Kitab Abu Ma’syar Al Falaki Dan Terjemah [PDF]

segala puji bagi Allah yang menciptakn manusia dari tanah, lalu menjadikannya di tempat yang kokok, lalu menciptakan air mani menjadi segumpal darah, lalu mencipatakn segumpal darah menjadi segumpal daging, lalu menjadikan segumpal daging menjadi tulang, lalu menyelimuti tulang dengan daging, lalu ia menjadikannya makhluk lain, maka maha suci Allah sebaik pencipta. menunjuukan orang yang ia kehendaki dengan petunjukknya pada sorga kenikmatan, dan menyesatkan orang yang ia kehendaki dari kebaikan dan menjadikannya di neraka jahim. dan saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah maha esa Allah tiada sekutu baginya, raja yang benar yang menjelaskan. dan saya bersaksi bahwa junjugan kita muhammad adalah hambanya dan utusannya , seorang nabi yang terpercaya.

wa ba’du.  berkata seorang yang takut dari hari dikumpulkan, makhluk Allah yang paling lemah  dan yang paling butuh, yaitu abu ma’syar, saya ketika melihat firman Allah tabaroka wa ta’ala yang menjadikan di langit buruj-buruj al ayah, saya beristikhorah kepada Allah ta’ala untuk menjelaskan watak manusia dari buruj-buruj ini, dan saya menertibkan setiap buruj atas tiga wajah, dan dua belas bait, dan aku ikutkan degan bentuk-bentuk romliyah, dan aku menjadikan muqaddimah kitab ini di sebagian pengetuan ilmu hisab, dan aku akhiri dengan hijab yang tetap untuk kitab ini, maka aku mengatakan dan hanya kepada Allah kebaikan menerima:

jika awal tahun adalah hari ahad, maka matahari menguasai tahun, ini adalah tanda kemenagan raja dan penguasa, dan sambungnya sebab dengan lainnya, dan bijian sederhana ketika muculnya, dan menetap di atas tanah, dan keluar tanaman dalam keadaan baik, dan banyak sagu di awal, dan perasan manjadi baik di akhir, dan kambing dan bulu menjadi cerah, dan sebagian manusia pindan dari suatu tempat ke tempat lain dengan kesulitan dan penyakit, kemaraunya panas, terjadi kelapangan di desa desa, banyak buah pohon kurma, dan tanaman diberkahi, dan kerajaan di tolong dan diberkahi, wallahu a’lam.

dan jika awal tahun hari senin maka bulan yang menugasai tahun, maka menunjukkan terhadap baiknya para penguasa dan turunnya hujan dan kasih sayang, dan kebaikan tambahan bijian dan tanaman, dan tumbuhnya bijian di kelahiran tahun,  dan mahalnya dari kaihula sampa burumudah, dan mahanya minyak dan pakaian di akhir tahun, dan terjadi antra para penguasa perdebatan, syanunya lemas, dan banyak susu, dan terjadi banyak penyakit di akhir tahun. Wallahu A’lam.

jika awal tahun adalah hari selasa, maka marikh yang menguasai tahun, ini menunjukkan terhadap kemenangan raja terhadap seluruh musuh-musuhnya, dan terlaksana perinthnya secara sembunyi atau terang-terangan, dan banyaknya omongan, dan bijian menjadi panjang, dan menyebarnya penyakit di mayoritas daerah, dan dalam tahun itu bergerak penguasa darah, dan terkadang mati sebagian kecil penduduk daerah panas, dan pohon kurma tidak berbuah kecuali sedikit,  dan pertumpahan darah, dan gagal sebagian tanaman, dan musuh melarikan diri, dan terjadi sebagian perselisihan di kerajaaan ajam, dan hasil panen mahal di akhir tahun, dan terkadang goncang dan roboh sebagian benteng para musuh.

jika awal tahun adalah hari rabu, maka athorid yang menguasai tahun, ini adalah dalil terhadap keadilan dari raja dan hakim, biji di tahun ini sederhada dan cepat berkurang, dan nampak pembaharuan dan keunikan produk dan alat, dan manusia saling menyayangi, terhusus penduduk kota, dan banyak meninggal dunia para orang tua dan paru baya, gandum menjadi murah, di tahun ini nampak bintang yang menunjukkan terhadap kejelekan, dan banyak buah-buahan dan hasil panen, dan waktu seimbang di musim dingin dan kemarau, dan di tahun ini naik derajat orang orang ajam, dan terkadan sungai menjadi surut. wallahu a’lam.

jika awal tahun hari kamis, maka musytari menguasai tahun, karena itu menunjukkan atas kematian orang oran yang celaka, dan biji menjadi barokah, hewan perasan dan pakaian menjadi mahal, dan angin meniup dengan banyak, dan banyak buruan darat dan lautan, dan nampak kadilan dari raja, dan sebab-sbab menjadi mudah, dan hilang kedzaliman, dan namanam tumbuh, dan murah sagu perasan dan kapas, dan sedikir kurma, dan hati manusia saling menyayangi, orang lemah menjadi kuat, dan sedikit dingin, dan banyak hari hari dubur, wallahu a’lam.

jika awal tahun hari jum’at maka zuhrah menguasai tahun, ini menjadi dalil terhadap lebarnya hati dan saling menyayanginya manusia, terhusus pendduduk kota, dan dikuatkannya raja-raja, dan sederhanya biji, dan pedagang untung dalam hasil, dan keoranaran laki-laki dan perempuan, awal tahun murah, tengah tahun manusia memiliki harapan, dan akhir tahun mahal.  dan mungkin di akhir tahun kehancuran. murah makanan dan banyak kebaikan, mendapat petunjuk orang yang mendapat petunjuk pada ta’at. terjadi di tahun itu sedikit pertikaian yang di akhiri ketenangan dan wabah. wallahu a’lam.

jika awal tahun adalah hari sabtu maka zuhal menugasai tahun, ini adalah dalil penguasaan hamba-hamba terhadap romawi, dan banyaknya wabah dan kejelekan, dan kematian guru-guru dan orang-orang sholeh, terjadi di tahun ini berhentinya sebab, dan di tahun itu mati sebagian raja ajam, dan sebagian wanita -wanita yang mengandum keguguran, beserta kematian anak-anak kecil, permulaan tahun kesulitan dan akhirnya kemudahan, bertiup di tahun itu angin kering, dan terkangan raja hitam bergerak dari ruh zuhal. wallahu a’lam.

(peringatan)  ulama’ menyebutkan bahwa mengetahui keadaan tahun itu tergantung masuknya bintang zuhan di salah satu empat buruj-buruj yang diketahui manusia sebaigai anasir, bahwa tidak ada seuatau yang keluar dari batasannya, hal tersebut bahwa ketiak awal amsuknya di buruj nar, menunjukkan pada banyaknya panas dan mahal, dan peperangan, dan ketika di buruj turobi maka menunjukkan keketingan, kekuatan dan kemurahan, dan ketika di buruj hawa’i maka menunjukkan pada mumazahah antar manusia, dan nampaknya produk dan sabab, dan banyaknya kebahagiaan dan kesenangan dan kemudahan di segala susuatu yang dibuat menyambung manusia, dan tengah tengahnya musim, panasnya, dinginyya , keringnya, basahnya. dan jika di buruj ma’i maka menunjukkan pada kekeringan yang bersar, dan tumbunyak tanaman dan bijiain yang di berkahi, dan kehidupan yang bain, dan kasih sayang di antara para manusia.  wallahu a’lam,