Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah-limpahkan kepada paling mulianya para utusan, penghulu kita Nabi besar Muhammad, keluarga dan segenap sahabat beliau.

 

Selain dari pada itu, buku ini merupakan kumpulan sejumlah mutiara sabda Nabi yang bertalian dengan anjuran melaksanakan perbuatan dan tindakan kebajikan. Di mana keberadaan sanad haditsnya ada yang shahih, dhaif dan bahkan ada yang kurang dari derajat tersebut, tetapi keadaannya masih saling menguatkan antara satu dengan lainnya, lantaran memiliki kesamaan dari segi tujuannya.

 

Tak perlu diragukan lagi, bahwasanya kondisi umat Islam dewasa ini amat membutuhkan suatu perbuatan yang Mampu mempererat hubungan antar sesama. Perbuatan yang terpuji, semisal menolong orang yang tengah mengalami kegalauan, memenuhi kebutuhannya, menambal luka perasaan orang lain serta memberi pertolongan dengan cara yang baik. Perbuatan yang sedemikian itu tentu dapat menambah rasa cinta kasih antar sesama umat Islam, dan sekaligus menjadi pintu terdekat menuju surga Allah Ta’ala, sebagaimana penegasan Baginda Rasulullah dalam sabda beliau:

 

“Tidaklah kamu masuk surga hingga kamu beriman, dan iman kamupun dianggap tak sempurna hingga kamu saling mencintai. Apakah perlu aku tunjukkan padamu tentang sesuatu yang jika kamu lakukan, niscaya kamu akan saling mencintai? ‘Sebarkan salam di antara kalian semua’. (HR. Muslim).

 

Kini Anda berpandangan, bahwasanya iman telah menjadi penyebab utama masuknya seseorang ke dalam surga, sementara tautan cinta kasih antara sesama merupakan penyebab kesempurnaan iman, sedangkan tindakan kebajikan merupakan penyebab teragung dan pintu terdekat menuju kokohnya hubungan cinta kasih antar sesama umat Islam serta mampu mendekatkan hubungan antara orang yang beriman kepada Allah.

 

Berkenaan dengan hal di atas, kami telah berusaha mengumpulkan beberapa mutiara hadits Nabi, dan kamipun membubuhkan beberapa penjelasan penting, sekira diperlukan sebagai bentuk pemberitahuan terhadap segenap umat Islam. Memberi semangat dalam hal melaksanakan perbuatan baik, cara mempergunakan kesempatan agar senantiasa termotivasi dalam hal mendatangkan kebajikan dengan beragam bentuk dan jalan. Hal ini perlu dikemukakan, mengingat banyaknya orang yang beranggapan bahwasanya tindakan kebajikan dan kebaikan itu hanya dapat ditempuh melalui harta benda. Apabila anggapan ini dibiarkan begitu saja (tanpa ada upaya pelurusan terhadap anggapan tersebut), maka umat Islam akan banyak kehilangan momen dalam hal tindakan baik. Oleh karenanya, di sini kami perlu tegaskan kembali bahwa pintu-pintu kebajikan itu cukup banyak, dan jalan menuju kebaikan itupun masih terbuka lebar. Kewajiban kita saat ini jalah menyambutnya dengan penuh suka cita, tulus serta membenarkannya. Sebab sumber diterimanya amal itu amat bertumpu pada pembenaran terhadap apa yang datang dari Allah. Dengannya, sesuatu yang awalnya kecil akan menjadi besar, yang sedikit akan tumbuh berkembang menjadi banyak dan yang datang belakangan akan tampil sebagai pemenang (begitulah karunia dari Allah dan cukup bagi Allah akan pengetahuan-Nya).

 

Dalam buku ini sengaja saya tidak berbicara tentang hukum sanad hadits apalagi bermaksud mengungkap derajatnya. Tidak dibahasnya semua itu bukan lantaran adanya faktor kelalaian atau adanya unsur kealpaan, karena bagaimanapun juga kondisi derajat hadits yang tersajikan nantinya masih dalam sebuah rumpun kesatuan, artinya; yang mempunyai sanad kuat masih ada kemungkinan derajatnya dhaif, dan yang dhaifpun masih patut dipertimbangkan. Maka dengan niatan tak ingin menganggu hati para pembaca – yang mayoritas dari mereka adalah kalangan masyarakat awam – dengan hanya banyak mencurahkan fikirannya terhadap kondisi sanad hadits. Karena itulah, di sini kamipun tak memiliki kepentingan membahasnya terlampau jauh, di mana permasalahan yang kini kami sajikan adalah semata-mata perihal yang berkenaan dengan tindakan perbuatan kebajikan. Hanya Allah-lah Sang Pemberi petunjuk terhadap jalan kebenaran.

 

Makkah al-Mukarramah, 15 Rajab 1401 H

 

Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki al-Hasani

 

1.Perbuatan Baik itu Kemanfaatannya Kembali Kepada Pelakunya

 

Dari Ibnu Mas’ud yaitu Uqbah bin ‘Amr al-Anshari al-Badri  ia berkata: Rasulullah bersabda,: “Barang siapa menunjukkan terhadap suatu kebaikan, maka baginya adalah pahala sepadan dengan pahala pelaku kebaikan itu sendiri”. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

 

  1. Mengarahkan Kepada Kebaikan Sama halnya Melakukan Kebaikan

 

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda,: “Barang siapa mengajak kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya adalah suatu pahala sepadan dengan pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa mengajak pada kesesatan, maka baginya adalah dosanya sendiri dan dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun”. (HR. Ahmad dan Muslim).

 

3 Kebaikan Mampu Menghalau Keburukan

 

Dari Anas ia berkata, Rasulullah bersabda,: “Perbuatan baik itu dapat menghalau datangnya berbagai keburukan, penyakit dan keterpurukan. Ahli kebaikan di dunia itu nantinya akan menjadi ahli kebaikan di akhirat kelak”. (HR. Al-Hakim).

 

  1. Kebaikan Dapat Menyingkirkan Bencana

 

Dari ummu Salamah berkata: Rasulullah bersabda,: “Perbuatan baik dapat menyingkirkan datangnya berbagai keburukan, sedekah secara rahasia dapat meredam murka Allah, menyambung hubungan kekerabatan itu menambah keberkahan umur, dan setiap kebajikan adalah sedekah. Ahli kebaikan di dunia nantinya akan menjadi ahli kebaikan di akhirat, sedangkan ahli keburukan di dunia nantinya juga menjadi ahli keburukan di akhirat. Kali pertama orang yang masuk surga ialah golongan ahli kebaikan”. (HR. At-Thabarani dalam kitab Al-Mu’jam alkabiir dengan isnad hasan).

 

  1. Kebajikan Merupakan Kegemaran Orang-orang Baik.

 

Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda; “Allah berfirman [dalam sebuah hadits Qudsi]:

 

HALAMAN 12

 

6.

 

Dari Sahal bin Sa’ad as-Sa’’idi secara marfu’ – bahwasanya Baginda Nabi bersabda,: “Sesungguhnya kebaikan ini memiliki beberapa gudang, dan gudang-gudang tersebut memiliki kunci yang beragam pula. Maka beruntunglah bagi seorang hamba, yang Allah jadikan sebagai kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan, dan sungguh celaka seseorang hamba yang Allah jadikan sebagai penutup kebaikan dan kunci pembuka keburukan”. (HR. Ibnu Majah dalam kitab ‘Sunan’ dan sanadnya dipilih untuk fadlail al-a’mal).

 

  1. Ahli Kebaikan Diberi Kemudahan Bertindak baik

 

Dari Ubay bin Ka’ab ia berkata: Aku berpapasan dengan Rasulullah. Ketika itu aku sedang bersama seseorang. Beliau lantas bertanya,: “Wahai Ubay, siapakah orang ini?” Aku menjawab; “Ia adalah orang yang berhutang padaku, dan aku selalu mengawasinya”. Beliau menimpali, “Berbuat baiklah padanya, wahai Ubay!” Kemudian Rasulullah pergi karena suatu kepentingan beliau sendiri. Selang beberapa saat kemudian, beliau menemuiku lagi, sedangkan saat itu aku tak lagi bersama orang tadi, lalu Baginda bertanya; “Apa yang dilakukan oleh saudaramu yang berhutang itu?” Aku menjawab; “Tidak ada yang ia lakukan wahai Rasulallah, hanya saja aku bebaskan sepertiga dari hutangnya kepadaku karena Allah, sepertiga kedua aku bebaskan karena utusan Allah, dan sepertiga yang tersisa aku bebaskan sebab ia telah membantuku mengesakan Allah’. Baginda Nabi kemudian bersabda; “Semoga Allah merahmatimu wahai Ubay (beliau katakan hal itu sebanyak tiga kali), seperti itulah kami diperintah”. Lalu Beliau bersabda; “Sesungguhnya Allah ciptakan beberapa tokoh pelaku kebaikan. Allah memberi mereka cinta kebaikan, memberinya rasa senang dalam melakukan kebaikan. Dan mempermudah orang lain mencari kebaikan pada mereka serta memberinya kemudahan mereka berbagi kebaikan. Mereka itu tak ubahnya seperti air hujan yang Allah turunkan di bumi tandus, air hujan itu akan menyuburkan tanah yang tandus tersebut dan memberinya penghidupan bagi warga sekitar. Dan Allah juga menciptakan musuh bagi kebaikan dari makhluk-Nya; musuh itu akan menebarkan ketidaksukaannya terhadap kebaikan, memusuhi orang orang yang mengerjakan kebaikan, melarang mereka melakukan kebaikan serta melarang siapapun berbagi kebaikan, mereka itu sama halnya seperti hujan yang Allah tahan dari tanah yang’ kering’ kerontang, Allah mencelakakannya lantaran tertahannya air terhadap bumi tandus itu juga pada warga yang ada di sekitarnya”. (HR. AlMundziri dalam kitab Istina’ al ma’ruf).

 

  1. Pahala Kebajikan Sepadan dengan Sedekah

 

Dari Hudzaifah ia berkata, Rasulullah  bersabda,: “Semua kebaikan itu adalah sedekah”. (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).

 

  1. Kebaikan Mendatangkan Cinta Allah

 

Dari Ibnu Abbas  ia berkata, Rasulullah bersabda,: “Semua kebaikan itu adalah sedekah, orang yang menunjukkan kepada kebaikan itu memperoleh pahala sama seperti pelaksana kebaikan, dan Allah mencintai pertolongan pada orang yang tengah kebingungan”. (HR. Al-Baihagi dengan berbagai dalil pendukung lainnya).

 

  1. Menafkahi Keluarga Bagian dari Raga Kebaikan

 

Dari Jabir – ia berkata, Rasulullah bersabda,: “Setiap kebaikan itu adalah sedekah. Seorang muslim tidaklah membelanjakan uangnya untuk diri dan keluarganya, melainkan pasti akan dicatat sebagai sedekah baginya. Tidaklah seorang muslim menjaga kehormatan dirinya, melainkan pasti dicatat sebagai sedekah baginya. Semua nafkah yang dibelanjakan seorang muslim (dengan cara yang ) baik), maka Allah bakal menggantikannya. Allah menjamin hal itu, kecuali yang dibelanjakan untuk membangun rumahnya sendiri atau diperuntukkan kemaksiatan”. (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak)

 

  1. Berbuat Adil adalah Sedekah

 

Dari Abu Hurairah – ia berkata, Rasulullah bersabda: “Setiap persendian tubuh manusia itu harusnya ada sedekahnya di setiap pagi hari seiring dengan terbitnya matahari. Keputusanmu yang adil antara dua orang (yang bermasalah) adalah sedekah, kamu memberi pertolongan terhadap orang yang tengah menaiki kendaraan dan mengangkat barang-barang miliknya ke atas kendaraan yang dinaikinya itu tergolong sedekah, ucapan baik itu adalah sedekah, setiap langkah kaki menuju shalat merupakan sedekah, dan menyingkirkan sesuatu yang membahayakan dari tengah jalan itu juga sedekah”. (Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Perbuatan Baik Hendaknya Diukur Dengan Kondisi dan Keleluasaan Anugerah yang Dimiliki

 

Dari Abu Musa dari Baginda Nabi : “Sudah seharusnya setiap muslim itu bersedekah”. Abu Musa berkata: “Bagaimana jika seseorang tak memiliki barang yang dijadikan untuk sedekah?” Nabi menjawab: “Hendaknya ia bekerja, sehingga mendapat manfaat (hasil) bagi dirinya dan dapat bersedekah dengan hasilnya”. Abu Musa berkata; “Bagaimana jika tak kuasa melakukannya?” Nabi menjawab: “Hendaknya ia menyuruh kebajikan atau kebaikan”. Abu Musa berkata: “Bagaimana jika tak melakukan hal itu?” Nabi Bersabda: “Menahan diri dari keburukan itu juga merupakan sedekah”. (Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Berbuat Baik erupakan Keharusan Bagi Setiap Muslim

 

Dari Abu Dzar  ia berkata, Rasulullah bersabda; “Tidaklah pada diri anak cucu Adam di setiap harinya melainkan hendaknya ia bersedekah.” Lalu Baginda Rasul ditanya; “Wahai Rasulullah, dari mana kami memperoleh uang untuk bersedekah?” Nabi menjawab: “Sesungguhnya Pintu-pintu. kebaikan itu banyak ragamnya; bacaan Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illa Allah, menyeru kebaikan, melarang kemungkaran, menyingkirkan rintangan dari tengah jalan, berusaha memperdengarkan orang tuli, menuntun orang buta, menunjukkan orang terhadap kebutuhannya, perjalananmu dengan sekuat tenaga bersama orang yang tengah bingung mencari perlindungan, usaha tanganmu menolong orang yang lemah, maka semua inj merupakan sedekah darimu yang bermanfaat pada dirimu”, (Al-Mundziri berkata: HR. Abu Hatim dan at-Tirmidzj dengan makna hadits).

 

  1. Melindungi orang lain dari keburukan dirinya adalah bagian dari kebajikan

 

Dari Jundub bin Junadah ia berkata, “Saya bertanya pada Nabi; Wahai Rasulullah, perbuatan apa yang paling utama? Nabi bersabda; “Iman kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya”. Saya bertanya; Pemerdekaan budak bagaimana yang paling utama? Nabi bersabda; “Budak yang paling berharga bagi pemiliknya dan yang paling mahal.” Saya bertanya; “Bagaimana jika saya tak melakukan hal itu?” Nabi menjawab; “Kamu bantu orang yang membuat sesuatu atau kamu sendiri membuatnya untuk membantu orang yang pandir”, saya bertanya; “Bagaimana jika sebagian itu aku tak mampu lakukannya?” Nabi menjawab; “Cegah perbuatan burukmu atas orang lain, karena itulah sedekahmu untuk dirimu”. (Muttafaq ‘alaihi).

 

  1. Kebaikan Kecil Memuluskan Pelakunya Menuju Surga

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Seseorang melintas di tengah jalan, kemudian ia mendapati sebuah ranting kayu melintang di atasnya, lalu ia berkata; “Aku akan singkirkan ranting dahan ini agar tidak menganggu jalannya kaum muslimin”, maka ia akan dimasukkan surga karenanya”. (Muttafaqun ‘alaih).

 

  1. Asuk Surga Lantaran mengutamaka pelayanan

 

Dari Abu Hurairah  berkata, Rasulullah bersabda: “Sungguh aku telah melihat seseorang bebas mondar-mandir di surga, lantaran ia memotong kayu yang melintang di tengah jalan dan membahayakan orang lain”. (HR. Muslim).

 

  1. Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar Bagian dari Kebajikan dan Sedekah

 

Abu Dzar berkata, Rasulullah bersabda: “Senyummu di hadapan saudaramu itu merupakan sedekah.

 

Perintahmu terhadap kebaikan, laranganmu dari kemungkaran adalah sedekah. Petunjukmu bagi seseorang yang sedang tersesat jalan adalah sedekah bagimu. Pertolonganmu pada seseorang yang terkena lemah pandangannya adalah sedekah bagimu. Engkau menyingkirkan bebatuan, duri dan tulang dari tengah jalan adalah sedekah bagimu. Dan engkau mengosongkan wadah minummu (kau berikan) kepada wadah minum saudaramu (seiman) adalah sedekah bagimu”. (HR. Al-Bukhari dalam kitab Al-Adab al-Mufrad, Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi, ia berkata; Hadits ini Hasan Gharib).

 

  1. Kunci Pengaman Agar Selamat dari Adzab Allah

 

Dari Abdullah bin Umar  bahwasanya Rasulullah  bersabda: “Sungguh Allah memiliki makhluk yang dicipta. guna memenuhi kebutuhan orang lain. Mereka berdatangan kepada hamba Allah tersebut guna memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah golongan orang-orang yang selamat dari siksa Allah Ta’ala”. (HR. At-Thabarani, Abu Nuaim, dan al-Qudha’i. Hadits ini adalah hasan).

 

  1. Menolong Berpotensi Memperoleh Pahala Haji dan Umrah

 

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim, niscaya baginya pahala seperti orang yang berhaji dan umrah”. (HR. Al-Khatib. Hadits ini dapat diamalkan untuk fadhail al-a’mal).

 

  1. Menolong Sesama Layaknya Melayani Allah

 

Dari Anas berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda: “Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya yang muslim, maka baginya adalah pahala seperti orang yang melayani Allah dalam hidupnya”. (HR. Al-Bukhari dalam kitab at-Tarikh, at-Thabarani, dan Abu Nu’‘aim dalam kitab Hilyah al-Auliya. Hadits di atas dapat diterima dalam masalah fadhailul a’mal).

 

  1. Selamat Saat Melintas “as-Shirath Karen Menolong Orang yang Teraniaya

 

Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi  bersabda,: “Barang siapa berjalan bersama orang yang teraniaya sampai ia bisa memperolehkan haknya sendiri, niscaya Allah mengokohkan kedua kakinya di atas Shirath (jembatan yang membentang di atas neraka) pada hari banyak kaki yang tergelincir”. (Al-Mundziri berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Ruzain al-Abadi. Hadits di atas dapat diamalkan dalam fadhail al a’mal).

 

  1. Menolong adalah Perbuatan yang Dicintai Allah

 

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda; “Sesungguhnya Allah itu mencintai pertolongan terhadap orang yang sedang risau”. (HR. Al-Bazzar dan Abu Ya’la. Hadits di atas bisa diamalkan dalam hal fadhail al a’mal).

 

  1. Para Penolong Bakal Bercengkrama dengan Allah di Saat Manusia Sibuk dengan Pemeriksaan Amal

 

Dari Kutsair bin Abdullah bin Umar bin Auf al-Muzani dari ayahnya dari kakeknya  berkata, Rasulullah bersabda,: “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang Allah ciptakan guna memenuhi kebutuhan orang lain. Allah bersumpah pada diri-Nya untuk tidak menyiksa mereka di neraka. Apabila datang hari kiamat nanti, mereka akan dipersilahkan menempati mimbar-mimbar yang bercahaya, mereka bakal bercengkerama dengan Allah, sementara orang lain dalam pemeriksaan amal”. (HR. Ibnu Hibban dan at-Thabarani).

 

  1. Masuk Surga Lantaran Suka Menolong

 

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda: “Kelak penghuni neraka berjalan keluar. Lalu seorang penghuni neraka berpapasan dengan seorang penghuni surga, dan ia berkata: “Wahai fulan, apakah kamu tidak mengenalku?” Penghuni surga itu balik bertanya, “Siapakah engkau?” Ia menjawab; “Aku adalah orang yang pernah kamu mintai air untuk digunakan berwudhu’, lalu akupun memberinya untukmu”, maka penduduk surga itupun memberikan syafaat kepadanya. Dan orang itu bertemu juga dengan penghuni surga yang lain, lalu ia berkata, “Wahai fulan, apakah kamu mengenal diriku?” Penghuni surga itupun balik bertanya, “Siapa kamu?” Orang itu menjawab, “Aku adalah orang yang pernah kamu perintah guna memenuhi kebutuhan ini dan itu, lalu akupun menunaikan permohonanmu itu hingga menuai hasil untukmu”. Maka penduduk surga itupun memberikan syafaat kepadanya. (HR. Ibnu Abid Dunya dan Ibnu Majah).

 

  1. Menolong Lebih Baik dari Beriktikaf Selama 20 Tahun

 

Dari Ibnu Abbas  dari Nabi Beliau bersabda: “Barang siapa menyusuri jalan guna memenuhi hajat kebutuhan saudaranya, itu adalah lebih baik baginya daripada beri’tikaf selama dua puluh tahun. Dan barang siapa beri’tikaf sehari karena berharap ridla Allah, niscaya Allah menjadikan tiga jurang penghalang antara dirinya dan neraka, di mana ukuran setiap jurangnya itu lebih jauh dari apa jarak antara timur dan barat”. Dalam riwayat yang lain: “Sungguh perjalanan salah satu dari kamu bersama saudaramu untuk memenuhi hajat kebutuhannya – seraya Baginda Rasul mengisyaratkan dengan jari-jemarinya – itu lebih utama dari pada beri’tikaf di masjidku ini selama dua bulan”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mujam al-Awsath dan al-Hakim, ia berkata: Hadis ini shahih).

 

  1. Posisi Kokoh Berkat Pertolongan Terhadap Sesama

 

Dari Abdullah bin Umar bahwasanya Nabi bersabda; “Barang siapa menolong seorang hamba dalam memenuhi kebutuhannya, niscaya Allah mengokohkan posisinya di mana saat itu telapak kaki manusia banyak ya, g tergelincir”. (H.R. At-Thabarani, dan hadits di atas cukup baik jika diamalkan guna meningkatkan semangat dalam beramal).

 

  1. Pertolongan Allah Selalu Bersama Para Penolong

 

Dari Zaid bin Tsabit dari Rasulullah Bersabda : “Allah akan senantiasa) memenuhi kebutuhan seorang hamba, selagi hamba tersebut mau memenuhi kebutuhan saudaranya”. (H.R. At-Thabarani, para perawi hadits inj semuanya terpercaya).

 

  1. Para Hamba yang Ditakdirkan Sebagai Penolong

 

Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah as bersabda: “Sesungguhnya Allah ta‘ala mempunyai segolongan kaum yang diistimewakan dengan beragam kenikmatan guna memberi manfaat terhadap hamba Allah yang lain. Allah menetapkan kenikmatan itu pada mereka sepanjang mereka mau berbagi. Dan apabila mereka tak mau berbagi, niscaya Allah mengalihkan kenikmatan itu kepada orang lain”. (HR. Ahmad, at-Thabarani, Abu Nuaim dalam kitab Hilyah al-Auliya, al-Baihaqi dalam kitab Syu‘ab al-Iman, dan al-Hakim. Hadits ini berstatus hasan dengan segala dalil pendukungnya).

 

  1. Jamuan Allah Bagi Orang yang Gemar Meringankan Penderitaan Orang Lain

 

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang siapa menjamu tamu seorang mukmin atau meringankan sedikit kebutuhannya, maka dipastikan Allah akan menyediakan bagi orang tersebut seorang pelayan di surga”. (HR. Abu Ya’la. Hadits di atas dapat diterima dalam meningkatkan kualitas amal ibadah).

 

  1. Membahagiakan Allah dengan Menolong Sesama

 

Dari Anas ia berkata, Rasulullah bersabda; “Barang siapa memenuhi hajat kebutuhan seeorang dari umatku dengan harapan ingin membahagiakannya, maka hakikatnya ia benar-benar telah membuatku bahagia, dan barang siapa telah membuatku bahagia, maka ia benar-benar telah membuat Allah senang, dan barang siapa telah membuat Allah senang (ridla), maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga”. (HR. Al-Baihagi. Hadits di atas dapat diamalkan guna meningkatkan kualitas amal).

 

  1. Syafaat Nabi Dapat Diraih dengan Menolong Sesama

 

Dari Nafi’, dari Ibnu Umar  berkata, Rasulullah bersabdam: “Barang siapa memenuhi kebutuhan hajat saudaranya, maka aku nantinya akan berada di samping timbangan amalnya. Apabila timbangannya baik (dan itulah yang memang aku harapkan), namun jika timbangannya tidak baik, maka aku akan memberi pertolongan baginya”. (HR. Al-Baihaqi. Hadits di atas dapat diamalkan guna menunjang semangat dalam beramal baik).

 

  1. Menjadi Hamba Istimewa Bekat Suka Membant

 

Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya Allah memiliki beberapa makhluk terkemuka yang Dia ciptakan guna memenuhi hajat kebutuhan manusia, mereka amat mencintai akhirat dan mempergunakan kedermawanannya sebagai ladang perniagaan akhirat. Dan Allah mencintai budi pekerti yang luhur”. (HR. Ibnu Hibban bukan dari kitab ‘Sahih’nya).

 

  1. Dibebaskan dari Kemunafikan Karena Gemar Menolong

 

Dari Ibnu Abbas , berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang siapa menyusuri jalan guna memenuhi hajat kebutuhan saudaranya yang muslim, baik usahanya itu terwujud ataupun tidak, niscaya Allah tetap mengampuni dosanya yang telah berlalu dan yang akan datang, dan ia dicatat sebagai orang yang terbebas dari dua hal; terbebas dari siksa api neraka dan terbebas dari kemunafikan”. (H.R. Abu Nuaim, al-Qudha’i dalam Musnad al-Syihab. Hadits di atas bisa diamalkan).

 

  1. Masuk Surga Tanpa Pemeriksaan Amal Berkat Membantu Sesama

 

Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang siapa menyusuri jalan guna memenuhi hajat kebutuhan saudaranya sesama muslim, niscaya Allah mencatat bagi orang tersebut di setiap satu langkah kakinya dengan tujuh puluh kebaikan, mengampuni tujuh puluh ragam dosa darinya, dan apabila kebutuhan saudaranya dapat terwujud berkat usahanya tersebut, maka ia keluar dari dosa-dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibu kandungnya, dan apabila ia mati ketika itu, niscaya ia masuk surga tanpa melalui pemeriksaan amal”. (HR. Abu Ya’’la, at-Thabarani dan Abu Bakar al-Kharaithi dalam kitab Makariim al-Akhlaq, dan semisal diriwayatkan oleh at-Turmudzi dan Ibnu Majah).

 

  1. Membantu Sesama Layaknya Berjuang di Jalan Allah

 

Dari Ali bin Abi Thalib  berkata, Rasulullah  bersabda: “Barang siapa melangkahkan kaki guna menolong dan memberi manfaat saudaranya, niscaya baginya adalah pahala orang-orang yang berjuang di jalan Allah”. (HR. AlMundziri dalam kitabnya al-Arbain, dan hadits di atas magqbul/dapat diterima untuk memotivasi amal kebaikan).

 

  1. Tujuh Puluh Ribu Malaikat Berdoa untuk Sang Penolong

 

Dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah dari Rasulullah bersabda,: “Barang siapa melangkahkan kaki guna memenuhi kebutuhan saudaranya sesama muslim hingga terwujud dengan baik, maka Allah _bakal memayunginya dengan 75.000 malaikat yang kesemuanya mendoakan dan memohonkan ampunan untuknya. Jika hal itu terjadi pada pagi hari, maka (balasan itu berlangsung) hingga petang, dan apabila kejadiannya itu pada petang hari (segenap malaikat tersebut akan melakukan hal yang sama) hingga menjelang pagi hari. Dan setiap ia menggerakan kakinya, maka dihapuskanlah satu keburukan darinya”. (HR. Al-Bukhari dalam kitab At-Tarikh al-Kabir dan Ibnu Hibban).

 

  1. Keistimewaan Bersyarat Bagi Hamba yang Gemar Menolong

 

Dari Ibnu Umar  berkata, Rasulullah bersabda,: “Bahwasanya Allah Ta’ala memiliki segolongan hamba yang diistimewakan dengan berbagai anugerah demi kemanfaatan hamba-hamba Allah yang lain. Allah senantiasa menetapkan nikmat tersebut pada diri segolongan hamba itu sepanjang mereka masih mau berbagi, namun jika mereka enggan, maka Allah pindahkan nikmat tersebut dari mereka ke pihak lain”. (HR. Abu Nuaim dan At-Thabarani).

 

  1. Bosan Menolong Anugerahpun Hilang

 

Dari Ibnu Abbas  berkata, Rasulullah bersabda,: “Tak satupun dari seorang hamba yang Allah karuniai kenikmatan atasnya, kemudian Allah menjadikan kebutuhan orang lain itu ada pada dirinya lantas ia mengeluh lantaran hal itu, maka ia benar-benar telah membiarkan nikmat tersebut tercabut (darinya)”. (HR. At-Thabarani dengan sanad yang baik).

 

  1. Meraih Cinta Allah dengan Berbagi Manfaat

 

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata; “Segenap makhluk itu adalah binaan Allah, dan sebaik-baik mereka dalam pandangan Allah ialah yang paling bermanfaat terhadap binaan Allah”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-M’jam al-Kabir, Abu Ya’la, al-Bazzar dalam musnadnya dari sahabat Anas)

 

  1. Memberi Banyak Manfaat Demi Mencapa Kemuliaan Hakiki

 

Dari Abdullah bin Abbas dari Nabi Muhammad bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. (Hadits ini diriwayatkan dalam musnad as-Syihab).

 

  1. Mendekap Anugerah dengan Selalu Melayani Umat

 

Dari Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah bersabda,: “Bahwasanya Allah mempunyai segolongan kaum yang diberi berbagai kenikmatan, Allah menetapkan kenikmatan tersebut di sisi mereka sepanjang mereka mau melayani kebutuhan orang lain juga tidak merasa bosan. Namun jika telah bosan, maka Allah memindahkan kenikmatan tersebut pada orang lain”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mu’jam al-Awsath).

 

  1. Hak dan Kewajiaban Sesama Muslim

 

Dari Ibnu Umar  berkata,: Rasulullah bersabda: “Orang Islam itu saudara dari orang Islam lainnya, tidak boleh berbuat aniaya dan tidak menyerahkannya (kepada orang yang mendhaliminya). Barang siapa_ menolong kebutuhan saudaranya, niscaya Allah §memenuhi kebutuhanny. Barang siapa melepaskan seorang muslim dari suatu kesusahan, niscaya Allah membalasnya dengan melepaskannya dari suatu kesusahan dari beberapa kesusahan hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aibnya di hari kiamat nanti”. (Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Bercahaya Karena Membahagiakan

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang siapa melepaskan kesusahan orang mukmin, niscaya Allah menjadikan baginya dua penerang yang penuh cahaya, tak ada yang tersisa dari jagad raya ini kesemuanya akan tersinari oleh kedua cahaya itu, tak ada yang dapat menghitungnya kecuali hanya Tuhan Yang Maha mulia [Allah Ta‘ala] ” (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mu jam alAwsath, hadits ini dapat diamalkan guna meningkatkan kualitas amal).

 

  1. Memuliakan Orang lain Pertanda Dirinya Bakal Dimuliakan

 

Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda,: “Seorang anak muda itu tak memuliakan orang yang lebih tua darinya, melainkan Allah menyiapkan orang lain untuk memuliakan diri anak muda itu ketika ia tua nanti”. (HR. At-Tirmidzi).

 

  1. 70 Ampunan Bagi Orang yang Gemar Menolong Orang Berduka

 

Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang Siapa menolong orang yang tengah berduka cita, niscaya Allah mencatat bagi orang itu 73 kebaikan. Dengan satu dj antara kebaikan itu, Allah perbaiki kebutuhan akhiratnya, sedangkan 72 kebaikan (sisanya), dirupakan tingkatan derajat kelak di hari kiamat”. – Dalam riwayat lain, – “Allah mencatat baginya 73 ampunan dosa”. (HR. Abu Ya’la, alBazzar, al-Baihaqi dan al-Bukhari dalam kitab ‘Tarikh’nya).

 

  1. Menerima Penggagalan Transaksi Membuahkan Ampunan di Hari Kiamat

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda; “Barang siapa menerima penggagalan transaksi jual-beli seorang muslim, niscaya Allah akan memaafkan kesalahannya di hari kiamat”. (HR. at-Thabarani, Ibnu Majah, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

 

Dalam sebuah riwayat: “Barang siapa menerima penyesalan orang lain (dalam transaksi jual-beli)… (HR. alBaihaqgi dan Abu Dawud).

 

  1. Meringankan Beban Hidup Kaum Dhua’fa itu Sederajat dengan Pahala Ahli Ibadab.

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda,: “Orang yang berusaha membantu para janda dan orang orang miskin itu sama halnya dengan orang yang tengah menelusuri jalan Allah. seingat saya, Beliau bersabda: Laksana orang yang tak pernah putus-putus shalat malam dan puasa sunnah”. (Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Tutupi Aib Diri dengan Merahasiakan Aih Orang Lain

 

Dari Abu Hurairah  berkata, Rasulullah bersabda; “Barang siapa memberi satu keluasan dari beragam kesusahan dunia terhadap orang mukmin, niscaya Allah memberi satu keluasan terhadap orang itu dari berbagaij kesusahan hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan terhadap orang yang terhimpit, niscaya Allah member kemudahan pada orang itu di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut mau menolong saudaranya”. (HR. Muslim).

 

  1. Surga Terbuka Lebar untuk Penuntun Orang Buta

 

Dari Anas  berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang siapa menuntun orang buta hingga empat puluh langkah kaki, maka dipastikan ia mendapat surga”. (HR. Al-Baihaqi, Abu Ya’la, at-Thabarani dalam kitab al-Mu jam al-Kabir, Ibnu Adi, Abu Nuaim dan lainnya dari sahabat Ibnu Umar. Hadits ini dhaif, namun dikuatkan dengan hadits setelahnya).

 

  1. Luasnya Ampunan Allah Bagi Penuntun Orang Buta

 

Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang siapa menuntun orang buta hingga empat puluh langkah kaki, niscaya diampuni dosanya yang telah berlalu”. (HR. Al-Khatib dalam kitab Tarikhnya).

 

  1. Surga Terbuka Bagi yang Suka Menutup Qib Orang Lain

 

Dari Abu Said al-Khudzri berkata, Rasulullah bersabda,: “Tak seorangpun melihat aib saudaranya, lalu ia menutupinya, melainkan Allah memasukkan orang itu ke surga”. — dalam riwayat lain – “ia layaknya orang yang menghidupkan kembali anak perempuan yang dikubur hidup-hidup dari kuburnya”. (Al-Mundziri berkata: HR. atThabarani).

 

  1. Berteman dengan Bijak Jauhkan Diri dari Neraka

 

Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah bersabda,: “Barang siapa menempuh jalan bersama saudaranya (sesama muslim) karena suatu keperluan, iapun menasehatinya, niscaya Allah membatasi orang itu dengan neraka sejauh tujuh jurang, di mana jarak tempuh antara jurang satu dengan jurang lainnya itu seukuran langit dan bumi”. (HR. Abu Nuaim, Ibnu Abid Dunya, dan at-Thabarani dalam kitab al-Mu jam al-Awsath dengan sanad yang baik).

 

  1. Urai Problema Sesama, Tuntaslah Masalah yang Membelit

 

Dari Maslamah bin Makhlad – berkata, Rasulullah 4% bersabda,: “Barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutupi aib orang itu di dunia juga di akhirat. Barang siapa melepaskan kesusahan seseorang, niscaya Allah akan melepaskan satu kesusahan orang tersebut dari berbagai kesusahan hari kiamat. Barang siapa menolong keperluan saudaranya, niscaya Allah menolong keperluan orang itu”. (Al-Mundziri berkata: HR. at-Thabarani. Muslim juga meriwayatkan hadits semisal, demikian pula atTirmidzi, ia berkata: hadits ini Hasan).

 

  1. Fasilitas Istimewa di Surga Bagi Penderma Dunia

 

Dari Abu Said berkata, Rasulullah bersabda,: “Seorang muslim manapun yang memberi pakaian terhadap muslim lainnya yang telanjang, niscaya Allah memakaikan pada orang itu dari pakaian resmi surga yang berwarna hijau. Seorang muslim manapun memberi makan pada muslim lainnya yang kelaparan, niscaya Allah memberi makanan buah-buahan surga pada orang itu. Dan seorang muslim manapun memberi minum pada muslim lainnya yang kehausan, niscaya Allah akan memberi minum dari arrahiiq al-makhtuum (air surga yang bersegel) pada orang itu”. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

 

  1. Meraih Naungan Allah

 

Dari Abu Hurairah  berkata, Rasulullah  bersabda,: “Barang siapa menunda tagihan terhadap orang yang terlilit hutang atau membebaskan tanggungan hutang darinya, niscaya ia kelak berada di bawah naungan Arasy pada hari kiamat nanti”. (HR. Muslim dan Ahmad).

 

  1. Memperoleh Tiket Menuju Keselamatan Akhirat

 

Dari Abu Qatadah ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: “Barang siapa ingin diselamatkan Allah dari kesusahan hari kiamat, maka hendaklah ia menunda tempo penagihan hutang dari orang yang belum punya atau membebaskan hutang itu darinya”. (HR. Muslim dan lainnya).

 

  1. Menggempur Dosa yang Berjibun

 

Dari Khudzaifah berkata, Rasulullah bersabda: “Malaikat menjemput ruh seseorang dari umat sebelum kalian, para malaikat itu lalu bertanya: “Pernahkah kamu melakukan amal baik?” Orang itu menjawab: “Tidak”. “Coba kamu ingat-ingat dulu,” kata malaikat. Kemudian orang itupun menjawab: “Dulu aku pernah memberi hutangan pada seseorang, lantas aku perintahkan anak buahku agar menunda penagihan terhadap orang yang terhimpit dan membebaskannya dari orang yang telah sanggup membayarnya”. Lalu Allah ta’ala berseru: “Maafkan orang itu dari dosa-dosa yang telah ia perbuat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). dalam riwayat lain; “Bahwasanya Allah  berfirman, “Akulah yang lebih berhak memaafkannya daripada engkau. Wahai malaikat, maafkanlah hamba-Ku itu”. (HR. Muslim).

 

  1. Layaknya Bersedekah Berkali-kali

 

Dari Buraidah ia berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda: “Barang siapa menunda penagihan, maka baginya layaknya bersedekah satu kali di tiap harinya”. Kemudian aku mendengar kembali beliau bersabda; “Barang siapa menunda penagihan, maka baginya layaknya bersedekah dua kali di tiap harinya”. Akupun bertanya: Wahai Rasulullah, aku mendengar Anda bersabda: “Barang siapa menunda penagihan, maka baginya layaknya bersedekah satu kali di tiap harinya” lantas aku juga mendengar Anda bersabda:

 

“Barang siapa menunda penagihan, maka baginya layaknya bersedekah dua kali di tiap harinya”. Maka Nabipun menjelaskan: “Setiap hari layaknya bersedekah satu kali, ity jika belum tiba saat pembayaran hutang. Namun apabila telah tiba saat pembayaran hutang dan ia menunda penagihan, maka baginya layaknya bersedekah dua kali disetiap harinya”. (HR. Al-Hakim dan Ahmad. Para periwayat hadits ini adalah rijal ash-shahih).

 

Dalam riwayat lain: “Barang siapa menangguhkan penagihan terhadap orang yang sulit kondisinya, maka baginya adalah pahala satu sedekah di setiap harinya sebelum tiba saat pembayaran hutang itu. Apabila tiba saat pembayaran hutang dan ia menunda penagihan, maka baginya adalah pahala layaknya bersedekah dua kali dalam seharinya”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim. Perawi hadits kesemuanya terpercaya).

 

  1. Doa Menjadi Terkabul dan Kesusahanpun Berganti Bahagia

 

“Barang siapa yang ingin diterima permohonan doa’nya serta dihalau kesedihannya, maka berilah solusi orang yang tengah terjepit kehidupannya’”. (HR. Ibnu Abid Dunya dalam kitab Istina’ al-Ma’ruf).

 

  1. Allah Mencukupi Kebutuhannya

 

Dari Ibnu Mas’ud  berkata; “Segenap manusia akan dikumpulkan kelak pada hari kiamat dalam kondisi telanjang yang tak pernah mereka alami sebelumnya, sangat lapar yang tak pernah mereka alami sama sekali sebelumnya, sangat dahaga yang tak pernah mereka alami sama sekali sebelumnya, dan sangat letih yang tak pernah mereka rasakan sama sekali sebelumnya. Barang siapa memberi pakaian karena berharap ridla Allah, niscaya Allah akan memberinya pakaian. Barang siapa memberi makan karena Allah, niscaya Allah akan memberinya makan. Barang siapa memberinya minum karena Allah, niscaya Allah akan memberinya minum. Barang siapa beramal karena Allah, maka Allah mencukupi kebutuhannya. Dan barang siapa memberi maaf karena Allah, niscaya Allaah mengampuninya”. (HR. Ibnu Abi Dunya _ secara mauquf, al-Mundziri menukilnya dan dalam maknanya tersirat beberapa hadits marfu’ yang dapat diamalkan untuk fadhailul a’mal).

 

  1. Allah Membanggakan Dermawan di Hadapa Para Malaikat

 

Diriwayatkan dari Ja’far al-Abadi dan al-Hasan keduanya berkata: Rasulullah bersabda: “Bahwasanya Allah 3membanggakan orang-orang yang memberi makan terhadap hambanya yang lain di hadapan para malaikatNya”. (Al-Mundziri berkata: HR. Abu Syaikh secara mursal dalam kitab Ats-Tsawab).

 

  1. Memberi makan pada orang Iain itu Memastikan Turunnya Rahmat Allah

 

Dari Jabir dari Nabi, beliau bersabda; “Di antara penyebab datangnya anugerah Allah adalah memberi makan terhadap seorang muslim yang miskin”. (HR. al-Hakim dan menshahihkannya).

 

  1. Para Dermawan Diselamatkan Dari SiksaNeraka

 

Dari Abdullah bin Amr berkata; “Barang siapa memberi makan saudaranya sampai kenyang dan memberinya air minum hingga lepas dahaganya, niscaya Allah menjauhkan orang itu dari neraka sejauh tujuh jurang, jarak antara dua jurang itu sejauh perjalanan lima ratus tahun”. (HR. At-Thabarani, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Hadits ini dapat diamalkan).

 

  1. Makan Buah dan Minum Air Surga Bersegel

 

Dari Abu Said berkata, Rasulullah bersabda: “Siapapun seorang mukmin yang memberi makan pada orang mukmin lainnya atas lapar yang dideritanya, niscaya Allah memberi makan orang itu dari buah-buahan surga kelak di hari kiamat. Siapapun orang mukmin yang memberi minum terhadap orang mukmin lainnya atas dahaga yang ia rasakan, niscaya Allah memberinya minum dari air yang masih bersegel kelak di hari kiamat. Dan siapapun orang mukmin yang memberi pakaian terhadap orang mukmin lainnya atas telanjang yang dialaminya, niscaya Allah memberinya pakaian dari perhiasan surga kelak di hari kiamat”. (HR. At-Tirmidzi).

 

  1. Amalan Praktis Agar Dekat dengan Surga dan Jauh dari Neraka

 

Dari Kudair adl-Dlabbi, bahwasanya ada seorang badui datang menghadap Nabi dan berkata: “Kabarkanlah padaku tentang suatu perbuatan yang mendekatkan aku pada surga serta menjauhkan aku dari neraka?” Nabi bersabda: “Apakah karena keduanya kamu mengajukan pertanyaan?” Badui itu menjawab; “Benar”. Baginda Rasul lalu bersabda: “Adillah kamu dalam berkata, dan berikanlah kelebihan yang kamu miliki!” Badui itu menjawab; “Demi Allah, aku tidak kuasa berkata adil di setiap saat, juga aku tak dapat memberikan kelebihan yang kumiliki”. Nabi bersabda: “Berilah makan dan sebarkanlah salam!” Sang badui berkata: “Ini juga berat”. Nabi lantas bertanya: “Apakah kamu punya seekor onta?” Sang badui menjawab: “Iya, saya punya”. Nabi bersabda: “Coba perhatikan salah satu ontamu dan tempat air, lakukanlah sesuatu untuk sebuah keluarga yang jarang minum air, berilah mereka air minum, semoga tidaklah binasa tungganganmu dan tidak rusak bejana airmu sampai memastikan kamu masuk surga”. Maka pergilah sang badui itu seraya mengumandangkan takbir, dan tidaklah rusak bejana airnya juga tidaklah binasa ontanya sehingga sang badui itu terbunuh secara syahid di medan juang”. (HR. At-Thabarani dan al-Baihaqi. Hadits di atas dapat diterima dalam masalah fadhail).

 

  1. Tujuh Tahun Menderita Penyakit, Sembu Berkat Berbagi

 

Dari Ali bin al-Hasan bin Syaqiq berkata, aku mendengar Ibnul Mubarak tengah ditanya oleh seseorang; “Wahai Abu Abdurrahman, aku menderita luka di lututku selama tujuh tahun, aku telah mengobatinya dengan berbagai obat dan aku telah konsultasi pada sejumlah tabib namun semua itu tak ada hasilnya”. Ibnu Mubarak berkata: “Pergilah dan perhatikan suatu tempat yang penduduknya membutuhkan air, buatlah sumur di sana, aku berharap ada sumber mata air di sana, dan dengan lantaran itu berhenti pula darah yang mengalir dari lukamu itu”. Maka orang itu melaksanakan saran dari Ibnul Mubarak dan sembuhlah ia dari penyakitnya”.

 

Al-Baihaqi berkata: “Fenomena ini juga terdapat pada sebuah kisah guru kami yang bernama al-Hakim Abu Abdillah rahimahullah, ia mengalami luka pada bagian wajahnya, dan sudah diobati dengan berbagai macam pengobatan namun belum kunjung sembuh juga dan hal itu berlanjut hingga hampir setahun lamanya. Maka iapun memohon kepada al-Ustadz al-Imam Abu Ustman as-Shabuni agar berkenan mendoakannya saat berada di majlisnya pada hari Jum’at. Maka sang imampun berdoa demi kesembuhan guru kami itu dengan diamini oleh hampir seluruh jamaah pengajian yang hadir kala itu. Pada hari jum’at pekan berikutnya, di majlis itu kedatangan seorang perempuan, ia melemparkan sebuah papan yang bertuliskan mengenai dirinya, bahwasanya sepulang dirinya dari majlis pada pekan yang lalu, ia amat bersemangat dalam berdoa demi kesembuhan sang hakim Abu Abdullah, hingga pada suatu malam ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah 4s dan seakan beliau berpesan kepada perempuan itu: “Katakanlah kepada Abu Abdillah, agar ia memperluas air untuk kaum muslimin!” Selanjutnya papan bertulis itu diberikan kepada kepada al-Hakim, lantas ia memerintahkan agar dibangun sebuah tempat air di depan rumahnya. Setelah rampung pembangunannya, ia himbau agar diisi air, diletakkan pula di dalamnya air yang sudah didinginkan dan mempersilahkan semua orang meminumnya. Tak kurang dari seminggu, sudah tampak tanda-tanda kesembuhan dengan hilangnya luka di wajah al-Hakim, bahkan wajahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan setelah kejadian itu japun hidup beberapa tahun lagi. (HR. Al-Baihaqi).

 

  1. Sejajar dengan Derajat Puasa dan Shalat Sunah

 

Dari Ummu Darda’  berkata, Rasulullah bersabda,: “Apakah perlu aku kabarkan pada kamu semua tentang derajat suatu perbuatan yang lebih utama dari pada puasa, shalat dan sedekah (sunnah)?” Para sahabat berkata: “Baik, ya Rasulallah”. Nabi bersabda: “Mendamaikan dua orang yang berseteru. Dan dampak yang ditimbulkan orang yang berseteru adalah musibah”. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

 

  1. Berpahala Sama dengan Memerdekakan Hamba Sahaya

 

Dari Anas  dari Nabi bersabda: “Barang siapa mendamaikan antara orang yang berseteru, niscaya Allah memperbaiki urusannya, setiap perkataan yang terucap untuk itu, Allah berikan padanya pahala_layaknya memerdekakan budak, dan ia pulang dengan diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Al-Ashbahani).

 

  1. Termasuk Amaliah yang Berderajat Tinggi

 

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah bersabda: “Tiada suatu perbuatan yang lebih utama dari pada shalat, mendamaikan orang yang berseteru, dan memberikan pengarahan baik terhadap orang dzalim yang hidup di tengah-tengah orang muslimin”. (HR. Al-Ashbahani).

 

  1. Berpotensi Sebagai Sedekah Terbaik

 

Dari Abdullah bin Amr  berkata, Rasulullah bersabda: “Sebaik-baiknya sedekah adalah mendamaikan orang yang sedang berseteru”. (HR. At-Thabarani dan alBazzar. Sanad hadits adalah sahih).

 

  1. Perniagaan Akhirat

 

Dari Anas bahwasanya Nabi bersabda kepada Abu Ayyub: “Maukah aku tunjukkan kepada kamu atas sebuah perniagaan?” Abu Ayyub berkata; “Mau”. Nabi bersabda: “Sambungkan (perbaiki) hubungan orang yang telah rusak, dekatkan di antara mereka yang saling menjauh”. (HR. AlBazzar).

 

  1. Amaliah untuk Meraih Cinta Allah dan Rasul-Nya

 

Riwayat hadits lain: dari Abu Ayyub ia berkata: “Rasulullah bersabda kepadaku: “Wahai Abu Ayyub, maukah aku tunjukkan padamu atas bentuk sedekah yang Allah dan Rasul-Nya cintai? Perbaiki hubungan orang yang saling membenci dan saling menghancurkan”. (HR. AtThabarani. Dengan terpadunya hadits-hadits di atas, maka sanadnya menjadi hasan).

 

  1. Menjadi Teman Sejatu di Alam Kubur

 

Dari Ja’far bin Muhammad dari ayahandanya dari datuknya berkata, Rasulullah bersabda: “Tak seorangpun yang memberikan kebahagiaan pada seorang mukmin melainkan Allah menjadikan kebahagiaan itu sebagai malaikat yang senantiasa) menyembah dan mengesakan-Nya. Dan ketika hamba tersebut telah berada dalam kuburnya, maka pahala membahagiakan orang itu akan mendatanginya dan berucap: “”Apakah kamu mengenalku?”” Hamba itu lalu bertanya: “Siapakah kamu?” Maka pahala membahagiakan orang itu menjawab: “Aku adalah rasa bahagia yang telah kamu masukkan pada hati si fulan, dan keberadaanku saat ini guna menghiburmu, membimbingmu untuk menjawab pertanyaan (di hadapan malaikat Munkar-Nakir), memperkuatkanmu dengan ucapan yang mantap, memberi persaksian terhadap setiap persaksianmu di hari kiamat, menolongmu di hadapan Tuhanmu, dan memperlihatkan tempatmu di surga. (HR. Ibnu Abid Dunya dan dalam matan hadits ada yang mungkar).

 

  1. Allah Bahagiakan Orang yang Membahagiakan Orang Lain

 

Dari Anas ia berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa menjumpai saudara muslimnya dengan apa yang Allah cintai agar saudaranya itu merasa senang dengan apa yang ia perbuat, niscaya Allah membahagiakan orang tersebut kelak di hari kiamat”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mu jam as-Shaghir dan sanad haditsnya adalah hasan).

 

  1. Menjadi Amaliah yang Di Ridhoi Allah

 

Dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya beberapa perbuatan yang paling dicintai Allah setelah pelaksanaan ibadah fardlu adalah memberikan rasa bahagia pada seorang muslim”. (HR. AtThabarani dalam kitab al-Mujam al-Aushath dan para pembawa hadits ini adalah orang-orang terpercaya).

 

76, Mendatangkan Ampunan Allah

 

Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya sebagian di antara amal yang dapat mendatangkan ampunan Allah ialah memberikan kebahagiaan terhadap saudara muslimmu atau menghilangkan rasa lapar darinya, serta meringankan kesusahannya”. (HR. AtThabarani).

 

  1. Jalan Mudah Masuk Surga

 

Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah bersabda: “Barang siapa memasukkan kebahagian terhadap sebuah keluarga kaum muslimin, niscaya Allah tidak suka membalasnya dengan balasan selain surga”. (HR. AtThabarani dalam kitab al-Mujam as-Shaghir dan al-Ausath. Sanad hadits-hadits di atas menguatkan satu sama lain, yang secara keseluruhannya baik untuk diamalkan).

 

  1. Amaliah yang Dicintai Allah

 

Dari Abdullah bin Umar ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sebaik-baiknya amal perbuatan di sisi Allah itu adalah memasukkan kebahagiaan pada hati orang mukmin, menghilangkan kesusahannya, melunasi hutangnya, atau memberinya makan dari derita lapar”. (HR. At-Thabaranj dalam kitab al-Mu jam as-Shaghir dan al-Ausath).

 

  1. Tiga Perbuatan Paling Utama

 

Dari Abu Hurairah, seseorang bertanya pada Nabi: “Wahai Rasulallah, perbuatan apa yang paling utama?” Beliau bersabda: “Kamu memberikan kebahagiaan pada saudara muslimmu, melunasi hutangnya atau memberinya sepotong roti”. (HR. At-Thabarani dalam kitab Makarim al-Akhlak, dan al-Baihaqi dalam kitab Syu‘ab al-Iman, Haditshadits ini baik untuk diamalkan).

 

  1. Manusia dan Perbuatan yang Paling Dicinti Allah

 

Dari Ibnu Umar bahwasanya seseorang datang kepada Nabi dan bertanya: “Wahai Rasulallah, siapa manusia yang paling dicintai Allah dan perbuatan apa yang paling diridlai-Nya?” Rasulullah 3 menjawab: “Manusia yang paling dicintai Allah ialah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain, dan perbuatan yang paling diridlai Allah jalah kebahagiaan yang kamu berikan pada seorang muslim, kesusahan yang kamu hilangkan darinya, perut lapar yang kamu kenyangkan untuknya, atau hutang yang kamu lunasi darinya. Dan barang siapa yang menyusuri jalan bersama orang yang teraniaya karena ingin menolongnya, niscaya Allah meneguhkan kedua telapak kakinya di hari banyak telapak kaki yang tergelincir. Barang siapa yang mampu menahan amarahnya, niscaya Allah menutupi aibnya. Dan sesungguhnya tabiat jelek itu. merusak perbuatan baik sebagaimana air cuka itu dapat merusak madu”. (HR. AtThabarani dalam tiga kitab Mu‘jam-nya dan hadits ini dapat diamalkan).

 

  1. Empat Tindakan Utama Disisi Allah

 

Dari Umar bin Khatthab berkata, Rasulullah ditanya tentang amal perbuatan yang paling utama. Beliau bersabda: “Memasukkan kebahagian pada orang mukmin, mengenyangkan laparnya, menutupi kekurangannya, atau memenuhi kebutuhannya”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mujam al-Ausath. Ada beberapa dalil yang menjadikan hadits ini baik adanya).

 

  1. Wajah Berseri dan Enak Dipandang

 

Dari Abu Dzar ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sungguh jangan kamu meremehkan (nilai) kebaikan sedikitpun, meski hanya menjumpai saudara kamu dengan wajah berseri-seri”. (HR. Muslim).

 

  1. Wajah Berseri Layaknya Sedekah Setiap Saat

 

Dari al-Hasan dari Nabi, beliau_bersabda: “Termasuk bagian dari sedekah yaitu kamu mengucapkan salam kepada orang lain sedangkan wajahmu_berbinar cerah”. (HR. Ibnu Abi Dunya, hadits ini adalah hadits mursal).

 

  1. Satu Senyuman Berarti Satu Sedekah

 

Terdapat beberapa hadits Nabi yang menunjukkan keutamaan perbuatan ini, antara lain sabda Nabi “Senyum kamu terhadap saudaramu adalah sedekah”. (HR. AtTirmidzi dan ia menganggap hasan hadits ini dan Ibnu Hibban dalam kitab ‘shahih’nya).

 

  1. Wajah Berseri Penuh Kebaikan 

 

Di antaranya adalah sabda Nabi “Sungguh jangan kamu remehkan kebaikan sedikitpun, kendati hanya kamu berbicara dengan saudaramu sedangkan wajahmu berbinar terhadapnya”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, ia berkata; hadits hasan shahih).

 

Dalam sebuah riwayat lain: “Meski dengan menghibur orang yang sedang kebingungan dengan dirimu sendiri’. (HR. An-Nasa’i).

 

  1. Lemah Lembut

 

Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah bersabda: “Orang mukmin itu bersikap mudah, lemah lembut seperti seekor onta yang jinak. Apabila dituntun, onta tersebut menurut dan apabila didudukkan di atas padang pasir, iapun berlutut”. (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman. Hadits ini telah dianggap baik).

 

  1. Pahala yang Tersimpan Rapi di Sisi

 

Diceritakan Anas secara marfu’ bahwasanya Nabi bersabda: “Apabila seorang hamba sedang menjalani pemeriksaan amal, maka berserulah malaikat: “Orang-orang yang mempunyai pahala di sisi Allah diharap supaya berdiri”, Maka ditanyakan: “Siapakah gerangan orang-orang yang mempunyai pahala di sisi Allah itu?” Maka di jawab: “Ialah orang-orang yang memberikan maaf atas kesalahan orang lain”. Maka berdirilah orang ini dan itu. Merekapun bersama-sama masuk ke dalam surga tanpa melalui pemeriksaan amal lagi”. (HR. At-Thabarani dalam Makarim al-Akhlak).

 

  1. Tangan-tangan Kebaikan yang Terpelihara Disisi Allah

 

Dari Sai’d bin Musayyib, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Berserulah malaikat penyeru kelak di hari kiamat: Pada hari ini siapapun tidak boleh berdiri, melainkan orang yang mempunyai tangan (kebaikan) di sisi Allah”. Lalu para makhluk berkata: “Maha suci Engkau, bukankah di sisi-Mu adalah tangan (sumber kebaikan)?” ungkapan itu diulang berkali-kali, lalu dijawablah: “Benar, itulah orang yang memberi maaf saat di dunia setelah ia mempunyai kemampuan untuk membalasnya”. (HR. Abu Manshur ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus. Hadits ini baik untuk diamalkan).

 

  1. Kelembutan yang Diridlai Allah

 

Dari Sayyidah Aisyah bahwasanya Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah itu lembut, cinta pada kelembutan, Allah menganugerahkan pada kelembutan, balasan pahala yang tidak dianugerahkan atas kekerasan dan pada sifat-sifat lain”. (HR. Muslim).

 

  1. Lemah Lembut Akhlak Luhur Seorang Muslim

 

Dan darinya (Sayyidah Aisyah), bahwasanya Rasulullah bersabda,: “Tiada kelembutan itu berada pada sesuatu melainkan menghiasinya, dan tidaklah tercabut kelembutan itu. dari sesuatu melainkan membuatnya jelek”. (HR. Muslim).

 

  1. Islam Agama Penuh Kemudahan Kelembutan

 

Dari Anas  dari Nabi bersabda: “Mudahkanlah, jangan kamu persulit. Gembirakanlah, dan jangan kamu buat lari (menakut-nakuti)”. (Muttafaqun ‘alaih).

 

  1. Menahan Amarah

 

Dari Sahl bin Muadz dari ayahandanya, bahwasanya Nabi bersabda: “Barang siapa menahan amarahnya padahal ia mampu membalasnya, niscaya Allah memanggil orang tersebut di hadapan segenap makhluk kelak di hari kiamat nanti, hingga ia dipersilahkan memilih bidadari yang ia kehendaki “. (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud).

 

  1. Manusia Berhati Mulia Penuh Iman

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa menahan amarahnya sementara ia bisa membalasnya, niscaya Allah memenuhi hati orang itu dengan rasa aman dan keimanan”. (HR. Abu dawud, dan AsSuyuthi menandainya sebagai hadits hasan).

 

  1. Muslim Terbaik itu Yang Sabar Menghadapi Keburukan Orang Lain

 

Dari Ibnu Umar dari Nabi bersabda; “Seorang muslim yang bergaul dengan manusia dan sabar atas keburukannya itu lebih utama dari yang tidak bergaul dan tidak sabar atas keburukan mereka”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

 

  1. Saling Kasih dan Sayang

 

Dari Abu Musa bahwasanya ia mendengar Rasulullah bersabda: “Tidaklah sempurna iman kalian sehingga saling menyayangi”. Para sahabat berkata: “Kami semua ini sangat penyayang”. Beliau bersabda: “Yang dimaksud bukanlah kasih sayang kalian terhadap teman Saja, akan tetapi kasih sayang yang umum pada siapapun”, (HR. At-Thabarani).

 

  1. Tebar Kasih Sayang di Bumi, Menuai Hasil Diatas Langit

 

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash bahwasanya Rasulullah bersabda; “Orang-orang penyayang itu bakal Allah -Yang Maha rahmaansayangi. Oleh karenanya, sayangilah siapapun yang ada di bumi, niscaya makhluk penghuni langit akan menyayangi kalian”. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan adanya tambahan matan hadits).

 

  1. Rendah Hati yang Membawa Keberantangan

 

Dari Nashih al-Unsi dari Rakb al-Misri ia berkata, Rasulullah bersabda: “Keberuntungan bagi orang yang rendah hati tanpa mengurangi harga dirinya, rendah diri tanpa meminta-minta, menginfakkan harta yang dikumpulkannya bukan di jalan maksiat, menyayangi orang yang hina dan miskin, serta bergaul dengan para ahli ilmu dan hikmah’”. (HR. At-Thabarani).

 

  1. Para Penyayang Sejati

 

Dari Anas  berkata, Rasulullah bersabda: “Demi Dzat Yang aku dalam kekuasaan-Nya, Allah tidak sesekali meletakkan perasaan sayang melainkan terhadap orang yang penyayang”. Kami semua (para sahabat) berkata: “Wahai Rasulallah, kami semua adalah penyayang”. Beliau lalu bersabda: “Bukanlah orang yang hanya bisa menyayangi diri dan keluarganya saja, namun yang bisa menyayangi kaum muslimin”. (Al-Mundziri berkata: HR. Abu Ya‘ala, AtThabarani. Hadits ini memiliki beberapa dalil sahih).

 

  1. Tiga Karakter Wali Allah

 

Dari Abu Said al-Khudzri berkata, Rasulullah bersabda: “Bahwasanya para abdal (wali) umatku itu tidaklah masuk surga lantaran banyaknya amal perbuatan, akan tetapi mereka masuk surga sebab adanya rahmat Allah, kedermawanan diri, selamatnya hati dan perasaan sayang terhadap segenap kaum muslimin”. (Al-Mundziri berkata: HR. Ibnu Abid Dunya secara mursal).

 

  1. Karakter Mukmin yang Sebenarnya

 

Dari Nu’man bin Basyir berkata, Rasulullah bersabda; “Kamu perhatikan orang-orang mukmin dalam saling menyayangi, saling mencintai dan saling lemah lembut itu layaknya satu tubuh. Tatkala mengeluh satu anggota tubuh, maka bagian tubuh yang lain juga turut merasakannya dengan tak nyenyak tidur dan demam”. (HR. Ahmad dalam kitab Al-Musnad dan perawi hadits ini adalah rijaal shahih).

 

  1. Umat Islam Harus Bersatu Layaknya Sebuah angunan

 

Dari Abu Musa al-Asy’ari dari Nabi berkata: “Orang mukmin bagi mukmin lainnya itu seperti sebuah bangunan yang menguatkan bagian bangunan satu dengan bagian yang lain,” lantas Nabi mempertemukan antara jari-jemari kedua tangan beliau”. (Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Cinta Sesama Merupakan Syarat Sempurnanya Iman

 

Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda:” Dan demi Dzat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, tidak sempurna iman seorang hamba hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

 

  1. Hak dan Kewajiban Saudara Seiman

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Orang Mukmin itu cermin (bagi) mukmin lainnya, orang mukmin itu saudara mukmin lainnya; mengumpulkan baginya mata pencahariannya serta membelanya saat ia tak mengetahuinya’”. (HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Adab alMufrad dengan sanad bagus).

 

  1. Mudah Menolong, Mudah Pula Dapa Pertolongan

 

Dari Abu Musa berkata, adalah Nabi tatkala seorang yang tengah membutuhkan bantuan datang pada beliau, maka beliau berseru kepada para sahabat: “Tolonglah ja, niscaya kamu semua bakal diberi balasan, Allah telah menetapkan apa yang dicintai melalui lisan Nabi-Nya’. Dalam sebuah riwayat lain: “Sesuai kehendak-Nya” (Muttafagq ‘alaih).

 

  1. Sukses Meniti Shirath Karena Menolong Orang lain

 

Dari Sayyidah Aisyah berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa menfasilitasi saudara muslimnya dengan orang yang mempunyai kewenangan guna menyampaikan kebaikan dan memudahkan yang hal sulit, niscaya Allah menolongnya saat ia melintasi as-Shirath tatkala banyak kaki yang tergelincir di atasnya”. (HR. AtThabarani dalam kitab al-Mu’jam as-Shaghir dan al-Awsath, dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya. Hadits ini bisa digunakan sebagai argumentasi).

 

  1. Gapai Derajat Tinggi di Surga

 

Dari Abu Darda’ berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa menfasilitasi saudaranya kepada penguasa dalam mengajukan kebaikan atau memberikan kesenangan, niscaya Allah mengangkatnya pada derajat yang luhur kelak di surga”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mujam asShaghir dan al-Awshath. Hadits ini dapat digunakan sebagai acuan dalam fadhailul a’mal).

 

  1. Sedekah Lisan

 

Dari Samurah bin Jundub  berkata, Rasulullah  bersabda: “Sebaik-baiknya sedekah adalah sedekah lisan’. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, bagaimana sedekah lisan itu?” Beliau bersabda: “Sebuah Pertolongan yang dapat membebaskan orang yang tertawan, mencegah pertumpahan darah, menjalankan kebaikan, kebajikan untuk saudaramu dan menghalau kesedihannya”. Dalam riwayat lain: “Menghalaunya dari hal yang tidak disukai”. (HR. AtThabarani dan al-Baihaqi. Hadits ini dapat diterima guna menunjang fadhail a’mal).

 

  1. Menegakkan Kebenaran dengan Lisa

 

Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda: “Barang Siapa menegakkan kebenaran dengan lisannya, niscaya pahalanya akan terus berkesinambungan hingga hari kiamat, maka disempurnakanlah pahalanya”. (HR. At-Thabarani dalam kitab Makarim al-Akhlak. Hadits ini dapat diamalkan).

 

  1. Dapatkan Pahala Berlipat

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Allah ta’ala berfirman: ‘Wahai anak Adam berinfaklah kamu, niscaya Aku berinfak atas kamu”. (Muttafaq ‘alaihi).

 

Artinya: Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan memberimu lebih banyak dari yang kamu infakkan itu dengan balasan yang berlipat.

 

  1. Dermawan yang Bodoh Lebih Baik daripada, Ahli Ibadah yang Pelit

 

Dari Abu Hurairah  berkata, Rasulullah bersabda: “Orang dermawan itu dekat dengan (rahmat) Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Orang bakhil itu jauh dari (rahmat) Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Orang bodoh namun dermawan itu lebih dicintai Allah ketimbang seorang ahli ibadah yang bakhil”. (HR. At-Tirmidzi).

 

  1. Infaq Terbaik dan Utama

 

Dari Abu Said al-Khudzri berkata, Rasulullah  bersabda: “Sungguh seseorang yang bersedekah dengan hanya satu dirham ketika ia hidup itu lebih bagus baginya daripada bersedekah seratus menjelang matinya”. (HR. Abu Dawud).

 

  1. Kedudukan Infaq Saat Ajal Menjelang 

 

Dari Abu Darda’ berkata, Rasulullah bersabda: “Perumpamaan orang yang bersedekah atau memerdekakan budak menjelang kematiannya itu seperti orang memberikan makanan saat ia sudah kenyang”. (HR. Ahmad, an-Nasa’i, adDarimi dan at-Tirmidzi, dan ia mensahihkannya).

 

  1. Nilai Ganda Infaq

 

Dari Abu Dzar al-Ghiffari berkata, Rasulullah bersabda; “Tiada seorang muslim yang berinfak di jalan Allah dari sepasang hartanya, melainkan ia akan ditemui oleh para penjaga surga, mereka memangil-manggilnya untuk mendapat apa yang ada pada mereka.” Aku _bertanya: “Bagaimana bisa begitu?” Beliau bersabda: “Jika infak itu seekor onta, maka ia mendapat dua onta, jika seekor sapi, maka ia memperoleh dua ekor sapi”. (HR. An-Nasa’i).

 

  1. Bersedekah dengan Penghasilan yang Halal

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah  bersabda: “Barang siapa bersedekah seukuran satu buah kurma yang dihasilkan dari pekerjaan halal – karena memang Allah tidak menerima kecuali dari hal yang baik – maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya (penuh ridla), kemudian Allah memelihara pahala tersebut layaknya kamu memelihara anak kuda, hingga (amal tersebut menjadi besar) menyerupai gunung”. (Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Setiap Kebajikan Terbalas Berlipat Ganda

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Sedekah itu tidak mengurangi harta sama sekali. Allah member tambahan kemuliaan bagi hamba yang mau memaafkan, dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ (rendah hati) karena mengharap ridla Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya”. (HR. Muslim).

 

  1. Naungan Rahmat di Mahsyar Bagi Para Penderma

 

Dari Uqbah bin Amir berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda: “Setiap orang akan bernaung di bawah (pahala) sedekahnya sampai diputuskan perkara antara manusia”. Yazid berkata: “Adalah Abu al-Khair Martsad tidak melewati suatu hari melainkan ia bersedekah dengan sesuatu, meski hanya sepotong kue atau bawang merah”. (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dalam shahih keduanya. Al Hakim berkata: Hadits ini shahih, sesuai persyaratan Imam Muslim).

 

  1. Sedekah Menjadi Pengaman dari Siksa Neraka

 

Dari Maimun binti Sa’d berkata: “Wahai Rasulallah, berikan aku pendapat tentang sedekah”. Beliau bersabda: “Sedekah adalah penutup api neraka bagi orang yang melakukannya seraya berharap ridla Allah 38’. (HR. AtThabarani. Hadits ini cukup baik untuk diambil pembelajaran).

 

  1. Berladang Pahala

 

Dari Anas  berkata, Rasulullah bersabda: “Tak seorang mukmin pun yang menanam tanaman atau menabur benih, lalu dimakan orang lain, burung ataupun hewan melainkan hal itu menjadi sedekah baginya”. (Muttafaq ‘alaih).

 

Dalam riwayat Muslim, dari Jabir : “Dan hasil tanaman yang dicuri darinya, maka hal itu menjadi sedekah baginya’.

 

  1. Menutup Tujuh Puluh Macam Segala Keburukan

 

Dari Rafi’ bin Khudaij berkata, Rasulullah bersabda: “Sedekah itu dapat menutup tujuh puluh pintu keburukan”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mu jam alKabir. Hadits dapat diterima untuk motivasi amal sedekah).

 

  1. Bersegera Dalam Bersedekah

 

Dari Anas bin Malik  berkata, Rasulullah bersabda: “Masukilah pagi hari dengan sedekah, sebab sesungguhnya musibah itu tidak mampu melompati sedekah”. (HR. Al-Baihaqi baik secara marfu’ maupun mauquf. Hadits ini dapat diamalkan untuk motivasi amal kebaikan).

 

121, Berkah Usia dan Terhindar dari Kematian yang Buruk

 

Dari Amr bin Auf berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya sedekah seorang muslim itu dapat menambah usia, mencegah mati dalam kondisi jelek, serta menghalau sikap takabur dan sombong”. (HR. At-Thabarani dari berbagai jalan sanad, at-Tirmidzi memberinya status hasan, dan Ibnu Khuzaimah).

 

  1. Kunci Meraih Pertolongan

 

Dari Jabir bin Abdillah berkata, Rasulullah memberi khutbah pada kami, Beliau’ bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kamu semua kepada Allah sebelum kamu semua mati, bersegeralah dalam beramal baik sebelum kamu semua disibukkan, sambunglah hubungan antara dirimu dengan Tuhanmu dengan cara memperbanyak dzikir pada-Nya, dan memperbanyak sedekah, baik secara rahasia maupun terang-terangan, niscaya kamu semua akan dikaruniai rezeki, diberi kemenangan, dan ditutupi kekurangan kamu semua”. (HR. Ibnu Majah).

 

  1. Mukti Manfaat Sedekah

 

Dari Abu Bakar as-Shiddiq berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda di atas tiang mimbar: “Jagalah (diri kalian dari) neraka meskipun dengan sepotong (secuil) buah kurma, karena sedekah itu dapat meluruskan sesuatu yang bengkok, mencegah mati buruk, menempatkan orang yang lapar (kekurangan) di kedudukannya orang-orang yang kenyang (berkecukupan)”. (HR. Abu Ya‘ala dan al-Bazzar. Hadis dapat diamalkan).

 

  1. Memadamkan Murka Allah

 

Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda: “Sungguh sedekah itu mampu memadamkan murka Tuhan dan mencegah mati buruk”. (HR. At-Tirmidzi).

 

  1. Sedekah Terhadap Kerabat

 

Dari Salman bin Amir berkata, Rasulullah bersabda: “Sedekah pada orang miskin terhitung satu sedekah, dan pada orang yang masih ada hubungan kerabat ada dua (kemanfaatan): sedekah dan menyambung silaturrahim”. (HR. An-Nasai dan at-Tirmidzi).

 

  1. Sedekah Pada Kerabat yang Sering Menyakiti

 

Dari Hakim bin Hizam berkata, bahwasanya seseorang bertanya pada Rasulullah tentang ragam sedekah, mana yang paling utama? Beliau bersabda: “Atas kerabat yang tengah memutuskan hubungan kekerabatan lagi menyimpan benci”. (HR. Ahmad, at-Thabarani. Hadits ini adalah hasan).

 

  1. Sedekah yang Berlipat Pahala

 

Dari Abu Umamah berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya sedekah atas orang yang memiliki hubungan kekerabatan pahalanya digandakan dua kali lipat”. (HR. At-Thabarani dalam kitab al-Mujam al Kabir. Hadits cukup baik untuk dijadikan dalil fadhailul a’mal).

 

  1. Berpahala Layaknya Memerdekakan Budak

 

Dari al-Barra’ bin Azib berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Barang siapa memberikan hewan perahan susu, menghutangi, atau menunjukkan jalan, maka baginya pahala semisal memerdekakan budak”. (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

 

  1. Pahala Memberi Pinjaman Layakny Bersedekah

 

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah bersabda: ““Setiap piutang adalah sedekah”. (HR. AtThabarani dengan sanad hasan, dan al-Baihaqi).

 

  1. Memberi Pinjaman Lebih Utama Daripada Bersedekah

 

Dari Abu Umamah dari Nabi bersabda: “Seseorang masuk ke dalam surga, iapun melihat tulisan di atas pintu surga, Sedekah dibalas dengan sepuluh kali lipat, sedangkan piutang dibalas dengan delapan belas kali lipat”. Dalam riwayat lain: Bahwa Nabi sendiri yang melihat hal tersebut. (HR. At-Thabarani dan al-Baihaqi).

 

  1. Memberi Hutang Setingkat di atas Pahala

 

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, bahwasanya Nabi bersabda: “Tiada dari seorang muslim memberi pinjaman terhadap muslim lainnya sekali saja, melainkan ia seperti bersedekah dua kali”. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam sahihnya).

 

  1. Utamakan Bakti UntukIbu

 

Dari Abu Hurairah 4 berkata: Seseorang bertanya pada Baginda Nabi: “Ya Rasulallah, siapakah yang lebih berhak aku gauli dengan baik?” Beliau bersabda: “Ibumu”. Kemudian orang itu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Nabi bersabda: “Ibumu”. “Lalu siapa lagi?” “Ibumu”. Dia lalu bertanya lagi: “Lalu siapa?” Nabi bersabda: “Ayahmu”.

 

Dalam riwayat lain, beliau menjawab; “Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu, lalu yang lebih dekat denganmu dan yang lebih dekat denganmu”. (Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Merajut Hubungan dengan Kerabat dan Teman Orang Tua

 

Dari Ibnu Umar  berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di antara sebaik-baiknya kebaikan ialah sambungnya hubungan seseorang terhadap orang yang dicintai ayahnya setelah wafatnya sang ayah”. (HR. Muslim).

 

  1. Bakti Berkahkan Umur dan Lancarkan Rejeki

 

Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda: “Barang Siapa ingin diperluas rejekinya dan diperpanjang usianya, maka hendaknya ia menyambung hubungan kekerabatannya”. (Muttafaqun ‘alaih).

 

  1. Dekat dan Mencintai Kerabat

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Pelajarilah dari urutan keturunan yang menjadikan tersambungnya kekerabatan kamu, karena sesungguhnya silaturrahim itu meningkatkan kecintaan pada keluarga, memperbanyak harta, lagi memperpanjang usia”. (HR. AtTirmidzi, ia berkata: Hadits Hasan Gharib).

 

  1. Berbakti Kepada Sang Bibi

 

Dari Ibnu Umar berkata, bahwasanya ada seseorang datang pada Nabi dan berkata; “Wahai Rasulallah, sesungguhnya aku telah melakukan dosa besar, apakah aku masih bisa bertaubat?” Beliau bersabda: “Apakah ibumu masih ada?” Orang itu berkata: “Tidak”. Beliau bersabda: “Apakah kamu punya bibi (saudara ibu)?” “Iya”, jawabnya. Rasulullah bersabda: “Maka berbaktilah padanya”. (HR. AtTirmidzi).

 

  1. Berbakti Sepeninggal Orang Tua

 

Dari Anas 4 berkata, Rasulullah bersabda: “Bahwasanya seorang hamba yang ayah atau salah satu kedua orang tuanya meninggal dunia dan ia telah berbuat durhaka, iapun terus-menerus berdo’a untuk keduanya, memohonkan ampunan untuk keduanya, sampai Allah mencatatnya sebagai anak yang amat berbakti”. (HR. Al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman. Hadits ini baik untuk dijadikan renungan).

 

  1. Pintu Surga Terbuka Lebar Bagi Anak yang Berbakti

 

Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa memasuki pagi hari dengan taat kepada Allah melalui kedua orang tuanya, niscaya ia masuk pagi dengan keadaan kedua buah pintu surga terbuka baginya. Apabila berbakti pada satu orang tua saja, maka terbukalah satu pintu surga. Dan barang siapa masuk sore dalam kondisi durhaka pada Allah melalui kedua orang tuanya, niscaya ia masuk pagi dengan keadaan dua pintu neraka terbuka baginya, dan apabila durhaka pada satu orang tua, maka terbuka pula satu pintu neraka”. Seseorang bertanya: “Meskipun kedua orang tua itu mendzaliminya?” Beliau bersabda: “Meskipun kedua orang tua itu mendzaliminya, meskipun kedua orang tua itu mendzaliminya”. (HR. Ibnu Wahb dalam kitab Al Jami).

 

  1. Pandangan Penuh Kasih Sayang Untuk Ayah dan Ibu

 

Dari Ibnu Abbas  bahwasanya Rasulullah bersabda: “Tiada seorang anak berbakti itu tengah melihat kedua orang tuanya dengan pandangan penuh rasa sayang, melainkan Allah mencatat setiap pandangan layaknya ia berhaji yang mabrur”. Ditanyakan; “Bagaimana jika sehari ia memandang sampai seratus kali sehari?” Beliau bersabda: “Karunia Allah itu lebih besar dan lebih baik”. (HR. AlBaihaqi dalam Syuab al-Iman, as-Suyuthi dalam Al jami’ alKabir, Ibnu Asakir dalam tarikhnya, dan Ibnu Najjar).

 

  1. Berada di Taman Surga

 

Dari Tsauban berkata, Rasulullah bersabda: “Bahwasanya seorang muslim tatkala menjenguk saudara muslim lainnya, ia senantiasa berada di taman surga sampai ia pulang”. (HR. Muslim).

 

Perkataan Rasulullah: ( .) dengan mengharakati dhammah huruf kha, dan mensukun huruf ra’, artinya adalah pertamanan surga.

 

  1. Memperoleh Istighfar 70.000 Malaikat

 

Dari Ali berkata, Aku mendengar Rasulullah  bersabda: “Tiada seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari melainkan ada tujuh puluh ribu malaikat membacakan istighfar untuknya hingga petang. Apabila ia menjenguknya di sore hari, maka ada tujuh puluh ribu malaikat yang membacakan istighfar untuknya hingga pagi hari Dan baginya ada sebuah taman di surga”. (HR. Muslim).

 

Perkataan Rasulullah: ( ), artinya adalah taman.

 

  1. Mengemban Amanah Allah

 

Dari Abu Hurairah  berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta‘ala berseru di hari kiamat: “Wahai anak Adam, Aku sakit namun kamu tidak menjengukku”. Anak Adam berkata: “Wahai Tuhanku, bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam?” Allah berfirman: “Apakah kamu tidak tahu bahwasanya hamba-ku si Fulan itu sakit, namun kamu tidak menjenguknya. Apakah kamu tidak tahu, andai kamu menjenguknya (kala itu), niscaya kamu menemukan Aku (rahmat-Ku) berada di sampingnya”. “Wahai anak Adam, Aku minta makan padamu dan engkau tidak memberiku makan”. Anak Adam berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu makan sementara Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam?” Allah berfirman: “Apakah kamu tidak tahu bahwasanya hambaku si Fulan meminta makan padamu dan kamu tidak memberinya makan. Apa kamu tidak tahu andai saja kamu memberinya makan, niscaya kamu akan mendapati (rahmat) Aku berada di sampingnya?” “Wahai anak Adam, Aku minta minum kepada kamu dan kamu tidak memberiku minum”. Anak Adam berkata: “Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum, sedangkan Engkau adalah Tuhan seru sekalian alam?” Allah berfirman: “HambaKu si Fulan meminta minum pada kamu, dan kamu tidak memberinya minum. Apakah kamu tidak tahu, andai kamu memberinya minum, niscaya kamu mendapati (rahmat) Aku berada di sampingnya?” (HR. Muslim).

 

  1. Dijauhkan dari Siksa Neraka

 

Dari Anas  berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa mengambil air wudlu, memperbaiki tatacara wudlu, lalu menjenguk saudara muslimnya dengan berharap ridla Allah, niscaya ia dijauhkan dari neraka jahannam sejauh perjalanan enam puluh tahun”. (HR. Muslim).

 

Perkataan Rasulullah: ( ), artinya adalah tahun.

 

  1. Malaikat Memberi Ucapan Apresiasi

 

Dari Abu Hurairah  berkata, Rasulullah  bersabda: “Barang siapa menjenguk orang sakit, maka berserulah malikat yang berseru di atas langit: “Kamu dalam keadaan baik, baik pula perjalananmu itu, dan kamu telah menyinggahi sebuah kediaman di surga”. (HR. Ibnu Majah)

 

Dari Jabir berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa menjenguk orang sakit, maka ia senantiasa memasuki anugerah Allah sampai ia duduk, jika ia telah (dipersilakan) duduk, maka ia telah terbenam di dalamnya”. (HR. Malik, Ahmad dan sanad hadits ini adalah Hasan).

 

  1. Mengenakan Pakaian Bulu Surga

 

Dari Abu Barzah berkata, Rasulullah  bersabda: “Barang siapa bertakziah kepada orang yang ditinggal mati anaknya, niscaya ia diberi pakaian selimut bulu di surga nanti”. (HR. At-Tirmidzi).

 

  1. Berhias Pakaian Kehormatan

 

Dari Amr bin Hazm dari Nabi  bersabda: “Tiada seorang mukmin bertakziah terhadap saudaranya karena suatu musibah, melainkan Allah memberinya pakaian dari perhiasan kehormatan kelak di hari kiamat”. (HR. Ibnu Majah).

 

  1. Berpadu Dalam Pahala

 

Dari Ibnu Mas’ud berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa menghibur orang yang tertimpa musibah, maka baginya seumpama pahala orang yang tertimpa musibah itu”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 

  1. Dilarang Menunda Memberi Pertolongan dan Berharap Imbalan dari Orang yang Ditolong

 

Guna memacu semangat diri dalam melaksanakan kebajikan serta berbagi kebaikan dengan sesama, Baginda Nabi  memberi peringatan untuk tidak lamban melaksanakan tindakan baik tersebut, bahkan Beliau juga mengancam orang yang suka menunda-nunda dalam memenuhi kebutuhan saudaranya padahal ia mampu melakukannya, tanpa adanya bahaya mengancam maupun aral yang menghalanginya. Sebuah hadits yang diriwayatkan dari al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib , ia berkata: Rasulullah bersabda:

 

“Barang siapa enggan menolong saudara muslimnya dalam suatu urusan, baik terlaksana maupun tidak, melainkan ia akan diuji dengan menolong orang berbuat dosa dan iapun tak memperoleh pahala”.

 

Lihatlah betapa tegasnya ancaman tersebut.

 

Sedangkan maksud dari sabda Nabi  ‘terlaksana ataupun tidak’ ialah tatkala seorang hamba enggan memberi pertolongan terhadap saudaranya sesama muslim, maka ia berhak mendapat ancaman ini, kendatipun Allah telah memenuhi kebutuhan orang itu. Maka, orang yang beruntung adalah orang yang telah memperoleh petunjuk Allah hingga mampu melakukan hal tersebut, sedangkan orang celaka adalah orang yang acuh tak acuh dalam permasalahan ini.

 

Juga terdapat sebuah hadis yang menegaskan adanya larangan untuk menerima sesuatu apapun dari pihak yang ditolong sebagai bentuk imbalan jasa atas kebaikan yang telah ia kerjakan:

 

Dari Abu Umamah dari Nabi beliau bersabda: “Barang siapa memberi pertolongan terhadap saudaranya, kemudian diberi hadiah dan ia menerima pemberian itu, maka sungguh ia telah mendatangi pintu besar dari pintu-pintu riba”. (HR. Abu Dawud).

 

Ini merupakan suatu ancaman yang cukup tegas, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam menanggapi para penikmat hasil riba:

 

Artinya: Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. (QS. AlBaqarah: 275).

 

Semoga kita terlindungi dari perbuatan tersebut.

 

Dan guna membangkitkan semangat dalam melaksanakan kebajikan, Rasulullah  bersabda,:

 

“Siapapun pemimpin atau hakim yang menutup pintu bagi orang yang membutuhkan pertolongan, tertimpa masalah lagi miskin, melainkan Allah akan menutup pintu rahmat-Nya terhadap kebutuhan, masalah dan kekurangan yang dialaminya”. (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad).

 

  1. Sebaik-baiknya Orang adalah yang Pandai Bersyukur

 

Di antara dalil yang menguatkan keutamaan dan keagungan yang didapat dari berbuat kebajikan ialah sabda Baginda Nabi  berkenaan dengan dianjurkannya memiliki rasa syukur dan berterimakasih terhadap ahli kebaikan, mendoakannya serta mengingat-ingat kelebihan mereka. Salah satu di antara hadits itu diriwayatkan dari al-Asy’ats bin Qais, ia berkata:

 

Rasulullah  bersabda: “Orang yang paling bersyukur kepada Allah ialah orang yang paling bisa berterima kasih terhadap sesamanya”. Dalam riwayat lain: “Tak bisa dikatakan bersyukur pada Allah, orang yang tidak berterima kasih pada orang lain”. (Hadits-hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Thabarani. Para periwayat dari jalur Ahmad adalah tsiqah/terpercaya).

 

  1. Ungkapan Terimakasih Tidak Hanya Pada Allah

 

Dari Aisyah  berkata; “Adalah Rasulullah  seringkali bertutur kepadaku,: “Wahai Aisyah, bagaimana dengan bait-bait syairmu?” ‘Bait syair yang mana, ya Rasulallah? Syair-syairku cukup banyak”. Beliau bersabda padaku: “Tentang Syukur”. Aku berkata: “Baiklah, demi ayah dan ibuku, Penyair berkata:

 

Tuntaskan pekerjaanmu dan janganlah kelemahan itu menguasaimu * di suatu hari nanti kamu menjumpai akibatnya itu tumbuh.

 

Membalas padamu ataupun memujimu dan bahwasanya orang * yang memujimu karena sesuatu yang telah kamu lakukan itu sama halnya ia yang melakukan.

 

Sesungguhnya seorang dermawan tatkala kau berharap menyambungnya * kamu tak merusak tali baju yang lemah kekuatannya”.

 

Kemudian Beliau bersabda: “Wahai Aisyah, ketika Allah mengumpulkan para makhluk di hari kiamat nanti, lalu Allah berseru kepada seorang hamba di antara para hamba-Nya yang telah menerima kebajikan dari orang lain: “Apakah kamu telah berterimakasih?” Hamba itu berkata: “Wahai Tuhanku, Engkau Maha Tahu bahwasanya kebaikan itu dari-Mu, maka aku hanya bersyukur pada-Mu atas adanya kebaikan itu”. Allah berfirman: “Kamu belum bersyukur padaku jika tidak berterima kasih kepada orang yang telah aku lewatkan kebaikan itu melalui tangannya’. (HR. At-Thabarani dalam kitab Al-Mujam As-Shaghir dan Al-Awsath).

 

  1. Manusia yang Tak Bersyukur Pada Allah

 

Dari Abu Malih dari Usamah dari Nabi Muhammad bersabda: “Tidak (dikatakan) bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada orang lain”. (HR. AtThabarani. Hadits baik untuk memperkuat argumen).

 

  1. Manusia Ahli Syukur

 

Dari Usamah bin Zaid berkata, Rasulullah bersabda: “Orang yang paling bersyukur kepada Allah ialah mereka yang paling berterima kasih kepada manusia”. (HR. AtThabarani. Hadits ini diterima untuk motivasi Fadhailul a’mal).

 

  1. Manusia yang Tak Pandai Bersyukur (I)

 

Dari Jarir berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka (hakekatnya) ia tidak bersyukur kepada Allah”. (HR. At-Thabarani. Periwayat hadits ini adalah perawi yang digunakan dalam kitab sahih).

 

  1. Manusia yang Tak Pandai Berterimakasih (II)

 

Dari Abu Said berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa tidak berterimakasih pada manusia, maka (hakekatnya) ia tidaklah bersyukur kepada Allah ”. (HR. At-Thabarani dalam kitab Al-Mujam Al-Awsath. Isnad hadits ini adalah hasan).

 

  1. Anjuran Untuk Berbalas Budi Baik

 

Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah bersabda: “Balaslah orang yang telah berbuat baik kepada kamu, dan apabila kamu tidak kuasa melakukannya, maka doakanlah kebaikan untuknya, hingga ia tahu bahwa dirimu telah berterimakasih padanya. Sesungguhnya Allah itu) Maha mensyukuri serta mencintai orang-orang yang bersyukur”. (HR. At-Thabarani dalam kitab Al-Mu jam Al-Awsath).

 

  1. Cara Terbaik Dalam Balas Budi

 

Dari Aisyah gaits berkata, Rasulullah bersabda: “Barang siapa mendapatkan kebaikan, hendaknya ia membalasnya dengan sepadan. Jika tidak mampu membalas, maka beritakanlah, karena sesungguhnya orang yang memberitakannya itu telah berterima kasih padanya. Barang siapa merasa kenyang dengan sesuatu yang bukan miliknya, itu sama halnya dengan mengenakan dua buah pakaian kebohongan”. (HR. At-Thabarani dalam kitab Al-Mujam AIAwsath).

 

  1. Beritakan Kebaikan dan Kedermawana

 

Dari Thalhah – yakni Ibnu Ubaidillah – berkata, Rasulullah  bersabda: “Barang siapa memperoleh kebajikan, maka sebutlah kebaikan orang yang memberi kebajikan.

 

Sebab barang siapa menyebutnya, maka sungguh ia telah berterima kasih pada orang tersebut. Dan barang siapa yang merahasiakannya, maka sungguh ia telah mengingkari kebajikan itu”. (HR. At-Thabarani. Hadits-hadits ini cukup baik untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan).

 

  1. Membalas Kebaikan Orang Lain dengan Doa

 

Dari Hakim bin Umair berkata, Rasulullah  bersabda: “Barang siapa mendatangkan kebaikan kepada kamu, maka balaslah sepadannya, dan apabila tak bisa, maka doakanlah baginya”. (HR. At-Thabarani).

 

  1. Panjatan Doa dan Ungkapkan Terimakasih

 

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Ketika seseorang berucap, ‘Semoga Allah membalas kebaikan padamu’, maka sungguh ia telah menyampaikan ungkapan terima kasih”. (HR. At-Thabarani dan keduanya diterima dalam Fadhailul a’mal).