Kitab Tafsir Ibnu Katsir Dan Terjemah [PDF]

الحمد لله الذي افتتح كتابه بالحمد فقال: الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم مالك يوم الدين
segala puji bagi Allah yang membuka kitabNya dengan pujian maka ia berkata segala puji bagi Allah tuhan seluruh Alam yang maha penyayang lagi maha pengasih raja di hari kiamat

وقال تعالى: الحمد لله الذي أنزل على عبده الكتاب ولم يجعل له عوجا 
dan Allah SWT berfirman: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya

قيما لينذر بأسا شديدا من لدنه ويبشر المؤمنين الذين يعملون الصالحات أن لهم أجرا حسنا
sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,

ماكثين فيه أبدا
mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya

وينذر الذين قالوا اتخذ الله ولدا
Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak

ما لهم به من علم ولا لآبائهم كبرت كلمة تخرج من أفواههم إن يقولون إلا كذبا
Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.

، وافتتح خلقه بالحمد، فقال تعالى: الحمد لله الذي خلق السماوات والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون
dan Ia memulai ciptaanya dengan pujian maka Ia berkata Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.

واختتمه بالحمد، فقال بعد ذكر مآل أهل الجنة وأهل النار: وترى الملائكة حافين من حول العرش يسبحون بحمد ربهم وقضي بينهم بالحق وقيل الحمد لله رب العالمين
 Dan kamu akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.

ولهذا قال الله تعالى: وهو الله لا إله إلا هو له الحمد في الأولى والآخرة وله الحكم وإليه ترجعون
karena ini Allah SWT berfirman: Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan 

كما قال: الحمد لله الذي له ما في السماوات وما في الأرض وله الحمد في الآخرة وهو الحكيم الخبير
seperti yang Ia firmankan: Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

فله الحمد في الأولى والآخرة، أي في جميع ما خلق وما هو خالق، هو المحمود في ذلك كله
bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat , maksudnya di seluruh yang telah Ia ciptakan dan apa yang ia adalah pencipta, Ia adalah terpuci di seluruhnya

كما يقول المصلي: اللهم ربنا لك الحمد، ملء السماوات وملء الأرض، وملء ما شئت من شيء بعد
seperti yang di ucpakan orang yang sholah wahai Allah tuhan kami bagimu puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenih apapun yang enkau kehendaki setelah langit dan bumi

ولهذا يلهم أهل الجنة تسبيحه وتحميده كما يلهمون النفس، أي يسبحونه ويحمدونه عدد أنفاسهم
karena inilah penduduk surga di beri petunjuk untuk menyucikanya dan memujinya seperti mereka di beri petunjuk untuk bernafas, maksudnya mereka menyucikan dan memucinya dengan hitungan nafas mereka

لما يرون من عظيم نعمه عليهم، وكمال قدرته وعظيم سلطانه، وتوالي مننه ودوام إحسان
karena mereka melihat keagungan nikmatNya kepada mereka, dan kesempurnaan kekuasaanNya , dan terus menerusnya nikmat-nikmatNya dan kekalnya kebagusan

كما قال تعالى: إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات يهديهم ربهم بإيمانهم تجري من تحتهم الأنهار في جنات النعيم 
 seperti firman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan. 

دعواهم فيها سبحانك اللهم وتحيتهم فيها سلام وآخر دعواهم أن الحمد لله رب العالمين
Do’a mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahumma”, dan salam penghormatan mereka ialah: “Salam”. Dan penutup doa mereka ialah: “Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin”.

والحمد لله الذي أرسل رسله مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل
dan segala puji bagi Allah yang mengutus para utusanya dengan kabar gembira dan manakut nakut agar tiada alasan bagi manusia setelah para utusan

وختمهم بالنبي الأمي العربي المكي الهادي لأوضح السبل
yang memungkasi dengan seorang nabi yang ummi bangsa arab, bangsa mekah yang menunjukkan pada jalan yang jelas

أرسله إلى جميع خلقه من الإنس والجن، من لدن بعثته إلى قيام الساعة
yang Allah utus pada seluruh makhluk manusia dan jin dari sejak keutusnya sampai berdirinya kiamat

كما قال تعالى: قل ياأيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا الذي له ملك السماوات والأرض لا إله إلا هو يحيي ويميت فآمنوا بالله ورسوله النبي الأمي الذي يؤمن بالله وكلماته واتبعوه لعلكم تهتدون
seperti firman Allah ta’ala: katakan wahai muhammad, wahai manusia sesungguhnya saya adalah utusan Allah pada kalian semua, yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tiada tuhan selain dia, dia yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kepada Allah dan utusanya, yatiu seorang nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimatnya dan ikutilah ia supaya kalian mendapat petunjuk

وقال تعالى: لأنذركم به ومن بلغ فمن بلغه هذا القرآن من عرب وعجم، وأسود وأحمر، وإنس وجان، فهو نذير له
dan Allah ta’ala berfirman: agad ku mengigatkan kalian dengan ini, dan barang siapa yang quran ini sampai kepadanya berupa orang arab dan ajam, hitam dan merah, manusia dan jin maka ia adalah yang yang di ingatkan nabi

ولهذا قال تعالى: ومن يكفر به من الأحزاب فالنار موعده. فمن كفر بالقرآن ممن ذكرنا فالنار موعده، بنص الله تعالى
karena ini Allah berfirman: barang siapa yang kafir terhadap quran dari kelompok-kelompok maka neraka adalah ancamanya. maka barang siapa kafir dari orang-orang yang telah kami sebut maka neraka adalah ancamanya, dengan kepastian Allah 

وكما قال تعالى: فذرني ومن يكذب بهذا الحديث سنستدرجهم من حيث لا يعلمون  وأملي لهم
dan seperti firman Allah: dan tinggalkan aku dan orang yang mendustakan kalam ini, akan kita turunkan mereka sekira mereka tidak mengetahui, dan aku akhirkan mereka

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: بعثت إلى الأحمر والأسود
dan Rasulullah SAW bersabda: aku di utus kepada yang coklat dan hitam

قال مجاهد: يعني: الإنس والجن
Mujahid mengatakan: yaitu manusia dan jin

فهو -صلوات الله وسلامه عليه-رسول الله إلى جميع الثقلين: الإنس والجن
maka beliau SAW itu utusan Allah kepada seluruh dua makhluk: yaitu manusia dan jin

مبلغا لهم عن الله ما أوحاه إليه من هذا الكتاب العزيز
yang menyampaikan kepada mereka dari Allah apa yang Allah wahyukan kepadanya dari kitab yang mulia ini

الذي لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد
yang kebatilan tidak mendatanginya dari depanya dan tidak dari belakangya, turun dari maha bijaksana dan terpuji

وقد أعلمهم فيه عن الله تعالى أنه ندبهم إلى تفهمه، فقال تعالى: أفلا يتدبرون القرآن ولو كان من عند غير الله لوجدوا فيه اختلافا كثيرا
dan Allah memberi tahu mereka bahwa Allah menganjurkan mereka untuk memahami Alquran, maka Allah berfirman: lalu apakah mereka tidak memahami Al Quran, jika quran tidak dari Allah, niscaya mereka akan menemukan perbedaan yang banyak di al quran

، وقال تعالى: كتاب أنزلناه إليك مبارك ليدبروا آياته وليتذكر أولو الألباب
dan Allah berfirman: sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu, yang di berkahi , agar mereka memikirkan ayat-ayatnya, dan agar orang-orang yang memiliki hati ingat

وقال تعالى: أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها
dan Allah berfirman: apakah mereka tidak memikirna Al quran, apakah di hati ada tutupnya

فالواجب على العلماء الكشف عن معاني كلام الله، وتفسير ذلك، وطلبه من مظانه، وتعلم ذلك وتعليمه
maka wajib bagi ulama’ untuk membuka makna-makna kalam Allah, dan menjelaskan hal tersebut, dan mencarinya dari tempatnya, dan mempelajariay dan mengajarkanya

كما قال تعالى: وإذ أخذ الله ميثاق الذين أوتوا الكتاب لتبيننه للناس ولا تكتمونه فنبذوه وراء ظهورهم واشتروا به ثمنا قليلا فبئس ما يشترون
seperti firman Allah, dan ketika Allah mengambil sumpah orang-orang yang di beri kitab, agar mereka menjelaskanya ke manusia, dan jangan menyimpanya, lalu mereka membuangnya di belakang punggung mereka, dan membeli harga yang sedikit denganya, maka sejelek-jelek apa yang mereka beli

وقال تعالى: إن الذين يشترون بعهد الله وأيمانهم ثمنا قليلا أولئك لا خلاق لهم في الآخرة ولا يكلمهم الله ولا ينظر إليهم يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم
dan Allah berfirman: sesungguhnya orang-orang yang membeli harga yang sedikit dengan janji Allah , mereka itu tidak ada bagian bagi mereka di akhirat, dan Allah tidak mengajak bicara mereka, dan tidak melihat mereka di hari kiamat, dan tidak menyucikan mereka, dan mereka mendapat siksa yang pedih

فذم الله تعالى أهل الكتاب قبلنا بإعراضهم عن كتاب الله إليهم، وإقبالهم على الدنيا وجمعها، واشتغالهم بغير ما أمروا به من اتباع كتاب الله

maka Allah menghina ahli kitab sebelum kita karena menghindar mereka dari kitab Allah, dan menghadap mereka kepada dunia dan mengumpulkanya, dan sibuk mereka dengan selain perkasa yang mereka di perintahkanya dari mengikuti kitab Allah
فعلينا -أيها المسلمون-أن ننتهي عما ذمهم الله تعالى به، وأن نأتمر بما أمرنا به، من تعلم كتاب الله المنزل إلينا وتعليمه، وتفهمه وتفهيمه

maka hendaknya kita -wahai orang-orang islam mengakhiri apa yang di hina Allah, dan melaksanakan apa yang yang Allah memerintahkan kepada kita, seperti mempelajari kitab Allah yang di turunkan kepada kita, dan mengajarkanya, dan memahaminya dan memamkanya

قال الله تعالى: ألم يأن للذين آمنوا أن تخشع قلوبهم لذكر الله وما نزل من الحق ولا يكونوا كالذين أوتوا الكتاب من قبل فطال عليهم الأمد فقست قلوبهم وكثير منهم فاسقون 

apakah belum saatnya bagi orang-orang yang beriman, agar hati mereka khusyuk untuk mengingat Allah dan kebenaran yang Allah turunkan, dan janganlah mereka seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.

اعلموا أن الله يحيي الأرض بعد موتها قد بينا لكم الآيات لعلكم تعقلون

Ketahuilah bahwa Allah yang menghidupkan bumi setelah matinya. Sungguh, telah Kami jelaskan kepada kalian tanda-tanda kebesaran Kami agar kalian mengerti

ففي ذكره تعالى لهذه الآية بعد التي قبلها تنبيه على أنه تعالى كما يحيي الأرض بعد موتها، كذلك يلين القلوب بالإيمان بعد قسوتها من الذنوب والمعاصي

dalam penyebutan Allah ayat ini setelah ayat sebelumya adalah sebuah pengigat bagi kitab bahwa allah seperti halnya menghidupkan tanah setelah matinya, begitu juga Ia dapat melemaskan hati dengan keimanan setelah kerasnya karena dosa-dosa dan maksat

والله المؤمل المسؤول أن يفعل بنا ذلك، إنه جواد كريم

Allah adalah yang di harapa agar melakukan hal tersebut kepada kami, sesungguhnya ia maha dermawan dan mulia

فإن قال قائل: فما أحسن طرق التفسير؟

jika ada orang yang berkata: lalu apa cara tafsir terbaik

فالجواب: إن أصح الطرق في ذلك أن يفسر القرآن بالقرآن، فما أجمل في مكان فإنه قد فسر في موضع آخر

maka jawabnya: sebaik-baik cara tentang hal tersebut adah mentafsirkan al quran dengan quran, apa yang di globalkan di suatu tempat, maka hal itu telah di tafsirkan di tempat lain

فإن أعياك ذلك فعليك بالسنة فإنها شارحة للقرآن وموضحة له، بل قد قال الإمام أبو عبد الله محمد بن إدريس الشافعي، رحمه الله: كل ما حكم به رسول الله صلى الله عليه وسلم فهو مما فهمه من القرآن

jika hal tersebut menyulitkan kamu, maka tetapilah sunnah, karena sunnah adalah pensyarah bagi al qurna dan penjelasnya, bahkan imam abu abdillah muhammad ibn idris asy syafii berkata: setiap perkara yang di hukumi rasulullah adan apa yang beliau faham dari al quran

قال الله تعالى: إنا أنزلنا إليك الكتاب بالحق لتحكم بين الناس بما أراك الله ولا تكن للخائنين خصيما 
Allah berfirman: sesungguhnya kami menurunkan kitab kepadamu dengan kebenaran , agar kamu memberi hukum di antara manusian dengan yang di perlihatkan allah, dan jangan menjadi musuh bagi orang orang yang berkhianat

وقال تعالى: وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون
Allah berfirman: dan kami turunkan dzikir kepadamu , agar kamu menjelaskan terhadap manusia apa yang diturunkan kepada mereka dan agar mereka berfikir

وقال تعالى: وما أنزلنا عليك الكتاب إلا لتبين لهم الذي اختلفوا فيه وهدى ورحمة لقوم يؤمنون 
dan Allah berfirman: dan tidak kami turunkan kitab kepadamu melainkan agar kamu menjelaskan kepada mereka perkara yang mereka berbeda pendapat, dan sebuah petunjuk dan rahmat bagi orang orang yang beriman

ولهذا قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “ألا إني أوتيت القرآن ومثله معه” يعني: السنة
karena ini rasulullah bersabda: ingat, sesungguhnya saya di beri Quran, dan bersamanya sepadannya, maksudnya adalah sunnah

والسنة أيضا تنزل عليه بالوحي، كما ينزل القرآن؛ إلا أنها لا تتلى كما يتلى القرآن، وقد استدل الإمام الشافعي، رحمه الله  وغيره من الأئمة على ذلك بأدلة كثيرة ليس هذا موضع ذلك
sunnah juga diturunkan kepada nabi dengan wahyu seperti diturunkanya al Quran, hanya saja sunnah tidak dibaca seperti quran di baca, dan imam syafii dan imam imam lainya mengambil dalil terhadap hal tersebut dengan dalil yang banya, bukan ini tempat penjelasan hal tersebut

والغرض أنك تطلب تفسير القرآن منه، فإن لم تجده فمن السنة
tujuannya adalah kamu hendaknya mencari tafsir quran dari al quran, jika tidak menemukannya maka dari sunnah

كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لمعاذ حين بعثه إلى اليمن: “بم تحكم؟ “. قال: بكتاب الله. قال: “فإن لم تجد؟ “. قال: بسنة رسول الله. قال: “فإن لم تجد؟ “. قال: أجتهد برأيي. قال: فضرب رسول الله صلى الله عليه وسلم في صدره، وقال: “الحمد لله الذي وفق رسول رسول الله لما يرضى رسول الله
seperti ucapan rasulullah kepada muad ketika beliau mengirimnya ke yaman: dengan apa kamu memberi hukum? muad berkata: dengan kitab Allah. Rasulullah bersabda: jika tidak kamu temukan? muad menjawab: dengan sunnah rasuulullah. rasulullah bertanya: jika tidak kamu temukan? muadz menjawab: aku berijtihad dengan pendapatku. lalu rasulullah menepuk di dada muad dan bersabda: segala puji bgai Allah yang memberi petunjuk pesuruh utusan Allah terhadap perkaya yang di ridloi rosulullah

وهذا الحديث في المساند والسنن بإسناد جيد، كما هو مقرر في موضعه
hadis ini di musnad dan sunnah dengan sanad yang baik, seperti yang ditetapkan di tempatnya

وحينئذ، إذا لم نجد التفسير في القرآن ولا في السنة، رجعنا في ذلك إلى أقوال الصحابة، فإنهم أدرى بذلك، لما شاهدوا من القرائن والأحوال التي اختصوا بها، ولما لهم من الفهم التام، والعلم الصحيح، والعمل الصالح
dari sisni , jika kitab tidak menumukan tafsir dalam quran dan tidak dalam sunnah maka kita kembali kepada pendapat sahabat, karenan mereka lebih mengetahui akan hal tersebut, karena mereka menyaksikan tanda-tanda dan keadaan yang khusus, dan karena mereka memiliki pemahaman yang sempurna dan ilmu yang benar dan amal yang baik

لا سيما علماؤهم وكبراؤهم، كالأئمة الأربعة والخلفاء الراشدين، والأئمة المهديين، وعبد الله بن مسعود، رضي الله عنه
apalagi ulama’ mereka dan pembesar meraka, seperti imam empat dan khulafaur rosyidin, ,dan para imam yang menunjukkan dan Abdullah ibn masud ra. 
 
قال الإمام أبو جعفر محمد بن جرير حدثنا أبو كريب، حدثنا جابر بن نوح، حدثنا الأعمش، عن أبي الضحى، عن مسروق، قال: قال عبد الله -يعني ابن مسعود -: والذي لا إله غيره، ما نزلت آية من كتاب الله إلا وأنا أعلم فيمن نزلت؟ وأين نزلت؟ ولو أعلم مكان أحد أعلم بكتاب الله مني تناله المطايا لأتيته 
imam Abu jafar muhammad ibn jarir berkata: abu kuraib menceritaiku, jabir ibn nuh menceritaiku, a’masy menceritaiku, abi dluha meceritaikku dari masruq, ia berkata abdullah -maksudnya ibn masud- berkata: demi tuhan yang tiada tuhan selainnya, tidak ada suatu ayat yang turun dari kitab Allah kecuali aku mengetahui terhadap siapa ayat itu turun, dan dimana turun? jika aku mengetahui tempat seseorang yang lebih mengetahui akan kitab Allah dari pada aku yang dapat di jangkau, maka akau akan mendatanginya

وقال الأعمش أيضا، عن أبي وائل، عن ابن مسعود قال: كان الرجل منا إذا تعلم عشر آيات لم يجاوزهن حتى يعرف معانيهن، والعمل بهن
a’masy juga berkata, dari abi wail, dari ibn masud, ia berkata: seorang dari kita jika belajar sepuluh ayat maka tidak akan melewatina sampai ia mengetahui maknyan dan mengamalkannya

وقال أبو عبد الرحمن السلمي: حدثنا الذين كانوا يقرئوننا أنهم كانوا يستقرئون من النبي صلى الله عليه وسلم، فكانوا إذا تعلموا عشر آيات لم يخلفوها حتى يعملوا بما فيها من العمل، فتعلمنا القرآن والعمل جميعا
Abu Abdirrahman Assulami berkata: mencitai kami orang orang yang membacakan (quran) kami, bahwa mereka memita bacaan dari nabi saw, lalu mereka jika belajar sepuluh ayat, mereka tidak meniggalkannya sampai mereka mengamalkannay, maka kami belajar quran dan mengamalkannya
 
ومنهم الحبر البحر عبد الله بن عباس، ابن عم رسول الله صلى الله عليه وسلم، وترجمان القرآن وببركة دعاء رسول الله صلى الله عليه وسلم له حيث قال: “اللهم فقهه في الدين، وعلمه التأويل
dan di antara mereka adalah tinta lautan yaitu Abdullah ibn Abbas, putra paman rasulullah saw, dan ahli terjemah quran, dan karena keberkahan doa rasulullah saw : ya Alllah , pintarkan ia tetang agama, dan ajarilah ta’wil

وقال ابن جرير: حدثنا محمد بن بشار، حدثنا وكيع، حدثنا سفيان، عن الأعمش، عن مسلم قال قال عبد الله -يعني ابن مسعود-: نعم ترجمان القرآن ابن عباس 
ibn jarir berkata, muhammad ibn Bassyar menceritaiku, waki’ menceritaikku, sufyan, menceritaiku, dari a’masy dari Muslim,ia berkata, Abdullah (maksudnya ibn Masud) berkata: sebaik baik penterjemah quran adalah ibn Abbas

. ثم رواه عن يحيى بن داود، عن إسحاق الأزرق، عن سفيان، عن الأعمش، عن مسلم بن صبيح أبي الضحى، عن مسروق، عن ابن مسعود أنه قال: نعم الترجمان للقرآن ابن عباس
lalu ia meriwayatkan dari Yahya ibn Dawud, dari ishaq al Azroq, dari sufyan, dari A’masy, dari Muslim ibn subaih Abi dluha, dari masruq, dari ibn Masud, sesungguhnya ia berkata: sebaik penterjemah terhadap quran adalah ibn Masud.

ثم رواه عن بندار، عن جعفر بن عون، عن الأعمش به كذلك
lalu ia meriwayatkan dari bandar, dari jafar ibn aun dari a’masy seperti itu

فهذا إسناد صحيح إلى ابن مسعود: أنه قال عن ابن عباس هذه العبارة. وقد مات ابن مسعود، رضي الله عنه، في سنة اثنتين وثلاثين على الصحيح، وعمر بعده ابن عباس ستا وثلاثين سنة، فما ظنك بما كسبه من العلوم بعد ابن مسعود؟.
وقال الأعمش عن أبي وائل: استخلف علي عبد الله بن عباس على الموسم، فخطب الناس، فقرأ في خطبته سورة البقرة، وفي رواية: سورة النور، ففسرها تفسيرا لو سمعته الروم والترك والديلم لأسلموا (9) .
ولهذا غالب ما يرويه إسماعيل بن عبد الرحمن السدي الكبير في تفسيره، عن هذين الرجلين: عبد الله بن مسعود وابن عباس، ولكن في بعض الأحيان ينقل عنهم ما يحكونه من أقاويل أهل الكتاب، التي أباحها رسول الله صلى الله عليه وسلم حيث قال: “بلغوا عني ولو آية، وحدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج، ومن كذب على متعمدا فليتبوأ مقعده من النار” رواه البخاري عن عبد الله (10) ؛ ولهذا كان عبد الله بن عمرو يوم اليرموك قد أصاب زاملتين من كتب أهل الكتاب، فكان يحدث منهما بما فهمه من هذا الحديث من الإذن في ذلك


ولكن هذه الأحاديث الإسرائيلية تذكر للاستشهاد، لا للاعتضاد، فإنها على ثلاثة أقسام: أحدها: ما علمنا صحته مما بأيدينا مما يشهد له بالصدق، فذاك صحيح. والثاني: ما علمنا كذبه بما عندنا مما يخالفه. والثالث: ما هو مسكوت عنه لا من هذا القبيل ولا من هذا القبيل، فلا نؤمن به ولا نكذبه، وتجوز حكايته لما تقدم
tetapi hadist hadis bani israil itu disebut untuk penguat, tidak untuk pegangan, karena hadis bani israil terbagi tiga bagian, salah satunya: sesuatu yang kami mengetahun kesahihannya dari yang di tangan kami yang menyaksikan kebenarannya, maka itu shohih, dan kedua: seusatu yang kami mengetahui kebohogannya dengan apa yang disisi kami yang tidak menyamainay. yang ketiga: seustu yang tidak di ketahui, tidak dari macam ini, dan tidak dari macam itu, maka kami tidak mengimani, dan tidak mendustakan, dan boleh menceritakannya karena alasan yang telah di sebut

وغالب ذلك مما لا فائدة فيه تعود إلى أمر ديني؛ ولهذا يختلف علماء أهل الكتاب في هذا كثيرا، ويأتي عن المفسرين خلاف بسبب ذلك، كما يذكرون في مثل هذا أسماء أصحاب الكهف، ولون كلبهم، وعدتهم، وعصا موسى من أي الشجر كانت؟ وأسماء الطيور التي أحياها الله لإبراهيم، وتعيين البعض الذي ضرب به القتيل من البقرة، ونوع الشجرة التي كلم الله منها موسى، إلى غير ذلك مما أبهمه الله تعالى في القرآن، مما لا فائدة في تعيينه تعود على المكلفين في دنياهم ولا دينهم. ولكن نقل الخلاف عنهم في ذلك جائز، كما قال تعالى: {سيقولون ثلاثة رابعهم كلبهم ويقولون خمسة سادسهم كلبهم رجما بالغيب ويقولون سبعة وثامنهم كلبهم قل ربي أعلم بعدتهم ما يعلمهم إلا قليل فلا تمار فيهم إلا مراء ظاهرا ولا تستفت فيهم منهم أحدا} [الكهف: 22] ، فقد اشتملت هذه الآية الكريمة على الأدب في هذا المقام وتعليم ما ينبغي في مثل هذا، فإنه تعالى أخبر عنهم بثلاثة أقوال، ضعف القولين الأولين وسكت عن الثالث، فدل على صحته إذ لو كان باطلا لرده كما ردهما، ثم أرشد على أن الاطلاع على عدتهم لا طائل تحته، فقال في مثل هذا: {قل ربي أعلم بعدتهم} فإنه ما يعلم بذلك إلا قليل من الناس، ممن أطلعه الله عليه؛ فلهذا قال: {فلا تمار فيهم إلا مراء ظاهرا} أي: لا تجهد نفسك فيما لا طائل تحته، ولا تسألهم عن ذلك فإنهم لا يعلمون من ذلك إلا رجم الغيب. فهذا أحسن ما يكون في حكاية الخلاف: أن تستوعب الأقوال في ذلك المقام، وأن تنبه على الصحيح منها وتبطل الباطل، وتذكر فائدة الخلاف وثمرته؛ لئلا يطول النزاع والخلاف فيما لا فائدة تحته، فتشتغل به عن الأهم فالأهم. فأما من حكى خلافا في مسألة ولم يستوعب أقوال الناس فيها فهو ناقص، إذ قد يكون الصواب في الذي تركه. أو يحكي الخلاف ويطلقه ولا ينبه على الصحيح من الأقوال، فهو ناقص أيضا. فإن صحح غير الصحيح عامدا فقد تعمد الكذب، أو جاهلا فقد أخطأ، وكذلك من نصب الخلاف فيما لا فائدة تحته، أو حكى أقوالا متعددة لفظا ويرجع حاصلها إلى قول أو قولين معنى، فقد ضيع الزمان، وتكثر بما ليس بصحيح، فهو كلابس ثوبي زور، والله الموفق للصواب


قال سفيان بن عيينة عن عبد الله بن أبي يزيد: كان ابن عباس إذا سئل عن الآية في القرآن قال به، فإن لم يكن وكان عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أخبر به، فإن لم يكن فعن أبي بكر وعمر، رضي الله عنهما، فإن لم يكن اجتهد برأيه 
Sufyan ibn Uyainah berkata, dari Abdullah ibn Abi yazid: ibn Abbas jika ditanya tentang ayat dalam Al Quran ia katakan, jika tidak ada adan ada dari rasulullah maka ia kabarkan, jika tidak ada maka dari abu bakr dan umar, jika tidak ada maka ia berijtihad dengan pendapatnya