Segala puji bagi Allah yang memilih adam, Nuh, keluarga Ibrohim, keluarga imran atas seluruh alam, dan memilih orang arab dari seluruh alam, dan memilih quraisy dari orang arab, dan memilih bani hasyim dari qurasy, dan dari quraisy memilih kekasihnya yaitu muhammad pemimpin para utusan, maka beliau adalah pilihan orang-orang yang terpilih yang baik-baik, dan pilihan yang baik, semoga selawat Allah utnuk beliau, dengan selawat yang sempurna dan langgeng, yang abadi bersekutu dengan azali di situ, dan tidak bersekutu di situ seorang dari makhluk Allah, dengan sholawat yang di kabarkan maka dapat dihitung, dan tidak diliputi maka terbilang. dengan solawat yang puncak derajat orang-orang yang didekatkan tidak dapat sampai pada permulaan sholawat dalam azali dan bidayah, dan tidak henti-henti selalu naik dalam setiap waktu, dan selalu seperti itu maka tidak ada batas. dan untuk keluarga beliau yang dekat, dan ibu-ibu orang yang beriman, dan sahabat beliau yang seperti bintang yang menunjukkan, dan lemparang bagi orang-orang yang melewati batas, dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan sampai hari kiamat.
Amma bakdu, berkata seorang yang fakir yang berdosa yaitu yusuf ibn ismail an nabhani -semoga Allah mengampuni kesalahannya, dan menerima amalnya, dan menyampaikan harapannya kepada setiap kebaikan di dunia dan akhirat: tiada keraguan bahwa junjungan kita dan nabi kita abal qosim muhammad saw beliau di semua sifat yang baik adalah sebaik para nabi dan para utusan, dan para malaikat yang di dekatkan, dan seluruh hamba-hamba Allah yang sholeh, dan seluruh makhluk, baik secara sendiri atau keseluruahan. Maksudnya bahwa beliau saw lebih utama dari setip individu manusia, dan beliau lebih utama dari pada panusia semua jika mereka berkumpul, dengan makna bahwa keutamaan mereka jika berkumpul dalam satu tangan timbangan, dan keutamaan nabi saw dalam timbangan lain, maka keutamaan nabi saw mengalahkan keutamaan mereka. duhai indahnya apa yang aku ucapkan dalam permulaan kasidah yang kedua, salah satu tujuh kasidah yang aku buat menutup kitabku afdolus sholawat ala sayyidis sadat, dan semuanya dibuat dangan sepadan uslub yang bagus ini:
junjungan utusan derajatnya maklum, dimana isa al masih, dimana musa al kalim
dimana nuh, dimana ibrohim, semuaya dari kedudukan beliau terpisah
maka untuk beliau solawat dan salam
Dimana jibril, di mana isrofil, di mana mikail, di mana izroil
beliau memiliki keutamaan mengalahkan mereka semua. dan dengan mi’roj beliau dalil yang kuat
maka untuk beliau solawat dan salam
Di mana alam yang atas, di mana alam yang bawah
di mana semua manusia dengan semua keistimewaan, sesunnguhnya di atas beliau adalah yang maha tinggi yang maha agung
maka untuk beliau sholawat dan salam
Jika kamu mengetahui ini semua, kita tahu bahwa tiada jalan untuk mengetahui keutamaan nabi saw dan keistemwaan beliau, dengan pengetahuan yang mencakup semua wajah, walau berkumpul untuk hal tersebut semua selain beliau, karena tidak mengetahui hakikat beliau dan tidak dapat mencakup keutamaa-keutamaan beliau kecuali Allah, dan kepandaian para ulama’ tidak henti-henti menyelem di dalam lautan yang indah, dan mengeluarkan intan yang bagus dan permata yang indah, dan di antara ulama ada yang menadzonkannya untuk menghiasi indahnya zaman, dan di antara ulama’ ada yang mengukapkan maka dibuat kecukupan pemilik pengetahuan dan keimanan, mereka menulis kitab-kitab, dan membukukan syirir, dan meriwayatkan kabarnya dari setiap orang yang jujur yang terpercaya. dan di antra mereka ada yang meringkas karyanya dan memperbaiki, dan di antara mereka seorang yang melebarkan dan memberi faedah, dan di antra meraka ada yang tengah tengah.
Dan di antra yang meringakas adalah imam al bari’ al qodli iyadz, dan cukup bagimu kitab assyifa yang menyebar ke seluruh daerah, dan terjadi kesepakatan dalam penerimaanya, dan di antra orang yang memanjangkan adalah imam al humam ala hasan ibn abdurroman al anshori yang aku tidak pernah melihat kitabnya, hanya saja aku melihat di akir kitab nafhut toybi setelah beliu menukil sebagian pujian-pujian nabi yang teksnya: aku nukil dari jili ke dua puluh lima dari kitab munta sul tetang pujian rosul karya hasan ibn abdurrohman ibn abdirrohim ibn udzroh al maghrobi al anshori rahimahullah. dan di antara yang tengah tengah adalah al imam al allamah asyyekh ahmad syihabuddin al qosthollani di kitab beliau al mawahib al laduniyah bil minahil muhammadiyah, kitab itu dua jilid besar, yang di bawa para pengembara di seluruh negara. dan tidak masyhur yang lebih mengumpulkan dan lebih bermanfaat dari pada kitab tersebut dan karya-karya pembahasan ini, hanya saja karya beliau banyak pelebaran bahsan tentang dalil-dalil ushul, dan masalah-masalah cabang dan perdebatan-perdebatan madzhab, dan pembahasan-pembahasan khilaf, dan beliau memenuhinya dengan pembahsan yang tidak berada di tempatnya, dan pembahasan yang tidak berada pada waktunya, dan beliau sudah menjelaskan akal hal tersebut dalam fasl yang ketiga dari maqsid yang ke tujuh ketika berbica tentang keluarga nabi saw, beliau berkata: dan aku telah melebarkan pembahasan, dan yang menarikku akan hal tersebut adalah menyebut membawanya as siddiq terhadap hasan pada pundaknya. lalu beliau berkata setelah beberapa baris: dan ini banyak terjadi pada saya dalam kumpulan ini, tapi tidak trlepas dari faedah.
Dan kitab beliau banyak ilmu dan bersar ukuran, dan menjadi sulit dihasilkan dan terbatas kemanfaatnya pada ahli ilmu, beserta masyhurnya di antra para ulama, dan jelas wajib meringkasnya agar dapat diambil manfaat oleh orang umum dan husus, saya tidak melihat ringkasan, dan tidak mendengar kabar, bersama perhatianku pada nama-nma kita yang hampir tidak terhitung. bener saya melihat setelah memulaiku untuk meringkasnya dalam kitab khulasotil atar tentang trjemah al allamah asykeh ahmad al warisi bahwa beliau pernah memulai meringkasnya tapi beliau meniggal seberlum menyempurnakannya. dan Allah telah menunjukkan aku -dan segala puji dan anugrah bagi Allah- untuk meringkasnya dengan membuang pembahasan-pembahsan tambahan, beserta menyempurnakan kabar-kabar dan faedah-faedah yang berhubungan dengan nabi saw . saya meringkasnya dengan baik, saya hanya mengambil sarinya, dan melepas pedangnya yang berkilau dari tempatnya, dan menyingkrikar cadar dari wajahnya yang indah, dan menghilangkan awan yang menghalangi dari purnamanya yang bercahaya, maka menjadi memenuhi semua syarat-syarat kebaikan san seluruh sabab-sababnya, dan menjadi -alhamdulillah- separuh ukurnnya, bersama tetapnya semua tujuan ilmunya, dan menjadi mudah di dapat dan mudah di faham, karena aku mengumpulkan macam-macam maknanya, dan aku mengumpulkan semua bentuk pada bentuknya, dan aku menjadikanya kepada keadaan yang di biasakan yang tiada alasan bagi seorang yang beriman untuk tidak mengetahuinya, dengan berharap pada ketetapan ibarat al allamah an nahrir, dan terkadan aku merubah dalam keadaan yang jarang dengan mendahulukan dan mengakhirkan, atau menyempurnakan hadis atau mengganti sedikit, atau menambahi penjelasan dari pensyarah atau kitab nihayah karya ibn asir, setalah beberapa lafad yang sulit yang beiiau meninggalkan tanpa penjelasan.
Dan ketika sempurna meringkasnya, dan bercahaya cahayanya aku beri nama al anwarul muhammadiyah dari al mawahib al laduniyah