Artinya : “Berkata orang yang mengharap rahmat dari Dzat yang maha kuasa, Yakni (Syekh) Ahmad yang terkenal dengan julukan Ad-Dardiri”
Artinya : “Segala Pujian hanya milik Allah, dzat yang maha luhur, maha esa, Maha mengetahui, maha satu, maha kaya dan maha mulia”.
Artinya : “Shalawat dan salam yang paling utama, Semoga selalu terhaturkan kepada nabi yang terpilih dan yang mulia”.
Artinya : “Dan (Shalawat serta salam juga semoga tercurahkan) kepada keluarga dan sahabat nabi yang suci, Terkhusus kepada sahabatnya yang menyertainya di dalam gua”.
Artinya : “(Nadzam) ini (menjelaskan tentang) akidah (keyakinan) yang luhur,Aku beri nama Nadzam ini Al-Kharidah Al-Bahiyyah”.
Artinya : “(Meskipun Nadzam ini) tipis dan sangat kecil bentuknya, Namun sangat banyak dan besar ilmu yang terkandung di dalamnya”.
Artinya : “ilmu yang berada dalam nadzam ini sudah bisa mencukupi bagi kalian, jika kalian ingin cukup hanya belajar nadzam ini saja. Sebab nadzam ini sudah lengkap dengan inti-inti dalam pembahasan materi pelajaran ini (ilmu Tauhid)”.
Artinya : “Aku memohon kepada Allah agar amal-amalku di terima, Nadzam ini bermanfaat, dan semua kesalahan dan dosa semoga terampuni semua”.
Artinya : “Pembagian akal (hukum yang di tetapkan oleh akal) – sudah pasti-, (ada tiga) di antaranya, wajib, kemudian mustahil,
Artinya : “Kemudian Jawaz (mungkin terjadi dan tidaknya) yang menjadi pembagian hukum yang ketiga. Oleh sebab itu, pahamilah ! semoga engkau di berikan nikmatnya paham (terhadap semua ilmu)”.
Artinya : “Wajib secara hukum syariat atas orang mukallaf, Untuk mengetahui Allah dzat yang maha tinggi. Oleh sebab itu, ketahuilah !”
Artinya : Yakni (wajib) mengetahui sifat wajib (tetap dan harus), sifat mustahil, Dan sifat yang Ja’iz (mungkin) bagi Allah taala”
Artinya : “(Ketiga sifat) ini juga sama (wajib di ketahui oleh orang mukallaf dan) di miliki oleh para utusan-utusan Allah, Semoga segala bentuk penghormatan Tuhan (Allah) selalu tercurahkan kepada mereka semua”.
Artinya : “Sifat wajib (tetap bagi Allah) “Aqli (yang di tetapkan oleh akal) adalah sifat yang tidak di terima oleh akal, Akan ketiadaannya di dalam dzatnya Allah. Maka berdoa dan memohonlah dengan rendah diri kepada Allah !”.
Artinya : “Sifat mustahil adalah setiap sifat yang tidak mungkin ada, Di dalam dzatnya Allah. Sifat ini kebalikan dari sifat yang pertama (sifat wajib)”
Artinya : “Setiap perkara yang bisa tidak wujud, Dan bisa wujud, itu di sebut dengan sifat Ja’iz, dengan tanpa ragu”.
Artinya : “Kemudian ketahuilah ! sesungguhnya alam semesta ini, Yakni segala sesuatu selain Allah yang maha tinggi dan maha mengetahui,
Artinya : Tanpa di ragukan lagi bahwa mereka semua adalah perkara yang baru sekaligus membutuhkan (kepada Allah), Karena mereka selalu berubah-ubah”.
Artinya : “Sifat barunya alam semesta itu di karena keberadaan dan wujudnya setelah tidak ada. Kebalikan dari sifat baru itu di sebut dengan sifat gidam (maha dahulu yang tidak di awali dengan ketiadaan)”.
Artinya : “Ketahuilah ! sesungguhnya sifat “wujud’, Adalah salah satu dari sifat wajib Allah yang maha satu dan maha di sembah ‘.
Artinya : “Karena sudah jelas, bahwa sesungguhnya setiap pengaruh, Itu menunjukkan terhadap sesuatu yang memberikan pengaruh. Oleh sebab itu, ambillah pelajaran !”.
Artinya : “Sifat ini (sifat wujud) di sebut dengan sifat “Nafsiyyah”. Kemudian, setelah sifat ini akan di sebutkan lima sifat lain yang di sebut dengan sifat “Salbiyyah’ (menghilangkan)”.
Artinya : “(Kelima sifat tersebut) adalah sifat gidam dzat-Nya (tidak di awali dengan ketiadaan) dan baga’ (kekal). Ketahuilah !, Berdiri sendiri, -semoga engkau mendapatkan sifat takwa-, Mukhalafah lil ghairi (berbeda dengan selain-Nya), maha esa. Dalam dzat atau sifat-sifat-Nya yang luhur, Dan perbuatannya. Pengaruh tidak ada yang memiliki, Kecuali hanya di miliki oleh dzat yang maha perkasa. Maha luhur dan tinggi Dia”.
lArtinya : “Barang siapa yang mengatakan (dan meyakini bahwa pengaruh atau dampak bisa di timbulkan) oleh tabiat atau penyebab, Maka hal itu akan menjadikan kafir menurut umat agama Islam”.
Artinya : “Barang siapa yang mengatakan (dan meyakini bahwa pengaruh dan dampak bisa di timbulkan) oleh kekuatan yang di titipkan (pada sesuatu), Maka hal ini dapat menjadikan bidah. Maka, janganlah engkau memandang pada pendapat ini !”.
Artinya : “Jikalau seumpama Allah tidak memiliki kelima sifat Salbiyyah, Niscaya Allah adalah dzat yang baru. sedangkan hal ini mustahil terjadi. Maka istigamahlah dalam melakukan kebaikan !”.
Artinya : “Karena (jikalau Allah memiliki sifat hadits akibat tidak memiliki sifat salbiyyah) itu akan menyebabkan berantai, Dan perputaran (pada dzat yang memiliki pengaruh). Sedangkan ini adalah hal yang mustahil secara jelas”
Artinya : “Dia (Allah) adalah dzat yang maha mulia, maha indah, maha menguasai, Maha nampak, maka suci, maha memiliki, dan maha luhur.
Artinya : Dia adalah dzat yang di sucikan dari tempat, arah, Sambung (dengan sesuatu yang lain), terpisah (dari sesuatu yang lain), dan sifat bodoh”.
Artinya : “Lalu, Sifat-sifat ma’ani jumlahnya ada tujuh bagi orang yang mengetahui, Antara lain, sifat mengetahui-Nya yang meliputi segala sesuatu,
Sifat hidup-Nya, sifat mampu, dan sifat menghendaki-Nya. Setiap sesuatu yang ada ini tiada yang terlepas dari kehendak-Nya.
Artinya : “Apabila Allah benar-benar memerintah sesuatu yang bertolak belakang (dengan kehendak-Nya),
Maka tujuan dari hal itu adalah bukan perintah (yang di syariatkan). Maka jauhilah perdebatan.
Artinya : “Dengan penjelasan pada nadzam di atas, akhirnya engkau benar-benar mengetahui empat pembagian dalam alam semesta yang sudah wujud ini.
Maka, hafalkanlah keadaan ini sebagaimana yang sudah lewat !”
Artinya : “(Termasuk sifat ma’ani Allah yang ke lima, enam dan ketujuh adalah) maha bicara Allah, maha mendengar Allah, dan maha melihat Allah.
Dia adalah Tuhan yang maha melakukan dan atas kehendak-Nya sendiri”.
Artinya : “(Dalam membahas sifat ma’ani) wajib (harus) menghubungkan sifat-sifat ini (pada sesuatu yang menjadi sasaran darinya). (Ketetapan ini bersifat) harus dan selamanya, selain sifat hidup-Nya”.
Artinya : “Sifat maha mengetahui dan kalam Allah yang maha tinggi, Keduanya secara pasti berhubungan dengan semua pembagian hukum “Aqli (wajib, ja’iz, dan mustahil)”.
Artinya : “Sifat maha mampu dan kehendak Allah pasti berhubungan, Dengan segala sesuatu yang mungkin terjadi dan tidak terjadi dengan tanpa terkecuali. Wahai orang yang bertakwa”
Artinya : “Yakinlah ! bahwa sifat maha mendengar dan melihat Allah, Keduanya berhubungan segala segala yang wujud serta di ketahui (oleh Allah)”.
Artinya : “Semua sifat tersebut (sifat ma’ani) adalah sifat yang gadim (tidak di awali dengan ketiadaan) serta menetap pada dzat (Allah), Karena sifat tersebut bukan sesuatu yang bukan dzatnya Allah ”.
Artinya : “Lalu, sifat maha bicara (kalam) Allah tidaklah berupa huruf, Dan juga tidak terangkai (dari satu huruf dengan huruf yang lain, dan dari satu kata dengan kata yang lain) sebagaimana yang sudah di ketahui (dari cara berbicaranya makhluk)”.
Artinya : “Allah mustahil (menurut akal pikiran) akan memiliki segala sifat yang berlawanan dengan sifat-sifat di atas, Meliputi segala sifat yang maha tinggi dan suci. Maka ketahuilah !”.
Artinya : “(Mengenai alasan Allah ta’ala memiliki sifat-sifat ma’ani) karena jikalau Allah tidak memiliki sifat-sifat tersebut, Niscaya Allah akan di kenal memiliki sifat-sifat yang berlawanan (dengan sifat ma ‘ani)”.
Artinya : “Setiap orang yang memiliki sifat yang berlawanan dengan sifat ma ‘ani, Maka ini akan sangat butuh dan bergantung terhadap perkara lain”.
Artinya : “Allah yang maha satu dan maha di sembah tidak akan butuh, Terhadap selainnya. Maha mulia, maha kaya, dan maha mampu Dia”.
Artinya : “Tidak wajib (ja’iz) bagi Allah untuk mewujudkan sesuatu, Tidak mewujudkan, menjadikan celaka dan menjadikan bahagia”.
Artinya : “Barang siapa yang mengatakan (Orang-orang Muktazilah) bahwa berbuat baik itu wajib bagi Allah, Maka ia telah berprilaku jelek”
Artinya : “Yakinlah wahai saudaraku ! tentang melihat Allah dengan tanpa batas, Nanti di dalam surga keabadian”.
Artinya : “Karena kejadian (melihat Allah di dalam surga) itu mungkin terjadi (ja’iz) secara akal, (di samping itu) benar adanya dalil nAqli (Our ‘an atau hadits) yang menjelaskan hal ini”.
Artinya : “Sifatilah semua rasul dengan sifat amanah (dapat di percaya), Jujur, menyampaikan, dan cerdas”.
Artinya : “Mustahil para rasul memiliki sifat yang berlawanan dengan empat sifat di atas. Dan mungkin (ja’iz) bagi mereka untuk melakukan aktivitas seperti makan (dan semua aktivitas yang sewajarnya di lakukan manusia normalnya)”.
Artinya : “Terutusnya para rasul adalah sebuah anugerah dan belas kasih (dari Allah), Untuk alam semesta. Maha agung dzat yang memberikan nikmat”.
Artinya : “Wajib hukumnya iman dan percaya dengan perhitungan amal, Hari tergiringnya semua makhluk, siksa dan pahala.
Artinya : “(Juga wajib iman dan percaya dengan adanya) hari kebangkitan, jembatan (yang melintang di atas neraka Jahanam), timbangan amal, Telaga (nabi Muhammad), neraka dan surga ‘
Artinya : “(Juga wajib iman dan percaya dengan adanya) jin, malaikat, kemudian para nabi, Bidadari, wildan (anak-anak kecil pelayan surga), kemudian para wali”.
Artinya : “Dan (juga wajib iman dan percaya dengan) segala kabar yang disampaikan oleh nabi sang pembawa kabar gembira, Meliputi semua hukum (syariat atau keyakinan) yang menjadi seperti hukum dharuri (hukum yang sudah di ketahui oleh semua kalangan orang awam atau ulama)”.
Artinya : “Semua hukum yang sudah di jelaskan meliputi semua hukum, Telah terkumpul dalam kalimat Islam (kalimat syahadat)”.
Artinya : “Oleh sebab itu, perbanyaklah untuk membaca dan berzikir kalimat Islam dengan beradab, Niscaya derajatmu akan naik pada tingkatan yang paling tinggi dengan zikir ini”.
Artinya : “Menangkanlah perasaan takutmu (kepada Allah) dari pada perasaan berharap (rahmat Allah). Teruslah berjalan menuju kepada Tuhanmu dengan tanpa menjauh dari jalan yang lurus”.
Artinya : “Selalu perbaharuilah taubatmu setiap selesai melakukan maksiat dan dosa. Jangan sekali-kali engkau putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun”.
Artinya : “Jadilah orang yang memperbanyak syukur atas segala nikmat-Nya, Dan jadilah orang yang memperbanyak sabar atas segala cobaan dan musibah-Nya ”.
Artinya : “Sebab segala sesuatu pasti berdasarkan dengan ketetapan dan kepastian Allah. Dan segala sesuatu yang sudah di pasti oleh Allah pasti tidak akan ada yang bisa di hindari”.
Artinya : “Jadilah engkau sebagai orang yang pasrah (atas kehendak Allah) agar engkau mendapatkan keselamatan, Dan ikutlah jalan pada ahli ibadah yang alim-alim”.
Artinya : “Bersihkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah, Dengan bersungguh-sungguh dan shalat di waktu-waktu sahur (sepertigaakhir malam)”.
Artinya : “(dan juga, bersihkanlah hatimu dengan) merenungkan (keagungan Allah), berzikir selalu, Menjauhi semua dosa”.
Artinya : “(dan juga, bersihkanlah hatimu dengan) merasa selalu di pantau oleh Allah dalam segala keadaan, Agar engkau bisa naik pada puncak derajat kesempurnaan”.
Artinya : “(Setelah engkau melakukan itu semua) kemudian ucapkan demikian dengan perasaan hina, “Wahai Tuhanku, janganlah engkau putuskan hubunganku dengan-Mu, Dengan adanya sesuatu yang memutuskan, dan juga janganlah engkau menghalangiku,
Dari pemberian-Mu yang sangat rahasia (cahaya Ilahi) yang sangat terang dan dapat menghilangkan kebutaan (mata hati).
Semoga Engkau juga mengakhiri hidupku dengan baik, Wahai Dzat yang paling belas kasih dari orang-orang yang paling berbelas kasih”.
Artinya :
“Segala pujian hanya milik Allah atas sempurnanya (kitab ini). Shalawat dan salam yang paling utama semoga terhaturkan, Kepada nabi dari bani Hasyim yang menjadi penutup para nabi. Shalawat dan salam juga semoga terhaturkan kepada keluarga dan sahabatnya nabi yang mulia-mulia”.