Kitab Bahjatul Qolaid Dan Terjemah Karya Sykeh Dimyati Banten [PDF]

Muqaddimah

يَقُولُ دِمْيَاطِى الفَقِيرُ النَّائِحُ ۞ ابْنُ أَمِيْنُ البَنْتَنِيُّ السَّائِحُ

Berkata Dimyati yang fakir yang menjerit yaitu putra Amin yang berjalan

الحَمْدُ لله القَدِيمِ القَادِرِ ۞ العَالِمِ البَاطِنِ وَالظَّوَاهِرِ

segala puji bagi Allah yang dahulu yang kuasa yang mengetahui perkara batin dan dzohir

وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ وَالتَّسْلِيمِ ۞ عَلَى النَّبِيِّ المُصْطَفَى الكَرِيمِ

seutama-utama shalawat dan salam semoga atas nabi yang dipilih yang mulia

مُحَمَّدٍ وَآلِهِ الأَطْهَارِ ۞ وَصَحْبِهِ الأَمَاجِدِ الأَخْيَارِ

yaitu Muhammad dan keluarganya yang suci-suci dan sahabatnya yang mulia yang terpilih

وَمَنْ بِهَدْيِهِم قَفَى وَاتَّبَعَا ۞ مَا دَامَ عِرْفَانُ السَّمَاءِ ارْتَفَعَا

dan orang yang mengikuti petunjuk mereka, selama pengetahuan langit itu memuncak

وَبَعْدُ فَالدِّيْنُ لَهُ أَرْكَانُ ۞ إيْمَانٌ نِ اسْلاَمٌ كَذَا إحْسَانُ

setelah itu, lalu agama itu mempunyai beberapa rukun, yaitu iman, Islam begitu juga ihsan

فَمَبْحَثُ الإيْمَانِ فِى العَقَائِدِ ۞ وَالفِقْهُ لِلإِسْلاَمِ خَيرُ قَائِدِ

pembahasan iman itu dalam Aqidah, dan Fiqih itu sebaik-baik penuntun bagi Islam

وَمَبْحَثُ الإِحْسَانِ فِى التَّصَوُّفِ ۞ مَنْ حَازَهَا فَذَاكَ ذُو تَصَرُّفِ

dan pembahasan ihsan itu dalam tasawuf, siapa yang memperolehnya maka ia punya tindakan

حَقِيقَةٌ بِلاَ شَرِيْعَةٌ بَطَلَ ۞ شَرِيعَةٌ بِلاَ حَقِيقَةِ عَطَلْ

hakikat tanpa syariat itu batal, syariat tanpa hakikat itu sunyi

لِكُلِّ فَنٍّ نِ اصْطِلاَحٌ وَرِجَالْ ۞ كُلُّ مَقَامٍ فِيهِ حَالٌ وَمَقَالْ

setiap fan punya istilah dan ulama’, setiap tempat ada keadaan dan ucapan

عَقَائِدُ السُّنَّةِ وَالجَمَاعَةِ ۞ لِأشْعَرِيَّةٍ وَمَـاتُرِيدَة

Aqidah ahlussunnah wal jamaah itu milik Asyariyah dan Maturidiyah

عَقِيدَةُ البَاجُورِي مِن ذِي الطَّائِفَة ۞ تَدَاوَلَتْ أَيْدِى الأَنَامِ النَّائِفَة

Akidah Syekh Bajuri dari kelompok ini, itu tangan manusia-manusia yang mulian saling bergantian

نَظَمْتُهَا تَبَرُّكاً بِهِ وَأَنْ يَكُونَ ۞ وَاقِياً لِفِتْنَةِ الزَّمَنْ

Saya menazamkannya untuk mencari berkah, dan supaya sebagai penjaga dari fitnah zaman

وَأَنْ يَكُونَ نَافِعاً لِلمُبْتَدِي ۞ مِثْلِى وَأَوْلاَدِي وَكُلُّ مُهْتَدِى

dan supaya bermanfaat bagi orang yang memulai belajar , seperti saya dan anak-anak saya dan setiap orang yang dapat petunjuk

سَمَّيْتُهُ بِبَهْجَةِ القَلاَئِدِ ۞ بِمَا تَضَمَّنَ مِنَ العَقَائِدِ

saya menamakannya dengan Bahjatul Qolaid (kalung-kalung kemegahan)

وَاللهَ أَسْأَلُ الهِدَايَةَ كَمَنْ ۞ هَدَاهُمُ بِتَقْوَى السِّرِّ وَالعَلَن

kepada Allah aku minta petunjuk , seperti orang yang Allah tunjukkan dengan takwa rahasia dan jelas

وَالاستِقَامَةَ بِعَالِى الشَّانِ ۞ حَتَّى يُمِيْتَنِى عَلَى العِرْفَانِ

dan Istiqomah dengan perkara yang luhur, sampai mencabut nyawaku atas kemakrifatan

فَإِنَّهُ وَالِى الأُمْورِ كُلِّهَا ۞ إِلَيْهِ فَوَّضْتُ أُمُورِ سَعْيَهَا

sesungguhnya Ia penguasa setiap perkara, kepada-Nya aku pasrahkan berjalanya perkara

وَالأَنَ قَدْ شَرَعْتُ مَا أَرَدْتُ ۞ مِنَ العَقَائِدِ فَقُلْتُ قُلْتُ

sekarang aku melaksanakan terhadap akidah-akidah yang aku harapkan, maka aku mengatakan “aku mengatakan”

 

Ilahiyyat

عَلَى المُكَلَّفِينَ مَعْرِفَةُ مَا ۞ مِنَ الصِّفَاتِ لِلإِلَهِ لَزِمَا

mengetahui sifat-sifat yang wajib bagi Allah itu wajib bagi mukallaf

وَمَا لَهُ جَازَ وَمَا اسْتَحَالاَ ۞ كَذَا عَلَى رُسُلِهِ تَعَالَى

dan sifat yang jaiz dan sifat yang muhal, begitu juga sifat-sifat bagi utusan-utusan Allah

فَالأوَّلُ الوُجُودُ ضِدُّهُ العَدَم ۞ هَذِى الخَلاَئِقُ دَلِيلُهُ الأَتَمّ

yang pertama adalah wujud, lawanya adalah adam, makhluk-makhluk ini itu dalil yang sempurna

ثُمَّ يَلِى القِدَمُ لَا ابْتِدَاءَ ۞ وَضِدُّهُ الحُدُوثُ لَا خَفَاءَ

lalu setelanya itu dahulu tanpa permulaan, dan lawanya adalah baru tanpa samar

أَنَّهُ لَوْ حَدَثَ لَاحْتَاجَ إِلَى ۞ مُحْدِثِهِ الَّذِى بِهِ تَسَلْسَلاَ

sesungguhnya Allah jika baru maka butuh pada pembaru, yang dengan pembaru jadi tasalsul (beruntun tanpa batas)

وَهُوَ مُحَالٌ ثُمَّتَ البَقَاءُ ۞ أَيْ لَا انْتِهَاءَ ضِدُّهُ الفَنَاءُ

tasalsul itu muhal. lalu kekal, yaitu tiada akhir, lawanya adalah sirna

دَلِيلُهُ لَوْ كَانَ فَانِياً لَكَا ۞ نَ حَادِثاً وَهْوَ مُحَالٌ ذَلِكَ

dalil kekal itu jika Allah itu sirna maka Allah itu baru, baru itu muhal

ثُمَّ المُخَالَفَةُ لِلْحَوَادِثِ ۞ أَىْ لَا يُمَاثِلُ لِكُلِّ حَادِثٍ

lalu berbeda dengan perkara-perkara baru, yaitu Allah tidak sama dengan setiap perkara baru

فَلاَ لَهُ عَيْنٌ وَلاَ أُذْنٌ وَلاَ ۞ يَدٌ وَلاَ غَيْرُهُ مِنْ وَصْفِ المَلاَ

maka tiada mata baginya, tiada telinga, tiada tangan, dan tiada sifat makhluk lainya

وَضِدُّهَا يُقَالُ بِالمُمَاثَلَة ۞ دَلِيْلُهَا لَوْ كَانَ مَا قَدْ مَاثَلَة

lawanya disebut persamaan. Dalilnya jika ada sesuatu yang menyerupai

لَكَانَ حَادِثاً وَهُوْ مُحَالٌ ۞ ثُمَّتَ وَحْدَانِيَّةٌ تُقَالُ

maka Allah itu baru, itu muhal. lalu esa, esa disebut

فِى الذَّاتِ وَالصِّفَاتِ هَكَذَا وَالَافْــ ۞ ـعَالِ وَذَاتُهُ بِشَيءٍ مَا يُكَفْ

dalam dzat, sifat, begitu juga pekerjaan Dzat Allah tidak tersusun dengan sesuatu apa pun

تَرْكِيبُهَا وَفِى الصِّفَاتِ أَنَّهُ ۞ لَيْسَ لَهُ وَصْفَانِ فَاعْلَمَنَّهُ

dan dalam sifat bahwasanya Allah tiada dua sifat baginya, maka ketahuilah,

كَقُدْرَتَيْنِ لَمْ يَكُنْ لِغَيْرِهِ ۞ وَصْفٌ كَوَصْفِهِ وَلَا كَفِعْلِهِ

seperti dua sifat qudrah. tiada bagi selain-Nya sifat seperti sifat-Nya , dan tiada seperti pekerjaan-Nya

وَضِدُّهَا التَّعَدُّدُ الدَّلِيلُ لَه ۞ وُجُودُ ذِي الخَلاَئِقِ المُفَصَّلَة

Lawan esa adalah banyak, dalilnya itu adanya ciptaan-ciptaan ini yang terperinci

لِأنَّهُ لَوْ كَانَ قَدْ تَعَدَّدَ ۞ لَمْ يُوجَدِ الخَلْقُ الَّذِى كَمَا بَدَا

karena sesungguhnya jika Tuhan banyak, maka alam semesta tidak akan pernah ada seperti yang terlihat

وَقُدْرَةٌ وَصْفٌ قَدِيْمٌ قَائِمُ ۞ بِالذَّاتِ يُوجِدُ بِهِ وَيُعْدِمُ

Maha kuasa (Qudrah) itu sifat yang dahulu yang menetap di dzat, dengan sifat itu Allah menciptakan  dan meniadakan

وَضِدُّهَا العَجْزُ دَلِيلُهُ عَلَى ۞ ذَلِكَ لَوْ عَجَزَ لَمْ يُوجَدْ مَلاَ

lawanya adalah lemah. Dalil Qudrah adalah: jika Allah lemah maka makhluk tidak akan ada

ثُمَّ الإِرَادَةُ وَهِيَ صِفَةٌ ۞ قَائِمَةٌ بِذَاتِهِ قَدِيمَةٌ

lalu berkehendak, yaitu sifat yang menetap di dzat Allah

يُخَصِّصُ المُمْكِنَ بِالوُجُودِ ۞ وَالعَدَمِ الغِنَى وَفَقْرِ جُوْد

yang menghususkan makhluk dengan ada dan tiada, kaya dan miskin juga dermawan

لَوْ كَانَ كَارِهًا لَكَانَ عَاجِزاً ۞ ذَاكَ مُحَالٌ أَنَّهُ قَدْ نَجَزَا

jika Allah terpaksa maka Ia lemah, lemah itu muhal

وَيَجِبُ العِلْمُ لِحَقِّهِ وَهِى ۞ قَدِيمَةٌ قَائِمَةٌ بِذَاتِهِ

wajib sifat ilmu bagi hak Allah, yaitu sifat dahulu menetap di dzat Allah

يَعْلَمُ الَاشْيَاءَ بِهَا وَضِدُّهَا ۞ جَهْلٌ دَلِيلُهُ الَّذِى قَدْ نَبَّهَا

Allah mengetahui perkara-perkara dengan sifat itu lawanya ilmu itu bodoh, dalil ilmu itu yang telah saya ingatkan

لَوْ كَانَ جَاهِلاً لَكَانَ لَمْ يُرِد ۞ وَهْوَ مُحَالٌ، وَحَيَاتُهُ تَرِد

jika Allah bodoh maka Allah tidak akan berkehendak, tidak berkehendak itu muhal. Sifat Hayat Allah

قَدِيمَةٌ قَائِمَةٌ بِذَاتِهِ ۞ تُصَحِّحُ اتِّصَافَهُ بِعِلْمِهِ

Dahulu, menetap di dzat Allah, yang membenarkan sifat ilmu Allah
أَوْ غَيْرِهِ مِنَ الصِّفَاتِ، ضِدُّهَا ۞ مَوْتٌ دَلِيلُهَا الَّذِى يُعِدُّهَا

Dan sifat-sifat yang lain. Lawan Hayat adalah mati. Dalilnya sifat hayat adalah
لَوْ مَاتَ لَمْ يَكُنْ مُرِيداً قَادِراً ۞ لاَ عَالِماً وَهْوَ مُحَالٌ وَتَرَى

Jika Allah mati maka Allah tidak berkehendak dan tidak berkuasa dan tidak mengetahui, dan hal tersebut adalah muhal
وَيَجِبُ السَّمْعَ عَلَيْهِ وَالبَصَر ۞ كُلٌّ قَدِيمٌ قَائِمٌ بِالذَّاتِ قَرّ

Wajib bagi Allah mendengar dan melihat, semuanya adalah dahulu dan menetap di dzat Allah
بِكُلِّهِ يَنكَشِفُ المَوْجُودُ ۞ وَضِدُّهُ صَمَمُهُ المَجْحُودُ

Dengan semuanya alam semesta dapat ditemukan. Dan lawannya adalah tuli
كَذَا العَمَى، الدَّلِيلُ قَوْلُهُ عَلاَ ۞ وَهْوَ السَّمِيعُ وَالبَصِيرُ قَدْ تَلاَ

Begitu juga buta. Dalilnya adalah firman Allah: Allah maha mendengar dan maha melihat
وَيَجِبُ الكَلاَمُ وَهْوَ صِفَةٌ ۞ بِذَاتِهِ قَائِمَةٌ قَدِيْمَةٌ

Wajib bagi Allah sifat kalam (berbicara), yaitu sifat yang dahulu yang menetap di dzat Allah
لَيْسَتْ بِحَرْفٍ لاَ بِصَوْتٍ، ضِدُّهَا ۞ البَكَمُ الخَرْسُ قُلْ دَلِيلُهَا

Tanpa huruf dan tanpa suara. Lawannya adalah bisu. Ucapkan: dalil kalam adalah

وَكَلَّمَ اللهُ مُوسَى تَكْلِيماً ۞ عَلَّمَنَا اللهُ بِهِ تَعْلِيمًا

Allah berbicara dengan Musa. Semoga Allah mengajari kita

كَوْنُهُ قَادِراً عَلَيْهِ يَجِبُ ۞ لاَ عَاجِزاً كَقُدْرَةٍ يَرْتَكِبُ

Wajib bahwa Allah adalah maha kuasa, tidak lemah, seperti Qudrah yang tersusun

كَذَاكَ كَوْنُهُ مُرِيداً لَمْ يَكُنْ ۞ كَارِهًا الإِرَادَةُ انْسِبْهَا تَصُنْ

Begitu juga bahwa Allah adalah maha menghendaki, tidak terpaksa

وَعَالِماً لاَ جَاهِلاً كَالعِلْمِ قُلْ ۞ وَكَوْنُهُ حَيًّا لاَ مَيِّتاً يَدُلْ

Maha mengetahui tidak bodoh, katakan seperti ilmu. bahwa Allah maha hidup tidak mati menunjukkan

عَلَيْهِ مَا يَدُلُّ لِلْحَيَاتِ ۞ وَكَوْنُهُ سَمِيعًا أَيْضًا آتِ

Yang sifat yang menunjukkan hidup. Datang juga bahwa Allah maha mendengar

كَذَاكَ كَوْنُهُ بَصِيراً لاَ أَصَمّ ۞ أَعْمَى دَلِيلُ السَّمْعِ وَالبَصَرِ تَمّ

Begitu juga bahwa Allah maha melihat, tidak tuli juga buta. dalil sifat sama dan bashar telah sempurna

وَجَائِزٌ لَهُ بِغَيْرِ مَيْنِ ۞ فِعْلُهُ أَوْ تَرْكُهُ كُلَّ كَوْنِ

Boleh bagi Allah tanpa keraguan melakukan atau meninggalkan setiap alam

لَوْ كَانَ ذَلِكَ لَهُ قَدْ وَجَبَا ۞ لَكَانَ كُلُّ مُسْتَحِيلٍ وَاجَبَا

Jika hal tersebut adalah wajib maka setiap perkara mustahil menjadi wajib

أَوْ كَانَ كُلُّ وَاجِبٌ مُحَالاَ ۞ وَذَاكَ لاَ شَكَّ يَكُونُ بَاطِلاً

Atau semua perkara wajib menjadi muhal. Hal tersebut batal tanpa keraguan

 

Nubuwat

وَوَاجِبٌ لِلرُّسُلِ الفَطَانَه ۞ وَالصِّدْقُ وَالتَّبْلِيغُ وَالأَمَانَه

wajib bagi utusan sifat cerdas, jujur, menyampaikan dan dipercaya

وَيَسْتَحِيلُ لَهُمُ البَلاَدَه ۞ وَالكِذْبُ وَالكِتْمَانُ وَالخِيَانَه

muhal bagi rasul sifat bodoh, dusta, menyimpan dan khiyanah

لِأَنَّهُمْ لَوْ كَانَتِ البَلاَدَه ۞ لَكَانَتِ انْتَفَتْ إِقَامَةُ الحُجَّه

karena sesungguhnya mereka jika bodoh, maka tiada penyampaian hujjah

وَذَاكَ مُسْتَحِيلٌ الدَّلِيلُ ۞ مِنْ آيَةٍ كَثِيْرَةٍ شَمِيلُ

seperti itu muhal , sebab dalil dari ayat yang banyak yang mengandung

وَأَنَّهُمْ لَوْ كَذَبُوا لَكَانَ مَا ۞ أَخْبَرَهُ اللهُ كَذَاكَ. فَاعْلَمَا

dan sesungguhnya merekan jika mereka dusta, maka perkara yang Allah kabarkan itu seperti itu pula. maka ketahuilah

أَنَّهُ مُسْتَحِيلٌ. أَوْ لَوْ مَا نُهُوا ۞ خَانُوْا بِهِ وَجَعَلُوا لَمْ يَنْتَهُوا

Sesungguhnya dusta itu mustahil. atau jika mereka tidak melarang, mereka berkhianat dan mereka tidak melaksanakan

لَصَحَّ أَنْ نَكُونَ مَأْمُورِينَ بِهِ ۞ وَذَاكَ بَاطِلٌ أَخِى لاَ تَشْتَبِه

maka kita di perintah dengan larangan tersebut, seperti itu batal, wahai saudaraku, tidak samar

وَأَنَّهُمْ لَوْ كَتَمُوا مَا أُمِرُوا ۞ بِهِ لَكَانَ النَّاسُ ذَاكَ أُمِرُوا

dan sesungguhnya jika mereka menyimpan perkara yang mereka diperintah, maka manusia diperintah itu pula

وَذَاكَ بَاطِلٌ بِنَصٍّ وَرَدَا ۞ وَكَاتِمُ العِلْمِ لِعَينٍ وُعِدَا

seperti itu batal dengan nash yang datang, dan seorang yang menyimpan ilmu itu terlaknat terancam

وَجَائِزٌ فِى حَقِّهِمْ عَرْضُ البَشَر ۞ لَا يُنْقِصُ الرُّتْبَةَ كَالأَكْلِ وَضَرّ

sifat manusia itu boleh dalam hak utusan, yang tidak mengurangi derajat, seperti makan dan sakit

دَلِيلُ ذَاكَ أَنَّهُ مُشَاهَدُ ۞ وَتِلْكَ خَمْسُونَ عَقِيدَةً قُدُوا

dalil itu ialah sesungguhnya itu terlihat yang tersebut itu lima puluh akidah , ikutilah

 

Khatimah

خَاتِمَةٌ وَنَسَبُ النَّبِيِّ قَدْ ۞ لَزِمَ مَعْرِفَتُهُ كُلَّ أَحَدْ

Pungkasan. Nasab nabi wajib diketahui oleh setiap orang

مِنْ جِهَةِ الأُمِّ وَمِنْ أَبِيهِ ۞ فَهْوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ

Dari arah ibu dan juga ayah beliau, beliau adalah Muhammad bin Abdullah
وَبَعْدَهُ عَبْدُ المُطَلِّبِ اتَّسَق ۞ بِهَاشِمٍ عَبْدُ مَنَافٍ التَحَق

Setalah itu adalah Abdul Mutallib yang sambung dengan Hasyim, bertemu dengan Abdu Manaf
ثُمَّ قُصَيٍّ بَعْدَهُ كِلَابُ ۞ ابْنُ لِمُرَّةَ أَبُوهُ كَعْبُ

Lalu Qusai, lalu Kilab putra murrah, Ayahnya adalah Kaab
انْسِبِ وَبَعْدَهُ لُؤَيٌّ نِابْنُ غَالِبِ ۞ وَهْوَ ابْنُ فِهْرِ بْنِ مَالِكِ

Nisbahkan, setalah itu adalah Luai bin Ghalib, beliau adalah putra Fihr bin Malik
لِنَضَرٍ وَبَعْدَهُ كِنَانَه ۞ ابْنُ خُزَيْمَةَ يَلِيهِ مُدْرِكَه

Bin Nadr, setelah itu Kinanah ibn Khuzaimah, lalu Mudrikah
أَبُوهُ إِلْيَاسٌ وَبَعْدَهُ مُضَر ۞ ثُمَّ نِزَارُ بْنُ مَعَدٍّ نِاسْتَقَر

Ayahnya dalah Ilyas, setelah itu Mudlor, lalu nizar bin Ma’ad.
وَبَعْدَهُ عَدْنَانُ لَيْسَ بَعْدَهُ ۞ مِنَ الطَّرِيقِ مَا يَصِحُّ نَقْلُهُ

Setelah itu adalah Adnan. Setelah Adnan tidak ada sadat yang sohih
وَأُمُّهُ آمِنَةُ ابْنَةُ وَهَب ۞ عَبْدُ مَنَافٍ بَعْدَهُ لَهُ انْتَسَب

Ibu Nabi adalah Aminah putri Wahab, yang bernasab kepada Abdu Manaf
زُهْرَةُ بَعْدَهُ كِلاَبٌ اجْتَمَع ۞ مَعْهُ النَّبِيُّ وَالرَّسُولُ المُتَّبَع

Zuhrah, setelah itu adalah Kilab, bertemu dengan nabi
مِنْ وَالِدَيْهِ، ثُمَّ مِمَّا وَجَبَ اعْـ ۞ ـتِقَادُهُ أَنَّ لَهُ حَوْضاً نَبَعْ

Dari kedua orang tua beliau. Lalu wajib meyakini bahwa beliau memiliki telaga yang menyumber
وَأَنَّهُ مَنْ يَشْفَعُ الخَلاَئِقَ ۞ عِنْدَ القَضَا فِي فَصْلِهِمْ يَوْمَ اللِّقَا

Dan beliau adalah orang yang memberi syafaat kepada makhluk ketika di hari kiamat
وَهَذِهِ الشَّفَاعَةُ اخْتُصَّ بِهَا ۞ نَبِيُّنَا لَا أَحَدٌ يُشْرِكُهَا

Syafaat ini khusus milik nabi, tidak ada satu pun orang yang memilikinya

وَوَاجِبٌ عَلَى المُكَلَّفِينَ ۞ أَنْ يَعْرِفُوا أَسْمَاءَ مُرْسَلِينَ

Wajib bagi para mukallaf mengetahui nama-nama utusan

خَمْسٌ وَعِشْرُونَ بِتَفْصِيلٍ يَجِب ۞ عِرْفَانُهُمْ وَغَيْرَهُمْ أَجْمِلْ تُصِبْ

Dua puluh lima secara terperinci, wajib mengetahui mereka, dan selain mereka perbaikilah maka kamu benar

نُوحٌ وَإِبْرَاهِيمُ إِسْحَاقٌ كَذَا ۞ يَعْقُوبُ دَاوُدُ سُلَيْمَانُ احْتَذَا

Yaitu, Nuh, Ibrahim, Ishaq, Yaqub, Dawud, Sulaiman

أَيُّوبُ يُوسُفُ وَمُوسَى وَتَلاَ ۞ هَارُونُ يَحْيَى زَكَرِيَاءُ انْجَلَى

Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Yahya, Zakariya

عِيسَى وَإلْيَاسُ وَإسَمَاعِيلُ ثُم ۞ لُوطٌ وَيُونُسُ كَذَا الْيَسَعُ رُمْ

Isa, Ilyas, Ismail, Lut, Yunus, Yasa’

وَكُلُّهُمْ فِى سُورَةِ الأنْعَامِ ۞ أنْزَلَهَا الرَّحْمَنُ ذُو الإنْعَامِ

Semuanya di surat al-Anam yang diturunkan Allah yang maha penyayang lagi maha pengasih yang memberi nikmat

سِوَاهُمُ إدْرِيسُ هُودٌ آدَمُ ۞ ذُو الكِفْلِ صَالِحٌ شُعَيْبٌ خَاتِمُ

Selain mereka adalah Idris, Hud, Adam, Dzul Kifl, Soleh, Syuaib. Akhir

لِكُلِّهِمْ مُحَمَّدٌ قَدْ أُرْسِلَ ۞ لِلْخَلْقِ وَالذِّكْرُ إِلَيْهِ أُنْزِلَ

Untuk semuanya adalah Muhammad, yang diutus untuk seluruh makhluk, dan diturunkan Al-Quran kepada beliau

وَاعْتَقِدَنْ بِأفْضَلِ القُرُونِ ۞ قَرْنَ النَّبِيِّ المُصْطَفَى المَصُونِ

Dan yakinilah bahwa sebaik masa adalah masa nabi yang terpilih yang terjaga

ثُمَّ يَلِيهِ مَا يَلِيهِ ثُمَّ مَا ۞ يَلِيهِ ثُمَّ بِتَسَاوِى الكُرَمَا

Lalu setelah masa beliau dengan urut, lalu semuanya sama

نَبِيُّنَا أَوْلاَدُهُ سَبْعٌ عَلَتْ ۞ قَاسِمُ زَيْنَبٌ رُقُيَّةٌ تَلَت

Putra-putri nabi kita ada tujuh: Qasim, Zainab, Ruqoyyah

فَاطِمَةُ وَأُمُّ كُلْثُومٍ وَعَبـ ۞ ـدُ اللهِ بِالطَّيِّبِ الطَّاهِرِ اللَّقَب

Fatimah, Ummu Kulsum, Abdullah yang dijuluki al-Tayyib dan al-Tahir

وَالْكُلُّ مِنْ خَدِيْجَةِ المَرْضِيَّه ۞ سَابِعٌ نِ ابْرَاهِيمُ مِنْ مَارِيَّه

Semuanya dari Khadijah al-Mardiyyah, yang ketujuh adalah Ibrahim dari Mariyah

وَقَدْ تَقَضَّتْ عُقْدَةُ الفَرَائِدِ ۞ مِنَ العَقَائِدِ عَلَى المَوَائِدِ

Telah selesai untaian mutiara akidah sesuai janji

وَالحَمْدُ لِلهِ عَلَى التَّمَامِ ۞ ثُمَّ صَلاَتُهُ مَعَ السَّلاَمِ

Segala puji bagi Allah atas kesempurnaan, dan selawat serta salam

عَلَى النَّبِيِّ الكَامِلِ الأَوَّابِ ۞ مُحَمَّدٍ وَالآلِ وَالأَصْحَابِ

Untuk nabi kita yang sempurna yang banyak bertobat, yaitu Muhammad dan keluarga dan para sahabat

مَا قَامَتِ السُّطُورُ فِى الطَّرُوسِ ۞ وَأَدْمَعَتْ عَيْنُ ذَوِى النُّفُوسِ

Selama tulisan menetap di lampiran-lampiran, dan selama mata orang yang memiliki hati menangis