Di pagi hari, Sabtu tanggal 3 Syawal 545 H, Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani, dalam ceramahnya beliau mengatakan:

 

Menentang takdir yang telah ditetapkan oleh al-Haq Azza wa Jalla, adalah pertanda matinya agama, terhapusnya tauhid dan hilangnya ketawakalan dan keikhlasan. Jiwa seorang mukmin tidak mengetahui mengapa dan bagaimana dia tidak mengetahui. Apa pun bentuk kemaksiatan jiwa adalah penentangan dan pembangkangan terhadap Allah. Jika ingin memperbaikinya maka hendaklah dia berjuang melepaskan diri dari setiap keburukan sehingga dengan demikian akan terbentuk kebaikan demi kebaikan, dengan segala bentuk ketaatan, meninggalkan segala larangan dan kemaksiatan. Sehingga Allah berfirman padanya, “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya”

 

Dengan demikian akan lahir ketakwaan, akan hilang segala keburukan, dan tidak akan lagi bergantung kepada makhluk lain. Bahkan nasab jiwa tersebut sampai kepada Ibrahim as. Dimana apabila jiwa telah terlepas dari belenggu hawa nafsu, lalu hatinya menjadi tenang meskipun didatangi oleh banyak godaan makhluk. Setelah itu mereka menyerahkan jiwa-jiwanya untuk menyelamatkannya. Beliau berkata, “Aku tidak membutuhkan pertolongan kalian. PengetahuanNya atasku menjadikanku tidak membutuhkan pertolongan lagi karena telah terbukti kepasrahan dan ketawakalan.” Maka pada saat itu difirmankan, “Wahai Api, dinginlah! Dan selamatkanlah Ibrahim.” (Q.S. al-Anbiya ayat: 22) Pertolongan Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang bersabar, demikian halnya dengan nikmat yang tanpa batas akan diperoleh di akhirat kelak. Allah Swt. berfirman, “Dan hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya dengan tanpa batasan.” (Q.S. az-Zumar: 10)

 

Tidak ada satu hal pun yang tersembunyi dari Allah Swt.. Hendaklah bersabar menapaki jalan-Nya di dunia. Maka engkau akan memperoleh kelembutan dan nikmat-Nya dalam waktu yang lama di alam keabadian. “Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang bersabar.” Dengan pertolongan dan perlindungan-Nya. Hendaklah engkau bersabar dalam menapaki jalan-Nya dan jangan pernah melalaikan-Nya. Waspadalah sebelum kematian menjemputmu. Sebab jika kematian telah di tenggorokan, maka kewaspadaan tersebut sama sekali tidak berguna lagi bagimu. Berhati-hatilah selama kita masih hidup, jangan sampai menyesal di hari tidak diterimanya penyesalan. Dan benahilah hatimu, karena jika hati telah benar maka seluruh anggota badan dan perbuatan, akan menjadi benar. Rasulullah Saw. bersabda, “Dalam diri manusia ada sekerat daging, Jika dia baik maka akan baik seluruh perbuatannya. Dan jika dia buruk, maka akan buruk pula seluruh perbuatannya. Ingatlah (sekerat daging itu) adalah hati.”

 

Benarnya hati adalah dengan ketakwaan, tawakal pada Allah, men-tauhidkan-Nya dan dengan keikhlasan dalam setiap amal perbuatan. Mengabaikan itu semua, berarti telah merusak hati. Hati adalah bintang pada sebuah ruangan yang gelap, hati bagaikan mutiara di dalam bejana, hati bagaikan harta berharga di dalam lemari. Sangat berharga sekali. Ya Allah, sibukkanlah jasmani kami dengan ketaatan kepada-Mu. Penuhi hati kami dengan makrifat kepada-Mu, penuhilah malam kami, siang kami dan di setiap sendi kehidupan kami dengan taat kepada-Mu. Pertemukanlah kami dengan orang-orang yang shalih sebelum kami, anugerahkanlah kepada kami apa-apa yang telah engkau anugerahkan kepada mereka. Dan jadilah Engkau pelindung bagi kami, sebagaimana Engkau telah menjadi pelindung bagi mereka semua. Amin.

 

Wahai manusia, bersikaplah kepada Allah sebagaimana adanya orang-orang shalih terdahulu. Sehingga kalian menemukanNya, seperti orang-orang shalih tersebut menjumpai-Nya. Jika engkau mengharapkan kebenaran dari Allah Azza wa Jalla, maka hendaklah kalian menyibukkan diri dengan berbagai ketaatan disertai dengan kesabaran. Dengan penuh keridhaan atas ketetapan Allah baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Para wali itu bersungguh-sungguh untuk mengambil bagian dalam urusan dunianya dengan tangantangan ketakwaan. Disertai dengan ke-wara-an (kehati-hatian). Kemudian mencari bagiannya untuk urusan akhirat, dan berbuat banyakuntuknya. Dengan berbuat ketaatan pada Tuhannya. Menasihati dirinya pribadi, serta memberikan nasihat bagi orang lain.

 

Wahai muridku, nasihati dirimu sendiri terlebih dahulu, kemudian berilah nasihat bagi orang lain. Hati-hatilah dengan dirimu sendiri, jangan menghakimi orang lain dengan keburukan, sementara di dalam dirimu sendiri masih tersisa keburukan yang harus dibenahi. Celaklah dirimu. Engkau mengetahui bagaimana membebaskan orang lain, tetapi engkau tidak tahu bagaimana menuntunnya (ke jalan yang benar). Sesungguhnya manusia menginginkan Allah karena ma’rifatnya, bukan karena kebodohannya. Sehingga mencintai-Nya dan berbuat untuk-Nya, tidak untuk selain Dia. Takut hanya kepadaNya tidak kepada yang lain-Nya. Dan ini terjadi di dalam hati, bukan hanya pada lisan saja. Ini semua seharusnya terjadi ketika berada di dalam kesendirian, tidak semata-mata hanya karena banyak orang. Tauhid yang hanya ada pada lisan, sedangkan hatinya menyimpan kemusyrikan, dia adalah orang yang munafik. Sungguh celaka, jika lisanmu bertakwa, sementara hatimu durhaka, lisanmu bersyukur sedangkan hatimu ingkar dan menentang-Nya.Allah Swt. berfirman di dalam hadits gudsi, “Wahai anak Adam, Kebaikan dari-Ku terus tercurah kepadamu, sedangkan keburukan darimu terus datang pada-Ku.”

 

Sungguh celaka. Engkau mengaku hamba-Nya, sedangkan engkau taat kepada selain Dia. Jika benar engkau hamba-Nya, maka hendaklah engkau berbakti dan taat pada-Nya. Mukmin yang benar-benar yakin, tidak akan pernah menuruti hawa nafsunya, tidak akan taat pada bujukan setan, bahkan tidak akan peduli dengan urusan keduniaan, dia akan menganggapnya dunia itu lebih rendah. Dia akan mencari hal-hal yang berkaitan dengan akhirat sampai dia bisa sampai kepada Allah Azza wa Jalla. Mengikhlaskan seluruh ibadahnya dalam setiap waktu, karena meyakini firman Allah Swt., “Padahal mereka hanya diperintah hanya menyembah Allah, dengan ikhlas semata-mata karena menjalankan agama.” (Q.S. al-Bayyinah: 5)

 

Tinggalkanlah segala bentuk kemusyrikan. Esa-kanlah Allah Azza wa Jalla. Dialah pencipta seluruh makhluk yang ada. Dan semua yang ada berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Wahai pencari Tuhan selain Dia, sungguh telah hilang akal sehatmu. Apakah ada sesuatu selain Dia di jagat raya milik Allah ini. Allah Swt.. berfirman, “Dan tidak ada sesuatupun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya.” (Q.S. al-Hijr : 21)

 

Wahai pemuda, berjalanlah di dalam ketetapan takdir-Nya dengan kesabaran sebagai hamba, menantikan kelapangan. Jika itu engkau lakukan maka keutamaan serta anugerah-Nya akan tercurah pada takdirmu walau pun engkau tidak meminta dan memimpikannya. Wahai manusia, berdirilah pada ketetapan takdir itu dan terimalah ketetapan itu dengan penuh keridhaan. Wahai manusia, marilah ber-nadzar (untuk berbakti) kepada Allah, rela dengan takdir dan kehendak-Nya. Kita tundukkan hati dan kepala kita. Ikhlas atas gadha dan gadar Allah Swt. diiringi kesabaran dalam menjalaninya. Karena Rasulullah telah memuliakan orang seperti itu. Jika kita melakukan hal itu maka kita akan menjadi sahabat bagi takdir itu. Allah Swt. berfirman, “Di sana, pertolongan itu hanya dari Allah Yang Maha Benar.” (Q.S. al-Kahfi: 44)

 

Engkau akan disediakan “minuman” dari telaga ilmu-Nya. Disiapkan “makanan” dari hidangan keutamaan-Nya. Dan akan diterima dengan penuh keramahan serta mendapat curahan rahmat-Nya. Hal ini diberikan kepada sedikit orang dari beriburibu orang dan sebagaian saja dari berbagai kabilah dan suku. Wahai muridku, engkau harus bertakwa dan menjalankan seluruh syariat-Nya. Engkau juga harus menentang keinginan hawa nafsu yang dikendalikan setan. Serta janganlah membiasakan hal-hal yang buruk. Mukmin yang senantiasa berjihad adalah mereka yang tidak pernah melepaskan topi bajanya, tidak menyarungkan pedangnya, dan tidak pernah menanggalkan pelana kudanya. Tidur dengan tidur yang sedikit, sehingga dapat mengalahkan musuh. Sesungguhnya Allah mentakdirkan mereka dapat berbicara (untuk menyampaikan kebenaran). Dan Allah memberikan kemampuan untuk menggerakan lidahnya, sebagaimana Allah memberi kemampuan kepada anggota badan untuk berbicara di hari kiamat nanti. Allah Swt. yang memberikan kemampuan untuk berbicara, mempersiapkan perangkatnya sehingga mereka dapat berbicara. Jika Allah berkehendak sesuatu atas mereka, maka Dia akan menyiapkan segala perangkatnya. Allah menghendaki agar manusia berjalan dalam aturan di dalam memenuhi kebutuhannya, maka Allah pun mengirim Rasul dan Nabi yang berbicara menyampaikan aturan-Nya. Saat Allah Swt. memanggilnya kembali, maka para ulama yang mengamalkan ilmunya menjadi penerusnya. Mereka berbicara kebenaran sebagai pengganti para Rasul dan Nabi. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Ulama adalah pewaris para Nabi.” (H.R. Tirmidzi)

 

Wahai manusia, bersyukurlah kepada Allah Swt. atas nikmatNya. Dan renungkanlah bahwa itu adalah dari-Nya. Allah Swt. berfirman, “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah.“ (Q.S.an-Nahl: 53)

 

Wahai orang yang telah menerima nikmat dari Allah, di manakah kesyukuranmu. Wahai orang yang menganggap bahwa nikmat itu datang dari selain Allah, engkau mengira bahwa itu bukan dari-Nya,kadang kamu meremehkannya,tetapikamumenantikannya, bahkan terkadang kamu mempergunakannya untuk kemaksiatan. Wahai muridku, engkau patut berhati-hati (bersikap wara) ketika berkhalwat, agar dapat mengeluarkanmu dari kemaksiatan dan kebinasaan. Dan engkau membutuhkan muragabah (pendeketan diri) pada-Nya, sehingga mengingatkanmu bahwa pandangan Allah Swt. senantiasa mengawasimu. Sungguh engkau membutuhkan sikap seperti ini di dalam setiap khalwatmu.Engkau harus memerangi hawa nafsu dan (godaan) setan. Rusaknya kemuliaan manusia adalah karena kemaksiatan, hancurnya jihad adalah karena syahwat, binasanya al-Abdal adalah karena kacaunya pikiran saat menyendiri, dan tumbangnya para Shodigin adalah ketika hatinya lalai dari mengingat Allah dan lupa menjaga hati mereka. Sebab mereka tertidur di hadapan pintu sang Maha Raja.

 

Tegakkanlah dakwah dengan menyeru manusia agar marifat pada Allah Azza wajalla. Tidak berhenti menyeru setiap hati manusia, seraya berseru, “Wahai hati manusia, wahai setiap ruh yang ada, wahai seluruh jin dan manusia, wahai siapa saja yang mengharapkan keridhoan Sang Maha Raja. Bersegeralah menuju pintu-Nya. Berjalanlah dengan langkah kaki hatimu yang penuh ketakwaan dan tauhidullah. Berjalanlah dengan langkah marifah pada-Nya. Disertai sikap wara’ (berhati-hati) dan sikap zuhud dari kehidupan dunia dan dari segala sesuatu selain Dia.” Tujuan mereka, membenahi makhluk Allah, dan Cita-cita mereka memenuhi langit dan bumi, sampai kepada ‘arasy, dan seluruh jagat raya.

 

Wahai pemuda, tanggalkanlah syahwat dan hawa nafsu. Jadilah seperti bumi yang berada di bawah kaki manusia. Jadilah seperti tanah yang berada di bawah kekuasaan tangan mereka. Allah Azza wa Jalla mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Allah mengeluarkan Nabi Ibrahim dari kedua orang tuanya yang mati (keimanan-nya). Karena iman adalah kehidupan, dan kekafiran adalah kematian. Ahli tauhid hidup, sedangkan orang musyrik itu mati. Tidak berlebihan jika Allah Swt. berfirman dalam hadits gudsi, “Ciptaan-Ku yang pertama kali binasa adalah Iblis.” Maksudnya adalah Iblis telah berbuat maksiat pada-Ku, dengan kemaksiatan itu dia telah membinasakan dirinya.

 

Sekarang adalah akhir zaman. Gejala nifak, kebohongan, dan dusta telah tersebar luas. Maka janganlah engkau dekat dengan orang-orang munafik lagi pendusta dan menjadi “dajjal” dalam hidup. Celakalah nafsu yang membawa pada kemunafikan, dusta, kekafiran, durhaka, dan kemusyrikan. Tentanglah dia dan jangan mengikutinya, ikatlah dan jangan melepaskannya. Tahan dia dan berikan apa-apa yang wajar diterimanya.Tundukkan nafsu itu dengan mujahadah (penuh perjuangan). Hawa nafsu itu harus dikendalikan jangan sampai berbalik mengendalikan dirimu. Oleh karenanya jangan sampai memperturutkan hasrat. Hasrat itu tak ubahnya seperti anak kecil yang belum berakal sempurna. Bagaimana engkau akan belajar kepada anak yang tidak memiliki kesempurnaan akal. Sedangkan setan adalah musuhmu. Musuh nenek moyang manusia, yaitu Adam dan Hawa. Maka bagaimana engkau akan tenang dengan berada bersamanya, sementara itu diantara engkau dan setan terdapat permusuhan abadi. Sungguh engkau tidak bisa aman bersamanya, karena dia yang telah “membunuh” (keimanan) nenek moyangmu. Bukan hal yang mustahil, suatu saat dia akan menyesatkanmu sebagaimana mereka menyesatkan Adam dan Hawa dahulu. Jadikanlah ketakwaan sebagai senjatamu untuk melawannya. Dan jadikan tauhidullah, murogobatullah, wara’ (berhati-hati) dalam kesendirian, kejujuran dan permohonan tolong terhadap Allah sebagai tentara bagimu. Senjata dan tentaramu ini akan menghancurkan setan, membinasakan, dan mengalahkan tentaranya, karena kebenaran bersamamu.

 

Wahai muridku, himpunlah dunia dan akhirat menjadi satu. Dan menyendirilah bersama Tuhanmu dengan ketetapan hatimu tanpa gangguan, baik urusan yang bersifat dunia bahkan urusan akhirat. Teguhlah bersama-Nya saja. Jangan berpaling dari pencipta hanya karena makhluk-Nya. Lepaskan segala penyebab yang dapat mengakibatkan putusnya dirimu dengan-Nya. Jika memungkinkan, tempatkan dunia untuk nafsumu, akhirat untuk hatimu. Dan tempatkan Allah Ajja wa Jalla.Wahai muridku, jangan berdiri bersama dengan nafsu, syahwat, dunia, bahkan tidak juga dengan akhirat. Jangan mengikuti selain al-Hag Azzawajalla.Apabila itu dapatengkau lakukan, sungguh engkau telah menyimpan simpananan yang kekal. Jika datang kepadamu hidayah dari Allah Swt., yaitu hidayah yang tidak akan ada kesesatan setelahnya, maka segeralah bertaubat atas segala dosa. Dan bergegaslah menuju keridhaan-Nya. Bertaubatlah atas dosa, baik lahir maupun batin. Sesungguhnya taubat adalah kemuliaan. Lepaskanlah ‘pakaian’ maksiat dan tukarkan dengan taubatan nashuha serta diiringi rasa malu terhadap Allah Azza wa Jalla dengan sebenar-benar rasa malu.Ini semua adalah amaliyah hati setelah terpenuhinya penyucian anggota badan dengan berbagai ibadah yang disyari’atkan.

 

Anggota badan memiliki amalan, demikian juga hati. Jika hati telah keluar menjadi lisan dan berhubungan dengan makhluk lainnya, maka dia tengah mengarungi lautan tawakal dan marrifatullah. Dengannya dia telah meninggalkan sebab (makhluk) dan mencari musabbab (al-Khalig). Maka jika telah sampai di tengah lautan ini, dia akan berkata: Dialah yang menciptakanku, maka Dia yang memberikan petunjuk.” (Q.S. Asyu’ara: 78)

 

Dia memberikan petunjuk dari ujung padang pasir ke ujung padang pasir berikutnya, dari satu tempat ke tempat lainnya. Sehingga dia berada di jalan yang lurus. Setiap kali dia mengingat Tuhannya maka akan nampak jalan yang lurus tersebut, akan tersingkap keburukan dan kerusakan. Hati orang yang mencari ridha Allah adalah untuk Allah Azza wa Jalla. Allah akan mempersingkat perjalanannya sehingga dia akan meninggalkan orang-orang dibelakangnya. Jika muncul rasa takut, maka keimanannya akan timbul. Keimanan itu akan memadamkan rasa takut tadi, kemudian akan berganti dengan sinar kelembutan, cahaya kebahagiaan, dan merasa dekat dengan-Nya.

 

Wahai manusia, jika datang rasa sakit, maka bersabarlah menunggu datangnya obat. Jika obat penyembuh telah datang, terimalah dengan penuh kesyukuran. Dengan begitu engkau akan berada dalam kehidupan yang ringan.Ketakutan atas api neraka akan meyakinkan hati orang mukmin, akan menjadikan wajahnya menjadi cerah, dan membuat sedih di dalam hatinya. Jika sudah seperti itu, maka Allah akan melimpahkan”air” rahmat dan “embun” kelembutan baginya. Akan dibukakan baginya pintu akhirat sehingga nampaklah semua anugerah-Nya. Jika mereka telah tinggal dengan tenang dan beristirahat sebentar, maka akan dibukakan baginya pintu kemuliaan (babul Jalal), hati dan jiwanya akan semakin tunduk penuh keyakinan dan semakin betambah rasa takutnya. Setelah itu, dibukakan baginya pintu keindahan (babul jamal), maka mereka akan merasakan ketenangan dan kenyamanan. Dan mereka bersiap-siap menjemput derajat demi derajat kemuliaan.

 

Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu. Tujuan dan cita-cita hati adalah Allah al-Hag. Maka jadikanlah Allah dan segala yang ada pada-Nya sebagai tujuan dan cita-citamu. Dunia ada penggantinya, yaitu akhirat. Makhluk ada penggantinya, yaitu al-Khalig. Segala sesuatu yang kamu tinggalkan di dunia, akan engkau dapati pengganti yang lebih baik di dalam kehidupan yang akan datang. Anggaplah bahwa masih tersisa umur sampai hari ini, bersiaplah untuk kehidupan akhirat karena kesempatan itu akan hilang dengan datangnya malaikat izrail pencabut nyawa. Dunia adalah ladang dan tempat singgah bagi | manusia, dan akhirat adalah tempat diam. Jika semangat dari Allah y telah datang, maka keduanya (dunia dan akhirat) akan tertutupi. , Sehingga dia akan berdiri di antara keduanya, tidak kepada dunia . dan tidak kepada akhirat. Wahai pendusta, sungguh engkau telah berbohong. Engkau berkata bahwa engkau mencintai Allah pada saat nikmat-Nya tercurah padamu. Tetapi saat ujian datang, engkau pergi seolah Allah bukan lagi yang engkau cintai. Sesungguhnya, kesungguhan seorang hamba itu akan terlihat pada saat datangnya ujian. Ketika ujian datang, dan engkau teguh menaatinya, maka engkau termasuk orang yang benar-benar mencintai Allah. Tetapi jika engkau berubah, jelaslah kebohongan dan ingkar dari janji semula.

 

Seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad Saw. seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mencintaimu.” Rasulullah menjawab, Jika engkau mencintaiku, maka bersiaplah untuk mengenakan “pakaian kefakiran” Kemudian datang seorang lelaki yang lain seraya berkata, “Sesungguhnya aku mencintai Allah Swt.” Rasulullah menjawab, “Jadikanlah ujian-Nya sebagai “pakaianmu’”

 

Cinta Allah dan Rasul-Nya berbanding lurus dengan kefakiran dan ujian. Oleh karena itu sebagian orang shalih (Ash Sholihin) menjelaskan, “Setiap ujian akan disertai dengan pertolongan. Dengan ujian tersebut manusia tidak mudah mengaku cinta pada Allah. Dengan ujian tersebut, akan diketahui siapa yang benar-benar mencintai Allah.

 

Ya Allah berikanlah bagi kami, kebahagian dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

Pada pertemuan tanggal 5 Syawal 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Kelalaianmu terhadap Allah akan memalingkan dan menjauhkanmu dari-Nya. Kembalilah dari kelalaian itu, sebelum engkau dipukul, dihinakan, dan didatangkan kepadamu ular yang menggigit serta kalajengking yang menyengat. Jika engkau belum merasakan kepedihan itu, jangan merasa senang terlebih dahulu, sebab itu hanya sementara, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sehingga, ketika mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka secara tiba-tiba.” (Q.S. al-An’am: 44)

 

Sesungguhnya dia akan mencapai apa yang ada di sisi Allah hanya dengan kesabaran. Oleh karena itu, Allah mempertegas perintah untuk bersabar. Kefakiran dan kesabaran tidak dapat beriringan kecuali pada orang yang benar-benar beriman. Orangorang mukmin yang dikasihi, jika diuji mereka akan bersabar. Mereka akan mendapat petunjuk untuk melakukan kebajikan di dalam ujian yang menimpanya. Mereka bersabar atas apa yang baru menimpanya dari Tuhannya. Jika tanpa kesabaran, pasti kalian tidak akan menyaksikanku berada di antara kalian. Membuat sebuah jaring untuk menangkap seekor burung. menunggu dari satu malam ke malam berikutnya dengan membelalakan mataku dan melangkahkan kakiku di siang hari sehingga mata serta kakiku merasa lelah. Seperti itulah aku berdiri di hadapan kalian hanya untuk kemaslahatan kalian, sementara kalian tidak mengetahuinya.

 

Jika tidak karena Allah Azza wa Jalla, maka apakah orang berakal akan berdiam di sebuah negeri yang penghuninya telah diselimuti oleh riya,nifak,kedzaliman, banyak memakan yang syubhat bahkan yang haram. Dan kekufuran telah merajalela. Banyak sekali orang jompo di rumahnya, orang bertagwa sibuk di tokonya, kaum zindig (yaitu orang yang menyembunyikan kekufuran menampakkan keimanan) dengan botol minuman kerasnya, sedangkan orang-orang yang baik hanya duduk saja di kursinya. Jika tidak ada ketentuan dan etika, pastilah aku akan menyebutkan apa yang ada dan terjadi di rumah-rumah kalian. Tetapi aku memiliki pondasi untuk mendirikan bangunan di atasnya. Aku mempunyai generasi penerus yang membutuhkan pendidikan. Jika aku menyingkap apa yang ada padaku, maka itu akan menjadi penyebab terpisahnya aku dengan kalian. Dalam hal ini aku membutuhkan kekuatan para Nabi dan para Rasul. Aku membutuhkan kesabarannya orang terdahulu sejak Nabi Adam a.s. sampai jamanku kini. Aku membutuhkan kekuatan rabaniyyah. Ya Allah anugerahkan padaku, kelembutan, pertolongan serta ridhamu. Amin.

 

Wahai manusia, kalian tidak diciptakan kekal di dunia, tidak pula untuk bersenang-senang di dalamnya. Oleh karena itu, ubahlah keburukan yang ada pada dirimu. Engkau menjadi kuat dengan taat kepada-Nya, yaitu dengan kalimah tayyibah, “Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah.” Dan ini tidak akan memberikan manfaat kecuali setelah engkau sandarkan segala sesuatu kepada-Nya. Iman itu harus sejalan antara ucapan dan perbuatan, Allah tidak akan menerimamu jika engkau mendatangi-Nya dengan berlumuran dosa dan maksiat. Dan engkau menetap pada kemaksiatan tersebut sehingga engkau tinggalkan sholat, puasa, sedekah dan amal-amal yang baik. Maka apa gunanya ucapan dua kalimah syahadat yang keluar dari lidahmu itu?

 

Jika dua kalimah syahadat keluar dari mulutmu, maka sesungguhnya engkau telah mengaku dan berjanji. Maka mana bukti dari janji itu? Bukti tersebut adalah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, bersabar dengan segala cobaan, pasrah dengan segala ketetapan-Nya. Jika itu semua telah engkau lakukan, maka Allah tidak akan menerimanya kecuali dilakukan dengan penuh keikhlasan, yaitu dengan mengharapkan Allah Azzawa Jalla semata. Ucapan tidak akan diterima, kecuali diikuti dengan perbuatan, dan perbuatan tidak akan diterima kecuali diiringi dengan keikhlasan dan sesuai dengan tuntunan Sunnah Rasulullah. Kasihilah orang-orang fagir dengan memberikan sebagian hartamu. Jangan menolak dan mengusir peminta-minta, sementara engkau sanggup memberikan sesuatu baik sedikit ataupun banyak. Sukailah memberi (kepada orang lain), karena Allah sangat senang ‘memberi! Dan bersyukurlah, karena Allah telah menjadikanmu mampu untuk memberi.

 

Celakalah jika engkau menolak peminta-minta, sementara peminta-minta itu adalah hadiah dari Allah dan engkau mampu untuk memberinya. Bagaimana engkau akan menolak hadiah dari yang memberikan hadiah. Menurutku, pendengaran dan tangisan sangat berhubungan. Jika ada orang fagir datang dan bercerita kepadamu sehingga menyentuh hatimu, tunjukkanlah tangisanmu dan perhatianmu, selama itu dilakukan karena Allah Azza wa Jalla. Pada awalnya, pendengaran itu dengan bagian terdalam jiwa, lalu dengan hati kemudian diikuti oleh anggota tubuh (seperti menangis) dengan berbagai kebaikan.

 

Jika engkau hendak mendatangiku, datanglah! Dan engkau harus menutup rapat ilmumu, amalmu, lisanmu, asal-usul nasabmu, kemuliaanmu dengan menutup ingatanmu tentang harta dan keluargamu. Berdirilah di hadapanku dengan mengosongkan hati, kecuali diisi oleh keberadan Allah al-Hag, sehingga Dia akan memenuhimu dengan keutamaan-Nya, kedekatan serta anugerahNya. Jika engkau melakukan itu pada saat engkau datang padaku, sungguh engkau seperti seekor burung yang pergi di pagi hari dengan perut yang kosong, dan pulang di sore hari dengan perut yang kenyang. Yakni hatimu akan dipenuhi oleh Nurullah (cahaya Allah). Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Waspadalah dengan firasat orang mukmin, sesungguhnya dia melihat dengan cahaya Allah ‘Azza wa Jalla.”

 

Wahai orang-orang fasik, hati-hatilah terhadap orang mukmin. Jangan datang kepadanya ketika kamu dilumuri oleh kekotoran dan kemaksiatan. Sesungguhnya dia memandang dengan cahaya Allah Azza wa Jalla. Dia dapat melihat apa yang ada pada dirimu. Kemusyrikanmu, kemunafikanmu, pengkhianatan yang tersembunyi di balik “pakaian palsumu” dia akan menemukan ketercemaran dalam hatimu.Orang yang dipandang olehnya tidak akan beruntung, dia tidak akan memperoleh keberuntungan. Kamu adalah orang yang termasuk hawas (gila pikirannya), maka temanmu pun adalah orang-orang yang sepertimu juga. Seseorang bertanya, “Sampai kapan “kebutaan” ini akan berlangsung? Jawabnya adalah “Sampai datang padanya seorang tabib, yang kemudian meletakan bantal di balik kepalanya, lalu memperbaiki prasangka burukmu, sehingga hilang tuduhan burukmu terhadapnya. Lalu engkau membawa anakanakmu dan duduk di ambang pintunya lalu engkau mau merasakan pahitnya obat yang diberi.”

 

Maka ketika “kebutaan” tersebut telah sirna, tunduk patuhlah engkau pada Allah Azza wa Jalla. Kemudian sampaikan segala kebutuhanmu pada-Nya. Tutuplah pintu yang membuka peluang masuknya makhluk (dalam hatimu). Dan bukakanlah pintu (yang mendekatkan) dirimu dengan-Nya. Akui segala dosa, mohon ampunlah atas segala kelalaian yang telah engkau perbuat.Kemudian yakinilah bahwa tidak ada kemadharatan dan tidak ada kemanfaatan, tidak ada yang dapat memberi dan tidak ada yang dapat menolak sesuatu kecuali Allah Azza wa Jalla.Tatkala kebutaan di dalam hatimu telah sirna, maka pandangan mata lahir pun akan tergerakkan.

 

Wahai muridku, Kasarnya pakaianmu dan kerasnya makananmu, bukan merupakan yang hal penting. Yang terpenting bagimu adalah zuhud-nya hatimu’. Yang pertama dikenakan orang yang shiddig (benar hatinya) adalah pakaian untuk batinnya, baru kemudian memikirkan lahiriahnya. Maka pertama-tama dia akan membungkus bagian terdalam jiwanya dengan “pakaian” kemudian hatinya, kemudian dirinya dan baru dia akan membungkus anggota badannya. Sehingga apabila semuanya merupakan pakaian yang kasar, akan datang padanya “tangan” kelembutan, “tangan” kasih sayang yang akan mengubah semuanya.Pada akhirnya akan lepaslah “pakaian”-nya yang lusuh dan kelam, lalu berganti dengan “pakaian” kebahagiaan. Kegetiran akan menjadi kenikmatan, kesedihan akan menjadi keceriaan, ketakutan akan menjadi ketentraman, yang asalnya jauh akan menjadi dekat dan kefakiran akan berubah menjadi serba berkecukupan.

 

Wahai muridku, engkau dapat meraih setiap bagian hanya dengan “tangan” zuhud bukan dengan “tangan” keinginan. Tidak selama yang makan sambil menangis sama seperti yang makan sambil tertawa. Ambillah setiap bagian tersebut, dan tetapkanlah hatimu bersama Allah al-Hag. Dengan perbuatan itu, sesungguhnya engkau telah selamat dari keburukannya. Jika engkau dapat makan dari pekerjaan sebagai tabib, maka itu lebih baik daripada engkau makan dari sesuatu yang tidak engkau ketahui asal-usulnya.

 

Betapa keras hati kalian, amanat yang ada dalam hatimu telah hilang. Kasih sayang telah sirna, hukum syariat tidak lagi dijalankan. Kalian telah meninggalkan dan mengkhianati amanat yang dibebankan kepada kalian. Celakalah! Jika tidak menjaga amanat, akan turun air yang menyirami kedua mata kalian, dan tali yang akan mengikat tangan dan kaki kalian. Kemudian pintu rahmat Allah akan tertutup, dan akan disematkan sikap keras pada hati kalian sehingga akan menghalangi datangnya anugerah kepadamu.

 

Peliharalah kepala kalian dengan pemeliharaan Tuhanmu. Sesungguhnya Siksaan-Nya sangat keras dan pedih. Siksaannya akan merenggut ketenanganmu, ketentraman serta kegembiraan hariharimu, dan akan menghancurkan perilaku kufurmu. Takutlah padaNya. Dialah Tuhan langit dan bumi. Peliharalah nikmat yang telah diberikannya dengan bersyukur, sambutlah perintah dan laranganNya dengan memperhatikan dan mentaati-Nya. Terimalah segala kesukaran dengan sabar dan segala kemudahan dengan syukur. Demikianlah yang telah dilakukan oleh para Nabi, para Rasul, pada Shalihin. Mereka mensyukuri nikmat-Nya dan bersabar atas cobaanNya. Beranjaklah dari hidangan yang berbau maksiat, beralihlah kepada hidangan yang penuh dengan ketaatan. Peliharalah segala peraturan dan hukum-hukum-Nya. Bertaubatlah dari dosa-dosa, dan perbaharuilahjiwa-jiwa kalian.SesungguhnyaAllah AzzawaJallatidak berbuat dzalim kepada hamba-hamba-Nya. Ingatlah pada kematian dan apa-apa yang akan terjadi setelahnya. Ingatlah Tuhanmu, hisabNya serta pandangan-Nya kepada kalian. Renungkanlah! Sampai kapan kita akan tetap tertidur lelap? Sampai kapan kebodohan dan kebathilan ini akan berlangsung? Sampai kapan kita akan terus bergelimang dengan hawa nafsu dan syahwat? Mengapa tidak mau membiasakan beribadah kepada-Nya? Kenapa belum menjalankan syari’at-Nya? Kenapa tidak menjalankan budi pekerti yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Sunnah?

 

Wahai murid–muridku, jangan bergaul dengan manusia diiringi dengan “kebutaan” kebodohan, sifat lalai dan kemalasan. Bergaullah dengan pandangan yang terbuka, ilmu serta penuh dengan semangat. Jika engkau melihat ada yang pantas dan terpuji, maka ikutilah. Dan jika engkau melihat sesuatu yang akan menjerumuskanmu maka menjauhlah darinya. Kalian ada dalam kelalaian, oleh karenanya, bangunlah! Penuhilah masjid-masjid, tegakanlah shalat, kumandangakan shalawat bagi Rasulullah Saw.. Beliau bersabda, “Kalau saja dari langit turun api, maka tidak akan ada yang selamat darinya kecuali ahli masjid.” Jika kalian lalai di dalam sholat, maka sholat tersebut terputus dari Allah Azza wa Jalla. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Keadaan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika dia bersujud.”

 

Celakalah. Betapa banyak engkau mentakwil (ayat-ayat Allah) dan betapa banyak engkau memberi rukhsah (keringanan). Orang yang menta’wil termasuk berkhianat. Ketika kita mengikuti ketetapan hati, bergantung pada hukum ijma” Kemudian ikhlas dalam beramal, kita tidak bermaksud meninggalkan hukum Allah Azza wa Jalla. Bagaimana sekiranya ta’wil kita dan keringan yang kita tempuh hilang? Zaman sekarang adalah zaman rukhsah, bukan masanya lagi mengikuti ketetapan hati, zaman yang dipenuhi dengan sifat riya, nifak dan perampasan harta dengan jalan yang tidak benar. Banyak orang yang melakukan sholat, beribadah puasa, melaksanakan ibadah haji, berbuat kebajikan bukan karena Allah.

 

Sebagian besar alam ini telah terperangkap menuju makhluk, tidak menuju Khalig (Pencipta).Hati kalian telah mati,sedangkan nafsu syahwat telah menguasai dan hidup di dalamnya, sehingga kalian mencari kesenangan dunia. Ingat! Hidupnya hati itu adalah dengan melepaskan diri dari pengaruh makhluk, dan kembali bersama al-Hag Azza wa Jalla secara maknawi yang hakiki, bukan hanya tampilan muka belaka. Hidupnya hati adalah dengan menjalankan seluruh perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Sabar atas ujianNya, dan rela dengan segala ketetapan-Nya.

 

Wahai muridku, terimalah segala takdir-Nya, lalu tegaklah berdiri bersama-Nya. Perintah yang dilakukan itu membutuhkan dasar pondasi, kemudian harus didirikan “bangunan” di atasnya. Maka istigamah-lah di dalam mengerjakan perintah tersebut dalam setiap waktu, baik di waktu siang maupun di waktu malam. Celakalah! Engkau mentafakuri urusanmu. Tafakur adalah amalan hati. Jika engkau mendapati kebaikan dari tafakur tersebut,maka bersyukurlah kepada Allah Swt.. Dan jika engkau mendapatinya sebagai sebuah keburukan, maka bertaubatlah. Maka itu akan menghidupkan agamamu dan membinasakan setan yang ada pada dirimu. Oleh karena itu, dijelaskan: berpikir (tafakur) sejenak, lebih baik dari pada berdiri sepanjang malam.

 

Wahai umat Nabi Muhammad. Bersyukurlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Allah telah memberikan keringanan dalam amalan kalian, berbeda dengan amalan orang-orang terdahulu sebelum kalian. Kalian adalah umat akhir zaman, tetapi kalian adalah umat yang pertama di akhirat nanti. Jika kalian telah baik, maka tidak ada umat yang lebih baik dari kalian. Kalian adalah pemimpin, dan umat yang lain adalah pengikut.

 

Ingatlah! Hal ini tidak akan terwujud selama nafsu syahwat masih bercokol dalam dirimu, selama engkau menentang Allah Yang Maha Pencipta, selama perbuatanmu masih terbungkus riya dan nifak, selama dunia masih engkau cintai, selama masih ada hal lain selain Allah di dalam hatimu. Maka engkau tidak akan menjadi umat terbaik. Ya Allah, anugrahkan kepada kami kesanggupan untuk itu, dan anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jumat pagi-pagi tanggal 8 Syawal 545 H di Madrasah Ma’muroh, Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Wahai orang-orang yang ada dalam kefakiran, jangan beranganangan tentang kekayaan. Sebab angan-angan itu menjadi penyebab kehancuranmu. Wahai orang yang sedang menderita sakit, jangan hanya berangan tentang kesehatan, sebab itu pun adalah pangkal kerusakanmu. Jadilah sebagai orang yang berakal. Cukuplah dengan ketetapan yang telah ditetapkan untukmu, dan jangan meminta lebih dari itu. Setiap kali Allah Azza wa Jalla mengabulkan permintaanmu, akan muncul kecemasan dan kesusahan. Kamu sudah mencobanya, kecuali hamba yang diperintah untuk meminta dengan hatinya. Hendak meminta untuk pengampunan, sehat, perlindungan bagi urusan agama, dunia dan akhirat. Cukuplah dengan permintaan tersebut. Jangan memilih terhadap kehendak Allah dan jangan bersikap sombong atas takdir-Nya, karena itu akan membinasakanmu. Jangan bersikap sombong kepada Allah dan jangan sewenang-wenang terhadap makhluk-Nya, dengan alasan kekuatan dan kekayaan yang engkau miliki. Sesungguhnya itu akan menghancurkan dirimu sendiri dan Allah Swt. akan mengadzabmu. Sesungguhnya adzab-Nya sangat keras dan pedih. Sangat rugi dan celaka! Jika pada lisan mengaku muslim, sementara hatinya tidak. Ucapannya mengaku muslim, sedangkan perbuatannya tidak. Saat ada di keramaian mengaku muslim, tetapi saat sendiri tidak.

 

Apakah kamu tidak mengetahui, sesungguhnya jika engkau melakukan shalat, mengerjakan puasa dan berbuat kebajikan, sedangkan tidak memurnikan tujuan semata karena Allah Azza wa Jalla. Maka sesungguhya engkau termasuk orang yang munafik. Jauh dari Allah Swt.. Bertaubatlah sekarang juga! Bertaubatlah kepada Allah dari segala ucapan dan perbuatan yang hanya bertujuan karena dunia. Umat yang di dalam perbuatannya tidak diiringi kecintaan yang sangat (terhadap dunia), mereka adalah orang-orang yang berbahagia, mereka adalah orang-orang yang yakin pada tauhidullah, mereka adalah orang-orang yang ikhlas, bersabar terhadap ujian-Nya serta bersyukur atas segala nikmat-Nya. Mereka mengingat (Allah) dengan lisannya, lalu dengan hatinya dan di lubuk hatinya yang terdalam pun berdzikir kepada Allah. Jika datang kepada mereka godaan dari makhluk-Nya, maka wajahnya akan tersenyum, kerajaan dunia tidak berharga di matanya, seluruh yang ada di alam dunia menjadi kecil, remeh dan tidak berarti. Sebagai tambahan pahala bagi mereka, mereka menjadi penghuni syurga dan terhindar dari neraka. Semuanya hancur lebur, tidak bumi, tidak juga langit, tidak penghuninya. Allah berfirman, “Maka ingatlah kepada-Ku, aku pun akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku” (Q.S. al-Bagarah : 152). Berdzikirlah kepada-Nya dengan penuh kekhusyu’-an.Perhatikan firman Allah dalam sebagian perkataan hadits gudsi-Nya, “Aku bersama orang yang berdzikir (ingat) kepada-Ku.” Maka mereka hijrah menuju pertemuan untuk berdzikir sehingga mencapai kebersamaan dengan-Nya.

 

Wahai manusia, jangan bingung. Ilmu ini tidak akan memberikan kalian manfaat kecuali disertai dengan amalannya. Kerjakanlah apa yang diperintahkan di dalam al-Qur’an. Ini adalah hukum dan aturan Allah Azza wa Jalla. Mereka mengamalkannya dari hari ke hari, tahun ke tahun sehingga akhirnya mereka memperoleh buah sebagai hasilnya.

 

Wahai muridku, ilmu-mu telah menyerumu. Aku akan menjadi saksi yang menyudutkanmu, jika engkau tidak mengamalkannya. Dan akan menjadi saksi yang mendukungmu jika engkau mengamalkannya. Rasulullah bersabda, “Ilmu itu akan berhubungan dengan perbuatan jika direspon, jka tidak maka ilmu tersebut akan berlalu.“ Nilai ilmu itu akan hilang, dan yang tersisa petakanya. Syafaat dari-Nya akan ikut hilang sehingga Allah enggan mendekat dan tidak mau memenuhi kebutuhanmu. Isinya akan hilang, dan yang tersisa hanyalah kulitnya.

 

Inti dari ilmu adalah amal. Tidak sah ucapanmu bahwa engkau pengikut Rasulullah, sementara engkau tidak melakukan Sunnah-sunnahnya. Jika engkau telah melakukan apa yang diperintahkan-Nya, sambutlah hati dan lubuk terdalam hatimu untuk memasuki Allah Azza wa Jalla. Ilmu-mu memanggilmu, tetapi engkau tidak mendengarkannya, sungguh yang demikian karena tidak ada lagi hati di dalam dirimu. Ilmu yang disertai dengan amal akan mendekatkanmu kepada Dzat yang menurunkan ilmu tersebut. Jika engkau melakukan aturan ini, maka ilmu lahir yang ada, akan melahirkan ilmu batin. Sehingga akan terbentuk dua pandangan. Hatimu akan menjadi takut. Ilmu dan hikmah, lahir dan batin. Kewajibanmu adalah mensucikannya. Dengan ilmu tersebut, nasihatilah karib kerabat. Sebab,zakatnya ilmu (penyuciannya) adalah dengan menyebarkannya, dan berdakwah kepada makhluk-Nya agar menuju al-Hag Azzawajalla.Wahai muridku,apabila engkau bersabar, maka pasti akan sanggup menjalaninya. Allah Swt. berfirman, “Dan hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya dengan tanpa batasan.” (Q.S. az-Zumar:10)

 

Makanlah melalui usaha yang engkau lakukan. Dan jangan menjadikan agama sebagai ladang tempat makanmu. Mencari nafkahlah! Kemudian makanlah. Pencapaian orang mukmin adalah tingkatannya para shadigin. Mengharapkan sampainya rahmat kepada seluruh makhluk. Mencari ridha al-Hag Azza wa Jalla dan cinta-Nya. Perhatikan sabda Rasulullah Saw. berikut ini, “Manusia itu adalah keluarganya Allah ‘Azza wa Jalla, sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi keluarganya.”

 

Para wali Allah itu tuli, bisu, dan buta. Jika hati mereka telah bertaut pada Allah, maka mereka tidak akan mendengar apa pun dari selain Dia. Tidak akan melihat kecuali Dia karena kedekatannya. Rasa takut menyelimuti mereka dan rasa cinta (pada-Nya) telah mengikat mereka. Mereka berada di antara keagungan dan keindahan. Tidak berpaling kekananataupun kekiri.Mereka berada dibarisan terdepan, tidak pernah berada di belakang. Setiap orang, setiap raja bahkan jin sekalipun. akan menjadi pengikutnya. Karena ilmu dan hukum yang ada pada dirinya, menjadikan seluruh mahkluk takluk di hadapannya. Keutamaan akan menjadi santapan mereka, dan kelembutan akan menyegarkan mereka. Mereka akan makan dari hidangan keutamaan dan mereka akan minum dari telaga kelembutan. Pendengaran mereka tidak sempat mendengar pembicara makhluk.

 

Parashadigininimenyeru manusia dengan perintah Allah,serta melarang mereka dengan apa-apa yang dilarang oleh-Nya, sebagai pengganti tugas Nabi Saw. Karena mereka adalah pewaris para Nabi. Tugas mereka adalah mengembalikan manusia ke hadapan pintu rabaniyyah (pintu Tuhan). Menunjukkan hujjah-Nya kepada mereka. Mereka memberikan sesuatu kepada yang berhak menerimanya. Memberikan keutamaan kepada yang berhak menerima keutamaan itu,dantidakmerebuthak-haktersebut.Merekatidakmemperturutkan hawa nafsu dan hasrat mereka. Mereka mencintai karena Allah, dan membenci karena Allah Azza wa Jalla. Segala sesuatu mereka sandarkan pada-Nya. Barangsiapa yang telah sempurna melakukan hal tersebut, maka sesungguhnya telah sempurna kebersamaan dengan-Nya, dan akan mencapai keberuntungan dan kebahagiaan. Sehingga seluruh makhluk akan mencintainya: manusia, jin, malaikat bahkan langit dan bumi. Wahai orang yang munafik, wahai orang yang menjadi hamba bagi makhluk dan lupa kepada Tuhan, apakah kalian ingin memperoleh ini semua, sedangkan itu semua tidak ada, tidak ada kemuliaan dan kehormatan pada kalian. Tunduklah dan bertaubatlah, tuntutlah ilmu lalu amalkanlah diiringi dengan keikhlasan. Jika tidak maka kalian tidak akan memperoleh petunjuk (hidayah). Celakalah antara aku dan kalian tidak ada permusuhan, sedang aku menyampaikan kebenaran dan tidak mengabaikan agama Allah Azza wa Jalla. Kerasnya peringatan ulama, dan kerasnya keterasingan dan kefakiran telah mendidikmu.

 

Apabila kalian mendapatkan kebenaran dari ucapanku, maka ambillah karena itu datang dari Allah, dan Dia-lah yang membuat aku mampu mengucapkannya. Jika engkau hendak mendatangiku, maka datanglah dengan mengosongkan dirimu dari nafsu dan hasrat yang ada. Jika engkau memiliki pandangan (batin) yang tajam, maka engkau pun akan melihat bahwa aku pun telah lepas dari hal-hal semacam itu. Kekuranganmu adalah pemahaman yang lemah, dan tidak mengambil manfaat dariku.Keadaanku murni,tidak dipengaruhi, oleh makhluk, tidak oleh dunia bahkan oleh akhirat.Barangsiapa yang kembali (bertaubat) lalu bersahabat denganku dengan memperbaiki prasangkanya atasku, kemudian dia melakukan apa yang aku nasihatkan. Insya Allah para Nabi akan menjadi pembimbingnya melalui ucapannya, para aulia akan menjadi penuntunnya melalui nasihat-nasihatnya,melalui ilham yang datang kepada hati sebab para aulia itu adalah pewaris Nabi, menjadi wakil dan perantaranya. Allah Swt. berbicara kepada Nabi Musa a.s.Firman Allah bukanlah makhluk, kalimahnya adalah hal yang ghaib. Firmannya melalui pemahaman yang kemudian sampai kepada akal tanpa perantara. Firman Allah kepada Nabi Muhammad tanpa perantara.Al-Qur’an itu tali yang kuat dari Allah, yang mengikat antara kalian dan tuhan kalian. Diturunkan melalui malaikat Jibril a.s. dari langit. Bersumber dari Allah diberikan kepada Rasulullah Saw. sebagaimana telah diriwayatkan. Hal ini tidak boleh kita ingkari. Ya Allah berilah kami semua petunjukmu, terimalah taubat kami dan rahmatilah kami.

 

Wahai orang-orang miskin, tinggalkanlah perkataan yang tidak bermanfaat, jangan kukuh dengan fanatik terhadap madzhab. Berbuatlah dengan yang mendatangkan manfaat bagimu, baik urusan dunia maupun urusan akhirat. Akan engkau saksikan apa yang engkau alami, dan engkau akan mengingat ucapanmu. Nantinya engkau akan mendapati layaknya tikaman yang menusuk kepalamu, sementara kepalamu itu tidak terlindung oleh topi baja, sehingga menjadikan luka yang menganga. Kosongkan hatimu dari ambisi dunia, sesungguhnya dalam waktu dekat engkau akan meninggalkannya. Jangan mencari kesenangan hidup di dunia, sebab itu tidak akan menolongmu. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Kehidupan (yang sebenarnya) adalah kehidupan akhirat.”

 

Jangan panjang angan-angan, zuhud-lah untuk urusan dunia. Pada dasarnya zuhud itu adalah tidak panjang angan-angan. Berpindahlah dari keburukan, putuskan rasa suka terhadapnya. Dan bergaulah bersama dengan orang-orang shalih. Tinggalkan keburukan itu, walaupun itu dengan denganmu, sebaliknya carilah kebaikan, walaupun jaraknya jauh darimu. Orang yang mencintai sesuatu, maka dia akan menjadi seperti orang yang dicintai dan disukainya. Lihatlah, bersama siapa engkau saling mengasihi dan mencintai.

 

Dikatakan kepada sebagaian mereka, “Apakah kedekatan itu?” Kedekatan itu adalah kecintaan. Tinggalkanlah apa yang telah menjadi bagianmu dan apa yang belum menjadi bagianmu. Mencari apa yang menjadi bagianmu pun akan membuatmu lelah, dan mencari hal yang belum menjadi bagianmu melahirkan kebencian dan permusuhan. Oleh Karena itu Nabi Saw. bersabda, “Sebagian dari hukuman Allah terhadap hambanya adalah karena mencari perkara yang bukan menjadi bagiannya.”

 

Wahai muridku, carilah petunjuk dari ciptaan Allah Swit.. Renungkan seluruh ciptaan-Nya. Engkau benar-benar dapat mencapai pada Dzat yang menciptakan seorang yang mukmin yang yakin dan memiliki kebijaksanaan dan pandangan mata lahir dan batin. Dengan pandangan lahir dia dapat melihat apa-apa yang Allah ciptakan di bumi, dan dengan pandangan batin dia dapat melihat penciptaan Allah “di langit” (hal yang ghaib). Kemudian Allah akan mengangkat hijab (penghalang) dari dalam hatinya sehingga dia dapat melihat dengan tanpa keragu-raguan dan kebimbangan. Dia menjadi semakin dekat dan dicintai. Orang yang dicintai tidak akan terhalang sesuatu.Tetapi sebaliknya, akan dibuka segala penghalang, maka dia akan terbebas dari belenggu makhluk, kungkungan nafsu dan belenggu syahwat yang memenjarakannya. Kemudian dia akan menemui pintu di segala penjuru bumi. Pergunakanlah akalmu, renungkan apa yang aku ucapkan, pahamilah! Karena aku berbicara dengan inti pembicaraan yang syarat dengan makna.

 

Wahai muridku, jangan mengadukan urusanmu kepada selain Allah. Adukanlah kepada-Nya, karena Dia yang menetapkan segala sesuatu, sedangkan selain Dia tidak akan menyambutmu.

 

Sembunyikan musibah dan rasa sakit, bersedekah dengan ikhlas, sehingga tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanan, karena itu meruapakan harta simpanan yang sangat berharga. Berhati-hatilah dalam mengarungi lautan dunia, telah banyak manusia yang tenggelam di tengahnya. Tidak akan ada yang selamat kecuali orang yang mengesakan Allah. Dunia adalah lautan yang sangat dalam, siapapun akan tenggelam di dalamnya, dan Allah hanya akan menyelamatkan hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana Allah akan menyelamatkan orang-orang mukmin dari api neraka di hari akhir nanti. Allah Swt. berfirman, “Dan tidak ada seorang di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka) hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan.” (Q.S. Maryam:71)

 

Allah Swt. berfirman kepada api, “Wahai api dinginlah dan selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang mukmin, yang ikhlas, yang mencintai-Ku dan mereka yang berpaling dari selain-Ku.“ Sebagaimana dikatakan pada api yang dinyalakan oleh Raja Namruz untuk membakar Nabi Ibrahim a.s., Allah pun akan berkata pada dunia ini, “Hai lautan dunia, jangan engkau tenggelamkan hamba-Ku yang mencintai-Ku.” Maka hamba tersebut akan selamat dari kejamnya dunia sebagaimana Nabi Musa dapat selamat beserta pengikutnya dari gelombang lautan.Sungguh,Allah akan memberikan karunia-Nya bagi orang yang dikehendaki-Nya. “Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan lurus.” (Q.S. al-Bagarah:142)

 

Segala kebaikan, anugerah, dan benteng pencegahan berada di tangan Allah, kekayaan dan kefakiran berada di tanganNya, kemuliaan, kehinaan dan semuanya berada pada genggaman Allah. Tidak ada satu pun yang dapat menyamai-Nya. Orang yang sehat akalnya akan berlari menuju pintu-Nya dan berpaling dari pintu apapun selain Dia. Tetapi aku melihat engkau malah memilih dunia dengan mengabaikan pencipta-Nya, menjauh dari akhirat dan sibuk dengan urusan keduniaan. Dalam waktu dekat engkau akan diambil oleh-Nya, Dia yang maha pedih dan keras siksaannya. Dia akan merenggut nyawamu dengan berbagai jalan: ada yang mati jauh dari tempat tinggalnya, atau mencabut nyawa melalui perantara sakit yang diderita. Orang yang hina akan dicabut nyawa dengan disertai kepedihan, keresahan, gelisah, dan susah payah. Seluruh pembicaraan orang dan kata-kata mereka akan menyertai kematian itu.Waspadalah wahai manusia yang sering lalai. Ya allah, bangunkan kami dari kelalaian, agar kami dapat mengingat-Mu. Amin.

 

Wahai muridku, jangan menjadi orang yang terus menuntut keduniaan. Layaknya “pengumpul kayu bakar” di malam hari, dengan tanpa memilih mana yang baik dan mana yang jelek. Dia tidak tahu apa yang diraih oleh tangannya. Aku banyak menyaksikan perilaku manusia dalam mencari dunia tak ubahnya seperti “orang yang mengumpulkan kayu di malam yang gelap gulita” dimana tidak ada cahaya bulan, atau sinar bintang yang menyinarinya. Dan dia berada dalam perjalanan yang sesak dipenuhi oleh pohon yang rindang dan dipenuhi oleh serangga-serangga yang dapat membunuh, sehingga hampir-hampir dia terbunuh karenanya. Hendaklah engkau menjadi seperti “pengumpul kayu bakar itu di siang hari” karena sinar matahari akan mencegahmu dari sesuatu yang dapat membahayakanmu. Jadikan, tauhid dan ketakwaan sebagai matahari di dalam usahamu. Karena sinarnya akan mencegahmu dari terjerumus kepada nafsu dan keinginan syahwat, setan dan kemusyrikan. Berhati-hatilah, jangan terperangkap oleh ketergesa-gesaan. Barang siapa yang tergesagesa akan terpeleset dan salah jalan. Dan barang siapa yang hati-hati dalam berjalan, dia akan selamat dan sampai pada yang benar.

 

Tergesa-gesa itu datangnya dari setan, sedangkan sikap waspada datangnya dari Allah yang Maha Rahman. Hal yang membuatmu menjadi tergesa-gesa adalah tamak terhadap dunia. Bersikap gana’ah’-lah, karena sikap gana’ah merupakan simpanan yang berharga. Bagaimana engkau akan mencari yang bukan bagianmu. Cegahlah nafsumu dan ridhalah dengan ketetapan-Nya. Dan berpalinglah dari selain-Nya. Pelihara itu sehingga engkau menjadi orang yang bijaksana dan mengenal Allah Swt..Pada akhirnya engkau akan sadar bahwa dunia itu remeh, dan akhirat berada pada pandangan hatimu dan selain Allah berada jauh di bawah pandangan lubuk terdalam jiwamu. Jangan pernah menganggap ada sesuatu yang lebih agung selain Allah Al-Hag,saat itulah engkau akan menjadi agung dengan sendirinya di hadapan manusia.

 

Wahai muridku, Jika engkau menginginkan agar pintu rahmatNya tidak tertutup, maka bertakwalah pada-Nya. Sesungguhnya ketakwaan adalah kunci bagi setiap pintu. Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa yang bertagwa pada Allah, Allah akan memberikan jalan keluar baginya,dan memberinya rizki dengan jalan yang tidak disangkasangka.” (Q.S.ath-Thalaaq:2-3). Jangan menentang (perintah) Allah Azza wa Jalla karena nafsumu. Tidak juga karena keluargamu, hartamu atau karena penghuni zamanmu. Jangan merasa malu untuk memerintah (kepada kebaikan) dan melakukan perubahan. Engkau lebih mengetahui, lebih memahami hukum dan lebih penyayang. Engkau dan seluruh makhluk yang ada adalah hambaNya. Dia adalah Pemeliharamu dan Pemelihara mereka. Jika engkau menginginkan menjadi orang yang bersamanya, hendaklah engkau berdiam. Berdiam diri adalah bagian yang dilakukan oleh para aulia Allah, mereka mengerti adab di hadapan-Nya. Mereka tidak bergerak dan tidak melangkah kecuali dengan harapan dapat memperbaiki hati mereka. Tidak memakan sesuatu, kecuali dapat membersihkan hati mereka, tidak menikah dan tidak bekerja kecuali hal tersebut dapat memurnikan hati mereka. Tidak ada tempat tinggal bagi mereka bersama Tuhannya, sampai hati mereka menemukan-Nya di dunia dan jasadnya menemui-Nya di akhirat.

 

Ya Allah, anugerahkan kepada kami kesempatan untuk bertemu dengan-Mu di dunia dan di akhirat. Karuniakanlah kepada kami nikmatnya berdekatan dengan-Mu dan menatap wajah-Mu. Dan jadikan kami sebagai orang yang rela mengaku engkau sebagai Tuhanmu dan berpaling dari selain-Mu. Anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

 

 

 

 

 

Hari Ahad, 10 Syawal 545 H, di pagi hari Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Diriwayatkan dari NabiMuhammad Saw.,“Barangsiapayang dibukakan baginya pintu kebaikan, maka hendaklah dia mempergunakan kesempatan itu. Karena sesungguhnya dia tidak tahu kapan pintu itu akan ditutup kembali.”

 

Wahai manusia, pergunakanlah “pintu” kehidupan ini selama masih terbuka. Sebab tidak akan lama, nanti akan tertutup kembali. Pergunakan kesempatan untuk berbuat baik, selama kalian mampu untuk melakukannya. Pergunakan “pintu” taubat, masuklah ke sana selama pintu taubat itu terbuka lebar bagimu. Pergunakan “pintu” do’a, pergunakanlah kesempatan untuk berkumpul dengan orangorang shalih selama masih terbuka.

 

Wahai manusia, bangunlah apa-apa yang telah engkau runtuhkan, bersihkanlah dirimu dari najis dan kotoran, perbaiki apa yang telah engkau rusak. Murnikan apa yang telah engkau cemari, kembalikan apa-apa yang telah engkau ambil (dengan cara yang bathil). Kembalilah ke pangkuan Allah Azza wa Jalla.

 

Wahai manusia, tidak ada kecuali Allah “Azza wa Jalla. Jika engkau bersama Pencipta, maka engkau adalah hamba-Nya, tetapi jika engkau bersama manusia berarti engkau adalah hamba mereka. Maka engkau harus meninggalkannya demi hatimu, engkau harus menjauh demi nurani di dalam jiwamu. Ketahuilah, bahwasanya orang yang mencari (ridha) Allah akan bersedia meninggalkan apa pun, dan meyakini bahwa segalanya akan menjadi penghalang antara dirinya dengan Dia.

 

Wahai muridku, janganlah bermalas-malasan. Ingatlah, penyesalan akan selalu menyertainya. Bersungguh sungguhlah dalam pekerjaanmu maka Allah Azza wa Jalla benar-benar akan memberikan dunia berikut akhirat. Abu Muhammad al-Azmi’ mengucapkan sebuah do’a, “Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang bersungguh-sungguh.” Baiknya pergaulan terhadap manusia, dan menyertai mereka dengan tetap mempergunakan batasan syar’i, disertai keridhaan, ini merupakan kebaikan dan keberkahan. Tetapi jikadisertaidengan melampauibatas-batas syar’i,dan menghapuskan keridhaan, maka tidak ada kemuliaan baginya.

 

Wahai muridku, bentangkanlah “jaring” doa. Kembalilah kepada ridha-Nya. Tetapi ingat, jangan berdo’a dengan lisan saja, sedangkan hatimu berpaling. Pada hari kiamat, manusia akan mengingat apa-apa yang telah dikerjakannya di dunia. Baik kebajikan atau keburukan. Dan di sana, tidak berguna lagi penyesalan.Ingat dan sadar di hari itu tidak lagi bermanfaat. Seperti tidak bermanfaatnya ingatan kita proses menanam benih, sementara orang lain sudah waktunya memanen. Rasulullah Saw. bersabda, “Dunia merupakan ladang bagi akhirat, barangsiapa menanam kebaikan maka akan memanen kebahagiaan, dan barangsiapa yang menanam keburukan maka dia akan memanen penyesalan.” Apabila kematian telah datang maka waspadalah akan datangnya hari dimana tidak berguna penyesalan. Ya Allah bangunkan kami dari tidur lelap yang melalaikan dan menjadikan kami bodoh dengan kebesaran-Mu. Amin.

 

Wahai muridku, berjalanlah di bawah naungan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, niscaya engkau akan berbahagia. Wahai manusia, malu-lah terhadap Allah dengan sebenar-benar rasa malu. Jangan lengah, zaman kalian adalah zaman yang menjerumuskan.

 

Kalian sibuk dengan mencari sesuatu yang (belum tentu) kalian makan, berangan-angan hal yang belum engkau temukan dan membangun banguna yang belum tentu engkau tinggali. Semua itu akan mengahalangimu untuk mencapai Allah Swt.. Dziklr pada Allah bersemayam di hati para ‘arifin (orang-orang yang mengenal Allah). Dzikir itu menguasainya dan meluapakan dirinya untuk mengingat dunia. Jika ini telah terpenuhi, maka (dengan sendirinya) surga akan menjadi tempat tinggalnya. Surga diberikan di dunia secara tunai dan surga pun dijanjikan kelak di alam akhirat.

 

Surga di dunia adalah dengan merasa ridha atas ketetapan takdir,dan dekat kepada Allah disertai munajat kepada-Nya, sehingga akan terbuka segala penghalang antara hamba dan khalignya. Sehingga pemilik hati seperti ini akan senantiasa bersama Allah di dalam kesendiriannya. Dan dia tidak akan merasa bimbang dan ragu dalam setiap langkah perbuatannya. “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, Dialah Tuhan Yang Maha mendengar dan Maha Melihat?

 

Sedangkan surga yang dijanjikan kelak adalah surga yang Allah janjikan bagi orang-orang mukmin, serta dapat bertatap muka dengan wajah-Nya yang Agung dengan tanpa penghalang. Tidak ragu lagi bahwa kebaikan itu bersumber dari Allah Swt., sedangkan keburukan bersumber dari selain Dia.Kebaikan itu artinya menghadap kepada-Nya dan keburukan itu berpaling dari-Nya. Setiap amal yang dilakukan untuk mendapatkan pahala darinya, maka pahalanya itu untukmu. Dan amal yang engkau kerjakan untuk-Nya, maka amal itu bagi-Nya. Jika engkau mengerjakan sesuatu karena mengharapkan bayaran sebagai ganti, maka balasanmu adalah (hanya dapat berdekatan dengan) makhluk. Sedangkan apabila engkau beramal dengan tujuan ridha Allah Azza wa Jalla, maka pahala yang kau dapatkan adalah dapat berdekatan dengan-Nya dan dapat memandang-Nya, maka jangan menjadikan bayaran pahala sebagai tujuan utama dari amal perbuatanmu.

 

Sandarkan pada-Nya setiap yang kau harapkan selain Dia. Carilah Sang Pemberi nikmat, jangan mencari nikmat belaka. Carilah tetangga (yang baik) sebelum engakau menetapkan akan tinggal di mana. Dialah Allah yang harus menjadi segala sesuatu, dan Dia yang mencipta segala sesuatu. Dialah yang menjadi tempat kesudahan segala sesuatu.Hendaklah engkau mengingat kematian,dan bersabar atas ujian. Tawakal-lah kepada Allah dalam setiap keadaan. Apabila tiga hal tersebut telah sempurna engkau lakukan, dengan mengingat maut maka engkau akan sampai pada sikap zuhud, dengan kesabaran engkau akan memperoleh apa yang eengkau inginkan dari Tuhanmu dan dengan ketawakalan akan sirna segala sesuatu dari hatimu, dan engkau akan bergantung kepada Tuhanmu.

 

Tinggalkan urusan dunia dan akhirat serta segala selain Dia, maka akan datang padamu ketenangan dari setaip sisi, pemeliharan dan perlindungan akan menghampirimu dari setiap sisi. Allah yang menjadi pelindungmu akan menjagamu dari seluruh penjuru. Tidak ada seorang pun yang dapat mencelakakamu.Akan terhalang seluruh celah yang membahayakanmu. Sehingga engkau tergolong sebagai orang yang diceritakan dalam ayat berikut: “Sesungguhnya kamu (Iblis ) tidak memiliki kekuatan atas hamba-hambaku.” (Q.S. al-Hijr: 42)

 

Bagaimana dia akan memiliki kekuatan untuk menggoda hamba yang memiliki tauhid dan memiliki keikhlasan. Mereka tidak berbuat riya dengan ingin dilihat oleh manusia dalam amal mereka. Ucapan itu lahir pada akhir tidak pada permualaan. Permulaan itu bisu dan akhir itulah yang berbicara. Seorang yang ikhlas, kerajaannya terdapat dalam hatinya, dan kekuatannya terdapat di lubuk terdalam jiwanya. Tidak nampak secara nyata. Jarang darinya yang menghimpun kerajaan lahir batin secara bersamaan. Tetaplah mempertahankan agar keadaanmu tetap tersembunyi sampai engkau menjadi sempurna dan hatimu mencapai Tuhanmu. Ketika engkau telah sempurna dan telah sampai pada-Nya, maka tidak perlu berpaling untuk mempedulikan hal yang tidak penting. Dan bagaimana akan berpaling, sedangkan keadaanmu telah sempurna. Dan engkau telah berdiri pada magam (tempat berdiri atau posisi)Nya. Engkau diselimuti oleh pemeliharaan-Nya. Sehingga seluruh manusia seolah menjadi tiang di hadapanmu, mereka seolah pohonpohon di sekelilingmu. Sehingga tak berarti lagi pujian atau celaan yang keluar dari mulut mereka, penerimaan ataupun penolakan yang mereka lakukan, keduanya sama saja bagimu. Sehingga engkau menjadi pembangun dan penentang (kekafiran)mereka, engkau menjadi pengubah atas izin Tuhan mereka. Dia memberimu kebebasan dan ikatan, memberikan tanda dalam hatimu, dan ciri pada lubuk terdalam di jiwamu. Tidak ada yang sanggup diakatakan, kecuali dia telah menjadi orang yang benar-benar berakal.

 

Jangan bingung dan bimbang, engkau ada dalam kebutaan, maka carilah yang dapat menunjukimu jalan, engkau bodoh, maka carilah yang mengajarkan ilmu.Jika telah engkau temukan berpegang teguhlah padanya, serta terimalah ucapan dan pandangannya. Mintalah petunjuknya agar sampai pada jalan (yang benar), apabila telah sampai maka diamlah sehingga engkau benar-benar memiliki mar’rifat. Kemudian jika orang yang tersesat berlindung padamu, jadilah tempat berlindung bagi orang-orang yang fagir dan orangorang miskin. Bergaullah dengan manusia dengan pergaulan yang baik.Marilah kita tanyakan pada diri kita,”Dimanakita berada? Apakah mencari Ridha Allah atau mencari sesuatu selain Dia? Perhatikan firman Allah ini, “Diantara kalian (manusia) ada yang mengharapkan dunia, dan ada yang mengharapkan akhirat.” (Q.S. Ali Imran:152) Dalam ayat lain disebutkan, “Menginginkan wajah (keridhaan)-Nya.” (Q.S. al-Kahfi:28)

 

Apabila hal itu telah sempurna pada dirimu, niscaya dunia dan akhirat akan mengabdi padamu, engkau akan memperolehnya dengan tanpa kesulitan. Ketuklah pintu Allah al-Hag Azza wa Jalla. Berdirilah di hadapannya dengan ketetapan hati yang kuat. Dengan begitu akan nampak bagimu segala bisikan. Bisikan jiwa, bisikan hawa nafsu, bisikan hati, bisikan (yang datang dari) iblis, bisikan (yang datang dari) malaikat, sehingga akan jelas bagimu antara hak dan bathil, antara kebenaran dan keburukan. Dan engkau akan mengetahui setiap hal dengan jelas.

 

Apabila engkau telah sampai pada derajat ini, maka akan datang petunjuk dari Allah al-Hag, yang akan menbimbing dan mendidikmu, menetapkan keyakinamu, menempatkan kedudukanmu, mengerakkan anggota badanmu, memerintah dan melarangmu dengan penuh tuntunan.

 

Wahai manusia jangan mencari kelebihan dan kekurangan, jangan pula mengharap percepatan atau penangguhan atas ketetapan-Nya. Sesungguhnya takdir itu telah menguasai setiap orang dengan pasti da teliti. Tidaklah kalian ada melainkan telah ada kitab (ketetapan)nya. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Tuhanmu telah selesai (menetapkan) penciptaan, (ketetapan) rizki dan kematian, pena telah mongering dengan apa yang telah ditetapkan-Nya.”

 

Allah Swt. telah menetapkan takdir segala sesuatu sejak dulu, tetapi telah datang hukum, dan kemudian perintah, larangan dan penghormatan, maka siapapun tidak berhak mempertanyakan ketetapan yang telah ditetapkan terlebih dahulu tersebut, “Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan-Nya. Tetapi merekalah (manusia) yang akan di Tanya.” (Q.S. al-Anbiyaa:23)

 

Wahai manusia, ketahuilah ayat yang tertulis ini, sehingga membawa kalian untuk mengamalkan kandunganya yang ada di dalamnya. Jika engkau melakukan apa ynag nampak (dzahir) ayat tersebut, niscaya akan sampai pada pemahaman batinnya. Yang pertama memahami adalah lubuk terdalam di jiwamu, kemudian muncul kecenderungan didalam hatimu,lalumendoronglisanmu dan akhirnya akan melahirkan perbuatan. Hal tersebut akan melampaui mereka karena kemashlahatan mereka dan kemanfaatan diri mereka. Betapa bahagianya jika engkau berada di (jalan) Allah Swt.. Engkau mencintai-Nya? Engkau mengaku mencintai Allah, apakah engkau mengetahui bahwa ada syarat-syarat (yang harus dipenuhi sebagai bukti cinta tersebut)?

 

Syarat tersebut antara lain: Engkau menerima dengan apa yang telah ditetapkan-Nya untukmu, dan engkau menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya. Engkau tidak boleh percaya, menyukai dan merindukan selain Dia. Jika ini engkau lakukan, maka bertaubatlah atas pengakuanmu yang dusta. Karena cinta Allah tidak cukup hanya dengan angan-angan, apalagi dengan kebohongan dan kemunafikan.Bertaubatlah,dan teguhkanlah taubatmu.Karena ketika engkau telah bertaubat, keteguhan taubat itu adalah persoalan lain yang harus diperjuangkan. Seperti tanamanmu, persoalan tumbuh berkembangnya pohon dan buah adalah hal lain yang harus diperjuangkan, setelah melakukan penanaman. Demikian juga teguh hati dalam bertaubat, adalah hal lain yang harus diperjuangkan setalah taubat.

 

Beliau (Syaikh Muhyiddin) berkata, “Hendaklah engkau menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya, baik dalam kemudahan maupun di dalam kesempitan, baik saat kaya mau pun ketika miskin, baik dalam kesenangan maupun dalam kesengsaraan, saat sehat atau pun saat sakit, baik dalam kondisi baik maupun dalam kondisi buruk.”

 

Tidak ada pengobat yang paling ampuh kecuali berserah diri pada-Nya. Apabila Allah telah menetapkan takdirnya, maka engkau jangan merasa tidak senang dengan ketetapan-Nya, serta janganlah beralih peraduan kepada selain Dia.Karena dengan begitu hanya akan menambahbencana,kesepian,dan kelemahan.Teguhlah bersamanya, lalu lihatlah apa yang diperbuat-Nya untukmu. Bergembiralah atas perubahan yang dilakukan-Nya jika engkau bersama-Nya, maka Dia akan mengubah ketakuatan menjadi kelembutan dan menggantikan tauhid yang engkau yakini dengan kebahagiaan. Ya Allah jadikanlah kami bersama Engkau, dan berada di sampingmu.

 

Ya Allah berikanlah bagi kami, kebahagian dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

Selasa,12 Syawal 545, sore hari pada madrasahnya, Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Wahai manusia,dimanakah penghambaan (ubudiyyah)terhadap Allah al-Hag:Tunjukkan padaku hakikat dari penghambaan itu, perlihatkan kecukupan dalam setiap urusanmu. Engkau adalah hamba yang lari menjauh dari Tuhanmu. Kembalilah padanya, tunduklah kepadanya, hendaklah engkau tawadlu dalam melakukan perintah-perintah-Nya, dalam menjauhi segala larangan-Nya, sabar atas ketetapan takdirNya. Jika engkau memenuhi hal tersebut, maka telah sempurna penghambaanmu terhadap “Tuanmus sehingga “Tuan”-mu itu akan mencukupi segala kebutuhanmu. Allah Swt. berfirman, “Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya.”

 

Apabila penghambaanmu telah benar, maka Dia akan mencintaimu, dan kecintaan-Nya itu akan semakin kuat di dalam hatimu. Dengan kecintaan-Nya itu, Dia akan lembut kepadamu, dekat dengamu dengan sangat mudah.Tidak akan mencari teman, selainNya, maka engkau akan ridha dengan segala hal yang menimpa, meskipun bumi menghimpitmu. Atau pintu-pintu menjadi tertutup, engkau tidak akan merasa benci kepada-Nya,tidakakan berlari menuju pintu yang lain, tidak akan memakan makanan dari yang lain. Seperti kita temukan kisah Nabi Musa as, dimana Allah berfirman,”Dan kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu.” (Q.S.al-Qashash: 12)

 

Allah “Azza wa Jalla, yang menjadi saksi bagi segala sesuatu, yang memandang setiap hal, yang senantiasa mengawasi dan selalu berada dekat manusia. Engkau tidak bisa berlepas diri dari-Nya. Sangat rugi sekali orang yang telah mengenal “marifah” setelah tu berpaling kepada kemunkaran. Sungguh celaka, jika engkau telah mengenal Allah, lalu engkau berpaling dari-Nya, sungguh engkau telah menolak kebaikan. Bersabarlah bersama-Nya. Karena dengan bersabar, engkau akan sanggup. Allah Swt. berfirman,”Wahai orangorang yang beriman! Bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Q.S. Alimran:200)

 

Banyak sekali ayat al-Qur’an yang menjelaskan balasan dan pahala kesabaran, baik di dunia maupun di akhirat. Hendaklah kalian melakukan kesabaran tersebut, karena kalian sudah dapat melihat bukti kebaikan yang diperoleh sebagai buahnya, baik kebaikan di dunia maupun kebaikan yang dijanjikan nanti di akhirat.

 

Hendaknya kalian melakukan ziarah ke kubur dengan maksud mengunjungi orang-orang shalih. Berbuat amal baiklah. Jangan bergaul dengan oarng-orang tidak mau menerima nasihat baik, jika mereka mendengar keterangan agama mereka tidak mengamalkannya.

 

Agamamu akan sirna oleh empat hal, sebagai berikut:

  1. Kalian tidak mengerjakan dengan apa yang kalian ketahui.

 

  1. Kalian mengerjakan apa-apa yang tidak kalian mengerti.

 

  1. Kalian tidak menuntut ilmu sehingga engkau berada di dalam kebodohan.

 

  1. Engkau menghalangi manusia yang ingin menuntut ilmu yang belum mereka ketahui.

 

Wahai manusia, apabila engkau menghadiri majelis dzikir maka hadirilah dengan rasa senang dan lapang, tidak untuk sesuatu yang sia-sia. Ikuti nasihat yang diberikan, dan peliharalah dari kesalahan dan dosa.Jangan memperolok-olok,tertawa,dan bersenda gurau. Di atas kepala kalian diawasi oleh Allah Swt.. Bertaubatlah dari hal tersebut, jangan menjadi musuh-musuh Allah. Manfaatkanlah apa yang kalian dengar dari majelis itu.

 

Wahai pemuda, sudah menjadi kebiasaan untuk mencari bagian di dalam hidup, mencari sebab (makhluk) dan lupa pada yang menjadikan sebab itu (Allah). Mulailah beramal dengan keikhlasan. Allah Swt. berfirman, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. az-Dzariyat:56)

 

Allah tidak menciptakan manusia dengan permainan dan sia-sia. Tidak hanya untuk makan dan minum, tidur dan menikah. Waspadalah dari kelalaian. Selangkah hatimu mendekat kepada Allah, seribu langkah Dia akan menghampirimu dengan cintaNya. Sesungguhnya, kerinduan Allah melebihi kerinduan hambahamba yang mencintai-Nya. “Allah akan memberi rizki orang-orang yang dikehendaki-Nya dengan tanpa disangka-sangka.” (Q.S. alBagarah:212)

 

Apabila Allah menghendaki urusan seorang hamba, maka dia akan menyediakan baginya (yang dibutuhknnya). Hal ini berkaitan dengan makna bukan bentuk lahirnya. Jika apa yang aku sebutkan telah terpenuhi, maka telah jelaslah ke-zuhud-an nya terhadap dunia dan akhirat. Semua hal akan menghampiri dirinya, raja sekalipun akan mendekatinya. Hal yang kecil akan menjadi gunung, tetesan akan menjadi lautan, bintang akan menjadi bulan, dan bulan akan menjadi matahari. Yang sedikit akan menjadi banyak, ketiadaan akan menjadi keberadaan, kefana-an akan menjadi kekekalan, kebimbangan akan menjadi keteguhan. Pohon (tauhid)nya akan menjulang mencapai Arasy dan akarnya tertancap kuat di dalam bumi. Kerindangan pohonnya akan menaungi dunia dan akhiratnya.

 

“Apakah cabang yang rindang itu?“aitu hikmah danilmu.Dunia hanyalah seperti lingkaran cincin, sehingga dia tidak dibelenggu olehnya, dan tidak juga diikat oleh yang lainnya. Tidak ada raja yang membatasinya, tidak ada penghalang yang menutupinya, tidak ada seroang pun yang dapat merenggutnya serta tidak ada sesuatu pun yang dapat mencemari kemurniannya. Jika ini telah terpenuhi, maka sudah sepantasnya dia berkumpul bersama manusia lainnya untuk menolong mereka dan menyelamatkan mereka dari gelombang lautan dunia

 

Apabila Allah al-Hag menghendaki bagi seorang hamba, Allah akan menjadikan dia sebagai dalil bagi manusia, penyembuh, pembimbing, pembina, pemandu, penuntun, penerang, dan menjadi matahari bagi mereka. Jika Allah menghendaki hal itu maka akan terjadi, jika tidak dikehendakinya, Dia akan menyembunyikan di samping-Nya dan menjauhkan dia dari manusia. Salah satu dari kelompok orang seperti ini akan dikembalikan kepada manusia disertai pemeliharaan dan perlindungan. Memberi taufik demi kemaslahatan manusia. Orang yang zuhud terhadap dunia akan diuji dengan akhirat, orang yang zuhud terhadap kehidupan dunia dan akhirat akan diuji oleh pencipta dunia dan akhirat. Sungguh kalian telah lalai, seolah-olah kalian tidak akan mati, tidak akan dikumpulkan di hari kiamat, tidak akan dihisab, dan seolah kalian tidak akan menyebrangi jembatan shiratal mustagim. Inilah sifat kalian yang sebenarnya, sedangkan engkau mengaku Islam dan beriman.

 

Al-Qur’an dan ilmu akan menjadi pendakwa atas kalian jika tidak engkau amalkan. Apabila engkau menghadiri majelis ulama, dan kalian tidak mengamalkan apa yang mereka nasihatkan, kehadiranmu itu akan mendakwamu dan menjadi sebuah dosa. Seperti halnya, andai engkau bertemu dengan Rasulullah dan engkau tidak menerima perintahnya. Pada hari kiamat seluruh manusia akan dikuasai oleh rasa takut terhadap keagungan Allah Azza wa Jalla, terhadap keagungan, kebesaran, dan keadilan-Nya. Raja-raja dunia akan hilang, dan yang ada hanya kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

 

Pada hari” itu, seluruh makhluk akan kembali pada-Nya. Akan nampaklah pemimpin-pemimpin kaum beserta kemuliaan mereka. Kemuliaan dari Allah bagi mereka, yaitu pada hari dipenuhi oleh para hamba, negeri-negeri, para penyanggah, dan penegak bumi bersama mereka. Mereka adalah para pemimpin manusia, dan menjadi “wakil” Allah al-Hag, (pemahaman yang dimaksud adalah maknawinya,bukan dzahirnya). Keberanian yang memerangi kaum kafir adalah dengan menghadapi mereka secara langsung. Keberanian orang-orang shalih adalah dengan melawan nafsu syahwat mereka. Melawan godaan setan beserta pengikut-pengikutnya dari golongan manusia. Keberanian orang yang mendapat kekhususan (dari Allah) adalah dengan zuhud terhadap dunia dan akhirat, serta segala hal selain Dia.

 

Wahai pemuda, waspadalah. Bergaulah bersama dengan para ahli agama, karena mereka adalah orang-orang yang penting (di sisi Allah). Kenalilah orang-orang yang taat kepada Allah dan tinggalkan orang-orang yang berbuat maksiat kepada Allah.

 

Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Hendaklah engkau berpegang teguh kepada agama, maka engkau akan beruntung.” Apabila engkau bergaul dengan ahli agama dan mencintai mereka, maka engkau akan beruntung, hatimu akan terbebas dari sifat nifak, dan orang-orang munafik. Allah tidak akan menerima apa-apa kecuali yang engkau tujukan untuk mendapat ridha-Nya. Dia tidak menerima bentuk pekerjaanmu, melainkan makna dari pekerjaan tersebut. Apabila engkau mengesampingkan hawa nafsu, godaan setan, dan gemerlap dunia dalam amal perbuatanmu, maka Allah akan menerima amalmu itu. Beramal-lah, dan ikhlaslah di dalamnya. Sungguh Allah tidak akan menerima amal, kecuali amal itu ditujukan untuk-Nya, bukan untuk siapa pun selain Dia.

 

Sungguh celaka, jika engkau beramal untuk manusia, sementara engkau mengharapkan penerimaan-Nya, ini adalah kegilaan yang kau perbuat.Tinggalkanlah ketamakan,kesombongan, dan kesenangan.Kurangi kesenanganmu dan perbanyaklah bersedih. Sungguh engkau berada di tanah kesedihan dan tempat yang memenjarakan. Nabi Muhammad Saw.adalah orang yang senantiasa bertafakkur, sedikit sekali bersenang-senang, sebaliknya beliau lebih banyak bersedih hati, sedikit tertawa (lepas) kecuali tersenyum untuk menghormati dan membahagiakan orang lain. Dalam hatinya bersemanyam kesedihan. Jika tidak ada para sahabat dan dunia (yang harus diserunya), niscaya dia tidak akan keluar dari rumahnya, dan tidak akan duduk bersama seorang pun.

 

Wahai manusia, jika khalwatmu telah sempurna bersama dengan Allah Swt.. nuranimu akan mengagumkan, dan hatimu akan menjadi murni. Pandanganmu akan menjadi tajam, hatimu menjadi berfikir, ruhmu dan nuranimu akan menghampiri Tuhanmu, Memikirkan dunia akan mendatangkan siksa, dan akan menjadi penghalang cinta Allah, sedangkan tafakur tentang akhirat merupakan ilmu dan akan menghidupkan hati. Tidaklah seorang hamba bertafakur, melainkan akan memperoleh ilmu tentang perihal dunia dan akhirat.

 

Celakalah, jika engkau meletakan dunia di dalam hatimu, sungguh Allah telah sempurna menetapkan setiap bagian manusia. Semuanya telah ditakdirkan dengan waktu yang telah diketahui-Nya. Setiap hari bertambah rizki, baik engkau cari maupun tidak engkau cari. Ketamakan akan memisahkanmu dari Allah dan dari manusia. Dengan ketipisan iman engkau mencari rizki,dengan bertambahnya keimanan, engkau akan menahan diri untuk mencari. Dengan kesempurnaan iman engkau akan “tertidur” (tidak mementingkan)nya.

 

Wahai pemuda, jangan mencampur-adukan kesungguhan dengan senda gurau.Bagaimana engkau akan menyatu dengan Khalig (pencipta), sementara engkau musyrik karena hatimu masih bersama dengan makhluk (ciptaan-Nya). Bagaimana engkau akan menyatukan antara dzahir dengan batin, antara perkara yang masuk akan dengan perkara yang berada jauh di luar akal, antara makhluk dengan Khalig. Sungguh bodoh orang yang melupakan musabab (Pencipta) dan sibuk mengurusi sebab (makhluk). Menyatu dengan yang baru (dicipta) dan meninggalkan pencipta (yang tidak berawal dan berujung),melupakan yang kekal dan bergabung dengan yang fana.

 

Ingatlah wahai pemuda, berteman dengan orang-orang yang bodoh, maka kebodohan akan menular kepadamu, berteman dengan oarng yang bodoh sama halnya dengan berteman dengan penipu. Bertemanlah dengan orang-orang mukmin yang memiliki keyakinan dan selalu mengamalkan ilmunya.Betapa baiknya keadaan orang-orang mukmin dalam usaha mereka, betapa kuat mujahadah (perjuangan) yang mereka lakukan, dan betapa tangguhnya mereka dalam berperang melawan hawa nafsu dan syahwat mereka. Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Kebahagiaan seorang mukmin terlihat di wajahnya, sedangkan kesedihannya tersembunyi di dalam hatinya.”

 

Ini merupakan bagian dari kekuatannya. Dia sanggup menampakkan kebahagiaan di wajahnya, sedangkan di dalam hatinya bersemayam kesedihan (karena takut pada Allah), cita-cita mereka abadi, banyak bertafakur, sering menangis, dan sedikit sekali tertawa. Oleh karena itu, Nabi Saw. bersabda, “Seorang mukmin tidak akan (tenang) beristirahat, kecuali setelah dapat bertemu dengan (wajah) Allah ‘Azza wa Jalla.”

 

Seorang mukmin akan menyembunyikan kesedihan di dalam hatinya. Lahirnya bekerja dan berusaha, sedangkan hatinya menghadap Tuhannya. Lahirnya bagi keluarganya, tetapi batinnya untuk Tuhannya. Lubuk hatinya tidak tersiar bagi siapa pun, keluarganya, anaknya, ataupun tetangganya. Dia mengingat ucapan Rasulullah Saw., “Berlindunglah atas urusanmu dengan menyembunyikannya.”

 

Dia masih menyembunyikan apa yang ada di sisinya. Jika datang yang mengalahkannya atau ucapannya telah selesai, maka dia kan memperbaiki hal yang salah dan mengubah ungkapannya. Dia menutupi apa yang nampak dan menghapus apa yang terlihat itu.

 

Wahai pemuda, jadikanlah aku sebagai cerminmu, cermin bagi hati dan jiwamu, cermin bagi amal perbuatanmu. Mendekatlah padaku, sesungguhnya engkau dapat melihat di dalam dirimu apa yang tidak engkau lihat bila engkau tidak berada di dekatku. Apabila engkau memiliki kebutuhan untuk urusan agamamu, datanglah kepadaku. Sesungguhnya aku tidak akan memihakmu dengan mengkhususkanmu dalam urusan agama Allah. Aku tidak akan malu untuk kembali kepada agama Allah. Aku telah mendidik dengan kekasaran, tanpa persahabatan, dan tanpa kemunafikan. Tinggalkan Dunia yang ada di rumahmu, dan mendekatlah padaku. Sesungguhnya aku berdiri di hadapan pintu akhirat. Berdirilah bersamaku dan dengarkan ucapanku lalu kerjakanlah sebelum kematian datang menjemputmu. Lingkaran tersebut adalah rasa takut kepada Allah. Jika engkau tidak memiliki rasa takut kepadaNya, maka engkau tidak akan merasa aman di dunia dan di akhirat. Takut kepada Allah adalah mengetahui dzat-Nya. Oleh karena itu, Allah menjelaskan, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah itu adalah para ulama.” (Q.S. Fathir: 28)

 

Tidak ada orang yang (benar-benar) takut kepada Allah nelainkan para ulama. Adalah para ulama yang mengamalkan apa yang mereka tahu dan kuasai dari ilmunya. Mereka tidak mengharapkan balasan ganjaran atas amal baik yang telah mereka lakukan, hanya satu tujuan mereka yang itu, ridha-Nya dan dapat dekat dengan-Nya. Mereka hanya mengharap cinta-Nya dan dapat mendekat dan lepas dari segala penghalang. Mereka mengharapkan agar tidak tertutup pintu pada wajah mereka, dunia dan akhirat. Mereka tidak mencintai dunia, bahkan akhirat, tidak apa pun selainNya.

 

Dunia itu kaum dan akhirat juga untuk kaum dan dzat Allah al-Hag untuk kaum.Kaum itu adalah mereka yang mukmin dan yakin, yang marifat, yang mencintai-Nya, yang bertakwa serta khusyu’ dalam beribadah, dan mereka yang senantiasa dirundung sedih. Kaum yang takut kepada Allah walaupun gaib. Allah Swt. itu gaib dari pandangan mata lahir. Tetapi Dia hadir dalam pandangan hati mereka. Bagaimana mereka tidak akan merasa takut, karena “Setiap waktu dia (Allah) selalu dalam kesibukan’.”

 

Dia mencipta, mengubah, mengganti, dan memperbaharui. Menolong dan mengalahkan, menghidupkan dan mematikan, menerima, dan menolak, mendekatkan dan menjauhkan, dan sebagainya.

 

Ya Allah, dekatkanlah kami kepada-Mu dan jangan jauhkan kami dari-Mu.

 

Ya Allah berikanlah bagi kami, kebahagian dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hari Jum’at, pertengahan Syawal 545. Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir berkata: Hati kaum (yang diceritakan di atas) adalah hati yang bening, bersih, melupakan makhluk, mengingat Allah Swt., melupakan urusan dunia dan mengingat akhirat,melupakan urusan mereka sendiri, mengingat apa-apa yang ada di sisi Allah Swt. Kalian semua terhalang dari semua itu. Kalian semua sibuk dengan urusan dunia daripada akhirat, meninggalkan rasa malu terhadap Tuhanmu Yang Maha Agung.

 

Dengarkanlah nasihat dari saudaramu yang mukimn, dan jangan membantahnya. Sebab dia melihat apa yang tidak engkau lihat pada dirmu. Oleh karena itu, Nabi Muhamad bersabda, “Seorang mukmin menjadi cermin bagi mukmin yang lainnya.”

 

Nasihat seorang mukmin kepada saudaranya adalah benar. Dia akan menjelaskan hal yang tersembunyi, dia akan membedakan antara yang baik dan yang buruk, memberitahukan mana yang maslahat untukmu dan yang madharat untukmu.

 

Maha suci Allah yang telah menyematkan di dalam hatiku untuk menasihati makhluk-Nya, dan telah menjadikannya sebagai cita-cita terbesarku. Aku adalah orang yang memberi nasihat, dan aku tidak mengharapkan balasan apa pun atas itu, akhirat telah sampai padaku. Aku bukanlah pencari dunia, aku bukanlah hamba dunia, tidak juga akhirat, dan tidak juga selain Dia. Aku tidak menjadi hamba kecuali hanya untuk-Nya. Satu-satunya Tuhan yang Maha Qodim, Kebahagiaanku karena kebahagiaan kalian, dan yang meresahkanku adalah kebinasaan kalian. Jika aku melihat wajah seorang murid yang benar, aku merasa bahagia.

 

Muridku, engkau bukanlah diriku, jika engkau berubah, maka aku tidak. Aku telah melewatkan (urusan dunia), tetapi engkau menolakku karena keinginanmu, berpeganglah kepadaku sehingga engkau melewatkan urusan dunia yang fana.

 

Tinggalkan sikap takabur terhadap Allah dan kepada manusia. Hendaklah kalian bersikap tawadlu.Asalmu adalah dari setitik nuthfah yang kotor, asalmu dari air mani yang hina, dan penghabisanmu adalah kematian yang akan menghampirmu. Janganlah menjadi orang yang dipimpin oleh ketamakan, diburu, dan dikendalikan oleh hawa nafsu menuju pintu kekuasaan. Mencari sesuatu yang bukan bagian (hak)nya, atau mengambil bagian orang lain dengan jalan yang rendah dan hina. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Siksa Allah yang paling keras adalah kepada hamba-Nya yang mencari sesuatu yang bukan menjadi bagian (hak)nya.”

 

Wahai orang yang bodoh dengan ketetapan takdir dan lalai kepada yang menetapkan takdir itu. Apakah engkau mengira bahwa penduduk dunia ini sanggup memberikan bagian yang bukan hakmu? Tetapi ini adalah godaan setan yang telah melekat di kepala dan hatimu. Dengan sikap itu, engkau bukan lagi menjadi hamba Allah, melainkan menjadi hamba nafsu, hamba syahwat, dan setan. Engkau menjadi hamba bagi uang dan harta kalian. Berusahalah memandang (dengan meminta nasihat) orang yang beruntung (sukses) sehingga engkau dapat meraih keberuntungan dengan mengikuti jalannya.

 

Barangsiapa yang yang tidak memandang (dengan meminta nasihat) kepada orang yang telah beruntung (sukses), maka dia tidak akan memperoleh kesuksesan. Engkau telah melihat orang yang sukses, tetapi engkau hanya memandang dengan mata lahir, tidak memandangnya dengan mata hati dan keimananmu, jika tidak, maka sudah pasti engkau tidak akan memiliki pandangan yang dapat sampai kepadanya. Allah Swt. berfirman, “Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (Q.S. alHajj:46)

 

Orang yang tamak dalam mencari dunia dan mengambil hak orang lain, sama dengan orang yang menukar agamanya dengan tanah. Menukar keabadian akhirat dengan kefanaan dunia. Sudah pasti dia tidak akan mendapat apa-apa. Selama iman itu kurang, engkau akan mengambil apa pun demi keuntungan kehidupanmu, sehingga kamu tidak mempedulikan manusia lainnya. Maka engkau telah menyalahgunakan agamamu dan engkau memakan harta mereka.

 

Jika imanmu kuat dan sempurna, maka tawakallah kepada Allah dan tinggalkan kehidupan dunia, putuskan hubungan dengan tuhan-tuhan (selain-Nya), dan lakukanlah perjalanan dengan hatimu, keluarlah dari negerimu, dari kaluargamu, beranjaklah dari tempat dudukmu. Lepaskan apa yang ada di dalam gengamanmu untuk keluargamu dan kerabatmu. Sehingga seolah-olah malaikat maut mengambil ruhmu, seolah ajal merenggut nyawamu, bumi terbelah dan menelanmu. Gelombang takdir yang terdahulu meraihmu dan membawamu ke dalam lautan ilmu. Barangsiapa yang mencapai magam (kedudukan) ini, maka kehidupan dunia tidak akan membahayakan, sebab kehidupan dunia hanyalah lahiriah, bukan batiniah. Kehidupan dunia hanya untuk orang lain bukan bagi dia.

 

Wahai manusia, apabila engkau belum sanggup untuk mencapai itu semua secara sempurna, maka setidaknya kalian dapat meraih sebagiannya. Nabi Muhammad saw bersabda, “Berusahalah untuk menghindar dari ambisi dunia sebatas kemampuanmu.” Wahai manusia, jika mengaku sanggup menghindar dari ambisi dunia, maka lakukanlah. Jika tidak sanggup, maka beregegaslah agar hatimu menuju kepada Allah al Hag Azza wa Jalla, berpeganglah pada naungan rahmat-Nya. Sehingga akan keluar ambisi dunia itu dari hatimu. Karena Dia Maha Kuasa dan Mengetahui atas segala sesuatu. Segala sesuatu ada di dalam gengaman-Nya. Jangan engkau tinggalkan pintu-Nya, karena Dia akan membersihkan hatimu dari selain-Nya, lalu memenuhinya dengan iman dan marifah, dengan ilmu dan rasa mandiri dari kehidupan makhluk. Raihlah Dia, maka Dia akan memberikan keyakinan kepadamu, melembutkan hatimu, dan membuat engkau sibuk dengan ketaatan kepada-Nya. Pintalah segala sesuatu hanya kepada-Nya. Jangan tunduk kepada makhluk, mtunduklah hanya kepada-Nya, dan bergaulah hanya dengan-Nya.

 

Wahai manusia, kepandaian lisan tanpa amal hati tidak “akan membawamu melangkah menuju Allah. Perjalanan itu adalah perjalanan hati, pendekatan itu adalah mendekatnya hati, amal itu adalah secara maknawi serta dengan memelihara batasan syariat dengan anggota badan dan tawadlu kepada Allah dan hamba-Nya. Barangsiapa yang menjadikan nafsunya sebagai ukuran, sebenarnya dia tidak memiliki ukuran.

 

Wahai manusia, kepandaian lisan tanpa amal hati tidak akan membawamu melangkah menuju Allah. Perjalanan itu adalah perjalanan hati, pendekatan itu adalah mendekatnya hati, amal itu adalah secara maknawi serta dengan memelihara batasan syariat dengan anggota badan dan tawadlu kepada Allah dan hamba-Nya. Barangsiapa yang menjadikan nafsunya sebagai ukuran, sebenarnya dia tidak memiliki ukuran.

 

Barangsiapa yang beramal dengan tujuan untuk (dilihat) makhluk, sesungguhnya dia tidak memiliki amal. Hakikat amal itu dilakukan saat menyendiri, tidak diekspos kepada umum, kecuali ibadah wajib yang mesti dilihat oleh manusia. Kelalaianmu telah mendahului ketelitianmu dalam membuat dasar (pondasi), maka tidak berguna lagi ketelitanmu dalam membangun sesuatu di atas dasr tersebut. Jika bangunan berubah, dan dasar (pondasi)nya kuat, maka engkau dapat membenahi bangunan di atas dasar tersebut. Amal, tauhid, dan keikhlasan adalah satu kesatuan. Orang yang tidak memiliki tauhid dan keikhlasan, maka tidak akan ada yang diperoleh dari amalnya. Kuatkan dasar (pondasi) amalanmu dengan tauhid dan keikhlasan, lalu dirikan bangunan amalmu dengan kekuatan Allah dan kekuasaan-Nya, jangan dengan kekuatan dan kekuasaan yang ada padamu. “Tangan” tauhid yang akan membangunnya, bukan tangan-tangan kemusyrikan dan kemunafikan.Orang yang bertauhid yang akan mengangkat kekuatan amalnya, bukan kemunafikan.

 

Ya Allah,jauhkanlah dari kami penyakit nifak. Ya Allah berikanlah bagi kami, kebahagian dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Hari Ahad, 17 Syawal 545 H, Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani mengawali ceramahnya dengan berdoa: “Ya Allah, curahkan kepada kami kesabaran dan tetapkanlah hati kami. Dan perbanyaklah pemberianmu bagi kami dan anugerahkanlah bagi kami rasa Syukur atas nikmat-Mu.”” Setelah itu beliau berkata:

 

Wahai muridku, bersabarlah! Sesungguhnya dunia merupakan malapetaka yang membahayakan. Lihatlah, betapa setiap nikmat itu selalu diiringidengan bencana,setiap kebahagiaan diiringi kesedihan, keluasaan diiringi kesempitan. Berikan kehidupanmu untuk dunia, dan carilah bagianmu di dalamnya dengan jalan syari’at yang benar. Sesungguhnya itu akan menjadi penyeimbang dalam upayamu mencari dunia.

 

Wahai muridku, apbila engkau menginginkan dunia, ambilah bagianmu dengan jalan syari’at, ambilah ia dengan tangan perintahNya, jika engkau termasuk orang yang khusus dan benar, dan ambilah melalui kehendak Allah jika engkau sebagai orang yang ta’at, sampai pada-Nya dan dekat dengan-Nya. Dia akan menghaturkannya untukmu, Allah menyuruhmu dan melarangmu. Dan kehendak-Nya yang mengerakkanmu.

 

Manusia terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu awam, khusus, dan khowasul khusus.

 

Orang yang awam adalah orang yang ada pada umumnya, dia adalah muslim dan bertakwa, dia menjalankan syari’at dan tidak menolaknya. Dia beramal berdasarkan firman Allah Swt., “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (Q.S. al-Hasyr:7)

 

Jika hal ini telah terpenuhi, diamalkan lahir dan batin, maka dalam hatinya akan ada sinar, yang dengan sinar itu dia dapat memandang. Jika dia mengambil sesuatu dari syari’at, maka hatinya akan menjadi lapang. Dan dia akan mencari ilham-Nya.Ilham Allah itu umum pada setiap sesuatu.Allah berfirman, “Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaan.” (Q.S. asy-Syams:7) Hatinya akan menjadi bertakwa dan menemukan ilham Allah Swt..

 

Sedangkan Abdal, mereka adalah yang termasuk kelompok khowasul khowas, mereka menjelaskan dan memberikan fatwa tentang syari’at (ajaran), kemudian mereka melihat perintah Allah Swt., perbuatan-Nya, pergerakan-Nya, dan ilham-Nya. Selain ketiga kelompok orang tersebut maka akan binasa, menderita, dan terlarang.

 

Tingkah laku mereka bersama kalian agar dapat melihat bagaimana kalian beramal? Barangsiapa yang tidak menerima ketetapan takdir, maka dia tidak akan didampingi dan tidak akan diberi taufik, dia tidak akan diridhai, orang yang tidak mau memberi tidak akan diberi, orang yang tidak mau berkunjung tidak akan menumpang. Wahai orang yang bodoh, engkau menginginkan perubahan, engkau tidak menginginkan tuhan yang lain. Engkau pasti menginginkan Dia menemanimu. Tanpa kekuatan, tidak mungkin engkau dapat mengetahui pengakuan yang dusta. Saat ujian menimpa, maka segala yang disembunyikan akan terlihat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selasa sore, 19 syawal 545 H, Syaikh Muhyidin menyampaikan ceramahnya: Orang munafik itu pakaiannya bersih tetapi hatinya kotor. Tidak menyukai yang mubah dan malas di dalam bekerja.Dia menggerogoti agamanya sendiri,tidak hati-hati terhadap sejumlah keharaman yang sudah jelas. Dia menyamarkan urusannya di hadapan umum, tetapi saat sendirian dia akan memperlihatkan keculasannya. Kezuhudan dan ketaatannya hanya lahiriah. Lahiriah mereka memperlihatkan bahwa mereka adalah pema’mur, tapi sebenarnya mereka perusak.

 

Sungguh celaka, taat pada Allah itu dengan hati, bukan semata anggota badan. Semua itu berkaitan dengan hati dan nurani serta makna-makna. Lepaskan dirimu dari segala apa yang ada sehingga Allah menolongmu. Menggantikan bala dengan kebahagiaan. Telanjanglah, sehingga dia akan memberimu pakaian, lepaskanlah pakaian kemalasanmu dalam memenuhi hak-Nya. Lepaskanlah kebiasaan berdiam dengan makhluk, lepaskanlah pakaian kemusyrikanmu, lepaskan pakaian syahwatmu, pakaian kebodohan, kesombongan, dan kemunafikan. Lepaskan semua, lepaskanlah kecintaanmu terhadap makhluk. Lepaskanlah seluruh pakaian keduniaan.

 

 

Pakailah pakaian akhirat. Singkirkan kekuatan dan keberada-anmu. Lemparkan dirimu ke hadapan Tuhanmu tanpa kekuatan, kekuasaan, bergantung pada makhluk dan kemusyrikan. Jika engkau telah melakukan itu, engkau akan memperoleh taufik dan perlindungan-Nya. Nikmat dan anugerah-Nya akan engkau peroleh. Rahmat-Nya akanmenghimpunmu dan mendekapmu.Berhamburlah pada-Nya. Berhentilah di hadapan-Nya dengan “bertelanjang” berjalanlah pada-Nya dengan menjauh dari selain-Nya sehingga Dia menghimpunmu dan menyampaikanmu dengan kekuatan lahir dan batinmu. Sehingga kalau saja seluruh kemungkinan dikunci, seluruh beban dihadapkan padamu, maka itu semua tidak akan memadharatkanmu, melainkan Dia akan melindungimu. Menghilangkan makhluk adalah dengan tauhid, menghapus dunia dengan sikapzuhud dan menghilangkan segala hal selain Dia dengan kekuatan cinta.

 

Sungguh telah sempurnalah kebahagiaan dan kesuksesan. Dia akan memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Hendaknya engkau mengendalikan hawa nafsu dan menghancurkan setan sebelum kalian yang mati. Ingatlah, hendaklah kematianmu menjadi kematian orang yang mendapat kekhususan, bukan mati dengan kematian orang pada umumnya. Sesungguhnya aku adalah penyeru atas-Nya. Menyerumu untuk menghadap kepada pintu-Nya dan menaati-Nya. Aku tidak menyerumu untuk menghadapku, orang munafik menyeru manusia bukan untuk menuju Allah, tetapi mereka menyeru demi (keuntungan) dirinya. Dia mencari keuntungan dan penerimaan. Dia mencari dunia. Wahai orang yang bodoh, engkau malah meninggalkan perkataanku ini,dan duduk berdiam menyendiri dengan hawa nafsumu.

 

Pertama-tama engkau akan memerlukan kebersamaan dengan para syaikh, dan bunuhlah hawa nafsu dan watak buruk serta menjauhi dari selain Dia. Menetaplah pada pintu rumah mereka (para syaikh) setelah itu barulah engkau duduk di tempat kholwatmu bersama dengan-Nya, dengan begitu engkau akan menjadi pengobat bagi makhluk. Pemberi petunjuk dan diberi petunjuk atas izin-Nya.

 

Adapun engkau, lisanmu wara’ (hati-hati) tetapi hatimu durhaka, lisanmu memuji tetapi hatimu berpaling dari-Nya. Lahirmu muslim tapi batinmu kafir. Lahirmu tauhid tetapi batinmu musyrik. Zuhudmu, agamamu hanya penampilan saja, sedangkan hatimu hampa penuh dengan kekosongan.Jika demikian adanya maka setan akan bersemayam di dalam hatimu, dia akan menetap di dalamnya. Seorang mukmin sejati akan mengawali dengan “menyuburkan” hatinya lalu membenahi lahirnya. Seperti orang yang mengerjakan sebuah rumah, di dalamnya ia penuhi dengan perabotan-perabotan harta benda dan pintunya terbuka (belum dibuat) setelah selesai memakmurkan di dalam rumah tersebut barulah ia membuat pintu untuk menutupinya. Demikianlah dia memulai kedekatan dengan Allah dan ridha pada-Nya serta berpaling dari selain Dia. Mengawali dengan meraih akhirat kemudian memperoleh dari bagiannya di dunia.

 

 

 

 

 

 

Jum’at pagi,2 syawal 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Rasulullah Saw. bersabda, “Sesunggunya Allah Swt. tidak mengadzab kekasihnya, melaikan mengujinya.” Seorang mukmin akan meyakini bahwa Allah tidak semata-mata memberikan ujian kecuali disertai kemaslahatan setelahnya. Baik di dunia atau pun di akhirat kelak. Dia akan ridha dengan ujian tersebut, sabar menghadapinya dengan tidak mempersalahkan Tuhannya. Allah lebih menguasai dan memenuhi hatinya, dari pada ujian tersebut.

 

Wahai orang-orang yang sibuk dengan urusan dunia, dengarkanlah kalimatini:Sesungguhnyakalian berbicara denganlisan kalian, bukan dengan hati kalian. Kalian berpaling dari Allah Swt., dari firman-Nya, dari para Nabi-Nya serta pengikut-pengikut Nabi, padahal mereka adalah pewaris dan wakil mereka untuk memberikan nasihat pada kalian. Kalian menentang ketetapan takdir dan kekuasaan-Nya, kalian merasa cukup dengan apa yang kalian dapatkan dari makhluk sehingga lupa pada pemberian Pencipta serta anugerah-Nya. Kalian tidak akan dipedulikan oleh-Nya, dan tidak akan didengar oleh para shalihin sampai kalian bertaubat dengan penuh keihklasan dan kemurnian. Kemudian berteguh hati dengan taubat kalian tersebut serta berjalan pada gadha dan gadar Allah atas diri kalian. Baik yang memuliakan maupun yang menghinakan, baik kelapangan maupun kesempitan, baik sehat maupun sakit, apa pun itu, baik yang kalian sukai maupun yang kalian benci.

 

Wahai manusia, taat dan patuhlah (kepada-Nya), niscaya engkau akan ditaati, berkhidmatlah (kepada-Nya), maka engkau akan dikhidimati oleh orang lain. Merendahlah kepada-Nya, niscaya orang-orang lain akan merendah pada diri kalian. Tidakkah engkau mendengar sebuah keterangan, “Engkau akan didekati, sebagaimana engkau mendekat, dan engkau akan di jauhi, sebagaimana engkau menjauhi.” Amal-amal kalian adalah pekerja bagi kalian, sungguh Allah tidak berbuat dzalim terhadap hamba-Nya. Melipatgandakan ganjaran, yang benar tidak akan dihukumi salah dan yang jujur tidak akan disebut dusta.

 

Wahai muridku, jika engkau berkhidmat, maka engkau akan dikhidmat oleh oran lain. Jika engkau mendukung maka akan didukung. Berkhidmatlah pada al-Hag, dan jangan sekali-kali sibuk berkhidmat pada penguasa yang hanya akan membawa kepada kemadharatan dan sama sekali tidak akan memberimu kemanfaatan. Mereka tidak akan sanggup memberikanmu hak yang seharusnya kalian terima. Mereka bukan yang awal dan juga bukan yang akhir. Jika engkau berkata bahwa pemberian mereka merupakan awal semuanya, maka engkau adalah seorang yang kafir. Tidakkah engkau sadari bahwa mereka bukan pemberi, bukan juga penolak bala, mereka bukan yang awal dan juga bukan yang akhir. Allah Swt. yang menjadi Awal dan menjadi akhir.

 

Celakalah engkau, bagaimana engkau bisa menghanguskan akhiratmu hanya karena urusan dunia?! Bagaimana engkau telah merusak ketaatanmu kepada-Nya, karena mengikuti hawa nafsu?! Bagaimana engkau bisa merusak ketagwaanmu karena engkau mengadukan urusanmu kepada selain Dia? Tidakkah engkau ketahui bahwaAllah AzzawaJallamemeliharaorangyangbertakwa,menolong mereka, mencegah mereka dari bahaya, mengajarkan mereka, mema’rifat-kan mereka, melindungi dan menyelamatkan mereka dari segala keburukan? Allah memandang hati mereka, dan memberikan rizki bagi mereka dengan jalan yang tidak disangka-sangka. Allah Swt. berfirman dalam hadist gudsi-Nya, “Wahai anak adam, malulah engkau terhadapku sebagaimana engkau merasa malu terhdap tetanggamu yang shalih.” Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila seorang hamba menutup pintu-pintunya, menutup tirainya, dan bersembunyi dari manusia lainnya, lalu menghindari dari maksiat terhadap-Nya, Allah berkata, “Wahai anak Adam engkau telah menjadikanku yang paling hina di antara yang memandang kepadamu.”

 

 

 

 

 

 

 

 

Ahad pagi, 14 Syawal 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Aku dan orang-orang yang bertakwa di antara umatku, bebas dari kepura-puraan.”

 

Orang-orang yang bertakwa tidak akan berpura-pura di dalam melakukan ibadah kepada-Nya, dia menyembah Allah secara lahir dan batin. Adapun, orang munafik selalu berpura-pura di dalam setiap perbuatannya, apalagi dalam hal ibadah kepada Allah “Azza wa Jalla, lahirnya berpura-pura sedangkan batinnya mengingkari. Orang munafik tidak akan bisa memasuki jalan masuk orang-orang yang bertakwa. Setiap tempat memiliki ucapan yang sesuai, dan setiap pekerjaan pasti ada pelakunya. Wahai orang-orang munafik bertaubatlah dari kemunafikan kalian, kembalilah dari perlarian kalian. Bagaimana kalian akan meninggalkannya? Sementara setan mentertawakan kalian. Jika kalian shalat dan berpuasa, engkau melakukan itu untuk dilihat oleh manusia, demikian juga sedekah kalian, zakat yang kalian keluarkan dan ibadah haji yang kalian tunaikan. Semuanya dilakukan untuk mendapatkan perhatian manusia. Kalian termasuk orang yang diceritakan dalam al-Our an, “bekerja keras lagi kepayahan, mereka memasuki api neraka yang sangat panas.” (Q.S. al-Ghaasyiyah:3)

 

Jika kalian tidak menjauh (dari kemunafikan, tidak bertaubat dan tidak membela diri kalian), maka hendaknya kalian mengikuti Sunnah tanpa berbuat bid’ah, hendaklah kalian mengikuti para salafush shalih. Berjalanlah di jalan yang lurus. Tanpa menyetarakan Allah dengan makhluk-makhluk-Nya. Ikutilah Sunnah Rasulullah Saw. dengan tidak berpura-pura, tidak dilebih-lebihkan, dan mwemperberat diri. Allah akan melapangkan dirimu, sebagaimana orang-orang sebelum kamu dilapangkan.

 

Celakalah dirimu, engkau hafal al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, tetapi tidak mengamalkannya. Mengapa engkau berbuat seperti itu? Engkau menyuruh berbuat kepada orang lain, tetapi engkau tidak melakukannya, engkau melarang orang lain tetapi engkau melakukannya. Sementara Allah Swt. berfirman, “Itu sangat dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. ash-Shaaf:3)

 

Betapa banyak kalian berkata, sedangkan perbuatan kalian bertolak belakang dengan yang kalian ucapkan. Kalian belum bisa mengaku beriman! Iman itu teguh dalam ujian, keimanan itu bersabar di bawah tekanan, iman itu perjuangan dan pengorbanan. Iman itu berderma dengan yang dimilikinya di dunia, iman itu berderma dengan mengharap ridha Allah Swt.. Adapun hawa nafsu berderma karena dorongan setan dan tujuan-tujuan nafsu lainnya.

 

Barangsiapa yang meninggalkan pintu Allah ‘Azza wa Jalla, maka dia telah memilih duduk di hadapan pintu manusia, barangsiapa yang menyia-nyiakan jalan Allah, bahkan sesat darinya, maka dia telah memilih berjalan pada jalannya manusia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, maka Dia akan mengunci mati pintu-pintu manusia, dan memutuskan pemberian apa pun dari mereka. Allah akan mengangkat dia dari selokan sehingga dia bisa berdiri di tepi, dan menegakkannya dari asalnya tidak memiliki apa-apa menjadi orang yang berkecukupan. Sungguh celaka, jika pada musim dingin engkau berada pada selokan yang menjijikan, dalam waktu dekat akan datang musim panas. Kemudian air yang ada padamu akan mengering, dan tempat mu yang di tepi akan mati.

 

Sesungguhnya, pada musim panas air itu tidak akan terputus, dan pada musim dingin akan bertambah banyak.

 

Diamlah bersama Allah, maka engkau akan menjadi kaya mulia dan menjadi pemimpin yang dipatuhi. Barangsiapa yang merasa cukup dengan Allah Swt.. Dia akan dibutuhkan oleh setiap orang, hal ini tidak cukup dilakukan dengan angan-angan dan berpura-pura. Tetapi membutuhkan ketetapan di dalam hati disertai dengan bukti di dalam perbuatan.

 

Wahai muridku, jadikan kebisuan sebagai kebiasaanmu, ketidaktahuan sebagai pakaianmu dan menjauh dari manusia sebagai maksud dan tujuanmu, jika engkau sanggup untuk berjalan di bumi dengan tidak diketahui oarng, maka lakukanlah. Kebiasaan ini akan menumbuhkan imanmu, menguatkan kaki keyakinanmu, menumbuhkan bulu sayap kejujuranmu, membukakan mata hatimu, sehingga mengangkat tanah rumahmu, lalu terbang ke angksa ilmu Allah, berkeliling dari timur sampai ke barat, ke daratan dan ke lautan, menempuh setiap dataran dan pegunungan, memutari langit dan bumi dan engkau bersama pengawal dan penjaga. Maka, jika engkau berbicara, melepaskan pakaian kebodohan, dan menghampiri manusia setelah itu, engkau akan menjadi “pengobat” bagi mereka. Dan engkau tidak akan peduli lagi, apakah mereka akan memerangimu, menerimamu atau menolakmu, atau mereka akan berlari menjauh darimu, semua tidak akan engkau pedulikan karena engkau sudah berada bersama Allah Swit..

 

Wahai manusia, kenalilah Penciptamu dan bersimpuhlah di hadapan-Nya dengan akhlak yang mulia. Selama hatimu masih jauh dari-Nya, maka engkau masih berakhlak tidak baik kepada-Nya, jika engkau mendekati-Nya, akhlakmu telah menjadi baik. Menerima makhluk adalah hakikat dari berpaling dari al-Hag Azza wa Jalla. Engkau tidak akan memperoleh keberuntungan sampai engkau mau melepaskan keterikatan terhadap makhluk dan meninggalkan ketergantungan mendapat manfaat ataupun menolak kemadharatan dari manusia. Kalian adalah penyembuh bagi yang sakit, kalian adalah penghidup matinya (hati), kalian adalah orang-orang yang menjadikan ada dari ketiadaan. Sampai kapan kalian akan tetap berlari menjauh dari-Nya? Sampai kapan kalian akan terus mengurus urusan dunia dan melupakan urusan akhirat? Sesungguhnya setiap diri kalian hanya memiliki satu hati. Bagaimana satu hati tersebut akan mencintai dua hal secara bersamaan? Bagaimana dunia dan akhirat ada bersamaan di dalamnya? Bagaimana makhluk dan Khalig bisa berkumpul di dalamnya? Bagaimana keduanya dapat beriringan di dalam satu hati. Ini adalah kebohongan. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Dusta itu berdekatan dengan iman.”

 

Setiap wadah akan penuh dengan apa yang ada di dalamnya. Amal-amal kalian adalah gambaran dari ‘itikad kalian, lahiriah kalian adalah cerminan batin kalian. Oleh karena itu dijelaskan: lahir itu gambaran pertanda bagi batin dan batinmu jelas terlihat di hadapan Tuhanmu, batinmu nampak jelas bagi sebagian hamba Allah yang memiliki kekhususan. Jika engkau mendapati salah satu di antara mereka maka berprilaku baiklah dengan akhlak yang mulia. Dan bertaubatlah kepada Allah dari dosamu sebelum engkau bertemu dengan-Nya.Rendah hati dan tawadlulah di hadapannya.Jika engkau bersikap rendah hati terhadap orang-orang yang shalih,maka engkau telah bersikap rendah hati terhadap Allah Azza wa Jalla. Bersikap rendah hatilah (tawadlu), maka Allah akan mengangkat derajatmu. Berprilaku sopanlah dihadapan orang yang lebih tua darimu. Nabi Muhammad Saw. pernah besabda, “Keberkahan itu ada bersama orang-orang yang lebih tua dari kalian.”

 

Yang dimaksudkan tua dalam sabda Nabi Saw., bukan hanya lebih dalam usia. Tetapi lebih dari itu, lebih besar ketakwaannya, keta’atannya terhadap perintah dan larangan, serta lebihnya dia di dalam pengamalan Sunnah-sunnah Nabi. Karena, dalam hal ini, usia bukanlah hal yang menentukan. Betapa banyak orang yang sudah tua yang tidak dihormati, bahka tidak ada ucapan salam baginya, dan tidak mendatangkan keberkahan berada di dekatnya. Yang dimaksud “al-Akabir” (orang yang lebih tua) dalam hadits tersebut adalah mereka yang bertakwa dan shalih.

 

Mereka yang wara’ dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya, serta selalu ikhlas di dalam beramal. Mereka memiliki hati yang bening, dan terlepas dari apapun selain Allah Azza wa Jalla. Mereka yang hatinya lebih mengenal Allah’Azza wa Jalla, lebih dekat. Semakin mengenal kepada Allah maka dia akan semakin mendekat pada-Nya.

 

Setiap hati yang memiliki kecendrungan untuk menyukai dunia, bagi hati hati yang seperti ini akan terhalang dari Allah Swt.. Setiap hati yang memiliki kecenderungan mencintai akhirat maka hati ini akan terhambat untuk mendekati Allah al-Hag. Sebesar cintamu terhadap dunia, sebesar itulah engkau mengurangi kecintaan terhadap akhirat, Sebesar engkau mencintai akhirat sebesar itulah engkau telah mengurangi kecintaanmu terhadap al-Hag Azza wa Jalla. Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Swt. berfirman pada hari kiamat kepada manusia dan para ulama, Kalian semuanya adalah pemimpin-pemimpin umat maka tegaslah kalian dalam memimpin.” Allah juga berfirman kepada para pemimpin dan para hartawan, “Kalian semua adalah para penyimpan hartaku apakah kalian telah menyampaikannya kepada para fakir miskin dan memelihara anak yatim serta mengeluarkan hakku atas apa yang aku wajibkan pada kalian?”

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi, 19 Syawal 545 H,di madrasah,Syaikh Muhyiddin Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Wahai orang-orang, kenalilah Allah dan janganlah engkau tidak mengenal-Nya, taatlah kepada-Nya dan jangan sekali-kali bermaksiat kepada-Nya, ridhalah kepada takdir-Nya dan jangan menentang-Nya. Kenalilah al-Hag ‘Azza wa Jalla dengan segala sifat-Nya. Dia Maha Pencipta dan Maha Pemberi rizki, Dia Yang Awal dan Yang Terakhir, Dialah yang Zhahir dan yang Bathin, Yang Oadim, Yang Abadi dan Maha berbuat apa yang dikehendakinya, “Dia tidak ditanya tentang apa yang telah diperbuatnya, dan merekalah yang akan ditanya.” (Q.S. al-Anbiya : 23)

 

Dia adalah Tuhan yang menjadikan kaya dan miskin, Yang memberikan manfaat, Yang menghidupkan, Yang mematikan, Yang memberi balasan, Yang dijadikan tempat pengharapan. Takutlah kepada-Nya, dan tidak perlu takut kepada apa pun selain Dia, berharaplah kepada-Nya dan jangan menyimpan harapan kepada selain Dia, berjalanlah bersama dengan takdir dan hikmah-Nya hingga kodrat melampaui hikmah. Terapkanlah adab dengan berpegang penuh pada kitab pedoman, hingga datang apa yang menghalangi antara engkau dengan-Nya. Engkau akan terpelihara dari panasnya batas syari’at. Tidak ada yang dapat mencapai derajat ini kecuali sebagian kecil dari orang-orang yang shalih. Kita tidak perlu keluar dari wilayah syariat, tidak ada yang dapat mengetahuinya kecuali orang yang telah memasukinya. Jika hanya sebatas teori, engkau tidak akan dapat merasakannya.

 

Hendaklah mengikuti Sunnah Rasulullah dalam segala urusan, menjalankan setiap perintah dan menjauhi segala larangannya, Sehingga Allah Swt. akan memanggilmu, saat itu mohonlah izin kepada Rasulullah Saw. lalu masuklah kepadanya. Para wali abdal disebut dengan predikat abdal karena senantiasa berjalan sesuai dengan kehendak Allah Swt. mereka tidak mengambil pilihan kecuali pilihan-Nya, mereka berpegang teguh dan mengamalkan hukum kemudian melaksanakan amalan yang istimewa. Setiap kali derajat dan kedudukan mereka meningkat, maka bertambah juga perintah dan larangan hingga mereka akan mencapai kedudukan yang tidak ada lagi perintah dan larangan baginya.

 

Perintah agama telah menyatu dalam diri mereka, mereka menjadi kelompok yang terpisah, senantiasa berada dalam kegaiban bersama dengan al-Hag Azza wa Jalla. Kehadiran mereka hanya ketika adanya perintah dan larangan. Mereka memelihara itu semua sehingga-tidak melampaui batas-batas syariat, sebab meninggalkan ibadah yang difardhukan adalah perbuatan zindig dan melakukan dosa adalah kemaksiatan. Suatu kewajiban tidaklah gugur dari seseorang, meski dalam keadaan apa pun.

 

Wahai muridku, beramallah sesuai dengan hukum dan ilmuNya, janganlah keluar dari jalur, jangan melupakan janji. Perangilah hawa nafsu, setan dan tabiat dunia yang ada pada dirimu, jangan pernah berputus asa terhadap pertolongan Allah Swt. dengan ketetapan yang ada pada dirimu, pertolongan-Nya akan datang kepadamu. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Bagarah: 153)

 

“Maka sesungguhnya pengikut agama Allah itulah yang pasti menang.” (Q.S. al-Maidah: 56)

 

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Q.S. al-Ankabut: 69)

 

Kendalikanlah lidah nafsumu ketika ia hendak mengadu kepada makhluk, jadilah sebagai pembela Allah Swt. dalam urusan nafsu ataupun manusia. Berilah peringatan agar mereka taat kepada Allah dan cegahlah mereka agar tidak melakukan maksiat, cegah mereka dari kesesatan dan perbuatan bid’ah, mengikuti sahwat dan hawa nafsu.Perintahkanlah kepada mereka agar mengikuti kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw.

 

Wahai manusia, muliakanlah kitabullah dan berpedomanlah kepadanya dalam beramal. Ia akan menjadi penghubung antara dirimu dengan-Nya, jangan samakan ia dengan makhluk. Allah menyatakan bahwa al-Qur’an adalah kalam-Ku, sedangkan engkau tidak mengakuinya. Barangsiapa yang menentang Allah Swt. dan mengatakan bahwa al-Qur’an adalah makhluk, sungguh dia telah kafir dan al-Qur’an akan berlepas diri darinya.

 

Al-Qur’an yang dibaca, didengar dan dipandang adalah firman Allah Swt. Imam Syafi’i dan Imam Ahmad mengatakan,“Oalam itu memang makhluk, tetapi yang tertulis olehnya bukanlah makhluk, sebagaimana halnya hati, ia adalah makhluk tetapi yang tersimpan padanya bukanlah makhluk.”

 

Wahai manusia,jadikanlah al-Qur’an sebagai nasihat kemudian amalkanlah dan jangan menentangnya, meyakini kalimat itu sedikit, tetapi amalannya banyak. Maka hendaklah kalian mengimaninya, yakinilah oleh hatimu amalkanlah dengan anggota badanmu. Sibukanlah dirimu dengan sesuatu yang bermanfaat bagimu, dan jangan terlena oleh akal pikiran yang tidak sempurna dan dangkal.

 

Wahai manusia, jangan sampai akal mengalahkan nagl, mengganti nash dengan giyas, lalu meninggalkan bukti nyata dan mengambil pengakuan yang tanpa bukti. Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah Saw. bersabda, “Seandainya manusia didengar pengakuannya, tentu mereka akan mengaku (bahwa setiap wilayah adalah) daerah kaumnya dan hartanya. Akan tetapi hendaklah ada bukti bagiorang yang mengaku-ngaku, dan sumpah itu suatu keharusan bagi orang yang mengingkari.” (H.R. Baihagi)

 

Tidak bergunalah lisan orang yang mengerti dan hati orang yang bodoh. Rasulullah Saw. bersabda, “Yang paling aku khawatirkan dari umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah.”

 

Wahai orang-orang yang alim,wahai orang orang yang bodoh, wahai orang yang hadir dan yang tidak hadir, malulah kepada Allah Swt. pandanglah dia dengan hatimu dan rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya, jadikanlah dirimu berada di bawah lika-laku takdir Nya lalu bersabarlah di dalamnya, iringi dengan rasa syukur atas segala nikmat-Nya, penuhi siang dan malammu dengan ketaatan. Apabila itu semua telah engkau lakukan, maka engkau akan mencapai kemuliaan, kemenangan dari Allah Swt. di dunia maupun di akhirat.

 

Wahai muridku, berjuanglah agar tidak tersisa sedikit pun kecintaan terhadap dunia. Seandainya telah sempurna, janganlah biarkan jiwamu bersanding dengan nafsumu walaupun sejenak, jika engkau lalai, segeralah mengingat-Nya, sehingga jika engkau lupa maka Dia tidak akan membiarkanmu memandang kepada selain Dia.

 

Barangsiapa yang telah merasakannya, sungguh dia benarbenar telah mengenal-Nya. Dan hanya sedikit orang yang dapat mencapai derajat ini. Dia tidak akan merasakan ketenangan besama makhluk. Wahai orang-orang munafik, siksa dan bencana ada di atas kepala hatimu.

 

Para ahli tasawuf, apabila mereka memandang kepada selain al-Hag Azza wa Jalla dengan mata hati mereka, maka mereka akan segera meng-infakkan keselamatannya demi ketenangan bersamaNya, dan mereka akan menghempaskan jiwa di hadapan-Nya. Mereka akan menutup mata dari makhluknya, melipat lidah mereka dari menentang-Nya. Mereka akan tetap pada keadaan tersebut hingga hari berganti, malam berputar, bulan berlalu dan tahun pun meningalkannya. Mereka akan tetap bersama al-Hag Azza wa Jalla.

 

Mereka adalah makhluk Tuhan yang paling berakal, meskipun jika engkau memperhatikannya engkau akan mengangnggapnya sebagai orang gila. Sebaliknya, mereka akan berkata tentangmu, “Mereka tidak beriman kepada hari akhir.” Sungguh, hati mereka telah luluh di hadapan Allah Azza wa Jalla. Hati mereka senantiasa dipenuhi oleh rasa takut. Setiap kali keagungan-Nya terbuka di dalam hatinya, semakin besarlah ketakutannya, hati mereka seolah remuk, dan jasad mereka seperti hancur. Jika seseorang merasakan hal yang demikian,maka akan terbuka pintu rahmat Allah Swt.dan nampaklah keindahan-Nya, kelembutan-Nya dan harapan kepada-Nya, sehingga hatinya menjadi tenang.

 

Aku tidak suka memandang kecuali kepada orang yang mencari akhirat dan mengharapkan ridha Allah Swt.Adapun terhadap orang yang mencari dunia, mengharapkan makhluk dan mengikuti hawa nafsunya, tidak ada yang ingin aku lakukan kecuali ingin mengobatinya. Karena sesungguhnya dia sedang dalam keadaan sakit dan tidak ada yang dapat memberikan perawatan kepadanya kecuali tabib.

 

Celakalah engkau, engkau berusaha menyembunyikan keadaanmu dari diriku, padahal tidak ada yang tersembunyi lagi dari pandanganku. Engkau menampakkan diri sebagai orang yang mencari akhirat, padahal sebenarnya engkau tengah mencari dunia. Kegilaan di hatimu tertulis pada keningmu, rahasia dalam dirimu nampak jelas pada lahirmu, dinar dan emas pada tangamu akan sirna, yang tersisa hanyalah perak yang tak berharga. Tidak perlu bersembunyi dariku, karena sudah sering kali aku menyaksikan yang seperti itu. Serahkanlah kepadamu, aku akan meleburnya dan menyaringnya sehingga yang tertinggal hanyalah emas. Yang sedikit tetapi baik, lebih berharga daripada banyak tetapi buruk. Berikan aku kesempatan bagiku untuk menempanya. Aku ibarat tukang yang memiliki alat dan perlengkapannya.

 

Bertaubatlah dari riya dan nifak (munafik), tidak perlu malu untuk mengakuinya. Sebab kebanyakan orang-orang yang ikhlas melewati riya terlebih dahulu, sehingga sebagian ahli tasawuf mengatakan, “Ikhlas tidak dapat diketahui kecuali oleh orang yang pernah riya.” Sedikit sekali orang yang ikhlas dari permulaan hingga akhir secara terus menerus. Seperti halnya anak kecil, pada awalnya dia berdusta, bermain dengan tanah kotor dan najis, melibatkan diri mereka dengan sesuatu yang berbahaya, mencuri dari ayah dan ibunya. Saat mana akalnya dapat berfikir, satu per satu hal buruk tersebut mereka tinggalkan, mereka mulai memiliki etika terhadap ayah, ibu serta guru-gurunya. Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah Swt.maka dia akan memiliki adab dan mulai meninggalkan hal-hal yang buruk. Dan barangsiapa yang dikehendaki buruk, dia akan tetap berada dalam keburukannya sehingga keburukannya akan membinasakan dia di dunia dan akhirat.

 

Allah Swt. telah menciptakan penyakit dan menciptakan obatnya. Maksiat adalah penyakit dan ketaatan adalah obatnya, kedzaliman adalah penyakit dan keadilan adalah obatnya, kesalahan adalah penyakit dan kebenaran adalah obatnya, penentangan terhadap al-Hag Azza wa Jalla adalah penyakit, taubat dari segala dosa adalah obatnya. Pengobatan itu akan sempurna jika engkau menanggalkan makhluk dari hatimu dari menggabungkan diri dengan Tuhanmu. Engkau harus mengangkat hatimu ke hadirat-Nya, Meski rumahmu berada di permukaan bumi, tetapi ruhmu sampai ke menara langit. Menyatulah engkau dengan Tuhanmu. Selagi itu, laksanakanlah hukum dalam bergaul dengan makhluk,sehingga tidak ada alasan yang membantahmu. Menyendirilah batinmu dengan Tuhanmu, walaupun lahirmu bersama dengan makhluk-Nya.

 

Janganlah engkau membiarkan nafsumu, jika engkau tidak mengendalikannya maka ia yang akan mengendalikanmu. Jika engkau tidak menundukkannya, maka ia yang akan menundukkanmu. Jika ia tidak turut kepadamu untuk taat kepadanya, maka cambuklah ia (nafsu) dengan rasa lapar, haus, kehinaan, telanjang dan menyepi di tempat yang jauh dari keramaian manusia. Jangan lepaskan cambukan itu terhadapnya, sehingga ia tunduk patuh dan taat kepadamu untuk mentaatinya. Sekali pun ia telah tunduk, tetaplah waspada terhadapnya. Bukanlah engkau telah melakukan banyak hal, tetapi tetap saja hatimu akan pecah.

 

Tidak ada yang dapat menolong kecuali Allah Swt. dengan taat kepada-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Sehingga lahir dan batinmu menyatu, patuh, tidak durhaka, taat tanpa maksiat, bersyukur dan tidak kufur, ingat dan tidak lupa, baik dan tidak buruk. Karena tidak akan ada kebahagiaan seandainya masih ada sesuatu selain Allah Swt. di dalam hatimu. Meskipun engkau bersujud kepadanya selama seribu tahun di atas bara, itu tidak berarti apa-apa karena sesuatu selain-Nya yang masih bersarang di dalam hatimu. Engkau tidak akan merasa bahagia dengan cinta-Nya sebelum engkau meniadakan segalanya selain Dia.

 

Apalah gunanya engkau memperlihatkan kejuhudan terhadap sesuatu, tetapi justru engkau menghadapkan sepenuh hatimu kepada sesuatu itu.Tidak engkau ketahui bahwa sesungguhnya Allah Swt. mengetahui apa yang ada di dalam hati seluruh manusia?” Tidak malukah engkau mengatakan bertawakal kepada Allah Swt. sedang dalam hatimu terdapat sesuatu selain-Nya?”

 

Wahai muridku, jangan terlena oleh kelembutan-Nya kepadamu, maka sesungguhnya siksaan-Nya sangatlah pedih. Jangan terperdaya oleh ulama jahil yang ilmunya tidak berfaedah bagi mereka sendiri, mereka hanya sekadar tahu tentang hukum Allah, tetapi tidak mengenal Allah Swt. Mereka memerintahkan kebaikan kepada manusia, tetapi mereka tidak mengerjakannya, mereka melarang manusia dari keburukan, tetapi mereka sendiri melakukannya. Mereka menyeru manusia agar menuju Allah Swt. mereka sendiri malah lari dari-Nya. Jelas mereka telah durhaka kepada-Nya, nama-nama me reka banyak tertulis dalam catatanku.

 

“Ya Allah, terimalah taubatku dan taubat mereka. Berikanlah kami semua kepada Nabi Muhammad Saw.dan kepada nenek moyang kami Ibrahim a.s.Ya Allah, janganlah Engkau kuasakan sebagian kami atas sebagian yang lain.Berikan manfaat sebagian kami atas sebagian yang lain, dan masukkanlah kami semua ke dalam rahmat-Mu.” Amin ya rabbal ‘alamin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Ahad pagi, tanggal 2 Dzulqa’dah 545 H, di pondok, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Kehendakmu kepada Allah Swt. belumlah benar, karena engkau tidak mengharapkan-Nya sepenuh hati. Segala pengakuanmu yang menghendaki Allah Azza wa Jalla, batal karena mencari selainNya. Orang yang menghendaki dunia itu sangat banyak. Adapun Orang yang menghendaki akhirat hanya sedikit, dan orang yang menghendaki Allah Swt.lebih sedikit lagi.Mereka sangat sedikit sekali dan amat langka, satu di antara seribu, merekalah raja di muka bumi. Mereka adalah tameng negeri, karena keberadaan mereka, bahaya dan bencana dihindarkan, kehadiran mereka mengakibatkan turun rezeki dan karena merekalah tanaman tumbuh di muka bumi. Pada awalnya mereka berpindah dari satu kampung ke kampung lain, dari satu negeri ke negeri lain, dari satu puing ke puing lain. Setiap kali mereka dikenal di satu tempat, maka mereka segera berpindah ke tempat lain. Mereka meninggalkan semua yang ada di belakang mereka, dan menyerahkan kunci-kunci dunia kepada pemiliknya. Keadaan mereka tetap demikian, sehingga dibangunkan dinding di sisi kiri dan kanannya. Sungai pun mengalir ke dalam hati mereka, pasukan yang datang dari sisi Allah menguasai dan melindungi mereka. Pasukan itu menjaga dan memuliakannya, memalingkan hatinya dari makhluk. Semua itu berada di luar akal pikirannya. Saat itulah mereka harus menghadapi manusia. Mereka seolah-olah menjadi seorang dokter dan orang-orang adalah orang-orang yang sedang sakit.

 

Celakalah engkau, engkau mengaku sebagai bagian dari kelompok mereka, apa tandanya? Pertanda apa yang engkau miliki bahwa engkau dekat dengan Allah Swt.? Pada kedudukan seperti apa antara engkau dan Tuhanmu? Apa nama dan julukanmu yang tertera di kerajaan langit? Dengan apakah pintumu di tutup setiap malam? Apakah makan dan minummu syubhat atau mutlak halal? Apakah engkau berbaring di dunia atau akhirat atau mendekat kepada Allah Azza wa Jalla? Siapakah temanmu di waktu sepi? Siapa yang menghiburmu di kala sendiri? Sungguh dusta, temanmu ternyata adalah nafsu, setan, syahwat dan pikiran duniawi. Kawanmu saat sendiri adalah setan berbentuk manusia yang menjadi teman jahat dan teman berbincang saja. Pendeknya, ini bukan hanya sekadar bermain-main dan diakui begitu saja, ucapanmu dan pengakuanmu dalam hal ini seperti tidak berguna. Seharusnya engkau diam dan tidak bergerak dihadapan Allah Swt.dan hindari buruknya etika.Sekali pun harus berbicara, bicaralah sesuatu yang dapat meningkatkan keberkahan dan dzikir. Engkau tidak perlu mengaku-ngaku padahal hatimu kosong. Setiap yang nampak tanpa diiringi hati, adalah kebohongan. Tidakkah engkau mendengar sabda Rasulullah Saw., “Tidaklah termasuk berpuasa orang yang selalu memakan daging manusia (ghibah).”

 

Beliau menegaskan bahwa puasa itu bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi harus diiringi dengan meninggalkan dosa. Waspadalah terhadap ghibah, sesungguhnya ia akan memakan kebaikan seperti api melalap kayu bakar. Orang yang bahagia tidak pernah membiasakannya, orang yang diketahui suka melakukan ghibah, nyatalah dia termasuk orang yang rendah.

 

Waspadailah pandangan dengan syahwat, sesungguhnya ia dapat menumbuhkan maksiat di dalam hati, dan akibatnya sangat buruk baik di dunia mau pun di akhirat. Waspadalah terhadap sumpah palsu karena ia membawa kepada kerusakan, menghilangkan keberkahan harta, dan agama.

 

Celakalah engkau, engkau menginfakkan hartamu diiringi dengan sumpah palsu dan menimpakan kerugian kepada agamamu. Jika engkau berakal, tentu engkau mengetahui bahwa perbuatan itu sangat merugikan.

 

Engkau berkata, “Demi Allah, tidak ada barang yang sama seperti ini di negeri ini, apa yang aku jual ini tidak dimiliki oleh orang lain. Demi Allah, barangnya sama seperti ini dan itu. Barang itu dariku hanya saja dengan harga sekian dan sekian.” Padahal engkau telah berdusta.

 

Belum lagi engkau kemukakan kesaksian palsu, bersumpah atas nama Allah bahwa engkau berkata benar. Tidak akan lama lagi, engkau akan buta dan lumpuh.Pakailah adab di hadapan al-Hag Azza wa Jalla, maka barangsiapa yang tidak melakukannya sesuai etika yang diajarkan syariat, maka neraka akan mengajarkannya di hari kiamat kelak. Seseorang berkata, “Barangsiapa yang memiliki lima atau sebagiannya, maka kami tetapkan bahwa puasa dan wudlunya batal. Wudlu dan puasanya tidak batal. Hal itu disampaikan hanya untuk memberikan nasihat, peringatan dan menakut-nakuti.”

 

Wahai muridku, mungkin esok akan datang, sedangkan engkau sudah tidak tinggal di atas bumi lagi dan berada di dalam kubur. Atau saat ini merupakan saat-saat terakhir, mengapa engkau masih lalai alangkah kerasnya hatimu, apakah engkau ini batu? Aku telah memberitahukanmu, demikian juga orang lain, tetapi hatimu tetap saja keras. Al-Qur’an dibacakan, Sunnah Rasulullah diberitakan dan sejarah para sahabat pun diberitahukan. Engkau tetap saja tidak mengambil pelajarannya. Tidak ada perubahan dari perbuatanmu. Setiap orang yang mendatangi suatu tempat, kemudian tidak mengambil pelajaran dari pengalamannya adalah orang yang bodoh.

 

Wahai muridku, sikapmu yang meremehkan para wali Allah, menunjukkan rendahnya tingkat makrifatmu kepada Allah. Engkau mengatakan, “Mereka hanya menuduh.Mengapa mereka tidak hidup dan duduk bersama kami?” Ucapanmu itu hanya karena ketidaktahuanmu terhadap dirimu sendiri. Apabila ma’rifatmu terhadap diri sendiri rendah, maka rendah pula ma’rifatmu terhadap orang lain. Rendahnya pengetahuanmu tentang dunia dan akibatnya dan rendahnya marrifatmu terhadap akhirat, maka serendah itu pula ma’rifatmu terhadap keagungan Allah Swt.

 

Wahai orang yang sibuk dengan urusan dunia, tidak akan lama lagi engkau akan merasakan penyesalan di dunia dan akhirat. Penyesalan itu akan nampak di hari kiamat kelak. Oleh karena itu, hisablah dirimu sebelum datangnya hari akhirat.Janganlah terlena oleh anggapan bahwa Allah itu lembut dan baik, sedangkan engkau sendiri berada dalam keadaan terburuk, maksiat dan dzalim terhadap orang lain.

 

Kemaksiatan itu akan mengantarkan seseorang kepada kekufuran, sebagaimana panas yang akan menghantar kepada kematian. Oleh karena itu, hendaklah engkau bertaubat sebelum datangnya kematian, sebelum datangnya malaikatul maut yang akan merenggut ruh dari jasadmu.

 

Wahai anak muda, segeralah bertaubat. Tidakkah engkau perhatikan bahwa Allah Swt. memberikan bencana kepadamu agar engkau bertaubat, tetapi engkau tidak sadar dan tetap dalam kemaksiatan? Pada zaman ini, tidak ada yang selamat dari bencana itu kecuali sedikit. Dusta adalah bencana, bukan nikmat. Siksa karena dosa, tidak akan menambah derajat dan kemuliaan. Adapun sekelompok orang yang diuji untuk dinaikkan derajatnya di hadapan Rajanya, karena mereka bersabar dan hanya mengharapkan keridhaan-Nya. Jika hal itu terpenuhi, maka sempurnalah kerajaan tersebut bagi mereka, jika mereka tidak dapat memenuhinya mereka menganggap bahwa mereka berada dalam kebinasaan.

 

Ya Allah janganlah Engkau membinasakan kami, Kami memohon kedekatan kepada Engkau, dapat memandang Engkau di dunia dan di akhirat. Di dunia dengan hati kami, dan di akhirat dengan mata kami.

 

Wahai manusia, janganlah berhenti berharap terhadap rahmat Allah Swt. , sungguh pertolongan-Nya sudah dekat, dan sesungguhnya yang berbuat itu adalah Allah Swt. Dia berfirman, “Kamu tidak tahu barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu hal yang baru.” (Q.S. ath-Thalaq: 1)

 

Tidak perlu berlalu dari ujian, sesungguhnya ujian yang disertai dengan kesabaran adalah pokok dari segala kebaikan. Yang menjadi pondasi dasar kenabian dan kerasulan, wali dan Ma’rifat dan juga cinta adalah ujian. Akan tetapi, ujian tanpa kesabaran tidak akan menjadi pondasi apa-apa. Tidak akan berdiri suatu bangunan jika tidak ada pondasi. Tidakkah engkau perhatikan bagaimana sebuah rumah yang beridiri di atas lumpur.

 

Berlarinya engkau dari ujian, menunjukkan bahwa engkau tidak menginginkan derajat wali, ma’rifat dan kedekatan dengan Allah Swt. Bersabarlah dan beramallah sehingga engkau berjalan bersama dengan hatimu, ruh dan jiwamu menuju ke hadapan Allah Swt. Para ulama, para Wali dan Abdal adalah pewaris para Nabi.Mereka adalah perantara yang dipanggil ke hadapan manusia. Seorang mukmin tidak akan merasa takut kepada selain Allah Swt. tidak mengharapkan kepada selain Dia. Hati dan jiwanya telah diberikan kekuatan. Bagaimana mungkin hati mereka tidak kuat, sedangkan kekuatan itu sendiri yang menghantarkan mereka ke hadapan-Nya? Hati mereka senantiasa berada di samping-Nya, meskipun jasadnya berada di bumi. Allah Swt. berfirman, “Dan sesungguhnya di sisi Kami, mereka benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang terbaik.” (Q.S. Shaad: 47)

 

Mereka dipilih di antara keluarga dan juga orang-orang yang sezaman dengannya. Mereka mempunyai keistimewaan makna dan bentuknya. Oleh karena itu, mereka meninggalkan makhluk dan zuhud terhadapnya. Ketika mereka berjalan ke depan, maka tumbuhlah rumput pada jejak mereka, mereka tidak pernah ingin kembali. Mereka tenang dalam kesendirian, lebih memilih puingpuing dan semak di hutan, bukan keramaian. Mereka makan sayuran yang tumbuh di bebatuan, dan minum dari sumber mata air. Mereka seperti orang liar, tetapi dari sanalah hati mereka mendekat bersama: Nya. Mereka mencapai derajat mursalin, shiddigin, dan para syuhada. Ruh mereka sampai kepada-Nya. Mereka senantiasa datang untuk berkhidmat, siang dan malam di dalam keheningan. Mereka merasa syahdu dan damai bersama dengan Allah Swt.

 

Wahai muridku, ada manis pasti ada pahit, ada baik pasti ada buruk, ada jernih pasti ada keruh. Jika engkau menghendaki kejernihan dalam dirimu, buanglah makhluk dari hatimu, bergabunglah bersama Allah Azza wa Jalla. Tinggalkan duniawi dan keluargamu, serahkan mereka kepada-Nya. Keluarkan hatimu semurni-murninya mendekatlah ke pintu akhirat lalu masuklah ke dalamnya. Jika engkau tidak menemukan-Nya, maka keluarlah, berlarilah untuk mencari dan mendekat kepada-Nya.Jika engkau menemukan-Nya, maka engkau akan mendapati kebersihan di sisi-Nya. Seorang yang mencintai Allah, tidak akan mencari selain Dia, ada pun surga hanya menjadi tempat tinggal bagi orang yang mencari derajat, rumah bagi orang yang berjual beli dengan-Nya. Allah Swt. berfirman, “Dan di dalam surga itu terdapat segala sesuatu yang diingankan oleh hatimu dan sedap (dipandang) mata.” (Q.S. az-Zukhruf: 71)

 

Tidak disebutkan tentang hati, tentang nurani dan makna. Surga adalah untuk orang yang berpuasa, bangun malam, meninggalkan dunia, dan zuhud dari kesenangan dan kenikmatan. Mereka menukar puasa dengan puasa, kebun dengan kebun, rumah dengan rumah. Aku menginginkan engkau beramal, bukan hanya berbicara. Orang arif yang beramal karena Allah Swt., meskipun dipukul tetapi dia tetap bekerja dan tidak berbicara. Seperti halnya bumi yang diinjak, dicangkul, dan dibajak ia tetap diam.

 

Para wali tidak melihat apa pun kecuali Allah Swt. tidak mendengar kecuali suara-Nya, mereka mempunyai hati tanpa lidah, mereka menjadi pedoman bagi yang lain, dan senantiasa ada dalam keadaan demikian.Dan jika Allah menghendaki, Dia akan menjadikan hati sebagai lisannya, sehingga mereka seperti orang yang dibius. Allah Swt.akan mengambil mereka dengan tangan kasih dan rahmatNya. Allah akan menjadikannya sebagaimana Dia menjadikan Musa a.s. sebagaimana firman-Nya, “Dan aku memilih dirimu untuk diriku.” (Q.S.Thaha : 41)

 

“Tidak ada sesuatu yang serupa dengan-Nya. Dan Dia yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. Asy-Syura’: 11).

 

Allah Swt. memberikan kelapangan tanpa kepayahan, kedamaian tanpa kesusahan, nikmat tanpa siksa, suka tanpa benci, manis tanpa pahit dan kejayaan tanpa kebinasaan. Allah Swt. berfirman, “Di sana, pertolongan itu hanya dari Allah yang Hag.” (Q.S. al-Kahfi : 44).

 

Barangsiapa yang mencapai derajat ini, maka dia akan memperoleh kedamaian. Adapun dalam keadaanmu yang sekarang ini, tidak ada kedamaian di dunia, karena dunia adalah negeri yang keruh dan penuh dengan bencana. Oleh karena itu, engkau harus keluar darinya.Engkau harus mengeluarkannya (dunia itu) dari dalam hatimu dan juga dari tanganmu. Jika tidak sanggup, letakkan pada tanganmu dan jangan menyimpannya (dunia) di dalam hatimu. Jika sanggup keluarkan dari tanganmu dan berikan kepada fakir miskin yang lebih berhak mendapatkannya. Mereka adalah keluarga Allah Swt..

 

Engkau tidak akan luput dari apa yang sudah pasti menimpamu, baik dalam keadaan kaya maupun miskin,zuhud ataupun senang, Wilayah itu memerlukan kemurnian dan kebersihan hati nurani.

 

Hati nurani akan menjadi bersih dan murni dengan cara mempelajari ilmu dan mengamalkannya dengan ikhlas dan penuh kesungguhan mencari keridhaan Allah Swt.

 

Wahai muridku, pernahkan engkau mendengar: pelajari fqh lahir, setelah itu menyepilah untuk memperdalam fiqih batin. Beramallah dengan figih lahir, sehingga amal itu dapat mendekatkanmu kepada ilmu yang belum pernah engkau amalkan. Ilmu lahir ini, merupakan penerang untuk bagian luar, sedangkan figih batin akan menerangi ruang terdalam pada batin. Yaitu cahaya di antara engkau dengan Tuhanmu yang Agung. Setiap kali engkau mengamalkan ilmumu, maka semakin dekat kepada jalan untuk mencapai Tuhanmu, kemudian terbukalah pintu antara dirimu dengan Dia, dan diangkatlah tirai yang menghalangi pintu khusus untukmu.

 

Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan dunia dan kebaikan akhirat kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api nereka. Amin ya rabbal alamiin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari selasa sore, tanggal 4 Dzulqa’dah 545, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Wahai muridku, utamakanlah kepentingan akhirat daripada kepentingan dunia, niscaya engkau akan mendapat keuntungan keduanya. Apabila engkau lebih mengutamakan dunia dari akhirat, maka engkau akan mengalami kerugian baik di dunia maupun di akhirat, sekaligus menjadi siksa bagimu. Bagaimana bisa engkau menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak diperintahkan? Jika engkau tidak sibuk dengan urusan dunia, niscaya Allah akan memberikan pertolonganNya, menganugerahkan taufik kepadamu dan juga waktu sehingga engkau dapat mengambilnya (dunia itu) begitu saja. Dan ketika engkau mengambil sesuatu darinya, maka Allah Swt. akan meletakan keberkahan padanya.

 

Seorang mukmin akan beramal untuk dunia dan akhiratnya, adapun untuk dunianya dia akan bekerja sekadarnya, sesuai dengan kebutuhannya untuk memenuhi perbekalan perjalanan saja, tidak mengambil banyak-banyak. Sedangkan orang yang bodoh, dunia menjadi ambisi terbesarnya. Adapun orang yang arif, segala Cita-citanya adalah akhirat, kemudian demi al-Maula Azza wa Jalla.

 

Jika engkau mendapat sepotong roti, lalu nafsu dan syahwat. mu menuntutmu, maka pandanglah pada saat itu Dzat yang mampu memecahkannya. Sesungguhnya tidak ada kebahagiaan bagimu se. hingga engkau sanggup membelenggu nafsumu dan mengikatnya di samping Allah Azza wa Jalla. Para shiddigin mengenal satu sama lain. Masing-masing di antara mereka mencium bau keterbukaan dan jujur dari yang lain.

 

Wahai orang yang berpaling dari Allah dan para shiddiqin serta lebih memilih menghadapkan dirinya kepada makhluk! Sampaj kapan engkau akan menghadap terus kepada mereka? Apakah manfaat yang kamu dapatkan? Bahaya tidak ada pada tangan mereka, demikian juga manfaat, mereka tidak dapat memberi dan juga tidak dapat mencegah. Tidak ada bedanya antara mereka dengan kebanyakan benda yang tidak dapat memberikan madarat dan manfaat. Raja hanya satu, yang dapat memberikan manfaat dan mencegah madarat hanya ada satu. Yang menggerakan dan yang mendiamkan hanya ada satu. Yang menguasakan dan yang menundukkan hanya ada satu, yang memberi dan yang menolak hanya ada satu, yang mencipta dan yang memberikan rizki hanya ada satu, dia adalah Allah Azza wa Jalla. Dia Dzat yang terdahulu, yang Awal dan Abadi, Dia ada sebelum adanya makhluk, sebelum ayahmu, ibumu dan sebeleum orang-orang kaya di antara kamu. Dialah pencipta langit, bumi dan seluruh isinya. “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura’:11)

 

Betapa aku merasa kasihan kepada engkau wahai makhluk Allah, engkau tidak mengetahui penciptamu dengan sebenar-benar pengetahuan. Kalau saja kelak di hari kiamat aku memiliki sesuatu di sisi Allah Swt.tentu aku akan membantu untuk memikul beban kalian. Wahai orang yang membaca, bacakanlah kepadaku sendiri tanpa penghuni langit dan bumi. Setiap orang yang beramal, maka amalnya akan menjadikannya memiliki pintu yang dapat dia masuki untuk mencapai-Nya. Adapun engkau wahai orang Alim, lebih disibukkan dengan berbicara dan mengumpulkan harta dari pada pengamalan dari ilmumu.Sehingga yang ada adalah gambar tanpa makna.Apabila Allah Swt. menghendaki seseorang hamba menjadi baik, maka Dia akan menjadikannya mengetahui, kemudian meng-ilhamkan pengamalan sekaligus keikhlasannya yang akan mendekatkan dirinya kepada Tuhannya, memarifatkan dan mengajarkannya ilmu hati.

 

Rahasia-rahasia akan dibukakan untuknya, Allah akan memilihnya sebagaimana Dia memilih Musa a.s.,”Aku telah memilihmu untuk diriKu.”(Q.S.Thaha: 41)

 

Bukan untuk selain-Ku, bukan untuk syahwat dan kesenangan. Bukan untuk bumi dan langit, bukan untuk surga dan neraka.bukan untuk kerajaan dan kehancuran.Tidak ada sesuatu yang mengikatmu dari-Ku. Tidak ada yang menyembunyikanmu dari selain Aku. Tidak ada makhluk ataupun syahwat yang menghalangimu dari-Ku.

 

Wahai muridku, jangan pernah putus asa dari mengharap rahmat Allah Swt. dengan alasan kemaksiatan yang pernah engkau lakukan. Sebaliknya, cucilah najis pada pakaian agamamu dengan air taubat, diiringi keteguhan dan keikhlasan di dalamnya, taburkanlah wewangian marifat ke dalamnya.

 

Waspadalah terhadap kedudukanmu saat ini. Jika engkau menoleh, binatang buas berada di sekitarmu dan bahaya mengintaimu. Maka berpindahlah dari keadaan tersebut, dan kembalilah ke pangkuan Tuhanmu yang Maha Agung. Dengan hatimu. Jangan makan bersama dengan watak dunia, syahwat dan nafsumu, jangan makan kecuali dengan (panduan) dua saksi: al-Qur’an dan as-Sunnah, lalu carilah dua saksi yang lain, yaitu hatimu dan perbuatan Allah Swt. Jika telah diizinkan oleh al-Qur’an, as-Sunnah dan hatimu, maka pintalah izin kepada yang keempat, yaitu perbuatan Allah Swt. jangan menjadi seperti pencari kayu di tengan malam,ia tidak tahu apa yang diambil oleh tangannya. Yang ada Khalig atau makhluk, hal ini tidak akan terwujud hanya dengan angan-angan dan pura-pura. Tetapi harus ada keteguhan dalam hati dan bukti nyata dalam perbuatan. Yakni melaksanakan sesuatu yang sesuai dengan kehendak Allah Swt.

 

Wahai muridku, keselamatan itu berada pada upaya meninggalkan keselamatan. Kekayaan ada di dalam upaya meninggalkan kekayaan, obat itu adanya dalam upaya mencari kesembuhan. Obat yang paling mujarrab adalah menyerahkan diri kepada Allah Swt. meninggalkan hukum sebab akibat, dan menyingkirkan tuhan-tuhan yang bersarang dalam hatimu. Obat itu berada dalam tauhidullah dengan hati, bukan hanya dengan lisan. Sebab tauhid dan zuhud, tidak akan ada jika hanya ada pada jasad dan lisan saja. Semuanya ada di dalam hati, tauhid, zuhud, takwa, marifat, ilmu tentang al-Hag, cinta kepada Allah dan dekat dengan-Nya berada di dalam hati. Jadilah orang yang berakal, jangan gila dan berpura-pura. Karena saat ini engkau dalam kegilaan, kepura-puraan, dusta, riya dan nifak. Cita-citamu hanya demi makhluk semata.

 

Tidakkah engkau ketahui, bahwa setiap kali engkau melangkah menuju makhluk, itu berarti engkau semakin menjauhi Allah Swt.. Engkau mengaku bahwa engkau mencari Allah Swt. tetapi justru yang kau cari adalah makhluk-Nya. Engkau tak ubahnya seperti orang yang ingin pergi ke Makkah, tetapi melangkah ke arah Khurasan, bukan mendekat, tetapi semakin menjauh dari Makkah. Engkau mengaku bahwa engkau telah menanggalkan setiap hal yang terkait dengan makhluk, tetapi justru engkau takut dan berharap kepada mereka. Lahirmu nampak zuhud, tetapi batinmu ternyata cinta kepada mereka. Lahirmu nampak demi Khalik, tapi batinmu menghadap kepada makhluk. Ini semua tidak akan datang hanya dengan kata-kata semata, ini adalah keadaan ketika tidak ada lagi makhluk di dalamnya, tidak ada dunia, akhirat dan tidak sesuatu pun selain Allah Azza wa Jalla. Dia Maha Esa dan tidak menerima kecuali yang satu. Yang Esa tidak menerima sekutu, maka Dialah seorang yang mengatur urusanmu. Terimalah apa yang dikatakan kepadamu.

 

Makhluk itu lemah, mereka tidak dapat membahayakamu dan juga tidak dapat memberikan manfaat kepadamu. Justru Tuhanmu yang memberlakukan itu semua terhadap mereka. Perbuatan-Nya berlaku atasmu dan atas mereka. Ketetapan takdir berjalan di atas ilmu Allah Swt.

 

Maka orang-orang yang mentauhidkan Allah dan beramal shalih adalah hujjah atas manusia. Di antara mereka ada yang melepaskan dunia secara lahir dan batin, ada juga yang melepaskan secara batin saja. Allah tidak melihat dunia di hati mereka sedikit pun, itulah hati yang bersih. Orang yang sanggup mencapai hal itu, sungguh dia akan mendapatkan kerajaan dari makhluk. Mereka adalah para pahlawan pemberani. Berani untuk menyucikan hati dari segala sesuatu selain Allah Swt., berdiri tegak di depan pintuNya, mengunus pedang tauhid di atas kuda syari’at yang menjadi tunggangannya. Dia tidak akan membiarkan sedikit pun dari dunia masuk ke dalam hatinya, hatinya dia utuh-kan untuk Dzat yang membolak-balikan hati. Agama telah membersihkan lahirnya, tauhid san marifat telah menyucikan batinnya.

 

Wahai orang asing, rupanya apa yang telah mereka katakan gan aku ucapkan tidak memberikan arti apa pun bagimu. Engkau katakan bahwa hal ini haram,tetapiengkau melaksanakannya.Engkau katakan bahwa hal ini halal, tetapi engkau tidak mempergunakannya. Engkau memang gila. Nabi Saw. bersabda, “Kecelakaanlah bagi orang bodoh satu kali, tetapi tujuh kali lipat kecelakaan tersebut bagi orang yang mengerti.”

 

Satu kecelakaan bagi orang yang bodoh, sebab bagaimana dia akan beramal. Tujuh kali lipat kecelakaan tersebut bagi orang yang berilmu, karena dia berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya. Keberkahan ilmu tercerabut darinya, yang tertinggal adalah hujjah atas dirinya. Carilah ilmu lalu amalkan! Setelah itu menyendirilah, jauhi makhluk dan sibukkan diri dan hati dengan kecintaan kepada Allah Swt.

 

Apabila engkau sanggup memenuhi kesendiran dengan kecintaan terhadap-Nya, maka itu akan mendekatkanmu kepadaNya sehingga engkau lebur ke dalam-Nya. Maka jika Allah Swt. menghendaki, Dia akan menjadikan engkau masyhur dan terlahir kembali untuk turut berperan serta dalam kehidupan bersamadengan makhluk-Nya. Suatu hal yang menguntungkan telah ditetapkan dan diketahui-Nya untukmu. Dia menyembunyikan engkau di balik dinding khalwat-mu, dan menampakkan engkau kepada makhluk, sehingga engkau berada di antara keduanya, yakni dengan-Nya bukan denganmu.

 

Engkau dapat mengambil bagian tanpa diringi oleh nafsu, syahwat dan keinginan, sehingga peraturan-Nya yang ada pada dirimu tidak terhapuskan. Engkau dapat mengambil bagian dunia tetapi tetap bersama dengan-Nya di dalam hatimu.

 

Dengarlah dan ketahuilah wahai orang-orang bodoh yang tidak mengenal Allah Azza wa Jalla dan para pengikut-Nya. Wahai orang yang berprasangka buruk terhadap Allah Swt.! Kebenaran adalah al-Hag Azza wa Jalla, yang batil adalah kalian yang menjadi makhluk. Al-Hag berada di dalam hati, jiwa dan makna. Sedangkan kebatilan ada pada hawa nafsu, watak, kebiasaan dan dunia serta apa pun selain Dia. Hati ini tidak akan merasa bahagia kecuali telah mencapai kedekatan dengan-Nya, Allah Yang Qadim, Yang Azali, Yang senantiasa hidup dan Abadi.

 

Wahai orang munafik, janganlah engkau bergurau! Apakah engkau mengira bahwa apa yang ada padamu itu lebih baik? Engkau adalah hamba dari roti yang engkau makan, laukmu, manisanmu, pakaianmu bahkan selimut dan kekuasaanmu.

 

Adapun hati yang benar akan berhambur dari makhluk menuju kepada sang Khalig. Di setiap perjalanan dia menyaksikan hal-hal yang membawa keselamatan, maka para ulama yang beramal telah berlalu, mereka adalah pewaris para Nabi, sedangkan orangorang yang datang kemudian, dipersilahkan untuk melanjutkannya dalam menghidupkan syariat dan membendung kehancurannya. Pada hari kiamat kelak, mereka akan berkumpul bersama dengan para Nabi untuk mendapatkan pahala dari Tuhannya.

 

Allah Swt. telah memberikan perumpamaan orang-orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya seperti keledai yang membawa kitab, “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.” (Q.S. al-Jumu’ah: 5)

 

Yang dimaksud kitab dalam ayat tersebut adalah ilmu. Apakah seekor keledai bisa mengambil manfaat dari kitab yang dibawanya? Tidak ada yang dapat ia ambil kecuali kelelahan dan kepayahan dalam memikulnya. Semakin bertambah ilmu, seharusnya bertambah pula rasa takut dan ketaatannya kepada Allah Swt. Wahai orang yang mengaku berilmu, di mana tangisanmu karena takut kepada-Nya? Di mana nilai kegentaran dan rasa takutmu? Di mana pengakuanmu atas dosa-dosamu? Di mana upayamu untuk keluar dari kegelapan menuju cahaya taat kepada-Nya? Manakah pendidikanmu terhadap dirimu sendiri? Manakah mujahadah-mu di sisi-Nya? Cita-citamu terbentuk pada gamis, sorban, makan, nikah, rumah, toko, duduk dan bersenang-senang dengan makhluk. Tanggalkanlah semua itu dari dirimu.Jika memang ada bagianmu dari semua itu,dengan sendirinya ia akan datang pada waktunya, sedangkan hatimu tetap tenang dan damai tidak lelah menunggu karena rakus. Bahkan hatimu tepat tegak berdiri bersama dengan Allah Swt.. Mengapa engkau bersusah payah untuk sesuatu yang sebenarnya telah digariskan.

 

Wahai muridku, khalwat-mu rusak, tidak sah, najis dan tidak suci. Apa yang harus aku lakukan untukmu? Di hatimu tidak ada tauhid dan keikhlasan. Wahai orang tidur yang tidak dibiarkan, dan orang yang lupa dan tidak dilupakan, dan orang yang meninggalkan dan tidak ditinggalkan. Wahai orang-orang bodoh yang tidak mengenal Allah dan Rasul-Nya. Engkau laksana sepotong kayu yang tidak berguna.

 

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhriat dan peliharalah kami dari api nereka.

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi,tanggal 7 Dzulqa’dah 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata :

 

Wahai orang munafik, semoga Allah Swt. menyucikan bumi dari kehadiranmu. Apakah kemunafikanmu belum cukup sehingga engkau memfitnah para ulama, para wali, dan orang-orang shalih dengan memakan daging mereka. Engkau dan kawanmu yang munafik, sebentar lagi kalian akan dimakan oleh ulat. Lidah dan dagingmu akan disantap habis, bumi akan menghimpit dan menjepitmu. Orang yang tidak berbaik sangka kepada Allah, hamba-hamba-Nya yang shalih dan tidak tawadlu terhadap mereka, selamanya tidak akan bahagia. Mengapakah mereka tidak merendahkan hati mereka di hadapan orang-orang yang menjadi pemimpin mereka? Apalah artinya dirimu jika dibandingkan dengan mereka?! Allah Swt. telah menyerahkan kunci untuk memecahkan segala permasalahan kepada mereka. Karena kehadiran merekalah langit menurunkan hujan dan bumi menumbuhkan tanaman. Setiap orang adalah gembalaannya, mereka bagaikan gunung-gunung yang tegak, tidak tergoyahkan oleh terpaan badai dan topan. Tauhid dan keridhaan mereka terhadap Tuhannya juga tidak tergoyahkan, demi keselamatan dirinya dan orang lain.

 

Bertaubatlah dan minta ampunlah kepada Allah, akui segala Josamu. Bersimpuhlan di hadapan-Nya. Perhatikanlah apa yang ada Ji hadapanmu? Jika engkau menyadarinya tentu engkau tidak akan berada di sana. Maka pergunakanlah etika ketika engkau berada di hadapan-Nya, sebagaimana beradabnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Engkau seperti banci dibandingkan dengan mereka. seberanianmu hanya ketika diperintahkan oleh hawa nafsu dan tabiat burukmu. Keberanian sesungguhnya di dalam agama adalah menunaikan hak-hak Allah Swt..

 

Janganlah engkau meremehkan ucapan para ahli hikmah dan ulama. Ucapan mereka layaknya obat, pembicaraan mereka layaknya buah yang merupakan wahyu dari Allah Swt. karena di hadapan kalian tidak ada lagi yang di utus, maka dengan mengikuti pengikut para Nabi sama dengan mengikuti para Nabi. Jika engkau melihat mereka. Seolah-olah engkau melihat para Nabi. Dekatilah para ulama yang bertakwa, sesungguhnya dengan berdekatan dengan mereka, akan menjadi keberkahan bagimu. Janganlah mendekati para ulama yang tidak pernah mengamalkan ilmunya, karena pergaulan dengan mereka hanya akan merusak dirimu. Jika engkau bergaul dengan orang yang ketakwaan dan ilmunya lebih tinggi darimu, maka pergaulannya akan menjadi barakah bagimu.Dan jika engkau bergaul dengan orang yang lebih tua saja, sedangkan ilmu dan ketakwaannya tidak ada, maka pergaulan itu hanya akan merusak dirimu.

 

Beramallah karena Allah Swt. bukan karena sesuatu selain Dia. Tinggalkan sesuatu karena-Nya bukan karena sesuatu selain Dia. Beramal karena sesuatu selain Dia termasuk kufur, meningggalkan sesuatu karena selain Dia adalah riya. Barangsiapa yang tidak mengetahui hal ini, lalu beramal tidak seperti tadi maka dia termasuk gila. Dan dalam waktu dekat, kematian akan menghentikan kegilaannya.

 

Celakalah engkau, hubungkanlah hatimu dengan Tuhanmu yang Agung, dan putuskanlah hubunganmu dengan apa pun selain Dia.Rasulullah Saw.bersabda, “Hubungkanlah dirimu dengan Tuhanmu, maka engkau akan berbahagia.” (H.R. Ibnu Majah) Luruskanlah sesuatu di antara hatimu dengan Tuhanmu dengan menjaga hati orang-orang shalih.

 

Wahai muridku, jika engkau membeda-bedakan antara orang kaya dengan orang miskin ketika menyambut mereka, maka engkau tidak akan mendapat kebahagiaan, muliakanlah orang-orang fakir Ayang bersabar, cari keberkahan di antara mereka dengan menemui dan bergaul bersama mereka.Rasulullah Saw.bersabda, “Orang-orang fakir yang sabar adalah pendamping ar-Rahman pada hari kiamat.”

 

Kini mereka (ahli tasawuf) telah menjadi pendamping-Nya dengan hati mereka, dan kelak jasad mereka pun akan bersama-Nya. Hati mereka zuhud terhadap dunia dan berpaling dari perhiasannya, mereka lebih memilih kefakiran dan bersabar di dalanya. Apabila telah demikian, maka akhirat akan melamarnya. Ketika mereka telah sampai di akhirat, dan tidak mendapati Tuhannya, maka mereka akan berlari menjauhinya karena merasa malu kepada Allah Azza wa Jalla. Bagaimana mungkin mereka akan tinggal bersenang-senang dengan selain Allah Azza wa Jalla, dan menyerahkan seluruh amal kebaikan kepada selain Dia? Maka ia akan terbang mencari-Nya dengan sayap kebenaran dan kejujuran. Mereka terbang meninggalkan sangkar menuju Dzat Allah Azza wa Jalla, sehingga dia menjadi orang yang terdekat-Nya. Allah Swt. berfirman, “Dan mereka pada sisi Kami benarbenar termasuk orang pilihan yang paling baik.” (Q.S. Shaad: 47)

 

Hati mereka, cinta dan maksud mereka (para wali) berada di sisi Kami. Bahkan nurani, dunia dan akhirat mereka ada di sisi Kami. Apabila itu semua terpenuhi, maka dia tidak akan dilupakan oleh dunia dan akhirat. Bumi, langit dan segala isinya seolah terlipat dan tidak bermakna bagi hatinya, sedangkan hati nurani mereka fana’ dari selain Dia. Seandainya ada bagian dari dunia untuk mereka, maka itu dikembalikan kepada kemanusiaan mereka sehingga tidak mengubah berjalanan takdir.

 

Selanjutnya mereka memperbaiki adab dalam menjalankan ilmu Allah, takdir dan ketetapan-Nya. Mereka menerima bagiannya dengan ke-zuhud-an, bukan karena nafsu,keinginan,dan tabiat buruk. Mereka memelihara hukum syariat dalam setiap keadaan. Mereka tidak bakhil dengan dunia terhadap sesama manusia hati mereka tetap merapat kepada Allah Azza wa Jalla. Sehingga tidak sedikit pun tersisa di dalam hatinya kecuali Dia.

 

Selama engkau berkutat dengan urusan dunia, maka engkau tidak akan sampai kepada akhirat. Selama engkau bersama dengan h makhluk, maka engkau tidak akan pernah sampai kepada-Nya.Jadilah orang yang berakal, jangan menjadi orang yang bodoh. Engkau adalah orang yang disesatkan Allah untuk masuk ke dalam ilmu. Salah satu cara untuk bertaut dengan-Nya adalah dengan menjalin hubungan dengan orang-orang fakir, yaitu dengan memberikan sesuatu dari hartamu untuk mereka. Ketahuilah bahwa sedekah yang engkau berikan sama dengan menjalin hubungan dengan alHag Azza wa Jalla yang Maha Kaya lagi Pemurah. Apakah menjalin hubungan dengan yang Maha Kaya lagi Pemurah akan membawa kerugian? Infakkanlah secuil dari hartamu dengan niat karena Allah, maka Dia akan memberikanmu sebesar gunung. Berikanlah setetes, maka engkau akan mendapatkan sebanyak lautan. Allah Swt. akan memberikannya padamu baik di dunia maupun di akhirat, Allah Swt. akan mencukupkan balasan-Nya bagimu.

 

Wahai manusia, apabila engkau bergaul dengan Allah Azza wa Jalla, maka Dia akan menumbuhkan tanamanmu, sungaimu akan mengalir, pohonmu akan berdaun, bercabang dan berbuah. Perintahkanlah kebaikan, cegahlah kemunkaran, tolonglah agama Allah Swt. dan tinggalkanlah sejenak kerabatmu. Barangsiapa yang bergaul dengan kebaikan, maka dia tetap akrab pada saat sepi ataupun dalam keramaian. Dalam kelapangan ataupun kesempitan, dalam kesulitan ataupun kemudahan.

 

Carilah pemenuhan kebutuhanmu dari Allah Azza wa Jalla, bukan dari makhluk ciptaan-Nya. Seandainya terpaksa harus engkau ambil dari makhluk, maka masuklah kepada-Nya melalui hatimu, niscaya Dia akan memberikan ilham melalui arah mana engkau dapat mengambilnya. Apa pun yang engkau dapatkan, baik diberi maupun tidak diberi, karena itu berasal dari-Nya bukan dari mereka. Mereka mengeluarkan cita-cita terhadap rizki dari hati mereka, sebab mereka meyakini bahwa rizki telah ditentukan pada waktu tertentu, sehingga tidak disibukkan untuk mencarinya. Mereka lebih memilih untuk bersimpuh di depan pintu Rajanya. Mereka telah merasa cukup dari segala sesuatu melalui keutamaan Allah Swt., kedekatan-Nya dan ilmu-Nya. Apabila telah sempurna seperti itu, mereka akan menjadi kiblat manusia, mereka menjadi penasihat yang membawa manusia masuk ke dalam kerajaan-Nya. Hati mereka akan menuntun manusia untuk mendapatkan penerimaan dan ridha-Nya.

 

Sebagian wali mengatakan, hamba Allah yang sebenarnya adalah mereka yang benar-benar dalam ibadahnya, mereka tidak mencari apa pun, dunia ataupun akhirat, yang mereka cari hanyalah Dia. “Ya Allah, berilah petunjuk bagi seluruh makhluk untuk sampai ke pintu-Mu.” Inilah yang selalu aku pinta untuk kalian. Ini adalah doa menyeluruh yang besar pahalanya. Allah Swt. melakukan apa yang dikehendaki-Nya atas setiap makhluk-Nya, apabila hati telah lurus, maka akan dipenuhi oleh kasih sayang kepada sesama manusia.

 

Sebagian yang lain mengatakan,“Tidaklah melakukan banyak kebaikan sekaligus meninggalkan dosa kecuali para shiddigin.” Orang yang shiddig itu meninggalkan dosa besar dan juga dosa kecil, kemudian muncul kehati-hatiannya dengan meninggalkan syahwat bahkan yang mubah sekali pun dan mencari yang mutlak dan benarbenar halal. Orang yang shiddig tidak pernah melepaskan siang dan malamnya dari ibadah kepada Allah Swt. dia memutuskan hubungan dengan makhluk bahkan dia membakar hangus kebiasaannya. Dia akan memeroleh rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dia akan diberi dan diperintahkan untuk mengambilnya. Segala sesuatu akan dimurnikan baginya, karena dia telah memusnahkan keinginan di dalam dadanya, bersabar dalam upaya menghancurkan hasratnya. Dia berdoa dalam setiap keadaan, tetapi tidak dikabulkan, meminta tetapi tidak mendapatkan apa yang dipintanya, dia mengadu dan meminta jalan keluar tetapi tidak mendapatkannya. Dia telah bertakwa tetapi tidak melihat jalan keluar, dia telah mentauhidkan Allah Swt. dan ikhlas dalam beramal tetapi dia tidak memperoleh kedekatan dari-Nya, seolah-olah dia bukan seorang mukmin dan bukan orang yang mentauhidkan-Nya.Akan tetapi, dia tetap bersabar dalam menghadapi keadaan seperti itu.

 

Dia tahu bahwa kesabaran menjadi obat bagi derita di hatinya, dan menjadi perantara sehingga hatinya menjadi bersih dan semakin mendekat. Dia yakin bahwa setelah itu semua berlalu, kebaikan akan segera menghampirinya. Karena ujian tersebut adalah untuk membedakan antara orang mukmin dengan orang kafir, antara muwahhid dengan musyrik, antara orang yang ikhlas dengan orang yang riya, antara pemberani dengan pengecut, yang teguh dengan Orang yang ragu-ragu, yang bersabar dengan orang yang terburuburu, penegak kebenaran dengan pembela kebatian, yang jujur dengan orang yang dusta, yang mencintai dengan yang membenci, yang mengikuti Sunnah dan pembuat bid’ah.

 

Dengarkanlah apa yang dikemukakan oleh para wali, “Jadilah engkau di dunia layaknya orang yang sedang mengobati lukanya, dia menahan pedih perihnya obat karena benar-benar mengharapkan kesembuhan. Berharap hilangnya ujian. Setiap ujian dan penyakit yang paling bahaya adalah kemusyrikan dan menganggap bahwa makhluk dapat memberikan manfaat dan mendatangkan bahaya. Sesungguhnya obat dan lenyapnya ujian adalah dengan mengeluarkan makhluk dan segala sesuatu selain Dia dari hatimu dan keteguhanmu ketika turunnya ketetapan dan takdir-Nya.

 

Janganlah engkau meminta kekuasaan kepada manusia dan jangan memohon keagungan dari manusia. Hendaklah engkau memurnikan hati untuk Tuhanmu menjernihkan jiwa baginya dan menajamkan cita-citamu kepada-Nya. Apabila itu semua telah engkau penuhi, maka derajat hatimu akan meningkat ke derajat hati para Nabi, para Rasul, para syuhada, para shalihin dan malaikat mugarrabin. Apabila keadaan tersebut dapat engkau pelihara maka engkau akan diagungkan, ditinggikan dan dikuasakan. Engkau akan dipersilahkan,diperintahkan dan diberi.Sungguh ter-hijaborangyang tidak mendengar ungkapan ini dan pula tidak mempercayainya.

 

Wahai orang yang sibuk dengan kehidupan dunia.Kehidupan, keuntungan, dan kesenangan akhirat ada dalam genggaman-Ku. Aku menyeru dan mengantarkan. Tidak ada kesenangan akhirat pada dirimu. Berikanlah sesuatu kepada yang berhak menerimanya. Apabila memperoleh sesuatu di akhirat dari-Ku, maka tidak dimakan sendiri. Karena orang yang pemurah tidak makan sendirian. Orang yang mengetahui kemurahan Allah, tidak akan bakhil terhadap sesamanya. Orang yang marifat kepada Allah, segala sesuatu selain Dia akan merendah kepadanya, kebakhilan itu datangnya dari nafsu. Sedangkan nafsu seorang yang sudah marifat telah mati dibandingkan dengan orang lain. Paling tidak, nafsunya telah tunduk dan patuh terhadap janji Allah Swt. dan takut kepada ancaman-Nya.

 

Ya Allah berikanlah kepada kami apa yang telah engkau berikan kepada para wali. Dan berikanlah kebaikan di dunia dankebaikan di akhirat. Serta peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Ahad, 9 Dzulqa’dah 545, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Orang mukmin berbekal dan orang kafir bersenang-senang. Orang mukmin berbekal, karena mereka sadar akan kembali ke negeri akhirat, mereka menggunakan sedikit untuk keperluannya, seluruh hartanya ia peruntukkan bagi akhirat. Hati dan cita-citanya hanya untuk akhirat. Hatinya ia putuskan dari dunia, ia melakukan segala ketaatan hanya untuk bekal di akhirat.

 

Adapun orang kafir bersenang-senang dengan berbagai kenikmatan dan kelezatan,mereka tidak meyakini adanya hari akhirat, bukan untuk dunia dan penghuninya.

 

Apabila ia mempunyai makanan yang baik,ia akan mengutama kan orang fakir, ia yakin bahwa di akhirat kelak dia akan memperoleh yang lebih baik dari itu. Puncak dari cita-cita seorang mukmin yang arif dan alim adalah berada dekat di depan pintu Allah Azza wa Jalla. Dia ingin agar hatinya sampai kepada Dia sejak masih di dunia, dekat dengan dzat Allah yang hag merupakan puncak langkah-langkah hati. Aku melihat engkau berdiri, duduk, ruku’ sujud dan bangun hingga lelah, tetapi hatimu tidak bergeser dari tempatnya, tidak keluar dari rumah wujudnya, tidak berpindah dari kebiasaannya.

 

Bersungguh-sungguhlah engkau dalam mencari Tuhanmu yang Agung, kesungguhanmu itu akan menjadikan engkau tidak bersusah payah dalam mencari-Nya. Tetaskanlah telur wujudmu dengan kebenaranmu, pecahkan dinding penglihatanmu kepada makhluk dan ikatannya dengan keikhlasan tauhidmu. Pecahkan sangkar pencarianmu kepada sesuatu dengan tangan kezuhudanmu, lalu terbanglah dengan hatimu, sehingga sampai kepada Tuhanmu, ketika datang kepadamu sampan dan dayung pertolongan-Nya, maka Tuhan akan menyeberangkanmu. Dunia ini adalah lautan dan keimananmu adalah kapalnya. Oleh karena itu, Lugmanul Hakim berwasiat kepada putranya, Wahai anakku, dunia ini adalah lautan, dan iman adalah kapal layarnya, dayungnya adalah ketaatan. Adapun akhirat adalah pantainya.”

 

Wahai orang yang bergelimang kemaksiatan.Tidak akan lama lagi engkau akan buta, tuli dan fakir. Hatimu keras, hartamu akan hilang dirampas atau dicuri. Jadilah orang yang berakal. Segeralah kembali kepada Tuhanmu. Jangan sekali-kali menyekutukan Tuhan dengan hartamu. Janganlah engkau bertawakal kepada harta dan tidak mau menafkahkannya. Tanggalkan ia dari hatimu. Simpan di dalam rumah atau sakumu saja bersama dengan para pembantumu. Lalu ingatlah kepada kematian, jangan rakus dan jangan terlalu panjang angan-angan.

 

Diriwayatkan dari Abu Yazid al-Busthami, dia mengatakan, “Seorang mukmin sejati tidak mencari dunia dari Tuhannya, tidak pula akhirat. Dia hanya mencari Tuhan dari Tuhannya.”

 

Wahai muridku, kembalilah engkau kepada Tuhanmu bersama dengan hatimu, orang yang taubat kepada Allah adalah orang yang kembali kepadanya. Firman Allah Swt., “Dan kembalilah kepada Tuhanmu.” (Q.S. az-Zumar: 45). Yakni kembalilah kepada Tuhanmu, serahkan segalanya kepada-Nya, serahkan dirimu kepada-Nya, gantungkan semuanya pada takdir dan ketetapan-Nya. Hempaskan hatimu ke hadapan-Nya tanpa perlu berkata-kata, tanpa tangan, tanpa kaki, tanpa mata tanpa bertanya mengapa dan bagaimana, tanpa menentang ataupun membantah, tetapi setuju dan mematuhi. Katakan dengan benar. Apabila sudah demikian adanya, maka hatimu akan kembali kepada-Nya, menyaksikan-Nya dan tidak akan menerima selain-Nya. Bahkan yang terasa adalah gelisah karena, sesuatu yang ada di bawah Arasy dan di atas bumi.

 

Tidak bisa beradab dengan baik terhadap guru, kecuali telah berkhidmat kepada mereka, bahkan melihat keadaan sebagian mereka. Kaum sufi menjadikan pujian dan celaan sebagai kemaray, dan hujan, atau seperti malam dan siang. Keduanya dipandang sebagai sesuatu yang datang dari Allah Swt. Tidak ada yang dapat menentukan kedatangannya kecuali Allah Swt. Ketika hal itu telah terwujud, maka mereka tidak akan mencari-cari orang yang memuji, tidak pula melarikan diri dari orang yang mencela. Mereka tidak akan ambil pusing dengan keduanya (yang memuji dan yang mencela). Karena kecintaan terhadap makhluk telah keluar dari hatinya, demikian juga kebencian. Mereka tidak lagi mencintai atau membenci, mereka menyayangi.

 

Apalah artinya ilmu tanpa kebenaran dan kejujuran, sungguh kamu telah disesatkan Allah Swt.karena ilmumu.Engkau mempelajari ilmu, mendirikan shalat dan berpuasa hanya demi makhluk sehingga mereka mengakuimu, memujimu di rumah dan majelis majelis, mereka pun menyerahkan hartanya kepadamu. Kamu telah mendapatkan semua itu dari mereka.Namun,ketika kematian datang, siksa menjelang, kesempitan, dan kekacauan menghampirimu, maka semua yang telah engkau dapatkan dari mereka, tidak berguna lagi. Justru itu semua akan dimakan oleh orang lain, sedangkan perhitungan dan siksanya tetap engkau yang menanggung.

 

Wahai orang yang mundur dan terhalang, engkau adalah orang yang telah bekerja dengan penuh kepayahan. Tetapi, di dunia engkau kepayahan dan di akhirat engkau mendapat neraka sebagai siksa. Ibadah adalah suatu pekerjaan, pelakunya adalah para wali, al-Abdal adalah mereka yang ikhlas, orang yang mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Para alim ulama adalah mereka yang mengamalkan ilmunya. Mereka adalah wakil Allah di bumi-Nya. Dengan kata lain mereka adalah utusan yang mejadi pewaris para Nabi dan Rasul. Bukan kalian semua yang gila, sibuk dengan logika dan kata-kata, sedangkan di dalam batin hanya kosong belaka.

 

Wahai muridku, engkau tidak berarti apa-apa. Islam tidak membenarkanmu. Islam merupakan pondasi yang dibangun di atas syahadat. Belum sempurna bagimu jika engkau hanya mengucapkan Laa ilaaha illallah pada lisan, tetapi engkau berdusta karena di dalam hatimasihbersemayambanyaktuhanyangmasih menakutimu.Engkau masih takut kepada raja dan penguasa. Engkau masih bergantung kepada pekerjaanmu, keuntungan, kekuatan, pendengaran, mata dan ototmu, itu semua masih menjadi tuhan. Masih ada anggapan pada dirimu bahwa makhluk dapat memberikan manfaat dan dapat mendatangkan bahaya,masih banyak hati manusia yang masih pasrah dan bergantung pada itu semua, padahal mereka mengaku tawakal kepada Allah Swt. sehingga dzikir mereka menjadi kebiasaan yang nampak pada lisan, sedangkan hatinya tidak. Jika hal ini disampaikan kepada mereka mereka akan berkata, “Bagaimana mungkin hal ini dituduhkan kepada kami, bukankah kami adalah orang Islam?” Kelak Cacat mereka benar-benar akan nyata dan terlihat.

 

Celakalahengkau!Seharusnyaketikaengkau mengucapkanlaa ilaaha, engkau me-nafi-kan (membuang) segala bentuk tuhan, sebab redaksi tersebut adalah bentuk nafyu kulli (negasi yang menyeluruh), dan ketika mengucapkan illallah, engkau menetapkannya karena itu merupakan bentuk itsbat kulli (penetapan yang menyeluruh). Kapan saja hatimu bersandar kepada sesuatu selain Dia, maka engkau telah berdusta atas pengakuan yang telah engkau ucapkan. Dan yang menjadi tuhanmu adalah apa yang engkau jadikan sebagai sandaran. Bagian lahir tidak lagi dilihat, sebab hatilah yang beriman, dia (hati) yang melakukan ikhlas, dia yang bertakwa, wara, zuhud, yakin, ma’rifat dan sekaligus melaksanakan. Hati adalah komandan, sedangkan anggota lainnya adalah pasukan. Dalam mengucapkan Laa ilaaha illallah, mulailah dari hatimu, kemudian dengan lisanmu. Tawakallah sepenuhnya kepada Allah Swt. Sibukkan lahirmu dengan hukum syariat, dan sibukkan hatimu bersama dengan al-Hag Azza wa Jalla. Lupakan kebaikan dan keburukan yang nampak pada lahiriah, sibukkan batinmu bersama Dia yang menciptakan kebaikan dan keburukan.

 

Barangsiapa yang telah marrifat kepada-Nya, dia akan merendah di hadapan-Nya, mengunci mati lisannya, tawadlu padaNya dan kepada hamba-hamba-Nya yang shalih.Cita-citanya semakin besar, keinginannya semakin kuat, tangisannya semakin menjadi, rasa takutnya semakin menebal, rasa malunya semakin membentengi, dan semakin menyesal atas keburukan yang pernah dilakukannya.

 

Dia akan cemas apabila kehilangan derajat yang telah dicapainya berupa marifat, ilmu, dan tagarrub kepada-Nya. Karena Allah Swt. Maha berbuat apa yang dikehendaki-Nya. Dia tidak akan ditanya atas apa yang diperbuat-Nya, justru manusia yang akan ditanya. Dia berada di tengah, memandang ke belakang dengan rasa sesal yang amat mendalam atas kesalahannya sehingga lahir rasa malu, di sisi lain di hadapannya dia melihat masa depan dengan penuh rasa cemas dan takut, apakah Allah akan menerimanya tau menolaknya. Apakah hari kiamat kelak dia akan bersama dengan orang-orang mukmin atau bergabung dengan orang-orang kafir. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Di antara kamu akulah orang yang paling mengenal Allah, dan paling takut kepadanya.”

 

Termasuk golongan Arifin yang langka adalah orang yang mendapatkan kabar takdirnya dan ke mana kelak ia akan kembali. Dia telah membaca rahasia dirinya sendiri yang tertera di Lauhul mahfuzh. Kemudian dia menyembunyikannya agar tidak terlihat oleh nafsu. Inilah Islam sejati, menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan, diiringi kesabaran dalam menghadapi ujian, dan puncaknya adalah zuhud terhadap segala sesuatu selain Allah Azza wa Jalla.

 

Sehingga dalam pandangannya, sama saja antara emas dan tanah, pujian dan celaan, diberi atau tidak, surga atau neraka, nikmat atau siksa, kaya atau miskin, bahkan ada manusia ataupun tidak ada manusia. Apabila semua itu terpenuhi, maka Allah Swt. akan ada di belakangnya, dianugerahkan kepadanya derajat wali, dia dijadikan pemimpin atas manusia. Dan setiap orang yang mengikutinya akan memperoleh manfaat darinya atas pemberian Allah Swt.

 

Ya Tuhan kami berikanlah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat kepada kami. Dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Selasa sore, tanggal 11 Dzulqa’dah 545 H, di madrasah, lalu Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata: Hasan al-Bashri mengata kan, “Hinakanlah dunia, maka sesungguhnya dunia tidak akan menjadi baik kecuali setelah dihinakan.”

 

Wahai muridku, mengamalkan al-Qur’an akan menempat kanmu pada kedudukan-Nya, mengamalkan as-Sunnah akan mengantarkanmu ke hadapan beliau Saw. Dia akan senantiasa memandanghati parawali,diaakanmembersihkandan menghiasinya. Dia akanmembukakan pintu kedekatan baginya.Dia adalah perantara hati nurani dan Tuhannya. Setiap kali langkah bergerak ke depan satu langkah, semakin bertambah kebahagiaannya. Barangsiapa yang mendapatkan anugerah ini, maka dia harus bersyukur dan semakin tambah ketaatannya. Sedangkan kegembiraan yang lahir dari selain ini adalah sebuah kegilaan.

 

Orang yang bodoh merasa bahagia oleh dunia, sedangkan Orang yang mengerti merasa sedih karenanya. Orang yang bodoh membantah takdir, sedangkan orang yang mengerti menerimanya dengan penuh keridhaan. Wahai orang miskin, janganlah engkau membantah takdir, sehingga engkau akan binasa. Engkau harus ridha atas takdir dan perbuatan Allah Swt. dan hendaklah engkau mengeluarkan hatimu dari kebisingan makhluk, dengan hati itu temuilah Tuhan yang menciptakan makhluk. Jumpai Dia dengan hati nurani dan maknamu. Apabila engkau sanggup mempertahankan untuk mengikuti Allah Azza wa Jalla, para Rasul-Nya dan hamba. hamba-Nya yang shalih, serta sanggup berbakti terhadap orang shalih tersebut, maka lakukanlah. Sesungguhnya yang demikian itu lebih baik bagimu di dunia dan di akhirat.

 

Seandainya engkau mempunyai dunia seluruhnya, tetapi hatimu tidak seperti hati mereka, sesungguhnya tidak ada sebjiji dzarrah pun yang engkau miliki. Orang yang telah menyerahkan hatinya kepada Allah Swt., tetapi masih ditumpangi oleh keinginan terhadap dunia dan juga akhirat, maka akan dihukumi oleh hukum Allah, apakah dia termasuk orang awam atau orang khawas (khusus).

 

Celakalah engkau, sadarilah kemampuanmu, apalah artinya dirimu jika dibandingkan dengan mereka. Segala cita-citamu hanyalah makan, minum, memakai pakaian, nikah beserta dunia dan sifat kerakusannya, engkau giat mengurusi urusan dunia, tetapi lengah dan lalai terhadap urusan akhirat. Engkau hanya memepersiapkan jasadmu untuk disantap oleh sang ulat dan cacing tanah. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. memiliki sejumlah malaikat yang setiap pagi dan petang mereka berseru, Wahai anak Adam, bergeraklah ke arah kematian, membangunlah untuk dihancurkan dan kumpulkanlah untuk pada musuh.”

 

Seorang mukmin sejati mempunyai niat yang murni di dalam seluruh aktivitasnya. Dia tidak bekerja di dunia hanya untuk dunia, tetapi membangun dunia untuk akhirat memakmurkan masjid, mendirikan madrasah, dan membangun jalan. Dia membangun yang lainnya untuk keluarga, janda-janda, dan yatim piatu, sehingga sebagai gantinya akan dibangunkan baginya istana di akhirat. Dia tidak membangun karena hawa nafsu. Apabila seorang manusia senantiasa bersama Allah Swt. dalam setiap keadaan, maka ketiadaan dan wujudnya adalah dengan Allah Swt. Hatinya bertemu dengan para Nabi dan para Rasul, menerima apa yang mereka sampaikan baik ucapan maupun perbuatan dengan keimanan dan keyakinan, sehingga akan berjumpa dengan mereka baik di dunia maupun akhirat.

 

Orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. ia akan senantiasa hidup. Ia berpindah dari suatu kehidupan ke kehidupan yang lain, tidak ada kematian kecuali sekejap mata. Apabila dzikir celah bersemayam di dalam hati,maka dzikir seorang hamba terhadap Allah akan senantiasa bergema dalam hatinya, meskipun lidahnya tidak bersuara. Ketika seorang hamba senantiasa berdzikir kepada Allah Swt. maka dia akan senantiasa setuju terhadap ketetapan-Nya dan ridha atas setiap takdir dan perbuatan-Nya.

 

Apabila kita tidak menerima datangnya musim kemarau,maka kemarau tersebut akan mendatangkan kesempitan, demikian juga apabila kita tidak menerima ketetapan datangnya musim penghujan, maka kedatangannya hanya akan menjadi siksa. Kerelaan kita terhadap takdirnya yang mendatangkan dua musim tersebut, akan menghilangkan akibat buruk apa pun yang datang karena keduanya. Demikian halnya, penerimaan kita terhadap ujian dan cobaan, akan menghilangkan sedih, perih dan kesempitan yang lahir darinya.

 

Alangkah menakjubkan keadaan para wali itu, betapa baiknya keadaan mereka. Apa pun yang ditimpakan Allah Swt. kepada mereka, semuanya menjadi kebaikan, Allah Swt. telah menyirami mereka denga air ma’rifat, menidurkan mereka di kamar kelembutanNya serta menghibur mereka dengan kedamaian bersama-Nya. Kedudukan itu menjadi sangat indah bagi mereka, kebersamaan dengan-Nya menjadikan segala sesuatu tidak nampak lagi,kecuali Dia. Mereka senantiasa mati di hadapan-Nya. Kehebatan telah menguasai mereka, jika Dia menghendaki, Dia akan menghidupkannya, membangunkannya atau membelanya. Mereka layaknya ashhabul kahfi di dalam gua, Allah Swt. berfirman tentang mereka: “Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.”(Q.S. al-Kahfi: 17)

 

Mereka adalah orang yang paling berakal. Dalam setiap keadaan, mereka senantiasa mengaharapkan ampunan dan keselamatan dari Tuhannya. Celakalah kamu, engkau mengharapkan surga, tetapi melakukan perbuatan penghuni neraka. Engkau meletakkan rakus bukan pada tempatnya, keinginanmu telah keliru. Sebentar lagi engkau akan disiksa. Allah Swt. telah meminjamkan kehidupan padamu agar engkau menaati-Nya, tetapi engkau berbuat sekehendak nafsumu. Kesehatan juga pinjaman dari-Nya, kekayaan, kemanan, kejayaan dan seluruh nikmat yang ada padamu

 

Adalah pinjaman yang Dia titipkan padamu. Jangan pernah engkau lalaikan seluruh pinjaman itu, karena semuanya akan dipertanyakan dan akan dipinta pertanggungjawabannya. Maka pergunakanlah semuanya untuk taat. Semua yang engkau sukai adalah sesuatu yang menyibukkan, tetapi para ahli sufi tidak menginginkan sesuatu kecuali keselamatan bersama dengan al-Haa, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Sebagian dari mereka mengatakan: “Ikutilah al-Hag pada makhluk dan jangan mengikuti makhluk pada al-Hag. Tawadlu-lah kepada orang yang tawadlu, dan sombonglah kepada orang yang sombong. Ketahuilah, penerimaan terhadap Allah Swt. adalah salah satu ibadah orang-orang yang shalih.”

 

 

Pada hari Jum’at pagi, tanggal 14 Dzulqa’dah 545 H, di madrasah, lalu Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Jangan pernah meresahkan masalah rizki, sesungguhnya rizki mengejarmu lebih hebat daripada upayamu dalam mencarinya. Apabila engkau telah memperoleh rizkimu di hari ini, tidak perlu risau akan rizkimu untuk esok hari. Sebagaimana engkau meninggalkan hari kemarin, engkau pun tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok hari, apakah engkau akan hidup esok hari. Maka sibukkanlah dengan hari ini saja.

 

Apabila engkau mengenal Allah Swt. tentu engkau akan sibuk bersama dengan-Nya, tidak akan disibukkan oleh masalah rizki. Anugerah-Nya akan mencegahmu dari meminta-Nya. Barangsiapa yang mengenal Allah, maka lidahnya akan terkunci. Orang yang arif senantiasa mengunci lidahnya di hadapan Tuhannya, sehingga dia dikembalikan kepada manusia untuk kemaslahatan mereka, apabila telah dikembalikan kepada mereka, maka kebisuan lidahnya dan keterasingan akan sirna, ketika menggembala kambing, lidah Musa kelu. Namun, setelah Allah Swt. mengembalikannya, maka diberikan ilham kepadanya sehingga ia berkata, “Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”(Q.S.Thaha: 27-28)

 

Seolah-olah dia mengatakan, “Ketika aku menggembala kambing, aku tidak memerlukan kelancaran dalam berbicara.Namun, ketika datang kewajiban untuk berinteraksi dengan manusia, maka kekakuan lidahku harus dihilangkan.” Maka diangkatlah simpul yang mengikat lidahnya. Sehingga dia dapat berbicara dengan lancar dan fasih. Sesungguhnya Musa sudah fasih berbicara sejak kecil, tetapi karena belum saatnya berbicara dengan Fir’aun dan Asiah, sehingga Allah Swt. menyuapkan bara api ke mulutnya.

 

Wahai muridku, aku mendapatimu sebagai orang yang tidak banyak marifat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, juga terhadap para Nabi dan wali-Nya. Kamu benar-benar kosong dari makna, seperti sangkar tanpa burung, seperti rumah kosong yang tak berpenghuni, seperti pohon kering dan daunnya yang telah berjatuhan. Hidupnya hati seorang hamba adalah dengan Islam, kemudian dibuktikan oleh penyerahan seutuhnya kepada Allah Azza wa Jalla, serahkanlah dirimu dan selain dirimu kepada-Nya. Keluarkanlah dirimu dan semua makhluk dari hatimu. Lalu berdirilah di hadapan-Nya. Apabila Dia berkehendak, maka akan memberikan pakaian kepadamu dan mengembalikanmu kepada manusia. Lalu kamu menjalankan segala perintah-Nya dengan penuh keridhaan. Selanjutnya, engkau akan berdiri menunggu perintah-Nya dan menyetujui ketetapan hukumNya. Barang siapa yang menyendiri dan berdiri di hadapan Allah Swt. maka ia telah berkata dengan lisanul hag, seperti ucapan Nabi Musa a.s., “Dan aku bersegera kepada-Mu ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha kepadaku.” (Q.S.Thaha: 84)

 

Aku mengasingkan diri dari dunia dan akhirat serta seluruh makhluk, aku memutuskan hukum sebab akibat, dan aku tanggalkan semua tuhan.Dan aku datang kepada Engkau, supaya Engkau datang kepadaku dan engkau mengampuniku atas keadaanku yang bersama mereka sebelumnya.

 

Wahai orang bodoh, kamu adalah hamba nafsu, dunia dan keinginanmu. Engkau adalah hamba makhluk, engkau telah musyrik karena menganggap bahwa manusia bisa memberikan manfaat dan mendatangkan bahaya. Engkau hamba surga yang engkau inginkan memasukinya, dan engkau hamba neraka karena engkau takut memasukinya. Di manakah kedudukanmu di sisi Dzat Allah yang membolak-bailkkan hati dan pandangan, Dzat yang jika mengatakan,“Jadilah!” Maka terjadilah.

 

Wahai muridku, jangan terperdaya karena ketaatanmu sehingga engkau menjadi sombong, mintalah kepada Allah agar Dia menerimanya. Waspadalah dan takutlah, kalau-kalau ketaatanmu menjadikan engkau orang yang durhaka. Apa manfaatnya, jika dikatakan terhadap ketaatanmu, Jadilah maksiat.” Dan terhadap kemurnianmu dikatakan, “Jadilah kotor.” Orang yang telah marifat kepada Allah tidak akan berdiri bersama sesuatu dan tidak akan terperdaya oleh sesuatu. Maka tidak akan beriman sehingga keluar dari dunia demi keselamatan agamanya dan memelihara apa yang dia miliki bersama dengan Allah Swt.

 

Wahai manusia, diharuskan bagimu untuk menjaga amalan hati dan ikhlas, keikhlasan yang sempurna adalah bersih dari selain Allah Swt. Ma’rifat kepada Allah Azza wa Jalla adalah sesuatu yang mendasar, aku melihat banyak diantara kalian yang berdusta dalam perkataan dan perbuatan, baik dalam keadaan sepi maupun ramai. Apa yang kalian dapatkan ketika kamu berbicara tanpa amal, dan amal tanpa ikhlas dan tanpa tauhid. Apabila itu semua buruk dalam pandangan Allah Swt. maka apa gunanya semua itu? Engkau harus berusaha agar Dia menerima dan ridha kepadamu. Ini memang sedikit gelap dan penuh misteri. Kelak pada hari kiamat, semua akan dikeluarkan, lalu diperlihatkan kepada semua amal yang engkau perbuat dan engkau dalam keadaan nifak. Setiap amal yang ditujukan kepada selain Allah adalah batal, beramalllah dan carilah Dzat yang tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia. Dialah yang Maha mendengar, Maha Melihat.

 

Singkirkanlah semua makhluk dan tetapkanlah Allah Swt. dalam hatimu. Singkirkan segala sesuatu yang tidak patut bagi-Nya dan tetapkan sesuatu yang layak dan wajib bagi-Nya. Sesuatu yang dibenarkan oleh-Nya dan juga oleh Rasul-Nya. Apabila hal itu telah engkau lakukan, maka tidak akan ada lagi kekosongan di dalam hatimu. Temanilah Allah Azza wa Jalla, bersama Rasul-Nya dan orangorang shalih dengan pengagungan dan penghormatan terhadap mereka.

 

Apabila engkau menginginkan kebahagiaan, maka jangan H datang kepadaku kecuali dengan beradab. Jika tidak bisa menunjuk kan adab yang baik, maka jangan sekali-kali datang. Engkau selalu berbuat kesia-siaan. Tinggalkanlah kesia-siaan sekarang juga agar engkau diberi pemahaman. Orang yang memasak pasti mengetahui apa yang akan dimasaknya, pembuat roti pasti tahu roti apa yang akan dibuatnya. Demikian halnya orang yang berdakwah, dia pasti mengetahui objek dakwah yang mendengarkannya. Duniamu telah membuat hatimu menjadi buta, sehingga engkau tidak dapat lagi melihat sesuatu. Maka waspadailah hal itu, karena terkadang ia mengangkat derajatmu dan pada kesempatan lain ia akan menjatuhkanmu. Dunia bisa membelenggu tangan, mengikat kakimu dan menyilaukan matamu. Apabila simpanan telah habis, lalu kepahitan datang, engkau akan mengetahui apa yang akan diperbuat dunia kepadamu, Ini adalah akibat dari cinta terhadap dunia dan rakus dalam menumpuknya. Inilah pengaruh dunia, maka waspadalah terhadapnya.

 

Wahai muridku, selagi engkau mencintai dunia, maka engkau tidak akan meraih kebahagiaan. Sedangkan engkau mengaku cinta kepada Allah Azza wa Jalla, padahal engkau hanya mencintai akhirat atau apa pun selain Dia. Orang yang telah marifat, tidak mencintai ini dan itu, tidak mencintai apa pun selain Dia. Apabila hal itu telah tercapai, maka dunia menjadi miliknya, ia juga akan sampai ke kahirat. Adapun orang yang ada di belakangnya menyaksikan ia berada di pintu Allah Azza wa Jalla.

 

Para wali itu pasti akan mendapatkan bagiannya meskipun mereka menyendiri. Bagian hati terdapat diruang batin, sedangkan bagian nafsu tampak pada lahiriah. Bagian hati tidak akan datang kecuali setelah bagian nafsu dicegah keinginannya. Apabila telah engkau cegah keinginannya, maka pintu hati segera terbuka.Jika hati telah mendapatkan bagian dari Allah Swt. maka ketenangan akan datang kepada nafsu. Dikatakan kepadanya:” Tidak perlu membunuh nafsumu.” Maka bagian nafsu pun akan terpenuhi ketika ia berada dalam keadaan tenang.

 

Tinggalkan lingkungan yang menggiringmu pada cinta dunia, carilah lingkungan yang membuatmu zuhud terhadap dunia.Sesuatu akan cenderung sama dengan jenisnya. Sebagian akan mengelilingi sebagian yang lain. Para pecinta akan bersama-sama dengan para pecinta, sehingga mereka akan menjumpai dzat yang mereka cintai. Orang yang mencintai Allah Swt. akan mencintai karena Allah Swt., mereka akan saling mencintai dan saling menguatkan satu sama lain. Saling membantu dalam rangka menyeru sesama manusia untuk beriman, tauhid dan menanamkan keikhlasan dalam amal perbuatan. Mereka berupaya untuk menolong sesama manusia dan mengarahkan mereka ke jalan Allah Swt. Barangsiapa yang melayani, ia akan dilayani, orang yang berbuat baik akan diperlakukan dengan baik, orang yang memberi akan diberi. Apabila beramal karena neraka, maka kelak neraka yang menjadi bagianmu. Sebagaimana kamu meminjamkan, seperti itu juga akan memperoleh pinjaman. Sebagaimana engkau adanya, maka seperti itu juga engkau akan dikuasakan.

 

Amalanmu yang akan melayanimu. Engkau beramal dengan amalan ahli neraka, tetapi engkau mengharapkan surga dari Allah Swt. maka bagaimana bisa engkau mengharapkan surga, sementara amal yang engkau perbuat adalah amalan ahli neraka.

 

Orang yang cerdas spiritual adalah orang-orang yang melakukan amal dengan hati mereka, tidak dilakukan oleh anggota badan semata. Untuk apa melakukan sesuatu yang tidak bersesuaian dengan hati. Orang yang riya adalah mereka yang melakukan amal dengan anggota badannya saja. Adapun orang yang ikhlas adalah mereka yang berbuat dengan anggota badan sekaligus dengan hatinya. la memulai amal tersebut dari hati, kemudian anggota badannya mengikuti. Orang mukmin hidup, sedangkan orang munafik mati. Orang mukmin beramal karena Allah Swt. sedangkan orang munafik beramal karena makhluk. Mereka mengharapkan pujian, sanjungan dan pemberian dari manusia atas amal yang dilakukannya.

 

Amal orang mukmin mencakup semua aspek, lahirnya, batinnya, ketika menyendiri, dalam keramaian, dalam kelapangan ataupun kesempitan. Sedangkan amal orang munafik terbatas hanya dalam keramaian saja, sedangkan apabila sedang menyendiri mereka menghentikan amalnya. Dan hanya dalam kelapangan saja, apabila kesempitan menghampiri, mereka menghentikan amalnya. Dia tidak berusaha mendekat kepada Allah Swt. tidak ada keimanan kepada Allah, Rasul-Nya dan juga kitab-Nya. Demikian juga terhadap padang mahsyar, kebangkitan dan hari perhitungan. Islam mereka hanya untuk menyelamatkan nyawa dan harta di dunia, tidak untuk keselamatan dari api neraka dan siksa dari Allah Swt. di akhirat. Orang munafik berpuasa, mendirikan shalat dan membaca ilmu ketika ramai dan banyak orang, tetapi ketika mereka menyendiri, mereka kembali sibuk dengan kekufurannya.

 

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kondisi seperti ini. Kami memohon kepada-Mu, sematkanlah keikhlasan bagi kami di dunia dan bagi akhirat kelak. Amiin.

 

Wahai muridku, hendaklah engkau menanamkan keikhlasan di dalam setiap amal. Jangan mengingat kebaikan yang telah engkau lakukan, apalagi meminta upah sebagai balasannya dari makhluk ataupun dari Khalig. Beramallah karena Allah, bukan karena balasanNya. Jadilah engkau sebagai orang yang mengharapkan” wajah” Allah Swt. carilah “wajah”-Nya, sehingga Dia sendiri yang memberikan bagianmu di dunia. Apabila engkau dapat mencapai hal itu, maka engkau akan memperoleh surga di dunia dan di akhirat. Surga di dunia adalah kedekatan dengan Allah Swt. dan surga di akhirat adalah dapat memandang-Nya, sekaligus mendapatkan balasan sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya.

 

Wahai muridku, serahkanlah dirimu dan apa yang engkau miliki kepada tangan kekuasaan-Nya, kepada ketetapan dan takdirNya. Serahkan barang yang dibeli kepada pembelinya, dan kelak engkau akan menerima bayarannya.

 

Wahai hamba Allah, serahkanlah diri kamu sekalian kepadaNya. Katakanlah:Jiwa, harta, surga dan segala sesuatu selain Engkau, aku serahkan untuk-Mu. Tidak ada yang aku inginkan melainkan Engkau.”

 

Pilihlah tetangga sebelum menentukan rumah, pilihlah teman sebelum menentukan perjalanan. Wahai orang yang menginginkan surga, untuk membeli dan menebusnya adalah sekarang, bukan esok. Dunia adalah ladang untuk berbekal, dan akhirat adalah tempat pembalasan.

 

Wahai manusia, pada hari kiamat kelak, hati dan mata akan terbalik. Yaitu hari tergelincirnya setiap kaki. Setiap orang mukmin akan berdiri pada kaki keimanan dan ketakwaannya. Teguhnya kaki pada saat itu sesuai dengan kadar keimanannya. Pada hari itu, “Orang yang dzalim menggigit keduatangannya.”(Q.S.al-Furgan: 27) Mengapa ia menganiaya? Orang jahat juga menggigit tangannya? Mengapa berbuat jahat dan tidak berbuat kebaikan? Mengapa lari dari Tuhannya?

 

Wahai muridku, jangan terpedaya oleh amal, sesungguhnya amal perbuatan bergantung pada akhir hidupnya. Hendaknya engkau memohon kepada-Nya agar memperoleh kebaikan di akhir hayat (khusnul khatimah), dan mengambil nyawamu ketika engkau mengerjakan amal baik yang disukai-Nya. Janganlah berbuat taat kemudian kembali maksiat, jangan melakukan taubat lalu kembali berbuat jahat. Jangan mengkuti hawa nafsu, watak dan keinginan yang menjadikanmu durhaka. Sehingga engkau menentang Tuhanmu. Sebab jika engkau maksiat kepada Allah, niscaya Dia tidak akan menolongmu.

 

Ya Allah, tolonglah kami dengan ketaatan kami kepada-Mu, dan jangan hinakan kami dengan kemaksiatan yang kami lakukan. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, dan peiharalah kami dari siksa api nereka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

dan Hata Nafsu Pada hari Ahad, tanggal 16 Dzulqa’dah 545 H, Syaikh Abdul Oadi Jailani berkata: Allah Swt. telah memberitakan kepadamu mengenai dua peperangan: perang lahir dan perang batin. Perang batin adalah memerangi hawa nafsu,watak, keinginan setan,taubat dari maksiat dan meninggalkan segala sesuatu keinginan terhadap yang haram. Adapun perang lahir adalah memerangi orang-orang kafir yang menentang Allah Swt.dan Rasul-Nya dengan mengangkat pedang, panah dan tombak dengan pilihan membunuh atau dibunuh.

 

Perang batin lebih berat daripada perang lahir, sebab perang batin dilakukan secara terus-menerus dan breulang-ulang. Betapa tidak, perang batin itu menuntut manusia untuk memutuskan segala keinginan hawa nafsu dari yang diharamkan, kemudian menjalankan perintah agama dan meninggalkan segala larangan-Nya. Barangsiapa yang mengikuti Allah Swt. dalam dua peperangan tersebut, maka dia akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Luka yang diperoleh orang yang mati syahid tak ubahnya seperti aliran darah pada tangan kalian, sama sekali tidak menyisakan rasa sakit, sedangkan kematian bagi seseorang yang melawan hawa nafsunya dan bertaubat dari dosa-dosanya, tak ubahnya seperti air segar yang diminum oleh orang yang sedang kehausan.

 

Wahai manusia, apa pun yang engkau korbankan akan mendapatkan ganti yang lebih baik. Setiap detik ada perintah dan larangan yang ditujukan kepada hati. Adapun orang-orang munafik, karena kebodohan mereka dan permusuhan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka akan masuk neraka. Bagaimana tidak, mereka lebih memilih menjadi musuh Allah dan mengikuti keinginan hawa nafsu, watak dan bujuk rayu setan. Mereka lebih mengutamakan kepentingan dunia daripada akhirat. Bagaimana tidak akan masuk neraka, sebab mereka telah mendengar isi kandungan al-Qur’an, tetapi mereka tidak mau beriman, apalagi mengamalkan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya.

 

Wahai manusia, berimanlah kepada al-Qur’an. Amalkan isi kandungannya dan iringilah dengan keikhlasan. Jangan sekali-kali berbuat riya apa lagi berbuat munafik. Jangan mengharapkan pujian dan timbal balik darimanusia.Sedikit sekali orang yang mengamalkan a-Qur’an demi mengharap “wajah” Allah Swt. sehingga yang terjadi adalah semakin sedikitnya oang yang ikhlas dan semakin menjamurnya benih-benih kemunafikan. Betapa malas engkau dalam melaksanakan perintah Allah dan taat kepada-Nya, sebaliknya engkau lebih giat ketika mengikuti musuh-Nya dan musuhmu,, yaitu setan yang terkutuk. Ahli sufi bercita-cita untuk menaati Allah Swt. mereka tahu bahwa kesabaran dalam menerima tugas dan segala ketetapan-Nya akan membawa kebaikan yang banyak baik di dunia maupun di akhirat. Mereka menerima takdir dan kehendak Allah Swt. Ada kalanya dengan kesabaran dan ada kalanya dengan rasa syukur. Ada kalanya dalam kedekatan dan ada kalanya ketika berjauhan, baik saat lelah maupun saat rehat, baik saat kaya maupun dalam kemiskinan, baik saat sehat maupun ketika sakit. Segala cita-citanya ia peruntukkan untuk menjaga hubungan hatinya dengan Allah Azza wa Jalla. Inilah hal terpenting bagi mereka, mereka menginginkan keselamatan dirimereka dan seluruh makhlukyang dapat bersanding dengan Khaliq. Mereka senantiasa berdoa memohon kemaslahatan bagi seluruh makhluk.

 

Wahai muridku, jadilah orang yang benar maka engkau akan menjadi orang yang fasih. Bersikap benarlah dalam masalah hukum, maka engkau akan menjadi orang yang fasih dalam masalah ilmu. Jadilah orang yang benar dalam hal yang tersembunyi, maka engkau akan menjadi orang yang fasih dalam hal yang terbuka. Keselamatan itu seutuhnya terdapat di dalam ketaatan kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa pun yang dilarangannya dan sabar dalam menjalankan segala ketentuannya. Barangsiapa yang memohon kepada Allah, niscaya dia akan mengabulkannya. Barangsiapa yang taat kepada-Nya, maka seluruh makhluk akan dijadikan taat kepada orang tersebut.

 

Wahai manusia, terimalah dengan sebaik-baiknya apa yang aku katakan, karena sesungguhnya aku tengah memberikan nasihat kepada kalian. Aku berpihak kepadamu karena aku ingin menolongmu.Jangan berprasangka buruk kepadaku.Karena sesungguhnya aku mengharapkan engkau mendapatkan seperti apa yang aku dapatkan. Rasulullah Saw. bersabda, “Seorang mukmin belum sempurna keimanannya sehingga ia menghendaki untuk saudaranya apa yang dia kehendaki untuk dirinya sendiri.” Hal itu dikemukakan oleh pemimpin kita, penghulu, teladan, penuntun dan pemberi syafaat bagi kita. Dia adalah para penghulu para Nabi, para Rasul sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat.

 

Kesempurnaan iman tidak diakui bagi siapa saja yang belum dapat mencintai saudara seagamanya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Apabila engkau memperlakukan diri sendiri dengan sebaiknya, makanan yang bergizi, pakaian yang bagus, harta yang banyak dan sebagainya, sedangkan engkau memperlakukan sebaliknya terhadap saudara seagamamu, maka engkau telah berdusta dengan mengaku telah sempurna iman.

 

Wahai orang yang dangkal, kamu mempunyai tetangga yang fakir serta keluarga yang kekurangan, dan pada hartamu ada zakat yang harus kamu keluarkan. Sementara dari hari ke hari, keuntunganmu terus bertambah. Apabila dalam keadaan engkau tidak mau mengeluarkan zakat, berarti engkau lebih senang melihat mereka berada dalam kefakiran. Ketika engkau tidak mau memberi, berarti engkau rela dengan apa yang mereka alami. Apabila hawa nafsu, hasrat dan setan masih berada di belakang kendali kalian, maka kalian akan sulit untuk berbuat kebaikan, dalam dirimu ada sifat rakus, panjang angan-angan dan cinta kepada dunia, rendah ketakwaan dan keimanan. Sehingga engkau telah musyrik dengan dirimu sendiri, hartamu, makhluk dan segala kebaikan yang ada pada dirimu.

 

Barangsiapa yang lebih mencintai dunia, diiringi dengan kerakusan, lupa kepada kematian, lupa bahwa ia akan bertemu Tuhannya dan tidak lagi membedakan halal dan haram, maka sesungguhnya dia sama dengan orang-orang kafir yang mengatakan, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah hidup di dunia saja, kita mati dan hidup dan tidak ada yang membinasakan kita kecuali masa.” (Q.S. alJatsiah: 24)

 

Seolah-olah engkau menjadi salah satu dari mereka yang mengatakan demikian, hanya saja engkau bersembunyi di balik dua kalimat syahadat yang engkau ucapkan, engkau berlindung diri di dalam Islam. Bahkan engkau ikut shalat, puasa dan berbagai ibadah bersama dengan orang-orang Islam. Engkau menampakkan ketakwaan, padahal hatimu durhaka dan khianat. Sehingga segala amalmu tidak akan bermanfaat bagimu.

 

Wahai manusia, apa gunanya engkau menahan rasa haus dan lapar di siang hari, sedangkan di malam hari engkau berbuka, makan dan minum dengan barang yang haram? Engkau puasa di siang hari, dan bermaksiat di malam hari. Wahai pemakan barang yang haram, engkau menahan diri untuk tidak minum di siang hari, tetapi berbuka dengan meminum darah sesama muslim. Di antara kalian ada orang yang berpuasa di siang hari dan berbuat fasik pada malam hari. Rasulullah Saw. bersabda, “Umatku tidak akan dihinakan, selagi mereka memuliakan bulan Ramadhan.” Mengagungkan bulan Ramadhan berarti memelihara diri di dalamnya, berpuasa demi mengharap “wajah” Allah Azza wa Jalla, sekaligus menjaga batasan hukum-hukum syariat.

 

Wahai muridku, berpuasalah! Saat berbuka berbagilah makanan dengan orang-orang yang fakir. Jangan mementingkan diri sendiri dan tidak mau memberi kepada orang lain, maka dia diancam kefakiran.

 

Wahai manusia, perutmu kekenyangan, sedangkan tetanggamu engkau biarkan kelaparan, padahal engkau mengaku sebagai orang beriman. Sungguh imanmu tidak sah selama engkau memiliki banyak makanan tetapi tidak mau memberikan sedikit pun kepada pengemis yang berdiri di depan pintu rumahmu, malah engkau menolaknya padahal engkau sanggup untuk memberikannya. Tidak akan lama lagi, engkau akan melihat kenyataan yang menimpa kepadamu, tidak akan lama lagi engkau pun akan ditolak dan dibiarkan begitu saja. Sebagaimana engkau telah menolak dan membiarkan pengemis tadi.

 

Celakalah engkau! Mengapa engkau tidak berdiri dan memberikan sebagian hartamu sehingga engkau memperoleh dua keadaan: tawadlu’ saat berdiri dan memberikan dari hartamu. Nabi Muhammad Saw. memberikan makanan dengan tangannya sendiri, memberi makanan unta, memerah susu kambing dan menjahit pakaiannya yang robek. Lalu bagaimana engkau mengaku bahwa engkau pengikut beliau tetapi setiap ucapan dan perbuatan tidak sesuai dengan tuntunan beliau. Pengakuanmu tidak terbukti, engkau tak ubahnya seperti orang Yahudi tulen. Jika tidak, tentu tidak akan melenceng dari Taurat. Demikian pula engkau harus mengikuti syarat-syarat Islam, jika tidak jangan mengaku sebagai seorang muslim. Engkau harus memenuhi persyaratan sebagai seorang muslim, engkau harus mengetahui hakikat Islam, yakni tunduk, patuh dan menyerahkan diri di hadapan Allah yang Maha Rahman. Cintailah sesama makhluk agar kelak engkau dicintai Allah Azza wa Jalla, sayangi seluruh makhluk yang ada di bumi, niscaya akan menyayangimu seluruh makhluk yang ada di langit.

 

Selama engkau berdiri bersama dengan nafsumu, engkau tidak akan pernah mencapai derajat yang tinggi. Selama engkau mengikuti keinginannya, maka engkau akan selalu terikat olehnya. Berikan haknya, tetapi jangan mengikuti keinginannya. Cegah itu dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Jika engkau terus-menerus mengikutinya, itu akan membinasakanmu. Penuhilah kebutuhannya sebatas yang diperlukan berupa makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, bukan memperturutkan keinginan dan kesenangannya. Berikanlah haknya sesuai dengan tuntunan syariat. Berikan yang halal bukan yang haram, duduklah di gerbang syariat, dan tetaplah berbakti kepadanya. Tidakkah engkau perhatikan firman Allah Swt., “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Q.S. alHasyr:7)

 

Terimalah apa yang ada walaupun sedikit, tahanlah hawa nafsumu. Jika engkau memperolehnya lebih banyak sesuai dengan ketetapan takdir, tetaplah kendalikan nafsumu. Jika telah merasa cukup dengan yang sedikit, maka engkau tidak akan binasa. Sedangkan sesuatu yang telah ditakdirkan untukmu, pasti akan datang juga.

 

Hasan al-Bashri mengatakan,“Seorang mukmin sejati, cukup dengan sesuap nasi dan seteguk air. Orang mukmin makan untuk memperoleh kekuatan, sedangkan orang munafik makan untuk kesenangan. Orang mukmin itu menguatkan diri karena ia sadar sedang ada dalam perjalanan ke tempat kembali, dia yakin bahwa sesampainya di sana (surga) dia akan memperoleh apa yang dia butuhkan. Sedangkan orang munafik sama sekali tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam hidupnya.”

 

Begitu banyak hari yang berlalu tanpa makna, bulan berganti penuh dengan kesia-siaan. Engkau lalui usia tanpa guna. Untuk urusan dunia engkau lakoni dengan kesungguhan, sedang untuk urusan agama engkau tinggalkan begitu saja. Dunia tidak kekal,ia pasti akan rusak dan binasa.

 

Wahai manusia, apakah engkau telah memperoleh anugerah taufik dari Allah Swt.? Betapa lemahnya pengaturanmu, engkau memakmurkan dunia dengan menghancurkan akhirat. Mengumpulkan dunia dan meninggalkan agama. Kamu akan mendapatkan murka dari Allah Swt. karena mencari keridhaan makhluk. Seandainya engkau menyadari bahwa engkau akan mati, tentu engkau akan segera menghampiri Tuhanmu dengan menghitung-hitung amal yang telah engkau kerjakan, dan ternyata betapa sedikit bekal yang engkau persiapkan.

 

Luqmanul Hakim memberikan nasihat kepada putranya, “Wahai anakku, sebagaimana engkau sakit, engkau tidak pernah tahu mengapa dan bagaimana penyakit itu datang. Demikian halnya kematian, engkau tidak akan tahu bagaimana kematian itu datang.”

 

Wahai orang-orang yang jauh dari kebaikan, wahai orang yang sibuk dengan urusan dunia, aku telah memperingatkan dan mencegah kalian, tetapi kalian tidak mempedulikannya. Tidak akan lama lagi dunia akan meninggalkanmu,sehingga tidak ada gunanya lagi semua yang telah engkau kumpulkan, kamu sukai dan kamu banggakan. Bahkan semua itu akan menjadi bencana bagimu.

 

Wahai muridku, hendaklah engkau merasa cukup (qana’ah) dan menghentikan keburukan. Nasihat itu datang secara beruntun, jika engkau telah menerima satu nasihat dari seseorang lalu engkau mematuhinya, maka akan datang nasihat berikutnya. Sedikit sekali manusia yang menyambut baik seruan manusia untuk segera menuju pintu Allah Azza wa Jalla. Para penda’i itu akan menjadi hujjah yang memberatkan mereka, apabila tidak mau menerima, padahal mereka (para penda’i) merupakan nikmat bagi orang-orang yang beriman, dan siksa bagi orang-orang munafik yang menjadi musuh bagi agama Allah Swt.

 

Ya Allah, senangkan kami dengan tauhid, jauhkan kami dari terlena oleh dunia dan segala sesuatu selain Engkau.

 

Wahaiorang-orang musyrik,tidakada sesuatu yang ditentukan oleh tangan manusia. Semua raja dan penguasa, orang kaya ataupun

 

| miskin, semuanya berada dalam genggaman takdir Allah Swt. seluruh hati berada dalam genggaman-Nya, Dia membolak-balikan hati sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak ada sesuatu yang serupa dengan-Nya, Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 

Jangan membiarkan nafsu subur, sesungguhnya dia akan memangsamu. Seperti halnya seseorang yang memelihara anjing ganas, dia memberinya makan hingga gemuk, suatu saat anjing itu akan menggigitnya juga. Jangan biarkan nafsumu menghunus pisaunya, sesungguhnya dia akan menipumu dan melemparkanmu ke jurang kehancuran. Hentikan pergerakannya dan abaikan semua keinginannya.

 

Ya Allah bantulah kamiuntukmemeranginafsu kami.Dan berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Serta peliharalah kami dari api neraka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Selasa sore, tanggal 18 Dzulqa’dah 545 H di Madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Sudah seharusnya Allah Swt. ditakuti dan diharapkan, meskipun seandainya Dia tidak menciptakan surga dan neraka. Taatilah Dia demi mencari “wajah”-Nya tanpa harus mengingat karunia dan siksa-Nya. Menaatinya berarti menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta bersabar dalam menerima setiap takdir-Nya. Taubatlah kepada-Nya, menangislah di pangkuan-Nya, merendahlah di hadapan-Nya dengan genangan air mata dan hatimu. Tangisan adalah ibadah sebagai bukti puncaknya kerendahan hati.

 

Apabila engkau meninggal dunia dalam keadaan bertaubat, diiringi niat yang shalih dan tengah melakukan amal kebajikan, maka Allah Swt. memberikan manfaat kepadamu. Allah akan menuntut orang-orang yang dzalim,rahmat dan kasih sayang-Nya adalah untuk orang-orang yang taat kepada-Nya.

 

Oleh karena itu, hendaklah engkau mencintai-Nya di dunia dan di akhirat. Jadikanlah kecintaan kepada-Nya sebagai satu hal yang paling penting bagi dirimu. Itulah yang akan meberikan manfaat kepadamu. Setiap makhluk menginginkanmu bagi mereka, sedangkan Allah menginginkan engkau bagi engkau sendiri. Karena Allah Maha kaya, dan semua membutuhkan Dia.

 

Wahai manusia, tidakkah engkau merasa bahwa dirimu mengaku tuhan. Nafsumu sangat sombong kepada Tuhanmu. Ia menginginkan sesuatu yang dibenci Tuhan, bahkan dia menyukai musuh Tuhan, yaitu setan yang terkutuk.la tidak menyukai Allah Swt Ketika datang ketetapan-Nya, nafsu tidak menerima, ia tidak sabar bahkan menolak dan menentang apa yang seharusnya berlaku. Ia tidak mau menyerahkan diri seutuhnya, ia mereka cukup dengan nama Islam saja. Hal itu tidak ada gunannya dan dia tidak akan memperoleh manfaat sedikit pun.

 

Wahai muridku, tetaplah takut pada Allah dan jangan panjang angan-angan sehingga engkau berjumpa dengan Tuhanmu dan hatimu teguh di hadapan-Nya, Allah akan memberikan jaminan keamanan di tanganmu. Pada saat itulah engkau akan mendapati kebaikan yang melimpah di sisi-Nya. Apabila engkau telah mendapat jaminan keamanan, maka engkau akan merasa tenang, karena itu pemberian-Nya dan jika Dia memberi, Dia tidak akan mencabutnnya kembali.

 

Apabila Allah Swt. telah memilih hamba-Nya, maka Dia akan mendekap dan merengkuhnya. Setiap kali hamba itu merasa takut kepada-Nya, Dia akan menghilangkan rasa takut itu dan menyisipkan rasa tenang ke dalam hatinya. Hal itu menjadi bukti antara dirinya dengan Dia.

 

Celakalah engkau wahai orang yang bodoh. Engkau telah berpaling dari Allah Azza wa Jalla dan sibuk mengabdi kepada manusia. Kaum sufi menyibukkan dirinya untuk khidmat kepada Allah Azza wa Jalla, sehingga hati mereka mendekat kepada-Nya dan ma’rifat terhadap-Nya. Apabila dia telah marifat kepada Allah Swt. dan telah tunai memerangi hawa nafsu, watak dan segala keinginan setan, serta melepaskan seluruh yang terkait dengan dunia, dan telah dibukakan pintu kedekatakan-Nya, dia dipinta untuk melaksanakan tugas.Dikatakan kepadanya:Kembalilahengkau ke belakang,sibukkan dirimu untuk membantu manusia. Tunjukkan kepada mereka jalan menuju kepada Kami. Layani mereka yang tengah mencari Kami.

 

Engkau lupa atas apa yang ada pada manusia, engkau menyambungkan cahaya dengan kegelapan dalam mengikuti hawa nafsu yang menjadi musuh bagimu, engkau merelakan keluargamu berada dalam murka Tuhanmu. Banyak orang yang mendahulukan kesenangan istri dan keluarga daripada ridha Tuhannya. Aku melihat gerakan dan diammu, setiap cita-citamu adalah untuk nafsumu, istrimu, dan anak-anakmu. Tidak ada sedikit pun keinginan yang engkau tujukan untuk Tuhanmu.

 

Celakalah engkau! Engkau bukanlah seorang kesatria. Seorang laki-laki pemberani yang sempurna aalah yang tidak beramal untuk seroang pun kecuali untuk Allah Azza wa Jalla. Kedua matamu telah buta dan nuranimu telah kotor. Engkau terhalang dari Tuhanmu, tapi engkau tidak menyadarinya. Oleh karena itu sebagian mereka mengatakan, “Celaka bagi orang-orang yang terhijab, yang tidak menyadari bahwa merekaterhijab.” Mereka berada dalam kebinasaan, tetapi mereka tidak menyadarinya sama sekali.

 

Celakalah engkau! Pada pinggangmu tertancap pecahan kaca, tetapi engkau tidak menyadarinya karena begitu kuatnya dorongan hawa nafsu, hasrat dan keinginan yang rakus. Tidak akan lama, ususmu akan rusak dan hancur. Semua bencana yang menimpamu karena jauhnya engkau dari Tuhanmu dan karena engkau lebih memilih mendekat kepada selain Dia. Apabila engkau benar-benar mengenal makhluk, tentu engkau akan membenci mereka dan lebih memilih mencintai Penciptanya. Sebagaimana Rasulullah Saw. memperingatkan, “Cermatilah dahulu, maka engkau akan membencinya.” Yakni engkau mencintai dan membenci tanpa diuji. Akal itu diuji, padahal engkau tidak mempunyai akal. Hati itu diuji, tetap engkau tidak mempunyai hati. Hati itu berfikir berdzikir, dan menerima nasihat. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Q.S. Qaaf: 37)

 

Akal berubah menjadi hati, hati berpindah menjadi nurani, nurani akan berpindah kepada fana,lalu kepada wujud.Nabi Adamaa.s. dan seluruh Nabi memiliki syahwat dan keinginan, hanya saja mereka menentang hawa nafsunya demi mencari keridhaan Tuhannya.Ketika di surga, Adam mempunyai keinginan, lalu berbuat satu kesalahan. Kemudian dia bertaubat dan tidak pernah berbuat kesalahan lagi. Keinginannya saat itu sangat terpuji, yaitu menginginkan agar dia tidak berpisah dengan Tuhannya.

 

Para Nabi senantiasa menolak dan menahan keinginan yang lahir dari hawa nafsu, watak dan syahwat mereka. Sehingga mereka bertemu dengan para malaikat karena mereka banyak ber-mujahadah melawan hawa nafsu. Para Nabi, Rasul dan para wali selalu bersabar Oleh karena itu, kesabaran mereka patut untuk dijadikan contoh.

 

Wahai muridku, bersabarlah terhadap pukulan musuhmu (nafsu), dalam waktu dekat engkau dapat memukulnya dan bahkan membunuhnya lalu mengambil harta dan menduduki kerajaannya,

 

Wahai muridku, berjuanglah agar engkau tidak menyakiti seseorang dan murnikanlah niatmu terhadap siapa pun, atau kecuali syariat memerintahkanmu untuk menyakitinya, dan itu akan menjadi nilai ibadah bagimu. Orang-orang berakal yang sungguh-sungguh dan para shiddigin telah meniupkan sangkakala kiamat bagi nafsu mereka. Mereka telah berpaling dari dunia dan segala keinginannya, mereka meniti jalan yang lurus dengan kebenaran. Mereka berjalan dengan hati hingga sampai di hadapan pintu surga. Mereka berdiri di jalan itu seraya berkata,”Kami tidak akan makan dan minum sendiri, karena seorang pemurah tidak makan dan minum sendiri.” Kemudian mereka kembali ke dunia untuk mengajak manusia agar taat kepada Allah Swt., mereka mengabarkan janji-janji yang disediakan bagi mereka sehingga mereka mudah untuk mengerjakannya.

 

Barangsiapa yang keimanannya telah kuat dan keyakinannya sudah teguh, maka hatinya dapat melihat segala yang diberitahukan oleh Allah Swt. tentang apa yang terjadi di hari kiamat, dia dapat melihat surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya. Dia dapat melihat sangkakala beserta malaikat seolah-olah dia melihat benda-benda. Sebagaimana dia menyaksikan dunia, hilangnya dan perpindahannya penghuninya. Dia menyaksikan manusia seolaholah kuburan yang berjalan yang apabila dia melewatinya seolah terasa nikmat atau adzab.

 

Dia melihat kiamat dengan segala keadaannya, melihat rahmat Allah dan siksaan-Nya. Ia melihat para malaikat, para Rasul, para Nabi dan para wali yang berdiri dengan segala tingkatannya. Ia melihat penduduk surga seolah-olah saling berkunjung dan melihat penduduk neraka yang menjerit-jerit.

 

Barangsiapa yang benar pandangannya, maka dia akan melihat manusia dengan mata kepalanya, melihat perbuatan Allah terhadap manusia dengan mata hatinya, dia melihat apa yang diperbuat Allah atas mereka. Inilah pandangan ‘izzah para wali Allah Swt., apabila dia melihat seseorang maka dia melihat lahirnya dengan mata kepala, melihat batinnya dengan mata hatinya dan melihat Tuhannya dengan nuraninya.

 

Barangsiapa yang melayani maka dia akan dilayani. Apabila tangan takdir telah datang kepadanya, maka dia akan menerimanya sepenuh hati, meskipun dibawa ke daratan ataupun ke lautan, ke hilir atau ke hulu, memakan yang pahit ataupun yang manis.

 

Dia akan setuju dengan keputusan Allah Swt., dalam keadaan mulia ataupun hina, kaya atau miskin sehat ataupun sakit. Dia akan berjalan seiring dengan kehendak takdir. Sehingga ketika angan takdir sudah tahu bahwa dia turun karena kelelahan, maka Allah Swt. akan menaikkan derajatnya. Ia akan dilayani dan ditaati karena kedekatannya kepada Allah Swt.dan kemuliaan-Nya untuknya.Semua diperolehnya karena mujahadah yang telah ia lakukan terhadap hawa nafsu, keinginan dan godaan setan.

 

Ya Allah anugerahkan kepada kami, penerimaan atas takdir-Mu dalam setiap keadaan. Berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi, tanggal 21 Dzulqa’dah di Madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Wahai penduduk negeri ini, kemunafikan telah merebak di antara kalian dan sedikit sekali orang-orang yang ikhlas. Banyak orang yang berbicara tanpa pembuktian amal perbuatan.Yang demikian itu tidak memberikan faedah sama sekali, ucapan tanpa perbuatan hanya akan menjadi pendakwa bukan menjadi pembela.Ucapantanpaperbuatan bagaikan rumah tanpa pintu dan tidak berpenghuni, sebuah peti tidak berisi. Pengakuan yang tanpa pembuktian, seperti gambar tanpa ruh, berhala tanpa badan, tangan, dan kaki. Kebanyakan amal perbuatanmu layaknya jasad tanpa ruh. Ruh itu adalah keikhlasan, tauhid serta sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. Janganlah engkau lalai, laksanakanlah segala perintah-Nya, jauhi segala larangan-Nya dan terimalah sepenuh hati takdir-Nya. Sedikit sekali orang yang menyiram hatinya dengan kedamaian, musyahadah dan kedekatan,sehingga mereka tidak merasakan pedih perihnya takdir. Mereka melewati hari-hari dengan bencana itu tanpa menyadarinya. Kemudian mereka memuji Allah dan mensyukuri-Nya. Betapa tidak, karena mereka tidak berpaling dari Allah Swt..

 

Sesungguhnya bencana-bencana itu datang kepada mereka, sebagaimana datang kepadamu. Akan tetapi mereka bersabar, bahkan ada yang meleburkan diri dalam bencana dan kesabarannya sekaligus. Merasa berat bersabar terjadi karena lemahnya keimanan, keimanannya masih kecil. Bersabar lahir ketika keimanan menginjak baligh, dan menerima takdir dengan sepenuh hati ketika keimanan itu mencapai tingkatan paling dekat. Dia memandang Tuhan dengan iimu-Nya. Bahkan dia bisa melebur diri ketika hati dan nuraninya telah wujud, dan nuraninya menatap kepada Allah Swt.lIa hidup dan bergerak di sana.

 

Apabila Allah Swt. menghendaki, maka Allah Swt. akan membangkitkannya, atau jika Allah Swt. menghendaki untuk menolongnya, maka Dia akan mengembalikannya dan menyatukan nya, sebagaimana menyatukan kembali badan yang telah hancur luluh pada hari kiamat kelak. Allah Swt. mengumpulkan tulangbelulang, daging dan rambut-rambutnya. Kemudian memerintahkan Israfil untuk meniupkan ruh kepadanya. Mereka dikembalikan tanpa perantara. Dengan pandangan-Nya, Dia membuatnya lebur, dan dengan pandangan-Nya Dia menjadikannya kembali.

 

Sesungguhnya engkau tidak termasuk mencintai, selama masih mempunyai kehendak untuk bersama dengan yangdicintainya. Tidak boleh terlena dengan dunia, akhirat, dan juga makhluk. Cinta Allah bukanlah sesuatu yang mudah, sehingga setiap orang dapat mengaku-ngaku begitu saja. Banyak orang yang mengaku kekasih Allah Swt. padahal sesungguhnya dia jauh dari-Nya. Di sisi lain, ada juga orang yang tidak mengaku kekasih Allah, tetapi dia berada dekat di sisi-Nya.

 

Janganlah engkau menghina sesama muslim, sesungguhnya rahasia Allah ada bersama mereka. Tawadlu-lah, jangan bersikap sombong terhadap hamba-hamba-Nya. Sadarilah kelalaianmu, sesungguhnya engkau berada dalam kelalaian yang paling besar. Seolah-olah kalian telah dihisab, melihat shirat dan menatap ke arah tempat tinggal yaitu surga. Semuanya hanya tipuan. Kalian semua telah berbuat maksiat kepada Allah Swt. dengan kemaksiatan yang begitu banyak.Namun engkau tidak menyadarinya,apalagi bertaubat. Bahkan kalian menganggap bahwa dosa-dosa itu dilupakan. Sesungguhnya semua itu tertulis pada lembaran kitabmu, ditulis lengkap dengan hari dan tanggalnya. Semua akan diperhitungkan dan diberikan balasan, baik besar maupun kecil.

 

Bangkitlah wahai orang yang lalai, bangunlah wahai orang-orang yang tertidur, segeralah menuju rahmat Allah Swt. Barangsiapa yang semakin menjadi-jadi dalam kemaksiatannya, tidak bertaubat bahkan tidak pernah merasa menyesal atas dosanya, maka sesungguhnya dia menginginkan kekafiran. Wahai dunia yang tanpa akhirat, wahai makhluk yang tanpa Khalig. Tidak ada yang engkau takuti kecuali kefakiran, dan tidak ada yang engkau harapkan kecuali kekayaan.

 

Celakalah engkau! Rezeki itu sudah ditetapkan, tidak mungkin bertambah atau berkurang, tidak akan bisa dipercepat ataupun diperlambat. Engkau meragukan jaminan Allah Swt. rakus mencari sesuatu yang bukan menjadi bagianmu. Sehingga sikap rakus itu menghalangimu untuk bergaul dengan para ulama dan menyaksikan majelis-majelis kebaikan. Engkau takut kalau keuntunganmu akan berkurang dan pendapatanmu akan menurun.

 

Celakalah engkau! Siapa yang telah memberimu makan ketika masih berada dalam rahim ibumu. Engkau bersandar pada dirimu sendiri, pada makhluk, uang, jual beli dan kepada penguasa negerimu. Apa pun yang engkau jadikan sebagai tempat sandaran, maka ia menjadi tuhanmu, apa pun yang engkau takuti menjadi tuhanmu juga. Apa yang engkau anggap dapat memberikan manfaat dan mendatangkan madarat itu juga menjadi tuhanmu.Sebentar lagi engkau akan menemui kenyataannya, Tuhanmu akan mengambil pendengaranmu, penglihatanmu, kekuatanmu, hartamu dan segala sesuatu yang engkau jadikan sebagai tempat bergantung. Dia akan memutuskan dirimu dengan makhluk, mengeraskan hati mereka terhadapmu, melepaskan bantuan mereka kepadamu sehingga mereka akan menutup rapat pintu mereka di depan wajahmu. Engkau akan ditolak dari pintu ke pintu.Tidak ada sedikit pun yang akan mereka berikan, bahkan jika engkau memanggil mereka, mereka tidak akan menjawabnya.

 

Hal itu diakibatkan oleh kemusyrikan yang engkau lakukan, sebagaiakibat dari bergantungnya engkau kepadaselain Dia,meminta nikmat dan pertolongan kepada selain Dia. Hal ini aku temukan pada kebanyakan orang, mereka berada dalam kemaksiatan. Sebagian dari mereka ada yang menyadari keadaannya, lalu bertaubat dan Allah menerima taubatnya, kemudian Allah Swt. memandanganya dengan tatapan kasih dan memperlakukannya dengan penuh kemuliaan dan kelembutan.

 

Wahai makhluk Allah! Wahai ahli figh, bertaubatlah! Wahai para ulama, wahai orang-orang yang zuhud, wahai hamba-hamba, kalian adalah orang-orang yang seharusnya bertaubat. Dengan nafkah yang diberikan kepada anak dan istri, fakir dan miskin dan untuk kemanfaatan manusia, maka aku tahu bahwaasal dari harta itu adalah halal. Jika ia dikeluarkan kepada para shiddigin, yaitu mereka yang termasuk orang yang khusus, maka cara mendapatkannya adalah dengan tawakal! kepada Allah Swt. dan ia halal mutlak. Memang aku tidak berada di dekatmu ketika di pasar, tetapi Allah telah menerangkan tentang hartamu dan cara mendapatkannya dari berbagai jalan.

 

Wahai muridku, takutlah jika Allah Swt. melihat sesuatu di hatimu selain Dia. Takutlah apabila Allah Swt. melihat hatimu takut dan berharap kepada selain Dia, atau terdapat rasa cinta kepada selain Dia. Sucikanlah hatimu dari segala sesuatu selain Dia. Jangan menganggap datangnya manfaat dan madarat kecuali dari-Nya. Engkau berada di rumah-Nya dan jamuan-Nya.

 

Wahai muridku, wajah yang engkau anggap baik dan engkau cintai adalah cinta yang kurang. Engkau masih mengikutinya. Cinta yang sebenarnya tidak pernah berubah. Cinta kepada Allah adalah yang kamu lihat dengan kedua mata hatimu. Itulah cinta para shiddigin, bukan sekadar cinta karena keimanan, akan tetapi cinta yang penuh dengan keyakinan. Tabir yang menghalangi mata telah tersingkap oleh mata hati.

 

Ya Allah, anugerahkan kami cinta-Mu besama dengan ampunan dan keselamatan darimu.

 

Sesungguhnya bagianmutelahtersediadiduniasesuaidengan waktu yang telah ditetapkan oleh Tuhanmu.Tidak ada seorang pun yang sanggup menahan apa yang seharusnya diserahkan kepadamu ketika telah ada izin dari Pemiliknya. Sunguh aneh orang yang mencari sesuatu yang bukan bagiannya, dan sungguh aneh orang yang mencari bagiannya tanpa seizin dari Allah Azza wa Jalla.

 

Wahai manusia, apabila engkau berpaling dari pintu makhluk dan menghadapkan diri kepada pintu Khalig berarti engkau telah keluar dari kebodohanmu.Pintalah akal dari Allah Swt. apabila dunia datang kepada para wali Allah, mereka akan berkata kepadanya, “Pergilah, tipulah orang lain selain kami. Kami telah mengenalmu. Jangan menguji kami, kami telah mengetahui keadaanmu, jangan menggoda kami, uangmu adalah semu. Hiasanmu tidak lebih dari patung kayu yang tidak bernyawa, engkau bersifat lahir dan tidak memiliki makna. Karena pandangan yang sebenarnya adalah untuk akhirat.”

 

Ketika para wali itu mengetahui cela dunia dan cacat makhluk, mereka bergegas untuk meninggalkannya.

 

Seorang pencari yang bersungguh-sungguh dalam mencari Allah Swt. pada awalnya dia akan merasa sempit untuk memandang manusia ataupun untuk mendengarkan pembicaraan mereka. Bahkan dia tidak bisa menumpukan pandangannya kepada setitik pun dari dunia. Akal, hati dan matanya seolah tiada. Keadaan tersebut akan terus berlangsung hingga Allah Swt. meletakkan tangan kasihNya pada kepala hatinya, sehingga dia merasakan ketenangan. Masih dalam kemabukannya, dia menghirup udara kedekatan denganNya, saat itulah ia mulai tersadar. Saat mana tauhid, keikhlasan dan ma’rifatnya telah sempurna, maka keteguhan akan muncul di dalam hatinya, dan dia mulai lapang terhadap makhluk-Nya. Datanglah kekuatan dari Allah Swt. yang membawa dia untuk mendekati makhluk dan menyibukkan dirinya untuk kemaslahatan mereka, dengan tidak mengurangi kesibukan dirinya dengan Allah Swt. walaupun sekejap mata.

 

Pada langkah awal, seorang yang zuhud akan melarikan diri dari manusia,setelah ke-zuhud-annya sempurna,iatidak akan lari dari mereka, justru mereka akan mencari manusia untuk mengajaknya menghadap al-Hag Azza wa Jalla, karena ia telah mengenal Allah Swt. dia tidak akan lari dari apa pun dan dia tidak akan merasa takut oleh apa pun selain Allah Swt.

 

Para pemula akan lari dari dari orang-orang fasik dan pendurhaka. Tetapi bagi yang telah mencapai puncak, ia akan mencari mereka. Bagaimana tidak, sebab obat untuk penyakit fasik dan durhaka mereka ada padanya. Oleh karena itu, disebutkan oleh mereka, “Tidak ada yang tersenyum di hadapan orang yang fasik kecuali orang yang sudah Ma’rifat.” Barangsiapa yang telah sempurna ma’rifatnya terhadap Allah Swt. maka dia akan menjadi penunjuk jalan:yang menyelamatkan manusia dari gelombang ombak dunia. Allah Swt. akan memberinya kekuatan sehingga dia dapat mengalahkan Iblis dan tentaranya sekaigus menyelamatkan manusia dari belenggu mereka.

 

Wahai orang yang menyendiri dengan sikap zuhud dan kebodohannya, kemarilah dan dengarkan apa yang aku katakan. Wahai orang zuhud yang ada di bumi datanglah, hancurkan tempat ibadahmu, mendekatlah kepadaku, kalian telah duduk menyendiri tanpa mengetahui sesuatu, datanglah dan ambillah buah hukum itu. Semoga Allah memberikan rahmat kepada kalian, aku tidak mengharpkan apa pun dari kedatanganmu,yang aku inginkan adalah kemaslahatan bagi kalian.

 

Wahai muridku, engkau mempunyai kebutuhan dan akan kepayahan sehingga engkau belajar tata cara kerja, beribu kali engkau membangun, kemudian engkau hancurkan kembali sehingga engkau membangun sesuatu yang kokoh dan tidak dapat dirobohkan lagi. Apabla engkau telah lebur dalam membangun dan merobohkan, maka sesungguhnya Allah Swt. akan membangunkan bangunan untukmu yang tidak dapat dirobohkan lagi.

 

Wahai manusia, kapankah engkau akan berpikir dan menemukan sesuatu yang aku tunjukkan? Ikutilah para pencari al-Hag, apabila engkau menemukannya, maka layanilah mereka dengan harta dan jiwamu. Para pencari Tuhan yang sejati mempunyai tanda dan aroma. Wajah mereka terang brcahaya, hanya saja tidak terlihat oleh matamu dan engkau tidak bisa memahaminya. Sehingga kalian tidak dapat membedakan, mana yang shiddig dan mana yang zindig, yang beracun dan yang tidak beracun, yang musyrik dan muwahhid, yang ikhlas dan yang munafik, yang taat dan yang maksiat dan yang mencari al-Hag dengan yang mencari keridhaan makhluk. Berkhidmatlah kepada guru-guru yang mengamalkan ilmunya dengan penuh keikhlasan, sehingga memperkenalkanmu segala sesuatu sebagaimana mestinya. Bersungguh-sunguhlah dalam Ma’rifat kepada Allah Swt. apabila engkau telah mengenalNya, maka engkau akan mengenal segala sesuatu selain Dia, kenalilah dia dan cintailah Dia. Apabila engkau telah melihatnya dengan mata kepalamu, maka pandanglah Dia dengan mata hatimu. Apabila engkau melihat kenikmatan darinya, maka engkau juga akan mencintai-Nya. Rasulullah Saw. bersabda, “Cinailah Allah karena Dia telah memberimu makan dari kenikmatan-Nya, dan cintailah aku dengan cinta Allah.” (H.R.Tirmidzi)

 

Wahai manusia, Allah Swt. telah memberikan makanan dengan nikmat-Nya ketika kalian masih berada dalam perut ibu kalian, demikian juga setelah keluar dari sana. Dia memberimu kesehatan, kekuatan, ketaatan, dan menjadikanmu sebagai pengikut nabi-Nya. Maka tingkatkanlah kecintaan dan syukur kalian kepadaNya. Apabila engkau melihat nikmat dari-Nya, maka kecintaanmu terhadap makhluk hilang dari hatimu. Orang yang telah marrifat kepada Allah Swt. akan mencintainya, memandangnya dengan mata hari, yaitu mata hati yang meyakini bahwa kebaikan dan keburukan berasal dari-Nya. Tidak akan ada lagi anggapan bahwa kebaikan

 

) ataupun keburukan didatangkan oleh makhluk. Kalaupun ada kebaikan kepada makhluk, maka itu semata karena perbuatan Allah Swt. Demikian juga apabila ada keburukan, maka pandangannya akan beralih dari makhluk kepada Khalig. Bersamaan dengan itu dia tetap menjaga hukum syariat dan tiak menaggalkannya.

 

Hati orang yang zuhud terus berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain, sehingga kezuhudannya terhadap makhluk semakin bertambah kuat, dia akan meninggalkan dan berpaling dari mereka. Dia lebih mencintai al-Hag Azza wa Jalla dan ketawakalannya semakin menebal.Tidak ada lagi keinginan untuk mengambil sesuatu dari makhluk, dia pasrahkan hal itu ke tangan al-Hag Azza wa Jalla.Dia mempunyai akal melebihi orang lain, yakni akal yang dianugerahkan Allah kepadanya.

 

Wahai orang yang bergantung kepada makhluk, wahai yang bersekutu dengan mereka, waspadalah! Sesungguhnya kematian akan segera menjemputmu,sedangkan engkau masih dalam keadaan demikian. Sekali-kali Allah tidak akan membukakan pintu-Nya untuk ruhmu, karena Dia murka kepada orang yang menyekutukan-Nya dan bergantung kepada selain Dia.

 

Hendaklah engkau menyepi, menjauhkan diri dari nafsu dan dari makhluk. Kemudian berusaha meninggalkan dunia dan tidak mengharapkan akhirat. Setelah itu jauhilah segala sesuatu selain Dia. Apabila engkau ingin menyendiri bersama dengan Allah Swt. maka tanggalkanlah dirimu dari wujudmu, dari kesadaranmu dan dari angan-anganmu.

 

Celakalah engkau! Jasadmu berada di tempat peribadatan, sedangkan hatimu berada di rumah keluargamu, menunggu kedatangan mereka. Waktumu hilang sia-sia. Wujudmu tanpa makna, janganlah berikan nafsumu untuk sesuatu yang tidak Allah peruntukkan untuk itu. Jika Allah menghendaki untuk sesuatu, maka Allah akan menyediakan untuknya. Jika kamu tidak mempunyai batin yang lurus dan hati yang suci dari selain Allah, maka khalwatmu tidak akan berguna bagimu.

 

Ya Allah berilah kami manfaat dari apa yang kami katakan, dan berilah mereka manfaat dari apa yang mereka dengar dariku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Selasa sore, tanggal 15 Dzulqa’dah 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Dunia adalah hijab bagi akhirat dan akhirat adalah hijab bagi Tuhan pemilik dunia dan akhirat. Setiap makhluk adalah hijab yang menutup Khalig. Meskipun engkau berdiri bersamanya, dunia akan tetap menutupi. Jangan berpaling kepada makhluk atau kepada dunia atau kepada sesuatu selain Allah Swt. sehingga engkau tiba di hadapan pintu al-Hag Azza wa Jalla dengan hatimu dan zuhudmu yang sempurna. Dengan menanggalkan segala sesuatu seraya memohon pertolongan kepada-Nya, memandang kepada ketentuan dan ilmunya.

 

Apabila telah sempurna sampainya hatimu dan nuranimuyang masuk dekat dengan-Nya, Dia akan menyambut dan menolongmu. Dia akan memerintahkanmu dan menjadikanmu sebagai tabib bagi manusia. Saat itulah engkau akan dipalingkan ke dunia dan makhluk. Bahkan berpalingnya engkau kepada mereka menjadi nikmat bagi mereka. Sebab engkau telah memegang tanggung jawab untuk menyampaikan mereka kepada al-Hag. Engkau mengambil dunia dari tangan mereka untuk engkau kembali kepada mereka yang fakir, dan engkau hanya mengambil bagian yang menjadi hakmu untuk bekal ibadah dan taat kepada Allah Swt. barangsiapa yang mengambil dunia dengan cara yang demikian, maka dunia tidak akan membahayakannya, bahkan dia akan selamat darinya, ada pun bagiannya telah bersih dari kotoran.

 

Keshalihan itu memiliki tanda di hadapan para wali, dikenali oleh ahli firasat. Isyarat yang berbicara bukan lagi lisan. Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan, hendaklah dia mengorbankan nafsu dan hartanya untuk Allah Swt. dan mencabut dan melepaskan dunia dan makhluk dari hatinya seperti mencabut sehelai rambut dari terigu. Demikian pula yang lain seperti akhirat dan segala sesuatu selain Allah Swt..

 

Pada saat seperti itu, hendaklah dia memberikan setiap hak kepada pemiliknya, dan engkau boleh memakan bagian dari dunia dan akhirat, dan engkau tetap berdiri di depan pintunya, ada pun dunia dan akhirat akan menjadi pelayanmu. Janganlah memakan bagianmu dari dunia, sedangkan dia duduk dan engkau berdiri. Bahkan ketika semua berada di pintu Allah Swt. hendaklah engkau tetap duduk dan mereka yang melayanimu. Dunia akan tunduk dan menghinakan dirinya kepada orang yang berdiri di hadapan pintu Allah Swt. Dunia berada di bawah kaki orang yang kaya dan mulia karena Allah Swt..

 

Ahli sufi ridha terhadap ketetapan Allah Swt. bagaimanapun keadaannya, baik di dunia maupun di akhirat. Yang mereka harap adalah dekat dengan-Nya. Dia tidak meminta apa pun dari Allah Swt. kecuali Allah Swt..Mereka tahu bahwa dunia itu telah dibagi-bagikan, oleh karena itu mereka tidak mencari-carinya, dan mereka juga tahu bahwa kenikmatan surga di akhirat telah dibagi-bagikan, sehingga mereka juga tidak mencari-carinya. Tidak ada yang mereka inginkan kecuali “wajah” Allah Azza wa Jalla. Ketika mereka masuk ke dalam surga, mereka tidak membuka mata, sehingga mereka mendapati cahaya yang terpancar dari wajah”-Nya

 

Cintailah jalan untuk mentauhidkan Allah Swt. barangsiapa yang hatinya masih bergantung kepada makhluk dan sebab-sebab, maka selamanya dia tidak akan dapat meniti jalan para Nabi, shiddiqin dan shalihin, sehingga dia hanya menerima sedikit dari dunia dan selebihnya ia serahkan kepada tangan takdir. Jangan berpaling untuk mencari yang lebih banyak, karena akan membuat engkau binasa, akan tetapi jika yang banyak itu diberikan oleh Allah Azza wa Jalla, maka engkau akan tetap terjaga.

 

Diriwayatkan dari Hasan al-Bashri r.a. dia berkata,”Nasihatilah manusia dengan ilmumu dan ucapanmu.” Wahai pemberi nasihat, nasihatilah manusia dengan kesucian nurani dan ketakwaan hatimu. Jangan menasihati manusia dengan memperbaiki lahiriah semata, padahal hatimu tidak baik. Allah Azza wa Jalla telah menuliskan keimanan dalam hati orang-orang mukmin sebelum mereka diciptakan. Ini termasuk ketetapan terdahulu. Namun demikian, tidak boleh hanya pasrah begitu saja, harus ada perjuangan untuk menggapai keimanan dan keyakinan dengan berdiri di pintu-Nya. Setelah hati kita berjuang untuk mendapatkan keimanan, semoga Allah Swt. menganugerahkannya kepada kita tanpa susah payah mencarinya.Tidakkah kamu malu kepada Allah Swt.dengan meminta gelar Radhiyallahu anhu? Tidakkah engkau menyaksikan bagaimana usaha para sahabat dan tabi’in?

 

Ya Allah, tetapkanlah kami pada Sunnah dan jauhkanlah kami dari bid’ah. Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada pagi hari di penghujung bulan Dzulqa’dah 545, Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata:

 

Seseorang bertanya kepadaku, Bagaimana cara mengeluarkan cinta dunia dari dalam hati?’ Aku jelaskan kepadanya, Perhatikanlah setiap perpindahan dunia itu dari satu tangan ke tangan yang lainnya. Dia berhasil untuk menghalangi dan membuat lupa para pemiliknya. Pada awalnya dunia akan mengangkat derajat pemiliknya dari orang lain, sehingga membuat dia disanjung dan dipuja. Saat ia terlena dengan kedudukan dan tarap hidupnya, tiba-tiba dunia menjerat dan menjatuhkannya, mereka diperdaya oleh dunia sehingga menghancurkannya. Dunia hanya tertawa, Iblis pun ikut menyeringaikan tawanya. Demikianlah dunia memperlakukan orang kaya, para penguasa dan raja-raja, sejak zaman Adam hingga hari kiamat kelak.

 

Dunia seolah-olah mengangkat derajat, padahal ia akan menjatuhkan, memajukan kemudian memerosotkan, menguntungkan kemudian merugikan, mendekatkan dan kemudian menyembelih. Sungguh jarang orang yang selamat dari dunia, ia mengalahkan dan tidak dikalahkan. Sangat sedikit orang yang mengenali dan selamat darinya.

 

Wahai orang yang bertanya, apabila engkau dapat mengenali cacat dan cela dunia dengan mata hatimu, maka engkau akan sanggup untuk mengeluarkan cinta dunia dari hatimu dan zuhud terhadapnya. Kendalikanlah nafsumu sehingga menjadi tenang. Ketika sudah tenang maka engkau akan dapat melihat cacat dan cela dunia,nafsu akan taat kepada hati,mengikuti apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh hati. Nafsu akan menerima apa pun yang diberikan hati. Jika nafsu telah tenang, maka ia akan cenderung kepada hati, ia akan melihat mahkota takwa dan dekat kepada-Nya.

 

Hendaklah kalian memelihara keimanan dan kejujuran, jangan berdusta dan membantah para wali. Mereka ada raja di dunia dan di akhirat, mereka adalah orang-orang yang dekat dengan alHag Azza wa Jalla. Sehingga mereka memiliki segala sesuatu selain Allah Swt. Allah Swt. menjadikan hati mereka kaya dan memenuhi hati mereka dengan kedekatan kepada-Nya,serta cahaya, kemuliaan, dan cinta kepada-Nya. Dia tidak peduli dunia ada pada tangan siapa dan dimakan oleh siapa. Mereka tidak melihat kepada awalnya, tetapi mereka melihat bagaimana akhirnya dan kefanaannya. Mereka menjadikan Allah Swt. berada di hadapan pandangan nurani mereka. Mereka tidak beribadah karena takut kebinasaan ataupun berharap kejayaan, mereka melakukannya demi kebersamaan dengan-Nya semata. Dia telah menciptakan sesuatu yang tidak kamu ketahui. Dia melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Ciri orang munafik adalah apabila dia berkata, berdusta. Apabila berjanji, ingkar. Kemudian apabila diberi amanat, berkhianat. Barangsiapa yang terhindar dari itu semua, maka dia telah lepas dari penyakit nifak.

 

Sifat-sifat inilah yang membedakan antara orang mukmin dengan orang munafik, ambilah cermin tersebut dan lihatlah wajah di hatimu, sehingga kamu mengetahui apakah kamu seorang mukmin atau munafik, muwahhid atau musyrik. Dunia adalah fitnah dan menyibukkan, kecuali yang mengambilnya dengan niat kebaikan akhirat. Apabila niatnya benar dalam mengolah dunia, maka dunia akan bernilai bagi akhirat.

 

Setiap nikmat yang tidak disyukuri dan tidak disadari bahwa itu berasal dari Allah Swt. akan menjadi bencana. Setiap kenikmatan memiliki hak untuk disyukuri. Ikatlah semua nikmat-Nya dengan rasa syukur kepada-Nya.

 

Syukur kepada Allah Swt. ada dua macam:

  1. Menggunakan nikmat dalam ketaatan dan membantu fakir miskin.
  2. Mengakui bahwa kenikmatan itu milik yang memberikan nikmat, yaitu Allah Swt. kemudian menyadari harus syukur kepada-Nya.

 

Sebagian Ahli sufi mengatakan,“Sesuatu yang melalaikanmu dari Allah Swt. adalah keburukan bagimu. Sekalipun berupa shalat, zakat, haji, puasa, dan semua amal kebajikan. Jika itu melalaikanmu maka itu adalah keburukan. Apabila nikmat-nikmatnya membuat engkau lalai kepada-Nya, maka nikmat itu menjadi malapetaka bagimu. Engkau membalas nikmat yang diberikannya dengan maksiat dan menghadapkan wajah kepada selain Dia. Penyakit nifak dan dusta telah merasuk dalam setiap gerakmu baik siang maupun malammu. Setan telah memperdayamu dan telah memperindah dusta dan keburukan sehingga menipumu.”

 

Termasuk dalam shalatmu engkau masih berdusta. Lidahmu mengucapkan “Allahu Akbar” (Allah Maha Besar) sedangkan engkau masih menyimpan tuhan yang lain di dalam hatimu. Segala sesuatu yang engkau jadikan sebagai sandaran adalah tuhanmu. Segala sesuatu yang engkau takuti dan harapkan selain Dia, adalah tuhan bagimu. Perbuatanmu tidak sesuai dengan ucapanmu. Ucapkanlah Allahu Akbar seribu kali dalam hatimu, dan cukup satu kali dengan lidahmu.

 

Apakah engkau tidak merasa malu dengan mengucapkan Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah), sedangkan engkau mempunyai seribujenis tuhan yang masih engkau sembah selain Dia. Bertaubatlah kepada Allah atas apa yang terjadi pada dirimu. Wahai engkau yang mengetahui dan memahami ilmu. Engkau merasa cukup dengan nama saja, tetapi tidak pernah mengamalkannya. Apa gunanya ilmu yang engkau miliki,jika hanya mengatakan: Aku adalah Orang yang berilmu.Engkau telah berdusta, mengapa engkau merasa puas dengan memerintahkan orang lain sedangkan engkau tidak mengamalkannya. Allah Swt. berfirman, “Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Q.S. ashShaaf:2-3)

 

Celakalah engkau! Engkau memerintahkan orang lain untuk jujur, tetapi engkau sendiri berdusta. Engkau memerintahkan orang lain untuk mentauhidkan Allah Swt.engkau malah menyekutukannya. Engkau memerintahkan orang lain untuk ikhlas, engkau sendiri munafik dan riya. Engkau memerintahkan orang lain untuk meninggalkan maksiat, engkau sendiri melakukannya. Sungguh telah dicabut rasa malu dari pandangan matamu. Kalau saja masih ada keimanan, tentu akan merasa malu. Rasulullah Saw. bersabda, “Rasa malu itu sebagian dari iman.”

 

Engkau tidak mempunyai iman, keyakinan dan sifat amanat. Engkau telah mengkhianati ilmu yang kau sandang sehingga sifat amanatmu pun tertanggal. Di sisi Allah Swt. engkau tercatat sebagai pengkhianat. Tidak ada lagi obat yang tepat untukmu kecuali taubat dan teguh dalam taubatmu itu.Barangsiapa yangkeimanannya benarbenar kepada Allah Swt., ia akan menyerahkan segala urusannya kepada Dia dan tidak akan menyekutukannya dengan apa pun. Janganlah engkau menyekutukan-Nya dengan makhluk ataupun dengan sebab-sebab, sehingga kamu akan selamat dari bencana dalam setiap keadaan. Dari keimanan engkau akan meningkat kepada keyakinan. Setelah itu akan datang derajat wali, kemudian engkau melebur dan sirna. Pada akhirnya, engkau menjadi orang yang dibanggakan oleh Allah Swt. di hadapan seluruh makhluk-Nya: Di hadapan manusia, jin, para malaikat dan juga di hadapan semua ruh. Allah akan mendekatkanmu dan mencintaimu, lalu menjadikan seluruh makhluk cinta kepadamu. Yang menjadi awal dan asas dari semua ini adalah keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Pengakuan diri, keimanan, lalu mengamalkan al-Qur’an dan syariat Rasulullah Saw. disertai dengan keikhlasan dan ketauhidan di dalam hati.

 

Seorang mukmin akan fana dari dirinya, dari amalnya, dan segala sesuatu selain Allah Swt.Dia mengerjakan suatu amal kebajikan tanpa menghitung-hitungnya, dia terus menahan nafsunya di sisi Allah Swt. pada akhirnya Allah Swt. menunjukkan jalan baginya. Allah Swt. berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Karni, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Q.S. al-Ankabut : 69)

 

Jadilah sebagai orang yang zuhud terhadap segala sesuatu, ridhalah terhadap pengaturan-Nya. Dia membolak-balikan segala sesuatu dengan tangan takdirnya. Apabila mereka menerima ketetapan-Nya, maka Allah Swt. akan membawa mereka kepada takdir-Nya. Maka berbahagialah orang yang rela menerima ketetapan-Nya dan menunggu apa yang akan diperbuat oleh penentu takdir, menjalani takdir tersebut dengan tidak kufur terhadap nikmat berbagai takdir. Maka datanglah nikmat yang telah ditentukan: Kasih sayang-Nya yang dekat, merasa cukup dengan-Nya tanpa membutuhkan makhluk. Karena apabila hati seorang hamba telah mencapai Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan mencukupinya dan menjadikannya tidak membutuhkan makhluk. Allah akan mendekatkannya, menenangkannya dan menjadikannya sebagai pemilik segala sesuatu. Sehingga dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya mulai hari ini, kamu menjadi orang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya di sisi Kami.” (Q.S. Yusuf: 54)

 

Allah Swt. akan mengangkatnya menjadi khalifah di kerajaanNya, sebagaimana Allah Swt. telah mengangkat Yusuf menjadi penguasa negeri Mesir serta menyerahkan segala urusan dan pengaturannya kepada dia. Demikian juga dengan hati, apabila ia telah benar dan telah suci dari segala sesuatu selain Allah Swt. Dia akan menempatkannya pada hati setiap hamba dan makhluk-Nya.lIa akan menjadi kiblat bagi setiap orang yang mencari Allah Swt. Jalan untuk mencapai derajat ini adalah ilmu dan amal disertai dengan keikhlasan.Tidak akan ada lagi rasa malas dalam melakukan ketaatan terhadap Allah Swt.. Kemalasan akan mendatangkan penderitaan. Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila seorang hamba meringkas suatu amal kebajikan, maka Allah akan menimpakan ujian kepadanya berupa kesedihan.” (H.R. Ahmad)

 

Allah akan menimpakan kesedihan kepadanya dengan sesuatu yang bukan menjadi bagiannya, juga dibuat sedih oleh ulah keluarga yang menyakitkan, hilangnya keberkahan dalam penghidupan, anak-anak yang durhaka kepadanya. Istri lari darinya dan bermacam-macam bencana sebagai akibat dari kekurangan dia dalam menaati Allah Swt. karena lebih sibuk dengan urusan dunia dan makhluk. Allah Swt. berfirman, “Mengapa Allah akan menyiksamu, Jika kamu bersyukur dan beriman?” (Q.S. an-Nisa: 147)

 

Tidak seorang pun yang berhak menentang takdir dan ketetapan Allah Swt. yang berlaku padanya. “Dia tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, sedang mereka ditanya.” (Q.S. al-Anbiya: 23)

 

Celakalah engkau! Sampai kapan engkau akan sibuk dengan dirimu dan keluargamu sehingga engkau melupakan Allah Swt. Diriwayatkan dari sebagian ahli sufi mereka berkata,”Apabila anakmu belajar memungut biji-bijian, tidak usah dipedulikan, sibukkanlah dirimu bersama dengan Tuhanmu.” Artinya dengan sendirinya ia akan mengetahui bahwa biji-bijian itu sangat berharga. Dengan sendirinya dia akan paham, jadi tidak perlu menyita waktumu untuk mengajarkannya. Ajari anakmu bekerja dan sediakan waktu untuk beribadah kepada Allah Swt. sesungguhnya keluarga dan anakmu berada dalam tuntunan Allah Swt. Tetaplah dirimu, anakmu dan keluargamu dalam menerima apa yang telah ditetapkan Allah Swt. untukmu. Sediakan waktumu bersama dengan mereka untuk  taat kepada Allah Swt. apabila di alam ghaib terdapat catatan kelapangan rezeki, tentu ia akan datang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan-Nya, dan engkau akan melihatnya bahwa itu dari Allah Swt. Lepaskanlah segala bentuk kemusyrikan dengan sesama makhluk. Tetapi apabila tidak ada ketentuan kelapangan rezeki tadi, maka engkau akan merasa cukup dengan sikap zuhud dan gana’ah yang melekat padamu.

 

Seorang mukmin yang gana’ah, apabila ia membutuhkan sesuatu dari dunia, maka dia akan datang kepada Tuhannya dengan mangajukan permintaan penuh dengan kerendahan hati dan diiringi taubat. Apabila Allah Swt. memberikan apa yang dia perlukan, maka dia akan bersyukur, dan apabila Allah Swt. tidak memberikannya, maka dia menerima dan bersabar untuk menahan keperluannya tanpa disertai penentangan ataupun bantahan atas keputusan-Nya. Dia tidak mencari dunia dan menukarnya dengan agama, dia tidak seperti engkau wahai orang munafik.

 

Riya, nifak, dan maksiat adalah pangkal kefakiran, kerendahan dan penyebab diusirnya dari pintu al-Hag Azza wa Jalla. Seorang yang riya dan munafik mengambil dunia dan menukarnya dengan agama, kemudian dia menghiasi diri dengan perilaku orang-orang shalih, padahal mereka bukan orang-orang shalih.Dia berbicara, berpakaian, berbuat, dan mengaku sebagai orang-orang shalih. Padahal orang seperti itu bukan orang shalih, bahkan bukan keturunan mereka.

 

Ucapan Laa ilaaha illalah dari mulutmu serta ketawakalanmu hanya pengakuan belaka, karena sudahjelas bahwa hatimu berpaling dari-Nya. Wahai para pendusta, jujurlah! Wahai orang-orang yang melarikan diri dari Allah Swt., kembalilah pada-Nya! Tujulah pintuNya dengan hatimu. Berbuat baiklah dan mohonkan ampunan-Nya.

 

Dalam keadaan hati beriman keadaan beriman, engkau mengambil bagian dari dunia dengan batasan syariat, dan pada tingkat kewalian engkau mengambilnya dengan tangan Allah Swt. bersama dengan persaksian Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. dan pada tingkatan badaliyah (sebagai wali abdal)h engkau mengambilnya dengan perbuatan Allah Swt. engkau menyerahkan segala sesuatu kepadanya.

 

Wahai muridku, engkau selalu mengkuti nafsumu, sehingga terhalang dari taufik dan kebenaran. Apakah engkau tidak malu, sekarang engkau taat lalu besok berbuat maksiat. Sekarang engkau ikhlas tetapi besok engkau musyrik. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang selama dua hari sama saja, maka dia termasuk orang yang tertipu, dan barangsiapa yang hari kemarinnya lebih baik dari hari ini, maka dia adalah orang yang terhalang (merugi).”

 

Wahai muridku, dengan atau tanpamu tidak akan datang sesuatu. Berjuanglah mencari pertolongan Allah Swt. berlayarlah di lautan yang tengah engkau arungi, ombak akan mengguncangmu dan membawamu kembali ke pantai. Engkau yang memanjatkan do’a, sedang Allah Swt. yang berhak untuk mengijabahnya. Engkau yang berbuat, sedang yang menerima atau tidak adalah Dia. Engkau yang melakukan usaha, sedangkan taufik Dia yang memberikannya. Upaya menghindari adalah dari dirimu, sedangkan yang memelihara adalah Allah Swt..

 

Bersungguh-sungguhlah dalam pencarianmu, Dia akan memperlihatkan kepadamu pintu kedekatan dengan-Nya. Engkau menginginkan agar rahmat-Nya tercurah kepadamu, disertai dengan kelembutan-Nya, kemurahan dan kasih sayang-Nya tertuju kepadamu. Inilah puncak tujuan dari kaum sufi. Apa yang harus aku lakukan terhadap kalian wahai pemuja hawa nafsu, watak, dan pengikut setan? Yang aku miliki hanyalah kebenaran dari lubuk hati nurani yang murni dari segala sesuatu selain Allah Swt. sebaliknya aku hanya tertaut pada-Nya. Aku tidak bisa menerima keburukanmu wahai orang-orang munafik, wahai orang yang sesumbar. Kalian telah berdusta, aku tidak akan malu kepada kalian, karena kalian tidak malu terhadap Tuhanmu. Bahkan kalian meremehkan pandanganNya, malaikat-Nya yang mengawasi aku dan kalian. Aku memiliki senjata kejujuran untuk “memenggal” kepada orang munafik, kafir, pendusta, dan tidak mau bertaubat untuk kembali kepada-Nya dengan memohon ampunan.

 

Sebagian kaum sufi mengatakan, “Kejujuran adalah pedang Allah Swt. yang ada di bumi, tidaklah ia diletakkan di atas sesuatu melainkan ia akan memotongnya.” Terimalah apa yang aku katakan, sesungguhnya aku tengah memberikan nasihat kepadamu. Aku menginginkan diriku mati di antara kalian, tetapi hidup bersama dengan al-Hag Azza wa Jalla. Barangsiapa yang benar dalam bergaul denganku, maka dia akan mendapat manfaat dan akan berbahagia, barangsiapa yang tidak jujur (dusta) dalam bergaul denganku maka dia akan merugi dan tersiksa, cepat atau pun lambat.

 

Di antara sebab-sebab datangnya marifat adalah tidak menentang takdir-Nya, tidak berpaling dari-Nya dan ridha dengan pengaturan-Nya. Sehingga Malik bin Dinar berkata kepada sebagian muridnya, “Apabila kalian ingin marifat kepada Allah Swt. maka ridhalah terhadap pengaturan dan takdir-Nya danjangan menjadikan hawa nafsu, watak dan keinginanmu sebagai sekutu bagi-Nya.

 

Wahai orang yang sehat tetapi tidak mau beramal, apa yang telah membuat kalian melupakan Tuhan, apabila kalian perhatikan secara cermat hati kalian, maka kalian akan menyesalinya.

 

Wahaimuridku,Sebentarlagimautakan menjemput,tangisilah dirimu sebelum engkau ditangisi. Betapa banyak dosa yang telah engkau tumpuk di dalam hatimu, sehingga hatimu menjdai sakit karena cinta terhadap dunia dan sikap rakus terhadapnya. Obatilah hatimu dengan sikap zuhud, tinggalkan dunia dan hadapkan dirimu kepada Allah Swt. Selamatnya agama adalah modal dasar, dan amal kebajikan adalah keuntungan.Tinggalkan segala hal yang membuat engkau jadi durhaka, terimalah apa yang dapat mencukupimu Orang yang berakal tidak bergembira dengan sesuatu yang halalnya dihisab dan haramnya diadzab, sedangkan kebanyakan dari kalian, lupa akan siksa dan hisab.

 

Wahai muridku, apabila dunia menghampirimu, dan engkau melihat bahwa hatimu silau karenanya, maka tinggalkanlah. Namun, ternyata engkau tidak mempunyai hati,yang ada hanyalah hawanafsu, watak dan keinginan, bergaulah dengan mereka yang menekuni ruhani, sehingga engkau mempunyai hati. Sudah seharusnya engkau mempunyai guru yang bijak dan mengamalkan hukum Allah Swt. sehingga ia akan menasihatimu dan mengajarimu.

 

Wahai orang yang menjual segala sesuatu dengan sesuatu yang tidak berguna, dan membeli sesuatu yang tidak berguna dengan segala sesuatu yang berharga. Engkau telah membeli dunia dan menukarnya dengan akhirat, engkau menjual akhirat dan mengambil dunia. Sungguh engkau sangat bodoh, engkau makan seperti makannya binatang yang tidak memilih dan memilah, tidak diperhitungkan atau bertanya terlebih dahulu, tanpa niat, perintah ataupun perbuatan. Seorang mukmin, hanya akan memakan sesuatu yang diperbolehkan oleh agama. Sedangkan seorang wali, ia makan atau tidak makan hanya mengikuti kata hatinya. Wali abdal tidak pernah memiliki keinginan apa pun, bahkan apabila dia melakukan sesuatu, ia tetap lebur bersama-Nya. Wali itu berdiri bersama dengan perintah, sedangkan abdal telah tercabut pilihannya dan tetap menjaga batas-batas syariat. Dia lebur dari dirinya dan dari makhluk. Maka batasan agama akan berteriak di tengah lautan kekuasanNya. Gelombang ombak akan mengombang-ambingnya, dan mendamparkannya kembali ke pantai, atau terkadang membawanya kembali ketengah lautan yang lain.Dia bagaikan ashabul kahfi,seperti disebutkan dalam firman-Nya, “Dan kami bolak-balikan mereka ke kanan dan ke kiri.“ (Q.S. al-Kahfi: 18). Mereka tidak memiliki rencana, pemikiran ataupun rasa. Dia berada di rumah kelembutan dan kedekatan seraya memejamkan mata lahir dan batin. Demikianlah, dia harus memejamkan mata hatinya dari segala sesuatu selain Allah Swt. sehingga dia tidak melihat kecuali kepada-Nya dan tidak mendengar kecuali dari-Nya.

 

Ya Allah fanakanlah kami dari segala sesuatu selain Engkau, pertemukan kami dengan Engkau. Ya Allah ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at, tanggal 12 Dzulhijjah 545 H, di madrasah Syaikh Abdul Qadir Jailani berkata: Rasulullah Saw., Sesungguhnyahati itu bisa berkarat,dan pengkilatnya adalah membaca al-Qur’an, mengingat mati dan menghadiri majelismajelis dzikir.

 

Hati itu bisa berkarat, kecuali apabila dipelihara oleh pemiliknya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw. apabila tidak, maka hati akan berubah menjadi hitam karena jauh dari cahaya. Hati menjadi hitam karena kecintaan terhadap dunia dan sikap rakus terhadapnya, tanpa sifat wara, Karena barangsiapa yang di hatinya telah bersemayam cinta dunia, maka dia tidak akan wara’ sehingga apa pun dia ambil, tidak peduli halal dan haram, telah hilang rasa malu terhadap Tuhannya dan tingkat kewaspadaannya.

 

Wahai kaum, terimalah pesan dari Nabi kalian. Bersihkanlah karat yang ada dalam hati kalian dengan obat yang telah disebutkan oleh beliau. Apabila salah seorang di antara kalian ada yang sakit, lalu seorang dokter memberikan resep sebagai obat, maka dia akan berusaha mencarinya dan mempergunakan resep tersebut.

 

Mendekatlah kepada Tuhanmu baik dalam keadaan sunyi maupun ramai.Jadikanlah Dia sebagai sesuatu yang terlihat oleh matamu, dan apabila ternyata engkau tidak dapat melihat-Nya sesungguhnya Dia senantiasa melihatmu. Barang siapa yang berdzikir dengan hatinya, maka dia termasuk orang yang berdzikir, sedangkan orang yang hatinya tidak berdzikir, maka bukanlah orang yang berdzikir. Lisan adalah anak, dan hatilah yang diikutinya. Tekunilah mendengarkan nasihat-nasihat. Sesungguhnya apabila hati tidak pernah mendengar nasihat, lama-lama dia akan buta.

 

Hakikat taubat adalah mengagungkan perintah Allah Swt. pada setiap keadaan. Oleh karena itu sebagian ahli sufi mengatakan, “Kebajikan itu terdapat pada dua kalimat: mengagungkan perintah Allah Swt. dan sayang kepada makhluk-Nya. Siapa pun yang tidak mengagungkan perintah Allah Swt. dan tidak menyayangi sesama makhluk, dia akan jauh dari Allah Swt.”

 

Allah Swt. mewahyukan kepada Nabi Musa a.s., “Kasihilah sehingga Aku mengasihimu, sesungguhnya Aku adalah Dzat yang Maha Pengasih. Barangsiapa yang mengasihi, maka aku akan mengisihinya dan memasukannya ke dalam surgaku.” Maka berbahagialah orang-orang yang mengasihi. Umurmu engkau habiskan untuk urusan makan, minum, pakaian, dan menumpuk harta benda.Barangsiapa yang ingin bahagia, hendaklah dia bersabar dalam menahan hawa nafsu dari hal-hal yang haram dan yang syubhat, bersabar dalam menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi larangan-Nya dan menerima segala takdir-Nya.

 

Para ahli sufi bersabar bersama dengan Allah Swt.dan mereka tidak dapat manahan diri ketika jauh dari-Nya. Dia bersabar untuk menyertai-Nya bahkan senantiasa ingin berdekatan dengan-Nya. Mereka keluar dari rumah hawa nafsu, keinginan dan wataknya, lalu mengikuti syari’at dan berjalan menuju Tuhannya.

 

Mereka dihadang oleh berbagai ujian, musibah, penderitaan, kesusahan, kehausan, kelaparan dan kehinaan. Namun mereka tidak mempedulikan semua itu dan tidak mundur sedikit pun, mereka teguh dan tidak berubah. Mereka tetap meneruskan langkahnya sehingga terbukti bahwa hatinya senantiasa bersama dengan al-Hag Azza wa Jalla.

 

Wahai kaum, berusahalah untuk berjumpa dengan Allah Swt. malulah kepada-Nya sebelum engkau bersua dengan Nya. Seorang mukmin hanya malu kepada Allah, kemudian terhadap makhluk Nya, kecuali dalam perihal agama dia tidak boleh malu. Dia harus tegas dalam menegakkan agama Allah Swt. dan meninggikan syariat-Nya sesuai dengan perintah Allah Swt., “Dan janganlah kasihan terhadap keduanya…“ (Q.S. an-Nuur: 2)

 

Barangsiapa yang benar-benar mengikuti Rasulullah Saw. dia akan dianugerahi baju besi, topeng baja serta pedang milik beliau. Bahkan dia diberi adab, perangai dan akhlak beliau. Rasulullah Saw. akan merasa sangat senang kepadanya dan dia benar-benar akan diakui sebagai umat beliau. Beliau akan sangat bersyukur kepada Allah Swt. dan akan menjadikan orang tersebut sebagai wakil beliau di antara umatnya, sekaligus menjadi penunjuk jalan dan menyeru manusia untuk menuju ke pintu Allah Swt.

 

Apabila dia meninggal dunia, maka Allah Swt. akan menggantikannya oleh orang lain. Tetapi orang yang seperti itu sangat jarang, mungkin hanya satu orang di antara seribu. Mereka sanggup merendahkan diri di hadapan manusia dan bersabar dengan tingkah laku manusia yang menyakitkan, mereka tetap menyampaikan nasihatnya.

 

Mereka tetap menyunggingkan senyum di hadapan orang munafik dan orang fasik, mereka tetap berkeinginan untuk membawa mereka ke pintu Allah Swt. oleh karena itu sebagian ahli sufi mengatakan, tidaklah tersenyum di hadapan orang munafik kecuali orang yang arif (ma’ifat). la tersenyum di hadapan mereka seolaholah tidak tahu apa yang ada di dalam diri mereka, yaitu hancurnya agama mereka, hitamnya wajah hati mereka serta banyaknya kotoran pada diri mereka.

 

Orang fasik dan munafik mengira bahwa dia tidak diketahui oleh mereka. Padahal tidak demikian, tidak ada kemuliaan pada diri mereka. Mereka mengetahui jati diri keduanya (orang munafik dan fasik) melalui lirikan dan pandangan mata mereka, ucapan dan perbuatan mereka. Semua itu diketahui oleh orang yang marifat baik sisi lahiriah maupun sisi batinnya.

 

Oleh karena itu, tidak diragukan lagi, celakalah engkau yang mengira bahwa engkau dapat menyembunyikan diri dari pandangan para shiddigin yang Ma’rifat lagi mengamalkan ilmunya. Sampai kapan engkau akan menyia-nyiakan usia dengan sesuatu yang tidak berguna? Carilah orang yang dapat menunjukkan mu jalan ke akhirat. Wahai orang-orang yang tersesat, Allah Maha besar! Wahai orang-orang yang bersekutu dengan sebab-akibat, wahai penyembah berhala usaha, kekuatan, kehidupan, modal dan berhala berupa penguasa. Sesungguhnya mereka terhalang dari Allah Swt. Siapa saja yang menganggap bahwa madarat dan manfaat dapat datang dari selain Allah Swt. maka dia bukan hamba Allah Swt.ia menjadi hamba anggapannya. Maka hari ini dia berada dalam neraka kemurkaan dan hijab, kelak di akhirat ia akan masuk neraka jahannam.Tidak ada yang selamat dari neraka Allah Swt. kecuali orang-orang yang bertakwa, mentauhidkan Allah, ikhlas, dan bertaubat kepada-Nya.

 

Bertaubatlah dengan hati kalian, kemudian ikuti oleh lisan kalian. Taubat adalah bulatnya tekad dalam hati untuk mengalahkan hawa nafsu, setan dan kawan-kawan yang buruk. Apabila taubatmu telah teguh, maka ia akan mengubah semuanya, hatimu, pendengaranmu, penglihatanmu, lisan dan seluruh anggota badanmu. Di samping membersihkan makanan dan minuman dari segala sesuatu yang haram dan syubhat. Kemudian hati-hati dalam mencari nafkah dan dalam jual beli.

 

Jadikan puncak cita-citamu adalah Allah Azza wa Jalla. Tinggalkan segala kebiasaan lalu gantikan dengan ibadah,tinggalkan maksiat dan ganti dengan taat sehingga engkau benar-benar dapat mengamalkan syariat. Setiap hakikat yang tidak disaksikan oleh syariat adalah zindig. Apabila semua itu benar-benartelah terpenuhi, maka akan datang kepadamu fana dari akhlak-akhlak tercela dan dari keinginan melihat seluruh makhluk. Saat itulah lahir dan batinmu akan terpelihara oleh kesibukan bersama dengan Tuhanmu.

 

Apabila hal itu telah sempurna, maka apabila dunia menghampirimu dengan gemerlap dan kemewahannya, hal itu tidak lagi membahayakanmu dan tidak akan menggoyahkan kakimu dari hadapan pintu illahi. Karena engkau berdiri bersama-Nya, menghadap kepada-Nya dan sibuk bersama dengan-Nya. Memandang keagungan-Nya engkau akan terpisah dan memandang keindahanNya engkau akan terkumpul. Engkau memandang keagungan dan keindahan-Nya. Apabila engkau pandangi keagungan-Nya maka akan tumbuh rasa takut, dan apabila engkau pandangi keindahanNya maka engkau akan menimbulkan harapan. Engkau akan tidak berdaya menyaksikan keagungan dan akan menjadi teguh ketika menyaksikan keindahan-Nya.

 

Beruntunglah orang yang dapat “menyantap hidangan” ini. Ya Allah sediakanlah bagi kami “hidangan yang lezat” ini. Ya Allah berilah kami makanan di dekat-Mu dan berilah kami minuman dari kelembutan-Mu. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

Pagi hari tanggal 14 Dzulhijjah 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani ) berkata dalam ceramahnya: Jangan menyekutukan Allah Swt. dalam pengaturan-Nya dan ilmuNya dengan hawa nafsu kalian,watak serta keinginan kalian.Hindarilah hal itu agar tidak ada pada dirimu dan juga pada diri orang lain.

 

Sebagian ahli Sufi mengatakan, “Terimalah (ketentuan) alHag Azza wa Jalla pada makhluk, dan jangan menerima (ketentuan) makhluk pada-Nya.” Bersikap tawadlu-lah kepada orang yang tawadlu dan boleh bersikap sombong kepada orang yang sombong. Belajarlah untuk menerima (ketentuan) al-Hag Azza wa Jalla kepada hamba-hamba-Nya yang shalih. Ilmu itu tidak cukup dihafalkan, tetapi harus disertai dengan pengamalan. Tuntutlah ilmu kemudian -: amalkan serta ajarkan kembali kepada orang lain.

 

Apabila engkau telah belajar, kemudian mengamalkannya, maka ilmu akan berbicara tentangmu, meskipun engkau diam tetapi lidah amal akan berbicara lebih banyak daripada lidah ilmu. Oleh karena itu, sebagian ahli sufi mengatakan, “Barang siapa yang kelakuannya tidak bermanfaat bagimu, maka nasihatnya pun tidak akan berguna bagimu.” Seorang yang mengamalkan ilmunya akan memberikan manfaat kepada dirinya dan kepada orang lain sebagai akibat dari ilmunya itu. Allah Swt. telah menjadikan aku berbicara dengan apa yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan keadaan dan orang-orang yang aku hadapi. Jika tidak, maka yang akan muncul antara aku dan kalian hanyalah permusuhan.

 

Aku telah mengorbankan diri dan hartaku demi kalian,dan aku tidak mendapatkan apa pun. Sekali pun aku mendapatkan sesuatu, maka aku tidak akan menghalangi kalian untuk mempergunakannya. Yang ada antara diriku dengan diri kalian adalah nasihat yang aku sampaikan kepada kalian atas dasar niat karena Allah Swt. bukan karena diriku sendiri. Terimalah ketetapan-Nya jika tidak Dia akan memusuhimu, berjalanlah bersama-Nya di atas pilihan takdir-Nya, jika tidak maka Dia akan menyembelihmu.

 

Bersimpuhlah di hadapan-Nya sehingga Dia mencurahkan rahmat-Nya kepadamu dan menemanimu di belakangnya.Permulaan keadaan mereka adalah bekerja, mereka mengambil bagian dari dunia sesuai dengan kebutuhannya sesuai dengan tuntunan syariat. Sehingga apabila mereka tidak sanggup berusaha, selanjutnya mereka bertawakal, menghadapkan hatinya kepada Allah Swt. seraya mengunci mati anggota badannya. Sehingga datanglah bagian mereka dari dunia tanpa perlu bersusah-payah mengejarnya. Para mugarrabin (orang yang dekat dengan Allah) bisa masuk surga di akhirat bukan karena dia menginginkannya, tetapi hanya mengikuti kehendak Allah Swt. sebagaimana dia pernah menerima bagiannya dari dunia, maka Allah Swt. memenuhi bagian mereka di akhirat, karena Dia tidak akan berbuat dzalim terhadap hamba-harmmba-Nya.

 

Wahai manusia, engkau akan mendapatkan bagian sesuai dengan tingginya cita-cita yang engkau pancangkan. Singkirkanlah segala sesuatu selain Allah Swt. dari dalam hatimu, sehingga engkau benar-benar dekat dengan-Nya. Matikanlah dirimu dari dirimu sendiri dan dari makhluk, maka hijab yang menghalangimu dari Tuhanmu akan terangkat. Kamu tentu bertanya, “Bagaimana aku mematikan diriku?” Yakni menghentikan diri dari mengikuti hawa nafsu, keinginan, watak, dan kebiasaanmu. Tidak mengikuti langkah makhluk, memutuskan diri dari hukum sebab akibat mereka dan tidak lagi menyimpan harapan kepada mereka.Tinggalkanlah segala bentuk kemusyrikan bersama mereka dan jangan lagi meminta kepada segala sesuatu selain Allah Swt.. Jadikanlah segala amal perbuatanmu hanya mengharap “wajah” Allah Azza wa Jalla dan bukan karena mengharapkan kenikmatan dari-Nya.

 

Ridhalah atas pengaturan-Nya, juga atas ketetapan dan perbuatan-Nya, apabila itu semua telah engkau lakukan, maka engkau telah mati dari dirimu sendiri dan engkau akan ada bersamaNya. Hatimu akan menjadi tempat tinggal-Nya. Dia akan membolak-balikkan sesuai dengan kehendak-Nya pada Ka’bah, di dekat-Nya. Engkau akan bergantung pada kain penutupnya, hanya mengingatNya dan akan lupa dari segala sesuatu kecuali Dia.

 

Kunci masuk surga ada pada lafadz Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah, sekarang ataupun besok, engkau harus mati dari dirimu sendiri dan dari segala sesuatu selain Dia, dengan tetap menjaga batas-batas syariat. Dekat dengan Allah Swt. adalah surga bagi orang-orang sufi, dan jauh dari Allah Swt. adalah neraka bagi mereka. Mereka tidak mengharapkan sesuatu kecuali surga yang tadi, dan tidak takut terhadap sesuatu kecuali neraka yang tadi. Betapa pedihnya neraka tersebut (yakni jauh dari Allah Swt.) bagi mereka sehingga mereka sangat takut padanya. Seorang mukmin sejati akan meminta pertolongan agar tidak masuk neraka tadi dan akan melarikan diri darinya. Apalagi para pecinta (muhibbin) dan orang-orang yang ikhlas (mukhlis).

 

Betapa indahnya keadaan seorang mukmin di dunia maupun di akhirat. Di dunia dia tidak mempedulikan segala sesuatu, asalkan Allah Swt. ridha kepadanya. Di manapun dia berada, dia akan memperoleh bagiannya. Ke manapun dia menghadap, dia akan memandang cahaya-Nya. Tidak akan ada kegelapan baginya, dan semua isyarat-Nya tertuju kepadanya. Keyakinannya hanya kepada Allah Swt. demikian juga ketawakalannya.

 

Jangan menyakiti orang mukmin, karena hal itu akan menjadi racun di dalam orang yang menyakitinya dan akan menyebabkan kefakiran dan siksa-Nya. Wahai orang yang tidak mengenal Allah Swt. dan para wali-Nya! Janganlah kamu mencicipi makan dengan menggunjing mereka, hal itu akan menjadi racun yang mematikan. Sekali lagi takutlah jika engkau menyakiti mereka, karena mereka sangat dicintai oleh Allah Swt.

 

Wahai orang munafik, jendela kemunafikan di dalam hatimu telah terbuka lebar sehingga ia menguasai lahir dan batinmu. Obatilah dengan tauhid dan keikhlasan dalam setiap keadaan agar engkau dapat sembuh darinya. Banyak sudah batas syariat yang engkau langgar dan engkau cabik-cabik, sehingga melemahkan baju ketakwaanmu, mengotori pakaian tauhidmu dan memadamkan cahaya keimananmu serta mengundang kemurkaan Tuhanmu kepadamu.Apabila salah seorangdiantarakalian,sanggup melakukan ketaatan, maka janganlah bersikap ujub dan ingin dilihat oleh orang lain serta ingin mendapatkan pujian mereka. Apabila kalian hendak menyembah Allah Swt., maka hendaknya dia memisahkan diri dari makhluk, sesungguhnya pandangan manusia, dapat membatalkan amal tersebut. Nabi Saw. bersabda, “Engkau harus uzlah (memisahkan diri), sesungguhnya uzlah aalah ibadah yang sesungguhnya, ia merupakan perilaku orang-orang shalih sebelum kamu.”

 

Engkau harus beriman, kemudian yakin kemudian fana’ dan wujud dengan Allah Swt. bukan denganmu, bukan dengan selainmu dengan tetap memelihara batas-batas syariat,dan berpedoman pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw.Tidak ada kemuliaan bagi orang yang mengatakan sesuatu selain yang demikian, inilah keterangan yang tertera dalam al-Qur’an. Engkau harus selalu bergantung kepada Allah Swt. karena Dia adalah Dzat yang memberimu kecukupan di dunia dan di akhirat, bahkan Dialah yang menjaga engkau baik dalam keadaan hidup maupun mati. Dialah Dzat yang mengawasimu dalam setiap keadaan.

 

Hendaklah engkau berpegang teguh kepada al-Qur’an, layanilah Dia, maka engkau akan dilayani, dia akan meraih tangan di hatimu dan menempatkanmu di hadapan-Nya. Melakukan hal itu akan menumbuhkan sayap di dalam hatimu, dengan sayap itu engkau dapat terbang untuk sampai kepada Tuhan. Wahai orang yang telah mengenakan baju sufi, kenakanlah pakaian tersebut untuk nuranimu, kemudian untuk hatimu, kemudian untuk nafsumu dan kemudian untuk badanmu. Permulaan langkah zuhud dimulai dari sana, tidak dari lahir kemudian kepada batin. Apabila nurani telah murni, maka hati akan ikut murni, kemudian nafsu, anggota badan seterusnya makanan dan pakaiannya pun akan mengikuti sehingga seluruh keadaannya. Perhatikanlah sebuah rumah, langkah awal dalam memakmurkannya adalah bagian dalam, setelah bagian dalam telah sempurna kemudian bagian luar pimtunya.Lahiriah tidak akan terbentuk tanpa adanya batin, demikian juga makhluk, ia tidak akan ada tanpa adanya Khalig.

 

Segala sesuatu yang engkau miliki, pada hari kiamat tidak akan memberikan manfaat sama sekali, yang adajustru akan menjadi bencana bagimu. Kekayaan yang engkau miliki, tidak akan dapat engkau jual. Riya, nifak dan kemaksiatan tidak bisa dibelanjakan di pasar akhirat. Islam adalah agama yang benar, maka pegang teguhlah. Kata /slam terambil dari kata istislam (tunduk dan pasrah). Jadi engkau harus tunduk patuh pada perintah dan menyerahkan segala urusan kepada Allah Swt. menyerahkan dirimu kepada-Nya, bersandar hanya kepada-Nya dan meninggalkan segala sesuatu selain Dia, termasuk dunia yang ada pada tanganmu dengan menafkahkan dalam ketaatan kepada-Nya. Lakukanlah ketaatan dan serahkan kepadanya lalu engkau lupakan dan jangan diingat-ingat lagi.Amal itu ibarat pohon, amal tanpa keikhlasan laksana kulit tanpa isi, bagaikan sebatang kayu, laksana jasad tanpa ruh tidak jauh beda dengan bentuk tanpa makna. Itulah amal perbuatan orang-orang munafik.

 

Wahai muridku, Seluruh makhluk adalah alat. Allah Swt. Pencipta dan yang mangaturseluruhnya.Barangsiapa yang menyadari hal itu, maka dia akan lepas dari jerat alat dan akan memandang kepada Pembuatnya. Baginya, berdiri bersama dengan makhluk adalah sesuatu yang dibencinya dan menyedihkan, sebaliknya berdiri bersama dengan Khalig adalah kebahagiaan, keindahan, dan kenikmatan.

 

Engkau terputus dari orang-orang yang terdahulu, tidak ada nasab yang menghubungkan dirimu dengan mereka, engkau merasa cukup dengan pandanganmu sendiri dan tidak mau mencari guru untuk membimbing dan mengarahkanmu. Wahai orang yang berada di persimpangan jalan, wahai orang yang dipermainkan oleh setan manusia, setan jin, wahai penyembah hawa nafsu dan keinginan. Celakalah engkau! Engkau berada dalam kerugian. Mohon pertolonganlah kepada al-Hag Azza wa Jalla. Kembalilah berada di dekat-Nya. Apabila engkau telah merasa cukup, maka Allah Swt. akan melimpahkan karunia-Nya kepadamu, membukakan pintu bagianmu untukmu, pintu kelembutan dan pintu rahmat-Nya. Dunia akan ditahan dari dirimu, dan derajat ini hanya dicapai oleh beberapa wali dan beberapa shiddigin, karena Allah Swt. mengetahui tingkat ketakwaan mereka. Sesungguhnya mereka tidak sedikit pun melalaikan-Nya. Dunia tertahan dari mereka, Allah Swt.menghendaki waktu mereka tercurah untuk mencari-Nya dan datang kepada-Nya. Kalau saja Allah Swt. memberikan dunia kepada mereka, bisa jadi mereka terlena di dalamnya sehingga mengurangi waktu ibadah mereka kepada-Nya. Itulah yang banyak terjadi pada manusia. Rasulullah Saw. termasuk orang yang dilayani oleh dunia, akan tetapi tidak lengah dan tidak terlena di dalamnya. Beliau tidak menolehnya, melainkan zuhud dan berpaling darinya. Bahkan beliau menolaknya dengan memanjatkan doa, “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam kemiskinan, matikan aku sebagai orang yang miskin, dan himpunlah aku bersama dengan orang-orang miskin.”

 

Zuhud adalah pemberian yang baik, jika tidak tentu tidak seorang pun yang dapatzuhudterhadap bagiannya.Seorang mukmin dapat beristirahat dari beratnya ketamakan sehingga dia tidak tergesa-gesa. Hatinya zuhud terhadap segala sesuatu bahkan hatinya berpaling darinya dan sibuk dengan perintah Allah Swt. Dia benarbenar yakin bahwa bagiannya tidak akan lari ke mana sehingga dia tidak perlu mengejarnya. Dia meninggalkan bagiannya itu dengan memohonkannya agar ia datang dengan sendirinya.

 

Wahai muridku, engkau membutuhkan iman yang dapat memberikan petunjuk dalam mengarungi jalan menuju al-Hag Azza wa Jalla. Engkau juga membutuhkan keteguhan niat. Pada awal perjalanan engkau membutuhkan bekal sehingga pada akhirnya engkau membutuhkan iman. Ini bukan hanya perjalanan ke Makkah, orang bilang ke Makkah saja membutuhkan iman dan bekal, perjalanan yang aku tunjukkan ini membutuhkan bekal dan keimanan pada permulaan dan juga akhirnya.

 

Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauri r.a. bahwa pada awal mula ia mencari ilmu, dia mempunyai bekal 500 dinar. la berkata, “Tanpa uang itu, tentu akan merepotkan orang lain.” Ketika dia sungguh, bukan pecinta, bukan orang yang menerima, rela apalagi ma’rifat. Akan tetapi engkau mengaku telah marifat terhadap Allah Swt.

 

Katakanlah kepadaku,apa tanda-tandaorang marifat? Apakah ada engkau melihat ada cahaya. Apakah tanda wali Allah dan pewaris para Nabi? Engkau mengira bahwa setiap orang yang mengaku sesuatu tidak akan dipinta untuk membuktikannya. Di antara sifatsifat orang yang marifat kepada Allah Swt. adalah bersabar atas segala bencana, rela terhadap segala ketetapan dan takdir-Nya dalam setiap keadaan baik bagi dirinya, keluarganya ataupun seluruh makhluk-Nya.Wahai muridku, dalam satu hati tidak dapat berkumpul dua cinta: cinta kepada Allah Swt. tidak dapat bersatu dengan cinta kepada makhluk-Nya. Allah Swt. berfirman: “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam satu rongganya.” (O.Ss. al-Ahzab: 4)

 

Oleh karena itu, dunia dan akhirat tiak mungkin berkumpul dalam satu hati,demikian juga Khalig dengan makhluk.Tinggalkanlah segala sesuatu yang sementara (fana) sehingga engkau dapat mencapai (Dzat) yang abadi.Korbankanlah diri dan hartamu sehingga engkau mendapatkan surga. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang mukmin dengan memberikan surga untuk mereka.” (Q.S. at-Taubah: 111)

 

Selanjutnya berjuanglah dan berkorbanlah dengan hatimu. Hendaklah engkau zuhud terhadap segala sesuatu selain Allah Swt. sehingga engkau meraih kedekatan dengan-Nya dan engkau akan selalu bersama-Nya di dunia dan di akhirat. Wahai pecinta al-Hag Azza wa Jalla. Berjalanlah bersama takdir-Nya sebagaimana takdir berjalan. Bersihkan hatimu yang menjadi tempat berdekatan denganNya. Singkirkan segala sesuatu selain Dia dari dalamnya. Duduklah di pintu-Nya dengan pedang tauhid, ikhlas, dan jujur. Jangan pernah membuka hatimu untuk sesuatu selain Dia, jangan mengisi selaselanya dengan sesuatu selain Dia.

 

Wahai orang yang main-main, aku tidak akan bermainmain. Di sisiku juga tidak ada sesuatu selain Dia: aku hanya memiliki keikhlasan tanpa penyakit nifak dan kejujuran tanpa dusta. Allah Swt. menghendaki ketakwaan dan keikhlasan dari hatimu. Dia tidak memandang amalan lahirmu. Allah Swt. berfirman, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (Q.S. al-Hajj: 37)

 

Wanai anak Adam, segala sesuatu di dunia dan akhirat diciptakan untukmu.Di manakah rasa syukur,ketakwaan,dan baktimu terhadap-Nya. Janganlah engkau melakukan perbuatan tanpa ruh. Karena setiap amal itu mempunyai ruh, yaitu ikhlas.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada tanggal 19 Dzulhijjah 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramah sebagai berikut:

 

Diriwayatkan dari Nabi Isa a.s. bahwa apabila ia mencium bau yang sedap, maka ia menutup hidungnya seraya berkata, “Ini adalah bau dunia yang akan menjadi hujjah atas diri kalian.” Wahai orang yang mengaku zuhud dengan ucapan dan perbuatanmu. Kalian telah mengenakan pakaian orang zuhud, tetapi hatimu masih dipenuhi cinta dunia. Apabila engkau menanggalkan pakaian zuhudmu itu, maka yang akan nampak adalah rasa cinta dunia yang ada di dalam hati kalian, dan ternyata cinta dunia yang ada pada hatimu lebih besar dibandingkan dengan cinta dunianya seorang munafik tulen. Orang yang benar-benar zuhud, baginya dunia akan datang dengan sendirinya, sehingga lahirnya nampak mengambil dunia, tetapi hatinya dipenuhi dengan sikap zuhud terhadap dunia dan terhadap yang lainnya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. lebih zuhud dibandingkan dengan Nabi Isa a.s. dan nabi-nabi yang lainnya. Meski beliau pernah bersabda, “Aku dijadikan menyukai tiga hal dari dunia: wewangian, perempuan dan dijadikan kesejukan mataku dalam shalat.”

 

Rasulullah Saw. mencintai itu semua disertai sikap zuhud terhadapnya dan juga yang lainnya. Karena semua yang beliau sukai itu telah ditetapkan menjadi bagiannya berdasar pada ilmu Allah swt. Apa yang beliau peroleh merupakan buah dari ketaatannya mengikuti segala perintah. Barangsiapa pun yang memperoleh bagiannya dengan cara seperti itu, masih termasuk dalam ketaatan walaupun hidupnya dipenuhi oleh dunia.

 

Wahai orang yang zuhud di atas kebodohan, dengarkanlah, jujurlah,danjangan berdusta.Belajarlah tentang masalah ini sehingga engkau tidak lagi menolak takdir akibat kebodohan kalian. Setiap orang yang bodoh hanya mengikuti pandangannya sendiri, selalu menerima bisikan hawa nafsu dan setan. Dia adalah hamba iblis, dia mengikutinya dan menjadikan iblis sebagai gurunya.

 

Wahai orang yang bodoh! Wahai orang munafik! Betapa gelapnya hati kalian, betapa busuknya bau kalian dan betapa banyaknya igauan kalian. Bertaubatlah dari apa yang tengah kalian geluti,janganlah mencela Allah Swt.dan para walinya. Sesungguhnya Alah Swt. mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya. Jangan pernah menentang mereka dalam mengambil bagian-bagian itu, karena mereka mengambil bagiannya berdasarkan perintah bukan karena hawa nafsu. Mereka memiliki rasa cinta yang besar kepada Allah Swt. disertai dengan kerinduan yang mendalam dan sikap zuhud terhadap segala sesuatu selain Allah Swt. baik lahir mau pun batin. Mereka berpaling dari segala sesuatu, tetapi mereka berhak mendapat bagian sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh ilmu, sehingga mau tidak mau mereka harus menerima bagiannya.

 

Ujian paling besar atas mereka adalah berdirinya mereka pada dunia, keterlenaan mereka di dalamnya dan penglihatan mereka terhadap orang-orang yang mendustakan Allah Swt. dan juga berdusta terhadap mereka.

 

Wahai muridku, tinggalkanlah berbicara dengan makhluk selagi engkau berdiri dengan nafsu dan keinginanmu. Matilah dari pembicaraan. Sesungguhnya Allah Swt. jika menghendaki kamu untuk sesuatu, Dia akan menyediakanmu untuknya. Apabila Dia menghendaki, Dia akan menyebarkan untukmu dan menjadikan engkau ahli dan meneguhkanmu di dalamnya. Biarkanlah Dia yang memperlihatkan, bukan dirimu. Serahkan dirimu, ucapanmu dan seluruh keadaanmu kepada kekuasan-Nya dan sibukkanlah dengan amal bersama-Nya. Beramallah tanpa banyak bicara dan ikhlaslah tanpa riya, tauhidlah tanpa kemusyrikan, sunyi tanpa ramai, dan batin tanpa lahir. Sibukkan batin dengan mengukuhkan niat, engkau berbicara kepada Allah Swt.dan mengisyaratkan kepada-Nya dengan ucapanmu, “Kepada Engkau kami menyembah dan kepada Engkau kami memohon pertolongan.” (Q.S. al-Fatihah: 5)

 

Ungkapan tersebut ditujukan kepada yang hadir di hadapanku. Wahai orang yang mengenalku, wahai orang yang dekat denganku dan menyaksikanku, berbicaralah kepada-Nya dengan cara seperti itu. Rasulullah Saw. bersabda, “Sembahlah Allah seolaholah engkau melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihat kamu.” (H.R. Muslim) Wahai muridku, sucinya hatimu adalah dengan memakan makanan yang halal, maka engkau dapat mengenal Tuhanmu. Bersihkanlah suapan, kehangatan dan hatimu sehingga engkau menjadi orang sufi.

 

Kata tasawuf diambil dari kata ash-Shafa (bersih atau suci), wahai orang yang menganakan pakaian wol, seorang yang benarbenar sufi, dia mensucikan hatinya dari segala sesuatu selain Dia. Sufi tidak cukup dengan mengenakan pakaian wol, menguningkan wajah dan mengumpulkan banyak tanda kemudian bercerita tentang orang-orang shalih yang menggerakkan jari jemarinya ketika membaca tasbih dan tahlil. Akan tetapi seorang sufi haruslah benarbenar dalam mencari al-Hag Azza wa Jalla,zuhud terhadap dunia dan mengeluarkan ketergantungan terhadap semua makhluk di dalam hatinya, serta menyucikannya dari segala sesuatu selain Allah Azza wa Jalla.

 

Seorang ahli sufi mengatakan, pada malam hari aku berkata, “Wahai Tuhanku, janganlah Engkau mencegah sesuatu yang memberikan manfaat bagiku dan tidak membahayakanku.” Aku mengulangi doa itu beberapa kali sehingga aku tertidur. Kemudian di dalam tidurku aku melihat seseorang berbicara kepadaku, “Dan kamu juga jangan menghalangi orang melakukan sesuatu yang berguna bagimu dan cegahlah orang yang akan melakukan sesuatu yang membahayakan bagimu.”

 

Perbaikilah hubungan kalian dengan Nabi kalian. Barangsiapa yang benar-benar mengikutinya, maka telah benar hubungannya. Adapun perkataan kita yang menyatakan, “Aku adalah bagian dari umat beliau.” Tetapi tidak mengikuti sunnahnya, maka itu sama sekali tidak berguna. Apabila engkau menjadikan perkataannya dan perbuatannya sebagai teladan, maka engkau akan bersama beliau di akhirat kelak. Tidakkah engkau mendengar firman Allah Swt. “Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah!.” (Q.S. al-Hasyr: 7)

 

Laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu dan jauhilah apa yang dilarang untukmu,maka engkau akan dekat kepada Tuhanmu di dunia dengan hatimu dan di akhirat dengan ruh dan jasadmu. Wahai orang zuhud, tingkat ke-zuhud-an mu masih harus diperbaiki.Zuhudmu masih disertai hawanafsu dan keinginan bahkan kamu mengikuti pendapatmu sendiri. Ikutilah langkah kaki orang yang marifat, para guru, para ulama yang mengamalkan ilmunya dan berusaha menghadapi manusia dengan nasihat tanpa ada rasa tamak, dan hatinya selalu menghadap Allah Swt. dan berpaling dari segala sesuatu selain Dia.

 

Wahai muridku, kembalilah engkau kepada Tuhanmu dengan hatimu. Kamu hanya senang bercerita tentang orang-orang shalih dan berangan-angan untuk mendapatkannya. Engkau ibarat orang yang menggenggam air, ketika engkau buka tangamu,tidak ada yang tersisa dari air itu. Celakalah engkau, karena lamunan adalah lembah kebodohan.Rasulullah Saw. bersabda, jangan hanya melamun karena lamunan adalah lembah ketololan.”

 

Engkau melakukan amalan orang-orang yang tidak baik, kemudian engkau mengharapkan derajat orang-orang yang baik. Barangsiapa yang harapannya lebih besar dari rasa takutnya, maka dia telah berbuat zindig, dan barangsiapa yang rasa takutnya lebih besar daripada harapnya, berarti dia telah putus asa. Yang terbaik adalah keseimbangan di antara keduanya. Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila ditimbang rasa akut dan harap seorang mukmin, maka tentulah akan seimbang.”

 

Diriwayatkan dari para ahli sufi, “Aku berimimpi bertemu dengan Sufyan ats-Tsauri setelah ia meninggal dunia, aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang dilakukan Allah Swt. terhadapmu?’ Dia menjawab, Aku meletakkan sebelah kakiku pada shirat (jembatan) sedangkan yang satunya lagi sudah sampai di surga.” Salam sejahtera baginya. Dia adalah seorang yang ahli figh dan wara’ (hati-hati), dia mempelajari ilmu sekaligus mengamalkannya, ia menunaikan apa yang menjadi hak ilmu, yaitu diamalkan sekaligus memberikan hak amal, yaitu keikhlasan. Maka Allah Swt. memberikan keridhaan-Nya demikian juga Rasulullah Saw.karena ia telah mengikuti Allah Swt.dan Rasul-Nya itu. Orang yang tidak mengikuti Rasulullah Saw. dan tidak menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman, maka dia tidak akan pernah sampai kepada Allah Swt. bahkan ia akan binasa dan membinasakan (orang lain),dia akan tersesat dan menyesatkan.Keduanya (Kitabullah dan Sunnah Rasulullah) adalah petunjuk. Al-Qur’an akan membawa kepada Allah Swt. dan Sunnah akan membawa kepada Rasulullah Saw..

 

Ya Allah jauhkan kami dari hawa nafsu kami. Berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”

 

 

 

 

 

 

 

Pada tanggal 20 Dzulhijjah 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Rasulullah Saw. bersabda, “Salah satu pembendaharaan Arasy adalah menyembunyikan beberapa musibah.”

 

Wahai orang yang mengadukan musibahnya kepada makhluk. Apa manfaat pengaduanmu itu, karena mereka tidak akan dapat mendatangkan manfaat sebagaimana mereka juga tidak dapat menimpakan madarat kepadamu.Apabila engkau bergantung kepada makhluk dan menyekutukan al-Hag di depan pintu-Nya, maka mereka akan menjauhkanmu dan menjerumuskanmu ke dalam murka-Nya. Mereka akan menghalangimu dari-Nya. Engkau adalah orang bodoh, tetapi mengaku orang berilmu. Salah satu kebodohanmu adalah tersita waktu engkau dengan dunia sehingga melupakan Tuhan penciptan dunia. Engkau mencari pengobat bencana dengan mengadukannya kepada makhluk.

 

Celakalah engkau! Apabila anjing yang buas saja dapat dilatih berburu, menjaga binatang buruan dan meninggalkan keinginan serta wataknya, demikian juga burung, apabila dilatih ia dapat menahan keinginannya untuk memakan buruan.Nafsumu lebih layak untuk menerima pendidikan lebih dari anjing dan burung. Ajari dia dan berikan pemahaman sehingga dia tidak menyantap habis pilar agamamu, menghancurkanmu dan mengkhianati amanat Allah Swt, yang telah dititipkan kepadanya. Nyawa dan darah seorang mukmin itu dilindungi oleh agama. Janganlah bergandengan dengan hawa nafsu sebelum engkau mendidikanya. Apabila nafsu telah dididik, mendapat pamahaman dan telah jinak, temanilah dia dan jangan tinggalkan ia dalam keadaan apa pun.

 

Apabila nafsu telah jinak, ia akan menjadi lembut, memiliki pemahaman, dan akan mnerima takdir yang telah menentukan setiap bagian. Janganlah engkau mencoba memisahkan tepung gandum dari roti, karena roti itu dari tepung gandum.Jangan terlalu menyukai makan,jadikan makanmu sebagai upaya untuk menambah kekuatan dalam rangka beribadah, taat, dan melakukan kebaikan kepada orang lain. Wataknya akan berubah menjadi pemurah, zuhud terhadap dunia dan cinta terhadap akhirat. Kemudian ketika dia telah zuhud terhadap akhirat, ia akan beralih mencari Allah Swt. maka ia (nafsu) akan mencari bersamamu. la akan berjalan bersamamu menuju pintu-Nya. Ketika itulah orang lain akan datang kepadamu seraya berkata,“Wahai orang yang tidak makan dan tidak minum.”

 

Orang sakit yang berakal tidak akan mau makan kecuali sesuai dengan anjuran dokternya, ia akan selalu mematuhi dokter tersebut dengan penuh sopan santun. Dia tidak akan melakukan hal bodoh, baik saat berada di hadapannya mau pun ketika sang dokter tidak ada.Wahai orang yang tolol, wahai orang yang tergesa-gesa.Makanan telah diciptakan untukmu, adakah orang lain yang dapat merebutnya? Kebodohan apa yang engkau lakukan? Engkau tidak memiliki keteguhan, akal, keimanan, dan tidak membenarkan janji Allah Swt. Wahai muridku, apabila engkau bersama dengan seseorang yang mulia, hendaklah engkau memperhatikan sopan santun kepadanya, janganlah meminta upah ataupun pemberian. Keduanya akan engkau dapatkan tanpa harus meminta dan melakukan etika yang tidak baik. Dengan tidak melihat engkau meminta dan beretika tidak baik, dia akan mengistimewakan engkau lebih dari yang lain. Ia akan menemanimu dan memuliakanmu. Allah Swt. tidak menerima ditemani dengan sikap menentang dan membantah. Tetapi sebaliknya, harus dengan sikap yang baik, tenang lahir dan batin dan penuh suka rela.

 

Barangsiapa yang rela dengan takdir, maka dia akan senantiasa bersama Allah Swt. orang yang marrifat kepada Allah Swt. dan mengetahui-Nya akan berdiri bersama Dia, bukan dengan segala sesuatu selain Dia. la akan hidup bersama-Nya, tidak dengan segala sesuatu selain Dia.

 

Wahai muridku, apabila engkau berbicara maka berbicaralah dengan niat yang baik, demikian juga ketika engkau diam, niatilah dengan niat yang baik. Setiap amal yang tidak didahului oleh niat, maka amainyatidak akan berarti apa-apa.Bahkan engkau akan berada dalam dosa apabila tidak meluruskan niat terlebih dahulu. Diam dan bicaramu menjadi tidak bernilai Sunnah. Ketika keadaan berubah, rezeki menjadi sulit, engkau pun akan berubah demi mendapatkan sesuap nasi. Ketika barangmu rusak, engkau bisa menjadi kufur atas nikmat Allah yang lain, itu dikarenakan hilangnya satu nikmat yang ada pada dirimu. Dengan demikian, seolah-olah engkau adalah penguasa yang dapat memutuskan. Engkau diperintahkan untuk melaksanakan, tetapi tidak engkau lakukan. Mengapa engkau masih bersikap demikian? Setelah engkau bersikap seperti itu,tentu engkau akan dibenci dan diusir. Siapakah engkau wahai anak Adam? Engkau diciptakan dari setetes air mani yang hina. Merendahlah kepada Tuhanmu, jika kamu tidak bertakwa, maka tidak ada kemuliaan bagimu di sisi Allah Swt. ataupun di hadapan orang-orang yang shalih, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Wahai manusia, hendaklah engkau selalu berhati-hati karena engkau senantiasa berada dalam pengawasan Allah Swt. seharusnya engkau berpikir, bukalah mata hatimu. Apabila engkau menghadiri suatu perkumpulan di dalam rumah, maka jangan membuka pembicaraan terlebih dahulu, lebih baik menjawab pembicaraan yang diajukan oleh orang lain. Engkau tidak perlu bertanya tentang sesuatu yang tidak berguna. Tauhid adalah suatu kewajiban. Demikian halnya dengan mencari yang halal, mencari ilmu-ilmu yang menyangkut kegiatan sehari-hari dan ikhlas dalam beramal juga fardlu. Menjauhlah dari orang-orang fasik dan munafik, datangi dan bergaulah dengan orang-orang yang shalih dan benar. Apabila engkau tidak dapat membedakan mana yang shalih dan mana yang munafik, maka bangunlah pada tengah malam lalu shalatlah dua rakaat. Setelah itu panjatkanlah doa, “Ya Allah tunjukkan kepadaku orang-orang shalih dari rmakhluk-Mu, tunjukkanlah kepadaku orang yang dapat membawa aku sampai kepada Engkau, memberi makanan dari-Mu, memberiku minum dari minuman-Mu bahkan menghiasi mataku dengan cahaya kedekatan denganmu, dan ia bisa menceritakan kepadaku apa yang benar-benar dia lihat, bukan cerita semata.”

 

Orang-orang sufi makan dari makanan kemurahan Allah Swt, minum dengan minuman kasih sayang-Nya, mereka menyaksikan pintu kedekatan-Nya, mereka tidak merasa cukup dengan kebaikan yang ada, tetapi mereka benar-benar berjuang, bersabar dan pergi meninggalkan dirinya dan makhluk sehingga mereka memperoleh kebaikan yang sesungguhnya. Ketika mereka telah sampai kepada Tuhannya, Dia mendidik mereka, mengajarkan mereka hikmah dan ilmu. Dia memperlihatkan kepada mereka kerajaan-kerajaan-Nya, dan memperkenalkan kepada mereka bahwa tidak ada selain Dia baik di langit maupun di bumi.Tidak ada Pemberi selain Dia, tidak ada yang dapat mencegah selain Dia, tidak ada yang menggerakkan dan mendiamkan selain Dia,tidak ada yang menentukan dan menetapkan selain Dia, tidak ada yang memuliakan dan menghinakan selain Dia, tidak ada yang menguasai dan memaksa kecuali Dia. Tuhan akan memperlihatkan apa yang ada di sisi-Nya kepada mereka sehingga mereka dapat melihatnya dengan mata hari dan nuarani mereka. Oleh karena itulah, mereka tidak silau dengan kerajaan dunia. Ya Allah perlihatkanlah kepada kami sebagaimana engkau memperlihatkan kepada mereka beserta ampunan dan kesehatan. Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

Wahai manusia, bertaubatlah karena engkau telah meninggalkan ketakwaan, ketakwaan adalah obat dan meninggalkannya adalah penyakit. Bertaubatlah, karena taubat adalah obat sedangkan dosa adalah penyakit. Pada suatu hari, Rasulullah Saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Maukah kalian aku beritahukan penyakit kalian dan obatnya.” Mereka menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah Saw. bersabda, “Penyakit kalian adalah dosa dan obatnya adalah taubat.”

 

Taubat adalah atapnya hati, senantiasa menghadiri majelis dzikir dantaat kepada Allahadalah penyembuhnya.Bertaubatlah dengan lisan iman agar engkau memperoleh kebahagiaan. Berbicaralah dengan kalam tauhid dan keikhlasan, sehingga engkau mencapai kejayaan dari Tuhan kalian. Jadikanlah keimanan sebagai senjata kalian ketika menghadapi berbagai ujian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hari Jum’at pagi tanggal 7 Jumadil Awal 545 H di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Jadilah orang yang berakal danjangan berdusta.Engkau mengatakan, “Aku takut kepada Allah Swt. tetapi engkau masih merasa takut dengan sesuatu selain Dia.” Jangan takut kepada jin,manusia ataupun malaikat, jangan takut kepada makhluk, baik yang berbicara mau pun tidak,jangan takut dari siksa dunia dan adzab akhirat.Takutlah engkau kepada Dzat yang akan memberikan adzab.Orang yang berakal tidak akan takut terhadap cercaan orang, dia tuli dari selain pembicaraan Allah Swt. Dalam pandangannya setiap makhluk adalah lemah, sakit, dan membutuhkan (fakir). Orang-orang seperti ini adalah ulama yang mengamalkan ilmunya, yakni ulama yang memahami hakikat Islam. Mereka adalah dokter ruhani yang dapat membalut luka (kerusakan agama).Wahai orang yang terluka agamanya, datangilah mereka agar mereka dapat membalut luka yang terdapat pada agamamu. Dialah yang menurunkan penyakit, dan Dia pula yang menurunkan obatnya. Dia mengetahui apa yang lebih maslahat.Jangan berprasangka buruk terhadap perbuatan Tuhan. Dirimulah yang lebih layak dicurigai dan dicela. Katakanlah kepada dirimu, “Anugerah adalah untuk orang-orang yang taat, dan tongkat hanya untuk orang-orang yang durhaka.” Apabila Allah Swt. menghendaki kebaikan bagi seseorang, maka Dia akan mengujinya, apabila ia bersabar maka Allah Swt. akan mengangkatnya, memperbaiki keadaannya dan menjadikannya menerima.

 

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kedekatan denganMu tanpa ujian. Lembutlah terhadap kami dalam ketentuan dan ketetapan-Mu. Jauhkan kami dari kejahatan orang-orang yang jahat. Peliharalah kami sesuai dengan kehendak-Mu. Kami memohon kepadaMu ampunan dan kesehatan dalam agama, dunia dan akhirat. Kami memohon kepada-Mu taufik untuk beramal shalih serta ikhlas dalam beramal. Amin.

 

Suatu ketika ada seorang yang datang kepada Abu Yazid alBusthami r.a. sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Yazid bertanya kepadanya, Apa yang engkau cari?” Orang itu menjawab,””Aku mencari tempat yang bersih untuk shalat.“Yazid berkata, “Bersihkanlah hatimu lalu shalatlah di manapun engkau mau.“Tidak ada orang yang tahu tentang riya kecuali orang yang ikhlas. Mereka beramal dengan keikhlasan. Keikhlasan adalah tingkatan yang harus mereka lewati. Riya, ujub, dan nifak adalah panah-panah setan yang diarahkan kepada hati.Terimalah nasihat dari para guru, pelajari rahasia perjalan menuju al-Hag Azza wa Jalla dari mereka. Sesungguhnya mereka telah menempuh jalan tersebut. Tanyakan kepada mereka tentang bahaya nafsu, keinginan, dan watak. Sungguh mereka telah berhasil mengatasi semuanya. Perjalananmu masih jauh, sedangkan mereka telah melewati semuanya. Jangan tertipu oleh bujuk rayu setan, jangan mau dibinasakan oleh hujaman panah nafsu, sesungguhnya dia tidak akan dapat menguasaimu kecuali dengan jalannya. Setan jin tidak dapat menguasaimu kecuali dengan jalan setan manusia, yang salah satunya adalah nafsu dan teman-teman yang buruk. Mohon pertolonganlah kepada Allah Swt. atas musuh-musuhmu itu. Apabila engkau telah mendapati-Nya, maka dia akan membantumu. Dan engkau akan melihat apa yang ada di sisi-Nya. Lalu kembalilah kepada keluarga dengan membawa sesuatu dari sisi-Nya. Kemudian tolonglah seluruh manusia dari belenggu musuh-musuh itu.Katakan kepada mereka, Datanglah kepadaku dengan keluarga kalian semua.” Ketika Nabi Yusuf a.s. telah mendapatkan kejayaan dan kerajaan dia berkata kepada keluarganya, “Bawalah keluargamu semuanya kepadaku.” (Q.S. Yusuf : 93)

 

Orang yang celaka adalah orang yang terhalang dari Allah Swt. dia tidak dapat berdekatan dengan-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Pada sebagian Kitab-Nya Allah Swt. berfirman, “Apabila engkau telah kehilangan Aku, sesungguhnya engkau telah kehilangan segalanya.” Bagaimana engkau tidak akan kehilangan Allah Swt. sedangkan engkau berpaling dari-Nya dan dari orangorang mukmin. Bahkan engkau menyakiti mereka dengan ucapan dan perbuatanmu. Engkau berpaling dari mereka lahir dan batin, Rasulullah Saw. bersabda, “Menyakiti orang mukmin dosanya lebih besar lima belas kali di sisi Allah daripada menghancurkan Ka’bah dan Baitul Ma’mur.”

 

Celakalah engkau! Perhatikanlah wahai orang yang masih menyakiti wali Allah Swt. padahal mereka adalah orang-orang mukmin yang shalih dan mar’rifat kepada-Nya. Mereka senantiasa tawakal kepada-Nya. Celakalah engkau! Sebentar lagi engkau akan menjadi mayat, diusung dan dikeluarkan dari rumahmu. Harta yang engkau bangga-banggakan itu akan dibagikan, tidak akan berguna lagi dan tidak akan membelamu.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada tanggal 9 Jumadil Awal tahun 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Diriwayatkan dari Rasulullah Saw. bahwa ada seorang laki-laki datang kepada beliau seraya berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah Swt. Beliau bersabda kepadanya, ‘Maka ambillah ujian dan kefakiran sebagai pakaian.”

 

Dengan kata lain, Rasulullah mengatakan, “Karena engkau mencintaiku, maka hendaknya engkau memiliki sifat yang ada pada diriku,yaitumenempuhujian dan hidup dalam kefakiran.” Syaratorang yang mencintai adalah mengikuti apa yang dicintainya. Perhatikanlah apa yang dilakukan Abu Bakar ash-Shiddig dalam membuktikan rasa cintanya kepada beliau, dia menginfakkan seluruh harta bendanya dan setia bersama beliau dalam menghadapi berbagai kepahitan, dia menerapkan sifat-sifat beliau. Dia mencintai beliau baik dalam keadaan menyendiri maupun di tengah keramaian.

 

Engkau telah berdusta dengan mengaku cinta kepada orangorang shalih, tetapi engkau menyembunyikan uang dan hartamu dari mereka, padahal engkau ingin dekat dan menemani mereka. Jadilah orang yang berakal.Ini adalah cinta yang dusta.Orang yang mencintai tidak akan menyembunyikan apa pun dari orang yang dicintainya, bahkan dia akan mengutamakan kekasih di atas segalanya. Kefakiran adalah teman Rasulullah Saw..

 

Oleh karena itu, beliau bersabda, “Kefakiran lebih cepat datang kepada orang yang mencintaiku, daripada mengalirnya air ke tempat berhentinya.” Aisyah r.a. berkata, “Begitu mahalnya dunia ketika Rasulullah Saw. masih bersama kami. Manakala beliau telah wafat, dunia datang begitu melimpah ruah kepada kami.” Jadi syarat mencintai Rasulullah Saw. adalah sanggup menerima kefakiran dan syarat mencintai Allah Swt. adalah sanggup menerima bencana dan ujian.

 

Sebagian ahli sufi mengatakan, setiap bala berkaitan dengan ke-wali-an. Sehingga orang tidak mengaku cinta kepada Allah disertai dengan dusta, nifak, dan riya. Kembalilah dari pengakuan dustamu. Jangan bermain-main dengan binatang buas, karena ia akan menerkammu, apabila engkau memiliki keberanian dan kekuatan, boleh engkau hadapi.Jalan menuju Allah Swt.memerlukan kesungguhan dan cahaya marifat. Cahaya marifat itu akan terbit pada hati orang-orang yang benar, tidak pernah tenggelam siang ataupun malam.

 

Wahai muridku, berpalinglah dari orang-orang munafik yang menantang murka Allah Swt. jadilah orang yang berakal, janganlah mengikuti kebanyakan orang. Mereka tak ubahnya seperti binatang yang memakai pakaian.Ambillah cermin lalu pandang dan renungkan. Mohonlah kepada Allah agar kamu dapat memandang dirimu dan diri mereka. Sungguh, aku telah mengenal makhluk dan Khalig, sehingga aku dapat melihat keburukan pada makhluk dan kebaikan pada Khalig. Ya Allah, selamatkan kami dari kejahatan makhluk, dan berilah kami kebaikan-Mu di dunia dan di akhirat.

 

Aku tidak menginginkan kebaikan itu untukku, tetapi untukmu. Aku mengambil sesuatu darimu demi kebaikanmu bukan untukku, sesungguhnya aku tidak memerlukan apa yang aku ambil itu. Aku punya pekerjaan dan aku bertawakal kepada Allah Swt. aku tidak menunggu apa yang akan engkau bawa untukku sebagaimana orang munafik yang riya dan pura-pura bertawakal kepada Allah Swt. Aku hendak membersihkan hati manusia dan penghuni bumi ini. Jadilah engkau sebagai orang yang berakal dan jangan bersikap angkuh kepadaku. Aku mengetahui siapa yang baik dan siapa yang buruk di antara kalian. Hal itu aku peroleh karena taufik dari Allah dan Dia telah menjadikanku ahli untuk itu.

 

Apabila engkau ingin bahagia, maka ikutilah aku, aku akan membersihkanhati,watak,keinginan,setan,musuh-musuh,dankawankawan burukmu. Mohon pertolonganlah kepada Tuhanmu untuk mengalahkan musuh-musuhmu. Yang memperoleh pertolonganNya hanyalah orang-orang yang sabar dalam menghadapi mereka. Dan orang-orang yang terhina adalah orang yang menggantungkan diri kepada mereka. Ujian itu banyak, tetapi yang menurunkannya hanya satu. Penyakit itu banyak tetapi dokternya hanya satu.

 

Wahai orang-orang yang sakit jiwanya, sembuhkanlah jiwamu itu dengan datang kepada dokternya. Jangan berprasangka buruk dengan apa yang akan dia lakukan terhadapmu karena dia lebih mengetahui tentang jiwa kalian. Bersimpuhlah di hadapannya dan jangan menentangnya. Dengan begitu engkau akan melihat kebaikan dunia dan akhirat. .

 

Para wali itu selalu diam, tidak bergerak dan terkagum-kagum. Setelah lama, Allah Swt. yang akan membuatnya berbicara seperti membuat berbicara benda mati. Pada hari kiamat mereka tidak berbicara kecuali setelah Allah menjadikannya berbicara, mereka tidak mengambil kecuali setelah diberi, tidak menengadahkan tangan kecuali apabila diberi. Hati mereka laksana hati para malaikat. Allah Swt. berfrman, “Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.” (Q.S. at-Tahrim: 6)

 

Mereka bertemu dengan para malaikat, bahkan kedudukan mereka lebih tinggi dari malaikat, ma’rifat mereka terhadap Allah lebih unggul. Bahkan para malaikat menjadi pelayan dan pengikut mereka, karena perintah telah mengisi hati mereka, sehingga hati mereka terpelihara dari segala ujian yang menerpa jasad mereka. Apabila engkau hendak mencapai kedudukan seperti mereka, maka hendaknya engkau membuktikan nilai-nilai keislamanmu, meninggalkan dosa-dosa baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Lalu tumbuhkan sikap wara’ (hati-hati) dan zuhud terhadap dunia juga terhadap akhirat.

 

Hendaklah engkau merasa cukup dengan karunia Allah Swt. dan zuhud terhadap karunia Allah Swt. dan merasa cukup bila berada di dekat-Nya. Apabila engkau telah merasa cukup, maka Allah Swt. akan melimpahkan karunia-Nya kepadamu, membukakan pintu bagianmu untukmu, pintu kelembutan dan pintu rahmat-Nya. Dunia akan ditahan dari dirimu, dan derajat ini hanya dicapai oleh beberapa wali dan beberapa shiddigin, karena Allah Swt. mengetahui tingkat ketakwaan mereka. Sesungguhnya mereka tidak sedikit pun melalaikan-Nya.Dunia tertahan dari mereka, Allah Swt. menghendaki waktu mereka tercurah untuk mencari-Nya dan datang kepada-Nya. Kalau saja Allah Swt. memberikan dunia kepada mereka, bisa jadi mereka terlena di dalamnya sehingga mengurangi waktu ibadah mereka kepada-Nya. Itulah yang banyak terjadi pada manusia. Rasulullah Saw. termasuk orang yang dilayani oleh dunia, akan tetapi tidak lengah dan tidak terlena di dalamnya. Beliau tidak menolehnya, melainkan zuhud dan berpaling darinya. Bahkan beliau menolaknya dengan memanjatkan doa, “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam kemiskinan, matikan aku sebagai orang yang miskin, dan himpunlah aku bersama dengan orang-orang miskin.”

 

Zuhud adalah pemberian yang baik, jika tidak tentu tidak seorang pun yang dapatzuhudterhadap bagiannya.Seorang mukmin dapat beristirahat dari beratnya ketamakan sehingga dia tidak tergesa-gesa. Hatinya zuhud terhadap segala sesuatu bahkan hatinya berpaling darinya dan sibuk dengan perintah Allah Swt. Dia benarbenar yakin bahwa bagiannya tidak akan lari ke mana sehingga dia tidak perlu mengejarnya. Dia meninggalkan bagiannya itu dengan memohonkannya agar ia datang dengan sendirinya.

 

Wahai muridku, engkau membutuhkan iman yang dapat memberikan petunjuk dalam mengarungi jalan menuju al-Hag Azza wa Jalla. Engkau juga membutuhkan keteguhan niat. Pada awal perjalanan engkau membutuhkan bekal sehingga pada akhirnya engkau membutuhkan iman. Ini bukan hanya perjalanan ke Makkah, orang bilang ke Makkah saja membutuhkan iman dan bekal, perjalanan yang aku tunjukkan ini membutuhkan bekal dan keimanan pada permulaan dan juga akhirnya.

 

Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauri r.a. bahwa pada awal mula ia mencari ilmu, dia mempunyai bekal 500 dinar. la berkata, “Tanpa uang itu, tentu akan merepotkan orang lain.” Ketika dia telah memperoleh ilmu dan telah marrifat kepada Allah Swt. maka ia menginfakkan seluruh sisa yang ada saat itu juga kepada fakir miskin. la berkata, apabila langit terbuat dari besi sehingga tidak menurunkan hujan, dan bumi terbuat dari batu sehingga tidak bisa menumbuhkan tanaman, lalu aku merasa bingung untuk mencari rezeki, maka saat itu aku telah kafir.” Hendaklah engkau bekerja dan menjalankan“sebab-akibat” hingga imanmu menjadi kuat.Kemudian berpindahlah dari “sebab-akibat” kepada Yang Maha menjalankan sebab akibat.

 

Para Nabi a.s. juga menjalankan usaha dan menjalani “sebabakibat” pada awal perjuangannya, pada akhirnya mereka bertawakal. Mereka menghimpun usaha dengan tawakal sejak dari awal hingga akhir perjalanan, baik secara syariat maupun secara hakikat. Wahai orang yang terhalang, jangan sampai engkau meninggalkan usaha lalu bersandar kepada tangan orang lain dan berharap pada mereka. Sungguh engkau telah mengkufuri nikmatnya takdir. Allah Swt. akan murka dan menjauh darimu. Meninggalkan usaha dan bergantung kepada manusia akan melahirkan siksa dari Allah Swt.

 

Ketika Nabi Sulaiman a.s. kehilangan kerajaannya, ia diuji dengan berbagai siksa salah satunya adalah harus makan dari pemberian orang lain. Saat masih dalam kerajaan ia bekerja dan makan dari hasil usahanya. Ketika Allah Swt. menyempitkan dirinya dan mengeluarkannya dari kerajaan, jalan rezekinya menjadi sempit sehingga dia harus makan dari pemberian orang lain. Dia mengalaminya selama empat puluh hari.

 

Adapun para wali tidak pernah lepas dari kesulitan dan tidak pernah melepaskan bawaannya. Air matanya tidak pernah berhenti, mereka tidak pernah berhenti menerima ujian sehingga mereka bertemu dengan Tuhannya. Pertemuan tersebut ada dua: bertemu di dunia dengan hati dan nurani mereka. Dan pertemuan di akhirat adalah bertemu langsung dengan-Nya sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan setelah sebelumnya mangarungi berbagai bencana dan ujian.

 

Setelah menerangkan tentang hawa nafsu, Ali r.a. berkata, “Tahanlah ia (nafsu) dari syahwat dan kelezatan, berilah makanan yang bersih dan tidak bernajis, yakni makan yang halal bukan yang | haram.” Selanjutnya ia berkata lagi, “Berilah dia makanan yang halal agar tidak sombong dan tidak beretika tidak baik.”

 

Ya Allah, ma’rifatkan kami kepada Engkau sehingga kami dapat mengenal Engkau. Amiin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada tanggal 11 Jumadil Awal 545 H, di Madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang bersimpuh di hadapan orang kaya untuk mendapatkan kekayaan, maka hilanglah dua pertiga agamanya.”

 

Wahai orang-orang munafik, ini adalah peringatan bagi orang yang suka bersimpuh di hadapan orang kaya, bagaimana orang yang shalat, berpuasa, dan naik haji masih belum lepas dari wataknya ini? Wahai orang-orang musyrik! Engkau tidak akan mendapatkan kebaikan apa pun dari mereka atau dari selain mereka. Berserahalah dan bertaubatlah kepada Allah Swt. seraya memurnikan taubat itu, sehingga imanmu menjadi bersih, keyakinanya tumbuh dan tauhid semakin berkembang. Bahkan cabang-cabangnya menjulang mencapai langit.

 

Wahai muridku, apabila keimanamu terpelihara, sehingga pohonnya menjulang tinggi, Allah Swt. akan mencukupkanmu sehingga engkau tidak lagi bergantung pada dirimu sendiri dan tidak membutuhkan makhluk lain, dari usaha dan penghasilanmu. Allah Swt. akan mengenyangkan dirimu, hatimu dan juga nuranimu. Dia akan memposisikanmu di hadapan pintu-Nya, menghilangkan kefakiranmu dengan dzikir, dekat, dan cinta kepada-Nya. Engkau tidak akan peduli lagi siapa yang memakan harta dan sibuk mengumpulkannya, tidak peduli harta itu di tangan siapa. Sikapmu akan penuh kasih sayang, lembut, dan insyaf.

 

Wahai orang yang menginginkan ilmu dan mencari dunia dari tangan pemiliknya sehingga bersimpuh di hadapan mereka.Sungguh Allah telah menjadikanmu sesat dengan ilmu yang tidak berkah. Nuranimu telah sirna yang tertinggal hanya raga belaka. Wahai orang yang mengaku beribadah, sedangkan hatinya menyembah makhluk, takut dan berharap kepada mereka. Lahiriahmu menyembah Allah Swt. tetapi batinmu menyembah makhluk. Semua pencarian dan cita-citamu hanya untuk memperoleh sesuatu dari tangan mereka berupa uang atau pun sesuatu yang tidak ada artinya. Engkau mengharapkan pujian dan sanjungan mereka dan takut mendapat celaannya, atau takut kalau-kalau mereka berpaling. Engkau takut mereka menahan dan engkau berharap mereka memberi sehingga engkau memberikan banyak kesanggupan, budi baik, dan manisnya bicaramu di hadapan mereka.

 

Celakahlah engkau! Engkau adalah orang musyrik, munafik riya dan termasuk zindig. Celakalah karena engkau telah bersikap sombong kepada Dzat yang Maha Mengetahui mata yang berkhianat, Maha Tahu atas segala yang tersembunyi di dalam dada.

 

Celakalah engkau! Engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, lalu mengucapkan Allahu Akbar (Allah Maha Besar), dan ternyata ucapanmu itu adalah dusta. Di dalam hatimu menyatakan bahwa masih ada makhluk yang“ Maha Besar” daripada Allah Swt. bertaubatlah kepada Allah Azza waJalla.Jangan melakukan amal untuksesuatu selain Dia, tidak untuk dunia dan tidak juga untuk akhirat. Jadilah orang yang hanya mengharapkan “wajah-Nya” jangan beramal karena ingin dipuji atau disanjung, atau untuk memperoleh pemberian. Celakalah kamu! rezekimu tidak akan bertambah dan tidak akan berkurang, kebaikan atau keburukan telah dipastikan maka sibukkanlah dirimu untuk berbakti kepada Allah Swt. kurangi sifat rakusmu, pendekkan angananganmu, dan jadikan kematianmu sebagai titik tolak sikapmu agar kamu berbahagia. Engkau wajib mengikuti syariat qagama, demikian juga dengan segala tingkah lakumu.

 

Wahai manusia, bukankah sudah ditetapkan bagi kalian untuk menerima perintah agama, tetapi engkau telah meninggalkannya baik secara lahir maupun batin. Engkau malah mengikuti hawa nafsu dan terlena dengan anggapan bahwa Allah Maha Pemurah, demikian hari demi hari telah berlalu dan Allah mengangkat siksa dan hukuman bagimu. Dia akan menurunkan siksa dari berbagai arah kepadamu, kemudian datanglah kematianmu, kemudian engkau tersungkur di dalam kubur. Saat itulah engkau menemukan kesempitan dan siksaNya yang terus berlangsung hingga terjadi hari kiamat. Setelah itu engkau akan bangkit kembali dan dihimpun di tempat yang lebih besar dan lebih luas.

 

Setiap titik dari amal perbuatan yang telah dilakukan di dunia akan dihisab. Dari hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar akan dipinta pertanggungjawabannya. Engkau laksana patung tak bernyawa, tak ubahnya kulit yang tanpa makna, tidak ada kekuatan selain kepantasan dilalap oleh api nereka.Di dalam ibadahmu tidak ada keikhlasan. Sehingga tidak ada ruh di dalamnya. Apa gunanya lelah dan payah, apabila tidak ada keikhlasan di dalam amal, sebab tidak akan memberikan manfaat sedikit pun bagimu. Engkau adalah orang yang lelah bekerja lagi kepayahan: lelah bekerja di dunia dan kepayahan di neraka pada hari kiamat kelak.Tidak ada jalan kecuali engkau bertaubat dan memohon ampun sebelum datangnya kematian.

 

Kembalilah kepada Allah Swt. dengan memperbaharui keislaman dan sebaik-baik taubat diiringi keikhlasan sebelum datangnya kematian. Apabila kematian telah tiba, pintu di hadapanmu telah tertutup, sehingga engkau tidak bisa melakukan taubat. Maka kembaillah kepadanya dengan langkah hatimu sehingga pintu karunia-Nya tidak tertutup bagimu, dan Dia tidak menjadikanmu terkecoh oleh nafsumu, tingkahmu, kekuatanmu, hartamu, dan segala sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu.

 

Tidakkah engkau malu kepada Allah Swt. engkau telah menjadikan uang sebagai tuhanmu. Engkau telah melalaikan-Nya, Oleh karena itu, tidak akan lama lagi engkau akan menemukan berita tentang dirimu. Celakalah engkau! Engkau bergantung pada ladang usahamu, padahal engkau mengaku hatimu telah pasrah kepada Allah Swt.. Jadikanlah ladang usahamu dan hartamu itu untuk keluargamu, bekerjalah untuk mereka dengan tuntunan agama, sedangkan hatimu tawakal kepada Allah Swt.. Carilah rizkimu dan rizki keluargamu dari-Nya jangan dari harta dan usahamu. Sehingga rizkimu dan rizki mereka berjalan melalui tanganmu. Dan jadikanlah karunia-Nya, kedekatan-Nya dan kasih sayang-Nya untuk hatimu, sehingga mencukupkan keluargamu dan mencukupkan dirimu. Dia membuat mereka kaya dengan apa yang dia kehendaki dan dengan cara yang dia kehendaki pula.Dikatakan kepada hatimu,“Ini untukmu dan ini untuk keluargamu.”

 

Bagaimana engkau akan sampai pada keadaan semacam itu, sedangkan usiamu engkau habiskan dalam kemusyrikan, terhalang dan terusir. Engkau tidak pernah kenyang memakan dunia dan mengumpulkannya. Pintu hatimu telah tertutup, keinginanmu untuk memasukinya dan mengingat Allah Azza waJalla juga sudah terputus. Makabertaubatlahdengansungguh-sungguhdengan mendahulukan taubat dari amalanmu. Menyesallah dan dahulukan penyesalan itu sebelum engkau menjauhkan diri dari keburukan. Perbanyaklah menangisi dosa yang pernah engkau lakukan. Kasihinilah orang-orang fakir dengan memberikan hartamu,jangan bakhil karena tidak akan lama lagi engkau pun akan meninggalkannya. Orang mukmin tidak akan bakhil karena sudah yakin terhadap balasan Allah Swt. di dunia dan akhirat.

 

Diriwayatkan dari Nabi Isa a.s. bahwa dia berkata kepada Iblis, “Manusia seperti apa yang paling engkau sukai?” Iblis menjawab, “Seorang mukmin yang bakhil.” Nabi Isa a.s. bertanya lagi, “Lalu, manusia seperti apa yang paling engkau benci?” Iblis menjawab, “Seorang fasik yang dermawan.” Nabi Isa a.s. berkata, “Mengapa demikian?” Iblis menjawab, “Sungguh aku berharap orang mukmin itu akan tergelincir dalam kedurhakaan dengan kebakhilannya, dan aku takut kalau orang fasik tadi akan terhapus keburukannya karena kedermawanan yang ia miliki.”

 

Orang mukmin sibuk dengan dunia untuk dunia saja, sedangkan agama memerintahkan bekerja untuk menunjang agar dapat melakukan ketaatan kepada Allah Swt… Adapun engkau bila melakukan usaha, tetapi menggiringmu kepada kedurhakaan, meninggalkan shalat dan kebaikan, dan tidak mau mengeluarkan zakat.Maka kamu berada dalam kemaksiatan, bukan dalam ketaatan, sehingga usahamu seperti perompak bagi dirimu sendiri.Tidak akan jama lagi kematian akan menjemput. Orang mukmin akan bahagia dengan kedatangannya, sedangkan orang kafir dan munafik sangat bersedih. Rasulullah Saw. bersabda, “Bila seorang mukmin meninggal dunia, ia berharap bahwa dia tidak ada di dunia di dunia, tidak ada waktu untuk dia melihat kemuliaan Allah Azza wa Jalla.”

 

Di manakah orang yang bertaubat dengan sungguhsungguh? Di manakah orang yang merasa malu terhadap Tuhannya? Di manakah orang yang merasa senantiasa diawasi dalam setiap keadaannya? Di manakah orang yang senantiasa memelihara diri dari hal yang haram baik saat sendiri ataupun ramai? Di manakah orang yang memelihara pandangan mata dan hatinya? Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya sepasang mata telah berzina, zina sepasang mata adalah dengan melihat sesuatu yang diharamkan.”

 

Sudah berapa banyak sepasang matamu engkau pergunakan untuk melihat sesuatu yang diharamkan seperti aurat wanita dan gadis kecil? Tidakkah engkau memperhatikan firman Allah Swt., “Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki supaya mereka merendahkan pandangannya…“ (Q.S. an-Nuur: 30).

 

Wahai orang fakir, bersabarlah atas kefakiran yang engkau alami, sesungguhnya kefakiran di dunia hanya sementara. Rasulullah Saw. bersabda kepada “Aisyah rr.a., “Wahai Aisyah, reguklah pahitnya dunia untuk mendapatkan manisnya akhirat.”

 

Engkau tidak mengetahui, apakah engkau tergolong orang yang berbahagia atau celaka? Sesungguhnya yang mengetahui hal inihanya Allah Swt.dan telah tercatat sejak dahulu.Akan tetapijangan menjadikanmu tidak peduli dan takut pada ketetapan tersebut sehingga engkau keluar dari tuntunan agama. Berusahalah untuk melakukan kebajikan yang telah diperintahkan dan jangan terbatasi oleh ketetapan tadi. Karena hal itu tidak dapat diketahui oleh siapa pun. Hal itu termasuk perkara yang ghaib.

 

Ahli sufi melipat pembaringan dunia, mereka berdiri di hadapan Tuhannya, sibuk untuk berbakti kepada-Nya. Mereka mengambil sedikit dari dunia hanya untuk bekal, bukan untuk kesenangan. Mereka bangkit dengan niat untuk beribadah, mereka memelihara farji mereka dari jebakan dan bujuk rayu setan. Bersama dengan itu mereka menjalankan perintah Tuhannya dan mengiktui sunah Rasulullah Saw. setiap kesibukan mereka merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Swt. dan mengikuti Rasulullah Saw. Mereka selalu berada dalam cita-cita yang mulia dan zuhud yang kuat dalam segala urusan. Ya Allah, jadikanlah kami bagian dari mereka dan sediakanlah bagi kami berkah mereka. Amiin.

 

Wahai muridku, selama cinta dunia masih bercokol di dalam hatimu, maka engkau tidak akan dapat menyelami keadaan orang-orang shalih. Selama engkau masih terhalang oleh makhluk, maka selamanya engkau tidak akan dapat membuka sepasang mata hatimu. Tidak ada pembicaraan sehingga engkau zuhud terhadap dunia dan makhluk. Jadilah orang yang zuhud, maka engkau akan dapat melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Apabila engkau meninggalkan sesuatu yang sudah engkau perhitungkan, maka akan datang sesuatu yang tidak engkau sangka-sangka. Apabila engkau hanya bersandar kepada al-Hag Azza wa Jalla dan bertakwalah kepada-Nya baik dalam keadaan sunyi maupun ramai, maka Dia akan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangkasangka. Tinggalkan tuntutan nafsumu, maka Dia akan memberimu. Zuhudlah engkau, maka Dia akan mencintaimu. Pada permulaan engkau tinggalkan dunia dan di akhirat kelak engkau akan dapat menikmati semuanya. Pada permulaan engkau membebani hati dengan meninggaikan syhawat dan manisnya dunia, maka di akhirat engkau akan memperoleh kenikmatannya. Maka yang pertama tadi adalah untuk orang-orang yang bertakwa, dan yang kedua adalah untuk wali Allah Swt. yang telah sampai kepada-Nya.

 

Wahai orang yang riya, munafik, dan musyrik, jangan sekalikali kalian meremehkan mereka, jangan mempersoalkan perbuatan mereka yang terjadi di hadapanmu. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, sedangkan kalian hanya orang biasa. Sudah barang tentu hal yang tampak aneh bagimu adalah biasa bagi mereka. Tetapi engkau tetap menganggapnya aneh. Mereka bangun ketika kalian tertidur, mereka berpuasa ketika kalian makan-makan, mereka merasa takut ketika kalian merasa aman, dan mereka merasa aman ketika kalian merasa takut. Mereka beramal untuk Allah Azza wa Jalla sedangkan engkau beramal untuk dirimu dan untuk orang lain. Mereka menghendaki Allah Swt. dan kalian menghendaki dirimu sendiri dan orang lain. Mereka menyerahkan segala urusan kepadaNya sedangkan kalian menarik segala urusan dari-Nya. Mereka rela dengan kehendak Allah Swt. Mereka menjaga lisannya dari mengadu kepada makhluk, sedangkan kalian tidak melakukan hal itu.

 

Mereka juga bersabar dalam menerima kepahitan, sehingga mereka berhak untuk mencicipi manisnya nikmat. Belati-belati takdir mengiris tubuh mereka, mereka tidak mempedulikannya bahkan mereka tidak merasakan rasa sakit, mereka telah melihat Dzat yang menciptakan rasa sakit, mereka terkagum-kagum menyaksikan keindahan-Nya. Kehadiran mereka menciptakan kedamaian di masyarakat, tidak sedikit pun bibit penyakit yang mereka sebarkan. Sehingga disebutkan, “Sesungguhnya orang yang baik adalah orang yang tidak pernah menyakiti walau pun terhadap semut kecil yang tidak nampak sama sekali.“ Mereka senantiasa berhubungan dengan Allah Swt. dengan ketaatan, berhubungan bersama makhluk dengan sebaik-baik pergaulan, dan dengan keluarga dengan sebaik-baik hubungan. Mereka memperoleh dua kenikmatan: di dunia mereka merasakan nikmatnya ibadah dan di akhirat mereka mendapatkan surga dan dapat melihat Allah Swt., berdekatan dengan-Nya serta dapat mendengarkan firman-Nya secara langsung. Sedangkan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mereka. Sibukanlah dirimu dengan taubat dari dosa-dosamu, atas perbuatanmu yang tidak tahu malu, dan atas keberanianmu menentang Allah Swt..

 

Celakalah Engkau! Seharusnya rasa malu itu muncul karena Allah Swt. bukan karena makhluk. Dialah yang ada sebelum segala sesuatu itu ada. Engkau malah merasa malu terhadap makhluk, dan menentang Allah Swt. padahal Dia Maha Pemurah lagi Maha Kaya. Dia adalah Dzat yang Pemurah, selain Dia adalah kikir. Dia adalah Dzat yang Maha Kaya, selain Dia adalah fakir. Dia adalah Dzat yang Pemberi, selain dia adalah menahan. Kembalikanlah segala kebutuhanmu kepada-Nya. Dia adalah Dzat yang lebih utama dari siapa pun. Carilah petunjuk dari seluruh ciptaan-Nya. Peliharalah batasan syariat dan tetaplah dalam ketakwaan kepada-Nya, maka Dia akan memberikan petunjuk-Nya. Mohonlah petunjuk kepada-Nya, hadapkanlah wajahmu, dan jangan hiraukan keindahan dunia dan akhirat. Sesungguhnya bagianmu dari keduanya tidak akan hilang. Dengan meninggalkan segala sesuatu selain Dia, akan mensucikan hatimu dari segala kotoran. Apabila Dia tidak memberikan petunjuk kepada hatimu, maka engkau tak ubahnya seperti hewan ternak yang tidak berakal. Orang yang dipandu oleh akalnya untuk taat kepada Allah akan mengerti kedudukan akalnya. Maka dengan akal itu kenalilah dirimu dan Tuhanmu. Celakalah engkau! Engkau berada di penghujung usia, tetapi engkau tidak mengerti sampai kapan engkau melalaikan akhirat dan terlena oleh manisnya dunia?

 

Celakalah engkau! Rizkimu tidak akan dimakan oleh orang lain, tempatmu di surga ataupun di neraka tidak akan ditempati oleh orang lain. Sungguh engkau telah dijerat oleh kelalaian dan dijerumuskan oleh hawa nafsu. Keinginanmu hanya untuk makan, minum, menikah, tidur dan memenuhi tuntutan keinginan saja. Citacitamu sama dengan cita-cita orang kafir dan orang munafik. Yang penting engkau merasa kenyang, tidak peduli halal atau haram, di hatimu tidak terpikir lagi apakah sesuai dengan agama atau tidak.

 

Wahai orang miskin, tangisilah dirimu, kematian anakmu menjadi kiamat bagimu, tetapi kematian agama dalam dirimu engkau tidak menangis apalagi peduli. Para malaikat menangis karena melihat kerugian yang engkau perolah ketika kehilangan agama. Engkau tidak lagi memiliki akal, kalau saja akal itu masih ada tentu engkau akan menangis tersedu-sedu karena hilangnya agamamu yang menjadi harta paling berharga yang engkau miliki, karena engkau tidak berusaha untuk menjaganya.

 

Akal dan rasa malu, merupakan harta yang sangat berharga. Ilmu yang tidak diamalkan, akal yang tidak dipergunakan serta hidup yang tidak berfaedah bagaikan rumah yang tak berpenghuni, harta yang tidak diketahui dan laksana makanan yang tidak dimakan.

 

Apabila engkau tidak mengerti kedudukanmu sendiri, sesungguhnya aku sangat memahaminya. Aku mempunyai cermin syariat yaitu hukum lahir, dan cermin marifat yaitu ilmu batin. Bangunlah dari kelalaiamu, basuh wajahmu dengan air kesadaran, lalu perhatikan sikapmu. Seorang muslim atau kafir, mukmin atau munafik, muwahhid atau musyrik, yang riya atau yang mengumpat. Allah Swt. tidak mempedulikan apakah kamu rela atau tidak, sebab bahaya dan manfaat keduanya akan kembali kepadamu. Maha suci Dzat yang Maha Mulia. Dia Maha Bijaksana dan Maha Pemurah. Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan dan kemurahan-Nya. Kalau Dia tidak berbuat baik kepada kita, tentu kita akan binasa. Apabila kita menghadap kepada makhluk-Nya maka kita akan hancur.

 

Wahai muridku, engkau berharap kepada Allah Swt. dengan ibadahmu, padahal kamu lengah, riya, dan nifak. Engkau mencari kemulian-Nya, tetapi engkau meremehkan orang-orang shalih, padahal dirimu sendiri yang rusak. Engkau tidak mengingat mereka dan tidak mengetahui betapa ma’rifat-nya mereka. Wahai orangorang yang berlalu, wahai orang-orang yang melarikan diri, wahai orang yang keluar dari wilayah orang-orang ikhlas pada umat ini. Celakalah engkau! Menangislah sehingga engkau meratapi dirimu. Duduklah pada musibahmu dan kenakanlah pakaian orang mulia hingga ia duduk bersamamu, hatimu telah terhalang, tertutup dan tidak mempunyai kebaikan. Sebagian orang yang shalih mengatakan, “Celakalah orang-orang yang hatinya tertutup tetapi mereka tidak menyadari bahwa hati mereka tertutup.”

 

Celakalah engkau! Seperti apakah hatimu itu? Bagaimanakah akalmu itu? Kepada siapa engkau mengadu? Kepada siapa engkau minta pertolongan? Bersama siapa engkau tidur? Apabila engkau dalam posisi terjepit, siapkah yang menguatkanmu? Katakanlah kepadaku. Sungguh aku mengetahui sisi kebohonganmu dan kemunafikanmu. Engkau dan seluruh manusia, dalam pandanganku seperti bangsat.

 

Orang yang benar di antara kalian, maka aku akan menjadi budak baginya, aku akan melayaninya. Apabila dia hendak membawaku ke pasar untuk dijual, silakan. Jika dia mau, dia juga bisa mengambil pakaian dan uangku atau apa pun yang ada padaku, atau memerintahkanku. Engkau tidak mempunyai kejujuran, tauhid dan tidak juga keimanan. Apa yang dapat aku perbuat denganmu, apakah aku harus membelahmu. Engkau tak ubahnya seperti kayu kering yang hanya patut untuk dibakar.

 

Wahai manusia, dunia akan pergi, amal perbuatan pun hanya sementara, kehidupan akhirat pun sudah dekat. Dan engkau tidak memiiliki cita-cita untuk akhirat, cita-citamu terpaku pada dunia dan mengumpulkannya. Engkau mengkufuri nikmat Allah Swt. Apabila keburukan yang engkau dapatkan, engkau meronta-ronta, tetapi ketika mendapat kebaikan,engkau merahasiakannya.Apabila engkau menyembunyikan nikmat Allah Swt. dan tidak mensyukurinya, maka Allah akan mencabutnya kembali darimu. Rasulullah Saw. bersabda, “Jika Allah Swt. memberikan nikmat kepada hamba-Nya, Dia suka jika nikmat tersebut diperlihatkan kepada-Nya.”

 

Ahli sufi menjadikan satu keinginan di dalam hatinya, mereka mengeluarkan segala sesuatu dari dalamnya lalu meletakkan satusatunya perkara yang dia inginkan. Mereka memurnikan ibadahnya dari riya, nifak dan sum’ah. Mereka memantapkan ibadahnya untuk Tuhannya, sedangkan engkau hamba makhluk, hamba riya dan nifak seta hamba hawa nafsu, keuntungan dan sanjungan.

 

Di antara kamu tidak ada yang menjadi hamba sejati kecuali yang dikehendaki oleh Allah Swt. dan jumlah mereka hanya sedikit. Orang ini menyembah dunia, menginginkan keabadiannya dan takut kehilangannya.Oranginimenyembah makhluk,takutdanharapkepada makhluk. Orang ini menyembah surga dan mengharapkan nikmat yang ada di dalamnya, bukan mengharapkan Penciptanya. Orang ini takut pada neraka dan tidak takut kepada yang menciptakannya.Allah Swt. berfirman, “Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah serta meng-ikhlaskan agama bagi-Nya (beribadah dengan mengharapkan ridha-Nya.” (Q.S. al-Bayyinah: 5)

 

Para ahli marifat yang mengenal Allah Swt. mereka menyembah-Nya dengan meninggalkan segala sesuatu selain Dia. Mereka menunaikan hak-hak rububiyyah dan ubudiyyah-Nya. Mereka menyembah dengan berdasarkan perintah dan kecintaan kepadaNya, tidak ada yang lain. Mereka menyatakan akan berbakti kepadaNya. Sedangkan engkau tak ubahnya seperti gambar tanpa makna.

 

Engkau menampakkan ssisilahirah, sedangkan mereka menampakkan sisi batiniah. Engkau hanya mengerti sisi yang nampak, sedangkan mereka menyingkap maknanya. Kamu hanya mendengar yang bersuara,sedangkan mereka mendengaryang tidak bersuara.Mereka mendukung para Nabi dari sebelah kanan, kiri, depan dan belakang. Sisa makanan dan minuman para Nabi untuk mereka. Mereka mengamalkan ilmunya, merekalah pewaris para Nabi Rasulullah Saw. bersabda, “Para ulama adalah pewaris para Nabi.” Apabila mereka mengamaklan ilmunya maka mereka adalah pengganti para Nabi dan pewaris pusaka para Nabi.

 

Celakalah engkau, tidak ada manfaat jika terbatas pada ilmu saja, sebagaimana tidak bergunanya pengakuan seseorang tanpa bukti. Demikian juga ilmu tidak bermakna tanpa amal. Rasulullah Saw. bersabda, “Ilmu menuntut pengamalan. Apabila dipenuhi ia akan datang, apabila tidak maka dia akan pergi.” Yakni akan hilang keberkahannya, yang tertinggal hanya catatannya saja. Kulitnya masih utuh, tapi isinya telah sirna.

 

Wahai orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya, di antara kalian ada yang pandai bersya’ir, merangkai kata dengan fasih dan cepat. Tetapi tidak disertai dengan pengamalan dan keikhlasan. Apabila hatimu sirna, maka seluruh anggota badanmu pun ikut hilang. Apabila raja tidak ada, demikian juga rakyatnya. IImu adalah kulit, sedangkan amal adalah isinya. Hanya dengan menjaga kulit maka akan terjaga pula isinya, dan hanya dengan menjaga hati sehingga dapat dikeluarkan sarinya. Apabila di dalam kulit tidak ada isinya, lalu apa gunanya? Jika di dalam tidak ada isi dan sarinya, lalu akan dibuat apa? Ilmu akan hilang apabila tidak diamalkan. Menghafal dan mempelajari ilmu tanpa diamalkan, tidak ada gunanya untukmu.

 

Wahai orang yang berilmu, apabila engkau menginginkan kebaikan di dunia dan di akhirat, amalkanlah ilmu yang engkau miliki dan ajarilah orang lain.Wahai orang yang kaya, apabila engkau menginginkan kebaikan di dunia dan akhirat, kasihinilah orang fakir dengan memberi mereka dari harta yang ada padamu. Rasulullah Saw. bersabda, “Manusia adalah keluarga Allah. Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat untuk keluarganya.”

 

Maha Suci Dzat yang telah menjadikan sebagian membutuhkan kepada sebagian yang lain. Dia yang menetapkan hukum tersebut. Wahai orang kaya, engkau melarikan diri dariku. Padahal aku mengambil milikmu untukmu juga. Aku akan menjadikannya sebagai kebajikan dari Allah Swt. karena Allah Swt. menjadikanku tidak membutuhkanmu dan menjadikanmu membutuhkanku. “Ya Allah, lunakkanlah hati kami untuk menerima keputusan dan takdirMu.” Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pagi hari tanggal 16 Jumadil Awal 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Alangkah bahagianya orang yang telah mengenal Allah Swt. dengan segala nikmat-Nya dan menyandarkan segala sesuatu kepada-Nya, melepaskan nafsunya, sebab-akibat,dan meninggalkan kekuatannya. Orang yang berakal sempurna tidak membatasi amalannya kepada Allah Swt. dia tidak mengharapkan balasan dari-Nya dalam setiap keadaan. Celakalah engkau! Engkau menyembah Allah Swt. tanpa menggunakan ilmu, zuhud tanpa ilmu dan meraup dunia dengan tanpa ilmu. Itu merupakan penghalang di balik penghalang dan kebencian di balik kebencian. Engkau tidak dapat membedakan kebaikan dari keburukan,mana kewajibanmu dan mana yang menjadi hakmu, engkau tidak dapat membedakan mana kawan mana lawan. Hal itu semua diakibatkan oleh kebodohanmu terhadap hukum Allah Swt. dan diakibatkan oleh sikapmu yang tidak menghormati para guru yang berilmu dan beramal, padahal mereka dapat membawamu meniti jalan menuju al-Hag Azza wa Jalla.

 

Langkah pertama adalah ucapan, disusul dengan langkah kedua, yaitu perbuatan. Dengan keduanya akan menyampaikan engkau kepada Allah Swt. tidak akan ada yang sampai kecuali disertai dengan ilmu dan sikap zuhud terhadap dunia, berpaling darinya dengan hati. Seorang yang zuhud akan mengeluarkan dunia dari genggaman tangannya, dan seorang yang benar-benar zuhud mengeluarkan dunia dari hati mereka. Mereka zuhud dengan hatinya, Sehingga zuhud menjadi watak bagi mereka, bercampur-baur secara lahiriah dan batiniah mereka. Padamlah api watak mereka, pecahlah syahwat mereka, dan jinaklah nafsu mereka sehingga menjauh dari berbagai keburukan.

 

Wahai muridku, zuhud bukanlah sesuatu yang berbentuk perbuatan yang dapat dilakukan, bukan juga berupa barang yang dapat engkau ambil atau lemparkan. Zuhud adalah langkah-langkah yang bertahap. Pertama kali engkau harus menatap dunia sehingga dapat melihat bentuk aslinya, seperti halnya pandangan mata para Nabi, para Rasul dan para wali yang selalu ada setiap zaman. Penilaianmu terhadap dunia akan menjadi benar seandainya engkau mengikuti langkah-langkah mereka yang shalih terdahulu.

 

Apabila engkau telah mengikuti mereka, maka engkau dapat melihat apa yang telah mereka lihat. Apabila engkau mengikuti mereka dalam perbuatan dan perbuatan, baik dalam keadaan sunyi mau pun ramai, ilmu dan pengamalannya, gambar dan maknanya. Engkau berpuasa sebagaimana mereka berpuasa, shalat seperti shalat mereka, mengambil sesuatu seperti mereka mengambilnya, meninggalkan sesuatu sebagaimana mereka meninggalkannya dan engkau mencintai mereka, maka saat itulah Allah Swt. akan memberikan cahaya-Nya kepadamu dan engkau akan dapat melihat dirimu sendiri dan juga orang lain. Akan nampak jelas cacat dan cela yang ada pada dirimu dan pada diri orang lain. Sehingga engkau zuhud terhadap dirimu sendiri dan terhadap orang lain. Apabila hal itu telah terwujud dalam dirimu, maka akan datang nurul gurbi (cahaya kedekatan) ke dalam hatimu. Maka engkau akan menjadi orang yang beriman, yakin dan marrifat. Engkau akan menjadi orang yang mengetahui, sehingga dapat melihat segala sesuatu, gambaran dan maknanya. Engkau akan memandang dunia seperti pandangan orang-orang zuhud terdahulu. Dunia akan terlihat olehmu seperti Si tua renta yang sangat buruk dan menjijikan. Seperti itulah wajah dunia yang terlihat oleh mereka.

 

Adapun bagi seorang raja, dunia tampak bagaikan seorang mempelai wanita yang rupawan. Sedangkan di mata para wali, dunia takubahnya seperti orang yang buruk wajahnya.Rambutnya terbakar, demikian juga pakaiannya dan wajahnya tercabik-cabik. Mereka hanya mengambil bagian mereka, itu pun karena terpaksa karena memang harus demikian, mereka sangat merindukan akhirat.

 

Wahai muridku, apabila engkau telah zuhud terhadap dunia, maka zuhud-lah terhadap pilihanmu dan juga terhadap makhluk. Janganlah takut kepada mereka dan tidak perlu berharap kepada mereka. Apa pun yang diperintahkan oleh nafsu kepadamu, jangan dituruti. Kecuali setelah datangnya perintah Allah Swt. ikutilah bisikan hati nuranimu, baik yang datang melalui iiham maupun melalui mimpi benar yang tidak terpengaruh oleh makhluk. Apabila jasadmu yang mati, maka tidak perlu merisaukannya, akan tetapi apabila hatimu yang mati, engkau harus mengkhawatirkannya, sebab itu merupakan bencana yang besar bagimu. Engkau tidak akan merasakan ketenangan yang sebenarnya kecuali nafsu, watak, perasaan dan segala sesutu selain Tuhanmu telah keluar dari dalam hatimu. Apabila nafsumu telah tunduk, maka hatimu akan hidup.Dan apabila Allah Swt.menghendaki,Dia akan mengembalikanmu kepada makhluk agar engkau bisa menuntun mereka kembali kepada-Nya.

 

Allah Swt. akan menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratmu, sehingga engkau dapat mengambil bagianmu dari keduanya. Dia akan membuatmu mampu menghadapi kerasnya hati manusia, mengangkat mereka dari kesesatan dan mengajak mereka untuk taat pada perintah Allah Swt. apabila engkau tidak menghendaki hal itu, maka engkau cukup diam di sisi-Nya dan terlepas dari segala sesuatu selain Dia. Setelah engkau sampai kepada Pencipta, maka engkau tidak akan bergantung lagi kepada makhluk. Dia yang meng-ada-kan sesuatu dari yang tiada, Dialah yang Ada sebelum segala sesuatu. Dialah yang tetap Ada setelah segala sesuatu tidak ada. Dosa-dosa kalian sangat banyak seperti air hujan, maka bertaubatlah setiap saat untuk menebusnya.

 

Celakalah engkau! Engkau sangat jahat, engkau meremehkan nikmat Allah Swt. engkau hanya mengikuti hawa nafsu, engkau telah terpelosok dan terjatuh. Perhatikanlah kuburan yang akan memberikanmu pelajaran berharga, berbicaralah dengan penghuninya melaluilisan iman,sesungguhnya dengan keimananmu mereka akan menceritakan keadaan mereka di dalam kubur.

 

Wahai muridku, engkau mengaku menghendaki al-Hag Azzg wa Jalla dan mengharapkan para wali. Aku hanya mengajakmu, aku tidak menceritakan dan tidak menjelekkanmu. Aku adalah Orang yang meng-hisab kalian dengan seizin al-Hag aku hanya ingin mengobati demam orang-orang munafik yang suka berbohong dalam ucapan dan perbuatan mereka. Telah berulang kali aku telah di-hisab oleh para guru, sehingga aku dapat melakukan hisab. Wahaj penduduk bumi, kalian telah membuat adonan amalmu tanpa garam, Kemarilah, ambillah garam untuk adonan amalmu.Wahai orang yang akan membeli garam, kemarilah. Garam untuk ilmu dan amal adalah keikhlasan.

 

Wahai orang yang munafik, engkau tengah diombangambing oleh badai kemunafikanmu. Tidak akan lama lagi, engkau akan digiring ke neraka oleh kemunafikanmu sendiri. Murnikanlah hatimu dari sifat nifak, maka hatimu akan bersih. Apabila hatimu telah engkau murnikan, maka anggota badan pun akan ikut lurus. Karena hati adalah panglima dari anggota badanmu. Apabila hati telah lurus, maka anggota badan pun ikut lurus. Apabila hati dan anggota badan telah lurus, maka sempurnalah keadaan seorang mukmin itu. Dia akan menjadi orang yang sanggup memelihara keluarganya, tetangganya dan masyarakatnya. Dia akan terangkat sesuai dengan derajat keimanannya dan kedekatannya kepada Allah Swt.

 

Wahai manusia, perbaikilah hubungan dengan Allah Swt. dan takutlah kepada-Nya. Laksanakanlah hukum-hukum-Nya, karena sesungguhnya Dia telah menugaskanmu agar menjalankan hukum-Nya serta mempelajari ilmu-Nya. Amalkanlah hukum ini dan tunaikanlah hak-haknya. Sesungguhnya apabila engkau mengamalkan hukum ini, maka engkau telah mengambil suatu amal dengan tanganmu sendiri dan itu akan menghantarkanmu ke hadapan-Nya. Dia akan mengajarkanmu ilmu yang belum pernah engkau pelajari, engkau akan bersama-Nya dengan ilmu yang telah Dia ajarkan, dan engkau bersama dengan makhluk dengan menjalankan hukum-Nya. Sungguh engkau belum menjalankan langkah yang pertama, lalu bagaimana engkau dapat melaksanakan jangkah yang kedua. Apabila langkah pertama telah dilaksanakan, maka beralihlah kepada langkah yang kedua.

 

Wahai muridku, apa yang engkau temui, bagaimana engkau dapat bertemu dengan guru? Kembalilah ke belakang dan jadilah orang yang berakal. Mendapatkan ilmu, kemudian mengamalkannya disertai dengan keikhlasan. Rasulullah Saw. bersabda, “Dalamilah, kemudian menyendirilah.”

 

Seorang mukmin adalah orang yang mempelajari apa yang diwajibkan atasnya, kemudian menyendiri dan memusatkan konsentrasi untuk beribadah kepada Tuhannya. Dia akan mengenali makhluksehinggadiatidakakanmenyukainya,dandiaakanmengenali al-Hag Azza wa Jalla sehingga dia mencintai-Nya memohon dan berbakti kepada-Nya.Dia diikuti oleh makhluk, tetapi dia menghindari dan lari dari mereka, karena yang ia cari bukanlah mereka. Dia tidak menyukai mereka, tetapi menyukai selain mereka. Dia menyadari sepenuhnya bahwa mereka tidak dapat mendatangkan manfaat ataupun bahaya, mereka juga tidak dapat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan. Sekali pun ada, sesungguhnya itu datang dari Allah Swt. bukan dari selain Dia.

 

Dia pun mengerti bahwa jauh dari mereka lebih baik daripada dekat dari mereka. la menuju pohon dan meninggalkan cabang, dia tahu betul bahwa cabang itu banyak, sedangkan pohon hanya satu. Maka dia lebih memilih berpegang kepada pohon. Dia memandang pada kaca pemikiran, lalu melihat bahwa berdiri di satu pintu lebih baik daripada berdiri di pintu yang banyak. Sehingga ia berpegang teguh untuk berdiri di pintu Allah Swt. seorang mukmin yang yakin, ikhlas dan berakal telah mendapat kesempurnaan akal. Sehingga dia sanggup meninggalkan manusia dan lebih baik menjauh dari mereka.

 

 

Sore hari tanggal 18 Jumadil Awal 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Kemarahan yang dilandasi karena Allah Swt. adalah terpuji, sedangkan apabila didasari oleh sesuatu selain Dia, maka termasuk kemarahan yang tercela. Kemarahan seorang mukmin sejati harus karena Allah Swt. bukan karena nafsunya, kemarahan yang dilakukan untuk membela agamanya, bukan untuk membela nafsunya. Kemarahannya ditimbulkan oleh dilanggarnya batasan-batasan hukum Allah Swt. sebagaimana kemarahan seekor singa karena hewan buruannya direbut oleh manusia. Sudah barang tentu, ia akan marah karena kemarahan-Nya dan akan ridha karena keridhaanNya. Jangan menampakkan kemarahan karena Allah Swt. padahal di dalam hatimu engkau marah karena nafsumu, itu termasuk munafik dan yang serupa dengan itu.

 

Sebab segala sesuatu yang didasarkan karena Allah Swt. akan manjadi sempurna, bertambah baik dan menjadi kekal, sedangkan segala sesuatu yang didasarkan kepada sesuatu selain Dia, akan berubah dan akan sirna. Apabila engkau hendak melakukan sesuatu maka hendaklah engkau membersihkan diri dari nafsu, syahwat, dan setan-setan. Jangan melakukannya kecuali karena Allah Swt. semata dan demi untuk melaksanakan perintah-Nya. Jangan melakukan sesuatu kecuali ada perintah yang pasti dari-Nya baik melalui perantaraan hukum syariat atau pun melalui Ilham yang benar ke dalam hatimu dan itu sesuai dengan tuntunan syariat.

 

Zuhud-lah terhadap dirimu sendiri, terhadap sesama makhluk serta terhadap dunia, niscaya Allah akan mendamaikan hatimu dari hiruk-pikuk manusia. Cintailah berhubungan dengan Allah Swt. dan tenang berada di dekat-Nya. Tidak ada ketenteraman kecuali bersama-Nya dan tidak ada ketenangan kecuali berdekatan denganNya setelah menyucikan diri dari berbagai kotoran dan noda hawa nafsu dan wujudmu. Tetaplah bersama dengan orang-orang sufi, sehingga engkau menjadi kuat seperti mereka, memandang seperti pandangan mereka dan memiliki wibawa sebagaimana halnya mereka, yakni melebihi wibawa para raja. Bersihkan hatimu dari segala sesuatu selain Dia, sesungguhnya dengan hati itu engkau akan dapat melihat-Nya. Engkau akan melihat-Nya dan menyaksikan apa yang diperbuat-Nya terhadap makhluk. Sebagaimana engkau tidak diperkenankan untuk menghadap sang raja karena badanmu kotor bernajis, demikian halnya engkau tidak diperkenankan untuk bertamu kepada Rajanya para raja, yakni Allah Swt. selama batinmu masih kotor bernajis. Engkau seperti wajan penggorengan yang menyimpan banyak noda minyak. Beramallah dengan diiringi mengendalikan hati dan menyucikannya,niscaya engkau akan dapat masuk untuk bertemu dengan Raja diraja. Dalam hatimu masih tersimpan kemaksiatan, khawatir terhadap makhluk serta kecintaan terhadap dunia dan isinya. Itulah kotoran hati yang harus engkau bersihkan.

 

Semua itu tidak akan dapat engkau bersihkan hingga nafsumu dapat engkau tundukkan. Kemudian engkau bawa ke hadapan pintu kejujuranmu. Saat itulah Dia tidak akan mempedulikan bahwa engkau masih menghadapkan wajah kepada makhluk-Nya, sedangkan selama pada dirimu masih ada wujud bagi mereka dan engkau tidak melihat mereka, maka janganlah engkau mengulurkan tangan kepada mereka sehingga mereka menerimanya.Tidak dapat diuraikan lagi sehingga engkau memiliki kerinduan untuk berada di dekat-Nya, engkau akan larut bersama-Nya sehingga tidak ada kesempatan lagi untuk memperhatikan manusia, apakah mereka memberi atau menolak, memuji atau mencela. Apabila taubat telah sempurna, maka keimanan akan menjadi sempurna bahkan ia akan bertambah sempurna.

 

Menurut Ahli Sunnah, keimanan itu dapat berkurang dan bertambah, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Inilah yang berlaku secara umum. Sedangkan bagi orang yang khusus, keimanannya akan semakin bertambah dengan mengeluarkan makhluk dari hatinya dan keimananya dapat berkurang ketika makhluk dapat memasuki hatinya. Keimanannya bertambah dengan tidak memperhatikan segala sesuatu selain Allah Swt. dan akan berkurang ketika dia meninggalkan Tuhannya. Mereka bertawakal kepada-Nya, bertakwa, bersabdar dan takut kepada-Nya. Mereka kembali untuk-Nya, meng-esakan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Hati mereka penuh dengan sinar tauhid, walau secara lahiriah mereka bergaul dengan makhluk. Apabila mereka disakiti, mereka tidak membalasnya, seperti disebutkan dalam firman-Nya: “Dan jika orang-orang jahil mencelanya, mereka berkata: Selamat.” (Q.S. al-Furgan: 63)

 

Hendaklah engkau memilih diam dan santun terhadap orang yang bodoh. Akan tetapi ketika mereka melakukan kemaksiatan, jangan tinggal diam. Pada saat seperti itu, mencegahnya menjadi ibadah dan diamnya menjadi dosa. Apabila engkau sanggup maka tegakkanlah amar ma’ruf nahi munkar, jangan menganggap remeh karenajalan itu merupakan salah satu pintu kebaikan yang dibukakan di depan matamu, maka segeralah memasukinya.

 

Nabi Isa a.s.makan dari rerumputan yang terhampar di padang luas. la minum dari air sungai, dan tidur di gua-gua atau di bawah reruntuhan. Seorang mukmin sejati akan siap sedia melakukan hal itu dengan harapan dapat bertemu dengan Tuhannya. Apabila terdapat bagian dari dunia, bagian itu akan mendatanginya dan ia pergunakan secara lahiriah untuk mencukupi kebutuhan dirinya, sedangkan hatinya tetap teguh bersama Allah Swt. di dalam langkahnya yang pertama. Sama sekali dia tidak berubah karena sikap zuhud sudah tertancap kuat di dalam hati, sehingga datangnya bagian dari dunia kepada dia, tidak akan mengubah sikapnya itu.

 

Seorang mukmin, apabila datang kepadanya kecintaan terhadap dunia dengan kelezatan dan kemewahannya sehingga siang dan malamnya dia sibuk untuk urusan dunia sehingga dia tidak beribadah kepada Allah, tidak taat dan tidak mengingat-Nya, maka dengan segera Allah Swt. akan menyadarkannya. Allah akan memperlihatkan cacat cela nafsunya, sehingga dia akan segera bertaubat dan menyesali atas apa yang telah dia lakukan di hari-hari yang lalu itu. Allah Swt. akan memperlihatkan kepadanya cacat cela dunia melalui hidayah al-Qur’an atau as-Sunnah, atau melalui guruguru. Setelah itu sikap zuhud akan menghampirinya. Setiap kali dia melihat cacat cela, ia akan menemukan cacat cela yang berikutnya sehingga dia benar-benar yakin bahwa dunia itu sifatnya sementara dan akan hancur.

 

Usia dunia hanya sekejap, kenikmatannya akan sirna, kebaikannya akan berubah, tangannya akan menikam, dan membicarakannya adalah racun yang mematikan. Dia telah menjatuhkan “talag tiga” kepada dunia, karena dunia tidak memiliki kesetiaan. Berdiri di atas dunia bagaikan berdiri di atas air, sehingga tidakakan dapat berdiri tegak karenagelombangyang mengombangambingnya. Sehingga tidak ada ruang kosong bagi dunia di dalam hatinya. Setelah itu derajatnya akan naik dan kedudukannya semakin teguh. Dia telah marifat kepada Allah Azza wa Jalla, dia juga tidak lagi menginginkan akhirat di dalam hatinya. Yang ingin dia peroleh adalah kedekatan dengan-Nya di dunia maupun di akhirat. Di dalam hatinya telah terbina bangunan yang istimewa. Saat itulah, gemerlap dunia tidak akan membahayakannya lagi,sekali pun disediakan seribu istana untuknya, dia tidak akan berubah karena istana itu dibangun untuk selain Allah Swt., sedangkan dia hanya menginginkan Tuhan Azza wa Jalla.

 

Dia menaati perintah Allah Swt., rela menerima ketentuanNya, dan dia mendirikan bangunan untuk orang lain dan untuk kesenangan mereka. Dia memancarkan cahaya bagi yang dalam kegelapan, dia membuat roti akan tetapi tidak memakannya walau sedikit pun. Dia hanya memakan makanannya saja dan berpuasa dari makanan orang lain. Seorang yang zuhud berpuasa dari makan dan minum, dan orang yang marifat berpuasa dari segala sesuatu yang tidak dikenalnya (dibaca: dimar’rifatinya), dia bisa menahan lapar dan tidak mau makan kecuali sesuai dengan anjuran “dokter”nya, Penyakitnya adalah jauh (dari Allah Swt.) dan obatnya adalah dekat (dengan-Nya). Puasa orang yang zuhud adalah pada waktu siang, sedangkan puasanya orang yang marifat adalah pada waktu malam dan siang. Dia tidak berbuka dari puasanya sehingga dia berjumpa dengan Tuhannya Yang Maha Agung. Orang yang marifat berpuasa sepanjang masa dan terjaga. Hatinya berpuasa dan nuraninya terjaga, la benar-benar yakin bahwa penyembuh yang sebenarnya adalah bertemu dengan Tuhan dan berdekatan dengan-Nya.

 

Wahai muridku, apabila engkau menghendaki kebahagiaan, maka keluarkanlah makhluk dari dalam hatimu. Jangan takut dan berharap pada mereka. Jangan suka dan terlena oleh mereka. Jauhilah segala sesuatu seolah-olah mereka adalah bangkai yang busuk. Apabila engkau dapat mempertahankan sikap tersebut, maka engkau akan memperoleh ketenangan ketika mengingat Allah Swt. dan akan merasa gelisah ketika mengingat sesuatu selain Dia.

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi tanggal 11 Jumadil Akhir, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Laksanakanlah perintah, tinggalkan larangan dan bersabarlah atas ujian ini. Mendekatlah kepada-Nya dengan amalan sunat, maka sungguh engkau akan disebut sebagai orang yang terjaga dan beramal. Carilah taufik dari Tuhanmu disertai dengan kesungguhanmu dan tidak hanya berpangku tangan. Mintalah kepada-Nya dan merendahlah di hadapan-Nya sehingga Dia akan menyediakan bagimu sebab-sebab ketaatan. Sesungguhnya apabila dia menghendaki suatu perkara untukmu, maka Dia akan menyediakannya untukmu. Dia telah memerintahkan engkau untuk berusaha, dia juga yang memberikan taufik untuk itu. Perintah itu sifatnya lahir sedangkan taufik sifatnya batin. Larangan terhadap maksiat sifatnya lahir, sedangkan perlindungan darinya sifatnya batin. Dengan taufik-Nya engkau dapat berpegang teguh, dengan perlindungan dan pemeliharaan-Nya engkau dapat meninggalkan maksiat dan dengan kekuatan-Nya engkau sanggup bersabar.

 

Hadirlah di hadapanku dengan akal, keteguhan niat, tekad, dan membuang kecurigaan terhadapku, serta berprasangka baiklah terhadapku. Wahai orang yang mencurigaiku, apa yang aku katakan sangat bermanfaat bagimu dan akan engkau pahami maknanya, Kelak, apa yang aku katakan ini akan terbukti. Janganlah mencelaku agar hatimu tidak rusak. Muatan dunia ada di tanganku, muatan akhirat ada pada hatiku, sedang muatan al-Hag Azza wa Jalla ada pada nuraniku. Lalu apakah ada orang yang hendak membantuku? Siapa saja yang berniat baik, datanglah kepadaku. Berpikirlah secara jernih seraya memuji Allah Swt. sesungguhnya aku tidak membutuhkan pertolongan sesorang kecuali Allah Swt. jadilah orang-orang yang berakal dan bersikaplah dengan penuh sopan santun kepada para wali. Sesungguhnya mereka adalah penawar kekacauan yang melanda negeri dan umat. Kehadiran mereka yang membuat bumi terpelihara. Jika tidak demikian, lalu apakah riyamu, nifakmu, dan musyrikmu yang menjadikan bumi terpelihara? Wahai orang-orang munafik, musuh-musuh Allah, dan Rasul-Nya, wahai orang yang layak jadi kayu bakar neraka?!

 

Ya Allah, terimalah taubat kami dan taubat mereka. Ya Allah, bangunkanlah kami dan juga mereka. Ya Allah rahmati kami dan juga mereka. Lapangkanlah hati dan badan kami untuk-Mu. Jika memang harus demikian, maka badan kami untuk keluarga kami dalam urusan dunia, dan diri kami untuk akhirat, sedang hati dan nurani kami untukmu Ya Allah. Amin.

 

Wahai muridku,tidak ada sesuatu yang datang darimu,engkau sendiri yang harus datang. Tetaplah pada pintu amal sehingga Dia mempekerjakanmu untuk membangun. Dirimu adalah bendanya dan taufik adalah pekerjanya, sedang pemilik pekerjaan adalah Allah Swt. Allah telah memerintahkanmu agar secepatnya taat kepada-Nya karena taufik itu hanya datang dari-Nya.

 

Celakalah engkau! Dirimu terbelenggu oleh rasa takut terhadap makhluk dan sikap harap kepada mereka. Lepaskanlah belenggu itu dari kakimu. Berdirilah untuk berbakti kepada Tuhan sehingga nafsumu menjadi tunduk di hadapan-Nya. Zuhud-nya terhadap dunia, syahwat, wanita, dan seluruh isinya. Apabila ada catatan ketetapan yang menetapkan bagiannya dari dunia, maka ia akan datang dengan sendirinya tanpa harus engkau cari, dia menjadi seorang zahid di sisi-Nya. Allah Swt. memandang ke arahnya dengan pandangan kemuliaan sedangkan bagian untuknya tidak akan hilang darinya. Selama engkau masih bergantung kepada kekuatanmu dan segala sesutu yang ada pada tanganmu, maka sesutu yang ghaib tidak akan datang kepadamu.

 

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari bergantung kepada “sebab-akibat” dan dari berdiri bersama nafsu, keinginan, dan adat kebiasaan. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan dalam setiap keadaan. Ya Allah, berikanlah kebaikan dunia dan akhirat kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

 

 

 

 

 

Hari Ahad pagi, tanggal 13 Jumadil Akhir 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahanya:

 

Barangsiapa yang melihat orang yang mencintai Allah Swt. sesungguhnya ia telah melihat Allah Swt. dengan hatinya dan telah datang kepada-Nya dengan nuraninya.Tuhan kita Azza waJalla adalah Dzat Yang Ada dan dapat dilihat. Nabi Saw. bersabda, “Engkau akan melihat Tuhanmu sebagaimana engkau melihat matahari dan bulan, engkau tidak terkurangi dalam melihatnya.” (H.R. Bukhari Muslim)

 

Di dunia dia melihat dengan mata hati, dan kelak di akhirat dia akan melihat-Nya dengan mata kepala. Allah Swt. berfirman, “Tidak ada sesutu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syuraa: 11)

 

Orang yang mencintai Allah Swt. akan selalu rela kepada-Nya, tidak kepada selain Dia. la memohon pertolongan hanya kepadaNya, tidak kepada yang lain. Pahit getir kefakiran, menjadi manis bagi mereka, kefakiran justru jadi kelezatan dan kenikmatan, mereka ridha dengan itu semua. Mereka merasa kaya dalam kefakiran, nikmat dalam penderitaan dan damai di dalam kegelisahan. Dalam kejauhan ia menemukan kedekatan, dalam kelelahan mereka menemukan kedamaian. Berbahagialah engkau yang bersabar serta ridha. Wahai orang yang sanggup menjinakkan nafsu dan syahwatnya.

 

Wahai manusia, terimalah dan ridhalah terhadap ketentuan Allah Swt. bagi dirimu dan bagi mereka. Jangan merasa lebih tahu dari Dzat yang Maha tahu. Allah Swt. berfirman, “Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”(Q.S.al-Bagarah: 216) Berdirilah di hadapan-Nya dengan langkah yang lepas dari pengaruh pemikiran dan pengetahuanmu, sehingga engkau akan memperoleh ilmunya. Renungkanlah dan janganlah memilih-milih sehingga datang ilmuNya kepadamu. Awali dengan merenung, kemudian mengetahui setelah itu engkau akan sampai kepada yang engkau ketahui itu. Tetapkan tujuan,baru engkau mencapai tujuan itu,pastikan kehendak dulu, baru engkau mencari apa yang engkau kehendaki itu.

 

Dengarkanlah dan perhatikanlah, sesungguhnya aku hendak menjalin hubungan yang lembut denganmu, dan sebagai bekalnya cita-citaku juga menjadi cita-citamu. Aku tidak mempunyai kegelisahan kecuali kegelisan kalian. Aku laksana burung yang di mana saja aku hinggap pasti ingin ditangkap. Wahai batu yang terlemparkan, wahai yang duduk dalam kemalasan, wahai orang yang terbelenggu nafsu dan keinginan. Ya Allah rahmati aku dan juga mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah memanjatkan pujian, shalawat serta salam, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Para wali itu sibuk memberi dan mewujudkan kedamaian untuk sesama hamba. Mengambil dari karunia Allah Swt. lalu mendermakannya kepada fakir miskin yang membutuhkan. Mereka membayarkan hutang yang tidak sanggup membayarnya. Mereka adalah raja yang tidak sama dengan raja di dunia. Raja di dunia lebih suka mengambil daripada memberi. Mereka mengambil sesuatu dari tangan al-Hag Azza wa Jalla, bukan dari makhluk. Usaha yang dilakukan oleh anggota badannya adalah untuk makhluk, demikian juga perjuangan yang dilakukan oleh hatinya. Mereka berderma karena Allah Swt. bukan karena mengikuti hawa nafsu, atau untuk mendapatkan pujian atau sanjungan.

 

Tinggalkanlah sikap takabur terhadap al-Hag Azza wa Jalla lepaskaniah sikap sombong terhadap sesama manusia. Sikap tersebut adalah sikap raja-raja yang kelak Allah akan membenamkan wajahnya ke dalam neraka. Apabila engkau marah kepada Allah Swt. artinya engkau tengah bersikap sombong kepada-Nya. Apabila terdengar kumandang adzan, lalu engkau tidak menjawab seruan itu dengan mendirikan shalat, sesungguhnya engkau takabur kepadaNya, demikian juga apabila engkau mendzalimi salah seorang dari makhluk-Nya. Bertaubatlah dan murnikanlah taubatmu itu sebelum Allah Swt.membinasakanmu sebagaimanaAllahtelah membinasakan Namrud dan raja-raja yang dzalim lainnya. Saat mereka takabur, maka Allah menghinakan mereka padahal asalnya mulia, menjadikannya fakir, menyiksa mereka dan mematikan mereka dari kehidupan.

 

Jadilah engkau termasuk orang-orang yang bertakwa, memelihara diri dari kemusyrikan, baik secara lahir maupun batin. Kemusyrikan yang lahir adalah dengan menyembah berhala, sedangkan kemusyrikan batin adalah dengan menggantungkan diri kepada makhluk dan menganggap bahwa mereka dapat memberi manfaat dan mendatangkan madarat. Barangsiapa yang menyimpan dunia pada tangannya saja, maka dunia tidak akan sampai mencintainya, dia akan menguasai dunia dan tidak akan dikuasai dunia. Harta menyukai ia tetapi ia tidak menyukainya. Harta yang menghampirinya, bukan dia yang mencarinya. Dunia melayaninya bukan dia yang melayani dunia. Hatinya benar-benar selamat. Dunia tidak akan dapat mencelakakannya. Sehingga dia mampu menegendalikannya. Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaikbaik harta yang baik, adalah untuk laki-laki yang baik.” Beliau juga bersabda, “Tidak ada kebaikan pada dunia kecuali jika ia digunakan untuk kebaikan dan kedamaian.” Beliau mengisyaratkan bahwa beliau meninggalkan dunia di tangannya untuk kebaikan dan kemaslahatan.Biarlah dunia berada di tanganmu demi kemaslahatan keluarga Allah Swt. keluarkanlah ia dari dalam hatimu, tentu ia tidak akan membahayakanmu. Kenikmatannya dan keindahannya tidak akan menipumu.Tidak akan lama dunia akan berlalu.

 

Wahai muridku, jangan merasa tidak membutuhkanku karena merasa cukup dengan pandanganmu.Sesungguhnya engkau tengah tersesat. Barangsiapa yang merasa cukup dengan padangannya sendiri, maka dia akan sesat, hina dan sirna. Apabila engkau merasa puas dengan pemikiranmu maka hidayah dan perlindungan-Nya diharamkan atasmu. Sebab engkau tidak masuk dan menghilangkan sebab-sebabnya. Engkau mengatakan, “Aku tidak membutuhkan ilmunya para ulama.” Engkau mengaku sudah memiliki ilmu, lalu di manakah pengamalannya? Tidak ada pengaruhnya pengakuanmu itu. Karena pengakuan ilmu harus dibuktikan dengan pengamalan, keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapi ujian, tidak gentar, teguh pendirian dan tidak mengadu kepada makhluk.Apabila engkau buta, bagaimana bisa engkau mengaku melihat? Apabila engkau tidak mengerti, bagaimana bisa engkau mengaku mengerti?

 

Bertaubatlah kepada Allah Swt. dari semua pengakuanmu yang dusta. Hendaklah engkau senantiasa bersama-Nya dan tinggalkanlah segala sesuatu selain Dia. Berpalinglah dari segala sesuatu,dan carilah Dzat yang menciptakan segala sesuatu.Janganlah menjadi orang-orang yang lemah, putus asa an binasa. Engkau harus mengendalikan hawa nafsumu sehingga ia menjadi jinak,dan engkau akan marifat kepada Tuhan. Setelah itu, barulah engkau berpaling kepada yang lain. Dengan tetap mengikuti kehendak-Nya dan senantiasa bersama Dia di dunia atau pun di akhirat. Engkau harus bertakwa dan menyendiri dari selain Dia. Hendaklah engkau teguh dalam mematuhi segala perintah dan larangan-Nya. Wahai kaum laki-laki dan kaum perempuan, sungguh akan bahagia orang yang pada dirinya terdapat setitik keikhlasan, setitik ketakwaan, setitik kesabaran, dan setitik rasa syukur. Sungguh aku melihat engkau benar-benar dalam keadan bangkrut.

 

 

 

 

 

 

 

 

Syaikh Abdul Qadir Jailani memberikan sebuah nasihat sebagai berikut.

 

Celakalah kalian wahai orang-orang yang sombong! Ibadah kalian bukan masuk ke dalam bumi, melainkan naik ke langit. Allah Swt. berfirman: “Kepada-Nya naik perkataan yang baik dan amal yang shalih, yang ditinggalkan-Nya (dibalas-Nya).” (Q.S. Fathir: 10)

 

Tuhan kita Azza wa Jalla bersemayam diatas Arasy.Dia menjaga kerajaan ini, ilmunya menguasai segala sesuatu. Tujuh ayat di dalam al-Qur’an telah menjelaskan tentang hal ini. Tidak mungkin terhapus karena kebodohanmu. Sekali pun engkau mengarahkan mata pedang ke leherku aku tidak akan merasa gentar. Sekali pun engkau bujuk aku dengan hartamu, aku tidak akan tergoda. Sesungguhnya aku hanya takut kepada Allah Swt. aku tidak takut kepada apa pun selain Dia dan aku tidak pernah berharap kepada apa pun kecuali kepada-Nya. Aku menyembah-Nya bukan menyembah selain-Nya. Aku beramal untuk-Nya bukan untuk selain Dia, rizkiku ada di sisi-Nya dan dari tangan-Nya. Segala sesuatu adalah kepunyaan-Nya. Hamba dan segala sesuatu adalah milik-Nya.

 

Disebutkan bahwa sebanyak 500 orang masuk Islam melalui tangan Syaikh Abdul Qadir Jailani. Kemudian ada 20.000 orang yang bertaubat. Namun demikian beliau mengatakan bahwa hal itu terjadi karena berkah Nabi Muhammad Saw. Allah Swt. berfirman: “(Dia) mengetahui yang ghaib, maka tiadalah dilahirkan-Nya yang ghaib itu kepada seorang jin pun, kecuali orang yang disukai-Nya di antara para Rasul.” (Q.S. al-Jin: 26 — 27). Hal yang ghaib itu ada di sisi-Nya. Maka mendekatlah kepada-Nya sehingga engkau dapat melihatnya dan dapat melihat apa saja yang ada di sisi-Nya. Tinggalkanlah keluargamu, hartamu, negerimu, istrimu dan anakanakmu. Keluarkanlah semuanya dari hatimu dan segeralah berjalan menuju pintu-Nya. Apabila engkau telah sampai di hadapan pintuNya janganlah terkecoh oleh pelayan-pelayan-Nya, kekuasaan, dan juga kerajaan-Nya. Apabila mereka menyajikan makanan, jangan memakannya. Apabila mereka menempatkanmu di kamar, maka jangan menempatinya. Apabila engkau hendak dinikahkan, maka jangan menikahinya. Jangan menerima apa pun sebelum engkau bertemu dengan-Nya. Biarkan dirimu dengan pakaian dan kelelahanmu. Biarkan dirimu dengan debu jalan dan rambut yang kusut. Biarkanlah semua itu nanti Dia yang akan mengubah nasib dan penampilanmu. Dia yang akan memberikanmu makan dan minum, Dia yang mendamaikan kegelisahanmu, Dia yang akan mengobati kelelahanmu dan menghilangkan kecemasanmu. Mendekatnya engkau kepada-Nya akan menjadikan engkau cukup, dengan melihat-Nya engkau akan memperoleh makanan, minuman, dan juga pakaian. Apakah artinya menuhankan makhluk? Menuhankan makhluk adalah takut kepada mereka, berharap, cinta dan bersandar kepada mereka. Inilah arti menuhankan makhluk.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Selasa sore, tanggal 2 Rajab 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya setelah memuji Allah dan membaca shalawat kepada Rasulullah Saw.ia mengatakan:

 

Dunia ini tak ubahnya pasar, dalam waktu dekat akan kosong ditinggalkan oleh pengunjungnya. Yakni ketika malam tiba, semua orang akan kembali ke rumahnya masing-masing. Berjuanglah engkau! Sesungguhnya engkau tidak berjual beli di pasar dunia ini kecuali untuk bekal bagi akhirat. Bekal yang sesungguhnya adalah keimanan dan ikhlas dalam beramal, dengan niat hanya karena Allah Swt.itulah yang akan engkau bawa ke sana, dan ternyata yang bekal engkau miliki hanya sedikit.

 

Wahai muridku, jadilah sebagai orang yang berakal, janganlah tergesa-gesa. Sesungguhnya sesuatu yang sudah ditetapkan tidak akan dapat engkau dahulukan. Waktu maghrib tidak akan dapat engkau segerakan sehingga datang pada waktu subuh. Maka mengapa engkau tidak bersabar dan menyibukkan diri sehingga waktu maghrib itu datang dan engkau akan mendapatkan apa yang engkau mau? Jadilah sebagai orang yang berakal dan ber-adab-lah di hadapan al-Hag Azza wa Jalla juga terhadap makhluk-Nya. Jangan berbuat dzalim kepada makhluk dengan mengambil sesuatu yang bukan hakmu dari mereka. Semuanya telah ditetapkan, engkau akan melihat bahwa pemberian itu tidak akan diberikan sebelum waktunya, walaupun hanya 1 centi sebelumnya. Tidak sedikit pun akan diberikan sebelum waktunya, walau pun setetes, satu biji ataupun sebanyak lautan, kecuali dengan izin Allah Swt., ketentuan dan iiham-Nya kepada hati manusia. Jadilah engkau sebagai Orang yang berakal. Tetaplah berada di tempatmu, yakni di hadapan Allah Swt. sesungguhnya rrizki itu telah dibagi di sisi-Nya dan dengan kekuasaan-Nya.

 

Celakalah engkau! Dengan wajah seperti apa kelak engkau akan berjumpa dengan-Nya. Di dunia engkau membantah-Nya, berpaling dari-Nya dan lebih memilih menghadap kepada makhlukNya. Engkau menyekutukan-Nya dengan mengadu kepada makhlukNya dan bergantung kepada mereka.Mengadukan kebutuhan kepada makhluk adalah suatu siksa, sebab peminta itu sangatlah banyak. Sesungguhnya mereka tidak keluar untuk meminta kecuali karena dosa mereka. Sedikit sekali di antara mereka yang meminta, itu pun karena terpaksa. Apabila engkau meminta dan tidak mau memberi, maka sesungguhnya engkau tidak akan diberi karena engkau tidak mau memberi.

 

Wahai muridku, menurutku, dalam keadaan lemah sekalipun engkau tidak boleh meminta sesuatu dari seseorang. Jangan ada sesuatu pun dari milikmu yang tidak engkau ketahui dan tidak engkau beritahukan,jangan ada sesuatu pun dari milikmu yang tidak engkau lihat dan tidak engkau perlihatkan. Apabila engkau sanggup memberi dan tidak mau meminta imbalan, maka lakukanlah atau apabila engkau minta dilayani orang, maka lakukanlah. Para wali itu beramal untuk Allah Swt. dan untuk bisa bersama-Nya, maka ia memperlihatkan keajaiban-Nya kepada mereka, di dunia ataupun di akhirat. Dia juga memperlihatkan kepada mereka kelembutan dan pertolongan-Nya.

 

Wahai muridku, apabila Islam belum engkau miliki, lalu bagaimana engkau akan memiliki keimanan. Apabila iman belum ada maka bagaimana engkau bisa yakin. Dan apabila tidak ada keyakinan, lalu bagaimana engkau bisa marifat dan mengetahuiNya? Demikianlah langkah-langkahnya. Apabila keislaman telah terpenuhi, maka kepasrahan pun akan terpenuhi.

 

jadilah orang yang berserah diri dan patuh kepada Allah Swt. di dalam setiap keadaan disertar dengan memelihara batasan batasan syariat.Serahkan dirimu kepada Nya, bak yang berhubungan dengan hakmu ataupun hak orang lain. Perbaikilah adab kepada Nya dan juga kepada makhluk Nya. Jangan mendzalimi orang lam, karena kedzaliman adalah kegelapan di dunia dan di akhirat. Kedzaiman akan menggelapkan hati, menghitamkan wajah. dan catatan amal. Jangan berbuat dzalim dan jangan menolong orang yang dzalim. Rasulullah Saw. bersabda, “Pada hari kiamat, juru panggil akan berseru, Di manakah orang-orang yang berbuat dzalim? Mana orang-orang yang membantu kedzaliman? Mana orang yang melihat pena mereka? Mana orang yang mengencerkan pena mereka? Kumpulkan mereka semua, lalu masukkan mereka ke dalam peti dari api neraka.”

 

Larilah dari makhtuk dan berusahalah untuk tidak menjadi orang yang dizalimi ataupun orang yang Mmendzalimi. Kalau pun terpaksa, lebih baik jadi yang terdzalimi daripada mendzalimi orang lain, yang dipaksa daripada menjadi yang memaksa. Pertolongan Allah Swt. ada bersama dengan orang-orang yang terdzalimi, apa lagi bila ia tidak mendapat pertolongan dari makhluk. Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika seseorang dianiaya, sedangkan ia tidak menemukan penolong selain Allah Swt. maka sesungguhnya Allah berfirman, Aku pasti akan menolongmu, walaupun hanya setelah ini.”

 

Kesabaran akan melahirkan pertolongan,diangkat derajat dan mencapai marifat. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadamu, agar senantiasa sabar bersama-Mu kami memohon ketakwaan, kecukupan, dan kelapangan dari segala sesuatu, serta sibuk denganMu. Bukakanlah tabir yang menghangi kami dan engkau.

 

Angkatlah penghalang yang membatasi dirimu dengan-Nya. Sesunggunya bersamanya engkau dengan mereka adalah suatu kebodohan.Tidak ada kerajaan, kekuasaan, kekayaan, dan kemuliaan melainkan milik Allah Swt… Wahai orang munafik, sampai kapan engkau berbuat riya dan berada dalam kemunafikan? Apa yang engkau dapatkan dari orang yang engkau tuju? Celakalah engkau! Apakah engkau tidak malu kepada Allah Swt.? Apakah engkau tidak percaya bahwa engkau akan melihat-Nya? Lahiriah-mu beramal, tetapi batinmu tertuju kepada selain Dia. Sungguh engkau telah melakukan penipuan, seolah engkau mengingkari bahwa Dia Maha tahu. Kembalilah dan perbaiki keadaanmu, luruskan niatmu dan bersungguh-sungguhlah. Jangan memakan walau hanya sesuap, jangan berjalan meski hanya selangkah, dan jangan melakukan apa pun kecuali dengan niat yang baik, engkau harus meluruskannya hanya untuk al-Hag Azza wa Jalla. Apabila hal itu telah engkau lakukan, maka setiap amal yang engkau lakukan hanya untuk-Nya. Kepurapuraan akan hilang, dan niat yang baik itu akan menjadi watak bagi hamba yang ibadahnya telah murni untuk Tuhannya.

 

Tidak akan ada lagi beban baginya karena Allah Swt. menolongnya, apabila Dia telah menolongnya maka ia akan merasa cukup, dan Allah akan menghalanginya dari makhluk, maka ia pun tidak akan membutuhkan mereka lagi. Keletihan itu hanya terasa ketika engkau berjalan menuju ke sana. Apabila perjalanan telah selesai dan engkau sampai di sana, berdekatan dengan-Nya, beban lelah yang engkau rasa akan sirna, yang tumbuh kemudian adalah rasa damai. Kemudian kedamaian itu semakin bertambah-tambah, sehingga engkau mengambil tempat di sisi-Nya. Awalnya rasa damai itu kecil, kemudian semakin lama semakin membesar. Pada akhirnya, hati dipenuhi oleh Allah Swt. sehingga tidak ada lagi ruang untuk apa pun selain Dia.

 

Apabila engkau menghendaki hal itu maka laksanakanlah segala perintah-Nya dan jauhi segala larangan-Nya. Serahkan dirimu kepada-Nya, dalam keadaan baik maupun buruk, kaya atau miskin, mulia ataupun hina, bahkan ketika melimpahnya benda-benda yang datang baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Engkau beramal untuk-Nya dengan tidak mengharapkan balasan sedikit pun. Engkau beramal dengan meng-esakan tujuan, yaitu keridhaan dan bisa berdekatan dengan-Nya. Balasan yang akan engkau peroleh adalah keridhaan-Nya dan dapat berdekatan dengan-Nya di dunia dan di akhirat. Di dunia engkau dekat dengan-Nya melalui hatimu, dan di akhirat dengan jasadmu.Beramallah dan jangan dipamerkan.Jangan memandang amalmu itu, anggota badanmu beramal, dan hatimu tetap bersama-Nya,karena hanya karena Dia engkau beramal.Apabila itu dapat engkau lakukan, maka hatimu akan memiliki mata yang dapat melihat, sehingga hal ghaib akan nampak seperti kenyataan.

 

Apabila seorang hamba telah berserah diri untuk Allah Swt. semata, maka Allah Swt. akan senantiasa bersamanya di dalam setiap keadaan. Dia akan mengganti dan memindahkan dari suatu keadaan ke keadaan lain. Sehingga dia sepenuhnya menjadi beriman, yakin dan marifat, dekat bahkan menyaksikan-Nya tanpa penghalang (musyahadah). Waktu seolah menjadi siang, tanpa datangnya malam, cahaya tidak berkeputusan tanpa adanya kegelapan, putih bersih tanpa setitik pun noda atau kotoran, seluruhnya menjadi hati, tidak ada lagi diri, bahwa yang ada hanya nurani tidak lagi hati, dan ia melebur tidak wujud lagi. Dia menjadi ghaib dari manusia dan juga dari dirinya sendiri.Semua ini pondasinya adalah mencintai Allah Swit.. Melangkahlah untuk meninggalkan makhluk karena mereka tidak dapat memberikan manfaat dan juga tidak dapat mendatangkan madarat. Sungguh aku telah membuktikannya. Pergilah dari nafsumu, jangan mengikuti keinginan dan kebiasaannya demi mencari ridha Allah Azza wa Jalla.

 

Makhluk dan nafsu bagaikan dua lautan, dua api, dua lembah yang keduanya dapat membinasakan. Semua obat ada pada-Nya, tidak ada seorang pun yang memilikinya kecuali Dia. Apabila engkau bersabar dalam menyendiri, maka Dzat yang Maha Esa akan datang kepadamu. Apabila engkau bersabar di dalam kefakiran, maka kekayaan akan menghampirimu. Tinggalkanlah dunia dan kejarlah akhirat kemudian berusahalah untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan. Tinggalkanlah makhluk dan kembalilah kepada sang Khalig.

 

Celakalah engkau! Makhluk dan Khalig tidak akan dapat berkumpul dalam satu tempat, demikian juga dunia dan akhirat, keduanya tidak dapat bersatu dalam satu hati. Mesti salah satu dari keduanya yang tinggal di dalam hati: makhluk atau Khalig, dunia atau akhirat. Atau bisa saja, secara lahiriah nampak untuk Khalig, tetapi yang bersemayam di hatinya adalah makhluk, lahirnya untuk akhirat, tetapi batinnya untuk dunia. Keluarkanlah dunia dari hatimu, simpan ia pada tanganmu saja.

 

Renungkanlah dirimu dan pilihlah untuknya: Apabila engkau menginginkan dunia, maka keluarkanlah akhirat dari hatimu, apabila engkau menginginkan akhirat, maka keluarkanlah dunia dari hatimu. Apabila engkau menginginkan Tuhan, maka keluarkanlah dunia dan akhirat serta segala sesuatu selain Dia dari hatimu. Sebab, selama di dalam hatimu masih bersemayam sesuatu selain Dia, maka engkau tidak akan dapat berdekatan dengan-Nya, cintamu kepada-Nya belum terbukti. Selama di hatimu masih ada dunia, maka akhirat tidak akan pernah nampak di hadapanmu. Dan selama di dalam hatimu masih ada akhirat, maka engkau tidak akan pernah menemukan kedekatan dengan-Nya. Jadilah sebagai orang yang berakal. Jangan pernah mendatangi pintu-Nya kecuali dengan langkah kejujuran dan kesungguhan.

 

Celakalah engkau! Engkau bisa bersembunyi dari makhluk, tetapi bagaimana engkau akan bersembunyi dari Khalig. Tidak akan lama lagi engkau akan merasa lelah bersama dengan makhluk, lalu engkau akan mengambil uang dari dalam saku dan dari rumahmu. Wahai orang yang meninggalkan cermin untuk dipecahkan, esok hari makanmu ada di dalam botol, dan jelaslah kabar untukmu.Wahai orang yang memakan racun, tidak lama lagi pengaruh racun itu akan terasa oleh tubuhmu. Makanan haram adalah racun untuk jasad agamamu. Tidak bersyukur juga racun yang mematikan. Tidak akan lama lagi Allah akan menyiksamu dengan kefakiran, meminta-minta kepada manusia dan tidak lagi dikasihani oleh mereka.Wahai engkau yang tidak mengamalkan ilmunya, tidak akan lama lagi ilmumu akan dihilangkan dari hatimu karena hilang keberkahannya. Wahai orang-orang yang bodoh, seandainya engkau mengenal Allah, tentu engkau akan mengetahui siksa-siksa-Nya. Perbaikilah adab bersamaNya dan juga terhadap makhluk-Nya. Kurangilah pembicaraan yang tidak bermanfaat dan sia-sia.

 

Diriwayatkan dari sebagian orang-orang shalih, ada yang berkata, aku melihat seorang pemuda yang minta-minta. Maka aku berkata kepadanya,“Seandainya engkau bekerja, itu akan lebih baik bagimu.” Maka aku disiksa berupa terhalangnya diriku dari ibadah malam selama enam bulan.

 

Wahai muridku,hendaklah engkau sibuk dengan sesuatu yang berguna bagimu, dan meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu. Keluarkan nafsumu dari hatimu, sungguh kebaikan telah datang kepadamu. Nafsu itu adalah kotoran yang mengotori. Setelah ia keluar, maka hati akan bersih tanpa kotoran lagi. Allah Swt.

 

berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.” (Q.S. arRa’d:11)

 

Wahai manusia, dengarkanlah, wahai manusia, dengarkanlah! Wahai orang yang mukallaf, wahai orang yang berakal! Simaklah dengan baik firman-firman Allah Swt. Yang Maha benar. Tinggalkan nafsumu yang tidak disukai-Nya, maka engkau akan mendapatkan sesuatu yang kamu sukai dari-Nya. Sesungguhnya jalan itu luas, bagaimana dengan dirimu sendiri? Wahai saudaraku! Bangunlah, beramallah, dan jangan lalai selagi kendali-Nya di tanganmu. Mohon pertolonganlah kepada-Nya untuk memperbaiki nafsumu,kendalikan ia, jika tidak, nafsu yang akan mengendalikanmu.la memerintahkan keburukan ketika di dunia dan meremehkan akhirat. Larilah dari orang yang membuat engkau lalai kepada Allah, seperti larinya engkau dari hewan buas. Bergaullah dengan-Nya, karena orang yang berdekatan dengan-Nya akan mendapat keuntungan, dan orang yang mencintai-Nya akan dicintai-Nya, orang yang menghendakiNya akan dikehendaki-Nya juga,orang yang mendekati-Nya akan Dia dekati juga, dan orang yang mengenali-Nya akan Dia kenali. Dialah Allah Azza wa Jalla.

 

Dengarkanlah perkataanku dan terimalahnasihatku.Tidak ada seroang pun di muka bumi yang menyampaikan hal itu sebagaimana aku. Apabila aku meminta akhirat, maka kau meminta untuk mereka, bukan hanya aku. Aku menginginkan kemaslahatan untuk mereka bukan hanya untukku. Demikian juga apabila aku mencari dunia, maka itu untuk mereka. Setiap kalimat yang aku ucapkan, tidak ada yang aku nginkan darinya kecuali Allah Swt.. Apa peduliku terhadap dunia,akhirat dan seluruh isinya? Dia Maha Mengetahui kebenaranku. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu yang tidak tampak. Datanglah kepadaku, aku adalah seorang pencerita, aku mempunyai kampung kecil dan gudang permisalan.

 

Wahai orang munafik, igauan apa yang engkau ucapan? Sungguh igauan yang kosong belaka.Berapa kaliengkau mengatakan “Aku” padahal, siapa dirmu itu? Celakalah engkau! Engkau melihat selain Dia. Engkau juga mengatakan, “Aku mencintai-Nya.” Engkau juga menyatakan ridha, padahal sebenarnya engkau tidak rela,justru engkaumembantah-Nya. Engkau mengatakan bahwa nafsumu sabar, padahal ia selalu mengajakmu untuk kufur. Semua akan terbukti setelah,badanmu ditinggal nyawa,karena penyakit didalam tubuhmu sudah sangat parah, sehingga engkau tidak merasakannya.

 

Keadaanmu menjadi kosong,hatimu kosong dari dunia,akhirat dan segala isinya.Wujudmu adalah ketika melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan. Sesungguhnya Dia akan mewujudkanmu, perbuatan-Nya akan menjadikan dirimu diam atau bergerak. Dan engkau senantiasa bersama-Nya.Engkau tidak mendiami kedudukan apa pun, hingga engkau sampai pada kedudukan ini. Allah tidak meminta cangkang dari hamba, Dia meminta isi dan maknanya. Yaitu tauhid dan keikhlasan serta hilangnya cinta dunia dan akhirat dari dalam hati. Bahkan segala sesuatu jauh dari dirinya. Pada saat itulah, Allah Swt.akan mencintainya,mendekat kepadanya,dan mengangkat derajatnya dari orang lain.

 

Wahai Dzat yang Maha Esa, murnikanlah tauhidku untuk Engkau. Selamatkan kami dari (keburukan) makhluk. Murnikanlah kami untuk-Mu. Benarkanlah pengakuan kami dengan bukti kemurahanMu dan rahmat-Mu. Perbaikilah hati kami, mudahkanlah urusan kami, dan jadikanlah kesukaan kami dengan Engkau, dan kegelisahan kami ketika bersama selain Engkau. Jadikanlah cita-cita kami hanya satu, yaitu Engkau dan berdekatan dengan Engkau di dunia dan di akhirat. Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi,tanggal 5 Rajab 545 H,di Madrasah,Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Rasulullah Saw. bersabda, “Tengoklah orang yang sakit dan antarkanlah jenazah, sesungguhnya ja akan mengingatkanmu kepada akhirat.”

 

Dengan hadits tersebut, Rasulullah Saw. menegaskan agar engkau mengingat akhirat, sedangkan engkau selalu menghindar dari mengingatnya. Bahkan engkau lebih mencintai dunia, padahal tidak akan lama lagi engkau akan meninggalkannya. Apa yang engkau banggakan, akan diambil begitu saja, sehingga kesedihan dan penyesalan akan menggantikan kegembiraanmu. Wahai orang yang lalai, sadarlah! Engkau diciptakan bukan untuk dunia, engkau diciptakan untuk akhirat.Wahaiorangyanglupadarikewajiban,engkau telah menjadikan cita-citamu untuk nafsu syahwat, dan kelezatan dunia serta menumpuk-numpuknya. Engkau menyibukkan anggota badanmu dengan permainan. Apabila ada yang mengingatkanmu tentang akhirat dan kematian, engkau mengatakan, “Kehidupanku telah menyulitkanku.” Itulah ucapanmu sambil menggelengkan kepala.

 

Sungguh peringatan tentang kematian telah menghampirimu, yaitu berupa uban di kepalamu. Tetapi engkau mencukurnya atau menyemirnya menjadi hitam. Apabila ajalmu telah datang, apa yang akan engkau lakukan? Apabila malakal maut hendak menunaikan tugasnya, apa engkau bisa menolaknya? Apabila rizkimu terputus dan usiamu telah habis, bagaimana engkau bisa menghindarinya? Tinggalkanlah kebodohanmu ini.Dunia ini diciptakan untuk beramal, apabila engkau beramal, maka kelak akan memperoleh balasannya. Apabila tidak beramal, bagaimana engkau akan diberi balasan? Dunia adalah tempat beramal serta tempat bersabar dalam menghadapi ujian. Dunia adalah tempat yang melelahkan, sedangkan akhirat adalah tempat beristirahat.

 

Seorang mukmin yang berusaha dan bersusah payah di dunia, pasti akan memperoleh kedamaian kelak. Sebaliknya engkau lebih mendahulukan beristirahat dan menunda waktu untuk bertaubat. Hari berganti hari, bulan berlalu dan tahun terus berputar hingga habis usiamu, engkau masih belum bertaubat.Tidak akan lama lagi, engkau akan segera menyesalinya.Mengapa engkau tidak menerima nasihatku ini dan mengapa engkau tidak mau membenarkannya? Celakalah Engkau! Tiang dan atap kehidupanmu telah rapuh dan retak. Wahai orang yang tertipu, dinding kehidupanmu juga sudah hampir jatuh. Bahkan rumah yang engkau tempati ini akan roboh. Engkau harus pergi untuk mencari tempat lain. Carilah rumah di kampung akhirat, langkahkan kakimu ke sana. Langkahkan dengan langkah kaki dari amal-amal kebajikanmu. Hantarkan hartamu ke akhirat, sehingga ketika engkau sampai di sana, engkau dapat menemukannya kembali.

 

Wahai orang yang tertipu oleh dunia, wahai orang yang sibuk dengan sesuatu yang tidak berguna, wahai orang yang keluar dari rombongan dan sibuk sendiri. Celakalah engkau, jangan menyatu dengan akhirat, karena pelayannya tidak akan merelakannya. Keluarkan akhirat dari dalam hatimu, sungguh engkau telah melihat bagaimana akhirat datang dan memengaruhi hatimu. Apabila itu telah engkau lakukan, maka Allah Swt. akan memanggilmu untuk mendekat kepada-Nya. Pada saat itulah Allah akan memberikan akhirat seutuhnya kepadamu. Carilah Allah Swt. semata, dengan begitu engkau akan mencapai kemurnian hati dan sucinya nurani.

 

Wahai muridku, apabila hatimu telah lurus dan benar, maka Allah Swt. akan menyaksikannya, demikian juga para malaikat, dan orang-orang yang berilmu. Dan akan dipanggil seorang penyeru untuk menyaksikan kebenaran hatimu itu, sehingga engkau tidak perlu bersaksi untuk dirimu sendiri. Apabila hal itu telah terwujud, maka engkau akan kuat laksana gunung yang tidak goyah walaupun diterpa badai, tidak bisa dihancurkan oleh panah dan pandangan makhluk. Pergaulan engkau dengan mereka tidak akan mengotori dan memengaruhimu lagi.Hatimu tidak akan tercemar dan nuranimu akan tetap suci.

 

Wahai manusia, orang yang beramal karena makhluk dan mengharapkan penerimaan mereka adalah hamba yang melarikan diri, dia menjadi musuh Allah Swt., kafir terhadap-Nya dan terhadap nikmat-nikmat-Nya.la ter-hijab, dimurkai dan terkutuk. Makhluk akan merusak hati, kebaikan dan agama. Mereka akan menjadikan engkau musyrik dan melupakan Tuhan. Mereka mengharapkan kebaikan darimu untuk mereka, sedangkan al-Hag Azza wa Jalla menghendaki kebaikan itu kembali padamu. Maka carilah Dzat yang menghendaki kebaikan itu kembali kepadamu, sibukkan dirimu bersama denganNya. Karena bersama-Nya lebih baik daripada engkau sibuk dengan makhluk yang menginginkan kebaikanmu untuk mereka. Apabila memang engkau harus mencari dunia, maka carilah dari-Nya bukan dari makhluk. Sesungguhnya manusia yang paling dibenci Allah Swt. adalah manusia yang mencari dengan meminta kepada sesama manusia. Mohonlah pertolongan kepada-Nya, Dialah yang Maha Kaya, sedangkan semua makhluk adalah fakir, mereka tidak dapat memberikan manfaat dan mendatangkan madarat, baik bagi diri mereka sendiri, apalagi untuk orang lain. Carilah cinta-Nya, sesungguhnya sejak pertama kali, Dia menghendaki engkau mencari Dia, sehingga akhirnya nanti, engkaulah yang akan dicari oleh-Nya. Seorang anak, pada masa kecil ia akan mencari ibunya, akan tapi setelah dewasa, ia akan dicari oleh Ibunya. Apabila engkau benarbenar menghendaki-Nya, maka Dia juga menghendakimu, apabila engkau benar-benar mencintai-Nya,maka Diajugaakan mencintaimu, menunjukkan hatimu, dan mendekatkanmu kepada-Nya.

 

Bagaimana engkau akan bahagia, sedangkan engkau menempatkan nafsu, keinginan, setan, dan watak di dalam hatimu.

 

Engkau pun tahu bagaimana sepak terjang semuanya. Engkau harus berusaha melawan dan mengendalikan hawa nafsu. Lawanlah hawa nafsu, watak, dan keinginan, sehingga engkau dapat menemukanNya. Engkau harus mengendalikan semua tangannya, sehingga terangkatlah hijab yang menghalangimu dengan Tuhanmu. Engkau juga akan melihat cacatmu sehingga engkau ingin menjauhinya, engkau dapat melihat buruknya orang lain sehingga engkau ingin melarikan diri dari mereka. Apabila telah demikian, Dia akan mendekatimu dan memberikanmu hal yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga bahkan tidak pernah terbersit di dalam hati manusia. Dia akan menajamkan pendengaran hatimu, manjadikan hati dan nurani dapat melihat, membenarkannya, dan memberikannya pakaian dengan makhota kemulian-Nya. Dia akan mengangkatmu sebagai wali, sultan dan raja di antara makhluk-Nya. Dia akan melapangkanmu untuk menjaga hatimu dan memerintahkan para malaikat-Nya untuk melayanimu serta memperlihatkan kepadamu arwah para Nabi dan para RasulNya, sehingga tidak satu makhluk pun yang samar bagimu.

 

Wahai muridku,kejarlah magam ini.Jadikanlah itu sebagai citacitamu dan tinggalkan kesibukan untuk mencari dunia. Karena dunia tidak akan memuaskanmu, segala sesuatu selain Allah, tidak akan memberikan kepuasan kepadamu. Maka sibukanlah dirimu denganNya, karena hanya Dia yang akan memberimu kepuasan. Apabila engkau telah mencapai-Nya, maka engkau akan kaya di dunia dan di akhirat.Wahai orang yang lalai,inginilah Dzat yang menginginkanmu, carilah Dzat yang mencarimu, cintailah Dzat yang mencintaimu dan sibukkanlah dirimu dengan Dzat yang merindukanmu. Tidakkah engkau memperhatikan firman Allah Swt. “Dia mengasihi mereka dan mereka mengasihi-Nya.“ (Q.S. al-Maidah: 54). Dalam ayat lain Allah Swt.menyatakan, “Sesungguhnya Aku sangat merindukan perjumpaan dengan kalian.”

 

Engkau diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, maka janganlah bermain-main. Dia menginginkan engkau agar bersamaNya, maka jangan menyibukkan diri dengan yang selain Dia. Jangan sekali-kali membagi cinta-Nya dengan sesuatu yang lain, apabila engkau mencintai selain Dia karena kasih sayang, kelembutan atau karena nafsu, maka itu dibolehkan. Adapun cinta (kepada selain Dia) dengan hati dan nurani, sama sekali tidak diperbolehkan. Ketika Nabi Adam a.s. hatinya sibuk dengan mencintai surga dan tinggal di dalamnya, maka Allah Swt. memisahkan Adam dari surga dengan mengusirnya sebagai akibat memakan buah (larangan). Hati Adam begitu condong kepada Hawa, maka Allah Swt. memisahkan keduanya dalam jarak yang sangat jauh dan dalam rentang waktu yang cukup lama. Yakni antara Sarandib (sebuah pulau di dekat India) dan Jeddah. Demikian juga Nabi Ya’gub, ketika hatinya terlalu mencintai Yusuf a.s. yang menjadi putranya, Allah Swt. juga memisahkan mereka. Demikian halnya dengan Nabi Muhammad Saw. yang terlalu mencintai Aisyah r.a. maka Allah Swt. memisahkan mereka (adanya tuduhan palsu terhadap Aisyah), sehingga dalam beberapa hari, beliau tidak bersua dengan Aisyah.

 

Oleh karena itu, sibukkanlah dirimu dengan Allah Swt.jangan dengan yang lain. Jangan mencintai selain Dia, jadikanlah makhluk berada di luar hatimu, jadikan hatimu hanya untuk-Nya.Wahai orangorang yang malas, wahai orang-orang yang sedikit menerima. Apabila engkau menerima nasihatku dan mau mengamalkannya, maka kemaslahatannya kembali padamu juga. Demikian juga apabila tidak engkau amalkan, murka-Nya, dan akibatnya akan menimpa dirimu. Allah Swt. berfirman, “Baginya (pahala) kebajikan yang diusahakannya, dan baginya (dosa) kejahatan yang dilakukannya.” (Q.S. al-Bagarah: 286). Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman, Vika kamu berbuat baik, niscaya kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, jika kamu berbuat jahat maka (balasannya) untuk dirimu juga.” (Q.S. al-Isra: 7). Yakni kelak akan engkau temukan balasannya, yang baik mendapatkan kebahagiaan di dalam surga, sedangkan yang buruk mendapat siksa di dalam api nereka.

 

Apabila engkau memberikan makanan kepada orang yang bertakwa dan menolongnya dalam urusan dunia, maka engkau akan memperoleh pahala dari amal kebaikan yang dia lakukan, karena engkau telah membantu dia untuk mencapai tujuannya dan engkau telah mengangkat bebannya, bahkan engkau telah mempercepat langkah perjalanannya menuju Allah Swt. sedangkan apabila engkau memberikan makanan kepada orang yang munafik, riya, dan maksiat lalu membantunya dalam urusan dunia, maka engkau pun akan memperoleh siksa seperti siksa yang diperolehnya sebagai akibat dari kejahatan yang ia lakukan. Sebab engkau telah membantu dia dalam berbuat maksiat kepada Allah Swt. sehingga keburukan yang dia lakukan menimpa juga kepadamu.

 

Wahai orang yang bodoh, tuntutlah ilmu, tidak berarti suatu ibadah jika tidak disertai dengan ilmu, suatu keyakinan tidak berarti apabila tidak disertai dengan ilmu. Tuntutlah ilmu dalam amalkanlah, maka engkau akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, apabila engkau tidak memiliki kesabaran di dalamnya, maka bagaimana engkau akan berbahagia. Meskipun engkau mengerahkan seluruh kemampuanmu, hanya sebagian saja ilmu yang dapat engkau peroleh.

 

Ditanyakan kepada ulama,“Dengan apa engkau memperoleh ilmumu?” la menjawab, “Dengan kesungguhan, seperti terbangnya burung gagak, dengan kesabaran seperti sabarnya sang unta, dengan kerakusan seperti rakusnya babi,dan dengan kelicikan seperti liciknya anjing. Aku datang pagi-pagi menghadap guru, sepagi terbangnya burung gagak. Aku sabar mengemban tugas para guru seperti sabarnya sang unta membawa muatan. Aku rakus dalam mencari ilmu, seperti rakusnya babi dalam mencari makanan, dan Aku pandai membujuk guru, seperti pandainya anjing mengambil hati majikan, hingga ia diberi makan.”

 

Wahai penuntut ilmu, dengarkanlah penjelasan ini dan amalkanlah, niscaya engkau akan memperoleh kebahagiaan. Ilmu adalah kehidupan, sedangkan kebodohan adalah kematian. Seorang yang berilmu, mengamalkan ilmu dan ikhlas dalam amalnya, serta sabar mempelajari demi kewajibannya terhadap Tuhan, maka sesungguhnya dia “tidak akan mati” sebab ketika nyawanya meninggalkan jasad, dia akan segera berjumpa Tuhannya, sehingga kekallah dia bersama-Nya. Ya Allah anugerahkan kepada kami ilmu dan keikhlasan dalam mengamalkannya. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

Hari Ahad pagi, tanggal 17 Rajab 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Rasulullah Saw. bersabda, “Siksalah setan-setan kalian dengan kalimah “Laa ilaaha illallah Muhammadur rasulullah! Sesungguhnya setan merasa tersiksa seperti engkau menyiksa untanya dengan banyak penumpang dan muatan di atasnya.”

 

Wahai manusia, siksalah setan-setan kalian dengan keikhlasan dari alam hati keika mengucapkan Laa ilaaha illallah, sesungguhnya tauhid akan membakar setan manusia dan juga setan jin, sebab lafadz tersebut merupakan api yang membakar bagi para setan dan menjadi cahaya penerang bagi oang-orang yang ber-tauhid. Bagaimana lidahmu bisa mengucapkan Laa ilaaha illallah sementara di dalam hatimu sekian banyak tuhan yang engkau jadikan sebagai sandaran, semua itu menjadi patung yang engkau sembah. Sia-sia saja lafadz tauhid yang diucapkan dengan lisan, sedangkan terjadi kemusyrikan di dalam hati. Sia-sia saja engkau membersihkan badan sedangkan hati dipenuhi oleh najis. Seorang muwahhid sejati dapat menyiksa setannya, sedangkan orang yang musyrik akan disiksa oleh setannya sendiri.

 

Keikhlasan adalah intisari dari setiap perkataan dan perbuatan. Jika itu ditinggalkan maka yang ada adalah cangkang tanpa isi. Cangkang hanya layak untuk dilalap oleh api. Dengarkanlah ucapanku ini,dan amalkanlah.Sesungguhnya itu dapat memadamkan kerakusanmu dan dapat mematahkan brutalnya nafsumu. Janyan menghadiri tempat yang dapat mengobarkan api watakmu sehingga dapat menghanguskan rumah agama dan keimanamu. Jangan mendatangi tempat-tempat yang mangakibatkan kelakuan keji hawa nafsu dan setan, karena itu dapat menghilangkan agama, keimanan dan keyakinanmu.

 

Jangan dengarkan omongan orang-orang munafik yang berbohong dan berpura-pura. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh omongan dusta dan pembuat kekacauan, seperti halnya adonan roti yang kadang menimbulkan sakit perut bagi orang yang memakannya.

 

Ilmu itu dapat diambil dari lisan para ulama, bukan dari lembara-lembaran saja, mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah, mereka bertakwa dan meninggalkan larangan, mereka adalah para pewaris Nabi. Mereka adalah orang-orang yang marrifat, berilmu, beramal dan ikhlas dalam amalnya. Kewalian itu bagi orang-orang bertakwa di dunia dan di akhirat. Allah Swt. mencintai hambahamba-Nya yang bertakwa, yang berbuat baik dan yang bersabar. Apabila cara berpikirmu benar, maka engkau akan mengenali mereka, mencintai mereka, dan menemani mereka. Cara berpikir yang benar hanya dapat diperoleh apabila hati telah disinari oleh cahaya marifat kepada Allah Swt. jangan pernah berhenti hingga cara berpikirmu mendapat sinar ma’rifat kepada-Nya.Sehingga engkau dapat melihat dengan jelas kebaikan dan kesehatan. Jagalah pandanganmu dari sesuatu yang haram. Tahanlah nafsumu dari syahwat dan keinginan. Biasakan nafsumu untuk memakan yang halal,jagalah hatimu dengan mendekat kepada Allah Swt. dan jagalah lahirmu dengan perantara Sunnah Rasulullah, dengan begitu engkau akan mendapatkan pemikiran yang benar dan lurus, sehingga engkau mencapai tingkat marrifat kepada-Nya. Sesungguhnya aku ini membimbing akal dan hati. Adapun nafsu, watak dan kebiasaan sama sekali tidak memiliki kemuliaan.

 

Wahai muridku, tuntutlah ilmu dan ikhlaslah, hingga engkau dapat memurnikan diri dari duri-duri kemunafikan dan jeratannya. Carilah ilmu karena Allah Swt. bukan karena dunia ataupun makhluk. Tanda bahwa engkau mencari ilmu karena Allah adalah rasa takutmu kepada-Nya ketika datang perintah dan larangan. Kemudian engkau mendekati-Nya,merendahkan dirimu dan tawadlu terhadap makhlukNya tanpa menaruh suatu keperluan terhadap mereka, tidak rakus dengan apa yang ada pada mereka. Tanda lainnya adalah engkau bersedekah di jalan Allah Swt. bukan karena dorongan selain Allah Swt. adalah kebalikan dari keteguhan. Sedekah (memberi) karena tujuan selain Allah tidak diperbolehkan.

 

Rasulullah Saw. bersabda, “Keimanan itu memiliki dua wajah, yang pertama adalah sikap sabar dan yang kedua berupa syukur.” Apabila engkau tidak bersabar atas ujian dan tidak bersyukur atas nikmat maka engkau tidak termasuk seorang mukmin. Hakikat dari Islam adalah kepasrahan diri. Ya Allah, hidupkan hati kami dengan sikap tawakal kepada-Mu, ketaatan dan dzikir kepada-Mu, dengan penerimaan dan tauhid kepada-Mu. Seandainya tidak ada orangorang yang dalam hatinya memiliki sifat seperti itu, niscaya kalian akan binasa, sebab Allah Swt. mengangkat siksanya karena doa yang mereka panjatkan. Kenabian telah diangkat dari bumi, akan tetapi makna kenabian tersebut tetap berlaku hingga datangnya hari kiamat. Bahkan di bumi senantiasa ada sekitar 40 orang wali, yang secara maknawi menggantikan fungsi para Nabi. Hati mereka seperti hati Nabi, mereka menjadi Khalifatullah dan pengganti para Rasul di muka bumi. Dua orang murid telah berdiri untuk menggantikan dua orang guru. Oleh karena itu Rasulullah Saw. bersabda, “Para ulama adalah pewaris para Nabi.” (H.R. Tirmidzi) Artinya mereka mewarisi hafalan, amalan, ucapan, dan perbuatan. Ucapan tanpa perbuatan tidak ada nilainya, sebagaimana pengakuan tanpa bukti adalah omong kosong.

 

Wahai muridku, aku telah menjelaskan kepadamu agar engkau mengikuti al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. serta mengamalkannya dengan penuh keikhlasan. Aku melihat bahwa Ulama dari kalian termasuk orang yang bodoh,orangzuhud dari kalian masih mencari dunia, mencintainya dan masih menggantungkan diri kepada makhluk, lupa kepada Allah dan itu menyebabkan seseorang menjadi terkutuk. Rasulullah Saw. bersabda, “Terkutuklah, sungguh terkutuk orang yang kepercayaannya (diberikan) kepada manusia,” Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang mengharapkan kemuliaan dengan makhluk, sungguh dia adalah orang yang hina.”

 

Apabila engkau melepaskan diri dari makhluk, maka engkau akan bersama sang Khalig. Dia akan memberitahukanmu, mana yang menjadi hakmu dan mana yang menjadi kewajibanmu, dia akan memisahkan mana kepunyaanmu dan kepunyaan orang lain. Hendaklah engkau mempunyai sikap teguh, tetaplah berdiri di depan pintu-Nya, lepaskan“sebab-akibat” dari dalam hatimu. Kebaikan akan segera engkau lihat, cepat ataupun lambat. Semua itu tidak akan terwujud sempurna selama di dalam hatimu masih bersemayam makhluk-Nya, sifat riya, dan segala sesuatu selain Allah Swt. Jangan ada setitik pun dari selain Dia. Tidak ada kesabaran berarti tidak ada agama dalam dirimu, dan tidak ada kepala bagi iman di dalam hatimu. Rasulullah Saw. bersabda, “Kesabaran dalam keimanan itu ibarat kepala pada jasad.”

 

Arti dari sabar adalah engkau tidak mengadu kepada seorang pun, tidak menggantungkan diri kepada “sebab-akibat” dan tidak menyukai hilangnya ujian. Apabila seorang hamba tawadlu terhadap Allah Swt. dalam keadaan fakir, menerima dan bersabar atas segala kehendak-Nya, menjaga sifat-sifat kemuliaan, tidak menampakkan kesedihan serta rajin beribadah dan bekerja, maka Allah Swt. akan memandangnya dengan pandangan rahmat. Allah Swt. akan menjadikan ia dan keluarganya berkecukupan denganjalan yangtidak disangka-sangka. Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan mengadakan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki dengan jalan yang tidak disangka-sangka.” (ath-Thalaq:2-3). Engkau seperti berbekam,yaitu mengeluarkan penyakit orang lain, sedangkan di dalam dirimu bersarang penyakit yang tidak dapat engkau keluarkan sendiri. Aku melihat dirimu bertambah ilmu secara lahir, tetapi di dalam batinmu engkau semakin bodoh saja.

 

Dalam kitab Taurat dituliskan, “Barangsiapa yang bertambah ilmu, hendaklah bertambah rasa takutnya.” Yakni takut kepada Allah Swt. merendahkan diri, serta beribadah kepada-Nya. Apabila engkau belum mempunyai ilmu maka belajarlah. Apabila tidak mempunyai ilmu, amal, dan ikhlas, adab serta prasangka baik terhadap guru, bagaimana mungkin kamu bisa mendapatkan ilmu? Kamu hanya menginginkan dunia dengan segala kehancurannya, sebentar lagi akan engkau tinggalkan. Di manakah posisimu di antara para wali itu? Mereka hanya memiliki satu cita-cita, yaitu berdekatan dengan Allah Swt. melalui batin mereka, sebagaimana mereka mendekat dengan lahirnya. Hati mereka terpesona sebagaimana anggota badan mereka. Sehingga apabila keadaan mereka telah sempurna, maka keinginan mereka akan tercukupi, yang tinggal di dalam hati mereka hanya satu cita-cita, yaitu mencari Allah Swt. dekat denganNya dan dicintai oleh-Nya.

 

Diceritakan bahwa ketika Bani Israil sedang ditimpa paceklik yang sangat dahsyat, mereka mengadu kepada Nabi mereka seraya berkata, “Beritahukan kami apa yang dirihai oleh Tuhan, sehingga dapat kami lakukan untuk mengangkat musibah ini dari kami?” Kemudian Nabi mereka bertanya kepada Tuhan, lalu Allah Swt. memberikan wahyu kepadanya, “Katakanlah kepada mereka,’Apabila kalian menginginkan keridhaan-Ku, berbuat baiklah kepada orangorang miskin. Apabila kalian telah berbuat baik kepada orang-orang miskin maka Aku akan berbuat baik kepada kalia. Kami akan ridha kepadamu. Jika kalian menyengsarakan mereka, maka Aku akan murka kepada kalian.”

 

Wahai orang-orang yang berakal, engkau selalu menyengsarakan orang-orang miskin, padahal engkau mengharapkan keridhaan dari-Nya. Kalian tidak akan memperoleh keridhaan-Nya, tetapi kalian berhak memperoleh kemurkaan dari-Nya. Laksanakanlah apa yang aku nasihatkan ini, agar engkau berbahagia. Teguh hati sama artinya dengan menanam. Apabila telah menanam, pasti akan memanen. Janganlah lari dari nasihat para guru walau pahit sekali pun. Aku tidak pernah lari dari nasihat para guru, aku diam dan tidak mempedulikan ujian. Saat mereka mengujiku, maka aku bersabar, sedangkan kalian tidak bisa bertahan dengan nasihat-nasihat mereka. Padahal engkau berharap dapat memetik hasilnya.

 

Sungguh engkau tidak akan berhasil dan tidak akan ada kemuliaan bagimu sehingga engkau sanggup menerima takdirmu dansampaiengkau mau menemaniparaguru dengan menghilangkan prasangka buruk terhadap mereka, engkau harus setia mengikuti mereka dalam setiap keadaan. Dengan begitu maka kebahagiaan dunia dan akhirat akan menghampirimu. Pahamilah apa yang aku katakan, lalu amalkanlah! Pemahaman tanpa pengamalan tidak berarti apa-apa, demikian juga amal tanpa keikhlasan. Hilangkanlah sifat rakus, perhatikan saja hurufnya terdiri dari yang kosong (Baca: berlubang. Dalam bahasa Arab rakus disebut Thama: yang terdiri dari Thamim dan ‘ain yang semuanya berlubang. Pent.) orang awan tidak akan menyadari kepuraanmu,, tetapi orang yang arif mengetahuinya dan ia akan mengabarkan kepada mereka yang awam sehingga mereka akan mewaspadaimu.

 

Apabila engkau bersabar bersama Allah Swt. maka dengan kelembutan-Nya, Dia akan memperlihatkan hal-hal ghaib kepadamu. Perhatikanlah apa yang terjadi kepada Nabi Yusuf a.s. Dia bersabar dalam menghadapi berbagai ujian,disiksa,dijadikan hamba,dipenjara, dan dihina,ia tetap menerima apa yang diberlakukan Tuhan kepada dirinya, sehingga dia mampu bertahan dan akhirnya berbahagia dengan menjadi raja. Keadaan menjadi berbalik, kehinaan menjadi kemuliaan, kematian menjadi kehidupan. Demikian juga dengan dirimu, apabila engkau mengikuti syariat dan sabar bersama Allah Swt, takut dan berharap kepada-Nya, engkau mengingkari keinginan hawa nafsu dan keinginan setan. Maka engkau akan berpindah dari keadaan yang engkau alami saat ini, kepada derajat yang lebih tinggi, dari sesuatu yang tidak engkau sukai kepada keadaan yang engkau cintai. Berjuanglah dan bersungguh-sungguhlah, tanpa itu itu engkau tidak akan berhasil.Engkau harus berusaha untuk meraih kebaikan dengan tanganmu sendiri.

 

Barang siapa yang berusaha maka dia akan mendapatkan (hasil). Berusahalah memakan makanan yang halal, karena itu akan menyinari hatimu, dan akan mengeluarkanmu dari kegelapan. Akal yang paling bermanfaat adalah yang membawamu kepada marrifat terhadap Allah Swt. mengenal nikmat-nikmat-Nya sehingga engkau mau bersyukur dan mengakui betapa berharganya nikmat tersebut.

 

Wahai muridku, barang siapa yang telah mengetahui dengan sepenuh keyakinannya bahwa Allah Swt. telah menetapkan bagian untuk segala sesuatu, maka dia tidak akan susah-susah mengejarnya.

 

Dia tidak akan minta mempercepat ataupun memperlambat bagian-nya, apalagi merebut bagian yang menjadi hak orang lain. Dia akan sibuk untuk berdzikir kepada-Nya, perilakunya menjadi tenang, diam, beradab, dan tidak berpaling. Dia tidak mengadukan dirinya kepada makhluk. Menaruh harap dengan hati kepada makhluk itu berarti meminta dengan lidah, pada hakikatnya adalah sama.

 

Celakalah engkau! Engkau tidak malu meminta kepada selain Allah Swt. engkau meminta kepada makhluk, padahal hakikatnya engkau tidak membutuhkan mereka. Pada dirimu terdapat gudang yang tersimpan, mengapa engkau harus berebut makan dengan orang-orang fakir. Saat engkau mati, engkau akan malu karena apa yang engkau sembunyikan akan terlihat, dari setiap arah akan menyerangmu dengan kutukan. Apabila engkau menggunakan akalmu, maka engkau akan berusaha untuk mendapatkan keimanan walau sekecil biji dzarrah pun, yaitu untuk bekal bertemu dengan alHag Azza wa Jalla. Engkau akan menemani orang-orang yang shalih dengan penuh adab dan sopan santun, baik dalam ucapan maupun perbuatan.

 

Apabila keimanan dan keyakinanmu telah sempurna, Allah akan memurnikanmu untuk-Nya, mendidik perangaimu, serta memerintahkan dan melarangmu langsung dari hatimu.Wahai penyembah berhala yang riya’ sedikit pun engkau tidak akan dapat mencium bau kedekatan dengan Allah Swt. di dunia maupun di akhirat. Wahai orang yang menyekutukan Tuhan dengan makhluk, berpalinglah engku dari mereka. Mereka tidak akan dapat memberikan manfaat atau pun mendatangkan bahaya, tidak bisa memberi atau pun menahan. Jangan mengaku bahwa dirimu telah men-tauhidkan Allah Swt. padahal kemusyrikan masih bercokol di dalam hatimu. Selama masih demikian, maka selamanya engkau tidak akan mendapatkan apa pun.

 

 

 

 

 

 

 

 

Hari Jum’at pagi, tanggal 12 Rajab 545 H. Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan khutbahnya:

 

Apabila engkau menghendaki Raja yang menguasai dunia dan akhirat, maka serahkanlah dirimu kepada Allah Swt. seutuhnya. Dengan demikian engkau akan menjadi pemimpin bagi dirimu dan juga bagi orang lain. Aku menasihatkan ini kepada kalian dengan penuh kejujuran,maka terimalah nasihatku ini. Apabila engkau berdusta dan mendustakan, maka engkau juga akan didustakan. Seperti halnya engkau menghutangi, maka engkau juga akan dihutangi.

 

Ambillah penawar yang ada padaku untuk menyembuhkan penyakit pada agamamu, pergunakanlah ia agar engkau sehat. Orang-orang terdahulu mengarungi barat dan timur untuk mencari para wali dan orang-orang shalih yang menjadi tabib bagi hati dan agama. Apabila mereka menemukan salah seorang wali, maka mereka meminta obat untuk menyembuhkan penyakit pada agama mereka. Sebaliknya, pada hari ini engkau malah membenci para alim ulama, ahli figh, dan juga para wali, padahal sebenarnya mereka adalah para pembimbing dan pengajar. Tentu saja engkau tidak dapat memperoleh obat untuk penyakitmu. Bagaimana obat itu akan bermanfaat bagimu, aku menegakkan asas bagimu, tetapi engkau malah merobohkannya. Aku ramu obat untukmu, tetapi engkau enggan meminumnya. Aku menunjukkanmu, “Jangan memakan yang ini karena mengandung racun, makanlah yang ini karena mengandung obat.” Tetapi engkau tidak mempedulikan petunjukku, bahkan engkau memilih memakan yang mengandung racun. Tidak akan lama engkau akan menyaksikan apa yang terjadi pada bangunan agama dan keimananmu.

 

Aku memberikan nasihat kepadamu, dan aku tidak akan merebut pedangmu ataupun mengambil uang darimu. Barangsiapa yang senantiasa bersama Allah Swt. maka tidak ada sesuatu pun yang membuatnya takut, apakah itu jin, manusia binatang buas bahkan makhluk apa pun. Janganlah kalian menghina para guru yang mengamalkan ilmunya, justru kalian yang bodoh tentang Allah dan juga tentang Rasul-Nya, engkau tidak mengenal orang-orang shalih, hamba-hamba-Nya yang ridha pada takdir dan ketetapan Allah Swt. Keselamatan terletak pada keridhaan terhadap takdir, pendek angan-angan dan zuhud terhadap dunia. Apabila kalian merasakan kelemahan pada diri, maka segeralah mengingat kematian dan memendekkan angan-angan. Dalam sabdanya, Rasulullah Saw. menyampaikan firman Allah Swt., “Tidaklah mendekatkan diri orangorang yang mendekatkan diri mereka kepada-Ku lebih utama daripada menjalankan sesuatu yang telah aku wajibkan atas mereka. Dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadahibadah Sunnah sehingga aku mencintainya.Jika aku telah mencintainya maka Aku akan menjadi pendengaran, penglihatan, tangan dan juga penolong baginya. Maka dengan (pandangan)-Ku dia mendengar, dengan (penglihatan)-Ku dia melihat dan dengan (tangan)-Ku dia menyerang.”

 

la dapat melihat seluruh perbuatan Allah Swt. dengan Allah ia keluar dari upaya, kekuatan bahkan penglihatan diri dan sebagainya. Mulai dari gerakannya, upayanya dan kekuatannya sampai bagian terkecilnya oleh Allah Swt. tidak oleh dirinya dan tidak juga oleh makhluk lain. Dia memisahkan diri dari dunia dan juga dari akhirat semata-mata karena taat. Dapat dipastikan ketaatannya itu menyebabkan Allah Swt. mencintainya. Dengan ketaatan itu ia akan dicintai dan didekatkan. Dan dengan kemaksiatan ia akan dimurkai dan dijauhkan. Dengan ketaatan ia memperoleh kedamaian, dan dengan maksiat dia mendapatkan kegelisahan. Barang siapa yang berbuat buruk akan dibenci, dengan mengikuti agama akan mendapatkan kebaikan dan dengan meninggalkannya akan mendapatkan keburukan. Barang siapa yang tidak mendasarkan prilakunya kepada agama, maka dia akan binasa bersama dengan orang-orang yang binasa.

 

Beramallah dengan bersungguh-sungguh dan bertawakallah, jangan malas untuk bekerja meninggalkan usaha adalah orang yang berangan-angan, dan orang yang bergantung kepada usahanya saja adalah orang yang sombong lagi tertipu. Para ahli sufi berdiri di antara dunia dan akhirat, mereka berdiri di antara surga dan neraka, mereka berdiri di antara makhluk dengan Khalig. Apabila engkau telah zuhud engkau akan berdiri antara dunia dan akhirat, apabila engkau takut, engkau akan berdiri di antara surga dan neraka, dan apabila engkau telah marifat maka engkau akan berdiri di antara makhluk dengan Khalig.Pandangan matamu terkadang terarah pada makhluk terkadang pada Khalig.

 

Para ahli sufi telah sampai ke akhirat dan mereka telah melihat segala yang ada di sana. Mereka menyampaikan berita dari apa yang mereka yakini kebenarannya, tentunya berita tersebut tidak nampak seperti kenyataan. Para ahli sufi menunggu perjumpaan dengan Allah Swt. dalam setiap waktunya mereka mengharapkan pertemuan itu, mereka tidak takut pada kematian, sebab kematian itu merupakan sebab pertemuan mereka dengan yang dicintainya (yaitu Allah Swt.). Berpisahlah (dengan dunia) sebelum engkau dipisahkan, tinggalkanlah sebelum engkau ditinggalkan. Keluarga dan seluruh makhluk tidak dapat memberikan manfaat dan juga tidak bisa mendatangkan madarat bagimu, apa lagi ketika engkau telah sampai ke liang lahat. Bertaubatlah dari mengambil sesuatu yang mubah dengan syahwat.

 

Wahai manusia, bersikap wara”-lah dalam setiap keadaan. Wara’ adalah pakaian yang melindungi agama. Pintalah kepadaku pakaian untuk melindungi agama kalian. Ikutilah aku karena sesungguhnya aku berada pada jalan Rasulullah Saw. Aku mengikuti peliau, dalam cara makanku, minumku, pernikahan dan dalam setiap hal. Aku menunjukkan sesuatu yang beliau tunjukkan. Aku selalu melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah Swt. terhadapku. Segala puji bagi Allah, aku senantiasa melakukannya tanpa berpikir-pikir lagi. Aku tidak mempedulikan pujian ataupun celaan, kalian akan memberi ataupun menahan, kalian menolak ataupun menerima, aku tidak mempedulikan semua itu. Engkau memang bodoh, oleh karenanya orang bodoh tidak perlu dihiraukan.

 

Apabila engkau beribadah kepada Allah Swt. maka ibadahmu akan ditolak, karena tidak dilandasi oleh ilmu. Sedangkan kebodohan hanya akan mendatangkan kebinasaan. Rasulullah Saw. telah bersabda, “Barangsiapa yang menyembah Allah Swt. berdasarkan kebodohannya, maka akibat kebodohannya lebih banyak daripada kebaikannya.” Sungguh engkau tidak akan memperoleh kebahagiaan sehingga engkau mau mengikuti al-Qur’an dan Sunnah.

 

Sebagian ahli sufi berkata, “Barangsiapa yang tidak mempunyai guru, maka yang menjadi gurunya adalah Iblis.” Ikutilah para guru dari kalangan ulama yang mengerti al-Qur’an dan Sunnah, disertai dengan pengamalanya. Berbaik-sangkalah kepada mereka, tuntutlah ilmu dari mereka dengan memperbaiki etika dan pergaulan di hadapan mereka, maka engkau akan memperoleh kebahagiaan. Apabila engkau tidak mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah serta para guru yang mengetahuinya, maka engkau tidak akan dapat mencapai kebahagiaan.Aku pernah mendengar sebuah ungkapan,“Barangsiapa yang berpegang pada pendapatnya sendiri, maka ia akan tersesat.” Didiklah nafsumu dengan sering bersama dengan orang-orang yang lebih mengerti darimu. Berusahalah untuk mengendalikannya dan menyelamatkannya, kemudian beralihkan kepada orang lain untuk diperbaiki. Rasulullah Saw. bersabda, “Mulailah dari dirimu sendiri, kemudian sanak saudaramu.” Beliau juga bersabda, “Tidak ada sedekah (kepada orang lain) ketika sanak keluarga membutuhkan.”

 

 

 

 

 

 

 

 

Hari Ahad pagi, tanggal 14 Rajab 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila Allah Swt. menghendaki kebaikan untuk seorang hamba, maka Dia akan memahamkannya tentang agama, dan memperlihatkan cacat sela yang ada pada dirinya.” Pemahamanterhadap agamaadalah salah satujalan dalam mengenali diri. Barangsiapa yang sudah mengenal Tuhannya maka dia dapat mengenali segala sesuatu. Sehingga segala ibadahnya menjadi lurus dan terlepas dari pengaruh kemusyrikan dan penyembahan kepada selain Dia. Engkau tidak akan bahagia dan selamat sehingga engkau mengutamakan agama. Engkau harus mengutamakan agama dari pada syahwatmu, mengutamakan akhirat dari pada duniamu, mengutamakan Khalig daripada makhluk. Kebinasaanmu ada pada keadaan ketika engkau mengutamakan syahwat daripada agama, mengutamakan dunia daripada akhirat dan mengutamakan makhluk dari pada Khaliq.

 

Laksanakanlah nasihat ini sehingga engkau memperoleh kecukupan. Sungguh engkau adalah orang yang terhalang dari al-Hag, engkau tidak akan memperoleh jawaban, jawaban akan muncul setelah adanya pemenuhan atas kewajiban. Apabila engkau memenuhi kewajiban dengan amal perbuatan, maka Dia akan menjawabmu ketika engkau meminta-Nya. Tumbuhnya tanaman apabila sudah ditanam. Maka menanamlah, niscaya engkau akan memanen. Rasulullah Saw. bersabda, “Dunia adalah ladang bercocok tanam (untuk bekal) akhirat.”

 

Tanamlah tanaman ini dengan hati dan anggota badan, tanaman yang dimaksud adalah keimanan dan memeliharanya. Siramlah dengan air, yakni dengan air dari amal shalih, apabila hati tersebutlembut,dan penuhkasih sayang,niscayatanaman (keimanan) itu akan tumbuh, tetapi apabila hati itu keras, maka ia akan menjadi gersang dan tidak akan menumbuhkan apa-apa. Apabila engkau menanam di atas batu, maka dia tidak akan tumbuh, justru yang paling mungkin tanaman itu akan hancur. Pelajarilah bagaimana cara menanam, jangan mengikuti jalan pikiranmu sendiri. Rasulullah Saw. bersabda, “Mintalah pertolongan dalam setiap pekerjaan kepada ahlinya yang baik.”

 

Engkau terlalu sibuk menanam benih dunia, dan lupa menanam benih akhirat. Tidakkah engkau mengetahui bahwa pencari dunia tidak akan memperoleh kebahagiaan di akhirat kelak? Dia tidak dapat memandang Allah Swt.apabila engkau menghendaki akhirat, hendaklah engkau meninggalkan dunia. Apabila engkau menghendaki sang Pencipta, maka tinggalkan semua bagian dan makhluk-Nya. sehingga engkau dapat mencapai-Nya. Apabila itu terpenuhi, maka dunia, akhirat, bagian-bagiannya, dan seluruh makhluk-Nya akan datang kepadamu. Apabila engkau telah memegang batang, maka seluruh cabang akan bergerak mengikuti batang yang engkau pegang.Jadilah orang yang berakal.Engkau tidak memiliki keimanan, engkau kehilangan akal sehingga engkau tidak dapat membedakan. Engkau berdiri bersama makhluk dan musyrik bersama dengan mereka. Apabila tidak bertaubat maka engkau akan binasa, jalanmu menyimpang dari jalannya orang-orang sufi, engkau menjauh dari pintu mereka. Jangan mempergauli mereka disertai dengan keruhnya hati dan kemunafikan, atau dengan pengakuanpengakuan dan kegilaanmu. Akan tetapi pergaulilah dengan hati, nurani, tawakal dan sabar atas segala ujian dan menerima bagian yang telah ditentukan.

 

Wahai muridku, berdirilah di hadapan al-Hag meskipun segala ujian datang menerpamu.Engkau harus berdiri di atas kaki cinta-Nya. Jangan pernah berubah dan tergoyahkan walaupun dengan panah. Engkau harus tetap tegar, lahir dan batin, berdiri di atas tempat yang tidak ada lagi makhluk, dunia, akhirat ataupun bagian-bagiannya. Tidak ada rasa sakit, tidak ada kata mengapa dan bagaimana, tidak ada segala sesuatu selain Dia. Jangan sampai engkau terkotori oleh pandangan makhluk ataupun nafkah keluarga. Jangan berubah karena terpengaruh oleh jumlah yang sedikit ataupun banyak, celaan ataupun pujian, dan penerimaan atau penolakkan. Hendaklah engkau selalu bersama-Nya di balik akal manusia, jin, malaikat, dan semua makhluk.

 

Alangkah baiknya apa yang dikatakan oleh ahli sufi, Jika engkau mau, maka bersungguh-sungguhlah, jika tidak maka jangan mengikuti langkah kami.” Kesabaran, kesungguhan, dan keikhlasan adalah asas dari apa yang telah aku jelaskan. Engkau menginginkan aku munafik dan mengharapkan aku bersikap lemah lembut dalam berbicara sehinggaengkau merasa senang dan bangga,justru dengan begitu, tidak akan ada kemuliaan bagimu. Aku adalah api. Tidak ada yang dapat bertahan di dalam api kecuali hewan yang habitatnya di dalam api. Maka engkau harus menjadi seperti binatang itu, engkau harus kuat menahan sengatan api ujian dan kobaran mujahadah.

 

Bersabarlah terhadap ketetapan dan takdir agar engkau sanggup bersabar berjalan bersamaku, mendengarkan pembicaraanku dan sanggup mengamalkannya lahir dan batin, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Pertama kali dalam kesunyianmu, kedua dalam keramaianmu dan ketiga dalam wujudmu. Apabila engkau telah berada dalam keadaan demikian, maka engkau akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan kehendak dan takdir Allah Swt. Aku tidak akan menyakiti seorang pun. Ia adalah kepunyaan Allah Swt. hak Allah adalah supaya aku membimbing ia dalam memenuhi hak dan kewajiban. Aku tidak akan memperturutkan nafsu, tetapi yang aku perbuat adalah untuk kebaikan mereka.

 

Sebagian ahli sufi mengatakan, “Terimalah ketetapan Allah pada makhluk, dan jangan menerima keinginan makhluk pada Khaliq.

 

Merendahlah kepada orang-orang yang rendah hati,dan sombonglah kepada orang-orang yang sombong.” Bagaimana aku bisa peduli, sedangkan engkau berbuat maksiat keada Allah Swt., meremehkan perintah-perintah-Nya dan juga larangan-larangan-Nya. Engkau menentang ketetapan dan takdir-Nya, bahkan engkau memusuhiNya siang dan malammu. Sungguh engkau sangat terkutuk.

 

Dalam sebuah hadits gudsi Allah Swt. berfirman, “Apabila engkau taat, maka aku ridha. Keberkahanku tidak ada ujungnya. Dan apabila engkau maksiat, maka aku akan melaknatmu. Dan laknatku tidak akan habis sampai tujuh turunan.” Zaman ini agama ditukar dengan tanah, sungguh zaman yang panjang angan-angan dan penuh kerakusan. Berjuanglah agar engkau tidak tegolongan kepada orang yang disebutkan dalam firman-Nya: “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (Q.S. al-Furgan: 23). Oleh karena itu setiap amal yang dilandasi oleh segala sesuatu selain Allah Swt. bagaikan debu yang beterbangan.

 

Celakalah engkau! Sesungguhnya perkara yang engkau sembunyikan dari orang awam tidak dapat engkau tutup-tutupi dari pandangan orang-orang yang khusus. Orang yang bodoh tidak dapat bersembunyi dari orang yang pintar. Beramallah dan iringi amalmu dengan keikhlasan, sibukkan dirimu bersama Allah Swt. tinggalkan kesibukan dan segala sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu. Hendaklah engkau mewaspadai nafsumu sehingga engkau bisa mengendalikannya dan menaklukannya, engkau harus menjadikannya taat kepadamu. Putuskan ia dari gemerlap dunia sehingga bisa mencapai akhirat, putuskan ia dari makhluk sehingga bisa mencapai Khalig. Apabila engkau mencapai hal itu dan dirimu telah kuat, maka engkau akan meninggalkan orang lain dan dunia, langsung bergegas menuju Allah Swt. Dia akan menyuapimu dengan hukum-Nya.

 

Engkau harus berbicara benar, jangan mencari takwil, karena Orang yang mentakwilkan itu akan salah. Jangan takut kepada makhluk, dan jangan berharap kepada mereka karena itu bukti dari lemahnya iman.Tinggikan cita-citamu, maka derajatmu akan menjadi tinggi. Sesungguhnya Allah Swt.akan memberikannya sesuai dengan tinginya cita-citamu, kesungguhanmu dan juga sesuai dengan kadar keikhlasanmu. Berusahalah dan carilah, engkau sama sekali tidak akan apa-apa. Oleh karena itu, engkau harus berkorban untuk dapat melakukan amal shalih, seperti halnya egkau harus berkorban untuk memperoleh rizki. Setan mempermainkan orang-orang yang awam seperti pemain sepak bola memainkan bolanya.la akan melemparkan bola ke mana pun dia sukai, seperti halnya engkau mempermainkan binatangmu. Setan akan menjadikan hati mereka lupa, setelah itu mereka dibuatnya menghamba kepada sesuatu yang ia (setan) kehendaki. Bahkan setan akan memaksa mereka untuk keluar dari tempat peribadatan, yang akhirnya sibuk memperturutkan hawa nafsu. Singkatnya setan akan memasang jeratnya untuk mencapai keinginannya.

 

Wahai muridku, pukullah nafsumu dengan cambuk lapar dan menahan diri dari syahwat, kelezatan, dan kesenangan. Pukullah hatimu dengan cambuk rasa takut dan mendekatkan diri kepadaNya. Jadikanlah istighfar sebagai sikap nafsu, hati dan nuranimu. Sesungguhnya kesemuanya itu memiliki dosanya masing-masing. Oleh karena itu, tetapkanlah semuanya agar ridha, menerima dan mengikuti-Nya dalam setiap keadaan. Wahai orang yang sedikit nalarnya, apabila engkau tidak sanggup untuk menolak, mengubah, menghapus atau menentang takdir maka janganlah engkau menghendaki sesuatu selain dari apa yang Dia kehendaki, dan janganlah menghendaki sesuatu yang tidak akan pernah engkau dapatkan. Jangan melelahkan nafsu dan hatimu dalam hal itu. Pasrahkan seluruhnya kepada Tuhanmu yang Maha Tinggi, bergantunglah pada tali rahmat-Nya dengan tangan taubatmu.

 

Apabila engkau sanggup memelihara keadaan tersebut maka dunia akan sirna dari hati dan pikiranmu. Bahkan engkau sanggup meninggalkan gemerlap dan kemewahannya, serta ringan dalam menghadapi segala bencananya, meninggalkan syahwatnya. Jangan mengadukan sengatan dan sakitnya bencana, bersabarlah dalam menghadapinya! Seperti Asiah, istri Fi’aun. Ketika diketahui bahwa ia dekat dengan Allah Swt. maka Fir’aun mengikat tangan dan kakinya, kemudian dicambuk.Ketika Asiah menengadahkan wajahnya kelangit, ia melihat pintu-pintu langit terbuka, para malaikat membangunkan rumah untuknya. Kemudian malaikat maut datang kepadanya untuk mengangkat ruh dari jasadnya.Malaikat itu berkata,”Ini adalah rumah untukmu.” Asiah tersenyum, sama sekali tidak merasakan pedih perih siksa yang dialaminya. Bahkan ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku di sisimu rumah di surga.” (Q.S. at-Tahrim: 11)

 

Engkau pun bisa menjadi seperti Asiah, dengan catatan engkau memandang ke sana dengan mata hati dan keyakinan, lalu bersabar dengan segala ujian dan malapetaka yang akan engkau hadapi. Engkau melepaskan diri dari daya dan kekuatanmu sendiri. Engkau tidak mengambil ataupun memberi, tidak bergerak, kecuali dengan kekuatan dan pertolongan Allah Swt. engkau lebur di hadapan-Nya, serahkanlah segala sesuatu kepada-Nya.

 

Hendaknya engkau menerima ketetapan yang berlaku padamu dan juga pada selainmu. Engkau tidak ikut campur dalam rencana yang Allah canangkan, engkau tidak ikut serta menetapkan keputusan-Nya, dan engkau tidak dapat memilih dalam pilihan-Nya. Barangsiapa yang mencapai keadaan ini, tentu dia tidak akan mencari selain Tuhannya. Bagaimana mungkin orang yang berakal sehat tidak mau mencapai keadaan ini, padalah bersanding bersama Allah Swt. tidak akan sempurna melainkan dalam keadaan seperti ini.

Setelah memanjatkan puji syukur dan shalawat, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Ketahuilah bahwa segala sesuatu bergerak dan diam karena digerakkan dan didiamkan oleh Allah Swt. apabila hal itu telah tertanam dalam diri seseorang maka dia tidak akan terjebak dengan kemusyrikan dengan makhluk-Nya. Manusia akan merasa damai dengan keberadaannya, karena dia tidak menuntut ataupun mencela mereka. Apa yang ia tuntut merupakan tuntutan yang dilandasi oleh agama. la meletakkan mereka di depan hukum dan ilmu. Dia adalah Dzat yang menentukan dan Dzat yang menuntut.Allah Swt.berfirman, “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatnya, merekalah yang akan ditanya.” (Q.S. al-Anbiya: 23)

 

Ini adalah keyakinan setiap muslim yang yakin, mentauhidkan Allah dan ridha kepada-Nya, menerima ketetapan dan takdirNya dan perbuatan-Nya bagi ia sendiri dan juga bagi orang lain. Dia adalah Dzat yang tidak membutuhkan dirimu dan kesabaranmu, akan tetapi Dia hendak melihat bagaimana engkau membuktikan pengakuanmu, apakah engkau sungguh-sungguh atau berdusta? Seorang pecinta tidak memiliki sesuatu, ia menyerahkan segalanya kepada Dzat yang dicintainya. Mencintai dan memiliki tidak dapat menyatu dalam satu tempat. Pecinta Allah Swt. yang benar-benar dalam cintanya, akan menyerahkan dirinya, hartanya dan juga segala akibat hanya kepada-Nya, ia meninggalkan pilihan-pilihan bagi dirinya dan juga bagi orang lain. Ia tidak berbuat semaunya, ia tidak tergesa-gesa dan juga tidak bakhil, ia tidak menerima tawaran yang datang kepadanya, singkatnya hatinya telah tertutup untuk segala sesuatu selain Dia.

 

Wahai orang yang mengaku cinta kepada Allah, tidak sempurna pengakuan cintamu apabila engkau tidak menutup hatimu dari segala sesuatu selain Dia. Dzat yang engkau cintai akan mengeluarkan seluruh makhluk yang masih bersemayam dalam hatimu, jangan sampai hatimu mencintai dunia ataupun akhirat. Engkau hanya akan terhibur oleh-Nya, ibarat Majnun yang tergilagila oleh Laila. Ketika cintanya telah sempurna, tidak ada lagi sesuatu yang tersisa di dalam hatinya kecuali ia, sehingga hatinya dipenuhi oleh rasa cinta. Majnun rela meninggalkan kampungnya untuk mengembara, ia rela meninggalkan sanjungan menuju cercaan. Mereka berbicara ataupun diam, baginya sama saja, mereka suka ataupun marah baginya juga sama saja. Bahkan satu saat ketika ditanya,”Siapa engkau?” Majnun menjawab,”Aku adalah Laila.” Ketika ditanya,“Dari mana salamu.” la menjawab, “Laila.” Ketika ditanya lagi, “Ke mana engkau pergi?” la menjawab, “Laila.” Pandangan matanya telah buta dari segala sesuatu selain Laila, ia tuli dari segala sesuatu selain Laila. Ia tidak mau kembali darinya. Alangkah indahnya ungkapan seorang penyair, “Apabila keinginan telah menopang nafsu, manusia seperti memukul besi yang dingin.”

 

Apabila hati telah berpaling kepada al-Hag Azza wa Jalla, mencintai-Nya dan mendekati-Nya, dia akan merasakan kesepian ketika berkumpul dengan manusia. Walau pun dunia melayaninya dengan makanan, minuman, pakaian, pasangan, dan kesenangan, ia tetap merasa kesepian di tengah keramaian, karena itu sama saja menghadapkan wajah mereka kepada kehancuran. Tidak ada yang dapat mengikat dia kecuali batasan-batasan syariat, yaitu perintah dan larangan. Agamanya akan mengikatnya hingga tiba waktu datangnya takdir. “Ya Allah, jangan Engkau lepaskan kami dari tangan tahmat-Mu, jangan biarkan kami tenggelam dalam gelombang lautan dunia dan wujud. Wahai pemberi kemulian, pertemukan kami dengan kemulian-Mu.“

 

Wahai muridku, barangsiapa yang tidak mengamalkan penjelasanku, maka dia tidak akan memahaminya. Tetapi apabila diamalkan, niscaya dia akan memahaminya. Apabila engkau tidak berbaik sangka kepadaku, tidak percaya pada ucapanku dan tidak mengamalkannya, bagaimana engkau akan memahaminya. Tak ubahnya seperti engkau lapar, engkau berdiri di hadapanku, tetapi tidak makan hidangan yang aku suguhkan, bagaimana engkau bisa kenyang?

 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Barangsiapa yang sakit, kemudian ia rela dengan (ketetapan-Nya), sabar dalam menghadapi apa yang menimpanya, maka ia akan keluar dari dosa-dosanya, seperti bayi yang baru lahir.” Sesuatu tidak akan datang kepadamu, kecuali engkau mencarinya.

 

Mu’adz r.a. berkata kepada sahabatnya, “Marilah kita sejenak untuk beriman.” Masukilah pintunya sejenak. Dia mengisyaratkan agar memperhatikan segala sesuatu, dia mengisyaratkan agar memandang dengan mata yang penuh keyakinan. Tidak setiap muslim itu mukmin, dan tidak setiap mukmin itu yakin. Oleh karena itu, ketika para sahabat mendengar ucapan Mu’adz yang mengajak mereka beriman, mereka bertanya kepada Rasulullah Saw.,”Bukankah kami adalah orang-orang mukmin.” Beliau memberikan jawaban, “Biarkanlah Mu’adz dengan keadaannya.”

 

Wahai hamba nafsu, watak, setan, dan hamba dunia, engkau tidak memiliki kemuliaan di sisi Allah Swt.dan juga di sisi orang-orang yang shalih. Orang yang menghamba pada akhirat saja tidak akan dilihat oleh-Nya, apalagi orang yang menghamba pada dunia?

 

Celakalah engkau! Apa yang engkau kerjakan tidak sesuai dengan apa yang engkau katakan. Engkau berdusta padahal engkau mengaku jujur. Engkau musyrik padahal engkau mengaku muwahhid. Aku menyuruhmu untuk senantiasa jujur, dan melarangmu dari berdusta. Di hadapanku terdapat tiga cermin untuk melihat, alQur’an, as-Sunnah, dan hatiku. Tentu saja hati tidak dapat melihat kecuali setelah mengamalkan al-Qur’an dan as-Sunnah. Pengamalan adalah mahkota bagi ilmu. Amal dengan ilmu adalah cahaya ilmu, cahaya kesucian, mutiara di dalam mutiara. Mengamalkan ilmu akan menyehatkan dan membersihkan hati. Apabila hati telah sehat, maka seluruh anggota tubuh pun akan sehat, apabila hati telah lurus maka seluruh anggota badan pun akan lurus.

 

Kesehatan hati tergantung pada kesehatan nurani yang terbentang di antara manusia dengan Tuhan. Nurani ibarat burung, dan badan adalah sangkarnya. Apabila badan diibaratkan burung, maka liang lahat adalah sangkarnya, di mana setiap manusia pasti akan memasukinya.

 

 

 

 

 

 

 

Pagi hari, tanggal 19 Rajab 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang ingin menjadi manusia yang paling mulia hendaklah dia bertakwa kepda Allah Swt. Barangsiapa yang ingin menjadi orang yang paling kuat hendaklah ia bertawakal kepada Allah Swt. Dan barangsiapa yang ingin menjadi manusia yang paling kaya hendaklah dia lebih mempercayai apa yang ada pada tangan Allah dari pada mempercayai apa yang ada pada tangannya.”

 

Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan di dunia dan akhirat, hendaklah dia bertakwa kepada Allah Swt.seperti disebutkan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa di antara kamu.” (Q.S. al-Hujurat : 13). Kemuliaan itu terdapat di dalam ketakwaan, sedangkan kehinaan itu terdapat dalam kemaksiatan.

 

Barangsiapa yang menginginkan kekuatan dalam memegang teguh agama, hendaklah dia bertawakal kepada Allah Swt. sebab ketawakalan akan menyehatkan hati, menguatkan, memelihara, dan mendidiknya sekaligus akan menunjukkan dan memperlihatkan halhal ghaib kepadanya.

 

Jangan bergantung kepada uang dan sebab-akibat, karena hal itu akan melemahkanmu, sedangkan tawakal kepada Allah Swt, akan menguatkanmu, menolongmu, dan melembutkan dirimu, ketawakalan akan membukakan pintu jalan yang tidak disangkasangka. Ia akan menguatkan hatimu sehingga tidak akan peduli lagi terhadap datangnya dunia serta gemerlapnya, dia tidak peduli lagi apakah manusia menerima atau melarikan diri darinya. Saat itulah dia menjadi manusia yang paling kuat. Apabila engkau bergantung kepada hartamu, keluargamu, dan sebab akibat maka engkau telah memancing kemurkaan Allah Swt. sesungguhnya Dia sangat pencemburu, dia tidak akan suka apabila masih ada sesuatu selain Dia di dalam hatimu.

 

Barangsiapa yang ingin memperoleh kekayaan di dunia dan akhirat, hendaklah dia bertakwa kepada Allah Swt. dengan melepaskan segala sesuatu selain Dia, dan hendaklah dia berdiri di hadapan pintu-Nya dan merasa malu ketika harus berpaling menuju pintu yang lain. Hendaklah dia memejamkan mata, yakni tidak melihat kepada segala sesuatu selain Dia, yaitu memejamkan mata hatinya bukan hanya mata lahiriah saja. Bagaimana engkau akan mempercayai apa yang ada pada tanganmu, sedangkan dia akan sirna dan meninggalkanmu. Percayalah kepada apa yang ada pada Allah karena Dia tidak akan pernah hilang selamanya.

 

Kebodohanmu yang menggiring dirimu untuk mempercayai sesuatu selain Dia. Percaya kepada-Nya adalah puncak kekayaan, sedangkan percaya kepada sesuatu selain Dia adalah titik terendah dari kefakiran. Wahai orang yang tidak mau bertakwa, engkau terlarang mendapatkan kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat. Wahai orang yang bergantung kepada sesama makhluk dan sebabakibat, engkau tidak diperkenankan memperoleh kekuatan dan kemuliaan dari Allah Swt. baik di dunia maupun di akhirat, wahai yang mempercayai apa yang ada pada tangannya, engkau tidak akan mendapatkan kekayaan dari Allah Swt. baik di dunia maupun di akhirat.

 

Wahai muridku, apabila engkau ingin menjadi orang yang bertakwa, bertawakal dan percaya kepada Allah, hendaklah engkau bersabar, sebab kesabaran adalah pondasi dasar segala kebaikan. Apabila niatmu telah lurus, maka bersabarlah demi mengharapkan “wajah” Allah Swt. maka engkau berhak mendapatkan balasan-Nya berupa masuknya cinta Allah dan kedekatan-Nya ke dalam hatimu baik di dunia maupun di akhirat. Bersabar dalam menerima ketetapan dan takdir Allah Swt. sesuai dengan apa yang telah digariskan olehNya sejak dahulu kala berdasarkan ilmu-Nya dan tidak ada seorang pun yang dapat menghapuskannya. Hal ini akan tertancap dalam hati seorang mukmin yang yakin, sehingga dia akan bersabar atas ketetapan Allah Swt. dengan penuh suka rela bukan karena terpaksa. Adapun sabar pada awalnya bisa saja karena terpaksa, tetapi selanjutnya adalah bentuk kerelaan.

 

Bagaimanaengkau akan mengaku beriman sementara engkau tidak memiliki kesabaran, bagaimana engkau mengaku marifat sementara dirimu tidak memiliki keridhaan. Karena itu semua tidak cukup dengan pengakuan saja, tidak terbantahkan lagi sehingga engkau menyaksikan pintu-Nya. Kemudian engkau menghapuskan galur itu dan bersabar atas deraan takdir serta langkah-langkah bahaya dan manfaat. Engkau berjalan dengan hatimu bukan dengan kakimu.Jasadmu tidak bergeser sedikit pun, dan yang tidak bergeser seolah-olah tidak bernyawa. Hal itu memang memerlukan berdiam tanpa bergerak. Ketabahan adalah tidak memperhatikan bisikan makhluk, tidak berkumpul bersama mereka baik di dalam hati, nurani, batin maupun makna.

 

Seringkali aku menjelaskan kepadamu, tetapi engkau tidak mau mengamalkannya. Betapa panjang uraianku, tetapi engkau tidak mau memahaminya. Betapa sering aku memberikan, tetapi engkau tidak mau mengambilnya, betapa banyak aku menasihati tetapi engkau tidak mau menambil hikmahnya. Alangkah kerasnya hatimu, alangkah bodohnya hatimu terhadap Allah Swt. seandainya engkau mengetahui dan mempercayai pertemuan dengan Allah, serta mengingat kematian dan semua kejadian setelah mati, tentu engkau tidak akan seperti ini.

 

Tidakkah engkau memperhatikan kematian nenek moyang kalian, ayah, ibu dan keluarga lainnya? Tidakkah engkau perhatikan kematian para penguasa? Apakah engkau tidak mengambil pelajarannya? Sehingga engkau dapat mengendalikan nafsumu dari mencari dunia dan dari mencintainya. Mengapa engkau tidak mengubah hatimu dan mengeluarkan segala bentuk makhluk dari dalamnya? Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.” (Q.S. ar-Ra’d: 11)

 

Engkau mengucapkan tetapi engkau tidak melakukannya. Betapa banyak engkau beramal tanpa diiringi dengan keikhlasan. Jadilah orang yang berakal dan janganlah beradab buruk di hadapan Allah Swt.. Buktikanlah, kembalilah, dan pikirkanlah. Apa yang selama ini engkau lakukan tidak bermanfaat sama sekali di akhirat kelak. Engkau kikir terhadap diri sendiri, apabila engkau mau memuliakan dirimu tentu engkau dapat mencapai kemuliaan itu dan memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagimu di akhirat kelak. Engkau sibuk dengan sesuatu yang akan sirna dan meninggalkan sesuatu yang sebenarnya akan kekal abadi.

 

Jangan sibuk dengan urusan harta, istri dan anak, karena tidak akan lama engkau akan dipisahkan darinya, jangan sibuk mengejar-ngejar dunia dan mencari kemuliaan dari makhluk, karena sesungguhnya mereka tidak akan dapat membelamu di hadapan Allah Swt. hatimu telah dinajisi noda syirik dan keraguan terhadap Allah Swt. Engkau berprasangka buruk terhadap Allah Swt. di dalam setiap keadaanmu. Dia pasti mengetahui perbuatanmu dan Dia akan memurkaimu, lalu menyisipkan murka-Nya itu ke dalam hati orangorang yang shalih.

 

Ada sebagian para wali yang tidak mau keluar dari rumahnya kecuali dengan mata tertutup dan dituntun oleh anaknya. Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, ia menjawab, “Aku tidak ingin melihat orang yang kufur kepada Allah Swt.” Suatu hari ia keluar dengan mata terbuka,ketika melihat seorang kafir,tiba-tiba saja ia pingsan.Sungguh betapa besar cintanya kepada Allah Swt.. Bagaimana bisa engkau menyembah selain Allah dan menyekutukan-Nya dengan yang lain? Bagaimana bisa engkau memakan nikmatnya lalu mengkufurinya? Engkau tidak membalas kemurahan-Nya, justru engkau lebih memilih berkumpul dan duduk bersama orang-orang kafir, karena di dalam hatimu tidak-ada lagi keimanan ataupun kecintaan kepada Allah Swt. hendaklah engkau bertaubat, membaca istighfar dan malu kepadaNya. Tanggalkanlah pakaian kesombonganmu di hadapan Allah Swt.

 

jauhilah hal-hal yang haram dan syubhat, lalu jauhilah hal mubah yang disertai syahwat dan hawa nafsu. Apabila engkau berhasil menjauhi syahwat dan hawa nafsu, maka sibukkanlah dirimu dengan Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin.”

 

Bagaimana seorang yang dipenjara akan berbahagia di dalam penjaranya. Kegembiraannya hanya nampak di wajah, sedang di dalam hatinya ia bersedih. Setiap kemaksiatan telah melukai batinnya lalu ia menutupinya dengan pakaian berupa senyuman. Oleh karena itu, Tuhan membanggakannya di depan para malaikat. Disebutkan bahwa dia adalah seorang pemberani dan menegakkan agama Allah Swt. nuraninya senantiasa sabar dalam menghaapi takdir sehingga Allah Swt. mencintainya. Allah Swt. berfirman, “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Q.S. Ali Imran: 146)

 

Engkau diuji karena cinta-Nya kepadamu, setiap kali engkau menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka kecintaanNya kepada semakin bertambah. Lalu setiap kali engkau bersabar dengan ujian-Nya maka engkau akan semakin dekat dengan-Nya. Sebagian ahli sufi mengatakan, “Allah tidak akan menyiksa kekasihNya, Dia hanya menguji dan menjadikannya bersabar.” Rasulullah Saw. bersabda, “Seolah-olah dunia tidak ada, dan seolah-olah akhirat itu tidak hilang.” (H.R. Muslim)

 

Wahai orang-orang yang mencari dunia, wahai orang-orang yang mencintai dunia, datanglah kepadaku sehingga aku dapat memberitahukan cacat celamu dan aku akan menunjukkan jalan munuju al-Hag Azza wa Jalla. Aku akan mempertemukan engkau dengan orang-orang yang menghendaki “wajah”-Nya. Kalian berada dalam kegilaan. Dengarkanlah perkataanku dan amalkanlah, iringi amal tersebut dengan keikhlasan. Apabila kalian mengamalkan apa yang aku katakan, kemudian meninggal dunia saat melaksanakan amal tersebut, maka engkau akan diangkat ke tempat tertinggi (surga Iliyyain), dari sana engkau dapat melihat kebenaran ucapanku, engkau akan memanggilku dan memberi salam kepadaku. Di sana engkau akan mendapati kebenaran yang aku isyaratkan.

 

Wahai manusia, hilangkan prasangka burukmu kepadaku, hilangkah itu dari dalam hatimu, aku tidak bermain-main dan tidak berniat mencari dunia, yang aku katakan adalah kebenaran dan aku mengisyaratkan kepada kebenaran. Seumur hidupku aku selalu berbaik sangka kepada orang-orang shalih, aku pun melayani mereka. Dan itulah yang memberikan manfaat bagiku. Aku tidak mengharapkan upah dari nasihat yang aku berikan kepadamu, yang aku mau adalah engkau mengamalkannya. Itulah ucapan yang pasti manis dan ikhlas. Kemunafikan akan terputus mengikuti putusnya upaya dan sebab-akibat. Ketika itu iman dan keyakinan akan terlihat oleh orang-orang mukmin bukan oleh orang-orang munafik.

 

Wahai manusia, lepaskanlah syahwat dari diri kalian, tinggalkan angan-angan yang batil, sibukkanlah dirimu dengan dzikir kepada Allah Swt. Berbicaralah dengan pembicaraan yang bermanfaat, dan diamlah untuk sesuatu yang memadaratkan kalian. Apabila kallan hendak berbicara, maka berpikirlah terlebih dahulu, sematkan niat yang baik di dalamnya, barulah engkau berbicara. Sehingga ada pepatah yang menyatakan,“Lisan orang yang bodoh akan mengendalikan hatinya, sedangkan lisan orang yang alim akan dipimpin oleh hatinya.”

 

Peliharalah dirimu dari bahaya lisan, sesungguhnya apabila Allah Swt. menghendaki engkau berbicara, maka Dia kan menjadikan engkau berbicara. Tetaplah bersama Allah Swt. diiringi dengan diam seribu bahasa. Apabila telah sempurna dalam kebisuanmu, Allah akan menuntunmu untuk berbicara, atau apabila Dia menghendaki engkau akan dijadikannya menetap dalam diam hingga sampai ke akhirat. Inilah makna dari ucapan Rasulullah Saw., “Barangsiapa yang mengenal Allah, maka lidahnya akan menjadi kelu.”

 

Yang dimaksud adalah baik lahir maupun batin lidahnya kelu untuk menentang Allah Swt. dalam segala sesuatu. Dia menjadi orang yang penuh dengan penerimaan dan tidak membangkang. Dua matanya seolah buta dari memandang sesuatu selain Dia, nuraninya tercabik, hartanya ditinggalkan, dia keluar dari wujudnya serta mengeluarkan dunia dan akhirat dari hatinya. Bahkan hilanglah nama dan bentuknya. Allah Swt. berfirman, “Kemudian apabila dikehendaki-Nya akan dibangkitkan-Nya.” (Q.S.“Abasa: 23) Dia akan mewujudkannya setelah tiada, dan menjadikannya kembali menjadi makhluk lain. Dia menjadikannya fana’ dengan tangan fana, lalu membangkitkannya dengan tangan kekekalan, agar dia mencari pertemuan. Kemudian Dia akan mengembalikannya agar menyeru manusia dari kefakiran menjadi kaya. Yakni merasa cukup dengan adanya Allah Swt.dan kefakiran yang dimaksud adalah jauh dari Allah Swt. dan merasa cukup dengan selain Dia. Orang yang kaya adalah hatinya merasa cukup dengan berdekatan kepada Allah Swt..

 

Oleh karena itu, barangsiapa yang menginginkan kekayaan hendaklah dia meninggalkan dunia dan akhirat serta apa yang ada di dalamnya termasuk segala sesuatu selain Dia. Dia mengeluarkan segala sesuatu dari hatinya sedikit demi sedikit. Dia tidak lagi terikat oleh hal yang sepele ini. Dia menjadikan hal sepele itu hanya sebagai bekal untuk menempuh perjalanan yang panjang menuju kepadaNya. Kenikmatan itu dijadikan untukmu guna sebagai bukti, dan Dia menjadikan ilmu agar engkau amalkan dan mencari petunjuk melalui cahayanya. Ya Allah tunjukilah hati kami untuk sampai kepadaMu. Dan berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.

Hari Ahad pagi tanggal 11 Rajab 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Wahai muridku, apabila engkau menghendaki kebahagiaan maka bantahlah keinginan nafsumu, dan terimalah ketetapan Tuhanmu. Taatilah Dia, jangan sampai engkau berbuat maksiat kepada-Nya. Nafsumu adalah penghalang dirimu untuk makhluk-Nya, dan makhluk adalah penghalangmu dari ma’rifat kepada Khalig Azza wa Jalla. Selama engkau masih berkutat dengan nafsu, maka engkau tidak akan dapat mengenal makhluk, dan selama engkau masih berkutat dengan makhluk, selama itu pula engkau tidak akan dapat mengenal sang Khalig. Selama engkau masih berkutat dengan dunia, maka engkau tidak akan dapat mengenal akhirat, dan selama engkau masih berkutat dengan akhirat, maka selama itu pula engkau tidak akan dapat mengenal pemilik dunia dan akhirat, engkau tidak akan dapat melihat raja segala raja. Raja dengan yang dirajai tidak dapat disatukan. Sebagaimana dunia tidak akan bergandengan dengan akhirat. Demikian halnya Khalig, dia tidak akan menyatu dengan makhluk.

 

Amarah hanya memerintahkan keburukan, dia akan menuntut dan terus menuntut yang pada akhirnya akan mengendalikan hati. Berjuanglah untuk mengendalikannya dalam setiap keadaan. Allah Swt. berfirman, “Maka Allah Swt. mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan.” (Q.S. asy-Syams:5). Tundukkanlah nafsumu dengan mujahadah, apabila ia telah jinak, maka ia akan tunduk kepada hati. Dan hati akan tunduk kepada nurani, dan nurani akan berserah diri kepada al-Hag Azza wa Jalla. Semuanya bermuara ke sana. Apabila engkau telah menyempurnakan penaklukan nafsumu, maka akan ada seruan dari hatimu, Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Swt. penyayang kepadamu.” (Q.S, an-Nisa : 29)

 

Seruan itu datang dari Allah Swt.yaitu setelah nafsu, bersih dari kotoran dan keburukannya. Hati menjadi subur dengan mengingat Allah Swt. dan ketaatan kepada-Nya. Apabila engkau tidak dapat mencapai hal itu, maka jangan berharap engkau dapat berdekatan dengan-Nya.Dalam keadaan kotordengan najis dan buruk,bagaimana bisa engkau mendekatkan diri kepada sang Raja. Pendekkanlah angan-anganmu, sehingga ia (nafsu) akan taat kepadamu. Nasihati ia dengan nasihat Rasulullah Saw. beliau bersabda, “Apabila datang pagi hari, maka jangan berbicara tentang sore hari kepada nafsumu. Apabila datang sore hari, maka jangan mengajaknya berbicara tentang hari esok. Sesungguhya engkau tidak akan tahu, siapa namamu besok.”

 

Engkau lebih mencintai nafsumu daripada yang lain, dan engkau telah menyia-nyiakannya. Bagaimana mungkin orang lain akan menyayanginya dan memeliharanya. Kuatnya angan-angan dan sikap rakus telah membuat engkau menyia-nyiakan nafsumu itu. Berusahalah untuk membatasi angan-angan dan meminimalisir sikap rakus, ingatlah pada mati, dekatkan dirimu kepada Allah Swt. Berobatlah kepada para shiddigin dengan mendengarkan penjelasan mereka dan dengan memperbanyak dzikir siang dan malam.Tegaskan kepada dirimu sendiri bahwa,“Untukmu pahala dari apa yang telah engkau lakukan, dan untukmu siksa dari dosa yang engkau lakukan.” Tidak ada seorang pun yang akan memberikan pahala amalnya kepadamu.Oleh karena itu, hendaklah engkau beramal dan berjuang, Teman yang sesungguhnya adalah yang melarangmu, sedangkan musuhmu adalah orang yang menjerumuskanmu.”

 

Sesungguhnya aku melihat dirimu sibuk bersama dengan makhluk, bukan di sisi Khalig. Engkau memenuhi keinginan nafsu dan manusia, tetapi melupakan hak Allah Swt. Apabila engkau tahu bahwa apa yang ada pada dirimu berupa nikmat adalah dari Allah Swt. maka manakah kesyukuranmu kepada-Nya? Dia yang menciptakanmu, lalu mana ibadahmu kepada-Nya? Yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan manjauhi larangan-Nya serta bersabar atas ujian-Nya. Latihlah nafsumu sehingga ia memperoleh petunjuk. Allah Swt. berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mendapat keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan (menuju) Kami.” (Q.S. al-Ankabut: 69) Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman, “Apabila kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad: 7)

 

Jangan engkau biarkan dan jangan engkau turuti nafsumu agar engkau berbahagia. Jangan membuatnya tersenyum lega, jangan ikuti seribu rayuannya, meskipun sekali jangan pernah engkau tergoda, sehingga akhirnya dia tunduk dan menyerah. Apabila ia menggodamu dengan berbagai kemewahan dan kelezatan, maka jangan menghiraukannya. Usirlah dia dan katakan kepadanya, “Telah disediakan surga untukku.” Sabarkan ia dalam menerima pengendalian itu, sehingga datang pemberian untuknya. Apabila engkau telah menjadikannya sabar, maka Allah Swt. akan selalu bersamanya. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Bagarah: 153).

 

Janganmendengar bisikan nafsu,tidakadayang dia perintahkan kecuali keburukan, apabila engkau coba-coba menurutinya, dengan menurutinya itu berarti engkau menjerumuskannya. Baginya (nafsu) yang terbaik adalah pengendalian terhadapnya. Wahai orang yang mengaku menghendaki Allah Swt. seraya berdiri bersama degan nafsunya, sungguh engkau telah berdusta! Al-Hag dan nafsumu tidak dapat disatukan,seperti halnya dunia dan akhirat tidak dapat disatukan. Barang siapa yang berdiri bersama makhluk,maka dia akan melapaskan Allah Swt. dan barangsiapa yang berdiri bersama dunia, maka dia akan melepaskan akhirat. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mencintai dunia, maka ia telah membahayakan akhiratnya, barangsiapa yang mencintai akhirat maka dia membayakan dunianya.”

 

Bersabarlah, maka apabila kesabaran dan keridhaanmu telah sempurna, kefana’anmu akan datang, segala sesuatu yang ada padamu menjadi baik. Segala sesuatu berubah menyenangkan, yang jauh menjadi dekat:syirik menjadi tauhid.Dia tidak akan beranggapan bahwa manusia dapat memberi manfaat dan mendatangkan madarat, tidak akan terlihat lagi pertentangan, bahkan semua pintu dan lorong menjadi satu. Tidak semua orang dapat mencapai hal ini, hanya segelintir orang dari berjuta-juta yang dapat memperolehnya,

 

Wahai muridku, berjuanglah agar nafsumu tunduk sebelum ruhmu meninggalkan jasadmu. Matinya nafsu hanya dengan kesabaran dan pengendalian. Tidak akan lama lagi engkau akan memuji akhir dari kesabaranmu, kesabaranmu berbatas sedangkan pahalanya kekal abadi. Sesungguhnya aku telah bersabar, dan aku telah menemukan akibat dari kesabaranku itu adalah kebaikan. Pada awalnya aku mati, kemudian Dia menghidupkanku dan mematikanku kembali. Aku fana’ bersama-Nya dan memiliki bersama-Nya. Aku telah memerangi hawa nafsu dengan meninggalkan pilihan dan keinginannya sehingga aku berhasil mencapainya. Kemampuan telah menuntunku, kenikmatan juga telah membantuku, perbuatan menggerakanku, kecemburuan telah menjagaku dan kehendak telah taat kepadaku, takdir telah mendahului aku dan Allah Swt.telah mengangkatku.

 

Celakalah engkau! Engkau melarikan diri dariku, sedangkan aku memelihara barang muatanmu. Tempatmu ada padaku, jika tidak maka engkau telah binasa. Wahai orang-orang yang bodoh, datanglah kepadaku terlebih dahulu, kemudian datangilah Baitullah. Aku adalah pintunya ka’bah. Kemarilah aku akan mengajarkan bagaimana aku berhaji. Aku akan mengajarimu bagaimana aku bermunajat kepada sang Pemiliki Ka’bah. Apabila debu penghalang telah sirna, maka engkau akan menyaksikannya. Duduklah wahai muridku, bersabarlah engkau bersamaku, sesungguhnya aku telah diberi kekuatan oleh Allah Swt. Para wali memerintahkan sesuatu sesuai dengan perintah-Nya dan melarang sesuatu sesuai dengan larangan-Nya. Nasihat ini untukmu, mereka hanya menunaikan amanat. Beramallah di kampung hikmah, maka engkau akan sampai ke kampung qudrah. Kampung hikmah adalah dunia, dan kampung qudrah adalah akhirat.

 

Hikmah itu memerlukan perangkat dan “sebab-akibat” sedangkan qudrah tidak membutuhkannya, yang berlaku adalah perbuatan Allah Swt. hal itu ditujukan untuk membedakan dan meng-istimewakan kampung qudrah daripada kampung hikmah. pi kampung akhirat tidak berlaku “sebab-akibat» anggota badan bisa berbicara untuk memberikan kesaksian atas setiap perbuatan manusia. Pada hari kiamat kelak, Allah Azza wa Jalla akan menyingkap tabir, setiap yang tersembunyi akan jelas terlihat, mau ataupun tidak mau.Tidak seorang pun masuk neraka, melainkan dengan hati yang menerima atas tuntutan yang telah didakwakan kepadanya. Selagi masih di dunia, bacalah buku catatan amalmu dengan pikiranmu, kemudian bertaubatlah dari perbuatan buruk dan bersyukurlah atas perbuatan baik.Hitunglah catatan kemaksiatan lalu hapuslah dengan taubat.

 

Wahai muridku, engkau telah bertaubat dan menemaniku. Apabila engkau tidak menerima nasihatku, maka tidak akan bermanfaat untukmu. Engkau lebih memilih bentuk daripada arti. Barangsiapa yang hendak tinggal bersamaku, hendaklah ia menerima apa yang aku katakan dan mengamalkannya, jika tidak maka tidak perlu tinggal bersamaku.la benar-benar akan merugi. Aku ibarat tutup meja makan yang tinggi, tidak ada seorang pun yang dapat meraih makanan, tetapi apabila pintu telah terbuka, tidak ada seorang pun yang mengambil makanannya. Apa yang aku lakukan? Berapa kali aku mengatakan tetapi engkau tidak mendengarkan, padahal aku menginginkan kebaikan untuk kalian, bukan untukku. Sesungguhnya aku tidak takut dan juga tidak berharap kepada kalian, baik hancur maupun subur, bagiku tetap sama saja, tidak ada bedanya hidup ataupun mati bagiku, kaya ataupun fakir, bahkan raja ataupun hamba. Ketika engkau telah mengeluarkan cinta dunia dari dalam hatimu, itu yang aku inginkan. Bagaimana tauhid akan masuk ke dalam hatimu apabila masih ada cinta dunia yang menguasainya. Tidakkah engkau dengar sabda Rasulullah Saw., “Cinta dunia adalah akar dari segala kesalahan.”

 

Selama engkau masih pemula dan menjadi murid, maka cinta dunia akan tetap ada pada dirimu, dan itu adalah akar dari segala kesalahan,akan tetapi apabila engkau telah berdekatan dengan-Nya. Maka bagian dari dunia akan dijadikan menyukai engkau, sedangkan bagian orang lain, akan dijadikan engkau membencinya. Bagian dunia akan menghampirimu sesuai dengan ketetapan dan ilmu Allah Swt. hal itu akan menjadikan engkau gana’ah (merasa cukup) dan tidak akan berpaling kepada yang lain. Hatimu akan teguh bedri di hadapan-Nya, di dunia ia akan bolak balik seperti bolakbalinya aai surga di surga. Maka apa pun yang berlaku terhadapmu berasal dari Allah Azza wa Jalla yang menjadi “kekasih”-mu. Karena engkau menghendaki apa yang dikehendaki-Nya, memilih apa yang dipilih-Nya dan berjalan dengan kekuatan-Nya. Segala sesuatu selain dia akan terputus dari hatimu, dunia dan akhriat sirna dari hatimu, sehingga bagian yang engkau peroleh hanya karena kehendak-Nya, bukan olehmu.

 

Orang munafik yang ingin dilihat orang lain, akan sombong dengan ilmunya, dia melaksanakan puasa sepanjang siang dan mendirikan shalat di malam hari, tetapi dia masih khawatir dengan makanan dan pakaian, dia berada dalam kegelapan, baik lahir maupun batin.Tidak selangkah pun dari dalam hatinya tertuju kepada Tuhannya, dia termasuk orang yang bekerja dan kepayahan (alAmilatun Nashibah), amalnya hanya melahirkan kesia-siaan. Keadaan nuraninya jelas terlihat oleh para shiddigiin, para wali, orang-orang shalih dan orang-orang yang telah sampai kepada Allah Azzawa Jalla. Hari ini mereka diketahui oleh orang-orang yang khusus melalui hati mereka, dan kelak (di akhirat) akan disaksikan oleh seluruh makhlukNya.

 

Janganlahengkau mengejekparawalidengan kemunafikanmu, sungguh. itu tidak pantas engkau lakukan. Tidak perlu dibicarakan lagi, sehingga engkau memutuskan ikat pinggang, memperbaharui Islam, dan membuktikan taubatmu dengan hatimu. Engkau harus keluar dari kungkungan watak, keinginan dan wujudmu, serta mengambil manfaat dan menolak bahaya. Tidak perlu dibicarakan lagi sehingga engkau mau keluar dari dirimu dengan meninggalkan nafsu, keinginan, dan watak di pintu itu.Lalu meninggalkan hatimu di ruangan antara pintu dan kamar, serta kamu tinggalkan nuranimu di tempat yang memukai di sisi Raja.

 

Segeralah membangun pondasi untuk mendirikan bangunan, apabila telah selesai segeralah dirikan bangunan. Air untuk pondasi itu adalah pemahaman terhadap agama. Pahamilah dengan hati bukan hanya dengan lisan. Memahami dengan hati adalah mendekatkan diri kepada al-Hag Azza wa Jalla. Adapun memahami dengan lisan artinya engkau mendekatkan diri kepada makhluk. Memahami dengan hati akan mengangkat dirimu dan memajukan langkah kakimu menuju Tuhan.

 

Celakalah engkau! Engkau telah menyia-nyiakan usia dengan menuntut ilmu dengan tidak mengamalkannya. Engkau berdiri di atas kaki kebodohan, engkau berada dalam kegilaan dengan berbakti kepada musuh-musuh Allah Swt. dan bersekutu dengan mereka. Dia tidak membutuhkanmu dan juga sekutu-sekutumu. Dia tidak menerima sekutu, dan engkau tidak mengetahui bahwa engkau adalah hamba dari makhluk yang berada dalam genggaman tanganNya. Apabila engkau menginginkan kebahagiaan, biarkanlah kendali hatimu berada dalam genggaman-Nya bertawakallah kepada-Nya dengan sebenar-benar tawakal, berbakti kepada-Nya lahir dan batin. Jangan berprasangka buruk kepada-Nya. Itu tidak pantas kita lakukan. Dia lebih mengetahui apa yang lebih maslahat bagimu. Dia Maha Mengetahui. Sudah selayaknya engkau diam di hadapan-Nya sehingga engkau diberikan izin untuk berbicara, setelah itu barulah berbicara dengan-Nya bukan denganmu. Maka pembicaraanmu akan menjadi obat penawar hati, nurani, dan penerang akal pikiran.

 

Ya Allah, terangilah hati kami. Tunjukkanlah ia kepada-Mu sucikanlah nurani kami, dan dekatkan ia kepada-Mu. Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

 

 

 

 

 

 

 

Hari Selasa sore, tanggal 13 Rajab di Madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Seorang mukmin itu terasing dari dunia, orang yang zuhud terasing dari akhirat dan orang yang marrifat terasing dari segala sesuatu selain Dia. Seorang mukmin itu terpenjara oleh dunia, walaupun ketika lapangnya rizki atau berada di dalam rumah yang luas. Walaupun berada di tangan keluarga yang bergelimangan harta dan kemewahan, keluarganya bergembira dan tertawa riang, tetapi batinnya tetap merasa berada di dalam penjara. Mungkin wajahnya tampak bahagia, tetapi hatinya berada dalam kesedihan. Dia telah mengenal baik dunia, sehingga dia menolak dunia dengan hatinya.

 

Pada awalnya dia “menceraikan” dunia dengan talak satu, karena dia kahwatir kalau-kalau keadaannya berubah, ketika pintu akhirat terbuka baginya, dan ia mendapat yang lebih baik, maka dia menjatuhkan “talak” yang kedua kepada dunia. Dunia malah datang dan memeluknya, maka ia “mentalak” dunia dengan “talak tiga” selanjutnya dia berdiri sepenuhnya dengan akhriat. Pada saat itu, muncullah cahaya Allah Swt. maka dia pun ‘mentalak’ akhirat.

 

Dunia akan berkata kepadanya, “Mengapa engkau ‘menceraikan’ aku? la menjawab,“Karena aku menemukan yang lebih baik.” Akhirat pun bertanya kepadanya dengan pertanyaan yang sama, maka dia menjawab, “Karena engkau hanya bentuk, bukan hakikat yang sebenarnya, maka bagaimana aku tidak akan menceraikanmu.” Saat itu, terbuktilah nilai mar’rrifat-nya kepada Allah Swt.

 

Dia menjadi orang yang merdeka dari segala sesuatu selain Dia, dia terasing dari dunia dan akhirat, ia hilang dan terhapus dari segala sesuatu. Maka dunia akan menjadi pelayannya. Dia memandang bahwa kebaktiannya terhadap keluarga merupakan amal semata, bukan karena tertarik oleh kemewahan dunia. Dia melakukannya agar ia tidak berpaling kepadanya, apabila mencintai seseorang, engkau akan memberikan berbagai hadiah kepadanya dengan tujuan untuk memelihara hubungan dengannya. Menghadaplah kepada Tuhanmu dengan sepenuh hati, tinggalkan esok hari dibalik hari kemarin, bisa jadi engkau sudah tidak bernyawa lagi.Wahai orang yang kaya, jangan disibukkan oleh kekayaanmu,, bisa jadi ketika pagi datang, engkau berada dalam kemiskinan. Jangan berdiri dengan sesuatu tetapi berdirilah bersama Dzat yang menciptakan segala sesuatu, Dia adalah Dzat yang tidak ada yang serupa dengan-Nya, janganlah mengharapkan kedamaian kepada selain Dia. Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada rasa damai bagi seorang mukmin kecuali dengan melihat Tuhannya.”

 

Apabila apa yang ada di antara engkau dan makhluk hancur, lalu dibangun sesuatu di antara engkau dan Dia, maka Dia akan memilihkan untukmu, janganlah membenci apa yang dipilih-Nya. Barangsiapa yang sabar bersama Allah Swt. maka dia akan melihat keajaiban dari berbagai kelembutan-Nya. Barangsiapa yang bersabar dalam kefakiran, maka dia akan menjadi kaya. Kebanyakan para Nabi adalah penggembala, dan para wali adalah pengembara.Barangsiapa yang merasa hina di hadapan-Nya maka Dia akan memuliakannya. Barangsiapa yang merendah di hadapan-Nya, Dia akan mengangkatnya. Dialah Dzat yang memuliakan dan menghinakan. Dialah Dzat yang meninggikan dan merendahkan derajat, Yang menetapkan dan memudahkan urusan. Tanpa-Nya, kita tidak akan mengenal-Nya.

 

Wahai orang yang sombong dengan amal perbuatannya, betapa bodohnya engkau! Apabila tanpa taufik dari-Nya, engkau tidak akan dapat melaksanakan shalat, berpuasa dan tidak akan bisa bersabar. Engkau berada pada kedudukan syukur, bukan pada kedudukan sombong.Kebanyakan orang merasa ujub dengan ibadah dan amal-amalnya. Mereka menginginkan pujian dan sanjungan dari makhluk, dia menyukai apabila dunia dan para pemiliknya menghadap kepadanya. hal itu diakibatkan oleh dirinya yang berdiri bersama dengan hawa nafsu. Dunia adalah kekasih nafsu, sedangkan akhirat adalah kekasih hati, dan al-Hag Azza wa Jalla adalah kekasih nurani. Adapun hukum, ia akan dimasukkan ke dalam hatimu setelah engkau melaksanakan hukum tersebut, karena hukum tersebut mendahului hal ini. Maka barangsiapa yang mengakui hal ini tanpa melaksanakan hukum, sesungguhnya pengakuannya adalah dusta, sebab segala sesuatu yang tidak dibenarkan oleh syariat, termasuk kepada zindig.

 

Terbanglah bersama Allah Swt. dengan sayap al-Qur’an dan as-Sunnah, hampiri Dia dengan tuntunan Rasulullah Saw., jadikanlah beliau sebagai pemandu dan pembimbingmu. Biarkan beliau menghiasi dan mengajakmu bertemu dengan-Nya. Dia adalah pemimpin para arwah, pembimbing para murid, pimpinan orangorang shalih, dan cerdik pandai. Dialah yang membagi keadaan dan kedudukan di antara mereka. Allah Swt. telah menjadikannya sebagai pemimpin segala sesuatu. Mahkota untukmu ketika engkau meninggalkan raja, hanya diberikan melalui tangan pimpinan. Tauhid adalah ibadah dan syirik adalah tradisi. Maka menetaplah dalam ibadah dengan meninggalkan tradisi. Apabila engkau telah membakar hangus tradisi, maka Allah Swt. akan mengubah dirimu karena usahamu itu. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.” (Q.S. ar-Ra’d: 11)

 

Keluarkan nafsu dan makhluk dari dalam hatimu, penuhi hatimu dengan Dzat yang menciptakan keduanya. Sehingga hal itu dikembalikan kepadamu, sungguh hal ini tidak cukup dilakukan dengan berpuasa di siang hari maupun mendirikan shalat di malam hari. Akan tetapi, harus dengan cara membersihkan hati dan menyucikan nurani.

 

Salah seorang wali berkata, “Puasa dan tahajjud ibarat cuka dan sayuran dalam sebuah hidangan, sedangkan makanan selain itu adalah jujur dan benar.” Cuka dan sayuran adalah makan yang pertama disajikan, kemudian disajikan lagi berbagai jenis makanan, Jalu makan dan kemudian mencuci tangan. Kemudian datanglah waktu perjumpaan dengan Allah Swt. lalu diberi mahkota, ikat pinggang kepemimpinan dan pendelegasian serta penyerahan negeri. Apabila hati seseorang telah layak bagi Allah Swt. dia bisa berdekatan dengan-Nya kemudian Allah akan memberinya kerajaan, kekuasaan di atas bumi untuk menyampaikan seruan dakwah kepada manusia serta bersabar atas perilaku mereka yang menyakitkan. Dengan tangannya Allah Swt. akan mengubah kebatilan dan menegakkan kebenaran. Allah Swt. akan memberi dan membuatnya kaya. Sesungguhnya Apabila Allah Swt. telah memberikan kekayaan, maka Allah Swt. akan memenuhi hatinya dengan hukum.Allah Swt. telah menjadikan sungai-sungai yang mangalir di dalam hati hamba-hamba yang shailh dari lembah ilmunya, di sisi Arasy dan Lauh-Nya, kemudian mengalir ke bumi hati yang mati, bodoh dan menentang-Nya.

 

Wahai muridku, memakan sesuatu yang haram dapat mematikan hatimu, dan memakan sesuatu yang hala dapat menghidupkan hatimu. Dengan sesuap nasi hati dapat disinari dan dengan sesuap nasi pula hati bisa menjadi gelap. Dengan sesuap makanan, orang bisa menjadi mabuk dunia, dan dengan sesuap makan yang sama orang bisa cinta terhadap akhirat. Bahkan dengan sesuap makan, manusia bisa mencintai Dzat yang menciptakan dunia dan akhirat. Makan yang haram akan menjadikan engkau sibuk dengan urusan dunia dan menjadikan engkau senang melakukan kemaksiatan. Makan yang mubah (boleh) akan menjadikan engkau sibuk dengan urusan akhriat, dan menjadikan engkau senang berbuat ketaatan. Dan makanan yang halal akan mendekatkan hatimu kepada Allah Swt.

 

Akan tetapi, setiap makanan itu tidak dapat diketahui kecuali dengan marifat keada Allah Swt.dan marifat tersebut hanya terdapat di dalam hati bukan terdapat pada daftar menu. Marrifat itu lahir dariNya bukan dari makhluk-Nya, ia akan muncul setelah amal perbuatan yang sesuai dengan hukum, setelah ada kesungguhan dalam mengesakan Allah Swt. dan meyakini-Nya dan setelah keluar dari seluruh makhluk. Bagaimana engkau akan mengenal (marifat) kepada Allah Swt., sedangkan tidak ada yang kamu ketahui kecuali soal makan, minum, pakaian dan pasangan?! Tidakkah engkau mendengar sabda Rasulullah Saw., “Barangsiapa yang tidak peduli dari mana makanan dan minumannya, maka Allah Swt. tidak akan peduli lagi dari pintu mana ia akan dimasukkan ke dalam api neraka.”

 

Janganlah engkau mempedulikan segala sesuatu, janganlah engkau terlena oleh sesuatu sehingga melupakan-Nya, janganlah engkau terbelenggu makhluk, kecuali engkau berbicara tentang apa yang mereka pikirkan, dan engkau berusaha mengajak mereka dengancarayang benar.Amalkanlah sabda Rasulullah Saw. “Membujuk mausia (kepada kebenaran) adalah sedekah).” Berilah mereka dari apa yang diberikan Tuhanmu. Muliakan mereka dari kemuliaan Tuhanmu, kasihi mereka, lemah lembutlah kepada mereka sehingga akhlakmu sama dengan sifat-sifat Allah Swt. dan perbuatanmu berdasarkan kepada perintah-Nya.

 

Guru itu ada dua: guru yang mengajarkan hukum dan guru yang mengajarkan ilmu. Guru dari manusia akan menunjukkanmu bagaimana caranya mendekatkan diri kepada al-Hag Azza wa Jalla. Ada dua pintu yang harus engkau masuki: pintu makhluk dan pintu Khalig.Pintu dunia dan pintu akhirat. Yang satu mengikuti pintu yang lain. Yang pertama pintu makhluk, yang kedua adalah pintu al-Hag Azza wa Jalla. Engkau tidak akan bisa melihat pintu terakhir sebelum melewati pintu sebelumnya. Keluarlah dari pintu dunia dengan hatimu sehingga engkau dapat memasuki pintu akhirat. Berbaktilah kepada guru yang mengajarkan hukum, sehingga engkau dapat mendatangi guru yang mengajarkan ilmu.

 

Keluarlah dari makhluk hingga engkau marifat kepada alHag Azza wa Jalla, ini merupakan tahapan yang harus engkau lewati satu per satu, keduanya berlawanan dan tidak dapat disatu padukan. Oleh karena itu, jangan mencoba untuk menyatukannya. Kosongkan hatimu yang akan menjadi tempat menetapnya Tuhanmu, jangan sisakan sedikit pun di dalamnya ruang untuk selain-Nya. Jika malaikat tidak mau memasuki rumah yang di dalamnya terdapat gambar, lebih dari itu mana mungkin Allah Swt. mau memasuki hati yang di dalamnya terdapat gambar dan patung. Segala sesuatu selain Dia adalah berhala, hancurkan berhala-berhala dalam hatimu, brsihkanlah “rumah” itu, sungguh aku melihat bahwa pemiliknya telah datang. Engkau akan melihat keajaiban-keajabian yang belum pernah engkau lihat sama sekali. Ya Allah berilah kami taufik untuk mengerjakan hal-hal yang Engkau ridhai. Ya Allah berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

Pagi hari, tanggal 16 Rajab 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Rasulullah Saw. bersabda, “Terkutuk, terkutuklah orang yang keyakinannya kepada sesama makhluk.” Banyak sekali manusia yang termasuk ke dalam kutukan ini. Di antara sekian banyak orang, hanya satu orang yang memiliki keyakinan kepada Allah Swt. Barangsiapa yang yakin kepada Allah Swt., “Maka sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat dan tidak akan pernah terputus.” (Q.S. al-Bagarah: 256)

 

Celakalah engkau! Makhluk hanya memberi kebutuhanmu sementara, satu hari, dua hari, sebulan atau dua bulan, setahun atau dua tahun dan seterusnya, tetapi pada akhiranya mereka akan mengusir dan meninggalkanmu. Hendaklah engkau tetap bersama Allah Swt. penuhi kebutuhanmu dengan-Nya, Dia tidak akan pernah

 

– mengusir dan meninggalkanmu, Dia tidak akan bosan dengan kehadiranmu di dunia ataupun di akhirat kelak.Orang yang telah kuat bergantung kepada tauhid, tidak akan tergantung kepada siapa pun. Tidak kepada ayah,ibu,keluarga,kawan,musuh, harta dan kedudukan. Dia tidak menyukai sesuatu, tidak ada yang dia lakukan kecuali menggantungkan diri kepada pintu-Nya dan kepada pemberian-Nya. Wahai orang yang meyakini uang yang ada pada tangannya, tidak akan lama lagi uangmu akan hilang, itu merupakan siksaan bagimu. Uangmu itu pernah singgah di tangan orang lain, dan ia berpindah ke tanganmu agar engkau dapat mentaati Tuhanmu. Engkau malah menjadikannya sebagai berhala dan menuhankannya.

 

Wahai orang yang bodoh, tuntutlah ilmu demi mencari keridhaan Allah Swt. karena ilmu akan membimbingmu, ilmu adalah kehidupan sedangkan kebodohan adalah kebinasaan. Seorang shiddig (orang yang benar), apabila ia selesai mempelajari ilmu yang masih umum, maka ia akan berpindah untuk mempelajari ilmu yang khusus. Yaitu ilmu tentang hati dan nurani. Setelah sempurna dengan kedua ilmu tersebut, maka dia akan menjadi penguasa agama Allah Swt. Dia akan memerintah, melarang, memberi atau tidak memberi, semua itu atas izin Dzat yang telah mengangkatnya. la menjadi penguasa di antara manusia. la memerintah dengan perintah-Nya dan melarang dengan larangan-Nya.la akan mengambil dari mereka dengan perintah-Nya dan memberi kepada mereka dengan perintahNya. la bersama dengan hukum dan bersama Allah dengan ilmu. Hukum adalah juru kunci di depan pintu, sedangkan ilmu berada di dalam rumah. Hukum itu bersifat umum, dan ilmu itu bersifat khusus.

 

Orang yang telah marifat akan berdiri di pintu Allah Swt. dengan ilmu marifat yang ada padanya. la dapat melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain. Jika diperintah untuk memberi maka dia melaksanakannya, dan jika diperintah untuk menahan dia pun melaksanakannya. Jika diperintah untuk makan, ia pun makan, dan jika diperintah untuk lapar, maka ia sanggup menahan laparnya. Orang yang menolongnya akan ditolong, dan orang yang merendahkannya akan direndahkan.

 

Para ahli sufi telah mendatangimu demi kemaslahatanmu, mereka datang bukan untuk dirinya. Mereka tidak memiliki suatu keperluan terhadap seorang pun, mereka sangat menyayangi manusia. Mereka adalah kekasih Allah, di dunia ataupun di akhirat. Apapun yang ia ambil darimu adalah untuk kebaikanmu bukan untuk kebaikan mereka. Kesibukan mereka hanya tercurah untuk menasihati makhluk, dan itu terus mereka lakukan. Sebab apa yang datang dari Allah Swt. akan senantiasa ada dan terus-menerus sedangkan yang datang dari selain Dia hanya sementara. Layanilah ilmu dan para ulama yang mengamalkan ilmunya, lalu bersabarlah di dalamnya. Apabila engkau sabar menjalaninya, maka ilmu itu berbalik melayanimu, layanilah ia sebagaimana engkau senang dilayani. Apabila engkau sanggup bersabar dalam melayani ilmu maka engkau akan memperoleh pemahaman hati dan cahaya batin Wahai manusia, serahkanlah segala urusan kepada Allah Swt. Dia lebih mengetahui daripada kalian, tunggullah jalan keluar dari-Nya sesungguhnya setiap saat selalu ada jalan keluar. Berbaktilah kepada Allah Swt. ketuklah pintu-Nya dan kuncilah pintu-pintu manusia, Dia akan memperlihatkan keajaiban di luar perkiraan kalian.

 

Celakalah engkau! Apabila Allah Swt. menghendaki berbagaj kemanfaatan untukmu dari tangan makhluk, maka tentu akan datang berbagai manfaat untukmu, dan apabila Allah Swt. menghendaki datangnya bahaya padamu melalui manusia, maka bahaya itu akan datang padamu. Dia adalah Dzat yang menggerakkan, melunakkan dan menggerakkan hati manusia. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Yang memberi dan menahan. Yang memberi kemuliaan dan kehinaan, Yang memberikan sehat dan sakit, Yang menjadikan kenyang dan membuat lapar,Yang memberi pakaian dan membiarkan telanjang. Yang berbuat baik atau kejam, Yang awal dan yang Akhir, Yang lahir dan Yang batin. Semua itu Dialah Pemiliknya, bukan siapa pun selain Dia.

 

Yakinilah hal itu dengan hatimu, perbaikilah pergaulanmu dengan manusia dalam lahirmu, berbicaralah kepada mereka dengan kadar pemahaman akal mereka, dengan akhlak yang baik, berpedoman kepada al-Qur’an dan as-Sunnah, memerintahkan mereka sesuai dengan perintah keduanya.Apabila mereka menerima syukurilah hal itu, apabila mereka menolak maka tidak perlu jera, terus ajaklah mereka untuk mematuhi perintah dan larangan-Nya Jadikanlah hatimu sebagai masjid,jangan berdoa kepada selain Alla Swt.Allah Swt. berfirman, “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adala kepunyaan Allah Swt. maka janganlah kamu menyembah seorang pu di dalamnya di samping (menyembah) Allah Swt.” (Q.S. al-Jin: 18)

 

Apabila derajat seorang hamba meningkat dari muslim menjadi seorang mukmin, dari keimanan menjadi keyakinan dan dari yakin menjadi ma’rifat, dari ma’rifat menjadi ilmu, dari ilmu menjadi mahabbah (cinta), dari mahabbah menjadi mahbubiyah (yang dikasihi), dari pencari menjadi orang yang dicari. Oleh karena itulah, apabila ia lupa maka dia tidak akan dibiarkan tetapi akan diingatkan oleh-Nya, apabila tertidur akan dibangunkan, apabila lalai akan disadarkan, apabila berpaling maka akan dihadapkan kembali, dan apabila diam, ia akan disuruh untuk berbicara. Sehingga selamanya dia akan berada dalam keadaan sadar dan bersih. Karena dia telah membersihkan ruang terdalam di hatinya, sehingga dari lahir dia melihat kepada batin. la mewarisi kesadaran dari Rasulullah Saw. matanya terpejam tetapi hatinya tetap terjaga, dari belakangnya dia dapat melihat sebagaimana dia melihat dari depan.

 

Tidak seorang pun yang dapat mencapai kedudukan seperti itu kecuali wali abdal dan paraWali dariumatnya,yang’menyantap’sisa makanan dan minumannya. Para wali itu telah mendapatkan setetes dari lautan magam beliau dan secuil dari limpahan karamahnya. Sebab mereka berdiri di belakang beliau, memegang teguh agama beliau, menolong dan memperjuangkannya serta menyebarkannya hingga hari kiamat.

 

Seorang mukmin melirik dunia lalu menginginkannya dan mencarinya, hatinya mulai terpenuhi oleh dunia, tetapi ketika dunia hendak menguasai hatinya, maka ia “menceraikan” dunia, selanjutnya dia mencari akhirat sehingga menemukannya dan memenuhi hatinya dengan akhirat, ketika dia merasa takut kalau-kalau akhirat akan membelenggu dan memenjarakan dirinya dari Tuhan, maka dia juga “menceraikan” akhirat. Dan meletakkannya di samping dunia yang telah ia tinggalkan, agar dia dapat melaksanakan kewajibannya. Maka dia menemukan pintu al-Hag Azza wa Jalla, maka di sanalah dia mendirikan tenda dengan berbantal galurnya. Ikutilah agama Nabi Ibrahim a.s. yang zuhud terhadap bintang, bulan dan matahari. Akhirnya Ibrahim mengatakan, “Sesungguhnya kau menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan Tuhan.” (Q.S. al-An’am: 79)

 

Ketika dia senantiasa berbantal kayu di bawah pintu-Nya, dan Allah Swt. mengetahui bahwa ia bersungguh-sungguh dalam pencariannya itu,maka Allah Swt.akan membukakan pintu-Nya seraya membersihkan hatinya, dan mempersilakan ia untuk memasuki pintu itu. Setelah itu, ia meminta berita tentang keadaan dirinya, apa yang berlaku atas dirinya serta dunia dan akhirat. Dia maha mengetahui atas itu semua.

 

Kemudian Allah Swt. menceritakan kisahnya, mendekatkan ia kepada-Nya dan menghiburnya. Setelah itu, Allah akan memberi. kannya mahkota dari keridhaan-Nya dan memenuhi hatinya dengan hikmah dari ilmu-Nya. Dia kan memperbaharui akad untuknya antara dirinya, dunia dan juga akhirat serta menjanjikan agar mereka tidak menyakitinya. Menjadikan dunia dan akhirat sebagai pelayannya yang akan memenuhi kebutuhan ia di dunia dan di akhirat. Sehingga kedudukan hatinya berada di sisi Tuhannya dan menjauh dari se. gala sesuatu selain Dia. Dia menjadi hamba sekaligus menjadi orang merdeka, dan merdeka dari segala sesuatu selain Dia, kemerdekaannya mutlak, di bumi dan juga di langit. Ia tidak lagi dimiliki oleh sesuatu, justru ia menjadi pemilik segala sesuatu. Dia menjadi Raja, yang hanya dimiliki oleh Raja diraja (Allah Swt.) Pintu terbuka lebar di hadapannya, ia telah memegang izin secara mutlak, tidak ada lagi penghalang ataupun penjaga.

 

Wahai muridku, jadilah engkau sebagai pelayan para wali, Sesungguhnya dunia dan akhirat juga menjadi pelayannya, kapan pun mereka mau, mereka dapat mengambilnya dengan izin dari al Haq Azza wa Jalla.Mereka akan memberikan bentuk dunia dan makna akhirat kepada kalian. Ya Allah kenalkanlah kami dengan mereka di dunia dan di akhirat.

 

 

Hari Ahad pagi, tanggal 18 Rajab 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Dunia itu ibarat pasar, tidak akan lama lagi akan ditutup. Tutuplah pintu-pintu pandangan terhadap makhluk, dan bukalah pintu pandangan kepada al-Hag Azza wa Jalla, tutuplah pintu kerja dan “sebab-akibat” ketika hati berada dalam keadaan bersih dan nurani berada dekat dalam suatu yang istimewa bagimu, bukan yang umum bagi orang lain. Sehingga bekerja menjadi sesuatu untuk orang lain dan manfaat juga untuk orang lain, demikian juga hasilnya untuk orang lain. Carilah sesuatu yang istimewa bagimu dari limpahan karunia-Nya, dudukkanlah dirimu bersama dunia, dudukkanlah hatimu dengan akhirat, dan dudukkanlah nuranimu dengan Sang Penguasa,sesungguhnya engkau akan mengetahui apa yang engkau kehendaki.

 

Para wali adalah pengganti para Nabi, maka terimalah apa yang disampaikan oleh mereka, terimalah apa yang mereka perintahkan, karena mereka memerintah dan melarang dengan perintah dan larangan dari Allah dan Rasul-Nya. Mereka berbicara, bergerak, memberi, mengambil dan melakukan segala sesuatu bukan karena watak dan nafsu mereka. Mereka tidak menyekutukan Allah Swt. dengan hawa nafsu mereka dalam beragama. Semua ucapan dan perbuatan mereka berdasarkan Sunnah Rasulullah Saw. Mereka mendengarkan firman Allah Swt., “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (Q.S. al-Hasyr: 7)

 

Mereka mengikuti Rasulullah Saw. sehingga beliau membawa mereka kepada Allah Swt. yang telah mengutusnya. Beliau mendekatkan mereka kepada-Nya. Beliau memberikan gelar kepada mereka, sekaligus mahkota kepemimpinan atas seluruh manusia. Wahai orang-orang munafik, kalian mengira bahwa agama itu ketinggalan zaman, dan persoalan itu telah tertutup. Sungguh tidak ada kemuliaan bagi kalian, tidak juga bagi setan-setan kalian, tidak juga bagi teman-teman kalian yang jahat. Ya Allah terimalah taubat kami dan taubat mereka dan bersihkan mereka dari hinanya kemunafikan dan lepaskan mereka dari belenggu kemusyrikan.

 

Sembahlah Allah Swt. mohon lah pertolongan kepada-Nya sehingga engkau sanggup beribadah dengan bekerja yang halal. Sesungguhnya Allah Swt. menyukai seorang hamba yang beriman, taat dan memakan makanan yang halal. Allah Swt. mencintai orang yang makan dan bekerja, dan Dia membenci orang yang hanya makan tetapi tidak mau bekerja. Allah Swt. mencintai orang yang makan dengan usahanya sendiri dan membenci orang yang makan melalui sikap munafiknya dan bergantung kepada manusia.Allah Swt. mencintai muwahhid dan membenci yang musyrik. Dia mencintai orang berserah dan membenci orang yang menentang. Salah satu bentuk cinta adalah penerimaan, dan salah satu bentuk permusuhan adalah penentangan.

 

Pasrahkan dirimu kepada Tuhan,ridhalah dengan pengaturanNya di dunia dan akhirat. Suatu hari Allah Swt. mengujiku dengan suatu bencana, kemudian aku memohon kepada Allah Swt. agar mengangkat ujian tersebut, tetapi Allah Swt.menambahkan ujian lain di atasnya sehingga aku merasa bingung. Tiba-tiba ada yang berkata kepadaku, “Bukankah telah engkau katakan kepada kami pada saat engkau memulai perjalanan bahwa engkau berada dalam keadaan berserah.” Aku pun segera menyadari maka aku pun berdiam diri.

 

Celakalah engkau! Engkau mengaku cinta kepada Allah Swt. tetapi engkau masih mencintai selain Dia. Dia adalah Dzat yang suci, sedangkan yang selain Dia adalah noda. Apabila engkau mengotori sesuatu yang suci dengan mencintai selain Dia, maka cintamu telah tercemar. Allah akan memperlakukanmu sebagaimana memperlakukan Nabi Ibrahim a.s.dan Nabi Ya’kub a.s.ketika keduanya terlalu mencintai anak-anaknya, maka Allah Swt. menguji mereka dengan anak tersebut. Demikian halnya dengan Nabi Muhammad Saw. ketika beliau terlalu mencintai kedua cucunya, Hasan dan Husain, maka Jibril datang dengan membawa kabar duka, bahwa salah satu dari mereka akan meninggal dunia dengan cara diracun dan yang satunya lagi akan mati terbunuh. Maka keduanya keluar dari hati beliau, beliau memurnikan hatinya kembali untuk Allah Swt, lalu berubahlah rasa cinta kepada keduanya menjadi kesedihan.

 

Allah Swt. cemburu terhadap hati para Nabi, para wali dan orang-orang shalih dari hamba-hamba-Nya. Wahai pencari dunia, dengan sikap kemunafikan, bukalah tanganmu engkau tidak akan menemukan apa pun padanya. Celakalah engkau! Engkau tidak mau bekerja, engkau hanya makan dengan menjual agamamu. Bekerja adalah kebiasaan para nabi. Semuanya memiliki pekerjaan dengan izin Allah Swt. Wahai orang-orang yang mabuk manisnya dunia dan kemewahannya, tidak akan lama lagi kalian akan memasuki liang lahat.

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Selasa, awal bulan Sya’ban 545 H di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Tuntutlah ilmu, lalu amalkanlah. Sertakan keikhlasan dalam amal dan menjauhlah dari nafsumu dan dari manusia. Allah Swt. berfirman, Katakanlah: “Allah, kemudian (sesudah menyampaikan al-Qur’an kepada mereka) biarkanlah mereka bermain-main dengan kesesatannya.” (Q.S. al-An’am: 91). Katakanlah sebagaimana Nabi Ibrahim berkata, “Sesungguhnya mereka itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.” (Q.S. asy-Syu’ara’:77)

 

Menjauhlah dari manusia, bencilah mereka selama mereka engkau anggap membahayakan dirimu. Apabila tauhidmu telah kuat, dan buruknya syirik telah keluar dari hatimu, kembalilah kepada manusia bergaullah dengan mereka, berikan manfaat dari ilmu yang engkau miliki. Tunjukkan mereka ke pintu tuhan mereka yang Maha Agung. Kematian orang khusus (seperti mereka) adalah tidak ada dari makhluk, mati dari keinginan dan pilihan. Barangsiapa yang dapat mencapai kematian seperti itu, maka dia akan memperoleh kehidupan yang kekal bersama Tuhannya. Kematiannya secara lahir diam sejenak, pingsan sesaat, hilang sebentar dan tidur sekejap mata kemudian bangun dan tersadar.

 

Apabila engkau ingin mencapai kematian seperti itu, hendaklah engkau raih ma’rifat dan kedekatan dengan-Nya sehingga tangan rahmat dan pemberian akan mengambilmu dan memberimu kehidupan yang abadi. Nafsu memerlukan makanan, hati memerlukan makanan, nurani juga memerlukan makanan. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya aku selalu di sisi Tuhanku, maka Dia memberiku makan dan minum.”

 

Yakni memberi makan nurani dengan ma’ani, memberi makan ruh dengan ruhani, dan memberikan makanan dengan makanan yang melindungiku. Pada awalnya, ia naik dengan jasad dan hatinya. Setelah ju, ketika jasad dilarang, maka dia naik dengan hati dan nuraninya. Ia hadir di tengah manusia. Demikianlah pewarisnya telah mengumpulkan ilmu, amal, ikhlas, dan mengajarkannya kepada manusia.

 

Wahai manusia,makanlah dari sisa orang-orang sufi,minumlah dari gelas bekas mereka. Wahai orang yang mengaku berilmu, ilmumu tidak berguna jika tidak diamalkan, amalmu juga sia-sia jika tidak diiringi dengan keikhlasan. Sebab itu hanya menjadi jasad tanpa ruh. Tanda dari keikhlasanmu adalah tidak mengharapkan pujian dari makhluk, tidak juga takut atas celaan mereka, tidak menginginkan apa yang ada pada tangan mereka, tetapi dia beramal demi menunaikan hak rububiyah Tuhan, ia beramal untuk Dzat yang memberikan nikmat, bukan untuk kenikmatannya, untuk Raja bukan kepada kerajaan-Nya, untuk kebenaran bukan untuk kebatilan. Apa yang ada di sisi makhluk adalah cangkang, dan apa yang ada di sisi Khalig adalah isi.

 

Apabila kesungguhan dan keikhlasanmu telah benar, dan engkau senantiasa berdiri di hadapan-Nya, maka Dia akan memberimu makan dari isi tersebut, Dia akan memperlihatkanmu isi dari segala isi, nurani dari segala nurani dan makna dari segala makna. Saat itulah dia akan lepas dari segala sesuatu kecuali Dia.Yang telanjang adalah hatinya, bukan jasadnya. Zuhud adalah perbuatan hati, bukan perbuatan jasad. Tetapi, berpaling adalah sikap nurani bukan sikap lahir, memandang kepada makna bukan kepada bentuk, dan memandang kepada Khalig bukan kepada makhluk. Di daerah itu engkau harus bersama Allah Swt. Dunia dan akhirat seolah tidak ada bagimu, seolah tidak ada lagi sesuatu kecuali Dia. Para kekasih Allah telah mendapatkan berbagai nikmat, mereka adalah Oorangorang istimewa bagi Allah Swt. mereka adalah orang-orang pilihan di antara makhluk, karena jasad mereka telah diuji.

 

Pada syuhada yang telah gugur di ujung pedang-pedang orang kafir. Telah diuji jasadnya, demikian juga para syuhada yang gugur oleh pedang mahabbah. Sesungguhnya bangunan-bagunan itu telah hancur oleh kemaksiatan.Tidakkah engkau melihat tempat: tempat maksiat itu hancur karena penghuninya. Kemaksiatan akan menghancurkan sebuah negeri, membinasakan seorang hamba, Demikianlah juga dengan dirimu, apabila engkau bermaksiat, maka kemaksiatan itu akan menghancurkan dirimu, jasad agamamu akan ikut rusak, kemudian kebutaan dan berbagai penyakit menghampirimu, diikuti dengan kefakiran sehingga menghancurkan sumber kekayaanmu, menjadikan engkau bergantung kepada kawan dan juga musuh.

 

Celakalah engkau wahai orang munafik, jangan menipu Allah Swt.dengan melakukan suatu amal yang secara lahir engkau tujukan untuk-Nya, padahal egkau melakukannya untuk dilihat orang. Engkau pamer kepada mereka, bermanis-manis untuk mereka dan engkau melupakan Tuhanmu. Tidak akan lama lagi, engkau akan keluar dari dunia dalam keadaan bangkrut. Wahai yang batinnya sedang sakit, obatilah batinmu. Obatnya tidak dapat engkau temukan kecuali dari orang-orang Shalih.Mintalah obat kepada mereka lalu pergunakanlah, niscaya kesehatan akan engkau peroleh, maknamu, hatimu dan nuranimu akan sehat dengan menyepi bersama dengan Tuhanmu, engkau buka mata hatimu, lalu engkau lihat Dia, maka engkau menjadi kekasih-Nya yang berdiri di depan pintu-Nya. Menjadi orang yang tidak dapat melihat segala sesuatu kecuali Dia. Maka, bagi hati yang masih menyimpan bid’ah, bagaimana dia dapat memandang al-Hag Azza wa Jalla.

 

Wahai manusia, ikutilah Sunnah Rasul dan jangan berbuat bid’ah, terimalah ketetapan-Nya dan jangan membantah-Nya, taatilah perintah-Nya dan jangan berbuat maksiat kepada-Nya, murnikanlah ibadahmu dan jangan menyekutukan-Nya. Esakanlah Allah Swt. jangan pergi dari pintu-Nya, jangan memohon kepada selain Dia. Minta pertolonganlah kepada-Nya jangan kepada selain pia, tawakallah kepada-Nya jangan kepada selain Dia. Dan engkau wahai orang-orang yang istimewa, pasrahkanlah dirimu kepada-Nya, ridhalah atas pengaturan-Nya, sibukkantah dirimu dengan berdzikir kepada-Nya tanpa mengajukan permintaan. Tidakkah engkau mendengar firman-Nya pada sebagian kitab-Nya, “Barangsiapa yang sibuk berdzikir kepadaku sehingga tidak sempat meminta kepadaku, maka aku akan memberikan sesuatu yang lebih utama dari hal yang pernah dipinta oleh mereka yang meminta.” (H.R. Tirmidzi)

 

Wahai orang yang sibuk dengan dzikir kepada-Nya, dan orang yang retak hatinya untuk Dia, tidakkah engkau rela menerima pemberian-Nya, yaitu Dia akan mendampingimu. Pada sebagian firman-Nya Allah Swt. menyatakan, “Aku menjadi pendamping bagi orang-orang yang berdzikir kepada-Ku.” Allah juga menyatakan, “Aku bersama dengan orang-orang yang pecah hatinya karena-Ku.”

 

Wahai muridku, dzikirmu menjadikan engkau dekat kepadaNya, membuat engkau dapat memasuki rumah dan berdekatan dengan-Nya, engkau akan menjadi tamu-Nya. Seorang tamu akan dimuliakan, apalagi tamu bagi sang Raja. Sampai kapan engkau tidak menghiraukan kerajaan ini karena terlena oleh kerajaan dunia. Tidak lama lagi, apa yang engkau miliki akan terpisah darimu, sebentar lagi engkau akan sampai ke akhirat dan di sana engkau akan mendapati bahwa dunia seolah-olah tidak ada dan akhirat tidak sirna.

 

Janganlah engkau melarikan diri dariku karena kefakiran tanganku. Sesungguhnya aku tidak membutuhkan kalian, bahkan tidak seorang pun dari timur hingga barat yang aku butuhkan. Sesungguhnya aku hanya ingin menjalin hubungan denganmu demi kemaslahatan kalian. Jangan berbuat bid’ah dan menjadikan hal baru dalam agama Allah Swt. karenal hal itu sama sekali tidak ada sumbernya. Ikutilah dua saksi yang adil, yaitu al-Qur’an dan asSunnah. Keduanya akan menyampaikanmu kepada Tuhanmu.

 

Adapun yang menjadi saksi atas bid’ah yang engkau lakukan adalah akal dan hawa nafsu, tentu itu akan menyampaikan engkau kepada neraka dan mempertemukan engkau dengan Fir’aun, Haman, dan pasukan-pasukannya. Janganlah engkau membantah takdir, karena hal itu tidak diperbolehkan. Hendaklah engkau masuk ke tempat ilmu dan pendidikan, kemudian amalkanlah ilmu tersebut disertai dengan keikhlasan. Engkau tidak akan mendapatkan sesuatu jika tidak berusaha. Engkau harus berusaha seperti mencari ilmu kemudian engkau amalkan. Jangan mempergunakan ilmu agama untuk mencari dunia, karena tidak akan lama usahamu akan terputus Berusahalah untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu.

 

Wahai muridku, berpalinglah dari makhluk dan capailah keridhaan al-Hag Azza wa Jalla, apabila Dia telah ridha, maka Dia akan mencintaimu. Buanglah kesedihan dalam masalah rizki dari hatimu. Sungguh akan datang rizki dari Allah dengan jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak perlu dicari dengan susah payah, Bulatkanlah tekad di dalam hatimu, jadikanlah cita-citamu hanya satu, yaitu Allah Swt. Apabila itu telah engkau lakukan, maka seluruh Cita-citamu akan tercapai. Kesedihanmu akan mengikuti citacitamu. Apabila cita-cita sebatas dunia, maka kesedihan yang akan menyertainya. Apabila yang menjadi cita-citamu adalah makhluk, maka engkau hanya akan bersama mereka. Akan tetapi apabila citacitamu adalah Allah Swt. maka engkau akan bersama-Nya di dunia dan di akhirat.

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Selasa sore tanggal 8 Sya’ban 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya: Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang berhias untuk manusia dengan sesuatu yang mereka sukai, dan menampakkan pada Allah Swt. dengan sesuatu yang Dia benci, maka ia menjumpai Allah Swt. sedang Dia murka kepadanya.”

 

Dengarkanlah sabda Nabi Saw. ini wahai orang-orang munafik, wahai orang-orang yang menjual akhirat dan menukarnya dengan dunia, wahai orang yang menjual al-Hag Azza wa Jalla dengan makhluk, wahai orang yang menjual sesuatu yang kekal dengan yang fana’. Sungguh engkau telah merugi dalam jual-belimu itu. Bahkan engkau kehilangan modalnya. Celakalah engkau! Kalian meremehkan kebencian dan kemurkaan Allah Swt. sesungguhnya orang yang berhias dengan sesuatu yang tidak ada padanya akan melahirkan murka Allah Swt..

 

Hiasilah lahirmu dengan adab syariat, dan hiasi batinmu dengan mengeluarkan makhluk dari dalam hati. Tutuplah pintu mereka. Hilangkan mereka dari dalam hatimu seolah-olah mereka tidak diciptakan. Engkau tidak melihat manfaat dan bahaya pada diri mereka. Engkau terlalu sibuk dengan hiasan badan, dan melupakan perhiasan hati. Hiasan hati adalah tauhid, keikhlasan, dan mempercayakan segala hal kepada Allah Swt. senantiasa mengingat. Nya dan melupakan segala sesuatu selain Dia.

 

Nabi Isa a.s. berkata, “Amal shalih adalah sesuatu yang berat untuk diamalkan.” Wahai orang-orang yang bodoh dan tolol terhadap urusan akhirat dan terlalu cerdik untuk urusan dunia, akalmy tidak memberikan manfaat bagimu. Berjuanglah untuk mencapaj keimanan, pada saat engkau telah mencapainya, bertaubatlah mohon ampunlah, dan menyesallah! Tumpahkan air matamu dj atas pipi, sesungguhnya menangis karena merasa takut kepada Allah Swt. akan dapat mematikan api neraka, api kemaksiatan dan api kemurkaan Allah Swt. Apabila engkau telah bertaubat dengan hatimu, sesungguhnya cahaya taubat yang benar itu akan nampak pada wajahmu.

 

Wahai muridku, bersungguh-sungguhlah dalam memelihara nuranimu semampumu, sekali pun engkau kalah maka engkau akan diampuni. Cinta dapat menghancurkan dinding tabir, yakni dinding malu, dinding wujud, dan dinding pandangan makhluk, Orang yang mukallaf diperintahkan untuk mengeluarkannya dan orang yang kalah akan mencelak dengan debu kakinya. Karena yang pertama berbentuk diri dan yang kedua berbentuk hati. Yang pertama berbentuk makhluk dan yang kedua berupa pemberian Tuhan. Berusahalah agar engkau menjadi Dia, bukan menjadi dirimu, Berusahalah agar kamu tidak bergerak untuk mengambil manfaat atau menolak bahaya, apabila engkau melakukan hal itu, Allah Swt. akan mengutus malaikat untuk melayanimu dan melenyapkan bahaya dari dirimu.

 

Jadikan dirimu bersamanya, seperti mayat bersama dengan yang memandikannya, seperti Ashabul Kahfi bersama Jibril a.s.. Jadikanlah engkau bersama-Nya tanpa wujud, tanpa pilihan, tanpa pengaturan, dan dalam segala hal. Berdiri tegaklah di hadapan-Nya dengan kaki keimanan dan dirimu ketika turun ketentuan takdir kepadamu. Keimanan menetap ketika adanya takdir, sedangkan kemunafikan akan melarikan diri dari takdir.

 

Setiap berlalunya malam dan siang, kemunafikan semakin lemah, hawa nafsu, dan wataknya semakin gemuk. Pandangan hati dan nuraninya menjadi buta. Pintu rumahnya nampak kokoh, tetapi di dalamnya rapuh dan hancur. Dzikir yang dilakukannya hanya pada lisan, sedangkan hatinya tidak. Kemarahannya hanya karena hawa nafsu, bukan dilandasi karena Allah Swt. sebaliknya dengan orang mukmin, dzikir yang dilakukannya karena Allah, ia berdzikir dengan lisan dan hatinya, bahkan lebih banyak berdzikir dengan hati, sedangkan lidahnya terdiam, kemarahannya dilandaskan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, bukan karena hawa nafsu yang ada pada dirinya. Ia tidak mendengki dan juga tidak didengki, ia tidak membenci orang-orang yang sudah seharusnya menerima bagian masing-masing.

 

Wahai muridku, jauhilah olehmu rasa benci terhadap orang yang menerima bagiannya. Orang yang mendapatkan bagian itu akan selamat, dan naik, sedangkan engkau akan binasa, jatuh dan hina. Bagaimana engkau akan mengubah bagiannya dengan penentangan yang engkau lakukan, padahal ketetapan Allah Swt. sudah berlaku sejak dulu sesuai dengan ilmu-Nya. Apabila engkau menentang ilmu Allah Swt. yang telah berlaku sejak zaman dahulu, baik yang berhubungan dengan dirimu maupun orang lain, maka engkau akan jatuh dari pandangan-Nya, dan amalmu pun jadi tidak berguna. Sebagaimana firman Allah Swt., “Orang yang beramal lagi kepayahan.” (Q.S. al-Ghasyiyah: 3)

 

Bertaubatlah kepada Allah Swt. sekarang juga! Orang yang terpelihara adalah orang yang pandai. Janganlah kembali dari tujuan yang engkau tuju, dengan alasan ujian yang diturunkan kepadamu. Tunggullah, Dia akan mengangkat semuanya darimu, jangan putus asa karena dari waktu ke waktu akan senantiasa ada jalan keluar. Setiap hari Allah Swt. sibuk mengatur segala urusan, berpindah dari satu kaum ke kaum yang lain. Bersabarlah bersama-Nya dan ridhalah dengan ketetapan takdir-Nya. Karena Allah Swt. berfirman, “Kamu tidak mengerti barang kali Allah mengadakan sesuatu itu sebagai hal yang baru.” (Q.S. ath-Thalag: 1)

 

Apabila engkau bersabar, maka ujian itu akan menjadi ringan dan Allah Swt. akan menjadikan hal yang baru untukmu, di mana hal itu Dia sukai dan juga engkau sukai. Apabila engkau berkeluhkesah lagi menentang, maka ujian itu akan menjadi lebih berat, dan akan ditambahkan siksa bagi dirimu karena penentangan yang engkau lakukan. Penentangan yang muncul dari dirimu disebabkan berdirinya dirimu dengan hawa nafsu dan kecintaanmu terhadap dunia dan sikap rakusmu.

 

Wahai manusia, jika memang menjadi suatu keharusan, hendaklah nafsumu itu berdiri di pintu dunia, sedangkan hatimu berada di pintu akhirat, dan nuranimu berada di pintu Tuhanmu, Kemudian nafsu berubah menjadi hati, yakni nafsumu itu merasakan apa yang dirasakan oleh hati. Kemudian hati berubah menjadi nurani karena telah merasakan apa yang dirasakan oleh nurani. Kemudian nurani pun melebur di dalam-Nya sehingga tidak merasakan apaapa lagi. Kemudian ia dihidupkan untuk-Nya bukan untuk selain Dia. Pada saat itulah uang tidak lagi berharga pada pandangan matanya. Inilah tujuan yang paling pokok yang kekal, beruntunglah orang yang mengetahui dan percaya dengan apa yang aku katakan, beruntunglah orang yang mengamalkannya dengan penuh keikhlasan, dan beruntunglah orang yang mengamalkannya kemudian pengamalannya itu menjadikan ia dekat dengan Allah

 

Swt.

 

Wahai muridku, apabila engkau mati maka engkau akan melihatku dan mengenalku dari sebalah kanan dan kirimu. Engkau akan menemukan bahwa aku memikul beban untukmu, menolak keburukan untukmu dan memohon demi kebaikanmu. Sampai kapan engkau akan bersekutu dengan makhluk dan bergantung kepada mereka? Engkau harus mengetahui bahwa tidak seroang pun dari mereka yang dapat memberimu manfaat ataupun menolak bahaya darimu, baik yang fakir maupun yang kaya, baik yang hina maupun yang mulia. Hendaklah engkau bergantung kepada Allah Swt. bukan kepada makhluk-Nya, tidak kepada usahamu, daya dan juga kekuatanmu. Bergantunglah kepada keutamaan Allah Swt. Bergantunglah kepada Dzat yang menjadikanmu sanggup berusaha, Dzat yang memberikan rizki kepadamu.

 

Apabila engkau telah melakukan hal itu, maka nuranimu akan bersama-Nya, Dia akan memperlihatkan keajaiban-keajaiban kekuasaan-Nya kepadamu. Hatimu akan sampai kepada-Nya. Setelah itu,engkau akan mengingat-Nya, sebagaimana ahli surga mengingat saat-saat ketika masih di dunia. Apabila engkau mampu membakar jendela “sebab-akibat” maka engkau akan sampai kepada pembuat “sebab-akibat” itu. Apabila engkau membakar kebiasaan, maka kebiasaan akan membakarmu, barangsiapa yang melayani maka dia akan dilayani, barangsiapa yang taat maka dia akan ditaati, barangsiapa yang memuliakan maka ia akan dimuliakan.Barangsiapa yang mendekat, maka ia akan didekati, barang siapa yang tawadlu, maka derajatnya akan diangkat. Barangsiapa yang berakhlak baik, maka baiknya perilaku akan mendekatinya dan barangsiapa yang beradab buruk maka dia akan dijauhkan. Baiknya adab adalah taat kepada Allah Swt. dan buruknya adab adalah berbuat maksiat kepada-Nya.

 

Wahaimanusia,janganmenundabekaluntukkalian,sedangkan perhitungan ada padanya, segerakanlah bekal untuk dirimu selagi masih berada di dunia sebelum sampai ke akhirat. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla, malu menghisab hamba-hamba-Nya yang wara’ terhadap dunia.” (H.R. ath-Thabrani). Hendaklah engkau bersikap wara” jika tidak maka kehinaan ada di depan mata. Bersikap wara’-lah dalam menggunakan harta di dunia, apabila tidak maka hawa nafsumu akan mempermainkanmu dan engkau akan merugi di dunia dan akhirat. Uang merupakan rumah neraka dan kedukaan, apalagi apabila engkau memperolehnya dengan cara yang haram dan mempergunakannya melalui jalan yang haram. Kelak engkau akan membuktikan kebenaran yang aku katakan. Hari ini engkau buta dan tuli. Rasulullah Saw. bersabda, “Kecintaanmu terhadap sesuatu akan membuat engkau buta dan tuli.”

 

Kosongkan hatimu dari dunia, buat ia lapar dan haus sehingga Allah Swt. yang akan memenuhinya, memberikan ia makan dan minuman. Serahkan dirimu lahir dan batin kepada-Nya. Jadikanlah dirimu sebagai bekerja karena dunia adalah tempat untuk bekerja dan akhirat adalah tempat memperoleh balasan, di sanalah tempat pemberian dan tempat menerima hadiah.

 

Demikianlah keadaan umum orang-orang yang shalih, tetapi ada juga keadaan orang yang langka. Mereka tidak banyak beramal di dunia, tetapi mendapatkan pemberian dan rahmat dari Allah Swt. mereka mendapatkan kenikmatan sebelum sampai di akhirat. Padahal mereka hanya manjalankan kewajiban dan tidak begitu memperhatikan hal yang Sunnah. Sesuatu yang fardlu tidak dapat gugur dalam setiap keadaan dan kedudukan. Keadaan ini hanya berlaku bagi beberapa orang saja di antara hamba Allah Swt. in benar-benar sesuatu yang langka.

 

Wahai muridku, zuhud-lah dan berpalinglah. Tenanglah dan jangan tergesa-gesa, seandainya ada bagian yang harus engkau terima dari dunia, maka ia akan datang kepadamu dengan sendirinya dan engkau tetap dalam keadaan mulia. Jangan Makan diringi dengan hawa nafsumu, karena hal itu akan menghalangi hatimu dari Tuhanmu Yang Maha Agung. Seorang mukmin sejati tidak makan untuk nafsunya dan tidak minum dengan nafsunya. Dia tidak memakai pakaian karena nafsu, tidak juga bersenang-senang untuknya. Yang ia lakukan adalah berbekal untuk memperkuat diri sehingga mampu melakukan ketaatan kepada Allah Swt. dia makan untuk mengokohkan pijakan kakinya di hadapan Allah Swt. Dia makan dengan tuntunan hukum syariat, tidak berdasarkan hawa nafsunya. Adapun seroang wali, ia makan dengan perintah Allah Swt sedangkan wali abdal, ia makan dengan perbuatan Allah Swt.

 

Adapun Outhb, makannya dan aktivitasnya seperti Nabi Saw. Bagaimana tidak, dia adalah pembantu beliau, wakil sekaligus khalifah di antara umatnya. Ia adalah khalifah pengganti Rasulullah Saw. khalifah Allah di muka bumi. la adalah khalifah secara batin, sedangkan imamul-muslimin adalah pemimpin secara lahir. Sehingga tidak boleh seorang mukmin pun yang tidak menaatinya. Pemimpin kaum mukminin yang adil disebut dengan istilah Guthbu-zaman, Jangan mengira bahwa hal itu mudah dan sederhana.

 

Sesungguhnya setiap amalmu, lahir ataupun batin, tetap dicatat. Kelak pada hari kiamat akan diperlihatkan kepada kalian. Bersama itu akan disaksikan oleh para malaikat yang mengemban tugas mengawasi di dunia, mereka menuliskan setiap kebaikan dan keburukan. Bersamanya terdapat 99 lembar catatan. Setiap lembar luasnya sejauh mata memandang. Pada lembaran itulah dicatatnya setiap kebaikan dan keburukan, serta semua perbuatan yang engkau lakukan. Kemudian engkau diperintahkan untuk membacanya. Apabila di dunia tidak pernah melakukan kebaikan, maka di sana ia tidak bisa melihat catatan itu dan tidak bisa membacanya:

 

Sesungguhnya dunia adalah darul-Hikmah, dan akhirat adalah darul Qudrah. Dunia memerlukan sebab-akibat dan alat, sedangkan akhirat tidak membutuhkannya. Apabila seseorang hendak membantah apa yang ada dalam catatan itu, maka anggota badannya akan bersaksi, semuanya akan berbicara dan menceritakan segala perbuatannya di dunia. Sesungguhnya engkau diciptakan untuk suatu tujuan yang besar. Tidakkah engkau perhatikan firman-Nya, “Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara mainmain (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Q.S. al-Mukminun: 115)

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at tanggal 11 Sya’ban 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Diceritakan dari Abdullah bin al-Mubarak bahwa pada suatu hari datang kepadanya seorang peminta-minta, ia meminta sedikit makanan. Dan Abdullah bin Mubarak tidak memiliki apa pun kecuali sepuluh butir telur. Abdullah menyuruh pelayannya untuk memberikannya. Pelayan tersebut memberikan sembilan butir, sedang yang satu lagi ia sembuyikan. Pada sore hari, ketika matahari mulai tenggelam, datanglah seorang laki-laki ke rumah Abdullah bin Mubarak. Ia mengetuk pintu, setelah dibukakan oleh Abdullah, lelaki itu berkata,”Ambillah bakul ini.” Bakul tersebut berisi telur yang jumlahnya sebanyak sembilan puluh butir. Setelah itu, ia memanggil pelayannya dan bertanya, “Di manakan telur yang lainnya? Berapa butir yang engkau berikan kepada pengemis tadi?” Pelayannya menjawab, “Aku memberikan sembilan butir, dan yang satu aku simpan untuk berbuka.” Abdullah bin Mubarak berkata, “Engkau telah berhutang kepada kami sebanyak sepuluh butir.”

 

Demikianlah pergaulan mereka dengan Tuhannya, mereka sangat yakin dengan apa yang disebutkan di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, mereka tidak menyalahi al Qur’an baik dalam geraknya maupun dalam diamnya. Ketika memberi ataupun menerima, Mereka bermu’amalah dengan Tuhannya, dan mereka memperoleh keuntungan dalam perniagaan mereka itu. Mereka melihat bahwa pintu-Nya selalu terbuka, lalu mereka memasukinya. Mereka melihat bahwa pintu pintu selain Dia selalu tertutup, maka mereka menjauhinya. la menerima ketetapan-Nya terhadap selain Dia, dan tidak menerima selain Dia. Dia menyelaraskan diri dengan apa yang dibenci-Nya dan dengan apa yang dicintai-Nya. Sehingga sebagian dari mereka berkata, “Terimalah Allah pada makhluk, dan jangan menerima makhluk pada Allah Swt.,merendahkan kepada orang yang merendah, dan sombonglah kepada orang yang sombong.” Orang sufi itu senantiasa berada di samping al-Hag Azza wa Jalla, mereka menolong agama-Nya dan mengalahkan hawa nafsu-Nya dan selain Dia. Janganlah engkau mencela mereka dan jangan takut kepada siapa pun dalam rangka menegakkan hukum dan syariatnya.

 

Wahai muridku, tinggalkanlah kegilaan yang ada pada dirimu, hendaklah engkau mengikuti perkataan dan perbuatan orang-orang sufi, jangan menginginkan derajat yang mereka capai dengan pengakuanmu yang dusta semata. Bersabarlah dengan ujian sebagaimana mereka bersabar dalam menghadapinya sehingga mereka sampai kepada derajat yang sekarang mereka duduki. Seandainyatidak ada ujiantentu manusia akan beribadah dan menjadi zuhud. Namun, kemudian ketika datang ujian kepada mereka, maka di antara mereka yang tidak bersabar sehingga mereka terhalang dari pintu Tuhannya. Barangsiapa yang tidak sanggup bersabar, maka tidak ada anugerah baginya. Apabila engkau sanggup bersabar dan ridha, maka itu akan menyebabkan engkau keluar dari penghambaan menuju Allah Swt. Dalam satu hadits (gudsi) Allah Swt. berfirman, “Barangsiapa yang tidak ridha dengan ketetapanku dan tidak sabar atas ujianku maka hendaklah dia mencari Tuhan selain Aku.”

 

Puaslah dengan-Nya, jangan puas dengan selain Dia, takdir yang telah ditetapkan untukmu, pasti akan berlaku bagimu. Kokohkanlah keislamanmu sehingga engkau mencapai keimanan, lalu kokohkan keimanan hingga engkau mencapai keyakinan. Maka saat itu engkau akan melihat apa yang belum pernah engkau lihat sebelum mencapai tingkat keyakinan itu. Dia akan memperlihatkan $semuanya sebagaimana engkau melihat kenyataan. Dia mendirikan hati di hadapan al Hag Azza wa Jalla dan memperlihatkan segala sesuatu dati-Nya. Apabila hati telah berdiri tegak di depan pintu-Nya maka akan muncdul tangan karamah Nya yang akan memuliakanmu sehingga engkau menjadi mulia dan dimuliakan.Dia juga memuliakan makhluk dan tidak bakhil terhadap mereka. Hati yang benar adalah yang layak untuk Allah Swt..Itulah hati yang mulia. Nurani yang bersih dari noda juga teramat mulia. Bagaimana keduanya tidak demikian, karena keduanya telah dimuliakan oleh Allah Swt..

 

Wahai manusia, hendaklah engkau memiliki sikap pemurah dan mengutamakan taat kepada Allah Swt. bukan dalam maksiat kepada-Nya. Setiap nikmat yang dipergunakan dalam berbuat maksiat kepada-Nya sama dengan membiarkannya hilang. Sibukkanlah dirimu dengan usaha dan dengan tetap memelihara ketaatan sehingga datang kedekatan dari-Nya kepadamu, sehingga segala cita-citamu menyatu dengan-Nya tidak dengan selain Dia.Saat itulah makananmu akan engkau peroleh dari limpahan karunia-Nya dengan jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak pernah engkau pikirkan. Nafsu adalah penghalang mereka dari-Nya, apabila ia hilang, maka penghalang pun sirna. Oleh karena itu, Abu Zaid al-Busthami mengatakan, “Sesungguhnya aku melihat Tuhanku dalam tidurku, kemudian aku bertanya kepada-Nya, Bagaimana jalan agar aku bisa sampai kepadamu,wahai Tuhan?” Maka Dia berfirman,“Tinggalkanlah nafsumu dan kemarilah, maka aku akan mengelupaskanmu darinya (nafsu) sebagaimana ular mengelupas dari kulitnya.” Sesungguhnya Allah Swt. bersebrangan dengan nafsu, bukan dengan yang lainnya. Maka Dia memerintahkanmu agar meninggalkan nafsu.Karena dunia dan seluruh isinya juga segala sesuatu selain Allah Swt. adalah para pengikut nafsu. Dunia sangat disenangi nafsu, demikian juga akhirat. Allah Swt. berfirman, “Di sana ada apa-apa yang diingini oleh nafsu dan lezat dipandang mata.” (Q.S. az-Zuhruf:71)

 

Pada siang hari, para wali sibuk memperbaiki umat dan keluarga, dan pada malam harinya mereka sibuk untuk berbakti kepada Allah Swt. menyendiri bersama-Nya. Demikian pula para raja-raja, di siang hari mereka sibuk bersama para pembantu guna melayani kebutuhan manusia, dan ketika malam tiba, mereka menghindari dari para menteri dan orang-orang khususnya.

 

Dengarkanlah apa yang aku katakan ini dengan pendengaran hatimu, peliharalah, dan amalkanlah. Sesungguhnya aku tidak berbicara melainkan kebenaran yang datang dari Allah Swt.. Aku tidak berbicara kecuali dengan jalan kepada Allah Swt. sehingga kalian dapat mengikutinya. Aku tidak ingin kalian mengatakan, “Alangkah pagusnya.” Akan tetapi, yang aku inginkan kalian mengucapkan itu dengan lisan hatimu, kemudian mengamalkannya disertai dengan keikhlasan. Apabila kamu melihat dirimu telah berbuat demikian, maka aku yang akan mengatakan,“Alangkah bagusnya engkau.”

 

Kapan engkau sampai kepada nafsumu, duniamu, akhiratmu, dan kepada makhluk serta kepada segala sesuatu selain Dia? Makhluk adalah penghalang bagi nafsumu, nafsumu adalah penghalang bagi hatimu, hatimu adalah penghalang bagi nuranimu. Maka selama engkau bersama makhluk engkau tidak akan dapat melihat dirimu, apabila engkau meninggalkan mereka (makhluk), maka engkau akan melihat nafsumu itu, engkau mendapatinya sebagai musuh Allah Swt.dan juga musuhmu. Jangan berhenti memeranginya sehingga ia tunduk kepada Tuhannya, senang dengan janji-Nya dan takut kepada ancaman-Nya, sehingga ia mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta rela menerima ketetapan-Nya.

 

Maka saat itulah akan terangkat segala penghalang. Hati dan nurani dapat melihat sesuatu yang belum dilihatnya, keduanya akan mengenal Tuhan, akan kembali kepadanya dan tidak akan berdiri dengan selain Dia.

 

Seorang hamba yang sudah marifat, tidak akan berdiri dengan segala sesuatu, dia hanya mau berdiri dengan Pencipta segala sesuatu, tidak ada tidur baginya apalagi mengantuk. Tidak ada belenggu pada dirinya. Orang yang dicintai tidak ada wujud lagi baginya. Dia berada di lembah takdir dan ilmu Tuhannya, gelombang ombak ilmu mengangkatnya dan melangkahkan kakinya ke langit kemudian menuju jurang tersendiri.la ghaib dan tak masuk akal,ia tuli, dan bisu, tidak mendengar apa pun kecuali dari Allah Swt. dan tidak melihat apa pun kecuali dari-Nya. la adalah mayat di hadapannya, apabila Dia menghendaki, maka akan menghidupkannya. Para wali selalu berada di kemah dekat Tuhannya, apabila harus keluar, maka mereka berdiri di depan pintu dan mengambil kisah-kisah dari manusia. Mereka meriadi penghubung antara Allah dan manusia Demikianlah keadaan mereka, tetapi sebagian dari keadaan itu masih penuh rahasia.

 

Wahai manusia, apakah ini? Kalian berada dalam kegilaan. Usiamu habissia-sia.Berabarlah bersamaAllah Swt.,makaengkauakan memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Apabila kalian hendak mengokohkan keislaman kalian, hendaklah kalian menyerahkan diri, apabila kalian menghendaki kedekatan dengan Allah Swt.hendaklah engkau pasrah pada kekuasaan dan perbuatan-Nya tanpa bertanya mengapa dan bagaimana. Maka dengan jalan seperti itu, engkau dapat mendekat kepada-Nya. Semua yang terjadi adalah yang dikehendaki oleh Allah Swt. sebagaimana firman-Nya, “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali dikehendaki oleh Allah Swt.” (Q.S.al-Insan: 30)

 

Apabila engkau tidak mampu mencapai apa yang engkau inginkan, maka tidak perlu mengharapkannya lagi dan jangan membantah perbuatan Allah Swt.. Apabila Allah Swt. mengambil harta benda, keluarga, kesehatan, dan menghancurkan milikmu, seyogyanya engkau tersenyum di hadapan kekuasaan dan kehendakNya. Apabila engkau menginginkan dekat dengan-Nya dan murni bersama-Nya hendaklah engkau berada dalam keadaan tadi. Apabila hatimu ingin sampai kepada-Nya semenjak engkau masih di dunia, maka sembunyikanlah kesedihanmu dan tunjukkan kegembiraan. Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. Rasulullah Saw. bersabda, “Kegembiraan mukmin itu terlihat dari wajahnya padahal kesedihan berada dalam hatinya.”

 

Jangan mengadu kepada seorang pun apabila engkau mengadukan Allah kepada makhluk, itu artinya engkau menghilang dari pandangan Allah Swt. dan bersama dengan itu apa yang engkau adukan tetapada padamu dan tidak akan hilang.Jangan membanggabanggakan amal, sebab sikap itu akan melenyapkan nilai amalanmu barangsiapa yang mendapatkan taufik Allah Swt. maka ia tidak akan menyombongkan diri dengan amalnya.

 

Jadikanlah semua tujuanmu hanya kepada-Nya. Akan tetapi, engkau berdusta dalam perkataan dan perbuatanmu, engkau menginginkan pujian dari makhluk dan takut terhadap celaan mereka.

 

Semua jalan menuju Allah Swt. harus dengan kejujuran. Orang-orang sufi memiliki kejujuran tanpa ada kebohongan, mereka lebih banyak berbuat daripada berbicara. Mereka adalah wakil-wakil Allah Swt. di antara Mmakhluk-Nya, mereka menjadi khalifah bagi mereka. Mereka adalah orang-orang istimewa di sisi Allah Swt.. Adapun engkau wahai, orang-orang munafik, sedikit pun engkau tidak serupa dengan mereka. Jangan mencaci mereka, karena ini tidak bisa engkau capai hanya dengan angan-angan dan omong kosong belaka.

 

Ya Allah jadikanlah kami termasuk ke dalam golongan orangorang shiddigin. Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

Jangan puas dengan memperoleh nama dari keadaan mereka (orang-orang sufi), atau dengan perhiasan dari mereka dan menirukan ucapan mereka. Itu semua tidak akan memberikan manfaat bagimu karena perbuatanmu tidak sesuai dengan tuntunan mereka.Engkau kotor penuh noda,makhluk tanpa Khalig,dunia tanpa akhirat, kebatilan tanpa amal shalih, amal tampa keikhlasan. Allah Swt. tidak menerima apa pun yang tidak sesuai dengan tuntunan alQur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. sehingga pengakuanmu hanya sebatas pengakuan yang tanpa bukti dan tidak sedikit pun yang akan diterima.

 

Engkau bisa berbohong kepada manusia, tetapi tidak di hadapan Allah Swt.Dia adalah Dzat yang Maha tahu dengan apa yang ada di dalam semua hati.Jangan berbuatjahat, karena pengintai akan tetap mengetahui. Sesungguhnya Allah Swt. memandang kepada hatimu bukan kepada rupamu. Dia melihat apa yang ada di balik pakaian, di balik kulit dan tulang, Dia melihat keadaan sendirimu tidak pada saat keadaan ramaimu. Apakah engkau tidak merasa malu bahwa di mata manusia engkau bersih, tetapi pada pandangan ( Allah najis? Apabila engkau menginginkan kebahagiaan, maka engkau harus bertaubat dari segala dosamu, ikhlaskan taubatmu itu, “ bersihkan dari segala bentuk kemusyrikan dengan makhluk. Jangan beramal kecuali karena Allah Swt. karena aku mendapatimu sebagai 4 orang yang layak mendapat murka Allah Swt. Engkau menjadi budak nafsu.Alangkah jauhnya engkau dari hamba-hamba-Nya yang benarbenar menyembah Allah Swt. dan ridha terhadap perbuatan-Nya.

 

Bencana telah turun menimpa para wali, mereka tetap kokoh laksana gunung yang tertancap, mereka memandang-Nya dengan pandangan kesabaran dan penuh kerelaan. Mereka membiarkan jasadnya tertimpa bencana, tetapi hatinya terbang menuju Allah Swt. Mereka seperti kemah tidak berpenghuni, sangkar yang tidak ada burungnya. Ruh mereka di sisiNya sedangkan jasad mereka di hadapan-Nya.

 

Wahai orang-orang yang berpaling dari Tuhan, wahai orang-orang yang bersikap keras, datanglah kemari sehingga aku dapat memperbaiki hubungan kalian dengan-Nya. Aku memohon untuk kalian agar memberikan keamanan kepadamu. Aku bersimpuh di hadapan-Nya sehingga Dia memberikan hak-Nya untukmu.

 

Ya Allah, kembalikan kami kepada Engkau, tegakkan kami di hadapan pintu-Mu, jadikanlah kami untuk-Mu, dalam diri-Mu dan bersama-Mu. Jadikan kami ridha untuk berbakti kepadamu. Jadikanlah apa yang kami ambil dan apa yang kami beri untuk-Mu, bersihkan batin kami dari segala sesuatu selain Engkau.Janganlah engkaupandang kami dari segi larangan-Mu dan jangan Engkau tuntut kami dari berbagai perintah-Mu. Jangan jadikan lahir kami berbuat maksiat kepada-Mu, jangan jadikan batin kami musyrik terhadap-Mu. Bawalah kami dari nafsu kami menuju Engkau. Jadikan tawakal kami kepada-Mu, merasa cukup dengan adanya Engkau sehingga kami tidak lagi membutuhkan selain Engkau. Peringatkan kami ketika kami lalai. Berikan kehendak kepada kami untuk menaati-Mu dan bermunajat kepada-Mu. Jadikan hati dan nurani kami merasa lezat berdekatan dengan-Mu, jauhkan kami dari berbuat maksiat, sebagaimana jauhnya langit dan bumi. Dekatkan kami dengan ketaatan sebagaimana dekatnya putih mata dengan bola hitamnya. Jauhkan kami dari segala yang tidak Engkau sukai sebagaimana engkau telah menjauhkan Yusuf bersama Zulaikha dari mendurhakai-Mu. Amin.

 

Wahai Muridku, belajarlah dari makhluk kemudian dari Khalig. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa beramal dengan ilmu yang dimilikinya, maka Allah Swt. akan mewariskan ilmu yang tidak dipelajarinya.” Engkau harus belajar dari makhluk terlebih dahulu, yaitu ilmu-ilmu hukum. Kemudian dari Allah Swt. ilmu ladunni, yaitu ilmuilmu tentang hati dan nurani. Engkau tidak mungkin belajar sesuatu tanpa guru di dunia. Tuntulah ilmu karena hukumnya wajib.

 

Wahai muridku, tinggallah bersama dengan orang-orang yang dapat membantumu dalam memerangi nafsumu, jangan tinggal bersama dengan orang yang menopang bangkitnya nafsu sehingga ia mengendalikammu. Apabila engkau menemani guru yang bodoh, munafik dan suka mengikuti keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya guru itu bukan membantumu, sebaliknya ia membantu nafsu untuk meguasaimu.

 

Selayaknya, seorang guru lebih banyak berkutat dengan halhal ukhrawi, dari pada bekecimpung dengan urusan duniawi. Apabila seorang Guru masih mengikuti hawa nafsunya berarti dia masih mengikuti dunia, sedangkan apabila ia memiliki hati maka ia akan mencari akhirat, dan apabila terdapat nurani maka dia akan bersama dengan Allah Swt.. Wahai orang-orang yang berpura-pura menjadi guru lalu mencela guru yang ikhlas dalam perbuatannya, apabila engkau masih mencari dunia dengan hawa nafsumu, sungguh engkau seperti anak kecil. Nafsu yang berpaling dari dunia dan meninggalkannya secara sadar ataupun terpaksa atau nafsu yang menjadi jinak kemudian menjadi hati adalah sesuatu yang sangat jarang sekali. Yang paling mungkin adalah ketika nafsu itu buta dari dunia dan akhirat serta dari segala sesuatu selain Allah Swt.

 

Setiap kali seorang hamba mendekat kepada Tuhannya, maka rasa risau dan takutnya semakin besar. Oleh karena itu, manusia yang paling risau terhadap seorang raja adalah perdana menterinya, karena ia adalah orang terdekat sang raja. Seorang mukmin tidak akan mencapai hal itu kecuali dengan keikhlasan, pada saat itu ia memiliki kerisauan seperti raisunya seorang wali. Dia tidak pernah merasa tenang kecuali bertemu dengan Tuhannya. Barangsiapa yang telah mengenal Tuhannya maka rasa takutnya semakin kuat. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Aku adalah orang yang paling mengenal Allah Swt. dan aku adalah orang yang paling takut kepadaNya.”

 

Allah Swt. akan menguji para walinya untuk mensucikan mereka. Sehingga mereka senantiasa merasa takut terhadap perubahan, mereka tetap takut meskipun dalam keadaan aman. Mereka tetap risau meskipun telah memperoleh ketenangan. Mereka menjadi lebih teliti atas nafsu mereka dari kelalaian sekecil apapun. Setiap kali Allah Swt. menjadikan mereka kaya, justru mereka merasa miskin, setiap kali Allah memberikan ketenangan, justru ia merasa takut. Ketika mereka diberi, justru mereka menolak, ketika mereka dibuat tertawa, mereka malah menangis tersedu-sedu, ketika mereka dibuat berbahagia mereka malah bersedih. Mereka takut terhadap perubahan yang terjadi setelah semua itu.Mereka khawatir akibat buruk akan menimpa mereka. Sungguh mereka benar-benar mengetahui bahwa Allah Swt. tidak ditanya tentang apa yang Dia perbuat, sedangkan mereka ditanyai.

 

Wahai orang yang lalai, engkau telah memperlihatkan kemaksiatan kepada Allah Swt. dan menentang-Nya, kemudian engkau merasa aman dari-Nya. Sebentar lagi keamananmu akan berubah menjadi ketakutan, kelapangan akan menjadi kesempitan, kesehatan akan menjadi sakit, kemuliaan akan menjadi kehinaan dan kekayaan akan menjadi kefakiran. Ketahuilah bahwa tingkat keamananmu dari siksa-Nya di hari kiamat itu bergantung pada tingkat rasa takutmu terhadapnya ketika di dunia. Tingkat rasa takutmu di akhirat bergantung kepada tingkat keamananmu ketika di dunia. Akan tetapi, engkau tenggelam dalam lautan dunia dan terlena di lembah kelalaian. Sudah barang tentu kehidupanmu tak ubahnya seperti kehidupan binatang, yang ia tahu hanya masalah makan, minum, mencari pasangan dan tidur saja. Menurut para ahli ilmu engkau rakus mencari dan menumpuk dunia serta mencari rezeki.Itu semua menghalangimu untuk menemukanjalan Allah Swt. dan menjauhkanmu dari pintu-Nya.

 

Wahai orang yang terhina dengan kerakusannya, seandainya engkau bergabung dengan seluruh manusia untuk mengambil sesuatu yang bukan jatah bagianmu, maka engkau tidak akan sanggup melakukannya. Tinggalkanlah kerakusan dalam mencari sesuatu yang sudah ditetapkan bagiannya untukmu, apalagi mencari yang bukan bagianmu. Orang yang berakal sehat tentu tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk mengejar sesuatu yang telah ditentukan bagian untuknya, apalagi mengejar sesuatu yang bukan bagiannya. Keluarkanlah makhluk dari dalam hatimu, jangan menganggap bahwa manusia dapat memberikan manfaat atau mendatangkan bahaya, dapat memberi atau menahan. Jangan menghiraukan pujian ataupun celaan dari mereka, apakah mereka memuliakanmu atau menghinakan, menerima atau menolak, semua itu tidak perlu engkau hiraukan. Yakinilah seyakin-yakinnya bahwa manfaat dan bahaya itu datang dari Allah Swt. kebaikan dan keburukan ada di tangan-Nya. Dialah yang memberlakukan semua itu di tangan makhluk-Nya. Apabila engkau telah meyakini hal itu, maka engkau akan menjadi perantara antara Khalig dengan makhluk. Engkau akan membimbing pikiran mereka menuju pintu-Nya, dalam pandanganmu mereka seolah-olah tidak ada. Orang-orang yang durhaka, mereka memandang Tuhan dengan pandangan bodoh dan gila. Engkaulah yang akan bersama mereka lalu mengobatinya. Bersabarlah atas tingkah mereka yang menyakitkan dan dalam menghadapi kebodohan mereka.

 

Mereka adalah ulama logika tetapi berbuat maksiat kepada Tuhannya, mereka adalah orang-orang yang bodoh lagi gila. Orang yang maksiat adalah tidak mengenal Tuhannya, sehingga ia berbuat maksiat kepada-Nya, mengikuti setan, dan menyetujui keinginannya, seandainya dia tidak bodoh tentu dia tidak akan berbuat maksiat. Seandainya ia mengenal nafsunya bahwa nafsu memerintahkan kepada keburukan, tentu ia tidak akan menyetujui keinginannya. Berulang kali aku telah memperingatkanmu dari (godaan) Iblis dan kawan-kawannya, engkau malah menemaninya dan menerima mereka. Teman iblis adalah nafsu, dunia, watak dan teman-teman yang buruk (prilakunya).Waspadalah terhadap mereka semua,mereka adalah musuh-musuhmu.Tidak ada yang mencintaimu kecuali Allah Swt.. Dia menginginkan kebaikan untukmu, sedangkan yang selain Dia menginginkan kebaikan darimu untuk mereka sendiri.

 

Apabila engkau dapat menghilangkan dorongan nafsu ketika engkau menyepi, maka khalwatmu itu akan terasa menyenangkan, menyepi bersama dengan Allah Swt.. Apabila engkau sanggup meninggalkan nafsumu bersama dengan dunianya, maka hatimu akan bersama akhirat dan nuranimu akan bersama dengan Allah Swt..Adapun apabila nafsu masih bercokol atau bagian lain dari nafsu masih ada, maka sesungguhnya engkau belum menyepi. Menyepi dengan-Nya hanya terwujud apabila engkau telah meninggalkan segala sesuatu selain Dia. Hal itu akan engkau capai setelah engkau membutakan mata dari segala sesuatu selain Dia. Kapan engkau akan bersih sehingga engkau dapat menemukan kebersihan itu?

 

Kapan engkau akan bersungguh-sungguh sehingga engkau melihat kesungguhan dan orang yang bersungguh-sungguh? Kapan akan ikhlas sehingga engkau dapat melihat pintu Allah Swt. dan Orangorang yang telah melihatnya?

 

Apabila keadaanmu telah kokoh dalam posisi itu, maka engkau akan melihat mereka yang mencintai al-Hag Azza wa Jalla. Engkau akan melihat pintu gerbang istana Sang Raja, engkau akan melihat para pelayannya yang berdiri di sana. Bahkan engkau akan menyaksikan bagaimana keindahannya. Tidak perlu dijelaskan bagaimana keindahannya sehingga engkau menyaksikan sendiri keindahan pintu itu, kemudian akan bertemu dengan pelayannya. Tidak perlu penjelasan lagi sehingga engkau dapat melihat Allah Swt. saat itulah engkau akan menyaksikan kejujuran dan kesungguhannya yang membawamu kepada kemajuan sekaligus menyadarkanmu, sedangkan dusta akan menghalangi dan menghadangmu.

 

Tinggallah bersama dengan orang yang bersungguhsungguh sehingga engkau dapat bergaul dengan pergaulan mereka. Jujurlah dalam ucapan dan perbuatanmu, bersabarlah dalam setiap keadaan. Kebenaran adalah tauhid, ikhlas dan tawakal kepada Allah Swt. Hakikat tawakal itu sendiri adalah memutuskan “sebab-akibat” tuhan-tuhan dan melepaskan diri dari daya dan kekuatan melalui hati dan nurani. Apabila engkau hendak mencapai-Nya, maka putuskanlah segala sesuatu selain Dia dan palingkanlah dirimu darinya. Berpalinglah dari makhluk “yang baru” dan menghadaplah kepada Pencipta yang baru, selama engkau masih bersama mereka maka engkau tidak akan mencapai kebahagiaan. Dekat dengan Allah Swt. tidak akan melahirkan olok-olok. Satu berbanding seribu orang yang dapat memutuskan dirinya dari nafsu dan dapat melakukan yang aku katakan, sisanya berada bersama mereka dan mencari keberkahan dari kehadiran mereka.

 

Sesungguhnya aku menginginkan kebaikan untuk kalian di dunia dan diakhirat.Dunia adalah penjara bagiorang mukmin,apabila dia dapat melupakan penjara itu,makaiaakan mencapai kebahagiaan. Mukmin itu berada dalam penjara, sedangkan orang yang marifat berada dalam kesyukuran, mereka telah keluar dari penjaranya. Allah telah memberikannya minuman kerinduan, minuman kasih sayang, minuman pencarian, minuman yang menjadikan ia tidak lagi memperhatikan makhluk sehingga ia berada dalam kesadaran penuh. Allah Swt. telah memberikannya minuman tersebut sehingga ja selamat dari makhluk dan lebur bersama-Nya. Neraka dan surga telah mereka rasakan di dunia. Jauh dari Allah dan lalai adalah neraka bagi mereka, ridha terhadap takdir dan waspada adalah surga bagi mereka.Bagi orang awam, kiamat merupakan perhitungan, sedangkan bagi orang yang istimewa kiamat adalah tahapan. Bagaimana tidak, mereka telah manimpakan kiamat terhadap nafsu dan dirinya di dunia. Mereka menangis sebelum terkena pukulan, tangisan mereka telah menghalangi pukulan yang akan menimpanya.

 

Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauri, ia ditanya di dalam mimpinya,”Apa yang diperbuat Tuhan kepadamu?” Sufyan menjawab, “Dia menempatkanku di hadapan-Nya lalu berfirman, “Tidakkah engkau tahu bahwa Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tapi engkau selalu menangis karena takut kepada-Ku?” Tidakkah engkau malu kepadaku, tinggalkanlah hawa nafsu dan keinginankeinginan setan, jangan cenderung kepada ajakannya. Apabila engkau telah menetap dalam keadaan itu, maka buatlah batasan yang menghalangi dirimu dengan teman-teman yang buruk. Jangan bergabung dengan mereka.Barangsiapa yang bertaubat tetapi tidak ada perubahan dalam dirinya, maka taubatnya adalah dusta. Apabila engkau telah berusaha untuk berubah, niscaya engkau akan diubahNya. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan mereka sendiri.“(Q.S.ar-Ra’d: 11)

 

Jangan berbuat dzalim kepada seorang pun di dunia, sebab di akhirat kelak engkau akan disiksa akibat kedzaliman tersebut. Berbuat adillah ketika di dunia sehingga keadilan tersebut akan membawamu ke jalan menuju surga. Kedzaliman itu terjadi karena keadilan ditinggalkan. Berbuat adillah melalui jalan keadilannya penegak keadilan. Letakkan segala sesuatu sesuai dengan tempat dan kapasitasnya. Sehingga akan mengantarkanmu ke tempat di sisi Allah Swt. saat ini merupakan akhir zaman, aku melihat banyak perubahan dan pergantian pada dirimu, dan hal itulah yang paling aku khawatirkan dari kalian. Perubahan adalah suatu keniscayaan, tetapi jangan sampai yang halal disembunyikan.

 

Wahai manusia, sesungguhnya aku menginginkan kemasia. hatan dan manfaat bagi kalian. Aku berangan-angan dapat menutup rapat seluruh pintu neraka sehingga tidak akan seorang pun dari ka, lian yang memasukinya, dan aku ingin membuka lebar pintu surga sehingga setiap dari kalian dapat memasukinya dengan leluasa. Aku meng-angankan hal ini hanya karena Dia adalah Dzat yang Pengasih dan Penyayang terhadap makhluk-Nya.

 

Hadirnya aku di hadapan kalian adalah demi kemaslahatan hati kalian, sekaligus mendidiknya bukan hanya mendidik lisan dan ucapan semata. Jangan melarikan diri dari kerasnya ucapanku, Kerasnya ucapanku hanya karena untuk menegakkan agama Allah Swt.. Ucapanku memang keras, makananku juga keras. Barangsiapa yang melarikan dariku atau dari orang yang serupa denganku, maka dia tidak akan dapat memperoleh kebahagiaan. Apabila engkau berlaku buruk terhadap sesuatu yang berkaitan dengan agama maka sekali-kali aku tidak akan meninggalkanmu, dan aku tidak akan peduli apakah engkau hadir ataupun tidak di hadapanku. Aku tidak mencari cara kecuali dengan Allah Swt. tidak mencari dari kalian. Aku adalah sebagian kecil dari jumlah kalian, aku tidak akan mengubah dengan lisan, aku mengubah dengan hati, tidak dari kiri, kanan atau pun dari belakang, melainkan dari arah depan, yakni dari dada bukan dari punggung. Aku mengikuti langkah-langkah para Nabi, para Rasul dan orang-orang shalih terdahulu, untuk mencapai kedekatan dengan-Nya. Bertaubatlah dari segala dosa dan keburukan adab kalian. Taubat ini adalah tanamanku di bumi hati kalian dan bangunan yang aku dirikan di sisi kalian. Robohkanlah bangunan yang didirikan oleh setan, lalu dirikanlah bangunan yang berasal dari ar-Rahman. Aku akan membawa engkau untuk bertemu dengan Tuhan kalian. Aku berdiri bersama dengan inti bukan dengan cangkang, aku tidak akan melelahkan diri untuk mendidik cangkang, justru aku ingin mendidik inti hati kalian. Aku akan mengupas kalian sehingga Nabi Saw.akan senang kepada kalian.

 

Jangan menemaniku karena mengharapkan dunia, temanilah aku demi akhirat. Apabila engkau menemaniku benar-benar untuk akhirat, maka dunia akan datang kepadamu dengan sendirinya dan sebagai jaminan, maka kalian dapat mengambil bagain dari dunia sesuai dengan kadar ke-zuhudan. Aku menjamin, dengan jalan itu engkau tidak akan dihisab tentangnya. Utamakan akhirat di atas dunia, batin di atas lahir, al-Hag di atas makhluk, yang kekal di atas yang fana. Tinggalkanlah, lalu ambillah. Jangan mengambil dengan tangan hawa nafsu dan watak, ambillah ia dengan tangan hati dan nurani. Jangan mengambil dari tangan makhluk, ambillah ja dari tangan Khalig. Taatilah Rasul, terimalah perintah dan larangan yang dikeluarkannya. Allah Swt. berfirman, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia.Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”(Q.S.al-Hasyr: 7)

 

Gesitlah dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, jadilah sebagai orang yang sakit ketika menerima larangannya, jadilah seperti mayat ketika menerima ketentuan takdir-Nya. Bersamaan dengan itu, pergaulilah manusia dengan sebaik-baik pergaulan. Jangan meminta dari Allah Swt. tanpa ilmu-Nya, terimalah ketetepan dan takdirnya terhadapmu dan juga orang lain. Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika Allah Swt. menciptakan al-Galam, Allah Swt. berfirman kepadanya, “Tulislah!’ Oalam menjawab, “Apa yang harus aku tulis? Allah Swt. berfirman, “Tulislah ketetapan-Ku terhadap seluruh makhluk hingga datang hari kiamat.” (H.R. Hakim)

 

Wahai orang yang hatinya mati, wahai orang yang hidup dengan nafsu. Hatimu telah mati, maka musibahmu akan engkau pikul lebih berat daripada musibah orang lain. Matinya hati adalah lalai terhadap Allah Swt. dan tidak mau mengingat-Nya. Maka barangsiapa di antara kalian yang ingin menghidupkan hati, hendaklah ia menancapkan dzikir di dalam hatinya, disertai cinta dan memandang kekuasaan dan keagungan-Nya.

 

Wahai muridku, pertama kali engkau harus mengingat-Nya dengan hati, kemudian dengan lisan. Ingat Dia seratus kali di dalam hati dan cukup satu kali pada lisanmu. Ingatlah Dia ketika datangnya bencana melalui bersabar, ingat Dia ketika datangnya dunia dengan meninggalkannya (dunia), ingat Dia ketika datangnya akhirat melalui penerimaan, ingat Dia ketika datangnya Khalig dengan tauhid, ingat Dia ketika datangnya makhluk dengan berpaling sepenuhnya. Apabila nafsumu merayu, menggoda dan akan menjerumuskanmu maka kendalikanlah ia dengan sikap wara’, jangan sekali-kali menerima tawaran dan godaannya. Ingat kepada kematian dapat membersihkan hati serta menjauhkan dunia dan makhuk darimu. Itu juga dapat membukakan hijab dari hatimu sehingga engkau dapat melihat makhluk yang rusak, mati, hancur, dan lemah. Tidak ada bahaya ataupun manfaat pada diri mereka.

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi tanggal 18 Sya’ban 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Sibukanlah dirimu dengan memperbaiki diri, tinggalkan omong kosong dan kegilaan dunia. Kosongkan hatimu dari cita-cita dunia semampumu. Rasulullah Saw. bersabda, “Kosongkanlah (hatimu) dari cita-cita dunia sebisamu.” Wahai orang yang silau oleh dunia, apabila engkau mengenalnya tentu engkau tidak akan mengejarnya. Apabila ia datang kepadamu, ia akan membuatmu lelah. Apabila ia menguasaimu, maka engkau akan merugi. Apabila engkau mengenal Allah Swt. tentu engkau akan mengenal selain Dia. Namun, engkau tidak mengenal Allah, para Rasul-Nya, para Nabi-Nya dan juga tiak mengenal para wali-Nya.

 

Celakalah engkau! Apakah engkau tidak mengambil pelajaran dari perjalanan manuia terdahulu yang hidup di dunia ini. Carilah kemurniannya, tanggalkan selimut tebalnya dan larilah darinya. Tanggalkan pakaian nafsu dan pergilah menuju pintu Allah Swt. apabila engkau telah melepaskan diri dari nafsu, sesungguhnya engkau telah melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah Swt.

 

sebab segala sesuatu selain Allah selalu mengikuti nafsu. Maka lepaskanlah dirimu dari belenggu nafsu maka engkau akan dapat melihat Tuhanmu. Serahkan dirimu sepenuhnya kepada Dia maka engkau akan selamat. Berjuanglah di dalamnya, niscaya engkau akan memperoleh petunjuk, bersyukurlah kepada-Nya, maka Allah akan memberikan tambahan (nikmat), serahkan dirimu dan seluruh makhluk kepada-Nya, jangan menentang-Nya mengenai ketetapan yang berlaku terhadapmu dan terhadap orang lain.

 

Kaum sufi tidak memiliki keinginan dan pilihan bersama-Nya, mereka tidak rakus dalam mencari bagian mereka, dan tidak tertarik untuk mengurusi bagian orang lain. Apabila engkau ingin bergaul dengan ahli sufi di dunia dan akhirat, maka terimalah apa yang dikatakannya, apa yang dilakukannya, dan kehendaknya. Aku melihat engkau tidak demikian, engkau menentang dan bertolak belakang dengan mereka, dan hal itu engkau lakukan siang dan malam. Mereka mengatakan, “Kerjakanlah!” Engkau tidak mengerjakan perintahnya. Seolah-olah engkau menjadi tuhan dan mereka hambanya.Maha Suci Allah dan alangkah pemurahnya Dia, apabila tidak ada kemurahanNyaniscaya engkau akan memperoleh kebalikan dari dirimu sekarang. Apabila engkau menginginkan kebahagiaan, hendaklah engkau tetap berada di hadapan-Nya. Baik lahir maupun batin, buruknya akhlak yang engkau tunjukkan padaku mungkin masih ditoleran, tetapi di hadapan-Nya engkau harus benar-benar menunjukkan adab yang terbaik. Tunaikanlah perintah-Nya dan jauhilah laranganNya. Terimalah takdirnya dan jangan berbicara di hadapan-Nya baik lahir maupun batin. Maka engkau akan segera melihat kebaikan dunia dan akhirat.

 

Jangan meminta sesuatu kepada makhluk, sebab mereka adalah makhluk yang lemah dan fakir. Mereka tidak dapat memberikan manfaat dan mendatangkan madarat, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Bersabarlah bersama Allah Swt.jangan tergesa-gesa, jangan bersikap kikir dan jangan berburuk sangka kepada-Nya. Sesungguhnya Dia lebih menyayangi dirimu daripada dirimu sendiri. Hendaklah engkau menerima ketetapan Allah Swt. karena Dia lebih mengetahui, tidak semua kemaslahatan harus diperlihatkan-Nya kepada kalian Allah Swt. berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. al-Bagarah: 216) Dalam ayat lain Allah Swt. berfirman, “Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (0.S. an-Nahl: 8) Pada ayat jain Allah Swt. berfirman, “Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Q.S. al-Isra: 85)

 

Barangsiapa yang hendak menelusuri jalan menuju Allah Swt., hendaklah dia mengalahkan nafsunya terlebih dahulu, yaitu buruknya adab, sebab hawa nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan. Apa yang akan engkau lakukan di hadapan Allah Swt.? Bagaimana engkau menempuh perjalanan menuju-Nya? Perangi ia (nafsu) hingga ia jinak, apabila telah jinak bawalah ia bersamamu menuju pintu-Nya, jangan memperturutkannya kecuali setelah melatihnya dan mendidiknya dengan budi yang baik serta yakin terhadap janji dan ancaman Allah Swt. Nafsu itu memang buta, tuli, bisu, gila, dan tidak mengenal Tuhannya. Bahkan ia memusuhi Tuhan. Namun dengan mujahadah (latihan ruhani) engkau akan membuka matanya, lisannya dan pendengarannya, engkau dapat menghilangkan kegilaan, kebodohan, dan permusuhannya terhadap Tuhan. Hal ini membutuhkan waktu yang panjang, tidak akan cukup dengan waktu sehari dua hari, sebulan dua bulan bahkan membutuhkan waktu dari tahun ke tahun. Cambuklah ia dengan rasa lapar, cegah ia dari keinginannya, dan cukup berikan haknya saja. Kendalikan ia dan jangan takut pada ancaman pedang dan belatinya, karena keduanya hanya berupa kayu bukanlah besi. Nafsu hanya berbicara, tetapi tidak bisa berbuat, berdusta tidak bisa jujur, berjanji dan tidak bisa menepati, dia tidak mempunyai belas kasihan, ia seperti pengembara tanpa tanah air. Iblis-lah yang menjadi komandannya, padahal sesungguhnya ia tidak mempunyai kekuatan untuk memusuhi orang-orang mukmin yang benar. Apalagi nafsu, sama sekali tidak mempunyai kekuatan. Jangan menganggap bahwa Iblis sanggup masuk ke surga lalu mengeluarkan Adam darinya karena dia mempunyai kekuatan yang dahsyat. Allah Swt. yang berkenan menjadikannya sanggup melakukan hal itu, dan itu juga dijadikan sebagai sebab saja.

 

Wahai orang yang lemah akalnya, janganlah engkau lari pintu-Nya karena ujian yang menimpamu. Sesungguhnya Dia lebih mengetahui kemaslahatan, faedah dan hikmah dari ujian tersebut. Apabila Dia mengujimu, maka teguhkanlah kakimu, renungkanlah segala dosa, perbanyak istighfar dan bertaubat kepadanya, mohonlah kepada-Nya agar diberi kesabaran dan keteguhan hati. Berdirilah di hadapan-Nya dan bergantunglah kepada tali kasih sayangnya. Mohonkan kepada-Nya untuk mengangkat ujian itu dan menjelaskan hikmah yang terkandung di dalamnya. Apabila engkau ingin mencapai kebahagiaan, maka bergaullah dengan guru yang berilmu, mengetahui tentang hukum-hukum Allah Swt.. Dia akan mengajarimu dan mendidikmu dengan adab yang baik, memperkenalkanmu kepada jalan menuju Allah Swt..

 

Seorang murid harus memiliki pembimbing dan penunjuk jalan, sebab dalam perjalanan yang akan dia tempuh akan bertemu dengan berbagai bahaya, sengatan kalajengking, ular berbisa, bencana, haus, dan kelaparan. Kehadiran guru akan membimbingnya dan memperingatkan ia dari bahaya-bahaya yang mengancamnya, guru itu akan menunjukkan tempat-tempat air dan pohon-pohon yang berbuah lebat.apabila tidak ada guru makasimurid akantersesat di daratan yang tandus dan penuh bahaya yang mengancam.

 

Wahaiorangyangsedang menempuh perjalanan dunia,jangan berpisah dari rombongan dan penunjuk jalan, jika terpisah harta dan nyawamu akan sirna. Wahai engkau yang sedang menempuh perjalanan akhirat, tetaplah selamanya berjalan bersama penunjuk

 

— jalan, sehingga engkau sampai ke”“rumah” temani ia, beradab baiklah ketika bersamanya, jangan menentang pandangannya, sehingga ia akanmengajarkanmucara untuk sampaikepada-Nya.Diaakanmelihat kesungguhanmu dan kepintaranmu sehingga akan menjadikanmu sebagai pemimpin dan penguasa bagi penghuninya. Engkau akan didaulat menjadi pemimpin, dan guru itu akan senantiasa datang kepadamu untuk membawamu kepada Nabimu, kemudian akan menyerahkanmu kepadanya seraya mendekatkan pandanganmu. Selanjutnya, ia akan mengembalikanmu kepada hati, keadaan dan makna sehingga engkau menjadi wakil yang menghubungkan Khalig dengan makhluk-Nya. Engkau akan menjadi pembantu di sisi Nabi Saw. sehingga kami berkali-kali datang kepada makhluk dan Khalig.

 

Hal ini tidak akan engkau capai dengan berangan-angan, setapi harus dengan keteguhan hati dan pengamalan sebagai puktinya. Para ahli sufi telah meninggalkan beribu keinginan untuk dapat memutuskan nafsu. Mereka mendengar kalam Allah dengan pati dan maknanya, lalu membuktikannya melalui pangamalan.

 

Wahai orang-orang yang bodoh, bertaubatlah kepada Allah swt. kembalilah kepada kebaikan para shiddigiin, ikuti perkataan dan perbuatan mereka. Jangan mengikuti langkah-langkah orang munafik yang hanya mengejar dunia, berpaling dari akhirat dan meninggalkan kebenaran yang datang dari Allah Swt. Mereka meninggalkan jalan yang ditempuh orang-orang shalih terdahulu. Waspada terhadap kiri, kanan dan juga belakangmu. Mereka hanya mau menjalani jalan kemalasan, mereka menjauh dari jalan yang sebenarnya akan mengantarkan mereka kepada Allah Swt..

 

Wahai muridku, orang-orang yang engkau pergauli di dunia demi dunia, kelak engkau tidak akan menemukan mereka, hubunganmu dengan mereka akan terputus. Bagaimana tidak, engkau menjalin hubungan dengan mereka bukan karena Allah Swt..Kalaupun engkau harus bergaul dengan manusia, hendaklah engkau bergaul dengan orang-orang yang yang wara’, zuhud, arif, beramal dan menginginkan Allah Swt. dan juga diinginkan oleh Allah Swt.. Jalinlah hubungan dengan mereka yang dapat mengangkat belenggu makhluk dari hatimu dan menjadikanmu lebih dekat kepada Allah Swt. melepaskanmu dari kesesatan dan membimbingmu kepada kebenaran, yang dapat menutup matamu dari kemilau dunia dan membukakannya untuk akhirat, serta dapat menghilangkan keraguan dan memberikan kebebasan, yang dapat menyelamatkanmu dari bahaya ular berbisa, kalajengking, dan hewan-hewan liar, lalu menempatkanmu di dalam keamanan dan kedamaian. Bergaullah dengan orang-orang yang memiliki sifat ini. Bersabarlah dengan ucapannya, terimalah perintah dan larangannya. Sebentar lagi engkau akan menemukan kebaikan. Sesuatu akan datang apabila diusahakan. Duduklah di pintu amal, apabila amalmu telah ditakdirkan maka engkau pun akan melakukan amal tersebut.

 

Tunaikanlah hak “sebab-akibat” serta dengan tawakal dan berdirilah di hadapan pintu amal. Jangan bergeser dari tempatmu, dan jangan berputus asa dari orang yang mengajakmu beramai, Tenggelamkan dirimu di lautan tawakal sehingga engkau akan mempertemukan antara “sebab-akibat” dengan pemiliknya, Perlihatkan adab yang baik di hadapan sang guru, lebih baik banyak diam daripada banyak bicara. Perilaku yang baik akan mendekatkanmu sedangkan perilaku yang buruk akan membuatmu semakin jauh. Bagaimana engkau akan memiliki perilaku yang baik, sedangkan engkau tidak bergaul dengan orang-orang yang baik dan beradab? Bagaimana engkau bisa menerima pelajaran sedangkan engkau tidak menyukai guru pengajar dan tidak menaruh prasangka baik kepadanya?

 

 

 

 

 

 

 

 

Tanggal 20 Sya’ban tahun yang sama, Syaikh menyampaikan ceramahnya:

 

Dunia dan isinya adalah hikmah dan tempat beramal, sedangkan apa yang ada di akhirat adalah qudrah. Dunia dibangun di atas hikmah dan akhirat di bangun di atas qudrah. Oleh karena itu,jangan meninggalkan amal di kampung hikmah dan jangan meremehkan kekuasaan-Nya di kampung qudrah. Beramallah di kampung hikmah jangan pasrah dengan dalih qudrah-Nya. Jangan menjadikan takdir sebagai alasan sehingga engkau meninggalkan usaha. Yang menjadikan takdir sebagai alasan hanya orang-orang yang malas. Menggunakan qudrah sebagai alasan hanya boleh dilakukan dalam urusan selain perintah dan larangan.

 

Seorang mukmin tidak akan silau oleh gemerlap dunia dan isinya, ia mengambil! bagiannya kemudian hatinya menghadap Allah Swt. kembali. Di sana ia berdiri menghadap Tuhannya dan meninggalkan dunia. Hatinya mengizinkan wakil nuraninya untuk masuk,sehingganuraninya keluar menuju hati,dari hati keluarmenuju nafsu yang baik, dari sana keluar dan terlihat melalui anggota badan yang berbuat ketaatan. Ia tidak akan membutuhkan keluarganya, seolah ada penghalang di antara mereka dan dirinya.la merasa Cukup melihat kebahagiaan makhluk dan ketaatan mereka kepadanya Antara hatinya dan hati mereka juga terhalang. Sehingga hatinya tetap bersama Allah Swt.. la merasa seolah-olah makhluk itu tidak diciptakan. la menjadi objek dan Allah menjadi subjek, Dia mencari Tuhan yang dicarinya, Allah menjadi asal dan ia menjadi cabang: Nya ia menyembunyikan diri dari makhluk-Nya, “Kemudian jika Dia menghendaki, maka Dia akan menghidupkannya.” (Q.S.“Abasa: 22)

 

Dia berada di antara mereka demi kemaslahatan mereka dan memberikan hidayah kepada mereka. Sehingga ia tetap bersabar menghadapi tekanan mereka hanya untuk keridhaan Allah Swt.. Orang-orang sufi, hati, dan nurani mereka bisu, mereka tegak berdiri bersama Allah Swt. bukan bersama makhluk. Mereka berbakti kepada-Nya bukan kepada selain Dia.Wahai orang munafik, tidak ada kabar bagimu tentang para wali itu, tidak juga tentang keimanan dan kasih sayang Allah Swt. Sebentar lagi engkau akan mati, kemudian menyesal karena hanya merasa puas dengan kefasihan lisan, sedangkan hati dalam keadaan lemah, dan itu sia-sia saja bagimu. Kefasihan itu seharusnya sampai ke dalam hati, bukan hanya di lisan saja. Tangisilah dirimu sendiri hingga seribu tangisan, dan cukup menangis sekali untuk orang lain.

 

Wahai yang hatinya telah mati, wahai orang yangjauh dari para wali, wahai orang yang melarikan diri, wahai orang yang terhalang dari Allah karena nafsu dan makhluk. Ya Allah, sesungguhnya aku bisu, jadikanlah aku berbicara, jadikan ucapan bemanfaat untuk makhluk, menjadikan mereka sempurna dan berikan kemaslahatan bagi mereka.Jika tidak lebih baik engkau bisukan kembali lisanku.

 

Wahai manusia, sesungguhnya aku menyerumu untuk mati, yaitu mengekang hawa nafsu, watak, setan, dan dunia. Aku mengajakmu untuk keluar dari makhluk dan meninggalkan segala sesuatu selain Dia sepenuhnya. Berjuanglah dalam hal ini dan jangan berputus asa, sesungguhnya Allah Swt. berfirman, “Setiap waktu Dia berada dalam kesibukan.” (Q.S. ar-Rahman: 29) Mohonlah kepadaNya sesuai dengan qudrah-Nya, mintalah kepada-Nya untuk urusan akhirat bukan untuk urusan dunia. Mintalah dari ilmu-Nya bukan dari pengetahuan kalian, mintalah kepada-Nya dengan suara hati dan nurani bukan dengan suara lisan.Mintalah kepada-Nya dari belakang ilmu dan kemampuanmu. Berdirilah di hadapan-Nya dengan kaki kekurangan dari segala sesuatu. Jangan berpura-pura beramal, pasrah dan bergantung kepada-Nya, jangan menolak ketetapan dan pengaturan-Nya karena merasa percaya dengan pengaturan orang yang bodoh.Orang yang tidak mengamalkan ilmunya,ia adalah orang bodoh. Meskipun dia benar-benar hafal dan mendalami maknanya. Ilmu yang tidak disertai amal akan mencampakkan dirimu kembali kepada makhluk, sedangkan ilmu yang diamalkan akan membawa dirimu kembali kepada al-Hag Azza wa Jalla. Ilmu yang diamalkan akan menjadikan engkau zuhud terhadap dunia, memperlihatkan engkau terhadap yang batin, dan akan menjadikan sibuk untuk menghiasi batin daripada sibuk menghiasi lahir. Pada saat itulah akan melindungimu karena engkau telah layak untuk-Nya. Allah Swt. berfirman, “Dan dia akan melindungi orang-orang yang shalih.” (Q.S. al-Araf: 196)

 

Allah Swt. akan melindungi lahir batin mereka, Dia akan membina lahir mereka dengan tangan hikmah dan melindungi batin mereka dengan tangan ilmu-Nya. Sehingga mereka tidak takut lagi kepada apa pun dan siapa pun selain Dia, mereka tidak lagi menaruh harap kepada selain Dia, tidak mengambil kecuali dari-Nya, dan tidak memberi kecuali untuk-Nya. Mereka akan senantiasa risau bila bersama selain Dia,ketenangannya hanya ia dapat ketika bersama-Nya semata. Sekarang adalah akhir zaman, telah terjadi banyak perubahan dan pergantian dalam dirimu. Saat ini adalah zaman kemunafikan di atas kemunafikan, wahai orang-orang munafik, engkau adalah hamba dunia dan makhluk, engkau berbuat riya karena mereka, beramal karena mereka sehingga engkau lalai dari memandang Allah Swt. Engkau memperlihatkan bahwa amal kalian untuk akhirat, tetapi yang sesungguhnya engkau tujukan untuk dunia.Rasulullah Saw.bersabda, “Apabila seorang hamba menghisai diri dengan amal-amal ukhrawi, padahal dirinya tidak menginginkan dan tidak mencarinya, maka nama dan nasabnya akan dikutuk di langit.” Wahai orang-orang munafik, aku mengenalmu dengan jalan hukum dan ilmu, tetapi aku menutupimu dengan penutup dari Allah Swt.

 

Celakalah engkau! Engkau tidak merasa malu dengan anggota badanmu, engkau tidak berusaha mensucikannya dari maksiat dan najis yang nampak. Engkau malah mengaku suci batin dan perih hati. Itu tidak benar, apalagi dengan nurani, engkau tidak mendidiknya bersama makhluk, tetapi engkau mengaku beradab baik terhadap Khalig. Seorang guru tidak akan ridha kepadamu karena engkau tidak beradab kepadanya dan tidak mau menerima perintah dan larangannya. Engkau duduk di majelis kemudian maju, tetapi itu siasia sehingga tauhidmu tegak lurus diatas kakinya dan teguh beradadi hadapan-Nya. Engkau harus keluar dari sangkar wujudmu lalu duduk di kamar kelembutan di bawah sayap kedamaian bersama dengan. Nya. Engkau akan menemukan benih keikhlasan dan meminum air musyahadah, engkau akan tetap berada dalam keadaan itu hingga engkau menjadi “ayam jago” yang akan melindungi ayam-ayam betina di dalam kandangnya dengan rasa cinta dan kasih sayang. Engkau akan berdiri untuk memberikan peringatan kepada manusia dalam setiap malam dan siang, mengajak mereka untuk taat kepada Allah Swt..

 

Wahai orang yang bodoh tinggalkanlah buku catatan dari tanganmu, datanglah kemari, duduklah di hadapanku dengan penuh kesungguhan. Ilmu itu diperoleh dari lidah para ulama, bukan diperoleh dari buku, ilmu diperoleh dari pebuatan bukan dari perkataan. la diambil dari mereka yang telah fana’ dari makhluk dan mengabdi bersama al-Khalig Azza wa Jalla. Wilayah ini berada di atas kefanaanmu dan mereka, kemudian wujudmu kembali bersama-Nya. Matilah engkau dari segala sesuatu selain Dia, dan hiduplah hanya bersama dengan-Nya dan hanya untuk-Nya. Bergaullah dengan para pengabdi Allah Swt., yaitu mereka yang tidak pernah meninggalkan pintu-Nya, mereka sibuk untuk memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, disertai dengan penerimaan atas ketentuan takdir yang ditetapkan-Nya. Mereka selalu berkeliling bersama dengan kehendak dan perbuatan-Nya yang berlaku atas mereka.Sama sekali merekatidak pernah menunjukkan penentangan, baik yang berlaku atas diri mereka maupun atas orang lain, mereka tidak berpaling darinya baik dalam keadaan banyak maupun sedikit, baik dalam keadaan rendah maupun mulia.

 

Jangan terlena karena mengabdi kepada nafsu sehingga engkau lupa berbakti kepada al-Hag Azza wa Jalla. Para wali itu meminta kepada makhluk, walau pun sebenarnya mereka tidak membutuhkannya. Hal itu dilakukan karena kasih sayangnya terhadap sesama makhluk. Mereka tidak meminta karena nafsunya, nafsu mereka telah tunduk sehingga tidak lagi memiliki keinginan terhadap duniawi. Jangan menganggap bahwa nafsu mereka sama dengan nafsumu yang bodoh, yang telah menempatkanmu dalam posisi mengabdi kepadanya, yang menjadikan aktivitasmu hanya mengikuti keinginannya. Apabila engkau mempunyai akal yang sehat, maka engkau tidak akan mau menjadi budaknya, dan pasti engkau akan menyibukkan diri dengan mengabdi kepada Tuhan yang telah menciptakannya (nafsu). Engkau tidak perlu mengikuti bujuk rayunya. Jangan dengarkan ia, atau dengar saja seperti engkau mendengarocehan orang gila.Jangan engkau hiraukan perkataandan permintaannya yang menginginkan kelezatan dan kesenangan, yang sebenarnya akan membawamu kepada kehancuran. Kehancuranmu adalah ketika engkau menerima tuntutannya. Kemaslahatanmu dan juga kemaslahatannya (nafsu) terletak pada penolakkanmu terhadapnya.

 

Apabila nafsu telah taat kepada Allah Swt. maka rezekinya akan datang kepadanya dari berbagai arah. Akan tetapi apabila ia bermaksiat, maka akan terputuslah berbagai asbab, kesedihan akan datang bertubi-tubi sehingga ia akan hancur dan merugi baik di dunia maupun di akhirat. Orang yang taat dan menerima, di mana pun ia pasti dilayani. la akan menemukan sendiri bagiannya dari keridhaan-Nya dan rela menerimanya, ia menjalankan kewajiban disertai dengan kebersihan hati dan tanpa beban. Ia mengosongkan hatinya dari segala sesuatu selain Allah Swt. anggota badanya tidak merasakan kelelahan dalam memperoleh dunia dan keutamaannya. Wahai orang yang telah memperoleh nikmat, bersyukurlah atas nikmat itu, apabila tidak Allah akan merebutnya dari tanganmu. Potonglah sayap kenikmatan itu dengan rasa syukur, apabila tidak ia akan terbang dari sisimu. Mayat itu adalah orang yang tidak lagi mengingat Tuhannya, walaupun ia hidup dan berjalan di atas muka bumi. Maka tidak ada manfaat kehidupannya, ia berjalan hanya Untuk memenuhi tuntutan hawa nafsu, keinginan, dan kesesatannya. Secara makna dia telah mati, meskipun wujudnya masih hidup. Ya Allah, hidupkan kami bersama Engkau, dan matikan kami dari segala Sesuatu selain Engkau.

 

Wahai orang tua yang bodoh seperti anak kecil, sampai kapan engkau akan menganggap benar perbuatanmu? Engkau berada dj balik keruwetan dunia yang menjadi puncak cita-citamu. Apakah engkau tidak mengetahui bahwa apa yang engkau inginkan itu tidak menginginkanmu? Dan apakah engkau tidak tahu bahwa engkau adalah hamba orang yang memegang tali kendalimu? Apabila tali kendalimu berada pada tangan dunia, maka engkau adalah hamba dunia, apabila tali kendalimu berada di tangan akhirat, maka engkay adalah hamba akhirat. Apabila tali kendalimu berada pada tangan al-Hag Azza wa Jalla, maka engkau adalah hamba-Nya. Apabila tali kendalimu berada pada tangan nafsu, maka engkau adalah hamba nafsu, apabila tali kendalimu berada pada tangan syahwat maka engkau adalah hamba syahwat. Apabila tali kendalimu ada pada tangan makhluk, maka engkau adalah hamba makhluk.

 

Perhatikanlah! Kepada siapa engkau menyerahkan tali kendalimu itu? Mayoritas kalian lebih banyak menginginkan dunia, sedikitdarikalianmenginginkan akhirat.Mengapasangat langkasekali dari kalian yang menginginkan keridhaan Tuhan yang menciptakan dunia dan akhirat? Pergaulilah orang-orang yang langka itu dengan perilaku yang baik, jangan membangkang, menentang atau mencelanya, karena hal itu akan membawamu kepada kehancuran. Jadilah sebagai orang-orang yang berakal, engkau telah memusuhi Allah dengan amalmu yang sesungguhnya amal itu tidak lebih berat dari sebelah sayap nyamuk. Harta terbesar yang tidak akan pernah habis adalah keikhlasan, takut dan harap kepada Allah Swt. dalam setiap keadaan. Engkau harus mempertahankan keimanan sehingga Diaakanmenghampirimu.Apabila engkau menemukan salah seorang di antara para wali itu, maka jagalah sikapmu, sebaiknya engkau diam untuk sesuatu yang tidak engkau ketahui, jangan menunjukkan sikap menentang kepadanya, jangan melukai hatinya dengan ada yang buruk. Berserah diri kepada sesuatu yang tidak engkau ketahui itulah hakikat Islam.

 

Wahai orang-orang yang lemah keyakinan, tidak ada dunia ataupun di akhirat di sisimu. Hal itu sebagai akibat dari buruknya adabmu di sisi Allah Swt. serta akibat dari buruknya prasangkamu terhadap para wali dan para wali abdal yang ditempatkan oleh Allah Swt.. Mereka mengemban tugas para Nabi, mereka telah dijadikan fana dari hawa nafsunya dan menegakkan mereka di hadapan-Nya. Allah Swt. membersihkan hati mereka dari segala sesuatu selain Dia, menjadikan dunia, akhirat dan makhluk berada di tangannya saja, memperlihatkan kekuasaan-Nya, mengajarkan hikmah-Nya, ilmuNya dan memberikan kekuatan-Nya untuk mereka, mereka meyakini kebenaran kalimat: Laa haula wa laa guwwata illa billahil ‘aliyil adzim (tidak ada daya dan kekuatan melain dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung). Mereka meniadakan daya dan kekuatan mereka dan semua makhluk, lalu bergantung kepada kekuatan Allah Swt.. Mu’adz memanjatkan doa berikut: Ya Allah, apabila Engkau tidak berkenan melakukan apa yang aku inginkan, maka sabarkanlah aku atas apa yang Engkau kehendaki.

 

Wahai muridku,ridha atas ketetapan takdir lebih baik daripada memperoleh dunia tetapi disertai penentangan terhadap takdir. Manisnya keridhaan itu lebih manis terasa di hati para shiddigiin, daripada melajur keinginan syahwat dan kesenangannya. Hal itu lebih manis bagi hati mereka daripada dunia dan seisinya, karena ia menyejukkan kehidupan dalam setiap keadaan. Berbicaralah kepada manusia dengan lisan, ilmu, amal yang disertai dengan keikhlasan. Jangan berbicara dengan lisan dan ilmu tanpa disertai dengan pengamalan. Karena itu akan sia-sia saja bagimu apalagi bagi orang lain. Rasulullah Saw. bersabda, “ika ilmu itu dipanggil dengan amal maka ia akan memenuhi panggilan itu, jika tidak maka ia akan pergi darinya.” Yang dimaksud adalah bahwa keberkahan ilmu akan hilang, yang ada justru ia akan menuntut, ia akan menjadi orang alim yang dituntut oleh ilmunya. Yang tersisa hanya batang pohon saja, sedangkan buahnya tidak ada sama sekali.

 

Mohonlah kepada Allah agar Dia mengkaruniamu keadaan dan makan di hadapan-Nya, apabila Dia telah memberikannya maka mohonlah agar hal itu disembunyikan sehingga engkau tidak suka memperlihatkannya. Apabila engkau suka dengan ditampakkannya hubungan (kedekatan) dirimu dengan Tuhanmu, maka hal itu akan membawa kepada kebinasaanmu. Jauhilah sikap ujub atas keadaan dan amal-amal, sebab hal itu akan melahirkan kebencian pada pandangan Allah Swt. hal itu tidak berguna bahkan membahayakan dirimu. Jangan berbicara sepatah kata pun sebelum engkau memikirkannya dengan baik, jangan berbicara sebelum datang kepastian di hatimu dari Allah Swt. Bagaimana engkau akan mengundang manusia apabila engkau tidak menjamu mereka, Yang lebih utama adalah fondsainya, baru kemudian bangunannya Galilah bumi hatimu sehingga keluar air hikmah, kemudian dirikan bangunannya dengan keikhlasan, mujahadah dan amal shalih, sehingga gedungmu berdiri.Setelah itu barulah engkau mengundang manusia untuk mendatanginya.Ya Allah, hidupkan jasad-jasad amar kami dengan ruh keikhlasan darimu.

 

Apa gunanya engkau mengasingkan diri dari makhluk sementara mereka masih bercokol di dalam hatimu? Sama sekali tidak bermanfaat, bahkan engkau tidak akan mendaptakan kemuliaan dari keterasingan tersebut. Apabila engkau menyendiri sedangkan makhluk masih berada dalam hatimu, sesungguhnya engkau hanya sekedar duduk sendirian tetapi rasa cinta kepada Allah Swt. tidak ada dalam hatimu.Yang ada justru hawa nafsu, setan dan keinginan yang menjadi temanmu. Apabila hatimu benar-benar mencintai Allah Swt., maka engkau telah terasing dari seluruh makhluk. Walau pun jasadmu berada di tengah-tengah keluargamu. Apabila rasa cinta itu sudah terpatri di dalam hatimu, maka bangunan wujudmu akan lebur, penglihatan mata hatimu akan terbuka sehingga engkau akan menyaksikan kemurahan-Nya dan perbuatan-Nya.Engkau akan ridha kepada-Nya, dan tidak kepada selain Dia.Barang siapa yang mengikuti syari’at dalam suatu keadaan dan tidak menginginkan sesuatu di atas atau pun di bawahnya, dia juga tidak menginginkan hilang atau tetap takdir itu, sesungguhnya ia telah mencapai kesempurnaan dan keridhaan, penerimaan dan penghambaannya.

 

Celakalah engkau! Jangan berdusta dengan mengaku-ngaku ridha, tetapi engkau masih diombang-ambing oleh sesuap nasi atau oleh sedikit rayuan dan tawaran. Jangan berdusta, karena tidak seroang pun yang akan mendengar kebohonganmu, tidak akan ada yang menghiraukan apalagi membenarkanmu. Di hati mereka seolah telah mendapatkan wahyu berupa kalimat tertentu. Sehingga mereka mengetahui kebaikan lalu berdiri di atasnya, bersama dengan itu mereka mengikuti perkataan, ucapan dan Sunnah-sunnah Rasulullah Saw. Mereka mendapatkan wahyu secara lahir, dan hati mereka mendapatkan wahyusecara batin.Mereka adalah pewaris dan pengikut segala perintah dan larangan yang ditujukan kepada mereka.

 

Apabila engkau ingin menjadi pengikut yang benar, hendaklah engkau memperbanyak mengingat mati. Karena itu sangat berguna bagimu, nafsumu, keinginanmu dan setanmu. pengan mengingat mati, engkau akan mudah berpaling dari dunia. Barangsiapa yang tidak mengambil hikmah dari kematian, maka tidak akan ada nasihat yang akan dapat ia terima. Rasulullah Saw. bersabda, “Cukuplah kematian itu sebagai nasihat.” Bagianmu tetap akan menghampirimu, baik dalam keadaan zuhud atau pun dengan cara yang rakus. Apabila engkau mengambilnya dengan sikap zuhud, maka engkau akan memperolehnya dengan kemuliaan. Akan tetapi apabila engkau mengambilnya dengan sikap yang rakus, maka engkau akan memperolehnya dengan keadaan hina. Orang yang munafik memiliki rasa malu hanya ketika bersama dengan manusia lainnya, apabila dia menyendiri, rasa malunya pun tidak ada.

 

Celakalah engkau! Apabila keimananmu telah kokoh dan engkau benar-benar yakin bahwa Dia selalu melihatmu, dekat dan mengawasimu, tentu engkau akan merasa malu kepada-Nya. Yang aku katakan kepada kalian adalah kebenaran. Sama sekali aku tidak merasatakut dan jugatidak menaruh harap kepada kalian.Engkau dan seluruh penghuni bagaikan pecundang, sebab tidak ada yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan madarat kecuali Allah Swt. bukan darimu, bukan dari penguasa ataupun raja. Ingkari keingingan hawa nafsu dan orang lain melalui syariat, bukan dengan nafsu dan watak. Apa yang diperbolehkan oleh agama maka ambillah, dan apa yang diserukan oleh agama maka dengarkanlah. Wahai muridku, janganlah engkau mengingkari orang lain dengan berlandas kepada nafsu dan keinginanmu, tetapi ingkarilah dengan keimananmu. Sungguh hanya keimanan yang seharusnya mengingkari, keyakinan yang dapat menghilangkannya, dan Allah Swt. yang menolongmu. Allah Swt. berfirman, “Apabila Allah Swt. menolongmu, maka tidak ada orang yang dapat mengalahkanmu.” (Q.S. Ali Imran: 160) Dalam ayat lain Allah juga berfirman, “Apabila kamu menolong agama Allah, maka Dia akan menolongmu dan meneguhkan langkah-langkahmu.” (QS. Muhammad: 7)

 

Apabila engkau mengingkari nafsu dan makhluk karena Allah Swt. maka Dia akan membantumu untuk mengendalikannya dan menghilangkannya. Allah Swt. akan menolongmu dari ulah mereka yang menyakitimu. Namun, apabila engkau mengingkarinya karena hawa nafsu, keinginan, setan, dan watakmu, maka Dia akan menghinakanmu dan tidak akan pernah menolongmu, dan engkau pun tidak akan sanggup menghilangkannya. Hendaklah engkau may mengingkari hal itu hanya karena Allah Swt. bukan karena makhluk, yakni karena agama-Nya, bukan karena nafsumu, untuk-Nya bukan untukmu.

 

Tanggalkanlah kegilaanmu, murnikan keikhlasan dalam amal-amalmu. Kematian selalu mengintaimu, dan engkau pasti akan melewati jembatan kematian itu. lepaskanlah sikap rakusmu, sesuatu yang telah ditetapkan untukmu akan datang kepadamu.Sibukkanlah dirimu dengan Allah Swt. dan tinggalkanlah pencarian untukmu dan untuk orang lain. Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya, Janganlah engkau mengarahkan pandangan kedua matamu kepada pasangan yang telah kami berikan kepada mereka sebagai hiasan kehidupan dunia untuk Kami uji mereka di dalamnya.”

 

Yang paling berat dan menyedihkan bagi orang yang telah mengenal Allah Swt. adalah berbincang dan duduk-duduk bersama dengan makhluk. Oleh karena itu, hanya satu orang dari seribu orang arif yang mau berbincang-bincang bersama makhluk.Tentu saja untuk itu ia membutuhkan kekuatan para Nabi, bagaimana tidak, karena ia harus berhadapan dengan jenis makhluk bergaul dan bercampur dengan mereka yang berakal dan juga tidak berakal sama sekali. la mesti duduk bersama dengan orang munafik dan juga bersama dengan orang-orang mukmin. Demikianlah, ia harus menghadapi ujian besar yang harus disikapi dengan kesabaran. Sehingga pada akhirnya dia akan terpelihara dan ditolong. Karena ia mengikuti perintah Allah Swt. ketika harus berbicara dengan makhluk. Ia tidak berbicara berdasarkan nafsu, keinginan, pilihan, dan wataknya. la melakukannya karena terpaksa sehingga ia dijaga. Apabila engkau ingin mencapai marifat kepada Allah Swt., lepaskanlah belenggu kekuasaan makhluk dari dalam hatimu. Hanya dengan begitulah engkau akan mencapainya.

 

Celakalah engkau! Dunia boleh saja di tanganmu atau berada di sakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi, jangan meletakannya di dalam hati. Engkau boleh menyimpannya di luar pintu, tetapi jangan memasukannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu. Apabila seorang hamba telah meninggalkan dunia dan makhluk, maka seolah-olah dia tidak memiliki dan tidak ada. Batinnya tidak akan terguncang dengan datangnya ujian. Pada saat datang perintah Allah Swt. maka dia menaatinya, ketika datang larangan-Nya, maka ja meninggalkannya. Dia tidak menginginkan sesuatu dan tidak bersikap rakus terhadap sesuatu, ia mengembalikan segala sesuatu kepada hatinya.

 

Di manakah posisimu di antara mereka wahai pengkhianat ilmu dan amal. Wahai musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya, wahai orang-orang yang memutuskan diri dari hamba-hamba Allah,engkau berada dalam kedzaliman dan kemunafikan yang nyata. Sampai kapankah kemunafikan ini bertahta wahai para ulama dan orangorang zuhud? Berapa banyak engkau bersikap munafik melalui rajaraja dan para penguasa, engkau mengambil kehinaan, kelezatan, dan kesenangan dunia? Engkau dan mayoritas raja-raja di zaman ini berada dalam kedzaliman, berkhianat terhadap harta yang Allah Swt. titipkan kepada hamba-Nya. Ya Allah, hancurkanlah cengkraman orang-orang munafik, hinakanlah mereka. Atau berikanlah taubat kepada mereka. Hapuskan kedzaliman, dan singkirkanlah orang-orang dzalim dari muka bumi ini, atau perbaikilah mereka. Amin.

 

Wahai para raja dan rakyat jelata, wahai raja yang dzalim dan raja yang adil, wahai orang-orang munafik dan orang-orang yang ikhlas, dunia ini ada akhirnya sedangkan akhirat kekal selamanya. Tinggalkanlah segala sesuatu selain Allah Swt. dengan mujahadah dan sikap zuhudmu. Bersihkan hatimu dari selain Allah Swt. jangan sampai engkau terjebak oleh sesuatu yang dapat menjauhkan dirimu dari-Nya. Apabila bagian-bagiannya telah datang, maka ambillah dengan tangan perintah, tangan penerimaan dengan sikap zuhud terhadapnya, tidak dengan tangan pilihan dan kecintaan kepadanya (dunia). Zuhud akan terwujud ketika amal dilakukan secara terusmenerus sehingga melahirkan rasa sedih di dalam hati dan badan pun menjadi kurus. Apabila itu telah terwujud, maka akan datang kepadanya jalan keluar dari Allah Swt. kemudian datanglah cinta dan ma’ifat kepada-Nya sehingga kesedihan dan kegelisahan akan sirna dari dirinya.

 

Seorang mukmin sejati hatinya benar-benar terputus darj makhluk, dari keluarga, harta, dan anak. Jasadnya bisa sibuk dengan mereka, tetapi hatinya menunggu datangnya utusan Sang Raja sampai di pintu negeri.la telah meninggalkan keluarganya meskipun badannya masih tinggal bersama dengan mereka. Seorang mukmin sejati sebenarnya telah meninggalkan makhluk.Kehadirannya berada di tengah makhluk, tetapi talinya terikat kepada Allah Swt. Apabila tauhid telah kokoh tertancap di dalam hati, maka amal lahirnya pun akan lurus dan benar, sebab keadaan lahir akan mengikuti keadaan di dalam batin, baik dalam kekayaan maupun kefakiran, terhadap penerimaan makhluk ataupun penolakkannya, celaan ataupun pujian mereka. Bagaimana tidak, karena hatimu telah dipenuhi oleh sesuatu yang dicintai-Nya? Hatimu telah penuh oleh rasa rindu dan ingat kepada Allah Swt. Firman Allah Swt., “Di sana pertolongan itu hanya dari Allah yang Hak.” (Q.S. al-Kahfi: 44)

 

Engkau akan menjadi pecinta sejati, alim yang mengajar, hakim yang adil, dekat dan didekatkan, yang beradab dan terdidik, tidak membutuhkan makhluk dan merasa cukup dengan-Nya. Wahai orang yang bodoh, keluarlah dari kebodohanmu dengan belajar. Sungguh engkau telah mengabaikan belajar engkau terlalu sibuk untuk mengajar. Jangan bersusah payah, karena engkau tidak dapat memberikan kebahagiaan kepada siapa pun. Orang yang tidak bisa mengajari diri sendiri, bagaimana mungkin ia dapat mengajari orang lain?

 

Wahai manusia, jangan meremehkan kekuasaan Allah Swt. sehingga engkau bertemu dengan orang-orang kafir. Terapkanlah hukum sehingga amal itu yang akan menemui mereka. Apabila benar terbukti bahwa engkau telah beramal,makaengkauakan menyaksikan kekuasaan-Nya. Pada saat itulah, wujud alam ini akan berada di tangan hati dan nuranimu. Apabila hijab penghalang di antara engkau dan Allah Swt. telah terangkat, maka Dia akan menjadikan engkau berkuasa atas keadaan ini sekaligus membukakan kunci rahasia-Nya kepadamu. Dia akan memberikan makanan kepadamu dari kemurahan-Nya, memberikan minuman kepadamu dengan minuman cinta-Nya, mendudukkanmu pada hamparan kedekatan dengan-Nya.

 

Itu semua merupakan buah dari mempelajari dan mengajarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, jangan pernah menyimpang dari keduanya. Sehingga Allah Swt. yang memiliki segala ilmu membawamu kepada-Nya. Apabila yang mengajarkan hukum telah menyaksikanmu sungguh-sungguh dalam kitab-Nya, maka Dia akan memindahkanmu kepada kitab ilmu-Nya. Setelah berada di sana, maka Dia akan meluruskan hati maknamu. Kemudian Nabi Saw.akan menemani,menuntun dan mengajakmu masuk ke dalam”istana” seraya mengatakan. “Inilah engkau bersama Tuhanmu.”

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi, tanggal 3 bulan Ramadhan 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Wahai manusia, larilah kepada Allah Swt. berhamburlah kepada-Nya dari makhluk, dunia dan segala sesuatu selain Dia, kembalilah kepada-Nya dengan hatimu. Tidakkah engkau memperhatikan firman-Nya, “Ingat, segala urusan kembali kepada Allah.” (Q.S. asy-Syura’: 53)

 

Wahai muridku, jangan melihat manusia dengan pandangan kekekalan, pandanglah mereka dengan pandangan kebinasaan. Jangan pernah beranggapan bahwa mereka dapat memberikan manfaat dan dapat mendatangkan bahaya. Pandanglah mereka dengan anggapan bahwa mereka lemah dan tidak berdaya. Esakanlah Allah Swt.. Bertawakallah hanya pada-Nya dan jangan menyukai sesuatu yang sunyi darinya. Dunia dan segala isinya adalah sesuatu yang sunyi dari-Nya. Demikian juga makhluk dan segala perubahannya. Hati seorang mukmin sejati kosong dari semua itu, apalagi ketika meninggalkan sebab, maka ia harus mengukuhkan keadaannya. Apabila datang sebab dan keluarga, maka ia menggunakannya untuk menolong mereka, sedangkan hatinya tetap kosong dari segala sesuatu kecuali dari Allah Swt. Sama sekali ia tidak bergeser dari kegaibannya, dia tidak hilang untuk mencari ganti Tuhannya. Dia benar-benar meyakini bahwa apa yang telah ditetapkan oleh takdir-Nya tidak akan berubah.Demikian juga bagian dunia, ia tidak akan berkurang ataupun berlebih. Oleh karena itu, ia tidak meminta tambahan ataupun pengurangan, ia tidak meminta didahulukan ataupun diakhirkan, karena ia benar-benar yakin hal itu telah ditetapkan kepastian waktunya.

 

Dia dan orang-orang yang semisal dengannya adalah orang-orang yang berakal, sedangkan orang-orang yang meminta tambahan atau pengurangan, dipercepat atau diperlambat adalah orang-orang yang gila. Barangsiapa yang ridha kepada Allah Swt. tentu akan menerima setiap keadaan yang menimpanya. Bahkan ia mencintai, mengenal, dan menemani-Nya dalam sisa hidupnya. Dia selalu mengikuti kehendak-Nya dan mendekat kepada-Nya sehingga Allah Swt. berfirman kepadanya, “Aku adalah Tuhanmu?” Saat ia sedang bingung dan putus asa. Sebagaimana ungkapan tersebut disampaikan kepada Musa a.s. secara lahir, dan ungkapan tersebut disampaikan kepadaparawali secara batin,Diamemperdengarkannya sebagai bentuk kasih sayang, kelembutan, dan kemuliaan bagi NabiNya. Mukjizat para nabi adalah lahir, sedangkan karamah para wali adalah batin. Mereka adalah pewaris para Nabi, mereka berjuang menegakkan agama Allah Swt. sekaligus memeliharanya dari kejahatan setan, jin, dan manusia. Engkau memang tidak mengenal Allah Swt. tidak mengenal para Rasul dan juga para wali-Nya. Wahai Orang-orang munafik, engkau memang tidak mengetahui siapa dan bagaimana kelompok orang tersebut.

 

Engkau membaca al-Qur’an, tetapi engkau tidak memahami apa yang engkau baca, engkau beramal tetapi tidak tahu untuk apa engkau beramal, yang ternyata hanya untuk dunia, bukan untuk akhirat. Setelah itu, kalian berpaling lagi kepada makhluk. Jadilah sebagai orang yang berakal, beradab, bertaubat, dan bisu. Sama sekali engkau tidak mempunyai pengetahuan tentang Allah Swt., para Rasul-Nya, para wali-Nya, bahkan engkau juga tidak mengenali makhluk-makhluk-Nya. Menetaplah dalam taubat, diam, dan berpikir tentang kematian serta apa yang akan engkau alami di alam kubur Sehingga engkau dapat memahami ilmu itu. Beramallah untuk Allah Swt. karena Dia akan memberikan cahaya yang dapat menerangimu di dunia dan di akhirat. Terimalah apa yang aku katakan, bersungguh. sungguhlah di dalamnya, bergantunglah kepada ketentuan Allah Swt. karena itu merupakan bentuk kegilaanmu dan hanya alasan orang-orang yang malas. Engkau harus berusaha dan bekerja, engkau tidak perlu bertanya“Mengapa?”dan”Bagaimana?” Karena kita tidak berhak mengatakan itu. Kita tidak akan memasuki ilmu Allah, kewajiban kita adalah berusaha dan Allah yang akan menentukan sesuai dengan kehendak-Nya. Allah Swt. berfirman, “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya sedangkan mereka ditanyai.” (0.S. al-Anbiya: 23)

 

Apabila urusanmu telah selesai dan Allah Swt. telah mendekatkan hatimu kepada-Nya, dan tingkat zuhud-mu terhadap dunia dan cinta kepada akhirat telah sempurna, maka engkau akan mendapati namamu tertulis pada pintu kedekatanmu dari Tuhanmu: “Fulan bin Fulan adalah salah seorang dari yang dekat dengan Allah Swt.” Tulisan tersebut tidak akan berubah dan tidak akan berganti, tidak akan berkurang dan bertambah.Pada saat itulah,syukurmu akan bertambah kepadaTuhanmu,demikian halnya dengan amal kebajikan dan ketaatan di hadapan-Nya pun akan semakin meningkat. Bersama dengan itu, engkau tidak akan meninggalkan rasa takut dari tangan hatimu dan tidak meremehkan kekuasaan-Nya. Bacalah firman Allah Swt., Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nyalah tempat ummul-Kitab (Lauhul mahfudz).” (0.S. ar-Ra’d: 39) Allah Swt. juga berfirman, “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya sedangkan mereka ditanyai.” (Q.S. al-Anbiya: 23)

 

Akan tetapi, jangan beralih dari keadaanmu, sebab Dzat yang telah menuliskan predikat itu berwenang untuk menghapuskannya kembali. Dia yang membangun sehingga berkuasa untuk menghancurkannya. Tetaplah selamanya berada dalam ketaatan, rasa takut, dan waspada hingga datang ajal menjemputmu: Menyebranglah dari dunia ke akhirat dengan langkah keselamatan. Maka pada saat itu, engkau benar-benar aman dari perubahan dan pergantian. Wahai orang yang tenggelam dalam kebodohan dan kemunafikan, serta tenggelam dalam uapaya mengejar dunia, wahai orang-orang yang suka memakan dengan cara yang haram, pagaimana engkau akan menginginkan cahaya hati, kemurnian nurani dan berbicara dengan hikmah. Para wali itu, perkataan mereka karena terpaksa, tidur mereka seperti yang sedang tenggelam dan makanan mereka seperti makanan orang sakit. Mereka tetap dalam keadaan seperti itu hingga ajal menjelang. Mereka mencapai tingkat seperti malaikat yang sifatnya disebutkan oleh firman Allah Swt., “Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. at-Tahrim: 6) Mereka bagaikan malaikat, bahkan derajatnya lebih tinggi. Para malaikat menjadi pelayan mereka yang membawakan tutup muka di hadapan mereka di dunia dan akhirat.

 

Wahai manusia, apabila perkataanku belum sampai kepada keadaanmu, maka dengarkanlah dengan keimanan dan pembenaran. Perkataanku ditujukan untuk hati, maka dengarkanlah dengan hati dan nurani kalian. Sungguh lahir batinmu telah berbahagia, duri nafsu telah patah, gejolak syahwat pun telah padam. Yang paling buruk pada diri kalian adalah syahwat yang menjadikan engkau cinta dunia, membenci kefakiran dan menjatuhkan engkau pada kehancuran.

 

Sebagian ahli sufi mengatakan, hakikat takwa adalah apabila engkau mengumpulkan semua yang ada dalam hatimu, lalu engkau menyimpan semuanya pada talam yang terbuka, kemudian engkau bawa berkeliling di pasar, dan engkau tidak merasa malu sedikit pun.

 

Wahai orang yang bodoh, apa jaminanmu? Engkau tidak termasuk orang yang bertakwa, sehingga ketika dikatakan kepadamu agar bertakwa, maka engkau akan marah. Apabila engkau diperintahkan untuk melakukan kebenaran, maka engkau tidak mau mendengarkannya. Engkau malah meremehkannya dan tidak mau mengamalkannya. Akan tetapi apabila ada orang yang mengingkari kesalahanmu, engkau tidak akan marah kepadanya. Amirul mukminin, Umar bin Khaththab r.a. mengatakan, ”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah Swt. tidak akan timbul kemarahannya.” Dalam sebagian hadits Oudsi, Allah Swt. berfirman, “Aku mencintaimu ketika engkau mentaatiku, dan aku murka kepadamu ketika engkau maksiat kepadaku.”

 

Allah Swt. mencintai manusia bukan karena ia membutuhkan cinta mereka. Dia mencintaimu karena kasih sayang-Nya kepadamu, Dia mencintaimu demi kebaikanmu bukan untuk kebaikan-Nya. Dia mencintai ketaatanmu kepada-Nya karena manfaat dari ketaatan itu akan kembali kepadamu juga. Oleh karena itu, sibukanlah dirimu untuk menghadap Dzat yang mencintaimu demi kebaikanmu, dan berpalinglah dari segala sesuatu yang mencintaimu hanya demi kebaikan mereka sendiri. Seorang mukmin sejati, akan melupakan segala sesuatu dan hanya mengingatTuhannya,sehingga ia mencapai kedekatan dan hidup bersama-Nya, tentunya ketawakalannya pun semakin sempurna. Allah Swt. akan mencukupinya di dunia dan di akhirat.

 

Apabila tawakal dan tauhid seorang mukmin telah benar,maka Allah Swt. akan memperlakukannya sebagaimana Dia memperlakukan Nabi Ibrahim a.s. Dia akan memberikan kepadanya makna dan keadaannya,bukan hanya memberikan gelar semata.Memberikannya makan dan minum dari makanan dan minuman-Nya, menempatkan ia di lantai rumah-Nya. Dalam keadaan seperti itu, maka secara makna nasabnya seolah sampai kepada Nabi Ibrahim a.s.. Tidakkah engkau

 

merasa malu, ketamakanmu telah membawamu kepada kedzaliman dan menjadikanmu memakan yang haram.

 

Sampai kapan engkau akan memakan yang haram dan mengabdi kepada raja-raja yang sebentar lagi kerajaannya akan musnah? Sampai kapan engkau akan berpaling dari Raja yang kerajaan-Nya tidak akan pernah musnah? Jadilah orang yang berakal sehat, cukup puaslah dengan sedikit saja dari dunia, sehingga engkau akan memperoleh bagian yang banyak di akhirat. Ambillah bagianbagianmu di dunia dengan sikap zuhud, pengambilan yang engkau lakukan itu di pintu Tuhanmu dengan tangan qudrah dan perbuatanNya, bukan bersama dengan dunia dan tangannya di pintu raja-raja yang ditemani oleh watak, keinginan, setan dan orang awam. Apabila engkau memperoleh dunia, sedangkan hatimu tetap berada di hadapan pintu-Nya, maka para malaikat dan ruh para Nabi berada di sekitarmu.Alangkahjauh perbedaan dua hal tersebut, para wali adalah orang yang berakal. Mereka mengatakan, “Kami tidak memakan bagian dunia kami, baik di jalan maupun di rumah kami. Kami hanya mau makan dari sisi-Nya.” Orang-orang zuhud memakannya di surga, orang yang ma’rifat memakannya di sisi-Nya, walaupun jasad mereka masih berada di dunia. Adapun, para kekasih-Nya tidak mau makan baik di dunia maupun di akhirat, makanan dan minuman mereka adalah cinta, kedekatan bersama-Nya, dan memandang wajah-Nya. Mereka menjual dunia dan menukarnya dengan akhirat, kemudian menukar akhirat dengan kedekatan kepada-Nya, yaitu dekat dengan Dzat yang menciptakan dunia dan akhirat. Orang yang benar-benar cinta, akan menukar dunia dan akhirat dengan keridhaan-Nya. Dia hanya menginginkan-Nya dan tidak menginginkan selain Dia. Maka apabila pertukaran tersebut telah sempurna, seluruh dunia dan akhirat akan dikembalikan kepada mereka sebagai bentuk karuniaNya. Mereka diperintahkan untuk mengambil keduanya (dunia dan akhirat), itu pun karena perintah-Nya bukan karena mereka membutuhkan keduanya. Mereka melakukannya hanya karena harus mengikuti takdir dan menunjukkan sikap baikterhadap takdir.Mereka menghadap dan mengambil seraya berkata, “Dan sesungguhnya Engkau mengetahuiapayang sebenarnya kami kehendaki.“(Q.S.Huud: 79). Engkau mengetahui bahwa kami telah ridha hanya denganMu, tidak yang lain. Kami ridha dengan rasa lapar, haus, telanjang, kehinaan dan kerendahan, asalkan kami tetap berada di pintu-Mu. Manakala mereka ridha dengan itu semua,dan menenangkan hawa nafsu mereka kepada-Nya. Maka Dia akan memandang mereka dengan pandangan rahmat. Dia akan memuliakan mereka setelah mereka mengalami kehinaan, menjadikan mereka kaya setelah kefakiran, mengkaruniakan mereka kedekatan dengan-Nya di dunia dan di akhirat. Sikap zuhud seorang mukmin terhadap dunia, akan membersihkan kotoran-kotoran yang ada dalam batinnya. Kemudian akhirat datang kepadanya sehingga dia merasa tenang. Kemudian datanglah tangan kecemburuan sehingga menghilangkan akhirat dari hatinya, sejak saat itu dia mengetahui bahwa itu (dunia dan akhirat) akan menghalanginya dari kedekatakan kepada Tuhannya. Maka ia pun akan meninggalkan kesibukan dengan makhluk secara total, dia meningkatkan ketaatan dalam melaksanakan perintahperintah agama dan memelihara batasan-batasannya yang mengikat antara dia dan orang-orang awam. Pandangan mata hatinya akan terbuka, sehingga ia akan melihat aib dirinya sendiri dan cacat cela seluruh makhluk yang ada.Maka dia tidak akan pernah merasa tenang sebelum berjumpa dengan Tuhannya. Dia tidak mendengar kecuali dari-Nya, tidak berpikir tentang sesuatu selain Dia, tidak merasa tenang oleh janji yang keluar dari selain Dia, tidak merasa takut atas ancaman dari selain Dia—benar-benar meninggalkan kesibukan apa pun dengan selain Dia, secara total dia habiskan waktu untuk sibuk dengan-Nya. Apabila hal itu telah sempurna, maka ia akan berada dalam suatu keadaan dimana keadaan tersebut tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga bahkan belum pernah terlintas dalam pikiran dan hati manusia.

 

Wahai muridku, perbaikilah dirimu sehingga melahirkan manfaat bagi dirimu juga bagi orang lain. Jangan menjadi seperti lilin yang menerangi orang lain sedangkan dirinya sendiri hangus terbakar. Jangan memasuki sesuatu diiringi dengan nafsu dan syahwat. Apabila Allah Swt.menghendakimu untuk sesuatu maka Dia akan menyiapkan sesuatu itu untukmu.Apabila Dia menghendakimu menjadi orang yang bermanfaat, maka Dia akan mengembalikanmu ke lingkungan mereka dengan memberikan keteguhan kepadamu disertai kekuatan untuk menghadapi setiap perilaku mereka. Allah akan melapangkan hatimu dan memberikanmu hikmah. Dia akan meneliti batin dan nuranimu. Yang kemudian ada bukan lagi engkau tetapi Dia. Tidakkah engkau perhatikan firman Allah Swt, “Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi.” (Q.S. Shaad: 26)

 

Para ahli itutidak mempunyai kehendak,pilihan,dan keinginan. Mereka berada dalam satu bersama dengan al-Hag Azza wa Jalla, beserta perbuatan-Nya, pengaturan, dan kehendak-Nya.Wahai orang yang jauh dari jalan yang lurus, engkau tidak bisa mengajukan dalih apa pun, halal dan haram sudah jelas. Alangkah tidak tahu malunya engkau terhadap Allah Swt. sedikit sekali rasa takutmu kepada-Nya, betapa engkau menganggap remeh bahwa sesungguhnya Dia Maha Melihat perbuatanmu. Rasulullah Saw. bersabda, “Takutlah kepada Allah Swt. seolah-olah engkau melihat-Nya. Apabila ternyata engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia senantiasa melihatmu.” (H.R. Muslim)

 

Orang yang senantiasa terjaga dan sadar dapat melihat Allah swt.,yaitu dengan pandangan hatinya. Mereka melebur menjadi satu.

 

Setiap penghalang menjadi hilang, tidak ada lagi batas diantara-Nya dengan ia. Bentuk menjadi lenyap, yang tertinggal adalah makna, tali-tali terputus, tuhan-tuhan mereka menjadi sirna. Sehingga tidak ada sesuatu pun bagi mereka melainkan Allah Swt.Tidak ada pembicaraan bagi mereka,tidak ada gerakan,dan tidak ada kebahagian bagi mereka kecuali mencapai hal ini dengan sempurna. Apabila telah tercapai maka sempurnalah urusan mereka. Langkah pertama mereka keluar dari kecintaan dan penghambaan terhadap dunia, kemudian keluar dari segala sesuatu selain Allah Swt. secara total, mereka senantiasa bergaul dengan-Nya dan berada di rumah-Nya untuk mendapatkan ujian. “Maka Allah Swt. akan melihat bagaimana perbuatanmu.” (Q.S. al-Araf:129)

 

Nurani adalah raja, dan hati adalah wakilnya. Kemudian nafsu, lidah dan anggota badan adalah pembantu keduanya. Nurani meminta siraman air dari al-Hag Azza wa Jalla, hati memintanya dari nurani, nafsu muthmainnah mengambilnya dari hati, lisan mengambilnya dari nafsu, dan anggota badan mengambilnya dari lisan. Apabila lisan baik, maka hatimu pun baik. Apabila rusak maka hati pun rusak. Lisanmu membutuhkan kendali takwa dan taubat sehingga tidak berbicara sembarangan dan munafik. Apabila engkau selalu menjaganya, maka kefasihan lisan akan berubah menjadi kefasihan hati, apabila itu sudah telah tercapai dengan sempurna, maka ia akan bercahaya menyinari lisan dan anggota badan. Saat itulah, ucapan lisan adalah untuk kedekatan. Setelah dekat, tidak ada lagi lisan, doa atau dzikir kepada-Nya. Sebab doa, dzikir dan ucapan itu ketika saling berjauhan. Adapun pada saat dekat, yang ada hanya diam tidak bicara. Yakni tidak bergerak, dan menerima dengan memandang suka kepada-Nya.

 

Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang yang dapat memandangmu di dunia dengan mata hati kami dan di akhirat dengan mata kepala kami. Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

Pada hari Selasa sore tanggal 17 Ramadhan 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Ujian dan cobaan adalah suatu keniscayaan yang harus ada sebagai pembuktian, terlebih bagi mereka yang suka mengaku-ngaku. Apabila tidak ada ujian dan cobaan, sudah barang tentu banyak makhluk yang mengaku sebagai wali. Oleh karena itu sebagian dari mereka mengatakan, “Setiap kewalian itu pasti ada ujiannya, agar tidak ada pengakuan yang dusta.” Di antara pertanda wali adalah kesabaran dalam menghadapi tekanan manusia yang menyakitkan. Para wali bergaul dengan manusia tetapi ia tidak mempedulikan ucapan mereka. Sesungguhnya para wali telah menyerahkan harga dirinya kepada mereka. “Cinta terhadap sesuatu membuat seseorang buta dan tuli.”

 

Para wali mencintai Allah Swt. sehingga mereka buta dan tuli terhadap segala sesuatu selain Dia. Mereka menemui manusia dan berbicara dengan ucapan yang baik, dan lemah lembut, terkadang mereka juga marah kepada manusia karena cintanya kepada Allah Swt. sesuai dengan kemurkaan-Nya. Mereka adalah dokter, oleh karenanya mereka tahu bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Seorang dokter tidak mengobati setiap penyakit dengan satu obat saja. Dilihat dari hati dan maknanya, mereka di sisi Allah Swt. seperti ashabul kahfi. Jibril a.s. dengan tangan gudrat-Nya dan mahabbahNya telah mengendalikan dan memindahkan mereka dari satu keadaan kepada keadaan yang lain.

 

Dunia mereka hanya untuk orang-orang yang mencari dunia, dan akhirat mereka hanya untuk orang-orang yang mencari akhirat. Yang tersisa adalah Tuhan yang mereka peruntukkan bagi mereka sendiri. Apabila engkau meminta dunia kepadanya, maka dia tidak akan kikir, demikian juga apabila engkau meminta pahala dari mereka, tentu akan diserahkannya. Dunia akan mereka serahkan kepada yang fakir dan akhirat akan mereka serahkan kepada orangorang yang mencarinya. Mereka meninggalkan manusia menuju Pencipta. Mereka akan memberikan cangkang karena segala sesuatu selain dia, menurut mereka adalah cangkang. Ada pun mencari dan mendekatkan diri kepada-Nya adalah isi.

 

Sebagian ahli sufi mengatakan, tidak ada yang dapat tersenyum di hadapan orang fasik kecuali orang arif. la memerintah dan melarang serta sanggup menahan berbagai tekanan yang menyakitkan. Tidak ada yang sanggup melakukan itu kecuali orang-orang yang telah marrifat kepada Allah Swt.. Adapun, orang yang zuhud, ‘“abid dan pelajar, tidak akan sanggup melakukannya. Bagaimana tidak, mereka mengasihi orang-orang yang durhaka, mereka telah memperoleh rahmat dan mencapai magam taubat dan ampunan.Akhlak orang yang arif adalah akhlak Allah Swt.Ia berjuang untuk melepaskan orang-orang durhaka dari belenggu tangan setan dan hawa nafsu. Bukankah apabila engkau mendapati anakmu berada dalam tawanan orang kafir, engkau akan berjuang dengan segenap tenaga untuk melepaskannya? Seperti demikianlah orangorang yang arif itu. Seluruh manusia ia anggap sebagai anaknya. Ia berbicara kepada mereka dengan lisan hukum, kemudian mengasihi mereka karena menyaksikan mereka berdasarkan ilmu. Maka ia melihat perbuatan Allah Swt.terhadap manusia, ia melihat bagaimana keluarnya ketetapan dan takdir dari pintu hukum dan ilmu-Nya. Akan tetapi, ia menyembunyikan semua itu dan tetap berbicara kepada manusia dengan bahasa hukum berupa perintah dan larangan tidak berbicara kepada mereka dengan bahasa ilmu, yaitu nurani.

 

Allah Swt.mengutus para Rasul dan memberikan mereka kitab (panduan), mereka datang untuk menyampaikan peringatan untuk menjadi hujjah bagi manusia. Para utusan itu mengajarkan manusia sehingga mereka tidak bisa menghindar dan tidak menentang kepada-Nya. Mereka menyampaikannya berulang kali. Adapun ilmu di dalamnya adalah ketetapan yang membutuhkan kepada hukum, baik untuk dirimu maupun untuk orang lain. Sedangkan bagi dirimu, di samping itu membutuhkan ilmu khusus. Apabila salah seorang di antara kalian mengamalkan ilmunya secara lahir, maka Rasulullah Saw. akan menyuapinya dengan ilmu batin, seperti seekor burung menyuapi anak-anaknya makanan. Rasulullah berbuat demikian karena kesungguhannya yang engkau tunjukkan dalam mengamalkan syariat agama. Apabila anak keturunan Adam telah benar, maka tidak ada makhluk yang lebih baik darinya. Apabila ia telah bersih maka tidak ada makhluk lain yang menandinginya.

 

Orang bodoh itu melihat dengan pandangan mata kepalanya, orang yang berakal melihat dengan pandangan akal, sedangkan orang yang marrifat melihat dengan pandangan hatinya. la terasing dari makhluk sehingga tidak ada yang tinggal di dalam hatinya kecuali Allah Swt.—ia akan berkata, “Dialah yang Yang Awwal dan Yang Akhir, Yang Dzahir dan Yang Batin.” Allah Swt. menjadi lahir dan batinnya, menjadi awal dan akhirnya serta menjadi bentuk dan maknanya. Tidak ada sesuatu selain Dia di sisiiNya. Maka cintanya akan mengabadi bersama kepada-Nya di dunia dan akhirat, menerima apa saja dalam setiap keadaan. Dia memilih keridhaan-Nya dan kemarahan selain Dia, mereka tidak lagi mempedulikan celaan orang-orang yang mencela. Seperti perkataan sebagian mereka, terimalah ketetapan Allah yang berlaku pada manusia, jangan menerima apa pun dari makhluk tentang al-Khalig. Merendahlah kepada orang yang rendah hati, dan sombonglah kepada orang yang sombong. Setan, hawa nafsu, watak dan teman-teman buruk adalah musuh-musuhmu. Maka waspadalah terhadap mereka, agar engkau tidak terjerumus kepada kebinasaan. Tuntutlah ilmu sehingga engkau mengetahui bagaimana kamu bersikap terhadap mereka, mengusir mereka, kemudian engkau juga mengetahui bagaimana engkau mengabdi kepada Tuhanmu. Karena orang yang bodoh ibadahnya tidak akan diterima. “Barangsiapa yang menyembah Allah dengan kebodohannya, maka keburukannya lebih besar dari pada kebaikannya.”

 

Ibadah orang yang bodoh tidak memiliki nilai sama sekali. Bahkan ia berada dalam kerusakan dan kegelap-gulitaan. Akan tetapi, ilmu pun tidak akan memberikan manfaat apabila tidak diamalkan, sebagaimana amal akan sia-sia apabila tidak disertai dengan keikhlasan. Setiap amal yang tidak dilandasi keikhlasan tidak akan bermanfaat dan tidak akan diterima. Ilmu yang engkau miliki kemudian tidak diamalkan maka ia akan menuntutmu.Rasulullah Saw. bersabda, “Orang bodoh akan disiksa sekali (karena kebodohannya) sedangkan orang yang berilmu akan di siksa tujuh kali (lebih berat karena ilmunya).” Orang bodoh akan disiksa karena ia tidak mau belajar, dan orang berilmu akan disiksa karena tidak mengamalkan ilmunya. Oleh karena itu, tuntutlah ilmu kemudian amalkan dan ajarkan kepada orang lain.Dengan begitu engkau akan menghimpun semua kabaikan bagimu. Apabila engkau mendengar satu kalimat dari ilmu, lalu engkau amalkan dan engkau ajarkan kepada yang lain, maka engkau akan memperoleh dua pahala: pahala ilmu dan pahala menuntut ilmu.

 

Dunia ini gelap dan ilImulah penerangnya, maka barangsiapa yang tidak memiliki ilmu tentu ia akan terjerembab ke dalam kegelapan dan kerusakannya akan lebih banyak daripada kebaikannya. Wahai orang yang mengaku berilmu,jangan mengambil sesuatu dari tangan nafsumu, watakmu dan setanmu, jangan mengambil dari tangan wujudmu, jangan pula dari tangan riya dan nifakmu. Pada lahirmu engkau zuhud tetapi di dalam batinmu engkau menyukainya. Inilah bentuk sikapzuhud yang salah kaprah.Karenanya engkau akan disiksa karena engkau berusaha menipu Allah Swt. Padahal Dia mengetahui apa yang ada ketika engkau menyendiri ataupun dalam keramaian. Dia mengetahui apa yang ada di dalam hati dan segala rahasia yang tersembunyi. Seharusnya engkau mengatakan, “Alangkah malunya, aku alangkah celakanya aku, dan alangkah buruknya sikapku! Allah Swt. melihat perbuatanku siang dan malam, tetapi aku tidak merasa malu kepada-Nya.”

 

Bertaubatlah dari keburukan sikapmu terhadap-Nya. Mendekatlah kepada-Nya dengan menunaikan setiap kewajiban dan menjauhi segala larangan-Nya. Tinggalkan dosa-dosa secara lahir dan batin dan kerjakan kebajikan secara lahir. Dengan jalan itu engkau akan sampai ke depan pintu-Nya, engkau akan mendekat padaNya dan Dia akan mencintai serta menjadikan engkau dicintai oleh makhluk-Nya. Apabila Allah dan malaikat-Nya seluruh makhluk-Nya mencintaimu, berbeda halnya dengan orang-orang kafir tidak, mer. eka tidak mencintaimu karena mereka tidak setuju terhadap Allah Swt.yang mencintaimu. Setiap orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan, pasti akan mencintai sesama mukmin, dan orang yang di dalam hatinya terdapat kemunafikan ia akan membenci orang-oang mukmin, apalagi orang-orang kafir, setan-setan dan iblis, orang-orang kafir dan munafik adalah setan-setan dalam bentuk manusia.

 

Seorang mukmin sejati yang telah marifat,ia akan mengasingkan diri dari makhluk dengan hatinya, nuraninya dan juga maknanya, Mereka akan sampai pada suatu keadaan di mana diri mereka tidak dapat lagi menolak bahaya ataupun manfaat. Dia berada di hadapan Tuhannya tanpa ada daya dan kekuatan.Apabila hal itu telah tercapai, maka kebaikan akan datang kepadanya dari segala arah. Janganlah engkau mengejek para wali atas pengakuan mereka. Engkau hanya mengaku-mengaku dan berangan-angan. Tidak perlu ada pembicaraan lagi sehingga engkau buta dari “sebab-akibat” tidak perlu ada pembicaraan lagi hingga hatimu, akalmu, dan wajahmu berpaling dari makhluk lalu menghadap kepada Allah Swt.. Secara lahir, engkau menghadap makhluk, tetapi batin, hati dan maknamu menghadap al-Hag Azza wa Jalla. Pada saat itu hatimu menjadi seperti hati para malaikat dan para Nabi. Allah akan memberikan makan dan minuman kepada hatimu dengan makanan dan minuman para Nabi. Hal itu memang terkait dengan hati, nurani, dan makna tidak berhubungan dengan bentuk nyata.

 

Ya Allah sucikanlah hati kami, berilah mahkota pada nurani kami. Berilah isyarat bagi pikiran kami mengenai sesuatu di antara kami dan Engkau yang berada di luar jangkauan akan kami dan manusia.

 

Wahai orang yang hadir dan juga orang yang tidak hadir, kelak di hari kiamat kalian akan merasa takjub kepadaku, sesungguhnya aku memperhatikan keadaan orang-orang munafik, apalagi dengan keadaan orang-orang mukmin. Ya Allah, jadikanlah kami merasa cukup, sehingga tidak membutuhkan segala sesuatu. Puaskan kami dengan-Mu terhadap selain Engkau. Kayakanlah guru dari anak-anak mereka dan dari segala kesibukan rumah mereka. Jadikanlah rumahnya sebagai rumah madrasah. Ya Allah Engkau tahu bahwa ucapan ini telah menguasai aku, maka ampunilah aku. Aku mengajukan permohonan ini dengan kejernihan hati dan kebersihan nuraniku.

 

Wahai manusia, kalian menganggap bahwa aku mengambil sesuatu dari kalian, ada pun aku mendapati sebagai seseorang yang tidak mempunyai kehormatan apa pun. Sesungguhnya aku hanya mau mengambil sesuatu dari Allah Swt. bukan dari dirimu. Bahkan Dia yang mencekal tangan kalian ketika aku bersama kalian. Aku tidak mengenal kalian, ketika aku telah keluar dari kalian maka aku pun mengenal kalian. Sesungguhnya aku hanya membantah orangorang munafik dan membenarkan orang yang marifat. Aku memukul mereka dengan besi, dan aku tidak pernah memukul orang-orang mukmin meskipun hanya dengan cambuk. Aku akan makan setelah kalian selesai, bagianku aku ambil setelah giliran kalian. Aku adalah pelayan. Tidakkah engkau melihat wahai orang-orang yang memiliki pandangan batin, bahwa perutku telah diikat erat-erat?

 

Ketika seseorang mengajukan pertanyaan, maka Rasulullah Saw menjelaskan, Sesungguhnya Jibril a.s. adalah utusan Allah Swt. kepada para wali-Nya tanpa perantara. Ia diutus dengan membawa rahmat, kelembutan, hadiah dan ilhamnya ke dalam hati dan nurani mereka. Mereka melihatnya baik pada saat terjaga maupun ketika di dalam mimpi dengan mata hati, kesucian nurani dan kebiasaan jaga mereka. Wahai manusia, yang menjadikan engkau tidak mengenal Allah Swt. dan para walinya adalah rasa cinta dan sikap rakus terhadap dunia. Ingatlah kepada akhirat dan tinggalkanlah dunia. Tumbuhkanlah sikap pemurah dalam diri. Ya Allah berilah kami sedikit dari sifat pemurah-Mu. Amin.

 

 

 

 

 

 



Hari Jum’at pagi tanggal 10 Ramadhan 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Wahai muridku, dengan dua langkah engkau akan sampai: langkah dunia dan langkah akhirat. Langkah meninggalkan nafsumu dan langkah meninggalkan makhluk. Tinggalkanlah yang lahir, maka engkau akan sampai kepada yang batin. Engkau harus melewati langkah awal untuk sampai kepada akhir, mulailah olehmu maka Allah Swt. akan menyempurnakan usahamu itu. Langkah awal harus engkau yang memulai, ada pun akhirnya Allah Swt. yang berhak menentukan. Engkau harus mau merasakan kepahitan terlebih dahulu. Duduklah di pintu amal, apabila engkau meminta maka engkau akan dekat kepada Dzat yang menjadikan engkau beramal. Jangan berdiam diri di atas kasur dengan berbalut selimut, atau di balik tirai kemudian engkau meminta agar dipekerjakan.

 

Sibukkanlah dirimu dengan mengingat kematian dan hari kebangkitan. Renungkan alam kubur, dan pikirkanlah bagaimana Allah Swt. menghimpun manusia dan menggiring mereka untuk menghadap kehadirat-Nya. Apabila engkau sanggup menetap dalam memikirkan hal itu, niscaya engkau akan dapat melepaskan sikap keras hati, hatimu akan bersih dari kotoran. Apabila suatu bangunan berdiri di atas pondasinya, maka ia akan kokoh. Tetapi, apabila bangunan tersebut, berdiri bukan pada pondasinya, maka ia akan roboh. Apabila keadaan dirimu dibangun di atas landasan hukum, maka tidak ada seorang pun yang akan sanggup merobohkannya, sebaliknya apabila tidak dibangun di atas landasan hukum, maka keadaanmu tidak akan kokoh dan engkau tidak dapat mencapai kedudukan, dan para shiddigiin akan benci dan lebih baik tidak melihat.

 

Celakalah engkau! Wahai orang yang bodoh terhadap agama, engkau hanya bermain-main sehingga engkau tidak mempunyai kemuliaan. Engkau berbicara dengan tidak menggunakan ilmu di hadapan manusia. Padahal ilmu itu hanya dimiliki oleh orang shalih saja. Apabila tidak memiliki kapasitas, maka lebih baik diam. Mereka hanya memberikan isyarat tanpa bicara. Sebagian dari mereka ada yang diperintahkan kepada manusia meskipun dengan terpaksa. Setelah berbicara, pengetahuan mereka semakin jelas sesuai dengan keadaan hati dan nurani. Oleh karena itu, Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Apabila tabir itu telah terbuka, maka aku semakin yakin.” la juga mengatakan,”Aku tidak menyembah Tuhan yang tidak dapat aku lihat.” Bahkan ia berkata, “Hatiku telah menjadikan aku dapat melihat Tuhanku.”

 

Wahai orang-orang yang belum paham, bercampur-baurlah dengan para ulama, berbaktilah kepada mereka dan belajarlah dari mereka. Ilmu itu dapat engkau peroleh dari lisan para ulama. Oleh karena itu,duduklah brsama dengan mereka disertai dengan baiknya adab dan tidak membantah mereka.Carilah manfaat dari ilmu mereka sehingga kebaikan dan keberkahan mereka mengalir kepadamu. Bergaullah dengan ahli marifat dengan diam, dan bergaullah dengan orang-orang yang zuhud dengan mencintai mereka. Seorang ahli ma’rifat, dari waktu ke waktu terus semakin dekat dengan Allah Swt. Kekhusyuannya semakin meningkat, sesuatu dengan semakin dekatnya ia dari Tuhannya. Dia khusyu’ kepada Dzat yang hadir bukan yang ghaib. Barangsiapa yang telah marifat kepada Allah Swt. maka lidah, nafsu, watak, keinginan, kebiasaan dan keberadaannya menjadi bisu.Kemudian lisan, hati, nurani, keadaan, magam dan pemberiannya akan berucap untuk melahirkan kenikmatan yang ada padanya. Oleh karena itu, orang-orang seperti itu harus didekati dengan diam serta mengambil manfaat dari mereka dan meminum dari curahan hati mereka.

 

Barangsiapa yang banyak berkumpul dengan ahli marrifat, maka ia juga akan semakin mengenal Allah Swt. dan semakin tunduk kepada Nya. Sehingga disebutkan, “Barangsiapa yang telah mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.” Diri (nafsu) adalah tabir yang menghalangiia dari Tuhannya, barangsiapa yang telah mengenal dirinya akan muncul sikap rendah hati kepada Allah Swt., sedangkan orang yang mengenal makhluk tentu ia akan takut kepadanya dan menyibukkan diri dengan bersyukur bahwa ia mengenalnya, la benar-benar menyadari bahwa Allah Swt. menjadikannya kenal dengan makhluk untuk memberikan kebaikan kepadanya baik di dunia maupun akhirat. Lahiriahnya nampak sibuk dengan bersyukur dan dalam batinnya dia sibuk dengan memuji-Nya. Kebahagiaannya ada di dalam batin. Lalu lahiriahnya menampakkan kesedihan untuk menutupi keadaan batinnya itu.

 

Sebaliknya dengan orang yang marifat, kesedihan mereka berada di dalam hati walaupun di wajahnya nampak kegembiraan. la berdiri di hadapan pintu dengan pertanyaan apakah ia akan diterima atau ditolak? Apakah pintu itu akan dibukakan untuknya atau akan tetap tertutup? Orang yang telah mengenal dirinya akan berbeda dengan orang mukmin dalam setiap keadaannya. Seorang mukmin adalah pemilik al-Hal (keadaan) sedangkan keadaan itu senantiasa berubah. Adapun orang yang ma’rifatmempunyai magam (kedudukan), dan kedudukan itu akan tetap (tidak berubah). Seorang mukmin khawatir berpindahnya keadaan dan hilangnya keimanan, sehingga hatinya selalu bersedih, dan kebahagiaannya senantiasa nampak pada wajahnya, ia berbicara dan tersenyum pada wajahnya walau di dalam hatinya bergemuruh kesedihan.Adapun seorangyang ma’ifat, kesedihan mereka nampak pada wajahnya karena dia harus bertemu dengan makhluk untuk memberikan peringatan kepada mereka, memerintah dan melarang mereka, demi melaksanakan tugas Rasulullah Saw..

 

Para wali mengamalkan (ilmu) yang mereka dengar sehingga hal itu menjadikan mereka dekat kepada Allah Swt. Mereka melakukan amal hanya untuk-Nya, sehingga mereka mendengar nasihat-Nya tanpa perantara lagi. Hati mereka dapat mendengarkan itu semua ketika mereka berada dalam kesendirian dan terasing dari makhluk, berada dan terjaga bersama degan Khalig. Apabila hatimu telah demikian adanya, maka selamanya engkau akan merasa ghaib dari makhluk, tertidur dari mereka dan senantiasa terbangun bersama dengan al-Khalig Azza wa Jalla.Engkau selalu menginginkan Allah Swt. dan hukum-hukum-Nya yang tertuju pada nurani lalu mengendalikan hati, kemudian mengendalikan nafsu yang tunduk, dan kemudian mengendalikan lisan, dan lisan akan mengendalikan manusia. Barang siapa yang hendak berbicara kepada manusia, hendaklah dengan cara-cara seperti itu. Apabila tidak, maka lebih baik diam.Kegilaan kaum tersebut adalah meninggalkan kebiasaan,watak, nafsu, keinginan dan menutup mata dari syahwat dan kenikmatan. Tetapi kegilaan ini bukanlah kegilaan berupa hilang akal.

 

Al-Hasan al-Bashri mengatakan, “Apabila kalian berjumpa dengan mereka, kalian akan menganggapnya sebagai orang gila. Akan tetapi apabila mereka melihat kalian, mereka akan mengatakan bahwa kalian belum beriman kepada Allah Swt., walau sekejap mata.” Khalwat-mu belum benar, karena khalwat adalah sebuah ungkapan yang menggambarkan kosongnya hati dari segala sesuatu. Batinmu kosong sama sekali baik dari urusan duniawi maupun urusan ukhrawi, tidak ada sesuatu pun selain Allah Swt. hal inilah yang diperoleh para Nabi, para Rasul, para wali dan orang-orang shalih.

 

Satu amar ma’ruf nahi munkar lebih aku sukai daripada seribu abid (yang beribadah) di surau-surau. Ia melihat nafsunya, kemudian memejamkannya, memutuskannya dan menolaknya, sehingga pandangannya tidak menyebabkan kehancuran. Sebaliknya, nafsu itu mengikuti hati nurani, dan tidak lepas dari kendalinya. Ia (nafsu) memerintah apa yang diperintahkan oleh hati dan melarang apa yang dilarang oleh hati, ia akan memilih apa yang dipilih oleh hati nurani. Maka pada saat itulah akan lahir nafsu yang terkendali, ia akan menerima tuntutan dan maksud yang satu. Apabila keadaan nafsu sudah demikian, maka ia berhak memperoleh keringanan dari proses mujahadah terhadapnya. Jangan membantah Allah Swt. berkenaan dengan perbuatan-Nya terhadap engkau dan juga orang lain. Tidakkah engkau memperhatikan fiman-Nya, “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai.” (Q.S. al-Anbiya: 23)

 

Di manakah kesetiaanmu kepada Allah Swt. jika adabmu tidak baik? Jika tidak setia, maka engkau akan dikeluarkan dari kampung ini dengan kehinaan. Apabila engkau menunjukkan adab baik dan engkau ridha maka engkau akan dipersilakan untuk duduk dan akan dimuliakan. Orang yang mencintai Allah Swt. adalah tamu di sisi-Nya. Seorang tamu tidak perlu memikirkan pribumi yang akan menghidangkan makanan, minuman, pakaian, dan seluruh keadaannya. Dia hanya perlu menerima, sabar dan ridha. Akan dikatakan kepadanya, “Bergembiralah dengan apa yang engkau lihat.” Barangsiapa yang marifat kepada Allah Swt. dunia, akhirat, dan segala sesuatu selain Allah Swt. sirna dari dalam hatinya. Hendaklah engkau menjadikan setiap ucapanmu hanya untuk Allah Swt. apabila tidak maka lebih baik diam, agar sepanjang hidupmu berada dalam ketaatan kepada Allah Swt. maka apabila tidak demikian, kematian lebih baik bagimu. Ya Allah hidupkanlah kami di dalam ketaatan kepadamu, dan himpunlah kami bersama dengan orang-orang yang taat kepada-Mu. Amin.

 

Seorang mukmin adalah mereka yang mau hijrah untuk dirinya dengan tinggal bersama guru yang dapat mendidik dan mengajarkannya. Pada awalnya seorang Oari’ akan mengajarkannya tentang Kitabullah. Setelah itu, ia akan diajarkan tentang Sunnah Rasulullah Saw., dengan itu ia akan mendapatkan taufik untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya. Dengan demikian, amal tersebut akan mendekatkan dirinya kepada Allah Swt. Setiap kali ia mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya, maka Allah Swt. memberikannya ilmu yang belum ia pelajari. Hati berdiri tegak di atas kedua kakinya, dan keikhlasan membawanya semakin dekat kepada Allah Swt..

 

Apabila engkau telah beramal. Namun, ternyata amal tersebut tidak menjadikan engkau semakin dekat kepada Allah Swt. dan engkau tidak dapat merasakan manisnya ibadah. Maka ketahuilah, sesungguhnya engkau tidak termasuk orang yang beramal, sesungguhnya engkau terhalangi oleh noda yang ada dalam amalmu itu. Apa noda tersebut? Yaitu riya, nifak dan ujub. Wahai orang yang beramal, hendaklah engkau memiliki keikhlasan, jika tidak, tidak perlu engkau bersusah payah mendekatkan diri kepada-Nya dengan amal itu, baik ketika menyendiri maupun dalam keadaan ramai. Orang munafik melakukan pendekatan (kepada Allah Swt.) hanya dalam keadaan ramai, sedangkan orang-orang yang ikhlas melakukannya baik dalam keadaan ramai maupun ketika ia menyendiri.

 

Celakalah engkau! Apabila engkau melihat orang yang dianggap baik rupanya (cantik maupun ganteng), maka tutuplah kedua matamu, mata nafsumu, hawa dan watakmu, dan ingatlah pandangan Tuhanmu kepadamu, lalu bacalah firman-Nya, “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qur’an, dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu.” (Q.S. Yunus: 61) Takutlah kepada Allah Swt. pejamkan kedua matamu, jangan melihat sesuatu yang haram. Ingatlah pandangan Dzat yang tidak pernah lengah, Dia senantiasa mengetahui. Apabila engkau tidak mengabaikan pandangan Allah Swt. dan tidak menentang-Nya, maka engkau akan menjadi hamba-Nya yang sejati, dan termasuk kepada hamba-hamba yang disebutkan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu (setan) terhadap mereka.” (Q.S. al-Hijr: 42)

 

Apabila rasa syukurmu terhadap Allah Swt. benar-benar telah terbukti, maka hati dan lisan manusia akan diilhami untuk berterima kasih dan senang kepadamu. Sehingga tidak ada jalan bagi setan dan pengikutnya untuk menguasaimu. Meninggalkan do’a adalah azimah dan sibuk berdoa adalah rukhshah. Doa adalah nafas bagi orang yang sedang tenggelam, dan jaminan bagi orang yang tengah dipenjara sehingga ia dapat menunggu untuk dikeluarkan. Jadilah sebagai orang yang berakal, tidak benar cara dengan meninggalkan doa. Engkau juga berdoa dengan cara yang tidak baik. Tidak ada sesuatu melainkan membutuhkan niat, akal, ilmu dan mengikuti Orang yang mengetahui. Engkau tidak memikirkan apa yang ada di sisi Allah Swt. dan apa yang ada di sisi hamba-hamba-Nya yang shalih.

 

Oleh karena itulah prasangka kalian tentang mereka menjadi buruk. Kalian tidak pernah memikirkan kepala agama kalian dan keadaan kalian sendiri bersama mereka. Jangan menetang mereka selama tidak menentang hukum syara, jangan menentang mereka sedangkan mereka berada di hadapan Allah Swt. baik secara lahir maupun batin. Hatinya selalu tenang karena rasa takut sehingga mereka memperoleh jaminan keselamatan.

 

Wahai hamba-hamba Allah Swt. di bumi, wahai orangorang yang zuhud terhadap dunia. Datanglah kepadaku, belajarlah sesuatu. Tidak ada sedikit pun pengetahuan pada diri kalian, Terimalah catatanku, masuklah ke dalam kitabku sehingga aku dapat mengajarimu sesuatu yang tidak engkau dapati pada dirimu sendiri. Hati itu memiliki catatan, nurani juga demikian, sama halnya dengan nafsu dan anggota badan,semuanya mempunyai derajat, kedudukan, dan langkah-langkah terntentu.

 

Apabila langkah pertama saja tidak dapat engkau tempuh, bagaimana engkau akan sampai kepada langkah berikutnya? Apabila keislaman tidak dapat engkau capai, maka bagaimana engkau akan sampai kepada keimanan?! Apabila keimanan tidak dapat engkau capai, bagaimana engkau akan sampai kepada keyakinan?! Apabila keyakinan tidak dapat engkau capai, bagaimana engkau akan sampai kepada marifat dan ke-walian?! Jadilah orang yang berakal sehat, engkau tidak memiliki dasar sama sekali. Kalian menginginkan menjadi pemimpin manusia, tetapi kalian tidak memenuhi syaratnya. Engkau dapat memperoleh kepemimpinan itu setelah engkau melewati sikap zuhud terhadap mereka, terhadap dunia, hawa nafsu, watak dan keinginan. Kepemimpinan itu turun dari langit bukan datang dari bumi, ke-walian itu dari Allah Swt. bukan dari makhlukNya.Jadilah sebagai pengikut bukanorangyang diikuti,jadilah engkau orang yang menemani bukan orang yang ditemani. Hendaknya engkau menerima dengan kerendahan, asalkan engkau mulia di sisi Allah Swt. Kemuliaan itu akan datang tepat pada waktunya.

 

Engkau harus pasrah dan berserah, engkau harus meninggalkan daya dan kekuatanmu sendiri, tinggalkan sikap berpaling, jangan lagi menyekutukan Allah Swt. dengan makhluk-Nya ataupun dengan nafsumu. Tetaplah pada penghambaan kepada-Nya, yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala laranganNya disertai kesabaran atas segala ujian-Nya. Pondasi dasar dari itu semua adalah tauhid dan berpegang teguh padanya. Amal shalih juga merupakan asas. Sesuatu yang engkau dirikan di atas sesuatu akan menjadi bangunan. Niat pada dirimu belum benar, maka bagaimana engkau akan berbicara? Engkau belum menyempurnakan diammu, maka bagaimana engkau akan mengucapkan pembicaraan ini kepada manusia sebagai penerus Rasulullah Saw.? Para Nabi merupakan penasihat bagi manusia. Setelah mereka tiada, Allah Swt. menunjuk para ulama yang mengamalkan ilmunya untuk menggantikannya. Para ulama inilah yang menempati tempat para Nabi, menjadi pewaris mereka. Barang siapa yang hendak menempati posisi pewaris Nabi ini, hendaklah ia menjadi orang yang paling bersih di antara manusia pada zamannya, ia harus menjadi orang yang paling mengetahui hukum-hukum Allah Swt. dan juga ilmu-Nya. Mereka mengira bahwa hal ini adalah perkara yang mudah. Wahai orang-orang yang bodoh terhadap Allah Swt. terhadap para Rasul serta hamba-hamba-Nya yang shalih. Wahai orang-orang yang tidak mengenal nafsu, watak, dunia dan akhiratnya sendiri. Celakalah engkau! Membisulah dan diamlah sehingga Allah Swt. menjadikan engkau berbicara, hidup, berdiri dan hadir. Barang siapa yang ilmunya mengalahkan keinginannya, maka ilmu telah memberikan manfaat kepadanya sehingga ia akan menutup pintu makhluk dan membuka pintu Allah Swt. yaitu pintu yang lebih luas. Apabila proses itu telah sempurna bagi seseorang, maka hilanglah hiruk pikuk dan datangnya kesunyian, bahkan akan datang mahkota di dalam hatinya. Kulit akan terkelupas sehingga yang ada tinggal isi. Pintu keinginan pun akan tertutup, dan terbukalah jalan menuju Allah Swt. dan ia pun akan memperoleh hasil yang diinginkannya. Seperti hasil yang diperoleh orang-orang terdahulu dari golongan para Nabi, Rasul dan para wali. Yakni berupa kesucian tanpa ada sedikit kotoran, tauhid yang bersih dari kemusyrikan, sikap pasrah tanpa ada penentangan, sikap jujur tanpa ada kedustaan, memperoleh Allah Swt. tanpa ada makhluk apa pun, ia memperoleh musabbab tanpa asbab. Semuanya merupakan hasil yang diperoleh para pemimpin agama, ahli marifat dan orangorang-Nya Allah Swt. senantiasa menolong agama-Nya dan mencintainya.

 

Celakalah engkau! Bagaimana engkau mengaku bahwa engkau berada pada jalan parawali,sedangkan engkau menyekutukan Allah Swt. dengan dirimu dan juga dengan makhluk-Nya? Tidak ada keimanan pada dirimu, selama masih ada di muka bumi ini yang engkau takuti atau engkau harapkan. Engkau belum zuhud, selama di dunia ini masih ada yang engkau inginkan. Tidak ada ketauhidan padamu selama engkau masih melihat selain Dia yang engkau tuju di jalanmu. Seorang yang marrifat, ia sirna dari dunia dan akhirat, zuhud terhadap keduanya dan terhadap segala sesuatu selain Allah Swt.

 

Wahai manusia, dengarkanlah ucapanku, buang jauh sang: kaan buruk terhadapku dari dalam hatimu. Bagaimana engkau akan menuduhku dengan sangkaan buruk dan menggunjingku, sedangkan aku mengasihi kalian, mau memikul beban kalian, membimbing kalian dalam beramal, bahkan aku berusaha menolongmu untuk taat kepada Allah Swt.sehingga Dia menerima kebaikanmu dan mengampuni keburukanmu. Barangsiapa yang mengenal aku, sampai mati pun dia tidak akan pernah meninggalkan aku. Dia akan menjadikanku sebagai kelezatan, makanan, minuman, pakaian dan dia akan merasa cukup denganku sehingga meninggalkan yang lain.

 

Wahai muridku, Bagaimana engkau tidak akan mencintai aku? karena aku menginginkan kebaikan untukmu bukan untuk diriku sendiri. Aku menginginkan kemaslahatan dan kemanfaatan untukmu bukan untuk diriku, sehingga engkau lepas dari belenggu dunia yang menipu dan mematikan. Sampai kapan engkau akan mengejar-ngejar dunia? Tidak akan lama, ia akan menghampirimu kemudian membinasakanmu. Allah Swt. tidak akan membiarkan kekasih-Nya bergumul dengan dunia, tetapi Dia akan senantiasa bersama mereka. Allah Swt. menghendaki agar hati mereka tetap mengingat-Nya, menghadap kepada-Nya dan berpaling dari segala sesuatu selain Dia. Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan orang seperti mereka dan peliharalah kami sebagaimana engkau memelihara mereka. Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

Wahai orang munafik, sesungguhnya Allah Swt. akan memperlihatkan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari hambahamba-Nya. Dia adalah Dzat yang menyeru mereka, Dia adalah Dzat yang akan menghimpun setiap hati manusia sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, Dia adalah Dzat yang menaklukkan. Dengan sikap nifakmu, engkau berharap akan menarik hati manusia, hal tersebut sama sekali tidak akan terjadi. Wahai muridku, Tinggalkan syahwatmu di bawah telapak kakimu, berpalinglah darinya dengan seluruh hatimu. Sekali pun ada sesuatu darinya sesuai dengan ketetapan Allah Swt. tentu ia akan datang kepadamu tepat pada waktunya. Sebab sikap zuhud tidak akan berlaku terhadap sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. dan ilmu Allah tidak akan berubah dan tergantikan. Bagianmu akan datang kepadamu pada waktunya. la telah tersedia, cukup dan menyenangkan. Engkau akan mengambilnya dengan tangan kemuliaan, bukan dengan tangan kehinaan. Bersama dengan itu engkau juga memperoleh pahala sikap zuhud-mu di sisi Allah Swt. Dia akan memandangmu dengan pandangan kemuliaan sebab engkau tidak berbuat buruk kepada-Nya dan tidak mencela dalam pencarian-Nya.

 

Setiap kali engkau melarikan diri dari bagian jatahmu, maka sikap zuhud-mu terhadapnya tidak benar. Jangan berpaling sebelum datangnya sesuatu. Belajarlah kepadaku tentang sikap zuhud yang benar dan cara memperoleh sesuatu. Jangan tinggal menetap bersama dengan kebodohan. Pelajarilah ilmu figh, lalu lanjutkan dengan mengasingkan diri. Pahamilah hukum-hukum Allah Swt. kemudian amalkan, setelah itu hendaknya engkau mengasingkan diri dari segala sesuatu kecuali dengan para ulama. Bergaulnya engkau dengan mereka sehingga engkau mendengarkan nasihat mereka, itu lebih baik bagimu dari pada engkau menyendiri. Apabila engkau melihat salah seorang dari mereka, menetaplah bersamanya, belajarlah kepada-Nya tentang figh, ilmu Allah, dan marrifat kepadaNya. Pahamilah semua dengan mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya. Ilmu itu diperoleh dari lisannya para ulama yang memahami hukum-hukum Allah Swt. dan ia mengajarkannya.

 

Apabila hal itu telah engkau lakukan dengan benar, maka barulah engkau mengasingkan diri, sendiri tanpa ada nafsu, setan, watak, kebiasaan dan tidak memandang manusia lainnya. Apabila pengasingan tersebut telah engkau lalui dengan benar, maka para malaikat, arwah para shalihin dan cita-cita mereka akan berada di sekitarmu. Itu terwujud apabila engkau sanggup mengasingkan diri secara total dari makhluk, apabila tidak maka pengasingan dirimu masih ditumpangi kemunafikan, engkau menyia-nyiakan waktu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Engkau akan mendapatkan siksa di dunia dan akhirat. Di dunia engkau akan dibakar panasnya api malapetaka dan di akhirat engkau akan dibakar panasnya api yang disediakan untuk orang-orang munafik dan orang-orang kafir.

 

Ya Allah maafkanlah kami dan ampunilah dosa kami. Pelihara dan lindungi kami serta berilah kami taubat. Janganlah engkau siksa kami akibat dosa kami. Ya Allah Yang Maha Mulia, engkau telah berfirman, “Dia yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kejahatan mereka.” (Q.S. asy-Syuura’: 25). Oleh karena itu, terimalah taubat kami dan ampunilah kami.

 

Celakalah engkau! Engkau mengaku berilmu, tetapi kegembiraanmu bagaikan kegembiraan orang-orang bodoh, kemarahanmu layaknya kemarahan orang bodoh, kecintaanmu pada dunia dan anjungan manusia menjadikan engkau lupa terhadap hikmah dan itu semua membuat hatimu menjadi keras. Seorang mukmin sejati hanya mencintai Allah Swt. semata, ia tidak mencintai selain-Nya. Sekali pun harus mencintai dunia, ia mencintainya agar mendorong dirinya untuk taat kepada Allah Swt. para pelayan Allah memang mengambil dunia yang dapat membantu mereka dalam menaati-Nya. Hendaklah engkau senantiasa takut kepada Allah Swt. baik malam maupun siang, sehingga dikatakan kepada hatimu, “Janganlah kamu takut, sesungguhnya Aku bersama kalian, Aku mendengar dan melihat.” (Q.S. Thaha: 46)

 

Ayat tersebut Allah sampaikan kepada Nabi Musa dan Harun a.s.. Engkau tidak termasuk dari golongan mereka karena engkau tidak mengamalkan ilmu yang engkau miliki. Tentu saja engkau tidak akan mewarisi sifat-sifat mereka. Pewaris yang sah adalah mereka yang memiliki ilmu yang diamalkan dan disertai dengan keikhlasan. Kenalilah kemampuanmu, jangan tertarik oleh sesuatu yang bukan merupakan bagianmu. Relalah dengan ketetapan Allah Swt. dengan demikian Dia akan ridha kepadamu, mengasihimu dan meringankan bebanmu di dunia dan di akhirat.

 

Seorang mukmin yang keimanannya telah kokoh, ia akan disebut orang yang yakin. Orang yang keyakinannya telah kokoh disebut sebagai rif (orang yang telah marifat), dan apabila marifatnya telah kuat ia akan disebut sebagai alim (orang yang berilmu), apabila ilmunya telah kuat, dia akan disebut sebagai muhib (pecinta), apabila cintanya telah kuat maka dia akan disebut mahbub (kekasih). Apabila itu semua telah tercapai maka dia akan menjadi kaya (ghan), orang yang didekatkan (mugarrib) dan orang yang terhibur karena dekat dengan Allah Swt.. Ia sanggup melihat rahasia-rahasia dari hikmah dan ilmu Allah yang telah didapatkan sejak dahulu kala termasuk takdir-Nya. Semua itu bergantung kepada tingkat keikhlasan, ketaatan dan kekuatan hatinya. Setelah itu, ia akan berdiri bersama dengan Tuhannya, sementara makhluk akan keluar dari dalam hatinya. Apabila ilmu Tuhan telah datang, demikian pula makanan, minuman, pasangan, dan pakaian, karena bagian tersebut tidak akan diterima oleh orang lain. Allah Swt. akan menjadikan semua itu layak untuk diambil olehnya agar takdir-Nya tetap berjalan. Allah Swt. akan menciptakan manusia dan menghidupkannya agar tidak merusak tatanan ketetapan yang telah ditentukannya sejak zaman terdahulu. Dia akan menyuapinya dengan bagian jatahnya sebagaimana seorang ibu menyuapi anaknya dengan nasi, sehingga ia bisa memakannya seperti orang sakit yang makan.

 

Dengan bagian itu Allah juga akan memelihara kekuatannya tanpa memberikan pilihan. Tangan rahmat akan membolakbalikkannya ke kanan dan ke kiri, dan kelembutan-Nya akan menuntunnya. Wahai alangkah ruginya orang yang tidak mengenal Allah Swt. tidak bergantung kepada tali kasih sayang-Nya. Wahai . alangkah ruginya orang yang tidak mempergauli-Nya, hati nuraninya tidak bertaut kepada-Nya dan tidak berpegang kepada kelembutan dan anugerah-Nya. ,

 

Wahai manusia, Allah Swt. akan membimbing pendidikan hati para shiddiqin sejak kecil hingga ia besar. Setiap kali Allah mengujinya dengan satu ujian, dan ia menempuhnya dengan kesabaran, kedekatannya kepada Allah semakin bertambah. Ujian-ujian tersebut tidak akan menyurutkan langkah mereka apalagi memporak-porandakan mereka. Ujian tersebut berjalan di daratan, sedangkan mereka terbang dengan sayap hati mereka. Alangkah ruginya orang yang menyakiti hati mereka.

 

Wahai muridku,jadilahsebagaipelayanparawali, senangkanlah mereka. Apabila engkau melakukan hal itu selamanya, maka engkau akan menjadi tuan. Barangsiapa yang tawadlu kepada Allah Swt.dan hamba-hamba-Nya yang shalih, maka Allah Swt. akan Mengangkat derajatnya di dunia dan akhirat. Apabila engkau melayani para waji dan berbakti kepada mereka, maka Allah Swt. akan Mengangkar derajatmu dan menjadikan engkau sebagai pemimpin. Yg Allah limpahkanlah kebaikan kepada tangan dan lidah kami. Jadikan kamj sebagai orang yang layak memperoleh kelembutan dan pertolongan. Mu. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi, tanggal 17 Ramadhan 545 H, lalu Syaikh memanjatkan puji serta syukur dan menyampaikan ceramahnya:

 

Barangsiapa yang ingin mencapai derajat ridha terhadap takdir Allah Swt. hendaklah ia selalu mengingat kematian, karena dengan mengingatnya, akan meringankan bencana yang menimpa. Jangan berprasangka buruk terhadap-Nya atas bencana yang menimpa diri, harta ataupun keluarga. Tetapi katakanlah, “Allah Swt. lebih tahu daripada aku.” Apabila engkau bisa menjaga kondisi tetap demikian, maka kelezatan ridha akan datang dan penerimaan atas takdir akan . engkau peroleh. Bencana tersebut akan tercerabut darimu mulai dari akar hingga cabang dan rantingnya, yang ada adalah penggantinya berupa kenikmaan dan kebaikan. Ketika engkau menerima dan menikmati sikap ridha ketika datangnya bencana, maka kenikmatan akan datang kepadamu dari setiap arah.

 

Celakalah engkau wahai orang yang lalai. Jangan sibuk dengan mencari sesuatu selain Dia. Sekian banyak engkau memohon keluasan rezeki tetapi justru itu menjadi fitnah bagimu. Sungguh engkau tidak mengetahui secara pasti di mana letak kebaikan yang sebenarnya.

 

Diamlah dan terimalah, mohon kepada-Nya agar diberikan sikap ridha atas perbuatan-Nya, tetaplah bersyukur dalam setiap keadaan, Kelapangan rezeki pun akan menjadi fitnah (bencana) apabila tidak disertai dengan rasa syukur. Demikian juga kesempitan akan menjadi fitnah (bencana) apabila tidak disertai dengan kesabaran.Rasa syukur akan menjadikan nikmat bertambah dan semakin mendekatkan dirimu kepada Allah Swt., sedangkan sikap sabar akan memperkokoh pijakan kaki hatimu, sikap itu akan menguatkan, menolong dan meneguhkannya dan dengan sikap itu akan memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Berpaling dari Allah Swt. hukumnya haram dan dapat menggelapkan hati dan wajah.

 

Celakalah engkau wahai orang yang belum mengerti, beralihlah kepada kepada Allah Swt..Sibukkanlah dirimu dengan-Nya, sehingga waktu berlalu tanpa merasakan beratnya ujian dan dengan sendirinya api bencana itu akan padam.Ada pun engkau wahai orang yang mengaku menghendaki Allah Swt, dan mengusahakan kunci akhirat dan mendekat kepada-Nya, mintalah kepada-Nya ketika engkau berada di perjalanan itu, sebelum engkau sampai kepadaNya. Apabila engkau merasa bingung, katakanlah, “Wahai Dzat yang memberi petunjuk, tunjukkanlah jalan untukku.” Apabila ujian datang dan engkau tidak sanggup untuk bersabar, maka katakanlah, “Ya Allah, bantulah aku, sabarkan diriku dan berikanlah jalan keluar untukku.”

 

Adapun ketika engkau telah sampai, dan hatimu telah masuk dan mendekat kepada-Nya, tidak perlu lagi memohon ataupun berbicara. Cukup dengan diam dan memandang saja. Sebab saat itu engkau menjadi tamu.Tamu itu tidak perlu meminta,cukup memakan apa yang telah disajikan, dan mengambil apa yang diberikan dengan adab yang baik kecuali apabila telah diberikan kesempatan maka boleh menyampaikan keinginan, itu pun karena perintah bukan merupakan suatu pilihan. Permintaan itu hanya terjadi ketika berjauhan, sedangkan apabila telah dekat, cukup dengan diam.

 

Para wali itu hanya mengenal Allah Swt. seluruh tuhan-tuhan telah gugur, seluruh sebab-akibat telah tertanggal dari hatinya. Apabila mereka tidak menemukan makan atau minum selama sehari atau sebulan, mereka tidak akan mempedulikannya, sama sekali mereka tidak berubah karena al-Hag Azza wa Jalla yang akan menghidangkan makanan dan minuman mereka sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Allah Swt., tetapi mencari sesuatu selain Dia, sesungguhnya cintanya adalah dusta. Adapun apabila ia telah sampai kepada-Nya, menjadi kekasih-Nya, menjadi tamu-Nya dan sangat dekat dengan-Nya, akan dikatakan kepadanya, “Ambillah apa yang engkau sukai dan katakanlah apa yang engkau inginkan. Sesungguhnya itu adalah mungkin.” Halangan hanya ada bagi pecinta, sedangkan bagi yang dicinta (kekasih) adalah anugerah dan pemberian.

 

Selama seorang hamba masih menjadi pecinta maka ia masih berada dalam kegelisahan, tercabik dan bekerja untuk mendapatkan makanan. Apabila taubat telah diterima, ia akan berubah menjadi tenang, dekat, indah, murah rezeki dan makhluk pun tunduk kepadanya. Semua itu sebagai akibat dari keteguhan dan kesabarannya saat mencintai. Apabila seorang hamba senantiasa bersama dengan Allah Swt. maka cinta Allah untuk hamba tersebut. Cinta Allah kepada hamba-Nya tidak seperti cinta makhluk. “Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura’: 11)

 

Berikanlah contoh kepada manusia, mohonlah pemahaman dari-Nya tentang Dia, mintalah kepada-Nya kebersihan hati bersamaNya. Sesungguhnya Dia akan melapangkan kebersihan hati kepada orang yang dikehendaki-Nya dan meluaskan rezeki kepada orang yang dikehendaki-Nya. Satu orang di antara para wali, hatinya dapat meluaskan hati penghuni langit dan bumi. Hatinya ibarat tongkat Nabi Musa a.s. pada awalnya tongkat Musa berupa hikmah, kemudian menjadi kekuatan. Tongkat itu akan membawakan bebannya ketika ia tidak sanggup memikulnya, menopangnya ketika ia tidak sanggup berjalan, bahkan dapat menolak bahaya yang mengancamnya walaupun Musa sedang dalam keadaan duduk tertidur. la dapat menghasilkan buah yang bermacam-macam jenisnya dan dapat menjadi naungan ketika Musa duduk. Allah Swt. memperlihatkan kekuasaan-Nya melalui tongkat tersebut. Ketika Allah Swt. mengangkatnya sebagai Nabi, mendekatkannya, mengajaknya berbicara dan menanggungnya, Allah Swt. berfirman kepadanya, “Apakah itu yang ada di tangan kananmu wahai Musa? Musa berkata, “Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain.” (A.S. Thaha: 17-18) Allah Swt. berfirman kepadanya, “Lemparkanlah ia wahai Musa.” Maka Musa pun melemparkan tongkatnya, maka tongkat itu berubah menjadi seekor ular yang sangat besar. Allah Swt. berfirman kepada Musa a.s., “Ambillah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada bentuk yang semula.”

 

Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuasaan-Nya kepada Nabi Musa a.s. agar ia tidak gentar alam menghadapi Fir’aun. Allah Swt. juga mengajarkan strategi dalam memerangi raja yang lalim tersebut beserta kaumnya. Allah Swt. mempersiapkanya untuk melawan mereka. Allah Swt. menunjukkan keajaiban-keajaiban. Pada awalnya, hati, dan dada musa terasa sempit, kemudian hatinya menjadi lapang lalu Allah Swt. memberikan hikmah, nubuwwah dan ilmu kepadanya.

 

Wahai orang yang tidak mengenal kekuasaan-Nya, engkau lalai dan maksiat. Jangan melupakan dan melalaikan Dzat yang tidak pernah lupa dan lalai kepadamu. Ingatlah kepada kematian, karena malaikat pencabut nyawa telah ditugaskan untuk mencabut arwah manusia. Jangan terperdaya oleh masa mudamu, harta serta segala hal yang ada padamu, tidak akan lama lagi semua itu akan diambil darimu. Ingatlah akan hari-hari yang engkau lalai dan sia-sia karena engkau sibuk dengan kebatilan belaka, engkau menyesal pada saat penyesalan itu tidak lagi berguna. Tidak akan lama kematian akan segera menjemput. Dan engkau akan ingat terhadap ucapan dan nasihatku ini. Di dalam kuburmu engkau akan berangan agar bisa duduk bersamaku lagi dan mendengarkan perkataanku.

 

Bersungguh-sungguhlah untuk menerima perkataanku, lalu amalkanlah sehingga engkau akan bersamaku di dunia dan diakhirat. Perbaikilah. prasangkamu terhadapku, sehingga engkau dapat mengambil manfaat dari setiap ucapanku, perbaikilah prasangkamu terhadap orang lain, dan tancapkan prasangka buruk terhadap hawa nafsumu. Apabila engkau melakukan hal ini, maka engkau dapat mengambil manfaat demikian juga orang lain. Selama engkau berada bersama dengan selain Allah, maka selama itu pula engkau berada dalam kegelisahan, kesusahan, kemusyrikan, dan penuh beban.

 

Keluarkanlah makhluk dari dalam hatimu, sambungkanlah hatimu kepada al-Hag Azza wa Jalla.

 

Dengan demikian engkau akan melihat sesuatu yang belum pernah terlihat mata, belum pernah terdengaroleh telinga dan belum pernah terlintas dalam hati manusia. Yang engkau duduki sekarang pelum mencapai kesempurnaan seperti itu, sebab landasan dasarnya masih berupa lemah dan tidak kokoh. Engkau membangun sesuatu diatas kecerobohan. Bertaubatlah kepada Allah Swt. mohonlah agar Allah Swt. membantumu untuk berubah dari keadaanmu sekarang, berubah dari mencari dunia dan berpaling dari akhirat.

 

Celakalah engkau! Allah Swt.telah memilih kefakiran untukmu, sedangkan engkau menginginkan kekayaan. Tidakkah engkau mengetahui? Bahwa ketika engkau membenci apa yang dipilihkan Allah Swt. untukmu sesungguhnya yang tidak suka adalah hawa nafsumu, watakmu, setanmu, dan teman-teman yang buruk, mereka semua tidak menyukai apa yang dipilihkan Allah Swt. untukmu. Oleh karena itu, janganlah setuju dengan keinginan mereka jangan beralih pandangan kepada mereka. Jangan mengikuti mereka yang berpaling dari Allah Swt. dan membenci-Nya. Dengarlah apa yang diperintahkan hati dan nurani.Karena keduanya akan memerintahkan kepada kebaikan dan melarang keburukan.

 

Ridhalah dalam menerima kefakiranmu,karena sesungguhnya keridhaanmu dalam menerimanya, itulah kekayaanmu yang sebenarnya, karena engkau akan terjaga dari kemaksiatan. Apabila tidak, bisa jadi engkau akan tenggelam dalam kemaksiatan. Seandainya Allah menjadikanmu fakir dan lemah, sesungguhnya Dia hendak memeliharamu. Apabila engkau sabar atas pilihan-Nya, maka engkau akan memperoleh pahala di sisiNya, berupa pahala yang tak terhitung oleh dirimu sendiri ataupun oleh penduduk dunia sekali pun.

 

Engkau memang suka tergesa-gesa, ketergesa-gesaan itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Tergesa-gesa datangnya dari setan, sedangkan ketenangan datangnya dari Allah Swt., apabila kamu tergesa-gesa artinya engkau adalah pasukan setan dan berjalan bersamanya. Apabila engkau berhenti sejenak, menetap, menerapkan adab dan bersabar, maka engkau akan menjadi pasukan Allah Swt. yang Maha Rahman. Hakikat takwa adalah melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepadamu dengan perbuatanNya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya dengan perbuatanNya juga. Di samping itu harus disertai kesabaran atas perbuatanNya, ketetapan-Nya dan segala ujian dan cobaan-Nya. Kalian adalah makhluk, nafsu juga makhluk, keinginan juga makhluk yang tidak tampak,dan watakjuga makhluk.Engkau tidak memiliki pengetahuan tentang Allah Swt.tidak juga tentang orang-orang yang telah marifat. Dibandingkan dengan mereka engkau hanyalah orang yang tidak berakal, sedangkan mereka aalah orang-orang yang berakal sehat. Apabila seseorang telah tergila-gila kepada Allah Swt. maka tidak akan lama kegilaannya akan hilang. Pada awalnya memang bergerak, tetapi selanjutnya dan diakhirnya ia akan diam. Penyakit itu akan hilang dan disusul oleh datangnya hikmah.

 

Wahai muridku,engkau kosong dari akhirat,sebaliknya engkau dipenuhi oleh dunia. Aku merasa sedih karena melihatmu, dan aku sedih karena engkau menjauh dari orang-orang shalih dan para wali, aku juga sedih karena engkau tidak mau duduk di majelis mereka, engkau malah merasa cukup dengan pikiranmu sendiri. Tidakkah engkau tahu? Bahwa orang yang merasa puas dengan pikirannya sendiri itu sesat. Tidak seorang pun dari orang yang berilmu kecuali ia Membutuhkan tambahan ilmu. Tidak seorang pun yang berilmu, melainkan ada orang lain yang lebih berilmu darinya. Allah Swt. berfirman, “Dan tidaklah kamu diberi ilmu kecuali sedikit.“ (A.S. al-Isra: 85) Engkau harus mengikuti mayoritas (ulama), yaitu mereka yang berada di atas jalan kebenaran. Engkau harus bergabung dengan mereka dan jangan memisahkan diri sehingga engkau akan tersesat. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Ikutilah, dan jangan membuat ‘bid’ah’ sungguh engkau telah dicukupi.”

 

Jangan menempuh jalan ini disertai dengan hawa nafsu, tetapi ikutilah disertai dengan hikmah dan pengamalannya, dan dengan melepaskan daya, kekuatan dan keangkuhanmu.Lakukanlah dengan kepasrahan. Jangan melakukannya dengan tergesa-gesa, tetapi dengan tenang saja. Hal ini tidak dapat diperoleh dengan tergesa-gesa, melainkan membutuhkan kesabaran, pertolongan dan perjuangan.Di samping itu, engkau harus berusaha untuk menemani para ahli ma’rifat yang akan menunjukkan jalan untuk mencapai ma’rifat dan membawakan “beban” yang engkau pikul. Berjalanlah di atas tunggangannya. Apabila engkau merasa lelah, Dia akan memerintahkan agar membawakan dan menemanimu di belakang: Nya. Apabila kedudukanmu adalah muhib (pecinta) maka ahli ma’rifat akan menemanimu di belakang-Nya. Apabila kedudukanmu adalah mahbub (yang dicintai) maka ia akan menaikanmu di atas pelanaNya serta naik dibelakangmu. Barangsiapa yang telah memahami hal ini sesungguhnya ia telah mengenal Allah Swit..

 

Duduk bersama dengan orang-orang yang ahli adalah suatu kenikmatan, dan duduk bersama dengan orang munafik dan pendusta adalah suatu malapetaka. Engkau harus selalu mendekat kepada Allah Swt. dan memerintahkan nafsumu agar menunaikan hak-hak Allah Swt. dan juga makhluk-makhluk-Nya. Apabila engkau menginginkan kebaikan di dunia dan akhirat, maka ikutilah ilmu Allah Swt. Perintahkan nafsumu untuk melaksankan perintah-Nya dan halangi dia dari berbuat durhaka kepada-Nya. Didiklah ia agar selalu bersabar saat terkena musibah, ridha dengan ketetapan takdir, dan bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan. Apabila engkau telah melakukan hal itu, maka hijab yang menghalangi engkau dari-Nya akan terangkat. Sehingga engkau dapat bersama dengan Allah Swt. engkau akan tetap berada di jalan itu bersama dengan kasih sayang dan pertolongan-Nya. Kecukupan akan selalu menyertaimu ke mana pun engkau berjalan.

 

Jangan risau dengan keberadaanmu, di mana pun engkau berada, engkau akan tetap bertemu dengan-Nya. Hukum, ilmu, kekuasaan, kesenangan, jin dan malaikat akan menjadi pelayanmu. Apa pun akan merasa takut kepadamu karena engkau takut kepada Allah Swt. semua akan melayanimu karena engkau taat kepada Allah Swt.Orang yang takut kepada Allah akan ditakuti oleh segala sesuatu, sebaliknya orang yang tidak merasa takut kepada Allah, maka segala sesuatu akan mebuat ia ketakutan. Orang yang mengabdi kepada Allah,akan dilayani oleh segala sesuatu, karena Allah Swt.sama sekali tidak akan menyia-nyiakan amal hamba-Nya walaupun hanya sedikit. “Sebagaimana engkau menghutangi, maka engkau punakan dibayar. Sebagaimana engkau ada engkau akan diberi pertolongan.”

 

“Ya Allah perlakukanlah kami dengan kemuliaan dan kebaikanMu serta ampunan dan kelembutan-Mu di dunia dan di akhirat.

 

serta ampunan dan kelembutan-Mu di dunia dan di akhirat. Ya Allah berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, Serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin. .

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Ahad pagi, tanggal 19 Ramadhan 545 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Wahai muridku, aku melihat bahwa aktivitasmu tidak seperti aktivitas orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. tidak juga seperti orang-orang yang takut kepada-Nya. Engkau berkumpul dengan orang-orang yang jahat, rusak dan menjauh dari para wali dan orang-orang yang suci. Engkau telah mengosongkan hati dari Tuhanmu, engkau malah memenuhinya dengan kesenangan dan kebahagian duniawi. Apakah engkau tidak mengetahui bahwa rasa takutadalah berlian di dalam hati,ia dapat berkilau dan meneranginya, bahkan dapat menerangkan dan menafsirkan. Apabila engkau dapat berbuat seperti itu (takut) maka engkau akan memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Apabila engkau mengingat kematian, maka kecintaanmu terhadap dunia akan berkurang, sebaliknya engkau akan semakin zuhud terhadap dunia. Seseorang yang sudah tahu kematian itu pasti, maka tidak akan ada lagi sesuatu yang ia cintai. Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap yang berjalan memiliki tujuan, maka tujuan setiap kehidupan adalah kematian.”

 

Akhir dari segala kesedihan dan kesenangan, batas dari kekayaan yang dimiliki dan kefakiran yang dialami, kesulitan dan kemakmuran, kesehatan dan penyakit. Semuanya bermuara pada kematian. “Barangsiapa yang meninggal dunia, maka ia telah mengalami kiamatnya sendiri.” Baginya yang jauh menjadi dekat. Selama ini ternyata engkau berada dalam kegilaan. Tanggalkan semua itu dari hati, nurani, dan batinmu. Dunia ini ada batasnya, sedangkan akhirat kekal selama-lamanya. Berjuanglah agar engkau menjadi orang yang senantiasa taat. Apabila engkau telah melakukannya artinya engkau sepenuhnya untuk Tuhanmu. Maksiat adalah manifestasi dari nafsu, dan ketaatan.akan meniadakannya (nafsu). Mengikuti kesenangan adalah wujud dari nafsu, tidak mengikutinya berarti meniadakannya. Kendalikan nafsumu, tahan ia dari kesenangan, jangan mengambil sesuatu kecuali dengan takdir Allah Swt. bukan berdasar pada pilihan dan kesenangan yang diinginkan nafsu.

 

Ambillah syahwat dengan sikap zuhud. Gerakkan tangan zuhudmu itu untuk mengambil kesukaan, lalu engkau sampaikan kepada nafsu. Sikap zuhud sangat diperlukan sebelum mengetahui keadaanmu. Zuhud itu dalam kegelapan sedangkan mengambil kesukaan dalam cahaya. Oudrah adalah kegelapan dan kerelaanmu kepada Dzat yang menentukan adalah cahaya. Pada awalnya engkau berada dalam kegelapan, dan setelah datangnya penyingkapan dari Allah Swt. maka keadaan mu menjadi terang. Apabila cahaya bulan ma’rifat muncul maka akan hilanglah gelapnya malam (takdir), dan apabila matahari ilmu Allah Swt. telah terbit, hilanglah semua noda, kotoran dan juga kegelapan. Semua yang ada di sekitarmu akan menjadi jelas bagimu. Apa yang asalnya sulit menjadi terurai, engkau jadi bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang untuk dirimu dan mana yang bukan untukmu. Engkau akan dapat membedakan mana kehendak makhluk dan mana kehendak Khalig. Engkau akan melihat pintu Allah Swt. dan di sana engkau akan menyaksikan sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga bahkan belum pernah terlintas dalam hati manusia.

 

Hatimu akan makan dari hidangan musyahadah, dan akan minum dari sajian cinta. la akan mengenakan mahkota penerimaan. Setelah itu, ia akan kembali kepada makhluk untuk melakukan perbaikan demi menyelamatkan mereka dari kesesatan dan mengajak mereka menuju Tuhan dengan meninggalkan berbagai kemaksiatan, Jjaselalu mendapat perlindungan,penjagaan,dan keselamatan.Wahai orang yang tidak pernah berpikir dan tidak beriman kepada hal ini, engkau ibarat cangkang tanpa isi, tak ubahnya seperti kayu kering yang disandarkan dan hanya layak untuk dibakar kecuali engkau bertaubat, beriman, dan bersikap jujur.

 

Apabila engkau bertaubat, beriman dan bersikap jujur, maka dalam taubatmu engkau akan menemukan kebaikan, keselamatan, dan kemanisan. Apabila engkau tidak melakukannya, yang engkau peroleh adalah pecahan kaca yang akan memotong lidah dan jantungmu. Terimalah perkataanku, sesungguhnya aku ingin menjalin hubungan denganmu. Janganlah engkau memusuhiku. Ada permusuhan apa antara engkau dan aku? Aku adalah masjid untuk shalatmu yang akan menghilangkan najis ataupun kotoranmu. Aku sediakan jalan untukmu dan aku hidangkan makanan dan minuman untukmu. Aku melakukan itu semua tanpa mengharapkan balasan apa pun darimu, karena sesungguhnya bukan engkau yang menanggung kebutuhanku. Aku sibuk melayani para pencari Allah Swt. maka apabika engkau benar-benar mencari Allah, aku pun akan mengerahkan kemampuanku untuk melayanimu.Lalu, apabila tujuan dan pencarian tersebut telah sempurna, maka segala sesuatu akan ditundukkan kepadanya.

 

Wahai muridku, jadilah engkau sebagai penasihat bagi dirimu sendiri, sehingga engkau tidak membutuhkanku dan tidak juga orang lain. Nasihatku hanya untuk lahirmu, sedangkan nasihat yang datang darimu adalah untuk batinmu. Nasihati dirimu dengan senatiasa mengingat kematian dan memutusjalian tali“sebab-akibat” Bergantunglah kepada Tuhan segalanya Yang Maha Agung dan Maha Mengetahui. Bergantunglah pada tali rahmat-Nya dan jangan sibuk dengan selain Dia, karena hal itu akan menghalangimu dari-Nya. Apabila salah seorang di antara kalian mencapai kebahagian melalui aku, maka aku pun ikut berbahagia. Akan tetapi, apabila aku berkata kepadanya, tetapi ternyata ia tidak menerima, maka sesungguhnya aku merasa bersedih. Orang mukmin akan mendekat kepadaku sedangkan orang munafik akan melarikan diri dariku.

 

Wahai orang-orang munafik, sesungguhnyaakusetujudengan Allah Swt. yang murka kepadamu. Dia telah menjadikan aku sebagai api yang siap membakarmu.Apabila kalian bertaubat,mau menerima perkataanku, bersabar dalam menerima kerasnya ucapanku, maka aku akan menjadi penyejuk dan penyelamat bagi kalian. Celakalah kalian, engkau tidak merasa malu, ketaatanmu hanya lahirnya saja, sedangkan batinmu bermaksiat. Sebentar lagi engkau akan dijemput oleh kematian, kepedihan akan segera menghampirimu dan engkau akan dijebloskan ke dalam penjara api dari siksa Allah Swt. Wahai engkau yang lalai dalam amal, kalian tidak memiliki rasa malu. Kalian rela dengan kebatilan siang dan malam. Engkau mengharapkan apa yang ada pada sisi Allah Swt., tetapi kalian bermalas-malasan. Paksakanlah untuk beramal, agar dirimu bersih dari kotoran. Apabila engkau mau bertaubat, maka harus ada langkah awal yang akhir untuk penyempurnaan. Wahai orang yang tidak mau mengabdi kepada tuannya, wahai orang yang mengandalkan pendapat sendiri dan mengabaikan nasihat para Nabi, Rasul dan wali. Wahai orang yang yakin kepada makhluk dan tidak yakin kepada Khalig. Tidakkah engkau memperhatikan sabda Rasulullah Saw., “Terkutuklah orang yang meletakkan kepercayaannya kepada sesama makhluk-Nya.”

 

Jangan terlalu mengejar-ngejar dunia sehingga engkau meluapkan kemarahan karena terdorong oleh sesuatu dari dunia. Karena hal itu akan merusak hatimu sebagaimana cuka yang dapat merusak madu. Celakalah engkau! Engkau menyatukan cinta dunia dan kesombongan. Apabila tidak bertaubat, keduanya tidak akan membawa kebahagiaan bagi pelakunya.Berpikirlah! Siapa sebenarnya dirimu? Apa sebenarnya dirimu itu? Dari apa engkau diciptakan? Dan untuk apa engkau diciptakan? Jangan takabbur, tidaklah berbuat takabbur kecuali orang yang bodoh dan tidak mengenal Allah, RasulNya dan juga orang-orang shalih dari hamba-Nya. Wahai orang yang tidak penah merenung, engkau mencari tingginya derajat dengan takabbur, yang akan peroleh justru sebaliknya. Rasulullah Saw. telah bersabda, “Barangsiapa yang rendah hati kepada Allah Swt. maka Allah akan mengangkat derajatnya, barangsiapa yang takabbur maka Allah Swt. akan merendahkannya.”

 

Barangsiapa yang ridha dengan akhirat, maka ia akan menjadi orang yang utama. Barangsiapa yang rela dengan hal yang sedikit, maka akan diberikan jumlah yang banyak. Barangsiapa yang rela menerima kehinaan,maka ia akan memperoleh kemuliaan.Relakanlah engkau berada dalam kerendahan, maka selanjutnya keadaanmu akan berbalik. Barangsiapa yang merendah dan rela terhadap takdir, Allah akan mengangkat derajatnya, sesungguhnya Allah Swt. Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sikap tawadlu dan baiknya adab akan mendekatkanmu kepada Allah, sedangkan sikap takabbur dan buruknya akan menjauhkanmu dari-Nya.Ketaatan akan memperbaiki keadaanmu dan mendekatkanmu sedangkan kemaksiatan akan merusak dirimu dan menjauhkanmu.

 

Wahai muridku, jangan menjual agama dan menukarnya dengan tanah.Janganlah engkau menjual agamamu dan menukarnya dengan tanah kekuasaan, kerajaan, kekayaan dan makanan yang haram. Apabila engkau makan dengan cara menjual agama, maka hatimu akan menjadi hitam. Bagaimana tidak, karena sesungguhnya engkau menghamba kepada makhluk.Wahai orang yang terhinakan, seandainya di dalam hatimu terdapat cahaya, tentu engkau dapat membedakan antara yang haram, syubhat dan yang mubah. Antara mendekatkan hatimu dan menjauhkannya. Engkau tentu dapat membedakan antara mengambil dengan tangan kasab pada langkah awal keimanan, kemudian ketika kuatnya iman mengambil dari Allah Swt., yaitu ketika diangkatnya perantara antara engkau dengan-Nya.

 

Apabila hati telah kuat, ia akan mengambil dari Allah Swt. di atas tangan makhluk-Nya dengan perintah Allah Swt. maksud dari diangkatnya perantara adalah diangkatnya kebersamaan hati dengan perantara dan hilangnya syirik dalam melaksanakan perintah Allah Swt.la terkesan dengan pujian dan cercaan mereka, permintaan dan penolakan mereka. Apabila diberi, mereka melihat perbuatan Allah Swt. yang melakukannya demikian juga ketika dia ditolak. Para wali Itu tuli, bisu, dan buta dari selain Allah Swt. sehingga Dialah yang menolong atau menghinakannya, yang memberi atau menolak, mendatangkan madarat dan memberikan manfaat. Mereka memiliki inti sari bukan cangkang, kemurnian di atas kemurnian, kebaikan di atas kebaikan. Itu semua yang menjadikan semua makhluk keluar dari dalam hatinya.Tidak ada lagi yang tersisa kecuali Allah Swt.yang ada hanya dzikir yang tersembunyi kepada-Nya bukan kepada yang yang lain. Ya Allah anugerahkan kepada kami ilmu dari Engkau.

 

Celakalah engkau, engkau menyangka bahwa engkau dapat menguasai nafsu tanpa hukum. Justru tanpa hukum ia (nafsu) akan merendahkan dan mempermalukanmu. Wahai orang munafik, jangan hanya berpikir dengan kepalamu ketika bersamaku. Karena sesungguhnya aku tidak merasa malu kecuali kepada Allah Swt. dan kepada hamba-hamba-Nya yang shalih. Apabila seorang hamba telah mengenal Allah swt. maka makhluk yang ada di dalam hatinya akan gugur dan keluar. Semuanya akan beterbangan seperti daun kering yang diterpa angin kencang. Secara total ia kosong dari makhluk, buta dari melihat mereka, tuli dari mendengar mereka di dalam hati dan nuraninya. Apabila nafsu telah tunduk, penjagaan anggota badan diserahkan kepadanya, kemudian hati berjalan menuju Allah Swt. untuk mencari apa yang ada di sisi-Nya. Apabila telah terwujud seperti itu, maka dunia akan datang menghampiri dengan sendirinya, dan ia pun mampu menguasai diri dan berdiri untuk memperbaikinya. Demikianlah perbuatan Allah Swt. kepada orangorang yang mencari-Nya. Dunia akan menghampiri mereka dalam rupa si tua renta yang lemah dan menjijikan. Dunia akan memenuhi bagian jatah mereka dan bahkan ia akan dilayaninya. Lalu mereka mengambil hanya bagian mereka, tanpa menolehnya sedikit pun.

 

Wahai muridku, kosongkan hatimu dan isilah hanya oleh Tuhanmu, sibukkan anggota badanmu dan nafsumu untuk melayani keluarga, dengan tetap melaksankan perintah-Nya dan mencarikan nafkah untuk mereka dengan perbuatan-Nya. Diam di hadapan-Nya, tidak mengajukan pertanyaan disertai kesabaran dan keridhaan adalah lebih utama daripada doa, permintaan dan rintihan. Hapuslah ilmumu oleh ilmu-Nya, serahkan semuanya kepada pengaturan-Nya. Putuskankeinginanmukepadakehendak-Nya,asingkanakalmuketika datangnya ketentuan dan takdir-Nya. Lakukanlah yang demikian itu bersama-Nya. Itu pun jika engkau mengharapkan pertolongan-Nya. Apabila engkau sampai kepada-Nya engkau harus diam di hadapanNya. Seorang mukmin, cita-cita dan pikirannya menyatu, tidak ada sesuatu selain Allah Swt. setiap ada terlintas dalam pikirannya, itu muncul dari Tuhannya, yang kemudian sampai kepada hatinya. Sementara ia tetap berdiri di pintu kedekatan-Nya. Apabila derajat ma’rifatnya telah kokoh, maka pintu pun akan dibukakan. la akan sampai ke balik pintu itu dan ia akan melihat sesuatu yang tidak bisa digambarkan oleh pikiran dan tidak juga dapat dilukiskan dengan kata-kata. Syariat hanyalah kata-kata rahasia untuk rahasia yang fana’ dari nafsu, keinginan, adab yang buruk dan seluruh perilakunya dalam keselamatan, kebaikan, dan kenikmatan. Dialah yang berbuat apa saja terhadapnya, bagaikan Ashabul Kahfi, Allah Swt. berfirman tentang mereka, “Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.“ (Q.S. al-Kahfi: 18) Wahai muridku, dengarkanlah semua ini dan percayalah, jangan engkau mendustakannya. Jangan menghalangi dirimu untuk mendapatkan kebaikan dari segala arah.

 

 

 

 

 

 

 

Hari Jum’at pagi tanggal 24 Ramadhan 545 H, di Madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Wahai muridku, jujurlah engkau kepadaku dengan sebenar-benar kejujuran harta kalian dan apa yang ada di rumah kalian adalah halal. Tidak ada yang aku inginkan dari kalian kecuali kejujuran dan keikhlasan. Manfaat dari itu pun akan kembali kepada engkau bukan untukku. Ikatlah lisan lahir dan batinmu. Sesungguhnya kalian berada dalam pengawasan malaikat,mereka menyaksikanmu lahir dan batin. Allah Swt, juga melihat batinmu. Wahai orang yang membangun istana dan rumah dengan menghabiskan usia di dunia, janganlah engkau membangun sesuatu kecuali dengan niat yang lurus.Pondasi dasar setiap bangunan di dunia adalah niat yang baik.Oleh karena itu, jangan sekali-kali membangun sesuatu dengan berdasar pada hawa nafsumu. Orang bodoh membangun sesuatu di dunia dengan dasar nafsu dan keinginannya, bahkan dengan watak dan kebiasaannya, serta tanpa perintah hukum dan ketentuan dari Allah Swt., tanpa perbuatan-Nya,tanpa landasan yang benarsehingga pada hari kiamat kelak akan dikatakan kepadanya, “Mengapa engkau membangun? Dari mana harta yang engkau peroleh? Dan dinafkahkan untuk apa?” Semuanya akan diperhitungkan. Oleh karena itu, hendaklah engkau ridha dan menerima apa yang menjadi bagianmu. Rasulullah Saw.

 

bersabda, “Siksa yang peling pedih dari Allah Swt. adalah untuk hambanya yang mencari sesuatu yang bukan bagiannya.”

 

Engkau datang kepadaku, sedangkan engkau tidak berbaik sangka kepadaku, wajar saja engkau tidak akan memperoleh kebahagiaan atas setiap ucapanku. Celakalah engkau! Engkau mengaku bahwa engkau adalah seorang muslim, akan tetapi engkau berpaling dari Allah Swt. dan dari hamba-hamba-Nya yang shalih. Maka engkau telah berdusta dengan pengakuanmu itu. Kata /s/am diambil dari kata istislah (artinya pasrah dan menyerah) terhadap ketentuan dan takdir Allah Swt. ridha dengan perbuatan-Nya. Serta memelihara Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. Apabila itu telah terpenuhi maka sempurnalah nilai keislaman. Alangkah bahayanya panjang angan-angan, karena ia dapat menjerumuskanmu ke dalam kemaksiatan, menjadikan engkau menentang Allah Swt.. Kapan engkau akan memperpendek angan-anganmu sehingga kebaikan akan datang kepadamu sehingga engkau dapat berpegang padanya.

 

Apabila engkau menginginkan kebahagiaan, maka engkau harus rela dan mau menerima ketetapan dan takdir Allah Swt. tanpa disertai hawa nafsu, keinginan, watak dan setan. Karena semua itu telah ditundukkan, bukan karena tidak ada. Sebab, setelah para Nabi a.s. tidak seorang pun di antara kita yang suci dari dosa.Tidak terjadi sesuatu pun terhadapnya melainkan disertai tawakal dan tauhid. la tidak menganggap bahaya dan manfaat datang dari makhluk. Sedangkan dirimu masih dipenuhi nafsu, keinginan dan watak. Dalam dirimu tidak ada lagi sikap tawakal. Pada awalnya tauhid itu memang terasa pahit, setelah itu baru terasa manis dan mulai menyatu, lalu mati dan hidup menjadi abadi. Dari hina kemudian menjadi mulia, fakir menjadi kaya, tidak ada kemudian wujud dengan-Nya, bukan denganmu. Apabila engkau sanggup bersabar menghadapi semua itu, niscaya engkau akan memperoleh apa yang engkau inginkan dari Allah Swt. sebaliknya, apabila tidak bersabar, maka tidak akan memperoleh apapun.

 

Segala sesuatu yang menjadikan engkau melalaikan Allah Swt. adalah buruk bagimu, sekali pun puasa dan shalat atau melaksanakan kewajiban atau yang sunat.Apabila engkau telah melaksanakan puasa wajib, sehingga engkau disibukkan dengan rasa lapar dan dahaga pada puasa sunat, yang pada akhirnya menjadikan hatimu tidak total hadir di hadapan Allah Swt., tidak mendekatkanmu kepada-Nya, itu semua adalah tidak baik bagimu. Engkau adalah penghamba hijab, hamba dari makhluk, nafsu dan syahwat. Orang yang marifat berdiri bersama dengan Allah Swt.di bawah kibaran bendera kedekatan-Nya disertai dengan ilmu-Nya. Nuraninya berkeliling bersama dengan ketentuan dan takdir-Nya. Lemah putarannya tanpa putaran dariNya, lemah gerakannya dan tenang tanpa ketenangan-Nya. Maka ia termasuk orang-orang yang disebutkan dalam ayat, “Dan Kami bolak balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Q.S. al-Kahfi: 18)

 

Apabila datang mereka mulai lelah, maka mereka akan mulai bergerak dengan kekuatan qudrah, sedangkan ketika lemah itu, ia akan diam dan pasrah. Bergerak itu dilakukan ketika ada wujuaidmu, dan diam dilakukan ketika hilangnya gerakan. Engkau baru bisa benar dan lurus ketika telah keluar dari nafsu, syahwat, watak, dan makhluk secara total.Jangan terbelenggu oleh makhluk, karena tidak ada yang dapat memberikan manfaat, dan tidak ada yang dapat mendatangkan madarat, tidak ada yang memberimu rezeki kecuali Tuhanmu. Tetaplah selamanya berada dalam ketaatan kepada-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang tersisa pada genggaman tangamu kecuali Allah Swt. Dengan demikian, engkau akan menjadi orang yang kaya, tidak lagi membutuhkan makhluk. Tak ubahnya seperti Nabi Adam a.s. dimana segala sesuatu diperintahkan untuk sujud kepadanya. ini memang berada jauh di luar akal orang awam dan kebanyak orang istimewa sekali pun. la seolah menjadi benih Adam dan termasuk isinya.

 

Wahai orang yang sedikit pengetahuannya, pahamilah kemudian asingkanlah dirimu dari manusia. Para wali itu memahami kemudian mereka mengasingkan diri dari makhluk dengan hati mereka. Meskipun secara lahir mereka nampak bersama dengan makhluk, itu mereka lakukan adalah untuk kemaslahatan manusia, tetapi sebenarnya batin mereka bersama dengan Allah Swt. untuk berbakti dan tinggal bersama-Nya. Mereka adalah para penulis, bertaubat, dan bersama manusia, alam, hukum dan menyepi dari manusia dengan hati. Hati mereka menjauh dan terasing dari segala sesuatu. Secara lahiriah mereka terlihat sibuk melaksanakan hukum. Apabila pakaian mereka kotor, mereka akan mencucinya dan memberinya minyak wangi. Apabila pakaian mereka sobek, maka mereka akan menambalnya. Mereka adalah pemimpin umat manusia. di antara mereka ada yang seperti gunung yang tegar, hatinya kokoh persama Tuhannya, bersimpuh di hadapan-Nya, mendekat kepadaNya dan tenggelam dalam ilmu-Nya. Ya Allah, jadikanlah dzikir kepada-Mu sebagai makanan kami, dan jadikanlah kedekatan denganMu menjadi kekayaan kami. Amin.

 

Hatimu telah mati, pergaulanmu juga bersama dengan mereka yang hatinya telah mati. Seharusnya engkau berkumpul dengan mereka yang hatinya hidup. Engkau laksana lubang lahat yang menghampiri mayat, ibarat orang yang lemah dituntun oleh orang yang lebih lemah, orang buta yang berpegang kepada orang yang buta. Temanilah orang-orang mukmin yang yakin dan yang shalih. Bersabarlah atas ucapan mereka. Terimalah ucapannya dan laksanakan nasihatnya,maka engkau akan memperoleh kebahagiaan. Apabila engkau mencapai kebahagiaan itu, dengarkan nasihat guruguru, kemudian amalkan, hormati mereka.

 

Aku mempunyai seorang guru, setiap kali aku menemukan kesulitan atau terpikir sesuatu di hatiku, maka ia akan mengatakan sesuatu sehingga aku tidak mempunyai alasan untuk menolaknya. Aku tidak pernah bersama dengan guruku kecuali dengan rasa hormat dan penuh etika. Seorang sufi tidak pernah bakhil, karena ja merasa tidak perlu menyimpan sesuatu lagi, ia meninggalkan segala sesuatu. Bahkan apabila ia diberi sesuatu, maka ia akan mengambilnya untuk ia berikan kembali kepada orang lain, karena hatinya telah murni dari segala wujud dan bentuk. Orang yang bakhil justru adalah orang yang merasa memiliki harta. Namun, orang sufi menganggap bahwa segala sesuatu adalah milik orang lain, sehingga bagaimana mungkin ia akan menyembunyikannya? Bagaimana ia akan kikir dengan harta yang ia anggap milik orang lain? Ia tidak mempunyai musuh, sebagaimana ia juga tidak membutuhkan kawan. Ia tidak peduli lagi dengan pujian ataupun celaan, pemberian atau penolakan, bahaya atau manfaat yang datang dari selain Allah Swt. dia tidak perlu merasa bahagia dengan kehidupan dan dia juga tidak perlu merasa gelisah dengan kematian. Baginya kematian yang mengerikan adalah murka Tuhannya, dan kehidupan sejati baginya dalah keridhaan Allah Swt.. Kegelisahannya ada ketika berada dalam keramaian dan kesenangannya ada ketika berada dalam kesunyian, makanannya adalah berdzikir kepada Tuhannya.Minumannya adalah air cinta kepada-Nya. Oleh karena itulah, ia tidak akan pernah bakhil dengan dunia yang fana’, dan ia akan merasa cukup sehingga tidak membutuhkan apa pun. Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka, Amin. :

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at pagi, di permulaan bulan Syawal 545 H, di madrasah, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Alangkah banyaknya engkau menuntut ilmu tetapi tidak engkau amalkan. Bukalah buku ilmu kemudian sibukanlah dirimu dalam pengamalannya disertai dengan keikhlasan. Jika tidak demikian, maka engkau tidak akan pernah mencapai kebahagiaan. Engkau menuntut ilmu, tetapi engkau masih menentang Tuhan dengan berbagai perbuatanmu. Sungguh engkau telah menanggalkan pakaian malu dari wajahmu. Bahkan engkau telah menjadikan-Nya sebagai pemandangan yang paling rendah. Engkau mengambil dan menolak sesuatu dengan hawa nafsu, engkau juga bergerak dengannya. Sudah barang tentu itu akan membawamu kepada kebinasaan. Merasa malulah kepada Allah Swt. dalam setiap keadaanmu, laksanakanlah hukum-Nya, apabila engkau melaksanakan lahiriah hukum, maka amal akan mendekatkanmu kepada ilmu Allah Swt.. Ya Allah selamatkan kami dari jeratan orang-orang yang lalai.

 

Apabila engkau melakukan dosa, maka petaka akan menimpamu. Apabila engkau bertaubat, mohon ampun, dan memohon pertolongan kepada-Nya, maka petaka itu akan jatuh di sekitarmu. Petaka itu memang akan tetap datang, maka mohonlah kesabaran dan sikap ridha kepada-Nya dalam menghadapinya.

 

Sehingga engkau akan menyerahkan segala sesuatu hanya kepadaNya. Sehingga yang terkoyak hanya lahiriah saja, sedangkan batinnya tidak:yang terkoyak hanya harta bukan dalam agama.Walhasil petaka dan ujian menjadi satu kenikmatan, bukan siksaan.

 

Wahai orang yang munafik, engkau merasa puas mengikuti Allah Swt. dan Rasul-Nya hanya sebatas nama, tidak dengan maknanya. Hal itu adalah dusta lahir dan batin—bisa menjadikanmu terhina di dunia dan di akhirat. Orang yang maksiat dan berbohong, dengan sendirinya dia akan terhina. Wahai orang yang alim, jangan mencemarkan ilmu dengan ahli dunia. Jangan menggandengkan kemuliaan dengan kehinaan.Ilmu itu mulia, sedangkan dunia adalah hina, yaitu dunia yang ada dalam genggaman mereka. Manusia tidak akan dapat memberikan sesuatu yang bukan bagianmu, walau terkadang bagianmu ada pada tangan mereka. Apabila engkau bersabar, maka bagianmu itu akan menghampirimu dengan sendirinya, dan engkau dapat menjaga kemuliaanmu.

 

Celakalah engkau! Dzat yang memberi rezeki tidak menuntut diberi rezeki, Dzat Yang Maha memberi tidak minta diberi. Sibuklah dalam taat kepada Allah Swt. jangan meminta lagi kepada-Nya. Dia tidak memerlukan penjelasanmu tentang kemaslahatan yang layak bagimu.Dalam sebuah hadits gudsi Allah Swt.berfirman, “Barangsiapa yang sibuk berdzikir kepada-Ku, sehingga ia lupa untuk meminta kepada-Ku, maka pasti aku beri sesuatu yang lebih baik dari apa yang diberikan kepada orang yang meminta.” Dzikir yang dilakukan sebatas lisan, tanpa hati hanya sia-sia. Dzikir itu adalah mengingat dengan hati dan nurani, baru keluar ucap dari lisan.Inilah haikat dzikir kepada Allah Swt. Allah Swt. berfirman, “Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (Q.S. al-Bagarah:152)

 

Ingatlah kepada Allah, maka Dia akan mengingatmu. Berdzikirlah kepada Allah agar engkau dzikir itu meliputimu dan menjadikanmu selalu taat dan tidak melakukan maksiat. Pada saat itu, maka engkau akan menjadi salah seorang yang termasuk orangorang yang diingat-Nya. Maka sibukkanlah dirimu dengan-Nya sehingga engkau tidak akan menoleh lagi kepada makhluk. Apabila engkau telah sibuk mengingat-Nya, maka engkau tidak akan sempat mengajukan permintaan kepada-Nya, karena yang engkau tuju hanyalah Dia. Apabila Dia menjadi puncak tujuanmu, maka seluruh kunci-kunci kerajaan akan ada di tangan hatimu. Barang siapa yang mencintai Allah, maka ia tidak akan mencintai selain Dia. Cinta lainnya akan sirna dari dalam hatinya. Anggota badan akan menuangkan minum baginya, tetapi lahir dan batinnya ia tetap sibuk dengan-Nya, bahkan bentuk dan maknanya. Allah Swt. akan menyiapkannya dan mengeluarkannya dari keramaian. Apabila hal ini telah tercapai, maka Allah Swt. yang akan mencintainya.

 

Apakah engkau akan merenung dan memikirkannya? Bukankah engkau telah ada di dunia dan malaikat maut pasti menjemputmu? la akan mencabut kehidupanmu dan memisahkanmu dari keluarga dan apa saja yang selama ini engkau cintai. Berusahalah agar ketika nyawamu dicabut engkau berada bersama-Nya. Hantarkan hartamu ke akhirat sebelum engkau sampai di sana, dan nantikanlah saat kematianmu. Sesungguhnya engkau akan menemukan sesuatu yang lebih berharga di sisi Allah Swt. daripada apa yang engkau lihat sekarang. Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Serta peliharalah kami dari siksa api neraka. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

Pada hari Jum’at tanggal 9 Rajab 546 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Ucapan orang yang tamak tidak pernah terlepas dari keburukan dan tipuan. Ucapannya hanya cangkang tanpa isi, kosong tanpa makna. Ketamakan sama dengan saja dengan kekosongan. Perhatikan saja huruf-hurufnya terdiri dari yang kosong (berlubang) tamak dalam bahasaarab diambil darikatathama’a, ketiga huruftersebut semuanya mempunyai lubang atau kosong di tengahnya. Wahai hamba-hamba Allah, jujurlah maka engkau akan meraih kebahagiaan. Orang yang jujur dan benar adalah orang yang cita-citanya tergantung tinggi di langit, dan tidak tergoyahkan oleh perkataan orang lain. Allah Swt. maha berkuasa atas segala urusan-Nya. Apabila Dia menghendaki sesuatu untukmu, maka Dia akan menyiapkannya. Ini merupakan jawaban atas pertanyaan orang-orang yang buruk adabnya.Benarnya keadaanmu akan membuat engkau berbicara, dan kebohonganmu akan menjadikan engkau terbungkam. Sebagaimana yang engkau beli maka aku akan menjualnya kepadamu.

 

Wahai muridku,apabila engkau memiliki buah dan keberkahan dari ilmu, mengapa engkau menuju pintu para penguasa dengan langkah nafsu dan syahwatmu? Orang ‘alim itu tidak memiliki kedua kaki yang mengantarkannya berjalan menuju makhluk. Orang yang zuhud tidak memiliki tangan untuk mengambil sesuatu dari harta manusia. Orang yang mencintai Allah, tidak lagi memiliki mata untuk melihat sesuatu selain Allah Swt. orang yang kecintaannya telah benar, maka apabila ia berjumpa dengan manusia, tidak ada lagi waktu baginya untuk memandang mereka. la tidak dapat melihat kepada selain Dzat yang dicintainya. Dalam pandangannya, dunia tidak ada artinya, akhirat juga tidak dipedulikannya lagi, tidak ada yang berharga dalam pandangannya kecuali Tuhan yang dicintainya. Jadilah orang yang berakal sehat, engkau tidak memiliki dasar apa pun, mayoritas dari kalian hanya mengikuti igauan belaka. Mayoritas manusia hanya berbicara dengan lidahnya, bukan dengan hatinya.

 

Orang-orang munafik mengigau dengan lidah dan kepalanya. Adapun, igauan orang yang benaradalah dengan hati dan nuraninya. Hatinya berada di depan pintu Tuhannya, dan nuraninya berada di dalamnya. la tidak pernah berhenti merengek di depan pintunya, sehingga akhirnya dia pun memasukinya. Demi Allah, engkau telah berdusta dalam setiap keadaanmu, engkau tidak mengetahui jalan menuju pintu-Nya bagaimana engkau akan menunjukkannya sementara matamu buta? Bagaimana engkau bisa menuntun orang lan? Hawa nafsu, watak, mengikuti nafsu, cinta dunia dan kedudukan, telah menjadikanmu buta. Engkau melakukan maksiat dan terlena di dalamnya, bahkan engkau sampai kepada kekufuran. Barangsiapa yang benar-benar taat dan beribadah kepada Allah, niscaya ia akan dapat mendengarkan firman-Nya.

 

Disebutkan bahwa terdapat tujuh puluh orang yang dipilih dari kaum Nabi Musa yang dipilih untuk mendengarkan firman Allah Swt. Maka Allah Swt. berfirman kepada mereka, mereka semua pingsan kecuali Nabi Musa a.s. ketika Allah Swt. membangunkan mereka kembali, mereka berkata, “Kami tidak kuat mendengarkan firman-nya, oleh karena itu engkau harus menjadi perantara antara kami dengan-Nya.” Maka Allah Swt. berfirman kepada Nabi Musa a.s. kemudian Musa menyampaikan firman-Nya kepada mereka. Nabi Musa a.s. dapat mendengarkan firman Allah Swt. karena tingkat keimananya yang kuat, dan kesungguhan dalam taat dan beribadah kepada-Nya. Sedangkan mereka semua tidak kuat mendengarnya karena keimanan mereka yang lemah. Seandainya mereka mau menerima ajaran-Nya dalam kitab Taurat, menaati perintah dan larangan-Nya, bersopan-santun dan tidak berkata ceroboh, tentu mereka juga mampu mendengarkan firman Allah Swt. sebagaimana Nabi Musa a.s..

 

Aku diberikan kekuasaan terhadap orang-orang yang berdusta, munafik, dajjal dan terhadap orang-orang yang maksiat terhadap Allah Swt.. Yang terbesar adalah Iblis dan yang terkecil adalah orang yang fasig. Aku adalah orang yang memerangi orang yang sesat lagi menyesatkan. Menyeru untuk memperbaiki hati, dan memohon kekuatan dengan lafadz “La haula wa laa guwwata ia billahil “aliyyil “azhiim”. sifat nifak telah berkarat dalam hatimu, sehingga membutuhkan penyerahan, taubat dan memutuskan sikap riya. Apabila kebaikan yang ada padaku datang dari Allah Swt., maka kebaikan itu akan terus bertambah dan mendatangi manusia, bahkan masuk ke rumah mereka sehingga mereka dapat melihatnya dengan mata dan hati mereka.Namun,apabila datangnya dari nafsuku, watak, setan dan kebatilanku, niscaya kebaikan itu akan sirna. Karena Allah Swt. tidak akan membantu orang yang dusta dan orang munafik. Dia tidak akan memberikan kepada orang yang ingkar dan tidak akan menambah kenikmatan bagi orang yang tidak bersyukur.

 

Siapa pun yang berbicara terhadap dirinya dengan sikap kemunafikan tidak akan mendapatkan apa-apa Justru kemunafikannya yang akan membakar dan menghanguskan agamanya. Wahai para murid, kalian telah berkata tetapi malah melarikan diri dan tidak mau mengamalkannya. Di seluruh negeri aku dikenal sebagai “Si Bisu” karena aku berusaha untuk membisu dan mengasingkan diri, akan tetapi perbuatanku itu dianggap tidak benar.Takdir menetapkan agar aku bertemu kalian. Aku berada pada liang di dalam tanah,tetapi Dia mengeluarkanku dan mendudukanku di atas kursi. Oleh karena itu, jangan berdusta, mengapa engkau memiliki dua hati? Seharusnya hatimu adalah satu, yang apabila telah dipenuhi sesuatu tidak akan bisa diisi oleh yang lain, Allah Swt. berfirman, “Allah tidak menjadikan dua hati dalam dada seseorang.” (Q.S. al-Ahzab : 4)

 

Hati yang mencintai Khalig tidak akan dapat mencintai makhluk, hati yang di dalamnya dipenuhi dunia, maka ia tidak akan menerima adanya akhirat. Apabila hati diperuntukkan bagi Khalig, sedangkan wajahnya menghadap makhluk, maka ia dapat memandang mereka demi kemaslahatan mereka sebagai bentuk kasih sayang terhadap mereka. Boleh saja orang bodoh yang tidak mengenal Allah Swt. melakukan riya dan bersikap munafik, tetapi hal itu tidak akan dilakukan oleh orang yang ‘alim. Orang yang dungu boleh saja berbuat maksiat, kepada Allah, tetapi orang yang berakal tidak akan melakukannya. Boleh saja orang yang tamak terhadap dunia berbuat riya dan bersikap munafik, tetapi orang yang tidak panjang angan-angan tidak akan melakukannya. Seorang mukmin akan mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan melaksanakan kewajiban, ia akan mencintai-Nya dengan melakukan hal-hal yang sunat. Allah Swt. pada mulanya mempunyai hamba-hamba yang hanya melaksanakan kewajiban saja, kemudian pada langkah selanjutnya ia melakukan hal-hal yang sunat. Mereka mengatakan bahwa yang sunat itu merupakan kewajiban bagi kami karena kami telah diberikan kekuatan untuk melaksanakannya. Mereka tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang sunat. Para wali Allah mempunyai guru yang mendidik mereka. Allah Swt. menjadikan sebab-akibat belajar bagi mereka. Rasulullah Saw. bersabda, “Seandainya saja seorang mukmin berada di atas puncak gunung, tentu Allah akan tetap menetukan baginya seorang alim untuk menjadi gurunya.”

 

Jangan hanya sekadar meminjam ucapan orang-orang yang shalih, lalu engkau mengaku bahwa itu adalah perkataanmu. Sesungguhnya itu semua tidak dapat engkau sembunyikan. Pergunakanlah apa yang ada padamu jangan meminjam dari orang lain. Tanamlah kapas dengan tanganmu sendiri, sirami dan rawatlah baru engkau boleh memintalnya, menjahit dan memakainya. Jangan menyukai harta dan pakaian orang lain. Apabila engkau mengambil perkataan orang lain, lalu engkau mengatakannya sebagai ucapanmu, maka engkau akan dibenci oleh hati orang-orang yang shalih.Jika tidak pernah melakukan sesuatu, maka engkau tidak boleh mengatakannya. Segala hal bergantung kepada amal yang telah dilakukan.

 

Berjuanglah untuk mencapai derajat marifat kepada Allah Swt. marifat itu ghaib dan ada bersama-Nya, berdiri bersama dengan takdir, kekuasaan dan ilmu-Nya.la sepenuhnya fana dalam perbuatan dan ketentuan-Nya. Apa yang engkau ucapkan menggambar hatimu. Apabila hati masih kotor, maka ucapan terkadang benar dan terkadang salah. Engkau tidak akan dapat mengubah sesuatu dari asal pokoknya. Apabila kotoran dan kemusyrikan telah hilang, maka dengan sendirinya lisan akan menjadi benar. Apabila kemusyrikan masih bercokol, dapat dipastikan masih terdapat kedustaan.Sebagian orang berbicara dari hatinya, ada juga yang berbicara dari nuraninya, tetapi ada juga yang berbicara dari keinginan, nafsu, watak dan setannya. Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang mukmin dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang munafik.

 

Apabila terdapat rasa cinta kepada seseorang dan rasa benci kepada orang lain, maka janganlah engkau mencintai dan membenci karena nafsu, watak, dan keinginanmu. Tetapi, seharusnya engkau menghukumi keduanya dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. Apabila cintamu sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah, maka cintailah ia. Apabila tidak sesuai, maka engkau harus menarik cintamu itu. Demikian juga kebencian, apabila ia sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah maka engkau harus membencinya, apabila belum jelas maka perhatikanlah hati para shiddigin, tanyakan kepada mereka. Kembalikanlah masalah itu kepada hati mereka, sesungguhnya hati mereka berada dalam kebenaran. Apabila hati telah benar, maka ia akan menjadi sesuatu yang paling dekat kepada Allah Swt. apabila hati telah melakukan apa yang diperintah al-Qur’an dan Sunnah, maka ia akan mendekat, apabila telah mendekat maka akan mengetahui dan melihat apa kewajiban dan haknya, apa hak Allah Swt. dan apa hak bagi selain-Nya. Dia akan melihat mana kebenaran dan mana kebatilan. Apabila seorang mukmin mempunyai cahaya yang menjadi panduan penglihatannya, bagaimana tidak dengan orang yang shiddig dan mugarrib. Seorang mukmin sejati pasti memiliki cahaya yang menuntunnya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Takutlah terhadap firasat orang mukmin, sesungguhnya ia memandang dengan cahaya Allah Swt.”

 

Orang yang marrifat dan mugarrib juga diberikan cahaya, sehingga dengan cahaya itu dia melihat kedekatan dirinya dengan Tuhannya. Dia dapat melihat kedekatan Tuhannya dengan hatinya. Dia dapat melihat ruh para malaikat,ruh para Nabi, hati para shiddigin. Mereka juga dapat melihat keadaan dan kedudukan mereka. Semua itu terlihat melalui kejernihan dan kebersihan hati dan nuraninya. la selalu berada dalam kegembiraan bersama Tuhannya. la menjadi perantara yang mengambil dari-Nya dan membedakan manusia.Para waliadalah orang yang pandai lisan dan hatinya,ada juga yang pandai hatinya meski tumpul lisannya. Sedangkan orang munafik, mereka pandai lisan tetapi tumpul hati, ilmu mereka hanya sebatas lisan saja. Oleh karena itu Rasulullah Saw. bersabda, “Sesuatu yang paling aku takutkan dari umatku adalah munafik yang pandai berbicara.”

 

Jangan tertipu oleh sesuatu, sesungguhnya Allah Swt. Maha mengerjakan apa yang dikehendaki-Nya. Oleh karenanya sebagian dari orang shalih menceritakan bahwa saudaranya yang seiman berkunjung kepadanya seraya berkata,” Wahai saudaraku, kem arilah! Kita seharusnya menangisi ilmu Allah Swt. terhadap kita.” Betapa hebatnya ucapan tersebut, menggambarkan bahwa ia telah marifat kepada Allah Swt.dan ia memperhatikan sabda Rasulullah Saw. “Salah seorang di antara kalian melakukan amalan ahli surga, sehingga tidak ada jarak lagi antara dirinya dengan surga, kecuali hanya satu hasta atau satu depa, kemudian kecelakaan menimpanya sehingga ia menjadi ahli neraka. Dan salah seorang di antara kalian melakukan amalan ahli neraka sehingga tidak ada jarak lagi antara dia dengan neraka kecuali satu hasta atau satu depa, kemudian kebahagiaan menimpanya sehingga dia menjadi ahli surga.”

 

Ditanyakan kepada sebagian oang-orang shalih, “Apakah engkau dapat melihat Tuhanmu?” Dia menjawab, “Apabila aku tidak melihat-Nya, maka tempatku ini akan hancur.” Apabila ada yang bertanya, “Bagaimana engkau melihat-Nya?” Maka akan aku jawab, “Yakni apabila makhluktelah keluar dari hatiseorang hamba,sehingga tidak ada lagi yang tertinggal di dalamnya kecuali Allah Swt. maka ia akan melihat-Nya dan mendekati-Nya sebagaimana yang ia inginkan. la akan melihat-Nya secara batin, sebagaimana ia melihat sesuatu secara lahir. la akan melihatnya sebagaimana Nabi Muhammad Saw. menyaksikan dirinya pada malam Isra Mi’raj. Beliau melihat-Nya dan mendekati-Nya lalu berbicara dengan-Nya secara lahir. Beliau merasakan kedekatan-Nya, melihat kemurahan-Nya, keutamaanNya, kebaikan-Nya, kelembutan-Nya dan juga pemeliharaan-Nya. Orang yang telah terbukti ibadah dan marifatnya, ia akan berkata, “Perlihatkan kepadaku.” Atau “Jangan engkau perlihatkan kepadaku.” la tidak akan berkata, “Berikan kepadaku.” atau “Jangan berikan kepadaku.” Demikianlah karena ia telah lebur dan tenggelam. Sehingga sebagian dari mereka yang telah mencapai derajat ini akan berkata,”Aku tidak peduli lagi terhadap diriku.” Alangkah indah ucapan, “Aku adalah hamba Allah.” Apabila seorang hamba sudah berada bersama dengan Tuhannya, maka ia tidak akan memiliki pilihan dan kehendak lagi.

 

Diceritakan bahwa ada seseorang yang membeli budak. Budak tersebut adalah salah seorang yang memegang teguh agama dan tekun beribadah. Orang tersebut bertanya kepada si Budak, “Wahai budak apa yang hendak engkau makan?” la menjawab, “Makanan yang engkau berikan kepadaku.” Tuannya bertanya lagi, “Pakaian apa yang hendak engkau pakai,” Si Budak menjawab, “Pakaian yang engkau berikan kepadaku.” Tuannya bertanya lagi, “Rumah mana yang hendak engkau tinggali?” Si Budak menjawab, “Tempat yang engkau berikan kepadaku.” Tuannya bertanya lagi, “Pekerjaan apa yang engkau mau?” Si Budak menjawab, “Pekerjaan yang engkau perintahkan kepadaku.” Si tuanku menangis seraya berkata, “Betapa beruntungnya aku apabila aku bersama Tuhanku seperti engkau bersamaku.” Lalu, Si Budak berkata, “Wahai tuan, apakah seorang budak yang mengikuti tuannya mempunyai pilihan dan kehendak?” Saat itu juga si Tuan berkata,“Engkau aku merdekakan karena Allah Swt. aku ingin tinggal di sisimu untuk melayanimu dengan diri dan hartaku.”

 

Setiap orang yang telah marrifat kepada Allah Swt. tidak lagi mempunyai pilihan dan kehendak. Ia akan berkata,“Aku tidak peduli lagi dengan diriku.” Jangan meremehkan takdir dalam urusanNya dan juga selain-Nya. Sebagian hamba Allah Swt. telah zuhud terhadap makhluk, ia lebih suka berkhalwat, membaca al-Qur’an dan hadits. Sehingga tidak aneh apabila hati mereka dekat dengan-Nya walaupun lahiriah mereka bergaul dengan manusia. Dengan hati itulah mereka memandang dirinya dan orang lain.Hatinya telah benar sehingga tidak ada lagi sesuatu yang samar baginya. Mereka akan mengetahui apa yang terlintas dalam pikiranmu dan menceritakan apa yang terjadi di rumahmu.

 

Celakah engkau! Jadilah engkau orang yang berakal. Jangan meremehkan para wali dengan kebodohanmu. Setelah engkau membaca kitab lalu naik dan berbicara dengan manusia. Hal ini membutuhkan hukum yang lahir dan batin. Kemudian menjadi kaya dari segala sesuatu. Selanjutnya tenggelam dalam dua keadaan yang terpaksa: Pertama, di negerimu tidak ada oang lain yang dapat berbicara, sehingga dengan terpaksa engkau yang harus berbicara. Kedua, engkau diperintahkan oleh hatimu untuk berbicara. Maka engkau akan mencapai kedudukan ini untuk mengajak makhluk kembali kepada Khalig.

 

Celakalah engkau! Engkau mengaku termasuk orang sufi, justru engkau adalah orang yang mengotori citra sufi. Orang yang bersih lahir dan batinnya dengan mengikuti al-Qur’an dan Sunnah, setiap kali bertambah bersih maka ia akan keluar dari laut wujudnya sendiri, ia akan meninggalkan kehendak, pilihan dan keinginannya karena kebersihan hatinya. Dengan kebersihan hatinya, ia dapat bertemu Rasulullah Saw. dalam mimpinya. Beliau memerintahkan sesuatu dan melarang dari sesuatu. Secara total ia menjadi hati, dan bentuknya menyendiri, senyap tanpa suara, bersih tanpa noda, isi yang terkelupas dari cangkangnya. Secara makna ia hadir bersama Nabi Saw. beliau akan mendidik hatinya, bersamanya dan di hadapannya. Beliau akan menuntun tangannya. Mengeluarkan segala sesuatu dari hatinya, seolah mengangkat gunung yang kokoh sehingga memerlukan pertolongan berupa mujahadah dan bersabar dalam menghadapi segala rintangannya. Tidak mengejar sesuatu yang tidak akan pernah sampai ke tanganmu. Berbahagialah engkau apabila dapat mengamalkan nasihat ini diserta dengan penyerahan diri. Berbahagialah engkau apabila kelak di hari kiamat engkau termasuk orang-orang muslim, bukan termasuk orang-orang kafir. Berbahagialah engkau apabila kelak engkau duduk di tanah surga di depan pintunya, dan bukan orang yang mendapatkan kecelakaan. Tawadlu’lah dan jangan sombong. Ketawadlu’an akan mengangkat derajatmu sedangkan kesombongan akan merendahkan derajatmu. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa bersikap tawadlu’ karena Allah Swt. maka Allah akan mengangkat derajatnya.”

 

Apabila hati senantiasa berdzikir kepada Allah Swt. akan datang kepadanya marrifat, ilmu, tauhid, sikap tawakal, dan akan berpaling dari segala sesuatu secara total. Dzikir yang senantiasa dilakukan akan melahirkan kebaikan yang terus menerus, baik di dunia maupun di akhirat. Apabila hati telah benar, maka ia akan terus menerus dalam keadaan berdzikir. Meskipun matanya tertidur hatinya tetap mengingat Allah Swt. hal itu karena ia mewarisinya dari Nabi Saw. pada suatu alam, seorang shalihin mengalami susah tidur, padahal ia telah bersiap-siap untuk tidur. Ketika ditanya mengapa demikian, ia menjawab, “Hatiku melihat Tuhanku.” Ucapannya memang benar, karena mimpi yang benar adalah wahyu dari Allah Swt. sehingga kesejukan hatinya dalam tidurnya.

 

 

 

 

 

 

 

Majelis 60: Meninggalkan Sesuatu yang Tidak Bermanfaat

 

Pada hari Selasa sore, tanggal 13 Rajab 546 H, Syaikh Abdul Qadir Jailani menyampaikan ceramahnya:

 

Rasulullah Saw. bersabda, “Salah satu tanda baiknya Islam seseorang adalah ketika dia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.” Setiap orang yang keislamannya telah baik dan kokoh, maka dia akan menerima sesuatu yang bermanfaat saja, ia akan menghindari hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya. Menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesibukan yang keliru dan merupakan perbuatan orang-orang yang dungu. Orang yang terhalang dari keridhaan Tuhan adalah mereka yang tidak melaksanakan perintah-Nya dan malah sibuk dengan sesuatu yang tidak diperintahkan. Sehingga ia termasuk orang yang merugi, mati dan gagal total. Kesibukan dirimu dengan dunia membutuhkan niat yang benar, apabila tidak maka engkau terkena murka-Nya. Sibukkanlah dirimu dengan usaha membersihkan hati terlebih dahulu, karena itu merupakan kewajiban, kemudian engkau berlanjut kepada langkah marifat. Apabila engkau meninggalkan yang pokok, maka kesibukanmu dengan urusan yang bersifat cabang tidak akan diterima. Pembersihan anggota badan tidak berpengaruh apabila hati masih kotor dan bernajis. Sucikanlah badanmu dengan Sunnah dan sucikanlah hatimu dengan mengamalkan al-Qur’an. Jagalah hatimu sehingga anggota badanmu juga ikut terjaga.

 

Setiap wadah akan menumpahkan isinya dan isi hati akan tertuangke dalam anggota badanmu.Jadilahorangyang berakalsehat. Lakukanlah amal perbuatan orang-orang yang yakin akan kematian, mengharapkan perjumpaan dengan-Nya dan takut terhadap hisab Allah Swt. Hati yang benar akan dipenuhi oleh tauhid, sikap tawakal, yakin, taufik, ilmu dan keimanan disertai dengan kedekatan kepada Allah Swt. semua makhluk adalah hina, lemah dan fakir. Oleh karena itu, jangan bersikap sombong walaupun terhadap anak kecil. Akan tetapi,ketika bertemu dengan orang-orang kafir,munafik dan maksiat, ia menjadi seperti seekor singa yang menghadapi sepotong daging. Adapun sebaliknya, menunjukkan dan merendah kepada orangorang shalih, takwa, dan wara! Allah Swt. telah mensifati orang-orang yang beriman di dalam firman-Nya, “Sangat keras terhadap orangorang kafir dan mengasihi di antara mereka.” (Q.S. al-Fath: 29)

 

Celakalah engkau wahai ahli bid’ah, tidak ada yang dapat mengatakan,”Aku adalah Tuhan.” Kecuali Allah Swt., yaitu Tuhan kita. Dia Maha Berbicara tidak bisu.Oleh karena itu, Allah Swt.menegaskan dengan firman-Nya, “Allah telah bercakap-cakap dengan Musa secara langsung.” (Q.S. an-Nisa: 164). Dia mempunyai kalam yang dapat didengar dan dipahami. Dia berfirman kepada Musa, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah Swt. Tuhan semesta alam.” (Q.S. alOashash: 30). Dengan firman tersebut Allah Swt. menegaskan bahwa,”Aku adalah Allah, bukan malaikat,jin ataupun manusia.Tetapi Allah, Tuhan semesta alam. Maka dustalah Fir’aun yang mengatakan, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.Jadi, Akulah Allah, bukan Fir’aun atau makhluk yang lain.”

 

Ketika Musa berada dalam keadaan sempit dan susah seperti itu, maka nampaklah keimanan dan keyakinannya, yakni ketika Musa berada dalam kegelapan malam dan kegelapan mendung istrinya. Karena kesusahannya itu ia berkata kepada istrinya untuk mencari sebab, “Tunggulah (disini), sesungguhnya aku melihat api.” Sesungguhnya aku melihat cahaya, hatiku, nuraniku, maknaku dan isiku telah melihat cahaya. Telah datang kepadaku ketentuan terdahulu dan hidayahku. Telah datang kepadaku kaya terhadap makhluk, kewalian, dan khalifah. Telah datang kepadaku pokok dan telah hilang dariku cabang. Telah datang kerajaan dan hilang kerajaan. Telang hilang dariku rasa takut dari Fir’aun, rasa takut itu telah berpindah kepadanya.

 

Nabi Musa a.s. meninggalkan keluarganya dan menyerahkannya kepada Allah Swt. yang tentu saja Allah Swt. memeliharanya. Demikianlah keadaan seorang mukmin yang telah didekatkan oleh Allah Swt. dipanggil ke hadapan pintu-Nya, sehingga ia melihat dengan hatinya ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang, dan ia menemukan bahwa setiap arah menjadi bentuk kecuali arah yang menuju Allah Swt. maka ia akan berkata kepada nafsunya, kehendaknya, anggota badannya, kebiasaannya, keluarganya dan semuanya, “Tinggallah di sini, sesungguhnya aku melihat cahaya hati dari Tuhanku. Aku akan menuju-Nya, apabila aku telah mendapatkan sesuatu, maka aku akan kembali kepadamu.” Selanjutnya ia meninggalkan dunia, sebab-akibat dan juga nafsunya. Dia meninggalkan makhluk, semua yang baru dan semua ciptaan, untuk berjalan menuju sang Khalig. Tentu saja Allah Swt. akan melindungi keluarganya istri dan anaknya, semua asbab yang halal dan yang tesembunyi dari jauh bukan dari dekat, dari orang yang dibenci bukan orang yang dicintai, dari orang kebanyakan bukan dari orang yang khawash.

 

Hati yang benar akan menjadi bersih dan mendengar seruan Allah Swt. dari enam penjuru. la mendengar panggilan setiap Nabi, Rasul, para shiddigin dan para wali. Pada saat itulah ia benar-benar dekat dengan-Nya. Kehidupannya adalah dekat dengan-Nya, dan kematiannya adalah berjauhan dengan-Nya. Yang menjadi kesenangannya adalah munajat kepada Allah Swt. sehingga ia akan merasa puas. la tidak akan perduli lagi kalau pun dunia hilang dari dirinya, rasa lapar dan haus, badan yang telanjang, atau kehancuran dunia sekali pun.Ridha murid ada dalam ketaatannya, keridhaan yang ma’rifat ada dalam dzat yang dikehendakinya, yaitu dekat dengan Allah Swt. Wahai orang yang berpura-pura, engkau hanya mengakungaku, tidak cukup dengan puasa di siang hari dan bangun di malam hari, menjauhi makanan dan tidak memakai baju bagus. Selagi ada hafsu, keinginan, watak, kebodohan dan pandangan makhluk, maka itu semua tidaklah cukup untuk mendatangkan kesempurnaan. Bersikap jujur dan ikhlaslah, dengan sikap itu engkau dapat meraih cita-citamu meski setinggi langit. Berserah dirilah agar engkau selamat. Relalah agar engkau diridhai. Bersegeralah agar Allah Swt. menyempurnakan dirimu.

 

Ya Allah, tolonglah urusan kami di dunia dan di akhirat. Jangan Engkau serahkan kami kepada nafsu karni atau kepada seseorang dari makhluk-Mu. Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Swt. berkata kepada Jibril, Wahai Jibril, tidurkan si Fulan dan bangunkan si Fulan.“ Hadits ini mengandung dua pengertian: Bangunkan si Fulan yang mencintai (muhib) dan tidurkan si Fulan yang dicintai (mahbub). Orang ini menyatakan diri mencintai-Ku, maka Aku harus membuktikan pengakuannya, Aku letakkan ia pada kedudukannya sehingga daundaun wujudnya bersama selain Aku jatuh dari dirinya, bangunkan ia sehingga terbukti pengakuan cintanya. Sedangkan si Fulan, tidurkanlah, karena ia dicintai dan telah lama bersusah payah. Tidak ada sesuatu pun di sisi-Nya selain Aku. Cinta-Nya memang untuk-Ku, pengakuan dan kesetiannya kepadaku telah terbukti. Kini tinggal giliran-Ku untuk memenuhi janji-Ku.Dia telah menjadi tamu-Ku,dania tidak perlu repot-repot lagi.Tidurkanlah ia di pangkuan kelembutanKu. Dudukkanlah ia di hadapan hidangan kemurahan-Ku, hiburlah ia di dekat-Ku, dan ghaibkan ia dari segala sesuatu selain Aku.Cintanya telah bernar-benar. Apabila cinta telah benar, segala bentuk kepurapuraan akan hilang.

 

Adapun keterangan yang kedua adalah menidurkan si Fulan, kemudian bangunkanlah si Fulan karena Aku sangat suka mendengar Suaranya. Seroang muhib (yang mencintai) akan menjadi mahbub (orang yang dicintai), hal itu terjadi apabila hatinya telah bersih dari segala sesuatu selain Dia, apabila telah sempurna tauhidnya, tawakalnya, keimanannya, keyakinan dan marifatnya, maka saat itulah ia akan menjadi mahbub. Kesengsaraan akan hilang dan datanglah kebahagiaan.

 

Apabila ada seorang yang mencintai raja, dan ia terpisah jarak yang sangat jauh. Maka ia akan tetap keluar untuk menemui dan menghadap kepada Raja dan berangkat menuju negerinya. Dia akan sanggup menembus kegelapan malam dan melalui teriknya matahari.

 

ia rela menempuh perjalanan yang penuh dengan kepayahan dan kelelahan, ia rela menanggung kerinduan dan kesusahan. Tidak enak makan dan minum sehingga ia bisa bertemu dengan raja yang dicintainya. Apabila sang Raja mengetahui keadaannya, maka raja pun akan mengirim pembantunya untuk menjemput orang tersebut, setelah sampai ia akan disambut dan ditempatkan di kamar. Lalu ia akan dibersihkan dari kotoran dan diberi pakaian yang bagus.Mereka pun memberikan wewangian padanya, kemudian ia di bawa dan di hadapkan kepada Raja. Raja merasa senang dengan kehadirannya, ia mengajaknya berbicara, bertanya tentang keadaannya, bahkan dinikahkan dengan putrinya, diberi rumah dan menjadi orang yang dikasihinya. Maka setelah demikian, apakah pada diri orang tersebut masih akan tersisa ketakutan,kesusahan atau keinginan untuk pulang ke negerinya? Bagaimana mungkin ia akan meninggalkan sang Raja padahal ia telah mempunyai kedudukan mulia di sisi sang raja? Apabila hati telah sampai kepada Allah Swt. ia akan ditempatkan di sisi-Nya sehingga dia akan merasa aman. Ia dapat bermunajat kepada-Nya di dekat-Nya. Tidak akan ada keinginan lagi untuk kembali dan berpaling kepada selain Dia. Untuk mencapainya kita harus menjalankan semua kewajiban, bersabar atas hal yang haram dan syahwat dan mencari yang halal dan diperbolehkan tidak dengan syahwat, dan hawa nafsu. Disertai dengan sikap zuhud dan wara’ yang sempurna, yaitu meninggalkan segala sesuatu selain Allah Swt. mengekang hawa nafsu dan setan, membersihkan hati dari makhluk secara total. Ia tidak terpengaruh oleh pujian atau pun celaan, pemberian atau penolakan, dibenci atau pun disukai. Langkah pertama dari itu semua adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan pada akhirnya dia tidak terpengaruh lagi oleh apa pun. Barang siapa yang hatinya telah benar, maka ia akan sampai kepada Tuhannya, baginya sama saja, antara batu dan tanah, celaan atau pujian, sakit atau sehat, kaya atau miskin, datangnya dunia atau pun perginya dunia. Apabila keadaannya telah sempurna seperti itu, maka nafsu dan kehendaknya akan mati. Baginya, watak, setan dan dunia telah padam dan tunduk sehingga hatinya menyadari bahwa akhiratlah yang lebih agung. Setelah itu, ia juga akan meninggalkan dunia dan akhirat, ia hanya akan menghadap kepada Tuhannya. Di dalam hatinya terdapat jalan membentang di tengah, yang akan menyampaikan dia kepada Allah Swt. manusia yang lain tersingkir ke kiri dan kanan untuk memberikan jalan agar dia bisa melewatinya.

 

Orang yang demikian, tidak akan dihalang-halangi untuk sampai ke pintu Tuhannya. Pandangannya tidak bisa ditolak, gempurannya tidak bisa dibendung,terbangnya tidak bisa dihentikan, dan ketajaman pedang tauhidnya tidak bisa ditumpulkan. Langkahlangkah keikhlasannya tidak bisa ditahan dan keadaan dirinya tidak lagi dalam kesulitan. Di hadapannya tidak ada lagi pintu dan kuncikunci, setiap arah seolah terbuka untuk dirinya, tidak ada sesuatu yang berdiri di hadapan Tuhannya kecuali ia sendiri.Maka Allah Swt. akan memberikan kelembutan-Nya, menidurkannya pada pangkuan kemurahan-Nya, dan menyiraminya dengan siraman air kedamaian.

 

Pada saat itulah dia akan menyaksikan sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, berlum pernah terdengar oleh telinga bahkan belum pernah terlintas dalam benak dan hati manusia.

 

Kemudian, kembalinya orang tersebut kepada manusia akan menjadi | perantara hidayah mereka, mengusai dan melindungi mereka. Demikianlah keadaan orang yang telah sampai kepada Tuhannya, melihat-Nya dan melihat selain Dia. Pada saat kebanyakan orang sedang sibuk dengan makhluk, maka dia hadir untuk menunjukkan pintu Tuhan. Dia menjadi orang besar dalam kerajaan, semua orang berada di bawah telapak kakinya dan bernaung di bawah naungannya.

 

Jangan mengakui sesuatu yang tidak engkau miliki. Itu menunjukkan bahwa engkau dikuasai oleh nafsu. Dunia dan makhluk masih bercokol di dalam hatimu. Keduanya masih menjadi sesuatu yang lebih besar dari Allah Swt… Engkau telah keluar dari garis batas para wali, apabila engkau ingin mencapai seperti apa yang aku jelaskan, maka sibukkanlah dirimu dalam usaha menyucikan hatimu, bersihkan ia dari segala sesuatu. Yaitu dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan, disertai dengan kesabaran menjalani takdir dan mengeluarkan dunia dari dalam hati. Setelah itu, barulah engkau datang kepadaku sehingga aku dapat berbicara kepadamu dan menceritakan semuanya. Apabila engkau melakukan hal itu maka engkau akan dapat mencapai apa yang engkau kehendaki. Tetapi apabila itu semua belum terpenuhi, maka pembicaraanku pun hanya sia-sia.

 

Celakalah engkau! Engkau lebih disibukkan oleh sesuap nasi. Satu bijinya telah menjadikan waktumu sia-sia dan engkau terlalu disibukkan oleh benda. Kiamatmu telah terjadi, engkau telah menentang Allah Swt. dan melampiaskan kemarahanmu dengan memukul istri dan nak-anakmu. Bahkan engkau mencela agamamu dan nabimu sendiri. Seandainya engkau mempunyai akal yang sehat, memiliki kesadaran, dan muragabah (selalu merasa diawasi oleh Allah), tentu engkau akan diam membisu di hadapan Allah Swt. niscaya engkau akan menyaksikan seluruh perbuatan-Nya sebagai kenikmatan bagimu. Apabila engkau berdiri, tidak menentang, bersyukur dan tidak kufur, rela dan tidak marah, diam dan tidak mengeluh, maka akan dikatakan kepadamu, “Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya.” (Q.S. az-Zumar: 36)

 

Wahai orang yang tergesa-gesa, bersabarlah sesungguhnya engkau telah memakan yang baik dan memperoleh ketenangan. Engkau memang tidak mengenal Allah Swt. apabila engkau mengenal-Nya tentu engkau tidak akan mengadu kepada selain Dia. Tentu engkau akan ada di hadapan-Nya, tidak meminta dan merengek dengan doamu, engkau akan sabar dan rela bersama-Nya. Jadilah orang yang berakal sehat, engkau tidak perlu pembersihan. Setiap perbuatan dan kemaslahatan menjadi ujian untuk menguji sejauh apa engkau beramal. Dia akan menguji apakah engkau yakin terhadap janji-Nya. Sadarkah engkau bahwa Dia selalu mengawasimu dengan mengetahui semua perbuatanmu? Tahukah engkau, bahwa seorang abdi akan meminta upah dari rajanya? Padahal itu akan menjadikan hina. Bahkan ia akan diusir dari kerajaan seraya dikatakan kepadanya, “Orang ini menuntut upah.”

 

Keimanan seorang mukmin tidak akan sempurna selama di dalam hatinya masih adasifattamak.Seharusnya tidak ada ketamakan, permintaan bahkan tidak ada yang dikhawatirkan atau diharapkan. Semuanya membutuhkan pemikiran yang terus-menerus, mencakup pokokdancabang-cabangnya,sambilmemikirkantentang bagaimana para Nabi, para Rasul dan orang-orang shalih menempuh perjalanan ini. Sehingga mereka mendapatkan keselamatan dan pertolongan dari Allah Swt. Dengan pemikiran yang jernih maka akan terbentuk ketawakalan. Dunia akan ghaib dari hatinya, dia akan melupakan jin, manusia, malaikat dan seluruh makhluk-Nya, yang ada hanya Dzikir kepada al-Hag Azza wa Jalla. Hatinya ditemani oleh-Nya, dan seolaholah Allah tidak menciptakan apa-apa selain dirinya. Seolah-olah dia saja yang diperintah, tidak ada yang lain. la yang melarang, bukan yang lain. la merasa bahwa semua tugas hanya ditujukan kepada hati dan nuraninya saja. Dan dia memandang semua itu hanya dari Alah Swt. semata. Setelah itu, ia akan membawanya sebagai bukti atas penghambaan dirinya kepada Allah Swt. la menjadi orang yang membawa makhluk, padahal sebenarnya Khalig-lah yang membawakannya, ia menjadi dokter bagi mereka, dan Allah Swt. yang menjadi dokter bagi dirinya sendiri.

 

Dia berjalan dari pintu makhluk menuju pintu Allah Swt.karena ia menjadi perantara antara makhluk dan Tuhannya. Dia menjadi matahari yang memberikan penerang di jalan mereka, ia menjadi makanan dan minuman mereka. Sehingga setiap kenikmatan ia pergunakan untuk kemaslahatan manusia, ia lupa pada dirinya sendiri demi mengingatkan manusia kepada Tuhannya. Seolah tidak ada lagi nafsu pada dirinya, tidak ada watak dan keinginan, dia lupa pada makanannya, minuman dan juga pakaiannya. Dia lupa akan dirinya, yang ia pikirkan hanya manusia agar mengingat Allah Swt. Dengan hatinya ia keluar dari nafsu dan makhluk, yang ada hanya dirinya beserta Tuhannya. Setiap permintaannya demi kemanfaatan bagi manusia. la telah menyerahkan dirinya kepada tangan takdir Tuhan. Inilah sifat orang yang ingin membawa manusia kepada pintu Allah Swt..

 

Engkau berada dalam kegilaan, tidak mengenal Allah Swt. para Rasul-Nya, para wali dan orang-orang istimewa di antara hamba-hamba-Nya. Engkau mengaku bersikap zuhud, sedangkan engkau masih mencintai sesuatu. Sikap zuhudmu adalah dusta karena cintamu masih tertuju kepada dunia dan makhluk, tidak ada cinta bagi Tuhanmu. Duduklah di hadapanku, utamakan prasangka baik dan sopan santun sehingga aku dapat menunjukkan jalan menuju Tuhanmu. Tanggailkan baju kesombongan, pakailah pakaian ketawadluan. Rendahkanlah hatimu agar engkau diangkat dan dimuliakan. Apa yang ada pada dirimu hanya bentuk kegilaan, sehingga Allah Swt. tidak mau memandangnya. Hal ini tidak cukup dengan amal jasmaniah saja, melainkan harus diawali dengan amalan hati dan nurani yang diikuti oleh amal jasmaniah. Rasulullah gaw. bersabda, “Zuhud itu di sini, takwa itu di sini dan ikhlas itu di sini.” Beliau mengatakan hal itu sambil menujukkan pada dada (hati)-nya.

 

Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan, maka jadilah tanah yang diinjak oleh para guru. Sifat apa saja yang harus ada pada guru tersebut? Mereka adalah yang meninggalkan dunia dan makhluk. Dia telah berpamitan di bawah arasy menuju kepada Dzat yang ada di atas arasy. Mereka meninggalkan segala sesuatu dan tidak akan kembali lagi kepada mereka. Wujud mereka bersama Tuhannya dalam semua keadaan.

 

Semua orang yang mencari cinta Allah Swt., tetapi ia masih tetap bersama nafsunya, maka itu hanya kegilaan semata. Mayoritas orang yang zuhud hanya pura-pura dalam sikap zuhudnya itu. Mereka menjadi hamba makhluk dan menyekutukan Allah dengan mereka. Jangan bergantung kepada sebab-akibat dan bersekutu dengannya, sehinggaakan melahirkan kemurkaan Allah Swt.yang menjadi sumber dari “sebab-akibat” Dialah Dzat yang memberlakukan semuanya. Orang yang mengikuti al-Qur’an dan as-Sunnah meyakini bahwa bukan ketajaman pedang yang dapat memotong, tetapi Allah Swt. yang menjadikannya bisa memotong. Api itu tidak dapat membakar dengan sendirinya melainkan Allah Swt. yang menjadikannya dapat membakar. Demikian juga makan dan minum, ia tidak bisa mengenyangkan dan menyegarkan dengan sendirinya, melainkan Allah Swt. yang menjadikannya demikian. Demikianlah adanya segala “sebab-akibat” Allah Swt. yang memberlakukan ketetapannya, semuanya hanya sebagai alat di hadapan-Nya, Allah Swt. melakukan dan memberlakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.

 

Hakikatnya Dia adalah Dzat yang memberlakukan itu semua, maka mengapa tidak mengembalikan segala urusan kepada-Nya,dan menitipkan segala kebutuhanmu padanya, mengapa engkau tidak menancapkan tauhid atas-Nya dalam setiap keadaan kalian? Semua telah jelas, tidak ada lagi yang tersembunyi bagi orang yang berakal sehat. Sebuah bait syair mengatakan, “Seorang hamba itu dipukul dengan tongkat, sedangkan orang yang merdeka cukup dengan isyarat saja.”

 

Taatilah Dia, karena sesungguhnya Dia memuliakan orang yang menaati-Nya. Jangan pernah berbuat maksiat kepada-Nya, sesungguhnya Dia akan menghinakan orang yang maksiat kepadaNya. Pertolongan dan kekalahan ada dalam genggaman tangan kekuasaan-Nya. Dia memuliakan dengan pertolongan terhadap orang yang dikehendaki-Nya, dan menghinakan dengan kekalahan terhadap orang yang dikehendaki-Nya. Dia memuliakan dengan ilmu terhadap orang yang dikehendaki-Nya dan menghinakan dengan kebodohan terhadap orang yang dikehendaki-Nya. Allah memuliakan dengan mendekatkan orang yang dikehendaki-Nya dan menghinakan dengan menjauhkan orang yang dikehendaki-Nya.