Kitab Tuhfatul Muhtaj Fi Syarhil Minhaj Dan Terjemah [PDF]

Segala puji bagi Allah yang menjadikan setiap ummat syariat dan jalan, dan menhusskan immat ini dengan sebaik syariat dan jalan baik hukum ataupun hujjjhanya, dan menunjukkan merka pada yang Ia pilihkan untuk mereka tidak selain merekan seperti kesiapan pondasi dan cabang dan matan dan syarah agar mereka dapat menggali perkara-perkara yang sulit dan mengambil dalil.

Dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah , maha esa Allah tiada tuhan selainnya. dan aku bersaksi bahwa junjungan kita muhammad adalah hambanya dan utusannya, yang Allah istemakan mengalahkan rasul-rasulnya yang mulia mukjizat dan beberapa kehususan dan mi’raj , semoga selawat Allah untuk beliau dan untuk keluarga beliau dan sahabat beliau, yang mereke memisahkan musuh musuh agama yang lurus dari menaruh tuduhan dan penyimpangan, selawan dan salam yang terus menerus selama kemurahannya yang selalu meneterskan salju.

Wa ba’du, sesungguhnya ketika terbesit dariku untuk mengharap berkah untuk melayati suatu kitab fikih milik al qubtur robbani wa alim ashomadani wali Allah tanpa pertentangan dan penjelas madzhab tanpa halangan abi zakariyah annawawi -semoga allah meyucikah ruhnya dan mencahayakan kuburnanyya- sampai aku berkeinginan pada bulan muharram tahun sembilan ratus delapan puluh lima untuk melayani madzhabnya yang jelas dzohirnya yang banyak simpanannya dan isiinya, seraya meringkas dan bepegangan pada syarah-syarahnya yang tersebar dan seraya memenuhi tambahan tambahan yang sampai, seraya meringkas panjangnya pebahsan pada dalil dan perbedaaan dan alasan, dan menisbatkan pendapat dan pembahasan pada pemiliknya, agar harapa tidak sunyi dari penjelasan, dan bagaimana melebarkannya, seraya memberi isyarat pada pembandingnya dengan mengembalikan pada qiyasnya atau alasannya, dan pada pembeda pada asalanya , maka aku bergegas pada hal tersebut seraya meminta tolong kepda Allah dan bertawakkal kepadanya, dan seraya memenjangkan telapak doa dan butuh kepadanya agar memberi aku keluasan kemurahannya dan kedermawaanya, dan agar tidak memeberlakukanku sebab kekuranganku dalam melayani kitab ini, apalagi dalam tanah amannya dan haramya , sesungguhnya Allah maha pemberi maha dermawan maha pengasih maha penyayang.  dan aku beri nama tuhfatul muhtaj syarah al minhaj.

Muallif berkata -semoga dirahmati Allah- (dengan menyebut nama) maksudnya aku menyusun atau membuka susunanku . ba’ bermakna mushohabab, dan boleh bermakna istianah, karena memandang bahwa perkara tersebut yang dimulai dengan bismillah tidak sempurna secara syar’i tanpanya. dan asal lafad اسم adalah سمو , dan ba’ dipanjangkan agar sebagai gantian dari pembuangan alif. jika yang di maksud adalah lafad maka bukan yang di beri nama, atau yang dimaksud adlah dzat maka yang di beri nama, seperti jika di katakan , karena termsuk kaidah mereka adalah setiap hukum yang datang pada nama maka untuk yang diberi nama, atau sifaf maka selain madululnya seperti pencipta atau terkadang ain seperti Allah, atau tidak ini dan tidak itu seperti alam.

dan tidak dikatakan “dengan Allah” karena untuk menjahui qosan , dan untuk mengumumkan seluruh nama-nama Allah.

(Allah) adalah nama dzat yang wajib wujudnya yang berhak seluruh kesempurnaan pada dzatnya , dan selain allah tidak di namakan dengan allah, walaupun membangkang dalam kekafiran, berbeda dengan “rahman” dengan perbedaan pendapat dalam masalah tersebut.

dan asalnya adalah إله , di buang hamzahnya, dan digantingan dengan ال . yaitu isim jinis bagi setiap yang di sembah, lalu di gunakan untuk yang di sembah dengan benar saja, maka dapat di sifati dan tidak dapat di gunakan untuk mensifati.

maka mafhum lafadz jalalah dengan memandang pada asalnya adalah kulli, dan dengan memandang padanya adalah juz’i.

dan dari situ maka allah termasuk alam khossoh dari segi bahwa selain Allah tidak dinamakan degan Allah, dan termasuk alam gholibah dari segi bahwa asalnya adalah إله , dengan memandang pada penggunaannya untuk yang disembah dengan hak saja.

dan kalimat لا إله إلا الله adalah kalimat tauhid, maksudnya tidak ada yang disembah dengan kebenaran keculi yang esa tersebut yang hak.

dan orang yang pendapat bahwa Allah adalan nama untuk yang difahami wajib wujudnya untuk dzatnya atau yang berhak untuk disembah -dan semuanya adalah kulli- maka ia terikat dalam satu maka tidak alam, karena yang difahami dari alam adalah juz’i , maka ia lupa, dan hendaknya kalimat لا إله إلا الله tidak berfaedah tauhid, seperti yang aku jelaskan dalam syarah kitab irsyad.

dari kata ألِه dengan kasrah ainnya bermaknya bingung, karena kebingungan makhluk dalam mengetahuinya, atau dengan fathah ain bermakna di sembah, atau dari lafadz لاه  bermakna tinggi atau bermakna terhalangi, ini karena memandang pada asalnya sebelum alam tidak menafikan alamnya.

dan allah adalah bahasa arab, dan adanya dlam selain bahasa arab adalah termasuk kesamaan bahasa, seperti bahwa yang benar -sesuai pendapat imam syafi’i- bahwa setiap yang dikatakan dalam al quran dari selain nama bhawa di arabkan, tidak seperti itu, tetapi arab yang cocok dengan bahasa-bahasa lain, dan tidak baru bahwa hal tersebut samar bagi sepadan ibn abbas bahwa lafadz tersebut adalah arab seperti ia samar lafad فاطر dan فاتح , dan imam syafii telah mengatakan : tidak mengetahui seluruh bahasa kecuali nabi.

dan musyfaq menurut mayoritas ulama’, dan pendapat abi hayyan dalam kitab nahar nya bahwa allah tidak musytak menurut mayoritas ulama’ mungkin yang di maksud adalah dari ahli nahwu.

Dan Allah adalah makrifat yang paling makrifat, walupun alam.

(yang maha pengasih) sifat dalam asalnya dengan makna banyaknya kasih sayang, lalu banyak digunakan untuk yang sangat dalam menyayangi dan memberi kasih sayang, sampai selain Allah tidak dinamkan dengannya.

dan keumuman namanya yang menuntuk pada badal di sini tidak mencegah di anggap sifat, maka boleh menjadi naat dengan menganggap sebagai sifat, dan kerena karenan sesuai makna tidak mengikuti alam dengan membuang yang di sifati, maka boleh di tanwin dan boleh tidak di tanwin karena pertentangan sebabnya.

(yang maha penyayang) maksudnya yang memiliki kasih sayang yang banyak, maka rahman lebih kuat dari arrohim , dengan bukiti penggunaan, dan tidak berlawanan dengan hadis yang sohih: “wahai rahman dunia dan akhirat dan rahim keuduanya” dan qiyasnya tambahan lafadz menunjukkan pada tambahnya makna biasanya.

dan rahim di jadikan seperti penyempurna pada yang di tunjukkan keagungan lafad arrohmah, yang mana itu adalah tujuan yang agung, agar tidak dilupakan atas apa yang ditunjukkan keudanya. maka tidak di minta dan tidak di beri. 

dan dijadikan runtutan, karena yang pertama menjadi seperti nama, seperti yang telah di tetapkan, dan keuanya adalah sifat musybihat dari رحم dengan kasrah ainnya, setelah pindaha dari رحم  degan dlommah ain, atau menempatkan pada tempatnya.

dan rahmah adalah kecondongan hati, dimaksudkan hal tersebut kerna muhalnya dalam hak allah 

begitu juga setiap sifat yang muhal maknayan dlam hak allah swt.

(segala puji)