Kitab Durusut Tarikh Al Islami Dan Terjemah [PDF]

Tidak sedikit para guru di beberapa sekolahan telah meminta kepada kami, agar menyusun buku bidang study Sejarah Islam yang praktis untuk dijadikan buku pegangan di sekolahan-sekolahan, yang sistematikanya bagus, kata-katanya sederhana dan mudah, tidak banyak kalimat sisipannya agar para pengajar mudah menyampaikannya dan mudah dimengerti oleh para pelajar.

 

Pada mulanya kami merasa ragu untuk memenuhi permintaan tersebut, mengingat pentingnya permasalahan dan sulitnya meringkaskan beberapa peristiwa dan fakta-fakta sejarah yang terkandung dalam kitab-kitab besar yang terdiri dari beberapa jilid, di samping kesibukan kami yang sangat padat.

 

Akhirnya kami menganggap perlu memenuhi permintaan para guru tersebut, apalagi setelah kami mengetahui, bahwa bukubuku sejarah Islam dan perkembangan dunia Arab yang praktis untuk dijadikan sebagai buku pegangan di sekolahan-sekolahan hampir hilang peredarannya di negara Islam. Padahal sejarah merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang harus ditanamkan pada jiwa generasi muda Islam, sebagaimana bangsabangsa Eropa mencekoki anak-anaknya dengan sejarah negeri dan bangsanya atau sejarah nasionalnya, sehingga mereka menjadi bangsa yang mengenal dan mencintai negara dan bangsanya secara lebih kuat.

 

Kemudian kami bertekad bulat melaksanakan niat itu, dan kami membagi obyek pembahasan menjadi lima bagian atau lima jilid.

 

BAGIAN I: Membicarakan Sejarah Kebangkitan Islam pada masa Nabi Muhammad saw.

 

BAGIAN II : Membahas Sejarah Perkembangan Islam pada masa Dinasti Khulafa’ Ar-Rasyidin.

 

BAGIAN III : Membicarakan Sejarah Perkembangan Islam pada masa Dinasti Umaiyyah.

 

BAGIAN IV : Menguraikan tentang perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyyah.

 

BAGIAN V : Membahas tentang perkembangan Islam pada masa Dinasti-dinasti kecil yang menyebar di Eropa,

 

Tiap-tiap bagian kami bagi menjadi beberapa bab dan masing-masing bab kami akhiri dengan ringkasan pembahasan, agar para pelajar mudah mengingatnya, setelah itu kami beri latihan atau soal-soal yang berkaitan dengan pembahasan dalam bab tersebut.

 

Sebagai akhir kata, kami mengakui, bahwa jasa kami dalam penulisan kitab ini hanyalah berupa penyelidikan dan penyusunan saja. Harapan kami, mudah-mudahan Allah memberikan manfaat kepada para pelajar yang mengkaji sejarah Islam dengan kitab ini.

 

Pengarang

 

SYEH MUHYIDDIN ALKHOYYAT

 

Definisi Tarikh (Sejarah)

Tarikh atau Ta’rikh adalah bentuk mashdar dari kata Arrokho yang arti etimologinya adalah menentukan waktu. Adapun menurut arti terminologinya ialah ilmu pengetahuan tentang kondisi umat atau bangsa masa lampau dan sekarang. Ia sangat penting dan berguna bagi semua umat manusia.

 

Hal-hal yang Diperlukan Sejarawan.

Sejarawan atau pakar sejarah sebagaimana diakui oleh Ibnu Kholdun sangat memerlukan banyak reference, banyak bidang ilmu pengetahuan, keobyektifan dan kesungguhan yang dapat mengantarkannya kepada kebenaran dan menghindarkannya dari kesalahan. Kelebihan sejarawan ialah dia memiliki tingkat pemahaman yang tinggi terhadap suatu permasalahan.

 

Beberapa Referensi Sejarah.

Sejarah itu diambil dari peninggalan-peninggalan atau catatan yang dapat dikelompokkan pada tiga bagian, yaitu :

 

Pertama: Data-data manuskrip, yaitu semua catatan yang terdapat dalam kertas-kertas, dokumen-dokumen dan tulisan-tulisan lain, seperti kitab-kitab keagamaan, kalender, arsip-arsip kantor, bukti-bukti pengadilan, buku-buku kesusastraan, kitab perundang-undangan, pakta perjanjian dan lain-lainnya.

 

Kedua : Riwayat atau dongeng, yaitu apa saja yang diriwayatkan oleh nenek moyang kepada anak cucunya, baik yang berupa hikayah, parabel atau allegori, puisi dan sebagainya. Ini semua — meskipun kadang-kadang tidak lepas dari unsur berlebihan — dapat memberikan manfaat kepada para peneliti sejarah.

 

Ketiga : Peninggalan-peninggalan kuno yang berupa bekas reruntuhan kota, benteng dan bangunan lain, seperti kuilkuil, candi, patung patung, relief, mata uang, senjata, pakaian dan perabot rumah tangga.

 

Ilmu Pengetahuan Yang Membantu Sejarah.

Ilmu pengetahuan yang sangat membantu sejarawan dalam upaya mengungkap fakta-fakta sejarah itu sebenarnya sangat banyak, tetapi yang paling pokok adalah ilmu Geografi, ilmu Tagwim dan ilmu Geologi atau ilmu Lapisan Tanah.

 

Permulaan Penentuan Sejarah.

Dikalangan umat manusia secara umum telah berjalan suatu kebiasaan menganggap penting terhadap kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa besar yang pernah mereka alami, dan secara naluri mereka senantiasa mengenangnya, kemudian mereka mencatatnya sebagai peristiwa sejarah. Sebagai contoh kita sering mendengar ucapan orang-orang “Kejadian ini terjadi dua atau tiga tahun setelah bencana angin badai atau setelah kelahiran Nabi Isa a.s atau setelah peristiwa Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah”.

 

Peristiwa-peristiwa Besar.

Peristiwa-peristiwa besar yang dianggap sebagai patokan sejarah itu sangat banyak, tetapi yang biasa dipakai adalah permulaan kejadian, kelahiran Nabi Isa a.s. dan Hijrah Nabi Muhammad saw.

 

Permulaan Kejadian (manusia).

Para sejarawan saling berbeda pendapat tentang permulaan kejadian atau penciptaan (manusia). Diantara para ahli sejarah ada yang berpendapat, bahwa manusia itu telah ada sejak empat ribu tahun sebelum Nabi saw. hijrah atau sebelum kelahiran Nabi Isa a.s. Ada yang mengatakan enam ribu tahun sebelum itu. Ada juga ahli sejarah yang berpendapat, bahwa manusia itu telah ada sejak berjuta-juta tahun sebelum kelahiran Nabi Isa. Untuk dapat sampai pada kebenaran yang pasti tentang hal ini sangatlah sulit, disebabkan fasilitas dan ilmu yang ada sampai detik ini sangatlah terbatas. Sekalipun demikian pencarian data-data lama atau peninggalan-peninggalan kuno masih terus dilakukan.

RINGKASAN

PELAJARAN KE 1.

 

Sejarah adalah salah satu disiplin ilmu pengetahuan umum yang sangat berguna. Sumbernya berupa peninggalan-peninggalan kuno, dan ia sangat dibantu oleh ilmu Geographi. Patokan sejarah adalah peristiwa-peristiwa besar yang pernah terjadi, sebagaimana kelahiran Nabi Isa a.s., Hijrah Nabi Muhammad saw. atau bencanabencana hebat yang pemah dialami oleh manusia. Permulaan penciptaan atau kejadian manusia sampai detik ini belum diketahui dengan pasti, tetapi menurut pendapat yang populer adalah sejak enam ribu tahun yang lalu. Sejarah itu ada dua bagian, yaitu : Sejarah Umum dan Sejarah Khusus, sedangkan periode sejarah itu ada tiga :

 

  1. Periode Pertama.
  2. Periode Pertengahan.
  3. Periode Modem.

 

Bumi yang kita tempati ini pada mulanya merupakan benda panas, kemudian menjadi dingin setelah melalui proses yang sangat lama, lalu mengeras atau membatu dan akhirnya layak sebagai tempat hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Manusia pada mulanya itu buas dan liar, kemudian menjadi makhluk yang berbudaya. Bahasa yang menjadi alat komunikasi manusia itu asalnya satu, kemudian berkembang menjadi banyak. Adapun sejarah manusia yang dapat diketahui adalah sejarah mereka sejak dalam kurun waktu tiga ribu tahun.

 

PERTANYAAN

(Pelajaran ke I)

 

  1. Apakah sejarah itu ?
  2. Apa yang diperlukan oleh seorang sejarawan ?
  3. Sebutkan sumber ilmu pengetahuan sejarah ?
  4. Ilmu pengetahuan apakah yang sangat membantu sejarah iu ?
  5. Apakah yang menjadi patokan sejarah ?
  6. Sebutkan peristiwa-peristiwa besar yang berlaku sebagai patokan sejarah!
  7. Apakah permulaan penciptaan atau kejadian manusia ini dapat diketahui dengan pasti ?
  8. Bagaimanakah asal mula pelanet bumi ini ?
  9. Bagaimanakah keadaan manusia pada mulanya ?
  10. Apakah bahasa itu dan bagaimanakah asal usulnya ?
  11. Berapakah pembagian sejarah itu ? Sebutkan !
  12. Sebutkan periode-periode sejarah
  13. Sejak kurun berapa sejarah manusia itu diketahui ?

 

 

Jenis-jenis Manusia.

Jenis jenis manusia itu banyak, tidak terbatas jumlahnya. Hanya saja asal usulnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : Bangsa berkulit putih, bangsa berkulit kuning dan bangsa berkulit hitam. Masing-masing jenis bangsa tersebut memiliki beberapa cabang yang bermacam-macam.

 

Bangsa Berkulit Putih.

Bangsa berkulit putih mula-mula tumbuh di belahan tanah atau daerah Persi yang pertama, kemudian menyebar ke India, Asia Barat dan ke berbagai daerah di Eropa.

 

Bangsa Berkulit Kuning.

Bangsa berkulit kuning asal mulanya tumbuh di daratan Cina, kemudian menyebar ke daerah Asia bagian Utara dan pulaupulau Muloo.

 

Bangsa Berkulit Hitam.

Bangsa yang berkulit hitam ini tumbuh di benua Afrika yang biasa disebut bangsa Negro dan di benua Australia yang terkenal dengan bangsa atau suku Aborigin…

 

Percampuran Berbagai Jenis.

Pembauran dikalangan umat manusia yang terdiri dari berbagai warna kulit merupakan perkara yang wajar dan biasa, sehingga muncul bangsa yang mempunyai kulit berwarna antara putih dan hitam, antara hitam dan kuning. Hasil percampuran antara bangsa yang warna kulitnya berbeda-beda itu kemudian bercampur dengan bangsa yang berkulit berwarna yang beda-beda dan seterusnya. Percampuran seperti ini terus berlangsung sehingga melahirkan suatu bangsa yang disebut sebagai bangsa kulit berwarna. Para sejarawan menggolongkan suku Indiana yang mendiami daratan Amerika pada bangsa yang berkulit kuning.

 

Bangsa Arab adalah Bangsa Yang Berkulit Semu.

Bangsa Arab dikategorikan atau digolongkan bangsa yang berkulit semu antara putih dan hitam. Bangsa Arab bisa juga disebut sebagai bangsa yang berkulit coklat. Mereka digolongkan bangsa kulit berwama.

 

Negara Arab.

Tanah air Arab biasa disebut Jazirah Arab atau Syibhul Jazirah. Jazirah artinya pulau, sedangkan Syibhul Jazirah berarti semenanjung. Negara Arab disebut Jazirah atau Syibhul Jazirah karena semua penjuru wilayahnya dikelilingi sungai dan laut. Kendatipun demikian semenanjung ini tidak banyak didapat air, banyak gunung dan gurun. la merupakan hamparan tanah tandus. Mayoritas penduduknya terdiri dari orang-orang baduwi (orangorang yang hidup di daerah gurun sahara dan suka berkelana, pindah dari satu tempat ke tempat lainnya menurut situasi dan kondisi yang mereka alami), karena manusia pada dasarnya selalu bergantung pada situasi dan kondisi lingkungan sekitarnya.

 

Pembagian Negara Arab.

Bangsa Arab membagi-bagi tanah airnya atau Jazirahnya berdasarkan keadaan alam sekitarnya menjadi lima, yaitu –

 

  1. Tihamah (. )
  2. Hejaz ( )
  3. Nejed ( .)
  4. Yaman ( )
  5. ‘Arudl (. )

 

Tihamah disebut juga Alghour adalah sebuah daerah di tepi laut merah dan memanjang sampai ke pegunungan As-Surat. Mereka menamakan daerah ini dengan Tihamah, karena udaranya sangat panas dan tiada angin berhembus.

 

Hejaz adalah daerah yang terdiri dari deretan bukit As-Surat yang membentang dari perbatasan Yaman sampai ke Syam (Siriya). Daerah ini dinamakan Hejaz, karena ia menjadi daerah pemisah antara Alghour dan Nejed.

 

Nejed adalah kawanan pegunungan dibagian utara se menanjung Arab, berada di bawah daerah Tihamah dan Hejaz, terus memanjang kesebelah timur. Disebelah selatan mulai dari perbatasan Yaman melebar sampai ke Samawat. Kemudian dari sebelah timur membentang sampai ke Al-‘Arudl dan pinggiran Iraq. Kawasan ini disebut Nejed karena daerahnya hampir semuanya berupa dataran tinggi.

 

Yaman adalah sebuah daerah disebelah selatan Nejed sampai lautan Hindia. Disebelah timur membentang sampai ke Hadramaut, Syaher dan Oman. Di wilayah Yaman banyak terdapat daerah-daerah yang beriklim panas dan beberapa daerah dataran tinggi.

 

Al-‘Arudi adalah sebuah kawasan yang meliputi daerah Yamamah, Bahrain dan sekitarnya. Dikawasan ini terdapat beberapa daerah berdataran tinggi dan rendah ke letaknya dekat dengan laut. Daerah-daerah disana banyak yang terlau rendah dan banyak pula saluran-saluran lembah. Kawasan ini disebut Al-‘Arudl karena daerah ini melintang antara Yaman, Nejed dan Iraq.

 

Letak Geografi Negara Arab.

Negara Arab adalah negara yang terletak di Barat Laut benua Asia. Disebelah utara berbatasan dengan gurun Syam (Siriya). Disebelah barat berbatasan dengan laut Merah, kemudian disebelah selatan berbatasan dengan laut Omman (lautan Hindia) dan sebelah timur berbatasan dengan teluk Basrah. Negara Arab bisa berhubungan dengan Afrika melalui terusan Suez disebelah utara laut Merah.

 

Iklim atau Cuaca Semenanjung Arab.

Cuaca di semenanjung Arab pada umumnya sangat panas. Udara malam hari pada musim kemarau di daerah-daerah dataran tinggi cukup bagus dan airnya membeku dikala musim dingin. Angin di Arab yang bagus adalah angin timur yang terkenal dengan As-Shuba yang kerap kali dipuji-puji oleh para penyair. Selain angin timur, terdapat juga angin Samoom (angin panas). Harihari yang menyenangkan adalah hari-hari di musim semi yang datang sesudah musim hujan. Dimusim semi ini rumput-rumput bersemi dan tumbuh subur, onta dan binatang temak lainnya pada merumput.

 

 

Bahasa Arab.

Bahasa yang digunakan oleh orang Arab sebagai alat komunikasi ialah bahasa Arab, ia salah satu dari bahasa Semit. Bahasa Arab mulanya terdapat dua cabang. Pertama, bahasa Arab Al-Hirnyari. Bahasa Arab Al-Hirnyar ini merupakan bahasa Arab yang asli. Kedua adalah bahasa Arab ‘Adnany atau Al-Hijazy. Bahasa Arab yang kedua ini adalah bahasa Nabi Ismail As bin Ibrahim As. Kedua bahasa Arab tersebut dan cara pengungkapannya tidak berbeda jauh. Letak perbedaannya hanya pada penggunaan lafadz-lafadz yang jika digunakan oleh orang Hejas tidak digunakan oleh orang Hirnyar atau sebaliknya.

 

Kondisi Sosial Bangsa Arab.

Menurut kebiasaan dalam sebuah negara yang tandus adalah penduduknya gemar berpindah-pindah atau pergi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari nafkah atau rizki. Karena itu orang-orang Arab banyak yang suka memelihara onta dan binatang ternak lainnya untuk dijadikan sebagai kendaraan dan mata pencahariannya. Pada dasarnya hidup yang hanya bergantung pada binatang temak itu sangat sulit karena keterbatasannya. Sedangkan menurut kebiasaan, bahwa kehidupan bangsa yang taraf ekonominya rendah sering mengalami perselisihan, pergolakan dan perebutan, karenanya bangsa Arab sebelum Islam biasa melakukan penyerangan dan perampasan binatang-binatang ternak orang lain.

 

Sebagian dari masyarakat Arab ada sekelompok orang yang melakukan kegiatan perdagangan. Mereka pindah dari satu negeri ke negeri lain dengan perjalanan yang sangat menyiksa, berat dan sukar. Karena itu sektor perniagaan di negara Arab (pada waktu itu) sangat terbatas.

 

Situasi Keagamaan Bangsa Arab.

Situasi keagamaan bangsa Arab tidak berbeda jauh dengan kondisi kehidupan sosialnya, yaitu kacau dan tidak teratur, mereka telah mengikuti syare’at Nabi Ibrahim lantas kembali lagi menyembah berhala, mereka menamakan dirinya pengikut-pengikut syareat Nabi Ibrahim hanya dalam nama bukan dalam praktek amaliyyah, bahkan ada beberapa kabilah dari bangsa Arab secara murni menganut faham Brahalaisme. Kemudian faham Brahalaisme ini melanda sebagian besar bangsa Arab, sehingga hampir-hampir faham Brahalaisme itu dapat mengalahkan agama Nabi Ibrahim. Ka’bah adalah menjadi pusat pelaksanaan ibadah mereka, di sekeliling Ka’bah banyak di tempatkan patung-patung bahkan didalamnya. Pada waktu itu terdapat 360 patung tuhan milik berbagai kabilah.

 

Situasi Politik Bangsa Arab.

Para penguasa Jazirah Arab pada masa sebelum Islam datang terdapat dua model. Pertama terdiri dari raja-raja bermahkota, tetapi mereka masih dibawah kontrol penguasa yang lebih tinggi. Pada hakekatnya mereka itu belum independen, belum berkuasa penuh. Sedangkan yang kedua hanyalah kepala-kepala keluarga, mereka ini mempunyai kekuasaan dan kelebihan-kelebihan sebagaimana yang dimiliki oleh para raja, tetapi mereka tidak bermahkota. Mereka adalah raja yang tidak bermahkota.

 

Agama Suatu Kebutuhan Umat Manusia.

Semua umat, bangsa, kabilah, marga dan keluarga sekecil apapun harus memiliki aturan dan peraturan yang menjadi pedoman hidupnya. Apabila tidak ada peraturan, maka mereka akan hidup seperti binatang liar yang tidak ada ikatan dan peraturan. Peraturan dan keteraturan adalah dua hal yang amat penting bagi umat manusia. Kecintaan mereka terhadap dua hal ini sudah menjadi naluri mereka sejak mereka dicipta. Bukti yang mendukung keterangan tersebut ialah bahwa sepanjang sejarah kemajuan kehidupan umat manusia tidak pernah lepas atau kosong dari peraturan atau undang-undang yang mereka jadikan pedoman sesuai dengan lingkungan mereka, kendatipun mereka kacau balau.

 

 

 

 

 

 

 

Peraturan itu adakalanya berupa hukum positif (buatan) dan adakalanya berupa agama. Hanya saja naluri manusia telah cenderung kepada agama daripada hukum positif (peraturan buatan manusia), karena ajaran-ajaran agama itu dapat menguasai atau menjangkau perasaan dan jiwa. Dengan demikian bangsa Arab dengan kondisi sosialnya sebagaimana diterangkan di atas memerlukan suatu agama yang mereka anut atau peraturan yang dapat mereka jadikan pedoman. Karenanya kelahiran agama Islam di Jazirah Arab merupakan suatu kebutuhan mendesak di Jazirah tersebut.

 

Bangsa-Bangsa Sebelum Islam.

Keadaan umat atau bangsa-bangsa yang hidup satu periode dengan bangsa Arab tidaklah lebih baik daripada bangsa Arab itu sendiri. Dekadensi moral telah benar-benar merajalela di kalangan bangsa Persia, Romawi dan lainnya, kemudian dihembuskan di kalangan bangsa Arab. Dengan demikian kelahiran agama Islam merupakan suatu kebutuhan bangsa-bangsa yang hidup di masa itu secara menyeluruh.

 

 

 

RINGKASAN

PELAJARAN KE II.

 

Jenis manusia menurut warna kulitnya itu sangat banyak, tetapi asal usulnya adalah tiga, yaitu :

  1. Berkulit putih.
  2. Berkulit kuning.
  3. Berkulit hitam.

 

Bangsa yang berkulit tersebut kemudian membaur dan akhirnya melahirkan manusia yang kulitnya berwarna. Adapun bangsa Arab adalah bangsa yang berkulit semu antara hitam dan putih (coklat ke abu-abuan).

 

Negara Arab merupakan daerah semenanjung yang tandus, dan terbagi menjadi lima daerah. Cuaca di negeri Arab pada umumnya sangat panas, penduduknya suka mengembara, berpindah dari satu ke tempat yang lain, dan gemar melakukan penyerangan, perampasan untuk sekedar mendapatkan nafkah. Bangsa Arab pada asalnya menganut agama Nabi Ibrahim a.s, kemudian berubah menjadi kaum penyembah berhala.

 

Agama merupakan kebutuhan umat manusia, karena agama merupakan suatu tata aturan. Manusia tanpa agama akan mengalami kekacauan. Bangsa Arab dengan kondisinya seperti di atas, sangat memerlukan suatu agama, dan agama Islam-lah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Arab pada khususnya dan oleh semua bangsa pada umumnya.

 

 

 

PERTANYAAN

(Pelajaran ke II)

 

  1. Sebutkan jenis manusia berdasarkan warna kulitnya ?
  2. Di manakah bangsa berkulit putih tersebar ?
  3. Di manakah bangsa berkulit hitam tersebar ?
  4. Di manakah bangsa berkulit kuning berkembang ?
  5. Apa sebabnya’kulit manusia itu kemudian berbeda-beda dan sangat banyak ?
  6. Jenis kulit apakah bangsa Arab itu ?
  7. Bagaimanakah bentuk wilayah Arab, dan terbagi menjadi berapa ?
  8. Jelaskan keadaan cuaca di semenanjung Arabia ?
  9. Bagaimanakah keadaan sosial bangsa Arab ?
  10. Bagaimanakah kondisi keagamaan bangsa Arab ?
  11. Terangkan kondisi politik bangsa Arab ?
  12. Apakah agama atau peraturan itu penting bagi umat manusia ?
  13. Bagaimanakah keadaan bangsa-bangsa di dunia sebelum Islam datang ?
  14. Apakah kelahiran agama Islam itu diperlukan oleh bangsa Arab dan lainnya ? Jelaskan !

 

 

 

Pembagian Bangsa Arab.

 

Orang Arab dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian :

Pertama : Orang Arab Ba’idah.

Kedua : Orang Arab ‘Aribah (Orang Arab Asil).

Ketiga : Orang Arab Musta’ribah (Warga Arab pendatang berdasarkan naturalisasi).

 

Orang-orang Arab Al-Ba’idah telah tiada, diantaranya ialah bangsa ‘Ad, bangsa Tsamud, Judais, Thasm, ‘Amlaq, Umaim, Jurhum dan Jasim. Mereka itu adalah kabilah kabilah yang telah tiada.

 

Orang Arab ‘Aribah atau warga Arab asli yaitu orang-orang Arab yang mendiami daerah Yaman dan sekitarnya. Mereka ini adalah keturunan Qahthon dan yang paling populer dari keturunan Ya’rib adalah Abdis Syams yang terkenal dengan Saba’, Dialah bapak semua kabilah di Yaman. Saba’ inilah yang membangun kota dan bendungan Maarib, suatu bendungan yang terkenal dalam sejarah yang kemudian jebol. Orang-orang Saba’ inilah yang membangun kota ‘Ain Syams di kawasan Mesir.

 

Arab Al-musta’ribah atau orang Arab pendatang, yaitu orang-orang Arab yang bertempat tinggal di Hejaz, Nejed dan sekitarnya. Mereka itu adalah keturunan Nabi Ismail bin Nabi Ibraim a.s., kakek luhur Nabi Muhammad saw., pembawa syare’at Islam. Mereka disebut juga Al-Adananiyyun (orang-orang Arab keturunan Adnan). Mereka ini terdiri dari kabilah-kabilah atau suku-suku yang amat banyak dan melahirkan marga-marga yang banyak pula, diantara marga yang besar keturunan Adnan ialah Rabi’ah dan Mudlir. Dari kabilah inilah muncul kabilah Quraisy.

 

Siapakah Orang-orang Quraisy.

Suku Quraisy adalah suku yang mempunyai kedudukan yang tinggi diantara orang-orang Arab pendatang, mereka adalah para pengabdi Ka’bah. Pengabdian atau pelayanan terhadap Ka’bah di kalangan masyarakat Arab adalah identik dengan kekuasaan di daerah Makkah dan sekitarnya. Oleh karena itu kaum Muraisy beroleh kehormatan dan perlakuan-perlakuan istimewa dari kabilah-kabilah Arab yang lain. Mereka tidak perlu membayar upeti dan tak ada orang yang memaksanya. Mereka menghukum orang-orang dan tak seorangpun berani menghukum mereka. Mereka tidak akan mengawinkan putri-putrinya kecuali dengan orang yang memiliki semangat dalam membela agama dan kepercayaan mereka.

 

Marga-marga orang Quraisy.

Di kota Makkah sebelum agama Islam datang, terdapat beberapa jabatan pemerintahan yang dibagi-bagikan oleh orang Muraisy kepada marga-marganya. Marga-marga Quraisy yang paling populer ialah Hasyim, Umaiyyah, Naufal, Abdid-Dar, Asad, Taim, Mahzum, ‘Ady, Jumah dan Sahm. Masing-masing marga tersebut memegang satu jabatan atau lebih.

 

Pemerintahan Di Makkah.

Dari uraian terdahulu dapatlah kita fahami, bahwa orang-orang Quraisy adalah para pelaksana pemerintahan di Makkah. Mereka mendapat keutamaan dan kehormatan melebihi kabilah-kabilah lain, hanya karena mereka sebagai penguasa Ka’bah dan pengendali urusan pengabdian terhadap rumah suci itu. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang mereka lakukan adalah sebagai berikut:

 

  1. As-Sidanah atau Al-Hijabah (pelayanan), yaitu pekerjaan menjaga Ka’bah dan memegang anak kuncinya. Petugas ini selalu membukakan pintu Ka’bah untuk para peziarah dan menutupnya. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang paling mulia menurut orang Quraisy.

 

  1. As-Siqoyah (menyediakan air minum). Orang-orang yang memegang urusan As-Siqoyah ini bertugas menyediakan air minum untuk para peziarah Ka’bah, mengingat memperoleh air di Makkah sangatlah sulit. Mereka ini membuat bak-bak dari kulit dan ditempatkan di halaman Ka’bah, kemudian diisi dengan air tawar yang mereka angsu dari beberapa sumur. Pekerjaan seperti ini terus berlangsung sampai sumur Zamzam digali. Urusan AsSigoyah ini ditangani oleh bani Hasyim.

 

  1. Ar-Rifadah (menyediakan makanan), yaitu semacam uang belanja yang diberikan oleh orang Quraisy kepada petugas agar dipergunakan untuk menyediakan makanan bagi para jemaah haji yang kurang mampu. Urusan Ar-Rifadah ini ditangani oleh bani Naufal, kemudian diteruskan oleh bani Hasyim.

 

  1. Al-‘Iqob, ia adalah nama bendera Quraisy. Mereka selalu mengeluarkan bendera ini apabila hendak berperang. Jika mereka telah menyetujui seseorang untuk menjadi panglima, maka mereka menyerahkan bendera itu kepadanya, tetapi apabila tak ada orang yang mereka setujui menjadi pemimpin perang, maka mereka menyerahkan Al-Igob kepada yang bertanggung jawab, yaitu bani Umaiyyah.

 

  1. An-Nadwah, yaitu sebuah gedung yang dibangun oleh orang Quraisy di dekat Ka’bah, untuk tempat bermusyawarah bagi tokoh-tokoh Muraisy. Tidak semua orang boleh masuk gedung ini, kecuali yang berumur empat belas tahun ke atas. Seorang laki-laki dan perempuan tidak akan melaksanakan perkawinan kecuali di dalam gedung ini. Penyerahan bendera perang juga harus dilakukan di gedung ini, begitu pula tradisi memakaikan pakaian oleh petugas An-Nadwah kepada putri-putri mereka ketika memasuki usia dewasa. Urusan An-Nadwah ini dibawa kekuasaan bani Abdid-Dar.

 

  1. Al-qiyadah dan Al-masyurah, Al-qiyadah adalah hal memimpin kafilah. Petugas A-qiyadah harus selalu berada dibarisan depan kafilah dalam semua perjalanan baik untuk berperang atau berniaga. Urusan Al-qiyadah ini ditangani bani Umaiyyah. Diantara bani Umaiyyah yang pernah mengemban tugas ini pada masa permulaan Islam adalah Abu Sufyan ayah Mu’awiyah. Adapun Almasyurah adalah sama dengan dewan pertimbangan. Orang yang memegang jabatan Al-masyurah selalu dimintai pertimbangan dalam urusan-urusan penting. Jabatan ini dipegang oleh bani Asad. Orang-orang Quraisy tidak akan menyepakati suatu masalah sebelum menyodorkannya kepada bani Asad untuk dimintakan persetujuannya.

 

  1. Al-Qubbah dan Alhukumah, Al-Qubbah adalah semacam tenda, mereka memasang atau mendirikannya apabila sedang keluar pergi perang dan digunakan untuk menyimpan perlengkapan dan peralatan tentera. Al-hukumah menurut mereka adalah pemberian keputusan kepada orang-orang yang sedang berselisih. Istilah Al-hukumah bagi kita sekarang ini adalah At-Tahkim yang artinya peradilan.

 

  1. As-Sifaroh (kedutaan), apabila orang Quraisy terlibat perang dengan kabilah-kabilah lain dan mereka bermaksud mengadakan perdamaian atau perundingan, maka mereka mengutus atau mengirim seorang duta atau diplomat. Apabila dia berhasil menandingi dan menghakimi lawan, maka disambut dengan penuh hormat, karena bangga dengan utusan yang mereka angkat berhasil dalam perundingan. Duta bangsa Quraisy yang paling akhir pada masa Jahiliyyah adalah Umar bin Al-Khatthab.

 

Pasar ‘Ukadz.

Di sebuah lintasan dekat Thaif, salah satu daerah di Makkah, terdapat sebuah pasar tempat orang-orang berkumpul pada bulanbulan Haram. Mereka mendirikan tenda-tenda di selah-selah pohon kurma dengan melakukan transaksi perdagangan, jual beli maupun barter. Pasar ini disebut denan pasar ‘Ukadz yang amat terkenal dalam sejarah Arab. Banyak kabilah-kabilah Arab dari berbagai penjuru berdatangan di pasar ini, kemudian pasar ini menjadi pekan sastra dan penyair. Kabilah-kabilah Arab berlomba-lomba menampilkan penyair-penyair dan orator unggulannya, mereka di tempat ini saling memperdengarkan syair-syairnya, saling membantah dan membanggakan dirinya.

 

 

 

Bangsa Ethiopia Di Hejaz.

Bangsa Ethiopia pada pertengahan abad ke enam Masehi melakukan penyerangan kota Makkah dengan maksud akan meruntuhkan Ka’bah yang pada waktu itu dibawah penjagaan Abdul Mutholib, kakek Nabi Muhammad saw. Mereka datang ke Makkah dengan pasukan bergajah, pembesar-pembesar dengan segala persiapannya. Penduduk Makkah waktu itu sangatlah terkejut, karena sebelumnya tak seorangpun berani melakukan hal ini, mengingat kedudukan Ka’bah begitu mulia di hati orang Arab maka mereka berusaha menghalau pasukan-pasukan Ethiopia, dan Allah SWT membantu para umat suci itu dengan cara menurunkan wabah penyakit menular kepada mereka, sehingga mereka meninggalkan Makkah dengan penuh hina.

 

Tahun Gajah.

Peristiwa penyerbuan bangsa Ethiopia terhadap kota Makkah itu sangat berpengaruh di hati orang-orang Arab peristiwa ini merupakan peristiwa besar, karenanya mereka mencatatnya sebagai peristiwa sejarah yang penting dan menjadikannya sebagai patokan penentuan tanggal yang kemudian mereka menamakannya dengan Tahun Gajah. Sebelum peristiwa penyerangan pasukan bergajah yang dipimpin Abrahah atas Ka’bah ini, orang-orang Arab Quraisy menggunakan tanggal yang berpatokan pada kematian Al-Walid Bin Mughiroh dari Bani Makhzum,

 

Menjelang Kelahiran Nabi.

Demikian situasi kehidupan sosial, politik dan agarna yang dialami oleh bangsa Arab Hejaz di Makkah menjelang kelahiran Nabi Muhammad saw. Yaitu situasi yang penuh kekacauan, Tidak lama kemudian di daerah itu meletus sebuah perubahan dalam bidang agama. Politik yang mampu merubah dunia ini tahap demi tahap. Perubahan ini merupakan akibat dari situasi yang kacau tersebut.

 

 

 

RINGKASAN

PELAJARAN KE Ill.

 

Bangsa itu ada tiga kelompok, yaitu : 1. Arab Ba’iddah, yang sudah hanyut dalam sejarah. 2. Arab ‘Aribah, bangsa Arab yang berdiam di Yaman dan sekitarnya. 3. Arab Musta’ribah, yaitu kabilah-kabilah Muraisy yang menjadi pengabdi Ka’bah dan pemegang pemerintahan di Makkah. Adapun tugas-tugas yang harus mereka kerjakan ialah :

 

  1. As-Sudanah atau Al-Hijabah (Juru kunci Ka’bah).
  2. As-Siqoyah (Pengadaan air)
  3. Ar-Rifadah (Pengadaan konsumsi untuk para peziarah yang tidak mampu atau kurang kecukupan)
  4. Al-Iqob
  5. An-Nadwah (Pelaksana segala kegiatan di gedung pertemuan)
  6. Al-Qiyadah (pengawalan)
  7. Al-Masyuroh (Permusyawaratan atau pertimbangan)
  8. Al-Qubbah (Pengadaan kamp militer).
  9. Al-Hukumah (Pengadilan).
  10. As-Sifaroh (Kuasa usaha atau kedutaan).

 

Di Arab, tepatnya di dekat kota Thoif ada sebuah bazar, tempat berkumpulnya berbagai kabilah Arab pada bulan-bulan mulia, yaitu tempat yang terkenal dengan sebutan Pasar ‘Ukadz.

 

Pada pertengahan abad ke enam masehi, orang-orang Ethiopia dengan pasukan-pasukannya yang berkendaraan gajah menyerang kota Makkah dengan maksud merobohkan Ka’bah, tetapi mereka akhirnya kembali pulang dengan hina, karena dihancurkan oleh adzab Allah. Peristiwa serangan bangsa Ethiopia atas kota Makkah ini merupakan peristiwa besar bagi bangsa Arab, sehingga mereka menjadikannya sebagai patokan sejarah, dan biasa mereka sebut dengan tahun Gajah.

 

 

 

PERTANYAAN

(Pelajaran ke III)

  1. Sebutkan pembagian wilayah Arab !
  2. Siapakah Arab Al-Baidah, ‘Aribah dan Musta’ribah ?
  3. Siapakah orang-orang Quraisy itu ? Jelaskan!
  4. Sebutkan marga-marga dalam kabilah Quraisy !
  5. Bagaimanakah bentuk pemerintahan di Makkah ?
  6. Sebutkan tugas-tugas dalam pemerintahan yang harus dikerjakan ?
  7. Terangkan tentang pasar ‘Ukadz !
  8. Ceritakanlah tentang penyerangan bagnsa Ethiopia ke Makkah, secara lengkap !
  9. Apa yang disebut tahun Gajah itu ?
  10. Bagaimanakah keadaan bangsa Arab sebelum Nabi Muhammad lahir sebagai Rasulullah ?

 

 

Kakek Nabi Muhammad saw.

Kakek Nabi Muhammad saw adalah dari keturunan Nabi Isma’il as, Adnan bin “Ud, dia adalah kakek terakhir Nabi Muhammad saw yang dapat diketahui dan telah disepakati kebenarannya.

 

Nasab Nabi saw Dari Sisi Ayah.

Nabi Muhammad saw adalah putra Abdullah bin Abdul Mutholib, bin Hasyim, bin Abdi Manaf, bin Qushoiyi, bin Kilab, bin Murroh, bin Kaab, bin Luai, bin Gholib, bin Fihir, bin Malik, bin Nadar, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudar, bin Nidar bin Maad, bin Adnan.

 

Nasab Nabi saw Dari Sisi Ibu.

Ibu Nabi Muhammad saw adalah Aminah binti Wahab, bin Zahroh, bin Kilab. Disinilah (Kilab) ibu Nabi dan ayahnya bertemu dalam satu keturunan silsilah.

 

Kelahiran Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 bulan Rabiul Awwal tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Dengan demikian maka jarak antara kelahiran Nabi Muhammad saw dan kelahiran Nabi Isa as adalah 571 tahun. Sedangkan jarak antara Nabi Isa as dan Nabi Musa as sekitar 1716 tahun. Antara Nabi Musa as dan Nabi Ibrahim as 545 tahun dan antara Nabi Ibrahim as dan Thufan sekitar 1080 tahun. Kemudian antara Thufan dan Nabi Adam bapak manusia yang pertama kurang lebih 2242 tahun. Dengan demikian maka jarak antara kelahiran Nabi Muhammad saw dan Nabi Adam as, menurut pendapat yang akurat dan terkenal di kalangan sejarawan adalah sekitar 6155 tahun.

 

Perkembangan Hidup Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw dibesarkan di kota Makkah dalam keadaan yatim, karena ayah beliau bernama Abdullah telah wafat di Madinah dua bulan sebelum beliau lahir, sewaktu dia pergi ke Syam (Siriya) dengan maksud berniaga, kemudian ketika melewati kota Madinah dia merasakan sakit, lalu singgah di rumah keluarganya Bani Najjar dan menjumpai ajalnya di sana. Dia meninggal dunia tanpa mewariskan harta, kecuali lima ekor onta dan seorang budak wanita.

 

Wanita Yang Menyusui Nabi saw.

Salah satu tradisi bangsa Arab perkotaan adalah menyusukan putra putrinya di daerah gurun dan pedalaman dengan maksud meneguhkan pendiriannya, menguatkan fisiknya dan kefasihan bahasanya. Atas dasar inilah, maka Abdul Mutholib mengirimkan Cucunya yang bernama Muhammad kepada seorang wanita bani Saad, yaitu Halimah putri Dhuaib As Sa’diyyah untuk disusuinya. Halimah dengan demikian adalah termasuk wanita yang pemah menyusul Nabi Muhammad saw. Kemudian setelah beliau berumur empat tahun diserahkanlah beliau kepada ibunya Aminah di Makkah, Para sejarawan banyak menyebutkan, bahwa Halimah binti Dhuaib As-Sa’diyyah ketika menyusui dan merawat beliau sering merasakan dan menyaksikan beberapa keistimewaan dan keanehan dari padanya yang belum pernah terjadi pada anak-anak lain yang pernah dia susui.

 

 

 

Ibunda Nabi Muhammad saw Wafat.

Ketika nabi Muhammad saw tumbuh dan mencapai usia enam tahun, ibunya pergi bersamanya ke Madinah dengan maksud mengunjungi paman-pamannya dari Bani Najjar, kemudian dalam perjalanan pulang ke Makkah dari Madinah lalu Aminah wafat di desa Abwa’, yaitu sebuah desa antara kota Makkah dan Madinah. Beliau kemudian dibawa oleh Ummu Aiman ke Makkah dan dipelihara oleh Kakeknya Abdul Mutholib, salah seorang pemuka Makkah yang sangat mencintai sang cucu bernama Muhammad ini. Dia sering menceritakan kepada teman-temannya, bahwa si anak ini (Muhammad saw) memiliki kelebihan dan keistimewaan besar.

 

Datuk Nabi Muhammad saw Wafat.

Setelah beliau dipelihara oleh datuknya selama dua tahun, kemudian sang datuk meninggal dunia dalam usia 140 tahun. Lalu beliau diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Tholib (ayah Ali bin Abu Tholib). Di rumah Abu Tholib ini beliau membantunya mengurus penjagaannya sampai beliau tumbuh besar menjadi remaja, tetapi karena ada Hikmah Ilahiyyah, beliau menjadi seorang ummi, tidak tahu membaca dan menulis.

 

Perjalanan Nabi saw Yang Pertama.

Di atas telah diterangkan, bahwa beliau turut membantu pamannya Abu Tholib mengurus perniagaannya. Kemudian ketika beliau Muhammad saw berumur tiga belas tahun, beliau melakukan perjalanan yang pertama kali bersama pamannya Abu Tholib menuju ke negeri Syam (Siriya). Ketika rombongan nabi sampai di Bushro, beliau selalu diperhatikan oleh Buhaira salah seorang pendeta Yahudi Taima’ (konon dia seorang pendeta Kristen), dia menjumpai beberapa tanda-tanda baik pada diri bocah bernama Muhammad ini, lalu dia berkata kepada Abu Tholib : “Sesungguhnya putra saudaramu ini memiliki keistimewaan besar. Karena itu jagalah baik-baik”. Setelah itu Abu Tholib segera membawanya pulang ke Makkah.

 

Perjalanan Nabi saw ke Syam Yang Kedua.

Ketika (Nabi) Muhammad saw berusia duapuluh lima tahun, beliau melakukan perjalanannya ke Syam (Siria) untuk yang kedua kalinya dengan membawa barang dagangan milik Khodijah binti Khuwailid, seorang wanita terhormat dan kaya di kalangan suku Muraisy, bersama sahaya Khodijah bernama Maisaroh. Dalam perjalanan ini beliau diperhatikan terus oleh seorang Nestur. Dia pun berfirasat atau melihat adanya tanda-tanda baik pada diri Muhammad, sebagaimana firasat pendeta Yahudi tempo dulu. Setelah merampungkan perniagaannya, maka kembali ke Makkah dengan mendapatkan keuntungan besar. Dengan dua kali perjalanan ke Syam (Siriya) beliau menjadi tahu situasi di negeri Siriya, Yaman dan sekitarnya.

 

Perkawinan Nabi dan Putra Puterinya.

Dua bulan sesudah beliau kembali ke Makkah dari perniagaannya, lalu menikah dengan Khodijah binti Khuwailid, seorang wanita pengusaha dengan maskawin duapuluh onta. Kemudian beliau pindah ke rumah Khodijah untuk memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka berdua. Ketika itu Nabi berumur dua puluh lima tahun, sedangkan Khodijah berumur empat puluh tahun. Perkawinan Muhammad saw dengan Khodijah ini telah membuahkan tiga orang putra dan empat putri yang nama-namanya sebagai berikut: :

 

1). Qosim.

2). Zainab.

3). Ruqiiyyah.

4). Ummu Kultsum.

5), Fatimah.

6). Abdullah (Thoyyib).

7). Thohir,

 

Tiga putra Nabi saw meninggal dunia sewaktu masih kecil, sedangkan empat putrinya hidup sampai dewasa dan sempat menyaksikan kebesaran ayahnya. Putri tertua nabi saw yang bernama Zainab kawin dengan Abdil ‘Ash bin Rabi bin AbdisSamsy. Ruqiyyah dan Ummu Kultsum dikawini oleh ‘Utbah dan ‘Utaibah, keduanya putra Abu Lahab paman beliau sendiri. Adapun putri bungsu Nabi Muhammad saw yang bernama Fatimah AzZahro’ kawin dengan Ali bin Abi Tholib.

 

Orang Quraisy Mengangkat Muhammad sebagai Hakim.

Di kala Muhammad saw mencapai usia tigapuluh lima tahun, saat itu orang-orang Quraisy membangun Ka’bah. Beliau ikut bekerja dan memikul batu bersama-sama dengan orang Quraisy sampai pembangunan selesai. Setelah pekerjaan selesai, maka bangsa Quraisy hendak meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula. Namun para pemimpin Quraisy itu berselisih pendapat tentang siapakah yang harus meletakkan Hajar Aswad di tempatnya. Perselisihan ini nyaris menimbulkan perkelahian dan peperangan diantara mereka, sebab meletakkan Hajar Aswad merupakan suatu keistimewaan yang luar biasa. Akhirnya mereka menemukan jalan, yaitu mereka bersepakat akan menyerahkan masalah ini kepada siapa yang mula-mula masuk dari pintu As-Shofa. Tiba-tiba datanglah Muhammad saw dari arah pintu As-Shofa tersebut, lalu beliau menyelesaikan masalah ini dengan sangat bijak, karena beliau membeber selendangnya dan meletakkan Hajar Aswad di atasnya, kemudian beliau meminta setiap suku menunjuk seseorang untuk memegangi sudut-sudut selendang dan mengangkatnya sampai setentang tempat Hajar Aswad, kemudian beliau yang meletakkan Hajar Aswad itu pada tempatnya dengan tangannya yang mulia dan penuh barokah. Dengan cara seperti itulah Muhammad saw menyelesaikan perselisihan diantara suku Quraisy dalam soal peletakan Hajar Aswad dan mereka semua sangat puas dengan cara tersebut.

 

Perilaku Muhammad saw secara Global.

Perjalanan hidup Nabi Muhammad saw pada fase pertama dalam sejarah kehidupannya yang mengagumkan ini sangat sarat dengan gambaran ahlak manusia yang paling mulia, berupa kesungguhan, kesetiaan dan kejujuran, sehingga beliau menjadi populer dikalangan bangsanya dengan panggilan Muhammad AlAmin. Semua ahiak Muhammad yang terpuji tersebut merupakan watak dan pembawaannya sejak semula, bukan dari hasil mempelajari sebuah kitab, karena beliau seorang yang ummy (tidak mengerti baca dan tulis) dan bukan pula beliau peroleh dari lingkungan tempat beliau dibesarkan, sebab lingkungan beliau pada waktu itu sedang dilanda krisis moral yang sangat memprihatinkan, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Beliau dalam pada itu juga tidak pernah menghadiri perayaan maupun pesta pemujaan pada patung-patung atau dewa-dewa, bahkan beliau sejak kecil membenci pada patung-patung yang disembah dan dipuja mayoritas kaumnya.

 

 

 

 

RINGKASAN

PELAJARAN YANG KE IV.

 

Pembawa Syariat Islam yang bernama Muhammad saw. adalah dari kalangan orang Arab pendatang. Datuk beliau yang paling luhur adalah Isma’il bin Ibrahim Alaihimas Salam. Ayah beliau bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah binti Wahab. Nasab beliau dari sisi ayah dan ibu ternyata dalam satu silsilah yang bertemu pada kakeknya yang bemama Kilab bin Murrah. Beliau lahir pada 12 Rabiul Awwal tahun Gajah. Jarak antara Nabi Muhammad saw dengan Nabi Isa a.s sekitar 571 tahun, sedangkan masa antara Nabi Muhammad dengan Nabi Adam kurang lebih 6155 tahun. Beliau dibesarkan di Makkah dalam keadaan yatim dan menjadi ummy (tidak mengerti tentang baca dan tulis). Beliau pernah disusui oleh salah seorang wanita bani saad, bernama Halimah As Sa’diyyah. Ketika beliau berumur enam tahun, diajak ibunya pergi ke Madinah untuk mengunjungi pamannya. Kemudian kembali ke Makkah, namun dalam perjalanan ibu beliau meninggal dunia. Setelah beliau menjadi besar lalu pergi ke Syam (Siria) bersama pamannya. Kemudian setelah itu beliau pergi lagi ke sana dengan maksud dagang. Dengan pergi ke Syam sebanyak dua kali, beliau dapat mengetahui situasi di Syam (Siriya), Yaman dan sekitarnya. Sesudah itu beliau menikah dengan Khodijah. Pada waktu Ka’bah dibangun, beliaulah yang meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Beliau adalah orang yang berakhlak baik dan sempurna.

 

 

 

PERTANYAAN

(Pelajaran ke IV)

  1. Siapakah Datuk luhur pembawa syarerat Islam, Muhammad saw dan dari Arab apa beliau ?
  2. Sebutkan silsilah keturunan Nabi saw dari sisi ayah dan ibu ?
  3. Kapan Nabi Muhammad saw dilahirkan ?
  4. Berapa lama jarak antara Nabi Muhammad dan Nabi Isa dan jarak antara beliau dan Nabi Adam a.s.
  5. Dimana Nabi Muhammad saw dibesarkan dan bagaimana?
  6. Untuk apa beliau pergi ke Syam yang kedua ?
  7. Bagaimana Hajar Aswad diletakkan ?

 

 

 

 

Bangsa Arab Sebelum Muhammad Diutus.

Orang Arab sebelum Nabi Muhammad saw. dinobatkan menjadi Rosul oleh Allah, tidak semuanya menyembah berhala. Diantara mereka terdapat orang-orang yang masih mau berfikir, berpandangan jauh, menolak menyembah patung dan menganggap keji perbuatan-perbuatan jahiliyyah, sebagaimana :

 

  1. Qois bin Saidah Al-Ayady, seorang filsuf dan orator bangsa Arab yang telah meninggal sebelum Nabi Muhammad saw. diutus menjadi Rosul.

 

  1. Abu Sa’id Zaid, paman Umar bin Al-Khottob. Dia selalu bersama Nabi Muhammad sebelum beliau diutus menjadi Rosul, kemudian dia meninggal di Damaskus.

 

  1. Waroqoh bin Naufal, saudara sepupu Khodijah. Dia selalu bersama Nabi Muhammad sesudah beliau diutus oleh Allah menjadi Rosul. Dialah yang meneguhkan Nabi Muhammad saw. dan memberi harapan kepadanya akan kesuksesan missi dakwahnya.

 

Diantara orang-orang Arab sebelum Nabi Muhammad diutus, ada yang menganggap besar peranan pemujaan berhala, sebagaimana Umar bin Luhaiy dan para pengikutnya Golongan mereka ini adalah sangat banyak.

 

Ada pula diantara mereka, orang-orang yang dalam keadaan menurut fatroh, tidak mengikuti agama atau kepercayaan apapun.

 

Keadaan Nabi Muhammad saw. Sebelum Diutus.

Nabi Muhammad saw. sebelum diutus oleh Allah menjadi Rasul, senang mengasingkan diri untuk berpikir tentang alam semesta dan Penciptanya. Pekerjaan mengasingkan diri dengan menjauhkan diri dari urusan-urusan duniawi, beliau kerjakan beberapa malam lamanya di Gua Hira’ yang jaraknya tiga mil dari kota Makkah, Dalam masa mengasingkan diri ini beliau selalu memikirkan keadaan kaumnya dan dunia serta bagaimana cara menyelamatkan mereka dari perbuatan-perbuatan keji. Pekerjaan seperti ini semakin sering beliau lakukan menjelang beliau diutus oleh Allah swt.

 

Peng-Utusan Menjadi Rasul.

Sudah menjadi sunnatullah atau hukum yang terjadi pada para Nabi, bahwa mereka tidak diutus kepada kaumnya melainkan sesudah melewati usia empatpuluh tahun, yaitu usia yang dalam usia ini manusia mencapai titik kematangan dalam segala hal. Sunnatullah yang terjadi pada diri para Nabi ini juga terjadi pada diri Nabi Muhammad saw., karena ketika mencapai usia empat puluh tahun beliau mulai mengalami Ar-Ru’ya As-Shadigoh (impian yang nyata). Kemudian ketika beliau berkhalwat di Gua Hira’, tibatiba turunlah Ar-Ruh Al-Amin atau Malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad saw.

 

Jibril memanggilnya, lalu berkata :

 

— Bacalah !

+ Saya tidak pandai membaca.

— Bacalah !

+ Saya tidak pandai membaca.

 

Kemudian Jibril membacakan :

 

“Bacalah atas nama Tuhanmu yang telah menjadikan makhluk. Dia telah menjadikan manusia dari segumpal darah beku. Bacalah ! Tuhan engkaulah yang amat pemurah. Yang mengajar. manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya”.

 

An-Namoos Al-Akbar Datang.

Waroqoh bin Naufal (saudara sepupu Khodijah) adalah seorang yang terkenal memiliki pengetahuan yang luas tentang agama dan kenabian, karena dia banyak membaca dan mendalami kitab-kitab, memasuki beberapa agama samawi dan mendengar cerita cerita dari pemuka pemuka agama tersebut. Ketika Ar-Rooh Al Amin datang kepada Nabi Muhammad saw, Khodijah istri beliau datang menghadap kepada Waroqoh bin Naufal dan menceritakan kepadanya peristiwa yang menimpa pada diri suaminya. Kemudian dia berkata kepada Khodijah :

 

“Demi Allah Yang Menguasai diri Waroqoh, percayalah kepadaku wahai Khodijah! Sesungguhnya yang telah datang kepada suamimu itu adalah An-Namoos Al-akbar. Dialah yang telah mendatangi Nabi Musa a.s. Sesungguhnya Muhammad adalah Nabi umat ini”,

 

Dakwah Atau Seruan.

Nabi Muhammad dengan wahyu yang jelas, telah diperintahkan oleh Allah untuk menyeru kepada kaumnya dan seluruh umat manusia kepada agama yang lurus, agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri, yaitu agama Islam, agama yang dapat mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Beliau melakukan dakwahnya ini melalui dua fase. Fase pertama dengan cara rahasia dan fase kedua dengan cara terang terangan.

 

Orang-orang Yang Pertama Kali Beriman.

Orang-orang yang pertama kali menerima dakwah atau seruan Nabi Muhammad saw., dari kalangan orang dewasa adalah Abu Bakar bin Abi Quhafah. Dari kalangan kaum wanita adalah Khodijah binti Khuwailid, istri beliau sendiri. Dari kalangan anakanak atau remaja adalah Ali bin Abi Tholib. Adapun dari kalangan sahaya adalah Zaid bin Tsabit, setelah itu orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad meningkat banyak setahap demi setahap.

 

Ancaman Yang Dihadapi Nabi Akibat Dari Seruannya.

Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan tugas dakwah atau seruannya senantiasa menghadapi ancaman dan siksaan dari kaumnya sendiri. Mereka melemparinya dengan batu dan kotoran-kotoran, tetapi beliau sabar dan pantang mundur demi missi dakwahnya. Orang-orang Quraisy akhirnya berencana hendak membunuhnya. Nabi Muhammad saw. dalam menghadapi semua ini tetap sabar dan terus menjalankan pekerjaan yang mulia ini sampai kebenaran benar-benar nampak dan kebatilan menjadi musnah dan sirna.

 

Dia Menyihir Kamu Hai Abul Walid.

Setelah orang kafir Quraisy memandang bahwa usaha mereka untuk merintangi dakwah Nabi tidak berhasil, maka mereka bermaksud mendesak Nabi supaya mundur dalam dakwahnya dengan mengemukakan alasan alasan dan beberapa tawaran, Lalu mereka mengutus Utaibah kemudian mendatangi Nabi dan berkata kepada beliau saw. :

 

“Engkau telah membawa sesuatu yang besar (Islam) kepada kaummu. Dengan sesuatu itu engkau telah berhasil memecah belah persatuan mereka. Engkau telah memupus harapan mereka dan engkau juga telah menghinakan dewa-dewa dan agama mereka. Pengarah beberapa hal dariku, barangkali engkau bisa menerima semuanya atau sebagiannya”.

 

Nabi Muhammad saw. berkata kepada Abul Walid Utaibah bin Rabi’ah : “Katakanlah apa yang hendak engkau katakan hai Abul Walid”, Lalu Abul Walid berkata :

 

“Jika engkau dengan missi dakwahmu itu menginginkan harta kekayaan, maka kami sanggup mengumpulkan harta, kami tidak keberatan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk kami berikan kepadamu. Jika engkau mengingin kedudukan, maka kami akan mengangkat kamu jadi pemimpin kami, dan kami tidak akan memutuskan suatu perkara kecuali denganmu, dan apabila engkau melihat sesuatu yang engkau tidak mampu menangkalnya atau engkau tidak dapat menguasai dirimu (kesurupan) maka kami sanggup mencarikan tabib (dukun) untuk mengobati kamu, dan kami akan membiayai pengobatan sampai engkau sembuh”.

 

Nabi Muhammad kemudian bertanya kepada Abul Walid Utaibah bin Rabiah : Apakah sudah cukup hai Abul Walid”? Dia menjawab : sudah ..,.,, sudah cukup. Kemudian Nabi Muhammad saw. membacakan beberapa ayat sajadah kepadanya.

 

Setelah itu Abul Walid kembali kepada kaumnya dengan raut muka yang sama sekali berbeda dengan raut mukanya ketika hendak menjumpai Nabi Muhammad saw. Kawan-kawan Abul Walid lalu  bertanya kepadanya : Apa yang terjadi hai Abul Walid ? Dia kemudian berkata kepada mereka sesungguhnya aku telah mendengar sebuah ucapan yang bukan syair, bukan sihir dan bukan tenung. Percayalah kalian kepadaku hal golongan Quraisy! dan hindarkanlah kalian mengganggu Muhammad. Demi Allah, sungguh ucapan Muhammad yang telah aku dengarkan itu mengandung berita yang mengesankan hatiku …….

 

Kemudian setelah Abul Walid mengatakan demikian, maka mereka seluruhnya mengatakan : “Engkau benar-benar juga telah kena sihir Muhammad, hai Abul Walid !”.

 

Hijrah Yang Pertama.

Nabi Muhammad saw. senantiasa tabah menghadapi siksaan orang-orang musyrik Quraisy dan beliau tetap aktif menjalankan missi dakwahnya sampai lima tahun sesudah diutus. Mengingat siksaan orang-orang musyrik Quraisy terhadap pengikut-pengikut beliau semakin menjadi-jadi, maka beliau menginstruksikan mereka agar berimigrasi (hijrah) ke negeri Ethiopia. Hijrah ke Ethiopia ini merupakan hijrah kaum muslimin yang pertama kali dari Makkah. Lalu berangkatlah ke sana sepuluh orang pria dan lima orang wanita, dengan dipimpin oleh Jakfar bin Abu Tholib. Setelah tiga bulan di sana, lalu mereka kembali ke Makkah, dan raja Ethiopia Negus (Najasyi) menyatakan masuk Islam dihadapan Jakfar bin Abi Tholib.

 

Apakah Agama Islam itu,

Orang-orang Quraisy setelah mengetahui bahwa orang-orang Islam berhijrah ke Ethiopia, maka mereka mengutus Amar bin Al-Ash dan Abdullah bin Abi Umayyah menghadap Negus, penguasa Ethiopia untuk memohon kepadanya agar menyerahkan orangorang yang hijrah tersebut. Tetapi Negus (Najasyi) menolak, sebelum dia menanyakan kepada mereka tentang hakekat agama baru yang mereka anut. Kemudian Negus (Najasyi) bertanya kepada mereka tentang hal tersebut dan langsung dijawab oleh Jakfar bin Abi Tholib :

 

“Wahai Baginda Negus, dulu kami adalah orang-orang jahiliyyah, menyembah dewa-dewa, memakan bangkai, berbuat kekejian, tidak menyambung sanak famili, berlaku tidak baik kepada tetangga, dan orang-orang yang kuat menindas orang yang lemah, sampai Allah mengutus seorang Rosul kepada kami. Kami mengetahui nasabnya, kejujuran dan sikap menjaga prinsipnya. Beliau mengajak kami untuk meng-Esakan Tuhan dan tidak Mempersekutukan-Nya dengan apapun, beliau mengajak kami agar tidak lagi menyembah dewa-dewa. Beliau memerintahkan kami agar berkata jujur, menyambung sanak saudara, berbuat baik kepada tetangga, menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa dan pertumpahan darah. Beliau melarang kami berbuat kekejian, berkata bohong, memakan harta yatim, Beliau mengajak kami melakukan sholat, puasa, mengeluarkan..zakat dan melakukan ibadah haji. Kemudian kami menerima dan beriman kepadanya”.

 

Hijrah Yang Kedua Dan Pemboikotan Terhadap Nabi.

Setelah orang-orang yang berhijrah ke Ethiopia kembali ke Makkah, maka Hamzah paman Nabi Muhammad saw. dan Umar bin Alkhotthob yang terkenal sadis itu masuk agama Islam. Jumlah orang Islam kala itu hanya 40 orang peria dan 11 wanita. Orangorang Islam merasa bangga dengan ke Islam-an Umar, dan mereka semakin tersebar ke berbagai kabilah, sehingga orang-orang Quraisy hawatir akan akibatnya, lebih lebih agama Islam telah mulai memikat hati dan menarik perhatian orang-orang yang terkenal kuat seperti Hamzah dan Umar. Karena itu orang-orang musyrik Quraisy merencanakan membunuh Nabi saw. dengan cara memboikotnya dan semua keluarganya dari Bani Hasyim di Makkah. Mereka orang orang Quraisy mencegah segala bahan makanan agar tidak sampai kepada Bani Hasyim kecuali jika mereka mau menyerahkan Nabi saw untuk dibunuh. Orang orang Quraisy menuliskan surat perintah kepada semua manusia agar melakukan pemboikotan terhadap Nabi.dan semua keluarganya dari Bani Hasyim, dan surat itu mereka gantungkan di atas dinding Ka’bah. Hal ini terjadi pada tahun ke tujuh. Karena keadaan semacam itu telah dirasakan berat oleh kaum muslimin, maka Nabi saw. memerintahkan mereka untuk hijrah ke Ethiopia. Akhirnya,berhyrahlah ke sana sebanyak 83 orang lelaki dan 17 orang wanita, kemudian mereka bertemu dengan rombongan orang-orang Islam dari Yaman, yaitu rombongan Abu Musa Al Asy’ari. Hyrah ke Ethopia kali ini merupakan hijrah yang ke dua

 

Perjanjian Batal dan Nabi bebas dari Pemboikotan.

Nabi Muhammad saw. bersarha keluarga dan kaumnya hidup dalam pemboikotan selama kurang lebih tiga tahun, bahan-bahan makanan tidak dapat sampai kepada mereka, kecuali dengan cara sembunyi sembunyi, sehingga merekamakan daun pohon. Akhirnya surat perintah pemboikotan yang igantungkan pada Ka’bah tersebut dimakan rayap, kemudian dirobekyobek oleh pentolanpentolan Quraisy sendiri. Dengan demikian Nabi saw. bersama keluarganya pada tahun ke sepuluh, bebas dari pemboikotan yang amat mencekik ini.

 

Hijrah Ke Thoif.

Abu Tholib, paman Nabi saw telah memelihara, membela dan melindungi Nabi Muhammad saw. dari penindasan orang-orang musyrik Quraisy, dengan segala kekuatan d ketabahan hati yang dimilikinya, hanya saja dia tidak menyatakan iman dengan tegas terhadap seruan Nabi Muhammad saw. demi menghindari cemoohan kaumnya. Kemudian pada tahun ke sepuluh dia meninggal dunia dalam usia 87 tahun. Dengan meninggalnya Abu Tholib, maka penyiksaan dan penganiayaan orang-orang Quraisy kepada Nabi saw. semakin menjadi-jadi. Karena itu kemudian beliau berhijrah ke Thaif, mencari sekelompok orang yang mau melindunginya dari penindasan orang-orang yang bodoh. Beliau pergi ke Thaif ini ditemani oleh Zaid bin Haritsah dan menetap di sana selama satu bulan, mengajak Bani Thaif agar membelanya melawan orang-orang Quraisy, tetapi mereka tidak mengindahkan seruannya, bahkan mereka menyakiti dan melempari Nabi saw. dengan batu-batu sehingga tumitnya berdarah. Lalu beliau kembali ke Makkah, sedangkan maksudnya belum berhasil dan beliau tidak mendapatkan perlindungan. Ketika beliau sampai di Nakhlah, sebuah desa terletak antara Makkah dan Thaif, beliau berhenti di tempat ini dan mengutus seseorang menghadap kepada Al-Muth’im bin ‘Adiy, untuk meminta perlindungan, agar beliau bisa menyampaikan risalah Tuhannya, kemudian Al-Muth’im melindunginya sampai beliau memasuki Makkah dengan selamat dan tenang atas bantuan Al-Muth’im.

 

Tokoh-Tokoh Quraisy Yang Banyak Menyakiti Nabi saw.

Orang-orang Quraisy anang getol menyakiti dan menganiaya Nabi Muhammad saw. “ialah :

 

  1. Abu Lahab bin Abdil ‘Uzza bin Abdul Muttholib, paman Nabi sendiri.
  2. Amar bin Hisyam.
  3. Hakam Ibnul ‘Ash.
  4. Al-Walid bin ‘Utbah.

5, Abul Bukhturi bin Hisyam.

  1. Utbah bin Rabi’ah.
  2. Syaibah bin Rabi’ah.

 

Adapun mereka yang biasa engganggu orang-orang yang memeluk agama Islam, diantaran ialah :

  1. ‘Ash bin Wail Assahmi.
  2. Aswab bin Abd Yaghuts Az-Z ri.
  3. Aswad bin Muttholib Al-Asadi.
  4. Walid bin Mughiroh.
  5. Nadar bin Harits.

 

 

 

 

RINGKASAN

PELAJARAN KE V

 

Bangsa Arab sebelum Nabi Muhammad saw diutus menjadi rosul, dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama ialah golongan yang mendapat penerangan atau hidayah. Kedua golongan yang menyembah berhala dan Ketiga adalah golongan yang tetap dalam keadaan fitrah. Nabi Muhammad saw sebelum diutus menjadi Rosul senang melakukan meditasi, beribadah di Gua Hira’. Ketika beliau mencapai usia empat puluh tahun, maka diutus oleh Allah untuk memberi petunjuk ke jalan yang lurus kepada umat manusia sejagad ini.

 

Setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi seorang Rosul, maka pertama kali beliau mengajak kepada sanak kerabat dan kaumnya memeluk agama Islam, agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Di antara mereka ada sebagaian kecil yang beriman, dan beliau senantiasa mengahadapi siksaan dari orang-orang yang tidak mau beriman kepadanya, bahkan beliau diancam akan dibunuh, dan diboikot bersama keluarganya. Akhirnya para pengikut Nabi Muhammad saw berhijrah ke Ethiopia sebanyak dua kali, dan beliau sendiri berhijrah ke Thoif, tetapi beliau kemudian kembali lagi ke Makkah dengan perlindungan Muth’im bin ‘Adiyy, karena penduduk Thaif menyakitinya.

 

PERTANYAAN

(Pelajaran ke V)

 

  1. Bagaimanakah keadaan bangsa Arab sebelum Nabi Muhammad saw diutus menjadi Rosul ?
  2. Bagaimana keadaan Nabi Muhammad saw sebelum diutus menjadi Rosul ?
  3. Kapan Nabi Muhammad diutus menjadi Rasulullah ?
  4. Apa perkataan Waroqoh bin Naufal kepada Khodijah ?
  5. Dengan apa Nabi Muhammad saw diutus menjadi Rosul ?
  6. Siapakah orang yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammas saw ? Jelaskan secara terperinci.
  7. Apa yang menimpa kepada Nabi Muhammad saw akibat dari dakwahnya ?
  8. Apa yang terjadi antara Nabi Muhammad saw dan Utbah bin Rabi’ah ? dan bagaimana kesudahannya ?
  9. Kapan hijrah yang pertama terjadi ?
  10. Berapa lama Nabi Muhammad bersama keluarganya berada dalam pemboikotan orang-orang musyrik Quraisy ?
  11. Untuk apa Nabi Muhammad saw berhijrah ke Thaif dan apa yang dialaminya ?

 

 

 

 

Nabi Keluar Menghadap Bebera Kabilah

Nabi Muhammad saw tiada berputus asa dalam menyeru orang-orang Quraisy untuk memeluk agam Islam yang jelas ini, biarpun mereka merintanginya. Akhirnya pada tahun ke sebelas beliau memutuskan keluar pada musim haji dan menjuruskan dakwahnya kepada kabilah-kabilah yang berdatangan dari seluruh penjuru Arab itu, untuk mengikuti agama Islam. Diantara mereka ada yang menerima seruan Nabi Muhammad saw dan ada pula yang tidak menerimanya.

 

Agama Islam Tersebar Di Madinah.

Diantara orang-orang yang menerima seruan Nabi Muhammad saw pada musim haji itu ialah enam orang Arab dari Yatsrib ( Madinah ). Karena mereka inilah akhirnya Islam tersebar di Madinah. Kemudian pada tahun berikutnya, yaitu pada tahun kedua belas Kenabian, ada dua belas orang Madinah datang menghadap kepada Nabi Muhammad saw dan menyatakan iman kepadanya. Lalu mereka kembali ke Madinah dan menyebarkan Islam di sana sehingga tidak ada satupun rumah-rumah di Madinah yang penghuninya tidak menyebut-nyebut Nabi Muhammad saw. Kemudian pada tahun ke tiga belas, ada sebanyak 70 orang pria dan dua wanita dari Madinah, datang kepada Nabi Muhammad saw untuk menyatakan masuk Islam. Dengan demikian agama Islam semakin berkibar di Madinah.

 

Hijrah Ke Madinah.

Setelah beliau merasakan, bahwa ancaman dan penindasan bangsa Quraisy semakin memuncak, sedangkan di Madinah mulai nampak tanda-tanda bahwa penyebaran Islam di sana lebih memberikan harapan, maka beliau menganggap perlu untuk berhijrah ke kota ini dan berangkatlah mereka secara rahasia.

 

Ketika orang Quraisy mengetahui rencana Nabi Muhammad saw ini, maka mereka sepakat hendak membunuhnya. Beliau lalu keluar dari kota Makkah secara diam-diam dan di temani oleh Abu Bakar, mereka berdua bersembunyi di sebuah Gua di bukit Tsaur, sebelah selatan Makkah, pada sore hari Kamis, awal bulan Rabiul Awwal. Orang-orang Quraisy terkena tipu muslihat Nabi Muhammad saw sehingga mereka tidak dapat mengetahui jejak beliau dan Abu Bakar. Setelah tiga hari berada di Gua Tsaur, lalu mereka berdua keluar dan berjalan dengan dikawal oleh Abdullah bin Uraigodz Al-Laitsiy, sehingga mereka sampai di Quba’ pada hari senin, tanggal 12 Rabiul Awwal.

 

Khutbah Pertama Kali Dalam Islam

Rasulullah saw tinggal di Quba’ beberapa hari lamanya, dan pada waktu itulah beliau mendirikan masjid Wuba’ yang sangat terkenal itu. Kemudian beliau singgah di pedalaman lembah Salum, melakukan sholat di sana dan berkhutbah di hadapan para sahabatnya. Khutbah ini merupakan khutbah yang pertama kali terjadi dalam Islam. Setelah itu beliau masuk ke kota Yatsrib (Madinah ) dan disambut oleh kaum muslimin setempat serta mereka siap memberi perlindungan kepadanya.

 

Persekongkolan Orang Yahudi

Ketika orang-orang Yahudi menyaksikan sendiri, betapa pesat perkembangan dan kekokohan agama Islam di Madinah, maka bulatlah tekad mereka untuk memerangi kaum muslimin, hanya karena dendam dan iri hati. Orang-orang Yahudi dalam usahanya merintangi kaum muslimin ini dengan cara bersekongkol atau berkomplot dengan orang-orang munafiqin yang ditokohi oleh Abdullah bin Ubayyi bin Salul. Kendatipun demikian, kaum muslimin tetap berlaku baik terhadap mereka, kemudian dibuat suatu per-janjian antara Nabi Muhammad saw dan orang-orang Yahudi, agar mereka menghentikan penganiayaan dan permusuhannya terhadap Nabi Muhammad saw.

 

Kewajiban Jihad.

Nabi Muhammad saw selama tiga belas tahun telah dengan sabar dan tekun menyeru sekalian manusia pada agama yang benar dengan tanpa menggunakan cara paksaan, biarpun beliau dalam penindasan orang-orang yang tidak menyukainya. Akhirnya beliau dengan sangat terpaksa mengangkat pedang untuk membela diri dan menjamin kelancaran dakwa Islam dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak menganutnya ( Sebagaimana orang-orang Eropa melindungi para missionaris dengan segala peralatan, baik armada laut maupun udara ). Kemudian diwajibkanlah jihad kepada kaum muslimin demi melindungi agama Islam dari tindakan orang-orang yang keterlaluan dalam menumpas dan menindas agama Ini.

 

Pasukan Pertama Dalam Islam

Pasukan Islam yang pertama adalah sebuah Sariyyah yang dikirim pada tahun pertama Hijriyah, dibawah pimpinan paman Nabi Muhammad saw bemama Hamzah, untuk menghadapi orangorang Quraisy pimpinan Abu Jahal, musuh bebuyutan kaum muslimin, Mereka ini dalam sebuah rombongan yang terdiri dari tiga ratus orang, dengan membawa harta benda dari Syam ( Siriya ). Nabi Muhammad melakukan penghadangan ini hanya bermaksud melemahkan kekuatan mereka, sebagai imbalan perbuatan mereka yang menghalangi umat Islam mengerjakan Haji ke Makkah. Jumlah personal pasukan Sariyyah ini hanya tigapuluh orang, tetapi peperangan kali ini tidak jadi pecah, karena di halangi oleh Majdi bin Umar Al-Juhaniy. Kemudian menyusul sesudah itu beberapa Sariyyah untuk memerangi orang-orang musyrik Quraisy yang kurang lebih jumlahnya tgapuluh lima kali.

 

Perang Yang Pertama Dalam Islam.

Perang yang pertama kali terjadi dalam Islam yaitu perang yang pecah pada tahun pertama Hijriyyah antara Sariyyah yang dipimpin oleh Ubaidah bin al-Harits bin Muttholib bin Abdi Manaf dan rombongan Quraisy yang dipimpin oleh abu Sufyan bin Hareb Al-Umawiy, Dalam pertempuran ini orang-orang Quraisy dapat dipukul mundur dan mereka lari tunggang langgang.

 

Pasukan Pertama Yang Dipimpin Nabi saw.

Pasukan pertama yang dipimpin oleh Nabi Muhammad saw adalah pasukan yang bergerak pada tahun kedua Hijriyyah, untuk memerangi penduduk Waddan ( sebuah desa sebelah selatan Madinah ) dan Bani Diomroh. Sebab sebab peperangan ini ialah karena mereka merusak perjanjian genjatan senjata yang telah rnereka sepakati dengan pihak kaum muslimin. Jumlah tentara islam dalam peperangan ini enampuluh orang, tetapi perang ini tidak jadi pecah, karena mereka mengajukan damai dengan Nabi Muhammad saw lagi. Setelah itu menyusul beberapa pertempuran melawan orang-orang musyrik Quraisy yang jumlahnya sebanyak 27 kali, dan kemenangan dalam semua perang, ada difihak barisan kaum muslimin, kecuali perang Uhud dan permulaan perang Hunaian.

 

Perbedaan Sariyyah Dan Ghozwah.

Sariyyah adalah peperangan yang diwakilkan rasulullah saw memimpinnya kepada seorang sahabatnya, karena beliau tidak ikut. Ghozwah ialah peperangan yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw.

 

Istilah ini istilah biasa. Kadang-kadang menyimpang dari biasa, Sariyyah itu bisa disebut Ghozwah, seperti Ghozwah Mu’tah, padahal Nabi Muhammad saw tidak ikut dalam peperangan itu.

 

Urut-urutan Perang Yang Dihadapi Nabi saw.

Ghozwah dalam Islam sebagaimana diterangkan diatas terjadi sampai dua puluh tujuh kali, yang urut-urutannya sebagai berikut :

  1. Perang Waddan ” sebuah desa di Abwa’ “.
  2. Perang Buwwat, dikawasan Ridiwa.
  3. Perang Al-Usyairoh.
  4. Perang Badar Pertama.
  5. Perang Badar Kedua yang banyak menjatuhkan korban dikalangan orang musyrik Quraisy.
  6. Perang Bani Sulaim.
  7. Perang As-Suwaiq.
  8. Perang Ghothfan.
  9. Perang Dzi Amer.
  10. Perang Najran di Hejaz..
  11. Perang Uhudg
  12. Perang Hamroul Asad.
  13. Perang Bani Nadzir.

14, Perang Dzatir Riga

  1. Perang Daumatul Jandal.
  2. Perang Khondaq.
  3. Perang Bani Quraidzah

18 Perang Bani Lihyan dari suku Hudzati

19 Perang Dri Oird

20 Perang Bani Mushtholiq,

21 Perang Al Hudaibiyyah

22, Perang Khoibar,

23 ‘Umrotul qodlo’

  1. Perang penaklukan kota Makkah.
  2. Perang Hunain.
  3. Perang Thoif.
  4. Perang Tabuk.

 

Beberapa Peperangan

Yang Nabi saw terlibat Di Dalamnya Secara Aktif.

 

Beberapa peperangan yang Nabi Muhammad saw terlibat di dalamnya secara aktif ialah sembilan perang, yaitu :

 

  1. Perang Badar ( dua kali )
  2. Perang Uhud.
  3. Perang Khondaq.
  4. Perang Quraidzah.
  5. Perang Al-Mushtholig.
  6. Perang Khoibar.
  7. Perang Hunain.
  8. Perang At Thaif.

 

RINGKASAN

PELAJARAN KE VI.

 

Nabi Muhammad saw mulai mendatangi pekan-pekan raya orang Arab atau masa-masa pertemuan mereka untuk menyebarkan Islam. Ternyata banyak di antara mereka beriman dan menerima seruannya, yang antara lain orang-orang dari Madinah. Dalam perkembangannya ternyata orang-orang dari Madinah inilah yang menjadi sebab tersiarnya Islam di sana. Kemudian tekanan dan ancaman Orang-orang musyrik Quraisy memaksanya berhijrah ke Madinah, dan penduduknya melindungi dan menglongnya, Oleh karena orang-orang musyrik Quraisy terus memburunya, maka beliau terpaksa mengangkat senjata demi melindungi kelancaran dakwah.

 

Nabi Muhammad saw menyiapkan beberapa sariyyah, dan beliau memimpin sendiri beberapa pertempuran. Jumlah Sariyyah Nabi saw sebanyak 35, sedangkan jumlah peperangannya 27 kali, yang sempat terjadi pertempuran hanya 9 kali. Pasukan yang pertama kali disusun adalah sariyyah Hamzah bin Abdul Muttholib, dan sariyyah yang pertama kali terlibat dalam pertempuran adalah sariyyah “Ubaidah bin Al-Harits dengan orang musyrik Quraisy, sedangkan pasukan yang pertama kali dipimpin Oleh Nabi Muhammad saw adalah pasukan perang Waddan, untuk memerangi bani Shokher.

 

PERTANYAAN

( Pelajaran Ke VI )

 

  1. Untuk apa Nabi Muhammad saw mendatangi pekan-pekan raya atau masa-masa pertemuan orang Arab ?
  2. Bagaimanakah Islam bisa tersinar di Madinah ?
  3. Kapan Nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah ?
  4. Apa sebab-sebab Nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah ?
  5. Untuk apa jihad difardlukan dalam Islam ?
  6. Pasukan apa yang pertama dalam Islam ?
  7. Berapakah jumlah sariyyah dalam Islam ?

8 Apa perbedaan antara sariyyah dan Ghozwah ?

  1. Pasukan apa yang pertama dikomando oleh rosulullah saw dan untuk apa ?

10, Sebutkan beberapa perang ( Ghozwah ) !

11, Terangkan peperangan-peperangan yang Nabi Muhammad saw terlibat bertempur didalamnya ?

 



 

Perang Badar Yang Luar Biasa.

Perang Badar Al-kubro terjadi pada 17 Ramadlon tahun kedua Hijriyyah, antara pasukan Islam yang jumlah personelnya sebanyak 313 dan pasukan musyrikin Quraisy yang berjumlah 1.000 orang. Peperangan Badar ini benar-benar seru dan merupakan penentuan antara Hag dan Bathil, dan orang-orang Islam dalam perang ini keluar sebagai pemenang. Mereka berhasil menawan 70 orang dan membunuh sebanyak 70 pembesar Quraisy. Adapun tentara-tentara Islam yang terbunuh sebanyak 14 orang. Badar adalah nama sebuah desa di antara Makkah dan Madinah, dan peperangan terjadi di dekat desa tersebut.

 

Penebusan Tawanan Dengan Jasa Mengajar.

Peradaban Islam pada periodenya yang pertama telah mengukirkan sumbangan-sumbangan yang mengagumkan yang belum pernah di berikan oleh peradaban Eropa, meskipun pada abad ke duapuluh sekarang ini. Sumbangan tersebut berupa pemberian kesempatan kepada para tawanan perang untuk menebus diri dengan sejumlah harta bagi tawanan yang kaya, dan bagi yang tidak memiliki harta maka tawanan itu harus mengajari membaca dan menulis kepada anak-anak yang beragama Islam di Madinah. Setiap tawanan mengajar sepuluh anak. Itulah sumbangan baik peradaban Arab Islam untuk kemanusiaan. Apakah peradaban Barat sampai detik ini sudah mencapai ketingkat itu ?

 

Perang Ghothfan. Perang Ghothfan yang terjadi pada tahun ke tiga Hijriyyah ini sebenarnya bukanlah termasuk perang yang terpenting, tetapi kami sebutkan di sini mengingat dalam perang ini terdapat suatu peristiwa yang penting. Pada suatu ketika, ada sejumlah 450 Orang Bani Tsa’llabah dan Muharib keluar di bawah komando Du’tsur bin Al-Harits Al-Muharibi dengan maksud hendak menyerang Madinah. Kemudian Nabi Muhammad saw keluar menyambut mereka, lalu mereka lari ke gunung-gunung. Dalam peristiwa Ghothfan ini ada kejadian yang menimpa diri Nabi Muhammad saw, yaitu : Nabi Muhammad saw disela-sela pertempuran, melepas bajunya untuk dijemur karena basah, lalu beliau bernaung dan bersandar pada sebuah pohon, tiba-tiba datanglah Du’tsur hendak membunuh Nabi Muhammad saw. Dia mendekat kepada beliau dan berkata : Siapa yang dapat melindungimu dari aku hai Muhammad ! Beliau menjawab : Allah Taala . Mendengar jawaban Nabi saw tesebut, silaki-laki itu mendadak gemetar ketakutan sehingga pedang yang dipegangnya jatuh, dan diambillah pedang itu oleh Nabi Muhammad saw seraya bertanya kepada silaki-laki itu : Siapa yang membelamu sekarang ?, dia menjawab : Tak seorangpun yang membelaku Nabi Muhammad saw kemudian memaafkannya, dan diapun masuk Islam, lalu kembali kepada kaumnya dan mengajak mereka masuk agama Islam. Demikianlah ahlak Nabi Muhammad saw yang diutus untuk menyempumakan ahlak manusia.

 

Perang Uhud.

Perang Uhud merupakan perang yang penting dalam sejarah Islam. Pada permulaan pertempuran, orang Isalam beroleh kemenangan, tetapi mereka kemudian menderita kekalahan , karena melakukan kesalahan berupa tidak mematuhi komando yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. Berikut ini kami ceritakan perjalanan perang Uhud ini.

 

Orang-orang Musyrik Quraisy berusaha untuk menebus kekalahannya dalam perang Badar yang banyak menewaskan tokohtokoh mereka. Mereka kaum musyrrikin Quraisy sangat khawatir terhadap orang-orang Arab Islam, karena itu mereka memobilisasi tiga ribu personil pasukan tempur untuk menghadapi kaum muslimin. Sedangkan Nabi Muhammad saw menyiapkan seribu personel untuk menghadapi tentara Quraisy, tetapi di tengah perjalanan hanya tinggal tujuh ratus personel, karena yang tiga ratus orang yang terdiri dari orang-orang munafik pimpinan Abdullah bin Ubayyi mengundurkan diri dan kembali pulang.

 

Ketika dua golongan iri berhadapan di dekat bukit Uhud, maka Nabi Muhammad saw mengatur strategi. Beliau menempatkan limapuluh orang pemanah yang terpintar di satu tempat untuk tetap mempertahankan pos utamanya, biarpun kaum muslimin menang atau kalah. Setelah itu dua golongan dari Arab Musyrik Quraisy dan kaum muslimin bertemu dan pertempuran mulai berkobar. Orang-orang Arab Islam pada mulanya mendapatkan kemenangan, kemudian mereka meninggalkan pos utamanya dan sibuk mengumpulkan harta rampasan, kecuali komandan pasukan pemanah, yaitu Abdullah bin Jubair.

 

Ketika orang-orang Arab musyrikin mengetahui bahwa pasukan muslimin telah meninggalkan posnya, maka mereka langsung kembali melakukan penyerangan terhadap kaum muslimin dan berhasil mematahkan mereka, sedangkan Nabi Muhammad saw dan tokoh-tokoh sahabat masih tetap di posisinya. Nabi Muhammad saw dalam pertempurannya kali ini mendapat luka di wajah dan keningnya serta satu gigi beliau pecah, begitu pula para tokoh sahabat beliau.

 

Dalam peperangan ini dari kaum muslimin telah gugur sebagai martier syuhada sebanyak 70 orang, diantaranya adalah Hamzah paman Nabi saw sendiri, sedangkan korban yang jatuh dari orang musyrik Quraisy sebanyak 30 orang. Uhud adalah nama sebuah bukit yang terletak di sebelah utara kota Madinah.

 

Perang Khondaq ( Ahzab )

 

Perang Khondaq atau disebut juga perang Ahzab terjadi pada tahun ke lima Hijriyyah, ia adalah pertempuran yang amat penting, karena dalam pertempuran ini orang musryrik Quraisy berkoalisasi dengan orang-orang Yahudi, sehingga jumlah personel pasukan mereka mencapai 10.000 orang di bawah komando Abu Sofyan bin Alharb salah seorang pemuka Arab, Tujuan mereka adalah menyerang dan membasmi orang-orang Arab Islam. Kaum muslimin dalam menghadapi pasukan koalisasi ini mengambil posisi membela dan mempertahankan diri dengan membuat galian di sekeliling kota Madinah atas inisiatif Salman Alfarisi. Kaum Muslimin selama limabelas hari berada dalam kepungan, sehingga mereka benar-benar merasakan kesulitan, mereka semakin sedih karena munculnya orang-orang munafiq dan penghianatan orang-orang Yahudi bani Muraidzoh terhadap perjanjian yang telah mereka sepakati dengan Nabi Muhammad saw. Akhirnya Allah menurunkan angin badai yang sangat dahsat dan memporak porandakan pasukan Quraisy dan sekutu-sekutunya yang mengepung kaum muslimin. Dengan angin itu Allah telah membebaskan penderitaan kaum muslimin yang terkepung selama limabelas hari, dan orang orang Islam beroleh kemenangan tanpa berperang.

 

Sesudah perang Ahzab ini, Nabi Muhammad saw memerangi Yahudi Bani Quraidzoh ( akibat mereka melanggar perjanjian dengan Nabi saw ). Tokoh-tokoh mereka dengan putusan Sa’id bin Muadz, banyak yang telah dibunuh, kemudian mereka yang berjumlah kurang lebih enam ratus orang dicampakkan ke dalam lobang yang memang telah dibuat untuk mereka di Madinah,

 

 

 

 

 

 

 

Perang Khoibar,

Perang Khoibar terjadi pada tahun ke tujuh Hijriyyah. Khoibar adalah nama sebuah kota yang penduduknya beragama Yahudi yang telah menggerakkan beberapa kelompok semasa perang Khohdag, mereka telah berkoalosi dengan kelompokkelompok tersebut melakukan pengepungan kota Madinah. Kemudian mereka diperangi oleh nabi Muhammad saw dengan seribu enam ratur tentara dan mengepungnya selama enam hari, sehingga mereka dapat ditaklukkan oleh nabi saw pada tahun ke tujuh. Ali bin Abi Tholib dalam perang ini telah mendapatkan ujian yang baik.

 

Perang Mu’tah.

Perang Mutah terjadi pada tahun ke delapan Hijriyyah, pertempuran ini dalam sejarah Islam disebut sebagai Ghozwah, tetapi sebenarnya adalah Sariyyah. Pertempuran Mutah ini kita sebutkan disini dan kita masukkan dalam Ghozwah, karena ada pesan-pesan penting dari nabi Muhammad saw kepada para prajurit.

Dalam pertempuran ini nabi Muhammad saw menyiapkan tiga ribu personel pasukan tempur di bawa komando Zaid bin Haritsah untuk menghadapi penguasa bushro yang berdekatan dengan Jerusalem,. karena dia telah melakukan pembunuhan terhadap utusan nabi Muhammad saw. Beliau telah menyampaikan pesan-pesan berharga kepada para prajurit. Pesan-pesan ini patut menjadi suatu pelajaran bagi para ahli militer masa sekarang. Adapun pesan-pesan tersebut ialah

 

” Kamu sekalian hai prajurit-prajurit Islam ! akan mendapati orang-orang yang memperlindungkan dirinya di gereja-gereja atau sinagog-sinagog, maka janganlah kamu menyerang mereka. Janganlah kalian membunuh kaum wanita, anak-anak, orang-orang tua dan janganlah kalian menebang pohon “

 

Ketika tentara Islam sampai ditempat yang bernama Mutah, kawasan Balqo’ Siriya, mereka berhadapan dengan pasukan besar yang berjumlah sekitar dua ratus ribu personel yang terdiri dari Arab kafir dan orang-orang Romawi. Perang yang tidak seimbang itu akhirnya pecah, mereka saling menyerang, sehingga Zaid bin Haritsah komandan pasukan Islam gugur. Kemudia Ja’far bin Abi Tholib segera mengambil alih kepemimpinan dan mengambil bendera lalu menyerang lawan, hingga tangan kanannya putus terkena sabetan pedang lawan, bendera lalu jatuh dan dia ambil kembali dengan tangan kirinya tetapi putus pula tangan kirinya, kemudian didekapnya bendera itu sampai akhirnya dia tewas terbunuh oleh lawan. Bendera kemudian diambil oleh Abdullah bin Rowah, tetapi nasibnya sama dengan dua sahabatnya, diapun tewas. Akhirnya bendera itu diambil oleh Kholid bin Al-Walid, dan dia berhasil menyelamatkan pasukan Islam dengan taktik perangnya yang sangat jitu, sehingga tentara-tentara Islam diajaknya mundur dengan teratur.

 

 

RINGKASAN PELAJARAN KE VII.

 

Di antara peperangan yang sangat penting dalam permulaan sejarah Islam adalah :

 

  1. Perang Badar Kubro, karena dalam perang ini kaum muslimin memperoleh kemenangan telak.

 

Diantara kebaikan Islam dalam perang ini adalah keputusan nabi Muhammad saw tentang penebusan tawanan hanya dengan imbalan jasa mengajar. Sedangkan kebaikan budi nabi Muhammad saw dalam perang Ghothfan adalah sikapnya yang membiarkan orang yang akan membunuhnya.

 

  1. Perang Uhud, dalam perang ini kaum muslimin pada mulanya memperoleh kemenangan, tetapi kemenangan itu kemudian berbalik menjadi kekalahan, karena kelengahan yang dilakukan oleh pasukan-pasukan pemanah.

 

  1. Perang Khondaq/Akhzab, dalam perang ini orang-orang musyrik Ourais berkoalisasi dengan orang-orang Yahudi, tetapi mereka tidak dapat menyerang Madinah, karena tertahan Oleh parit dan angin badai.

 

  1. Perang Khoibar, dalam perang ini Ali bin Abi Tholib mendapatkan ujian baik, dan kaum muslimin memperoleh kemenangan.

 

Diantara pesan-pesan penting nabi Muhammad saw adalah pesan beliau kepada pasukan perang Mu’tah, yaitu beliau melarang pasukan membunuh pendeta-pendeta, kaum wanita, anak-anak kecil, orang-orang usia lanjut dan melarang menebang pohon-pohon.

 

 

 

PERTANYAAN

( Pelajaran Ke VII )

 

  1. Kapankah perang Badar Kubro terjadi ?
  2. Berapa jumlah orang-orang yang gugur dalam perang ini,baikdai kalangan kaum Muslimin maupun dari kalangan orang musyrik Quraisy ?
  3. Kebaikan apa yang pertama kali disumbangkan oleh Islam kepada kemanusiaan dalam hal tawanan perang ?
  4. Apa yang terjadi pada diri nabi Muhammad saw dalam perang Gothfan ?
  5. Kesalahan apa yang dilakukan pasukan Islam ketika dalam perang Uhud ?
  6. Apa sebabnya perang khandaq disebut juga perang Akhzab ?
  7. Siapakah yang mempunyai inisiatif membuat galian di sekeliling Madinah ketika perang Khondaq ?
  8. kapan perang Khoibar terjadi ? Dan siapa yang mendapat ujian baik dalam perang ini ?
  9. Apa pesan-pesan nabi saw kepada pasukan Mu’tah ?

 

 

 

 

Perdamaian Hudaibiyyah.

Pada tahun ke enam Hijriyyah nabi Muhammad saw bersama rombongan yang terdiri dari seribu lima ratus orang keluar menuju Makkah, dengan maksud hendak mengerjakan umroh. Karena itu mereka tidak membawa peralatan perang, kecuali pedang dalam sarungnya, sekedar untuk penjaga dan membela diri di sepanjang jalan.

 

Ketika Nabi Muhammad saw bersama rombongannya sampai di ” Hudaibiyyah “, sebuah sumur dekat kota Makkah, bertemu dengan barisan kaum Quraisy yang sudah siap siaga untuk menghambat kaum muslimin memasuki Makkah. Pertemuan antara dua belah fihak dapat dihindarkan, karena dua belah fihak telah sepakat mengadakan perjanjian yang mereka namakan Perjanjian Al-Hudaibiyyah.

 

Setelah kaum muslimin berada di Hudaibiyyah beberapa hari, kemudian mereka memutuskan kembali ke Madinah.

 

Pengiriman Delegasi Kepada Para Raja.

Usai perjanjian Hudaibiyyah, Nabi Muhammad saw membuat sebuah cincin yang bertuliskan.   Kemudian beliau mengirimkan surat-surat seruan untuk masuk Islam kepada raja-raja se zamannya yang dibawah oleh para delegasi yang ahli dan berpengalaman. Beliau memilih Dihyah bin Hulaifah Al-Kalabi sebagai utusan untuk menghadap kepada Kaisar Romawi,Syuja’ bin Wahab menghadap kepada Al-Munzir bin AlHarits penguasa Damaskus, Khotib bin abi Baltaah untuk menghadap kepada Mugaugis penguasa mesir, Abdullah bin Hudzaifah As-Sahmi ke Kisra raja Persi, Umar bin Umaiyyah AdDlomiri untuk menghadap kepada Negus raja Ethipia, ‘ala’ bin AlHadiromi kepada Al-Munzir bin Sawi raja Bahrain, juga kepada Ja’far dan Abdu bani Jalandah yang keduanya adalah raja Oman, dan juga kepada Hamzah bin Ali A-Yamanah. Tak seorangpun dari mereka yang di kirimi surat oleh Nabi Muhammad saw tersebut memeluk agama Islam kecuali raja Bahrain dan kedua raja Oman.

 

Sambutan Para Raja Terhadap Delegasi-Delegasi Nabi.

Sambutan para raja dan penguasa-penguasa yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad saw itu berbeda-beda sesuai dengan tabiat mereka. Raja persi telah merobek-robek surat dan mencaci maki delegasi nabi saw. Kaisar Romawi menyambut utusan Nabi saw dengan sambutan yang menyenangkan. Muqauais raja Mesir membalas mengirim hadiah dan seorang budak perempuan bernama Mariyyah, yang kemudian dimerdekakan dan diperistri oleh Nabi Muhammad saw dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ibrahim. Sedangkan Al-Mundzir Al-Ghossani penguasa Damaskus membunuh utusan Nabi Muhammad saw.

 

 

Penaklukan Kota Makkah.

Pada tahun ke delapan Hijriyyah, orang-orang musyrik Quraisy telah melanggar pokok-pokok perjanjan Al-Hudaibiyyah yang telah mereka sepakati bersama dengan kaum muslimin, yaitu mereka telah membantu sekutu-sekutunya Bani Bakar yang sedang bertempur dengan Bani Huza’ah sekutu Nabi saw. Setelah nyatanyata kaum Quraisy melanggar perjanjian, maka Nabi Muhammad saw menyiapkan sepuluh ribu pejuang untuk bergerak menuju kota Makkah. Dalam pada itu Nabi Muhammad saw mengirim Kholid bin Al-Walid dengan satu pasukan, untuk memasuki kota Makkah dari arah atas dan beliau berpesan kepadanya, agar tidak melakukan penyerangan kecuali kepada orang-orang yang menyerangnya. Karena Kholid bin Al-Walid mendapat serangan dari komplotan beberapa kabilah, maka diapun membalas serangan mereka, dan berhasil mengalahkan mereka serta menewaskan tiga puluh delapan orang.

 

Nabi Muhammad saw sendiri memasuki kota Makkah dari arah bawah dan mengutus seorang juru bicara agar mengumumkan jaminan keamanan kepada penduduk Makkah, kecuali beberapa orang yang harus tetap dibunuh yang terdiri dari sebelas pria dan enam wanita, karena kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan sangat banyak.

 

Penghancuran Patung

Setelah beliau berhasil memasuki kota Makkah dengan kemenangan, maka beliau memerintahkan penghancuran patung-patung yang ada disekelilingnya Ka’bah yang jumlahnya sekitar 360. Beliau memerintahkan kepada semua tentara agar menghancurkan patung-patung pujaan masing-masing kabilah. Dengan perintah nabi Muhammad saw ini maka Kholid bin Al-Walid menghancurkan patung Al-Uza yaitu patung raksasa milik orang Quraisy. Amar bin Al-Ash menghancurkan patung Suwa’, yaitu patung besar milik suku Hudzail yang berada di tempat yang berjarak tiga mil dari Ka’bah dan saad bin Zaid menumbangkan patung Manat, yaitu patung pujaan milik suku Kalab dan Khuzaah yang ditempatkan di gunung Al-Musyallal.

 

Detik-detik Yang Penuh Rahmat.

Ada sesuatu yang perlu disebutkan disini peristtwa penaklukan kota Makkah ini, yaitu tentang kisah Abu Sufyan. Sebelum penaklukan Makkah terjadi, maka Abu Sufyan pembesar bangsa Quraisy telah aktif melakukan kegiatan mata-mata terhadap kegiatan pasukan Arab Islam, tetapi kemudian dia ditangkap oleh pengawal pasukan. Abu Sofyan adalah salah seorang Quraisy yang paling getol memusuhi Islam dan orang-orang Islam, meskipun demikian Nabi Muhammad saw memberikan pengampunan kepadanya dan akhirnya dia masuk Islam.

 

Kemudian Nabi Muhammad saw belum hendak membiarkan Abu Sofyan kembali ke Makkah sebelum dia menyaksikan balatentara Islam dengan mata kepalanya sendiri. Nabi Muhammad saw berkata kepada Abbas : ” Tahanlah Abu Sufyan pada saat pasukan berkuda lewat agar dia menyaksikan orang-orang Islam”. Lalu beberapa kabilah lewat dengan membawa bendera-benderanya masing-masing, dan Abu Sufyan memperhatikan terus sampai menyaksikan bendera kaum Anshor yang dibawa oleh pemimpinnya Saad bin ‘Ubadah. Saad bin “Ubadah ketika melewati Abu Sufyan menoleh kepadanya dan berkata : ” Hari ini adalah hari pertempuran, hari ini adalah hari pembebasan Ka’bah”. Abu Sufyan menjawab : Oh hari ini hari pertempuran, seraya bertepuk tangan sebagai pujian. Kemudian ketika Nabi Muhammad saw lewat didepannya, maka dia ( Abu Sufyan ) berkata kepada Nabi saw : Apakah engkau memerintahkan memerangi kaummu ? Beliau menjawab tidak. Lalu Abu Sufyan menyebutkan ucapan Saad bin ‘Ubadah kepada Nabi Muhammad saw. Kemudian jawab Nabi :

 

” Hari ini adalah hari kasih sayang, hari pengampunan, hari pemasangan kelambu (kiswah) Ka’bah dan pemuliaan Allah kepada orang Quraisy ” .

 

Setelah itu Nabi Muhammad saw mengambil bendera dari tangan Saad bin ‘Ubadah dan menyerahkannya kepada puteranya Mais bin Saad dan berpesan kepadanya agar dia tidak memerangi siapapun, kecuali kepada orang-orang yang memeranginya.

 

Tenanglah, Jangan Takut.

Ketika Nabi Muhammad saw memasuki kota Makkah bersama pasukan Islam, maka datanglah seorang laki-laki menghadap Nabi Muhammad saw. Dia ingin mengatakan sesuatu kepada Nabi saw, tetapi badannya mendadak gemetar karena merasa ketakutan. Kemudian Nabi Muhammad saw berkata kepadanya :

 

” Tenanglah, Jangan Takut, saya ini bukanlah seorang raja, Saya hanyalah putera seorang wanita Quraisy yang biasa memakan dendeng “

 

Kesetiaan Nabi saw Kepada Orang Anshor.

Pada waktu kota Makkah, tanah tumpah darah Nabi Muhammad saw berhasil ditaklukkan, maka orang-orang Anshor bertanya-tanya kepada sesamanya : Apakah kalian mengetahui, bahwa rasulullah saw akan tetap di Makkah ?. Beliau kemudian bertanya kepada mereka pa yang kalian bicarakan, Hai orangorang Anshor! ? mereka menjawab tidak ada apa-apa. Tetapi beliau masih terus bertanya kepada mereka, dan akhirnya mereka memberitahukan pula kepada Nabi Muhammad saw tentang apa yang mereka bicarakan. Lalu Nabi Muhammad saw berkata :

 

“Aku berlindung kepada Allah, Hidupku adalah hidupmu dan matiku adalah matimu pula “.

 

Nabi Muhammad saw lalu mengangkat ‘Utab bin Usaid sebagai amir Makkah. Dia adalah seorang pemuda berusia delapan belas tahun yang saleh dan tidak suka kemewahan dunia. ‘Utab bin Usaid inilah orang pertama kali menyelenggarakan Haji Islam. Demikianlah kesetia kawanan Nabi Muhammad saw kepada orang-orang Anshor.

 

Orang-orang Penting Yang Masuk Islam Pada Fathu Makkah.

Orang-orang penting yang menyatakan masuk Islam pada waktu penaklukan kota Makkah ialah

 

  1. Abu Sufyan bin Hareb.
  2. Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
  3. Abu Quhafah, ayah Abu Bakar.
  4. Abu Sufyan bin Al-Harits.

 

Perang Hunain.

Pada tahun ke delapan Hijriyyah, yaitu beberapa hari sesudah penaklukan kota Makkah, terjadilah perang Hunain. Dalam permulaan perang ini, orang-orang Arab Islam mengalami kekalahan, tetapi pada akhirnya mereka memperoleh kemenangan. (Perang Hunain ini merupakan peperangan kedua yang kaum muslimin mengalami kekalahan, sedangkan perang yang pertama yang kaum muslimin menderita kekalahan dalam perang itu adalah perang Uhud ).

 

Sebab-sebab terjadinya perang Hunai ini ialah, bahwa kabila Tsagif dan Hawazin membakar semangat orang-orang Arab agar menyerang Nabi Muhammad saw. Karena itu Nabi saw berangkat menghadapi dua kabilah pembangkang tersebut, sebelum beliau kembali dari penaklukan kota Makkah. Nabi Muhammad saw dalam perang ini membawa tentara sebanyak sepuluh ribu dari Madinah, dua ribu orang yang baru masuk Islam pada hari penaklukkan kota Makkah dan delapan puluh orang yang belum menyatakan Islam. Pasukan Nabi Muhammad saw dalam perang ini merupakan pasukan gabungan.

 

Orang-orang Islam dalam perang Hunain ini merasa bangga dengan jumlahnya yang sangat banyak, sehingga mereka meremehkan dan tidak memperdulikan atau memperhitungkan tipu muslihat lawan.

 

Ketika mereka bertemu dengan Nabi Muhammad saw, mereka lalu cepat-cepat bersembunyi di lekuk-lekuk bukit untuk mengawasi bala tentara kaum muslimin jika lewat melalui jalan sempit dibawahnya.

 

 

 

 

 

 

 

Waktu kaum muslimin melalui jalan sempit di lembah Hunain, tiba-tiba lawan menyergap dan menghujani mereka dengan panah panah yang tiada terhitung, sehingga mereka panik, bercerai berai dan mundur melarikan diri, tetapi Nabi Muhammad saw bersama dengan sekelompok kaum muslimin yang terdiri dari pemuka-pemuka sahabatnya masih tetap ditempatnya. Al-Abbas, paman Nabi saw menyeru dan memanggil kaum muslimin yang mundur melarikan diri agar tetap tabah dan bertahan. Setelah mereka mendengar seruan Al-Abbas tersebut, maka mereka berbalik dan berperang mati-matian, sehingga mereka dapat mematahkan pasukan lawan dan membunuh kurang lebih tujuh puluh orang serta menawan banyak orang. Adapun pasukan kaum muslimin yang gugur hanya empat orang.

 

Perang At-Thoif.

Pada sata perang Hunain, ada sekelompok orang musyrik Quraisy ( dibawah pimpinan Malik bin ‘Auf ) melarikan diri ke Thoif dan berlindung disana. Nabi Muhammad saw kemudian bergerak mengejar mereka sampai di Thoif, dan memblokade mereka selama sembilan hari dan melemparinya dengan batu yang diluncurkan dengan alat Manjanig. Senjata Manjaniq yang dipakai dalam perang ini merupakan Manjaniq yang pertama kali dalam Islam yang dibuat atas saran Salman Al-Farisi. Meskipun penduduk Thaif terkepung selama sembilan hari lamanya dan dilempari batu batu oleh kaum muslimin, tetapi mereka tetap gigih memberikan perlawanan, dan terus menghujani kaum muslimin dengan panah panah serta melukai banyak orang Isalam dan menewaskan dua belas orang. Akhirnya kaum muslimin memutuskan pulang dengan tanpa membawa banyak keuntungan. Kemudian selang beberapa waktu, mereka berdatangan untuk menghadap kepada Nabi Muhammad saw untuk menyatakan masuk Islam.

 

Perang Tabuk

Perang tabuk terjadi pada tahun ke sembilan Hijriyyah, tetapi dalam perang ini tidak sampai terjadi pertempuran. Kami sebutkan disini, karena ia merupakan perang yang memerlukan kerja sama, tolong menolong dan pengorbanan jiwa dan harta disaat orang-orang sedang mengalami kesulitan, tanah-tanah kering ronta dan airpun tiada tercurah.

 

Pada mulanya, ada berita yang sampai kepada Nabi Muhammad saw bahwa ribuan orang Roma plus pasukan besar telah berkumpul dan bersiap siaga penuh bersama Hercules di Syam ( Siriyah ) hendak menyerang orang orang Arab Islam. Dalam rangka menghadapi musuh besar ini Nabi Muhammad saw meminta kepada orang-orang Islam yang kaya agar membekali para tentara yang fakir.

 

Pendermahan Harta.

Setelah kaum muslimin mendengar seruan Nabi Muhammad saw di atas, maka dengan serta merta Usman bin Affan menyerahkan sepuluh ribu dinar, tiga ratus onta dan lima puluh kuda. Abu Bakar menyerahkan seluruh harta kekayaan yang dimilikinya yang senilai empat ribu dirham dan Umar bin Al-Khotthob menyerahkan separuh dari harta yang dimilikinya. Kemudian di ikuti oleh sebahagian para sahabat yang lain.

 

Pendermahan Harta Oleh Para Wanita.

Satu hal yang patut disebutkan disini dari peristiwa yang penting ini, bahwa istri-istri para sahabat Nabi Muhammad saw — Ridlwanullahi ‘Alaihinna -mencopoti perhiasan-perhiasan mereka untuk disumbangkan demi perjuangan Islam, dan mereka kirimkan kepada para pejuang.

 

Berangkat Ke Medan Perang.

Setelah Rasulullah saw selesai melakukan persiapan maka beliau berangkat menuju ke medan perang bersama dengan tentara yang berjumlah tiga puluh ribu orang. Ketika mereka sampai di Tabuk ( sebuah kota disebelah uitara jazirah Arab, yang terletak antara Madinah dan Palestina ) ternyata mereka tidak melihat pasukan lawan. Meskipun demikian Nabi Muhammad saw bersama pasukan Islam tetap berada di Tabuk dan menggelar pasukannya di sana sampai beberapa hari lamanya. Kemudian Johanes putra Roeyah, penguasa Ailah bersama penduduk Harba’ dan Miniya yang berada di tapal batas antara Arab dan Syam ( Siria ) mendatangi kaum muslimin untuk mengikat suatu perjanjian dengan Rasulullah saw, dan mereka menyatakan sanggup membayar upeti, lalu Rasulullah saw memberi jaminan keamanan kepada mereka.

 

Dengan demikian selesailah perang Tabuk. Peperangan ini merupakan peperangan Rasulullah saw yang paling akhir.

 

 

RINGKASAN

PELAJARAN KE VIII

 

Pada suatu waktu ( tahun ke enam ) Nabi Muhammad saw keluar dari Madinah hendak mengerjakan Umroh ke Makkah, tetapi beliau dicegat oleh orang-orang musyrik Quraisy, sehingga akhirnya terjadi suatu perjanjian. Sesudah itu beliau berkirim surat kepada para raja semasanya untuk diajak memeluk agama Islam. Sebahagian mereka ada memenuhi seruan Nabi saw. Orang-orang Musyrik Quraisy akhirnya melanggar perjanjian, Karenanya Nabi Muhammad saw berangkat ke Makkah dengan sejumlah pasukan besar untuk memberi pelajaran kepada mereka dan menaklukan kota Makkah.

 

Nabi Muhammad saw ketika memasuki kota Makkah memberi jaminan keamanan kepada penduduknya dan menghancurkan patung-patung disana, kemudian beliau meninggalkan Makkah dan menyerahkan kekuasaan kota Makkah kepada Utab bin Usaid yang umurnya masih 17 tahun.

 

Tidak lama sesudah peristiwa penaklukan kota Makkah, maka Bani Tsagif dan Bani Hawazin bermaksud memerangi Nabi Muhammad saw. Karena itu beliau berangkat ke lembah Hunain dengan balatentara yang sangat banyak, sehingga kaum muslimin menjadi semberono yang menyebabkan mereka kalah dalam permulaan perang, tapi kemudian menang dan berburu lawanlawan yang merlarikan diri sampai ke Thoif, lalu mengepungnya, tapi tanpa faedah. Akhirnya kaum muslimin kembali, dan tidak lama kemudian orang-orang bani Thaif ini masuk Islam.

 

Setelah kejadian itu, Nabi Muhammad saw mendengar, bahwa orang-orang Romawi bersiap-siap hendak memerangi Nabi Muhammad saw di Tabuk. Karenanya Nabi saw lalu menyiapkan pasukan Al-Usroh dengan dukungan finansial para sahabat. Kemudian beliau bersama pasukan Islam berangkat menuju Tabuk, tetapi setelah sampai di sana beliau tidak menjumpai pasukan Romawi, dan akhirnya penduduk kota-kota sekeliling Tabuk menekan perjanjian damai dengan Nabi Muhammad saw.

 

PERTANYAAN.

( Pelajaran ke VIII )

 

  1. Kepada siapa Nabi Muhammad saw berkirim surat dakwah paskah perjanjian Hudaibiyyah ?
  2. Apa sebab-sebab terjadinya penaklukan kota Makkah ?
  3. Berapa jumlah patung yang dihancurkan sesudah penaklukan kota Makkah ?
  4. Mengapa Nabi Muhammad saw bersabda ” Hari ini hari penuh kasih sayang (rahmat ) ” ?
  5. Apa sabda Nabi Muhammad saw kepada seorang penduduk Makkah yang sedang ketakutan kepadanya ?
  6. Apa Sabdah Nabi Muhammad saw terhadap orang-orang Anshor usai penaklukan kota Makkah ?
  7. Siapakah pemuda yang diangkat Nabi Muhammad saw untuk menjadi penguasa di Makkah ?
  8. Apa sebab-sebab terjadinya perang Hunain ?
  9. Bagaimanakah kesudahan perang Hunain ?
  10. Apa yang menyebabkan kaum muslimin mengalami kekalahan dalam permulaan perang Hunain ?
  11. Apa yang terjadi di Thaif, senjata apa yang digunakan oleh kaum muslimin untuk menundukkan orang Thaif ?
  12. Ceritakanlah dengan jelas tentang apa saja yang terjadi pada perang Tabuk ?

 

 

 

 

 

Abu Bakar Menjadi Amir Haji.

Pada akhir tahun ke sembilan Hijriyah, Nabi Muhammad saw mengutus Abu Bakar sebagai Amir Haji. Dia pergi bersamasama Orang banyak menuju kota Makkah. Selain itu beliau juga mengikutkan Ali bin abi Tholib, dan berpesan kepadanya agar membacakan ayat-ayat dari surah Al-Baqoroh kepada semua orang di Makkah yang maksudnya :

 

– Orang musyrik tidak diperbolehkan melakukan haji sesudah ini.

– Membiarkan orang-orang musyrik yang melanggar perjanjian dalam tempo empat bulan.

– Tidak ada perjanjian dan jaminan dalam bentuk apapun terhadap orang musyrik sesudah itu ( sesudah masa empat bulan ) kecuali orang-orang yang masih sedang dalam ikatan perjanjian dengan Nabi saw.

 

Demikianlah peraturan yang berlaku, dan pada tahun berikutnya tak seorangpun orang musyrik mengerjakan ibadah haji.

 

Berilah Kemudahan dan Janganlah Merepotkan.

Sebelum tahun dilaksanakannya haji Wada’, Nabi Muhammad saw mengutus beberapa orang ke Yaman untuk mengajarkan Islam kepada penduduknya. Mu’az bin Jabal diutus ke daerah pinggiran kota Aden, dan Abu Musa Al-As’ary ke daerah pedalaman. Beliau memberi bekal kepada mereka berdua dengan strategi dasar yang harus mereka ikuti, yaitu :

 

– Memberikan kemudahan.

– Tidak mempersulit.

– Memberi berita yang menyenangkan.

– Tidak menakut-nakuti.

 

 

 

Haji Wada’

Pada tahun ke sepuluh Hijriyyah Nabi Muhammad saw mengerjakan haji terakhir yang dikenal dalam sejarah dengan ” Hajjatul Wada’ “. Haji Wada’ adalah satu-satunya haji yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad saw sesudah beliau hijrah. Mereka yang berhaji bersama Nabi Muhammad saw sebanyak 114000 ( Seratus empat belas ribu ) orang. Jumlah yang besar ini tidak termasuk rombongan-rombongan dari beberapa kabilah. Dari jumlah kaum muslimin yang sangat luar biasa banyaknya ini dapat dimengerti kadar tersiarnya agama Islam dalam beberapa tahun yang singkat sekali.

 

Dua Pidato Nabi saw Pada Waktu Haji Wada’

Pada musim Haji Wada’ ini Nabi Muhammad saw menyampaikan dua khutbah atau pidato sebanyak dua kali. Pidato yang pertama beliau sampaikan di Namiroh, sebuah tempat di sekitar kota Makkah, dan yang kedua beliau sampaikan di Mina.

 

Diantara isi pidato Nabi Muhammad saw yang pertama ialah :

 

  1. Sesungguhnya darah kamu diharamkan menumpahkannya, dan harta kamu diharamkan menganggunya bagi kamu sekalian.
  2. Segala masalah Jahiliyyah ( masalah yang terjadi pada masa Jahiliyyah ) ada dibawah kedua telapak kakiku ( dinyatakan selesai ).
  3. Takutlah kalian kepada Allah, tentang para wanita, sesungguhnya kamu mengambilnya dengan amanat Allah.

4, Aku tinggalkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian memeganginya, maka kalian tidak akan sesat selama-amanya. Sesuatu itu adalah Kitabullah dan Sunnahku ( Al-Quran dan Hadits ),

 

Diantara pokok-pokok pidato Nabi Muhammad saw yang kedua ialah

 

  1. Janganlah kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku, yang satu membunuh yang lain.
  2. Hendaklah orang yang datang menyampaikan kepada yang tidak datang. Banyak orang yang menyampaikan itu lebih mengerti daripada yang mendengar.

 

Penyempurnaan Agama.

Pada hari Haji Wada’ ini turunlah ayat yang memberikan penegasan akan kesempurnaan agama Islam, yaitu ayat 3 dari Surah Al-Maidah :

 

” Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan nikmat-Ku, dan telah Ku-ridlot Islam itu jadi agamamu “,

 

Jabatan Itu Diukur Dengan Kecakapan, Bukan Dengan Usia.

Nabi Muhammad saw setelah selesai melakukan ibadah Haji Wada, kembali ke Madinah. Ketika beliau sam-pai di Madinah beliau menyiagakan pasukan tempur di bawa pimpinan Usamah bin Zaid untuk menuju kawasan Balao’ di dekat Mu’tah ( tempat terbunuh ayah Usamah ) dengan maksud menghukum Bani Ghossan, karena kecerobohan mereka membunuh utusan Nabi Muhammad saw.

 

Umur Usamah pada waktu itu baru tujuh belas tahun. Sedangkan beberapa tokoh sahabat Anshor dan Muhajirun sebagaimana Abu Bakar, Umar bin Al-Khottob, Abu Ubaidah dan Saad bin Ubadah berada di bawa komandonya. Usaha ekspedisi militer ini terjadi pada tahun ke sepuluh Hijriyyah.

 

Sikap Rasulullah saw mengangkat Usamah yang masih muda ini untuk menjadi panglima yang membawahi tokoh-tokoh sahabat ini merupakan bukti nyata, bahwa penyerahan jabatan kepada seseorang atas dasar kemampuan, bukan ketentuan usia.

 

Nabi Muhammad saw Sakit.

Setelah Nabi Muhammad saw menyiapkan pasukan Usamah, beliau mulai merasakan sakit kepala. Dan ketika sakit yang beliau derita semakin berat, maka beliau minta izin kepada para istrinya, agar mereka mengizinkan beliau tetap dirawat di rumah Aisyah. Merekapun dengan ikhlas mengizinkannya. Kemudian beliau dibawa ke rumah Aisyah, dan setelah memasuki rumah beliau meminta kepada mereka agar membasahi badannya dengan air dingin supaya panas demam yang beliau rasakan dapat berkurang.

 

Nabi saw Keluar Ke Masjid.

Ketika sakit yang diderita Nabi Muhammad saw semakin keras dan beliau tidak bisa keluar ke masjid, maka beliau berkata : Perintahkan Abu Bakar supaya sholat bersama orang-orang . Kemudian Abu bakar ( meng-imami ) sholat bersama orang-orang sampai tujuh belas kali sholat.

 

Setelah melakukan sholat, Abu Bakar dan Al-Abbas mendekati orang-orang Anshor yang sedang berkerumunan di masjid yang sebagiannya terisak-isak menangis. Abu Bakar lalu bertanya kepada mereka : ” Apa yang menyebabkan kalian menangis ?”. Mereka menjawab : ” Kami teringat pertemuan-pertemuan Rasulullah dengan kami “. Lalu Al-Ab-bas menghadap kepada Nabi Muhammad saw dan menceritakan hal itu kepadanya. Nabi akhirnya keluar dalam keadaan kepala yang dibalut dan berpegangan dengan Ali dan Fadlol, sedangkan Al-Abbas berada di depan mereka, sampai beliau duduk di tangga bagian bawa mimbar, yang setelah itu Nabi tidak pernah lagi naik mimbar.

 

Pidato Terakhir Nabi Muhammad saw.

Pada saat Nabi Muhammad saw naik ke mimbar, berkumpullah orang-orang disekelilingnya, lalu beliau menyampaikan sebuah pidato atau khotbah yang isinya antara lain :

 

” Hai orang-orang ! telah sampai kepadaku, bahwa kalian semua mengkhawatirkan kematian nabimu, Apakah ada seorang Nabi yang diutus sebelumku yang kekal, sehingga kalian menginginkan aku tetap kekal bersama-mu. Ketahuilah ! Aku akan bertemu dengan Tuhanku dan kalian semua akan bertemu dengan aku. Aku berpesan kepada kalian semua, agar baik-baik dengan orang-orang Muhajirun dan aku berpesan kepada orang-orang Muhajirun agar baik-baik di antara sesamanya “,

 

Setelah beliau berpidato, lalu kembali masuk rumah kemudian beliau keluar lagi, lalu melakukan sholat dengan duduk dan memberi nasehat kepada orang-orang, terus kembali ke rumah dan setelah itu tidak pemah keluar lagi untuk selama-lamanya.

 

Kitabullah Ada Pada Kalian Semua.

Di saat Nabi Muhammad saw dalam keadaan sakit yang sangat keras, para tokoh sahabat menjenguknya. Kemudian beliau berkata kepada mereka : ” Marilah aku tuliskan sebuah catatan untuk kalian semua, yang sesudah itu kalian semua tidak akan sesat “,

 

Umar bin Al-Khotthob kemudian berkata : ” Sesungguhnya sakit Rasulullah saw benar-benar sangat keras, dan kitabullah sudah ada pada kalian “.

 

Dari ucapan diatas kemudian muncul perselisihan, dari yang pro atau setuju mencatat apa yang hendak disampaikan oleh Rasulullah saw, dan ada pula yang kontra yakni tidak menganggap perlu hal itu. Akhirnya Nabi Muhammad saw berkata : ” Berdirilah kalian semua dan tinggalkan aku. Janganlah membuat keributan atau kegaduhan di sisiku ” Para sahabat yang menjenguk nabi saw itu akhirnya keluar semua, setelah mendengar ucapan beliau tersebut.

 

Nabi Muhammad saw Wafat.

Sakit yang diderita oleh Nabi Muhammad saw pada hari Ahad tanggal 12 Rabiul Awwal semakin keras, kemudian pada esok harinya, yaitu pada hari senin tanggal 13 Rabiul Awwal Aisyah r.a. menyaksikan sendiri, bahwa pandang Nabi Muhammad saw tertuju | ke atas dan beliau mendoa :

 

” Ya Allah! Himpunkanlah aku pada Teman di tempat yang paling tinggi “,

 

Setelah beliau mengucapkan do’a tersebut, Aisyah tahu bahwa beliau telah meninggal dunia. Adapun umur beliau saat meninggal dunia 63 tahun.

 

Kebinggungan Para Sahabat.

Tatkala berita kewafatan Nabi Muhammad saw menyebar, maka orang-orang menjadi binggung, dan para sahabatpun banyak yang panik. Banyak di antara mereka yang tidak mempercayai berita kewafatan Nabi saw itu, termasuk Umar bin Al-Khotthob. Mereka beranggapan, bahwa Nabi Muhammad saw tidak mungkin bisa terkena hukum-hukum alam (mati ) sebagaimana yang dialami oleh orang-orang lain.

 

Abu Bakar kemudian berusaha memantapkan dan menenangkan orang banyak yang sedang dirundung kebingungan. Mereka akhirnya sadar setelah mendengar pidato Abu Bakar yang isinya sebagai berikut :

 

” Hai orang-orang ! Barang siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah meninggal dunia, tetapi siapa yang menyembah Allah, sesungguhnya Allah kekal selamalamanya “.

 

” Muhammad itu hanyalah seorang Rasul, yang telah berlalu beberapa orang rasul sebelumnya. Sekiranya Muhammad itu mati atau dibunuh orang, apakah kamu akan kembali menjadi kafir. Barang siapa yang kembali menjadi kafir, Ia tiada akan mendatangkan bahaya kepada Tuhan Parang sedikitpun “,

 

” Sesungguhnya kamu akan mati, dan merekapun juga akan mati “

 

Kegelisahan para sahabat menjadi rendah, setelah mereka mendengar pidato Abu Bakar tersebut. Umar bin Alkhotthob, orang yang paling panik berkata :

 

” Sepertinya aku belum pernah membaca ayat ini. Saya mengira, bahwa di dalam Al-Quran tidak ada ayat seperti yang dibacakan oleh Abu Bakar ini, saya baru sadar akan ayat ini sesudah dibacakan oleh Abu Ba-kar “.

 

Perawatan Dan Pemakaman Jenazah Nabi saw.

Muhammad saw masih tetap membujur di rumahnya sampai hari Rabu, sampai kaum muslimin selesai mengangkat seorang Kholifah mereka ( sebagaimana akan diterangkan pada jilid dua ). Setelah mereka mengangkat Abu Bakar sebagai Kholifah, maka mereka memandikan Nabi Muhammad saw, mengkafaninya, mensholatinya, kemudian memakamkannya di rumah Aisyah, tempat beliau wafat. Makam Nabi Muhammad saw ini tidak rata dengan tanah, tapi dibuat sejengkal lebih tinggi dari tanah.

 

Para Pencatat Wahyu.

Para pencatat wahyu Nabi Muhammad saw itu sebenarnya banyak, diantaranya ialah : Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib ( mereka ini kadang-kadang dsaja mencatatkan wahyu ), Kholid bin Said Abban bin Sa’id dan ‘Ala’ bin Al-Hadiromi.

 

Adapun orang yang pertama kali mencatatkan wahyu untuk nabi ialah Ubayyi bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Saad Abi saroh ( yang pernah murtad dan kembali masuk Islam lagi pada hari penaklukan kota Makkah ), Muawiyah bin Abi Sufyan dan Handlolah Al-Asdy.

 

Bendera Nabi Muhammad saw.

Wama bendera pada masa Arab Jahiliyyah tidak banyak diketahui secara mendetail. Sebagian buku-buku sejarah menyebutkan berwarna hitam kelam. Demikian pula halnya dengan bendera Nabi Muhammad saw. Sebahagian sejarahwan ada yang menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad saw memiliki benderabendera yang berwarna putih. ,

 

Sifat Dan Akhlak Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw berbadan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Berkepala sempurna. Rambutnya hitam, tidak keriting dan juga tidak lurus. Bola matanya bening dengan dilindungi bulu mata yang sempurna, Pada tepi matanya ada warna kemerah-merahan. Hidungnya mancung, tapi sedang. Gigimnya renggang-renggang (miji-miji). Janggutnya tebal. Dadanya bidang. Telapak tangannya lebar. Warna kulitnya bagus, putih kemerahmerahan. Berwibawa, menarik dan memikat segalanya.

 

Akhlak Nabi Muhammad sawadalah akhlak yang paling sempurna. Beliau tidak pernah memukul pembantu maupun istriistrinya sepanjang hidupnya. Ketika menghadiri majlis sahabatsahabatnya, beliau duduk di barisan seterusnya. Tatkala beliau datang di satu majlis, sahabat-sahabatnya enggan berdiri, sebab mereka mengerti bahwa Nabi Muhammad saw tidak menyukai formalitas atau tatacara yang tidak berguna.

 

Biografi Nabi Muhammad saw Secara Ringkas.

Nabi Muhammad saw dilahirkan pada tahun Gajah ( tahun penyerangan bangsa Habsyah ke kota Makkah untuk menghancurkan Ka’bah dengan pasukan bergajah ). Beliau hidup selama 63 tahun. Selama empat puluh tahun sebelum diutus menjadi nabi, beliau senantiasa berprilaku baik dan jujur. Kemudian beliau diutus menjadi Nabi. Setelah menjadi nabi beliau habiskan waktunya di Makkah selama tiga belas tahun dan di Madinah sepuluh tahun untuk membimbing manusia kepada agama fitrah, agama yang tidak berlawanan dengan fitrah manusia, yaitu agama Islam. Dan mengajarkan akhlak yang mulia kepada mereka. Setelah beliau selesai melaksanakan kewajiban menyampaikan risalah, maka Allah memanggilnya untuk menghadap kepada-Nya selama-lamanya. Ada tiga peristiwa besar dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw yang hari, tanggal dan bulannya sama, yaitu hari, tanggal dan bulan kelahiran, hijrah dan wafatnya. Semuanya terjadi pada hari Senen tanggal 12 bulan Rabiul Awwal.

 

 

 

RINGKASAN

PELAJARAN KE IX

 

Pada tahun ke sembilan Hijriyyah Nabi Muhammad saw memerintahkan Abu Bakar agar pergi haji bersama orang banyak. Dalam haji tahun ini telah diumumkan, bahwa setelah tahun ini orang-orang musyrik tidak diperbolehkan mengerjakan haji. Pada tahun ke sepuluh Hijriyyah Nabi Muhammad saw mengerjakan haji Wada’. Dalam tahun ini telah turun wahyu tentang kesempurnaan agama Islam, dan Nabi Muhammad saw menyiapkan pasukan Usamah, kemudian beliau sakit demam panas. Selama dalam keadaan sakit, beliau memerintahkan Abu Bakar agar menjadi imam sholat bersama-sama orang banyak di masjid. Kemudian beliau dalam keadaan sakit menyempatkan diri keluar ke masjid, untuk memnyampaikan khutbahnya yang paling terakhir dengan maksud menenangkan para sahabat.

 

Ketika beliau dalam keadaan sakit yang semakin keras, beliau meminta kepada para sahabat alat-alat tulis, karena beliau akan mencatatkan suatu catatab yang dapat menyelamatkan umat, tetapi maksud atau permintaan Nabi Muhammad saw tersebut tidak terlaksana adanya perbedaan pendapat para sahabat di sisinya. Kemudian pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal beliau meninggal dunia dalam usia enam puluh tiga ( 63 ) tahun.

 

Para sahabat bingung dan panik, setelah mendengar berita kematian Nabi Muhammad saw, lalu Abu Bakar berusaha menenangkan mereka, dan mereka menjadi tenang setelah mendengar pidato Abu Bakar. Tokoh-tokoh sahabat kemudian berunding selama tiga hari untuk menentukan seorang kholifah, lalu mereka mengemasi jenazah Nabi Muhammad saw dan membaringkannya untuk selama-lamanya.

 

Para juru tulis Nabi Muhammad saw ialah :

  1. Usman bin Affan.
  2. Ali bin Abi Tholib.
  3. Kholid bin SA’id.
  4. Kholid bin Al-Walid.
  5. Ala’ bin Hadhromi.
  6. Ubayyi bin Ka’ab.
  7. Zaid bin Tsabit ( sebagai juru tulis tetap )
  8. Abdullah bin Rowahah.
  9. Muawiyah bin Abi sufyan ( sebagai juru tulis tetap )
  10. Handlolah bin Rabi’.
  11. Surahbil bin Hasanah.
  12. Mughiroh bin Syu’bah.

 

Adapun warna bendera Nabi Muhammad saw adalah hitam, dan beliau memiliki beberapa bendera berwarna putih. Beliau adalah orang yang paling sempurna fisik dan akhlaknya.

 

 

 

PERTANYAAN

(Pelajaran ke IX )

  1. Siapakah yang ditunjuk Nabi Muhammad saw menjadi Amir Haji ?
  2. Apa yang diperintahkan Nabi Muhammad saw kepada Abu Bakar ketika pergi haji kali ini ?
  3. Kapan Nabi Muhammad saw mengerjakan haji Wada’ ?
  4. Sebutkan nama haji yang terakhir dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dengan jelas ?
  5. Tuliskan ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang kesempurnaan agama Islam !
  6. Siapa sajakah tokoh-tokoh sahabat yang berada dibawa komando Usamah ?
  7. Kapan Nabi Muhammad saw sakit, dan berapa lama sakitnya ?
  8. Siapakah yang ditunjuk Nabi saw untuk menjadi imam sholat ketika beliau sakit ?
  9. Sebutkan isi khutbah Nabi yang terakhir kali ?
  10. Apa yang diminta oleh Nabi saw sewaktu sakitnya semakin keras ?
  11. Kapan Nabi saw wafat ? Dan mengapa baru dibaringkan tiga hari kemudian ?

 



 

Ketetapan Kewajiban Sholat.

Pada tahun ke sebelas Kenabian, telah terjadi peristiwa, yaitu : Isro’ dan Mi’ro. Bersamaan dengan peristiwa ini pula Sholat Ima waktu mulai diwajibkan dalam agama Islam.

 

Jihad di Syareatkan.

Pada tahun pertama Hijriyyah masjid An-Nabawi di bangun di Madinah. Sejak tahun ini Adzan mulai di syare’atkan dalam Islam. Demikian juga Jihad untuk mempertahankan dakwah Islam.

 

 

 

 

Puasa dan Zakat Di fardlukan.

Pada tahun ke dua Hijriyyah telah terjadi perubahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah, setelah kaum muslimin sholat . menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas bulan.

 

Pada tahun ke dua Hijriyyah ini pula, puasa Ramadlon satu bulan penuh difardlukan, sebagai ganti puasa tiga hari setiap bulan. Demikian pula Zakat Fitra yang dilakukan sesuai puasa hari terakhir Romadlon, mulai di fardlukan, dan sholat ‘Id mulai di sunnahkan pada tahun ini pula..

 

Pada tahun ke dua Hijriyyah ini zakat juga mulai di fardlukan kepada orang-orang Islam yang kaya. Kefardluan Zakat ini apabila dikerjakan dengan baik oleh orang-orang Islam yang kaya secara menyeluruh, maka tidak akan ada lagi orang Islam yang fakir di muka bumi ini. Dan apabila dunia modern mau mempraktikkan aturan-aturannya, maka problem atau kemelut yang dihadapi oleh golongan masyarakat sosialis akan terselesaikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Larangan Minuman Keras.

Pada tahun ke tiga, Islam telah mengharamkan khomer (setiap minuman yang memabukkan ) yang baru-baru ini sejumlah ilmuwan negara negara maju ( Amerika dan Eropa ) baru mulai memeranginya dengan segala kemampuannya. Karena ia sangat berbahaya bagi umat manusia.

 

 

 

Surat Orang Yahudi.

Pada tahun ke empat, Rasulullah saw memerintahkan Zaid bin Tsabit belajar tulisan bangsa Yahudi ( bahasa Ibrani ) untuk kepentingan surat-menyurat dengan mereka, agar dia bisa kirim surat kepada orang-orang Yahudi dengan bahasa mereka dan agar dia bisa membaca surat-surat yang mereka kirimkan.

 

Haji Di Fardlukan.

Pada tahun ke lima, ibadah Haji yang merupakan pertemuan akbar dan merupakan ikatan yang paling kokoh yang menyatukan seluruh umat Islam yang tersebar di seluruh penjuru dunia menjadi satu Persaudaraan Islam International.

 

Pada tahun ini juga terjadi pembatalan anggapan-anggapan yang terdpat pada tradisi mengadopsi anak, yaitu anggapan orang Arab bahwa anak angkat itu seperti anak kandung, bisa mewarisi dan bisa diwarisi.

 

Putera Nabi Wafat.

Pada tahun ke sepuluh kenabian, Khodijah isteri Nabi Muhammad saw wafat. Kemudian pada tahun ke dua Hijriyyah beliau menikahkan puterinya Fatimah Az-Zahro’ dengan Ali bin Abi Tholib. Mereka adalah bapak keturunan orang-orang mulia, dan dari pasangan inilah lahir keturunan Nabi Muhammad saw sampai sekarang ini.

 

Kemudian pada tahun ke sepuluh, putera Nabi Muhammad saw bernama Ibrahim meninggal dunia. Dia putera satu-satunya yang masih ada, sebab semua puteranya telah meninggal dunia waktu kecil dan masih dalam pangkuan ibunya Khodijah.

 

Orang-orang Islam Yang terkenal.

Pada tahun pertama kenabian ada beberapa orang terpandang dan terkenal telah memeluk agama Islam, antara lain ‘:

 

  1. Abu Bakar bin Abu Quhafah.
  2. Ali bin Abi Tholib.
  3. Usman bin Affan.
  4. Az-Zubair bin Al-Awwam.
  5. Abdullah bin Masud.
  6. Abu Zar Al-Ghiffari.

 

Pada tahun ke lima Kenabian Hamzah bin Abdul Muttholib berikrar masuk Islam. Kemudian di susul oleh Umar bin Al-Khotthob (tiga hari sesudahnya ).

 

Kemudian pada tahun pertama Hijriwah, Abdullah bin Salam, pemuka Yahudi, dan Sahman Al Farisi berikrar menyatakan masuk agama Islam. Enam tahun sesudah itu, yaitu tahun ke tujuh Hijriyyah. Kholid bin A-Walid, Amar bin Al-“Ash dan Usman bin Abi Tholhah juga memeluk agama Islam. sedangkan pada tahun berikutnya, yaitu tahun ke delapan Hijriyyah, Abu Sufyan bin Al-Harb bersama anaknya Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan ayah Abu Bakar Abu Quhafah menyatakan masuk Islam.

 

 



 

 

Pendidikan Dan Pengajaran.

 

“Sesungguhnya mendidik seorang anak itu lebih baik daripada mengeluarkan sedekah satu sho’

 

“Mencari ilmu pengetahuan adalah kewajiban setiap orang Islam, laki-laki maupun perempuan”.

 

“Mengajarlah kepada manusia dan mempermudahlah. Berilah mereka berita yang menggembirakan dan janganlah menakutnakutinya. Apabila salah seorang di antara kalian marah, maka hendaklah berdiam”.

 

“Kebenaran (hikmah) adalah barang yang dicari-cari orang mukmin, karena itu dimana saja dia mendapatinya, maka diambilnya”,

 

“Tidak ada kefakiran yang lebih parah daripada kebodohan, dan tidak ada harta yang paling berharga selain akal, dan tidak ada kerisauan yang lebih dahsyat daripada keheranan”.

 

” Mencarilah ilmu sejak di buaian ibu sampai liang lahad”

 

“Tuntutlah ilmu pengetahuan meskipun ke negeri Cina (tempat yang jauh)”.

 

“Sesungguhnya dari kata-kata yang fasih itu terdapat daya tarik, dari pengetahuan itu terdapat suatu ketidak tahuan dan dari sebagian syiir terdapat kebenaran (hikmah)”.

 

Kerja, Usaha dan Ekonomis.

 

“Bekerjalah untuk kehidupan duniamu, seakan-akan engkau bakal hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu, seakan akan engkau meninggal dunia esok hari”.

 

“Cita-cita yang tinggi merupakan sebagian daripada keimanan”. 

 

“Mencarilah rizki di dalam pelosok-pelosok bumi. Sesungguhnya Allah menyukai hal-hal yang bemilai tinggi dan baik. Dia tidak menyukai barang:barang yang hina dan jelek”,

 

“Tangan yang lebih tinggi atau di atas (tangan yang memberi) itu lebih baik daripada tangan yang lebih rendah (tangan yang meminta)”.

 

“Tidak akan kecewa orang yang beristikharah, tidak akan menyesal orang minta pertimbangan, dan tidak akan menderita kemiskinan orang yang berhemat.”

 

“Pengaturan (dalam belanja) merupakan separuh daripada penghidupan”.

 

“Hemat dalam berbelanja adalah setengah daripada ma’isyah”.

 

“Kasih sayang kepada sesama manusia adalah separuh dari akal dan pertanyaan yang baik merupakan setengah daripada ilmu pengetahuan”.

 

“Barang siapa yang menangguh-nangguhkan pekerjaannya, maka tidak akan bisa cepat mencapai kemuliaannya”

 

“Mintalah pertolongan kepada Allah dalam memenuhi semua kebutuhan dengan sikap merahasiakan, sebab setiap orang yang “Berbaktilah kepada bapak dan ibumu, maka anak-anakmu akan berbakti kepadamu”.

 

“Orang yang paling baik di antara kamu sekalian adalah dia yang paling baik rernadap keluarganya”.

 

“Sikap suka memaafkan itu tidak menambah akal kecuali menjadi lebih mulia, dan kerendahan hati itu hanya akan meninggikan derajat. Kemudian harta kekayaan itu tidak akan semakin habis karena disedekahkan”.

 

“Tidak ada yang menghalangimu melakukan kebaikan sekecil apapun”.

 

Kasih Sayang.

 

“Barangsiapa yang menaruh rasa kasihan, walaupun pada burung pipit yang disembelih, maka Allah akan mengasihinya”.

 

“Allah melaknat orang yang menyiksa atau menyakiti binatang”.

 

“Tiap-tiap binatang yang mempunyai hati yang basah kemudian dikasihi, maka yang mengasihinya mendapat pahala dari Allah”

 

“Pecahkanlah problema orang yang sedang kesulitan hadirilah undangan orang yang mengundang, berilah makan orang yang lapar dan berkunjunglah kepada orang yang sedang sakit”.

 

“Keutamaan itu ada pada perbuatan menyambung orang yang memutus hubungannya denganmu, memberi orang yang tidak pemah memberimu, dan memaaikan orang menganiaya. terdapat anak yatim yang diperlakukan secara tidak baik, sedangkan rumah yang paling baik adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan secara baik”.

 

Larangan Melakukan Perbuatan Yang Menyakitkan.

 

“Orang Islam yang sejati adalah orang yang tidak pernah membuat orang lain merasa terganggu oleh tangan atau lisannya”.

 

“Barangsiapa yang membela atau mempertahankan kehormatan saudaranya (sesama muslim), maka Allah akan membelanya”.

 

“Tidak boleh membikin bahaya pada dirinya dan tidak boleh pula membikin bahaya pada orang lain”,

 

“Bukanlah termasuk seorang mukmin, orang yang tidak bisa membuat tetangganya tenteram, tidak terkena gangguannya”.

 

“Tidaklah orang yang melakukan tindak kriminal, melainkan akibatnya kembali pada dirinya sendiri”.

 

l”Orang yang paling jelek atau jahat adalah orang yang dihormati oleh orang-orang, karena mereka takut ancaman atau kejahatannya”.

 

“Meninggalkan perbuatan jelek itu merupakan shodaqoh”.

 

“Menyendirl itu lebih baik daripada bergaul dengan orang yang jahat atau tidak baik”.

 

Keadilan, Musyawarah dan Kesewenang-wenangan,

 

“Kamu semua adalah seorang pemelihara atau pemimpin, dan setiap pemimpin bakal diminta pertanggungan jawab tentang yang dipimpin atau rakyatnya”.

 

“Bertindak secara adil satu jam itu lebih baik daripada ibadah selama tujuh puluh tahun”.

 

“Barangsiapa yang bergaul dengan orang banyak, dan tidak bersikap aniaya kepada mereka, berbicara dengan mereka dan tidak membohonginya, berjanji dengan mereka dan tidak mengingkarinya, maka orang yang demikian adalah orang yang sempuma harga dirinya, benar-benar adil dan kita wajib mengikat persaudaraan dengannya .

 

“Hati-hatilah terhadap do’a orang yang teraniaya, karena dia mendo’a (memohon) haknya kepada Allah, sedangkan Allah sama sekali tidak menolak permohonan orang yang mempunyai hak”.

 

“Pangkal akal sesudah iman adalah kasih sayang terhadap sesama manusia, Seorang diktator tidak lagi memerlukan pertimbangan akalnya, dan seseorang tidak akan binasa karena musyawarah. Apabila Allah menghendaki kebinasaan hamba-Nya, maka Dia cukup merusak pendapatnya.

 

Persamaan, Persaudaraan Dan Persatuan.

 

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, kecuali dia bisa mencintai saudaranya sesama muslim, sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”,

 

“Makhluk ini seluruhnya adalah milik Allah. Mereka yang paling dicintai-Nya adalah mereka yang paling bisa memberi manfaat kepada keluarganya”.

 

“Manusia adalah saudara manusia, senang ataupun tidak”.

 

“Manusia itu adalah sama rata, tidak berbeda”.

 

“Barangsiapa yang menyakiti seorang Dzimmi, maka sama dengan menyakiti kami”.

 

“Pertolongan Allah itu berada pada jamaah (orang banyak) dan sesungguhnya serigala itu hanya memangsa kambing yang memencil”.

 

“Seseorang itu banyak sahabatnya. Sungguh tidak baik berteman dengan orang yang tidak menganggap engkau benar sebagaimana engkau menganggapnya”.

 

“Janganlah kalian memata-matai sesama muslim. Janganlah bersaingan, hasud menghasud, saling membenci dan bermusuhan. Jadilah kamu sekalian hamba Allah yang rukun”.

 

Menyuarakan Kebenaran.

 

“Katakanlah kebenaran itu, walaupun kedengarannya menyakitkan”.

 

“Katakanlah dengan hak, meskipun pada dirimu sendiri”.

 

“Sesungguhnya orang yang memiliki kebenaran itu berhak berbicara”.

 

Hati-hati Dan Waspada.

 

“Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu dan pindahlah pada perkara, yang tidak meragukanmu”.

 

“Barangsiapa yang dekat-dekat larangan, maka dia hampirhampir terjerumus ke dalamnya”.

 

“Orang yang beruntung adalah orang yang mau menerima nasehat orang lain”,

 

“Perang itu adalah suatu tipu muslihat”,

 

“Keteguhan itu adalah meminta pertimbangan kepada orang yang bisa memberi pertimbangan, dan mentaatinya”.

 

“Orang yang paling rugi dalam usahanya adalah orang yang telah bekerja keras mengejar cita-citanya tapi nasib tidak mendukungnya”.

 

“Lihatlah keadaan tetangga sekitar, sebelum mendirikankan rumah”

 

“Cintailah kekasihmu secara wajar-wajar saja, barangkali dia kelak menjadi musuhmu. Dan bencilah orang yang kamu benci dengan sewajarnya (tidak terlalu membencinya), barangkali dia kemudian hari menjadi kekasihmu”,

 

Menjaga Kesehatan.

 

“Kami adalah sekelompok orang yang tidak mau makan kecuali jika merasa lapar. Dan jika kami makan, maka tidak terlalu kenyang”.

 

“Usus besar itu adalah sarang penyakit, Adapun penjagaan adalah merupakan pokok segala obat. Asal semua penyakit adalah Al-Barda’ (mencampur atau memasukkan beraneka ragam makanan)”.

 

“Aku diutus menjadi rasul hanyalah untuk menyempumakan akhlak yang mulia”.

 

Budi Yang Mulia.

 

“Aku diutus menjadi rasul hanyalah untuk memperbaiki dan menyempumakan akhlak yang mulia”.

 

“Tidak ada akal yang sehat sebagaimana akal yang selalu mempertimbangkan akibat (baik dan buruk) perbuatan. Tidak ada pembelaan yang baik, sebagaimana tindakan pencegahan, dan tidak ada kemuliaan sempurna sebagaimana kemuliaan budi pekerti”.

 

“Kemuliaan seseorang adalah terletak pada agamanya, harga dirinya terletak pada akalnya, dan kemuliaannya terletak pada akhlaknya”.

 

“Perangai yang jelek itu merupakan suatu kemalangan. Orang yang jelek adalah orang yang akhlaknya ‘ bobrok atau jelek”.

 

“Salah satu simpanan kebaikan adalah merahasiakan musibah yang dialami”,

 

“Hindarilah bersahabat dengan orang yang budi pekertinya jalak, sebab engkau akan dianggap seperti dia”.

 

“Engkau semua tidak akan dapat menarik simpati semua manusia dengan harta bendamu, karena itu capailah simpati mereka semua dengan budi pekertimu”.

 

“Sikap malu itu sebagian daripada keimanan”.

 

“Akhlak yang jelek Itu dapat merusak amal, sebagaimana cukai merusak madu”,

 

“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang baik akhlaknya”.

 

“Ketenangan adalah suatu kekayaan, sedangkan mengabaikan ketenangan adalah suatu kerugian”.

 

“Kunjungilah kekasih atau sanak famili dengan jarang-jarang, niscaya bertambahlah kasih sayang”

 

“Sorga itu terletak di bawah kaki seorang ibu”.

 

“Salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya”.

 

“Bersikap ramah, bisa mengambil hati orang itu merupakan Sodagoh”

 

“Jangan menampakkan kegembiraan atas bencana yang menimpa saudara (sesama muslim), karena Allah akan menyelamatkan orang tersebut dan menimpakan bencana kepada engkau”,

 

“Barangsiapa yang menganjurkan kebaikan, maka sikapnya (perkaranya) harus baik”.

 

“Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu”.

 

“Sesungguhnya kesabaran itu hanyalah pada pertama kali terjadinya cobaan atau bala’ “,

 

Hakekat Agama.

 

“Katakanlah, Aka Aku percaya kepada Allah, kemudian tetaplah konsekwen menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya”,

 

“Kelurusan seseorang itu ada pada akalnya, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal.

 

“Agama ini (Islam) adalah agama yang gampang dan sederhana. Tiada seorangpun yang mendebatnya/mengalahkan agama, melainkan agamalah yang mengalahkan dia. Bersikaplah yang lurus dan ramah”.

 

“Agama itu merupakan nasehat dan juga hukum yang mengatur pergaulan antar individu dan lainnya”.