Kitab As Sirrul Jalil Dan Terjemah [PDF]

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

 

Guru dan ustadz kami Syeikh Al-Imam Al-Alim Allamah yang mulia Sayyid Abul Hasan Asy-Syadzili, salah seorang dari anak cucu Rasulullah saw. telah menyebutkan dalam kitab Al-Ikhtishash minal fawaidi at-taraniyah wal khawwash.

 

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan rahmat bagi Nabi kita Muhammad saw. beserta segenap keluarga, sahabat dan umatnya sepanjang masa.

 

Disebutkan bahwa Nabi saw. bersabda:

 

“Jika kalian sedang menghadapi suatu perkara yang sangat besar, maka ucapkanlah Hasbunallahu wani’mal wakiil.”

 

Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Yazid memberitahu dari ayahnya bahwa Rasulullah saw. bersabda:

 

“Siapapun yang mengucapkan sepuluh kalimat sesudah melakukan shalat Subuh, maka Allah akan memberinya kecukupan dan meridhainya dengan lima perkara ketika di dunia dan lima perkara ketika di akhirat, yaitu cukup bagiku Allah Yang memelihara agamaku, cukup bagiku Allah Yang mampu menyelesaikan kesulitanku, cukup bagiiu Allah Yang akan menyelesaikan siapapun yang berbuat sewenang-wenang hepauaku, cukup bagiku Allah Yang akan menghadapi siapapun yang merasa hasud terhadap diriku, cukup bagiku Allah Yang mampu membelaku dari siapapun merencanakan kejahatan bagi diriku, cukup bagiku Allah ketika aku menghadapi sakaratul maut, cukup bagiku Allah ketika aku ditanya di dalam kubur, cukup bagiku Allah ketika ditimbang, cukup bagiku Allah aku berada di shirath, cukup, bagiku Allah yang tiada Tuhan selain Dia hanya kepada-Nya aku berserah diri dan hanya kepada-Nya aku kembali.” | Selain itu, Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

 

“Siapapun yang mengucapkan kalimar hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore, maka ia senantiasa dilindungi dan diamankan dari segala kejahatan, ditutupi kekurangannya dan dicukupi segala kebutuhannya oleh Allah selama ia tidak melakukan dosa-dosa besar.” .

 

Hudzaifah Ibnul Yaman ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

 

“Jika seorang hamba telah mengucapkan kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak tujuh kali, maka Allah berkata: “Sungguh Aku akan membelanya dan mencukupi segala kebutuhannya, baik ia berkata benar maupun berkata dusta.”

 

Perlu diketahui bahwa kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil mempunyai keistimewaan dan keutamaan yang cukup banyak, sehingga tidak seorangpun yang dapat menghitungnya selain Allah. Ia tidak perlu melihat bintang-bintang, tidak perlu melihat terbitnya matahari dan tidak perlu membutuhkan waktu, tetapi semuanya telah disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya. Siapapun yang ingin menggunakan kalimat tersebut untuk mencapai tujuannya dan terkabul hajatnya, maka cukuplah baginya mengucapkan kalimat tersebut, semoga Allah akan menyampaikan segala hajatnya.

 

Perlu diketahui pula bahwa tidak seorangpun yang dapat mengetahui berbagai rahasia yang terdapat dalam kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil, kecuali seorang yang telah diberi pengetahuan tentangnya oleh Allah. Karena ilmu untuk mengetahui segala rahasia Allah yang ada di alam atas dan di alam suci, semuanya telah terhapus. Jika mereka mendengar segala hakikat dan mengerti ilmu tarigat, maka mereka membenitahukannya dari jarak yang jauh dan dari balik benteng besi. Karena itulah segala rahasia yang terdapat dalam kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil tidak pernah disebutkan kepada semua orang, karena seorang alim mengetahui bahwa kalimat tersebut termasuk ilmu dan rahasia Allah yang tidak akan didekati oleh siapapun yang ingin berbuat jahat. Kalimat ini tidak boleh dipegang, kecuali oleh orangorang yang telah suci. Kini kami akan menerangkan tentang keutamaan kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil.

 

  1. Untuk mendapat perlindungan, pertolongan, kecukupan, cinta dan kekayaan.

 

Saudaraku, semoga Allah memberimu petunjuk untuk bertutur kata dan berbuat kebajikan dan semoga Allah menjauhkan dirimu dari sikap tidak peduli dan malas. Siapapun yang ingin menjadikan Allah sebagai pelindungnya dan penolongnya untuk menghadapi segala kesulitan urusannya serta melindunginya dari segala gangguan hamba-hamba Allah, sehingga ia senantiasa mendapat perlindungan, kecukupan dan kecintaan orang lain kepadanya, maka hendaknya ia senantiasa mengucapkan kalimat Hasbunallahu wani’mal wakil setiap pagi dan sorenya sebanyak jumlah huruf yang terdapat di dalam kalimat tersebut yaitu sebanyak empat ratus lima puluh kali.

 

  1. Agar Allah melindungi dirinya dan harta miliknya dari gangguan segala orang

 

Siapapun yang mengucapkan kalimat Hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali setiap pagi dan malamnya, kemudian ia mengucapkan kalimat:

 

“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa.” (QS, Ali “Imran: 174)

 

sebanyak enam kali, kemudian mengucapkan kalimat:

 

“Mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Ali ‘Imran: 174)

 

maka Allah akan melindungi dirinya dan harta miliknya dari gangguan segala orang, sehingga hartanya tidak akan ada yang hilang, demikian pula Allah akan melindungi dirinya dari segala gangguan orang lain.

 

  1. Agar menjadi orang yang beruntung

 

Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili ra berkata: “Hendaknya engkau senantiasa mengucapkan kalimat Hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali, agar engkau menjadi salah seorang yang beruntung yang tidak akan merasa takut atau susah sedikitpun untuk menghadapi segala kesulitan.”

 

  1. Untuk menyelesaikan kesulitan

 

Jika engkau ingin menyelesaikan segala kesulitanmu secepatnya, maka bacalah kalimat Hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian ucapkanlah kalimat:

 

sebanyak empat ratus lima puluh kali.

 

Dan siapapun yang mengamalkan bacaan berikut, maka segals hajatnya akan dikabulkan dan segala kesulitannya akan diberi jalan keluar oleh Allah dan semua orang akan mencintai dan memuliakannya

 

Adapun cara membacanya adalah ucapkanlah kalimat basmalah lebih dulu, kemudian bacalah firman Allah berikut:

 

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka. ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.Ali lmran:173-174)

 

Kemudian bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak lima puluh kali. Kemudian lanjutkan dengan membaca firman Allah berikut:

 

“Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin, dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang berimany. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (QS. Al-Anfaal: 62-64)

 

sebanyak tiga kali, kemudian bacalah firman Allah yang pertama sebanyak lima puluh kali atau seratus kali, kemudian bacalah sekali lagi firman Allah:

 

“Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin, dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (QS. Al-Anfaal: 62-64)

 

Siapapun yang mengamalkannya sebanyak tiga kali, setiap pagi dan sore, maka segala hajatnya akan dikabulkan oleh Allah, baik hajatnya yang berhubungan dengan duniawi maupun yang berhubungan dengan

 

  1. Supaya dapat berhubungan dengan para penguasa dan orangorang besar

 

Siapapun yang ingin berhubungan dengan para penguasa dan orangorang besar, maka bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil seperti yang kami sebutkan cara membacanya di atas, tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu malam.

 

Siapapun yang selalu mengerjakan perbuatan tersebut, maka segala hajatnya akan disampaikan oleh Allah dalam waktu yang singkat.

 

  1. Agar segala hajat mudah terkabulkan

 

Jika ia menulis tulisan berikut pada sehelai kertas dan membawanya kemanapun ia pergi, maka segala hajatnya akan terkabul. Adapun – kalimatnya adalah sebagai berikut:

 

  1. Untuk memudahkan mendapatkan kemuliaan, kecukupan, kekuatan dan kasih sayang ketika menghadapi kesulitan

 

Siapapun yang ingin diberi kemuliaan, kecukupan, kekuatan dan kasih sayang ketika menghadapi segala kesulitan, maka hendaknya ia mengulangi wudhu’nya dan melakukan shalat Sunnah dua rakaat karena Allah, kemudian hendaknya ia membaca kalimat basmalah sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian membaca firman Allah berikut:

 

(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (QS. Ali ‘Imran: 173)

 

sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian membaca shalawat kepada Nabi saw. sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian hendaknya ia mengucapkan kalimat berikut:

 

Sebanyak empat ratus lima puluh kali dan setiap seratus kalinya mengucapkan kalimat berikut:

 

Kemudian sebutkan hajatnya, insya Allah hajatnya akan terkabul.

 

  1. Untuk mendapatkan uang dari cara yang baik

 

Siapapun yang ingin mendapat uang dari cara yang baik, maka hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil setiap malamnya sebanyak empat ribu lima ratus kali, kemudian hendaknya ia mengucapkan kalimat berikut

 

sebanyak tiga ratus tiga belas kali, dan hendaknya ia mengerjakannya berulang kali setiap malamnya sampai hajatnya terkabul, karena siapapun yang terus menerus memohon kepada Allah, maka Allah tidak akan menolak hajatnya. Adapun do’a yang perlu ia baca adalah sebagai berikut:

 

Siapapun yang membaca doa di atas dengan niat yang baik dan mengamalkan segala ilmunya dengan baik, maka pesuruh yang bertugas melayani nama-nama Allah tersebut akan datang dan memberinya sejumlah uang pada setiap paginya dan uang itu sudah berada di atas kepalanya. Dapat pula anda menulis wifig berikut pada sehelai kertas yang berwarna hijau, kemudian membawanya kemanapun ia pergi, semoga ia berhasil dan terpenuhi segala hajatnya:

 

  1. Agar segala hajat dipenuhi oleh Allah

 

Siapapun yang membaca setiap nama sesuai dengan Jumlah hurufnya, kemudian setelahnya ia membaca kalimat berikut:

 

sebanyak seratus sebelas kali, kemudian ia membaca doa berikut:

 

sebanyak seribu kali, kemudian lanjutkan dengan membaca doa berikut sebanyak enam puluh kali:

 

Kemudian lanjutkan dengan membaca doa berikut:

 

sebanyak tujuh kali dan rajin mengamalkannya setiap sesudah shalat fardhu, maka segala hajatnya akan dipenuhi oleh Allah sehingga ia tidak perlu memohon pertolongan kepada orang lain.

 

  1. Agar disenangi orang banyak

 

Jika engkau ingin disenangi banyak orang, maka bacalah ayat tersebut di atas setiap sesudah shalat sesuai dengan jumlah huruf-huruf nya, kemudian bacalah doa di atas sebanyak tiga kali, karena doa ini adalah doa untuk memudahkan segala kesulitan, khususnya jika engkau membacanya di waktu sahur atau di sepertiga malam terakhir sebanyak sembilan ratus lima puluh kali dan doanya sebanyak tiga kali, maka engkau akan menyaksikan segala keistimewaan doa tersebut, apalagi jika engkau berpuasa sebanyak tujuh kali dan tidak makan segala makhluk yang bernyawa. Kemudian ketika engkau membaca, hendaknya membakar bara api yang diberi dupa di atasnya baik ketika engkau membacanya atau di waktu engkau mengerjakan shalat, kemudian engkau membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu tiga ratus lima puluh kali dan membaca doanya sebanyak tiga kali serta mengiringi bacaannya dengan memperbanyak shalawat kepada Nabi saw. dan beristighfar, maka pada saat itu segala kesulitannya akan diberi kemudahan dan pada hari ketujuh pelayan yang bertugas memenuhi hajat si pembaca doa di atas akan menampakkan dirinya seperti scorang penguasa, ia mengucapkan salam dan berdiri di atas kedua kakinya seraya berkata: “Allah telah mengabulkan doamu, maka perintahkan aku untuk mengabulkan permuntaanmu.” Ketika itu katakanlah: “Aku ingin darimu untuk mengirim salah satu dari prajurit-Nya untuk menghadapku dan menolong segala hajatku dunia dan akhirat dan aku berjanji tidak akan menggunakannya untuk berbuat maksiat.” Jika engkau mengatakan hal itu, maka ia akan menyampaikan berita gembira dan menyambut permintaanmu dengan baik. Selain itu ia akan menyuruhmu untuk terus menerus membaca bacaan di atas dalam setiap waktumu dan mengiringinya dengan puasa senin dan kamis, kemudian ia akan melarangmu berbuat segala yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, engkau dianjurkan untuk selalu berbuat kebajikan, mentaati Allah dan bersikap kasih sayang kepada manusia, khususnya kepada orang-orang miskin yang membutuhkan pertolonganmu.

 

Jika seorang rajin mengamalkan apa yang kami sebutkan di atas, maka ia akan memperoleh sebilah pedang dari cahaya yang dapat menerangi tempatnya tanpa cahaya dan badannya terdapat tulisan: “Mintalah apa saja kepada Allah pasti Allah akan mengabulkan segala hajatnya.” Setelah hajatnya terpenuhi, maka hendaknya ia menuliskan kalimat di atas pada sehelai kain berwarna hijau dan letakkan di tempat yang tinggi agar tidak dapat disentuh orang lain. Jika seorang hendak menemui penguasa dan ia membawa tulisan itu, maka sang penguasa akan segera tunduk kepadanya dan mengabulkan segala hajatnya.

 

Jika ia selalu bertakwa kepada Allah, memperbanyak shalawat dan beristighfar, maka ia akan diberi kebahagiaan dan diperlihatkan segala rahasia Allah serta dijadikan orang yang bahagia dunia dan akhurat.

 

  1. Agar mudah diberi kemenangan dengan mudah, musuh sakit dan bercerai berai

 

Perlu diketahui bahwa siapapun yang ingin diberi kemenangan atas musuh-musuhnya, ingin menghukum keburukan musuh-musuhnya dan memecah belah persatuan mereka, maka hendaknya ia berpuasa sebanyak tujuh hari dan mengawali puasanya pada hari selasa. Ketika tengah malam telah tiba dan semua orang sudah lelap dalam tidurnya, maka hendaknya ia segera bangun dani tidurnya dan mengulangi wudhunya kemudian melakukan shalat sunnah dua rakaat. Dalam rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dan kalimat Hasbunallahu wani’mal wakil sebanyak empat ratus lima puluh kali, demikian pula pada rakaat kedua juga mengerjakan yang sama seperti yang ia lakukan pada rakaat pertama, setelah salam hendaknya ia duduk dengan penuh tawadhu’ kepada Allah serta mengucapkan Hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian membaca firman Allah berikut:

 

“Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambukcambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), “Rasailah azab yang membakar ini.” (QS. Al-Hajj:19)

 

Kemudian membaca firman Allah berikut:

 

“Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Fushshilat:17)

 

Kemudian membaca firman Allah berikut: :

 

“Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka : tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (QS. Al-Ahqaaf: 35)

 

Kemudian membaca firman Allah berikut:

 

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fiil: 1-5)

 

Selanjutnya hendaknya ia melakukan shalat dua rakaat lagi seperti yang’a lakukan pada shalat yang pertama. Setelah melakukan shalatnya yang kedua, maka hendaknya ia melakukannya shalatnya sekali lagi, sehingga ta melakukan shalat sunnahnya sebanyak tiga kali dalam setiap malam, maka insya Allah semua musuhnya akan mendapat bencana dalam waktu dekat, bahkan yang lebih parah musuh-musuhnya akan binasa.

 

  1. Untuk melenyapkan musuh-musuh yang zalim

 

Demikian pula siapapun yang ingin melenyapkan musuh-musuhnya yang zalim, maka hendaknya ia melakukan shalat dua rakaat. Pada rakaat pertamanya membaca surat Al-Fatihah, kemudian membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali. Kemudian pada rakaat yang kedua, hendaknya ia melakukan seperti yang ia lakukan pada rakaat yang pertama. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, maka hendaknya ia membaca hasbunallahu wani ‘mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian hendaknya ia mengucapkan doanya sebanyak tiga kali. Selanjutnya ia mengulangi shalatnya dua rakaat seperti yang ia lakukan pada shalat yang pertama. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, maka hendaknya ia membaca hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali. Kemudian hendaknya ia mengulangi shalatnya untuk yang ketiga kali, tetapi hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak sembilan ratus lima puluh kali. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, maka hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali beserta doanya sebanyak tiga kali. Setelah selesai, maka hendaknya ia mohon pertolongan kepada Allah untuk membinasakan orang-orang yang telah berbuat zalim kepadanya. Insya Allah dalam waktu yang paling dekat, maka musuh-musuhnya akan dibinasakan oleh Allah. Disyaratkan pula bahwa ketika ia membaca semua yang kami sebutkan di atas, maka hendaknya ia membayangkan wajah musuh-musuhnya dan memohon kebinasaannya dari Allah, agar . kebinasaannya dapat menjadikan kesejahteraan bagi dirinya dan masyarakatnya jika musuh-musuhnya memang pantas untuk dibinasakan, tetapi jika tidak semoga kejahatannya berkurang.

 

  1. Untuk menyiksa seorang zalim yang sewenang-wenang

 

Perlu diketahui bahwa jika seorang yang ingin menundukkan atau membinasakan musuhnya, hendaknya setelah melakukan shalat subuh pada hari sabtu sebelum matahari terbit, maka hendaknya ia mengucapkan kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu kali yaitu di tempat yang tidak ada siapapun di sekitarnya, kemudian setelahnya hendaknya membaca firman Allah berikut sebanyak enam puluh kali:

 

“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benarbenar orang-orang yang fasik?” Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orangorang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat ari jalan yang lurus.” (QS. Al-Maa’idah: 59-60)

 

Kemudian hendaknya ia mengucapkan:

 

“Tangkaplah musuh-musuhmu sebagai azab dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa, demi Allah dan Rasul-Nya, kemudian demi kalian, penuhilah permintaanku demi Tuhan Yang menjadikan kalian dari cahaya-Nya dan menempatkan kalian di langit-Nya dan mendekatkan kalian dengan hijab-Nya dan menempatkan kalian di dekat Arsy-Nya dan membantu kalian dengan cahaya terang benderang sehingga menyilaukan pandangan segala mata dan menjadikan di tangan kalian seberkas api dengan kecintaan kalian kepada kalimat-kalimat yang suci, wahai para pengabdi nama-nama Allah dan firman-firman Allah Yang Mulia, maka kabulkanlah hajat si fulan putra seorang ibu sekehendaknya.”

 

Jika seorang telah membacakan doa di atas bagi musuh-musuhnya, maka musuh-musuhnya akan segera mendapat siksa dari Allah.

 

  1. Untuk mnembunuh orang yang zalim “

 

Perlu diketahui bahwa siapapun yang membacakannya untuk seorang yang zalim, maka Allah akan segera menurunkan siksa baginya. Tetapi seorang yang membaca doa ini, hendaknya ia menjauhi kezaliman apapun terhadap orang lain. Jika ia merasa bahwa yang berbuat zalim terhadapnya pantas untuk dibinasakan, maka ia boleh memohonkan kebinasaan bagi yang menzaliminya. Tetapi jika menurutnya tidak pantas . untuk dibmasakan, maka sebaiknya ia mema’afkan kezalimannya karena perbuatan itu mendekatkan dirinya kepada ketakwaan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai berikut:

 

Adapaun cara yang pertama: ketika malam hari telah larut, hendaknya engkau bangun dari tidurma dan melakukan shalat dua rakaat. Pada rakaat yang pertama hendaknya membaca surat AlFatihah dan kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seratus lima puluh kali, demikian pula dalam rakaat yang kedua. Jika engkau telah mengakhiri shalat dengan salam, maka hendaknya membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seratus lima puluh kali dan firman Allah berikut sebanyak tiga kali:

 

“Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.” (QS. Al-Hajj: 19)

 

Selanjutnya, membaca firman Allah berikut:

 

“Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Fushshilat:17) Selanjutnya, membaca firman Allah berikut:

 

“Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (QS. Al-Ahgaatf: 35)

 

Selanjutnya, membaca firman Allah berikut:

 

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. ALTA: 1-5)

 

Adapun cara yang kedua: jika engkau telah mengerjakan shalat subuh dengan berjama’ah hendaknya membaca hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seratus lima puluh kali dan membaca firman Allah berikut:

 

“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (QS. Ibrahim: 49-50)

 

Kemudian membaca kalimat berikut:

 

Kemudian membaca firman Allah berikut:

 

 “Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.” (QS. Ibrahim: 51)

 

“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaianpakaian dari api neraka.” (QS. Al-Hajj: 19)

 

Adapun cara yang ketiga: jika waktu shalat zhuhur telah tiba dan engkau telah melakukan shalat secara berjama’ah, maka duduklah di majelis yang sepi dari orang kemudian bacalah kalimat hasbunallahu wani mal wakiil sebanyak dua ratus sembilan puluh sembilan dan setelah itu bacalah firman Allah berikut sebanyak tiga kali:

 

“Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. AlBagarah: 19-20)

 

“Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.” (QS. Al-Mu’min: 71-72)

 

Adapun cara yang keempat: jika waktu shalat Ashar telah tiba dan engkau telah melakukannya secara berjama’ah, maka hendaknya engkau membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak tiga ratus enam belas kali, kemudian bacalah firman-firman Allah berikut sebanyak tiga kali masing-masingnya:

 

“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-A’raaf: 41)

 

“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Mulk: 5-6)

 

Adapun cara yang kelima: jika waktu shalat maghrib telah tiba dan engkau telah mengerjakannya secara berjama’ah, maka bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak enam ratus delapan puluh satu kali, kemudian bacalah firman-firman Allah berikut sebanyak tiga kali masing-masingnya:

 

“Neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling Jelek.” (QS. Al-Kahfi: 29)

 

“Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan Tsamud.” (QS. Fushshilat: 13)

 

“Angin -itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 42)

 

Adapun cara yang keenam: jika waktu shalat Isya’ telah tiba dan engkau telah melakukannya dengan berjama’ah, hendaknya engkau duduk dan membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak enam ratus dua kali, kemudian bacalah firman-firman Allah berikut sebanyak tiga kali masing-masingnya:

 

“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orangorang yang kafir” (QS.At-Taubah: 49)

 

“Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya.” (QS. Ath-Thuur: 7-8)

 

Adapun cara yang ketujuh: jika malam hari tiba di sepertiga malam yang pertama, maka bangunlah engkau kemudian perbaruilah wudhumu dan lakukanlah shalat sunnah enam rakaat. Pada rakaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah maka bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak tujuh ratus lima puluh tiga kali dan pada rakaat kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam juga membaca seperti yang dibaca dalam rakaat yang pertama. Setelah itu bacalah doa berikut:

 

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, demi kekuatan, kesewenangan-Mu dan demi cepatnya pertolongan-Mu dan demi rasa cemburu-Mu bagi siapapun yang melanggar kehormatan-Mu dan demi perlindungan-Mu bagi siapapun yang berlindung dengan ayat: ayat-Mu, maka kami mohon ya Allah, wahai Tuhan Yang Maha Dekat, wahai Tuhan Yang Maha Mendengar, wahai Tuhan Yang Maha Mengabulkan, wahai Tuhan Yang Maha Cepat perhitungannya, wahai Tuhan Yang Maha Keras balasannya, wahai Tuhan Yang Maha Kuat, wahai Tuhan Yang tidak dapat ditundukkan oleh kesewenangan orang-orang yang sewenang-wenang dan tidak khawatir atas kebinasaan orang-orang yang melanggar laranganNya dari para penguasa. Aku mohon kepada-Mu, jadikanlah segala tipu daya orang lain yang disiapkan untukku kembali kepada pelakunya dan siapapun yang berencana jahat terhadapku kembalikan kepada dirinya dan lubang yang digali orang untukku maka masukkanlah orang itu ke dalamnya dan siapapun yang berencana untuk menipuku maka kembalikan tipu dayanya kepada dirinya sendiri sehingga ia menjadi tawanan bagi tipuannya sendiri. Ya Allah, demi kemuliaan Kaa Haa Yaa ‘Aiin Shaad, maka lindungilah kami dari segala niat jahat musuh-musuh kami dan binasakanlah mereka. Jadikanlah kejahatan mereka dijauhkan dari orang-orang dekat kami dan segerakanlah siksa-Mu atas mereka pada hari ini maupun pada hari esok. Ya Allah, bubarkan persatuan mereka, kecilkan jumlah mereka. Ya Allah, jadikanlah kekalahan atas mereka dan kirimkan siksa atas mereka. Ya Allah, keluarkanlah mereka dari lingkungan kasih sayang dan tahanlah pertolongan-Mu atas mereka, ikatlah tangan dan hati mereka sehingga mereka tidak dapat mencapai keinginan mereka — sedikitpun. Ya Allah, hancurkan mereka sehancur-hancurnya seperti ketika Engkau menghancurkan musuh-musuh-Mu demi untuk menolong para nabi, para rasul dan para wali-Mu. Ya Allah, berilah kami kemenangan seperti ketika Engkau memberi kemenangan bagi para nabi, para rasul dan para wali-Mu. Ya Allah, tolonglah kami seperti ketika Engkau menolong orang-orang yang dekat dengan-Mu terhadap musuh-musuh-Mu. Ya Allah, janganlah Engkau beri kekuasaan atas musuh-musuh kami terhadap diri kami karena dosa-dosa kami. Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, kini peperangan telah tiba waktunya dan kemenanganpun telah tiba, maka tidak seorangpun yang dapat mengalahkan kami. Haa miim ‘aiin siin qaaf adalah perlindungan kami dari apa saja yang menakuti kami. Ya Allah. berikanlah kepada kami apa saja yang kami harapkan bahkan yang lebih besar dari apa saja yang kami harapkan, wahai Tuhan, wahai Tuhan, wahai Tuhan. Wahai Tuhan Yang suka memberi karunia, maka demi kemurahan-Mu aku mohon pertolongan secepatnya. Ya Allah, kabulkan semua doa kami, wahai Tuhan Yang telah mengabulkan doa Nabi Nuh as ketika menghadapi tantangan kaumnya, wahai Tuhan yang menolong Ibrahim ketika menghadapi tantangan musuh-musuhnya, wahai Tuhan Yang mengembalikan Yusuf kepada Ya’qub, wahai Tuhan Yang menyembuhkan penyakit Ayyub, wahai Tuhan Yang mengabulkan doa Zakariya, wahai Tuhan Yang menerima kalimat tasbih dari Yunus Ibnu Matta, aku mohon kepada-Mu demi segala rahasia dari doa-doa yang dikabulkan, maka terimalah segala doa kami dan kabulkanlah segala permintaan kami, penuhilah janjiMu untuk kami seperti ketika Engkau berjanji untuk menolong orang-orang mukmin karena tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau dan aku termasuk orang-orang yang menzalimi diriku. Segala angan-angan dan pengharapan telah terputus dariku, kecuali hanya kepada-Mu. Jika pertolongan dari kaum kerabat sangat lambat datangnya dan telah menjauh kami, maka yang paling dekat dengan kami adalah pertolongan Allah. Wahai pertolongan Allah, datanglah segera kepada kami untuk menolong kami dalam menghadapi kesulitan. Wahai pertolongan Allah, telah banyak musuh-musuh kami dan mereka makin berani kepada kami, tetapi kami selalu berharap kepada pertolongan Allah dan Dialah sebaik-baik Penolong dan sebaik-baik Pembela. Tiada daya dan kekuatan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Semoga keselamatan senantiasa tercurah bagi Nabi Nuh as di alam semesta ini. Ya Allah, kabulkanlah segala permintaan kami, maka terputuslah segala tipu daya orang-orang yang berbuat zalim, walhamdulillahi rabbil alamiin.”

 

| Jika engkau senantiasa membaca doa-doa ini dan mengikuti ketujuh petunjuk kami, maka tidak suatu apapun yang engkau inginkan, kecuali Allah akan segera mengabulkannya. Janganlah doa-doa ini engkau pakai untuk segala yang tidak perlu, karena adakalanya orang yang meremehkan penggunaannya, maka keburukannya akan kembali pada dirinya sendiri. Karena itu, aku berpesan kepadamu, hendaknya engkau selalu bertakwa kepada Allah, menyayangi sesama manusia agar engkau menjadi orang-orang yang beruntung.

 

Adapun cara yang kedelapan: untuk menarik rasa kasih sayang dan membiasakan perbuatan baik, maka bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali. Sehingga setiap permintaan yang mengamalkan perbuatan ini akan dikabulkan oleh siapapun yang dimintai pertolongan. Jika hendak mengamalkannya, maka bangunlah di tengah malam, berwudhu dengan sempurna, melakukan shalat sunnah enam rakaat dan setiap rakaatnya bacalah surat Al-Fatihah sekali dan bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali. Jika telah menyelesaikan shalatnya sebanyak enam rakaat itu, maka duduk dan bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak sembilan ratus lima puluh kali. Ketika membaca kalimat tersebut, hendaknya membayangkan wajah orang yang akan dihadapinya agar ia tertarik dengan bacaan kalimat tersebut. Setelah engkau membaca kalimat tersebut sebanyak sembilan ratus lima puluh kali, maka bacalah firman-firman Allah berikut:

 

“Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)

 

“Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfaal: 63)

 

” Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasanKu.” (QS. Thaahaa: 39)

 

Setelah itu bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak sembilan ratus lima puluh kali serta bacalah ayat-ayat di atas sekali lagi.

 

Itulah cara untuk mendatangkan perasaan kasih sayang dari orang lain kepada diri seorang yang membutuhkan pertolongan dari orang lain, agar permintaannya dikabulkan olehnya.

 

 

  1. Agar mimpi melihat orang yang akan memberi tahu apa saja yang tersembunyi di hati orang yang akan ditemui | Perlu diketahui bahwa hendaknya engkau selalu mentaati Allah “ dan bertakwa. Sesungguhnya kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil termasuk ayat yang paling istimewa, karena dapat mendatangkan berbagai ilmu kasyaf. Siapapun yang ingin melakukannya, maka pada hasi kamis berpuasalah dan berbukalah dengan makan roti dan gula saja. Jika malam hari telah tiba di pertengahannya setelah engkau berwudhu, maka bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak sembilan ratus lima puluh kali, kemudian ucapkan: “Wahai ruh-ruh yang suci yang dapat menyampaikan orang-orang yang bertawakkal kepada ayat tersebut, hendaknya kalian mentaati panggilanku dan berikan kepadaku cahaya kalian sebanyak-banyaknya sampai aku dapat mengucapkan segala sesuatu yang tersembunyi dan jadikanlah hati setiap lelaki dan wanita tunduk kepadaku secara suka rela, semoga Allah memberi berkah kepada kalian.” Kemudian tulis kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil pada suatu piring, kemudian siramlah dengan air yang telah dicampur dengan za’faron cair, air mawar dan minyak misik, kemudian tulisan tersebut hapuslah dengan air itu dan minumlah airnya, kemudian tidurlah. Perbuatan itu hendaknya engkau lakukan berturut-turut sebanyak lima atau tujuh hari yang disertai puasa pada siang harinya, maka pada malam yang ketujuh bacalah kalimat tersebut sebanyak tujuh ribu kali di suatu tempat yang kosong sambil membakar menyan di atas bara api. Setelah engkau melakukan semua itu, maka tidurlah di tempatmu. Nanti engkau akan mimpi melihat seorang yang akan memberitahumu apa saja yang tersembunyi di hari orang yang akan engkau temui.

 

  1. Pintu kemudahan dan jalan keluar dari segala kesulitan

 

Salah seorang Arnifbillah berkata: “Siapapun yang membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil setiap sesudah shalat sebanyak bilangan yang telah kami sebutkan dengan sungguh-sungguh dan dengan perasaan yang bersih dari harapan kepada harta, maka Allah akan menjadikan baginya pintu kemudahan dan jalan keluar dari segala kesulitannya dan . Allah akan memberi kemudahan setelah ia mengalami kesulitan, sehingga ia tidak perlu takut kepada seorang penguasa atau kepada seorang yang zalim, karena ia akan dijaga oleh Allah dimanapun ia berada dan segala urusannya akan diberi kemudahan oleh Allah.

 

  1. Segala hajat akan segera terkabulkan

 

Siapapun yang membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu kali, kemudian masuk ke rumah seorang penguasa dan orang-orang besar untuk berharap sesuatu pasti segala hajatnya akan dikabulkan oleh mereka.” : Diriwayatkan juga bahwa salah seorang Arifbillah berkata: “Ketahuilah bahwa kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil yang dibaca sesuai dengan jumlah hurufnya, maka ayat tersebut mempunyai rahasia yang amat mengagumkan dan jumlahnya sangat banyak. Siapapun yang senantiasa membacanya pada waktu-waktu shalat dan ia ingin bepergian atau ingin menghadapi sesuatu yang penting atau ingin hajatnya yang sulit dapat terkabul, maka Allah akan memberinya jalan keluar, mengabulkan segala hajatnya dan menjadikan dirinya dihormati orang karena tutur kata dan perbuatannya disenangi orang banyak, sehingga tidak seorangpun memandangnya kecuali akan mencintainya, pokoknya ia akan disenangi banyak orang.

 

Demikian pula ketika ia hendak mengunjungi seorang penguasa atau pembesar, maka hendaknya ia menulis azimat yang kami tuliskan setelah halaman ini dan membawanya pergi menghadap orang besar itu. Semoga dengan itu setiap per . mintaannya akan dikabulkan oleh mereka. Siapapun yang membacanya sesudah shalat fardhu, maka ia akan, senantiasa dilindungi oleh Allah, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat mengganggunya bahkan ia akan terlepas dari gangguan siapapun yang ingin menzaliminya.

 

Adapun azimatnya adalah sebagai berikut:

 

Disebutkan bahwa siapapun yang menulis azimat di atas pada sebuah piring yang bersih, kemudian dicampur dengan minyak dan air mawar dan cairan za’faron, kemudian diukup dengan dupa. kemudian ya meletakkan kertas itu di bawah bantalnya dan ia membaca kalimat hasbunallau wani’mal wakil setiap malam sebanyak seribu sembilan ratus kali, maka tidaklah ia melakukannya selama satu bulan, kecuali ia telah mendapatkan sejumlah uang.

 

  1. Untuk menundukkan orang yang berbuat zalim

 

Siapapun yang membaca kalimat berikut pada hari sabtu:

 

“Cukuplah bagiku Allah Yang tiada Tuhan selain Dia dan hanya kepada-Nya kami berserah diri dan Dia adalah Tuhan Yang Memiliki Arsy yang agung.”

 

sebanyak seribu kali dan menujukan bacaannya untuk menundukkan seorang yang berbuat zalim kepadanya, maka orang itu dengan izin Allah akan segera berhenti dari perbuatan zalim. Siapapun yang membacanya sebanyak seribu kali pada hari sabtu pasti hajatnya akan dikabulkan oleh Allah.

 

  1. Agar dicintai dan dikasihani orang

 

Siapapun yang mengucapkan:

 

“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nva aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.” (QS. At-Taubah: 129)

 

sebanyak empat puluh satu kali dengan niat agar ia dicintai dan dikasihani orang lain, pasti keinginannya akan dikabulkan oleh Allah.

 

Selanjutnya, perlu diingatkan janganlah engkau memberikan ijazah ini, kecuali bagi seorang yang berhak menerimanya yaitu orang-orang yang ingin menundukkan musuh-musuhnya yang zalim, ingin terkabul hajatnya, ingin mendapat kasih sayang dari kawan-kawannya, maka ia boleh mengamalkannya.

 

Siapapun yang istiyamah membacanya setiap hari, maka hatinya akan bersih sehingga jika ia ingin menemui orang agar hajatnya dipenuhi dan ingin mengetahui segala rahasia ilmu pasti Allah akan mengabulkan hayatnya itu.

 

  1. Agar hajat segera dikabulkan

 

Adapun jika seorang ingin dikabulkan hajatnya dan dihormati orang, maka tulislah wifik ini: |

 

pada selembar kertas berwarna putih, kemudian digantungkan di bawah pohon delima yang manis dan membaca kalimat tersebut sebanyak sembilan ratus lima puluh kali setiap sesudah shalat fardhu dan setiap seratus kalinya hendaknya ia mengucapkan: “Wahai Khadim bacaan ini, hendaknya engkau mengabulkan permintaanku segera dengan izin Allah dan demi kemuliaan Nabi Muhammad saw. dan firman Allah berikut:

 

“Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (Isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Naml: 30-31)

 

Selain itu, hendaknya ia membaca tulisan tersebut dengan membakar tara api yang diberi kemenyan jawa sampai benda itu bergerak berputar-putar. Jika benda itu telah berputar-putar, maka yakinlah bahwa khadim azimat ini telah tiba dan ia ingin diperintah dan semua perintah yang diminta akan dikabulkan asalkan pelakunya membacanya dengan sungguh-sungguh dan keikhlasan serta banyak melakukan ibadah. Pokoknya jika pelakunya mempunyai kesiapan mental dan perilaku yang baik, maka hajatnya akan segera terpenuhi. Adapun azimatnya adalah sebagai berikut:

 

  1. Agar dapat tambahan biaya hidup

 

Barangsiapa yang ingin mendapat tambahan biaya hidup dani sisi yang gaib, maka hendaknya ia melakukan wiridnya karena Allah semata, kalau tidak ia akan binasa. Hendaknya ia berpuasa selama tujuh hari yang dimulai pada hari minggu atau hari kamis dan ia harus berkhalwat di sebuah tempat yang kosong dan membuat azimat ini di dalam garisgaris dan di luarnya ditulis:

 

Sedangkan di bagian dalamnya ditulis:

 

“Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS. Yasiin: 58)

 

“Katakanlah: “Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal.” (QS. Al-Mulk: 29)

 

Yang bentuknya seperti tabel di bawah ini:

 

Selanjutnya hendaknya ia duduk di tengahnya dan membakar bara api dengan dupa dan hendaknya ia telah menggambar azimat tersebut di atas sebanyak empat puluh empat kertas seperti yang ia inginkan dari emas atau perak dan meletakkannya di bawah sajadah, kemudian hendaknya ia senantiasa membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ribu kali yaitu setiap sesudah shalat fardhu. semoga Allah mengabulkan hajatnya. Dan sesudah shalat fardhu selama ia melakukan riyadhoh, hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakil sebanyak seribu kali. Sedangkan pada malam terakhir hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak cmpat ribu kali dengan membakar bara api dengan kemenyan selama ia melakukan riyadhoh tersebut. Jika ia menghendaki khadimnya agar senantiasa mengabdi kepadanya, maka hendaknya ia bersuci sebaik mungkin, kemudian berpuasa mulai dari hari minggu hingga hari sabtu berikutnya dan hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil dengan sungguh-sungguh. Kemudian hendaknya ia membaca firman Allah berikut:

 

“(Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS. Yasiin: 58)

 

Setiap sesudah shalat fardhu sebanyak delapan ratus delapan belas kali dan hendaknya pada waktu itu ia mengkonsumsi roti yang terbuat dari tepung. Ketika itu engkau akan melihat suatu keindahan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah tergerak di hati seorang, kecuali orang yang melakukan petunjuk yang kami sebutkan di atas, karena ruh pelakunya telah dapat bertemu dengan segala arwah yang berada di illiyyin selama ia masih di dunia, sedangkan di akhirat kelak engkau akan melihatnya pula semampu kedudukan yang engkau capai. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. beserta segenap keluarga, sahabat dan umatnya sepanjang masa.

 

Selanjutnya, perlu diketahui bahwa siapapun yang rajin melakukan shalat empat rakaat ketika hendak tidur dan dalam rakaat pertama ia membaca surat Al-Fatihah kemudian surat Al-Ikhlas sebanyak sepuluh kali, dalam rakaat kedua hendaknya ia membaca surat Al-Fatihah kemudian surat Al-Ikhlas sebanyak dua puluh kali, dalam rakaat ketiga hendaknya ia membaca surat Al-Fatihah kemudian surat Al-Ikhlas sebanyak tiga puluh kali dan dalam rakaat keempat hendaknya ia membaca surat Al-Fatihah kemudian surat Al-Ikhlas sebanyak empat puluh kali. sehingga bacaan surat Al-Ikhlas dalam shalatnya Itu berjum!ah seratus kali, kemudian setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, maka hendaknya ia mengucapkan istighfar sebanyak seratus kali dan bershalawat kepada Nabi saw. sebanyak seribu kali serta mengucapkan kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu kali dan hendaknya ia melakukan pekerjaan ini selama empat puluh hari, sebelum itu hendaknya ia menyediakan sebuah kantung yang terbuat dari kain putih dan di dalamnya dituliskan azimat yang tertulis di bawah ini dan meletakkannya di bawah sajadah, insya Allah setelah mencapai empat puluh hari, maka ia akan mendapatkan kantung itu telah berisi sejumlah uang secara gaib dan ia boleh mengambilnya tanpa melihat dan menghitungnya. Yang mana andaikata ia menghabiskan uang tersebut setiap harinya, maka uangnya tidak akan pernah habis untuk selamalamanya. Inilah wifiknya -azimatnya-:

 

Perlu diketahui bahwa di dalam azimat ini terdapat tulisan surat Al-Ikhlas sebanyak 220 kali, sedangkan baris kedua terdapat 231 kali, pada baris ketiga terdapat 114 kali, pada baris keempat terdapat 126 kali, pada baris kelima terdapat 191 kali dan pada baris keenam terdapat 120 kali, jadi semuanya berjumlah 1.002 kali. Sedangkan semua bilangan yang terdapat di dalam azimat tersebut berjumlah 68.605 Adapun cara yang lain sesuai dengan tabel yang sangat berharga ini, hendaknya engkau mengambil sepuluh setengah perak yang bercampur dan meletakkannya di mulutmu serta membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu kali dan lakukan hal itu sampai sepuluh kali, sehingga engkau membaca kalimat hasbunallahu wani ‘mal wakiil sebanyak sepuluh ribu kali, kemudian sedekahkan perak itu tanpa menghitungnya, tetapi yang ada tandanya jangan diberikan kepada orang lain untuk selamanya. ‘

 

 

  1. Untuk mengirim pesan rahasia

 

Perlu diketahui bahwa kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil berjumlah sembilan belas huruf, banyaknya seperti jumlah huruf yang terdapat pada kalimat basmalah. Jumlah itu sama dengan jumlah malaikat yang menjaga neraka jahannam yaitu sembilan belas, seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut:

 

“Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS. Al-Muddatstsir: 30-31)

 

Siapapun yang senantiasa membaca kalimat hasbunallahu wani ‘mal wakiil, maka ia termasuk orang-orang yang akan selamat.

 

Perlu diketahui bahwa siapapun yang membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak sembilan belas ribu kali, kemudian mengucapkan: “Wahai khadim ayat tersebut yang mulia, datanglah kepada fulan bin fulanah dan katakan bahwa engkau disuruh olehku sebutkan namaku, sifat-sifatku dan keinginanku daripadanya.”

 

Kemudian membaca firman Allah berikut:

 

“Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami.” (QS. Yasiin: 53)

 

Dan firman Allah berikut:

 

“Sesungguhnya Surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (s)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Naml: 30-31)

 

Makakeesokan harinya khadim nama Allah tersebut akan hadir dalam keadaan tawadhu’ meskipun ia termasuk salah satu raja dari penjaga bumi dan ia bertanya kepadamu apa yang engkau inginkan. Setelah-ityucapkan: ” Jika engkau mau mendatangiku dan mengabulkan permintaanku, maka pergilah kalian semua, semoga Allah memberi berkah kepada kalian.”

 

Perlu diketahui juga jika engkau telah melakukan hal ini dan engkau udak mentaati perintah para malaikat itu, maka mereka akan meluruskan penlakumu dengan pedang mereka dan menjauhkanmu dari pandangan mata mereka. Perhatikan baik-baik bahwa sebelum engkau mengamalkannya, maka hendaknya engkau melakukan riyadhoh yaitu berpuasa sebanyak empat puluh hari seperti yang disyaratkan oleh Allah kepada Nabi Musa as ketika ia hendak bertemu dengan Allah di gunung Thursina. Engkau diperintah berpuasa demi untuk membersihkan perutmu dari makanan-makanan duniawi dan menggantinya dengan makanan-makanan ukhrawi, sehingga rohanimu dan akalmu menjadi bersih, hatimu menjadi teguh. Itulah acara riyadhoh yang dinamakan somadaniyatul ajsami. 2. Untuk diperlihatkan berbagai macam keindahan

 

Adapun yang disebut riyadhoh somadaniyatul arwah yaitu yang biasa dilakukan oleh kaum salaf saleh dengan berpuasa sebanyak enam puluh hari. Siapapun yang melakukan riyadhoh somadaniyatul arwah, maka akan diperlihatkan berbagai macam keindahan alam malakut yang sangat mengagumkan.

 

  1. Untuk diperlihatkan segala rahasia

 

Siapapun yang melakukan riyadhoh somadaniyatul uguli yaitu berpuasa selama tujuh puluh hari, maka akan diperlihatkan baginya segala rahasia, sehingga dirinya akan merasa fana dan ia akan hidup kekal di alam baka. Ini adalah akhir kedudukan somadaniyatul insaniyah.

 

Perlu diketahui juga bahwa selain itu ada somadaniyatut tabiat yaitu riyadhohnya harus melakukan puasa selama dua puluh delapan hari atau melakukan puasa selama empat belas hari dan siapapun yang senantiasa membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil setiap sesudah shalat sebanyak seribu tiga ratus tiga belas kali, jika ia menjadi tawanan atau sedang dipenjara maka ia akan segera dibebaskan. Jika seorang sedang mengalami perasaan takut, maka ia akan diberi perasaan aman. Jika ta sedang ditimpa kemiskinan, maka ra akan diberi perasaan cukup atau jika ia sedang merasa hina maka ia akan diberi kemuliaan. Siapapun yang menulis wifignya pada selembar kertas dengan minyak misik dicampur dengan air mawar dan cairan za’faron, kemudian ia mengantongi kertas tersebut, maka setiap penguasa atau setiap orang yang melihatnya bahkan setan pun akan merasa kecil jika berhadapan dengannya, semua orang akan mencintainya. Siapapun yang memperbanyak membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiit, maka Allah akan menghidupkan batinnya dengan cahaya ilmu dan lahiriyahnya dengan ruh lathoif, Allah akan menjaga dirinya, hartanya, keluarganya, istrinya dan anak-anaknya, sehingga mereka dijauhkan dari segala bahaya yang mengancamnya. Tidaklah wifig ini dibaca oleh seorang penguasa kecuali kekuasaannya akan bertambah besar, karena di dalamnya terdapat nama-nama Allah Yang Agung. Siapapun yang membacanya di hadapan seorang penguasa yang sedang marah, maka dengan izin Allah marahnya akan segera berhenti dan jika 1a minta kepada Allah pasti permintaannya akan dikabulkan.

 

Adapun cara pengamalannya adalah sebagai berikut: setelah membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakill sebanyak seratus kali, maka hendaknya ia mengucapkan kalimat berikut:

 

“Ya Allah, tunjukkan aku dengan petunjuk-Mu hingga sampai : kepada-Mu, berilah aku pakaian dari sisi-Mu sehingga aku bersikap sopan dengannya di hadapan-Mu.”

 

Sebanyak tujuh kali. Kemudian lanjutkan dengan membaca kalimat berikut:

 

“Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk memperhitungkan diriku sebelum Engkau memperhitungkan minta pertanggungan jawab dariku pada hari kiamat dan jadikanlah diri-Mu untuk menyertaiku dalam setiap perbuatanku dan keadaanku.”

 

 

 

  1. Untuk mendapatkan pertolongan dari Allah dan diperluas rizkinya

 

Seorang Arifbillah berkata bahwa siapapun yang ingin ditolong oleh Allah atau dijauhkan dari musuh-musuhnya, diperluas sumber rejekinya, dicintai di kalangan orang banyak dan diberi jalan keluar dari segala kesulitannya, maka setiap hari hendaknya membaca kalimat ‘hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak hurufnya yaitu empat ratus lima puluh kali, selanjutnya hendak membaca firman Allah berikut sebanyak tujuh kali:

 

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (ang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa. Mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Ali ‘Imran: 173-174)

 

Perlu diketahui bahwa kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil mempunyai berbagai rahasia yang tersembunyi. Adapun jumlah bacaannya sebanyak empat ratus lima puluh kali terbagi menjadi tiga macam:

 

Yang pertama, mengisyaratkan bahwa nama Allah ta’ala Al-‘Alim berjumlah seratus lima puluh.

 

Yang kedua, mengisyaratkan bahwa nama Allah Sulthan berjumlah seratus lima puluh.

 

Yang ketiga, mengisyaratkan bahwa jumlah pedang sebanyak seratus lima puluh.

 

Siapapun yang rajin membacanya sebanyak empat ratus lima puluh, maka ia akan diberi pengetahuan oleh Allah untuk mengetahui segala cabang ilmu yang rahasia.

 

  1. Shalawat untuk membuka dan mendekatkan diri kepada Rasulullah saw.

 

Disebutkan bahwa Syeikh Abdus Salam bin Masyis berkata: “Siapapun yang senantiasa membaca shalawat fatih, maka Allah akan memberinya pembukaan dan kemudahan jalan untuk dekat dengan Nabi saw.”

 

Seorang yang ingin senantiasa melakukannya, maka hendaknya ia membacanya dengan sungguh-sungguh dan siapapun yang senantiasa membacanya berulang kali, maka Allah akan memberinya berbagai keberkahan dengan berkah kemuliaan Nabi saw. Adapun shalawatnya adalah sebagai berikut:

 

“Yg Allah, limpahkan shalawat bagi Nabi yang daripadanya terbukalah segala rahasia, terpancarlah segala cahaya dan di dalamnya timbullah segala hakikat dan turunlah ilmu-ilmu yang diajarkan kepada Nabi Adam as., sehingga semua orang tidak dapat memahami hakikat beliau saw. baik manusia di masa lalu maupun di masa yang akan datang, sedangkan kebun-kebun alam malakut dihiasi dengan bunga-bunga keindahan wajah beliau saw. menjadi indah dan kebesaran alam jabarut dengan banyaknya cahaya beliau saw., sehingga tiada suatu apapun melainkan ia bergantung kepada beliau saw. yang andaikata tidak ada seorang ‘ perantara, maka yang diperantarai akan lenyap, yaitu shalawat yang sesuai dengan kemuliaanmu dan dari sisimu kepada beliau saw. sebagaimana yang sepantasnya bagi kehormatan dan kebesaran beliau saw.

 

Ya Allah. sesungguhnya beliau saw. adalah rahasia-Mu yang menghimpun, yang menunjukkan kami untuk mengenal-Mu dan beliau saw. adalah pembatas-Mu yang paling hesar yang senantiasa berdiri di hadapan-Mu karena-Mu.

 

Ya Allah, berilah aku pengertian kepada hakikat beliau saw. yang sebenarnya agar aku selamat dengannya dari segala macam kebodohan dan aku dapat mendatangi sumber-sumber keutamaan. Bawalah aku menuju jalan beliau saw. yang membawaku hingga sampai kepada-Mu dengan pembawaan yang terjaga oleh pertolongan-Mu. Dan bawalah aku kepada kebatilan sehingga aku dapat menghancurkannya, hidupkan aku di alam ketauhidan-Mu yang murni sehingga aku tidak melihat, tidak mendengar, tidak mendapatkan, tidak merasa kecuali dengan bertauhid, dan Jadikanlah pribadi beliau saw. sebagai penolongku yang terbesar sehingga rohaniku dan rohani beliau saw. merupakan rahasia hakikat diriku dan hakikat beliau saw. sampai aku dapat mengerti hakikat Allah Yang Maha Terdahulu. –

 

Wahai Tuhan Yang Maha Akhir, Yang Maha Lahir dan Maha Batin, dengarkan seruanku atau doaku seperti ketika Engkau mendengar seruan atau doa hamba-Mu Zakaria as. Berilah aku pertolongan dengan-Mu dan karena-Mu, berilah aku dukungan dengan-Mu dan karena-Mu, kumpulkan aku dengan-Mu dan pisahkan aku dari semua yang menghalangi diriku dari-Mu (dibaca tiga kali).

 

Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang Jurus dalam urusan kami (ini). Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (dibaca tiga kali).

 

Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam bagi junjungan kami, Muhammad saw. hamba-Mu, Nabi-Mu, kekasih-Mu dan Rasul-Mu yaitu seorang nabi yang ummi beserta segenap keluarga dan sahabat beliau saw. sebanyak bilangan yang genap maupun yang ganjil dan sebanyak kalimat-kalimat Tuhanku yang sempurna dan yang diberkahi. Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan .dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”

 

  1. Supaya dicintai dan dihormati orang

 

Perlu diketahui bahwa siapapun yang ingin dicintai dan dihormati oleh seluruh orang, maka hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil setiap sesudah shalat sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian membaca doa berikut sebanyak tujuh kali. Siapapun yang selalu mengerjakan hal ini, maka ia akan mendapatkan segala macam kebaikan yang tidak bisa ia pahami dan tidak bisa dihitung jumlahnya. Adapun doanya adalah sebagai berikut: .

 

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat dun salam bagi junjungan kami, penghulu kami Muhammad saw. beserta segenap keluarga, sahabat dan umat beliau saw. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu, ya Allah ya Allah ya Allah, ya rahman, ya rahman, ya rahman, ya rahim, ya rahim, ya rahim, janganlah Engkau menyerahkan kepada diriku untuk menjaga apa saja yang Engkau limpahkan kepadaku karena Engkau lebih mengetahui daripadaku. Berilah kami bantuan-Mu yang tersembunyi di balik nama-Mu Al-Hafizh yang dengannya Engkau menjaga segala peraturan benda-benda yang ada. Berilah aku pakaian dengan pakaian bantuan-Mu dan berilah aku pertolongan-Mu dan perlindungan-Mu. Berilah aku mahkota kemuliaan-Mu, kehebatanMu, kedermawanan-Mu. Berilah aku pakaian dari surban-Mu, berilah aku tumpangan dalam perahu keselamatan dalam kehidupanku maupun setelah matiku. Demi kemuliaan nama-Mu, maka tolonglah aku demi kemuliaan nama-Mu Al-Qahhar, sehingga aku terlindung dari siapapun yang ingin berbuat jahat kepadaku dan berilah aku pertolongan-Mu sehingga semua hamba-Mu yang selalu berbuat sewenang-wenang dan setan yang terkutuk menjadi tunduk kepadaku. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Perkasa, wahai Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Perkasa, wahai Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Perkasa, ya Allah limpahkan kepadaku ketampanan-Mu, kasih sayang-Mu, kedermawanan-Mu dari sisi Ketuhanan-Mu, sehingga akal menjadi tidak mampu untuk memikirkannya, jiwa menjadi hina, leher menjadi tunduk, mata menjadi lemah, pikiran menjadi termenung dan semua orang yang suka berbuat sewenang-wenang menjadi kecil, bahkan seluruh penguasa yang sewenang-wenang menjadi tunduk kepadaku. Ya Allah ya maliku ya azizu ya jabbaru (tiga kali), ya Allah tundukkan bagiku semua hamba-Mu sebagaimana ketika Engkau menundukkan air laut kepada Nabi Musa as dan lunakkan hati – mereka bagiku sebagaimana ketika Engkau melunakkan besi kepada Nabi Daud as, sehingga mereka tidak dapat bertutur kata kecuali dengan izin-Mu, karena badan mereka di dalam genggaman-Mu, hati mereka berada di tangan-Mu dan Engkau dapat memperlakukannya sekehendak-Mu. Ya mugallibal quluub (tiga kali), ya allamul ghuyub (tiga kali), aku padamkan api kemarahan mereka dengan kalimat Laa Ilaaha Illaallah, aku datangkan perasaan kasih sayang mereka kepadaku dengan kemuliaan Nabi Muhammad saw. Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: “Maha sempurna ‘Ilah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.” Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah bagi junjungan kami Nabi Muhammad saw. beserta segenap keluarga, sahabat dan umat beliau saw. sepanjang masa.” Semoga engkau senantiasa mentaati Allah dan takut kepada-Nya tentang doa ini, karena doa ini sangat mengagumkan nilainya untuk menjaga diri dari segala kejahatan makhluk Allah, dapat memberi kemenangan kepada kita. Siapapun yang tidak mempunyai uang sedikitpun dan ia ingin menjadi kaya, maka bacalah doa di atas setiap kali sesudah melakukan shalat Subuh dan bacalah firman Allah berikut:

 

Sebanyak tiga ratus tiga belas kali, kemudian setelah itu bacalah doanya sebanyak tiga kali. Jika seorang membacanya sesudah melakukan shalat Ashar, maka tidak sampai satu minggu ia telah mendapat kekayaan dan berbagai kebaikan dengan izin Allah. siapapun yang ingin menghubungi para penguasa dan orang-orang besar, maka hendaknya ia membaca doa dan firman Allah di atas sebanyak tiga kali, semoga dengan cara itu ia-akan mendapatkan apa saja yang diinginkan.

 

Perlu diketahui bahwa doa di atas terdapat azimat yang bentuknya kecil-kecil. Adapun contohnya adalah seperti yang kami sebutkan berikut:

 

Perlu diketahui bahwa siapapun yang menulis nama-nama Allah yang terdapat dalam wifig di atas yang merupakan intisari doa di atas. kemudian membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu kali dan membaca nama-nama Allah tersebut sebanyak tiga ratus tiga belas kali dan membawa wifiq-wifiq itu setelah diukup dengan bara api dan dupa kemudian ia pergi menghadap seorang, maka ketika berternu dengan orang yang ditujunya, orang itu akan segera jatuh cinta kepadanya dan insya Allah akan memenuhi segala hayatnya.

 

  1. Untuk membinasakan orang yang suka mengganggu

 

Siapapun yang takut dari gangguan orang lain yang suka menyakiti orang dan ia ingin membebaskan dirinya dari orang itu, maka sebutkan nama-nama Allah yang terdapat dalam wifig di atas sebanyak tiga ratus kali dan membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali, khususnya jika ia mengiringinya dengan berpuasa yang dimulai dari hari sabtu, insya Allah orang yang suka mengganggunya akan segera binasa.

 

  1. Agar dicintai orang

 

Demikian pula siapapun yang menghendaki belas kasih dari seorang atau ingin menyatukan dua orang yang sedang bermusuhan, maka sebutlah nama-nama Allah yang terdapat dalam wifig di atas sebanyak hitungan yang kami sebutkan di atas sambil membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali. Sebelum membacanya, hendaknya ia menyebutkan niat bacaannya untuk dicintai orang lain sampai ia dikabulkan segala hajatnya. Jika ia melakukannya dengan penuh keyakinan, pasti Allah akan mengabulkan segala hajatnya.

 

  1. Agar diberi kemudahan untuk mendapatkan harta

 

Demikian pula siapapun yang ingin diberi kemudahan untuk mendapatkan harta yang membawa kebahagiaan di dunia dan ingin mengetahui segala yang tersembunyi meskipun tidak ada yang dapat mengetahui yang tersembunyi selain Allah, maka hendaknya ia bangun di tengah malam, berwudhu dan melakukan shalat malam sekehendaknya. Setelah melakukan shalat malam, hendaknya duduk di tempat shalatnya di atas kedua kakinya seraya beristighfar dan bershalawat sebanyak seribu kali, kemudian membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu kali dan membaca doanya sebanyak tujuh kali. Kemudian membaca nama-nama Allah tersebut sebanyak tiga ratus tiga belas kali. Setelah selesai dari itu semua, hendaknya ia mengucapkan doa berikut: “Wahai para khadim yang berkhidmat pada kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil dan berkhidmat pada doa nama-nama Allah di atas, kami mohon demi kemuliaan rahasia dan cahaya yang terkandung di dalamnya, hendaknya kalian mau menyebutkan kepadaku apa saja rahasia demi kemuliaan Allah dan demi kemuliaan Rasulullah saw. Semoga Allah memberi berkah kepadamu.” Maka dengan ucapan itu, para khadim tersebut akan segera menyebutkannya satu per satu dari rahasia yang tersimpan di dalamnya.

 

Jika engkau tidak dapat melihatnya pada malam yang pertama, maka ulangilah perbuatan itu pada malam yang kedua atau yang ketiga, insya Allah engkau akan mendapatkan apa yang engkau inginkan.

 

  1. Agar diberi segala macam kebaikan dan keuntungan

 

Siapapun yang menulis kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil dan doanya kemudian menggantungnya pada suatu tempat, maka insya Allah tempat itu akan diberi segala macam kebaikan dan keuntungan.

 

  1. Untuk mengetahui berbagai rahasia

 

Demikian pula siapapun yang ingin mengetahui berbagai rahasia yang tersembunyi di dalam doa di atas, maka hendaknya ia berpuasa selama tujuh hari yang dimulai pada hari minggu, kemudian membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil setiap sesudah shalat fardhu sebanyak seribu kali dan doa tersebut sebanyak tujuh kali, kemudian ia berbuka dengan makan roti dan anggur kering. Setelah puasanya tiba pada hari yang ketujuh, maka khadim kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil akan datang kepadanya berupa seorang pemuda yang memakai pakaian hijau dan akan memberi salam lebih dulu, kemudian jawablah salamnya tetapi hendaknya ia harus terus berzikir dan khadim akan berkata kepadanya: “Apapun yang engkau inginkan akan diberi oleh Allah.” dan ia segera menyerahkan sebuah kantong yang di dalamnya terdapat uang seribu dinar. Tetapi sebaiknya kantong itu jangan diterima, karena kantong itu akan menyebabkan bahaya baginya. Setelah itu ia akan memberinya sebuah kantong yang berisi uang dua ribu dinar. Tetapi uang di dalam kantong itu jangan diterima, karena akan membahayakan dirinya. Sampai setelah itu ia akan berkata kepadanya: “Bebaskanlah diriku karena Allah dan terimalah apa yang aku berikan kepadamu.” Ketika itu katakan kepadanya: “Sedikitpun aku tidak akan menerima pemberianmu ini.” Sampai setelah itu ia akan berkata kepadanya: “Aku akan mengabulkan segala permintaanmu.” Maka di saat itulah katakan:

 

“Berilah aku kemudahan untuk dapat menundukkan semua jin dan setan yang ada di atas maupun yang ada di bawah.” Jawabnya: “Apakah jika aku sudah mengabulkan permintaanmu, engkau akan membebaskan: ku?” Jawablah: “Ya.” Maka ia akan memberinya sebuah cincin yang terdapat tulisan:

 

“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” (QS. An-Naml: 17)

 

Sedangkan di luar tulisan itu terdapat tulisan firman Allah berikut:

 

“Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi . Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu “sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.” (QS. An-Naml: 30-31)

 

Setelah itu lakukanlah apa saja yang diinginkan. Adapun bentuk cincin itu adalah sebagai berikut:

 

  1. Untuk mengetahui seorang yang hilang atau obat bagi seorang yang sedang sakit

 

Jika engkau ingin bertanya tentang keberadaan seorang yang hilang atau obat bagi seorang yang sedang sakit, maka duduklah di hadapan sebuah gelas yang di dalamnya terdapat air dan seorang anak kecil yang belum mencapai usia akil baligh, kemudian bacalah doa di atas di hadapan gelas yang berisi air itu, isnya Allah para khadim itu akan segera datang dan membenitahumu tentang keberadaan orang yang hilang itu dan apa saja yang akan engkau tanyakan kepada mereka.

 

  1. Untuk membinasakan seseorang yang suka menyakiti

 

Jika engkau ingin membinasakan seseorang yang suka menyakiti dirimu, maka ambillah sebuah batu dan bacalah kalimat hasbunallahu wani ‘mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali beserta doanya sebanyak tiga kali dan lemparkan di tengah api, insya Allah orang itu akan segera mati setelah tiga hari.

 

 Ada salah seorang saleh yang selalu dianiaya oleh seorang zalim dengan segala cara, sehingga ia minta kepadanya agar ia tidak dianiaya semaunya, tetapi orang yang zalim itu tidak mau mendengar ucapan orang saleh tersebut, bahkan kezalimannya makin bertambah keras, sehingga orang saleh itu membaca doa di atas, maka dengan izin Allah orang zalim itu terlihat sedang telanjang dan ia kehilangan akal sehatnya seperti orang gila, kemudian orang saleh itu segera mengusap wajah dan kepalanya sehingga orang yang zalim itu sadar kembali, tetapi orang saleh itu masih menginginkan ia mati, maka dengan izin Allah orang yang zalim itu segera dimatikan.

 

  1. Agar terlepas dari segala kesulitan

 

Jika seorang ingin terlepas dari segala kesulitan, maka hendaknya la membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali dan doanya sebanyak tujuh kali, maka dengan izin Allah ia akan mendapatkan jalan untuk melepaskan diri dari segala kesulitannya.

 

  1. Untuk mengusir binatang buas

 

Adapun jika seorang ingin mengusir binatang buas yang mengancamnya, sebaiknya ia membaca basmalah dan kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali sambil memohon pertolongan Allah dengan sungguh-sungguh di tengah malam, maka dengan izin Allah ia akan melihat seberkas cahaya yang dapat menerangi seluruh isi rumahnya, dan saat itu hendaknya ia terus menerus berzikir kepada Allah sehingga hatinya diberi perasaan lapang. Pada saat itu para khadim kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil dan doanya akan berkata kepadanya: “Wahai wali Allah, apakah engkau butuh sesuatu dariku ?” Maka pada saat itu janganlah meminta apapun darinya. Kemudian pada malam yang ketiga akan datang kepadanya enam malaikat yang wajahnya sangat tampan dan memberitahukan berita gembira tentang berbagai karunia yang diberikan Allah kepadanya. Pada malam yang keempat akan datang pula dua belas malaikat yang menyampaikan berita gembira dan menyalami tangannya, ketika itu hendaknya ia tidak meminta apapun dari mereka sampai pada hari ketujuh. Jika hari ketujuh telah tiba, maka akan datang seorang malaikat dengan wajah yang sangat tampan dan berkata: “Sungguh engkau telah memenuhi kesepakatan antara kami dan engkau. Sebaiknya engkau senantiasa mentaati Allah dan memenuhi janji Allah, maka kami akan mentaatimu dan mengabulkan segala permintaanmu.” Maka pada saat itu katakan: “Bagus, kalau memang itu yang engkau janjikan kepadaku.” Maka ia akan berkata kepadanya: “Hendaknya engkau selalu bertakwa kepada Allah.” dan jawablah: “Ya, aku akan senantiasa bertakwa kepada Allah.” Setelah itu hendaknya ia keluar dari tempat khalwatnya. Ketika ia keluar, maka tidak ada seorangpun yang melihatnya pada hari itu melainkan akan kagum kepadanya dan akan memberinya apa saja ia minta. Hendaknya ia selalu meletakkan gambar cincin jni di bawah sajadah dan selalu membaca doa di atas karena doa ini dapat . menundukkan semua orang.

 

Dan siapapun yang menulis kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil pada sehelai kain berwarna putih pada hari sabtu saat bulan tepat berada di atas kita sambil membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil, maka ia akan diberi kemenangan atas musuh-musuhnya. Adapun bentuk cincin itu adalah sebagai berikut:

 

  1. Untuk menundukkan orang-orang yang hasud, para pembangkang dan orang-orang yang suka berbuat zalim

 

Siapapun yang ingin menundukkan orang-orang yang hasud, para pembangkang, orang-orang yang suka berbuat zalim agar mereka tunduk kepada dirinya sehingga ia dapat terlepas dari kejahatan mereka, maka hendaknya ia membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil setiap pagi dan malam sebanyak seribu kali tanpa berbicara dengan siapapun ketika sedang membaca kalimat tersebut, maka dengan izin Allah, Allah akan memberinya kemenangan atas mereka sehingga mereka tidak lagi menyakiti dirinya.

 

  1. Agar menjadi orang yang terkemuka dan bahagia

 

Siapapun yang ingin menjadi orang terkemuka, bahagia dan ingin diperlihatkan segala yang gaib baginya, maka hendaknya ia senantiasa membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil setiap kali sesudah shalat fardhu sebanyak seribu kali. Siapapun yang melakukannya secara rutin dan istigamah. maka tidak seorangpun yang berani berkata yang tidak pantas kepadanya dan orang yang senantiasa melakukan hal tersebut, maka doanya akan mustajab, Allah akan membuka baginya segala pintu ilmu dan rejeki. Pokoknya kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil mempunyai berbagai keistimewaan dan keutamaan yang kita – tidak pernah dapat mengungkapkan seluruhnya.

 

  1. Agar disenangi oleh orang-orang yang suka berbuat zalim dan ingin menarik hati semua orang

 

Jika engkau ingin dibukakan segala hakikat, ingin disegani oleh orang-orang yang suka berbuat zalim dan ingin menarik hati semua orang, maka bacalah doa di atas di hadapan orang yang suka berlaku zalim, maka dengan izin Allah ia tidak akan dapat berbicara denganmu. Jika ia berbicara denganmu, maka ia tidak akan sadar, badannya gemetar dan hajatmu akan dikabulkan olehnya, karena doa di atas sangat cepat dikabulkan oleh Allah.

 

Adapun jika engkau ingin mengetahui rahasia doa di atas, maka bersihkan pakaian dan badanmu. kemudian pakailah parfum dan masuklah ke tempat khalwat pada malam minggu, kemudian bershalawatlah kepada Nabi saw. dan bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak seribu kali. kemudian tutuplah dengan doanya sebanyak seratus kali. Maka pada malam itu engkau akan mendengar seorang berkata kepadamu: ” Wahai fulan, berdirilah.” Maka berdirilah engkau. Pada malam kedua mereka akan datang kepadamu dan berkata: “Berdirilah engkau.” maka berdirilah dan ulangilah wudhumu dan lakukan shalat sunnah.

 

  1. Agar mendapat pertolongan dari Allah

 

Ketahuilah bahwa hendaknya engkau memahami dengan baik berbagai rahasia yang terkandung di dalam kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil dan rahasia yang terkandung di dalam nama-nama Allah, karena kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil dapat digunakan untuk segala keperluan, di antaranya adalah jika engkau dizalimi oleh seorang zalim atau seorang penguasa yang suka menyakiti orang lalu engkau membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil beserta doanya, pasti Allah akan memberi pertolongan padamu, karena kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil mempunyai keistimewaan di sisi Allah yang hanya diketahui oleh para ahlinya.

 

  1. Agar dihindarkan dari gangguan orang yang zalim dan penguasa yang sewenang-wenang

 

Di antara salah satu doa yang cocok untuk dibaca setelah kalimat ” hasbunallahu wani’mal wakiil adalah doa berikut sebanyak tujuh kali yaitu setelah membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali setiap sesudah shalat fardhu. Siapapun yang melakukan hal itu, maka insya Allah ia terlepas dari gangguan orang zalim dan penguasa yang selalu bersikap sewenangwenang. Doa berikut merupakan doa yang paling ampuh bagi para wali, karena itu janganlah engkau berbuat zalim terhadap orang lain dengan mendoakan kebinasaan bagi orang lain, karena kelak engkau akan menyesal. Siapapun yang mendoakan kematian bagi orang lain sampai ia mati berarti ia sama dengan membunuh orang itu dengan pedangnya sendiri. Adapun doanya adalah sebagai berikut: .

 

“Wahai Tuhan Yang sangat keras siksanya, wahai Tuhan Yang sangat kuat kewenangannya dan kemuliaan-Nya yang sangat – besar, wahai Tuhan Yang Mampu membalas kejahatan orang lain, wahai Tuhan Yang Maha Mulia, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, balaslah kejahatan orang-orang yang memusuhiku, wahai Tuhan Yang Mampu mematikan siapapun yang dikehendaki. maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah. Wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, sungguh amat mulia nama-Mu, ya qahhar, ya qahhar, ya qahhar, balaslah orang-orang yang menyakitiku dan menzalimiku. Maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Maka Kami membinasakan mereka sehancur-hancurnya. Ya Allah, demi kemuliaan cahaya kebesaran-Mu yang menutupi Arsy-Mu dari segala musuh-musuhku maka aku berlindung di baliknya, dengan keperkasaan-Mu aku berlindung dari siapapun yang mau menipuku, demi kekuatanmu yang tidak terbatas aku berlindung dari kejahatan semua penguasa, dengan keabadian kemuliaan-Mu maka aku berlindung kepada-Mu dari godaan setan, dengan tersembunyinya segala rahasia-Mu aku berlindung kepada-Mu dari segala perasaan risau dan gundah. Wahai Tuhan Yang memiliki Arsy, aku berlindung kepada-Mu dari para pembawa Arsy. Wahai Tuhan Yang Maha Keras siksanya, wahai Tuhan Yang Mampu menundukkan segala binatang buas, lindungilah aku dari kejahatan orang-orang yang ingin menzalimiku dan menyakitiku, penjarakan ia di dalam penjara keperkasaan-Mu yang tidak dapat dimasuki sebagian dari rahmatMu, berilah kemenangan bagiku atas orang-orang yang mengalahkan aku. Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasulKu pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia ? dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

 

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dan menjadikan Engkau di atas leher musuh-musuhku dan aku berlindung kepada-Mu dari semua kejahatan mereka.

 

Ya Allah, turunkan kepada mereka segala macam bentuk siksa dan lepaskan diriku dari siapapun yang ingin menzalimi dan menyakitiku, sedikitpun jangan engkau beri tangguh bagi mereka. Wahai Tuhan Yang sangat keras siksanya, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha membalas, hanya kepada-Mu aku berserah diri karena Engkau adalah sebaik-baik tempat untuk berserah diri, dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.”

 

Selanjutnya, bacalah kalimat hasbunallahu wani’mal wakil sebanyak empat ratus lima puluh kali setiap sesudah shalat fardhu, – kemudian bacalah doa yang telah disebutkan di atas sebanyak tujuh “kali. Semoga dalam waktu dekat segala hajatmu dan keinginanmu akan “ dipenuhi oleh Allah.

 

  1. Untuk menghilangkan segala macam kerisauan dan kebingungan

 

Salah seorang Arifbillah berkata bahwa kalimat hasbunallahu wani mal wakiil dapat digunakan untuk menghilangkan segala macam kerisauan dan kebimbangan dan dapat pula dipakai untuk mengobati orang sakit jika sakitnya sangat pedih, demikian pula doa di atas dapat digunakan untuk memohon kebinasaan orang-orang yang suka berbuat zalim asalkan memenuhi segala persyaratannya dan dapat melindungi dari gangguan musuh dan dari segala yang menakutkan. Pokoknya rahasia kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sangat banyak. Selain itu, ada juga cara membacanya adalah sebagai berikut

 

Setelah membaca kalimat hasbunallahu wani’mal wakiil sebanyak empat ratus lima puluh kali, kemudian bacalah doa ini sebanyak tiga kali. Adapun doanya adalah sebagai berikut:

 

“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan kerahasiaan DzatMu dan dengan Dzat-Mu yang menjadi rahasia, Dia adalah Engkau yang tiada Tuhan selain Engkau, maka aku melindungi diriku dengan cahaya Allah dan dengan cahaya Arsynya Allah dan dengan kemuliaan semua nama Allah dari gangguan musuhku dan musuh Allah, dari gangguan segala makhluk Allah dengan berkah satu Juta ucapan Laa haula walaa guwwata Illaa billaahil aliyyil azhiim, dan aku lindungi diriku, agamaku, keluargaku, anak-anakku dan apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku demi kemuliaan cincinnya Allah Yang Maha Kuat yang dipakai oleh Allah untuk mengatur bumi dan langit. Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam bagi junjungan kami, Nabi Muhammad saw. beserta segenap keluarga, sahabat dan umat beliau saw. sepanjang masa.”

 

 

Kalimat “Tauhid” ialah kalimat yang di dalamnya mengandung suatu pengakuan bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah.

 

Bentuk kalimat itu adalah:

 

“Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah.”

 

Kalimat tauhid selalu dirangkai dengan mengucapkan:

 

Yaitu kalimah yang mengandung suatu pengakuan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah.

 

Dua kalimah di atas apabila diucapkan harus betul-betul diresapkan di dalam hati. Sehingga hati menjadi bersih dari segala macam keragu-raguan terhadap-Nya, bahwasanya Dia-lah yang Maha Esa yang wajib disembah, , yang telah mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai utusan-Nya yang terakhir.

 

Bagi orang yang akan masuk agama Islam kedua kalimah itu harus diucapkan dalam rangkaian “Dua kalimah Syahadat”, yaitu Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul. Adapun bentuk dua kalimah syahadat itu ialah:

 

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi pula bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

 

Sedangkan orang Islam seharusnya setiap saat selalu berdzikir in gat kepada Allah dengan mengucapkan kalimah Tauhid. Dengan mengucapkan kalimah itu seseorang akan merasakan ketentraman dan ketenangan di dalam jiwanya. Hatinya selalu mantap dan mukanya selalu bercahaya sebagai tanda tertanamnya keimanan di dalam sanubarinya.

 

Kalimah Tauhid mempunyai faedah yang amat besar bagi seseorang. Jika ia mau mengamalkannya. Faedah-faedah itu antara lain:

 

  1. Aman dari siksa Allah, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

 

“Allah Ta’ala telah berfirman: “Laa ilaaha illallaah adalah kalam-Ku dan Aku adalah dia. Barangsiapa mengucapkannya, niscaya ia telah masuk ke dalam benteng-Ku. Dan barangsiapa masuk ke dalam benteng-Ku, maka selamatlah ia dari siksa-Ku.” (Dikeluarkan oleh Syairazi dari Ali) :

 

  1. Dihindarkan dari segala bencana, sebagaimana tersebut di dalam hadits: Rasulullah saw. bersabda:

 

“Sesungguhnya ucapan “Laa ilaaha illallaah” itu dapat menolak 99 pintu bencana dari pengucapnya, dan yang paling rendah bencana itu adalah kesusahan.” (Dikeluarkan Ibnu Asakir dari Ibnu ‘Abbas)

 

  1. Dilebur dosa-dosanya, sebagaimana tersebut di dalam hadits:

 

“Barangsiapa mengucapkan “Laa ilaaha illallaah” serta memanjangkannya (di dalam membaca), niscaya dilebur baginya 4.000: dosa-dosa besarnya. Para sahabat lalu berkata: “Wahai Rasulullah, Jika ia tidak mempunyai dosa besar?” Beliau bersabda: “Diampunilah ia untuk keluarganya dan untuk tetangganya.” (HR. Bukhari)

 

  1. Dijamin masuk surga, sebagaimana tersebut di dalam hadits: Rasulullah saw. bersabda:

 

“Barangsiapa mengucapkan “Laa ilaaha illallaah” dengan ikhlas, pasti ia masuk surga.” Ditanya: “Wahai Rasulullah, apakah tanda keikhlasan kalimah itu?” Beliau bersabda: “(Tandanya) ialah kalimah itu akan menjaganya dari perkara-perkara haram.” (Dikeluarkan oleh Hakim dari Zaid bin Argam)

 

  1. Diangkat derajatnya, sebagaimana tersebut di dalam hadits: Rasulullah saw. bersabda:

 

“Barangsiapa masuk ke dalam pasar seraya mengucapkan “Laa ilaaha illalaahu wahdahuu laa syariika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun laa yamuutu bi yadihil khairu wa huwa ‘alaa kulli syai-in gadir.” (Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah yang Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya semua kerajaan dan bagi-Nya pula segala puji. Dia-lah yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia itu hidup tidak mati, di tangan-Nya semua kebaikan dan Dia terhadap segala sesuatu sangat kuasa) dengan mengangkat suaranya, maka Allah memantapkan kepadanya sejuta kebaikan, menghapus sejuta kejahatan dan mengangkat ‘ baginya sejuta derajat.” (HR. Turmudzi)

 

  1. Dijauhkan dari kemiskinan, sebagaimana dikatakan oleh Al Fakihany:

 

“Sesungguhnya selalu tetap menyebut “Laa ilaaha illallaah” setiap masuk rumah itu dapat mensirnakan kemiskinan.”

 

  1. Menghilangkan kesukaran dari segala macam urusan dunia, sebagaimana ada diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Zaid Al-Anshari:

 

“Apabila sukar bagimu mengenai sesuatu dari urusan-urusan dunia, maka perbanyaklah ucapan “Laa ilaaha illallaah, Muhammadur Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallama, walaa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim.” (Yang artinya: Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah, Muhammad saw. itu adalah utusan Allah dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali hanya dengan Allah yang Maha Mulya dan Maha Agung).

 

  1. Dapat menerangi orang mati di dalam kubur. :

 

Di dalam hadits yang lain disebutkan bahwa bacaan kalimah Tauhid pada nomer 7 itu jika dibaca di atas tanah kuburan orang-orang mukmin, maka kuburan itu akan terang bercahaya berkat rahmat Allah atas bacaan itu. Sedang orang yang membacanya diampuni dosa-dosanya serta diangkat derajatnya.

 

Demikianlah di antara faedah dan keutamaan bacaan “Kalimah Tauhid.” Kita sebagai umat Islam semestinya setiap hari membacanya. Jangan sampai satu haripun dilewatkan. Betapa besar faedahnya, ini baru dapat dirasakan bagi seseorang kalau dia telah miengamalkan secara terus-menerus setiap hari. Tentu saja waktu yang paling baik adalah sehabis shalat lima waktu. Namun dapat juga diamalkan setiap saat – pada waktu-waktu luang. Bacalah paling sedikit 100 kali setiap hari, dan kalau bisa dalara keadaan suci dari-hadas, hingga bacaannya dapat lebih meresap ke dalam hati sanubari. Tidak perlu tergesa-gesa membacanya, bacalah dengan tenang dan perlahan-lahan, penuh keikhlasan.

 

Di dalam Al Qur’an kalimah Tauhid ini disebut juga “Kalimah Thayyibah”, yaitu kalimah yang baik, yang akan memberi buah kepada siapa yang mau membacanya:

 

Firman Allah:

 

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang.baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)

 

Tasbih adalah bacaan dzikir yang di dalamnya mengandung makna mensucikan Allah dari segala sifat kurang. Di dalam bacaan tasbih itu terkandung suatu pengakuan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna dan bersih dari sifat kurang.

 

Bacaan tasbih itu ialah:

 

“Maha Suci Allah.”

 

Biasanya bacaan tasbih yang dirangkai dengan bacaan “Tahmid”‘, yaitu kalimat pujian kepada Allah dan “Kalimah Tauhid” serta kalimahkalimah lainnya, yang menjurus kepada keagungan Allah. Namun kesemuanya tetap dalam satu makna yaitu mensucikan Allah dari segala sifat kurang.

 

Sebagaimana halnya kalimah tauhid, bacaan Tasbihpun sangat besar faedahnya. Bacaan ini mempunyai pengaruh besar di dalam jiwa dan sanubari pembacanya. Itulah sebabnya Rasulullah saw. menganjurkan kepada umatnya agar selalu membaca “Tasbih” selepas dari shalat lima waktu. Beliau tak akan menganjurkan membaca “Tasbih” seandainya bacaan itu tidak mengandung faedah yang besar bagi pembacanya. Pasti faedah itu akan dapat dirasakan bagi pembacanya yang selalu rutin mengamalkannya setiap hari. Baik dibaca waktu luang atau selepas shalat.

 

Adapun faedah bacaan tasbih itu antara lain:

 

  1. Menghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana tersebut di dalam hadits: Rasulullah saw. bersabda:

 

” Tidak ada di atas bumi ini seseorang yang membaca “LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR WA SUBHAANALLAAAH WAL HAMDU LILLAAH WA LAA HAULA WA LAA OUWWATA ILLAA BILLAAHI” kecuali pasti diampuni dosa-dosanya walau dosa-dosa itu semisal buih lautan.” (HR. Ibnu Amer)

 

Di lain hadits disebutkan pula: Rasulullah saw. bersabda:

 

“Barangsiapa membaca “SUBHAANALLAAH WA BI HAMDIHI'” dalam sehari 100 kali, maka dilebur dosa-dosanya walau dosa itu sebanyak buih lautan.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

 

  1. Diberi tambah kebajikan dan diangkat derajatnya, sebagaimana tersebut di dalam hadits: Rasulullah saw. bersabda:

 

“Barangsiapa mengucapkan “SUBHAANALLAAH WAL HAMDU LIL LAAH WA LAAILAAHA ILLALLAAHU WAL LAAHU AKBAR WA LAA HAULA WA LAA OUWWATA ILLAA BILLAAHIL ‘ALIYYIL ‘AZHIIM “satu kali, maka Allah menulis untuknya 100.000 kebajikan dan menghapus dari padanya 100.000 kejahatan serta mengangkat untuknya 100.000 derajat.” (Lubaabul Hadits hal. 37)

 

  1. Mendapat kenikmatan di surga, sebagaimana tersebut di dalam hadits:

 

“Barangsiapa membaca “SUBHAANALLAAH WA BI HAMDIHI”, maka ditanamkan untuknya dari bacaan itu serumpun kurma di surga.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim)

 

  1. Memperlancar jalannya rizgi, sebagaimana ada disebutkan dalam hadits: Rasulullah saw. bersabda:

 

“Tasbih itu dapat menarik rizgi.” (Lubaabul Hadits, hal. 37)

 

  1. Memperoleh segala yang dihajati, tersebut di dalam hadits Rasulullah saw. bersabda:

 

“Barangsiapa mempunyai hajat pada makhluk (siapapun juga), maka hendaklah ia berdiri di sebelah kanannya dan hendaklah ia membaca kalimat-kalimat, yaitu: “SUBHAANALLAAH WAL HAMDU LILLAAH WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BIL LAAHIL’ALIYYIL ‘AZHIM.” Maka demi hak Tuhanku, tidaklah seorang hamba yang mengucapkannya kecuali Allah mendatangkan hajatnya yang ia minta baik yang ada hubungannya dengan urusan dunia atau akhirat. Dan ia tidak akan mati hingga ia melihat dulu tempatnya di surga.” (Demikian tersebut di Riyaadhish shaalihiin)

 

  1. Menghilangkan kekecewaan, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

 

“Dari Ka’ab bin Ujrah ra., dari Rasulullah saw., beliau bersabda: “Do’a yang selalu dibaca sehabis sembahyang yang tidak akan kecewa orang yang membacanya atau menjalankannya setiap habis shalat ardhu, yaitu 33 kali bertasbih, dan 33 kali bertahmid serta 34 kali bertakbir.” (HR. Muslim)

 

  1. Sama dengan bersedekah, sebagaimana tersebut di dalam hadits:

 

“Dari. Abu Dzarrin ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Setiap pagi dari tiap-tiap ruas anggota kalian (dapat) mengeluarkan sedekah, maka tiap-tiap bacaan tasbih itu sedekah, setiap bacaan tahmid itu sedekah, setiap bacaan tahlil (Laa ilaaha illallaah) itu sedekah, setiap bacaan takbir itu sedekah, ‘ menganjurkan kebaikan itu sedekah, dan mencegah perkara mungkar itu juga sedekah. Dan dapat memadai dari semua itu dua raka’at dari shalat dhuha.” (HR. Muslim)

 

Dari keterangan di atas, maka yakinlah kita bahwa bacaan Tasbih itu sangat mulia. Tak patutlah kiranya kalau bacaan itu kita sia-siakan, tanpa dibaca. Sebab beberapa keutungan akan kita peroleh terutama mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

 

Bacalah Tasbih setiap hari terutama selepas shalat lima kali setidaktidaknya 33 kali. Kiranya meluangkan waktu hanya untuk membaca Tasbih 33 kali amatlah mudah dan ringan. Dari berbagai bentuk bacaan Tasbih yang telah disebut pada hadits-hadits di atas, boleh memilih untuk dibaca bacaan Tasbih yang ringkas dan mudah dihafal, sebab dari kesemuanya itu pada dasarnya mempunyai kemuliaan dan faedah yang sama.

 

Bacaan Tasbih itu mudah dan ringan, namun mempunyai faedah besar, dicintai Allah dan menambah berat timbangan kebajikan. Rasulullah saw. bersabda:

 

“Dua kalimah, ringan dilisan (untuk diucapkan), berat pada timbangan (kebajikan) dan dicintai Allah yang Maha Rahman, yaitu “SUBHAANALLAAH WA BIHAMDIHI, SUBHAANALLAAHIL ‘AZHIIM'” (Maha suci Allah dengan segala pujiNya dn Maha suci Allah yang Maha Agung).” (Muttafaq ‘alaih)

 

Di dalam Al Qur’an banyak ayat-ayat yang menganjurkan agar orang-orang yang beriman selalu memperbanyak bacaan Tasbih setiap pagi dan petang. Firman Allah:

 

“Supaya kamu sekalin beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QS. Al Fath: 9)

 

Istighfar adalah bacaan yang di dalamnya mengandung makna permintaan kepada Allah agar segala dosa dan perbuatannya yang salah mendapat ampun dari pada-Nya. Tentu saja ucapan istighfar ini harus disertai usaha pencegahan diri dari segala macam perbuatan dosa.

 

Bentuk bacaan “Istighfar” itu ialah:

 

“Saya minta ampun kepada Allah yang Maha Agung.”

 

Dan masih banyak lagi bentuk bacaan “Istighfar” dimana arti pokoknya ialah permintaan kepada Allah dari segala dosa.

 

Mengingat bahwa tak seorangpun di dunia ini yang bersih dari dosa, maka amatlah penting membaca “Istighfar”. Hampir setiap hari kita selalu menjalankan dosa, baik disengaja maupun tidak. Dosa-dosa ini semakin bertumpuk. Semakin bertambah harinya semakin bertumpuk dosanya. Kalau dosa itu semakin bertumpuk tanpa ada usaha menguranginya pasti mempunyai akibat-akibat negatif di dalam diri sendiri. Akibat-akibat itu antara lain hati semakin kotor sehingga seakanakan hidup dalam kegelapan, selalu gelisah dan penuh kebimbangan.

 

FimanAllah:

 

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (QS. Muthaffifiin: 14)

 

Untuk mengurangi dosa-dosa itu seharusnyalah setiap orang Islam selalu membaca “Istighfar” setiap hari pada waktu-waktu luang atau pada malam hari setelah shalat malam. Banyak faedah dan keuntungannya membaca “Istighfar” secara rutin setiap hari, antara lain:

 

  1. Diampuni dosa-dosanya, sebagaimana tersebut di dalam hadits:

 

“Dari Ibnu Mas’ud dia berkata, Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa membaca “ASTAGHFTIRULLAAH AL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYULQAYYUUMU WA ATUUBU ILAIH” (Aku minta ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada Tuhan kecuali Dia’yang hidup, yang Mengurus segala urusan, dan aku kembali bertaubat kepada-Nya), maka diampuni dosadosanya, walaupun ia itu benar-benar telah melarikan diri dari pertempuran (karena melarikan diri dari arena pertempuran melawan orang kafir termasuk dosa besar).” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)

 

Di lain hadits disebutkan pula: Rasulullah saw. bersabda:

 

“Setiap penyakit itu ada obatnya, sedang obatnya segala dosa adalah Istighfar.” (HR. Ad-Dailami dari ‘Ali)

 

  1. Memperlancar jalannya rizgi, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

 

Rasulullah saw. bersabda:

 

“Memperbanyak istighfar itu dapat menarik rizqi.” (Lubaabul Hadits hal. 34)

 

Di dalam hadits lain disebutkan:

 

“Dari Anas bin Malik ra., dia berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Apabila kalian shalat Subuh, maka perbanyaklah (membaca) istighfar.” Kamipun berkata: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada kami sesuatu yang kami dapat meminta ampun kepada Allah Ta’ala.” Maka beliau bersabda: “Ucapkanlah oleh kalian: “ALLAAHUMMA INNAA NASTAGHFIRUKA WA NATUUBU ILAIKA MIN KULLI DZANBIN ‘ALIMNAAHU AU LAM NA’LAMHU” (Ya Allah, sesungguhnya kami minta ampun kepada-Mu dan aku kembali bertaubat kepada-Mu dari semua dosa yang kami mengetahuinya atau kami tidak mengetahuinya) pada waktu malam dan siang. Barangsiapa tekun atasnya (dengan membaca istighfar itu, maka Allah pasti membukakan pintu rizgi kepadanya dan menutup pintu dari semua pintu kemiskinan.” (Demikian ada di Riyadhus Shalihiin)

 

  1. Menghilangkan kesusahan dan terhindar dari kesempitan. Tersebut di dalam hadits:

 

“Dari Ibnu Abbas, dia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa selalu tetap beristighfar, pasti Allah menjadikan untuknya jalan keluar dari setiap kesempitan dan jalan lapang dari setiap kesusahan serta Allah memberinya rizqi dari arah yang tak tersangka-sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

 

  1. Dijamin termasuk golongan ahli surga, sebagaimana tersebut di dalam hadits:

 

“Pemimpin istighfar (bacaan istighfar yang paling utama) ialah jika kamu ucapkan: “ALLAAHUMMA ANTA RABBII —LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAOQTANI WA ANA “ABDUKA WA ANA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU ABUU-U LAKA BI NI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABUU-U LAKA BI DZANBII FAGHFIRLII FA INNAHUU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAAANTA” (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Engkau, yang Engkau telah mencintaiku. Dan aku adalah hambaMu, aku ada di atas perjanjian-Mu, aku ada pada janji-Mu selama aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat, aku kembali kepada-Mu dengan kenikmatan-Mu yang melimpah kepadaku, aku kembali kepada-Mu dengan membawa dosaku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memberikan ampun segala dosa kecuali Engkau). . Barangsiapa yang membacanya dari waktu siang dengan meyakinkannya kemudian ia mati pada harinya itu sebelum lewat waktu sore, maka ia adalah ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dari waktu malam dan ia meyakinkannya, kemudian ia mati sebelum masuk waktu subuh, maka ia adalah ahli surga.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Nasai dari Syaddad bin’Aus)

 

Sedemikian besar faedah-faedah membaca Istighfar dari berbagai bentuk bacaan Istighfar, maka sudah selayaknyalah kalau sekalian umat Islam selalu tekun membacanya. Bacalah setiap pagi dan petang, terutama pada tengah malam sehabis shalat sunat hajat atau shalat tahajjud. Pada waktu-waktu demikianlah kiranya yangdebih cocok untuk menghadap kepada Allah dengan hati khusyu’ tanpa diributi oleh kesibukan-kesibukan duniawi.

 

Firman Allah:

 

“Sesungguhnya orang yang bertagwa berada di dalam tamantaman (Surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz Dzaariyaat. 15-18)

 

Bacaan “Hauqalah” ialah bacaan yang di dalamnya mengandung makna pengakuan bahwa segala daya, upaya dan kekuatan sekalian makhluk di alam raya ini tidak akan berarti kecuali dengan kekuasaan Allah. Hanya Allah-lah yang mempunyai daya dan kekuatan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Sedang manusia tidak berusaha dan berikhtiar.

 

Oleh sebab itu orang yang suka berdzikir dengan bacaan “Hauqalah” serta meresapi maknanya, ia akan terhidar dari sifat sombong, membanggakan diri dan lain-lain. Dimana seakan-akan ia mengakui bahwa apa yang ia capai adalah usaha dan upayanya sendiri, terlepas dari Allah. Padahal tidaklah demikian keadaannya. Karena manusia tidak bisa menarik kemanfa’atan bagi dirinya dan menolak kemudharatan dari dirinya pula.

 

FimanAllah:

 

“Katakanlah: Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.” (QS. Al A’raaf: 188)

 

Adapun bacaan “Hauqalah” itu ialah:

 

“Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung.” Rasulullah saw. sangat menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak membaca “Hauqalah”. Beliau sangat menekankan akan hal itu karena dengan memperbanyak bacaan “Hauqalah” berarti beberapa kemanfa’atan pasti diperolehnya. Beberapa kemanfa’atan itu antara lain:

  1. Menghilangkan kesusahan dan kesedihan.
  2. Merupakan tanaman surga yang kelak dipetiknya sendiri.
  3. Merupakan obat dari segala macam penyakit.
  4. Menjaga kenikmatan.
  5. Dijauhkan dari kemiskinan.

 

Demikian antara lain disebutkan di dalam kitab “Ak HUSHUUNUL MANII’AH'” karangan Muhammad ‘Alawy Al Maliki Al Hasani mengenai kemanfa’atan bagi orang yang membaca bacaan “Hauqalah.” Juga di dalam sebuah haditspun disebutkan:

 

“LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH” itu merupakan obat dari 99 penyakit, sedang yang termudah (dapat menyembuhkan) kesusahan.” (HR. Ibnu Dunyaa dari Abi Hurairah)

 

Memahami hadits di atas, kita semakin yakin bahwa bacaan “Hauqalah” adalah obat bathiniah yang sangat mujarrab, 99 penyakit dapat disembuhkan dengan bacaan itu. Paling tidak segala kesusahan yang selama ini selalu menimpanya dapat sirna dengan sendirinya, berganti dengan suasana kegembiraan. Dalam suana gembira inilah justru segala penyakit akan sirna, karena pada hakekatnya penyakit itu datang karena perasaan selalu sedih dan susah. Sebaliknya orang yang selalu dalam kegembiraan, maka daya tahan tubuh menjadi kuat, tak mudah diserang penyakit.

 

Sedemikian besar faedah yang terkandung di dalam bacaan “Hauqalah” maka dianjurkan bagi setiap orang Islam untuk membacanya 40 kali dalam sehari. Dengan mengamalkannya secara terus menerus, insya Allah Tuhan selalu memberikan anugerah dan rahmat-Nya setiap hari dan dijauhkan orang itu dari kemiskinan, kemelaratan dan kesengsaraan.

 

 

Bacaan “Hamdalah” adalah suatu ucapan yang mengandung puji-pujian kepada Allah sebagai rasa syukur dan terima kasih atas sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya. Adapun bentuk bacaannya yang lazim diucapkan ialah:

 

“Segala puji bagi Allah.”

 

Dan lebih sempurna lagi jika diucapkan dengan membaca:

 

“Segala puji bagi Allah seru sekalian alam.”

 

Setiap orang tentunya menyadari bahwa dirinya selalu menerima nikmat dari Allah, baik dirasakan maupun tidak. Kenikmatan itu haruslah disyukuri dengan cara apapun, agar kenikmatan itu tetap kekal abadi. Namun cara yang lazim dan mudah dilakukan ialah mengucapkan hamdalah. Dengan membaca hamdalah, berarti di dalam hati telah tertanam Suatu keyakinan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala puji. Karena pada hakekatnya apa yang telah diterima setiap hari oleh manusia berupa kenikmatan adalah dari Allah semata, bukan dari siapapun.

 

Maka merupakan keharusan bagi setiap umat Islam untuk selalu mengucapkan “Hamdalah” sebagai rasa sukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah pada setiap saat dan tempat terutama sehabis shalat fardlu. Bacalah paling sedikit 33 kali.

 

Disebutkan dalam hadits:

 

“Dari Abu Hurairah ra., dari Rasulullah saw, beliau bersabda: Barangsiapa bertasbih kepada Allah (membaca SUBHAANALLAAH) 33 kali, memuji kepada Allah (membaca AL HAMDU LILLAAH) 33 kali, membaca takbir kepada AlLah (membaca ALLAAHU AKBAR) 33 kali, kemudian ia ucapkan untuk kesempurnaan seratusnya LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR (Tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi-Nya segala puji. Dia terhadap segala sangat kuasa), maka diampuni dosa-dosanya, walaupun dosa itu sebanyak buih lautan.” (HR. Muslim)

 

Tak dapat disangsikan lagi bahwa orang yang selalu membaca “Hamdalah” akan memperoleh faedah yang besar berkat berkah yang terkandung di dalamnya. Selain si pembaca akan diampuni dosadosanya sebagaimana tersebut pada hadits di atas, dia juga akan memperoleh keuntungan besar, antara lain:

 

  1. Mendapatkan berkah dalam semua urusan yang dikerjakan. Untuk mendapatkan berkah dari setiap urusan baik yang sedang dilaksanakan mestilah dimulai dengan bacaan “AL HAMDU LILLAAH”, demikian pula pada akhir urusan yang dikerjakan itupun harus diakhiri dengan bacaan “AL HAMDU LILLAAH.” Insya Allah, semua urusan itu akan mendatangkan berkah dan diridlai olah Allah. Tersebut di dalam hadits:

 

“Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Setiap urusan yang penting (baik) yang tidak dimulai dengan (bacaan) “AL HAMDU LILLAAH.” (Segala puji bagi Allah), maka terputuslah (berkah atau rahmatnya.)” (HR. Abu Dawud dan lainnya)

 

  1. Semakin bertambah nikmat yang diterima dari Allah. Allah menjamin kepada hamba-Nya yang mau mensyukuri nikmatnikmat-Nya dengan mencurahkan nikmat-nikmat itu semakin banyak.

 

Sebagaimana tersebut di dalam firman-Nya:

 

“Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

 

  1. Mendapat ridla dari Allah, sebagaimana tersebut di dalam hadits:

 

“Dari Anas ra., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah sangat rela (puas) dari seseorang yang makan sesuatu makanan seraya ia mengucapkan “AL HAMDU LILLAAH ” atas makanan itu dan ia minum sesuatu minuman seraya ia mengucapkan “AL HAMDU LIL LAAH atas minuman itu.” (HR. Muslim)

 

  1. Menyebabkan kekalnya kenikmatan yang diterima, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

 

“Membaca “Hamdalah” atas sesuatu nikmat itu merupakan kesentausaan (keamanan) terhadap hilangnya kenikmatan itu.” (HR. Dailami dari Umar)

 

5, Mendapat kemulyaan di surga.

 

Setiap orang yang selalu sabar dengan mengucapkan “ALHAMDU LILLAAH” ketika tertimpa musibah, maka disediakan baginya tempat yang mulia di surga.

 

Tersebut di dalam hadits:

 

“Dari Abu Musa Al Asy’ary ra., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Apabila mati anak seseorang, maka Allah ber irman kepada malaikat-Nya: “Apakah kalian telah mencabut ruh anak hamba-Ku?” Mereka berkata: “Ya.” Lalu Dia ber irman: “Apakah kalian telah mencabut ruh buah hatinya?” Mereka berkata: “Ya.” Kemudian Dia ber irman: “Bagaimana hamba-Ku berkata?” Mereka berkata: “Dia telah memuji-Mu (mengucapkan AL HAMDU LIL LAAH) dan mengucapkan “INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAHI RAAJI’UUN (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya-lah kami kembali). Maka Allah Ta’ala berurman: “Dirikanlah untuk hamba-Ku rumah di surga dan berilah dia nama “Baitul Hamdi.” (HR. Turmudz)

 

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang menyebutkan kemuliaan bacaan “HAMDALAH.” Selama kita selalu menyebut “HAMDALAH” dalam sehari-hari, selama itu pula Allah menambah nikmat-Nya kepada kita. Kiranya tak ada seorangpun dari umat Islam yang tidak menghendaki karunia Allah. Dan karunia Allah itu baru dapat kita capai kalau kita selalu mensyukuri saat, terutama sehabis shalat fardhu, paling sedikit 33 kali.

 

Pujilah Allah sebanyak-banyaknya dengan mengucapkan “ALHAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN” Seraya maknanya dihadirkan waktu membaca, maka akan timbul perasaan indah, penuh pasrah dan kelezatan yang berpengaruh besar terhadap jiwa dan raga manusia. Perasaan itu terasa lebih nikmat dari segala kenikmatan yang ada di dunia ini, lebih nikmat dari harta kekayaan yang diberikan pada kita ini.

 

Di dalam kitab Nawadirul Ushul ada disebutkan hadits yang diriwayatkan dari Anas, Rasulullah saw. bersabda:

 

“Sekiranya dunia dan seluruh harta kekayaan yang berada di atasnya diserahkan ke tangan seorang dari umatku, lalu orang itu berkata: “AL HAMDU LILLAAHI”, niscaya ucapan “AL HAMDU LILLAAH itu lebih berharga dari seluruh harta kekayaan itu.”

 

Salam adalah ucapan tegur sapa bagi umat Islam yang di dalamnya mengandung do’a kesejahteraan. Memulai mengucapkan “SALAM” kepada sesama orang Islam hukumnya sunat, sedang menjawabnya sangat disunatkan bahkan ada yang mengatakan wajib. Bentuk ucapan “Salam” yang biasa berlaku adalah:

 

“Keselamatan semoga tetap atasmu.” Namun ucapan: “Salam yang sempurna adalah:

 

“Keselamatan semoga tetap atas kemudahan rahmat Allah serta barakah-Nya.”

 

Ucapan “Salam” bagi umat Islam mempunyai arti yang sangat penting. Bukan hanya karena di dalamnya mengandung do’a kesejahteraan, tetapi lebih dari itu. Dari ucapan “Salam” maka akan terlihat syi’ar Islam di mana-mana. Sedang rasa persaudaraan sesama umat Islam akan terlihat secara nyata. Itulah sebabnya mengapa ucapan “Salam” disunatkan bagi sesama umat Islam. Apalagi kalau dilihat bahwa “Salam” adalah salah satu nama dari nama-nama Allah. Padahal menyebut nama-nama Allah adalah pekerjaan yang amat mulia. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

 

“Dari Abdillah bin Mas’ud ra., dari nabi Muhammad saw. sesungguhnya beliau bersabda: “AS SALAM adalah nama dari: nama-nama Allah, maka ramaikanlah salam di antara kalian.”

 

Mengucapkan “Salam” di kalangan umat Islam Indonesia belumlah populer sebagaimana ucapan “Selamat pagi” dan sejenisnya. Padahal dengan membiasakan mengucap “Salam” kepada sesama muslim, berarti ia telah mengamalkan sunnah Nabi Muhammad saw. dan sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Lagi pula dengan membiasakan memberi “Salam” kepada sesama umat Islam, maka bertambahlah kewibawaannya serta dicintai oleh banyak orang dan terhidar dari permusuhan.

 

Kiranya masih banyak lagi faedah dan keutamaan mengucapkan “Salam.”

 

Faedah dan keutamaannya itu antara lain:

 

  1. Mendapat kemuliaan dan rahmat dari Allah, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

 

“Sesungguhnya semulia-mulia manusia (dengan mendapat rahmat dan anugerah-Nya) di sisi Allah, adalah orang yang memulai pada mereka dengan salam.” (HR. Abu Dawud dari Abu Umamah)

 

  1. Mendidik diri berlaku rendah hati (tawadhu’). Di dalam sebuah hadits ada disebutkan:

 

“Rasulullah saw. bersabda:. “Pangkalnya rendah hati (tawadhu’) ialah memulai dahulu dengan mengucapkan salam.” (Lubaabul hal. 30)

 

  1. Mempererat tali persaudaraan, sebagaimana Nabi Muhammad saw. telah bersabda:

 

“Salam itu merupakan penghormatan bagi agama kita (karena bisa menyebabkan kekalnya kasih sayang di antara sesama ahli salam) dan merupakan kesentausaan bagi kesetiaan kita. (Lubaabul Hadits hal. 31)

 

Firman Allah Ta’ala:

 

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya “Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu.” (QS. An Nisa’: 86)

 

  1. Merintis jalan menuju surga, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

 

“Dari Ibnu Salam ra., sesungguhnya dia berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Hai manusia, ramaikanlah salam, bersedekahlah memberi makan dan shalatlah pada waktu malam (disaat) manusia sedang tidur, maka kalian akan masuk surga.” (Durratun Naashihin, hal. 55)

 

Adapun tatacara memberi salam itu ialah Orang yang sedang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk, orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, dan salah seorang dari rombongan memberi salam kepada rombongan lain secara keseluruhan.

 

Biasakanlah memberi salam kepada sesama umat Islam. Tidak perlu ragu-ragu atau diliputi rasa malu. Memang setiap perbuatan baik itu pasti banyak rintangan. Namun dibalik itu Allah akan memberikan beberapa kemanfa’atan dan faedah yang besar.

 

Coba perhatikanlah sabda Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan Imam Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah, maka beliau bersabda:

 

“Tidaklah kalian dapat masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidaklah kalian itu beriman sehingga kalian saling cinta mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sesuatu dimana jika kalian menjalankannya kalian pasti saling cinta mencintai? (Yaitu): Ramaikanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

 

 

 

Allah berfirman:

 

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah menjadikan urusannya mudah.” (QS. ath-Thalaq: 4)

 

Artinya, siapa yang bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, maka urusan perintahNya, maka urusan dunia dan akhiratnya akan menjadi mudah. Allah berfirman:

 

“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki -laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka kami berikan . kehidupan yang baik kepadanya.” (OS: An-Nahl: 97) Maksudnya, kehidupan yang dipenuhi keridhaan dan qana’ah.

 

Allah juga berfirman:

 

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia mengadakan jalan keluar baginya serta memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

 

Maksudnya, siapa yang takut kepada adzab Allah dengan cara melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan berhenti pada batasan-batasan yang telah digariskan Allah untuk hamba-Nya serta tidak melanggarnya, maka Allah menjadikan jalan keluar baginya dari berbagai kegoncangan dan musibah yang dialaminya. “Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” Artinya, dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya dan tidak pernah terdapat dalam perhitungannya.

 

Abul Aliyah berkomentar, “Maksudnya jatan keluar dari segala hal yang membuat orang merasa susah.”

 

Disebutkan dalam sebuah hadits Ibnu Abbas, ia berkata, “Maksudnya menyelamatkannya dari setiap kesulitan, baik di dunia maupun di akhirat.” (Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim)

 

Diriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkomentar, “Ayat ini (QS. Ath-Thalag: 2-3) turun disebabkan seseorang dari Bani Asyja’ yang fakir dan lemah, pekerja keras dan banyak keluarga yang harus ditanggung. Kemudian dia datang kepada Rasulullah maka Rasulullah berpesan, “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!” Tak berapa lama kemudian, salah seorang anak yang datang membawa kambing yang diambilnya dari musuh yang menangkap dirinya. Lelaki itu menemui Rasullullah, menanyakan kambing itu dan menceritakan kisah kejadianya, dan beliau bersabda, “Makanlah.” Kemudian turunlah ayat, “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia mengadakan jalan keluar baginya…” (Dishahihkan oleh Hakim, namun dinilai dha’if oleh Adz-Dzahabi)

 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “Auf bin Malik Al-Asyja’i mendatangi Rasulullah lalu mengatakan: “Wahai Rasulullah, Anakku ditawan musuh dan ibunya merasa sedih. Apa yang baginda perintahkan kepadaku?” Rasulullah memberi saran, “Aku perintahkan dirimu dan istrimu memperbanyak ucapkan la quwwata illa billah. Sesampainya di rumah, istrinya berkata, “Sungguh itu merupakan sebaikbaik perintah yang beliau berikan kepadamu.’ Maka mereka berdua memperbanyak mengucapkan kalimat itu. Suatu ketika musuh lengah mengawasi anak mereka, dan dia pun kabur sambil menggiring kawanan domba mereka kepada ayahnya. Maka turunlah firman Allah, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia mengadakan jalan keluar baginya.” (HR. Ibnu Mardawaih)

 

Asy-Syaukani mengatakan, “Dalam masalah ini terdapat riwayat lain yang menguatkan hadits di atas. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa berkenaan dengan ayat ini, ia berkata, “itu akan mencukupinya dari kesedihan dan kegundahan dunia.” (HR. Ibnu Abi Hatim)

 

Diriwayatkan dari Abu Dzar bahwa ia berkata, “Rasulullah membaca ayat ini, ‘Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tiada di sangka-sangkanya. ‘ Beliau terus mengulang-ulang sampai aku mengantuk, kemudian beliau bersabda, ‘Wahai Abu Dzar. sekiranya seluruh manusia mengambil ayat ini, tentu itu cukup bagi mereka.” (HR. Ahmad, yang di shahihkan oleh Baihagi, Ibnu Mardawaih dan Abu Nu’aim)

 

Dikisahkan bahwa ada seseorang yang menulis surat kepada salah satu saudaranya. Ia berpesan, “Aku wasiatkan kepadamu, hendaknya kamu bertakwa kepada Allah, karena takwa adalah sebaik-baik yang kau rahasiakan dan seindah-indah yang kau tampakkan, serta simpananmu yang paling baik. Semoga Allah membantu kita untuk melaksanakannya dan memberikan pahala yang dirahasiakannya kepada kami dan dirimu.”

 

Ada lagi yang menulis surat, “Aku berwasiat kepada dirimu dan diri kami sendiri untuk bertakwa. Karena takwa adalah bekal terbaik menuju akhirat dan juga ketika di dunia. Jadikanlah takwa sebagi jalan untuk menuju setiap kebaikan, dan sebagai tempat larimu dari segala kemaksiatan. Allah telah menjamin pelakunya pasti selamat dari apa yang mereka takutkan, dan menjamin rizki bagi mereka dari arah yang tidak diasangka-sangka.”

 

Seseorang berkata kepada Yunus bin Ubaid, “Nasehatilah aku.” Yunus berkata, “Aku wasiatkan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah dan beliau ihsan, karena Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan.”

 

Allah berfirman:

 

“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakanfayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)

 

Takwa adalah iman, petunjuk, kebajikan, ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Dasar tekwa adalah seorang hamba mengetahui apa yang mesti dia takutkan , lalu ia takut kepadanya. Pangkal ketakwaan adalah melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Jika seseorang konsisten melaksanakan yang sunah dan meninggalkan yang makruh, berarti ketakwaannya kepada Allah pun sempurna.

 

Pengertian lain dari takwa adalah seperi dikatakan oleh Thalq bin Habib, “Engkau mentaati Allah berdasarkan cahaya (petunjuk) dari Allah serta berharap pahala Allah. Engkau tinggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah serta takut hukuman Allah.” Dinwayatkan dari Abu Darda’ bahwa ia berkata, “Kesempurnaan takwa adalah ketika seorang hamba takut kepada Allah sampai ia takut kepada-Nya dalam perkara sekecil apapun, dan sampai dia meninggalkan sesuatu yang menurutnya halal lantaran khawatir hal itu barang haram, sehingga itu menjadi pembatas antara dirinya dengan “perkara yang haram.”

 

Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan orangorang bertakwa sehingga ia meninggalkan sesuatu yang tidak dilarang demi mewaspadai sesuatu yang dilarang. Siapa yang menjaga diri dan hal-hal yang syubhat, berarti dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dalam sebuah hadits disebutkan:

 

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Ikutilah perbuatan dosa dengan kebajikan, niscaya kebajikan itu menghapusnya. Dan, pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. “(HR. Tirmidzi)

 

Tirmidzi menyatakan bahwa derajat hadits ini hasan.

 

Termasuk di antara sebab diturunkannya rizki adalah bertawakkal kepada Allah swt. dan Yang kepada-Nya tempat bergantung.

 

Para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan telah menjelaskan makna tawakkal. Di antaranya adalah Imam Al-Ghazali, beliau berkata: “Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ditawakkali) semata.”

 

Al-Allamah Al-Manawi berkata: “Tawakkal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang di tawakkali.”

 

Menjelaskan makna tawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, Al-Mulla Ali Al-Qori berkata: “Hendaknya kalian ketahui secara yakni bahwa tidak ada yang berbuat dalam alam wujud ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada, baik makhluk maupun rizki, pemberian atau pelarangan, bahaya atau manfaat, kemiskinan atau kekayaan, sakit atau sehat, hidup atau mati dan segala hal yang disebut sebagai sesuatu yang maujud (ada), semuanya itu adalah dari Allah.”

 

Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Qudha’i, dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khaththab ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

 

“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”

 

Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah saw. yang berbicara dengan wahyu menjelaskan, orang yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya dia akan diberi rizki oleh Allah sebagaimana burung-burung diberi-Nya rizki. Betapa tidak demikian, karena dia telah bertawakkal kepada Dzat Yang Maha Hidup, Yang tidak pernah mati. Karena itu, barangsiapa bertawakkal kepada-Nya, niscaya Allah akan mencukupinya. Allah berfirman:

 

“Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. ath-Thalaq: 3)

 

Menafsirkan ayat tersebut, Ar-Rabi’ bin Kutsaim mengatakan: “(Mencukupkan) diri setiap yang membuat sempit manusia.”

 

Sebagian orang mukmin ada yang berkata: “Jika orang yang bertawakkal kepada Allah itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. Bukankah kita cukup dudukduduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit?”

 

Perkataan ini sungguh menunjukkan kebodohan orang yang mengucapkan tentang hakikat tawakkal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakkal dan diberi rizki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rizki dan pulang pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apa pun, baik pedagangan, pertanian, pabrik atau pekerjaan tertentu. Ia keluar berbekal tawakkal kepada Allah Yang Maha Esa dan Yang kepadanya tempat bergantung. Dan sungguh para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik kebaikantelah memperingatkan masalah ini. Di antaranya adalah Imam Ahmad, beliau berkata: “Dalam hadits tersebut tidak ada isyarat yang membolehkan untuk meninggalkan usaha, sebaliknya justru di dalamnya ada isyarat yang menunjukkan perlunya mencar rizki. Jadi maksud hadits tersebut, bahwa seandainya mereka bertawakkal kepada Allah dalam kepergian, kedatangan dan usaha mereka, dan mereka mengetahui kebaikan (rizki) itu di Tangan-Nya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut.”

 

Imam Ahmad pemah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau masjid seraya berkata, ‘Aku tidak mau bekerja sedikit pun, sampai rizkiku datang sendiri’. Maka beliau berkata, Ia adalah laki-laki yang tidak mengenal ilmu. Sungguh Nabi saw. bersabda:

 

“Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku melalui panahku.”

 

Dan beliau bersabda:

 

“Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan henarbenar tawakkal, niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikan-Nya kepada burung-burung berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”

 

Dalam hadits tersebut dikatakan, burung-burung itu berangkat pagi-pagi dan pulang sore hari dalam rangka mencari rizki.

 

Selanjutnya Imam Ahmad berkata: “Para Sahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita”.

 

Syaikh Abu Hamid berkata: “Barangkali ada yang mengira bahwa makna tawakkal adalah meninggalkan pekerjaan secara fisik, meninggalkan perencanaan dengan akal serta menjatuhkan diri di atas tanah seperti sobekan kain yang dilemparkan, atau seperti daging di atas landasan tempat memotong daging. Ini adalah sangkaan orang

 

— orang bodoh. Semua itu adalah haram menurut hukum syari’at. Sedangkan syari’at memuji orang yang bertawakkal. Lalu, bagaimana mungkin sesuatu derajat ketinggian dalam agama dapat diperoleh dengan hal-hal yang dilarang oleh agama pula?”

 

Hakikat yang sesungguhnya dalam hal ini dapat kita katakan, “Sesungguhnya pengaruh bertawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha hamba ketika bekerja untuk mencapai tujuan-tujuannya”‘.

 

Imam Abul Oasim Al-Ousyairi berkata: “Ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letakknya di dalam hati. Adapun gerak secara lahiriah hal itu tidak bertentangan dengan tawakkal yang ada di dalam hati setelah seorang hamba meyakini bahwa rizki itu datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan, maka hal itu adalah karena tagdir-Nya, dan jika terdapat kemudahan maka hal itu karena kemudahan dari-Nya.”

 

Di antara yang menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja’far bin Amr bin Umayyah dari ayahnya ra., ia berkata:

 

“Seseorang berkata kepada Nabi saw., ‘Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakkal?’ Nabi saw. bersabda: ‘Ikatlah kemudian bertawakkallah’.”

 

Dan dalam riwayat Al-Qudha’i disebutkan:

 

“Amr bin Umayyah ra. berkata: ‘Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah aku ikat dahulu (tunggangan)ku lalu aku “ bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal?’ Beliau menjawab, ‘Ikatlah kendaraan (unta)mu lalu bertawakkallah’.”

 

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa tawakkal tidaklah berarti meninggalkan usaha. Dan sungguh setiap muslim wajib berpayahpayah, bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.

 

Allah berfirman:

 

“Ingatlah takkala Tuhanmu memaklumkan, Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan Jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim:7)

 

Allah mensyaratkan untuk tambahan nikmat dengan kesyukuran. Tambahan dari-Nya tidak ada habisnya, sebagaimana ketika kesyukuran-Nya itu tidak berhenti, Allah menyebutkan balasan bagi sikap syukur secara mutlak, seperti dalam firman-Nya, “Kami akan member balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran: 45)

 

“Dan firman-Nya: . “Dan Allah member balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran: 44)

 

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Ikatlah nikmat Allah dengan bersyukur kepada-Nya. Karena syukur adalah pengikat nikmat dan sebab ditambahkannya nikmat.”

 

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa ia pernah berkata kepada seorang lelaki dari Hamadzan, “Nikmat itu berkaitan erat dengan kesyukuran. Kesyukuran berkaitan erat dengan bertambahnya nikmat. Keduanya adalah dewi tunggal yang terus menyatu. Maka, tambahan nikmat dari Allah tidak akan pernah terputus sampai kesyukuran terputus dari seorang hamba.” (HR. Ibnu Abid Dunya)

 

Dinwayatkan dari Sufyan, bahwa mengenai firman Allah:

 

“Nanti kami akan menarik dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketehui.” (QS. Al Qalam: 4)

 

Ia berkata, “Istilah istidraj (menarik mereka dengan berangsurangsur ke arah kebinasaan) ialah diberi berbagai kenikmatan, tapi dihalangi untuk bersyukur.”

 

Sebagain ulama mengatakan, “Maksud Istidraj adalah bahwa setiap mereka membuat dosa, justru Allah berfirman suatu nikmat untuk mereka.”

 

Ketahuilah bahwa iman separuhnya adalah sabar, sedangkan separuh sisanya adalah syukur. Syukur terkait erat dengan hati, lisan, dan anggota badan. Syukur berkisar dalam sebuah sikap mengakui nikmat dengan hati, menyampaikannya secara lahir dengan lisan, lalu memanfaatkannya untuk berbuat taat kepada Allah. Oleh karena itu, Jika sebuah nikmat muncul atau sebuah bencana disingkirkan, hendaknya engkau bersujud syukur kepada Allah. Barang siapa mengucapkan alhamdu lillah (segala puji bagi Allah), berarti ia telah berbuat banyak.

 

Al-Hasan berkata, “Tidaklah Allah memberi suatu nikmat kepada seorang hamba, lalu hamba itu mengucapkan hamdalah, melainkan apa yang Allah berikan itu akan lebih banyak daripada apa yang akan dia ambil. Dan jika kamu memperoleh sesuatu yang kau sukai, ucapkanlah, al-hamdu lillah alladzi bi ni’matihi tatimmush-shalihat (segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya berbagai kebaikan teraih dengan sempurna), dan apabila kamu mendapati sesuatu yang kamu tidak suka, maka ucapkanlah: al-hamdu lillahi ‘ala kulli hal (segala puji bagi Allah, apapun kondisinya).”

 

Di antara kunci-kunci rizki adalah beribadah kepada Allah sepenuhnya.

 

Hendaknya seseorang tidak mengira bahwa yang dimaksud beribadah sepenuhnya adalah dengan meninggalkan usaha untuk mendapatkan penghidupan dan duduk di masjid sepanjang siang dan malam. Tetapi yang dimaksud -wallahu a’lamadalah hendaknya seorang hamba beribadah dengan hati dan jasadnya, khusyu’ dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Esa, menghadirkan (dalam hati) betapa besar keagungan Allah, benar-benar merasa bahwa ia sedang bermunajat kepada Allah Yang Maha Menguasai dan Maha Menentukan. Yakni beribadah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits.

 

“Hendaknya kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.”

 

Janganlah engkau termasuk orang-orang yang (ketika beribadah) jasad mereka berada di masjid, sedang hatinya berada di lura masjid.

 

Menjelaskan sabda Rasulullah saw.:

 

“Beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku.” Al-Mulla Ali Al-Qari berkata, “Maknanya, jadikanlah hatimu benar-benar sepenuhnya (berkonsentrasi) untuk beribadah kepada Tuhanmu.”

 

Ada beberapa nash yang menunjukkan bahwa beribadah

 

sepenuhnya kepada Allah termasuk di antara kunci-kunci rizki. Beberapa nash tersebut di antaranya adalah:

 

  1. Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw. beliau bersabda: |

 

“Sesungguhnya Allah swt. berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia).””

 

Nabi saw. dalam hadits tersebut menjelaskan, bahwasanya Allah menjanjikan kepada orang yang beribadah kepada-Nya sepenuhnya dengan dua hadiah, sebaliknya mengancam bagi yang tidak beribadah kepada-Nya sepenuhnya dengan kekayaan serta memenuhi kebutuhannya. Sedangkan dua siksa itu adalah Allah memenuhi kedua tangan orang yang tidak beribadah kepada-Nya sepenuhnya dengan berbagai kesibukan, dan ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga ia tetap membutuhkan kepada manusia.

 

  1. Hadits riwayat Imam Al-Hakim dari Ma’qal bin Yasar ra. ia

 

Berkata, Rasulullah saw. bersabda:

 

“Tuhan kalian berkata, ‘Wahai anak Adam, beribadahlah kepada-Ku sepenuhnya, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam!, jangan jauhi Aku, sehingga Aku penuhi hatimu denga kefakiran dan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan.”

 

Dalam hadits yang mulia ini, Nabi saw. yang mulia, yang berbicara berdasarkan wahyu mengabarkan tentang janji Allah, yang tak satu pun lebih memenuhi janji daripada-Nya, berupa dua jenis pahala bagi orang yang benar-benar beribadah kepada Allah sepenuhnya. Yaitu, Allah pasti memenuhi hatinya dengan kekayaan dan kedua tangannya dengan rizki.

 

Sebagaimana Nabi saw. juga memperingatkan akan ancaman Allah kepada orang yang menjauhi-Nya dengan dua jenis siksa. Yaitu Alah pasti memenuhi hatinya dengan kefakiran dan kedua tangannya dengan kesibukan.

 

Dan semua mengetahui, siapa yang hatinya dikayakan oleh Yang Maha Memberi kekayaan, niscaya tidak akan didekati oleh kemiskinan selama-lamanya. Dan siapa yang kedua tangannya dipenuhi rizki oleh Yang Maha Member! rizki dan Maha Perkasa, niscaya ia tidak akan pernah pailit selama-lamanya. Sebaliknya, siapa yang hatinya dipenuhi dengan kefakiran oleh Yang Maha Kuasa dan Maha Menentukan, nsicaya tak seorang pun mampu membuatnya kaya. Dan siapa yang disibukkan oleh Yang Maha Perkara dan Maha Memaksa, niscaya tak seorang pun yang mampu memberinya waktu luang.

 

Berhaji, kemudian disusul dengan umrah, termasuk sebab dilapangkannya rizki dan membuat keadaan menjadi mudah, tidak seperti disangka oleh sebagian orang. Ini dibuktikan oleh fakta. Tetapi sebelum itu nash-nash syar’i telah menunjukan apa yang kami katakan ini. Di antaranya hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud bahwa – Rasullullahbersabda:

 

“Ikutilah haji dengan umrah, sebab keduanya bisa menghilangkan kekafiran dan dosa-dosa sebagaimana sepuh (pandai besi) membersihkan kotoran-kotoran besi, emas dan perak. Dan tidak ada pahala bagi haji yang mabrur selain surga.” (HR. Nasai dan Tirmidzi yang sekaligus menshahihkannya)

 

Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Rumah ini (Ka’bah) adalah penompang Islam. Barang siapa pergi menuju rumah ini, baik sebagai orang yang berhaji ataupun berumrah, maka ia dijamin Allah. Jika Allah mematikannya pasti Dia memasukkannya ke surga. Dan jika Allah mengembalikannya, Allah kembalikan dengan membawa pahala dan ghanimah.” (HR Ibnu Juraih dengan isnad hasan)

 

Haji dan umrah adalah tempat yang memberikan peluang untuk meraih kebaikan di dunia dan akhirat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang berhaji dan berumrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa kepada-Nya pasti Dia kabulkan. Jika meminta ampun kepada-Nya, pasti Dia ampuni mereka.” (HR. Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

 

Haji hukumnya wajib satu kali seumur hidup. Bagi yang mau menambah, statusnya sunah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, “Rasulullah pernah berkhutbah kepada kami, dengan bersabda, ‘Wahai manusia, Allah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah.’ Tiba-tiba ada seseorang bertanya, ‘Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Beliau diam saja hingga orang itu bertanya tiga kali. Kemudian beliau bersabda, ‘Seandainya kukatakan “ya” tentu hal itu menjadi wajib, dan pasti kalian tidak akan sanggup.’ Beliau melanjutkan, ‘Biarkan apa adanya yang kutinggalkan bagi kalian, karena yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi Nabi mereka. Jika aku perintahkan sesuatu untuk kalian, laksanakanlah semampumu kalian. Dan jika aku melarang kalian sesuatu, tinggalkanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Pernyataan kewajiban haji satu kali seumur hidup tidak menafikan kesunahan mengulanginya, ketika hal itu memang bisa dilaksanakan. Dinwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Kata Aisyah, “Maka aku tidak meninggalkan haji setelah aku mendengar hadits ini dari Rasulullah. Aku juga mendengar beliau mengatakan, “Akan tetapi jihad terbaik adalah haji mabrur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Dalam lain riwayat dengan redaksi, “Akan tetapi jihad terbaik dan terindah…dst.”

 

Secara jenis, haji dan unrah itu lebih baik daripada bersedekah kepada orang-orang fakir dan miskin, sebagaimana dikatakan Syaikhul -: Islam Ibnu Taimiyah, “Komentar saya dalam masalah ini, haji lebih baik daripada bersedekah dan menyantuni kaum fakir…” Sebelumnya beliau ditanya, “Bagaimana komentar para ulama mengenai orang yang dikaruniai Allah harta, lalu ia berhaji dan berumrah, sehingga dia tergerak dengan suka cita karena rasa rindunya kepada Rasulullah. Apakah Anda berpendapat bahwa haji itu lebih baik daripada mendahulukan orangorang fakir?”

 

Di antara pintu-pintu rizki adalah silaturrahim.

 

Makna “ar-rahim” adalah para kerabat dekat. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Ar-rahim” secara umum adalah dimaksudkan untuk para kerabat dekat. Antara mereka terdapat garis nasab (keturunan), baik berkah mewarisi atau tidak, dan sebagai mahram atau tidak.”

 

Menurut pendapat lain, mereka adalah maharim (para kerabat dekat yang haram dinikahi) saja.

 

Pendapat pertama lebih kuat, sebab menurut batasan yang kedua, anak-anak paman dan anak-anak bibi bukan kerabat dekat karena tidak termasuk yang haram dinikahi, padahal tidak demikian.

 

Silaturrahim, sebagaimana dikatakan oleh Al-Mulla Ali Al-Qari adalah kinayah (ungkapan/Ssindiran) tentang berbuat baik kepada para karib kerabat dekat -baik menurut garis keturunan maupun perkawinanberlemah lembut dan mengasihi mereka serta menjaga keadaan mereka.

 

Beberapa hadits dan atsar menunjukkan bahwa Allah swt. menjadikan silaturrahim termasuk di antara sebab kelapangan rizki. Di “antara hadits-hadits dan atsar-atsar itu adalah:

 

  1. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

 

“Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturrahim.”

 

  1. Dalil lain adalah hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Anas bin Malik ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda:

 

“Siapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim.”

 

Dalam hadits yang mulia di atas, Nabi saw. menjelaskan bahwa silaturrahim membuahkan dua hal, kelapangan rizki dan bertambahnya usia.

 

Ini adalah tawaran terbuka yang disampaikan oleh makhluk Allah yang paling benar dan jujur, yang berbicara berdasarkan wahyu, Nabi Muhammad saw. Maka barangsiapa menginginkan dua buah di atas

 

hendaknya ia menaburkan benihnya, yaitu silaturrahim. Demikianlah, sehingga Imam Al-Bukhari memberi judul untuk kedua hadits itu dengan “Bab Orang Yang Dilapangkan Rizkinya dengan Silaturrahim.” Artinya, dengan sebab silaturrahim. | Imam Ibnu Hibban juga meriwayatkan hadits Anas bin Malik ra. dalam kitab shahihnya dan beliau memberi judul dengan: “Keterangan Tentang Baiknya Kehidupan dan Banyaknya Berkah dalam Rizki Bagi Orang Yang Menyambung Silaturrahim.”

 

  1. Dalil lain adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw. beliau bersabda: ,

 

“Belajarlah tentang nasab-nasab kalian sehingga kalian bisa menyambung silaturrahim. Karena sesungguhnya silaturrahim adalah (sebab adanya) kecintaan tehadap keluarg (kerabat dekat), (sebab) banyaknya harta dan bertambahnya usia.”

 

Dalam hadits yang mulia ini Nabi saw. menjelaskan bahwa silaturrahim ini membuahkan tiga hal, di antaranya adalah ia menjadi sebab banyaknya harta.

 

  1. Dalil lain adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abdullah bin Ahmad, Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dari Ali bin Abi Thalib ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: ‘

 

“Barangsiapa senang untuk dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya serta dihindarkan dari kematian yang buruk maka hendaknya ia bertagwa kepada Allah dan menyambung silaturrahim.”

 

Dalam hadits yang mulia ini, Nabi saw. yang jujur dan terpercaya, menjelaskan tiga manfaat yang terealisir bagi orang yang memiliki dua sifat, bertaqwa kepada Allah dan menyambung silaturrahim.

 

Dan salah satu dari tiga manfaat itu adalah keluasan rizki.

 

  1. Dalil lain adalah riwayat Imam Al-Bukhari dari Abdullah bin Umar ra., ia berkata:

 

“Barangsiapa bertagwa kepada Tuhannya dan menyambung Silaturrahim, niscaya dipanjangkan umurnya dan dibanyakkan rizkinya dan dicintai oleh keluarganya.”

 

  1. Demikian besarnya pengaruh silaturrahim dalam berkembangnya harta benda dan menjauhkan kemiskinan, sampai-sampai ahli maksiat pun, disebabkan oleh silaturrahim, harta mereka bisa berkembang, semakin banyak jumlahnya dan mereka jauh dani kefakiran, karena karunia Allah swt.

 

Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Bakar ra. dari Nabi saw. bahwasanya beliau bersabda:

 

“Sesungguhnya ketaatan yang palig disegerakan pahalanya adalah silaturrahim. Bahkan hingga suatu keluarga yang ahli maksiat pun, harta mereka bisa berkembang dan jumlah mereka bertambah banyak jika mereka saling bersilaturrahim. Dan tidaklah ada suatu keluarganya yang saling bersilaturrahim kemudian mereka membutuhkan (kekurangan).”

 

Sebagian orang menyempitkan makna silaturrahim hanya dalam masalah harta. Pembatasan ini tidaklah benar. Sebab yang dimaksud silaturrahim lebih luas dari itu. Silaturrahim adalah usaha untuk memberikan kebaikan kepada kerabat dekat serta (upaya) untuk menolak keburukan dari mereka, baik dengan harta atau dengan lainnya.

 

Imam Ibnu Abu Jamrah berkata: “Silaturrahim itu bisa dengan harta, dengan memberikan kebutuhan mereka, dengan menolak keburukan dari mereka, dengan wajah yang berseri-seri serta dengan do’a.”

 

Makna silaturrahim yang lengkap adalah memberikan apa saja yang mungkin diberikan dari segala bentuk kebaikan, serta menolak apa saja yang mungkin bisa ditolak dari keburukan sesuai dengan kemampuannya (kepada kerabat dekat).

 

Sebagian orang salah dalam memahami tata cara silaturrahim dengan para ahli maksiat. Mereka mengira bahwa bersilaturrahim dengan mereka berarti juga mencintai dan menyayangi mereka, bersamasama duduk dalam satu majelis dengan mereka, makan bersama-sama mereka serta bersikap lembut dengan mereka. Ini adalah tidak benar.

 

Semua memaklumi bahwa Islam tidak melarang berbuat baik kepada kerabat dekat yang suka berbuat maksiat, bahkan hingga kepada orang-orang kafir. Allah berfirman:

 

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negeri. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. A-Mumtahanah: 8)

 

Demikian pula sebagaimana disebutkan dalam hadits Asma’ binti Abu Bakar ra. yang menanyakan Rasulullah saw. untuk bersilaturrahim kepada ibunya yang musyrik. Dalam hadits ini diantaranya disebutkan:

 

“Aku bertanya, ‘Sesungguhnya ibuku datang dan ia sangat berharap, apakah aku harus menyambung (Silaturrahim) dengan ibuku?’ Beliau saw. menjawab, ‘Ya, sambunglah (Silaturrahim) dengan ibumu’.”

 

Tetapi, itu bukan berarti harus saling mencintai dan menyayangi, duduk-duduk satu mejelis dengan mereka. Bersama-sama makan dengan mereka serta bersikap lembut dengan orang-orang kafir dan ahli maksiat tersebut. Allah berfirman:

 

“Kamu tidak akan mendapat sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudarasaudara atau pun keluarga mereka.” (QS. Al Mujadilah: 22)

 

Makna ayat yang mulia ini -sebagaimana disebutkan oleh Imam Ar-Raziadalah bahwasanya tidak akan bertemu antara iman dengan kecintaan kepada musuh-musuh Allah. Karena jika seseorang mencintai orang lain maka tidak mungkin ia akan mencintai musuh orang tersebut.

 

Dan berdasarkan ayat ini, Imam Malik menyatakan bolehnya memusuhi kelompok Oadariyah dan tidak duduk satu mejelis dengan mereka. .

 

Imam Al-Qurthubi mengomentan dasar hukum Imam Malik: “Saya berkata, “Termasuk dalam makna kelompok Oadariyah adalah semua orang yang zhalim dan yang suka memusuhi’.”

 

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia tersebut berkata: “Artinya, mereka tidak saling mencintai dengan orang yang suka menentang (Allah dan Rasul-Nya), bahka meskipun mereka termasuk kerabat dekat.”

 

Sebaliknya, silaturrahim dengan mereka adalah dalam upaya untuk menghalangi mereka agar tidak mendekat kepada Neraka dan menjauhi dari Surga. Tetapi, bila kondisi mengisyaratkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan cara memutuskan hubungan dengan mereka, maka pemutusan hubungan tersebut – dalam kondisi demikian – dapat dikategorikan sebagai silaturrahim.

 

Dalam hal ini, Imam Ibnu Abu Jamrah berkata: “Jika mereka itu orang-orang kafir atau suka berbuat dosa maka memutuskan hubungan dengan mereka karena Allah adalah (bentuk) silaturrahim dengan mereka. Tapi dengan syarat telah ada usaha untuk menasehatkan dan memberitahu mereka, dan mereka masilrterus membandel. Kemudian, hal itu (pemutusan silaturrahim) dilakukan karena mereka tidak mau menerima kebenaran. Meskipun demikian, mereka masih tetap berkewajiban mendo’akan mereka tanpa sepengetahuan mereka agar mereka kembali kejalan yang lurus.

 

Pernikahan yang dilaksanakan sesuai bimbingan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, dan dalam pernikahan tersebut kedua belah fihak berniat menaati Allah, maka pernikahan seperti ini termasuk salah satu . tanda kekuasaan Allah dan sebab kedatangan cinta dan kasih sayang. “Allah berfirman:

 

“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. ArRum:21)

 

Allah juga menjadikan pernikahan sebagai sarana meraih kekayaan, sebagaimana firman-Nya:

 

“Kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32)

 

Al-Ayama adalah bentuk jamak dari kata ayyim, yang artinya adalah lelaki yang belum beristri, atau wanita yang belum bersuami.

 

Allah juga berfirman:

 

“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (QS. An-Nur: 33)

 

Konon Umar bin Khattab pernah berkomentar, “Sungguh mengherankan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan menikah, padahal Allah berfirman, ‘Jika mereka miskin, Allah memampukan mereka dengan kumia-Nya.”

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Tiga golongan yang sudah menjadi kewajiban Allah untuk menolongnya: Orang yang berjihad di jalan Allah, budak yang ingin memerdekakan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri.” (HR. Tirmidzi)

 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi bersabda:

 

“Empat hal, siapa yang mendapatkannya maka dia telah diberi kebaikan dunia akhirat: Hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir, badan yang mampu bersabar menahan musibah, dan isrti yang tidak mendatangkan dosa pada dirinya dan harta suami.” (HR. Thabrani dengan sanad jayyid)

 

| Diriwayatkan dari Tsauban bahwa ia berkata, “Tatkala turun ayat, ‘Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,” kami bersama Rasulullah di suatu perjalanan yang beliau lakukan, kemudian sebagian sahabat beliau berkata, ‘Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Seandainya kami mengetahui apakah harta yang baik itu, tentu kami mengambilnya.’ Maka Rasulullah bersabda, (Harta yang terbaik ialah) lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur, dan isteri beriman yang membantu peningkatan iman.”

 

(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 

Diriwayatkan dari Abbdullah bin Amru bin Ash bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Dunia ini perhiasan, sedangkan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita (istri) shalehah.” (HR. Muslim)

 

Jadi, menikah adalah wahana yang berpotensi mendatangkan kebaikan dan berkah -dengan izin Allah-. Hal ini dikuatkan oleh kisah Julaibib, seorang yang miskin. Suatu ketika Nabi mendatangi salah satu rumah kaum Anshar dengan tujuan melamarkan perempuan untuk Julaibib. Namun ayah perempuan itu sepertinya kurang suka menikahkan putrinya dengan Julaibib. Putrinya menyampaikan proses, “Tolong berikanlah aku kepada Rasulullah, karena tidak mungkin beliau menelantarkanku.” Kemudian Rasulullah berdoa kepada Tuhannya agar dia diberi kebaikan yang melimpah dan agar tidak menjadikan hidupnya hancur berantakan. Di kemudian hari, wanita ini menjadi pemilik rumah Anshar yang paling banyak memberi nafkah dan melimpah hartanya.

 

 

Di antara kunci-kunci rizki lain adalah berinfak dijalan Allah. Allah berfirman:

 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, niscaya Dia akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39)

 

Syaikh Ibnu Asyur berkata: “Yang dimaksud dengan infak di sini adalah infak yang dianjurkan dalam agama. Seperti berinfak kepada orang-orang fakir dan berinfak di jalan Allah untuk menolong agama.”

 

Ada beberapa nash dalam Al Quranul Karim dan Al-Hadits AsySyarif yang menunjukkan bahwa orang yang berinfak di jalan Allah akan diganti oleh Allah di dunia. Di samping, tentunya apa yang disediakan oleh Allah baginya dari pahala yang besar di akhirat. Di antara dalil-dalil itu adalah sebagai berikut:

 

  1. FirmanAllah:

 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaikbaiknya.” (QS. Saba’: 39)

 

Dalam menafsirkan ayat di atas, Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata: “Betapapun sedikit apa yang kamu infakkan dan apa yang diperintahkan Allah kepadamu dan apa yang diperbolehkan-Nya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits….”

 

Imam Ar-Razi berkata, “Firman Allah: ‘Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya,’ adalah realisasi dari sabda Nabi saw. ‘Tidaklah para hamba berada di pagi hari…” (Al-Hadits). Yang demikian itu karena Allah adalah Penguasa, Maha Tinggi dan Maha Kaya. Maka jika Dia berkata: “Nafkahkanlah dan Aku yang akan menggantinya,’ maka itu sama dengan janji yang pasti ia tepati. Sebagaimana jika Dia berkata: “Lemparkanlah barangmu ke dalam laut dan Aku yang menjaminnya.”

 

Maka, barangsiapa berinfak berarti dia telah memenuhi syarat untuk mendapatkan ganti. Sebaliknya, siapa yang tidak berinfak maka hartanya akan lenyap dan ia tidak berhak mendapatkan ganti. Hartanya akan hilang tanpa ganti, artinya lenyap begitu saja.

 

Yang mengherankan, jika seseorang pedagang mengetahui bahwa sebagian dari hartanya akan binasa, ia akan menjualnya dengan cara nasi’ah (pembayaran di belakang), meskipun pembelinya termasuk orang miskin. Lalu ia berkata, hal itu lebih baik daripada pelan-pelan harta itu binasa. Jika ia tidak menjualnya sampai harta itu binasa maka ia akan disalahkan. Dan jika ada orang mampu yang menjamin orang miskin itu, tetapi ia tidak menjualnya (kepada orang tersebut) maka ia disebut orang gila.

 

Dan sungguh, hampir setiap orang melakukan hal ini, tetapi masingmasing tidak menyadari bahwa hal itu mendekati gila. Sesungguhnya harta kita semuanya pasti akan binasa. Dan menafkahkan kepada keluarga dan anak-anak adalah berarti memberi pinjaman. Semuanya Itu berada dalam jaminan kuat, yaitu Allah Yang Maha Tinggi. Allah berfirman: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia pasti menggantinya.”

 

Lalu Allah memberi pinjaman kepada setiap orang, ada yang berupa tanah, kebun, penggilingan, tempat pemandian untuk berobat atau manfaat tertentu. Sebab setiap arang memiliki pekerjaan atau tempat yang daripadanya ia mendapatkan harta. Dan semua itu milik Allah. Di tangan manusia, harta itu adalah pinjaman. Jadi, seakan-akan barang-barang tersebut adalah jaminan yang diberikan Allah dari rizkiNya, agar orang tersebut percaya penuh kepada-Nya bahwa bila dia berinfak, Allah pasti akan menggantinya. Tetapi meskipun demikian, ternyata ia tidak mau berinfak dan membiarkan hartanya lenyap begitu saja tanpa mendapat pahala dan disyukuri.

 

Selain itu, Allah menegaskan janji-Nya dalam ayat ini kepada orang yang berinfak untuk menggantinya dengan rizki (lain) melalui tiga penegasan. Dalam hal ini, Ibnu Asyur berkata: “Allah menegaskan janji tersebut dengan kalimat bersyarat, dan dengan menjadikan jawaban dari kalimat bersyarat itu dalam bentuk jumlah ismiyah dan dengan mendahulukan musnad ilaih (sandaran) terhadap khabar fi’il-nya yaitu dalam firman-Nya: “FAHUWA TUKHIFUHU” Dengan demikian, janji tersebut ditegaskan dengan tiga penegasan yang menunjukkan bahwa Allah benar-benar akan merealisasikan janji itu: Sekaligus menunjukkan bahwa berinfak adalah sesuatu yang dicintai Allah.

 

Dan sungguh janji Allah adalah sesuatu yang tegas, yakin, pasti dan tidak ada keraguan untuk diwujudkannya, walaupun tanpa adanya penegasan seperti di atas. Lalu, bagaimana halnya jika janji itu ditegaskan dengan tiga penegasan?

 

  1. Dalil lain adalah firman Allah:

 

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuni-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)

 

Menafsirkan ayat mulia ini, Ibnu Abbas ra, berkata: “Dua hal dari Allah, dan dua hal dari setan, “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan.” Setan itu berkata, ‘Jangan kamu infakkan hartamu, peganglah untukmu sendiri karena kami membutuhkannya’. “Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).”

 

(Dua hal dari Allah adalah), “Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya,” yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, “dan karunia” berupa rizki.

 

Al-Qadhi Ibnu Athiyah menafsirkan ayat ini berkata: “Maghfirah (ampunan Allah) adalah janji Allah bahwa Dia akan menutupi kesalahan segenap hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Sedangkan al-fadhl (karunia) adalah rizki yang luas di dunia, serta pemberian nikmat di akhirat, dengan segala apa yang telah dijanjikan Allah swt.

 

Imam Ibnu Qayim Al-Jauziyah dalam menafsirkan ayat yang mulia Ini berkata: “Demikianlah, peringatan setan bahwa orang yang menginfakkan hartanya, bisa mengalami kefakiran bukanlah suatu bentuk nasihat baik untuknya. Adapun Allah, maka Ia menjanjikan kepada hamba-Nya ampunan dosa-dosa daripada-Nya, serta karunia berupa penggantian yang lebih baik daripada yang ia infakkan, dan ia dilipatgandakan-Nya baik di dunia saja atau di dunia dan di akhirat.”

 

  1. Dalil lain adalah hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra., Nabi saw., memberitahukan kepadanya:

 

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepada-Mu.”

 

Allahu Akbar! Betapa besar jaminan orang yang berinfak di jalan Allah! Betapa mudah dan gampang jalan mendapatkan rizki! Seorang hamba berinfak di jalan Allah, lalu Dzat Yang di Tangan-Nya kepemilikan segala sesuatu memberikan infak (rizki) kepadanya. Jika seorang hamba berinfak sesuai dengan kemampuannya maka Dzat Yang memiliki perbendaharaan langit dan bumi serta kerajaan segala sesuatu akan memberi infak (rizki) kepadanya sesuai dengan keagungan, kemuliaan dan kekuasaan-Nya.

 

Imam An-Nawawi berkata: “Firman Allah, ‘Berinfaklah niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu’ adalah makna dari firman Allah dalam Al Quran: :

 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dialah yang akan menggantinya.” (QS. Saba’: 39)

 

Ayat ini mengandung anjuran untuk berinfak dalam berbagai bentuk kebaikan, serta berita gembira bahwa semua itu akan diganti atas karunia Allah swt.

 

  1. Dalil lain bahwa berinfak di jalan Allah adalah di antara kuncikunci rizki yaitu apa yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda:

 

“Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a. ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti (dari apa yang ia infakkan).’ Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya)’.”

 

Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulia ini, Nabi yang mulia saw. mengabarkan bahwa terdapat malaikat yang berdo’a setiaphari kepada orang yang berinfak agar diberikan ganti oleh Allah. Maksudnya -sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mulla Ali Al-Qriadalah ganti yang besar. Yakni ganti yang baik, atau ganti di dunia dan ganti di akhirat. Hal itu berdasarkan firman Allah:

 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dialah yang akan menggantinya. Dan Dialah sebaik-baik Pemberi rizki.” (QS. Saba’: 39) :

 

Dan diketahui secara umum bahwa do’a malaikat adalah dikabulkan, sebab tidaklah mereka mendo’akan bagi seseorang melainkan dengan izin-Nya. Allah berfirman: .

 

“Dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hari karena takut kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 28)

 

  1. Dalil lain adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihagi dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda:

 

“Berinfaklah wahai Bilal! Jangan takut dipersedikit (hartamu) oleh Dzat Yang Memiliki Arsy.”

 

Aduhai, alangkah kuat jaminan dan karunia Allah bagi orang yang berinfak di jalan-Nya! Apakah Dzat Yang Memiliki Arsy akan menghinakan orang yang berinfak di jalan-Nya, sehingga 1a mati karena miskin dan tak punya apa-apa? Demi Allah, tidak akan demikian!

 

Al-Mulla Ali-Al Qari menjelaskan kata “IQLAALAN” dalam hadits tersebut berkata, “Maksudnya, dijadikan miskin dan tidak punya apa-apa.” Artinya, “Apakah engkau takut akan disia-siakan oleh Dzat Yang Mengatur segala urusan dari langit ke bumi?” Dengan kata lain, “Apakah kamu takut untuk digagalkan cita-citamu dan disedikitkan rizkimu oleh Dzat Yang rahmat-Nya meliputi penduduk langit dan bumi, orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, burung-burung dan binatang melata?” ‘

 

  1. Berapa banyak bukti-bukti dalam kitab-kitab Sunnah (Hadits), Sirah (Perjalan Hidup), Tarajum (Biografi), Tarikh (Sejarah), bahkan hingga dalam kenyataan-kenyataan yang kita alami saat ini yang menunjukkan bahwa Allah mengganti rizki hamba-Nya yangberinfak dijalan-Nya. |

 

Berikut ini kami ringkaskan satu bukti dalam masalah ini, Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. beliau bersabda:

 

“Ketika seorang laki-laki berada di suatu tanah lapangan ” bumi ini, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Siramilah kebun si fulan!’ Maka awan itu berarak menjauh dan menuangkan airnya di area tanah yang penuh dengan batu-batu hitam. Di sana ada aliran air yang menampung air tersebut. Lalu orang itu mengikuti kemana air itu mengalir. Tiba-tiba ia (melihat) seorang laki-laki yang berdiri di kebunnya. Ia mendorong air tersebut dengan skopnya (ke dalam kebunnya). Kemudian ia bertanya, ‘Wahai hamba Allah! Siapa namamu?” Ia menjawab, ‘Fulan’, yakni nama yang didengar di awan. Ia balik bertanya, “Wahai hamba Allah, mengapa engkau menanyakan namaku?’ Ia menjawab, Sesungguhnya aku mendengar suara di awan yang menurunkan air ini. Suara itu berkata, ‘Siramilah kebun si fulan! Dan itu adalah namamu. Apa sesungguhnya yang engkau lakukan?” Ia menjawab, “Jika itu yang engkau tanyakan, maka sesungguhnya aku . memperhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini, lalu aku bersedekah dengan sepertiganya, dan aku makan beserta keluargaku sepertinya lagi, kemudian aku kembalikan (untuk menanam lagi) sepertiganya’.”

 

Dalam riwayat lain disebutkan:

 

“Dan aku jadikan sepertiganya untuk orang-orang miskin dan peminta-minta serta ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan).”

 

Imam An-Nawawi berkata: “Hadits itu menjelaskan tentang keutamaan bersedekah dan berbuat baik kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Juga keutamaan seseorang yang makan dani hasil kerjanya sendiri, termasuk keutamaan memberi nafkah kepada keluarga.”

 

Barang siapa menyibukkan diri dengan dzikir kepada Allah, Allah memberinya sebaik-baik apa yang pernah Dia berikan kepada orangorang yang meminta kepada-Nya. Nabi mengajarkan kepada putrinya, Fatimah dan menantunya, Ali, agar bertasbih sebanyak 33 kali setiap malam ketika hendak berbaring, bertahmid 33 kali dan bertakbir 34 kali. Ketika itu, Fatimah meminta seorang pembantu kepada Nabi. Ia mengeluhkan beratnya pekerjaan yang ia hadapi. Setelah itu, Nabi memberi petuah, “…yang demikian itu lebih baik bagi kalian berdua dari pada seorang pembantu.” (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ketika tertimpa kesusahan mengucapkan:

 

“Tidak ada sembahan yang hag selain Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Lembut. Tidak ada sembahan yang hag selain Allah, Tuhan ‘Arsy yang agung. Tidak ada sembahan yang hag selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Tuhan Arsy yang mulia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah bersabda: 

 

“Barang siapa membaca ayat Kursi dan penutup surat AlBagarah ketika mengalami kesulitan, Allah tentu menolongnya.” (HR. Ibnus Sunni dengan isnad dha’if)

 

Diriwayatkan dari Abu Sa’id bin Waggash bahwa ia berkata: Aku mendengar Rasullullah bersabda, “Sungguh aku mengetahui kalimat yang tidaklah seseorang membacanya ketika mengalami kesulitan melainkan Allah memberinya jalan keluar. Yaitu kata-kata saudaraku, Yunus:

 

” ..Bahwa tidak ada sembahan yang hag selain Engkau, Maha Suci Engkau. Aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Anbiya’: 87).

 

Di dalam sebuah hadits disebutkan, “Doa Dzun Nun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa kepada Tuhannya di dalam perut ikan:

 

“Tidak ada sembahan yang hag selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang yang menganiaya diri sendiri. Tidaklah seorang Muslim memanjatkan doa tersebut pada suatu masalah melainkan doanya dikabulkan.” (HR. Tirmidzi)

 

Diriwayatkan dari Ali bahwa Rasulullah bersabda: “Wahai Ali, maukah kuajari kamu beberapa kalimat untuk kau ucapkan ketika situasi kritis menimpamu?” Aku (Ali) menjawab,” Ya, semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.” Beliau kemudian bersabda, “Jika kamu mengalami kondisi sulit, maka ucapkanlah:

 

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

 

Jika engkau mengucapkannya, Allah memalingkan berbagai macam bala yang dikehendaki-Nya.” (HR. Ibnus Sunni dan AnNawawi di dalam Al-Adzkar)

 

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waggash bahwa ia berkata, “Ada seorang Arab badui datang kepada Rasulullah seraya berkata, “Ajarilah aku kata-kata untuk kuucapkan.” Beliau bersabda, “Ucapkanlah:

 

“Tidak ada sembahan yang hag selain Allah semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

 

Orang badui itu berkata, “Kalimat ini untuk Tuhanku, mana yang untukku?” Rasulullah bersabda, “Ucapkanlah:

 

“Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah aku hidayah dan berilah aku rizki.” (HR. Muslim)

 

 

Termasuk kunci-kunci rizki adalah memberi nafkah kepada orang . yang sepenuhnya menuntut ilmu syan’at (agama). Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Anas bin Malik ra. bahwasanya ia berkata:

 

“Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah saw. Salah seorang daripadanya mendatangi Nabi saw. dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi saw. maka beliau bersabda: Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia.”

 

Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulia saw. menjelaskan kepada orang yang mengadu kepadanya karena kesibukan saudaranya dalam menuntut ilmu agama, sehingga membiarkannya sendirian mencari penghidupan (bekerja), bahwa ia tidak semestinya mengungkit-ungkit nafkahnya kepada saudaranya, dengan anggapan bahwa rizki itu datang karena dia bekerja. Padahal ia tidak tahu bahwasanya Allah membukakan pintu rizki untuknya karena sebab nafkah yang ia berikan kepada saudaranya yang menuntut ilmu agama secara sepenuhnya.

 

Al-Mulla Ali Al-Qari menjelaskan sabda Nabi saw.:

 

“Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia,” yang menggunakan shighat majhul (ungkapan kata kerja pasif) itu berkata, “Yakni, aku berharap atau aku takutkan bahwa engkau sebenarnya diberi rizki karena berkahnya. Dan bukan berarti diberi rizki karena pekerjaanmu. Oleh sebab itu jangan engkau mengungkit-ungkit pekerjaanmu kepadanya.’

 

Al-Allamaah Ath-Thaibi berkata: “Makna “LA’ALLA” (mudahmudahan) dalam sabda beliau saw. “LA’ALLAKA” (mudah-mudahan engkau), bisa kembali kepada Rasulullah saw., sehingga berfungsi untuk memberikan kepastian (bahwa dia mendapatkan rizki karena berkah saudaranya) dan menegur (bahwa dia mendapatkan rizki bukan karena pekerjaannya).

 

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits:

 

“Bukankah kalian diberi rizki karena sebab orang-orang lemah di antara kalian?” Tetapi bisa pula kembali kepada orang yang diajaknya bicara untuk mengajaknya berfikir dan merenungkan, sehingga ja menjadi sadar.”

 

Demikianlah, dan sebagian ulama telah menyebutkan bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu agama secara sepenuhnya adalah termasuk kelompok orang yang disinggung dalam firman Allah:

 

“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh Jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di bumi” orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.” (QS. Al Baqarah: 273)

 

Imam Al-Ghazali berkata: “Ia harus mencari orang yang tepat untuk mendapatkan sedekahnya. Misalnya para ahli ilmu. Sebab hal itu merupakan bantuan baginya untuk (mempelajari) ilmunya. Ilmu adalah Jenis Ibadah yang paling mulia, jika niatnya benar. Ibnu Al-Mubarak senantiasa mengkhususkan kebaikan (pemberiannya) bagi para ahli ilmu. Ketika dikatakan kepada beliau, “Mengapa tidak engkau berikan pada orang secara umum?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku tidak mengetahui suatu kedudukan setelah kenabian yang lebih utama daripada kedudukan para ulama. Jika hati para ulama itu sibuk mencari kebutuhan (hidupnya), niscaya ia tidak bisa memberi perhatian sepenuhnya kepada Ilmu, serta tidak akan bisa belajar (dengan baik). Karena itu, membuat mereka bisa mempelajari ilmu secara sepenuhnya adalah lebih utama.”

 

Disana Ada korelasi kuat antara suatu sebab dan akibat yang muncul dari sebab tersebut, antara tindakan dengan hasil yang diraih. Setiap tindakan pasti membuahkan suatu hasil, dan setiap keyakinan pasti membewa pengaruh. Allah berfirman:

 

“Bagi kaum Saba’, ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rizki yang (dianugrahi) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” Tetapi merka berpaling. Maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar, dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohonpohon) yang berbuah pahit, pohon Atsal dan sedikit dari pohon Sidr .Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka karena keka iran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat Sakir.” (QS. Saba’: 15-17):

 

Kaum Saba’ telah dijadikan sebagai pelajaran. Orang mengenang bahwa kedigdayaan kaum Saba’ telah hancur lebur dan kacau balau. Biang keladi kesemuanya tak lain adalah sikap berpaling dari kebenaran setara kekafiran mereka. Allah berfirman:

 

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Allah memanfaatkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)

 

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Maka, sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri – itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’: 16)

 

“Dan berapalah banyaknya penduduk negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-Rasul-Nya. Maka Kami adzab mereka dengan adzab yang mengerikan. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya. Sedangkan akibat perbuatan mereka adalah kerugian yang besar.” (QS. ath-Thalaq: 8-9) :

 

Dalam hadits Aisyah disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Pada akhir umat ini akan terjadi penenggelaman, perubahan bentuk dan penghancuran.” Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan dibinasakan juga, sementara di tengah kita masih ada orang-orang shalih?” Beliau bersabda, “Ya, jika kejahatan telah merajalela.” (HR. Tirmidzi)

 

Dalam hadits lain disebutkan:

 

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh hendaknya kalian memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, atau sebentar lagi Allah mengirim adzab kepada kalian dari sisi-Nya, setelah itu kalian berdoa kepadanya, sedangkan doa kalian tidak akan dikabulkan.” (HR.Tirmidzi)

 

Dalam hadits lain disebutkan, “Tidaklah seseorang berada di antara suatu kaum yang di tengah-tengah mereka dilakukan perbuatan maksiat, sedangkan mereka mampu untuk mengubahnya, namun mereka tidak mengubahnya, melaikan Allah timpakan siksa dari-Nya sebelum mereka semua mati.” (HR.Abu Dawud)

 

Hari ini, sepertinya kita berubah menjadi bangga ketika melakukan suatu. maksiat. Kita bukakan jalan menuju setiap kemunkaran. Kita lihat orang yang mengajak kepada kekafiran dengan pandangan bangga. Jika ada seseorang yang mengritik atau mengingkarinya, maka dia dianggap ketinggalan zaman atau menghalangi masyarakat untuk maju. Betapa jauh perbedaan kita antara kemarin dan hari ini. Maka tidak heran jika saat ini sering sekali terjadi gempa bumi, banjir, kecelakaan dan berbagai musibah yang menghapuskan berkah dan meluluh lantakkan rizki. Camkan, bagaimana syariat Islam disepelekan, berapa orang yang mau melaksanakan shalat dan menunaikan zakat?!

 

Dahulu, ketika Umar bin Khathab hendak memberangkatkan para Gubernurnya, ia berpesan. “Ingat, urusan terpenting kalian dalam penilaianku adalah shalat. Ingat, tidaklah bernilai sama sekali dalam Islam orang yang meremehkan urusan shalat.”

 

Umar juga pernah berpesan, “Siapa yang meremehkan shalat, terhadap urusan lain pasti ia lebih meremehkan.” |

 

Kezhaliman, kebodohan, dan perzinaan merajalela. Amanah ditelantarkan. Urusan diserahkan kepada selain ahlinya. Minuman keras dikonsumsi, bahkan dilegalkan. Padahal dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah pernah didatangi Jibril. Kata Jibril, “Wahai Muhammad, Allah melaknat khamr, orang yang memerahnya dan yang minta diangkutkan, orang yang meminumnya, penjual dan pembelinya, serta orang yang menyuguhkannya sebagai minuman dan yang disuguhi.” (Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Hakim. Beliau menyatakan bahwa isnadnya shahih, sekalipun hadits ini tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan muslim)

 

Kharnr adalah induk semua perbuatan kotor dan pintu menuju setiap kejahatan. Jika iklim yang membuka ruang melegalkan kharnr itu terlaknat, maka yang ada tinggallah hilangnya rahmat dan turunnya bencana. Lihatlah pula praktik ribawi yang telah merajalela, mulai dari tingkat perorangan, Negara hingga kelompok, sampai-sampai ada orang yang merasa tidak bisa hidup tanpa riba!

 

Allah berfirman:

 

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (0S. Al-Baqarah: 276)

 

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila…” (QS. Al-Baqarah: 275)

 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orangorang yang beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (QS. Al-Baqarah: 278-279)

 

Ayat ini turun mengenai penduduk Thaif. Mereka mengerjakan shalat dan puasa, sayangnya mereka masih berinteraksi dengan system riba. Riba merupakan perbuatan haram yang terakhir dinash oleh AlQuran. Makna Allah mengancam mereka dengan ancaman yang tidak mungkin mampu mereka tanggung, jika mereka masih saja melakukan praktik ribawi.

 

Rasulullah melaknat pemakan. orang yang menjadi wakilnya, orang yang menulis dan orang yang menjadi saksi. Beliau menyatakan, “Mereka semua sama. Riba itu ada tujuh puluh bagian, yang teringan adalah ketika seorang menikahi (menggauli) ibunya sendini.”

 

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah datang kepada kami lalu menyampaikan petuah, “Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima perkara yang jika kalian tertimpa kelimanya, aku berlindung kepada Allah jika kelimanya itu menimpa kalian. (1) Tidaklah perbuatan kotor merajalela pada suatu kaum, sampai mereka melakukannya terang-terangan, melainkan akan tersebar di kalangan mereka penyakit tha’un dan penyakit yang belum pernah terjadi di masa orang-orang sebelum mereka. (2) Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan tertimpa paceklik dan beban hidup yang berat serta kejahatan penguasa. (3) Tidaklah mereka enggan menunaikan zakat dari langit. Kalau bukan karena hewan-hewan tentu mereka tidak mendapat hujan. (4) Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Janji Rasul-Nya melainkan Allah akan kuasakan kepada mereka musuh dari selain mereka, sehingga musuh tersebut mengambil sebagian apa yang ada di tangan mereka. (5) Dan jika para penguasa mereka tidak berhukum dengan kitab Allah serta memilih-milih dalam perkara yang Allah turunkan, Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.” (HR. Ibnu Majah, Bazzar, Baihaqi dan Hakim dengan riwayat semakna. Beliau menyatakan shahih berdasarkan syarat Muslim)

 

Sekarang ini ibadah telah diperuntukan kepada selain Allah. Kita telah berhukum kepada selain yang Allah turunkan. Kesetiaan dan permusuhan sama sekali tidak dikatakan dengan Allah, sehingga kita telah setia kepada orang-orang kafir. Belum lagi berbicara mengenai tabarruj, pergaulan bebas, praktik suap dan ghashab, durhaka kepada orang tua, menyia-nyiakan hak orang lain, aksi dansa, nyanyian, kehidupan lalai dan permainan, yang kesemuanya menjadikan kita hina serta membuat musuh menguasai leher-leher kita. Akibatnya, kita tidak mencapai kemajuan, tidak juga berkembang dan memperoleh peradaban baru, dan tidak juga kita unggul dalam aspek agama kita. Bagaimanakah jadinya jika peradaban itu tanpa agama? Benarkah bahwa konsisten memegang syariat Islam itu bertentangan dengan kemauan dan perkembangan?”

 

Allah berfirman:

 

“Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada sesuatu yang paling lurus.” (QS. Al-Isra’: 9)

 

“Dan siapkanlah untuk mengadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.” (QS. Al-Anfal: 60)

 

Orang beriman yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada orang beriman yang lemah. Mereka hendaknya kita kembali dengan sebenar-benarnya kepada agama kita. Hendaknya kita berbuat kepada Tuhan kita. Sebab, di antara bentuk kasih sayang Allah adalah ketika Dia memberi tangguh kepada orang zhalim, namun begitu Allah menyiksa mereka, Dia tidak menyisakannya sedikit pun,

 

“Dan begitulah adzab Tuhanmu, apa yang bila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzabNya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (QS. Hud: 102)

 

Kalau Allah tidak menghukum kita dengan siksaan yang Dia datangkan kepada kita secara tiba-tiba dan tidak menurunkan musibah yang memusnahkan kita semua, itu tak lain karena karunia dan kasih sayang Allah atas kita dan berkat doa Nabi-Nya.

 

Satu dosa saja sudah cukup untuk meruntuhkan semua yang kita bangun, lantas bagaimana jika dosa itu susul menyusul tanpa adanya rasa malu. Amal kalian adalah pekerja kalian, dan Tuhanmu tidak pernah menganiaya hamba-hamba-Nya.

 

 

Termasuk di antara kunci-kunci rizki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin. Nabi saw. menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rizki disebabkan oleh orang-orang yang lemah di antara mereka.

 

Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’d ra. ia berkata, “Bahwasanya Sa’d ra. merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah saw. bersabda:

 

“Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orangorang lemah di antara kalian?”

 

Karena itu, siapa yang ingin ditolong Allah dan diberi rizki olehNya maka hendaknya ia memuliakan orang-orang lemah dan berbuat baik kepada mereka.”

 

Nabi yang mulia saw. juga menjelaskan bahwa keridhaannya dapat diperoleh dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin.

 

Imam Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Darda’ ra. bahwasanya ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:

 

“Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian.”

 

Menjelaskan sabda Nabi saw. di atas Al-Mulla Ali Al-qari berkata, “Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orangorang miskin di antara kalian.”

 

Dan barangsiapa berusaha mendapatkan keridhaan kekasih Yang Maha Memberi rizki dan Maha Memiliki kekuatan dan keperkasaan, Muhammad saw. dengan berbuat kepada orang-orang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberinya Rizky

 

 

Allah Ta’ala telah memerintahkan berbuat adil dan ihsan dalam segala hal. Adil adalah satu-satunya sebab keselamatan. Ia bagaikan sebuah perniagaan yang selamat modal dasarnya. Adapun ihsan, ia menyebabkan teraihnya sukses dan kebahagiaan. Ini diumpamakan labanya. Seseorang tidak terhitung sebagai orang cerdas bila dalam perniagaannya di dunia ini merasa cukup dengan memperoleh kembalinya modal, demikian pula dengan perniagaannya di akhirat. Tidak selayaknya seseorang yang beragama bersikap lemah terhadap keadilan dan lemah dalam menjauhi kezhaliman, lalu meninggalkan pintupintu kebajikan.

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu.” (QS. Qashash: 77)

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (QS. An Nahl: 90)

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orangorang yang berbuat baik.” (QS. Al A’raf: 56)

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Isa bin Maryam akan turun sebagai imam yang adil dan hakim yang bijak. Ia akan mematahkan kayu salib dan membunuh . babi dan kembalilah kedamaian. Pedang-pedang dijadikan sabit dan lenyaplah semua racun hewan yang berbisa. Langit menurunkan rizkinya dan bumi pun mengeluarkan berkahnya. Sehingga, seorang bocah bermain bersama ular namun tidak membahayakannya, seekor serigala bercampur dengan domba dan tidak membahayakannya, serta seekor singa bercampur dengan sapi juga tidak membahayakannya.”

 

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah menuturkan bahwa Mujahid berkata, “Apabila seorang zhalim berkuasa, ia akan berbuat aniaya dan kerusakan. Akibatnya, Allah menahan hujan sehingga binasalah tanam-tanaman dan binatang ternak. Sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan.

 

Ia juga mengatakan, “Imam Ahmad menyebutkan dalam musnadnya yang pada kandungan riwayat itu menyebutkan, “Ditemukan di gudang Bani Umayyah sebutir benih gandum sebesar biji kurma yang : berada di dalam sebuah pundi bertuliskan, ‘Dahulu, benih ini pernah tumbuh pada zaman keadilan”

 

Saudaraku, bersemangatlah menjadikan keadilan sebagai syiarmu! Dengan itulah kami memperoleh berkah.

 

Allah memerintahkan para rasul-Nya agar memakan makanan yang halal dan menjauhi subhat.

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, Rasulullah bersabda:

 

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik-baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin sama dengan yang diperintahkan kepada para rasul. Dia ber irman, ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih ! Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dia juga ber irman, ‘Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik” Lalu Rasulullah menyebutkan seseorang yang sudah lama bepergian, kusut rambutnya lagi berdebu wajahnya. Ia menengadahkan tangan ke langit seraya berdoa, ‘Ya Tuhanku, ya Tuhanku. ‘ Padahal makanannya haram, minumannya haram, dan disuapi dengan yang haram. Maka bagaimana akan dikabulkan permohonannya?”

 

Seorang penyair menuturkan:

 

Harta sedikit bila engkau perbaiki, niscaya akan awet

Tidak akan langgeng harta yang banyak, bila diiringi kerusakan

Menjaga harta lebih mudah daripada meminta-minta dan ….

Mencarinya ke berbagai negeri tanpa bekal

 

Sahl bin Abdullah At Tusturi menuturkan, “Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman sehingga menyandang empat sifat :

 

  1. Menunaikan semua kewajiban berdasarkan sunnah,
  2. Memakan yang halal dengan hati-hati,
  3. Menjauhi larangan secara lahir batin, lalu
  4. Sabar atas semua itu sampai maut menjemput.”

 

Ia juga menuturkan, “Siapa saja memakan yang haram, niscaya anggota badannya akan durhaka, baik dikehendaki atau tidak, disadari atau tidak. Siapa memakan makanan halal, maka anggota badannya akan menaatinya dan ditunjukkan kepada kebaikan.”

 

Di antara yang dikatakan tentang rizki yang halal:

Sesungguhnya hidup itu ladang bercocok tanam Maka tanamilah sekehendakmu niscaya engkau akan memanennya

Manusia tidaklah meninggalkan apa-apa selain jejak mereka,

Mata pun akan lenyap Harta jika engkau perbaiki, akan menjadi baik Jika engkau merusaknya maka rusaklah ia

 

Dengan demikian, jelaslah bahwa menjauhi syubhat dan memakan yang halal termasuk sebab terbesar turunnya berkah dan dikabulkannya doa.

 

Rasulullah menganjurkan agar bersegera dalam mencari ilmu dan rizki. Ini dikarenakan beliau tahu adanya keberkahan dalam hal ini dan beliau tidak berkata berdasarkan hawa nafsu.

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Umatku diberkahi di awal pagi mereka.”

 

Dari Shakr Al Ghamidi bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Ya Allah berkahilah umatku di awal pagi mereka.’ Perawi mengatakan, ‘Bila memberangkatkan ekspedisi atau pasukan, beliau memberangkatkannya di awal pagi. Shakr adalah seorang pedagang. Bila ia memberangkatkan ekspedisi dagangnya, juga di pagi hari. Maka ia menjadi kaya dan -melimpah hartanya.”

 

Diriwayatkan dari Fatimah binti Muhammad bahwa ia menuturkan:

 

“Rasulullah lewat di depanku ketika aku sedang berbaring santai. Beliau menggerak-gerakkan aku dengan kaki beliau seraya bersabda, ‘Hai putriku, bangunlah! Saksikan rizki Tuhanmu, janganlah kamu termasuk orang yang lupa! Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla membagi rizki manusia antara terbit fajar sampai terbit matahari.”

 

At Tirmidzi mengatakan, “Juga disebutkan dari Ali, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Buraidah dan Jabir bahwasannya Nabi bersabda:

 

“Berpagi-pagilah dalam mencari rizki ! Sesungguhnya waktu pagi adalah berkah dan kesuksesan.”

 

Nabi menganjurkan umatnya agar bangun waktu fajar dan segera bekerja:

 

  1. Pertama: Beliau berdoa untuk setiap orang yang mendapat taufig agar dapat menghirup angin segar pagi hari dan bersegera dalam mencari rizki, “Ya Allah, berkahilah!”

 

  1. Kedua: Setiap amal yang dimulai di awal pagi lebih profesional, sempurna, terdepan, laris dan berkembang. Pelakunya akan bahagia dan kaya.

 

  1. Ketiga: Nabi mengabarkan bahwa bersegera dalam segala sesuatu akan berbuah kemenangan, kesuksesan, banyak untung dan kemajuan bekerja. “Pagi adalah berkah”, kata ini ditafsirkan awal hari. Dikatakan, “Bakara fulan bukuran”, yakni kesegeraan, karena kelebihdahuluannya daripada waktu siang. Juga dikatakan bahwa setiap yang bergegas dalam satu urusan berarti “bakara” (bersegera).

 

  1. Keempat: Allah menyebut orang yang terlambat bangun tidur sehingga terbit matahari sebagai orang yang lalai, berkurang akalnya, kurang jernih, hilang tanggung jawabnya, terlambat pekerjaannya, serta terhalang mendapat angin segar pagi serta keluasan dan kelapangan rizki. |

 

  1. Kelima: Nabi membangunkan putri beliau untuk mengajari umatnya agar segera bangun pagi, waspada di pagi hari, menyongsong awal hari dengan wajah berseri, dada lapang, tekad kuat, jiwa yang segar dan dermawan.

 

6. Keenam: Nabi memperingatkan dan melarang kaum muslimin dari keterlambatan bangun tidur. Ini semua berfaedah agar mereka terbiasa bekerja. Ini juga seperti yang dikatakan Al Ma’mun, “Manusia ada empat golongan: pemimpin, pedagang, perajin dan petani. Siapa yang tidak menjadi salah satu dari mereka, maka akan menjadi beban mereka” Dengan ini, jelaslah bagi yang menginginkan berkah dan keselamatan, kesuksesan ilmu dan pekerjaan, maka hendaknya ia bergegas dalam menuntutnya. Sesungguhnya pagi hari adalah berkah dan kesuksesan.

 

Sebagian tabi’in berkata, “Siapa yang banyak tertimpa kesusahan, hendaklah beristighfar. Siapa yang sering terhimpit kefakiran, hendaklah banyak mengucap, ‘La haula wa la guwwata illa billahi ‘aliyyil ‘azhim (Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar).

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku).” (QS. Ibrahim: 7)

 

Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah Allah mengaruniakan rasa syukurkepada seorang hamba, lalu Dia mengharamkan tambahannya.”

 

Rasulullah juga bersabda, “Sesungguhnya Allah benar-benar ridha kepada seorang hamba yang makan suatu makanan, lalu memuji nikmat itu, dan minum suatu minuman, lalu memuji nikmat itu.”

 

Hakikat syukur adalah kamu memperlihatkan kegembiraan kepada Allah atas nikmat dan keutamaan-Nya yang diberikan kepadamu dalam hatimu. Kemudian, kamu mempergunakannya untuk beramal sesuai dengan yang dikehendaki, yakni dengan anggota badan, hati dan lisan.

 

Adapun dengan anggota badan, yaitu dengan mempergunakannya dalam ketaatan kepada Allah, serta takut mempergunakan nikmat itu untuk memaksiati-Nya.

 

Syukur mata yaitu dengan menutup semua aib yang ada pada diri orang muslim yang kamu lihat, serta tidak menyaksikan kemaksiatan.

 

Syukur telinga yaitu dengan menutup semua aib yang kamu dengar dan tidak mendengar kecuali yang mubah. Demikian pula syukur pada sisa anggota badan lainnya.

 

Syukurnya hati yaitu dengan selalu mengadakan pengawasan. Sehingga, akan membuatmu takut kepada Allah. karena sungguh’ sungguh Dia melihatmu. Demikian pula dengan memikir-mikirkan keagungan kerajaan-Nya.

 

Allah mendorong hamba-Nya agar selalu memuji-Nya dan menyanjung-Nya. Dia memuji hamba yang sudi memuji-Nya di beberapa tempat. Kita sebutkan di antaranya:

 

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang……..” (QS.Al Anam : 1)

 

“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka, mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (surga) ini. dan Kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami petunjuk.” (QS. Al A’raf: 43)

 

“Do’a mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahumma, ” dan salam penghormatan mereka ialah: “Salam.” Dan penutup doa mereka ialah: “Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamin.” (QS. Yunus: 10)

 

Memuji Allah Ta’ala termasuk sifat para nabi. Allah Ta’ala berfirman menghikayatkan doa Ibrahim:

 

“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Isma’il dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (QS. Ibrahim: 39)

 

Nabi menganjurkan agar senantiasa berdoa, yakni di pagi atau sore hari dengan doa ini: |

 

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (bahaya) rasa gundah dan kesedihan, rasa lemah dan malas, sifat penakut dan pelit, lilitan hutang dan penguasaan orang lain.” Siapa saja yang membacanya, maka kesedihan akan hilang, hutangnya akan terlunasi, meskipun sebesar gunung.

 

Dengan demikian, jelaslah bahwa memuji Allah, bersyukur kepadaNya, serta senantiasa berdoa menjadi jalan keluar bagi setiap kegundahan, kekayaan bagi setiap orang fakir, tambahan untuk setiap nikmat dan berkah setiapurusan.

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al Bagarah : 280) :

 

Rasulullah mengiming-imingi orang yang mau menghutangi, berupa pahala yang berlipat ganda, “Setiap hari seperti itu dua kali lipat sebagai sedekah.”

 

Demikianlah, beliau menjadikannya sebagai suluh penerang. Dengan hidayah beliau, berjuta-juta manusia mengambilnya sebagai petunjuk. Lalu beliau menjelaskan bahwa memberi tanggung (pembayaran hutang) menyebabkan dikabulkannya doa dan disingkirkannya kesusahan, mendorong mau bertobat dan dihapusnya dosa-dosa. Inilah yang membuatnya aman dari sentuhan neraka Jahannam.

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Sungguh ada seorang lelaki yang tidak pernah beramal kebaikan sekalipun. Ia suka menghutangi orang-orang. Ia berkata kepada utusannya, ‘Ambillah yang termudah dan tinggalkan yang sulit, serta berilah maaf! Mudah-mudahan Allah mengampuni kita.’ Tatkala ia meninggal, Allah berfirman kepadanya, ‘Apakah kamu pernah beramal kebaikan?’ Ia menjawab, ‘Tidak pernah, hanya saja dulu aku memiliki pelayan dan aku suka menghutangi orangorang. Apabila aku utus ia untuk menagih hutang, aku katakan padanya, ‘Ambillah yang termudah dan tinggalkan yang sulit, serta berilah maaf! Mudah-mudahan Allah mengampuni kita.” Allah berfirman, ‘Aku telah mengampunimu.’

 

Dari Hudzaifah dan Abu Mas’ud bahwa keduanya berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Ada seorang laki-laki sebelum kalian didatangi malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Malaikat itu bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu pernah beramal kebaikan?’ Ia menjawab, ‘Aku tidak tahu.’ Malaikat itu berkata, ‘Ingat-ingatlah!’ Ja menjawab, ‘Aku tidak ingat apapun, hanya saja aku dulu pernah membuat perjanjian dengan orang-orang dan aku mempekerjakan mereka. Aku melonggarkan orang yang kesempitan dan memaafkan orang yang meremehkan.’ Maka Allah pun memasukkannya ke surga.’

 

Diriwayatkan dari Abil Yusr bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Barangsiapa menangguhkan (hutang) orang yang kesempitan atau membebaskannya, niscaya Allah akan menaunginya dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.”

 

Diriwayatkan dari Buraidah bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa melonggarkan orang yang kesempitan, maka untuknya setiap hari seperti dua kali lipat sebagai sedekah sebelum hutang itu terlunasi. Apabila tiba saat pelunasan lalu ia memberi tangguh, baginya seperti itu dua kali lipat sebagai sedekah.”

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Barangsiapa melonggarkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat.” Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

 

“Barangsiapa melonggarkan kesusahan oran mukmin berupa satu kesusahan dari kesusahan dunia, niscaya Allah akan mengentaskannya dari kesusahan di akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selagi hamba itu sudi menolong suadaranya. Barangsiapa menempuh Jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling mengkajinya, melainkan akan turun kepada mereka ketentraman dan mereka diliputi rahmat. Malaikat akan mengitari mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat amalnya, maka tidak bisa dipercepat oleh keluarganya.”

 

Wahai saudaraku, perlu diketahui bahwa sikapmu mau melonggarkan kesusahan orang, membantu kaum muslimin, memenuhi kebutuhan mereka, menolong orang yang dianiaya, serta mengasihi orang lemah di antara mereka, termasuk perbuatan yang paling mudah. Akan tetapi, perbuatan itu merupakan perkara besar menurut Allah. Amal itu akan memudahkanmu di dunia dan di akhirat kelak. Semoga Allah memberkahimu dan menaungimu dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. |

 

Dengan kejujuranmu dalam berjual beli dan ucapanmu, kamu akan masuk surga di akhirat kelak. Di dunia kamu akan diberkahi Tuhanmu. Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Jual beli itu dengan memilih, selama keduanya belum berpisah. Atau beliau bersabda, sehingga keduanya saling berpisah. Bila keduanya jujur dan saling menjelaskan, maka jual beli keduanya akan diberkahi. Namun jika keduanya menyembunyikan (cacat dagangan) dan berdusta, maka akan dihapuslah berkah jual beli keduanya.”

 

Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari, “Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa akan muncul berkah untuk keduanya bila terpenuhi syaratnya, yaitu jujur dan penjelasan. Sebaliknya, berkah akan terhapus bila ada dusta dan penyembunyian cacat. Apakah akan ada berkah untuk salah satu pihak bila terpenuhi salah satu syarat dan tidak pada yang lain? Zahir hadits mengharuskan demikian. Mengandung kemungkinan juga bahwa kejahatan salah satu pihak akan kembali kepada pihak lainnya. Yakni dengan terangkatnya berkah barang dagangan, bila dijumpai adanya dusta atau penyembunyian cacat oleh salah satu pihak. Meskipun pahala tetap ada untuk pihak yang jujur lagi mau menjelaskan, sedangkan dosa diperuntukkan bagi pihak yang berdusta dan menyembunyikan cacat. Hikmah dari hadits di atas, bahwa dunia itu tidak bisa sempurna dicapai kecuali dengan amal shalih. Juga, jahatnya kemaksiatan menyingkirkan kebaikan dunia dan akhirat.”

 

Dikarenakan agungnya dan arti pentingnya sebuah kejujuran lafal itu disebutkan dalam Al Qur’an dalam banyak ungkapan yang disandarkan kepadanya banyak hal. Diantaranya: “mudkhala shidgin” (masuk yang benar), “mukhraja shidgin” (keluar yang benar), “mag’ada shidqin” (tempat yang disenangi, “Lisanu shidqin” (tutur kata yang benar atau baik), dan “qadama shidqin” (kedudukan yang tinggi)

 

Kata ash shid (jujur) pada perkara-perkara di atas, maknanya hampir tidak jauh berbeda dengan makna al hag, yang tetap, yang bersambung kepada Allah yang tidak menyia-nyiakan pahala orang yang beramal baik. :

 

Al Qur’anul Karim mengatakan, 

 

Dan Katakanlah: “Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar…” (QS. Al Isra” : 80)

 

Maksudnya, masukkanlah aku di tempat manapun, dengan cara masuk yang benar lagi mantap untuk Allah semata dan mencari keridhaan-Nya.

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:

 

“Berbakti pada kedua orang tua akan menambah umur, dusta akan mengurangi rizki, adapun doa dapat menolak takdir (buruk).” Imam Ibnu Qayyim mengulas panjang lebar tentang jujur: maknanya . dan tujuannya dalam kitabnya, Madarijus Salikin. Dalam salah satu uraiannya tentang jujur, ia mengatakan, “Kejujuran akan memunculkan persinggahan bagi para penempuh jalan. Ia adalah jalan yang paling lurus. Bila seseorang tidak berjalan di atasnya, maka ia termasuk orang yang terputus dan binasa. Dengan jujur, terpisahlah antara ahli nifag dan ahli iman, antara penghuni surga dan penghuni neraka. Jujur adalah pedang Allah di bumi-Nya, yang tidaklah diletakkan pada sesuatu melainkan ia akan menebasnya. Bila menghadapi kebatilan, ia akan melempar dan membantingnya. Siapa saja yang menyergap dengannya, tidak akan luput. Siapa saja yang berkata-kata dengannya, maka kalimatnya akan unggul di atas lawannya. Jujur adalah ruhnya amal, tempat bersemayamnya berbagai kondisi, pembawa menuju petualangan mencekam, pintu yang dimasuki para penghubung kehadirat Dzul Jalal. Jujur pondasi bangunan agama dan tiang neraca keyakinan. Derajatnya berdekatan dengan derajat kenabian yang merupakan derajat tertinggi di alam ini. Dari tempat tinggal mereka (para nabi) di surga, mengalirlah mata air dan sungai-sungai menuju tempat tinggal para shiddiqin (orang-orang yang jujur). Sebagaimana dari hati mereka menuju ke hati para shiddiqin dalam tempat tinggal ini berupa pertolongan tertentu yang berkesinambungan.”

 

Allah memerintahkan kaum beriman agar berlaku jujur setelah memerintahkan mereka agar bertakwa. Allah Ta’ala berfirman:

 

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah : 119)

 

Perintah ini menghendaki dua hal:

  1. Pertama, hendaklah seseorang berlaku jujur
  2. Kedua, hendaknya ia berada dalam barisan orang-orang yang jujur, menyepakati mereka, menyertai mereka, mendukung dan membela mereka.

 

Demikian pula, Nabi memberitahu kita bahwa jujur merupakan sebab kebaikan dan kunci keberkahan. Beliau bersabda, “tidak akan melarat pedagang yang jujur.”

 

Jujur pada asalnya dalam ucapan dan pembicaraan. Kemudian juga muncul pada perbuatan anggota badan apabila ada padanya al haq, istiqamah dan ikhlas. Ada juga jujur dalam ketaatan, bila didorong oleh keyakinan dan ihsan. Ada juga jujur dalam peperangan, bila memang keikhlasan niat karena Allah mencukupi. Dan ada juga jujur dalam menunaikan kewajiban, yaitu bila seseorang tidak meremehkan tanggung jawab atau tidak mengurangi hak dan kewajibannya. Atas dasar ini, maka jujur itu ada pada ucapan, niat, tekad, penepatan janji dengan bertetap hati, atau jujur untuk mewujudkan ajaran-ajaran agama secara keseluruhan.

 

Dengan keterangan di atas, kita bisa memaham jujur yang ada pada firman Allah Ta’ala:

 

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya).” (QS. Al Ahzab : 23)

 

Di antra yang dituturkan penyair: Biasakan lidahmu berkata jujur, niscaya kamu beruntung Sesungguhnya lidah itu bila kamu biasakan, akan terbiasa.

 

Buah kejujuran dan bahaya dusta adalah sebagaimana dijelaskan oleh Nabi:

 

  1. Jujur akan menyelamatkan, menyeru kepada husnul khatimah, menunjukkan jalan untuk bisa diterima dan menambahkan cahaya pada seorang muslim.

 

  1. Memasukkan pelakunya ke surga.

 

  1. Mendatangkan kecintaan Allah dan Rasul-Nya.

 

  1. Sebagai bukti adanya sifat yang sempurna, fitrah yang selamat, dan budi pekerti yang lurus.

 

  1. Orang jujur dianggap sebagai orang pilihan dan orang baik.

 

  1. Menunjukkan jalan kepada kebaikan.

 

  1. Seorang pendusta cenderung kepada kerusakan, cinta kejahatan dan kemaksiatan.

 

  1. Akan dilontarkan kecintaan untuknya pada penduduk bumi dan langit. ,

 

  1. Orang jujur berhak mendapat semua kebaikan.

 

  1. Setiap kali kedustaan pendusta bertambak, maka bertambah pula noktah hitam pada hatinya, serta nampak tanda kemunafikan dan gema menipu pada wajahnya.

 

  1. Keimanan pendusta berkurang dan melemah.

 

  1. Rizki seorang pendusta sempit, hidupnya keruh dan keluarganya dalam kefakiran.

 

  1. Allah murka kepada seorang pendusta, mengharamkannya dari melihat keagungan dan kebesaran-Nya serta menikmati naunganNya.

 

Al Asyaj Ash Shaidalani menuturkan, “Ada seorang laki-laki melewatiku. Ia melihat sedikit pembeli di sekitarku dan banyaknya mereka pada selainku. Ia berkata, ‘Apakah kamu ingin agar para pembelimu banyak dan baik keadaanmu?’ Aku menjawab, ‘Ya’. Ia melanjutkan, ‘Jujurlah dan bersabarlah setahun! Sebab, jujur akan malu kepada dirinya sendiri untuk memperlambatmu lebih dari setahun’

 

Aku pun mempraktikkannya, maka banyak pembeli berdesakan di warungku. Laki-laki yang dulu, lewat lagi. Ia melihat banyaknya pembeli di sekitarku. Ia berkata, “Waspadalah, jangan hanya bersandar kepada kejujuran yang kamu samarkan kepada mereka, lalu nafasmu menyerumu untuk melipatgandakan keuntunganmu pada hari ini ! Sesungguhnya, bila kamu kembali berbuat dusta, maka kamu akan bertambah rugi’ .

 

Aku pun senantiasa menerima nasihatnya. Kemudian orang itu lewat lagi setelah beberapa tahun. Ia berkata, “Laba sedikit diiringi banyak pekerjaan lebih beruntung daripada banyak untung namun sedikit pekerjaan’. Orang-orang berkata, ‘Jagalah kesehatan, maka pekerjaan akan selalu menyertaimu’

 

Seandainya aku diminta bersumpah bahwa itu kata-kata seorang nabi, tentu aku berharap aku tidak akan bersumpah. Lalu aku tidak lagi melihat orang itu. Semoga Allah merahmatinya, baik bila masih hidup atau sudah mati. Sungguh, ia telah memberikan nasihat.

 

Dikatakan, “Pedagang yang jujur bersama-sama dengan para nabi dan shuddigin”

 

Wahai saudaraku, jika kamu ingin berdampingan dengan para nabi dan shiddigin di akhirat, serta ingin keberkahan, rizki melimpah di dunia, maka hendaklah jujur dalam jual beli.

 

Ketahuilah saudaraku muslim, bahwasannya berkah itu tidak datang kecuali dengan amal shalih. Juga, amal yang memerlukan adanya usaha dan dagang dalam rangka mencari rizki.

 

Ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

 

“Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya.” (QS. Al Mulk: 15)

 

“Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah.” (QS. Muzzammil : 20)

 

“Maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah.” (QS. Al Jumuah : 10)

 

Juga sebagaimana hadits yang lalu dalam hadits Hakim bin Hizam berkenaan jujur dalam jual beli. Juga, bahwasanya berusaha mencari rizki termasuk kebaikan yang banyak.

 

Di antara yang diriwayatkan dari Nabi Musa, “Bepergianlah dan harapkanlah keberkahan dalam safar kalian! Sesungguhnya aku telah bersafar dan aku tidak pernah mengharap setiap apapun yang datang kepadaku.”

 

Disenandungkan dalam makna ini:

 

Mengasinglah dari negeri untuk mencari ketinggian martabat

Bersafarlah karena dalam safar ada lima faedah

Merenggangkan kegundahan, memperoleh penghidupan, Ilmu, adab dan menyertai orang yang mulia

 

Umar mengatakan, “Jangan ada salah seorang di antara kalian duduk berdiam diri tidak mencari rizki, lalu mengatakan, ‘Ya Allah, karunjakan rizki kepadaku!” Kalian tahu bahwa langit tidak menurunkan hujan emas dan perak.”

 

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Aku sungguh benci melihat laki-laki menganggur, baik dalam urusan dunia ataupun dalam urusan akhirat.”

 

Ditanyakan kepada Ahmad bin Hanbal, “Apa pendapatmu mengenai orang yang duduk di rumahnya atau di masjid seraya mengatakan, ‘Aku tidak akan bekerja apapun sehingga rizkiku datang kepadaku?’ Imam Ahmad menjawab, “Orang itu bodoh terhadap ilmu. Tidakkah ia mendengar sabda Nabi: “Sesungguhnya Allah menjadikan rizkiku berada di bawah bayang-bayang tombakku.”

 

Para sahabat Rasulullah pun berdagang di darat dan di laut. Mereka juga bekerja di kebun kurma mereka. Jadi, teladan ada pada mereka.

 

Dikatakan, “Tidak ada kebaikan dalam urusan jual beli kecuali enam hal : (1) Pedagang bila menjual tidak memuji dagangannya, (2) Seseorang bila membeli tidak mencela, (3) Bila punya hutang paling mudah melunasi, (4) Bila punya piutang mudah dalam menagih, serta menjauhi (5) Sumpah dan (6) Dusta.”

 

Dikatakan, “Bergerak adalah penyuburan rizki yang mandul (agar tumbuh subur).”

 

Dengan ini, pembaca mengetahui bahwa usaha dan berdagang untuk mencari rizki yang halal menyebabkan turunnya berkah. Maka, kita hendaknya selalu aktif bergeak, sebab dalam keaktifan itu ada berkahnya.

 

 

Tidak diragukan bahwa dzikrullah pada setiap keadaan termasuk perkara yang terpuji serta dianjurkan oleh syariat. Di antaranya adalah seperti yang diriwayatkan oleh Jabir bahwa ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda:

 

“Apabila seseorang masuk ke rumahnya lalu berdzikir kepada Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan berkata kepada temannya, ‘Tidak ada tempat menginap dan makan malam untuk kalian.’ Adapun apabila seseorang masuk ke rumahnya dan tidak berdzikir kepada Allah, maka setan berkata kepada temannya ‘Kalian memperoleh tempat menginap.’ Dan ketika seseorang makan, sedang ia tidak berdzikir kepada Allah, maka setan berkata kepada temannya, ‘Kalian memperoleh tempat menginap dan makan malam.”

 

Rasulullah juga menganjurkan umatnya agar menyebut nama Allah ketika makan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda kepadaku:

 

“Sebutlah nama Allah! Makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat denganmu!”

 

Setelah itu, aku menyebut nama Allah setiap kali makan. Dan aku pun merasa Allah senantiasa memberkahi makananku, selalu mengenyangkanku, serta memunculkan rasa qana’ah dan zuhud pada diriku”

 

Diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa ia berkata, “Dulu bila kami mendatangi jamuan makan, tangan kami tidak berani menyentuhnya sebelum Rasulullah meletakkan tangannya terlebih dahulu. Suatu saat, kami mendatangi jamuan makan lalu datanglah seorang wanita tergesagesa, seakan-akan ada sesuatu yang mendorongnya. Ia langsung menyentuhkan tangannya ke makanan itu, tetapi Rasulullah menahan tangannya. Lalu datang pula seorang badui terburu-buru, seperti ada sesuatu yang mendorongnya. Ia langsung menyentuhkan tangannya ke makanan itu, tetapi Rasulullah menahan tangannya. Lalu beliau bersabda,

 

“Sesungguhnya setan itu merebut makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Sesungguhnya setan menyertai orang badui itu untuk merebut makanan, maka aku pegang tangannya. Kemudian dia datang bersama-sama wanita ini untuk merebut makanan, maka aku tahan tangannya. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh tangan setan itu aku pegang bersama-sama dengan kedua tangan orang ini.”

 

Untuk mencegah agar setan tidak ikut makan bersama sescorang hingga menghapus keberkahan yang ada di dalam makanan, maka perhatikanlah dengan seksama sabda Rasulullah berikut ini:

 

“Siapa saja yang lupa menyebut nama Allah sebelum makan, maka hendaklah ia mengucapkan, ‘Bismillahi awwalahu wa akhiru (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya)’. Karena sesungguhnya ia seperti orang yang menghadapi makanan baru, atau keburukan yang menimpa makanan itu akan tercegah.” Dan dalam hadits marfu’ yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Iblis bertanya kepada Allah, “Setiap makhluk-Nya telah ngkau jelaskan rezekinya, lantas dimanakah rezekiku?’ Dia (Allah) berfirman. ‘Pada makanan yang tidak disebut nama-Ku saat memakannya.” Di antara petunjuk Nabi untuk umatnya adalah memuji Allah usai makan dan minum.

 

Diriwayatkan dari Anas bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Sesungguhnya Allah benar-benar ridha kepada seorang hamba yang memakan makanan suatu makanan, atau meminum suatu minuman setelah itu memuji-Nya.”

 

Diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa apabila hidangan telah diangkat, maka Nabi mengucapkan:

 

“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan baik serta penuh berkah, yang tiada terbalas dan sangat dibutuhkan, wahai Tuhan kami.”

 

Disunnahkan pula menyebut nama Allah ketika keluar atau masuk rumah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari. bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Apabila seseorang masuk rumahnya, hendaklah ia mengucapkan, ‘Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sebaik-baik Jalan masuk dan keluar. Dengan nama Allah aku masuk dan dengan nama Allah aku keluar. Dan, kepada Allahlah kami bertawakkal.” Setelah itu hendaknya ia mengucapkan salam kepada keluarganya.”

 

Begitu pula ketika bersetubuh, kita juga disunnahkan untuk menyebut nama Allah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda “Adapun jika salah seorang dari kalian ingin menyetubuhi istrinya maka hendaknya ia berdoa: ,

 

“Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau karuniakan kepada kami!” |

 

Sekiranya mereka berdua ditakdirkan atau dikaruniai seorang anak, niscaya setan tidak akan bisa membahayakannya, selamanya.

 

Demikian pula, disunnahkan untuk menyebut nama Allah dalam setiap keadaan agar mendatangkan berkah. Di antaranya juga ketika menyembelih binatang, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah.

 

Rasulullah bersabda kepada Aisyah, “Hai Aisyah, ambillah pisau alu asahiah dengan batu!” Aisyah pun melaksanakannya. Lalu beliau mengambil pisau itu dan memegangi kambing lalu merebahkannya. Kemudian saat menyembelihnya, beliau mengucapkan:

 

“Dengan nama Allah, ya Allah terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari umat Muhammad.” Setelah itu, beliau pun menyembelihnya.

 

Demikian pula disunnahkan untuk menyebut nama Allah pada makanan yang tidak diketahui apakah disebut nama Allah padanya atau tidak. Ini berdasarkan hadits Aisyah yang menyebutkan:

 

“Suatu kaum pernah berkata kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, ada suatu kaum membawakan kepada kami masakan daging. Kami tidak tahu apakah mereka menyebut nama Allah: ataukah tidak (ketika menyembelihnya).’ Rasulullah bersabda, “Sebutlah nama Allah, lalu makanlah!”

 

Demikian juga, disunnahkan untuk menyebut nama Allah ketika berburu. Ini berdasarkan sabda Rasulullah: 

 

“Hewan apa saja yang kamu buru dengan panahmu, maka sebutlah nama Allah lalu makanlah! Hewan apa saja yang kamu buru dengan anjingmu yang terdidik, maka sebutlah nama Allah lalu makanlah! Serta hewan apa saja yang kamu buru dengan anjingmu yang tidak terdidik, lalu kamu bisa menyembelihnya, maka makanlah!”

 

Begitu pula ketika membeli pakaian baru, disunnahkan menyebut nama Allah (ketika akan memakainya). Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa ia berkata “Apabila Rasulullah memakai pakaian baru, baik gamis atau surban, beliau menyebut nama Allah lalu berdoa:

 

“Ya Allah, bagi-Mulah segala puji. Engkau telah memakaikan pakaian ini kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan tujuan pakaian ini dibuat. Aku berlindung kepadaMu dari keburukannya dan keburukan tujuan pakaian ini dibuat.”

 

Begitu pula, kita disunnahkan untuk memuji Allah seusai makan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Mu’ady bin Anas bahwa Rasulullah bersabda:

 

 

“Barangsiapa memakan suatu makanan, lalu berdoa, ‘Segala puji bagi Allah yang menganugeruhkan kepadaku makanan ini dan telah menjadikannya sebagai rezekiku, tanpa daya dan kekuatan dari diriku sendiri, ‘ niscaya diampuni dosanya yang telah lalu”

 

Siapa saja yang lupa menyebut nama Allah sebelum makan, maka hendaklah ia mengucapkan, ‘Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya)’. Karena sesungguhnya ia seperti orang yang menghadapi makanan baru, atau keburukan yang menimpa makanan itu akan tercegah

 

Demikianlah wahai saudaraku muslim. Dengan amalan ringan kita dapat memperoleh rezeki yang baik lagi melimpah berupa berkah. Dengan kita menyebut nama Allah dan memuji-Nya untuk setiap karunia nikmat-Nya, maka Dia akan memberkahi dan mengaruniai kita sikap tawakkal yang baik. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua, taufiq yang mengandung kebaikan dan kebenaran.

 

Ridha dengan pembagian Allah termasuk bukti iman. Demikian juga tidak ambisius dalam mengeruk harta menyebabkan turunnya berkah.

 

Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam, ia berkata:

 

“Aku meminta sesuatu kepada Rasulullah lalu beliau memberiku. Aku meminta lagi dan beliau memberiku. Aku meminta lagi dan beliau memberiku lagi. Lalu beliau bersabda, ‘Hai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau menyenangkan. Siapa saja mendapatkannya dengan kemurahan jiwa, maka ia akan mendapatkan berkah. Adapun siapa saja yang mendapatkannya dengan meminta-minta, maka ia tidak akan mendapatkan berkah

 

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Maksud ‘kemurahan hati’ yaitu dengan tanpa keburukan dan terus mendesak. Atau seseorang mengambilnya dengan tanpa meminta, ini bila dinisbatkan kepada yang mengambil. Juga mengandung maksud atas dasar kemurahan hati si pemberi ini bila dinisbatkan kepada yang memberi. Yaitu kelonggaran hatinya terhadap sesuatu yang diberikannya.”

 

 

 

 

Diriwayatkan dari Jabir bin Abudillah, ia berkata: Rasulullah bersabda, “Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelumku. (1) Aku ditolong dengan adanya perasaan takut (yang dihujankan pada diri musuh) selama satu bulan. (2) Dijadikan tanah ini sebagai masjid dan suci: maka jika ada seseorang dari umatku yang menemui waktu shalat hendaknya ia shalat. (3) Dihalalkan bagiku gkanimah yang tidak pernah dihalalkannya bagi siapapun sebelumku. (4) Aku diberi svafaat. (5) Nabi itu diutus secara khusus kepada umat a, sedangkan aku diutus kepada semua manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Mengapa ghanimah itu dihalalkan bagi umat ini? Sebab, seperti yang tersebut di dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. nabi bersabda, “…dan ghanimah itu tidak dihalalkan bagi siapa | pun sebelum kita. Sebab, Allah melihat kelemahan kita, sehingga Dia pun menghalalkan ghanimah itu untuk kita.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda, “Kalian akan diliputi itnah seperti kegelapan malam yang pekat. Manusia yang paling selamat dari fitnah tersebut adalah orang yang berada di gunung. Ia makan dari kawanan dombanya. Atau orang yang berjalan di belakang derapan kaki, ia memegang kendali kudanya, dan ia makan harta rampasan dari pedagang.” (HR. Hakim. Beliau menyatakan bahwa isnad hadits ini shahih)

 

Diriwayatkan dari Makhul bahwa Rasulullah bersabda, “Allah menjadikan rezeki umat ini pada kaki-kaki kudanya dan ujunglijung tombaknya, selagi mereka tidak bercocok tanam. Apabila mereka telah bercocok tanam, mereka seperti manusia lain.” (HR. Ibnu Abi Svaibah secara mursal dengan isnad jayvid)

 

Diriwayatkan dari Zahid bin Aslam bahwa Rasulullah bersabda. “Berperanglah, niscaya kalian sehat dan mendapat harta ghanimah.” (HR. Ibnu Abi Syaibah secara mursal)

 

Rasulullah diutus dengan pedang, hingga Allah saja yang disembah. tidak ada lagi sekutu bagi-Nya. Rezeki beliau dijadikan di bawah bayangan tombaknya. Dijadikan hina dan rendah siapa saja yang menyelisih urusan beliau. Barang siapa menyerupai kaum, dia termasuk kaum tersebut.

 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Umamah disebutkan bahwa ada seorang lelaki datang seraya berkata, “Wahai Rasullullah, apa pendapat tuan tentang seseorang yang berperang karena mencari upah dan ketenangan? Apa yang dia peroleh?” Rasulullah menjawab, “Dia tidak mendapat apa-apa.” Orang itu mengulangi pertanyaan tiga kali, semuanya beliau menjawab, “Dia tidak mendapat apa-apa.” Setelah itu beliau bersabda, “Allah tidak menerima amalan kecuali yang ikhlas karena-Nya dan dilakukan dalam rangka mencari wajah-Nya.” (HR. Abu Dawud dan Nasai dengan isnad jayyid)

 

Orang yang berangkat berperang dalam rangka meninggikan kalimat Allah, setelah itu ia memperoleh harta ghanimah dalam perangnya, tidak termasuk yang memperoleh teguran hadits ini. Maka ghanimahnya halal baginya. Hanya saja mengurangi pahalanya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

 

“Tidaklah suatu pasukan berperang di jalan Allah, lalu mereka mendapatkan ghanimah, melainkan mereka telah menyegerakan dua pertiga pahala mereka di akhirat, sehingga yang tersisa tinggal sepertiga. Jika mereka tidak mendapatkan ghanimah, pahala mereka sempurna.” (HR. Muslim)

 

Dalam redaksi lain yang juga dinwayatkan oleh Muslim disebutkan:

 

“Tidaklah suatu pasukan ekspedisi militer atau sariyah yang berperang, kemudian mereka mendapat ghanimah, melainkan mereka telah menyegerakan dua pertiga pahala mereka. Dan tidaklah suatu pasukan perang atau syariah yang terluka atau terkena musibah, melainkan pahala mereka telah sempurna.” Yakni, ketika mereka tidak mendapat ghanimah sedikitpun.

 

Imam Bukhari menyantumkan sebuah bab berjudul, “Siapa berperang karena ghaimah, apakah pahalanya berkurang?” Namun beliau tidak memastikan pendapat yang tegas dalam masalah ini. Beliau menyantumkan hadits Abu Musa Al-Asy’ari yang berbunyi, “Barang siapa berperang agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi, maka ia berada di atas jalan Allah.”

 

Ibnu Hajar juga tidak menyatakan hukum secara tegas. Sedangkan Imam Nawawi berkata, “Yang benar, yang tidak boleh ada pendapat lainnya, bahwa pasukan perang itu apabila mereka selamat atau mendapatkan ghanimah, maka pahala mereka lebih sedikit dari pada yang tidak selamat, atau selamat namun tidak mendapat ghanimah. Dan kedudukan ghanimah adalah sebagai bagian dari pahala perang yang mereka lakukan. Sehingga jika ghanimah mereka raih, berarti mereka telah menyegerakan dua pertiga pahala perang. Ghanimah ini masuk dalam bagian pahala secara keseluruhan. Ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam hadits-hadits shahih dan masyhur dari para sahabat, seperti perkataan mereka, “Di antara kami ada yang meninggal dunia dan belum sempat menikmati pahalanya sedikitpun. Di antara kami ada yang buahnya matang lalu ia sempat mengetamnya.” Maka, pendapat yang kami sebutkan inilah pendapat yang benar, sesuai dengan redaksi hadits. Tidak ada satupun hadits yang tegas dan shahih yang menyelisihi pendapat ini, sehingga secara umum pendapat kami ini harus dipegang.” Demikian perkataan Imam Nawawi.

 

 

 

Allah swt. menjadikan hijrah di jalan Allah sebagai kunci di antara kunci-kunci rizki.

 

Hjjrah sebagaimana dikatakan oleh Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani adalah keluar dari negeri kafir kepada negeri iman, sebagaimana para sahabat yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.

 

Dan hijrah di jalan Allah itu, sebagaimana dikatakan oleh Sayid Muhammad Rasyid Ridha harus dengan sebenar-benarnya. Artinya, maksud orang yang berhijrah dari negerinya itu adalah untuk mendapatkan ridha Allah dengan menegakkan agama-Nya yang ia merupakan kewajiban baginya, dan merupakan suatu yang dicintai Allah, juga untuk menolong saudara-saudaranya yang beriman dari permusuhan orang-orang kafir. .

 

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa berhijrah di jalan Allah termasuk kunci rizki adalah firman Allah:

 

“Barangsiapa berhijrah di jalan Alalh, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 100)

 

Dalam ayat yang mulia ini, Allah menjanjikan bahwa orang yang berhijrah di jalan Allah akan mendapati dua hal: Pertama, MURAGHAMAN KATSIRAN” kedua, “SA’ATAN”

 

Yang dimaksud ” MURAGHAMAN”. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Ar-Razi adalah, barangsiapa berhijrah di jalan Allah ke negeri jain, niscaya akan mendapati di negerinya yang baru itu kebaikan dan kenikmatan yang menjadi sebab kehinaan dan kekecewaan para musuhnya yang berada di negeri asalnya. Sebab orang yang memisahkan diri dan pergi ke negeri asing, sehingga mendapatkan ketentraman di sana, lalu berita itu sampai kepada negeri asalnya. niscaya penduduk asli akan malu atas buruknya mua ‘umalah (perlakuan) yang mereka berikan, sehingga dengan demikian mereka merasa hina.’

 

Sedang yang dimaksud, “SA’ATAN”‘ (keluasan), yaitu keluasan rizki. Inilah yang dikatakan oleh Abdullah bin Abbas ra. dalam menafsirkan ayat ini. Juga dikatakan oleh Ar-Rabi’, Adh-Dhakkak, Atha’ dan mayoritas ulama.

 

Oatadah berkata: “Maknanya, keluasan dari kesesatan kepada petunjuk dan dari kemiskinan kepada banyaknya kekayaan.”

 

 Imam Malik berkata: “Keluasan yang dimaksud adalah keluasan negeri.”

 

Mengomentari ketiga pendapat di atas, Imam Al-Qurthubi mengatakan: “Pendapat Imam Malik lebih dekat pada kefasihan ungkapan bahasa Arab. Sebab keluasan negeri dan banyaknya bangunan menunjukkan keluasan rizki. Juga menunjukkan kelapangan dada yang siap menanggung kesedihan dan pikiran serta hal-hal lain yang menunjukkan kemudahan.”

 

Pendapat mana saja yang kita ambil dari ketiga pendapat di atas, yang jelas semuanya menunjukkan bahwa orang yang berhijrah di jalan Allah akan mendapatkan janji dari Allah berupa keluasan rizki, baik dengan ungkapan langsung maupun secara tidak langsung.

 

Dan sungguh janji Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Menentukan adalah suatu janji yang hag serta tidak pernah luput. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah?

 

Sungguh dunia telah dan sampai sekarang masih menyaksikan kebenaran janji ini. Dan saya kira, orang yang mengetahui sedikit tentang sejarah Islam pun sudah tahu akan peristiwa hijrahnya para sahabat Rasulullah saw. ke Madinah.

 

Ketika para sahabat meninggalkan rumah-rumah, harta benda dan kekayaan mereka untuk hijrah di jalan Allah swt., Allah serta merta mengganti semuanya. Allah memberikan kepada mereka kunci-kunci negeri Syam, Persia dan Yaman. Allah berikan kepada mereka kekuasaan atas istana-istana negeri Syam yang merah, juga istana Mad’in yang putih. Kepada mereka juga dibukakan pintu-pintu Shan’a, serta ditundukkan untuk mereka berbagai simpanan kekayaan Kaisar dan Kisra.

 

Imam Ar-Razi menjelaskan kesimpulan tafsir ayat yang mulia ini berkata: “Walhasil, seakan-akan dikatakan, “Wahai manusia! Jika kamu membenci hijrah dari tanah airmu hanya karena takut mendapatkan kesusahan dan ujian dalam perjalananmu, maka sekali-kali jangan takut! Karena sesungguhnya Allah swt. akan memberimu berbagai nikmat yang agung dan pahala yang besar dalam hijrahmu. Hal yang kemudian menyebabkan kehinaan musuh-musuhmu dan menjadi sebab bagi kelapangan hidupmu.”

 

 

Pembaca budiman, di sini akan kami sebutkan petunjuk Nabi yang bisa mendatangkan berkah untuk kita. Di antara sunnah beliau adalah:

 

  1. Doa sebelum dan sesudah makan

Berdasarkan hadits Rasulullah dari Ibnu Abbas:

 

“Apabila salah seorang dari kalian makan suatu makanan, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah untuk kami padanya, dan gantilah untuk kami yang lebih baik darinya’. Apabila minum susu, ia mengucapkan, ‘Ya Allah, berkahilah untuk kami padanya, dan tambahkan untuk kami.’ Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang mencukupi dari makan dan minum, selain susu”

 

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Apabila salah seorang dari kalian makan suatu makanan, hendaklah menyebut nama Allah. Bila ia lupa menyebutnya di awal makan, hendaklah mengucapkan, ‘Bismillahi ‘ala awwalihi wa akhirihi (Dengan menyebut nama Allah di awal dan di akhirnya)”

 

  1. Doa keberkahan untuk anak yang baru lahir

Dari Asma’ bahwasanya ia mengandung Abdullah bin Zubair dan ia mengatakan:

 

“Aku keluar hijrah menuju Madinah. Lalu aku singgah di Quba’ dan melahirkan di sana. Kemudian aku membawa bayiku kepada Nabi saw. dan aku meletakkannya di pangkuan beliau. Beliau meminta kurma, lalu kurma itu dikunyahnya dan dimasukkan pada mulut bayiku. Maka sesuatu yang pertama kali masuk padanya adalah air liur Rasulullah saw. Beliau menggosok langit-langit mulut bayiku dengan kurma lalu berdoa dan memberkahinya. Bayi itu adalah bayi pertama dalam Islam.”

 

Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari, “Maksud (dan beliau memberkahinya) adalah beliau berdo’a, Semoga Allah memberkahinya, ‘ atau, ‘Ya Allah, berkahilah bayi ini.”

 

Dari Abu Musa bahwa ia menuturkan:

 

“Anakku telah lahir. Lalu aku membawanya kepada Nabi saw. beliau memberinya nama Ibrahim. Beliau menggosok langit-langit mulutnya dengan kurma dan mendoakan keberkahan untuknya. Lalu beliau mengembalikannya kepadaku. Bayi itu adalah anak terbesar Abu Musa.”

 

Dari Aisyah bahwa ia mengatakan:

 

“Sering didatangkan bayi kepada Nabi. Lalu beliau mendoakan keberkahan untuk mereka, menggosok langit-langit mulut mereka, serta mendoakan mereka.”

 

  1. Doa untuk orang yang menikah

Diriwayatkan dari Anas bahwa ia berkata:

 

“Nabi melihat ada bekas warna kuning pada Abdurrahman bin Auf. Beliau bertanya, ‘Ada apa denganmu?’ Ia.menjawab, ‘Aku baru saja menikahi seorang wanita dengan mas kawin seberat biji emas.’ Beliau berdoa, ‘Semoga Allah memberkahimu. Adakanlah walimah meski dengan seekor kambing”

 

Doa untuk pengantin baru telah diajarkan oleh Rasulullah kepada kita. Hendaknya kita mendoakan mereka:

 

“Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi (pernikahanmu) ini, serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.”

 

Dari Aisyah diriwayatkan:

 

“Bahwasanya pada hari pernikahannya dengan Rasulullah, para wanita Anshar telah berada di rumahnya. Mereka mendoakan kebaikan, keberkahan dan nasib baik.”

 

  1. Doa bila membeli sesuatu yang baru

Diriwayatkan dari Ibnu Umar dari Rasulullah bahwa beliau bersabda, “Apakah salah seorang di antara kalian menikah, atau membeli budak atau binatang tunggangan, hendaknya ia memegang ubun-ubunnya dan berdoa:

 

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tabiatnya. Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tabiatnya.”

 

“Bila membeli unta, ia memegang punuknya.”

 

  1. Doa memohon keberkahan bila takut tertimpa ‘ain

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu, ‘masya Allah, la yuww ata illa billah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).’ Sekirana kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (QS. Al Kahfi: 39)

 

Diriwayatkan dari Sa’id bin Hakim bahwa ta berkata, “Rasulullah apabila khawatir menimpakan ‘ain pada sesuatu, beliau berdoa:

 

“Ya Allah, berkahilah dan janganlah membahayakannya”

 

Hadits di atas memiliki penguat dari hadits Sahl bin Hunaif dari bapaknya bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Apa yang menghalangi salah seorang di antara kalian bila melihat pada saudaranya sesuatu yang menakjubkan pada diri dan hartanya untuk mendoakan keberkahan “untuknya? Sebab, sesungguhnya ‘ain itu benar adanya.”

 

Hadits di atas juga memiliki penguat lainnya dari hadits Amir bin Rabi’ah bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Apabila salah seorang di antara kalian melihat pada dirinya, hartanya dan suadaranya sesuatu yang menakjubkan, hendaklah ja mendoakan keberkahan.”

 

Hadits di atas juga memiliki penguat dari hadits Anas bin Malik bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda:

 

“Barangsiapa melihat sesuatu yang menakjubkan, hendaklah ia mengucapkah, ‘Masya Allah’, la quwwata illa billah.’ Maka ia tidak akan tertimpa ‘ain.”

 

  1. Berdoa bagi yang menderita penyakit

Dari As-Sa’ib bin Yazid bahwa ia berkata:

 

“Bibiku pergi bersamaku menuju Nabi, ia berkata, ‘Wahai Rasulullah keponakanku ini jatuh sakit.’ Lalu beliau mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan untukku. Beliau lalu berwudhu kemudian aku minum air bekas wudhunya. Aku lalu berdiri di belakang punggung beliau, maka aku bisa melihat stempel kenabian berada di antara dua bahu beliau seperti telur burung.”

 

Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari, “Waqa’a adalah sakit pada dua kaki. Zirrul hajlah adalah rumah yang dipenuhi pakaian dan dipan serta tirai yang bertali dan berkancing banyak. Ada yang mengatakan bahwa itu burung.”

 

  1. Doa untuk kaum Anshar dan Muhajirin

Diriwayatkan dari Anas bahwa ia berkata:

 

“Orang-orang Muhajirin dan Anshar menggali parit Khandag di sekitar Madinah. Mereka memindahkan tanah dengan punggung mereka. Mereka bersenandung, ‘Kamilah yang berbai’at pada Muhammad untuk berjihad, dan kami tidak akan tinggal kekal! Nabi menyahut mereka dengan doa, ‘Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat. Maka berkahilah orangorang Anshar dan Muhajirin.”

 

  1. Doa memohon banyak harta dan anak yang berkah

Diriwayatkan dari Anas dari Ummu Sulaim bahwa ia berkata:

 

“Wahai Rasulullah, pelayanmu (Anas) mohon agar engkau berdoa kepada Allah untuknya. Beliau berdoa, ‘Ya Allah, limpahkanlah hartanya dan anaknya, serta berkahilah apa yang Engkau karuniakan kepadanya.”

 

  1. Doa ketika istikharah

Diriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkata, “Nabi pernah mengajari kami shalat istikharah dalam segala perkara seperti menghayati membaca Al Qur’an. Beliau bersabda, ‘Apabila salah seorang di antara kalian bertekad ingin melakukan sesuatu, hendaklah ia shalat dua rakaat yang bukan wajib. Setelah selesai, mengucapkan doa:

 

“Ya Allah, aku memohon pilihan menurut pengetahuan-Mu dan memohon penetapan dengan kekuasaan-Mu. Aku memohon dengan keutamaan-Mu yang agung, sebab Engkaulah yang berkuasa dan aku tidak berkuasa, Engkaulah yang Maha Tahu sedang aku tidak mengetahui apa-apa. Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusanku ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku, serta akibat urusanku dan akibat yang dekat maupun yang belakangan, maka takdirkanlah untukku dan mudahkanlah, lalu berkahilah untukku di dalamnya. Sebaliknya bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku dalam agamaku, kehidupanku, serta akibat urusanku di waktu dekat atau belakangan, maka Jauhkanlah hal itu dariku dan jauhkanlah aku darinya serta takdirkanlah untukku yang baik-baik saja dimanapun berada. Kemudian puaskanlah hatiku dengan takdir-Mu itu. Lalu ia menyebutkan hajatnya.”

 

Bersemangatlah saudaraku Muslim dalam mengikuti sunnah Nabi niscaya akan muncul keberkahan untukmu. Inilah petunjuk beliau ketika makan, minum, nikah, membeli dan sakit. Serta dalam semua perkara di dunia dan akhirat. Apabila kita mau mengambil petunjuk beliau dan berjalan menapaki jalan beliau, niscaya kita akan beruntung di dunia dan di akhirat, serta akan memperoleh kembali berkah yang hilang.

 

Betapa butuhnya kita akan keberkahan waktu. Tidak seorangpun kecuali mengeluhkan cepat berlalunya umur serta sedikitnya amal. Demikian pula dikatakan:

 

“Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara, (1) Masa mudamu sebelum masa tuamu, (2) Sehatmu sebelum sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum miskinmu, (4) Waktu luangmu sebelum kesibukanmu, dan (5) Hidupmu sebelum matimu.”

 

Demikian pula wahai saudaraku muslim, syiar Islam yang puncaknya adalah shalat merupakan bukti terbesar dalam hal pengaturan waktu, juga adanya semangat meraih berkah serta penghormatan kepadanya. Ada waktu Fajar, waktu Zhuhur dan seterusnya.

 

Berkah dan arti pentingnya waktu dalam kehidupan seorang muslim adalah benar sekali.

 

Hasan Al Bashri menuturkan, “Aku menjumpai beberapa kaum. Mereka lebih bersemangat memanfaatkan waktu mereka daripada – dirham dan dinar kalian.”

 

Para cendekiawan mengatakan, “Waktu bagaikan pedang. Bila kamu tidak mampu menundukkannya, maka ia akan menebasmu.”

 

Ibnu Mas’ud berkata, “Aku tidak pernah menyesali sesuatupun, kecuali kepada satu hari yang bila matahari telah tenggelam sehingga berkuranglah umurku sedangkan amalku tidak bertambah.”

 

Al Hakim bertutur, “Siapa saja yang melewatkan sehari dari umurnya untuk sesuatu yang tidak hag, atau tidak untuk menunaikan kewajibannya, membangun kemuliannya, mendapatkan pujian, mengerjakan kebaikan atau memperoleh ilmu, maka ia telah durhaka kepada harinya dan menganiaya dirinya.”

 

Di antara wasiat Abu Bakar kepada Umar ketika beliau menjadikannya sebagai khalifah, “Ketahuilah, bahwasanya Allah memiliki hak atas satu amalan di siang hari yang tidak Dia terima di malam hart, juga amalan di malam hari yang tidak Dia terima di siang hari.”

 

Di antara isi surat yang ditulis Abu Darda’ kepada Sulaiman, “Dari Abu Darda’ kepada Sulaiman. Hai saudaraku, pergunakanlah masa sehatmu dan waktu luangmu sebelum turun bencana kepadamu dan tidak ada seorang pun yang mampu menyingkirkannya darimu!”

 

Saudaraku muslim, silakan melihat bagaimana berkahnya waktu dalam kehidupan para ulama kita yang mulia. Mereka telah mengumpulkan ilmu yang banyak sekali. Sehingga, ada yang mengatakan, “Seandainya manusia menghabiskan umurnya untuk membaca tulisan mereka, niscaya tidak akan selesai” Bagaimana dengan karunia Allah kepadamu? Maka pelajarilah ilmu itu dan catatlah!

 

Di antara ciri-ciri waktu adalah:

  1. Cepat berlalu

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka. (Mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah tinggal (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan.” (QS. Yunus: 45)

 

Demikianlah Al Qur’an menggambarkan cepatnya waktu berlalu.

 

  1. Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali

 

Setiap detik yang berlalu tidak akan kembali lagi. Karena itu, dikatakan. “Tidak ada satu hari pun yang terbit fajar padanya, kecuali ada yang menyeru, ‘Hai anak cucu Adam, aku adalah makhluk baru dan sebagai saksi amalmu. Maka, berbekallah dengan diriku! Sesungguhnya bila aku berlalu, aku tidak akan kembali sampai datang hari kiamat.”

 

Seorang pujangga bertutur:

 

Seseorang itu hanyalah pengendara umurnya dalam safar

Ia menghabiskannya dalam sehari dan sebulan

Ia melewati malam dan pagi, setiap hari dan malam

Jauh dari dunia dan dekat menuju kubur

Asy-Syauqi menuturkan tentang pentingnya waktu

Detak jantung manusia mengatakan padanya

Sesungguhnya hidup ini hanyalah menit dan detik waktu

 

Karena itu, akan terlihat penyesalan orang yang merugi di akhirat kelak, akibat tidak adanya berkah waktu serta penyia-nyiannya di dunia. Waktu itu tidak sebagaimana dikatakan, “Waktu adalah emas”. Akan tetapi, waktu lebih mahal dari emas, karean ia tidak akan kembali dan manusia akan dihisab karenanya. Ia tidak akan ingat hal itu kecuali setelah hilangnya waktu seperti pada saat menjelang ajal.

 

“Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?” (QS. Al Munafiqun: 10)

 

Di akhirat mereka mengatakan:

 

“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami. Niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan’. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?” (QS. Fathir: 37)

 

Saudaraku, dari uraian di atas kita ketahui bahwa waktu itu cepat berlalu dan tidak ada gantinya. Kita juga tahu bahwa kita akan ditanya tentang waktu umur kita, kita pergunakan untuk apa. Besok, umur kita akan bertambah dan kita tidak akan mampu memberikan sesuatu sebagaimana yang kita baktikan di saat muda. Maka pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. Semoga Allah memberkahi waktu kita semua, serta menjadikan kita sebagai orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik.

 

Tidak ada yang mendatangi kebaikan, kecuali kebaikan. Sesungguhnya harta itu tanaman hijau menyenangkan. Setiap yang tumbuh di musim semi akan membunuh atau membinasakan hewan yang buncit kekenyangan, kecuali yang makan dengan bersahaja. Ia makan sampai kenyang. Lalu menghadap matahari dan membuang kotoran dengan mudah, lalu kencing dan kembali makan. Sesungguhnya harta ini lezat. Siapa saja yang mengambilnya dengan benar, meletakkannya dengan benar, maka itulah sebaik-baik nafkah. Barangsiapa mengambilnya dengan tanpa hak, maka ia bagaikan orang yang makan dan tidak pernah kenyang.”

 

Tidak samar bagi siapapun mengenai pentingnya bekerja untuk mendapatkan rezeki dan penghidupan. Itu adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Dan, tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Sebaik-baik rezeki adalah yang diberikan seseorang kepada mulut keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Cukuplah seseorang dikatakan berdosa manakala ia menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya.

 

Saat ini berbagai kebutuhan, kewajiban dan tuntutan akibat kebiasaan hidup semakin banyak, kita seolah menjadi tawanan bagi semua itu. Namun di sana juga terdapat banyak sumber penghasilan yang halal, seperti pertanian, industri, peternakan, penangkapan hewan, perdagangan, pelimpahan hak milik, warisan, hadiah, dan sebagainya. Kalaulah di negeri sendiri hidup terasa susah, tak jarang seseorang rela pergi keluar negeri dalam rangka berdagang, bekerja dan sebagainya.

 

Kami di sini ingin mengingatkan makna-makna iman yang hari ini ditinggalkan disebabkan oleh kehidupan materialistis. Makna-makna iman ini itu cotohnya adalah doa, beristighfar, berbakti kepada kedua orang tua, melakukan haji lalu menyusulnya dengan melaksanakan umrah dan ibadah lain yang bisa menguatkan keimanan dan ketakwaan. Hal Ini membuka kesempatan bagi kami untuk mengingatkan diri kami dan Saudara-saudara kami agar bertakwa kepada Allah, dan itu sudah cukup. Sebab takwa adalah kunci segala kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Hanya saja, sengaja kami menyebut sesuatu yang gelobal, baru kemudian berpindah kepada yang rinci. Kami menyebutkan sebabSebab melimpahnya rezeki sesuai yang terdapat di dalam nash-nash Syar’i, namun kesemuanya masuk dalam lingkup takwa, tidak terpisahkan daripadanya. Karena, pembersihan lebih didahulukan sebelum memperindah. Kita telah diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah semaksimal kemampuan kita.

 

“Muka bertakwalah kepada Allah semaksimal kemampuan kamu…(QS. At-Taghabun: 16)

 

Oleh karena itu, tadi saya katakan bahwa salah satu faktor terbesar datangnya rezeki yang melimpah adalah menjahui maksiat dan perbuatan mungkar. Sebab, pelanggaran terhadap perintah Allah adalah menghapus berkah sekaligus menghancurkan rezeki, sehingga harus ditinggalkan. Ini termasuk kewajiban terbesar. Disebutkan di dalam sebuah hadits:

 

“Jika aku perintahkan sesuatu kepada kalian, maka laksanakanlah semaksimal kemampuan kalian. Dan apa saja yang kularang kepada kalian, tinggalkanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Faktor-faktor keimanan yang telah kami sebutkan tadi merupakan sebab terbesar kedatangan rezeki secara melimpah. Faktor-faktor tersebut tidak bertentangan dengan aktifitas pertanian, industri, perdagangan dan seterusnya. Maka, hendaknya faktor-faktor tersebut dilaksanakan secara sungguh-sungguh setiap saat, jangan sampai diremehkan. Sungguh, merupakan dosa yang sangat berat ketika Allah dilupakan, lalu masuk dalam perbuatan haram, dengan alasan mencari rezeki atau berusaha melapangkan kehidupan istri dan keluarga.

 

Anda tentu tidak samar memahami betapa pentingnya mengikhlaskanibadah kepada Allah. Allah berfirman:

 

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

 

Seorang hamba Allah akan bahagia di dunia dan akhirat manakala ia taat kepada Allah:

 

“Barang siapayang beriman kepada Allah, niscaya Doa akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At-Taghabun: 11)

 

“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik…” (QS. An-Nahl: 97)

 

Orang beriman adalah mereka yang diberi rezeki di dunia dan di akhirat berkat kebaikan yang ia lakukan. Sedang orang kafir, perbuatan-perbuatan baiknya akan diberikan rezekinya di dunia, di akhirat tidak, karena Allah Maha Bijak lagi Maha Adil.

 

Allah berfirman:

 

“Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (QS. Al-Furqan: 23)

 

“Orang-orang kafir itu, amal-amal mereka laksana fata morgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amalamal dengan cukup. Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. An-Nur: 39)

 

Jadi, kebaikan yang dia lakukan orang kafir akan ia lihat efeknya pada keturunannya, kesehatan fisiknya dan hartanya yang melimpah. Adapun di akhirat nanti, ia tidak memperoleh apapun selain neraka. – Oleh karena itu, ketika Rasullullah ditanya tentang Ibnu Jud’an yang dahulu gemar memulaikan tamu, memberi harta kepada orang miskin, dan membantu mengembalikan hak orang, beliau menjawab, “Dia di neraka, sebab ia belum pernah mengucapkan di suatu hari: “Tuhanku, ampunilah aku di hari pembalasan.”

 

Hadits ini menjelaskan tentang mengapa orang kafir itu diberi kesenangan di dunia. Bahkan tak jarang mereka lebih banyak harta dan lebih sehat daripada orang muslim. Karena, dunia memang merupakan penjara orang beriman dan surga bagi orang kafir.

 

Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti binatang. Namun nerakalah tempat tinggal mereka kelak.” (QS. Muhammad: 12)

 

Maka jangan tertipu dengan kehidupan di dunia. Jangan ada yang memperdayakan kita terhadap Allah. Ataulah gerak dan diam kita, perkatakan dan perbuatan kita, bahkan perasaan dan indera kita, dengan syariat Allah. Jangan sampai kita tersibukkan dengan rezeki yang akan segera habis dari pada mencari rezeki yang abadi serta kenikmatan selama-lamanya di surga. Allah berfirman: .

 

“Ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tidak habishabisnya. (QS. Shad: 54)

 

Waspadailah dari bergelimang dengan dunia lalu menelantarkan agama dan lalai dari Allah karena sibuk dengannya:

 

“Sesungguhnya Allah itu Maha Pemberi rezeki, Pemilik kekuatan lagi Maha Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 58) .