kepada karib kerabatnya akan hidup dengan tenang dan dicintai, Allah akan melapangkan rizkinya dan memanjangkan umurnya sebagaimana dalam hadits: “Silaturahim dapat memperpanjang umur”.

Lubna adalah seorang anak perempuan kecil berumur 8 tahun. Ia anak yang taat kepada kedua orang tuanya, dicintai keluarganya dan seluruh umat manusia, ia memiliki kerabat bernama Laila, Laila adalah anak perempuan dari pamanya dari pihak ayah, Lubna sangat menyayangi Laila, setiap hari Lubna selalu membantu dan berbuat baik kepada Laila. Lubna sangat senang bertemu dengan Laila.

Lubna memiliki akhlak yang baik dan adab yang bagus. Oleh karena itu Lubna tidak mencemooh saudaranya, Laila walaupun ia anak perempuan miskin, bahkan Lubna sangan mengormati Lila dan selalu membuat hatinya merasa senang. Apabila Laila membutuhkan peralatan sekolah, Lubna selalu meminjaminya, dan apabila Laila ingin meminjam sesuatu darinya, Lubna tidak berbuat bakhil kepada Laila.

Pada suatu hari, seoran guru memerintahkan semua murid-muridnya untuk membeli kitab Akhlak untu anak perempuan. Kemudian Lubna membeli dua kitab. Kemudian, Lubna menghadiahkan satu kitab kepada kerabatnya, Laila.

Ketika sang guru mendengar berita itu, ia merasa sangat senang, dan mengucapkan rasa terima kasih di depan teman-temannya, serta memotivasi mereka untuk mencontoh perilaku atau akhlak Lubna yang sangat baik.

 

Pelayanmu adalah dia yang selalu sibuk di dalam rumahmu, membersihkan peralatan rumah tangga, menyapu halaman, memasakkan makananmu, mencucikan pakaian-pakaianmu, membantu ibumu dalam kesibukannya, selalu diperintahkan untuk kebutuhan ibu, pergi ke pasar setiap hari untuk membeli daging, sayuran, rempah-rempah, dan lain-lain.

Jikala engkau ingin ibumu merasa senang denganmu, maka berakhlak yang baiklah kepada pelayanmu, apabila engkau ingin memerintahkannya, maka gunakanlah perkataan yang lembut, apabila pelayan melakukan kesalahan, maka beritahulah kesalahannya dengan cara yang halus dan lembut kemudian maafkanlah ia. Dulu nabi Muhammad SAW memiliki seorang pelayan bernama Anas. Nabi tidak pernah menggertak dan memarahinya. Seorang laki-laki lantas bertanya kepada Nabi: Berapa kali kita memaafkan seorang pelayan wahai Rasulullah? Nabi menjawab maafkanlah ia 70 kali dalam satu hari.

Jika engkau melakukan pernuatan yang bertentangan seperti memcahkan wadah, merubah peralatan-peralatan, kemudia ibumu marah, maka kabarkanlah kepadanya bahwa engkaulah yang melakukannya dan mintalah maaf kepadanya, dan janganlah sekali-kali engkau tidak mengakui perbuatanmu dan menuduh pelayan dengan sesuatu yang tidak ia lakukan, dan janganlah engkau berbohong dan membahayakan orang lain. Apabila engkau memanggil pelayanmu dan ia tidak menjawab panggilanmu seketika itu, maka janglah engkau memarahinya barang kali ia tidak mendengar suaramu. Begitupun jika engkau memerintahkannya sesuatu dan ia lambat, maka janganlah tergesa mengomelinya karena barangkali ia sedang dalam udzur. Janglah engkau memukul, mencerca, dan menggertak, serta cemberut kepada seorang pelayan. Dan tidaklah ada seorang yang melakukan hal tersebut kecuali anak perempuan yang memiliki akhlak tidak baik yang suka membenci semua manusia. Ketahuilah engkau wahai anak perempuan engkau tidak tahu betapa butuhnya engkau kepada seorang pelayan kecuali ketika pelayanmu keluar dari rumah, sehingga ibumu merasakan lelah dan kesusahan. Oleh karena itu, perlakukanlah pelayanmu degan perlakuan yang baik sehingga ia tetap betah di dalam rumah dan membantu kedua orang tuamu. Dan ketahuilah juga wahai anak perempuan bahwa semua pelayan merupakan manusia seperti kita. Mereka dapat merasakan seperti perasaan kita, maka kita tidak diperbolehkan untuk melarang mereka dan berbuat sombong kepada mereka.

Janglah engkau suka duduk dengan pelayan dan janganlah engkau bercakap-cakap dengannya kecuali sesuai kebutuhan agar engkau tidak mengambil wataknya, dan janganlah engkau bercanda dengan pelayan karena hal itulah yang membuatnya berani denganmu dan terkadang engkau mendengar perkataan yang tidak baik darinya.

Halimah adalah anak perempuan yang beradab. Seluruh temannya, ayahnya, dan ibunya sangat menyayanginya. Halimah memiliki saudara perempuan bernama Zubaidah. Akan tetapi, Zubaidah memiliki akhlak yang tidak baik. Oleh karena itu, ayahnya, ibunya, dan setiap orang yang mengenalnya tidak suka dengan dirinya.

Di dalam rumah Halimah terdapat seorang pelayan bernama Muthi’ah. Pelayan tersebut selalu menemani Halimah, yaitu ketika mereka berdua berangkah ke sekolah, dan ketika mereka berdua pulang dari sekolah. Pelayan tersebut sangat menyayangi Halimah karena selalu memperlakukannya dengan baik: Halimah tidak pernah merendahkanya dan juga tidak sombong kepadanya. Akan tetapi, pelayan tersebut sangat tidak suka dengan Zubaidah, Karena ia selalu berbuat jahat dan menyakitinya hingga hatinya menjadi sempit dan tidak mampu untuk bersabar atas hal-hal yang menyakitkannya. Kemudian sang pelayan mengundurkan diri dari pekerjaannya, sehingga membuat Halimah dan ibunya sangat menyesal atas keluarnya  pelayan yang sempurna ini dari rumah.

Beberapa hari kemudian, seorang pelayan lain bekerja sebagai penggantinya. Akan tetapi, ternyata pelayan tersebut berwatak tidak baik dan berakhlak kasar dan seperti biasanya, Zubaidah menyakitinya bahkan terkadang memukulnya dan mencemoohnya, serta meludahi wajahnya sehingga sang pelayan dendam kepadanya. Kemudian akhirnya ia mencuri perhiasan Zubaidah dan melarikan diri dari rumah. Zubaidahpun menangis karena kehilangan perhiasannya. Akan tetapi tangisannya tidak bermanfaat untuknya. Kemudian ayah dan ibunya memberikan hukuman yang berat kepada Zubaidah. Pada akhirnya, Zubaidah sudah mulai taubat dari akhlaknya yang jelek.

Inilah balasan seorang anak perempuan yang suka menyakiti pelayannya.

Ayah dan ibumu sangat menyayangi tetangga, ayah dan ibumu ingin agar engkau juga menyayangi tetangga karena mereka juga sangat menyayangi kedua orang tuamu, tetangga juga selalu membantu kedua orang tua apabila orang tua membutuhkan pertolongan. Ibumu terkadang meminjam sebagian peralatan kepada tetangga, dan sebaliknya tetangga juga meminjam sebagian peralatan kepada ibumu.

Setiap insan yang baik akan menyayangi tetangganya, dan tetangga juga akan menyayanginya untuk dapat menangkap seorang pencuri. Apabila seseorang datang dari perjalanan atau melahirkan anak, bagaimana tetangga datang menuju kerumahnya untuk menunjukkan kebahagaiaan mereka atas kedatangannya dari sebuah perjalanan dan hadirnya anak baru. Apabila ia jatuh sakit, merekapun sedih kepadanya dan bahkan datang menjenguk ke rumahnya serta bertanya tentang keadaannya dan mendoakan kesehatan untuknya.

Engkau harus menyayangi tetanggamu, menghormati dan tidak menyakiti mereka seperti mencela mereka, merendahkan mereka, meninggikan suaramu tatkala mereka tertidur, melempari rumah mereka, mengotori halaman dan dinding-ding rumah mereka. Disebutkan dalam hadits: “Siapa orangnya yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya”.

Jika engkau ingin bertemu dengan anak-anak tetangga, maka mulailah dengan uluk salam, tersenyum di hadapan mereka, bermainlah dengan mereka, dan jagalah untuk tidak bertengkar dengan salah satu diantara mereka, apabila salah satu diantara mereka tidak terlihat, maka bertanyalah perihal tentangnya, apabila ada yang sakit, maka jenguklah ia, apabila ibumu memberikanmu sebuah makanan atau buah kemudian tetanggamu datang, maka janglah lupa untuk makan dengannya.

Dengarkanlah cerita tentang Salma dan tetangganya, jadilah engkau seperti Salma, sehingga engkau menjadi gadis yang mulia dan terhorma diantara seluruh manusia.

Salma adalah anak perempuan yang memiliki akhlak baik, seluruh ibu sangat berharap untuk memiliki seorang anak perempuan seperti Salma. Salma memiliki tetangga yang menyayanginya, dan tetangga tersebut juga menyayangi Salma. Pada masa libur sekolah, ayahnya ingin membawanya ke sebuah kebun binatang, kemudian Salma berkata kepada ayahnya: wahai ayah, aku akan pergi dengan tetanggaku, Su’ad karena aku tidak akan bahagia kecuali apabila aku pergi dengannya. Ayahnya pun sangan senang dengan kebaikan akhlaknya.

Ketika Salma dan tetangganya sudah sampai di kebun binatang, mereka berdua melihat-lihat berbagai macam burung yang mengagumkan dan beberapa hewan yang asing

Selang beberapa lama, Salma berkata kepada tetangganya: sekarang kita sudah melihat-lihat seluruh hewan yang ada di kebun binatang, apakah engkau ingin kita segera kembali? Tetangganya pun menjawab: iya wahai tetanggaku yang baik dan aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu kepadaku. Kemudian Salma pun meminta kepada ayahnya untuk segera kembali ke rumah.

Ketika Salma telah sampai di rumahnya, ia menceritakan semua yang ia lihat kepada keluarganya. Mereka pun merasa bahagia atas Salma bahkan mereka sangat bersyukur atas kasih-sayang Salma kepada tetangganya.

Seorang anak perempuan harus senantiasa menyukai ketertiban dan kebersihan: bangun dari tidur setiap pagi, mandi dengan menggunakan sabun, memakai handuk yang bersih, kemudian berwudhu dan shalat subuh berjama’ah, berjabat tangan setelah shalat, menyisir rambutnya, memakai pakaian sekolah dengan bersih dan rapi, kemudian mengulas materi pelajaran yang dipelajarinya sebelum tidur.

Kemudian sarapan pagi agar kuat untuk beraktifitas dan agar tidak membutuhkan makanan di luar rumah seperti halnya sebagian anak perempuan yang sarapan di rumah masing-masing, menata perelatan-peralatannya di dalam tempat penyimpanannya setelah melihat jadwal pembelajaran agar tidak melupakan satu buku atau satu daftar, kemudian meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke sekolah, lantas keluar rumah sebelum masuk kelas sehingga tidak terlambat datang.

Sudah seharusnya bagi murid perempuan untuk memilih jalan yang paling dekat dan aman serta sudah seyogyanya ia berjalan dengan lurus: tidak menoleh ke kanan dan ke kiri tanpa ada hajat, tidak bergerak dengan gerakan yang tidak pantas untuknya, tidak mempercepat dan memperlambat perjalanannya, tidak makan dan bernyanyi, bahkan tidak membaca buku sedang ia dalam keadaan sedang berjalan kaki.

menghindari lumpur dan hal-hal yang kotor agar tidak terjatuh dan membuat pakaian atau sepatu kotor, menjauhi desakan sehingga tidak bertabrakan dengan seseorang, tidak menghilangkan peralatan-peralatannya. Murid perempuan juga tidak berjalan di sisi kanan agar selamat dari tabrakan kendaraan, tidak berhenti di tengah jalan untuk melihat-lihat took atau segala sesuatu yang menarik perhatiannya, tidak membatasi pandangannya pada jendela, pintu, atau orang-orang yang lewat, tidak memberhentikan salah satu temannya hanya untuk berbicara kosong.

Apabila bertemu dengan perempuan yang lemah atau buta, maka bantulah ia sesuai kemampuan, apabila berjalan dengan dengan salah satu teman-temannya, maka jangan bersenda gurau dengan mereka, jangan meninggikan suara ketika berbicara atau tertawa, berhati-hati untuk tidak mencemooh seseorang atau mengumpatnya. Semua hal tersebut merupakan kebiasan-kebiasaan yang jelek dan berlawanan dengan rasa malu dan tata krama.

Apabila murid perempuan sudah sampai ke sekolahnya, maka bersihkanlah sepatunya dengan pembersih, kemudian menuju ke kelasnya, mengetuk pintu dengan lembut, memasuki kelas dengan tata krama, mengucapkan salam kepada teman-temannya, berjabat tangan seraya tersenyum dan berkata: semoga Allah menjadika pagi kalian dengan kebaikan dan kebahagiaan, kemudian meletakkan tasnya di laci meja. Apabila gurunya datang, maka berdirilah dari tempatnya, menyambutnya dengan tata krama dan kehormatan, kemudian berjabat tangan.

Apabila bel berbunyi, maka bergegaslah menuju ke kelas, kemudian duduk dengan lurus dan penuh khidmat: tidak berbicara dengan teman-temannya, tidak bermain, tidak menoleh-noleh, kemudian masuk ke kelas setelah ada petunjuk guru dengan penuh tata krama dan aturan, menuju ke tempat duduk kemudian duduk dengan baik: duduk lurus dan tidak membengkokkan dadanya, tidak menggerak-gerakkan kedua kakinya, tidak berdesakan dengan selainnya, tidak meletakkan kaki di atas kaki yang lain, tidak mempermainkan kedua tangannya dan meletakkannya di bawah kedua pipinya. Seorang murid perempuan juga harus menjauhi perilaku menulis pada saat sedang membaca, dan menjauhi perilaku mengabsen pada waktu menulis, tidak mencipratkan tinta di atas lantai, tidak mengotori jari-jarinya atau pakaian-pakaiannya.

Pada saat duduk, seorang murid menyambut gurunya, diam untuk belajar, tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak mengajak orang lain berbicara atau membuatnya tertawa karena semua hal tersebut dapat menghalangi pemahaman, tidak melarang teman-temannya, sehingga membuat guru marah dan menyebabkan tertinggal pelajaran bahkan gagal dalam ujian, tidak berpindah dari tempatnya ke tempat yang lain tanpa izin, tidak sibuk sendiri dengan pelajaran lain pada saat pembelajaran.

Seorang murid perempuan harus menjaga peralatan-peralatannya, yaitu dengan menata semua pada tempatnya, sehingga tidak berubah atau hilang atau mengotori, serta agar tidak merasa letih ketika membutuhkannya dan waktunya hilang dalam mencarinya, selalu menyampuli kitab-kitab dan buku catatannya sehingga tidak sobek dan kotor, tidak menjilati jari-jari tangannya ketika ingin membalik lembar kitab-kitab dan buku catatannya karena hal tersebut merupakan kebiasaan yang jelek, berlawanan dengan tata krama, dan membahayakan kesehatan.

Seorang murid perempuan juga harus menjaga pensilnya sehingga tidak terjatuh dan pecah, apabila ingin mengasa pensil, maka jangan mengasah di atas kursi atau jangan mengasah pensil dengan sampul kitab-kitab dan buku catatannya, melainkan gunakakanlah tempat pensil atau pisau, dan janganlah menghisap pensil dengan bibirnya atau menghapus tulisan dengan air ludahnya, melainkan gunakanlah penghapus, atau mengeringkan tinta dengan menggunakan pakaiannya, melainkan gunakanlah handuk kecil.

seperti halnya seorang murid perempuan harus menjaga peralatan-peralatannya, ia juga haru menjaga peralatan sekolah agar tidak berubah atau mengotori tempat duduk, bangku, dan kursi, tidak duduk di atas tembok-tembok dan pintu-pintu sekolah, serta tidak memecahkan kacanya, tidak mengotori halaman dengan tidak membuang ludah dan ingus di atasnya atau membuang bekas rautan pensil, tidak memotong kertas-kertas di halaman, melainkan buanglah di keranjang sampah khusus, tidak bermain bel sekolah, tidak menulis di papan sekolah atau merubah penghapus papan tulis, dan apabila seorang murid perempuan ingin memasuki divisinya, maka bersihkanlah sepatu dengan pembersih terlebih dahulu.

Sesungguhnya engkau perempuan sangat mencintai kedua orang tuamu: karena mereka berdua telah mendidikmu di rumah. Maka, cintailah gurumu karena ia telah mendidikmu di sekolah: ia telah mendidik akhlakmu, mengajarimu ilmu yang bermanfaat untukmu, menasihatimu dengan nasihatnya yang bermanfaat, karena sangat mencintaimu bahkan ia berharap engkau akan menjadi anak perempuan yang pandai serta berakhlak baik.

Hormatilah gurumu seperti halnya engkau menghormati kedua orang tuamu yaitu dengan engkau duduk di hadapanya dengan sopan santun, berbicara kepadanya dengan penuh adab, apabila ia sedang berbicara, maka jangan engkau potong pembicaraannya, melainkan tunggulah sampai ia selesai dari pembicaraannya, dengarkanlah pelajaran yang sedang disampaikan olehnya. Apabila engkau belum dapat memahami beberapa masalah, maka bertanyalah kepadanya tentang masalah tersebut dengan lembut dan penuh penghormatan, yaitu dengan mengangkat jari telunjuk kananmu terlebih dahulu, hingga ia memberikan izin kepadamu untuk bertanya, janganlah bertanya kecuali pada tema yang sedang dipelajari, apabila ia bertanya sesuatu kepadamu maka berdirilah dan jawablah pertanyaanya dengan jawaban yang baik dan dengan suara yang jelas dan sesuai pertanyaan, dan janganla engkau menjawab jika guru bertanya kepada siswa yang lain karena hal tersebut bukan merupakan adab.

apabila engkau ingin dicintai gurumu, maka lakukanlah kewajibanmu yaitu untuk selalu hadir setiap hari di waktu tertentu, janganlah alpa dalam pelajaran, jangalah terlambat masuk kecuali dengan udzur yang tepat, bergegas memasuki kelas setelah istirahat, dan hindarilah untuk suka terlambat, apabila gurumu menyalahkanmu, maka kemukakanlah alasan-alasan yang dapat membatalkan, memahami semua pelajaranmu, melanggengkan hafalan atau muthalahahnya, memperhatikan kebersihan dan ketertiban buku-bukumu dan peralatan-peralatanmu, tunduk terhadap segala perintag gurumu dengan sepenuh hatimu bukan karena takut dari hukuman. Jika ia menghukummu, maka janganlah engkau marah karena ia tidak akan menghukummu kecuali agar engkau menunaikan kewajibannya, dan hal tersebut sangat bermanfaat untukmu, dan engkau akan bersyukur terhadap hal tersebut jika engkau sudah beranjak dewasa.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bersamaan dengan didikan guru kepadamu, ia sangat menyayangimu, dan ia berharap didikan ini bermanfaat untukmu. Oleh karena itu, bersyukurlah kepadanya atas keikhlasannya dalam mendidikmu, janganlah engkau melupakan kebaikannya selamanya. Sedangkan murid perempuan dengan akhlak yang rusak, maka ia akan selalu marah jika gurunya mendidiknya dan akan mengadu kepada kedua orang tuanya.

Wahai siswi yang pandai, engkau belajar dengan teman-temanmu dalam satu sekolah, seperti halnya engkau hidup bersama saudara-saudaramu dalam satu rumah, maka cintailah teman-temanmu seperti halnya engkau mencintai saudara-saudaramu, hormatilah orang yang lebih tua darimu, sayangilah orang yang lebih muda darimu, saling menyokong dengan teman-temanmu di waktu belajar untuk mendengarkan perkataan guru, menjaga aturan, bermainlah dengan mereka di waktu istirahat di halaman sekolah dan bukan di kelas, hindarilah perbuatan memutus, bertengkar, dan berteriak-teriak, dan hindarilah permainan yang tidak sesuai denganmu seperti lompat tinggi dan berlari yang dapat membahayakanmu.

Apabila engkau ingin menjadi orang yang dicintai dikalangan teman-temanmu, maka janganlah bakhil kepada mereka apabila mereka ingin meminjam sesuatu darimu, karena sifat bakhil sangatlah buruk, janglah bersifat sombong kepada mereka apabila engkau menjadi orang yang pandai atau rajin, ataupun kaya, karena sifat sombong merupakan bukanlah merupakan akhlak anak perempuan yang baik. Apabila engkau melihat siswi yang malas, maka nasihatilah ia untuk rajin dan meninggalkan sifat pemalas atau bodoh, bantulah ia untuk memahami pelajarannya, atau engkau melihat siswi yang fakir, maka kasihanilah ia dan bantulah ia sesuai dengan kemampuan dalam membantu.

Janganlah engkau menyakiti temanmu dengan mempersempit tempatnya atau menyembunyikan peralatan-peralatannya atau membuka dompetnya tanpa izin sehingga engkau dikenal sebagai pencuri atau penghianat yang menyebabkan gurumu memberikan hukuman kepadamu, orang-orang menjauhimu. Hindarilah juga untuk memalingkan pipimu kepadanya atau melihatnya dengan pandangan tajam atau berprasangka buruk kepadanya atau menyakitinya dengan meniup atau bersuara di telinganya karena semua hal itu dapat menyakitinya. Dalam hadits disebutkan: “Seorang muslim adalah mereka yang menjaga lisan dan tangannya”.

Apabila engkau meminjam sesuatu kepadanya maka jangan merubahnya atau menghilangkannya atau mengotorinya dan kembalikanlah secepatnya kemudian ucapkanlah terima kasih atas kebaikannya. Apabila engkau berbicara dengannya, maka berkatalah dengan lembut dan senyum, janganlah engkau meninggikan suaramu atau berwajah masam. Hindarilah perselisihan, sifat pemarah, hasud, perkataan yang kotor, berbohong, mencela, dana du domba, jangalah engkau bersumpah walaupun perkataanmu benar. Hindarilah untuk tidak mencontek pelajaran imla atau insya dari temanmu, karena hal tersebut bukanlah merupakan sifat amanah. Sesungguhnya engkau tidak mengetahui kerugian yang disebabkan karena mencontek kecuali ketika engkau tidak lulus dari ujian, sehingga engkau menyesal tiada berguna.

Apabila bel pulang telah berbunyi, maka bergegaslah untuk mengumpulkan buku-bukumu dan catatan-catatanmu dan tatalah secara rapi di dalam tasmu, telitilah untuk tidak meninggalkan sesuatu di sekolah yang dapat menyebabkan kehilangan dan engkau tidak dapat mengulas pelajaran di rumah. Hindarilah juga untuk tidak lambat dalam menata peralatan-peralatanmu sehingga engkau tertinggal dari teman-temanmu dan dapat merubah aturan keluarnya mereka dari kelas dan dapat menyebabkan mereka terlambat untuk pulang ke rumah dan pada akhirnya mereka marah denganmu dan membuang waktu gurumu.

Tunggulah perintah gurumu untuk dapat keluar dari kelas, kemudian keluarlah dari kelas dengan penuh adab, janganlah mendesak seseorang, berjalanlah secara lurus dengan penuh rasa malu dan wibawa di jalan sehingga engkau sampai ke rumah dengan selamat, janganlah engkau menemani kecuali dengan perempuan yang beradab, janganlah engkau berhenti di jalan untuk bermain atau melihat-lihat pemandangan. Apabila engkau ingin membeli peralatan-peralatan sekolah, maka hal tersebut tidaklah apa-apa yang penting dilakukan dengan cepat dan menjaga waktu.

Jagalah waktu kepulanganmu ke rumah karena keterlambatanmu untuk pulang ke rumah menyebabkan kekhawatiran dalam keluargamu terutama kedua orang tuamu. Oleh karena itu, janganlah engkau bergegas setelah keluar dari sekolah kecuali ke rumahmu. Apabila engkau di ajak untuk berkunjung ke kerabat terdekatmu atau sahabatmu, maka engkau harus meminta izin kepada kedua orang tuamu terlebih dahulu agar hati mereka tenang terhadapmu. Apabila kebiasanmu pergi di pagi hari bersama salah satu tetanggamu, maka jangan lupa juga untuk menaminya pulang karena hal tersebut merupakan salah satu pemenuhan hak-hak kekerabatan dan tetangga dan meninggalkannya menyebabkan kerisauan dan kekasaran.

Ketika engkau sampai di rumahmu, maka jabatlah tangan kedua orang tuamu, kemudian bergegas ke kamarmu dan letakkan tasmu di dalam lemari atau di tempat khusus. Hindarilah untuk membalikkan tas atau meletakkannya di tempat yang bukan semestinya sehingga waktumu terbuang untuk mencarinya. kemudian pergilah ke kamar mandi dan berwudhu serta sholat duhur berjama’ah. Setelah selesai makan siang, beristirahatlah sejenak, kemudian telaahlah materi pelajaranmu yang sudah engkau pelajari hari ini, dan pelajarilah kembali materi kemarin, kemudian persiapkanlah untuk pelajaran besok dengan tanpa membutuhkan pengawasan seseorang melainkan engkau mengawasi dirimu sendiri dalam melakukan kewajibanmu.

Radiyah merupakan anak perempuan yang sangat dicintai keluarganya dan juga guru-gurunya bahkan teman-temannya karena ia rajin dalam belajar dan tekun datang ke sekolah setiap hari dalam waktu-waktu tertantu, ia selalu memuliakan gurunya, menaati segala perintahnya, berakhlak baik dengan setiap orang.

Radiyah menyukai aturan dan tata tertib di segala hal, selalu menjaga waktu-waktunya, tidak menyia-nyiakan waktu dalam hal yang tidak bermanfaat karena ia bahwa ayahnya mengirimnya ke sekolah untuk belajar sehingga menjadi perempuan yang pandai, memahami kewajiban-kewajibannya, mampu untuk mengatur segala urusannya sendiri.

Pada suatu hari, Radiyah lupa bahwa bukunya masih di dalam rumah dan ia ingat bukunya ketika telah sampai di sekolah, kemudian iapun kembali kerumah seketika itu juga untuk mengambil buku tersebut agar ia tidak datang pada pelajaran tanoa buku yang menyebabkan gurunya marah dan pemahaman pelajarannya terlewat.

Ketika Radiyah hendak memasuki sekilah, tampaklah rasa capek dalam dirinya karena sebab jalan terlalu cepat. Kemudian sang guru menanyakan sebab kelelahannya, kemudian Radiyah menyampaikan fakta yang terjadi. Kemudian sang guru berkata kepadanya: baiklah, akan tetapi jangan lupa untuk kedua kalinya, lihatlah semua peralatan-peralatanmu sebelum berangkat ke sekolah.

Seorang anak perempuan mendengarkan nasihat gurunya, sehingga setelahnya itu, ia tidak pernah lupa dengan peralatan-peralatannya.

Dulu ada seseorang perempuan yang memiliki anak perempuan yang akhlaknya rusak, ia selalu berkelahi dengan teman-teman perempuannya di sekolah karena terkadang ia memfitnah mereka dan terkadang juga ia mencemooh mereka, menyombongkan diri kepada mereka, mencuri peralatan-peralatan mereka. Apabila gurunya melarang akhlak yang tidak terpuji ini, ia keras kepala dan beradab buruk sehingga seluruh gurunya marah kepadanya bahkan tidak ada seorangpun yang ingin berteman dengannya. Suatu hari, ia datang ke sekolah, sedangkan pakaiannya kotor, peralatan-peralatannya tidaklah lengkap, ia selalu tidak menghafal pelajarannya bahkan tidak dapat memahaminya karena ia sendiri tidak mendengarkan penjelasan guru, serta selalu tidak hadir kesekolah selama beberapa hari dalam satu bulan.

Akhirnya, ketika kepala sekolah mengetahui keburukan akhlaknya, tertinggalnya ia dalam pembelajaran, kepala sekolahpun mengeluarkannya dari sekolah. Setelah beberapa waktu, ibunya meninggal, hingga ia hidup miskin: ia selalu mondar-mandir di saat cuaca panas untuk meminta beberapa dirham kepada orang-orang, iapun menyesal akan ketidak tahuannya dan ketidak berakhlaknya ketika masih kecil. Akan tetapi, penyesalannya tidaklah berguna.

Ketika umur nafisah telah mencapai 6 tahun, ibunya menawarkanya untuk belajar di salah satu sekolah islam khusus perempuan. Kemudian nafisah menolak dan berkata: apa manfaat dari sekolah wahai ibu? Lebih baik saya menetap di sini (di rumah) sehingga aku dapat bermain dengan bonekaku dan lukisanku, lantas ibunya menjawab seraya berkata: engkau miskin wahai anakku. Sesungguhnya ketika engkau mengetahui beberapa manfaat dari sekolah karena engkau masih kecil, maka dengarkanlah nasihat ibu:

Kamu harus selalu berangkat ke sekolah setiap hari agar engkau tahu kewajibanmu terhadap Allah, kedua orang tuamu, dan seluruh umat manusia, dan agar kamu berakhlak yang mulia, mengetahui ilmu yang bermanfaat yang dapat membahagiakanmu di dunia dan di akhirat. Rasulullah SAW telah bersabda: Mencari ilmu hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.

Ketahuilah bahwa waktu yang sangat tepat untuk belajar adalah waktumu yang sekaran, bersungguh-sungguhlah dalam mencari ilmu, jangan engkau sia-saiakan waktumu, sehingga engkau akan menyesal di masa yang akan datang, sedangkan penyesalan tidaklah berguna seperti halnya mereka para perempuan yang bodoh yang tidak mau belajar di masa kecilnya, sehingga mereka sangat menyesal.

Setelah nafisah mendengarkan nasihat ibunya, ia pun segera bergegas ke sekilah dengan perasaan gembira, iapun selalu berusaha dan bersungh-sungguh, sehingga menjadi murid perempuan yang paling baik akhlaknya, paling mengetahui pelajaran, dan paling mencintai guru-gurunya.

  • Wahai anak perempuan yang mulia, apabila engkau meminta sesuatu kepada seseorang apalagi ke ibumu, maka jangan katakana kepadanya: berikan ini, lakukan ini, melainkan gunakanlah tata krama dengan berkata: mohon maaf, lakukanlah seperti ini, kemudian berterima kasihlah atas bantuanya kepadamu seraya berkata: terima kasih, atau saya berterima kasih banyak kepadamu, atau semoga Allah membalasmu kebaikan.
  • Apabila seseorang berbicara denganmu, maka dengarkanlah sepenuhnya dan janganlah memotong pembicaraannya, melainkan tunggulah hingga ia selesai deari pembicaraannya. Apabila engkau mendapati suatu perkataan atau cerita yang pernah engkau dengar, maka jangan katakana kepadanya: sesungguhnya saya sudah mendengar cerita ini. Hal tersebut agar hatinya tidak sakit.
  • Jagalah kebersihan gigimu dengan menggunakan siwak atau sikat gigi setiap hari terlebih ketika selesai makan sehingga gigi terlihat bersih, tidak kotor, dan sehat. Karena hal itulah engkau tidak akan mengeluh sakit pada gigi. Janganlah engkau suka menghisap jarimu, memotong kuku dengan gigimu, atau memasukan jari telunjuk ke dalam hidungmu atau telingamu terlebih ketika di hadapan manusia.
  • Salah satu kebiasaan yang tidak baik adalah: seorang anak perempuan yang ingin melihat atau mengawasi rahasia orang lain, kemudian ia berusaha memata-matai kabar dari orang lain agar mengetahui rahasia mereka. Apabila ia melihat dua orang perempuan sedang bercakap-cakap, ia kemudian mendaktinya dan mendengarkan pembicaraan mereka berdua. Apabila ia melihat surat orang lain, ia segera membacanya tanpa izin, atau bahkan bertanya kepadanya: dari mana surat ini datang? Berita apa yang ada di dalamnya?.

Salah satu kebiasaan yang tidak baik adalah ketika seorang anak perempuan menggunakan buku orang lain atau alat pensilnya tanpa seizing darinya, atau menemukan barang hilang kemudian ia mengambil barang tersebut untuk dirinya, sedangkan kewajibannya adalah mengembalikannya kepada sang pemiliknya. Salah satu kebiasaan yang tidak baik juga meminjam sesuatu kemudian merubahnya, atau ia tidak senang untuk mengembalikannya kepada temannya. Hal ini merupakan suatu sifat penghianatan.

Salah satu kebiasaan yang tidak baik juga adalah ketika seorang anak perempuan diminta untuk menjawab ia hanya menggerakkan kepala atau telapak tanganya dan juga terburu-buru untuk menjawab padahal hal tersebut bukan tugasnya. Di samping itu, kebiasan yang tidak baik adalah suka berceloteh atau banyak bercakap.

Salah satu bentuk aib adalah ketika anak perempuan tidak memperhatikan dirinya kemudian ia mengabaikan untuk menyisir rambutnya, membersihkan pakaiannya, membersihkan badannya (mandi) sehingga ia terlihat berantakan dan kotor atau bahkan ia mengabaikan untuk memotong kuku-kukunya sehingga menjadi panjang dan terdapat kotoran di bawah kuku, atau tidak mengganti pakaiannya, sehingga bau tidak sedap keluar darinya.

Jauhilah permainan yang dapat membahayakanmu seperti pasir, api, dan kotoran karena bermain dengan pasir dapat membahayakan kedua mata bahkan dapat menyebabkan sakit mata dan kebutaan, dan bermain dengan api dapat berkobar-kobar dipakaianmu dan dapat membakar badanmu, serta bermain kotoran dapat menyebabkan kudis dan gatal. Janganlah bermain seluncur di atas pagar tangga agar engkau tidak terjatuh dan menyebabkan salah satu anggota tubuhmu patah atau terluka, janganlah juga bermain di bawah terik matahari sehingga warna kulitmu dapat berubah atau bahkan membuatmu demam dan sakit kepala.

Jagalah kesehatanmu dengan dengan bertamasya di tempat yang berudara bersih setiap pagi agar tubuhmu sehat karena akal yang sehat terdapat di dalam jiwa yang sehat. Hiruplah udara yang segar dengan hidungmu dan bukan dengan mulutmu. Hindarilah udara yang tidak sehat, jangalah makan makanan yang terbuka sehingga cicak, tikus, atau binatang merugikan yang lain dapat merayap di atasnya, janganlah memakan buahan yang belum masak dan membusuk karna hal itu membahayakan kesehatanmu, melainkan makanlah buah yang matang setelah di cuci dengan baik, janganlah meminum air yang keruh, janganlah mengundang nyamuk yang dapat menggigitmu, jauhilah lalat dan halaulah lalat yang ada di wajahmu, janganlah makan makanan yang dihinggapi lalat, janganlan menjadi seperti perempuan-perempuan tamak yang selalu makan dari makanan-makanan yang dibeli dari jalan raya yang diletakkan di wadah-wadah kotor yang terkontaminasi debu dan lalatm bahkan telah banyak disentuh oleh banyak tangan-tangan kotor. Apabila engkau menginginkan makanan atau roti, maka belilah pada para penjual yang bersih atau mintalah kepada ibumu untuk membuatnya di rumah.

Salah satu kebiasaan yang membahayakan bagi akhlak adalah anak-anak perempuan bermain bersama anak laki-laki, maka jauhilah wahai engkau anak perempuan segala sesuatu yang bathil, bermainlah bersama perempuan-perempuan yang terdidik, janganlah bermain menyerupai permainan anak laki-laki atau seperti gerakan-gerakan mereka atau perkataan-perkataan mereka karena engkau adalah anak perempuan yang diciptakan Allah agar kelak menjadi perempuan yang memiliki kesucian dan rasa malu, serta menjalankan tugas-tugasnya yang tertentu, pengatur di rumah, pendidik untuk anak-anaknya, agar kelak mereka menjadi laki-laki yang bermanfaat bagi ibunya dan perempuan-perempuan yang bermanfaat bagi kaumnya, cintailah rumahmu, dan terbiasalah untuk mengatur rumah sejak masa kecil, lihatlah perempuan-perempuan yang shalihah yang suka mengatur urusan rumah: bagaimana mereka hidup bahagia dan gembira.

Salah satu kebiasaan yang baik untuk anak perempuan adalah suka menabung dan hemat, maka biasakanlah untuk menabung dan hemat sejak masa kecilmu, jauhilah perbuatan pemborosan dan menghambur-hamburkan harta. Apabila ayah dan ibumu memberikanmu uang, maka belanjakanlah sebagiannya dengan sesuatu yang bermanfaat untukmu, dan tabunglah sebagian yang lain di dalam kotak tabungan, janganlah engkau membeli sesuatu yang tidak bermanfaat, dan janganlah engkau membutuhkannya secara banyak sehingga engkau terpkasa berhutang kepada temanmu apabila engkau membutuhkan sesuatu sehingga engkau menjadi terbiasa untuk berhutang. Inilah merupakan kebiasaan yang buruk dan membahayakan.

Adapun perempuan yang berakal maka ia kan senang menabung, dan tidak suka mengahmbur-hamburkan harta. oleh karena itu, ia tidak butuh berhutang sehingga dapat hidup dengan tenang dan akan menjadi wanita yang ahli ekonomi yang akan mengetahui bagaimana cara membelanjakan uang, bagaimana cara menginfakkannya, sehingga ia selalu bahagia, gembira, senang dan penuh suka cita.