Kitab Daqoiqul Akhbar Dan Terjemah Lengkap [PDF]

الحمد لله الذي هدانا لدينه الذي أكمله وارتضاه
segala puji bagi Allah yang menunjukkan kita kepada agamanya yang Ia sempurnakan dan Ia ridahi

والصلاة والسلام على نبيه سيدنا محمد الذي اجتباه من خلقه واصطفاه
Solawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabiNya junjungan kita muhammad yang Ia pilih dari makhluknya

وبعد فأقول
dan setelah itu maka aku katakan

قد جاء في الخبر أن الله تعالى خلق شجرة لها أربعة أغصان فسماها شجرة البقين
ada di sebua riwayat bahwa sesungguhnya Allah ta’ala itu menciptakan pohon yang memiliki empat cabang, lalu ia namakan pohon yaqin

ثم خلق نور محمد في حجاب من درة بيضاء كمثل الطاوس
lalu Ia menciptakan cahaya Muhammad di suatu tirai dari mutiara putih seperti burung merak

ووضعه على تلك الشجرة فسبح عليها مقدار سبعين ألف سنة
lalu Ia letakkan merak tersebut di atas pohon, maka merak tersebut bertasbih di atas pohon kira-kira 70 ribu tahun

ثم خلق مرآة الحياة فوضعت باستقباله
lalu Ia ciptakan cermin kehidupan, lalu cermin diletakkan di hadapan merek

فلما نظر الطاوس فيها رأى صورته أحسن صورة وأزين هيئة
ketika merak melihat cermin maka ia melihat bentuknya seabaik-baik rupa dan seindah bentuk

فاستحي من الله تعالى فعرق فقطر منه ست قطرات
maka merak malau kepada Allah, lalu menetes darinya 6 tetesan

فخلق الله تعالى من القطرة الأولى أبا بكر 
maka Allah menciptakan Abu Bakr dari tetesan yang pertama

ومن القطرة الثانية عمر رضي الله عنه
dan Umar RA dari tetesan yang kedua

ومن القطرة الثالثة عثمان رضي الله عنه
dan Usman RA dari tetesan yang ketiga

ومن القطرة الرابعة عليا رضي الله عنه
dan Ali RA dari tetesan yang keempat

ومن القطرة الخامسة الورد
dan mawar  dari tetesan yang kelima

ومن القطرة السادسة الأرز
dan beras dari tetesan yang keenam

Kemudian nur Muhammad itu sujud lima kali, maka jadilah wajib bagi kita beberapa sujudan (yang lima) itu, kefardluan yang diwaktukan. Allah Ta’ala mewajibkan lima shalat pada Muhammad dan umatnya.

Kemudian Allah Ta’ala melihat kepada nur itu sekali lagi, maka berkeringatlah nur Muhammad itu, karena merasa malu pada Allah Ta’ala, dari keringat hidungnya, Allah Ta’ala menciptakan malaikat dan dari keringat wajahnya, Allah Ta’ala menciptakan ‘Arasy, Kursy, Lauh, Qalam, Matahari, Bulan, Hijab, beberapa Bintang dan sesuatu yang ada di langit.

Dari keringat dadanya, Allah Ta’ala menciptakan para Nabi, para Rasul, para Ulama, para Syuhada’ dan orang-orang yang shalih.

Dari keringat punggungnya, Allah Ta’ala menciptakan Baitul Ma’mur, Ka’bah, Baitul Maqdis dan beberapa tempat masjid di dunia.

Dari keringat dua alis matanya, Allah Ta’ala menciptakan umat Muhammad yang terdiri dari kaum mukminin dan mukminat, kaum muslimin dan muslimat.

Dari keringat dua telinganya, Allah Ta’ala menciptakan beberapa ruhnya orang Yahudi, Nasarani, Majusi dan orang-orang yang suka membantah (mengingkari), dan orang-orang munafik.

Dari keringat kedua kakinya, Allah Ta’ala menciptakan bumi dari timur sampai ke barat, dan seluruh isi yang ada di dalamnya.

Kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada nur itu: “Lihatlah di depanmu, hai nur Muhammad!” Maka nur Muhammad itu melihat didepannya ada nur, dibelakangnya ada nur, dikanannya ada nur, dan dikirinya (juga) ada nur. Mereka itu adalah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra., maka nur itu membaca tasbih lamanya 70.000 tahun.

Kemudian Allah menciptakan nur para Nabi berasal dari nur Muhammad saw. Allah Ta’ala melihat para nur itu, kemudian menjadikan dari nuritu beberaparuh para Nabiyakni, diciptakannya beberapa ruh para Nabi dari keringat ruh Muhammad saw. Dan Allah Ta’ala menciptakan beberapa ruh umat para Nabi itu dari keringat para Nabi. Yakni, beberapa ruh setiap umat diciptaan dari keringat Nabi-Nya. Sedangkan beberapa ruh orang mukmin yang menjadi umat Muhammad diciptakan dari keringat Nabi Muhammad saw. Maka para umat itu sama-sama mengucapkan:

 

“Tidak ada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

Kemudian Allah Ta’ala menciptakan lampu (yang terbikin) dari akik berwarna merah, yang bisa terlihat dalamnya dari luar. Lalu Allah menciptakan rupa (bentuk) Muhammad saw., sebagaimana bentuknya di dunia, kemudian Allah Ta’ala meletakkan bentuk Muhammad itu di dalam lampu tadi, maka Nabi Muhammad berdiri didalam lampu sebagaimana berdirinya didalam shalat. Sedangkan ruh para Nabi mengelilinginya berdiri didalam shalat. Dan ruh para Nabi yang mengelilingi berada dikiri kanannya nur Muhammad saw. maka mereka sama-sama membaca tasbih dan membaca tahlil kira-kira 100 tahun lamanya.

Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan pada setiap ruh untuk melihat kepada nur Muhammad, mereka lalu melihatnya.

Diantara mereka ada yang melihat kepala nur Muhammad, maka jadilah ia khalifah dan kepala pemerintahan (sultan) diantara para makhluk semua. Dan diantara mereka ada yang melihat dahi nur Muhammad, maka jadilah ia Raja (ratu) yang adil. Diantara mereka ada yang melihat kedua mata nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang hafal kepada firman Allah Ta’ala. Diantara mereka ada yang melihat kedua alis mata nur Muhammad, maka jadilah ia pelukis. Dan diantara mereka ada yang melihat kedua telinga nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang bagus rupanya dan berakal.

Dan diantara mereka ada yang melihat kedua bibir nur Muhammad, maka jadilah ia menteri. Diantara mereka ada yang melihat hidung nur Muhammad, maka jadilah ia hakim dan dokter yang tajam akalnya.

 

Dan diantara mereka ada yang melihat mulut nur Muhammad. maka jadilah ia orang yang berpuasa. Diantara mereka ada yang melihat gigi nur Muhammad, maka jadilah ia sebagai utusan diantara para raja.

Diantara mereka ada yang melihat godek nur Muhammad. maka jadilah ia orang yang memberi fatwa dan nasehat, dan menjadi muadzin (tukang adzan). Dan diantara mereka ada yang melihat janggut nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang ahli perang di jalan Allah.

Diantara mereka ada yang melihat leher nur Muhammad, maka jadilah ia orang pedagang (saudagar). Dan diantara mereka ada yang melihat dua lengan nur Muhammad, maka jadilah ia ahli penunggang kuda dan memegang pedang. Diantara mereka ada yang melihat lengan kanan nur Muhammad, maka jadilah ia tukang cantik. Diantara mereka ada yang melihat lengan kiri nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang bodoh.

Dan diantara mereka ada yang melihat tapak tangan nur Muhammad yang kanan, maka jadilah ia tukang tukar dan tukang sulam kain. Diantara mereka ada yang melihat tapak tangan nur Muhammad yang kiri, maka jadilah ia tukang taker. Dan diantara mereka ada yang melihat kedua tangan nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang dermawan dan pandai.

Di antara mereka ada yang melihat punggung telapak tangan nur Muhammad yang kanan, maka jadilah ia tukang masak. Diantara mereka ada yang melihat ujung jari nur Muhammad yang kiri, maka jadilah ia sekretaris.

Dan diantara mereka ada yang melihat dadanya nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang alim yang dimuliakan dan berhati-hati. Diantara mereka ada yang melihat punggung nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang tawadlu’ (sopansantun) dan ta’at kepada perintah syara’ (agama).

 

Dan diantara mereka ada yang melihat dua lambung nur Muhammad, maka jadilah ia ahli perang. Diantara mereka ada yang melihat perut nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang menerima dan ahli zuhud.

Dan diantara mereka ada yang melihat kedua lutut nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang ahli rukuk dan sujud. Diantara mereka ada yang melihat kedua kakinya, maka jadilah ia ahli berburu.

Diantara mereka ada yang melihat bayangan nur Muhammad, maka jadilah ia penyanyi dan ahli musik. Dan diantara mereka ada yang tidak tahu sedikitpun dari nur Muhammad, maka golongan itu adalah orang Yahudi, Nasrani, orang-orang kafir atau orangorang Majusi.

Dan diantara mereka ada yang sedikitpun tidak melihat dari nur Muhammad, maka jadilah ia orang yang mengaku-ngaku menjadi Tuhan, seperti Fir’aun dan selain mereka termasuk dari Orang-orang kafir.

Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada makhluk-Nya untuk melakukan shalat, dengan lambang bentuk nama Ahmad dan Muhammad. Maka berdiri (di dalam shalat) itu sebagaimana huruf Alif, rukuk Itu seperti huruf Ha, sujud itu seperti huruf Mim, duduk itu seperti huruf Dal. Dan Allah menjadikan bentuk nama Muhammad saw. maka kepalanya itu bundar seperti Mim yang pertama, badan itu seperti huruf Ha, perut itu seperti huruf Mim yang kedua. Dan kedua kaki itu seperti huruf Dal. Tidak akan dibakar sseorang dari orang-orang kafir atas bentuk manusia, tetapi bentuk mereka diganti dengan bentuk celeng, kemudian dibakar diatas api neraka.

Ibnu Abbas ra. berkata: “Allah Ta’ala menciptakan jasadnya Nabi Adam as. dari beberapa negeri di dunia. Kepalanya diambilkan dari tanahnya Ka’bah, dadanya diambilkan dari beberapa tempat bumi, punggung dan perutnya diambilkan dari tanah di India, kedua tangannya dari tanah Masyrig, kedua kakinya dari tanah Maghrib.”

Wanab bin Muhabbin berkata: “Allah Ta’ala menciptakan Adam as. dari beberapa tanah (bumi) tujuh, kepalanya dari bumi pertama, lehernya dari bumi kedua, dadanya dari bumi ketiga, kedua tangannya dari bumi keempat, punggung dan perutnya dari bumi kelima, paha dan pantatnya dari bumi keenam dan kedua betisnya dari bumi yang ketujuh.”

Dalam suatu riwayat yang lain Ibnu Abbas ra. berkata: “Allah Ta’ala menciptakan Nabi Adam as. kepalanya (terbuat) dari tanah Baitul Maqdis, wajahnya dari tanah surga, kedua telinganya dari tanah Thurisaina, dahinya dari tanah Iraq, giginya dari tanah telaga Kautsar, tangannya yang kanan beserta jari-jarinya dari tanah Ka’bah, tangannya yang kiri dari tanah Paris, kedua kakinya beserta kedua betisnya dari tanah India, tulangnya dari tanah gunung, auratnya dari tanah Babilon, punggungnya dari tanah Irag, perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah surga Firdaus, lisannya dari tanah Thaif, dan kedua matanya dari tanah telaga Kautsar.”

Ketika kepalanya (terbuat) dari tanah Baitul Maqdis, maka jadilah kepala itu tempat akal, kepintaran, dan ucapan. Ketika kedua telinganya (terbuat) dari tanah Thurisaina, maka jadilah telinga itu tempat menerima nasehat. Dan ketika dahinya ity (terbuat) dari tanah Irag, maka jadilah dahi itu tempat bersujud kepada Allah Ta’ala. Ketika wajahnya itu (terbuat) dari tanah surga, maka menjadilah wajah itu menjadi tempat kebagusan dan berhias. Dan ketika giginya itu (terbuat) dari tanah telaga Kautsar, maka menjadilah gigi itu menjadi tempat manis. Ketika tangan kanannya (terbuat) dari tanah Ka’bah, maka menjadilah tangan kanan itu tempat berkah dan menolong dalam kehidupan, serta bermurah. Dan tatkala tangan kirinya dari tanah Persia, maka jadilah tangan kiri itu menjadi tempat bersuci dan istinjak (bercebok). Ketika perutnya (terbuat) dari tanah Khurasan, maka jadilah perut itu menjadi tempat lapar. Dan ketika auratnya itu (terbuat) dari tanah Babilon, maka menjadilah aurat itu tempat syahwat, berkhianat dan tipuan. Ketika tulangnya itu (terbuat) dari tanah gunung, maka menjadilah tulang itu tempat yang keras. Dan ketika hatinya itu (terbuat) dari tanah surga Firdaus, maka menjadilah hati itu tempat iman. Ketika lisannya itu (terbuat) dari tanah Thaif, maka menjadilah lisan itu tempat Syahadat, merendahkan diri dan berdoa kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala menjadikan pada Adam as. (mempunyai) tujuh lubang, tujuh lubang itu ada di kepala, yaitu dua matanya, dua telinganya, dua lubang hidungnya dan mulutnya. Dan dua lubang ada di badannya, yaitu gubul (kemaluan) dan dubur (anus).

Allah Ta’ala menjadikan Nabi Adam as. memiliki lima panca indra, penglihatan di dalam mata, pendengaran pada dua telinga. perasa pada mulut, peraba pada dua tangan dan pencium pada hidung.

Dikatakan: “Ketika Allah Ta’ala hendak meniup ruh pada Nabi Adam as., maka Allah Ta’ala memerintahkan kepada ruh agar masuk ke dalam Adam as.”

Menurut satu riwayat ada yang mengatakan: “Sesungguhnya ruh itu masuk dari otaknya, lalu berputar-putar dalam otak itu kira: kira dua ratus tahun, kemudian ruh itu turun pada kedua matanya Nabi Adam as., maka Nabi Adam as. (bisa) melihat pada dirinya, tampak olehnya, dirinya masih berupa tanah liat yang kering, ketika ruh itu sampai pada kedua telinganya, ia mendengar bacaan tasbih para malaikat. Kemudian ruh itu turun pada batang hidungnya Adam as., jalu Nabi Adam as. bersin. Dan tatkala Adam as. selesai dari bersinnya, maka ruh itu turun ke mulut dan lisannya, dan kedua telinganya, lalu Allah Ta’ala mengajari Nabi Adam as. supaya mengucapkan:      (Segala puji bagi Allah) maka Allah menjawab Nabi Adam as.:.      (Tuhanmu merahmatimu wahai Adam) kemudian ruh itu turun ke dadanya, lalu Nabi Adam tergesa-gesa untuk berdiri, akan tetapi tidak mampu. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:

 

“Bahwa manusia itu selalu tergesa-gesa.”

Dan tatkala ruh telah sampai di perutnya, maka Nabi Adam menginginkan suatu makanan, kemudian ruh itu rata (masuk) dalam seluruh tubuhnya Nabi Adam. Maka jadilah jasadnya Adam itu berupa daging, darah, keringat dan otot, kemudian Allah Ta ala memberinya pakaian dengan suatu pakaian dari kukunya, yang setiap hari bertambah karena kebagusan dan keelokannya. Ketika Nabi Adam melakukan dosa, maka Allah Ta’ala mengganti kukunya dengan kulit, akhirnya tinggal sedikit dari kuku itu pada beberapa jari, hal ini untuk mengingatkan Nabi Adam.

Demikian itulah, proses pertama keadaan Nabi Adam as., kemudian Allah Ta’ala menyempurnakan kejadian Nabi Adam as. serta meniupkan ruh di dalam jasadnya, dan memberinya pakaian dari pakaian surga, sedangkan nur Muhammad itu bersinar di Wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.

Kemudian Nabi Adam diangkat diatas ranjang dan dipikul diatas leher para malaikat. Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Bawalah ddam berkeliling ke langit dengan ranjangnya, supaya mengetahui beberapa keajaiban langit dan apa yang ada di dalamnya, yang bisa menambah rasa keyakinannya (atas kekuasaan Allah).” Lalu malaikat berkata:

 

“Ya Tuhan kami, kami mendengar dan kami patuh.”

Akhirnya malaikat itu membawa Nabi Adam yang dipikul di atas lehernya untuk berkeliling di langit kira-kira lamanya 100 tahun. Kemudian Allah Ta’ala menciptakan untuk Adam seekor kuda (yang terbuat) dari misik putih yang berbau menyengat. Dan ada yang mengatakan bahwa kuda itu namanya Maimun, yang memiliki dua sayap dari intan dan marjan (sejenis permata). Kemudian Nabi Adam as. menaiki kuda itu, dan Jibril yang memegang kendalinya, sedang Mikail as. berada di sisi kanan kuda, Israfil berada di sisi kiri kuda. Lalu malaikat membawa keliling Nabi Adam as. ke seluruh penjuru langit. dan Nabi Adam selalu memberi salam pada malaikat (yang ditemui) dengan ucapan:        maka para malaikat sama menjawab:        Allah Ta’ala berfirman: “Hai Adam, ini adalah salam penghormatanmu dan salam penghormatannya orang mukmin dari anak turunmu, diantara mereka sesama mukmin sampai besok di hari kiamat.”

Ketahuilah, sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan malaikat yang mulia itu ada empat: Israfil as., Mikail as., Jibril as. dan Izrail as. Allah menyertakan di tangan para malaikat itu untuk mengurus para makhluk dan mengatur seluruh alam. Lalu Allah menjadikan malaikat Jibril sebagai yang menurunkan wahyu dan menjadi utusan. Allah menjadikan malaikat Mikail as. sebagai yang menurunkan hujan dan rizki. Allah menjadikan malaikat Izrail as. sebagai yang mencabut nyawa. Dan menjadikan malaikat Israfil as. sebagai yang meniup terompet.

Ibnu Abbas ra. berkata: “Sesungguhnya malaikat Israfil as. memohon kepada Allah Ta’ala agar diberinya kekuatan (membawa) langit tujuh, maka Allah memberinya kekuatan (membawa) bumi tujuh, dan memberinya kekuatan (menguasai) angin, Allah juga memberinya kekuatan (mencabut) gunung, Allah memberinya kekuatan (membawa) dua beban. Allah juga) memberinya kekuatan memegang binatang buas, dan Allah memberinya rambut mulai dari bawah kedua telapak kakinya sampai kepalanya, sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab, yang sama membaca tasbih pada Allah di setiap lisannya dengan seribu bahasa. Dan Allah Ta’ala menjadikan dari diri Israfil seribu malaikat yang sama membaca tasbih pada Allah Ta’ala sampai hari kiamat. Mereka itu sama dekat dengan Allah.”

Bagi malaikat yang membawa Arasy dan malaikat Kiraman Katibin (malaikat yang menulisi amal perbuatan) mereka semua bentuknya (serupa) dengan malaikat Israfil as.

Malaikat Israfil itu setiap hari dan setiap malam tiga kali melihat ke neraka. la merendahkan diri dan menangis sampai lemas, (karena lemasnya itu) ia menjadi bagaikan tali tambur. Dan tangisnya Israfil adalah tangis yang sangat, jika Allah Ta’ala tidak mencegah linangan air mata (dari) tangisnya Israfil, maka bumi ini akan penuh dengan air matanya, lalu jadilah air mata itu bagaikan banjir taufannya Nabi Nuh as. Ini akibat dari besarnya bentuk Israfil, seandainya seluruh air laut dan sungai itu ditumpahkan diatas kepalanya, maka air itu jatuh bagaikan setetes air dari bumi.

 

Malaikat Mikail

Adapun malaikat Mikail as. Allah Ta’ala menjadikannya setelah (diciptakannya) malaikat Israfil as. dalam jarak masa 500 tahun, mulai dari kepalanya sampai kedua telapak kakinya ditumbuhi beberapa rambut dari za ‘faran, dan sayapnya dari zabarjad hijau, pasa setiap rambutnya ada satu juta wajah, dan pada setiap wajah ada satu juta mata, menangisnya setiap mata itu adalah rahmat bagi orang-orang yang berbuat dosa dari orang-orang mukmin, dan dalam setiap wajah ada satu juta mulut, dalam mulut ada satu juta lidah (lisan) dan setiap lisan mengucapkan dengan satu juta bahasa, setiap lisan itu juga memohonkan ampunan kepada Allah Ta ala untuk orang-orang mukmin dan orang-orang yang berbuat dosa, dan setiap matanya meneteskan 70.000 tetesan air mata. Maka Allah menjadikan pada setiap tetesan itu satu malaikat yang menyerupai Mikail as. yang sama membaca tasbih pada Allah Ta’ala sampai hari kiamat, dan nama mereka itu malaikat Karrubiyyun, mereka semua itu akan membantu malaikat Mikail as. yang diserahi untuk (mengatur) turunnya hujan, tumbuhtumbuhan dan rizki, termasuk buah-buahan.

Maka tidak ada sesuatupun yang ada di dalam laut, serta buahbuahan yang melekat di pepohonan, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di muka bumi kecuali di atasnya terdapat malaikat yang diserahinya.

 

Malaikat Jibril

Adapun Jibril as., Allah Ta’ala menciptakannya setelah (menjadikan) Mikail as. dalam jarak masa 500 tahun, dan malaikat Jibril itu mempunyai 600 sayap, mulai dari kepalanya sampai kedua telapak kakinya terdapat beberapa rambut dari za’faran, sedangkan matahari berada diantara dua matanya, dan setiap rambutnya itu seperti bulan dan taburan bintang. Pada setiap hari Jibril masuk ke dalam lautan cahaya (nur) 370 kali, ketika Jibril keluar (dari lautan cahaya) maka meneteslah pada setiap sayap satu juta tetesan, lalu Allah Ta’ala menjadikan dari setiap tetes satu malaikat yang serupa dengan malaikat Jibril as. yang sama membaca tasbih pada Allah Ta’ala sampai hari kiamat. Mereka itu adalah malaikat Ruhaniyyun.

 

Malaikat Maut

Bentuk malaikat maut itu seperti malaikat Israfil as. dalam bentuk wajahnya, beberapa lisannya, sayapnya, besar dan kekuatannya, tanpa menambah dan mengurangi.

Disebutkan di dalam hadits dari Nabi saw.: “Ketika Allah Ta’ala menciptakan malaikat maut, maka beberapa makhluk ditutupi dengan satu juta hijab, sedangkan besarnya hijab itu melebihi besarnya beberapa langit dan beberapa bumi, jika dituangkan seluruh air lautan dan sungai diatas kepalanya, maka tidak setetespun air itu jatuh ke bumi.

Sesungguhnya timur bumi dan barat bumi itu berada diantara dua tangannya (dihadapannya) seperti meja (dimukanya), yang telah diletakkan diatas meja itu segala sesuatu, yang diletakkan dihadapan seseorang supaya memakannya, lalu orang itu memakan dari apa yang ada diatas meja menurut apa yang dikehendaki.

Demikian itulah, malaikat maut dalam membolak-balikkan dunia, sebagaimana membolak-balikkannya anak Adam pada uang dirham yang ada dihadapannya. Dan ia telah diikat dengan 70.000 rantai, setiap rantai panjangnya kira-kira perjalanan 1000 tahun, sedangkan para malaikat (yang lain) tidak mendekati malaikat maut, mereka tidak mengetahui tempatnya, tidak mendengar suaranya, serta mereka tidak melihat keadaannya, dan tidak (mengetahui) kemana waktu ia pergi.

Ketika Allah Ta’ala menjadikan malaikat maut, maka Allah memerintahkan pada malaikat maut untuk memegang mati (mencabut nyawa). Lalu malaikat maut itu berkata: “Ya Tuhanku, apa mati (maut) itu?” maka Allah Ta’ala memerintahkan hijab untuk membuka (diri) sehingga malaikat maut melihat mati (maut):

Lalu Allah Ta’ala berfirman pada para malaikat: “Mendekatlah kamu semua dan lihatlah malaikat maut ini.” Maka seluruh para malaikat itu semua mendekat. Dan Allah Ta’ala berfirman (kepada malaikat maut): “Terbanglah diatas mereka, dan bentangkan seluruh sayapmu, dan bukalah matamu seluruhnya!” Tatkala malaikat maut itu terbang, dan para malaikat semua melihatnya, maka mereka semua tersungkur dan pingsan lamanya 1000 tahun.

Ketika para malaikat itu sudah sembuh (dari pingsannya), mereka semua berkata: “Ya Tuhan kami, kenapa Engkau menciptakan yang lebih besar dari makhluk ini?” Maka Allah Ta’ala menjawab: “Aku yang menciptakannya, dan Aku lebih besar darinya, dan seluruh makhluk akan merasakan darinya.” Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Hai Izrail, cabutlah nyawa (mati) yang telah Aku pasrahkan kepadamu untuk mencabut nyawa.” Maka ia berkata: “Ya Tuhanku, dengan kekuatan apa aku mencabut nyawa (mati), karena sesungguhnya mati itu lebih besar dari pada aku?” Lalu Allah Ta’ala memberi Izrail kekuatan, kemudian ia mencabut nyawa (mati), maka berdiamlah mati (maut) ditangannya. Maka maut (mati) berkata: “Ya Tuhanku, izinkanlah kepadaku sehingga aku memanggil di seluruh langit sekali.” Lalu Allah Ta’ala mengizinkan kepadanya. Maka maut memanggil dengan suara yang keras: “Aku adalah maut, yang memisahkan tiap-tiap kekasih, aku adalah maut yang memisahkan suami isteri, aku adalah maut, yang memisahkan anak dan ibunya. Aku adalah maut, yang memisahkan saudara laki-laki dan saudara wanita. Aku adalah maut, yang meramaikan kubur. Aku adalah maut, yang memburumu dan menemukanmu, meskipun kamu berada di gedung besi yang terkunci rapat, dan tidak ada seorang makhlukpun kecuali akan merasakan aku.”

Sesungguhnya orang-orang kafir dan munafiq, termasuk orang-orang yang celaka, ketika maut mendatangi mereka, maka turunlah di sisi kiri orang kafir itu malaikat Adzab yang hitam wajahnya, yang melotot matanya, serta malaikat itu memakai pakaian dari siksa (adzab). Lalu malaikat Adzab duduk menjauh dari orang (kafir) itu, sehingga malaikat Maut datang. Dan ketika malaikat maut itu mendatangi seseorang dari mereka, maka malaikat maut Itu berdin di hadapannya dengan bentuk yang menakutkan. Kemudian Jiwa orang itu berkata: “Siapa engkau, dan apa yang engkau kehendaki? Maka malaikat maut menjawab: “Aku adalah malaikat maut yang akan mengeluarkan engkau dari dunia, dan menjadikan anakmu yatim dan istrimu menjadi janda, hartamu menjadi harta warisan diantarg ahli warismu, mereka tidak kamu senangi dikala kamu masih hidup sesungguhnya kamu tidak mendahulukan kebaikan untuk dirimu, dan kamu tidak mendahulukan kebaikan untuk akhiratmu, maka pada hari ini aku datang kepadamu untuk mencabut nyawamu.”

Ketika orang yang hendak mati itu mendengar ucapan malaikat maut, maka ia berpaling ke arah dinding (pagar). maka tampaklah olehnya, bahwa malaikat maut berdiri di hadapannya, lalu ia memalingkan wajahnya ke arah yang lain, maka tampaklah malaikat maut sudah berdiri dihadapannya, kemudian malaikat itu berkata: “Apakah kamu tidak mengetahui aku? aku adalah malaikat maut (Izrail) yang mencabut nyawa kedua orang tuamu, dan engkau melihat keduanya, dan keberadaanmu tidak bisa memberi manfaat kepada kedua orang tuamu, pada hari ini aku akan mencabut nyawamu sehingga bisa dilihat oleh anak-anakmu, kerabat-kerabatmu, temantemanmu agar mereka memberi nasehat kepadamu. Pada hari ini, aku adalah malaikat maut yang memiliki lebih banyak kekuatan daripada engkau, yang memiliki banyak harta dari pada hartamu, yang memiliki banyak anak dari pada anak-anakmu.”

Kemudian malaikat maut itu berkata pada orang tersebut: “Bagaimana engkau melihat dunia?” Maka orang itu menjawab: “Aku melihat dunia sebagai tipu daya yang mengingkari janji.” Kemudian Allah Ta’ala menciptakan dunia dengan bentuk suatu makhluk, maka dunia itu berkata: “Hai orang yang bermaksiat, apakah kamu tidak malu, bahwa kamu berbuat dosa di dunia, dan kamu tidak mencegah dirimu dari durhaka, sesungguhnya kamu mencariku tetapi aku tidak mencarimu, dan kamu tidak memisahkan antara yang halal dan yang haram, kamu menyangka bahwa dirimu tidak akan pisah dari dunia, maka sesungguhnya aku (dunia) akan bebas dari kamu dan dari amal perbuatanmu.”

Ketika orang itu melihat hartanya telah jatuh menjadi milik orang lain, maka harta itu berkata: “Hai orang yang durhaka, kamu mencariku dengan jalan yang tidak benar (haq), dan tidak menasarufkan aku, tidak mensedekahkan aku pada orang-orang fakir dan orang-orang miskin. Pada hari ini aku telah jatuh menjadi milik orang lain.”

Demikian itulah, yang ada dalam firman Allah Ta’ala:

 

“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’araa’: 88-89)

Maka orang itu berkata:

 

“Ya Tuhanku, kembalikan aku supaya aku bisa berbuat amal Shalih yang pernah aku tinggalkan.”

Maka Allah Ta’ala berfirman:

 

“Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” (QS. Yunus: 49)

Kemudian malaikat maut mencabut nyawanya, jika orang itu beriman akan merasa bahagia, dan jika orang itu kafir atau munafiq akan merasa celaka, Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

 

“Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin.” (QS. Al-Muthaffifin: 7)

Di sebutkan dalam kitab “As-Suluki” dari Mugatil bin Sulaiman: “Sesungguhnya malaikat maut itu mempunyai ranjang yang terletak di langit yang ketujuh, ada yang mengatakan, di langit yang keempat. Allah Ta’ala menciptakan malaikat maut dari nur (cahaya), ia mempunyai 70.000 kaki. dan mempunyai 400 sayap. yang seluruh jasadnya dipenuhi dengan beberapa mata dan lisan, tidak satupun makhluk dari anak turun Adam dan beberapa burung, termasuk setiap yang mempunyai nyawa kecuali baginya, terdapat di tubuh malaikat itu. la memiliki wajah, mata, tangan dan telinga yang jumlahnya menurut bilangan seluruh manusia, maka ia mencabut ruh dengan tangan itu, dan ia melihat dengan wajahnya yang bisa tepat pada muka manusia. Demikianlah cara ia mencabut nyawa para makhluk dalam setiap tempat. Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka hilanglah dari jasadnya gambar orang itu.

Menurut satu riwayat, bahwa malaikat itu memiliki empat wajah, satu wajah ada di depannya, yang kedua ada di atas kepalanya, ketiga di atas punggungnya, dan keempat di bawah kedua telapak kakinya. Ketika ia mencabut ruh para Nabi dan para Malaikat maka dari wajah yang ada di kepalanya. Ketika iamencabut nyawa orang-orang mukmin dari wajah yang ada di hadapannya. Ketika ia mencabut nyawa orang-orang kafir dari wajah yang ada di punggungnya. Dan ketika ia mencabut nyawa para Jin dari wajah yang ada di kedua telapak kakinya. Salah satu dari kedua kakinya berada di atas titian jahanam, yang lain berad, di atas ranjang surga.

Menurut satu riwayat, jasad malaikat maut itu sangat besar, jika seluruh air lautan itu di tuangkan di atas kepalanya, maka air itu tidak setetespun yang akan jatuh di bumi.

 

Dalam satu riwayat lagi disebutkan, bahwa Allah Ta’ala menjadikan dunia seluruhnya dalam lambung malaikat maut, yang seperti meja, yang telah di letakkan di hadapan seseorang untuk memakan dari apa yang ada di hadapannya, menurut apa yang ia hendaki. Maka demikian itulah, malaikat maut (menghadapi) seluruh makhluk, ia dalam membolak-balikkan dunia sebagaimana anak Adam membolak-balikkan uang dirham.

Dan ada yang mengatakan, bahwa malaikat maut itu tidak turun kecuali kepada para Nabi dan Rasul, ia mempunyai khalifah untuk mencabut nyawa binatang buas dan beberapa binatang lain.”

Ada yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah Ta’ala apabila merusak makhluk-Nya dari (jenis) manusia atau lainnya, maka Allah merusak mata-mata itu yang terdapat di jasad malaikat maut seluruhnya, hingga tinggal delapan dari beberapa makhluk. Demikian mereka (yang delapan) itu Israil, Mikail, Jibril, Izrail, dan empat malaikat yang membawa arasy.”

 

Cara Malaikat Maut Mengetahui Ajal

Adapun (untuk) mengetahui akhir beberapa ajal, maka malaikat maut ini selalu mendapatkan naskah kematian atau kesakitan seorang hamba secara tiba-tiba. Ketika itu Malaikat Maut berkata: “Wahai Tuhanku, kapan aku mencabut nyawa hamba itu, dan atas keadaan dan tingkah bagaimana aku menghilangkan ruhnya?” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Hai malaikat maut, ini adalah termasuk ilmu ghaib-Ku, yang tidak akan bisa dilihat oleh seeorang selain Aku, aka” tetapi Aku memberitahukan kepadamu tentang kedatangan waktunya, dan Aku akan memberikan kepadamu beberapa alamat, yang man? kamu akan melaksanakan (perintah) atas alamat itu.” Manusia akan datang kepadamu, seraya berkata: “Telah sempurna umur si Fulan.” Dan malaikat yang diserahi menjadi rizki dan amal perbuatannya aberkata: Telah sempurna rizki dan amal si Fulan. Dan jika orang itu (termasuk orang yang bahagia, maka tampak jelas pada namanya yang ditulis dalam bukunya yang ada di hadapan malaikat maut, dengan tulisan dari nur (cahaya) yang putih terletak di kiri kanan namanya. Jika orang itu (termasuk) orang yang tercela, maka tampak jelas di dalam tulisan namanya, terdapat tulisan yang hitam. Kemudian masih belum sempurna bagi malaikat maut mengetahui hal yang demikian itu, sehingga ia kejatuhan daun dari pohon yang ada di bawah Arasy, dimana telah tertulis dalam daun itu nama orang yang waktu ini, harus dicabut nyawanya.

Diriwayatkan dari Ka’ab Al-Akhbar: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan pohon di bawah Arasy, dan di atas pohon itu terdapat banyak daun yang jumlahnya menurut bilangan seluruh makhluk. Dan ketika telah sampai ajal seorang hamba, dan umurnya hingga sisa 40 hari, maka daun itu jatuh di atas tempat Izrail as. Dengan itu dia mengetahui, bahwa dia diperintah mencabut nyawa hamba tersebut. Setelah itu, para malaikat menamakan orang itu mayit di dalam langit, padahal orang tersebut masih hidup di permukaan bumi 40 hari (lagi).”

Dan ada yang mengatakan, sesungguhnya malaikat Mikail as. turun kepada malaikat maut dengan membawa buku dari Allah Ta’ala yang terdapat tulisan di dalam buku itu nama orang yang diperintah untuk dicabut nyawanya, dan tempat malaikat maut mencabut nyawanya, serta sebab-sebabnya (hingga) nyawanya dicabut oleh malaikat maut.

 

Cara Malaikat Maut Mengetahui Baik-Buruk Orang yang hendak Dicabut Nyawanya

Imam Abu Laits ra. menyebutkan: “Telah turun dua tetes dari bawah Arasy, di atas nama yang mempunyai tetes itu, salah satu dari dua tetes itu (berwarna) hijau, dan yang lain putih. Maka ketika yang Jatuh iru tetesan hijau diatas nama yang dijatuhi, bisa diketahui bahwa pama orang yang kejatuhan (tetesan hijau) itu termasuk orang celaka. Dan kerika yang jatuh itu tetesan putih, di atas nama yang dijatuhi, maka bisa diketahui bahwa nama orang yang kejatuhan (tetesan putih) Itu, termasuk orang yang beruntung (bahagia).”

 

Tempat Kematian Hamba

Adapun untuk mengetahui tempat matinya seorang hamba, maka dikatakan, bahwasannya Allah Ta’ala telah menjadikan malaikat yang diserahi (mengurus) setiap bayi yang dilahirkan, malaikat itu dinamakan dengan “Malaikat Arham”.

Ketika Allah menciptakan anak, maka Allah memerintahkan kepada malaikat Arham untuk masuk pada sperma di dalam rahim ibunya dengan membawa tanah dari bumi, dimana ia akan mati di bumi (daerah) itu. Maka hamba itu berputar (berjalan di permukaan bumi) di mana saja dia berjalan berkeliling (di permukaan bumi). Kemudian ia akan kembali dari tanah tempat itu, sehingga ia mati di tempat itu. Dan hal ini menunjukkan pada Firman Allah Ta’ala:

 

“Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumahmu niscaya orang-orang yang telah ditagdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” (QS. Ali Imran: 154)

Pada suatu hari, Malaikat maut menjemput Nabi Sulaiman as. yang kebetulan di ruangan beliau ada tamu seorang pemuda. Malaikat Maut senantiasa memandang pemuda tersebut. Pemuda tersebut gemetar karena ketakutan. Ketika Malaikat Maut yang menjelma sebagai manusia itu pergi, si pemuda itu bertanya kepada Nabi Sulaiman as.: “Siapakah gerangan tamu yang baru keluar tadi ?” Nabi Sulaiman as. menjawab: “Dia itu adalah Malaikat Maut.” Pemuda itu semakin ketakutan, Kemudian dia berkata: “Hai Nabi Allah, sesungguhnya saya memohon kepada tuan agar tuan berkenan memerintahkan angin untuk membawa saya ke China atau India.” Nabi Sulaiman as. lalu memerintahkan angin dan segera membawanya ke China. Sesudah itu Malaikat Maut kembali ke Nabi Sulaiman as. dan beliau bertanya kepadanya tentang sikapnya yang memandang terus-menerus pemuda itu tadi. Malaikat Maut menjawab: “Sesungguhnya aku diperintahkan mencabut nyawa pemuda itu hari ini di China, tetapi ia masih berada di sini dan saya heran.” Nabi Sulaiman as. lalu menceritakan kisah pemuda itu yang meminta dikirim ke China melalui angin dan aku segera memerintahkan angin untuk segera membawanya ke China. Malaikat Maut itu berkata kepada Nabi Sulaiman: “Aku telah mencabut nyawa pemuda itu pada saat itu pula setibanya di China.”

Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Malaikat Maut itu memiliki pembantu-pembantu yang membantunya dalam melaksanakan tugas mencabut nyawa makhluk.

Tersebut dalam sebagian riwayat, bahwa ada seseorang yang selalu berdoa dengan doa:

 

“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan ampunilah malaikat penjaga matahari.”

Malaikat penjaga matahari itu lalu meminta izin kepada Allah swt. untuk mengunjungi orang tersebut. Ketika malaikat penjaga matahari itu turun kepada orang tersebut, terus berkata kepadanya: “Engkau selalu mendoakan aku, dan sekarang apa keperluanmu?” Orang itu menjawab: “Saya ingin engkau membawa aku ketempatmu saja, dan saya ingin engkau menanyakan kepada Malaikat Maut tentang ajal saya.” Malaikat penjaga matahari itu lalu membawanya, dan menempatkannya di matahari, kemudian dia pergi menjumpai Malaikat Maut lalu berkata: “Sesungguhnya ada seorang manusia, yang setiap usai shalat selalu mendoakan aku, dan dia meminta kepadaku agar aku bertanya kepadamu kapan ajalnya datang, agar dia bisa bersiap-siap.” Malaikat Maut lalu membuka buku catatannya. Malaikat Maut berkata: “Sesungguhnya temanmu ilu sungguh sangat luar biasa, dia tidak akan mati kecuali dia sedang duduk di tempatmu, dekat matahari.” Malaikat penjaga matahari itu berkata: “Dia sekarang berada di tempatku dekat matahari.” Malaikat maut berkata: “Dia telah meninggal ditempat utusan-utusan kami dan dia tidak mengetahui.”

Dalam suatu hadits, dari Nabi saw., beliau bersabda: “Bahwa ajal seluruh binatang itu terletak di dalam dzikir pada Allah Ta’ala, dan apabila ia meninggalkan dzikir kepada Allah, maka Allah akan mencabut nyawanya. Dan tidak ada bagi malaikat maut dari pencabutan nyawa itu.”

Telah dikatakan: “Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah Dzat yang mencabut beberapa nyawa, hanya saja hal itu didasarkan kepada malaikat maut, sebagaimana didasarkannya mati, kepada orang yang membunuh, dan mati yang disebabkan dari sakit.” Hal ini telah menunjukkan kepada Firman Allah Ta’ala:

 

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az Zumar: 42)

Telah datang dalam suatu hadits : Sesungguhnya malaikat maut ketika menghendaki mencabut nyawa orang mukmin, maka ruh itu berkata: “Aku tidak akan patuh kepadamu, selama engkas belum diperintah untuk itu.” Lalu malaikat maut berkata: “Aku telah diperintahkan untuk mencabut nyawa.” Maka ruh itu meminta dari malaikat maut suatu alamat dan bukti, seraya ruh berkata, “Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikanmu dan memasukkanmu dan dalam jasadku, sedangkan engkau tidak ada ketika kejadian itu, maka sekarang engkau menghendaki untuk mengambilku.”

Lalu malaikat maut kembali kepada Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala bertanya: “Apakah kamu sudah menyabut nyawa hamba-Ku?” Malaikat maut menjawab: “Ya Tuhanku, sesungguhnya hamba-Mu telah berkata demikian…… dan demikian….. dia meminta suatu tanda dariku.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Benar ruh hamba-Ku itu.” Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Hai malaikat maut, pergilah ke surga dan ambillah buah apel, di atas buah apel itu ada tanda-Ku, dan tunjukkan buah apel itu kepada ruh hamba-Ku.”

Kemudian malaikat maut pergi ke surga dan mengambil buah apel, di atas buah apel itu terdapat tulisan: “Bismillaahir rahmanir rahiim.”

Ketika malaikat maut menunjukkan buah apel itu kepada ruh seorang hamba, maka keluarlah ruh itu dengan cerdas dan merasa enak serta jernihnya mati.

Diceritakan dalam suatu hadits: “Ketika Allah Ta’ala menghendaki mencabut ruh seorang hamba, maka datanglah malaikat maut dari arah mulutnya, untuk mencabut ruhnya dari arah mulut.” Lalu keluarlah dzikir dari mulutnya, seraya berkata: “Tidak ada jalan bagimu dari arah ini, telah lama lisan ini dipergunakan untuk dzikir kepada Tuhanmu.” Malaikat maut lalu kembali kepada Allah Ta’ala, seraya berkata: “Demikian….. demikian…..(menyebutkan apa yang dialami).” Allah Ta’ala berfirman: “Cabutlah nyawanya dari arah yang lain”, maka malaikat maut datang dari arah tangannya, lalu keluarlah sedekah, seraya berkata: “Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut nyawa, sesungguhnya hamba ini telah menggunakan aku untuk bersedekah banyak, dan menggunakan aku untuk mengusap tangannya anak yatim, dan menggunakan aku untuk menulis dengan galam, serta memukul lehernya orang kafir Guga menggunakan aku).” Kemudian datanglah malaikat maut itu dari arah kakinya, maka berkatalah kaki itu: “Tidak ada jalan bagimu (untuk mencabut nyawa) dari arahku, maka sesungguhnya kaki hamba ini dipergunakan aku berjalan untuk berjama’ah dan beberapa shalat hari raya, dan mendatangi majlis Ilmu dan majlis Ta’lim.” Kemudian malaikat maut itu datang dari arah telinga, maka berkatalah telinga itu: “Tidak ada jalan bagimu dari arahku ini, maka sesungguhnya hamba ini dipergunakan aku untuk mendengar Al-qur’an dan azan serta dzikir.” Lalu datanglah malaikat maut kearah kedua matanya, maka berkatalah kedua mata itu: “Tidak ada jalan bagimu dari arah kami, sesungguhnya hamba ini mempergunakan kami untuk orang tuanya, serta (untuk melihat) wajah orang-orang yang shahih.”

 

Maka pergilah malaikat maut kepada Allah Ta’ala, seraya berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya hamba-Mu telah berkata demikian….. dan demikian….(maksud dari kejadian yang ia alami).” Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Hai malaikat maut, gantunglah namaKu di atas telapak tanganmu, dan tampakkan nama-Ku itu kepada ruh hamba-Ku, sehingga ruh itu melihat nama-Ku, lalu ruh itu (mau) keluar.”

Kemudian malaikat maut menulis nama Allah di atas telapak tangannya, lalu malaikat maut menampakkan nama Allah itu kepada ruh hamba ini, maka ruh itu mengkabulkan pada malaikat, (akhirnya) keluarlah nyawa hamba ini berkat asma Allah. Akhirnya menjadi lenyap rasa sakit seorang hamba ketika keluarnya ruh. Apakah tidak hilang dari seorang hamba adanya siksa yang pedih, ketika ditulis di atas dadanya nama Allah Ta’ala. Karena adanya firman Allah Ta’ala (yang mengenai hal itu) :

 

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya.” (QS. Az-Zumar: 22)

Apakah tidak hilang atas mereka, adanya suatu siksa dan perkara yang menakutkan di hari kalimat ?

Dalam suatu hadits deceritakan: “Ada lima perkara sebagai racun yang membunuh, juga ada lima perkara lain sebagai penawarnya. Maka dunia adalah racun yang membunuh, dan zuhud adalah sebagai penawarnya. Harta adalah racun yang membunuh, zakat adalah sebagai penawarnya. Berbicara adalah racun yang membunuh, dan berdzikir kepada Allah adalah sebagai penawarnya. Umur seluruhnya adalah racun yang membunuh, dan ta’at adalah sebagai penawarnya. Seluruh tahun adalah racun yang membunuh, bulan puasa adalah sebagai penawarnya.”

Diceritakan dalam hadits: “Ketika seorang hamba sedang dalam keadaan naza’ (detik-detik keluarnya ruh), maka ada pemanggil yang memanggil dari hadapan Allah: “Tinggalkan hamba itu, sehingga ia beristirahat sejenak.” Ketika ruh sampai di dadanya, maka Allah bersabda: “Tinggalkan hamba itu sehingga ia beristirahat sejenak.” Dan demikian juga, ketika ruh telah sampai di tenggorokan maka datanglah pemanggil: “Tinggalkan hamba itu sehingga anggauta badan memohon diri (pamit) kepada sebagian angauta yang lain.” Maka mata yang satu mohon dari mata yang lain, mata itu berkata: “Di dalam mohon dirinya:

 

“Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu sampai hari kiamat.”

Demikian juga kedua telinga memohon diri, kedua tangan mohon diri, kedua kaki mohon diri, dan ruh (juga) memohon diri dari jasadnya, iman memohon diri dengan lisan. Oleh karena itu kami memohon perlindungan dari Allah, agar dihindarkan mohon dirinya ma’rifat dan iman kepada hati.

Akhirnya tinggallah kedua tangan tanpa bisa bergerak, kedua kaki (juga) tanpa bisa bergerak, kedua mata tanpa bisa melihat, kedua telinga tanpa bisa mendengar, badan tanpa ada ruh. Dan jika lisan tetap tanpa ada iman, serta hati tetap tanpa ada ma’rifat, maka bagaimana keadaan hamba itu di liang landak ? la tidak bisa melihat seseorang, tidak bisa melihat bapaknya, ibunya, anak-anaknya, saudara-saudaranya dan teman-temannya. Dan di liang landak juga tidak ada tikar dan tabir. Dan kalau ia tidak bisa melihat Tuhan Yang Mulia, maka Ia benar-benar rugi denga, kerugian yang besar.

Imam Abu Hanifah berkata: “Banyak sesuatu yang his, merobekkan iman dari seseorang hamba yaitu dikala waktu naza Semoga Allah memelihara kepada kami dan kepada kamu dar sobeknya iman.

 

Dalam hadits diceritakan: “Sesungguhnya datanglah setan la’natullaah “alaihi, lalu ia duduk di dekat kepala seorang hamba, seraya berkata kepada hamba itu: Tinggalkan agama ini, dan katakan bahwa Tuhan itu ada dua, sehingga kamu bisa selamat dari kesakitan.” Apabila terjadi peristiwa ini, maka itu adalah bahaya yang mengerikan dan ketakutan yang besar. Oleh karena itu tetapkanlah dirimu agar selalu menangis dan merendahkan diri, serta menghidupkan waktu malam dengan memperbanyak rukuk dan sujud, sehingga kamu selamat dari siksa Allah Ta’ala.

Abu Hanifah ditanya: “Dosa mana yang mengkhawatirkan bisa merobekkan iman?” Lalu ia menjawab: “Yaitu meninggalkan syukur atas iman, dan meninggalkan rasa takut di akhir umurnya, serta menganiaya kepada beberapa hamba. Sesungguhnya orang yang kedapatan tiga perkara ini dalam hatinya, pada umumnya ia keluar dari dunia dalam keadaan kafir. Kecuali orang yang menemukan keberuntungan.”

Dikatakan, bahwa yang paling pedih keadaan mayit adalah dalam keadaan haus dan kebakarnya hati. Pada waktu itu, setan mendapatkan kesempatan untuk melepaskan iman orang mukmin, karena merasa sangat kehausan di waktu itu. Lalu datanglah setan di dekat kepalanya, dengan membawa semangkuk air yang kental, kemudian setan menggerak-gerakkan mangkuk itu pada orang mukmin. Lalu orang mukmin itu berkata: “Berilah aku air.” Saat itu orang mukmin tidak mengetahui sesungguhnya yang membawa semangkuk air itu adalah setan. Maka setan itu berkat, kepada orang mukmin tadi: “Katakanlah, bahwa tidak ada yang menciptakan alam ini, sehingga aku memberikan air kepadamu.” Jika orang itu dalam keberuntungan, maka ia tidak akan menjawabnya Kemudian setan datang (lagi) ke arah kedua telapak kakinya dengan menggerak-gerakkan mangkuk pada orang mukmin. lalu orang mukmin itu berkata: “Berilah aku air.” Maka setan berkata: “Katakanlah, bahwa rasul itu pembohong, sehingga aku memberika air kepadamu.” Dan barangsiapa yang mendapatkan celaka, ia akan menjawab kepada perintah setan itu. Karena sesungguhnya orang itu tidak sabar atas kehausan, lalu keluarlah ia dari dunia dalam keadaan kafir. Na’uzhu billah. Dan barangsiapa yang beruntung maka ia akan mengembalikan ucapannya setan itu, dan berfikir siapa yang ada di hadapannya itu.

Ada sebuah riwayat: “Sesungguhnya Abu Zakariyah adalah seorang yang zuhud, tatkala ia mendekati ajalnya, datanglah teman-temannya. Pada waktu itu, ia dalam keadaan sakaratul maut, kemudian temannya mengajarkan kalimat thayyibah, yaitu lafazh :

 

“Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Dan Muhammad adalah utusan Allah.”

Maka ia memalingkan wajahnya dari temannya, ia tidak mengucapkan kalimat itu sedikitpun. Lalu temannya mengucapkan kepadanya untuk yang kedua kalinya. la tetap memalingkan (wajahnya) dari temannya. Waktu temannya mengucapka” kepadanya untuk yang ketiga kalinya. la berkata: “Aku tidak akan mengucapkan.” Teman Abu Zakariyah jadi bingung (oleh ucapan Zakariyah itu). Tatkala Abu Zakariyah sudah sembuh setelat sejam (dalam keadaan sakaratul maut), dan ia sudah meras ringan, maka ia membuka matanya, seraya berkata kepada teman-temannya: “Apakah kamu semua telah mengatakan sesuatu kepadaku?” Mereka menjawab: Ya, kami telah memperlihatkan kepadamu kalimat syahadat tiga kali, dan engkau berpaling dua kali, engkau mengatakan dalam yang ketiga kalinya: “Aku tidak akan mengucapkan.” Maka Abu Zakariyah berkata: “Telah datang kepadaku iblis, ia membawa semangkuk air, ia berdiri dari sisi kananku, serta menggerak-gerakkan mangkuk itu, seraya bertanya kepadaku: Apakah engkau membutuhkan air?” Aku menjawab: “Ya.” Maka Iblis itu berkata: “Katakanlah, bahwa Isa adalah anak Allah.” Lalu aku berpaling dari arah kakiku. la berkata kepadaku sebagaimana tadi. Dan pada yang ketiga kalinya, ia berkata: “Katakanlah, Tidak ada Tuhan.” Maka Aku menjawab: “Tidak, aku tidak akan mengucapkan.” Selanjutnya iblis membanting mangkuknya di atas bumi, dan mundur dengan berlari. Aku ini menolak pada iblis, tidak kepada kamu semua. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.

Berdasarkan hadits ini, ada sebuah riwayat dari Manshur bin Ammar. la berkata: “Apabila telah dekat matinya seorang hamba, maka dibagilah keadaannya hamba itu menjadi lima bagian: hartanya untuk ahli warisnya, Ruhnya untuk malaikat maut, dagingnya untuk makanan ulat, tulangnya untuk tanah, kebaikannya untuk musuhnya, dan setan untuk merobek imannya.”

Kemudian ia berkata (lagi): “Kalau ahli waris menghilangkan hartanya adalah diizinkan. Kalau malaikat maut menghilangkan nyawa adalah diizinkan. Kalau ulat memakan dagingnya adalah diizinkan. Dan kalau musuh-musuhnya menghilangkan kebaikan adalah diizinkan. Semoga iman tidak hilang ketika mati, sesungguhnya hilangnya iman berarti berpisah dari agama. Sedangkan pisahnya ruh dari jasad, adalah tidak berpisah dengan Tuhan. Dan berpisahnya ruh itu, tak seorangpun yang mengetahui setelah pisahnya itu. Dan rugilah Sampai berpisahnya iman.”

 

Diceritakan dalam hadits: Ketika ruh berpisah dari badan, maka dipanggil dari langit dengan tiga kali teriakan: “Hai anak Adam, apakah engkau meninggalkan dunia atau dunia yang meninggalkan kamu? Apakah engkau yang mengumpulkan dunia ataukah dunia yang mengumpulkan Engkau? Apakah engkau yang membunuh dunia ataukah dunia yang membunuh engkau?”

Tatkala mayit itu diletakkan di atas tempat memandikan, maka mayit itu dipanggil dengan tiga kali teriakan: “Hai anak Adam, dimana badanmu yang kuat itu, dan apa yang menjadikan engkau menjadi lemah? Dimana lisanmu yang fasih itu dan apa yang menjadikan kamu diam, dimanakah kekasih-kekasihmu itu, dan apa yang menjadikan ia tidak suka kepadamu.”

Dan ketika mayit itu diletakkan dalam kain kafan, mayit itu dipanggil dengan tiga kali teriakan: “Hai anak Adam, engkau akan pergi dalam bepergian yang jauh dengan tanpa membawa perbekalan. Engkau akan keluar dari rumahmu, maka engkau tidak akan kembali lagi. Dan engkau yang (biasa) naik kuda maka engkau tidak akan bisa naik sejenis kuda itu selamanya, engkau akan berangkat ke rumahnya sesuatu yang lebih menakutkan.”

Ketika mayit itu dipikul di atas keranda, maka mayit itu dipanggil dengan tiga kali teriakan: “Hai anak Adam, bahagialah untukmu, Jika engkau termasuk orang yang bertaubat. Bahagialah untukmu, Jika amalmu termasuk amal yang baik. Bahagialah untukmu, jika temanmu itu adalah keridlaan Allah Ta’ala. Dan celakalah untukmu, jika temanmu itu adalah kemurkaan Allah Ta’ala.”

 

Ketika mayit itu diletakkan untuk dishalati maka mayit itu dipanggil dengan tiga kali teriakan: “Hai anak Adam, setiap perbuatan yang engkau lakukan engkau akan melihatnya, jika perbuatan amalmu itu baik, maka engkau akan melihat suatu kebaikan. Dan jika amal perbuatanmu itu buruk, maka engkau akan melihat suatu keburukan.”

Ketika keranda itu diletakkan di tepi kubur, mayit itu dipanggil tiga kali teriakan: “Hai anak Adam, engkau tidak akan membawa perbekalan dari tempat yang ramai menuju ke tempat yang rusak. Dan engkau tidak membawa dari kekayaanmu kepada kefakiran ini. Dan engkau tidak membawa cahaya ke tempat kegelapan ini.”

Ketika mayit itu diletakkan di liang landak (kubur), maka mayit itu dipanggil dengan tiga kali teriakan: “Hai anak Adam, engkau berada di atas punggungku dengan tertawa, dan (sekarang) engkau berada di perutku dengan menangis. Engkau berada di punggungku dengan bergembira, (sekarang) engkau berada di perutku dengan kesusahan. Dan engkau (ketika) berada di atas punggungku bisa berbicara, (sekarang) engkau berada di perutku dengan berdiam.”

Ketika orang-orang berpaling meninggalkan si mayit, maka Allah Ta’ala berfirman: “Hai hambaku, (sekarang) engkau tinggal menyendiri dan sendirian, sedangkan orang-orang sama meninggalkanmu dalam gelapnya kubur. Engkau telah durhaka kepada-Ku karena manusia, dan karena isteri, serta karena anak. Dan Aku lebih mengasihi kepadamu hari ini dengan suatu rahmat, dimana dari rahmat itu bisa mengherankan beberapa makhluk. Dan Aku lebih menaruh kasihan kepadamu dari pada belas kasih ibu kepada anaknya.”

 

Seruan Bumi

Anas bin Malik ra. berkata: Sesungguhnya bumi itu memanggilmanggil setiap hari dengan sepuluh kalimat, ia mengucapkan: “Hai anak Adam, engkau berjalan di atas punggungku dan engkau akan kembali ke dalam perutku. Engkau berbuat maksiat di atas punggungku dan engkau akan disiksa di dalam perutku. Engkau tertawa di atas punggungku dan engkau akan menangis di dalam perutku. Engkau makan barang yang haram di atas punggungku dan engkau akan dimakan ulat di dalam perutku. Engkau bergembira di atas punggungku dan engkau akan susah di dalam perutku. Engkau mengumpulkan barang yang haram di atas punggungku dan engkau akan hancur di dalam perutku. Engkau berlaku sombong di atas punggungku dan engkau akan hina di dalam perutku. Engkau berjalan dengan senang di atas punggungku dan engkau akan jatuh susah di dalam perutku. Engkau berjalan di dalam cahaya di atas punggungku dan engkau akan duduk di dalam kegelapan dalam perutku. Engkau berjalan dengan orang banyak di atis punggungku dan engkau akan duduk sendirian di dalam perutku.”

 

Seruan Kuburan

Di dalam hadits diceritakan: Sesungguhnya kubur itu memanggil tiga kali setiap hari: “Aku ini adalah rumahnya orang sendirian, rumah duka cita, rumah kalajengking, rumah ular. Aku ini adalah rumah kegelapan. Dan aku ini adalah rumah ulat, dan apa yang engkau siapkan untuk aku?”

Ada yang meriwayatkan: Sesungguhnya kubur itu setiap hari memanggil-manggil lima kali, ia mengatakan: “Aku ini adalah rumah orang sendirian, maka jadikanlah untukmu teman yang jinak dengan membaca Al Qur’an. Aku ini rumah kegelapan, maka terangilah aku dengan shalat malam. Aku ini adalah rumah debu, maka bawalah tikar, yaitu dengan beramal shalih. Aku ini adalah rumah ular besar, maka bawalah penawar yaitu:      dan mengalirkan air mata (karena rasa takut kepada Allah). Dan aku ini adalah rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka perbanyaklah di atas punggungku membaca:      supaya kamu mampu menjawab pertanyaan.”

Diriwayatkan dari Aisyah ra., ia berkata: Aku sedang duduk dengan bersila di dalam rumah, pada waktu itu Rasulullah saw. masuk, lalu beliau memberi salam kepadaku, tatkala aku hendak berdiri untuk memuliakan beliau, sebagaimana adat kebiasaanku ketika beliau masuk rumah. Maka Rasulullah saw. bersabda: “Duduklah kamu di tempatmu, tidak ada buatmu untuk berdiri hai ummu mukminin.” Lalu Aisyah berkata: Kemudian Rasulullah saw. duduk dan meletakkan kepalanya di atas pangkuanku, beliau tidur dengan telentang, dan di atas tengkuknya, aku berbuat mencari uban jenggotnya, akhirnya aku melihat dalam jenggot Nabi terdapat 11 rambut putih. Lalu aku berpikir di dalam diriku, aku mengatakan sesungguhnya Nabi saw. ini akan meninggal sebelum aku, maka tinggallah umat ini tanpa ada Nabi. Lalu aku menangis. sehingga air mataku mengalir di pipiku, dan meneteslah air mataku ke wajah Rasulullah saw. maka beliau terbangun dari tidurnya seraya beliau bertanya: “Apa yang menjadikan kamu menangis hai ummu mukminin.” Lalu aku menceritakan kepada Nabi suatu cerita. Kemudian Nabi saw. bertanya: “Keadaan apa yang paling pedih atas diri mayit!” Aku menjawab: Tidak ada keadaan yang lebih pedih atas diri mayit di saat keluarnya mayit dari rumahnya sedangkan anak-anaknya berduka cita dibelakangnya, seraya mengatakan: “Aduh…. bapak, aduh …. ibu dan bapak berkata Aduh…. anak.” Maka Nabi saw. bersabda: “Ini lebih pedih (lagi). Dan apa yang lebih pedih dari itu?” Aku menjawab: Tidak ada keadaan yang lebih pedih atas mayit ketika diletakkan dalam liang landak (kubur) dan dirinya diuruk dengan tanah, kembalilah para kerabatnya, anakanaknya, dan kekasih-kekasihnya, mereka semua menyerahkan mayit Itu kepada Allah Ta’ala beserta perbuatan amalnya. Lalu datanglah Munkar dan Nakir dalam kuburnya. Maka Nabi saw, bersabda: “Apa yang lebih pedih dari itu?” Aku menjawab: “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Nabi saw. bersabda: “Hai Aisyah, sesungguhnya keadaan yang paling pedih atas diri mayit adalah ketika orang yang memandikan masuk kepadanya untuk memandikan dirinya, lalu orang yang memandikan itu mengeluarkan cincin maylt muda dari jari-jarinya, dan orang yang memandikan itu melepaskan baju pengantin dari badannya, serta melepaskan serban mayit tua dan mayit Alim dari kepalanya guna dimandikan. Maka ketika itu, ruhnya memanggil sewaktu melihat mayit itu dalam keadaan telunjang, dengon suara yang bisa didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.” Ruh itu mengucapkan: “Hai orang yang memandikan, aku meminta kepadamu, demi Allah, agar engkau mencopot bajuku dengan pelan, maka sesungguhnya aku pada saat ini benar-benar ingin istirahat akibat kesakitan dari tarikan malaikat maut.”

Ketika air itu dialirkan diatas (tubuh) mayit, maka mayit itu menjerit sebagaimana tadi, ia berkata: “Hai orang yang memandikan, demi Allah, engkau jangan mengalirkan airmu dengan panas dan engkau jangan menjadikan airmu panas, dan jangan menjadikan dingin, maka sesungguhnya jasadku telah terbakar (akibat) dari copotnya ruh.”

Ketika orang-orang sama memandikan mayit, maka berkatalah ruh: “Demi Allah, hai orang yang memandikan, engkau jangan menjamah aku dengan kuat, maka sesungguhnya jasadku telah luka (akibat) dari keluarnya ruh.”

Ketika telah selesai dari memandikan mayit, lalu mayit diletakkan di dalam kafannya, kemudian diikat tempat kedua telapak kakinya. Mayit itu memanggil-manggil: “Demi Allah, hai orang yang memandikan, jangan engkau ikat kain kafan kepalaku sehingga aku bisa melihat wajah istriku, anak-anakku dan kerabat-kerabatku, maka sesungguhnya (waktu) ini adalah melihatku yang terakhir kali kepada mereka, aku pada hari ini akan berpisah dengan mereka, dan aku tidak akan melihat mereka sampai pada hari kiamat.”

Ketika mayit dikeluarkan dari rumah, maka mayit itu memanggil-manggil: “Demi Allah, hai golonganku, kutinggalkan istriku dalam keadaan janda, maka sepatutnya bagi kamu semua agar jangan menyakitinya, dan kutinggalkan anak-anakku dalam keadaan yatim, maka sepatutnya bagi kamu semua agar tidak menyakitinya, sesungguhnya aku pada hari ini, keluar dari rumahku, dan aku tidak akan kembali kepada mereka selamanya.”

Ketika mayit diletakkan di atas keranda, maka mayit itu memanggil-manggil: “Demi Allah, hai golonganku, engkau jangan tergesa-gesa membawaku, sehingga aku mendengarkan suara istriku, dan anak-anakku, serta kerabat-kerabatku, sesungguhnya aku pada hari ini, akan berpisah dengan mereka sampai pada hari kiamat.”

Ketika mayit dipikul di atas keranda, dan orang-orang (yang mengantarkan) sudah melangkah dengan tiga kali langkahan, (tiba-tiba) ada pemanggil dengan suara yang bisa didengarkan oleh segala sesuatu kecuali manusia dan jin. Dan ruh itu berkata: “Hai para kekasihku, hai para saudaraku, dan hai anak-anakku janganlah kamu semua terbujuk oleh dunia, sebagaimana menipunya dunia kepadaku, dan janganlah kamu semua dipermainkan zaman sebagaimana zaman telah mempermainkan aku, dan ambillah pelajaran dengan aku, sesungguhnya aku telah meninggalkan semua yang aku kumpulkan untuk ahli warisku, dan mereka tidak mau menanggung sedikitpun dari kesalahanku. Dan diatas dunia Allah Ta’ala menghisab kepadaku, dan kamu semua bersenang-senang dengan dunia, kemudian kamu tidak mau mendo’akan kepadaku, ketika kamu menshalati atas jenazah.”

 

Dan (ketika) sebagian ahlinya dan teman-temannya kembali dari tempat shalat. Berkatalah mayit itu: “Demi Allah, hai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku ini mengetahui, bahwa mayit itu lupa dikala hidupnya, dan tetapi kamu jangan lupa kepadaku dengan kecepatan ini sebelum kamu menanamku, sehingga aku bisa melihat kepada tempatku. Hai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku ini mengetahui, bahwa wajah mayit itu lebih dingin dari pada air yang dingin di dalam beberapa hatinya orang yang hidup, dan tetapi janganlah kamu kembali dengan kecepatan ini.”

Ketika orang-orang meletakkan mayit di dekat kuburnya, maka berkatalah mayit itu: “Demi Allah, hai golonganku, dan hai saudarasaudaraku aku ini mendoakan kepada kamu, (tetapi) kamu tidak mau mendoakan kepadaku.”

Ketika orang-orang meletakkan mayit di dalam luang landak (kuburnya), berkatalah mayit itu: “Demi Allah, ahli warisku, aku tidak mengumpulkan harta yang banyak dari dunia ini kecuali aku meninggalkannya buat kamu, maka ingatlah kamu kepadaku, dengan memperbanyak kebaikanmu yang pernah aku ajarkan kepadamu tentang (isi) Al-qur’an dan tata krama, maka janganlah kamu melupakan aku dari mendoakan (kepadaku).”

Berdasarkan hadits ini, ada sebuah cerita dari Abi Qilabah ra., hikayat itu diceritakan: Sesungguhnya Abi Qilabah bermimpi di dalam tidurnya seolah-olah kubur itu telah pecah dan mayitmayitnya sama keluar dari kuburnya, lalu mayit-mayit itu duduk di tepi kuburan, seolah-olah diantara kedua tangan setiap seorang dari mereka terdapat nampan yang terbikin dari nur, maka aku bertanya kepadanya: “Aku tidak melihat diantara kedua tanganmu terdapat nur.” Lalu mayit itu berkata: “Sesungguhnya mereka itu mempunyai anak dan beberapa teman yang menghadiahkan kebaikan kepadanya, mereka sama bersedekah (di dunia) untuk ditujukan kepada mereka (yang mati) dan nur inilah hasil dari apa yang mereka hadiahkan kepada mereka (yang mati), dan aku ini mempunyai seorang anak yang tidak shalih, serta tidak mau mendoakan kepadaku, dan tidak yang ditujukan kepadaku, oleh karena itu, aku ini tidak mempunyai nur, dan aku ini merasa malu diantara tetangga-tetanggaku.”

Tatkala Abi Qilabah terbangun, ia lalu memanggil anaknya lelaki itu, dan menceritakan apa yang diimpikannya, maka anaknya berkata: “Aku bertaubat dihadapan Tuan, dan aku tidak akan kembali kepada apa (yang pernah aku lakukan) untuk selamanya.” Lalu anaknya lelaki itu tersibukkan oleh ketaatan (kepada Allah), dan berdoa, serta bersedekah yang ditujukan kepada bapaknya.

Dan tatkala telah lewat atas diri Abu Qilabah masa (yang lama), maka Abi Qalabah bermimpi sekali lagi dalam tidurnya, tentang kubur dan keadaannya, ia melihat ada nur di hadapan lelaki itu, nur itu lebih terang dari pada sinar matahari, dan lebih banyak dibandingkan dari nur teman-temannya. Maka lelaki itu berkata: “Semoga Allah membalas kebaikanmu, dan aku telah selamat dari rasa malu kepada tetangga.”

Dalam sebuah hadits diriwayatkan: Sesungguhnya malaikat maut itu masuk pada seorang lelaki di negeri Iskandaria, lelaki itu bertanya: “Siapa kamu?” Malaikat itu menjawab: “Aku adalah Malaikat maut.” Lelaki itu gemetaran terlihat pada ruas-ruasnya, yaitu daging yang ada diantara lambung dan bahunya. Malaikat maut itu berkata kepada lelaki itu: “Apa yang aku lihat ini?” Lelaki itu menjawab: “Karena aku takut dari api neraka.” Malaikat itu berkata kepada lelaki tersebut: “Aku tuliskan untukmu satu kalam yang bisa menyelamatkan dari api neraka.” Lelaki itu berkata: “Ya.” Maka malaikat itu meminta buku, lalu menuliskan lafazh     seraya berkata: “Kalimat ini bisa membebaskan dari api neraka.”

 

Ada seorang yang arif mendengarkan lelaki yang membaca       maka ia berkata: “Nama Dzat yang terkasih ada pada kalimat ini, sehingga ia bisa melihat pada kekasihnya.” Kemudian orang-orang berkata: “Sesungguhnya dunia ini beserta malaikat mautnya tidak bisa menyamai sedikitpun (pada bobot Bismillahirrahmannirrahim).” Dan aku berkata: “Sesungguhnya dunia tanpa malaikat maut, tidak bernilai apa-apa sedikitpun, karena sesungguhnya malaikat maut itu menyampaikan kekasih kepada yang dikasihi.”

Diceritakan dalam suatu hadits: “Sesungguhnya orang yang terkena musibah (kematian), dengan merobek pakaiannya atau memukul-mukul dada, seakan-akan ia mengambil tumbak untuk memerangi Allah Ta’ala.”

Diriwayatkan, dari Nabi saw., beliau bersabda: “Barangsiapa yang menghitamkan pada pintu atau pakaian ketika terjadi musibah, atau memukuli pada tokonya atau menebangi pohon, atau memotong rambut, maka akan dibangun untuknya setiap rambut satu rumah dari api neraka. Allah Ta’ala tidak akan menerima pentasarufannya dan sedekahnya selama hal itu masih tetap hitam diatas pintunya. Dan Allah akan menyempiikan kuburnya si mayit, serta akan menguatkan hisabnya, dan si mayit itu akan dilaknati oleh seluruh malaikat yang ada di langit dan di bumi, akan ditulis atas mayit itu seribu kesalahan, dan mayit itu akan bangkit dari kuburnya dengan keadaan telanjang. Barangsiapa yang merobek-robek sakunya, (ketika) terkena musibah, maka Allah akan merobek-robek agamanya. Dan kalau orang itu menampari pipi atau mencakari wajahnya, maka Allah Ta’ala mengharamkan kepadanya melihat kepada Dzatnya Yang Mulia.”

Dalam hadits diceritakan: Ketika anak Adam meninggal, berkumpul jeritan di dalam rumahnya, maka berdirilah malaikat maut pada pintu rumahnya, seraya berkata kepada mereka: “Jeritan apa ini, demi Allah, aku tidak mengurangi dari salah Seorang kamu suatu umur, dan tidak mengurangi rizki, aku juga tidak menganiaya salah seorang kamu, jika jeritanmu itu (disebabkan) dari aku, maka aku ini adalah seorang hamba yang diperintah, dan jika adanya jeritan itu (disebabkan) dari mayit, maka hal itu adalah yang terpaksa. Dan jika adanya jeritan itu (disebabkan) dari Allah Ta’ala maka kamu semua adalah orang yang bodoh kepada Allah Ta’ala, demi Allah, sesungguhnya diriku ini, akan kembali kepadamu kemudian kembali lagi.”

 

 

 

Al-Faqih Abu Laits berkata: “Meratapi orang telah mati itu adalah haram, dan tak apa menangisi pada mayit, sedangkan sabar adalah lebih utama’ Allah swt. berfirman:

 

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu menepati janji memberikan pahala bagi orang yang bersabar dengan tanpa dihisab.” ‘ (QS. Az-Zumar: 10)

Diriwayatkan dari Nabi saw. : Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: “Orang yang menangis dengan meratap sedangkan orang yang ada disekitarnya yang mendengarkan tangisnya itu, maka mereka semua mendapat laknat Allah dan laknat para malaikat serta manusia seluruhnya.”

Ada suatu riwayat: Ketika Hasan bin Ali meninggal, maka isterinya menunggui di kuburnya dalam masa satu tahun, tatkala di awal tahun, dikeraskanlah suaranya, sehingga suara itu bisa di dengar dari arah kuburan: “Adakah kalian semua mendapatkan apa yang telah tiada pada kalian.” Dan mereka mendengarkan juga suara dari arah samping kuburan yang lain berseru: “Kalian semua telah berbuat buruk, maka bubarlah kalian semua.”

Diriwayatkan dari Nabi saw.: Sesungguhnya Nabi saw, tatkala putranya Ibrahim as meninggal dunia, maka mengalirlah air matanya. Lalu Abdurrahman bin Auf berkata kepada Nabi saw: “Ya Rasulullah saw. bukankah engkau telah mencegah kami menangis.” Maka Rasulullah saw. menjawab: “Sesungguhnya aku mencegah kamu dari dua suara, yang laju keduanya, yang dungu keduanya, yaitu suara tangis yang meratap dan suara nyanyian, dengan mencakari wajahnya dan merobek-robek saku bajunya, tetapi (mengalirnya air mataku) ini adalah rahmat, Allah Ta’ala menjadikan rahmat di dalam hatinya orang-orang yang penyayang.” Nabi saw. bersabda: “Bila hati itu susah, maka air mata itu akan mengalir.”

Diriwayatkan dari Wahb bin Kisan ra.: “Sesungguhnya Umar melihat seorang wanita yang menangisi mayit, lalu ia mencegah wanita itu.” Maka Nabi saw. bersabda: “Tinggalkan wanita itu hai Bapaknya Hafsah, sesungguhnya mata yang menangis itu menunjukkan hati susah, dan janji itu baru datangnya.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Sesuatu yang pertama kali ditulis dengan galam di dalam Lauhul Mahfudh mengenai perintah Allah Ta’ala adalah:

 

 “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku, Muhammad adalah hamba-Ku dan rasul-Ku, dan pilihan-Ku dari makhluk-Ku adalah orang yang pasrah kepada ketentuanKu, dan sabar atas cobaan-Ku, dan bersyukur karena nikmatnikmat-Ku, maka Aku menulisinya sebagai orang yang benar. Aku akan membangkitkannya beserta orang-orang yang benar pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak pasrah kepada ketentuan-Ku dan tidak sabar atas cobaan-Ku, serta tidak mau bersyukur atas nikmat-nikmatKu, maka hendaklah keluarlah dari bawah langit-Ku, dan carilah Tuhan selain Aku.”

Imam Abu Al Laits berkata: “Bersabar atas cobaan, dan ingat pada Allah ketika terjadi musibah adalah bagian dari sesuatu yang wajib atas manusia, karena sesungguhnya apabila ingat Allah pada tempat itu, ini (berarti) manusia itu ridha dari ketentuan Allah dengan ketentuan dan bisa menghinakan kepada setan.”

Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata: “Sabar itu ada tiga macam: Pertama, bersabar kepada taat. Kedua, bersabar (meninggalkan) maksiat. Ketiga, bersabar atas musibah. Maka barang siapa yang bersabar atas ketaatan, Allah akan memberinya seratus derajat, setiap derajat itu (jaraknya) antara langit dan bumi. Dan barangsiapa bersabar atas musibah, maka Allah akan memberinya pahala dengan tanpa dihisab.”

Di dalam hadits diceritakan: Ketika seorang hamba dalam (keadaan) naza’, maka lisannya ditahan (tertutup) dan masuklah empat malaikat kepadanya, Malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) rizkimu, aku telah mencarinya di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan rizkimu satu suapanpun.” Menjelang saat kematian, kemudian masuklah malaikat yang kedua, malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) minumanmu dari air dan lainnya, aku telah mencarinya di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukanmu buatmu minuman dari air.” Telah dekat saat kematian, kemudian masuklah malaikat yang ketiga, Malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) nafasmu, aku telah mencari di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan satu nafas dari nafasmu.” Kemudian masuklah malaikat yang keempat, malaikat itu mengucapkan: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (mengurus) ajalmu, aku telah mencari di bumi timur dan barat, maka aku tidak menemukan buatmu (masa) satu jam.” Kemudian “masuklah malaikat Kiraman Katibin (malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia) dari sisi kanan dan dari sisi kiri, maka berkatalah malaikat yang ada di sisi kanan: Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku ini adalah malaikat yang diserahi (menulisi) dengan kebaikan-kebaikanmu, lalu malaika itu mengeluarkan buku yang putih, kemudian memperlihatkan buku catatannya kepada hamba ini, seraya berkata: “Lihatlah amal perbuatanmu!” Ketika hamba ini melihat catatan amalnya, ia nampak gembira dan senang hatinya. Dan berkatalah malaikat yang ada di sisi kirinya: “Semoga keselamatan tetap tercurahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi (menulisi) atas keburukan-keburukanmu, lalu malaikat itu mengeluarkan buku yang hitam, kemudian memperlihatkan buku catatannya kepada hamba ini, seraya berkata: “Lihatlah catatan amalmu itu.” Maka mengalirlah keringatnya, kemudian hamba ini melihat ke kanan dan kiri, karena rasa takut membaca buku (catatan amalnya), maka malaikat itu memegang buku tersebut lalu dilemparkannya di atas bantal kemudian malaikat tadi berpaling (terus pergi). Maka masuklah malaikat maut, dari arah kanannya hamba ini ada malaikat rahmat, dan dari arah kiri hamba ini ada malaikat adzab.”

Dan diantara manusia itu ada yang ditarik ruhnya dengan penarik, diantara manusia ada juga yang dicabut ruhnya dengan pencabut, dan diantara manusia ada yang diluluskan ruhnya dengan penghulus yang kuat.

Ketika ruh itu sampai di tenggorokkan, baru malaikat maut mengambilnya, kalau orang itu dari golongan ahli yang beruntung (bahagia), maka memanggillah malaikat rahmat. Dan kalau orang itu (termasuk) dari golongan ahli celaka, maka memanggilah malaikat adzab. Lalu malaikat itu mengambil nyawa (ruh) dan membawanya naik ke hadirat Tuhan semesta alam. Jika orang itu (termasuk) golongan dari ahli yang beruntung (bahagia), maka Allah berfirman: “Kembalikan ruh itu ke badannya, sehingga ruh itu melihat apa yang terjadi pada jasadnya.” kemudian Malaikat itu turun bersama-sama ruh (nyawa), kemudian para malaikat meletakkan ruh itu di tengah rumah. Akhirnya ruh itu melihat pada orang yang susah atas kematiannya dan orang yang tidak merasa susah atas kematiannya, akan tetapi ruh itu tidak mampu berbicara.

 

Ketika jenazah itu ke dibawa menuju kuburnya, maka Allah memerintahkan agar ruh itu kembali kepada jasadnya sebagaimana halnya waktu di dunia.

Ada beberapa pendapat tentang riwayat ini: Sebagian ulama berkata: “Ruh itu dikembalikan di dalam jasadnya, sebagaimana yang ada (waktu di dunianya), kemudian ia duduk dan ditanya.”

Sebagian ulama berkata: “Adanya pertanyaan itu kepada ruh, tidak kepada jasadnya.”

Sebagian ulama yang lain berkata: “Ruh itu masuk ke dalam jasadnya sampai ke dadanya.”

Ulama yang lain berkata: “Adanya ruh itu berada antara jasad dan kain kafannya.”

Dalam setiap pendapat itu, ada keterangan dari beberapa Atasar (pendapat/perkataan shahabat) dan hadits shahih, menurut ahli ilmu agar seorang hamba mengakui adanya siksa kubur, dan tidak tersibukkan oleh bagaimana keadaan mayit itu.

 

Awal yang Menyebabkan Selamat dari Siksa Kubur

Abu Al Laits berkata: “Barang siapa yang menghendaki agar selamat dari siksa kubur, maka wajib baginya agar menetapkan empat perkara dan menjauhi empat perkara.”

Adapun empat perkara yang harus ditetapi itu, antara lain: memelihara shalat, sedekah, membaca Al Qur’an dan membaca tasbih, sesungguhnya perkara ini bisa menerangi kubur dan melapangkan kubur. Adapun empat perkara yang harus dijauhi antara lain: berdusta, berkhianat, mengadu domba dan kencing di badan.

Nabi saw. telah bersabda:

 

“Sucikanlah air kencing itu, maka sesungguhnya kebanyakan Siksa kubur akibat dari air kencing.”

Kemudian turunlah dua malaikat yang kasar, yang bisa merobekkan bumi dengan kukunya, kedua malaikat itu adalah Munkar dan Nakir, lalu keduanya duduk, seraya bertanya kepada mayit: “Siapa Tuhanmu?” sampai akhir pertanyaan. Jika mayit ini (termasuk) golongan dari ahli yang beruntung (bahagia), maka mayit itu menjawab: “Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku, Islam agamaku. ” Kedua malaikat itu akan berkata kepada mayit: “Tidurlah kamu, sebagaimana tidurnya pengantin (baru).” Kemudian kedua malaikat itu membuka lubang untuk mayit di dekat kepalanya, hingga mayit itu bisa melihat melalui dari lubang tersebut itu kepada rumah dan tempatnya di dalam surga. Akhirnya kedua malaikat itu kembali bersama ruh ke langit, dan menjadikan ruh tersebut berada di dalam lampu gantung yang digantungkan di Arasy.

 

Tanda-tanda Hamba yang Beruntung dan yang Tidak Beruntung

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman: “Aku tidak mengeluarkan seorang hamba dari hamba-hamba-Ku, dimana menghendaki memaafkan kepadanya, kecuali Aku akan mengurangi sesuatu dari amalnya dengan jalan memberikan penyakit di badannya, atau dengan memberikan kesulitan dalam penghidupannya “atau dengan memberikan sesuatu yang bisa menimpa kesedihan hati. Jika masih tetap atas diri hamba itu berbuat sesuatu yang buruk, maka Aku akan memberatkan dirinya ketika mati, sehingga hamba itu bertemu Aku. Jika tidak ada keburukan atas diri hamba, maka demi kemuliaan-Ku, dan demi keagungan-Ku, Aku tidak mengeluarkan seorang hamba dari hamba-hamba-Ku dan Aku menghendaki mengampuni dirinya kecuali Aku akan menepati janji kepadanya pada setiap kebaikan amalnya baik serta memberikan kesehatan di tubuhnya, dan memberikannya kegembiraan termasuk kelapangan di dalam rizkinya. Dan kalau masih tetap melakukan kebaikan, maka Aku akan memudahkan dirinya ketika mati sehingga hamba itu bertemu Aku.”

Abu Aswad berkata: Kami berada di dekat Aisyah ra. ketika khimah itu runtuh menimpa manusia, maka mereka tertawa lalu berkatalah Aisyah ra.: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada dari orang mukmin yang tertusuk duri kecuali diangkat kebaikan baginya, dan dilebur keburukan darinya.”

Dalam sebuah riwayat disebutkan: “Tidak ada kebaikan di badan yang tidak tertimpa penyakit, dan tidak ada kebaikan dalam harta yang tidak tertimpa cobaan.”

 

Keadaan Orang Mukmin Ketika Akan Meninggal

Didalam hadits diceritakan: Sesungguhnya orang mukmin ketika akan meninggal dunia dan menghadap ke akhirat, maka dia didatangi beberapa malaikat dari langit yang putih wajahnya, seakan-akan wajah para malaikat itu (bagaikan) matahari, dan malaikat itu membawa kain kafan dari kain kafannya surga dan membawa kayu cendana dari kayu cendananya surga, lalu para malaikat duduk di dekat hamba sejauh penglihatan, kemudian datanglah malaikat maut, dan duduk di dekat kepalanya seraya berkata:

 

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” (QS. Al Fajr: 27-28)

Nabi saw. bersabda: “Maka ruh itu keluar dan mengalir dari badannya, sebagaimana mengalirnya setetes air dari minuman, lalu para malaikat mengambil ruh dan meletakkan di atas sesuatu yang ada dihadapannya, kemudian dimasukkan ke dalam kain kafan itu, maka keluarlah dari kain kafan itu bau, seperti bau minyak misik.”

Nabi saw. bersabda: Para malaikat tidak (membawa) naik yang (melewati) atas malaikat (yang lain), kecuali mereka sama bertanya: “Apa bau harum ini?” Malaikat itu menjawab: “Ini adalah bau ruhnya Fulan.” Kemudian malaikat itu menyebutkan kebaikan namanya Fulan, sebagaimana Fulan itu dipanggil dengan ruhnya di dunia. Tatkala para malaikat yang membawa ruh itu telah sampai ke langit. mereka minta dibukakan, maka dibukalah untuk mereka pintu langit, akhirnya malaikat mengantarkan ruh dari setiap langit sampai ke langit yang ke tujuh. Sesampai disana ada pemanggil dari hadapan Allah: “Menulislah kalian di buku mayit ini didalam tempat yang tinggi.” Selanjutnya malaikat mengembalikan ruh hamba tersebut ke bumi, sebab mayit itu dijadikan dari bumi, sebagaimana yang sudah diterangkan dalam firman Allah Ta’ala:

 

“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaha: 55)

Nabi saw. bersabda: Akhirnya malaikat itu mengembalikan ruh kepadajasadnya, lalu datanglah kepada mayit tersebut dua malaikat yang sangat menakutkan, kedua malaikat ini mendudukkan mayit itu seraya bertanya kepada mayit: “Siapa Tuhanmu?” sampai akhir pertanyaan. Kemudian kedua malaikat itu bertanya kepada mayit: “Apa yang kamu katakan kepada lelaki ini, yang diutus kepadamu, yakni Nabi Muhammad saw.?” Maka mayit itu berkata: “Dia adalah utusan Allah dimana Allah telah menurunkan Al Qur’an kepadanya, juga aku beriman dengannya dan aku membenarkannya.” Lalu ada pemanggil dari langit: “Benar hambaku ini, maka gelarlah untuknya tikar dari surga, dan pakaikanlah dengan pakaian dari surga, dan bukalah untuknya pintu dari surga!”

Nabi saw. bersabda: “Dan sampailah kepada hamba itu bau surga, termasuk harumnya surga, dan dilapangkan kuburnya untuk mayit itu sejauh (mata) memandang.”

Nabi saw. bersabda: Kemudian datanglah pada mayit tersebut seorang lelaki yang rupawan wajahnya dan pakaiannya harum baunya, lelaki itu berkata kepada mayit: “Bergembiralah kamu dengan apa yang bisa menggembirakan dirimu, ini adalah harimu, dimana kamu (dahulu) pernah dijanji dengan hari ini.” Maka berkatalah mayit kepada lelaki itu: “Siapa kamu, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, aku tidak pernah melihat di dalam dunia orang yang tampan dari kamu?” Lelaki itu berkata kepada mayit: “Aku adalah amalmu yang shalih.” Maka mayit berkata: “Apakah telah terjadi hari kiamat, sehingga aku kembali kepada ahliku.”

 

Keadaan Orang Jelek Ketika Akan Meninggal

Nabi saw. bersabda: Kalau hamba itu (termasuk) golongan dari ahli yang celaka (durhaka) ketika datang kematiannya, maka turunlah kepada hamba:tersebut malaikat dari langit, dan malaikat itu (membawa) pakaian siksa, lalu duduk menjauh dari hamba tersebut, kemudian datanglah malaikat maut, dan duduk di dekat kepalanya, seraya berkata: “Hai jiwa yang kotor! keluarlah kepada murka Allah Ta’ala.”

Nabi saw. bersabda: Akhirnya keluarlah ruh dari badannya, sebagaimana keluarnya perasan air dari bulu yang basah. Ketika ruh ini keluar dari jasadnya, maka ruh itu dilaknati oleh segala sesuatu yang menemuinya antara langit dan bumi. Dan yang mendengar (atas jeritan) ruh ini segala sesuatu kecuali jin dan manusia. Maka malaikat (membawa) naik ruh itu ke langit dunia, ketika malaikat yang membawa ruh tersebut sampai di langit, maka ditutuplah pintu langit karena adanya ruh itu, kemudian ada pemanggil dari hadapan Allah (Dzat Yang Maha Penyayang): “Kembalikan ruh itu kepada tempat tidurnya.” Malaikat itu mengembalikan ruh ke kuburnya, lalu datanglah pada mayit malaikat Munkar dan Nakir dengan bentuknya lebih menakutkan bila dibanding dari sesuaty yang menakurkan dan suaranya bagaikan petir, penglihatannya bagaikan kilat yang menyambar, dan kedua malaikat itu bisa merobekkan bumi dengan taringnya, kemudian keduanya mendudukkan mayit ini, seraya bertanya: “Siapa Tuhanmu?” Maka mayit menjawab: “Aku tidak mengerti.” Lalu ada pemanggil dari arah samping kubur: “Pukullah mayit.” Kedua malaikat memukul mayit dengan gada dari besi. Jikalau dikumpulkan seluruh makhluk tak akan mampu memindahkan gada itu (dari tempatnya), akibat cambukan tersebut menyalalah api dari gada itu, selanjutnya kuburnya mempersempit mayit, akhirnya menjadi bercampurlah tulang rusuknya. Kemudian datanglah kepada mayit ini seorang lelaki yang sangat jelek wajahnya yang busuk baunya. Lelaki itu berkata: “Semoga Allah membalas keburukanmu, demi Allah kamu tidak pernah beramal shalih, bahkan kamu melakukan keteledoran dengan melambatkan berta’at, dan cepat dalam melakukan maksiat. Dan mayit ini bertanya: “Siapa kamu, aku belum pernah melihat di dunia orang yang seburuk kamu?” Lelaki itu menjawab: “Aku adalah amalmu yang kotor.” Kemudian dibukalah untuk mayit pintu ke neraka, maka melihatlah mayit pada tempatnya di dalam neraka. Akhirnya tidak henti-hentinya (siksa pada mayit) yang demikian itu, sehingga sampai terjadi hari kiamat. Dan ada yang mengatakan: “Bahwa orang mukmin di fitnah dalam kuburnya selama tujuh hari, sedangkan orang kafir difitnah dalam kuburnya selama empat puluh hari.”

 

Keistimewaan Orang yang Meninggal Pada Hari Jum’at

Nabi saw. bersabda: “Barang siapa yang meninggal di hari Jum ‘ah, maka Allah mengamankannya dari fitnah kubur.”

 

Amal yang Menyebabkan Siksa Kubur

Diriwayatkan dari Abu Umamah Al Bahili ra.: Ketika seseorang meninggal dan telah diletakkan dikuburnya, maka datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya, kemudian menyiksa hamba itu, serta memukulnya dengan sekali pukulan dengan (memakai) palu, maka tidak tersisa sedikitpun anggauta dari hamba tersebut kecuali terpotong-potong, dan api menjilat-jilat di kuburnya. Kemudian malaikat berkata: “Berdirilah dengan seizin Allah.” Ketika hamba ini duduk dengan tegap, maka menjeritlah hamba tersebut dengan suatu jeritan, yang bisa didengar oleh segala sesuatu yang ada diantara langit dan bumi kecuali jin dan manusia. Dan hamba itu berkata kepada malaikat: “Kenapa kamu berbuat demikian, dan kenapa kamu menyiksaku, padahal aku benar-benar melakukan shalat, dan memberikan zakat, serta aku berpuasa di bulan Ramadlan.” Maka menjawablah malaikat itu: “Aku menyiksamu, karena sesungguhnya kamu pada suatu hari lewat di dekat orang yang dianiaya, dan orang itu meminta pertolongan kepadamu, akan tetapi kamu tidak menolongnya. Dan pada suatu hari kamu shalat, (dimana) kamu tidak mensucikan air kencingmu.”

Maka menjadi jelaslah dengan hadits ini, sesungguhnya menolong orang yang dianiaya itu adalah wajib, sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi saw.: “Barang siapa yang melihat orang yang dianiaya, lalu orang itu minta tolong dengannya dan ia tidak menolongnya, maka orang ini akan dipukul dalam kuburnya dengan seratus cambukan dari neraka.”

Diriwayatkan dari Nabi saw.: Ada empat golongan dimana Allah mendatangkan mereka besok pada hari kiamat di atas mimbar dari nur, dan Allah memasukkan mereka di dalam rahmatnya. Lalu ditanyakan: “Siapa mereka itu ya Rasulullah?” Maka Nabi saw. menjawab: “Yaitu orang yang mengenyangkan orang yang lapar, atau mempersiapkan kepada orang yang perang di Jalan Allah, atau membantu orang yang lemah, serta menolong orang yang dianiaya.”

Dan diriwayatkan dari Anas bin Malik ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Ketika mayit diletakkan di kubur kemudian kuburnya itu diuruk dengan tanah, maka berkata ahlinya dan anak-anaknya: Aduh tuan…., Aduh orang yang mulia ….!” Malaikat yang diserahi (ngurus mayit) berkata: “Ya, aku mendengar.” Malaikat itu berkata lagi: “Kamu adalah termasuk orang yang mulia.” Hamba tersebut berkata: “Mereka berkata demikian, semoga mereka bisa berdiam.” Selanjutnya kubur itu menggencet mayit tersebut, akhirnya bercampurlah seluruh tulang rusuknya, kemudian mayit itu meratapi dirinya di dalam kubur: “Aduh tulang-tulangku, aduh bunanya tempatku, aduh sengsaranya aku, aduh kerasnya pertanyaan Munkar dan Nakir.” Hal demikian berlangsung terus hingga malam Jum’at pertama bulan Rajab dari tahun kematiannya, oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman: “Kamu saksikan hai malaikat-Ku, sesungguhnya Aku mengampuni keburukan-keburukannya, dan Aku melebur kesalahannya dikala hidupnya pada malam ini.”

 

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Salam: Ada seorang malaikat yang mendatangi mayat dikuburnya sebelum masuknya malaikat Munkar dan Nakir yang cemerlang wajahnya seperti matahari, namanya malaikat itu adalah “Rumman”, ia masuk pada mayit itu, kemudian duduk dan berkata kepada mayit: “Tulislah perbuatanmu dari kebaikan dan keburukan.” Mayit ini berkata kepada malaikat: “Dengan apa aku menulis, dimana penaku dan tintaku serta tempat tintaku?” Maka malaikat itu berkata kepadanya: “Air liurmu adalah tintamu dan penamu adalah jarimu.” Mayit ini berkata: “Di atas apa aku menulis padahal aku tidak mempunyai buku?” Nabi saw. bersabda: Maka malaikat itu merobek kain kafannya sepotong lalu memberikannya, seraya berkata: “Ini adalah bukumu maka tulislah.” Maka mayit ini menulis amal yang dilakukannya di dunia tentang kebaikannya, ketika sampai pada kejelekannya ia merasa malu untuk menulisnya. Lalu malaikat bertanya: “Hai orang yang bersalah kenapa kamu tidak merasa malu kepada Dzat yang menciptakanmu dalam melakukan keburukan itu di dunia, sekarang kamu merasa malu kepada aku.” Maka malaikat itu mengangkat gada, lalu dipukulkan pada mayit tersebut kemudian mayit itu berkata: “Bangunkanlah aku sehingga aku menulisi kejelekan itu”, akhirnya mayit menulisi keburukannya (termasuk) semua kebaikannya dan keburukannya, Kemudian malaikat itu memerintahkan mayit agar melipat buku itu dan mensetempelnya, lalu mayit melipat buku itu dan berkata: “Dengan apa aku mensetempelnya, padahal aku tidak mempunyai sebuah setempel.” Maka malaikat Itu berkata: “Serempellah buku itu dengan kukumu,” Akhirnya mayit tersebut mensetempel buku Itu dengan kukunya dan mayit Ini menggantungkan buku itu di lehernya sampai hari kiamat. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.” (QS. Al-Isra’: 13)

Kemudian masuklah setelah itu, malaikat Munkar dan Nakir seperti masuknya malaikat yang pertama. Ketika orang yang maksiat ini melihat pada bukunya pada hari kiamat, maka Allah memerintahkan untuk membacanya, lalu membacalah hamba itu tentang kebaikan-kebaikannya, ketika sampai pada keburukannya ia berdiam, maka Allah Ta’ala berfirman: “Kenapa kamu tidok membaca?” Hamba itu menjawab: “Aku merasa malu pada Engkau.” Allah Ta’ala berfirman: “Kenapa engkau tidak merasa malu waktu d dunia, dan sekarang kamu merasa malu pada Aku.” Lalu hamba menyesal dan (tetapi) penyesalannya itu tidak bermanfaat. Allah Ta’ala berfirman:

 

“(Allah berfirman): Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Haqqah: 30-31)

 

Di dalam hadits diceritakan: Ketika mayit sudah diletakkan di dalam kubur, datanglah dua malaikat yang hitam, yang melotot kedua matanya, suaranya seperti petir dan penglihatannya bagaikan kilat yang menyambar, kedua malaikat itu datang dari arah kepala si mayit, maka berkatalah shalat: “Kalian berdua jangan datang ke arahku, karena mayit ini melakukan beberapa shalat, baik di watu malam maupun di waktu siang karena rasa takutnya pada tempat ini.”

Kemudian datanglah kedua malaikat itu dari arah kedua kakinya, maka berkatalah kedua kaki ini: “Kalian berdua jangan datang dari arahku, sesungguhnya mayit ini mempergunakan aku untuk berjalan berjama’ah, karena ada rasa takut dari tempat ini.”

Maka datanglah kedua malaikat itu dari arah kanannya, berkatalah sedekah: “Kalian berdua jangan datang dari arahku, Sesungguhnya mayit itu benar-benar telah melakukan sedekah dengan aku, karena ada rasa takut dari tempat ini.”

Selanjutnya kedua malaikat itu datang dari arah kirinya, berkatalah puasa: “Kalian berdua janganlah datang dari arahku, maka mayit ini benar-benar telah lapar dan haus, karena ada rasa takut dari tempat ini.” Lalu mayit itu terbangun sebagaimana terbangunnya orang yang tidur, sambil berkata: “Apa yang kamu kehendaki berdua?” Kedua malaikat itu menjawab: “Kami menghendaki ketauhitanmu kepada Allah Ta’ala.”

Maka mayit itu mengucapkan:

 

“ Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.” Kedua malaikat itu berkata: “Apa yang kamu katakan kepada, Muhammad saw.?” Mayit itu mengucapkan:

 

“Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya”

Kemudian kedua malaikat itu berkata: “Engkau hidup dalam keadaan mukmin dan engkau mati dalam keadaan mukmin.”

Hikmah yang terkandung dalam pertanyaan dua malaikat, adalah bahwa malaikat itu akan mencerca anak turunan Nabi Adam as, sewaktu para malaikat bertanya (kepada Allah Ta’ala):

 

“Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (QS. Al Baqarah: 30)

Sebagai reaksi atas pemberitahuan Allah kepada mereka dalam firman-Nya:

 

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al Baqarah: 30)

Maka Allah Ta’ala menolak atas perkataan para malaikat, dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman:

 

“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)

 

Lalu Allah mengutus dua malaikat ke kuburnya orang mukmin supaya keduanya menanyai pada mayit: “Siapa Tuhanmu?” sampai akhir pertanyaan.

Allah Ta’ala memerintahkan pada keduanya agar mensaksikan dihadapan para malaikat tentang apa yang sudah didengarkan dari seorang hamba yang mukmin, karena sedikit-sedikitnya persaksian itu dua. Kemudian Tuhan berfirman: “Hai malaikat-Ku, Aku telah mengambil ruhnya seorang hamba, dan Aku meninggalkan hartanya untuk yang lain, dan istrinya (berada) di dalam tempat orang lain, serta Jartyahnya untuk orang lain, harta bendanya untuk orang lain.” Maka bertanyalah kedua malaikat itu kepada hamba tersebut di dalam perut bumi. Hamba itu tidak rela kecuali dari Aku, dan tidak akan menjawab (pertanyaan) seseorang kecuali dari Aku. Maka hamba berkata: “Allah Ta’ala Tuhanku, dan Muhammad Nabiku, serta Islam adalah agamaku.”

Hai para malaikat-Ku, tidaklah kalian semua sekarang mengetahui, sebagaimana yang telah Aku firmankan:

 

“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)

 

Diriwayatkan: “Sesungguhnya setiap manusia Itu ada yang menyertainya, yaitu dua malaikat, salah satu (dari) dua malaikat Itu berada disisi kanannya, yaitu: yang menulisi perbuatan: perbuatan yang baik, dengan tanpa memakai saksi yang lain, Dan yang kedua, berada disisi kirinya, yaitu yang menulisi perbuatan: perbuatan yang buruk. Dan malaikat Ini tidak menulisi perbuaten yang buruk kecuali dengan saksi temannya.

Kalau manusia itu (dalam keadaan) duduk, maka salah satu (dari) dua malaikat itu berada dari sisi kanannya. Dan yang lain, berada dari sisi kirinya. Kalau manusia ini berjalan, maka salah (satu dari) dua malaikat itu berada di belakangnya. Dan yang lain. berada di depannya. Kalau manusia Itu tidur, maka salah satu (dari) dua malaikat itu berada didekat kepalanya. Dan yang lain. berada didekat kedua kakinya.”

Di dalam riwayat yang lain: “Ada lima malaikat, dua malaikat berada di waktu malam, dua malaikat berada di waktu siang. da! satu malaikat tidak berpisah dalam waktu dari beberapa waktu. Demikian itulah yang ada dalam firman Allah Ta’ala :

 

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Yang dimaksudkan dengan lafazh: “Mu’aqqibat” adalah malaikat malam dan malaikat siang, yang menjaga (makhluk) dari jin dan manusia, serta para setan. Sedang dua malaikat yang menulisi kebaikan dan keburukan, yang berada diantara dua bahu (manusia) dan pena kedua malaikat itu adalah lisannya, tempat tintanya adalah mulutnya, untuk tintanya adalah air liurnya. Kedua malaikat itu menulisi amal perbuatan manusia sampai matinya.

Dan diriwayatkan dari Nabi saw.: Sesungguhnya malaikat yang menjaga (bagian) kanan percaya atas malaikat yang menjaga (bagian) kiri yang menulisi keburukan seorang hamba. Ketika seorang hamba melakukan keburukan di saat malaikat yang ada disebelah kiri akan menulisi keburukannya, maka berkatalah malaikat yang menjaga (bagian) kanan kepada malaikat yang menjaga (bagian) kiri: “Tunggulah sampai tujuh jam.” Jika hamba itu memohon ampun pada Allah Ta’ala, maka malaikat yang menjaga (bagian) kiri tidak menulisi (keburukannya). Dan kalau tidak memohon ampun (taubat) pada Allah Ta’ala, maka malaikat yang menjaga (bagian) kiri akan menulisi keburukannya. Ketika seorang hamba telah dicabut (nyawanya) kemudian diletakkan dalam kuburnya, berkatalah dua malaikat itu: “Ya Tuhan kami, kami Serahkan hamba Engkau ini, kami telah menulisi amal perbuatannya, dan Engkau telah mencabut ruhnya, maka izinkanlah kepada kami, kami akan naik ke langit,” Lalu berfirmanlah Allah Ta’ala: “Langit ini telah penuh oleh para malaikat yang sama membaca tasbih, maka kembalilah kamu berdua, dan bacalah tasbih kepada-Ku diatas kubur hamba-Ku, bacalah takbir dan tahlil serta tulislah untuk hambaKu, sampai Aku membangkitkan dari kuburnya,” Dan Allah Ta’ala berfirman:

 

“Yang mulia (disisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan. pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithaar: 11-12)

Menamakannya para malaikat itu dengan “Kiraman Katibin” karena mereka ketika menulisi tentang suatu kebaikan, mereka naik dengan membawa kebaikan itu ke langit dan menghaturkannya kepada Allah Ta’ala. Sedangkan para malaikat itu mensaksikan atas perbuatan itu. Maka mereka mengatakan: “Sesungguhnya hambamu Fulan….telah melakukan kebaikan demikian….dan demikian…….” Dan ketika para malaikat itu menulis pada seorang hamba tentang suatu keburukan, para malaikat itu membawanya naik ke langit menghaturkan keburukan itu dengan disertai (perasaan) bersedih hati. Maka Allah Ta’ala bertanya: “Hai malaikat Kiraman Katibin, apa yang dilakukan oleh hamba-Ku?” Para malaikat itu berdiam diri, sehingga bertanya untuk yang kedua kalinya, dan ketiga kalinya. Berkatalah para malaikat itu: “Ya Tuhan kami, Engkaulah Dzat yang menutupi segala celanya. Sesungguhnya mereka itu sama membaca kitab-Mu setiap hari, dan mereka mengharapkan kami menutupi.” Dan para hamba itu membaca:

“Yang mulia (disisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kau kerjakan.” (QS. Al-Infithaar: 11-12)

Maka sesungguhnya kami ini menutup cela para hamba itu, dan Engkau Dzat Yang Maha mengetahui sesuatu yang ghaib (samar dan karena inilah mereka para malaikat dinamakan “Kiraman Katibin”.

Nabi saw. bersabda: Ketika ruh itu keluar dari tubuh anak Adam, dan telah lewat masa tiga hari, maka berkatalah ruh: “Ya Tuhanku, izinkanlah aku sehingga aku berjalan dan melihat kepada jasadku, dimana aku pernah berada dalam jasad itu.” Maka Allah Ta’ala mengizinkan kepada ruh. Lalu datanglah ruh kekuburnya, ia melihat kepada jasadnya dari jauh, dan darah benar-benar telah mengalir dari kedua hidungnya dan mulutnya, maka ia menangis dengan tangisan yang lama. Kemudian ruh berkata: “Hai jasad yang miskin, hai kekasihku, apakah kamu ingat hari-hari hidupmu, ini adalah rumah, yaitu rumahnya duka cita dan rumahnya cobaan, rumahnya kesedihan hati, rumahnya kesusahan dan rumahnya penyesalan.” Kemudian pergilah ruh tersebut.

Ketika (lewat) lima hari, maka berkatalah ruh: “Ya Tuhanku, izinkanlah kepadaku, sehingga aku bisa melihat kepada jasadku.” Maka Allah Ta’ala mengizinkan kepada ruh. Lalu datanglah ruh ke kuburnya, ia melihat dari jauh, dan benar-benar telah mengalir dari dua hidungnya dan mulutnya serta kedua telinganya yaitu air nanah kental dan nanah (campur darah), maka ruh menangis dengan tangisan (yang keras). Kemudian ia berkata: “Hai jasad yang miskin, apakah kamu ingat hari-hari hidupmu, ini adalah rumah kesedihan hati, rumah duka cita, rumahnya ulat rumahnya kalajengking, dan ulat-ulat itu benar-benar telah memakan dan merobek-robek kulitmu dan anggauta (tubuh)mu.” Kemudian lewatlah ruh tersebut.

 

Maka tatkala (lewat) tujuh hari, berkatalah ruh: “Ya Tuhanku, izinkanlah aku Sehingga aku melihat kepada jasadku.” Maka Allah Ta’ala mengizinkan kepadanya. Lalu datangkah ruh ke kuburnya ia melihat dari jauh, dan benar-benar telah terjadi didalam Jasadnya itu ada ulat yang banyak, maka ruh menangis dengan tangisan yang sangat, seraya berkata: “Hai tubuhku, apakah kamu ingat hari. hari hidupmu, dimana anak-anakmu? Dan dimana kerabat-kerabatmu? Dan dimana auratmu? dimana saudara-saudaramu? Dimana teman dekatmu? Dan dimana sahabatmu? Dan dimana tetanggamu? Yaitu orang-orang yang sama ridla bertetangga denganmu, pada hari ini mereka menangisi kepadaku dan kepadamu.”

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: Ketika seorang mukmin meninggal, maka ruhnya berputar-putar di sekitar rumahnya dalam masa satu bulan. Maka ruh ini melihat kepada apa yang ditinggalkannya (diantaranya) dari hartanya, bagaimana (caranya) harta itu dibagi. Dan bagaimana hutang-hutangnya dibayar. Maka ketika telah sempurna (masa) satu bulan, kembalilah ruh ini ke lubangnya (kuburnya), lalu berputarlah ruh ini setelah itu, sehingga sempurna atas (kematian) mayit itu masa satu tahun, maka melihatlah mayit tersebut pada orang yang mendoakan kepadanya, dan barangsiapa yang bersedih atas mayit ketika telah sempurna masa satu tahun, maka diangkatlah ruhnya ke tempat kumpulnya para ruh sampai hari kiamat, maksudnya, yaitu hari ditiupnya sangkala. Allah Ta’ala berfirman:

 

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al-Qadr: 4)

Ada yang mengatakan yang bersama para malaikat itu adalah ruh dan raihan. Dan ada yang mengatakan: Bahwa yang dimaksudkan dengan ruh pada ayat diatas adalah malaikat yang agung yang turun untuk melayani orang-orang mukmin, Sebagaimana yang ada dalam firman Allah Ta’ala:

 

“Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf shuf ” (QS. An-Naba’: 38)

Ada yang mengatakan, bahwa makna lafazh: ruh adalah anak turun Adam, dan ada juga yang mengatakan, bahwa lafazh ruh itu adalah malaikat Jibril as. Dan ada yang mengatakan, bahwa lafazh ruh itu adalah ruhnya Nabi Muhammad saw. yang ada di bawah Arasy. Ruh ini memohon izin pada Allah Ta’ala di malam Qadar (lailatul Qadar) turun untuk memberi salam atas seluruh orang mukmin dan mukminat, maka berjalanlah ruh atas (tempat) mereka.

Ada yang mengatakan, bahwa ruh itu adalah ruhnya para kerabat yang sudah mati, seraya berkatalah para ruh: “Ya Tuhan kami, izinkanlah kepada kami, sehingga kami bisa melihat anak-anak kami dan keluarga kami.” Maka turunlah ruh itu di malam Qadar (lailatul qadar).

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas ra.: Ketika pada hari Raya, hari Asyura’, hari Jum’ah yang pertama dari bulan Rajab, malam pertengahan dari bulan Sya’ban, dan malam qadar (lailatu Qadar), serta malam Jum’ah, keluarlah ruh-ruh orang yang sudah mati dari kuburnya lalu mereka sama berdiri di pintu rumahnya masing-masing, seraya berkata: “Kasihanilah kepada kami di malam ini yang (penuh) berkah dengan bersedekah atau sesuapan (makanan untuk sedekah), maka sesungguhnya kami membutuhkan kepada sedekah, kalau kamu bakhil dan tidak mau memberikan sedekah (yang ditujukan kepada kami), maka ingatlah kepada kami dengan membaca Al Fatihah di malam ini yang penuh berkah, adakah dari seseorang yang mengasihi kepada kami? Adakah dari seseorang yang (masih) ingat pengembaraan kami? Hai orang yang berdiam di rumah kami! Hai orang yang menikahi Istri kamil Ial orang yang menempat luasnya gedung kami! Kami sekarang berada dalam sempitnya kubur Hai orang yang membagi harta kami! Hat orang yang masih ingat pengembaraan kami, dan bukumu itu masih digelar. Dan tidak ada pakaian bagi mayit dalam kuburnya, maka kamu jangan lupa kepada kami dengan sepotong rotimu (untuk sedekah) dan doa kamu. Maka sesungguhnya kami ini membutuhkan kepada kamu untuk selamanya,”

Kalau mayit Itu mendapatkan sedekah dan doa dari keluarganya, maka ia kembali dengan senang dan bergembira. Dan kalau ia tidak mendapatkan (sedekah dan doa dari yang hidup), maka ia kembali dengan bersedih hati dan terhalang serta putus dari keluarganya.

Ada pendapat yang mengatakan: “Sesungguhnya ruh itu berada dalam kumpulnya beberapa binatang, tidak berada di dalam badan tetapi dalam satu bagian dari beberapa bagian yang tidak bisa dibuktikan dengan dalil. Sesungguhnya seseorang yang dilukai dengan satu luka, maka ia bisa mati, karena sesungguhnya luka itu (tepat) mengenai tempat yang didalamnya ditempati oleh ruh.”

 

Tempat Ruh Pada Jasad yang Masih Hidup

Ada yang mengatakan, bahwa ruh berada di seluruh badan. karena sesungguhnya mati itu dalam seluruh badan, yang menunjukkan atas ruh itu adalah firman Allah Ta’ala :

 

“Katakanlah: Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya yang pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yaasiin: 79)

 

Perbedaan Antara Ruh dan Rawan (Sukma)

Dan kalau ditanyakan, apa perbedaannya antara ruh dan rawan, maka kami menjawab: keduanya adalah satu, tidak ada perbedaan antara keduanya, sebagaimana badan bersama tangan itu adalah satu, tetapi tangan itu bisa pergi dan datang, sedangkan badan tidak bisa bergerak sama sekali. Dan demikian juga rawan itu bisa pergi dan datang, ruh tidak bisa bergerak sama sekali.

Kemudian tempatnya ruh didalam badan itu tidak bisa dibuktikan (secara ilmiah). Dan tempatnya rawan itu berada diantara dua alis, maka ketika ruh itu hilang, matilah hamba tersebut tanpa ada keraguan. Dan ketika rawan itu hilang, maka tidurlah hamba tersebut, sebagaimana air ketika dituangkan didalam piring, dan diletakkan dalam rumah, lalu sinar matahari jatuh di atas piring itu lewat dari suatu lubang, sedangkan cahaya matahari itu (berada) didalam atap rumah, dan tidak bisa menggerakkan piring tersebut ini dari tempatnya, maka seperti itulah ruh bertempat di badan. Dan cahaya matahari itu berada di Arasy, cahaya itu adalah rawan, yang bisa melihat mimpi didalam tidur, dan cahaya itu berada di alam malaikat.

 

Tempat Ruh Setelah Dicabut dari Badan

Adapun tempatnya ruh setelah dicabut dari badan atau jasad itu masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan, tempatnya didalam sangkala, dan didalam sangkala itu terdapat lubang (yang jumlahnya) menurut bilangannya seluruh binatang yang diciptakan sampai pada hari kiamat. Dan ruh ini ada yang memperoleh kenikmatan ditempat itu, ada juga yang mendapatkan siksaan ditempat tersebut.

Ada yang mengatakan, sesungguhnya ruhnya orang-orang mukmin itu berada di temboloknya burung yang hijau di tempat yang tinggi sedangkan ruhnya orang-orang kafir itu berada di temboloknya burung yang hitam di neraka.

 

Ada juga yang mengatakan, sesungguhnya ruhnya orang-orang mukmin ketika dicabut diangkat oleh malaikat Rahmat ke langit Yang ketujuh karena memuliakan dan mengagungkan. maka ada pemanggil dari hadapan Allah (Dzat Yang Maha Penyayang): “Tulislah ruh ini di tempat yang tinggi.” Kemudian malaikat mengembalikan ruh dalam jasadnya, dan telah dibuka pintu ke arah surga untuk ruhnya orang mukmin, maka ia bisa melihat ke tempatnya di dalam surga. sehingga sampai terjadi hari kiamat. Sedangkan ruhnya orang-orang kafir ketika dicabut diangkat oleh malaikat adzab ke langit dunia, lalu ditutup karena adanya ruh tersebut seluruh pintu langit, lalu diperintah mengembalikan ke tempat jasadnya, serta dipersempit kuburnya, selanjutnya dibuka untuk ruhnya orang kafir ini pintu ke neraka, maka ia bisa melihat ke tempatnya, sehingga sampai terjadi hari kiamat. Berdasarkan keterangan di atas inilah sabda Nabi saw. :

 

“Sesungguhnya para mayit itu mendengarkan suara sandal kamu, hanya saja mereka tercegah dari berbicara.”

Dan sebagian ahli hikmah telah ditanya tentang tempatnya ruh setelah mati. Sebagian ahli hikmah itu menjawab: “Sesungguhnya ruhnya para Nabi as. itu berada didalam surga Adan dan ruh yang berada dalam kubur (lubang landak) itu (hanya) memperoleh kesenangan untuk jasadnya, dan para jasad itu sujud kepada Tuhannya. Sedangkan ruhnya para Syuhada’ itu berada di dalam surga Firdaus di tengah-tengah surga di dalam tembolok burung pipitnya surga. Dan ruh anak-anaknya orang musyrik itu berputar didalam surga, ia tidak mempunyai tempat sampai pada hari kiamat, kemudian ruh-ruh itu melayani orang-orang mukmin, Dan ruhnya orang-orang mukmin, yang mempunyai hutang itu digantungkan di udara, tidak sampai ke surga dan tidak sampai ke langit, sehingga dibayar hutang ruh itu dan dibalaslah olehnya menganiaya. Sedangkan ruh orang muslim yang berbuat dosa itu. disiksa didalam kubur bersama jasadnya. Ruhnya orang-orang kafir dan Munafiq itu berada di Sijjin dalam neraka Jahannam, dan diperlihatkan didalam neraka itu pada waktu pagi hari dan sore hari.”

 

Pengertian Ruh

Ada yang mengatakan: Sesungguhnya ruh adalah jisim yang halus. Oleh karena itu, tidak boleh dikatakan: “Bahwa Allah Ta’ala itu mempunyai ruh, karena sesungguhnya Allah Ta’ala itu mustahil apabila bertempat, sebagaimana beberapa jisim.” Dan ada yang mengatakan: “Bahwa ruh itu adalah sifat.” Ada yang mengatakan: “Adalah pecahan dari udara.” Dua pendapat ini adalah ucapannya orang yang mengingkari (adanya) siksa kubur.

Disebutkan dalam sebuah hadits: Sesungguhnya orang Yahudi datang kepada Nabi saw. seraya bertanya tentang ruh dan tentang orang yang mempunyai buku, serta tentang Raja Dzulkarnain, maka turunlah ayat yang membahas tentang keadaan (persoalan) mereka yaitu surat Kahfi, serta diturunkan (ayat) tentang ruh. Firman Allah Ta’ala:

 

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Tuhan-Ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al Isra’: 85)

Dikatakan, maknanya ayat di atas: (Itu adalah ilmu Tuhanku, sedangkan aku tidak mempunyai ilmu tentang ruh). Ada yang mengatakan: “Sesungguhnya ruh itu bukanlah makhluk, karena ruh adalah perintah Allah Ta’ala, dan perintah Allah Ta’ala adalah kalamnya Allah.”

Ada yang mengatakan: Bahwa maknanya ruh itu berada di Tuhanku dengan kalimat Kun. Karena sesungguhnya perintah itu ada dua macam: (pertama) Perintah yang tetap. sebagaimana perintahnya Allah kepada hamba-hambaNya, seperti Shalat puasa, haji dan zakat. (kedua) Perintah Takwin yaitu Perintap wujud (mengadakan) sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Katakanlah: Jadilah kamu sekalian batu atau besi atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menuru pikiranmu.” (QS. Al Isra”: 50-51)

Seperti firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah”! maka terjadilah ia.” (QS. Yaasiin: 82)

Adapun firman Allah Ta’ala:

 

Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). (QS. Asy Syu’ara: 193)

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershafshaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, dan ia mengucapkan kata yang benar.” (QS. An-Naba’: 38)

Maka ada yang mengatakan bahwa makna ruh dalam ayat di atas berupa anak Adam yang dimaksudkan, sesungguhnya ruh (dari ayat diatas), adalah malaikat yang besar yang berdiri satusatu dengan berbaris. Adapun firman Allah Ta’ala kepada Nabi Adam as.:

 

“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku.” (QS. Al Hijr: 29)

Maknanya lafazh diatas adalah: Ketika Allah membuat kejadian Nabi Adam as. Maka Aku tiupkan kedalam (tubuh) Adam ruh. Dan lafazh ruh ini, disandarkan pada kejadiannya. Ada yang mengatakan: Disandarkan pada Takrim (memuliakan).

Adapun firman Allah Ta’ala:

 

“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 91)

Maka itu disandarkan kepada takrim (memuliakan). Lafazh.     (menunjukkan) atas sesuatu yang sudah kami jelaskan Dan dikatakan: Bahwa maknanya lafazh: (9, Yakni malaikat Jibril as. Sedangkan pada ayat (diatas) ini lafazh Ruh adalah ruh Nabi Isa bin Maryam, karena sesungguhnya Nabi Isa diciptakan dari tiupannya malaikan Jibril as. Dan dikatakan: Bahwa maknanya ruh Itu adalah rahmat. Firman Allah Ta’ala:

 

“Dan menguatkan mereka dengan pertolongan.” (QS. Al Mujadilah: 22)

 

 

Ketahuilah, sesungguhnya malaikat Israfil as. itu mempunyai tanduk. Dan Allah Ta’ala menjadikan Lauhul Mahfudz dari intan yang putih, yang panjangnya antara langit dan bumi kali tujuh, kemudian Allah menguntungkannya di Arasy, telah ditulis dalam Lauhul Mahfudz yaitu sesuatu yang tetap sampai pada hari kiamat.

Bagi malaikat Israfil itu mempunyai empat sayap, satu sayap ada di timur dan satu sayap berada di barat, satu sayapnya (lagi) menutupi dirinya, dan sayap (keempat) menutupi kepalanya. Wajahnya malaikat Israfil itu kuning, karena dari rasa takut kepada Allah Ta’ala, yang menundukkan kepalanya, yang memandang ke arah Arasy. Dan salah satu (dari) kakinya Arasy dengan kekuasaan Allah. Karena sesungguhnya Israfil itu kuning, (karena) dari rasa takut kepada Allah Ta’ala, kuningnya seperti burung pipit.

Maka ketika Allah menetapkan sesuatu di Lauh, dan membuka tutup wajahnya Israfil. Akhirnya ia bisa melihat kepada sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah dari suatu hukum dan perintah. Dan tidak ada dalam (kalangan) para malaikat yang lebih dekat tempatnya dari Arasy, (kecuali) malaikat Israfil as, (jarak) antara Israfil dan Arasy ada tujuh tabir dari beberapa tabir, sampai kepada beberapa tabir (kira-kira jarak) dalam perjalanan 500 tahun. Dan jarak antara Jibril dan Israfil itu ada 70 tabir.

Dan sangkala telah diletakkan diatas pahanya yang kanan, dan Ujung sangkala itu (sudah berada) diatas mulutnya, maka Israfil tinggal menunggu perintah Allah Ta’ala, kapan datangnya perintah Itu, maka ia tinggal meniup dalam sangkala.

 

Ketika telah habis masa (usianya) dunia, maka sangkala ity didekatkan wajah Israfil, lalu Israfil mengumpulkan sayapnya yang empat. kemudian dia meniup sangkala.

Ada yang mengatakan : Malaikat maut menjadikan salah satu kedua telapak tangannya berada dibawah bumi yang ketujuh, dan yang lain berada diatas langit yang ketujuh, maka ia mencabut seluruh ruhnya penduduk langit dan penduduk bumi, tidak tersisa (makhluk) didalam bumi kecuali Iblis laknatullah alaihi, dan tidak tersisa (makhluk) di langit kecuali Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail as dan mereka itu adalah termasuk makhluk yang dikecualikan oleh Allah Ta’ala. Didalam firman Allah Ta’ala:

 

“Dan tiuplah sangkala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS. Az Zumar: 68)

 

Gambaran Bentuk Sangkala

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan sangkala itu mempunyai empat cabang, diantara cabang itu ada di maghrib (sebelah barat). satu cabang ada di masyrig (sebelah timur), satu cabang berada dibawah bumi ketujuh yang paling bawah, dan satu cabang itv terletak diatas langit ketujuh yang bagian atas. Didalam sangkals itu ada beberapa pintu (menurut) bilangan ruh. Dan di dalam sangkala (juga) terdapat 70 rumah, dan didalam satu rumah dari tujuh puluh rumah (ditempati) ruhnya para malaikat, dalam satu rumah dari tujuh puluh rumah (ditempati) ruhnya para jin, dalam satu rumah dari tujuh puluh rumah (ditempati) ruhnya para manusia, dalam satu rumah dari tujuh puluh rumah (ditempati) ruhnya para setan, dalam satu rumah dari tujuh puluh rumah (ditempati) ruhnya para binatang hina dan binatang melata sehingga semut, sampai sempurna ada 70 macam. Lalu Allah Ta’ala memberikan sangkala ini kepada Israfil as, Israfil itu rneletakkan sangkala itu di mulutnya, dengan menunggu, kapan ia diperintah meniup sangkala itu, maka ia akan meniup tiga kali tiupan. Tiupan pertama, mengejutkan. Tiupan kedua, mematikan. Tiupan ketiga, membangkitkan.”

Khudaifah bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana keadaan para makhluk ketika sangkala itu ditiup?” Nabi saw. menjawab: “Hai Khudaifah, Demi Dzat yang menjadikan diriku dalam kekuasaanNya, (ketika) sangkala itu ditiup, maka terjadilah kiamat, seseorang yang mengangkat sesuap (makanan) ke mulutnya, maka belum sampai ia makan suapan itu (sudah terjadi kiamat), dan kendi yang (sudah) berada di mulut seseorang yang hendak meminumnya, maka sebelum ia minum air kendi tersebut (sudah terjadi kiamat).”

 

 

 

 

Dan ketika sangkala itu ditiup, maka terkejutlah penduduk langit dan bumi, kecuali sesuatu yang dikehendaki oleh Allah, sedangkan gunung-gunung bergerak dengan berjalan, dan berguncanglah langit-langit itu dengan guncangan yang dahsyat, dan bergempalah bumi dengan gempa yang dahsyat, bagaikan perahu (yang terombang-ambing) di air, perempuan-perempuan yang hamil sama melahirkan kandungannya, anak-anak muda menjadi beruban, para setan menjadi sama bingung, kemudian bintang-bintang itu telah meruntuhi para setan, dan matahari telah digerhanakan, langit dipecah-pecah dari atas para makhluk. Dan manusia ketika terjadi peristiwa itu, dalam keadaan lupa. Demikianlah firman Allah Ta’ala:

 

            “Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj: 1)

terjadi peristiwa itu (selama) empat puluh hari.

Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Nabi saw: membaca firman Allah Ta’ala:

 

Hai manusia, bertaqwalah kepada Tuhan, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (QS. Al Hajj: 1-2)

Nabi saw. bersabda: “Apakah kamu mengetahui, hari apa itu?” Mereka para sahabat menjawab: “Allah dan RasulNya yang mengetahui.” Maka Nabi saw. bersabda: Didalam hari itu Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Adam as.: “Bangunlah dan pilihlah dari anakmu dengan pilihan neraka.” Maka Nabi Adam as. berkata: “Berapa orang dari setiap seribu umatku.” Allah Ta’ala menjawab: “Dari setiap seribu adalah 999 yang masuk ke neraka, dan satu yang masuk ke surga.” Maka menjadi berat peristiwa hari itu, pada suatu kaum, dan mereka menangis dengan sangat serta bersedih hati. Maka Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya aku mengharapkan agar ada (dari) kamu seperempat yang menjadi ahli surga.” Kemudian Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya aku mengharapkan agar ada (dari) kamu separo yang menjadi ahli surga.” Maka para shahabat sama bergembira. Lalu Nabi saw. bersabda: “Bergembiralah kalian Semua, sesungguhnya kalian itu berada dalam beberapa umat seperti rambut satu yang terdapat di lambung unta (perut)nya, hanya Saja kalian semua adalah satu bagian dari seribu bagian.”

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda:

 

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mempunyai seratus rahmat, dan dari seratus rahmat itu yang diturunkan hanya satu kepada manusia dan Jin, termasuk beberapa binatang dan beberapa binatang serangga yang ada di bumi, maka dengan rahmat satu itulah, terjadi sayang menyayangi, dan dengan rahmat satu itulah, terjadi kasih mengasihi, sedangkan Allah Ta’ala masih menyimpan yang 99 rahmat, Allah akan mengasihi dengan 99 rahmat itu kepada hambanya besok pada hari kiamat.”

 

Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan kepada Israfil agar meniup sekali lagi untuk mematikan. Maka Israfil meniup (sangkala itu) dan ia berkata: “Hai ruh-ruh yang telanjang, keluarlah dengan perintah Allah Ta’ala.” Lalu binasalah ruh itu, akhirnya matilah seluruh penduduk langit dan bumi kecuali makhluk yang dikehendaki oleh Allah. Ada yang mengatakan, mereka itu adalah para syuhada’, maka sesungguhnya mereka (para syuhada’) itu hidup di dekat Tuhan mereka, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati: bahkan (sebenarnya) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al Baqarah: 154)

Didalam hadits diriwayatkan, dari Nabi saw.: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu memuliakan pada para syuhada” lima kemuliaan, dan Allah tidak pernah memuliakan dengan lima kemuliaan itu pada seseorang, dan aku tidak (termasuk) salah satu yang menerima kemuliaan itu.”

Pertama: Sesungguhnya ruhnya para Nabi itu dicabut oleh malaikat maut, dan aku (Muhammad) demikian juga. Sedangkan ruhnya para syuhada’ itu dicabut oleh Allah Ta’ala.

Kedua: Sesungguhnya para Nabi itu dimandikan setelah kematiannya, dan aku, demikian juga. Sedangkan para syuhada’ itu tidak dimandikan (ketika matinya).

Ketiga: Sesungguhnya para Nabi itu (matinya) dikafani, dan aku, demikian juga. Sedangkan para syuhada’ itu matinya tidak dikafani.

Keempat: Sesungguhnya para Nabi itu (matinya) dinamakan dengan nama “mati”, dan aku, demikian juga. Dikatakan: Telah mati (meninggal) Nabi Muhammad saw., sedangkan para syuhada’ itu hidup, tidak dinamakan (kematiannya) itu dengan nama “mati”, tetapi dikatakan hidup.

Kelima: Sesungguhnya para Nabi itu sama memberi syafa’at di hari kiamat, dan aku, demikian juga. Sedangkan para syuhada’ itu memberi syafa’at setiap hari sampai pada hari kiamat.

Dan dikatakan didalam maknanya lafazh: “Illaa man SyaAllaah” yakni: yang tersisa ada jiwa 12 jiwa yaitu : Jibril, Israfil, Mikail Izrail as dan delapan malaikat yang membawa ‘Arasy.

Maka tetaplah dunia, dengan tanpa manusia, tanpa ada jin, tanpa ada setan dan tanpa ada bintang liar. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: Hai malaikat maut, sesungguhnya Aku menjadikan kamu menurut hitungannya para makhluk yang pertama sampai para makhluk yang terakhir, sebagai pembantu, dan Aku menjadikanmu memiliki kekuatannya penduduk langit dan bumi, sesungguhnya Aku memakaikan kamu pada hari ini dengan pakaian kemurkaan, maka turunlah dengan (membawa) kemurkaan-Ku dan cemeti-Ku kepada Iblis laknatullahi alaihi, berilah rasa kematian pada Iblis, bawalah pahitnya rasa mati (dari) makhluk yang dulu sampai makhluk yang terakhir kepada Iblis, dari jin dan manusia dengan dilipatgandakan, dan hendaklah yang menyertaimu itu dari malaikat Zabaniyah sebanyak 70.000, setiap seorang malaikat (membawa) rantai dari beberapa rantainya heraka Lazha kemudian Izrail memanggil-manggi malaikat agar membukakan seluruh pintu neraka, maka turunlah malaikat maut dengan membukakan pintu neraka. Turunnya malaikat maut itu dengan bentuk yang sebenarnya. Jikalau penduduk langit dan bumi yang ketujuh Ini melihat kepadanya, pasti mereka semua akan mati (karena bentuknya yang menakutkan). Lalu datanglah Izrail kepada Iblis kemudian memegangi iblis dengan pegangan yang kuat maka tiba-tiba iblis itu binasa, dan iblis itu mempunyai suara (rintihan) yang mengerikan, kalau sekiranya penduduk langit dan bumi mendengar suara (rintihannya) Iblis pasti sama binasa (mati), yang (disebabkan) dari suara itu. Lalu malaikat maut (Izrail) berkata: “Hai (makhluk) yang kotor, pasti akan aku rasakan kepadamu (sakitnya) kematian pada hari ini. Berapa dari umur yang kamu dapat? Dan berapa golongan yang kamu sesatkan?”

Kemudian iblis ini berlari ke arah timur, maka tiba-tiba malaikat sudah ada didekatnya. Terus menerus malaikat datang, dimana Iblis berlari itu, kemudian iblis berdiri di tengah-tengah dunia didekat kuburnya Nabi Adam as. seraya berkata: “Hai anak Adam, dari (sebab) arahmu aku menjadi makhluk yang diranjam dan dilaknati serta ditolak.” Maka ia berkata (lagi): “Hai malaikat maut, dengan gelas mana kamu memberi minuman aku? Dan dengan siksa apa kamu mencabut ruhku?” Maka malaikat Izrail berkata: “Dengan gelas minumannya neraka Lazha dan neraka sa’ir” Dan Iblis itu jatuh bangun di atas tanah, sehingga ketika (sampai) di suatu tempat dimana Iblis waktu itu diturunkan, dilaknati ditempat itu juga kemudian Zabaniyah benar-benar menikam kepada Iblis dengan beberapa tumbak, Zabaniyah mengambil Iblis lalu menikamnya lagi (dengan tumbak), maka pada akhirnya iblis itu tetap dalam keadaan naza’ dan sakaratul maut. Sesuatu yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.

 

 



Malaikat maut diperintah supaya merusak lautan, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Setiap sesuatu binasa, kecuali Allah.” (QS. Al Qashash: 88)

Maka datanglah malaikat maut ke lautan, seraya berkata: “Benar-benar telah selesai masamu.” Berkatalah lautan: “Izinkanlah kepadaku sehingga aku menangisi atas diriku.” la berkata: “Dimanakah ombakku? Dimanakah keindahanku?” Dan benar-benar telah datang perintah Allah Ta’ala, maka kepada lautan malaikat maut berteriak dengan satu teriakan, (dengan teriakan itu) langsung air lautan tidak ada. Kemudian datanglah malaikat maut ke gunung. Seraya berkata (kepada gunung itu): “Benar-benar telah habis masamu.” Maka gunung itu berkata: “Izinkanlah kepadaku, Sehingga aku menangisi atas diriku.” la berkata: “Dimanakah tangga naikku? Dan dimanakah kekuatanku?” Benar-benar telah datang perintah Allah Ta’ala, maka kepada gunung itu malaikat maut berteriak dengan sekali teriakan, hancurlah gunuhg tersebut. Kemudian malaikat maut datang ke bumi, seraya berkata: “Telah habis masamu.” Maka bumi berkata: “Izinkanlah kepadaku sehingga aku menangis atas diriku.” la berkata: “Dimanakah kerajaanku? Dan dimanakah pepohonanku, sungai-sungaiku, dan beraneka macam tumbuh-tumbuhanku?” Lalu kepada bumi malaikat maut berteriak dengan sekali teriakan, maka menjadi rontok pagar-pagarnya bumi serta menjadi dalam mata air bumi. Kemudian malaikat maut naik ke langit dan berteriak, maka menjadi gerhana (pecah) matahari dan bulan serta bintang-bintang berjatuhan. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Hai malaikat maut, siapa yang masih tersisa dari makhlukku?” Malaikat maut berkata: “Ya Tuhanku, Engkaulah Dzat yang hidup dan tidak akan mati, yang masih tersisa adalah Jibril, Mikail, Israfil dan malaikat yang membawa Arasy, dan aku adalah hambaMu yang dha’if.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Hai malaikat maut, Apakah kamu tidak mendengar firman-Ku:

 

“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)

Lalu malaikat maut menjadi mati.”

Didalam keterangan hadits yang lain, kemudian Allah Ta’ala memerintahkan kepada malaikat maut untuk mencabut ruhnya sendiri, maka datanglah malaikat maut ke tempat yang ada antara surga dan neraka, lalu ia menjadikan pandangannya ke langit, untuk mencabut ruhnya sendiri, selanjutnya ia berteriak dengan sekali teriakan, kalau ada seluruh makhluk itu (masih) hidup. pasti mereka akan binasa (akibat) dari teriakannya malaikat maut. Kemudian malaikat maut berkata: “Jikalau aku mengetahui bahwa lepasnya ruh sangat sakit, pasti aku akan mencabut ruh orang mukmin dengan lebih kasihan.” Kemudian malaikat maut mati, akhirnya tidak tersisa satupun makhluk.

Didalam hadits yang lain, Allah Ta’ala berfirman: “Pergilah dar matilah diantara surga dan neraka.” Malaikat maut itu lalu mati ditempat itu, akhirnya tidak ada sesuatupun selain Allah, mak? tetaplah dunia ini dalam keadaan rusak, sesuatu yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.

 

 

 

 

Didalam hadits disebutkan: Ketika Allah Ta’ala menghendaki untuk mengumpulkan para makhluk, maka Allah Ta’ala menghidupkan malaikat Jibril dan Mikail as serta malaikat Israfil dan Izrail as. Permulaan makhluk yang dihidupkan oleh Allah adalah Israfil, lalu Israfil mengambil sangkala dari Arasy, selanjutnya Allah menghidupkan malaikat Ridwan, seraya berfirman: “Hai Ridwan, perhiasilah surga-surga itu dan siapkan pakaian bagi Nabi Muhammad saw. serta umatnya.” Kemudian datanglah para malaikat dengan (membawa) buraq serta mahkota dan bendera Ahmad, termasuk dua pakaian dari pakaian surga.

Binatang yang pertama kali dihidupkan oleh Allah adalah buraq, lalu Allah Ta’ala berfirman: “Pakaianilah buraq ini!” Para malaikat memakaikan pada buraq itu pelana yang bertahtakan permata dari yakut merah (sejenis permata indah), dan kendalinya dari zabar jambrut yang hijau, kedua pakaian itu salah satunya (berwarna) hijau dan yang lain berwarna kuning. Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Berangkatlah kalian ke kubur Muhammad saw.” Maka para malaikat itu sama pergi, dan benar-benar bumi ini masih dalam keadaan kosong dan rata, sedangkan para malaikat itu tidak mengetahui, dimana kuburnya Nabi Muhammad saw.? Lalu tampaklah nur Muhammad saw. seperti tiang dari kubur yang menembus sampai ke tengah langit. Berkatalah Jibril as.: “Hai Israfil yang memanggil (Muhammad), maka dengan perantaraan tanganmu Allah Ta’ala mengumpulkan para makhluk melalui tanganmu. Lalu Israfil berkata kepada Jibril: “Kamu sajalah yang memanggil! karena kamu itu adalah kekasihnya waktu di dunia Jibril menjawab: “Aku merasa malu pada Muhammad saw.” Maka Israfil as. berkata (kepada temannya) yaitu Mikail: “Hai Mikat kamu sajalah yang memanggil pada Muhammad.” Maka Malaikat Mikail berkata (pada kubur Muhammad): “Assalamu ‘alaikum yg Muhammad.” Maka Nabi Muhammad tidak menjawabinya. Lalu ketiga malaikat berkata kepada malaikat maut: “Kamu sajalah yang memanggil.” Maka malaikat maut berkata: “Hai ruh yang suci, kembalilah kepada badan yang suci.” Nabi Muhammad saw. tetap tidak menjawabinya. Kemudian Israfil as. memanggil: “Hai ruk yang suci, masuklah ke badan yang suci.” Maka Nabi Muhammad saw. tidak menjawabinya. Kemudian Izrail as. memanggilnya: “Hai Muhammad bangunlah, untuk memutuskan hukuman dan hisab serta menghadap kepada Dzat Yang Maha Penyayang.”

Akhirnya pecahlah kubur tersebut, ketika itu, Nabi Muhammad saw. duduk dalam kuburnya sedang membersihkan debu dari kepalanya dan jenggotnya. Lalu malaikat Jibril as. memberikan kepada Nabi dua pakaian dan buraq. Nabi Muhammad saw. berkata: “Hai Jibril, hari apa ini?” Jibril menjawab: “Ini adalah hari kiamat, hari kerugian, hari penyesalan, hari buraq, hari berpisah, dan hari bertemu.” Maka Nabi Muhammad berkata: “Hai Jibril, gembirakanlah aku.” Jibril berkata: “Surga benar-benar telah diperhias karena kedatanganmu, dan neraka benar-benar telah ditutup.” Nabi Muhammad saw. berkata: “Aku tidak meminta kepadamu dari perkara ini, tetapi aku meminta kepadamu tentang umatku yang sama berdosa barangkali kamu meninggalkan mereka di shirath (jembatan).” Maka Israfil berkata: “Demi kemuliaan Tuhanku, hai Muhammad, aku belum meniup sangkala (untuk) membangkitkan sebelum kamu bangkit (lebih dahulu).” Nabi Muhammad saw. berkata: “Sekarang bahagialah hatiku dan menjadi segar mataku.” Lalu Nabi mengambil mahkota dan pakaian, kemudian beliau memakainya kedua pakaian itu (selanjutnya) beliau naik buraq.

Buraq ini mempunyai dua sayap (yang panjangnya) antara langit dan bumi, wajahnya seperti manusia, lisannya seperti lisannya orang Arab, tampak terang kedua alisnya, kedua tanduknya besar, kedua telinganya tipis, dan kedua telinganya itu terbikin dari zambrut hijau, kedua matanya hitam, dan dikatakan seperti bintang yang bersinar, jambulnya dari yakut hijau, ekornya seperti ekor sapi yang ditaburi dengan emas merah. Dan dikatakan: “Bahwa buraq itu dalam keelokannya seperti burung merak, yang lebih tinggi (daripada) khimar dan lebih rendah (daripada) keledai.”

Sesungguhnya buraq itu, dinamakan dengan buraq, karena jalannya dan kecepatannya bagaikan kilat. Tatkala Nabi Muhammad saw. mendekat hendak menaiki, (tiba-tiba) buraq itu berguncang. Buraq berkata: “Demi kemuliaan Tuhanku, tidak (bisa) menaiki aku kecuali Nabi bangsa Hasyim, yang bangsa Ibthiy, yang bangsa Quraisy yaitu Muhammad bin Abdullah yang mempunyai Al Qur’an.” Lalu Nabi berkata: “Aku Muhammad bin Abdullah.” Maka Nabi Muhammad saw. bisa menaiki buraq tersebut kemudian pergi ke surga.

Kemudian Nabi saw. menunduk dengan bersujud, lalu ada pemanggil dari Allah: “Angkatlah kepalamu hai Muhammad, ini bukan hari rukuk dan sujud, tetapi (hari) ini adalah hari hisab dan pembalasan, angkatlah kepalamu dan memintalah, kamu akan diberi.” Nabi Muhammad saw. berkata: “Ya Tuhanku, apa yang Engkau janjikan kepadaku tentang umatku?” Allah menjawab: “Aku memberimu suatu keridhaan.” Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:

 

“Dan kelak Tuhanmu, pasti memberikan karuniaNya kepadamu, lalu (nanti) kamu menjadi puas.” (QS. Adh-Dhuhaa: 5)

Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan kepada langit, agar langit menghujani dengan air yang) seperti maninya orang lelaki, selama empat puluh hari, ketika air itu berada diatas setiap sesuatu kira-kira dalamnya dua belas zhira’, maka tumbuhlah beberapa makhluk (yang disebabkan) air itu, sebagaimana tumbuhnya sayursayuran. Sehingga sampurna jasad para makhluk itu, sebagaimana halnya waktu di dunia.

Kemudian Allah Ta’ala mengganti bumi, yang pernah dipergunakan maksiat oleh orang-orang yang durhaka, dengan menuangkan diatas permukaan bumi tersebut air panas dari neraka Jahannam. Dan Allah juga mendatangkan bumi dari perak yang putih, lalu dituangkan diatasnya air surga.

Diriwayatkan dari Aisyah ra., ia berkata: “Ya Rasulullah, hari digantinya bumi dengan selain bumi, saat itu dimana manusia berada?” Nabi saw. menjawab: “Hai Aisyah, kamu bertanya kepadaku dari sesuatu yang besar. tidak pernah ada orang bertanya tentang masalah tersebut selain kamu, sesungguhnya manusia pada hari itu berada di syirath jembatan ditengah-tengah neraka).”

 

 

Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Hai Israfil, bangunlah dan tiuplah dalam sangkala dengan tiupan yang membangkitkan.” Maka malaikat Israfil meniup, seraya memanggil: “Hai ruh-ruh yang keluar dan tulang-tulang yang sudah hancur, jasad-jasad yang sudah busuk, otot-otot yang sudah terputus, kulit-kulit yang sudah sobeksobek, dan rambut-rambut yang sudah rontok, bangkitlah kalian semua untuk (menghadapi) keputusan hukum.” Maka bangkitlah mereka semua dengan perintah Allah Ta’ala. Dan demikianlah firman Allah Ta’ala:

 

“Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az Zumar: 68)

Mereka sama menunggu (dengan melihat) ke langit, yang benar-benar telah berjalan, dan (melihat) ke bumi benar-benar telah diganti, dan kepada unta-unta bunting telah ditinggalkan, dan kepada binatang-binatang liar telah dikumpulkan, dan kepada lautan telah dijadikan meluap, dan kepada ruh-ruh telah dipertemukan, dan kepada malaikat Zabaniyah telah didatangkan, dan kepada surga telah didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan. Dan demikianlah firman Allah Ta’ala:

 

“Mereka berkata: Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (QS. Yaasiin: 52)

Orang-orang mukmin menjawab:

 

 

“Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul (Nya).” (QS. Yaasiin: 52)

Lalu orang-orang kafir dikeluarkan dari kuburnya dalam keadaan tanpa alas kaki dan telanjang bulat.

Rasulullah saw. ditanya tentang makna firman Allah Ta’ala:

 

 

“………. Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkala lalu kamu datang berkelompok-kelompok.” (QS. An Naba’: 18)

Maka Nabi saw. menangis, kemudian beliau bersabda: “Hai orang yang bertanya, kamu bertanya kepadaku tentang perkara yang besar, sesungguhnya waktu itu, adalah hari kiamat, dimana beberapa kaum dari umatku dikumpulkan menjadi 12 bagian.”

Pertama: Mereka dikumpulkan dalam bentuk kera, mereka ini adalah orang-orang yang suka memfitnah manusia, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pem-bunuhan.” (QS. Al Baqarah: 191)

Kedua: Mereka dikumpulkan dalam bentuk celeng, mereka ini adalah orang-orang yang ahli makan barang haram. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (QS. Al Ma’idah: 42)

Ketiga: Mereka dikumpulkan dalam keadaan buta dan bingung, dan mereka dipegangi (digantungi) oleh manusia (lain). Mereka ini adalah orang-orang yang melewati batas didalam hukum. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An Nisa’: 58)

Keempat: Mereka dikumpulkan dalam keadaan tuli dan bisu. Mereka itu, adalah orang-orang yang menyombongkan diri dengan amal perbuatannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menyukai orang-orang yang Sombong dengan membangga-banggakan dirinya.” (QS. An Nisa’: 36)

Kelima: Mereka dikumpulkan dengan (keadaan) mulutnya mengalir nanah, dan mereka sama menanam lidahnya. Mereka itu, adalah para ulama yang menyimpang dalam perkataan mereka dengan perbuatannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al Baqarah: 44)

Keenam: Mereka dikumpulkan dimana pada tubuhnya terdapat banyak luka dari api neraka. Mereka itu, adalah orang-orang yang menjadi saksi dengan dusta.

Ketujuh: Mereka dikumpulkan dengan (keadaan) telapak kakinya berada di dahi mereka dengan diikatkan pada jambul kepalanya, mereka (baunya) lebih busuk dari pada bangkai. Mereka itu, adalah orang-orang yang mengikutkan syahwat dan kelezatan, serta keharaman. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.” (QS. Al Baqarah: 86)

Kedelapan: Mereka dikumpulkan dalam (keadaan) mabuk (mendem), yang jatuh bangun kekanan dan kekiri. Mereka itu, adalah orang-orang yang mencegah pada hak Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Baqarah: 267)

Kesembilan: Mereka dikumpulkan dimana pada dirinya terdapat celaan yang terbikin dari tembaga merah. Mereka itu, adalah Orang-orang yang tidak menjauhkan dari ghibah (membicarakan Orang lain). Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka iru dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan Janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12)

Kesepuluh: Mereka dikumpulkan (dengan keadaan) lisannya keluar dari tengkuk (belakang kepala). Mereka itu, adalah orang-orang yang (suka) mengadu domba.

Kesebelas: Mereka dikumpulkan (dalam keadaan) mabuk. Mereka itu adalah, orang-orang yang sama berbicara di dalam masjid dengan pembicaraan (urusan duniawi). Sebagaimaa firman Allah Ta’ala:

 

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al Jin: 18)

Keduabelas: Mereka dikumpulkan dalam bentuk celeng. Mereka itu, adalah orang-orang yang memakan barang riba. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imran: 130)

Di dalam hadits yang lain, dari Mu’adz bin Jabal ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: “Ketika terjadi hari kiamat, yaitu hari kerugian dan penyesalan, maka Allah Ta’ala mengumpulkan umatku dari kubur mereka menjadi 12 bagian.”

 

Pertama: Mereka dikumpulkan dari kuburnya, mereka ini tidak memiliki tangan dan kaki. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang. Mereka ini adalah orang-orang yang menyakitkan tetangga, mereka mati sebelum bertaubat. Maka Inilah pembalasan mereka. Dan tempat tinggal kembali mereka adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman yang dekat.” (QS. An Nisa’: 36)

Kedua: Mereka dikumpulkan dari kuburannya dengan bentuk binatang. Ada yang mengatakan bahwa, binatang itu adalah celeng. Maka ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang yang sama meremehkan shalat, mereka mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka, Dan tempat mereka kembali adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Maka kecelakaan akan menimpa orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Ma’un: 4-5)

Ketiga: Mereka dikumpulkan dari kuburnya, dalam (keadaan) perutnya seperti gunung, yang dipenuhi oleh ular dan kalajengking, mereka itu seperti keledai. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang yang mencegah bayar zakat, mereka mati sebelum bertaubat. Maka inilah pembalasan mereka, dan tempat mereka kembali adalah neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu didalam neraka Jahannam.” (QS. At-Taubah: 34-35)

Allah Ta’ala menjadikan setiap kepingan emas (menjadi) papan dari api neraka. Sebagaimana dalam firman Allah:

 

“Lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS. At Taubah: 35)

Keempat: Mereka dikumpulkan dari kuburnya, dan dari mulut mereka mengalir darah sedangkan usunya kengser di bumi, serta api itu keluar dari mulutnya. Maka ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang pendusta didalam berjualan dan pembelian, mereka mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka, dan tempat kembali mereka adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit.” (QS. Ali Imran: 77)

Kelima: Mereka dikumpulkan dari kuburnya (dalam keadaan) berbau busuk, bau mereka lebih bacin daripada bangkai. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang yang menyimpan kemaksiatannya dengan Samar (dihadapan) manusia dan tidak takut dihadapan Allah. Mereka mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka, dan tempat kembali mereka adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapl mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridlai. Dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An Nisa’: 108)

Keenam: Mereka dikumpulkan dari kuburnya dalam keadaan yang terpotong tenggorokannya dari tengkuknya. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang yang mensaksikan dengan kebohongan dan dusta, mereka mati sebelum bertaubat. Maka inilah pembalasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqan: 72)

Ketujuh: Mereka dikumpulkan dari kuburnya (dalam keadaan) tidak mempunyai lidah, serta dari mulutnya mengalir darah dan nanah. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang yang mencegah memberikan persaksian yang benar, mereka mati sebelum bertaubat. Maka inilah pembalasan mereka, dan tempat mereka kembali adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya: dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 283)

Kedelapan: Mereka dikumpulkan dari kuburnya dengan menundukkan kepalanya, sedangkan kaki mereka berada di atas kepalanya, serta dari farjinya mengalir sungai nanah (campur darah) dan nanah kental. Lalu pemanggil yang memanggil di hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orangOrang yang zina, mereka mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka, dan tempat kembali mereka adalah ke heraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32)

Kesembilan: Mereka dikumpulkan dari kuburnya (dalam keadaan) hitam wajahnya dan melotot matanya serta perutnya dipenuhi api. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang memakan harta anak yatim dengan aniaya, mereka mati sebelum bertaubat. Maka inilah pembalasan mereka, dan tempat kembali mereka adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyalanyala (neraka).” (QS. An Nisa”: 10)

Kesepuluh: Mereka dikumpulkan dari kuburnya (dalam keadaan) berpenyakit kusta dan belang. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang yang mendurhakai kedua orang tuanya, mereka mati sebelum bertaubat, maka inilah pembalasan mereka, dan tempat kembali mereka adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak.” (QS. An Nisa’: 36)

Kesebelas: Mereka dikumpulkan dari kuburnya (dalam keadaan) buta hatinya dan gigi-giginya seperti tanduk sapi sedangkan bibir mereka itu sama kengser diatas dadanya, dan lidahnya juga kengser diatas perutnya, perutnya kengser diatas paha mereka, serta dari perut mereka keluarlah kotoran. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang : Mereka ini adalah orang-orang yang meminum arak (Khamer), mereka mati sebelum bertaubat maka inilah pembalasan mereka, dan tempat kembali mereka adalah ke neraka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamer, berjudi (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan.” (QS. Al Ma’idah: 90)

Keduabelas: Mereka dikumpulkan dari kuburnya, dimana wajah mereka seperti bulan, pada bulan purnama, mereka ini melewati shirath seperti kilat yang menyambar. Lalu ada pemanggil yang memanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: Mereka ini adalah orang-orang yang beramal shalih dan menjauhi kemaksiatan, serta menjaga shalat lima waktu beserta berjama’ah, mereka mati dalam keadaan bertaubat. Maka inilah pembalasan mereka, dan tempat kembali mereka adalah surga. (Mereka dalam) pengampunan, keridlaan dan rahmat serta kenikmatan, karena sesungguhnya mereka ini sama ridla pada Allah Ta’ala dan Allah Ta’ala (juga ridla) kepada mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan : “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)

 

 

 

 

Dikatakan: “Sesungguhnya para makhluk ketika dibangkitkan dari kuburnya, mereka berdiri tegak di atas tempat mereka dibangkitkan selama 40 tahun, tidak makan dan tidak minum, dan tidak duduk, serta tidak berbicara.”

Ditanyakan: “Ya Rasulullah, dengan apa untuk bisa mengetahui orang-orang mukmin pada hari kiamat?” Maka Nabi saw menjawab: “Sesungguhnya umatku itu putih wajahnya akibat dari bekas wudhu.”

Terdapat keterangan di dalam hadits: “Ketika terjadi hari kiamat, Allah Ta’ala membangkitkan para makhluk dari kuburnya. Lalu datanglah para malaikat ke kuburnya, selanjutnya para malaikat mengusap debu yang melekat pada orang-orang mukmin kecuali tempat sujudnya. Akhirnya tidak dihilangkan debu itu dari bekas sujudnya. Kemudian ada pemanggil yang memanggil: “Debu itu bukanlah debu kubur mereka, (tetapi) debu mihrab (kiblat) mereka, tinggalkan debu itu pada mereka sehingga mereka lewat shirath dan masuk ke surga, agar setiap orang yang melihat kepada mereka mengetahui, bahwa mereka adalah pelayanku dan hambaku.”

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Ketika hari kiamat terjadi, dan dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, maka Allah Ta’ala memberi wahyu kepada malaikat Ridwan: “Ya Ridwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan orang-orang yang berpuasa dari kuburnya (dalam keadaan) lapar dan haus, sambutlah mereka dengan makanan panggang dan buahbuahan dari surga,” lalu Ridwan memanggil-manggil: “Hai Ghilham, hai Wildan (yaitu pelayan surga yang terdiri dari anakanak yang belum sampai akhil baligh),” kemudian mereka datang dengan membawa nampan dari nur, mereka berkumpul di dekat Ridwan, (jumlah) mereka itu lebih banyak dari pada hitungannya tetesan air hujan dan binatang-binatang di langit serta daundaun pepohonan. Mereka semua membawa buah-buahan yang banyak, (beraneka) makanan, minyak samin dan minuman yang lezat. Mereka menjemput ahli puasa dan memberikan makanan kepada ahli puasa seraya berkata: “Makanlah dan minumlah dengan nikmat dengan apa yang pernah kamu dahulukan dalam beberapa hari yang telah lewat.”

Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: “Ada tiga orang, di mana para malaikat akan menyelamatkan ketiga orang ini pada hari dikeluarkannya para makhluk dari kuburnya, mereka itu adalah: orang yang mati syahid, orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, serta orang-orang yang berpuasa di hari Arafah.”

Dari Aisyah ra.: “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat istana dari intan dan yakut, dari zamrud, dari emas, dari perak.” Aku bertanya: “Ya Rasulullah, untuk siapa istana ini?” Nabi saw. menjawab: “Untuk orang yang berpuasa di hari Arafah.” Nabi bersabda: “Hai Aisyah, sesungguhnya hari-hari yang lebih disukai Allah adalah hari Jum’at dan hari Arafah, karena apa yang ada di hari itu adalah rahmat. Dan sesungguhnya hari-hari yang paling dibenci Iblis adalah hari Jum’at dan hari Arafah. Hai Aisyah, barang siapa yang pagi-pagi berpuasa hari Arafah, maka Allah Ta’ala akan membuka padanya 30 pintu kebaikan, dan Allah akan mengunci dari 30 pintu keburukan. Ketika berbuka dengan minum air. maka Allah mengampuni kepadanya dalam setiap keringat ditubuhnya, serayd keringat itu berdoa: Ya Allah, berilah rahmat dia sampai terbitlah fajar.”

Dan di dalam hadits yang lain: Orang yang berpuasa sama keluar dari kuburnya, dan bisa diketahui dengan bau mulut mereka sebab puasanya, mereka disambut dengan beberapa hidangan dan beberapa kendi. Lalu dikatakan kepada mereka: “Makanlah, tamu benar-benar lapar di waktu orang-orang sama kenyang, dan minumlah, kamu benar-benar haus di waktu orang-orang sama segar (tenggorokannya), dan beristirahatlah kamu. Kemudian mereka sama makan dan minum serta beristirahat, sedangkan manusia masih dalam hisab.”

Telah datang dalam hadits: Ada 10 orang yang tidak akan busuk (Jasadnya):

  1. Jasadnya para Nabi.
  2. Jasadnya orang yang ahli perang.
  3. Jasadnya orang alim.
  4. Jasadnya orang yang mati syahid.
  5. Jasadnya orang yang hafal Al-Qur’an.
  6. Jasadnya Imam yang adil.
  7. Jasadnya orang yang adzan.
  8. Jasadnya perempuan yang mati di dalam nifasnya.
  9. Jasadnya orang yang dibunuh dengan aniaya.
  10. Jasadnya orang yang mati Jum’ah dan malamnya.

Terdapat keterangan dalam hadits, dari Nabi saw.: “Dikumpulkannya manusia pada hari kiamat sebagaimana (keadaan) waktu dilahirkan oleh ibunya, dalam keadaan telanjang bulat serta tidak beralas kaki.” Lalu Aisyah berkata: “Apakah lelaki dan perempuan bersama-sama?” Nabi menjawab: “Ya, bersama-sama.” Maka Aisyah berkata: “Aduh jelek sekali, sebagaimana mereka bisa melihat pada sebagian lain.” Lalu Nabi meletakkan tangannya dibahunya, seraya bersabda: “Hai putrinya Abu Quhafah! Pada hari itu manusia Sama sibuk (tidak sempat) melihat, pandangan mereka semua tertuju ke langit, mereka berdiri (di makhsyar) kira-kira 40 tahun. Mereka tidak makan dan tidak minum, dan setiap orang dari mereka berkeringat karena merasa malu kepada Allah Ta’ala, dari mereka ada seorang yang keringatnya sampai kepada kakinya, dan dari mereka ada orang yang keringatnya sampai kepada perutnya, diantara mereka ada orang yang keringatnya sampai kepada wajahnya. Dan keringat itu (tetap) ada sepanjang berdiri di makhsyar.”

Aisyah ra. bertanya: “Ya Rasulullah, adakah sesorang yang dikumpulkan dengan meminum pada hari kiamat?” Nabi saw, menjawab: “Mereka itu adalah para Nabi dan keluarganya, orang-orang yang berpuasa Rajab dan puasa Sya’ban, serta puasa Ramadhan dengan berturut-turut. Dan seluruh manusia pada hari itu dalam keadaan lapar kecuali para Nabi dan keluarganya, termasuk orang-orang yang berpuasa bulan Rajab bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan. Karena sesungguhnya mereka itu sama kenyang, tidak lapar dan tidak haus.”

Dan ada yang mengatakan: Allah mengiring manusia seluruhnya ke bumi tempat berkumpul, yaitu dekat Baitul Maqdits, bumi itu dinamakan dengan Sahirah sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tipuan saja. Maka dengan serta merta mereka hidup kembali ke permukaan bumi.” (QS. An-Naziat: 13-14)

Ada yang mengatakan, sesungguhnya para makhluk itu berada di halaman hari kiamat selama 120 baris, setiap baris itu (jaraknya) dalam perjalanan 40 tahun, dan lebarnya setiap baris (jaraknya) dalam perjalanan 120 tahun.

Ada yang mengatakan dari Rasulullah saw., sesungguhnya umatku itu ada 120 baris, dan ini adalah hadits yang lebih shahih, mengenai sifat (atau ciri-ciri) orang mukmin, bahwa mereka itu putih-putih wajahnya dan bersinar.

Sedangkan sifat orang kafir, mereka itu hitam wajahnya dan bergandengan tangan dengan setan.

Dikatakan: “Orang-orang kafir digiring dengan telapak kaki mereka, sedangkan orang-orang mukmin digiring dengan kurban mereka (harta yang disedekahkan) dan kendaraan mereka.”

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Pemurah sebagai perutusan yang terhormat. Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam: 85-86)

Ali karamallahu wajhah berkata: Orang-orang mukmin itu dikumpulkan dengan mengendarai kurbannya (binatang kurbannya) pada hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman pada hari kiamat: “Hai malaikatKu, jangan kamu kumpulkan hambaKu yang berjalan itu, tetapi, naikkan mereka pada binatang kurbannya. Maka sesungguhnya mereka itu telah biasa naik waktu di dunia. Dan tempat naik yang pertama adalah tulang rusuk bapaknya, kemudian setelah itu, adalah perutnya ibunya menjadi tempat naik mereka selama sembilan bulan. Dan ketika ibunya melahirkannya, ia berada dalam pangkuan ibunya selama dua tahun untuk menyusu, dan (ini juga) tempat naik mereka, sehingga ketika mereka menginjak dewasa maka leher (punggung) bapak mereka menjadi tempat naik mereka, kemudian kuda dan keledai, termasuk khimar menjadi tempat naik mereka di daratan, dan perahu (menjadi tempat naik mereka) di lautan. Ketika mereka bangkit dari kuburnya, maka kamu jangan menjalankan mereka dengan berjalan kaki. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu biasanya naik, dan orang-orang mukmin itu tidak mampu untuk berjalan dan sodorkan kepada mereka kendaraan “Najaib” yaitu binatang kurban, dan mereka sama mendahului untuk menghadap Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia.”

Oleh karena itu Nabi saw. bersabda:

 

“Besarkan binatang kurbanmu, maka sesungguhnya binatang itu besok hari kiamat akan menjadi kendaraanmu, maksudnya: yang kamu naiki.”

Didalam hadits diceritakan: Ketika terjadi kiamat maka Allah Taala mengumpulkan makhluk yang pertama dan terakhir di dalam satu padang yang luas, dan matahari didekatkan di kepala para makhluk, panas matahari itu tambah dikuatkan pada hari kiamat kepada para makhluk, maka keluarlah binatang dari api seperti naungan (bayang-bayang). Kemudian ada pemanggil: “Hai golongan para makhluk, berangkatlah ke bayang-bayang (naungan) itu,” maka mereka semua berangkat, mereka menjadi tiga kelompok, kelompok pertama, adalah orang-orang mukmin, kelompok kedua, adalah orang-orang yang munafik dan kelompok ketiga, adalah orang-orang kafir.

Ketika para makhluk itu telah sampai pada bayang-bayang (naungan), maka menjadilah naungan itu menjadi tiga bagian: bagian pertama untuk panas. bagian kedua: untuk asap dan bagian ketiga: untuk nur.

Maka oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:

 

“Pergilah kamu pada naungan yang mempunyai tiga cabang.” (QS. Al-Mursalat: 30)

Dan naungan yang panas itu berada di atas kepala orang Munafiq, karena sesungguhnya mereka itu sama memelihara panasnya di dalam dunia. Sebagaimana yang dikatakan kepada mereka (munafik).

 

“Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah: “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya), jikalau mereka mengetahui.” (QS. At-Taubah: 81)

Dan asap itu berada di atas kepalanya orang kafir, karena sesungguhnya sewaktu di dunia berada (di tempat) cahaya dan di akhirat dalam kegelapan. Maka demikianlah firman Allah Ta’ala:

 

“Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 257)

Sedangkan cahaya itu berada di atas kepalanya orang-orang mukmin, karena sesungguhnya mereka berada di dunia dalam kegelapan dan di akhirat berada di atas cahaya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Allah pelindung orang-orang yang beriman: Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (QS. Al-Baqarah: 257)

Dan firman Allah Ta’ala dalam mensifati orang mukmin di hari khiamat:

 

“(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya, itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Hadid: 12)

 

Orang-orang yang Bakal Mendapat Naungan Secara Khusus

Nabi saw. bersabda: “Ada tujuh golongan yang mendapat naungan Allah Ta’ala, di bawah naungan Arasy, dimana pada hari itu tidak ada naungan kecuali naungannya Allah Ta’ala: Pertama: Imam yang adil. Kedua: Pemuda yang meningkatkan ibadahnya kepada Allah Ta’ala. Ketiga: Dua orang yang bersahabat (saling mengasihi) karena Allah Ta’ala. Keempat: Seseorang yang diajak (berbuat zina) oleh perempuan cantik, seraya berkata: “Sesungguhnya aku ini takut kepada Allah Tuhan semesta alam.” Kelima: Seseorang yang (selalu) ingat kepada Allah di waktu sunyi, serta air matanya mengalir, karena dari rasa takutnya kepada Allah Ta’ala. Keenam: Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, serta menyamarkan sedekah itu dari tangan kirinya. Ketujuh: Seseorang yang menggantungkan hatinya ke masjid.”

Nabi saw. bersabda: Ketika Allah Ta’ala mengumpulkan para makhluk, maka ada pemanggil: “Dimanakah orang yang ahli utama.” Lalu berdirilah manusia dan mereka berjalan dengan cepat ke surga. Maka para malaikat menyambut mereka, seraya berkata: “Aku melihat kamu berjalan cepat ke surga, lalu siapa kamu itu?” Mereka menjawab: “Kami adalah ahli utama,” malaikat bertanya: “Apa keutamaanmu?” Mereka menjawab: “Ketika kami dianiaya kami bersabar, dan ketika kami disakiti kami memaafkannya.” Maka malaikat itu berkata: “Masuklah ke surga, maka sebaik-baik pahala adalah yang mengerjakan.”

Kemudian ada pemanggil: “Dimanakah orang yang ahli sabar?” Lalu berdirilah manusia berjalan dengan cepat ke surga. Maka para malaikat menyambut mereka, seraya berkata: “Sesungguhnyd kami melihat kamu berjalan cepat ke surga, lalu siapa kamu?” Mereka menjawab: “Kami bersabar dalam ta’at kepada Allah Ta’ala, da” kami bersabar (menjauhi) maksiat kepada Allah Ta’ala.” Maka para malaikat itu berkata: “Masuklah kalian ke surga.”

Nabi saw. bersabda: “Neraca itu diletakkan menurut hitungan mereka yang masuk surga. Adapun bendera “Ahmad” itu berada di atas langit. Rasulullah saw. ditanya sahabat tentang bendera “Ahmad” tentang lebar dan panjangnya. Maka Nabi saw. menjawab, panjangnya bendera (kirakira perjalanan seribu tahun dan di bendera itu terdapat tulisan: (             ) Sedangkan lebarnya bendera itu (kira-kira) jarak antara langit dan bumi, jarumnya itu dari yakut merah dan pegangannya dari perak putih dan zambrut hijau, bendera itu memiliki tiga ikatan bergaris dari nur, satu ikatan bergaris berada di timur, yang lain berada di tengah-tengah dunia, dan yang lain lagi berada di barat. Dan dalam bendera itu terdapat tulisan tiga baris. Pertama tulisan: (.       ) Kedua tulisan: (.   ) Dan ketiga tulisan: (.        ) panjangnya setiap baris itu kira-kira perjalanan 1000 tahun dan didekat bendera itu terdapat bendera (lagi) sebanyak 70.000 bendera, di bawah setiap bendera terdapat 70.000 baris (yang terdiri) dari malaikat, dan setiap baris itu, terdapat 500.000 malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allah Ta’ala, dan mensucikan kepada Allah Ta’ala.”

Al-Jurjaniy berkata: Maknanya sabda Nabi saw.: “Bahwa bendera “Ahmad” itu berada di tanganku. Sesungguhnya ketika terjadi kiamat, maka bendera itu ditancapkan di hadapan Nabi saw. sedangkan orang-orang mukmin itu berada di sekitar bendera, (mulai) dari Nabi Adam sampai ummat (yang mengalami peristiwa) terjadinya hari kiamat. Adapun orang-orang kafir berada dalam kesenangan dari neraka, selama bendera itu masih ditancapkan. Ketika bendera itu dipindahkan, maka saat itulah, Orang-orang kafir digiring ke neraka.”

Di dalam hadits diceritakan: Ketika terjadi kiamat, maka bendera “Kebenaran” dipasang dan diserahkan kepada Abu Bakar ra., dan setiap orang yang benar berada di bawah bendera itu. Bendera “Fuqaha” dipasang dan diserahkan kepada Mu’adz bin Jabal ra. dan setiap ahli fiqh berada di bawah bendera itu. Bendera “suhud” dipasang dan diserahkan kepada Abi Darrin ra. dan setiap orang yang zuhud berada di bawah bendera itu. Bendera : “Faqir” dipasang dan diserahkan kepada Abi Darda’ ra. dan setiap orang fakir berada di bawah bendera itu. Bendera “Dermawan” dipasang dan diserahkan kepada Utsman ra. dan setiap dermawan berada di bawah bendera itu. Bendera “Syuhada” dipasang dan diserahkan kepada Ali ra. dan setiap orang yang mati syahid berada di bawah bendera itu. Bendera “Qurra” (ahli baca Al-Qur’an) dipasang dan diserahkan kepada Ubaiy bin Ka’ab, dan setiap Qari’ berada di bawah bendera itu. Bendera “Muadzdzin” dipasang dan diserahkan kepada Bilal ra. dan setiap Muadzdzin berada di bawah bendera itu. Bendera “Orang yang dibunuh dengan aniaya” dipasang dan diserahkan kepada Husain ra. dan setiap orang yang dibunuh dengan aniaya berada di bawah bendera itu. Maka oleh karena itu, firman Allah Ta’ala:

 

“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya.” (QS. Al-Isra: 71)

Di dalam hadits diceritakan, ketika terjadi hari kiamat, maka bangkitlah para makhluk itu (dalam keadaan) sangat kehausan, mereka dikendalikan oleh keringat. Lalu Allah Ta’ala mengutus Jibril kepada Nabi saw. Maka Jibril berkata: “Ya Muhammad, katakan kepada ummatmu, agar berdoa kepadaKu dengan menyebut asma (nama), sebagaimana kamu berdoa kepadaKu sewaktu di dunia ketika dalam keadaan sedih.” Maka Nabi Muhammad menyeru kepada umatnya untuk berdo’a sebagaimana yang dianjurkan oleh Jibril. Lalu mereka sama mengucapkan: (.      ) ketika itulah, Allah memutuskan hukum diantara para makhluk. Kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada umat-umat yang lain: “Kalau kalian tidak menyebut kepadaKu dengan asma (nama) ini. maka pasti Aku akan melamakan kepada kamu memutuskan hukum, (sehingga) sampai seribu tahun.”

Kemudian Allah Ta’ala memutuskan hukum diantara binatang liar dengan beberapa binatang (yang lain), sampai Allah Ta’ala memutuskan hukum kepada binatang brujul (binatang yang tak punya tanduk) dengan binatang yang memiliki tanduk. Kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada binatang liar dan binatang-binatang (yang lain): “Jadilah kalian semua menjadi debu.” Ketika terjadi kejadian itu. Orang-orang kafir berkata:

 

“Semoga diriku itu menjadi debu.”

 

Binatang yang Masuk Surga

Berkatalah Muqatil: “Ada 10 binatang yang masuk surga:

  1. Untanya Nabi Shalih.
  2. Anak sapinya Nabi Ibrahim.
  3. Kambing gibasnya Nabi Ismail.
  4. Sapinya Nabi Musa.
  5. Ikannya Nabi Yunus
  6. Khimarnya Nabi Yunus.
  7. Semutnya Nabi Sulaiman.
  8. Burung hud-hudnya Ratu Bilqis as.
  9. Untanya Nabi Muhammad saw.
  10. Anjingnya Ashabul Kahfi.

Lalu Allah menjadikan anjing itu menjadi bentuk kambing gibas, kemudian memasukkannya ke surga.”

Apakah kamu mengetahui! Sesungguhnya anjing itu bia masuk Surga ditengah-tengah kecintaan Allah, dan orang yang maksiat tidak ditolak didalam membawa tauhid selama 50 tahun, atau ditolak dari rahmatnya Allah. Anjing itu namanya Zail, penduduk surga menamakannya dengan Tawarrum, ada juga yang mengatakan anjing itu bernama Qithmir dan ada yang mengatakan anjing itu namanya Huban dan warnanya kuning.

Dikatakan, pada hari kiamat didatangkan seorang yang alim dari ulamanya umat Muhammad, lalu orang alim ini dihaturkan dihadapan Allah Ta’ala. Maka Allah Ta’ala berfirman: “Ya Jibril, ambillah dengan tangannya dan bawalah ia pergi ke Nabinya, yaitu Muhammad saw.”

Lalu datanglah Jibril dengan membawa orang alim ini kepada Nabi saw.. Pada waktu itu, Nabi saw. berada di tepi telaga Kautsar, sedang memberi minum manusia dengan bejana. (Pada giliran Ulama), maka Nabi saw. berdiri untuk memberi minum para ulama dengan telapak tangannya. Lalu orang-orang sama bertanya: “Ya Rasulullah, engkau memberi minum para ulama dengan telapakmu?” Nabi saw. menjawab: “Karena sesungguhnya manusia itu sama sibuk waktu di dunia dengan dagangannya masing-masing, sedangkan para ulama ini sibuk dengan ilmunya.”

Al Faqih berkata: “Lebih utama-utamanya amal adalah mengasihi para walinya Allah Ta’ala, serta memusuhi kepada seterunya Allah Ta’ala.” Dan atas pendapat ini telah datang sebuah hadits: Sesungguhnya Nabi Musa as. tatkala bermunajat kepada Allah Ta’ala. Maka Allah Ta’ala berfirman: “Apakah engkau telah melakukan untuk-Ku suatu amal perbuatan?” Nabi Musa menjawab: “Ya Tuhanku, kami melakukan shalat untuk-Mu, kami melakukan puasa untuk-Mu, kami melakukan sedekah ditujukan kepada-Mu, kami membaca kitab-Mu dan kami berdzikir kepada-Mu.” Lalu Allah Ta ala berfirman: “Hai Musa, adapun shalat bagimu merupakan suatu tanda, adapun puasa bagimu merupakan tameng (menjadi benteng), dan sedekah bagimu, itu menjadi naungan, dan tasbih bagimu, itu menjadi pepohonan didalam surga, adapun bacaan pada kitabKu itu, bagimu akan menjadi istana dan bidadari, adapun dzikirmu kepadaKu, akan menjadi nur (cahaya), maka ini semua adalah amalan untukmu ya Musa, mana amalan yang kamu lakukan untukKu?” Nabi Musa berkata: “Ya Tuhanku, tunjukkan kepadaku amal itu untuk Engkau!” Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Ya Musa, apakah engkau mengasihi seorang wali karena Aku saja? Apakah engkau memusuhi seteru-Ku karena Aku saja?” Akhirnya Nabi Musa as. menjadi mengerti, bahwa lebih utama-utamanya amal perbuatan adalah mencintai yang disenangi Allah, dan membenci yang dimusuhi oleh Allah.

 

Pembalasan Dosa Terhadap Sesama Makhluk

Kemudian Allah Ta’ala memutuskan hukum diantara para makhluk, ketika para makhluk itu berdiri dihadapan Allah Ta’ala. Maka dikatakan pada mereka: “Dimanakah orang yang mempunyai penganiayaan?” Kemudian ada dua orang maju ke depan. Selanjutnya diambillah kebaikan dari orang yang menganiaya untuk diberikan kepada orang yang dianiaya. Pada hari ini tidak ada Dinar dan tidak ada dirham. Maka terus menerus dibayarkan kebaikan orang yang menganiaya (untuk diberikan kepada orang yang dianiaya) sehingga tak tersisa (sedikitpun) suatu kebaikan bagi yang menganiaya) lalu diambillah dari keburukan-keburukan orang yang dianiaya, untuk diberikan kepada orang yang menganiaya. Ketika telah habis kebaikannya (orang yang menganiaya) lalu dikatakan: “Kembalilah kepada ibumu, yaitu neraka hawiyah.” Maka pada hari ini tidak ada penganiayaan.

 

“Sesungguhnya Allah itu adalah Dzat yang mempercepat hisab.”

Dan atas pendapat ini, telah datang suatu hadits: Allah Ta’ala Memberi wahyu kepada Nabi Musa as.: Agar engkau mengatakan kepada kaummu: “Jika mereka melakukan suatu perkara, maka Uu akan memasukkan mereka ke surga.” Nabi Musa as. bertanya: Apakah perkara itu?” Lalu Allah Ta’ala menjawab: “Yaitu agar mereka meminta kerelaan kepada lawannya berbantahan.” Nabi Musa berkata: “Ya Tuhanku, jikalau mereka itu sudah mati.” Maka Allah Ta’ala menjawab: “Ya Musa, maka sesungguhnya Aku adalah Dzat yang hidup, Aku tidak akan mati selamanya, Katakan kepada mereka, agar mereka meminta kerelaan kepada-Ku.” Nabi Musa bertanya: “Bagaimana (caranya) mereka meminta kerelaan kepada-Mu?” Allah menjawab: “Dengan empat perkara:

  1. Adanya penyesalan didalam hati.
  2. Memohon ampunan dengan lisan.
  3. Mengalirkan air mata (menangisi karena berbuat dosa).
  4. Gerakannya anggauta (dalam menjalankan perintah-Nya).”

 

 

 

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang yang bertagwa dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat.” (QS. Asy-Syu’ara: 90-91)

Dalam hadits diceritakan: Ketika terjadi kiamat Allah Ta’ala berfirman: “Hai Jibril, dekatkan surga kepada orang-orang yang bertagwa, dan perlihatkan dengan jelas neraka Jahim itu kepada orang-orang yang sesat.”

Maka menjadilah surga itu berada disisi kanannya Arasy, dan shirath itu diatas neraka, dan ditegakkan neraca. Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Dimanakah kekasih-Ku Nabi Adam? Dan dimanakah kekasih-Ku Ibrahim? Dimanakah kalimat-Ku Musa? Dan dimanakah ruh-Ku Isa? Dan dimanakah kekasih-Ku Muhammad saw.? Berdirilah kalian dari sisi kanan neraca (timbangan).” Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Hai Ridwan, bukalah seluruh pintu surga! dan hai Malik, bukalah seluruh pintu neraka!” Kemudian datanglah malaikat Rahmat dengan membawa perhiasan, sedangkan malaikat Adzab datang dengan membawa belenggu dan rantai, serta pakaian dari tembaga (panas). Lalu ada pemanggil: “Hai golongan para makhluk, lihatlah ke neraca, maka sesungguhnya (pada waktu ini) sedang ditimbang amalnya Fulan bin Fulan.” Kemudian ada pemanggil: “Hai penduduk surga, kekallah kalian (didalam surga) dengan tidak akan mati. Dan hai penduduk neraka, kekallah kalian (di dalam neraka) dengan tidak akan mati.” Maka oleh karena itu firman Allah Ta’ala:

 

 

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (QS. Maryam: 39)

 

 

 

 

Didalam hadits diceritakan: Sesungguhnya agungnya hari kiamat itu, adalah (ketika) seorang hamba waktu di dunia dikembalikan, ketika keluarnya ruh, tatkala kedua matanya melotot, kedua hidungnya keluar ingus, bibirnya dan jenggotnya sudah jatuh, keringat mengucur di dahinya, kedua telinganya sudah buntu, lidahnya sudah membeku, maka dia tidak bisa menjawapi suatu jawaban, dan tidak bisa menolak perkataan, matanya sudah cekung, sudah kendur ruas-ruas (otot), dan sudah putus sanak saudaranya, dan kekasihnya sudah membenci dirinya, dan sudah pisah dengan kaum kerabatnya, dan kedua malaikat sudah meninggalkannya. Maka tinggallah hamba itu dalam kebingungan, akalnya sudah berubah. Yang memungkinkan setan untuk merampas (keimanan) hamba tersebut pada saat yang agung itu, sedangkan pintu taubat telah ditutup. Maka lebih utamanya perkataan seorang hamba waktu itu adalah kalimat syahadat.

 

“Aku bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah.”

Adapun besarnya hari kiamat, ketika seorang hamba ditolak di akhirat. Tatkala sangkala ditiup, maka bangkitlah para makhluk (dari) dalam kuburnya, dan orang yang dianiaya bergantung (menurut) pada orang yang menganiayanya, saksinya adalah Para malaikat, sedangkan yang menanya adalah Allah Ta’ala, siksa itu ada di Jahannam, sedangkan kenikmatan Itu ada di surga. Dan setiap wanita yang hamil telah melahirkan kandungannya, engkau lihat manusia dalam keadaan mabuk, (padahal) tidak ada sesuatu yang menyebabkan ia mabuk, akan tetapi siksa Allah itu lebih pedih. Dan anak-anak kecil telah beruban pada hari itu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu, Jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.” (QS. Al-Muzammil: 17)

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Tidak ada siksa atas mereka, melainkan satu teriakan saja.” (QS. Yaasiin: 29)

 

“Lalu orang-orang yang sama takut kepada Tuhannya mereka digiring ke surga dengan kelompok-kelompok.” (QS. Az-Zumar: 73)

Ada yang mengatakan bahwa yang menjadi saksi atas para makhluk itu 7:

  1. Tempat: sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (QS. Al-Zalzalah: 4)

  1. Zaman: sebagaimana yang dikatakan di dalam hadits:

 

“Setiap hari ada pemanggil: Aku adalah hari yang baru, dan apa yang kamu lakukan aku mensaksikan(nya).”

  1. Lisan: Sebagaimana firman Allah Ta’ala didalam surat Nur:

 

“Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka lakukan.” (QS. An-Nur: 24)

  1. Anggauta: itu menjadi saksi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan berkatalah kepada kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yaasiin: 65)

  1. Dua Malaikat Yang Menjaga: sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat malaikat) yang mengawasi(pekerjaanmu). Yang Mulia (disisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaan itu). Mereka mengetehi apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar: 10-12)

  1. Buku catatan Amal: itu (juga) menjadi saksi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“(Allah berfirman): Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jaatsiyah: 29)

  1. Dzat Yang Maha Penyayang: ini (juga) menjadi saksi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.” (QS. Yunus: 61)

 

Sekarang bagaimana keadaanmu hai orang yang bermaksiat! Setelah semua mensaksikan perbuatanmu, dengan saksi-saksl (yang banyak) ini.

 

 

Diceritakan dari Abu Dzarin ra. sesungguhnya ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: “Tidak ada dari seorang mukmin kecuali baginya mempunyai (catatan) buku baru, tatkala buku itu digulung dimana didalamnya tidak ada (bacaan) istighfar, maka buku iru menjadi gelap. Dan tatkala buku itu digulung dimana didalamnya kerdapat (bacaan) istighfar, maka buku itu mempunyai nur yang bercahaya.”

Al-Faqih rahimahullahu berkata: “Tidak ada seseorang di dalam dunia, kecuali baginya ada dua malaikat yang diserahi oleh Allah Ta’ala, agar menjaga orang itu di waktu malam dan siang, dan keduanya menulisi amal perbuatan orang itu tentang kebaikannya dan kejelekannya, serta (mencatat) tempatnya dia melakukan perbuatan dan ketentuannya dalam perbuatan itu.” Allah Ta’ala berfirman:

 

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu).” (QS. Al Infithar: 10)

Lalu diangkat buku orang tersebut setiap hari, dan setiap alam buku itu dikumpulkan setiap tahun di malam pertengahan bulan Sya’ban. Dan dibuang perkataan Orang itu yang tidak rguna, serta (juga dibuang) perbuatan orang tersebut yang tidak berguna. Kitab (catatan amal) dikumpulkan pada setiap tahun didalam “Sijjil”, Tatkala telah sampai ajal seseorang pada waktu naza’ maka buku yang ada didalam “Sijjil” itu dikumpulkan beserta sebagaimananya, dan ketika ruhnya keluar, maka buku itu digulung lalu dikalungkan ke lehernya, serta di atas buku Itu diberi stempel (untuk) diikuti bersama dirinya didalam kubur, Dan inilah makna (dari) firman Allah Ta’ala:

 

“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya,” (Al Isra’: 13)

Maksud ayat tersebut di atas, kami mengkalungkan buku Catatan amal orang tersebut di lehernya, sebab leher adalah tempat kalung, dan Juga merupakan tempat perhiasan (barang indah) dan barang buruk. Buku catatan amal tersebut besok di hari kiamat akan dibeberkan kepadanya. Sebagaimana firman-Nya:

 

“Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.” (QS. Al Isra’: 13)

Kemudian dia diperintah untuk membacanya sendiri. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt.:

 

“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. Al Isra’: 14)

 

Cara Pengambilan Buku Catatan Amal

Ketika Allah Ta’ala mengumpulkan para makhluk di halaman kiamat, dan menghendaki (untuk) menghisab mereka, maka melayanglah kitab para makhluk itu diatasnya, seperti embun. Lalu ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: “Hai Fulan, ambillah kitabmu dengan tangan kananmu! Hai Fulan, ambillah kitabmu dari tangan kirimu! Dan hai Fulan, ambillah kitabmu dari arah belakang punggungmu”, maka seseorang tidak akan mampu untuk mengambil kitabnya, kecuali dengan apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala.

Bagi orang-orang yang bertagwa kitabnya diberikan dengan tangan kanan mereka. Dan orang-orang yang durhaka kitabnya diberikan dengan tangan kiri mereka. Dan orang-orang kafir kitabnya diberikan dari arah belakang punggungnya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.” (QS. Al Insyiqaq: 7-9)

Orang-orang yang durhaka akan menerima buku catatan malnya dengan tangan kiri mereka. Allah swt. berfirman:

 

“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),” (OS. Al Haqqah: 25)

Orang-orang kafir akan menerima (mengambil) buku catatan amalnya dari arah belakang punggungnya. Allah swt. berfirman:

 

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakangnya. Maka dia akan berteriak: “Celakalah aku.” Dan ia akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Insyiqaq: 10-12)

 

Macam-macam Proses Hisab

Dengan demikian, bahwa manusia yang dihisab itu ada tiga golongan. Pertama: Golongan yang dihisab dengan hisab yang mudah, yaitu mereka orang-orang yang bertagwa. Kedua: Golongan yang dihisab dengan hisab yang sangat, kemudian dirusak, yaitu mereka orang-orang kafir. Ketiga golongan yang dihisab dan mereka diteliti, kemudian mereka selamat, mereka ini adalah orang-orang yang bermaksiat.

Didalam hadits (diceritakan) dari Nabi saw. sesungguhnya beliau bersabda: “Seorang hamba terus menerus berdiri dihadapan Allah Ta’ala, sehingga ia ditanya umurnya. Untuk apa umurnya itu dihabiskan? Dan (ditanya) tentang hartanya. Dari mana harta itu diperoleh, dan kemana harta itu bisa habis ?”

Dan (juga) ditanya tentang apa yang ada didalam bukunya, ketika sampai pada akhir (pertanyaan yang ada didalam) bukunya. Allah Ta’ala berfirman: “Hai hamba-Ku, ini semua adalah amal perbuatanmu, sesungguhnya para malaikatKu itu menambahi kepadaku didalam (catatan amal) bukumu.” Lalu hamba ini berkata: “Tidak, melainkan aku yang melakukan perbuatan amal itu seluruhnya.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Aku adalah Dzat Yang menutupi kepadamu pada hari ini, maka pergilah kamu, sesungguhnya Aku telah memaafkan kepadamu.” Inilah keadaan orang yang diteliti didalam hisab kemudian selamat berkat keanugerahan Allah Ta’ala.

Adapun orang yang dihisab dengan hisab yang ringan, maka orang itu termasuk dari (golongan) orang-orang ada dalam firman Allah Ta’ala:

 

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari (tangan) kanannya. Maka ia akan diperiksa (dihisab) dengan pemeriksaan yang mudah.” (QS. Al Insyiqaq: 7-8)

 

Hisab yang Mudah

Nabi saw. ditanya tentang (masalah) hisab yang ringan itu. Maka Nabi saw. menjawab: “Seseorang melihat bukunya, lalu ia lewat dari tempat hisab itu.”

Ada yang mengatakan: Diumpamakan hisabnya Allah Ta’ala pada orang mukmin di hari kiamat itu, seperti pekerjaan Nabi Yusuf as. kepada saudaranya, sekiranya beliau berkata kepada mereka: “Tidak ada cacat buat kalian pada hari ini”. Demikian (juga) Allah Ta’ala berfirman kepada hamba-Nya: “Hai hamba-Ku, kamu Semua jangan merasa takut, dan kamu jangan merasa bersedih hati. Yusuf berkata: Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf.” (QS. Yusuf: 89). Demikian (juga) Allah berfirman kepada hamba-Nya: “Apakah kamu mengetahui (kejelekkan) apa yang kamu lakukan ketika kamu menyalahi (atau melanggar) perintahKu, apakah kamu ingat (perbuatan) apa yang kamu lakukan ketika kamu menyalahi.”

Didalam hadits diceritakan: Ketika Allah Ta’ala hendak menghisab para makhluk, maka ada pemanggil dari hadapan Dzat Yang Maha Penyayang: “Dimanakah Nabi (dari) bangsa Hasyim?” Lalu Rasulullah saw. datang kehadapan Tuhannya, beliau memuji dan menyanjung Tuhannya, maka para makhluk sama takjub pada Rasulullah, beliau memohon kepada Tuhannya agar tidak membuka aib umatnya. Allah Ta’ala berfirman: “Perlihatkan.” Maka berdirilah setiap seorang diatas kuburnya, dan diatas kepalanya diletakkan mahkota dari emas yang ditaburi dengan intan dan jauhar, lalu diberi pakaian dengan 70 pakaian, dan tiga gelang juga dipakaikan (kepadanya), satu gelang dari emas, satu gelang dari perak, dan satu gelang dari mutiara. Kemudian hamba ini kembali kepada saudaranya yang mukmin, mereka tidak mengetahui dari (mana) kebagusan hamba ini, ditangan kanannya terdapat buku catatan amal kebaikannya dan pembebasannya dari neraka, serta kekalnya (dia) di dalam surga, maka ia berkata (kepada saudaranya yang mukmin): “Apakah kamu tidak kenal aku? Aku adalah Fulan bin Fulan, aku telah memuliakan kepada Allah Ta ‘ala, dan Allah Ta’ala telah membebaskan aku dari api neraka, serta mengekalkan aku didalam rumah surga.”

Maka demikian, firman Allah Ta’ala:

 

 “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya.

Maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang ringan. Dan ja akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.” (QS. Al Insyiqaq: 7-9)

Adapun orang yang kitabnya diberikan (dari) arah kirinya, maka ia berkata: “Semoga aku tidak diberi kitab (catatan amal).” Dan firman Allah Ta’ala:

 

“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).” (QS. Al Haqqah: 25)

Orang-orang kafir akan menerima (mengambil) buku catatan amalnya dari arah belakang punggungnya. Allah swt. berfirman:

 

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakangnya. Maka dia akan berteriak: “Celakalah aku.” Dan ia akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Insyiqaq: 10-12)

Dan setiap kebaikan yang dilakukan catatannya terdapat dalam kitabnya, (sedangkan) setiap keburukan yang dilakukannya terdapat di kulit (luar)nya kitab. Barang siapa yang diberi kitab dengan tangan kirinya, maka ia berada dalam siksaan meskipun la mempunyai kebaikan, sebagaimana orang-orang kafir. Karena Sesungguhnya kebaikan yang bersama kekufuran, tidak ada Pahalanya.

Diantara dari sifat orang kafir, yaitu jasadnya, seperti gunung Hira’ dan gunung Abu Qubais, kedua gunung ini berada di Makkah, di kepalanya terdapat mahkota dari api, dia diberi pakaian dari tembaga cair, dan di lehernya terdapat bara api yang apinya menyala-nyala, dan tangannya dibelenggu ke lehernya, wajahnya sangat hitam, kedua matanya melotot, maka dia (kafir) ini kembali kepada saudara-saudaranya. Tatkala saudaranya melihat dirinya, mereka sama terkejut dan lari menjauhi dirinya. Saudarasaudaranya sama tidak mengenalnya, sehingga ia berkata : “Aku adalah Fulan bin Fulan.”” Kemudian malaikat menarik wajahnya ke neraka. Mereka inilah orang-orang kafir, yang kitabnya diberikan dengan tangan kiri mereka. Akan tetapi mereka tidak bisa mengambil kitab itu dengan (memakai) tangan kiri mereka, akhirnya mereka mengambil kitab tersebut dari (arah) belakang punggung mereka.

Sebagaimana diriwayatkan dari Nabi saw.: “Sesungguhnya Orang-orang kafir ketika dipanggil untuk dihisab dengan (menyebut) namanya, maka majulah seorang malaikat dari beberapa malaikat adzab, lalu malaikat itu memecah dada si kafir, kemudian tangannya yang kiri ditarik ke arah belakang punggungnya (diletakkan) di antara kedua bahunya, kemudian kitabnya diberikan.”

 

 

 

 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., Ia berkata: “Neraca itu sitegakkan di hari kiamat diatas tiang, panjangnya setiap tiang itu .ntara timur dan barat, sedangkan mangkokan neraca itu seperti uasnya bumi, panjang dan lebarnya Itu satu, salah satu dari edua mangkokan (neraca) Itu berada di sisi kanan Arasy, yaitu mangkokan (untuk) kebaikan, dan yang lain berada di sisi kiri Arasy, yaitu mangkokan (untuk) keburukan, dan diantara neraca itu seperti gunung yang dipenuhi oleh kebaikan dan keburukan. Pada hari (dilaksanakannya hisab itu) kira-kira 50.000 tahun.”

Nabi saw. bersabda: “Didatangkanlah seorang lelaki, dimana bersama lelaki itu terdapat 77 sijjil (catatan amalnya) setiap sijil (panjang) sejauh mata memandang, dan didalam sijil itu terdapat (catatan) kesalahannya dan dosa-dosanya. Lalu beberapa sijil itu diletakkan di mangkok timbangan, dan dikeluarkan untuk orang ini sebuah kertas (catatan amal) yang besarnya seperti satu jari, dan didalam kertas Itu terdapat lafazh persaksian: (.      ). kertas itu diletakkan di mangkok yang lain, maka (kertas tersebut) bisa memberatkan atas (timbangan) seluruh dosa-dosanya.” Demikianlah firman Allah Ta’ala:

 

“Dan adapun orang orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.” (QS. Al Qari’ah: 6-7)

Yakni berat timbangan kebaikannya, yaitu kebagusannya dan ketaatannya (lebih berat) atas keburukannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. (Surat Al Qari’ah ayat: 7). Maksudnya kehidupan didalam surga yang diridhai oleh Allah. Kemudian Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya. Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah? Yaitu api yang bergejolak.” (QS. Al Qari’ah: 8-11)

 

 

 

 

Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan jembatan (yang berada) diatas neraka, yaitu shirath, yang terletak (persis) ditengahtengah Jahannam, yang sangat licin, dan bisa menggelincirkan. Shirath ini mempunyai tujuh pos (gardu), setiap pos itu (jaraknya) dalam perjalanan 3000 tahun, seribu tahun (jalannya) naik, seribu tahun (jalannya) rata, seribu tahun (jalannya) turun. bentuknya lebih lembut daripada rambut, yang lebih tajam dari pada pedang. dan lebih gelap dari pada malam.

Dan pada setiap pos itu terdapat tujuh cabang bentuknya seperti tumbak yang panjang, yang telah ditajami ujungnya, lalu seorang hamba akan duduk diatas pos itu dan ditanya tentang perkara yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala. Didalam pos yang pertama: Seorang hamba akan diperiksa tentang keimanan, jika la selamat dari kekufuran dan riya’, maka bebaslah ia, dan kalau tidak selamat, maka ia akan ditolak ke dalam neraka. Dan didalam pos yang kedua: Seorang hamba akan ditanya tentang shalatnya. Didalam pos yang ketiga: Seorang hamba akan ditanya tentang zakatnya. Didalam pos yang keempat: Seorang hamba akan ditanya tentang puasanya. Di dalam pos yang kelima: Seorang hamba akan ditanya tentang haji dan Umrah. Didalam pos yang keenam: Seorang hamba akan ditanya tentang wudlu, mandi dan jinabatnya. Didalam pos yang ketujuh: Seorang hamba akan ditanya tentang berbuat baik kepada kedua orang tua, mempererat silaturrahmi, dan penganiayaan. Jika seorang hamba itu selamat dari pertanyaan-pertanyaan ini, maka ia bebas (sampai ke surga), dan kalau tidak selarnat, maka ia ditolak ke dalam neraka.

Wahab berkata: Sesungguhnya Nabi saw. berdoa :

 

“Ya Tuhanku, selamatkan selamatkan umatku, umatku.”

Maka para makhluk itu naik (melewati) jembatan, sehingga sebagian mereka naik atas sebagian (yang lain). Dan jembatan itu terombang-ambing (terus) seperti perahu di lautan yang (tertimpa) angin kencang.

Maka lewatiah golongan yang pertama: Seperti kilat yang menyambar. Golongan kedua: Seperti angin kencang. Golongan yang ketiga: Seperti burung (yang terbang) cepat. Golongan yang keempat: Seperti kuda yang bagus (larinya). Golongan yang kelima: Seperti seorang yang berjalan cepat. Golongan yang keenam: Seperti berjalannya binatang (kerbau, sapi) dan golongan yang ketujuh: Kira-kira sehari semalam, (menurut) sebagian manusia, kira-kira ada satu bulan. dan (menurut) sebagian mereka (yang lain) kira-kira ada satu tahun, dua tahun, dan tiga tahun, sehingga (lama) waktu yang terakhir bagi orang yang melewati shirath 15.000 tahun (lamanya) dari tahun dunia.

Dan diriwayatkan: “Sesungguhnya manusia ketika melewati shirath, maka api neraka berada dibawah telapak kaki mereka, dan diatas kepala mereka, api (juga) berada di sisi kanan dan di sisi kiri mereka serta ada di belakang dan di depan mereka.”

Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi meraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orangorang yang bertagwa dan membiarkan orang-orang yang dzalim didalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS. Maryam: 71-72)

Sedangkan neraka itu selalu memakan jasadnya manusia (yang wat diatas jembatan) mulai dari kulitnya, dagingnya, sehingga anusia yang lewat diatas shirath itu seperti arang yang hitam, -cuali orang yang selamat dari neraka, diantara mereka ada orang .ng tidak merasa takut terhadap suatu perkara yang menakutkan -anasnya neraka), dan ia tidak mendapatkan api neraka ketika elewati shirath, sehingga ia berkata: “Dimanakah Shirath itu?” dan dikatakan kepadanya, bahwa ia telah melewati shirath tanpa kesusahan sebab memperoleh rahmatnya Allah Ta’ala.

Telah datang keterangan didalam hadits: Ketika terjadi kiamat, maka datanglah (sekelompok) umat, tatkala umat ini naik diatas shirath, Nabi saw. menengok kepada mereka, seraya bertanya: Siapa kalian semua?” Mereka menjawab: “Kami adalah umatmu.” Nabi saw bertanya (lagi): “Apakah kamu (menjalankan) atas sariatku?” Maka mereka menjawab: “Tidak.” Lalu Nabi saw. melepaskan mereka dan meninggalkannya. Selanjutnya umat ini ama jatuh ke dalam neraka Jahannam.

Kemudian datanglah umat yang lain, maka Nabi saw. bertanya: Apakah kamu (menjalankan) atas syari’at Nabimu, dan apakah kamu melakukanjalannya Nabi?” Kalau umat ini menjawab dengan: “Ya ” maka mereka akan lewat shirath, dan kalau mereka menjawab: “Tidak,” maka mereka akan jatuh kedalam neraka. Setelah umat Ini masuk kedalam neraka, rnereka lalu mengharapkan syafa’atnya Nabi saw,

Dan didalam sebuah hadits diceritakan: Datanglah suatu kaum, mereka berdiri (ditepi) shirath, seraya berkata: “Siapakah yang bukal menyelamatkan kami dari api neraka?” Dan mereka tidak maju (untuk) melewati shirath Itu, Lalu mereka menangis. Maka datanglah Jibril as. bertanya kepada mereka: “Apa yang mencegahmu untuk melewati shirath ini?” Mereka menjawab: “Kami takut neraka.” Jibril bertanya (lagi): “Kumu di dunia ketika menghadap ke laut yang dalam, bagaimana (caranya) kamu bisa melewati?” Mereka menjawab: “Dengan mempergunakan perahu ” Lalu Jibril datang dengan membawa masjid, yang mana kaum ini (biasa) melakukan shalat didalamnya, (masjid itu) bagaikan perahu. Maka mereka sama duduk diatas masjid tersebut, lalu lewatlah kaum ini diatas shirath. Maka dikatakan kepada mereka: “Ini adalah masjid-masjid kamu, yang kamu pernah melakukan shalat didalamnya dengan berjama ‘ah.”

 

Keutamaan Mencintai Ulama

Diceritakan didalam hadits: Sesungguhnya Allah Ta’ala ketika menghisab seorang hamba, maka keburukan hamba tersebut lebih berat (daripada) kebaikannya, lalu Allah Ta’ala memerintahkan dengan membawa hamba ini ke neraka, tatkala hamba itu pergi, Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril as.: “Temukan hamba-Ku dan tanyalah dia, apakah ia pernah duduk bersama para ulama sewaktu di dunia, maka Aku akan mengampuni dirinya dengan syafaatnya para ulama itu.” Lalu malaikat Jibril bertanya kepadanya, maka hamba itu menjawab: “Tidak.” Selanjutnya Jibril as. melaporkan (kepada Allah): “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau Dzat Yang lebih Mengetahui tentang keadaan hambamu.” Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Tanyakan dia, apakah ia mencintai ulama?” Maka Jibril bertanya kepadanya. Hamba itu menjawab: “Tidak.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Tanyakan dia, apakah dia pernah duduk diatas hidangan para ulama?” Lalu Jibril bertanya kepadanya. Hamba itu menjawab: “Tidak pernah.” Allah berfirman: “Apakah ia pernak bertempat di suatu tempat yang ditempati oleh orang yang alim?” Lalu Jibril bertanya kepadanya. Hamba itu menjawab: “Tidak pernah.” Allah berfirman kepada Jibril: “Tanyakan dia, apakah ia mencintai seseorang yang mencintai ulama?” Hamba itu menjawab: “Ya” Maka Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril: “Ambillah tangannya dan masukkanlah dia ke surga. Sesungguhnya hamba tersebut mencintai seseorang sewaktu dunia, dan orang (yang dicintai) itu menyenangi ulama, maka Aku mengampuni dirinya, sebab barakahnya lelaka (yang dicintai) itu.”

Dan berdasarkan (keterangan) ini telah datang sebuah hadits: Ilah Ta’ala mengumpulkan beberapa masjid dunia pada hari kiamat bentuknya dirubah seperti unta, kakinya dari intan, lehernya dari za’faran, kepalanya dari misik yang harum baunya, sunggungnya dari zamrut hijau, yang bisa naiki unta itu adalah -hli jama’ah, dan orang-orang yang adzan yang menuntun unta, .edangkan imamnya yang menggiring unta itu. Lalu mereka sarna elewati pelataran halaman kiamat. Maka ada pemanggil: “Hai senduduk halaman (kiamat), mereka ini bukanlah (golongan) dari para malaikat yang dekat (dengan Allah), dan bukan (golongan) dari para ‘abi dan para rasul, tetapi mereka ini adalah dari umat Muhammad ang sama menjaga shalatnya dengan berjama ‘ah.”

Ada yang mengatakan: Sesungguhnya Allah Ta’ala telah enciptakan malaikat, yang dikatakan pada malaikat itu namanya “Malaikat Darda’il” ia mempunyai dua sayap. satu sayapnya ‘erada di barat (yang terbikin) dari yakut merah, dan sayapnya yang lain) berada di timur (yang terbikin) dari zambrut hijau yang ‘itaburi dengan mutiara dan yakut serta marjan, kepalanya berada ‘ibawah Arasy dan kedua telapak kakinya berada dibawah bumi etujuh. Maka ia memanggil-manggil setiap malam dari bulan ramadlan: “Adakah orang yang berdoa, maka baginya akan kabulkan doanya? Apakah (ada) orang yang meminta, maka ia akan dikabulkan permintaannya? Apakah (ada) orang yang bertaubat, maka ia akan diterima taubatnya? Apakah (ada) orang yang memohon ampunan, maka baginya akan diampuni, sehingga terbit fajar.”

 

 

Didalam hadits diceritakan: Sesungguhnya Jibril as. datang kepada Nabi saw. maka Nabi saw. berkata: “Hai Jibril sifatilah kepadaku tentang neraka!” Jibril berkata: “Sesungguhnya Allah Ta ala telah menciptakan neraka, dan Allah menyalakan api neraka iru sudah 1000 tahun (yang lalu), sehingga mereka itu menjadi hitam, bahwa neraka itu hitamnya neraka seperti malam yang gelap, dan tidak pernah padam api neraka yang menjilat-jilat juga itu, dan tidak pernah mati bara apinya.”

Mujahid berkata: “Sesungguhnya Jahannam itu mempunyai beberapa ular yang besarnya seperti leher unta, dan terdapat beberapa kalajengking yang (besarnya) seperti keledai, sehingga penduduk neraka itu sama lari ke neraka (karena) besarnya ular dan kalajengking itu, ular tersebut mengambil bibirnya ahli neraka, lalu dikelupas (kulit) yang ada diantara rambut sampai kukunya. Maka tidak ada yang bisa menyelamatkan ahli neraka dari siksaan, kecuali lari ke neraka (yang lain).”

Dan diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, dari Rasulullah saw.. beliau bersabda: “Sesungguhnya didalam neraka terdapat ular-ular yang (besarnya) seperti lehernya unta, (jika) ular itu menggigit salah seorang dari penduduk neraka dengan sekali gigitan, maka akan didapati rasa sakitnya itu sampai 40 tahun.”

Diriwayatkan dari Zaid bin Wahab dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: “Sesungguhnya apimu ini, adalah satu (bagian) dari 70 juz bagian neraka, jikalau api neraka itu tidak dimasukkan ke dalam lautan dua kali, maka kamu tidak akan bisa mengambil kemanfaatan sedikitpun dari api ini.”

Mujahid berkata: “Sesungguhnya api kamu ini, memohon perlindungan dari api Jahannam.”

Diriwayatkan didalam hadits: “Sesungguhnya ketika Allah ta’ala mengutus Jibril as. (pergi) ke malaikat yang jaga neraka. untuk mengambil api guna diberikan kepada Nabi Adam as., sehingga Nabi Adam bisa memasak makanan dengan api. Maka berkatalah malaikat Malik: “Ya Jibril, berapakah yang kamu kehendaki dari api ini?” Jibril menjawab: “Aku menghendaki dari api Ini kira-kira (sebesar) kurma.” Malaikat Malik berkata: “Hai Jibril, Jika aku memberimu api kira-kira (sebesar) buah kurma, maka pasti ukan hancur tujuh langit dan beberaoa bumi (karena) dari panasnya hpi itu.” Jibril berkata: “Kira-kira (sebesar) biji kurma.” Malaikat Malik berkata: “Kalau aku memberiumu(menurut) apa yang kamu kehendaki, maka tidak akan turun dari langit setetes air. dan tidak akan tumbuh (dari) dalam bumi beberapa tumbuh-tumbuhan.” Kemudian Jibril melapor: “Ya Tuhanku, berapakah yang aku ambil dari api?” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Ambillah kira-kira (sebesar) semut kecil. Lalu Jibril mengambil api neraka kira-kira (sebesar) semut kecil, kemudian ia membenamkan api itu ke dalam sungai Sebanyak 70 kali. Selanjutnya Jibril datang dengan membawa api hni kepada Nabi Adam as. Lalu Jibril meletakkan api itu diatas gunung yang tinggi, maka gunung itu menjadi hancur, kemudian Jibril mengembalikan api yang sebesar semut tadi ke tempatnya, yaitu di neraka. Dimana masih tersisa asap api itu di beberapa batu dan besi, sampai pada hari kita ini, maka api yang ada ini, adalah dari asap api neraka sebesar semut tadi. Ambillah suatu pelajaran dari api ini hai orang-orang mukmin!”

Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya seringan-ringannya siksa hli neraka, yaitu seseorang diberi dua sandal dari api, maka otaknya enjadi mendidih (sebab) dari kedua sandal itu, sebagaimana endidihnya (air yang ada didalam) kendil. Dan tetangganya juga isa mendengar mendidihnya otak itu, gigi gerahamnya (menjadi) bara api, bibirnya (menjadi) bara api, nyalanya api itu sampai keluar dari dalam perutnya, dan dari kedua telapak kakinya. Dia menganggap bahwa dirinya termasuk penduduk neraka yang sangat pedih siksanya. (Padahal) sesungguhnya dia termasuk dari penduduk neraka yang ringan siksanya.”

Ashim berkata: Sesungguhnya penduduk neraka itu (selalu) memanggil-manggil pada malaikat (yang jaga neraka), sedangkan malaikat ini tidak menjawab kepada mereka selama 40 tahun, kemudian malaikat ini menjawab mereka, seraya berkata: “Sesungguhnya kamu berdiamlah!” Yakni, kekallah selama-lamanya. Kemudian mereka memanggil-manggil Tuhannya: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari neraka ini, jika kami kembali (durhaka) maka kami termasuk orang-orang yang dzalim.” Akhirnya tidak ada jawaban buat mereka, kira-kira lamanya mengelilingi dunia dua kali. Kemudian Allah menjawab mereka dengan firman-Nya:

 

“Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina didalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (QS. Al Mukminun: 108)

Nabi saw. bersabda: “Maka demi Allah, kaum tadi tidak bisa berbicara setelah adanya firman Allah itu, (sekalipun) dengan satu kalimat. Dan tidak ada setelah peristiwa itu, kecuali teriak-teriak dan rintihan didalam neraka, suara mereka menyerupai khimar, suara pertama berteriak-teriak, dan akhir suara itu merintih.”

Jibril as. berkata: “Demi Dzat yang mengutus engkau dengan benar sebagai Nabi, kalau neraka itu dibuka sebesar lubang jarum. dari arah timur, maka pasti terbakar penduduk yang ada disebelah barat, (karena) dari sangat panasnya api neraka. Demi Dzat Yang mengutus engkau dengan benar sebagai Nabi, kalau (seandainya) satu pakaian dari pakaiannya penduduk neraka itu digantung diantara langit dan bumi, maka pasti (penduduk bumi) akan mati, (karena) panasnya pakaian itu. Demi Dzat Yang mengutus engkau dengan benar sebagai Nabi. Kalau (seandainya) satu dira’ dari rantai (neraka) yang sudah disebutkan oleh Allah didalam kitabnya, diletakkan diatas gunung, maka pasti gunung itu akan hancur, sehingga sampai ke dasar bumi ketujuh. Demi Dzat Yang mengutus Engkau dengan benar sebagai Nabi, jika ada satu orang dari penduduk neraka disiksa dari arah barat, maka pasti terbakar orang yang berada di (bumi) timur, (karena) dari pedihnya siksa itu, dan sangat panasnya api neraka. Sedangkan dasar neraka itu sangat jauh (kedalam), kayunya neraka itu terdiri dari manusia dan batu, minumannya (ahli neraka) itu adalah dari tembaga panas.”

 

 

 

 

Neraka itu mempunyai tujuh pintu, setiap pintu mempunyai bagian, yang dibagi untuk kaum laki-laki dan wanita.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw. sesungguhnya beliau bertanya kepada Jibril as.: “Apakah pintu-pintu neraka itu seperti pintu kami ini?” Jibril menjawab: “Tidak, bahwa pintu neraka terbuka ke bawah. Oleh karena itu sebagian lebih ke bawah dari pada sebagian (yang lain), jarak dari satu pintu ke pintu yang lain, dalam perjalanan 700 tahun, setiap pintu neraka panasnya lebih sangat bila dibandingkan dengan pintu yang ada disampingnya, dengan selisih 70 kali lipat.”

Nabi bertanya: “Siapa yang menempati pintu-pintu?” Jibril menjawab: “Adapun pintu yang paling bawah, didalamnya ditempati oleh orang-orang munafig dan orang kafir termasuk orang yang mempunyai hidangan, serta keluarganya Fir’aun. Pintu itu namanya “HAWIYAH” Pintu yang kedua: Didalamnya ditempati oleh orangorang musyrik, namanya: “JAHIM”. Pintu yang ketiga: Didalamnya ditempati oleh orang yang menyembah berhala, namanya: “SAQAR”. Pintu yang keempat: Maka didalamnya ditempati oleh Iblis dan orang yang mengikutinya, serta orang Majusi, namanya: “LAZHA”. Pintu yang kelima: Didalamnya ditempati oleh orang Yahudi, namanya: “HUTHAMAH”. Pintu yang keenam : Maka didalamnya ditempati oleh orang Nasrani, namanya: “SA’IR”.” Kemudian Jibril berdiam, maka Nabi saw. berkata: “Hai Jibril kenapa kamu tidak menceritakan kepadaku tentang orang yang menempati pintu yang ketujuh?” Jibril berkata: “Apakah engkau bertanya kepadaku, tentang orang yang menempati pintu yang ketujuh?” Nabi saw. menjawab: “Ya.” Maka Jibril berkata: “Hai Muhammad, yang menempati pintu ketujuh yaitu orang yang melakukan dosa besar dari umatmu yang mati sebelum bertaubat.” (Mendengar itu) Nabi saw. jatuh pingsan. Tatkala Nabi saw. sudah sembuh (dari pingsannya) beliau berkata: “Hai Jibril, besar musibahku dan aku sangat takut apabila umatku dimasukkan ke neraka.” Jibril berkata: “Ya, akan di masukkan (ke neraka) orang yang melakukan dosa besar dari umatmu.” Kemudian Nabi saw. menangis, dan Jibril juga) menangis karena menangisnya Nabi saw.

Dan Nabi saw. berkata: “Ya Jibril, kenapa engkau menangis (bukankah) engkau adalah Ruhul Al Amin (Ruh yang selamat),” Jibril menjawab: “Aku takut kalau aku dicoba, dari apa yang pernah dicobakan kepada malaikat Harut dan Marut, maka karena itu, aku menangis. ”

Maka Allah Ta’ala memberi wahyu: “Hai Jibril, dan Hai Muhammad, sesungguhnya Aku menjauhkan kamu berdua dari neraka, tetapi janganlah kamu merasa aman dari siksaKu.”

 

 

 

 

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.: “Didatangkan neraka Jahannam besuk pada hari kiamat, disekeliling Jahannam itu terdapat 70.000 barisan dari para malaikat, setiap baris ((umlahnya) lebih banyak daripada (jumlah) jin dan manusia, mereka sama mendekat dan (memegang) kendali Jahannam. Dan Jahannam (juga) mempunyai empat kaki, (jarak) antara setiap kaki perjalanan 1000 tahun. Ia (juga) mempunyai 30 kepala, setiap kepala terdapat 30.000 mulut, dan setiap mulut terdapat 30.000 gigi geraham, setiap gigi geraham (besarnya) seperti gunung Uhud seribu kali. Setiap mulut, terdapat dua bibir dan setiap bibir (besarnya) seperti luasnya dunia. Dan didalam dua bibirnya terdapat rantai dari besi. Setiap dari satu rantai, terdapat 70.000 lingkaran dipegang oleh para malaikat yang tidak terhitung (jumlahnya).”

Maka didatangkanlah Jahannam itu, dari arah sisi kirinya Arasy. Dan itulah yang ada dalam firman Allah Ta’ala:

 

“Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api besar dan Setinggi istana.” (QS. Al Mursalat: 32)

 

 

 

 

Musuh-musuh Allah itu digiring ke neraka, wajah mereka itam, mata mereka melotot, mulut mereka dikund, maka tatkala mereka telah sampai ke pintu neraka, mereka disambut oleh malaikat Zabaniyah dengan membawa beberapa belenggu dan antai, rantai itu diletakkan di mulut orang kafir dan dikeluarkan sari duburnya, dan tangan kirinya dibelenggu ke lehernya, edangkan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya, lalu dicabut dari antara kedua bahunya, mereka diikat dengan rantai, “an digandengkan setiap anak Adam dengan setan dalam satu antai, selanjutnya diseret dengan wajahnya, dan mereka dipukuli oleh para malaikat dengan gada (sejenis palu) dari besi.

Sewaktu orang kafir menghendaki untuk keluar dari neraka maka para malaikat mengembalikan mereka ke neraka, dan ‘ikatakan kepada mereka:

 

“Rasakanlah siksa neraka ini, (yang dulu) kamu semua mendustakannya.” (QS. As Sajdah: 20)

Kemudian Fatimah ra. bertanya: “Ya Rasulullah saw. apakah ngkau tidak bertanya tentang umatmu, bagaimana para malaikat itu memasukkan umatmu?” Nabi saw. menjawab: “Para malaikat itu menggiring umatku ke neraka, dengan keadaan wajah mereka tidak hitam, maka mereka tidak melotot, mulut mereka tidak terkunci, dan mereka tidak digandengkan bersama setan, dan rantai itu tidak diletakkan di atas mereka, dan (demikian juga) belenggu.”

Maka Fatimah ra. bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana para malaikat itu menuntun umat?” Nabi saw. menjawab: “Adapun orang tua dan anak muda, maka keduanya dipegang dengan jenggotnya. Adapun perempuan, maka akan dipegang gelungan rambutnya dan ubun-ubunnya, maka banyak orang yang mempunyai uban dari umatku yang dicabut ubannya lalu dituntun ke neraka, dan ia menjerit-jerit: Aduh…. masa mudaku, aduh…. Kelemahanku.” Dan banyak pemuda dari umatku yang dipegang (atau dicabut) dari jenggotnya, lalu dituntun ke neraka, dan ia menjerit-jerit: “Aduh ….rasa Maluku, duh ….kerusakan tutupku,” sehingga umat itu sampai kepada malaikat Malik, ketika malaikat Malik melihat mereka, ia lalu bertanya kepada malaikat (yang membawa): “Siapa mereka ini, belum pernah datang kepadaku orang-orang yang celaka yang lebih mengherankan dari mereka ini, wajah mereka tidak hitam, sedangkan letak rantai dan belenggu di leher mereka.” Maka malaikat (yang membawa) menjawab: “Kami diperintah untuk mendatangkan mereka dengan keadaan (semacam) ini,” lalu malaikat Malik bertanya kepada mereka: “Hai golongan orang yang celaka, siapa kalian itu?” Mereka menjawab: “Kami adalah umat Muhammad saw.”

Dan diriwayatkan dalam suatu riwayat yang lain: “Tatkala malaikat menuntun mereka, mereka sama memanggil-manggil: Aduh….. Nabi Muhammad,” dan ketika mereka melihat malaikat Malik, maka mereka sama lupa dengan Nabi Muhammad saw. (karena) akibat dari takutnya pada malaikat Malik. Malaikat Malik bertanya kepada mereka: “Siapa kamu semua itu?” Mereka menjawab: “Kami adalah dari umat dimana Allah menurunkan Al Qur’an atas umat itu, dan kami adalah umat yang berpuasa di bulan Ramadlan.” Lalu malaikat Malik berkata: “Al Qur’an tidak diturunkan kecuali atas diri Muhammad, tatkala mereka mendengar nama Muhammad mereka menjerit semua, kami ini termasuk dari umatnya.” Maka malaikat Malik berkata kepada mereka: “Apakah tidak ada (keterangan) buat kamu didalam Al Qur’an, yang melarang melakukan kemaksiatan.” Ketika mereka berhenti di tepi Jahannam, mereka melihat ke neraka dan (melihat) kepada malaikat Zabaniyah. Maka mereka berkata: “Hai malaikat Malik, izinkanlah kepada kami, kami akan menangisi diri kami.” Maka malaikat Malik mengizinkan kepada mereka. Selanjutnya mereka menangis (dengan mengeluarkan) air mata, sehingga tidak tersisa sedikitpun air matanya. Kemudian mereka menangis (dengan mengeluarkan) darah. Maka malaikat Malik berkata: “Menangis ini lebih baik seandainya dilakukan di dunia (karena) rasa takut kepada Allah Ta’ala, maka pasti api neraka fidak akan menimpa kepadamu.”

 

 

 

 

Manshur bin Ummar berkata: Telah datang (keterangan) kepadaku, sesungguhnya malaikat yang jaga neraka itu, mempunyai tangan dan kaki (jumlahnya) menurut bilangannya ahli neraka. Setiap kaki dan tangannya itu berdiri dan duduk, serta bisa membelenggu dan merantai pada orang yang dikehendaki.

Ketika malaikat Malik melihat ke neraka, maka neraka itu memakan sebagian kepada sebagian (yang lain), karena dari rasa takutnya kepada malaikat Malik. Dan huruf Basmalah itu ada 19 huruf, demikian (juga), jumlah kepala malaikat Zabaniyah itu ada 19. Malaikat Zabaniyah kalau mengambil (ahli neraka) memakai tangannya dan kakinya, karena sesungguhnya malaikat Zabaniyah itu bisa mengetahui dengan kakinya, sebagaimana ia mengetahui dengan tangannya.

Maka salah satu dari para malaikat Zabaniyah itu bisa mengambil 10.000 orang kafir dengan (memakai) tangan satu, dan 10.000 (lagi) dengan memakai tangan yang lain, dan 10.000 dengan salah satu kakinya, dan 10.000 (lagi) mengambil dengan kaki yang lain lalu melemparkannya ke neraka. Jadi 40.000 orang kafir itu, dengan sekali ambil. Karena di dalam (diri malaikat Zabaniyah) memiliki kekuatan dan kemampuan, sedangkan yang mengepalai malaikat Zabaniyah (seluruhnya) adalah malaikat Malik, yang menjaga neraka, dan 18 malaikat yang bentuknya seperti malaikat Malik, mereka itu mengepalai para malaikat (yang lain), yang berada dibawah perintah kekuasaannya setiap malaikat itu. Diantaranya dari malaikat yang menjaga perkara yang tidak bisa terhitung semuanya, kecuali Allah yang mengetahui jumlahnya.

Dan mata para malaikat itu seperti kilat yang menyambar, gigi mereka putihnya seperti tanduk sapi, sedangkan bibir para malaikat itu menyentuh telapak kakinya, api selalu menjilat-jilat keluar dari mulutnya. Dan jarak diantara bahu setiap para malaikat Zabaniyah itu, jauhnya dalam perjalanan setahun. Allah tidak menciptakan di hati para malaikat ini, rahmat (rasa kasihan), dan sikap lemah lembut kira-kira (sebesar) semut kecil. Salah satu dari para malaikat ini menyelam di lautan neraka selama kira-kira 70 tahun, maka tidak akan membahayakan api neraka atas dirinya, karena sesungguhnya nur itu bisa mengalahkan api. Oleh karena itu kami memohon perlindungan dengan Allah agar dijauhkan dari api neraka.

Kemudian malaikat Malik berkata kepada Zabaniyah: “Lemparkanlah mereka (ahli neraka) kedalam neraka.” Ketika malaikat Zabaniyah melempar (ahli neraka) ke dalam neraka, maka semuanya berteriak dengan lafazh: Laa ilaaha illallaah, akhirnya neraka itu mengembalikan mereka, lalu malaikat Malik berkata: “Hai api ambillah mereka!” Maka api itu berkata: “Bagaimana aku bisa mengambil mereka, (padahal) mereka mengucapkan: Laa ilaaha illallaah.” Malaikat Malik berkata agar dakam mengambil mereka itu, (berdasarkan) perintah Tuhannya Arasy Yang Agung. Akhirnya api itu mengambil mereka, maka diantara ahli neraka ada orang yang diambil pada dua lututnya, diantara mereka ada orang yang diambil pusarnya, diantara mereka ada orang yang diambil pada lehernya, ketika api itu sudah mendekati wajah mereka, malaikat Malik berkata: “Jangan engkau bakar wajah mereka,sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang sujud dengan wajahnya kepada Dzat Yang Maha Penyayang. Dan jangan engkau bakar hati mereka, karena Sesungguhnya hati itu adalah tempat tauhid, ma’rifat dan iman, serta lama mereka merasa haus di bulan Ramadlan. Maka telah mereka tetapkan didalam hati, apa yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala.”

 

Rupa Penghuni Neraka

Nabi saw. bersabda: “Bahwa ahli neraka itu hitam wajahnya, gelap penglihatannya, hilang akalnya, dan kepala setiap seorang dari mereka itu bentuknya seperti kubah, badan mereka (besarnya) seperti gunung mata mereka melotot, tinggi mereka seperti gunung, dan rambut mereka seperti bulu, bagi mereka tidak ada kematian, dimana mereka bisa mati, dan tidak hidup, dimana mereka bisa hidup. Setiap seorang dari mereka mempunyai 70 kulit yang mempunyai tujuh lapis dari api neraka, dan pada perut mereka, terdapat ular-ular dari neraka, mereka bisa mendengarkan suara ular (yang ada dalam perutnya) seperti suaranya binatang liar, selanjutnya rantai belenggu itu dikalungkan, dan beberapa gada (sejenis palu) dipikulkan (pada tubuh mereka), kemudian mereka diseret pada wajahnya.”

Nabi saw. bersabda: “Orang miskinnya ahli neraka itu selalu berteriak-teriak: “Ya Tuhan kami, siksa ini telah meliputi kepada kami,” dan mereka itu dipenjara didalam neraka, mereka dibelenggu dengan belenggu neraka, kalau mereka diam, mereka tidak dikasihi. Kalau mereka bersabar, mereka tidak dijawabi. Mereka semua menjerit-jerit dengan kerusakan…, serta menjeritjerit dengan kehinaan…mereka digandeng bersama-sama didalam penjara yang kekal serta diliputi rasa penyesalan. Siksa mereka lama, tempat masuk mereka sempit, nanah mereka mengalir terus, aurat mereka terbuka, warna mereka berubah.”

Orang-orang yang celaka itu berkata: “Ya Tuhan kami, kesesatan telah mengalahkan kepada kami, dan kami ini termasuk kaum yang sesat. Ya Tuhan kami, hilangkan dari kami siksa ini sesungguhnya kami ini termasuk orang yang beriman.”

Nabi saw. bersabda: “Bahwa semiskin-miskinnya ahli neraka, yaitu Allah Ta’ala menciptakan untuk mereka sebuah gunung, dikatakan (namanya) gunung itu adalah “Gunung Su’ud”, lalu ahli neraka naik ke gunung itu dengan (menyeret) wajahnya selama seribu tahun, sehingga mereka bisa naik (ke puncak gunung itu), kemudian gunung itu melempar mereka ke dasar Jahannam (akhirnya) mereka menyesal semua.”

Nabi saw. bersabda: “Bahwa semiskin-miskinnya ahli neraka, adalah ketika mereka minta hujan, maka datanglah mendung yang hitam diatas mereka, lalu mereka mengatakan: “Bahwa hujan telah datang dari Dzat Yang Maha Penyayang.” Maka yang menghujani mereka bebatuan dari api, yang langsung menimpa kepala mereka, kemudian batu itu keluar dari duburnya. Kemudian mereka memohon kepada Allah Ta’ala selama seribu tahun agar Allah memberi rizki mereka dengan hujan, lalu tampaklah mendung hitam (diatas mereka), mereka berkata: “Ini adalah mendungnya hujan.” Ternyata yang menghujani diri mereka adalah beberapa Ular yang besarnya seperti leher unta. Dan barang siapa yang tergigit oleh ular itu, dengan sekali gigitan. Maka tidak akan hilang Sakitnya akibat gigitan itu selama seribu tahun.” Dan ini adalah makna firman Allah Ta’ala:

 

“Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.” (QS. An Nahi: 88)

 

Minuman Penghuni Neraka

Nabi saw. bersabda: “Bahwa semiskin-miskinnya ahli neraka yaitu mereka memanggil-manggil malaikat selama 70.000 tahun, mereka tidak mendapat suatu jawaban apapun, lalu mereka melapor: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya malaikat Malik tidak mau menjawab kepada kami.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Hai Malik, jawablah ahli neraka ini,” kemudian malaikat Malik berkata: “Apa yang kamu katakan, hai orang yang mendapat murka Allah, hai ahli neraka.” Kemudian mereka berkata: “Kami minta minuman, dengan minuman air agar kami bisa senang, karena api neraka itu, telah memakan daging kami, tulang-tulang kami, api neraka itu juga telah mengelupas kulit kami, serta telah merobek-robek tulang kami, memotong-motong hati kami.” Kemudian para malaikat memberi minum mereka dengan minuman dari air yang mendidih, jika me-eka menerima air itu dengan tangannya, maka jari-jarinya akan menjadi rontok. Dan kalau air itu sudah sampai ke wajahnya, maka matanya akan jatuh (meleleh) beserta pipinya. Tatkala air itu masuk di perutnya, maka akan terpotong-potong seluruh ususnya dan hatinya.”

 

Makanan Penghuni Neraka

Nabi saw. bersabda: “Bahwa semiskin-miskinnya ahli neraka adalah ketika mereka meminta pertolongan dengan makanan, lalu didatangkan kepada mereka makanan kayu Zagum, ketika sudah datang makanan kayu zagum itu, mereka langsung memakannya, maka mendidihlah apa yang ada didalam perut mereka, dan otak mereka, serta gigi geraham mereka. Kemudian keluarlah dari mulut mereka api yang menjilat-jilat, serta jasad mereka rontok diantara telapak kaki mereka.”

 

Pakaian Penghuni Neraka

Nabi saw. bersabda: “Bahwa semiskin-miskinnya ahli neraka, adalah mereka memakai pakaian dari tembaga (panas), ketika pakaian itu diletakkan di badan, maka kulitnya mengelupas. Dan orang-orang yang celaka itu tetap didalam neraka, (ahli neraka) itu buta tidak bisa melihat, mereka bisu tidak bisa berbicara, mereka tuli tidak bisa mendengarkan. Bahwa setiap orang yang lapar menginginkan makanan, kecuali ahli neraka. Demikian juga setiap orang yang telanjang itu pasti menginginkan pakaian, kecuali ahli neraka. Dan setiap mayit itu menginginkan hidup (kembali) kecuali ahli neraka. Maka sesungguhnya ahli neraka itu, mengharapkan mati (tapi mereka tidak bisa mati).”

 

 

 

 

Siksaan Orang Yang Melanggar Janji dan Amanat

Nabi saw. bersabda: “Umatku selamat dari api neraka, setelah 1060 tahun, yakni kaum yang banyak dagingnya, mereka itu adalah kaum yang mendustakan agama, yang memakai pakaian, tapi telanjang dari keta’atan (kepada Allah), mereka mengetahui, serta melakukan dalam dhahirnya untuk kehidupan dunia, dan selalu mementingkan kehidupan dunia dari pada akhirat, mereka itu adalah orang yang lupa, maksudnya: bodoh. Dan mereka itu adalah ahli pasar yang mengikuti hawa nafsu, mereka bekerja dari mana harta itu bisa didapat (maksudnya: seenak sendiri tanpa memikirkan halal dan haramnya). Maka Allah tidak memperdulikan, dari pintu mana mereka akan masuk neraka. Allah Ta’ala berfirman: “Hai Musa, jikalau kamu mengetahui orang yang merusak janji dan amanat, maka mereka akan diseret dengan wajahnya ke neraka. Ketika mereka jatuh ke dalam Jahannam, maka menjadilah setiap anggauta tubuh mereka hancur dalam satu tempat, setiap ototnya akan hancur dalam satu tempat, dan hatinya akan hancur dalam satu tempat,”

Allah Ta’ala berfirman: “Neraka Wail buat orang yang merusak Janji dan amanat, engkau akan melihat Musa, (mereka) itu disalip diatas pohon zagum, lalu api neraka masuk dari duburnya terus keluar dari mulutnya, dan (keluar dari) kedua telinganya dan kedua matanya.” Allah Ta’ala berfirman: “Hai Musa, jika kamu mengetahui orang yang merusak janji dan amanat, orang itu benar-benar akan bergandengan dengan setan dalam satu rantai dan belenggu, yang digantung dengan lisannya, sehingga otaknya mengalir dari kedua lubang hidungnya, ja tidak bisa tidur (meskipun) hanya sekejap mata, dan mereka tidak menemukan kenikmatan (meskipun) hanya sekejap mata, sehingga orang kafir mengharapkan aman dengan kematian daripada siksa. Demikian itulah, (siksaannya) orang yang merusak janji, mereka selalu mengharapkan aman dengan kematian.”

Dan demikian (juga) orang yang berzina dan memakan barang riba, serta yang meninggalkan shalat, mereka akan disiksa di neraka dalam beberapa abad. Allah Ta’ala berfirman: “Hai Musa, kalau sekiranya air lautan itu menjadi tinta, pepohonan itu menjadi penanya, sedangkan manusia dan jin adalah yang menulis, maka pasti habis pena-pena itu, sampai manusia dan jin menjadi sirna, seluruh air lautan itu menjadi kering bilangan abad Jahannam masih belum habis untuk ditulisi.”

Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman:

 

“Mereka tinggal didalamnya berabad-abad lamanya. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. Selain air yang mendidih dan nanah. Sebagai pembalasan yang setimpal.” (QS. An-Naba’: 23-26)

 

Perbandingan Masa Dunia dan Akhirat

Nabi saw. bertanya kepada Jibril: “Apa Hugub itu?” Jibril as. menjawab: “Yaitu masa 4000 tahun.” Nabi saw. bertanya (lagi): “Dalam setahun ada berapa bulan?” Jibril menjawab: “Yaitu da 4000 bulan.” Nabi saw. bertanya: “Dalam satu bulan ada berapa hari?” Maka Jibril menjawab: “Yaitu ada 4000 hari.” Nabi saw. bertanya: “Dalam satu hari ada berapa jam?” Jibril as. menjawab: “Yaitu ada 7000 jam, dan setiap jam itu setahun dari tahun dunia.”

 

Siksaan Orang yang Meninggalkan Shalat, Zakat, Peminum Arak dan Pemakan Riba

Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: Ketika terjadi hari kiamat, maka keluarlah dari neraka satu makhluk yang bernama “Harisy” yang dilahirkan oleh kalajengking, kepalanya berada di langit ketujuh, ekornya berada di bumi yang paling bawah, Harisy ini memanggil-manggil dengan 70 kali: “Dimanakah orang yang menampakkan pada Dzat Yang Maha Penyayang? Dimanakah orang yang menerangi pada Dzat Yang maha Penyayang?” Maka Jibril as. berkata: “Apa yang kamu kehendaki hai Harisy?” Lalu Harisy menjawab: “Aku menghendaki lima perkara. Dimanakah orang yang meninggalkan shalat? Dimanakah orang yang mencegah membayar zakat? Dan dimanakah orang yang meminum arak (khamer)? Dimanakah orang yang makan barang riba? Dimanakah orang yang membicarakan dengan pembicaraan dunia di dalam masjid?”

Maka Harisy inimengumpulkan mereka semua didalam mulutnya, dan mengembalikan mereka ke Jahannam. “Kami memohon perlindungan dengan Allah dari golongannya orang-orang yang celaka.”

 

 

 

 

Diriwayatkan dari Ubaiy bin Ka’ab, Nabi saw. bersabda: Didatangkan pada hari kiamat orang yang meminum khamer (arak) dan sebuah kendi itu tergantung di lehernya, sedangkan thanbur (alat bunyi-bunyian) itu berada di kedua telapak tangannya, sehingga ia disalib diatas kayu neraka. Maka ada pemanggil: “Ini adalah Fulan bin Fulan dari tempat sana…..” lalu keluarlah bau khamer (arak) dari mulutnya, yang bisa membuat sakit orang yang berdiri (di makhsarnya) sehingga mereka meminta pertolongan pada Allah, akibat dari bau busuk orang yang meminum arak. Kemudian tempat kembali mereka adalah ke nereka. Ketika mereka jatuh ke neraka, mereka menjerit-jerit (selama) 1000 tahun: “Aduh…..aku kehausan,” kemudian mereka memanggil-manggil malaikat Malik, maka mereka tidak mendapat jawaban kira-kira (selama) 80 tahun, keringat mereka itu sangat basin, yang bisa menyakitkan tetangganya, dan mereka (selalu) memanggil-manggil: “Ya Tuhan kami, hilangkan keringat ini dari kami.” Maka (keringat itu) tidak dihilangkan dari mereka, kemudian mereka datangkan ke neraka. Sehingga mereka dikembalikan dalam (bentuk) makhluk yang baru, atau dikembalikan (lagi) ke neraka, dengan dibelenggu tangannya, terus diseret ke neraka, dengan dirantai wajahnya, maka mereka meminum air itu, maka dituangkan air panas (pada mereka), ketika mereka meminum air itu, maka usus-usus mereka menjadi terpotong-potong. Kemudian mereka meminta pertolongan dengan makanan, maka didatangkan (pada mereka) makanan zagum, tatkala makanan itu datang mereka langsung memakannya, akibatnya mendidihlah apa yang ada di perut mereka, dan apa yang ada di otak mereka, lalu keluarlah dari mulut mereka api yang menjilat-jilat, (sehingga) rontok jeruhan (alat tubuh bagian dalam) mereka diatas telapak kaki mereka. Kemudian setiap seorang dari mereka dimasukkan dalam peti yang (terbikin) dari bara selama api seribu tahun, dan tempat masuknya sangat sempit. Kemudian (mereka) dikeluarkan dari peti itu setelah seribu tahun, selanjutnya (mereka) dimasukkan dalam penjara neraka, dan dibelenggu dengan api. Kemudian mereka menjerit-jerit (selama) seribu bulan: “Aduh…. kehausan aku,” mereka tetap tidak dikasihi, didalam penjara itu juga terdapat ular dan kalajengking, yang besarnya seperti unta, yang bisa menggigit kedua telapak kakinya, maka ia tidak bisa menyerang (pada ular yang menggigit itu). Kemudian diatas kepalanya diletakkan mahkota dari api. Dan dijadikan setiap sendi-sendinya terdapat besi, dilehernya terdapat rantai, dan tangannya dibelenggu.

Kemudian mereka dikeluarkan setelah 1000 tahun, setelah itu langsung dimasukkan ke dalam neraka Wail, neraka Wail yaitu nama jurang neraka Jahannam, panasnya lebih sangat, dan dasarnya sangat jauh ke dalam. Didalamnya terdapat banyak rantai, ular-ular dan kalajengking. Mereka tetap berada di Wail kira-kira selama 1000 tahun.

Kemudian mereka menjerit-jerit: “Aduh…, Muhammad.” Lalu Nabi mendengar suara mereka, seraya berkata: “Ya Tuhanku, aku telah mendengar suara seseorang dari umatku.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Ini adalah suara orang yang minum arak waktu di dunianya, dan ia mati dalam keadaan mabuk. Maka ia dibangkitkan dipadang makhsyar dalam keadaan mabuk.” Lalu Nabi saw. berkata: “Ya Tuhanku, keluarkan dia dari neraka, dengan syafa ‘atku.” Akhirnya tidak ada yang tersisa satupun umat Muhammad dengan kekal didalam neraka.

 

Kemudian ada jeritan-jeritan didalam neraka: “Ya Hannan Ya Mannan” selama seribu tahun dan “Ya Qayyum” selama seribu tahun, dan “Ya Arhamarraahimin” selama seribu tahun. Ketika Allah Ta’ala telah memutus hukum pada mereka dan sudah menghukumnya (menurut kesalahannya), maka Allah Ta’ala memerintahkan kepada Jibril as. seraya berfirman: “Hai Jibril, apa yang dilakukan orang yang bermaksiat dari umat Muhammad?” Lalu Jibril menjawab: “Ya Tuhanku, Engkau lebih mengetahui tentang keadaan mereka daripada aku.” Allah Ta’ala berfirman: “Berangkatlah kamu dan lihatlah bagaimana keadaan mereka.” Akhirnya Malaikat Jibril berangkat kepada malaikat Malik, waktu itu, malaikat Malik berada di atas mimbar dari api ditengahtengah Jahannam. Ketika malaikat Malik melihat Jibril as. datang maka ia berdiri untuk memuliakan kepadanya, seraya bertanya: “Hai Jibril apa yang menyebabkan engkau masuk ke tempat ini?” Maka Jibril balik bertanya: “Apa yan kamu lakukan terhadap orangorang yang bermaksiat dari umat Muhammad saw.?” Malaikat Malik berkata: “Aduh… keadaan mereka sangat buruk, tempat mereka sangat sempit, api neraka telah membakar daging mereka, dan yang tersisa tinggal wajah mereka, hati mereka tetap cemerlang, karena di dalam hatinya terdapat nur keimanan.” Lalu Jibril berkata: “Angkatlah hijab ini, sehingga aku bisa melihat mereka.” Maka malaikat Malik memerintahkan kepada malaikat Khazanah, selanjutnya hijab diangkat dari mereka, ketika ahli neraka itu melihat kepada Jibril, mereka menganggap Jibril (termasuk) dari makhluk yang paling bagus. Mereka mengerti kalau Jibril itu bukanlah termasuk dari malaikat adzab. Maka ahli neraka itu bertanya: “Siapakah hamba ini, belum pernah ada makhluk yang datang kemari, yang lebih bagus wujudnya dari dia?” Lalu malaikat Malik menjawab: “Ini adalah Jibril as. yang datang kepada Nabi Muhammad dengan membawa wahyu.” Tatkala mendengar disebutkan nama Muhammad saw. mereka lalu menjerit semuanya serta menangis, seraya berkata: “Hai Jibril, sampaikan kepada Muhammad ucapan salam dari kami, dan beritakan kepada beliau tentang buruknya keadaan kami, Nabi Muhammad benar-benar lupa keadaan kami dan meninggalkan kami dalam neraka.”

Maka Jibril berangkat, sehingga ia berdiri dihadapan Allah Ta’ala. Lalu Allah Ta’ala bertanya: “Bagaimana engkau mengetahui (keadaan) umat Muhammad? ” Jibril menjawab: “Ya Tuhanku, keadaan mereka lebih buruk, dan tempat mereka lebih sempit.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Apakah mereka meminta sesuatu kepadamu?” Jibril menjawab: “Ya, mereka meminta, Ya Tuhanku, mereka minta agar aku membacakan kepada Muhammad salam dari mereka, dan memberitahukan kepada Nabi Muhammad tentang keburukan keadaan mereka.” Lalu Allah Ta’ala berfirman: “Berangkatlah kamu pada Muhammad, dan sampaikan (hal itu) padanya.” Maka Jibril as. berangkat kepada Nabi Muhammad saw. dengan menangis, pada waktu itu, Nabi Muhammad di surga berada di bawah pohon Thubah didalam khimah yang (terbikin) dari intan putih, khimah itu mempunyai 4000 pintu, setiap pintu mempunyai dua daun pintu, satu daun pintu dari emas, dan satu pintu dari perak putih. Nabi saw. betanya: “Apa yang menyebabkan engkau menangis, hai saudaraku, hai Jibril.” Jibril menjawab: “Ya Muhammad, kalau engkau mengetahui apa yang aku ketahui, engkau pasti menangis dengan sangat dari pada menangisiku, aku telah datang dari tempat durhakanya umatmu, mereka semua telah disiksa, dan mereka telah kirim salam untukmu, mereka sama menjerit: Aduh buruknya keadaan kami, dan sempitnya tempat kami, dan mereka menjerit-jerit: Aduh …. Muhammad.”

Kemudian Jibril berkata: “Dengarkan jeritan mereka, dan mereka mengucapkan: Aduh… Muhammad.” Maka Nabi Muhammad mendengarkan mereka seraya berkata: “Labbaikum… Labbaikum ya umatku.” Selanjutnya Nabi berdiri dengan menangis, beliau datang ke dekat Arasy, (sedangkan) para Nabi berada dibelakangnya, lalu Nabi jatuh dengan bersujud, serta memuji kepada Allah Ta’ala dengan suatu pujian, yang belum pernah seseorang yang memuji seperti Nabi. Maka Allah Ta’ala berfirman: “Hai Muhammad, angkatlah kepalamu, dan memintalah, engkau akan dikabulkan, dan mintalah syafa’at, engkau akan diberi syafa’at.” Maka Nabi saw. berkata: “Ya Tuhanku, orang-orang yang celaka dari umatku, pada mereka telah habis keputusanmu dan hukum perkaramu, Engkau jangan menyiksa mereka, semoga Engkau memberi syafa’at kepadaku tentang mereka.” Maka Allah Ta’ala berfirman: “Aku telah memberi syafa ‘at kepadamu tentang (urusan) mereka.”

Lalu datanglah Nabi saw. bersama para Nabi untuk mengeluarkan setiap orang yang pernah membaca: “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah.”

Maka berangkatlah Nabi saw. Ketika malaikat Malik melihat kedatangan Nabi saw. ia berdiri untuk menghormati kepada Nabi saw. Lalu Nabi saw. berkata kepada malaikat Malik: “Bagaimanakah keadaan umatku yang celaka?” Malaikat Malik menjawab: “Aduh….. keadaan mereka sangat buruk, tempat mereka sangat sempit.” Nabi saw. berkata: “Bukalah pintunya dan angkatlah tangannya. Maka ketika ahli neraka melihat kepada Nabi saw. mereka menjerit semuanya, seraya berkata: Aduh….. Muhammad api neraka ini benar-benar telah membakar kulit kami, dan daging kami, engkau benar-benar telah meninggalkan kami, dan lupa kepada kami yang berada di neraka.” Maka Nabi saw. memberi alasan udzur pada mereka: “Aku tidak mengetahui keadaan kamu.” Kemudian mereka dikeluarkan dari neraka dalam keadaan sudah hitam, yang mana api neraka telah memakan mereka, selanjutnya Nabi saw. berangkat ke sungai di dekat pintu surga, sungai itu dinamakan: “Sungai penghidupan”. Maka seluruh ahli neraka dimandikan dalam keadaan muda dan tampan, yang sedang umurnya, yang bercelaan semua, seakanakan wajah mereka itu seperti bulan, ditulis diantara mereka: “Dimerdekaan oleh Allah dari Neraka.” Kemudian masuklah mereka dalam surga akan tetapi di dalam surga mereka merasa malu, lalu mereka berdoa kepada Allah agar menghapuskan tulisan itu. Maka Allah menghapus tulisan tersebut dari mereka.

 

Penyesalan Orang-orang Kafir

Ketika ahli neraka (yang lain) mengetahui, bahwa orang-orang muslim telah keluar dari neraka, maka mereka berkata: “Semoga kami ini termasuk dari (golongan) orang-orang Islam dan kami ini akan bisa keluar dari neraka.” Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman:

 

“Orang-orang yang kafir itu seringkali (dalam neraka) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orangorang muslim.” (QS. Al-Hijr: 2)

Diriwayatkan dari Nabi saw. sesungguhnya Nabi saw. bersabda: “Didatangkanlah mati pada hari kiamat, seakan-akan mati itu seperti kambing gibas yang bagus.” Maka dikatakan: “Hai ahli surga, apakah kamu mengetahui sesungguhnya binatang ini?” Lalu mereka menjawab: “Ya, mereka mengetahui sesungguhnya binatang itu adalah mati (maut).” Dan dikatakan: “Hai ahli neraka, apakah kamu mengetahui sesungguhnya binatang ini?” Lalu mereka menjawab: “Ya, mereka mengetahui sesungguhnya binatang itu adalah mati (maut).” Kemudian binatang itu disembelih diantara surga dan neraka. Lalu dikatakan (kepada mereka): “Ahli surga, kekallah kalian, yang tidak akan mati didalam surga. Hai ahli neraka, kekallah kalian, yang tidak akan mati didaam neraka.”

Oleh karena Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan berikanlah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (QS. Maryam: 39)

Dan didalam hadits diceritakan: “Ketika telah didatangkan Jahannam, lalu ia mengeluarkan nafas dengan sekali bernafas, maka seluruh umat menjadi roboh diatas lutut mereka (karena) dari rasa takut dan bingungnya.” Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiaptiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalan. Pada hari itu kamu diberikan balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jatsiyah: 28)

Ketika mereka melihat ke neraka dan mendengar tarikan nafasnya. Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala. Mereka bisa mendengar (gemuruhnya) neraka yang kasar dan tarikan hafasnya, kira-kira dari jarak perjalanan 500 tahun, maka berkata setiap seorang: “Aduh….. diriku, aduh….. diriku,” termasuk Nabi Ibrahim Al Khalil dan Nabi Musa Al Kalim. Kecuali Nabi Muhammad Al Habib. Maka Nabi saw. berkata: “Aduh…… umatku, aduh umatku……

Ketika neraka itu sudah dekat, Nabi saw. berkata: “Hai neraka, dengan haknya orang yang shalat, dan dengan haknya orang yang sedekah, dan dengan haknya orang yang khusyu’, serta dengan haknya orang yang sama sabar, kembalilah kamu.” Neraka itu tidak kembali. Lalu Jibril as. berkata kepada neraka: “Dengan haknya orang yang bertaubat, dan dengan air matanya orang yang menangisi dosa-dosanya, maka kembalilah kamu.” Lalu mereka itu kembali, dan didatangkan air matanya orang yang bermaksiat, kemudian disiramkan pada Jahannam itu. Maka menjadi padamlah (Jahannam tersebut) sehingga ia menjadi seperti api dunia, yang bisa dipadamkan dengan air dan debu.

 

Sehelai Bulu Mata Penyelamat dari Siksa

Dan didalam hadits diceritakan: “Ketika terjadi hari kiamat, maka dikumpulkan para makhluk di padang Makhsyar, lalu didatangkan pada mereka neraka Jahannam yang terbuka pintupintunya, Jahannam itu mengelilingi ahli Makhsyar dari sisi depan mereka, dan (dari) sisi kanan mereka, dan (dari) sisi kiri mereka. Akhirnya mereka meminta pertolongan kepada Nabi saw. dan kepada malaikat Jibril as. Lalu Allah berfirman: “Hai Muhammad jangan takut, dan bersihkanlah debu yang ada di kepalamu. Allah akan menjadikan debu yang ada di kepalamu menjadi mendungnya hujan, yang akan berhenti diatas kepala orang mukmin.”

Kemudian Allah Ta’ala berfirman: “Hai Muhammad bersihkan debu yang ada di jenggotmu,” maka Nabi saw. membersihkan debu, dan Allah menjadikan debu yang ada di jenggot Nabi itu, menjadi tabir antara orang mukimin dan neraka Lazha sebab barakahnya Nabi saw.

Dan telah datang keterangan didalam hadits: “Didatangkan seorang hamba pada hari kiamat, maka keburukan hamba itu memberati atas kebaikannya, lalu hamba tersebut diperintahkan (untuk dibawa) ke neraka. Maka rambut di matanya berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya utusanmu Muhammad saw. pernah bersabda: Bahwa mata yang menangis (karena) dari rasa takut kepada Allah Ta’ala, maka Allah mengharamkannya atas api neraka, padahal aku pernah menangis (karena) dari rasa takut kepada Allah Ta’ala, maka jauhkanlah aku dari neraka.” Akhirnya Allah Ta’ala mengampuni dirinya, dan menyelamatkan dia dari neraka sebab barakah menangisnya mata (karena) rasa takut kepada Allah (waktu) di dunia. Kemudian ada pemanggi: “Telah selamat Fulan bin Fulan sebab barakahnya rambut satu.”

 

 

 

 

Wahab berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan surga di hari dijadikannya surga. Luasnya surga itu seperti luasnya langit dan bumi, panjangnya surga itu, tak seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah.

Maka ketika terjadi hari kiamat, hilanglah bumi tujuh dan langit tujuh, dan menjadikan tempat keduanya itu, sebagai luasnya surga. Dan (surga) itu menjadi bertambah luas sampai pada batas yang memuat penghuninya.

Surga-surga itu seluruhnya ada seratus derajat (jarak antara setiap) dua derajat (kira-kira dalam perjalanan) 500 tahun. Sungaisungainya mengalir, buah-buahnya bergantungan. Didalam surga itu terdapat (segala) sesuatu menurut keinginan hati, dan mata (juga) merasakan kenikmatan.

Didalam surga juga terdapat istri-istri yang masih suci, dari bidadari. Allah Ta’ala menciptakan bidadari dari nur, seakanakan mereka itu (bagaikan) yakut dan marjan (jenis permata indah). Bidadari-bidadari itu (sangat) sopan selalu menundukkan pandangannya dari selain suami mereka, mereka tidak (pernah) melihat seseorang selain suami mereka, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni surga yang menjadi suaminya) dan tida pula oleh jin. Sewaktu suaminya mensetubuhi dirinya, akan (selalu) mendapatkan keperawanannya.

Dan bidadari (memakai) 70 pakaian, setiap pakaian mempunyai warna (yang berbeda), bagaimana memakai pakaian 70 macam itu, lebih ringan daripada rambut. Dalam tubuhnya bisa dilihat dari luar dagingnya termasuk sumsum betisnya, tulangnya, dan kulitnya, sebagaimana bisa dilihat minuman merah dari kaca yang hijau, dan (bisa dilihatnya) minuman merah dari kaca yang putih. Kepalanya memakai mahkota dari intan yang ditaburi dengan yakut.”

 

 

 

 

Ibnu Abbas ra. berkata: Surga itu memiliki delapan pintu dari emas yang ditaburi jauhar (sejenis mutiara) dan ditulis pada pintunya yang pertama: (.     ) yaitu pintunya para Nabi dan rasul, termasuk pintunya para syuhada’, serta para dermawan. Pintu yang kedua: yaitu pintunya orang-orang (yang rajin) shalat, dan orang yang memperbaiki wudhunya dan menyempurnakan rukun-rukun shalatnya. Pintu yang ketiga: Yaitu pintunya orang yang memberikan zakat dengan ikhlasnya hati. Pintu yang keempat: Yaitu pintunya orang yang memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran. Pintu yang kelima: Yaitu pintunya orang yang memutuskan nafsu dari syawatnya, dan mencegah hawa nafsunya. Pintu yang keenam: Yaitu pintunya yang orang yang haji dan umroh. Pintu yang ketujuh: Yaitu pintunya orang yang jihad. Pintu yang kedelapan: Yaitu pintunya Orang yang bertagwa,orang yang memejamkan matanya dari barang yang haram,dan orang-orang yang melakukan perbuatan baik, diantaranya: berbuat baik kepada kedua orang tua, dan mempererat silaturahmi dan selain dari itu.

Dan surga itu ada 8 macam, Pertama namanya “Darul Jalal”: yaitu surga yang terbaik dari mutiara putih. Kedua namanya “Darul Salam”: yaitu surga yang terbikin dari mutiara merah. Ketiga namanya “Jannatul Ma’wa”: yaitu surga yang terbikin dari zambrut hijau. Keempat namanya “YJannatul Khuldi”: yaitu surga yang terbikin dari marjan merah (sejenis mutiara indah). Kelima namanya “Jannatul Na’im”: yaitu surga yang terbikin dari perak putih. Keenam namanya “Jannatul Firdaus”: yaitu surga yang terbikin dari emas merah. Ketujuh namanya “Jannatul Adn”: yaitu surga yang terbikin dari intan putih. Kedelapan namanya “Darul Qarar”: yaitu surga yang terbikin dari emas merah. Dan Darur Qarar adalah surga yang terakhir.

Surga “Darul Qarar” adalah surga yang paling tinggi diatas seluruh surga. Surga ini mempunyai dua pintu dan dua daun pintu, satu daun pintu dari emas, yang satu daun pintu dari perak, jarak antara langit setiap daun pintu sebagaimana jaraknya antara langit dan bumi. Adapun bangunan yang ada didalamnya terbikin dari bata emas, dan bata perak, serta tanahnya dari misik, debunya dari anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya dari mutiara, panggungnya dari yakut, pintunya dari Jauhar.

Didalam surga ini, terdapat sungai “Rahmat” airnya yang mengalir ke seluruh surga, kerikilnya dari mutiara yang sangat putih lebih putih daripada air embun, yang lebih manis (dibanding) dari madu.

Didalam surga (juga) terdapat sungai “Kautsar” yaitu sungainya Nabi kita Muhammad saw. sedangkan pohon-pohonnya dari intan dan yakut. Didalam surga (juga) terdapat sungai “Kafur”, terdapat sungai “Tasnim”,terdapat sungai “Salsabil”, dan terdapat (juga) sungai “Rahiqul Makhtum”, dan dibelakang sungai-sungai itu, terdapat sungai-sungai yang tidak terhitung jumlahnya.

Didalam hadits, dari Nabi saw., sesungguhnya beliau pernah bersabda: “Di malam aku dijalankan ke langit, telah diperlihatkan kepadaku seluruh surga, maka aku melihat empat sungai, pertama sungai dari air, yang berubah (warnanya). Kedua, sungai dari air susu, yang tidak berubah rasanya. Ketiga, sungai dari arak (khamer). Keempat, sungai dari madu yang sangat bening. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Yang didalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring.” (QS. Muhammad: 15)

Maka aku bertanya: “Hai Jibril, dimana datangnya sungai-sungai ini, dan kemana perginya (sungai ini).” Jibril menjawab: “Jalan (mengalir)nya sungai ini ke telaga Kautsar, dan aku tidak mengerti dari mara datangnya. Tanyalah kepada Allah Ta’ala agar memberitahukan kepada engkau atau engkau bisa melihat.” Maka Nabi saw. berdoa kepada Tuhannya. Lalu datanglah malaikat, seraya memberi salam kepada Nabi saw. dan malaikat itu berkata: “Hai Muhammad, pejamkan kedua matamu.” Maka aku pejamkan mataku. Kemudian malaikat berkata: “Bukalah kedua matamu!” Lalu aku membuka matamu, ketika itu, aku telah berada di dekat pohon, aku melihat ada sebuah kubah dari intan yang putih, kubah ini mempunyai pintu dari yakut hijau, dan gemboknya dari emas merah, jikalau seluruh isi dunia (yang terdiri) dari jin dan manusia, berada diatas kubah itu, maka mereka pasti seperti burung yang duduk diatas gunung. Aku melihat ada empat sungai yang mengalir dibawah kubah ini. Maka tatkala aku menghendaki untuk kembali, malaikat berkata: “Kenapa engkau tidak masuk ke dalam kubah.” Aku menjawab: “Bagaimana aku bisa masuk, (sedangkan) pintunya kubah ini dikunci.” Malaikat menjawab: “Bukalah pintunya!” Aku berkata: “Bagaimana membukanya.” Lalu malaikat menjawab: “Kuncinya sudah ada ditanganmu.” Aku bertanya: “Apa kuncinya itu?” Malaikat menjawab: “Yaitu lafazh: “Bismillahirrahmanirrahim.” Tatkala aku sudah nendekat di pintunya, aku membaca: “Bismillahirrahmanirrahim” maka terbukalah gemboknya, lalu aku masuk didalam kubah. Tampak olehku sungai-sungai ini mengalir dari empat tiangnya kubah. Tatkala aku menghendaki (untuk) keluar dari kubah.” Malaikat itu berkata kepadaku: “Apakah engkau ingin melihat dan mengetahui dalamnya?” Aku menjawab: “Ya,” lalu malaikat berkata kepadaku: “Lihatlah lagi!” Maka sewaktu aku melihat, aku mengetahui ada tulisan yang terdapat diatas empat tiang, tulisan itu : “Bismillahirrahmanirrahim” aku melihat sungai air keluar dari Mimnya lafazh: “Bismi” sungai susu keluar dari Ha’nya lafazh: “Allah” sedang sungai Khamer (arak) keluar dari Mimnya “Ar Rahman” sungai madu keluar dari Mmnya “Ar Rahim”. Maka aku ridak mengerti, bahwa asalnya keempat sungai ini bersumber dari lafazh “BASMALAH”.

Allah berfirman: “Hai Muhammad, barang siapa yang menyebut aku dengan nama ini dari umatmu. Lalu Nabi saw. mengatakan dengan hati ikhlas lafazh: “Bismillahirrahmanirrahim”, maka Aku akan memberi minum dia dari empat sungai itu.”

Kemudian Allah Ta’ala memberi minum ahli surga pada hari Sabtu, dari air surga, pada hari Ahad, mereka sama minum dari madunya surga, pada hari Senin, mereka minum dari air susunya surga, pada hari Selasa, mereka minum dari khamernya surga. Ketika mereka minum arak, mereka jadi mabuk semua, mereka mabuk, dengan terbang selama 1000 tahun sehingga sampai ke gunung yang besar yang terbikin dari misik yang sangat berbau (harum) yang bersih. Dan sungai salsabil keluar dari bawah gunung itu. Lalu mereka minum air sungai salsabil. Pada waktu itu, adalah hari Rabu.

Kemudian mereka terbang selama 1000 tahun, sehingga mereka sampai ke istana yang tinggi, didalam istana itu terdapat ranjang yang tinggi, dan beberapa gelas yang sudah disediakan sebagaimana yang terdapat dalam ayat. Maka duduklah setiap seorang dari mereka diatas ranjang, lalu datanglah pada mereka minuman zanjabil, selanjutnya, mereka meminum dari minuman tersebut, pada waktu itu adalah hari Kamis. Kemudian mereka dihujani oleh awan yang putih selama 1000 tahun, sehingga mereka sampai ke tempat duduknya orang yang benar, pada waktu itu, hari Jum’at mereka duduk diatas hidangan yang kekal, lalu turun pada mereka minuman Rahiqum Makhtum, dengan ditutupi misik, selanjutnya, mereka membuka tutupnya dan meminumnya.

Nabi saw. bersabda: “Mereka itu, adaluh orang-orang yang melakukan perbuatan shalih dan menjauhi maksiat.”

 

Sifat Pepohonan Surga

Berkata Ka’ab ra.: “Aku bertanya pada Rasulullah saw. tentang pepohonan surga, (pohon itu) tidak kering dahan-dahannya, tidak rontok daun-daunnya, tidak rusak buahnya. Seseungguhnya pohon surga yang paling besar, adalah pohon Thuba akarnya pohon ini dari intan, batangnya dari yakut, dahannya dari zambrut, daunnya sutera sundus. Pohon ini memiliki 70.000 dahan, setiap dahannya itu menyentuh Arasy, dan lebih rendah-rendahnya dahan pohon ini berada di langit dunia.

Tidak ada didalam surga sebuah kamar, tidak ada sebuah kubah, dan tidak ada bilik kecuali didalamnya terdapat bahan pohon itu, yang bisa meneduhi diatas surga. Pohon itu mengeluarkan buahbuahan (menurut) apa yang diinginkan oleh hati. Bandingannya di dalam dunia, seperti matahari, asalnya matahari berada di langit dan sinarnya itu sampai segala tempat.”

Ali ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits, sesungguhnya asal pohon surga itu dari perak, daunnya sebagian dari perak, dan sebagian (yang lain) dari emas. Kalau sekitarnya akar pohon ini dari emas, maka dahan-dahannya dari perak, dan kalau akarnya dari perak, maka dahan-dahannya dari emas.

Sedangkan pohon-pohon dunia asal (akar)nya berada di bumi, (sedangkan) cabang-cabangnya berada di udara, karena sesungguhnya dunia itu, adalah rumah kerusakan. Dan tidak demikian, pada pohon surga, maka sesungguhnya akarnya pohon surga berada di udara, dahan-dahannya berada di bumi “

sebagaimana firman Allah Ta’ala :

 

“Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah: 23-24)

Debu buminya dari misik, ambar dan kafur, dan sungainya, terdiri dari air susu, madu, khamer dan air yang jernih. Tatkala ada angin tertiup, maka daun itu bersentuhan satu sama yang lain, lalu keluarlah suara (akibat) dari gesekan daun itu, suatu suara yang sangat merdu.

Dengan sanad dari Ali ra. sesungguhnya ia berkata: “Bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya didalam surga itu, terdapat pohon, dan keluarlah dari atas pohon itu pakaian dari bawahnya terdapat kuda, yang mempunyai sayap, yang diberi pelana. yang dikendalikan, yang ditaburi dengan intan yang yakut, (kuda ini) tidak akan berak, dan tidak kencing, yang menaiki diatasnya adalah para wali Allah, kuda ini akan terbang dengan (membawa) para wali di dalam surga. Lalu berkatalah orang yang berada di dalam mereka: “Ya Tuhanku, dengan apa hambamu itu sampai pada kemuliaan seperti itu?” Allah Ta’ala menjawab pada mereka: “Mereka itu, adalah orang-orang yang melakukan shalat, (sedangkan) kamu semua tidur. mereka itu berpuasa, (sedangkan) kamu berbuka. Mereka itu, berjihad (sdangkan) kamu duduk-duduk didekat istrimu. Dan mereka membelanjakan hartanya di jalanKu. (sedangkan) kamu semua bakhil.””

Dari Abu Hurairah ra.: “Sesungguhnya didalam surga itu terdapat sebuah pohon, orang yang naik bisa berjalan dibawah naungannya selama seratus tahun, naungan itu tidak akan putus. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya.” (QS. Al-Waqi’ah:30-33)

Bandingannya (waktu) di dunia, adalah waktu sebelum terbit matahari dan sesudah terbenamnya matahari, sampai lenyapnya mega, lalu merata gelapnya malam dunia. Maka sesungguhnya waktu itu, adalah naungan yang terbentang luas. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

 

“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayangbayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu.” (QS. Al-Furqan: 45)

Yakni: sebelum terbit matahari dan sesudah terbenamnya matahari, sampai masuk pada kegelapan malam.

Diriwayatkan dari Nabi saw. sesungguhnya beliau bersabda: “Apakah aku tidak menceritakan kepadamu tentang Sa’at yaitu yang menyerupai dengan beberapa sa’atnya surga, Sa’at yaitu masa sebelum terbit matahari, bayangannya itu memanjang, dan rahmatnya saat itu merata, dan barakahnya sa’at itu banyak.”

 

 

 

 

Didalam hadits diceritakan, dari Nabi saw. sesungguhnya Nabi bersabda: “Allah Ta’ala menciptakan wujudnya bidadari dari empat warna: putih, hijau, kuning, dan merah. Allah menciptakan tubuhnya dari za’faran, misik, anbar, dan kafur. Rambutnya dari sutera, (mulia) dari jari-jari kakinya sampai ke lututnya dari za faran memberi harum-haruman, (mulai) dari kedua lututnya sampai kedua payudaranya, dari misik. Dan (mulai) dari kedua payudaranya sampai ke lehernya, dari anbar. (Mulai) dari lehernya sampai kepalanya, dari kafur. Kalau (seandainya) ia meludah dengan sekali ludahan di dunia, maka menjadikan (semua air di dunia) itu misik. Didalamnya tertulis nama suaminya, dan nama dari beberapa nama Allah. Pada setiap tangan dari kedua tangannya, terdapat sepuluh gelang dari emas, pada jari-jarinya, terdapat 10 cincin, dan pada kedua kakinya terdapat 10 binggel (gelang kaki) dari jauhar dan mutiara.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Sesunguhnya Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga itu, terdapat bidadaribidadari. Dikatakan kepadanya, nama “ ‘Aina”, ia diciptakan dari empat perkara: dari misik, kafur, ambar dan za’faran, diadoni tanahnya dengan air kehidupan.

            Seluruh bidadari itu merindukan suaminya, jikalau ia meludah di laut, dengan sekali ludahan, maka pasti air laut itu akan menjadi tawar (sebab) dari air liurnya. Ditulis pada leher sebelah bawah: “Barangsiapa yang suka agar dirinya seperti aku, maka hendaklah beramallah dengan berta ‘at kepada Tuhannya.”

Dan didalam hadits, dari Ibnu Mas’ud ra. sesungguhnya ia berkata: “Nabi saw. bersabda: Allah Ta’ala tatkala menciptakan surga Adn Allah memanggil pada Jibril seraya berfirman kepada Jibril: “Berangkatlah kamu ke surga! Dan lihatlah apa yang pernah Aku ciptakan untu hambaKu, dan para kekasihKu.’””

Lalu Jibril pergi dan mengelilingi surga itu, maka (datanglah) seorang Jariyah dari bidadari menghampirinya, ia termasuk dari (penghuni) istana-istana surga, bidadari tersebut tersenyum pada Jibril, maka menjadi bercahaya surga Adn (akibat) dari sinar giginya. Lalu Jibril bersujud, ia menyangka sesungguhnya cahaya itu berasal dari nur Tuhan Yang Mulia, akhirnya Jariyah itu memanggil pada Jibril: “Hai orang yang dipercaya Allah, apakah kamu tidak mengertiuntuk siapa aku diciptakan?” Jibril menjawab: “Tidak (aku tidak mengerti).” Jariyah itu berkata: “Sesungguhnya Allah menciptakan aku buat orang yang memilih ridhanya Allah Ta’ala diatas hawa nafsunya.”

Dan berdasarkan keterangan ini, telah datang didalam hadits: “Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Aku melihat didalam surga ada malaikat yang membangun istana, batanya dari perak, dan bata (yang lain) dari emas, mereka terus membangun bangunan itu. Tatkala mereka berhenti membangun, aku bertanya: “Kenapa kalian berhenti membangun?” Mereka menjawab: “Benar-benar telah habis perbekalan kami.” Aku bertanya: “Apa perbekalanmu semua?” Mereka menjawab: “Berdzikir pada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya yang mempunyai istana ini, adalah orang yang berdzikir kepada AllahTa ‘ala, tatkala orang itu berhenti berdzikir pada Allah, maka ami berhenti dari membangun istana.”

Dan didalam diterangkan: “Tidak ada seorang hamba yang berpuasa Ramadhan kecuali Allah menikahkan dia dengan seorang istri dari bidadari didalam suatu khimah dari intan putih yang teruk .” Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

 

“Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.” (QS. Ar-Rahman: 72)

Maksudnya, yang disimpan, yang ditutupi didalam khimah.

Dan setiap bidadri-bidadari itu, (memakai) 70 pakaian. Sedangkan bagi setiap lelaki, mempunyai 70 ranjang dari yakut merah, pada setiap ranjang terdapat 70 tikar, dan setiap tikar, terdapat bidadari, setiap bidadari mempunyai 1000 pelayan, setiap pelayan, (membawa) piring dari emas, yang akan memakan hidangan itu suaminya. Yang demikian itu, seluruhnya buat orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, selain amalan yang dilakukan pada bulan Ramadhan dari kebaikan.

 

 

 

 

Didalam hadits diceritakan: “Sesungguhnya dari belakang shirath, terdapat tanah lapang, didalam tanah lapang itu ada pepohonan yang harum baunya, dibawah setiap pohon terdapat dua mata air yang mengalir dari surga, salah satunya dari arah kanar dan yang lain dari arah kiri. Orang-orang mukmin melewati shirath, setelah bangkit dari kubur, mereka berdiri untuk dihisab, dan berhenti (ditengah teriknya) matahari, (setelah) membaca kitabnya, dan setelah melewati api, maka mereka semua dating ke tanah lapang itu, lalu meminum dari salah satu mata air, ketika air sumberan itu sudah sampai ke dada mereka, maka keluarlah apa yang ada dalam (tubuhnya) orang mukmin, (diantaranya) dari rasa iri hati, menipu, hasud, (semua) hilang dari dadanya. Tatkala air didalam perut itu, (diantaranya) dari perkara yang merusak, dan penyakit, termasuk air kencing. Maka menjadi sucilah lahir mereka dan batin mereka.

Kemudian mereka datang ke mata air yang lain, lalu mereka mandi dalam mata air itu, maka menjadilah wajah mereka seperti bulan di bulan purnama, diri mereka berbau harum, hati mereka berbau harum, serta jasad mereka (juga) berbau harum, seperti misik, maka sampailah mereka ke pintu surga, mereka lalu mengetuk pintu surga, mereka langsung disambut oleh bidadari yang membawa beberapa piring di tangannya, maka keluarlah bidadari itu menemui kepada yang mempunyainya, selanjutnya ia merangkul orang yang memiliki dirinya, seraya berkata: “Engkau adalah kekasihku, aku rela untukmu, serta aku sangat mencintaimu selamanva.” Selanjutnya, ia masuk bersama suaminya kedalam rumahnya.

Dan didalam rumah terdapat 70 ranjang, diatas setiap ranjang terdapat 70 tikar, diatas setiap tikar ada seorang bidadari, bidadari ini (memakai) 70 pakaian, yang terlihat sumsum betisnya karena halus (dan tipisnya) pakaian yang dikenakannya. Kalau sekiranya satu rambut dari rambut wanita surga jatuh ke bumi, maka rambut itu akan menerangi penduduk bumi.”

Nabi saw. bersabda: “Bahwa pakaian surga itu putih yang berkilau (cemerlang), di dalam surga, tidak ada matahari, tidak ada malam, tidak ada tidur, karena sesungguhnya tidur itu adalah saudaranya mati. Sedangkan pagarnya surga itu ada tujuh, yang meliputi seluruh surga : Pertama, dari perak. Kedua, dari emas. Ketiga, dari zabarjan. Keempat, dari mutiara. Kelima, dari intan. Keenam, dari yakut. Ketujuh, dari nur (cahaya) yang berkilauan. Dan jarak antara setiap dua pagar (kira-kira) dalam perjalanan 500 tahun.

Adapun penduduk surga, mereka semua berusia muda yang tampan wajahnya yang bercelaan semua. Dan yang laki-laki memiliki kumis hijau, yang tipis, yang berkilauan. Dan hal itu, tidak terdapat pada wanita, karena untuk membedakan antara wanita dan lelaki.”

Didalam hadits diceritakan: “Sesungguhnya ahli surga itu, (setiap) seorang dari mereka (memakai) 70 pakaian, setiap pakaian beraneka warna, pada setiap jam (berganti) dengan 70 warna. Dan bisa dilihat wajahnya pada wajah istrinya, dan wajah istrinya bisa dilihat pada wajahnya. Dan pada dada bidadari serta betis bidadari, (tergambar) di dada suaminya dan betis suaminya.

Dan ahli surga itu tidak meludah, tidak beringus, mereka itu tidak memiliki rambut, kecuali dua alis, rambut di kepala dan bulu mata.”

Dari Abu Hurairah ra.: “Demi Dzat yang menurunkan AlKitab (Al Qur’an) pada Nabinya: “Sesungguhnya ahli surga setiap hari bertambah keelokannya dan ketampannya. Sebagaimana bertambahnya masa muda dan masa tua di dunia. Seorang lelaki diberi kekuatan dengan 100 kali, didalam soal makan, minum dan bersetubuh. Maka seorang suami akan mensetubuhi istrinya, sebagaimana ia mensetubuhi istrinya waktu di dunia dalam beberapa windu. Dalam satu windu ada 80 tahun, dan didalam persetubuhan dari pihak suami dan bidadari, tidak mengeluarkan sperma (mani). Dan setiap hari didapatkan 100 makanan.”

Ibnu Abbas ra. berkata: “Ketika kekasih Allah ini, memakan buah-buahan yang dikehendaki. Lalu di hatinya tergores keinginan pada makanan (yang lain), maka Allah Ta’ala memerintahkan untuk mendatangkan pada kekasih ini suatu makanan, (kemudian) datanglah para malaikat kepada kekasih ini, dengan membawa 70 nampan (tempat makanan), dan 70 hidangan dari intan dan yakut diatas setiap hidangan terdapat 1000 piring dari emas dan beberapa gelas.”

 

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az Zukhruf: 71)

Dan didalam surga, terdapat (segala) apa yang diinginkan oleh hati, dan beberapa mata bisa merasakan nikmat (memandangnya), dan kamu semua didalam surga dalam keadaan kekal. Dan pada setiap piring, terdapat beraneka macam makanan, yang tidak tersentuh oleh api. dan tidak dimasak oleh tukang masak (koki), dan tidak dibuat didalam periuk (kuali) tembaga dan lainnya, akan tetapi Allah Ta’ala berfirman kepada makanan itu: “Jadilah kamu (makanan). ”, maka jadilah makanan, dengan tanpa kesulitan, dan tanpa dibuat. Lalu kekasih Allah ini, memakan beberapa piring itu, menurut makanan yang dikehendaki. Ketika ia sudah kenyang, maka turunlah kepadanya beberapa burung dari burung: burung surga, yang besarnya seperti unta, burung itu berdiam (terbang) dengan sayapnya diatas kepalanya kekasih Allah, seraya berkata: “Makanlah daging yang baru, hai kekasih Allah, aku ini adalah demikian ….demikian….., dan aku telah meminum air sungai salsabil, dan air sungai kafur, dan aku telah memakan (tanaman) dari perkebunan surga, maka tergores keinginan (di hati) kekasih Allah (untuk makan) daging burung itu.” Lalu Allah memerintahkan pada burung itu, agar jatuh diatas hidangan, dari jenis mana yang ia kehendaki. Maka jadilah burung itu (dalam keadaan) sudah tergoreng, selanjutnya, kekasih Allah ini langsung memakan habis dagingnya. Kemudian kembalilah (sisa daging burung yang sudah tergoreng itu) menjadi burung (lagi) dengan seizin Allah Ta’ala sebagaimana wujud aslinya. Didalam surga itu, makanannya tidak akan habis, dan kalau dari makanan itu telah dimakan, maka tidak akan berkurang sedikitpun dari makanan tersebut. Bandingannya didalam dunia adalah Al Qur’an, yang mana Al Qur’an itu telah dipelajari oleh manusia, lalu manusia mengajarkan Al Qur’an pada lainnya maka Al Qur’an itu tetap dalam keadaan semula, tidak berkurang sedikitpun darinya.

Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya ahli surga itu, sama makan dan minum, kemudian keluarlah dari tubuh mereka angin (bau) seperti baunya minyak misik, dan demikian itu sampai selama-lamanya.”

Dan semoga Allah memberi rahmat atas junjungan kita Muhammad saw., yang telah menjadi junjungannya para rasul, dan juga kepada keluarganya serta sahabatnya, yang sama suci.

Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam…..Amin.