قوله بسم الله الرحمن الرحيم: افتتح الناظم كتابه بالبسملة ثم بالحمدلة اقتداء بالكتاب العزيز في ابتدائه بهما في الترتيب التوقيفي
Ucapan nadzim (bismillahirrahmanirrahim) nadzim memulai kitabnya dengan basmalah lalu dengan hamdalah karena mengikuti Quran yang mulia dalam memulianya dengan keduanya
لا أنهما أول ما أنزل فإنه خلاف ما في صحيح البخاري وغيره في بدء الوحي من أن أول ما أنزل اقرأ
Bukan karena keduanya adalah yang pertama kali diturunkan, karena hal tersebut tidak sama dengan apa yang berada di Shohih Bukhari dan lainya tentang permulaan wahyu, bahwa yang pertama kali diturunkan adalah iqra
وقد نقل أبو بكر التنسي اجماع علماء كل ملة على أن الله سبحانه وتعالى افتتح جميع كتبه ببسم الله الرحمن الرحيم
Dan abu bakar attunsi menukil kesepakatan pemuka setiap agama bahwa Allah swt. memulai seluruh kitabnya dengan bismillahirrahmanirrahim
وعملا بخبر كل امر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أبتر أو أجذم أو أقطع روايات أي ناقص وقليل البركة
Dan karena melaksanakan hadis setiap perkara yang baik yang tidak di mulai dengan bismillahirrahmanirrahim maka perkara itu sia-sia atau belang atau putus maksudnya adalah kurang dan sedikit barakah
فهو وإن تم حسا لا يتم معنى مع خبر كل أمر ذي بال لا بدأ فيه بالحمد لله … إلخ
Hadis itu walaupun sempurna secara dhohir tapi tidak sempurna secara makna bersama hadis setiap perkara yang tidak dimulai dengan hamdalah..dst.
والمراد بالأمر ما يعم القول كالقراء والفعل كالتأليف
Yang dimaksud dengan perkara adalah setiap ucapan seperti membaca dan pekerjaan seperti mengarang
ومعنى ذي بال أي صاحب حال بحيث يتهم به شرعا أي ألا يكون من سفاسف الأمور وليس محرما ولا مكروها
Dan makdan yang penting adalah yang mempunyai keadaan, sekira syariat itu mementingkannya, maksudnya tidak perkara-perkara rendah dan tidak di haramkan dan tidak di makruhkan
ويشترط أيضا ألا يكون ذكرا محضا ولا جل الشارع له مبدأ غير البسملة والحملة
Dan disyaratkan juga tidak berupa dzikir yang murni, dan syariat tidak membuat permulaan selain basmalah