(PEMBUKAAN)

 

Makkiyyah, 7 ayat.

 

Surat Al-Fatihah diturunkan di Mekah, jumlah ayatnya ada tujuh berikut basmallah, menurut pendapat yang menganggapnya sebagai salah satu ayat daripadanya, sedangkan ayat yang ketujuh menurutnya ialah mulai dari siratal lazina sampai dengan akhir surat. Jika basmalah dianggap bukan sebagai salah satu ayat dari Al-Fatihah, maka ayat ketujuhnya ialah mulai dari gairil magdubi sampai dengan akhir surat. Berdasarkan anggapan ini maka sebelum ayat yang ketujuh diperkirakan adanya kalimat gulu, supaya ayat yang ketujuh ini maknanya sealur dengan ayat-ayat sebelum ayat iyyaka na’budu, yang kesemuanya itu dianggap sebagai doa dari hamba-hamba Allah.

 

  1. (Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang)

 

  1. (Segala puji bagi Allah) lafaz ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu, bahwa Allah SWT. adalah Yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah SWT. itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafaz Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah (Tuhan semesta alam) artinya, Allah adalah Yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri atas manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing dari mereka disebut alam: oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafaz al-alamina merupakan bentuk jamak dari lafaz alam, yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun pada akhirnya secara umum. Alam semesta merupakan alamat (pertanda) mengingat ia adalah pertanda bagi adanya Yang Menciptakannya.

 

  1. (Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) yaitu, Yang mompunyai rahmat, rahmat ialah menghendaki kebaikan bagi orang yang menerimanya.

 

  1. (Yang menguasai hari pembalasan) di hari kiamat kelak. Lafaz yaumuddin disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan melainkan hanya Allah SWT. semata, sesuai dengan firman Allah SWT. yang menyatakan:

 

Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini (hari kiamat)? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Q.S, 40 Al-Mu’min, 16)

 

Bagi orang yang membacanya maliki maknanya menjadi “Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat”. Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti gafiruzzanbi (Yang mengampuni dosa-dosa). Dengan demikian maka lafaz miliki yaumiddin ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudah marrifah (dikenal).

 

  1. (Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan) artinya, kami beribadah hanya kepada-Mu, seperti mentauhidkan/mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya.

 

  1. (Tunjukilah kami ke jalan yang lurus) artinya, bimbinglah kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu:

 

  1. (Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka) melalui petunjuk dan hidayah-Mu, kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikutnya — (bukan jalan mereka yang dimurkai) yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi — (dan bukan pula) dan selain —   (mereka yang sesat) yang dimaksud adalah orang-orang Nasrani. Faedah adanya penjelasan tadi mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Nasrani. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui, dan hanya kepada-Nya-lah dikembalikan segala sesuatu. Semoga Salawat dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, yaitu Salawat dan Salam yang banyak untuk selama-lamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong, dan Dia adalah sebaik-baik Penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

 

 

 

 

(SAPI BETINA)

 

Madaniyyah, 286 ayat. Kecuali ayat 281 turun di Mina sewaktu Haji Wada’ (haji perpisahan)

 

 Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

 

JUZ1

 

 

 

  1. (Alif lam mim) Allah-lah yang lebih mengetahui akan maksudnya.

 

  1. (Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad. (tidak ada keraguan) atau kebimbangan —  (padanya), bahwa ia benar-benar dari Allah Ta’ala. Kalimat negatif menjadi predikat dari subjek “kitab ini”, sedangkan kata-kata isyarat “ini” dipakai sebagai penghormatan —  (menjadi petunjuk) sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun —  (bagi orang-orang yang bertakwa) maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya menjadi takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.

 

  1. (Orang-orang yang beriman) yang membenarkan — (kepada yang gaib) yaitu yang tidak kelihatan oleh mereka, seperti kebangkitan, Surga dan neraka, — kalu “(dan mendirikan salat) artinya melakukannya sebagaimana mestinya, —  (dan sebagian dari yang Kami berikan kepada mereka) yang Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki,  —  (mereka nafkahkan) mereka belanjakan untuk jalan menaati Allah.

 

  1. (Dan orang-orang yang beriman pada apa yang diturunkan kepadamu) maksudnya Al-Qur’an, — (dan apa yang diturunkan sebelummu) yaitu Taurat, Injil, dan selainnya, —  (serta mereka yakin akan hari akhirat) artinya mengetahui secara pasti.

 

  1. (Merekalah) yakni orang-orang yang memenuhi sifat-sifat yang di sebutkan di atas, — (yang beroleh petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung) yang akan berhasil meraih surga dan terlepas dari siksa neraka.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang kafir) seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan selainnya, — (sama saja bagi mereka, apakah kamu beri peringatan) dibaca: a-anzartahum yakni dengan dua buah hamzah secara tegas. Dapat pula hamzah yang kedua dilebur menjadi alif hingga hanya tinggal satu hamzah saja yang dibaca panjang —  (atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman). Hal itu telah diketahui oleh Allah, maka janganlah kamu berharap mereka akan beriman! Inzar atau peringatan, artinya pemberitahuan disertai ancaman.

 

  1. (Allah mengunci-mati hati mereka) maksudnya menutup rapat hati mereka, sehingga tak dapat dimasuki oleh kebaikan, (begitu pun pendengaran mereka) maksudnya alat-alat atau sumber-sumber pendengaran mereka dikunci, sehingga mereka tidak beroleh manfaat dari kebenaran yang mereka terima, — (sedangkan penglihatan mereka ditutup) dengan penutup yang menutupinya sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran, —  (dan bagi mereka siksa yang besar) yang berat lagi tetap. Terhadap orang-orang munafik diturunkan:

 

  1. (Di antara manusia ada orang yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari akhir) yakni hari kiamat, karena hari itu adalah hari yang terakhir, — (pada-, hal mereka bukan orang-orang yang beriman). Di sini ditekankan arti kata “orang”, juga kata ganti yang disebutkan lafalnya, yakni “mereka”.

 

  1. (Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman), yakni dengan berpura-pura beriman dan menyembunyikan ke kafiran, guna melindungi diri mereka dari hukum-hukum duniawi, — (padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri) karena bencana tipudaya itu akan kembali menimpa diri mereka sendiri. Di dunia, rahasia mereka akan ketahuan juga dengan dibukanya oleh Allah kepada Nabi-Nya, sedangkan di akhirat mereka akan menerima hukuman setimpal,  (tetapi mereka tidak menyadari) dan tidak menginsafi bahwa tipu daya mereka itu menimpa diri mereka sendiri. Mukhada’ah atau tipu-menipu di sini muncul dari satu pihak, jadi bukan berarti berserikat di antara dua belah pihak. Contoh yang lainnya mu’agabatul-lis yang berarti menghukum pencuri. Menyebutkan Allah di sana hanya merupakan salah satu dari gaya bahasa saja. Menurut suatu qiraat tidak tercantum wama yasy’urun, tetapi wama yakhda’un, artinya “tetapi mereka tidak berhasil menipu”.

 

  1. (Dalam hati mereka ada penyakit) berupa keragu-raguan dan kemunafikan yang menyebabkan sakit atau lemahnya hati mereka. (Lalu ditambah Allah penyakit mereka) dengan menurunkan Al-Quran yang mereka ingkari itu. —    (Dan bagi mereka siksa yang pedih) yang menyakitkan —  (disebabkan kedustaan mereka). Yukazzibun dibaca pakai tasydid artinya amat mendustakan, yakni terhadap Nabi Allah: dan tanpa tasydid yakzibun yang berarti berdusta, yakni dengan mengakui beriman padahal tidak.

 

  1. (Dan jika dikatakan kepada mereka) maksudnya kepada orang-orang munafik tadi: — (“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”) yakni dengan kekafiran dan menyimpang dari keimanan. —  (Jawab mereka: “Sesungguhnya kami ini berbuat kebaikan”) dan tidak dijumpai pada perbuatan kami hal-hal yang menjurus pada kebinasaan. Maka Allah Ta’ala berfirman sebagai sanggahan atas ucapan mereka itu:

 

  1. (Ingatlah!) Seruan untuk membangkitkan perhatian. — (Sesungguhnya mereka itulah yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”) akan kenyataan itu.

 

  1. (Apabila dikatakan kepada mereka: “Ber. imanlah kamu sebagaimana orang-orang lain beriman”) yakni sebagaimana berimannya para sahabat Nabi SAW. —  (Jawab mereka: Apakah kami akan beriman sebaguimana berimannya orang-orang yang bodoh?”) Artinya kami takkan melakukan seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang bodoh itu! Maka firman Allah menolak ucapan mereka itu: —  (Ketahuilah, merekalah orang-orang bodoh, tetapi mereka tidak tahu) akan hal itu.

 

  1. (Dan jika mereka berjumpa). Asalnya laqiyu lalu dammah pada ya’ dibuang karena beratnya pada lidah berikut ya’ itu sendiri karena bertemunya dalam keadaan sukun dengan wau sehingga menjadi laqu. (Dengan orang yang beriman, mereka berkata: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka telah berpisah) dengan orang-orang yang beriman dan kembali —  (kepada setan-setan mereka) maksudnya pemimpin-pemimpin mereka. —  (Kata mereka: “Sesungguhnya kami ini bersama kamu) maksudnya sependirian dengan kamu dalam keagamaan,   (Kami ini hanya berolok-olok) dengan berpura-pura beriman.

 

  1. (Allah-lah yang memperolok-olokkan mereka) artinya membalas olok-olok itu dengan memperolok-olokkan mereka pula, —  (dan membiarkan mereka), teperdaya —  (dalam kesesatan mereka) yakni melanggar batas disebabkan kekafiran, — (terumbang-ambing) dalam keadaan bingung tanpa tujuan atau pegangan.

 

  1. (Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk), artinya mengambil kesesatan sebagai pengganti petunjuk, — (maka tidaklah beruntung perniagaan mereka) bahkan sebaliknya mereka merugi, karena membawa mereka ke dalam neraka yang menjadi tempat kediaman mereka untuk selama-lamanya. —   (Dan tidaklah mereka mendapat petunjuk) disebabkan perbuatan mereka itu.

 

  1. (Perumpamaan mereka) sifat mereka dalam kemunafikannya itu, — (seperti orang yang menyalakan) atau menghidupkan  (api) dalam kegelapan —  (dan setelah api itu menerangi) / atau menyinari —  (apa yang di sekelilingnya) hingga ia dapat melihat, berdiang, dan merasa aman dari apa yang ditakutinya, — (Allah pun menghilangkan cahaya yang menyinari mereka) yaitu dengan memadamkannya. Kata ganti orang dijadikan jama’ him merujuk kepada makna allazi —  (dan meninggalkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat) apa yang terdapat di sekeliling mereka, sehingga tidak tahu jalan dan mereka dalam keadaan kecemasan. Demikianlah halnya orang-orang munafik yang mengucapkan kata-kata beriman, bila mereka mati, mereka akan ditimpa oleh ketakutan dan azab.

 

  1. (Mereka tuli) terhadap kebenaran, maksudnya tidak mau menerima kebenaran yang didengarnya — (bisu) terhadap kebaikan hingga tidak mampu mengucapkannya, —  (buta) terhadap jalan kebenaran dan petunjuk Allah sehingga tidak dapat melihatnya, —   (maka mereka tidaklah akan kembali) dari kesesatan.

 

  1. (Atau) perumpamaan mereka itu, (seperti hujan lebat) maksudnya seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat, asal kata sayyibin dari saba-yasubu artinya turun, — (dari langit) maksudnya dari awan  (padanya), yakni pada awan itu —  (kegelapan) yang tebal,  (dan guruh) maksudnya malaikat yang mengurusnya. Ada pula yang mengatakan suara dari malaikat itu, —  (dan kilat) yakni kilatan suara yang dikeluarkannya untuk menghardik, — , (mereka menaruh) maksudnya orang-orang yang ditimpa hujan lebat tadi —  (jari-jemari mereka) maksudnya dengan ujung jari, —  (pada telinga mereka, dari), maksudnya disebabkan —  (bunyi petir) yang amat keras itu supaya tidak kedengaran karena —  (takut mati) bila mendengarnya. Demikianlah orang-orang tadi, jika diturunkan kepada mereka Al-Qur’an disebutkan kekafiran yang diserupakan dengan gelap gulita, ancaman yang dibandingkan dengan guruh serta keterangan-keterangan nyata yang disamakan dengan kilat, mereka menyumbat anak-anak telinga mereka agar tidak mendengarnya, karena takut akan terpengaruh lalu cenderung kepada keimanan yang akan menyebabkan mereka meninggalkan agama mereka, yang  bagi mereka sama artinya dengan kematian. —  (Dan Allah meliputi orang-orang kafir), baik dengan ilmu maupun dengan kekuasaan-Nya hingga tidak sesuatu pun yang luput daripada-Nya.

 

  1. (Hampir saja) maksudnya mendekati — (kilat menyambar penglihatan mereka) merebutnya dengan cepat. —         (Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan padanya) maksudnya pada cahaya atau di bawah sinarnya, —     (dan bila gelap menimpa mereka, mereka pun berhenti) sebagai tamsil dari bukti-bukti keterangan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengejutkan hati mereka. Mereka membenarkannya setelah mendengar padanya hal-hal yang mereka senangi sehingga mereka berhenti dari apa-apa yang dibencinya. (Sekiranya Allah menghendaki, niscaya dileryapkan-Nya pendengaran dan penglihatan mereka) baik yang lahir maupun yang batin. —    (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) yang dikehendaki-Nya, termasuk apa-apa yang telah disebutkan tadi.

 

  1. (Hai manusia!) maksudnya warga Mekah, — (Sembahlah olehmu) dengan bertauhid atau mengesakan —  (Tuhanmu yang telah menciptakanmu) padahal sebelum itu kamu dalam keadaan tiada — (dan) diciptakan-Nya pula —  (orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa) artinya terpelihara dari siksa dan azab-Nya yakni dengan jalan beribadah kepada-Nya. Pada asalnya la’alla mengungkapkan harapan, tetapi pada firman Allah berarti menyatakan kepastian.

 

  1. (Dialah yang telah menjadikan) menciptakan— (bagimu bumi sebagai hamparan) yakni hamparan yang tidak begitu keras dan tidak pula begitu lunak sehingga tidak mungkin didiami secara tetap   (dan langit sebagai naungan) sebagai atap —        (dan diturunkan-Nya dari langit air hujan lalu dikeluarkan-Nya daripadanya) maksudnya bermacam —       (buah-buahan sebagai rezeki bagi kamu) buat kamu makan dan kamu berikan rumputnya pada binatang ternakmu, —  (maka janganlah kamu adakan sekutu-sekutu bagi Allah), artinya serikat-serikat-Nya dalam pengabdian —   (padahal kamu mengetahui) bahwa Dia adalah Pencipta, sedangkan mereka itu tidak dapat menciptakan apa-apa, maka tidaklah layak disebut dan dikatakan tuhan.

 

  1. (Sekiranya kamu merasa ragu) atau bimbang — (tentang apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami) maksudnya tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada Muhammad, bahwa itu benar-benar dari Allah, —   (maka buatlah sebuah surat yang sebanding dengannya) dengan surat yang diwahyukan itu. Min mislih, min yang berarti dari, maksudnya di sini ialah untuk menjadi keterangan atau penjelasan, hingga artinya ialah yang sebanding dengannya, baik dalam kedalaman makna maupun dalam keindahan susunan kata serta pemberitaan tentang hal-hal gaib dan sebagainya. Yang dimaksud dengan “surat” ialah suatu susunan kalimat yang berfaedah yang mempunyai permulaan kesudahan, dan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga ayat. —  (Dan ajaklah saksi-saksimu) maksudnya tuhan-tuhanmu yang kamu sembah itu, (selain dari Allah) untuk menjadi penolong-penolongmu, —  (jika kamu orang-orang yang benar!) bahwa Al-Qur’an itu hanyalah buatan dan ucapan Muhammad belaka, maka cobalah lakukan demikian, bukankah kamu orang-orang yang berlidah fasih seperti Muhammad pula?

 

Tatkala mereka tidak mampu memenuhi permintaan itu, maka Allah Ta’ala pun berfirman:

 

  1. (Dan jika kamu tidak dapat melakukan) apa yang disebutkan itu disebabkan kelemahan dan ketidak mampuanmu (dan kamu pasti takkan dapat melakukan) demikian itu untuk selama-lamanya disebabkan terhalang oleh mukjizat Al-Qur’an itu, — (maka jagalah dirimu dari neraka) dengan jalan beriman kepada Allah dan meyakini bahwa Al-Qur’an itu bukanlah ucapan manusia — (yang kayu apiInya terdiri dari manusia) yakni orang-orang kafir )  (dan batu) misalnya yang dipakai untuk membuat patung-patung dan berhala-berhala mereka. Maksudnya api neraka itu amat panas, dan tambah menyala dengan bahan bakar manusia dan batu, jadi bukan sepcrti api dunia yang hanya dapat dinyalakan dengan kayu bakar atau yang lainnya —  (yang disediakan bagi orang-orang kafir) sebagai alat untuk penyiksa mereka. Kalimat belakangan ini dapat menjadi kalimat baru atau menunjukkan keadaan hal yang lazim.

 

  1. (Dan sampaikanlah berita gembira) kabarkanlah — (kepada orang-orang yang beriman) yang membenarkan Allah — (dan mengerjakan kebaikan), baik yang fardu maupun yang sunat —  (bahwa) —  (bagi mereka disediakan surga-surga), yaitu taman-taman yang ada pepohonan dan tempat-tempat kediaman — , (yang mengalir di bawahnya) maksudnya di bawah kayu-kayuan dan mahligai-mah-ligainya, —  (sungai-sungai) maksudnya air yang berada di sungai-sungai itu, karena sungai artinya ialah galian memanjang tempat mengalirnya air, sebab airlah yang telah menggali atau menjadikannya nahr, dan menisbatkan “mengalir” pada selokan disebut “majaz” atau simbolisme. —    (Setiap mereka diberi rezeki dalam surga itu) maksudnya diberi makanan.  (berupa buah-buahan, mereka mengatakan: “Inilah, yang pernah) maksudnya seperti inilah yang pernah — , (diberikan kepada kita dulu”) yakni sebelum masuk surga, karena buah-buahan itu begitu pula ciri masing-masingnya hampir serupa (Mereka disuguhi)  atau dipetikkan buah itu —.  (dalam keadaan serupa), yakni warnanya tetapi berbeda rasanya, —  (dan diberi istri-istri) yaitu wanita-wanita cantik dan selainnya, — TAN (yang suci) suci dari haid dan dari barang kotor lainnya, —  (dan mereka kekal di dalamnya) untuk selama-lamanya, hingga mereka tak pernah fana dan tidak pula di keluarkan dari dalamnya.

 

  1. Untuk menolak perkataan orang-orang Yahudi: “Apa maksud Allah menyebutkan barang-barang hina ini”, yakni ketika Allah mengambil perban: dingan pada lalat dalam firman-Nya “dan sekiranya lalat mengambil sesuatu dari mereka” dan pada laba-laba dalam firman-Nya “tak ubahnya seperti laba-laba”, Allah menurunkan: (Sesungguhnya Allah tidak segan membuat) Atau mengambil — (perbandingan) berfungsi sebagai maful awal atau objek pertama, sedangkan —   (apa juga) kata penyerta yang diberi keterangan dengan kata-kata yang di belakangnya menjadi maful sani atau objek kedua hingga berarti tamsil perbandingan apa pun juga. Atau dapat juga sebagai tambahan untuk memperkuat kehinaan, sedangkan kata-kata di belakangnya menjadi maful Sani —  (seekor nyamuk) yakni serangga kecil, — (atau yang lebih atas dari itu) artinya yang lebih besar dari itu, maksudnya Allah tak hendak mengabaikan hal-hal tersebut, karena mengandung hukum yang perlu diterangkan-Nya. —   (Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa maksudnya perumpamaan itu —  benar), tepat dan cocok dengan situasinya, —   (dari Tuhan mereka, tetapi orang-orang yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini sebagai perumpamaan?” masalan atau perumpamaan itu berfungsi sebagai tamyiz hingga berarti “dengan perumpamaan ini”.  yang berarti “apakah” merupakan kata-kata pertanyaan disertai kecaman, dan berfungsi sebagai mubtada atau subjek. Sedangkan za berarti “yang” berikut silah-nya atau kata-kata pelengkapnya menjadi khabar atau predikat, hingga maksudnya ialah “apa gunanya?”

 

Sebagai jawaban terhadap mereka Allah berfirman: —  (Allah menyesatkan dengannya) maksudnya dengan tamsil perbandingan ini, — (banyak manusia) berpaling dari kebenaran disebabkan kekafiran mereka terhadapnya,’“ (dan dengan perumpamaan itu, banyak pula orang-orang yang diberiNya petunjuk) yaitu dari golongan orang-orang beriman disebabkan mereka membenarkan dan mempercayainya. —   (Tetapi yang disesatkan-Nya itu hanyalah orang-orang yang fasik) yakni yang menyimpang dan tak mau menaati-Nya.

 

  1. (Orang-orang yang) merupakan na’at atau sifat — (melanggar janji Allah) melanggar kewajiban yang ditugaskan Allah kepada mereka dalam kitab-kitab Suci berupa keimanan kepada Nabi Muhammad SAW. —   (setelah teguhnya) setelah kukuhnya perjanjian itu, —   (dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah dengannya untuk dihubungkan) yakni beriman dan menghubungkan silaturahmi dengan Nabi SAW. serta lain-lainnya. Anak kalimat “untuk dihubungkan” menjadi kata ganti dari “dengannya”,   (dan membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan maksiat serta menyimpang dari keimanan —  (merekalah) orangorang yang mempunyai sifat seperti yang dilukiskan itu —  (orang-orang yang rugi) karena mereka dimasukkan ke dalam neraka untuk selama-lamanya.

 

  1. (Mengapa kamu kafir) hai warga Mekah! — (Kepada Allah, padahal) sesungguhnya — (tadinya kamu mati) yakni ketika masih menjadi mani dalam sulbi bapakmu  (lalu kamu dihidupkan-Nya) dalam rahim ibumu dan di dunia dengan jalan meniupkan roh pada tubuhmu. Pertanyaan di sini untuk menyatakan keheranan atas kekafiran mereka padahal bukti-bukti cukup ada, atau dapat juga sebagai celaan dan kecaman terhadap mereka, (kemudian dimatikan-Nya) ketika sampainya ajalmu, (lalu dihidupkan-Nya kembali) pada saat berbangkit,   (kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya) yakni setelah berbangkit itu lalu dibalas-Nya amal perbuatanmu. Sebagai alasan kemungkinan saat berbangkit, Allah berfirman:

 

  1. (Dialah yang telah menciptakan bagimu segala yang terdapat di muka bumi) yaitu menciptakan bumi beserta isinya, (kesemuanya) agar kamu beroleh manfaat dan mengambil perbandingan daripadanya, — (kemudian Ia menyengaja—hendak menciptakan—) artinya setelah menciptakan bumi tadi Ia bermaksud hendak menciptakan pula —  (langit, maka dijadikan-Nya langit itu) hunna se

bagai kata ganti benda yang dimaksud adalah langit itu. Maksudnya ialah dijadikan-Nya, sebagaimana didapati pula pada yang lain faqadahunna yang berarti “maka ditetapkan-Nya mereka” —  (tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu) dikemukakan secara mujmal (ringkas) atau secara mufassal (terurai), maksudnya: “Tidakkah Allah yang mampu menciptakan semua itu dari awal — padahal Dia lebih besar dan lebih hebat daripada kamu — akan mampu pula menghidupkan kamu kembali?”

 

  1. (Dan) ingatlah, hai Muhammad! — (Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi) yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan Ku padanya, yaitu Adam! —  (Kata mereka: “Mengapa hendak Engkau jadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya) yakni dengan berbuat maksiat —  (dan menumpahkan darah) artinya mengalirkan darah dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat kepada mereka maka dibuanglah mereka ke pulau-pulau dan ke gunung-gunung, —  (padahal kami selalu bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan tasbih — (dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca subhanallahi wabihamdih artinya “Mahasuci Allah dan aku memuji-Nya” —  (dan menyucikan-Mu) membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-Mu. Huruf lam pada laka itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat mulai kata “padahal” berfungsi sebagai hal atau menunjukkan keadaan, dan maksudnya ialah: “padahal kami lebih layak untuk diangkat sebagai khalifah itu!” —  (Allah berfirman: —  (“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”) tentang maslahat atau kepentingan mengenai pengangkatan Adam, dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara mereka. Jawab mereka: “Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya.” Maka Allah Ta’ala pun menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi dengan jalan mengambil dari setiap corak atau warnanya barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan bermacam-macam jenis air, lalu dibentuk dan ditiupkan-Nya padanya roh hingga menjadi makhluk yang dapat merasa, setelah tadinya ia hanya barang beku dan tidak bernyawa.

 

  1. (Dan diajarkan-Nya kepada Adam nama-nama) maksudnya nama-nama benda — (kesemuanya) sampai-sampai pada pinggan kecil, penyauk air dan lain-lain dengan jalan memasukkan ke dalam kalbunya , pengetahuan tentang benda-benda itu, —  (kemudian dikemukakanNya mereka) maksudnya benda-benda tadi yang ternyata bukan saja benda-benda mati tetapi juga makhluk-makhluk berakal, —  (kepada para malaikat, lalu Allah berfirman) untuk memojokkan mereka: (“Beritahukanlah kepada-Ku) sebutkanlah: —  (nama-nama mereka) yakni nama-nama benda itu —  (jika kamu memang benar) bahwa tidak ada yang lebih tahu daripada kamu di antara makhluk-makhluk yang Kuciptakan atau bahwa kamulah yang lebih berhak untuk menjadi khalifah. Sebagai “jawab syarat” ditunjukkan oleh kalimat sebelumnya.

 

  1. (Jawab mereka: “Mahasuci Engkau”) artinya tidak sepatutnya kami akan menyanggah kehendak dan rencana-Mu. — (Tak ada yang kami ketahui, kecuali sekadar yang telah Engkau ajarkan kepada kami) mengenai benda-benda tersebut. — (Sesungguhnya, Engkaulah) sebagai taukid atau penguat bagi Engkau yang pertama, —   (Yang Mahatahu lagi Maha bijaksana) hingga tidak seorang pun yang lepas dari pengetahuan serta hikmah kebijaksanaan-Mu.

 

  1. (Allah berfirman:) — (Hai Adam, beri tahukanlah kepada mereka) maksudnya kepada para malaikat itu —   (nama mereka) yakni benda-benda itu. Maka disebutnya satu persatu menurut nama masing-masing berikut hikmah diciptakannya oleh Allah. —  (Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama benda-benda itu, Allah berfirman) kepada mereka guna mencela mereka: —   (Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi) maksudnya mengetahui barang yang tersembunyi pada keduanya, —  (dan mengetahui apa yang kamu lahirkan) yaitu ucapan yang kamu keluarkan “Mengapa hendak Engkau jadikan … dan seterusnya” —   (dan apa yang kamu sembunyikan) yaitu ucapan yang kamu sembunyikan, seperti “Allah tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih pandai dari kami”.

 

  1. (Dan) ingatlah! — (Ketika kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam!”) Maksudnya sujud sebagai penghormatan dengan cara membungkukkan badan, —   (maka mereka pun sujud kecuali iblis) yakni nenek moyang bangsa jin yang ada di antara para malaikat, —   (ia enggan) tak hendak sujud — ,  (dan menyombongkan diri) dengan menyatakan bahwa ia lebih mulia daripada Adam — , (dan iblis termasuk golongan yang kafir) dalam ilmu Allah SWT.

 

  1. (Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamlah kamu), yakni kamu sendiri, kamu yang kedua berfungsi sebagai penguat bagi yang pertama dan dihubungkan dengannya yang ditampilkan sebagai damir atau kata ganti yang tersembunyi — (bersama istrimu) yakni Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam yang sebelah kiri. — (dalam Surga ini dan makanlah di antara makanan-makanannya) —  (yang banyak) dan tidak dilarang —  (di mana saja kamu sukai, tetapi janganlah kamu dekati pohon ini) pohon anggur atau batang gandum ini atau lain-lainnya, maksudnya jangan memakan buahnya —   (hingga kamu menjadi orang-orang yang lalim) atau durhaka!

 

  1. (Lalu keduanya digelincirkan oleh setan) oleh iblis, dan menurut suatu qiraat fa-azalahuma artinya “maka iblis pun menyingkirkan keduanya” — (daripadanya) maksudnya dari dalam surga dengan memperdayakan serta mengatakan kepada mereka: “Maukah kalian saya tunjukkan suatu macam pohon kekal yang akan mengekalkan kehidupan kalian? Itulah dia syajaratul khuldi atau pohon keabadian. Mereka tidak lupa bersumpah atas nama Allah bahwa mereka hanyalah hendak menyampaikan nasihat dan anjuran baik belaka. Maka Adam dan Hawa pun memakan buah itu, —  (dan Allah mengeluarkan mereka dari keadaan yang  mereka alami semula) yakni dari nikmat surga —  (dan firman Kami: “Turunlah kalian!”) maksudnya ke bumi, yakni kalian berdua bersama anak cucu kalian, —  (sebagian kalian) sebagian anak cucu kalian itu   (menjadi musuh bagi yang lain) disebabkan penganiayaan sebagian kalian terhadap lainnya, —   (dan bagi kalian tersedia tempat kediaman di bumi) artinya tempat menetap —   (dan kesenangan) berupa hasil tumbuh-tumbuhannya yang kalian senangi dan dapat kalian nikmati, — wedi (sampai waktu tertentu) maksudnya hingga saat datangnya ajal kalian nanti.

 

  1. (Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya) yakni dengan diilhamkan-Nya kepadanya, menurut suatu qiraat Adama dibaca nasab, sedangkan kalimatun dibaca rafa’, sehingga arti kalimat itu pun menjadi “maka datanglah kepada Adam kalimat dari Tuhannya”, yakni yang berbunyi rabbana zalamna anfusana — ayat itu — artinya “Ya Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya kepada diri kami, ………… dan seterusnya”. Maka Adam pun menyampaikan doanya dengan ayat tersebut. — (maka Allah menerima tobatnya) artinya mengampuni dosanya. —  (Sesungguhnya Ia Maha Penerima tobat) terhadap hamba-hamba-Nya  (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.

 

  1. (Kami berfirman: “Turunlah kalian daripadanya”) maksudnya, dari surga! — la (Semuanya) diulanginya dan dihubungkan-Nya dengan kalimat yang mula-mula tadi — (kemudian jika) asalnya dari in-ma yang diidgamkan menjadi imma yang berarti jika — in huruf syarat — dan ma sebagai tambahan. —  (Datang petunjuk-Ku kepada kalian) berupa kitab dan rasul, —  (maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) lalu ia beriman kepada-Ku dan beramal serta taat kepada  —  (niscaya tak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka berdukacita) yakni di akhirat kelak, karena mereka akan masuk surga.

 

  1. (Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami) mendustakan kitab-kitab suci Kami — (mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya) mereka tetap tinggal di sana untuk selama-lamanya, tidak akan mati dan tidak pula akan keluar.

 

40  (Hai Bani Israil!) maksudnya ialah anak cucu Ya’qub .  (Ingatlah akan nikmat karunia-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian) maksudnya kepada nenek moyang kalian, berupa menyelamatkan kalian dari kejaran Firaun, membelah lautan, menaungkan awan, dan lain-lain, yaitu mensyukurinya dengan jalan taat kepada-Ku, —  (dan penuhilah janji kalian kepada-Ku) yang telah kalian janjikan dulu, berupa keimanan kepada Muhammad —  (niscaya Kupenuhi pula janji-Ku kepada kalian) berupa pemberian pahala dan masuk surga  (dan hanya kepada-Ku-lah kalian harus takut) hingga kalian tidak berani menyalahi janji itu, dan kalian tidak perlu takut kepada pihak lain.

 

  1. (Dan berimanlah kalian pada apa yang Kuturunkan) yakni Al-Qur’an —  (yang membenarkan apa yang ada beserta kalian) yaitu Taurat berupa kesamaan dalam ketauhidan kenabian Muhammad —   (dan janganlah kalian menjadi orang yang pertama kafir kepadanya) yakni dari golongan Ahlul Kitab karena orang-orang yang di belakang itu hanya akan mengikuti sikap dan tindakan kalian, sehingga dosa  kekafiran mereka akan terpikul di atas pundak kalian —  (dan janganlah kalian jual) janganlah kalian tukar —   (ayat-ayat-Ku) yang terdapat dalam kitab suci kalian tentang sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad  (dengan harga yang rendah) dengan pengganti yang rendah nilainya berupa harta dunia. Maksudnya janganlah kalian sembunyikan karena khawatir takkan beroleh lagi keuntungan-keuntungan yang kalian perdapat selama ini dari nenek moyang kalian —  (dan hanya kepada-Ku-lah kalian harus bertakwa) maksudnya harus takut dalam hal itu dan bukan kepada selain-Ku.

 

  1. (Dan janganlah kalian campur aduk) — (barang yang hak) yang telah Kuturunkan kepada kalian — , (dengan yang batil) yang kamu ada-adakan —  (dan) jangan pula —  (kalian sembunyikan yang hak itu) berupa sifat dan ciri-ciri Muhammad —  (sedangkan kalian mengetahui) bahwa ia hak adanya.

 

  1. (Dan dirikanlah salat, bayarkan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk) artinya salatlah bersama Muhammad dan para sahabatnya. Lalu Allah SWT. menunjukkan kepada para ulama mereka yang pernah memesankan kepada kaum kerabat mereka yang masuk Islam: “Tetaplah kalian dalam agama Muhammad, karena ia adalah agama yang benar!”

 

  1. (Mengapa kamu menyuruh orang lain berbuat kebaikan) yaitu beriman pada kerasulan Muhammad — (sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri) hingga kamu mengabaikannya dan tak mau beriman kepadanya —  (padahal kamu membaca kitab) yakni Taurat, di dalamnya tercantum ancaman atau siksaan terhadap orang yang tidak sesuai antara perkataan dan perbuatannya! —  (Tidakkah kamu pikirkan?”). Akan akibat jelek perbuatanmu hingga kamu jadi insaf? Yang menjadi bahan pertanyaan dan kecaman ialah kalimat “sedangkan kamu melupakan …. dan seterusnya”.

 

  1. (Mintalah pertolongan) dalam menghadapi urusan atau kesulitan-kesulitanmu — (dengan jalan bersabar) menahan diri dari hal-hal yang tidak baik —  (dan salat). Khusus disebutkan di sini untuk menyatakan bagaimana pentingnya salat itu. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa jika Nabi SAW. hatinya risau disebabkan sesuatu masalah, maka beliau segera melakukan salat. Ada pula yang mengatakan bahwa perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang terhalang beriman disebabkan ketamakan dan ingin kedudukan. Maka mereka disuruh bersabar yang maksudnya ialah berpuasa, karena berpuasa dapat melenyapkan itu, dan salat, karena dapat menimbulkan kekhusyukan dan membasmi ketakaburan. —  (Dan sesungguhnya ia) maksudnya salat —  (amat berat) akan terasa  berat —  (kecuali bagi orang-orang yang khusyuk) yang cenderung kepada berbuat taat.

 

  1. (Orang-orang yang yakin) — (bahwa mereka akan menemui Tuhan mereka) ketika saat berbangkit — (dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya) yaitu di akhirat dan bahwa Ia akan membalas segala perbuatan mereka.

 

  1. (Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kuanugerahkan kepadamu) yaitu mensyukurinya dengan jalan menaati-Ku — KRS, (dan ingatlah pula bahwa Aku telah mengistimewakan kamu) maksudnya nenek moyangmu — (atas penduduk dunia) maksudnya penduduk di zaman mereka itu.

 

  1. (Dan takutilah olehmu) — (suatu hari, yang pada  hari itu tidak dapat membela) —  (seseorang atas orang lainnya walau sedikit pun) yakni pada hari kiamat — , (dan tidak diterima) ada yang membaca tuqbalu — dengan ta — dan ada pula yuqbalu — dengan ya —  (daripadanya syafaat) artinya pada hari kiamat tidak ada perantara dan tak ada orang yang dapat dijadikan sebagai perantara,  (dan tidak pula tebusan)   (dan tidaklah mereka akan ditolong) artinya dibebaskan dari azab Allah.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Kami membebaskan kamu) maksudnya nenek moyangmu, ucapan ini dan yang berikutnya ditujukan kepada generasi yang terdapat di masa nabi kita, mengenai nikmat karunia yang dilimpahkan kepada nenek moyang mereka itu, agar mereka ingat kepadanya dan beriman kepada Allah Ta’ala —  (dari kaum keluarga Firaun yang merasakan kepadamu) maksudnya menimpakan —   (sejelek-jelek siksaan) artinya siksaan yang amat berat. Kalimat itu merupakan “hal” bagi kata ganti orang yang terdapat pada membebaskan  kamu”. —  (Mereka menyembelih) merupakan penjelasan bagi kalimat yang sebelumnya —  (anak-anak lelakimu) —  (dan membiarkan hidup) artinya tidak membunuh —  (anak-anak perempuanmu). Hal ini disebabkan ramalan tukang tenung bahwa akan ada seorang anak lelaki kelahiran Bani Israil yang akan menjadi penyebab lenyapnya kerajaan Firaun itu. —   (Dan hal yang demikian itu) yakni siksaan atau pembebasan —  (menjadi cobaan) ujian atau pemberian nikmat—  (yang amat besar dari Tuhanmu)?

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Kami pisah) Kami belah —  (demi karenamu) —  (lautan) sehingga kamu dapat masuk dan melintasinya ketika melarikan diri dari musuhmu —  (lalu Kami selamatkan  kamu) dari bahaya tenggelam, — Osis (dan Kami tenggelamkan keluarga Firaun) beserta kaumnya —  (sedangkan kamu sendiri menyaksikan) hal itu, yaitu bertautnya lautan yang menutupi mereka.

 

  1. (Dan ingatlah ketika Kami menjanjikan) dalam sekian masa (kepada Musa selama empat puluh malam) maksudnya Kami janjikan akan memberinya Taurat setelah 40 malam untuk menjadi pedoman bagi kamu —  (lalu kamu ambil anak lembu) maksudnya patung anak lembu yang ditempa oleh Samiri menjadi tuhan —   (sepeninggalnya) artinya setelah ia pergi memenuhi perjanjian dengan Kami itu, —   (dan kamu adalah orang-orang aniaya) disebabkan menaruh sesuatu bukan pada tempatnya, yaitu mengambil anak lembu itu se-. bagai sembahan.

 

  1. (Kemudian Kami maafkan kamu) Kami hapus dan ampuni kesalahanmu — (setelah itu) setelah pengambilan patung menjadi  tuhan —  (agar kamu bersyukur) dan menyadari nikmat karunia Kami kepadamu.

 

  1. (Dan ingatlah ketika Kami berikan kepada Musa Al-Kitab) yakni Kitab Taurat — (dan pemisah), merupakan ‘ataf tafsir hubungan sebagai penjelasan bagi Taurat yang menjadi pemisah di antara yang hak dengan yang batil, yang halal dengan yang haram, — (agar kamu peroleh petunjuk) dengannya dari kesesatan.

 

  1. (Dan ketika Musa berkata tepada kaumnya) y yang telah menyembah patung anak lembu itu, — (Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu karena kamu telah mengambil anak lembu) sebagai sembahan, — (maka bertobatlah kamu kepada Tuhanmu) yang telah menciptakanmu atas kesalahanmu tidak menyembah kepada-Nya, —  (maka bunuhlah dirimu) maksudnya hendaklah yang tidak bersalah di antaramu membunuh yang bersalah! —  (Demikian itu) yakni membunuh itu —  (lebih baik bagimu di sisi Tuhanmu) hingga dituntun-Nya kamu untuk melakukannya, dan dikirim-Nya awan hitam agar sebagian kamu tidak melihat lainnya yang akan menyebabkan timbulnya rasa kasihan di antara kamu yang akan menghalangi pembunuhan ini. Maka berhasillah pembunuhan masal itu sehingga yang tewas di antara kamu tidak kurang dari tujuh puluh ribu orang banyaknya. —  (Maka Allah menerima tobatmu). —   (Sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Dan ketika kamu berkata) yaitu setelah kamu pergi bersama Musa untuk memohon ampun kepada Allah sebab menyembah patung anak lembu dan telah kamu dengar pula firman-Nya. — (“Hai Musa, kami takkan beriman kepada sebelum kami melihat Allah secara terang!”) secara nyata. —  (Sebab itu kamu disambar petir) atau halilintar hingga kamu tewas —  (sedangkan kamu menyaksikannya) atas peristiwa yang menimpa dirimu itu.

 

  1. (Setelah itu Kami bangkitkan kamu) maksudnya Kami hidupkan kembali kamu, — (setelah kematian kamu, agar kamu bersyukur) atas nikmat karunia Kami itu.

 

  1. (Dan Kami naungi kamu dengan awan) artinya Kami taruh awan tipis di atas kepalamu agar kamu terlindung dari panasnya cahaya matahari di Padang Tih, — (dan kami turunkan padamu) di Padang Tih itu —   (manna dan salwa) yakni makanan manis seperti madu dan daging burung sebangsa puyuh dan firman Kami:   (“Makanlah di antara makanan yang baik yang Kami karuniakan kepadamu) dan janganlah kamu simpan! Tetapi mereka mengufuri nikmat itu, dan mereka menyimpannya. Maka Allah pun menghentikan rezeki atas mereka —  (dan tidaklah mereka menganiaya Kami) dengan perbuatan itu, — . (tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri) karena bencananya kembali kepada mereka juga.

 

  1. (Dan ingatlah ketika Kami berfirman) kepada mereka setelah mereka keluar dari Bukit Tih: — (“Masuklah kamu ke negeri ini”) yakni Baitul Makdis atau Yerusalem, dan ada pula yang mengatakan nya ariha. —  (Maka makanlah di antara makanannya yang banyak lagi enak mana yang kamu sukai) tanpa ada larangan,  (dan masukilah pintu gerbang nya) —  (dalam keadaan bersujud) artinya menundukkan diri –  (dan ucapkanlah) sebagai permohonan: —  (“Bebaskanlah kami dari dosa!”) —  (niscaya Kami ampuni), menurut suatu qiraat yugfar, sedangkan menurut suatu qiraat lainnya tugfar, keduanya kata kerja pasif yang berarti “diampuni” —  (bagimu kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami tambah pula pemberian Kami kepada orang-orang yang berbuat baik) maksudnya diampuni karena berlaku taat, diberi tambahan, yakni pahalanya.

 

  1. (Lalu orang-orang yang aniaya mengubah) di antara yg mereka — (perintah yang tidak dititahkan kepada mereka) mereka mengatakan: Habbatun fi sya’ratin, bahkan mereka memasukinya bukan dengan bersujud tetapi merangkak dengan menempelkan pantatnya. —  (Maka Kami timpakan atas orang-orang yang aniaya itu). Di sini disebutkan “atas orang-orang yang aniaya itu”, yang sebenarnya cukup dengan kata ganti “mereka” saja, dengan maksud sebagai kecaman pedas bagi mereka —  (siksa) berupa penyakit ta’un —  (dari langit disebabkan kefasikan mereka) disebabkan mereka melanggar ketaatan. Maka dalam waktu satu jam ada 70 ribu orang atau mendekati jumlah itu di antara mereka yang mati.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Musa memohon air)  (untuk kaumnya) yakni ketika mereka telah kehausan di Padang Tih —  (lalu firman Kami: “Pukulkanlah tongkatmu ke atas batu itu!”) yaitu batu yang pernah membawa lari pakaiannya, bentuknya tipis persegi empat sebesar kepala manusia, batu lunak atau seperti ke duanya, lalu dipukulkannya, —  (maka terpancarlah) terbelahlah batu itu lalu keluar air —  (daripadanya dua belas mata air)  yaitu sebanyak jumlah suku Bani Israil —  (sesungguhnye telah mengetahui tiap-tiap suku) yakni tiap-tiap suku di antara mereka  (tempat minum mereka) masing-masing hingga mereka tidak saling berebut. Lalu firman Kami kepada mereka: —  (“Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah, dan janganlah kamu berbuat onar di muka bumi dengan melakukan pengrusakan!”) Mufsidin menjadi “hal” yang memperkuat perbuatan pelaku asiya yang berarti berbuat onar.

 

  1. (Dan ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa tahan dengan satu makanan saja!”) Maksudnya satu macam saja, yaitu manna dan salwa. — (Oleh sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami) sesuatu —  (dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa)  sebagai penjelasan —  (sayur mayur, mentimun, bawang putih) —   (kacang adas, dan bawang merah, maka jawabnya) yaitu jawab Musa kepada mereka: —  (Maukah kamu mengambil sesuatu yang lebih rendah —atau lebih jelek sebagai pengganti) —   (dari yang lebih baik) atau lebih utama? Pertanyaan ini berarti penolakan, tetapi mereka tidak mau menarik permintaan itu, hingga Musa pun berdoa kepada Allah, maka Allah SWT. berfirman:  (Turunlah kamu) pergilah —  (ke salah satu kota) di antara kota-kota —  (pastilah kamu akan memperoleh) di sana —  (apa yang kamu minta) dari tumbuh-tumbuhan itu. — , (Lalu dipukulkan) ditimpakan —  (atas mereka kenistaan) kehinaan dan kenistaan —  (dan kemiskinan) yakni bekas-bekas dan pengaruh kemiskinan berupa sikap statis dan rendah diri yang akan selalu menyertai mereka, walaupun mereka kaya, tak ubahnya bagai mata uang yang selalu menurut dan takkan lepas dari cetakannya, —  (dan kembalilah mereka) (membawa kemurkaan dari Allah, demikian itu) yakni pukulan dan kemurkaan Allah itu —  (disebabkan mereka) —  (mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi) seperti Nabi Zakaria dan Yahya —  (tanpa hak) hanya karena keaniayaan semata. —  (Demikian itu —terjadikarena mereka selalu berbuat kedurhakaan dan karena mereka melanggar batas) artinya batas-batas peraturan hingga jatuh ke dalam maksiat. Kalimat pertama diulangnya untuk memperkuatnya.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman) kepada para nabi di masa lalu, — (dan orang-orang Yahudi), —  (orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi-in) yakni segolongan dari orang-orang Yahudi atau Nasrani —  (siapa saja yang beriman) di antara mereka —  (kepada Allah dan hari yang akhir) di masa nabi kita —  (serta mengerjakan amal saleh) yaitu syariatnya (mereka akan beroleh pahala) sebagai ganjaran dari amal perbuatan mereka itu —  (di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka berdukacita). Damir atau kata ganti orang pada amana, ‘amila, dan sesudahnya hendaklah diartikan secara umum atau siapa saja.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Kami mengambil ikrar darimu) yakni ikrar bahwa kamu akan melakukan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Taurat. — , (Dan) sesungguhnya — (Kami angkat Gunung Tursina ke atasmu) artinya Kami cabut dari dasarnya untuk ditimpakan kepadamu, yakni tatkala kamu tidak mau berikrar seraya Kami berfirman: —  (“Peganglah dengan teguh apa yang Kami berikan kepadamu ini”) maksudnya secara giat dan sungguh-sungguh —  (dan ingatlah — baik-baik — apa yang ada di dalamnya) yakni dengan mengamalkannya, —  (agar kamu termasuk orang-orang yang bertakwa!”) Artinya terpelihara dirimu dari api neraka dan perbuatan durhaka.

 

  1. (Kemudian kamu berpaling) menyalahi ikrar — (setelah itu) maksudnya setelah berikrar tadi, —   (maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu) yaitu dengan menerima tobatnya atau menangguhkan siksa terhadapmu, GEN (niscayalah kamu akan termasuk orang-orang yang merugi) atau celaka.

 

  1. (Dan sesungguhnya) lam-nya lam gasam menyatakan bersumpah artinya “demi” — (kamu telah mengetahui) —  (orangorang yang melanggar) peraturan —  (di antaramu pada hari Sabtu) yakni dengan menangkap ikan padahal Kami telah melarangmu dari demikian, dan mereka ini ialah penduduk Eilat atau Aylah, —  (lalu Kami titahkan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina!”) artinya yang terkucil. Apa yang dikehendaki Allah itu pun terlaksanalah dan setelah masa tiga hari mereka menemui kematian.

 

  1. (Maka Kami jadikan dia) maksudnya hukuman tersebut (sebagai peringatan) cermin perbandingan hingga mereka tidak melakukannya lagi. —  (Bagi umat-umat di masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian) —  (serta menjadi pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah Ta’ala. Dikhususkan bagi orang-orang ini, karena hanya merekalah yang dapat mengambil manfaat daripadanya, sedangkan orang lain tidak.

 

  1. (Dan) ingatlah – (ketika Masa berkata kepada kaumnya) yakni ketika ada di antara mereka itu seseorang yang terbunuh sedangkan mereka tidak tahu siapa pembunuhnya, lalu mereka minta kepada Musa untuk memohonkan kepada Allah agar Ia memberitahukan siapa pembunuh itu. Maka dimohonkannyalah, lalu katanya: —  (“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina. “Jawab mereka: “Apakah kamu hendak menjadikan kami sebagai bahan ejekan?”) artinya suruhanmu itu akan menyebabkan kami menjadi sasaran olok-olok dan tertawaan orang! —  (Jawab Musa: “Aku berlindung) maksudnya aku tidak sudi! —  (kepada Allah) akan — (menjadi golongan orang-orang yang jahil”) yang suka berolok-olok. Tatkala mereka ketahui bahwa Musa bersungguh-sungguh.

 

  1. (Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami, sapi betina yang manakah itu?”) maksudnya tentang usianya, apakah yang tua ataukah yang muda? — (Jawab Musa: “Allah berfirman bahwa sapi itu ialah sapi betina yang tidak tua) berumur lanjut —  (dan tidak pula muda) atau terlalu kecil, tetapi —  (pertengahan) — (di antara demikian) yakni di antara tua dan muda tadi, — (maka lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu) yaitu supaya menyembelih sapi yang telah dijelaskan itu.

 

  1. (Kata mereka: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar dijelaskan-Nya kepada kami apa warnanya!” Jawab Musa: “Allah berfirman bahwa sapi betina itu ialah sapi betina yang kuning, yakni yang kuning tua warnanya) maksudnya yang kuning pekat — (menyenangkan orang-orang yang memandang) artinya menarik hati mereka disebabkan keelokannya.

 

  1. (Kata mereka: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar dijelaskan-Nya bagi kami hakikat sapi betina itu) apakah yang dimanjakan ataukah yang dipakai bekerja? —  (karena sesungguhnya sapi itu) yakni kalau jenisnya baru yang disebutkan sifatnya  (masih samar bagi kami) karena banyaknya hingga kami tidak mengetahui mana yang dimaksud —  (dan sesungguhnya kami insya Allah akan beroleh  untuk mendapatkannya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa sekiranya mereka tidak mengucapkan “insya Allah”, tidaklah akan dijelaskan kepada mereka untuk selama-lamanya.

 

  1. (Kata Musa: “Allah berfirman bahwa sapi betina itu ialah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk bekerja) — (membajak tanah) untuk ditanami. Kalimat belakang ini menjadi sifat bagi “dipakai untuk bekerja” dan termasuk barang yang dinafikan. —   (Dan tidak pula untuk mengairi tanaman) atau tanah yang dipersiapkan untuk ditanami tumbuh-tumbuhan —  (tidak bercacat) bebas dari aib dan bekas-bekas pekerjaan berat —  (tidak ada belangnya) tidak ada warna lain dari warna aslinya. —   (Kata mereka: “Sekarang barulah Anda mengatakan kebenaran”), maksudnya memberikan pen. jelasan yang cukup jelas tentang sapi yang dimaksud. Mereka cari sapi tersebut dan kebetulan ditemukan pada seorang anak muda yang berbakti kepada ibunya, lalu mereka beli dengan emas sepenuh bungkusan yang terbuat dari kulit sapi itu. —  (Lalu mereka menyembelihnya, dan hampir saja mereka tidak melaksanakannya) karena tinggi harganya. Dalam sebuah hadis disebutkan, seandainya mereka segera menyembelih seekor sapi betina yang ada —tanpa banyak tanya—, yang demikian itu akan mencukupi. Tetapi mereka menyusahkan diri mereka sendiri sehingga dipersulit oleh Allah.

 

  1. (Dan ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu tuduh-menuduh tentang hal itu), asalnya faf-dara’tum lalu ta’ diidgamkan pada dal yang berarti bertengkar dan saling menuduh, — (sedangkan Allah menyingkapkan) atau memperlihatkan —  (apa yang kamu sembunyikan) tentang persoalan tersebut. Kalimat ini adalah suatu interupsi dan merupakan awal kisah.

 

  1. (Lalu firman Kami: “Pukullah dia) maksudnya mayat orang yang terbunuh tadi — (dengan sebagiannya!” — anggota sapi betina itu) lalu mereka pukul dengan lidah atau pangkal ekornya, sehingga ia pun hidup kembali lalu mengatakan siapa pembunuhnya yang tiada lain ialah dua orang saudara sepupunya yang disebutkannya namanya masingmasing. Kemudian ia menjadi mayat kembali, sedangkan kedua pembunuhnya tidak diperbolehkan untuk mendapatkan harta warisan bahkan mereka pun dibunuh pula. Lalu firman Allah Ta’ala: —  (“Demikianlar?), maksud cara-Nya — Asal  (Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan kepadamu tanda-tandanya) bukti-bukti kekuasaan-Nya, —  (agar kamu memikirkan) dan merenungkannya sehingga mengerti dan mengimani Allah yang kuasa menghidupkan seorang manusia yang telah meninggal, juga sanggup menghidupkan berjuta-juta manusia lainnya.

 

  1. (Kemudian hatimu menjadi keras), ditujukan kepada orang-orang Yahudi, hingga tak dapat dimasuki kebenaran, , (setelah itu) yakni setelah peristiwa dihidupkannya orang yang telah mati dan kejadian-kejadian sebelumnya, — (maka ia adalah seperti batu) dalam kerasnya —  (atau lebih keras lagi) daripada batu. —   (Padahal di antara batu-batu itu, sesungguhnya ada yang mengalir anak-anak sungai daripadanya, dan di antaranya ada pula yang terbelah) asalnya yatasyaggagu lalu ta’ diidgamkan pada syin hingga menjadi yasysyaqqaqu. —  (lalu keluarlah air daripadanya, dan sungguh diantaranya ada pula yang jatuh meluncur) dari atas ke bawah —  (karena takut kepada Allah): sebaliknya hatimu tidak terpengaruh karenanya serta tidak pula menjadi lunak atau tunduk. —  (Dan Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan), hanya ditangguhkannya menjatuhkan hukuman hingga saatnya nanti. Menurut satu qiraat, bukan ta’malun tetapi ya’malun artinya “yang mereka kerjakan”, sehingga berarti mengalihkan arah pembicaraan.

 

  1. (Apakah masih kamu harapkan) hai orang beriman! — (Bahwa mereka akan beriman) yakni orang-orang Yahudi itu —   (kepadamu, sedangkan sebagian) atau satu golongan —  (di antara mereka) yakni pendeta-pendeta mereka —  (mendengar firman Allah) yaitu dalam Taurat —  (lalu mengubahnya) —   (setelah mereka memahaminya) —   (padahal mereka mengetahui) bahwa sebenarnya mereka mengada-ada. Pernyataan di sini berarti sanggahan terhadap orang-orang beriman hingga berarti: “Tak usah kamu harapkan mereka akan beriman karena dari dulu mereka juga sudah kafir!”

 

  1. (Dan jika mereka berjumpa) maksudnya jika orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik itu bertemu dengan — (orang-orang beriman, mereka mengatakan: “Kami pun telah beriman) bahwa Muhammad itu adalah seorang nabi yang telah diberitahukan kedatangannya dalam kitab suci kami, —  (tetapi bila mereka telah kembali) atau berada —  (sesama mereka, maka kata mereka) yakni para pemimpin mereka yang bukan munafik kepada yang munafik itu: —  (Apakah kamu hendak menceritakan kepada mereka) maksudnya kepada orang-orang mukmin —  (tentang apa yang telah dibukakan Allah kepada kamu) artinya tentang hal-hal yang diberitahukan Allah kepadamu dalam Taurat mengenai sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad  (sehingga dengan demikian mereka dapat mematahkan alasanmu). “Lam” di sini berarti “mengakibatkan” —  (dengannya di sisi Tuhanmu) yakni di akhirat kelak, di mana mereka akan dapat mengajukan bukti penyelewenganmu, yaitu tak hendak mengikuti Muhammad padahal mengetahui kebenarannya. —  (Tidakkah kamu mengerti?) bahwa mereka akan dapat mematahkan alasanmu jika kamu menyebut-nyebut soal itu? Dari itu hentikanlah tindakanmu itu!

 

  1. (Tidakkah mereka ketahui?) Pertanyaan di sini menunjukkan pengakuan, sehingga kalimat ini berarti bahwa mereka benar tidak mengetahui sedangkan wau yang terletak di depan menyatakan ‘ataf atau adanya hubungan — (bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan) tentang masalah-masalah tersebut hingga seharusnya mereka akan lebih hati-hati dan waspada.

 

  1. (Dan di antara mereka) di antara orang-orang Yahudi itu (ada yang buta huruf) atau orang-orang awam yang —   (tidak mengetahui Al-Kitab) maksudnya Taurat, —   (kecuali) —  (angan-angan) atau kebohongan belaka, yakni yang mereka dengar dari para pemimpin mereka lalu mereka terima dan percayai. —  (Dan tiadalah)   (mereka) yakni dalam menentang kenabian Muhammad dan soal-soal lainnya yang mereka buat-buat itu, —   (kecuali hanyalah menduga-duga belaka) yakni dugaan yang tidak berdasarkan ilmu.

 

  1. (Maka kecelakaan besarlah) atau siksaan berat (bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri) artinya membuat-buatnya menurut kemauan mereka, —  (lalu mereka katakan: “Ini dari Allah” dengan maksud untuk memperdagangkannya dengan harga murah) dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sedikit berupa harta dunia. Mereka ini ialah orang-orang Yahudi yang mengubah-ubah sifat-sifat nabi yang tercantum dalam Taurat, begitupun ayat rajam dan lain-lain yang mereka tulis lain daripada yang dimaksud. —  (Maka siksaan beratlah bagi mereka karena apa yang ditulis oleh tangan mereka) disebabkan mereka mengada-ada yang tidak ada — (dan siksaan beratlah bagi mereka, disebabkan apa yang mereka kerjakan) yakni melakukan penyelewengan dan kecurangan.

 

  1. (Dan mereka berkata) yakni tatkala nabi mengancam mereka dengan neraka: — (“Kami sekali-kali takkan disentuh) tidak akan ditimpa sama sekali —   (oleh api neraka, kecuali selama hari-hari yang berbilang”) maksudnya selama beberapa hari saja, yaitu selama 40 hari yakni selama waktu nenek moyang mereka menyembah patung lembu, kemudian siksaan itu akan berhenti. —  (Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad: —  (“Apakah kamu telah menerima), hamzah wasalnya dibuang karena cukup dengan adanya hamzah istifham — (janji dari Allah) atau ikrar mengenai hal tersebut? —  (Sehingga Allah tidak akan menyalahi janji-Nya?) Tidak, bukan? —  (Ataukah) bahkan —  (kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui).

 

  1. (Tidak demikian yang sebenarnya), tetapi kamu pasti akan masuk neraka dan kekal di dalamnya! — (Barang siapa yang berbuat kejahatan) atau kemusyrikan —  (dan ia dilingkungi oleh dosanya) dapat secara tunggal dan dapat pula secara jamak, maksudnya dosanya itu telah meliputi dan melingkunginya dari segala penjuru, disebabkan kematiannya dalam keadaan musyrik, —  (mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya). Di sini dipakai jamak, dengan menitikberatkan arti man atau “barang siapa”.

 

  1. (Sebaliknya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu penduduk surga, kekal mereka di dalamnya).

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Kami mengambil ikrar dari Bani Israil) maksudnya dalam Taurat, dan Kami katakan:  (Janganlah kamu menyembah) ada yang membaca dengan ta dan ada pula dengan ya —la ya’buduna artinya mereka tidak akan menyembah —  (kecuali kepada Allah). Kalimat ini merupakan kalimat berita, tetapi berarti larangan. Ada pula yang membaca Ia ta’budu artinya janganlah kamu sembah!” —  (Dan) berbuat kebaikanlah! —   (kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya) maksudnya berbakti selain itu juga —  (kaum kerabat) ‘ataf pada alwalidain —   (anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kepada manusia) kata-kata — (yang baik) misalnya menyuruh pada yang baik dan melarang dari yang mungkar, berkata jujur mengenai diri Muhammad dan ramah tamah terhadap sesama manusia. Menurut suatu qiraat husna dengan ha baris di depan dan sukunnya sin” yang merupakan masdar atau kata benda dan dipergunakan sebagai sifat dengan maksud untuk menyatakan “teramat” artinya teramat baik. —  (Dan dirikanlah salat serta bayarkan zakat!) sesungguhnya kamu telah memberikan ikrar tersebut. —  (Kemudian kamu tidak memenuhi) janji itu. Di sini tidak disebut-sebut orang ketiga, yaitu nenek moyang mereka,.   (kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu juga berpaling) seperti halnya nenek moyangmu.

 

  1. (Dan —ingatlahketika Kami menerima perjanjian —puladarimu) dan firman Kami: — (“Kamu tidak akan menumpahkan darahmu) artinya mengalirkannya dengan berbunuhan sesamamu —  (dan tidak akan mengeluarkan dirimu dari kampung halamanmu)  dari negerimu. —  (Kemudian kamu berikrar) akan menepati perjanjian tersebut, —  (sedangkan kamu mempersaksikan) atas diri kamu sendiri.

 

  1. (Kemudian kamu) hai — (Bani Israil, kamu bunuh dirimu) dengan berbunuhan sesamamu —  (dan kamu usir sebagian kamu dari kampung halaman mereka, kamu tolong-menolong), ta’ asalnya diidgamkan pada za sehingga dibaca tazzaharuna, tetapi pada satu qiraat diringankan dengan membuangnya sehingga bacaannya menjadi tazaharuna dengan membuang za yang berarti tolong-menolong —  (terhadap mereka dengan —berbuat dosa) maksiat —  (dan permusuhan) atau penganiayaan. —  (Tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai orang-orang tawanan), pada satu gira’at tercantum asra. —  (kamu tebus mereka), ada pula yang membaca tafduhum, artinya kamu bebaskan mereka dari tawanan dengan harta atau lainnya, dan ini termasuk kebiasaan yang berlaku di kalangan orang-orang Yahudi —  (padahal dia) artinya kenyataannya  (mengusir mereka itu diharamkan bagimu). Kalimat ini berhubungan dengan firman-Nya “dan kamu usir”, sedangkan kalimat-kalimat yang terdapat di antara keduanya merupakan “jumlah mu’taridah” atau interupsi, artinya sebagaimana diharamkannya mengabaikan tebusan.

 

Selama ini suku Quraizah mengadakan persekutuan dengan Aus, sedangkan Nadir dengan Khazraj. Setiap suku ikut berperang bersama sekutu mereka, bahkan sampai menghancurkan dan mengusir pihak lawan walaupun sama-sama Yahudi. Tetapi jika Yahudi pihak lawan itu tertawan, maka mereka tebus. Jika ditanyakan kepada mereka, mengapa kamu perangi dan kamu tebus mereka, maka jawab mereka: “Yah, kami diminta mereka untuk memberikan tebusan”. Jika ditanyakan: “Mengapa pula kamu perangi mereka?” Jawab mereka: “Ya, kami merasa malu jika sekutu-sekutu kami menderita kekalahan!”

 

Firman Allah Ta’ala: —  (apakah kamu beriman pada sebagian Al-Kitab) yakni soal menebus tawanan —  (dan ingkar terhadap sebagian yang lain) agar tidak membunuh, tidak mengusir, dan tidak bantu-membantu berbuat dosa dan penganiayaan. —  (Tidak ada balasan bogi orang yang berbuat demikian di antaramu, kecuali kehinaan) atau kenistaan —  (dalam kehidupan dunia). Kehinaan ini telah dialami oleh Bani Quraizah dengan dibunuh dan dibasminya golongan laki-laki mereka, dan juga oleh Bani Nadir yang diusir ke Syam dan diwajibkan membayar upeti. —   (Dan pada hari kiamat mereka dikembalikan pada siksaan yang amat berat, dan Allah tidak lengah dari apa yang kamu kerja. kan). Ada yang membaca dengan ta’ dan ada pula yang dengan ya’.

 

  1. (Merekalah orang-orang yang mem. beli kehidupan dunia dengan — kehidupan — akhirat) artinya lebih mengutamakan dunia daripada akhirat — (maka tidaklah akan diringankan siksa terhadap mereka dan tidaklah mereka akan beroleh bantuan) untuk menghindarkan siksaan itu.

 

  1. (Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab kepada Musa), yakni Taurat, — (lalu Kami susul setelah itu dengan para rasul) secara berturut-turut artinya Kami kirim seorang rasul sesudah yang lain, —  (dan Kami berikan kepada Isa bin Maryam bukti-bukti kebenaran) yakni mukjizat menghidupkan mayat, menyembuhkan orang yang buta dan berpenyakit kusta.  (Dan kami perkuat ia dengan Roh Kudus) merupakan “idafat mausuf pada sifat” maksudnya ialah Roh yang disucikan yakni Jibril, sehingga karena kesuciannya ikut mengiringkannya ke mana pergi. Namun kamu tidak juga hendak mengikuti jalan yang benar! —  (Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul dengan —membawaapa yang tidak diingini) atau disukai —  (dirimu) berupa kebenaran  (kamu menjadi takabur) atau menyombongkan diri tak mau mengikutinya. Kalimat ini merupakan jawaban bagi “setiap”, dan dialah yang menjadi sasaran pertanyaan, sedangkan tujuannya tidak lain dari celaan dan kecaman, —  (maka sebagian) di antara mereka —  (kamu dustakan) seperti Nabi Isa, — , (dan sebagian lagi kamu bunuh): kata kerja “mudari’ ” atau masa sekarang untuk menunjukkan peristiwa di masa lampau, artinya telah kamu bunuh Zakaria dan Yahya.

 

  1. (Dan mereka berkata) kepada nabi untuk berolok-olok: — (Hati kami tertutup”) jamak dari aglaf yang berarti dibungkus tertutup rapat, sehingga tak dapat mendengar apa yang dikatakan orang. Firman Allah Ta’ala: —  (Tetapi) menegaskan kenyataan sebenarnya —  (Allah telah mengutuk mereka) menjauhkan mereka dari rahmat-Nya dengan menolak permohonan mereka sehingga mereka menjadi putus asa — (disebabkan kekafiran mereka) jadi bukanlah karena cacat pada hati mereka,  (maka hanya sedikit sekali mereka yang beriman). Ma merupakan tambahan untuk menunjukkan teramat sedikitnya mereka yang beriman itu.

 

  1. (Dan tatkala datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka) yakni Taurat — (padahal sebelumnya mereka) maksudnya sebelum datangnya Al-Quran itu —  (memohon pertolongan) agar beroleh kemenangan —  (atas orang-orang yang kafir) dengan mengucapkan: “Ya Allah, tolonglah kami dengan nabi yang akan dibangkitkan di akhir zaman”. —  (Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui) yaitu berupa kebenaran dengan di bangkitkannya Nabi Muhammad itu —  (mereka lalu ingkar kepadanya) disebabkan kedengkian dan takut kehilangan pengaruh. Jawaban bagi lamma atau “tatkala” yang pertama, ditunjukkan oleh jawaban lamma yang  kedua. —  (Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang kafir itu).

 

  1. (Alangkah buruknya —perbuatan merekamenjual) — (diri mereka sendiri) maksudnya bagian pahala mereka. Ma pada kata-kata bi-sama adalah kata “nakirah” atau “tidak tentu (indefinit)” dan berarti “sesuatu”, merupakan “tamyiz” bagi pelaku kata kerja bi-sa yang dikhususkan untuk celaan. —  (Bahwa mereka kafir) artinya dengan kekafiran mereka — :  (terhadap apa yang diturunkan Allah) berupa Al-Quran —  (disebabkan kedengkian) berfungsi sebagai “maful li-ajlih” menunjukkan motif bagi kekafiran mereka itu. —  (Bahwa Allah menurunkan) ada yang membaca yunzila dan ada pula yunazzila —   (karunia-Nya) maksudnya wahyu —  (kepada siapa yang dikehendaki-Nya) untuk menjadi rasul —  (di antara hambahamba-Nya. Karena itu mereka kembali) —  (dengan kemurkaan) dari Allah disebabkan kekafiran mereka terhadap wahyu yang diturunkan itu. Ce3 ini menyatakan betapa besarnya kesalahan yang mereka perbuat, —  (di balik kemurkaan) artinya yang bertimpa-timpa yakni setelah kemurkaan yang selayaknya mereka terima sebelum itu,  dengan menyia-nyiakan kitab Taurat serta menolak Nabi Isa. —  (Dan bagi orang kafir —disediakan— siksaan yang menghinakan)

 

  1. (Dan apabila dikatakan kepada mereka “Berimanlah kamu kepada apa yang diturunkan Allah!”) yakni Al-Guran dan lain-lain  (mereka berkata: “Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”) yakni Taurat. Maka firman Allah Ta’ala:  (Sedangkan mereka kafir): wau di sini menunjukkan “hal” sehingga berarti “sedangkan”. —  (Terhadap yang —turundi belakangnya) atau selain dari itu seperti Al-Guran. —  (padahal Al-Juran itulah yang hak), kalimat ini menjadi “hal” —  (membenarkan) menjadi “hal” yang kedua yang memperkuat —  (apa yang ada pada mereka. Katakanlah) kepada mereka: —   (“Mengapa kamu bunuh) —  (nabinabi Allah dulu, jika kamu benar-benar beriman?”) pada Taurat, padahal padanya terdapat larangan membunuh mereka. Pertanyaan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang ada di masa nabi kita mengenai perbuatan nenek moyang mereka yang nyata-nyata mereka setujui.

 

  1. (Dan sesungguhnya telah datang kepadamu Musa membawa bukti-bukti kebenaran) maksudnya mukjizat seperti tongkat, tangan, dan terbelahnya lautan — (kemudian kamu ambil anak sapi) sebagai sembahan —  (sesudahnya) maksudnya sesudah, kepergiannya ke miqat —  (bahkan kamu adalah orang-orang yang aniaya!) Karena telah menjadikan anak sapi sebagai sembahan.

 

  1. (Dan ketika Kami mengambil ikrar darimu) untuk (Kami angkat bukit di atasmu) maksudnya Bukit Tursina yakni mengamalkan apa yang terdapat dalam Taurat — (dan) sungguh — untuk dijatuhkan di atasmu karena kamu menolak untuk berikrar itu, seraya Kami berfirman: —  (Pegang teguhlah apa yang Kami berikan padamu) maksudnya taatilah dengan giat dan bersungguh-sungguh —  (dan dengarkanlah!”) Apa yang akan dititahkan kepadamu dengan patuh, (mereka menjawab: “Kami dengar”) firman-Mu —  (“tetapi tak hendak kami patuhi”) perintah-Mu itu —   (dan diminumkan ke dalam hati mereka anak sapi) artinya diresapkan ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah anak sapi tak ubah bagai meresapnya minuman —  (karena kekafiran mereka. Katakanlah) kepada mereka   (teramat jahatlah apa) maksudnya sesuatu —  (yang diperintahkan oleh keimananmu!) terhadap Taurat itu, yaitu pemujaan anak sapi, — (jika kamu benar-benar beriman”) kepadanya sebagai pengakuanmu itu! Maksud ayat, sebenarnya kamu tidak beriman, karena beriman yang sesungguhnya tidak mungkin menyuruh orang untuk menyembah anak sapi. Yang diceritakan di sini nenek moyang mereka, tetapi yang dituju ialah mereka sendiri seolah-olah Allah berfirman: “Demikian pula halnya kamu tidak beriman pada Taurat, karena kamu mendustakan Muhammad, padahal keimanan pada kitab itu tak mungkin akan berakibat mendustakannya!”

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka: — (“Jika kampung akhirat itu untukmu) maksudnya surga —  (khusus di sisi Allah) hanya untuk kamu —  (bukan untuk orang lain) seperti pengakuanmu —  (maka inginilah kematian Jika kamu memang benar!”) Dalam mengingini kematian itu bergantung dua syarat, dengan ketentuan yang pertama dikaitkan pada yang kedua maksudnya: Jika pengakuanmu benar bahwa surga itu hanya milikmu khusus, sedangkan menurut kebiasaan, seseorang ingin segera menemukan miliknya itu, dan jalan untuk mendapatkan tiada lain hanya kematian, maka inginilah segera kematian itu olehmu!

 

  1. (Dan mereka sekali-kali tak akan menginginkan kematian itu disebabkan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka) berupa kekafiran mereka kepada nabi sebagai akibat dari mendustakannya — (dan Allah Maha Mengetahui terhadap orang-orang aniaya) yaitu orang-orang yang kafir, karenanya Allah pasti akan membalas mereka.

 

  1. (Dan demi sesungguhnya, akan kamu jumpai mereka itu), . “lam” menunjukkan sumpah — I (Setamak-tamak manusia atas kehidupan —duniadan) lebih tamak lagi —  (dari orang-orang musyrik) yakni yang mengingkari hari berbangkit mereka tahu bahwa tempat kediaman mereka itu neraka, berbeda halnya dengan orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari yang akhir itu. —  (Masing-masing mereka menginginkan) atau mengharapkan —  (agar diberi umur seribu tahun), Lau masdariyah sama artinya dengan an atau “agar”, dan dengan silah-nya ditakwilkan sebagai “masdar” atau kata benda , menjadi “maful bih” atau “objek penderita” dari yawaddu. —  (Dan tidaklah dia) maksudnya masing-masing dari mereka —  (akan menJauhkannya) menyelamatkan dirinya —  (dari siksa) maksudnya neraka —  (karena ia diberi umur panjang itu) An bersama silah-nya ini menjadi “fa’il” atau “pelaku” dari muzahzihihi. — (Dan Allah Maha Melihat akan apa yang mereka kerjakan), karena itu Allah akan membalasnya. Ada yang membaca dengan ya’ dan ada pula dengan ta’. Ibnu Suriya bertanya kepada Nabi SAW. atau Umar: “Siapakah di antara malaikat yang menyampaikan wahyu?” Jawabnya: “Jibril”. Kata Ibnu Suriya: “Dia musuh kami yang selalu mendatangkan siksa atau kesengsaraan. Kalau saja Mikail, tentu kami akan beriman, karena dia yang membawa kemakmuran dan kedamaian.”

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka: — (“Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril) maka silakan ia binasa dengan kebenciannya itu! —  (Maka sesungguhnya Jibril itu menurunkannya) maksudnya Al-Qur’an —  (ke dalam hatimu dengan seizin) atau perintah —  (Allah, membenarkan apa-apa yang berada di hadapannya) yaitu kitab-kitab yang turun sebelumnya —  (dan menjadi petunjuk) dari kesesatan —  (serta berita gembira) berupa surga  (bagi orang-orang yang beriman).

 

  1. (Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Jibril) ada yang membaca Jibril ada pula Jabril, Jabra-il atau Jabrail, — (dan Mikail), di’ataf atau dihubungkan kepada malaikat, dari jenis yang khas pada yang umum. Ada pula yang membaca Mikail yaitu dengan hamzah serta ya’, dan ada pula Mikail yaitu dengan tambahan hamzah saja, — (maka sesungguhnya Allah menjadi musuh bagi orang-orang yang kafir). Orang itu ditempatkan pada suatu posisi untuk menyatakan keadaannya.

 

  1. (Dan mereka mengikuti), di-ataf-kan pada nabaza — (apa yang dibaca) dulu —  (oleh setan-setan pada) masa —  (kerajaan Sulaiman) berupa buku-buku sihir yang mereka pendam di bawah singgasananya ketika kerajaannya rubuh. Atau mungkin juga setan-setan itu mencuri dengar lalu mencampurkan ke buku-buku itu kebohongan-kebohongan dan memberikannya kepada tukang-tukang tenung yang membukukannya sehingga tersebar berita bahwa jin mengajarkan hal-hal gaib. Sulaiman pun mengumpulkan buku-buku itu lalu menguburkannya. Tatkala ia mangkat, setan-setan pun menunjukkannya kepada manusia, dan ketika mereka bongkar ternyata di dalamnya ada ilmu sihir. Kata mereka: “Kerajaan kamu berdirinya ialah dengan ini!” Lalu mereka pelajari ilmu sihir itu dan mereka tolak buku-buku nabi-nabi mereka. Ketika orang-orang Yahudi mengatakan: “Lihat itu Muhammad, disebutkannya Sulaiman itu seorang nabi, padahal ia tidak lebih dari seorang tukang sihir, maka Allah pun berfirman untuk membuktikan kebenaran Sulaiman dan menyangkal orang-orang Yahudi itu. —  (Padahal Sulaiman tidaklah kafir) maksudnya ia tidaklah melakukan sihir, sebab sihir adalah perbuatan kafir —   (hanya)  ada yang membaca lakinna dan ada pula lakin —  (setan-setanlah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia). Kalimat ini menjadi hal bagi kata ganti yang terdapat pada kafaru  (dan) mengajarkan pula kepada mereka —  (apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat) artinya ilmu sihir yang diilhamkan kepada mereka. Ada pula yang membaca al-malikain dengan lam baris di  bawah sehingga berarti dua orang raja, yaitu yang berada —  (di Babilon) suatu negeri di tanah subur Irak. —  (Harut dan Marut) merupakan “badal” atau nama dan kata ganti dari kedua Malaikat itu, atau ‘ataf bayan artinya hubungan yang meraberi penjelasan. Menurut Ibnu Abbas, kedua mereka itu ialah tukang sihir yang mengajarkan ilmu sihir, dan ada pula yang mengatakan bahwa mereka ialah dua orang malaikat yang sengaja diturunkan Allah untuk menyebarkannya sebagai batu ujian dari Allah terhadap umat manusia. —  (Sedangkan keduanya tidaklah mengajakan kepada) min merupakan tambahan —  (seorang pun sebelum mengatakan) atau menyampaikan nasihat lebih dulu: — (“Sesungguhnya kami ini hanya cobaan) ujian dari Allah terhadap manusia dengan mengajarkannya. Maka barang siapa yang mempelajarinya, ia jatuh kafir dan siapa yang meninggalkannya ia mukmin —  (sebab itu janganlah kamu kafir!”) Jika ia masih mendesak untuk mempelajarinya barulah mereka mengajarkannya. —  (Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat menceraikan antara seorang laki-laki dengan istrinya), misalnya dengan membangkitkan amarah  dan kebencian yang satu terhadap lainnya. —  (Dan tidaklah mereka) yakni ahli-ahli sihir itu (dapat memberi madarat dengannya) maksudnya dengan ilmu sihir itu —  (dari) min di sini hanya sebagai tambahan —  (kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah) atau kehendak-Nya. —  (Dan mereka pelajari apa yang memberi madarat kepada mereka) yakni di akhirat —  (dan yang tidak memberi manfaat) yakni sihir. —  (Dan sesungguhnya) lam menunjukkan sumpah —  (mereka sebenarnya tahu) yakni orang-orang Yahudi itu sebenarnya yakin —  (bahwa barang siapa), lam merupakan lam ibtida’ yang menghubungkan dengan kalimat sebelumnya sedangkan man isim mausul  (yang menukarnya) atau menggantinya — sihir — dengan Kitabullah,  (tiadalah baginya bagian di akhirat) atau keberuntungan  dalam surga, — , (dan amat buruklah sesuatu) maksudnya perbuatan  mereka — la (menjual) menukarkan —  (diri mereka dengannya) yakni menjual kebahagiaannya di akhirat dengan mempelajari sihir karena  telah pasti akan menjebloskan mereka ke dalam neraka, —  (seandainya mereka menyadarinya) jika mereka benar-benar tahu atau menya. dari hakikat siksaan yang akan mereka jalani di akhirat kelak, niscaya mere. ka tak mau mempelajarinya.

 

  1. (Dan seandainya mereka) orang-orang Yahudi — (beriman) terhadap nabi dan Al-Qur’an —  (dan menjaga diri mereka) dari siksa Allah dengan meninggalkan maksiat seperti sihir. Jawaban dari Jay ini dibuang. Atau tentulah mereka akan diberi pahala. Hal ini ditunjukkan  oleh —  (maka sesungguhnya pahala), masubatun menjadi mubtada, sedangkan lam menunjukkan sumpah —  (di sisi Allah itu lebih baik) khairun menjadi khabar, artinya “lebih baik” yakni lebih baik dari hasil penjualan diri mereka itu —  (seandainya mereka mengetahuinya) seandainya mereka tahu bahwa pahala itu lebih baik, tentulah mereka takkan mementingkan yang lain.

 

  1. orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan) kepada nabi — (ra’ina) artinya (“perhatikanlah kami”): ra’ina terambil dari kata mura’ah, tetapi orang-orang Yahudi biasa mengatakan raunah yang dalam bahasa mereka berarti “teramat bodoh” sebagai ejekan kepada nabi, maka orang-orang mukmin dilarang mengucapkan kata-kata itu,   (dan katakanlah) yakni sebagai gantinya: —  (unzurna) artinya (“lihatlah kami”) —  (dan dengarlah olehmu) apa-apa yang dititahkan  dengan kesediaan untuk mematuhinya —  (dan bagi orang-orang kafir —disediakansiksaan pedih) yang menyakitkan sekali, yaitu neraka.

 

  1. (Orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang musyrik tidak menginginkan), orang-orang musyrik di sini ialah dari kalangan Arab, dihubungkan kepada ahli kitab, sedangkan min atau “dari” untuk penjelasan — (diturunkannya kebaikan kepadamu) min di sini hanya sebagai tambahan, sedangkan “kebaikan” maksudnya ialah wahyu, —  (dari Tuhanmu) disebabkan iri hati atau dengki kepadamu. —   (Sedangkan Allah menentukan rahmat-Nya) atau kenabian-Nya —  (kepada siapa yang dikehendaki-Nya: dan Allah mempunyai karunia yang maha besar)

 

  1. Tatkala orang-orang kafir mengecam tentang nasakh —penghapusan atau penggantian hukumdan menuduh bahwa Muhammad menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengerjakan sesuatu pada hari ini lalu melarangnya esok, maka turunlah ayat: — (Apa saja) disebut syartiyah yang membutuhkan jawaban — (ayat yang Kami hapus) baik hukumnya itu pada mulanya turun bersama lafalnya atau tidak, dan menurut satu qiraat nunsikh artinya Kami titah —kamu atau Jibril – menghapusnya —  (atau Kami tangguhkan) Kami undurkan, sehingga hukumnya tidak turun dan bacaannya “Kami tangguhkan di Lauh mahfuz”. Menurut satu qiraat tanpa hamzah berasal dari kata-kata nis-yan artinya “lupa”, sehingga artinya ialah “Kami kikis atau hapus dari dalam kalbumu sehingga kamu melupakannya”. Jawab syaratnya ialah —  (Kami datangkan yang lebih baik daripadanya) artinya lebih menguntungkan bagi hamba, baik dalam kemudahannya maupun dalam besar pahalanya —  (atau yang sebanding dengannya) dalam beban yang harus dipikul atau dalam ganjarannya. —  (Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu?) Termasuk dalam kekuasaan-Nya itu, naSakh yaitu menghapus hukum dan mengubahnya, dan mengenai pertanyaan di sini maksudnya ialah untuk mengukuhkan.

 

  1. (Tidakkah kamu ketahui bahwa milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi), sehingga Ia dapat berbuat terhadap keduanya menurut yang dikehendaki-Nya — (Dan tiada bagimu selain Allah) —  (dari) hanya sebagai tambahan —  (seorang wali) seorang pelindung yang akan melindungimu —  (dan tidak pula seorang pembela) yang akan menghindarkan siksaan jika datang menimpa.

 

  1. Tatkala warga Mekah meminta kepada Nabi SAW. agar kota mereka diperluas dan Bukit Safa dijadikan sebuah bukit emas turunlah: (atau) apakah — (kamu menghendaki untuk meminta Kepada Rasulmu seperti yang diminta kepada Musa) maksudnya kaum Nabi Musa telah meminta kepadany –  (dulu) seperti kata mereka: “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata!” dan lain-lain. —  (Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran) artinya mengambil kekufuran sebagai ganti keimanan disebabkan tidak mau , memperhatikan ayat-ayat yang jelas, dan lebih memilih yang lainnya. —   (maka sungguh, ia telah sesat dari jalan yang benar), sawa asalnya wasat artinya pertengahan.

 

  1. (Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar), lau atau “agar” masdariyah, artinya melebur kalimat sesudahnya menjadi masdar — (mereka dapat mengembalikan kamu pada kekafiran setelah kamu beriman, disebabkan kedengkian) “mafullah” menunjukkan motif dari keinginan mereka itu —  (dari diri mereka sendiri) maksudnya timbul dan didorong oleh jiwa mereka yang kotor — (setelah nyata bagi mereka) dalam Taurat — (kebenaran) mengenai diri nabi. —  (maka maafkanlah mereka) tinggalkanlah —  (dan biarkanlah) tak usah dilayani mereka itu, —   (sampai Allah mendatangkan perintah-Nya) tentang mereka dengan menyuruh memerangi mereka. —  (Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu).

 

  1. (Dan dirikanlah salat serta bayarkan zakat dan apa-apa yang kamu tampilkan buat dirimu berupa kebajikan), artinya ketaatan seperti sedekah dan menghubungkan tali silaturahmi, — (tentulah kamu akan mendapatinya) maksudnya pahalanya —  (di sisi Allah, sesungguhnya Allah Maha Melihat akan apa-apa yang kamu kerjakan) sehingga kamu akan menerima balasan daripadanya.

 

111  (Dan mereka —orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecugali orang-orang —yang beragamaYahudi atau Nasrani”). Ucapan ini dikeluarkan oleh orang-orang Yahudi Madinah dan Nasrani Najran tatkala mereka berbantah di hadapan ‘Nabi SAW.: —Kata Yahudi: “Hanya orang Yahudilah yang akan masuk ke dalamnya!” Balas Nasrani: “Tidak mungkin memasukinya kecuali orang Nasrani!” —  (Demikian itu) yakni ucapan mereka itu  (hanyalah angan-angan mereka saja) artinya keinginan kosong belaka (Katakanlah) kepada mereka: —  (Tunjukkanlah bukti kebenaranmu) yaitu hujjahmu atas demikian itu — (jika kamu orang yang benar) mengenai hal tersebut.

 

  1. (Tidak demikian) bahkan yang akan masuk surga itu ialah selain mereka (barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah) maksudnya tunduk pada perintah-Nya. Ditekankan menyerah. kan “wajah” atau “muka” karena merupakan anggota tubuh yang utama, maka anggota tubuh yang lainnya harus lebih tunduk lagi —  (sedangkan ia berbuat kebajikan) terutama bertauhid, —  (maka baginya pahala di sisi Tuhannya) artinya sebagai ganjaran amal perbuatannya itu ialah surga. —  (Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka akan berduka-cita) yakni di akhirat kelak.

 

  1. (Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani tidak mempunyai sesuatu pegangan”), yakni sesuatu pegangan yang dapat diakui di samping mereka tidak pula beriman kepada Isa. — (Sebaliknya orang-orang Nasrani mengatakan “Orang Yahudi itu tidak mempunyai sesuatu pegangan) yang dapat dipercaya dan mereka kafir pula kepada Musa, —  (padahal mereka)  kedua golongan tersebut —  (—sama-sama — membaca Al-Kitab) yang diturunkan kepada mereka, di dalam kitab orang Yahudi terdapat pengukuhan terhadap Isa dan dalam kitab orang Nasrani pengukuhan terhadap  Musa. Kalimat yang belakangan ini menjadi “hal”. —  (Demikian pula),  maksudnya seperti yang mereka katakan itu —  (dikatakan oleh orang-orang yang tidak mengetahui)  orang-orang musyrik dari golongan Arab dan lainnya —  (seperti ucapan mereka itu) penjelasan bagi makna “demikian pula” artinya kepada setiap penganut agama lain, mereka katakan mereka tidak mempunyai dasar atau pedoman. —  (Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat mengenai apa yang mereka persengketakan itu) yakni tentang urusan agama, sehingga pihak yang membenarkannya akan masuk surga, sebaliknya orang yang menyangkalnya akan masuk neraka.

 

  1. (Dan siapakah lagi yang lebih aniaya) maksudnya tak ada lagi orang yang lebih aniaya, — (daripada orang yang melarang menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya) misalnya salat dan bertasbih —  (dan berusaha untuk merobohkannya) baik dengan jalan meruntuhkan masjid itu maupun dengan menggagalkan orang untuk mengunjungi dan memasukinya. Ayat ini turun menceritakan perbuatan orang-orang Romawi yang telah merobohkan Baitul Maqdis atau orang-orang musyrik Mekah yang menghalang-halangi Nabi SAW. ketika mengunjungi Baitullah pada tahun perjanjian Hudaibiyah.  (Mereka itu tidak sepatutnya memasukinya kecuali dengan rasa takut). Kalimat ini kalimat berita dengan arti perintah, artinya ancamlah mereka itu dengan jihad, sehingga tidak seorang pun masuk ke dalamnya dengan rasa aman! —  (Mereka di dunia mendapat kehinaan) atau kenistaan disebabkan terbunuh, ditawan atau membayar upeti —  (dan di akhirat mereka mendapat siksa yang besar) neraka.

 

  1. Ketika orang-orang Yahudi mengecam penggantian kiblat atau ten, tang salat sunat di atas kendaraan selama dalam perjalanan dengan menghadap ke arah yang dituju, turunlah ayat: — (Dan milih Allah-lah timur dan barat) karena keduanya merupakan ujung dan pangkalannya, — (maka ke mana saja kamu menghadap) maksudnya meng. hadapkan mukamu di waktu salat atas titah-Nya, —  (maka di sanalah) di arah sanalah —  (wajah Allah) maksudnya kiblat yang diridai-Nya,  (Sesungguhnya Allah Maha luas), maksudnya kemurahan-Nya meliputi segala sesuatu —  (lagi Maha Mengetahui) tentang pengaturan makhluk-Nya.

 

  1. (Dan mereka berkata) —dengan wau atau tanpa wau maksudnya orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang-orang yang mengakui bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan Allah: — (“Allah mempunyai anak”, Allah berfirman: —  (“Mahasuci Dia”) menyucikan-Nya dari pernyataan tersebut, —  (bahkan apa-apa yang ada di langit dan di bumi kepunyaan-Nya belaka) baik sebagai hak milik, sebagai makhluk, maupun sebagai hamba. Pemilikan itu bertentangan dengan pengambilan atau mempunyai anak. Di sini dipakai “ma” artinya “apa-apa” —bagi yang tidak berakalkarena “taglib” artinya mengambil yang lebih banyak: —  (semua tunduk kepada-Nya) artinya menaatinya, masing-masing sesuai dengan tujuan yang dicipta-Nya. Di sini lebih ditekankan kepada makhluk yang berakal.

 

  1. (Penemu langit dan bumi), maksudnya penciptanya tanpa meniru pada contoh-contoh yang lain — (dan bila Ia berkehendak) —  (akan sesuatu) artinya menciptakannya, —  (maka Ia hanya mengucapkan kepadanya: “Jadilah kamu!” lalu jadilah dia) artinya sesuatu itu pun terjadilah. Menurut satu qiraat fayakuna dengan baris di atas sebagai “jawabul amr”.

 

  1. (Dan berkatalah orangorang yang tidak mengetaAui) yakni kaum kafir Mekah kepada Nabi SAW.: — (“Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami) bahwa kamu adalah Rasul-Nya —  (atau datang kepada kami suatu tanda) atau bukti yang kami usulkan yntuk menunjukkan kebenaranmu?” —  (Demikian pulalah) artinya seperti yang mereka ucapkan itu —  (dikatakan oleh orangorang yang sebelum mereka) yakni umat-umat yang kafir terhadap nabi mereka masing-masing —  (seperti ucapan mereka) berupa pembangkangan dan permintaan mukjizat-mukjizat, —  (hati mereka serupa) yakni dalam kekafiran dan pembangkangan. Ini menjadi hiburan dan bujukan bagi Nabi SAW. —  (Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin) yang mengetahui bahwa ia adalah ayat atau tanda, sehingga mereka beriman. Maka mengusulkan ayat atau tanda-tanda lain, merupakan dosa atau kesalahan.

 

  1. (Sesungguhnya Kami telah mengutusmu) hai Muhammad , (dengan kebenaran) maksudnya dengan petunjuk — (sebagai pembawa berita gembira) bahwa barangsiapa yang memenuhinya akan mendapat surga —  (dan pembawa peringatan) bahwa barangsiapa yang menolaknya akan masuk neraka. —  (Dan kamu tidak akan diminta – pertanggungjawaban – tentang penghuni-penghuni neraka) maksudnya orang-orang kafir. Tidak menjadi soal bagimu jika mereka tidak beriman, karena kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Menurut saty riwayat, dibaca tas’al yaitu dengan “sukun” atau baris mati, menunjukkan larangan.

 

  1. (Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka) maksudnya agama mereka. — (Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah) yaitu agama Islam —  (itulah petunjuk) yang sesungguhnya, sedangkan selainnya kesesatan belaka. (Sesungguhnya, Jika) “lam” menunjukkan sumpah —  (kamu ikuti keinginan mereka) yakni apa-apa yang mereka anjurkan —  (setelah datangnya pengetahuan kepadamu) maksudnya wahyu dari Allah  (maka Allah tidak lagi menjadi pelindung) yang akan melindungimu —  (dan tidak pula penolong) yang akan menghindarkanmu dari bahaya.

 

  1. (Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab) merupakan subjek —

 (sedangkan mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya) artinya membacanya sebagaimana diturunkan, dan digabungkan dengan kalimat ini menjadi “hal”, hagga mendapat baris di atas sebagai masdar atau maful mutlaq, sedangkan yang menjadi khabarnya ialah: —  (mereka itulah yang beriman kepadanya). Ayat ini diturunkan menceritakan segolongan orang yang datang dari Habasyah (Etiopia) lalu masuk Islam —

 (Dan barangsiapa yang ingkar terhadapnya) artinya terhadap kitab yang diturunkan itu misalnya dengan mengubahnya dari yang asli —  (maka merekalah orang-orang yang rugi) disebabkan mereka disediakan tempat di neraka yang kekal lagi abadi.

 

  1. (Hai, Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan sesungguhnya Aku telah mengutamakan kamu dari segala umat). Ayat seperti ini telah kita temui di muka.

 

  1. (Dan takutilah olehmu) — (suatu hari di waktu  tidak dapat menggantikan) —  (seseorang atas orang yang lainnya) padanya —  (sedikit pun dan tidak diterima suatu tebusan daripadanya) —  (dan tidak akan memberi manfaat kepadanya sesuatu syafaat dan tidak pula akan ditolong) atau dihindarkan dari azab Allah.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Ibrahim mendapat ujian) , menurut satu qiraat Ibraham —   (dari Tuhannya dengan beberapa kalimat) maksudnya dengan perintah dan larangan yang dibebankan kepadanya. Ada yang mengatakan manasik atau upacara haji, ada pula berkumur kumur, menghirup air ke hidung, menggosok gigi, memotong kumis, membelah rambut, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, berkhitan dan istinja’ —membersihkan najis dengan batubara (lalu disempurnakannya) maksudnya dikerjakannya secara sempurna. —  (Firman-Nya) yakni Allah Ta’ala: —  (Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu sebagai imam bagi manusia”) artinya contoh dan ikutan dalam keagamaan. —  (Kata Ibrahim: “Saya mohon juga dari keturunanku?) Maksudnya dari anak cucuku dijadikan imam-imam. —  (Firman-Nya: “Janji-Ku ini tidak mencapai) untuk dijadikan imam  (orang-orang yang aniaya) yakni orang-orang yang ingkar di antara mereka. Sebaliknya bagi orang yang tidak aniaya, tidak tertutup kemungkinan untuk diangkat sebagai imam.

 

  1. (Dan ketika Kami menjadikan Baitullah itu) yakni Ka’bah — (sebagai tempat kembali bagi manusia) maksudnya tempat berkumpul dari segenap pelosok —  (dan tempat yang aman) maksudnya aman dari penganiayaan dan serangan yang sering terjadi di tempat lain. Sebagai contohnya pernah seseorang menemukan pembunuh bapaknya, tetapi ia tak mau membalas dendamnya di tempat ini, —  (dan jadikanlah) hai manusia — , (sebagian maqam Ibrahim) yakni batu tempat berdirinya Ibrahim ketika membangun Baitullah —  (sebagai tempat salat) yaitu dengan mengerjakan salat sunat tawaf dua rakaat di belakangnya. Menurut satu qiraat dibaca wattakhazu —dan mereka menjadikan—hingga merupakan kalimat berita. —  (Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail) —  (yang bunyinya) —  (“Bersihkanlah rumah-Ku) dari berhala – (untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf) artinya yang bermukim di sana  (orang-orang yang rukuk, dan orang-orang yang sujud!) artinya orang-orang yang salat.

 

  1. (Don ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah ini) maksudnya tempat ini —  (sebagai suatu negeri yang aman). Doanya dikabulkan Allah sehingga negeri Mekah dijadikan-Nya sebagai suatu negeri yang suci, darah manusia tidak boleh ditumpahkan, seorang pun tidak boleh dianiaya, tidak boleh pula diburu binatang buruannya dan dicabut rumputnya. —  (Dan berilah penduduknya rezeki berupa buah-buahan) dan ini juga sudah menjadi kenyataan dengan diangkutnya berbagai macam buah-buahan dari negeri Syam melalui orangorang yang hendak tawaf sekalipun tanahnya merupakan suatu tempat yang tandus, tanpa air dan tumbuh-tumbuhan. — (Yakni yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari yang akhir), merupakan “badal” atau kalimat pengganti bagi “penduduknya” yang dikhususkan dengan doa, sesuai dengan firman-Nya “dan janji-Ku ini tidaklah mencapai orang-orang yang aniaya”. —  (Firman Allah) —  (Dan) Kuberi rezeki pula —  (orang-orang kafir lalu Kuberi kesenangan)  (sedikit) atau sementara yakni selama hidup di dunia dengan rezeki, dibaca fa-umatti ‘uhu atau fa-umti ‘uhu yakni dengan tasydid atau tanpa tasydid.  (Kemudian Kupaksa ia) di akhirat kelak —  (menjalani siksa neraka) sehingga tidak mendapatkan jalan keluar —  (dan itulah seburuk-buruk tempat kembali).
  2. (Dan) ingatlah — (ketika Ibrahim meninggikan sendi-sendi) dasar-dasar atau dinding-dinding —  (Baitullah) maksudnya membinanya yang dapat dipahami dari kata “meninggikan” tadi  (beserta Ismail), ‘ataf atau dihubungkan kepada Ibrahim, sambil keduanya berdoa: —  (Ya Tuhan kami terimalah dari kami) amal kami membina ini, —  (sesungguhnya Engkau Maha Mendengar) akan permohonan kami —  (lagi Maha Mengetahui”) akan perbuatan kami.

 

  1. (Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua ini orang yang patuh) dan tunduk — (kepada-Mu dan) jadikanlah pula   (di antara keturunan kami) maksydnya anak cucu kami —  (umat) atau golongan —  (yang patuh kepada-Mu”). Min menyatakan “sebagian” dan diajukan mereka demikian karena firman Allah yang lalu “dan janji-Ku ini tidak mencapai orang-orang yang aniaya”. —  (“Dan tunjukkanlah kepada kami) ajarkanlah kepada kami —  (syariat ibadah haji kami) maksudnya cara-cara dan tempat-tempatnya — (dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”). Mereka bertobat kepada Allah padahal mereka ma’sum atau terpelihara dari dosa, disebabkan kerendahan hati mereka dan sebagai pelajaran bagi anak cucu mereka.

 

  1. (“Ya Tuhan kami utuslah untuk mereka) yakni Ahlul Bait — (seorang Rasul dari kalangan mereka) ini telah dika bulkan Allah dengan diutus-Nya kepada mereka Nabi Muhammad SAW.  (yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu) Al-Quran —   (dan mengajari mereka Al-Kitab) yakni Al-Quran  (dan hikmah) maksudnya hukum-hukum yang terdapat di dalamnya  (serta menyucikan mereka) dari kemusyrikan. — (Sesungguhnya Engkau Mahaperkasa) sehingga mengungguli siapa pun — (lagi Mahabijaksana”) dalam segala tindakan dan perbuatan-Mu.

 

  1. (Dan siapakdh) maksudnya tidak ada orang — (yang benci pada agama Ibrahim) lalu meninggalkannya, —  (kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri) artinya tidak mengerti bahwa ia makhluk Allah dan harus mengabdikan diri kepada-Nya. Atau yang dimaksud, mencelakakan dan menghinakan dirinya sendiri. —   (Dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia) sebagai seorang rasul dan seorang khillah artinya “sebagai seorang sahabat”, —  (dan sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang yang saleh) yang mempunyai kedudukan tinggi. Ingatlah! (firman Allah berikutnya).

 

  1. (Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk dan berserah dirilah kamu!” Maksudnya: “Tunduklah kepada Allah dan bulatkan pengabdianmu kepada-Nya!” — (Jawab Ibrahim: “Aku tunduk dan berserah diri kepada Tuhan semesta alam”). 

 

  1. (Dan Ibrahim telah mewasiatkan) maksudnya agama itu. Menurut suatu qiraat , —  (kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub) kepada anak-anaknya, katanya: —   (“Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmy) yakni agama Islam, —  (maka janganlah kamu mati kecuali dalam menganut agama Islam!”). Artinya ia melarang mereka meninggalkan agama Islam dan menyuruh mereka agar memegang teguh agama itu sampai nyawa berpisah dari badan.

 

  1. Tatkala orang-orang Yahudi mengatakan kepada Nabi: “Apakah kamu tidak tahu bahwa ketika akan mati itu Ya’qub memesankan kepada putra-putranya supaya memegang teguh agama Yahudi, maka turunlah ayat: (“Apakah kalian menyaksikan) atau turut hadir — (ketika —tanda-tandakematian telah datang kepada Ya’qub, yakni ketika) menjadi “badal” atau huruf pengganti bagi iz yang sebelum. nya, —  (ia menanyakan kepada anak-anak. nya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?”) yakni setelah aku meninggal!  (Jawab mereka: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq). Ismail dianggap sebagai “bapak” berdasarkan taglib atau kebiasaan  umum, karena kedudukan paman sama dengan bapak. —  (yakni Tuhan Yang Maha Esa) merupakan “badal” atau kata pengganti dari “Tuhanmu”, —  (dan kami tunduk serta berserah diri kepada-Nya”. Kata “am” atau “apakah” di atas berarti penolakan, artinya kalian tidak hadir ketika ia wafat, maka betapa kalian berani menyatakan dan mengucapkan kepadanya perkataan yang tidak-tidak!

 

  1. (Itu) isyarat kepada Ibrahim dan Ya’qub serta anak cucu mereka, menjadi mubtada atau “subjek” dan dipakai kata muannas — jenis wanita disebabkan predikatnya yang muannas pula, — (adalah umat yang telah lalu) —  (bagi mereka apa yang telah mereka usaha kan) maksudnya balasan atau ganjaran amal perbuatan mereka —  (dan bagi kamu) ditujukan kepada orang-orang Yahudi —  (apa yang kamu usahakan dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa-apa yang mereka kerjakan) sebagaimana mereka tidak pula akan diminta pertanggungjawaban tentang amal perbuatanmu. Kalimat yang di belakang ini memperkuat maksud kalimat yang di muka.

 

  1. (Dan kata mereka: “Jadilah kamu sebagai penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”) Au yang berarti “atau” berfungsi sebagai pemisah. Yang pertama diucapkan oleh orang-orang Yahudi Madinah, sedangkan yang kedua oleh kaum Nasrani Najran. —  (Katakanlah) kepada mereka —  (tidak, bahkan) kami akan mengikuti —  (agama Ibrahim yang lurus) yang bertentangan dengan agama lain dan berpaling menjadi agama yang lurus dan benar. Hanifa ini menjadi “hal” dari Ibrahim. —   (Dan bukanlah dia dari golongan musyrik).

 

  1. (Katakanlah:) ucapan ini ditujukan kepada orang-orang beriman (Kami beriman kepada Allah dan pada apa yang diturunkan kepada kami), yakni Al-Quran —  (dan pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim), yakni Suhuf artinya lampiran yang sepuluh —  (kepada Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya) —  (dan apa yang diberikan kepada Musa) berupa Taurat — , (dan Isa) yakni Injil —

(begitu juga yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka) baik berupa kitab maupun  ayat —  (Tidaklah kami beda-bedakan seorang pun di antara mereka) sehingga mengakibatkan kami beriman kepada sebagian dan ka. fir kepada sebagian yang lain sebagaimana halnya orang-orang Yahudi dan  Nasrani, —  (dan kami hanya tunduk kepada-Nya semata”)

 

  1. (Maka jika mereka beriman) yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani tadi — (dengan), misli atau “seperti” hanya sebagai tambahan  (apa yang kamu imani, maka mereka telah beroleh petunjuk, dan jika mereka berpaling) dari keimanan itu, —    (berarti mereka dalam permusuhan) denganmu. — (maka Allah akan memeliharamu dari —permusuhanmereka itu) hai Muhammad! —  (Dan Allah Maha Mendengar) ucapan-ucapan mereka (lagi Maha Mengetahui) semua keadaan mereka. Misalnya kamu telah ditolong-Nya dengan pembunuhan Bani Quraizah, penguasa Bani Nadir dan pembebanan upeti atas mereka.

 

  1. (Celupan Allah), masdar yang memperkuat “kami beriman” tadi. Mendapat baris fathatain, sebagai maful mutlag dari fi’il yang tersembunyi yang diperkirakan berbunyi sabaganallahu sibgah artinya “Allah mencelup kami suatu celupan”. Sedangkan maksudnya ialah agama-Nya yang telah difitrahkan-Nya atas manusia dengan pengaruh dan bekasnya yang menonjol, tak ubah bagai celupan terhadap kain. — (dan siapakah) maksudnya tidak seorang pun —  (yang lebih baik celupannya dari Allah), sibgah di sini menjadi tamyiz. —  (Dan hanye kepada-Nya kami menyembah).

 

Kata orang-orang Yahudi kepada kaum muslim: “Kami ini ahli kitab yang pertama dan kiblat kami lebih tua, apalagi di kalangan Arab itu tidak pernah muncul seorang nabi pun. Seandainya Muhammad itu seorang nabi, pastilah dia dari golongan kami. Maka turunlah ayat:

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka: — (Apakah kamu hendak memperbantahkan) dengan kami —  (tentang Allah) karena Ia memilih seorang nabi dari kalangan Arab? —  (Padahal Ia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu) dan berhak memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya —  (dan bagi kami amalan kami) sehingga akan beroleh balasan daripada-Nya —  (dan bagi kamu amalan kamu) dan kamu akan beroleh balasan-Nya pula, dan tidak mustahil jika di antara amalan-amalan kami itu ada yang patut menerima ganjaran istimewa —  (dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan —agama—) dan amalan kami: berbeda halnya dengan kamu, sehingga sepatutnyalah kami yang dipilih-Nya. “Hamzah” atau “apakah” di atas, maksudnya menolak, sedangkan ketiga kalimat di belakang berarti “hal”.

 

  1. (Atau) apakah — (kamu hendak mengatakan) ada pula yang membaca yaguluna artinya mereka hendak mengatakan —  (bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah) kepada mereka: —  (“Apakah kamu yang lebih tahu ataukah Allah”) artinya Allah-lah yang lebih mengetahui, dan Allah sendiri telah membebaskan Ibrahim dari kedua agama itu, firman-Nya: “Ibrahim itu bukanlah seorang Yahudi atau Nasrani”. Demikian pula nabinabi yang disebutkan bersamanya, mereka itu adalah pengikut-pengikutnya  yang setia. —   (Dan siapakah lagi yang lebih aniaya daripada orang yang menyembunyikan) atau merahasiakan kepada umat manusia   (kesaksian —yang terdapatpadanya) —  (dari Allah): maksudnya tidak ada lagi yang lebih aniaya daripadanya. Yang dituju ialah orang-orang Yahudi yang menyembunyikan kesaksian Allah dalam Taurat bahwa Ibrahim itu menganut agama Hanifiyah yaitu agama Islam yang lurus,  (Dan Allah sekali kali tidak lalat dari apa yang kamu kerjakan) merupakan ancaman dan peringatan terhadap mereka.

 

  1. (Mereka itu adalah umat yang telah lalu, bagi mereka apa yang telah mereka usahakan, dan bagi kamu apa yang kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan). Ayat seperti ini telah kita temui di muka.

 

JUZ 2

 

  1. (Orang-orang yang bodoh —kurang akalnyadi antara manusia) — yakni orang-orang Yahudi dan kaum musyrikakan mengatakan: — (Apakah yang memalingkan mereka) yakni Nabi SAW. dan kaum mukmin. —  (dari kiblat mereka yang mereka pakai selama ini) maksudnya yang mereka tuju di waktu salat, yaitu Baitul Maqdis. Menggunakan “sin” yang menunjukkan masa depan, merupakan pemberitaan tentang peristiwa gaib. —  (Katakanlah: Milik Allah-lah timur dan barat) maksudnya semua arah atau mata angin milik Allah belaka, sehingga jika Ia menyuruh kits menghadap ke arah mana saja, maka tak ada yang akan menentangnya.  (Dia memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya) sesuai dengan petunjuk-Nya —  (ke jalan yang lurus) yakni agama Islam. Termasuk dalam golongan itu ialah kamu sendiri, dan sebagai buktinya ialah:

 

  1. (Demikian pula) sebagaimana Kami telah membimbing kamu padanya — (Kami jadikan kamu) hai umat Muhammad —  (sebagai umat yang pertengahan) artinya sebagai umat yang adil dan pilihan,  (agar kamu menjadi saksi terhadap manusia) pada hari kiamat bahwa rasul-rasul mereka telah menyampaikan risalah kepada mereka —  (dan agar rasul menjadi saksi terhadapmu) bahwa ia telah menyampaikan risalahnya kepadamu. —  (Dan tidaklah Kami jadikan kiblat) kamu sekarang ini —  (—menurut arah kiblatmu dulu) yaitu Ka’bah yang menjadi kiblatmu yang mula-mula. Di Mekah Nabi SAW. ketika salat menghadap ke sana, dan tatkala ia hijrah ke Madinah disuruhnya menghadap ke Baitul Maqdis guna mengambil hati orang-orang Yahudi. Ada 16 atau 17 bulan lamanya nabi menghadap ke Baitul Maqdis, lalu kembali menghadap ke Ka’bah —  (melainkan agar Kami ketahui) menurut ilmu lahir —  (siapa yang mengikuti Rasul) lalu membenarkannya —  (di antara orang-orang yang membelot) artinya murtad dan kembali pada kekafiran disebabkan keragu-raguan terhadap agama dan dugaan bahwa Nabi SAW. dalam kebimbangan menghadapi urusannya. Memang, ada segolongan orang yang murtad disebabkan ini. —  (Dan sungguh) in berasal dari inna sedangkan isimnya dibuang dan pada mulanya berbunyi wa-innaha artinya “dan sesungguhnya ia” —  (adalah dia) yakni pemindahan kiblat itu (amat berat) amat sulit diterima manusia —  (kecuali bagi orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah) di antara mereka  (dan Allah tidak akan menyia-nyiakan keimanan mereka) maksudnya salat mereka menghadap ke Baitul Maqdis, tetapi akan tetap memberi mereka pahala karenanya. Sebagaimana kita ketahui, sebab turun ayat ialah datangnya pertanyaan mengenai orang yang meninggal sebelum pemindahan kiblat. —  (Sesungguhnya Allah terhadap Manusia) yakni yang beriman —  (amat pengasih lagi amat penyayang) sehingga tidaklah akan menyia-nyiakan amal perbuatan mereka. Rafan artinya amat pengasih, dan didahulukan agar lebih tepat menemui sasaran.

 

  1. (Sungguh) menyatakan kepastian — (telah Kami lihat perpalingan) atau tengadah —  (wajahmu ke) arah —  (langit) menunggu-nunggu kedatangan wahyu dan rindu menerima perintah untuk menghadap Ka’bah. Sebabnya tidak lain karena ia merupakan kiblat Nabi Ibrahim dan lebih menggugah untuk masuk Islamnya orang-orang Arab,  (maka sungguh akan Kami palingkan kamu) pindahkan kiblatmu  (ke kiblat yang kamu ridai) yang kamu sukai. (Maka palingkanlah mukamu) artinya menghadaplah di waktu salat —  (ke arah Masjidil Haram) yakni Ka’bah — , (dan di mana saja kamu berada) ditujukan kepada seluruh umat —  (palingkanlah mukamu) dalam salat —  (ke arahnya! Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al-Kitab sama mengetahui bahwa itu) maksudnya pemindahan kiblat ke arah Ka’bah —  (benar) tidak disangsikan lagi —  (dari Tuhan mereka) karena di dalam kitab-kitab suci mereka dinyatakan bahwa di antara ciri-ciri Nabi SAW. ialah terjadinya pemindahan kiblat di masanya. —  (Dan Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan) jika dengan ta’, maka dituJukan kepada “kamu” hai orang-orang beriman, yang mematuhi segala perintah-Nya, sebaliknya bila dengan ya’, maka ditujukan kepada orang-orang Ya: hudi yang menyangkal soal kiblat ini.

 

  1. (Dan sesungguhnya jika) lam untuk sumpah — (kamu datangkan kepada orang-orang yang diberi Al-Kitab semua bukti) atas kebenaranmu tentang soal kiblat —  (mereka tidak mengikuti) maksudnya tidak akan mengikuti —  (kiblatmu) disebabkan keingkaran —  (dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka). Hal ini dipastikan Allah mengingat keinginan kuat dari nabi agar mereka masuk Islam, dan keserakahan mereka yang tidak kendor-kendornya agar nabi kembali berkiblat ke Baitul Maqdis. — (Dan sebagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain) maksudnya orang-orang Yahudi terhadap kiblat orang-orang Nasrani dan sebaliknya orang-orang Nasrani terhadap kiblat orang-orang Yahudi. —  (Dan sekiranya kamu mengikuti keinginan mereka) yang mereka sodorkan dan tawarkan kepadamu —   (setelah datang ilmu kepadamu) maksudnya wahyu, —  (maka kalau begitu kamu) apabila kamu mengikuti mereka —  (termasuk golongan orang-orang yang aniaya)

 

  1. (Orang-orang yang Kami beri Al-Kitab mengenalnya) (sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri) karena disebutkan ciri-cirinya dalam kitab-kitab itu. Kata Ibnu Salam: “Sesungguhnya ketika aku melihatnya, maka aku pun segera mengenalnya, sebagaimana aku mengenal putraku sendiri, bahkan lebih kuat lagi mengenal Muhammad.” —  (Dan seungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran) maksudnya ciri-cirinya itu —  (padahal mereka mengetahui) keadaanmu dan siapa kamu yang sebenarnya.

 

147,  (Kebenaran itu) betapapun —  (dari Tuhanmu, maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan) dalam ke. bimbangan misalnya mengenai soal kiblat ini. Susunan kata seperti itu lebih kunt lagi dari mengatakan “Jangan kamu ragu!”

 

  1. (Dan bagi masing-masing) maksudnya masing-masing umat (ada arah tujuan) maksudnya kiblat —  (tempat ia menghadap

kan wajahnya) di waktu salatnya. Menurut suatu qiraat bukan muwalliha tetapi maulaha yang berarti majikan atau yang menguasainya —  (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan) yakni segera menaati dan  menerimanya. —  (Di mana saja kamu berada, pastilah Allah akan mengumpulkan kamu semua) yakni di hari kiamat, lalu dibalas-Nya amal perbuatanmu. —  (Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu).

 

  1. (Dan dari mana saja kamu keluar) untuk sesuatu perjalanan, — (maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan sesungguhnya itu merupakan ketentuan yang hak dari Tuhanmu, dan Allah tidak lalai terhadap apa yang kamu kerjakan) dibaca dengan ta’ dan ya’. Ayat seperti ini telah kita temui dulu, dan diulang-ulang untuk menyatakan persamaan hukum dalam perjalanan dan lainnya.

 

  1. (Dan dari mana saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah mukamu ke arahnya!) Diulang-ulang untuk memperkuat — (agar tidak ada bagi manusia) baik Yahudi maupun orang-orang musyrik — (hujjah atas kamu) maksudnya alasan agar kamu meninggalkan dan berpaling ke arah lainnya, yakni untuk menyangkal perdebatan mereka kepada kamu, misalnya kata orang-orang Yahudi: “Disangkalnya agama kita tetapi diikutinya kiblat kita”, dan kata orang-orang musyrik: “Diakuinya sebagai agama Ibrahim tetapi disalahinya kiblatnya” —  (kecuali orang-orang yang aniaya di antara mereka) disebabkan keingkaran. Mereka mengatakan bahwa berpalingnya Muhammad ke Ka’bah itu sebabnya tidak lain hanyalah karena kecenderungannya pada agama nenek-moyangnya. Istisna atau pengecualian di sini adalah muttasil atau berhubungan, dan maksudnya tak ada omelan seorang pun kepadamu, selain dari omelan mereka itu.  (Maka janganlah kamu takut kepada mereka) maksudnya teramat khawatir disebabkan peralihan kiblat itu —  (tetapi takutlah kepada-Ku) yaitu dengan mengikuti segala perintah-Ku, —  (dan agar Kusempurnakan) ‘ataf atau dihubungkan pada li alla yakuna, —  (nikmat- Ku kepadamu) dengan menuntunmu pada pokok agamamu —  (dan supaya kamu beroleh petunjuk) pada kebenaran.

 

  1. (Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul dari golonganmu) berhubungan dengan lafaz utimma, yakni untuk menyempurnakan sebagaimana sempurnanya utusan Kami, yaitu Nabi Muhammad SAW. — (yang membacakan kepadamu ayat-ayat Kami) Al-Qur’an, —  (menyucikan kamu) membersihkan kamu dari kemusyrikan, —   (mengajari kamu Al-Kitab) Al-Qur’an  (dan hikmah) yakni hukum-hukum yang terkandung di dalamnya,  (serta mengajari kamu apa-apa yang belum kamu ketahui). 

 

  1. (Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku) yakni dengan salat, tasbih, dan lain-lain — (niscaya Aku ingat pula kepadamu). Ada yang mengatakan maksudnya niscaya Kubalas amalmu itu. Dalam sebuah hadis diketengahkan firman Allah: “Barangsiapa yang mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Kuingat dia dalam diri-Ku, dan barangsiapa mengingat-Ku di hadapan khalayak ramai, maka aku akan mengingatnya di hadapan khalayak yang lebih baik!” —  (Dan bersyukurlah kepada-Ku), atas nikmat-Ku de ngan jalan taat kepada-Ku — , (dan janganlah kamu mengingkari Ku) dengan jalan berbuat maksiat dan durhaka kepada-Ku.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan) untuk mencapai kebahagiaan akhirat — (dengan bersabar) taat melakukan ibadat dan sabar menghadapi cobaan —  (dan mengerjakan salat) dikhususkan menyebutkannya disebabkan berat dan berulangulang —  (sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar) artinya selalu melimpahkan pertolongan-Nya kepada mereka.

 

  1. (Dan janganlah kamu katakan terhadap orang yang terbunuh di jalan Allah) bahwa mereka itu —(mati tetapi) mereka itu —  (masih hidup) sementara roh mereka dalam bentuk burung berwarna hijau beterbangan di dalam surga ke mana saja mereka kehendaki. Demikian menurut suatu hadis, —  (hanya kamu tidak menyadarinya) artinya mengetahui keadaan mereka.

 

  1. (Dan sungguh Kami akan memberimu cobaan berupa sedikit ketakutan) terhadap musuh, — (kelaparan) paceklik, —  (kekurangan harta) disebabkan datangnya malapetaka, — (dan jiwa) disebabkan pembunuhan, kematian, dan penyakit, —  (serta buah-buahan) karena bahaya kekeringan, artinya Kami akan menguji kamu, apakah kamu bersabar atau tidak. —  (Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar) bahwa mereka akan menerima ganjaran kesabaran itu berupa surga.

 

  1. (—Yaitu Orang-orang yang apabila mereka , ditimpa musibah) bencana atau malapetaka, — Su (mereka mengucapkan: “Inna lillah” —“Sesungguhnya kita ini bagi Allah”) maksudnya menjadi milik dan hamba-Nya yang dapat diperlakukan-Nya sekehendak-Nya, (“wa-inna ilaihi rajiun” —dan sesungguhnya kita kepada-Nya jua akan kembali—) yakni ke akhirat, di sana kita akan diberi-Nya balasan. Dalam sebuah hadis disebutkan: “Barang siapa yang istirja’ —membaca ucapan seperti di atas ketika menerima musibah, maka ia diberi pahala oleh Allah dan diiringi-Nya dengan kebaikan.” Juga diberitakan bahwa pada suatu ketika lampu Nabi SAW. padam, maka beliau pun membaca istirja’, lalu kata Aisyah: “Bukankah ini hanya sebuah lampu!” Jawabnya: “Setiap yang menge. cewakan —hatiorang mukmin itu berarti musibah”. Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kumpulan hadis-hadis mursalnya.

 

  1. (Mereka itulah yang mendapat salawat) artinya ampunan — (dari Tuhan mereka serta rahmat) atau nikmat (dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk) ke arah yang benar.

 

  1. (Sesungguhnya Safa dan Marwah) nama dua buah bukit di Mekah — (adalah sebagian dari syiar-syiar Allah) tanda-tanda atau tempat-tempat —upacara agama-Nya, jamak dari sya’irah. —  (Barangsiapa yang melakukan ibadah haji atau umrah) artinya memakai pakaian haji atau umrah. Asal makna keduanya ialah menyengaja dan berkunjung. —  (maka tiada salah baginya) artinya tidak berdosa ia —  (mengerjakan sa’i) asalnya memakai ta yang diidgamkan pada ta —  (antara keduanya), yaitu sebanyak tujuh kali. Ayat ini turun tatkala kaum muslim tidak bersedia melakukannya, disebabkan orang-orang jahiliyah dulu biasa tawaf di sana sambil menyapu dua berhala yang terdapat pada keduanya. Menurut Ibnu Abbas sa’i itu hukumnya tidak wajib, hanya takhyir artinya dibolehkan memilih sebagai akibat tidak ada dosa. Tetapi Syafii dan lain-lain mengatakannya sebagai rukun, dan hukum fardunya dinyatakan oleh Nabi SAW. dengan sabdanya: “Sesungguhnya Allah mewajibkan sa’i atas kamu”. (Riwayat Baihagi dan lain-lainnya). Sabdanya pula: “Mulailah dengan apa yang dimulai oleh Allah —yakni  Safa—.” (Riwayat Muslim). —  (Dan barangsiapa yang dengan kemauan sendiri berbuat) ada yang membaca “Tattawwa” yaitu dengan ditasydidkannya ta pada ta, lalu diidgamkan —  (suatu kebajikan) maksudnya amalan yang tidak wajib seperti tawaf dan lain-lainnya —  (make sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri) perbuatannya itu dengan memberi pahala —  (lagi Maha Mengetahui). Diturunkan terhadap orang-orang Yahudi.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan) kepada manusia —  (apa-apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan dan petunjuk) seperti ayat rajam dan tentang ciri-ciri Nabi Muhammad SAW. —  (setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Al-Kitab) yakni Taurat —  (mereka itu dikutuk oleh Allah) maksudnya disingkirkan-Nya dari rahmatNya —  (dan dikutuk pula oleh makhluk-makhluk yang mengutuki) seperti malaikat, orang-orang beriman atau makhluk-makhluk lainnya dengan mendoakannya agar mendapat kutukan.

 

  1. (Kecuali orang-orang yang tobat) artinya sadar dan kembali dari kesalahannya, (mengadakan perbaikan) mengenai amal perbuatan mereka, —  (dan memberikan penjelasan) tentang apa yang mereka sembunyikan itu, —  (maka terhadap mereka Kuterima tobatnya) —  (dan Aku Maha Penerima tobat lagi Maha penyayang) terhadap orang-orang yang beriman.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir) menjadi “hal” — (mereka itu mendapat kutukan Allah, malaikat dan manusia seluruhnya) maksudnya wajar mendapat kutukan itu baik di dunia maupun di akhirat. Mengenai “manusia” ada yang mengatakannya umum, dan ada pula yang mengatakannya khusus dari orang-orang beriman.

 

  1. (Mereka kekal di dalamnya) maksudnya dalam kutukan atau dalam neraka sebagaimana diisyaratkan dalam kutukan itu. — (Tidak diringankan siksa dari mereka) walaupun sekejap mata  (dan tidak pula mereka diberi tenggang waktu) untuk mengajukan tobat atau memohon ampun. Ayat berikut diturunkan ketika mereka berkata: Gambarkanlah kepadaku tentang Tuhanmu,

 

  1. (Dan Tuhanmu) yang patut menjadi sembahanmu (adalah Tuhan Yang Maha Esa) yang tiada bandingan-Nya, baik dalam zat maupun sifat, — (tiada Tuhan melainkan Dia) — (—DialahYang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Ketika mereka menuntut buktinya, turunlah ayat:

 

  1. (Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) yakni keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya — (serta pergantian malam dari siang) dengan datang dan pergi, bertambah serta berkurang, —  (serta perahu-perahu) atau kapal-kapal – (yang berlayar di lautan) tidak tenggelam atau terpaku di dasar laut —  ( dengan —membawaapa yang berguna bagi manusia) berupa barang-barang perdagangan dan angkutan, —  (dan apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air) hujan,  (lalu dihidupkan-Nya bumi dengannya) yakni dengan tumbuhnya tanam-tanaman —  (setelah matinya) maksudnya setelah keringnya  (dan disebarkan di bumi itu segala jenis hewan) karena mereka berkembang biak dengan rumput-rumputan yang terdapat di atasnya, (serta pengisaran angin) memindahkannya ke utara atau keselatan dan mengubahnya menjadi panas atau dingin —  (dan awan yang dikendalikan) atas perintah Allah Ta’ala, sehingga ia bertiup kemana dikehendaki-Nya —  (antara langit dan bumi) tanpa adanya hubungan dan yang mempertalikan  (sungguh, merupakan tanda-tanda) yang menunjukkan keesaan-Nya Allah SWT. —  (bagi kaum yang memikirkan) serta merenungkan.

 

  1. (Dan di antara manusia ada orangorang yang mengambil selain dari Allah) — (sebagai tandingan) misalnya berhala-berhala. —  (Mereka mencintainya) dengan penghormatan dan ketundukan —  (sebagaimana mencintai Allah), maksudnya sebagaimana mereka mencintai-Nya. (Sedangkan orang-orang beriman amat cintanya kepada Allah) melebihi kecintaan kepada siapa pun, karena mereka tak hendak berpaling daripada-Nya dalam keadaan bagaimanapun, sementara orang-orang kafir cintanya kepada Allah itu hanyalah dalam keadaan terdesak atau terpaksa. —  (Dan sekiranya kamu lihat) hai Muhammad (orang-orang yang aniaya) yang mengambil tandingan-tandingan bagi Allah —  (ketika mereka melihat) atau diperlihatkan kepada mereka, bina’ lil fil atau maf’ul —  (siksa) pastilah kamu akan melihat urusan hebat. Sedangkan iz di sini berarti  atau “apabila” —  (bahwa sesungguhnya) maksudnya karena sesungguhnya  (kekuatan itu) kekuasaan dan keunggulan —  (bagi Allah semuanya) menjadi “hal”, —  (dan bahwa Allah itu amat berat siksaan-Nya). Menurut suatu qiraat dibaca yara dengan titik dua di bawah, sedangkan yang menjadi fa’ilnya ialah damir atau kata ganti dari pen. dengar. Ada pula yang mengatakan “orang-orang yang aniaya” sedangkan yara berarti meyakini, sementara anna dan kalimat yang di belakangnya berfungsi sebagai maf’ul awwal dan maf’ul. Mengenai jawaban-jawaban lau dibuang, dan artinya diperkirakan sebagai berikut: “Sekiranya mereka mengetahui secara pasti di atas dunia ini betapa kerasnya siksa Allah dan ketika bertemu dengan-Nya di akhirat nanti kekuasaan terpegang di tangan-Nya semata, tentulah mereka takkan mengambil yang lain sebagai tandingan!”

 

  1. (—Yakniketika) menjadi badal bagi iz yang sebelumnya — (orang-orang yang diikuti berlepas diri) maksudnya para pemimpin  (dari orang-orang yang mengikuti) maksudnya mereka menyalahkan kekeliruannya —  (dan) sesungguhnya —  (mereka melihat siksa dan —ketikaterputus) ‘ataf atau dihubungkan pada tabarra-a —  (dengan mereka) maksudnya dari mereka —  (segala hubungan) yang terdapat di dunia selama ini berupa kekeluargaan dan kasih sayang.

 

  1. (Dan berkatalah orang-orang yang meng: ikuti: “Sekiranya kami dapat kembali) ke dunia — (tentulah kami akan berlepas diri pula dari mereka) maksudnya dari pemimpin-pemimpin yang menjadi ikutan itu, —  (sebagaimana mereka berlepas diri dari kami) sekarang ini. Lau untuk menyatakan angan-angan, sedangkan natabarra-u menjadi jawabannya. —  (Demikianlah), artinya sebagaimana Allah memperlihatkan kepada mereka sangat keras siksaan-Nya sehingga sebagian mereka saling berlepas diri. —  (Allah memperlihatkan amal perbuatan mereka) yang jelek —  (menjadi sesalan) sebagai “hal” —  (bagi mereka, dan mereka takkan dapat keluar dari neraka) yakni setelah memasukinya. Ayat ini diturunkan untuk mengharamkan memaki dan semacamnya.

 

  1. (Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dari apa-apa yang terdapat di muka bumi) halal menjadi “hal” (lagi baik) sifat yang memperkuat, yang berarti enak atau lezat, —  (dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah) atau jalan-jalan  (setan) dan rayuannya. —  (Sesungguhnya ia menjadi musuh yang nyata bagimu) artinya jelas dan terang permusuhannya itu.

 

  1. (Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu ber berbuat jahat) yakni dosa — (dan yang keji) yakni yang buruk menurut syara” —  (dan kamu katakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui) misalnya mengharamkan apa yang tidak diharamkan-Nya dan selainnya.

 

  1. (Dan apabila dikatakan kepada mereka) kepada orang. orang kafir: — (“Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah) berupa tauhid dan menghalalkan yang baik-baik, —  (mereka menjawab): “Tidak!” —  (Tetapi kami hanya akan mengikuti apa yang kami jumpai) atau dapati —  (dari nenek moyang kami) berupa pemujaan berhala, diharamkannya baha’ir (unta yang dipotong telinganya) dan sawa-aih (unta yang tidak boleh dimanfaatkan, dibiarkan lepas bebas hingga mati dengan sendirinya). —  (Apakah) mereka akan mengikuti juga —  (walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu) mengenai urusan keagamaan —  (dan tidak pula beroleh petunjuk) untuk mencapai kebenaran. Hamzah atau “apakah” di atas menyatakan sangkalan.

 

l 171.  (Dan perumpamaan) menjadi sifat —  (orang-orang kafir) maksudnya orang yang menyeru mereka pada petunjuk (adalah seperti orang yang memanggil binatang) dengan suara —  (yang tidak dapat didengarnya selain berupa panggilan dan seruan saja) artinya suara yang tidak diketahui dan dimengerti maknanya. Maksudnya dalam menerima nasehat dan tidak memikirkannya, mereka itu adalah seperti hewan yang mendengar suara a pengembalanya tetapi tidak paham akan maksudnya. —  (Mereka tuli, bisu, dan buta, sehingga mereka tidak mengerti) akan nasihat dan pemandangan.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, makan lah di antara makanan yang baik-baik) maksudnya yang halal, — (yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah) atas makanan yang dihalalkan itu — (jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya menyembah).

 

  1. (Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi kalian bangkai) yakni haram memakannya, mengingat pada ayat sebelumnya konteks pembicaraan menyangkut masalah makanan, maka demikian pula ayat ini yang jatuh sesudahnya, masih dalam satu konteks pembicaraan. Bangkai ialah hewan yang disembelih tanpa mengindahkan peraturan syariat. Disamakan dengan bangkai berdasarkan dalil sunnah yaitu anggota badan hewan yang dipotong dari hewan hidup (misalnya memotong ekor kambing, gibas, sedangkan kambingnya masih hidup, maka ekornya itu bangkai dan haram dimakan). Dikecualikan dari bangkai yaitu bangkai ikan dan belalang (darah) yang dimaksud dengan darah ialah darah yang mengalir, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-An’am ayat 145 —  (daging babi) dalam teks ayat disebutkan dagingnya secara khusus, mengingat daging merupakan bagian yang paling diminati, sedangkan anggota tubuh lainnya mengikut kepadanya —  (dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah) yaitu saat menyembelihnya menyebut nama selain Allah: kata ihlal dalam teks ayat artinya mengangkat suara. Dahulu orang-orang Jahiliah menyebut nama sembahan-sembahan mereka dengan suara keras saat menyembelih kurban buat berhala-berhala mereka. —  (Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa memakannya) yakni keadaan darurat memaksanya untuk memakan sesuatu dari apa yang telah disebutkan di atas, padahal sudah jelas keharamannya, tetapi terpaksa ia memakannya —  (sedangkan dia tidak melakukan pemberontakan), yaitu memisahkan diri dari jamaah kaum muslim. Dengan kata lain, memberontak terhadap pemerintah yang sah —  (dan bukan pula sebagai orang yang melampaui batas) yakni berlaku sewenang-wenang terhadap kaum muslim dan mengganggu stabilitas keamanan, misalnya menjadi pembegal jalan atau perampok —  (maka tidak ada dosa baginya) dalam memakannya. —  (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap orang orang yang dikasihi-Nya, —  lagi Maha Penyayang) kepada orang orang yang taat kepada-Nya maka dari itu Dia memberikan keluasan bagi morcka dalam hal ini, Dikecualikan pula dari pembolehan ini orang yang memberontak terhadap pemerintah yang sah dan orang yang mengacau keamanan, Dan disamakan dengan keduanya setiap orang yang durhaka dalam perjalanannya, misalnya seperti budak yang mela. rikan diri dari tuannya dan pemungut pungli. Maka tidak dihalalkan bagi me. reka memakan sesuatu dari apa yang telah disebutkan, selama mereka belum bertobat. Demikian menurut pendapat Imam Syafi’i.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan. Allah berupa Al-Kitab) yakni yang memuat ciri-ciri Nabi Muhammad dan yang dituju oleh ayat ini ialah orang orang Yahudi — (dan menjualnya dengan harga yang murah) yakni harta duniawi yang tiada artinya bila dibandingkan dengan pahala akhirat yang kekal. Mereka menerimanya dari para pengikut mereka sebagai imbalan jasa atas jerih payah penyembunyian yang mereka lakukan, sebab manfaat penyembunyian ini kembali kepada mereka. Untuk itu mereka merasa takut bila sifat-sifat Nabi SAW. itu disampaikan kepada mereka, kedudukan mereka jadi hilang, dan tiada keuntungan duniawi lagi yang akan mereka peroleh dari para pengikutnya — (mereka itu tidak menelan ke dalam perutnya, kecuali api neraka) karena ke  (Allah tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat) disebabkan murka kepada mereka, —  (dan tidak pula akan menyucikan mereka) dari daki-daki dan kotoran dosa. —  (Dan bagi mereka siksa yang pedih) sanalah tempat kembali mereka, — atau menyakitkan yaitu api neraka.

 

  1. (Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk) yang mereka ambil sebagai penggantinya di atas dunia — (dan siksa dengan keampunan) yang disediakan bagi mereka di akhirat, yakni seandainya mereka tidak menyembunyikannya.  (Maka alangkah sabarnya mereka menghadapi api neraka) artinya alangkah beraninya mereka melakukan kesalahan, tanpa memikirkan akibat dan risikonya! Ini berarti menggelitik keheranan orang-orang beriman terhadap orang-orang Yahudi yang melakukan berbagai kesalahan tanpa memperdulikannya. Kalau tidak, kesalahan macam apa pula yang mereka miliki itu!

 

  1. (Demikian itu) yakni apa-apa yang telah disebutkan seperti mereka menelan api dan yang sesudahnya — (disebabkan oleh karena) —  (Allah telah menurunkan Al-Kitab dengan sebenarnya) berkaitan dengan menurunkan, maka mereka berselisih padanya, mereka beriman pada sebagian dan kafir pada sebagian dengan jalan menyembunyikannya.  (Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang Al-Kitab) yakni orang-orang Yahudi dan ada pula yang mengatakan orang-orang musyrik yaitu tentang Al-Qur’an, sebagian mengatakannya sebagai syair, yang lain sihir dan sebagiannya lagi sebagai tenung —  (berada dalam penyimpangan yang jauh) dari kebenaran.

 

  1. (Kebajikan itu bukanlah dengan menghadapkan wajahmu) dalam salat — (ke arah timur dan barat), ayat ini turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menyangka demikian, —  (tetapi orang yang berbakti itu) ada yang membaca albar dengan ba’ baris di atas artinya orang yang berbakti (ialah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab) maksudnya kitab-kitab — , (dan nabi-nabi serta memberikan harta atas) artinya harta yang  (dicintainya) —  (kepada kaum kerapat) atau famili —  (anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang yang dalam perjalanan) atau musafir, —  (orang-orang yang meminta-minta) atau pengemis, —  (dan pada) memerdekakan — “ (budak) yakni yang telah dijanjikan akan dibebaskan dengan membayar sejumlah tebusan, begitu juga orang-orang tawanan, —  (serta mendirikan salat dan membayar zakat) yang wajib, dan sebelum mencapai nisabnya dengan secara tatawwu’ atau sukarela, —  (orang-orang yang menepati janji bila mereka berjanji) baik kepada Allah atau kepada manusia,  (orang-orang yang sabar) baris di atas sebagai pujian —  (dalam kesempitan) yakni kemiskinan yang sangat —  (penderitaan) misalnya karena sakit, —  (dan sewaktu perang) yakni ketika berkecamuknya peperangan di jalan Allah. —  (Mereka itulah) yakni yang disebut di atas —  (orang-orang yang benar) dalam keimanan dan mengakui kebaktian —  (dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa) kepada Allah.

 

  1. (Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu gisas) pembalasan yang setimpal — (berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh) baik tentang sifat maupun perbuatan: — 

(orang merdeka) dibunuh —  (oleh orang merdeka), maka tidak boleh ole hamba —  (hamba oleh hamba dan wanita oleh wanita). Sunnah menyatakan bahwa laki-laki boleh dibunuh oleh wanita dan daJam agama dipandang seimbang atau sebanding, tetapi tidak boleh seorang Islam walaupun ia seorang hamba dibunuh oleh seorang kafir walaupun ia seorang merdeka. —  (Barangsiapa yang mendapat pemaafan) maksudnya di antara pembunuh. pembunuh itu. —  (berkenaan dengan) darah  (saudaranya) yang dibunuh —  (—berupasesuatu) misalnya dengan ditiadakannya gisas yang menyebabkan gugurnya sebagian hukuman oleh sebagian ahli waris. Dengan disebutkannya “saudaranya”, membangkitkan rasa santun yang mendorong seseorang untuk memaafkan dan menjadi pernyataan bahwa pembunuhan itu tidaklah mengakibatkan putusnya persaudaraan dalam agama dan keimanan. “Man” yang merupakan syartiyah atau isim mausul menjadi mubtada, sedangkan khabarnya ialah: —  (maka hendaklah mengikuti) artinya orang yang memaafkan itu terhadap pembunuh hendaklah mengikuti —  (dengan cara yang baik), misalnya memintanya supaya membayar diat atau denda dengan baik-baik dan tidak kasar. Diikutsertakannya kata “memaafkan” itu, menunjukkan bahwa yang wajib ialah salah satu di antara keduanya, dan ini merupakan salah satu di antara kedua pendapat Syafii, sedangkan menurut pendapatnya yang kedua yang wajib itu ialah gisas, sedangkan diat menjadi penggantinya. Sekiranya seseorang memaafkan dan tidak menyebutkan diat, maka bebaslah ia dari segala kewajiban —  (dan) hendaklah si pembunuh —  (membayar) diat –  (kepadanya) yaitu kepada yang memaafkan tadi, yakni ahli waris  (dengan cara yang baik pula) artinya tanpa melalaikan dan mengurangi pembayarannya. — (Demikian itu) maksudnya diperbolehkan mengganti hukum gisas dan pemaafan dengan diat, hal ini adalah —  (Suatu keringanan) atau kemudahan —  (dari Tuhanmu) terhadapmu  (dan suatu rahmat) kepadamu berupa kelapangan dan tidak dipastikan-Nya salah satu di antara keduanya, seperti diwajibkan-Nya gisas atas orang-orang Yahudi dan diat atas orang-orang Nasrani. —  (Dan barangsiapa yang melanggar batas) misalnya dianiayanya si pembunuh dengan membunuhnya pula —  (sesudah itu) maksudnya setelah memaafkan, —  (maka baginya siksa yang pedih) atau menyakitkan, yaitu di akhirat dengan api neraka, atau di dunia dengan dibunuh pula.

 

  1. (Dan bagimu dalam qisas itu terdapat kehidupan) artinya terjaminnya kelangsungan hidup manusia — (hai orang-orang yang berakal), karena jika seseorang yang akan membunuh itu mengetahui bahwa ia akan dibunuh pula, maka ia akan berpikir panjang dan berbalik surut, sehingga dengan demikian berarti ia memelihara nyawanya dan nyawa orang yang akan dibunuhnya tadi. Disyariatkan oleh Allah SWT.  (supaya kamu bertakwa) artinya menjaga dirimu dari membunuh, agar terhindar dari pembalasannya.

 

  1. (Diwajibkan atas kamu, apabila salah seorang di antara kamu didatangi maut) maksudnya tanda-tandanya — (Jika ia meninggalkan kebaikan) yakni harta yang banyak,  (berwasiat) baris di depan sebagai naibul fa’il dari kutiba, dan tempat berkaitnya iza jika ia merupakan zarfiyah dan menunjukkan hukum wajibnya jika ia syartiyah dan sebagai jawaban pula dari in artinya hendakla ia berwasiat —  (untuk ibu bapak dan kaum kerabat secara baik-baik) artinya dengan adil dan tidak lebih dari sepertiga harta, dan jangan mengutamakan orang kaya —  (—merupakan kewajiban) masdar yang memperkuat isi kalimat yang sebelumnya —  (bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah. Ayat ini telah dihapus dan diganti dengan ayat tentang waris dan dengan hadis: “Tidak ada wasiat bagi ahli wa ris”. (Riwayat Turmuzi).

 

  1. (Barangsiapa yang mengubahnya) mengubah wasiat, baik ia sebagai saksi atau yang menyampaikannya — (setelah ia mendengarnya) atau mengetahuinya —  (maka sesungguhnya dosanya) maksudnya dosa dari pemalsuan wasiat itu  (atas orang-orang yang mengubahnya). Di sini terdapat penempatan zahir pada tempat mudmar. —  (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) akan ucapan orang yang menyampaikan wasiat —  (lagi Maha Mengetahui) perbuatannya dan akan membalasnya.

 

  1. (Tetapi barangsiapa merasa khawatir terhadap orang yang berwasiat) ada yang membaca musin dan ada pula muwassin (berlaku berat sebelah) menyimpang dari keadilan — (atau berbuat dosa) misalnya dengan sengaja melebihi sepertiga atau mengistimewakan orang kaya, —  (lalu didamaikannya di antara mereka) yakni antara yang menyampaikan dan yang diberi wasiat dengan menyuruh menepati keadilan, —  (maka tidaklah ia berdosa) dalam soal itu.  (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

183   (Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu) di antara umat manusia —  (agar kamu bertakwa) maksudnya menjaga dirimu dari maksiat, karena puasa itu dapat membendung syahwat yang menjadi pokok pangkal dan biang keladi maksiat itu.

 

  1. (Beberapa hari) mansub atau baris di atas sebagai maf’ul dari fi’il amar yang bunyinya diperkirakan siyam atau sumu — (ber. bilang) artinya yang sedikit atau ditentukan waktunya dengan bilangan yang telah diketahui, yakni selama bulan Ramadan sebagaimana yang akan datang nanti. Dikatakannya “yang sedikit” untuk memudahkan bagi mukallaf. —  (Maka barangsiapa di antara kamu) yakni sewaktu kehadiran hari. hari berpuasa itu —  (sakit atau dalam perjalanan) maksud. nya perjalanan untuk waktu singkat, bukan untuk merantau lama, dan sulit baginya untuk mengerjakan puasa dalam kedua situasi tersebut, lalu ia ber. buka, —  (maka hendaklah dihitungnya) berapa hari ia berbuka, lalu berpuasalah, sebagai gantinya —  (pada hari-hari yang lain). —  (Dan bagi orang-orang yang) —  (—tidak-sanggup melakukannya) disebabkan usia lanjut atau penyakit yang tak ada harapan untuk sembuh —  (maka hendaklah membayar fidyah) yaitu —  (memberi makan seorang miskin) artinya sebanyak makanan seorang miskin setiap hari yaitu satu sukatan —muddari makanan pokok penduduk negeri. Menurut satu qiraat, dengan mengidafatkan “fidyah” dengan tujuan untuk penjelasan. Ada pula yang mengatakan tidak, bahkan tidak ditentukan takarannya. Di masa permulaan Islam, mereka diberi kesempatan memilih, apakah akan berpuasa atau membayar fidyah. Kemudian hukum ini dihapus —mansukhdengan ditetapkannya berpuasa dengan firman-Nya. “Maka barangsiapa di antara kamu yang menyaksikan bulan, hendaklah ia berpuasa”. Kata Ibnu Abbas: “Kecuali wanita hamil dan yang sedang menyusui, jika berbukanya itu disebabkan kekhawatiran terhadap bayi, maka membayar fidyah itu tetap menjadi hak mereka tanpa nasakh. —  (Dan barangsiapa yang secara sukarela melakukan kebajikan) dengan menambah batas minimal yang disebutkan dalam fidyah tadi — (maka itu) maksudnya berbuat tatawwu’ atau kebajikan — (lebih baik baginya. Dan berpuasa)  menjadi mubtada’, sedangkan khabarnya ialah: —  (lebih baik bagi ka mu) daripada berbuka dan membayar fidyah — (jika kamu mengetahui) bahwa berpuasa lebih baik bagimu, maka lakukanlah.

 

  1. Hari-hari tersebut adalah — (bulan Ramadan yang padanya diturunkan Al-Qur’an) yakni dari Lauh Mahfuz ke langit dunia di malam qadar — (sebagai petunjuk) menjadi “hal” artinya yang menunjukkan dari kesesatan —  (bagi manusia dan penjelasan-penjelasan) artinya keterangan-keterangan yang nyata — (mengenai petunjuk itu) yang menuntun pada hukum-hukum yang hak  (dan) sebagai —  (pemisah) yang memisahkan antara yang hak dengan yang batil. —  (Maka barangsiapa yang menyaksikan) artinya hadir —  (di antara kamu di bulan itu, hendaklah ia berpuasa, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan —lalu ia berbukamaka —wajib baginya berpuasasebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari yang lain) sebagaimana telah diterangkan terdahulu. Diulang-ulang agar jangan timbul dugaan adanya nasakh dengan diumumkannya “menyaksikan bulan” —  (Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesempitan) sehingga oleh karenanya kamu diperbolehkan-Nya berbuka di waktu sakit dan ketika dalam perjalanan. Karena yang demikian itu merupakan ‘illat atau motif pula bagi perintah berpuasa, maka di’atafkan padanya —  (Dan hendaklah kamu cukupkan) ada yang membaca tukmilu dan ada pula tukammilu —   (bilangan) maksudnya bilangan puasa Ramadan —  (hendaklah kamu agungkan Allah) sewaktu menunaikannya —  (atas petunjuk yang diberikan-Nya kepadamu) maksudnya petunjuk tentang pokok-pokok agamamu —  (dan Supaya kamu bersyukur) kepada Allah SWT. atas semua itu.

 

  1. Segolongan orang-orang bertanya kepada Nabi SAW., “Apakah Ty. han kami dekat, maka kami akan berbisik kepada-Nya, atau apakah Dia jauh, maka kami akan berseru kepada-Nya.” Maka turunlah ayat ini: — (Dan apabila hamba-hamba-Ku menanyakan kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Mahadekat) kepada mereka dengan ilmu-Ku, beri tahukanlah hal ini kepada mereka — (Kukabulkan permohonan orang yang berdoa, jika ia berdoa kepada-Ku) sehingga ia dapat memperoleh apa yang dimohonkannya. —  (Maka hendaklah mereka itu memenuhi pula —perintah-Ku) dengan taat dan patuh —  (serta hendaklah mereka beriman) senantiasa iman —   (kepada-Ku, supaya mereka berada dalam kebenaran) atau petunjuk Allah.

 

  1. (Dihalalkan bagi kamu pade malam hari puasa bercampur dengan istri-istrimu) maksudnya mencampuri mereka. Ayat ini turun menasakhkan hukum yang berlaku di masa permula an Islam berupa diharamkannya mencampuri istri itu, begitu pula diharamkannya makan minum setelah waktu Isya. — (Mereka itu pakaian bagi kamu, dan kamu pakaian bagi mereka) bahwa keduanya saling bergantung dan saling membutuhkan. — (Allah mengetahui bahwa kamu akan berkhianat pada) atau (dirimu) dengan melakukan jima’ atau hubungan suami istri pada malam hari puasa. Hal itu pernah terjadi atas diri Umar dan lainnya, lalu ia segera memberitahukannya kepada Nabi SAW. — (maka Allah pun menerima tobatmu) yakni sebelum kamu bertobat —.  (dan dimaafkan-Nya kamu. Maka sekarang) karena telah dihalalkannya bagimu —  (campurilah mereka itu) —  (dan usahakanlah) atau carilah —  (apa-apa yang telah ditetapkan Allah bagimu) artinya apa yang telah diperbolehkanNya seperti bercampur, atau mendapatkan anak —  (dan makan minumlah) sepanjang malam itu —  (hingga nyata) atau jelas —  (bagimu benang putih dari benang hitam berupa fajar sadiq), sebagai penjelasan bagi benang putih, sedangkan penjelasan bagi benang hitam dibuang yaitu berupa malam hari. Fajar itu tak ubahnya seperti warna putih bercampur warna hitam yang memanjang dengan dua buah garis berwarna putih dan hitam. —  (Kemudian sempurnakanlah puasa itu) dari waktu fajar —  (sampai malam) maksudnya masuknya malam dengan terbenamnya matahari —  (dan janganlah kamu campuri mereka) maksudnya istri-istri kamu itu — , (sedang kamu beri’tikaf) atau bermukim dengan niat itikaf. —  (di dalam masjid-masjid) seorang yang beri’tikaf dilarang keluar masjid untuk mencampuri istrinya, lalu kembali lagi. —  (Itulah) yakni hukum-hukum yang telah disebutkan tadi —  (larangan-larangan Allah) yang telah digariskan-Nya bagi hamba-hamba-Nya agar mereka tidak melanggarnya  (maka janganlah kamu mendekatinya). Kalimat ini lebih mengesankan dari “janganlah kamu melanggarnya” yang diucapkan pada ayat yang lain. —  (Demikianlah) sebagaimana telah dinyatakan-Nya bagi kamu apa yang telah disebutkan itu —  (Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya bagi manusia, supaya mereka bertakwa) maksudnya menjauhi barang larangan-Nya.

 

  1. , (Dan janganlah kamu memakan harta sesama kg. mu) artinya janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain

(dengan jalan yang batil) maksudnya jalan yang haram menurut sya. ra’ misalnya dengan mencuri, mengintimidasi, dan lain-lain —  (dan) jangan. lah —  (kamu bawa) atau ajukan —  (ia) artinya urusan harta ini ke pengadilan dengan menyertakan uang suap —  (kepada hakimhakim, agar kamu dapat memakan) dengan jalan tuntutan di pengadilan itu (sebagian) atau sejumlah —  (harta manusia) yang bercampur (dengan dosa, padahal kamu mengetahui) bahwa kamu berbuat kekeliruan.

 

  1. (Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad, — (tentang bulan sabit). “Ahillah” jamak dari “hilal”. Pada permulaannya tampak kecil tipis kemudian terus bertambah hingga penuh dengan cahaya. Lalu kembali sebagaimana semula, maka keadaannya tidak seperti matahari yang tetap —  (katakanlah) kepada mereka: —  (“Ia adalah tandatanda waktu), mawagit jamak dari miqat —  (bagi manusia) untuk mengetahui waktu bercocok tanam, berdagang, ‘iddah wanita, berpuasa, dan  buka mereka —  (dan—bagi—haji) di’atafkan atau dihubungkan kepada manusia, artinya untuk diketahui waktunya. Karena seandainya bulan tetapdalam keadaan yang sama, tentulah hal itu tidak dapat diketahui. — .l   (Dan bukanlah kebajikan, jika kamu memasuki rumah-rumah dari belakangnya) yakni di waktu ihram, dengan membuat lobang di belakang rumah untuk tempat keluar masuk kamu dengan mening:galkan pintu. Hal itu biasa mereka lakukan dulu, dan mereka anggap sebagai – kebajikan — (tetapi kebajikan itu) maksudnya orang yang berbakti  (ialah orang yang bertakwa) kepada Allah dengan tidak melanggar perintah-perintah-Nya, —  (dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya) baik sewaktu ihram maupun pada waktu-waktu lain nya, —  (dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beroleh keberuntungan).

 

  1. Tatkala Nabi SAW. dihalangi kaum Quraisy untuk mengunjungi Baitullah pada perjanjian Hudaibiyah dan berdamai dengan orang-orang kafir itu untuk kembali di tahun depan, di mana ia diberi kesempatan untuk memasuki Mekah selama tiga hari, kemudian tatkala ia telah bersiap-siap untuk ‘umratul gada’, sedangkan kaum muslimin merasa khawatir kalau-kalau Quraisy tidak menepati janjinya lalu memerangi mereka, padahal kaum muslim tak mau melayani mereka jika di saat ihram, di tanah haram dan di bulan haram, maka turunlah ayat: — (Dan perangilah di jalan Allah) maksudnya untuk menjunjung tinggi agama-Nya — (orang-orang yang memerangi kamu) di antara orang-orang kafir —  (tetapi janganlah kamu melampaui batas) misalnya dengan memulai peperangan terhadap mereka —  (karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas) artinya yang melanggar apa-apa yang telah digariskan bagi mereka. Dan ini dinasakh dengan ayat Bara’ah atau dengan firman-Nya:

 

  1. (Dan bunulah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, serta usirlah mereka di mana mereka, mengusir kamu) artinya Mekah, dan ini telah dilakukan nabi terhadap mere. ka pada tahun pembebasan — (sedangkan fitnah itu) artinya kemusyrikan mereka —  (lebih berat) maksudnya lebih berbahaya —   (dari pembunuhan) terhadap mereka, yakni di tanah suci atau sewaktu ihram yang mereka hormati itu. —   (Dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram) maksudnya di tanah suci,  (sebelum mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika me reka memerangi kamu) di sana, —  (maka bunuhlah mereka). Menurut satu qiraat tanpa alif pada kata kerja yang tiga: wala taqtuluhum, hatta yaqtulukum fih, dan fa-in qatalukum. —  (Demikianlah) maksudnya pembunuhan dan pengusiran —  (menjadi balasan bagi orang orang yang kafir).

 

  1. (Jika mereka berhenti) dari kekafiran lalu masuk Islam (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.

 

  1. (Dan perangilah mereka itu hingga tidak ada lagi) atau tidak dijumpai lagi — (fitnah) yakni kemusyrikan —  (dan —sehinggaagama itu) pengabdian atau perhambaan diri itu (hanya untuk Allah) semata dan tak ada yang disembah selain Dia  (Maka jika mereka berhenti) dari kemusyrikan, janganlah kamu melakukan pelanggaran terhadap mereka, makna ini dapat disimpulkan dari  (maka tak ada permusuhan lagi) seperti pembunuhan atau lainnya (kecuali terhadap orang-orang yang aniaya). Orang yang telah menghentikan kekeliruannya, maka tidak termasuk orang yang aniaya, sehingga tidak perlu mendapat tindakan permusuhan lagi.

 

  1. (Bulan haram) artinya bulan suci harus dibalas pula (dengan bulan haram) maksudnya, sebagaimana mereka memerangi kamu pada bulan suci, perangilah pula mereka pada bulan itu, sebagai sanggahan atas sikap kaum muslim yang menghormati bulan suci —  (dan pada semua yang patut dihormati) jamak dari hurmatun —  (berlaku hukum gisas) maksudnya bila kehormatan itu dilanggar, maka hendaklah dibalas dengan perbuatan yang setimpal. —  (Maka barangsiapa yang menyerang kamu) dalam suatu pelanggaran di tanah suci,  di waktu ihram atau di bulan-bulan haram, —  (maka seranglah pula dia dengan suatu serangan yang seimbang dengan serangan terhadap kamu). Tindakan pembalasan itu disebut “serangan” karena sama dengan timpalannya dalam bentuk dan rupa. —  (Dan bertakwalah kepada Allah) dalam membela diri, jangan melampaui batas.  (Dan ketahuilah olehmu bahwa Allah bersama orang-orang yang takwa) yakni memberi bantuan dan kemenangan.

 

  1. (Dan belanjakanlah di jalan Allah) artinya menaatinya, seperti dalam berjihad dan lain-lainnya — (dan janganlah kamu jatuhkan tanganmu) maksudnya dirimu. Sedangkan ba’ sebagai tambahan —  (ke dalam kebinasaan) atau kecelakaan, disebarkan meninggalkan atau tak mau mengeluarkan dana untuk berjihad yang akan menyebabkan menjadi lebih kuatnya pihak musuh daripada kamu  (Dan berbuat baiklah kamu) misalnya dengan mengeluarkan nafkah dan lain-lainnya —  (Sesungguhnya Allah mengasihi orang yang berbuat baik) artinya akan memberi mereka pahala.

 

  1. (Dan sempurnakanlah haji dan umrah rena Allah) artinya lakukanlah dengan memenuhi semua haknya— (dan jika kamu terkepung) artinya terhalang untuk menyelesaikannya disebabkan adanya musuh, — (maka hendaklah menyem belih hewan kurban yang mudah didapat) yaitu seekor kambing —   (dan janganlah kamu cukur kepalamu) maksudnya jangan tahallul , (sebelum sampainya kurban) tersebut — , (ke tempat penyembelihannya), artinya tempat penyembelihan binatang kurban, menurut Syafii ialah tempat terkepung itu. Maka hendaklah disembelih di sana dengan niat tahallul, lalu dibagi-bagikan kepada kaum fakir-miskin, kemudian bercukur rambut, sehingga dengan demikian tercapailah tahallul. —  (Dan barangsiapa di antara kamu sakit atau ada gangguan pada kepalanya) lalu ia bercukur di waktu ihram —  (maka hendaklah ia membayar fidyah), — , (yaitu berpuasa) selama tiga ha ri —  (atau bersedekah) sebanyak tiga sukat makanan pokok penduduk itu kepada enam orang miskin —  (atau berkurban) artinya menyembelih kambing yang berarti “atau” memberi kesempatan untuk memilih. Termasuk pula dalam hal ini orang yang bercukur tanpa halangan apa-apa, karena ia lebih pantas lagi untuk membelinya, membayar denda atau tebusan. Demikian pula orang yang menikmati apa-apa yang dilarang tanpa bercukur, seperti memakai minyak wangi, pakaian yang berjahit dan minyak  rambut yang disebabkan sesuatu halangan atau lainnya. —  (Maka apabila kamu telah merasa aman) dari bahaya musuh-musuhmu, misalnya mereka sudah pergi atau sudah tidak ada lagi, —  (maka bagi siapa yang hendak ber-tamattu”) yaitu —  (mendahulukan umrah) disebabkan telah kosongnya ia dari larangan-larangan ihram —  (daripada haji) maksudnya sampai saat ihram dengannya asal saja masih pada bulan-bulaninya, —  (maka hendaklah —wajibia menyembelih kurban yang mudah didapat).nya, yaitu seekor kambing yang harus disembelihnya sesudah ihram haji, dan lebih utama pada hari kurban. — (Tetapi apabila ia tidak menemukan) kurban, misalnya karena hewan itu tidak ada, atau tidak punya uang untuk membelinya, —  (maka hendaklah ia berpuasa) artinya wajib atasnya berpuasa —  (tiga hari dalam masa haji) artinya sewaktu sedang ihram, dengan demikian ia wajib melakukan ihram sebelum tanggal tujuh Zul Hijjah, dan lebih utama sebelum tanggal enam, karena makruhnya berpuasa pada hari Arafah, sedangkan menurut salah satu di antara dua pendapat Syafii yang lebih sah, tidak boleh mempuasakannya pada hari-hari tasyriq —  (dan tujuh hari lagi bila kamu telah pulang) ke kampung halamanmu, baik Mekah atau lainnya. Ada pula yang mengatakan jika telah selesai dari pekerjaan-pekerjaan haji tanpa mempedulikan soal di rantau atau tidaknya. — (Itulah sepuluh hari yang sempurna) suatu jumlah untuk menguatkan yang sebelumnya. — dls (Demikian itu) maksudnya hukum yang telah disebutkan tadi berupa kewajiban menyembelih kurban atau berpuasa bagi orang yang mengerjakan haji secara tamattu’ —  (adalah bagi orang yang keluarganya tidak berada di —sekitar masjidil Haram). Menurut Syafi’i, tidak berada kurang dari dua marhalah dari tanat suci. Jika sebaliknya, maka tak ada kurban dan tidak pula berpuasa sekali, bun ia melakukan tamattu’. Disebutkannya ahli atau penduduk, memperi ngatkan kita disyaratkannya status sebagai penduduk. Sekiranya ia berm , kim sebelum bulan-bulan haji tetapi tidak menjadi penduduk tetap, lalu 1, bertamattu’, maka wajiblah baginya demikian itu. Ini merupakan salah sat , dari dua pendapat Syafii, sedangkan pendapatnya yang kedua tidak wajib, “Ahli” itu merupakan sindiran terhadap diri orang yang bersangkutan. Seba. gaimana disebutkan oleh Sunnah, termasuk pula dalam tamattu’ ini ialah gi ran artinya orang yang ihram dengan haji dan umrah sekaligus, atau memasukkan haji ke dalam umrah sebelum memulai tawaf —  (Dan ber takwalah kamu kepada Allah) yakni mengenai perintah dan larangan-Nya  (serta ketahuilah bahwa Allah amat berat siksaan. Nya), yakni bagi orang yang melanggar peraturan-Nya.

 

  1. (Haji) maksudnya waktu atau musimnya — (beberapa bulan yang dimaklumi) yaitu Syawal, Zul Qa’dah, dan 10 hari pertama dari Zul Hijjah. Tetapi ada pula yang mengatakan seluruh bulan Zul Hijjah itu. —  (Maka barangsiapa yang telah menetapkan niatnya) dalam dirinya —  (akan melakukan ibadah haji pada bulan-bulan itu) deagan mengihramkannya, —  (maka tidak boleh ia mencampuri istri) yakni bersetubuh — (dan jangan berbuat kefasikan) berbuat maksiat —  (dan jangan berbantah-bantahan) atau terlibat dalam percekcokan —  (sewaktu mengerjakan haji itu). Menurut satu qiraat, dengan baris di atas dua hal yang pertama, dan makna yang dimaksud ialah larangan mengerjakan tiga hal itu. —  (Dan apa yang kamu beriakan berupa kebaikan) sedekah —  (pastilah diketahui oleh Allah) yang akan membalas kebaikan itu. Ayat berikut ini diturunkan kepada penduduk Yaman yang pergi naik haji tanpa membawa bekal, sehingga mereka menjadi beban bagi orang lain. —  (Dan berbekallah kamu) yang akan menyampaikan kamu ke tujuan perjalananmu —  (dan sesungguhnya sebaik-baik bekal ialah takwa) artinya yang dipergunakan manusia untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban bagi orang lain dan sebagainya. —  (Dan bertakwalah kamu kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal).

 

  1. (Tidak ada dosa bagi kamu) dalam — (mencari) atau mengusahakan —  (karunia) atau rezeki —  (dari Tuhanmu) yakni dengan berniaga di musim haji. Ayat ini turun untuk menolak anggapan mereka yang keliru itu. —  (Maka jika kamu telah bertolak) artinya berangkat —  (dari Arafah) yakni setelah berwukuf di sana, —  (maka berzikirlah kepada Allah) yakni setelah bermalam di Muzdalifah sambil membaca talbiah, tahlil, dan berdoa —  (di Masy’aril Haram) yaitu nama sebuah bukit di ujung Muzdalifah disebut Quzah. Dalam sebuah hadis disebutkan, “bahwa Nabi SAW. berwukuf di sana, berzikir dan berdoa kepada Allah hingga hari telah amat terang.” (Riwayat Muslim). —  (Dan berzikirlah kepadaNya disebabkan petunjuk yang diberikan-Nya kepadamu) untuk mengetahui pokok-pokok agama dan tata cara hajinya. “Kaf” untuk menunjukkan sebab atau motifnya. —  (Dan sesungguhnya) dibaca in bukan inna —  (kamu sebelum itu) maksudnya sebelum petunjuk itu — (termasuk orang-orang yang sesat).

 

  1. (Kemudian bertolaklah kamu) hai orang-orang Quraisy (dari tempat bertolaknya manusia) maksudnya dari Arafah dengan jalan berwukuf bersama mereka. Sebelum itu biasanya mereka wukuf di Muzdalifah karena merasa enggan wukuf bersama-sama dengan orang lain. Summa atau “kemudian” menunjukkan urutan —  (dan mohonlah ampun kepada Allah) terhadap dosa-dosamu. —  (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) terhadap orang-orang beriman.

 

  1. (Apabila kamu telah menyelesaikan) atau menjalankan (ibadah hajimu) maksudnya, telah melempar jumratul ‘aqabah 3 telah tawaf, telah berada di Mina,  (maka berzikirlah kepada Allah) dengan bertakbir dan menyanjung-Nya —  (sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek-moyangmu) yang kamu lakukan sehabis haji untuk membangga-banggakan mereka  (bahkan lebih banyak lagi dari itu) artinya lebih banyak dari ingatanmu kepada nenek-moyangmu itu. Asyadda mendapat baris di atas disebabkan kedudukannya sebagai “hal” dari zikir yang mansub oleh uzkuru. Seandainya ia terletak di belakangnya,  maka ia akan menjadi sifat atau na’atnya. —  (Di antara manusia ada yang berdoa: “Ya Tuhan kami berilah kami) bagian kami  (di dunia”), sehingga ia pun diberilah bagian itu —  (dan tiadalah ia di akhirat beroleh bagian) yang menyenangkan.

 

  1. (Dan di antara mereka ada pula yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia kebaikan) artinya nikmat, — (di akhirat kebaikan) yakni surga, — (dan peliharalah kami dari siksa neraka) yakni dengan tidak memasukinya. Ini merupakan lukisan tentang keadaan orang-orang musyrik dan keadaan orang-orang beriman, yang tujuannya ialah supaya kita mencari dua macam kebaikan dunia dan akhirat, sebagaimana telah dijanjikan akan beroleh pahala dengan firman-Nya:

 

  1. (Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian) maksudnya pahala — (dari) artinya disebabkan —  (apa yang mereka usahakan) yakni amalan mereka dari haji dan doa — (dan Allah sangat cepat perhitungannya). Menurut keterangan sebuah hadis, Allah melakukan hisab atau perhitungan bagi seluruh makhluk dalam tempo yang tidak lebih setengah hari waktu dunia.

 

  1. (Dan berzikirlah kepada Allah) dengan membaca takbir ketika melempar jumrah — (pada beberapa hari yang berbilang) yakni pada hari-hari Tasyriq yang tiga. —  (Barangsiapa yang ingin cepat-cepat) maksudnya ingin cepat-cepat berangkat dari Mina —  (dalam dua hari) artinya pada hari yang kedua hari tasyriq setelah melempar  jumrah-jumrahnya, —  (maka tiadalah ia berdosa) dengan tindakannya itu. —  (Dan barangsiapa yang ingin mengundurkannya) hingga ia bermalam pada malam ketiga dan melempar jumrah-jumrahnya,  (maka tiadalah ia berdosa) dengan perbuatannya itu. Jadi mereka diberi kesempatan untuk memilih tanpa memikul dosa-dosa apa pun —  (—yakni bagi orang yang bertakwa) kepada Allah dalam ibadah hajinya. karena pada hakikatnya itulah haji yang sebenarnya. —  (dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya) yakni di akhirat yang nantinya amal perbuatannya akan mendapat balasan daripada-Nya.

 

  1. (Di antara manusia ada seorang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu) tetapi sebaliknya tidak demikian halnya tentang kehidupan akhirat karena berbeda dengan pandangan dan keyakinannya — (dan dipersaksikan. nya kepada Allah atas isi hatinya) bahwa itu benar-benar cocok dengan apa yang diucapkannya —  (padahal ia adalah musuh yang paling keras) baik bagimu maupun bagi pengikut-pengikutmu disebabkan permusuhannya denganmu itu. Orang ini namanya Akhnas bin Syuraiq, seorang munafik yang manis mulut terhadap Nabi SAW. Ia bersumpah bahwa ia seorang mukmin dan cinta kepada Nabi SAW. lalu mendekati majelisnya. Maka kepalsuannya ini dibukakan Allah, dan suatu waktu ia pernah lewat di pertanian dan peternakan seorang sahabat, maka dibakarnya tanaman dan disembelih nya hewan-hewan milik sahabat itu di waktu malam, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT.: — 

 

  1. (Dan apabila ia berpaling) dari hadapanmu (ia berjalan di muka bumi untuk membuat kerusakan padanya dan membinasakan tanam-tanaman dan binatang ternak) untuk menyebut beberapa macam kerusakan itu (sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan) artinya tidak rida padanya.

 

  1. (Dan jika dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kamu kepada Allah) dalam perbuatan-perbuatanmu, — (bangkitlah kesombongannya) yang menyebabkan berbuat, — PN (dosa) yang disuruh menghindarinya. —  (Maka cukuplah baginya neraka Jahannam, dan sungguh ia seburuk-buruk tempat tinggal!)

 

  1. (Dan di antara manusia ada orang yang menjual dirinya) artinya mengorbankannya demi taatnya kepada Allah TA’ALA . (guna menuntut) atau mencari —  (keridaan Allah). Namanya ialah Suhaib. Tatkala ia dianiaya oleh orang-orang musyrik, ia pun berhijrah ke Madinah dan ditinggalkannya bagi mereka harta bendanya —  (dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya), sehingga ditunjuki-Nya mereka kepada hal-hal yang diridai-Nya. Ayat berikut diturunkan mengenai Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya tatkala mereka membesarkan hari Sabtu dan membenci unta sesudah masuk Islam.

 

  1. (Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam agama Islam), ada yang membaca salmi dan ada pula silmi (secara keseluruhan) “hal” dari Islam artinya ke dalam seluruh syariatnya tanpa kecuali, —  (dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah) atau jalan-jalan —  (setan) artinya godaan dan perdayaannya untuk membeda-bedakan, (sesungguhnya ia musuhmu yang nyata) artinya jelas permusuhannya terhadapmu.

 

  1. (Dan jika kamu tergelincir) atau menyimpang untuk masuk ke dalam keseluruhannya — (setelah datang kepada mu bukti-bukti nyata) bahwa ia barang hak, —  (maka ketahuilah bahwa Allah Maha tangguh) hingga tidak suatu pun yang dapat menghalangi-Nya untuk menjatuhkan hukuman kepadamu, —  (lagi Maha bijaksana) di dalam segala perbuatan-Nya.

 

  1. (Tiadalah), maksudnya tidaklah — Waru (yang mereka tunggu-tunggu) buat memasukinya secara keseluruhan itu — (melainkan datangnya Allah kepada mereka) maksudnya siksa Allah seperti pada  firman-Nya “atau datang amru rabbika artinya siksa Tuhanmu” —  (dalam naungan) zulal jamak dari zillah artinya naungan —  (awan dan malaikat dan diputuskanlah perkara-Nya) hingga tamatlah riwayat mereka. —  (Dan kepada Allah dikembalikan —kembalinya segala urusan) ada yang menyatakan dalam bentuk pasif, ada pula aktif, yakni di akhirat untuk menerima pembalasan daripada-Nya.

 

  1. (Tanyakanlah) hai Muhammad — (kepada Bani Israil) sebagai pukulan bagi mereka —  (berapa banyaknya yang telah Kami berikan kepada mereka),  merupakan pertanyaan, tempat berkaitnya soal mengenai maful kedua, yaitu maful kedua dan mumayyaz dari ataina —  (berupa tanda-tanda yang nyata) atau kuat, misalnya terbelahnya lautan, turunnya manna dan salwa, lalu mereka sambut dengan kekafiran. —  (Dan barangsiapa yang menukar nikmat Allah) maksudnya tanda-tanda yang telah diberikan-Nya, karena itu merupakan sebab beroleh petunjuk —  (setelah nikmat itu datang kepadanya) menjadi kekafiran, —  (maka sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya) terhadapnya.

 

  1. (Dijadikan indah bagi orang-orang yang kafir) di antara penduduk Mekah — (kehidupan dunia ini) dengan jalan menghiasinya hingga mereka menyukainya — , (dan) mereka —  (memandang hina orang-orang yang beriman) karena kemiskinan mereka, seperti Bilal, ‘Ammar, Suhaib dan lain-lain, artinya mengejek mereka dan membanggakan kekayaan mereka kepada orang-orang miskin yang tidak punya itu. —  (Padahal orang-orang yang bertakwa) yang menjaga diri dari kemusyrikan, mereka itu —  (berada di atas orang-orang kafir pada hari Allah memberi rezeki kepada siapa yang disukai-Nya tanpa batas) artinya rezeki yang luas di akhirat, atau di dunia, misalnya dimilikkan-Nya harta benda dan budak dari pihak yang mengejek kepada pihak yang diejek.

 

 

  1. (Adalah manusia itu umat yang satu) yang berSatu dalam keimanan —lalu mereka berselisih paham sehingga sebagian mereka beriman, sedangkan yang lainnya kafir. — (Maka Allah pun mengutus para nabi) kepada mereka —  (membawa berita gembira) bahwa orang yang beriman akan masuk surga  (dan peringatan)  bahwa orang-orang kafir akan masuk neraka, —  (dan menurunkan bersama mereka kitab) dengan arti kitab-kitab —  (dengan benar) berkaitan dengan “menurunkan” —  (agar ia dapat memberi ke. putusan) dengan kitab itu —  (di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan) mengenai agama. —  (Dan tidaklah berselisih tentangnya) mengenai agama itu —  (kecuali orang-orang yang diberi kitab), maka berimanlah sebagian dan kafir sebagian —  (setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata) yang membuktikan ketauhidan. Min berkaitan dengan ikhtalafa, dan bersama kalimat yang sesudahnya, ia didahulukan daripada istisna’ dalam makna —  (karena kedengkian) dari orang-orang kafir —  (sesama mereka Maka Allah menunjuki orang-orang yang beriman mengenai yang mereka perselisihkan itu kepada) sebagai penjelasan —  (kebenaran dengan izin-Nya) .  artinya kehendak-Nya. —  (Dan Allah menunjuki siapa yang disukai-Nya) artinya untuk ditunjuki —  (ke jalan yang lurus) atau jalan yang benar.

 

  1. Ayat berikut diturunkan mengenai susah payah yang menimpa kaum muslim: — (Ataukah), maksudnya apakah — (kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum) maksudnya belum —  (datang kepadamu seperti) yang datang  (kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kamu) di antara orang-orang beriman berupa bermacam-macam cobaan, lalu kamu bersabar sebagaimana mereka bersabar? —  (Mereka ditimpa oleh): kalimat ini menjelaskan perkataan yang sebelumnya (malapetaka) maksudnya kemiskinan yang memuncak, —  (kesengsaraan) maksudnya penyakit,  (dan mereka digoncang) atau dikejutkan oleh bermacam-macam bala (hingga berkatalah) baris di atas atau di depan artinya telah bersabda —  (Rasul dan orang-orang yang beriman yang bersamanya) yang menganggap terlambatnya datang bantuan disebabkan memuncaknya kesengsaraan yang menimpa mereka: —  (Bilakah) datangnya  (pertolongan Allah) yang telah dijanjikan kepada kami?” Lalu mereka mendapat jawaban dari pihak Allah: — “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”) kedatangannya.

 

  1. (Mereka bertanya kepadamu) hai Muhammad — (tentang apa yang mereka nafkahkan). Yang bertanya itu ialah Amar bin Jamuh, seorang tua yang hartawan. Ia menanyakan kepada Nabi SAW. apa yang akan dinafkahkan dan kepada siapa dinafkahkannya? —  (Katakanlah:) kepada mereka — , (Apa saja harta yang kamu nafkahkan) “harta” merupakan penjelasan bagi “apa saja” dan mencakup yang sedikit dan yang banyak. Di sana terdapat penjelasan terhadap apa yang dinafkahkan yang merupakan salah satu dari dua sisi pertanyaan, tetapi juga jawaban terhadap siapa yang akan menerima nafkah itu, yang merupakan sisi lain dari pertanyaan dengan firman-Nya: —  (maka bagi ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan) artinya mereka lebih berhak untuk menerimanya. —  (Dan apa saja kebaikan yang kamu perbuat) baik mengeluarkan nafkah atau lainnya, —  (maka sesungguhnya Allah mengetahuinya) dan akan membalasnya.

 

  1. (Diwajibkan atasmu berperang) yakni menghadapi orang-orang kafir — (padahal hal itu suatu kebencian) maksudnya suaIe tu hal yang tidak disukai  (bagi kamu) menurut tabiat, disebabkan amat  menyusahkannya. —  (Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal baik bagi kamu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal amat buruk bagi kamu). Ini disebabkan kecenderungan nafsu pada syahwat atau keinginan-keinginan yang pasti akan mencelakakannya, dan enggannya melakukan taklif atau tugas-tugas yang akan membahagiakannya. Siapa tahu bahwa dalam peperangan —walau kamu membencinya tersembunyi kebaikan, misalnya kemenangan dan harta rampasan atau mati syahid dan beroleh pahala. Sebaliknya dalam meninggalkannya, —walaupun menyenangkan hatimuterdapat keburukan misalnya kehinaan dan kemiskinan serta luputnya pahala. — (Dan Allah Maha Mengetahui) apa-apa yang baik bagimu —  (sedangkan kamu tidak mengetahui) demikian itu. Maka bersegeralah melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadamu! Nabi SAW. mengirim pasukannya yang pertama diantaranya terdapat Abdullah bin Jahsy. Mereka memerangi orang-orang musyrik dan membunuh Ibnul Hadrami pada hari terakhir dari bulan Jumadil Akhir hingga mereka memasuki awal bulan Rajab (salah satu bulan yang suci). Mereka lalu dicela oleh orang-orang kafir karena telah menghalalkan bulan suci itu, maka turunlah ayat: —

 

  1. (Mereka menanyakan kepadamu tentang bulan haram) atau bulan suci — (—yakni berperang padanya), menjadi badal isytimal. —  (Katakanlah) kepada mereka:  (“Berperang dalam bulan itu adalah besar”) maksudnya dosa besar. “Berperang” menjadi mubtada’, sedangkan “besar” menjadi khabarnya, —  (—tetapimenghalangi) manusia, menjadi mubtada’ —  (dari jalan Allah) maksudnya dari agama-Nya,  (dan kafir kepada-Nya), —  (serta) menghaJangi ia masuk —  (Masjidil Haram) artinya kota Mekah —  (dan mengusir penduduknya daripadanya) sebagaimana yang dialami Nabi SAW. bersama orang-orang mukmin, sedangkan yang menjadi khabarnya ialah —  (lebih besar lagi) artinya dosanya —  (di sisi Allah) daripada berperang itu. —  (Sedangkan berbuat fitnah) artinya kemusyrikan —  (lebih besar lagi dari pembunuhan) bagimu padanya. — , (Dan tidak henti-hentinya mereka) maksudnya orangorang kafir —  (memerangi kamu) hai orang-orang beriman —  (hingga) maksudnya agar —  (mengembalikan kamu dari agamamu) kepada kekafiran. —  (sekiranya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu ia mati dalam kekafiran, maka mereka itu menjadi sia-sia) atau batal —  (amal-amal mereka) yang saleh  (di dunia dan akhirat) hingga tidak dianggap dan tidak diberi pahala. Mengaitkannya dengan kematian menunjukkan bahwa seandainya ia kembali kepada Islam sebelum mati maka amalnya tidaklah batal dan tetap diberi pahala serta tidak perlu diulangi lagi, haji misalnya. Demikianlah menurut pendapat Syafi’i, —  (dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya). Tatkala anak buah pasukannya tadi menyangka bahwa meskipun mereka tidak berdosa, tetap tidak beroleh pahala (karena melakukan peperangan pada bulan haram), maka turunlah ayat:

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman orang-orang yang berhijrah) meninggalkan kampung halaman mereka, — , (dan berjihad di jalan Allah) yakni untuk meninggikan aga ma-Nya, —  (mereka itu mengharapkan rahmat Allah) artinya pahala-Nya, —  (dan Allah Maha Pengampun lagi Ma ha Penyayang) terhadap orang-orang beriman.

 

  1. (Mereka menanyakan kepadamu tentang minuman keras dan berjudi) apakah hukumnya? — (Katakanlah kepada mereka) —  (pada keduanya) maksudnya pada minuman keras dan berjudi itu terdapat —  (dosa besar). Menurut satu qiraat dibaca kasir (banyak) disebabkan keduanya banyak menimbulkan persengketaan, caci-mencaci, dan kata-kata yang tidak senonoh, (dan beberapa manfaat bagi manusia) dengan meminum minuman keras akan menimbulkan rasa kenikmatan dan kegembiraan, dan dengan berjudi akan mendapatkan uang dengan tanpa susah payah —  (—tetapidosa keduanya) maksudnya bencana-bencana yang timbul dari keduanya — (Mebih besar) artinya lebih parah kera, (daripada manfaat keduanya). Ketika ayat ini diturunkan, segolongan umat Islam masih suka meminum minuman keras, sedangkan yang lainnya sudah meninggalkannya sampai akhirnya diharamkan oleh sebuah ayat dalam surat Al-Maidah. —  (Dan mereka menanyakan kepadamu beberapa yang akan mereka nafkahkan) artinya berapa banyaknya.  (Katakanlah): Nafkahkanlah —  (kelebihan) maksudnya yang lebih dari keperluan dan janganlah kamu nafkahkan apa yang kamu butuhkan dan kamu sia-siakan dirimu. Menurut satu qiraat dibaca al-‘afwu sebagai khaba’ dari mubtada’ yang tidak disebutkan dan diperkirakan berbunyi: “yaitu huwa”  (Demikianlah) artinya sebagaimana dijelaskan-Nya kepadamu apa yang telah disebutkan itu —  (dijelaskannya —pula bagimu ayat-ayat, agar kamu memikirkan).

 

  1. (—Yaitu tentang) urusan — (dunia dan akhirat) hingga kamu dapat memungut mana-mana yang lebih baik untukmu pada keduanya. —  (Dan mereka menanyakan kepadamu tentang anak-anak yatim) serta kesulitan-kesulitan yang mereka temui dalam urusan mereka. Jika mereka menyatukan harta mereka dengan harta anakanak yatim, mereka merasa berdosa dan jika mereka pisahkan harta mereka dan dibuatkan makanan bagi mereka secara terpisah, maka mengalami kerepotan. —  (Katakanlah: “Mengurus urusan mereka secara patut) misalnya mengenai campur tangan dalam upaya mengembangkan harta mereka —  (adalah lebih baik) daripada membiarkannya. —  (Dan jika kamu mencampuri —urusanmereka) maksudnya kamu campurkan pengeluaran kamu dengan pengeluaran mereka, —  (maka mereka adalah saudaramu) maksudnya mereka itu adalah saudara-saudara seagama, dan telah menjadi kelaziman bagi seorang saudara untuk mencampurkan hartanya pada harta saudaranya, tegasnya silakan melakukannya karena tak ada salahnya. —  (Dan Allah mengetahui orang yang membuat kerusakan) terhadap harta anak-anak yatim itu ketika mencampurkan hartanya kepada harta mereka —  (dari orang yang berbuat kebaikan) dengannya, hingga masing-masing akan mendapat balasan yang setimpal  (sekiranya Allah menghendaki, tentulah Ia akan mempersulitmu) dengan melarang mencampurkan harta, —  (sesungguhnya Allah Maha Kuasa) atas segala persoalan —  (lagi Maha Bijaksana) dalam segala tindakan atau perbuatan.

 

  1. (Janganlah kamu nikahi) hai kaum muslim, — (wanita-wanita musyrik) maksudnya wanita-wanita kafir —  (sebelum mereka beriman. Sesungguhnya, hamba yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik) walaupun ia merdeka. Sebab turunnya ayat ini adalah berkenaan dengan celaan yang ditujukan kepada laki-laki yang menikahi “amah” (wanita budak), dan menyanjung serta menyenangi laki-laki yang menikahi wanita merdeka yang musyrik — (walaupun ia menarik hatimu) disebabkan harta dan kecantikannya. Ini dikhususkan bagi wanita-wanita yang bukan Ahli Kitab dengan ayat “Dan wanita-wanita yang terpelihara di antara golongan Ahli Kitab”. —  (Dan Janganlah kamu kawinkan) atau nikahkan — (laki-laki musyrik) artinya laki-laki kafir dengan wanita-wanita beriman —  (sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik dari laki-laki musyrik walaupun ia menarik hatimu)  disebabkan harta dan ketampanannya (Mereka itu) atau ahli syirik, (mengajak ke neraka) disebabkan anjuran mereka melakukan perbuatan membawa orang ke dalamnya, hingga tidaklah baik kawin dengan mereka. —  (Sedangkan Allah mengajak) melalui lisan para rasul-Nya —  (ke surga serta ampunan) maksudnya amal perbuatan yang menjurus kepada keduanya —  (dengan izin-Nya) artinya dengan kehendak-Nya, maka wajiblah bagi kamu atau wali-walinya mengabulkan perkawinannya. —  (Dan dijelaskannya ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka beroleh peringatan) atau mendapat pelajaran.

 

  1. (Mereka bertanya kepadamu tentang haid) maksudnya haid atau tempatnya dan bagaimana memperlakukan wanita padanya. — (Katakanlah: Haid adalah suatu kotoran) atau tempatnya kotoran, —  (maka jauhilah wanita-wanita) maksudnya janganlah bersetubuh dengan mereka —  (di waktu haid) atau pada tempatnya —  (dan janganlah kamu dekati mereka) dengan maksud untuk bersetubuh —  (sampai mereka suci). Yat-hurna dengan ta’ baris mati atau pakai tasydid lalu ha’, kemudian pada ta’ asalnya diidgamkan kepada ta’ dengan arti mandi setelah terhentinya. —  (Apabila mereka telah suci maka datangilah mereka) maksudnya campurilah mereka —  (di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu) jauhilah di waktu haid, dan datangilah di bagian kemaluan nya dan jangan diselewengkan kepada bagian lainnya. —  (Sesungguhnya Allah menyukai) serta memuliakan dan memberi pahal:   (orang-orang yang bertobat) dari dosa —   (dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri) dari kotoran.

 

  1. (Istri-istrimu adalah tanah persemaian bagimu) artinya tempat kamu membuat anak, — (maka datangilah tanah persemaianmu) maksudnya tempatnya yaitu pada bagian kemaluan —  (bagaimana saja) dengan cara apa saja —  (kamu kehendaki) apakah sambil berdiri, duduk atau berbaring, baik dari depan atau dari belakang. Ayat ini turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan: “Barangsiapa yang mencampuri istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah belakangnya —pinggulny amaka anaknya akan lahir bermata juling (Dan kerjakanlah untuk dirimu) amal-amal saleh, Misalnya membaca basmalah ketika bercampur —  (dan bertakwalah kepada, Allah) baik dalam perintah maupun dalam larangan-Nya —  (dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya kelak) yakni disaat berbangkit, Dia akan membalas segala amal perbuatanmu. —  (Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman) yang bertakwa kepada-Nya, bahwa mereka akan memperoleh surga.

 

  1. (Janganlah kamu jadikan Allah) artinya sewaktu bersumpah dengan-Nya (sebagai sasaran) atau penghalang —  (bagi sumpah-sumpahmu) yang mendorong kamu —  (untuk) tidak —  (berbuat baik dan bertakwa). Maka sumpah seperti itu tidak disukai, dan disunatkan melanggarnya lalu membayar kifarat. Berbeda halnya dengan sumpah untuk berbuat kebaikan, maka itu termasuk taat —  (serta mengadakan perbaikan di antara manusia). Maksud ayat, janganlah kamu terhalang untuk membuat kebaikan yang disebutkan dan lain-lainnya itu jika terlanjur bersumpah, tetapi langgarlah dan bayarlah kifarat sumpah, karena yang menjadi sababun nuzulnya ialah tak mau melanggar sumpah yang telah diikrarkannya. —  (Dan Allah Maha Mendengar) ucapan-ucapanmu —  (lagi Maha Mengetahui) keadaan-keadaanmu.

 

  1. (Allah tidaklah menghukum kamu disebabkan sumpah kosong) artinya yang tidak dimaksud — (dalam sumpah sumpahmu) yakni yang terhambur dari mulut tanpa sengaja bersumpah, misalnya: “Tidak demi Allah!” Atau “Benar demi Allah!” Maka ini tidak ada dasarnya serta tidak wajib kifarat. —  (Tetap’ Allah akan menghukum kamu disebabkan sumpah yang disengaja oleh hatimu) artinya kamu sadari bahwa itu sumpah yang tidak boleh dilanggar (Dan Allah Maha Pengampun) terhadap hal-hal yang tidak disengaja —  (lagi Maha Penyantun) hingga sudi menangguhkan hukuman terhadap orang yang akan menjalaninya.

 

  1. (Bagi orang-orang yang melakukan ila’ terhadap istri-istri mereka) artinya bersumpah tidak akan mencampuri istri-istri mereka, — (diberi tangguh) atau menunggu —.  (selama empat bulan. Jika mereka kembali) maksudnya rujuk dari sumpah untuk mencampuri, baik waktu itu atau sesudahnya, —  (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun) kepada mereka yang telah membuat istri-istrinya menderita disebabkan sumpahnya, —  (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.

 

  1. (Dan sekiranya mereka berketetapan hati untuk talak) artinya tak mau kembali, maka mereka harus menjatuhkannya, (karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar) ucapan mereka —  (lagi Maha Mengetahui) maksud atau tekad mereka. Jadi maksudnya, setelah menunggu selama empat bulan tidak ada lagi kesempatan terbuka bagi mereka, kecuali kembali atau menjatuhkan talak.

 

  1. (Dan wanita-wanita yang ditalak hendaklah menunggu) atau menahan — , (diri mereka) dari kawin — (selama tiga kali quru”) yang dihitung dari mulainya dijatuhkan talak. Dan quru, adalah jamak dari gar-un dengan memfat-hahkan gaf, mengenai hal ini ada dua pendapat, ada yang mengatakannya suci dan ada pula haid. Ini mengenai wanita-wanita yang telah dicampuri, adapun mengenai yang belum dicampuri, maka tidak ada iddahnya berdasarkan firman-Nya: “maka mereka itu tidak mempunyai ‘iddah bagimu. Juga bukan bagi wanita-wanita yang terhenti haidnya, atau anak-anak yang masih di bawah umur, karena bagi mere. ka iddahnya selama tiga bulan. Mengenai wanita-wanita hamil maka iddah. nya sampai mereka melahirkan kandungannya sebagaimana tercantum dalam surat At-Talaq, sedangkan wanita-wanita budak, sebagaimana menurut Sunnah, iddah mereka ialah dua kali quru. —  (Dan mereka tidak boleh menyembunyikan apa yang telah diciptakan Allah pada rahim-rahim mereka) berupa anak atau darah haid, (jika mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir. Dan suami-suami mereka) —  (lebih berhak untuk merujuki mereka) sekalipun mereka tidak mau dirujuk —  (di saat demikian) artinya di saat menunggu itu —  (jika mereka menghendaki perbaikan) sesama mereka, dan bukan untuk menyusahkan istri. Ini merupakan dorongan bagi orang yang berniat mengadakan perbaikan dan bukan merupakan syarat bagi diperbolehkannya rujuk. Ini mengenai talak raj’i dan memang tidak ada orang yang lebih utama daripada suami, karena sewaktu masih dalam iddah, tak ada hak bagi orang lain untuk mengawini istrinya. —  (Dan para wanita mempunyai) dari para suaminya (—hak-hak yang seimbang) dengan hak-hak para suami  (yang dibebankan kepada mereka) —  (secara makruf) menurut syara’ seperti baik dalam pergaulan sehari-hari, meninggalkan hal-hal yang dapat mencelakakan istri dan lain sebagainya. —  (Akan tetapi pihak suami mempunyai satu tingkat kelebihan) tentang hak, misalnya tentang keharusan ditaati disebabkan maskawin dan belanja yang mereka keluarkan dari kantong mereka —  (Dan Allah Maha tangguh) dalam kerajaan-Nya, —  (lagi Mahabijaksana) dalam rencana Nya terhadap hamba-hamba-Nya.

 

  1. (Talak) atau perceraian yang dapat kembali rujuk itu — (dua kali) —  (setelah itu boleh memegang —mereka—) dengan jalan rujuk —  (secara baik-baik) tanpa menyusahkan mereka —  (atau melepas) artinya menceraikan mereka —  (dengan cara  yang baik pula. Tidak halal bagi kamu) hai para suami —  (untuk mengambil kembali sesuatu yang telah kamu berikan pada mereka) berupa mahar atau maskawin, jika kamu menceraikan mereka itu, —  (kecuali kalau keduanya khawatir) maksudnya suami-istri itu — (tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah) artinya tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah digariskan-Nya. Menurut satu qiraat dibaca yukhafa secara pasif, sedangkan an Ia yuqima menjadi badal isytimal bagi damir yang terdapat di sana. Terdapat juga bacaan ,  dengan baris di atas pada kedua fi’il tersebut. —  (Jika kamu merasa khawatir bahwa mereka berdua takkan dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidaklah mereka itu berdosa mengenai uang tebusan) yang dibayarkan oleh pihak istri untuk menebus dirinya, artinya tak ada salahnya jika pihak suami mengambil uang tersebut, begitu pula pihak istri jika membayarkannya. —  (Itulah) yakni  hukum-hukum yang disebutkan di atas —  (peraturan-peraturan Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar peraturan-peraturan Allah, maka merekalah orang-orang yang aniaya).

 

  1. (Kemudian jika ia menceraikannya —lagi—) maksudnya si suami setelah talak yang kedua, — (maka wanita itu tidak halal lagi baginya setelah itu) maksudnya setelah talak tiga —  (hingga dia kawin dengan suami yang lain) serta mencampurinya seba. gaimana tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Syaikhan. —  (Kemudian jika ia menceraikannya pula) maksudnya suaminya yang kedua,  (maka tidak ada dosa bagi keduanya) maksudnya istri dan bekas suami yang pertama —  (untuk kembali) pada perkawinan mereka setelah berakhirnya iddak, — (jika keduanya itu mengira akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah) maksudnya semua yang telah disebutkan itu —  (peraturan-peraturan Allah yang dijelaskan-Nya kepada kaum yang mau me. ngetahut) atau merenungkan.

 

  1. (Apabila kamu menceraikan istri-istri mu, lalu sampai iddahnya) maksudnya dekat pada berakhir iddahnya (maka peganglah mereka) “artinya rujuklah kepada mereka  (secara baik-baik) tanpa menimbulkan kesusahan bagi mereka  (atau lepaskanlah secara baik-baik pula) artinya biarkanlah mereka itu sampai habis iddah mereka. —  (Janganlah kamu tahan mereka itu) dengan rujuk —  (untuk menimbulkan kesusahan) berfungsi sebagai maful li-ajlih —  (sehingga menganiaya mereka) sampai mereka terpaksa menebus diri, minta cerai dan menunggu lama. — 

 (Barangsiapa melakukan demikian, berarti ia menganiaya dirinya) dengan menghadapkannya pada siksaan Allah —  (dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah sebagai permainan) arti nya berolok-olok dengan melanggarnya —  (dan ingatlah nikmat Allah kepadamu) yakni agama Islam —  (dan apa-apa yang telah diturunkan-Nya padamu berupa Kitab) Al-Quran (dan Al-Hikmah) artinya hukum-hukum yang terdapat padanya  (Allah memberimu pengajaran dengannya) agar kamu bersyukur dengan mengamalkannya. —  (Dan bertakwalah kamu kepada Allah serta ketahuilah bahwa Allah mengetahui segala sesuatunya) hingga tidak satu pun yang tersembunyi bagi-Nya.

 

  1. (Apabila kamu menceraikan istri-istrimu lalu sampai iddahnya) maksudnya habis masa iddahnya, (maka janganlah kamu halangi mereka itu) ditujukan kepada para wali agar mereka tidak melarang wanita-wanita untuk —  (untuk rujuk dengan suami-suami mereka yang telah menceraikan mereka itu). Asbabun nuzul ayat ini bahwa saudara perempuan dari Ma’qil bin Yasar diceraikan oleh suaminya, lalu suaminya itu hendak rujuk kepadanya, tetapi dilarang oleh Ma’qil bin Yasar, sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim —  (jika terdapat kerelaan) artinya kerelaan suami istri —  (di antara mereka secara baik-baik) artinya menurut syara”. —  (Demikian itu) yakni larangan menghalangi itu —  (dinasihatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari yang akhir). Karena hanya mereka sajalah yang mengerti nasihat ini. —  (Itu) artinya tidak menghalangi —  (lebih suci) lebih baik  (bagi kamu dan lebih bersih) baik bagi kamu maupun bagi mereka karena dikhawatirkan kedua belah pihak bekas suami istri akan melakukan hubungan gelap, mengingat kedua belah pihak sudah saling cinta dan mengenal. —  (Dan Allah mengetahui) semua maslahat —  (sedangkan kamu tidak mengetahui yang demikian itu), maka mohonlah tunjuk dan ikutilah perintah-Nya.

 

  1. (Para ibu menyusukan) maksudnya hendaklah menyusukan — (anak-anak mereka selama dua tahun penuh) sifat yang memperkuat, —  (yaitu bagi orang yang ingin menyempurnakan penyusuan) dan tak perlu ditambah lagi. —  (Dan kewajiban yang diberi anak) maksudnya bapak —  (memberi mereka —para ibu sandang pangan) sebagai imbalan menyusukan itu yakni jika mereka diceraikan — (secara makruf) artinya menurut kesanggupannya. —  (Setiap diri itu tidak dibebani kecuali menurut kadar kemampuannya) maksudnya kesanggupannya. —  (Tidak boleh seorang ibu menderita kesengsaraan disebabkan anaknya) misalnya dipaksa menyusukannya padahal ia keberatan —  (dan tidak pula seorang ayah karena anaknya) misalnya diberi beban di atas kemampuannya. Mengidafatkan “anak” kepada masing-masing “ibu” dan “bapak” pada kedua tempat tersebut ialah untuk mengimbau keprihatinan dan kesantunan, —  (dan ahli waris pun) ahli waris dari bapaknya yaitu anak yang masih bayi dan di sini ditujukan kepada wali yang mengatur hartanya —  (—berkewajiban seperti demikian) artinya seperti kewajiban bapaknya memberi ibunya sandangpangan. —  (Apdila keduanya ingin) maksudnya ibu-bapaknya (menyapih) sebelum masa dua tahun dan timbul —  (dari keelaan) atau persetujuan —  (keduanya dan —hasilper musyawaratan) untuk mendapatkan kemaslahatan si bayi, — (maka keduanya tidaklah berdosa) atas demikian itu. –  (Dan jika kamu ingin) ditujukan kepada pihak bapak —  (anakmu disusukan oleh orang lain) dan bukan oleh ibunya, —  (maka tidaklah kamu berdosa) dalam hal itu — (jika kamu menyerahkan) kepada penyusu —  (pembayaran upahnya) atau upah yang hendak kamu bayarkan —  (menurut yang patut) secara baik-baik dan dengan kerelaan hati. —  (Dan bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan) hingga tiada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya.

 

  1. (Orang-orang yang wafat) atau meninggal dunia (di antara kamu dengan meninggalkan istri-istri, maka mereka menangguhkan) artinya hendaklah para istri itu menahan  (diri mereka) untuk kawin setelah suami mereka yang meninggal itu (selama empat bulan dan sepuluh) maksudnya hari. Ini adalah mengenai wanita-wanita yang tidak hamil. Mengenai yang hamil, maka iddah mereka sampai melahirkan kandungannya berdasarkan ayat At-Talaq, sedangkan bagi wanita budak adalah setengah dari yang demikian itu, menurut Sunnah. —  (Apabila waktu mereka telah sampai) artinya habis masa iddah mereka. —  (mereka tiada dosa bagi kamu) hai para wali —  (membiarkan mereka berbuat pada diri mereka) misalnya bersolek dan menyiapkan diri untuk menerima pinangan —  (secara baik-baik) yakni menurut agama —  (Dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu lakukan), baik yang lahir maupun yang batin.

 

  1. (Dan tak ada dosa bagi. mu meminang wanita-wanita itu secara sindiran) yakni wanita-wanita yang kematian suami dan masih berada dalam iddah mereka, misalnya kata sese. orang: “Engkau cantik” atau “Siapa yang melihatmu, pasti jatuh cinta” atau “Tiada wanita secantik engkau” —  (atau kamu sembunyikan) kamu rahasiakan —  (dalam hatimu) rencana untuk mengawini mereka.  (Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nye. but mereka) dan tidak sabar untuk meminang, maka diperbolehkannya secara sindiran, —  (tetapi janganlah kamu mengadakan perjan dengan mereka secara rahasia) maksudnya perjanjian kawin —  (melainkan) diperbolehkan —  (sekadar mengucapkan kata-kata  yang baik) yang menurut syara’ dianggap sebagai sindiran pinangan. —  (Dan janganlah kamu pastikan akan mengakadkan nikah) artinya melangsungkannya —  (sebelum yang tertulis) dari iddah itu —  (habis waktunya) tegasnya sebelum iddahnya habis. —  (Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada di  dalam hatimu) apakah rencana pasti atau lainnya —  (maka takutlah kepada-Nya) dan jangan sampai menerima hukuman-Nya disebabkan rencana pastimu itu. —

 (Dan ketahuilah bahwa Allah Mahe Pengampun) terhadap orang yang takut kepada-Nya —  (lagi Maha Penyantun) hingga menangguhkan hukuman-Nya terhadap orang yang berhak menerimanya.

 

  1. (Tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu menyentuh mereka) menurut satu qiraat, tumasuhunna artinya mencampuri mereka — (atau) sebelum —  (kamu menentukan maharnya) maksudnya maskawinnya. Ma masdariyah zarfiyah, maksudnya, tak ada risiko atau tanggung jawabmu dalam perceraian sebelum campur dan sebelum ditentukannya  berapa mahar, maka ceraikanlah mereka itu. —  (Dan hendaklah kamu beri mereka itu “mut’ah”) atau pemberian yang akan menyenangkan hati mereka,  (bagi yang mampu) maksudnya yang kaya di antaramu  (sesuai dengan kemampuannya, sedangkan bagi yang melarat) atau miskin —  (sesuai dengan kemampuannya pula). Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tentang derajat atau kedudukan istri —  (yaitu pemberian) atau hiburan —  (menurut yang patut) menurut — syara dan menjadi sifat bagi mata’an. Demikian itu —  (merupakan kewajiban), haggan menjadi sifat yang kedua atau masdar yang memperkuat  (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan) atau orang-orang yang taat.

 

  1. (Dan jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu mencampuri mereka, padahal kamu sudah menetapkan mahar mereka, maka bayarlah separuh dari yang telah kamu tetapkan itu). Ini menjadi hak mereka, sedangkan yang separuhnya lagi kembali kepadamu, — (kecuali) atau tidak demikian hukumnya —  (jika mereka itu memaafkan) maksudnya para Istri itu memaafkan mereka hingga mereka tidak mengambilnya — (atau dimaafkan oleh orang yang pada tangannya tergenggam akad nikah) yaitu suami, maka mahar diserahkan kepada para istri itu semuanya Tetapi menurut keterangan yang diterima oleh Ibnu Abbas, wali boleh bertin. dak sebagai penggantinya, bila wanita itu mahjurah (tidak dibolehkan ber. tasaruf), dan hal itu tidak ada dosa baginya, maka dalam hal ini tidak ada kesulitan

 (dan bahwa kamu memaafkan itu) an dengan masdarnya menjadi  mubtada’ sedangkan khabarnya ialah —  (lebih dekat kepada ketakwaan. Dan janganlah kamu lupakan keutamaan di antara  kamu) artinya saling menunjukkan kemurahan hati, —  (sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan) dan akan membalasmu sebaik-baiknya.

 

  1. (Peliharalah semua salatmu) yakni yang lima waktu dengan mengerjakannya pada waktunya — (dan salat Wusta atau Pertengahan). Ditemui beberapa pendapat, ada yang mengatakan salat Asar, Subuh, Lohor, atau selainnya, dan disebutkan secara khusus karena keistimewaannya. —  (Berdirilah untuk Allah) dalam salatmu ada itu — (dalam keadaan taat) atau patuh, berdasarkan sabda Nabi SAW.: “Setiap qunut dalam Al-Qur’an itu maksudnya ialah taat”. —Riwayat Ahmad dan lain-lainnya.Ada pula yang mengatakan khusyuk atau diam, berdasarkan hadis Zaid bin Argam, katanya: “Mulanya kami berkata-kata dalam salat, hingga turunlah ayat tersebut, maka kami pun disuruh diam dan dilarang bercakap-cakap.” (Riwayat Syaikhan).

 

  1. (Jika kamu dalam keadaan takut) baik terhadap musuh, Ah maupun banjir atau binatang buas — (maka sambil berjalan kaki) jamak dari rajil artinya salatlah sambil jalan kaki —  (atau berkenda raan), rukbanan jamak dari rakib maksudnya bagaimana dapatnya, baik menghadap kiblat atau tidak, dan memberi isyarat sewaktu rukuk dan sujud.  (Kemudian apabila kamu telah aman) yakni dari ketakutan,  (maka sebutlah Allah) artinya salatlah —  (sebagaimana Ia telah mengajarkan kepadamu apa-apa yang tidak kamu ketahui) yakni sebelum diajarkan-Nya itu berupa fardu dan syarat-syaratnya. “Kaf” berarti “umpama” dan “ma” masdariyah atau mausullah.

 

  1. (Dan orang-orang yang akan meZ ninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan istri) hendaklah — (berwasiat): menurut satu qiraat dengan baris di depan dan berarti wajib berwasiat —  (untuk istri-istri mereka) agar mereka diberi —  (nafkah) yang dapat mereka nikmati —  (hingga) sempurna —  (satu tahun) lamanya menunggu bagi istri-istri yang ditinggal mati suami  (tanpa mengeluarkan mereka) artinya tanpa menyuruh mereka pindah dari rumah yang mereka diami selagi suami mereka masih hidup.  (Tetapi jika mereka pindah) atas kemauan sendiri, —  (maka tak ada dosa bagimu) hai wali-wali orang yang mati —  (mengenai apa yang mereka perbuat terhadap diri mereka secara patut) yakni menurut syara” misalnya bersolek, menghentikan masa berkabung, dan tak hendak menerima nafkah lagi. —  (Dan Allah Maha tangguh) dalam kerajaan-Nya —  (lagi Maha bijaksana) dalam perbuatan-Nya. Wasiat yang disebut di atas dinasakh oleh ayat waris, dan menunggu selama setahun oleh ayat empat bulan sepuluh hari yang lalu, tetapi terkemudian turunnya. Mengenai tempat kediaman, menurut Syafii rahimahullah tetap dipertahankan bagi istri-istri itu artinya tidak dimansukh.

 

  1. (Wanita-wanita yang diceraikan hendaklah mendapat mut’ah) maksudnya diberi mut’ah — (secara patut) artinya menury kemampuan suami —  (sebagai suatu kewajiban), haqqan dengan baris di atas sebagai maful mutlak bagi fi’ilnya yang dapat diperkirakan —  (bagi orang-orang yang takwa). Hal ini diulangi kembali oleh Allah Ta’ala agar mencapai pula wanita-wanita yang telah dicampuri, karena ayat yang la. lu ialah mengenai yang belum dicampuri.

 

  1. (Demikianlah) artinya seperti telah disebutkan di atas (Allah menjelaskan kepadamu ayat-ayat-Nya agar kamu mengerti) atau memahaminya.

 

  1. (Tidakkah kamu perhatikan) pertanyaan disertai keanehan dan dorongan untuk mendengar apa yang dibicarakan sesudah itu — , (orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka sedangkan jumlah mereka beribu-ribu) ada yang mengatakan empat, delapan atau sepuluh ribu, dan ada pula tigapuluh, empatpuluh atau tujuhpuluh ribu (disebabkan takut mati) sebagai maful liajlih. Mereka ini ialah segolongan Bani Israil yang ditimpa oleh wabah sampar hingga lari meninggalkan negeri mereka (Maka firman Allah kepada mereka: “Matilah kamu!” hingga mereka pun mati, —  (kemudian mereka dihi: dupkan-Nya kembali) yakni setelah delapan hari atau lebih, atas doa nabi mereka yang bernama Hizqil. Ada beberapa lamanya mereka hidup tetapi be kas kematian tanda-tandanya terdapat pada diri mereka, tidak memakai pakaian kecuali nanti berbalik menjadi kain kafan, dan peristiwa ini menjadi buah tutur sampai kepada anak-cucu mereka. — Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia) di antaranya menghidupkan mereka tadi, —  (tetapi kebanyakan manusia) yakni orang-orang kafir —  (tidak bersyukur). Adapun tujuan menyebutkan berita orang-orang itu di sini ialah untuk merangsang semangat orang-orang beriman untuk berperang, dan itulah sebabnya dihubungkan kepadanya. ,

 

  1. (Dan berperanglah kamu di jalan Allah) maksudnya untuk meninggikan agama-Nya — (dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mendengar) akan ucapanmu —  (lagi Maha Mengetahui) akan keadaanmu, hingga memberi balasan kepadamu.

 

  1. (Siapakah yang bersedia memberi pinjaman kepada Allah) yaitu dengan menafkahkan hartanya —di jalan Allah (—yakni pinjaman yang baik) dengan ikhlas kepada-Nya semata, — (maka Allah akan menggandakan) pembayarannya, menurut satu qiraat dengan tasydid pada huruf ‘ain hingga berbunyi fayuda’ifahu —  (hingga berlipat-lipat) mulai dari sepuluh sampai tujuh ratus lebih sebagaimana yang akan kita temui nanti. —  (Dan Allah menyempitkan) atau menahan rezeki orang yang dikehendaki-Nya sebagai ujian  (dan melapangkannya) terhadap orang yang dikehendaki-Nya, juga sebagai cobaan —  (dan kepada-Nya kamu dikembalikan) di akhirat dengan jalan ba’as, dan dibalas-Nya-lah segala amal perbuatanmu.

 

  1. (Tidakkah kamu perhatikan segolongan Bani fail setelah) wafat — (Musa) maksudnya kisah dan berita mereka, —  Yaitu ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka namanya Samuel: —  (“Angkatlah untuk kami seorang raja, supaya kami berperang) dengannya — , (di jalan Allah) hingga ia dapat memimpin dan menyusun barisan kami! —  (Jawab nabi mereka: “Tidak mungkinkah) dengan memakai baris di atas dan baris di bawah pada huruf sin — (jika kamu diwajibkan berperang, kamu tak mau berperang?) Khabar dari ‘asa, sedangkan pertanyaan menunjukkan lebih besar kemungkinan terjadinya. — (Jawab mereka: “Mengapakah kami tak mau berperang di jalan Allah, padahal kami sudah diusir dori kampung halaman kami dan dari anak-anak kami”) artinya sebagian dari mereka ada yang ditawan dan sebagian yang lain ada yang dibunuh. Hal ini telah dilakukan terhadap mereka oleh kaum Jalut. Jadi maksudnya, tidak ada halangan bagi kami untuk berperang, yakni selama alasannya masih ada. Firman Allah SWT.: —  (Maka tatkala berperang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling) daripadanya dan merasa kecut,  (kecuali sebagian kecil dari mereka) yakni yang menyeberangi sungai bersama Talut sebagai yang akan diterangkan nanti. —  (Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang aniaya . Maksudnya akan membalas segala yang diperbuat oleh mereka. Dan nabi mereka pun memohon kepada Tuhannya agar mengirimkan seorang raja. tetapi yang dikabulkan-Nya ialah Talut.

 

  1. (Kata nabi mereka kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut bagi kamu sebagai raja.” Jawab mereka: “Bagaimana) artinya betapa — (ia akan menjadi raja kami, padahal kami lebih berhak terhadap kerajaan ini daripadanya). Ia bukanlah dari keturunan raja-raja atau bangsawan dan tidak pula dari keturunan nabi-nabi. Bahkan ia hanyalah seorang tukang samak atau gembala, —  (sedangkan ia pun tidak diberi kekayaan yang mencukupi”) yakni yang amat diperlukan untuR membina atau mendirikan sebuah kerajaan. —  (Kata nabi) kepada mereka: —  (“Sesungguhnya Allah telah memilihnya) sebagai raja   (kamu dan menambahinya pula keluasan) dan keperkasaan —  (dalam ilmu dan tubuh”). Memang ketika itu dialah / orang Israil yang paling berilmu, paling gagah, dan paling berakhlak. —  (Dan Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang dike hendaki-Nya) suatu pemberian yang tidak seorang pun mampu untuk menghalanginya. —  (Dan Allah Mahaluas) karunia-Ny.. —  (lagi Maha Mengetahui) orang yang lebih patut menerima karunia-Nya itu.

 

  1. (Kata nabi mereka —pulakepada mereka) yakni tatkala mereka meminta kepadanya tanda pengangkatannya sebagai raja (Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah datangnya tabut kepadamu) yakni sebuah peti tempat menyimpan serunai nabinabi yang diturunkan Allah kepada Nabi Adam dan terus-menerus berada pada mereka, sampai mereka dikalahkan oleh orang-orang Amaligah yang berhasil merebut serunai itu. Selama ini ia mereka ambil sebagai lambang kemenangan mereka terhadap musuh dan mereka tonjolkan dalam peperangan serta mendapatkan ketenangan hati dengannya, sebagaimana firman Allah SWT.: —   (“Di dalamnya terdapat ketenangan) ketenteraman bagi hatimu —   (dari Tuhanmu, dan sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun) yakni yang ditinggalkan oleh kedua nabi itu yakni sepasang terompah Musa dan tongkatnya, dan sorban Nabi Harun dan tulang-tulang burung Manna yang pernah turun kepada  mereka serta kepingan-kepingan lauh —  (yang dibawa oleh malaikat) menjadi “hal” dari pelaku ya’tiyakum. —  (Sesung. guhnya pada —peristiwademikian itu, menjadi tanda bagi kamu) atas diangkatnya sebagai raja — (jika kamu betul-betul beriman). Tabut itu lalu dibawa oleh malaikat, terapung-apung antara bumi dan langit serta disaksikan oleh mereka, dan akhirnya ditaruh oleh malaikat dekat Talut. Mereka pun mengakuinya sebagai raja dan berlomba-lomba untuk berjihad di sampingnya. Maka dipilihnyalah 70 ribu orang di antara pemuda-pemuda mereka.

 

  1. (Maka tatkala keluar) artinya berangkat — (Talut bersama tentaranya) dari Baitul Maqdis, sedangkan ketika itu hari kiamat panas hingga mereka meminta kepadanya agar diberi air, —  (maka jawabnya: “Sesungguhnya Allah akan mencoba kamu) atau  menguji kamu —  (dengan sebuah sungai) terletak antara Yordania dan Palestina, agar jelas siapa di antara kamu yang taat dan siapa pula yang durhaka. —  (Maka barangsiapa di antara kamu yang meminumnya) maksudnya meminum airnya —  (maka tidaklah ia dari golonganku) bukan pengikut-pengikutku. —  (Barangsiapa yang tidak merasainya) artinya tidak meminumnya, —  (kecuali orang yang hanya meneguk satu tegukan saja, maka ia adalah pengikutku) qurfah dengan baris fathah atau dammuh — , (denyan tangannya) mencukupkan dengan sebegitu dan tiduk menambahnya lagi, maka ia termasuk golonganku. —  (Maka mereka meminumnya) banyak-banyak ketika bertemu dengan anak sungai itu, —  (kecuali beberapa orang di antara mereka). Mereka ini mencukupkan satu tegukan tangan mereka, yakni untuk mereka minum dan untuk hewan-hewan mereka. Jumlah mereka tiga ratus dan beberapa belas orang (Tatkala ia telah melewati anak sungai itu, yakni Talut dengan orang-orang yang beriman bersamanya) yakni mereka yang mencukupkan satu tegukan —  (mereka pun berkata) maksudnya yang minum secara banyak tadi: —  (“Tak ada kesanggupan) atau daya dan kekuatan —  (kami sekarang ini untuk menghadapi — Jalut dan tentaranya”) maksudnya untuk berperang dengan mereka. Mereka jadi pengecut dan tidak jadi menyeberangi sungai itu. —  (Berkatalah orang-orang yang menyangka) artinya meyakini —  (bahwa mereka ukan menemui Allah) yakni di hari berbangkit, mereka itu ialah yang berhasil menyeberangi sungai: —  (“Berapa banyaknya) artinya amat banyak terjadi —  (golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah) serta kehendak-Nya —  (Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”) dengan bantuan dan pertolongan-Nya.

 

  1. (Dan tatkala mereka tampil untuk memerangi Jalut bersama tentaranya) artinya telah berbaris dan siap sedia untuk bertempur, — (mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah) atau limpahkanlah —  (kepada kami kesabaran, teguhkanlah pendirian kami) dengan memperkokoh hati kami untuk berjuang, —  (dan menangkanlah kami terhadap orang-orang kafir”).

 

  1. (Mereka berhasil mengalahkan tentara Jalut) atau menghancurkan mereka — (dengan izin Allah) atau kehendak-Nya, —  (dan Daud membunuh) yang berada di pihak tentara Talut —yaitu (Jalut, kemudian ia diberi) yakni Daud —  (oleh Allah kerajaan) dalam lingkungan Bani Israil —  (dan hikmah) yakni kenabian, setelah kematian Samuel dan Talut. Kedua jabatan ini tidak pernah dirangkap oleh seorang pun sebelumnya —  (serta diajarkan-Nya ke. padanya apa-apa yang dikehendaki-Nya) misalnya membuat baju besi dan menguasai bahasa burung. —  (Dan seandainya Allah tidak menolak —kekejamansebagian manusia) badahum menjadi badal dari manusia —  (dengan sebagian yang lain, tentulah bumi ini akan rusak binasa) yakni dengan kemenangan orang-orang musyrik, terbunuhnya kaum muslim, dan dihancurkannya masjid-masjid.   (Tetapi Allah mempunyai karunia terhadap seluruh alam) hingga Allah menolak/mengalahkan sebagian dari mereka —kaum musyrikmelalui sebagian yang lain —kaum muslim—.

 

  1. (Itu) maksudnya ayat-ayat tadi — (adalah ayat Allah yang Kami bacakan) atau ceritakan —  (kepadamu) hai Muhammad  (dengan benar)  (dan sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari para rasul). Pengukuhan dengan “inna” dan lain: lainnya, bertujuan menolak ucapan orang-orang kafir terhadapnya yang mengatakan: “Kamu bukanlah salah seorang rasul”.

 

JUZ 3

 

  1. (Para rasul itu) menjadi mubtada’, sedangkan khabarnya ialah —  (Kami lebihkan sebagian atas lainnya), yaitu dengan memberi mereka keistimewaan yang tidak diberikan kepada lainnya.  (Di antara mereka ada yang diajak berbicara oleh Allah) misalnya Musa —  (dan sebagian ditinggikan-Nya —kedudukan’ nya—) yakni Nabi Muhammad SAW. —  (beberapa tingkat) daripada lainnya, misalnya dengan umumnya dakwah, khatamnya kenabian, di utamakan umatnya daripada seluruh umat, mukjizat yang berlimpah serta keistimewaan yang tidak terhitung berapa banyaknya. —  (Dan Kami berikan kepada Isa bin Maryam beberapa mukjizat dan Kami kuatkan ia dengan Roh Qudus) yakni Jibril yang raat mengiringinya ke mana pergi. —  (Sekiranya Allah menghendaki)  tentulah akan ditunjuki-Nya semua manusia dan —  (tidaklah akan berbunuh-bunuhan orang-orang yang datang sesudah mereka) yakni sesudah para rasul itu, maksudnya ialah umat-umat mereka —   (sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan) disebabkan pertikaian dan saling menyesatkan di antara mereka.   (Tetapi mereka bertikai) disebabkan kehendak Allah tadi,   (maka di antara mereka ada yang beriman) artinya kuat dan tetap keimanannya —  (dan di antara mereka ada pula yang kafir) seperti orang-orang Nasrani setelah Al-Masih. — , (Sekiranya Allah menghendaki tidaklah mereka akan berbunuh-bunuhan) sebagai pengukuhan —  (tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya) yaitu menunjuki siapa yang disukai-Nya dan menjatuhkan orang yang dikehendaki-Nya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu) yakni zakatnya, — (sebelum datang suatu hari tidak ada lagi jual-beli) atau tebusan —  (padanya, dan tidak pula persahabatan) yang akrab dan memberi manfaat, — , (dan tidak pula syafaat) tanpa izin dari-Nya, yaitu di hari kiamat. Menurut satu qiraat dengan baris di depannya ketiga kata: bai’un, khullatun dan syafa’atun. —  (Dan orang-orang yang kafir) kepada Allah atau terhadap apa yang diwajibkan-Nya, —  (merekalah orang-orang yang aniaya) karena menempatkan perintah Allah bukan pada tempatnya.

 

  1. (Allah, tak ada Tuhan) artinya tak ada ma’bud atau sembahan yang sebenarnya di alam wujud ini, — (melainkan Dia Yang Mahahidup) artinya kekal lagi abadi —  (dan senantiasa mengatur) maksudnya terus-menerus mengatur makhluk-Nya —  (tidak mengantuk) atau terlena, —  (dan tidak pulo tidur. Milik-Nyalah segala yang terdapat di langit dan di bumi) sebagai kepunyaan, Ciptaan dan hamba-Nya. —  (Siapakah yang dapat) maksudnya tidak ada yang dapat —  (memberi syafaat di sisiNya, kecuali dengan izin-Nya) dalam hal itu terhadapnya. —  (Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka) maksudnya di hadapan makhluk —  (dan apa yang di belakang mereka) artinya urusan dunia atau soal akhirat, —  (sedangkan mereka tidak mengetahui suatu pun dari ilmu-Nya) artinya manusia tidak tahu sedikit pun dari apa yang diketahui oleh Allah itu, —  (melainkan sekadar yang dikehendaki-Nya) untuk mereka ketahui melalui pemberi2 taan dari para rasul. —  (Kursi-Nya meliputi langit dan bumi) ada yang mengatakan bahwa maksudnya ialah ilmu-Nya, ada pula yang mengatakan kekuasaan-Nya, dan ada pula Kursi itu sendiri yang mencakup langit dan bumi, karena kebesarannya, berdasarkan sebuah hadis: “Tidaklah langit yang tujuh pada kursi itu, kecuali seperti tujuh buah uang dirham yang dicampakkan ke dalam sebuah bejana besar. —   (Dan tidaklah berat bagi-Nya memelihara keduanya) artinya memelihara langit dan bumi itu —  (dan Dia Mahatinggi) sehingga menguasai semua makhluk-Nya, —  (lagi Mahabesar).

 

  1. (Tidak ada paksaan dalam agama) maksudnya untuk memasukinya. — (Sesungguhnya telah nyata jalan yang benar dari jalan yang salah) artinya telah jelas dengan adanya bukti-bukti dan keterangan-keterangan yang kuat, bahwa keimanan itu berarti kebenaran dan kekafiran itu kesesatan. Ayat ini turun mengenai seorang Ansar yang mempunyai anak-anak yang hendak dipaksanya masuk Islam.  (Maka barangsiapa yang ingkar kepada tagut) maksudnya – setan atau berhala, dipakai untuk tunggal dan jamak —  (dan dia beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpul tali yang teguh kuat) ikatan tali yang kukuh (yang tidak akan putus-putus, dan Allah Maha Mendengar) akan segala ucapan —  (Maha Mengetahui) segala perbuatan.

 

  1. (Allah Pelindung) atau Pembela (orang-orang yang beriman yang mengeluarkan mereka dari kegelapan) maksudnya kekafiran —  (pada cahaya) atau keimanan. —   (Sedangkan orang-orang kafir, pelindung-pelindung mereka ialah setan yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan). Disebutkan di sini ikhraj atau mengeluarkan, adakalanya sebagai imbangan firman-Nya: “mengeluarkan mereka dari kegelapan”, atau mengenai orang-orang Yahudi yang beriman kepada nabi sebelum kebangkitannya, kemudian kafir kepadanya. —  (Mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya).

 

  1. (Tidakkah kamu perhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya) — (disebabkan ia di: beri Allah kerajaan) maksudnya raja Namruz, yang karena telah berkuasa hendak menyangkal karunia Allah kepadanya —  (—yakni ketika) menjadi badal dari hajja —  (Ibrahim berkata) ketika Namruz menanyakan padanya: “Siapakah Tuhanmu yang kamu seru kami kepada-Nya itu?” —  (“Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan”) maksud ” nya menciptakan kehidupan dan kematian di dalam tubuh. — Kata Namruz: —  (Sayalah yang menghidupkan dan yang mematikan) yakni dengan membunuh dan memaafkan, lalu dipanggilnyalah dua orang laki-laki, yang seorang dibunuhnya sedangkan yang seorang lagi dibiarkannya. Maka tatkala dilihatnya raja itu seorang tolol, —  (Ibrahim berkata) sambil meningkat kepada alasan yang lebih jelas lagi: —   (Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah) olehmu —  (dari barat. Karena itu bingung dan terdiamlah orang kafir itu) tidak dapat memberikan  jawaban atau dalih lagi —  (dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang aniaya) karena kekafirannya, yakni petunjuk ke jalan hidayah.

 

  1. (Atau) tidakkah kamu perhatikan — (orang) “kaf” hanya tambahan belaka —  (yang lewat di suatu negeri). Orang itu bernama Uzair dan lewat di Baitul Maqdis dengan mengendarai keledai sambil membawa sekeranjang buah tin dan satu mangkuk perasan anggur —  (yang —temboknyatelah roboh menutupi atap-atapnya) yakni setelah dihancurkan oleh raja Bukhtanasar. —  (Katanya: “Betapa caranya Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah robohnya?”) disebabkan kagumnya akan kekuasaan-Nya —  (Maka Allah pun mematikan orang itu) dan membiarkannya dalam kematian —  (selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya) untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana caranya demikian itu. —  (Allah berfirman) kepadanya: —  (Berapa lamanya kamu tinggal di sini?) —  (Jawabnya: “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari) karena ia mulai tidur dari waktu pagi, lalu dimatikan dan dihidupkan lagi di waktu magrib, hingga menurut sangkanya tentulah ia tidur sepanjang hari itu. —  (Firman Allah Ta’ala: “Sebenarnya sudah seratus tahun lamanya kamu tinggal lihatlah makanan dan minumanmu itu) buah tin dan perasan anggur — (yang belum berubah) artinya belum lagi basi walaupun waktunya sudah sekian lama. “Ha” pada yatasannah ada yang mengatakan huruf asli pada sanaha, ada pula yang mengatakannya sebagai huruf saktah, sedangkan menurut satu qiraat, tidak memakai “ha” sama sekali —  (dan lihatlah keledaimu) betapa keadaannya. Maka dilihatnya telah menjadi bangkai sementara tulang belulangnya telah putih dan berkeping-keping. Kami lakukan itu agar kamu tahu, —  (dan akan Kami jadikan kamu sebagai tanda) menghidupkan kembali —  (bagi manusia. Dan lihatlah tulang belulang) keledaimu itu —. (bagaimana Kami menghidupkannya) dibaca dengan nun baris di depan. Ada pula yang membacanya dengan baris di atas kata nasyaza-yansyazu, sedangkan menurut qiraat dengan baris di depan berikut zai nunsyizuha yang berarti Kami gerakkan dan Kami susun, —  (kemudian Kami tutup dengan daging) dan ketika dilihatnya tulang belulang itu sudah tertutup dengan daging, bahkan telah ditiupkan padanya roh hingga meringkik. —  (Maka setelah nyata kepadanya) demikian itu dengan kesaksian mata —  (ia pun berkata: “Saya yakin) berdasar penglihatan saya —  (bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”). Menurut satu qiraat ilam atau “ketahuilah”, yang berarti perintah dari Allah kepadanya supaya menyadari.

 

  1. (Dan) ingatlah (ketike Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Firman Allah SWT.) kepadanya: —   (Apakah kamu tidak percaya?) akan kekuasaan-Ku dalam menghidupkan itu? Ditanyanya Ibrahim padahal Dia mengetahui bahwa Ibrahim mempercayainya, agar Ibrahim memberikan jawaban terhadap pertanyaan-Nya, hingga para pendengar pun mengerti akan maksud-Nya. —  (“Saya percaya”, katanya) —  (tetapi) saya tanyakan —  (agar tenang) dan tenteram  (hatiku) disebabkan kesaksian yang digabungkan pada pengambilan dalil —  (Firman-Nya: “Ambillah empat ekor burung, lalu jinakkanlah kepadamu) dengan ”sad” yang baris di bawah dan baris di depan yang berarti jinakkanlah olehmu, lalu potong-potonglah hingga IN daging dan bulunya bercampur baur. —  (Kemudian taruhlah pada setiap bukit) yang terletak di negerimu —  (sebagian daripadanya, setelah itu panggillah dia) kepadamu — (niscaya mereka akan datang kepadamu dengan cepat) atau segera. —  (Dan ketahuilah bahwa Allah Mahatangguh) hingga tidak suatu pun yang tidak dikuasai-Nya —  (lagi Mahabijaksana) dalam perbuatan-Nya. Maka diambilnya burung merak, burung elang, gagak, dan ayam jantan masing-masing satu ekor, lalu dilakukannya apa yang diperintahkan tadi sambil memegang kepala masing-masing, kemudian dipanggilnya hingga beterbanganlah potongan-potongan burung itu menemui kelompoknya sampai menjadi lengkap, lalu menuju kepalanya yang berada di tangannya.

 

  1. (Perumpamaan) atau sifat nafkah dari — (orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah) artinya dalam menaati-Nya — (adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh buah tangkai, pada masing-masing tangkai seratus biji). Demikianlah pula halnya nafkah yang mereka keluarkan itu menjadi 700 kali lipat. —  (Dan Allah melipatgandakan) lebih banyak dari itu lagi —  (bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas) karunia-Nya —  (lagi Maha Mengetahui) siapa-siapa yang seharusnya beroleh ganjaran yang berlipat ganda itu.

 

  1. (Orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang mereka belanjakan itu dengan cercaan) terhadap orang yang diberi, misalnya dengan mengatakan: “Saya telah berbuat baik kepadamu dan telah menutupi keperluanmu” — (atau menyakiti —perasaan—) yang bersangkutan, misalnya dengan menyebutkan soal itu kepada pihak yang tidak perlu mengetahuinya dan sebagainya —  (mereka beroleh pahala) sebagai ganjaran nafkah mereka itu —  (di sisi Tuhan mereka. Tak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka berdukacita) yakni di akhirat kelak.

 

  1. (Perkataan yang baik) atau ucapan yang manis dan penolakan secara lemah lembut terhadap si peminta — (serta pemberian maaf) kepadanya atas desakan atau tingkah lakunya  (lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan menyakiti perasaan) dengan mencerca atau mengomelinya. —  (Dan Allah Mahakaya) hingga tidak memerlukan sedekah hamba-hamba-Nya —  (lagi Maha Penyantun) dengan menangguhkan hukuman terhadap orang yang mencerca dan menyakiti hati si peminta.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu batalkan sedekah-sedekahmu) maksudnya pahala-pahalanya (dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan) si penerima hingga menjadi hapus —  (seperti orang) maksudnya seperti batalnya nafkah orang yang —  (menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia) maksudnya ingin mendapatkan pujian manusia  (dan ia tidak beriman kepada Allah dan hari yang akhir) yakni orang munafik —  (Maka perumpamaannya adalah seperti sebuah batu licin yang bertanah diatasnya, lalu ditimpa oleh hujan lebat) —  (hingga menjadi licin tandas) tanpa tanah dan apa-apa lagi di atasnya. —  (Mereka tidak menguasai). Kalimat ini untuk menyatakan tamsil keadaan orang munafik yang menafkahkan hartanya dengan tujuan beroleh pujian manusia. Damir atau kata ganti manusia di sini menunjukkan jamak, mengingat makna allazi juga mencakupnya —  (suatu pun dari hasil usaha mereka) yang telah mereka kerjakan, maksudnya pahalanya di akhirat, tak ubahnya bagai batu licin yang ditimpa hujan hingga tanahnya habis dihanyutkan air.  (Dan Allah tidak menunjukkan orang-orang yang kafir).

 

  1. (Dan perumpamaan) nafkah dari — (orang-orang yang menafkahkan harta mereka guna mencari) atau mendapatkan —  (keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka) maksudnya untuk memastikan pahalanya, berbeda halnya dengan Orang-orang munafik yang tidak mengharapkannya sama sekali karena pada dasarnya sudah tidak mempercayainya —  (seperti sebuah kebun atau taman —(di sebuah rabwah) atau rubwah, artinya suatu dataran  yang tinggi rata —  (ditimpa oleh hujan lebat, hingga membe. , rikan) artinya menghasilkan —  (buahnya) atau hasil panennya (dua kali lipat) atau secara berganda. —  (Jika tidak disiram oleh hujan lebat, maka oleh hujan gerimis) yang memadai dise. babkan letaknya yang tinggi itu. Tegasnya ia tetap berbuah dengan Iebatnya, biar hujan yang menimpanya lebat atau rintik-rintik. Demikian pula halnya nafkah yang disebutkan tadi, di sisi Allah ia tetap berkembang, biar sedikit atau banyak. —  Dan Allah Maha Melihat apaapa yang kamu kerjakan) dan akan membalasnya dengan sebaik-baiknya.

 

  1. (Apakah ingin salah seorang kamu mempunyai suatu kebun) atau taman — (dari kurma dan anggur, sedangkan di bawahnya mengalir anak anak sungai, dan di dalamnya terdapat) buah-buahan — (dari berbagai corak dan) sungguh —  (datanglah masa tuanya) — sehingga ia menjadi lemah dan tak sanggup berusaha lagi, —  (sedangkan ia mempunyai keturunan yang lemah-lemah) anak-anak yang masih kecil yang masih dalam asuhannya. —  (Maka —tiba-tiba kebun itu ditiup angin keras) atau topan —  (Yang mengandung api hingga terbakar). Maka orang tadi kehilangan kebunnya di saat  amat memerlukannya, hingga tinggallah ia bersama anak-anaknya dalam keadaan kebingungan dan putus asa tidak berdaya. Ini merupakan tamsil bag’ Orang yang mengeluarkan nafkah dengan riya dan membangga-banggakari dirinya, yakni tentang hampa dan tiada bergunanya di saat ia amat memerlukannya nanti di akhirat. Pertanyaan di sini berarti tidak. Dari Ibnu Abbas terima keterangan bahwa tamsil ini adalah bagi orang yang pada mulanya gemar mengerjakan kebaikan, tetapi tergoda oleh setan hingga berbalik mengerakan kedurhakaan yang membakar hangus amalan-amalannya tadi. — (Demikianlah) sebagaimana dijelaskan-Nya apa yang kita sebutkan itu (Allah menerangkan pula ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya) hingga mendapat pelajaran daripadanya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah) maksudnya zakatkanlah — (sebagian yang baik-baik) dari —  (hasil usahamu) berupa harta —  (dan sebagian) yang baik-baik dari —  (apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu) berupa biji-bijian dan buah-buahan —  (dan Janganlah kamu sengaja) mengambil —  (yang busuk) atau yang buruk —  (daripadanya) maksudnya dari yang disebutkan itu, lalu —  (kamu keluarkan untuk zakat) menjadi “hal” dari damir yang terdapat pada tayammamu , (padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya) maksudnya yang busuk tadi, seandainya ia menjadi hak yang harus diberikan kepadamu pura-pura tidak tahu atau tidak melihat kebusukannya, maka betapa kamu berani memberikan itu guna memenuhi hak Allah! —  (Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya) sehingga tidak memerlukan nafkahmu  (kecuali dengan memejamkan mata terhadapnya) artinya itu —  (lagi Maha Terpuji) pada setiap kondisi dan situasi.

 

  1. (Setan menjanjikan kemiskinan bagimu) artinya menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan sekiranya kamu mengeluarkan zakat, maka hendaklah waspada — (dan menyuruh kamu, ber. buat kajahatan) bersifat kikir dan menahan zakat —  (sedangkan Allah menjanjikan kepadamu) dengan mengeluarkan nafkah itu —  (keampunan dari-Nya) terhadap dosa-dosamu —  (dan karunia, yakni rezeki sebagai penggantinya —  (dan Allah Mahaluas) karynia-Nya —  (lagi Maha Mengetahui) orang-orang yang suka mengeluar. kan nafkah.

 

  1. (Allah memberikan hikmah) artinya ilmu yang berguna yang dapat mendorong manusia untuk bekerja dan berkarya — (kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan barang. siapa yang diberi hikmah, maka sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak) karena hikmah itu akan menuntunnya kepada kebahagiaan yang abadi  (Dan tiadalah yang dapat mengambil pelajaran). Asalnya ta’ diidgamkan pada zal hingga menjadi yazzakkaru, —  (kecuali orang-orang berakal).

 

  1. (Apa saja nafkah yang kamu keluarkan) artinya zakat atau sedekah yang kamu bayarkan — (dan apa saja nazar yang kamu janjikan) lalu kamu penuhi dengan tepat — (maka sesungguhnya Allah mengetahuinya) lalu membalasnya sebaik-baiknya. (Dan tidaklah orang-orang yang aniaya itu) yakni yang menahan zakat dan tidak menepati nazar atau memberikan nafkah bukan pada tempatnya, hanya untuk berbuat maksiat kepada Allah — , (mempu nyai pembela) yang akan melindungi mereka dari azab Allah SWT.

 

  1. (Jika kamu menampakkan) atau memperlihatkan kepada umum — (sedekah-sedekah) yakni yang sunat —  (maka itu  baik sekali). —  (Sebaliknya, jika kamu sembunyikan) atau rahasiakan —  (dan kamu berikan kepada orang-orang miskin, maka itu lebih baik bagimu) daripada menampakkan dan memberikannya kepada orang-orang yang mampu. Adapun sedekah yang fardu, maka menampakkannya lebih utama agar ia menjadi ikutan orang dan untuk menghindarkan tuduhan yang bukan-bukan. Sedekah fardu atau zakat hanya diberikan kepada orang-orang miskin. —  (Dan Allah akan menghapus) dibaca dengan ya’ dan nun serta memakai baris mati karena diatafkan pada fahuwa dan dapat pula dengan baris di depan karena kedudukannya -sebagai mubtada’ —  (daripadamu sebagian), min untuk tab’id artinya menunjukkan sebagian —  (kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan) artinya menyelami apa-apa yang tersembunyi, tak ubahnya dengan yang tampak atau

yang lahir, tidak suatu pun yang menjadi rahasia bagi-Nya.

 

  1. Tatkala Nabi SAW. melarang memberikan sedekah kepada orang-orang musyrik agar mereka masuk Islam, turunlah: — (Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk) maksudnya menjadikan manusia masuk Islam, karena kewajibanmu hanyalah menyampaikan belaka, — (tetapi Allah-lah yang menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya) untuk beroleh petunjuk agar memasukinya —  (Dan apa saja yang baik yang kamu nafkahkan) maksudnya berupa harta —  (maka buat dirimu sendiri) karena pahalanya untuk kamu —  (Dan tidaklah kamu menafkahkan sesuatu, melainkan karena mengharapkan keridaan Allah) maksudnya pahala-Nya dan bukan karena yang lain seperti harta benda dunia. Kalimat ini kalimat berita, tetapi maksudnya larangan, jadi berarti: “Dan janganlah kamu nafkahkan sesuatu … dan seterusnya”. —  (Dan apa saja harta yang kamu nafkahkan, niscaya akan diberikan kepadamu dengan secukupnya) artinya pahalanya —   (dan kamu tidaklah akan dirugi. kan) artinya jumlahnya tidak akan dikurangi sedikit pun. Kedua kalimat be. lakangan memperkuat yang pertama.

 

  1. (Ialah bagi orang-orang fakir) menjadi predikat atau khabar dari subjek atau mubtada’ yang dibuang yang diperkirakan berbunyi: “Sedekah itu untuk …” — (yang terikat di jalan Allah) maksudnya yang menyediakan diri mereka khusus untuk berjihad. Mereka itu ialah ahli sufi sebanyak 400 orang muhajirin yang menekuni Al-Qur’an dan menunggu kesempatan untuk pergi keluar bersama rombongan pasukan.  (Mereka tidak dapat berusaha) atau menjadi musafir  (di muka bumi) untuk berdagang dan mencari penghidupan karena kesibukan mereka dalam perjuangan itu. —  (Orang yang tidak tahu menyangka mereka) melihat keadaan lahiriah mereka —  (kayaraya karena mereka memelihara diri dari meminta-minta) karena segan dan tak hendak menadahkan tangan mereka, —  (kamu mengenal me: reka) hai para mukhatab —  (dengan tanda-tanda) atau ciri-ciri mereka misalnya tawadu atau rendah hati dan bekas-bekas keletihan (Mereka tak hendak meminta kepada orang-orang) sesuatu —  (dengan mendesak) artinya pada dasarnya mereka tak hendak meminta, hingga tidak mungkin pula akan mendesak. — (Dan apa saja harta yang baik yang kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya) dan akan membalasnya.

 

  1. (Orang-orang yang menafkahkan harta mereka, baik malam maupun siang, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, maka mereka beroleh pahala di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka berdukacita).

 

  1. (Orang-orang yang memakan riba) artinya mengambilnya, dan riba ialah tambahan dalam muamalat dengan uang dan bahan makanan, baik mengenai banyaknya maupun mengenai waktunya, (tidaklah bangkit) dari kubur-kubur mereka —  (kecuali seperti bangkitnya orang yang kemasukan setan disebabkan penyakit gila) yang menyerang mereka, minal massi berkaitan dengan yaqumuna. —  (Demikian itu) maksudnya yang menimpa mereka itu —  (adalah karena) maksudnya disebabkan mereka —  (mengatakan bahwa jual-beli itu seperti riba) dalam soal diperbolehkannya. Berikut ini kebalikan dari persamaan yang mereka katakan itu secara bertolak belakang, maka firman Allah menolaknya: —  (padahal Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Maka barangsiapa yang datang kepadanya) maksudnya sampai kepadanya —  (pelajaran) atau nasihat —  (dari Tuhannya, lalu ia menghentikannya) artinya tidak memakan riba lagi (maka baginya apa yang telah berlalu) artinya sebelum datangnya: larangan dan dia tidak diminta untuk mengembalikannya —  (dan urusannya) dalam memaafkannya terserah —  (kepada Allah. Dan orang-orang yang mengulangi) memakannya dan tetap menyamakannya dengan jual-beli tentang halalnya, —  (maka mereka adalah penghuni neraka, kekal mereka di dalamnya).

 

  1. (Allah menghancurkan riba) dengan menguranginya dan melenyapkan berkahnya — (dan menyuburkan sedekah) maksudnya menambah dan mengembangkannya serta melipatgandakan pahalanya —  (dan Allah tidak menyukai setiap orang yang ingkar) yang menghalalkan riba —  (lagi banyak dosa) artinya yang durhaka dengan memakan riba itu hingga akan menerima hukuman-Nya.  (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta mendirikan salat dan membayarkan zakat, bagi mereka pahala di sisi Tuhan mereka, tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka berdukacita).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah) maksudnya jauhilah — (sisa yang tinggal dari riba, jika kamu beriman) dengan sebenarnya, karena sifat atau ciri-ciri orang beriman ialah mengikuti perintah Allah Ta’ala. Ayat ini diturunkan tatkala sebagian sahabat masih juga menuntut riba di masa lalu, walaupun riba itu sudah dilarang.

 

  1. (Jika kamu tak mau melakukannya) yakni apa yang diperintahkan itu, — (maka ketahuilah) datangnya —  (serbuan dari Allah dan Rasul-Nya) terhadapmu. Ayat ini berisi ancaman keras kepada mereka, hingga ketika ia turun, mereka mengatakan: “Tak ada daya kita untuk mengatasi serbuan itu!” —  (Dan jika kamu bertobat) artinya menghentikannya, —  (maka bagi kamu pokok) atau modal —   (hartamu-hingga-kamu tidak menganiaya) dengan mengambil tambahan —  (dan tidak pula teraniaya) dengan menerima jumlah yang kurang.

 

  1. (Dan jika dia) yakni orang yang berutang itu — (dalam kesulitan, maka hendaklah diberi tangguh) maksudnya hen’ daklah kamu undurkan pembayarannya —  (sampai dia berkelapangan) dibaca maisarah atau maisurah. —  (Dan jika kamu menyedekahkannya), dibaca dengan tasydid yakni setelah mengidgamkan ta’ pada asalnya pada sad menjadi tassaddaqu, juga tanpa tasydid hingga dibaca taqaddaqu yakni setelah dibuang ta’, sedangkan artinya ialah mengeluarkan sedekah kepada orang yang sedang dalam kesusahan itu dengan jalan membebaskannya dari utang —baik sebagian maupun keseluruhan —  (itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui) bahwa demikian itu baik, maka kerjakanlah! Dalam sebuah hadis tersebut: “Barangsiapa yang memberi tangguh orang yang dalam kesusahan atau membebaskannya darj utang, maka Allah akan melindunginya dalam naungan-Nya, di saat tak ada naungan selain dari naungan-Nya —Riwayat Muslim.

 

  1. (Dan takutilah suatu hari yang nanti kamu akan dikembalikan) dibina’ bagi maful, sedangkan jika bagi fa’il, maka bunyinya tasirun artinya berjalan —  (kepada Allah pada hari itu) yakni hari kiamat —  (kemudian dipenuhkan) pada hari itu —  (kepada setiap jiwa) balasan terhadap —  (apa yang dilakukannya) baik herupa kebaikan maupun kejahatan —  (dan mereka tidak akan dianiaya) dengan mengurangi kebaikan atau menambah kejahatannya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengadakan utang piutang) maksudnya muamalat seperti jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang, dan lain-lain — (secara tidak tunai) misalnya pinjaman atau pesanan —  (untuk waktu yang ditentukan) atau di ketahui, —  (maka hendaklah kamu tuliskan) untuk pengukuhan dan menghilangkan pertikaian nantinya. —  (Dan hendaklah ditulis) surat utang itu —  (di antara kamu oleh seorang penulis dengan adil) maksudnya benar tanpa menambah atau mengurangi jumlah utang atau jumlah temponya. —  (Dan janganlah merasa enggan) atau berkeberatan —  (penulis itu) untuk —  (menuliskannya) jika ia diminta, sebagaimana telah diajarkan Allah kepadanya) artinya telah diberi-Nya karunia pandai menulis, maka janganlah dia kikir menyumbangkannya. “Kaf” di sini berkaitan dengan ya’ba. —  (Maka hendaklah dituliskannya) sebagai penguat —  (dan hendaklah diimlakan) surat itu  (oleh orang yang berutang) karena dialah yang dipersaksikan, maka hendaklah diakuinya agar diketahuinya kewajibannya. —  (Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya) dalam mengimlakan itu —  (dan junganlah dikurangi daripadanya) maksudnya dari utangnya itu —  (sedikit pun juga. Dan sekiranya orang yang berutang itu bodoh) atau boros —  (atau lemah — keadaannya —) untuk mengimlakan disebabkan terlalu muda atau terlalu tua —  (atau ia sendiri tidak mampu untuk mengimlakannya) disebabkan bisu atau tidak menguasai bahasa dan sebagainya,  (maka hendaklah diimlakan oleh walinya) misalnya bapak, orang yang diberi amanat, yang mengasuh atau penerjemahnya —  (dengan jujur. Dan hendaklah persaksikan) utang itu dilakukan oleh —  (dua orang saksi di antara laki-lakimu) artinya dua orang Islam yang telah balig lagi merdeka. —  (Jika keduanya itu bukan) yakni kedua saksi itu —  (dua orang laki-laki, maka seorang laki-laki dan dua orang perempuan) boleh menjadi saksi —  (di antara saksi-saksi yang kamu sukai) disebabkan agama dan kejujurannya. Saksi-saksi wanita jadi berganda ialah  (supaya jika yang seorang lupa) akan kesaksian disebabkan kurangnya akal dan lemahnya ingatan mereka, —  (maka yang lain — yakni yang ingat — akan mengingatkan kawannya) yakni yang lupa. Ada yang membaca tuzkir dan ada yang dengan tasydid tuzakkir Jumlah dari izkar menempati kedudukan sebagai illat, artinya untuk meng. ingatkannya jika ia lupa atau berada di ambang kelupaan, karena itulah yang menjadi sebabnya. Menurut satu qiraat, in syartiyah dengan baris di bawah, sementara tuzakkiru dengan baris di depan sebagai jawabannya.  (Dan janganlah saksi-saksi itu enggan jika) ma sebagai  tambahan —  (mereka dipanggil) untuk memikul dan memberikan kesaksian —  (dan janganlah kamu jemu) atau bosan —  (untuk menuliskannya) artinya utang-utang yang kamu saksikan, karena memang banyak orang yang merasa jemu atau bosan itu —  (biar kecil atau besar) sedikit atau banyak —  (sampai waktunya) artinya sampai batas waktu membayarnya, menjadi hal dari damir yang terdapat pada taktubuh. —  (Demikian itu) maksudnya surat-surat tersebut —  lebih adil di sisi Allah dan lebih mengukuhkan persaksian) artinya lebih menolong meluruskannya, karena adanya bukti yang mengingatkannya —  (dan lebih dekat) artinya lebih kecil kemungkinan – (untuk tidak menimbulkan keraguanmu) yakni mengenai besarnya utang dan jatuh temponya. —  (Kecuali jika) terjadi muamalat itu  (berupa perdagangan tunai), menurut satu qiraat, dengan baris di atas hingga merupakan khabar dari takuna sedangkan isimnya ialah kata ganti attijarah —  (yang kamu jalankan di antara kamu) artinya yang kamu pegang dan tidak mempunyai waktu berjangka —  (maka tak ada dosa lagi kamu jika kamu tidak menulisnya) artinya barang yang diperdagangkan itu —

 (hanye persaksikanlah jika kamu berjual-beli) karena demikian itu lebih dapat meng hindarkan percekcokan. Maka soal ini dan yang sebelumnya merupakan soal  (dan janganlah penulis dan saksi — mak sudnya yang punya utang dan yang berutang — menyulitkan atau mempersulit) misalnya dengan mengubah surat tadi, atau tak hendak menjadi saks’ atau menuliskannya, begitu pula orang yang punya uang, tidak boleh ia membebani si penulis dengan hal-hal yang tidak patut untuk ditulis atau dipersaksikan. —  (Dan jika kamu perbuat) apa yang dilarang itu, —  (maka sesungguhnya itu suatu kefasikan) artinya keluar dari taat yang sekali-kali tidak layak —  (bagi kamu, dan bertakwalah kamu kepada Allah) dalam perintah dan larangan-Nya — (Allah mengajarimu) tentang kepentingan urusanmu, lafaz ini menjadi hal dari fi’il yang diperkirakan keberadaannya, atau ia sebagai kalimat baru.  (Dan Allah mengetahui segala sesuatu).

 

  1. (Jika kamu dalam perjalanan) yakni sementara itu mengadakan utang-piutang — (sedangkan kamu tidak beroleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan) ada yang membaca ruhunun bentuk jamak dari rahnun —  (yang dipegang) yang memperkuat kepercayaanmu. Sunnah menyatakan diperbolehkannya jaminan itu di waktu mukim dan adanya penulis. Maka mengaitkannya dengan jaminan, karena kepercayaan terhadapnya menjadi lebih kuat, sedangkan firmanNya: “dan jaminan yang dipegang”, menunjukkan jaminan disyaratkan harus dipegang dan dianggap memadai walaupun si peminjam atau wakilnya tidak hadir. —  (Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai yang lainnya) maksudnya yang berpiutang kepada orang yang berutang atas utangnya dan ia tidak dapat menyediakan jaminan —  (maka hendaklah orang yang dipercayai itu memenuhi) maksudnya orang yang berutang —  (amanatnya) artinya hendaklah ia membayar utangnya —  (dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya) dalam membayar utangnya itu. —  (Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian) jika kamu dipanggil untuk mengemukakannya. (Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka ia adalah orang yang berdosa hatinya). Dikhususkan menyebutkannya di Sini, karena hati itulah yang menjadi tempat kesaksian dan juga karena apabila hati berdosa, maka akan diikuti oleh lainnya, hingga akan menerima hukuman sebagaimana dialami oleh semua anggota tubuhnya —  (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) hingga tiada sa. tu pun yang tersembunyi bagi-Nya.

 

  1. (Milik Allah-lah apa yang terdapat di langit dan apa yang terdapat di bumi, dan jika kamu menyatakan atau melahirkan — (apa yang ada di dalam hatimu) berupa ke jahatan dan rencana untuk melakukannya —  (atau kamu menyembunyikan) maksudnya merahasiakannya —  (pastilah akan dihisab) yakni dibukakan —  (oleh Allah) pada hari kiamat. —  (Lalu Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya) untuk diampuni,  (dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya) untuk disiksa. Kedua kata kerja ini dapat dihubungkan pada jawab syarat dengan baris mati, dan dapat pula dengan baris di depan dengan perkiraan: fahuwa (Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu), di antaranya melakukan hisab atas perhitungan terhadapmu dan memberikan balasannya.

 

  1. (Telah beriman) artinya membenarkan — (Rasul) yakni Muhammad —  (terhadap apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya) yakni Al-Qur’an, demikian pula —  (orang-orang yang beriman), ma’tuf atau dihubungkan kepada rasul —  (semuanya),  tanwinnya menjadi pengganti bagi mudafilaih —  (beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya) ada yang membaca secara jamak dan ada pula secara mufrad atau tunggal  (serta para rasul-Nya) kata mereka: —  “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun di antara rasul-rasulnya) hingga kami beriman kepada sebagian dan kafir kepada lainnya, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. —  (Dan mereka mengatakan: “Kami dengar) maksudnya apa yang diperintahkan kepada kami itu, disertai dengan penerimaan —  (dan kami taati”) serta kami bermohon: —  (“Ampunilah kami, wahai Tuhan kami, dan kepada-Mulah kami kembali”) yakni dengan adanya sast berbangkit. Tatkala turun ayat yang sebelumnya, orang-orang mukmin mengadukan was-was dan kekhawtiran mereka serta terasa berat bagi mereka saat perhitungan, maka turun pula ayat:

 

  1. (Allah tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya) artinya sekadar kesanggupannya. (Ia mendapat dari apa yang diusahakannya) berupa kebajikan artinya pahalanya —  (dan ia beroleh pula dari hasil kejahatannya) yakni dosanya. Maka seseorang itu tidaklah menerima hukuman dari apa yang tidak dilakukannya, hanya baru menjadi angan-angan dan lamunan belaka. Mereka bermohon: —  (“Wahai Tuhan kami, janganlah kami dihukum) dengan siksa (jika kami lupa atau tersalah) Artinya meninggalkan kebenaran tanpa sengaja, sebagaimana dihukumnya orang-orang sebelum kami. Sebenarnya hal ini telah dicabut Allah terhadap Umat ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadis. Permintaan ini merupakan pengakuan terhadap nikmat Allah. —  (Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat)  yang tidak mungkin dapat kami pikul —  (sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami) yaitu Bani Israil berupa bunuh diri dalam bertobat, mengeluarkan seperempat harta dalam zakat dan mengorek tempat yang kena najis. —  (Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup) atau tidak kuat —  (kami memikulnya) berupa tugas-tugas dan cobaan-cobaan. —  (Beri maaflah kami) atau hapuslah segala dosa kami —  (ampunilah kami dan beri rahmatlah kami): dalam rahmat itu terdapat kelanjutan atau tambahan dari keampunan, —  (Engkaulah pembela kami) artinya pemimpin dan pengatur urusan kami  (maka tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir) yakni dengan menegakkan hujjah dan memberikan kemenangan dalam peraturan dan pertempuran dengan mereka, karena ciri-ciri seorang maula atau pembela ialah menolong anak buahnya terhadap musuh-musuh mereka. Dalam sebuah hadis tercantum bahwa tatkala ayat ini turun dan dibaca oleh Nabi SAW., maka setelah setiap kalimat diberikan jawaban —oleh Allah SWT — : “Telah Engkau penuhi!”

(KELUARGA IMRAN) Madaniyyah,

200 ayat Turun Sesudah Surat Al-Anfal

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

 

  1. (Alif lam mim), Allah-lah yang lebih tahu akan maksudnya.

 

  1. (Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Mahahidup lagi berdiri sendiri.)

 

  1. (Diturunkan-Nya kepadamu) hai Muhammad — (AlKitab) Al-Qur’an, berisikan —  (kebenaran) dalam semua beritanya,  (membenarkan kitab-kitab yang berada di depannya) maksudnya kitab-kitab yang turun sebelumnya —  (dan diturunkan-Nya pula Taurat dan Injil).

 

  1. (Sebelumnya) artinya sebelum diturunkannya Al-Qur’an, , Sura (menjadi petunjuk), hal dengan makna menunjukkan dari kesesatan (bagi manusia) bagi orang-orang yang mengikuti kedua kitab itu. Pada Taurat dan Injil “menurunkan” dipakai kata-kata anzala, sedangkan pada Al-Qur’an dengan nazzala yang berarti secara berangsur-angsur, berbeda dengan Taurat dan Injil yang diturunkan sekaligus —  (dan diturunkan-Nya—pula—Al-Furqan) artinya kitab yang memisahkan antara yang hak dan yang batil, dan disebutkannya secara keseluruhan. —  (Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah) misalnya pada Al-Qur’an dan lainnya, —  (bagi mereka disediakan siksa yang berat, dan Allah Mahatangguh) menguasai segala urusan sehingga tak suatu pun yang dapat menghalangi-Nya untuk menunaikan janji baik dan janji buruk-Nya —  (dan mempunyai balasan siksa) artinya hukuman berat terhadap orang yang durhaka, yang tak dapat dilakukan oleh siapa pun.

 

  1. (Sesungguhnya bagi Allah tidak ada suatu pun yang tersembunyi) di antara barang wujud ini — (baik di bumi maupun di langit) karena ilmu-Nya terhadap apa yang terdapat di seluruh alam, baik merupakan keseluruhan maupun yang sebagian-sebagian, dan ini diistimewakan menyebutkannya karena penginderaan tak dapat melampauinya.

 

  1. (Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya) apakah akan jadi laki-laki atau wanita, berkulit putih atau berkulit hitam, dan sebagainya. — (Tiada Tuhan melainkan Dia Yang Mahatangguh) dalam kerajaan: Nya —  (lagi Mahabijaksana) dalam tindakan dan perbuatan-Nya.

 

  1. (Dialah yang menurunkan kepadamu Al-Qur’an, di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat) jelas maksud dan tujuannya — (itulah dia pokok-pokok Al-Qur’an) yakni yang  menjadi pegangan dalam menetapkan hukum, —  (sedangkan yang lainnya mutasyabihat) tidak dimengerti secara jelas maksudnya misalnya permulaan-permulaan surat. Semuanya disebut sebagai muhkam seperti dalam firman-Nya: uhkimat ayatuh dengan arti tak ada cacat atau celanya, dan mutasyabih pada firman-Nya. Kitaban mutasyabiha dengan makna bahwa sebagian menyamai lainnya dalam keindahan dan kebenaran.  (Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan) menyeleweng dari kebenaran, —  (maka mereka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat untuk membangkitkan fitnah) di kalangan orang-orang bodoh dengan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang syubhat dan kabur pengertiannya —  (dan demi untuk mencari-cari takwilnya) tafsirnya, — , (padahal tidak ada yang tahu takwil) tafsirnya, —  (kecuali Allah) sendiri-Nya —  (dan orang-orang yang mendalam) luas lagi kukuh (ilmunya) menjadi mubtada, sedangkan khabarnya: — (Berkata mereka: Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat), bahwa ia dari Allah, sedangkan kami tidak tahu akan maksudnya. —  (Semuanya itu) baik yang muhkam maupun yang mutasyabih —  (dari sisi Tuhan kami, dan tidak ada yang mengambil pelajaran). “Ta” yang pada asalnya terdapat pada zal diidgamkan pada zal itu hingga berbunyi yazzakkaru, —  (kecuali orang-orang yang berakal) yang mau berpikir. Mereka juga mengucapkan hal berikut bila melihat orang-orang yang mengikuti mereka.

 

  1. (“Tuhan kami, janganlah engkau gelincirkan hati kami) , janganlah diselewengkan dari kebenaran dengan mencari-cari tafsirnya yang tidak layak bagi kami sebagaimana dialami oleh mereka —  (setelah Engkau memberikan petunjuk kepada kami) bimbingan ke arah perkara yang benar —  (dan berilah kami dari sisi-Mu rahmat) keteguhan hati, —  (karena Engkaulah Yang Maha Memberi) karunia.

 

9,  (Tuhan kami, sesungguhnya Engkau akan mengumpulkan manusia) menghimpun mereka —  (untuk suatu hari) maksudnya  pada suatu hari —  (yang tak ada keraguan) atau kebimbangan —  (padanya), yakni hari kiamat, maka Engkau balas amal perbuatan mereka sebagaimana telah Engkau janjikan. —  (Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji) yakni janji-Nya tentang saat berbangkit. Di sini terdapat peralihan pembicaraan, dan kemungkinan ia merupakan firman Allah Ta’ala. Adapun maksud dari doa seperti itu ialah untuk menyatakan bahwa pusat perhatian mereka ialah soal akhirat. Oleh sebab itulah mereka memohon agar tetap berada dalam hidayah atau petunjuk Allah hingga beroleh pahalanya. Diriwayatkan oleh Syaikhan melalui Aisyah r.a. katanya: “Rasulullah SAW. membaca ayat “Dialah yang telah menurunkan kepadamu Kitab, di antara isinya ialah ayat-ayat yang muhkamat … dan seterusnya”, lalu sabdanya: “Apabila kamu lihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, mereka itulah yang disebutkan oleh Allah, maka waspadalah terhadap mereka!” Diriwayatkan pula oleh Tabrani dalam Al-Kabir melalui Abu Musa Al-Asyari, bahwa ia mendengar Nabi SAW. bersabda: “Tidak ada yang aku khawatirkan terhadap umatku, kecuali tiga perkara” lalu disebutkannya: “Bahwa dimudahkan bagi mereka mempelajari Al-Quran, tetapi orang mukmin mencari-cari takwil yang mutasyabihat, padahal tidak ada yang tahu akan takwilnya itu, kecuali Allah”, sedangkan orang-orang yang mendalan ilmunya mengatakan: “Kami beriman padanya, semuanya dari sisi Tuhan kami dan tidaklah yang beroleh peringatan kecuali orang-orang yang berakal!” dan seterusnya.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang kafir, harta benda dan anak-anak mereka tidak dapat menolak Allah) yakni siksa-Nya —

 (sedikit pun dan merekalah bahan bakar api neraka) dibaca wagud, bahan untuk pembakaran.

 

  1. (Seperti adat kebiasaan kaum Fir’aun dan orang-orang yang sebelum mereka) seperti umat ‘Ad dan Samud, (mereka mendustakan ayat-ayat Kami hingga dicelakakan oleh Allah) dibinasakan-Nya —  (disebabkan dosa-dosa mereka). Perkataan ini menafsirkan perkataan yang sebelumnya. —  (Dan Allah sangat keras siksa-Nya). Ayat berikut turun ketika Nabi SAW. menyuruh orang-orang Yahudi masuk Islam sekembalinya dari perang Badar, maka jawab mereka: “Janganlah kamu terpedaya karena berhasil membunuh gerombolan Quraisy yang kacau balau dan tidak tahu memegang senjata”.

 

  1. (Katakanlah) hai Muhammad — (kepada orang-orang kafir) golongan Yahudi itu, —  (kamu nanti akan menderita kekalahan) memakai ta’ dan ya’, di alam dunia ini dengan dibunuh, ditawan dan membayar upeti. Hal itu telah terjadi —  (dan akan dihimpun) juga dengan memakai ta’ dan ya’, di akhirat nanti —  (ke neraka Jahannam) lalu memasukinya —  (dan jahannam itu adalah seburukburuk hamparan) tempat tinggal.

 

  1. (Sesungguhnya bagi kamu ada tanda) atau pelajaran, la. lu hal itu disebutkan untuk penjelasan — (pada dua golongan) dua puak —  (yang bertemu) di hari Badar untuk berperang —  (segolongan bertempur di jalan Allah) untuk menaati perintahNya, yaitu Nabi SAW. bersama para sahabatnya. Mereka ada 313 orang laki-laki termasuk beberapa orang berkuda, enam buah ketopong besi dan delapan buah pedang, sedangkan kebanyakan mereka berjalan kaki —  (dan yang lain kafir, yang melihat mereka) maksudnya kaum muslim —  (dua kali lipat mereka) artinya jumlah kaum muslim kelihatan lebih banyak dari jumlah mereka kurang lebih seribu orang, —  (yaitu penglihatan dengan mata kepala) artinya menurut pandangan lahir. Ini termasuk pertolongan Allah kepada kaum muslim yang berjumlah sedikit itu. —  (Dan Allah menyokong) menguatkan —  (dengan pertolongan-Nya siapa yang disukai-Nya) untuk ditolong. —  (Sesungguhnya pada yang demikian itu) maksudnya yang disebutkan tadi  (menjadi pelajaran bagi orang yang mempunyai mata hati). Kenapa kamu tidak mengambil pelajaran pula lalu kamu beriman?

 

  1. (Dijadikan indah pada —pandanganmanusia kecintaan pada syahwat) yakni barang yang diingini serta digandrungi nafsu, sebagai cobaan dari Allah atau perdayaan dari setan, — (yaitu: wanita-wanita, anak-anak, dan harta yang banyak yang berlimpah dan telah terkumpul —  (berupa emas, perak, kuda-kuda yang tampan) atau baik —  (binatang ternak) yakni unta, sapi, dan kambing, —  (dan sawah ladang) atau tanam-tanaman. — : (Demikian itu) yakni yang telah disebutkan tadi —  (merupakan kesenangan hidup di dunia) di dunia manusia hidup bersenang-senang dengan hartanya, tetapi kemudian lenyap atau pergi, (dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik) yakni surga, sehingga itulah yang seharusnya menjadi idaman dan bukan lainnya.

 

  1. (Katakanlah) hai Muhammad kepada kaummu: — (Maukah kusampaikan kepadamu) kuberi tahu —  (apa yang lebih bgik dari yang demikian?”) yakni yang disebutkan dari berbagai syahwat tadi, adapun pertanyaan di sini berarti pengukuhan. (Bagi orang-orang yang bertakwa) yang menjaga diri mereka dari kemusyrikan —  (di sisi Tuhan mereka) menjadi khabar, sedangkan mubtadanya: —  (surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal mereka) artinya ditakdirkan kekal —  (di dalamnya) jika mereka memasukinya —  (dan istri-istri yang disucikan) dari haid dan lainnya yang dianggap kotor —  (serta keridaan) ada yang membaca ridwan dan ada pula rudwan artinya keridaan yang banyak — , (dari Allah dan Allah Maha Melihat) maksudnya Maha Mengetahui — , (akan hamba-hamba-Nya), mereka akan dibalas menurut amalnya masingmasing.

 

  1. (—Yakniorang-orang yang), menjadi na’at atau badal dari “orang-orang” yang sebelumnya — (berdoa): “Wahai —  (Tuhan kami sesungguhnya kami telah beriman) membenarkan-Mu dan rasulMu —  (maka ampunilah semua dosa kami dan lindungilah kami dari siksa neraka!”)

 

  1. (Orang-orang yang tabah) mengikuti perintah dan menjauhi maksiat, menjadi na’at, — (yang benar) dalam keimanan,  (yang taat) kepada Allah, —  (yang menafkahkan harta mereka) yang bersedekah, —  (dan yang memohon ampun) ke. pada Allah dengan mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah kami” —  (pada waktu sahur) artinya di akhir malam. Disebutkan di sini secara khusus, karena pada waktu itulah orang biasa lengah dan tidur nyenyak.

 

  1. (Allah menyaksikan) artinya menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya dengan dalil-dalil dan ayat-ayat — (bahwasanya tidak ada Tuhan) yakni tidak ada yang disembah dalam wujud ini dengan benar  (melainkan Dia, dan) menyaksikan pula atas yang demikian itu  (para malaikat) dengan pengakuan mereka, —  (dan orangorang yang berilmu) dari kalangan para nabi dan orang-orang beriman, baik dengan keyakinan maupun dengan perkataan, —  (menegakkan keadilan) dengan mengatur makhluk ciptaan-Nya. Mansub disebabkan kedudukannya sebagai “hal”, sedangkan yang menjadi amilnya ialah arti keseluruhan yakni hanya Allah-lah yang mengatur makhluk-Nya dengan seadil-adilnya. —  (Tidak ada Tuhan melainkan Dio), diulangi kembali memperkokoh perkataan sebelumnya —  (Yang Mahaperkasa) dalam kerajaan-Nya —  (lagi Mahabijaksana) dalam perbuatan dan ciptaan-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya agama) yang diridai — (di sisi “ Allah) ialah agama —  (Islam) yakni syariat yang dibawa oleh para ra sul dan dibina atas dasar ketauhidan. Menurut satu qiraat dibaca anna sebagai badal dari inna yakni badal isytimal. —  (Tidak  ah berselisih orang-orang yang diberi kitab) yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam agama, sebagian mereka mengakui bahwa merekalah yang beragama tauhid, sedangkan lainnya kafir, —  (kecuali setelah datang kepada mereka ilmu) tentang ketauhidan disebabkan  (kedengkian) dari orang-orang kafir —  (di antara sesama mereka, barang siapa yang kafir pada ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah cepat sekali perhitungan-Nya) maksudnya pembalasan-Nya.

 

  1. (Jika mereka menyanggah kamu) hai Muhammad dalam soal agama, — (maka katakanlah) kepada mereka: —   (“Kuserahkan wajahku kepada Allah) artinya aku tunduk dan patuh kepadaNya, aku —   (dan orang-orang yang mengikutiku), wajah disebutkan secara khusus, karena kedudukannya yang mulia, maka yang lainnya lebih utama untuk berserah diri. —   (Dan katakanlah kepada orang-orang yang diberi Al-Kitab) yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani —   (serta orang-orang yang tidak tahu baca tulis) yaitu orangorang Arab musyrik: —  (“Apakah kamu mau masuk Islam?”). Maksudnya, masuk Islamlah kamu! —   (Jika mereka masuk Islam, maka sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk) dari kesesatan   (dan jika mereka berpaling) dari agama Islam, —    (maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan) risalah yang diamanatkan kepadamu —   (dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya), lalu diberi-Nya balasan atas amal perbuatan mereka. Ayat berikut ini sebelum turunnya perintah untuk berperang.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir akan ayat-ayat Allah dan membunuh) pada satu qiraat yugatiluna yang ber. arti “memerangi” — (nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang me nyuruh berlaku adil di antara manusia): mereka ini ialah orang-orang Yahu di. Diriwayatkan bahwa mereka membunuh 43 nabi, dan 170 orang pengikut pengikut mereka yang membalas kematiannya, —   (maka gemburakar lah mereka) artinya beri tahulah mereka —   (akan adanya siksa yang pedih) yang menyakitkan. Menyebutkan “gembirakanlah” adalah sebagai penghinaan bagi mereka, dan khabar inna dimasuki oleh fa, karena isimnya inna yang berupa isim mausul mirip dengan syarat.

 

  1. (Mereka itulah orang-orang yang gugur) atau batal (amalan-amalan mereka), kebaikan-kebaikan yang telah mereka la kukan misalnya, sedekah dan menghubungkan tali silaturahmi —   (di dunia dan di akhirat), sehingga tidak dianggap, disebabkan tidak memenuhi syarat-syaratnya —   (dan tidaklah mereka mem punyai penolong-penolong) yang akan melindungi mereka dari azab tersebut.

 

  1. (Tidakkah kamu lihat) atau perhatikan — (orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab) yakni Taurat   (mereka diseru) menjadi “hal” —   (kepada kitab Allah untuk menetapkan hukum di antara mereka, kemudian sebagian di antara mereka berpaling dan mereka menolaknya) yakni tak mau menerima penetapan hukumnya. Ayat ini turun mengenai orang Yahudi: Dua orang di antara mereka berzina lalu bertahkim kepada Nabi SAW. maka Nabi menjatuhkan hukuman rajam. Mereka menolak lalu diperlihatkan Taurat kepada mereka, ternyata memang tercantum di dalamnya. hingga hukuman rajam dilaksanakan. Akibatnya mereka menjadi marah.

 

  1. (Hal itu) yakni berpaling dan menolak — , (karena mereka mengatakan) disebabkan oleh ucapan mereka: —   (Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang berbilang), hanya 40 hari, yakni selama mereka menyembah anak lembu, lalu akan dihentikan terhadap mereka. —   (Mereka diperdayakan dalam agama mereka) berkaitan dengan firman-Nya: —   (oleh apa yang mereka ada-adakan) berupa ucapan mereka tadi.

 

  1. (Maka betapakah) keadaan mereka — (jika mereka Kami kumpulkan bagi suatu hari) maksudnya pada suatu hari (yang tak ada keraguan padanya) yakni hari kiamat —   (dan disempurnakan kepada setiap diri) baik dari golongan Ahli Kitab maupun dari lainnya, untuk menerima balasan dari —  (apa yang diusahakannya), dikerjakannya baik kebaikan maupun kejahatan, —  (dan mereka) manusia itu —   (tidak dianiaya) dengan dikurangi kebajikan atau ditambah kejahatan. Ayat berikut ini turun tatkala Nabi SAW. menjanjikan kepada umatnya akan diserahkannya kerajaan Persi dan Romawi, maka kata orang-orang munafik: “Jauh … mustahil …!”

 

  1. (Katakanlah: “Wahai Tuhan”) atau “Ya Allah” — (yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki) di antara makhluk-makhluk-Mu —   (dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki) dengan memberinya kemuliaan itu, —   (dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki) dengan mencabut darinya. —  (Di tanganMu-lah segala kebajikan) demikian juga segala kejahatan, artinya dalam kekuasaan-Mu-lah semua itu. —   (Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu). 

 

  1. (Engkau masukkan malam ke dalam siang, dan Engkau masukkan pula siang ke dalam malam) hingga bertambah panjanglah keduanya, sebanyak berkurangnya dari yang lain — (Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati) misalnya manusia dari  —  sperma dan burung dari telur   (Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa terhitung) artinya rezeki yang luas dan amat banyak. ,

 

  1. (Janganlah orang-orang beriman mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin) yang akan mengendalikan mereka (dengan meninggalkan orang-orang beriman Barangsiapa melakukan demikian) artinya mengambil mereka sebagai pemimpin, — (maka tidaklah termasuk dalam) agama —   (Allah sedikit pun kecuali jika menjaga sesuatu yang kamu takuti dari mereka) maksudnya jika ada yang kamu takuti, kamu boleh berhubungan erat dengan mereka, tetapi hanya di mulut dan bukan di hati. Ini hanyalah sebelum kuatnya agama Islam dan berlaku di suatu negeri, di mana mereka merupakan golongan minoritas —   (dan Allah memperingatkanmu terhadap diri-Nya), maksudnya kemarahan-Nya jika kamu mengambil mereka itu sebagai pemimpin, —   (dan hanya kepada Allah tempat kamu kembali) hingga kamu akan beroleh balasan dariNya.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka: — (Jika kamu menyembunyikan apa yang ada di dalam dadamu) di dalam hatimu berupa hubungan yang erat dengan mereka —  (atau kamu nyatakan) secara lahir —  (pastilah akan diketahui oleh Allah, dan) Dia  (mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu), di antaranya ialah menyiksa orang-orang yang mengambil orangorang kafir sebagai pemimpin.

 

  1. (Pada hari itu setiap diri akan mengetahui segala yang dilakukan)-nya — (berupa kebaikan akan dihadapkan ke hadapannya, begitu juga segala yang dilakukan)-nya —  (berupa kejahatan) menjadi mubtada’, sedangkan yang menjadi khabarnya:  (ia ingin sekiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh) teramat jauh hingga ia takkan pernah sampai padanya.  (Dan Allah memperingatkan kamu kepada diri-Nya) diulangi untuk memperkuat: —  (Dan Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya). Ayat berikut turun tatkala mereka mengatakan:

“Kami tidaklah menyembah berhala itu, hanyalah karena kecintaan kami kepada Allah, kami bermaksud agar berhala berhala itu mendekatkan kami kepada-Nya.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad: — (“Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah daku, niscaya Allah mencintaimu) dengan arti bahwa Dia memberimu pahala —  (dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun) terhadap orang yang mengikutiku, mengenai dosa-dosanya yang telah terjadi sebelum itu —  (lagi Maha Penyayang) kepadanya.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka: — (“Taatilah olehmu Allah dan Rasul-Nya) mengenai ketauhidan yang diperintahkan-Nya.  (Jika mereka berpaling) atau menyimpang dari ketaatan, —  (maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir). Di sini terdapat penempatan zahir di tempat mudmar, karena semestinya la yuhibbuhum hingga kalimat itu berarti bahwa Dia akan menyiksa mereka.

 

  1. (Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran) dengan makna diri dari yang bersangkutan — (di antara penduduk alam) yakni dengan menjadikan nabi-nabi itu dari anak-cucu dan keturunan mereka.

 

  1. (Yakni suatu keturunan yang sebagiannya dari) turunan (yang lain). —   (Dan Allah Maha Mendengar lagi Ma ha Mengetahui).

 

  1. (—Dan ingatlahketika istri Imran) yang bernama Hanah telah lanjut usia dan rindu untuk beroleh anak, ia pun berdoa dan merasa dirinya hamil: “Wahai — (Tuhanku, sesungguhnya daku menazarkan) untuk menjadikan —   (untuk-Mu kandungan yang di dalam perutku ini sebagai anak yang saleh dan bebas) dari kepentingan-kepentingan dunia, semata-mata berkhidmat untuk rumah-Mu yang suci  (karena itu terimalah dariku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar) akan doa —   (lagi Maha Mengetahui”) akan niat serta tujuan manusia. Pada waktu itu istrinya sedang mengandung dan Imran pun wafat.

 

  1. (Tatkala ia melahirkan anaknya) ternyata bayi itu perempuan, sedangkan ia mengharapkan anak lelaki, karena yang biasa dibaktikan itu hanyalah anak laki-laki, — (maka katanya) menyatakan penyesalan: “Wahai —  (Tuhanku, sesungguhnya aku mela: hirkan anak perempuan, dan Allah lebih tahu) mengetahui —  (apa yang dilahirkannya), firman Allah Ta’ala yang merupakan interupsi bagi berita ini. Menurut satu qiraat dengan ta’ baris di depan dammah: wada’tu , (dan anak laki-laki tidaklah) seperti yang dimintanya —  (serupa dengan anak wanita) yang diberikan Tuhannya, sedangkan maksud nya untuk membaktikannya guna berkhidmat kepada agama. Sebagaimana diketahui, anak wanita tidaklah tepat untuk keperluan itu disebabkan fisiknya lemah, auratnya, masa haid yang dialaminya dan lain-lain. —   (“Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam, kulindungkan dia serta anak-cucunya kepada-Mu dari setan yang terkutuk”) atau terusir. Dalam sebuah hadis tersebut: “Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan melainkan ia disentuh setan sewaktu ia dilahirkan itu, sehingga ia memekik dengan suara keras, kecuali Maryam dan putranya.” —Riwayat Syaikhan.

 

  1. (Maka Tuhannya menerimanya) menerima Maryam sebagai nazar dari ibunya — (dengan penerimaan yang baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik pula). Di samping pendidikan akhlaknya, Allah memperhatikan pula pertumbuhan jasmaninya, hingga dalam sehari besarnya bertambah seakan-akan dalam satu tahun. Ibunya membawanya kepada para pendeta penjaga Baitul Maqdis, lalu katanya: “Terimalah oleh Tuan-Tuan anak yang dinazarkan ini”. Berlomba-lombalah mereka untuk menerimanya sebagai anak asuhan, karena ia adalah putri dari Imam mereka. Kata Zakaria: “Aku lebih berhak kepadanya, karena bibinya tinggal bersamaku.” “Tidak”, kata mereka, “sebelum kita mengadakan undian lebih dulu”. Mereka yang banyaknya 29 orang itu pergilah ke sungai Yordan dan melemparkan galam atau anak panah mereka masing-masing ke dalamnya. Barangsiapa yang galamnya tidak hanyut dan timbul ke permukaan air, dialah yang lebih berhak untuk menjadi pengasuhnya. Ternyata galam Zakaria-lah yang tidak hanyut dan timbul ke permukaan, hingga Maryam pun menjadi anak asuhannya, diambilnya, dan dibuatkan untuknya sebuah bilik dalam masjid dengan mempunyai tangga yang tak boleh dinaiki, kecuali olehnya sendiri. Zakaria, membawakannya makanan dan minuman serta alatalat hiasannya, maka di musim dingin dijumpai padanya buah-buahan musim panas, dan di musim panas dijumpainya buah-buahan musim dingin, sebagaimana firman Allah Ta’ala: —   (dan dijadikan-Nya ia di bawah asuhan Zakaria). Menurut satu qiraat, memakai tasydid sehingga berbunyi wa kaffalaha, sedangkan dinasabkannya “Zakaria” itu ada yang panjang dan ada pula yang pendek. Yang mendatangkan buah-buahan tersebut adalah Allah SWT. —   (Setiap Zakaria masuk untuk menemuinya di mihrab) yakni ruangan yang paling mulia di suatu masjid   (didapatinya makanan di sisinya, katanya: “Hai Maryam, dari mana kamu peroleh makanan ini?” Jawabnya:) sedangkan ia masih kecil — (“Makanan itu dari Allah) yang didatangkannya bagiku dari surga”. —   (Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang disukai-Nya tanpa patus) yakni rezeki yang berlimpah yang diperoleh tanpa risiko dan jerih payah.

 

  1. (Di sanalah) artinya tatkala Zakaria melihat hal itu orang yang sudah lanjut usia, sedangkan kaum keluarganya telah hapus dan berlalu,   (maka Zakaria pun berdoa kepada Tuhannya) yakni ketika ia memasuki mihrab untuk salat di tengah malam —   (katanya: “Tuhanku, berilah daku dari sisi-Mu keturunan yang baik) maksudnya anak yang saleh, — v (sesungguhnya Engkau Maha Mendengar) dan mengabulkan —   (doa) permohonan.

 

  1. (Lalu ia dipanggil oleh malaikat) yakni Jibril — (ketika ia tengah berdiri mengerjakan salat di mihrab) maksudnya masjid —  (bahwa) mestinya bi-anna dan menurut suatu qiraat biinna dengan memperkirakan Igalat yakni malaikat itu berkata —  (Allah memberimu kabar gembira) ada yang memakai tasydid ada pula yang tidak —   (dengan Yahya yang membenarkan kalimat) yang datang —   (dari Allah) maksudnya membenarkan Nabi Isa bahwa ia adalah roh ciptaan Allah. Dinamakan kalimat karena ja dicipta melalui kalimat kun, artinya “jadilah kamu” —   (Menjadi ikutan) pemimpin, —   (dan mampu menahan hawa nafsu) terutama nafsu seksual  (dan seorang nabi dari keturunan orang-orang saleh). Menurut riwayat ia tidak pernah berbuat satu kesalahan pun dan tak ada ke. inginan untuk melakukannya.

 

  1. (Kata Zakaria: “Wahai Tuhanku, betapa aku akan mendapatkan anak) atau putra, — (sedangkan aku sudah sangat tua) maksudnya usiaku sudah mulai sangat lanjut yakni 120 tahun —   (dan istriku pun seorang yang mandul) usianya sudah 98 tahun. —  (Firman Allah: soalnya (demikianlah) Allah menciptakan seorang anak laki-laki dari tuan-tuan suami istri —   (Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya) karena tidak ada suatu pun yang tidak disanggupi-Nya Untuk membuktikan kekuasaan besar ini, Zakaria diilhamiNya pertanyaan untuk dijawab. Tatkala dirinya sudah amat rindu untuk bertemu dengan anak yang diberitakan itu.

 

  1. (Maka katanya: “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu ciri) atau tanda bahwa istriku telah hamil — (firman-Nya: “Tandanya ialah bahwa kamu tidak dapat berbicara dengan manusia) artinya terhalang untuk bercakap-cakap dengan mereka, tetapi tidak terhalang untuk berzikir kepada Allah Ta’ala —   (—selamatiga hari) dan tiga malam, — ba (kecuali dengan isyarat) atau kode —   (dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah) maksudnya salatlah —   (di waktu petang dan pagi) di penghujung siang dan di akhir malam.

 

  1. , (Dan) ingatlah — (ketika berkata malaikat) yakni Jibril: —   (“Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu dan menyucikanmu) dari sentuhan lelaki —   (dan mengutamakanmu atas wanita-wanita di seluruh dunia).

 

  1. (“Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu) artinya tunduklah, — dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk) artinya salatlah bersama orang-orang yang salat!”

 

  1. (Demikian itu) yakni apa yang telah disebutkan mengenai Zakaria dan Maryam — (adalah sebagian dari berita-berita gaib)   berita-berita yang tidak kamu ketahui —   (yang Kami wahyukan kepadamu) hai Muhammad —  (padahal kamu tidak hadir bersama mereka ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka) ke dalam air untuk mengundi  (siapakah di antara me reka yang akan mengasuh) atau mendidik —   (Maryam. Dan kamu juga tidak hadir bersama mereka, ketika mereka berseng:keta) tentang pengasuhannya, sehingga kamu akan dapat mengetahui dan menceritakan kisahnya. Kamu baru mengetahuinya hanyalah dengan perantaraan wahyu.

 

  1. Ingatlah! — (Ketika berkata malaikat) yakni Jibril: (“Hai Maryam, sesungguhnya Allah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan satu kalimat dari-Nya) maksudnya dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan dengan satu kalimat — (namanya Al-Masih Isa bin Maryam), disebut namanya dengan mengaitkannya kepada dirinya untuk memperingatkan bahwa ia mela. hirkan tanpa bapak, padahal kebiasaannya ialah mengaitkan anak-anak ke. pada bapak mereka —  (seorang yang terkemuka) atau berpengaruh  (di dunia) dengan kenabian —  (dan di akhirat) dengan pemberian syafaat dan derajat yang tinggi. —  (Beserta salah se. orang yang dekat) kepada Allah SWT.

 

  1. (Dia berbicara dengan manusia selagi dalam buaian) sewaktu masih kecil dan belum lagi tiba saatnya untuk berkata-kata (dan ketika sudah dewasa, dia termasuk salah seorang yang saleh).

 

  1. (Kata Maryam: “Wahai Tuhanku, betapa mungkin daku mempunyai anak padahal daku belum pernah di sentuh oleh seorang laki-laki?”) misalnya dengan perkawinan dan sebagainya. di (Firman-Nya: —“Soalnya seperti itulah) yaitu menciptakan anakmu tanpa bapak — (Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya!” Apabila Dia menghendaki menetapkan sesuatu) seperti hendak menciptakannya, (maka cukuplah bagi-Nya mengatakan padanya “Jadilah”, maka jadilah dia!) artinya terciptalah ia.

 

  1. (Dia akan mengajarkan kepadanya) ada yang membaca dengan nun dan ada pula dengan ya’ —  (Al-Kitab), menulis —  Hikmah, Taurat, dan Injil).

 

  1. (Dan) Kami jadikan pula sebagai — (seorang rasul kepada Bani Israil) di waktu masih kecil atau sesudah balig. Jibril pun meniup saku baju Maryam sehingga ia pun hamil. Bagaimana keadaan selanjutnya, akan diceritakan nanti dalam surat Maryam. Adapun Isa, tatkala ia dibangkitkan Allah sebagai rasul kepada Bani Israil, katanya kepada mereka: “Sesungguhnya aku ini utusan Allah kepada kamu, dan —   (sesungguhnya aku) —   (datang kepada kamu dengan membawa sua, tu tanda) bukti atas kebenaran aku — , (dari Tuhan kamu) yaitu   (bahwa aku) dapat —   (menciptakan) membuat bentuk —   (bagi kamu dari tanah seperti bentuk burung), kaf menjadi  isim maful,  (kemudian aku meniupnya), damir “nya” kembali kepada kaf atau bentuk burung tadi, —  (hingga ia pun menjadi seekor burung) menurut satu qiraat tairan —   (dengan izin Allah) dengan iradat-Nya. Maka diciptakan-Nya bagi mereka kelelawar, karena itulah yang paling sempurna kejadiannya di antara bangsa burung. Burung itu terbang, sementara mereka memperhatikannya. Setelah luput dari penglihatan mereka, kelelawar itu jatuh dan mati untuk membedakan antara perbuatan makhluk dengan hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta, dan agar diketahui bahwa kesempurnaan itu hanya ada pada ciptaan Allah. —   (dan aku akan menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya) maksudnya yang buta semenjak ia dilahirkan —  (dan orang yang berpenyakit baras /sopak). Disebutkan kedua penyakit ini secara khusus karena lukanya tidak dapat disembuhkan, sedangkan Nabi Isa dibangkitkan di masa majunya ilmu ketabiban. Maka dalam satu hari beliau berhasil menyembuhkan 50 ribu penderita melalui doa, dengan syarat mereka beriman. —   (Bahkan aku hidupkan orang yang mati dengan izin Allah) “Dengan kehendak Allah” diulang-ulangnya untuk melenyapkan dugaan bahwa ia mempunyai sifat ketuhanan. Maka dihidupkannyalah Azir seorang sahabat. nya, anak seorang wanita tua, kemudian seorang gadis kecil berumur sepuluh tahun. Mereka itu terus hidup, bahkan sampai mempunyai keturunan. Kemu. dian dihidupkannya pula Sam bin Nuh lalu meninggal pada waktu itu juga ,   (dan akan aku beritakan kepada kamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumah-rumah kamuj padahal aku tak pernah melihatnya. Maka disampaikannyalah kepada ma. sing-masing orang apa yang telah dimakan dan apa yang akan dimakannya  . nanti. —   (Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni pada peristiwa-peristiwa yang disebutkan tadi —  (menjadi tanda bagi kamu, jika kamu betul-betul beriman

 

  1. (Dan) kedatangan aku kepada kamu — (membenarkan apa yang berada di hadapan aku) yang datang sebelum aku   (berupa Taurat dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang diharamkan atasmu) misalnya aku halalkan bangsa ikan dan burung yang tidak bertulang. Ada pula yang mengatakan dihalalkan semuanya, hingga “sebagian” berarti “semua” —   (dan aku datang kepada kamu dengan membawa tanda dari Tuhanmu) diulang-ulangnya untuk menguatkan dan membina kepercayaan di atasnya.   (Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku) yakni mengenai apa-apa yang diperintahkan kepadamu yaitu bertauhid ke pada Allah serta taat akan semua perintah-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya Allah Tuhan-ku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia! Ini) yakni yang aku perintahkan kepadamu (adalah jalan yang lurus), tetapi mereka mendustakan dan tidak mau beriman kepadanya.

 

  1. (Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) dan mereka bermaksud hendak membunuhnya — (katanya: “Siapakah yang —bersedia menjadipembela-pembela aku) penolong-penolong aku — Sd (kepada Allah) untuk menegakkan agama-Nya? —  (berkata orang-orang Hawari: “Kamilah pembela-pembela Allah) artinya penolong-penolong agama-Nya dan mereka ini ialah teman-teman dekat Isa dan yang mula-mula beriman kepadanya. Jumlah mereka 12 orang dan hawari itu asalnya dari kata-kata hur yang berarti putih bersih. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka itu adalah orang yang pendek-pendek dan selalu memakai pakaian putih —   (Kami beriman  kepada Allah dan saksikanlah) wahai Isa — , (bahwa kami orangorang Islam).

 

  1. (“Wahai Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan) yakni Injil — (dan telah kami ikuti Rasul) yaitu Isa, —   (maka catatlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi) tentang keesaan-Mu dan kebenaran rasulMu”. Firman Allah:

 

  1. (Mereka mengutur tipu daya) maksudnya orang-orang kafir dari golongan Israil terhadap Isa, karena menunjuk orang yang akan membunuhnya secara diam-diam — (dan Allah membalas tipu daya mereka) dangan jalan mengubah muka seorang sebagaimana Isa, sehingga mereka bunuh, sedangkan Isa diangkat ke langit —   (dan Allah sebaik-baik yang membalas tipu daya).

 

  1. Ingatlah! — (Ketika Allah ber. firman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkatmu kepada-Ku) yakni dari dunia tanpa mengalami kematian — (dan menyucikanmu) atau menjauhkanmu —   (dari orang-orang yang kafir serta menjadikan orangorang yang mengikutimu) artinya yang membenarkan kenabianmu di antara kaum muslim dan orang-orang Nasrani —   (di atas orang-orang yang kafir) kepadamu, yakni orang-orang Yahudi, orang-orang yang percaya kepada kenabian Isa itu dapat mengalahkan mereka dengan berbagai hujjah dan dengan mata pedang —   (sampai hari kiamat, kemudian kepada Akulah kamu kembali, lalu Kuputuskan di antara kamu apa-apa yang selalu kamu perbantahkan) yakni tentang keagamaan.

 

  1. (Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Kusiksa mereka dengan siksaan berat di dunia) denga” “5 pembunuhan, penawanan dan pembayaran upeti — (dan di akhirat dengan api neraka —   (dan tidaklah mereka mempunyai penolong) yang akan membela dan mempertahankan mereka dari siksa ya” berat itu.

 

  1. (Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka Allah akan menyempurnakan), dengan memakai ya dan nun — (pahala-pahala mereka, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang aniaya) artinya Allah akan menyiksa mereka. Diriwayatkan bahwa Allah Ta’ala mengirim kepadanya satu lapis awan yang membawanya naik. Ibunya (Isa) bergantung kepadanya dan menangis, maka katanya: “Hari kiamat akan mempertemukan kita kembali”. Waktu itu ialah malam lailatul qadar, dan terjadinya di Baitul Maqdis, dalam usianya yang ke 33 tahun. Sepeninggalnya, ibunya masih hidup selama enam tahun. Syaikhan meriwayatkan sebuah hadis bahwa ia akan turun nanti dekat hari kiamat dan akan melaksanakan hukum menurut syariat nabi kita (Muhammad) SAW. Ia akan membunuh dajjal dan babi dan akan menghancurkan tiang salib dan menghapuskan upeti. Menurut hadis Muslim lamanya kembali itu ialah tujuh tahun, sedangkan menurut hadis Abu Dawud At-Tayalisi 40 tahun, lalu ia wafat dan disalatkan. Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengannya ialah keseluruhan lamanya tinggal di bumi, baik sebelum maupun sesudah diangkatkan.

 

  1. (Demikianlan) perihal Isa yang Kami sebutkan itu — (Kami bacakan) Kami kisahkan —   (kepadamu) hai Muhammad   (sebagian dari tanda-tanda) menjadi “hal” dari damir yang terdapat pada natluhu sedangkan amilnya apa yang terkandung di dalamnya berupa isyarat  (dan peringatan yang penuh hikmah) yakni Al-Qur’an.

 

  1. (Sesungguhnya perumpamaan Isa) keadaannya yang aneh atau ajaib —   (di sisi Allah adalah seperti Adam) seperti penCiptaannya tanpa ibu dan tanpa bapak, dan ini termasuk perbandingan hal yang aneh dengan yang lebih aneh lagi, dengan tujuan agar lebih yakin dan mantap di dalam hati —   (diciptakan-Nya ia) maksudnya Adam yakni acuannya —   (dari tanah, kemudian Allah berfirman kepa. danya: “Jadilah kamu) seorang manusia —   (maka jadilah dia) artinya terciptalah ia sebagai seorang manusia. Demikian pula halnya dengan Isa, di. ciptakan-Nya supaya tercipta tanpa bapak, maka terciptalah dia.

 

  1. (Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu) menjadi khabar bagi mubtada yang dibuang berbunyi: “Peristiwa Isa, —   (maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu!”) atau menyangsikannya.

 

  1. (Siapa yang membantahmu) mendebatmu dari golongan Nasrani — (tentang hal itu setelah datang kepadamu ilmu) dengan perintah-Nya —   (maka katakanlah) kepada mereka:   (Marilah kita panggil anakanak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri-diri kami dan diri-diri kamu) lalu kita kumpulkan mereka —   (kemudian mari kita bermubahalah) artinya berdoa dengan khusyuk dan tadarru’   (sambil memohon supaya kutukan Allah ditimpakanNya kepada orang-orang yang dusta), yaitu dengan mengatakan: “Ya Allah, kutukilah orang yang dusta tentang peristiwa Isa”. Nabi SAW. telah mengajak perutusan Najran untuk itu, yakni tatkala mereka membantahnya dalam hal tersebut. Jawab mereka: “Kami akan memikirkannya dulu, kemudian akan datang kepada Anda”. Kata salah seorang yang berpikiran sehat di antara mereka: “Tuan-tuan telah mengetahui kenabiannya, dan tidak suatu pun kaum yang mengadakan mubahalah dengan seorang nabi, kecuali mereka akan celaka”. Ditinggalkannyalah orang tadi, lalu mereka berpaling. Mereka datang lagi menemui Nabi, yang ketika itu sudah keluar siap bermubahalah bersama Hasan, Husein, Fatimah dan Ali. Nabi SAW. berkata kepada orang-orang Nasrani Najran: “Jika saya berdoa, aminkanlah”. Tetapi ternyata pihak lawan tak bersedia berkutuk-kutukan itu, hanya minta berdamai dengan membayar “upeti”. Riwayat Abu Na’im dan diterima dari Ibnu Abbas, katanya: “Seandainya orang-orang Najran itu bersedia meneruskan mubahalah niscaya mereka akan kembali ke negerinya sedangkan harta dan keluarganya tiada lagi”. Diriwayatkan pula, bahwa sekiranya mereka bermubahalah, niscaya akan terbakar.

 

  1. (Sesungguhnya ini) yakni yang telah disebutkan tadi — (merupakan kisah berita yang benar) yang tidak diragukan lagi.  (Tiada): “min” merupakan tambahan —   (Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Allah Mahatangguh) dalam kerajaan-Nya —   (lagi Mahabijaksana) dalam perbuatan-Nya.

 

  1. (Jika mereka berpaling), tidak mau beriman — (maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang berbuat kerusakan) mereka akan diberi-Nya balasan Di sini kata-kata lahir ditempatkan pada kata-kata mudmar.

 

  1. (Katakanlah: “Hai Ahli Kitab) yakni Yahudi dan Nasrani (marilah kita menuju suatu kalimat yang sama) masdar dengan makna sifat, artinya yang serupa —   (di antara karni dan  kamu) yakni —   (bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun juga dan bahwa sebagian kita tidak mengambil lainnya sebagai Tuhan selain Allah) sebagaimana halnya kamu mengambil para rahib dan pendeta. —  (Jika mereka berpaling) jika menyeleweng dari ketauhidan, —  (maka katakanlah olehmu) kepada mereka: —  (“Saksikanlah bahwa kami ini beragama Islam”) yang bertauhid. Ayat berikut diturunkan ketika orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Ibrahim itu beragama Yahudi, dengan demikian berarti kita mengikuti agama mereka. Demikian pula orang-orang Nasrani mengakui seperti itu.

 

  1. (Hai Ahli Kitab, mengapakah kamu berbantah-bantahan tentang Ibrahim) dan kamu akui bahwa ia pemeluk agamamu? — (Padahal Taurat dan Injil hanya diturunkan sesudahnya) bahkan dalam jarak waktu yang panjang, dan setelah kedua kitab itu diturunkan, Yahudi dan Nasrani membuat-buat hal tersebut, yakni mengenai Nabi Ibrahim. —  (Apakah kamu tidak berpikir?) akan kesalahan pengakuanmu itu?

 

  1. (Begitulah) sebagai peringatan — (kamu) menjadi mubtada kan khabarnya ialah —  (semuanya) sedangkan khabarnya ialah —  masih berbantah-bantahan tentang hal yang kalian ketahui) tentang Nabi Musa dan Nabi Isa yang kalian akui diri kalian sebagai pemeluk agama keduanya —   (maka mengapa kalian berbantahbantahan pula tentang apa yang tidak kalian ketahui) yakni perihal Nabi Ibrahim. —   (Allah mengetahui) keadaannya —   (sedang kan kalian tidak mengetahui)nya. Kemudian firman Allah membersihkan Ibrahim.

 

  1. Ibrahim itu bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, tetapi ia adalah seorang yang hanif artinya menyimpang dari semua agama menuju agama yang lurus (lagi menyerahkan diri) dan bertauhid kepada Allah —   (dan sekali-kali bukanlah ia dari golongan musyrik).

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang lebih dekat) artinya lebih berhak — (kepada Ibrahim ialah orang-orang yang  mengikutinya) di masanya —   (dan nabi ini) yakni Muhammad, karena cocok agamanya dengan agama Ibrahim dalam kebanyakan syariatnya  (serta orang-orang yang beriman) di antara umatnya. Merekalah sebenarnya yang sepatutnya mengatakan bahwa mereka mengikuti agamanya dan bukan kamu. —   (Dan Allah adalah Wali orang-orang yang beriman) artinya Pembela dan Pelindung mereka. Ketika orang-orang Yahudi mengajak Muw’az, Huzaifah dan Ammar masuk agama mereka, turunlah ayat ini:

 

  1. (Segolongan Ahli Kitab hendak menyesatkan kamu, padahal mereka hanya menyesatkan diri mereka sendiri) karena dosa kesesatan mereka tertimpa atas mereka, sedangkan orang-orang beriman tak mau menaati mereka, — (dan mereka tidak menyadari) demikian itu. 

 

  1. (Hai Ahli Kitab, mengapakah kamu mengingkari ayat-ayat Allah) maksudnya kitab mereka yang memuat sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad — (padahal kamu menyaksikan, artinya mengetahui bahwa hal itu benar!

 

  1. (Hai Ahli Kitab, mengapakah kamu mencampuradukkan yang hak dengan yang batil) yakni dengan mengubah. ubah dan memalsukan isi kitab kalian — (dan kamu sembunyikan kebenaran) ciri-ciri Muhammad itu —   (padahal kamu mengetahui) bahwa hal itu benar

 

  1. (Segolongan dari Ahli Kitab berkata) segolongan orang-orang Yahudi kepada golongan Yahudi lainnya: — (berimanlah kamu kepada apa yang diturunkan atas orang: orang beriman) kepada Al-Qur’an —   (di awal siang) atau permulaannya —  (dan kafirlah) kepadanya — (di akhirnya, semoga mereka) yakni orang-orang yang beriman — (kembali) kafir dari agama mereka, karena mereka niscaya akan mengatakan bahwa orang-orang itu mungkin keluar dari Islam setelah memasukinya sedangkan mereka ahli ahli ilmu, mengetahui ketidakbenarannya, dan kata mereka pula:

 

  1. (Dan janganlah kamu percaya) atau benarkan — (kecuali orang): “lam” merupakan tambahan — (yang mengikuti) atau menyetujui —  (agamamu). Firman Allah SWT.: —  (Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad: —  (“Sesungguhnya petunjuk jalah petunjuk Allah) yang tidak lain dari agama Islam, sedangkan lainnya merupakan kesesatan, dan jumlah ini mu’taridah —  (bahwa) mestinya  —  (seseorang akan diberi seperti yang diberikan kepadamu) berupa kitab, hikmah dan keutamaann menjadi maful bagi tu’minu sedangkan mustasna minhu yaitu ahadun dikemudiankan dari mustasna, sehingga makna yang sebenarnya ialah: “Janganlah kamu sekalian percaya bahwa ada orang yang diberi demikian, kecuali yang mengikuti  agamamu —  (atau) bahwa —  (mereka akan mematahkan alasanmu) orang-orang beriman akan mengalahkan kamu —  (di sisi Tuhanmu) pada hari kiamat, karena agamamu lebih benar. Menurut satu qiraat berbunyi a-an yakni dengan memakai hamzah yang disebut sebagai hamzah taubikh atau celaan, artinya: “Apakah kamu mengakui diberinya seseorang seperti itu?” Firman Allah SWT: —   (“Katakanlah: Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah yang akan diberikanNya kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Maka dari mana kamu peroleh berita bahwa apa yang telah diberikan kepadamu itu, takkan diberikan kepada seorang pun juga? —   (Dan Allah Mahaluas) atau sangat berlimpah karuniaNya —  (lagi Maha Mengetahui) siapa yang berhak untuk menerimanya.

 

  1. (Allah menentukan rahmat Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar).

 

  1. (Di antara Ahli Kitab ada orang yang apabila kamu percayakan kepadanya harta yang banyak) atau berharga, (maka dikembalikannya kepadamu) disebabkan sifat amanatnya Misalnya Abdullah bin Salam yang mendapat amanat atau titipan dari orang laki-laki sebanyak 1200 uqiah emas, maka dipenuhinya amanat itu dengan sebaik-baiknya — (dan di antara mereka ada pula yang jika kamu percayai dengan satu dinar, maka tidak dikembalikannya) karena sifat culasnya   (kecuali jika kamu selalu menagihnya) tidak meninggalkannya. Apabila kamu meninggalkannya maka titipan tadi tidak diakuinya, misalnya Ka’ab bin Asyraf yang diberi amanat oleh seorang Quraisy sebanyak satu dinar, maka tidak diakuinya   (Yang demikian itu) artinya sikap tak mau membayar itu —   (bahwa mereka berkata) artinya disebabkan perkataan mereka —   (“Tak ada terhadap kami mengenai orang-orang buta huruf) maksudnya orang Arab —  (tuntutan) atau dosa”. Sebabnya karena mereka menghalalkan menganiaya orang-orang yang berlainan agama dengan mereka, dan pengakuan itu mereka nisbatkan pula kepada Allah SWT. Firman Allah: —  (“Mereka berkata dusta terhadap Allah”) maksudnya dalam menisbatkan penghalalan itu kepada-Nya —  (padahal mereka mengetahui) bahwa mereka berdusta.

 

  1. (Bukan demikian) tetapi terhadap mereka tetap ada tuntutan, Balap (barangsiapa yang menepati Janjinya) baik yang dibuat nya dengan Allah, atau yang dititahkan Allah menepatinya, berupa memenuhi amanat dan lain-lain — (serta ia bertakwa) kepada Allah denga mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat, —  (maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa). Di sini ada Penempatan zahir di tempat yang mudmar, yang berarti “Allah mengashi mereka” maksudnya memberi mereka pahala.

 

  1. Ayat ini diturunkan kepada orang orang Yahudi setelah mengganti sifat-sifat nabi dan janji janji Allah atas mereka di dalam ‘ aura dan kitab yang sebelumnya. Dan mereka mengganti pula hukum orang yang bersumpah dusta dalam hal tuntutan atas jual beli barang (Sesungguhnya orang-orang yang membeli) menukar (janji Allah) untuk beriman kepada nabi dan menepati amanat — (dan sumpah-sumpah mereka) terhadap Allah dengan berbohong —  (dengan harga yang sedikit) berupa harta dunia —   (mereka itu tidak beroleh bagian) pahala —   (di akhirat dan Allah tidak akan berbicara dengan mereka) disebabkan murka kepada mereka   (dan tidak akan melihat kepada mereka) artinya tidak akan mengasihi mereka —  (pada hari kiamat dan tidak akan membersihkan) menyucikan mereka —   (dan bagi mereka siksa yang pedih) yang menyakitkan.

 

  1. (Sesungguhnya di antara mereka) maksudnya Ahli Kitab (ada segolongan) misalnya Ka’ab bin Asyraf —  (yang memutar-mutar lidah mereka membaca Al-Kitab) artinya membelokkannya dari bacaan yang diturunkan kepada yang telah mereka ubah, seperti Ciri-ciri Nabi SAW. dsb. —  (supaya kamu menyangkanya) maksudnya yang telah diubah itu —   (sebagian dari Al-Kitab) yang diturunkan Allah Ta’ala —  (padahal, hal itu bukan dari Al-Kitab, dan mereka mengatakan: “Hal itu datang dari sisi Allah, padahal, hal itu bukan dari sisi Allah, dan mereka berkata dusta terhadap Allah sedangkan mereka mengetahui) bahwa mereka memang berdusta. Tatkala orang-orang Nasrani Najran mengatakan bahwa Isa menyuruh mereka untuk menjadikannya sebagai Tuhan, dan tatkala sebagian kaum muslim meminta agar dibolehkan bersujud kepada Nabi Muhammad SAW turunlah ayat:

 

  1. (Tidaklah pantas) atau layak — (bagi seorang manusia yang diberi Allah Al-Kitab dan hikmah) artinya pe. ngertian terhadap syariat —  (serta kenabian, lalu katanya kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi hamba-hambaku dan bukan hamba-hamba Allah!” Tetapi) seharus. nya ia berkata: —   (“Hendaklah kamu menjadi rabbani) artinya ulama-ulama yang beramal saleh, dinisbatkan kepada rab dengan tambahan alif dan nun sebagai penghormatan —   (disebabkan kamu mengajarkan) dibaca pakai tasydid dan tanpa tasydid —   (Al-Kitab dan disebabkan kamu selalu mempelajarinya). Karena itu bila menghendaki faedahnya, hendaklah kamu mengamalkannya.

 

  1. (Dan tidak —pantasia menyuruhmu) dengan baris di depan sebagai isti’naf sedangkan fa’ilnya ialah Allah. Tetapi ada pula yang membaca dengan baris di atas, karena di’atafkan kepada yagula yang fa’lnya ialah manusia, — (menjadikan malaikat dan nabi-nabi itu sebagai Tuhan) sebagaimana halnya orang-orang Sabi-n mengambil malaikat, orang-orang Yahudi Uzair dan orang-orang Nasrani Isa menjadi Tuhan mereka. —   (Patutkah ia me: nyuruhmu berbuat kekafiran setelah tadinya kamu menganut Islam?) Hal ini tidaklah pantas baginya.

 

  1. (Dan) ingatlah — (tatkala)   (Allah mengambil ikrar nabi-nabi) atau janji mereka — (Sungguh, apa saja), Lam baris di atas sebagai ibtida’ dan untuk taukid dengan makna sumpah yang terdapat dalam pengambilan ikrar. Dan baris di bawah yang berkaitan dengan mengambil ikrar, sedangkan “ma” isim mausul yang berarti “bagi  yang” —   (yang Kuberikan kepadamu) menurut satu qiraat “Kami berikan padamu” —   (berupa kitab dan hikmah, lalu datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu) berupa kitab dan hikmah itu dan dia adalah Nabi Muhammad SAW. —   (bahwa kamu sungguh-sungguh akan beriman kepadanya serta akan membelanya) sebagai jawaban dari sumpah tadi, yakni jika kamu menjumpai mereka dalam hal itu. —   (FirmanNya) SWT. kepada mereka: —  (“Apakah kamu berikrar) atas hal itu  (dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu  (Kata mereka: “Kami berikrar”, dan Allah berfirman: “Maka saksikanlah) atas dirimu dan pengikut-pengikutmu tentang hal itu   (dan Aku turut menjadi saksi pula bersama kamu) baik terhadap dirimu maupun terhadap mereka.

 

  1. (Barangsiapa yang berpaling setelah demikian) setelah perjanjian tadi — (maka merekalah orang-orang yang fasik). ,

 

  1. (Apakah mereka hendak mencari agama yang lain dari agama Allah), dengan memakai “ya” artinya orang-orang yang berpaling tadi dan ada pula yang memakai “ta” sehingga berarti kamu — (padahal kepada-Nya tunduk segala apa yang di langit dan di bumi, baik suka) tanpa menaruh keberatan —  (maupun terpaksa) yakni dengan memakai sarana yang membuat mereka tunduk kepada-Nya   (dan kepada-Nya mereka dikembalikan) dengan memakai ta dan ya, sedangkan hamzah atau kata tanya pada awal ayat sebagai sanggahan. 

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka hai Muhammad: — (“Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Tidaklah kami beda-bedakan seorang pun di antara mereka) dalam membenarkan dan mendustakan   (dan kami berserah diri kepada-Nya) tulus ikhlas dalam menunaikan ibadah kepada-Nya. Ayat berikut diturunkan mengenai orang-orang yang murtad dan menggabungkan diri dengan orang-orang kafir:

 

  1. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka tidaklah akan diterima, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi) karena tempat tinggal nya ialah neraka di mana ia akan menetap di sana untuk selama-lamanya.

 

  1. (Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir setelah mereka beriman dan mereka menyaksikan) artinya Allah tidak akan menunjuki mereka, padahal mereka telah bersaksi — (bahwa Muhammad itu benar-benar rasul, dan) sungguh —  (telah datang—pula—kepada mereka keterangan-keterangan) bukti-bukti yang nyata atas kebenaran Nabi SAW. —  (dan Allah tidak menunjuki orang-orang yang aniaya) orang-orang yang kafir.

 

  1. (Mereka itu, balasannya ialah laknat Allah yang ditimpakan atas mereka, begitu pula laknat malaikat dan seluruh umat manusia).

 

  1. (Kekal mereka di dalamnya) di dalam laknat atau di dalam neraka itu — (tidak diringankan siksa dari mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh).

 

  1. (Kecuali orang-orang yang bertobat sesudah itu dan mengadakan perbaikan) terhadap amal perbuatan mereka (karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap mereka  (lagi Maha Penyayang). Ayat berikut turun mengenai orang-orang Yahudi.

 

  1. (Sesungguhnya orang orang yang kafir) terhadap Isa (setelah mereka beriman) kepada Musa, — (kemudian bertambah kekafiran mereka) terhada Muhammad, —   (tidaklah akan diterima tobat mereka) jika mereka dalam keadaan gakarat atau meninggal di dalam kekafiran —   (dan mereka lah orang-orang yang sesat!)

 

  1. (Sesunggunya orang-orang kafir dan mati dalam kekafiran, tidaklah akan diterima dari seorang pun di antara mereka sepenuh bumi) maksudnya suatu jumlah yang , banyaknya seisi bumi ini —   (berupa emas yang digunakan nya sebagai penebus diri mereka). “Fa” dimasukkan kepada khabar inna karena serupanya lafaz   dengan syarat dan sebagai pemberitahuan tentang sebab tidak diterimanya tebusan terhadap orang yang mati dalam kekafiran itu. —   (Bagi mereka disediakan siksa yang pedih) atau menyakitkan —   (dan sekali-kali mereka tidak punya pembela) yang akan membela dan melindungi mereka dari siksaan itu.

 

JUZ 4

 

  1. (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan) artinya pahalanya yaitu surga — (sebelum kamu menafkahkan) menyedekahkan —   (sebagian dari apa yang kamu cintai) berupa  harta bendamu, —   (dan apa yang kamu nafkahkan dari sesuatu, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya) dan akan membalasnya. Ketika orang-orang Yahudi mengatakan kepada Nabi SAW.: “Anda mengakui diri Anda dalam agama Ibrahim, padahal ia tidak memakan daging unta dan susunya”, turunlah ayat:

 

  1. (Semua makanan halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil) atau Ya’qub — (atas dirinya) yaitu unta yang ditimpa penyakit pada urat nadinya. Ia bernazar jika hewan itu sembuh, tidak akan dimakannya, maka haramlah hukumnya bagi mereka —   (sebelum Taurat diturunkan). Hal ini terjadi sesudah Ibrahim, sedangkan pada masanya sendiri tidaklah haram, sebagaimana yang telah diakuinya.  (Katakanlah) kepada mereka: —   (“Ambillah Taurat lalu bacalah) agar nyata, benar atau tidaknya ucapanmu itu — (jika kamu orang-orang yang benar) dalam masalah tersebut. Mendengar itu mereka pun kebingungan dan tak pernah mengemukakan Taurat. Maka Allah Ta’ala berfirman:

 

  1. (Maka barangsiapa yang mengadaadakan kedustaan terhadap Allah sesudah itu) setelah terbukti bahwa diharamkan unta itu ialah dari pihak Ya’qub, bukan di masa Ibrahim — (mereka orang-orang yang aniaya) artinya melampaui batas kebenaran hingga jatuh dalam kebatilan. ,

 

  1. (Katakanlah: “Benarlah Allah”) dalam soal ini sebagai: mana juga dalam segala soal yang diberikan-Nya — (maka Ikutilah olehmu agama Ibrahim) yang saya anut —  (yang lurus) yang meninggalkan semua agama untuk memeluk agama Islam —  (dan tidaklah dia termasuk golongan musyrik). Ketika mereka mengatakan bahwa kiblat mereka lebih awal dari kiblat kaum muslim, turun pula ayat: 

 

  1. (Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun) untuk tempat beribadat — (bagi manusia) di muka bumi —   (ialah yang terdapat di Bakkah) dengan “ba” sebagai nama lain dari Mekah. Dinamakan demikian karena Ka’bah mematahkan leher orang-orang durhaka lagi aniaya. Baitullah ini dibina oleh malaikat sebelum diciptakan. Nya Adam, dan setelah itu baru dibangun pula Baitul Agsa dan jarak di antara keduanya 40 tahun sebagai tersebut dalam kedua hadis sahih. Pada sebuah hadis lain disebutkan pula bahwa Ka’bahlah yang mula-mula muncul di permukaan air ketika langit dan bumi ini diciptakan sebagai buih yang putih maka dihamparkanlah tanah dari bawahnya —   (diberi berkah) “hal” dari allaZi tadi —   (dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam) karena ia merupakan kiblat mereka.

 

  1. (Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata) di antaranya — (maqam Ibrahim) yakni batu tempat berpijaknya Ibrahim sewaktu mendirikan Baitullah itu. Kedua telapak kakinya meninggalkan bekas padanya sampai sekarang, dan tetap sepanjang zaman walaupun pemerintahan yang berkuasa sudah silih berganti. Di antaranya pula dilipatgandakannya —pahalakebaikan bagi yang salat di dalamnya dan burung tidak dapat terbang di atas Ka’bah —   (dan barangsiapa memo su kinya, menjadi amanlah dia) artinya bebas dari ancaman pembunuhan, penganiayaan dan lain-lain. —   (Mengerjakan haji di Baitullah itu menjadi kewajiban manusia terhadap Allah). Ada yang memba hajju dan ada pula hijju sebagai masdar atau kata benda dari hajja dengan makna “menyengaja”. Lalu sebagai badal dari “manusia” ialah —   (yakni orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan kepadanya) yang oleh Nabi SAW. ditafsirkan dengan adanya perbekalan dan kendaraan, menurut riwayat Hakim dan lain-lain. —   (Barangsiapa yang kafir) terhadap Allah atau terhadap kewajiban haji —   (maka sesungguhnya Allah Mahakaya terhadap seluruh alam) artinya tidak memerlukan manusia, jin dan malaikat serta amal ibadat mereka.  

 

  1. (Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu ingkar akan ayat-ayat Allah) yakni Al-Qur’an — (padahal Allah menyaksikan apa yang kamu kerjakan) hingga akan memberinya balasan?

 

  1. (Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah) dari agama-Nya (orang-orang yang beriman) melalui pendustaan kalian terhadap Nabi Muhammad SAW. dan menyembunyikan sifat-sifatnya —   (kamu mengharap) menghendaki agama itu —   (menjadi bengkok). Sebenarnya ‘iwaja itu kata benda, tetapi berarti sebagai kata sifat artinya bengkok atau menyimpang dari kebenaran —   (padahal kamu menyaksikan) mengetahui bahwa agama yang lurus lagi diridai seperti yang tercantum dalam kitab sucimu ialah agama Islam. —   (Dan Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan) berupa kekafiran dan mendustakan. Dia sengaja menangguhkan kamu sampai saatmu nanti, Untuk menerima ganjaran dan balasan-Nya.

 

Ayat berikut diturunkan tatkala beberapa orang Yahudi lewat pada seba. gian orang-orang Aus dan Khazraj. Mereka berang melihat kerukunan mere. ka, lalu mereka bangkit-bangkitkan fitnah yang terjadi di antara mereka di masa jahiliyah sehingga mereka pun bersengketa bahkan hampir berbunuh-bunuhan.

 

  1. (Hai orang-orang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir setelah kamu beriman).

 

  1. (Betapa kamu menjadi kafir), pertanyaan sebagaian dan membangkitkan keheranan, —   (padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu. Barangsiapa yang berpegang teguh) atau mengikuti —   (agama Allah, maka sesungguhnya ia telah dibimbing ke jalan yang lurus). 

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah sebenar-benar takwa) yaitu dengan menaati dan bukan mendurhakai, mensyukuri dan bukan mengingkari karunia-Nya, dan dengan mengingat serta tidak melupakan-Nya. Kata para sahabat: “Wahai Rasulullah, siapakah yang sanggup melaksanakan ini?” Maka ayat ini pun di nasakhkanlah dengan firman-Nya SWT.: — “Bertakwalah kamu kepada Allah menurut kemampuanmu! — (dan jangan sekali: kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam) artinya bertauhid kepada Allah SWT.

 

  1. (Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah) maksudnya agama-Nya — (kesemuanya, dan janganlah kamu berpecah-belah) setelah menganut Islam —   (serta ingatlah nikmat Allah) yakni karunia-Nya —   (kepadamu) hai golongan Aus dan   Kazraj —   (ketika kamu dulu) yakni sebelum Islam —   (bermusuh-musuhan, maka dirukunkan-Nya) artinya dihimpun-Nya —   (di antara hatimu) melalui Islam —   (lalu jadilah kamu berkat nikmat-Nya bersaudara) dalam agama dan pemerintahan —   (padahal kamu telah berada di pinggir jurang neraka) sehingga tak ada lagi pilihan lain bagi kamu kecuali terjerumus ke dalamnya   dan mati dalam kekafiran —   (lalu diselamatkan-Nya kamu daripadanya) melalui iman kalian. —   (Demikianlah) sebagaimana telah disebutkan-Nya tadi —   (Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya kamu beroleh petunjuk).

 

  1. (Hendaklah ada di antara kamu satu golongan yang menyeru kepada kebaikan) ajaran Islam (dan menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar. Merekalah) yakni orang-orang yang menyeru, yang menyuruh dan yang melarang tadi —   (orang-orang yang beruntung) atau berbahagia. Min di sini untuk menunjukkan “sebagian” karena apa yang diperintahkan itu merupakan fardu kifayah yang tidak mesti bagi seluruh umat dan tidak pula layak bagi setiap orang, misalnya orang yang bodoh.

 

  1. (Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang berpecah-belah) dalam agama mereka — (dan berselisih) padanya —   (sesudah datang kepada mereka keterangan yang jelas), mereka itu ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani. —   (Merekalah orang-orang yang mendapat siksa yang berat).

 

  1. (—Ingatlah—suatu hari dimana wajah-wa. Jah ada yang menjadi putih berseri, dan ada pula yang hitam legam) maksudnya pada hari kiamat. — (Adapun orang-orang yang wajahnya menjadi hitam) yakni orang-orang kafir, maka mereka dilemparkan ke dalam neraka dan dikatakan kepada mereka sebagai celaan:   (“Mengapa kamu kafir setelah beriman?”) yaitu sewaktu pengambilan ikrar dulu. —   (“Maka rasailah siksa disebabkan kekafiranmu itu”).

 

  1. (Adapun orang-orang yang wajahnya menjadi putih berseri) yakni orang-orang yang beriman (mereka berada dalam rahmat Allah) dalam surga-Nya —   (mereka kekal di dalamnya).

 

  1. (Itulah) maksudnya ayat-ayat tadi — (ayat -ayat Allah. Kami bacakan kepadamu) hai Muhammad —   (dengan benar, dan tiadalah Allah menghendaki keaniayaan bagi seluruh alam) misalnya dengan menjatuhkan hukuman pada mereka tanpa dosa.

 

  1. (Kepunyaan Allah-lah segala yang di langit dan di bumi) baik sebagai milik, maupun sebagai makhluk dan hamba (dan kepada Allah kembalinya segala urusan).

 

  1. (Adalah kamu) hai umat Muhammad, dalam ilmu Allah SWT. (sebaik-baik umat yang dikeluarkan) yang ditampilkan  manusia, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar serta beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, adalah ia) yakni keimanan itu —  (lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman) misalnya Abdullah bin Salam r.a. dan sahabat-sahabatnya —   (tetapi kebanyakan mereka orang-orang yang fasik) kafir.

 

  1. (Mereka sekali-kali takkan dapat memberi mudarat kepadamu) maksudnya sedikitpun juga orang-orang Yahudi tak akan dapat memberi mudarat terhadap muslimin —  (kecuali gangguan saja) yakni gangguan lisan seperti makian dan ancaman —   (dan Jika mereka berperang dengan kamu maka mereka akan berbalik melarikan diri) karena menderita kekalahan —   (kemudian mereka tidak mendapat pertolongan) untuk menghadapi kamu, sebaliknya kamulah yang akan mendapat pertolongan untuk menghadapi mereka

 

  1. (Ditimpakan atas mereka kehinaan di mana pun mereka berada) sehingga bagi mereka tak ada kemuliaan dan keamanan (kecuali) dengan dua hal: —   (dengan tali dari Allah dan tali dari manusia) yang beriman, yang merupakan janji dari mereka kepada Ahli Kitab bahwa mereka akan diberi keamanan dengan im balan pembayaran upeti, maka tak ada jaminan bagi mereka selain dengan itu —   (dan mereka kem bali mendapat kemurkaan dari Allah dan ditimpakan atas mereka kerenduhan. Demikian itu bahwa mereka) artinya disebabkan karena mereka —  (kafir akan ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian itu) sebagai pengukuhan —  (disebabkan mereka durhaka) akan perintah Allah — ,   (dan mereka melanggar batas) artinya melampaui yang halal hingga jatuh kepada yang haram.

 

  1. (Mereka itu tidaklah) maksudnya Ahli-ahli Kitab — (sama) atau serupa. —   (Di antara Ahli Kitab ada golong an yang bersikap lurus) jujur dan teguh berdiri di atas kebenaran seperti Abdullah bin Salam r.a. dan sahabat-sahabatnya —  (mereka membaca ayat-ayat Allah di saat-saat malam hari sedang kan mereka bersujud) maksudnya salat, menjadi “hal”.

 

  1. (Mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir, menyuruh kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar, dan berlomba-lomba —mengerjakankebajikan. Mereka itulah) yakni yang dilukiskan tadi — (termasuk orang-orang yang saleh). Di antara mereka ada pula yang tidak seperti demikian, dan tidak termasuk orang-orang yang saleh.

 

  1. (Apa-apa yang mereka kerjakan) yang dikerjakan oleh umat yang lurus tadi —dengan “ya”atau yang kamu kerjakan, wahai umat —dengan “ta”. (berupa kebajikan, maka tidaklah akan tertutup) menurut dua versi tadi artinya tidaklah akan terhalang untuk mendapatkan pahalanya, tetapi akan tetap diberi balasannya. — (Dan Allah Maha Mengetahui akan orang yang bertakwa).

 

  1. (Sesungguhnya orang yang kafir tidaklah akan dapat menolak) menghindarkan — (diri mereka, baik harta benda maupun anak-anak laki-laki mereka dari Allah) dari siksaNya — (sedikit pun juga), dikhususkan-Nya menyebutkan keduanya kareha biasanya manusia membela dirinya adakalanya dengan tebusan harta dan Adakalanya dengan bantuan anak-anaknya — Dan mereka adalah penghuni neraka, kekal mereka di dalamnya).

 

  1. (Perumpamaan) atau sifat — (harta yang mereka nafkahkan) maksudnya orang-orang kafir —   (dalam kehidup. an dunia ini) yakni dalam memusuhi nabi bahkan bersedekah dan sebagai. nya —   (seperti angin yang mengandung udara sangat dingin, menimpa tanaman suatu kaum yang meng. aniaya diri mereka sendiri) dengan kekafiran dan berbuat maksiat —   (lalu dirusakkannya) tanaman itu hingga mereka tidak memperoleh manfaat darinya. Maka demikianlah pula nafkah-nafkah mereka tadi habis tidak membawa manfaat apa-apa. —   (Allah tidaklah menganiaya mereka) dengan lenyapnya harta benda itu tadi —   (tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) dengan kekafiran yang menyebabkan musnahnya harta mereka.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil sebagai orang-orang kepercayaan) maksudnya sebagai teman-teman akrab tempat kamu membukakan rahasia kamu — (orang-orang yang di luar kalanganmu) maksudnya orang lain, misalnya orang Yahudi, Nasrani dan munafik —   (tidak henti-hentinya mereka menimbulkan kesusahan bagimu): khabala dijadikan mansub karena dihilangkannya huruf khafad, dan arti kalimat ialah mereka tidak putus-putusnya hehdak membinasakan kamu —   (mereka ingin) atau mencita-citakan —   (supaya kamu menderita) artinya berada dalam puncak kesusahan. —   (Telah nyata) tampak — (kebencian) permu suhan terhadapmu —   (dari mulut-mulut mereka) dengan menjelekkan kamu dan membukakan rahasia kamu kepada orang-orang musyrik   (dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka) berupa permusuhan —   (lebih besar lagi. Sungguh, telah Kami jelaskan kepada kamu tanda-tanda) permusuhan mereka itu —   (jika kamu memikirkan)-nya. Maka janganlah kamu ambil mereka itu sebagai orang-orang kepercayaan!

 

  1. (Begitulah) sebagai peringatan — (kamu) hai —   (orang-orang) yang beriman! —   (kalian mencintai mereka) karena akrabnya persaudaraannya dengan kamu —  (tetapi kamu tidak dicintai mereka) karena perbedaan agamamu dengan agama mereka —   (dan kamu beriman kepada kitab-kitab kesemuanya) artinya kepada semua kitab, tetapi mereka tidak beriman kepada kitabmu. —   (Jika mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”, dan apabila mereka telah berada dalam kalangan mereka sendiri, mereka menggigit ujung-ujung jari mereka disebabkan teramat marah kepadamu) melihat kerukunan kamu. Kemarahan diibaratkan dengan menggigit ujung-ujung jari, walaupun tidak sebenarnya terjadi.   (Katakanlah: “Matilah kamu dengan kemarahanmu itu!”) artinya tetaplah dalam keadaan demikian sampai kamu mati, karena takkan pernah kamu melihat hal-hal yang akan menyenangkan hatimu! —   (Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang terdapat di dalam dada) maksudnya segala isi hati, termasuk apa yang mereka sembunyikan.

 

  1. (Jika kamu disentuh) ditimpa — (oleh kebaikan,  atau nikmat, seperti kemenangan atau harta rampasan —   (mereka merasa kecewa) atau berdukacita —   (sebaliknya jika kamu ditimpa bencana) seperti kekalahan dan kekeringan —   (mereka gembira karenanya), jumlah syarat yang kedua berhubungan dengan syarat yang sebelumnya, sedangkan di antara keduanya interupsi atau kalimat sela. Maknz ayat, bahwa mereka mati-matian dalam memusuhi kamu, maka mengapa kamu mempercayai mereka, jauhilah mereka itu! —  (Jika kamu berotak sabar) terhadap gangguan mereka —  (dan bertakwa) kepada Allah hingga tidak mempercayai mereka dan sebagainya —   (maka tidaklah akan mendatangkan kemudaratan), bacaannya Ia yadirkum atau Ia yadurrukum —   (tipu daya mereka sedikit pun. Sesungguhnya Allah terhadap apa yang mereka lakukan), dengan ya dan ta (meliputi) mengetahui dan akan memberikan balasan. y

 

  1. (Dan) ingatlah hai Muhammad — (ketika kamu berangkat di pagi hari dari keluargamu) yakni dari Madinah —   (untuk menempatkan orang-orang beriman pada beberapa tempat) atau markas di mana mereka bertahan —   (untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar) akan ucapanmu —   (lagi Maha Mengetahui) per! keadaanmu. Peristiwa ini terjadi pada waktu perang Uhud: Nabi SAW. keluar dengan membawa 1000 atau 950 orang tentara, sedangkan kaum musynk berjumlah sebanyak 3000 orang. Nabi menduduki posisinya di lereng bukit Uhud pada hari Sabtu tanggal 7 Syawal tahun ketiga dari Hijrah. Punggung: nya dan punggung tentaranya ditaruhnya di muka Uhud, lalu diaturnya barisan mereka, dan ditempatkannya pasukan panah yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair di puncak bukit, serta sabdanya: “Hujani mereka dengan anak panah dari sini, agar mereka tidak menyerang dari belakang dan jangan tinggalkan tempat ini, biar sekalipun tidak menang atau kalah!”

 

  1. (Ketika), badal dari iz yang sebelumnya — (dua golongan daripadamu bermaksud) yakni Banu Salamah dan Banu Harisah yang merupakan dua sayap tentara —   (hendak mundur) karena takut berperang dan mengikuti langkah Abdullah bin Ubai pemimpin golongan munafik yang menarik diri dari peperangan bersama sahabat-sahabatnya, katanya: “Apa gunanya kita membunuh diri dan anak-anak kita?” Lalu katanya kepada Abu Jabir As-Salami yang memintanya agar membela Nabi dan diri mereka sendiri: “Sekiranya kami pandai berperang, tentulah kami akan turut bersama kamu” maka Allah pun meneguhkan pendirian kedua golongan tadi hingga mereka tidak jadi menarik diri dari medan peperangan —   (sedangkan Allah menjadi penolong bagi kedua golongan itu, dan karena itu hendaklah kepada Allah orang-orang beriman bertawakal) hanya percaya kepada-Nya dan tidak kepada selain-Nya. Dan ketika mereka berhasil mengalahkan musuh, maka untuk mengingatkan mereka akan nikmat Allah, turunlah:

 

123   (Sungguh, Allah telah menolong kamu di Badar) Suatu tempat di antara Mekah dan Madinah —   (padahal kamu orang-orang yang lemah) disebabkan bilangan dan persenjataan yang sedikit   (maka bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menJadi orang yang bersyukur) akan nikmat karunia-Nya.

 

  1. (Ketika), zarfu zaman bagi datangnya pertolongan — (kamu mengatakan kepada orang-orang beriman) menjanjikan demi  Ketentraman hati mereka —   (“Tidakkah cukup bagi kamu jika kamu dibantu Tuhanmu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan): ada yang membaca munzalin dan ada pula munazzalin.

 

  1. (Ya) itu cukup bagi kamu. Dalam surat Al-Anfal disebutkan seri. bu yakni sebagai bantuan pertama, kemudian menjadi tiga ribu, lalu lima ribu sebagaimana firman Allah SWT.: — (Jika kamu bersabar) dalam   menghadapi musuh —   (dan bertakwa) kepada Allah dalam menghindari  pertikaian —   (dan mereka datang kepadamu) yakni orang-orang   musyrik —   (pada ketika itu juga) buat menyerang kamu —   (maka Tuhanmu akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda): ada yang membaca musawwunin dan ada pula musawwamin, keduanya berarti memakai tanda. Sungguh, mereka itu telah menunjukkan kesabaran, sehingga Allah pun menepati janji-Nya yaitu dengan ikut sertanya pasukan malaikat di atas kuda-kuda belang dengan memakai serban berwarna kuning atau putih yang mereka lepaskan teruntai di atas bahu.

 

  1. (Allah tidaklah menjadikannya) maksudnya pengiriman balabantuan itu —   (melainkan sebagai berita gembira bagi kamu) dengan kemenangan —   (dan agar tentram hatimu karenanya). Jadi janganlah kamu cemas melihat banyaknya musuh dan sedikitnya bilanganmu! —   (Dan tiadalah kemenangan itu kecuali dari sisi Allah Yang Mahatangguh lagi Mahabijaksana) yang memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan bukan kepada yang banyak jumlah tentaranya.

 

  1. (Yaitu untuk memotong) berkaitan dengan kemenanganmu itu dan maksudnya ialah membinasakan —   (segolongan orang-orang yang kafir) dengan terbunuh dan tertawan —  (atau untuk menjadikan mereka hina dina) disebabkan kekalahan —  (sehingga mereka kembali dengan tangan hampa) tidak memperoleh apa yang mereka harapkan.

Ayat berikut ini turun ketika gigi depan Nabi SAW. patah dan wajahnya berlumuran darah di waktu perang Uhud, sampai beliau mengatakan: “Bagaimana suatu kaum akan beroleh keberuntungan, jika mereka berani melumuri wajah nabi mereka dengan darah!”

 

  1. (Tak ada sedikit pun —hakmuuntuk campur tangan dalam urusan mereka itu) tetapi semua itu urusan Allah, maka hendaklah kamu bersabar — (apakah) artinya hingga —   (Allah menerima tobat mereka) dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam   (atau menyiksa mereka, karena sesungguhnya mereka orang-orang yang aniaya) disebabkan kekafiran mereka.  

 

  1. (Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di

langit dan apa yang ada di bumi) baik sebagai milik maupun sebagai makhluk atau hamba-Nya —   (diampuni-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) untuk diampuni —  (dan disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) untuk disiksa —  (dan Allah Maha Pengampun)

bagi kekasih-kekasih-Nya. —   (lagi Maha Penyayang) terhadap orangorang yang taat kepada-Nya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda), bacaannya ada yang memakai alif dan ada pula yang tidak, maksudnya ialah memberikan tambahan pada harta yang diutang yang ditangguhkan pembayarannya dari tempo yang telah ditetapkan — , (dan bertakwalah kamu kepada Allah) dengan menghindarinya — (supaya kamu beroleh keberuntungan) atau hasil yang gemilang.

 

  1. (Jagalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang yang kafir) janganlah kamu sampai disiksa di dalamnya.

 

  1. (Taatilah olehmu Allah dan Rasul, supaya kamu beroleh rahmat).

 

  1. (Dan bersegeralah kamu) dengan atau tanpa wau — (kepada keampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi) artinya seluas langit dan bumi bila keduanya disambung, sedangkan ard artinya ialah luas —   (yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah dengan mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat.

 

  1. (—Yaitu orang yang mengeluarkan nafkah) dalam menaati Allah — (baik di waktu lapang maupun di waktu sempit dan yang dapat menahan amarahnya) hingga tidak melampiaskannya walaupun sebenarnya ia sanggup —  (dan yang memaafkan —kesalahanmanusia) yang melakukan keaniayaan kepa danya tanpa membalasnya —  (dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan) seperti pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan itu dan akan memberi mereka balasan.

 

  1. (Dan juga orang-orang yang apabila mereka berbuat kekejian) artinya dosa yang keji seperti perzinahan —   (atau menganiaya diri mereka sendiri) artinya melakukan dosa yang lebih ringan dari itu misalnya mencium —   (mereka ingat kepada Allah) maksudnya ingat akan ancaman-Nya —   (lalu memohon am. pun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapakah) artinya tak ada —   (yang dapat mengampuni dosa itu melainkan Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan mereka itu) menghentikannya sama sekali, —   (sedangkan mereka mengetahui) bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan maksiat adanya.

 

  1. (Mereka itu, balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka, dan surga yang di bavahnya mengalir anak-anak sungai, kekal mereka di dalamnya), menjadi hal artinya ditakdirkan kekal jika mereka beruntung memasukinya — (dan itulah sebaik-baiknya pahala bagi orang yang beramal) artinya pahala bagi orang-orang yang mengerjakan perbuatan terpuji ini.

 

  1. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kekalahan dalam perang Uhud — (Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu Sunnah-sunnah) artinva cara-cara Allah menghadapi orang-orarg kafir yaitu menangguhkan kebinasaan mereka, lalu menghancurkan mereka secara tiba. tiba — (maka berjalanlah kamu) hai orang-orang beriman —  (di muka bumi, dan lihatlah betapa akibat orang-orang yang mendustakan) para rasul artinya kesudahan nasib mereka berupa kebinasaan. Maka janganlah kamu bersedih hati atas kemenangan mereka, karena Aku hanyalah menangguhkan kebinasaan mereka itu hingga pada saatnya nanti!”

 

  1. (Ini) maksudnya Al-Qur’an ini — (menjadi penerangan bagi manusia) artinya semuanya —  (dan petunjuk) dari kesesatan  (serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa) di antara mereka.

 

  1. (Janganlah kamu merasa lemah) dalam memerangi orang-orang kafir — (dan jangan pula bersedih hati) atas sesuatu musibah  yang menimpa dirimu —  (padahal kamu orang-orang yang tertinggi) hingga mampu mengalahkan mereka — (jika kamu orang-orang yang beriman) maksudnya benar-benar beriman, sedangkan yang menjadi jawab syarat ialah apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat-kalimat yang sebelumnya.

 

  1. (Jika kamu ditimpa) seperti pada perang Uhud — (oleh luka-luka), garh atau gurh artinya ialah penderitaan disebabkan luka dan sebagainya — (maka sesungguhnya kaum —kafir itu pun telah ditimpa pula oleh luka yang serupa) di waktu perang Badar. —  (Dan hari-hari itu Kami pergilirkan) silih berganti  (di antara manusia), misalnya sekarang masa kejayaan bagi satu golongan dan esok bagi golongan lainnya, agar mereka sama-sama menarik pelajaran —

 (dan supaya Allah mengetahui) secara lahiriah —   (orang-orang yang beriman) secara ikhlas dari yang tidak —   (dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya syuhada) artinya dimuliakannya dengan mati syahid. —   (Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang aniaya) yakni orang-orang kafir yang akan menerima hukuman daripada-Nya. Seumpama mereka diberi-Nya nikmat, itu hanyalah untuk mendekatkan mereka kepada siksa.

 

  1. (Agar Allah menyucikan orang-orang yang beriman) artinya membersihkan mereka dari dosa dengan musibah yang menimpa diri mereka itu — , (serta membinasakan orang-orang yang kafir).

 

  1. (Atau) artinya apakah — (kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belumlah diketahui oleh Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu) yakni   secara lahirnya —  (dan belum diketahui-Nya orang-orang yang sabar) dalam menghadapi kesusahan.

 

  1. (Sesungguhnya dulu kamu mengharapkan) asalnya tatamannauna, lalu salah satu dari ta-nya dibuang — (kematian sebelum kamu menemuinya) artinya kamu pernah mengatakan dulu: “Wahai, kiranya kami dapat menemui suatu hari seperti hari perang Badar, agar kami menemui mati syahid sebagaimana dialami oleh kawan-kawan kami dulu.” —  (Sekarang kamu telah melihatnya) maksudnya yang, menjadi sebab dan asal usulnya yaitu peperangan itu sendiri —  (sedangkan kamu menyaksikannya) dapat merenungkannya bagaimana seharusnya, lalu mengapa kamu dapat dikalahkan? Dan mengenai kekalahan itu, turun ayat bahwa sebabnya ialah tatkala disebarkan berita bahwa nabi telah terbunuh, sementara orang-orang munafik meneriakkan: “karena ia telah ter. bunuh, maka kembalilah kalian kepada agama kalian!”

 

  1. (Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, yang sebelumnya telah berlalu beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau terbunuh) seperti lainnya — (kamu berbalik ke belakang) maksudnya kembali menjadi kafir. Kalimat akhir merupakan pertanyaan yang berarti sanggahan, artinya bukankah ia bukan sembahan, mengapa kamu kembali? —   (Barang siapa yang berbalik ke belakang —murtadmaka tidaklah ia memberi mudarat kepada Allah sedikit pun), sebaliknya hanya . memberi mudarat kepada dirinya sendiri —   (dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur) terhadap nikmat karunia-Nya.

 

  1. Setiap diri tidaklah akan mati kecuali dengan izin Allah) artinya dengan gada dari-Nya — (sebagai ketentuan), masdar artinya ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah   (yang telah ditetapkan waktunya) hingga tidak dapat dimajukan atau diundurkan. Lalu mengapa kamu menderita kekalahan, padahal kekalahan itu tidak dapat menolak kematian, dan ketabahan takkan dapat mengakhiri kehidupan. —  (Barangsiapa yang menghendaki) dengan amalannya  (pahala dunia) artinya balasannya —  (Kami berikan itu kepadanya) artinya bagiannya di dunia, tetapi di akhirat ia tidak mendapat apa-apa. —  (Dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan pula kepadanya) artinya pahalanya — ,   (dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur).

 

  1. (Dan berapa banyaknya): ka-ayyin sama artinya dengan kam — (nabi-nabi yang berperang) menurut satu qiraat gutila yang berarti yang dibunuh. Pelakunya ialah damir yang kembali kepada nabi —   (bersama mereka) menjadi khabar, sedangkan mubtadanya ialah: —   (pengikut-pengikutnya yang amat banyak) yakni yang bertakwa —   (maka mereka tidak menjadi lemah) atau merasa takut,   (karena hal-hal yang menimpa mereka di jalan Allah) seperti mendapat luka, dan terbunuhnya nabi-nabi dan para sahabat mereka   (dan tidak menjadi lelah) menghadapi perjuangan —   (dan tidak pula menyeruh) atau tunduk kepada musuh-musuh sebagaimana kamu lakukan ketika disiarkan orang berita bahwa nabimu telah gugur.   (Allah menyukai orang-orang yang sabar) dalam menerima bala hingga Allah berkenan memberikan imbalan kepadanya.

 

  1. (Tak ada ucapan mereka) yakni ketika nabi ane dibunuh, yang mereka terima dengan penuh kesabaran dan ketabahan (melainkan dengan berdo’a: “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan keterlaluan kami) artinya tindakan kami yang melanggar batas (dalam urusan kami) sebagai pengakuan bah. wa musibah yang menimpa mereka itu ialah karena jeleknya perbuatan mereka yang berarti menghancurkan diri mereka sendiri —  (dan tetapkanlah hati kami) dengan kekuatan menghadapi perjuangan —  (serta tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”).

 

  1. (Maka Allah pun memberi mereka pahala di dunia) berupa kemenangan dan harta rampasan — (dan pahala yang baik di akhirat) maksudnya surga. Pahala yang baik ialah anugerah yang melebihi dari selayaknya, —   (dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir) mengenai apa yang mereka perintahkan kepada kamu — (tentulah mereka akan mengembalikan kamu ke belakang) maksudnya kepada kekafiran —  (hingga jadilah kamu orang-orang yang merugi).

 

  1. (Tetapi Allah-lah yang menjadi pelindungmu) pembelamu — (dan Dia-lah sebaik-baik pembela) maka patuhlah kamu kepada-Nya dan bukan kepada selain-Nya!

 

  1. (Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir itu rasa takut) dibaca rub atau ru’ub. Setelah berangkat dari Uhud itu sebenarnya mereka bermaksud hendak kembali untuk membasmi kaum muslim, tetapi tiba-tiba merasa kecut dan tidak jadi kembali (disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak diberi-Nya wewenang) sebagai alasan terhadap penyembahan berhala —  (tempat tinggal mereka ialah neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang yang aniaya) lagi kafir itu.

 

  1. (Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi kepadamu) dengan memberikan kemenangan — (ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya) atau dengan kehendak-Nya   (hingga saat kamu gagal) atau takut menghadapi peperangan  (dan berselisih dalam urusan itu) yakni mengenai perintah Nabi SAW. agar tetap bertahan di lereng bukit untuk memanah musuh, sebagian kamu mengatakan: “Mari kita turun, bukankah teman-teman kita sudah beroleh kemenangan?” Sedangkan sebagian lagi berkata: “Tidak, kita tidak boleh melanggar perintah Nabi SAW. —  (dan kamu mendurhakai) perintahnya, lalu kamu tinggalkan markas demi mengharapkan harta  rampasan —  (setelah diperlihatkan-Nya kepadamu) maksudnya oleh Allah —  (apa yang kamu sukai) yakni kemenangan. Mengehai jawab ditunjukkan oleh kalimat yang sebelumnya, artinya kamu terhalang beroleh kemenangan dari-Nya. —   (Di antaramu ada yang menghendaki dunia) lalu ditinggalkannya markas guna merebut   harta rampasan —   (dan di antaramu ada yang meng. hendaki akhirat) maka ia tetap bertahan di tempat sampai ia gugur seperti Abdullah bin Jubair dan sahabat-sahabatnya. —   (Kemudian Allah memalingkan kamu), dihubungkan kepada jawaban iza yang diperkirakan berbunyi: “terpukul mundur karena menderita kekalahan” —   (dari mereka) maksudnya orang-orang kafir —   (untuk mencobai kamu) artinya menguji mana-mana yang ikhlas di antaramu dari yang bukan. —   (Sesungguhnya Allah telah mernaafkan kamu) atas kesalahan yang telah kamu lakukan   (dan Allah mempunyai karunia terhadap orang-orang yang beriman) dengan memaafkan dan mengampuni mereka.

 

  1. (Ingatlah ketika kamu melarikan diri) dalam peperangan itu — (dan tidak menoleh kepada seorang pun, sedang Rasul memanggil kamu dari belakangmu) seraya bersabda: “Mari ke sini hai hamba-hamba Allah, marilah datang kepadaku! (Karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan di atas kesedihan) yang kamu timpakan kepada Rasulullah dengan melanggar perintahnya. Ada pula yang mengatakan itu berarti ala hingga maknanya ialah “berlipat ganda”, yaitu kesedihan di balik kesedihan karena luputnya harta rampasan —  (supaya kamu tidak), berkaitan dengan Allah “memaafkan” atau menimpakan pada kalian —   (berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu) yakni harta rampasan —  (begitu pula terhadap apa yang telah menimpamu) berupa pembunuhan dan kekalahan —   (Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan).

 

  1. (Kemudian Allah menurunkan kepada kamu setelah kesedihan itu keamanan berupa kantuk) menjadi badal (yang meliputi) ada yang membaca dengan ya dan ada pula dengan ta —   (segolongan dari kamu) yakni orang-orang beriman, mereka tertidur lelap di balik tameng sehingga pedang-pedang pun tergelincir dan jatuh ke sisi mereka —   (sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri) maksudnya mereka merasa cemas memikirkan nasib mereka hingga mereka tak ada kemauan selain menyelamatkan diri tanpa mempedulikan Nabi SAW. dan para sahabatnya. Mereka tidak dapat tidur dan mereka adalah orang-orang munafik. —   (Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah) maksudnya seperti sangkaan —   (ahiliyah) yang berkeyakinan bahwa Nabi itu benar-benar telah terbunuh, atau kalau tidak, maka ia takkan dapat dikalahkan. —   (Kata mereka: “Apakah), maksudnya: Tak ada —   (bagi kita terhadap urusan ini) maksudnya mengenai kemenangan yang telah Kami janjikan itu —   (dari) merupakan tambahan —   (sesuatu). —   (Katakanlah) kepada mereka: —   (“Sesungguhnya urusan ini seluruhnya), mansub sebagai taukid, dapat pula marfu’ sebagai mubtada, sedangkan khabarnya ialah: —   (bagi Allah) maksudnya ketentuan berada di tangan-Nya, Ia berbuat apa yang dikehendaki-Nya —   (mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa Yang tidak mereka terangkan kepadamu, maka mereka mengatakan) ini men jadi “keterangan” bagi “apa” yang sebelumnya —   (“Sekiranya bagi kami terhadap urusan ini ada sesuatu, tidaklah kami terbunuh di sini) maksudnya jika kita boleh memilih dalam urusan ini, kita dapat saja tidak keluar sehingga tidak terbunuh, tetapi apa daya kita, , karena kita ini dipaksa keluar. —   (Katakanlah) kepada mereka: —   (“Sekiranya kamu berada di rumahmu) sedangkan di antaramu ada orang yang telah ditetapkan Allah akan menemui ajalnya —   (niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan terbunuh itu akan keluar juga ke tempat pembunuhan mereka) sehingga mereka akan mati terbunuh, dan tidak akan tertolong oleh ikhtiar atau usaha mereka itu, karena gada Allah tetap berlaku tanpa sesuatu pun dapat menolaknya. —   (Dan) hal itu dilakukan-Nya —   (agar Allah menguji apa yang terdapat dalam dadamu) dalam hatimu berupa keikhlasan atau kemunafikan —   (dan untuk membersihkan isi hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui akan isi hati). Semua itu tak ada yang tersembunyi bagi-Nya, tetapi maksudNya agar dengan ujian itu, tampaklah pula bagi manusia keikhlasan dan kemunafikan di antara kalian.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu) dari peperangan — (di saat bertemunya dua pasukan) yaitu pasukan kaum muslim dan pasukan orang-orang kafir di Uhud. Yang dituju ialah pasukan muslimin itu, kecuali dua belas orang —   (sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan) dengan waswas atau tipudayanya —   (disebabkan sebagian apa yang mereka perbuat) berupa dosa yaitu melanggar perintah Nabi —   (dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap orang-orang mukmin  (lagi Maha Penyantun) sehingga menangguhkan siksa dari orangorang durhaka.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu seperti orang-orang kafir) maksudnya orang-orang munafik (yang mengatakan kepada kawan-kawan mereka) mengenai keadaan mereka —   (apabila mereka bepergian di muka bumi)   lalu mati —   (atau mereka berperang) lalu terbunuh: —   (“Sekiranya mereka berada bersama kita, tidaklah mereka akan mati dan tidak pula terbunuh): maksudnya janganlah kamu berkata seperti demikian! —   (Allah menjadikan demikian itu) sebagai akibat dari ucapan mereka tadi ‘  (suatu penyesalan dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan) hingga tinggalnya seseorang di rumahnya, sama sekali tidak menghalangi kematiannya —   (dan Allah terhadap apa yang kamu kerjakan) dengan memakai ta atau ya —   (Maha Melihat) maka kelak Dia akan membalaskannya kepada kalian.

 

  1. (Sungguh, sekiranya), lam menunjukkan sumpah — (kamu dibunuh di jalan Allah) maksudnya dalam berjihad —   (atau meninggal) dibaca muttum atau mittum berasal dari mata-yamutu, .  artinya didatangi oleh kematian dalam berjihad, —   (maka ampunan)   yang kamu peroleh —   (dari Allah) terhadap dosa-dosamu —   (dan rahmat) dari-Nya, bagi kamu atas demikian itu. Lam serta kalimat yang dimasukinya menjadi jawab qasam, di samping menjadi mubtada yang khabarnya ialah: —   (benar-benar lebih baik dari apa yang me. reka kumpulkan) dari harta dunia, memakai ya atau ta.  

 

  1. (Sungguh, sekiranya), lam berarti sumpah — (kamu meninggal) dibaca mullum atau mittum —   (atau terbunuh), dalam peperangan alau lainnya —   (maka hanya kepada Allah-lah) dan bukan kepada selain-Nya —   (kamu akan dihimpun) di akhirat, di mana amal perbuatanmu akan dibalasi-Nya

 

  1. (Maka berkat) ma merupakan tambahan — (rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut) hai Muhammad —   (kepada mereka) sehingga kamu hadapi pelanggaran mereka terhadap perintahmu itu dengan sikap lunak —   (dan sekiranya kamu bersikap keras) artinya akhlakmu jelek tidak terpuji —   (dan berhati kasar) hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap mereka —   (tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka) atas kesalahan yang mereka perbuat —   (dan mintakanlah ampun bagi mereka) atas kesalahan-kesalahan itu hingga Kuampuni —   (serta berundinglah dengan mereka) artinya mintalah pendapat atau buah pikiran mereka —   (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan dan lain-lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunnah dan jejak langkahmu, maka Rasulullah SAW. banyak bermusyawarah dengan mereka. —   (Kemudian apabila kamu telah berketetapan hati) untuk melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu, —   (maka bertawakallah kepada Allah) . artinya percayalah kepada-Nya  (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal) kepada-Nya.

 

  1. (Jika Allah menolong kamu) terhadap musuhmu seperti di perang Badar, — (maka tak ada orang yang akan mengalahkan kamu, sebaliknya jika Dia membiarkan kamu) tanpa memberikan pertolongan seperti waktu perang Uhud —   (maka siapa lagikah yang dapat menolongmu setelah itu) artinya setelah kekalahan itu, maksudnya tak ada lagi. —   (Hanya kepada Allahlah) bukan kepada lain-Nya —   (orang-orang beriman itu harus bertawakal). Ayat berikut ini diturunkan ketika hilangnya sehelai permadani merah di waktu perang Uhud lalu sebagian orang mengatakan barangkali Nabilah yang mengambilnya.

 

  1. (Tidaklah mungkin) atau patut — (bagi seorang nabi itu akan berkhianat dalam urusan harta rampasan perang) maka janganlah kamu menyangka hal yang demikian itu! Menurut satu qiraat dibaca yugalla yang berarti dinisbatkan kepada pengkhianatan. —   (Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan harta rampasan perang itu, maka ia akan datang pada hari kiamat membawa barang yang di khianatkannya itu) dengan memikulnya di atas pundaknya —   (kemudian setiap diri akan diberi balasan) baik yang berkhianat maupun yang tidak berkhianat —   (atas apa yang dikerjakannya sedangkan mereka tidaklah dianiaya) sedikit pun juga.

 

  1. (Apakah orang yang mengikuti keridaan Allah) lalu ia taat dan tak berkhianat dalam soal rampasan perang — (akan sama dengan orang yang kembali dengan kemurkaan dari Allah) .  karena perbuatan maksiat dan kecurangannya? —   (Tempatnya ialah neraka Jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali), Jawabannya tentu saja tidak sama.

 

  1. (Mereka itu bertingkat-tingkat) maksudnya mempunyai ‘ tingkat masing-masing — (di sisi Allah) artinya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Maka orang yang mengikuti keridaan-Nya akan beroleh pahala atau surga, sedangkan yang membawa amarah murka-Nya akan –  mendapat siksa atau neraka   (dan Allah Maha Meli hat apa yang mereka kerjakan) hingga akan mendapat balasan dari-Nya. 

 

  1. (Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman, ketika Dia mengirim kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri) maksudnya seorang Arab seperti mereka untuk mengawasi dan memberi mereka pengertian, jadi bukan dari kalangan malaikat dan tidak pula dari bangsa asing — (yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya) yakni Al-Guran —   (dan menyucikan mereka) membersihkan mereka dari dosa — 3 (serta mengajarkan kepada mereka Al-Kitab) yakni Al-Qur’an —   (dan hikmah) yakni sunnah —   (dan sesungguhnya mereka), ditakhfifkan dari wa-innahum —   (adalah sebelumnya) yakni sebelum kebangkitannya —   (benar-benar dalam kesesatan yang nyata) atau jelas.

 

  1. (Mengapa ketika kamu ditimpa musibah) yaitu di Uhud dengan gugurnya 70 orang di antara kamu — (padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu) yakni di Badar dengan membunuh 70 orang dan menawan 70 orang di antara mereka —   (kamu berkata) dengan keheran-heranan: —   (“Dari mana datangnya ini?) maksudnya kekalahan ini, padahal kita adalah orang-orang muslim dan Rasulullah berada bersama kita?” Kalimat terakhir merupakan pertanyaan yang berarti sanggahan. —  (Katakanlah) kepada mereka: —   (“Itu dari dirimu sendiri) karena kamu meninggalkan markas sehingga mengalami kegagalan. —   (SeSungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu) dan dari-Nyalah datang kemenangan atau terhalangnya kemenangan itu, dan kamu mendapat balasan dari-Nya disebabkan pelanggaran terhadap perintah Rasul-Nya.

 

  1. (Apa yang menimpa kamu di hari bertemunya dua pasukan) yakni di Uhud —   (maka adalah dengan izin Allah) atau kehendak-Nya —   (dan supaya diketahui-Nya) secara nyata —   (orang-orang yang beriman) yang benar-benar beriman.

 

  1. (Dan supaya dikerahui-Nya orang-orang yang munafik dan) orang-orang yang — (dikatakan kepada mereka:) ketika mereka berpaling dari peperangan yaitu Abdullah bin Ubai dan anak buahnya: —   (“Marilah kita berperang di jalan Allah) dengan musuh-musuh-Nya   (atau usirlah mereka) dari kami dengan memperbanyak anggotamu jika kamu tak hendak berperang!” —   (Jawab mereka: “Sekiranya kami tahu) maksudnya pandai —   (berperang, tentulah kami akan mengikuti kamu”) Firman Allah mendustakan mereka:   (“Pada hari itu mereka lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan) dengan sikap mereka yang terang-terangan mengkhianati kaum muslim sedangkan sebelumnya mereka pada lahirnya lebih dekat kepada keimanan. —   (Mereka mengatakan dengan mulut mereka apa yang tidak terdapat dalam hati mereka) karena seandainya mereka pandai berperang, mereka juga tidak akan mengikutimu! —   (Dan Allah lebih mengetahui apa-apa yang mereka sembunyikan) berupa kemunafikan.

 

  1. (—Yakniorang-orang), menjadi badal atau sifat bagi “orangorang” yang sebelumnya — (yang mengatakan kepada saudara:saudarn mereka) seagama —   (dan) sesungguhnya —   (mereka tidak ikut) berperang —   (“Sekiranya mereka mengikuti kita) maksudnya orangorang yang gugur di perang Uhud itu —   (tentulah mereka takkan terbunuh!” Katakanlah) kepada mereka: —   (“Hindarkanlah) tolaklah   (kematian dari dirimu jika kamu orang: orang yang benar”) bahwa tidak ikut berperang itu dapat menghindarkan kematian!” Ayat berikut turun mengenai syuhada atau orang-orang yang mati syahid.

 

  1. (Janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang gugur), dengan takhfif atau pakai tasydid — (di jalan Allah) maksudnya demi agama-Nya —   (mati, tetapi) mereka itu —   (hidup di sisi Tuhan mereka). Roh-roh mereka berada dalam kantong burung-burung hijau yang beterbangan dalam surga ke mana saja mereka kehendaki, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis —   (dengan mendapat rezeki) yaitu dengan memakan buah-buahan surga.

 

  1. (Mereka riang gembira), menjadi hal dari kata ganti yang terdapat pada yurzaqun. — (dengan karunia yang diberikan Allah kepada mereka, dan) mereka — ,   (bersenang hati terhadap orang-orang yang masih belum menyusul di belakang mereka) yakni dari saudara-saudara mereka orang-orang beriman dan yang menjadi badal bagi allazina —   (bahwa) artinya disebabkan karena —   (tak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka akan berdukacita) di akhirat kelak. Maksudnya mereka bersenang hati pula karena teman-teman mereka yang akan menyusul di belakang, tak perlu dikhawatirkan nasib dan keamanan mereka.

 

  1. (Mereka bersenang hati dengan nikmat) atau pahala (dari Allah dan karunia) atau tambahan atasnya —   (dan bahwa), dibaca anna sebagai ma’tuf kepada ni’mah atau inna sebagai istinaf atau permulaan kalimat —   (Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman) tetapi sebaliknya akan memberi mereka ganjaran. 

 

  1. (Orang-orang), menjadi subjek atau mubtada — (yang memenuhi —panggilanAllah dan Rasul-Nya) agar keluar “ untuk berperang, yakni sewaktu Abu Sufyan dan kawan-kawannya hendak mengulangi peperangan dan berjanji dengan Nabi SAW. serta para sahabat   akan bertemu kembali di pasar Badar setahun setelah perang Uhud —   (setelah mereka mendapat luka) yakni di Uhud, sedangkan yang menjadi predikat atau khabar mubtadanya ialah: —   (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka) dengan menaati-Nya   (dan menjaga diri) dari menyalahi-Nya —   (—tersediapahala besar) yaitu surga.

 

  1. (—Yakni orang-orang), badal atau sifat dari allazina yang sebelumnya —   (kepada mereka ada yang mengatakan) yakni Na’im bin Mas’ud Al-Asyja’i: —   (“Sesungguhnya manusia) yaitu Abu Sufyan dan kawan-kawannya —   (telah menghimpun pasukan  untuk menyerang kamu) atau untuk membasmimu —   (maka takutlah kepada mereka) dan  jangan kamu hadapi mereka: —   (Maka ucapan itumenambah keimanan mereka) bertambah kepercayaan dan keyakinan mereka terhadap Allah SWT. —   (dan jawaban mereka: Cukuplah bagi kami Allah) sebagai pembela terhadap mereka —  , (dan Dia-lah sebaik-baik Pelindung) tempat menyerahkan segala urusan. Nabi SAW. bersama kaum muslim pergi ke pasar Badar, tetapi tidak menemui Abu Sufyan dan kawan-kawannya. Allah telah meniupkan rasa cemas dan ketakutan ke dalam hati mereka, sehingga mereka tidak muncul. Sebaliknya di kalangan kaum muslim dan penduduk berlangsung jual beli, sehingga mereka beroleh laba dan keuntungan. Firman Allah selanjutnya:

 

  1. (Maka kembalilah mereka) dari Badar — (dengan nikmat dan karunia dari Allah) yakni keselamatan dan keuntungan   (tanpa mendapat bencana) baik luka atau kematian —   (dan mereka mengikuti keridaan Allah) yakni dengan menaatiNya dan Rasul-Nya supaya keluar berperang. —   (Dan Allah mempunyai karunia yang maha besar) terhadap ahli taat dan ibadat.

 

  1. (Sesungguhnya mereka itu) yakni yang mengatakan bahwa manusia telah menghimpun pasukan dan seterusnya tadi, — (hanyalah setan yang menakut-nakuti) kamu dengan —   (kawan-kawannya) yakni orang-orang kafir —   (maka janganlah kamu takut kepada mereka, hanya takutlah kepada-Ku) jika meninggalkan perintah-Ku, —   (sekiranya kamu —benar-benarberiman).

 

  1. (Janganlah kamu menjadi sedih oleh) ada yang membaca yuhzinka dan ada pula yahzunka, berasal dari kata-kata ahzanahu

(orang-orang yang cepat jatuh dalam kekafiran) yakni Orang-orang yang membela kekafiran itu seperti warga Mekah dan orangorang munafik: maksudnya jangan kamu pedulikan hal itu. —   (Sesungguhnya mereka tak sekali-kali dapat memberi mudarat kepada Allan sedikit pun) dengan perbuatan mereka itu, dan mereka hanya membawa kerusakan bagi diri mereka sendiri —   (Allah menghendaki agar tidak memberi mereka sesuatu bagian di akhirat) maksudnya surga, oleh sebab itu mereka dibiarkan-Nya —   (dan bagi mereka siksa yang besar) dalam neraka.  

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang menukar keimanan dengan kekafiran) artinya mengambil kekafiran sebagai ganti dari keimanan — (tidaklah memberi mudarat kepada Allah) dengan kekafiran mereka itu —   (sedikit pun dan bagi mereka siksa yang pedih) atau menyakitkan. 

 

  1. (Janganlah sekali-kali menyangka), ada yang memakai ya dan ada pula ta — (orang-orang kafir itu bahwa Kami menangguhkan) artinya penangguhan Kami —   (bagi mereka) yakni dengan memanjangkan umur dan menangguhkan hukuman —   (lebih baik bagi diri mereka). Anna bersama kedua ma’mulnya menurut qiraat yahsabanna menempati kedudukan dua maf’ulnya, sedang tahsabanna berkedudukan sebagai maf’ul kedua dari kata tahsabanna itu sendiri —   (“Sesungguhnya Kami menangguhkan mereka itu hanyalah supaya dosa mereka bertambah-tambah) disebabkan banyaknya maksiat —   (dan bagi mereka siksa yang menghinakan) di akhirat.

 

  1. (Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan) membiarkan — (orang-orang yang beriman dalam keadaan yang kamu) hai manusia —   (berada di atasnya) artinya yang kamu alami, berupa campur aduknya yang ikhlas dengan yang lainnya —   (sampai Dia memisahkan) dibaca yamiza atau yumayyiza artinya menyisihkan  (orang-orang yang jelek) yaitu orang munafik —   (dari yang baik) yaitu orang beriman. Caranya ialah dengan tugas-tugas berat sehingga menyingkapkan yang demikian itu, misalnya seperti yang dilakukan-Nya di waktu perang Uhud. —   (Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan padamu hal-hal gaib) sehingga kamu dapat mengenal mana yang munafik dan mana yang tidak, sebelum dipisahkan Allah itu, —   (tetapi Allah memilih di antara rasulrasul-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) untuk diberitahukan-Nya hal-hal gaib itu seperti kepada Nabi SAW. yang disingkapkan-Nya perihal orang-orang munafik. —   (Oleh sebab itu berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan jika kamu beriman dan bertakwa) artinya menjaga dirimu dari kemunafikan, —   (maka baginu akan beroleh pahala yang besar).

 

  1. (Sekali-kali janganlah menyangka) dengan memakai ya atau ta — (orang-orang yang bakhil dengan harta yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya) artinya mengeluarkan zakatnya —  (—bahwaitu) maksudnya kebakhilan itu —   (baik bagi mereka), menjadi maf’ul yang kedua sedangkan damir sebagai pemisah. Maf’ul yang pertama ialah “kebakhilan mereka” yang diperkirakan sebelum isim mausul jika dibaca dengan ta dan sebelum damir jika dengan ya.   (tetapi itu buruk bagi mereka. Mereka akan dikalungi harta yang mereka bakhilkan) tidak dikeluarkan zakatnya — .   (pada hari kiamat) yakni dengan melilitkan ular pada lehernya dan ‘ ular itu mematuknya sebagaimana tercantum dalam sebuah hadis. —   (Milik Allah-lah segala warisan langit dan bumi) yang akan diwarisi-Nya setelah lenyap atau musnahnya penghuni langit dan bumi.   (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) sehingga akan mendapat balasan dari-Nya. Ada yang membaca ta’malun dengan ta ada pula ya’malun dengan ya.

 

  1. (Sungguh, Allah telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya”). Mereka itu ialah orang-orang Yahudi yang mengatakannya tatkala turun ayat, “Siapakah yang bersedia memberi pinjaman kepada Allah suatu pinjaman yang baik?” Kata mereka: “Sekiranya Dia kaya tentulah Dia tidak akan meminjam kepada kita!” — (Kami akan mencatat) maksudnya akan menyuruh mencatat — (apa yang mereka katakan itu) yakni dalam buku catatan amal perbuatan mereka agar mereka menerima balasannya. Menurut suatu qiraat dibaca sayuktabu bukan sanaktubu. “ (Dan) Kami catat pula — (pembunuh ka) pembunuhan mereka), memakai baris di atas atau baris di depan —  (atas nabi-nabi tanpa alasan yang benar dan Kami katakan) ada yang membaca nagulu dan ada pula yagulu yang berarti bahwa yang mengatakan itu ialah Allah yakni di akhirat kelak, perantaraan lisan para malaikat: —  (Rasailah olehmu azab neraka). Lalu dikatakan pula kepada mereka, bila mereka dilemparkan ke dalam neraka.

 

  1. (Demikian itu) maksudnya azab neraka tadi — (disebabkan perbuatan tanganmu sendiri): diibaratkan dengan tangan karena kebanyakan perbuatan manusia dilaksanakan dengannya —  (dan bahwa Allah sekali-kali tidak menganiaya) artinya tidak berbuat  aniaya atau melakukan keaniayaan —  (terhadap hamba-hamba-Nya) Allah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak bersalah atau berdosa.

 

  1. (—Yakni orang-orang yang), na’at atau sifat bagi allazina yang sebelumnya —  (mereka mengatakan) kepada Muhammad: —   (“Sesungguhnya Allah telah menitahkan kepada kami) dalam Taurat ,   (supaya kami tidak beriman kepada seorang rasul) artinya tidak membenarkannya —   (sebelum ia mendatangkan kepada kami suatu kurban yang dimakan api). Maka kami takkan beriman kepadamu sebelum membawakan kurbanpemberian yang mendekatkan diri kepada Allah berupa ternak atau lainnya.Jika kurban itu diterima, maka dari langit akan muncul api putih yang akan membakarnya. Dan jika tidak, maka ia akan tetap tinggal di tempatnya tanpa ada yang menyentuhnya. Hal ini diperintahkan kepada Bani Israil, tetapi kepada Al-Masih dan  Muhammad tidak demikian halnya, Allah SWT. berfirman —  (Katakanlah) kepada mereka sebagai celaan: —   (Bukankah telah datang kepadamu beberapa orang rasul sebelumku dengan memata) atau mukjizat —   keterangan-keterangan nyata) atau mukjiza  (dan de ngan apa yang kamu sebutkan itu) seperti Zakariya dan Yahya, tetapi mereka kamu bunuh juga. Perkataan ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang hidup di masa Nabi kita SAW. walaupun perbuatan itu dari nenek moyang mereka, karena mereka menyetujuinya   (Maka mengapa kamu bunuh mereka jika kamu orang-orang yang benar?”) maksudnya jika kamu benar-benar beriman ketika melakukan pelanggaran itu?

 

  1. (Jika mereka mendus. takanmu, maka sesungguhnya rasul-rasul yang sebelum kamu pun telah didustakan pula, padahal mereka membawa keterangan-keterangan yang nyata) yakni mukjizat — (dan zubur) maksudnya suhuf-suhuf seperti suhuf Nabi Ibrahim —   (dan Al-Kitab): menurut satu qiraat dengan memakai ba pada Al-Kitab dan Az-Zubur —   (yang terang) yakni Taurat dan Injil, maka bersabarlah kamu sebagaimana mereka telah bersabar!

 

  1. (Setiap diri akan merasai kematian dan hanya pada hari kiamatlah pahalamu disempurnakan) artinya pada hari kiamatlah ganjaran amal perbuatanmu dipenuhi dengan cukup. (Barangsiapa yang dijauhkan) setelah itu —   (dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia beruntung) karena mencapai apa yang dicita-citakannya. —  (Kehidupan dunia ini tidak lain) maksudnya hidup di dunia ini —   (hanyalah kesenangan yang memperdayakan —semata—) artinya yang tidak sebenarnya karena dinikmati hanya sementara, lalu ia segera sirna.

 

  1. (Kamu sungguh-sungguh akan diuji): karena berturut-turutnya beberapa nun maka nun tanda rafa’nya dihilangkan, begitu juga wau damir jamak karena bertemunya dua wau sakin, sedangkan artinya ialah kamu sungguh-sungguh akan diuji atau dicoba? —   (mengenai hartamu) “   dengan beban-beban dan kewajiban yang harus kamu penuhi —   (dan dirimu) dengan ibadat dan ujian berupa malapetaka —   (dan sungguh akan kamu dengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu) yakni dari orang-orang Yahudi dan Nasrani — ,   (dan dari orang-orang musyrik) dari kalangan Arab —   (gangguan menyakitkan yang banyak sekali) berupa makian dan tuduhan serta godaan dan gangguan terhadap wanita-wanitamu. —   (Jika kamu bersabar) atas tantangan itu —   (dan bertakwa) kepada Allah,   (maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk di antara pekerjaan-pekerjaan utama), termasuk hal-hal yang harus dipentingkan dan wajib dihadapi dengan keteguhan hati dan kesabaran yang penuh.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Allah mengambil ikrar dari orang-orang yang diberi Al-Kitab) yakni tugas yang diberikan kepada mereka dalam Taurat: —   (Hendaklah kamu menerangkannya) maksudnya isi Al-Kitab itu —   (kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya”) yakni Al-Kitab itu. Kedua kata kerja pada kalimat ini dengan memakai ta dan ya. —   (Lalu mereka melemparkannya) maksudnya ikrar tersebut —   (ke belakang Punggung mereka) artinya tidak mereka penuhi dan amalkan —   (dan mereka menukarnya dengan), mereka ambil sebagai gantinya —   (harga yang sedikit), berupa harta benda dunia yang mereka pungut dari rakyat bawahan dengan keunggulan mereka dalam ilmu Al-Kitab. Maka ilmu itu mereka sembunyikan karena takut akan lepas dari tangan. —   (Maka amat jeleklah tukaran yang mereka terima) atau penukaran yang mereka lakukan itu!

 

  1. (Janganlah sekali-kali kamu hira) dengan memakai ta dan ya, — (bahwa orang-orang yang merasa gembira dengan apa yang telah mereka lakukan) yakni dengan apa yang telah mereka perbuat yaitu menyesatkan manusia —   (dan mereka ingin supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan), yakni berpegang kepada kebenaran padahal mereka dalam kesesatan —   (janganlah kamu menyangka mereka), merupakan ta’kid atau pengukuhan dengan kedua versinya, memakai ta dan ya, —   (terlepas) artinya berada di suatu tempat yang bebas —  , (dari siksa) di akhirat tetapi mereka berada di suatu tempat di mana mereka akan menerima siksa yaitu di neraka Jahannam —  , (dan bagi mereka siksa yang pedih) menyakitkan. Kedua maf’ul yahsabu yang pertama terkandung di dalam kedua maful yahsabu yang kedua berdasarkan qiraat yahsabu sedangkan menurut qiraat tahsabu hanya maful kedualah yang dibuang.

 

  1. (Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi) maksudnya perbendaharaan hujan, rezeki, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain (dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu) di antaranya menyiksa orang-orang kafir dan membebaskan orang-orang beriman.

 

  1. (Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) dan keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya — (serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan pergi serta bertambah dan berkurang —   (menjadi tanda-tanda) atau bukti-bukti atas kekuasaan Allah SWT. —  (bagi orang-orang yang berakal) artinya yang mempergunakan pikiran mereka. .

 

  1. (Yakni orang-orang yang), menjadi na’at atau badal bagi yang sebelumnya — (mengingat Allah di waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring) artinya dalam keadaan bagaimanapun juga, sedangkan menurut Ibnu Abbas mengerjakan salat dalam keadaan tersebut sesuai dengan kemampuan — (dan mereka memikirkan tentang kejadian langit dan bumi) untuk menyimpulkan dalil melalui keduanya akan kekuasaan Allah, kata mereka:   (Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini) maksudnya makhluk yang kami saksikan ini —   (dengan sia-sia), menjadi hal, sebaliknya semua ini menjadi bukti atas kesempurnaan kekuasaan-Mu  (Mahasuci Engkau) artinya tidak mungkin Engkau akan berbuat sia-sia —  (maka lindungilah kami dari siksa neraka). 

 

  1. (Wahai Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka) untuk hidup kekal di sana (maka berarti Engkau telah menghinakannya dan tiadalah bagi orang-orang yang aniaya) maksudnya orang-orang yang kafir, di Sini ditempatkan zahir pada tempat mudmar untuk mengingatkan dikhususkannya kehinaan itu bagi mereka —   (dari) merupakan tambahan  (seorang penolong pun) yang akan melindungi mereka dari siksa Allah Ta’ala

 

  1. (Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendengar seorang penyeru, yang menyeru) manusia — (untuk beriman) kepadanya, yaitu Muhammad atau Al-Quran — Wl (supaya) maksudnya: yakni —   (“Berimanlah kepada Tuhanmu!” maka kami pun berimanlah) kepada-Nya. —   (Wahai Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah) tutuplah —   (dari kami kesalahan-kesalahan kami) artinya janganlah dibukakan kepada umum dengan memberikan hukuman terhadapnya —   (dan wafatkanlah kami) cabutlah nyawa kami —   (bersama) golongan —   (orang-orang yang berbakti) yakni para nabi dan orang-orang saleh.

 

  1. (Wahai Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami) — (atas) artinya dengan perantaraan  (para rasul-Mu) berupa rahmat dan karunia serta apa-apa yang mereka mohonkan, walaupun janji Allah itu tidak bertentangan dengan permohonan orang yang meminta agar ia termasuk dalam golongan orang-orang yang diberi karunia disebabkan ia belum beroleh kepastian bahwa permohonannya itu akan dikabulkan. Mengenai disebutnya “wahai Tuhan kami” secara berulang-ulang maka itu menyatakan ketundukan dan kerendahan hati yang sedalam-dalamnya. —  (Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji) yaitu janji dengan kebangkitan dan pembalasan.

 

  1. (Maka Tuhan mereka memperkenankan bagi mereka) permohonan mereka — (bahwa Aku tidak akan menyia-nyiakan amalan orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, sebagian kamu)  , adalah —  (dari sebagian yang lain) artinya laki-laki adalah turunan wanita sebaliknya wanita adalah turunan laki-laki. Kalimat ini memperkuat kalimat yang sebelumnya, yakni bahwa mereka akan sama-sama menerima balasan dari amal perbuatan masing-masing dan bahwa mereka sama-sama tidak akan disepelekan. Lanjutan ayat berikut turun ketika Ummu Salamah mengatakan kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, tidak pernah saya dengar wanita disebut-sebut dalam soal hijrah”. —  (Maka orang-orang yang berhijrah) dari Mekah ke Madinah —  (yang diusir dari kampung halamannya serta disakiti pada jalan-Ku) maksudnya karena agama-Ku, —  (dan yang berperang) melawan orang-orang kafir  (dan orang-orang yang gugur), di jalan-Ku baik memakai tasydid atau  tidak, dan menurut satu qiraat dengan mendahulukannya —   (niscaya Aku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka) Aku tutupi dosa-dosa mereka dengan ampunan-Ku. —  (dan Kumasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai sebagai pahala), masdar dari pengertian “Kuhapus” ‘ dan memperkukuh maknanya —   (dari sisi Allah), terdapat perpalingan kedudukan-Nya sebagai pembicara —   (dan Allah, di sisi-Nya terdapat pahala yang baik”) sebagai balasan. Ayat berikut turun pula tatkala kaum muslim mengatakan bahwa musuh Allah kelihatan berbahagia sedangkan mereka dalam keadaan susah dan menderita:

 

  1. (Janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh keleluasaan orang-orang kafir bepergian) artinya bergerak ke mana mereka Sukai — (di dalam negeri) untuk berniaga dan berusaha.

 

  1. (Itu hanyalah kesenangan sementara) yang mereka nikmati di dunia dalam waktu yang singkat, kemudian akan lenyap — (kemudian tempat tinggal mereka ialah neraka Jahannam, dan itulah tempat yang seburuk-buruknya).

 

  1. (Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai, mereka kekal) maksudnya ditakdirkan kekal (padanya, sebagai tempat tinggal) yang biasanya disediakan buat tamu-tamu, dijadikan mansub karena kedudukannya sebagai hal dari jannat,  sedangkan sebagai amilnya ialah pengertian zarf —   (dari sisi Allah, dan apa yang dari sisi Allah) berupa pahala —   (lebih baik bagi orang-orang yang berbakti) daripada kesenangan dunia.

 

  1. (Sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah) seperti Abdullah bin Salam dan sahabat-sahabatnya serta Negus Ethiopia —   (dan kepada apa “ — yang diturunkan kepadamu) yakni Al-Qur’an —   (dan kepada apa yang telah diturunkan kepada mereka) yakni Taurat dan Injil  . (dalam keadaan merendahkan diri) hal dari damir pada yu-minu dengan menekankan makna “man”, dengan arti tawadu’ —   (kepada Allah tanpa menukarkan ayat-ayat Allah) yang terdapat pada mereka dalam Taurat dan Injil berupa kebangkitan Nabi SAW. —  (dengan harga yang sedikit) dari harta dunia, misalnya dengan menyembunyikannya karena takut kehilangan pengaruh seperti dilakukan oleh orang-orang Yahudi lainnya. —  (Mereka beroleh pahala) sebagai balasan atas amal perbuatan mereka —  (di sisi Tuhan mereka) yang diberikan kepada mereka dua kali sebagaimana terdapat dalam surat Al-Qasas   (sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya) dapat melakukan perhitungan terhadap seluruh makhluk dalam saat hanya setengah hari saja dari hari-hari dunia.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu) melakukan taat dan menghadapi musibah serta menghindari maksiat / (dan teguhkanlah kesabaranmu) menghadapi orang-orang kafir hingga mereka tidak lebih sabar daripada kamu — (dan tetaplah waspada serta siap siaga) dalam perjuangan —  (serta bertakwalah kepada Allah) dalam setiap keadaan —  (supaya kamu beruntung) merebut surga dan bebas dari neraka.

 

 

 

Madaniyyah, 176 ayat Turun Sesudah Surat Al-Mumtahanah

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

 

  1. (Hai manusia) penduduk Mekah — (bertakwalah kamu kepada Tuhanmu) artinya takutilah siksa-Nya dengan jalan menaati-Nya —   (yang telah menciptakan kamu dari satu diri) yakni Adam —   (dan menciptakan daripadanya istrinya) yaitu Hawa —dibaca panjang—, dari salah satu tulang rusuknya yang kiri —  (lalu mengembangbiakkan) menyebarluaskan —  (dari kedua mereka itu) dari Adam dan Hawa —   (laki-laki yang banyak dan wanita) yang tidak sedikit jumlahnya. —   (Dan bertakwalah kepada Allah yang kamu saling meminta) terdapat idgam ta pada sin, sedangkan menurut satu qiraat dengan takhfif yaitu membuangnya hingga menjadi tas-aluna —  (dengan nama-Nya) yang sebagian kamu mengatakan kepada sebagian lainnya: “Saya meminta kepadamu dengan nama Allah” — ? (dan) jagalah pula —   (hubungan silaturahmi) jangan sampai terputus. Menurut satu qiraat dibaca dengan kasrah di’atafkan kepada damir yang terdapat pada bihi. Mereka juga biasa saling   berkunjung melalui silaturahmi. —   (Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kamu) menjaga perbuatanmu dan memberi balasan terhadapnya. Maka sifat mengawasi itu selalu melekat dan terdapat pada Allah Ta’ala. Ayat berikut diturunkan mengenai seorang anak yatim yang meminta hartanya kepada walinya, tetapi ia tak mau memberikannya:

 

  1. (Dan berikanlah kepada anak-anak yatim) yaitu anak-anak . yang tidak berbapak — (harta mereka) jika sudah balig —   (dan janganlah kamu tukar yang baik dengan yang buruk) ar. tinya yang halal dengan yang haram, dan janganlah kamu ambil harta yang  baik dari anak yatim itu lalu kamu ganti dengan hartamu yang jelek —   (dan jangan kamu makan harta mereka) yang telah dicampur aduk —  (dengan hartamu. Sesungguhnya itu) maksudnya me. makan yang demikian itu —   (adalah dosa) atau kesalahan —   (besar). Tatkala ayat ini turun, mereka berkeberatan untuk menjadi wali anak yatim. Kemudian di antara mereka ada orang yang memiliki sepuluh atau delapan orang istri, sehingga ia tak sanggup untuk berlaku adil di antara mereka, maka turunlah ayat:

 

  1. (Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap anak-anak yatim) sehingga sulit bagi kamu untuk menghadapi mereka, lalu kamu takut pula takkan dapat berlaku adil di antara wanita-wanita yang kamu kawini — (maka kawinilah) —  (apa) dengan arti siapa —   (yang baik di antara wanita-wanita itu bagi kamu: dua, tiga atau empat orang) boleh dua, tiga atau empat tetapi tidak boleh lebih dari itu. —   (Kemudian Jika kamu takkan dapat berlaku adil) di antara mereka dalam giliran dan pembagian nafkah —   (maka hendaklah seorang saja) yang kamu kawini —   (atau) hendaklah kamu batasi pada —   (hamba sahaya yang menjadi milikmu) karena mereka tidak mempunyai hak-hak sebagaimana istri-istri lainnya. —  (Yang demikian itu) maksudnya mengawini empat orang istri atau seorang istri saja, atau mengambil hamba sahaya (lebih dekat) kepada —   (tidak berbuat aniaya) atau berlaky zalim.

 

  1. (Berikanlah kepada wanita-wanita itu maskawin mereka) jamak dari sadagah — (sebagai pemberian) karena ketulusan dan kesucian hati. —   (Kemudian jika mereka menyerahkan kepadamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati) nafsa merupakan tamyiz yang asalnya menjadi fa’il artinya “hati mereka senang untuk menyerahkan sebagian dari maskawin itu kepadamu, lalu mereka berikan” —   (maka makanlah dengan enak) atau sedap (lagi baik) akibatnya, sehingga tidak membawa bencana di akhirat kelak. Ayat ini diturunkan terhadap orang yang tidak menyukainya.

 

5   (Dan janganlah kamu serahkan) hai para wali —   (kepada orang-orang yang bebal) artinya orang-orang yang boros dari kalangan laki-laki, wanita dan anak-anak —   (harta kamu) maksudnya harta mereka yang berada dalam tanganmu —   (yang dijadikan Allah sebagai penunjang hidupmu), qiyama masdar dari gama artinya penopang hidup dan pembela kepentinganmu, karena akan mereka habiskan bukan pada tempatnya. Menurut satu qiraat dibaca gayyima jamak dari gaymah artinya alat untuk menilai harga benda-benda —  (hanya berilah mereka belanja daripadanya) maksudnya beri makanlah mereka dari padanya —   (dan pakaian dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik) misalnya janjikan jika mereka telah dewasa, Maka harta mereka itu akan diberikan semuanya kepada mereka.

 

  1. (Dan hendaklah kamu uji anak-anak yatim itu) sebelum mereka balig yakni mengenai keagamaan dan tingkah laku mereka — (hingga setelah mereka sampai umur untuk kawin) artinya telah mampu untuk itu dengan melihat keadaan dan usia, menurut Syafii 15 tahun penuh —  (maka jika menurut pendapatmu) atau penglihatanmu  (mereka telah cerdas) artinya pandai menjaga agama dan harta mereka, —  (maka serahkanlah kepada mereka itu harta-harta mereka, dan janganlah kamu memakannya) hai para wali   (secara berlebihan) tanpa hak, ini menjadi hal —   (dan dengan tergesa-gesa) untuk membelanjakannya, karena khawatir —  (mereka dewasa) hingga harta itu harus diserahkan kepada yang berhak. —   (Dan barangsiapa) di antara para wali —   (yang mampu, maka hendaklah ia menahan diri) dari mengambil dan memakan harta anak yatim itu —   (sedangkan siapa yang miskin, maka bolehlah ia memakan) harta itu —  , (secara sepatutnya) artinya sekadar upah jerih payahnya. —   (Kemudian apabila kamu menyerahkan kepada mereka) maksudnya kepada anak-anak yatim —   (harta mereka, maka hendaklah kamu persaksikan terhadap mereka) yakni bahwa mereka telah menerimanya dan tanggung jawabmu telah selesai. Maksudnya ialah siapa tahu kalau-kalau terjadi persengketaan nanti, maka kamu dapat mempergunakan para saksi itu. Maka perintah in! tujuannya ialah untuk memberi petunjuk. —   (Dan cukuplah Allah),   merupakan tambahan —   (sebagai Pengawas) yang mengawasi perbuatan-perbuatan hamba-Nya dan memberi mereka ganjaran. Ayat berikut ini diturunkan untuk menolak kebiasaan orang-orang jahiliyah yang tidak mau memberi harta warisan kepada golongan wanita dan anak-anak.

 

  1. (Bagi laki-laki), baik anak-anak maupun karib kerabat (ada bagian) atau hak —   (dari harta peninggalan ibu bapak dan karib kerabat) yang meninggal dunia —   (dan bagi wanita ada bagian pula dari harta peninggalan ibu bapak dan karib kerabat, baik sedikit dari padanya) maksudnya dari harta itu —   (atau banyak) yang dijadikan Allah   (sebagai hak yang telah ditetapkan) artinya hak yang pasti yang harus diserahkan kepada mereka.

 

  1. (Dan apabila pembagian —harta warisan — dihadiri oleh karib kerabat) yakni dari golongan yang tidak beroleh warisan (dan anak-anak yatim serta orang-orang miskin maka berilah mereka daripadanya ala kadarnya) sebelum dilakukan pembagian —   (dan ucapkanlah) hai para wali —   (kepada mereka) yakni jika mereka masih kecil-kecil —  (kata-kata yang baik) atau lemah lembut, seraya meminta maaf kepada kaum kerabat yang tidak mewaris itu, bahwa harta peninggalan ini bukan milik kakan tetapi milik ahli waris yang masih kecil-kecil. Ada yang mengatakan bahwa hukum ini yakni pemberian kepada kaum kerabat yang tidak mewaris telah dinasakhkan —dihapus—. Tetapi ada pula yang mengatakan tidak, hanya manusialah yang mempermudah dan tidak melakukannya. Berdasarkan itu maka hukumnya sunat, tetapi Ibnu Abbas mengatakannya wajib.

 

  1. (Dan hendaklah bersikap waspada) maksudnya terhadap nasih anak-anak yatim —   (orang-orang yang seandainya meninggalkan)   . artinya hampir meninggalkan —  , (di belakang mereka) sepeninggal   mereka —   (keturunan yang lemah) maksudnya anak-anak yang  masih kecil-kecil —   (mereka khawatir terhadap —nasib mereka) akan tersia-sia —   (maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah) mengenai urusan anak-anak yatim itu dan hendaklah mereka lakukan terhadap anak-anak yatim itu apa yang mereka ingini dilakukan orang terhadap anak-anak mereka sepeninggal mereka nanti —  (dan hendaklah mereka ucapkan) kepada orang yang hendak meninggal —   (perkataan yang benar), misalnya menyuruhnya bersedekah kurang dari sepertiga, dan memberikan selebihnya untuk para ahli waris hingga tidak membiarkan mereka dalam keadaan sengsara dan menderita.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara aniaya) maksudnya tanpa hak — (bahwasanya mereka menelan api sepenuh perut mereka) karena harta itu akan berubah di akhirat nanti menjadi api —   (dan mereka akan masuk) mabniyyun lilfx’il atau lilmaful —   (api yang bernyala-nyala) yakni api neraka, menyebabkan mereka terbakar hangus.

 

  1. (Allah mewasiatkan atau menitahkan padamu mengenai anak-anakmu) dengan apa yang akan disebutkan ini: — (—yaitu bagian seorang anak laki-laki, sama dengan bagian dua orang anak perempuan) di antara mereka. Jika ketiga mereka itu berkumpul, maka bagi yang laki-laki seperdua harta, dan bagi kedua anak perempuan seperdua pula. Sedangkan jika yang ditemui itu hanya seorang anak laki-laki dan seorang perempuan, maka bagi yang perempuan itu hanya sepertiga, sementara bagi yang laki-laki dua pertiga. Dan sekiranya yang laki-laki itu tunggal, maka ia menghabisi semua harta — (jika mereka),  maksudnya anak-anak itu —   (—hanyaperempuan) saja —  (lebih dari dua orang, maka bagi mereka dua pertiga harta yang ditinggalkan) mayat, demikian pula jika jumlah mereka dua orang, karena mereka itu dua bersaudara yang tercakup dalam firman Allah SWT.: “… maka bagi mereka dua pertiga dari harta peninggalan”, mereka lebih utama, apalagi mengingat bahwa seorang anak perempuan berhak sepertiga harta jika bersama seorang anak laki-laki, sehingga dengan demikian jika dia bersama seorang anak perempuan, lebih utama lagi, dan lebih didahulukan dari hubungan apa pun. Ada pula yang mengatakan bahwa demikian itu ialah untuk menghilangkan dugaan bertambahnya bagian dengan bertambahnya bilangan, yakni tatkala timbul pengertian bahwa dengan diberikannya sepertiga bagian untuk seorang anak perempuan jika ia bersama seorang anak laki-laki, maka dua orang anak perempuan beroleh dua pertiga bagian. —   (Jika dia) maksudnya anak perempuan itu — (seorang saja), menurut qiraat dengan baris di depan, sehingga kana dianggap sebagai tam dan  bukan naqis —   (maka ia memperoleh seperdua harta, sedangkan untuk kedua orangtuanya) maksudnya orang tua mayat yang di sini diberi badal dengan: —   (bagi masing-masing mereka seperenam dari harta pusaka, yakni jika si mayat Itu mempunyai anak) baik laki-laki maupun wanita. Ditekankannya badal lalah untuk menyatakan bahwa kedua orang tua itu tidaklah berserikat padanya. Dan terhadap adanya anak, dianggap adanya cucu, begitu pula terhadap adanya bapak, adanya kakek —   (jika si mayat tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya) saja, atau bersama istrinya — (maka bagi ibunya), dapat dibaca li-ummihi dengan hamzah baris di depan, dan boleh pula limmihi dengan hamzah baris di bawah untuk meringankan bertemunya dammah dan kasrah pada dua tempat yang berdekatan —  (sepertiga) maksudnya sepertiga dari harta yang telah dibagikan kepada pihak istri, sedangkan sisanya buat bapak. —   (Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa orang saudara) maksudnya dua orang atau lebih, baik laki-laki atau perempuan —   (maka bagi ibunya seperenam) sedangkan sisanya untuk bapaknya, sementara saudara-saudaranya itu tidak beroleh bagian apa-apa. Dan pembagian warisan seperti tersebut di atas itu ialah —   (setelah) dilak. sanakannya — (wasiat yang dibuatnya), dibaca yussi atau yusa dibina bagi fa’il atau maful —  (atau) dibayarnya —  (utangnya). Dan disebutkannya lebih dulu pemenuhan wasiat daripada pembayaran utang, walaupun pelaksanaannya dibelakangkan, ialah dengan maksud untuk tidak mengabaikannya. —  (Mengenai orang tuamu dan anakanakmu), menjadi mubtada, sedangkan khabarnya ialah: —  (tidaklah kamu ketahui, manakah yang lebih dekat kepadamu manfaatnya) di dunia dan di akhirat. Ada orang yang mengira bahwa putranyalah yang lebih banyak kegunaannya kepadanya, lalu diberinya harta warisan, sehingga dengan demikian ternyata bahwa bapaklah yang lebih bermanfaat bagi manusia, demikian sebaliknya. Maka yang mengetahui soal itu hanyalah Allah Ta’ala dan itulah sebabnya diwajibkan-Nya pembagian pusaka. —   (Ini adalah ketetapan dari Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) terhadap makhluk-Nya —   (lagi Mahabijaksana) tentang peraturan-peraturan yang diberikan-Nya kepada mereka, artinya Dia tetap bersifat bijaksana dalam semuanya itu.

 

  1. (Dan bagi kamu —suami-su amiseperdua dari harta peninggalan istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak) baik dari kamu maupun dari bekas suaminya dulu. — (Tetapi jika mereka mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta peninggalan, yakni setelah dipenuhinya wasiat yang mereka buat atau dibayarnya utang mereka). Dalam hal ini cucu dianggap sama dengan anak menurut ijma’.   (Dan bagi mereka) artinya para istri itu, baik mereka berbilang atau tidak —(seperempat dari harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak, dan jika kamu mempunyai anak) baik dari istrimu itu, maupun dari bekas istrimu  (maka bagi mereka seperdelapan bagi harta peninggalanmu, yakni setelah dipenuhinya wasiat yang kamu buat atau dibayarnya utangmu). Dalam hal ini cucu dianggap sama dengan anak menurut ijma’. —  (Jika seorang laki-laki yang diwarisi itu), menjadi sifat, sedangkan khabarnya: — (kalalah) artinya tidak meninggalkan bapak dan tidak pula anak —  (atau perempuan) yang mewaris secara kalalah — (tetapi ia mempunyai) maksudnya yang diwarisi itu —   (seorang saudara laki-laki atau seorang saudara perempuan) maksudnya yang seibu, dan jelas-jelas dibaca oleh Ibnu Mas’ud dan lain-lain —   (maka masing-masing jenis saudara itu memperoleh seperenam) harta peninggalan. —   (Tetapi jika mereka itu) maksudnya saudara-saudara yang seibu itu, baik laki-laki maupun perempuan —   (lebih daripada demikian) maksudnya lebih dari seorang (maka mereka berserikat dalam sepertiga harta) dengan bagian yang sama antara laki-laki dan perempuan, —   (sesudah dipenuhinya wasiat yang dibuatnya, atau dibaYarnya utangnya tanpa memberi mudarat), menjadi hal dari damir yang terdapat pada yusa, artinya tidak menyebabkan adanya kesusahan bagi para ahli waris, misalnya dengan berwasiat lebih dari sepertiga harta —   (sebagai amanat) atau pesan, dan merupakan masdar yang mengukuhkan dari Yuqikum —  (dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui) faraid atau tatacara pembagian pusaka yang diatur-Nya buat makhluk-Nya (lagi Maha Penyantun) dengan menangguhkan hukuman terhadap orang-orang yang melanggarnya. Kemudian mengenai pembagian pusaka ter. hadap ahli-ahli waris tersebut, yang mengandung keraguan dengan adanya halangan seperti pembunuhan atau perbedaan agama dan menjadi murtad, maka penjelasannya diserahkan pada Sunnah.

 

  1. . (Itulah) maksudnya hukum-hukum tersebut, semenjak urusan anak yatim hingga berikutnya — (ketentuan-ketentuan Allah) syariatsyariat yang ditetapkan-Nya buat hamba-hamba-Nya, agar mereka patuhi dan tidak dikhianati. — (Barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya) mengenai hukum-hukum yang ditetapkan-Nya itu  (maka akan dimasukkan-Nya) ada yang membaca nudkhiluhu artinya Kami masukkan ia, dengan maksud mengubah pembicaraan kepada orang pertama — dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar).

 

  1. (Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya serta melanggar aturan-aturan-Nya, maka akan dimasukkan-Nya), ada dua versi, dengan memakai ya dan ada pula dengan memakai nun — (ke dalam api neraka, kekal ia di dalamnya, dan baginya) di dalamnya —  (siksa yang menghinakan) di samping mengecutkan bagi hati. Pada kedua ayat terdapat lafaz man sedangkan pada khalidina makna atau artinya.

 

15..   (Dan wanita-wanita yang melakukan perbuatan keji) maksudnya berzina —   (di antara wanita-wanitamu, maka persaksikanlah mereka itu kepada empat orang saksi di antaramu) maksudnya di antara laki-lakimu yang beragama Islam. —   (Maka jika mereka memberikan kesaksian) terhadap perbuatan mereka . itu —   (maka tahanlah mereka itu) atau kurunglah —   (dalam rumah) dan laranglah mereka bergaul dengan manusia —   (sampai mereka diwafatkan oleh maut) maksudnya oleh malakulmaut  (atau) hingga —   (Allah memberi bagi mereka jalan lain) yakni jalan untuk membebaskan mereka dari hukuman semacam itu. Demikianlah hukuman mereka pada awal Islam, lalu mereka diberi jalan lain yaitu digantinya dengan hukum pukul sebanyak seratus kali serta membuangnya dari kampung halamannya selama setahun yakni bagi yang belum kawin, dengan merajam wanita-wanita yang sudah kawin. Dalam hadis tersebut, bahwa tatkala hukuman itu diumumkan, bersabdalah Nabi SAW:: “Terimalah daripadaku, contohlah kepadaku, karena Allah telah memberikan bagi mereka jalan lepas!” —Riwayat Muslim

 

  1. (Dan mengenai dua orang) dengan nun yang memakai atau tanpa tasydid — (yang melakukannya) maksudnya perbuatan keji yaitu berzina atau homoseksual — Ka (di antara kamu) maksudnya kaum lelaki  (maka berilah mereka hukuman) dengan mencela dan memukul mereka dengan terompah (sandal). — Keok (Kemudian jika mereka bertobat) daripadanya —  (dan memperbaiki perbuatan mereka) — (maka tinggalkanlah mereka) dan jangan disakiti lagi —  (Sungguhnya Allah Maha Penerima tobat) terhadap orang yang sadar — (lagi Maha Penyayang) kepadanya. Ayat ini telah dihapus —mansukhhukumnya dengan ayat had, jika yang dimaksud karena berzina. Demikian pula Menurut Syafii jika yang dimaksud karena homoseksual. Hanya menurutnya pula, orang yang menjadi sasaran tidaklah dirajam walaupun telah beristri, hanya dipukul dan diasingkan. Bahwa yang dimaksud itu homoseksual lebih kuat, dengan alasan adanya damir taniyah huma dan lain-lain. Menurut golongan yang pertama yang dimaksud dengan kedua mereka itu ialah pezina yang laki-laki dan yang perempuan. Tetapi pendapat ini ditolak oleh golongan Syafii dengan penjelasan yang diberikan kemudian dengan hubungannya yang berkaitan dengan damir laki-laki dan berserikatnya kedua mereka dalam menerima hukuman, bertobat dan diisolir. Dan ini khusus bagi pihak laki-laki, karena sebagaimana kita ketahui bagi pihak wanita ialah tahanan rumah.

 

  1. (Sesungguhnya tobat di sisi Allah) yakni yang pasti diterima di sisi-Nya berkat kemurahan-Nya — (ialah bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan) atau maksiat —   (disebabkan kejahilan), menjadi hal artinya tidak tahu bahwa dengan itu berarti mendurhakai Allah —   (kemudian mereka bertobat dalam) waktu  (dekat) yakni sebelum mengalami sekarat —   (maka mereka itulah yang diampuni Allah) artinya diterima-Nya tobat mereka — ,   (dan Allah Maha Mengetahui) akan makhluk-Nya —  (lagiMahabijaksana) mengenai tindakan-Nya terhadap mereka.

 

  1. (Dan tidaklah dikatakan tobat bagi orang orang yang mengerjakan kejahatan) atau dosa — (hingga ketika ajal datang kepada salah seorang mereka) dan nyawanya hendak lepas —  (—Halu dikatakannya) ketika menyaksikan apa yang sedang dialaminya —  (“Sesungguhnya saya bertobat sekarang”), karena itu tidaklah bermanfaat dan takkan diterima oleh Allah tobatnya. —   (Dan tidak pula orang-orang yang mati sedangkan mereka berada dalam kckafiran) yakni jika mereka bertobat di akhirat sewaktu menyaksikan azab, maka tidak pula akan diterima. —  (Mereka itu, Kami siapkan) sediakan —  (bagi mereka siksa yang pedih) yang menyakitkan.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, ” tidak halal bagi kamu mewarisi wanita) maksudnya diri mereka — (dengan paksa) dibaca karha atau kurha artinya tanpa kemauan dan kerelaan mereka. Di zaman jahiliyah mereka biasa mewarisi wanita-wanita, istri karib kerabat mereka. Jika mereka kehendaki, mereka dapat mengawininya tanpa maskawin, atau mereka kawinkan lalu ambil maskawinnya, atau mereka halangi kawin sampai wanita itu menebus dirinya dengan harta warisan yang diperolehnya atau mereka tunggu sampai meninggal lalu mereka warisi hartanya, maka mereka dilarang demikian itu. —  (Dan tidak pula) bahwa  (kamu menyusahkan mereka) artinya kamu halangi istri-istrimu buat mengawini lelaki-lelaki lain dengan menahan mereka padahal tak ada keinginanmu lagi terhadap mereka selain dari menyusahkan belaka —   (karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka) berupa mahar —.   (kecuali jika mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata) dengan ya baris di atas dan baris di bawah, yang nyata atau yang dinyatakan, artinya zina atau nusyuz: maka ketika itu bolehlah kamu menyusahkan mereka hingga mereka melakukan khulu’ atau menebus diri mereka —   (dan pergaulilah mereka secara patut) artinya secara baik-baik, biar dalam perkataan, maupun dalam memberi nafkah lahir atau batin. —   (Maka jika kamu tidak menyukai mereka) hendaklah bersabar —

 (karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, tetg. pi Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak). Siapa tahu hal itu dita. kukan-Nya misalnya dengan menganugerahimu anak yang saleh.

 

  1. (Dan jika kamu bermaksud hendak meng. ganti istrimu dengan istri yang lain) artinya kamu ambil dia sebagai penggan. tinya setelah kamu ceraikan istrimu yang pertama itu, — (dan) sungguh  (kamu telah memberikan kepada salah seorang di antara mereka) maksudnya istri-istri itu —  (harta yang banyak) sebagai maskawinnya  (maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali secara aniaya) dengan zalim —  (dan dengan —memikul dosa yang nyata?) Dinasabkan keduanya karena kedudukan mereka sebagai hal sedangkan pertanyaan berikut maksudnya sebagai celaan dan penolakan:

 

  1. (Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali) artinya . dengan alasan apa —  (padahal sebagian kamu telah bergaul dengan yang lain) atau telah berhubungan sebagai suami istri dengan  bercampur yang telah disahkan dengan ketetapan maskawin —  (dan mereka telah mengambil darimu perjanjian) atau pengakuan  (yang erat) atau berat, yakni berupa perintah Ilahi agar memegang mereka secara baik-baik, atau melepas mereka secara baik-baik pula.

 

  1. (Dan janganlah kamu kawini apa) maksudnya siapa — (di antara wanita-wanita yang telah dikawini oleh bapakmu kecuali) artinya selain dari — (yang telah berlalu) dari perbuatan mu itu, maka dimaafkan. —  (Sesungguhnya hal itu) maksudnya mengawini mereka itu —   (adalah perbuatan keji) atau busuk —   (suatu kutukan) maksudnya sesuatu yang menyebabkan timbulnya kutukan dari Allah, yang berarti kemurkaan-Nya yang amat sangat —   (dan sejahat-jahat) seburuk-buruk —   (jalan) yang ditempuh

 

  1. (Diharamkan atas kamu ibu-ibumu) maksudnya mengawini mereka dan ini mencakup pula nenek, baik dari pihak bapak maupun dari pihak ibu — (dan anak-anak perempuanmu) termasuk cucu-cucumu yang perempuan terus ke bawah —   (saudara-saudaramu yang perempuan) baik dari pihak bapak maupun dari pihak ibu —   (saudara-saudara bapakmu yang perempuan) termasuk pula saudara-saudara kakekmu  (saudara-saudara ibumu yang perempuan) termasuk pula saudara-saudara nenekmu —   (anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudaramu yang perempuan) maksudnya keponakan-keponakanmu dan tercakup pula di dalamnya anak-anak mereka —  , (ibu-ibumu yang menyusui kamu) maksudnya ibu-ibu susuan, yakni sebelum usiamu mencapai dua tahun dan sekurang-kurangnya lima kali susuan sebagaimana dijelaskan oleh hadis   (saudara-saudara perempuanmu sepersusuan). Kemudian dalam sunnah ditambahkan anak-anak perempuan darinya, yaitu wanitaWanita yang disusukan oleh wanita-wanita yang telah dicampurinya, berikut Saudara-saudara perempuan dari bapak dan dari ibu, serta anak-anak perempuan dari saudara laki-laki dan anak-anak perempuan dari saudara perem. puannya, berdasarkan sebuah hadis yang berbunyi: “Haram disebabkan per. susuan apa yang haram disebabkan pertalian darah”. —Riwayat Bukhari dan Muslim —   (ibu-ibu istrimu —mertuadan anak-anak tirimu) jamak rabibah yaitu anak perempuan istri dari suaminya yang lain   (yang berada dalam asuhanmu): mereka berada dalam pemeli. haraan kalian, kalimat ini berkedudukan sebagai kata sifat dari lafaz   (dari istri-istrimu yang telah kamu campuri) telah kali. an setubuhi —   (tetapi jika kamu belum lagi mencampuri mereka, maka tidaklah berdosa kamu) mengawini anak-anak pe. rempuan mereka, jika kamu telah menceraikan mereka —  (dan diharamkan istri-istri anak kandungmu yang berasal dari sulbimu), berbeda halnya dengan anak angkatmu, maka kamu boleh kawin dengan janda-janda mereka —   (dan bahwa kamu himpun dua orang perempuan yang bersaudara) baik saudara dari pertalian darah maupun sepersusuan, dan menghimpun seorang perempuan dengan saudara perempuan bapaknya atau saudara perempuan ibunya, tetapi diperbolehkan secara “tukar lapik” atau “turun ranjang” atau memiliki kedua mereka sekaligus, asal yang dicampuri itu hanya salah seorang di antara mereka —  (kecuali) atau selain —   (yang telah terjadi di masa lalu) yakni di masa jahiliyah sebagian dari apa yang disebutkan itu, maka kamu tidaklah berdosa karenanya. —   (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

JUZ 5

 

  1. (Dan) diharamkan bagimu — (wanita-wanito yang bersuami) untuk dikawini sebelum bercerai dengan suami-suami mereka itu, baik mereka merdeka atau budak dan beragama Isiam —  (kecuali wanita-wanita yang kamu miliki) yakni hamba-hamba sahaya yang tertawan, maka mereka boleh kamu campuri, walaupun mereka punya suami di negeri perang, yakni setelah istibra’ atau membersihkan rahimnya  (sebagai ketetapan dari Allah): kitaba mangub sebagai masdar dari kata zalika artinya “telah ditetapkan sebagai suatu ketetapan dari Allah”   (atas kamu, dan dihalalkan) ada yang membaca uhilla bentuk pasif ada pula ahalla bentuk aktif —  (bagi kamu selain yang demikian itu) artinya selain dari wanita-wanita yang telah diharamkan tadi   (bahwa kamu mencari) istri —  , (dengan hartamu) baik dengan maskawin atau lainnya —   (untuk dikawini bukan untuk dizinahi) —  (maka istri-istri) dengan arti faman —  (yang telah kamu nikmati) artinya campuri —  (di antara mereka) dengan jalan menyetubuhi mereka —  (maka berikanlah kepada mereka upah mereka) maksudnya maskawin mereka yang telah kamu tetapkan itu  (sebagai suatu kewajiban. Dan kamu tidaklah berdosa mengenai sesuatu yang telah saling kamu relakan) dengan mereka  (setelah ditetapkan itu) baik dengan menurunkan, menambah atau merelakannya. —  (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) akan ciptaan-Nya —  (lagi Mahabijaksana) dalam mengatur kepentingan mereka

 

  1. (Dan barangsiapa di antara kamu Yang tidak cukup biayanya untuk mengawini wanita-wanita merdeka) bukan budak — (lagi beriman), ini yang berlaku menurut kebiasaan, sehingga  mafhumnya tidak berlaku —  (maka hamba sahaya yang kamu miliki) yang akan kamu kawini —   (yakni dari golongan wanita-wanita kamu yang beriman. Dan Allah lebih mengetahui keimananmu) maka cukuplah kamu lihat lahirnya saja, sedangkan batinnya serahkanlah kepada-Nya, karena Dia mengetahui seluk beluknya. Dan berapa banyaknya hamba sahaya yang lebih tinggi mutu keimanannya dari wanita merdeka. Ini merupakan bujukan agar bersedia kawin dengan hamba sahaya  (sebagian kamu berasal dari yang lain) maksudnya kamu dan mereka itu sama-sama beragama Islam, maka janganlah merasa keberatan untuk mengawini mereka —   (karena itu kawinilah mereka dengan seizin majikannya) artinya tuan dan pemiliknya —  (dan berikanlah kepada mereka upah) maksudnya mahar atau maskawin mereka — , (secara baik-baik) tanpa melalaikan atau menguranginya —   (sedangkan mereka pun hendaklah memelihara diri) menjadi hal —  (bukan melacurkan diri) atau berzina secara terang terangan — (serta tidak pula mengambil gundik) selir untuk berbuat zina secara sembunyi-sembunyi. —  (Maka jika mereka telah menjaga diri) artinya dikawinkan: dalam satu qiraat dibaca uhqan- artinya telah kawin —  (lalu mereka melakukan perbuatan keji) maksudnya berzina —  (maka atas mereka separo dari yang berlaku atas wanita-wanita merdeka) yakni  yang masih perawan jika mereka berzina —  (berupa hukuman) atau had yaitu dengan dipukul 50 kali dan diasingkan setengah tahun. Dan kepada mereka ini digiyaskan hukuman bagi budak lelaki. Dan kawinnya hamba sahaya itu tidaklah dijadikan syarat untuk wajibnya hukuman, tetapi hanyalah untuk menunjukkan pada dasarnya mereka itu tidak menerima hukum rajam. —  (Demikian itu) maksudnya diperbolehkannya mengawini hamba sahaya sewaktu tak ada biaya itu —  (ialah bagi orang yang takut akan berzina) ‘anat artinya yang asli ialah masyaggat atau kesulitan. Dinamakan zina demikian, ialah karena dialah yang menyebabkan seseorang menerima hukuman berat di dunia dan siksa pedih di akhirat —   (di antara kamu). Ini berarti berbeda bagi orang yang tidak merasa khawatir dirinya akan jatuh dalam perzinaan, maka tidak halal baginya mengawini hamba sahaya itu. Demikian pula orang yang punya biaya untuk mengawini wanita-wanita merdeka. Pendapat ini juga dianut oleh Syafii. Hanya dalam firman Allah: “di antara wanita-wanitamu yang beriman” menurut Syafii tidak termasuk wanita-wanita kafir, sehingga tidak boleh kawin, walau ia dalam keadaan tidak mampu dan takut dirinya akan jatuh dalam perbuatan maksiat. —  (Dan jika kamu bersabar) artinya tidak mengawini hamba sahaya —  (itu lebih baik bagi kamu) agar kamu tidak mempunyai anak yang berstatus budak atau hamba sahaya. —  (Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) dengan memberikan kelapangan dalam masalah itu.

 

  1. (Allah hendak menerangkan padamu) syariat-syariat agamamu dan kepentingan-kepentingan dirimu — (dan memimpin kepada sunnah-sunnah) atau jalan-jalan —   (orang-orang yang sebelum kamu) dari para anbiya’ dalam soal menghalalkan dan mengharamkan, sehingga kamu dapat mengikuti mereka —  (serta menerima tobatmu), dan membawa kamu kembali dari perbuatan maksiatmu selama ini, kepada menaati-Nya. —  (Dan Allah Maha Mengetahui) perikeadaanmu —  (lagi Mahabijaksana) mengenai rencana dan peraturan-peraturan-Nya terhadapmu.

 

  1. (Dan Allah hendak menerima tobatmu), diulangNya di sini untuk menjadi dasar pembinaan (sementara orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya ingin) yakni orang-orang Yahudi, Nasrani atau Majusi atau yang gemar berzina —   (agar kamu berpaling sejauh-jauhnya) artinya menyimpang dari kebenaran dengan berbuat apa yang diharamkan sehingga kamu akan menjadi seperti mereka pula.

 

  1. (Allah hendak memberi keringanan kepadamu, artinya memudahkan bukum-hukum syara’ — (kareng manusia dijadikan bersifat lemah), tidak tahan menghadapi wanita dan goda, an seksual. 

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang batil) artinya jalan yang haram menurut agama seperti riba dan gasab — (kecuali dengan jalan) atau terjadi —   (secara perniagaan): menurut suatu qiraat dengan baris di atas, sedangkan maksudnya ialah hendaklah harta tersebut harta perniagaan yang berlaku —   (dengan suka sama suka di antara kamu) berdasar kerelaan hati masing-masing, maka bolehlah kamu memakannya. —   (Dan janganlah kamu membunuh dirimu) artinya dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan kecelakaannya bagaimanapun juga cara dan gejalanya, baik di dunia maupun di akhirat. —   (Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu) sehingga dilarang-Nya kamu berbuat demikian.

 

  1. (Dan barangsiapa berbuat demikian) apa yang dilarang itu — (dengan melanggar yang hak) menjadi hal —   (dan aniaya) menjadi ta’kid —   (maka akan Kami masukkan ia ke dalam neraka) ia akan terbakar hangus di dalamnya —   (dan demikian itu bagi Allah amat mudah) atau pekerjaan gampang.

 

  1. (Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya) yakni dosa-dosa yang pernah pelakunya mendapat ancaman seperti membunuh, berzina, mencuri dan lain-lain yang menurut Ibnu Abbas banyaknya hampir tujuh ratus macam — (niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu) yang, kecil-kecil dengan jalan mengerjakan taat —  (dan Kami masukkan kamu dengan pemasukan) dibaca mudkhalan atau madkhalan  yang berarti pemasukan atau ke tempat —  yaitu surga.

 

  1. (Dan janganlah kamu mengangan-angankan karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu dari sebagian lainnya) baik dari segi keduniaan maupun pada soal keagamaan, agar hal itu tidak menimbulkan saling membenci dan mendengki. (Bagi laki-laki ada bagian) atau pahala —  (dari apa yang mereka usahakan) disebabkan perjuangan yang mereka lakukan dan lain-lain  (dan bagi wanita ada bagian pula dari apa yang mereka usahakan) misalnya menaati suami dan memelihara kehormatan mereka. Ayat ini turun ketika Ummu Salamah mengatakan: “Wahai, kenapa kita tidak menjadi laki-laki saja, hingga kita dapat berjihad dan beroleh pahala seperti pahala laki-laki”. —  (Dan mohonlah olehmu) ada yang memakai hamzah dan ada pula yang tidak —  (kepada Allah karunia-Nya) yang kamu butuhkan, niscaya akan dikabulkan-Nya. —  (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) di antaranya siapa seharusnya yang beroleh karunia, begitu pula permohonan kamu kepadaNya.

 

  1. (Dan bagi masing-masing) laki-laki dan wanita — (Kami jadikan pewaris-pewaris) atau ‘asabah yang memperoleh —  (apa yang ditinggalkan oleh ibu bapak dan karib kerabat) bagi mereka berupa harta —  (dan mengenai orang-orang yang kamu telah berjanji dan bersumpah setia dengan mereka), agadat ada yang pakai alif sehingga menjadi agadat sedangkan aiman jamak daripada yamin berarti “sumpah” atau “tangan” sehingga kalimat itu berarti “sumpah” sekutu-sekutu kamu yang telah terikat dalam perjanjian denganmu di masa ”- “ jahiliyah buat tolong-menolong dan waris mewarisi —  (maka berilah mereka) sekarang —  (bagian mereka) dari harta warisan yaitu seperenam: —  (sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu) artinya mengetahui apa pun juga, termasuk hal ihwalmu. Dan hukum ini telah dihapus dengan firman-Nya: “Dan orang-orang yang mempunyai pertalian darah, sebagian mereka lebih utama dari sebagian lainnya”.

 

  1. (Kaum lelaki menjadi pemimpin) artinya mempunyai kekuasaan —  (terhadap kaum wanita) dan berkewajiban mendidik dan  membimbing mereka —  (oleh karena Allah telah melebihkan sebagian kamu atas lainnya) yaitu melebihkan laki-laki atas wanita, baik dengan ilmu maupun akal budi, kekuasaan dan sebagainya —  (dan juga karena mereka telah menafkahkan) atas mereka —   (harta mereka. Maka wanita-wanita yang saleh ialah  yang taat) kepada suami mereka —  (lagi memelihara diri di ba lik belakang) artinya menjaga kehormatan mereka dan lain-lain sepeninggal suami —  (karena Allah telah memelihara mereka) sebagaiman  dipesankan-Nya kepada pihak suami itu. —, (Dan wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz) artinya pembangkangan mereka terhadap kamu, misalnya dengan adanya ciri-ciri atau gejala-gejalanya (maka nasihatilah mereka itu) dan ingatkan supaya mereka takut kepada Allah —   (dan berpisahlah dengan mereka di atas tempat tidur) maksudnya memisahkan kamu tidur ke ranjang lain jika mereka memperlihatkan pembangkangan —   (dan pukullah mereka) yakni pukullah yang tidak melukai, jika mereka masih belum sadar —  (kemudian jika mereka telah menaatimu) mengenai apa yang kamu kehendaki —  (maka janganlah kamu mencari gara-gara atas mereka) maksudnya mencari-cari jalan untuk memukul mereka secara aniaya. —  (Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar), karena itu takutlah kamu akan hukuman-Nya jika kamu menganiaya mereka.

 

  1. (Dan jika kamu khawatir timbulnya persengketaan di antara keduanya) maksudnya di antara suami dengan istri terjadi perteng karan — (maka kirimlah) kepada mereka atas kerelaan kedua belah pihak —  (seorang penengah) yakni seorang laki-laki yang adil — (dari keluarga laki-laki) atau kaum kerabatnya —  (dan seorang penengah dari keluarga wanita) yang masing-masingnya mewakili pihak suami tentang putusannya untuk menjatuhkan talak atau menerima khulw —tebusandan pihak istri dalam putusannya untuk menyetujui khulu’. Kedua mereka akan berusaha sungguh-sungguh dan menyuruh pihak yang aniaya supaya sadar dan kembali, atau kalau dianggap perlu buat memisah kan antara suami istri itu. Firman-Nya SWT.: —  (ika mereka berdua bermaksud) maksudnya kedua penengah itu —  (mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberikan taufik kepada mereka) artinya Suami istri, sehingga ditakdirkan-Nyalah mana-mana yang sesuai untuk keduanya, apakah perbaikan ataukah perceraian. —  (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) segala sesuatu —  (lagi Maha Mengenali) yang batin seperti halnya yang lahir.

 

  1. (Sembahlah olehmu Allah) dengan mengesakan-Nya — (dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan suatu pun juga!) —  (Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak) dengan berbakti dan bersikap lemah lembut, —  (kepada karib kerabat) atau kaum keluarga —   (anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang karib) artinya yang dekat kepadamu dalam bertetangga atau dalam pertalian darah —  (dan kepada tetangga yang jauh) artinya yang jauh darimu dalam kehidupan bertetangga atau dalam pertalian darah —   (dan teman sejawat) teman seperjalanan atau satu profesi bahkan ada pula yang mengatakan istri, Jelas (ibnu sabil) yaitu yang kehabisan biaya dalam perjalanannya  (dan apa-apa yang kamu miliki) di antara hamba sahaya.   (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong) atau takabur —   (membanggakan diri) terhadap manusia dengan kekayaannya.

 

  1. (Orang-orang yang) menjadi mubtada’ — (kikir) mengeluarkan apa yang wajib mereka keluarkan —  (dari menyuruh manusia supaya kikir —pula—) dengannya —  (serta menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka) berupa ilmu maupun harta, dan mereka ini ialah orang-orang Yahudi, sedangkan yang menjadi khabar mubtadanya ialah “bagi mereka ancaman dahsyat” —  (dan Kami sediakan bagi orang-orang yang kafir) terhadap hal itu dan hal-hal lainnya —  (siksa yang menghinakan).

 

  1. (Dan orang-orang yang) di’atafkan kepada “orang-orang” yang sebelumnya — (menafkahkan harta mereka karena nya kepada manusia) artinya karena mereka ingin dipuji —  (dan mereka tidak beriman kepada Allah dan tidak pula ke pada hari yang akhir) misalnya orang-orang munafik dan kafir Mekah  (Barangsiapa yang menjadi sejawat setan) artinya temannya, maka ia akan mengikuti perintahnya dan akan melakukan seperti  apa yang dilakukannya —  (maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya).

 

  1. (Apa salahnya bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah dan hari yang akhir serta menafkahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah kepada mereka) artinya apa bencana dan kerugiannya bagi mereka? Pertanyaan ini berarti sanggahan, selangkanlau masdariyah, artinya tak ada mudaratnya di sana itu, hanya kondisi di mana mereka berada itulah yang membawa mudarat atau bencana. (Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka) sehingga akan dibalasi-Nya apa yang mereka lakukan.

 

  1. (Sesungguhnya Allah tidak menganiaya) seorang pun (walau sebesar zarrah) artinya sebesar semut yang paling kecil, misalnya dengan mengurangi kebaikan-kebaikannya atau menambah kejahatan , kejahatannya, — (dan sekiranya ada kebajikan sebesar zarrah) dari seorang mukmin, menurut satu qiraat dengan baris di depan, sehingga  merupakan tammah —  (niscaya Allah akan melipatgandakannya) dari 10 sampai lebih dari 700 kali lipat. Menurut satu qiraat pakai tasydid sehingga menjadi yuda’ifuha —  (dan mendatangkan dari sisi-Nya) di samping ganjaran yang berlipat ganda itu —  (pahala yang besar) yang tak dapat diperkirakan oleh seorang pun juga.

 

  1. (Maka bagaimanakah) keadaan orang-orang kafir nanti — (ika Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi) yakni nabi mereka masing-masing yang menyaksikan amal perbuatan mereka   (dan Kami datangkan kamu) hai Muhammad —   (sebagai saksi atas mereka itu) yakni umatmu! –

 

  1. (Di hari itu) yaitu di hari kedatangannya — (orang-orang kafir dan yang mendurhakai Rasul menginginkan agar) seandainya —  (mereka disamaratakan dengan tanah), tusawwa dalam bentuk pasif ada pula yang membacanya dalam bentuk ak: tif, dengan menghilangkan salah satu dari ta-nya pada asal, lalu mengidgamkannya pada sin artinya dari tustawa, sedangkan maksudnya ialah mere ka ingin agar menjadi tanah karena mereka tercekam rasa takut yang hebat sebagaimana tersebut pada ayat lain: “Dan orang kafir berkata: “Wahai kiranya nasib, kenapa daku tidak menjadi tanah saja!” —   (dan mereka tidak dapat menyembunyikan kepada Allah suatu peristiwa pun) mengenai apa yang mereka kerjakan. Tetapi pada kali yang lain mereka masih mencoba-coba juga untuk menyembunyikan sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an: “Dan mereka berkata: “Demi Allah, Tuhan kami, tidaklah kami mempersekutukan-Mu!”

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu dekati salat) artinya janganlah salat — (sedangkan kamu dalam keadaan mabuk) disebabkan minum-minuman keras. Asbabun nuzulnya ialah orang-orang salat berjamaah dalam keadaan mabuk —   (sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan) artinya sadar dan sehat kembali —  , (dan tidak pula dalam keadaan junub) disebabkan bersetubuh atau keluar mani. Ia mansub disebabkan menjadi hal dan dipakai baik buat tunggal maupun buat jamak —   (kecuali sekadar melewati jalan) artinya selagi musafir atau dalam perjalanan —   (hingga kamu mandi lebih dulu), barulah kamu boleh melakukan salat itu. Dikecualikannya musafir boleh melakukan salat itu ialah karena baginya ada hukum lain yang akan dibicarakan nanti. Dan ada pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud ialah larangan terhadap mendekati tempat-tempat salat atau masjid, kecuali sekadar melewatinya saja tanpa mendiaminya. —   (Dan jika kamu sakit) yakni mengidap penyakit yang bertambah Parah jika kena air —   (atau dalam perjalanan) artinya dalam beperZian sedangkan kamu dalam keadaan junub atau berhadas besar —   (atau seseorang di antaramu datang dari tempat buang air) Yakni tempat yang disediakan untuk buang hajat artinya ia berhadas —   (atau kamu telah menyentuh perempuan) menurut satu qiraat lamastum itu tanpa alif, dan keduanya yaitu baik pakai alif atau tidak, arti. nya ialah menyentuh yakni meraba dengan tapgan. Hal ini dinyatakan oleh Ibnu Umar, juga merupakan pendapat Syafii. Dan dikaitkan dengannya me. raba dengan kulit lainnya, sedangkan dari Ibnu Abbas diberitakan bahwa maksudnya ialah jima’ atau bersetubuh —  (kemudian kamu tidak mendapat air) untuk bersuci buat salat yakni setelah berusaha menyeli. diki dan mencari. Dan ini tentu mengenai selain orang yang dalam keadaan sakit —  (maka bertayamumlah kamu) artinya ambillah setelah masuknya waktu salat —  (tanah yang baik) maksudnya yang suci, lalu pukullah dengan telapak tanganmu dua kali pukulan — (maka sapulah muka dan tanganmu) berikut dua sikumu. Mengenai masaha atau menyapu, maka kata-kata itu transitif dengan sendirinya atau  dengan memakai huruf. —  (Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun).

 

  1. (Tidakkah kamu lihat orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab) yakni orang-orang Yahudi —  (mereka membeli kesesatan) dengan petunjuk —  (dan menginginkan agar kamu sesat jalan) atau menempuh jalan yang tidak benar, agar bernasib seperti mereka pula.

 

  1. (Dan Allah lebih mengetahui tentang musuh-musuhmu) dari kamu, maka diberitakan-Nya kepada kamu keadaan mereka agar kamu tetap waspada — (dan cukuplah Allah sebagai Pelindung)   atau Pemeliharamu terhadap mereka —   (dan cukuplah Allah sebagai Penolongmu) terhadap tipudaya mereka.

 

  1. (Di antara orang-orang Yahudi) ada suatu kaum (mereka mengubah perkataan-perkataan) yakni yang diturunkan Allah dalam Taurat berupa tanda-tanda dan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. —   (dari tempat-tempatnya) semula, —   (dan kata mereka) kepada Nabi SAW. bila beliau menitahkan mereka mengerjakan sesuatu: —   (“Kami dengar”) ucapanmu —   (“dan kami langgar”) perintahmu, —   (“dan dengarlah” padahal tak ada yang akan didengar), menjadi hal yang berarti doa, artinya semoga saya tidak mendengarnya. — ? (Dan) kata mereka pula kepadanya: —  (“Ra’ina”) padahal mereka telah dilarang mengucapkannya karena dalam bahasa mereka kata-kata itu berarti makian —   (dengan memutar-mutar lidah mereka dan mencela) menjelekkan —   (agama) Islam. —   (Sekirunya mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami turut) sebagai ganti dari “kami langgar” —   (“dan dengarlah”) saja —   (“dan perhatikanlah kami”) yaitu unzurna sebagai ganti dari ra’ina, —   (tentulah itu lebih baik bagi mereka) dari apa yang mereka ucapkan tadi —  (dan lebih tepat) lebih adil daripadanya.  (Akan tetapi Allah mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya —   (disebabkan kekafiran mereka, sehingga mereka tidaklah beriman selain hanya segelintir saja) misalnya Abdullah bin Salam dan para sahabatnya.

 

  1. (Hai orang-orang yang diberi Al-Kitab, berimanlah kamu kepada apa-apa yang telah Kami turunkan) berupa Al-Qur’an. — (yang membenarkan apa yang berada padamu) yakni  Taurat —   (sebelum Kami mengubah mukamu) dengan membuang mata, hidung dan alis yang terdapat padanya —   (lalu Kami putarkan ke belakang) hingga menjadi rata dengan tengkuknya   (atau Kami kutuk mereka) dengan menjadikan mereka sebagai   (sebagaimana Kami telah mengutuk) menyerapah —   (—pendurhaka-pendurhakadi hari Sabtu) di antara mereka —   (dan urusan Allah) maksudnya ketetapan-Nya —   (pasti berlaku). Tatkala ayat ini turun, maka masuk Islamlah Abdullah bin Salam. Maka ada yang mengatakan bahwa ini merupakan ancaman dengan suatu syarat, karena setelah sebagian mereka masuk Islam, maka hukuman itu dibatalkan. Dan ada pula yang mengatakan bahwa baik perubahan wajah dan penjelmaan menjadi kera itu akan dilakukan sebelum terjadinya kiamat.

 

  1. (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni bila Dia dipersekutukan) artinya tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya — (dan Dia akan mengampuni selain dari demikian) di antara dosa-dosa —   (bagi siapa yang dikehendaki-Nya) beroleh ampunan, sehingga dimasukkan-Nya ke dalam surga tanpa disentuh oleh siksa. Sebaliknya akan disiksa-Nya lebih dulu orang-orang mukmin yang dikehendaki-Nya karena dosa-dosa mereka, dan setelah itu barulah dimasukkan-Nya ke dalam surga. —   (Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar).

 

  1. (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang membersih-bersihkan diri mereka itu) yakni orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa mereka itu anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya. Jadi persoalannya kebaikan itu bukanlah dengan membersih-bersihkan diri (tetapi Allah membersihkan) artinya menyucikan —  (siapa yang dikehendaki-Nya) dengan keimanan —  (sedangkan mereka tidak dianiaya) atau dikurangi amalan mereka —  (sedikit pun) walau sebesar kulit buah kurma sekalipun.

 

  1. (Perhatikanlah) menunjukkan keheranan — (betapa mereka mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) mengenai hal itu —  (dan cukuplah itu menjadi dosa yang nyata) bagi mereka! Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ka’ab Ibnul Asyraf dan lain-lainnya dari kalangan ulama Yahudi, yaitu ketika mereka tiba di Mekah dan menyaksikan orang-orang musyrik yang terbunuh dalam perang Badar, maka mereka membakar kaum musyrik untuk membalas dendam atas kekalahan ini dan memerangi Nabi.

 

  1. (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab, mereka percaya kepada Jibt dan Tagut) nama dua berhala Quraisy — , (dan mengatakan kepada orang-orang kafir) yaitu Abu Sufyan dan sahabat-sahabatnya, ketika mereka menanyakan kepada orang-orang Yahudi itu, siapakah yang lebih benar jalannya, apakah mereka sebagai penguasa Ka’bah, pelayan makan minum jemaah haji dan pembantu orang yang berada dalam keSukaran, ataukah Muhammad, yakni orang yang telah menyalahi agama nenek moyangnya, memutuskan tali silaturahmi dan meninggalkan tanah suci? (bahwa mereka itu) maksudnya kamu hai orang-orang Quraisy,  (lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman) artinya lebih lurus jalan yang kamu tempuh daripada mereka!

 

  1. (Mereka itulah orang-orang yang dikutuk oleh Allah. Dan barangsiapa yang dikutuk) oleh — l (Allah, maka kamu sekali-kali takkan memperoleh penolongnya) yang akan melindunginya dari azab siksa-Nya.

 

  1. (Ataukah mereka ada mempunyai bagian kerajaan) maksudnya mereka tidak mempunyai sedikit pun daripadanya, dan walaupun ada — (hingga bila demikian, maka tidak secuil pun yang akan mereka berikan kepada manusia), nagira sesuatu yang tak ada harganya, sebesar paruh burung kecil di atas biji, dan sikap mereka itu ialah karena amat bakhil atau kikirnya.

 

  1. (Atau) apakah — (mereka dengki kepada manusia) maksudnya kepada Nabi SAW. — abad  (atas karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka itu) berupa kenabian dan banyaknya istri? Artinya mereka mengangankan lenyapnya nikmat itu daripadanya dan mengatakan: “Sekiranya ia nabi, tentulah ia takkan menghiraukan banyak istri itu!” —   (Sungguh, Kami telah memberikan kepada keluarga Ibrahim) nenek moyang mereka seperti Musa, Daud dan Sulaiman — (Kitab dan Hikmah) serta nubuwwah —  (dan telah Kami berikan kepada mereka kerajaan yang besar). Daud mempunyai 99 orang istri, sedangkan Sulaiman seribu orang wanita, campuran dari orang merdeka dan hamba sahaya.

 

  1. (Maka di antara mereka ada yang beriman kepadanya) yakni kepada Nabi Muhammad SAW. — (dan di antara mereka ada yang berpaling daripadanya) hingga ia tak mau beriman   (dan cukuplah kiranya Jahannam itu sebagai api yang menyala-nyala) untuk pembakar orang yang tidak beriman itu!

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir akan ayat-ayat Kami, akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka) mereka akan terbakar hangus: — (setiap matang) atau menjadi harngus —   (kulit mereka itu, Kami ganti dengan kulit lainnya) yakni dengan mengembalikannya kepada keadaannya sebelum  matang atau hangus itu —   (supaya mereka merasakan azab) dan menderitakan kepedihannya. —   (Sesungguhnya Allah Mahaperkasa) sehingga tidak satu pun yang tidak dikuasai-Nya — ara (lagi Maha bijaksana) dalam segala penciptaan-Nya.

 

  1. (Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga, yang di bawahnya meng:Alir anak-anak sungai, kekal mereka di sana untuk selama-lamanya. Mereka di dalamnya mempunyai istri-istri yang suci) dari haid dan dari segala kotoran — (dan Kami masukkan mereka ke tempat yang senanliasa teduh berkepanjangan) artinya tidak diganggu oleh sinar matahari, yang tiada lain dari naungan surgawi.

 

  1. (Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat) artinya kewajiban-kewajiban yang dipercayakan dari seseorang — (kepada yang berhak menerimanya). Ayat ini turun ketika Ali k.w. hendak mengambil kunci Ka’bah dari Usman bin Talhah Al-Hajabi penjaganya, secara paksa yakni ketika Nabi SAW. datang ke Mekah pada tahun Pembebasan. Usman ketika itu tak mau memberikannya, lalu katanya: “Seandainya saya tahu bahwa ia Rasulullah, tentulah saya takkan menghalanginya”. Maka Rasulullah SAW. pun menyuruh mengembalikan kunci itu padanya, seraya sabdanya: “Terimalah ini untuk selama-lamanya, yang tiada putus-putusnya!” Usman merasa heran atas hal itu, lalu dibacakannya ayat tersebut, sehingga Usman pun masuk Islamlah. Ketika akan meninggalnya, kunci itu diserahkannya kepada saudaranya Syaibah, lalu tinggal pada anaknya. Ayat ini walaupun datang dengan sebab yang khusus, tetapi umumnya   berlaku disebabkan adanya persamaan di antaranya: —   (dan apabila kamu mengadili di antara manusia) maka Allah menitahkanmu  (agar menetapkan hukum dengan adil. Sesungguhnya Allah amat baik sekali). Pada ni’imma diidgamkan mim kepada ma, yakni nakirah mausufah artinya ni’ma syai-an atau sesuatu yang amat baik —  (nasihat yang diberikan-Nya kepadamu) yakni menyampaikan amanat dan menjatuhkan putusan secara adil. —   (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) akan semua perkataan —  (lagi Maha Melihat) segala perbuatan.

 

  1. (Hai orang-orang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan kepada rasul-Nya serta pemegang-pemegang urusan) artinya para penguasa — (di antaramu) yakni jika mereka itu menyuruhmu agar menaati Allah dan rasul-Nya. —   (Dan jika kamu berbeda pendapat) atau bertikai paham —   (tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah) maksudnya kepada kitab-Nya — (dan kepada Rasul) yakni selagi ia masih hidup, dan jika ia sudah wafat, maka kepada sunnah-sunnahnya, artinya selidikilah hal itu pada keduanya —   (yakni jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari yang akhir. Demikian itu) artinya  mengembalikan pada keduanya —  (lebih baik) bagi kamu daripada bertikai paham dan mengandalkan pendapat manusia —  (dan merupakan rujukan yang sebaik-baiknya). Ayat berikut ini turun tatkala terjadi sengketa di antara seorang Yahudi dengan seorang munafik. Orang munafik ini meminta kepada Ka’ab bin Asyraf agar menjadi hakim di antara mereka. Sedangkan Yahudi meminta kepada Nabi: lalu kedua orang yang bersengketa itu pun datang kepada Nabi SAW. yang memberikan kemenangan kepada orang Yahudi. Orang munafik itu tidak rela menerimanya, lalu mereka mendatangi Umar dan si Yahudi pun menceritakan persoalannya. Kata Umar kepada si munafik: “Benarkah demikian?” “Benar” jawabnya. Maka orang itu pun dibunuh oleh Umar.

 

  1. (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang mengakui diri mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelum kamu, mereka hendak bertahkim kepada tagut) artinya orang yang banyak berbuat kedurhakaan yaitu Ka’ab bin Asyraf — (padahal mereka sudah dititahkan untuk mengingkarinya) dan tak akan memuliakan serta tidak mengangkatnya sebagai pemimpin.   (Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya) yakni dari kebenaran.

 

  1. (Dan apabila dikatakan kepada mereka, marilah kamu kembali kepada apa yang diturunkan Allah) dalam Al-Qur’an berupa hukum-hukum — (dan kepada Rasul) agar ia dapat mengadili kamu —   (maka kamu lihat orang-orang munafik berpaling darimu) kepada yang lain —  (sejadi-jadinya).

 

  1. (Maka betapa jadinya) dan apa yang akan mereka perbuat (ika mereka ditimpa oleh musibah) atau hukuman —   (disebabkan perbuatan tangan mereka) berupa perbuatan-perbuatan maksiat dan kekafiran, apakah mereka mampu berpaling dan melarikan diri darinya? Tentu saja tidak! —    (Kemudian mereka datang kepadamu), d’atafkan kepada yasudduna —   (sambil bersumpah atas nama Allah: “Tidaklah kami kehendaki) dengan bertahkim kepada orang lain —   (kecuali penyelesaian) atau perdamaian —   (dan kerukunan) di antara dua pihak yang bermusuhan dengan mengadakan pendekatan-pendekatan terhadap hukum dan bukan menyamarkan perkara yang benar.

 

  1. (Mereka itu adalah orang-orang yang diketahui Allah isi hati mereka) berupa kemunafikan dan kedustaan mereka dalam mengajukan alasan, — (maka berpalinglah kamu dari mereka) dengan memberi mereka maaf —   (dan berilah mereka nasihat) agar takut kepada Allah —   (serta katakanlah kepada mereka tentang) keadaan —   (diri mereka perkataan yang dalam) artinya yang berbekas dan mempengaruhi jiwa, termasuk bantahan dan hardikan agar mereka kembali dari kekafiran.

 

  1. (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul kecuali untuk ditaati) segala yang diperintahkan dan diputuskannya — (dengan izin Allah) dengan perintah-Nya, jadi bukan untuk ditentang atau didurhakai. — (Dan sekiranya mereka ketika menganiaya kepada diri mereka itu) dengan bertahkim kepada tagut — (—segeradatang kepadamu) dengan bertobat —   (lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka), di sini terdapat peralihan arah pembicaraan demi meninggikan kedudukannya —   (tentulah akan mereka temui Allah Maha Penerima tobat) terhadap mereka —  (lagi Maha Penyayang) kepada mereka.

 

  1. (Maka demi Tuhanmu) la menjadi tambahan — (mereka tidaklah beriman sebelum menjadikanmu sebagai hakim tentang urusan yang menjadi pertikaian) atau sengketa —   (di antara mereka, kemudian mereka tidak merasakan dalam hati mereka suatu keberatan) atau keragu-raguan —   (tentang apa yang kamu putuskan dan mereka menerima) atau tunduk kepada putusanmu itu —  (dengan sepenuhnya) tanpa bimbang atau ragu.

 

  1. (Dan seandainya Kami wajibkan kepada mereka) sebagai penafsiran —  (“Bunuhlah dirimu” atau “Keluarlah kamu dari kampungmu”) sebagaimana telah Kami lakukan terhadap Bani Israil —  (tidaklah mereka akan melakukannya) apa yang diharuskan itu —   (kecuali sebagian kecil): dibaca marfw’ sebagai badal, dan mangub sebagai mustasna —  (di antara mereka. Dan sekiranya mereka melakukan apa yang dinasihatkan kepada mereka itu) yakni menaati rasul —   (tentulah hal itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan) lebih memantapkan keimanan mereka.

 

  1. (Dan jika demikian halnya) artinya jika mereka teguh dalam pendirian — (tentulah akan Kami berikan kepada mereka dari sisi Kami pahala yang besar) yakni surga.

 

  1. (Dan tentulah akan Kami bimbing mereka ke jalan yang lurus). Kata sebagian sahabat kepada Nabi SAW.: “Betapa caranya kami dapat melihat Anda dalam surga, padahal Anda berada pada tingkat yang tinggi, sedangkan kami di tingkat bawah?” Maka turunlah ayat:

 

  1. (Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul) tentang apa yang dititahkan keduanya, — (maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberi karunia oleh Allah, yaitu golongan nabi-nabi dan siddigin), sahabat-sahabat utama dari nabi-nabi dan rasul-rasul yang membenarkan dan amat teguh kepercayaan kepada mereka — (para syuhada) orang-orang yang gugur —syahiddi jalan Allah —  (dan orangng saleh) yakni selain dari telah disebutkan itu. —  orang yang telah disebutkan) (Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya) maksudnya teman-teman dalam surga karena dapat melihat wajah mereka, berkunjung dan menghadiri majelis mereka, walaupun tempat mereka jika dibandingkan dengan

golongan-golongan lainnya lebih tinggi dan lebih mulia.

 

  1. (Demikian itu) artinya keadaannya bersama orang-orang yang disebutkan itu, menjadi mubtada, sedangkan khabarnya ialah — (Karunia dari Allah) yang dianugerahkan-Nya kepada mereka, jadi bukan hasil dari ketaatan mereka sendiri. — (Dan Allah cukup mengetahui) tentang pahala-pahala di akhirat, maka percayalah kamu kepadaNya karena tak ada lagi yang lebih berwenang dalam penyampaian berita itu dari-Nya!

 

  1. (Hai orang-orang beriman, waspadalah kamu) terhadap musuh-musuhmu artinya bersiap-siaplah dan berhati-hatilah menghadapi mereka — (dan majulah kamu secara berkelompok-kelompok) atau terpisah-pisah, pasukan demi pasukan —  (atau maJulah secara bersama-sama) dalam satu pasukan besar!

 

  1. (Dan sungguh, di antara kamu ada orang yang berlambat-lambat) atau bersikap lamban menghadapi peperangan seperti Abdullah bin Ubai, si munafik dan kawan-kawannya itu. Dia dianggap termasuk golongan munafik melihat sikap dan tindakan-tindakannya. Lam yang terdapat pada kata kerja berarti sumpah — (jika kamu ditimpa musibah) seperti terbunuh atau kekalahan — (maka katanya: “Sesungguhnya Allah telah memberi nikmat kepadaku, sehingga aku tak ikut hadir bersama mereka) yang akan menyebabkanku ditimpa musibah pula”.

 

  1. (Dan sungguh, jika) lam menunjukkan sumpah — (Kamu beroleh karunia dari Allah) seperti kemenangan atau harta rampasan —   (tentulah dia akan berkata) sambil menyesal —   (seolah-olah) ditakhfifkan, sedangkan isimnya dibuang dan diperkirakan berbunyi ka-annahu artinya seolah-olah —   (belum pernah ada), memakai ya atau ta —   (di antaramu dengannya kasih sayang) artinya perkenalan dan persahabatan. Dan ini kembali kepada ucapannya tadi “Allah telah memberi nikmat kepadaku”, yang diselangnya di antara ucapan itu dengan perkataannya sekarang ini, yaitu: —  (Wahai) sebagai kata peringatan —   (sekiranya aku berada bersama mereka, tentu aku akan mendapat keberuntungan yang besar pula) maksudnya beroleh harta rampasan yang banyak. Firman-Nya Ta’ala:

 

  1. (Maka hendaklah berperang di jalan Allah) demi untuk meninggikan agama-Nya — (orang-orang yang membeli) artinya menukar —   (kehidupan dunia dengan akhirat! Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu ia gugur) mati syahid —   (atau memperoleh kemenangan) terhadap musuhnya —   (maka nanti akan Kami beri ia pahala yang besar).

 

  1. (Mengapa kamu tak hendak berperang) pertanyaan yang berarti celaan, maksudnya tak ada halangannya bagi kamu untuk berperang — (di jalan Allah dan) untuk membebaskan   (golongan yang lemah baik laki-laki, wanita maupun anak-anak) yakni yang ditahan oleh orang-orang kafir buat berhijrah dan yang dianiaya mereka. Berkata Ibnu Abbas r.a.: “Saya bersama ibu saya termasuk dalam golongan ini”. —   (yang mengatakan) atau berdoa: “Wahai —  (Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini) Mekah — , (yang penduduknya aniaya) disebabkan kekafiran —   (dan berilah kami dari sisi-Mu seorang pelindung) yang akan mengatur urusan kami —   (dan berilah kami dari sisi-Mu seorang pembela) yang mempertahankan kami terhadap mereka. Allah telah mengabulkan permohonan mereka ini, maka dimudahkan-Nya sebagian mereka itu untuk keluar, sedangkan sisanya tinggal di Mekah sampai kota itu berhasil dibebaskan, lalu Nabi SAW. mengangkat Itab bin Usaid sebagai penguasa di Mekah, maka dibelanya orang-orang teraniaya dari penganiaya-penganiayanya.

 

  1. (Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, sedangkan orang-orang kafir ! berperang di jalan tagut) setan. —  (Maka perangilah Inak buah setan itu) maksudnya, penyokong-penyokong agamanya, niscaya  kamu akan beroleh kemenangan, karena kekuatanmu dengan Allah. —   (Sesungguhnya tipu daya setan) terhadap orang-orang beriman (adalah lemah) takkan dapat mengatasi siasat Allah terhadap orang-orang kafir itu.

 

  1. (Tidakkah kamu perhatikan orangorang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu) dari memerangi orang-orang kafir, yang mereka tuntut ketika berada di Mekah, disebabkan penganiayaan orang-orang kafir terhadap mereka. Dan mereka ini ialah segolongan sahabat — (dan dirikanlah salat serta bayarkanlah zakat!” Maka setelah diwajibkan atas mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka takut kepada manusia) maksudnya kepada orang-orang kafir disebabkan tindakan dan keberanian mereka dalam peperangan itu —   (seperti menakuti) siksa  (Allah, bahkan lebih takut lagi) daripada itu. Asyadda dibaca mansub karena menjadi hal juga sebagai jawaban terhadap apa yang ditunjukkan oleh iza dan yang sesudahnya artinya “tiba-tiba mereka didatangi oleh ketakutan”. —  (Kata mereka:) karena cemas menghadapi maut: —  (Wahai Tuhan kami, kenapa Engkau wajibkan atas kami berperang? Kenapa tidak Engkau tangguhkan agak beberapa waktu lagi?” Katakanlah) kepada mereka: —   (“Kesenangan dunia) maksudnya apa-apa yang disenangi dan dinikmati . di dunia ini —  (hanya sebentar) dan akan kembali lenyap —  (sedangkan akhirat) maksudnya surga —  (lebih baik bag’ orang yang takwa) yakni yang menjaga diri dari siksa Allah dengan menjauhi larangan-Nya. —  (Dan kamu tidak akan dianiaya) dibaca denga” ta dan ya, artinya tidak akan dikurangi amalanmu —  (sedikit pun) artinya walau sebesar kulit padi sekalipun, maka berjihad atau berusahalah!

 

  1. (Dimana pun kamu berada, pastilah akan dicapai oleh maut, sekalipun kamu dalam benteng yang tinggi lagi kokoh) karena itu janganlah takut berperang lantaran cemas akan mati. (Dan jika mereka ditimpa) yakni orang-orang Yahudi — (oleh kebaikan) misalnya kesuburan dan keluasan —   (mereka berkata: “Ini dari Allah”. Dan jika mereka ditimpa oleh keburukan) misalnya kekeringan dan bencana seperti yang mereka alami   sewaktu kedatangan Nabi SAW. ke Madinah —   (mereka berkata: “Ini dari sisimu”) hai Muhammad artinya ini karena kesialanmu!  (Katakanlah) kepada mereka: —  (Semuanya) baik kebaikan atau keburukan —  (dari sisi Allah) berasal dari-Nya —   (Maka mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan) yang disampaikan kepada nabi mereka. “Mengapa” pertanyaan disertai keheranan, melihat kebodohan mereka yang amat sangat. Dan ungkapan “hampir-hampir tidak memahami” lebih berat lagi dari “tidak memahaminya sama sekali”.

 

  1. (Apa pun yang kamu peroleh) hai manusia — (berupa kebaikan, maka dari Allah) artinya diberi-Nya kamu karena karunia dan kemurahan-Nya —   (dan apa pun yang menimbamu berupa keburukan) atau bencana —  (maka dari dirimu sendiri) artinya karena kamu melakukan hal-hal yang mengundang datangnya bencana itu. (Dan Kami utus kamu) hai Muhammad —  (kepada manusia sebagai Rasul) menjadi hal yang diperkuat. —   (Dan cukuplah Allah sebagai saksi) atas kerasulanmu.

 

  1. (Barangsiapa menaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah, dan barangsiapa yang berpaling) artinya tak mau menaatinya, maka bukan menjadi urusanmu — (maka Kami tidaklah mengutusmu sebagai pemelihara) atau penjaga amal-amal perbuatan mereka, tetapi hanyalah sebagai pemberi peringatan, sedangkan urusan mereka terserah kepada Kami dan Kami beri ganjaran dan balasannya. Ini sebelum datangnya perintah berperang.

 

  1. (Dan mereka berkata) maksudnya orang-orang munafik, jika mereka datang kepadamu: “Kewajiban kami hanyalah — (taat) kepadamu”. —   (Tetapi apabila mereka telah keluar dari sisimu, segolongan di antara mereka menyembunyikan) ta diidgamkan kepada ta dan boleh pula tidak —   (lain dari apa yang mereka katakan) padamu di hadapanmu tadi berupa ketaatan, tegasnya mereka menyembunyikan kedurhakaan mereka —   (Allah menulis) maksudnya menyuruh malaikat menulis —   (apa yang mereka sembunyi kan itu) yakni dalam buku-buku catatan mereka agar menerima pembalasan nanti. —   (Maka berpalinglah kamu dari mereka) dengan memaafkan mereka —   (dan bertawakallah kepada Allah) artinya percayalah kepada-Nya karena Dia pasti melindungimu —   (dan cukuplah Allah itu sebagai Pelindung) atau tempat bertawakal.

 

  1. (Apakah mereka tidak memperhatikan) merenungkan (Al-Qur’an) dan makna-makna indah yang terdapat di dalamnya. l (Sekiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah akan mereka jumpai di dalamnya pertentangan yang banyak) baik dalam makna maupun dalam susunannya.

 

  1. (Dan apabila datang kepada mereka suatu berita) mengenai hasil-hasil yang dicapai oleh ekspedisi tentara Nabi SAW. — (berupa keamanan) maksudnya kemenangan —   (atau ketakutan) maksudnya kekalahan —  (mereka lalu menyiarkannya). Ayat ini turun mengenai segolongan kaum munafik atau segolongan orang-orang mukmin yang lemah iman mereka, dan dengan perbuatan mereka itu lemahlah semangat orang-orang mukmin dan kecewalah Nabi SAW. — (Padahal kalau mereka menyerahkannya) maksudnya berita itu —   (kepada Rasul dan kepada Ulil Amri di antara mereka) maksudnya para pembesar sahabat, jika mereka diam mengenai berita itu menunggu keputusannya —   (tentulah akan dapat diketahui) apakah hal Itu boleh disiarkan atau tidak —   (oleh orang-orang yang Ingin mengetahui kebenarannya) artinya yang mengikuti perkembangannya dan dituntut untuk mengetahuinya, mereka adalah orang-orang yang berhak menyiarkan berita itu —   (dari mereka) yakni Rasul dan Ulil Amri,   (Dan kalau bukanlah karena karunia Allah kepadamu) yakni dengan agama Islam —  (serta rahmat-Nya) kepadamu dengan Al-Qur’an —  (tentulah kamu semua akan mengikuti setan) untuk mengerjakan kekejian-kekejian yang diperintahkannya —  (kecuali sebagian kecil saja di antaramu) yang tidak.

 

  1. (Maka berperanglah kamu) hai Muhammad — (di jalan Allah, kamu tidaklah dibebani kecuali dengan kewajib. anmu sendiri) maka janganlah pedulikan keengganan mereka dalam berperang itu. Artinya, berperanglah kamu walau seorang diri, karena kamu telah dijamin akan beroleh kemenangan —   (dan kerahkanlah orang-orang mukmin) anjurkan mereka buat bertempur dan kobarkan semangat mereka —   (semoga Allah menahan kekerasan) artinya serangan —   (orang-orang kafir itu. Dan Allah lebih keras lagi) dari mereka —   (dan lebih hebat lagi siksa-Nya). Maka sabda Nabi SAW.: “Demi Tuhan yang diri saya berada dalam kekuasaan-Nya, saya akan pergi walaupun hanya seorang diri!” Lalu pergilah ia bersama 70 orang berkuda ke Badar Sugra, sehingga Allah pun menolak serangan orang:orang kafir itu dengan meniupkan ketakutan ke dalam hati mereka dan menahan Abu Sufyan supaya tidak keluar, sebagaimana telah disebutkan dalam surat Ali Imran.

 

  1. (Barangsiapa memberikan syafaat) kepada sesama manusia (yakni syafaat yang baik) yang sesuai dengan syara’  (niscaya ia akan memperoleh bagian) pahala —   (daripadanya) artinya disebabkannya. —  (Dan barangsiapa memberikan syafaat yang jelek) yakni yang bertentangan dengan syara’ —  (maka ia akan memikul beban) dosanya —  (daripadanya) disebabkan perbuatannya itu. —  (Dan Allah Mahakuasa atas segala sesua tu) sehingga setiap orang akan mendapat balasan yang setimpal daripada Nya.

 

  1. (Apabila kamu diberi salam dengan suatu salam penghormatan) misalnya bila dikatakan kepadamu Assalamu’alaikum — (maka balaslah) kepada orang yang memberi salam itu —   (dengan salam yang lebih baik daripadanya) yaitu dengan mengatakan ‘Alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh —  (atau balaslah —dengan yang serupa—) yakni dengan mengucapkan seperti apa yang diucapkannya. Artinya salah satu di antaranya menjadi wajib sedangkan yang pertama lebih utama.   (Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu) artinya membuat perhitungan dan akan membalasnya, di antaranya ialah terhadap membalas salam. Dalam pada itu menurut sunnah, tidak wajib membalas salam kepada orang kafir, ahli bid’ah dan orang fasik. Begitu pula kepada orang Islam sendiri yakni orang yang sedang buang air, yang sedang berada dalam kamar mandi dan orang yang sedang makan. Hukumnya menjadi makruh kecuali pada yang terakhir. Dan kepada orang kafir jawablah Wa’alaikum artinya “juga atasmu”.

 

  1. (Allah, tiada Tuhan selain Dia) dan Allah — (akan menghimpun kamu) dari kubur-kuburmu — (sampai) maksudnya pada —   (hari kiamat yang tak ada keraguan) atau kebimbangan —   (mengenainya. Dan siapa lagi) artinya tidak ada seorang pun —   (yang lebih benar ucapannya dari Allah). Tatkala orang-orang kembali dari perang Uhud, mereka berbeda pendapat mengenai orang-orang munafik. Suatu golongan mengatakan: “Bunuhlah mereka!” Sedangkan satu golongan lagi mengatakan: “Jangan!” Maka turunlah ayat berikut:

 

  1. (Mengapa kamu menjadi dua go. longan menghadapi golongan munafik, padahal Allah telah membalikkan me. reka menjadi kafir) — (disebabkan usaha mereka) berupa perbuatan maksiat dan kekafiran. —   (Apakah kamu hendak menunjuki orang yang disesatkan oleh Allah) artinya kamu anggap mereka itu termasuk orang-orang yang beroleh petunjuk? Pertanyaan pada kedua tempat, berarti sanggahan. —   (Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka kamu sekali-kali takkan mendapatkan jalan) untuk menunjukinya.

 

  1. (Mereka ingin) atau mengangan-angankan — (agar kamu kafir sebagaimana mereka telah kafir, hingga kamu menjadi sama) dengan mereka dalam kekafiran —  (maka Janganlah kamu ambil di antara mereka sebagai pembela) yang akan membelamu walaupun mereka menampakkan keimanan —   (hingga mereka berhijrah di jalan Allah) yakni benar-benar hijrah yang membuktikan keimanan mereka. —   (Jika mereka berpaling) dan tetap atas keadaan mereka —   (naka ambillah mereka itu) maksudnya tawanlah   (dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai, dan janganlah kamu jadikan seorang pun di antara mereka sebagai pelindung) yang akan melindungimu —   (dan tidak pula sebagai penolong) yang akan kamu mintai pertolongan untuk menghadapi musuh-musuhmu.

 

  1. (Kecuali orang-orang yang menghubungi), maksudnya minta perlindungan — (kepada suatu kaum yang antara kamu dengan mereka ada perjanjian damai) termasuk dengan sekutusekutu mereka, sebagaimana pernah terjadi di antara Nabi SAW. dengan Hilal bin Uwaimir Al-Aslami —  (atau) orang-orang yang —   (datang kepadamu) sedangkan —   (hati mereka merasa keberatan) untuk —   (memerangimu) bersama kaum mereka —   (atau memerangi kaum mereka) bersama kamu artinya tak mau berperang dengan kamu maupun dengan kaum mereka, maka janganlah kamu tawan atau bunuh mereka. Ini, berikut yang sesudahnya dinasakhkan oleh ayat perang.  (Sekiranya Allah menghendaki) agar mereka menguasaimu   (tentulah Dia akan menjadikan mereka berkuasa atasmu) yaitu dengan menguatkan hati mereka —   (sehingga pastilah mereka memerangimu). Tetapi Allah tiada menghendaki demikian, maka ditiupkan-Nya ke dalam hati mereka rasa takut dan kecut. —  (Tetapi jika mereka membiarkanmu dan tidak memerangi kamu, hanya menyatakan perdamaian kepadamu) artinya mereka tunduk —   (maka Allah tidaklah memberi jalan kepadamu) untuk menawan dan membunuh mereka.

 

  1. (Akan kamu dapati pula golongan lain Yang bermaksud supaya mereka aman dari kamu) dengan berpura-pura ber liman di hadapanmu — (dan merasa aman pula dari kaum mereka) dengan menyatakan kekafiran jika mereka kembali kepada kaum mereka. Meyeka ini ialah Bani Asad dan Gatan (Setiap kali mereka diajak untuk fitnah) artinya kembali kepada kemusyrikan — bagi  (mereka pun berbalik) atau terjun ke dalamnya. —   (Maka jika mereka tidak membiarkanmu) artinya masih hendak memerangimu — , (dan) tidak —  (mengemukakan perdamaian kepadamu, serta) tidak  (menahan tangan mereka) dari memerangimu —  . (maka ambillah mereka) sebagai tawanan —   (dan bunuhlah mereka itu di mana juga kamu temui) atau jumpai —   (dan mereka itulah orang-orang yang Kami berikan kepadamu kekuasaan yang nyata) artinya wewenang dan bukti yang jelas untuk membunuh dan menawan mereka disebabkan kecurangan mereka.

 

  1. (Dan tidak sepatutnya seorang mukmin membunuh seorang mukmin) yang lain, artinya tidak layak akan timbul perbuatan itu dari dirinya —   (kecuali karena tersalah) artinya tidak bermaksud untuk membunuhnya . (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin karena tersalah itu) misalnya bermaksud melempar yang selainnya seperti binatang buruan atau pohon kayu, tetapi mengenai seseorang dengan alat yang biasanya tidak menyebabkan kematian, hingga membawa ajal —  (maka hendaklah memerdekakan) membebaskan —   (seorang hamba sahaya yang beriman beserta diat /denda  yang diserahkan) diberikan —   (kepada keluarganya) yaitu ahli waris yang terbunuh — |  (kecuali jika mereka bersedekah) artinya memaafkannya. Dalam pada itu sunnah menjelaskan bahwa besar diat itu 100 ekor unta, 20 ekor di antaranya terdiri dari yang dewasa, sedangkan lainnya yang di bawahnya, dalam usia yang bermacam-macam. Beban pembayaran in! terpikul di atas pundak ‘asabah, sedangkan keluarga-keluarga lainnya dibagi bagi pembayarannya selama tiga tahun, bagi yang kaya setengah dinar, dan yang sedang seperempat dinar pada tiap tahunnya. Jika mereka tidak mampu maka diambilkan dari harta baitulmal, dan jika sulit maka dari pihak yang bersalah. —   (Jika ia) yakni yang terbunuh —   (dari kaum yang menjadi musuh) musuh perang —   (bagimu padahal ia mukmin, maka hendaklah memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman) jadi bagi si pembunuh wajib kifarat tetapi tidak wajib diat yang diserahkan kepada keluarganya disebabkan peperangan itu. —   (Dan jika ia) maksudnya yang terbunuh —   (dari kaum yang di antara kamu dengan mereka ada perjanjian) misalnya Ahli zimmah —   (maka hendaklah membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya) yaitu sepertiga diat orang mukmin, jika dia seorang Yahudi atau Nasrani, dan seperlima belas jika ia seorang Majusi   (serta memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman) oleh si pembunuhnya. —   (Barangsiapa yang tidak memperolehnya) misalnya karena tak ada budak atau biayanya —   (maka hendaklah berpuasa selama dua bulan berturut-turut) sebagai kifarat yang wajib atasnya. Mengenai pergantian dengan makanan seperti pada zihar, tidak disebutkan oleh Allah Ta’ala. Tetapi menurut Syafii, pada salah satu di antara dua pendapatnya yang terkuat, ini diberlakukan —   (untuk penerimaan tobat dari Allah), masdar yang mansub oleh kata kerjanya yang diperkirakan. —   (Dan Allah Maha Mengetahui) terhadap makhluk-Nya —   (lagi Mahabijaksana) mengenai pengaturan-Nya terhadap mereka.

 

  1. (Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja) artinya sengaja hendak membunuhnya dengan alat yang biasa dipergunakan untuk membunuh di samping ia tahu pula bahwa orang yang akan dibunuhnya itu beriman — (maka balasannya ialah neraka Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya) artinya menjauhkannya dari rahmat-Nya —   (serta menyediakan baginya siksa yang besar) yakni di neraka. Ini ditakwilkan jika seseorang menganggapnya halal atau dengan pernyataan bahwa inilah balasannya yang setimpal jika dihukum menurut sepatutnya. Tetapi dengan catatan bahwa hukuman itu dapat saja diubah berdasarkan firman-Nya SWT.: “Dan Dia mengampuni dosa selain itu —syirikbagi siapa yang dikehendaki-Nya”. Dan menurut Ibnu Abbas bahwa ayat ini menasakhkan ayat-ayat lain yang berisi pengampunan, sementara ayat pada surat Al-Baqarah menyatakan bahwa orang yang membunuh secara sengaja hendaklah dibunuh pula dan bahwa ia wajib membayar diat jika beroleh kemaafan dan telah diterangkan pula berapa banyaknya. Di samping itu sunnah menerangkan pula bahwa di antara sengaja dengan tersalah itu ada semacam pembunuhan yang disebut “semi sengaja” yakni jika seseorang membunuh orang lain dengan alat yang tidak biasa digunakan untuk membunuh, maka tidak wajib gisas, hanya diat, sebagaimana pula sengaja dalam bentuk atau sifatnya, tetapi tersalah dalam mengundurkan dan melakukannya. Dan ini dalam keadaan sengaja lebih patut membayar kifarat daripada dalam keadaan tersalah. Ayat berikut ini turun tatkala serombongan sahabat lewat pada seorang laki-laki dari Bani Sulaim yang sedang menghalau kambingnya. Orang itu memberi salam kepada rombongan sahabat itu, tetapi kata mereka: “Ia mengucapkan salam itu hanyalah untuk menyelamatkan dirinya”, lalu orang itu mereka bunuh dan mereka halau ternaknya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bepergian) maksudnya mengadakan perjalanan untuk berjihad — (di jalan Allah, maka selidikilah) menurut satu qiraat dengan tiga macam baris pada dua tempat —   (dan janganlah kamu katakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu), ada yang memakai alif dan ada pula yang tidak, sedangkan artinya ialah penghormatan atau ketundukan dengan membaca dua kalimat syahadat sebagai ciri-ciri penganut agama Islam —   (kamu bukan seorang mukmin), kamv mengatakan itu hanyalah untuk menjaga diri dan hartamu! Lalu kamu membunuhnya —  (dengan maksud — menuntut) artinya hendak mencari   (harta benda kehidupan dunia) yakni barang rampasan,   (padahal di sisi Allah harta yang banyak) sehingga kamu tak perlu membunuh untuk mendapatkan harta itu. —   (Begitu pulalah keadaan kamu dahulu), darah dan harta bendamu dipelihara berkat ucapan syahadat dari kamu —  (lalu Allah melimpahkan karunia-Nya kepadamu) hingga terkenal keimanan dan keteguhan pendirianmu —  (karena itu selidikilah) lebih dulu, jangan sampai kamu membunuh orang yang telah beriman, dan perlakukanlah terhadap orang yang baru masuk Islam sebagaimana kamu pernah diperlakukan. —  (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) sehingga kamu akan mendapat balasan dari-Nya.

 

  1. (Tidaklah sama di antara orang-orang mukmin yang duduk) maksudnya tidak ikut berjihad —   (tanpa mempunyai uzur) seperti tua, buta dan lain-lain, marfu’ karena sifat dan — mangub sebagai mustasna —  (dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah berikut harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan orangorang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka atas orang-orang yang duduk) karena uzur —  (satu tingkat) atau satu kelebihan, karena walaupun mereka sama dalam niat, tetapi ada tambahan pada orang-orang yang berjihad, yaitu pelaksanaan. —  (Dan kepada masing-masing) mereka dari kedua golongan itu —  (Allah menjanjikan pahala yang baik) . Yaitu surga. —   (Dan Allah memberi kelebihan terhadap orang yang berjihad atas orang-orang yang duduk) tanpa uzur  (berupa pahala yang besar) dan sebagai badalnya ialah:

 

  1. (—Yaitu beberapa tingkat dari-Nya), yang sebagiannya lebih mulia dari lainnya — (dan keampunan serta rahmat)   mansub disebabkan kedua fi’ilnya yang diperkirakan —   (dan Allah Maha Pengampun) bagi para wali-Nya —   (lagi Maha Penyayang) terhadap ahli taat-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri) maksudnya orang-orang yang tinggal bersama orang kafir di Mekah dan tak hendak hijrah — (malaikat bertanya) kepada mereka sambil mencela: —   (Kenapa kamu ini?) artinya bagaimana sebenarnya pendirianmu terhadap , agamamu ini? —   (Ujar mereka) mengajukan alasan: —   (“Kami ini orang-orang yang ditindas) artinya lemah hingga tidak mampu menegakkan agama —   (di muka bumi) artinya di negeri Mekah” –   (Kata mereka) pula sambil mencela: —   (Bukankah bumi Allah luas, hingga kamu dapat berhijrah padanya?” yakni dari bumi kaum kafir ke negeri lain sebagaimana dilakukan orang lain? Firman Allah Ta’ala: —   (“Mereka itu, tempat mereka ialah neraka Jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”).

 

  1. (Kecuali orang-orang yang tertindas, baik laki-laki, maupun wanita dan anak-anak) yaitu mereka — (yang tidak mampu berusaha) artinya tak ada tenaga maupun biaya bagi mereka untuk berhijrah —  (dan tidak mengetahui jalan) yang akan ditempuh menuju tempat berhijrah itu.

 

  1. (Maka mereka ini, mogamoga Allah memaafkan mereka, dan Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun).

 

  1. (Dan barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah, maka mereka akan menemukan di muka bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan) dalam rezeki — (Dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan tujuan berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu ia ditimpa oleh kematian) di tengah jalan seperti terjadi atas Junda’ bin Damrah AlLaisi —   (maka sungguh, telah tetaplah pahalanya di sisi Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Dan jika kamu mengadakan perjalanan) atau bepergian (di muka bumi, maka tak ada salahnya kamu)   (apabila menggasar salat) dengan membuat yang empat rakaat menjadi dua — (jika kamu khawatir akan diserang) atau mendapat cedera dari —   (orang-orang kafir), menyatakan pe. ristiwa yang terjadi di kala itu, maka mafhumnya tidak berlaku. Menurut keterangan dari sunnah, yang dimaksud dengan suatu perjalanan panjang ialah empat pos atau dua marhalah. Dan dari firman-Nya:“Maka tak ada sa. lahnya kamu”, ditarik kesimpulan bahwa menggasar salat itu merupakan ke. ringanan dan bukan kewajiban. Dan ini merupakan pendapat Imam Syafii.   (Sesungguhnya orang-orang kafir itu bagi kamu musuh yang nyata) maksudnya jelas dan terang permusuhannya terhadap kamu.

 

  1. (Dan apabila kamu) hai Muhammad, hadir — (di tengah-tengah mereka) sedangkan kamu khawatir terhadap musuh —   (lalu kamu hendak mendirikan salat bersama mereka): ini berlaku menurut kebiasaan Al-Qur’an dalam pola pembicaraan, sehingga dengan demig -” kian mafhumnya tidak berlaku —   (maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri —salatbersamamu) sedangkan golongan lainnya mengundurkan diri —   (dan hendaklah mereka mengambil) “ artinya golongan yang berdiri salat bersamamu tadi —   (senjata-senjata mereka) bersama mereka. —  (Dan apabila mereka sujud) artinya , telah menyelesaikan salat satu rakaat —  (maka hendaklah mereka) yakni rombongan yang pertama tadi —  (pergi ke belakangmu) untuk menjaga musuh sampai salat selesai —   (dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum salat, lalu salat bersamamu dan hendaklah mereka bersikap waspada dan membawa senjata mereka) bersama mereka sampai mereka menyelesaikan salat itu. Dan hal ini pernah pula dilakukan Nabi SAW. di lembah Nakhl, diriwayatkan oleh Syaikhan. —   (Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah) di waktu kamu mengerjakan salat —   (terhadap senjata dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus) yakni dengan menyerang dan menawan kamu. Inilah yang menjadi sebab kenapa kamu disuruh membawa senjata. —   (Dan tak ada salahnya bagimu meletakkan senjata-senjatamu kalau kamu mendapat gangguan dari hujan atau kamu dalam keadaan sakit) sehingga kamu tidak membawanya. Ini menunjukkan wajibnya membawa senjata di kala tak ada halangan, dan merupakan salah satu di antara kedua pendapat Syafii. Sedangkan pendapatnya yang kedua bahwa ini hanyalah sunat dan merupakan pendapat yang lebih kuat. —   (Dan hendaklah kamu bersikap waspada) terhadap musuh, artinya selalulah dalam keadaan siap siaga menghadapi serangannya. —   (Sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi orang-orang kafir itu siksa yang menghinakan).

 

  1. (Dan apabila kamu telah menyelesaikan salat, maka ingatlah Allah) dengan membaca tahlil dan tasbih — (baik di waktu berdiri, maupun di waktu duduk dan berbaring), tegasnya pada setiap saat. —   (Kemudian apabila kamu telah merasa  tenteram) artinya aman dari bahaya —   (maka dirikanlah salat itu) sebagaimana mestinya. —   (Sesungguhnya Salat itu atas orang-orang yang beriman adalah suatu kewajiban) artinya suatu fardu —   (yang ditetapkan waktunya), maka janganlah diundur atau ditangguhkan mengerjakannya. Ayat berikut turun tatkala Rasulullah SAW. mengirim satu peleton tentara untuk menyusul Abu Sufyan dan anak buahnya, ketika mereka kembali dari perang Uhud. Mereka mengeluh karena menderita luka-luka.

 

  1. (Dan janganlah kamu merasa lemah) atau tidak mampu (dalam mengejar musuh) yakni orang-orang kafir yang kamu perangi —   (karena jika kamu menderita sakit) disebabkan karena luka misalnya, —   (maka sesungguhnya mereka menderita sakit pula sebagaimana kamu menderitakannya) maksudnya nasib mereka sama dengan kamu, sedangkan mereka tidak merasa takut atau pesimis dalam menghadapimu, —   (dan kamu mengharapkan dari Allah) kemenangan dan pahala —   (sesuatu yang tidak mereka harapkan) hingga sebetulnya kamu lebih unggul dan ada kelebihan dari mereka, maka seharusnya lebih berani dan bergairah. —   (Dan Allah Maha Mengetahui) segala sesuatu —  (lagi Mahabijaksana) dalam perbuatan dan Pengaturan-Nya. Suatu kali Tu’mah bin Ubairiq mencuri sebuah baju besi dan menyembunyikannya di rumah seorang Yahudi. Ketika baju besi itu ditemukan, Tu’mah menuduh si Yahudi, dan si Yahudi bersumpah bahwa ia tidak mencurinya. Lalu kaum Yahudi itu meminta kepada Nabi SAW. agar membela nama baik dan membersihkan dirinya. Maka turunlah ayat:

 

  1. (Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu) yakni Al-Guran — (dengan benar), kaitannya ialah kepada menurunkan —   (agar kamu mengadili di antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu),   (Dan janganlah kamu menjadi pembela bagi orang yang pengkhia nat) seperti Tu’mah, dan menjadi penentang mereka atau pihak lawannya.

 

  1. (Dan mohon ampunlah kepada Allah) mengenai apa yang telah kamu rencanakan dan sedianya hendak kamu lakukan. (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Dan janganlah kamu berdebat dengan orang-orang yang mengkhianati diri mereka) artinya berkhianat dengan jalan berbuat maksiat, karena bencana pengkhianatan itu akan kembali kepada diri sendiri. — (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang gemar berkhianat) artinya suka berkhianat —   (dan bergelimang dosa) hingga pasti akan menyiksanya.

 

  1. (Mereka bersembunyi) maksudnya Tu’mah dan kaumnya disebabkan malu — (dari manusia, dan tidak bersembunyi dari Allah padahal Dia bersama mereka) yakni dengan ilmu-Nya —   (ketika pada suatu malam mereka menetapkan) artinya memutuskan secara rahasia —   (suatu rencana yang tidak diridai-Nya) yaitu rencana mereka mengucapkan sumpah tidak mencuri dan menuding si Yahudi melakukannya. —     (Dan Allah Maha Meliputi apa yang kamu kerjakan) maksudnya ilmu-Nya.

 

  1. (Demikianlah, kamu ini) hai — (kamu sekalian) diarahkan kepada kaum Tu’mah —   (berdebat untuk membela mereka) Yakni membela Tu’mah dan keluarganya, ada pula yang membaca ‘anhu artinya Tu’mah saja, — kehidupan dunia. Maka siapakah yang akan berdebat dengan Allah untuk membela mereka di hari kiamat nanti) artinya ketika Dia menyiksa mereka   (atau siapakah yang akan menjadi pelindung mereka kelak?) yakni yang akan mengurus persoalan mereka dan mempertahankan mereka? Tegasnya tidak seorang pun yang mampu berbuat demikian!

 

  1. (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan) atau dosa yang mengenai orang lain seperti Tu’mah yang menuduh si Yahudi — (atau menganiaya dirinya) artinya berbuat dosa yang hanya menimpa dan terbatas pada dirinya sendiri —   (kemudian ia memohon ampun kepada Allah) atas perbuatannya itu atau ia bertobat —   (maka akan didapatinya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) kepadanya.

 

  1. (Barangsiapa yang berbuat dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk —kerugiandirinya sendiri) karena bencananya akan menimpa dirinya dan bukan diri orang lain. —   (Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana) dalam segala perbuatan-Nya.

 

  1. (Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kesalahan) atau satu dosa kecil — (atau suatu dosa) besar —   (ke mudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah) membuatnya,  (maka sesungguhnya ia telah memikul suatu kebohongan)  tuduhannya —  (dan dosa yang nyata) disebabkan kerja dan usahanya itu.

 

  1. (Dan kalau bukanlah karena karunia dan rahmat Allah kepadamu) hai Muhammad — (tentulah segolongan mereka bertekad) yakni kaum Tu’mah —   (akan menyesatkanmu) sehingga dengan penipuan mereka kamu menyimpang dari pengadilan yang benar. —   (Tetapi yang mereka sesatkan hanyalah diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak dapat memberi mudarat kepadamu) min merupakan tambahan —   (sedikit pun juga) karena bencana perbuatan mereka yang menyesatkan itu kembali pada diri mereka sendiri —   (Allah telah menurunkan padamu Kitab) Al-Guran —   (dan hikmah) maksudnya hikmat-hikmat yang terkandung di dalamnya —   (dan mengajarkan kepadamu yang belum kamu ketahui) berupa hukum-hukum dan berita-berita gaib. (Dan karunia Allah padamu) disebabkan demikian dan karena lain-lainnya —   (amat besar).

 

  1. (Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikanbisikan mereka) artinya bisikan-hiaikan manusia dan apa yang mereka percakapkan — (kecuali) bisikan —   (orang yang mengeluarkan sedekah atau melakukan perbuatan baik) atau kebajikan  (atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa yang melakukan demikian) yakni yang telah disebutkan tadi — Asal (demi menuntut) mencari —  (keridaan Allah) dan bukan karena hal-hal lainnya berupa urusan dunia —   (maka akan  Kami beri dia) memakai nun dan ya maksudnya Allah —   (pahala yang besar).

 

  1. (Dan barangsiapa yang menyalahi) atau menentang (Rasul) mengenai kebenaran yang dibawanya —   (setelah nyata baginya petunjuk) artinya setelah jelas baginya kebenaran dengan adanya mukjizat-mukjizat —   (dan ia mengikuti) jalan  (yang bukan jalan orang-orang mukmin) artinya jalan keagamaan yang biasa mereka lalui dengan cara menyimpang dan mengingkarinya  (maka Kami jadikan ia menguasai apa yang telah dikuasainya berupa kesesatan) artinya Kami jadikan ia membina hubungan di antaranya dengan kesesatan itu di atas dunia, lalu —  (Kami masukkan ia) di akhirat —   (ke dalam neraka Jahannam) hingga ia terbakar hangus di dalamnya —  (dan itulah seburuk-buruk tempat kembali).

 

  1. (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, dan Dia akan mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sungguh ia telah tersesat sejauh-jauhnya) dari kebenaran:

 

  1. (Tidaklah) apa — (yang mereka seru) atau yang disembah oleh orang-orang musyrik —   (selain daripada-Nya) maksudnya selain dari Allah SWT. —   (hanyalah berhala-berhala) yakni berhalaberhala betina seperti Lata, Uzza dan Manat —   (dan tidaklah) apa   (yang mereka seru) yang mereka sembah dengan beribadah kepadanya  itu —   (kecuali setan yang durhaka) disebabkan ketaatan mereka dalam hal beribadah kepada setan atau iblis itu. 

 

  1. (Dia dikutuk oleh Allah) artinya dijauhkan dari rahmat-Nya (dan katanya) setan itu : —   (“Akan saya ambil) untuk saya   (dari hamba-hamba-Mu bagian yang telah ditetapkan) yang saya ajak untuk menaati saya!”

 

119,   (“Dan sungguh, akan saya sesatkan mereka”) dari kebenaran dengan waswas dan godaan —   (dan akan saya tiupkan pada mereka angan-angan) artinya saya masukkan ke dalam hati mereka harapan akan berumur panjang dan bahwa tak ada saat berbangkit atau hari pengadilan —   (dan saya suruh mereka memotong telinga binatang-binatang ternak) dan hal itu telah mereka lakukan pada ternak bahirah —   (dan saya suruh mereka mengubah ciptaan Allah) maksudnya agama-Nya yaitu dengan kekafiran, menghalalkan apa yang diharamkannya dan mengharamkan apa yang dihalalkannya. —   (Dan barangsiapa yang mengambil setan sebagai pelindung) Yang ditaati dan dipatuhinya —   (selain dari Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata) artinya yang jelas, karena tempat kediamannya sudah jelas tiada lain dari neraka yang akan didiaminya untuk selama-lamanya.

 

  1. (Setan itu menjanjikan pada mereka) panjang umur — (dan meniupkan angan-angan kosong) tercapainya cita-cita di dunia, dan bahwa tak ada hari kebangkitan dan pembalasan —   (dan tidaklah apa yang dijanjikan setan itu) seperti yang disebutkan tadi  (kecuali tipudaya belaka) atau kosong semata.

 

  1. (Mereka itu tempatnya ialah neraka Jahannam, dan mereka tak dapat menghindarkan diri darinya).

 

  1. (Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, akan Ka: mi masukkan mereka ke dalam surga yang di bawahnya mengalir anak-anak sungai, kekal mereka di dalamnya buat selama-lamanya. Itu adalah janji yang benar dari Allah) artinya Allah telah menjanjikan demikian kepada me reka, dan Allah pastilah akan menepati janji-Nya. — (Dan siapakah lagi) maksudnya tak ada lagi —  (yang lebih benar dari Allah ucapannya) perkataan dan janjinya. Ayat berikut turun tatkala kaum muslim dan golongan Ahli Kitab membangga-banggakan diri mereka.

 

  1. (Tidaklah) masalahnya bergantung kepada — (angan-anganmu dan tidak pula angan-angan Ahli Kitab) tetapi kepada amal saleh. —   (Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan) adakalanya di akhirat dan adakalanya di dunia dengan cobaan dan bala bencana sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis —   (dan tidaklah akan dijumpainya selain dari Allah pelindung) yang akan melindunginya —   (dan tidak pula pembela) yang akan membelanya.

 

  1. (Dan barangsiapa yang mengerjakan) sesuatu — (dari amal saleh, baik laki-laki atau wanita dan dia beriman maka mereka itu akan masuk) ada yang membaca dalam bentuk aktif dan ada yang dalam bentuk pasif —   (ke dalam surga dan takkan dianiaya barang sedikit pun) walau sebesar lubang kecil sekalipun.

 

  1. (Dan siapakah) maksudnya tidak seorang pun — (yang lebih baik agamanya daripada orang yang menyerahkan dirinya) artinya ia tunduk dan ikhlas dalam beramal —   (karena Allah, sedangkan dia berbuat kebaikan) bertauhid —   (serta mengikuti agama Ibrahim) yang sesuai dengan agama Islam —   (yang urus) menjadi hal, arti asalnya ialah condong, maksudnya condong kepada agama yang lurus dan meninggalkan agama lainnya. —   (Dan Allah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan-Nya) yang disayangi-Nya Secara tulus dan murni.

 

  1. (Dan milik Allahlah apa yang terdapat di langit dan apa yang terdapat di bumi) baik sebagai kepunyaan, maupun sebagai makhluk dan sebagai hamba. — (Dan Allah Maha Meliputi segala sesuatu) maksudnya ilmu dan kekuasaan-Nya, yang tetap melekat dan tidak terpisah-pisah dari-Nya.

 

  1. (Dan mereka minta fatwa kepadamu) mohon agar mereka diberi fatwa — (tentang) keadaan —   (wanita) dan pembagian warisan mereka. —   (Katakanlah) kepada mereka: —  (“Allah akan memberi fatwa kepada kamu tentang mereka itu, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam kitab) yakni Al-Qur’an berupa ayat warisan, juga memfatwakan padamu —   (tentang wanita-wanitg yatim yang tidak kamu beri apa yang telah diwajibkan) —   (sebagai hak mereka) berupa pusaka —   (sedangkan kamu tak ingin) hai para wali —   (untuk mengawini mereka) disebabkan derajat mereka yang rendah atau paras mereka yang buruk, dan kamu halangi kawin karena mengharapkan harta warisan mereka itu. Maksudnya Allah mengeluarkan fatwa yang berisi supaya kamu jangan melakukan itu —  (dan) tentang —   (golongan yang dianggap lemah) atau masih kecil —   (di antara anak-anak) agar kamu berikan kepada mereka hak-hak mereka —  (dan) disuruhnya kamu —  (agar mengurus anak-anak yatim secara adil) dalam soal harta warisan dan maskawin. —  (Dan apa juga yang kamu kerjakan berupa kebaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Me’ ngetahuinya) hingga akan membalasnya.

 

  1. (Dan jika seorang wanita), imra-atun marfu’ oleh fi’il yang menafsirkannya — (takut) atau khawatir —   (dari suaminya nusyuz) artinya sikap tak acuh hingga berpisah ranjang darinya dan melalaikan pemberian nafkahnya, adakalanya karena marah atau karena matanya telah terpikat kepada wanita yang lebih cantik dari istrinya itu —   (atau memalingkan muka) darinya —   (maka tak ada salahnya bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenarnya). Ta yang terdapat pada asal kata diidgamkan pada sad, sedangkan menurut qiraat lain dibaca yusliha dari aslaha. Maksud perdamaian itu ialah dalam bergilir dan pemberian nafkah, misalnya dengan sedikit mengalah dari pihak istri demi mempertahankan kerukunan. Jika si istri bersedia, maka dapatlah dilangsungkan perdamaian itu, tetapi jika tidak, maka pihak suami harus memenuhi kewajibannya atau menceraikan istrinya   itu. —   (Dan perdamaian itu lebih baik) daripada berpisah atau dari nusyuz atau sikap tak acuh. Hanya dalam menjelaskan tabiat-tabiat manusia,   Allah berfirman: —  (tetapi manusia itu bertabiat kikir) artinya teramat bakhil, seolah-olah sifat ini selalu dan tak pernah lenyap darinya. Maksud kalimat bahwa wanita itu jarang bersedia menyerahkan haknya terhadap suaminya kepada madunya, sebaliknya pihak laki-laki jarang pula yang memberikan haknya kepada istri bila ia mencintai istri yang   lain. —   (Dan jika kamu berlaku baik) dalam pergaulan dengan istri-istrimu —   (dan menjaga diri) dari berlaku zalim atau aniaya kepada mereka —  (maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan) hingga akan memberikan balasannya.

 

  1. (Dan kamu sekali-kali takkan dapat berlaku artinya bersikap sama tanpa berat sebelah — (di antara istri-istrimu) dalam kasih sayang —  (walaupun kamu amat meng. inginkan) demikian. —   (Sebab itu janganlah kamu terla. lu cenderung) kepada wanita yang kamu kasihi itu, baik dalam soal giliran maupun dalam soal pembagian nafkah —   (hingga kamu tinggalkan) wanita yang tidak kamu cintai —   (seperti bergantung), janda bukan bersuami pun tidak. —   (Dan jika kamu mengadakan perjanjian) yakni dengan berlaku adil dalam mengatur giliran —   (dan menjaga diri) dari berbuat kecurangan —   (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap kecenderungan yang terdapat dalam hatimu  lagi Maha Penyayang) kepadamu dalam masalah tersebut.

 

  1. (Jika keduanya berpisah) maksudnya suami-istri itu dengan perceraian — (maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing mereka dari limpahan karunia-Nya) misalnya dengan menjodohkan pihak laki-laki dengan istri yang lain, dan pihak istri dengan suami yang lain. —   (Dan Allah Mahaluas) karunia-Nya terhadap makhluk-Nya —   (lagi Mahabijaksana) mengenai peraturanperaturan yang ditetapkan-Nya bagi mereka.

 

  1. Dan milik Allahlah apa yang terdapat di langit dan apa yang terdapat di bumi. Dan sungguh, telah Kami pesankan kepada orang-orang yang diberi Kitab) maksudnya ki: tab-kitab — (sebelum kamu) yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani (dan juga kepada kamu) hai Ahli Al-Guran —  (supaya) artinya berbunyi: —   (“Bertakwalah kamu kepada Allah) takutilah siksa-Nya dengan jalan menaati-Nya” —  (dan) kepada mereka, juga kepada kamu sendiri Kami katakan: —   (“Jika kamu ingkar”) terhadap apa yang Kami pesankan itu —   (maka—ketahuilahbahwa apa yang terdapat di langit dan apa yang terdapat di bumi, milik Allah belaka), baik sebagai makhluk, maupun sebagai ciptaan dan hamba-Nya, hingga keingkaran kamu itu tidaklah akan merugikan-Nya sedikit pun juga.  (Dan Allah Mahakaya) sehingga tiada membutuhkan makhluk dan ibadat mereka —   (lagi Maha Terpuji) mengenai perbuatan-Nya terhadap mereka.

 

  1. (Dan kepunyaan Allah-lah apa yang terdapat di langit dan apa yang terdapat di bumi) diulangi-Nya di sini untuk memperkuat kewajiban manusia supaya bertakwa. —  (Dan cukuplah Allah sebagai saksi) yang menjadi saksi bahwa semua itu memang milik-Nya semata.

 

  1. (Jika dikehendaki-Nya, niscaya dimuSnahkan-Nya kamu hai manusia, dan didatangkan-Nya umat yang lain) sebagai penggantimu — (dan Allah Mahakuasa berbuat demikian).

 

  1. (Barangsiapa yang menginginkan) dengan amal perbuatannya — (pahala dunia, maka di sisi Allah tersedia pahala dunia dan akhirat) yakni bagi orang yang menginginkannya, dan bukan untuk umumnya manusia. Mengapa seseorang di antara kalian mencari yang paling rendah di antara keduanya, dan kenapa ia tidak mencari yang lebih tinggi saja, yaitu yang akan diperolehnya dengan jalan mengikhlaskan tuntutan kepada-Nya serta yang tidak akan ditemuinya hanyalah pada Zat Yang Mahakaya. —   (Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, hendak. lah kamu menjadi penegak) atau benar-benar tegak dengan (keadilan)   (menjadi saksi) terhadap kebenaran —   (karena Allah, walaupun) kesaksian itu —   (terhadap dirimu sendiri) maka menjadi saksilah dengan mengakui kebenaran dan janganlah kamu menyembunyikannya —  (atau) terhadap —   (kedua ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia) maksudnya orang yang disaksikan itu —   (kaya atau miskin, maka Allah lebih utama bagi keduanya) daripada kamu, dan lebih tahu kemaslahatan mereka. (Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu) dalam kesaksianmu itu dengan jalan pilih kasih, misalnya dengan mengutamakan orang yang kaya untuk mengambil muka, atau si miskin karena merasa kasihan kepadanya —  (agar) tidak —   (berlaku adil) atau menyeleweng dari kebenaran. —  (Dan jika kamu mengubah) atau memutarbalikkan kesaksian, menurut satu qiraat dengan membuang huruf wau yang pertama sebagai takhfif  (atau berpaling) artinya enggan untuk memenuhinya —   (maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) hingga akan diberi-Nya balasannya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu) artinya tetaplah beriman — (kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan-Nya kepada rasul-Nya) Muhammad SAW. yakni Al-Qur’an —  (serta kitab yang diturunkan-Nya sebelumnya) maksudnya kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para rasul, dan menurut satu qiraat kedua kata kerjanya dalam bentuk pasif. —  (Dan barangsiapa yang ingkar kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari yang akhir, maka sungguh, ia telah sesat sejauh-jauhnya) dari kebenaran.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman) kepada Musa, maksudnya orang-orang Yahudi — (kemudian mereka kafir) dengan menyembah anak sapi —  (kemudian beriman) sesudah itu   (lalu kafir lagi) kepada Isa —  (kemudian bertambah kekafiran mereka) kepada Muhammad —  (maka Allah sekali-kali takkan mengampuni mereka) selama mereka dalam keadaan demikian —   (dan tidak pula akan menuntun mereka ke jalan yang lurus) atau benar.

 

  1. (Beritakanlah hai Muhammad kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih) yang menyakitkan yaitu siksa neraka.

 

  1. (—Yaituorang-orang) menjadi badal atau na’at bagi orang-orang munafik — (yang mengambil orang-orang kafir sebagai temannya yang setia dan bukan orang-orang muk. min) karena dugaan mereka bahwa orang-orang kafir itu mempunyai kekuatan. —   (Apakah mereka hendak mencari kekuatan pada me. reka itu?) Pertanyaan bermakna sanggahan, artinya mereka takkan menemukan hal itu padanya —   (Karena sesungguhnya semua kekuatan itu milik Allah) baik di dunia maupun di akhirat, dan takkan tercapai kecuali oleh kekasih-kekasih-Nya.

 

  1. (Dan sungguh, Allah telah menurunkan) dapat dibaca nazzala dan nuzzila — (kepadamu dalam kitab) yakni Al-Qur’an  surat Al-An’am —   (bahwa), ditakhfifkan sedangkan isimnya dibuang dan — asalnya annahu — (jika kamu dengar ayat-ayat Allah)  maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an —  (diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu ikut duduk bersama mereka) maksudnya bersama orang-orang kafir dan yang memperolok-olokkan itu  (sampai mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya kamu jika demikian) artinya duduk bersama mereka —  (serupa dengan mereka) dalam dosa. —  (Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam neraka Jahannam), sebagaimana mereka pernah berkumpul di atas dunia dalam mengingkari dan memperolokolokkan Al-Qur’an.

 

  1. (Yakni orang-orang) menjadi badal bagi orang-orang yang sebelumnya. — (Yang menunggu-nunggu datangnya padamu) giliran peristiwa —   (jika kamu beroleh kemenangan) berikut harta rampasan —   (dari Allah, mereka berkata) kepadamu: —   (“Bukankah kami bersama kamu”) baik dalam keagamaan maupun dalam berjihad? Lalu mereka diberi bagian harta rampasan itu. —   (Sebaliknya jika orang-orang kafir yang beroleh nasib baik) berupa kemenangan terhadapmu, —   (mereka berkata) kepada orang-orang kafir itu: —  (“Bukankah kami turut berjasa memenangkanmu) padahal kalau kami mau, kami mampu pula menahan dan memusnahkanmu, tetapi itu tidak kami lakukan?” —  (“Dan) tidakkah —   (kami membela kamu dari orang-orang mukmin) agar mereka tidak beroleh kemenangan, yaitu dengan mengirim berita kepadamu, membukakan rahasia dan siasat mereka, hingga jasa besar kami itu tidak dapat kamu ingikari dan lupakan?” Firman Allah Ta’ala: —   (“Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu) dengan mereka —   (pada hari kiamat) yaitu dengan memasukkanmu ke dalam surga dan memasukkan  – mereka ke dalam neraka. —   (Dan Allah sekali-kali takkan memberi jalan kepada orang kafir terhadap orang-orang beriman), maksudnya jalan untuk mencelakakan dan membasmi mereka.

 

142,   (Sesungguhnya orang-orang munafik itu  Allah) yaitu dengan menampakkan hal-hal yang berlawanan dengan kekafiran yang mereka sembunyikan, dengan maksud untuk menghindari hukum-hukum keduniaan yang bertalian dengan itu —   (dan Allah menipu mereka pula) maksudnya membalas tipuan mereka itu dengan diberitahukannya apa yang mereka sembunyikan itu oleh Allah kepada nabi-Nya, hingga di dunia ini rahasia mereka terbuka, sedangkan di akhirat kelak mereka menerima siksa. —  (Dan jika mereka berdiri untuk menger. jakan salat) bersama orang-orang mukmin —   (mereka berdiri de. ngan malas) atau berat paha. —   (Mereka bersifat riya di ha. dapan manusia) dengan salat itu —   (dan tidak berzikir kepada Allah) maksudnya tidak melakukan salat —   (kecuali sebentar) dise. babkan riya tadi.

 

  1. (Mereka dalam keadaan bimbang) ragu-ragu — (antara demikian) yakni antara kafir dan iman —  (tidak) masuk —   (kepada mereka ini) artinya golongan orang-orang kafir —  (dan tidak pula kepada mereka itu) artinya golongan orang-orang beriman. —   (Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak akan kamu temui baginya jalan) untuk menerima petunjuk.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang kafir dan bukan orang-orang mukmin sebagai pelindung! Apakah kamu hendak memberikan kepada Allah buat menyiksamu) dengan mengambil mereka sebagai pelindung itu — AW (suatu alasan yang nyata) atau bukti yang tegas atas kemunafikanmu?

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang munafik itu pada tempat) atau tingkat — (yang paling bawah dari neraka) yakni bagian kerak atau dasarnya. —  (Dan kamu, sekali-kali takkan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka) yakni yang akan membebaskannya dari siksa.

 

  1. (Kecuali orang-orang yang bertobat) dari kemunafikan , (dan mengadakan perbaikan) terhadap amal perbuatan mereka —   (serta berpegang teguh kepada —agamaAllah dan mengikhlaskan agama mereka karena Allah) artinya dari riya’ (maka mereka itu bersama orang-orang yang beriman) yakni . mengenai apa-apa yang akan mereka peroleh —   (dan Allah akan memberikan kepada orang-orang beriman itu pahala yang besar) di akhirat kelak yaitu surga. 

 

  1. (Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur) atas nikmat-Nya — (dan beriman) kepada-Nya? Pertanyaan ini berarti tidak, jadi maksudnya Allah tidaklah akan menyiksamu.   (Dan Allah Maha Mensyukuri) perbuatan-perbuatan orang-orang beriman dengan memberi mereka pahala —   (lagi Maha Mengetahui) akan makhluk-Nya.

 

JUZ 6 

 

  1. (Allah tidak menyukai perkataan buruk yang diucapkan secara terus terang) dari siapa pun juga, artinya Dia pastilah akan memberi-Nya hukuman — (kecuali dari orang yang dianiaya) sehingga apabila dia mengucapkannya secara terus terang mi. salnya tentang keaniayaan yang dideritanya sehingga ia mendoakan si pelakunya, maka tidaklah dia akan menerima hukuman dari Allah. — (Dan Allah Maha Mendengar) apa-apa yang diucapkan —   (lagi Maha Mengetahui) apa-apa yang diperbuat.

 

  1. (Jika kamu melahirkan) atau memperlihatkan — (sesuatu kebaikan) di antara perbuatan-perbuatan baik —   (atau menyembunyikannya) artinya melakukannya secara sembunyi-sembunyi —  (atau memaafkan sesuatu kesalahan) atau keaniayaan orang lain   (maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Mahakuasa).

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan bermaksud akan membeda-bedakan di antara Allah dengan rasul-rasul-Nya) yakni dengan beriman kepada-Nya serta kafir terhadap mereka — (serta mengatakan “kami beriman kepada sebagian) di antara rasul-rasul itu , (dan kami kafir terhadap yang lain”) dari mereka  (serta bermaksud hendak mengambil di antara demikian) maksudnya di antara kufur dan iman — yang akan mereka tempuh.

 

  1. (Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya), haggan adalah masdar yang memperkuat isi kalimat sebelumnya   (dan telah Kami sediakan bagi orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan) artinya azab neraka.

 

  1. (Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya) artinya semua mereka — (dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka) dengan memakai nun atau ya   (pahala mereka) artinya pahala amal perbuatan mereka —   (dan Allah Maha Pengampun) bagi kekasih-kekasih-Nya —  , (lagi Maha Penyayang) kepada ahli taat-Nya.

 

  1. (Ahli Kitab meminta kepadamu) hai Muhammad maksudnya orang-orang Yahudi — (agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit) maksudnya sekaligus Seperti pernah diturunkan-Nya kepada Musa, guna mempersulit permintaan  itu. Dan sekiranya menurut kamu itu berat —  (maka sesungguhnya , mereka telah pernah meminta) maksudnya nenek moyang mereka —   (kepada Musa yang lebih besar dari itu, kata mereka:

 Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan jelas”) atau nyata. —   (Maka mereka disambar oleh petir) artinya maut sebagai hukuman bagi mereka —  (disebabkan keaniayaan mereka) yakni meminta barang yang sulit. —  (Kemudian mereka mengambil anak sapi) sebagai tuhan —  (setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata) artinya mukjizat-mukjizat atas kekuasaan Allah   (maka Kami maafkan mereka dari hal yang demikian) dan tidak Kami basmi mereka secara tuntas —   (dan telah Kami berikan kepada Musa kekuasaan yang nyata) artinya keunggulan yang menakjubkan bagi mereka, hingga sewaktu mereka disuruhnya membunuh diri mereka guna bertobat, mereka pun menurutinya dengan patuh.

 

  1. (Dan Kami angkat ke atas kepala mereka Tur) nama sebuah bukit — (disebabkan perjanjian dengan mereka) muksudnya hendak mengadakan perjanjian agar mereka takut dan bersedia menerimanya   (dan kata Kami kepada mereka) sementara bukit itu dinaungkan kepada mereka: —   (“Masukilah pintu gerbang itu) maksudnya pintu gerbang kampung atau negeri —   (sambil bersujud) yang menunjukkan ketundukan —   (dan Kami titahkan kepada mereka: “Janganlah kamu melanggar perintah) menurut satu qiraat dibaca ta’addu dengan diidgamkan ta aslinya pada dal yang menjadi ta’tadu artinya melanggar perintah —   (pada hari Sabtu) dengan menangkap ikan padanya —  (dan Kami telah menerima perjanjian erat dari mereka) mengenai hal itu tetapi mereka melanggarnya.

 

  1. (Maka disebabkan mereka melanggar), ma merupakan tambahan, ba sababiyah, berkaitan dengan yang dibuang, yang maksudnya “Kami kutuk mereka disebabkan mereka melanggar — (perjanjian mereka dan karena kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan pembunuhan yang mereka lakukan kepada nabinabi tanpa alasan yang benar, dan kata mereka) kepada Nabi SAW.: —   (“Hati kami tertutup) tak dapat mendengar apa yang kamu katakan  (bahkan Allah telah mengunci hati mereka itu disebabkan kekafiran mereka) hingga tak dapat mendengarkan nasihat dan pelajaran   (oleh karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil) dari mereka seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya.

 

  1. (Dan karena kekafiran mereka) buat kedua kalinya yakni terhadap Isa, dan ba diulang-ulang menyebutkannya untuk memisah di antaranya dengan tempat mengatafkannya — (dan tuduhan mereka terhadap Maryam berupa kedustaan besar) di mana mereka menuduhnya berbuat zina.

 

  1. (Serta karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri: (“Sesungguhnya kami telah membunuh AlMasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”) yakni menurut dugaan dan pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu: —   (“padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka dengan —Isa—”) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri. —   (Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya)

 

maksudnya pada Isa —  (sesungguhnya dalam keragu-raguan ter. hadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata: “Mukanya seperti muka Isa, tetapi tu. buhnya lain, jadi sebenarnya bukan dia!” Dan kata sebagian pula: “Memang dia itu Isa!” —   (Mereka tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu —   (keyakinan kecuali mengikuti per. sangkaan belaka), disebut sebagai istisna’ mungati’, artinya mereka hanya  mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka —   (mereka tidak yakin telah membunuh Isa), menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu.

 

  1. (Tetapi Allah telah mengangkatnya kepada-Nya dan Allah Mahatangguh) dalam kerajaan-Nya — (lagi Mahabijaksana) dalam perbuatan-Nya.

 

  1. (Dan tidak ada di antara Ahli Kitab) seorang pun juga —   (kecuali akan beriman kepadanya) yakni kepada Isa   (sebelum meninggalnya) artinya sebelum Ahli Kitab itu meninggal di waktu ia melihat Malakulmaut, tetapi keimanannya itu sudah tidak berguna lagi. Atau sebelum wafatnya Isa, yakni ketika dia turun dekat datangnya hari kiamat, sebagaimana tercantum dalam sebuah hadis. — (Dan pada hari kiamat itu, ia) yakni Isa — (akan menjadi saksi, terhadap mereka) mengenai apa yang mereka lakukan sewaktu ia diutus kepada mereka dulu.

 

  1. (Maka karena keaniayaan) artinya disebabkan keaniayaan (dari orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka makanan yang baik-baik yang dihalalkan bagi mereka dulu) yakni yang tersebut dalam firman-Nya SWT. “Kami haramkan setiap yang berkuku… sampai akhir ayat”. — Juga karena mereka menghalangi) manusia —   (dari jalan Allah) maksudnya agama-Nya —   (banyak). 

 

  1. (Dan karena memakan riba padahal telah dilarang darinya) dalam Taurat — (dan memakan harta orang dengan jalan batil) dengan memberi suap dalam pengadilan, —   (dan telah Kami sediakan untuk orangorang kafir itu siksa yang pedih) atau menyakitkan.

 

  1. (Tetapi orang-orang yang mendalam) artinya kukuh dan mantap — (ilmunya di antara mereka) seperti Abdullah bin Salam —   (dan orang-orang mukmin) dari golongan Muhajirin dan Ansar —   (mereka beriman pada apa yang diturunkan kepadamu dan apa-apa yang diturunkan sebelummu) di antara kitab-kitab —   (sedangkan orang-orang yang mendirikan Salat) mansub karena pujian, dan ada pula yang membacanya dengan marfu’   (dan membayar zakat serta orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka itulah yang akan Kami beri) fi’ilnya dibaca dengan nun atau dengan ya —  (pahala yang besar) yakni surga.

 

  1. (Sesungguhnya Ka, mi telah menurunkan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah menurun. kannya kepada Nuh dan nabi-nabi sesudahnya dan) seperti — (telah Kami turunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq) yakni kedua putranya — (serta Ya’qub) bin Ishaq —   (dan anak-anaknya) yakni anak-anak Ya’qub —  (serta Isa, Ayub, Yunus, Harun, Sulaiman dan Kami datangkan kepada) bapaknya, yakni bapak dari Sulaiman —   (Daud, Zabur) dibaca dengan fat-hah hingga artinya ialah nama kitab yang diturunkan, dan ada pula yang membaca dengan marfu’ yaitu masdar yang berarti mazbura artinya yang tertulis.

 

  1. (Dan) telah Kami utus (rasul-rasul yang telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dulu, dan rasul-rasul yang belum Kami kisahkan). Diriwayatkan bahwa Allah Ta’ala mengirim delapan ribu orang nabi, empat ribu dari kalangan Bani Israil dan empat ribu lagi dari kalangan manusia lainnya. Ini dikatakan oleh Syekh dalam surat Gafir —  (dan Allah telah berbicara dengan Musa sebenar-benarnya berbicara) artinya secara langsung.

 

  1. (—Yaitu rasul-rasul) menjadi badal bagi rasul-rasul yang sebelumnya — (selalu pembawa berita gembira) dengan diberinya pahala kepada orang yang beriman —   (dan penyampaian peringatan) dengan adanya siksa kepada orang yang ingkar. Mereka Kami utus itu ialah —   (agar tidak ada lagi bagi manusia terhadap Allah alasan) yang dapat dikemukakan —   (setelah) pengiriman   (rasul-rasul itu) kepada mereka, misalnya dengan mengatakan: “Wahai Tuhan kami, kenapa tidak Tuhan kirim kepada kami seorang rasul agar kami dapat mengikuti ayat-ayat-Mu dan menjadi orang-orang beriman!” Maka Tuhan pun telah lebih dulu mengirimkan mereka, untuk mematahkan alasan mereka tadi. —   (Dan Allah Maha tangguh) dalam kerajaan-Nya   (lagi Maha bijaksana) dalam perbuatan-Nya. Ayat berikut diturunkan tatkala orang-orang Yahudi ditanyai orang mengenai kenabian Muhammad SAW. lalu mereka ingkar.

 

  1. (Tetapi Allah menyaksikan) artinya tentang kenabianmu — (dengan apa yang diturunkan-Nya kepadamu) berupa AlQuran yang menjadi mukjizat itu —   (diturunkan-Nya) sebagai hasil   (dari ilmu-Nya) atau memuat ilmu-Nya —   (dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi) pula atas kenabianmu itu. —   (Dan cukuplah Allah sebagai saksi)-nya.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir) kepada Allah  (dan menghalang-halangi) manusia —   (dari jalan Allah) artinya dari agama Islam dengan menyembunyikan ciri-ciri Nabi Muhammad  SAW. maksudnya ialah orang-orang Yahudi —   (maka seSungguhnya mereka telah sesat sejauh-jauhnya) dari kebenaran.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir) kepada Allah (dan berlaku aniaya) kepada nabi-Nya dengan menyembunyikan ciri-cirinya itu, —   (maka Allah, sekali-kali tidak akan mengampuni mereka dan tidak pula akan menunjukkan kepada mereka suatu jalan) di antara jalan-jalan yang banyak ini.

 

  1. (Kecuali jalan neraka Jahannam) maksudnya jalan yang menuju ke sana — (kekal mereka) artinya ditakdirkan kekal   (di dalamnya) jika mereka memasukinya. —  (buat selama-lamanya. Dan yang demikian itu bagi Allah mudah) artinya gampang dan tidak sulit adanya.

 

  1. (Hai manusia), maksudnya warga Mekah — (sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul) yakni Muhammad SAW.   (membawa kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu), kepadanya —   (—dan usahakanlah yang terbaik bagi kamu dari apa yang melingkungimu. —   (Dan jika kamu kafir) kepadanya —   (maka bagi-Nya apa yang di langit dan yang di bumi) baik sebagai milik maupun sebagai makhluk dan hamba hingga tidaklah merugikan kepada-Nya kekafiranmu itu. —   (Dan Allah Maha Mengetahui) terhadap makhluk-Nya —   (lagi Mahabijaksana) mengenai perbuatan-Nya terhadap mereka.

 

  1. (Hai Ahli Kitab) maksudnya Kitab Injil — (janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu katakan terhadap Allah kecuali) ucapan — (yang benar) yaitu menyucikan-Nya dari kemusyrikan dan mempunyai anak. —   (Sesungguhnya Al-Masih Isa bin Maryam itu adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang diucapkan-Nya) atau disampaikan-Nya —   (kepada Maryam, dan roh) artinya yang mempunyai roh —   (daripada-Nya). Diidafatkan kepada Allah Ta’ala, demi untuk memuliakan-Nya dan bukanlah sebagai dugaan kamu bahwa dia adalah anak Allah atau Tuhan bersama-Nya atau salah satu dari oknum Karena sesuatu yang mempunyai roh itu tersusun sedangkan Tuhan Mahasuci dari tersusun dan dari dinisbatkannya tersusun itu kepada-Nya —   (Maka berimanlah kamu kepada Allah dan kepada rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu katakan) bahwa Tuhan itu —   (tiga) yakni Allah, .  Isa dan ibunya —   (hentikanlah) demikian itu —   (—dan perbuatlahyang lebih baik bagi kamu) yakni bertauhid.  (Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia) artinya bersih dan terhindar —  (dari mempunyai anak. Bagi-Nya apa yang terdapat di langit dan yang di bumi) baik sebagai makhluk, maupun sebagai milik dan hamba, sedangkan pemiliknya Itu bertentangan dengan mempunyai anak. —  (Dan cukuplah Allah sebagai wakil) atau saksi atas demikian itu.

 

  1. (Al-Masih tidak merasa malu) maksudnya, Al-Masih yang kamu katakan sebagai Tuhan itu tidak merasa enggan dan takabur yang (menjadi hamba bagi Allah, dan tidak —Pula enggan malaikat-malaikat yang terdekat) kepada Allah, mereka juga tidak malu untuk menjadi hamba-Nya. Ini suatu kalimat selang yang terbaik yang dikemukakan untuk menolak anggapan sementara orang bahwa mereka adalah Tuhan atau putri-putri Allah, sebagaimana kalimat yang sebelumnya digunakan untuk menolak anggapan kaum Nasrani bahwa Isa adalah putra. Nya. —   (Barangsiapa yang enggan untuk menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka kelak Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya) yakni di akhirat.

 

  1. (Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka Allah akan menyempurnakan ganjaran mereka) artinya pahala dari amal perbuatan mereka itu — (dan menambah untuk mereka dari karunia-Nya) yakni yang belum pernah dilihat oleh mata, tidak didengar oleh telinga dan tidak pula terbetik dalam hati manusia —   (Adapun orang-orang yang malu dan menyombongkan diri) dari mengabdikan diri kepada-Nya —   (maka akan disiksa-Nya mereka dengan siksaan yang pedih) atau menyakitkan yaitu siksa neraka —    (dan mereka tidak akan memperoleh bagian bagi diri mereka selain dari Allah, pelindung) yang akan melindungi diri, mereka —   (dan tidak pula pembela) yang akan menolong mereka.

 

  1. (Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu keterangan) bukti kebenaran — (dari Tuhanmu) yaitu Nabi SAW. —   (dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang) benderang yakni Al-Quran.

 

  1. (Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan limpahan karunia-Nya, dan membimbing mereka ke jalan yang Jurus menuju kepada-Nya) yakni agama Islam.

 

  1. (Mereka meminta fatwa kepadamu) mengenai kalalah, yaitu jika seseorang meninggal dunia tanpa meninggalkan bapak dan anak — (Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah: Jika seseorang), umru-un menjadi marfu’ dengan fi’il yang menafsirkannya —   (celaka) maksudnya meninggal dunia —   (dan dia tidak mempunyai anak) dan tidak pula bapak yakni yang dimaksud dengan kalalah tadi —  (tetapi mempunyai seorang saudara perempuan) baik sekandung maupun sebapak, —  (maka bagi Saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan dia) maksudnya saudaranya yang laki-laki —  (mewarisi saudaranya yang perempuan) pada seluruh harta peninggalannya — (yakni jika ia tidak mempunyai anak). Sekiranya ia mempunyai seorang anak laki-laki, maka tidak satu pun diperolehnya, tetapi jika anaknya itu perempuan, maka saudaranya itu masih memperoleh kelebihan dari bagian anaknya. Dan sekiranya saudara laki-laki atau saudara perempuan itu seibu, maka bagiannya ialah seperenam sebagaimana telah diterangkan di awal surat —  (Jika mereka itu) maksudnya saudara perempuan —  (dua orang) atau lebih, karena ayat ini turun mengenai Jabir —ia meninggal dunia dengan meninggalkan beberapa orang saudara perempuan   (maka bagi keduanya dua pertiga dari harta peninggalan) saudara   mereka. –   (Dan jika mereka) yakni ahli waris itu, terdiri atas  (saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian orang laki-laki) di antara mereka —  (sebanyak bagian dua orang perempuan. Allah menerangkan kepadamu) syariat-syariat agama-Nya —  (agar kamu) tidak —  (sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) di antaranya tentang pembagian harta warisan. Diriwayatkan oleh Syaikhan dari Barra bahwa ia merupakan ayat yang terakhir diturunkan —maksudnya mengenai faraid—.

 

 

 

 

Madaniyyah, 120 ayat Kecuali ayat 3 turun di Arafah Turun sesudah Surat Al-Fat-h 

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

 

  1. , (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah olehmu perjanjian itu) baik perjanjian yang terpatri di antara kamu dengan Allah, maupun dengan sesama manusia. — (Dihalalkan bagi kamu binatang ternak) artinya halal memakan unta, sapi dan kambing setelah hewan itu disembelih —   (kecuali apa yang dibacakan padamu) tentang pengharamannya dalam ayat Hurrimat ‘alaikumul maitatu ….. sampai akhir ayat”. Istisna atau pengecualian di sini mungati atau terputus, tetapi dapat pula muttasil misalnya yang diharamkan karena mati dan sebagainya —   (tanpa menghalalkan berburu ketika kamu mengerjakan haji) atau berihram, gaira dijadikan mansub karena menjadi hal bagi damir yang terdapat pada lakum. —   (Sesungguhnya Allah menetapkan hukum menurut yang dikehendakiNya) baik menghalalkan maupun mengharamkannya tanpa seorang pun yang dapat menghalangi-Nya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah) jamak sya’iratun, artinya upacara-upacara agama-Nya. Melanggar, yaitu dengan berburu di waktu ihram —  (dan jangan pula melanggar bulan haram) dengan melakukan peperangan padanya —  (dan jangan mengganggu binatang-binatang hadya) yakni hewan yang dihadiahkan buat tanah suci —   (serta binatang-binatang berkalung) jamak dari giladatun, artinya binatang yang diberi kalung dengan kayu-kayuan yang terdapat di tanah suci sebagai tanda agar ia aman, maka janganlah ada yang mengganggu, baik hewan-hewan itu sendiri maupun para pemiliknya —   (dan jangan pula) kamu halalkan atau kamu ganggu —   (orang-orang yang berkunjung) atau menuju —   (Baitullah Al-Haram) dengan memerangi mereka —   (sedangkan mereka mencari karunia) artinya rezeki —   (dari Tuhan mereka) dengan berniaga —   (dan keridaan) dari-Nya, di samping berkunjung ke Baitullah tidak seperti pengertian mereka yang salah itu. Ayat ini dimansukh oleh ayat Bara’ah —   (dan apabila kamu telah selesai) dari ihram —   (maka perintahlah berburu) perintah di sini berarti ibahah atau memperbolehkan —   (dan sekali-kali janganlah kamu terdorong oleh kebencian) dibaca syana-anu atau syan-anu berarti kebencian atau kemarahan —   (—kepadasuatu kaum disebabkan mereka telah menghalangi kamu dari Masjidil haram, untuk berbuat aniaya) kepada mereka dengan pembunuhan dan sebagainya —  , (saling tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan) dalam mengerjakan yang dititahkan —   (dan ketakwaan) dengan meninggalkan apa-apa yang dilarang —   (dan janganlah kamu saling tolong-menolong) pada ta’awanu dibuang salah satu di antara dua ta pada asalnya —   (dalam —berbuatdosa) atau maksiat   (dan pelanggaran) artinya melampaui batas-batas ajaran Allah.   (Dan bertakwalah kamu kepada Allah) takutlah kamu kepada azab siksa-Nya dengan menaati-Nya —  (sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya) bagi orang yang menentang-Nya.

 

  1. (Diharamkan bagimu bangkai) yakni memakannya (darah) yang mengalir seperti pada binatang ternak —   (daging babi, hewan yang disembelih karena selain Allah)   misalnya disembelih atas nama lain-Nya — (yang tercekik) yang mati karena tercekik — (yang dipukul) yang dibunuh dengan jalan memukulnya (yang jatuh) dari atas ke bawah lalu mati — (yang ditanduk) yang mati karena tandukan lainnya —   (yang diterkam oleh binatang buas kecuali yang sempat kamu sembelih) maksudnya yang kamu dapati masih bernyawa dari macam-macam yang disebutkan itu lalu kamu sembelih —  (dan yang disembelih atas) nama —  (berhala) jamak dari nisab artinya patung —  (dan mengundi nasib) artinya menentukan bagian dan keputusan —  (dengan anak panah). Azlam jamak dari zalam atau zulam artinya anak panah yang belum diberi bulu dan ujungnya tidak bermata. Anak panah itu ada tujuh buah, disimpan oleh pengurus Ka’bah dan padanya terdapat tanda-tanda. Maka tanda-tanda itulah yang mereka ambil sebagai pedoman, jika disuruh mereka lakukan dan jika dilarang mereka hentikan. —  (Demikian itu adalah kefasikan) artinya menyimpang dari ketaatan. Ayat ini turun pada hari ‘Arafah masa haji wada’, yaitu haji terakhir yang dilakukan oleh ,  Nabi Muhammad SAW. —  (Pada hari ini  orang-orang kafir, telah putus asa terhadap agamamu) untuk mengembalikan kamu menjadi murtad setelah mereka melihat kamu telah kuat  (maka janganlah kamu takut ke pada mereka dan takutlah pada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu) yakni hukum-hukum halal maupun haram yang tidak diturunkan lagi setelahnya hukum-hukum dan kewajiban-kewajibannya —   (dan telah Kucukupkan padamu nikmat karunia-Ku) yakni dengan menyempurnakannya,dan ada pula yang mengatakan dengan memasuki kota Mekah dalam keadaan aman —   (dan telah Kuridai) artinya telah Kupilih —   (Islam itu sebagai agama kalian. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan) untuk memakan sesuatu yang haram, lalu dimakannya —   (tanpa cenderung) atau sengaja   (berbuat dosa) atau maksiat —   (maka sesungguhnya Allah Maha Pengarnpun) terhadapnya atas perbuatan memakannya itu —   (lagi Maha Pengasih) kepadanya dalam memperbolehkannya. Berbeda halnya dengan orang yang cenderung atau sengaja berbuat dosa, misalnya penyamun atau pemberontak, maka tidak halal baginya memakan itu.

 

  1. (Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad — (apakah yang dihalalkan bagi mereka) di antara makanan. —   (Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik) yang enak-enak atau yang halal —  (dan) hasil buruan —  (dari binatangbinatang buas yang telah kamu ajar) seperti anjing, serigala dan burung  (dengan melatihnya berburu) hal dari kallabtal kalba pakai tasydid pada lam artinya biasa kamu lepas berburu —  (kamu ajar mereka itu) hal dari damir mukallibin artinya kamu latih mereka itu — (menurut apa yang diajarkan Allah padamu) tentang cara berburu —  (maka makanlah apa-apa yang ditangkapnya untukmu) mereka membunuh buruan tanpa memakannya. Berbeda halnya dengan yang tidak terlatih, maka tangkapannya itu tidak halal. Sebagai ciri-cirinya, bila di. lepas ia berangkat dan bila dicegah ia berhenti serta ditahannya buruan itu dan tidak dimakannya. Sekurang-kurangnya untuk mengetahui hal itu dibutuhkan pengamatan sebanyak tiga kali. Jika buruan itu dimakannya, berarti tidak ditangkapnya untuk tuannya, maka tidak halal dimakan sebagaimana tercantum dalam kedua hadis sahih Bukhari dan Muslim. Dalam hadis itu ju. ga disebutkan bahwa hasil panahan jika dilepas dengan menyebut nama Allah, maka sama dengan hasil buruan dari binatang pemburu yang telah dilatih. —  (Dan sebutlah nama Allah atasnya) ketika melepaskannya —  (serta bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya).

 

  1. (Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik) artinya yang enak-enak. — (Dan makanan-makanan orang-orang yang diberi Kitab) maksudnya sembelihan orang-orang Yahudi dan Nasrani —   (halal bagi kamu dan makananmu) yang kamu sajikan kepada mereka —    (halal pula bagi mereka. Dan wanita-wanita yang merdeka di antara wanita-wanita mukmin serta wanita-wanita merdeka dari kalangan orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu) halal pula kamu kawini —   (apabila kamu telah membayar maskawin mereka) atau mahar —   (dengan maksud mengawini mereka) sehingga terpelihara kehormatan —  (bukan dengan maksud berzina) dengan mereka secara terang-terangan — (dan bukan pula untuk mengambil mereka sebagai gundik) atau melakukan perzinaan dengan mereka secara sembunyi-sembunyi. —   (Dan barangsiapa yang kafir terhadap iman) artinya murtad —   (maka sungguh, telah hapuslah amalannya) amal saleh sebelum itu, hingga tidak dianggap dan diberi pahala —   (dan ia di akhirat termasuk orangorang yang merugi) yakni jika ia meninggal dalam keadaan demikian itu.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berdiri) maksudnya hendak berdiri — (mengerjakan salat) dan kamu sedang berhadas —   (maka basuhlah muka dan tanganmu sampai ke siku) artinya termasuk siku itu sebagaimana diterangkan dalam sunnah —   (dan sapulah kepalamu): ba berarti melengketkan, jadi lengketkanlah sapuanmu itu kepadanya tanpa mengalirkan air. Dan ini merupakan isim jenis, sehingga dianggap cukup bila telah tercapai sapuan walau secara minimal, yaitu dengan disapunya sebagian rambut. Pendapat ini juga dianut oleh Imam Syafii —   (dan kakimu) dibaca mansub karena di’atafkan kepada aidiyakum, jadi basuhlah, tetapi ada pula yang membaca dengan baris di bawah dengan di’atafkan kepada yang terdekat —   (sampai dengan kedua mata kaki) artinya termasuk kedua mata kaki itu, sebagaimana diterangkan dalam hadis. Dua mata kaki lalah dua tulang yang tersembul pada setiap pergelangan kaki yang memisah betis dengan tumit. Dan pemisahan di antara tangan dan kaki yang dibasuh, lengan rambut yang disapu menunjukkan diharuskannya —wajib berurutan dalam membersihkan anggota wudu itu. Ini juga merupakan pendapat Syafii. Dari sunnah diperoleh keterangan tentang wajibnya berniat seperti halnya ibadah-ibadah lainnya. —  (Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka bersucilah) maksudnya mandilah —   (dan apabila kamu sakit) yang akan bertambah parah dengan menyentuh air   (atau dalam perjalanan) musafir —   (atau kamu kembali dari tempat buang air) artinya berhadas —   (atau menyentuh wanita) hal ini telah dibicarakan dulu pada surat An-Nisa   (lalu kamu tidak memperoleh air) yakni setelah mencarinya   (maka bertayamumlah) dengan mencari —   (tanah yang baik) tanah yang bersih —   (sapulah muka dan tanganmu) beserta kedua siku —   (dengan tanah itu) dengan dua kali pukulan. Ba menunjukkan lekat,sementara sunnah menjelaskan bahwa yang dimaksud ialah hendaklah sapuan itu meliputi kedua anggota secara keseluruhan —   (Allah tidaklah hendak menyulitkan kamu) dengan kewajiban-kewajiban berwudu, mandi atau tayamum itu   (tetapi Dia hendak menyucikan kamu) dari hadas dan dosa  (dan hendak menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu) yakni dengan Islam dengan menerangkan syariat-syariat agama —    (semoga kamu bersyukur) atas nikmat-Nya itu.

 

  1. (Dan ingatlah olehmu karunia Allah kepadamu) maksudnya agama Islam — (dan perjanjian-Nya yang telah diikaterat-Nya denganmu) artinya yang telah diperbuat-Nya denganmu   (ketika kamu mengatakan) kepada Nabi SAW. sewaktu baiat kepada nya: —  (“Kami dengar dan kami taati”) mengenai apa juga yang Engkau suruh ataupun larang, baik yang kami sukai maupun kami benci (dan bertakwalah kamu kepada Allah) jangan sampai melanggar perjanjian itu. —   (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati) yakni apa yang terdapat di dalamnya, apalagi yang terdapat di luarnya.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu selalu berdiri karena Allah) menegakkan kebenaran-kebenaran-Nya (menjadi saksi dengan adil) —  (dan janganlah kamu terdorong oleh kebencian kepada sesuatu kaum) yakni kepada orang-orang kafir —   (untuk berlaku tidak adil) hingga kamu , menganiaya mereka karena permusuhan mereka itu — (berlaku adillah kamu) baik terhadap lawan maupun terhadap kawan — (karena hal itu) artinya keadilan itu —   (lebih dekat kepada ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) sehingga kamu akan menerima pembalasan dari-Nya.

 

  1. (Allah telah menjanjikan kepada orangorang yang beriman dan yang beramal saleh) suatu janji yang baik — (bahwa untuk mereka keampunan dan pahala yang besar) yakni surga.

 

  1. (Sebaliknya orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penduduk neraka).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah kepadamu, ketika suatu kaum bermaksud) yakni orang-orang Quraisy —  (hendak memanjangkan tangan. mereka kepadamu) buat mencelakakanmu —  (maka ditahanNya tangan mereka darimu) dan dilindungi-Nya kamu dari maksud jahat mereka itu —   (dan bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah kepada Allah orang-orang mukmin itu bertawakal).

 

  1. (Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil) mengenai apa yang akan disebutkan di belakang nanti (dan telah Kami angkat) terdapat peralihan dari damir gaib kepada orang pertama —   (di antara mereka 12 orang pemimpin) dari setiap suku seorang pemimpin yang akan menjamin dipenuhinya perjanjian itu oleh semua warga, dan kepada mereka —   (Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu) siap dengan pertolongan dan bantuan. —  (Demi jika) lam menunjukkan sumpah —kamu men dirikan salat, menunaikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku dan membe: rikan bantuan kepada mereka serta kamu berikan kepada Allah suatu pinjaman yang baik) dengan mengeluarkan nafkah di jalan-Nya —  (maka akan Kututupi kesalahan-kesalahan kamu dan akan Kumasukkan kamu ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir sesudah itu) maksudnya sesudah perjanjian —  (di antara kamu, sesungguhnya ia telah sesat dari jalan yang lurus) dari jalan yang benar. Sawa pada asalnya ialah yang pertengahan. Maka mereka langgar perjanjian itu, hingga Allah pun berfirman:

 

  1. (Maka disebabkan mereka melanggar) ma merupakan tambahan — — (janji itu, Kami kutuk mereka) artinya Kami jauhkan dari rahmat Kami — (dan Kami jadikan hati mereka keras) tak mau lunak untuk menerima keimanan — (Mereka ubah perkataan-perkataan) yang terdapat dalam Taurat berupa sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad —   (dari tempat-tempatnya) semula yang ditempatkan oleh Allah —   (dan mereka lupakan) tinggalkan   (sebagian dari peringatan-peringatan yang telah disampaikan kepada mereka) dalam Taurat mengenai ketaatan kepada Muhammad —  (Dan selalulah kamu) perkataan ditujukan kepada Nabi SAW. — mulai  (melihat) secara jelas —  (pengkhianatan dari mereka) dengan mengingkari janji dan lain-lain —  (kecuali sedikit di antara mereka) yang masuk Islam. —  (Maka maafkanlah mereka itu dan biarkanlah, sesungguhnya Allah menyukai orang-Orang yang berbuat baik). Ini dimansukh oleh ayat perang.

 

  1. (Dan di antara orang-orang yang mengatakan “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”) berkaitan dengan firman-Nya (ada yang telah Kami ambil —pulajanji mereka) sebagaimana halnya orang-orang Yahudi dari kalangan Bani Israil —  (maka mereka lupakan sebagian dari peringatan yang telah disampaikan kepada mereka) yakni dalam Injil berupa keimanan dan lain-lain hingga mereka ingkari perjanjian itu —   (maka Kami bangkitkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat) dengan pertikaian dan perbedaan keinginan mereka, hingga setiap golongan mengafirkan yang lain —   (dan Allah akan memberitakan kepada mereka kelak) yakni di akhirat —   (apa-apa yang mereka perbuat) lalu mendapat pembalasan dari-Nya.

 

  1. (Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu, utusan Kami) Muhammad — (mengungkapkan kepadamu banyak hal dari apa yang kamu sembunyikan dari Al-Kitab) yakni Kitab Taurat dan Injil seperti ayat tentang rajam dan sifat-sifat Nabi SAW. —  (dan banyak pula yang di biarkannya) di antara demikian sehingga tidak diungkapkannya jika tidak  ada kepentingannya selain dari membukakan rahasia kamu belaka. —  (Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah), itu lah dia Nabi SAW. — (dan Kitab) yakni Al-Quran —  (yang jelas) nyata.

 

  1. (Dengan Kitab itu Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya) maksudnya dengan Al-Guran dan dengan jalan beriman — (ke jalan-jalan keselamatan) jalan yang menyelamatkan mereka —   (dan mengeluarkan mereka dari kegelapan) yakni kekafiran —  (kepada cahaya) yakni keimanan  (dengan izin-Nya) dengan iradat-Nya —  (serta membimbing mereka ke jalan yang lurus) yakni agama Islam.

 

  1. (Sungguh, telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam”) yang mereka memandangnya sebagai Tuhan. Mereka ini ialah kaum Yacobin, suatu sekte dari agama Nasrani — (Katakan’ lah: Siapakah yang dapat menolak) menghalangi —   (akan) siksa —   (Allah walau hanya sedikit pun, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan orang-orang yang ada di bumi keseluruhannya?) Maksudnya tak seorang pun yang mampu menolak kehendak-Nya. Dan sekiranya Al’ Masih itu benar-benar Tuhan tentulah ia akan mampu melakukannya —   (Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang terdapat di antara keduanya. Diciptakan-Nya apa yang disukai-Nya, dan Allah atas segala sesuatu) yang dikehendaki-Nya —  (Mahakuasa).

 

  1. (Kata orang-orang Yahudi dan Nasrani) artinya kata masing-masing golongan itu: — (“Kami ini anak-anak Allah) maksudnya seperti anak-anak-Nya dalam keakraban dan kedudukan, sebaliknya Dia tak ubahnya dengan bapak kami dalam kecintaan dan kasih sayang —   (dan kekasih-kekasih-Nya”. Katakanlah) kepada mereka  hai Muhammad: —   (“Kalau begitu, kenapa Allah menyik. samu karena dosa-dosamu?”) Maksudnya, ucapanmu itu bohong, karena bia. sanya bapak tak mau menyiksa anaknya, begitu pula seorang kekasih terhadap orang yang disayanginya —  (bahkan kamu hanyalah manusia —biasatermasuk) golongan makhluk —  (yang diciptakan-Nya) di antara manusia, sama-sama menerima pahala dan memikul dosa bersama mereka —  (diampuni-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) bagiNya-lah ampunan —  (dan disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) untuk disiksa tanpa suatu pun yang akan menghalangi-Nya. —  dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan segala apa yang terdapat di antara keduanya dan kepadaNya tempat kembali).

 

  1. (Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul Kami) yakni Muhammad — (menjelaskan kepada kamu) syariat-syariat agama —   (ketika terputusnya ngiriman rasul-rasul) karena antara dia dengan Isa tak seorang pun rasul  yang diutus Allah, sedangkan jarak masanya ialah 569 tahun —  (agar) tidak —  (kamu katakan) jika kamu disiksa nanti: —  (ada datang kepada kami)   sebagai tambahan —  (pembawa berita gembira dan tidak pula pembawa ingatan, karena sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira maupun pembawa peringatan itu) sehingga tak ada ampunan lagi bagimu!  (Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu) di antaranya menyiksamu jika kamu tidak taat dan patuh kepada-Nya.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah kepadamu, ketika diangkat-Nya padamu) maksudnya dari golonganmu —  (para nabi dan dijadikan-Nya kamu sebagai raja-raja) yang mempunyai anak buah dan pelayan —   (serta diberi-Nya kamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat manusia) seperti hidangan dari langit, manna dan salwa, terbelahnya lautan dan lain-lain.

 

  1. (Hai kaumku, masuklah kamu ke tanah suci) yang disucikan — (yang telah ditetapkan Allah bagi kamu) telah dititahkan-Nya untuk memasukinya yaitu tanah Syam —   (dan janganlah kamu lari ke belakang) berbalik surut karena takut kepada musuh —  (nanti kamu menjadi orang yang merugi) dalam usahamu.

 

  1. (Jawab mereka: “Hai Musa, sesungguhnya di dalamnya ada orang-orang yang aniaya) sisa-sisa bangsa ‘Ad yang bertubuh tinggi dan bertenaga besar. (Dan sesungguhnya kami tidak akan memasukinya hinggg mereka keluar darinya. Jika mereka telah keluar darinya, barulah kamp memasuki)nya.

 

  1. (Berkatalah) kepada mereka — dua orang laki-laki di antara orang-orang yang takut) menyalahi perintah-perin. tah Allah bernama Yusya’ dan Kalib, yakni dua orang di antara para pemimpin yang dikirim Musa untuk menyelidiki orang-orang aniaya itu — (dan Allah telah memberi kedua mereka itu nikmat) berupa tindakan bijaksana, hingga mereka tak hendak menyingkapkan keadaan sebenarnya dari orang-orang aniaya itu selain kepada Musa, berbeda halnya dengan anggota-anggota lainnya yang menyiarkan berita itu hingga kaum Musa pun menjadi takut karenanya: —   (“Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang) maksudnya pintu gerbang kota, dan janganlah takut kepada mereka, karena mereka itu tinggal tubuh tanpa hati atau keberanian. (Apabila kamu memasukinya niscaya kamu akan beroleh kemenangan). Hal itu mereka ucapkan karena yakin akan beroleh pertolongan Allah dan bahwa Allah pasti menepati janji-Nya. —  (Dan kepada Allah-lah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman). ,

 

  1. (Kata mereka: “Hai Musa, kami sekali-kali takkan memasukinya untuk selama-la manya selagi mereka masih berada di dalamnya. Maka pergilah Anda bersama Tuhan Anda dan perangilah) mereka — (biarlah kami di sini duduk menanti saja) tak ikut berperang”.

 

  1. (Kata Musa) ketika itu: — (“Wahai Tu.. hanku, aku tidak menguasai kecuali diriku dan) kecuali —  (saudaraku). Adapun yang lainnya tidak, oleh sebab itu paksalah mereka supaya tunduk   (maka pisahkanlah) atau ceraikan — Ke NAS (di antara kami dengan orang-orang yang fasik itu”).

 

  1. (Firman Allah) Ta’ala kepadanya: — (“Maka —kalau begitunegeri itu) yakni tanah suci tadi —  (diharamkan atas mereka) memasukinya —   (selama 40 tahun, mereka akan bertualang tak tahu jalan) kebingungan —   (di negeri itu) menurut Ibnu Abbas luasnya sembilan farsakh persegi. —  (Maka janganlah kamu bersedih) berdukacita —   (terhadap kaum yang fasik itu). Menurut riwayat, mereka memulai perjalanan di waktu malam dengan penuh kesungguhan ke arah yang dituju, tetapi di waktu pagi mereka telah berada kembali di tempat bertolak tadi. Demikian pula halnya perjalanan di waktu siang hingga akhirnya mereka binasa (mati) kecuali orang-orang yang di waktu itu usianya belum lagi mencapai 20 tahun. Ada yang mengatakan bahwa jumlah mereka enam ratus ribu orang, dan di padang itulah —yakni yang disebut padang Tihwafatnya Harun dan Musa. Hal itu menjadi rahmat bagi mereka berdua, sebaliknya menjadi azab dan siksa bagi umat mereka. Setelah dekat kematiannya, Musa memohon kepada Allah agar didekatkan kepada tanah suci itu kira-kira dalam jarak sepelemparan batu, maka permohonan itu dikabulkan-Nya, sebagaimana tersebut dalam hadis. Setelah masa empat puluh tahun itu Allah mengangkat Yusya’ menjadi nabi dan memerintahkannya untuk memerangi orang-orang aniaya tadi. Maka berangkatlah ia dengan sisa-sisa Israil, dan memerangi musuh. Ketika itu ialah hari Jumat. Menurut berita, matahari terhenti sesaat, menunggu selesai mereka berperang. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya sebuah hadis bahwa matahari itu tidak pernah tertahan jalannya untuk kepentingan manusia, kecuali bagi Yusya’ yaitu di malam-malam perjalanannya menuju Baitul Maqdis.

 

27,  (Dan bacakanlah) hai Muhammad — (kepada mereka yakni kepada kaummu —  (kabar) berita —  (dua orang anak Adam) yaitu Habil dan Qabil —  (dengan sebenarnya) berhubungan dengan utlu —  (ketika keduanya mempersembahkan kurban) kepada Allah, berupa domba dari Habil dan hasil tanaman dari Qabil. —  (Maka diterima dari salah seorang mereka) yakni dari Habil dengan alamat turunnya api dari langit yang melahap kurbannya —  (dan tidak diterima dari yang lain) yakni dari Qabil yang menjadi murka dan memendam kedengkian dalam dirinya menunggu naik hajinya Adam  (katanya) yakni Qabil kepada Habil: —  (Sungguh, akan kubunuh kamu!”) kenapa kurbanmu diterima, sedangkan kurban saya tidak!  (Jawabnya: — yakni Habil — “Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang yang bertakwa”). ,

 

  1. (Sungguh, jika) lam menunjukkan sumpah — (kamu mengulurkan) atau menggerakkan —  (tanganmu kepadaku untuk membunuhku, tidaklah daku akan mengulurkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya daku takut akan Allah, Tuhan seru sekalian alam) jika membunuhmu”.

 

  1. (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali membawa dosaku) maksudnya kembali menghadap kepada Allah dengan membawa dosa membunuhku —  (dan dosamu sendiri) yakni yang kamu perbuat sebelumnya —   (hingga kamu akan menjadi penghuni neraka) sedangkan aku tak ingin memikul dosamu jika membunuhmu,  sehingga aku menjadi penghuni neraka pula. Firman Allah Ta’ala: —  (“Dan demiki orang: aya”).  demikianlah balasan bagi orang-orang yang aniaya”)

 

  1. (Tetapi nafsunya menggodanya untuk membunuh saudaranya, lalu dibunuhnyalah, maka jadilah dia termasuk di antara orang-orang yang merugi) disebabkan pembunuhan itu. Mulanya ia tidak tahu apa yang akan diperbuatnya terhadap mayat saudaranya itu, karena ia adalah mayat yang pertama dari anak cucu Adam di muka bumi, maka dipikulnyalah di atas punggungnya.

 

  1. (Lalu Allah mengirimkan seekor burung gagak menggali bumi) maksudnya mengorek tanah dengan paruh dan kedua kakinya lalu menimbunkannya ke atas bangkai saudaranya seakan-akan menguburkannya — (untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana seharusnya dia menutupi) atau menguburkan —  (mayat saudaranya. Katanya: “Wahai celakanya daku! Mengapa aku tidak mampu) untuk —   (bertindak seperti burung gagak ini hingga dapat menguburkan mayat saudaraku. Maka jadilah dia di antara orang-orang yang menyesal) karena telah memikulnya tadi. Kemudian digalinya liang lalu dikuburkannya mayat saudaranya Habil itu.

 

  1. (Oleh sebab itu) artinya karena perbuatan Qabil tadi, (Kami tetapkan bagi Bani Israil bahwa sesungguhnya): Innahu disebut damir syan — (barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena manusia lainnya) yang dibunuhnya —  (atau) bukan karena — AG (kerusakan) yang diperbuatnya (di muka bumi) berupa kekafiran, perzinaan atau perampokan dan sebagainya —  (maka seolah-olah dia telah membunuh manusia kesemuanya. Sebaliknya barangsiapa yang memelihara kehidupannya) artinya tidak hendak membunuhnya —  (maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya). Kata Ib. nu Abbas: “Ini dilihat dari segi melanggar kesuciannya dan dari segi memeli—  hara serta menjaganya” —  (dan sesungguhnya telah datang kepada mereka itu) yakni kepada orang-orang Israil —  (rasul-rasul Kami membawa keterangan-keterangan yang jelas) maksudnya mukjizat-mukjizat, —  (kemudian banyak di antara mereka sesudah itu melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi) dengan kekafiran, melakukan pembunuhan dan lain-lain. Ayat berikut diturunkan kepada orang-orang Uranah tatkala mereka datang ke Madinah dalam keadaan sakit, maka Nabi SAW. memberi izin mereka memanfaatkan unta-untanya dan meminum air susu maupun air kencingnya. Tetapi tatkala mereka sembuh, mereka bunuh penggembala unta Nabi SAW. dan mereka giring unta-unta itu:

 

  1. (Bahwasanya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya) artinya dengan memerangi kaum muslim — (dan membuat kerusakan di muka bumi) dengan menyamun dan merampok —  (ialah dengan membunuh atau menyalib mereka atau tangan dan kaki mereka dipotong secara timbal balik) maksudnya tangan kanan dengan kaki kiri mereka —  (atau dibuang dari kampung halamannya). Atau secara bertingkat, maka hukum bunuh itu jalah bagi yang membunuh saja, hukum salib bagi yang membunuh dan merampas harta, hukum potong bagi yang merampas harta tetapi tanpa membunuh, sedangkan hukum pengasingan bagi yang mengacau saja. Hal ini dikemukakan oleh Ibnu Abbas dan dianut oleh Syafii. Menurut yang terkuat di antara dua buah pendapat, dilaksanakannya hukum salib itu ialah tiga hari setelah dihukum bunuh. Tetapi ada pula yang mengatakan, sebelum dibunuh. Termasuk dalam hukum pengasingan hukuman lain yang sama pengaruhnya  dalam memberikan pelajaran seperti tahanan penjara dan lain-lain. —  (Demikian itu) maksudnya pembalasan atau hukuman tersebut  merupakan kehinaan bagi mereka) kenistaan —   (di dunia sedangkan di akhirat mereka beroleh siksa yang besar) yaitu siksa neraka.

 

  1. (Kecuali orang-orang yang tobat) di antara orang-orang yang menyalakan api peperangan perampokan tadi — (sebelum kamu dapat menguasai mereka, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun) terhadap mereka atas perbuatan mereka itu, —  (lagi Maha Penyayang) kepada mereka. Dalam ayat ini tidak disebutkan “janganlah mereka kamu jatuhi hukuman” untuk menunjukkan bahwa dengan bertobat itu yang gugur hanyalah hak Allah, tidak hak manusia. Demikian yang dapat ditangkap secara jelas dan saya lihat tidak seorang pun yang menentangnya Wallahu a’lam. Maka jika seseorang membunuh dan merampas harta, maka ia dihukum bunuh dan dipotong tetapi tidak disalib. Ini merupakan yang terkuat di antara kedua pendapat Syafii. Mengenai bertobat, setelah ia dapat ditangkap, maka tak ada pengaruh dan manfaat apa-apa. Ini juga merupakan yang terkuat di antara kedua pendapat Imam Syafii.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah) artinya takutilah siksa-Nya dengan jalan menaati-Nya (dan carilah jalan kepada-Nya) yaitu jalan yang akan mendekatkan dirimu kepada-Nya, dengan jalan taat dan ibadat —  (dan berjihadiah pada jalan-Nya) maksudnya untuk meninggikan agama-Nya  (semoga kamu beruntung atau beroleh keberhasilan).

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang kafir, sekiranya) terjadilah (bahwa mereka memiliki seluruh yang terdapat di bumi, dan sebanyak itu lagi sebagai tambahannya, untuk menebus diri mereka dari siksa hari kiamat, tidaklah akan diterima dari mereka, dan bagi mereka azab yang pedih).

 

  1. (Mereka ingin) mengangankan — (hendak keluar dari neraka, tetapi tak mungkin keluar darinya, dan bagi mereka siksa yang kekal) untuk selama-lamanya.

 

  1. (Laki-laki yang mencuri dan wanita yang mencuri) al yang terdapat pada keduanya menunjukkannya sebagai isim mausul dan berfungsi sebagai mubtada, mengingat al mirip dengan syarat maka khbarnya diawali dengan fa, yaitu — (maka potonglah tangan mereka) tangan kanan masing-masing mereka mulai dari pergelangan. Dinyatakan oleh Sunnah bahwa hukum potong itu dilaksanakan jika yang dicuri itu bernilai seperempat dinar atau lebih, jika perbuatannya itu diulanginya lagi maka yang dipotong ialah kakinya yang kiri dari pergelangan kaki, kemudian tangan kiri, lalu kaki kanan dan setelah itu dilakukan hukum ta’zir —   (sebagai balasan), mansub sebagai masdar —   (atas apa yang mereka kerjakan, dan sebagai siksaan) artinya hukuman bagi mereka —   (dari Allah, dan Allah Mahaperkasa) artinya menguasai segala urusan —   (lagi Mahabijaksana) terhadap makhluk-Nya.

 

  1. (Barangsiapa yang tobat setelah keaniayaannya) artinya tidak mencuri lagi —  (dan memperbaiki diri) atau amalnya  (maka sesungguhnya Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Untuk menguraikan ini telah kita kemukakan keterangan yang lalu. Maka dengan tobatnya itu tidaklah gugur hak manusia berupa hukum potong dan pengembalian harta. Kemudian Sunnah menyatakan bahwa jika yang punya hak memberi maaf sebelum diadukan kepada imam, gugurlah hukum potong itu terhadapnya. Dan inilah yang menjadi pendapat Syafii.

 

  1. (Tidaklah kamu ketahui,) pertanyaan ini sebagai pengukuhan — (bahwa sesungguhnya Allah memiliki kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya) untuk disiksa —   (dan diampuni-Nya siapa yang dikehendakiNya) untuk diampuni —  (Dan Allah Mahakuasa atas Segala sesuatu) di antaranya, menurunkan siksa atau memberi ampun.

 

  1. (Hai Rasul, janganlah kamu menjadi bersedih hati oleh) disebabkan perbuatan — (orang-orang yang berlomba-lomba dalam kekafiran) hingga tanpa menunggu lama mereka akan terjatuh di dalamnya artinya bila ada kesempatan, mereka akan menyatakan kekafiran itu —   (di antara) min merupakan penjelasan —   (orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”) maksudnya dengan lidah, mereka nyatakan hal tersebut —  (padahal hati mereka tidak beriman), mereka ini ialah orang-orang munafik —  (dan —juga di antara orang-orang Yahudi) yakni suatu kaum —  (yang amat gemar mendengar berita-berita bohong) yang dibuat-buat oleh pendeta-pendeta mereka lalu mereka terima dengan baik —  (dan amat suka pula mendengar beritaberita) darimu —  (untuk suatu kaum) artinya demi kepentingan kaum   (yang lain) dari golongan Yahudi —   (yang belum pernah datang kepadamu) yakni warga Khaibar. Terdapat di sana sepasang laki-laki dan perempuan yang telah berumah tangga melakukan perzinaan, tetapi mereka berkeberatan untuk menjalankan hukuman rajam kepada kedua pesakitan. Lalu mereka mengirimkan orang-orang warga Quraizah untuk menanyakan hukuman mereka itu kepada Nabi Muhammad SAW. —   (Mereka mengubah-ubah perkataan) yang tercantum dalam Taurat seperti ayat tentang rajam —  (dari tempat-tempatnya) yang ditetapkan Allah padanya, artinya mereka menggantikannya dengan yang lain. —  (Kata mereka) yakni kepada orang-orang yang mereka utus tadi —  (Jika yang diberikan kepadamu itu ialah ini) maksudnya hukum yang telah diubah dan difatwakan oleh Muhammad yaitu hukum pukulan —  (maka ambillah) terimalah —  (tetapi jika bukan itu yang diberikan kepadamu) dan fatwa yang diberikannya bertentangan dengannya —  (maka berhati-hatilah”) untuk menerimanya —     (Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya maka kamu sekali-kali takkan dapat menguasai sesuatu yang datang dari Allah) untuk menolaknya. —   (Mereka itu ialah orang-orang yang tidak dikehendaki Allah menyucikan hati mereka) dari kekafiran, dan sekiranya dikehendaki-Nya, tentulah hal itu akan tercapai. —   (Bagi mereka di dunia ini kehinaan) kenistaan, dengan terbukanya rahasia dan pembayaran upeti —   (sedangkan di akhirat siksa yang besar).

 

  1. (—Merekaorang-orang yang gemar mendengar berita-berita bohong dan banyak memakan yang haram), dibaca suht atau suhut artinya barang haram seperti uang suap. — (Maka jika , mereka datang kepadamu) untuk meminta sesuatu keputusan —  (maka putuskanlah di antara mereka atau berpalinglah dari mereka). Pilihan di antara alternatif ini dihapus —mansukhdengan firmanNya: “maka putuskanlah di antara mereka”. Oleh sebab itu jika mereka mengadukan hal itu kepada kita, wajiblah kita memberikan keputusannya di antara mereka. Dan ini merupakan yang terkuat di antara kedua pendapat Syafii. Dan sekiranya mereka mengadukan perkara itu bersama orang Islam, maka hukum memutuskan itu wajib secara ijma’. —  (Jika mereka berpaling darimu, maka sekali-kali tidak akan memberi mudarat kepadamu sedikit pun juga. Dan jika kamu memutuskan) perkara itu di antara mereka —  (maka putuskanlah antara mereka dengan adil) tidak berat sebelah —  (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil) dalam memberikan ke. putusan dan akan memberi mereka pahala.

 

  1. (Dan betapa caranya me. reka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal di sisi mereka ada Taurat yang memuat hukum Allah) yaitu dengan rajam. Pertanyaan ini me. nunjukkan keheranan artinya maksud mereka yang sebenarnya bukanlah un. tuk mengetahui kebenaran, tetapi untuk mencari mana yang lebih enteng (Kemudian mereka berpaling) dari hukum rajammu yang sebenarnya sesuai dengan kitab mereka —  (setelah demikian itu) setelah  diberi keputusan itu —  (dan tidaklah mereka orang-orang yang sungguh-sungguh beriman).

 

  1. (Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat berisi petunjuk) dari kesesatan — (dan cahaya) untuk menjelaskan hukum-hukum —   (yang diambil untuk memutuskan hukum oleh nabi-nabi) dari Bani Israil —   (yang tunduk) menyerahkan diri kepada Allah  (bagi orang-orang Yahudi, dan oleh orang-orang alim dan para pendeta) yakni ahli-ahli hukum dari kalangan mereka —  (dengan apa) disebabkan karena —  (mereka diminta untuk menyimpan) artinya diberi amanat untuk menjaga oleh Allah —   (Kitabullah) jangan sampai diubah-ubah —   (dan mereka menjadi saksi terhadapnya) bahwa ia benar adanya. —  (Maka janganlah kamu takut akan manusia) hai orang-orang Yahudi dalam menyingkapkan sifat-sifat dan ciri-ciri Muhammad SAW. yang kamu ketahui, tentang ayat rajam dan sebagainya —  (hanya takutlah kepada-Ku) dalam menyembunyikannya —  (dan janganlah kamu beli —maksudnyajangan kamu tukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit) berupa harta benda dunia yang kamu dapatkan sebagai imbalan menyembunyikannya. — (Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka merekalah orang-orang yang kafir) terhadap-Nya.

 

  1. (Dan telah Kami tetapkan terhadap mereka di dalamnya) maksudnya di dalam Taurat — (bahwa jiwa) dibunuh  (karena jiwa) yang dibunuhnya —  (mata) dicongkel —  (karena mata, hidung) dipancung —  (karena hidung, telinga) dipotong —  (karena telinga, gigi) dicabut —  (karena gigi), menurut satu qiraat dengan marfu’nya keempat anggota tubuh tersebut —  (dan luka-luka pun) mansub atau marfu’ —  (berlaku gisas), artinya dilaksanakan padanya hukum balas jika mungkin, seperti tangan, kaki, kemaluan dan sebagainya. Hukuman ini walaupun diwajibkan atas mereka, tetapi ditagrirkan atau diakui tetap berlaku dalam syara’ kita.  (Barangsiapa menyedekahkannya) maksudnya menguasai dirinya dengan melepas hak gisas itu —  (maka itu menjadi penebus dosanya) atas kesalahannya. —  (dan barangsiapa Yang tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah) seperti gisas dan  lain-lain —  (merekalah orang-orang yang aniaya).

 

  1. (Dan Kami iringi jejak-jejak mereka) maksudnya jejak para nabi itu — (dengan Isa putra Maryam, membenarkan apa yang berada di depannya) maksudnya yang sebelumnya —  (berupa Taurat, dan Kami , berikan kepadanya Injil yang berisi petunjuk) dari kesesatan —  (dan cahaya) artinya penjelasan bagi hukum-hukum —  (serta membenarkan) menjadi hal —  (bagi Kitab Taurat yang berada sebelumnya) membenarkan hukum-hukum Taurat —  (serta menjadi petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang takwa).

 

  1. (Dan pengikut-pengikut Injil hendaklah memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah di dalamnya) berupa hukum-hukum, dan menurut satu qiraat walyahkum itu dibaca wali yahkuma karena di’atafkan pada ma’mul atainahu. — (Dan barangsiapa yang tidak memutuskan perkara dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang yang fasik).

 

  1. (Dan telah Kami turunkan padamu) hai Muhammad (kitab) yakni Al-Qur’an —  (dengan kebenaran) berkaitan dengar anzalna —   (membenarkan apa yang terdapat di hadapannya) maksudnya yang sebelumnya —   (di antara kitab dan menjadi saksi) atau batu ujian —   (terhadapnya). Kitab di sini, maksudnya ialah kitab-kitab terdahulu. —   (Sebab itu putuskanlah perkara mereka) maksudnya antara Ahli Kitab jika mereka mengadu kepada mu —   (dengan apa yang diturunkan Allah) kepadamu —   (dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka) dengan menyimpang —   (dari kebenaran yang telah datang kepadamu. Bagi tiap-tiap —umatdi antara kamu Kami beri) hai manusia —  (aturan dan jalan) maksudnya jalan yang nyata dalam agama yang akan mereka tempuh. —  (Sekiranya dikehendaki Allah, tentulah kamu dijadikan-Nya satu umat) dengan hanya satu syariat —  (tetapi) dibagi-bagi-Nya kamu kepada beberapa golongan —  (untuk mengujimu) mencobai —  (mengenai apa yang telah diberikan-Nya kepadamu) berupa syariat yang bermacam-macam untuk melihat siapakah di antara kamu yang taat dan siapa pula yang durhaka —  (maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan)   (maka  berpaculah mengerjakannya. —  (Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semua) dengan kebangkitan —  (maka diberitahukan-Nya kepadamu apa yang kamu perbantahkan itu) yakni mengenai soal agama dan dibalas-Nya setiap kamu menurut amal masing-maSing.

 

  1. (Dan hendaklah kamu putuskan perkara di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu mereka, dan berhati-hatilah terhadap , mereka) agar — (supaya mereka) tidak —  (memfitnahmu) artinya  menyesatkanmu —  (dari sebagian yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling) dari hukum yang di,  turunkan dan bermaksud mengubahnya —  (maka ketahuilah bahwasanya Allah menghendaki akan menimpakan kepada mereka musibah) hukuman di dunia —  (disebabkan sebagian dosa-dosg mereka) yang mereka perbuat, di antaranya berpaling itu. Dan akan membalas semua dosa itu di akhirat kelak. —  (Dan sesungguhnya banyak di antara manusia itu orang-orang yang fasik).

 

  1. (Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki) dengan memakai ya dan ta, artinya dengan berpaling itu mereka hanyalah hendak bermanis mulut dan mengambil muka, sedangkan pertanyaan di sini berarti sanggahan — (dan siapakah) artinya tak seorang pun — (yang lebih baik hukumannya dari Allah bagi kaum) artinya  di sisi orang-orang —  (yang yakin) kepada-Nya. Diistimewakan menyebutkan mereka, karena hanya merekalah yang bersedia merenungkan hal ini.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin) menjadi ikutanmu dan kamu cintai. — (Sebagian mereka menjadi pemimpin bagi sebagian lainnya) karena kesatuan mereka dalam kekafiran. —  (Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka dia termasuk di antara mereka) ,  artinya termasuk golongan mereka. —   (Sesungguh nya Allah tidak menunjuki orang-orang yang aniaya) karena mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin mereka.

 

  1. (Maka kamu lihat orang-orang yang di daJam hati mereka ada penyakit) yakni lemah akidahnya, seperti Abdullah bin Ubai gembong munafik itu — (bersegera kepada mereka) untuk mengambil mereka sebagai pemimpin —  (seraya katanya) mengemukakan alasan dari sikap mereka itu: —  (“Kami takut akan mendapat giliran bencana) misalnya giliran musim kemarau, kekalahan, sedangkan urusan Muhammad tidak berketentuan sehingga tidak dapat membela kami”. Berfirman Allah Ta’ala: —  (Semoga Allah mendatangkan kemenangan) kepada Rasul-Nya dengan mengembangkan agama-Nya —  (atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya) misalnya dengan membuka kedok orang-orang munafik dan menyingkapkan rahasia mereka —  (sehingga mereka atas apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka) berupa keragu-raguan dan mengambil orangorang kafir itu sebagai pemimpin —  (menjadi menyesal). 

 

  1. (Dan berkatalah), dibaca yaqulu marfu’ sebagai awal kata, dengan memakai wau atau tidak. Ada pula yang membaca yaqula mansub,. karena di’atafkan kepada (orang-orang yang beriman) kepada kawan-kawan mereka keheranan, yakni jika topeng kedustaan mereka telah disingkapkan: —   (“Inikah orang-orang yang telah bersumpah dengan nama Allah secara bersungguh-sungguh) artinya sebenar-benar bersumpah —  (bahwa sesungguhnya mereka beserta kamu) dalam soal keagamaan. Firman Allah Ta’ala: —  (“Gugurlah) rusak binasalah —  (amal perbuatan mereka yarg buih)   (maka jadilah mereka orang-orang yang merugi) baik di dunia Jengan terbukanya rahasia mereka, maupun di akhirat dengan datangnya azab dan siksa.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa yang murtad) yartadda pakai idgam atau tidak, artinya murtad atau berbalik — (di antara kamu dari agamanya) artinya berbalik kafir: ini merupakan pemberitahuan dari Allah Ta’ala tentang berita gaib yang akan terjadi, yang telah lebih dulu diketahui-Nya. Buktinya setelah Nabi Muhammad SAW. wafat segolongan umat keluar dari agama Islam —  (maka Allah akan mendatangkan) sebagai ganti mereka —  (suatu kaum yang dicintai oleh Allah dan mereka pun mencintaiNya). Sabda Nabi SAW.: “Mereka itu ialah kaum orang ini” sambil menunjuk kepada Abu Musa Al-Asyari”. Riwayat Hakim dalam Sahihnya —  (bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap keras) atau tegas —  (terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut akan celaan orang yang suka mencela) dalam hal itu, sebagaimana takutnya orang-orang munafik akan celaan orang-orang kafir. —  (Demikian itu) yakni sifat-sifat yang disebutkan tadi —  (adalah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya, dan Allah Mahaluas) karunia-Nya —  (lagi Maha Mengetahui) akan yang patut menerimanya. Ayat ini turun ketika Ibnu Salam mengadu kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, kaum kami telah mengucilkan kami!

 

  1. (Sesungguhnya yang menjadi penolongmu ialah Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman yang mendirikan salat dan menunaikan zakat serta mereka rukuk) maksudnya, khusyuk atau melakukan salat sunat.

 

  1. (Barangsiapa yang mengambil Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang beriman sebagai penolongnya) lalu mereka dibela dan ditolongnya pula — (maka sesungguhnya golongan agama Allah itulah yang akan menang) yang terjamin dengan pertolongan Allah Ta’ala, sedangkan pembelaan seseorang kepada agama Allah itu menjadi bukti bahwa ia dari golongan dan pengikut agama itu.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil orang-orang yang menjadikan agamamu sebagai olok-olok) ejekan — (dan barang permainan, di antara) untuk penjelasan —   (orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelumnya, dan orang-orang kafir) atau orang-orang musyrik, dengan jar dan nasab —  (sebagai pemimpin, dan bertakwalah kepada Allah) dengan tidak mengambil mereka sebagai pemimpin  (jika kamu beriman) artinya sungguh-sungguh dalam keimanan kamu itu.

 

  1. (Dan) orang-orang yang — (apabila kamu menyeru) atau memanggil mereka —  (untuk salat) yaitu dengan azan —  (mereka menjadikannya) salat itu —  (sebagai bahan olok-olok permainan) yakni dengan mempermainkan dan menertawakannya  (Demikian itu) maksudnya sikap mereka itu  (adalah karena mereka) disebabkan oleh karena mereka —  (kaum yang tak mau berpikir).

 

Ayat berikut diturunkan ketika orang-orang Yahudi menanyakan kepada Nabi SAW. kepada rasul mana sajakah ia beriman?. Jawabnya: “Kepada Allah, dan kepada apa-apa yang diturunkan kepada kami … sampai akhir ayat”. Ketika Nabi SAW. menyebut nama Isa, mereka berkata: “Sepengetahuan kami tak ada agama yang lebih buruk dari agamamu!” (Kaum orang-orang Yahudi benci kepada orang-orang Nasrani, pent).

 

  1. (Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, apakah kamu menyalahkan) menolak (kami, hanya karena kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan sebelumnya) yakni kepada nabi-nabi yang terdahulu —   (dan bahwa kebanyakan di antara kamu orang-orang yang fasik?), di’atafkan kepada an amanng, sedangkan maksudnya ialah: “Tak ada yang kamu salahkan kecuali hanyalah keimanan kami yang rupanya tidak kamu setujui”. Sikap tersebut membuat kalian pantas disebut orang-orang yang fasik. Padahal hal ini merupakan hal yang sudah tidak boleh diingkari.

 

  1. (Katakanlah: Apakah akan kukabarkan padamu) kuberitahukan — (orang-orang yang lebih buruk) lagi daripada warga  (demikian) yang kamu salahkan itu — v (mengenai pembalasannya)  asal artinya ialah pahalanya —   (di sisi Allah) yaitu —   (orang yang dikutuk oleh Allah) artinya dijauhkan-Nya dari rahmat-Nya (dan dimurkai-Nya serta di antara mereka ada yang dijadikan-Nya kera dan babi) dengan mengubah bentuknya —  (dan) orang —  (yang menyembah taqut) yakni, setan dengan jalan menaatinya. Pada minhum ditekankan arti man pada lafaz sebelumnya yang dimaksud ialah orang-orang Yahudi. Menurut satu qiraat dibaca ‘abuda dengan diidafatkan kepada yang sesudahnya, sebagai isim jamak dari ‘abd dan dinasabkan karena ma’tuf kepada qiradah. —  (Mereka itu lebih buruk tempatnya) karena mereka menempati neraka, berfungsi sebagai tamyiz —  (dan lebih tersesat lagi dari jalan yang lurus) dari jalan yang benar. Sawa arti asalnya ialah pertengahan. Disebutkan “buruk” dan “lebih tersesat” untuk mengimbangi ucapan mereka “sepengetahuan kami tak ada agama yang lebih buruk dari agamamu”.

 

  1. (Dan jika mereka datang kepadamu) yaitu orang-orang Yahudi munafik — (mereka berkata: “Kami beriman” padahal mereka masuk) kepadamu dengan membawa —   (kekafiran dan mereka keluar) darimu —   (dengan membawa kekafiran —pula —) mereka tidak beriman —   (dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan) itu, berupa kemunafikan.

 

  1. (Dan akan kamu lihat banyak di antara mereka) maksudnya orang-orang Yahudi — (bersegera) artinya cepat terlibat dalam —   (berbuat dosa) kedustaan —   (dan permusuhan) keaniayaan —   (serta memakan barang yang haram) seperti uang Suap dan lain-lain —   (sungguh, amat buruklah apa yang mereka kerjakan) itu, yakni perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan tadi.

 

  1. (Kenapa orang orurp alim dan para pendeta —merekatak melarang mereka mengucapkan dusuj artinya kata-kata dusta — (dan memakan bg. rang yang haram? Sungguh, amat buruklah apa yang mereka perbuat itu), ya, itu tidak melarang mereka berbuat kejahatan.

 

  1. (Orang-orang Yahudi berkata:) setelah mereka ditimpa kesusahan disebabkan mendustakan Nabi SAW. padahal selama ini mereka adalah orang-orang yang paling mampu dan paling banyak harta. —   (“Tangan Allah terbelenggu”) artinya dikatup hingga terhalang untuk menyebarkan rezeki kepada kita. Ucapan itu merupakan sindiran terhadap kikirnya Allah Ta’ala buat melimpahkan rezeki. Firman Allah Ta’ala: —   (“Tangan merekalah yang dibelenggu”) dari berbuat kebajikan hingga  tak mau melakukannya. Ini sebagai kutukan terhadap mereka —  (dan mereka dikutuk disebabkan apa yang telah mereka ka: takan itu. Bahkan kedua tangan-Nya terbuka lebar) merupakan semboyan tentang sifat Allah Yang Maha Pemurah. Pujian kepada “tangan” ini untuk menunjukkan banyak dan melimpah ruah, karena segala sesuatu yang diberikan oleh seorang dermawan berupa harta melalui tangannya. —   (Dia memberi nafkah sebagaimana dikehendaki-Nya) apakah akan diperlapang ataukah akan dipersempit-Nya, tidak satu pun dapat-Nya. —  (Dan apa yang di: turunkan kepadamu dari Tuhanmu, berarti akan menambah banyak kedurhakaan dan kekafiran mereka) karena kekafiran mereka kepadanya. —  (Dan Kami timbulkan di antara mereka musuhan dan kebencian sampai hari kiamat) hingga setiap golongan menentang dan memusuhi lainnya. —  (Setiap mereka menyaJakan api peperangan) maksudnya untuk memerangi Nabi Muhammad SAW.  (dipadamkannya oleh Allah) artinya setiap mereka bermaksud, maka ditolak oleh Allah —  (dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi) maksudnya menghancurkannya dengan berbuat maksiat  (dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan).

 

  1. (Dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman) kepada Nabi Muhammad SAW. — (dan bertakwa) artinya menjaga diri dari kekafiran —  (pastilah Kami hapus dari mereka kesalahan mereka dan Kami masukkan mereka ke dalam surga-surga kenikmatan).

 

  1. (Dan sekiranya mereka menegakkan Taurat dan Injil) mengamalkan ajarannya, di antaranya beriman kepada Nabi SAW. — (dan apa yang diturunkan kepada mereka) maksudnya kitab-kitab —   (dari Tuhan mereka, tentulah mereka akan beroleh makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka) maksudnya dilapangkan-Nya rezeki dan dilimpahkan-Nya atas mereka dari segenap penjuru. —  (Di antara mereka ada umat) maksudnya golongan —  (yang pertengahan) yakni mengamalkannya (dengan tulus, jujur, tidak menyimpang dari kebenaran. Pent) dan mereka itulah yang beriman kepada Nabi SAW. seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya —   (tetapi banyak dj antara mereka, amat burukapa yang mereka kerjakan).

 

  1. (Hai Rasul, sampaikanlah) semua — (yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) dan janganlah kamu sembunyikan sesuatu pun darinya karena takut akan mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan. —   (Dan jika tidak kamu lakukan) tidak kamu sampaikan semua yang diturunkan padamu itu —  (berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya). “Risalah” dengan tunggal atau jamak, karena menyembunyikan sebagian berarti menyembunyikan semuanya. —  (Dan Allah memelihara kamu dari manusia) agar tidak sampai membunuhmu. Pada mulanya Rasulullah SAW. itu dikawal sampai turun ayat ini, lalu sabdanya: “Pergilah, karena sesungguhnya Allah memeliharaku!” Riwayat Hakim. —  (Sesungguhnya Allah tidak memberikan bimbingan kepada kaum yang kafir).

 

  1. (Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidaklah berada dalam sesuatu —agama—) tidak dianggap beragama, — (hingga kamu menjalankan Taurat dan InJil dan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) yakni dengan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, di antaranya beriman kepadaku. (Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu, dari T.uhanmu hanyalah akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan mereka) maksudnya bahwa disebabkan kekafiran mereka tadi, maka Al-Qur’an yang diturunkan padamu itu hanyalah menambah kekafiran dan kedurhakaan mereka, jadi bukan petunjuk dan keimanan. —  (Maka janganlah kamu berdukacita) atau bersedih hati  (terhadap orang-orang yang kafir) jika mereka tak mau beriman, tidak usah mereka itu dihiraukan.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang mukmin dan orang-orang Yahudi), menjadi mubtada — (kaum Sabi-in) satu sekte dari Yahudi —   (dan orang-orang Nasrani), yang menjadi badal dari mubtada ialah —   (siapa saja yang benar-benar beriman) dari kalangan mereka —  (kepada Allah, hari kemudian, dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak —pula mereka bersedih hati) dalam menghadapi hari kemudian, sebagai khabar dari mubtada dan yang menunjukkan kepada khabarnya inna.

 

  1. (Sesungguhnya Kami telah mengambil perJanjian dari Bani Israil) untuk beriman kepada Allah dan rasul-Nya (dan telah Kami utus kepada mereka rasulrasul. Tetapi setiap datang kepada mereka seorang rasul) dari kalangan mereka sendiri —  (dengan membawa apa yang tidak diingini Oleh hawa nafsu mereka) yaitu berupa perkara yang hak/benar maka mereka tidak mempercayainya —  (sebagian) dari rasul-rasul itu —  (mereka dustakan dan sebagian yang lain) dari rasul-rasul itu —  (mereka bunuh) seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya. Pengungkapan dengan lafaz yaqtuluna/ff’il mudari’, bukannya dengan lafaz qatalu/ff’il madi, menggam, barkan tentang keadaan yang sedang berlangsung di masa lalu, kareng adanya fasilah/pemisah.

 

  1. (Dan mereka mengira) mereka menduga — (bahwa tidak akan terjadi) dengan dibaca rafa’ maka an menjadi mukhaffafah tidak beramal, dan dibaca nasab maka an dapat menasabkan/beramal, artinya tidak  memungkinkan terjadi —   (fitnah) siksaan yang menimpa diri mereka sebagai balasan dari perbuatan mendustakan para rasul dan berani membunuh mereka —  (sebagai akibatnya mereka menjadi buta) dari perkara yang hak hingga mereka tidak bisa melihatnya — (dan mereka menjadi tuli)  tidak bisa mendengar perkara yang hak —  (kemudian Allah menerima tobat mereka) tatkala mereka mau bertobat —  (kemudian mereka kembali menjadi buta dan tuli) untuk kedua kalinya —  (demikianlah kebanyakan dari kalangan mereka) lafaz l sebagai ?  damir/kata ganti, —  (dan Allah Maha Melihat terhadap apa yang mereka kerjakan) untuk itu Ia membalas mereka sesuai dengan apaapa yang telah mereka kerjakan.

 

  1. (Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam”) di masa sebelumnya telah terjadi hal yang serupa — (pada hal telah berkata) kepada mereka —  (Al-Masih: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu) sesungguhnya aku ini hanyalah seorang hamba Allah dan bukannya Tuhan  (sesungguhnya orang yang mempersekutukan —sesuatudengan Allah) menyembah kepada selain Allah —   (maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga) Allah melarangnya untuk memasuki surga —   (dan tempatnya ialah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu seorang) lafaz min adalah tambahan —  (penolong) yang dapat mencegah siksaan Allah terhadap diri mereka.

 

  1. (Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu) dari tuhan —   (yang tiga) artinya, salah satu dari tuhan-tuhan yang jumlahnya tiga, dan dua orang lainnya yang dianggap tuhan ialah Nabi Isa beserta ibunya. Mereka yang berpendapat demikian adalah segolongan dari orang-orang Nasrani —  (padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu) berhenti dari menigakan Allah, kemudian kembali mengesakanNya —  (pasti akan menimpa kepada orang-orang yang kafir) artinya mereka yang menetapi kekufurannya — (diantara mereka siksaan yang pedih) siksaan yang sungguh amat memedihkan yaitu siksaan neraka.

 

  1. (Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?) atas apa yang telah mereka katakan: pertanyaan di sini menunjukkan kepada makna celaan. — (Dan Allah Maha Pengampun) terhadap orang yang mau bertobat — lagi Maha Penyayang) kepadanya.

 

  1. (Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu) telah lewat — (sebelumnya beberapa rasul) maka dia pun akan berlalu/mati seperti me. reka: dia bukanlah Tuhan seperti apa yang telah mereka sangka, jika memang demikian maka niscaya ia pun tidak akan berlalu/mati —  (dan ibunya seorang yang amat benar) seorang wanita yang teramat benar (keduanya biasa memakan makanan) sama seperti makhluk. makhluk hidup lainnya, maka siapa pun yang keadaannya demikian berarti dia bukanlah Tuhan, karena ia masih membutuhkan makanan, lemah dan masih mengeluarkan kencing dan berak sebagai akibat dari makanan itu.  (Perhatikan) dengan penuh rasa ketakjuban —  (bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka —ahlul kitabtanda-tanda kekuasaan —Kami—) yang menunjukkan Keesaan Kami —  (kemudian  perhatikanlah bagaimana) lafaz anna adalah kata tanya —  (mendustakannya) mereka berpaling dari perkara hak yang disertai dengan bukti yang jelas.

 

  1. (Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain dari Allah) selain-Nya — (sesuatu yang tidak dapat memberi marabahaya kepadamu dan tidak —pulamemberi manfaat?” Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar) terhadap perkataan-perkataanmu —   (lagi Maha Mengetahui) tentang tindak-tandukmu, kata istifham/kata tanya di sini menunjukkan keingkaran.

 

  1. (Katakanlah: “Hai Ahli Kitab) para pemeluk agama Yahudi dan agama Nasrani —  (Janganlah kamu berlebih-lebihan) janganlah kamu melampaui batas —  (dalam agamamu) secara berlebih-lebihan —  (dengan cara tidak benar) yaitu dengan cara merendahkan Nabi Isa atau kamu mengangkatnya secara berlebihan dari apa yang seharusnya —  (dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya sebelum —kedatangan Nabi Muhammad—) mengikuti cara berlebih-lebihan yang pernah dilakukan oleh para pendahulu mereka —  (dan mereka telah menyesatkan .  kebanyakan) manusia —   (dan mereka tersesat dari jalan yang lurus) jalan yang hak: lafaz as-sawa asalnya bermakna pertengahan.

 

  1. (Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud) yaitu Nabi Daud mendoakan/ menyerapah mereka hingga mereka berubah ujud menjadi kera-kera: mereka adalah orang-orang dari kalangan Bani Israil yang menduduki tanah Ailah (dan Isa putra Maryam) yaitu Nabi Isa mendoakan/menyerapah mereka sehingga mereka berubah ujud menjadi babi-babi, mereka adalah orang-orang Bani Israil yang memiliki Al-Maidah/hidangan yang didatangkan  dari langit —  (yang demikian itu) adalah laknat —   (disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas).

 

  1. (Mereka satu sama lain tidak pernah melarang) artinya, Sebagian di antara mereka tidak pernah melarang sebagian lainnya — (dari) kebiasaan — (tindakan mungkar yang biasa mereka perbuat, sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka berbuat) kebiasaan mereka dalam melakukan perbuatan mungkar itu.

 

  1. (Kamu melihat) wahai Muhammad — (kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yar g kafir musyrik) dari kalangan penduduk Mekah karena membencimu. —   (Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka) yaitu berupa amal perbuatan untuk bekal mereka diakhirat yang akibatnya —   (Allah murka terhadap mereka, dan mereka akan kekal dalam siksaan).

 

  1. , (Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi) Muhammad — (dan kepada apa yang diturunkan kepadanya, niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrik itu) orang-orang kafir —   (menjadi penolongpenolong, tetapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik durhaka) mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari keimanan.

 

  1. (Sesungguhnya kamu dapati) wahai Muhammad — (orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang: orang musyrik) dari kalangan penduduk Mekah, oleh sebab menebalnya kekufuran mereka, kebodohan mereka dan tenggelamnya mereka ke dalam hawa nafsu —  (dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang” orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu) maksudnya, kecintaan mereka begitu dekat terhadap orang-orang mukmin —  (disebabkan karena) oleh karena  (di antara mereka Jorang-orang Nasrani terdapat pendeta-pendeta) ulama-ulama agama Nasrani —  (dan rahib-rahib) orang-orang .  ahli ibadah Nasrani —  (juga karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri) untuk mengikuti barang yang hak, tidak sebagaimana orang-orang Yahudi dan kaum musyrik penduduk Mekah yang menyombongkan diri. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan utusan raja Negus yang datang dari negeri Abesinia untuk menemui kaum muslim. Kemudian Nabi SAW. membacakan surat Yasin kepada mereka, setelah itu mereka menangis dan masuk Islam semuanya, seraya mengatakan: “Alangkah miripnya bacaan ini dengan apa yang telah diturunkan kepada Nabi Isa. Allah berfirman:

 

JUZ 7

 

  1. (Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul) yaitu sebagian dari Al-Qur’an — (kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran Al-Qur’an yang telah mereka ketahui —dari kitab-kitab mereka sendiriseraya berkata: Ya Tuhan kami, kami telah beriman) kami telah percaya kepada nabi-Mu dan kitab-Mu —  (maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi —atas kebenaran Al-Qur’an dan kenabian Nabi Muhammad—) orang-orang yang mengakui dirinya beriman kepada keduanya.

 

  1. (Dan) mereka mengatakan sehubungan dengan bantahan mereka terhadap orang-orang Yahudi yang mengecap mereka masuk Islam — (mengapa kami tidak beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami) yaitu berupa Al Guran, artinya tidak ada halangan bagi diri kami untuk beriman selagi memang ada bukti_bukti yang mengharuskan iman —  (padahal kami sangat ingin) di atafkan/dikaitkan dengan lafaz nu-minu —   (agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh?) orang-orang yang beriman ke dalam surga. Allah melanjutkan firman. Nya.

 

  1. (Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang me. reka ucapkan, yaitu surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sedang. kan mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan) yang ikhlas keimanannya. (Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka.)

 

  1. Ayat ini diturunkan tatkala ada suatu kaum dari kalangan para sahabat yang bertekad menetapi puasa dan melakukan salat di malam harinya: mereka tidak mau mendekati wanita-wanita, memakai wewangian, memakan dagiaging dan tidur di ranjang/kasur. — (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas) janganlah kamu melanggar perintah Allah. — (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas).

 

  1. (Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah rezekikan kepadamu) sebagai maf’ul/subjek, jar dan majrur yang sebelumnya menjadi hal yang berkaitan dengan maful itu (dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya).

 

  1. (Allah tidak menghukum kamu disebabkan senda gurau) yang terjadi — (di dalam sumpah-sumpahmu) yaitu sumpah yang dilakukan secara tidak sengaja hanya karena lisan terlanjur mengatakan, seperti ucapan seseorang, “Tidak demi Allah”, dan: “Ya demi Allah”  (tetapi Dia menghukum kamu disebabkan apa yang kamu sengajakan) dengan dibaca ringan ‘agadtum dan dibaca tasydid ‘aqqadtum, menurut suatu riwayat dibaca aqadtum —  (dalam sumpah-sumpahmu) mengenai hal itu, yaitu seumpamanya kamu bersumpah dengan sengaja —   (maka kifaratnya) artinya, kifarat sumpah tersebut apabila kamu melanggarnya —   (memberi makan sepuluh orang miskin) yang untuk setiap orang sebanyak satu mud —   (yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan) dari makanan tersebut Ka (kepada keluargamu) artinya, kualitas makanan yang paling pertengahan dan yang paling biasa dipakai, bukannya kualitas makanan yang paling tinggi dan juga bukan yang paling rendah —   (atau memberi kepada mereka pakaian) yaitu sesuatu yang biasa dijadikan sebagai pakaian seperti baju gamis, sorban dan kain. Imam Syafii berpendapat: jika memberikannya secara sekaligus kepada seorang miskin saja dianggap kurang sempurna atau tidak memenuhi persyaratan, —   (atau membebaskan) memerdekakan —   (seorang budak) yang beriman seperti dalam masalah kifarat membunuh dan kifarat zihar, karena dikategorikan ke dalam pengertian  mutlak terhadap mugayyad —  (dan barangsiapa yang tidak menemukan) salah satu di antara yang telah disebutkan —  (muka berpuasa selama tiga hari) sebagai ganti kifaratnya, menurut pendapat yang terkuat dalam masalah ini tidak disyaratkan puasa secara berturut-turut, pendapat ini dikatakan oleh Imam Syafii. —  (Yang demikian itu) yang te. lah disebutkan —   (adalah kifarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah) kemudian kamu langgar. —   (Dan jagalah sumpahmu) jangan sampai kamu melanggarnya, selagi sumpah itu bu. kanlah perbuatan kebajikan atau mendamaikan orang-orang, sebagaimana yang telah disebutkan dalam surat Al-Baqarah — dx (Demikianlah) artinya, seperti apa yang telah Allah jelaskan tentang beberapa hal yang telah lalu penuturannya —  (Allah menjelaskan kepada kamu tentang ayat-ayat-Nya agar kamu bersyukur) kepada-Nya atas hal itu.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar) minuman yang memabukkan yang dapat menutupi akal sehat — (berjudi) taruhan —   (berkorban untuk berhala) patung-patung sesembahan —  (mengundi nasib dengan anak panah) permainan undian dengan anak panah —  (adalah perbuatan keji) menjijikkan lagi kotor —  (termasuk perbuatan setan) yang dihiasi oleh setan. —  (Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu) yakni kekejian yang terkandung di dalam perbuatan-perbuatan itu, jangan sampai kamu melakukannya —  (agar kamu mendapat keberuntungan).

 

  1. (Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran —meminumkhamr dan berjudi itu) bila kamu melakukan keduanya, mengingat dalam keduanya itu terkandung keburukan dan fitnah — (dan menghalangi kamu) karena sibuk melakukannya itu  (dari mengingat Allah dan salat) Allah menyebutkan salat secara khusus sebagai pengagungan terhadap-Nya —  (maka berhentilah kamu) dari melakukan kedua pekerjaan ini.

 

  1. (Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada rasul-Nya dan berhati-hatilah) terhadap perbuatan-perbuatan maksiat. — (Jika kamu berpaling) dari ketaatan —  (maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban rasul Kami, hanyalah menyampaikan —amanat Allahdengan terang) dengan gamblang, kemudian pembalasan kamu oleh Kami.

 

  1. (Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu) meminum khamr dan melakukan perjudian sebelum adanya pengharaman — (apabila mereka  bertakwa) terhadap perbuatan-perbuatan yang haram —  (serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman) mereka terus menetapi ketakwaan dan keimanannya —  (kemudian mereka —tetap juga bertakwa dan berbuat kebajikan) dalam beramal. —  (Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan) dengan pengertian bahwa Allah akan memberi mereka pahala.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya ) kamu akan menerima ujian) percobaan dari — (Allah dengan sesuatu) yang Ia kirimkan kepadamu —  (berupa binatang buruan yang mudah didapat) maksudnya, binatang buruan yang kecil-kecil —  (oleh tangan-tanganmu dan tombak-tombakmu) berupa binatang bu. ruan yang besar-besar. Peristiwa ini terjadi sewaktu di Hudaibiyah sedangkan mereka dalam keadaan berihram, tersebutlah bahwa hewan-hewan liar berada di mana-mana sewaktu mereka dalam perjalanan —  (supaya Allah mengetahui) dengan pengetahuan yang jelas —  (orang yang takut kepada-Nya, walaupun ia tidak dapat melihat-Nya) menjadi hal, yang artinya, secara gaib tidak bisa melihat-Nya, kemudian ia menghindari bina. tang buruan itu. —  (Barangsiapa yang melanggar batas sesudah itu) sesudah dilarang menangkap binatang buruan itu, kemudian ia bertekad menangkapnya —  (maka baginya siksaan yang pedih).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang berihram) melakukan ihram haji dan ihram umrah. —   (Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka denda: nya) lafaz yang sesudahnya dibaca secara tanwin dan rafa’, artinya, ia harus  membayar denda yang —   (sama dengan hewan yang telah dibunuhnya) artinya, hewan yang sama bentuknya, dan di dalam suatu qiraat lafaz jazaun diidafatkan kepada lafaz yang sesudahnya, sehingga dibaca wajazaumisl (menurut keputusan) artinya, mengenai perimbangannya oleh dua orang lelaki —  (dua orang yang adil di antara kamu) yang keduanya mempunyai kecerdasan dalam membedakan dan menyesuaikan hal-hal yang serupa. Ibnu Abbas, Umar dan Ali radiyaljahu’anhum, telah memutuskan denda seekor unta sebagai imbangan buruan seekor burung unta. Kemudian Ibnu Abbas dan Abu Ubaidah telah memutuskan mengganti sapi liar dan keledai liar dengan seekor sapi. Ibnu Umar dan Ibnu Auf mengganti seekor kijang dengan seekor kambing sebagai kifaratnya, kemudian Ibnu Abbas dan Umar serta selain keduanya telah memutuskan hal yang sama dalam kasus perburuan rusa sebab ia mirip dengan kambing dan — lam masalah besarnya —  (sebagai hadya) sebagai hal dari lafaz  (yang dibawa sampai ke Ka’bah) artinya, kurban itu dibawa sampai ke tanah suci lalu disembelih sesampainya di sana, lalu dagingnya disedekahkan kepada para penduduknya yang miskin, dan hewan hadya itu tidak boleh disembelih di tempat perburuan terjadi. Lafaz baligal ka’bah dibaca nasab karena menjadi sifat dari lafaz yang sebelumnya yaitu hadya, sekalipun ia diidafatkan, karena idafatnya itu hanya bersifat lafzi. Jadi tidak memberikan pengertian ma’rifah. Apabila binatang buruan itu sangat sulit untuk ditemukan yang sepadan dengannya, seperti burung cicit dan belalang, maka pelakunya wajib membayar harganya saja — | (atau) ia harus membayar —  (kifarat) yang tidak sepadan, sekalipun hewan yang sepadan memang ada, yaitu —   (memberi makan orang-orang miskin) berupa makanan pokok yang biasa dimakan oleh penduduk setempat dalam jumlah yang sesuai dengan harga denda, untuk dibagikan kepada setiap orang miskin satu mud. Menurut satu qiraat dengan mengidafatkan lafaz kaffarah kepada lafaz yang  sesudahnya dengan pengertian memperjelas —   (atau) ia harus membayarnya —  (dengan yang seimbang) seperti —  (juumlah itu) dalam bentuk makanan —  (berupa puasa) yang ia lakukan untuk setiap harinya sebagai ganti dari satu mud makanan, dan jika ia menemukan makanan, maka yang wajib baginya ialah membayarnya dengan makanan —   (supaya ia merasakan akibat) yang berat bagi pembalasan — , (perbuatannya) yang telah ia lakukan. —  (Allah telah memaafkan apa yang telah lalu) yaitu dari perbuatan membunuh binatang buruan ” Sewaktu ihram sebelum diharamkan. —  (Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya — )  (niscaya Allah akan membalasnya. Allah Maha Perkasa) Maha Menanglah segala perkara-Nya (lagi Yang mempunyai pembalasan) terhadap orang yang durhaka kepada-Nya dan kemudian disamakan dengan membunuh Sengaja yaitu membunuh secara kesalahan.

 

  1. (Dihalalkan bagimu) hai umat manusia sewaktu kamu berada dalam keadaan halal/tidak ihram atau sedang ihram — (binatang buruan laut) kamu boleh memakannya. Binatang buruan laut ialah binatang yang hidupnya hanya di laut/di air, seperti ikan. Berbeda dengan binatang terkadang hidup di laut dan terkadang hidup di darat, seperti kepiting —  (dan makanan —yang berasaldari laut) binatang laut yang terdampar dalam keadaan mati — (sebagai makanan yang lezat) untuk dinikmati — (bagimu) kamu boleh memakannya — (dan bagi orang: orang yang bepergian) orang-orang yang musafir dari kalangan kamu dengan menjadikannya sebagai bekal mereka. —   (Dan diharamkan atasmu binatang buruan darat) yaitu binatang yang hidup di darat dari jenis binatang yang boleh dimakan, kamu dilarang memburunya —   (selagi kamu dalam keadaan ihram) dan jika yang memburunya itu adalah orang yang tidak sedang ihram, maka orang yang sedang ihram diperbolehkan memakannya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh sunnah. , (Dan bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan).

 

  1. (Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah su Ci itu) rumah yang disucikan — (sebagai pusat kegiatan umat manisia) yang mereka melaksanakan urusan agamanya dengan berhaji kepadanya, dan mengatur urusan keduniawian mereka dengan. mengamankan orang-orang yang masuk ke dalamnya dan menjamin keselamatan mereka, kemudian mendatangkan semua jenis buah-buahan ke dalamnya. Menurut suatu qiraat dibaca qiyaman tanpa alif panjang yang berakar dari kata qama tanpa dii’lalkan —  (dan bulan haram) yang dimaksud adalah bulan-buJan haram seperti Zul Qa’dah, Zul Hijjah, Muharram dan Rajab, sebagai pusat kegiatan mereka dalam mengamankan lingkungan dan tidak boleh melakukan peperangan dalam bulan-bulan tersebut —   (dan hadya serta gala-id) sebagai pertanda bagi semua orang bahwa kedua jenis hewan kurban itu tidak boleh diganggu dan harus diamankan —  (demikian itu)  peraturan yang telah disebutkan itu —  (agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) karena sesungguhnya Ia telah menjadikan peraturan tersebut demi kemaslahatan kamu dan demi untuk menolak marabahaya dari dirimu sebelum segala sesuatunya terjadi: hal ini jelas menunjukkan pengetahuan Allah yang mencakup semua yang ada dalam alam wujud ini dan semua yang sedang berlangsung.

 

  1. (Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya) terhadap musuh-musuh-Nya — (dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap kekasih-kekasih-Nya   (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.

 

  1. (Kewajiban rasul tidak lain hanyalah menyampaikan) kepadamu — (dan Allah mengetahui apa yang kamu tampakkan) amal perbuatan yang kamu lahirkan —  (dan apa yang kamu sembunyikan) amal perbuatan yang kamu sembunyikan, karena itu Allah membalas kamu.

 

  1. (Katakanlah: “Tidak sama yang buruk) barang yang haram — (dengan yang baik) barang yang halal — AI (meskipun membuatmu kagum) membuatmu suka — (banyaknya hai vang buruk itu, maka bertakwalah kepada Allah) tinggalkanlah hal yang buruk itu —  (hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan” agar kamu mendapat kebahagiaan. Kemudian turunlah ayat berikut ini tatkala para sahabat banyak bertanya kepada Rasulullah SAW.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, Janganlah kamu menanyakan —kepada Nabirnuhal-hal yang jika diterangkan) dijelaskan — (kepadamu, niscaya menyusahkan kamu) karena di dalamnya mengandung kemudaratan —  (dan ika kamu menanyakannya di waktu Al-Qur’an itu sedang diturunkan) artinya, di masa Nabi SAW. masih hidup —  (niscaya akan diterangkan kepadamu) makna ayat, apabila xsamu bertanya tentang macam-macam masalah sewaktu nabi masih ada, niscaya akan turun ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskannya, dan jika ayat-ayat Al-Qur’an telah turun niscaya isinya akan menjelek-jelekkan kamu sendiri, oleh karena itu janganlah kamu banyak bertanya tentang hal-hal itu, sesungguhnya —  (Allah telah memaafkan tentang hal-hal itu) sebelum kamu meminta maaf kepada-Nya, maka dari itu janganlah kamu mengulanginya. —  (Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun).

 

  1. (Sesungguhnya telah menanyakan hal itu) artinya, hal-hal serupa itu — (Suatu kaum sebelum kamu) kepada nabi-nabi mereka, maka mer-ka diberi jawaban tentang penjelasan hukum-hukumnya (kemudian jadilah mereka) mereka menjadi —  (tidak percaya kepadanya) karena mereka tidak mengamalkannya.

 

  1. (Tidak sekali-kali menjadikan) mensyariatkan — (Allah akan adanya bahirah, saibah, wasilah dan ham) sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang jahiliyah. Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sa’id ibnul Musayyab yang telah mengatakan, bahwa bahirah ialah unta betina yang air susunya dihadiahkan untuk berhala-berhala, maka tidak ada seorang pun yang berani memerah air susunya. Saibah ialah unta betina yang mereka lepaskan begitu saja dibiarkan demi untuk berhala-berhala mereka, maka unta tersebut tidak boleh dibebani sesuatu pun. Wasilah ialah unta betina yang sewaktu melahirkan anak untuk pertama kalinya betina, setelah itu ia beranak lagi secara kembar yang kedua-duanya betina, induk unta itu dibiarkan terlepas bebas jika anak-anaknya itu tidak ada yang jantan yang memisahkan antara kedua anaknya itu. Hal ini mereka lakukan demi berhala-berhala mereka. Dan ham ialah unta pejantan yang dipekerjakan dalam masa yang telah ditentukan, dan jika masanya telah habis, lalu mereka membiarkannya bebas demi untuk bertagarrub kepada berhala-berhala sesembahan mereka. Selain dari itu mereka membebaskannya dari segala muatan dan beban, hingga ia tidak lagi disuruh membawa apa pun, dan nama lain dari unta jenis itu ialah hami. —  (Akan tetapi orang-orang kafir selalu membuat kedustaan terhadap Allah) dalam hal tersebut. kemudian mereka mengaitkannya kepada Allah —  (Ian kebanyakan mereka tidak mengerti) bahwa perkara tersebut merupakan kedustaan, karena mereka dalam hal ini hanyalah mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh nenek moyang mereka.

 

  1. (Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang telah diturunkan Allah dan mengikuti RuSul!”) artinya, kepada hikmah yang menjelaskan tentang penghalalan apa yang kamu haramkan — (Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami) , , – kami cukup puas dengan —  (apa yang kami dapati bapak. bapak kami mengerjakannya”) yaitu berupa agama dan syariat. Allah selanjutnya berfirman: —  (Apakah) mereka cukup puas dengan hal itu —  (sekalipun nenek moyang mereka itu tidak menge. tahui apa-apa dan tidak — pula — mendapat petunjuk) ke jalan yang benar? Kata tanya’istifham di sini menunjukkan makna ingkar.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu) peliharalah dirimu dan berbuatlah kamu untuk memperbaikinya — (tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk). Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan makna “tidak akan membahayakan kamu orang-orang yang sesat” ialah golongan Ahlul Kitab. Menurut pendapat lainnya, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang selain Ahlul Kitab, pendapat ini berlandaskan pada hadisnya Abu Sa’labah Al-Khusyani. Dalam hadisnya Al-Khusyani mengatakan: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang makna ayat ini: kemudian beliau menjawab: “Saling perintah-memerintahkanlah kamu sekalian kepada kebajikan, dan saling cegah-mencegahlah kamu sekalian tentang kemungkaran, hingga jika kamu melihat orang yang bakhil (pelit) ditaati, hawa nafsu mulai diikuti, keduniawian paling dipentingkan, dan orangorang yang berakal mulai merasa kagum dengan akalnya sendiri, maka peliharalah dirimu”. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Hakim dan lain-lainnya ,  (hanya kepada Allahlah kamu semua nya kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan) kemudian Ia membalas kamu.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, diperlukan kesaksian di antara kamu apabila salah seorang kamu menghadapi kematian) menghadapi hal-hal yang menyebabkan kepada kematian — (tatkala —iahendak berwasiat, yaitu oleh dua orang lelaki yang adil di antara kamu) kalimat syahadatu bainikum adalah kalimat berita yang bermakna perintah, yang artinya: hendaknya disaksikan (liyasyhad). Mengidafatkan lafaz syahadah kepada lafaz baina menunjukkan makna keluasan memilih: kata hina merupakan badal (kata ganti) —  dari kata iza, atau menjadi zaraf bagi kalimat hadara —  (atau oleh dua orang yang berbeda dengan kamu) artinya, yang bukan seagama denganmu — (jika kamu dalam perjalanan) sedang bepergian —  (di muka bumi lalu kamu tertimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu) kamu pegang kedua orang itu, kalimat ini menjadi kata sifat dari lafaz akharani —  (sesudah kamu salat) yaitu, salat Asar —  (lalu mereka keduanya bersumpah) mengikrarkan perjanjian —  (dengan atas nama Allah, jika kamu ragu-ragu) kamu merasa syak wasangka mengenainya, kemudian keduanya mengatakan: —  (“Kami tidak akan membeli dengan sumpah itu) atas nama Allah —  (harga yang sedikit) sebagai imbalan berupa materi/duniawi yang kami ambil sebagai penggantinya dengan cara bersumpah atau mengadakan kesaksian dusta, demi untuk meraih imbalan itu —  (walaupun dia) orang yang disumpahi atau orang yang disaksikan itu adalah —  (kerabat karib) familinya sendiri —  (dan tidak —pulakami menyembunyikan persaksian Allah) yang kami diperintahkan-Nya untuk melaksanakannya —  (sesungguhnya kami kalau demikian) kalau kami menyembunyikannya —  (termasuk orangOrang yang berdosa”).

 

  1. (Jika diketahui) terbukti sesudah keduanya bersumpah (bahwa kedua saksi itu melakukan dosa) artinya, melaku. kan perbuatan yang mengakibatkan dosa, seperti berkhianat atau berdusta dalam kesaksiannya, hal ini diperkuat dengan adanya bukti, bahwa keduanya hanya mengaku-ngaku telah membeli barang yang diwasiatkan itu dari si mayat atau mereka mengaku-ngaku bahwa si mayat telah mewasiatkan untuk mereka —  (maka dua orang yang lain mengganti kedu. dukan mereka berdua) untuk mengajukan tuntutan kepada mereka berdua  (dari orang-orang yang berhak) menerima wasiat, mereka ialah para ahli waris dari si mayat, kemudian keduanya diganti —  (yang keduanya lebih dekat) kepada orang yang mati, artinya dua orang yang kekerabatannya dekat dengan si mayat. Di dalam suatu qiraat dibaca alawwalin jamak dari kata awwal, sebagai sifat atau badal dari kata allazina  (kemudian keduanya melakukan sumpah dengan nama Allah) mengenai khianat yang dilakukan oleh kedua saksi pertama, lalu mengucapkan: —  (“Sesungguhnya persaksian kami) sumpah kami ini —  (lebih berhak) lebih diakui —  (daripada persaksian kedua saksi itu) sumpah keduanya —  (dan kami tidak melanggar batas) melewati garis-garis kebenaran dalam sumpah —  (sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang zalim). Makna ayat secara ringkasnya ialah: Hendaklah orang yang sedang menghadapi kematian mempersaksikan wasiatnya itu, di hadapan dua orang saksi. Atau ia berwasiat kepada dua orang yang seagama atau yang berlainan agama, jika kamu jauh dari para ahli warismu oleh karena kamu sedang mengadakan perjalanan atau karena ada keperluan lainnya. Apabila para ahli waris merasa ragu terhadap kejujuran kedua saksi itu, maka mereka diperbolehkan mengajukan tuntutan terhadap kedua saksi itu, bahwa mereka berdua telah berkhianat dengan mengambil sesuatu dari wasiat itu. Atau kedua saksi itu memberikan wasiat si mayat kepada orang lain yang mereka duga bahwa si mayat berwasiat kepada mereka untuk orang itu, kemudian hendaknya kedua saksi itu bersumpah untuk membela dirinya. Jika sang hakim melihat tandatanda kedustaan kedua orang saksi itu, maka hendaknya kesaksian mereka berdua ditolak dengan sumpah para ahli waris si mayat yang terdekat yang membuktikan kedustaan mereka dan membenarkan apa yang didakwakan oleh para ahli waris itu. Hukum yang menetapkan hak orang-orang yang diwasiati telah dimansukh oleh kesaksian para saksi dari ahli waris, demikian pula kesaksian orang-orang yang bukan seagama dimansukh oleh. nya. Penuturan salat Asar di sini hanyalah untuk memperberat sanksi, dan pengkhususan penyebutan dua orang saksi dari kalangan ahli waris terdekat si mayat, adalah karena melihat kekhususan peristiwa yang menyangkut turunnya ayat ini. Mengenai peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat ini jalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa seseorang lelaki dari kalangan Bani Sahm keluar bersama Tamim Ad-Dari dan Addi ibnu Badda yang keduanya adalah pemeluk agama Nasrani. Kemudian dalam perjalanan As-Sahmi (lelaki dari Bani Sahm itu) meninggal di tanah suatu kaum yang penduduknya tidak ada seorang muslim pun. Tatkala keduanya tiba di Madinah seraya membawa harta tirkah (harta peninggalan) As-Sahmi, para ahli warisnya merasa kehilangan sebuah piala yang terbuat dari perak dilapisi dengan emas milik pribadi As-Sahmi. Maka permasalahan kedua saksi itu dilaporkan kepada Nabi SAW., kemudian turunlah ayat pertama. Nabi menyumpah kedua saksi itu, kemudian ternyata piala itu ditemukan, lalu mereka berkata: “Kami telah membelinya dari Tamim dan Addi”. Setelah itu turun pula ayat yang kedua, lalu dua orang lelaki dari kalangan keluarga AsSahmi berdiri mengucapkan sumpahnya. Di dalam riwayat Turmuzi disebutkan, bahwa Amr Ibnul As dan seorang lelaki dari kalangan mereka bangkit kemudian mengucapkan sumpah mengingat Amr Ibnul As lebih dekat kepadanya. Di dalam riwayat lain disebutkan, bahwa As-Sahmi dalam perjalanannya itu mengalami sakit keras, lalu ia berwasiat kepada kedua temannya itu agar keduanya menyampaikan harta peninggalannya kepada keluarga yang akan mewarisnya. Tatkala As-Sahmi meninggal dunia kedua orang temannya itu mengambil piala tersebut kemudian mereka menyerahkan sisanya kepada ahli warisnya. “

 

  1. (Hal itu) hukum yang telah disebutkan itu, yaitu yang menyangkut perpindahan sumpah kepada para ahli waris —  (lebih dekat) lebih mendekati untuk —  (menjadikan mereka mau mengemukakan) artinya ii ng-oran ng diwasi — para saksi itu atau orang-orang yang diwasiatkan (persaksiannya menurut apa yang sebenarnya) yang mendorong mereka Untuk mengemukakan persaksiannya tanpa diubah-ubah dan juga tanpa khianat —  (atau) lebih dekat untuk menjadikan mereka —  (merasa takut akan dikembalikan sumpahnya sesudah me. reka bersumpah) kepada para ahli waris yang mengajukan tuntutan, maka ahli waris si mayat melakukan sumpah yang menyatakan khianat mereka dan kedustaan yang mereka lakukan, yang akibatnya mereka akan ditelanjangi kejelekannya hingga mereka harus mengganti kerugian kepada ahli waris mayat, oleh karena itu janganlah kamu berdusta. —  (Dan bertakwalah kamu kepada Allah) dengan cara meninggalkan perbuatan khianat dan dusta —  (dan dengarkanlah olehmu) dengan pendengaran yang insaf akan hal-hal yang kamu diperintahkan melakukannya —  (Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik) orang-orang yang keluar dari garis ketaatan terhadap-Nya atau orang-orang yang menyimpang dari jalan yang baik.

 

  1. Ingatlah! — (hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul) yaitu pada hari kiamat — (lalu Allah bertanya:) kepada mereka dengan nada mencela yang ditujukan kepada kaum mereka —  (Apa) yang —  (jawaban kaummu terhadap seruanmu?) tatkala kamu mengajak mereka kepada ketauhidan. (Para rasul menjawab: “Tidak ada pengetahuan kami) tentang hal itu —  (sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib”) apa-apa yang tidak bisa dijangkau oleh pengetahuan hamba-hamba-Nya dan gaib di mata mereka, oleh sebab kengerian yang mereka hadapi pada saat hari kiamat yang membuat mereka kaget. Kemudian para rasul itu menjadi saksi terhadap umat mereka masing-masing tatkala umat mereka diam seribu bahasa.

 

  1. Ingatlah! —(ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu) syukurilah nikmat-Ku itu — (di waktu Aku mendukung kamu) menguatkan kamu — (dengan ruhul qudus)  Malaikat Jibril. —  (Kamu dapat berbicara dengan manusia) menjadi hal bagi kaf atau damir mukhatab yang terdapat dalam kalimat ayyad”tuka —  (sewaktu dalam buaian) masih dalam keadaan bayi —  (dan sesudah dewasa) kalimat ini memberikan pengertian bahwa ia (Nabi Isa) akan turun ke bumi sebelum hari kiamat, sebab sebelum ia mencapai usia tua telah diangkat terlehih dahulu ke langit sebagaimana penjelasan yang telah dikemukakan dalam surat Ali Imran. — (Dan —ingatlahdi waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan —ingat pula di waktu kamu membuat suatu bentuk dari tanah yang berupa) seperti bentuk —  (burung) huruf kaf dalam kalimat kahai-ah adalah bermakna isim yang artinya seperti, dan kedudukan i’rabnya menjadi maf’ul atau objek —  (dengan seizin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung —yang sebenarnya dengan seizin-Ku) dengan kehendak-Ku. —  (Dan —ingatlah waktu kamu menyembuhkan orang yang buta dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan —ingatlah di waktu kamu mengeluarkan orang-orang mati) dari kuburan-kuburan mereka dalam keadaan hidup  (dengan seizin-Ku, dan —ingatlah di waktu Aku menghalangi Bani Israil dari kamu) sewaktu mereka bersengaja hendak membunuhmu —  (di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata) yakni mukjizat-mukjizat —  (lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: “Tidak) tidak lain —  (hal ini) yang engkau datangkan —  (melaInkan sihir yang nyata) dan menurut qiraat dibaca sahirun/tukang sihir, yang dimaksud Nabi Isa.

 

  1. (Dan —ingatlahketika Aku ilhamkan kepada para pengikut Nabi Isa yang setia) Aku perintahkan mereka melalui lisannya (hendaknya) —  (kamu beriman kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”) yaitu Nabi Isa —  (mereka menjawab: “Kami telah ber. iman) kepada Allah dan rasul-Nya —  (dan saksikan lah —wahai rasulbahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri —kepada seruanmu—’).

 

  1. Ingatlah! — (Ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putra Maryam, sanggupkah) artinya, bisakah — (Tuhanmu) menurut satu qiraat dibaca tastati’u, kemudian lafaz yang sesudahnya dibaca nasab/rabbaka, yang artinya, apakah engkau bisa meminta kepada-Nya —  (menurunkan hi: dangan dari langit kepada kami?” Menjawab) kepada mereka Isa —  (“Bertakwalah kamu kepada Allah) di dalam meminta bukti-bukti itu/mukjizat-mukjizat — (jika betul-betul kamu orang yang berimar”).

 

  1. (Mereka berkata: “Kami menginginkan) dengan permintaan ini — (agar bisa memakan hidangan itu dan supaya menjadi tentram) menjadi tenang/mantap —  (hati kami) semakin bertambah yakin —  (dan supaya kami mengetahui) kami makin bertambah pengetahuan —  (bahwa) an mukhaffafah, artinya bahwa sesungguhnya —  (kamu telah berkata benar kepada kami) dalam pengakuanmu menjadi nabi —  (dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu).

 

114      (Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit yang hal itu bagi kami) artinya, pada hari turunnya hidangan itu —  (menjadi hari raya) yang kami hormati dan kami muliakan —  (bagi orang-orang sezaman dengan kami) kalimat ini menjadi badal/kalimat pengganti bagi lafaz , yang juga disertai pula dengan huruf jarnya —  (dan bagi orang-orang yang datang sesudah kami) orang,  orang yang akan datang sesudah kami —  (dan menjadi tanda kekuasaan Engkau) yang menunjukkan akan kekuasaan (Tuhan)mu dan kenabianmu —  (beri rezekilah kami) dengan hidangan tersebut —  (dan Engkaulah Pemberi rezeki yang paling utama).

 

  1. (Allah berfirman:) mengabulkan doanya — (“Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu) boleh dibaca takhfif/munziluha, dan boleh pula dibaca tasydid’ munazziluha —  (kepadamu, barangsiapa yang kafir sesudah) artinya, sesudah diturunkannya hiSarah dangan itu —  (di antara kamu, maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seseorang pun di antara umat manusia) kemudian turunlah malaikat-malaikat seraya membawa hidangan dari langit: berupa tujuh buah roti dan tujuh macam lauk-pauk. Kemudian mereka memakan sebagian darinya hingga semuanya merasa kenyang, demikianlah menurut riwayat Ibnu Abbas dalam hadisnya sehubungan dengan kisah mengenai turunnya hidangan dari langit ini. Hadisnya itu mengatakan, bahwa hidangan itu berupa roti dan daging, kemudian mereka diperintahkan agar jangan berkhianat dan juga jangan menyimpannya hingga keesokan harinya. Akan tetapi mere.ka berkhianat dan menyimpan sebagian hidangan itu, akhirnya mereka diku. tuk menjadi kera-kera dan babi-babi.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika berfirman) artinya, akan berfirman —  (Allah) kepada Isa di hari kiamat sebagai penghinaan terhadap kaumnya —  (“Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?” Ia menjawab:) Isa menjawab seraya gemetar —  (“Mahasuci Engkau) Aku menyucikanMu dari apa-apa yang tidak layak bagi-Mu seperti sekutu dan lain-lainnya  (tidaklah patut) tidak pantas  (bagiku me ngatakan apa yang bukan hakku —mengatakannya—) bihaggin menjadi khabar dari Jaisa sedangkan kata li adalah untuk penjelas/tabyin — (jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau –  mengetahuinya. Engkau mengetahui apa) yang aku sembunyikan —  (pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau) artinya, apa-apa yang Engkau sembunyikan di antara pengetahuan-pengetahuan Engkau. —  (Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib).

 

  1. (Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya) yaitu: — (Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu’, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka) sebagai pengawas yang mencegah mereka dari apa yang mereka katakan itu  (selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku) Engkau telah mengambilku dengan cara mengangkatku ke langit —  (Engkaulah yang mengawasi mereka) yang memelihara amal perbuatan mereka. —  (Sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu) termasuk perkataanku kepada mereka dan perkataan mereka sesudahku dan lain-lainnya —  (Maha Menyaksikan) Mahawaspada dan Maha Mengetahui tentang hal itu. 

 

  1. (Jika Engkau menyiksa mereka) artinya orang-orang yang melakukan kekufuran di antara mereka — (maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau) Engkau adalah Yang Menguasai mereka: Engkaulah yang berhak memperlakukan mereka menurut apa yang Engkau kehendaki, tak ada yang bisa menghalang-halangi Engkau —  (dan jika Engkau mengampuni mereka) artinya mengampuni orang-orang yang beriman di antara mereka —  (maka sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa) Yang Mahamenang perkara-Nya —  (lagi Mahabijaksana) dalam perbuatan-Nya.

 

  1. (Allah berfirman: “Ini adalah) artinya hari kiamat (suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar) sewaktu di dunia seperti Nabi Isa —  (kebenaran mereka) sebab hari itu adalah hari pembalasan —  (Bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, Allah rida terhadap Oleh sebab ketaatan terhadap-Nya —  (dan mereka pun rida terhadap-Nya) dengan pahala-Nya. —  (Itulah keberuntungan yang besar”) dan orang-orang pendusta sewaktu hidup di dunia, tidak akan bisa bermanfaat kejujuran mereka pada hari itu seperti orang-orang kafir, yaitu tatkala mereka mulai percaya dan iman sewaktu mereka melihat azab Allah

 

  1. (Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi) tempat-tempat penyimpanan hujan, semua tumbuhan, semua rezeki dan lain-lainnya — (dan apa yang ada di dalamnya) dioergunakanlah kata ma, karena kebanyakan makhluk Allah itu terdiri atas yang tidak berakal —  (dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu) di antara kekuasaan-Nya itu ialah memberi pahala kepada orang yang berbuat benar, dan menyiksa orang yang berbuat dusta.

 

 

 

 

Makkiyyah, 165 ayat Kecuali ayat 20, 23, 91, 93, 114, 141, 151, 152, 153

Madaniyyah Turun sesudah Surat Al-Hijr

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

 

  1. (Segala puji) yaitu ungkapan tentang sifat yang baik lagi tetap ‘ & (bagi Allah) apakah yang dimaksud dengan pemberitaan dalam bentuk ini sebagai ungkapan rasa iman terhadap-Nya, ataukah hanya sebagai panjatan puji kepada-Nya, ataukah memang untuk maksud keduanya? Memang mengandung beberapa hipotesa, akan tetapi hipotesa yang paling banyak faedahnya ialah yang ketiga, demikianlah menurut pendapat Asy-Syekh di dalam su rat Al-Kahfi — (Yang telah menciptakan langit dan bumi) Allah menyebutkan keduanya secara khusus mengingat keduanya adalah makhluk ciptaan Allah yang paling besar di mata orang-orang yang menyaksikannya —  (dan mengadakan) menjadikan  (gelap dan terang) artinya setiap yang gelap dan yang terang, pengungkapan kata gelap dengan bentuk jamak sedangkan untuk terang tidak, karena gelap itu mempunyai banyak penyebabnya. Hal ini merupakan sebagian dari bukti-bukti keesaan-Nya —   (namun orang-orang yang kafir) sekalipun dengan adanya bukti ini —  (terhadap Tuhan, mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan-Nya) mereka menyamakan selain Allah dalam hal ibadah. :

 

  1. (Dialah Yang menciptakanmu dari tanah) dengan diciptakannya ayah kamu Adam dari tanah — (sesudah itu ditentukan-Nya ajal) bagi kamu, setelah sampai pada ajal itu kamu akan mati  (dan ajal lain yang ditentukan) ditetapkan —  (di sisi-Nya) AI untuk membangkitkan kamu dari kematian —  (kemudian kamu) hai  orang-orang kafir —  (masih tidak percaya —tentang berbangkit itu—) kamu masih meragukan tentang adanya hari berbangkit, padahal sebelumnya kamu telah mengetahui bahwa Dialah yang mulai menciptakanmu. Dan siapa yang mampu menciptakan, berarti Dia lebih mampu untuk mengembalikan ke asalnya.

 

  1. (Dan Dialah Allah) yang berhak untuk disembah dan dipuja (baik di langit maupun di bumi, Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan) hal-hal yang kamu sembunyikan dan hal-hal yang kamu tampakkan di antara kamu sekalian —  (dan mengetahui —pulaapa yang kamu usahakan) perkara baik dan perkara buruk yang kamu ketahui.

 

  1. (Dan tidak ada yang sampai kepada mereka) artinya, penduduk Mekah — (berupa) min adalah tambahan/zaidah —  (suatu ayat dari ayat-ayat Tuhan mereka) dari Al-Quran —  (melainkan mereka selalu berpaling darinya).

 

  1. (Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang hak) (tatkala sampai kepada mereka, maka akan sampai kepada mereka berita-berita) akibat-akibat —  (yang selalu mereka perolok-olokkan).

 

  1. (Apakah mereka tidak memperhatikan) dalam perjalanan-perjalanan mereka menuju ke negeri Syam dan negeri-negeri lainnya — (berapa banyak) kalimat khabariyah atau bukan kata tanya, yang artinya betapa banyaknya — (generasi-generasi yang telah Kami binasa. kan sebelum mereka) umat-umat yang terdahulu —  (padahal mereka telah Kami teguhkan) Kami berikan kedudukan —  (di muka bumi) melalui kekuatan dan kekuasaannya —  (yaitu keteguhan yang be. , lum pernah Kami menganugerahkan) Kami berikan —  (kepadamu) dalam lafaz ini terkandung pengertian iltifat/kata sindiran, yang maksudnya ditujukan kepada orang ketiga —  (dan Kami curahkan) hujan  (atas mereka dengan derasnya) tahap demi tahap —  (dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka) di bawah rumah-rumah tempat tinggal mereka —  (kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri) oleh sebab . kedustaan mereka terhadap para nabi —  (dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain).

 

  1. (Dan kalau Kami turunkan kepadamu sebuah kitab) yang tertulis —   (di atas kertas) yang tipis seperti apa yang mereka minta —   (lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka) lebih akurat daripada seandainya mereka hanya menyaksikan saja, sebab  cara ini jelas lebih menghapuskan rasa ragu —  (tentulah orang-orang kafir itu mengatakan: “Tiada) tidak lain —  (hal ini hanyalah sihir yang nyata”) sebagai ungkapan rasa ketidakpercayaan dari keingkaran mereka.

 

  1. (Dan mereka berkata: “Mengapa tidak) kenapa tidak — (diturunkan kepadanya) kepada Nabi Muhammad SAW. —  (seorang malaikat?”) yang membenarkannya — , (dan halau Kami turunkan — kepadanya — seorang malaikat) sebagaimana yang telah mereka minta, niscaya mereka tidak akan beriman —  (tentu selesailah urusan itu) dengan binasanya mereka —  (kemudian mereka tidak ditangguhkan) tidak diberi kesempatan untuk bertobat atau minta ampunan, seperti yang telah dilakukan oleh Allah terhadap orang-orang sebelum mereka, yaitu di kala permintaan mereka dikabulkan, kemudian mereka tidak juga mau beriman.

 

  1. (Dan kalau Kami jadikan rasul itu) yang diutus untuk mereka — (seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia) artinya, malaikat itu berupa —  (seorang laki-laki) artinya, berbentuk seorang laki-laki supaya mereka bisa melihatnya, sebab manusia itu tidak akan kuat untuk melihat malaikat —  (dan) seandainya Kami menurunkannya lalu menjadikannya sebagai seorang laki-laki —  (niscaya akan Kami serupakan) Kami miripkan —  (atas mereka apa yang membuat mereka ragu) terhadap diri mereka, sebab mereka pasti mengatakan bahwa malaikat ini tidak lain kecuali seorang manusia seperti kamu.

 

  1. (Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu) ungkapan ini mengandung makna yang menghibur hati Nabi SAW. — (maka datanglah) turunlah —  (kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka sebaSai akibat dari apa yang mereka perolok-olokkan) berupa azab, demikian pula Siksaan itu akan menimpa orang-orang yang memperolok-olokkan kamu.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka (“Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagai. mana kesudahan orang-orang yang mendustakan”) rasul-rasul itu, yaitu kebi. nasaan mereka karena tertimpa azab supaya orang-orang yang memperolokolokkanmu itu mengambil pelajaran darinya.

 

  1. (Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah”) jika mereka tidak mengatakannya, dan tidak ada jawaban lain kecuali itu. — (Dia telah memastikan) telah menetapkan —  (atas diri-Nya kasih sayang) sebagai kemurahan dari-Nya. Ungkapan ini mengandung seruan yang lembut untuk mengajak mereka agar beriman —  (Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat) untuk membalas kamu atas perbuatan-perbuatanmu —  (tidak ada keraguan) kebimbangan —  (terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya) karena mereka menjerumuskan dirinya ke dalam siksaan. Allazina . adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah —  (mereka itu tidak beriman).

 

  1. (Dan kepunyaan Allahlah) Mahaluhur Allah — la yang ada) yang berada —  (di malam hari dan di siang hari artinya, Dialah Tuhan segala sesuatu, Penciptanya dan Pemiliknya —   (Dan Dia Maha Mendengar) terhadap apa yang dikatakan —   (lagi Maha Mengetahui) atas apa yang diperbuat.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka (“Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah) yang aku sembah — (yang menjadikan langit dan bumi) Allah yang menciptakan keduanya —   (padahal Dia memberi makan) memberi rezeki   (dan tidak diberi makan?”) tidak memerlukan rezeki —   (Katakanlah? Sesungguhnya aku diperintahkan supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerahkan diri) kepada Allah dari kalangan umat ini —   (dan) dikatakan kepadaku —   jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang yang musyrik) kepada-Nya.

 

  1. (Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut jika aku mendurhakai Tuhanku) dengan menyembah selain-Nya — (azab hari yang besar) yaitu hari kiamat.

 

  1. (Barangsiapa yang dijauhkan siksaan) dalam bentuk pasif naf’ulnya azab/siksaan, dan dalam bentuk aktif fa’ilnya Allah, sedangkan damirnya dibuang — (darinya pada hari itu, maka sung8uh Allah telah memberikan rahmat kepadanya). Mahatinggi Allah, artinya Ia menghendaki kebaikan untuknya. —   (Dan itu keberuntung yang nyata) keselamatan yang nyata.

 

  1. (Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu) musibah, seperti sakit dan kemiskinan — (maka tidak ada yang menghilangkannya) tidak ada yang bisa mengangkatnya —  (darinya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu) seperti kesehatan dan kecukupan —  (maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap segala sesuatu) berada pada kekuasaan. Nyalah segala sesuatu itu: tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dari dirimu selain dari-Nya sendiri.

 

  1. (Dan Dialah yang berkuasa) Mahakuasa tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan-Nya, Dia Mahatinggi — (atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Mahabijaksana) atas makhluk-Nya —  (lagi Maha Mengetahui) semua yang tersimpan dalam batin mereka sebagaimana halnya yang tampak pada mereka. Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan pertanyaan yang mereka ajukan kepada Nabi SAW.: “Datangkanlah kepada kami orang yang menyaksikan dirimu sebagai nabi karena sesungguhnya orang-orang Ahli Kitab pun ingkar terhadap dirimu”.

 

  1. (Katakanlah:) kepada mereka — (“Siapakah yang, lebih kuat persaksiannya?”) menjadi tamyiz yang dialihkan dari mubtada   (katakanlah: “Allah”) jika kamu tidak mengatakannya, maka tidak ada jawaban lain bagimu selain itu. —  (Dia menjadi sak antara aku dan kamu) yang menyaksikan kebenaranku. —  (Dan Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya aku memberi peringatan kepadamu) aku takut-takuti kamu hai penduduk Mekah —  (dengannya, dan kepada orang-orang yang sampai kepadanya  di’atafkan kepada damir yang terdapat dalam lafaz undirakum, artinya manusia dan jin yang sampai kepadanya Al-Qur’an. — “Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?” kata tanya mengandung arti ingkar. —  (Katakanlah) kepada mereka: —  (“Aku tidak mengakui”) hal tersebut.   (Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”) terhadap Allah.

 

  1. (Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya mereka mengenalnya) artinya, mengenal Muhammad dengan sifat-sifat atau ciri-cirinya yang terdapat di dalam kitab mereka — (seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya) di antara mereka —

 (mereka itu tidak beriman) kepada Muhammad.

 

  1. (Dan siapakah) artinya, tidak ada seorang pun — (yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan kepada Allah) yaitu menyekutukan-Nya dengan selain-Nya —   (atau mendustakan ayat-ayat-Nya?) Al-Qur’an. —  (Sesungguhnya) :   artinya keadaan yang sebenarnya —   (orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan) oleh sebab kedustaannya itu.

 

  1. (Dan) ingatlah — (hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya, kemudian Kami berkata .kepada orang-orang musyrik), sebagai celaan —   (“Di manakah sesembahan-sesembahan yang kamu katakan dahulu?) yang kalian jadikan sebagai sekutu-sekutu Allah.

 

  1. (Kemudian tiadalah) takun dapat dibaca yakun —  (fitnah mereka) dapat dibaca fitnatuhum dan fitnatahum, artinya alasan mereka — (kecuali mengatakan) selain ucapan mereka — (“Demi Allah, Tuhan kami) dibaca dengan jar sebagai sifat, dan dibaca nasahaan, . sebagai seruan — (kami bukanlah orang-orang yang musyrik terhadap Allah”).

 

  1. Allah berfirman: — (Lihatlah) olehmu Muhammad — (bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri) mereka menganggap bukan sebagai orang-orang musyrik — (dan hilanglah) lenyaplah — (dari mereka apa-apa yang selama ini mereka buat-buat) sebagai sesembahan mereka selain Allah.

 

  1. (Dan di antara mereka ada orang-orang yang mendengarkanmu) apabila kamu membaca Al-Qur’an —  (padahal Kami telah menjadikan tutupan di atas hati mereka) penutup penutup —  (agar mereka —tidakmemahaminya) supaya mereka tidak dapat memahami Al-Qur’an —   (dan di telinga mereka —Kami letakkansumbatan) sehingga mereka tuli tidak dapat mendengar nabi nya, dengan pengertian pendengaran yang masuk di hati.  (Dan sekalipun mereka me lihat segala tanda kebenaran, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Tiadalah) tidak lain —  (ini) Al-Qur’an ini — (kecuali dongengan) cerita-cerita bohong —  (orang-orang dahulu) sama seperti lelucon-lelucon dan legenda-legenda, asatir adalah bentuk jamak dari usturah.

 

  1. (Mereka melarang) orang-orang lain —   (darinya) dari mengikut kepada Nabi Muhammad SAW. —   (dan mereka sendiri menjauh) makin menjauh —   (darinya) mereka semakin tidak beriman kepadanya. Menurut suatu riwayat ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Talib, ia melarang orang-orang mengganggu Nabi SAW,, akan tetapi ia sendiri tidak mau beriman kepadanya —   (dan tidaklah) tiada lain   (mereka itu membinasakan) oleh sebab menjauh dari Nabi SAW.   (kecuali diri mereka sendiri) karena bahaya mereka sendirilah yang menanggungnya —   (sedangkan mereka tidak menyadari) akibat perbuatannya itu.

 

29   (Dan jika kamu melihat) hai Muhammad —   (ketika   mereka dihadapkan) dikemukakan —   (ke neraka, lalu mereka berkata: “Hai kiranya) ungkapan penyesalan —   (kami dikembalikan)  ke dunia —   (dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”) kalau dibaCa rafa’ kedua fi’ilnya menjadi jumlah isti’naf atau kalimat permulaan,jika dibaca nasab keduanya menjadi jawab dari Tamanni, demikian pula bila dibaca rafa f’ilnya yang pertama serta dibaca nasab fi’ilnya yang kedua. Sedang jaWah dari Jau/seandainya ialah: tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang besar.

 

  1. Allah berfirman: — (Tetapi) sebagai sanggahan terhadap kemauAn mereka untuk beriman, pengertian ini dipahami dari makna Tamanni tadi — (telah nyata) telah jelas —   (bagi mereky apa yang dahulu mereka menyembunyikannya) apa yang tersimpan dalam ha. ti mereka yang dahulu mereka mengatakan: Demi Allah, Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik terhadap Allah. Hal itu terungkapkan berkat kesaksian anggota-anggota tubuh mereka, sehingga mereka mengharapkan. —  (Sekiranya mereka dikembalikan) ke dunia, secara perkiraan —   (tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah  dilarang mengerjakannya) yaitu perbuatan syirik —   (dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka) dalam janji mereka yang menyatakan sedia untuk beriman.

 

  1. (Dan tentu mereka akan mengatakan) orang-orang yang ingkar terhadap hari berbangkit: — (“Tiada lain) tidak lain —   (ia) dimaksud, kehidupan —   (kecuali hanya kehidupan dunia saJa, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan”).

 

  1. (Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadap: kan) mereka diajukan — (kepada Tuhan mereka) tentulah kamu akan melihat peristiwa yang besar. —   (Allah berfirman:) kepada mereka melalui lisan malaikat-malaikat-Nya sebagai cemoohan. —   (Bukankah hal ini) yakni kebangkitan dan hari pembalasan ini —   (benar?” Mereka menjawab: “Sungguh benar, demi Tuhan kami”) sungguh hal  (Berfrman Alloh “Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari”)nya sewaktu hidup di dunia.

 

  1. (Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah) mendustakan adanya hari kebangkitan — (sehingga) sebagai tanda keterlaluan mereka dalam mendustakan —  (apabila kiamat datang kepada mereka) yaitu hari kiamat —  (dengan tiba-tiba) secara mendadak —  (mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami) sebagai ungkapan rasa derita yang sangat keras, dan pemakaian huruf nida atau panggilan di sini hanyalah majaz atau kiasan, yang artinya sekarang saatmu telah tiba, maka datanglah —   (terhadap kelalaian kami) kealpaan kami —   (tentang kiamat itu”) sewaktu di dunia —   (sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya) dosa-dosa itu mendatangi mereka dalam bentuk yang paling buruk dan paling busuk, kemudian dosa-dosa itu menaiki mereka. —  (Ingatlah, amatlah buruk) sangat jeleklah   (apa yang mereka pikul itu) beban yang mereka pikul itu.

 

  1. (Dan tiadalah kehidupan dunia ini) artinya, kesibukannya — (melainkan main-main dan senda gurau) adapun mengenai amal taat dan hal-hal yang menjadi sarananya, maka hal itu termasuk perkara-perkara akhirat. —   (Dan sungguh kampung akhirat itu) di dalam suatu qiraat yang dimaksud dengan kampung akhirat itu ialah surga —   (lebih baik bagi orang-orang yang takwa) yang takut berbuat kemusyrikan. —  (Maka tidakkah kamu memahaminya?) dengan memakai ya’ dan ta’, hal itu kemudian mendorong kamu untuk berlman.

 

  1. (Sesungguhnya) untuk penegasan — (Kami mengetahui bahwasanya) perihal itu —   (apa yang mereka katakan itu membuat kamu bersedih hati) berupa kedustaan yang ditujukan kepadamu (karena mereka sebenarnya tidak mendustakan kamu) secara sembunyi-sembunyi oleh sebab pengetahuan mereka tentang dirimu yang da. pat dipercaya itu. Dan di dalam suatu qiraat dibaca dengan takhfif atau ringan, artinya: mereka tidak menuduhmu berbuat dusta —   (akan tetapi orang-orang yang zalim itu) az-zalimina diletakkan pada tempat damir  (terhadap ayat-ayat Allah) Al-Qur’an —   (mereka ingkar) mereka mendustakannya. .

 

  1. (Dan sungguh telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu) dalam ayat ini terkandung makna yang menghibur diri Nabi SAW. — (akan tetapi mereka sabar dalam menghadapi pendustaan dan penganiayaan —yang dilakukanterhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka) untuk membinasakan kaumnya, maka bersabarlah kamu sehingga datang pertolongan-Ku yang  akan membinasakan kaummu. —   (Tak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat Allah) janji-janji-Nya. —   (Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu) yang dapat menenangkan hatimu.

 

  1. (Dan jika makin bertambah besar) makin menjadi kamu   (berpalingnya mereka darimu) dari agama Islam, padahal kamu masih berharap agar mereka beriman —  (maka kamu dapat membuat lubang) membuat terowongan — (di bumi atau tangga) alat untuk naik — (ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka) sesuai dengan apa yang mereka pinta, maka lakukanlah. Artinya, sesungguhnya kamu tidak akan kuat untuk melakukan hal itu, oleh karena itu bersabarlah hingga datang kepada mereka keputusan Allah. —  (Dan kalau Allah menghendaki) memberikan hidayah kepada mereka —  (tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk) akan tetapi Ia tidak menghendaki demikian, oleh karenanya mereka tidak mau beriman —   (janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang jahil) mengenai hal itu.

 

  1. (Sesungguhnya yang mendengar) ajakanmu kepada keimanan — (hanyalah orang-orang yang mematuhi —aJakanmu—) dengan pendengaran yang penuh pengertian dan penuh pertimbangan (dan orang-orang yang mati hatinya) yakni orang-orang kafir, Allah menyerupakan mereka dengan orang-orang yang mati, oleh karena mereka semua sama-sama tidak bisa mendengar — (akan dibangkitkan oleh Allah) di akhirat — (kemudian kepada-Nyalah mereka dikembalikan) mereka akan dikembalikan kepada-Nya, kemudian Allah membalas amal perbuatan mereka.

 

  1. (Dan mereka berkata:) yaitu orang-orang musyrik Mekah — Yg (“Mengapa tidak) kenapa tidak — (diturunkan kepadanya —Muhammadsuatu mukjizat dari Tuhannya?”) seperti mukjizat unta, tongkat,dan hidangan. —

 

  1. (Katakanlah: kepada mereka — (“Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan) dengan dibaca tasydid dan takhfif —  (suatu mukjizat) seperti apa yang mereka minta —   (tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”) karena sesungguhnya dengan turunnya mukjizat itu berarti suatu musibah besar yang pasti menimpa mereka, jika mereka masih tetap mengingkarinya.

 

  1. (Dan tiadalah) min sebagai tambahan — (binatang-binatang) yang berjalan —   (di muka bumi dan burung-burung yang terbang) di udara —   (dengan kedua sayapnya, me. lainkan umat-umat juga seperti kamu) dalam pengaturan penciptaannya, rezekinya dan sepak terjangnya. —  (Tiadalah Kami alpakan) kami tinggalkan —  (di dalam Al-Kitab) yakni Lauh Mahfuz —  (tentang) sebagai tambahan —   (sesuatu pun) artinya Kami tidak menulisnya   (kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan) kemudian Tuhan memutuskan hukum-Nya di antara mereka, Ia menggisas si kuat yang menganiaya si lemah, setelah itu Ia berfirman kepada mereka semua: “Jadilah kamu semua sebagai tanah!”

 

  1. (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami) Al-Qur’an — (adalah pekak,) tidak dapat mendengarkannya dengan pendengaran yang meresap ke dalam hati lalu menerimanya —  (bisu,) tidak dapat mengucapkan perkara yang hak —  (lagi berada dalam gelap gulita) yakni kekufuran. —   (Barangsiapa yang dikehendaki Allah) —   (niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki-Nya) mendapat petunjuk —   (niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan) titian —   (yang lurus) yakni agama Is lam.

 

  1. (Katakanlah!) hai Muhammad kepada penduduk Mekah (“Terangkanlah kepadaku) beritakanlah kepadaku —   (jika datang siksaan Allah kepadamu) di dunia ini —   (atau datang kepadamu hari kiamat) yaitu kiamat yang mencakup semuanya secara tiba-tiba —   (apakah kamu menyeru tuhan selain Allah) tidak (jika kamu orang-orang yang benar) bahwa berhala-berhala itu dapat memberi manfaat kepadamu, maka serulah mereka.

 

  1. (Bahkan hanya kepada-Nyalah) tidak ada lain — (kamu berseru) memohon pertolongan-Nya di masa kalian tertimpa kesulitan   (maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya) Ia akan menyingkirkan mara bahaya dari dirimu dan juga lain-lainnya — (jika Dia menghendaki) niscaya Ia melenyapkannya   (dan kamu melupakan) kamu meninggalkan —   (apa-apa yang kamu sekutukan) dengan Allah yaitu berupa sesembahan-sesembahan lain-Nya, maka dari itu janganlah kamu berseru kepadanya.

 

  1. (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada umat-umat) min sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti — Sebelum kamu) rasul-rasul, akan tetapi mereka mendustakannya — (kemudian Kami siksa mereka dengan kesengsaraan) kemelaratan yang Sangat —   (dan penderitaan) penyakit —   (supaya mereka tunduk merendahkan diri) merasa rendah diri lalu mereka mau beriman.

 

  1. (Maka mengapa tidak) kenapa tidak — (tatkala  datang siksaan Kami kepada mereka) azab Kami —   (memohon kepada Allah dengan menundukkan diri) artinya, mereka tidak mau melakukan hay itu, padahal yang mengharuskan mereka berbuat demikian sudah ada —  (bahkan hati mereka telah menjadi keras) oleh karenanya tidak mau tunduk kepada keimanan —   (dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan) yaitu perbuatan-perbuatan maksiat, sehingga mereka terus menetapinya.

 

  1. (Maka tatkala mereka melupakan) mereka mengabaikan — (peringatan yang telah diberikan kepada mereka) nasihat dan ancaman yang telah diberikan kepada mereka —  (melaluinya) yaitu dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan, mereka tetap tidak mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya —   (Kami bukakan) dengan dibaca takhfif dan tasydid —  (kepada mereka semua pintu-pintu) yakni kesenangan-kesenangan sebagai istidraj untuk mereka  (sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka) gembira yang diwarnai rasa sombong, —   (Kami siksa mereka) dengan azab —   (dengan tiba-tiba,) secara sekonyong-konyong   (maka ketika itu mereka terdiam berputus asa) mereka merasa berputus asa dari segala kebaikan.

 

  1. (Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan) sampai ke akar-akarnya sehingga habis tanpa bekas — (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam) yang menolong rasul-rasul dan membinasakan orang-orang kafir.

 

  1. (Katakanlah:) kepada penduduk Mekah — (“TerangkanJah kepadaku) beritakanlah kepadaku — (jika Allah mencabut pendengaranmu) membuatmu menjadi tuli —   (dan penglihatanmu) membutakanmu —  (serta mengunci) menutup —   (hatimu) sehingga kamu tidak dapat mengenal sesuatu. —   (Siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?) apa-apa yang telah Dia cabut darimu sesuai dengan dugaanmu. —   (Perhatikanlah, bagaimana Kami memperlihatkan) menjelaskan  (tanda-tanda kebesaran —Kami—) bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan Kami —   (kemudian mereka masih tetap berpaling) tetap berpaling dari-Nya dan tidak mau beriman.

 

  1. (Katakanlah:) kepada mereka — (“Terangkanlah kepadaku, jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau terang-terangan) siang hari maupun malam hari —  (maka adakah yang dibinasakan Allah selain dari orang-orang yang zalim?”) yakni orang-orang kafir. Atau dengan kata lain: Tidak ada yang dibinasakan-Nya kecuali hanya mereka. 

 

  1. (Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira) tentang surga terhadap orang yang beriman — (dan memberi peringatan) kepada orang yang kafir dengan adanya siksaan neraka. —   (Barangsiapa yang beriman) kepada rasul-rasul itu —   (dan mengadakan perbaikan) terhadap amal perbuatannya —   (maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati) di akhirat kelak.

 

  1. (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka ditimpa siksaan disebabkan mereka selalu berbuat fasik) yaitu keluar dari garis-garis ketaatan.

 

  1. (Katakanlah: kepada mereka — (“Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku) yang di antaranya ialah rezeki yang diberikan kepadanya —  (dan tidak) pula bahwa aku —   (mengetahui yang gaib) hal-hal yang gaib dariku dan . tidak diwahyukan kepadaku —   (dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat) di antara malaikat-malaikat lainnya. —   (Tidaklah) tiada lain —   (aku hanya mengikut apa yang diwahyukan kepadaku”. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta) orang kafir —   (dengan orang yang melihat?)   orang yang beriman, tentu saja tidak. —   (Maka apakah kamu ti dak memikirkan) tentang hal itu, kemudian kamu beriman.

 

  1. (Dan berilah peringatan) takut-takutilah — (dengannya dengan Al-Qur’an — (orang orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya —pada hari kiamat sedang tidak ada bagi mereka selain-Nya) yakni selain Allah —   (seorang pelindung) yang dapat menolong mereka —  (dan pembersyafaat pun) yang dapat memberikan syafaat kepada mereka. Jumlah kalimat yang diawali dengan huruf nafi menjadi hal dari damir yang terdapat di daJam lafaz yuhsyaru, maksudnya tempat yang ditakuti. Dan yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang yang maksiat —  (agar mereka bertakwa) kepada Allah dengan memberhentikan diri mereka dari kebiasaan yang biasa mereka lakukan kemudian mau berbuat ketaatan.

 

  1. (Dan janganlah kamumengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedangkan mereka menghendaki) dengan ibadahnya itu — (keridaanNya) Yang Mahatinggi, bukannya untuk tujuan meraih sesuatu dari keduniawian. Mereka adalah kaum muslim yang miskin, sedangkan kaum musyrik sangat tidak menyukai mereka, lalu orang-orang musyrik meminta kepada Nabi SAW. agar beliau mengusir mereka dari sisinya, supaya orang-orang musyrik itu dapat duduk bersama-sama dengan beliau. Kemudian Nabi SAW. bermaksud untuk memenuhi permintaan orang-orang musyrik itu agar mereka mau masuk Islam. — (Kamu tidak memikul tanggung jawab terhadap perbuatan mereka) min adalah tambahan —   (sedikit pun) jika hati mereka tidak rela —   (dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu —berhakmengusir mereka) sebagai jaWab dari nafi —   (sehingga kamu termasuk orang-orang Yang zalim) jika kamu melakukan hal itu.

 

  1. (Dan demikianlah telah Kami uji) Kami telah coba — (sebagian mereka dengan sebagian lainnya) yakni orang yang mulia dengan orang yang rendah, orang kaya dengan orang miskin, untuk Kami lombakan siapakah yang berhak paling dahulu kepada keimanan — supaya mereka berkata:) orang-orang yang mulia dan orang-orang yang kaya yaitu l mereka yang ingkar —  (“Orang-orang semacam inikah) yakni orang-orang miskin —   (di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?”) hidayah. Artinya, jika apa yang sedang dilaku. kan oleh orang-orang miskin dan orang-orang rendahan itu dinamakan hidayah, niscaya orang-orang mulia dan orang-orang kaya itu tidak akan mampu mendahuluinya. Allah berfirman: —  (“Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur?”) kepada-Nya, lalu Dia memberikan hidayah kepada mereka. Memang betul.

 

  1. (Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah:) kepada mereka — (“Mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu, telah menetapkan) telah memastikan —  (Tuhanmu atas diri-Nya kasih sayang, yaitu bahwasanya) yakni perihalnya: di dalam suatu qiraat dibaca dengan fat-hah yaitu annahu sebagai badal  atau kata ganti dari lafaz ar-rahmah — (barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan) terhadap perbuatan itu sewaktu ia melakukannya —  (kemudian ia bertobat) kembali  ke jalan yang benar —  (setelah itu) setelah mengerjakannya —  (dan mengadakan perbaikan) terhadap amal perbuatannya —  (maka sesungguhnya Ia) yakni Allah SWT. —  (Maha Pengampun) kepadanya  (lagi Maha Penyayang) kepada dirinya. Menurut qiraat lainnya dibaca dengan fat-hah artinya, maka Dialah yang memberi ampunan dan kasih sayang.

 

  1. (Dan demikianlah) sebagaimana yang telah Kami jelaskan sebelumnya — (Kami terangkan) Kami jelaskan —  (ayat-ayat) Al Qur’an untuk menampakkan yang hak kemudian diamalkan —  (su paya jelas) supaya menjadi terang —  (alan) kelakuan —  (orang-orang yang berdosa) kemudian engkau menjauhinya. Dalam suatv qiraat dibaca liyastabina, menurut qiraat lainnya dibaca litastabina. Bila lafaz sabil dibaca nasab maka pembicaraannya ditujukan kepada Nabi SAW.

 

  1. (Katakanlah: “Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu seru) kamu sembah — (selain Allah”. Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu) dalam menyembah tuhan-tuhanmu itu —   (sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian) jika aku ikut menyembah tuhan-tuhan itu —   (dan tidak —pulaaku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”).

 

  1. (Katakanlah: “Sesungguhnya aku berada di atas hujjah) penjelasan yang nyata — (dari Tuhanku dan) ternyata   (kamu mendustakannya) mendustakan Tuhanku karena kamu telah menyekutukan-Nya. —   (Tidak ada padaku apa yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya) yaitu berupa azab.  (Tidak lain) tiada lain —  (menetapkan hukum itu) dalam masalah tersebut dan masalah-masalah lainnya —  (hanyalah hak Allah memutuskan) menentukan —   (yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik) Pemberi ketentuan hukum yang Paling baik. Menurut suatu qiraat dibaca yagussu/menerangkan, bukannya Yaqdi/memutuskan.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka (“Kalau sekiranya ada padaku apalazab yang kamu minta Supaya disegerakan kedatangannya, tentu telah diselesaikan Allah urusan yang ada antara aku dan kamu) yaitu dengan cara aku menyegerakan azab itu kepadamu, kemudian aku istirahat. Akan tetapi azab itu hanya ada di tangan kekuasaan Allah. —  (Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zalim) di kala Ia mau menghukum mereka.

 

  1. (Dan pada sisi Allah-lah) Yang Mahaluhur — (kunci-kunci semua yang gaib) simpanan-simpanan ilmu gaib atau jalan-jalan   yang mengantarkan kepada pengetahuan tentangnya —   (tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri) ilmu tentang kegaiban itu ada lima macam, mengenai penjelasannya telah dikemukakan dalam surat Lugman ayat 34, yaitu firman-Nya: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, sampai akhir ayat. Demikianlah menurut riwayat Imam Bukhari —   (dan Dia mengetahui apa) yang terjadi   (di daratan) permukaan bumi —   (dan di lautan) perkampungan-perkampungan yang ada di atas sungai-sungai —   (dan tiada sehelai daun pun yang gugur) min adalah zaidah/tambahan —   (melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak ja tuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau  yang kering) di’atafkan kepada lafaz waraqatin —   (melainkan tertulis dalam kitab yang nyata) yakni Lauh Mahfuz. Al istifna/pengecualian berkedudukan sebagai badal isytimal dari istifna yang sebelumnya.

 

  1. (Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari) Ia mencabut arwah kamu di kala tidur — , (dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan) yang kamu lakukan  (pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari) maksudnya, dibangunkan kembali pada siang harinya dengan cara mengembalikan arwahmu —  (untuk disempurnakan ajalmu yang telah ditentukan) yakni batas kehidupan —   (kemudian kepada Allah-lah kamu kembali) melalui kebangkitan —   lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan) kemudian Ia membalas kamu berdasarkan hal itu.

 

  1. (Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi) kekuasaan yang Mahatinggi — , (di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga) yaitu para malaikat yang mencatat semua amal perbuatanmu — (sehingga apabila datang kepada salah seorang di antara kamu kematian, ia diwafatkan) di dalam qiraat lainnya dibaca tawaffahu —   (oleh Utusan-utusan Kami) yakni para malaikat yang ditugaskan untuk mencabut  arwah-arwah —   (dan mereka itu tidak melalaikan kewajibannya) tidak pernah berlaku sembrono terhadap apa yang telah diperintahkan kepada mereka untuk dilakukannya.

 

  1. (Kemudian mereka dikembalikan) semua makhluk itu — (kepada Allah, Penguasa mereka) Yang Memiliki mereka — (yang sebenarnya) yang bersifat Mahaadil untuk membalas amal perbuatan mereka. —  (Ketahuilah, bahwa segala hukum —pada hari itupe. punyaan-Nya) keputusan yang dilaksanakan atas diri mereka —  (dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat) Dia menghi. sab semua makhluk dalam jangka waktu setengah hari menurut ukuran hari dunia, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh sebuah hadis mengenai hal ini,

 

  1. (Katakanlah) hai Muhammad, kepada penduduk Mekah — (Siapakah yang dapat menyelamatkanmu dari kegelapan-kegelapan di darat dan di laut) dari bencana-bencananya dalam perjalananmu, yaitu tatkala —  (kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri) dengan secara terang-terangan —   (dengan suara yang lembut) dengan secara sembunyi-sembunyi kamu mengatakan: —   (Sesungguhnya jika) lam menunjukkan gasam/sumpah — Kasat (Dia menyelamatkan kami) dalam qiraat lainnya dibaca anjaytana, yakni Allah —  (dari ini) maksudnya dari kegelapan dan bencana-bencana ini —   (tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur) menjadi orangorang yang beriman.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka — (“Allah menyelamat: kan kamu) dibaca dengan takhfif yaitu yunjikum, dan dibaca dengan tasydid yaitu yunajjikum —   (daripada bencana itu dan dari segala macam kesusahan) kesulitan yang selain bencana itu —   (kemudian kamu kembali menyekutukan”)-Nya.

 

  1. (Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu) dari langit yakni berupa batu-batu dan suara keras yang mengguntur — (atau dari bawah kakimu) dengan diamblaskan/ditelan bumi —   (atau Dia mencampurkan kamu) mencampuradukkan kamu —   (menjadi golongan-golongan) kelompok-kelompok yang berbeda keinginannya   (dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain”) dengan cara saling membunuh. Rasulullah SAW. telah bersabda tatkala ayat ini turun: “Ini lebih ringan dan lebih mudah”. Akan tetapi tatkala ayat sebelumnya turun, Nabi SAW. bersabda: “Aku berlindung kepada Zat-Mu”, hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dan Imam Muslim telah meriwayatkan tentang sabda Nabi SAW.: “Aku memohon kepada Tuhanku agar Ia tidak menjadikan keganasan umatku disebabkan ulah sebagian di antara mereka, tetapi Ia melarangku mendoakan hal ini”. Dan sehubungan dengan hadis pertama, Imam Muslim mengatakan, bahwa kejadiannya pasti 933 akan ada, hanya saja kenyataannya masih belum terungkapkan. —  (Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan) menerangkan kead pada mereka —   (tentang ayat-ayat) yang menunjukkan kepada kekuasaan Kami —   (barangkali saja mereka mau memahaminya) met reka mau mengetahuinya bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perkara batil

 

  1. (Dan telah berdusta kepadanya) terhadap Al-Qur’an — (kaummu, padahal Al-Qur’an itu adalah hak) yakni benar —   (Katakanlah: kepada mereka —   (“Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusan kamu) kemudian aku membalas kamu, seSungguhnya aku ini hanyalah seorang pemberi peringatan, sedangkan mengehai urusanmu, hal itu terserah kepada Allah. Ayat ini diturunkan sebelum ada ayat perintah untuk berperang.

 

  1. (Untuk tiap-tiap berita) khabar — (ada ketetapannya) yakni waktu kejadiannya, dan waktu ketetapannya yang antara lain ialah pengazaban kamu —   (dan kelak kamu akan mengetahui) sebagai ancaman yang ditujukan kepada mereka.

 

  1. (Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami) yakni Al-Qur’an dengan cemoohan-cemoohan — (maka tinggalkanlah mereka) janganlah engkau bergaul dengan mereka —   (sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika) lafaz imma berasal dari in syartiyyah yang diidgamkan ke dalam ma zaidah —  (menjadikan kamu lupa) dengan dibaca yunsiyannaka atau yunassiyannaka —  (godaan setan) kemudian engkau duduk bersama mereka —   (maka janganlah kamu duduk sesudah teringat) artinya, sesudah engkau teringat akan larangan itu —  (bersama orang-orang yang zalim itu) ungkapan ini mengandung pengertian diletakkannya isim zahir pada posisi isim mudmar. Dan orang-orang muslim mengatakan: “Jika kami berdiri sewaktu mereka mulai memperolok-olokkan ayat-ayat Allah, maka kami tidak bisa lagi duduk di masjid dan melakukan tawaf di dalamnya”, lalu turunlah ayat berikut ini. 

 

  1. (Dan tidak ada atas orang-orang yang bertakwa) kepada Allah — (pertanggungjawaban terhadap dosa mereka) orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah —   (barang) sebagai huruf zaidah —   (sedikit pun) jika orang-orang yang bertakwa itu duduk-duduk dengan mereka —  (akan tetapi) kewajiban orang-orang yang bertakwa adalah —  (mengingatkan) memberikan peringatan kepada mereka dan juga nasihat —   (agar mereka bertakwa) tidak lagi memperolok-olokkan ayat-ayat Allah.

 

  1. (Dan tinggalkanlah) biarkanlah — (orang-orang yang menjadikan agama mereka) yang sudah menjadi kewajiban bagi mereka   untuk mengamalkannya —   (sebagai main-main dan senda gurau) .  oleh sebab mereka mengejek agama —   (dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia) maka janganlah engkau menghalang-halangi mereka, ayat ini diturunkan sebelum adanya perintah untuk berperang. (Peringatkanlah) berilah nasihat umat manusia itu — h

 (dengannya) dengan Al-Qur’an —  (agar) janganlah —   (setiap diri terjerumus ke dalam neraka) atau ke dalam kebinasaan —   (karena perbuatannya sendiri) karena amal perbuatannya sendiri. —   (Baginya tidak akan ada selain dari Allah) —   (sebagai penolong) yang dapat menyelamatkannya —   (dan tidak pula pemberi syafaat) yang dapat   mencegah dirinya dari siksaan neraka. —   (Dan jika ia menebus dengan segala tebusan) dengan segala macam tebusan —   (niscaya tidak akan diterima) maksudnya, diri mereka tidak dapat ditebus.   (Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka disediakan minuman dari air yang sedang menditlih) yakni air yang sangat panas —  (dan azab yang pedih) yang sangat menyakitkan —   (disebabkan kekafiran mereka dahulu) oleh sebab kekafiran mereka.

 

  1. (Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru) apakah kita akan menyembah — (selain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita) karena menyembahnya —   (dan tidak pula mendatangkan kemudaratan kepada kita) oleh sebab tidak menyembahnya, yang dimaksud adalah berhala-berhala —   (dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang) dikembalikan kepada kemusyrikan —   (sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita) kepada agama Islam —   (seperti orang yang digoda) yang disesatkan   (oleh setan di pesawangan —yang menakutkandalam keadaan bingung) bingung tidak tahu jalan yang akan ditempuhnya: lafaz ini menjadi hal bagi damir ha —  (dia mempunyai kawan-kawan) teman-teman —  (yang memanggilnya ke jalan yang lurus) artinya, mereka bermaksud memberikan petunjuk jalan yang benar kepadanya, kemudian berkata kepadanya: —   (Marilah ikuti kami) akan tetapi ia tidak mengikuti ajakan mereka, sehingga binasalah ia dalam kesesatan. Istifham/kata tanya di sini bermakna ingkar, dan kalimat yang ada tasybihnya adalah menjadi hal bagi damir yang terdapat di dalam lafaz nuraddu. —   (Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah) yakni agama Islam   (ialah sebenar-benar petunjuk) dan yang selain petunjuk-Nya adalah kesesatan belaka —   (dan kita disuruh agar menyerahkan diri) diperintahkan agar kita berserah diri —   (kepada Tuhan semesta alam).

 

  1. (Dan agar) hendaknya — (mendirikan salat serta bertakwa kepada-Nya) Yang Mahatinggi. —   (Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nyalah kamu akan dihimpunkan) dikumpulkan kelak di hari kiamat guna menjalani perhitungan amalnya.

 

  1. (Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar) dengan secara hak. — (Dan) ingatlah —   (di waktu Dia mengatakan) kepada sesuatu —   (“Jadilah”, lalu terjadilah) pada hari kiamat Allah mengatakan kepada makhluk semua: “Bangkitlah kamu”, lalu bangkitlah mereka —   (yakni perkataan-Nya yang benar) benar terjadi dan sudah pasti —   (dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup) pada masa malaikat Israfil meniup sangkakalanya yang kedua, pada waktu itu tidak ada kekuasaan selain dari kekuasaan-Nya. Pada waktu itu kekuasaan hanya milik-Nya.  (Dia mengetahui yang gaib dan yang tampak) apaapa yang gaib dan apa-apa yang nyata. —   (Dan Dialah Yang Mahabijaksana) dalam mengatur makhluk-Nya —   (lagi Mahawaspada) terhadap rahasia segala sesuatu, sama halnya dengan lahiriahnya.

 

  1. (Dan) ingatlah — (di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar) julukan dan nama aslinya adalah Tarikh —   (“Pantaskah kamu menjadikan patung-patung sebagai tuhan-tuhan?) yang kamu sembah. Kata tanya di sini bermakna celaan. —   (Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu) karena menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan —   (dalam kesesatan) yakni tersesat dari jalan yang benar —   (yang nyata”) yang jelas.

 

  1. (Dan demikianlah) sebagaimana apa yang telah Kami perhati. kan kepada Ibrahim, yaitu ia menganggap sesat ayahnya dan kaum ayahnya (Kami perlihatkan kepada Ibrahim kerajaan) kekuasaan peran) (langit dan bumi) agar ia dapat mengambil kesimpulan tentang keesaan-Ku —   (dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin) terhadap tanda-tanda keagungan Kami itu. Jumlah wakazalika serta jumlah yang sesudahnya adalah jumlah i’tirad yang di’atafkan kepada lafaz qala.

 

  1. (Ketika menjadi gelap) menjadi kelam pekat — (malam hari atasnya, dia melihat sebuah bintang) menurut suatu pendapat   bahwa yang dimaksud adalah bintang Zahrah/Venus — Us (lalu dia berkata) kepada kaumnya yang pada waktu itu menjadi para penyembah bintang-bintang: —   (“Inilah Tuhanku”) menurut persangkaan kamu. —   (Tetapi tatkala bintang itu tenggelam) surut —   (dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam”) maksudnya aku tidak suka menjadikannya sebagai tuhan-tuhan, sebab tuhan tidak patut mempunyai sifat yang berubah-ubah dan pindah-pindah tempat, karena kedua sifat ini hanyalah pantas disandang oleh makhluk-makhluk, akan tetapi ternyata cara yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim ini tidak mempan pada diri mereka.

 

  1. (Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit) bulan mulai menampakkan sinarnya — (dia berkata) kepada mereka: —   (“Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku) memantapkan hidayah dalam diriku —   (pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”) perkataan ini merupakan sindiran Nabi Ibrahim terhadap kaumnya, bahwa mereka itu berada dalam kesesatan, akan tetapi ternyata apa yang telah dilakukannya itu sedikit pun tidak bermanfaat bagi kaumnya.

 

  1. (Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah) damir dalam lafaz ra-a dimuzakarkan mengingat khabarnya muzakkar — (Tuhanku, ini yang lebih besar”) daripada bintang dan bulan —   (maka tatkala matahari itu tenggelam) hujjah yang ia sampaikan kepada kaumnya itu cukup kuat dan tidak dapat dibantah lagi oleh mereka —   (dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”) dari mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala dan benda-benda Hawadis yang masih membutuhkan kepada Yang Menciptakannya. Akhirnya kaumnya itu berkata kepadanya: “Lalu apakah yang engkau sembah?”, Nabi Ibrahim menjawab:

 

  1. (“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku) aku menghadapkan diri dengan beribadah — (kepada Tuhan yang telah menciptakan) yang telah mewujudkan —  (langit dan bumi) yaitu Allah SWT. —  (dengan cenderung) meninggalkan semua agama untuk memeluk agama yang benar —   (dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan) Allah.

 

  1. (Dan dia dibantah oleh kaumnya) ia mendapat sanggahan dari kaumnya mengenai agama yang dipeluknya itu, lalu mereka mengancam dan menakut-nakutinya dengan berhala-berhala mereka, bahwa jika ia tidak menyembah berhala-berhala mereka, ia pasti tertimpa musibah dan kejelekan. —  (Dia berkata: “Apakah kamu hendak membantahku) de. ngan dibaca tasydid huruf nun-nya dan dapat juga ditakhfifkan dengan cara membuang salah satu nun-nya, yakni nun alamat rafa’nya, demikianlah me. nurut ulama nahwu. Akan tetapi menurut Imam Farra’ yang dibuang adalah nun yang untuk wigayah. Maknanya ialah: “Apakah kamu menyanggah aku?”  (4, (tentang) keesaan —   (Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku”). Mahatinggi Allah yang telah memberiku petunjuk kepada keesaan-Nya. —   (Dan aku tidak takut kepada apa yang kamu persekutukan) dia —   (dengan Allah) yakni berhala-berhala tersebut, mereka tidak akan dapat menimpakan malapetaka terhadap di riku, sebab mereka tidak mempunyai kekuatan apa-apa — (kecuali) melainkan —   (di kala Tuhanku menghendaki sesuatu dari malapetaka itu) jika Dia hendak menimpakan malapetaka kepadaku, maka hal itu pasti terjadi. —   (Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu). —  (Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran?) darinya kemudian kamu mau beriman.

 

  1. (Bagaimana aku takut dengan sesembahan-sesembahan yang kamu persekutukan) dengan Allah, sedangkan mereka sama sekali tidak dapat mendatangkan malapetaka dan tidak pula kemanfaatan — (padahal kamu tidak takut) kepada Allah —   (bahwasanya kamu sendiri mempersekutukan Allah) dalam ibadah kamu —   (dengan sesembahan-sesembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan tentangnya) dalam hal menyembahnya —   (atas kamu suatu hujjah pun) untuk mempersekutukan-Nya yakni, suatu alasan dan bukti, padahal Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu. —   (Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan) apakah kami ataukah kamu? — (jika kamu mengetahui?) siapakah yang paling berhak untuk mendapatkan keamanan dari malapetaka itu? Yang dimaksud dengan kami adalah Nabi Ibrahim: maka dari itu mengikutlah kamu kepada Ibrahim. Allah berfirman:

 

  1. (Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan) tidak mencampurkan — (keimanan mereka dengan kezaliman) yakni kemusyrikan, demikianlah menurut penafsiran yang disebut di dalam hadis sahihain — :   (mereka itulah orang-orang. yang mendapat keamanan) dari siksaan —   (dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk).

 

  1. (Dan itulah) menjadi mubtada, lalu dijelaskan — (hujjah Kami) yang dijadikan sebagai hujjah oleh Nabi Ibrahim untuk membuktikan keesaan Allah, yakni tenggelamnya bintang-bintang itu. Dan jumlah yang sesudahnya menjadi khabar dari tilka —   (yang Kami berikan kepada Ibrahim) yang Kami tunjukkan kepada Ibrahim, sebagai hujjah — (untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat) dengan dibaca idafah dan juga dibaca tanwin, yakni dalam masalah ilmu dan hikmah. —   (Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana) dalam mengatur ciptaan-Nya —   (lagi Maha Mengetahui) seluk-beluk makhluk-Nya.

 

  1. (Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan , Ya’qub kepadanya) sebagai anaknya. — (Kepada keduanya) kepada maSing-masingnya —  (telah Kami beri petunjuk, dan ke. pada Nuh sebelum itu telah Kami beri petunjuk) sebelum Nabi Ibrahim   (dan kepada sebagian dari keturunannya) yakni keturunan Nabi Nuh —   (yaitu Daud dan Sulaiman) Sulaiman anak Daud   (Ayyub dan Yusuf) anak lelaki Nabi Ya’qub —   (Musa dan Harun. Demikianlah) seperti mereka yang telah Kami beri pahala —   (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik).

 

  1. (Dan Zakaria, Yahya) yakni anak lelakinya — (Isa) anak lelaki Maryam, hal ini menunjukkan bahwa pengertian keturunan itu nencakup juga anak-anak lelaki dari anak perempuan —   (dan Ilyas) anak lelaki Nabi Harun saudara lelaki Nabi Musa. —   (Semuanya) mereka itu —   (termasuk orang-orang yang saleh).

 

  1. (Dan Ismail) anak lelaki Nabi Ibrahim — (Alyasa) huruf lam adalah tambahan, yakni Yasa —   (Yunus dan Lut) anak laki-laki Nabi Harun saudara lelaki Nabi Ibrahim. —   (Masing-masing) dari mereka itu —   (Kami lebihkan derajatnya di atas umat manusia) dengan pangkat kenabian.

 

  1. (Dan Kami lebihkan pula derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka dan saudara-saudara mereka) di’atafkan pada lafaz kuljan atau nuhan, dan makna min di sini menunjukkan littab’id, sebab sebagian dari mereka ada yang tidak mempunyai anak, dan sebagian lainnya ada yang mempunyai anak hanya saja kafir. — (Dan Kami memilih mereka) Kami menyeleksi mereka — (dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus).

 

  1. (Itulah) agama yang mereka diberi petunjuk kepadanya — (petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka menyekutukan Allah) sebagai perumpamaan saja ,   (niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereha lakukan). ,

 

  1. (Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka kitab) yakni kitab-kitab — (hukum) hikmah   (dan kenabian. Jika berlaku ingkar terhadapnya) terhadap tiga hal itu —   (mereka itu) yaitu penduduk Mekah —   (maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya) Kami akan memasrahkan’ nya —   (kepada kaum yang sekali-kali tidak akan meng: ingkarinya) mereka adalah kaum Muhajirin dan kaum Ansar.

 

  1. (Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk) Yaitu mereka yang mendapat hidayah — (Allah, maka petunjuk mereka) jalan mereka seperti mentauhidkan Allah dan bersabar —   (ikutilah) dengan ha sukun baik dibaca waqaf maupun wasal: akan tetapi mehurut suatu qiraat dibaca tanpa ha sukun jika dibaca wasal/dibaca langsung (katakanlah) kepada penduduk Mekah —   (“Aku tidak meminta kepadamu dalam menyampaikannya) dimaksud menyampaikan Al. Quran — ya (Suatu upah pun”) yang kamu berikan upah itu kepadaku  (tidak lain ia itu) Al-Qur’an itu —  (hanyalah peringatan) nasihat —   (untuk segala umat) mencakup umat manusia dan umat jin.

 

  1. (Dan mereka tidak menghormati) orang-orang Yahudi itu (Allah dengan penghormatan yang semestinya) artinya, mereka sama sekali tidak mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang seharusnya, atau mereka tidak mengetahui-Nya dengan pengetahuan yang semestinya BI (di kala mereka mengatakan) kepada Nabi SAW., yaitu sewaktu mereka mendebat Nabi SAW. dalam masalah Al-Qur’an —   (“Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia”. Katakanlah:) kepada mereka —   (Siapakah yang menurunkan kitab —Tauratyang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu) dengan memakai ya atau ta pada tiga tempat —   (lembaran-lembaran kertas) kamu menuliskannya pada lembaran-lembaran kertas yang bercerai-cerai —   (kamu perlihatkan sebagiannya) kamu tidak suka menampakkan kesemua isinya —   (dan kamu sembunyikan sebagian besarnya) sebagian besar dari apa yang terdapat di dalam kandungannya, seperti mengenai ciri-ciri Nabi Muhammad SAW. —   (padahal telah diajarkan kepadamu) ha! orang-orang Yahudi di dalam Al-Qur’an —   (apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya?” karena tidak terdapat di dalam kitab Taurat, maka hal itu membuat kamu ragu dan berselisih paham tentang Taurat antara sesamamu. —  (Katakanlah: “Allahlah”) yang menurunkannya, jika mereka tidak mengatakannya, maka tidak ada jawaban lain kecuali jawaban itu —  (kemudian biarkanJah mereka di dalam kesibukan mereka) dalam kebatilan mereka —  (bermain-main).

 

  1. (Dan ini) Al-Qur’an ini — (adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkahi, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya) yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya — (dan agar kamu memberi peringatan) dengan memakai ta atau ya di’atafkan kepada makna kalimat sebelumnya, yang artinya: Kami menurunkan Al-Quran untuk diambil keberkahannya: dipercayai, dan agar kamu memberi peringatan dengannya —  (kepada —penduduUmmul Qura/Mekah dan orang-orang yang ada di sekitarnya) yaitu penduduk kota Mekah dan umat lainnya —  (dan orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya, dan mereka selalu memelihara salatnya) karena takut akan siksaan akhirat.

 

  1. (Dan siapakah) maksudnya, tidak ada seorang pun — (yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah) dengan mengaku menjadi seorang nabi padahal tidak ada Yang mengangkatnya menjadi nabi —  (atau Yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya) ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Musailamah si pendusta itu —  (dan) lebih aniaya daripada —   (orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”) mereka adalah orang-orang yang memperolok-olokkan Al-Qur’an, mereka mengatakan, bahwa andaikata kami suka niscaya kami pun na dapat membuat kata-kata seperti Al-Qur’an —  (dan sekiranya engkau melihat) wahai Muhammad —  (tatkala orang-orang zalim) yang telah disebutkan tadi —   (berada dalam sekarat) yaitu sedang menghadapi kematiannya —   (yakni maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya) kepada mereka seraya menyiksa, lalu para malaikat itu berkata dengan kasar kepada mereka —   (“Keluarkanlah dirimu”) kepada kami untuk kami cabut nyawamu. —   (Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan) sangat merendahkan (karena kamu se lalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar) dengan menga5 ku menjadi nabi dan berpura-pura diberi wahyu padahal dusta —   (dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya) kamu merasa tinggi diri tidak mau beriman kepada ayat-ayat-Nya. Jawab dari huruf lau ialah: niscaya engkau akan melihat peristiwa yang mengerikan,

 

  1. (Dan) dikatakan kepada mereka ketika dibangkitkan — (sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri) dalam keadaan sendiri-sendiri, terpisah dari keluarga, harta benda dan anak —  (sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya) dalam ke adaan telanjang bulat dan masih belum dikhitan —   (dan kamu tinggalkan apa yang telah Kami berikan kepadamu) apa-apa yang telah , Kami anugerahkan kepadamu berupa harta benda —   (berada di belakangmu) di dunia tanpa ada pilihan lain bagimu. — (Dan) dikatakan kepada mereka sebagai cemoohan —   (Kami tidak melihat besertamu pemberi syafaat kamu) berhala-berhala kamu —   (yang kamu anggap bahwa mereka di antara kamu) artinya, yang berhak kamu sembah —   (sebagai sekutu-sekutu) Allah. —   (Sungguh telah terputuslah di antara kamu) pertalian kamu: artinya telah tercerai perailah persatuanmu. Dan di dalam suatu qiraat dibaca nasab sebagai zayaf, yang artinya, telah terputuslah pertalian antara kamu —   (dan telah lenyap) maksudnya telah hilang —   (dari kamu apa yang dahulu kamu anggap) sewaktu hidup di dunia bahwa kamu mendapatkan syafaatnya.

 

  1. (Sesungguhnya Allah menumbuhkan) menjadikan — (butir) tunas tetumbuhan —   (dan biji) dari pohon kurma. —   (Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati) seperti manusia dan unggas yaitu berasal dari air mani dan telur —   (dan mengeluarkan yang mati) yakni air mani dan telur —   (dari yang hidup, yang demikian itu) artinya yang menumbuhkan dan yang mengeluarkan —   (ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling) mengapa kamu masih berpaling juga dari keimanan padahal bukti-buktinya telah ada.

 

  1. (Dia menyingsingkan pagi) masdar yang bermakna isim Yakni subuh atau pagi hari, artinya: Allahlah yang menyingsingkan sinar pa81, yaitu cahaya yang tampak di permulaan pagi hari mengusir kegelapan malam hari — (dan menjadikan malam untuk beristirahat) waktu Semua makhluk beristirahat dari kepenatannya —   (dan —menJadikanmatahari dan bulan) dibaca nasab di’atafkan kepada lafaz Jail secara makna —  (untuk perhitungan) untuk ukuran perhitungan waktu: atau tanpa dengan huruf ba atau hisaban, maka menjadi hal bagi lafaz yang tersimpan, artinya: matahari dan bulan itu beredar menurut perhitungannya, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat surat Ar-Rahman. —   (Itulah) yang telah tersebut itu —   (ketentuan Allah Yang Mahaperkasa) di dalam kerajaan-Nya —   (lagi Maha Mengetahui) seluk beluk makhluk-Nya.

 

  1. (Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya sebagai petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut) sewaktu dalam perjalanan (sesungguhnya Kami telah menjelaskan) Kami telah terangkan   (tanda-tanda) yang menunjukkan akan kekuasaan Kami —   (kepada orang-orang yang mengetahui) yakni orang-orang yang mau menggunakan akalnya.

 

  1. (Dan Dialah yang menciptakan kamu) maksudnya yang mengadakan kamu — (dari seorang diri) yaitu Nabi Adam —   (maka ada tempat tetap) bagimu di dalam rahim —   (dan tempat simpanan) bagimu di dalam tulang rusuk. Dalam suatu qiraat huruf qaf dibaca fat-hah, yang artinya tempat menetap kamu. —  (Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengerti) tentang apa yang dikatakan kepada mereka.

 

  1. (Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan) dalam ayat ini terkandung iltifat dari orang yang ketiga menjadi pembicara — ‘ (dengan air itu) yakni dengan air hujan itu — (segala macam tumbuh-tumbuhan) yang dapat tumbuh —    (maka Kami keluarkan darinya) dari tumbuh-tumbuhan itu sesuatu —   (tanaman yang hijau) yang menghijau —  (Kami keluarkan darinya) dari tanaman yang menghijau itu —   (butir yang banyak) yang satu sama lainnya bersusun seperti bulir-bulirnya gandum dan sejenisnya —   (dan dari pohon kurma) menjadi khabar dan dijadikan sebagai mubdal minhu —   (yaitu dari mayangnya) yaitu dari pucuk pohonnya, dan mubtadanya ialah —   (keluar tangkai-tangkainya) tunas-tunas buahnya —   (yang mengurai) saling berdekatan antara yang satu dengan yang lainnya —  (dan) Kami tumbuhkan berkat air hujan itu —   (kebun-kebun) tanaman-tanaman —   (anggur, zaitun dan delima yang serupa) dedaunannya, menjadi hal   (dan yang tidak serupa) buahnya —   (perhatikanlah) hai orang-orang yang diajak bicara, dengan perhatian yang disertai pemikiran dan pertimbangan — Pad (buahnya) dengan dibaca fat-hah huruf Sa dan huruf mim-nya, atau dibaca dammah keduanya sebagai kata jamak dari samrah, perihalnya sama dengan kata syajaratun jamaknya syajarun, dan khasyabatun jamaknya khasyabun —   (di waktu pohonnya berbuah) pada awal munculnya buah: bagaimana keadaannya? —  (dan) kepada —   (kematangannya) artinya kemasakannya, yaitu apabila telah masak: bagaimana keadaannya. —   (Sesungguhnya yang demikian itu ada tanda-tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan Allah SWT. dalam menghidupkan kembali yang telah mati dan lain sebagainya —  (bagi orang-orang yang beriman) mereka disebut secara khusus sebab hanya merekalah yang dapat memanfaatkan hal ini untuk keimanan mereka, berbeda dengan orang-orang kafir.

 

  1. (Dan mereka menjadikan di samping Allah) menjadi mafu — (sekutu-sekutu) menjadi maful awal dan menjadi mubdal minhu —   (terdiri dari jin) yang mereka menaatinya dalam menyembah berhala-berhala —  (dan) padahal — pura (Allahlah yang telah menciptakan mereka) lalu mengapa mereka menjadikannya sebagai sekutu-sekutu-Nya   (dan mereka membohong) dengan dibaca takhfif dan tasydid, artinya: mereka membuat-buat perkataan —   (bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan, tanpa landasan ilmu pengetahuan) mereka telah mengatakan, bahwa Uzair adalah anak lelaki Allah, dan malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. —   (Mahasuci Allah) yakni, sebagai ungkapan menyucikan-Nya —   (dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan) mengenai diri-Nya, yaitu mempunyai anak.

 

  1. (Dia pencipta langit dan bumi) Yang menciptakan keduanya tanpa ada contoh yang mendahuluinya. — (Bagaimana) mengapa —   (Dia dikatakan mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri?) yakni teman hidup. —   (Dia menciptakan segala sesuatu) maksudnya Dialah yang menciptakan kesemuanya —   (dan Dia mengetahui segala sesuatu).

 

  1. (Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia) Esakanlah Dia — (dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu) yang memelihara semuanya 103.   (Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata) artinya, engkau tidak akan dapat melihat-Nya, sebab hal ini hanya khusus untuk kaum mukmin kelak di akhirat sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya, surat Al-Qiyamah ayat 22-23 yaitu: “Wajah-wajah orang-orang mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat”. Dijelaskan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Syaikhain, yaitu: “Sesungguhnya kamu itu akan melihat Tuhanmu —kelak di akhiratsebagaimana kamu melihat bulan pada malam purnama”. Ada penafsiran lain yang mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan dapat meliputi-Nya —   (sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan) yakni Dia dapat melihatnya sedangkan apa-apa yang terlihat ,. itu tidak dapat melihat-Nya, dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini —   (dan Dialah Yang Maha lembut) terhadap kekasih-kekasih-Nya (lagi Maha waspada) terhadap mereka.

 

  1. Katakanlah oleh-Mu hai Muhammad kepada mereka: — (Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti-bukti) hujah-hujah — (dari Tuhanmu, maka barangsiapa melihat) bukti-bukti kebenaran itu, lalu ia mau beriman kepadanya —  (maka manfaatnya bagi dirinya sendiri) sebab pahalanya dia sendirilah yang merasakannya, sebagai imbalan dari maunya dia melihat bukti-bukti itu — (dan barangsiapa buta) tidak mau melihat kebenaran itu, sehingga ia menjadi sesat  (maka kemudaratannya kembali kepada dirinya) yakni malapetaka dari kesesatannya itu. —  (Dan aku —Muhammad sekali-kali bukanlah pemelihara—mu— yang selalu mengawasi amal perbuatanmu, karena sesungguhnya aku ini hanyalah seorang pemberi peringatan.

 

  1. (Demikianlah) sebagaimana yang telah Kami jelaskan di atas (Kami menjelaskan) Kami terangkan —  (ayat-ayat itu) agar , mereka mau berpikir tentangnya —  (dan supaya mereka mengatakan)  yaitu orang-orang musyrik, mengenai akibat dari perkara ini —  (“Kamu telah mempelajari”) engkau telah mempelajari tentang Ahli Kitab, dan menurut qiraat lainnya ditafsirkan, bahwa engkau telah mempelajari kitab-kitab orang-orang terdahulu, kemudian engkau mendatangkan ayat-ayat ini berdasarkan sumber darinya —  (dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui).

 

  1. (Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepada mu dari Tuhanmu) yakni Al-Qur’an — (tidak ada tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik).

 

  1. (Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka) sebagai pengawas yang oleh sebabnya engkau membalas mereka atas amal-amal yang mereka lakukan — (dan kamu sekali-kali bukanlah pemelihara bagi mereka) yang oleh sebabnya engkau memaksa mereka untuk beriman. Ayat ini diturunkan sebelum adanya perintah untuk berperang.

 

  1. (Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka puja) yaitu berhala-berhala — (selain  Allah) yaitu berhala-berhala yang mereka sembah —   (karena mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas) penuh dengan perasaan permusuhan dan kelaliman —   (tanpa pengetahuan) karena mereka tidak mengerti tentang Allah. —   (Demikianlah) sebagaimana yang telah Kami jadikan sebagai perhiasan pada diri mereka yaitu amal perbuatan mereka —   (Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka) berupa pekerjaan yang baik dan pekerjaan yang buruk yang biasa mereka lakukan. —   (Kemudian kepada Tuhan-lah mereka kembali) di akhirat kelak —   (lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka lakukan) kemudian Dia memberikan balasannya kepada mereka.

 

  1. (Mereka bersumpah) orang-orang kafir penduduk Mekah (dengan nama Allah dengan segala kesungguhan) dengan scgala kesungguhan yang ada pada mereka dalam hal bersumpah —   (bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mukjizat) sesuai dengan apa yang mereka minta —   (pastilah mereka beriman kepada mukjizat tersebut. Katakanlah:) kepada mereka —   (“Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah”) Dialah yang akan menurunkannya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan —   (dan apakah yang memberitahukan kepadamu) yang membuat kamu tahu tentang keimanan mereka apabila mukjizat-mukjizat itu didatangkan, artinya kamu tidak akan mengetahui hal itu —   (bahwa apabila mukJizat itu datang mereka tidak akan beriman) berkat pengetahuan-Ku yang telah waspada sebelumnya. Dan menurut suatu qiraat memakai ta yakni tu-minuna yang berarti khitab ayat ditujukan kepada orang-orang kafir. Menurut qiraat lainnya dibaca annaha yang maknanya sesinonim dengan lafaz la’alla, atau menjadi ma’mul dari ‘amil sebelumnya.

 

  1. (Dan Kami memalingkan hati mereka) Kami menyim. pangkan hati mereka dari perkara yang hak, sehingga mereka sama sekali tidak mengerti mengenai kebenaran — (dan penglihatan mereka) dari perkara yang hak tersebut, sehingga mereka tidak dapat melihatnya dan pula tidak mau beriman kepadanya —   (seperti mereka belum pernah beriman kepadanya) artinya, kepada ayat-ayat yang telah diturunkan —   (pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka) ya?   Kami tinggalkan mereka —   (di dalam keterlampaubatasan mereka) yaitu kesesatan mereka —   (menggelimangkan dirinya) sehingga bolak-balik dalam keadaan bingung.

 

JUZ 8

 

  1. (Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka) seperti apa yang telah mereka minta — (dan Kami kumpulkan pula) Kami himpunkan pula —  (segala sesuatu ke hadapan mereka) dibaca dengan dammah kedua huruf permulaannya, jamak dari lafaz qabil yakni gelombang demi gelombang. Dibaca kasrah huruf gaf-nya dan dibaca fat-hah huruf ba-nya, artinya: Secara terang-terangan sehingga mereka dapat menyaksikan kebenaranmu —  (niscaya mereka tidak juga akan beriman) karena hal itu telah diketahui oleh Allah sebelumnya —  (kecuali) melainkan —  (jika Allah menghendaki) mereka beriman, maka baru mereka dapat beriman —  (akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) tentang hal itu.

 

  1. , (Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh) sebagaimana Kami telah jadikan mereka sebagai musuhmusuhmu, kemudian pengertian musuh itu dijelaskan — (yakni setansetan) siluman-siluman — (dari jenis manusia dan jin yang memberikan bisikan) yang mengembuskan godaan —  (antara yang sebagian kepada sebagian lainnya tentang perkataanperkataan yang indah-indah) yang memulas warna kebatilan —  (untuk membujuk) umat manusia. —   (Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya) maksudnya bisikan-bisikan yang menyesatkan tadi —  (maka tinggalkanlah mereka) biarkanlah orang-orang kafir itu —  (dan apa yang mereka ada-adakan) berupa kekufuran dan lain-lainnya yang sudah menjadi watak mereka, ayat ini diturunkan sebelum turunnya ayat perintah untuk berperang.

 

  1. , (Dan juga agar mau mendengar) di’atafkan kepada lafaz gururan, artinya agar mau cenderung — (kepada bisikan itu) yakni godaan tersebut — (hati kecil) hati sanubari —   (orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, dan agar mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mau mengerJakan) —   (apa yang setan-setan itu kerjakan) yaitu berupa perbuatan-perbuatan dosa, sehingga mereka mendapat siksaan karenanya.

 

  1. Ayat ini diturunkan tatkala mereka meminta kepada Nabi SAW agar menjadikan seorang hakim yang melerai antara dia dan mereka: katakanlah: — (Maka patutkah aku meminta kepada selain Allah) aku mencari — (sebagai hakim) yang melerai antara aku dan kamu —   (padahal Dialah yang telah menurunkan Al-Kitab kepadamu) yakni Al-Quran —  (dengan terinci) di dalamnya terkan. dung penjelasan yang memisahkan antara perkara yang hak dengan perkara yang batil. —  (Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka) yaitu kitab Taurat seperti Abdullah ibnu Salam dan teman-temannya —   (mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan) dengan dibaca takhfif dan dibaca tasydid —  (dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu) sehingga menjadi orang-orang yang bimbang terhadap Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan pernyataan ini adalah sebagai bukti kepada orang-orang kafir bahwa sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar.

 

  1. (Dan telah sempurnalah kalimat Tuhanmu) yakni Al Qur’an yang memuat hukum-hukum dan ancaman-ancaman — (sebagai kalimat yang benar dan adil) menjadi tamyiz.   (Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya) baik dengan menguranginya atau menggantinya —  (dan Dialah Maha Mendengar) terhadap apa yang dikatakan olehnya —  (lagi Maha Mengetahui) tentang apa yang diperbuatnya.

 

  1. (Dan jika kamu menuruti kebanyakan… “ orang-orang yang di muka bumi) yakni orang-orang kafir — (niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah) yaitu agama-Nya (sama sekali) —   (mereka tidak akan mau mengikuti kecuali hanya pada prasangka belaka) dalam perdebatan mereka denganmu tentang masalah bangkai, yaitu di kala mereka berkata: “Apa yang telah dibunuh oleh Allah lebih berhak untuk kamu makan dari apa yang kamu bunuh sendiri — (dan sama sekali) tidak lain —  (mereka hanyaJah berdusta) di dalam hal tersebut.

 

  1. (Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui) Maha Mengetahui — (tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orangorang yang mendapat petunjuk) dengan demikian maka Dia memberikan balasan pahala kepada mereka masing-masing.

 

  1. (Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebutkan nama Allah atasnya) yang disembelih dengan menyebut nama-Nya — (jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya).

 

  1. (Mengapa kamu tidak mau memakan binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah atasnya) yaitu hewan-hewan sembelihan — (padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan) boleh juga dibaca dengan bina maful atau bina fa’il untuk kedua filnya —  (kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu) yang telah disebutkan di dalam ayat: “Telah diharamkan atas kamu —  bangkai ….”, surat Al-Maidah ayat 3, —   (kecuali apa yang terpaksa kamu harus memakannya) di antara apa yang diharamkan itu maka hal itu juga dihalalkan bagi kamu. Adapun maknanya ialah: Tidak ada la. rangan bagi kamu untuk memakan apa-apa yang telah disebutkan itu, Allah telah menjelaskan kepadamu apa-apa yang diharamkan kamu memakannya,  maka ini bukanlah termasuk yang itu. —  (Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar hendak menyesatkan orang lain) dengan dibaca fat-hah atau dammah huruf ya-nya —  (dengan hawa naf. su mereka) dengan apa yang disukai oleh hawa nafsu mereka, di antaranya ialah menghalalkan bangkai dan lain-lainnya —  (tanpa pengetahuan) yang secara sengaja mereka melakukannya. —   (Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas) artinya orang-orang yang melampaui batas perkara yang dihalalkan untuk melakukan hal-hal yang diharamkan.

 

  1. (Dan tinggalkanlah) berhentilah kamu dari melakukan (dosa yang tampak dan yang tersembunyi) maksudnya dosa yang terang-terangan dan dosa yang tersembunyi: dikatakan bahwa yang dimaksud adalah perbuatan zina, dan dikatakan lagi adalah semua perbuatan maksiat. —  (Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan) pada hari kiamat —  (disebabkan apa yang telah mereka kerjakan) usahakan.

 

  1. (Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya) seumpamanya karena mati dengan sendirinya atau disembelih dengan menyebut asma selain-Nya: terkecuali apa yang disembelih oleh orang muslim, sekalipun tidak menyebut nama-Nya sewaktu menyembelihnya baik secara sengaja ataupun karena lupa. maka sembelihannya tetap halal, demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas yang kemudian dianut oleh Imam Syafii. — (Sesungguhnya) memakan hewan-hewan yang diharamkan itu —  (adalah suatu kefasikan) keluar dari garis apa yang telah dihalalkan. —   (Sesungguhnya setan itu membisikkan) mengembuskan godaannya —   (kepada kawan-kawannya) yaitu kepada orang-orang kafir —   (agar mereka membantah kamu) di dalam masalah menghalalkan bangkai —   (dan jika kamu menuruti mereka) di dalam hal ini —   (sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik). Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal dan lain-lainnya.

 

  1. (Dan apakah orang yang sudah mati) oleh sebab kekufurannya — (kemudian dia Kami hidupkan) dengan hidayah   (dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia) dia dapat pula melihat perkara yang benar berkat cahaya itu dan dapat membedakannya dari yang lainnya, yang dimaksud adalah keimanan  (serupa dengan orang yang keadaannya) lafaz misl adalah tambahan, yakni: Sebagaimana seseorang —   (yang keadaannya dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya) dimakSud orang kafir, sebagai jawabannya ialah tentu saja tidak. —   (Demikianlah) seLagaimana orang-orang mukmin dihiasi dengan keimanan —   GS) (orang-orang kafir pun dihiasi pula dengan apa yang telah mereka kerjakan) berupa kekufuran dan maksiat-maksiat.

 

  1. (Dan demikianlah) sebagaimana yang telah Kami jadikan orang-orang fasik penduduk Mekah terdiri atas para pembesarnya — (Kami adakan pada tiap-tiap negeri para pem. besar yang jahat-jahat agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu) dengan cara menghalang-halangi jalan keimanan. —   (Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri) sebab akibat perbuatannya menimpa diri mereka sendiri —   (sedangkan mereka tidak menyadarinya) tentang hal tersebut.

 

  1. (Dan apabila datang kepada mereka) kepada penduduk Mekah — (satu ayat) yang membenarkan Nabi SAW. —   (mereka berkata: “Kami tidak akan beriman) kepadanya —  (sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah”) berupa risalah dan wahyu kepada kami, sebab kami adalah yang terbanyak hartanya dan yang paling tua umurnya, lalu Allah SWT. berfirman —   (Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan) dengan dibaca jamak dan tunggal, dan lafaz haisu menjadi maf’ul bihi dari fi’il yang ditunjuk oleh lafaz a’lamu. Artinya: Allah mengetahui tempat yang layak untuk meletakkan risalah-Nya, lalu Ia meletakkannya. Sedangkan mereka itu bukanlah orang-orang yang pantas untuk mengemban tugas risalah ini   (orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa) sebab perkataan mereka itu —   (suatu kehinaan) yakni menjadi rendah   (di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya) oleh tipu daya mereka sendiri.

 

  1. (Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam) dengan cara menyinarkan nur hidayah ke dalam dadanya, sehingga dengan sadar ia mau menerima Islam dan mau membuka dadanya lebar-lebar untuk menerimanya, demikianlah sebagaimana yang telah disebutkan dalam suatu hadis. — (Dan barangsiapa yang dikehendaki) Allah —   (kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak) dengan dibaca takhfif dan tasydid yakni merasa sempit untuk menerimanya — (lagi sempit) terasa amat sempit, dengan dibaca kasrah huruf ra-nya menjadi sifat, dan dibaca fat-hah sebagai masdar yang diberi sifat dengan makna mubalagah — (seolah-olah ia sedang mendaki) menurut suatu qiraat dibaca yasa’adu, di dalam kedua bacaan tersebut berarti mengidgamkan ta asal ke dalam huruf sad. Menurut qiraat lainnya dengan dibaca sukun huruf sad-nya — (ke langit) apabila iman dipaksakan kepadanya, karena hal itu terasa berat sekali baginya. (Begitulah) sebagaimana kejadian itu —   (Allah menimpakan siksa) yakni azab atau setan, dengan pengertian azab atau setan Itu menguasainya —   (kepada orang-orang yang tidak berIman). 

 

  1. (Dan inilah) apa yang engkau berada di dalamnya hai Muhammad! — (jalan) titian (Tuhanmu yang lurus) tidak ada liku-likunya, lafaz mustaqiman dibaca nasab menjadi hal yang mengukuhkan jumlah, sedangkan yang menjadi ‘amilnya adalah makna isyarah. — (Sesungguhnya Kami telah menjelaskan) Kami telah menerangkan (ayat-ayat —Kamikepada orang-orang yang mengambil pelaJaran) lafaz yazzakkarun dengan mengidgamkan huruf ta tambahan ke dalam huruf zal asal, maknanya: orang-orang yang mau mengambil sebagai pelajaran. Mereka disebutkan secara khusus sebab merekalah orang-orang yang mengambil manfaat darinya.

 

  1. (Bagi mereka disediakan Darussalam) yakni rumah keselamatan atau surga —   (pada sisi Tuhan. nya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan).

 

  1. (Dan) ingatlah — (hari di waktu Kami menghimpunkan mereka semuanya) dengan memakai nun dan ya, artinya Allahlah yang menghimpunkan semua makhluk, kemudian diserukan kepada mereka —  (“Hai golongan jin/setan, sesungguhnya kamu telah banyak —menyesatkanmanusia”) dengan cara kamu menyesatkan mereka —  (lalu berkatalah kawan-kawan mereka) . yaitu mereka yang mau menaatinya —  (dari kalangan manusia: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah dapat kesenangan dari sebagian yang lainnya) manusia telah mengambil manfaat melalui jin yang menghiasi keinginan-keinginan nafsu syahwat mereka, dan demikian pula jin pun mengambil manfaat dari manusia melalui ketaatan manusia kepada mereka —   (dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”) yakni hari kiamat, – hal ini adalah merupakan ungkapan kekecewaan mereka —   (Allah berfirman) Mahatinggi Allah, kepada mereka melalui lisan para malaikat-Nya   (“Neraka itulah tempat kamu) tempat diam kamu —   (sedangkan kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki yang lain) batas-batas waktu tertentu di mana mereka dapat dikeluarkan dari neraka, untuk meminum hamim/keringat ahli neraka yang berada di luar neraka, demikianlah seperti apa yang dikatakan dalam firman-Nya: “Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim”, surat As-Saffat ayat 68. Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang telah diketahui Allah bahwa mereka orang-orang yang beriman. Dengan demikian —  berarti lafaz ma bermakna man. —   (Sesungguhnya Tuhanmu 2 Mahabijaksana) di dalam mengatur ciptaan-Nya —   (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-makhluk-Nya.

 

  1. (Dan demikianlah) sebagaimana yang telah Kami berikan nikmat kepada orang-orang yang maksiat dari golongan manusia dan jin sebagian mereka melalui sebagian lainnya — (Kami jadikan berteman) saling bantu membantu —   (sebagian orang-orang yang zalim itu dengan sebagian lainnya) atas sebagian lainnya —   (disebabkan apa yang mereka usahakan) berupa perbuatan-perbuatan maksiat.

 

  1. (Hai golongan jin dan manuSta, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri) kalangan kamu sendiri, artinya: Sebagian kamu yang percaya kepada manuSia atau utusan-utusan jin yang sengaja Kami biarkan mereka mendengar ucapan-ucapan para rasul Kami kemudian mereka menyampaikannya kepada kaumnya — (yang menceritakan kepada kamu tentang ayat-ayat-Ku, dan memperIngatkan kamu tentang pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri”) bahwa sesungguhnya kami telah menerimanya. Allah berfirman: — (Kehidupan dunia telah menipu 332 1 mereka) sohingga morcka tidak mau beriman — (dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa merek, adalah orang-orang yang kafir).

 

  1. (Yang demikian itu) dengan mengutus para utusan — (supaya) huruf lam dimugaddarahkan, sedangkan an berasal dari anna yang ditakhfifkan, yaitu: berasal dari li-annahu —  (Tuhanmu tidak membinasakan kota-kota secara aniaya) sebagian dari kota-kota . itu — , (sedangkan penduduknya dalam keadaan lengah) dan belum pernah diutus kepada mereka seorang rasul pun yang memberikan penje. lasan kepada mereka.

 

  1. (Dan masing-masing) dari kalangan orang-orang itu — (memperoleh derajat-derajat) pembalasan — (sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya) berupa pembalasan yang baik dan pembalasan yang buruk. — (Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan) dengan memakai ya dan ta.

 

  1. (Dan Tuhanmu Mahakaya) tidak membutuhkan makhuk-Nya dan juga tidak membutuhkan ibadah mereka — (lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu) hai penduduk Mekah, yakni membinasakan kalian (dan menggantimu dengan siapa yang dikehendaki-Nya . setelah kamu musnah) di antara makhluk-Nya — (sebagaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain) yang telah Dia musnahkan, akan tetapi Dia tetap membiarkan kamu seba gai rahmat atas kamu sekalian.

 

  1. (Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu) pada hari kiamat dan azab — (pasti datang) tidak dapat ditawar-tawar lagi  (dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya) tidak bisa selamat dari azab Kami.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka — (Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu”) sesuai dengan keadaanmu   (sesungguhnya aku pun berbuat pula) sesuai dengan keadaanku.   (Kelak kamu akan mengetahui, siapakah di antara kita) man menjadi mausul dan menjadi maf’ul dari lafaz al-‘ilm —   (yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini) akibat yang dipuji di akhirat nanti, apakah kami atau kamu? —   (Sesungguhnya ‘ tidak akan mendapat keberuntungan) kebahagiaan —  (orang-orang zalim itu) yaitu orang-orang kafir.

 

  1. (Dan mereka memperuntukkan) orang-orang kafir Mekah (bagi Allah satu bagian dari apa yang telah diciptakan)Nya —   (yaitu berupa tanaman) hasil lahan —  , (dan ternak sebagai bagian) yang mereka infakkan untuk tamu-tamu dan orang-orang miskin, dan juga satu bagian lainnya untuk sesembahan-seesembahan mereka yang, mereka berikan kepada para juru kuncinya —  (lalu mereka berkata sesuai dengan prasangka mereka: “Ini untuk Allah) dengan dibaca fat-hah dan dammah huruf zay-nya — (dan ini untuk berhala-berhala kami”) maksudnya, apabila ada sesuatu yang terjatuh dari bagian untuk sesembahan mereka, mereka berani mengambilnya kembali. Tetapi apabila ada sesuatu yang terjatuh, dari bagian untuk Allah, mereka membiarkannya, kemudian mereka berkata: “Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan ini”. Demikianlah sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya berikut  (Maka sajian-sajian yang diperuntuk) kan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah) —   (dan sajian-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah) amat jeleklah —   (apa yang mereka tetapkan) yakni keputusan hukum mereka itu.

 

  1. (Dan demikianlah) sebagaimana telah menjadi kebiasaan mereka apa-apa yang telah disebutkan itu — (telah menghiasi kebanyakan orang-orang musyrik memandang baik membunuh anak-anak mereka) dengan cara mengubur mereka hidup-hidup —  (karena hasutan sesembahan-sesembahan mereka) yang terdiri atas makhluk jin. Dengan dibaca rafa’ sebagai fa’il dari fi’il zayyana, dan menurut suatu qiraat dengan dibaca bina maful serta lafaz gatla dibaca rafa’, dan dibaca nasab lafaz al-awlad, berdasarkan bacaan ini lafaz syurakaihim dibaca jar dengan mengidafatkannya kepada lafaz al-gatlu: dengan demikian berarti ada fasal/pemisah antara mudaf dan mudaf ilaih yang dipisahkan oleh maful, hal ini tidak mengapa, sebab mengidafatkan lafaz al-qatlu kepada lafaz syuraka karena merekalah pada hakikatnya yang melakukannya melalui bujukan mereka  (untuk membinasakan mereka) untuk memusnahkan mereka  (dan untuk mengaburkan) dengan mencampur adukkan (bagi mereka agamanya. Dan kalau Allah menghendaki niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan).

 

  1. (Dan mereka mengatakan: “Inilah binatang ternak dan tanaman yang dilarang) yang diharamkan — (tidak boleh memakannya kecuali orang yang kami kehendaki”) yaitu para pelayan berhala-berhala dan lain-lainnya —   (menurut anggapan mereka) artinya, mereka tidak punya alasan lagi dalam masalah ini —   (dan ada binatang ternak yang diharamkan menungganginya) maka ternak-ternak itu tidak boleh dinaiki, seperti hewan sawaib dan hewan hawamiy —   (dan binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah atasnya) di kala menyembelihnya melainkan menyebut nama berhala-berhala mereka, kemudian mengaitkan hal itu kepada Allah —   (semata-mata membuat buat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan) sebagai balasannya.

 

139,   (Dan mereka mengatakan: “Apa yang ada dalam perut binatang ini) yaitu ternak yang diharamkan untuk dimakan seperti ternak sawa’ib dan ternak baha’ir —   (adalah khusus) dihalalkan —   (untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami”) yakni haram untuk perempuan-perempuan kami —   (dan jika yang ada dalam perut itu dilahirkan mati) dengan dibaca rafa’ dan nasab serta fi’il dita’niskan atau ditazkirkan —  (maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak akan membalas mereka) yakni Allah —  (terhadap ketetapan mereka) berupa pembelaan azab atas penghalalan dan pengharaman ini. —  (Sesungguhnya Allah Mahabijaksana) dalam ciptaan-Nya —  (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya rugilah orang-orang yang membunuh) dengan dibaca takhfif dan tasydid — (anak-anak mereka) dengan mengubur mereka hidup-hidup —   (karena kebodohan) karena ketidakmengertian mereka —   (lagi tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezekikan kepada mereka) yaitu apa-apa yang telah disebutkan —   (dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk).

 

  1. , (Dan Dialah yang menjadikan) yang telah menciptakan (kebun-kebun) taman-taman —  (yang terhampar) yang mendatar di permukaan tanah, seperti tanaman semangka —   (dan yang tidak terhampar) yang berdiri tegak di atas pokok seperti pohon kurma —  (dan) Dia menjadikan —   (pohon kurma dan tanamantanaman yang bermacam-macam buahnya) yakni yang berbeda-beda buah dan bijinya baik bentuk maupun rasanya —  (dan zaltun dan delima yang serupa) dedaunannya, menjadi hal —  (dan tidak sama) rasa keduanya. —  (Makanlah dari buahnya yang bermacam-macam itu bila dia berbuah) sebelum masak betul —  (dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya) dengan dibaca fat-hah atau kasrah: yaitu sepersepuluhnya atau setengahnya —  (dan janganlah kamu berlebih-lebihan) dengan memberikannya semua tanpa sisa sedikit pun buat orang-orang tanggunganmu. —  (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan) yaitu orang-orang yang melampaui batas hal-hal yang telah ditentukan bagi mereka.

 

  1. (Dan) Dia menjadikan — (di antara binatang ternak itu sebagai kendaraan angkutan) yaitu layak untuk mengangkut barangbarang, seperti unta yang sudah dewasa —   (dan sebagai binatang sembelihan) yang tak layak untuk dijadikan angkutan, seperti unta yang masih muda dan kambing. Ia dinamakan farasy/hamparan, karena ia mirip dengan hamparan tanah mengingat ia sangat dekat dengannya. —   (Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan) jalan setan di dalam masalah pengharaman dan penghalalan. —   (Sesungguhnya setan itu musuh yang nydta bagimu) yang jelas permusuhannya.

 

  1. (Yaitu delapan binatang yang berpasangan) yang bermaCam-macam, menjadi badal dari lafaz hamulah dan farasy —

 (dari domba) yang sejodoh —  (sepasang) jantan dan betina —   (dan dari kambing) dibaca fat-hah atau sukun —   (sepasang. Katakanlah:) hai Muhammad, terhadap orang yang terkadang mengharamkan binatang jantan dan terkadang mengharamkan binatang betina kemudian ia mengaitkan hal itu kepada Allah — Apakah dua yang jantan) baik dari kambing maupun dari domba —  (diharamkan) Allah atas kamu — (ataukah dua yang betina) dari kedua jenis ternak itu —  (ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?” baik jantan ataupun betina. —  (Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan) tentang cara pengharaman hal itu — (jika kamu memang orang-orang yang benar) di dalam ayat ini terkandung makna sebagai berikut: Dari manakah datangnya pengharaman itu? Apabila dari pihak jantan maka semua binatang yang jantan berarti haram, atau bila dari pihak betina maka berarti semua binatang betina haram hukumnya dan demikian pula binatang-binatang yang masih berada di dalam rahimnya maka berarti kedua jenis itu diharamkan. Lalu dari manakah adanya pengecualian: ini sedangkan kata tanya menunjukkan makna ingkar.

 

  1. (Dan dari sepasang unta dan dari sepasang lembu, katakanlah: “Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya. Apakah) bahkan (kamu menyaksikan) hadir — (di waktu Allah menetapkan ini bagimu?) tentang pengharaman ini, kemudian sengaja kamu menyatakan hal ini, tidak, bahkan kamu adalah orang-orang yang dusta dalam hal ini. —  (Maka siapakah) tak ada seorang pun — (yang lebih zalim dari orang-orang yang membuat-buat dusta  terhadap Allah) dalam hal itu —  (untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim).

 

  1. (Katakanlah: “Tiadakan aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku) tentang sesuatu — (yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau yang dimakan itu) dengan memakai ya dan ta —  (bangkai) dengan dibaca nasab, dan menurut suatu qiraat dibaca rafa’ serta tahtaniyyah  (atau darah yang mengalir) yang beredar, berbeda dengan darah yang tidak mengalir seperti hati dan limpa —  (atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor) haram —  (atau) kecuali jika hewan itu —  (binatang yang disembelih atas nama selain Allah) yakni hewan yang dipotong dengan menyebut nama selain nama Allah. —  (Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa) menghadapi semua yang telah disebutkan sehingga ia memakannya —  (sedangkan ia tidak melakukan pemberontakan dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun) kepadanya atas apa yang telah dimakannya —  (lagi Maha Penyayang) terhadapnya. Kemudian apa yang telah disebutkan itu dilengkapi dengan sebuah hadis yang menambahkan, yaitu setiap hewan yang bertaring dan setiap burung yang berkuku tajam.

 

  1. (Dan kepada orang-orang Yahudi) yaitu pemeluk agama Yahudi — (Kami haramkan segala binatang yang berkuku) maksudnya hewan yang jari-jari kakinya tidak terpisah-pisah seperti unta dan burung unta —   (dan dari sapi dan domba. Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang) yaitu lemak perut dan lemak pantat —  (kecuali lemak yang melekat di punggung keduanya) lemak yang menggantung pada punggungnya —  (atau) yang menempel —   (di perut besar) yang ada di lambung, kata jamak dari hawiya atau hawiyah —  (atau yang bercampur dengan tulang) lemak yang menempel di tulang, maka jenis lemak ini dihalalkan untuk mereka. —  (Demikianlah) masalah pengharaman ini —  (Kami hukum mereka) sebagai balasan —  (atas kedurhakaan mereka) oleh sebab kezaliman mereka sendiri, sebagaimana yang telah disebutkan dalam surat An-Nisa —  (dan sesungguhnya Kami adalah Mahabenar) di dalam berita-berita Kami dan janji-janji Kami.

 

  1. (Maka jika mereka mendustakan kamu) mengenai apa yang engkau sampaikan — (katakanlah:) kepada mereka —  (Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas) sehingga Dia tidak menyegerakan untuk menghukum kamu, di dalam ayat ini terkandung ajakan yang  lembut untuk mereka kepada keimanan —  (dan siksa-Nya tidak dapat ditolak) yakni azab-Nya apabila datang —  (dari kaum yang berdosa”).

 

  1. (Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: “Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak mempersekutukan-Nya) —  (dan juga bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu apa pun”) kemusyrikan kami dan pengharaman kami adalah berdasarkan kehendak-Nya: Dia rela dengan ketentuan itu. Allah berfirman: —  (Demikian pulalah) sebagaimana mereka telah mendustakan —   (orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan) para utusan mereka —   (sampai mereka merasakan siksaan Kami) azab Kami — (Katakanlah: “Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan) bahwa Allah telah rela dengan hal itu —   (sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?” pasti kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang hal ini. —  (Tidak) tiadakan —   (kamu mengikuti) dalam hal ini  (kecuali hanya dugaan belaka, dan tidak lain) tiada lain —  (kamu hanya berdusta) hanya membual.

 

  1. (Katakanlah:) apabila kamu tidak mempunyai hujjah — (“Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat) yang sempurna  (maka jika Dia menghendaki) memberikan hidayah kepadamu  (pasti Dia memberi hidayah kepada kamu semuanya”).

 

  1. (Katakanlah: “Bawalah ke mari) datangkanlah — (saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan ini”) yaitu makanan yang kamu haramkan. (Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedangkan mereka mempersekutukan Tuhan mereka) berlaku musyrik terhadap-Nya.

 

  1. (Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:) an bermakna menafsirkan — (janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia dan) berbuat baiklah —  (terhadap kedua orang tua sebaik-baiknya dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu) dengan menguburkan hidup-hidup —  (karena) sebab —  (takut kemiskinan) kemelaratan yang kamu khawatirkan. —  (Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji) dosa-dosa besar seperti perbuatan zina — . (baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi) yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. —  (Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan sesuatu sebab yang benar”) yaitu seperti hukum qisas dan hukum had murtad serta hukum rajam bagi yang zina muhsan. —  (Demikian itu) apa yang telah disebutkan itu  (adalah yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepademu supaya kamu memahaminya) supaya kamu memikirkannya.

 

  1. (Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara) dengan sikap yang —  (lebih baik) yaitu cara yang di dalamnya mengandung kemaslahatan/manfaat bagi anak yatim  (hingga ia dewasa) seumpamanya dia sudah balig. —  (Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan. adil) secara adil dan tidak curang. —  (Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya) sesuai dengan kemampuannya dalam hal ini: apabila ia berbuat kekeliruan di dalam menakar atau menimbang sesuatu, maka Ailah mengetahui kebenaran niat yang sesungguhnya, oleh karena itu maka ia tidak berdosa, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis nabi. —  (Dan apabila kamu berkata) dalam masalah hukum atau lainnya —  (maka hendaklah kamu berlaku adil) jujur —  (kendatipun dia) orang yang bersangkutan —  (adalah kerabatmu) famili —  (dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat) dengan memakai tasydid agar menjadikannya sebagai pelajaran, dan juga dibaca dengan sukun.

 

  1. (Dan bahwa) dengan memakai harakat fat-hah menakdirkan lam, dan dengan memakai harakat kasrah sebagai jumlah isti’naf/permulaanku (hal ini) apa yang kami pesankan kepada kamu — (adalah jalan-Ku yang lurus) menjadi hal — (maka ikutilah dia: dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan) cara-cara yang bertentangan dengannya —  (karena jalan itu mencerai beraikan) dengan membuang salah satu di antara dua huruf ta, yakni: akan menyelewengkan —  (kamu dari jalan-Nya) agama-Nya —  (yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa).

 

  1. (Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab kepada Musa) kitab Taurat: Summa bermakna untuk tertibnya rentetan kisah (untuk menyempurnakan) nikmat —  (kepada orang-orang yang berbuat kebaikan) agar mengamalkan kandungan isinya —  (dan untuk menjelaskan) menerangkan —  (segala sesuatu) yang diperlukan dalam masalah agama —  (dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka) kaum Bani Israil —  (terhadap hari pertemuan dengan Tuhan mereka) dengan dibangkitkannya mereka —  (mereka mau beriman).

 

  1. (Dan ini) maksudnya Al-Quran ini — (adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia) hai penduduk Mekah dengan mengamalkan apa yang dikandungnya —  (dan bertakwalah kamu) jangan melakukan kekufuran —  (agar kamu diberi rahmat) Kami turunkan dia yaitu Al-Quran.

 

  1. (Agar jangan) tidak — (kamu mengatakan: “Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja) yaitu golongan Yahudi dan golongan Nasrani —  (sebelum kami dan sesungguhnya) ditakhfifkan dari inna yang bertasydid, sedangkan isimnya dibuang, —  (kami terhadap pelajaran mereka) apa yang mereka baca —  (tidak memperhatikan) oleh sebab kami tidak mengerti tentangnya karena bukan bahasa kami.

 

  1. (Atau agar kamu tidak mengotakan: “Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka”) oleh karena kebersihan hati kami. — (Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata) yaitu penjelasan —  (dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat) bagi orang yang mengikutinya —  (maka siapakah) artinya tidak ada seorang pun —  (yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling) memalingkan diri —  (darinya. Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk) siksaan yang paling keras   (disebabkan mereka selalu berpaling).

 

  1. (Tiadalah yang mereka nantikan) apa yang mereka nanti-nanti — (kecuali hanyalah datang kepada mereka) dapat dibaca Q’tiyahum atau ya’tiyahum — (malaikat-malaikat) untuk mencabut arwah-arwah mereka —   (atau kedatangan Tuhanmu) yaitu perinlah-Nya yang dimaksud adalah azab-Nya —  (atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu) tanda-tanda dari Tuhanmu yang menunjukkan dekatnya hari kiamat. —  (Pada hari datangnya beberapa ayat dari Tuhanmu) terbitnya matahari dari ufuk barat, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis sahihain —   (tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu) jumlah lam takun menjadi sifat dari lafaz nafsan —  (atau) jiwa yang belum pernah —   (mengusahakan kebaikan dalam masa imannya) yakni ketaatan: artinya: tobatnya tidak lagi bermanfaat bagi dirinya seperti apa yang telah dijelaskan oleh hadis.  (Katakanlah: “Tunggulah olehmu) salah satu dari alamat-alamat tersebut —  (sesungguhnya kami pun menunggu pula”) hal tersebut.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya) oleh sebab mereka bercerai-berai di dalamnya, yaitu mereka mengambil sebagian peraturannya dan meninggalkan sebagian lainnya — (dan mereka menjadi berpuak-puak) menjadi bersekte-sekte dalam masalah agama. Menurut suatu qiraat artinya: mereka berpecah belah, dan meninggalkan agamanya yang harus mereka peluk, mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani —  (tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka) janganlah engkau menghalang-halangi mereka. —  (Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah) Dialah yang mengurusnya —  (kemudian Allah akan 5 memberitahukan kepada mereka) di akhirat kelak —  (apa yang telah mereka perbuat) Allah akan memberikan balasan kepada mereka. Ayat ini telah dimansukh dengan turunnya ayat saif/ayat yang memerintah: kan berperang.

 

  1. (Barangsiapa membawa amal yang baik) yakni, zikir La ilaha illallah/Tidak ada tuhan selain Allah — (maka boginya pahala sepuluh kali lipat amalnya) balasan pahalanya adalah sepuluh  kali kebaikan —  (dan barangsiapa membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya) balasannya yang setimpal —  (sedangkan mereka sedikit pun tidak dianiaya atau dirugikan) dikurangi sesuatu dari pembalasan yang sebenarnya.

 

  1. (Katakanlah: “Sesungguhnya Aku telah ditunjuki oleh Tuhanku ke jalan yang lurus) kemudian dijadikan badal — (yaitu agama yang benar) agama yang lurus —  (agama Ibrahim yang lurus: dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik”).

 

  1. (Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadahku) amal ibadahku, yaitu ibadah haji dan lain-lainnya —  (hidupku) kehidupanku —  (dan matiku) meninggalku —   (hanyalah Untuk Allah, Tuhan semesta alam).

 

  1. (Tiada sekutu bagi-Nya) di dalam hal tersebut — (dan demikian itulah) ketauhidan — ( Yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah”) dari kalangan umat ini.

 

  1. (Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah) sebagai sesembahan artinya aku tidak mencari Tuhan selainNya — (Dia adalah Tuhan) yang memiliki —  (segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa) berbuat dosa  (melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri : dan seorang yang berdosa tidak akan memikul ) maksudnya seseorang tidak akan memikul —   (dosa) perbuatan doa  (orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakannya kepadamu apa yang kamu perselisihkan).

 

  1. (Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi) jamak dari kata Khalifah, yakni: sebagian di antara kamu mengganti sebagian lainnya di dalam masalah kekhalifahan ini (dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat) dengan harta benda, kedudukan dan lain sebagainya —   (untuk mengujimu) untuk mencobamu —   (tentang apa yang diberikannya kepadamu) artinya, Dia memberi kamu agar jelas siapakah di antara kamu yang taat dan siapakah yang maksiat. —   (Sesungguhnya Tuhanmu itu adalah amat cepat siksaannya) terhadap orang yang berbuat maksiat kepada-Nya —  (dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun) terhadap orang-orang mukmin — Magi Maha Penyayang) terhadap mereka.

 

 

 

 

 

 

Makkiyyah, 206 ayat Kecuali ayat 163 sampai dengan 170, Madaniyyah Turun sesudah surat Sad

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

  1. (Alif Lam Mim Sad) hanya Allah-lah yang mengetahui apa yang dimaksud dengannya.

 

  1. Ini adalah — (kitab yang diturunkan kepadamu) khitab atau pembicaraan ayat ini ditujukan kepada Nabi SAW. — (maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu) kerumitan —  (karenanya) sewaktu engkau akan menyampaikannya karena merasa khawatir akan didustakan —  (supaya kamu memberi peringatan) berkaitan dengan lafaz unzila, artinya supaya engkau memperingatkan —   (dengan kitab itu dan menjadi pelajaran) yaitu bahan pengingat-ingat   (bagi orang-orang yang beriman) kepada kitab itu.

 

  1. Katakanlah kepada mereka: apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) yakni Al-Qur’an — (dan janganlah kamu mengikuti) maksudnya jangan kamu menjadikan — (selain-Nya) selain Allah, —  (sebagai pemimpin-pemimpin) yang kamu taati untuk bermaksiat kepada Allah SWT. —   (Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran) dengan memakai ta atau ya: yakni mengambil pelajaran darinya. Lafaz tazakkarun dibaca dengan mengidgamkan ta asal ke dalam zal. Menurut suatu qiraat dibaca tazkurun. Sedangkan huruf ma adalah tambahan, yang diadakan untuk mengukuhkan makna sedikit, sehingga artinya menjadi amat sedikit.

 

  1. (Betapa banyaknya) kalimat berita dan menjadi maful — (negeri) yang dimaksud adalah penduduknya —  (yang telah Kami binasakan) Kami bermaksud membinasakannya —  (maka datanglah kekuatan Kami) yakni siksaan Kami —   (tengah malam) yaitu pada malam hari —  (atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari) artinya sedang tidur-tiduran di siang hari. Yang dimaksud dengan al-gailulah artinya beristirahat di tengah hari, sekalipun tidak tidur. Yakni siksaan itu terkadang datang di waktu tengah malam, terkadang di siang hari.

 

  1. (Maka tidak adalah keluhan mereka) yaitu perkataan mereka — (di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”).

 

  1. (Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka) yaitu kepada umatumat tentang tanggapan mereka terhadap rasul-rasul dan pengamalan mereka terhadap apa-apa yang telah disampaikan kepada mereka — (dan sesungguhnya Kami akan menanyai —pularasul-rasul Kami) tentang penyampaian mereka.

 

  1. (Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka dengan penuh pengetahuan). Kami akan menceritakan kepada mereka tentang apa-apa yang telah mereka perbuat dengan penuh pengetahuan — (dan Kami sekali-kali tidak gaib) untuk menyampaikan kepada rasul-rasul dan umat-umat terdahulu tentang apa-apa yang pernah mereka perbuat.

 

  1. (Dan timbangan) untuk amal-amal perbuatan atau untuk lembaran-lembaran catatan amal perbuatan yang ditaruh di dalamnya. Timbangan itu memiliki jarum penunjuk berat dan dua gantungan, demikian sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadis. Timbangan itu ada — (pada hari itu) yakni hari penghisaban yang telah disebutkan, yaitu hari kiamat  (adalah benar) adalah adil, menjadi sifat dari lafaz al-wazn —   (maka barangsiapa berat timbangannya) oleh kebaikan — : (maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia) orang-orang yang beruntung.

 

  1. (Dan siapa yang ringan timbangannya) disebabkan amal-amal keburukannya — (maka itulah orangorang yang merugikan dirinya sendiri) yang membawa dirinya ke neraka  (disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami) mereka tidak mau mempercayainya.

 

  1. (Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian) hai anak-anak Adam — (di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu sumber-sumber penghidupan) dengan memakai huruf ya, yakni sarana-sarana untuk kamu bisa hidup. Ma’ayisy ja mak dari kata ma’isyah —  (amat sedikitlah) untuk mengukuhkan keminiman — .  (kamu bersyukur) terhadap kesemuanya itu.

 

  1. (Sesungguhnya Kami telah menciptakanmu) maksudnya ayah kamu, yaitu Adam — (lalu Kami bentuk tubuhmu) Kami membentuk tubuhnya, sedangkan kamu masih berada di dalam sulbinya   (kemudian Kami katakan kepada para malaikat: bersujudalah kamu kepada Adam”) sebagai penghormatan, yaitu dengan menundukkan punggung —   (maka mereka pun bersujud kecuali iblis) yaitu kakek moyang bangsa jin yang ada di antara malaikat —   (dia tidak termasuk mereka yang bersujud).

 

  1. (Allah berfirman:) Mahatinggi Allah — (apakah yang menghalangimu untuk) huruf la adalah tambahan — (bersujud di waktu) tatkala —   (Aku menyuruhmu”. Menjawab iblis: “Aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”).

 

  1. (Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu) ada yang mengatakan dari langit — (karena tidak patut) tidak layak  (bagi kamu menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah) dari surga —   (sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”) maksudnya orang-orang yang terhina.

 

  1. (Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya) artinya berilah saya kesempatan — (sampai waktu mereka dibangkitkan”) yakni sampai manusia dibangkitkan.

 

  1. (Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu terma. suk mereka yang diberi tangguh”) pada ayat lain disebutkan, yaitu: “Hingga hari yang telah ditentukan”, yaitu waktu ditiupnya sangkakala pertama.

 

  1. (Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menyesatkan saya) Engkau telah menghukum saya, huruf ba mengandung makna qasam/ sumpah, dan sebagai jawabnya ialah — (saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka) yaitu anak-anak Adam —   (dari jalan Engkau yang lurus) maksudnya dari jalan yang dapat mempertemukan mereka kepada Engkau.

 

  1. (Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka) maksudnya dari segala penjuru, kemudian aku halang-halangi mereka untuk bisa menempuh jalan-Mu itu. Akan tetapi, Ibnu Abbas memberikan penafsirannya bahwa iblis tidak akan dapat mendatangi mereka dari arah atasnya. Hal itu supaya ia jangan menghalang-halangi jalan antara : hamba dengan rahmat Allah SWT. — (dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur) yakni beriman.

 

  1. (Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang yang terhina) dengan memakai hamzah, artinya tercela atau kena murka Allah — (lagi terusir) dijauhkan dari rahmat Allah. (Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu) dari kalangan umat manusia, huruf lam menunjukkan makna ibtida/permulaan kalimat, atau sebagai pendahuluan dari qasam/sumpah, yang mana sumpahnya adalah —   (sungguh Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan kamu semuanya) yakni kamu dan anak cucumu serta manusia. Di dalam ayat ini terkandung makna taqlibul hadir ‘alal gaib atau mengutamakan yang hadir daripada yang tidak hadir, jumlah ini mengandung makna syarat, yakni: Barangsiapa yang mengikutimu, Aku akan menyiksanya.

 

  1. (Dan) Allah berfirman — (Hai Adam, bertempat tinggallah kamu) lafaz anta merupakan pengukuhan terhadap damir yang terdapat di dalam lafaz uskun, tujuannya ialah untuk dijadikan sebagai ma’tuf ‘alaih — (dan istrimu) yakni Hawa, dengan dibaca panjang —   (di surga serta makanlah olehmu berdua buah-buahan mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini) dengan cara memakannya, yang dimaksud adalah pohon gandum —  (maka menjadilah kamu berdua termasuk orangorang yang zalim).

 

  1. (Maka setan mulai menggoda keduanya) yakni iblis (untuk menampakkan) memperlihatkan —   (kepada keduanya apa yang tertutup) dengan wazan fwila dari lafaz al-muwarah   (dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini melainkan) karena khawatir —  (supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat) dan menurut suatu qiraat dibaca dengan malikaini/ kasrahkan —   (atau tidak menjadi orang-orang yang kekal —dalam surga—”) berdasarkan hal itu, maka memakan pohon itu adalah suatu keharusan, sebagaimana yang disebutkan pula di dalam ayat lain, yaitu: “Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon kekekalan dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Surat Taha ayat 120).

 

  1. (Dan dia —setan bersumpah kepada keduanya:) setan bersumpah dengan nama Allah kepada keduanya —  (“Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua”) di dalam hal ini.

 

  1. (Maka setan membujuk keduanya) untuk menurunkan kedudukan keduanya — (dengan tipu daya) darinya. — (Tatkala keduanya telah merasai buah pohon itu) mereka berdua telah memakannya —   (tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya) yakni kedua kemaluan masing-masing tampak oleh lainnya, kedua anggota tubuh itu dinamakan sau’ah, sebab jika terbuka akan membuat malu orang yang » bersangkutan —   (dan mulailah keduanya menutupi) maksud keduanya mengambil penutup untuk menutupi —  (kedua auratnya dengan daun-daun surga) untuk menutupinya. —  Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: ‘Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua”) yang jelas permusuhannya, kata tanya menunjukkan makna penegasan.

 

  1. (Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri) karena perbuatan maksiat kami berdua (dan jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.

 

  1. (Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian) yakni Adam dan Hawa serta anak cucu kamu yang masih berada di dalam diri kamu Ka (sebagian kamu) maksudnya sebagian keturunan — (menjadi musuh bagi sebagian yang lain) sebagian mereka berkata aniaya terhadap sebagian yang lainnya. —  (Dan kamu di muka bumi mempunyai tempat kediaman) yaitu tempat tinggal —  (dan kesenangan) tempat bersenang-senang —  (sampai waktu yang ditentukan”) apabila ajal kamu telah sampai pada saatnya.

 

  1. (Allah berfirman: “Di muka bumi itu kamu hidup dan di muka bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu —pulakamu akan dikeluarkan) dibangkitkan, dengan memakai bina fa’il dan bina maful atau bentuk aktif dan bentuk pasif.

 

  1. (Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian) Kami telah menciptakannya untuk kamu (untuk menutupi) guna menutupi —  (auratmu dan pakaian perhiasan) pakaian yang digunakan sebagai perhiasan. —  (Dan pakaian takwa) yakni amal saleh dan akhlak yang baik: dengan dibaca nasab karena di’atafkan kepada lafaz libasan, dan dibaca rafa’ sebagai mubtada, sedangkan khabarnya ialah jumlah berikut ini —  (itulah yang lebih baik. Yang demikian itu adalah sebagian tandatanda kekuasaan Allah) bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Nya  (mudah-mudahan mereka selalu ingat) kemudian mau beri. man, di dalam jumlah ini terkandung iltifat atau kata sindiran terhadap mukhatab atau orang yang diajak bicara.

 

  1. (Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu) disesatkan — (oleh setan) janganlah kamu mengikuti setan sehingga akibatnya kamu akan tertipu —   (sebagaimana ia telah)  mengeluarkan ibu bapakmu) dengan senjata tipu dayanya —   (dari surga, di mana ia menanggalkan) menjadi hal —  (dari keduanya yaitu pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat masing-masing. Sesungguhnya ia) yakni setan itu —   (dan pengikut-pengikutnya melihat kamu) yaitu bala tentaranya —   (dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka) karena kehalusan jasad mereka atau karena mereka tidak berwarna. —  (Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin) artinya pendukung-pendukung dan teman-teman  (bagi orang-orang yang tidak beriman).

 

  1. (Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji) seperti perbuatan syirik dan tawaf mereka di sekeliling Ka’bah dalam keadaan telanjang seraya mengemukakan alasan mereka: “Kami tidak akan melakukan tawaf dengan pakaian yang biasa kami gunakan untuk maksiat”. Kemudian mereka dilarang dari perbuatan tersebut — (mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu) kami hanya mengikut kepada mereka —   (dan Allah menyuruh kami mengerjakannya”) juga. — 3 (Katakanlah) kepada mereka —   (“Sesungguhnya Allah tidak menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji”. Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?) bahwa Allah mengatakannya: istiiham atau kata tanya di sini menunjukkan makna ingkar atau sanggahan.

 

  1. (Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”) yaitu perbuatan yang adil. — pes (Dan luruskanlah) diatafkan secara makna kepada lafaz bilqisti yang artinya: Ia berkata: “Berlaku adillah kamu dan luruskanlah dirimu”. Atau d’atafkan kepada lafaz sebelumnya dengan menyimpan taqdir, yakni: Hadapkanlah dirimu — (mukamu) kepada Allah —   (di setiap salatmu) ikhlaslah kamu kepadanya di dalam sujudmu —   (dan sembahlah Allah) beribadahlah kepada-Nya   (dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya) bersih dari kemusyrikan. —   (Sebagaimana Dia menciptakanmu pada permulaan) yang sebelumnya kamu bukanlah merupakan sesuatu —   (demikian pulalah akan kembali kepada-Nya) artinya Dia akan mengembalikan kamu pada hari kiamat dalam keadaan hidup kembali.

 

  1. (Sebagian) dari kamu — (diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan belindung —merekaselain Allah) —   (dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk).

 

  1. (Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah) yaitu buat menutupi auratmu — (di setiap memasuki 2 masjid) yaitu di kala hendak melakukan salat dan tawaf —  (makan dan minumlah) sesukamu —  janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

 

  1. (Katakanlah): sebagai rasa ingkar kepada mereka — (“Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya) yang terdiri atas pakaian —  (dan yang baik-baik) yakni kelezatan-kelezatan —  (dari rezeki?” Katakanlah: “Semuanya itu —disediakanbagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia) yang berhak memilikinya, sekalipun selain mereka turut pula memilikinya  (khusus) khusus untuk mereka saja, dengan dibaca rafa’, sedangkan dibaca nasab menjadi hal —   (di hari kiamat”. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu) maksudnya Kami menerangkan hal itu sedemikian terincinya —   (bagi orang-orang yang mengetahui) yaitu mereka yang mau menggunakan pikirannya, sebab hanya merekalah yang dapat memanfaatkannya secara baik.

 

  1. (Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan — perbuatan yang keji) yaitu dosa-dosa besar seperti perbuatan zina —   (baik yang tampak ataupun yang tersembunyi) yang terang-terangan ataupun yang sifatnya rahasia —  (dan perbuatan dosa) perbuatan maksiat —   (melanggar hak) orang lain — 0 (tanpa alasan yang benar) perbuatan zalim — (mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan tentangnya) memusyrikkan-Nya —  (suatu kekuasaan pun) suatu hujjah pun —  (dan mengharamkan mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”) yaitu mengharamkan apa yang tidak diharamkan dan lain sebagainya.

 

  1. (Tiap-tiap umat mempunyai ajal) yakni masa tertentu (maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya) ajal itu —   (barang sesaat pun dan tidak dapat —pulamemajukannya) memajukan temponya.

 

  1. (Hai anak-anak Adam, jika) lafaz imma merupakan gabungan antara in syartiyah dan ma zaidah atau tambahan — (datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayatku, maka barangsiapa yang bertakwa) menjauhkan diri dari kemusyrikan —  (dan mengadakan perbaikan) amalbperbuatannya —  (tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak —pulamereka bersedih hati) di akhirat kelak.

 

  1. (Dan orang-orang yang mendustakan ayatayat Kami dan menyombongkan diri) berlaku takabur — (terhadapnya) sehingga mereka tidak mau percaya kepadanya —   (mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya,

 

  1. (Maka siapakah) maksudnya tidak ada seorang pun — e (yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah) dengan mengatakan bahwa Allah itu mempunyai sekutu atau Ia beranak —   (atau mendustakan ayat-ayat-Nya?) yakni Al-Qur’an. —   (Orang-orang itu akan memperoleh) mereka tetap akan mendapat — , (bagian mereka) yakni bagian yang telah ditentukan un. tuknya —   (dalam Al-Kitab) yaitu apa-apa yang telah dipastikan dan tertulis untuk mereka di Lauh Mahfuz, berupa rezeki, ajal, dan lain-lainnya —   (sehingga bila datang kepada mereka utusanutusan Kami) para malaikat —   (untuk mengambil nyawa mereka seraya mengatakan:) kepada mereka dengan nada mengejek —   (“Di mana —berhala-berhalayang biasa kamu sembah) sesembahan-sesembahan yang selalu kamu puja-puja —   (selain Allah”. Mereka menjawab: “Berhala-berhala itu telah lenyap) telah hilang   (dari kami) sehingga kami tidak dapat melihatnya —   (dan mereka mengakui terhadap diri mereka) di kala menjelang ajalnya   (bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir).

 

  1. (Allah berfirman:) Mahatinggi Allah, Dia berfirman kepada mereka kelak di hari kiamat — (“Masuklah kamu sekalian ke dalam) golongan —   (umat-umat yang telah terdahulu sebelum kamu dari kalangan jin dan manusia ke dalam neraka) jar dan majrurnya berta’allug pada lafaz udkhulu. —  : (Setiap umat yang masuk) ke dalam neraka —   (dia mengutuk kawannya) yang sebelumnya telah menyesatkannya —   (sehingga apabila mereka masuk) menyusul kawan-kawannya —   (ke dalam neraka semuanya, berkatalah orang-orang yang masuk kemudian) mereka adalah orang-orang yang hanya mengikuti —   (kepada orangorang yang masuk terdahulu:) maksudnya para penghulu mereka yang menjadi panutan —   (Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda) yang berkali-kali lipat —   (dari neraka”. Allah berfirman:) Mahatinggi Allah —   (‘Masing-masing) dari kamu dan dari. mereka —   (mendapat —siksaanyang berlipat ganda) maksudnya azab yang berlipat ganda —  (akan tetapi mereka tidak mengetahui”) dengan memakai ya dan ta: mereka tidak mengetahui siksaan apa yang diterima oleh masing-masing golongan.

 

  1. (Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian: “Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami”) sebab kamu ikut kafir seperti kami, maka kami dan kamu adalah sama, kemudian Allah berfirman kepada mereka semua: — (maka rasakanlah siksaan dari perbuatan yang telah kamu lakukar).

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang mendus. takan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri) mereka berlaku sombong (terhadapnya) kemudian mereka tidak mau percaya terhadapnya —   (sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit) yaitu apabila arwah-arwah mereka dinaikkan sesudah mati, sehingga arwah mereka turun kembali ke Sijjin atau neraka yang ada di dalam perut bumi. Berbeda dengan arwah orang yang beriman, pintu-pintu langit dibuka. kan untuknya, sehingga arwahnya dapat naik ke langit yang ketujuh, de. mikianlah menurut penjelasan hadis —   (dan tidak —pula mereka masuk surga hingga unta masuk) yakni jika ada unta yang dapat masuk —   (ke dalam lubang jarum) maksudnya lu. bang yang ada pada jarum, ini kata kiasan, bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, demikian pula masuknya mereka ke dalam surga. —   (Demikian. lah) pembalasan itu —  , (Kami memberi balasan kepada orang. orang yang berbuat kejahatan) karena kekufurannya.

 

  1. (Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka) alas untuk tidur — (dan di atas mereka ada selimut) penutup dari api neraka, gawasyin bentuk jamak dari kata gasyiyah, sedangkan tanwinnya adalah merupakan pergantian dari ya yang telah dibuang.  (Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalin

 

  1. (Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh) menjadi mubtada, sedangkan firman Allah SWT.: — (Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kesangupannya) sesuai kemampuannya dalam beramal, ini adalah jumlah mu’taridah antara mubtada dan khabarnya, sedangkan khabarnya ialah —   (mereka itulah penghunipenghuni surga: mereka kekal di dalamnya).

 

  1. (Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka) perasaan dengki yang pernah ada sewaktu mereka hidup di alam dunia — (mengalir di bawah mereka) di bawah gedung-gedung tempat tinggal mereka —   (sungai-sungai dan mereka berkata:) tatkala mereka mulai menetap di tempat tinggal masing-masing —   (“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada —surgaini) yakni amal perbuatan yang balasan

nya adalah hal ini. —   (Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk) di sini membuang jawabnya Jaula: hal itu bisa diketahui karena ada tanda sebelumnya yang menunjukkan kepadanya. —   (Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran”. Dan diserukan kepada mereka bahwasanya) dengan anna yang ditakhfifkan, yakni annahu. Atau dapat juga berasal dari an mufassarah —  (itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan).

 

  1. (Dan penghuni-penghuni surga berseru kepenghuni-penghuni neraka:) sebagai pernyataan dan ejekan — (“Sesungguhnya kami telah memperoleh apa yang telah Tuhan kami menjanjikannya kepada kami) berupa pahala —   (dengan sebenarnya. Maka apakah kamu telah memperoleh apa yang telah dijanjikan) kepadamu —   (oleh Tuhanmu) berupa azab —   (dengan sebenarnya?” Mereka —penduduk nerakamen. Jawab: “Betul”. Kemudian seorang penyeru —malaikatmengumumkan) me. nyerukan pengumuman —   (di antara mereka) yaitu di antara kedua golongan itu. Malaikat itu mengumandangkan kepada mereka —   (“Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim).

 

  1. (Yaitu orang-orang yang menghalangi) manusia —  (dari jalan Allah) dari tuntunan agama-Nya —   (dan menginginkan agar jalan itu) maksudnya mereka menghendaki agar jalan Allah itu (bengkok) tidak lurus —   (dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat”).

 

  1. (Dan di antara keduanya) yaitu antara para penghuni surga dan para penghuni neraka — (ada batas) penghalang: menurut suatu pendapat, batas itu berupa tembok yang diberi nama Al-A’raf —  , (di atas Al-A’raf itu) yakni nama tembok surga —   (ada orang-orang) yang amat tampan dan amat buruk rupanya, rupa mereka sama, artinya yang cantik sama cantiknya, dan yang buruk sama pula buruknya, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadis —   (yang mengenal masing-masing dari kedua golongan itu) penduduk surga dan neraka —   (dengan tanda tanda mereka) ciri-ciri khas mereka, yakni berbadan putih bagi orang-orang yang beriman dan berbadan hitam bagi orang-orang kafir, sebab orang-orang yang di atas Al-A’raf itu dapat langsung melihat kedua golongan itu mengingat mereka berada di tempat yang tinggi. —  (Dan mereka menyeru penduduk surga: “Mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu”) Allah SWT. berfirman: —   (Mereka belum lagi memasukinya) yakni para penghuni Al-A’raf itu ke surga   (sedangkan mereka ingin segera) memasukinya. Al-Hasan mengajakan: “Mereka tidak terdorong oleh rasa keinginan yang sangat, melainkan karena memang Allah telah menghendakinya untuk mereka”. Dan Imam Hakim telah meriwayatkan dari Huzaifah yang telah mengatakan: “Tatkala cajon para penghuni surga itu dalam keadaan demikian berada di Al-A’raf, kemudian Tuhanmu muncul di hadapan mereka seraya berfirman: “Masuklah kamu sekalian ke dalam surga, sesungguhnya Aku telah mengampuni kamu”.

 

  1. (Dan apabila pandangan mereka dialihkan) yakni As-habul A’raf itu — (ke arah) ke sebelah —   (penghuni neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan Kami, Janganlah Engkau tempatkan kami) di dalam neraka —   (bersama-sama orang-orang yang zalim itu).

 

  1. (Dan orang-orang yang di atas A’raf memanggil beberapa orang pemuka-pemuka) penduduk neraka — (yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan: “Tidaklah memberi manfaat kepadamu) dapat menyelamatkannu dari neraka —   (apa yang kamu kumpulkan) yakni harta benda atau banyaknya bilangan kamu —   (dan apa yang selalu kamu sombongkan itu”) yaitu kepongahanmu tidak mau beriman, kemudian Yrang-orang yang di atas A’raf bertanya kepada penghuni neraka seraya’ memberi isyarat kepada orang-orang Islam yang lemah.

 

  1. (“Itukah orang-orang yang telah kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?) ta. tapi telah dikatakan kepada orang-orang Islam yang lemah itu — (“Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatir. an terhadapmu dan tidak pula kamu bersedih hati) menurut suatu qiraat di. baca dengan bina maf’ul, yakni udkhilu dan dukhilu: jumlah nafi menjadi hal, yakni perkataan tersebut ditujukan kepada mereka.

 

  1. (Dan penghuni neraka menyeru kepada penghuni surga: “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau apa yang telah direzekikan Allah kepcdamu”) yaitu makanan — (Mereka —para penghuni surgamenjawab: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya) telah melarang makanan

dan minuman itu —  (atas orang-orang kafir). 

 

  1. (Yaitu orang: orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-mainan dan senda gu rau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”. Maka pada hari ini —hari kiamat Kami melupakan mereka). Kami membiarkan mereka di dalam neraka — (sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini) di mana mereka mengabaikan beramal baik untuk menghadapinya —   (dan sebagaimana mereka selalu meng ingkari ayat-ayat Kami) sebagaimana mereka telah berlaku ingkar terhadapnya.

 

  1. (Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan kepada mereka) para penduduk Mekah — (sebuah Kitab) yakni Al-Qur’an   (yang Kami telah menjelaskannya) telah Kami terangkan melalui berita-beritanya, janji-janjinya, dan ancaman-ancamannya —   (atas dasar pengetahuan Kami) menjadi hal, yakni Kami mengetahui tentang apa yang terincikan di dalamnya —   (menjadi petunjuk) menjadi hal bagi damir ha ,  (dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) kepadanya.

 

  1. (Tiadalah mereka menunggu-nunggu) mereka tidak menunggu — (kecuali terlaksananya kebenaran Al-Qur’an itu) akibat dari apa yang ada di dalamnya. —   (Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al-Qur’an itu) yaitu hari kiamat —   (berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu:) mereka tidak   mau beriman kepada Al-Guran —  (“Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi 871 Syafaat kepada kami atau) dapatkah —   (kami dikembalikan) ke dunia   (sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang per. nah kami amalkan?) kami akan menauhidkan Allah dan meninggalkan kemusyrikan. Kemudian dikatakan kepada mereka: “Tidak dapat”, Allah SWT. berfirman. —   (Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri) sebab mereka menjadi binasa —  (dan lenyaplah) maksudnya hilanglah —   (dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan) sebagai sekutu Allah yang mereka buat-buat sendiri.

 

  1. (Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa) menurut ukuran hari dunia atau yang sepadan dengannya, sebab pada zaman itu belum ada matahari. Tetapi jika Allah menghendakinya, niscaya Ia dapat menciptakannya dalam sekejap mata. Adapun penyebutan hal ini dimaksud guna mengajari makhluk-Nya agar tekun dan sabar dalam mengerjakan sesuatu — (lalu Dia bersemayam di atas Arasy). Arasy menurut istilah bahasa artinya singgasana raja, yang dimaksud dengan bersemayam ialah yang sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.  (Dia menutupkan malam kepada siang) bisa dibaca takhfif, yakni yugsyi: dan dibaca tasydid, yakni yugasysyi, artinya keduanya itu saling  menutupi yang lain secara silih berganti — (yang mengikutinya) masing-masing di antara keduanya itu mengikuti yang lainnya — (dengan cepat) secara cepat —   (dan —diciptakan-Nya pulamatahari, bulan, dan bintang-bintang) dengan dibaca nasab di’atafkan kepada as-samawat, dan dibaca rafa’ sebagai mubtada, sedangkan khabarnya jalah —  (masing-masing tunduk) patuh —  (kepada printah-Nya) kepada kekuasaan-Nya —   (ingatlah, menciptakan itu hanya hak Allah) semuanya — (dan memerintah) kesemuanya adalah hak-Nya pula. — (Mahasuci) Mahabesar —   (Allah, Tuhan) Pemelihara — (semesta Alam).

 

  1. (Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri) menjadi hal, yakni merendahkan diri — (dan dengan suara yang lembut) secara berbisik-bisik. —   (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas) di dalam berdoa. Seperti banyak berbicara dengan suara yang keras.

 

  1. (Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat (sesudah —Allahmemperbaikinya) dengan cara mengutus rasul-rasul — (dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut) terhadap siksaan-Nya —   (dan dengan penuh harap) terhadap rahmatNya (Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik) yakni orang-orang yang taat. Lafaz garib berbentuk muzakkar padahal menjadi khabar lafaz rahmah yang muannas, hal ini karena lafaz rahmah dimudafkan kepada lafaz Allah.

 

  1. (Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya) Yakni terpencar-pencar sebelum datangnya hujan. Menurut suatu qiraat diba, ca dengan takhfif, yaitu syin disukunkan, dan menurut qiraat lainnya dengan disukunkan syinnya, kemudian memakai nun yang difat-hahkan sebagai masdar. Menurut qiraat lainnya lagi dengan disukunkan syinnya, kemudian di, lammahkan huruf sebelumnya sebagai pengganti dari nun, yakni mubayiran, Bentuk tunggal dari yang pertama ialah nusyurun seperti lafaz rasulun, sedangkan bentuk tunggal yang kedua ialah basyirun — (sehingga apabila angin itu membawa) maksudnya meniupkan —  (mendung yang tebal) yaitu hujan —  (Kami halau mendung itu) mega yang mengandung air hujan itu. Di dalam lafaz ini terkandung makna itifat ‘anil gaibiyyah —   (ke suatu daerah yang tandus) daerah yang ti. dak ada tetumbuhannya guna menyuburkannya —   (lalu Kami turunkan di daerah itu) di kawasan tersebut —   (hujan, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah) cara pengeluaran itulah —  , (Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati) dari kuburan mereka dengan menghidupkan mereka kembali —   (mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran) kemudian kamu mau beriman.

 

  1. (Dan tanah yang baik) yang subur tanahnya — (tanaman-tanamannya tumbuh subur) tumbuh dengan baik —   (dengan seizin Tuhannya) hal ini merupakan perumpamaan bagi orang mukmin yang mau mendengar petuah/nasihat, kemudian ia mengambil manfaat dari nasihat itu —    (dan tanah yang tidak subur) jelek tanahnya   (tidaklah mengeluarkan) tanamannya —   (kecuali tumbuh merana) sulit dan susah tumbuhnya. Hal ini merupakan perumpamaan bagi orang yang kafir. —   (Demikianlah) seperti apa yang telah Kami jelaskan   (Kami menjelaskan) menerangkan —   (ayat-ayat Kami kepada orang-orang yang bersyukur) terhadap Allah, kemudian mereka mau beriman kepada-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya) merupakan jawab dari qasam/sumpah yang mahtuf/tidak disebutkan. — (Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”) dengan dibaca jar sebagai sifat dari lafaz ilahun, dan dibaca rafa’ sebagai bar dal dari lafaz ilahun. —   (Sesungguhnya aku takut kamu) jika / kamu menyembah selain Allah —   (akan ditimpa azab yang besar) yakni azab pada hari kiamat.

 

  1. (Berkata pemuka-pemuka) orang-orang terhormat (dari kaumnya: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”) yang jelas.

 

  1. (Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun) lafaz dalalah lebih umum pengertiannya daripada lafaz ad-dalal. Dengan demikian, maka penolakannya pun lebih kuat — (tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”).

 

  1. (“Aku sampaikan kepadamu) dengan dibaca takhfif dan tasydid — (amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat)  Maksudnya aku menghendaki kebaikan — (Kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”).

 

  1. (Apakah) kamu tidak percaya — (dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan) yakni pelajaran —  (dari Tuhanmu dengan perantaraan) lisan —   (seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu) tentang siksaan jika kamu tidak mau beriman —   (dan mudah-mudahan kamu bertakwa) kepada Allah — (dan supaya kamu mendapat rahmat?) karena pelajaran itu.

 

  1. (Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya) dari tenggelam dalam bahtera) perahu —   (dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami) dengan banjir besar. —   (Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta) mata hatinya dari kebenaran.

 

  1. , (Dan) Kami telah mengutus — (kepada kaum ‘Ad) yang pertama — (saudara mereka, yaitu Hud. Ia berka: ta: “Hai kaumku, sembahlah Allah) tauhidkanlah Allah —   (sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”) kamu tidak takut kepada-Nya sehingga kamu mau mengimani-Nya.

 

  1. (Pemuka-pemuka yang ha: fir dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar memandang ka mu dalam keadaan kurang akal) yaitu bodoh — (dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta”) di dalam kerasulanmu.

 

  1. (Hud berkata: “Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam).

 

  1. (Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang tepercaya bagimu”) yakni orang yang dipercaya untuk mengemban risalah.

 

  1. (Apakah kamu tidak percaya dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh) lisan — (seorang laki-laki di antara kamu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti —yang berkuasa— di muka bumi —  (sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu) memberi kekuatan dan tinggi tubuh: tersebutlah bahwa orang yang paling tinggi di antara mereka adalah seratus hasta, sedangkan yang paling pendek enam puluh hasta. —   (Maka ingatlah nikmat, nikmat Allah) yaitu karunia-karunia-Nya —   (Supaya kamu mendapat keberuntungan) supaya kamu memperoleh keberhasilan.

 

  1. (Mereka berkata: “Apakah kamu da. tang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan) artinya membiarkan — (apa yang bia. sa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datangkanlah apa yang kamu ancamkan kepada kami) berupa azab — (jika kamu ter. masuk orang-orang yang benar) di dalam pengakuanmu.

 

  1. (Ia berkata: “Sungguh sudah pasti) telah wajib — (kamu akan ditimpa azab Tuhanmu) yakni siksaan-Nya   (dan kemarahan-Nya”. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama yang telah kamu menamakannya) artinya yang telah diberi nama oleh kamu — (kamu beserta nenek moyangmu) yang dimaksud ialah berhala-berhala yang biasa mereka sembah —   (padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan untuk itu) untuk menyembahnya —  (Suatu hujjah pun?) bukti dan argumentasi. — (Maka tunggulah olehmu) azab itu —  (sesungguhnya aku juga termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu”) menanti azab itu, disebabkan ‘kedustaanmu kepadaku. Kemudian dikirimkan kepada mereka angin yang panas sekali. Maksudnya, Allah menimpakan azab-Nya atas mereka dengan angin yang amat panas.

 

  1. (Maka Kami selamatkan dia) (beserta orang-orang yang bersamanya) dari kalangan orang-orang yang beriman (dengan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpes) kaumnya itu —   (orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami) Kami habiskan mereka dengan akar-akarnya —   (dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman) di’atafkan kepada lafaz kazzabu.

 

  1. (Dan) Kami telah mengutus — (kepada kaum Samud) tanpa tanwin, yang dimaksud adalah kabilahnya —   (saudara mereka Saleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata) yakni mukjizat —   (dari Tuhanmu) yang membenarkan kerasulanku. —   (Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu) menjadi hal, sedangkan ‘amilnya adalah makna yang terkandung dalam isyarah. Sebelumnya kaum Nabi Saleh itu meminta kepadanya agar ia mengeluarkan unta betina tersebut dari sebuah batu besar yang telah mereka tentukan sendiri —   (maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun) menyembelihnya atau memukulnya —   (maka kamu ditimpa siksaan yang pedih”).

 

  1. (Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti) di bumi ini — (sesudah kaum Ad dan memberikan tempat bagimu) yakni menempatkan kamu   (di bumi. Kamu dirikan istana-istana di atas tanah-tanah yang datar) sebagai tempat tinggalmu di musim panas —    (dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah) yang kamu tempati di musim dingin, dinasabkannya lafaz buyutan menjadi hal dari lafaz yang tersimpan —   (maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan).

 

  1. (Pemuka-pemuka yang menyombong. kan diri di antara kaumnya berkata) maksudnya mereka yang sombong, tidak mau beriman kepada Saleh — (kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka:) di antara kaumnya, menjadi badal dari lafaz yang sebelumnya dengan mengulangi hurufjar —   (“Tahukah kamu bahwa Saleh diutus —menjadi rasuloleh Tuhan-Nya?”) kepadamu. —   (Mereka menjawab:) “Ya, betul” —   (“Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya).

 

  1. (Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu”).

 

  1. Tersebutlah bahwa bagi unta betina itu satu hari minum, dan untuk mereka satu hari lainnya, akhirnya mereka bosan dengan ketentuan itu. (Kemudian mereka sembelih unta betina itu) yang melakukannya adalah orang yang terkuat, berdasarkan perintah dari mereka, yaitu ia diperintahkan agar menyembelihnya dengan pedangnya — (dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: “Hai Saleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami) yakni azab sebagai balasan atas pembunuhan unta itu —(jika betul kamu termasuk orang yang diutus Allah”).

 

  1. (Karena itu mereka ditimpa gempa) gempa bumi yang keras beserta suara gemuruh dari langit — (maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka) mereka mati dalam keadaan bertekuk lutut.

 

  1. (Maka Saleh berpaling) ia meninggalkan — (mereka seraya berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat).

 

  1. (Dan) ingatlah — (Lut) kemudian disebutkan badalnya, yaitu:  (tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu) yakni mendatangi dubur/anus laki-laki —  (yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun —di dunia ini sebelummu?”) dari kalangan manusia dan jin.

 

  1. (Tiada lain kamu itu) dengan menetapkan dua hamzah yang ditas-hilkan nomor duanya serta memasukkan alif di antara keduanya, menurut dua bacaan — (mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu kepada mereka bukan kepada wanita, melainkan kamu itu adalah orang-orang yang melampaui batas) melewati batas kehalalan menuju kepada keharaman.

 

  1. (Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka) Lut dan pengikut-pengikutnya — adalah  (dari “kotamu ini, sesungguhnya mereka alah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri”) dari mendatangi dubur laki-laki (melakukan homoseks).

 

  1. (Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya, dia termasuk orang-orang yang tertinggal) yang ikut binasa oleh azab Allah.

 

  1. (Dan Kami turunkan kepada mereka hujan) yakni — hujan batu dari neraka Sijjil, kemudian membinasakan mereka —   (maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa).

 

  1. , (Dan) Kami telah mengutus — (kepada penduduk Madyan saudara mere: ka Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ade Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata) yakni mukjizat — (dari Tuhanmu) yang membenarkan kerasulanku. —   (Maka sempurnakanlah) genapkanlah —   (takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan) maksudnya menekorkan —     (bagi manusia barang-barang takaran dan timbangan mereka, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi) dengan kekufuran dan maksiat-maksiat —   (sesudah Tuhan memperbaikinya) dengan mengutus rasul-rasul-Nya. —  (Yang demikian itu) yang telah disebutkan itu —  lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman) yang menghendaki keimanan, maka bersegeralah kamu kepada keimanan.

 

  1. (Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan) . yakni tempat orang berlalu lintas — (dengan menakut-nakuti) membuat orang-orang takut untuk melewatinya karena takut pakaian mereka diambil atau dikenakan pajak —   (dan menghalang-halangi) menghambat —   (dari jalan Allah) agama-Nya —   (terhadap orang yang beriman kepada-Nya) dengan cara kamu mengancam akan membunuhnya —   (dan kamu menginginkan agar jalan Allah itu) kamu menghendaki agar jalan itu —  (menjadi bengkok) tidak lurus. —  (Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, kemudian Allah membuat kamu menjadi banyah, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan) sebelum kamu, karena mereka mendustakan rasul-rasul mereka, Yakni akhir dari perkara mereka ialah kebinasaan.

 

  1. (Jika ada segolongan dari kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampai. kannya, dan ada —pulasegolongan yang tidak beriman) terhadapnya (maka bersabarlah kamu) artinya kamu harap menunggu —    (hingga Allah menetapkan hukum-Nya di antara kita) antara kami dan kamu, dengan menyelamatkan yang hak dan menghancurkan yang bati! —   (dan Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya) yang paling adil.

 

JUZ 9 

 

  1. (Pemuka-pemuka dari kaum Syu’aib yang menyombongkan diri berkata:) mereka yang sombong tidak mau beriman. (“Sesungguhnya kami akan mengusir kamu, hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali) sungguh mau kembali —   (kepada agama kami”) yaitu din kami. Di dalam pembicaraan ini yang dipakai damir jamak, padahal pembicaranya hanya seorang, yaitu Syu’aib sendiri. Sebab Syw’aib itu sama sekali bukan berada dalam agama mereka, lalu ia menjawab sebaliknya. —   (Syu’aib menjawab: “Apakah) kami harus kembali kepada agamamu itu —   (kendatipun kami tidak menyukai: nya?”) istifham/kata tanya di sini mengandung pengertian pengingkaran.

 

  1. (Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah patut) tidak pantas —  (bagi kami kembali kepadanya kecuali jika Allah, Tuhan kami, menghendaki) hal itu,  yaitu menghinakan kami. —   (Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu) yakni Maha luas pengetahuan-Nya, dapat meliputi segala sesuatu, di antaranya ialah Dia mengetahui keadaanku dan keadaanmu. —   (Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan) ketentuan hukum —  (antara kami dan kaum kami dengan hak dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya) yakni hakim yang paling baik.

 

  1. (Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata) sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain —  (“Sesungguhnya jika) lam adalah untuk gasam atau sumpah —   (kamu mengikut Syu’aib, tentu jika kamu berbuat demikian menjadi orang-orang yang merugi”).

 

  1. (Kemudian mereka ditimpa gempa) gempa bumi yang. dahsyat — (maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka) mereka mati dalam keadaan bertetuk lutut.

 

92,   (Yaitu orang-orang yang mendustakan Syu’aib) menJadi mubtada dan khabarnya ialah —  (seolah-olah) dengan ditakhfifkan sedangkan isimnya dibuang. Lengkapnya ialah: Seolah-olah mereka —  (mereka belum pernah berdiam) artinya mereka belum pernah tinggal —   (di kota itu) di rumah-rumah mereka sendiri —  (orang-orang yang mendustakan Syu’aib mereka itulah orang-orang yang merugi) pengukuhan dengan mengulangi mausul dan lainnya, merupa. kan jawaban terhadap perkataan mereka yang terdahulu.

 

93, (Maka Syw’aib berpaling) yakni meninggalkan —   (mereka seraya berkata: “Hai kaumku, se Sungguhnya aku telah menyampaikan amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu) tetapi kamu tidak juga mau beriman.  (Maka bagaimana aku akan bersedih hati) bersusah hati —  (terhadap orang-orang yang kafir?” istifham di sini bermakna nafi.

 

  1. (Kami tidaklah mengutus seseorang nabi pun kepada sesuatu negeri) kemudian penduduknya mendustakannya —

 (melainkan Kami timpakan) Kami siksa —   (kepada penduduknya kesempitan) yakni kemiskinan yang sangat —   (dan penderitaan) berupa penyakit —.   (supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri) mereka mau merendahkan dirinya sehingga mereka mau beriman.

 

  1. (Kemudian Kami ganti) Kami berikan kepada mereka (kesusahan itu) yakni azab itu — (dengan kesenangan kecukupan dan kesehatan —   (hingga mereka bertambah banyak) makin banyak keturunan dan hartanya —  (dan mereka berkata:) sebagai ungkapan ingkar terhadap karunia Allah —  (Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasai penderitaan dan kesenang:an”) seperti apa yang sedang kami alami, memang demikianlah hukum alam itu, jadi bukanlah merupakan siksaan dari Allah. Maka dari itu, tetaplah kamu dengan apa yang sekarang kamu pegang. Allah berfirman: —   (maka Kami timpakan kepada mereka) siksaan —  (dengan sekonyongkonyong) secara tiba-tiba —   (sedangkan mereka tidak menyadarinya) sebelum saat azab itu datang.

 

  1. , (Dan jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri) yang mendustakan — (beriman) terhadap Allah dan rasul-rasul mereka   (dan bertakwa) tidak kufur dan maksiat —   (pastilah Kami akan melimpahkan) dengan dibaca takhfif dan tasydid —   (kepada mereka berkah dari langit) melalui hujan —   (dan bumi)  melalui tumbuh-tumbuhan —   (tetapi mereka mendustakan) rasul-rasul —   (maka Kami siksa mereka) Kami hukum mereka —    (disebabkan perbuatan mereka sendiri).

 

  1. (Maka apakah merasa aman penduduk negeri-negeri) yang mendustakan — (dari kedatangan siksaan Kami keDada mereka) yaitu azab Kami —   (di malam hari) tengah malam —   (di waktu mereka sedang tidur) dalam keadaan lalai dari kedatangan azab itu.

 

  1. (Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalah naik) pada waktu siang hari —

 

  1. (Maka apakah mereka merasa aman dari tipu daya Allah) yakni istidraj Allah terhadap mereka dengan memberi mereka banyak kenikmatan, kemudian Ia menghukum mereka dengan sekonyong-konyong. (Tiada yang merasa aman dari tipu daya Allah kecuali hanya orang-orang yang merugi).

 

  1. (Dan apakah belum jelas) artinya belum terang — (bagi orang-orang yang mempusakai bumi ini) sebagai tempat tinggalnya —  (sesudah) binasanya —   (penduduknya, bahwa) menjadi fa’il, berasal dari anna yang ditakhfifkan, sedangkan isimnya  dibuang, artinya bahwasanya — (kalau Kami menghendaki,  tentu Kami timpakan kepada mereka siksaan) yakni azab — (karena dosa-dosanya) sebagaimana telah Kami timpakan siksaan kepada orangorang sebelum mereka. Semua hamzah di empat tempat tersebut bermakna lit taubikh/mencela: dan huruf fa dan wawu yang memasuki pada kedua di antaranya untuk tujuan ‘ataf. Menurut suatu qiraat dibaca dengan wawu yang disukunkan pada tempat yang pertama karena di’atafkan kepada huruf . — (Dan) Kami — (kunci) Kami lak —   (hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar) nasihat dengan pendengaran yang sehat.

 

  1. (Negeri-negeri itu) yang telah disebutkan tadi — (Kami ceritakan kepadamu) hai Muhammad — (tentang sebagian dari berita-beritanya) cerita-cerita penduduknya. —  . (Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti) yaitu mukjizat-mukjizat yang selalu unggul lagi jelas   (maka mereka juga tidak beriman) tatkala rasul-rasul itu datang —  (kepada apa yang dahulu mereka telah mendustakannya) yang telah mereka ingkari — (sebelum itu) sebelum para rasul itu datang,  bahkan mereka tetap terus melakukan kekufurannya. —  (Demikianlah) , seperti penguncian itu —  (Allah mengunci mati hati orang-orang kafir).

 

102   (Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka) maksudnya kebanyakan umat manusia itu —   (memenuhi janji) menunaikan janji mereka tatkala tiba saat pemenuhannya   (Sesungguhnya) ditakhfifkan dari anna —   (Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik).

 

  1. (Kemudian Kami utus sesudah rasul-rasul itu) sesudah diutusnya rasul-rasul tersebut — (Musa dengan membawa ayat.ayat Kami) yang banyaknya sembilan —  (kepada Fir’aun dan Pemuka-pemuka kaumnya) golongannya —   (lalu mereka mengingkari) mengafiri —  (ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan) artinya mereka binasa akibat kekufurannya itu. 

 

  1. (Dan Musa berkata: “Hai Firaun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan Tuhan semesta alam) kepadamu, tetapi Fir’aun mendustakannya, dan Musa berkata:

 

  1. (“Aku lebih berhak) lebih pantas — (untuk) agar  (tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah kecuali yang hak) menurut suatu qiraat dibaca tasydid ya-nya, hagigun adalah mubtada, sedangkan khabarnya adalah an dan kalimat sesudahnya. —   (Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah pergi bersamaku) menuju ke negeri Syam —   (Bani Israil”), kaum Bani Israil itu selalu ditindas oleh Fir’aun.

 

  1. (Berkatalah:) Firaun kepadanya — (“Jika kamu benar membawa sesuatu ayat) bukti yang memperkuat pengakuanmu  (maka datangkanlah bukti itu jika betul kamu termasuk orang-orang yang benar”) membawa bukti itu.

 

  1. (Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya) yakni ular yang sangat besar bentuknya.

 

  1. (Dan ia mengeluarkan tangannya) mengeluarkannya dari dalam sakunya — (maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih) bercahaya menyilaukan —   (bagi orang-orang yang melihatnya) berbeda warnanya dengan keadaan kulit tangan yang sebenarnya.

 

  1. (Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: “Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai) yang ulung di dalam ilmu sihir, dan di dalam surat Asy-Syu’ara disebutkan bahwa perkataan ini adalah perkataan Fir’aun sendiri. Seolah-olah para pemuka kaum Firaun itu mengatakan perkataan tersebut bersama Fir’aun sendiri, setelah mereka dan dia bermusyawarah tentang hal itu.

 

  1. (Yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu”. —Firaun berkata—: “Maka apakah yang kamu anjurkan?”)

 

  1. (Pemuka-pemuka itu menjawab: “Beri tangguhlah dia dan saudaranya) tangguhkanlah perkara keduanya — (serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan ahli-ahli sihir—) yang menghimpun para ahli sihir.

 

  1. (Supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir) Menurut suatu qiraat dibaca sahhar — (yang pandai”) maksudnya yang dapat melebihi kepandaian ilmu sihir Musa, akhirnya mereka dapat menghimpunnya.

 

  1. (Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir’aun mengatakan: “Apakah sesungguhnya) menurut qiraat yang lain lafaz inna dibaca ainna — (kami akan mendapat upah, Jika kamilah yang menang”).

 

  1. (Firaun menjawab: “Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat — kepadaku.

 

  1. (Ahli-ahli sihir berkata: “Hai Musa, kamukah, yang akan melemparkan lebih dahulu) tongkatmu — (ataukah kami yang akan melemparkan?”) apa-apa yang ada pada kami.

 

  1. (Musa menjawab: “Lemparkanlah olehmu —lebih dahulu—) ini adalah suatu perintah yang mempersilakan mereka untuk melemparkan apa yang ada pada mereka, sebagai suatu taktik dari Musa untuk menampakkan yang hak — (Maka tatkala mereka melemparkan) tambang-tambang dan tongkat-tongkat mereka —   (mereka menyu lap mata orang) mereka membalik mata para hadirin supaya tidak bisa melihat hal yang sebenarnya —   (dan menjadikan orang banyak itu takut) artinya mereka membuatnya takut karena mereka menjadikan seolah olah hal itu adalah ular-ular yang menjalar —  (serta mere ka mendatangkan sihir yang besar —menakjubkan—).

 

  1. (Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan) dengan membuang salah satu di antara kedua ta yang asal, yakni: Tongkat itu mencaplok —   (apa yang mereka sulapkan) apa yang mereka balikkan pada pandangan mata orang dengan tipu sulap mereka. 

 

  1. (Karena itu nyatalah yang benar) yakni telah tetap dan menang yang benar itu — (dan batallah yang selalu mereka kerjakan) yaitu perbuatan-perbuatan sihir mereka.

 

  1. (Maka mereka kalah) yakni Firaun dan kaumnya — (di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina) artinya kini mereka menjadi orang-orang yang kecil lagi hina.

 

  1. (Dan ahli-ahli sihir itu serta-merta meniarapkan diri dengan bersujud).

 

  1. (Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam).

 

  1. (Yaitu Tuhan Musa dan Harun”) berkat pengetahuan mereka yang menyimpulkan bahwa apa yang telah mereka saksikan itu, yaitu tentang tongkat Musa, semata-mata bukanlah perbuatan sihir.

 

  1. (Firaun berkata: “Apakah kamu beriman) lafaz amantum dapat dibaca a-amantum — (kepadanya) kepada Musa —   (sebelum aku memberi izin) —   (kepadamu? Sesungguhnya hal ini) apa yang kamu perbuat ini —   (adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya: maka kelak kamu akan mengetahui) apa yang bakal kamu terima balasannya dariku.

 

  1. (Demi sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara timbal balik) yakni tangan kanan setiap orang akan dipotong berikut kaki sebelah kirinya — (kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalibmu semuanya”).

 

  1. (Ahli-ahli sihir itu menjawab: “Sesungguhnya kepada Tuhan kamilah) sesudah kami mati dengan cara apa pun — (kami kembali) dikembalikan kelak di akhirat.

 

  1. (Dan kamu tidak membalas dendam) maksudnya kamu tidak mengingkari (dengan menyiksa kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami”. —Mereka berdoa—: “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami) tatkala dilaksanakannya apa yang telah diancamkan oleh Firaun, agar kami tidak kembali menjadi orang-orang kafir —  (dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri —kepada-Mu—”).

 

  1. (Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Firaun:) kepada Firaun sendiri — (“Apakah kamu membiarkan) meninggalkan —  (Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini) yaitu dengan menyeru ajakan agar menentang mu —   (dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?” tersebutlah bahwa Firaun itu telah membuat berhala-berhala kecil untuk disembah oleh kaumnya, kemudian Firaun berkata: “Aku adalah tuhanmu dan tuhan mereka”. Oleh karena itu, ia pernah mengatakan: “Aku adalah tuhanmu yang paling tinggi” —  (Fir’aun menjawab: “Akan kita bunuh) dengan mentasydidkan huruf ta-nya —  (anak-anak lelaki mereka) yang baru dilahirkan —  (dan kita biarkan hidup) kita biarkan —   (perempuan-perempuan mereka) sebagaimana yang pernah kita lakukan   terhadap mereka sebelumnya —   (dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka”) yakni orang-orang yang berkuasa: akhirnya mereka melakukan hal itu terhadap kaum Musa sehingga membuat kaum Bani Israil mengadu kepada Musa.

 

  1. (Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah) dalam menghadapi penganiayaan mereka —   (sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah yang dipusakakan-Nya) yang diberi-Nya —   (kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik) yang terpuji — (adalah bagi orang-orang yang bertakwa”) terhadap Allah.

 

  1. (Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas —oleh Fir’aun Sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang”. Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi-Nya—, maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu) di dalamnya.

 

  1. (Dan sesungguhnya Kami telah menghukum —Fir’aun dankaumnya dengan —mendatangkan musim kemarau yang panjang) musim paceklik —   (dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran) menjadikannya sebagai pelajaran bagi mereka, kemudian mereka mau beriman karenanya.

 

  1. (Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran) kesuburan tanah dan kecukupan hidup — (mereka berkata: “Ini adalah karena —usahakami”) kami berhak memperolehnya, tetapi mereka tidak mau mensyukurinya. —  (Dan jika mereka ditimpa kesusahan) kekeringan dan musibah/bencana —   (mereka lemparkan sebab kesialan itu) mereka menganggap kesialan itu   (kepada Musa dan orang-orang yang besertanya) dari kalangan orangorang yang beriman, —   (Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu) rasa sial mereka itu —   (adalah ketetapan dari Allah) yang sengaja diturunkan kepada mereka —   (tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) bahwa apa yang menimpa mereka adalah datang dari sisi Allah.

 

132,   (Dan mereka berkata!) kepada Musa —   (“Bagaimana kamu mendatangkan keterang’an kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu”) kemudian Musa berdoa agar mereka diberi pelajaran.

 

  1. (Maka Kami kirimkan kepada mereka topan) yaitu air bah yang memasuki rumah-rumah mereka sehingga mencapai setinggi tempat pesanggrahan duduk mereka selama tujuh hari — (bedalang) kemudian belalang itu memakan persawahan dan buah-buahan milik mereka, demikian pula – (kutu) ulat atau sejenis serangga yang me- Makan apa yang ditinggalkan oleh belalang —  (katak) kemudian ka“tak itu memenuhi rumah-rumah mereka, juga makanan-makanan mereka  (dan darah) di dalam air milik mereka —   (sebagai bukti bukti yang jelas) yang terang —   (tetapi mereka tetap menyombongkan diri) tidak mau beriman kepada bukti-bukti tersebut —   (dan mereka adalah kaum yang berdosa).

 

  1. (Dan ketika mereka ditimpa azab) yaitu siksaan (mereka pun berkata: “Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan —perantaraankenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu) yang dapat menghilangkan azab dari kami jika kami beriman. — (Sesungguhnya jika) lam adalah bermakna qasam/sumpah —   (kamu dapat menghilangkan azab itu dari kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamw?).

 

  1. (Maka setelah Kami hilangkan) berkat doa Musa — (dari mereka azab itu hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya) yakni mengingkari janjinya dan bersikeras melakukan kekafiran.

 

  1. (Kemudian Kami menghukum mereka, ma ka Kami tenggelamkan mereka di laut) laut yang airnya asin — (disebabkan mereka) karena mereka —   (mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan . Ayat-ayat Kami) tetapi mereka tidak mau memikirkannya.

 

  1. (Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu) melalui perbudakan, yaitu mereka adalah kaum Bani Israil — (negeri-negeri bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya) dengan air dan pohon, ini adalah kata sifat bagi tanah, yang dimaksud adalah tanah Syam. (Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik) yang dimaksud ialah firman-Nya: “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi —Mesiritu…” (Al-Qasas ayat 5)   (untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka) dalam menanggung penganiayaan musuh mereka. —   (Dan Kami hancurkan) Kami binasakan —  (apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya) bangunan-bangunannya —  (dan apa yang telah dibangun mereka) dengan mengkasrahkan ra-nya dan boleh juga didammahkan, yakni bangunan-bangunan yang telah mereka tinggikan.

 

  1. (Dan Kami seberangkan) Kami lewatkan — (Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai) mereka lewat — (pada suatu kaum yang tetap menyembah) dengan dibaca dammah atau kasrah huruf kafnya —  (berhala mereka) 9 mereka masih tetap menyembah berhala-berhala itu —  (Bani Israil berkata: “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan) berhala yang akan kami sembah —  (sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan —berhala—”. Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang bodoh”) karena kamu membalas karunia Allah atas kamu dengan apa yang tadi kamu katakan.

 

  1. (Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan) dibinasakan — (kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan).

 

  1. (Musa menjawab: “Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari Allah?) yakni sesembahan, pada asalnya lafaz abgikum itu ialah abgi lakum — (padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat) di zaman kamu sesuai dengan apa yang dituturkan dalam firman-Nya berikut ini.

 

  1. (Dan) ingatlah kamu — (ketika Kami menyelamatkan kamu) dan menurut suatu qiraat dibaca anjakum — (dari Firaun, dan kaumnya yang mengazab kamu) mereka menyiksa dan menganiaya kamu —  (dengan azab yang sangat jahat) yakni siksaan/azab yang paling keras, yaitu dalam bentuk —  (mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup) tidak membunuh —  (wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu) penyelamatan dan siksaan —  (cobaan) pemberian nikmat dan ujian (dari Tuhanmu, yaitu cobaan yang besar”) maka apakah kamu tidak mau mengambil pelajaran darinya, sehingga kamu berhenti dari apa yang kamu katakan itu.

 

  1. (Dan telah Kami janjikan) dengan memakai alif dan tidak memakainya — (kepada Musa sesudah berlalu waktu tiga puluh malam) di mana Kami akan berbicara kepadanya seusai masa tersebut, agar ia berpuasa terlebih dahulu, masa itu adalah bulan Zul Qa’dah, kemudian Musa berpuasa, dan tatkala ia selesai, bau mulutnya masih kurang enak. Akhirnya Musa bersiwak dan Allah SWT. memerintahkannya agar melakukan puasa sepuluh hari lagi, agar ia dapat berbicara dengan-Nya melalui mulutnya, hal ini telah dijelaskan oleh firman Allah SWT. —   (dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi) yakni dari bulan Zul Hijjah —  (maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya) yaitu waktu yang telah dijanjikan oleh-Nya untuk berbicara dengan-Nya —   (empat puluh) menjadi hal —   (malam) menjadi tamyiz. —   (Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu Harun:) di kala hendak pergi ke bukit untuk bermunajat —  (“Gantikanlah aku) maksudnya jadilah engkau sebagai penggantiku —   (dalam memimpin kaumku dan perbaikilah) perkara mereka —  (dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan”) dengan menyetujui mereka berbuat kemaksiatan.

 

  1. (Dan tatkala Musa datang untuk —munajat dengan Kamipada waktu yang telah Kami tentukan) waktu yang telah Kami janjikan kepadanya akan berbicara dengannya pada waktu itu — (dan Tuhan telah berfirman kepadanya) tanpa perantara dengan pembicaraan yang dapat Musa dengar dari segala penjuru —  (berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, tampakkanlah kepadaku) diri Engkau —  (agar aku dapat melihat-Mu”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku) artinya kamu tidak akan mampu melihat-Ku, bila hal itu diungkapkan bukan dengan memakai huruf Jan, maka pengertiannya berarti melihat Tuhan itu mungkin dapat dilakukan —  (tetapi melihatlah kepada bukit itu) yang bangunannya lebih kuat daripada dirimu  (maka jika ia tetap) tegak seperti sediakala —  (pada tempatnya, niscaya kamu dapat melihat-Ku”) engkau dapat melihat-Ku: dan jika tidak, niscaya kamu tidak akan kuat. —  (Tatkala Tuhan. nya tampak) yakni sebagian dari nur-Nya yang hanya sebesar setengah jari manis, demikianlah menurut penjelasan dari hadis yang telah diriwayatkan oleh Al-Hakim —  (bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh) dengan dibaca gasr atau pendek dan panjang, yakni gunung itu menjadi lebur rata dengan tanah —   (dan Musa jatuh pingsan) tak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat apa yang ia saksikan. —   (Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Mahasuci Engkau) dengan memahasucikan Engkau —   (aku bertobat kepada Engkau) dari permintaan yang aku tidak diperintahkan mengemukakannya —   (dan aku orang yang pertama-tama beriman”) pada zamanku ini. –

 

  1. (Allah berfirman:) Mahatinggi Allah — (“Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih —melebihkankamu) yakni Aku . memilihmu —   (dari manusia) yang hidup di masamu — (untuk membawa risalah-Ku) dengan memakai jamak dan mufrad/tunggal Ar (dan untuk berbicara langsung dengan-Ku) Aku berbicara kepadamu secara langsung —  (sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu) berupa keutamaan —   (dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”) atas nikmat-nikmatKu.

 

  1. (Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lempengan-lempengan) lempengan-lempengan kitab Taurat yang terdiri atas dedaunan surga, atau dari zabarjad atau dari tujuh jenis atau sepuluh jenis zamrud — (segala sesuatu) yang diperlukan di dalam menyampaikan agama —   (sebagai pelajaran dan penjelasan) keterangan (bagi segala sesuatu) menjadi badal dari jar dan majrur sebelumnya (Maka berpeganglah kepadanya) sebelumnya terdapat kalimat Kami berfirman’ yang ditakdirkan/yang diperkirakan keberadaannya —  (dengan teguh) dengan sungguh-sungguh dan dengan segala kemampuannya  (dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik) yakni Firaun beserta para pengikutnya, yaitu negeri Mesir, supaya kamu mengambil pelajaran darinya.

 

  1. (Aku akan memalingkan dari ayat-ayat-Ku) dari bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Ku, yaitu berupa hasil-hasil ciptaan-Ku dan lain-lainnya — (orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar) yaitu Aku’ akan menjadikan mereka terhina sehingga tidak lagi mereka berlaku sombong di muka bumi — (jika mereka melihat tiap-tiap ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan) yakni titian — (yang membawa kepada petunjuk) hidayah yang datang dari sisi Tuhan —   (mereka tidak mau menjadikannya sebagai jalan —hidup—) yang mereka tempuh —   (tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan) jalan yang salah   (mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu) berpalingnya mereka itu —     (adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai darinya) contoh mengenai mereka telah disebutkan.

 

  1. (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat) maksudnya mengenai hari berbangkit dan lain-lainnya — (sia-sialah) artinya batillah   (perbuatan mereka) yaitu perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan sewaktu hidup di alam dunia, berupa amal-amal kebajikan seperti silaturahmi dan sedekah, maka mereka tidak lagi mendapat pahalanya karena persyaratannya sudah tidak terpenuhi lagi —   (Tidak) —   (mereka itu mendapat balasan kecuali) hanya balasan —   (apa yang telah mereka kerjakan) yakni perbuatan mendustakan ayat-ayat Kami dan perbuatan-perbuatan maksiat.

 

  1. (Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa. mereka membuat) setelah pergi meninggalkan mereka untuk bermunajat (dari perhiasan mereka) yang telah mereka pinjam dari, mereka jadikan Ba’lah ‘Urs —berhalayang kemudian dipuja-puja oleh mereka —  (anak lembu) As-Samiriylah yang mencetaknya berdasarkan permintaan mereka —  (yang bertubuh) sebagai ganti dari daging dan darah —  (dan bersuara) artinya suara yang dapat didengar: dan dapat bergerak karena As-Samiriy menaruh debu di mulutnya dari bekas teracak kuda Malaikat Jibril, sebagai pengaruhnya berhala itu dapat hidup. Maf’ul dari lafaz ittakhaza dibuang yang asalnya ialah lafaz ilahan, yakni sebagai tuhan. —  (Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat —pula menunjukkan jalan kepada mereka?) lalu mengapa mereka menganggapnya sebagai tuhan mereka. —  (Mereka menjadikannya) sebagai sesembahan —   (dan mereka adalah orang-orang yang zalim) karena menjadikannya sebagai sesembahan.

 

  1. (Dan setelah mereka menyesali perbuatannya) mereka menyesal mengambil sebagai sesembahan mereka — (dan mereka melihat) mereka mengetahui —   (bahwa mereka telah sesat) karena perbuatan itu: penyesalan itu datang setelah Musa kembali kepada mereka —   (mereka pun berkata: “Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami) dengan memakai ya dan ta pada kedua fi’ilnya —   (pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi”).

 

  1. (Dan tatkala Musa kembali kepada kaumnya dalam keadaan marah) karena perbuatan mereka — (dan sedih hati) yakni amat bersedih hati —  (berkatalah dia:) kepada mereka  (“Alangkah buruknya perbuatan) teramat jelek perbuatan —  (yang kamu kerjakan) dalam hal ini —  (sesudah kepergianku!) maksudnya pekerjaanmu ini di mana kamu berlaku musyrik. —  (Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?” Dan Musa pun melemparkan lempengan-lempengan) yaitu lempengan-lempengan kitab Taurat karena marah demi Tuhannya, sehingga lempengan-lempengan itu pecah —  (dan ia memegang rambut kepala saudaranya) dengan tangan kanannya dan janggutnya dengan tangan kirinya —  (sambil menariknya ke arahnya) saking marahnya. —  (Harun berkata:) “Hai — (anak ibuku) dengan mim dikasrahkan dan difat-hahkan, yang dimaksud adalah ummi, penyebutan dengan kata-kata ini untuk lebih menimbulkan rasa sayang ke dalam hati Musa —  (sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka) hampir saja —  (membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan gembira) membuat girang —  (musuhmusuh melihatku) karena kamu menghinakan diriku —  (dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim”) sebagaimana engkau memperlakukan orang yang benar-benar menyembah anak sapi.

 

  1. (Musa berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku) atas apa yang telah kuperbuat terhadap saudaraku — (dan saudaraku) Musa menyertakan saudaranya dalam doa demi membuatnya rela atas apa yang telah ia lakukan kepadanya, sekaligus untuk menolak agar musuh jangan girang melihat sikapnya terhadap saudaranya itu —  (dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang”). Allah berirman:

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu) sebagai sesembahan — (kelak akan menimpa mereka kemurkaan) yakni azab —  , (dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia) maka mereka dihukum dengan perintah agar mereka membunuh diri mereka sendiri dan kehinaan akan selalu menimpa mereka sampai hari kiamat nanti. —   (Demikianlah) seperti apa yang telah Kami balaskan kepada mereka —  : (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan) terhadap Allah dengan melakukan perbuatan syirik dan lain-lainnya.

 

  1. (Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan: kemudian bertobat) kembali tidak melakukannya — (sesudah itu dan beriman) kepada Allah —   (sesungguhnya Tuhan kamu sesudahnya) sesudah tobat —   (adalah Maha Pengampun) kepada mereka —   (lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Sesudah mereda) telah tenang —   (amarah Musa, lalu diambilnya kembali lempengan-lempengan itu) yang telah ia banting itu —   , (dan dalam tulisannya) apa yang tertulis di dalam lempengan kitab Taurat itu —   (terdapat petunjuk) dari keSesatan —   (dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya) mereka takut kepada-Nya, huruf lam dimasukkan ke dalam maf’ul, mengingat tempatnya yang didahulukan.

 

  1. (Dan Musa memilih dari kaumnya) maksudnya sebagian dari kaumnya — (sebanyak tujuh puluh orang lelaki) dari kalangan orang-orang yang tidak ikut menyembah anak sapi, ia lakukan hal itu berdasarkan perintah dari Allah SWT. —   (untuk memenuhi waktu yang telah Kami tentukan) waktu yang telah Kami janjikan, agar mereka datang tepat pada waktunya, untuk memohon ampunan dari penyembahan terhadap anak sapi, yang telah dilakukan oleh teman-teman mereka. Kemudian Musa keluar bersama mereka. —  s (Maka ketika mereka diguncang gempa bumi) yaitu gempa yang dahsyat. Ibnu Abbas mengatakan: “Sebab mereka tidak melarang kaumnya tatkala menyembah anak sapi itu”, Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan lagi: “Mereka adalah selain dari orangorang yang meminta agar dapat melihat Tuhan yang kemudian ditimpa azab  berupa sa’iqah”. —   (Ia berkata:) yakni Musa —   (Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka sebelum ini) sebelum aku keluar bersama mereka: maksud Musa untuk menentukan nasib kaum Bani Israil sehubungan dengan peristiwa penyembahan anak sapi itu, agar jika mereka terkena azab tidak menuduhku sebagai penyebabnya —   (dan aku. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?) Istifham bermakna isti’taf memohon belas kasihan, yakni janganlah Engkau menyiksa kami karena dosa yang dilakukan oleh selain kami. —  (Tidak lain) —  (itu) fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang akalnya kurang —  (kecuali hanyalah fitnah dari Engkau) maksudnya cobaan dari Engkau —   (Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki) kesesatannya —  (dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki) kehidayahannya. —  (Engkaulah yang memimpin kami) yang menguasai perkara-perkara kami —  (maka ampunilah kami, dan berilah kami rahmat, dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya”).

 

  1. (Dan tetapkaniah) pastikanlah (untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat) kebajikan —   (sesungguhnya kami kembali pada jalan hidayah) maksudnya kami telah bertobat —   (kepada-Mu. Allah berfirman:) Mahatinggi Allah —  (“Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki) aku ingin menyiksanya —   (dan rahmat-Ku meliputi) menyeluruh —   (segala sesuatu) yang ada di dunia. —  (Maka akan Aku etapkan rahmat-Ku) di akhirat kelak —   (untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”).

 

  1. (Yaitu orang-orang yang mengikut Ra8ul, Nabi yang ummi) yaitu Nabi Muhammad SAW. — (yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka) lengkap dengan nama dan ciri-cirinya —  (yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik) dari apa yang sebelumnya diharamkan oleh syariat mereka —   (dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk) yaitu bangkai dan lain-lainnya —   pera   (dan membuang dari mereka beban-beban) maksudnya tanggungan mereka —   (dan belenggu-belenggu) hal-hal yang berat —   (yang ada pada mereka) seperti bertobat dengan jalan bunuh diri, dan memotong apa yang terkena oleh najis. —   (Maka orang-orang yang beriman kepadanya) dari kalangan mereka —   (memuliakannya) yaitu menghormatinya —   (menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya) yakni Al-Qur’an —   (mereka itulah orang-orang yang beruntung).

 

  1. (Katakanlah: pembicaraan ini ditujukan kepada Nabi SAW. (“Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya) yakni Al-Quran —   (dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”) artinya kamu akan mendapat bimbingan hidayah.

 

  1. (Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat) suatu jamaah —   (yang memberi petunjuk) kepada manusia —   (dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan) di dalam memberikan keputusan hukum.

 

  1. , (Dan Kami bagi mereka) Kami pecahkan kaum Bani Israil (menjadi dua belas) sebagai hal —  (suku-suku) menjadi badal dari yang sebelumnya, yaitu kabilah-kabilah —  (yang masing-masingnya berjumlah besar) menjadi badal dari yang sebelumnya —   (dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya:) di tengah padang sahara —   (Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”) kemudian Musa memukulkannya —   (maka memancariah) maksudnya tersemburlah —   (darinya dua belas mata air) sesuai dengan bilangan kabilah. —  (Sesungguhnya tiap-tiap suku telah mengetahui) setiap suku dari kalangan mereka —   (tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka) di padang pasir tempat mereka berada guna melindungi mereka dari panasnya matahari —  (dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa) keduanya adalah taranjabin —makanan manis seperti madudan sebangsa burung puyuh, dengan ditakhfifkan mimnya dan dibaca pendek. Dan Kami berfirman kepada mereka: —   (“Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu”. Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri).

 

  1. (Dan) Ingatlah — (ketika dikatakan kepada mereka Bani Israil—: “Diamlah di negeri ini saja) yaitu Baitul Maqdis —  (dan makanlah dari —hasil buminya di mana saja kamu kehendaki. Dan katakanlah:) perintah Kami —  (‘Bebaskanlah kami dari dosa kami dan masukilah pintunya) pintu gerbang negeri itu — (sambil membungkuk) dengan membungkukkan punggung —  (niscaya Kami ampuni) dengan memakai nun dan ta, dan  bina maful —   (kesalahan-kesalahanmu”. Kelak akan Kami tambah —pahalakepada orang-orang yang berbuat baik) orangorang yang taat dengan pahala.

 

  1. (Maka orang-orang yang zalim di antara mereka itu mengganti —perkataan itudengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka) mereka mengatakan: Habbatun Fi Syaratin —sebagai ganti dari Hittatun tadidan kemudian mereka memasuki pintu gerbangnya sambil merangkak, bukannya membungkukkan badan — (maka Kami timpakan kepada mereka azab) yakni siksaan —   (dari langit disebabkan kezaliman mereka).

 

  1. (Dan tanyakanlah kepada Bani Israil) hai Muhammad sebagai celaan (tentang negeri yang di dekat laut) di pinggir laut Qalzum, yaitu kota Aylah, yang dipertanyakan ialah tentang apa yang terjadi atas penduduknya — (ketika mereka melanggar aturan) saat mereka melakukan pelanggaran —  (pada hari Sabtu) di mana mereka berburu ikan yang pada hari itu mereka dilarang melakukannya —  (di waktu) merupakan zaraf dari lafaz ya’duna (datang kepada mereka ikan-ikan pada hari Sabtunya dengan terapung-apung —pada pinggirannya—) yang tampak di permukaan air —  (dan di hari-hari yang bukan Sabtu) maksudnya di mana mereka sudah tidak lagi terikat dengan pengagungan hari Sabtu, atau dengan kata lain ialah hari-hari selain hari Sabtu —   (ikanikan itu tidak datang kepada mereka) sebagai ujian dari Allah. —   (Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik) dan tatkala mereka hendak berburu ikan, para penduduk kota terbagi suaranya menjadi tiga bagian: Sebagian berpendapat ikut berburu bersama orang-orang yang berburu: sebagian lainnya mencegah mereka melakukannya, dan sebagian lainnya bersikap abstain, tidak ikut dan juga tidak melarang.

 

  1. (Dan ketika) di’atafkan kepada lafaz iz yang sebelumnya (suatu umat di antara mereka berkata:) yaitu kaum yang tidak ikut berburu dan juga tidak melarang orang-orang yang berburu —  (“Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang keras?” Mereka menjawab:) nasihat kami —   (“Agar kami mempunyai alasan) yang bisa dijadikan sebagai pelepas tanggung jawab —  (kepada Tuhanmu) supaya kami tidak dituduh lalai dalam masalah tidak memberikan larangan kepada mereka —   (dan supaya mereka bertakwa”) tidak berani melakukan perburuan lagi.

 

  1. (Maka tatkala mereka melupakan) yaitu mereka meninggalkan — (apa yang diperingatkan kepada mereka) apa yang dinasihat-. kan kepada mereka — &l (tentang hal itu) kemudian mereka tidak mau juga  menuruti nasihat —  NA (Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim) yang melakukan pelanggaran —

(siksaan yang berat) yang keras —   (disebabkan mereka selalu berbuat fasik).

 

  1. (Maka tatkala mereka bersikap sombong) yakni bersikap takabur — (terhadap) tidak mau meninggalkan —   (apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina”) yang terhina, maka jadilah mereka itu kera yang hina, keterangan ini adalah penjelasan dari apa yang telah lalu. Ibnu Abbas mengatakan: “Saya tidak mengetahui tentang apa yang terjadi dengan golongan yang bersikap abstain”. ‘Ikrimah mengatakan: “Mereka tidak dibinasakan, sebab mereka membenci apa yang telah dilakukan rekanrekannya, dan mereka mengatakan: ‘Mengapa kamu menasihati …. Dan AlHakim telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa golongan tersebut ikut pula melakukannya dan bahkan takjub dengan sikap mereka yang melakukannya.

 

  1. (Dan ketika memberitahukan) mempermaklumatkan — (Tuhanmu, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka) dimaksud orang-orang Yahudi —  (sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya) dengan dihinakan dan dibebani pajak/jizyah, kemu dian Allah mengutus Nabi Sulaiman kepada mereka, dan sesudah itu Raja Bukhtanasar yang membunuh dan menawan mereka serta mewajibkan mereka membayar jizyah. Mereka selalu membayar jizyah kepada orang-orang Majusi, sehingga Allah SWT. mengutus Nabi kita Muhammad SAW., yang kemudian mengambil pula jizyah dari mereka. —  (Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya) terhadap orang yang berbuat maksiat atau durhaka kepada-Nya  (dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun) terhadap orang-orang yang taat kepada-Nya —  (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka yang taat.

 

  1. (Dan Kami bagi-bagi mereka) Kami pecah-pecah mereka (di dunia menjadi beberapa golongan) terdiri atas beberapa golongan —   (di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya) ada orang-orang —   (yang tidak demikian) yaitu menjadi orang-orang kafir dan orang-orang fasik.  (Dan Kami coba mereka dengan yang baik-baik) yang nikmat-nikmat —   (dan yang buruk-buruk) dengan bencana-bencana —   (agar mereka kembali) kepada kebenaran dan tidak mau berbuat fasik lagi.

 

  1. (Maka datanglah sesudah mereka generasi —yang jahatyang mewarisi Al-Kitab) yakni kitab Taurat dari para pendahulu mereka — (yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini) sesuatu yang tidak ada harganya, yaitu duniawi baik yang halal maupun yang haram —   (dan berkata: “Kami akan diberi ampun”) atas apa yang telah kami lakukan. —   (Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu —pula—, niscaya mereka akan mengambilnya —juga—) Jumlah kalimat ini menjadi hal, artinya mereka masih juga mengharapkan ampunan, sedangkan mereka masih tetap kembali melakukannya, padahal di dalam kitab Taurat tidak ada janji ampunan jika disertai dengan menetapi perbuatan dosa   (bukankah sudah diambil) istifham atau kata tanya bermakna menetapkan —   (perjanjian kitab Taurat dari mereka) idafah di sini bermakna fi —  (yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari) dratafkan kepada lafaz yu-khazu. yakni mereka telah membaca —   (apa yang tersebut di dalamnya?) maka mengapa mereka mendustakan tentang masalah ampunan itu, sedangkan mereka masih terus menepati perbuatan dosanya. —  (Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa) yang takut terhadap  perbuatan haram. —  (Maka apakah mereka.tidak mengerti) dengan memakai ya dan tasesungguhnya pahala akhirat itu lebih baik yang seharusnya mereka lebih memilihnya daripada perkara duniawi.

 

  1. (Dan orang-orang yang berpegang teguh) dengan memakai tasydid dan tidak/takhfif — (dengan Al-Kitab —Taurat—) .  yaitu sebagian di antara mereka —   (serta mendirikan salat) seperti Abdullah ibnu Salam dan teman-temannya. —   (Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan) Jumlah kalimat ini menjadi khabar dari lafaz lil lazina, dan di dalamnya terkandung meletakkan isim zahir pada tempat isim damir, yakni ajrahum/pahala mereka.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Kami mengangkat bukit) yaitu Kami mencabutnya dari dasarnya —   (ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka menduga) dan merasa yakin  (bahwa bukit itu akan Jatuh menimpa mereka) akan jatuh kepada mereka sesuai dengan janji Allah kepada mereka, bahwa hal itu akan menimpa mereka jika mereka tidak mau menerima hukum-hukum syariat kitab Taurat. Mereka menolaknya mengingat hal itu teramat berat pada permulaannya, tetapi kemudian mereka mau menerimanya. Kami berfirman kepada mereka. —   (“Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu) dengan sungguh-sungguh dan dengan segala kemampuan   (serta ingatlah selalu apa yang tersebut di dalamnya) dengan   mengamalkannya —   (supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa”).

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika) sewaktu —   (Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka) menjadi badal isytimal dari lafaz sebelumnya dengan mengulangi huruf Jar —   (yaitu anak cucu mereka) maksudnya sebagian di antara mereka dikeluarkan oleh sebagian lainnya asal dari Nabi Adam secara turun-temurun, sebagaimana sekarang mereka beranak-pinak, mirip dengan jagung di daerah Nu’man sewaktu hari Arafah/musim jagung. Allah menetapkan kepada mereka bukti-bukti yang menunjukkan Ketuhanan-Nya serta Dia memberinya akal —   (dan Allah mengambil kesaksian terhadap Jiwa mereka) seraya berfirman: —  (“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul) Engkau adalah Tuhan kami —  ” (kami menjadi saksi”) yang demikian itu. Kesaksian itu supaya —  (tidak)  jangan —   (kamu mengatakan) dengan memakai ya dan ta pada dua tempat, yakni orang-orang kafir —  (di hari kiamat kelak: “Sesungguhnya kami terhadap hal-hal ini) yakni keesaan Tuhan   (adalah orang-orang yang lalai” kami tidak mengetahuinya.

 

  1. (Atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu) maksudnya sebelum kami — (sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka) maka kami hanya mengikut mereka. —   (Maka apakah Engkau akan membina, sakan kami) Engkau akan mengazab kami —  (karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” dari kalangan orang-orang tua kami yang pertama kali melakukan kemusyrikan. Kesimpulan pengertian ayat ini bahwa mereka tidak mungkin berhujjah dengan alasan itu, sedangkan mereka telah melakukan kesaksian terhadap diri mereka sendiri tentang keesaan Tuhan itu. Penuturan tentang hal ini melalui lisan pemilik mukjizat Nabi Muhammad SAW., kedudukannya sama dengan penuturan terhadap jiwa seluruh manusia.

 

  1. (Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu) Kami menerangkannya seperti apa yang telah Kami jelaskan di dalam perjanjian kesaksian, supaya mereka memikirkannya — (agar mereka kembali) dari kekufuran mereka kepada kebenaran.

 

  1. (Dan bacakanlah) Hai Muhammad — (kepada mereka) yakni orang-orang Yahudi —  (berita) kabar —   (orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami —pengetahuan tentang isi Al-Kitab—, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu) maksudnya ia keluar darinya dengan membawa kekufurannya, sebagaimana seekor ular keluar dari kulitnya, orang yang dimaksud ialah ibnu Ba’ura, salah seorang ulama terkemuka Bani Israil. Ia diminta agar mendoakan Musa celaka, dan untuk itu diberi hadiah, dia mendoakan hal itu, tetapi doanya itu menyebabkan senjata makan tuan, akhirnya lidahnya menjulur sampai ke dadanya —  (lalu dia diikuti oleh setan) setan dapat menggodanya sehingga jadilah ia temannya —   (maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat).

 

  1. (Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan dia) kepada derajat para ulama — ka (dengan ayat-ayat itu) umpamanya Kami memberikan taufik/kekuatan kepadanya untuk mengamalkan —ayat-ayat itu — (tetapi dia cenderung) yaitu lebih menyukai —   (kepada tanah) yakni harta benda dan duniawi —   (dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah) dalam doa yang dilakukannya, akhirnya Kami balik merendahkan derajatnya. —   (Maka perumpamaannya) ciri khasnya —   (seperti anjing jika kamu menghalaunya) mengusir dan menghardiknya —  (diulurkannya lidahnya) lidahnya menjulur —  (atau) jika —  (kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya juga) sedangkan sifat seperti itu tidak terdapat pada hewan-hewan selain anjing. Kedua jumlah syarat menjadi hal, ia menjulurkan lidahnya dalam keadaan terhina dalam segala kondisi. Maksudnya penyerupaan/ tasybih ini ialah mengumpamakan dalam hal kerendahan dan kehinaan, dengan qarinah adanya fa yang memberikan pengertian tertib dengan kalimat sebelumnya, yakni kecenderungan terhadap duniawi dan mengikuti hawa nafsu rendahnya, juga karena adanya garinah/bukti firman-Nya: —  (Demikian itulah) perumpamaan itulah —   (perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu) kepada orang-orang Yahudi  (agar mereka berpikir) agar mereka mau memikirkannya hingga mereka mau beriman.

 

  1. (Amat buruklah) amat jeleklah — (perumpamaan suatu kaum) yaitu perumpamaan kaum itu —   (yaitu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim) dengan mendustakan ayat-ayat itu.

 

  1. (Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk: dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi).

 

  1. (Dan sesungguhnya Kami jadikan) Kami ciptakan (untuk —isineraka Jahan nam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah) yakni perkara hak —   (dan mereka mempunyai mata —tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah) yaitu bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah dengan penglihatan yang disertai pemikiran  (dan mereka mempunyai telinga —tetapitidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah) ayat-ayat Allah dan nasihat-nasihat-Nya dengan pendengaran yang disertai pemikiran dan ketaatan.  (Mereka itu sebagai binatang ternak) dalam hal tidak mau mengetahui, melihat, dan rnendengar —  (bahkan mereka lebih sesat) dari hewan ternak itu, sebab hewan ternak akan mencari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan ia akan lari dari hal-hal yang membahayakan dirinya, tetapi mereka itu berani menyuguhkan dirinya ke dalam neraka secara sombong. —  (Mereka itulah orang-orang yang lalai).

 

  1. (Allah mempunyai asma-asma yang baik) yang sembilan puluh sembilan, demikianlah telah disebutkan oleh hadis. Al-husna adalah bentuk mu’annas dari al-ahsan — (maka bermohonlah kepada-Nya) sebutkanlah Dia olehmu —  (dengan menyebut nama-nama-Nya itu dan tinggalkanlah) maksudnya biarkanlah —  (orang-orang yang menyimpang dari kebenaran) berasal dari kata alhada dan lahada, yang artinya mereka menyimpang dari perkara yang hak —  (dalam —menyebutnama-nama-Nya) artinya mereka mengambil nama-nama tersebut untuk disebutkan kepada sesembahan-sesembahan mereka, seperti nama latta yang berakar dari lafaz Allah, dan ‘uzza yang berakar dari kata al-‘aziz, dan manat yang berakar dari kata al-mannan   (nanti mereka akan mendapat balasan) kelak di akhirat sebagai pembalasannya —   (terhadap apa yang telah mereka kerjakan) ketentuan ini sebelum turunnya ayat perintah berperang.

 

  1. (Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu —pula mereka menjalankan keadilan) mereka adalah umat Muhammad SAW,, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadis.

 

  1. (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami) yakni Al-Qur’an, dari kalangan penduduk Mekah — (nanti Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur) Kami akan mengazab mereka sedikit demi sedikit —   (dengan cara yang tidak mereka ketahui).

 

  1. (Dan Aku memberi tangguh kepada mereka) Kami menangguhkan mereka. — (Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh) amat keras dan tak bisa ditahan.

 

  1. (Apakah mereka tidak memikirkan) kemudian mereka dapat mengetahui — (bahwa teman mereka) yaitu Muhammad SAW. —   (tidak berpenyakit gila) bukanlah kurang akal —  (dia hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pem beri penjelasan) yang jelas peringatannya.

 

  1. (Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan) kekuasaan — (langit dan bumi dan) di dalam —  (segala sesuatu yang diciptakan Allah) merupakan penjelasan dari apa yang sebelumnya, dengan hal itu mereka menyimpulkan tentang kekuasaan penciptanya dan keesaan Pencipta —  (dan bahwasanya) sehubungan dengan —  (kemungkinan telah dekatnya) —   (kebinasaan mereka?) kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, lalu mereka dimasukkan ke dalam neraka. Mengapa mereka tidak bersegera untuk beriman? —   (Maka kepada berita manakah lagi sesudahnya) yakni sesudah berita Al-Qur’an —   (mereka akan beriman?).

 

  1. (Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka) dengan memakai ya dan nun serta dirafa’kan sebagai jumlah isti’naf/permulaan, sedangkan apabila dijazamkan, maka di’atafkan secara mahall kepada lafaz sesudah fa — (terombang-ambing dalam kesesatan) mereka terombang-ambing dalam keadaan bingung.

 

  1. (Mereka menanyakan kepadamu) yaitu mereka penduduk kota Mekah — (tentang kiamat:) tentang hari akhir. —  (Bilakah) kapan —   (terjadinya?” Katakanlah:) kepada mereka —  (“Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu) bila terjadinya —   (adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan) menerangkan —  (waktu kedatangannya) huruf lam bermakna fi —   (selain Dia. Kiamat itu amat berat) amat besar peristiwanya   (yang di langit dan di bumi) amat berat dirasakan oleh penduduk keduanya,mengingat kengerian huru-haranya. —   (Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”) secara sekonyong-konyong. —   (Mereka bertanya kepadamu seolah-olah kamu benar-benar mengetahui) terlalu berlebihan di dalam bertanya —  (tentang kiamat itu) sehingga engkau memberitahukan tentangnya. —  (Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah di sisi Allah) merupakan pengukuhan sebelumnya —  (tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”) pengetahuan mengenai kiamat itu hanya ada di sisi Allah SWT.

 

  1. (Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku sendiri) untuk mendapatkannya — (dan tidak —pulamenolak kemudaratan) mampu menolaknya —   (kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib) apa-apa yang gaib dariku —   (tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan) berupa kemiskinan dan lain sebagainya, karena sebelumnya aku telah bersiap-siap menghadapinya dengan cara menghindari kemudaratan-kemudaratan itu —  (tidak lain) —  (aku ini hanyalah pemberi peringatan) dengan neraka bagi orang-orang kafir — (dan pembawa berita gembira) dengan surga —  (bagi orang-orang yang beriman).

 

  1. (Dialah) Allah-lah — (yang menciptakan kamu dari diri yang satu) yaitu Adam —  (dan Dia menjadikan) Dia menciptakan —  (darinya istrinya) yakni Hawa  (agar dia merasa senang) hidup dengan kasih sayang. —  (Maka setelah dicampurinya) Adam menjimaknya —  (istrinya itu mengandung kandungan yang ringan) berupa air mani —  (dan teruslah dia merasa ringan) masih bisa berjalan ke sana dan kemari, mengingat ringannya kandungan. (Kemudian tatkala dia merasa berat) anak yang ada dalam perutnya makin membesar, kemudian ia merasa khawatir bahwa kandungannya itu nanti berupa hewan —  (keduanya bermohon kepada Allah Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami) anak —  (yang saleh) yang sempurna  (tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”) kepada-Mu atas karunia itu.

 

  1. (Tatkala Allah memberi kepada keduanya) seorang anak (yang saleh, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah) dalam suatu qiraat dibaca dengan dikasrahkan syinnya dan tanwin pada huruf akhirnya, yakni sekutu —  (tentang anak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka berdua) dengan menamakannya Abdul Haris, sedangkan tidak boleh seorang hamba menjadi hamba selain kepada Allah. Yang dimaksud dalam penyekutuan di sini bukanlah dalam masalah ubudiyah/ibadah, karena Nabi Adam telah dima’sum dari hal semacam itu. Samurah telah meriwayatkan dari Nabi SAW. yang pernah bersabda, bahwa ketika Hawa melahirkan Seorang anak, iblis bertawaf mengelilingi Siti Hawa: sebelumnya anak Siti Hawa belum pernah ada yang hidup, kemudian iblis berkata kepadanya: “Namakanlah dia —anakmu yang baru lahir ituAbdul Haris, maka ia kelak akan hidup”. Anak itu ternyata dapat hidup, hal itu terjadi karena ada saran dari setan dan perintah darinya, demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al-Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih, At-Turmuzi l mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan garib  (Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan) yakni penduduk Mekah dengan menjadikan berhala-berhala sebagai sesembahan mereka. Jumlah ayat ini merupakan musabbab atau penyebab, dan di’atafkan kepada lafaz khalagakum, dan di antara sabab dengan musababnya terhadap jumlah mutaridah.

 

  1. (Apakah mereka mempersekutukan) Allah dalam ibadah (dengan berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang).

 

  1. (Dan berhala-berhala itu terhadap mereka tidak dapat) terhadap para pengabdinya — (memberikan pertolongan, dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan) tidak dapat mencegah orang yang bermaksud merusak mereka, apakah orang itu mau memecahkannya atau mau berbuat yang lain. Istifham/kata tanya di sini berpengertian mencemoohkan.

 

  1. (Dan jika kamu menyerunya) menyeru berhala-berhala itu — (untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu) dengan memakai takhfif dan tasydid —  (sama saja —hasilnyabuat kamu menyeru mereka) untuk meminta petunjuk —  (ataupun kamu berdiam diri) tidak menyeru mereka, maka mereka pasti tidak dapat memenuhi permintaanmu karena mereka tidak dapat mendengar.

 

  1. (Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru) yang kamu sembah — (selain Allah itu adalah makhluk yang lemah—) hamba-hamba —  (yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu,lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu) doa kamu — (jika kamu memang orang-orang yang benar) dalam anggapanmu bahwa mereka adalah Tuhan. Kemudian Allah menjelaskan tentang kelemahan berhala-berhala tersebut dan Dia menjelaskan pula bahwa justru para pengabdinyalah yang lebih utama daripada berhala-berhala itu sendiri. Untuk itu Allah berfirman:

 

  1. (Apakah berhala-berhala itu mempunyai kaki yang dengan itu mereka dapat berjalan, atau) bahkan apakah — (mereka mempunyai tangan-tangan) bentuk jamak dari lafaz yadun/tangan   (yang dengan tangan-tangan itu mereka dapat memukul, atau) bahkan apakah —   (mereka mempunyai mata, yang dengan mata itu mereka dapat melihat, atau) bahkan apakah —   (mereka mempunyai telinga, yang dengan telinga itu mereka dapat mendengar?) kata tanya yang terdapat di dalam ayat ini menunjukkan makna ingkar. Yakni bahwa berhala-berhala itu tidaklah memiliki sesuatu pun dari hal-hal tersebut, seperti apa yang kamu sekalian miliki. Lalu mengapa kamu menyembahnya, sedangkan diri kamu sendiri keadaannya jauh lebih baik daripada mereka. —   (Katakanlah:) kepada mereka, hai Muhammad  (“Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah : lakakan- (kemudian lakukanlah ti Itu) untuk mencelakakan-Ku —   (kemudian lakukanlah tipu daya kepada-Ku, tanpa memberi tangguh kepada-Ku) memberi tenggang waktu, karena Aku tidak lagi mempedulikan dirimu lagi.

 

  1. (Sesungguhnya pelindungku ialah Allah) yang mengurusi perkaraku — (yang telah menurunkan Al-Kitab) AlQuran —  (dan Dia melindungi orang-orang yang saleh) memeliharanya.

 

  1. (Dan berhalaberhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri) lalu mengapa aku mempedulikan keadaan mereka.

 

  1. (Dan jika kamu sekalian menyeru mereka) berhala-berhala itu — (untuk memberi petunjuk, niscaya berhalaberhala tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat mereka) berhala-berhala itu, hai Muhammad —  (memandang kepadamu) yakni mereka berhadapan denganmu bagaikan orang yang sedang memandang —  (padahal mereka tidak dapat melihat).

 

  1. (Jadilah engkau pemaaf) mudah memaafkan di dalam menghadapi perlakuan orang-orang, dan jangan membalas — (dan suruhlah orang mengerjakan makruf) perkara kebajikan —   (serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh) janganlah engkau meladeni kebodohan mereka.

 

  1. (Dan jika) lafaz imma merupakan gabungan antara in syartiyah dan ma zaidah atau tambahan — (kamu ditimpa suatu godaan setan) maksudnya jika setan memalingkan kamu dari apa yang kamu diperintahkan untuk melakukannya dengan suatu godaan —   (maka berlindunglah kepada Allah) sebagai jawab syarat, sedangkan jawab amarnya dibuang, yaitu guna menolak setan dari dirimu — (sesungguhnya Allah Maha Mendengar) semua perkataan —   (lagi Maha Mengetahui) sesuatu pekerjaan.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa) terkena — Sub (waswas) menurut suatu qiraat dibaca taifun, bukan taifun, artinya sesuatu yang menimpa mereka — (dari setan, mereka ingat) akan siksa Allah dan pahala-Nya —  (maka ketika itu mereka melihat) perbedaan antara perkara yang hak dan yang batil, lalu mereka kembali kepada jalan yang hak.

 

  1. (Dan teman-teman mereka) yaitu teman-teman setan terdiri atas orang-orang kafir — (dalam menyesatkan, kemudian) mereka — (tidak henti-hentinya) di dalam menyesatkan dengan sikap pemuh  sebagaimana orang-orang yang takwa pun berhati-hati terhadap godaan mereka. (membantu mereka) setan-setan itu

 

  1. (Dan apabila kamu tidak membawa kepada mereka) kepada penduduk Mekah — (suatu ayat) seperti apa yang mereka minta  (mereka berkata: “Mengapa tidak) —  (kamu buat-buat ayat itu) artinya kamu buat sendiri ayat itu? —  (Katakanlah) kepada mereka (“Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan kepadaku dari Tuhanku) aku tidak berhak untuk mendatangkanya dari diriku sendiri. —  (Ini) Al-Qur’an ini —  (adalah bukti-bukti yang jelas) hujjah-hujjah  (dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman). .

 

  1. (Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah) jangan berbicara (agar kamu mendapat rahmat) ayat ini diturunkan sehubungan dengan perintah tidak boleh berbicara sewaktu khotbah Jumat yang diungkapkan oleh ayat ini dengan istilah Al-Qur’an, mengingat khotbah itu mengandung ayat-ayat Al-Qur’an. Menurut pendapat lain, berkaitan dengan pembacaan Al-Qur’an secara mutlak.

 

  1. (Dan sebutlah nama Tuhanmu di dalam hatimu) secara diam-diam — (dengan merendahkan diri) menghinakan diri —  (dan rasa takut) yakni takut terhadap-Nya —  (dan) lebih jelas lagi daripada diam-diam dengan —   (tidak mengeraskan suara) maksudnya pertengahan di antara diam-diam dan keras suara —   (di waktu pagi dan petang) pada permulaan siang hari dan pada akhir siang hari —   (dan janganlah kamu termasuk orangorang yang lalai) dari mengingat atau menyebut Allah.

 

  1. (Sesungguhnya mereka yang berada di sisi Tuhanmu) yakni malaikat-malaikat-Nya — (tidaklah merasa enggan) tidak takabur —  (untuk menyembah Allah dan mereka bertasbih kepada-Nya) menyucikan-Nya dari hal-hal yang tidak layak menjadi sifat-Nya —

 (dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud) mereka secara khusus tunduk dan bersujud hanya kepada-Nya, maka jadilah kamu sekalian seperti mereka.

 

Madaniyyah, 75 ayat Kecuali ayat 30 hingga 36, Makkiyyah Turun sesudah surat Al-Baqarah ,

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

Ketika kaum muslim berbeda pendapat tentang harta rampasan Perang Badar, para pemuda kaum muslim mengatakan: “Harta rampasan itu adalah untuk kami, sebab kamilah yang maju di dalam peperangan”. Sedangkan orangorang yang berusia lanjut dari mereka mengatakan: “Kamilah yang menjadi tameng bagi kalian di bawah panji-panji. Seandainya kalian mundur, niscaya kamilah yang membela mati-matian. Oleh karena itu, janganlah kalian mau menang sendiri terhadap ganimah (harta rampasan) itu”. Peristiwa inilah yang melatarbelakangi turunnya surat ini.

 

  1. (Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad — (tentang harta rampasan) perang, siapakah yang berhak menerimanya —  (Katakanlah:) kepada mereka —    (Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul-Nya) harta rampasan perang itu terserah menurut kesukaan Allah dan Rasul-Nya: kemudian Rasulullah SAW. membagibagikan harta rampasan itu secara merata kepada mereka semuanya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrak —  (sebab itu bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu) yakni jalinlah kembali hubungan antara kalian dengan penuh kecintaan, dan tinggalkanlah persengketaan —  (dan taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu adalah orang-orang yang berimar”) yang benar-benar beriman.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu) yang sempurna keimanannya — (adalah mereka yang apabila dise, , but Allah) yakni ancaman-Nya —   (gemetarlah) karena takut —   (hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah keimanan mereka) kepercayaan mereka   (dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal) hanya kepada Tuhanlah mereka percaya, bukan kepada selain-Nya.

 

  1. (Yaitu orang-orang yang mendirikan salat) mereka menunaikannya sesuai dengan ketentuan-ketentuannya — (dan se bagian dari apa yang telah Kami berikan kepada mereka) Kami anugerahkan kepada mereka —   (mereka menafkahkannya) demi taat kepada Allah.

 

  1. (Itulah) orang-orang yang berciri khas seperti tadi —   (mereka orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya) yang tidak diragukan lagi keimanannya. —   (Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian) kedudukan-kedudukan di surga —  (di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia) di surga.

 

  1. (Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran) jar dan majrur berta’allu pada lafaz akhraja — (padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya) yakni mereka tidak menyukai keluar bersama Nabi. Jumlah kalimat ma akhrajaka dan seterusnya, merupakan keterangan keadaan dari huruf kaf yang terdapat pada lafaz kama. Kemudian lafnz kama akhrajaka berkedudukan menjadi khabar atau kalimat berita dari mubtada yang dibuang, yakni: keadaan yang tidak mereka sukai adalah sewaktu engkau diminta keluar, sedangkan mereka tidak menyukai hal itu, padahal hal itu baik untuk mereka, demikianlah keadaan mereka. Demikian itu karena Abu Sufyan yang datang membawa kafilah perdagangan dari negeri Syam, beritanya sampai kepada Nabi SAW. Maka Nabi SAW. segera keluar bersama para sahabat guna mencegat kafilah tersebut. Akan tetapi, berita keberangkatannya diketahui oleh orang-orang Quraisy. Maka keluarlah Abu Jahal beserta pasukan perang kota Mekah untuk melindungi kafilahnya itu, mereka bersenjata lengkap dan banyak pasukannya. Abu Sufyan membawa kafilahnya mengikuti jalan tepi pantai sehingga selamatlah mereka dari cegatan kaum muslim. Lalu ada yang berkata kepada Abu Jahal: “Mari kita kembali”. Akan tetapi, Abu Jahal menolak, bahkan terus bermusyawarah dengan para sahabatnya. Nabi SAW. bersabda kepada mereka: “Sesungguhnya Allah SWT. telah menjanjikan kepadaku kemenangan atas salah satu dari dua rombongan”, yaitu rombongan Abu Sufyan atau rombongan Abu Jahal. Akhirnya mereka sepakat untuk memerangi pasukan yang bersenjata: tetapi sebagian dari kaum mukmin tidak menyukai hal itu. Mereka mengatakan: “Kami masih belum siap untuk menghadapi hal itu”, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya berikut ini.

 

  1. (Mereka membantahmu tentang kebenaran) yaitu tentang alternatif berperang — (sesudah nyata) sesudah jelas bagi mereka bahwa mereka pasti menang —   (seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedangkan mereka melihat) kematian itu secara terang-terangan yang membuat mereka tidak senang kepadanya.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika Allah menjanjikan kepadamu salah satu dari dua golongan) yakni rombongan kafilah atau pasukan bersenjata —   (bahwa salah satu dari dua golongan yang kamu hadapi adalah untukmu, sedangkan kamu menginginkan) kalian hanya menghendaki —  (bahwa golongan yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah) golongan yang tidak mempunyai kekuatan dan persenjataan, yaitu golongan kafilah dagang —   (yang untukmu) mengingat pengawalnya sedikit dan persenjataannya pun tidak lengkap, berbeda dengan golongan pasukan bersenjata —   (dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar) menampakkan yang benar —  (dengan ayat-ayat-Nya) yang dahulu melalui kemenangan Islam —  (dan memusnahkan orang-orang kafir) kekuatan mereka dengan mengalahkan mereka, maka Dia memerintahkan kalian untuk memerangi pasukan bersenjata mereka.

 

  1. (Agar Allah menetapkan yang hak dan membatalkan) menghapus — (kebatilan) yakni kekufuran —  (walaupun orang-orang yang berdosa itu tidak menyukainya) orang-orang musyrik tidak menyenangi hal itu.

 

  1. (Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan Tuhanmu) ketika kamu meminta pertolongan dari-Nya untuk dapat mengalahkan orang-orang musyrik — (lalu diperkenankan-Nya bagimu: “SeSungguhnya Aku) sungguh Aku pasti —  (memberikan bantuan kepadamu) akan menolongmu —  (dengan mendatangkan Seribu malaikat yang datang berturut-turut) yakni mereka datang secara berturut-turut, sebagian dari mereka menyusul sebagian lainnya. Pada permulaannya Allah menjanjikan untuk mereka bantuan seribu malaikat, kemudian menjadi tiga ribu malaikat, hingga sampai lima ribu malaikat, seperti yang dijelaskan di dalam surat Ali Imran. Menurut suatu qiraat, lafaz alfun dibaca alaf seperti aflas, dalam bentuk jamak.

 

  1. (Dan Allah tidak menjadikannya) bala bantuan tersebut (melainkan sebagai berita gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana).

 

  1. (Ingatlah, ketika Allah menjadikan Kamu mengantuk sebagai suatu penenteram) untuk menenteramkan hatimu dari rasa takut yang menimpa dirimu — (dari-Nya) Allah Yang Mahatinggi —  (dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu) dari hadas dan jinabah itu —  (dan menghilangkan dari kamu gangguan: gangguan setan) godaan setan dari dirimu yang mengatakan bahwasanya jika kamu berada dalam jalan kebenaran, niscaya kamu tidak akan kehausan lagi ” berhadas, sedangkan kaum musyrik berada dekat air —  (dan untuk menguatkan) mengokohkan —  (hatimu) dalam keyakinan dan kesabaran —  (dan memperteguh dengannya telapak kakimu) agar telapak kakimu berdiri dengan tegar di padang pasir.

 

  1. (Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat) yang diperbantukan-Nya kepada kaum muslim — (“SeJ sungguhnya Aku) bahwasanya Aku —  (bersama kamu) memberikan petolongan dan bantuan —  (maka teguhkanlah pendirian orangorang yang telah beriman”) dengan memberikan pertolongan kepada mereka  dan mengabarkan berita gembira. —  (kelak Aku akan timpakan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir) ketakutan yang sangat —  (maka penggallah leher mereka) kepala mereka —   (dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka) ujung-ujung jari tangan dan kaki. Dikatakan bahwa dalam perang itu jika seseorang muslim hendak memukul kepala si kafir, tiba-tiba kepala itu sudah jatuh menggelinding sendiri sebelum pedangnya sampai kepadanya. Dan Rasulullah SAW. melempar mereka dengan segenggam batu kerikil, maka tidak ada seorang musyrik pun yang luput matanya dari lemparan batu kerikil itu, akhirnya mereka kalah.

 

13,   (Yang demikian itu) azab yang menimpa mereka itu —  (adalah karena sesungguhnya mereka menentang) melawan —   (Allah dan Rasul-Nyaj dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya) terhadapnya.

 

  1. (Itulah) hukuman yang ditimpakan atasmu — (maka raSakanlah hukuman itu) hai orang-orang kafir, sebagai hukuman di dunia —  (sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu) kelak di hari kemudian —  (azab neraka).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu) mereka menghimpun kekuatan dalam jumlah yang banyak, sehingga , mereka kelihatan seakan-akan merayap maju — (maka janganlah kamu membelakangi mereka) dalam keadaan lari karena kalah.

 

  1. (Barangsiapa yang membelakangi mereka di waktu itu) ketika berhadapan dengan mereka di medan peperangan — (dalam keadaan mundur, kecuali berbelok) mengelak — (untuk siasat perang) dengan cara berpura-pura lari, tetapi untuk tujuan menyerang   (atau menggabungkan diri) menyatu ad (dengan pasukan yang lain) dengan pasukan kaum muslim lainnya untuk meminta tolong kepada mereka —  (maka sesungguhnya orang itu kembali) pulang

 (dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam Dan amat buruklah tempat kembalinya) sejelek-jelek tempat kembali ialah neraka Jahannam. Keadaan ini khusus jika orang-orang kafir tidak makin bertambah lemah.

 

  1. (Maka yang sebenarnya bukan kamu yang membunuh mereka) di Badar dengan kekuatanmu — (akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka) dengan melalui pertolongan-Nya yang Dia limpahkan kepada kalian —  (dan bukan kamu yang melempar) mata kaum musyrik, hai Muhammad —  (ketika kamu melempar) dengan batu kerikil, sebab sekali lempar dengan segenggam batu kerikil yang dilakukan oleh manusia tidak akan dapat memenuhi mata bala tentara yang begitu banyaknya —  (tetapi Allah-lah yang melempar) dengan cara mengenakan lemparan itu kepada mereka: hal ini sengaja Dia lakukan guna mengalahkan orang-orang kafir —  (dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin dengan kemenangan) yakni anugerah  (yang baik) yang dimaksud adalah ganimah/harta rampasan perang.  (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) perkataan mereka  (lagi Maha Mengetahui) tentang keadaan mereka.

 

  1. (Itulah) kemenangan itu suatu hal yang nyata — (dan sesungguhnya Allah melemahkan) membuat tidak berdaya —   (tipu daya orang-orang yang kafir). 

 

  1. (Jika kalian mencari keputusan) hai orang-orang kafir, yakni kamu sekalian meminta keputusan, di mana salah seorang dari kamu, yaitu Abu Jahal, mengatakan: “Ya Allah, siapakah dari kami yang paling memutuskan silaturahmi, dan yang paling banyak melakukan hal-hal yang tidak dikenal pada kalangan kami, maka semoga Engkau membinasakannya” (maka telah datang kepadamu keputusan) ketentuan binasanya orang-orang yang melakukan hal itu, mereka adalah Abu Jahal dan orang-orang yang terbunuh bersamanya, bukannya Nabi SAW. dan kaum mukmin — (dan jika kalian berhenti) dari perbuatan kafir dan memerangi Nabi SAW. —  (maka itulah yang lebih baik bagi kalian, dan jika kalian kembali)  memerangi Nabi SAW.  (niscaya Kami kembali) untuk memberikan pertolongan kepada Nabi atas kalian — (dan tidak akan dapat mencukupi) menolak  (angkatan perang kalian dari kalian) yakni golongan kalian  (sesuatu bahaya pun, biarpun angkatan perang itu banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman) huruf inna dibaca kasrah sebagai jumlah isti’naf, dan dibaca anna dengan memperkirakan adanya huruf lam, bentuk lengkapnya ialah lama’al mu-minina.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu sekalian kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling) memalingkan diri — (dari-Nya) dengan cara menentang perintah-Nya —   (sedang kalian mendengar) Al-Qur’an dan nasihat-nasihat-Nya.

 

  1. (Dan janganlah kalian menjadi sebagai orang-orang yang berkata: “Kami mendengar”, padahal mereka tidak mendengarkan) secara sadar dan penuh dengan pengertian: mereka adalah orang-orang munafik dan kaum musyrik.

 

  1. (Sesungguhnya binatang —makhluk makhluk yang seburuk-buruknya di sisi Allah ialah orang-orang yang tuli) tidak mau mendengarkan perkara yang hak — (dan bisu) tidak mau mengucapkan perkara yang hak —  (yang tidak mengerti apa pun) tentang perkara yang hak.

 

  1. (Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka) bakat yang baik di dalam mendengarkan perkara yang hak (tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar) dengan pendengaran yang disertai pemahaman. —  (Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar) sebagai perumpamaan, karena Allah telah mengetahui bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka  (niscaya mereka pasti berpaling juga) dari perkara yang hak itu —  (sedangkan mereka memalingkan diri) dari menerima perkara hak yang mereka dengar itu karena keras hati dan ingkar.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul) dengan taat — (apabila Rasul menyeru kamu pada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian) berupa perkara agama, sebab perkara agama merupakan penyebab bagi kehidupan yang kekal —  (dan ketahuilah oleh kalian bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya) maka ia tidak dapat beriman atau kafir, melainkan berdasarkan kehendak Allah —  (dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan) Allah akan membalas semua amal perbuatan kalian.

 

  1. (Dan peliharalah diri kalian dari siksaan) jika siksaan mehimpa kalian — (ia tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian) bahkan siksaan itu merata kepada mereka dan selain mereka. Dan cara untuk memelihara diri supaya jangan tertimpa siksaan ialah membenci penyebabnya, yaitu perkara mungkar. (Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya) terhadap orang-orang yang melanggar perintah dan larangan-Nya.

 

  1. (Dan ingatlah —hai para Muhajirin ketika kalian masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi) yakni Mekah — (kalian takut orang-orang Mekah akan menculik kalian) mengambil kalian dengan cepat —  (maka Allah memberi kalian tempat menetap) yaitu kota Madinah —  (dan didukung-Nya kalian) Dia membuat kalian menjadi kuat —  (dengan pertolongan-Nya) ketika Perang Badar, yaitu melalui bantuan para malaikat  (dan diberi-Nya kalian rezeki dari yang baik-baik) berupa ganimah —   (agar kalian bersyukur) terhadap nikmat-nikmatNya.

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lubabah alias Marwan ibnu Abdul Munzir. Nabi SAW. telah mengutusnya kepada orang-orang Bani Quraizah dengan membawa pesan darinya, supaya mereka mau tunduk di bawah kekuasaan Nabi SAW. Maka Abu Lubabah bermusyawarah dengan mereka, tetapi ia mengisyaratkan dengan tangannya kepada mereka bahwa jika mereka tunduk, maka hukumannya adalah sembelih (maut). Abu Lubabah sengaja berbuat demikian demi melindungi anak-anak dan harta bendanya yang berada di antara mereka.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya dan) jangan pula (kalian mengkhianati amanat-amanat kalian) yakni apa-apa yang dipercayakan kepada kalian berupa agama dan hal-hal yang lain  (sedangkan kalian mengetahui).

 

  1. (Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai cobaan) buat kalian yang menghambat kalian dari perkara-perkara akhirat — (dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar) maka janganlah sekali-kali kalian melewatkan pahala yang besar itu hanya karena memelihara harta benda dan anak-anak kalian, sehingga kalian mau berbuat khianat demi untuk mereka. Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan tobatnya Abu Lubabah.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah) melalui berserah diri kepada-Nya dan cara-cara yang lain — (niscaya Dia akan memberikan kepada kalian petunjuk) buat kalian sehingga kalian dapat membedakan hal-hal yang dapat membawa keselamatan dan hal-hal yang membahayakan  diri kalian, sehingga kalian selamat dari hal-hal yang kalian takutkan —  (dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni kalian) dosa-dosa kalian. —  (Dan Allah mempunyai karunia yang besar).

 

  1. (Dan) ingatlah, hai Muhammad — (ketika Orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu muslihat terhadap dirimu) mereka mengadakan pertemuan di Darun Nadwah tempat mereka bermusyawarah guna mengadakan makar terhadap dirimu —  (untuk menangkapmu) untuk mengikatmu dan memenjarakanmu —  (atau membunuhmu)  di mana mereka secara beramai-ramai membunuhmu — . (atau mengusirmu) dari kota Mekah. — (Mereka merencanakan tipu muslihat)  terhadap dirimu —   (akan tetapi Allah menggagalkan tipu muslihat itu) Allah menggagalkan rencana mereka dengan cara memberikan pemberitahuan kepadamu melalui wahyu-Nya akan rencana mereka, dan Dia memerintahkan kamu untuk keluar terlebih dahulu. (Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu muslihat) Dia Maha Mengetahui tentang tipu muslihat.

 

  1. (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami) yakni Al-Qur’an — (mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengar ayat-ayat seperti inis kalau kami menghendaki,niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini) ucapan ini telah dikatakan oleh An-Nadr ibnul Haris, karena ia sering berkunjung ke negeri Hairah untuk tujuan berniaga. Di sana ia membeli buku-buku tentang sejarah orang-orang ‘Ajam, kemudian ia menceritakannya kepada penduduk koix . ta Mekah. —  (Tiada lain) tak lain —  (hal ini) yakni Al-Qur’an  (hanyalah )  cerita-cerita bohong —  (orang-orang dahulu”).

 

  1. (Dan ingatlah ketika mereka /orang-orang musyrik berkata: “Ya Allah, jika betul hal ini) yaitu Al-Qur’an yang dibacakan oleh Muhammad — (dialah yang benar) diturunkan —    (dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih”) siksaan yang menyakitkan sekali sebagai pembalasan atas ingkar kami terhadapnya. Perkataan ini diucapkan oleh An-Nadr dan lain-lainnya sebagai penghinaan dengan maksud untuk memberikan gambaran kepada orang lain seakan-akan ia benar-benar mengetahui kebatilan Al-Qur’an. Allah SWT. telah berfirman: 

 

  1. (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka) karena apa yang telah mereka minta — (sedangkan kamu berada di antara mereka) karena jika azab itu turun akan menimpa semua orang tanpa kecuali. Dan tiada suatu umat pun yang diazab, melainkan setelah Nabi dan kaum mukminnya keluar darinya. —  (Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun) karena ternyata di dalam tawaf yang mereka lakukan, mereka selalu mengatakan: “Ampunan-Mu, ampunan-Mu”. Dan menurut suatu pendapat, orang-orang yang meminta ampunan itu adalah orangorang lemah dari kalangan kaum mukmin yang tinggal bersama orang-orang kafir, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya:

Sekiranya mereka tidak bercampur baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih. (Q.S. 48 AlFat-h, 25)

 

  1. (Mengapa Allah tidak mengazab mereka) dengan sedang sesudah engkau dan kaum mukmin yang lemah keluar dari Mekah. Berdasarkan pendapat yang pertama, ayat ini menasakh ayat sebelumnya, dan ternyata Allah SWT. mengazab mereka dalam Perang Badar dan perang-perang yang lain — (padahal mereka menghalangi) mencegah Nabi SAW. dan kaum muslim —  (untuk mendatangi Masjidil Haram) yakni untuk melakukan tawaf di dalamnya —  (dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya?) seperti menurut dugaan mereka. —  (Tiada lain) tidak lain —  (orang-orang yang berhak menguasainya hanyalah orang: orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) bahwasanya tidak ada hak bagi orang-orang kafir untuk menguasai Masjidil Haram.

 

  1. (Salat mereka di sekitar Baitullah itu, tiada lain hanyalah siulan) bersiul-siul — , (dan tepuk tangan) artinya mereka menjadikan hal-hal tersebut sebagai upacara sembahyang mereka yang dianjurkan oleh sesama mereka. —   (Maka rasakanlah azab) dalam Perang Badar —   (disebabkan kekafiran kalian).  

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka) di dalam memerangi Nabi SAW. — (untuk menghalangi orang dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian hal itu) pada akhirnya —   (menjadi sesalan bagi diri mereka sendiri) mereka akan merasa menyesal karena harta mereka terbuang secara percuma dan tujuan mereka tidak berhasil —  (kemudian mereka dikalahkan) di dunia. —  (Dan orang-orang yang kafir itu) dari kalangan orang-orang Quraisy  (ke neraka Jahannam) kelak di akhirat —  (akan dikumpulkan) mereka digiring ke dalamnya.

 

  1. (Supaya Allah membedakan) lafaz ini berkaitan dengan lafaz takunu pada ayat yang sebelumnya. Boleh dibaca tidak memakai tasydid atau memakainya, artinya memisahkan — (antara golongan yang buruk) orang kafir —   (dari yang baik) orang mukmin —   (dan menjadikan golongan yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, kesemuanya ditumpukkan-Nya) artinya Allah mengumpulkan mereka secara bertumpuk-tumpuk, sebagian di antara mereka berada di atas sebagian yang lain —   (dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi).

 

  1. (Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu:) seperti Abu Sufyan dan teman-temannya —   (“Jika mereka berhenti) dari kekafirannya dan dari memerangi Nabi SAW. —   (niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang telah lalu) dari amal perbuatan mereka —  (dan jika mereka kembali lagi) untuk memerangi Nabi SAW. —   (sesungguhnya akan berlaku terhadap mereka sunnah Allah terhadap orang-orang dahulu”) Allah akan memberlakukan sunnah-Nya terhadap diri mereka dengan cara membinasakannya, seperti yang telah Kami lakukan terhadap umat-umat terdahulu.

 

  1. (Dan perangilah mereka supaya tidak ada) supaya jangan ada — (fitnah) kemusyrikan —   (dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah) hanya bagi Allah semata dan tidak (disembah selain dari-Nya. —   (Jika mereka berhenti) dari kekafiran —   (maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan) Dia akan membalas mereka karenanya. ,

 

  1. (Dan jika mereka berpaling) dari keimanan — (maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindung kalian) yang akan menolong dan mengatur urusan-urusan kalian —   (sebaik-baik pelindung) adalah Dia — , (dan Dia adalah sebaik-baik Penolong) yang akan menolong kalian.

 

JUZ 10

 

  1. (Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang telah kalian peroleh) kalian ambil dari orang-orang kafir secara paksa — (dalam bentuk apa pun, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah) Dialah yang akan mengaturnya sesuai dengan kehendak-Nya — (Rasul, kerabat Rasul) kaum kerabat Nabi SAW. yang terdiri atas kalangan Bani Hasyim dan Bani Mutalib —   (anak-anak yatim) anak-anak kaum muslim yang ayah-ayah mereka telah meninggal dunia, sedangkan mereka dalam keadaan miskin — (orang-orang miskin) kaum muslim yang hidupnya masih kekurangan —  (dan Ibnus Sabil) orang muslim yang kehabisan bekal dalam perjalanannya. Atau dengan kata lain, Nabi SAW. dan keempat golongan orang-orang tadi berhak mendapatkan seperlima dari seperlimanya. Sedangkan sisa seluruh ganimah yang tinggal empat perlimanya, seluruhnya untuk pasukan yang telah memperolehnya — (jika kalian beriman kepada Allah) maka ketahuilah oleh kalian hal tersebut — (dan kepada apa) di’atafkan pada lafaz billah —  (yang Kami turunkan kepada hamba Kami) Muhammad SAW., yaitu  dan ayat-ayat —  (di hari Furgan) artinya pada Perang Badar, karena di dalam perang tersebut dipisahkan antara perkara yang hak dan yang batil —   (yaitu di hari bertemunya dua pasukan) pasukan kaum muslim dan pasukan kaum kafir.  (Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu) antara lain Dia telah memenangkan kalian, sekalipun jumlah kalian sedikit dan jumlah musuh-musuh kalian banyak.

 

  1. (Yaitu di hari ketika) lafaz ini merupakan badal dari lafaz yaum (kalian) berada — (di pinggir lembah) yang dekat dari kota Madinah: huruf ‘ain boleh dibaca dammah dan boleh dibaca kasrah, artinya di pinggir lembah — (dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh) dari kota Madinah —  (sedangkan kafilah) iring-iringan perdagangan orang-orang kafir berada di tempat — (yang lebih rendah daripada kalian) yaitu dekat dengan pantai. (Sekiranya kalian mengadakan persetujuan) antara kalian dan pasukan kaum musyrik untuk menentukan hari pertempuran — (pastilah kalian tidak akan sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi) Allah mempertemukan antara kalian dan mereka tanpa persetujuan terlebih dahulu —   (agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan) yang urusan tersebut telah berada dalam pengetahuan-Nya, yaitu memenangkan Islam dan menghapus kekafiran, maka Allah melaksanakan hal tersebut —   (yaitu agar orang yang binasa itu) yakni orang kafir —   (binasanya berdasarkan keterangan yang nyata) artinya sesudah adanya hujjah yang jelas tegak di hadapannya: yaitu melalui dimenangkannya pasukan kaum mukmin, sekalipun jumlah mereka sedikit atas pasukan musuh yang jumlahnya sangat banyak itu —  (dan agar orang yang hidup itu) orang yang mukmin   (hidupnya dengan keterangan yang nyata pula. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).

 

  1. (Yaitu ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu) ketika kamu sedang tidur — (berjumlah sedikit) lalu kamu memberitahukan hal tersebut kepada sahabat-sahabatmu sehingga mereka merasa gembira dan optimis. —   (Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepadamu berjumlah banyak, tentu kalian akan merasa gentar) kalian akan berselisih pendapat mengenainya —   (dan tentu saja kalian akan berbantah-bantahan dalam urusan itu) yakni mengenai masalah peperangan —   (akan tetapi Allah menyelamatkan kalian) dari rasa gentar dan bantah-bantahan. —   (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati) apa-apa yang tersimpan di dalam hati.

 

  1. (Yaitu ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian) wahai orang-orang mukmin — (ketika kalian berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan mata kalian) sekitar tujuh puluh atau seratus orang, padahal kenyataannya jumlah mereka ada seribu orang, dimaksud supaya kalian mau maju menghadapi mereka —  (dan kalian ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mereka) supaya mereka mau maju menghadapi kalian dan mereka tidak mundur untuk memerangi kalian, hal ini berlangsung sebelum perang berkecamuk. Maka tatkala perang telah berkecamuk, lalu Allah memperlihatkan kepada mereka jumlah kalian yang lebih besar dua kali lipat daripada jumlah mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam surat Ali Imran —  (karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian berperang dengan golongan) orang-orang kafir — (maka berteguh hatilah) di kala memerangi mereka dan jangan sekali-kali kalian mundur —   (dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya) berdoalah kalian kepada-Nya untuk kemenangan —   (agar kalian beruntung) memperoleh kemenangan.

 

  1. (Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah-bantahan) saling bersengketa di antara sesama kalian —  (yang menyebabkan kalian menjadi gentar) membuat kalian menjadi pengecut —  (dan hilang kekuatan kalian) kekuatan dan kedaulatan kalian lenyap —  (dan bersabar. lah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar) Dia akan membe. rikan bantuan dan pertolongan-Nya.

 

  1. , (Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya) untuk tujuan melindungi kafi. lah perdagangan milik mereka, dan mereka tidak mau kembali ke kampung halamannya sesudah kafilah perdagangan mereka selamat dari sergapan pasukan kaum mukmin — (dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia) yang mereka telah mengatakan: “Kami tidak akan kembali sebelum meminum khamr, menyembelih unta, dan para penyanyi wanita menghibur kami dengan musik dan nyanyiannya di Badar nanti”. Kemudian hal tersebut tersiar beritanya di kalangan orang-orang banyak  (serta menghalangi) orang-orang —  (dari jalan Allah. Dan ilmu Allah terhadap apa yang mereka kerjakan) boleh dibaca ya’maluna, boleh pula ta’maluna —  (Maha Meliputi) melalui ilmu-Nya, Dia akan membalas semua amal perbuatan mereka.

 

  1. (Dan) ingatlah — (ketika setan menjadikan mereka memandang baik) yakni iblis —  (pekerjaan mereka) iblis memberikan semangat kepada mereka untuk menghadapi kaum muslim. Hal itu dilakukannya ketika mereka merasa takut untuk keluar berperang melawan musuh-musuh mereka Bani Bakar —  (dan mengatakan:) kepada mereka —   (“Tidak ada seorang manu sia pun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya aku ini adalah pelindung kalian”) iblis mendatangi mereka dalam bentuk seseorang dari kalangan kabilah Kinanah, yaitu berupa Suragah ibnu Malik, pemimpin orang-orang Kinanah. —   (Maka tatkala saling melihat) saling berhadap-hadapan —   (kedua pasukan itu) pasukan kaum muslim dan pasukan kaum kafir, dan iblis melihat malaikat berada pada pihak pasukan kaum muslim, sedangkan pada saat itu tangannya diapit oleh tangan Al-Haris Ibnu Hisyam —   (setan itu berbalik) kembali —   (ke belakang) lari —   (seraya berkata:) tatkala mereka, yaitu pasukan kaum kafir, berkata kepadanya: “Apakah engkau mau membuat kami terhina   (kalah) dalam keadaan begini?” —   (“Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian) dari melindungi kalian —   (sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat) yaitu para malaikat —  (sesungguhnya saya takut kepada Allah”) Dia ak binasak  (Dan Allah sangat keras sik an membinasakan saya. —  Allah sangat keras siksa-Nya).

 

  1. (Ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata) lemah keyakinan — (“Mereka itu ditipu) yakni kaum muslim —  (oleh agamanya) sebab mereka mau keluar untuk berperang, sekalipun jumlah mereka sedikit, sedangkan jumlah musuh yang dihadapinya sangat banyak. Mereka menduga bahwa mereka pasti menang karena jumlah mereka. Maka Allah menjawab mereka melalui firman selanjutnya: —  (Barangsiapa yang tawakal kepada Allah) percaya bahwa bersama Allah ia pasti menang —  (maka sesungguhnya Allah Mahaperkasa) menguasai semua perkara-Nya —  (lagi Mahabijaksana) di dalam ciptaan-Nya.

 

  1. , (Kalau kamu melihat) hai Muhammad — Gal (ketika dicabut jiwa) boleh dibaca yatawaffa, boleh pula dibaca tatawaffa — (orang-orang yang kafir oleh para malaikat seraya memukul) lafaz yadribuna kedudukan i’rabnya menjadi hal/kata keterangan (muka dan belakang mereka) dengan gada-gada besi. —   (Dan) para malaikat berkata kepada mereka —  (rasakanlah oleh kalian siksa yang membakar ini) artinya siksa neraka. Jawabnya lau ialah Jara-aita amran ‘aziman, “Maka niscaya kamu akan menyaksikan peristiwa yang sangat mengerikan”.

 

  1. (Demikian itu) artinya siksaan atas kalian itu — (disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri) Allah SWT. sengaja memakai kata tangan, bukannya anggota-anggota manusia yang lainnya, karena kebanyakan pekerjaan manusia itu dilakukan oleh tangan mereka. —  (Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya) artinya tukang menganiaya —  (hamba-Nya) dengan mengazabnya tanpa dosa.

 

  1. Kebiasaan orang-orang kafir itu — (sama dengan kebiasaan) tradisi — (Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka) mengazab mereka — (disebabkan dosa-dosanya) lafaz kafaru dan lafaz-lafaz sesudahnya merupakan jumlah yang menafsirkan makna lafaz-lafaz yang sebelumnya. —   (Sesungguhnya Allah Mahakuat) atas semua apa yang dikehendaki-Nya  (lagi amat keras siksaan-Nya).

 

  1. (Yang demikian itu) disiksa Nya orang-orang kafir — (disebabkan) karena —  (Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum) dengan cara menggantinya dengan siksaan — (sehingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka) sehingga mereka sendiri mengubah nikmat yang mereka terima dengan-kekufuran, seperti apa yang telah dilakukan oleh orang-orang kafir Mekah: berbagai macam makanan dilimpahkan kepada mereka sehingga mereka terhindar dari kelaparan, diamankan-Nya mereka dari rasa takut, dan diutus-Nya Nabi SAW. kepada mereka. Kesemuanya itu mereka balas dengan kekufuran, menghambat jalan Allah, dan memerangi kaum mukmin. —   (Dan seSungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).

 

  1. (Keadaan mereka serupa Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-doSanya dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya) yakni kaUmnya yang menjadi pengikut-pengikutnya — (dan kesemuanya) yaitu   Umat-umat yang mendustakan Tuhan —  (adalah orang-orang yang zalim). Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Quraizah.

 

  1. (Sesungguhnya binatang —makhlukyang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman).

 

  1. (Yaitu orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka) hendaknya mereka jangan membantu orang-orang musyrik — (sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya) di mana mereka melakukan perjanjian —(dan mereka tidak takut) kepada Allah sewaktu mereka berbuat khianat.

 

  1. (Jika) lafaz imma merupakan gabungan dari in syartiyah dan ma zaidah, kemudian keduanya diidgamkan, sehingga jadilah imma (kamu menemui mereka) menjumpai mereka — (dalam peperangan, maka cerai beraikanlah) hancurkanlah —  , (orang-orang yang di belakang mereka dengan menumpas mereka) yang berada dalam barisan depan dengan membasmi dan menghukum mereka —   (supaya) orang-orang yang berada di belakang mereka —   (mengambil pelajaran) menjadikannya sebagai pelajaran buat mereka.

 

  1. (Dan jika kamu merasa khawatir dari suatu kaum) yang telah mengadakan perjanjian denganmu — (akan perbuatan khianat) terhadap janjinya melalui tanda-tanda yang terlihat jelas olehmu  (maka kembalikanlah perjanjian itu) lemparkanlah perjanjian mereka itu —   (kepada mereka dengan cara yang jujur) lafaz sawaun menjadi kata keterangan, artinya: Secara adil antara kamu dan mereka, supaya kedua belah pihak mengetahui bersama siapakah yang merusak perjanjian terlebih dahulu. Yaitu dengan cara kamu memberitahukan kepada mereka tentang pelanggaran tersebut, supaya mereka tidak menuduhmu berbuat khianat bila kamu mengadakan tindakan. —   (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat).

 

  1. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang merasa dirinya dapat lolos dari kekuasaan Allah. (Dan janganlah mengira) engkau hai Muhammad — (orang-orang yang kafir itu, bahwa mereka dapat lolos) dari kekuasaan Allah. —   (Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah) artinya mereka justru tidak dapat meloloskan diri dari Allah. Menurut suatu qiraat dibaca tahsabanna, maful pertamanya tidak disebutkan, yakni lafaz anfusahum artinya: “Janganlah engkau mengira diri mereka, hai Muhammad”. Menurut qiraat yang lain, innahum dibaca annahum, dengan mentakdirkan lam lengkapnya liannahum.

 

  1. (Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka) untuk memerangi mereka — (kekuatan apa saja yang kalian sanggupi) Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kekuatan adalah ar-ramyu atau pasukan pemanah. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim —  (dan dari kuda-kuda yang ditambat) lafaz ribat berbentuk masdar, artinya kuda-kuda yang sengaja disediakan untuk berperang di jalan Allah —   (untuk membuat takut) kalian membuat gentar —   (dengan adanya persiapan itu musuh Allah dan musuh kalian) artinya orang-orang kafir Mekah —   (dan orang-orang yang selain mereka) terdiri atas orang-orang munafik atau orang-orang Yahudi —  (yang kalian tidak mengetahuinya, sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan pada jalan Allah, niscaya akan dibalaskan kepada kalian dengan balasan yang cukup) yakni pahalanya   (dan kalian tidak akan dianiaya) tidak akan dikurangi sedikit pun dari pahala kalian.

 

  1. (Dan jika mereka condong) cenderung — (kepada perdamaian) boleh dibaca lissilmi dan boleh pula dibaca lissalmi, artinya perdamaian —  (maka condonglah kepadanya) adakanlah perjanjian dengan mereka untuk itu. Tetapi menurut Ibnu Abbas r.a. ayat ini dimansukh hukumnya oleh ayat perintah untuk berperang. Mujahid mengatakan bahwa hukum yang terkandung di dalam ayat ini khusus hanya menyangkut ahli kitab, sebab ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizah (dan bertawakallah kepada Allah) percayalah kepada-Nya. —   (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar) perkataan —  (lagi Maha Mengetahui) perbuatan.

 

  1. (Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu) dengan cara berdamai, kemudian mereka bersiap-siap untuk menyerangmu (maka sesungguhnya cukuplah bagimu) cukup bagimu —   (Allah menjadi pelindung. Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin).

 

  1. (Dan yang mempersatukan) menghimpun — (hati mereka) sesudah mengalami ujian-ujian. —  (Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka) dengan kekuasaan-Nya. — (Sesungguhnya Dia Mahaperkasa) Mahamenang atas semua perkara-Nya —  (lagi Mahabijaksana) tiada sesuatu pun yang terlepas dari kebijaksanaan-Nya.

 

  1. (Hai Nabi, cukuplah Allah dan) cukup untuk menjadi penolongmu — (orang-orang mukmin yang mengikutimu).

 

  1. (Hai Nabi, kobarkanlah semangat) berilah semangat (para mukmin itu untuk berperang) melawan orangorang kafir. — (Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh) di antara orang-orang kafir. —  (Dan Jika ada) boleh dibaca yakun, boleh pula takun —  (seratus orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu dari orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu) mereka yang kafir itu —  (kaum yang tidak mengerti). Ayat ini merupakan ungkapan kalimat berita, tetapi maknanya sama seperti kalimat perintah, yakni: Hendaknya dua puluh orang di antara kalian mampu memerangi dua ratus orang kafir, dan seratus orang mukmin mampu memerangi seribu orang kafir, dan hendaknya mereka (kaum mukmin) bersabar di dalam menghadapi orang-orang kafir. Kemudian ayat ini dimansukh manakala bilangan pasukan kaum mukmin telah banyak jumlahnya, yaitu oleh firmanNya berikut ini:

 

  1. (Sekarang Allah telah meringankan kepada kalian dan Dia telah mengetahui bahwa pada diri kalian ada kelemahan) lafaz da’ffan boleh dibaca du’fan. Artinya kalian tidak mampu lagi untuk memerangi orang-orang yang jumlahnya sepuluh kali lipat jumlah kalian. — (Maka jika ada) boleh dibaca yakun, boleh pula dibaca takun   (di antara kalian seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang) dari orang-orang kafir  (dan jika di antara kalian ada seribu orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah) dengan kehendak-Nya. Makna kalimat ini sekalipun bentuknya kalimat berita, tetapi maknanya adalah perintah, yakni: Hendaknya kalian memerangi orang-orang kafir yang jumlahnya dua kali lipat kalian, dan hendaknya kalian bersabar di dalam menghadapi mereka itu. —   (Dan Allah beserta orang-orang yang sabar) pertolongan-Nya selalu menyertai mereka.

 

  1. Ayat ini diturunkan ketika kaum muslim memilih untuk mengambil tebusan terhadap para tawanan Perang Badar. — (Tidak patut bagi seorang nabi) boleh dibaca yakuna, boleh pula takuna —  (mempunyai tawanan sebelum ia dupat melumpuhkan mu/ suhnya di muka bumi) lafaz yuskhina fil ardi menunjukkan makna sangat di dalam memerangi orang-orang kafir. —  (Kalian menghendaki) hai orang-orang mukmin —   (harta benda duniawi) yakni kebendaannya dengan mengambil tebusan —   (sedangkan Allah menghendaki) untuk kalian —   (pahala akhirat) sebagai pahala karena memerangi orang-orang kafir —   (Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana) ayat ini telah dimansukh oleh firman-Nya: Dan sesudah itu kalian boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan. (Surat Muhammad ayat 4)

 

  1. (Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Allah) dengan dihalalkannya ganimah dan tawanan bagi kalian (niscaya kalian ditimpa karena tebusan yang kalian ambil)  (siksaan yang besar).

 

  1. (Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kalian ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu:) menurut suatu qiraat lafaz al-asra dibaca al-asariy — (“Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hati kalian) yakni keimanan dan keikhlasan —  (niscaya Dia akan memberikan kepada kalian yang lebih baik daripada apa yang telah diambil dari kalian) yakni tebusan yang telah kalian berikan: artinya Dia pasti akan melipatgandakannya buat kalian di dunia ini dan kelak di akhirat Dia akan memberi kalian pahala —  (dan Dia akan mengampuni kalian”) dosa-dosa kalian —  (Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Akan tetapi jika mereka menghendaki) yakni para tawanan tersebut — (berbuat khianat kepadamu) melalui perkataan mereka yang berbasa-basi di hadapanmu —  (maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini) sebelum Perang Badar, mereka telah melakukan kekufuran —  (lalu Allah menjadikan Nabi-Nya berkuasa terhadap mereka) dalam Perang Badar, sehingga banyak di antara orang-orang kafir yang terbunuh dan tertawan. Maka hendaknya mereka menunggu-nunggu saat seperti itu, bilamana mereka kembali lagi melakukan pengkhianatan —   (dan Allah Maha Mengetahui) makhluk-Nya —   (lagi Mahabijaksana) di dalam penciptaan-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah) yang dimaksud adalah kaum Muhajirin — (dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman) kepada Nabi SAW, —  (dan pertolongan) yang dimaksud adalah kaum Ansar  (mereka itu satu sama lain lindung:) dalam hal saling menolong dan saling mewaris. —  (Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban atas kalian untuk melindungi mereka) dapat dibaca walayatihim dan wilayatihim —   (sedikit pun) karenanya tidak ada saling mewaris antara kalian dan mereka, dan mereka tidak berhak mendapatkan bagian dari ganimah yang kalian peroleh —   (sebelum mereka berhijrah), tetapi ayat ini telah dimansukh oleh ayat yang terdapat dalam akhir surat Al-Anfal ini. —   (Akan tetapi, jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan pembelaan agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan) kepada mereka dari gangguan orang-orang kafir —  (kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian dengan mereka) yakni ada perjanjian pertahanan bersama, maka kala itu janganlah kalian menolong mereka, karena akan merusak perjanjian yang telah  kalian buat bersama dengan kaum itu. —   (Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan).

 

  1. (Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain). Dalam hal saling menolong dan saling mewaris, maka tidak ada saling mewarisi antara kalian dan mereka. — (Jika kalian tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu) yakni melindungi kaum muslim dan menekan orang-orang kafir —  (nisCaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar) karena ekufuran bertambah kuat, sedangkan Islam makin melemah keadaannya.

 

  1. (Dan orang-orang yang beriman berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan kepada kaum Muhgjirin, mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki nikmat yang mulia) di surga nanti. .

 

  1. (Dan orang-orang yang beriman sesudah itu) sesudah orang-orang yang lebih dahulu beriman dan berhijrah — (kemudian berhijrah dan berjihad bersama kalian, maka orang-orang itu termasuk golongan kalian) hai orang-orang Muhajir dan orang-orang Ansar. —   (Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu) yakni orang-orang yang mempunyai pertalian persaudaraan

 (sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya) dalam hal waris-mewaris daripada orang-orang yang mewaris karena persaudaraan iman dan hijrah yang telah disebutkan pada ayat terdahulu tadi —  (di dalam Kitabullah) di Lauh Mahfuz. —   (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) yang antara lain ialah hikmah yang terkandung di dalam hal ikhwal waris-mewaris.

 

 

Madaniyyah, 129 ayat Kecuali ayat 128 – 129, Makkiyyah Turun sesudah surat Al-Maidah

 

Pada awal surat ini tidak disebutkan kalimat Basmalah (Bismillahir Rahmanir Rahim) karena Rasulullah SAW. tidak memerintahkan hal tersebut, sebagaimana yang telah dipahami dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Hakim. Imam Hakim telah mengetengahkan pula hadis yang bermakna sama melalui Ali r.a. Disebutkan dalam hadisnya itu bahwa Basmalah adalah keamanan, sedangkan surat At-Taubah diturunkan untuk menghilangkan keamanan, yaitu perintah menggunakan pedang (memerangi kaum musyrik). Telah disebutkan dari Huzaifah, bahwa sesungguhnya kalian menamakannya surat At-Taubah, padahal surat Al-“Azab. Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Al-Barra, bahwasanya surat At-Taubah adalah surat yang paling akhir diturunkan.

 

  1. Inilah pernyataan — (pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya) yang ditunjuk — (kepada orang-orang musyrik yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka) yakni perjanjian yang bersifat mutlak, atau perjanjian yang berlaku kurang dari empat bulan, atau lebih dari empat bulan, kemudian perjanjian itu dirusak sebagaimana yang akan disebutkan pada ayat berikutnya.

 

  1. (Maka berjalanlah kalian) artinya berjalanlah kalian dengan aman, hai kaum musyrik — (di muka bumi selama empat bulan) dimulai pada bulan Syawal berdasarkan petunjuk yang akan disebutkan nanti. Tiada keamanan lagi bagi kalian sesudah masa empat bulan itu —  (dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak akan dapat melemahkan Allah) artinya terluput dari azab-Nya  (dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir) Dialah yang membuat mereka hina di dunia melalui pembunuhan, dan di akhirat kelak dengan siksaan neraka.

 

  1. (Dan inilah suatu permakluman) pengumuman — (dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar) yaitu hari raya Kurban —  (bahwa) sesungguhnya —   (Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik) dan perjanjian-perjanjian mereka —   (dan Rasul-Nya) demikian pula. Sehubungan dengan ayat ini Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis, bahwa pada tahun itu juga —yaitu tahun sembilan HijriahNabi SAW. mengutus Ali untuk mempermaklumatkan ayat-ayat ini pada hari raya Kurban di Mina. (Yang isinya ialah) bahwasanya sesudah tahun ini tidak boleh lagi orang musyrik melakukan haji dan tawaf di Baitullah, dan tidak boleh pula tawaf di Baitullah dengan telanjang. —   (Kemudian jika kalian —kaum musyrikbertobat) dari kekufuran —   (maka bertobat itu lebih baik bagi kalian, dan jika kalian berpaling) dari iman (maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah) beri tahukanlah —   (kepada orang-orang kafir akan siksaan yang pedih) azab yang pedih, dengan cara dibunuh dan ditawan di dunia dan mendapat siksaan neraka kelak di akhirat.

 

  1. (Kecuali orang-orang musyrik yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka dan mereka tidak merusak sedikit pun) syarat-syarat yang tertera dalam perjanjian itu (dan tidak pula mereka membantu) bersekongkol dengan  (seseorang untuk memusuhi kalian) dari kalangan orang-orang kafir —   (maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai) habis —   (batas waktunya) yang telah kalian tentukan dalam perjanjian itu. —   (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa) yakni mereka yang memenuhi janjinya.

 

  1. (Apabila sudah habis) telah habis — (bulan-bulan Haram itu) hal ini merupakan batas maksimal masa penangguhan   (maka bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana saJa kalian jumpai mereka) baik di tanah suci maupun di luar tanah suci —   (dan tangkaplah mereka) dengan menahannya. —   (Kepunglah mereka) dalam benteng-benteng dan tempat-tempat perlindungan mereka, sehingga mereka terpaksa harus bertempur dengan kalian atau menyerah masuk Islam —   (dan intailah mereka di tempat pengintaian) yakni jalan-jalan yang biasa mereka lalui. Dinasabkannya lafaz tulla karena huruf jarnya dicabut. —   (Jika mereka bertobat) dari kekufuran —   (dan mendirikan salat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka) jangan sekalikali kalian menghambat dan mempersulit mereka. —   (SeSungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) terhadap orang yang bertobat.

 

  1. (Dan jika seorang di antara orang-orang musyrik itu) lafaz ahadun dirafa’kan oleh fi’il (kata kerja) yang menafsirkan maknanya — (neminta perlindungan kepadamu) maksudnya meminta kepadamu supaya jangan dibunuh —  (maka lindungilah dia) berilah ia jaminan keamanan —   (supaya ia sempat mendengar firman Allah) yaitu Al-Qur’an —  (kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya) yaitu tempat tinggal kaumnya bilamana ternyata ia masih belum mau beriman, supaya ia mempertimbangkan sikapnya itu.  (Demikian itu) hal yang disebut itu —   (disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui) agama Allah, maka merupakan suatu keharusan bagi mereka mendengarkan Al-QQur’an terlebih dahulu supaya mereka mengetahui dan mengerti akan agama Allah.

 

  1. (Bagaimana) tidak mungkin — (bisa ada perjanjian aman dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik) sedangkan mereka masih tetap dalam kekafirannya terhadap Allah dan Rasul-Nya lagi berbuat khianat — (kecuali orang-orang yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka di dekat Masjidil Haram) ketika Perang Hudaibiyah: mereka adalah orang-orang Quraisy yang dikecualikan sebelumnya —  (maka selama mereka berlaku lurus terhadap kalian) selagi mereka menepati perjanjiannya dan tidak merusaknya —   (hendaklah kalian berlaku lurus pula terhadap mereka) dengan menunaikan perjanjian itu. Huruf ma pada lafaz famastaqamu adalah ma syartiyah. —   (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa) Nabi SAW. telah menepati perjanjiannya dengan mereka sehingga mereka sendirilah yang merusak perjanjian itu karena mereka membantu Bani Bakar untuk memerangi Bani Khuza’ah.

 

  1. (Bagaimana bisa) ada perjanjian bagi orang-orang musyrikin (padahal jika mereka memperoleh kemenangan atas kalian) mereka mendapat kemenangan atas kalian —   (mereka tidak memelihara) tidak lagi mengindahkan —   (hubungan kekerabatan) hubungan kefamilian —   (dan tidak pula mengindahkan perjanjian) bahkan mereka akan berupaya sekuat tenaga untuk menyakiti dan mengganggu kalian. Jumlah syarat merupakan hal atau kata keterangan.   (Mereka menyenangkan hati kalian dengan mulutnya) yakni melalui kata-kata manis mereka —   (sedangkan hatinya menolak) untuk menunaikan perjanjian itu. —  (Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik) selalu merusak perjanjian.

 

  1. (Mereka menukarkan ayat-ayat Allah) yakni Al-Qur’an (dengan harga yang sedikit) berupa harta duniawi. Atau dengan kata lain, mereka tidak mau mengikuti Al-Qur’an demi memperturutkan hawa nafsunya dan ketamakannya   (lalu mereka menghalangi manusia dari jalan Allah) dari agama-Nya.  (Sesungguhnya amat buruklah) amat jeleklah —   (apa yang mereka kerjakan) itu, seburuk-buruk pekerjaan adalah apa yang telah mereka lakukan.

 

  1. (Mereka tidak memelihara hubungan kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak pula mengIndahkan perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas).

 

  1. (Jika mereka bertobat, mendirikan salat, dan menunaikan zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudara kalian) saudara bagi kalian — (yang seagama. Dan Kami menjelaskan) Kami menerangkan —  (ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui) kaum yang berpikir.

 

  1. (Jika mereka merusak) melanggar — (sumpahnya)  janjinya —   (sesudah mereka berjanji dan mereka mencerca agama kalian) yakni mencelanya —   (maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir) ketua-ketuanya, di dalam ayat ini isim zahir mengganti kedudukan isim damir, yakni lafaz aimmatal kufri mengganti kedudukan aimmatahum —  (sesungguhnya ada janji) yaitu perjanjian —  (dari mereka) yang dapat dipegang. Menurut suatu qiraat,lafaz ayman dibaca iman dengan memakai harakat kasrah pada awal hurufnya —  (agar mereka berhenti) dari kekufurannya.

 

  1. (Mengapakah tidak) sebagai suatu seruan — (kalian perangi orang-orang yang telah merusak) mengingkari —  (janjinya) perjanjian mereka —   (padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul) dari Mekah ketika mereka memusyawarahkan hal ini di Darun Nadwah —  (dan merekalah yang mulai) memerangi kalian —  (pada awal mulanya) di mana mereka telah memerangi Bani Khuza’ah teman sepakta kalian untuk memtantu Bani Bakar, maka apakah gerangan yang mencegah kalian untuk tidak memerangi mereka —  (apakah kalian takut kepada mereka) merasa gentar menghadapi mereka —   (padahal Allah-lah yang berhak untuk kalian takuti) bilamana kalian tidak memerangi mereka — (jika kalian benar-benar orang yang beriman).

 

  1. (Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka) Allah pasti akan membunuh mereka — (dengan perantaraan tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka) Dia akan membuat mereka hina melalui cara penahanan dan penindasan —   (dan menolong kalian terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman) melalui apa yang telah dilakukan oleh Bani Khuza’ah terhadap mereka yang merusak perjanjian itu.

 

  1. (Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin) kegelisahannya. (Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya) dengan masuk Islam seperti apa yang dilakukan oleh Abu Sufyan. (Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana).

 

  1. (Apukah) mengandung makna ingkar — (kalian mengira bahwa kalian akan dibiarkan begitu saja dan tiada) tidaklah  (Allah mengetahui) dengan pengetahuan yang jelas  (akan orang-orang yang berjihad di antara kalian) dengan hati yang tulus  (dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang ber. iman) artinya sebagai teman sejawat dan kekasih. Orang-orang yang berhati tulus itu tidak tampak jelas, yang dimaksud dengan mereka ialah orang: orang yang memiliki sifat-sifat seperti apa yang telah disebutkan di atas, mereka berbeda dengan orang-orang lain. —   (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

 

  1. (Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah) boleh dibaca mufrad dan boleh pula dibaca jamak, yakni dengan cara memasukinya dan duduk di dalamnya — (sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia) batal (amal perbuatannya dan mereka kekal di dalam neraka).

 

18  (Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut) kepada seorang pun —  (selain kepada Allah, maka mereka orang-orang yang diharapkan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk).

 

  1. (Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kalian jadikan) orang-orang yang bertugas menunaikan hal-hal

 (sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah) dalam hal keutamaannya —   (dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim) kepada orang-orang yang kafir. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sanggahan Allah terhadap orang yang mengatakan hal tersebut, dia adalah Al-Abbas atau lainnya.

 

  1. (Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajat) yaitu kedudukannya — (di sisi Allah) daripada orang-orang selain mereka  (dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan) orang-orang yang memperoleh kebaikan.

 

  1. (Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari-Nya, keridaan, dan surga: mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal) abadi.

 

  1. (Mereka kekal) menjadi kata keterangan dari lafaz yang muqaddarah/tidak disebutkan —  (di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar).

 

  1. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang tidak turut berhijrah karena alasan keluarga dan usaha perdagangannya yang tidak dapat ditinggalkan. — (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian jadikan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian menjadi wali —penguasakalian, jika mereka lebih mengutamakan) lebih memilih — (kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kalian yang menjadikan mereka sebagai wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim).

 

 

  1. (Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, dan kaum keluarga kalian) yaitu kaum kerabat kalian, menurut suatu qiraat lafaz ‘asyiratukum dibaca ‘asyiratukum — (dan harta kekayaan yang, kalian usahakan) harta hasil usaha kalian —  (dan perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya) khawatir tidak laku  (dan — rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya) sehingga hal-hal tersebut mengakibatkan kalian enggan untuk melakukan hijrah dan berjihad di jalanNya —  (maka tunggulah) nantikanlah —  (sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya) ayat ini mengandung makna ancaman buat mereka. —   (Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik).

 

  1. (Sesungguhnya Allah telah menolong kalian di tempat-tempat) peperangan — (yang banyak) seperti dalam Perang Badar, perang melawan Bani Quraizah dan perang melawan Bani Nadir — (dan) ingatlah —  (peperangan Hunain) Hunain adalah nama sebuah lembah yang terletak di antara kota Mekah dan Taif. Artinya, ingatlah sewaktu kalian berperang melawan orang-orang Hawazin, yaitu dalam bulan Syawal, tahun delapan Hijriah —  (yaitu di waktu) lafaz iz menjadi kata ganti dari lafaz yaum —  (kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian) lalu pada saat itu kalian mengatakan bahwa kami tidak akan dapat dikalahkan oleh golongan yang sedikit. Pada saat itu jumlah pasukan kaum muslim ada dua belas ribu orang, sedangkan pasukan orang-orang kafir hanya berjumlah empat ribu orang —  (maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit oleh kalian) huruf ma adalah masdariyah, artinya: Sekalipun bumi itu luas, tetapi kalian tidak dapat menemukan tempat yang aman, sebagai akibat dari pengaruh rasa takut yang menimpa kalian pada saat itu  (kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai berai) karena terpukul, tetapi Nabi SAW. tetap bertahan pada posisinya seraya menaiki kendaraan bigal putihnya, dan tiada yang menemaninya selain Al-Abbas Serta Abu Sufyan yang memegang tali kendali kendaraan beliau.

 

  1. (Kemudian Allah menurunkan ketenangan) rasa aman — (kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin) sehingga mereka kembali lagi bergabung dengan Nabi SAW. sewaktu Al-Abbas memanggil/menyeru mereka atas instruksi dari Nabi, lalu mereka   meneruskan peperangan itu —  (dan Allah menurunkan bala tentara yang kalian tiada melihatnya) yakni para malaikat —  (dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir) sehingga banyak di antara mereka yang terbunuh dan tertawan —  (dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir).

 

  1. (Sesudah itu Allah menerima tobat dari orang-orang yang dikehendaki-Nya) dari kalangan orang-orang kafir karena masuk Islam — (Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis) maksudnya kotor, karena batin mereka najis —  (maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram) artinya mereka tidak boleh memasuki tanah suci  (sesudah tahun ini) yakni tahun kesembilan Hijrah. —  (Dan jika kalian khawatir menjadi beban) fakir karena orang-orang musyrik itu tidak mau lagi berdagang dengan kalian —  (maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepada kalian dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki) dan memang Allah telah membuat mereka kaya sesudah itu, melalui banyaknya futuh/kemenangan dan jizyah yang berhasil mereka peroleh. —  (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana). 

 

  1. (Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian) jika tidak demikian, niscaya dari dahulu mereka sudah beriman kepada Nabi SAW. (dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya) seperti khamr —   (dan tidak beragama dengan agama yang benar) yakni agama yang telah ditetapkan oleh Allah yang mengganti agama-agama lainnya, yaitu agama Islam —   (yaitu orang-orang) lafaz al-lazina pada ayat ini berkedudukan menjelaskan lafaz al-latina pada awal ayat —  (yang diberikan Al-Kitab kepada mereka) kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani —   (sampai mereka membayar jizyah) Kharraj yang dibebankan kepada mereka untuk membayarnya setiap tahun —  (dengan patuh) lafaz yadin berkedudukan menjadi hal/kata keterangan, artinya secara taat dan patuh, atau mereka menyerahkannya secara langsung tanpa memakai perantara atau wakil —  (sedangkan mereka dalam keadaan tunduk) yaitu patuh dan taat terhadap peraturan/hukum Islam.

 

  1. (Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah”, dan orang-orang Nasrani berkata: “Al-Masih itu) yakni Nabi Isa — (adalah putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka) tanpa ada sandaran dalil yang mendukung perkataannya itu, bahkan —  (mereka meniru-niru) perkataan mereka itu meniru —  (perkataan orang-orang kafir yang terdahulu) dari kalangan nenek moyang mereka, karena menuruti tradisi mereka. —   (Semoga mereka dilaknat) dikutuk —   (oleh Allah, bagaimana) mengapa —   (mereka sampai berpaling) maksudnya bagaimana mereka sampai berani berpaling dari kebenaran, padahal dalilnya sudah jelas dan gamblang.

 

  1. (Mereka menjadikan orang-orang alimnya) dimaksud adalah ulama-ulama Yahudi — (dan rahib-rahib mereka) para pen-‘ deta Nasrani —  (sebagai Tuhan selain Allah) karena para pengikut agama Yahudi dan Nasrani mengikuti mereka dalam hal menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah. dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh-Nya — . (dan juga mereka mempertuhankan Al-Masih putra Maryam, padahal mereka tidak diperintahkan) oleh kitab Taurat dan kitab Injil mereka —   (melainkan hanya menyembah) maksudnya mereka disuruh supaya menyembah —   (Tuhan Yang Maha Esa: tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Allah) lafaz subhanahu mengandung arti menyucikan Allah —   (dari apa yang mereka persekutukan).

 

  1. (Mereka berkehendak memadamkan cahaya agama Allah) yakni syariat dan bukti-bukti-Nya — (dengan mulut mereka) melalui perkataan-perkataan mereka dalam hal ini —  (dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan) memenangkan  (cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai) hal tersebut.

 

  1. (Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya) yakni Nabi Muhammad SAW. — (dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya) Dialah yang meninggikan agama-Nya — (atas segala agama) semua agama yang berbeda dengan agama-Nya —   (walaupun orang-orang

musyrik tidak menyukai) hal tersebut.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan) yakni mengambil — (harta benda orang lain dengan cara yang batil) seperti menerima Suap dalam memutuskan hukum — (dan mereka menghalang-halangi) manusia — (dari jalan Allah) dari agama-Nya. —  (Dan orang-orang) lafaz ini menjadi mubtada/permulaan kata ,  (yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya) maksudnya ialah menimbunnya — (pada jalan Allah) artinya mereka tidak menunaikan hak zakatnya dan tidak membelanjakannya ke jalan kebaikan — (maka beritahukanlah kepada mereka) beritakanlah kepada mereka —  (akan siksa yang pedih) Yang amat menyakitkan.

 

  1. (Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahannam, lalu distrika) dibakar — (dengannya dahi, lambung, dan punggung mereka) bakaran emas perak itu merata mengenai seluruh kulit tubuh mereka ( —lalu dikatakankepada mereka: —  (“Inilah harta benda kalian yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kalian simpan itu) sebagai pembalasannya.

 

  1. (Sesungguhnya bilangan bulan) jumlah bulan pertahunnya — (pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam Kitabullah), dalam Lauh Mahfuz —   (di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya) bulan-bulan tersebut —   (empat bulan suci) yang disucikan, yaitu bulan Zul Qadah, bulan Zul Hijjah, bulan Muharam, dan bulan Rajab. —   (Itulah) penyucian bulan-bulan yang empat tersebut —   (agama yang lurus) artinya agama yang mustagim —   (maka janganlah kalian menganiaya dalam bulan-bulan tersebut) dalam bulan-bulan yang empat itu —   (diri kalian sendiri) dengan melakukan kemaksiatan. Karena sesungguhnya perbuatan maksiat yang dilakukan dalam bulan-bulan tersebut dosanya lebih besar lagi. Menurut suatu penafsiran, damir fihinna kembali kepada isna ‘asyara: artinya dalam bulan-bulan yang dua belas itu  (dan perangilah kaum musyrik itu semuanya) seluruhnya dalam bulan-bulan yang dua belas itu —  (sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang takwa) pertolongan dan bantuan-Nya selalu menyertai mereka.
  2. (Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu) yaitu menangguhkan kesucian bulan haram tersebut kepada bulan yang lain, seperti tradisi yang biasa dilakukan pada zaman Jahiliah. Mereka biasa mengakhirkan kesucian bulan Muharam bilamana waktu bulan Muharam tiba, sedangkan mereka masih dalam peperangan, maka mereka memindahkan kesucian bulan Muharam kepada bulan Safar — (adalah menambah kekafiran) karena kekafiran mereka terhadap ketentuan hukum yang telah ditetapkan Allah dalam bulan Muharam itu —  (disesatkan) dapat  dibaca yadallu dan dapat pula dibaca yadillu —   (orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya) perbuatan mengundur-undurkan itu —  (pada suatu tahun dan mereka mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan) supaya penghalalan dan pengharaman bulan mereka dan pergantiannya cocok —   (dengan bilangan) hitungan — (yang Allah mengharamkannya) yakni bulan-bulan yang diharamkan oleh Allah. Dalam hal ini mereka tidak menambah-nambahkan atas empat bulan yang diharamkan itu, tidak pula menguranginya, hanya mereka tidak memperhatikan lagi ketentuan-ketentuan waktu yang telah ditetapkan Allah — (maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka yang buruk itu) sehingga mereka menduganya sebagai perbuatan yang baik —  (Dan Allah tidak memberi pe: tunjuk kepada orang-orang yang kafir).

 

  1. Ayat ini diturunkan sewaktu Nabi SAW. menyeru kaum muslim untuk berangkat ke Perang Tabuk, sedangkan pada saat itu udara sangat panas dan cuacanya sulit, sehingga hal itu membuat mereka berat untuk melakukannya — (hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kalian: “Berangkatlah untuk berperang pada jalan Allah”, lalu kalian merasa berat) lafaz iS-saqaltum pada asalnya tasagaltum, kemudian huruf ta diganti dengan huruf sa, lalu diidgamkan atau digabungkan dengan huruf sa yang asli, setelah itu ditarik hamzah wasal, sehingga jadilah is-sagaltum, artinya “kalian malas dan enggan untuk melakukan jihad — AN (dan ingin tinggal di tempat kalian saja?) artinya ingin tetap di tempat tinggal. Istifham/ kata tanya pada permulaan ayat mengandung makna taubikhvcelaan. (Apakah kalian puas dengan kehidupan di dunia) dengan kesenangan-kesenangannya —  (sebagai ganti kehidupan akhirat?) sebagai ganti kenikmatan ukhrawi —   (padahal kenikmatan hidup di dunia ini di) dibandingkan dengan kenikmatan —   (akhirat hanyalah sedikit) sangat kecil dan tidak ada artinya.

 

  1. (Jikalau) lafaz illa di sini pada asalnya ialah gabungan antara in syartiyah dan Ia nafi — (kalian tidak berangkat) keluar bersama Nabi SAW. untuk melakukan jihad —  (niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih) yang menyakitkan —  (dan diganti-Nya kalian dengan kaum yang lain) artinya Allah akan mendatangkan kaum yang lain sebagai pengganti kalian —  (dan kalian tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya) yakni kepada Allah atau kepada Nabi SAW. —  (sedikit pun) karena kalian tidak mau membantunya, maka sesungguhnya Allah-lah yang akan menolong agama-Nya. —   (Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu) yang antara lain ialah menolong agama dan Nabi-Nya.

 

  1. (Jikalau kalian tidak menolongnya) yakni Nabi Muhammad SAW. — (maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, yaitu ketika) sewaktu —  (orang-orang kafir mengeluarkannya) dari Mekah, artinya mereka memaksanya supaya keluar dari Mekah, sebagai tindak lanjut dari rencana yang telah mereka musyawarahkan di Darun Nadwah, yaitu membunuh, menahan, atau mengusirnya —  (sedangkan dia salah seorang dari dua orang) lafaz ayat ini menjadi hal/keterangan keadaan, maksudnya, sewaktu dia menjadi salah seorang dari dua orang, sedangkan yang lainnya ialah Abu Bakar. Pengertian yang tersirat dari ayat ini ialah semoga Allah menolongnya dalam keadaan seperti itu, maka semoga pula Dia tidak membiarkannya dalam keadaan yang lainnya. —  (Ketika) menjadi badal/kata ganti daripada lafaz iz yang sebelumnya —   (keduanya berada dalam gua) di Bukit Sur —  (di waktu) menjadi badal daripada yang kedua —   (dia berkata kepada temannya:) kepada Abu Bakar yang pada saat melihat kaki kaum musyrik ia berkata kepada Nabi SAW.: “Seandainya salah seorang dari mereka melihat ke arah bawah telapak kakinya, niscaya dia akan dapat melihat kita berdua”. — (“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”) melalui pertolongan-Nya. —  (Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya) rasa aman —   (kepadanya) menurut suatu pendapat, damir di sini kembali kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan menurut pendapat yang lain, kembali kepada Abu Bakar — (dan membantunya) yakni Nabi Muhammad SAW. —  (dengan tentara yang kalian tidak melihatnya) yaitu para malaikat, di dalam gua tersebut dan di medan-medan pertempuran yang dialaminya —   (dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir) yaitu seruan kemusyrikan —  (itulah yang rendah) yakni kalah. —   (Dan kalimat Allah) kalimat Syahadat —  (itulah yang tinggi) yang tampak dan menang. —  (Allah Mahaperkasa) dalam kerajaan-Nya —   (lagi Mahabijaksana) di dalam penciptaan-Nya.

 

  1. (Berangkatlah kalian, baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat) dalam keadaan bersemangat ataupun dalam keadaan tidak bersemangat. Menurut penafsiran yang lain, arti ayat ini ialah baik dalam keadaan kuat maupun dalam keadaan lemah: atau baik dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kekurangan. Tetapi ayat ini dimansukh oleh firman Allah SWT. yang lain, yaitu: “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah …” (Q.S. 9 At-Taubah, 91). (dan berjihadlah dengan harta dan diri kalian di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui) bahwasanya hal ini lebih baik bagi diri kalian. Oleh sebab itu, jangan sekali-kali kalian merasa berat. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap orang-orang munafik, yaitu mereka yang enggan pergi berperang.

 

  1. (Kalau) apa yang engkau serukan kepada mereka itu — (berupa keuntungan) yaitu harta duniawi —   (yang mudah diperoleh) gampang diraih —   (dan perjalanan yang tidak berapa jauh) artinya  pertengahan —  (pastilah mereka mengikutimu) dengan niat untuk mendapatkan ganimah —   (tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka) karena itu mereka tidak mau ikut. (Mereka akan bersumpah atas nama Allah) bilamana kalian  kembali kepada mereka —  (“Jikalau kami sanggup) berangkat  (tentulah kami berangkat bersama-sama kalian”. Mereka membinasakan diri mereka sendiri) dengan sumpah dusta —   (dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benarbenar orang-orang yang dusta) dalam perkataan mereka yang demikian itu.

 

  1. Rasulullah SAW. memberi izin kepada segolongan orang-orang untuk tidak ikut berjihad, yang keputusannya ini berdasarkan ijtihad dari diri beliau sendiri. Maka turunlah wahyu kepada Rasulullah sebagai teguran, hanya saja Allah SWT. di dalam wahyu-Nya kali ini mendahulukan maaf atas perbuatan yang telah dilakukannya, dimaksud sebagai penenang hati. — (Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka) untuk tidak ikut berjihad, dan mengapa kamu tidak arkan mereka —  (sebelum jelas bagimu orangorang yang benar) dalam keuzurannya —  (dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?) dalam hal ini.

 

  1. (Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu) untuk tidak ikut — (berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa).

 

  1. (Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu) untuk tidak ikut berjihad — (hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan merasa ragu) yakni ragu-ragu — (hatinya) akan kebenaran agama Islam   (karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya) artinya mereka selalu bingung di dalam menentukan sikapnya.

 

  1. (Dan jika mereka mau berangkat) bersamamu (tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu) niscaya mereka akan mempersiapkan alat-alat perang dan perbekalan   (tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka) artinya Dia tidak menghendaki mereka berangkat —   (maka Allah . melemahkan keinginan mereka) Allah membuat mereka malas —   (dan dikatakan) kepada mereka: —   (“Tinggallah kalian bersama orang-orang yang tinggal itu”) yaitu orang-orang yang sakit, kaum wanita, dan anak-anak kecil. Artinya, Allah SWT. telah menakdirkan hal tersebut.

 

  1. (Jika mereka berangkat bersama-sama kalian, niscaya mereka tidak menambah kalian selain dari kekacauan) yaitu kerusakan, melalui hasutan yang mereka lancarkan kepada kaum mukmin guna melemahkan semangat juangnya — (dan niscaya mereka akan bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisan kalian) artinya niscaya mereka bersegera maju di celah-celah barisan kalian untuk melancarkan adu domba —   (mereka menghendaki kalian) yakni mempunyai tujuan supaya kalian   (menjadi kacau) melalui siasat adu dombanya —   (sedangkan di antara kalian ada orang-orang yang suka mendengarkan perkataan mereka) artinya mau menerima apa yang mereka katakan. —  (Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim).

 

  1. (Sesungguhnya mereka selalu ingin menjerumuskan) dirimu (ke dalam kekacauan sejak dahulu) yaitu semenjak kamu datang di Madinah —   (dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya untuk merusakmu) mereka selalu berupaya untuk menipumu dan  membatalkan agamamu —   (hingga datanglah kebenaran) yaitu pertolongan Allah —   (dan menangilah) berjayalah —   (perkara . Allah) yakni agama-Nya —   (padahal mereka tidak menyukai)nya. Akhirnya dengan terpaksa mereka masuk Islam, tetapi hanya lahiriahnya saja.

 

  1. (Di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah saya izin) untuk tidak ikut berperang — (dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah”) orang yang mengatakan demikian adalah Al-Jaddu ibnu Qais. Nabi SAW. telah berkata kepadanya: “Apakah kamu mampu sabar di dalam memerangi orang-orang kulit kuning (putih, pent.)?” Maka Al-Jaddu menjawab: “Sesungguhnya saya tidak tahan menghadapi wanita, dan saya takut bilamana melihat wanita kulit kuning tidak dapat menahan diri sehingga saya terjerumus ke dalam fitnah”. Maka Allah SWT. berfirman: —   (Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah) karena tidak ikut berangkat. Menurut suatu qiraat, lafaz sagatu dibaca sagata. —   (Dan se Sungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang kafir) tidak ada Sesuatu pun yang dapat menyelamatkan mereka dari neraka Jahannam.

 

  1. (Jika kamu mendapat sesuatu kebaikan) seperti mendapat kemenangan dan ganimah — (mereka merasa tidak senang karenanya, dan jika kamu ditimpa oleh suatu bencana) yaitu keadaan yang kritis —   (mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah memikirkan urusan kami) secara matang sewaktu kami tidak ikut berangkat —   (sebelumnya”) sebelum terjadinya bencana ini — (kemudian mereka berpaling dengan rasa gembira) atas musibah yang telah menimpamu.

 

  1. (Katakanlah) kepada mereka — (“Sekali-kali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami) yaitu bencana. —  (Dialah Pelindung kami)  yang menolong dan yang mengatur urusan-urusan kami —  (dan hanya kepada Allah-lah orang-orang yang beriman harus bertawakal”)

 

  1. (Katakanlah: “Tidak ada yang kalian tunggu-tunggu) asal kata tarabbasuna adalah tatarabbasuna, kemudian salah satu huruf tanya dibuang sehingga jadilah tarabbasuna, artinya: Tiada sesuatu pun yang kalian tunggu-tunggu akan terjadi —  (bagi kami kecuali salah satu) akibat —   (dari dua kebaikan) lafaz husnayayni adalah bentuk kata tasniyah dari lafaz husna, dan sekaligus adalah bentuk mu’annas dari lafaz ahsan, yang dimaksud ialah mendapat kemenangan atau gugur sebagai syuhada. — , (Dan kami menunggu-nunggu) menanti-nanti (bagi kalian bahwa Allah akan menimpakan kepada kalian azab dari sisi-Nya) melalui azab yang turun dari langit  (atau azab dengan tangan kami) melalui perintah-Nya yang mengizinkan kami untuk memerangi kalian. — pe (Sebab itu tunggulah) hal tersebut dari kami — (sesungguhnya kami menunggununggu bersama kalian”) akibat yang akan kalian terima.

 

  1. (Katakanlah: “Nafkahkanlah harta kalian) demi taat kepada Allah — (baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kalian) harta yang telah kalian nafkahkan itu. —  (Sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang fasik”) kalimat perintah di sini mengandung makna kalimat berita.

 

  1. (Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima) dapat dibaca yugbala dan dapat pula dibaca tugbala — (dari mereka nafkah-nafkahnya, melainkan karena mereka) lataz annahum menjadi fa’il/subjek, sedangkan lafaz an tugbala objek/maf’ulnya   (kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan salat, melainkan dengan malas) dengan berat melakukannya —   (dan tidak pula menafkahkan harta mereka, melainkan dengan rasa enggan) untuk berinfak, karena Mereka menganggapnya sebagai suatu kerugian.

 

  1. (Maka janganlah harta benda dan anak anak mereka menarik hatimu) artinya jangan sekali kali kamu menganggap baik nikmat-nikmat Kami yang telah kami limpahkan kepada mereka, karena sesungguhnya hal itu adalah istidraj. (Sesungguhnya Allah bermaksud menimpakan azab kepada mereka) yakni hendak  mengazab mereka —   (dengan memberi harta benda dan anak-anak itu di dunia) melalui jerih payah yang mereka alami di dalam mengumpulkannya, sekaligus di dalamnya terkandung berbagai malapetaka  dan musibah —  (dan kelak akan melayang) yakni dicabut —  (nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir) maka Allah akan mengazab mereka di akhirat dengan siksaan yang amat keras.

 

  1. (Dan mereka /orang-orang munafik bersumpah dengan nama Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golongan kalian) yakni mengaku sebagai orang-orang mukmin — (padahal mereka bukanlah dari golongan kalian, tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut kepada kalian) artinya mereka takut kalian akan memperlakukan diri mereka seperti apa yang kalian lakukan terhadap kaum musyrik. Oleh karenanya mereka berani bersumpah demi untuk melindungi dirinya/taqiyyah.

 

  1. (Jikalau mereka memperoleh tempat perlindungan) tempat yang dapat melindungi mereka — (atau gua-gua) tempat berlindung —  (atau lubang-lubang) dalam tanah yang dapat dijadikan sebagai perlindungan —  (niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya) bergegas di dalam memasukinya: bergegas mereka lari dari kalian bagaikan kuda yang larat yang tidak dapat diharapkan untuk kembali lagi.

 

  1. (Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu) mencacimu — (tentang) pembagian —  (zakat: jika mereka diberi sebagian darinya, mereka bersenang hati: dan jika mereka tidak diberi sebagian darinya, dengan serta merta mereka menjadi marah).

 

  1. (Jikalau mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya) berupa ganimah dan hal-hal yang sejenis dengannya —  (lalu mereka mengatakan: “Cukuplah bagi kami) yakni telah mencukupi kami —  (Allah, Dia akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya dan demikian pula Rasul-Nya) ganimah yang lainnya, yang dapat mencukupi kami —  (sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah”) semoga Dia memberikan kecukupan kepada kami. Jawab daripada lafaz lau ialah lakana khairan lahum (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).

 

  1. (Sesungguhnya zakat-zakat) zakat-zakat yang diberikan (hanyalah untuk orang-orang fakir) yaitu mereka yang tidak dapat menemukan peringkat ekonomi yang dapat mencukupi mereka —  (orang-orang miskin) yaitu mereka yang sama sekali tidak dapat menemukan apa-apa yang dapat mencukupi mereka —  (pengurus-pengurus zakat) yaitu orang yang bertugas menarik zakat, yang membagi-bagikannya, juru tulisnya, dan yang mengumpulkannya —   (para muallaf yang dibujuk hatinya) supaya mau masuk Islam atau untuk memantapkan keislaman mereka, atau supaya mau masuk Islam orang-orang yang semisal dengannya, atau supaya mereka melindungi kaum muslim. Muallaf itu bermacam-macam jenisnya menurut pendapat Imam Syafii, jenis muallaf yang pertama dan yang terakhir pada masa sekarang (zamannya Imam Syafii, pent.) tidak berhak lagi untuk mendapatkan bagiannya, karena Islam telah kuat. Berbeda dengan dua jenis muallaf yang lainnya, maka keduanya masih berhak untuk diberi bagian. Demikianlah menurut pendapat yang sahih —  (dan untuk) memerdekakan —  (budak-budak) yakni para hamba sahaya yang berstatus mukatab —  (orang-orang yang berutang) orang-orang yang mempunyai utang, dengan syarat bila ternyata utang mereka itu bukan untuk tujuan maksiat, atau mereka telah bertobat dari maksiat, hanya mereka tidak memiliki kemampuan untuk melunasi utangnya, atau diberikan kepada orang-orang yang sedang bersengketa demi untuk mendamaikan mereka, sekalipun mereka adalah orang-orang yang berkecukupan  — (untuk jalan Allah) yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah, tetapi tanpa ada yang membayarnya, sekalipun mereka adalah » orang-orang yang berkecukupan —  (dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan) yaitu yang kehabisan bekalnya —  (sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan) lafaz faridatan dinasabkan oleh fi’il yang  keberadaannya diperkirakan —  (Allah: dan Allah Maha Mengetahui) makhluk-Nya —  (lagi Mahabijaksana) dalam penciptaan-Nya.

Ayat ini menyatakan bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orangorang selain mereka, tidak boleh pula mencegah zakat dari sebagian golongan di antara mereka bilamana golongan tersebut memang ada. Selanjutnya imamlah yang membagi-bagikannya kepada golongan-golongan tersebut secara merata, tetapi imam berhak mengutamakan individu tertentu dari suatu golongan atas yang lainnya. Huruf lam yang terdapat pada lafaz lilfugara memberikan pengertian wajib meratakan pembagian zakat kepada setiap individu-individu yang berhak. Hanya saja tidak diwajibkan kepada pemilik harta yang dizakati, bilamana ia membaginya sendiri, meratakan pembagiannya kepada setiap golongan, karena hal ini amat sulit untuk dilaksanakan. Akan tetapi, cukup baginya memberikannya kepada tiga orang dari setiap golongan. Tidak cukup baginya bilamana ternyata zakatnya hanya diberikan kepada kurang dari tiga orang: demikianlah pengertian yang disimpulkan dari ungkapan jamak pada ayat ini. Sunnah telah memberikan penjelasannya, bahwa syarat bagi orang yang menerima zakat itu antara lain muslim, hendaknya ia bukan keturunan dari Bani Hasyim, dan tidak pula dari Bani Mutalib.

 

  1. (Di antara mereka) orang-orang munafik — (ada yang menyakiti Nabi) dengan mencelanya dan menyampaikan perkataannya kepada kaum munafik —  (dan mereka mengatakan) bilamana mereka dicegah dari perbuatan tersebut, supaya jangan menyakiti nabi (“Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya”) yakni Nabi selalu mendengar apa yang dikatakan kepadanya dan selalu menerimanya. Bilamana kami bersumpah kepadanya bahwa kami tidak menyatakannya, maka dia , mempercayai kami (Katakanlah) ia —  (mempercayai) mendengarkan  (semua yang baik bagi kalian) bukannya mendengarkan hal-hal yang buruk —  (ia beriman kepada Allah, mempercayai) artinya selalu percaya —   (orang-orang mukmin) atas semua berita yang telah disampaikan mereka, tetapi ia tidak mempercayai orang-orang selain mereka. Huruf lam di sini adalah lam zaidah: dimaksud untuk memberikan pengertian yang membedakan antara iman karena sadar dan iman karena faktor lainnya —  (dan menjadi rahmat) bila dibaca rafa’ maka di’atafkan kepada lafaz uzunun, dan bila dibaca jar, maka di’atafkan kepada lafaz khairin —  (bagi Orang-orang yang beriman di antara kalian”. Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka siksa yang pedih).

 

  1. (Mereka bersumpah dengan nama Allah kepada kalian) wahai orang-orang mukmin, atas apa yang kalian dengar dari mereka, yaitu berupa perbuatan yang menyakitkan Rasulullah. Mereka bersumpah bahwa mereka tidak melakukannya — (untuk mencari keridaan kalian, padahal Allah dan Rasul-Nya itu yang lebih patut mereka cari keridaannya) dengan melalui ketaatan — (jika mereka adalah orang-orang yang mukmin) sebenarnya. Disatukannya damir karena mengingat kaitan di antara dua keridaan. Khabar dari lafaz Allah atau lafaz Rasuluhu dibuang atau tidak disebutkan.

 

  1. (Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya) damir di sini adalah damir sya-n — (barangsiapa menentang) melawan (Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya) sebagai pembalasan — (dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar).

 

  1. (Merasa takut) merasa khawatir — (orang-orang munafik itu akan diturunkan terhadap mereka) yaitu kaum mukmin — (suatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka) yakni tentang kemunafikan mereka, tetapi sekalipun demikian mereka masih tetap memperolok-olokkannya.  (Katakanlah: “Teruskanlah ejekan-ejekan kalian”) perintah yang mengandung makna ancaman. —  (Sesungguhnya Allah akan menyatakan) akan menampakkan —  (apa yang kalian takuti) yaitu kemunafikan kalian akan ditampakkan.

 

  1. (Dan jika) lam bermakna gasam/sumpah — (Kamu tanyakan kepada mereka) tentang ejekan-ejekan mereka terhadap dirimu dan terhadap Al-Quran, padahal mereka berangkat bersamamu ke Tabuk   (tentulah mereka akan menjawab) mengemukakan alasannya —  (“Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja) dalam ucapan kami guna melenyapkan rasa bosan dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, dan kami tidak bermaksud apa-apa selain dari itu. —  (Katakanlah:) kepada mereka —  (“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian berolok-olok?”).

 

  1. (Tidak usah kalian meminta maaf) akan hal tersebut — (karena kalian kafir sesudah beriman) artinya kekufuran kalian ini tampak sesudah kalian menampakkan keimanan. —   (Jika Kami memaafkan) bila dibaca memakai ya berarti menjadi mabni maful sehingga bacaannya menjadi ya’fa. Jika dibaca memakai huruf nun, berarti mabni fa’il, dan bacaannya seperti yang tertera pada ayat —

 (segolongan dari kalian) lantaran keikhlasan dan tobatnya, seperti apa yang dilakukan oleh Jahsy ibnu Humair —  (niscaya Kami akan ”“mengazab) dapat dibaca tu’azzib, dapat pula dibaca nu’azzib —   (golongan yang lain disebabkan mereka adalah orang:orang yang selalu berbuat dosa) yakni karena mereka selalu menetapi kemunafikannya dan selalu melancarkan ejekan-ejekan.

 

  1. (Orang-orang munafik laki-laki dan orang-orang munafik perempuan, sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain adalah sama) yakni mereka mempunyai sikap dan sepak terjang yang sama, perihalnya sama dengan setali tiga uang — (mereka menyuruh membuat yang mungkar) berupa kekufuran-.dan maksiat.  maksiat —  (dan melarang berbuat yang makruf) berupa  keimanan dan ketaatan —  (dan mereka menggenggamkan  tangannya) dari berinfak di jalan ketaatan —  (mereka telah lupa kepada Allah) artinya mereka tidak mau taat kepada-Nya —  (maka Allah melupakan mereka) dibiarkannya mereka melupakan pertanda sifat Pemurah Allah. —  (Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik).

 

  1. (Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka) sebagai pembalasan dan hukuman —   (dan Allah melaknati mereka) Dia menjauhkan mereka dari rahmat-Nya —   (dan bagi mereka azab yang kekal) yang abadi.

 

  1. Keadaan kalian, hai orang-orang munafik — (seperti keadaan orang-orang yang sebejum kalian, mereka lebih kuat daripada kalian dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kalian. Maka mereka telah menikmati) mereka telah bersenang-senang — (dengan bagian mereka) maksudnya bagian duniawi mereka —  (dan kalian telah menikmati) hai orangorang munafik —   (bagian kalian sebagaimana orang-orang yang sebelum kalian menikmati bagiannya, dan kalian mempercakapkan) hal-hal yang batil dan mencela Nabi SAW.  (sebagaimana mereka mempercakapkannya) seperti apa yang biasa mereka pergunjingkan. —  (Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah orang-orang yang merugi).

 

  1. (Belumkah datang kepada mereka berita penting) kabar penting — (tentang orang-orang yang sebelum mereka, yaitu kaum Nuh, ‘Ad) kaumnya Nabi Hud —   (Samud) kaumnya Nabi Saleh —   (kaum Ibrahim dan penduduk Madyan) kaumnya Nabi Syw’aib —   (dan penduduk negeri-negeri yang telah musnah) negeri-negeri tempat tinggal kaumnya Nabi  Lut, yang dimaksud adalah para penduduknya. —   (Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata) dengan membawa mukjizat-mukjizat, tetapi mereka tetap mendustakannya, akhirnya mereka dibinasakan —   (maka Allah ‘ tidaklah sekali-kali menganiaya mereka) umpamanya Dia mengazab mereka  tanpa dosa —  (tetapi merekalah yang menganiaYa diri mereka sendiri) sebagai akibat dari dosa-dosa yang mereka lakukan.

 

  1. (Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Mahaperkasa) tiada sesuatu pun yang dapat menghalang-halangi apa-apa yang akan dilaksanakan oleh janji dan ancaman-Nya — (lagi Mahabijaksana) Dia tidak sekali-kali meletakkan sesuatu, melainkan persis pada tempat yang sesuai.

 

  1. (Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, akan mendapat surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya dan mendapat tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn) yaitu tempat tinggal. — (Dan keridaan Allah adalah lebih besar) lebih agung daripada kesemuanya itu — (itu adalah keberuntungan yang besar).

 

  1. (Hai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir) dengan senjata — (dan orang-orang munafik itu) dengan memakai hujjah dan lisan —  (dan bersikap keraslah terhadap mereka) dengan sikap keras dan benci  (Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya) yakni tempat yang paling buruk adalah neraka Jahannam.

 

  1. (Mereka berani bersumpah) yaitu orang-orang munafik — (dengan memakai nama Allah, bahwa mereka tidak mengatakan) sesuatu yang menyakiti hatimu. — (Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam) yakni mereka telah menampakkan kekufurannya sesudah terlebih dahulu mereka menampakkan keislamannya — (dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya) keinginan mereka untuk membunuh Nabi SAW. pada malam Agabah sewaktu beliau kembali dari Tabuk. Jumlah mereka yang mengadakan makar itu ada belasan orang lelaki: tetapi Ammar ibnu Yasir r.a. segera bertindak memukuli muka-muka kendaraan mereka tatkala mereka mulai mengepung nabi, sehingga mereka bubar —  (dan mereka tidak mencela) mengingkari Allah dan Rasul-Nya —  (kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan kecukupan kepada mereka sebagai karunia-Nya) berupa ganimah sesudah mereka sangat menginginkannya. Dengan kata lain, mereka belum pernah menerima hal tersebut darinya melainkan hanya kali ini, dan hal ini bukan merupakan hal yang diingkari. (Maka jika mereka bertobat) dari kemunafikannya, lalu mereka benar-benar beriman kepadamu —  (itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling) dari keimanan —  (niscaya Allah akan mengazab mereka dengan siksaan yang pedih di dunia) dengan dibunuhnya mereka — , (dan di akhirat) dengan neraka —  (dan mereka sekali-kali tidak Mempunyai pelindung di muka bumi) yang dapat melindungi mereka dari azab Allah itu , (dan tidak pula penolong) yang dapat mempertahankan diri mereka.

 

  1. (Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah) lafaz lanassoddaganna pada asalnya tanatasaddaganna, kemudian huruf ta dimasukkan ke dalam huruf sad yang bagian asal kalimat, sehingga jadilah lanassaddaqanna —   (dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh”) orang yang dimaksud ialah Sa’labah ibnu Hatib: pada suatu hari ia meminta kepada Nabi SAW. supaya mendoakannya, semoga Allah memberinya rezeki harta, kelak ia akan menunaikan hak-haknya kepada setiap orang yang berhak menerimanya. Kemudian Nabi SAW. mendoakannya sesuai dengan permintaannya itu: akhirnya Allah memberinya harta yang banyak, sehingga ia lupa akan salat Jumat dan salat berjamaah yang biasa dilakukannya karena sibuk dengan hartanya yang banyak itu, dan lebih parah lagi ia tidak menunaikan zakatnya sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT. dalam ayat berikutnya, yaitu:

 

  1. (Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling) dari taat kepada Allah — (dan mereka memanglah orang-orang yang selalu berpaling dari kebenaran).

 

  1. (Maka Allah menimpakan kepada mereka) yakni menjadikan akibat bagi mereka — (kemunafikan) yang tetap —   (pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui-Nya) menemui Allah, yaitu pada hari kiamat nanti —  (karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta) dengan janjinya. Setelah itu Sa’labah ibnu Hatib datang menghadap Nabi SAW. sambil membawa zakatnya, tetapi Nabi SAW. berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah telah melarang aku menerima zakatmu”. Setelah itu Rasulullah SAW.

 

menaburkan tanah di atas kepalanya. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a., ia datang membawa zakatnya kepada Khalifah Abu Bakar, tetapi Khalifah Abu Bakar tidak mau menerimanya. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar r.a. ia pun datang membawa zakatnya, tetapi Khalifah Umar juga tidak mau menerimanya. Pada masa pemerintahan Khalifah Usman ia pun datang lagi membawa zakatnya, tetapi ternyata Khalifah Usman sama saja, juga tidak mau menerimanya. Ia mati pada masa pemerintahan Khalifah Usman r.a.

 

  1. (Tidakkah mereka tahu) orang-orang munafik itu — (bahwasanya Allah mengetahui rahasia mereka) apa-apa yang  mereka simpan di dalam diri mereka —  (dan bisikan mereka) yakni apa-apa yang mereka bisikkan di antara sesama mereka —   (dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib) yang dimaksud dengan gaib ialah segala sesuatu yang tidak terlihat oleh mata.

 

Ketika ayat mengenai sedekah ini diturunkan, ada seorang lelaki datang dengan membawa sedekah yang banyak sekali, lalu orang-orang munafik itu mengatakan: “Dia hanya ingin pamer saja”. Datang pula seorang lelaki lain seraya membawa sedekah satu sa’, maka orang-orang munafik itu mengatakan pula: “Sesungguhnya Allah Mahakaya dari sedekahnya orang ini”. Maka pada saat itu juga turunlah firman-Nya berikut ini, yaitu:

 

  1. (Orang-orang) menjadi mubtada — (yang mencela)   menganggap aib —  (orang-orang yang dengan suka rela) senang hati —  (memberi sedekah dari kalangan orang-orang mukmin, dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh sekadar kesanggupannya) kemampuannya, lalu mereka menyedekahkannya —  (maka orang-orang munafik itu menghina mereka), sedangkan khabar dari mubtada tadi ialah —   (Allah akan membalas penghinaan mereka itu) artinya Allah membalas penghinaannya —  (dan untuk mereka azab yang pedih).

 

  1. (Kamu memohonkan ampun) hai Muhammad — (bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka adalah sama saja) ayat ini mengandung pengertian takhyir, yakni boleh memilih memintakan ampun atau tidak. Sehubungan dengan hal ini Rasulullah SAM. telah bersabda: Sesungguhnya aku disuruh memilih, maka aku memilih memnintakan ampun. (Hadis riwayat Bukhari)  (Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka). Menurut suatu pendapat,pengertian tujuh puluh kali ini merupakan ungkapan mubalagah yang menunjukkan banyaknya istigfar (memohonkan ampun). Di dalam kitab Sahih Bukhari telah diketengahkan sebuah hadis mengenai hal ini yaitu: – “Seandainya aku mengetahui, bahwa jika permohonan ampunku diterima bila dibacakan lebih dari tujuh puluh kali, maka niscaya aku akan menambahkannya”. (Hadis riwayat Imam Bukhari) Dalam pendapat yang lain dikatakan bahwa pengertian yang dimaksud ialah bilangan tertentu, yaitu tujuh puluh itu sendiri. Hal ini pun berlandaskan pada hadis Nabi SAW. pula, yaitu: “Aku akan membacakannya lebih dari tujuh puluh kali”. Kemudian Allah SWT. menjelaskan kepada Nabi-Nya tentang pemutusan ampunan, yaitu melalui firman-Nya: “Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan. Niscaya Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (Q.S. 63 Al-Munafigun, 6). –  (Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik).

 

  1. (Orang-orang yang ditinggalkan merasa gembira) yaitu mereka yang tidak ikut ke Tabuk — (dengan tinggalnya mereka) dengan ketidakikutsertaan mereka — (sesudah) keberangkatan  (Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata:) artinya sebagian dari mereka mengatakan kepada sebagian yang lain — (“Janganlah kalian berangkat) maksudnya janganlah kalian pergi untuk berjihad —   (dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas) daripada panasnya Tabuk. Yang lebih utama ialah hendaknya mereka menghindarkan diri dari panasnya Jahannam itu, yaitu dengan ikut berperang dan tidak tinggal di tempat — (jikalau mereka mengetahui) artinya jikalau mereka mengetahui hal tersebut, tentulah mereka tidak akan tinggal di tempat dan pasti ikut berjihad.

 

  1. (Maka hendaklah mereka tertawa sedikit) di dunia (dan hendaklah mereka menangis) di akhirat nanti (banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan) ayat ini merupakan berita tentang keadaan mereka, diungkapkan dalam bentuk ungkapan amar/perintah.

 

  1. (Maka jika kamu telah dikembalikan) bila telah dipulangkan dengan selamat — (oleh Allah) dari Tabuk — (lalu kamu kembali kepada satu golongan dari mereka) yaitu dari kalangan orang-orang munafik yang tinggal di Madinah tidak ikut berangkat berjihad  (kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar) bersamamu dalam perang yang lain —  (maka katakanlah:) kepada mereka —  (Kalian tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kalian telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu, duduklah | tinggallah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang”) maksudnya bersama mereka yang tidak ikut berperang, yaitu bersama kaum wanita, anak-anak, dan lain-lainnya.

 

  1. Ketika Nabi SAW. melakukan salat jenazah atas kematian Ibnu Ubay (pemimpin orang-orang munafik, pent). maka turunlah firman-Nya: — (Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan jenazah seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di purba untuk keperluan menguburkannya atau menziarahinya. — (Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik) yaitu dalam keadaan kafir.

 

  1. (Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesunggguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang) dicabut — (nyawa mereka, dalam keadaan kafir).

 

  1. (Dan apabila diturunkan suatu surat) yakni sebagian dari surat-surat Al-Qur’an — (bahwa) yang memerintahkan mereka   (berimanlah kalian kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya, niscaya akan meminta izin kepadamu orang-orang yang sanggup) yakni mereka yang memiliki kemampuan )  (di antara mereka untuk tidak berjihad dan mereka berkata: “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk”). ,

 

  1. (Mereka rela berada bersama dengan orangorang yang tidak pergi berperang) lafaz khawalif merupakan bentuk jamak dari lafaz khalifah, yang dimaksud adalah kaum wanita yang tinggal di rumah-rumahnya — (dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak mengetahui) kebaikan.

 

  1. (Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan) di dunia dan di akhirat (dan mereka itu Pulalah orang-orang yang beruntung) orang-orang yang mendapatkan keberUntungan.

 

  1. (Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungal, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar).

 

  1. (Kemudian datanglah orang-orang yang mengemukakan uzur) asalnya lafaz al-mu’azziruna ialah al-mu’tazsiruna, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf zal, sehingga jadilah al-mu’azziruna, keduanya mempunyai arti yang sama, lalu dibaca al-mu’azziruna — , (yaitu orang-orang Arab penduduk padang pasir) kepada Nabi SAW. —   (agar diberi izin bagi mereka) untuk tetap tinggal di kampungnya, tidak pergi berjihad karena berhalangan, akhirnya Nabi SAW. memberi izin kepada mereka —  (sedangkan orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam diri saja) mereka yang diam adalah orang-orang yang berpura-pura beriman, dari kalangan orang-orang munafik penduduk padang pasir, mereka diam saja, tidak datang menghadap kepada Nabi SAW. untuk mengemukakan alasan ketidakikutsertaannya.  (Kelak orang-orang yang kafir dj anta ra mereka itu akan ditimpa azab yang pedih).

 

  1. (Tiada dosa atas orang-orang yang lemah) yakni orang-orang jompo — (atas orang-orang yang sakit) seperti orang buta dan orang yang sakit parah yang tak sembuh-sembuh —  (dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan) untuk berjihad — (suatu dosa pun) yaitu dosa lantaran tidak pergi berjihad —  (apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya) sewaktu ia tidak pergi berjihad, yaitu tidak menimbulkan kekacauan dan rasa takut kepada orang-orang lain, dan tetap menaati peraturan.   (Tidak atas orang-orang yang berbuat baik) yakni orang-orang yang melaksanakan hal tersebut —  alasan untuk menyalahkan mereka. —  (Dan Allah Maha Pengampun) kepada mereka —  (lagi Maha Penyayang) kepada mereka di dalam memberikan kelonggaran mengenai masalah tidak pergi berjihad ini.

 

  1. (Dan tiada pula dosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan) untuk berangkat berperang bersamamu, jumlah mereka ada tujuh orang yang semuanya dari kalangan sahabat Ansar. Tetapi menurut pendapat lain, mereka semua berasal dari Bani Muqarrin — (lalu kamu berkata: “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawa kalian”) jumlah ayat ini menjadi hal/kalimat keterangan —   (lalu mereka kembali) lafaz ayat ini menjadi jawab dari kata iza, artinya mereka bubar kembali ke rumah masing-masing —     (sedangkan mata mereka bercucuran) yakni mengalirkan —   (berupa) lafaz min di sini mempunyai arti bayan/kata penjelasan/kata penafsir —   (air mata karena kesedihan) lantaran mereka —   (tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan) untuk berjihad.

 

  1. (Sesungguhnya jalan untuk menyalahkan itu hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu) untuk tidak ikut berangkat berjihad — (padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bersama-sama orang-orang yang tidak ikut berperang, dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka mereka tidak mengetahui) akibat perbuatan mereka.

 

JUZ 11 

 

  1. (Mereka mengemukakan uzurnya kepada kalian) untuk tidak pergi berperang — (apabila kalian telah kembali kepada mereka) dari medan perang. — (Katakanlah: kepada mereka (“Janganlah kalian mengemukakan uzur, kami tidak percaya lagi kepada kalian) kami sudah tidak mempercayai kalian lagi  (karena sesungguhnya Allah telah memberitahukan kepada kami di antara berita-berita rahasia kalian) Allah telah memberitahukan kepada kami tentang hal ikhwal kalian. —   (Dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaan kalian, kemudian kalian dikembalikan) melalui dibangkitkan dari alam kubur —   (kepada Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata) yakni Allah —  (lalu Dia memberitakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”) maka Dia membalasnya kepada kalian.

 

  1. (Kelak mereka akan bersumpah kepada kalian dengan nama Allah, apabila kalian kembali) yakni pulang — (kepada mereka) dari medan Perang Tabuk, untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar mempunyai alasan yang tepat sewaktu mereka tidak ikut berangkat —   (supaya kalian berpaling dari mereka) artinya supaya kalian tidak mencela perbuatan mereka itu. —   (Maka berpalinglah dari mereka karena sesungguhnya mereka itu adalah najis) najis karena batin mereka kotor —   (dan tempat mereka Jahannam sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan).

 

  1. (Mereka akan bersumpah kepada kalian agar kalian rida kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kalian rida kepada mereka, maka sesungguhnya Allah tidak rida kepada orang-orang yang fasik itu) artinya Allah tidak rela kepada mereka, dan kerelaan kalian kepada mereka sedikit pun tidak akan bermanfaat buat mereka karena Allah telah murka kepada mereka.

 

  1. (Orang-orang Arab itu) yaitu penduduk daerah Badui – (lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya) daripada penduduk daerah perkotaan: karena penduduk daerah Badui berwatak keras dan kasar 3 serta mereka jauh dari mendengarkan Al-Qur’an —   (dan lebih wajar) lebih patut —   (tidak mengetahui hukumhukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya) berupa hukum-hukum dan Syariat-syariat. Huruf alla asalnya terdiri atas an dan la, kemudian keduanya . — digabungkan sehingga jadilah alla. —  (Dan Allah Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya —  (lagi Mahabijaksana) di dalam mengatur penciptaan mereka.

 

  1. (Di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya) di jalan Allah (sebagai suatu kerugian) ketekoran dan kerugian, sebab ia tidak mengharapkan pahalanya, melainkan menginfakkannya karena rasa takut, mereka adalah Bani Asad dan Bani Gatafan —   (dan menanti-nanti) menunggu-nunggu —   (marabahaya menimpa kalian) malapetaka  menimpa kalian sehingga ia bebas dari kalian —   (merekalah yang akan ditimpa marabahaya) dapat dibaca as-su’, dapat pula dibaca aS-sau’, artinya azab dan kebinasaan itu justru akan menimpa mereka sendiri, bukannya menimpa kalian. —   (Dan Allah Maha Mendengar) akan semua ucapan hamba-hamba-Nya —   (lagi Maha Mengetahui) perbuatan-perbuatan mereka.

 

  1. (Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian) seperti kabilah Juhainah dan kabilah Muzayyanah — (dan men, Jadikan apa yang ia infakkan) di jalan Allah —   (sebagai amal tagarrub)   maksudnya mendekatkan diri kepada-Nya —   (di sisi Allah dan) sebagai jalan untuk —  (memperoleh salawat) yakni doa-doa —  ! (Rasul) kepadanya. —   (Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu) artinya nafkah mereka itu —   (merupakan amal taqarrub) dapat dibaca quruba-tun, dapat pula dibaca qurbatun —  (bagi mereka) di sisi-Nya.  (Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam ramat-Nya) yaitu surga-Nya. —  (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun) kepada orang-orang yang taat kepada-Nya — Lan (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka yang taat.

 

  1. (Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar) mereka adalah para sahabat yang ikut Perang Badar, atau yang dimaksud adalah semua para sahabat — (dan orang-orang yang mengikuti mereka) sampai hari kiamat nanti —  (dengan baik) dalam hal amal perbuatannya. —  (Allah rida kepada mereka) melalui ketaatan mereka kepada-Nya — (dan mereka pun rida kepada Allah) rida akan pahala-Nya —   (dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya) menurut suatu qiraat, Jlafaz tahtaha dibaca dengan memakai huruf min sebelumnya, sehingga bacaannya menjadi min tahtiha —  (mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar).

 

  1. (Di antara orang-orang yang di sekeliling kalian) hai penduduk Madinah — (dari kalangan orang-orang Arab Badui ada orang-orang munafik) seperti orang-orang kabilah Aslam, kabilah, Asyja’, dan kabilah Giffar —   (dan juga di antara penduduk  Madinah) ada orang-orang munafik pula. (Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya) artinya kemunafikan mereka telah mendalam dan  Sudah mengakar di hati mereka. —  (Kamu tidak mengetahui mereka) hai Muhammad —  (tetapi Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali) dengan terungkapnya kemunafikan mereka, atau dibunuh di dunia dan disiksa di alam kubur —   (kemudian mereka akan dikembalikan) di akhirat nanti  (kepada azab yang besar) yaitu siksa neraka.

 

  1. , (Dan) ada pula suatu kaum — (yang lain) lafaz ayat ini menjadi mubtada — (mereka mengakui dosa-dosa mereka) karena tidak ikut berangkat ke medan perang. Lafaz ayat ini menjadi khabainya —   (mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik) ya itu jihad yang telah mereka lakukan sebelum peristiwa ini, atau pengakuar mereka atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan, atau dosa-dosa yang lainnya —   (dengan pekerjaan lain yang buruk) yaitu ketidakikutan me reka dalam berjihad kali ini. —   (Mu dah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Peng ampun lagi Maha Penyayang).

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan apa yang dilakukan oleh Abu Lubabah dan segolongan orang-orang lainnya. Mereka mengikatkan diri mere ka di tiang-tiang masjid, hal ini mereka lakukan ketika mereka mendengai firman Allah SWT. yang diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang ti dak berangkat berjihad, sedangkan mereka tidak ikut berangkat. Lalu mereka bersumpah bahwa ikatan mereka itu tidak akan dibuka melainkan oleh Nabi SAW. sendiri. Kemudian setelah ayat ini diturunkan, Nabi SAW. melepaskan ikatan mereka.

 

  1. (Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka, dengan sedekah itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka) dari dosa-dosa mereka, maka Nabi SAW. mengambil sepertiga harta mereka, kemudian menyedekahkannya — (dan berdoalah untuk  mereka). —   (Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenangan jiwa) rahmat —   (bagi mereka) menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan sakanun ialah ketenangan batin lantaran tobat mereka diterima.  (Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).

 

  1. (Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan mengambil) maksudnya menerima — (zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat) hamba-hamba-Nya, yakni dengan menerima tobat mereka — 2 (lagi Maha Penyayang) kepada mereka. Kata tanya pada awal ayat ini bermakna tagrir, pengertian yang dimaksud ialah untuk menggugah mereka agar mau bertobat dan berzakat atau bersedekah.

 

  1. (Dan katakanlah) kepada mereka atau kepada manusia secara umum — (“Bekerjalah kalian) sesuka hati kalian —  (maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu, dan kalian akan dikembalikan) melalui dibangkitkan dari kubur —   (kepada Yang Mengetahui alam gaib dan alam nyata) yakni Allah —   (lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”) lalu Dia akan membalasnya kepada kalian.

 

  1. (Dan ada pula orang-orang lain) di antara orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang — (yang ditangguhkan) dapat dibaca murjauna, dapat pula dibaca murja-una, artinya tobat mereka ditangguhkan —   (sampai ada keputusan Allah) tentang perihal mereka seSuai dengan kehendak-Nya —   (adakalanya Allah akan mengazab mereka) umpamanya mereka dimatikan oleh-Nya tanpa sempat bertobat (dan adakalanya Allah akan menerima tobat mereka.

 

Dan Allah Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya —   (lagi Maha biJaksana) di dalam melakukan apa yang harus ia Jakukan terhadap mereka. Yang dimaksud dengan mereka ialah ketiga orang yang kedatangannya kepada Nabi SAW. telah disebutkan tadi, mereka adalah Murarah ibnur Rabi’, Ka’ab ibnu Malik, dan Hilal ibnu Umayyah. Mereka tidak berangkat ke medan perang hanya karena malas dan cenderung kepada hidup yang serba santai dan enak, bukannya karena munafik. Dan mereka tidak mengemukakan uzurnya (alasannya) kepada Nabi SAW. seperti halnya yang dilakukan oleh orang-orang lain. Akhirnya perihal mereka ditangguhkan selama lima puluh hari, selama itu mereka hidup diasingkan oleh semuanya, sehingga turunlah ayat yang menjelaskan diterimanya tobat mereka.

 

  1. (Dan) di antara mereka yang munafik itu — (ada orang-orang yang mendirikan masjid) jumlah mereka ada dua belas orang, semuanya orang-orang munafik —   (untuk menimbulkan kemudaratan) kepada orang-orang mukmin di Masjid Quba —  (dan karena kekafiran) karena mereka membangun masjid itu berdasarkan perintah dari Abu Amir seorang rahib, maksudnya supaya menjadi basis pangkalan baginya dan bagi orang-orang yang berpihak kepadanya. Sedangkan ia (Amir) pergi untuk mendatangkan bala tentara Kaisar Romawi guna memerangi Nabi SAW  (dan untuk memecah belah antara orangorang mukmin) yang biasa salat di Masjid Quba, diharapkan sebagian dari orang-orang mukmin melakukan salat di masjid mereka —   (serta menjadi tempat pemantauan) yakni tempat untuk memantau —   (bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu) sebelum masjid Dirar ini dibangun, yang dimaksud adalah Abu Amir tadi dan para pembantunya. —  , (Mereka sesungguhnya Taat , bersumpah: “Tiada lain) —   (kami menghendaki) dari pembangunan masjid ini —  (hanyalah) untuk pekerjaan —  (yang baik semata”) yaitu berlaku belas kasihan terhadap orang-orang miskin dalam musim hujan dan musim panas, serta memberikan tempat persinggahan bagi kaum muslim. —   (Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta) dalam sumpahnya. Mereka pernah meminta kepada Nabi SAW. supaya melakukan salat di dalam masjidnya itu, tetapi kemudian turunlah firman Allah berikut ini, yaitu:

 

  1. (Janganlah kamu berdiri) melakukan salat — (dalam masjid itu selama-lamanya) kemudian Nabi SAW. mengirimkan segolongan para sahabatnya guna merobohkan dan membakarnya. Kemudian mereka. menjadikan bekas masjid itu sebagai tempat pembuangan bangkai. —   (Sesungguhnya masjid yang didirikan) dibangun dengan berlandaskan kepada fondasi —   (takwa, sejak hari pertama) yaitu masjid yang didirikan oleh Nabi SAW. sewaktu pertama kali beliau menginjakkan kakinya di tempat hijrahnya itu, yang dimaksud adalah Masjid Quba. Demikianlah menurut penjelasan yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari —   (adalah lebih berhak) daripada Masjid Dirar itu —   . (kamu bersalat) untuk melakukan salat —   (di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang) kaum Ansar —  (yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang berSih) artinya Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Lafaz al-muttahhirina asalnya ialah al-mutatahhirina, kemudian huruf ta diidgamkan kepada huruf ta yang asal, kemudian jadilah al-muttahhirina. Ibnu Khuzaimah di dalam kitab Sahihnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Uwaimir ibnu Sa’idah, bahwasanya pada suatu hari Nabi SAW. mendatangi mereka (para sahabat) di Masjid Quba. Kemudian beliau SAW. bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT. telah memuji kalian dengan baik atas pembersihan diri kalian sehubungan dengan kisah masjid kalian ini (Quba). Maka cara pembersihan apakah yang sedang kalian lakukan sekarang ini?” Mereka menjawab: “Demi Allah, wahai Rasulullah, kami tidak mengetahui apa-apa melainkan kami mempunyai tetangga-tetangga Yahudi: mereka lalu membasuh dubur mereka setelah buang air besar, maka kami pun melakukan bembasuhan seperti apa yang mereka lakukan” Menurut hadis yang lain, Yang telah diriwayatkan oleh Imam Bazzar, para sahabat mengatakan: “Akan tetapi, kami memakai batu terlebih dahulu, kemudian baru kami memakai air”. Maka Nabi SAW. menjawab: “Itulah yang benar, maka peganglah cara ini oleh kalian.”

 

  1. (Maka apakah orang-orang yang mendirikan masjidnya di atas dasar takwa) karena takut — , (kepada Allah dan)  selalu mengharapkan —   (keridaan)-Nya itu —   (yang lebih baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi) dapat dibaca jurufin, dapat pula dibaca jurfin, artinya di pinggir — (jurang) yakni hampir roboh —   (lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama  dengan dia) maksudnya bangunannya roboh berikut orang-orang yang membangunnya —   (ke dalam neraka Jahar nam?) ungkapan ayat ini merupakan tamSil/perumpamaan yang paling baik. yaitu menggambarkan pembangunan masjid yang bukan berdasarkan kepada takwa, kemudian akibat-akibat yang akan dialaminya. Kata tanya pada permulaan ayat ini mengandung makna tagrir, artinya masjid pertamalah yang baik seperti halnya Masjid Quba. Sedangkan gambaran yang kedua adalah perumpamaan Masjid Dirar. —   (Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim).

 

  1. (Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan) yakni keragu-raguan — (dalam hati mereka, kecuali bila telah hancur) tercabik-cabik (hati mereka itu) lantaran mereka mati. —  (Dan Allah Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya —   (lagi Mahabijaksana) dalam perlakuan-Nya terhadap makhluk-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka) lantaran mereka menginfakkannya di jalan ketaatan kepada-Nya, seperti untuk berjuang di jalan-Nya — (dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh) ayat ini merupakan kalimat baru, yang menjadi penafsir bagi makna yang terkandung di dalam lafaz asy-syira/membeli tadi. Menurut suatu qiraat dibaca fayugtaluna wa yagtuluna, artinya sebagian dari mereka ada yang gugur dan sebagian yang lain meneruskan pertempurannya —  (sebagai janji yang benar) lafaz wa’dan dan haqqan, keduanya berbentuk masdar yang dinasabkan fi’ilnya masing-masing yang tidak disebutkan —  (di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain dari Allah?) artinya tiada seorang pun yang lebih menepati janjinya selain dari Allah. — (Maka bergembiralah) dalam ayat ini terkandung pengertian iltifat/perpindahan pembicaraan, dari gaib kepada mukhatab/ dari orang ketiga kepada orang kedua —

(dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu, dan yang demikian itu) yaitu jual beli itu —  (adalah kemenangan yang besar) yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang paling didambakan.

 

112, (Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat) lafaz at-ta’buna dirafa’kan untuk tujuan memuji, yaitu dengan memperkirakan adanya Mubtada sebelumnya, artinya mereka itu adalah orang-orang yang bertobat dari kemusyrikan dan kemunafikan —   (yang beribadat) orang-orang yang ikhlas karena Allah dalam beribadah —   (yang memuji) kepada Allah dalam semua kondisi —   (yang melawat) makna yang dimaksud adalah mereka selalu mengerjakan saum —   (yang rukuk yang sujud) artinya mereka adalah orang-orang yang salat —  (yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara batasan-batasan Allah) yakni hukum-hukum-Nya, dengan cara mengamalkannya. —   (Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu) dengan surga.

 

  1. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan permohonan ampunan Nabi SAW. buat pamannya, yaitu Abu Talib, sekaligus berkenaan pula dengan permohonan ampunan sebagian para sahabat terhadap kedua orang tua mereka masing-masing yang musyrik. (Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat)nya, yakni familinya sendiri — (sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang yang musyrik itu adalah penghuni-penghuni Jahim) yakni neraka, lantaran mereka mati dalam keadaan kafir.

 

  1. (Dan permintaan ampun dari Ibrahim kepada Allah untuk bapaknya (pamannya, pent.) tidak lain hanya karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu) melalui perkataan Nabi Ibrahim sendiri, seperti yang diungkapkan oleh firmanNya: “Aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku” (Q.S. 19 Maryam, 47). Nabi Ibrahim menjanjikan demikian dengan harapan semoga bapak (paman)nya itu mau masuk Islam. —   (Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya /pamannya itu adalah musuh Allah) lantaran ia mati dalam keadaan kafir —  (maka Ibrahim berlepas diri darinya) kemudian Nabi Ibrahim berhenti dari memintakan ampunan-Nya.   (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut) banyak merendahkan diri dan berdoa kepada Allah —   (lagi penyantun) sangat sabar di dalam menahan derita.

 

  1. (Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka) kepada Islam — (hingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi) yakni amal-amal perbuatan mana saja yang harus mereka jauhi, tetapi ternyata mereka tidak menjauhinya, maka mereka layak menjadi orang-orang yang disesatkan. —  (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) antara lain ialah mengetahui Siapa yang berhak untuk disesatkan dan siapa yang berhak untuk mendapat hidayah-Nya.

 

  1. (Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tiada bagi kalian) hai umat manusia — : (selain dari Allah) — (yang melindungi) kalian dari-Nya —  (dan yang memberikan pertolongan) yang dapat mencegah diri kalian dari kepastian Allah.

 

  1. (Sesungguhnya Allah telah menerima tobat) artinya Dia Menerima tobat untuk selamanya — (nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Ansar, yang mengikuti nabi dalam masa kesulitan) yakni sewaktu keadaan sedang sulit-sulitnya. Hal ini terjadi sewaktu Perang Tabuk, sebiji buah kurma dimakan oleh dua orang, dan sepuluh orang pasukan saling bergantian menaiki satu hewan kendaraan di antara sesama mereka, dan panas pada saat itu terik sekali sehingga mereka meminum air yang ada dalam perut unta karena persediaan air habis —   (setelah hampir berpaling) dapat dibaca yaziqu atau taziqu, artinya cenderung —   (hati segolongan dari mereka) dari mengikuti nabi, kemudian mereka bermaksud untuk kembali dan tidak ikut berperang, lantaran kesulitan yang sedang mereka alami pada saat itu —   (kemudian Allah menerima tobat mereka itu) dengan memberikan keteguhan dan kesabaran kepada mereka. —   (Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Dan) Allah menerima tobat pula — (terhadap tiga orang yang ditangguhkan) penerimaan tobat mereka, melalui bukti yang menunjukkan kepada hal itu —   (sehingga apabila bumi terasa sempit oleh mereka, padahal bumi itu luas) sekalipun kenyataannya bumi itu luas, lantaran mereka tidak dapat menemukan tempat yang dapat mengganti hati mereka —   (dan jika hati mereka pun terasa sempit pula) yakni hati mereka menjadi sempit lantaran susah dan asing disebabkan tobat mereka ditangguhkan penerimaannya, sehingga hati mereka tidak gembira dan selalu tidak tenteram  (serta mereka menduga) dan merasa yakin —   (bahwasanya) dibaca dengan takhfif, yaitu an —   (tidak ada tempat lari dari siksa Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima tobat mereka) Allah memberikan taufik dan kekuatan kepada mereka  untuk bertobat —  (agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang).

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah) dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat (dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar) dalam hal iman dan menepati janji, untuk itu kalian harus menetapi kebenaran.

 

  1. (Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitarnya, tidak turut menyertai Rasulullah) bilamana beliau pergi berperang — (dan tidak patut pula bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul) yaitu dengan cara mendahulukan kepentingan apa yang menjadi keridaannya daripada kemaslahatan diri sendiri di dalam menghadapi saat-saat yang sulit. Ungkapan ayat ini merupakan nahi atau larangan, tetapi diungkapkan dalam bentuk kalimat khabar atau kalimat berita. — (Yang demikian itu) yaitu larangan untuk tidak pergi bersama Rasulullah ke medan perang —   (ialah karena mereka) disebabkan —   (tidak ditimpa kehausan) rasa dahaga —   (kepayahan) keletihan —   (dan kelaparan) yakni rasa lapar —   (pada jalan Allah dan tidak pula menginjak suatu tempat) lafaz mautian adalah masdar, tetapi makhanya sama dengan lafaz wat-an —   (yang membangkitkan amarah) artinya yang membuat marah —   (orang-orang kafir Ian tidak menimpakan kepada musuh) Allah —   Sesuatu bencana) membunuh, menawan, atau membegal musuh —   (melainkan dituliskan bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh) maksudnya mereka mau melaksanakan hal tersebut. — (Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik) pahala mereka tidak akan disia-siakan-Nya, bahkan Dia akan memberi mereka pahala.

 

  1. (Dan mereka tiada menafkahkan) dalam rangka melaksanakan hal tersebut — (suatu nafkah yang kecil) sekalipun berupa sebiji buah kurma —   (dan tidak   yang besar dan tidak melintasi suatu lembah) dengan berjalan kaki —  (melainkan dituliskan bagi mereka) amal saleh pula —  (karena Allah memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan) sebagai pahalanya.

 

  1. Tatkala kaum mukmin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang, kemudian Nabi SAW. mengirimkan sariyyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua, tanpa ada seorang pun yang tinggal: maka turunlah firman-Nya berikut ini, yaitu: — (Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu  ke medan perang  (semuanya. Mengapa tidak) —   (pergi dari tiaptiap golongan) suatu kabilah —   (di antara mereka beberapa orang) beberapa golongan saja, kemudian sisanya tetap tinggal di tempat  (untuk pakan pengetahuan mereka) yakni tetap tinggal ditempat —   (mengenai agama dan untuk memberi kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya) dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya —  (supaya mereka itu dapat menjaga dirinya) dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya, bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyyah-sariyyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyyah lantaran Nabi SAW. tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi SAW. berangkat ke suatu Gazwah.

 

  1. (Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kalian itu) yakni mereka yang tinggal berdekatan dengan kalian, kemudian mereka yang dibilang tinggal berdekatan dengan kalian — (dan hendaklah mereka menemui kekerasan dari kalian) artinya berlaku keraslah kalian terhadap mereka —   (dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa) bantuan dan pertolongan-Nya akan selalu menyertainya.

 

  1. (Dan apabila diturunkan suatu surat) dari Al-Qur’an (maka di antara mereka) orang-orang munafik —   (ada yang berkata) kepada teman-temannya dengan nada mengejek —   (“Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya dengan turunnya Surat ini?”) yakni kepercayaannya. Maka Allah SWT. langsung berfirman menjawab perkataan mereka. —   (Adapun Orang-orang yang beriman, maka surat ini imannya) karena mereka benar-benar percaya kepadanya —  (sedangkan mereka merasa gembira) dengan turunnya surat ini.

 

  1. (Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit) lemah keyakinan —   (maka dengan surat ini bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya) kekafiran mereka makin bertambah karena pada mulanya mereka sudah kafir kepada surat itu  (dan mereka mati dalam keadaan kafr).

 

  1. (Dan tidakkah mereka memperhatikan) bila dibaca yarauna, fa’ilnya adalah orang-orang munafik, dan bila dibaca tarauna, fa’ilnya adalah orang-orang mukmin — (bahwa mereka diuji) dicoba  (sekali atau dua kali setiap tahun) dengan musim paceklik dan wabah penyakit —   (kemudian mereka tidak juga bertobat) dari kemunafikannya —   (dan tidak pula mengambil pelajaran) artinya pelajaran buat dirinya.

 

  1. (Dan apabila diturunkan satu surat) yang di dalamnya menyebutkan tentang perihal mereka, kemudian surat tersebut dibacakan oleh Nabi SAW. — (sebagian mereka memandang kepada sebagian yang lain) dengan maksud untuk lari dari tempat itu, seraya berkata —   (“Adakah seorang dari orang-orang muslimin yang melihat kalian?’) bilamana kalian pergi dari tempat ini, jika ternyata tidak ada seorang pun dari kalangan kaum muslim yang melihat mereka, maka mereka segera beranjak pergi dari tempat itu. Apabila ternyata ada seseorang dari kaum muslim yang melihat mereka, maka mereka tetap di tempatnya (sesudah itu mereka pun pergi) dengan membawa kekafirannya. —   (Allah telah memalingkan hati mereka) dari hidayah akan Kebenaran, lantaran mereka tidak mau menggunakan pikirannya guna merenungkan kebenaran itu. (disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti)

 

  1. (Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri) dari kalangan kalian sendiri, yaitu Nabi Muhammad SAW. — (berat terasa) dirasa berat —   (olehnya apa yang kalian derita) yaitu penderitaan kalian, yang dimaksud ialah penderitaan dan musibah yang menimpa diri kalian —   (sangat menginginkan bagi kalian) hidayah dan keselamatan  (lagi terhadap orang-orang mukmin amat belas kasihan) sangat belas kasihan —  (lagi penyayang) ia selalu mengharapkan kebaikan bagi mereka.

 

  1. (Jika mereka berpaling) dari iman kepadamu — (maka katakanlah: “Cukuplah bagiku) maksudnya cukup untukku — (Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal) percaya dan bukan kepada selain-Nya —   (dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy) yakni Al-Kursiy —   (yang Qgung”) Arasy disebutkan secara khusus karena ia makhluk yang paling akbar Imam Hakim di dalam kitab Al-Mustadrak-nya meriwayatkan sebuah aSar yang bersumber dari Ubay ibnu Ka’ab, bahwasanya Ubay ibnu Ka’ab lah mengatakan: “Ayat yang diturunkan paling akhir ialah firman-Nya: Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul ..’ (Q.S. 9 AtTaubah, 128-129)”. Kedua ayat akhir surat At-Taubah itulah ayat yang paling terakhir diturunkan.

 

 

 

 

Makkiyyah, 109 atau 110 ayat Kecuali ayat 40, 94, 95, 96, Madaniyyah Turun sesudah surat Al-Isra’

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

 

  1. (Alif Lam Ra) hanya Allah-lah yang mengetahui maksudnya . (Inilah) artinya ayat-ayat ini —  (ayat-ayat Al-Kitab) yakni Al-Qur’an. Diidafatkannya lafaz ayatul pada lafaz alkitabi mengandung makna min, yakni bagian dari Al-Qur’an —  (yang mengandung hikmah) yang padat akan hikmah-hikmah.

 

  1. (Patutkah manusia) artinya penduduk Mekah. Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna ingkar, sedangkan jar dan majrurnya menjadi hal atau kata keterangan dari firman selanjutnya — (menjadi keheranan) lafaz ini bila dibaca ‘ajaban menjadi khabar dari kana, bila dibaca rafa’ menjadi isim kana. Menurut pendapat yang masyhur adalah  sebagai khabar dari kana. —   (bahwa kami mewahyukan) artinya pemberian wahyu Kami —  (kepada seorang lelaki di antara mereka) yaitu Nabi Muhammad SAW. —   (yaitu:) huruf an di sini menjadi — … penafsir dari lafaz an-auhaina —   (“Berilah peringatan) peringatkanlah —   (kepada manusia) yakni orang-orang kafir, akan adanya siksaan buat mereka —  (dan gembirakanlah orang-orang ber iman bahiva) bahwasanya —   mempunya kedudukan) pahala —   (yang tinggi di sisi Tuhan mereka”) maksudnya adalah pahala yang baik sebagai pembalasan dari amal-amal yang telah mereka lakukan. —   (Orang-orang kafir berkata: “Sesungguhnya orang ini) yaitu Nabi Muhammad SAW. —   (benar-benar adalah tukang sihir yang nyata”) jelas tukang sihir. Menurut suatu qiraat. Jafaz lasahirun dibaca lasihrun, sedangkan musyar ilaihnya adalah Al-Qur’an yang dianggap mereka merupakan sihir.

 

  1. (Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) dari hari-hari dunia, artinya dalam masa yang perkiraannya sama dengan enam hari, karena sesungguhnya pada masa itu belum ada matahari dan bulan Tetapi seandainya Allah berkehendak, maka Dia dapat menciptakannya dalam sekejap mata. Allah SWT. tidak memakai cara tersebut maksudnya untuk memberikan pelajaran kepada makhluk-Nya tentang ketekunan dan kesabaran dalam bertindak —  (kemudian Dia berse mayam di atas Arasy) bersemayamnya Allah disesuaikan dengan keagungan sifat-Nya —  (untuk mengatur segala urusan) di antara makhluk makhluk-Nya —   (Tiada seorang pun) huruf min merupakan silah atau penghubung —   (yang dapat memberikan syafaat) kepada sese orang —   (kecuali sesudah ada izin-Nya) ayat ini meru pakan sanggahan terhadap perkataan orang-orang kafir yang menyatakan bahwa berhala-berhala mereka dapat memberikan syafaat kepada diri mereka. —   (Zat yang demikian itulah) yaitu Yang Menciptakan dan Yang Mengatur —   (Allah, Tuhan kalian, maka sembahlah Dia!   artinya tauhidkanlah Dia. —   (Maka apakah kalian tidak meng ambil pelajaran?) lafaz tazakkaruna asalnya tatazakkaruna, kemudian huruf ta yang kedua diidgamkan ke dalam huruf zal asal kalimat, maka jadilah tazakkaruna.

 

  1. (Hanya kepada-Nyalah) yaitu Allah SWT. — (kalian semuanya akan kembali, sebagai janji yang benar dari Allah) lafaz wa’dan dan lafaz haggan merupakan masdar yang dinasabkan oleh f’ilnya masing-masing yang keberadaannya diperkirakan. —   (Sesungguhnya Allah) huruf hamzah inna dibaca kasrah karena menjadi isti’naf: sedangkan jika dibaca fat-hah, maka memakai huruf lam yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya —   (menciptakan makhluk pada permulaan) artinya Dia mulai menciptakan makhluk dengan mengadakan mereka —   (kemudian menghidupkannya kembali) pada hari berbangkit —   (agar Dia memberi pembalasan) pahala —  (kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas) artinya air yang panasnyaluar biasa   (dan azab yang pedih) sangat menyakitkan —   (disebabkan kekafiran mereka) sebagai pembalasan atas kekafirannya.

 

  1. (Dialah yang menjadikan matahari bersinar) mempunyai sinar — (dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya bagi bulan) dalam perjalanannya —   (manzilah-manzilah) selama dua puluh delapan malam untuk setiap bulan, setiap malam dari dua puluh delapan malam itu memperoleh suatu manzilah, kemudian tidak tampak selama dua malam, jika jumlah hari bulan yang bersangkutan tiga puluh hari. Atau tidak tampak selama satu malam jika ternyata jumlah hari bulan yang bersangkutan dua puluh sembilan hari —   (supaya kalian mengetahui) melalui hal tersebut —   (bilangan tahun dan perhitungan waktu, Allah tidak menciptakan yang demikian itu! hal-hal yang telah disebutkan itu —   (melainkan dengan hak) bukannya main-main, Mahasuci Allah dari perbuatan tersebut —   (Dia menjelaskan) dapat dibaca yufassilu dan nufassilu, artinya Dia menerangkan atau Kami menerangkan —   (tanda-tanda kepada orang: orang yang mengetahui) yakni orang-orang yang mau berpikir.

 

  1. (Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu) silih bergantinya malam dan siang hari, kemudian panjang dan pendeknya malam dan siang hari — (dan pada yang di: ciptakan Allah di langit) yakni para malaikat, matahari, bulan, dan bintangbintang serta lain sebagainya. — » (Dan) di —  (bumi) berupa margasatwa, gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, pohon-pohonan, dan lain sebagainya —   (benar-benar terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kepada kekuasaan-Nya —   (bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Nya, kemudian mereka beriman. Allah SWT. secara khusus menyebutkan orang-orang yang bertakwa karena sesungguhnya merekalah yang dapat memanfaatkan keberadaan tanda-tanda tersebut.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan tidak percaya akan pertemuan dengan Kami) pada hari berbangkit nanti — (dan mereka merasa puas dengan kehidupan dunia) sebagai ganti dari kehidupan akhirat, karena mereka tidak memperCayai adanya hari akhirat itu —   (serta mereka merasa tenteram dengan kehidupan itu) merasa tenang dengan kehidupan dunia —   (dan orang-orang yang terhadap ayat-ayat Kami) bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan Kami —   (mereka melalaikan) mereka Sama sekali tidak mau memikirkannya.

 

  1. (Mereka itu tempatnya Ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan) berupa kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat.

 

  1. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk) diberi bimbingan — (oleh Tuhan mereka karena keimanannya) kepada-Nya, kelak pada hari kiamat Allah SWT. akan menjadikan bagi mereka cahaya, dengan cahaya itu mereka mendapat petunjuk —  (di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan).

 

  1. (Doa mereka di dalamnya) sewaktu mereka meminta apa yang mereka inginkan di dalam surga hanya tinggal mengatakan — (Subhanakallahumma) artinya Mahasuci Engkau, ya Allah. Bilamana mereka telah memintanya,maka mereka menemukan apa yang mereka ingin. kan telah berada di hadapan mereka —  dan salam penghormatan , mereka) di antara sesama mereka —   (di dalam surga ialah: “Salam”. Dan penutup doa mereka ialah:) huruf an di sini adalah kata penafsir —   (“Alhamdulillahi Rabbil “Alamin”) segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Ayat ini diturunkan sewaktu orang-orang musyrik meminta disegerakan turunnya azab.

 

  1. (Dan kalau sekiranya Allah menyegera kan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan) artinya sama seperti mereka meminta mendapatkan dengan segera — (kebaikan, pastilah diakhiri) boleh dibaca laqudiya atau laqada (umur mereka) lafaz ajaluhum dapat dibaca rafa’, yakni menjadi ajaluhum, dapat pula dibaca nasab hingga menjadi ajalahum, seumpamanya Allah membinasakan mereka dengan segera, tetapi ternyata Allah menangguhkan. —   (Maka Kami biarkan) Kami tinggalkan —   (orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimang di dalam kesesatan mereka) mereka hidup diseli muti oleh keraguan yang membingungkan.

 

  1. (Dan apabila manusia ditimpa) yang dimaksud adalah orang kafir — (bahaya) berupa penyakit dan kefakiran —   (dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring) membaringkan diri —   (atau duduk, atau berdiri) artinya dalam semua keadaan —   (tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali) kepada kekafirannya —   (seolah-olah) lafaz ka-an berasal dari ka-anna yang ditakhfifkan, sedangkan isimnya tidak disebutkan Lengkapnya ka-annahu, artinya seolah-olah dia —   (tidak pernah berdoa kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah) sifat orang kafir, yaitu berdoa di kala tertimpa bahaya dan berpaling di kala hidup sejahtera —   (orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik) yang dimaksud adalah orang-orang musyrik —   (apa yang selalu mereka kerjakan).

 

  1. (Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat) generasi-generasi — (yang sebelum kalian) hai penduduk Mekah —   (ketika mereka berbuat kezaliman) yaitu dengan melakukan kemusyrikan —  (padahal) sungguh —  (telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata) bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran risalah mereka  (tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman) kalimat ayat ini di’atafkan pada lafaz lamma zalamu. — (Demikianlah) seperti yang telah Kami binasakan mereka — (Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa) yaitu orang-orang kafir.

 

  1. (Kemudian Kami jadikan kalian) hai penduduk Mekah (pengganti-pengganti) lafaz khalaif adalah bentuk jamak dari lafaz — khalifah — (di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kalian berbuat) di muka bumi, apakah kalian mau mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu itu. sehingga kalian mau percaya kepada rasul-rasul Kami

 

  1. (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat | — Kami) yakni Al-Qur’an — (yang nyata) yang jelas: lafaz bayyinatin kedudukannya menjadi hal atau kata keterangan keadaan —  (orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata) mereka adalah orang-orang yang tidak takut akan adanya hari pembalasan — bass ti (“Datangkanlah Al-Quran yang lain dari ini)  yang isinya tidak mengandung celaan kepada tuhan-tuhan kami —   (atau gantilah dia”) dengan buatanmu sendiri. —   (Katakanlah:) kepada mereka —   (“Tidaklah pantas) tidak layak —   (bagiku menggantinya dari pihak) berdasarkan kemauan —   (dirikuan sendiri. Aku tidak) tiada lain —   (hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku) karena menggantikan Al-Qur’an —   (kepada siksa hari yang besar”) yaitu hari kiamat.

 

  1. (Katakanlah: “Jikalau Allah meng hendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepada kalian dan aku tidak pu: la memberitahukan kepada kalian) mengajarkan kepada kalian — (mengenainya”) huruf Ja di sini bermakna nafi atau meniadakan, kemudian di’ataf’kan kepada nafi yang sebelumnya. Menurut qiraat yang lain dianggap sebagai lam yang menjadi jawab dari lau, dengan demikian berarti: Niscaya aku akan mengajarkannya kepada kalian dengan bahasa yang bukan  bahasaku —   (Sesungguhnya aku telah tinggal) diam —(bersama dengan kalian beberapa lama) yaitu empat puluh tahun — (sebelumnya”) selama itu aku belum pernah menceritakan sesuatu kepada kalian.  (Maka apakah kalian tidak memikirkannya?) bahwasanya Al-Qur’an itu bukanlah buatanku sendiri.

 

  1. (Maka siapakah) artinya tiada seorang pun — (yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) yaitu dengan melakukan kemusyrikan terhadap Allah  (atau mendustakan ayat-ayat-Nya?) yakni Al-Qur’an. —  (Sesungguhnya) pada kenyataannya —  (tiadalah beruntung) tiadalah  berbahagia —   (orang-orang yang berbuat dosa) yaitu orang-orang musyrik.

 

  1. (Dan mereka menyembah selain dari Allah) (apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan) jika mereka tidak menyembahnya —   (dan tidak pula kemanfaatan) jika mereka menyembahnya, yang dimaksud adalah berhala-berhala yang mereka sembah itu —  (dan mereka berkata) tentang berhala-berhala itu —  (“Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah” Katakanlah:) kepada mereka —  (“Apakah kalian mengabarkan repada Allah) menceritakan kepada-Nya —  (apa yang tidak diketahui-Nya di langit dan tidak pula di bumi?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna ingkar, karena seandainya Dia mempunyai sekutu, niscaya Dia akan mengetahui sekutunya itu karena sesungguhnya tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya. —   (Mahasuci Allah) dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya —  (dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan itu) bersama Allah.

 

  1. (Manusia dahulunya hanyalah satu umat: satu agama, yaitu agama Islam, sejak zaman Nabi Adam sampai dengan zaman Nabi Nuh. Menurut pendapat yang lain, mulai zaman Nabi Ibrahim sampai dengan zaman Amr ibnu Luhay — (kemudian mereka berselisih) disebabkan sebagian dari mereka tetap iman, sedangkan se bagian yang lainnya kafir. —  (Kalau tidak lah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu) dengan me nangguhkan pembalasan hingga hari kiamat —   (pastilah diberi keputusan di antara mereka) yaitu di antara manusia di dunia —   (tentang apa yang mereka perselisihkan itu) dalam masalah agama. yaitu dengan mengazab orang-orang kafir

 

  1. (Dan mereka berkata:) yakni penduduk Mekah — (“Mengapa tidak) kenapa tidak —   (diturunkan kepadanya) mak sudnya kepada Nabi Muhammad SAW. —   (suatu keterangan dari Tuhannya?”) sebagaimana yang telah diberikan kepada para nabi lainnya, seperti mukjizat unta, mukjizat tongkat, dan mukjizat tangan. —  (Ma ka katakanlah:) kepada mereka —   (“Sesungguhnya yang gaib itu) hal-hal yang gaib dari mata hamba-hamba Allah —   (kepunyaan Allah) antara lain ialah mukjizat-mukjizat, maka mukjizat-mukjizat itu tidak ada yang dapat mendatangkannya, melainkan hanya seizin Allah. Sesungguhnya tugasku hanyalah menyampaikan —  (sebab itu tunggu sajalah oleh kalian) datangnya azab jika kalian tidak mau beriman —   (sesungguhnya aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu”).

 

  1. (Dan apabila Kami merasakan kepada manusia) kepa da orang-orang kafir Mekah — (suatu rahmat) berupa hujan dan keSuburan —   (sesudah datangnya bahaya) kesengsaraan dan keke: ringan —   (menimpa mereka, tiba-tiba mereka memPunyai tipu daya dalam menentang tanda-tanda kekuasaan Kami) dengan memperolok-olokkannya dan mendustakannya. —  (Katakanlah: kepada mereka —   (“Allah lebih cepat dalam membuat tipu daya”) sebagai pembalasan dari-Nya. —  (Sesungguhnya utusan-utusan Kami) yaitu para malaikat —   (menuliskan tipu daya kalian) lafaz tamkurun dapat dibaca dengan memakai huruf ta, sehingga menjadi tamkurun. Dapat pula dibaca dengan memakai huruf ya sehingga bacaannya menjadi yamkurun.

 

  1. (Dialah Tuhan yang menjadikan kalian dapat berjalan) menurut suatu qiraat yansyurukum, bukannya yusayyirukum — (di daratan, berlayar di laut. Sehingga apabila kalian berada di dalam bahtera) di dalam perahu-perahu —   (dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang di dalamnya) di dalam lafaz ini terkandung pengertian iltifat dari mukhatab menjadi gaib —   (dengan tiupan angin yang baik) angin yang lembut —  (dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai) angin yang kencang tiupannya dan dapat menghancurkan segala sesuatu yang dilandanya —   (dan gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah dikepung bahaya) mereka pasti binasa —   (maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata) yakni berseru. —   “Sesungguhnya jika) huruf lam di sini bermakna gasam atau sumpah —  (Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini) dari malapetaka ini —  (pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”) yaitu akan menjadi orang-orang yang menauhidkan Allah.

 

  1. (Maka setelah Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa alasan yang benar) mereka melakukan kemusyrikan. —   (Hai manusia, Sesungguhnya perbuatan kelewat batas kalian) perbuatan kezaliman   kalian —   (akan menimpa diri kalian sendiri) karena sesungguhnya yang menanggung dosanya adalah diri kalian sendiri —   (hal itu hanyalah kenikmatan duniawi) kalian bersenang-senang dengannya dalam  waktu yang sedikit. —   (Kemudian kepada Kamilah kembali kalian) sesudah mati —   (lalu Kami kabarkan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan) maka kami membalas kalian berdasarkan perbuatan kalian. Menurut suatu qiraat, lafaz mata’un dibaca nasab sehingga menjadi mata’an, artinya kalian bersenang-senang.

 

  1. (Sesungguhnya perumpamaan) gambaran — (kehidupan duniawi itu adalah seperti air) hujan —   (yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah  sebagainya —   (dan binatang ternak) yaitu berupa rerumputan dan dedaunan. —   (Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya) menampakkan , keindahannya berkat tumbuh tumbuhannya —  (dan memakai pula per hiasannya) karena bunga-bungaannya. Asal kata wazzayyanat adalah tazayyanat, kemudian huruf ta diganti dengan huruf za, yang selanjutnya huruf za yang pengganti ini diidgamkan atau dimasukkan ke dalam huruf za asal, sehingga jadilah izzayyanat —  (dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya) mereka merasa pasti akan  dapat memetik hasilnya — (tiba-tiba datanglah kepadanya perkara Kami) kepastian atau azab Kami — (di waktu malam hari atau siang, lalu Kami jadikan ia) yakni tanam-tanamannya — (laksana tanam-tanaman yang sudah disabit) sudah dipanen dengan memakai sabit (seakan-akan) lafaz ka-an adalah mukhaffafah dari lafaz ka-anna, artinya seakan-akan ia — (belum pernah tumbuh) belum pernah berwujud —  (kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan) Kami terangkan —   (tanda-tanda kekuasaan —Kamikepada orang-orang yang berpikir).

 

  1. (Allah menyeru ke Darussalam) kepada jalan keselamatan, yaitu surga: Dia menyeru manusia pada keimanan — (dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya) untuk mendapat petunjuk   (kepada jalan yang lurus) yakni agama Islam.

 

  1. (Bagi orang-orang yang berbuat baik) dengan keimanannya (ada pahala yang terbaik) yaitu surga —   (dan tambahan nya) yaitu dapat melihat Allah SWT., sebagaimana yang telah diterangkan di . dalam hadis sahih Muslim. —  (Dan tidak pernah layu) tidak pernah tertutup —   (wajah mereka oleh kekelaman) kesusahan yang kelam —  (dan tidak pula oleh kehinaan) kesedihan. —  (Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya)

 

 

  1. (Dan orang-orang) lafaz ayat ini di’atafkan kepada lafaz Aljazina ahsanu yang ada pada ayat sebelumnya, artinya: Dan bagi orang-orang (yang mengerjakan keburukan) orang-orang yang mengerjakan kemusyrikan — (mendapat balasan yang setimpal dan mereka ditutupi oleh kehinaan. Tidak ada bagi mereka, dari azab Allah) huruf min pada ayat ini adalah huruf zaidah atau tambahan — (seorang pelindung pun) yang dapat mencegahnya  (seakan-akan tertutupi) diselimuti —   (muka mereka oleh kepingan-kepingan) dapat dibaca qita’an, dapat pula dibaca qit’an  artinya kepingan-kepingan —   (malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya).

 

  1. (Dan) ingatlah — (suatu hari, ketika itu, Kami mengumpulkan mereka) yakni semua makhluk —   (semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan Tuhan: “Tetaplah pada tempat kalian) lafaz makanakum dinasabkan oleh ilzamu yang keberadaannya diperkirakan pada sebelumnya —  (kalian semuanya) lafaz ini bersifat mengukuhkan damir. mustatar yang terkandung di dalam fi’il yang keberadaannya diperkirakan tadi. Kemudian diatafkan kepadanya —  , (bersama dengan sekutu-sekutu kalian”)   yakni berhala-berhala sesembahan kalian. —  (Lalu Kami pisahkan) Kami bedakan —   (antara mereka) dan orang-orang yang beriman, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam ayat yang lain, yaitu: Dan (dikatakan kepada orang orang kafir): “Berpisahlah kalian (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat” (Q.S. 36 Yasin, 59). (Dan berkatalah) kepada mereka —   (seku tu-sekutu mereka: “Kalian sekali-kali tidak pernah menyembah kami) huruf ma bermakna nafi, kemudian maful didahulukan demi untuk fasilah.

 

  1. (Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kalian, sesungguhnya) huruf in adalah mukhaffafah dari inna — (kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kalian kepada kami”).

 

  1. (Di tempat itu) yakni pada hari itu — (akan merasakan pembalasan) lafaz tablu berasal dari masdar al-balwa. Akan tetapi, menurut qiraat lainnya dibaca tat/u berasal dari masdar tilawah, artinya dibacakan  (tiap-tjap diri dari apa yang telah dikerjakannya dahulu)  amal-amal perbuatan yang telah mereka kerjakan di dunia —   (dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya) Pelindung yang hak dan yang selama-lamanya —  (dan lenyaplah) hilanglah —  (dari mereka apa yang mereka ada-adakan) terhadap Allah SWT., yaitu berupa sekutu-sekutu yang mereka sembah itu. ,

 

  1. (Katakanlah:) kepada mereka — (“Siapakah yang memberi rezeki kepada kalian dari langit) yaitu melalui hujan —   (dan bumi) yaitu melalui tumbuh-tumbuhan —   (atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran) lafaz as-sam’u di sini bermakna alasmQ, artinya Yang Menciptakan Pendengaran —    (dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?”) di antara semua, makhluk. —   (Maka mereka katakan:) bahwa Dia —   (Allah”. Maka katakanlah:) kepada mereka —   (“Mengapa kalian tidak bertakwa”) kepada-Nya. Oleh sebab itu, berimanlah kalian.

 

  1. (Maka yang demikian itu) Zat Yang menciptakan segala sesuatu itu — (adalah Allah Tuhan kalian yang sebenarnya) yang tetap dan wajib kalian sembah —   (maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan) istifham atau kata tanya di sini bermakna menetapkan, artinya tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan hanya kesesatan belaka. Barangsiapa yang menyimpang dari kebenaran, yaitu menyembah selain kepada Allah, berarti ia terjerumus ke dalam kesesatan. —   (Maka bagaimanakah) mengapa —   (kalian dipalingkan?) dari keimanan, padahal bukti-bukti kebenaran telah cukup ada.

 

  1. (Demikianlah) sebagaimana mereka berpaling dari iman (telah tetap hukuman Tuhanmu terhadap orang-orang yang fasik) yakni orang-orang kafir, seperti yang diungkapkan oleh firman yang lain, yaitu: Benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam … (Q.S. 7 Al-A’raf, 18: Q.S. 11 Hud, 119, Q.S. 32 As-Sajdah, 13, dan Q.S. 38 Sad, 85)  atau hukuman Allah itu disebabkan —  (karena mereka tidak beriman).

 

  1. (Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang da pat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya atau menghidup kannya kembali. Katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya atau menghidupkannya kembali: maka bagaimana – kah kalian dipalingkan?”) dari menyembah Allah SWT., padahal bukti-bukti yang menunjukkan Allah disembah sudah ada.

 

  1. (Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutu kalian ada yang dapat menunjuki kepada kebenaran?”) dengan menegakkan hujjah-hujjah dan memberikan petunjuk — (Katakanlah: “Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran”. Maka apakah Zat yang menunjuki kepada kebenaran itu) yang dimaksud adalah Allah — (lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk) lafaz yahiddiy asalnya yahtadi, artinya memberi petunjuk — (kecuali bila diberi petunjuk?) lebih berhak untuk diikuti? Kata tanya di sini mengandung makna mengukuhkan, sekaligus sebagai celaan, makna yang dimaksud ialah bahwa yang pertamalah yang lebih berhak untuk diikuti. —   (Mengapa kalian berbuat demikian? Bagaimanakah kalian mengambil keputusan) dengan keputusan yang rusak ini, yaitu mengikuti orang-orang yang tidak berhak untuk diikuti

 

  1. (Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti) di dalam penyembahan mereka terhadap berhala-berhala (kecuali persangkaan saje) dalam hal ini mereka hanya menirukan apa yang telah diperbuat oleh nenek moyang mereka. —   (Sesungguhnya persangk an itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran) yang membutuh kan ilmu pengetahuan tentangnya. —   (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan) oleh sebab itu, maka Dia membalas semua amal perbuatan yang telah mereka kerjakan itu.

 

  1. (Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat) artinya dibuat-buat — (oleh